PERBANDINGAN DISTRIBUSI OTOT KAMBING
KACANG DAN PERANAKAN ETAWAH
PADA BOBOT LEPAS SAPIH
ANNISA AULIA
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perbandingan
Distribusi Otot Kambing Kacang dan Peranakan Etawah pada Bobot Lepas
Sapihadalah benar karya saya denganarahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014
Annisa Aulia
NIM D14114012
ABSTRAK
ANNISA AULIA. Perbandingan Distribusi Otot Kambing Kacang dan Peranakan
Etawah pada Bobot Lepas Sapih. Dibimbing oleh MUHAMAD BAIHAQI dan
RAHCMAT HERMAN.
Sebanyak 43 ekor kambing yang terdiri atas 27 ekor kambing kacang dan 16
ekor kambing peranakan etawah digunakan untuk mengevaluasi perbandingan
distribusi ototnya pada bobot potong rata-rata 10 kg. Data komponen tubuh untuk
bobot potong dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA), sedangkan
distribusi otot dan komponen tubuh lainnya di analisis menggunakan Analysis of
Covariance (ANCOVA).Bobot potong, bobot karkas kanan, dan bobot karkas kiri
kambing digunakan sebagai covariable. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kelompok otot, dan komponen tubuh antar bangsa tersebut tidak berbeda nyata
(P>0.05). Tidak ada perbedaan signifikan antar bangsa dalam kelompok otot
kecuali persentase kelompok otot 3 dan kelompok otot 5. Tidak ada perbedaan
signifikan antar bangsa dalam komponen tubuh kecuali bobot lemak bawah kulit,
bobot lemak antar otot, persentase lemak bawah kulit, persentase lemak antar otot,
dan persentase lemak ginjal. Secara umum persentase kelompok otot utama
(kelompok 1+3+5) pada kambing kacang adalah 60.35% dan kambing PE adalah
60.71%.
Kata kunci: bangsa, kambing, distribusi otot, komponen tubuh
ABSTRACT
ANNISA AULIA. The Comparison of Muscle Distribution Between Kacang Goat
and Peranakan Etawah Goat Were Slaughtered At The Weight 10 Kg. Supervised
by MUHAMAD BAIHAQIand RACHMAT HERMAN.
A total of 43 goats which consist of 27 kacang goats and 16 peranakan
etawah goatswas used to evaluate the comparison of muscle distribution between
kacang goat and PE goat slaughtered over the weight 10 Kg. The data of body
components was analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) while muscle of
distribution and other body components were analyzed using Analysis of
Covariance (ANCOVA) with slaughter weight, half carcass weight as a
covariable. The result showed that groups of muscles and body components
among these breeds were no significantly different (P>0.05). There were no
significantly differences among breeds in muscles of groups except the
percentages of muscles of groups 3 and the muscles of groups 5. There were no
significantly differences among breeds in body components except inter muscle
fat weight, subcutan fat weight, inter muscle fat percentage, subcutan fat
percentage, and kidney fat percentage. In general, the major muscles groups
percentage (groups 1+3+5) in kacang goat is 60.35% and 60.71% for peranakan
etawah goat.
Keywords: breads, goat, muscles distribution, body components
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
PERBANDINGAN DISTRIBUSI OTOT KAMBING
KACANG DAN PERANAKAN ETAWAH
PADA BOBOT LEPAS SAPIH
ANNISA AULIA
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 ini ialah
distribusi otot, dengan judul Perbandingan Distribusi Otot Pada Kambing Kacang
dan Kambing Peranakan Etawah pada Bobot Lepas Sapih.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Muhamad Baihaqi, SPt MSc
dan Bapak Prof Em Dr drh Rachmat Herman, MVSc selaku pembimbing, serta
Bapak Dr Ir Didid Diapari, MSi selaku dosen penguji. Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada ayah, mama, dan adik-adik tercinta yang selalu
memberikan doa dan kasih sayangnya. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada teman-teman sepenelitian yaitu Ridha Cindia Yosi dan Fitriayati Siregar,
serta M Bangkit Pratama, teman-teman Alih Jenis 2011 serta semua yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah
ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2014
Annisa Aulia
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vii PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 1 Ruang Lingkup Penelitian 2
METODE 2 Waktu dan Tempat 2 Bahan 2 Prosedur Penelitian 2 Prosedur Data Primer 2 Prosedur Data Sekunder 3
Rancangan 3 Analisis Data 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Komponen Karkas 5
Bobot dan Persentase Karkas 6 Bobot dan Persentase Otot, Tulang, dan Jaringan Pengikat 6 Bobot dan Persentase Lemak Antar Otot, Bawah Kulit, Ginjal, dan Pelvis 7
Distribusi Otot 7 SIMPULAN DAN SARAN 14
Simpulan 14 DAFTAR PUSTAKA 14 RIWAYAT HIDUP 15
DAFTAR TABEL
1 Rataan bobot dan persentase komponen tubuh ternak kambing kacang
dan kambing peranakan etawah (PE) pada bobot 10 kg 5
2 Rataan persentase komponen tubuh ternak kambing kacang dan
kambing peranakan etawah (PE) pada bobot 10 kg 6 3 Distribusi otot kambing kacang dan kambing PE 8
4 Distribusi otot kambing kacang dan kambing PE (%) 11
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejalan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia, maka meningkat pula
akan kebutuhan protein hewani di Indonesia. Protein hewani sangat dibutuhkan
oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kecerdasan
Daging merupakan salah satu sumber protein hewani yang mempunyai kandungan
gizi yang tinggi.Salah satu penghasil daging untuk memenuhi kebutuhan protein
hewani di Indonesia adalah kambing. Berdasarkan DPKH (2012) bahwa populasi
kambing nasional tahun 2011 mengalami peningkatan 1.97% dibandingkan tahun
sebelumnya, yaitu dengan populasi 16 946 000 ekor (2011) dan 16 620 000 ekor
(2010). Populasi kambing yang meningkat tiap tahunnya diharapkan dapat
meningkatkan konsumsi protein hewani untuk masyarakat Indonesia.
