DASAR-DASAR PENULISAN KARANGAN ILMIAHKarangan ilmiah menurut Brotowidjoyo (1985: 8-9) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Ada beberapa jenis karangan ilmiah yang biasa ditulis antara lain sebagai berikut:1. Makalah : karya ilimiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannnya berdasarkan data dilapangan yang bersifat empiris-objektif.2. Kertas kerja : karya tulis ilmiah yang sama seperti makalah namun dalam kertas kerja analisis yang dibicarakan lebih serius dari makalah.3. Skripsi : karya tulis yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain.4. Tesis : karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.5. Disertasi : karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan fakta yang sahih dengan analisis yang terinci.
Karangan ilmiah memberikan manfaat yang besar, bagi penulis maupun bagi masyarakat, yaitu:1. Penulis akan terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif.2. Penulis akan terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai buku sumber.3. Penulis akan berkenalan dengan kegiatan perpustakaan.4. Penulis akan meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara jelas dan sisitematis.5. Penulis akan memperoleh kepuasa intelektual.6. Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.
Penulis karangan ilmiah sepatutnya memiliki sikap-sikap ilmiah agar karyanya dapat dipertanggungjawabakan, sikap-sikap itu menurut Brotowidjoyo ( 1985:33-34) antara lain: sikap ingin tahu, sikap kritis, sikap terbuka, sikap objektif, sikap rela menghargai karya orang lain, sikap berani mempertahankan kebenaran, dan sikap menjangkau ke depan.
Dalam penyusunan karya ilmiah terdapat 5 tahap, antara lain:1. Persiapan ( pemilihan topik/masalah, penentuan judul, dan pembuatan kerangka karangan)2. Pengumpulan data ( pencarian keterangan dari bahan bacaan, seperti buku, majalah, koran, dan surat kabar, pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang digarap, pengamatan langsung ke objek yang akan diteliti, serta percobaan dan pengujian di lapangan).3. Pengorganisasian dan pengonsepan ( pengelompokan bahan, dan pengonsepan).4. Pemeriksaaan / penyuntingan konsep ( pembacaan dan pengecekan kembali naskah).5. Penyajian atau pengetikan ( pengetikan hasil penelitian).
Konvensi penulisan karangan ilmiah itu menyangkut antara lain, sebagai berikut:1. Bentuk karangan ilmiaha. Bahan yang digunakanKertas yang digunakan untuk mengetik karangan ilmiah sebaiknya kertas HVS yang berukuran kuarto (21,5 x 28 cm2), sedangkan untuk kulitnya digunakan kertas yang agak tebal.b. PerwajahanYang dimaksud dengan perwajahan adalah tata letak unsur-unsur karangan ilmiah serta aturan penulisan unsur-unsur tersebut yang dikaitkan dengan segi keindahan dan estetika naskah.c. Penomoran halamanPenomoran yang lazim digunakan dalam karangan ilmiah adalah dengan angka Romawi kecil, angka Romawi besar, dan angka Arab.2. Bagian-bagian karangan ilmiaha. Judul karangan ilmiahb. Judul bab-bab dalam karangan ilmiah
c. Judul anak babd. Judul tabel, grafik, bagan, gambare. Daftar pustakaf. LampiranSistematika karangan ilmiah adalah aturan meletakkan bagian-bagian karangan ilmiah, bagian mana yang harus didahulukan dan bagian mana yang harus dikemudiankan. Secara garis besarnya, bagian yang diletakkan di depan lazim disebut bagian pembuka karangan ilmiah, yang terdiri atas1. kulit luarYang dicantumkan pada kulit luar adalah a) judul karangan ilmiah, lengkap dengan anak judul (jika ada), bab keperluan penyusunan, c) nama penyusun, d) nama lembaga pendidikan tinggi (nama jurusan, fakultas, dan universitas) e) nama kota tempat lembaga pendidikan tinggi, dan f) tahun penyusunan.CONTOH KULIT LUAR SISTEM SIMETRIS
2. halaman judul,Penulisan halaman judul harus sama persis dengan penulisan kulit luar. Ukuran hurufnya harus sama, kapital atau tidaknya juga harus sama.3. halaman pengesahan (jika diperlukan),Halaman ini disediakan untuk mencantumkan nama-nama dosen pembimbing, nama ketua jurusan, dan nama dekan yang bertanggung jawab akan kesahihan karangan ilmiah.
