Download - Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

Transcript
Page 1: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

Tugas Penelitian

PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PADA

MAHASISWA PSIKOLOGI UI

Diajukan untuk tugas akhir MetPenStat II Kelas A

Disusun oleh :

Fitri Tasliatul Fuad (0906627820)

Ibadurrahman (0906560651)

Madinatul Munawaroh (0906521000)

Putri Novelia (0906491875)

Reza Lidia Sari (0906560866)

Rindang Ayu (0906553690)

Pembimbing

Dewi Maulina S.Psi., M.Psi.Dr. Anggadewi Moesono

Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia

Depok, 2010

Page 2: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

KATA PENGANTAR

Alhamdullillahirobbil’alamin peneliti ucapkan kepada Yang Maha Kuasa yang telah

memberikan kekuatan kepada kami dalam menyelesaikan tugas Metode Penelitian dan

Statistika II ini dengan baik dan tepat pada waktu yang telah di tentukan. Tidak lupa kami

ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, mahasiswa senior, anggota kelompok dan

keluarga yang telah memberikan dukungan, motivasi, masukan, saran, dan kritik demi

lancarnya penelitian ini. Kami sadar sebagai pemula, dalam penelitian ini tentu memiliki

banyak kekurangan, untuk itu kami mohon maaf dan kami sangat berterimakasih jika ada

yang ingin memberikan saran dan kritiknya untuk menjadi lebih baik dalam penelitian-

penelitian selanjutnya. Semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi yang

membacanya.

Depok, 16 Desember 2010

Tim Peneliti

i

Page 3: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………….i

Daftar Isi………………………………………………………………………………..ii

BAB I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang……………………………………………………………… 1

I.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………2

I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………………………2

BAB II Landasan Teori

II.1 Definisi Prososial……………………………………………………………3

II.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku prososial………………………5

II.3 Pendekatan Perkembangan Kognitif……………………………………… 7

II.4 Laki-laki dan Perempuan dala Perilaku Prososial………………………… 8

II.5 Hipotesis……………………………………………………………………. 9

BAB III Metode Penelitian

III.1 Populasi dan Sampel……………………………………………………… 10

III.2 Tipe dan Desain Penelitian………………………………………………… 10

III.3 Teknik Analisis…………………………………………………………… 11

III.4 Varabel Penelitian………………………………………………………… 11

III.5 Alat Ukur…………………………………………………………………… 11

BAB IV Hasil dan Analisis

IV.1 Gambaran Umum Penelitian……………………………………………… 12

IV.2 Hasil Penelitian…………………………………………………………… 12

IV.3 Interpretasi Hasil…………………………………………………………… 18

BAB V Penutup

V.1 Kesimpulan………………………………………………………………… 20

V.2 Diskusi……………………………………………………………………….20

V.3 Saran…………………………………………………………………………21

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………… 22

Lampiran………………………………………………………………………………….23

ii

Page 4: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri.

Selalu terjadi saling ketergantungan antara individu yang satu dengan individu yang

lainnya. Untuk mempertahankan kebersamaan dalam rangka mempertahankan

kelangsungan hidup, manusia perlu mengembangkan sikap kooperatif serta sikap untuk

berperilaku menolong terhadap sesamanya atau yang sering disebut sebagai perilaku

prososial.

Pada kenyataannya karakteristik dari individu juga mempengaruhi perilaku

prososial seseorang, diantaranya adalah kematangan kognitif dan jenis kelamin. Asumsi

utama dari kematangan kognitif adalah penalaran moral akan berpengaruh terhadap

perilaku prososial (Staub, 1979 dalam Margus, 2008). Sedangkan pengaruh jenis

kelamin ditemukan dalam beberapa penelitian tentang perilaku prososial yang memiliki

hasil berbeda-beda. Mills dan Grusec (1991 dalam Hans & Bierhoff, 2002) menemukan

bahwa perempuan lebih penolong dibandingkan laki-laki. Tetapi penelitian lain

menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara jender (jender diartikan sebagai jenis

kelamin) dan tingkat perilaku menolong (Rushton, 1975 dalam Hans & Bierhoff, 2002).

Penjelasan mengenai perbedaan jenis kelamin dalam perilaku prososial dapat dilihat

dari peran jender yang tentunya juga dipengaruhi peran sosial mereka yang berbeda-

beda. Para psikolog berpendapat bahwa secara umum perempuan lebih empati atau

simpatetik dibandingkan laki-laki (Feshbach, 1982; Hoffman, 1977 dalam Eagly &

Crowley, 1986). Sedangkan jender laki-laki akan menolong dalam situasi yang

berbahaya. Berdasarkan yang menerima penghargaan dari Carnegie Hero Fund

Comission, tercatat lebih banyak laki-laki yang menerima penghargaan karena menolong

sesama manusia, hanya 9% dari hero tersebut adalah perempuan (Hans & Bierhoff,

2002).