Salah satu kambing lokal Indonesia adalah kambing kacang dan kambing
peranakan etawah (PE). Kambing kacang mempunyai sifat tahan derita, lincah,
memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap pakan berkualitas rendah dan
lingkungan yang ekstrim dan tersebar luas di wilayah Indonesia (Devendra dan
Burns 1994). Kegunaan utamanya adalah sebagai penghasil daging (Devendra dan
Burns 1994). Kambing PE adalah hasil persilangan antara kambing Etawah
(jamnapari) dengan kambing Kacang, dengan proporsi genetik yang tidak jelas.
Jenis kambing ini memiliki ciri muka berbentuk cembung, telinga panjang
menggantung, postur tubuh tinggi, panjang dan agak ramping (Balitnak 2004)
kambing peranakan etawah merupakan kambing dwiguna yang dapat
dimanfaatkan daging dan susunya. Kambing PE mencapai bobot dewasa pada 40-
80 kg, sedangkan kambing kacang mencapai 25 kg untuk jantan dan 20 kg untuk
betina. Soeparno (1994) menyatakan bahwa bobot potong yang semakin
meningkat menghasilkan karkas yang semakin meningkat pula sehingga
diharapkan bagian daging menjadi besar. Bobot potong juga mempengaruhi
distribusi otot pada seekor ternak.
Saat ini banyak masyarakat yang menginginkan daging kambing yang
tidak prengus serta lebih empuk, sehingga salah satu upayanya adalah dengan
menyembelih kambing pada usia muda yang mempunyai bobot tubuh kecil.
Penelitian tentang distribusi otot pada kambing kacang dan kambing PE
khususnya yang dipotong pada bobot 10 kg sangatlah jarang dilakukan, oleh
sebab itu perlu dilakukan penelititan untuk mempelajari distribusi jaringan karkas
terutama distribusi otot sebagai ciri khas dari kedua bangsa kambing tersebut.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perbandingan distribusi otot
antara kambing kacang dan kambing peranakan etawah pada bobot lepas sapih.
2
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder distribusi otot yang didapatkan
dari Laboratorium Ruminansia Kecil, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor. Data kemudian di seleksi berdasarkan kelengkapannya dan kemudian
dianalisa berdasarkan parameternya masing-masing.
METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ruminansia Kecil,
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan,
Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan dari bulan Juli
hingga September 2013.
Bahan
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapat dari pemotongan
yang dilakukan di Laboratorium Ruminansia Kecil. Data sekunder yang
digunakan adalah data otot dari masing-masing individu dan komponen karkas
dengan jumlah ternak 27 ekor kambing kacang dan 16 kambing PE. Kambing
kacang dan PE yang akan digunakan mempunyai bobot potong rata-rata 10 ± 1,86
kg.
Prosedur Penelitian
Prosedur Data Primer
Pemotongan kambing kacang dan kambing Peranakan Etawah dilakukan
secara halal. Pemotongan dilakukan di bagian kepala yang berada pada sendi
occipito-atlantis. Kaki depan dan kaki belakang dipisahkan pada sendi carpo-
metacarpal dan sendi tarso-metatarsal. Pengulitan dilakukan dengan sangat teliti
setelah proses pemotongan hingga menghasilkan karkas. Karkas yang dihasilkan,
kemudian ditimbang dan dimasukkan ke dalam kantong plastik yang diikat erat
agar terhindar dari penguapan serta disimpan dalam pendingin ± 20C agar dapat
diuraikan pada hari selanjutnya.
Karkas yang berada di dalam alat pendingin, kemudian dikeluarkan dan
dibelah sepanjang tulang belakang dari leher hingga sacral dengan menggunakan
alat gergaji. Karkas yang berada di sebelah kiri diuraikan menjadi otot, tulang,
lemak, dan jaringan pengikat. Lemak karkas terdiri atas lemak, subkutan, lemak
antar otot, lemak ginjal, dan lemak pelvis.
Otot dikelompokkan menjadi 9 kelompok otot baku (standart muscle
group) dan kelompok otot utama (expensive muscle group) adalah kelompok otot
proksimat paha + otot sekitar tulang belakang + otot proksimat kaki depan (Lohse
et al. 1971). Pengelompokan otot dapat dilihat pada gambar 1.
3
Gambar 1Sembilan kelompok otot baku (standart muscle group) pada domba
(Lohse et al. 1971; Butterfield 1988). 1. Kelompok Otot 1 = Otot proksimal
paha, 2. Kelompok Otot 2 = Otot distal paha, 3. Kelompok Otot 3 = Otot sekitar
tulang belakang, 4. Kelompok Otot 4 = Otot dinding abdomen, 5. Kelompok Otot 5
= Otot proksimal kaki depan, 6. Kelompok Otot 6 = Otot distal kaki depan, 7.
Kelompok Otot 7 = Otot penghubung kaki depan dengan dada, 8. Kelompok Otot 8
= Otot penghubung kaki depan dengan leher, 9. Kelompok otot 9 = Otot leher dan
dada lainnya
Prosedur Data Sekunder
Data yang ada dalam bentuk hardcopy, di input dengan menggunakan
excel dan disimpan kedalam file yang tersendiri. Data awal terdiri atas 28 ekor
kambing kacang dan 16 ekor kambing PE, dengan pertimbangan kelengkapan
masing-masing data untuk tiap individu ternak, maka data yang digunakan
sebanyak 27 ekor kambing kacang dan 16 ekor kambing PE.
