1
PERBEDAAN UU NO. 12 TAHUN 1967 DAN UU NO. 25
TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DI INDONESIA
PENYUSUN
Jarot Tri Bowo Santoso
FE Unnes
2015
2
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa,karena atas rahmat dan karuniaNya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah Perbedaan UU No.25 Tahun 1967 dan UU No 17
Tahun 1992
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapakan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis masih sadar maih banyak
terdapat kekurangan, terutama sekali dalam hal penyajian materi.
Untuk itu kritik dan saran pembaca sangat penting bagi punulis
Akhir kata semoga Makalah ini dapat berguna bagi diri penulis
pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya
Semarang,17 Desember 2015
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perekonomian Indonesia sangat berbeda dengan perekonomi negara lain baik
barat dengan paham liberalis maupun blok timur (Rusia) dengan paham solialis.
Perekonomian Indonesia mendasarkan diri pada budaya luhur Indonesia yang
dituangkan dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan. Badan yang sesuai dengan pasal
33 ayat 1 ini adalah koperasi, yang tentunya berbeda dengan badan usaha lainnya.
Badan usaha merupakan kesatuan yuridis dan ekonomis atau kesatuan
organisasi yang terdiri dari faktor-faktor produksi yang bertujuan mencari
keuntungan. Badan usaha adalah rumah tangga ekonomi yang bertujuan mencari laba
dengan mengkombinasikan faktor-faktor produksi.
Koperasi berasal dari bahasa latin, yaitu coopere atau corporation dalam
bahasa inggris. Koperasi secara etimologi berasal dari kata cooperation, co berarti
bersama, dan operation artinya bekerja atau berusaha, jadi COOPERATION adalah
bekerja bersama-sama atau usaha bersama-sama untuk kepentingan bersama,
sedangankan pengertian koperasi menurut Muhammad Hatta adalah usaha bersama
untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan prinsip tolong
menolong, dan pengertian koperasi menurut Joesron ( 2005:4) “ koperasi adalah
suatu lembaga yang di rancang untuk memberikan pelayanan bagi anggotanya
sekaligus merupakan pemilik’’.
Untuk mengakomodasi pasal 33 ayat 1 UUD 1945 ini maka disusunlah UU
tentang koperasi, yaitu UU No 12 tahun 1967 dan UU No 25 Tahun 1992. Namun
demikian UU ini masih banyak muatan yang kurang sesuai dengan pasal 33 ayat 1
UUD 1945 sehingga perlu dipahami dan dibahas perbedaan perbedaanya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
4
“Perbedaan Antara UU. No. 12 tahun 1967 dengan UU. No. 25 tahun 1992
tentang Pokok-Pokok Perkoperasian “
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah menjelaskan tentang teori-teori
tentang koperasi dan Perbedaan Antara UU. No. 12 tahun 1967 dengan UU. No. 25
tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perbedaan Antara UU. No. 12 tahun 1967 dengan UU. No. 25 tahun 1992
tentang Pokok-Pokok Perkoperasian
a. Undang-Undang No. 12 Tahun 1967 :
Pada Undang-undang No. 12 Tahun 1967 pasal 3 ayat (1) Koperasi Indonesia
adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial beranggotakan orang orang
atau badan-badan hukum Koperasi yang merupakan tata-susunan ekonomi sebagai
usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Berdasarkan pada ketentuan itu dan
untuk mencapai cita-cita tersebut Pemerintah mempunyai kewajiban membimbing
dan membina perkoperasian Indonesia dengan sikap “ing ngarsa sung tulada, ing
madya bangun karsa, tutwuri handayani”. Hal ini sesuai pula dengan Ketetapan
M.P.R.S. No. XXIII/MPRS/1966, tentang Pembaharuan Kebijaksanaan Landasan
Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, maka peninjauan serta perombakan Undang-
undang No. 14 tahun 1965 tentang Perkoperasian merupakan suatu keharusan,
karena baik isi maupun jiwanya Undang-undang tersebut mengandung hal-hal yang
bertentangan dengan azas-azas pokok, landasan kerja serta landasan idiil Koperasi,
sehingga akan menghambat kehidupan dan perkembangan serta mengaburkan
hakekat Koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang demokratis dan berwatak
sosial.
