Download - Perkembangan Kerajaan Islam

Transcript
Page 1: Perkembangan Kerajaan Islam

PERKEMBANGAN KERAJAAN ISLAM

DI INDONESIASMA N 2 REMBANG

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Page 2: Perkembangan Kerajaan Islam

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASARMenganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari Negara tradisional,

koloial, pergerakan kebangsaan, hingga terbentuknya Negara kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia. 1.1 Menganalisis perkembangan

Negara trdisional (Hindu-Budha-Islam)

di Indonesia

Page 3: Perkembangan Kerajaan Islam

TUJUAN PEMBELAJARAN

1.Menganalisis perkembangan kehidupan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

2.Mengidentifikasi peninggalan sejarah bercorak Islam di Indonesia

Page 4: Perkembangan Kerajaan Islam

PETA KONSEP

Perkembangan Kerajaan Islam

di Indonesia

Kerajaan PerlakKerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Aceh DarussalamKerajaan DemakKerajaan DemakKerajaan Pajang

Kerjaan Mataram IslamKerajaan CirebonKerajaan Banten

Kerajaan MakassarKerajaan TernateKerajaan Tidore

Kerajaan PalembangKerajaan Banjar

Keraton (Istana)Masjid

Makam dan Batu NisanSeni Sastra

Perayaan Keagamaan

Kerajaan Islam di

Indonesia

Peninggalan sejarah Islam di

Indonesia

Page 5: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN PERLAK

• Kerajaan Islam yang pertama di

Indonesia, lokasi - di Aceh Timur,

daerah Perlak di Acehsekarang.• Di beberapa sumber disebutkan

kerajaan Islam pertama di Indonesia

adalah Kerajaan Samudera Pasai.

Namun, fakta menyebutkan Perlak

lebih dulu ada daripada Samudera

Pasai.• Kerajaan Perlak muncul => 840 M

sampai tahun1292 M.• Kerajaan Samudera Pasai => lokasi di

Aceh. Berdiri tahun1267, Kerajaan ini

akhirnya lenyap tahun 1521.

• Raja-raja kerajaan Perlak :1) Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Azis Shah (840 – 864)2) Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim Shah (864 – 888)3) Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah (888 – 913)4) Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah (915 – 918)5) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Shah Johan Berdaulat (928 –

932)6) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah Johan Berdaulat

(932 – 956) 7) Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat (956 – 983)8) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat (986 – 1023)9) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat (1023 –

1059)10) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mansur Shah Johan Berdaulat (1059 – 1078)11) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdullah Shah Johan Berdaulat (1078 –

1109)12) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ahmad Shah Johan Berdaulat (1109 – 1135) 13) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat (1135 –

1160)14) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Usman Shah Johan Berdaulat (1160 – 1173)15) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Shah Johan Berdaulat (1173 –

1200)16) Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Shah Johan Berdaulat (1200 – 1230)17) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat

(1230 – 1267)18) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat (1267 – 1292)

Page 6: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN PERLAK• Masa jaya - Sultan Makhdum Alaidin Malik

Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat (622-662

H/1225-1263 M), terutama dalam bidang pendidikan

Islam dan perluasan dakwah Islamiah.• Sultan mengawinkan dua putrinya :

Putri Ganggang Sari (Putri Raihani)-Sultan

Malikul Saleh dari Samudra Pasai Putri Ratna Kumala - Raja Tumasik (Singapura

sekarang). • Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin

Syah II Johan berdaulat, digantikan oleh Sultan

Makhdum Alaidin Malik Abdul Aziz Syah Johan,

berdaulat (662-692 H/1263-1292 M) - sultan terakhir

Perlak.

• Perlak + Kerajaan Samudra Pasai - raja Muhammad Malikul

Dhahir yang => Putra Sultan Malikul Saleh dengan Putri

Ganggang Sari. • Perlak sangat dikenal sebagai penghasil kayu perlak =>

sangat bagus untuk membuat kapal. Kondisi semacam inilah

membuat para pedagang (Gujarat, Arab, dan Persia) datang.• Mata uang - terbuat dari emas (dirham), dari perak (kupang),

dan dari tembaga atau kuningan. • Naskah-naskah tua yang dijadikan sebagai rujukan mengenai

keberadaan Kerajaan Perlak :

1) Idharatul Haq fi Mamlakatil Ferlah wal Fasi

(karangan buku Abu Ishak Makarani Al Fasy)

2) Kitab Tazkirah Thabakat Jumu Sultan As Salathin

(karangan Syekh Syamsul Bahri Abdullah As Asyi)

3) Silsilah Raja-raja perlak dan Pasai

(catatan Saiyid Abdullah Ibn Saiyid Habib Saifuddin)

Page 7: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN SAMUDRA PASAI Pendiri > Sultan Malik Al-saleh dan sekaligus sebagai raja pertama

pada abad ke-13. Lokasi > di sebelah utara Perlak di daerah Lhok Semawe sekarang

(pantai timur Aceh). Menurut J.L. Moens, kata Pasai berasal dari istilah Parsi yang

diucapkan menurut logat setempat sebagai Pa’Se. Dengan catatan bahwa sudah semenjak abad ke VII M, saudagar-saudagar bangsa Arab dan Parsi sudah datang berdagang dan berkediaman di daerah yang kemudian terkenal sebagai Kerajaan Islam Samudera Pasai.

Pendapat ini adalah sesuai dengan apa yang telah dikemukakan oleh Prof. Gabriel Ferrand dalam karyanya (L’Empire, 1922, hal.52-162), dan pendapat Prof. Paul Wheatley dalam (The Golden Khersonese, 1961, hal.216), didasarkan : keterangan para musafir Arab tentang Asia Tenggara. Kedua sarjana ini menyebutkan bahwa sudah sejak abad ke VII M.

Mohammad Said dalam prasarannya yang berjudul “Mentjari Kepastian Tentang Daerah Mula dan Cara Masuknya Agama Islam ke Indonesia”, berkesimpulan : istilah PO SE yang populer digunakan pada pertengahan abad ke VIII M seperti terdapat dalam laporan-laporan Cina, adalah identik atau mirip sekali dengan Pase atau Pasai.

Page 8: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN SAMUDRA PASAI Raja-raja yang pernah memerintah Samudra Pasai adalah seperti berikut :

1) Sultan Malik Al-saleh berusaha meletakkan dasar-dasar kekuasaan Islam dan berusaha mengembangkan kerajaannya antara lain melalui perdagangan dan memperkuat angkatan perang. Samudra Pasai berkembang menjadi negara maritim yang kuat di Selat Malaka.

2) Sultan Muhammad (Sultan Malik al Tahir I) yang memerintah sejak 1297-1326. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Perlak kemudian disatukan dengan Kerajaan Samudra Pasai.

3) Sultan Malik al Tahir II (1326 – 1348 M) pada masa pemerintahannya, Samudra Pasai memiliki armada laut yang kuat sehingga para pedagang merasa aman singgah dan berdagang di sekitar Samudra Pasai. Namun, setelah muncul Kerajaan Malaka, Samudra Pasai mulai memudar. Pada tahun 1522 Samudra Pasai diduduki oleh Portugis. Keberadaan Samudra Pasai sebagai kerajaan maritim digantikan oleh Kerajaan Aceh yang muncul kemudian.

Page 9: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN SAMUDRA PASAI Ibnu Battuta, seorang pengelana dari Maroko. Menurut Battuta, pada tahun 1345, Samudera Pasai > kerajaan

dagang yang makmur. Banyak pedagang dari Jawa, Cina, dan India yang datang ke sana. Hal ini mengingat

letak Samudera Pasai yang strategis di Selat Malaka.

Mata uangnya uang emas yang disebur deureuham (dirham).

