PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI (Studi Kasus Pada SDN Ciputat VI dan SDN Cempaka Baru II)
Oleh :
FITRIYANI
NIM. 101025021453
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “Peran Perpustakaan Sekolah dalam Menunjang
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Studi Kasus Pada SDN Ciputat VI dan SDN
Cempaka Baru II” telah diujikan dalam sidang ujian skripsi Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Tanggal 29 Januari 2010. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perpustakaan.
Jakarta, 29 Januari 2010
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekretaris
Drs. Rizal Saiful Haq, MA Pungki Purnomo.MLIS
NIP.195303191995041001 NIP.19641215199903100
Pembimbing Penguji
Drs. Rizal Saiful Haq, MA Pungki Purnomo.MLIS
NIP.195303191995041001 NIP.19641215199903100
ABSTRAK
Fitriyani, Peran Perpustakaan Dalam Menunjang Pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi, (Studi Kasus Pada SDN Ciputat VI dan SDN Cempaka Baru II). Skripsi.
Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perpustakaan dalam menunjang
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di SDN Ciputat VI dan Cempaka Baru II.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan dengan subjek
penelitian peran perpustakaan. Populasi yang diambil adalah siswa kelas VI yang ada di
SDN Ciputat VI dan Cempaka Baru II yang berjumlah 40 orang siswa dan 20 orang
guru. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara accidental sampling dan pengumpulan
data dengan cara menyebarkan kuisioner.
Setelah beberapa data dari hasil penelitian terpenuhi, diperoleh bahwa peran
perpustakaan dalam menunjang pelaksanaan KBK dengan hasil yang diperoleh dari
peserta didik adalah (67.5%), sedangkan pada tabel guru diperoleh (60%) dari jumlah
sampel sebanyak 20 orang. Ini menunjukkkan bahwa siswa dan guru mengetahui akan
Peran Perpustakaan di dalam menunjang pelaksanaan KBK yang benar-benar sangat
berarti didalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya perpustakaan sekolah
dilingkungan mereka, menumbuhkan minat siswa agar gemar membaca.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpakan karunia serta rahmat nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Perpustakaan Sekolah dalam Menunjang
Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (Studi Kasus pada SDN Ciputat VI dan
SDN Cempaka Baru II)” ini telah selesai dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa
penulis sampaikan kepada Nabi Muhammmad SAW.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tak akan selesai dengan baik tanpa
bimbingan dan dorongan dari semua pihak yang dengan keikhlasan hati membantu
penulis. Oleh karena itu pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H Abd. Chair., Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Rizal Saiful Haq, MA., Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan. Serta
selaku pembimbing penulis mengucapkan ribuan terima kasih atas waktu, saran
serta bimbingan yang telah diberikan dan juga pelajaran, ilmu dan latihan yang
diberikan selama masa perkuliahan.
3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS. Sekertaris Jurusan Ilmu Perpustakaan.
4. Seluruh Dosen Fakultas Adab dan Humaniora, terlebih Dosen Jurusan Ilmu
Perpustakaan. Terimakasih atas ilmu yang telah diberikan, semoga bermanfaat
bagi penulis, Amien.
5. Kepala Sekolah SDN Ciputat VI dan Cempaka Baru II serta seluruh guru-guru
yang ada dilingkungan tempat penelitian, terimakasih telah meluangkan waktunya
untuk memberikan informasi yang penulis butuhkan untuk penelitian ini.
6. Kedua Orangtua penulis, yang dengan penuh kesabaran, ketulusan dan keikhlasan
dalam mendidik penulis sejak kecil hingga saat ini.
7. Sahabat-sahabatku di JIPers Uswa, Winda, Ila Nurlaila, Duffy Thank’s for
everything, dan tidak lupa Team STPDN:iQ, c’o, Intan dan Jali., it’s nice to have
friend’s like you.
8. Thank’s to Jo, Ayah dede dan semua sahabat-sahabatku yang tidak bisa disebutin
satu persatu, Terimakasih atas semuanya ya.
Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis hanya bisa
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis khususnya,
Amien.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..........…………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... I
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 4
D. Metodologi Penelitian ............................................................. 5
E. Sistematika Penulisan ............................................................. 9
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Pengertian Perpustakaan Sekolah ............................................. 12
1. Pengertian Perpustakaan Sekolah ................................. 12
2. Peran Perpustakaan Sekolah ......................................... 15
3. Tujuan dan Sasaran Perpustakaan Sekolah .................. 16
4. Fungsi Perpustakaan Sekolah ....................................... 18
B. Kurikulum Berbasis Kompetensi.............................................. 21
1. Pengertian Kurikulum Berbasis kompetensi ............... 21
2. Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi .................... 24
3. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi .......... 26
4. Strategi Kurikulum Berbasis kompetensi ..................... 28
5. Hubungan Koleksi Perpustakaan dengan Kurikulum ... 32
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SDN. CIPUTAT VI,
DAN SDN. CEMPAKA BARU II
A. Profile Perpustakaan SDN. Ciputat VI .................................. 34
1. Sejarah Singkat ........................................................... 34
2. Visi dan Misi .............................................................. 35
3. Struktur Organisasi ..................................................... 36
4. Koleksi Perpustakaan.................................................. 38
B. Profile Perpustakaan SDN. Cempaka Baru II ……………… 39
1. Sejarah Singkat .......................................................... 39
2. Visi dan Misi .............................................................. 40
3. Struktur Organisasi .................................................... 40
4. Koleksi Perpustakaan ................................................ 43
5. Fasilitas dan Layanan ................................................ 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Peran Perpustakaan Sekolah Dalam Menunjang Implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi ……..................................... 45
1. Hasil Kuesioner yang disebarkan terhadap Siswa ........ 47
2. Hasil Kuesioner yang disebarkan terhadap Guru ......... 62
B. Kendala-kendala yang dihadapi Perpustakaan Sekolah 74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 77
B. Saran-saran ................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 80
DAFTAR TABEL
Tabel I Jenis Kelamin Responden Siswa............................................................ 47
Tabel 2 Pengetahuan Siswa akan Perpustakaan Sekolah ................................... 48
Tabel 3 Pendapat Siswa tentang Perpustakaan .................................................. 49
Tabel 4 Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah oleh Siswa .................................... 50
Tabel 5 Kelengkapan Koleksi Perpustakaan Sekolah ........................................ 51
Tabel 6 Peminjaman Koleksi oleh Siswa ........................................................... 52
Tabel 7 Jenis Koleksi yang dipinjam ................................................................. 53
Tabel 8 Pendapat Siswa tentang Pelayanan Perpustakaan ................................ 54
Tabel 9 Pendapat Siswa tentang Layanan Perpustakaan dalam
Menunjang Kegiatan belajar mengajar (KBM)..................................... 55
Tabel 10 Metode Pelajaran yang diterima Siswa ............................................... 56
Tabel 11 Pendapat Siswa tentang terpenuhinya Buku-buku di Perpustakaan ... 57
Tabel 12 Anjuran untuk Mengunjungi Perpustakaan ........................................ 58
Tabel 13 Perpustakaan dalam Meningkatkan Prestasi Belajar ........................... 59
Tabel 14 Peran Perpustakaan dalam Menyelesaikan Tugas-tugas Sekolah ...... 60
Tabel 15 Pendapat Siswa tentang Peran Perpustakaan dalam
Implementasi/Pelaksanaan KBK ........................................................... 61
Tabel 16 Jenis Kelamin Responden Guru ............................................................. 62
Tabel 17 Pendidikan Terakhir ............................................................................... 63
Tabel 18 Pengetahuan Guru tentang Perpustakaan ............................................... 64
Tabel 19 Berfungsinya Perpustakaan Sekolah ...................................................... 65
Tabel 20 Pemanfaatan Fasilitas Perpustakaan ...................................................... 66
Tabel 21 Kelengkapan Koleksi .............................................................................. 67
Tabel 22 Pendapat Guru tentang Layanan perpustakaan dalam Menunjang
Kegiatan belajar mengajar (KBM) ......................................................... 68
Tabel 23 Pengetahuan Guru tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi ................ 69
Tabel 24 Metode Pengajaran yang diberikan ........................................................ 70
Tabel 25 Pendapat Guru dengan Metode yang digunakan .................................... 71
Tabel 26 Anjuran untuk Mengunjungi Perpustakaan ............................................ 72
Tabel 27 Pendapat Guru tentang Peran Perpustakaan dalam menunjang KBK .... 73
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas
sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat
penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis.
Oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan suatu bangsa.
Kurikulum Berbasis Kompetensi lahir sebagai respons atas berbagai persoalan
yang dihadapi didunia pendidikan di Indonesia. Sejak diberlakukan kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) di sekolah dasar muncul pro dan kontra tentang implementasi
kurikulum berbasis kompetensi tersebut. Pada satu sisi memandang KBK merupakan
kurikulum ideal yang harus dilaksanakan, sementara di sisi lain berpendapat pelaksanaan
KBK akan berakhir dengan kegagalan.
Dr Siskandar menjelaskan bahwa materi pada kurikulum berbasis kompetensi
(KBK) tidak jauh berbeda dengan kurikulum 1994 yang dipakai di sekolah–sekolah pada
waktu lalu. Yang membedakan antara kurikulum sebelumnya adalah adanya partisipasi
masyarakat dan pemerintah daerah didalam menjabarkan materi kurikulum yang bersifat
nasional melalui silabus.1
1 Betha Nurina Sari,Artikel ”Sistem Pembelajaran KBK Terhadap MotivasiBelajar“Para Peserta Didik
Pada Bidang StudiFisika ( http ://www.google.com. Diakses Tgl.12/31/2005).
Sebenarnya KBK itu sendiri adalah kurikulum ideal yang tidak saja akan berhasil
meningkatkan kualitas pendidikan di Negara kita, tetapi juga menuntut para praktisi
pendidikan khususnya para guru untuk mempersiapkan seluruh potensi dirinya.
Dalam KBK, proses pembelajaran berpusat pada siswa. Peran siswa tidak lagi
sebagai “konsumen“ gagasan (mendengar, mencatat, menghafal), tetapi beralih sebagai
“produsen” gagasan (bertanya, mengemukakan pendapat, meneliti, menulis). Aktivitas
sebagai produsen gagasan semakin dituntut terutama dalam kegiatan diskusi, presentasi,
sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator.
Agar proses pembelajaran lancar (berkualitas) maka diperlukan minat baca siswa
yang tinggi, salah satu sarana untuk mendukung minat baca adalah adanya perpustakaan
sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu perangkat penyelenggara
pendidikan formal yang berdaya upaya ikut serta mengemban misi mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Perpustakaan merupakan salah satu media pengajaran, karena dalam perpustakaan
kita dapat menjumpai berbagai media dalam menunjang proses belajar mengajar, yakni
berupa barang sejenisnya yang belum diterbitkan serta bahan–bahan non cetakan seperti
mikrofish, microfilm, foto–foto film (documenter ).2
Perpustakaan sekolah di Indonesia belum memiliki sistem yang baku untuk sistem
pengadaan, pengolahan, pelayanan dan perawatan koleksi yang dimiliki. Sehingga
pembinaan perpustakaan sekolah pada umumnya bersifat spontan dan berskala lokal,
2 Azhar Arsyad, Media Pengajaran. ( Jakarta;PT. Raja Grafindo Persada,1997). Cet 1. h.99.
artinya menggunakan aturan-aturan baku yang biasa di pergunakan dalam mengelola
perpustakaan.
