PERKEMBANGAN OBYEK WISATA HUTAN
MANGROVE TONGKE-TONGKE TERHADAP
PENDAPATAN MASYARAKAT LOKAL
DI DESA TONKE-TONGKE
KEC. SINJAI TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E)
Oleh:
MASNIATI
NIM: 140103082
Pembimbing:
1. Dr. Ismail.,M.Pd.
2. Salam, SE., MM.
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH (EKOS)
FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
MUHAMMADIYAH SINJAI
2019
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Masniati
NIM : 140103082
Program Studi : Ekonomi Syariah
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa :
1. Skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan
plagiasi atau duplikasi dari tulisan / karya orang lain yang
saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
2. Seluruh bagian dari skripsi ini adalah karya saya sendiri
selain kutipan yang ditunjukkan sumbernya. Segala
kekeliruan yang ada di dalamnya adalah tanggung jawab
saya.
Demikian pernyataan ini dibuat sebagimana mestinya.
Bilamana dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sinjai, 2019
Yang membuat pernyataan,
MASNIATI
NIM: 140103082
iii
iv
ABSTRAK
MASNIATI, Nim 140103082: Analisis Perkembangan Obyek
Wisata Hutan Mangrove Tongke-Tongke Terhadap Pendapatan
Masyarakat Lokal Di Desa Tongke Tongke Kec. Sinjai Timur.
Destinasi wisata merupakan salah satu sumber daya
alam yang memilki banyak potensi untuk dikembangkan dan
patut untuk dimanfaatkan terutama kepada masyarakat
sekitarnya yang dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk
mendirikan serta mengembangkan suatu usaha yang ingin
diegluti. Agar potensi yang tersedia, masyarakat dapat
memenuhi segala kebutuhan ekonomi keluarganya, baik
kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan yang lainnya. Dalam
penelitian ini penulis mengangkat judul skripsi “Analisis
Perkembangan Obyek Wisata Hutan Mangrove Terhadap
Pendapatan Masyarakat Lokal Di Desa Tongke-Tongke Kec.
Sinjai Timur”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut : Apakah dengan adanya Perkembangan Obyek
Wisata Hutan Mangrove Tongke-Tongke Mempengaruhi
Pendapatan Masyarakat Lokal.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Ex Post Faktor
dengan pendekatan pendekatan penelitian Deskriptif
Kuantitatif. Teknik pengumpualn data yang digunakan adalah
v
Wawancara dan Dokumentasi. Dimana penulis menganalisis
data berdasarkan pembahasan tentang pengaruh perkembangan
Obyek Wisata Hutan Mangrove terhadap pendapatan
Masyarakat Lokal.
Dari model persamaaan regresi sederhana diperoleh
bahwa variabel independent (X) / jumlah kunjungan wisata
berhubungan positif terhadap variabel dependent (Y)
Pendapatan Masyarakat Lokal. Yang artinya menunjukan
adanya penurunan pengunjung yang datang di obyek wsiata
tongke-tongke yang berkunjung setiap bulan sebagaimana di
bulan Januari terdapat 5114 pengunjung, sedangkan di bulan
Februari terdapat 2420 pengunjung, kemudian pada bulan
Maret terdapat 2934 pengunjung, dan pada bulan April terdapat
2921 pengunjung, sampai pada bulan Mei pengunjung yang
datang di obyek wisata Hutan Mangrove hanya sebesar 1824
pengungjung, dari hasil analisis data diatas dapat diketahui
bahwa adanya obyek wisata hutan mangrove terhadap
pendapatan masyarakat lokal yang mendirikan usaha disekitar
kawasan destinasi tesebut memberikan pengaruh yang cukup
sifgnifikan yakni ketika minat wisatawan yang datang
berkunjung di tempat tersebut berkurang maka dapat
mempengaruhi pendapatan masyakat, begitupun sebaliknya
apabila wisatawan yang datang berkujung di Obyek Wsiata
vi
Hutan Mangrove Tongke-tongke meningkat maka akan
mempengaruhi Pendapatan Masyarakat juga yang akan
meningkat.
vii
KATA PENGANTAR
لا ة و السلا م على اشر ف الا نبياء و المر سلين الحمد لل ر ب العلمين و الص
د و على ال سيد نا محم
ا بعد اجمعين ام
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak, yang
telah memberikan bantuan berupa arahan dan dorongan selama
penulis studi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan kepada:
1. Kedua orang tua tercinta yang telah mendidik
dam membesarkan;
2. Dr. Firdaus, M.Ag., selaku Rektor IAIM Sinjai.
3. Dr. Amir Hamzah, M. Ag., selaku Wakil Rektor
I yang telah membantu kelancaran akademik.
4. Dr. Ismail, S.Pd.I.,M.Pd., selaku Wakil Rektor II
yang telah membantu kelancaran akademik.
Sekaligus selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan arahan dan dorongan sampai
Skripsi ini selesai.
viii
5. Dekan Fakultas Ekonomi dan Hukum Islam,
selaku pimpinan pada tingkat fakultas.
6. Salam, SE., MM. Selaku pembimbing II.
7. Muhammad Ikbal S.Pd.,M.Pd.I selaku Ketua
Program Studi Ekonomi Syariah.
8. Seluruh dosen yang telah membimbing dan
mengajar selama studi di Institut Agama Islam
Muhammadiyah Sinjai.
9. Kepala staff perpustakaan Institut Agama Islam
Muhammadiyah sinjai.
10. Teman-teman Mahasiswa IAIM Sinjai dan
berbagai pihak yang tidak dapat disebut satu
persatu.
Teriring doa semoga amal kebaikan dari berbagai
pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah
swt., dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya. Amin.
Sinjai, 11 Juli 2019
Masniati NIM. 140103082
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL SAMPUL .................................................. ii
HALAMAN JUDUL ……………………………….. iii
LEMBAR PERSETUJUAN .................................... iv
ABSTRAK ............................................................... v
KATA PENGANTAR ……………………………… vii
DAFTAR ISI ……………………………………….. ix
DAFTAR TABEL .................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN …………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………………….. 3
C. Tujuan Penelitian ……………………………… 3
D. Manfaat Penelitian …………………………….. 4
BAB II KAJIAN TEORI
A. Konsep Pengembangan Pariwisata .................... 5
1. Pengertian Pariwisata ................................ 5
2. Daerah Tujuan Wisata ............................... 6
B. Teori Pendapatan Dalam Ekonomi ……………. 7
C. Hubungan Obyek Wisata Dan Pendapatan ……… 9
D. Sekilas Tentang Hutan Mangrove …………… 12
E. Hasil Penelitian Relevan ................................ 17
F. Hipotesis ...................................................... 18
BAB III : METODE PENELITIAN
x
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian …………….. 19
B. Definisi Variabel ……………………………. 20
C. Populasi dan Sampel …………………………… 21
D. Teknik Pengumpulan Data …………………… 23
E. Istrumen Penelitian ........................................ 24
F. Teknik Analisis Data …………………………. 24
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............. 26
B. Hasil Penelitian ............................................. 33
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan .................................................. 39
B. Saran ............................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA .................................................. 30
BAGIAN LAMPIRAN ............................................... 31
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian
Hasil Instrumen Penelitian
SK.Pembimbing Penelitian
Surat Izin Penelitian
Surat Keterangan Telah Menaliti
Schedule Penelitian
Dokumentasi Penelitian
Biodata Penulis
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tingkat Pendidikan Desa Tongke-Tongke Tahun
2018 ....................................................................... 30
Tabel 4.2 Lembaga Pendidikan Dessa Tongke-Tongke Tahun
2018 ........................................................................ 30
Tabel 4.3 Jumlah Keppala Keluarga Desa Tongke-Tongke
Tahun 2018 ............................................................... 32
Tabel 4.4 Pendapatan Masyarakat Lokal (Pedagang) di Sekitar
Obyek
Wisata Hutan Mangruve Tongke-Tongke .................. 34
Tabel 4.5 pengunjung dari bulan Januari-Mei .............. 36
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Suatu Negara memiliki sumber perekonomian yang
memiliki berbagai jenis usaha yang mampu tentunya tidak
pernah jauh dari yang namanya perekonomian, demikian
pula dengan berbagai jenis usaha guna meningkatkan
kualitas pendapatan suatu daerah tertentu.
Berbicara mengenai pendapatan yang dapat di lihat
dari masyarakat lokal yakni masyarakat Desa Tonke-
tongke kec.Sinjai Timur, salah satunya hasil dari adanya
destinasi objek pariwisata yang sebagian dari
masyarakatnya memperoleh keuntungan besar sejak
tersedianya obyek wisata tersebut, dengan adanya hal
tersebut pula langsung dimantaatkan oleh warga
masyarakatnya dalam membangun usaha baru maupun
usaha yang sudah ada sebelumnya yang kini disediakan
bagi para pengunjung yang datang ke Destinasi Wisata
itu,kemuadian hasil dari penjualan maupun keuntungannya
dapat dinikmati sendiri bagi setiap masyarakat yang ikut
2
berperan dalam lingkup pengembangan obyek Wisata yang
telah dibangun oleh pemerintah setempat.