CONTOH HALAMAN PENGESAHAN
Bagian-bagian selanjutnya disebut bagian inti karangan ilmiah, yang terdiri atas: a. bab pendahuluan,Bab pendahuluan adalah bab yang mengantarkan isi naskah, yaitu bab yang berisi hal-hal umum yang dijadikan landasan kerja dan arah kerja penyusun. Dalam bab pendahuluan terdapat beberapa point yaitu: (1) latar belakang dan masalah, (2) tujuan pembahasan, (3) ruang lingkup/ pembatasan masalah, (4) anggapan dasar, hipotesis, dan kerangka teori, (5) sumber data/ populasi dan sampel, dan (6) metode dan tehnik.b. bab analisis atau pembahasan, Merupakan bab yang paling penting dalam penelitian ilmiah. Di dalam bab ini akan dilakukan kegiatan analisis, sintetis pembahasan, interpretasi, jalan keluar, dan beberapa pengolahan data secara tuntas.c. bab simpulan,Berisi simpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan, yaitu gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah dikemukakan.d. penutup karangan ilmiah Terdiri atas daftar pustaka, indeks (jika diperlukan), dan lampiran (jika diperlukan).
Berbagai ketentuan yang sepatutnya diperhatikan oleh penyusun karangan ilmiah agar karangannya komunikatif, karangan ilmiah itu harus memenuhi kriteria logis, sistematis, dan lugas. Karangan ilmiah disebut logis jika keterangan yang dikemukakannya dapat ditelusuri alasan-alasannya yang masuk akal. Karangan ilmiah disebut sistematis jika keterangan yang ditulisnya disusun dalam satuan-satuan yang berurutan dan saling berhubungan. Karangan ilmiah disebut lugas jika keterangan yang diuraikannya disajikan dalam bahasa yang langsung menunjukkan persoalan dan tidak berbunga-bunga. 1. Penerapan Ejaan yang Disempurnakana. Penggunaan SpasiPenggunaan spasi setelah tanda baca sering tidak diindahkan. Menurut ketentuan yang berlaku, setelah tanda baca (titik, koma, titik koma, titik dua, tanda seru, tanda tanya) harus ada spasi, jarak satu pukulan ketikan.b. Penggunaan Garis Bawah SatuGaris bawah satu dalam karangan ilmiah digunakan untuk menandai kata-kata atau bagian-bagian
yang harus dicetak miring apabila karangan ilmiah itu diterbitkan. Garis bawah satu dipakai pada pada 1) anak bab 2) subanak bab 3) kata asing atau daerah, 4) judul buku, majalah, surat kabar yang dikutip dalam naskah.c. Pemenggalan KataApabila pemenggalan atau penyukuan sebuah kata dalam penggantian baris , kita harus membubuhkan tanda kurung ( - ). Dengan tidak didahului spasi dan tidak dibubuhkan di bawah ujung baris.
d. Penulisan di- sebagian Kata DepanDi yang berfungsi sebagai kata depan harus dituliskan terpisah dari kata yang mengiringinya. Contoh: di samping, di luar kota, di rumah, dll.e. Penulisan di- sebagian AwalanDi yang berfungsi sebagai awalan membentuk kata pasif dan harus dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya. Contoh: diubah, dipahami, dilihat, dll.f. Penulisan ke- sebagai Kata DepanKe yang berfungsi sebagai kata depan, biasanya menyataka arah atau tujuan dan dan merupakan jawaban atas pertanyaan ke mana. Contoh: ke belakang, ke sekolah, ke muka, dll.g. Penulisan ke- sebagai AwalanKe- yang tidak menunjukkan arah atau tujuan harus dituliskan serangkai dengan kata yangt mengiringinya karena ke- seperti itu tergolong imbuhan. Contoh: kelima, kepagian, kehendak,dll.h. Penulisan Partikel punPada dasarnya partikel pun yang mengikuti kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan harus dituliskan terpisah dari kata yang mendahuluinya karena pun di sana merupakan kata yang lepas. Contoh: menngis pun, biar pun, apa pun, dll.i. Penulisan Partikel perPartikel per- yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, atau ‘tiap’ dituliskan terpisah, contoh: per meter, per kilogram, per kepala keluarga, dll. Akan tetapi per yang menunjukkan pecahan harus ditulis serangkai, contoh: empat pertiga, perempatan final, satu perdua, dll.j. Penggunaan Tanda Hubung ( - )Tanda hubung ( - ) digunakan untuk merangkaikan kata ulang. Contoh: meloncat-loncat, ramah-tamah, bolak-balik, dll. Selain itu tanda ini juga digunakan antara huruf kecil dan huruf besar, contoh: Rahmat-Nya, se-Jawa Tengah, KTP-nya, dll. Antara huruf dan angka, contoh: ke-2, ke-50, abad-19an,dll.2. Pembentukan Kataa. Peluluhan BunyiJika kata dasar berbunyi awal /k/, /p/, /t/, /s/, ditambah imbuhan meng-, meng-…-kan, atau meng-…-i, bunyi awal itu harus luluh menjadi (ng), /m/, /n/, dan /ny/. Contoh: kikis menjadi mengkikis, suplai menjadi menyuplai, dll.b. Penulisan Gabungan KataGabungan kata, termasuk yang lazim disebut sebagai kata majemuk, unsur-unsurnya dituliskan terpisah, contoh: duta besar, tata bahasa, loka karya, dll. Ada juga yang harus dituliskan serangkai, yaitu kata gabungan yang sudah dianggap sebagai kata padu, contoh: bagaimana, apabila, segitiga, dll.c. Penulisan Gabungan Kata BerimbuhanApabila mendapat awalan, awalan itu harus dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya. Contoh: di + beri tahu menjadi diberi tahu. Sedangkan, pada gabungan yang diberi awalan dan akhiran sekaligus penulisannya harus dirangkai semua. Contoh: di + tanda tangan + I menjadi ditandatangani.d. Penulisan Kata Penghubung Intrakalimat Kata penghubung intrakalimat adalah kata penghubung yang terletak di dalam kalimat, baik dalam kalimta tunggal maupun kalimat majemuk. Penulisannya diikaitkan dengan tanda koma.e. Penulisan Ungkapan Penghubung Antarkalimat Ungkapan penghubung antarkalimat adalah kata penghubung yang terletak pada awal kalimat. Jadi,
letak ungkapan penghubung ini setelah tanda baca akhir dan dimulai dengan huruf kapital dan diikuti tanda koma. Contoh: Namun, Jadi, Pertama, dll.