Pada kehididupan yang mulai deras dengan arus informasi, seharusnya setiap
orang tersadar bahwa mereka membutuhkan sebuah sarana sebagai tempat penampung
informasi yang mereka butuhkan. Sebuah sarana yang mampu menyimpan segala bentuk
informasi baik berupa bahan-bahan tercetak maupun non cetak. Sekolah sebagai sebuah
lembaga formal yang memberikan pendidikan kepada siswa seharusnya lebih memahami
bentuk yang dibutuhkan mereka.
Menurut pengamatan penulis banyak Sekolah Dasar yang belum memiliki
perpustakaan, padahal perpustakaan bisa menunjang keberhasilan pembelajaran, dan ada
pula sekolah yang memiliki perpustakaan tapi belum bisa berfungsi sebagaimana
mestinya.
Melihat pentingnya perpustakaan sekolah dalam menunjang pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi, penulis mencoba melakukan penelitian pada
perpustakaan sekolah yakni SDN Ciputat VI dan SDN Cempaka Baru II, dengan
mengangkat tema ”PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENUNJANG
PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (Studi Kasus Pada
SDN Ciputat VI dan SDN. Cempaka Baru II).
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
Agar pembahasan ini lebih terarah dan tidak meluas, maka penulis membatasi
sebagai berikut: penelitian dilakukan pada perpustakaan sekolah dasar yakni:
Perpustakaan SDN.Ciputat VI dan Perpustakaan SDN. Cempaka Baru II dengan
mengangkat tema ”Peran Perpustakaan Sekolah dalam menunjang pelaksanaan
Kurikulum berbasis kompetensi).
Adapun perumusan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Peran perpustakaan SDN dalam menunjang pelaksanaan kurikulum
berbasis kompetensi?
2. Apa saja yang menjadi kendala yang dihadapi dalam menunjang pelakanaan
KBK terhadap perpustakaan sekolah?
3. Bagaimana solusi dari kendala-kendala tersebut?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana peran perpustakaan sekolah dalam menunjang
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi perpustakaan sekolah dalam menunjang
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.
3. Untuk mengetahui bagaimana suolusi dari kendala-kendala tersebut.
Sedangkan manfaat penelitian ini antara lain :
1) Manfaat akademis
Untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar kesarjanaan strata satu
(SI) Fakultas adab dan Humaniora Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta.
2) Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah dapat memberikan solusi yang tepat dalam mengelola perpustakaan
sekolah guna meningkatkan mutu pendidikan.
b. Bagi penulis sebagai sarana untuk menambah wawasan dalam penulisan ini
c. Bagi dunia pendidikan, sebagai bahan masukan bagaimana sebernarnya
perpustakaan sekolah yang ideal, demi kemajuan pendidikan.
D. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan
menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif , yang bertujuan untuk mendefinisikan
masalah dan pemecahannya.3
2. Populasi
3 Mardelis, Metodelogi Suatu Pendekatan Proposal, ( Jakarta :Bumi Aksara,1990 ),cet.Ke-2,h.67
Populasi adalah “keseluruhan dari objek penelitian”.2 Dalam penelitian ini yang
menjadi populasi adalah semua siswa kelas VI dan guru. Jumlah guru dimasing-masing
sekolah penulis mengambil sampel 20 adapun pengambilan sampelnya didasarkan
karena jumlah populasi guru yang ada di SDN Ciputat VI dan SDN Cempaka Baru II
kurang dari seratus orang maka peneliti mengambil sampel 20 orang guru yang ada di
SDN Ciputat VI dan SDN Cempaka Baru II. Sedangkan Populasi untuk siswa kelas VI
di SDN Ciputat VI dan SDN Cempaka Baru II yang berjumlah 200 orang siswa. Adapun
penarikan sampelnya didasarkan kepada pendapat Suharsini Ari Kunto, yang
mengatakan “Jika populasi lebih dari seratus orang, maka sampel dapat diambil 10%-
15% atau 20%-30%, atau sesuai dengan kemampuan peneliti.3
Berkenaan dengan pendapat Suharsini tersebut, maka penelitian mengambil sampel
20%, Dimana Jumlah seluruh siswa Kelas VI di SDN Ciputat VI dan Cempaka Baru II
berjumlah 200 siswa, maka 200 X 20% = 40, jadi dalam penelitian ini penulis
mengambil sampel sebanyak 40 orang siswa yang terdiri dari siswa SDN Cempaka Baru
II dan Ciputat VI..
3. Sumber data
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari lapangan seperti pengguna dan
pustakawan.
4 Nana Sujana. Metode Penelitian Kuantitatif. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1998), cet.2, h.27
3 Suharsini Ari Kunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rieneka, 1992),cet.2. h.
102-104.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perpustakaan dengan cara membaca
buku-buku sebagai literatur, yang berkaitan dengan permasalahan yang akan
dibahas dalam skripsi ini.
4. Teknik pengumpulan data
Untuk dapat mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini,
digunakan beberapa cara :
a. Observasi langsung ketempat penelitian di perpustakaan SDN Ciputat VI dan
Cempaka Baru II yakni sebagai pengamatan yang dilakukan secara segaja,
sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala–gejala psikis kemudian
dilakukan pencatatan.
b. Angket/Quisioner yaitu: Penyebaran anket berupa pertanyaan–pertanyaan untuk
mendapat data yang objektif dimana responden yang dimaksud adalah pengguna
dapat memilih jawaban–jawaban yang telah disediakan.
c. Wawancara yaitu mencakup cara yang digunakan untuk tujuan suatu tugas tertentu,
mencoba mendapatkan keterangan atau penguraian secara lisan dari seorang
responden dengan bercakap-cakap, berhadapan muka dengan orang itu atau
dilakukan dengan pihak–pihak yang ada kaitannya dengan masalah penelitian ini.4
5. Teknik Pengolahan Data
6 Koentjaraningrat, Metode–metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1997),
h.129,Ed.Ke-3.
Setelah data–data diperoleh maka langkah selanjutnya adalah mengolah data
melalui beberapa tahap, yaitu :
a. Editing
Proses editing yakni mempelajari kembali berkas–berkas data yang telah
terkumpul, sehingga keseluruhan berkas itu dapat diketahui dan dinyatakan baik,
sehingga dapat disiapkan untuk proses berikutnya.
b. Tabulating
Yakni mentabulasikan atau memindahkan jawaban–jawaban responden kedalam
tabulasi atau table yang kemudian dicari presentasenya untuk dianlisa, adapun
untuk memperoleh data angket telah ditabulasikan dan prosentase digunakan
rumus :
P = F ×××× I00 %
N
Dimana P = Angka prosentase untuk setiap kategori
F = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah responden
6. Teknik analisa data
Dalam analisa data ini penulis akan menggunakan skala prosentase sederhana untuk
menganalisa data kuantitatif. Sedangkan untuk menganalisa data kuantitatif
wawancara penulis menggunakan teknik penalaran penyimpulan. Data–data yang
telah diteliti kemudian diolah dengan pengukuran sederhana dan untuk
diperhitungkan yang kemudian di interpretasikan secara rasional.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan ini, maka digunakan sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Membahas latar belakang masalah, pembahasan dan perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Membahas pengertian perpustakaan sekolah, peran perpustakaan sekolah, tujuan
dan sasaran perpustakaan sekolah, fungsi perpustakaan sekolah, pengertian kurikulum
berbasis kompetensi, tujuan kurikulum berbasis kompetensi, implementasi kurikulum
berbasis kompetensi, strategi kurikulum berbasis kompetensi, serta hubungan koleksi
perpustakaan sekolah dengan kurikulum.
BAB III TINJAUAN UMUM
Membahas Sejarah Perpustakaan SDN, tujuan perpustakaan SDN, Struktur
organisasi perpustakaan SDN, fasilitas dan layanan perpustakaan sekolah, serta koleksi
perpustakaan sekolah.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian dan pembahasan . pada bab ini penulis memberikan gambaran
dari hasil penelitian yang dijelaskan dengan apa adanya, meliputi pendapat pengguna
perpustakaan mengenai peran perpustakaan sekolah dalam menunjang pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi, kendala-kendala yang dihadapi perpustakaan sekolah
dalam menunjang pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi serta bagaimana
solusinya.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang diambil oleh penulis setelah melakukan
penelitian dan pembahasan, serta memuat saran-saran.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Pengertian Perpustakaan Sekolah
1. Perpustakaan Sekolah
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal tempat anak didik
mendapatkan pelajaran yang diberikan oleh guru. Sekolah bertujuan mempersiapkan anak
didik menurut bakat dan kemampuannya masing-masing agar mampu berdiri didalam
masyarakat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, sekolah berkewajiban menyiapkan
program, sumber belajar, berbagai fasilitas dan kelengkapan yang di perlukan.
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu fasilitas yang dalam sistem
pendidikan dewasa ini perlu di selenggarakan di tiap sekolah. Perpustakaan sekolah telah
menempati bagian integral dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Segala program
diselenggarakan ditujukan untuk mencapai tujuan sekolah tempat perpustakaan bernaung.
Di masing-masing tingkatan sekolah, makna perpustakaan dapat sama, tetapi
tujuan dan programnya bisa berbeda. Misalnya di sekolah dasar, tujuan dan program
perpustakaan akan lebih diarahkan untuk membantu pesert didik belajar membaca dan
mengenal berbagai macam buku sehingga bangkit minatnya untuk mencintai buku.
Dalam mendefinisikan perpustakaan sekolah, tidak jauh berbeda dengan
mndefinisikan pada umumnya. Karena perpustakaan sekolah itu sendiri merupakan
penjabaran dari istilah perpustakaan.
Menurut Sulistyo Basuki, perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang
tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan,
dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan
tujuan pendidikan pada umumnya.5
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan
sekolah yang bersangkutan, dan merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya
tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.6
Wahjoenti Marjono dan Tahju Wiraatmaja mengemukakan tentang pengertian
perpustakaan sekolah, yaitu: perpustakaan sekolah adalah suatu unit kerja yang
merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah yang berupa tempat
menyimpan bahan–bahan yang dikelola dan diatur dengan tata cara tertentu untuk
digunakan siswa dan guru sebagai sumber informasi yang lengkap dalam rangka kegiatan
belajar mengajar di sekolah tersebut.7
Dalam Harrods Librarians Glossary, dijelaskan bahwa perpustakaan sekolah
adalah setumpuk koleksi yang tertata rapih yang ditempatkan di sekolah untuk
dipergunakan oleh guru dan murid. Koleksi ini terdiri dari buku-buku refrens atau buku-
buku untuk dipinjamkan ke rumah dibawah pengawasan seorang pustakawan profesional,
guru atau guru pustakawan.8
5 Sulistyo Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia.(Bandung: PT. Gramedia Rosdakarya, (1994),h.2.
6 Soekarman K, et.al. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah.( Jakarta: Perpustakaan
Nasional, 2001).h.3
7 Wahjoenti Marjono dan Tahju Wiraatmaja, Perpustakaan Sekolah. (Bandung: P3G Tertulis),h.14
8 Ray Prytherch. Harrods Librarian Glossary. (England Gower : Publising Company Limited, 1995),
h.586.