Rancangan
Model rancangan yang akan digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL)Analysis of Covariance(ANCOVA) dengan perlakuan dua bangsa kambing,
yaitu kambing kacang dan kambing peranakan etawah. Ulangan untuk perlakuan
masing-masing adalah 27 dan 16 ekor kambing. Menurut Gasperz (1992) model
rancangan penelitian sebagai berikut :
4
Yij = μ + τi + β(Xij - x ) + εij
Keterangan :
Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan analisis peragam Analysis of
Covariance (ANCOVA) dan Analysis of Variance (ANOVA). Karkas kanan
dijadikan covariable untuk bobot distribusi otot, persen distribusi otot, bobot
kelompok otot, dan persentase kelompok otot. Bobot karkas kiri dijadikan
covariable untuk data bobot otot, tulang, lemak, jaringan pengikat, recovery,
lemak bawah kulit, lemak antar otot, lemak ginjal, lemak pelvis, rasio otot/tulang,
rasio otot/tulang, rasio otot/lemak, persentase otot, tulang, lemak, jaringan ikat,
susut karena penguraian, lemak bawah kulit, lemak antar otot, lemak ginjal, dan
lemak pelvis. Bobot potong dijadikan covariable untuk komponen tubuh (bobot
karkas dan bobot karkas kiri) dan persentase komponen tubuh (bobot karkas).
Data yang dianalisis dengan ANOVA adalah parameter untuk bobot potong.
Peubah yang Diamati
1. Bobot Potong. Bobot potong merupakan bobot pada seekor ternak yang
ditimbang sebelum pemotongan dan telah dipuasakan 12 jam.
2. Bobot dan Persentase Karkas. Bobot karkas adalah bobot seekor tubuh
ternak setelah dipotong dikurangi bobot darah, kepala, keempat kaki, kulit,
isi rongga perut, isi rongga dada dan ekor. Persentase karkas adalah hasil
perhitungan bobot karkas dibagi bobot potong kemudian dikali 100%.
3. Bobot dan Persentase Otot, Tulang, Lemak, dan Jaringan Pengikat.
Persentase otot, tulang, lemak, dan jaringan pengikat diperoleh dengan
penimbangan berat otot, tulang, lemak, dan jaringan pengikat pada karkas
kiri (setengah karkas). Perhitungan otot, tulang, lemak, dan jaringan
pengikat dibagi bobot setengah karkas dibagi 100%.
4. Bobot dan Persentase Lemak Bawah Kulit, Antar Otot, Ginjal dan
Pelvis. Perhitungan persentase lemak antar otot, bawah kulit, ginjal, dan
pelvis dibagi bobot total lemak dikali 100%.
5. Distribusi Otot Karkas. Distribusi otot adalah penyebaran otot pada
karkas yang dikelompokan menjadi 9 kelompok otot baku (Gambar 1).
Persentase distribusi otot didapat dari perhitungan individu otot dibagi otot
setengah karkas kemudian dikali 100%.
Yij = Komponen karkas dan distribusi otot kambing berdasarkan perbedaan bangsa
ke-i dan ulangan ke-j
µ = Nilai rataan umum karakteristik komponen dan disrtribusi otot kambing
Τi = Pengaruh aditif dari bangsa ke-i
Β = Koefisien regresi yang menunjukkan ketergantungan Yij pada Xij
Xij = Pengukuran kovariat yang dihasilkan bangsa ke-i pada ulangan ke-j yang
berkaitan dengan Yij
x = Nilai rata-rata covariable yang diukur
εij
= Pengaruh galat percobaan dari perlakuan bangsa kambing ke-i pada ulangan
ke-j
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Komponen Karkas
Komponen utama karkas terdiri atas jaringan daging, tulang, dan lemak.
Pengertian karkas kambing itu sendiri menurut Standart Nasional Indonesia No.
3925-2008 adalah bagian dari tubuh kambing atau domba sehat yang telah
disembelih secara halal sesuai dengan CAC/GL 24-1997, telah dikuliti, isi perut
dikeluarkan, dipisahkan kepala dan kaki mulai dari tarsus/karpus ke bawah, organ
reproduksi dan ambing, ekor serta lemak yang berlebih (Badan Standarisasi
Nasional 2008). Oleh karena itu, karkas merupakan bagian yang terpenting pada
seekor ternak potong.
Rataan bobot komponen tubuh ternak kambing kacang dan kambing
peranakan etawah (PE) pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Rataan
persentase komponen tubuh ternak kambing kacang dan kambing peranakan
etawah (PE) pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1 Rataan bobot dan persentase komponen tubuh ternak kambing kacang dan
kambing peranakan etawah (PE) pada bobot 10 kg Uraian Kacang (n=27)
Rataan ± SD
PE (n=16)
Rataan ± SD
(g)
Bobot potong (kg)* 9.23±1.87B 11.41±0.74A
Bobot karkas (kg)** 3.34±0.07 3.49±0.10
Bobot setengah karkas (kg)** 1.66±0.03 1.71±0.05
Otot (kg)*** 1.01±0.02 1.00±0.03
Tulang (kg)*** 0.52±0.03 0.51±0.03
Lemak (kg)*** 0.10±0.010a 0.07±0.010b
Jaringan pengikat (g)*** 0.07±0.004B 0.10±0.006A
Bobot recovery (kg)*** 1.69±0.02 1.67±0.03
Lemak
Lemak bawah kulit (g)*** 4.05±0.27A 5.53±0.37A
Lemak antar otot (g)*** 28.44±1.48 28.79±2.01
Lemak ginjal (g)*** 17.77±2.39A 6.62±3.26B
Lemak pelvis (g)*** 5.58±0.6A 3.26±0.82B
Rasio Otot/tulang*** 98.27±6.05a 73.22±8.24b
Rasio lemak/tulang*** 1.97±0.09 1.98±0.12
Rasio otot/lemak*** 0.19±0.01 0.14±0.02 Keterangan : * Angka pada baris yang sama dianalisis berdasarkan Anova
** Angka-angka pada baris yang sama dan diikuti oleh huruf kapital yang
berbeda berpengaruh sangat nyata (P<0.01). Data dikoreksi berdasarkan rata-
rata bobot potong 10 kg.