3. Pemilihan Kata (Diksi)Untuk bahasa karangan ilmiah perlu dipilihkan kata-kata yang memenuhi syarat baku, lazim, hemat, dan cermat.4. Penyusunan Kalimat EfektifKalimat yang digunakan dalam penulisan karangan ilmiah hendaknya menggunakan kalimat efektif yang berupa ragam tulis baku. Kaliamat efektif memiliki cirri-ciri sebagai berikut:a. Subjek tidak didahului kata depanb. Tidak terdapat subjek yang gandac. Kata sedangkan dan sehingga tidak digunakan dalam kalimat tunggald. Predikat kalimat tidak didahului kata yange. Unsur rincian sejajar atau pararelf. Subjek yang tidak sama dalam induk kalimat dan dalam kalimat anak kalimat harus eksplisitg. Kata penghubung penenda anak kalimat dinyatakan secra eksplisith. Pemakaian kata hemati. Predikat-objek tidak tersisipij. Tidak menggunakan kata penghubung yang bertentangan5. Penyusunan ParagrafParagraf-paragraf dalam karangan ilmiah harus memenuhi dua syarat yaitu kesatuan (ke perpautan makna, koherensi) dan kepaduan (ke perpautan bentuk, koherensi)http://ezyga-megahidayah.blogspot.com/2011/06/dasar-dasar-penulisan-karangan-ilmiah.html
Pemilihan Topik
Memilih topik berarti memilih apa yang akan menjadi pokok pembicaraan. Topik itu
dapat diperoleh dari berbagai sumber yakni : pengalaman, pengamatan, pendapat dan
khayalan. Topik-topik karya ilmiah banyak yang bersumber pada pengamatan,
pengalaman dan penalaran.
Istilah topik sering dikacaukan dengan tema. Topik adalah medan atau lapangan
masalah yang akan digarap dalam karya tulis atau penelitian. Tema adalah pernyataan
sentral atau pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Tema sifatnya masih
hipotesis yang masih hipotesis yang masih memerlukan pembinaan atau penolakan
dengan cara penelitian.
Dalam memilih topik karya ilmiah, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :
Topik yang akan dipilih hendaknya menarik untuk dikaji. Sebuah topik akan menarik
apabila
Merupakan masalah yang menyangkut persoalan bersama
Merupakan jalan keluar dari suatu persoalan yang tengah dihadapi
Mengandung konflik pendapat
Masalah yang di kaji hendaknya dapat diselesaikan dalam waktu yang disediakan
Topik jangan terlalu luas dan terlalu sempit
Topik yang di pilih sesuai dengan minat dan kemampuan penulis
Topik yang di kaji hendaknya ada manfaatnya untuk menambah ilmu pengetahuan atau
yang berkaitan dengan profesi.
Pembatasan Topik
Membatasi Topik dalam Karangan
Seorang penulis harus membatasi topik yang akan digarapnya. Setiap penulis harus
betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas atau sangat
khusus untuk digarap, sehingga tulisannya dapat terfokus.
Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan membantu pengarang dalam beberapa
hal:
Pembatasan memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan
kepercayaan, karena topik itu benar-benar diketahuinya.
Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan
penelitian yang lebih intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis
akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan.
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai
berikut:
Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih
dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik
pertama tadi.
Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
Dengan demikian dilakukan secara berulang sampai diperoleh sebuah topik yang
sangat khusus dan cukup sempit.