Ada juga yang berpendapat bahwa perpustakaan sekolah adalah tempat kumpulan
buku dan bahan pendidikan, yang diorganisir dengan baik sehingga dapat membantu para
pendidik dan anak dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran.9
Mengenai definisi perpustakaan sekolah yang komprehensif, penulis akan
mengetengahkan definisi menurut Rasinah Gobel dalam buku ”Bimbingan Pengolahan
Perpustakaan Sekolah” sebagai berikut:
”secara fisik perpustakaan sekolah adalah suatu tempat dimana buku-buku atau
koleksi lain yang tercetak dan terekam disusun dan diatur menurut sistem tertentu
supaya dapat ditemukan kembali dengan cepat dan tepat. Sedangkan secara
konseptual perpustakaan sekolah mengembangkan misi pendidikan yaitu sebagai
sarana belajar mengajar. Perpustakaan sekolah adalah bagian yang tak terpisahkan
dari suatu proses penyelenggaran pendidikan di sekolah, suatu sumber daya yang
berfungsi sebagai pusat kegiatan mengajar. Pusat penelitian sederhana, pusat
informasi, ilmu pengetahuan dan rekreasi sehat.10
Perpustakaan tidak cukup hanya dikelola dengan baik, informasi yang tersedia di
perpustakaan juga harus dikomunikasikan. Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, para
guru, dan juga siswa perlu diberitahukan informasi apa yang tersedia di perpustakaan.
Sebab perpustakaan sekolah yang baik adalah perpustakaan yang dapat memenuhi
kebutuhan informasi para pemakainya. Koleksi yang ada ditujukan untuk memenuhi
kebang maupun yang akan datang. Oleh karena itu koleksi yang ada di perpustakaan
harus disesuaikan dengan kebutuhan informasi para pemakainya sehingga dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya.
9 Wahyuti. Perpustakaan Sekolah Buku I. (Bandung: Penataran Guru Tertulis di Alam Pembangunan), h.10
10 Rasinah Gobel. Bimbingan Perpustakaan Sekolah. (Jakarta: Depdikbud, 1988)h.3
2. Peran Perpustakaan Sekolah
Dalam undang-undang No.2 Tahun 1989 tentang pendidikan nasional, pasal 35
dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan sekolah yang diselenggarakan oleh
pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar. Selanjutnya
ditegaskan dalam penjelasannya bahwa pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan
baik apabila para tenaga kependidikan maupun peserta didik tidak didukung oleh sumber
belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang
bersangkutan. Salah satu sumber belajar yang amat penting, tetapi bukan satu-satuny
adalah perpustakaan.11
Perpustakaan sekolah sebagai salah satu unit yang terdapat disekolah menjadi
unsur pelengkap dalam proses belajar mengajar, perpustakaan mempunyai peranan yang
sangat penting sebagai salah satu pusat sumber belajar.
Menurut Thomson, peranan perpustakaan dalam pendidikan adalah pada
tenaganya” The role of Libraries in education is a further manifestation of their power.”
Oleh karena itu perpustakaan mempunyai daya yang luar biasa dalam membantu
berhasilnya pendidikan12
Joseph Mbulu menyatakan bahwa perpustakaan sekolah sangat diperlukan
keberadaanya dengan pertimbangan bahwa:
a. Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar di sekolah
11 Soekarman K,et, al. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah.Opcit, h.3
12 Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Sekolah; Petunjuk untuk membina, memakai dan memelihara
Perpustakaan Sekolah, ( Jakarta : Perpustakaan Nasional RI,1996 ),h.5.
b. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu komponen sistem pengajaran.
c. Perpustakaan sekolah merupakan sumber untuk menunjang kualitas pendidikan
dan pengajaran.
d. Perpustakaan sekolah sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan peserta
didik dapat mempertajam dan memperluas kemungkinan peserta didik untuk
membaca, menulis, berfikir, dan berkomunikasi.13
Perpustakaan sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya
meningkatkan aktifitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan pengajaran. Melalui
perpustakaan sekolah siswa dapat berinteraksi dan terlibat secara langsung baik secara
fisik maupun mental dalam proses belajar.
Dari apa yang dinyatakan diatas jelaslah bahwa peranan perpustakaan dalam
pendidikan sangatlah penting, yaitu untuk membantu terselenggaranya pendidikan
dengan baik. Dengan demikian sasaran atau tujuan operasional dari perpustakaan sekolah
adalah untuk memperkaya, mendukung, memberikan kekuatan dan mengupayakan
penerapan program pendidikan yang memenuhi setiap kebutuhan siswa, disamping itu
mendorong dan memungkinkan tiap siswa mengoptimalkan potensi mereka sebagai
pelajar.
13 Joseph Mbulu, ”Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dalam Kegiatan Belajar Mengajar”, Majalah
Pendidikan, XIX, 27 (Juli,1992),h.17.
3. Tujuan dan Sasaran Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar
demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan, dengan cara
menyediakan penunjang belajar.
a) Tujuan
a. Tujuan umum
Perpustakaan sekolah diselenggarakan sebagai suatu perangkat kelengkapan
pendidikan untuk bersama-sama dengan kelengkapan-kelengkapan yang lain guna
meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan
keterampilan, mempertinggi budi pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan
dan cinta tanah air agar menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang
dapat membangun dirinya serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa berdasarkan sistem pendidikan yang berasaskan Pancasila
dan UUD 1945.14
b. Tujuan Khusus
Secara Khusus perpustakaan sekolah diselenggarakan untuk:
1) Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca khususnya serta
mendayagunakan budaya tulisan dalam sector kehidupan.
2) Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah serta memanfaatkan
informasi.
14 Perpustakaan Nasional R.I. Op.cit.,h.10
3) Mendidik murid agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara
tepat dan berhasilguna.
4) Meletakkan dasar – dasar kearah belajar mandiri.
5) Memupuk minat dan bakat.
6) Menumbuhkan aspirasi terhadap pengalaman imajinatif.
7) Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah–masalah yang dihadap
dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri.
b) Sasaran
a. Terwujudnya perpustakaan sekolah yang berdaya guna dan berhasil guna
perlu ditiap sekolah, suatu perpustakaan sekolah yang menjadi pusat kegiatan
belajar dan mengajar.disamping itu diharapkan agar dapat membantu
pengembangan bakat dan minat para pelajar dan para pengajar serta dapat
menyediakan bahan pustaka dalam jumlah dan mutu yang memadai di seluruh
indonesia
b. Terbinanya anak didik sehingga gemar membaca, biasa membaca, terampil,
merasa perlu selalu membaca dan meningkatkan gairah belajar dan mampu
belajar secara mandiri, sehingga tercapainya cita-cita pendidikan seumur
hidup.
c. Tercapainya tujuan pendidikan nasional.15
4. Fungsi Perpustakaan Sekolah.
15 Ibid,.h.11
Layanan yang diberikan oleh perpustakaan sekolah sangat erat kaitannya dengan
tujuan pendidikan dan tujuan sekolah. Menurut Sulistyo dan kawan-kawan fungsi
terpenting perpustakaan sekolah adalah:
Pusat layanan bahan pustaka : Perpustakaan sekolah adalah menjadi pusat layanan bahan-
bahan pustaka bagi siswa dan guru. Layanan kepada siswa dapat bermacam-macam,
tergantung dari tingkat usia dan pendidikan mereka. Namun, karena siswa pada tingkat
dasar pada umumnya masih perlu diberi banyak motivasi untuk senang membaca,
maka pemberian layanan yang berupa penyediaan berbagai bahan bacaan yang
merangsang minat baca mereka sangat diutamakan. Bahan-bahan bacaan yang
dimaksudkan disini bukan buku pelajaran atau buku yang harus oleh guru dibaca,
melainkan bahan-bahan bacaan yang dapat menarik minat mereka untuk menyentuhnya
dan kemudian membacanya. Dengan kata lain, siswa dibiarkan untuk memilih sendiri
buku-buku atau bacaan lainnya yang disukainya tanpa diperintah.
Bimbingan Membaca: Perpustakaan sekolah adalah sebagai kegiatan bimbingan
membaca. Peran bimbingan menjadi penting, terutama di dalam pendidikan modern saat
ini.
Faktor pengikat: Perpustakaan sekolah adalah sebagai pengikat pengalaman belajar siswa
selama di sekolah. Sebagaimana diketahui siswa menerima pelajaran dikelas dalam
bentuk mata pelajaran yang berdiri sendiri, terpisah antara satu mata pelajaran dan mata
pelajaran lainnya. Bahan pelajaran yang dipelajari secara sendiri ini pada dasarnya
kurang memiliki nilai pendidikan yang permanen. Keberadaan perpustakaan akan
menjadi faktor pengikat yang menguntungkan bagi pengalaman belajar mereka.
Secara rinci fungsi perpustakaan sekolah menurut Darmono dalam bukunya
Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah adalah sebagai berikut:
1) Perpustakaan sekolah sebagai fungsi informasi. Dalam hal ini perpustakaan
sekolah menyediakan berbagai bentuk informasi, yang meliputi bahan tercetak,
terekam maupun koleksi lainnya.
2) Perpustakaan sekolah sebagai fungsi pendidikan. Dalam hal ini perpustakaan
sekolah menyediakan berbagai macam koleksi yang berisi berbagai macam ilmu
pengetahuan, dan juga menyediakan macam–macam buku pelajaran yang dapat
mendukung kegiatan proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah, di
mana perpustakaan tersebut berada.
3) Perpustakaan sekolah sebagai fungsi kebudayaan. Dalam menjalankan fungsi
kebudayaan perpustakaan sekolah menyediakan koleksi yang berisi informasi
mengenai berbagai kebudayaan, misalnya informasi mengenai kesenian
tradisional dari suatu daerah, adapt istiadat perkawinan, kerajinan tradisional, cara
hidup bermasyarakat suatu suku, asal–usul dari suatu suku bangsa dan lain
sebagainya.
4) Perpustakaan sekolah sebagai fungsi rekreasi.perpustakaan sekolah menyediakan
koleksi yang bersifat hiburan, koleksi tersebut misalnya buku–buku yang berisi
cerita rakyat, dongeng, cerita untuk anak, remaja dan orang dewasa, koleksi kaset,
video yang bersifat hiburan, film cerita rakyat, documenter, film sejarah mengenai
orang–orang terkenal yang berhasil dalam pendidikan lain sebagainya..
5) Perpustakaan sekolah sebagai fungsi penelitian. Dalam hal ini Informasi yang
disajikan dalam bentuk kamus, ensiklopedia, almanak, majalah, ilmu
pengetahuan, majalah hasil penelitian para ahli dalam bidang tertentu, atlas,
kamus istilah dalam suatu disiplin ilmu tertentu, surat kabar, buku–buku yang
berisi informasi mengenai negara-negara.