Seiring dengan berjalannya waktu dari Tahun ke
Tahun mulai semakin berdampak bagi masyarakat sekitar
dengan adanya keuntungan yang semakin besar yang
dipengaruhi oleh banyaknya peminat(pengunjung)yang
berkunjung hampir setiap hari di Obyek Wisata Hutan
Mangrove tersebut.Dengan demikian masyarakat yang
semakin merasakan dampak dari destinasi wisata yang
tersedia di Desa tersebut semakin berupaya untuk
memunculkan ide-ide baru untuk menarik peminat wisata
yang masuk ke Desa Tongke-Tongke semakin meningkat,
sehingga masyarakatnyapun memotifasi diri dengan
berupaya keras demi mencapai suatu keuntungan yang
ingin diperolehnya.
Selanjutnya potensi Destinasi obyek Wisata yang ada
di Desa Tongke-Tongke sudah ada sejak lama yang mana
masyarakat belum menyadari akan adanya potensi Wisata
yang dapat menghasilkan pundi-pundi Uang bagi
masyarakatnya, oleh karena itu pemerintah serta
masyarakatnya mulai mengupayakan potensi tersebut dapat
berkembang seiring berjalannya waktu setelah mereka
menyadari akan adanya potensi tersebut yang akhirnya
3
sampai ke tahap pemabangunan yang diupayakan oleh
pemerintah maupun masyarakat lokal Desa Tongke-tongke
yang dapat kita lihat saat ini akhirnya mulai meningkat,
sehingga masih banyak upaya yang dilakukan guna untuk
menarik para peminat wisata baik yang berasal dari
Wisatawan manacanegara maupun Wisatawan Domestik
untuk berminat mengunjungi obyek Wisata Hutan
Mangrove Desa Tongke-Tongke.
Selain daripada itu kawasan obyek wisata hutan
bakau yang dijadikan sebagai obyek wisata dengan luas
kurang lebih 173,5 hektar.
Atas hal tersebut Pariwisata telah menjadi industri
terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten
dari Tahun ke Tahun.world Tourism organization
memperkirakan bahwa pada Tahun 2020 akan terjadi
peningkatan sebesar 20% terhadap angka kunjungan
Wisatawan Dunia saat ini. Pariwisata Modern saat ini juga
dipercepat oleh proses Globalisasi dunia sehingga
menyebabkan terjadinya interkoneksi antar Bidang, antar
Bangsa, dan antar Individu yang hidup di Dunia ini.
Perkembangan teknologi informasi juga mempercepat
4
dinamika Globalisasi Dunia, termasuk juga didalamnya
perkembangan Dunia hiburan,rekreasi dan pariwisata.1
Selanjutnya, destinasi wisata yang tersedia di Desa
Tongke-tongke memiliki beberapa cara atau sistem dalam
mengelola tempat tersebut guna untuk membantu
masyarakat setempat cara menghasilkan pundi-pundi
rupiah guna kesjahteraan keluarga mereka salah satunya
melalui sarana objek wisata itu sendiri maupun dalam pada
tanaman hutan Mangrovenya, demi mewujudkan hal
tersebut maka pemerintah serta masyarakat Desa Tongke-
Tongke berupaya menyediakan beberapa strategi untuk
menghadapi berbagai persaingan maupun tantangan yang
tentunya bisa saja muncul suatu saat, masyarakat
membutuhkan bantuan serta bimbingan bagaimna cara
mengelola objek wisata Desa Tongke-tongke Kec.Sinjai
Timur, salah satu diantaranya dengan menghasilkan ide-ide
baru serta kreatifitas yang memiliki harga nila jual patut
untuk diperhitungkan oleh pihak-pihak terkait ataupun bagi
para wisatawan yang datang berkunjung di Objek wisata
Desa Tongke-Tongke Kec.Sinjai Timur, sehingga Objek
1 Andjar Prasetyo dan Mohammad Zaenal Arifin, Pengelolahan
Destinasi Wisata Yang Berkelanjutan Dengan Sistem Indikator Pariwisata,
(Jakarta: Indocamp, 2018), h.1.
5
Wisata tersebut juga tidak akan mudah punah dengan
adanya upaya-upaya untuk mengembangkan dan
melestarikan Objek Wisata Desa Tongke-tongke kec.Sinjai
Timur secara bersama.
Latar belakang tersebutlah yang menarik hati penulis
untuk melakukan penelitian, Dimana penulis akan
mengkaji bagaimna tahapan Pendapatan Masyarakat
Terhadap Pengembangan Kualitas Destinasi Wisata Hutan
Bakau Tongke-tongke Kec.Sinjai Timur yang berlaku
apakah sudah sesuai dengan konsep atau tidak. Oleh
karena itu penulis berinisiatif mengambil judul “Analisis
Pendapatan Masyarakat Lokal Terhadap Perkembangan
Kualitas Obyek Wisata Hutan Bakau Desa Tongke-Tongke
Kec.Sinjai Timur”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan
masalah yang akan penulis berikan yaitu: Apakah dengan
adanya perkembangan obyek wisata Hutan Mangrove
Tongke-Tongke mempengaruhi pendapatan masyarakat
lokal?
C. Tujuan Penelitian
6
Beranngkat dari latar Belakang dan Rumusan
Masalah,maka penulis memiliki Tujuan untuk melakukan
penelitian antara lain:
a. Untuk menganalisis pengaruh obyek wisata hutan
mangrove terhadap pendapatan masyarakat di
Desa Tongke-tongke.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Memperluas pengetahuan bagi penulis dan
pembaca tentang manajemen risiko pemasaran
pada industri.
b. Menjadi referensi untuk penilitian-penelitian
berikutnya.
2. Secara Peraktis
a. Penilitian ini diharapkan dapat dijadikan salah
satu acuan bagi pemerintah daerah dalam upaya
mengelolah destinasi wisata sebagai bahan
evaluasi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat terhadap pendapatan.
b. Memberikan referensi bagi pemerintah terkait
dalam mengelola dan pemanfaatan adanya sektor
parisisata.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Pengembangan Pariwisata
1. Pengertian pariwisata
Menurut undang-undang Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan
disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai macam kegiatan
wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan
yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah, dan pemerintah daerah. Pariwisata adalh
keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani
kebutuhan wisatawan.
Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun
kelompok di dalam wilayah negara lain. Kegiatan
tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor
pengunjung lainnya yang diadakan oelh pemerintah dan
atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan
wisatawan.
8
Di beberapa wilayah berkembang suatu
pemikiran baru yang terkait dengan pengertian
pariwisata. Fenomena pendidikan diperlukan dalam
bntuk wisata ini. Hal ini seperti yang didefenisikan oleh
Australian Department of Tourism yang
mendefenisikan pariwisata yang berbasis pada alam
dengan mengikutkan aspek pendidikan dan interpretasi
terhadap lingkungan alami dan budaya masyarakat
dengan pengelolaan kelestarian ekologis.
Definisi ini memberi penegasan bahwa aspek yang
terkait tidak hanya bisnis seperti halnya bentuk
pariwisata minat khusus, alternatife tourism atau
special interest tourism dengan obyek dan daya tarik
wisata alam.
Berdasarkan definisi di atas, maka terdapat lima
hal penting yang mendasari kegiatan pariwisata:
a. Perjalanan wisata yang bertanggung jawab, artinya
bahwa semua pelaku kegiatan pariwisata harus
bertanggung jawab terhadap dampak yang
ditimbulkan dari kegiatan pariwisata terhadap
lingkungan alam dan budaya.
9
b. Kegiatan pariwisata dikakukan ke/di daerah-daerah
yang amsih alami (nature made) atau di/ke daerah-
daerah yang dikelola berdasarkan kaidah alam.
c. Tujuannya selain untuk menikmati pesona alam,
juga untuk mendapatakan tambahan pengetahuan
dan pemahaman mengenai berbagai fenomena alam
dan budaya.
d. Memberikan dukungan terhadap usaha-usaha
kenservasi alam.
e. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
2. Daerah Tujuan Wisata
Sesuai dengan undang-undang Republik No.10
Tahun 2009 tentang kepariwisataan, menjelaskan
beberapa pengertian istilah kepariwisataan antara lain.
a. Wisata adalah suatu kegiatan perjalan yang
dilakukan oleh individu atau kelompok
mengunjungi suatu tempat dan bertujuan untuk
rekreasi, pengembangan pribadi, atau utnuk
mempelajari keunikan daya tarik suatu tempat
wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara.
b. Pariwisata adalah berbagai macan kegiatan wisata
yang didukung oleh berbagai layanan fasilitas yang
10
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah,
dan pemerintah daerah.
c. Daerah tujuan wisata dapat disebut juga dengan
destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang
berada dalama satu atau lebih wilayah administrasi
yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata,
fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksebilitas, serta
masyarakat yang saling terkait dan melengkapi
terwujudnya kepariwisataan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa destinasi wisata merupakan interaksi antar
berbagi elemen. Ada komponen yang harus dikelola
dengan baik oleh suatu destinasi adalah wisatawan,
wilayah, dan informasi mengenai wilayah.
Atraksi juga merupakan komponen vital yang
dapat menarik minat wisatawan begitu juga dengan
fasilitas-fasilitas yang mendukung. Unsur pokok yang
harus mendapat perhatian guna menunjang
pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang
menyangkut perencanaan, pelaksanaan pembangunan
dan pengembangannya meliputi lima unsur:
a. Daya tarik wisata
b. Prasarana pariwisata
11
c. Sarana pariwisata
d. Tata laksana/infrastruktur
e. Masyarakat/lingkungan2
B. Teori Pendapatan Dalam Ekonomi
Anlisis pendapatan adalah seluruh penerimaan baik
berupa uang maupun berupa barang yan berasal dari pihak
lain maupun hasil industri yang dinilai atas dasar sejumlah
uang dari harta yang berlaku saat ini.pendapatan
merupakan sumber penghasilan seseorang untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sangat penting
artinya bagi kelangsungan hidup dan penghidupan
seseorang secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut John J. Wild secara garis besar pendapatan
dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu:
a. Pendapatan Menurut Ilmu Ekonomi
Menurut ilmu ekonomi, pendapatan merupakan
nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang
dalam suatu periode seperti keadaan semla. Definisi
pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup
kemungkinan perubahan lebih dari total harta kekayaan
benda usaha pada awal periode.