Pemilihan Judul
Pemilihan topik atau lebih konkritnya judul, akan menggambarkan tingkat kedalaman
dan cakupan dari sebuah penelitian yang akan dibahas. Bagi pembaca judul akan
dianggap mewakili bobot sebuah hasil penelitian yang akan ditulis, bahkan merupakan
gambaran mutu tulisan yang akan digarap. Secara umum, kriteria judul yang baik
adalah :
Topik yang diteliti mengandung masalah yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
Lebih baik kalau topik yang diajukan lebih spesifik, menarik, dan aktual secara
akademik dan secara praktis.
Belum banyak diteliti orang lain. Kalaupun sudah ada penelitian lain, studi ini
mengambil sisi lain, sisi tertentu, yang selama ini tidak memperoleh perhatian.
Diungkapkan dalam kalimat yang simpel, tetapi mampu menunjukkan dengan jelas
independent variable dan dependent variable-nya.
Judul harus dapat menunjukkan problematik yang terkandung di dalam tema yang akan
diteliti.
Sebaiknya judul dibuat dengan kalimat ganda. Kalimat pertama bersifat umum yang
kemudian diikuti dengan ungkapan yang menunjukkan fokus persoalan yang dikaji.
Dalam kaitan ini, harus dihindari ungkapan/kalimat yang mengesankan bersifat
snob/bombastis.
Penentuan Tujuan Penulisan
Menetapkan tujuan hanyalah sebatas menentukan apa yang Anda ingin agar pembaca
Anda tahu atau dapat lakukan setelah mereka selesai membaca laporan atau tulisan
Anda. Namun Anda harus seksama; sering kali penulis menyatakan tujuan yang terlalu
luas sehingga tidak ada gunanya. Tujuan menulis seperti “Untuk melaporkan tempat-
tempat yang berpotensi bagi pembangunan pabrik baru”, terlalu umum dan tidak akan
ada gunanya. Namun “Menghadirkan kelebihan-kelebihan Chicago, Minneapolis, dan
Salt Lake City sebagai lokasi yang berpotensi bagi pembangunan pabrik baru sehingga
atasan dapat memilih lokasi yang terbaik” akan memberikan Anda sebuah tujuan yang
dapat menuntun Anda dalam seluruh proses penulisan.
Penentuan Kerangka Karangan
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari
suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun
secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas
pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara
gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan
dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan
dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari
seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya
terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam
bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada
klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga
tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian
perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu.
Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu
hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak
sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu
berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan
satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap
suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau
memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik
tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian
tadi.
Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan
dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau
membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan
dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.
Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat
menyusutkan kembali kepada kerangka karangan yang hakekatnya sama dengan apa
yang telah dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan ini pembaca akan melihat wujud,
gagasan, struktur, serta nilai umum dari karangan itu. Kerangka karangan merupakan
miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan
tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyelurih, bukan secara
terlepas-lepas.
Langkah-Langkah Penulisan Ilmiah
Salah satu kesulitan yang dihadapi oleh guru atau anak didik adalah menulis karya
ilmiah. Salah satu masalah utamanya adalah mereka kurang memahami langkah-
langkah menulis karya ilmiah. Mereka selalu mengatakan bahwa menulis karya ilmiah
itu sangat sulit dan tidak mungkin dapat mereka lakukan.
Hal ini ada banyak hal yang menyebabkannya. Mereka selalu mengeluhkan bahwa
langkah-langkah menulis karya ilmiah sangat sulit dan tidak mendukung keinginan
menulis yang mereka miliki.
Oleh karena itulah, maka seharusnya ada rujukan yang jelas mengenai langkah
langkah menulis karya ilmiah. Hal ini untuk memberikan kesempatan guru dan anak
didik berperan dan mengembangkan kemampuan menulisnya secara maksimal.
Dengan petunjuk yang ada dalam langkah-langkah menulis karya ilmiah ini, maka
mereka mempunyai arah yang jelas dalam proses penulisannya. Mereka tidak perlu lagi
meraba-raba tentang bagaimana menulis karya ilmiah tersebut.
Langkah-langkah menulis karya ilmiah yang ada memang sangat bermanfaat bagi para
guru dan anak didik, sehingga mereka dapat berlatih menulis secara intens. Hal ini
karena dengan langkah-langkah yang jelas, maka setidaknya segala aspek yang
dibutuhkan dalam kepenulisan dapat terpenuhi.
Dengan mengikuti langkah-langkah menulis karya ilmiah ini, maka setidaknya penulis
dapat menerapkan metode yang benar dalam menyusun karya ilmiah. Bahwa dalam
menulis karya ilmiah, Anda harus menerapkan konsep metode ilmiah.
Bahwa dalam sebuah proses pembelajaran, ada salah satu tujuan agar anak didik
mempunyai kompetensi khusus. Untuk mendapatkan kompetensi khusus tersebut,
maka guru memberikan tugas penelitian dan atau pengembangan berdasarkan
langkah-langkah menulis karya ilmiah.
