5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 1/12
1
PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA
PADA RUANG KEMUDI CRANE
Sritomo Wignjosoebroto, Dyah Santhi Dewi, dan Dhuha Adhi Praptama
Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) SurabayaKampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
Email: [email protected] [email protected]
ABSTRAK
Crane merupakan alat material handling yang banyak dipakai untuk memindahkan suatu
barang dari tempat satu ke tempat yang lainnya pada perusahaan manufaktur maupun jasa. Benda
yang diangkat pada crane ini bermacam-macam dan tergantung pada pesanan benda yang akan
diangkat. Untuk perusahaan PJB, salah satu crane yang ada pada perusahaan ini adalah merek ICHI
yang fungsi utamanya mengangkat turbin serta chasing. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk
mengangkat benda lain sesuai dengan order yang ada. Pada kegiatan pemindahan benda seperti
turbin, memerlukan waktu yang tidak sedikit sehingga diperlukan tempat kerja yang nyaman.
Pada survey yang telah dilakukan, kondisi lingkungan fisik ruang kemudi kurang ideal untuk
suatu pekerjaan, misalnya temperatur ruangan, intensitas cahaya dsb. Selain itu, Kursi kerja pada
ruangan tersebut tidak ideal untuk digunakan, dan dua kontrol kemudi yang ada untuk saat ini
peletakannya diluar daerah jangkauan tangan pada daerah batasan normal .
Untuk semua permasalahan yang ada pada ruang kemudi crane, maka dalam penelitian ini
akan dilakukan perancangan ulang ruang kemudi crane yang lebih nyaman dan aman meliputi aspek
lingkunan fisik kerja, peralatan, serta kursi kerja mengikuti kaidah ergonomi yang secara tidak
langsung akan meningkatkan pula kinerja atau performansi dari operator.
Tools yang digunakan dalam perancangan kursi kerja dan kontrol kemudi adalah software
autocad 2004 serta 3dmax untuk simulasi hasil rancangan. Setelah itu akan dilakukan evalusi hasil
rancangan ulang pada aspek biomekanika.
Kata kunci: Ergonomi, Biomekanika.
AbstractCrane is one of the most weared material handling tools which is function to carried an
object(s) from one place to another in manufacturing and service company. Object that carried by
crane can be anything and depend on the order. ICHI is one of crane which owned by PJB, the main
functions are lifting turbine and it’s casing. However this crane also can lift other object(s) according
to the order. In material handling activities such as moving a turbine takes long time so that needed a
comfortable workstation.
In field study found that environment physic condition, cockpit control are less ideal to do
work, for example room temperature, light intensity, etc. Besides that chair is not ideal and two control
driver are beyond hand reach in normal limitation.
For all problem in cockpit control crane, hence in this research will be redesigning cockpit
control crane that are more comfortable and more safety covering environment physic condition,
equipment and chair that follow ergonomic method which indirectly will increase operator
performance.
Tools which are used to redesign chair and cockpit control are AutoCAD 2004 software and
3dsmax to simulate redesign output. And after that will be conducted evaluation of redesign output in
biomechanics aspect.
Keywords: Ergonomic, Biomekanics.
5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 2/12
2
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada perusahaan manufaktur,
problematika pada stasiun kerja adalah
pengaturan komponen-komponen yang
terlibat dalam kegiatan produksi yaitu
menyangkut material, mesin / peralatan
kerja, perkakas-perkakas pembantu,
fasilitas-fasilitas penunjang, lingkungan
fisik kerja dan operator.
Salah satu stasiun kerja yang ada
pada Perusahaan Pembangkitan Jawa
Bali Unit Pembangkit Gresik (PT.PJB
UP) adalah ruang kemudi crane. Crane
yang digunakan bermerek ICHI buatan
Jepang tahun 1978. Fungsi utama crane
ini untuk mengangkat turbin serta
chasing turbin yang berbobot matihingga 60 ton. Pada ruang kemudi crane
ini terdapat beberapa permasalahan
ergonomi dari perancangan yang sudah
ada. Ketidaknyamanan yang ditimbulkan
pada stasiun kerja meliputi kursi kerja,
kontrol kemudi, kondisi lingkungan
fisik.
Gambar 1. Kondisi awal kursi kerja
Kursi kerja yang dipergunakan
dalam stasiun kerja ini tidak ideal.
Tempat duduk yang cenderung apa
adanya membuat operator harus sering
melakukan penyesuaian sikap duduk
serta rentan kena cedera pinggang. Padakondisi tempat duduk yang digunakan
operator, tidak terlihat sandaran
punggung yang dapat menopang tubuh
dengan nornal. Sebagai contoh
permasalahan pada kursi kerja adalah
tidak adanya sandaran tangan pada kursi
kerja. Sandaran tangan pada kursi kerja
perlu diberikan mengingat kerja operator
crane dominan pada menggerakan tuas
kontrol kemudi. Selain itu juga, kursi
kerja tidak mempunyai sandaran
punggung yang baik. Sandaran
punggung juga perlu diberikan
mengingat posisi kerja dari operator lebih dominan
duduk sehingga pemberian sandaran punggung pada
kursi kerja berguna untuk menyangga berat dari
badan operator.
Gambar 2. Kondisi awal kontrol kemudi
Kontrol kemudi pada ruang kemudi crane
ini juga dinilai kurang ergonomis, dimana dua
kontrol kemudi peletakannya diluar jangkauan
daerah batasan normal sehingga bila dioperasikan
dalam waktu yang cukup lama akan menimbulkan
kelelahan pada lengan operator.Kondisi lingkungan kerja juga
mempengaruhi kinerja dari operator. Permasalahan
lingkungan kerja dapat dilihat pada beberapa aspek,
seperti temperatur, cahaya, bau - bauan, dll.