2 Isa Wahyudi, Konsep Pengembangan Pariwisata, 19 Juni 2019,
dari http://id.m.spireconsulting.com
12
Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah
kenaikan harta kekayaan karena perubahan penilaian
yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.
b. Pendapatan Menurut Ilmu Akuntansi
Pandangan akuntansi memiliki keanekaragaman
dalam memberikan pengertian pendapatan. Ilmu
akuntansi melihat pendapatan sebagai sesuatu yang
spesifik dalam pengertian yang lebih mendalam dan
lebih terarah.3
Pendapatan adalah penerimaan bersih
seseorang, baik berupa uang kontan maupun natura.
Pendapatan atau disebut juga income dari seorang
masyarakat adalah hasil penjualan dari faktor-faktor
produksi yang dimilikinya pada sektor produksi.
a. Pendapatan dapat dibedakan menjadi:
1) Pendapatan asli yaitu pendapatan yang diterima
oleh setiap orang langsung ikut serta dalam produksi
baran.
2) Pendapatan turunan (sekunder) yaitu pendapatan
dari golongan penduduk lainnya yang tidak langsung
3
Hestanto,Teori Pendapatan Ekonomi, 07 Desember 2018, dari
https://www.google.co.id
13
ikut serta dalam produksi barang seperti dokter, ahli
hukum dan pegawai negeri.
b. Pendapatan menurut perolehannya:
1) Pendapatan kotor yaitu pendapatan yang diperoleh
sebelum dikurangi pengeluaran dan biaya-biaya.
2) Pendapatan bersih yaitu pendapatan yang diperoleh
sesudah dikurangi pengeluaran dan biaya-biaya.
c. Pendapatan menurut bentuknya:
1) Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan
yang sifatanya reguler dan yang diterima biasanya
sebagai balas jasa, sumber utamanya berupa gaji,
upah, bangunan, pendapatan dari penjualan seperti:
hasil sewa, jaminan sosial, premi asuransi.
2) Bendapatan berupa barang adalah segala
penghasilan yang sifatnya reguler dan biasanya
tidak berbentuk barang.4
Secara garis besar pendapatan digolongkan
menjadi tiga golongan antara lain:
a. Gaji dan upah
4 Hestanto, Teori Pendapatan Ekonomi, 07 Desember 2018, dari
https://www.google.co.id
14
Imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut
melakukan pekerjaan untuk orang lain yang diberikan
dalam waktu satu hari,satu minggu maupun satu bulan.
b. Pendapatan dari usaha sendiri
Merupakan nilai total dari hasil produksi yang
dikurangi dengan biaya-biaya yang dibayar dan usaha
ini merupakan usaha milik sendiri atau keluarga dan
tenaga kerja yang berasal dari anggota keluarga
sendiri, nilai dan semua biaya ini biasanya tidak
diperhitungkan.
c. Pendapatan dari usaha lain
Pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan
tenaga kerja, dan ini biasanya merupakan pendapatan
sampingan antara lain, pendapatan dari hsil
menyewakan asset yang dimiliki seperti rumah, ternak
dan barang lain, bunga dari uang, sumbangan dari
pihak lain, pendapatan dari pensiun, dan lain-lain.5
C. Hubungan Obyek Wisata Dan Pendapatan
Obyek wisata adalah segala sesuatu yang ada di
daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar
orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut.
5 Hestanto,Teori Pendapatan Ekonomi, 19 Juni 2019, dari
www.hestanto.web.id
15
Obyek wisata adalah semua tempat atau keadaan alam
yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan
dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan
sehingga diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi
wisatawan. Obyek wisata dapat berupa wisata alam seperti
gunung, sungai, laut, danau, pantai atau berupa obyek
bangunan seperti museum, benteng, situs peninggalan
sejarah, dan lain-lain. Indonesia merupakan negara yang
kaya dengan obyek wisata karena indonesia memiliki
banyak pulau-pulau kecil yang indah dan banyak menarik
wisatawan domestic maupun mancanegara.
Obyek wisata merupakan faktor penting penambah
pendapatan suatu negara dengan penyediaan jasa
akomodasi maupun daerah tempat wisata itu sendiri.6
Tantanagan yang dihadapi umat manusia dewasa ini
adalah perubahan peradaban yang terjadi dalam waktu
cepat, dengan skala besar dan secara substansi mendasar.
Perubahan menimbulkan kompleksitas, ketidakpastian dan
konflik sebagai peluang tetapi juga sekaligus
mendatangkan masalah yang sering terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Pembangunan menimbulkan
6 Raymond Sutanto, Pengertian Obyek Wisata, 09 Desember 2018,
dari http://id.m.wikipedia.org
16
perubahan keadaan dan pergeseran peran pelaku, ada yang
diuntungkan dan adapila yang dirugikan.
Pembangunan pariwisata dapat meningkatkan
perekonomian suatu negeri, dan dunia. Sektor ini
memberikan peluang bergeraknya berbagai kegiatan
ekonomi masyarakat. Para turis yang berkunjung pada
suatu negara membawa devisa ke negara tersebut, dengan
devisa maka negara akan memperoleh dana pembangunan
untuk meningkatkan perekonomian dan memberantas
kemiskinan.
Dengan demikian devisa meningkatkan
perekonomian negara dan dunia. Karena itu, maka
pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu
mengintegrasikan kemajuan perekonomian pada berbagai
dimensi pada skala nasional, regional, dan global.
Mengentaskan kemiskinan memerlukan dana besar.
Salah satu cara mengentaskan kemiskinan rakyat adalah
melibatkan rakyat miskin dalam berbagai kegiatan
integratif dengan bisnis pariwisata.7
Dari sisi kepentingan nasional, Menurut Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata RI (2005) dalam Sapta (2011)
7 Sunandar Umar, Pembangunan Pariwisata dan Pengentasan
Kemiskinan, 19 Juni 2019, https://www.kompasiana.com
17
menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan pada
dasarnya ditunjukan untuk beberapa tujuan pokok yang
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa: pariwisata dianggap
mampu memberikan perasaan bangga dan cinta tehadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui kegiatan
perjalanan wisata yang dilakukan oleh penduduknya di
seluruh penjuru negeri.
2. Penghapusan kemiskinan (povery alleviation):
pembangunan pariwisata diharapkan mampu
memberikan kesempatan bagi seluruh rakyat indonesia
untuk berusaha dan bekerja. Kunjungan wisatawan ke
suatu daerah diharapkan mampu memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
3. Pembangunan berkesinambungan (Sustainable
Development): dengan sifat kegiatan pariwisata yang
menawarkan keindahan alam, kekayaan budaya,
keramah tamahan dan pelayanan.
4. Pelestarian Budaya (culture preservation):
pembangunan kepariwisataan diharapkan mampu
berkonstribusi nyata dalam upaya-upaya pelestarian
budaya suatu negara atau daerah yang meliputi
18
perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan budaya
negara atau daerah.
5. Pemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak Asasi Manusia:
pariwisata pada masa kini telah menjadi kebutuhan
dasar kehidupan masyarakat modern.
6. Peningkatan Ekonomi dan Industri: pengelolaan
kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan diharapkan
mampu memberikan kesempatan bagi tumbuhnya
ekonomi di suatu Destinasi Pariwisata.
7. Pengembangan Teknologi: dengan semakin kompleks
dan tingginya tingkat persaingan dalam mendatangkan
wisatawan ke suatu destinasi, kebutuhan akan teknologi
industri akan mendorong destinasi pariwisata
mengembangkan kemampuan penerapan teknologi
terkini mereka.8
D. Sekilas Tentang Hutan Mangrove
Ekosistem hutan mangrove merupakan suatu
ekosisitem peralihan antara darat dan laut. Ekosistem hutan
mangrove terdapat di sepanjang pantai yang terlindung dan
muara sungai yang didominasi oleh beberapa jenis
mangrove. Secara umum, htan mangrove dapat
8 Gusti Bagus Rai Utama, Pengantar Industri Pariwisata, (Cet, II;
Yogyakarta: Deepublish, 2016), h. 10.
19
didefeinisikan sebagai suatu tipe ekosistem hutan yang
tumbuh di suatu daerah pasang surut (pantai, laguna, dan
muara sungai) yang tergenang pasang dan bebas pada saat
air laut surut dan komunitas tumbuhannya mempunyai
toleransi terhadap garam air laut9.
a. Pengertian Mangrove
Pada awalnya, hutan mangrove hanya dikenal
secara terbatas oleh kalangan ahli lingkungan, terutama
lingkungan laut. Mula-mula, kawasan hutan mangrove
dikenal dengan istilah Vloedbosh, kemudian dikenal
dengan istilah ”payau” karena sifat habitatnya yang
payau.