*** Angka-angka pada baris yang sama dan diikuti huruf kecil yang berbeda
berpengaruh nyata (P<0.05), sedangkan angka-angka pada baris yang sama
yang diikuti oleh huruf kapital yang berbeda berpengaruh sangat nyata
(P<0.01). Data dikoreksi berdasarkan rata-rata bobot setengah karkas 1.72 kg.
6
Tabel 2 Rataan persentase komponen tubuh ternak kambing kacang dan kambing
peranakan etawah (PE) pada bobot 10 kg Uraian Kacang (n=27)
Rataan ± SD
PE (n=16)
Rataan ± SD
(%)
Bobot karkas** 30.16±0.67 34.81±0.91
Otot*** 58.55±1.07 59.22±1.46
Tulang*** 31.93±1.05 30.74±1.44
Lemak*** 5.50±0.36 4.50±0.50
Jaringan pengikat*** 4.02±0.29B 5.54±0.39A
Susut karena penguraian*** 0.06±0.007A 0.004±0.01B
Lemak
Lemak bawah kulit*** 4.05±0.27B 5.53±0.37A
Lemak antar otot*** 28.44±1.48 28.79±2.01
Lemak ginjal*** 49.59±1.82b 56.49±2.49a
Lemak pelvis*** 16.36±1.57a 10.12±2.14b Keterangan : ** Angka-angka pada baris yang sama dan diikuti huruf kecil yang berbeda
berpengaruh nyata (P<0.05), sedangkan angka-angka pada baris yang sama
yang diikuti oleh huruf kapital yang berbeda berpengaruh sangat nyata
(P<0.01). Data dikoreksi berdasarkan rata-rata bobot potong 10 kg
*** Angka-angka pada baris yang sama dan diikuti huruf kecil yang berbeda
berpengaruh nyata (P<0.05), sedangkan angka-angka pada baris yang sama
yang diikuti oleh huruf kapital yang berbeda berpengaruh sangat nyata
(P<0.01). Data dikoreksi berdasarkan rata-rata bobot setengah karkas 1.72 kg.
Bobot dan Persentase Karkas
Menurut Berg dan Butterfield (1976), bobot karkas merupakan
pengurangan bobot hidup oleh komponen saluran pencernaan, darah, kepala, kulit
dan keempat kaki mulai dari persendian carpus atau tarsus ke bawah. Hasil
analisis peragam terhadap bobot karkas menunjukan bahwa kambing kacang dan
kambong PE tidak berbeda nyata. Bobot setengah karkas yang telah dianalisis
peragam menunjukkan antara kambing kacang dan kambing PE tidak berbeda
nyata yaitu sekitar 1.66-1.71 kg.
Hasil analisis peragam terhadap persentase bobot karkas menunjukkan
bahwa kambing kacang dan kambing PE tidak berbeda, persentase yang tidak
berbeda ini disebabkan karena kambing kacang dan kambing PE dipotong pada
bobot yang sama, hal ini sesuai dengan pernyataan Berg dan Butterfield (1976)
bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi produksi karkas seekor ternak antara
lain adalah bangsa, jenis kelamin, umur dan bobot potong disamping faktor
nutrisi.
Bobot dan Persentase Otot, Tulang, dan Jaringan Pengikat
Nilai rata-rata bobot dan persentase otot, tulang, dan jaringan pengikat
terdapat pada Tabel 1 dan 2. Analisa peragam menunjukkan bahwa bobot dan
persentase otot dan tulang tidak terdapat perbedaan antara kambing kacang dan
kambing PE. Bobot dan persentase otot pada kambing kacang 1.01 kg per 58.55%
sedangkan kambing PE 1.00 kg per 59.22%, tulang pada kambing kacang sebesar
0.52 kg per 31.93% sedangkan kambing PE 0.51 kg per 30.74%, dan jaringan
pengikat pada kambing kacang sebesar berbeda sangat nyata yaitu 0.07 kg per
4.02% sedangkan pada kambing PE sebesar 0.10 kg per 5.54%.
7
Hasil penelitian ini juga relatif sama halnya dengan hasil studi penelitian
Herman (2003) bahwa komponen karkas memperlihatkan kesamaan yang
membedakan hanya pada bentuk karkas, yaitu PE mempunyai tubuh dan kaki
yang panjang dan kacang mempunyai tubuh dan kaki lebih pendek. Pada bobot
karkas yang sama, karkas kambing kacang mempunyai bentuk karkas yang lebih
baik, sedangkan karkas PE tampak lebih panjang (leggy).
Bobot dan Persentase Lemak Antar Otot, Bawah Kulit, Ginjal, dan Pelvis
Secara umum baik bobot dan persentase lemak total menunjukkan adanya
perbedaan yang nyata (P<0.05) antara kambing kacang dan PE. Kambing kacang
mempunyai bobot dan persentase lemak total 0.10 kg dan 5.50%, sementara
kambing PE mempunyai bobot dan persentase 01.00 kg dan 4.50%. Meskipun
demikian jika dilihat distribusi lemaknya, kambing PE mempunyai persentase
lemak di bawah kulit sangat nyata lebih tinggi (P<0.01) dan lemak ginjal nyata
lebih tinggi (P<0.05) dibanding kambing kacang, namun persentase lemak pelvis
nyata lebih rendah dibanding kacang (P<0.01).
Hal tersebut menunjukkan bahwa pada penelitian ini kambing dipotong
pada bobot yang masih rendah (10 kg), sehingga perkembangan distribusi
lemaknya pada kambing kacang sudah menunjukkan adanya pertumbuhan lemak
yang cepat pada lemak ginjal dan lemak dibawah kulit. Menurut Berg dan
Butterfield (1976), lemak mula-mula terbentuk di sekitar rongga perut dan ginjal
selanjutnya didepositkan di dalam otot, jaringan kulit dan dibawah serat otot.