Sebagai contoh, pada ruang kemudi crane terdapat
bau – bauan yang tak sedap, atau temperatur pada
ruangan tersebut cukup tinggi untuk melakukan
suatu pekerjaan
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian
ini adalah bagaimana merancangan ulang ruang kemudi
crane yang aman dan nyaman serta mengikuti kaidah
ilmu ergonomi.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi aspek-aspek ergonomis yang
akan diperbaiki :
Kontrol kemudi crane
Kursi kerja yang digunakan
Kondisi lingkungan fisik kerja
2. Memperbaiki dan merancang ulang ruang
kemudi crane yang lebih nyaman secaraergonomi.
3. Mengevaluasi hasil rancangan baru ruang
kemudi crane.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup yang dimaksud adalah batasan
dan asumsi yang digunakan selama dalam
melakukan penelitian. Beberapa hal yang menjadi
batasan dalam penelitian ini adalah :
1. Data anthopometri yang digunakan adalah
data anthopometri lab ergonomi ITS selama
4 tahun
2. Evaluasi ergonomi setelah perancangandilakukan pada aspek biomekanika.
5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 3/12
3
3. Perhitungan gaya gesek pada
evaluasi biomekanika diabaikan
4. Mekanisme secara teknis
perubahan kontrol kemudi dapat
dilakukan
5. Penelitian berfokus pada kontrol
kemudi dan kursi kerja
6. Gaya Eksternal pada
perhitungan biomekanika tidak
diperhitungkan
7. Penelitian dilakukan pada bulan
Febuari sampai Mei tahun 2006
Asumsi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
1. Operator yang menggunakan
ruang kemudi crane ini dalam
keadaan sehat
2. Kebijakan perusahaan dalam
penggunaan crane tidak adaperubahan.
3. Pada saat penelitian kondisi
lingkungan tidak berubah.
2. PENDEKATAN PEMECAHAN
PERMASALAHAN
2.1 Pendekatan Ergonomi dalam
Perancangan Stasiun Kerja
Penerapan ergonomi pada umumnya
merupakan aktivitas rancang bangun(desain) ataupun rancang ulang (re-design).
Hal ini dapat meliputi perangkat keras
seperti misalnya perkakas kerja, bangku
kerja, kursi, pegangan alat kerja, sistem
pengendali, alat peraga, jalan pintu, jendela,
dll. Disamping itu, ergonomi juga
memberikan faktor keselamatan dan
kesehatan kerja, misalnya : desain suatu
sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri
pada sistem kerangka dan otot manusia,
desain stasiun kerja untuk alat peraga visual
(visual unit station).
Pekerja
Designstasiunkerja
· Furniture· Peralatan· Lingkungankerja
Pekerjaan
SikapKerja
AktivitasKerja
Kesehatan
danKeselamatan
Kerja
Performansi
yangdihasilkan
Gambar 3. Interaksi antara pekerja, pekerjaan,
design stasiun kerja dan performansi (sumber
:Kromer, 1999)
2.2 Perancangan stasiun Kerja
2.2.1 Perancangan kursi ideal
Perancangan kursi kerja harus dikaitkan dengan
jenis pekerjaan, posture yang diakibatkan, gaya
yang dibutuhkan, arah visual, dan kebutuhan akan
perlunya merubah posisi duduk. Kursi tersebut
haruslah terintegrasi dengan bangku atau meja yang
sering dipakai.
Dimensi kursi yang perlu diperhatikan dalam
perancangan kursi yang ergonomis, berikut ini
rekomendasi ukuran dari penelitian sebelumnya
sebagai berikut :
1. Tinggi Alas duduk
Menurut Jackson dikutip dari diktat
Sriwarno tahun 2004 tinggi alas duduk
diperhitungkan dari alas lantai Jika terlalu
tinggi, dapat mengakibatkan tekanan yang tinggi
pada otot kaki pada bagian dalam lutut karena
posisi kaki menggantung. Sirkulasi darahmenjadi terhambat karena pembukuh darah
terjepit. Disisi lain, jika posisi duduk terlalu
rendah, dapat mempersulit pemakai untuk
duduk dan berdiri karena usaha yang
dikeluarkan lebih besar.
2. Kedalaman Kursi
Kedalaman kursi ini ditentukan oleh
panjang politeal ke pantat, kedalaman kursi
yang baik adalah yang dapat menyangga daerah
pantat secara total hingga sebagian besar paha
3. Sudut Sandaran Punggung
Sandaran punggung membentuk sudutterhadap alas duduk. Menurut Peasant dikutip
dari penelitian Rusdjijati tahun 2004 sandaran
sudut yang optimal adalah 1000-120
0,menurut
John Corney (Rusdjijati, 2004) pada saat duduk
rileks sandaran sudut optimal adalah 1100-120
0
sedangkan saat bekerja sandaran sudut yang
optimal adalah 950-110
0.
4. Lebar Kursi
Perhitungan lebar kursi didapat dari
asumsi bahwa bidang alas duduk mampu
mengakomodasi ukuran lebar tulang pinggul
dan tangan dapat mudah terayun kebelakang(Sriwarno, 2004). Dengan demikian, dapat
dikatakan kursi tersebut sudah layak.