Oleh karena itu, banyaknya perbedaan pendapat mengenai perilaku prososial yang

ditinjau dari perbedaan jenis kelamin membuat penulis tertarik untuk kembali

mengangkat permasalahan ini menjadi topik dalam penelitian kami.

i

Page 5: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

I.2. Rumusan Masalah

Masalah Penelitian : Apakah terdapat perbedaan perilaku prososial antara

perempuan dan laki-laki pada mahasiswa?

Operasionalisasi masalah : Apakah terdapat perbedaan skor decision model of

helping antara perempuan dan laki-laki pada mahasiswa psikologi UI?

I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian :

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan skor perilaku prososial antara

perempuan dan laki-laki pada mahasiswa.

Manfaat penelitian :

Manfaat ilmiah, penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber penelitian selanjutnya.

Manfaat praktis, penelitian ini menjadi pengetahuan baru mengenai perilaku prososial

dan jenis kelamin.

ii

Page 6: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Definisi Prososial

Banyak ahli yang memberikan definisi mengenai tingkah laku prososial atau

perilaku positif. Staub (dalam Margus, 2002) menyatakan perilaku prososial adalah

perilaku yang ditujukan kepada orang lain dan memberikan manfaat. Sedangkan

Brigham (dalam Margus, 2002) mengemukakan perilaku prososial adalah segala bentuk

tingkah laku yang bertujuan menyokong kesejahteraan orang lain atau perilaku yang

menguntungkan penerima tetapi tidak memiliki keuntungan yang jelas bagi pelaku.

Meskipun berbeda-beda, tetapi pada dasarnya memiliki pengertian yang sama.

Kesamaannya adalah tingkah laku tersebut mempunyai sifat untuk menyejaterahkan

atau memberikan manfaat bagi orang lain. Persamaan lainnya adalah tingkah laku

tersebut tidak memberikan keuntungan yang jelas kepada orang lain. Akant tetapi,

perilaku prososial tidak selamanya memberikan manfaat bagi orang lain. Menurut

Baron dan Byane (2000), perilaku prososial seringkali menimbulkan resiko atau

konsekuensi negatif bagi orang yang memberikan pertolongan.

Dalam mengistilahkan dan menggolongkan perilaku prososial, ada beberapa

perbedaan pendapat di kalangan para ahli. Istilah perilaku menolong, perilaku prososial

dan perilaku altruistik sering disalah artikan. Namun, pada dasarnya ketiga istilah

tersebut berbeda dalam tujuan dari tindakannya. Menurut Hans dan Bierhoff (2002) :

“Helping” is the broadest term, including all forms of interpersonal support

“Prosocial behavior” is narrower, in that the action is intended to improve the

situation of help-recipient, the actor is not motivated by the fulfillment of professional

obligations, and the recipient is a person and not an organizations.

“Altruism” refers to prosocial behavior that has an additional constrain, namely that

the helper’s motivation is characterised by perspective taking and empathy.

i

Page 7: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

Jika dilihat dari pengertian masing-masing istilah, ketiganya ini saling berhubungan

satu sama lain.

Wrightsman dan Deaux (dalam Margus, 2002), mendefinisikan perilaku prososial

sebagai perilaku yang menguntungkan orang lain, atau konsekuensi sosial yang positif

baik fisik maupun psikologis kepada orang lain, terdiri dari perilaku menolong dan

bekerjasama. Ia juga menyebutkan bahwa istilah prosocial behavior sama dengan

helping behavior yang merupkan kebalikan dari antisocial behavior. Selanjutnya, Baron

dan Byrne (1994) menyatakan istilah prosocial behavior mempunyai arti yang sama

dengan altruistic behavior.

Selain penekanan pada akibat dari tingkah laku yang menguntungkan orang lain,

terdapat juga definisi prososial yang menekankan pada hal lain. Salah satunya adalah

oleh Baron dan Byane (2000) yang menambahkan akan perlunya kesesuaian antara

tindakan yang ditampilkan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Rentang perilaku prososial berada dalam sebuah kontinum yang dimulai dari

tindakan altruisme yang tidak egois/sukarela sampai tindakan menolong yang

dimotivasi oleh kepentingan sendiri (Batson, dalam Margus, 2008). Banyak perilaku

prososial yang dilakukan tidak bersifat sukarela, misalnya bila kita menjadi

sukarelawan untuk membantu para pengungsi hanya untuk membuat orang lain terkesan

kepada kita (Sears et al., dalam Margus, 2008).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku

prososial adalah segala bentuk perilaku yang memberikan dampak sosial yang positif

atau menguntungkan bagi orang lain yang menerimanya, baik secara fisik maupun

psikologis dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Dalam menjelaskan tingkah laku prososial, Latane dan Darley (dalam Margus,

2008) menggunakan decision model of helping. Dimana ia melibatkan keputusan dari

orang yang berpotensi untuk melakukan pertolongan sebagai faktor yang paling

berperan. Adapun aspek-aspek yang terlibat dalam pengambilan keputusan adalah

notice the emergency, define it as emergencies, take responsibility, decide to help, dan

implement way to help. Teori ini menjelaskan bahwa perilaku menolong yang dilakukan

oleh seseorang pada sistuasi gawat (emergency) merupakan sebuah proses. Proses ini

ii

Page 8: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

terdiri dari lima tahap decision making. Tahapan awal jika dilakukan akan berlanjut ke

tahap berikutnya hingga tahap terkahir agar terjadi perilaku menolong. Jika salah satu

tahap tidak terjadi maka perilaku menolong tidak akan dilakukan.