Peranan Pemerintah yang terlalu jauh dalam mengatur masalah perkoperasian
Indonesia sebagaimana telah tercermin di masa yang lampau pada hakekatnya tidak
bersifat melindungi,bahkan sangat membatasi gerak serta pelaksanaan strategi dasar
perekonomian yang tidak sesuai dengan jiwa dan makna Undang-undang Dasar 1945
pasal 33. Hal yang demikian itu akan menghambat langkah serta membatasi sifat-
sifat keswadayaan, keswasembadaan serta keswakertaan yang sesungguhnya
merupakan unsur pokok dari azas-azas percaya pada diri sendiri, yang gilirannya
6
akan dapat merugikan masyarakat sendiri.Oleh karenanya sesuai dengan Ketetapan
M.P.R.S. No. XIX/ MPRS/1966 dianggap perlu untuk mencabut dan mengganti
Undang-undang No. 14 tahun 1965 tentang Perkoperasian tersebut dengan Undang-
undang yang baru yang benar-benar dapat menempatkan Koperasi pada fungsi yang
semestinya yakni sebagai alat pelaksana dari Undang-undang Dasar 1945. Di bidang
Idiil, Koperasi Indonesia merupakan satu-satunya wadah untuk menyusun
perekonomian rakyat berazaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan yang
merupakan ciri khas dari tata kehidupan bangsa Indonesia dengan tidak memandang
golongan, aliran maupun kepercayaan yang dianut seseorang. Koperasi sebagai alat
pendemokrasian ekonomi nasional dilaksanakan dalam rangka politik umum
perjuangan Bangsa Indonesia.
Di bidang organisasi Koperasi Indonesia menjamin adanya hak-hak individu
serta memegang teguh azas-azas demokrasi. Rapat Anggota merupakan kekuasaan
tertinggi di dalam tata kehidupan Koperasi. Koperasi mendasarkan geraknya pada
aktivitas ekonomi dengan tidak meninggalkan azasnya yakni kekeluargaan dan
gotong-royong.Dengan berpedoman kepada Ketetapan M.P.R.S. No.
XXIII/MPRS/1966 Pemerintah memberikan bimbingan kepada Koperasi dengan
sikap seperti tersebut di atas serta memberikan perlindungan agar Koperasi tidak
mengalami kekangan dari pihak manapun, sehingga Koperasi benar-benar mampu
melaksanakan pasal 33 Undang-undang Dasar 1945 beserta penjelasannya.
b. Undang-Undang No. 25 Tahun 1992
Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 disusun sebagai penyempurnaan UU No
12 Tahun 1967 tentang pokok pokok perkoperasian yang merupakan perwujudan
dari UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia
disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Selanjutnya
penjelasan Pasal 33 antara lain menyatakan bahwa kemakmuran masyarakatlah yang
diutamakan bukan kemakmuran orang-seorang dan bangun perusahaan yang sesuai
dengan itu ialah koperasi. Penjelasan Pasal 33 menempatkan Koperasi baik dalam
kedudukan sebagai sokoguru perekonomian nasional maupun sebagai bagian integral
tata perekonomian nasional.
7
Dengan memperhatikan kedudukan Koperasi seperti tersebut di atas maka
peran Koperasi sangatlah penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi
ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang
mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan.
Dalam kehidupan ekonomi seperti itu Koperasi seharusnya memiliki ruang gerak dan
kesempatan usaha yang luas yang menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi
rakyat.