5. Sudut alas duduk
Sudut alas duduk adalah sudut yang
dibentuk antara bidang alas duduk dengan
bidang horizontal. Menurut diktat Sriwarno
tahun 2004 sudut yang dapat membatu dalam
memudahkan tempat duduk adalah antara 50-8
0,
jadi posisinya lebih pada pantat.
6. Sudut alas kaki
Posisi sandaran alas kaki pada saat
duduk normal menurut Corney penelitian
Rusdjijati tahun 2004 besar sudut yang
5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 4/12
4
ergonomis adalah 150
dari keadaan
sejajar, sehingga ujung kaki dengan
tulang keras membentuk sudut 900-
1000
7. Tinggi sandaran Tangan
Fungsi pertama lebih
ditekankan untuk memberi fasilitas
kepada tangan agar dapat
beristirahat. Fungsi kedua sebagai
tumpuan bagi tangan apabila
pemakai ingin duduk dan berdiri.
8. Posisi Sandaran Punggung
Tinggi dari posisi sandaran
punggung terukur dari atas
permukaan alas duduk. Ketinggian
posisi sandaran sangat bervariasi
tergantung bagian tubuh mana yang
akan disangga.
Berikut ini merupakan fundamentalperancangan kursi kerja
Gambar 4. fundamental perancangan kursi
kerjaSumber : phesant, 1996 dikutip dari diktat
Sriwarno tahun 2004
2.2.2 Sistem Kontrol
Sistem kontrol adalah suatu sistem
yang membahas tindakan manusia untuk
merubah keadaan mesin. Berikut ini
prinsip-prinsip umum dalam perancangan
sistem kontrol (Kroemer, 1999)
1. Definisi fungsi kontrol. Apakah
yang dilakukan terhadap mesin dan
jenis masukan mana yang
diperlukan, misalnya ketelitian,kecepatan dan kekuatan dari gerakan
operator
2. Ketentuan pada bagian tubuh
digunakan untuk mengoprasikan
kontrol dan rancangannya
disesuaikan untuk ketelitian yang
tinggi dalam menggunakan tombol-
tombol yang dapat dioprasikan
melalui jari-jemari dan pergelangan
tangan, tenaga yang kuat, ketelitian
yang rendah dalam menggunakan
pengungkit
3. Menempatkan atau menentukan tempat kontrol
dengan tepat dalam sudut pandang bagian-
bagian tubuh yang akan digunakan.
4. Jarak atau ruang kontrol untuk menghindari
kecelakaan dalam pengoprasian atau gangguan
dari beberapa bagian lain di tempat kerja.
5. Lindungi kontrol dimana kecelakaan pada
waktu pengoprasian akan membahayakan
6. Tempat kontrol agar dapat dioprasikan dengan
nyaman ketika operator mempunyai pandangan
yang penuh terhadap situasi mesin yang sedang
dikontrol.
7. Penentuan tempat dan pengenalan kontrol
membuat pergerakan-pergerakan mereka dapat
digabungkan dengan gerakan mesin yang
sedang dikontrol
8. Dimana tata letak yang standar untuk kontrol
yang ada, akan ditempatkan menurut posisi
yang sesuai9. Mempertimbangkan apakah ada populasi
dengan bentuk yang tetap yang akan
mempengaruhi cara-cara manusia yang akan
mencoba lebih alami untuk mengoprasian secara
alami.
10. Menggunakan tipe kontrol yang tidak stabil
dimana penempatan ketelitian diperlukan, tetapi
suatu penyesuaian daerah yang lebar termasuk
sejumlah putaran juga diperlukan
11. Menggunakan kontrol penyesuaian yang
terpisah atau susunan tombol tekan lebih baik
daripada kontrol yang berkesinambungan ketikasuatu nilai terpisah harus selalu ditempatkan
12. Menggunakan kontrol yang berkesinambungan
hanya ketika menyesuaikan ketepatan atau
menempatkan sejumlah besar dan terpisah yang
lebih dipentingkan
13. Membuat kontrol lebih mudah diidentifikasikan.
Penggunaan simbol-simbol standar
diidentifikasi dalam bentuk tertentu
14. Dalam suatu panel pengontrol, secara fungsional
kombinasi kontrol-kontrol harus dioperasikan
dalam satu susunan
15. Melengkapi beberapa umpan balik padaoperator karena gerakan kontrol sudah cukup
dan telah terdaftar pada mesin.
16. Membangun beberapa ketahanan pada kontrol
dengan cara lain juga memelihara atau
mengontrol ditempat yang terang dan keras.
2.3 Biomekanika
2.3.1 Definisi dan Klasifikasi Biomekanika
Biomekanika adalah suatu ilmu pengetahuan
yang merupakan kombinasi dari ilmu fisika
(khususnya mekanika)dan teknik, dengan
berdasarpada biologi dan juga pengetahuan
lingkungan kerja.
5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 5/12
5
Biomekanika umum adalah bagian
dari biomekanika yang berbicara
yangberbicara mengenai hukum-hukum
dasar yang mempengaruhi tubuh organik
manusia baik dalam posisi diam maupun
bergerak. Biostatik adalah bagian
biomekanika umm yang hanya
menganalisa bagiuan tubuh dalam
keadaan diam maupun bergerak pada
garis lurus dengan kecepatan seragam.
Biodinamik adalah bagian biomekanika
umum yang berkaitan dengan gerakan-
gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan
gaya yang terjadi dan gaya yang
disebabkan gaya yang bekerja dalam
tubuh. Occupational biomekanics
didefinisikan sebagai bagian dari
mekanik terapan yang mempelajari
interaksi fisik antara pekerja denganmesin, material, dan peralatan dengan
tujuan untuk meminimmkan keluhan
pada sistem kerangka otot agar
produktivitas kerja dapat meningkat.