Untuk menjawab penelitian ini, kami menggunakan definisi dari Latane dan Darley

(dalam Margus, 2008) dalam menjelaskan perilaku prososial.

II.2. Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku prososial

Ada dua faktor yang memengaruhi perilaku prososial, yaitu faktor situasional dan

faktor dalam diri (Sarwono et al.,2009)

1. Faktor situasional

a. Bystander

Efek bystander terjadi karena pengaruh sosial (sosial influence) yaitu

1) pengaruh dari orang lain yang dijadikan sebagai patokan dalam

mengintepretasi situasi dan mengambil keputusan untuk menolong seseorang

jika orang lain juga menolong; 2) hambatan penonton (audience inhibition),

yaitu merasa dirinya dinilai oleh orang lain (evaluation apprehension) dan

resiko membuat malu diri sendiri karena tindakannya menolong yang kurang

tepat akan menghambat orang untuk menolong; 3) penyebaran tanggung

jawab (diffusion of responsibility) membuat tanggung jawab untuk menolong

menjadi terbagi karena hadirnya orang lain.

b. Daya tarik

Adanya “kesamaan” antara penolong dengan orang yang akan ditolong

juga meningkatkan kemungkinan terjadinya tingkah laku menolong.

Seseorang cenderung akan menolong orang yang dalam beberapa hal mirip

dengan dirinya (Krebs, dalam Sarwono, 2009). Oleh karena itu, pada

umumnya, orang akan menolong anggota kelompoknya terlebih dahulu

(ingroup), baru kemudian orang lain (out-group) karena sebagai suatu

kelompok tentunya ada beberapa kesamaan dalam diri mereka yang mengikat

mereka dalam suatu kelompok.

i

Page 9: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

c. Atribusi terhadap korban

Seseorang akan termotivasi untuk memberikan bantuan pada orang lain

bila ia mengasumsikan bahwa ketidakberuntungan korban adalah di luar

kendali korban (Weiner, dalam Sarwono, 2009)

d. Ada model

Adanya model yang melakukan tingkah laku menolong dapat

mendorong seseorang untuk memberikan pertolongan pada orang lain.

e. Desakan waktu

Orang yang sibuk dan tergesa-gesa cenderung tidak menolong,

sedangkan orang yang punya waktu luang yang lebih besar kemungkinannya

untuk memberikan pertolongan kepada yang memerlukannya (Sarwono, 2009)

f. Sifat kebutuhan korban

Kesediaan untuk menolong dipengaruhi oleh kejelasan bahwa korban

benar-benar membutuhkan pertolongan (clarity of need), korban memang

layak mendapatkan bantuan yang dibutuhkan (legitimate of need), dan

bukanlah tanggung jawab korban sehingga ia memerlukan bantuan dari orang

lain (atribusi eksternal) (Deux et al., dalam Sarwono, 2009).

2. Faktor dalam diri individu

a. Suasana hati (mood)

Emosi positif secara umum meningkatkan tingkah laku menolong

(Baron, dalam Sarwono, 2009). Namun, jika situasinya tidak jelas (ambigu),

maka orang yang sedang bahagia cenderung untuk mengasumsikan bahwa

tidak ada keadaan darurat sehingga tidak menolong. Pada emosi negatif,

seseorang yang sedang sedih mempunyai kemungkinan menolong yang lebih

kecil.

ii

Page 10: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

b. Sifat

Orang yang mempunyai sifat pemaaf (forgiveness), ia akan

mempunyai kecenderungan mudah menolong (Karremans et al., dalam

Sarwono,2009). Orang yang memilki pemantauan diri yang tinggi juga

cenderung lebih penolong, karena dengan menjadi penolong, ia akan

memperoleh penghargaan sosial yang lebih tinggi (White & Gerstein, dalam

Sarwono, 2009).

c. Jenis kelamin

Peranan jender terhadap kecenderungan seseorang untuk menolong

sangat dipengaruhi oleh situasi dan bentuk pertolongan yang dibutuhkan.

Laki-laki cenderung lebih mau terlibat dalam aktivitas menolong pada situasi

darurat yang membahayakan, misalnya menolong seseorang dalam kebakaran.