Penelitian adalah kegiatan penyelidikan yang dilakukan sesuai metode ilmiah yang
sistematis untuk menemukan informasi ilmiah, membuktikan kebenaran atau
ketidakbenaran hipotesis sehingga merumuskan teori baru.
Sementara pengembangan adalah kegiatan guru atau anak didik dalam rangka
pengamalan ilmu untuk peningkatan kualitas, baik proses belajar, profesionalisme atau
untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Ini merupakan bagian
dari langkah langkah menulis karya ilmiah.
Metode ilmiah penelitian dan pengembangan menulis karya ilmiah adalah suatu cara
untuk pelaksanaan secara sistematis dan objektif yang mengikuti langkah-langkah
menulis karya ilmiah sebagai berikut :
1. Melakukan observasi dan menetapkan masalah dan tujuan
Ini merupakan langkah langkah menulis karya ilmiah yang pertama, yaitu melakukan
pengamatan atas obyek yang diteliti. Menetapkan masalah dan tujuan yang akan diteliti
dan dijadikan karya ilmiah. Langkah ini merupakan titik acuan Anda dalam proses
penulisan atau penelitian.
2. Menyusun hipotesis
Langkah langkah menulis karya ilmiah yang kedua adalah menyusun dugaan-dugaan
yang menjadi penyebab dari obyek penelitian Anda. Hipotesis ini merupakan prediksi
yang ditetapkan ketika Anda mengamati obyek penelitian.
3. Menyusun rancangan penelitian
Selanjutnya Anda menyusun rancangan penelitian sebagai langkah ketiga dari langkah
langkah menulis karya ilmiah. Ini merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang
dilakukan.
4. Melaksanakan percobaan berdasarkan metode yang direncanakan
Ini langkah keempat dari langkah langkah menulis karya ilmiah yang merupakan
kegiatan nyata dari proses penelitian dalam bentuk percobaan terkait penelitian yang
dilakukan. Anda lakukan percobaan yang signifikan dengan objek penelitian.
5. Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data
Setelah melakukan percobaan atas objek penelitian dengan metode yang
direncanakan, maka selanjutnya Anda melakukan pengamatan terhadap objek
percobaan yang dilakukan tersebut. Apa yang terjadi pada objek penelitian. Ini
merupakan langkah langkah menulis karya ilmiah yang kelima.
6. Menganalsis dan menginterpretasikan data
Langkah langkah menulis karya ilmiah keenam, yaitu mengenalisa dan
menginterpretasikan hasil pengamatan yang sudah dilakukan. Anda coba untuk
menginterpretasikan segala kondisi yang terjadi pada saat pengamatan. Di langkah
inilah Anda mencoba untuk meneliti dan memperkirakan apa yang terjadi dari
pengamatan dan pengumpulan data.
7. Merumuskan kesimpulan dan atau teori
Langkah ketujuh dari langkah langkah menulis karya ilmiah adalah merumuskan
kesimpulan atau teori mengenai segala hal yang terjadi selama percobaan,
pengamatan, penganalisaan, dan penginterpretasian data. Langkah ini mencoba untuk
menarik kesimpulan dari semua yang didapatkan dari proses percobaan, pengamatan,
penganalisaan, dan penginterpretasian terhadap objek penelitian.
8. Melaporkan hasil penelitian
Langkah terakhir dari langkah langkah menulis karya ilmiah adalah melaporkan hasil
penelitian. Dan, langkah inilah yang sesungguhnya merupakan proses penulisan karya
ilmiah. Dengan langkah ini, maka guru atau anak didik dapat menyusun sebuah tulisan
atau karya tulis ilmiah yang akan memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas
personal.
Jika ingin melakukan proses penyusunan karya tulis ilmiah, maka setidaknya langkah-
langkah menulis karya ilmiah ini Anda pahami dan terapkan. Dengan demikian, maka
proses penulisan Anda benar-benar objektif dan berguna bagi kehidupan masyarakat.
Dan, ini merupakan kontribusi kongkrit Anda kepada masyarakat.
http://hafidzfairiz.wordpress.com/2012/12/24/perencanaan-penulisan-karya-ilmiah/
Kerangka Karangan
November 14, 2010
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.Manfaat Kerangka Karangan
1. Untuk menyusun karangan secara teratur.
2. Mempermudah pembahasan tulisan.
3. Menghindari isi tulisan keluar dari tujuan awal.
4. Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
5. Memudahkan penulis mencari materi tambahan.
6. Menjamin penulis bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
7. Memudahkan penulis mencapai klimaks yang berbeda-beda.
Dengan adanya kerangka karangan, penulis bisa langsung menyusun tulisannya sesuai butir-butir bahasan yang ada dalam kerangka karangannya.
Kerangka karangan merupakan miniatur dari sebuah karangan. Dalam bentuk ini, karangan tersebut dapat diteliti, dianalisi, dan dipertimbangkan secara menyeluruh.Syarat-syarat Kerangka Karangan yang Baik
1. Pengungkapan maksudnya harus jelas.
2. Tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan.
3. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.