Menurut Herman et al (1983), meningkatnya lemak maka persentase lemak pelvis
dan ginjal meningkat.
Distribusi Otot
Distribusi otot pada kambing kacang dan kambing PE terdapat pada Tabel
3 dan tabel 4. Otot dikelompokkan berdasarkan tempat dan fungsinya masing-
masing. Pengelompokkan pada otot kambing kacang dan kambing peranakan
etawah dibagi menjadi 9 kelompok yang terdiri atas kelompok otot 1 proksimal
paha, kelompok otot 2 distal paha, kelompok otot 3 sekitar tulang belakang,
kelompok otot 4 dinding abdomen, kelompok otot 5 proksimal kaki depan,
kelompok otot 6 distal kaki depan, kelompok otot 7 penghubung kaki depan
dengan leher, kelompok otot 8 penghubung kaki depan dengan dada, dan
kelompok otot 9 leher dan dada.
8
Tabel 3 Bobot distribusi otot kambing kacang dan kambing PE
Otot Kacang (n=27) PE (n=16)
Rataan ± SD Rataan ± SD
(g)
Kelompok 1. Otot Proksimal Paha 229.80±14.19 280±14.19
M. Vastus intermedius 10.84±0.75B 15.18±0.99A
M. Gemellus 1.51 ± 0.1 1.75 ± 0.14
M. Gluteus profundus 5.17 ± 0.29 5.32 ± 0.39
M. Quadratus femoris 1.68 ± 0.29 2.46 ± 0.38
M. Sacrococcygeals 1.24 ± 0.30 1.41 ± 0.40
M. Sartorius 2.22 ± 0.55 3.71 ± 0.73
M. Pectineus 7.04 ± 0.52 8.32 ± 0.70
M. Rectus femoris 24.51± 1.29B 31.75± 1.72A
M. Obturators 8.86± 0.39b 10.66± 0.52a
M. Vastus medialis 7.22± 1.43 10.01± 1.91
M. Gluteus accessories 5.99± 0.55B 8.68± 0.73A
M. Gracilis 8.81 ± 0.62 10.22 ± 0.83
M. Vastus lateralis 17.61 ± 1.11 21.38 ± 1.47
M. Semitendinosus 11.68 ± 1.41 15.15 ± 1.88
M. Adductor femoris 19.83 ± 1.64 23.05 ± 2.17
M. Biceps femoris 37.14 ± 3.46 44.87 ± 4.60
M. Tensor latae 8.56 ± 0.97 10.47 ± 1.29
M. Semimembranosus 26.77 ± 2.46 31.68 ± 3.28
M. Gluteus medius 23.19 ± 1.98 24.89 ± 2.63
Kelompok 2 Otot distal paha 40.69±1.99B 50.76±2.71A
M. Popliteus 4.17± 0.19B 5.35± 0.26A
M. Extdiglateralis 2.39± 0.26b 3.54± 0.34a
M. Ext group pert ert ext long exmedius 7.08 ± 1.04 9.28 ± 1.38
M. Gastrocnemiusinclsoleus 18.36 ± 1.41 22.50 ± 1.87
M. Peroneus longus 1.97 ± 0.29 2.40 ± 0.39
M. Flexhall longus 6.81 ± 0.43 7.73±0.57
Kelompok 3 Otot Sekitar Tulang
Belakang 130.62±7.34 144.94±9.98
M. iliacus 8.97 ± 0.44 9.70 ± 0.58
M. Quadratus lumburom 4.40 ± 0.44 5.05 ± 0.59
M. Psoasmajor 13.89 ± 1.25 14.79 ± 1.67
M. Longissimus Cervicis 4.89± 0.37b 6.51± 0.51a
M. Spinalis Dorsi 13.76 ± 1.17 17.75 ± 1.59
M. Psoasminor 4.52 ± 0.30 4.49 ± 0.41
M. Multifidus Dorsi 17.19 ± 0.93 20.60 ± 1.27
9
Otot Kacang (n=27) PE (n=16)
Rataan ± SD Rataan ± SD
M. Longissimus Dorsi 63.46 ± 3.87 65.99 ± 5.26
Kelompok 4 Otot dinding abdomen 71.07±5.11 82.15±6.94
M. Cutaneus trunci 26.49 ± 2.10 32.69 ± 2.79
M. Rectus abdominis 23.06 ± 1.99 26.83 ± 2.65
M. Transversusabdominis 20.64 ± 1.82 22.74 ± 2.42
Kelompok 5 Otot proksimal kaki depan 126.01±7.25B 168.62±9.85A
M. Teres Minor 2.22± 0.13B 2.96± 0.18A
M. Brachialis 5.87B± 0.52 8.56± 0.71A
M. Triceps Brachii (Caput Medialis) 4.14 ± 0.66 6.00 ± 0.89
M. Briceps brachii 6.24 ± 2.00 12.40 ± 2.72
M. Subscapularis 12.89 ± 0.90 15.16 ± 1.22
M. Deltoideus 4.51± 0.39B 6.49± 0.53A
M. Triceps Brachii (Caput Longum) 23.59± 1.64B 31.97± 2.23A
M. Test Fast Ant B 1.92± 0.30b 3.28± 0.41a
M. Infraspinatus 18.61± 1.14b 23.37± 1.55a