Sementara perempuan, lebih tampil menolong pada situasi yang bersifat

dukungan emosi, merawat, dan mengasuh (Deux et al., dalam Sarwono, 2009).

d. Tempat tinggal

Orang yang tinggal di daerah pedesaan cenderung lebih penolng

daripada orang yang tinggal di daerah perkotaan. Hal ini dapat dijelaskan dari

urban-overload hypothesis, yaitu orang-orang yang tinggal di perkotaan

terlalu banyak mendapat stimulasi dari lingkungan. Oleh karenanya, ia harus

selektif dalam menerima paparan informasi yang sangat banyak agar isa tetap

menjalankan peran-perannya dengan baik. Itulah sebabnya, orang di perkotaan

terlalu sibuk dan sering tidak peduli dengan kesulitan orang lain karen ia

sudah overload dengan beban tugasnmya sehari-hari (Deaux et al.,dalam

Sarwono, 2009)

II.3. Pendekatan Perkembangan Kognitif

Menurut Staub (Retnaningsih, 2005) salah satu pendekatan yang digunakan untuk

melihat perkembangan prososial adalah pendekatan perkembangan kognitif. Asumsi

i

Page 11: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

utama dari pendekatan kognitif adalah penalaran moral akan berpengaruh terhadap

perilaku prososial.

Menurut Kohlberg (dalam Retnaningsih, 2005), perkembangan penalaran moral

meliputi cara berpikir yang self centered kepada cara berpikir yang sesuai dengan nor-

norma sosial dan prinsip-prinsip moral. Penalaran moral akan semakin meningkat

sesuai dengan perkembangan manusia. Hal ini tentu saja berkaitan dengan usia.

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang lebih tua umumnya lebih sering berbagi

dan menolong orang lain, dibandingkan anak-anak yang lebih muda. Perbedaan ini akan

semakin jelas jika didasarkan pada perbedaan dalam kemampuan kognitif.

II.4. Laki-laki dan Perempuan dalam Perilaku Prososial

Untuk menjelaskan perilaku menolong yang ditinjau dari perbedaan jenis kelamin

dapat dilihat dari perbedaan peran jender di konteks sosial (Hans & Bierhoff , 2002).

Peran jender merupakan kepercayaan yang dibagi dan diaplikasikan oleh individu

berdasarkan identitas diri mereka secara sosial (Eagly, 1987). Menurut Eagly (2009),

kepercayaan ini melibatkan descriptive dan prescriptive apa yang biasanya dan

seharusnya dilakukan oleh wanita dan laki-laki.

Peran jender perempuan. Menurut peran jendernya perempuan lebih tertarik

pada kehangatan hubungan interpersonal, hubungan sosial, dan sensibilitas hubungan

interpersonal (Bakan et al., dalam Hans & Bierhoff , 2002). Selain itu para psikolog

menyatakan bahwa perempuan lebih empati atau simpati di bandingkan laki-laki

(Feshbach et al., dalam Eagly & Crowley, 1986). Perbedaan ini timbul ketika peran

jender dibutuhkan dalam situasi atau karakteristik yang mengharuskan mereka untuk

berbuat sesuatu (Eisenberg & Lennon, dalam Eagly & Crowley, 1986).

Penelitian tentang stereotip jender menyatakan bahwa caring helpfulness

diasosiasikan sebagai peran jender perempuan, selain itu jender perempuan juga lebih

kindness, compassion dan mencurahkan dirinya secara utuh pada orang lain (Bern et al.,

Hans & Bierhoff , 2002).

Peran jender laki-laki. Peran jender laki-laki lebih fokus pada kebebasan, kontrol

diri dan tertarik pada kesuksesan (Bakan et al., dalam Hans & Bierhoff , 2002).

ii

Page 12: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

Biasanya laki-laki terlibat dalam perilaku yang heroik, khususnya untuk

menyelamatkan seseorang dari hal-hal yang membahayakan dirinya sendiri (Eagly,

2009). Hero di definisikan sebagai person admired for bravery or other good qualities

(Oxford, 2003). Berdasarkan Carnegie Hero Fund Comission, tercatat lebih banyak

laki-laki yang menerima penghargaan karena menolong sesama manusia, dan hanya 9%

diantaranya adalah perempuan.

II.5. Hipotesis

Ha: Ada perbedaan yang signifikan antara skor decision model of helping perempuan

dan laki-laki pada Mahasiswa Psikologi Universitas Indonesia.

Ho: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor decision model of helping

perempuan dan laki-laki pada Mahasiswa Psikologi Universitas Indonesia.

i

Page 13: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Indonesia dan menggunakan sampel yang berusia 19 tahun dengan menggunakan teknik

random sampling. Metode yang digunakan adalah metode accidental sampling. Dalam

metode accidental sampling pemilihan subyek didasarkan atas kemudahan peneliti

dalam mencari kesediaan partisipan mengisi kuesioner dengan cara menanyakan satu

persatu. Peneliti mengambil populasi mahasiswa Fakultas Psikologi karena studi yang

concern pada perilaku manusia, lulusannya di harapkan mampu untuk lebih peka

terhadap lingkungan dan bersikap empati atas apa yang terjadi pada orang lain. Sampel

berusia 19 tahun dipilih karena kematangan kognitif mulai berkembang saat usia 16

tahun (Atwater, 1983) dan untuk menghomogenkan partisipan, peneliti mengambil

sampel pada umur tersebut.