Tetapi dalam perkembangan ekonomi yang berjalan demikian cepat,
pertumbuhan Koperasi selama ini belum sepenuhnya menampakkan wujud dan
perannya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945. Demikian pula
peraturan perundang-undangan yang ada masih belum sepenuhnya menampung hal
yang diperlukan untuk menunjang terlaksananya Koperasi baik sebagai badan usaha
maupun sebagai gerakan ekonomi rakyat. Oleh karena itu, untuk menyelaraskan
dengan perkembangan lingkungan yang dinamis perlu adanya landasan hukum baru
yang mampu mendorong Koperasi agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi lebih
kuat dan mandiri. Pembangunan Koperasi perlu diarahkan sehingga semakin
berperan dalam perekonomian nasional. Pengembangannya diarahkan agar Koperasi
benar-benar menerapkan prinsip Koperasi dan kaidah usaha ekonomi. Dengan
demikian Koperasi akan merupakan organisasi ekonomi yang mantap, demokratis,
otonom, partisipatif, dan berwatak sosial. Pembinaan Koperasi pada dasarnya
dimaksudkan untuk mendorong agar Koperasi menjalankan kegiatan usaha dan
berperan utama dalam kehidupan ekonomi rakyat. Undang-undang ini menegaskan
bahwa pemberian status badan hukum Koperasi, pengesahan perubahan Anggaran
Dasar, dan pembinaan Koperasi merupakan wewenang dan tanggung jawab
Pemerintah. Dalam pelaksanaannya, Pemerintah dapat melimpahkan wewenang
tersebut kepada Menteri yang membidangi Koperasi.
Namun demikian hal ini tidak berarti bahwa Pemerintah mencampuri urusan
internal organisasi Koperasi dan tetap memperhatikan prinsip kemandirian Koperasi.
Pemerintah, baik di pusat maupun di daerah, menciptakan dan mengembangkan
iklim serta kondisi yang mendorong pertumbuhan dan pemasyarakatan Koperasi.
Demikian juga Pemerintah memberikan bimbingan, kemudahan, dan perlindungan
8
kepada Koperasi. Selanjutnya Pemerintah dapat menetapkan bidang kegiatan
ekonomi yang hanya dapat diusahakan oleh Koperasi.
Selain itu Pemerintah juga dapat menetapkan bidang kegiatan ekonomi di
suatu wilayah tertentu yang telah berhasil diusahakan oleh Koperasi untuk tidak
diusahakan oleh badan usaha lainnya. Hal tersebut dilakukan dengan memperhatikan
kepentingan ekonomi nasional dan perwujudan pemerataan kesempatan berusaha.
Undang-undang ini juga memberikan kesempatan bagi koperasi untuk memperkuat
permodalan melalui pengerahan modal penyertaan baik dari anggota maupun dari
bukan anggota. Dengan kemungkinan ini, Koperasi dapat lebih menghimpun dana
untuk pengembangan usahanya. Sejalan dengan itu dalam Undang-undang ini
ditanamkan pemikiran ke arah pengembangan pengelolaan Koperasi secara
profesional. Berdasarkan hal tersebut di atas, Undang-undang ini disusun dengan
maksud untuk memperjelas dan mempertegas jati diri, tujuan, kedudukan, peran,
manajemen, keusahaan, dan permodalan Koperasi serta pembinaan Koperasi.
Koperasi dalam UU No 25 Tahun 1992 pasal 1 didefinisikan Koperasi adalah
badan usahayang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Untuk lebih jelas mengetahui
perbedaanya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel perbedaan UU No 12 Tahun 1967 dengan UU No 25 Tahun 1992
UU No 12 Tahun 1967 UU No 25 Tahun 1992
Definisi Koperasi Indonesia adalah organisasi
ekonomi rakyat yang berwatak sosial
beranggotakan orang orang atau badan-
badan hukum Koperasi yang merupakan
tata-susunan ekonomi sebagai usaha
bersama berdasar atas azas kekeluargaan
Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau
badan hukum Koperasi dengan
melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip Koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.