Pendekatan biomekanika
memandang tubuh sebagai suatu sistem
yang terdiri dari elemen-elemen yang
saling berkaitan dan terhubung satu
sama lain melalui sendi-sendi dan
jaringan otot yang ada. Prinsip-prinssip
fisika digunakan untuk menyatakan
tegangan mekanik pada tubuh dan gayaotot yang diperlukan untuk
mengimbangi tegangan-tegangan
tersebut.
Penelitian dengan meggunakan
pendekatan biomakanika pada dasarnya
mempelajari dan menganalisa batas-
batas kekuatan, ketahanan, kecepatan,
dan ketelitian yang dimiliki manusia
dalam melakukan kerja. Faktor-faktor
biomekanika tersebut dipengaruhi oleh
faktor manusia (umur, jenis kelamin,
suku bangsa), sikap kerja dan jenispekerjaan.
2.3.2 Tubuh Sebagai Sistem Pengungkit
Dalam melakukan analisa
biomekanika , tubuh manusia dipandang
sebagai suatu sistem yang terdiri dari
link (penghubung) dan joint
(sambungan). Tiap link mewakili
segmen tubuh tertentu dan tiap joint
menggambarkan sendi yang ada. Tubuh
manusia terdiri dari link, yaitu :
1. Link lengan bawah yang
dibatasi joint telapak tangan dan
siku
2. link lengan atas yang dibatasi joint siku dan
bahu
3. Link punggung yang dibatasi joint bahu dan
pinggul
4. link paha yang dibatasi joint pinggul dan
lutut
5. link betis yang dibatasi joint lutut dan mata
kaki
6. link kaki yang dibatasi joint mata kaki dan
telapak kaki
Analisis biomEkanika ini dibedakan menjadi
2 yaitu secara statis dan dinamis. Analisa
biomekanika secara statis yaitu analisis besarnya
gaya dan momen yang terjadi pada bagian-bagian
tubuh tertentu, saat tubuh dalam kondisi tanpa
gerakan (statis). Sedangkan analisis biomekanika
secara dinamis adalah analsis besarnya gaya dan
momen yang terjadi pada bagian-bagian tubuh
tertentu saat tubuh dalam kondisi bergerak (dinamis)
Tabel 1 Prosentase dari segmen tubuh
Sumber : Phillips, 2004
Segmen Tubuh
Segmen
panjang
Segmen
Berat
(digunakan dalam contoh
kerja)
(Fraksi
H*)
(Fraksi
W*)
Kepala dan Leher 0.17 0,08
Lengan bawah 0.2 0,02
Lengan atas 0.2 0,03
Tangan (lengan atas,
bawah) 0.4 0,05Rongga dada dan perut 0.3 0,36
Panggul 0,16
Kaki depan/betis 0.29 0,05
Paha 0.24 0,1
Kaki (paha dan Betis) 0.53 0,15
5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 6/12
6
Identifikasi Permasalahan
Perumusan Tujuan dan ManfaatPenelitian
1. Pemahaman tentang ergonomi
2. Pemahaman tentang anthopometri3. Pemahaman tentang perancangandisplay dan control pada stasiun kerja4. Pemahaman tentang rancangankondisi fisik dan lingkungan padastasiun kerja
Studi Kepustakaan
Perancangan ulang ruang kemudi carne
Analisa dan Interpretasi HasilRancangan
· Perbandingan aspek biomekanika·
Kursi kerja dan kontrol kemudirancangan baru· Kondisi lingkungan fisik kerja
Kesimpulan dan Saran
Pengumpulan dan Pengolahan Data
· mengidentifikasi aspek ergonomipada ruang kemudi crane,meliputi : rancangan awal (kursikerja dan kontrol kemudi), aspekbiomekanika, kondisi lingkunganfisik
· Pengambilan data Anthopometri· Pengambilan gambar-gambar
rancangan awal· Wawancara/brainstorming
Memahami kondisi stasiun kerja padaruang kemudi crane
Studi Lapangan
TahapPersiapan
Tahap PerancanganStasiun Kerja
Tahap Kesimpulandan Saran
Evaluasi hasil rancangan ulang :Aspek Biomekanika
Uji Kecukupan dan Keseragaman data
Gambar 5. Flowchart metodologi penelitian
3. METODOLOGI PENELITIAN
Langkah-langkah dalam pemecahan
masalah dalam penelitian ini diawali
dengan identifikasi permasalahan.
Kemudian dilanjutkan denganpengumpulan, pengolahan, pengujian data
dan analisa pada kondisi awal dan sesudah
rancangan. Pada tahap pengumpulan dan
pengolahan data akan dilakukan
identifikasi dari berbagai aspek ergonomis
meliputi : aspek biomekanika, kondisi
lingkungan fisik, rancangan awal (kursi
kerja dan kontrol kemudi) untuk dilihat
secara keseluruhan aspek mana yang perlu
diperbaiki. Pada penelitian ini akan lebih
detail pada kontrol kemudi serta kursi
kerja yang digunakan hal ini dikarenakanpermasalahan tersebut merupakan
permasalahan ergonomi yang paling
dominan dalam ruang kemudi crane
tersebut. Evaluasi yang dilakukan
secara manual dan wawancara secara
langsung. Pengukuran dimensi ruangan
juga dilakukan pada tahap ini. Dataanthopometri untuk merancang ruang
kemudi ini adalah data anthopometri
dari lab ergonomi ITS. Pengambilan
dokumentasi atau gambar rancangan
awal stasiun kerja dilakukan sebagai
pembanding dari rancangan yang akan
dilakukan. Setelah mendapatkan data
anthopometri maka akan dilakukan uji
kecukupan dan keseragaman data
untuk melihat kecukupan dan
keseragaman data. Selanjutnya akan
dilakukan perancangan ulang stasiunkerja dengan software autocad untuk
5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 7/12
7
sketsa gambar dan 3dmax untuk
mensimulasikannya. Pertimbangan aspek
biomekanika sebagai evaluasi untuk
melihat seberapa pengaruh terhadap
rancangan ulang yang telah dilakukan.