III.2. Tipe dan Desain Penelitian

Menurut Kumar (2005) tipe penelitian dibagi ke dalam tiga sudut pandang, yaitu

berdasarkan application, objective dan inquiry mode. Berdasarkan application,

penelitian ini termasuk ke dalam jenis applied research karena teknik, prosedur dan

metode yang digunakan di aplikasikan dalam mengumpulkan informasi dari beberapa

aspek sehingga informasi yang dikumpulkan dapat digunakan dalam kehidupan.

Berdasarkan objective atau tujuan penelitian, penelitian ini bersifat komparatif, yaitu

membandingkan skor atau nilai antara dua variabel yang ingin diteliti. Sedangkan

menurut inquiry mode atau metode pengumpulan data, penelitian ini bersifat quantitatif

karena skor di dapatkan dari kuesioner dan merupakan bilangan bulat.

Kumar (2005) juga membagi desain penelitian ke dalam tiga klasifikasi, yaitu

berdasarkan number of contacts, reference period, dan nature of the investigation. Jika

dilihat berdasarkan number of contacts, penelitian ini termasuk ke dalam cross-sectional

studies karena pengumpulan data hanya dilakukan satu kali. Selain itu penelitian ini

berangkat dari phenomena atau isu-isu yang telah terjadi di masa lalu sehingga termasuk

ii

Page 14: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

ke dalam jenis retrospective study design. Sedangkan berdasarkan nature of

investigation, penelitian termasuk ke dalam penelitian non-ekperimental karena tidak

menggunakan teknik randomisasi di dalamnya.

Penelitian ini menggunakan desain dua kelompok between subject design karena

subjek di bagi ke dalam dua kelompok yang berbeda lalu hasilnya di bandingkan.

III.3. Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan teknik analisis independent sample t-test karena tujuan

dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan skor antara dua kelompok dan akan di

ukur dalam skala rasio.

III.4 Variabel penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin sebagai varibel

satu (variabel dikotomi murni), yaitu perempuan dan laki-laki.

Variabel kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah perilaku prososial

(variabel kontinus) yang dilihat dari proses pengambilan keputusan seseorang untuk

menolong dimana meliputi 5 aspek, yaitu notice the emergency, define it as emergencies,

take responsibility, decide to help, dan implement way to help.

Varibel kontrol dalam penelitian ini adalah perkembangan kognitif yang di tinjau

dari usia. Menurut Atwater (1983) perkembangan kognitif sudah matang pada usia 16

tahun. Dikarenakan fakta dan kondisi mahasiswa di Fakultas Psikologi sedikti sekali

yang berusia 16 tahun, peneliti mengambil sampel yang berusia 19 sesuai dengan usia

terbanyak dan interpretas peneliti. Usia 19 tahun dirasa cukup representatif untuk

menggambarkan populasi mahasiswa.

III.5 Alat Ukur

Alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah self-report berupa

kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan mengenai perilaku prososial. Alat tes ini

kami sadur dari skripsi Margus (2002) tentang Perilaku Prososial pada Anggota Yanmas

POLRES Jakarta Selatan dan telah disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada

mahasiswa.

i

Page 15: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

IV.1 Gambaran Umum Penelitian

Responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 60 mahasiswa yang berusia

19 tahun. Namun, dari 60 kuesioner yang dibagikan hanya 57 kuesioner yang dapat

dinyatakan valid karena 3 lainnya tidak mengisi data kontrol. Subjek laki-laki sebanyak

23 orang (40.4 %) yang berasal dari angkatan 2008 (2 orang), angkatan 2009 (15 orang)

dan angkatan 2010 (6 orang), sedangkan subjek perempuan sebanyak 34 orang (59.6 %)

yang berasal dari angkatan 2008 (3 orang) dan angkatan 2009 (31 orang). Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabel di bawah ini.

Tabel I Gambaran umum subyek penelitian

IV.2 Hasil Penelitian

Tabel II. Perbedaan Mean Perilaku Prososial Perempuan dan Laki-laki

ii

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Perempuan 34 59.6 59.6 59.6

Laki-laki 23 40.4 40.4 100.0

Total 57 100.0 100.0

Group Statistics

sex N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Prosocial Perempuan 34 98.26 5.395 .925

Laki-laki 23 95.48 7.204 1.502

Page 16: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

Tabel III. Perbedaan Skor Prososial Perempuan dan Laki-laki dengan

menggunakan teknik Independent Sample t-Test

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std.