Bidang agama, Samudera Pasai menjadi pusat studi Islam. Kerajaan ini menyiarkan Islam sampai ke

Minangkabau, Jambi, Malaka, Jawa, bahkan ke Thailand. Dari Kerajaan Samudra Pasai inilah kader-kader

Islam dipersiapkan untuk mengembangkan Islam ke berbagai daerah.

Salah satunya ialah Fatahillah. Ia adalah putra Pasai yang kemudian menjadi panglima di Demak kemudian

menjadi penguasa di Banten.

Page 10: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN ACEH DARUSSALAM• Kerajaan Aceh - di Kabupaten Aceh Besar. • Anas Machmud berpendapat, kerajaan Aceh berdiri pada abad ke-15 M, di tas puing-puing kerajaan

Lamuri, oleh Muzaffar Syah (1465-1697 M). dialah yang membangun kota Aceh Darussalam.• Menurutnya, pada masa pemerintahannya Aceh Darussalam mulai mengalami kemajuan dalam

bidang perdagangan, karena saudagar-saudagar Muslim yang sebelumnya berdagang dengan Malaka memindahkan kegiatan mereka ke Aceh, setelah Malaka dikuasai Portugis (1511 M).

• Sebagai akibat penaklukkan Malaka oleh Portugis itu, jalan dagang yang sebelumnya dari laut Jawa ke utara melalui Selat Karimata terus ke Malaka, pindah melalui Selat Sunda dan menyusur pantai Barat Sumatera, terus ke Aceh. Dengan demikian, Aceh menjadi ramai dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri.

• Menurut H.J De Graaf, Aceh menerima Islam dari Pasai yang kini menjadi bagian wilayah Aceh dan pergantian agama diperkirakan terjadi mendekati pertengahan abad ke-14 M.

• Menurutnya, kerajaan Aceh merupakan penyatuan dari dua kerajaan kecil, yaitu Lamuri dan Aceh Dar Al-Kamal. Ia juga berpendapat bahwa rajanya yang pertama adalah Ali Mughayat Syah.

• Ali Mughayat Syah meluaskan wilayah kekuasaannya ke daerah Pidie, kemudian ke Pasai pada tahun 1524 M. Dengan kemenangannya terhadap dua kerajaan tersebut, Aceh dengan mudah melebarkan sayap kekuasaannya ke Sumatera Timur. Untuk mengatur daerah Sumatera Timur, raja Aceh mengirim panglima-panglimanya, salah seorang diantaranya adalah Gocah, pahlawan yang menurunkan sultan Deli dan Serdang.

Page 11: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN ACEH DARUSSALAM• Peletak dasar kebesaran kerajaan Aceh adalah Sultan Alauddin Riayat Syah yang bergelar Al-Qahar.• Dalam menghadapi bala tentara Portugis, ia menjalin hubungan persahabatan dengan kerajaan

Usmani di Turki dan Negara-negara Islam yang lain di Indonesia. Dengan bantuan Turki Usmani tersebut, Aceh dapat membangun angkatan perangnnya dengan baik. Aceh ketika itu tampaknya mengakui kerajaan Turki Usmani sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dan kekhalifahan dalam Islam.

• Puncak kekuasaan > masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1608-1637).• Pada masanya Aceh menguasai pelabuhan di pesisir Timur dan Barat Sumatera. Dari Aceh, Tanah Gayo

yang perbatasan diislamkan, juga Minangkabau. Hanya orang-orang kafir Batak yang berusaha menangkis kekuatan-kekuatan Islam yang datang. Bahkan mereka melangkah begitu jauh sampai minta bantuan Portugis.

• Sultan Iskandar Muda tidak terlalu bergantung kepada bantuan Turki Usmani. Untuk mengalahkan Portugis, sultan kemudian bekerja sama dengan musuh Portugis, yaitu Belanda dan Inggris.

• Tidak seperti Iskandar Muda yang memerintah dengan tangan besinya, penggantinya, Iskandar Tsani, bersikap lebih liberal, lembut dan adil. Pada masanya, Aceh terus berkembang untuk masa beberapa tahun.

• Tatkala beberapa sultan perempuan menduduki singgasana pada tahun 1641-1699, beberapa wilayah taklukannya lepas dan kesultanan menjadi terpecah belah. Setelah itu, menjelang abad ke-18 M kesultanan Aceh merupakan bayangan belaka dari masa silam dirinya, tanpa kepemimpinan dan kacau balau.

Page 12: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN ACEH DARUSSALAM1. Sultan Ali Mughayat Syah (1514 – 1530)2. Sultan Salahuddin (1530 – 1538)3. Sultan Alauddin Ri’ayat syah Al-Qahhar (1538 –

1571)4. Sultan Husain (1571 – 1579)5. Sultan Muda (masih kecil) (1579, hanya

beberapa bulan)6. Sultan Sri Alam (1579)7. Sultan Zainul Abidin (1579)8. Sultan Ali R’ayat Syah (1604 – 1607)9. Sultan Iskandar Muda (1607 – 1636)10. Sultan Iskandar Tsani (1636 – 1641)11. Sultanat Safiatuddin Tajul Alam (1641 – 1675)12. Sultanat Naqiyatuddin Nurul Alam (1675 – 1678)13. Sultanat Inayat Syah (1678 – 1688)

16. Sultanat Kamalat Syah (1688 – 1699)17. Sultan Badrul Alam Syarif hasyim jamaluddin

(1699 – 1702)18. Sultan Jauharul Alam badrul Munir (1703 – 1726)19. Sultan Jauharul Alam Aminuddin (hanya beberapa

hari)20. Sultan Syamsul Alam (hanya beberapa hari)21. Sultan Johan (1735 – 1760)22. Sultan Mahmud Syah (1760 – 1781)23. Sultan Alauddin Jauharul Alam (1795 – 1815)24. Sultan Saiful Alam (1815 – 1818)25. Sultan Jauharul Alam (1818 – 1824)Sultan

Muhammad Syah (1838 – 1870)26. Sultan Mansyur Syah (1838 – 1870)27. Sultan Mahmud Syah (1870 – 1874)28. Sultan Muhammad Daud Syah (1878 – 1903)

Page 13: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN DEMAK

Page 14: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN PAJANG

Page 15: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN MATARAM ISLAM Kerajaan Mataram - mulai berdiri tahun 1582, terletak di daerah Kota Gede sebelah tenggara kota Yogyakarta.

Kerajaan ini dipimpin suatu dinasti keturunan Ki ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan yang mengklaim masih keturunan penguasa Majapahit

Asal usul kerajaan ini > berasal dari sebuah kadipaten dibawah Kesultanan Pajang (Sultan hadiwijaya), berpusat di Bumi Mentaok yang diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai hadiah atas jasanya mengalahkah Arya Penangsang, selanjutnya Ki Ageng Pemanahan mulai membangun Mataram sebagai empat pemukiman baru dan persawahan, akan tetapi kehadiranya didaerah ini dan usaha pembangunanya mendapatkan tanggapan penguasa setempat, misalnya Ki Ageng Giring, Ki Ageng Tembayat dan Ki Ageng Mangir.

Akan tetapi ada sebagian pejabat yang memberi sambutan baik akan hal itu seperti Ki Ageng Karanglo, walaupun demikian Ki Ageng Pemanahan tetap melakukan pembangunan didaerah tersebut yang berpusat di Plered dan juga mempersiapkan strategi untuk menundukkan siapa saja yang mementang kehadiranya.

Tahun 1575 Ki Ageng Pemanahan meninggal dunia dan digantikan oleh putranya bernama Sutawijaya atau Pangerang Ngabehi Loring Pasar, selain beliau bertekad melanjutkan mimpi ayahandanya, dia pun bercita-cita untuk membebaskan diri dari kekuasaan Pajang, sehingga hubungan antara Mataram dan Pajang pun mulai memburuk hingga berujung peperangan.