6) Perpustakaan sekolah sebagai fungsi deposit
Kalau perpustakaan nasional suatu Negara menerima, menyimpan, dan
mengoleksi semua terbitan yang diterbitkan oleh Negara dan penerbit yang berada
di Negara dimana perpustakaan tersebut berada, maka perpustakaan sekolah
merupakan tempat untuk menyimpan dan memelihara semua hasil karya yang
diterbitkan oleh sekolah dan peserta didik dimana perpustakaan itu berada. Hasil
karya sekolah misalnya majalah yang diterbitkan oleh sekolah, majalah OSIS,
hasil karya siswa yang berupa kliping, karya tulis, laporan, dari suatu kegiatan/
kunjungan ke suatu perusahaan yang dilakukan oleh siswa untuk suatu bidang
studi tertentu, dokumentasi foto dalam suatu kegiatan sekolah dan lain
sebagainya.16
B. KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
1. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi lahir sebagai jawaban terhadap berbagai kritikan
masyarakat terhadap kurikulum 1994, serta sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan
dunia kerja. Ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan
16 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. (Jakarta: PT. Grasindo, 2001),h.3-4
masyarakat dan bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan
dalam haluan Negara.17
Kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan
pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian,
kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam
pengembangan kurikulum sekolah. Adapun pengertian kompetensi adalah pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direflesikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak.
Kurikulum 2004 berorientasi pada hasil dan implikasi yang diharapkan muncul
pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar dan keberagaman yang
dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya. Rumusan kompetensi dalam
kurikulum2004 merupakan pernyataan apa yang diharapkan dapat diketahui, disikapi,
atau dilaksanakan siswa dalam setiap tingkatan kelas dan satuan pendidikan serta
sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan
berkelanjutan untuk menjadi kompeten.18
Kompetensi sebagai terjemahan (Competence) menurut menurut Working Group
on Vocational Qualification (1986) diartikan sebagai “ kemampuan untuk melakukan
sebuah kegiatan tertentu dengan patokan (standar) tertentu pula”. Kompetensi mengarah
pada sesuatu yang dapat di lakukan oleh seseorang ketimbang apa yang dia ketahui”.
Selanjutnya Wuryadi menyatakan bahwa secara etimologi ”Kompetensi mengandung
17 Rakhmawati, The Analysis On Teaching Materials In The Textbook Entitled’Move On’For The Third
Years Students of SMP.Jur.Bahasa Inggris. h.1.
18 Mulyati Arifin, Bertualang Membuka Rahasia SAINS untuk SD Kelas V semester I,(Bandung: Grafindo
Media Pratama, 2006),h.vi
keterkaitan makna dengan kemampuan (capability, ability), kecakapan (skill), cerdas
(smart), kewenangan (authority), kinerja (performance), prilaku (attitude), dan kesadaran
(awareness)”.Dalam pasal I Kepmendiknas RI No.045/U/2002 kompetensi secara formal
ditunjukkan melalui hal-hal berikut: ”seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab
yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu”.19
Kurikulum berbasis kompetensi adalah sebuah konsep kurikulum yang
menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas–tugas
dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa,
berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.20
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan
tantangan kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan
belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan
kurikulum sekolah.
Kurikulum berbasis kompetensi berorientasi pada:
1. Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui
serangkaian pengalaman belajar yang bermakna.
2. Keberagaman yang dapat di manisfestasikan sesuai dengan kebutuhannya.
19 Alexander Jatmiko Wibowo dan Fandy Tjiptono. Pendidikan Berbasis Kompetensi.(Yogyakarta:
Universitas Atmajaya, 2002),h.181.
20 Dr.Nurhadi. Kurikulum 2004 Pertanyaaan & Jawaban (Jakarta: PT Grasindo, 2004),h.18
Rumusan kompetensi dalam kurikulum berbasis kompetensi merupakan
pernyataan apa yang diharapkan dapat diketahui, disikapi, atau dilakukan siswa dalam
setiap tingkatan kelas dan sekolah dan sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang
dicapai secara bertahap dan berkelanjutan untuk menjadi kompeten.21
KBK merupakan suatu format yang menetapkan apa yang diharapkan, dapat
dicapai siswa dalam setiap tingkatan. Setiap kompetensi menggambarkan langsung
kemajuan siswa menuju kompetensi pada tingkat yang lebih tinggi. Kompetensi adalah
suatu pernyataan tentang apa yang sepantasnya dapat dilakukan siswa secara terus
menerus/tetap dalam suatu kajian, atau mata pelajaran pada tingkat tertentu. Dengan
demikian, KBK merupakan pergeseran penekanan dari content/isi (apa yang tertuang) ke
kompetensi (bagaimana harus berfikir, belajar, dan melakukan) didalam kurikulum. Oleh
karena itu, guru dan siswa diharapkan dapat mengetahui apa yang harus dicapai dan
sejauhmana efektivitas belajar telah dicapai.22
Dalam KBK guru juga dituntut untuk bisa membuktikan keprofesionalannya,
mereka dituntut untuk dapat menyusun dan membuat rencana pembelajaran yang
berdasarkan kemampuan dasar apa yang dapat digali dan dikembangkan oleh peserta
didik.
2. Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi
UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Thn 2003 pasal (3) bahwa “Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak dan peradaban
bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bengsa, bertujuan untuk
21 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PUSAT KURIKULUM. Kebijakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (Jakarta: 2002),h.6
22 Sutrisno, Revolusi Pendidikan diIndonesia ( Yogyakarta :Ar-Ruzz media,2005 ),cet.keI
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.23
Kurikulum
berbasis kompetensi (KBK) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai
keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi. Hal tersebut
diharapkan dapat dijadikan landasan dalam pengembangan pendidikan di Indonesia yang
berkualitas dan berkelanjutan, baik secara makro maupun mikro.
Secara makro pendidikan nasional bertujuan membentuk organisasi
pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendidikan
untuk menuju suatu lembaga yang beretika, selalu menggunakan nalar, berkemampuan
komunikasi social yang positif dan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan
tangguh.
Secara mikro pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beretika (beradab dan berwawasan
budaya bangsa Indonesia), memiliki nalar (maju, cakap, cerdas, kreatif, inovatif, dan
bertanggung jawab), berkemampun komunikasi social (tertib dan sadar hukum,
kooperatif, dan kompetitif, demokratis), dan berbadan sehat sehingga menjadi manusia
mandiri. Tujuan utama KBK adalah memandirikan atau memberdayakan sekolah dalam
mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik, sesuai dengan
kondisi lingkungan.24
Kurikulum di Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan.
23 Pedagogia. “JURNAL” Ilmu Pendidikan. Vol.2, No.1, h.12-13
24 Dr.E. Mulyasa, M.Pd., Kurikulum Berbasis Kompetensi”Konsep,Karakteristik, dan Implementasi
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002),.h.21
Perubahan-perubahan tersebut bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Penyempurnaan kurikulum terus dilakukan dengan harapan dapat menghasilkan out put
lembaga pendidikan yang berkualitas, siap terjun di masyarakat dan bersaing dengan
pihak lain sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup.
KBK yang rencananya diberlakukan pada tahun 2003/2004 akan
melaksanakan pembelajaran yang (mungkin) asing bagi guru yang terbiasa menggunakan
system klasikal.
Proses pembelajaran pada KBK, siswa dituntut untuk interaktif dalam
pengamatan, percobaan, dan kegiatan-kegiatan lain termasuk masalah lingkungan yang
keadaanya sekarang makin rusak.25
Dalam KBK, peran guru adalah sebagai fasilitator, yang bertugas
merangsang, memberikan stimulus, merangsang siswa untuk mau belajar sendiri dan agar
siswa dapat aktif dan kritis. 26
KBK menuntut guru yang berkualitas dan profesional untuk melakukan kerjasama
dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Meskipun demikian, konsep ini tentu
saja tidak dapat digunakan sebagai resep untuk memecahkan semua masalah pendidikan,
namun dapat memberikan sumbangan yang cukup signifikan terhadap perbaikan
pendidikan. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal peserta didik dituntut tidak
hanya mngandalkan diri dari apa yang terjadi didalam kelas, tetapi harus mampu dan mau
menelusuri aneka ragam sumber belajar yang diperlukan.
Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu peserta didik menguasai
25 Lembaran Ilmu Pendidikan No.i, Thn xxxii, 2003 (Penerbit: Univ Negeri Semarang).,h.71-72
26 Paulo Freire. Politik Pendidikan; Kebudayaan, Kekuasaan, dan Pembahasan. Teori Agung Prihantoro.
(Yogyakarta; Pustaka Belajar, Bandung : April 2004), cet.2, h.29
sekurang–kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar mereka dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Sesuai dengan konsep belajar tuntas dan pengembangan bakat,
setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan belajar masing–masing27
.
3. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan,
atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa
perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap. Dalam Oxford Advance
Learner’s Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah: ”put something into
effect”,(penerapan sesuatu yang memeberikan efek atau dampak).
Berdasarkan definisi implementasi tersebut, implementasi kurikulum
berbasis kompetensi (KBK) dapat didefinisikan sebagai sesuatu proses penerapan ide,
konsep, dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktifitas
pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu,
sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Implementasi kurikulum juga dapat diartikan
sebagai aktualisasi kurikulum tertulis (written curriculum) dalam bentuk pembelajaran.28
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa implementasi
kurikulum adalah operasionalisasi konsep kurikulum yang masih bersifat potensial
(tertulis) menjadi actual dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini Hasan
menggungkapkan bahwa implementasi kurikulum adalah hasil terjemahan guru terhadap
kurikulum sebagai rencana tertulis.
27 Dr.E. Mulyasa, Op.cit. h.40
28 Dr.E. Mulyasa, Op.cit. h.93
Implementasi kurikulum sedikitnya dipengaruhi oleh tiga faktor berikut
ini:
a. Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum
dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan.
b. Strategi implementasi; yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi, seperti
diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya, penyediaan buku kurikulum, dan
kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.
c. Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan,
nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuannya untuk
merealisasikan kurikulum (curriculum planning).
Disisi lain, Mars (1980) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi
implementasi kurikulum, yaitu dukungan kepala sekolah; dukungan rekan sejawat guru;
dan dukungan internal yang datang dari dalam diri guru sendiri. Dari berbagai faktor
tersebut guru merupakan faktor penentu disamping faktor-faktor lain. Dengan kata lain,
keberhasilan implementasi kurikulum di sekolah sangat ditentukan oleh faktor guru,
karena bagaimanapun baiknya sarana pendidikan apabila guru tidak melaksanakan tugas
dengan baik, maka hasil implementasi kurikulum (Pembelajaran). Tidak akan
memuaskan.29
4. Strategi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Strategi adalah cara pendekatan guru dengan mempergunakan informasi,
sumber–sumber yang dipilih dan mendefinisikan dari siswa30
29 Ibid,h.94-95
30 Boediono dan Siskandar.” Kemahiran Hidup KBK”, seminar Pendidikan. ( IKIP Semarang ) Februari
Dalam implementasi KBK, kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi, dari segi
proses dan dari segi hasil. Dari segi proses guru bisa dikatakan berhasil apabila dapat
melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental, maupun social
dalam proses pembelajaran.disamping itu dapat dilihat dari gairah dan dari semangat
mengajarnya, serta adanya rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan
berhasil apabila pembelajaran yang diberikanya mampu mengadakan perubahan perilaku
pada sebagian besar peserta didik ke arah yang lebih baik.