4. RANCANGANGAN ULANG STASIUN
KERJA
4.1 Rancangan Baru Pada Kursi Kerja
Dimensi kursi yang perlu diperhatikan dalam
perancangan kursi yang ergonomis, berikut ini
ukuran – ukuran yang digunakan dalam
perancangan :
1. Tinggi Alas duduk
Pada rancangan kursi yang baru, kursi
dapat disesuaikan ketinggiannya (adjustable)
(Sriwarno, 2004), sesuai dengan keinginan
operator seberapa ketinggian yang diperlukanterhitung dari alas lantai. Ketinggian kursi dapat
disesuaikan mulai dari ketinggian 37 cm hingga
52 cm dari atas lantai. Penentuan ketinggian
ukuran berdasarkan pada ukuran populasi
terkecil dan terbesar serta penambahan
ketinggian sepatu maksimal sekitar 5 cm
2. Kedalaman Kursi
Kedalaman kursi ini ditentukan oleh
panjang polipteal ke pantat (Sriwarno, 2004)
yaitu 44.37 cm dengan memakai 50 % persentile
dari populasi operator ditambah dengan 4 cm.
Penambahan ukuran kedalaman kursi 4 cmdilakukan untuk mengisi ruang kosong
sambungan antara alas duduk dan sandaran
punggung. Kedalaman kursi yang baik adalah
yang dapat menyangga daerah pantat secara total
hingga sebagian besar paha
3. Sudut Sandaran Punggung
Sudut sandaran punggung untuk
rancangan baru dapat disesuaikan (adjustable).
Sudut pada sandaran punggung dapat
disesuaikan antara 00
sampai dengan 300
kebelakang dari sandaran semula karena sudut
tersebut merupakan sudut optimal dalammelakukan suatu pekerjaan dalam posisi duduk
(Rusdjijati, 2004).
4. Lebar Kursi
4.1. Lebar alas kursi
Ukuran lebar alas kursi ini adalah 39 cm,
didapat dari 95 % persentile dari populasi.
Perhitungan ekstrim didapat dari asumsi
bahwa bidang alas duduk mampu
mengakomodasi ukuran lebar tulang pinggul
dan tangan dapat mudah terayun kebelakang
(Sriwarno, 2004). Penambahan lebar ukuran 4cm kanan dan kiri sebagai allowance juga
dilakukan untuk menjaga posisi duduk agar
tetap pada posisi ideal.
4.2. Lebar sandaran kursi
Ukuran lebar sandaran kursi ini
dibagi 2 bagian berbeda. Untuk ukuran
lebar bagian pertama ( dari alas duduk
hingga tinggi siku) sama dengan ukuran
alas duduk yaitu 39 cm dan untuk bagian
kedua ( dari tinggi siku hingga tinggi
bahu ) melebar hingga 50 cm ( mengikuti
lebar bahu) ditambah 8 cm sebegai
allowance. Penentuan ukuran 50 cm dari
perhitungan 95 % persentile dari
populasi
5. Sudut alas duduk
Sudut alas duduk adalah sudut yang
dibentuk antara bidang alas duduk
dengan bidang horizontal. Sudut alasduduk yang digunakan dalam rancangan
baru adalah 80
(Sriwarno, 2004).
6. Tinggi sandaran Tangan
Tinggi arm rest dalam rancangan
baru mempunyai ukuran 65,75 cm (50%
persentile) diukur dari permukaan lantai.
Ukuran tersebut didapat dari tinggi lipat
lutut (42,48 cm) ditambah dengan tinggi
siku dalam posisi duduk (23,27 cm)
Pada sandaran lengan pada rancangan
kursi ini yang berbentuk box akan
berfungsi juga untuk kontrol kemudicrane
7. Ketinggian Sandaran Punggung
Ketinggian sandaran punggung
diharapkan dapat menopang pula bahu
operator sehingga untuk tinggi sandaran
punggung mempunyai ukuran 65 cm
(95% persentile) Ukuran tersebut didapat
dari tinggi bahu dalam posisi duduk.
8. Tekstur Sandaran punggung
Gambar 6. Tekstur sandaran punggung
Tekstur pada rancangan baru ini
disesuaikan dengan bentuk tulang
manusia ketika sedang duduk dimana
sudut sandaran punggung membentuk
230 (Sriwarno, 2004). Sudut ini terbentuk
5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 8/12
8
karena punggung pemakai cenderung
melebar ke belakang. Apabila sandaran
punggung terlalu tegak lurus terhadap alas
duduk akan mengakibatkan kelelahan leher.
9. Tekstur alas duduk
Gambar 7. Tekstur alas duduk
Permukaan alas duduk harus datar dan
bagian ujung yang menyentuh lutut bagian
dalam dibuat lengkung. Sudut yang dibentuk
pada ujung alas duduk sekitar 80(Sriwarno,
2004). 10. Bahan Alas dan sandaran kursi
Bahan alas dan sandaran kursidisarankan terbuat dari busa. Elastisitas
bahan busa diusahakan tidak terlalu empuk,
tetapi padat. Meski demikian, jangan terlalu
keras sehingga dapat diperkirakan pemakai
yang berbobot besar tidak membuat lapisan
busa tersebut kempes atau turun sedalam 25
mm (Sriwarno, 2004).