Dalam peperangan ini Kerajaan Pajang mengalami kekalahan dan Sultan Hadiwijaya meninggal. Kemudian Sutawijaya mengangkat dirinya menjadi raja Mataram dengan gelar panembahan senopati.

Page 16: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN MATARAM ISLAM Ia mulai membangun kerajaanya dan memindahkan pusat pemerintahan di Kotagede. Pada tahun 1590

kerajaan Mataram menaklukan Madiun, Jipang, Kediri  kemudian melanjutkan dengan menaklukan Pasuruan dan Tuban. Sebagai raja islam yang baru beliau mempunyai tekad untuk menjadikan Mataram menjadi pusat budaya dan agam Islam, sebagai penerus kesultanan Demak.

Kerajaan Mataram Islam saat itu menganut system  Dewa – Raja. Yang berarti kekuasaan tertinggi mutlak berada pada Sultan. Sultan Wijaya meninggal  dan dimakamkan di Kotagede dan digantikan putranya bernama Mas jolang yang bergelar Prabu Hanyokrowati, pada masa ini tidak banyak mengalami kemajuan dikarenakan beliau meninggal karena kecelakaan saat berburu dihutan krapyak yang kemudian digantikan putra keempatnya yang bergelar Adipati Martoputro, akan tetapi karena Adipati Martoputro menderita penyakit syaraf  maka tahta beralih ke putra sulung Mas jolang yang bernama  Raden Mas Rangsang, pada masa ini kerajaan mataram mengalami kemajuan dan mengalami masa keemasan.

Setelah menaklukan Madura beliau mengganti “panembahan” dengan “Sesuhunan (sunan) kemudian  menggunakan gelar “Susuhunan Hanyakrakusuma” terakhir tahun 1640 sehabis dari Makkah beliau menyandang gelar “Sultan Agung Senopati Ing Alaga Abdurrahman“ dan beliau memindahkan lokasi kraton ke “Karta “akibat terjadi gesekan penguasaan perdagangan antara Mataram dan VOC yang berpusat di Batavia. Setelah Sultan Agung meninggal, digantikan putra beliau “Sesuhunan Amangkurat 1, beliau memindahkan lokasi kraton ke Pleret pada tahun 1647 tidak jauh dari “Karta”selain itu beliau juga tidak lagi menggunakan gelar sultan melainkan Sunan (Sesuhunan atau yang pertuan)   pada masa ini kerajaan Mataram kurang stabil karena banyak ketidak puasan dan pemberontakan, pada masanya terjadi pemberontakan besar yang dipimpin oleh seorang bangsawan dari Madura bernama Trunajaya yang  akhirnya berhasil mengalahkan Mataram, Amangkurat 1 melarikan diri dan meningga dalam pelarianya yaitu di Tegalarum (1677) sehingga mendapat julukan Sunan Tegalarum, kemudian diganti oleh putranya Amangkurat II, beliau bergabung dengan VOC untuk mengalahkan  pasukan Trunajaya dan akhirnya berhasil.

Page 17: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN MATARAM ISLAM Dalam masa ini Amangkurat II sangat patuh kepada VOC sehingga menimbulkan ketidak puasan

dikalangan istana dan akhirnya banyak pemberontakan terjadi lagi. Pada masa ini keraton Mataram dipindahkan ke Kartasura ( 1680 ). Setelah Amangkurat II meninggal diganti Amangkurat III, tetapi VOC tidak senang dengan Amangkurat III karena dia menentang VOC sehingga VOC mengangkat Pakubuwana I sebagai raja, akibatnya Mataram memiliki dua raja dan inilah yang menjadikan perpecahan Internal, Amangkurat III akhirnya memberontak tapi akhirnya kalah dan ditangkap di Batavia lalu diasingkan di Ceylon, Srilanka.dan meninggal tahun 1734.

Kekacauan politik dari masa kemasa akhirnya dapat terselesaikan pada masa Pakubuana III  setelah wilayah Mataram dibagi menjadi dua yaitu Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Suarakarta  tanggal 13 Februari 1755, pembagian wilayah ini tertuang dalam Perjanjian Gayanti, perjanjian Giyanti adalah kesepakatan yang dibuat oleh pihak VOC,  pihak Mataram (diwakili oleh Pakubuwana III) dan kelompok pangeran Mangkubumi.

Nama Giyanti diambil dari lokasi penjanjian tersebut (ejaan Belanda, sekarang tempat itu berlokasi didukuh Kerten, Desa Jantiharjo) ditenggara kota Karanganyar, Jawa Tengah, perjanjian ini menandai berakhirnya kerajaan Mataram yang sepenuhnya independen. Berdasarkan perrjanjian ini wilayah Mataram terbagi menjadi dua, wilayah disebelah timur kali Opak dikuasai oleh pewaris tahta Mataram yaitu Sunan Pakubuwana III dan tetap berkedudukan di Surakarta, sementara wilayah disebelah barat diserahkan kepada  Pangeran Mangkubumi sekaligus ia diangkat menjadi Sultan Hamengkubuwono I yang berkedudukan di Yogyakarta. Perpecahan terjadi lagi dengan munculnya Mangkunegara (R.M Said) yang terlepas dari kesunanan Surakarta dan Pakualaman (P. Nata Kusuma), dan keempat pecahan Mataram Kesultanan Mataram tersebut masih melanjutkan dinasti masing–masing, bahkan pecahan Mataram tersebut terutama kesultanan Yogyakarta masih cukup besar dan diakui masyarakat.

Page 18: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN CIREBON Kesultanan Cirebon > sebuah kesultanan Islam ternama di Jawa Barat

pada abad ke-15 dan 16 Masehi, dan merupakan pangkalan penting dalam jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau.

Lokasinya - di pantai utara pulau Jawa yang merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat, membuatnya menjadi pelabuhan dan "jembatan" antara kebudayaan Jawa dan Sunda sehingga tercipta suatu kebudayaan yang khas, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi kebudayaan Jawa maupun kebudayaan Sunda.

Pendirian => sangat berkaitan erat dengan keberadaan Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon didirikan pada tahun 1552 oleh panglima kesultanan Demak, kemudian yang menjadi Sultan Cirebon ini wafat pada tahun 1570 dan digantikan oleh putranya yang masih sangat muda waktu itu.

Tokoh utama pendiri Kesultanan Cirebon ini dianggap identik dengan tokoh pendiri Kesultanan Banten yaitu Sunan Gunung Jati.

Page 19: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN CIREBONRaja-raja kerajaan Cirebon :

Sunan Gunung Jati (1479), gelar Tumenggung Syarif Hidayatullah bin Maulana Sultan Muhammad Syarif Abdullah dan bergelar pula sebagai Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Jati Purba Panetep Panatagama Awlya Allah Kutubid Jaman Khalifatur Rasulullah.

Fatahillah (1568-1570)Kekosongan pemegang kekuasaan itu kemudian diisi dengan mengukuhkan pejabat keraton yang selama Sunan Gunung Jati melaksanakan tugas dakwah, pemerintahan dijabat oleh Fatahillah atau Fadillah Khan. Fatahillah kemudian naik takhta, dan memerintah Cirebon secara resmi menjadi raja sejak tahun 1568m tapi hanya berlangsung 2 tahun karena ia meninggal dunia pada tahun 1570.

Panembahan Ratu I (1570-1649)Takhta kerajaan jatuh kepada cucu Sunan Gunung Jati yaitu Pangeran Mas, putra tertua Pangeran Dipati Carbon atau cicit Sunan Gunung Jati. Pangeran Emas kemudian bergelar Panembahan Ratu I dan memerintah Cirebon selama kurang lebih 79 tahun.