M. Supraspinatus 25.65± 1.25B 32.17± 1.71A
M. Coracobrachialis 2.38± 0.22b 3.39± 0.30a
M. Tricep Brachii Caput Lateralis 11.90± 0.79b 14.95± 1.08a
M. Teres Major 6.05 ± 0.49 7.86 ± 0.66
Kelompok 6 Otot distal kaki depan 37.41±2.12b 47.45±2.87a
M. Flex Carpi Radialis 1.52± 0.14B 2.53± 0.19A
M. Ext Carpi Obliquus 0.46 ± 0.05 0.50 ± 0.07
M. Ext Digiti Tertii 1.70± 0.14B 2.53± 0.19A
M. Ext Digiti Quarti 1.48± 0.18B 2.45± 0.25A
M. Ext Carpi Radialis 9.02± 0.67b 9.97± 0.91b
M. Anconeus 2.71± 0.28B 4.13± 0.38A
M. Extdigiticomm 1.29± 0.09b 1.73± 0.13b
M. Ext Carpi Ulnaris 5.58± 0.27b 6.87± 0.37a
M. Flex Carpi Ulnaris 2.37± 0.21B 3.45± 0.28A
M. Flex Digsublimis 3.34 ± 0.25 3.58 ± 0.33
M. Flex Dig Profundus 7.91 ± 0.64 9.68 ± 0.87
Kelompok 7 Otot penghubung kaki depan 23.57±2.52b 34.70±3.42a
M. Cervical Trapezius 3.41± 0.32B 5.92± 0.44A
M. Omotranversarius 5.02 ± 0.66 6.20 ± 0.90
M. Brachiocephalicus 15.13± 1.79b 22.57± 2.44a
Kelompok 8 otot penghubung kaki depan
dengan dada 23.22±1.85b 30.86±2.52a
M. Transversethoracis 4.26 ± 0.25 5.13 ± 0.34
M. Latisismus Dorsi 12.69 ± 1.20 16.72 ± 1.64
M. Rhomboideus 6.26± 0.59B 9.00± 0.80A
10
Otot Kacang (n=27) PE (n=16)
Rataan ± SD Rataan ± SD
Kelompok 9 Otot leher dan dada lainnya 119.87±8.42 140.24±11.45
M. Multifidus Cervicis 7.23 ± 0.65 8.25 ± 0.88
M. Spleneus 4.75 ± 0.74 7.14 ± 1.01
M. Intercostalis 33.45 ± 2.14 33.98 ± 2.91
M. Rectus Capit Dors Major 4.21 ± 0.39 3.81 ± 0.52
M. Intertrans Longus 5.05 ± 0.34 5.96 ± 0.46
M. Long Capit Et At lant 6.50± 0.77b 9.74± 1.04a
M. Obl Capitis Caudalis 7.98 ± 0.51 9.71 ± 0.69
M. Complexus Semispinalis Capitis 14.52± 1.01b 18.93± 1.37a
M. Recc Capit Vent Major 3.55± 0.35B 5.63± 0.40A
M. Sterno Chephalicus 8.96± 1.42b 14.64± 1.93a
M. Sclanesus Ventralis 6.28± 0.42b 7.99± 0.57a
M. Longus Colli 15.32± 1.09 11.93± 1.48
M. Sclanesus Dorsalis 2.01 ± 0.16 2.48 ± 0.21
Kelompok Otot Utama (1+3+5) 489.42±28.19b 594.28±38.29a
Bobot Setengah Karkas 1723.89±47.81 1706.20±64.96
Hasil analisis peragam dengan menggunakan karkas kanan atau kiri
sebagai covariable menunjukkan bahwa bobot kelompok otot distal paha
proksimal kaki depan, distal kaki depan, penghubung kaki depan dan penghubung
kaki depan dengan dada pada kambing PE nyata (P<0.05) dan sangat nyata
(P<0.01) lebih tinggi dibanding kambing kacang pada bobot setengah karkas yang
sama. Demikian pula dengan kelompok otot utama kambing PE nyata lebih tinggi
dibanding kambing kacang.
Jika dilihat persentasenya, masing-masing kelompok otot tidak
menunjukkan adanya perbedaan antar kedua bangsa, kecuali pada kelompok otot
3 (otot sekitar tulang belakang) dan kelompok otot 5 (otot proksimal kaki depan).
Kelompok otot 3 (otot sekitar tulang belakang) kambing kacang nyata (P<0.05)
lebih tinggi dibanding kambing PE. Kelompok otot 5 (otot proksimal kaki depan)
kambing PE sangat nyata (P<0.01) lebih tinggi dibanding kambing kacang. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pada bobot yang disamakan kambing PE
mempunyai distribusi otot lebih tinggi pada bagian proksimal kaki depan
dibanding dengan kambing kacang. Hal ini dapat dikarenakan kambing PE
merupakan tipe perah.