Berdasarkan dominasi jenis pohonnya, yaitu
bakau, maka kawasan mangrove antara kata mangue
(bahasa portugi) yang berarti tumbuhan dan grove
(bahas inggris) yang berarti belukar atau hutan kecil.
b. Penyebaran Mangrove
Hutan mangrove tumbuh di bagian hutan tropis
dunia, terbentang dari utara ke selatan, dari florida
(Amerika Serikat) di bagian utara turun ke pantai
Argentina di Amerika Selatan. Hutan mangrove juga
9 Suarman Partosuwiryo, Pelestarian Hutan Mangrove, (Cet, I;
Yogyakarta: PT Intan Sejati, 2008), h. 1.
20
terdapat di sepanjang barat dan timur pantai Afrika dan
terpencar sampai ke anak benua India hingga Ryukyu di
Jepang.
Lebih jauh ke selatan, hutan mangrove terdapat
di New Zealand dan membentuk kawasan Indo-Malaya.
Di indonesia, perkembangan hutan mangrove tejadi di
daerah pantai yang telindung dan muara-muara sungai,
dengan variasi lebar beberapa meter sampai ratusan
meter lebih.
Indonesia yang terdiri atas 13,677 pulau
memiliki garis pantai sepanjang lebih kurang 81,000
km, sebagian besar ditumbuhi hutan mangrove. Hutan
mangrove tumbuh hampir di seluruh provinsi di
Indonesia, dengan luas kawasan yang berbeda secara
spesifik. Wilayah hutan mangrove yang paling luas
terdapat di Irian Jaya, Kalimantan Timur, Sumatra
Selatan, Riau, dan Maluku.
c. Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove
Fungsi fisik kawasan mangrove adalah sebagai
berikut:
1) Menjaga garis pantai agar tetap stabil
21
2) Melidungi pantai dan sungai dari proses erosi atau
abrasi, serta menahan atau menyerap tiupan angin
kencang dari laut ke barat.
3) Menahan sedimen secara periodik sampai terbentuk
lahan baru.
4) Sebagai kawasan penyangga proses untrusi atau
rembesan air laut ke darat, atau sebagai filter air asin
menjadi tawar.
Fungsi kimia kawasan mangrove adalah sebagai
berikut:
1) Sebagai tempat terjadinya proses daur ulang yang
menghasilkan oksigen.
2) Sebagai penyerap karbondioksida.
3) Sebagai pengolah bahan-bahan limbah hasil
pencemaran industri dan kapal-kapal di lautan.
Fungsi biologi kawasan mangrove adalah
sebagai berikut:
1) Sebagai penghasil bahan pelapukan yang
merupakan sumber makanan penting bagi
invertebrata kecil pemakan bahan pelapukan
(detritus) yang kemudian berperan sebagai sumber
makanan bagi hewan yang lebih besar.
22
2) Sebagai kawasan pemijah atau asuhan (nursery
ground) ikan, kepiting, kerang, dan sebagainya,
yang setelah dewasa akan kembali ke pantai
3) Sebagai kawasan untuk berlindung, bersarang, serta
berkembang biak bagi burung dan satwa lain.
4) Sebagai sumber plasma nutifah dan sumber
genetika.
5) Sebagai habitat alami berbagai biota darat dan laut
lainya.
Secara ekonomi, kawasan mangrove
merupakan sumber devisa (pendapatan), baik bagi
masyarakat, industri, maupun bagi negara.
Adapun fungsi ekonomi kawasan mangrove
sebagai sumber devisa adalah sebagai berikut.
1) Penghasil kayu, misalnya kayu bakar, arang, kertas,
serta kayu untuk bahan bangunan dan perabot
rumah tangga.
2) Penghasil bahan baku industri, misalnya pulp,
kertas, tekstil, makanan, obat-obatan, alkohol,
penyamak kulit, dan zat pewarna.
3) Penghasil bibit ikan, udang, kerang, kepiting, telur
burung, dan madu.
23
Fungsi lain (wanawisata) kawasan mangrove
antara lain aalah sebagai berikut.
1) Sebagai kawasan wisata alam pantai dengan
keindahan vegetasi dan satwa, serta berperahu di
sekitar mangrove.
2) Sebagai tempat pendidikan, konversasi, dan
penelitian.10
d. Potensi Obyek Wisata Hutan Mangrove
Obyek Wisata Hutan Mangrove juga memiliki
beberapa potensi diantaranya:
1) Potensi Hutan Mangrove
Tumbuhan merupakan bagian penting yang
dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi sebuah
obyek wisata. Tumbuhan juga berpengaruh terhadap
kondisi udara di sekitarnya, semakin banyak
tumbuhan maka udara di sekitarnya juga semakin
sejuk.
2) Potensi Hewan
Sedangkan fauna yang berasosiasi dengan
lingkungan mangrove Tongke-tongke adalah fauna
Arboreal seperti serangga, ular, kelelawar, burung
10
Arifin Arief, Hutan Mangrove Fungsi dan Manfaatnya, (Cet. V;
Yogyakarta: Kanisius,2003), h.10-15.
24
bangau, burung belibis dan fauna lautan seperti
tiram, ikan, kepiting bakau, dan udang.
3) Kondisi Air
Ketersediaan air bersih meupakan sumber
kehidupan bagi semua mahluk hidup. Suplai air
bersih, baik saat musim hujan maupun musim
kering diperoleh dengan menampung di bak
penampungan dari PDAM dan sumur.
Dengan kondisi air yang cukup itu dapat
memenuhi kebutuhan di dalam melakukan kegiatan
wisata.
e. Faktor Sosial dan Pengembang
Berdasarkan hasil koesioner tahun 2011, tingkat
pendidikan di Desa Tongke-tongke masih tergolong
rendah sehingga pendidikan dapat berpengaruh terhadap
bagimana masyarakat dapat menerima pembangunan
dalam suatu wilayah dalam hal ini pembangunan sarana
dan prasarana wisata hutan mangrove.
Selain itu dengan tingkat pendidikan yang masih
tergolong rendah akan menjadi salah satu faktor
penghambat dalam pengembangan kepariwisataan.
Adapun faktor pengembang pada Obyek wisata
hutan mangrove diantaranya:
25
1) Aksesbilitas
Lokasi obyek wisata mangrove Tongke-tongke
berada di Kecamatan Sinjai Timur Kab. Sinjai.
Untuk menjangkau lokasi tersebut dari kota-kota
besar seperti Makassara, Bone, Gowa, dan
Bulukumba tidaklah sulit namun ada beberapa
kendala yang dihadapi para wisatawan jika ingin
menuju ke kita Sinjai seperti jika perjalanan ke
lokasi wisata ditempuh melewati jalur Makassar-
Bulukumba maka memakan waktu yang lama yaitu
kurang lebih 7 jam.
2) Pelayanan
Selain daya tarik yang menjadi fokus utama bagi
para wisatawan yang berkunjung, fasilitas pelayanan
di dalam obyek wisata harus dapat memenuhi dan
menyediakan semua kebutuhan yang diperlukan
oleh wisatawan seperti halnya perbaikan jembatan,
tower pengamatan burung penginapan, pndok
peristirahatan dan papan informasi tentang flora dan
fauna.
Di samping itu juga perlu adanya pemandu
wisata yang berkompeten di bidang tersebut.
Dengan tersedianya fasilitas pelayanan akan
26
berpengaruh terhadap lamanya wisatawan di tempat
tersebut.
Semakin lama para wisatawn di tempat tersebut
maka akan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan
seperti biaya penginapan dan biaya konsumsi.
3) Promosi
Promosi wisata bertujuan untuk memasarkan
atau memperkenalkan daya tarik obyek wisata serta
potensi-potensi yang terdapat di dalam suatu obyek
wisata.
Promosi wisata dalam hal ini menjadi tanggung
jawab Dianas Pariwisata Kabupaten Sinjai atau
pengelola. Peningkatan promosi priwisatamangrve
baik di dalam maupun di luar negeri melalui
iterpersonal promotion, media massa dan internet
(home page).
4) Obyek wisata/Daya tarik
Daya tarik obyek wisata di Tongke-tongke ini
yang utama adalah hutan mangrove. Hutan
manngrove seluas 173,5 hektar ini adalah hasil
swadaya masyarakatsetempat.
Potensi hutan mangrove yang telah tercipta
menjadi suatu ekosistem pantai, dapat dimanfaatkan
27
menjadi sarana pendidikan, sebagai pusat informasi
dan penelitian.11
Selain daya tarik yang menjadi fokus utama bagi
para wisatawan yang berkunjung, fasilitas pelayanan
di dalam obyek wisata harus dapat memenuhi dan
menyediakan semua kebutuhan yang diperlukan
oleh wisatawan seperti halnya: perbaikan jembatan
tower pengamatan burung penginapan, pondok
peristirahatan dan papan informasi flora dan fauna.
E. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang Analisis Pendapatan dalam
perkembangan Obyek Wisata banyak dihsilkan oleh
pemerintah. Pembahasan tersebut banyak tercantum dalam
buku, makalah, atupun Skripsi.
Diantaranya penelitian tentang Pendapatan terhadap
Perkembangan Obyek Wisata yang ditulis Oleh:
1. Rizky Danar Novita Sari dengan judul “Pengaruh
Obyek Wisata Air Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Pelaku Usaha (Studi Kasus Obyek Mata Air Cokro Dan
Umbul PonggokKabupaten Klaten)”.
11
Firman Syah, Pengembangan Obyek Wisata Mangrove Tongke-
Tongke, dari capunkgeo07.blogspot.com, 24 Desember 2018.