Panembahan Ratu II (1649-1677)Dilanjutkan oleh cucunya yang bernama Pangeran Rasmi atau Pangeran Karim, karena ayah Pangeran Rasmi yaitu Pangeran Seda ing Gayam atau Panembahan Adiningkusumah meninggal lebih dahulu. Pangeran Rasmi kemudian menggunakan nama gelar ayahnya almarhum yakni Panembahan Adiningkusuma yang kemudian dikenal pula dengan sebutan Panembahan Girilaya atau Panembahan Ratu II.

Page 20: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN CIREBON• Perpecahan I (1677)

Pembagian pertama terhadap Kesultanan Cirebon, dengan demikian terjadi pada masa penobatan tiga orang putra Panembahan Girilaya pada tahun 1677.

Ini merupakan babak baru bagi keraton Cirebon, dimana kesultanan terpecah menjadi tiga dan masing-masing berkuasa dan menurunkan para sultan berikutnya. Dengan demikian, para penguasa Kesultanan Cirebon berikutnya adalah:1)Sultan Keraton Kasepuhan, Pangeran

Martawijaya, dengan gelar Sultan Sepuh Abil Makarimi Muhammad Samsudin (1677-1703)

2)Sultan Kanoman, Pangeran Kartawijaya, dengan gelar Sultan Anom Abil Makarimi Muhammad Badrudin (1677-1723)

3)Pangeran Wangsakerta, sebagai Panembahan Cirebon dengan gelar Pangeran Abdul Kamil Muhammad Nasarudin atau Panembahan Tohpati (1677-1713).

• Perpecahan II (1807)

Sampai pada masa pemerintahan Sultan Anom IV (1798-1803), dimana terjadi perpecahan karena salah seorang putranya, yaitu Pangeran Raja Kanoman, ingin memisahkan diri membangun kesultanan sendiri dengan nama Kesultanan Kacirebonan.

Sejak itu di Kesultanan Cirebon bertambah satu penguasa lagi, yaitu Kesultanan Kacirebonan, pecahan dari Kesultanan Kanoman. Sementara tahta Sultan Kanoman V jatuh pada putra Sultan Anom IV yang lain bernama Sultan Anom Abusoleh Imamuddin (1803-1811).

Page 21: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN BANTEN Kerajaan Banten > sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di Provinsi Banten, Indonesia

. Berawal sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan

pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan.

Maulana Hasanuddin, putera Sunan Gunung Jati berperan dalam penaklukan tersebut. Setelah penaklukan tersebut, Maulana Hasanuddin mendirikan benteng pertahanan yang dinamakan Surosowan, yang kemudian hari menjadi pusat pemerintahan setelah Banten menjadi kesultanan yang berdiri sendiri.

Selama hampir 3 abad Kesultanan Banten mampu bertahan bahkan mencapai kejayaan yang luar biasa, yang diwaktu bersamaan penjajah dari Eropa telah berdatangan dan menanamkan pengaruhnya.

Perang saudara, dan persaingan dengan kekuatan global memperebutkan sumber daya maupun perdagangan, serta ketergantungan akan persenjataan telah melemahkan hegemoni Kesultanan Banten atas wilayahnya.

Kekuatan politik Kesultanan Banten akhir runtuh pada tahun 1813 setelah sebelumnya Istana Surosowan sebagai simbol kekuasaan di Kota Intan dihancurkan, dan pada masa-masa akhir pemerintanannya, para Sultan Banten tidak lebih dari raja bawahan dari pemerintahan kolonial di Hindia Belanda.

Page 22: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN BANTEN Kesultanan Banten >> kerajaan maritim dan mengandalkan perdagangan dalam menopang

perekonomiannya. Masa Sultan Ageng Tirtayasa (bertahta 1651-1682) dipandang sebagai masa kejayaan Banten. Sekitar tahun 1680 muncul perselisihan dalam Kesultanan Banten, akibat perebutan kekuasaan dan

pertentangan antara Sultan Ageng dengan putranya Sultan Haji. Perpecahan ini dimanfaatkan oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang memberikan

dukungan kepada Sultan Haji, sehingga perang saudara tidak dapat dielakkan. Sementara dalam memperkuat posisinya, Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul Qahar juga sempat mengirimkan 2 orang utusannya, menemui Raja Inggris di London tahun 1682 untuk mendapatkan dukungan serta bantuan persenjataan.

Dalam perang ini Sultan Ageng terpaksa mundur dari istananya dan pindah ke kawasan yang disebut dengan Tirtayasa, namun pada 28 Desember 1682 kawasan ini juga dikuasai oleh Sultan Haji bersama VOC. Sultan Ageng bersama putranya yang lain Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf dari Makasar mundur ke arah selatan pedalaman Sunda. Namun pada 14 Maret 1683 Sultan Ageng tertangkap kemudian ditahan di Batavia.

Pada 5 Mei 1683, VOC mengirim Untung Surapati yang berpangkat letnan beserta pasukan Balinya, bergabung dengan pasukan pimpinan Letnan Johannes Maurits van Happel menundukkan kawasan Pamotan dan Dayeuh Luhur, di mana pada 14 Desember 1683 mereka berhasil menawan Syekh Yusuf. Sementara setelah terdesak akhirnya Pangeran Purbaya menyatakan menyerahkan diri.

Page 23: Perkembangan Kerajaan Islam

Daftar penguasa Banten1. Maulana Hasanuddin atau Pangeran

Sabakingkin 1552 - 15702. Maulana Yusuf atau Pangeran Pasareyan

1570 - 15853. Maulana Muhammad atau Pangeran

Sedangrana 1585 - 15964. Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud

Abdulkadir atau Pangeran Ratu 1596 - 1647

5. Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad 1647 - 16516. Sultan Ageng Tirtayasa atau Sultan Abu

al-Fath Abdul Fattah 1651-16827. Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul

Qahar 1683 - 16878. Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya 1687

- 1690

9. Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin 1690 - 1733

10. Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin 1733 - 1747

11. Ratu Syarifah Fatimah 1747 - 175012. Sultan Arif Zainul Asyiqin al-Qadiri

1753 - 177313. Sultan Abul Mafakhir Muhammad

Aliuddin 1773 - 179914. Sultan Abul Fath Muhammad

Muhyiddin Zainussalihin 1799 - 180315. Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq

Zainulmutaqin 1803 - 180816. Sultan Muhammad bin Muhammad

Muhyiddin Zainussalihin 1809 - 1813

KERAJAAN BANTEN

Page 24: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN MAKASSAR

Page 25: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN TERNATETernate - kerajaan Islam di timur yang berdiri pada abad ke-13 > Raja Zainal Abidin (1486-1500).Zainal Abidin =>  murid dari Sunan Giri di Kerajaan Demak.  Kerajaan yang terletak di Indonesia Timur menjadi incaran para pedagang karena Maluku kaya akan rempah-rempah. Kerajaan Ternate cepat berkembang berkat hasil rempah-rempah terutama cengkih.

Ternate dan Tidore hidup berdampingan secara damai. Namun, kedamaian itu tidak berlangsung selamanya.Setelah Portugis dan Spanyol datang ke Maluku, kedua kerajaan berhasil diadu domba. Akibatnya, antara kedua kerajaan tersebut terjadi persaingan. Portugis yang masuk Maluku pada tahun 1512 menjadikan Ternate sebagai sekutunya dengan membangun benteng Sao Paulo. Spanyol yang masuk Maluku pada tahun 1521 menjadikan Tidore sebagai sekutunya.

Dengan berkuasanya kedua bangsa Eropa itu di Tidore dan Ternate, terjadi pertikaian terus-menerus. Hal itu terjadi karena kedua bangsa itu sama-sama ingin memonopoli hasil bumi dari kedua kerajaan tersebut. Di lain pihak, ternyata bangsa Eropa itu bukan hanya berdagang tetapi juga berusaha menyebarkan ajaran agama mereka. Penyebaran agama ini mendapat tantangan dari Raja Ternate, Sultan Khairun (1550-1570). Ketika diajak berunding oleh Belanda di benteng Sao Paulo, Sultan Khairun dibunuh oleh Portugis.