4. Harus menggunakan pasangan simbol yang konsisten.Macam-macam Susunan Kerangka Karangan
Alamiah
Suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan nyata di alam. Oleh karena itu, susunan alamiah dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :
1. Berdasar urutan ruang.
Topik yang diuraikan berkaitan erat dengan ruang / tempat : dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, urutan geografis.
Contoh
Topik : Banjir.
Tujuan : Untuk mengetahui lokasi banjir.
Tema : Beberapa lokasi banjir di dunia.
I. BANJIR YANG TERJADI DI LUAR INDONESIA
A. Banjir di Asia
1. Banjir di China.
2. Banjir di Taiwan.
B. Banjir di Eropa
1. Banjir di Belanda.
2. Banjir di Inggris.
II. BANJIR YANG TERJADI DI INDONESIA.
A. Banjir di Pulau Jawa
1. Banjir di DKI Jakarta.
2. Banjir di Pacitan.
B. Banjir di luar Pulau Jawa
1. Banjir di Papua Barat.
2. Banjir di Padang.
2. Urutan waktu.
Bahan-bahan ditulis berdasar tahap kejadian. Setipa peristiwa hanya menjadi penting dalam hubungannya dengan yang lain.
Contoh
Topik: masyarakat
Tujuan: untuk mengetahui perkembangan masyarakat
Tema: Perkembangan masyarakat dari jaman ke jaman.
I. MASYARAKAT PEMBURU DAN PERAMU
A. Masyarakat Pemburu dan Peramu di Dunia
B. Masyarakat Pemburu dan Peramu di Indonesia
1. Di Irian
2. Di Kepulauan Mentawai
II. MASYARAKAT PETANI DAN PETERNAK
A. Masyarakat Petani dan Peramu di Dunia
B. Masyarakat Petani dan Peternak di Indonesia
1. Masyarakat petani di Pulau Jawa
2. Masyarakat peternak di Nusa TenggaraTimur
III. MASYARAKAT INDUSTRI
A. Masyarakat Industri Modern
B. Masyarakat Industri Canggih
3. Urutan topik yang ada.
Bagian-bagian diterangkan tanpa memasalahkan mana yang penting. Misal, laporan keuangan : pemasukan dan pengeluaran, bagian-bagian dalam sebuah lembaga, dll.
Contoh
Topik: Hutan
Tujuan: Untuk mengetahui pemanfaatan hutan
Tema: Pemanfaatan hutan.
I. MANFAAT HUTAN SECARA ALAMIAH
A. Mencegah Erosi
B. Mengurangi Polusi
1. Polusi Udara
2. Polusi Suara
C. Sebagai Hutan Lindung
II. MANFAAT HUTAN SECARA EKONOMIS
A. Hutan Tanaman Industri
B. Hutan untuk Rekreasi
C. Hutan untuk Penelitian
Untuk pola berdasar urutan topik yang ada, penulis tidak perlu
memperhatikan mana yang akan didahulukan.
Logis
Merupakan unit-unit karangan berurutan sesuai pendekatan logika / pola pikir manusia. Untuk susunan logis, dibagi berdasarkan :
1. Klimaks-Anti klimaks.
Anggapan bahwa posisi tertentu dari sebuah rangkaian merupakan posisi yang paling penting. Terdiri dari dua :
1. Urutan klimaks = yang penting di akhir.
2. Urutan antiklimaks = yang penting di awal.
Model ini hanya efektif untuk menguraikan sesuatu yang berhubungan dengan hirarki misalnya urutan pemerintahan.
Contoh
Topik: Banjir
Tujuan: Untuk mengetahui akibat banjir
Tema: Banjir dan akibatnya
I. MUSIM PENGHUJAN MULAI
II.PENGGUNDULAN HUTAN
III. EROSI DI MANA-MANA
IV. PENDANGKALAN SUNGAI
V. MUSIBAH BANJIR
VI. PENDERITAAN MASYARAKAT
2. Umum-Khusus.
a. Umum – khusus : Hal besar diperinci ke hal- hal yang lebih kecil atau bagian-bagiannya.
Misalnya uraian tentang Indonesia, lalu suku-suku dan kebudayaannya.
b. Khusus – Umum : Sebaliknya.
Contoh
Topik: Pendidikan
Tujuan: Untuk mengetahui pendidikan di masyarakat
Tema: Pendidikan di masyarakat
I. PENDIDIKAN DALAM LINGKUNGAN MASYARAKAT SECARA UMUM
II. PENDIDIKAN DALAM MASYARAKAT PERKOTAAN
III. PENDIDIKAN DI MASYARAKAT T PEDESAAN
IV. PENDIDIKAN PADA GENERASI MUDA
3. Sebab-Akibat.
a. Sebab ke akibat : masalah utama sebagai sebab, diikuti perincian akan akibat-akibat yang mungkin terjadi.