Fungsi 1.alat perjuangan ekonomi untuk
mempertinggi kesejahteraan rakyat,
2.alat pendemokrasian ekonomi nasional,
3.sebagai salah atu urat nadi
perekonomian Indonesia,
4. alat pembina insan masyarakat untuk
memperkokoh kedudukan ekonomi
bangsa Indonesia serta bersatu dalam
1. membangun dan mengembangkan
potesi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan pada
masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosialnya;
2. berperan serta secara aktif dalam
upaya mempertinggi kualitas
9
mengatur tata-laksana perekonomian
rakyat
kehidupan manusia dan masyarakat
3.memperkokoh perekonomian
rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perkonomian nsional
dengan koperasi sebagai
sokogurunya
4. berusaha untuk mewujudkan dan
mengembangkan perkonomian
nasional yang merupakan usaha
bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi
Asas kekeluargaan dan kegotong- royongan kekeluargaan
Prinsip Disebut sendi sendi
1. sifat keanggotaannya sukarela dan
terbuka untuk setiap warga negara
Indonesia,
2. rapat anggota merupakan kekuasaan
tertinggi, sebagai pencerminan
demokrasi dalam Kopersi,
3. pembagian sisa hasil usaha diatur
menurut jasa masing-masing anggota,
4. adanya pembatasan bunga atas modal,
5.mengembangkan kesejahteraan anggota
khususnya dan masyarakat pada
umumnya,
6. usaha dan ketata-laksanaannya bersifat
terbuka,
7. Swadaya, swakerta dan swasembada
sebagai pencerminan dari pada prinsip
dasar : percaya pada diri sendiri.
Disebut Prinsip Koperasi
Koperasi melaksanakan prinsip
Koperasi sebagai berikut;
a. keanggotaan bersifat suka rela dan
terbuka;
b. pengelolaan dilaksanakan secara
demokratis;
c. pembagian sisa hasil usaha
dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggota;
d. pemberian balas jasa yang terbatas
terhadap modal;
e. kemandirian.
(2) Dalam mengembangkan Koperasi
maka Koperasi melaksanakan pula
prinsip Koperasi sebagai berikut:
a. pendidikan perkoperasian;
b. kerja sama antar Koperasi.
Pembentu
kan
- Sekurang-kurangnya 20 (Dua puluh)
orang yang telah memenuhi syarat-
syarat termaksud di dalam pasal 10
dapat membentuk sebuah Koperasi
- Tidak ada kata koperasi sekunder
- Koperasi Primer dibentuk oleh
sekurang-kurangnya 20 (dua puluh)
orang.
-Koperasi Skunder dibentuk sekurang
kurangnya 3 (tiga) Koperasi
Hak
Anggota
- Tidak ada mendapatkan keterangan mengenai
perkembangan Koperasi menurut
ketentuan dalam Anggaran Dasar
Alat
Kelengka
pan
- Rapat Anggota,
- Pengurus,
- Badan Pemeriksa
- Rapat Aggota;
- Pengurus;
- Pengawas.
RAT
menetap
kan
Tidak ada tambahan Ditambah
- pengesahan pertanggungjawaban
pengurus dalam pelaksanaan
10
tugasnya ;
- pembagian sisa hasil usaha ;
- penggabungan ,peleburan,
pembagian ,dan pembubaran
Koperasi
Modal (1) Modal Koperasi terdiri dan dipupuk
dari simpanan-simpanan, pinjaman-
pinjaman, penyisihan-penyisihan dari
hasil usahanya termasuk cadangan
serta sumber-sumber lain.
(2) Simpanan anggota di dalam Koperasi
terdiri atas :
a. simpanan pokok;
b. simpanan wajib;
c. simpanan sukarela;
(3) Simpanan sukarela dapat diterima
oleh Koperasi dari bukan anggota
(1) Modal Koperasi terdiri dari modal
sendiri dan modal pinjaman.