Page 26: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN TERNATESetelah sadar bahwa mereka diadu domba, hubungan kedua kerajaan membaik kembali.

Sultan Khairun kemudian digantikan oleh Sultan Baabullah (1570-1583).

Pada masa pemerintahannya, Portugis berhasil diusir dari Ternate. Keberhasilan itu tidak terlepas dari bantuan Sultan

Tidore. Sultan Khairun juga berhasil memperluas daerah kekuasaan Ternate sampai ke Filipina.

Sementara itu, Kerajaan Tidore mengalami kemajuan > masa pemerintahan Sultan Nuku.

Sultan Nuku berhasil memperluas pengaruh Tidore sampai ke Halmahera, Seram, bahkan Kai di selatan dan Misol di Irian.

Dengan masuknya Spanyol dan Portugis ke Maluku, kehidupan beragama dan bermasyarakat di Maluku jadi beragam: ada

Katolik, Protestan, dan Islam. Pengaruh Islam sangat terasa di Ternate dan Tidore. Pengaruh Protestan sangat terasa di

Maluku bagian tengah dan pengaruh Katolik sangat terasa di sekitar Maluku bagian selatan.

Maluku - daerah penghasil rempah-rempah yang sangat terkenal bahkan sampai ke Eropa. Itulah komoditi yang menarik

orang-orang Eropa dan Asia datang ke Nusantara.

Proses perdagangan ini pada awalnya menguntungkan masyarakat setempat. Namun, dengan berlakunya politik monopoli

perdagangan, terjadi kemunduran di berbagai bidang, termasuk kesejahteraan masyarakat .

Page 27: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN TIDOREMenurut catatan Kesultanan Tidore, kerajaan ini berdiri sejak Jou Kohlano Sahjati naik tahta pada 12 Rabiul awal 502H (1108M).

Namun, lokasi pusat kerajaan tersebut belum diketahui. Asal usul Sahjati bisa dirunut dari kisah kedatangan Djafar Noh dari negeri Maghribi di Tidore. Kemudian Noh menikahi gadis yang bernama Siti Nursafa dan dikaruniai 4 orang putra dan 4 orang putri. Dari ke 4 orang putra tersebut antaranya Sahjati pendiri kerajaan Tidore. 

Awal berdirinya hingga raja yang ke-4, pusat kerajaan Tidore belum bisa dipastikan. Barulah pada era Jou Kolano Balibunga, informasi mengenai pusat kerajaan Tidore sedikit terkuak, itupun masih dalam perdebatan.

Tempat tersebut adalah Balibunga, namun para pemerhati sejarah berbeda pendapat dalam menentukan di mana sebenarnya Balibunga ini. Ada yang mengatakannya di Utara Tidore, dan adapula yang mengatakannya di daerah pedalaman Tidore selatan.

Pada tahun 1495 M, Sultan Ciriliyati naik tahta dan menjadi penguasa Tidore pertama yang memakai gelar Sultan. Saat itu, pusat kerajaan berada di Gam Tina. Ketika Sultan Mansyur naik tahta tahun 1512 M, ia memindahkan pusat kerajaan dengan mendirikan perkampungan baru di Rum Tidore Utara.

Posisi ibukota baru ini berdekatan dengan Ternate, dan diapit oleh Tanjung Mafugogo dan pulau Maitara. Dengan keadaan laut yang indah dan tenang, lokasi ibukota baru ini cepat berkembang dan menjadi pelabuhan yang ramai.

Dalam sejarahnya, terjadi beberapa kali perpindahan ibukota karena sebab yang beraneka ragam. Pada tahun 1600 M, ibukota dipindahkan oleh Sultan Mole Majimo(Ala ud-din Syah) ke Toloa di selatan Tidore. Perpindahan ini disebabkan meruncingnya hubungan dengan Ternate, sementara posisi ibukota sangat dekat, sehingga sangat rawan mendapat serangan.

Pendapat lain menambahkan bahwa, perpindahan didorong oleh keinginan untuk berdakwah membina komunitas Kolano Toma Banga yang masih animis agar memeluk Islam. Perpindahan ibukota yang terakhir adalah ke Limau Timore di masa Sultan Saif ud-din (Jou Kota). Limau Timore ini kemudian berganti nama menjadi Soa-Sio hingga saat ini.

Page 28: Perkembangan Kerajaan Islam

KESULTANAN PALEMBANGo Palembang merupakan kota tertua di Indonesia, umurnya diperkirakan sejak 16 Juni 682 Masehi. Selain kerajaan

Sriwijaya, di Palembang juga berdiri Kesultanan Palembang Darussalam, yang mencapai masa puncaknya bersama penyebaran ajaran Islam, di nusantara.

o Sebelum berdiri Kesultanan Palembang Darussalam, telah berdiri kerajaan Palembang, dari Kiyai Gede Sedo Ing Lautan hingga Pangeran Sedo Ing Rejek. Saat itu, Palembang menjadi wilayah kekuasaan Demak, dan Mataram. Baru di masa Pangeran Ario Kesumo, Palembang memutuskan hubungan dengan Mataram.Pangeran Ario Kesumo mendirikan Kesultanan Palembang Darussalam. Sebagai sultan pertama, dia bergelar Sultan Abdurrahman Kholifatul Mukminin Sayyidul Iman, yang memerintah dari tahun 1659 - 1706.

o Dalam tahun 1703, beliau menobatkan seorang puteranya anak dari Ratu Agung sebagai Raja Palembang Darussalam yang kedua dengan gelar Sultan Muhammad Mansur Jayo Ing Lago (1706 - 1714).

o Dalam tahun 1709 Sultan Muhammad Mansur menobatkan puteranya yang sulung, Raden Abubakar, menjadi Pangeran Ratu Purboyo. Pewaris mahkota ini tidak sempat menjadi raja karena wafat teraniaya.

o Sultan Muhammad Mansur digantikan oleh adiknya (sesuai dengan wasiatnya) bernama Raden Uju yang kemudian dinobatkan menjadi Sultan Palembang Darussalam yang ketiga, bergelar Sultan Agung Komaruddin Sri Truno (1714 - 1724).Kemudian beliau digantikan oleh kemenakannya Jayo Wikramo dengan gelar Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wirokramo, yaitu Sultan Palembang Darussalam yang keempat memerintah dari tahun 1724 - 1758.

o Sultan Palembang Darussalam yang kelima adalah Pangeran Adikesumo, putera kedua dari Sultan Mahmud Badaruddin I, adik dari Raden Jailani Pangeran Ratu yang wafat kena amuk, dengan gelar Sultan Ahmad Najamuddin I, dan memerintah dari tahun 1758 - 1776.

o Sultan Ahmad Najamuddin I digantikan putera mahkota yang setelah dinobatkan menjadi Sultan Palembang Darussalam bergelar Sultan Muhammad Bahaudin. Raja ini memerintah dari tahun 1776 - 1803. Raja yang keenam ini wafat pada hari Isnen tanggal 21 Zulhijjah tahun 1218 H. Waktu Asyar (3 April 1803).

Page 29: Perkembangan Kerajaan Islam

KESULTANAN PALEMBANG• Kerajaan Banjar berdiri pada 24 september 1526 sampai berakhirnya perang Banjar yang merupakan keruntuhan

kerajaan

• Sultan Muhammad Bahauddin digantikan putera sulungnya, Raden Hasan Pangeran Ratu dengan gelar Sultan Mahmud Badaruddin II, sebagai Sultan Palembang Darussalam yang ke tujuh dan memerintah dari tahun 1803 - 1821.