Agar guru dapat mengimplementasikan KBK secara efektif, serta dapat
meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya dalam peningkatan belajar peserta didik,
guru perlu memiliki hal-hal berikut (1) menguasai dan memahami bahan dan
hubungannya dengan bahan lain dengan baik, (2) menyukai apa yang diajarkannya dan
menyukai mengajar sebagai profesi, (3) memahami peserta didik, pengalaman,
kemampuan, dan prestasinya,, (4) menggunakan metode yang berfariasi dalam mengajar,
(5) mampu mengeliminasi bahan-bahan yang kurang penting dan kurang berarti, (6)
selalu mengikuti perkembangan pengetahuan mutakhir, (7) proses pembelajaran selalu
dipersiapkan, (8) mendorong peserta didiknya untuk memperoleh hasil yang lebih baik,
(9) menghubungkan pengalaman yang lalu dengan bahan yang akan diajarkan.
Untuk memenuhi tuntutan tersebut diperlukan bebagai kemampuan
mengajar. Adapun sikap dan karakteristik guru yang sukses mengajar secara efektif dapat
diidentifikasikan sebagai berikut: (1) respek dan memahami dirinya, serta dapat
mengontrol dirinya (emosinya stabil); (2) antusias dan bergairah terhadap bahan,
kelasnya, dan seluruh pengajarannya; (3) berbicara dengan jelas dan komunikatif (dapat
2002.
mengkomunikasikan idenya terhadap siswa); (4) memperhatikan perbedaan individual
siswa; (5) memiliki banyak pengetahuan, inisiatif, kreatif dan banyak hal; (6)
menghindari sarkasme dan ejekan terhadap siswanya; (7) tidak menonjolkan diri dan (8)
menjadi teladan bagi siswanya.
Salah satu hal yang perlu dipahami guru untuk mengefektifkan implementasi
KBK di sekolah adalah bahwa semua manusia (siswa) dilahirkan dengan rasa ingin tahu
yang tak pernah terpuaskan, dan mereka semua memiliki potensi untuk memenuhi rasa
ingin tahunya.31
Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar guru harus memiliki strategi
agar peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang
diharapkan. Diantaranya adalah pendekatan dalam mengajar, harus menguasai metode
mengajar dan teknik-teknik penyajian.32
Beberapa strategi pembelajaran berbasis kompetensi, antara lain :
1) Strategi Kognitif
Strategi Kognitif (George,1974) adalah kemampuan internal seseorang untuk
berfikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Kemampuan strategi kognitif
menyebabkan proses berfikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan.
Kemampuan strategi kognitif menyebabkan proses berfikir unik didalm menganalisa,
memecahkan masalah, dan di dalam mengambil keputusan. Demikian pula dengan Bell-
31 Op.cit.,h.187.
32 Syaiful Bahri Djamarah. Strategi Belajar Mengajar. ( Jakarta: Rineka Cipta, 1996 ). h. 84.
Gredler (1986), menyebutkan strategi kognitif sebagai suatu proses berfikir induktif,
yaitu membuat generalisasi fakta, konsep, dan prinsip dari apa yang diketahui
seseorang.33
2) Strategi merancang tujuan instruksional
Menurut Robert F. Mager (1962), tujuan instruksional sebagai tujuan prilaku yang
hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi tingkat kompetensi
tertentu.
Menurut Eduard L. Dejnozka dan David E. Kapel (1981), tujuan instruksional
adalah sesuatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam bentuk tulisan atau
menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Perilaku ini dapat berupa fakta yang
tersamar (covert).
Menurut Fred Percival dan Henry Ellington (1984), tujuan instruksional adalah
suatu pernyataan yang jelas menunjukkan penampilan atau keterampilan siswa tertentu
yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.34
3) Strategi memotivasi siswa belajar
Motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar, para ahli sukar
mendefinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan dengan, (1) arah perilaku, (2)
kekuatan respon (yakni usaha) setelah belajar siswa memilih mengikuti tindakan tertentu;
dan (3) ketahanan perilaku, atau beberapa lama sesorang itu terus menerus berperilaku
menurut cara tertentu.35
33 Martinis Yamin. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. ( Jakarta : Gaung Persada Press,2003 ),h.5
34 Ibid. h.24 - 25
35 Ibid. h 80
4) Strategi pengujian berbasis kompetensi
Menguji merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran, yang dilakukan oleh
seorang guru untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal, kecakapan siswa, dan program
pembelajaran.
Ujian yang diberikan kepada siswa bukan hanya sekedar pelengkap dari suatu
proses pembelajaran, akan tetapi merupakan pengukuran dari suatu proses, yang harus
dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran berlangsung, ujian yang diberikan kepada
siswa tidak terlepas dari pengembangan kompetensi dasar yang dijabarkan dalam bentuk
indicator–indicator.36
5. Hubungan Koleksi Perpustakaan dengan kurikulum
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan lembaga pendidikan.
Macam-macam definisi yang diberikan tentang kurikulum. Kurikulum dipandang sebagai
suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah
bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf
pengajarnya. Kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan
melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi dibawah pengawasan sekolah.37
Sekolah yang menerapkan kurikulum harus mempunyai dorongan dan harapan
yang tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolah, dimana kepala
sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan mutu
pendidikan secara optimal. Guru memiliki komitmen dan harapan yang tinggi bahwa
36 Ibid. h. 144
37 S.Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, ( Jakarta : Bumi Aksara,1999),h.5
peserta didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang maksimal, walaupun dengan
segala keterbatasan sarana dan prasarana didalam proses belajar mengajar.38
Sikap kepala sekolah, gaya mengajar dan metode mengajar guru juga
mempengaruhi penggunaan perpustakaan sekolah. Dengan gaya dan metode yang
berbeda-beda yang dimiliki oleh masing-masing guru, guru akan menerapkan
pengajaranya yang terpusat pada kegiatan di dalam kelas saja, yang terpusat pada guru,
atau terpusat pada sumber-sumber belajar yang tersedia di perpustakaan, yang berarti
terpusat pada kegiatan belajar yang mandiri.39
Dengan demikian, peran perpustakaan sekolah dalam pengembangan
kurikulum sebenarnya sangat tergantung pada sikap kepala sekolah dan gaya serta
metode mengajar guru. Meskipun demikian, pustakawan masih memiliki kesempatan
untuk menyampaikan saran-saranya, baik kepada kepala sekolah maupun guru. Mengenai
koleksi/bahan pustaka yang baru, yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengatahuan.
Kesempatan tersebut bisa terjadi apabila terdapat kerjasama yang erat terutama antara
guru dan pustakawan, karena kurikulum mengandung makna adanya interaksi yang
penting untuk melancarkan proses belajar mengajar.
Perpustakaan dapat mendukung dan bahkan menjadi bagian yang integral dari
kurikulum sekolah melalui penyediaan sumber belajar, partisipasi pustakawan dalam
menyusun buku–buku apa yang diperlukan oleh para guru, dan apa yang harus dipelajari
38 Dr.E.Mulyasa,Opcit 153
39 Sulistyo,et-al., Manajemen Perpustakaan Sekolah, ( Jakarta : Universitas Terbuka,2002 ),cet.ke-2,h.17.
para murid, bimbingan membaca serta membantu peserta didik dalam aktifitas–aktifitas
kurikuler dan extra kulikuler.40
Dari uraian di atas, maka kurikulum sekolah dan perpustakaan, keduanya
berkaitan erat, adanya perpustakaan dapat mendukung dan bahkan menjadi bagian
terpenting dari kurikulum sekolah melalui penyediaan sumber belajar. Partisipasi
pustakawan dalam menyusun bahan pelajaran, bimbingan membaca, dan kerjasama
antara guru dan pustakawan di sekolah yang bersangkutan.
40 Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Sekolah ; Petunjuk untuk membina, memakai dan memelihara
Perpustakaan Sekolah,Opcit.h.7
BAB III
GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH
SDN. CIPUTAT VI DAN SDN. CEMPAKA BARU II
A. Profile Perpustakaan SDN. Ciputat VI
1. Sejarah Singkat
Perpustakaan SDN. Ciputat VI berdiri pada tahun 1983, perpustakaan
tersebut didirikan bersamaan dengan berdirinya sekolah yang beralamatkan di Jln.
KH.Dewantara No.6 Ciputat Tanggerang. Karena masih sangat baru, maka perpustakaan
belum berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada tahun 1989 perpustakaan mengalami kemajuan yang cukup berarti, ini
ditandai dengan dengan adanya ruangan khusus yang bersebelahan dengan ruang kepala
sekolah. Untuk perpustakan yang pada saat itu sudah ada pengunjung meskipun belum
memiliki petugas tetap. Tahun demi tahun perpustakaan masih mengalami proses
pembelajaran, hingga sekitar tahun 2001 sampai sekarang, perpustakaan telah memiliki
seorang petugas khusus yang membantu mengelola perpustakaan.
Perpustakaan SDN. Ciputat VI mengalami kemajuan, ini terlihat dengan kegiatan
yang ada diperpustakaan. Perpustakaan di SDN. Ciputat VI tidak hanya dijadikan sebagai
tempat membaca atau pinjan meminjam buku, namun juga dijadikan sebagai kegiatan
belajar mengajar yang memakai system out door.
2. Visi dan Misi
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan
menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan
sekolah diharapkan dapat membantu murid-murid dan guru dalam menyelesaikan tugas-
tugas dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu segala bahan pustaka yang dimiliki
perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses belajar mengajar, maka dalam
pengadaan bahan pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum sekolah, serta selera
para pembaca yang dalam hal ini adalah murid-murid.
Adapun visi dan misi perpustakaan SDN Ciputat VI yaitu sesuai dengan visi dan
misi sekolah tersebut. Visi perpustakaan Ciputat VI yaitu menghasilkan lulusan yang
mempunyai dasar-dasar karakter, kecakapan, ketrampilan, pengetahuan, keimanan, untuk
mengembangkan potensi diri secara optimal sehingga memiliki ketahanan dalam
pendidikan lanjutan atau dalam kehidupan bermasyarakat, sedangkan misi perpustakaan
SDN Ciputat VI sebagai berikut:
1. Membantu siswa atau guru dalam menunjang proses kegiatan belajar mengajar
2. Meringankan beban siswa dalam memperoleh bahan pustaka atau sumber
informasi.
3. Meningkatkan minat baca pada siswa dan menambah pengetahuan bagi guru serta
membantu guru-guru dalam menemukan sumber pengajaran.
3. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan semuatugas kerja
untuk mencapai tujuan organisasi, hubungan antara fungsi-fungsi tersebut, serta
wewenang dan tanggung jawab setiap anggota organisasi yang melakukan tugas kerja
tersebut.