Misal ; penulisan sejarah, berbagai persoalan sosial : kerusakan hutan, perubahan cuaca global.
b. Akibat ke sebab : masalah tertentu sebagai akibat, diikuti perincian sebab-sebab yang menimbulkannya.
Misal : Krisis multidimensi di Indonesia.
Contoh
Topik: Premanisme di Jakarta
I. PERTUMBUHAN EKONOMI YANG TERSENDAT
II. INDUSTRI TUTUP KARENA BAHAN BAKAR LANGKA
III. LAPANGAN KERJA MENCIUT
IV. MENCARI UANG DENGAN CARA MUDAH
4. Proses.Dimulai dari penyajian masalah sampai penulisan kesimpulan umum atau solusi. Contoh: Banjir di Jakarta, penyebabnya dan alternatif penyelesaiannya.
Sistem Penomoran pada Kerangka Karangan
Ada dua cara :
1. Sistem Campuran Huruf dan Angka.I . Angka Romawi Besar untuk BABA. Huruf Romawi Besar untuk Sub Bab1. Angka Arab besara. Huruf Romawi Kecili. Angka Romawi Kecil(a) Huruf Romawi Kecil Berkurung(1) Angka Arab BerkurungContohI. PendahuluanII. Tingkat Ekonomi dan Fertilitas di IndonesiaA. Bukti-Bukti dari Sensus 2000B. Bukti-Bukti dari Survei Fertilitas-Mortalitas 1995C. Studi Kasus di Lampung1. Pengukuran Fertilitas2. Penyebab Perbedaan fertilitasa. Retaknya Perkawinanb. Abstinensi Setelah Melahirkanc. Perbedaan FekunditasIII. Kesimpulan
2. Sistem Angka Arab (dengan digit).1.1.11.1.11.1.1.12.2.12.1.1dst.Contoh
1. Pendahuluan
2. Tingkat Ekonomi dan Fertilitas di Indonesia
2.1. Bukti-Bukti dari Sensus 2000
2.2. Bukti-Bukti dari Survei Fertilitas-Mortalitas 1995
2.3. Studi Kasus di Lampung
2.3.1. Pengukuran Fertilitas
2.3.2. Penyebab Perbedaan fertilitas
2.3.2.1. Retaknya Perkawinan
2.3.2.2. Abstinensi Setelah Melahirkan
2.3.2.3. Perbedaan Fekunditas
3. Kesimpulan
Sumber :
http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/99009-3-
742122286959.doc
http://penulissukses.com/penulis38.php
http://veronikacloset.files.wordpress.com/2010/03/slide-3-karangan-ilmiah.ppt. http://eziekim.wordpress.com/2010/11/14/kerangka-karangan/
Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat seseorang dari seorang pengarang atau seseorang yang sangat
terkenal, baik terdapat dalam buku, surat kabar, majalah, atau media elektronika. Fungsinya sebagai bukti atau
memperkuat pendapat penulis. Bedanya dengan jiplakan, kalau jiplakan, mengambil pendapat orang lain tanpa
menyebut sumbernya sehingga dianggapnya pendapat diri sendiri. Penjiplak sering disebut juga plagiator.
>> Cara membuat suatu kuitpan.
Kutipan sendiri terdiri dari kutipan langsung dan kutipan tidak langsung, berikut penjelasannya :
1. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang hanya mengambil isi atau maksud dari kalimat-kalimat yang ditulis dalam buku
sumber.Kutipan langsung sama dengan bentuk asli yang dikutip dalam hal susunan kata dan tanda bacanya (Azra
dkk, 2000:18). Mengutip langsung dilakukan jika gagasan yang dikutip itu tidak lebih dari 40 kata (sekitar 4 baris).
Kutipan ditulis tanpa ada pengubahan ,cara penulisannya diapit dengan tanda kutip (“…”) dan diikuti dengan nama
pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman.
Contoh : Menurut Gorys Keraf dalam bukunya Argumentasi dan Narasi (1983:3), argumentasi adalah suatu bentuk
retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya
bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara.
2. Kutipan tidak langsung (parafrase)
Kutipan tidak langsung sebaiknya dilakukan sependek mungkin, sehingga tidak lebih dari satu alenia/setengah
halaman. Jika karena suatu hal kutipan tidak langsung melebihi satu alenia , kutipan semacam itu disebut parafrase
panjang.
Contoh : Seperti dikatakan oleh Gorys Keraf (1983:3) bahwa argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan
mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yangdikatakan
penulis.
Daftar Pustaka
Definisi daftar pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantmkan judul buku,
nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau bku dan disusun
berdasarkan abjad. Daftar sendiri didefinisikan sebagai catatan sejumlah nama atau hal yang disususn berderet dari
atas ke bawah.