• Baru sewindu memegang tampuk pemerintahan, datanglah Inggris menyerbu Palembang (1811). Sultan Mahmud Badaruddin II hijrah kepedalaman meneruskan perang gerilya, setelah mewakilkan pemerintahan Kesultanan kepada adiknya Pangeran Adipati dengan gelar Sultan Mudo. Inggris mengakui sebagai raja Palembang dengan gelar Sultan Ahmad Najamuddin II (Susuhunan Husin Dhiauddin), memerintah dari tahun 1812 - 1813.

• Pada tahun 1813, Sultan Mahmud Badaruddin II kembali ke Palembang, memegang tampuk pemerintahan Kesultanan (1813 - 1821). Saat itu, Sultan Mahmud Badaruddin II menobatkan putera sulungnya menjadi raja dengan gelar Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Ratu (1819 - 1821), kemudian Sultan Mahmud Badaruddin bergelar Susuhunan.

• Setelah Sultan Mahmud Badaruddin II diasingkan (1821) beliau digantikan putera sulung Sultan Ahmad Najamuddin II (Susuhunan Bahauddin) bernama Raden Ahmad dengan gelar Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom (1821 - 1823).

Page 30: Perkembangan Kerajaan Islam

KESULTANAN PALEMBANG• Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom juga melakukan perlawanan terhadap Belanda. Dia ditangkap kemudian

dibuang ke Banda, lalu ke Manado. Sampai saat ini makamnya belum ditemukan.• Lantaran seringnya para Sultan Palembang melakukan perlawanan, tahun 1825, Belanda akhirnya membubarkan

Kesultanan Palembang Darussalam.• Baru hampir dua abad kemudian, zuriat dari 10 sultan yang pernah berkuasa di Palembang melakukan musyawarah

adat, pada 18 November 2006. Keputusan dari musyawarah adat tersebut yakni menobatkan Ir. Raden Muhmud Badaruddin sebagai sultan Palembang dengan gelar Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin. Pada 19 November 2006, bertempat di halaman dalem Benteng Kuto Besak, Palembang, Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin dinobatkan.

• Jauh sebelumnya, pada September 2004, Raden Mahmud Badaruddin ditunjuk sebagai Ketua Umum Himpunan Zuriat Kesultanan Palembang Darussalam. Himpunan Zuriat Kesultanan Palembang Darussalam ini adalah sebuah organisasi yang menghimpun zuriat dari 10 sultan yang pernah berkuasa di Palembang, yang tersebar di Nusantara, dari Sabang sampai Marauke.

• Dalam perkembangan selanjutanya, mengingat telah banyaknnya agenda kerja yang sudah dilakukan Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin, Himpunan Zuriat Kesultanan Palembang Darussalam mengukuhkan Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin memimpin Keraton Kesultanan Palembang Darussalam.

Page 31: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN BANJAR• Kerajaan Banjar => kerajaan Islam di pulau kalimantan yang wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar daerah kalimantan pada

saat sekarang ini.

• Pusat Kerajaan Banjar yang pertama adalah daerah di sekitar Kuin Utara (sekarang di daerah Banjarmasin) , kemudian dipindah ke martapura setelah keraton di Kuin dihancurkan oleh Belanda.

• Kerajaan ini berdiri - september 1526 dengan Sultan Suriansyah (Raden Samudera) sebagai Sultan pertama Kerajaan Banjar. Kerajaan Banjar runtuh pada saat berakhirnya Perang Banjar pada tahun 1905.

• Perang Banjar merupakan peperangan yang diadakan kerajaan Banjar untuk melawan kolonialisasi Belanda. Raja terakhir adalah Sultan Mohammad Seman (1862 - 1905), yang meninggal pada saat melakukan pertempuran dengan belanda di puruk cahu.

• Kerajaan Banjar semakin berkembang dan lama kelamaan luas wilayahnya semakin bertambah. Kerajaan ini pada masa jayanya membentang dari banjarmasin sebagai ibukota pertama, dan martapura sebagai ibukota pengganti setelah banjarmasin direbut belanda, daerah tanah laut, margasari, amandit, alai, marabahan, banua lima yang terdiri dari Nagara, Alabio, Sungai Banar, Amuntai dan Kalua serta daerah hulu sungai barito.

• Kerajaan semakin diperluas ke tanah bumbu, Pulau Laut, Pasir, Berau dan kutai di panati timur. Kotawaringin, Landak, Sukadana dan sambas di sebelah barat. Semua wilayah tersebut adalah Wilayah Kerajaan Banjar (yang apabila dilihat dari peta zaman sekarang, Kerajaan Banjar menguasai hampir seluruh wilayah kalimantan di 4 provinsi yang ada). Semua wilayah tersebut membayar pajak dan upeti. Semua daerah tersebut tidak pernah tunduk karena ditaklukkan,tetapi karena mereka mengakui berada di bawah Kerajaan Banjar, kecuali daerah pasir yang ditaklukkan pada tahun 1663

Page 32: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN BANJAR• RAJA-RAJA KERAJAAN BANJAR

1. 1526 - 1545 : Pangeran Samudra yang kemudian bergelar Sultan Suriansyah, Raja pertama yang memeluk Islam.

2. 1545 - 1570 : Sultan Rahmatullah

3. 1570 - 1595 : Sultan Hidayatullah

4. 1595 - 1620 : Sultan Mustain Billah, Marhum Penambahan yang dikenal sebagai Pangeran Kecil. Sultan inilah yang memindahkan Keraton Ke Kayutangi, Martapura, karena keraton di Kuin yang hancur diserang Belanda pada Tahun 1612

5. 1620 - 1637 : Ratu Agung bin Marhum Penembahan yang bergelar Sultan Inayatullah

6. 1637 - 1642 : Ratu Anum bergelar Sultan Saidullah

7. 1642 - 1660 : Adipati Halid memegang jabatan sebagai Wali Sultan, karena anak Sultan Saidullah, Amirullah Bagus Kesuma belum dewasa

8. 1660 - 1663 : Amirullah Bagus Kesuma memegang kekuasaan hingga 1663, kemudian Pangeran Adipati Anum (Pangeran Suriansyah) merebut kekuasaan dan memindahkan kekuasaan ke Banjarmasin

Page 33: Perkembangan Kerajaan Islam

KERAJAAN BANJAR9. 1663 - 1679 : Pangeran Adipati Anum setelah merebut kekuasaan memindahkan pusat pemerintahan Ke

Banjarmasin bergelar Sultan Agung

10. 1679 - 1700 : Sultan Tahlilullah berkuasa

11. 1700 - 1734 : Sultan Tahmidullah bergelar Sultan Kuning

12. 1734 - 1759 : Pangeran Tamjid bin Sultan Agung, yang bergelar Sultan Tamjidillah

13. 1759 - 1761 : Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah

14. 1761 - 1801 : Pangeran Nata Dilaga sebagai wali putera Sultan Muhammad Aliuddin yang belum dewasa tetapi memegang pemerintahan dan bergelar Sultan Tahmidullah

15. 1801 - 1825 : Sultan Suleman Al Mutamidullah bin Sultan Tahmidullah

16. 1825 - 1857 : Sultan Adam Al Wasik Billah bin Sultan Suleman

17. 1857 - 1859 : Pangeran Tamjidillah

18. 1859 - 1862 : Pangeran Antasari yang bergelar Panembahan Amir Oeddin Khalifatul Mu'mina

19. 1862 - 1905 : Sultan Muhammad Seman yang merupakan Raja terakhir dari Kerajaan Banjar

Setelah dikalahkannya Sultan Muhammad Seman oleh Belanda pada tahun 1905, praktis seluruh wilayah Kerajaan banjar jatuh ke tangan Belanda dan Kerajaan Banjar runtuh.