Organisasi dan tata laksana perpustakaan sekolah menggambarkan kedudukan
perpustakaan sekolah sebagai perangkat pendidikan disekolah yang digambarkan pada
bagan berikut ini
Bagan 1
Struktur Organisasi SDN. Ciputat VI
TATA USAHA
Ka. SDN CIPUTAT VI Komite
sekolah
Piket Guru
kelas
Perpustakaan guru BP / BK Pembina PRAMUKA
PESERTA DIDIK
Dari bagan tersebut diatas, maka dapat terlihat bahwa semua kegiatan yang ada di
SDN. Ciputat VI adalah di bawah wewenang dan tanggung jawab kepala sekolah. Dalam
Organisasi ada yang disebut komite sekolah. Komite sekolah merupakan organisasi mitra
kerja sekolah. Dalam organisasi sekolah, kepala sekolah mempinyai kewenangan
mengaturjalannya organisasi. kepala sekolah bersama para guru dan komite sekolah
menyusun program sekolah dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
4. Koleksi Perpustakaan
Koleksi yang ada di perpustakaan SDN. Ciputat VI adalah koleksi yang
mendukung kegiatan belajar mengajar dan sesuai dengan kurikulum karena pengadaan
koleksi dipertimbangkan atas usulan guru, murid dan petugas perpustakaan yang bersifat
menunjang didalam kegiatan belajar mengajar. Perpustakaan ini memiliki koleksi buku
sampai sekarang adalah sebagai berikut :
No Subjek Kategori Kategori
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Bahasa Indonesia SD I,2,3,4,5 dan 6
Bahasa Inggris SD I,2,3,4,5 dan 6
Bahasa Sunda SD 1, dan 2
Agama SD I,2,3,4,5 dan 6
Matematika SD I,2,3,4,5 dan 6
IPA SD 1,2,3,4,5 dan 6
IPS SD 1,2,3,4,5 dan 6
Sejarah SD 3,4,5 dan 6
KTK SD 2,3,4,5 dan 6
PPKN SD 1,2,3,4,5,dan 6
Buku Pelajaran
Buku Pelajaran
Buku Pelajaran
Buku Pelajaran
Buku Pelajaran
Buku Pelajaran
Buku Pelajaran
Buku Pelajaran
Buku Pelajaran
Buku Pelajaran
223
202
50
210
235
179
160
68
71
160
Selain koleksi buku tersebut diatas Perpustakaan SDN. Ciputat VI juga memiliki koleksi
lainnya seperti majalah anak-anak.
Koleksi tersebut didapat dari berbagai sumber, diantaranya:
a. Membeli
Sekolah mempunyai dana khusus untuk membeli buku-buku yang diperlukan oleh
perpustakaan dalam rangka memenuhi kebutuhan siswa
No. Subjek Kategori Kategori
12
13
14
15
Kamus Bahasa Inggris
Kamus Bahasa Indonesia
Buku-buku cerita
Buku pendukung pendidikan lainnya
Penunjang
Penunjang
-
-
4
2
130
220
Jumlah - 1913
b. Sumbangan
Dari lembaga-lembaga pemerintah, seperti Depdiknas dan siswa yang telah lulus
untuk menyumbangkan buku ke perpustakaan.
B. Profile Perpustakaan SDN. Cempaka Baru II
1. Sejarah Singkat
Perpustakaan Cempaka Baru II (CB II) berdiri pada tahun 1984 seiring dengan
didirikannya SDN. Cempaka Baru II, perpustakaan yang semula hanya merupakan
tempat penyimpanan buku–buku pelajaran yang menggunakan ruang kelas yang saat itu
belum dipakai. Sekitar tahun 1988 perpustakaan mulai diperhatikan oleh kepala sekolah
SDN. Cempaka Baru II yang pada saat itu hanya memiliki koleksi sebanyak + 250 judul
buku.
Pada tahun 1992, koleksi buku semakin banyak maka kepala sekolah mendirikan
sebuah ruangan yang bersebelahan dengan ruang komputer, dan saat itu mulailah koleksi
perpustakaan dikelola dengan teratur walaupun belum dikelola oleh seorang pustakawan,
dan koleksi tersusun rapih sesuai dengan klasifikasi.
2. Visi dan Misi
a. Visi :
Menjadikan SDN. Cempaka Baru II sebagai sekolah unggulan yang handal dalam
mencerdaskan anak bangsa yang akan menjadi pemimpin masa datang, siap menghadapi
Era Globalisasi.
b. Misi :
1) Membantu siswa atau guru dalam menunjang proses kegiatan belajar mengajar
2) Meningkatkan minat baca pada siswa dan menambah pengetahuan bagi guru serta
membantu guru-guru dalam menemukan sumber pengajaran.
3) Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan semua tugas kerja
untuk mencapai tujuan organisasi, hubungan antara fungsi-fungsi tersebut. Serta
wewenang dan tanggung jawab setiap anggota organisasi yang melakukan tiap-tiap tugas
kerja tersebut.
Organisasi dan tata laksana perpustakaan sekolah menggambarkan kedudukan
perputakaan sekolah sebagai perangkat pendidikan disekolah yang digambarkan pada
bagan dibawah ini :
Kepala Sekolah
Unit Tata
Bagan 2
Struktur Organisasi SDN. Cempaka Baru II
Catatan :
1) Tugas Kepala Sekolah adalah mengkoordinasi penyelenggaraan perpustakaan
dalam pelaksasaan tugasnya, Kepala sekolah berusaha menggerakan segenap
tenaga dan mengarahkan segala fasilitas kerja agar perpustakaan dapat
terselenggara
2) Tugas unit Tata Usaha adalah berhubungan dengan masalah surat menyurat,
personalia keuangan, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
3) Tugas layanan Teknis adalah memproses/mengolah bahan-bahan pustaka secara
sistematis sesuai dengan aturan yang berlaku. Kegiatan-kegiatan unit antara lain
berupa pengadaan bahan pustaka, inventarisasi, klasifikasi dan katalogisasi
Unit
Layanan Pembaca
Unit
Layanan Teknis
4) Tugas layanan pembaca adalah melayani peminjaman dan pengembalian buku-
buku, memberikan bimbingan membaca kepada murid-murid serta memberikan
bantuan informasi kepada siapa saja yang memerlukan khususnya dilingkungan
sekolah
4. Koleksi Perpustakaan SDN. Cempaka Baru II
Koleksi yang ada di perpustakaan SDN. Cempaka Baru II adalah koleksi yang
mendukung kegiatan belajar mengajar dan sesuai dengan kurikulum karena pengadaan
koleksi dipertimbangkan atas usulan guru, murid dan petugas perpustakaan yang bersifat
menunjang didalam kegiatan belajar mengajar. Perpustakaan ini memiliki koleksi
buku sampai sekarang yang dianggap infite terdiri dari:
Adapun rincian koleksi buku perpustakaan sekolah SDN. Cempaka Baru II
tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
No Subjek Kategori Kategori
1
2
3
4
5
6
7
8
Bahasa Indonesia SD I,2,3,4,5 dan 6
Bahasa Inggris SD I,2,3,4,5 dan 6
Bahasa Sunda SD 1, dan 2
Agama SD I,2,3,4,5 dan 6
Matematika SD I,2,3,4,5 dan 6
IPA SD 2,3,4,5 dan 6
IPS SD 2,3,4,5 dan 6
Sejarah SD 3,4,5 dan 6
Buku Pelajaran
Buku Pelajaran
Buku Pelajaran
Buku Pelajaran
Buku Pelajaran
Buku Pelajaran
Buku Pelajaran
Buku Pelajaran
192
89
45
215
188
102
99
72
9
10
11
12
13
14
15
KTK SD 2,3,4,5 dan 6
PPKN SD 1,2,3,4,5,dan 6
Penjakes 2,3,4,5, dan 6
IPS SD 2,3,4,5 dan 6
Sejarah SD 3,4,5 dan 6
KTK SD 2,3,4,5 dan 6
PPKN SD 1,2,3,4,5,dan 6
Buku Pelajaran
Buku Pelajaran
Buku Pelajaran
Buku Pelajaran
Buku Pelajaran
Penunjang
Penunjang
67
88
89
3
1
188
110
Koleksi tersebut didapat dari berbagai sumber, diantaranya:
a. Membeli
Sekolah mempunyai dana khusus untuk membeli buku-buku yang diperlukan oleh
perpustakaan dalam rangka memenuhi kebutuhan siswa
b Sumbangan
Perpustakaan SDN. Cempaka Baru II mewajibkan siswa yang telah lulus untuk
menyumbangkan buku ke perpustakaan.
5. Fasilitas dan Layanan
Fasilitas yang terdapat di perpustakaan SDN Cempaka Baru II ini terdiri dari:
� Meja staff I buah
Jumlah - 1548
� Meja layanan I buah
� Meja Panjang 2 buah
� Rak buku 3 buah
Perpustakaan SDN Cempaka Baru II terletak diantara ruang komputer.
Perpustakaan ini melayani seluruh siswa SDN Cempaka Baru II. Perpustakaan ini buka
dari hari Senin sampai Sabtu.
• Jam buka perpustakaan SDN Cempaka Baru II adalah:
Senin-Jum’at 08.00 wib – 14.00 wib
Sabtu 01.00 wib – 12.00 wib
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Peran Perpustakaan Sekolah Dalam Menunjang Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi
Perpustakaan SDN Ciputat VI, dan SDN Cempaka Baru II berupaya untuk
menunjang pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi. Adapun usaha-usaha yang
dilakukan Perpustakaan sekolah SDN Ciputat VI, dan SDN Cempaka Baru II dalam
menunjang pelaksanaan KBK diantaranya :
1. Menyediakan koleksi yang dibutuhkan siswa
Untuk masalah pengadaan ini perpustakaan sekolah SDN Ciputat VI dan SDN Cempaka
Baru II berkoordinasi dengan guru untuk mengetahui buku apa saja yang dibutuhkan
siswa, perpustakaan akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan siswa dalam proses
belajar ini.
Akan tetapi, seperti yang diakui oleh kepala sekolah dan koordinasi perpustakaan,
hal yang menjadi kendala ialah ketersediaan dana. Jadi pihak perpustakaan harus
menyiasati dana yang sedikit, tetapi kebutuhan siswa tepenuhi.41
Hal ini dapat dilihat dari angket yang disebarkan kepada responden bahwa
kebutuhan akan buku penunjang belajar seperti buku-buku paket, sebagian telah
terpenuhi untuk koleksi perpustakaan di kedua sekolah ini.
41 Tatang dan Endju, Kepala Sekolah SDN Ciputat I dan Cempaka Baru II, Wawancara Pribadi, Ciputat
2005.
2. Memotivasi siswa untuk datang dan belajar ke perpustakaan
Hal yang dilakukan Perpustakaan SDN Ciputat VI, dan SDN Cempaka Baru II
dengan cara berkoordinasi dengan guru agar memberikan arahan-arahan tentang
perpustakaan sebagai sarana belajar. Pepustakaan juga membuat himbauan kepada siswa
Untuk mengetahui bagaimana Peran Perpustakaan SDN Ciputat VI, SDN Cempaka
Baru II dalam menunjang pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, penulis
memberikan beberapa pertanyaan yang disajikan dalam bentuk kuisioner. Kuesioner ini
penulis tujukan bagi siswa kelas 6 sebanyak 40 kuisioner, adapun penarikan sampelnya
Berkenaan dengan pendapat Suharsini tersebut, maka penelitian mengambil sampel 20%,
Dimana Jumlah seluruh siswa Kelas VI di SDN Ciputat VI dan Cempaka Baru II
berjumlah 200 siswa, maka 200 X 20% = 40, jadi dalam penelitian ini penulis
mengambil sampel sebanyak 40 orang siswa yang terdiri dari siswa SDN Cempaka Baru
II dan Ciputat VI. Dan 20 kuesioner yang ditujukan kepada guru pada dua sekolah yang
diteliti.