(2) Modal sendri dapat berasal dari:
a. Simpanan Pokok;
b. Simpanan Wajib ;
c. Dana Cadangan ;
d. Hibah.
(3) Modal Pinjaman dapat berasal
dari :
a. Anggota;
b. Koperasi lainnya dan/atau
anggotanya
c. Bank dan lembaga keuangan
lainnya ;
d. Penerbitan obligasi dan surat
hutang lainnya;
Lapangan
Usaha
Lapangan usaha Koperasi adalah di
bidang produksi dan di bidang ekonomi
Usaha Koperasi adalah usaha yang
berkaitan langsung dengan
kepentingan anggota untuk
meningkatkan usaha dan
kesejahteraan anggota
Perbedaan Pertama, definisi terlihat perbedaanya yaitu UU No 12 Tahun
1967 koperasi masih dianggap organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial,
diubah dalam UU No 25 Tahun 1992 menjadi badan usaha dan telah menetapkan
prinsip prinsip koperasi. Artinya pada UU No 12 tahun 1967 koperasi masih belum
jelas kedudukannya karena hanya disebut sebagai organisasi rakyat dan berwatak
sosial. Sedangkan pada UU No 25 tahun 1992 diubah menjadi badan usaha yang
artinya dapat mencari keuntungan tetapi tetap mengutamakan kesejahteraan anggota.
Disamping itu sudah menetapkan prinsip prinsip koperasi sehingga lebih dapat
digunakan sebagai landasan operasional koperasi.
Kedua, dilihat dari fungsi Pada UU No 12 Tahun 1967 fungsi koperasi yaitu
1.alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat, 2.alat
pendemokrasian ekonomi nasional, 3. sebagai salah atu urat nadi perekonomian
Indonesia, 4. alat pembina insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan
11
ekonomi bangsa Indonesia serta bersatu dalam mengatur tata-laksana perekonomian
rakyat. Sedangkan pada UU No 25 tahun 1992 yaitu 1. membangun dan
mengembangkan potesi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan pada
masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosialnya;2. berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat; 3.memperkokoh perekonomian rakyat sebagai
dasar kekuatan dan ketahanan perkonomian nsional dengan koperasi sebagai
sokogurunya 4. berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perkonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
Ketiga, di lihat adari asas dalam UU No 12 Tahun 1967 asas kekeluargaan
dan kegotong- royongan dan UU No 25 tahun 1992 dikecilkan menjadi kekeluargaan
saja. Hal ini berarti asas kegiatan koperasi tidak mengandalkan kegotong royongan
yang dianggap kurang luas karena dalam kekeluargaan sudah mengandung arti
gotong royong.
Keempat, Prinsip koperasi dalam UU No 12 Tahun 1967 menggunakan kata
sendi koperasi 1. sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka untuk setiap warga
negara Indonesia, 2. rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi, sebagai
pencerminan demokrasi dalam Kopersi, 3. pembagian sisa hasil usaha diatur menurut
jasa masing-masing anggota, 4. adanya pembatasan bunga atas modal,
5.mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada
umumnya, 6. usaha dan ketata-laksanaannya bersifat terbuka, 7. Swadaya, swakerta
dan swasembada sebagai pencerminan dari pada prinsip dasar : percaya pada diri
sendiri.
Sedangkan pada UU No 25 tahun 1992 Koperasi melaksanakan prinsip
Koperasi sebagai berikut; a. keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka;b.
pengelolaan dilaksanakan secara demokratis;c. pembagian sisa hasil usaha dilakukan
secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota; d.
pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal; e. kemandirian.(2) Dalam
mengembangkan Koperasi ,maka Koperasi melaksanakan pula prinsip Koperasi
sebagai berikut: a. pendidikan perkoperasian; b. kerja sama antar Koperasi.