28
Dari hasil analisis penelitian dengan
mengguakan model ordinary Least Squares (OLS),
menunjukkan bahwa variabel ekonomi dan sosial
berpengaruh terhadap kesejahteraan. Secara simultan
variabel ekonomi dan sosial berpengaruh terhadap
kesejahteraan masyarakat dengan tingkat kesejahteraan
masyarakat dengan tingkat signifikansi F sebesar 0,002,
sedangkan secara parsial variabel ekonomi berpengaruh
positif sebesar 0,033 dengan tingkat signifikan t sebesar
0,046 dan variabel sosial berpengaruh negatif sebesar -
0,091 dengan tingkat signifikansi t sebesar 0,050.
Dengan uji beda t-test (independent Sample T-test)
didapatkan perbedaan kesejahteraan antara masyarakat
di kawasan wisata Obyek Mata Air Cokro dan Umbul
Pomggok baik secara ekonomi maupun sosial.12
2. Skripsi yang ditulis Oleh Dewa Putu Mustika
Wijaya yang berjudul “Analisis Dampak Perkembangan
Pariwisata Terhadap Kondisi Sosial ekonomi Dan
Budaya Masyarakat (Studi Kasus Pesisir Desa Gili
12
Rizky Danar Novita Sari, Pengaruh Obyek Wisata Air Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Pelaku Usaha Studi Kasus Obyek Mata Air
Cokro Dan Umbul Ponggok Kabupaten Klaten, Skripsi, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, h.2.
29
Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok
Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat)”.
Adpun hasil penelitian ini secara sosial budaya,
mansyarakat pesisir gili indah berada dalam tingkatan
apaty yaitu masyarakat menerima wisatawan sebagai
suatu yang lumrah dan hubungan antara masyarakat
dengan wisatawan didominasi oleh hubungan
komersial.13
F. Hipotesis
Berdasarkan pada Rumusan Masalah, Penulis dapat
menyimpulkan Hipotesis sebagai beriku:
1. “antara perkembangan Obyek Wisata terhadap
Pendapatan Masyarakat yang terdapat di Desa Tongke-
Tongke memperoleh peluang yang besar untuk
meningkatkan pendapatan ekonominya baik oleh
perindividu maupun dalam keluarganya”.
13
Dewa Putu Mustika Wijaya, Analisis Dampak Perkembangan
Pariwisata Terhadap Kondisi Sosial ekonomi Dan Budaya Masyarakat
Studi Kasus Pesisir Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten
Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat , Skripsi, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, h.87.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ex
post faktor yaitu jenis penelitian yang dilakukan untuk
meneliti peristiwa yang telah terjadi yang kemudian
meruntut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang
dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penlitian ex post
facto bertujuan untuk melacak kembali, jika kemungkinan,
apa yang menjadi fakor penyebab terjadinya sesuatu.14
Ek post facto itu sendiri berasal dari X-post facto.
Dalam desain eksperimen, X merupakan simbol bagi
perlakuan atau treatment, sedangkan post facto yang
menjadi ketrangan bagi X menunjukkan arti bahwa
peristiwa terjadinya perlakuan atau X diketahui pasca
kenyataan, karena perlakuannya itu sendiri tidak dilakukan
secara sengaja atau secara naturalistik.
Jenis penelitian ini dapat dikatakan sebagai simulasi
eksperimen. Artinya desain dan analisisnya mirip dengan
eksperimen, namun pelaksanaan pengumpulan data yang
14
Saeful Arifin, Eksperime, Expost facto, Korelasional,
komparatif, 31 Desember 2018, dari https://www.kompasiana.com.
31
dilakukan (pengukuran variabel) mirip dengan penelitian
deskriptif.15
Jenis pendekatan penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif kuantitatif, yang dimaksudkan untuk
memberikan secara jelas dan apa adanya tentang
Efektivitas Pendapatan Masyarakat lokal terhahadap
Pengembangan Obyek Wisata Hutan Bakau Tongke-
Tongke Kecamatan Sinjai Timur dan selanjutnya
menganalisisnya dengan angka-angka atau nilai-nilai.16
Penelitian dedkriptif, bertujuan untuk
mendiskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di
dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat,
analisis dan menginterpreetasikan kondisi-kondisi yang ada
sekarang ini terjadi atau ada. Dengan kata lain penelitian
deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-
informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan
variabel-variabel yang ada.17
15
Fenti Hikmawati, Metodologi Penelitian, (Cet. I; Depok: PT
Rajagrafindo Persada. 2017), h. 173. 16
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Cet. XXVI; Bandung:
Alfabeta, 2017), h.14. 17
Mardalis, Metode Penelitian, (Cet. 13; Jakarta: PT Bumi Aksara,
2014), h. 26
32
B. Definisi Variabel
1. Perkembangan Kualitas Obyek Wisata
Perkembangan kualitas obyek wisata merupakan
seluruh indikator penunjang yang terdapat pada
destinasi wisata tersebut apakah telah terpenuhi atau
tidak, sehingga kualitas yang ada pada destinasi wista
tersebut sangatlah menjadi faktor penentu dalam
menarik perhatian serta minat bagi wisatawan untuk
datang ke suatu obyek wisata/destinasi wisata tersebut
baik wistawan mancanegara maupun wisatawan
domestik.
2. Pendapatan Masyarakat lokal
Pendapatan masyarakat lokal adalah jumlah
keseluruhan seluruh penghasilan yang diterima oleh
masyarakat itu sendiri atas prestasi/usaha kerjanya
selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan,
bulanan ataupun tahunan. Dimana suatu usaha yang
ditekuni oleh masyarakat tersebut terus dipertahankan
serta dikembangkan demi mendapatkan suatu
penghasilan yang diharapkan mampu menunjang
kehidupan sehari-hari dalam keluarganya ataupun
perindividu pada masyarakat lokal itu sendri.
33
Perkembangan kualitas pada obyek wisata juga
sangat berpengaruh terhadap ketahanan destinasi wisata
yang dapat berkelanjutan dan mampu dipertahankan
keaslian dari obyek wisata itu sendiri yang nantinya
akan semakin terkenal dengan adanya daya tarik
tersendiri yang dimiki pada obyek wisata tersebut atau
yang biasa dikatakan sebagai ciri khas tersendiri
tentunya. Contohnya: keunikan, kesalian, kelangkaan,
dan tentunya lain daripada yang lain.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi peneitian dalam penelitian ini adalah
dengan pertimbangan bahwa sampel yang diambil
menegtahui tentang masalah yang diteliti. Adapun
banyaknya populasi pada penelitian ini sejumlah 25
usaha.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Berikut ini diberikan tabel penentuan jumlah sampel
dari populasi tertentu yang dikembangkan dari Isaac
dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, dan
34
10%. Dengan taraf kepercayaan 95% dengan
sampelnya 24 usaha.
Tabel 1
Penetuan Juamlah Sampel dari Populasi Tertentu
Dengan Taraf Kesalahan 1%, 5%, dan 10%18
18
Ibid. h. 87
35
Penulis mengambil taraf kesalahan 1% yang
dimana jumlah populasi sebanyak 25 orang. Jadi jumlah
sampel dalam penelitian ini sebanyak 24 orang yang
terdiri dari orang yang mendirikan usaha di sekitar
obyek wisata Hutan Mangrove Tongke-Tongke.
Diambil dengan teknik simple random sampling, yakni
cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi itu. Cara ini biasa dilakukan jika
anggota populasi dianggap homogen.19
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian dimaksudkan
sebagai pencatatan peristiwa atau karakteristik dari
19
Ibid., h. 82.
36
sebagian atau seluruh elemen popilasi
penelitian.20
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topik tertentu.21
Wawancara merupakan salah satu teknik
pengumpulan data dalam metode survei melalui daftar
pertanyaan yang diajukan secara lisan terhadap
responden (subjek).22
2. Dokumen
Dokumen merupakan sumber data yang
digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa
sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya
20
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statisti, (Cet. I;
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004) h. 23. 21
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Cet. XXVI; Bandung:
Alfabeta, 2017), h.317. 22
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Publik Relastions Dan
Komunikasi, (Cet, V; Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010) h. 23
37
monumental, yang semuanya itu memberikan informasi
bagi proses penelitian.23
E. Instrumen Penelitian
Istrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
mengukut fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Secara spesifik semua fenomena ini disebut fariabel
penelitian.24
Instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Lembar wawancara terstruktur, adalah proses tanya
jawab dalam penelitian yang berlanfgsung lisan dalam
mana dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung mendengarkan
informasi atau keterangan-keterangan.25
Lembar
wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
23
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data, ( Cet, III;
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) h. 50
24
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Cet. XXVI; Bandung:
Alfabeta, 2017), h.148.
25
Cholid Narbuko, Metodologi penelitian (Jakarta: Bumi Aksara,
2015) h.83
38
yang baru diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah sedikit atau kecil.26
2. Lembar Dokumentasi, adalah dalam pedoman ini berisi
tentang pedoman atau acuan yang akan diteliti nantinya
yang didalamnya terdapat bukti-bukti dari penelitian
melalui foto atau gambar sebagai bukti fisik
pelaksanaan penelitian.27
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan deskriptif kuantitatif, ini digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul kemudian
menganalisisnya dengan angka-angka atau nilai-nilai
dengan menggunakan Metode Persamaan Regresi Linear
Sederhana, dirumuskan sebagai berikut :
Rumus Regresi Linear Sederhana:
Y = a + b.X
Di mana:
Y = Variabel terikat
26 Emsir, metode Penelitian Kualitatif Analisis Data (Cet,
III,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) h. 194.
27
Ibid, h.148.