Error

Differen

ce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Prosocial Equal

variances

assumed

1.974 .166 1.669 55 .101 2.786 1.669 -.559 6.132

Equal

variances

not

assumed

1.579 38.197 .122 2.786 1.764 -.784 6.357

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa signifikansi perbedaan skor perilaku

prososial perempuan dan laki-laki pada mahasiswa psikologi UI menunjukkan angka

sebesar 0.166.

Tabel IV. Perbedaan Mean Perempuan dan Laki-laki pada masing-masing

dimensi Perilaku Prososial.

i

Page 17: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

a. Notice the emergency

Group Statistics

Sex N MeanStd.

DeviationStd. Error

Mean

Notice Perempuan 34 18.18 1.914 .328

Laki-laki 24 19.00 3.822 .780

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean Differen

ce

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Notice Equal variances assumed

6.107 .017-

1.08156 .284 -.824 .762 -2.349 .702

Equal variances not assumed

-.973 31.186 .338 -.824 .846 -2.549 .902

b. Define it as Emergencies

ii

Page 18: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

Group Statistics

Sex N MeanStd.

DeviationStd. Error

Mean

Define Perempuan 34 16.71 1.978 .339

Laki-laki 24 18.21 4.520 .923

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean Differenc

e

Std. Error Differenc

e

95% Confidence

Interval of the Difference

Lower Upper

Define Equal variances assumed

7.122 .010-

1.72356 .090 -1.502 .872 -3.249 .244

Equal variances not assumed

-1.528

29.262 .137 -1.502 .983 -3.512 .507

c. Take Responsibility

i

Page 19: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

Group Statistics

Sex N MeanStd.

DeviationStd. Error

Mean

Responsibility Perempuan 34 12.47 2.585 .443

Laki-laki 24 13.00 3.244 .662

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

Mean Differe

nce

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Responsibility Equal variances assumed

.255 .616 -.691 56 .492 -.529 .766 -2.064 1.005

Equal variances not assumed

-.66442.31

4.510 -.529 .797 -2.137 1.078

ii

Page 20: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

d. Decide to help

Group Statistics

Sex N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Decide Perempuan 34 25.71 2.823 .484

Laki-laki 24 22.17 4.594 .938

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std.

Error

Differenc

e

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Decide Equal

variances

assumed

8.047 .006 3.631 56 .001 3.539 .975 1.587 5.492

Equal

variances not

assumed

3.35435.15

9.002 3.539 1.055 1.397 5.681

i

Page 21: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

e. Implement way to help

Group Statistics

Sex N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Action Perempuan 34 24.88 2.306 .396

Laki-laki 24 23.08 3.717 .759

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std. Error

Differenc

e

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Acti

on

Equal variances

assumed4.635 .036 2.273 56 .027 1.799 .791 .214 3.384

Equal variances

not assumed2.102

35.37

6.043 1.799 .856 .063 3.536

IV. 3 Interpretasi Hasil

Dari tabel III, dapat diketahui bahwa dengan menggunakan level of significance

(LOS) 0.05, didapatkan probabilitas sebesar 0.166. Hasil yang diperoleh peneliti tidak

signifikan, karena persyaratan agar hasil penelitian dapat dikatakan signifikan adalah jika

nilai korelasi yang didapatkan lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa Ho diterima dan hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan oleh peneliti yaitu bahwa

terdapat perbedaan perilaku prososial pada perempuan dan laki-laki tidak terbukti.

Jika dilihat dari Mean Differences masing-masing dimensi, mean skor

perempuan dalam dimensi decide dan action lebih tinggi di bandingkan laki-laki.

Sementara mean skor pada dimensi notice, define, dan responsibility lebih tinggi laki-

laki dibandingkan perempuan. Secara keseuruhan dapat disimpulkan bahwa perempuan

lebih cenderung untuk memutuskan menolong dan memberikan pertolongan

ii

Page 22: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

dibandingkan laki-laki. Sementara itu laki-laki lebih cenderung untuk menyadari,

mendefenisikan dan tahu akan tanggung jawabnya harus menolong kepada yang

membutuhkan.

i

Page 23: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa tidak

ada perbedaan yang signifikan antara perilaku prososial perempuan dan laki-laki pada

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

V.2 Diskusi

Hasil penelitian ini tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara perilaku

prososial perempuan dan laki-laki. Hal ini terjadi mungkin saja disebabkan oleh teknik

sampling yang digunakan oleh peneliti yaitu accidental sampling kurang dapat

merepresentasikan karakteristik populasi penelitian dalam hal ini adalah Mahasiswa

Fakultas Psikologi. selain itu, usia sampel yang ditetapkan hanya berdasarkan

interpretasi subyektif tim peneliti bukan karena alasan teoritis.