12
Kelima, Pembentukan koperasi, dalam UU No 12 tahun 1967 Sekurang-
kurangnya 20 (Dua puluh) orang yang telah memenuhi syarat-syarat termaksud di
dalam pasal 10 dapat membentuk sebuah Koperasi, Tidak ada kata koperasi
sekunder, sedang UU No 25 tahun 1992 Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-
kurangnya 20 (dua puluh) orang. -Koperasi Skunder dibentuk sekurang kurangnya 3
(tiga) Koperasi.
Keenam, Hak anggota pada UU No 25 Tahun 1992 ditambah mendapatkan
keterangan mengenai perkembangan Koperasi menurut ketentuan dalam Anggaran
Dasar. Berbeda dengan UU sebelumnya UU ini anggota dapat meminta keterangan
mengenai perkembangan koperasi kepada pengurus sehingga mengetahui kondisi
keuangan dan lain dari koperasi, sehingga dapat diambil keputusan kedepannnya.
Ketujuh, Pada UU No 12 Tahun 1967 alat kelengkapan koperasi meliputi
Rapat Anggota, Pengurus, Badan Pemeriksa, Sedangkan pada UU No 25 Tahun 1992
meliputi Rapat Anggota, Pengurus, Pengawas. Badan pemeriksa diganti
kedudukannya pengawas namun fungsinya secara umum sama.
Kedelapan, pada UU No 25 Tahun 1992 ada tambahan dalam RAT
menetapkan pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya
; pembagian sisa hasil usaha ; penggabungan ,peleburan, pembagian dan pembubaran
Koperasi. Jadi dalam UU no 25 tahun 1992 ditambah agenda rapat di RAT sehingga
lebih luas.
Kesembilan, Permodalan dlam UU No 12 Tahun 1967, (1) Modal Koperasi
terdiri dan dipupuk dari simpanan-simpanan, pinjaman-pinjaman, penyisihan-
penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta sumber-sumber lain. (2)
Simpanan anggota di dalam Koperasi terdiri atas :a. simpanan pokok; b. simpanan
wajib; c. simpanan sukarela; (3) Simpanan sukarela dapat diterima oleh Koperasi
dari bukan anggota.
Sedangkan pada UU No 25 Tahun 1992 (1) Modal Koperasi terdiri dari
modal sendiri dan modal pinjaman. (2) Modal sendri dapat berasal dari:a. Simpanan
Pokok;b. Simpanan Wajib ;c. Dana Cadangan ;d. Hibah.(3) Modal Pinjaman dapat
berasal dari :a. Anggota;b. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya; c. Bank dan
lembaga keuangan lainnya ; d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya; Artinya
13
bahwa ada tambahan modal tidak semata mata dari simpanan anggota tetapi dapat
dari pinjaman pihak ketiga atau dari hibah
Kesepuluh, Lapangan Usaha koperasi dalam UU No 12 T, Tahun 1967
Lapangan usaha Koperasi adalah di bidang produksi dan di bidang ekonomi
sedangkan UU No 25 tahun 1992 Usaha Koperasi adalah usaha yang berkaitan
langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan
anggota.
14
BAB III
PENUTUP
Pada Undang-Undang No. 12 tahun 1967 menjelaskan bahwa Koperasi
adalah sebagai organisasi sosial dan tidak adanya pasal yang menjelaskan tentang
status hukum yang di miliki badan koperasi di Indonesia. sedangkan pada Undang-
Undang No. 25 Tahun 1992 Koperasi sebagai badan usaha dan sudah adanya status
hukum pada setiap badan koperasi di indonesia akan di dapatkan setelah akta
pendirian koperasi disahkan oleh pemerintah.
Perbedaan yang ditemukan dalam makalah ini meliputi Definisi, fungsi, asas,
prinsip, pembentukan, hak anggota, alat kelengkapan, RAT, modal, lapangan usaha
yang pada UU No 25 tahun 1992 lebih luas dan diperdalam.
15
REFERENSI
UU No 12 Tahun 1967. Tentang Pokok pokok Perkoperasian
UU No 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian
Top Related