4.2 Rancangan Baru Pada Kontrol Kemudi
Kontrol kemudi dalam rancangan baru
akan digabung dengan sandaran tangan. Kontrol
kemudi ini akan ditempatkan dalam box yang juga dapat berfungsi sebagai sandaran tangan.
Berikut ini hal – hal yang diperhatikan dalam
rancangan baru pada kontrol kemudi :
1. Penempatan kontrol kemudi
Secara teknis, kontrol kemudi pada
crane ini sederhana, sehingga dapat
dipindahkan sesuai dengan keinginnan dari
perusahaan. Kontrol kemudi crane hanya
sebagai tuas untuk menggerakan crane
sehingga penempatan kontrol kemudi dapat
dilakukan. Pada rancangan baru kontrol
kemudi ditempatkan pada sandaran tangan
kursi. Sedangkan untuk tuas kontrolnya akan
dikelompokan menjadi 2, yaitu pergerakan
badan crane dan pergerakan dari kail crane.
2. Ukuran kontrol kemudi
2.1 Tinggi kontrol kemudi
Penetuan tinggi kontrol kemudi ini
didapat dari 50% persentile dari tinggi siku
pada posisi duduk yaitu 65,75 cm. Tinggi box
kontrol ini sekitar 2 cm dibawah tinggi kontrol
kemudi.
2.2 Panjang box kontrol kemudi
Penentuan panjang box kontrol
kemudi minimal akan disesuaikan dengan
panjang lengan bawah yaitu 0.2 dari tinggi
rata-rata populasi yaitu sebesar 34 cm
ditambah dengan allowance 5 cm ke depan
dan 5 cm ke belakang.
2.3 Lebar box kontrol kemudi
Lebar kontrol box ini ditentukan oleh
lebar tangan. Pada box ini terdapat 2
kontrol kemudi sehingga dapat
diasumsikan panjang untuk box kontrol
kemudi didapat dari 2 kali lebar tangan
(95% persentile) ditambah allowance
ditambah juga jarak kontrol kemudi satu
dengan lainnya yaitu (2 x 10) ditambah 5
cm sama dengan 25 cm.
2.4 Diameter kontrol kemudi
Ukuran diameter pada kontrolkemudi sekitar 4 cm. Ukuran diameter
tersebut merupakan rekomendasi untuk
mencapai genggaman optimum dalam
pengoprasian tuas atau kontrol panel
(Kromer, 2004).
3. Arah Pergerakan Kontrol kemudi
Pada rancangan baru arah dari
kontrol kemudi, dua kontrol kemudi paling
luar (satu kontrol kemudi sebelah kanan
dan satu kontrol kemudi sebelah kiri) akan
dibuat miring sebesar 160. Perhitungan
sudut didapat tangen dari jarak satu tuaskontrol kemudi dengan ruas lainnya.
Gambar 8. Arah pergerakan tuas kemudi
Rancangan pergerakan tuas ini
dilakukan untuk mensesuaikan dengan
pergerakan tangan ketika mengoprasikan
tuas paling luar.
5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 9/12
9
Gambar 9. Rancangan baru kursi kerja dan
kontrol kemudi
4.3 Penempatan Kursi Kerja Dan KontrolKemudi
Pada rancangan baru, kursi kerja dan
kontrol kemudi akan ditempatkan lebih maju
kedepan, sedangkan untuk rem crane akan tetap.
Penempatan kursi kerja dan kontrol kemudi
sekitar 35 cm dari tepi depan ruang kemudi
crane yang sebelumnya letak kursi kerja sekitar
45 cm dari tepi depan ruang kemudi crane.
4.4 Analisa Kondisi lingkungan Fisik
4.4.1 Temperatur
Dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan temperature menunjukan bahwatemperature disekitar ruang kerja adalah 31
0 –
340
C. Penyebab tingginya temperature dalam
ruang kemudi dikarenakan ruang dari
maintenance dari mesin turbin itu juga
mempunyai temperature tinggi pula, pada
ruang kemudi crane yang diteliti tidak ada
penutup ruangan sehingga suhu pada ruang
kemudi crane akan sama dengan ruangmaintenance dari mesin turbin. Tingginya
suhu atau temperature dari ruang maintenance
disebabkan atap dari ruang maintenance
terbuat dari asbes, dimana sifat dari material
asbes itu sendiri menyerap panas. Selain itu
juga, panas dari dalam ruangan maintenance
juga berasal dari mesin turbin yang sedang
diperbaiki.
Efek dari temperature bekerja pada
suhu 310 – 34
0C adalah bila terlalu lama (
sekitar 1 jam keatas ) aktivitas mental dan
daya tanggap akan mulai menurun dan
cenderung untuk membuat kesalahan dalam
pekerjaan, timbul kelelahan fisik akibat
pengeluaran air dari dalam tubuh yangberlebihan.