Item-item yang digunakan dalam kuesioner kurang bisa dijadikan sebagai alat

ukur yang valid dan reliabel. Meskipun kuesioner di peroleh dari skripsi yang juga

bertopikkan perilaku prososial, namun subjek yang digunakan sangatlah jauh berbeda

dengan subyek yang diinginkan dalam penelitian ini. peneliti telah berusaha untuk

menyesuaikan kuesioner yang telah ada dengan topic yang ingin diteliti, tetapi peneliti

kurang memiliki waktu dan kemampuan untuk menguji validitas dan realibilitas alat

ukur yang digunakan. Selain itu, item-item tersebut dirasa terlalu umum dan kurang

menjangkau kondisi pastisipan. Masalah lain yang terkait dengan kuesioner penelitian

kelompok kami yaitu jumlah kuesioner yang valid hanya 57 dari 60 kuesioner yang

dibagikan kepada partisipan, 3 yang tidak valid tersebut karena faktor tidak lengkapnya

data kontrol. Hal tersebut juga dikarenakan kecerobohan dari pihak peneliti.

Hasil penelitian ini juga sangat dipengaruhi oleh kondisi partisipan pada saat

pengambilan data. Terkadang peneliti langsung meminta kesediaan partisipan untuk

mengisi kuesioner tanpa memperhatikan keadaannya. Misalnya, iklim fakultas psikologi

sendiri yang di setiap akhir semester di penuhi dengan berbagai macam penelitian

sehingga tidak jarang satu orang mengisi kuesioner lebih dari satu dalam satu hari.

Intensnya pengisian kuesioner dapat menimbulkan kejenuhan sehingga membuat mereka

ii

Page 24: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

tidak fokus dan terkesan mengisi dengan terburu-buru agar cepat selesai dan

melaksanakan aktivitas lainnya. Meskipun begitu, kondisi seperti ini tidak terjadi pada

semua partisipan.

V.3 Saran

Sebaiknya penelitian selanjutnya mempertimbangkan kembali mengenai kejelasan

karakteristik partisipan dan teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan data

penelitian sehingga hasil penelitian dapat merepresentasikan karakteristik populasi

penelitian. Dalam penelitian ini seharusnya peneliti menggunakan teknik sampling

stratified karena mahasiswa S1 terutama regular terdiri dari angkatan 2005, 2006, 2007,

2008, 2010 sehingga hasil penelitian dapat menggambarkan karakteristik mahasiswa

sebenarnya. Menurut kelompok kami, usia partisipan merupakan faktor yang perlu di

kontrol dalam penelitian, peneliti perlu studi literature yang mendalam agar dapat

menentukan range usia yang jelas untuk merepresentasikan hasil penelitiannya. Untuk

masalah ketidakjelasan item-item kuesioner yang dirasa tidak dapat disamakan terhadap

seluruh partisipan penelitian karena berbeda kondisi. Sebaiknya item-item yang akan

dicantumkan dalam kuesioner diperiksa ulang validitas dan reliabilitasnya sehingga

dapat disamaratakan kepada semua partisipan.

Faktor ketelitian seringkali menjadi kendala utama bagi peneliti, terutama karena

hal tersebut disebabkan oleh hal lain misalnya waktu, kondisi, dan situasi baik dari pihak

peneliti maupun dari pihak partisipan. Kelompok kami mengajukan saran untuk

penelitian selanjutnya agar peneliti lebih teliti lagi dalam hal penyebaran dan pengisian

kuesioner penelitian, misalnya dengan pemberitahuan kepada partisipan agar mengecek

kembali jika ada pernyataan yang terlewat.

i

Page 25: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

DAFTAR PUSTAKA

Atwater, E. (1983). Adolescence. Ney Jersey : Prentice-Hall, Inc.

Baron, R.A & Byane, D.(2000). Social Psychology (9th ed.). USA : A Pearson Education

Company.

Eagly, Alice. H & Crowley, Maureen (1986). Gender and Helping Behavior: A Meta

Analytic Review of the Social Psychological Literature. Psychological Bulletin 1986,

No. 1. 100, No. 3,283-308

Hans & Werner Bierhoff. 2002. Prosocial Behavior. New York: Psychology Press.

Kumar, Ranjit. (2005). Research Methodology. A Step-by-step Guide for Beginners (2nd ed.).

London : SAGE Publications Ltd.

Margus. 2002. Perilaku Prososial Pada Anggota Yanmas Polres Jakarta Selatan. Depok:

Skripsi, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia.

Sarwono, Sarlito W. dkk. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika

Retnaningsih. (2005). Peranan Kualitas Attachment, Usia, dan Jender pada Perilaku

Prososial. Depok: Tesis, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia.

ii

Page 26: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

LAMPIRAN

Kami mahasiswa dari mata kuliah Metpenstat II sedang mengadakan penelitian

tentang Perbedaan Perilaku Prososial pada Perempuan dan Laki-laki di Tingkat

Mahasiswa Fakultas Psikologi UI. Untuk itu, kami meminta kesediaan Anda untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Isilah sesuai

dengan kondisi Anda saat ini. Informasi yang Anda berikan akan dijamin kerahasiaannya dan

hanya akan dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini. Sebelum Anda mengumpulkan

kuesioner ini, periksalah kembali jawaban Anda dan pastikan tidak ada pernyataan yang

terlewatkan. Terima kasih kami ucapkan atas kesediaan Anda untuk berpartisipasi dalam

penelitian ini.