11
Tabel 4 Persentase distribusi otot kambing kacang dan kambing PE
Otot Kacang (n=27) PE (n=16)
Rataan ± SD Rataan ± SD
(%)
Kelompok 1 Otot Proksimal Paha 28.40±0.29 28.55±0.39
M. Vastusintermedius 1.42±0.08 1.58±0.10
M. Gemellus 0.19 ± 0.01 0.19 ± 0.01
M. Gluteusprofundus 0.64 ± 0.03 0.58 ± 0.04
M. Quadratusfemoris 0.22± 0.02 0.25 ± 0.03
M. Sacrococcygeals 0.15 ± 0.03 0.14 ± 0.04
M. Sartorius 0.27 ± 0.05 0.36 ± 0.07
M. Pectineus 0.89 ± 0.03 0.85 ± 0.04
M. Rectusfemoris 3.04± 0.05 3.26± 0.07
M. Obturators 1.14± 0,03 1.13± 0.04
M. Vastusmedialis 0.89± 0.14 1.04± 0.18
M. Gluteusaccessorius 0.79± 0.05 0.88± 0.07
M. Gracilis 1.01± 0.03 1.02 ± 0.04
M. Vastuslateralis 2.16± 0.05 2.17 ± 0.07
M. Semitendinosus 1.37 ± 0.06 1.44 ± 0.08
M. Adductorfemoris 2.39 ± 0.08 2.34 ± 0.11
M. Bicepsfemoris 4.64±0.16 4.53 ± 0.22
M. Tensorlatae 0.97 ± 0.04 1.07 ± 0.05
M. Semimembranosus 3.25 ± 0.12 3.18 ± 0.16
M. Gluteusmedius 2.91 ± 0.08 2.52 ± 0.11
Kelompok 2 Otot Distal Paha 5.06±0.11 5.26±0.16
M. Popliteus 0.52 ± 0.02 0.56 ± 0.03
M. Extdiglateralis 0.29± 0.02 0.35± 0.03
M. Extgrouppertertextlongexmedius 0.82 ± 0.09 0.94 ± 0.13
M. Gastrocnemiusinclsoleus 2.36 ± 0.09 2.36 ± 0.12
M. Peroneuslongus 0.22 ± 0.02 0.23 ± 0.03
M. Flexhalllongus 0.82 ± 0.02 0.78±0.03
Kelompok 3 Otot Sekitar Tulang
Belakang 16.17±0.22a 14.93±0.30b
M. iliacus 1.15 ± 0.06 1.11 ± 0.08
M. Quadratuslumburom 0.50 ± 0.02 0.52 ± 0.03
M. psoasmajor 1.70 ± 0.08 1.49 ± 0.11
M. Longissimus Cervicis 0.60± 0.02 0.66± 0.03
M. Spinalis Dorsi 1.74± 0.06 1.78 ± 0.08
M. Psoasminor 0.57 ± 0.04 0.48±0.06
M. Multifidus Dorsi 2.18± 0.07 2.14± 0.09
12
Otot Kacang (n=27) PE (n=16)
Rataan ± SD Rataan ± SD
M. Longissimus Dorsi 7.68±0.14A 6.71±0.18B
Kelompok 4 Otot Dinding Abdomen 8.89±0.22 8.39±0.30
M. Cutaneustrunci 3.32 ± 0.15 3.37 ± 0.21
M. Rectusabdominis 2.91 ± 0.09 2.70 ± 0.13
M. Transversusabdominis 2.64 ± 0.10 2.31 ± 0.13
Kelompok 5 Otot proksimal kaki
depan 15.76±0.22B 17.23±0.31A
M. Teres Minor 0.28± 0.01 0.31± 0.01
M. Brachialis 0.73± 0.04 0.87± 0.05
M. Triceps Brachii (Caput Medialis) 0.53± 0.05 0.63 ± 0.08
M. Briceps brachii 0.78± 0.19 1.26± 0.26
M. Subscapularis 1.62± 0.05 1.58± 0.07
M. Deltoideus 0.55± 0.01B 0.63± 0.02A
M. Triceps Brachii (Caput Longum) 2.91± 0.06B 3.20± 0.08A
M. Test Fast Ant B 0.24± 0.03 0.34± 0.04
M. Infraspinatus 2.33± 0.04 2.37± 0.05
M. Supraspinatus 3.24± 0.05 3.34± 0.07
M. Coracobrachialis 0.29± 0.02 0.34± 0.02
M. Tricep Brachii Caput Lateralis 1.45± 0.04 1.51± 0.06
M. Teres Major 0.74± 0.02 0.78 ± 0.03
Kelompok 6 Otot distal kaki depan 4.65±0.074 4.86±0.10
M. Flex Carpi Radialis 0.19± 0.01b 0.26± 0.02a
M. Ext Carpi Obliquus 0.05 ± 0.006 0.05 ± 0.009
M. Ext Digiti Tertii 0.21± 0.009b 0.25± 0.01a
M. Ext Digiti Quarti 0.18± 0.02 0.25± 0.03
M. Ext Carpi Radialis 1.09± 0.03 0.98± 0.04
M. Anconeus 0.35± 0.02 0.43± 0.03
M. Extdigiticomm 0.16± 0.008 0.17± 0.01
M. Ext Carpi Ulnaris 0.70± 0.01 0.71± 0.02
M. Flex Carpi Ulnaris 0.28± 0.02 0.35± 0.03
M. Flex Digsublimis 0.41± 0.02 0.37 ± 0.02
M. Flex Dig Profundus 0.98± 0.04 0.98 ± 0.05
Kelompok 7 Otot penghubung kaki
depan dengan leher 2.97±0.12 3.40±0.15
M. Cervical Trapezius 0.42± 0.02B 0.59± 0.03A
M. Omotranversarius 0.64± 0.08 0.63± 0.11
M. Brachiocephalicus 1.89± 0.08 2.16± 0.11
Kelompok 8 Otot penghubung kaki
depan dengan dada 2.91±0.07 3.07±0.10
M. Transversethoracis 0.54± 0.02 0.53± 0.03
M. Latisismus Dorsi 1.55± 0.03 1.61 ± 0.05
13
Otot Kacang (n=27) PE (n=16)
Rataan ± SD Rataan ± SD
M. Rhomboideus 0.80± 0.07 0.92± 0.09
Kelompok 9 Otot leher dan dada
lainnya 15.03±0.25 14.23±0.34
M. Multifidus Cervicis 0.87 ± 0.03 0.81 ± 0.04
M. Spleneus 0.58± 0.04 0.66 ± 0.05
M. Intercostalis 4.18± 0.13A 3.50 ± 0.18B
M. Rectus Capit Dors Major 0.53± 0.04a 0.39 ± 0.06b
M. Intertrans Longus 0.62 ± 0.02 0.62 ± 0.03
M. Long Capit Et At lant 0.79± 0.03 0.93± 0.05
M. Obl Capitis Caudalis 1.03 ± 0.04 1.02 ± 0.06
M. Complexus Semispinalis Capitis 1.81± 0.05 1.93± 0.07
M. Recc Capit Vent Major 0.45± 0.03 0.57± 0.04
M. Sterno Chephalicus 1.91± 0.08 1.38± 0.11
M. Sclanesus Ventralis 0.80± 0.02 0.81± 0.03
M. Longus Colli 1.87± 0.08A 1.29± 0.11B
M. Sclanesus Dorsalis 0.24± 0.01 0.25 ± 0.02
Kelompok otot utama (1+3+5) 60.35±0.36 60.71±0.48
Otot Setengah Karkas 100 100
Keterangan : * Angka pada baris yang sama dianalisis berdasarkan Ancova
** Angka-angka pada baris yang sama dan diikuti huruf kecil yang berbeda
berpengaruh nyata (P<0.05).sedangkan angka-angka pada baris yang sama dan
diikuti oleh huruf kapital yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P<0.01).