Menurut suatu penelitian
(Wignjosoebroto, 2003) rekomendasi suhu
optimum untuk melakukan suatu pekerjaan
dalam suatu ruangan adalah sekitar 240
sampai dengan 270
C. Untuk mencapai
suhu tersebut, pertama ruangan harus diberi
penutup ruangan seperti kaca dengan
berventilasi agar suhu panas yang
sebenarnya berasal dari ruang maintanance
mesin turbin tidak masuk ke ruang kemudi
crane. Kedua, ruangan kemudi crane diberi
pendingin sepert AC ataupun semacam
kipas angin. Pemberian pendingin pada
ruang kemudi crane dimaksudkan untuk
menjaga temperatur ruangan agar tetap
pada suhu optimal yaitu sekitar 240
hingga
270
C. Kedua tindakan yang harus
dilakukan berdasarkan wawancara danbrainstorming dengan pihak perusahaan.
Dengan adanya tindakan dalam menjaga
operator pada ruang kemudi crane ini
diharapkan operator mampu menjaga
performansi dari kinerjanya serta dapat
meningkatkan produktivitas.
4.4.2 Pencahayaan
Intensitas penerangan yang
dibutuhkan di masing-masing tempat kerja
ditentukan dari jenis dan sifat pekerjaan
yang dilakukan. Semakin tinggi tingkatketelitian suatu pekerjaan, maka akan
semakin besar kebutuhan intensitas
penerangan yang diperlukan, demikian pula
sebaliknya. Standar penerangan di In-
donesia telah ditetapkan seperti tersebut
dalam Peraturan Menteri Perburuhan
(PMP) No. 7 Tahun 1964, Tentang syarat-
syarat kesehatan, kebersihan dan
penerangan di tempat kerja.
Pencahayaan sangat penting untuk
melihat objek dengan jelas. Pada
pengamatan kondisi awal, tingkatpencahayaan sekitar 20 hingga 80 lux. Pada
sekitar pandangan mata, tingkat
pencahayaan rata – rata sekitar 70 lux
sedangkan pada bagian kontrol kemudi rata
– rata sekitar 47 lux dan bagian rem rata –
rata sekitar 20 lux.
Pada saat operator crane bekerja,
pengoprasian dengan menggunakan kontrol
kemudi dilakukan dengan hanya melihat
sepintas kontrol kemudi. Pekerjaan jenis ini
(pengoprasian kontrol kemudi) menurutStandar penerangan di Indonesia telah
5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 10/12
10
ditetapkan seperti tersebut dalam Peraturan
Menteri Perburuhan (PMP) No. 7 Tahun 1964,
tentang syarat-syarat kesehatan, kebersihan
dan penerangan di tempat kerja memerlukan
penerangan minimal sebesar 100 lux,
sedangkan untuk menginjak rem, penerangan
memerlukan pencahayaan minimal sebesar 50
lux.
Dari hasil pengamatan dapat
disimpulkan bahwa tingkat pencahayaan di
kontrol kemudi dan rem kurang. Hal ini
disebabkan tidak adanya penerangan lampu di
ruang kemudi crane, ruang kemudi crane ini
hanya mengandalkan cahaya matahari sebagai
sumber penerangan pada pagi hingga sore
hari. Akibat dari kekurangan tingkat
pencahayaan, ada kemungkinan efek – efek
yang ditimbulkan sebagai berikut : Kelelahan mata sehingga berkurangnya
daya penglihatan dan ineffisiensi
kerja.
Kelelahan mental.
Keluhan sakit kepala
Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata
tersebut akan menyebabkan kepada
penurunan performansi kerja, termasuk:
Kehilangan produktivitas
Kualitas kerja rendah
Banyak terjadi kesalahan
Tindakan pertama yang dilakukanadalah memberikan lampu pada ruang kemudi
crane. Pemberian lampu sebaiknya diletakan
diatas kontrol kemudi crane hingga mencapai
tingkat pencahayaan 100 lux. Jenis lampu
yang digunakan adalah lampu neon.
Pemberian lampu neon putih dimaksudkan
untuk mengurangi panas pada ruangan dan
lebih terang dibandingkan dengan lampu dop
4.4.3 Bau – bauan
Bau-bauan pada lingkungan kerja secara
tidak langsung juga akan mempengaruhi dari
performansi operator karena bau-bauandianggap sebagai polusi dari rung kerja. Pada
pengamatan langsung di satsiun kemudi crane
ini, bau-bauan yang terjadi adalah bau lembab.
Dari hasil wawancara, bau-bauan ini timbul
karena suhu pada ruang kemudi crane tersebut
dan tidak terdapat alat untuk mensirkulasi
udara.
Penggunaan pendingin udara pada
stasiun kerja direkomendasikan untuk
mengatasi permasalahan tersebut untuk
mengurangi bau – bauan yang ada dalam
ruangan tersebut.
5. EVALUASI BIOMEKANIKA
Setelah dilakukan perbaikan rancangan
pada kursi kerja dan kontrol kemudi,
selanjutnya akan dianalisa sejauh mana
perbaikan yang telah dilakukan. Analisa akan
dilakukan pada 5 segmen tubuh, yang
merupakan segmen yang berpengaruh setelah
dilakukan perbaikan rancangan.