Petunjuk pengisian kuesioner :

Berilah tanda checklist ( ) pada kolom sesuai dengan yang Anda alami atau rasakan !

SS = sangat sesuai dengan yang anda alamiS = sesuai dengan yang anda alamiTS = tidak sesuai dengan yang anda alamiSTS = sangat tidak sesuai dengan yang anda alami

NO PERNYATAAN SS S TS STS1 Keselamatan saya lebih penting daripada menolong

orang yang belum saya kenal.

2 Saya tidak suka mendengar curhat teman tentang permasalahan dalam keluarganya karena kesannya mencampuri urusan keluarga orang lain.

3 Saya mencoba merasakan menjadi orang yang mendapatkan masalah

4 Saya tidak mau menolong teman yang kebingungan dalam mengerjakan tugas Metpenstat II karena saya sedang mengerjakan tugas Essay Psikologi Sosial

5 Saya tidak memberikan bantuan kepada teman yang tidak bertanya kepada saya meskipun saya tahu dia sedang membutuhkan bantuan

6 Apabila ada yang membutuhkan uang, saya akan meminjamkan uang yang saya miliki walaupun saya masih membutuhkan

7 Teman yang kelihatan sangat membutuhkan bantuan akan langsung saya tanggapi

i

Page 27: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

8 Saya memberikan perhatian lebih kepada teman yang saya ketahui memiliki nilai kurang baik

9 Saya tidak mau menanggapi pertanyaan teman tentang pelajaran ketika saya sedang sibuk bermain facebook

10 Saya tahu tindakan yang saya lakukan itu tidak banyak membatu tapi yang penting saya sudah melakukan sesuatu

11 Saya hanya memberikan bantuan jika saya merasa mampu melakukannya

12 Saya belajar dari pengalaman masa lalu dimana saya pernah berada dalam situasi yang sama

13 Teman yang meminta bahan kuliah melalui SMS bukan merupakan prioritas saya

14 Saya lebih memperhatikan ketika teman satu peer meminta bantuan saya dari pada teman di luar peer

15 Saya menolak membantu teman mengerjakan tugas apabila tugas saya masih belum selesai

16 Saya memikirkan solusi yang dapat dilakukan setelah teman saya menceritakan masalahnya

17 Menolong teman yang mengalami kesulitan dalam membuat tugas pasti akan membuat tugas saya sendiri jadi terbengkalai

18 Saya menolak membantu orang asing yang membutuhkan pertolongan bila sekiranya bisa merugikan saya

19 Saya membantu menyelesaikan tugas kepanitiaan dengan memilih tugas yang paling tidak merepotkan saya

20 Jika orang yang meminta tolong adalah orang yang tidak saya sukai maka saya akan pura-pura tidak melihatnya

21 Saya meminjamkan catatan saya kepada teman meskipun saya sudah membuatnya dengan bersusah payah

22 Jika sedang lelah, saya menolak untuk mengajari teman saya karena hasilnya tidak akan maksimal

23 Jika perlu saya akan meminjamkan buku-buku yang saya miliki kepada teman untuk memudahkannya dalam belajar

24 Saya tidak akan menolong teman yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran jika menurut saya ada kemungkinan tidak berhasil

25 Saya akan membantu merawat teman yang sedang sakit meskipun tugas kuliah saya banyak yang belum saya kerjakan

26 Saya sering merasa bosan dengan curhatan teman

ii

Page 28: Perbedaan Perilaku Prososial Laki-laki Dan Perempuan Pada Mahasiswa Psikologi Ui

yang isinya hanya begitu-begitu saja27 Saya benci dengan teman yang suka menceritakan

semua masalahnya kepada saya28 Saya berpikir berulang kali tentang untung ruginya

sebelum mengembalikan buku teman yang ketinggalan di ruang kelas

29 Perselisihan yang terjadi di kantin bukanlah wewenang saya tetapi urusan satpam yang bertugas

30 Saya akan menyelesaikan tugas kelompok meskipun hanya saya yang datang pada janji kumpul kelompok tersebut

31 Saya akan menolong pacar saya yang meminta bantuan meskipun ada tugas penting dari dosen

32 Saya berusaha untuk tidak tergesa-gesa dalam memberikan pertolongan tetapi mengenali terlebih dahulu situasinya (darurat/tidak).

33 Dengan bersedia untuk mendengar keluhan teman tentang banyaknya tugas kuliah sudah sangat membantunya

34 Walaupun tugas Essay Psikologi Sosial belum selesai, saya tetap menolong teman yang kebingungan dalam mengerjakan tugas MetpenStat II.

35 Saya memberikan solusi terhadap keluhan teman mengenai masalahnya dalam perkuliahan

i