39
X = Variabel bebas
a dan b = Konstanta
Langkah membuat persaamaan Regresi Linear Sederhana
1) Membuat tabel penolong
2) Mencari nilai konstanta b
Rumus:
∑ (∑ )(∑ )
∑ (∑ )
3) Mencari nilai konstanta a
Rumus:
∑
∑
Di mana: n = Jumlah data
4) Membuat persamaan regresi: Y = a + b.X28
28
Syofian Siregar, statistika terapan untuk perguruan tinggi, (cet. II.
Jakarta: prenadamedia group, Januari 2017), h. 220-221
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Pemerintahan
a. Visi
Visi adalah suatu gambaran yang menantang
tentang keadaan masa depan yang diinginkan
dengan melihat potensi dan kebutuhan Desa.
Penyusunan Visi Desa Tongke-Tongke ini
dilakukan dengan pendekatan partisipatif,
melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan di
Desa seperti Pemerintah Desa, BPD, Tokoh
Masyarakat, tokoh Agama, lembaga masyarakat
Desa dan masyarakat Desa pada umumnya.
Pertimbangan kondisi eksternal bahwa Desa
Tongke-Tongke merupakan salah satu Desa yang
berada di Kecamatan Sinjai Timur mempunyai titik
sektor perikanan dan pertanian sehingga Desa
Tongke-Tongke merupakan daerah penghasil Ikan
Laut dan pertanian, olehnya itu maka berdasarkan
pertimbangan diatas Visi Desa Tongke-Tongke
adalah :
41
“ Mewujudkan Desa Tongke-Tongke Menjadi Desa
Sejahterah Melalui sektor pertanian, Perikanan,
pengolahan dan pemasaran hasil”
1) Nilai-nilai yang melandasi:
Sebagian besar masyarakat petani dan nelayan
mampu mengembangkan sektor pertanian dan
sektor perikanan meski dalam skala kecil
seperti pertanian tanaman pangan, perikanan
budidaya dan perikanan tangkap yang cukup
memadai.
2) Makna yang terkandung :
a) Terwujudnya, yaitu masyarakat Tongke-
Tongke dalam membantu memainkan peran
pemerintahan dalam mewujudkan Desa
Tongke-Tongke yang mandiri berskala
ekonomi besar.
b) Desa Tongke-Tongke, merupakan satu
kesatuan masyarakat hukum dengan segala
potensinya dalam sistem pemerintahan di
wilayah Desa Tongke-Tongke.
c) Sejahtera, yaitu suatu kondisi kehidupan
yang kreatif, inovatif, produktif dan
42
partisipatif sehingga mampu memenuhi
kebutuhannya sendiri.
d) Pertanian, yaitu mendorong pertumbuhan
perekonomian dalam sektor pertanian,
sehingga tidak akan terjadi rawan pangan di
Desa Tongke-Tongke serta meningkatkan
produksi dan peroduktifitas petani.
e) Perikanan, yaitu menopang pertumbuhan
ekonomi yang berkesinambungan, serta
mewujud-kan kesejahteraan masyarakat di
sektor perikanan budidaya dan perikanan
tangkap.
b. Misi
Selain Penyusunan Visi juga telah ditetapkan
misi-misi yang memuat sesuatu pernyataan yang
harus dilaksanakan oleh Desa agar tercapainya visi
Desa tersebut. Visi berada di atas Misi. Pernyataan
Visi kemudian dijabarkan ke dalam misi agar dapat
di operasionalkan/dikerjakan. Sebagaimana
penyusunan Visi, Misi pun dalam penyusunannya
menggunakan pendekatan partisipatif dan
pertimbangan potensi dan kebutuhan Desa Tongke-
43
Tongke, sebagaimana proses yang dilakukan maka
misi Desa Tongke-Tongke adalah :
1) Menyelenggarakan Pemerintahan yang
Transparan, Akuntabilitas, Partisipatif dan
Responsif.
2) Membangun sarana dan prasarana berbasis
pada ekonomi perikanan dan pertanian yang
produktif.
3) Meningkatkan dan memberdayakan peran
wanita dan pemuda serta taraf hidup
masyarakat.
4) Membangun pola hidup sehat melalui
pemberdayaan PKK dan Kader Kesehatan
Desa.
5) Meningkatkan kualitas dan kuantitas
keagamaan, kebudayaan demi mewujudkan
masyarakat yang religius, bermartabat dan
berbudaya.
6) Meningkatkan pembangunan sarana dan
prasarana infrastruktur, pendidikan,
kesehatan, dan keamanan demi terwujudnya
masyarakat yang cerdas, sehat dan damai.
44
7) Mendorong peran serta setiap kelompok
masyarakat demi tercip-tanya kegotong
royongan dalam mewujudkan Desa
membangun.
2. Profil Desa
Desa Tongke-Tongke termasuk salah satu Desa
di Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai dan
merupakan Desa hasil pemekaran dari Kelurahan
Pulau-Sinjai Timur pada tahun 2002 dengan luas
wilayah 4,7 Km2. Desa Tongke-Tongke berbatasan
dengan :
Sebelah utara : Kelurahan Samataring
Sebelah timur : Teluk Bone
Sebelah Selatan : Desa Panaikang
Sebelah Barat : Desa Kaloling
Orbitasi waktu tempuh dan letak Desa Sanjai adalah :
a. Jarak dari ibu kota Kecamatan 3 Km
b. Jarak dari ibu kota Kabupaten 5 Km
c. Jarak dari ibu kota Propinsi 220 Km
Secara topografi Desa Tongke-Tongke
merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian
dari permukaan laut ± 0-500 Mdpl, dengan luas
wilayah ± 4,75 Km2.
45
Secara umum iklim di Desa Tongke-Tongke
dengan curah hujan 2.813,00 mm/tahun, jumlah bulan
hujan rata-rata 4 bulan/tahun, suhu rata-rata harian
25,00 oC, tinggi tempat dari permukaan laut 0,500 mdl.
Adapun jenis dan kesuburan tanah sebagian besar
berwarna abu-abu dengan tekstur tanah pasiran.
3. Sumber Daya Manusia
Jumlah penduduk di desa Tongke-tongke adalah
3.688 jiwa, tersebar di 5 dusun, dengan distribusi
jumlah penduduk menurut jenis kelamin yakni laki-laki
1.712 orang dan perempuan 1.876 orang dengan jumlah
kepala keluarga sebanyak 968 KK.
a. Pendidikan
Pendidikan adalah satu hal penting dalam
memajukan tingkat kesadaranan masyarakat pada
umumnya dan tingkat perekonomian pada
khususnya, Dengan tingkat pendidikan yang tinggi
maka akan mendongkrak tingkat kecakapan. Tingkat
kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya
ketrampilan kewirausahaan. Dan pada gilirannya
mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru.
Dengan sendirinya akan membantu program
pemerintah untuk pembukaan lapangan kerja baru
46
guna mengatasi pengangguran. Pendidikan biasanya
akan dapat mempertajam sistimatika pikir atau pola
pikir individu, selain itu mudah menerima informasi
yang lebih maju.
Dalam rangka memajukan pendidikan, Desa
Tongke-Tongke akan secara bertahap merencanakan
dan mengganggarkan bidang pendidikan baik
melalui ADD, swadaya masyarakat dan sumber-
sumber dana yang sah lainnya, guna mendukung
program pemerintah yang termuat dalam RPJM
Daerah Kabupaten Sinjai. Menurut tingkat
pendidikan berdasarkan pada profil desa tahun 2018,
mayoritas pendidikan penduduk Desa Tongke-
Tongke sebagai berikut :
Tabel 4.1 Tingkat pendidikan Tahun 2018
Sumber : profil Desa
47
Lembaga pendidikan yang ada di dalam
wilayah Desa Tongke-Tongke berdasarkan pada
profil desa tahun 2018, yaitu :
Tabel 4.6 Lembaga pendidikan Tahun 2018
Permasalahan pendidikan secara umum
antara lain masih rendahnya kualitas pendidikan,
terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan,
rendahnya kualitas tenaga pengajar dan tingginya
angka putus sekolah.
b. Mata Pencaharian Pokok
Dalam pemenuhan kebutuhan mata
pencaharian, masyarakat Desa Tongke-Tongke,
58% adalah sebagai Nelayan. Dimana, potensi dari
Desa Tongke-Tongke sangat tinggi. Contohnya
48
saja, hasil tangkapan Ikan tongkol, Katamba,
Kerapu, Sunu dan Petani Rumput Laut yang
mencapai 10 ton/tahun. Produksi Ikan dan Rumput
Laut di Desa ini yang memiliki mutu dan khasiat
yang tinggi serta terkenal di Kecamatan Sinjai
Timur khususnya dan Kabupaten Sinjai umumnya.
Hanya saja dalam proses pemasarannya yang
mengakibatkan harga tidak stabil sehingga tingkat
kesejahteraan Desa Tongke-Tongke kurang.
Selain itu, yang menjadi salah satu mata
pencaharian warga desa tongke-tongke khususnya
yang bertempat tinggal di sekitar objek wisata
Hutan Mongrove Tongke-Tongke adalah pedagang
atau pengusaha. Mereka memanfaatkan potensi
objek wisata tersebut untuk memperoleh
penghasilan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Adapun jumlah pedagang keliling di desa tongke-
tomgke adalah 9 orang, pedagang barang kelontong
14 orang dan pengusaha kecil, menengah dan besar
berjumlah 1 orang.
c. Agama
Dalam pespektif agama, masyarakat di Desa
Tongke-Tongke termasuk dalam kategori
49
masyarakat yang mendekati homogen. Hal ini
dikarenakan sebagian besar bahkan semuanya
masyarakat Tongke-Tongke beragama Islam.