Data-data yang diterima melalui kuesioner ini, kemudian diolah dengan
menggunakan teknik perhitungan prosentase dengan menggunakan rumus:
P = F x 100 %
N
Dimana P = Angka Prosentase untuk setiap kategori
F = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah responden
Untuk lebih jelas rincian kuesioner yang disebarkan dan diolah, dapat dilihat pada
table-tabel berikut ini:
I. Hasil Kuesioner yang disebarkan untuk Siswa
Tabel 1
Jenis Kelamin Responden siswa
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN Cempaka Baru II
F % F %
a. Laki-laki
b. Perempuan
21
19
52.5
47.5
17
23
42.5
57.5
Jumlah 40 100 40 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden pada SDN Ciputat VI yang
berjenis kelamin laki-laki berjumlah 21 orang atau 52.5%. Dan responden yang berjenis
kelamin perempuan berjumlah 19 orang atau 47.5% responden. Sedangkan jenis kelamin
responden pada SDN Cempaka Baru II, yakni 23 orang atau 57.5% responden berjenis
kelamin perempuan. Dan 17 orang atau 42.5% responden berjenis kelamin laki-laki.
Pada tabel 2 ditanyakan pengetahuan responden mengenai pengetahuan akan
perpustakaan sekolah.
Tabel 2
Pengetahuan Siswa akan fungsi Perpustakaan Sekolah.
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN Cempaka Baru II
F % F %
a. Mengetahui
b. Sangat
Mengetahui
c. Cukup
Mengetahui
d. Kurang
Mengetahui
27
5
1
7
67.5
12.5
2.5
17.5
27
-
13
10
67.5
-
32.5
25
Jumlah 40 100 40 100
Dari tabel 2 diatas menunjukkan bahwa pada SDN Ciputat VI 67.5% responden
atau 27 orang menjawab mengetahui tentang perpustakaan, 17.5% responden atau 7
orang menjawab kurang mengetahui, 12.5% responden atau 5 menjawab sangat
mengetahui dan 2.5% reponden atau 1 orang menjawab cukup mengetahui. Sedangkan
pada SDN Cempaka Baru II 67.5% responden atau 27 orang menjawab mengetahui
tentang perpustakaan, 32.5% responden atau 13 orang menjawab cukup mengetahui serta
25% responden atau 10 orang menjawab kurang mengetahui.
Dari data diatas, pada SDN Ciputat VI, SDN Cempaka Baru II kebanyakan
responden menjawab bahwa mengetahui tentang perpustakaan.
Tabel 3
Pendapat Siswa tentang Perpustakaan
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II
F % F %
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Tidak baik
6
22
12
-
15
55
30
-
10
12
18
-
25
30
45
-
Jumlah 40 100 40 100
Dari tabel 3 diatas menunjukkan bahwa pada SDN Ciputat VI 55% responden
atau 22 orang menjawab perpustakaan telah berfungsi baik, 30% responden atau 12 orang
menjawab cukup baik, dan 15% responden atau 6 orang menjawab sangat baik.
Sedangkan pada SDN Cempaka Baru II 45% responden atau18 orang menjawab
perpustakaan berfungsi cukup baik, 30% responden atau 12 orang menjawab baik dan
25% responden atau 10 orang menjawab sangat baik.
Dari data di atas, pada SDN Ciputat VI, kebanyakan responden menjawab bahwa
perpustakaan telah berfungsi dengan baik, SDN Cempaka Baru II kebanyakan responden
menjawab bahwa perpustakaan telah berfungsi cukup baik.
Tabel 4
Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah oleh siswa
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II
F % F %
a. Sering
b. Kadang-
kadang
c. Pernah
d. Tidak pernah
13
19
-
8
32.5
47.5
-
20
15
21
-
4
37.5
52.5
-
10
Jumlah 40 100 40 100
Pada tabel 4 diatas menunjukkan bahwa pada SDN Ciputat VI 47.5% responden
atau 19 orang menjawab kadang-kadang mereka memanfaatkan perpustakaan untuk
melaksanakan tugas disekolah, 32.5% responden atau 13 orang menjawab sering, serta
dan 20% responden atau 8 orang menjawab tidak pernah memanfaatkan perpustakaan
untuk melaksanakan tugas-tugas disekolah. sedangkan pada SDN Cempaka Baru II
52.5% responden atau 21 orang menjawab memanfaatkan perpustakaan, 37.5%
responden atau 15 orang menjawab sering dan 10% responden atau 4orang menjawab
tidak pernah.
Tabel 5
Kelengkapan Koleksi Perpustakaan Sekolah
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II
F % F %
a. Lengkap
b. Tidak lengkap
c. Cukup lengkap
d. Kurang
lengkap
24
-
12
4
60
-
30
10
19
5
3
13
47.5
12.5
7.5
32.5
Jumlah 40 100 40 100
Pada tabel 5 diatas menunjukkan bahwa pada SDN Ciputat VI 60% responden
atau 24 orang menjawab koleksi buku pada perpustakaan mereka lengkap, 30%
responden atau 12 orang menjawab koleksi perpustakaan mereka cukup lengkap 10%
responden atau 4 orang menjawab koleksi perpustakaan mereka kurang lengkap.
Sedangkan pada SDN Cempaka Baru II 47.5% responden atau 19 orang menjawab
koleksi perpustakaan mereka lengkap, 32.5% responden atau 13 orang menjawab kurang
lengkap, 12.5% responden atau 5 orang menjawab tidak lengkap, dan 7.5% responden
atau 3 orang menjawab koleksi buku diperpustakaan mereka cukup lengkap.
Tabel 6
Peminjaman Koleksi oleh Siswa
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II
F % F %
a. Sering
b. Tidak pernah
c. Pernah
d. Kadang-kadang
7
3
21
10
17.5
7.5
52.5
25
9
-
25
6
22.5
-
62.5
15
Jumlah 40 100 40 100
Pada tabel 6 diatas menunjukkan bahwa pada SDN Ciputat VI diperoleh hasil 21
orang atau 52.5% reponden menjawab pernah meminjam buku di perpustakaan, 10 orang
atau 25% menjawab kadang-kadang, 7 orang atau 17.5% responden menjawab sering dan
3 orang atau 7.5% menjawab tidak pernah meminjam buku di perpustakaan. Sementara
pada SDN Cempaka Baru II 25 orang atau 62.5% menjawab pernah, 9 orang atau 22.5%
menjawab sering dan 6 orang atau 15% responden menjawab kadang-kadang meminjam
buku di perpustakaan.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan sangat dibutuhkan
oleh siswa siswi SDN Ciputat VI, dan SDN Cempaka Baru II dalam proses belajar.
Tabel 7
Jenis Koleksi yang dipinjam
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II
F % F %
a. Fiksi
b. Buku non fiksi
c. Buku pelajaran
d. Lain-lain
3
7
28
2
7.5
17.5
70
5
7
5
28
-
17.5
12.5
70
-
Jumlah 40 100 40 100
Pada tabel 7 diatas menunjukkan bahwa pada SDN Ciputat VI diperoleh hasil 28
orang atau 70% responden menjawab jenis koleksi yang dipinjam adalah buku pelajaran,
7 orang atau 17.5% responden menjawab buku non fiksi, 3 orang atau 7.5% responden
menjawab buku fiksi, 2 orang atau 5% responden menjawab jenis koleksi yang lain.
Sedangkan pada SDN Cempaka Baru II 28 orang atau 70% responden menjawab jenis
koleksi buku pelajaran, 7 orang atau 17.5% responden menjawab jenis buku fiksi, dan 5
orang atau 12.5% responden menjawab koleksi buku non fiksi yang mereka pinjam
Dari data atas, dapat disimpulkan bahwa siswa lebih senang meminjam buku
pelajaran untuk menunjang proses belajar dibandingkan jenis koleksi lainnya.
Tabel 8
Pendapat Siswa tentang Pelayanan Perpustakaan
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat
VI
SDN CempakBaru II
F % F %
a. Sangat memuaskan
b. Tidak Memuaskan
c. Cukup memuaskan
d. Kurang memuaskan
13
3
23
6
32.5
7.5
57.5
15
8
7
20
5
20
17.5
50
12.5
Jumlah 40 100 40 100
Pada tabel 8 diatas menunjukkan bahwa pada SDN Ciputat VI diperoleh hasil 23
orang atau 57.5% responden menjawab pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan
cukup memuaskan, 13 orang atau 32.5% responden menjawab pelayanan yang diberikan
sangat memuaskan, 6 orang atau 15% responden menjawab kurang memuaskan, dan 3
orang atau 7.5% responden menjawab pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan tidak
memuaskan.Sedangkan pada SDN Cempaka Baru II 20 orang atau 50% responden
menjawab cukup memuaskan dengan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan, 8
orang atau 20% reponden menjawab sangat memuaskan, 7 orang atau 17.5% menjawab
tidak memuaskan, dan 5 orang atau 12.5% responden menjawab kurang memuaskan
dengan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan.
Tabel 9
Pendapat Siswa tentang
Layanan Perpustakaan dalam Menunjang Kegiatan Belajar Mengajar
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat
VI
SDN CempakBaru II
F % F %
a. Sangat menunjang
b. Tidak menunjang
c. Cukup menunjang
d. Kurang menunjang
14
4
10
12
35
10
25
30
23
1
10
6
57.5
2.5
25
15
Jumlah 40 100 40 100
Pada tabel 9 diatas menunjukkan bahwa pada SDN Ciputat VI diperoleh hasil 14
orang atau 35% responden menjawab pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan sangat
menunjang dalam kegiatan belajar, 12 orang atau 30% responden menjawab kurang
menunjang, 10 orang atau 25% responden menjawab bahwa pelayanan yang diberikan
oleh perpustakaan cukup menunjang, dan 4 orang atau 10% responden menjawab
pelayanan yang diberikan tidak menunjang dalam kegiatan belajar, Sedangkan pada SDN
Cempaka Baru II 23 orang atau 57.5% responden menjawab bahwa pelayanan yang
diberikan perpustakaan sangat menunjang dalam kegiatan belajar, 10 orang atau 25%
reponden menjawab cukup menunjang, 6 orang atau 15% menjawab kurang menunjang,
dan 1 orang atau 2.5% responden menjawab bahwa pelayanan yang diberikan
perpustakaan tidak menunjang dalam kegiatan belajar.
Dari data diatas dapat simpulkan bahwa peran perpustakaan sangat dibutuhkan
sebagai sarana belajar, karena dengan adanya perpustakaan sekolah kita mendapatkan
informasi dari buku-buku yang kita baca guna mendukung kegiatan belajar.
Selanjutnya pada tabel 10 ditanyakan mengenai metode yang diberikan guru yang
diterima siswa dalam proses belajar mengajar.