Page 34: Perkembangan Kerajaan Islam

PENINGGALAN SEJARA ISLAM DI INDONESIA

Page 35: Perkembangan Kerajaan Islam

KERATON / ISTANA•Keraton Keraton adalah tempat menghadapnya pejabat-pejabat negara kepada raja, sekaligus sebagai tempat kediaman raja beserta keluarga.Peninggalan sejarah berupa keraton, misalnya:a.Keraton Kasepuhan di Cirebon b.Keraton Kanomanan di Cirebon c.Keraton Kasultanan Yogyakarta d.Keraton Kasunanan Surakarta e.Keraton Mangkunegara f.Keraton Kasultanan Aceh g.Keraton Sumenep Madura, dsb.

Page 36: Perkembangan Kerajaan Islam

MASJID•Masjid sebagai tempat ibadah umat Islam yang dibangun pada masa perkembangan agama Islam di Indonesia mempunyai ciri arsitektur yang khas yang tidak lazim kita jumpai negara-negara lain. Ciri-ciri itu diantaranya:

a. Denah masjid berbentuk persegi empat b. Disekitar masjid dibuat kolam air untuk berwudhu c. Mihrabnya melengkung meyerupai kalamkara d. Mimbarnya berbentuk bunga teratai e. Masjid-masjid tua di Indonesia umumnya beratap tupang/bertingkat-tingkat serupa meru (kayangan menurut

agama Hindu) dan beberapa diantaranya bentuk atapnya berbentuk seperti kubah. f. Umumnya masjid Agung di Indonesia menghadap alun-alun kota

Contoh masjid kuno di Indonesia:g. Masjid Agung Demak b. Masjid Agung Ampel di Ampeldhenta Surabaya c. Masjid Kudus d. Masjid Indrapura Aceh e. Masjid Kudus, keistimewaannya menaranya miring f. Masjid Raya Banda Aceh g. Masjid Raya Medan

Page 37: Perkembangan Kerajaan Islam

MAKAN DAN BATU NISAN

• Nisan > sebuah bentuk bangunan sebagai penanda dimakamkannya jenazah seseorang. Adapun beberapa batu nisan peninggalan sejarah Islam di Indonesia antara lain sebagai berikut:

• Batu Nisan Malik Al saleh (raja pertama dari Kerajaan Samudra Pasai) => terdapat di Lhokseumawe, Aceh Utara, dibuat pada tahun 635 H atau 1296 M.

• Batu Nisan Leran, dibuat pada tahun 1082 M. Terdapat tulisan dengan menggunakan huruf dan bahasa Arab - diketahui bahwa batu nisan tersebut dibuat sebagai tanda makam seorang wanita islam bernama Fatimah binti Ma'imun. Batu Nisan Leran terdapat di Leran, Gresik, Jawa Timur.

Page 38: Perkembangan Kerajaan Islam

• Batu Nisan Makam Hasanuddin

Makam Sultan Hasanuddin di Temalette, Gowa, Sulawesi Selatan, satu komplek dengan pemakaman raja-raja Gowa dan Tallo. Cungkup yang dibangun pada makan tersebut disebut kumbang, berbentuk kijing Kumbang terbuat dari batu-batu batangan berbentuk prisma, kemudian disusun membentuk limas terpotong dengan alas berbentuk kubus. Di dalamnya terdapat ruangan. Disitu terdapat batu nisan yang didirikan diatas makam.Batu Nisan Makam Maulana Malik Ibrahim

• Batu nisan ini didirikan diatas makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik Jawa TImur. Selain batu nisan di atas, di Indonesia terdapat beberapa makam peninggalan sejarah Islam. Di antaranya makam-makam yang di maksud antara lain:

• Makam Sunan Gunung Jati di Cirebn

• Makam Sunan Ampel di Surabaya

• Makam Sunan Drajat di Lamongan, Jawa Timur

• Makam Sunan Bonang di Tuban, Jawa Timur

• Makam Sunan Tembayat di Klaten, Jawa Tengah

• Makam Sendangdhuwur di Tuban

• Makam Imogiri di Yogyakarta

MAKAN DAN BATU NISAN

Page 39: Perkembangan Kerajaan Islam

PESANTREN Pesantren > lembaga yang mengajarkan Islam. Pesantren pertama kali didirikan di daerah Jawa dan Madura oleh para kiai. Pesantren pertama ini dibangun pada masa Sunan Ampel yaitu pada masa pemerintahan Prabu Kertawijaya dari Majapahit.

Pesatren kemudian berkembang pesat dan melahirkan kelompok-kelompok terpelajar. Para santri belajar bahasa Arab, kitab Kuning, fiqih, pendalaman Al Quran, tahuhid, akhlak, dan tradisi tasawuf.

Beberapa pesantren besar yang ada di Indonesia : Pesantren Tebuireng di Jombang, Pesantren Lasem di Rembang, Pesantren Lirboyo di Kediri, Pesantren Asembagus di Situbondo, Pesantren As-Shiddiqiyyah di Jakarta, Al-Kautsar Medan.

Page 40: Perkembangan Kerajaan Islam

SENI SASTRA Seni Sastra Seni sastra pada masa perkembangan Islam di Indonesia umumnya

berkembang di sekitar Selat Malaka dan Pulau Jawa. Pada umumnya berisi ajaran khusus, misal tasawuf, filsafat, kemasyarakatan dan tuntunan budi pekerti.Peninggalan tersebut antara lain:

Suluk. Suluk berisi ajaran tasawuf, misal: Suluk Sukarsa, Suluk Wujil dan Suluk Malang Sumurang.

Syair. Misal syair perahu dan syair si Burung Pinggai karya Hamzah Fanzur Hikayat. Misal: Hikayat Amir Hamzah, Bayam Budiman, Hikayat Hangtuah, Hikayat

Jauhar Manikam, Hikayat 1001 malam, dll Badah. Badah adalah cerita sejarah yang isinya cenderung bersifat cerita pada

bernilai sejarah. Misal: Sejarah Negeri Kedah, Badah Tanah Jawi, Badah Gianti, Sejarah Melayu (Salawat Usalatin) dll.

Kitab ajaran Budi Pekerti. Misal: Nitisuri, Nitisastra dan Astabrata Kitab tentang politik pemerintahan. Misal: Sastra Gending dan Adat Makhuta Alam.

Page 41: Perkembangan Kerajaan Islam

PERAYAAN KEAGAMAAN• 1. HALAL BIHALAL• Tradisi halal bihalal merupakan tradisi khas yang dilakukan bangsa Indonesia. Dikatakan khas karena di Arab Saudi sebagai

tempat awal mula Islam lahir tidak ditemukan tradisi halal bihalal. Halal bihalal dilakukan pada bulan Syawal setelah umat Islam melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Dengan demikian tradisi halal bihalal sangat erat kaitanya dengan perayaan Idul Fitri.

• Tujuan - untuk menjalin tali silaturahmi dan saling memaafkan. Halal bihalal dilakukan di berbagai lapisan masyarakat, mulai tingkat keluarga, RT, RW, Desa, Kecamatan bahkan di istana kepresidenan pun dilakukan tradisi halal bihalal.

• Istilah Halal bihalal berasal dari > bahasa Arab (halla atau halal) tetapi tradisi halal bi halal itu sendiri bukan berasal dari Timur Tengah. Bahkan bisa jadi ketika arti kata ini ditanyakan kepada orang Arab, mereka akan kebingungan dalam menjawabnya. Demikian juga dengan kata silaturrahmi yang pemakaiannya telah salah kaprah. Yang benar adalah silaturrahim

• Halal bi Halal sebagai sebuah tradisi khas Islam Indonesia lahir dari sebuah proses sejarah. Tradisi ini digali dari kesadaran batin tokoh-tokoh umat Islam masa lalu untuk membangun hubungan yang harmonis (silaturrahim) antarumat. Dengan acara halal bi halal, pemimpin agama, tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah akan berkumpul, saling berkomunikasi dan saling bertukar informasi. Dari komunikasi yang terbangun diharapkan berbagai persoalan akan dicarikan jalan keluarnya.