Data dikoreksi berdasarkan rata-rata bobot setengah karkas 1.72
Kelompok otot 1 pada kambing kacang dan kambing PE mempunyai nilai
persentase yang paling tinggi yaitu 28.40% dan 28.55%. Kelompok otot 1 paling
tinggi karena fungsi dari kelompok otot 1 untuk dapat bergeraknya kambing
kacang dan kambing PE, (Herman 1993).Kelompok utama (1+3+5) pada kambing
kacang adalah 60.35% dan kambing PE adalah 60.71%. Kelompok otot yang
terdapat di bagian toraks dan leher terdiri atas kelompok otot 5, 6, 7, 8 dan 9.
Kelompok otot ini mempunyai persentase 41.35% pada kambing kacang dan
42.77% pada kambing PE. Fungsi dari kelompok 5 otot proksimal kaki depan
untuk menyangga bobot tubuh bagian depan. Kelompok 6 adalah otot-otot distal
kaki depan, fungsinya untuk melakukan aktivitas. Kelompok 7 adalah otot-otot
penghubung kaki depan dengan dada, fungsinya adalah untuk melakukan bobot
tubuh kepada kaki depan. Kelompok 8 adalah otot-otot penghubung kaki depan
dengan leher.fungsinya mirip dengan kelompok 7. Kelompok 9 adalah otot-otot
leher dan dada lainnya, fungsinya lebih memperhatikan sifat jantan (Herman.
1993).
Kelompok otot utama pada kambing kacang adalah 60.35% dan kambing PE
adalah 60.71% dari otot karkas. Kelompok otot utama pada kambing Peranakan
Etawah relatif sama. Kedua jenis bangsa kambing tersebut mempunyai otot utama
yang relatif sama, hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan Herman (2003)
14
yaitu sumbangan kelompok otot utama pada otot karkas kambingtidak terdapat
perbedaan yang besar.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kambing kacang dan kambing PE yang disembelih pada bobot yang kecil
(10 kg) menunjukkan bahwa lemak ginjal dan lemak bawah kulit kambing PE
lebih besar persentasenya dibanding kambing kacang. Distribusi otot kambing
kacang mempunyai persentase kelompok otot 3 (sekitar tulang belakang) lebih
tinggi dibanding kambing PE. Persentase otot kelompok 5 (proksimal kaki depan)
pada kambing PE lebih tinggi dibanding kacang. Kambing kacang mempunyai
persentase otot yang relatif sama dengan kambing PE.
DAFTAR PUSTAKA
[Balitnak] Balai Penelitian Ternak. 2004. Kambing Peranakan Etawah : Kambing
Perah Indonesia. Bogor : Puslitbang Deptan. [terhubung
berkala].http:/www.peternakan. Litbang.deptan.go.id [20 Oktober 2013]
[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2008. Mutu Karkas dan Daging
Kambing/Domba. Standar Nasional Indonesia 3925:2008. Jakarta (ID):BSN.
Berg RT, Butterfield RM. 1976. New Concepts of Cattle Growth. Sydney (AUS):
Sydney University Press.
Butterfield RM. 1988.The New Concepts of Cattle Growth. Sydney (AUS): The
Department of Veterinary Anatomy, University of Sydney.
Devendra C,Burns M. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Bandung (ID)
Terjemahan: IDK Harya Putra. Penerbit ITB.
[DPKH] Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2012. Statistik
Peternakan. Bina Produksi Peternakan. Departemen Pertanian. Jakarta (ID):
Ditjennak.
Gasperz V. 1992.Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan. Volume 2.
Bandung (ID): Tarsito.
Herman R, Duldjaman M, Sugana N. 1983. Perbaikan Produksi Daging Kambing
Kacang. Poceeding Scientific Meeting on Small Ruminant Research; 1983
November 22-23; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Herman R. 1993. Perbandingan pertumbuhan, komposisi tubuh dan karkas antara
domba priangan dan ekor gemuk [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Herman R. 2003. Komposisi dan distribusi otot karkas kambing peranakan
etawah.Media Kedokteran Hewan 19 (1) : 31-60
Lohse CL, Moss FP, Butterfield RM. 1971. Growth patterns of muscles of merino
sheep from birth to 517 days. Anim. Prod. 23 : 117-126.
Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Yogyakarta (ID) :Gadjah Mada
University Pr.
15
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 7 Desember 1990 di Jakarta dari pasangan
bapak Pentadi SPd dan ibu A Rinny Rismaningsih. Penulis adalah anak pertama
dari 3 bersaudara. Jenjang pendidikan dasar penulis dimulai pada tahun 1996 di
SD Muhammadiyah 24 Jakarta dan diselesaikan pada tahun 2002. Pendidikan
sekolah tingkat pertama diselesaikan di SMP Muhammadiyah 31 Jakarta dan lulus
tahun 2005. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan sekolah
menengah atas di SMA Negeri 36 Jakarta dan lulus tahun 2008.
Tahun 2008 penulis diterima menjadi mahasiswa Diploma Institut Pertanian
Bogor pada Program Keahlian Teknologi dan Manajemen Ternak melalui jalur
USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Tahun 2011 penulis lulus dari progam
Diploma Institut Pertanian Bogor dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan
ke jenjang Sarjana di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
Fakultas Peternakan IPB.
Top Related