Secara kultural, pegangan agama ini didapat dari
hubungan kekeluargaan ataupun kekerabatan yang
kental diantara mereka. Selain itu perkembangan
agama berkembang berdasarkan turunan dari orang
tua keanak danke cucu. Hal inilah membuat agama
Islam mendominasi agama di Desa Tongke-Tongke.
Informasi yang diperoleh melalui wawancara
mendalam dari tokoh-tokoh agama, bahwa selama
pola-pola hubungan antar masyarakat masih banyak
dipengaruhi oleh kultur organisasi Islam, seperti
NU, dan Muhamaddiyah.
4. Demografi
Jumlah penduduk Desa Tongke-Tongke pada
tahun 2018 ada sebanyak 968 Kepala Keluarga (KK)
dengan jumlah penduduk 3.688 jiwa, yang terdiri dari
1.712 laki-laki dan 1.876 perempuan.
Tabel 4.3 Jumlah Kepala KeluargaTahun 2018
No Nama Dusun Jumlah KK Keterangan
1 Babana 289
2 Baccara 223
50
Sumber: profil Desa
5. Perekonomian
Gambaran umum mengenai kondisi ekonomi
masyarakat desa Tongke-tongke dapat dilihat dari
potensi sumber daya yang ada seperti sumber daya
alam, sumber daya manusia, sumber daya
kelembagaan dan sumber daya sarana dan prasana.
Potensi sumber daya pertanian dan kelautan,
adalah merupakan potensi sumber daya unggulan
desa yang mendominasi aktitifitas masyarakat
yakni hampir 80 % masyarakat Desa tongke-tongke
adalah petani, sementara masyarakat yang memiliki
mata pencaharian bagian kelautan seperti nelayan
dan petani rumput laut mencapai 85 %. Hal ini
berdampak pada kondisi perekonomian masyarakat
yang memiliki pendapatan di atas rata-rata dan
mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
3 Cempae 177
4 Maroanging 169
5 Bentengnge 110
Total 968
51
6. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi dan tata kerja
pemerintah Desa tongke-tongke Kec. Sinjai timur
Kab. Sinjai adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Tongke-
Tongke
B. Hasil Penelitian
Obyek wisata hutan mangrove tongke-tongke
merupakan salah satu sumber daya alam yang patut untuk
dilestarikan serta dikembangkan potensi apa saja yang
dianggap mampu mensejahterakan masyarakat sekitarnya
52
agar dapat meningkatkan kualaits pendapatan desa tongke-
tongke.
Dalam hal tersebut sebagian masyarakat telah
memanfaatkan potensi obyek wisata sebagai salah satu
sumber penghasilan yang mampu meningkatkan taraf hidup
serta kebutuhan dalam keluarga ataupun dalam kehidupan
sehari-hari.29
Namun, lain halnya dengan ibu Sumarni selaku pedagang
yang berada di luar lokasi obyek wisata. Menurut beliau
adanya obyek wisata sama sekali tidak mempengaruhi hasil
pendapatan yang diperoleh. Hal ini disebabkan karena
pengunjung yang datang di obyek wisata hutan mangrove
tongke-tongke hanya sesekali membeli barang dagangannya
bahkan bisa dikatakan tidak ada yang membeli.
Rumus persamaan Regresi Linear Sederhana
Tabel 4.1.
Pendapatan Masyarakat Lokal (Pedagang) Di Sekitar
Obyek Wisata Hutan Mangrove Tongke-Tongke
N
o
Nama Modal
awal
Keuntungan
/hari
Pendapatan/
bulan
29
Nurhidaya, pedagang kelontong di Desa Tongke-tongke
kec.sinjai timur, “wawancara terstruktur” pada tanggal 7 juli 2019.
53
1 Raje’ Rp.
500.000
Rp.50.000 Rp. 1.500.000
2 Jena Rp.
200.000
Rp.100.000 Rp. 3.000.000
3 Marni Rp.
100.000
Rp.30.000 RP. 300.000
4 Nurhid
aya
Rp.1.500.
000
Rp.200.000 Rp. 6.000.000
5 Nurwal
i
Rp.300.0
00
Rp.100.000 Rp. 3.000.000
6 Sulaiha Rp.1.000.
000
Rp.100.000 Rp. 3.000.000
7 Retro Rp.500.0
00
Rp.150.000 Rp. 4.500.000
8 Nur
sida
Rp.300.0
00
Rp.80.000 Rp. 240.000
9 Irmawa
ti
Rp.1.000.
000
Rp.50.000 Rp. 1.500.000
1
0
Darma
wati
Rp.500.0
00
Rp.200.000 Rp. 6.000.000
1
1
Mia Rp.300.0
00
Rp.150.000 Rp. 4.500.000
54
1
2
Besse’ Rp.100.0
00
Rp.30.000 Rp. 300.000
1
3
h.hasna Rp.2.000.
000
Rp.200.000 Rp 6.000.000
1
4
Kamrid
a
Rp.500.0
00
Rp.200.000 Rp. 6.000.000
1
5
Nilmaw
ati
Rp.700.0
00
Rp.150.000 Rp. 4.500.000
1
6
Nani Rp.1.000.
000
Rp.100.000 Rp. 3.000.000
1
7
Esse’ Rp.5.000.
000
Rp.300.000 Rp. 9.000.000
1
8
Reza Rp.100.0
00
Rp.50.000 RP.
1.500.000
1
9
Aprizal Rp.100.0
00
Rp.30.000 Rp. 900.000
2
0
Selvi Rp.150.0
00
Rp.50.000 Rp. 1.
500.000
2
1
Maida Rp.100.0
00
Rp.20.000 Rp. 600.000
2
2
Husna
wati
Rp.50.00
0
Rp.30.000 Rp. 900.000
55
2
3
Kia Rp.100.0
00
Rp.50.000 Rp. 1.500.000
2
4
Hikma Rp.1.000.
000
Rp.150.000 Rp. 4.500.000
Jumlah Rp.
73.740.000
Rata-rata Rp. 3.072.500
Berdasarkan tabel 4.1. di atas menunjukkan bahwa dari 24
jumlah pedagang yang ada di sekitar lokasi hutan mangrove
tongke-tongke rata-rata yang diperoleh perbulan adalah Rp.
3.072.500
Adapun data pengunjung dari bulan januari sampai mei
terdapat pada tabel berikut 4.2
No Bulan Pengunjung
1. Januari 5114
2. Februari 2420
3. Maret 2934
4. Apil 2921
5. Mei 1824
56
Tabel tersebut menunjukkan tentang jumlah
pengunjung tiap bulan dimana menunjukkan bahwa jumlah
pengunjung tiap bulan mengalami penurunan..berdasarkan
hasil penelitian bahwa penurunan tersebut disebabkan oleh
adanya karcis.
Dari tabel 4.1 dan tabel 4.2 maka untuk menganalisis
pengaruh objek wisata terhadap pendapatan masyarakat
maka digunakan persamaan linear sederhana sebagai
berikut :
Y= a + bx
Y= 493361+0,865
Jika jumlah pengunjung atau nilai x mengalami peningkatan
sebesar 1000 maka dapat diperoleh:
Y= a + b.x
= 493.361+0.865(1000)
= 494.226
Dari persamaann tersebut menunjukkan bahwa jumlah
pengunjung (x) mengalami peningkatan sebesar 1000 orang
setiap bulan maka kemungkinan pendapatan yang
dihasilkan sekitar 494.226. Dan jika jumlah kunjungan
menurun sebesar 200 orang maka diperoleh:
Y= a + b.x
= 493.361 + 432
57
= 493.534
Dari persamaan tersebut menunjukkan bahwa ketika jumlah
pengunjung sekitar 200 pengunjung maka akan
berpengaruh terhadap pendapatan masyrakat
Dimana:
Y= Pendapatan Masyarakat
X=Kunjungan Wisata
Berdasarkan persamaan regresi linier sederhana diatas
dapat disimpulkan bahwa:
a) Konstanta sebesar 493361 yang menyatakan bahwa
jika variabel independen dianggap konstan, maka
rata-rata pendapatan masyarakat sebesar 3.072.500.
yang memiliki arti bahwa ketika pengunjung
melakukan kunjungan wisata maka dapat
mempengaruhi pendapatan masyarakat lokal sekitar
Obyek Wisata Hutan Mangrove.
b) Koefisien regresi kunjungan wisata sebesar 0.865
menyatakan bahwa setiap terjadi kenaikan jumlah
kunjungan wisata setiap bulannya. Maka akan diikuti
dengan peningkatan pendapatan masyarakat sebesar
0.865 memiliki arti bahwa ketika ada 1 orang
pengunjung melakukan kunjungan wisata dan akan
58
mempengaruhi pertambahan pendapatan masyarakat
lokal sekitar obyek wisata sebanyak 0.865.
Dari model persamaaan regresi sederhana diperoleh
bahwa variabel independent (X) / jumlah kunjungan wisata
berhubungan positif terhadap variabel dependent (Y)
Pendapatan Masyarakat Lokal.