• Pada acara halal bi halal semua orang mengucapkan mohon ma'af lahir dan batin. Hal ini mengandung maksud bahwa ketika secara lahir telah mema'afkan yang ditandai dengan berjabat tangan atau mengucapkan kata ma'af, maka batinnya juga harus dengan tulus memaafkan dan tidak lagi tersisa rasa dendam dan sakit hati.

Page 42: Perkembangan Kerajaan Islam

PERAYAAN KEAGAMAAN• 2. KUPATAN (BAKDO KUPAT)• Di Pulau Jawa bahkan sudah berkembang ke daerah-daerah lain terdapat tradisi kupatan. Tradisi membuat kupat

ini biasanya dilakukan seminggu setelah Idul Fitri. Biasanya masyarakat berkumpul di suatu tempat seperti mushala dan masjid untuk mengadakan selamatan dengan hidangan yang didominasi kupat (ketupat).

• Kupat merupakan makanan yang terbuat dari beras dan dibungkus anyaman (longsong) dari janur kuning (daun kelapa yang masih muda) tersebut banyak dijumpai di pasar-pasar dalam bentuk matang atau hanya longsongnya dan bisa dimasak sendiri. Dan saat ini ketupat menjadi maskot Hari Raya Idul Fitri.

• Oleh para Wali, tradisi membuat kupat itu dijadikan sebagai sarana untuk syiar agama. Dalam tradisi tersebut dihadirkan upacara kupatan yang perlengkapannya menggunakan ketan, kolak, dan apem (serabi) yang diberi wadah daun pisang yang dibentuk sedemikian rupa menjadi takir.

• Ketan sebagai perlambang yang diambil dari kata khatam (selesai), takir dari kata zikir, danapem dari kata afwan atau ampunan.

• Oleh sebagian besar masyarakat, kupat juga menjadi singkatan atau di-jarwo dhosok-kan menjadi rangkaian kata yang sesuai dengan momennya yaitu Lebaran. Kupat adalah singkatan daringaku lepat (mengakui kesalahan) dan menjadi simbol untuk saling memaafkan.

Page 43: Perkembangan Kerajaan Islam

PERAYAAN KEAGAMAAN• 3. DUGDERAN DI SEMARANG

• Tradisi dugderan > tradisi khas yang dilakukan oleh masyarakat Semarang, Jawa Tengah. Tradisi Dugderan dilakukan untuk menyambut datangnya bulan puasa.

• Tradisi dugderan biasanya diawali dengan pemberangkatan peserta karnaval dari Balaikota Semarang. Diperkirakan sekitar pukul 12.15 WIB peserta karnaval diberangkatkan dengan penyerahan penghargaan bagi peserta lomba “Warak Ngendog” (semacam patung yang menjadi maskot dugderan). Menampilkan Warag Dugder dan iring-iringan karnaval menuju masjid Kauman Semarang.

• Ritual dugderan akan dilaksanakan setelah shalat Asar yang diawali dengan musyawarah untuk menentukan awal bulan Ramadan yang diikuti oleh para ulama. Hasil musyawarah itukemudian diumumkan kepada khalayak. Sebagai tanda dimulainya berpuasa dilakukan pemukulan bedug. Hasil musyawarah ulama yang telah dibacakan itu kemudian diserahkan kepada Kanjeng Gubernur Jawa Tengah. Setelah itu Kanjeng Bupati Semarang (Walikota Semarang) dan Gubernur bersama-sama memukul bedug kemudian diakhiri dengan doa.

• Dalam acara ini biasanya juga dipentaskan tarian Jipin yang dibawakan oleh 100 penari dari Semarang dan Demak

Page 44: Perkembangan Kerajaan Islam

PERAYAAN KEAGAMAAN

• 4. Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta• Tradisi Sekaten dilaksanakan setiap tahun di Karaton Surakarta

Jawa Tengah dan Keraton Yogyakarta. Tradisi ini dilaksanakan dan dilestarikan sebagai wujud Mikul Dhuwur Mendhem Jero(kegiatan mengenang jasa-jasa) dari Karaton Surakarta maupun Yogyakarta terhadap perjuangan Walisongo yang telah berhasil menyebarkan tuntunan Nabi Muhammad s.a.w. di tanah Jawa. Kelahiran Nabi Muhammad saw. tersebut konon diperingati oleh para wali di keraton Demak selama seminggu, dari tanggal 5-15 Rabiul Awwal. Peringatan yang lazim dinamai Maulud Nabi itu, oleh para wali disebut Sekaten, yang berasal dari kata Syahadatain (dua kalimat Syahadat).

• Tradisi menabuh gamelan dilestarikan di Karaton Surakarta, tepatnya di Bangsal Pagongan, Mesjid Agung Karaton Surakarta. Sedangkan di Yogyakarta dilaksanakan di kompleks Masjid Gede Kauman dengan menyuguhkan dua gamelan pusaka keraton, yaitu Kiai Nagawilaga dan Kiai Guntur Madu.

• 5. Kerobok Maulid di Kutai dan Pawai Obor di Manad

• Di Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya kawasan Kedaton Kutai Kartanegara juga dieselenggarakan tradisi yang dinamakan dengan Kerobok Maulid. Istilah Kerobok berasal dari Bahasa Kutai yang artinya berkerubun atau berkerumun oleh orang banyak. Tradisi ini dilaksanakan dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 Rabiul Awwal. Tradisi Kerobok Maulid dipusatkan di halaman Masjid Jami' Hasanuddin, Tenggarong.

• Kegiatan diawali dengan pembacaan Barzanji di Masjid Jami Hasanudin Tenggarong. Kemudian dari Keraton Sultan Kutai, puluhan prajurit Kesultanan akan keluar dengan membawa usung-usungan yang berisi makanan kue tradisional, puluhan bakul Sinto atau bunga/kembang rampai dan Astagona.

Page 45: Perkembangan Kerajaan Islam

PERAYAAN KEAGAMAAN• 6. Grebeg Besar di Demak

• Tradisi Grebeg Besar > upacara tradisional yang setiap tahun dilaksanakan di Kabupaten Demak Jawa Tengah. Tradisi ini dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah bertepatan dengan datangnya Hari raya Idul Adha atau Idul Kurban. Tradisi ini cukup menarik karena Demak merupakan pusat perjuangan Walisongo dalam berdakwah.

• 7. Tradisi Rabu Kasan di Bangk

• Tradisi Rebo Kasan dilaksanakan di Kabupaten Bangka setiap tahun, tepatnya pada hari rabu terakhir bulan Safar. Hal ini sesuai dengan namanya, yakni Rabu Kasan berasal dari kara Rabu Pungkasan (terakhir).

• Upacara Rabu Kasan sebenarnya tidak hanya dilakukan di Bangka saja, namun di daerah lain seperti di Bogor jawa Barat dan Gresik Jawa Timur. Pada dasrnya maksud dari tradisi ini sama, yaitu untuk memohon kepada Allah SWT agar dijauhkan dari bala’ (musibah dan bencana).

• Tepat pada hari Rabu Kasan, kira-kira pukul 07.00 WIB semua penduduk yang akan mengikuti upacara telah hadir ke tempat upacara dengan membawa sedulang makanan, ketupat tolak bala sebanyak jumlah keluarga masing-masing. Setelah berkumpul semua sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan baru acara segera dimulai.

Page 46: Perkembangan Kerajaan Islam

SEKIAN

TERIMAKASIH