Berikut ini merupakan perbandingan dari
perhitungan biomekanika pada kondisi awal
dan setelah perbaikan
Tabel 5.1 Perbandingan hasil perhitungan
biomekanika sebelum rancangan dan setelah
rancangan
Fg 150 141,83 5,4
Ff 45 42,54 5,5
Re 100,89 0 100,0
Ft 87,73 0 100,0Momen pada siku 6,08 2,127 65,0
Fm 135,64 0 100,0
Ry 84,48 19,74 76,6
Rx 67,82 0 100,0Momen pada bahu 13,5 3,041 77,5
Fe 382,14 69,33 81,9
Ra 717,1 188,65 73,7
Rs 0,018 -40,86 100,0Momen pada L5/S1 42,68 8,241 80,7
Fm 149,5 136 9,0
Ry 32,9 32,9 0,0
Perubahan gaya yg
dihasilkan (%)
Rekap Perhitungan Biomekanika (satuan N,Nm)
Rancangan
Akhir
Rancangan
Awal
Segmen bahu
dan lengan
atas
Segmen
Telapak
tangan
Segmen Siku
dan lengan
bawah
53,9
0,0
Momen pada
pergelangan tangan3,93 2,127 45,9
S e g m e n T u b u h
6,71
14,54 6,71
6,71
Segmen
Punggung
Segmen pada
telapak kakiMomen pada mata
kaki
Segmen paha
dan kaki depan Momen pada lutut
6. KESIMPULANIdentifikasi permasalahan yang ada
pada ruang kemudi crane meliputi kontrol
kemudi, kursi kerja, dan kondisi lingkungan
fisik. Pada kontrol kemudi peletakannya di
luar jangkauan daerah batasan normal,
sedangkan pada kursi kerja, permasalahan
utama yang ada adalah tidak adanya sandaran
tangan dan sandaran punggung. Beberapa
permasalahan terdapat juaga dalam
lingkungan ruang kerja seperti temperatur,
cahaya, dan timbul bau – bauan.
Rancangan baru pada kursi meliputiperubahan tinggi alas duduk, kedalaman
kursi, sudut sandaran punggung, lebar alas
kursi, lebar sandaran kursi, sudut alas duduk,
tinggi sandaran tangan tinggi sandaran
punggung, tekstur sandaran punggung,
tekstur alas duduk. Sedangkan rancangan
baru kontrol kemudi peletakannya diubah ke
sandaran tangan, arah pergerakan dibuat
miring membentuk sudut 160
dan ukuran
dimensi kontrol kemudi dibuat sesuai dengan
dimensi tubuh pekerja.
5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 11/12
11
Evaluasi setelah rancangan hanya pada aspek
biomekanika. Ada 6 segmen yang dievaluasi
· Segmen telapak tangan, momen pada
pergelangan tangan mengalami
penurunan 45,9%
· Segmen siku dan lengan bawah, momenpada siku mengalami penurunan sebesar
65%
· Segmen bahu dan lengan atas, momen
pada bahu mengalami penurunan
sebesar 77,5%
· Segmen Punggung, momen pada L5/S1
mengalami penurunan sebesar 80,7%
· Segmen telapak kaki, Momen pada
telapak kaki mengalami penurunan
sebesar 53,9%
5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 12/12
12
7. DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Budi., Sudjatmiko, Moro., Sudarmawan,
Doni. (2004). Analisis Sistem Kerja
Menggunakan Kriteria Fisiologis dan
Biomekanika untuk Pekerjaan Perakitan
Ragum Pada Praktikum PTI 1 TI-Unjani
Bandung. Prosiding Seminar Nasional
Ergonomi, Aplikasi Ergonomi dalam
Industri. 9 Oktober 2004, Yogyakarta
Kroemer, Karl., Henrike, Kroemer-Elber,
Katrin. (1999). Ergonomics, How to
Design for Ease and Efficiency.
Prentice Hall International,London.
Nurmianto, Eko. (1998). Ergonomi, Konsep
Dasar dan Aplikasinya. Gunawidya,
Jakarta.
Peraturan Menteri Perburuhan (PMP)No.7:1964. Syarat Kesehatan,
Kebersihan Serta Penerangan Dalam
Tempat Kerja. Jakarta.
Phillips, Chandler Allen. (2004). Human
Factors Engineering. John Wiley &
Sons inc, New york
Putra, Edi Setiadi. (2005). Pengembangan
Metode dan Sarana Aplikasi
Anthopometri dan Biomekanika Pada
desain Produk. Prosiding Seminar
Nasional Perancangan Produk. 16-17
Febuari 2005, Bandung.Pramono, Dwi. (2006). Perancangan
Lingkungan Kerja dan Alat Bantu
yang Ergonomis untuk Mengurangi
Masalah Back Injury dan Tingkat
Kecelakaan Kerja pada Departemen
Mesin Bubut (Studi Kasus PT Atak
Indometal Ngingas Waru-Sidoarjo).
Laporan Tugas akhir Jurusan Teknik
Industri ITS.
Rusdjijati, Retno, dan Mochtar,Yusrizal. (2004).
Hubungan Desain Tempat Duduk
Dengan Kelelahan dan Kenyaman KerjaPengemudi Bis Akap Trayek Semarang-
Jogja. Prosiding Seminar Nasional
Ergonomi, Aplikasi Ergonomi dalam
Industri. 27 Maret 2004, Yogyakarta.
Sriwarno, Andar Bagus. (2004). Catatan
Kuliah Pengantar Studi Perancangan
Fasilitas Duduk. Bandung : ITB
Wignjosoebroto, Sritomo. (2003). Ergonomi,
Studi Gerak dan Waktu. Edisi
pertama. Gunawidya, Jakarta.
Yasien, Amien. (2006). Perancangan KabinPenumpang Pesawat Propeller Tipe
CN-235 Melalui Pendekatan
Ergonomi-K3 untuk
Meningkatkan Keamanan dan
Kenyamanan Terbang. Laporan
Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
ITS.
Yusuf, Muhammad. (2006). Evaluasi
ergonomi terhadap kenyamanan
pada perajin gerabah kasongan
yogyakarta. Laporan Tesis Jurusan
Teknik Industri ITS.
Top Related