Berdasarkan tabel 4.2, menunjukan adanya penurunan
pengunjung yang datang di obyek wsiata tongke-tongke
yang berkunjung setiap bulan sebagaimana di bulan Januari
terdapat 5114 pengunjung, sedangkan di bulan Februari
terdapat 2420 pengunjung, kemudian pada bulan Maret
terdapat 2934 pengunjung, dan pada bulan April terdapat
2921 pengunjung, sampai pada bulan Mei pengunjung yang
datang di obyek wisata Hutan Mangrove hanya sebesar
1824 pengungjung.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
berkurangnya pengunjung disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu adanya sistem pembayaran karcis dan sewa parkir
yang dikenakan untuk perindividul yang tarifnya terlalu
mahal, kemudian fasilitas yang tersdeia di obyek Wsiata
Hutan Mangrove Tongke-Tongke juga belum maksimal dan
cukup memadai bagi pengunjung yang masuk di area
kawasa Hutan Mangrove Tongke-Tongke yang
59
mampengaruhi berkurangnya peminal yang datang
berkunjung di obyek wisata tersebut.
Adapun hubungan antara Perkembangan Obyek Wisata
Hutan Mangrove dengan Pendapatan Masyarakat Lokal di
Desa Tongke-Tongke ialah memberikan pengaruh yang
cukup sifgnifikan yakni ketika minat wisatawan yang
datang berkunjung di tempat tersebut berkurang maka dapat
mempengaruhi pendapatan masyakat, begitupun sebaliknya
apabila wisatawan yang datang berkujung di Obyek Wsiata
Hutan Mangrove Tongke-tongke meningkat maka akan
mempengaruhi Pendapatan Masyarakat juga yang akan
meningkat. Hal ini dikemukakan oleh salah satu respondent
bahwa “kami sebagai pelaku usaha yang menyediakn segala
kebutuhan wisatawan yang datang berkunjung di tempat ini
tentulah sangat berpengaruh terhadap pendapatan dari usaha
yang kami kelolah, karena apabila pengunjung setiap hari
ramai berdatangan maka usaha kamipun laris terjual dan
secara tidak langsung wisatawan telah membantu kami para
pedagang memajukan usaha serta kebutuhan keluarga kami
mampu terpenuhi”.30
30
Irmawati, dkk, Pemilik usaha di Desa Tongke-tongke Kec. Sinjai
Timur, “Wawancara Terstruktur” pada tanggal 12 juli 2019.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obyek Wisata Hutan Mangrove Tongke-Tongke
merupakan salah satu potensi sumber daya alam yang
dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mencari
sumber pendapatan bagi sebagian penduduknya, salah satu
peluang bagi masyrakat setempat ialah mendirikan
beberapa usaha, diantaranya usaha kecil, menegah,
maupun usaha besar dan usaha-usaha yang lainnya.
Adapun hubungan antara Perkembangan Obyek
Wisata Hutan Mangrove dengan Pendapatan Masyarakat
Lokal di Desa Tongke-Tongke ialah memberikan pengaruh
yang cukup sifgnifikan yakni ketika minat wisatawan yang
datang berkunjung di tempat tersebut berkurang maka
dapat mempengaruhi pendapatan masyakat, begitupun
sebaliknya apabila wisatawan yang datang berkujung di
Obyek Wsiata Hutan Mangrove Tongke-tongke
meningkat maka akan mempengaruhi Pendapatan
Masyarakat juga yang akan meningkat.
Adapun hubungan Perkembangan Obyek Wisata
Hutan Mangrove menunjukan adanya penurunan
61
pengunjung yang datang di obyek wsiata tongke-tongke
yang berkunjung setiap bulan sebagaimana di bulan
Januari terdapat 5114 pengunjung, sedangkan di bulan
Februari terdapat 2420 pengunjung, kemudian pada bulan
Maret terdapat 2934 pengunjung, dan pada bulan April
terdapat 2921 pengunjung, sampai pada bulan Mei
pengunjung yang datang di obyek wisata Hutan Mangrove
hanya sebesar 1824 pengungjung.
B. Saran
1. Bagi masyarakat seharusnya dapat memperluas
kesempatan berusaha ketika obyek wisata dikunjungi
wisatawan agar dapat memperluas kesempatan berusaha
bagi obyek wisata dikunjungi wisatawan agar dapat
memperluas kesempatan bekerja dan menghasilkan
pendapatan yang lebih untuk meningkatkan pendapatan.
2. Bagi obyek wisata sebaiknya menambah sarana dan
prasarana bagi masyarakat untuk bisa membuka
kegiatan usaha di obyek wisata dan memberikan
kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan agar dapat
menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
3. Bagi pengelola obyek wisata supaya dapat menjaga
nilai-nilai syariat Islam, budaya, supa tidak
62
terkontaminasi dengan kebudayaan dan kebiasaan yang
dibawa oleh pengunjung yang melanggar syariat Islam.
63
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Zaenal Mohammad dan Prasetyo Andjar, Pengelolahan
Destinasi Wisata Yang Berkelanjutan Dengan Sistem
Indikator Pariwisata, Jakarta: Indocamp, 2018
Arief Arifin, Hutan Mangrove Fungsi dan Manfaatnya, Cet. V;
Yogyakarta: Kanisius,2003
Arifin Saeful, Eksperime, Expost facto, Korelasional,
komparatif, 31 Desember 2018, dari
https://www.kompasiana.com
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data, Cet III,
Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012
Hikmawati Fenti, Metodologi Penelitian, (Cet. I; Depok: PT
Rajagrafindo Persada. 2017).
Hestanto,Teori Pendapatan Ekonomi, 07 Desember 2018, dari
https://www.google.co.id
Hasan Iqbal, Analisis Data Penelitian Dengan Statisti, (Cet. I;
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004.
Mardalis, Metode Penelitian, (Cet. 13; Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2014).
Narbuko Cholid, Metodologi penelitian (Jakarta: Bumi Aksara,
2015).
64
Utama Rai Bagus Gusti, Pengantar Industri Pariwisata, Cet, II;
Yogyakarta: Deepublish, 2016
Umar Sunandar, Pembangunan Pariwisata dan Pengentasan
Kemiskinan, 19 Juni 2019, https://www.kompasiana.com
Partosuwiryo Suarman, Pelestarian Hutan Mangrove, (Cet, I;
Yogyakarta: PT Intan Sejati, 2008).
Ruslan Rosady, Metode Penelitian Publik Relastions Dan
Komunikasi, (Cet, V; Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2010).
Siregar Syofian, statistika terapan untuk perguruan tinggi, (cet.
II. Jakarta: prenadamedia group, Januari 2017).
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Cet. XXVI; Bandung:
Alfabeta, 2017.
Sutanto Raymond, Pengertian Obyek Wisata, 09 Desember 2018,
dari http://id.m.wikipedia.org
Syah Firman, Pengembangan Obyek Wisata Mangrove
Tongke-Tongke, dari capunkgeo07.blogspot.com, 24
Desember 2018.
Sari Novita Danar Rizky, Pengaruh Obyek Wisata Air
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pelaku Usaha
Studi Kasus Obyek Mata Air Cokro Dan Umbul
65
Ponggok Kabupaten Klaten, Skripsi, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Wijaya Mustika Putu Dewa, Analisis Dampak Perkembangan
Pariwisata Terhadap Kondisi Sosial ekonomi Dan
Budaya Masyarakat Studi Kasus Pesisir Desa Gili
Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok
Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat , Skripsi, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Wahyudi Isa, Konsep Pengembangan Pariwisata, 19 Juni 2019,
dari http://id.m.spireconsulting.com
.
DOKUMENTASI HASIL WAWANCARA
1. Oyek wisata hutan mangrove
2. Wawancara masyarakat pedagang lokal sekitar kawasan
destinasi wisata hutan mangrove
3. Wawancara masyarakat pedagang lokal sekitar kawasan
destinasi wisata hutan mangrove
4. Barang dagangang
5. Wawancara masyarakat pedagang lokal sekitar kawasan
destinasi wisata hutan mangrove
6.
MASNIATI, lahir pada tanggal 11
Oktober 1996, anak Pertama dari
Empat bersaudara. Yang merupakan
anak dari pasangan Bapak Jiddin dan
ibu Nadra Penulis menempuh jenjang
pendidikan SD Negeri No. 229
Uranga. Selanjutnya penulis
melanjutkan pendidikan di Mts Darul
Hikmah Lenggo-Lenggo. Kemudian penulis menempuh
pendidikan Sekolah Menegah di MA Darul Hikmah Lengo-
Lenggo. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah
Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Sinjai yang sekarang
beralih menjadi Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM)
Sinjai, dan tercatat sebagai mahasiswa Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Hukum Islam.
Penulis juga aktif disalah satu UKM di IAIM Sinjai
dengan mengambil organisasi Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan IAI Muhammadiyah Sinjai pada tahun 2015 sampai
sekarang dan pernah menjabat sebagai Anggota Bidang
Pengembangan dan Penelitian periode 2015/2016 dan juga
pernah menjabat sebagai Bendaharah Qabilah Periode
2016/2017. Penulis juga pernah menjabat sebagai sekretaris
Umum di Ikatan Mahasiswa Muhammadiah Fakultas Ekonomi
dan Hukum Islam Institut Agama Islam Muhammadiah Sinjai.
Dengan ketentuan motivasi yang tinggi untuk terus
belajar, penulis telah berhasil mencapai semester akhir, dan
penulis telah berhasil menyusun tugas akhir skripsi ini, Semoga
mampu memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan.
Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-
besarnya atas terselesainya skripsi ini yang berjudul
“ANALISIS PERKEMBANGAN OBYEKWISATA
HUTAN MANGROVE TONGKE-TONGKE TERHADAP
PENDAPATAN MASYARAKAT LOKAL DI DESA
TONGKE-TONGKE KE. SINJAI TIMUR”.
Top Related