Jenis-jenis Daftar Pustaka :
Kelompok Textbook
ü Penulis perorangan
ü Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor
ü Buku yang ditulis / dibuat oleh lembaga
ü Buku terjemahan
Kelompok Jurnal
ü Artikel yang disusun oleh penulis
ü Artikel yang disusun oleh lembaga
ü Kelompok makalah yang diresentasikan dalam seminar / konferensi /
ü simposium
Kelompok disertasi / tesis
Kelompok makalah / informasi dari Internet.
>> Cara membuat suatu daftar pustaka.
Cara menulis daftar pustaka tidaklah seragam, terutama diakibatkan oleh sifat bahasn referensi itu. Cara
penyusunan daftar pustaka untuk buku dan majalah tentu berbeda. Namun ada tiga pokok yang selalu harus
dicantumkan: penulis, judul, dan data-data publikasi.
Urutan cara menulis daftar pustaka pada umumnya adalah sebagai berikut:
Nama penulis. Tahun terbit. Judul buku. Kota terbit: nama penerbit.
Catatan urutan:
1. Jika penulis mempunyai dua kata, tulis kata terakhir dulu, pisahkan dengan tanda koma.
2. Setelah nama pengarang, kemudian beri tanda titik untuk menuliskan tahun terbit.
3. Judul buku ditulis dengan italic.
4. Setelah judul, beri tanda titik, kemudian tulis kota terbit.
5. Setelah kota terbit, beri tanda titik dua, kemudian tulis nama penerbit.
Contoh Daftar Pustaka :
Buku ditulis oleh satu Orang
Christensen R.2006. Roadmap to Strategic HR - Turning A Great Idea into A Business Reality. New York : Amacom
Buku ditulis oleh dua Orang
Newman WH and E. Kirby Warren.1977. The Process of Management, Concept, Behaviour and Practice. New Delhi :
Prentice Hall of India Private Ltd.
Buku ditulis oleh lebih dari dua orang
Ghiselli E. et al 1981. Measurement Theory for The Behavioral Sciences. San Francisco : WH. Freeman and
Company
Abstrak
Abstrak adalah suatu bentuk informasi yang disajikan dalam laporan atau karya ilmiah, seperti skripsi, tesis, dan
disertasi, yang ditulis secara teknis dengan tujuan agar pembaca segera mengetahui isi yang ditulis secara singkat.
Dengan kata lain. abstrak merupakan pernyataan singkat tetapi akurat dari sisi dokumen tanpa menambah tafsiran
atau kritik dan tanpa membedakan untuk siapa abstrak tersebut dibuat (American National Standard Institute’s,
1979).
Yang harus diperhatikan dalam menulis abstrak :
1. Bentuk tulisan bersifat: a) informative kualitatif atau kuantitatif bergantung jenis laporan atau karya ilmiah, dan b)
deskriptif, analisis, induktif, atau deduktif bergantung pada jenis laporan atau karya ilmiah.
2. Abstrak disajikan secara singkat, terdiri atas 200 s.d. 300 kata atau sekitar 7 s.d. 10 paragraf dan diletakkan
sebelum daftar isi.
3. Abstrak tidak memaut latar belakang, contoh, penjelasan berupa alat, cara kerja, dan proses yang sudah dikenal
atau lazim.
4. Abstrak hanya memuat metode kerja dari pengumpulan data sampai penyimpulan dan data yang sudah diolah.
5. Dalam penyusunan abstrak, perlu diperhatikan ketelitian penyajian sumber informasi asli secara cermat, mudah
dipahami, dan menggunakan kata atau istilah yang sama dengan tulisan aslinya.
6. Pengetikan berspasi satu, menggunakan tipe tulisan standar times new roman atau arial, dengan ukuran tulisan
12 pt.
Contoh Abstrak :
Sindroma balint merupakan suatu sindrom yang utamanya terdiri dari simultanagnosia, ataksia optik,
disorientasi spasial , dan hemispasial neglek. Banyak gejala gejala penyerta lainnya , namun keberadaan 2 dari
gejala diatas ditambah dengan disorientasi spasial sudah memenuhi syarat untuk ditegakkannya diagnosis sindroma
balint.
Sindroma ini terjadi akibat kerusakan dari kedua lobus parietal , dengan faktor etiologi yang sangat beragam .
Tidak ada suatu metode terapi yang khusus dapat menyembuhkan sindroma ini kecuali memperbaiki penyakit yang
mendasarinya , dan prognosis yang dimiliki juga tergantung dari penyakit yang mendasarinya , namun biasanya
buruk
Referensi :
http://www.penulissukses.com/penulis7.php
http://blog.unand.ac.id/merah/2010/12/21/penulisan-kutipan/
http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.ulasan/daftar-pustaka.html
http://www.sisilain.net/2011/12/contoh-daftar-pustaka.html
Top Related