Tabel I0
Metode Pelajaran yang diterima Siswa
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II
F % F %
a. Tanya jawab
b. Belajar
mandiri
c. Hafalan
d. Menggunakan
sarana
perpustakaan
e. metode a, b, c,
dan d
8
12
-
4
16
20
30
-
10
40
10
6
17
7
-
25
15
42.5
17.5
-
Jumlah 40 100 40 100
Dari tabel 10 diatas , dapat dilihat bahwa pada SDN Ciputat VI diperoleh hasil 16
orang atau 40% responden menjawab metode yang diberikan guru dalam proses belajar
adalah dengan menggunakan metode tanya jawab, belajar mandiri, hafalan, dan juga
menggunakan sarana perpustakaan, 12 orang atau 30% responden menjawab belajar
mandiri, 8 orang atau 20% menggunakan metode tanya jawab, dan 4 orang atau 10%
responden menjawab menggunakan sarana perpustakaan..Sedangkan pada SDN Cempaka
Baru II diperoleh hasil 17 orang atau 42.5% responden menjawab metode hafalan, 10
orang atau 25% responden menjawab metode tanya jawab, 7 orang atau 17.5% responden
menjawab menggunakan sarana perpustakaan, dan 6 orang atau 15% responden
menjawab dengan belajar mandiri.
Dari data diatas dapat dikatakan bahwa metode kegiatan belajar mengajar saat ini
tidak hanya dititikberatkan pada guru semata, tapi juga memerlukan sumber belajar yang
lain diantaranya perpustakaan.
Tabel 11
Pendapat Siswa
Tentang Terpenuhinya koleksi di Perpustakaan
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II
F % F %
a. Terpenuhi
b. Tidak terpenuhi
c. Kadang-kadang
20
7
13
50
17.5
32.5
18
13
9
45
32.5
22.5
Jumlah 40 100 40 100
Dari tabel 11 diatas , dapat dilihat bahwa pada SDN Ciputat VI diperoleh hasil 20
orang atau 50% responden menjawab bahwa buku-buku yang diperlukan untuk belajar
terpenuhi, 13 orang atau 32.5% kadang-kadang terpenuhi, dan 7 orang atau 17.5%
responden menjawab buku-buku yang dibutuhkan tidak terpenuhi untuk belajar.
Sementara Sedangkan pada SDN Cempaka Baru II diperoleh hasil 18 orang atau 45%
responden menjawab terpenuhi, 13 orang atau 32.5 responden menjawab tidak terpenuhi,
dan 9 orang atau 22.5% responden menjawab buku-buku yang di perlukan dalam proses
belajar kadang-kadang terpenuhi.
Dari data diatas dapat di simpulkan bahwa sebagian besar koleksi perpustakaan
telah memenuhi yang diperlukan siswa.
Tabel 12
Anjuran untuk Mengunjungi Perpustakaan
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II
F % F %
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
28
9
3
70
22.5
7.5
22
9
9
55
22.5
22.5
Jumlah 40 100 40 100
Pada tabel 12 diatas, diketahui bahwa pada SDN Ciputat VI 28 orang atau 70%
responden menjawab mereka dianjurkan oleh guru untuk mengunjungi perpustakaan,
9 orang atau 22.5% responden menjawab tidak, dan 3 orang atau 7.5% responden
menjawab kadang-kadang. Dan pada SDN Cempaka Baru II diperoleh hasil 22 orang
atau 55% responden menjawab dianjurkan oleh guru untuk mengunjungi perpustakaan,
sementar 9 orang atau 22.5% menjawab tidak dianjurkan dan kadang-kadang guru
menganjurkan untuk mengunjungi perpustakaan.
Data diatas menunjukkan bahwa pihak sekolah/guru menyadari betul akan peran
perpustakaan dalam kegiatan belajar, Karena dari perpustakaan siswa akan lebih
mendalami apa-apa yang telah disampaikan oleh guru di kelas, serta dapat menumbuhkan
minat siswa untuk gemar membaca, dan mencari informasi yang tidak diberikan oleh
gurunya
Tabel 13
Perpustakaan dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI
SDN
CempakBaru II
F % F %
a. Sangat Membantu
b. Tidak membantu
c. Cukup membantu
d. Kurang Membantu
29
1
10
-
72.5
2.5
25
-
22
-
18
-
55
-
45
-
Jumlah 40 100 40 100
Pada tabel 13 diatas, diketahui bahwa pada SDN Ciputat VI diperoleh hasil 29
orang atau 72.5% responden menjawab bahwa dalam meningkatkan prestasi belajar peran
perpustakaan sangat membantu, 10 orang atau 25% responden menjawab cukup
membantu, dan 1 orang atau 2.5% responden menjawab tidak membantu dalam
meningkatkan prestasi belajar. Sedangkan pada SDN Cempaka Baru II diperoleh hasil 22
orang atau 55% menjawab sangat membantu, dan 18 orang atau 45% menjawab cukup
membantu.
Data diatas menunjukkan keberadaan perpustakaan memberi pengaruh positif
terhadap prestasi belajar yang dicapai.
Tabel 14
Perpustakaan dalam Membantu Siswa Menyelesaikan Tugas-tugas Sekolah
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II
F % F %
a. Sangat Membantu
b. Tidak membantu
c. Cukup membantu
d. Kurang membantu
19
11
10
-
47.5
27.5
25
-
22
8
10
-
55
20
25
-
Jumlah 40 100 40 100
Dari data diatas, diketahui bahwa pada SDN Ciputat VI diperoleh hasil 19 orang
atau 47.5% responden menjawab bahwa perpustakaan sangat membantu mereka dalam
menyelesaikan tugas-tugas sekolah, 11 orang atau 27.5% responden menjawab tidak
membantu, dan 10 orang atau 25% reponden menjawab cukup membantu. Sedangkan
pada SDN Cempaka Baru II diperoleh hasil 22 orang atau 55% responden menjawab
sangat membantu, 10 orang atau 25% responden menjawab cukup membantu, dan 8
orang atau 20% responden menjawab tidak membantu didalam mengerjakan tugas.
Dari data diatas dapat dikatakan bahwa perpustakaan sekolah sangat berperan
untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
Tabel 15
Pendapat Siswa tentang Peran Perpustakaan dalam Implementasi KBK
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat
VI
SDN CempakBaru II
F % F %
a. Sangat menunjang
b. Tidak menunjang
c. Cukup menunjang
d. Kurang menunjang
21
-
10
9
52.5
-
25
22.5
18
2
15
5
45
5
37.5
12.5
Jumlah 40 100 40 100
Dari data di atas, diketahui bahwa pada SDN Ciputat VI diperoleh hasil 21 orang
atau 52.5% responden menjawab bahwa perpustakaan sangat menunjang dalam
Implementasi (pelaksanaan) KBK, 10 orang atau 25% responden menjawab cukup
menunjang, 9 orang atau 22.5% responden menjawab kurang menunjang. Sedangkan
pada SDN cempaka Baru II diperoleh hasil 18 orang atau 45% menjawab sangat
menunjang, 15 orang atau 37.5% menjawab cukup menunjang, 5 orang atau 12.5%
menjawab kurang menunjang, dan 2 orang atau 5% menjawab tidak menunjang dalam
Implementasi (pelaksanaan) KBK.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menunjang Implementasi
(pelaksanaan) KBK peran perpustakaan sangat penting karena dalam perpustakaan kita
dapat menjumpai berbagai media dalam menunjang proses belajar mengajar.
2. Hasil Kuesioner yang disebarkan untuk Guru
Tabel 16
Jenis Kelamin Responden Guru
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II
F % F %
a. Laki-laki
b. Perempuan
6
14
30
70
13
7
65
35
Jumlah 20 100 20 100
Pada table diatas, dapat dilihat bahwa responden guru yang ditanyakan pada SDN
Ciputat VI adalah sebanyak 14 orang atau 70% responden berjenis kelamin perempuan,
dan 6 orang atau 30% responden berjenis kelamin laki-laki. Sementara jenis kelamin
responden guru yang ditanyakan pada SDN Cempaka Baru II adalah sebanyak 13 orang
atau 65% berjenis kelamin laki-laki dan 7 orang atau 35% responden berjenis kelamin
perempuan. Selanjutnya ditanyakan pendidikan terakhir responden.
Tabel 17
Pendidikan Terakhir
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II
F % F %
a. SMU
b. D2
c. D3
d. SI
e. S2
-
3
8
9
-
-
15
40
45
-
-
1
14
5
-
-
5
70
25
-
Jumlah 20 100 20 100
Pada tabel 17 diatas dapat diketahui bahwa pendidikan terakhir guru SDN Ciputat
VI adalah 9 orang atau 45% responden tamatan SI, 8 orang atau 40% responden tamatan
D3, dan 3 orang atau 15% responden tamatan D2. Sedangkan pendidikan terakhir guru
SDN Cempaka Baru II yaitu 1 orang atau 5% responden tamatan D2, 14 orang atau 70%
tamatan D3, 5 orang atau 25% responden tamatan SI, dan 1 orang atau 5% responden
tamatan S2.
Pada tabel selanjutnya ditanyakan mengenai memanfaatkan perpustakaan dalam
proses belajar mengajar.
Tabel 18
Pengetahuan Guru tentang Perpustakaan
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II
F % F %
a. Mengetahui
b.Sangat Mengetahui
c.Cukup Mengetahui
d.Kurang Mengetahui
20
-
-
-
100
-
-
-
20
-
-
-
100
-
-
-
Jumlah 20 100 20 100
Dari tabel 18, menunjukkan bahwa guru SDN Ciputat VI diperoleh hasil 20 orang
atau 100% responden mengetahui tentang perpustakaan. sedangkan SDN Cempaka Baru
II diperoleh hasil 20 orang atau 100% reponden menjawab mengetahui pengetahun
tentang perpustakaan.
Dari tabel ini dapat disimpulkan bahwa sebagaian guru dari SDN Ciputat VI, dan
SDN Cempaka Baru II mengetahui tentang pentingnya keberadaan perpustakaan didalam
sekolah untuk membantu para guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
Tabel 19
Berfungsinya Perpustakaan Sekolah
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II
F % F %
a. ya
b. Tidak berfungsi
c. Cukup Berfungsi
d. Kurang berfungsi
2
-
18
-
10
-
90
-
-
-
-
20
-
-
-
100
Jumlah 20 100 20 100
Pada tabel 19 diatas menunjukkan bahwa guru SDN Ciputat VI sebanyak 18
orang atau 90% responden menjawab bahwa perpustakaan cukup berfungsi, dan 2 orang
atau 10% responden menjawab ya. Sedangkan guru SD Cempaka Baru II diperoleh hasil
20 orang atau 100% responden menjawab perpustakaan kurang berfungsi
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah cukup
berfungsi didalam membantu guru memberi pelayanan kepada murid dan peserta didik
dalam proses belajar mengajar.
Tabel 20
Pemanfaatan Fasilitas Perpustakaan
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II
F % F %
a. Sering
b. Tidak Pernah
c. Pernah
d. Kadang-kadang
6
-
12
2
30
-
60
10
-
5
15
-
-
25
75
-
Jumlah 20 100 20 100
Pada tabel 20, menunjukkan bahwa guru SDN Ciputat VI sebanyak 12 orang atau
60% responden menjawab pernah menggunakan fasilitas yang disediakan perpustakaan
dalam proses belajar mengajar disekolah, 6 orang atau 30% responden menjawab sering,
dan 2 orang atau 10% responden menjawab kadang-kadang. Sedangkan pada guru SDN
Cempaka Baru II diperoleh hasil 15 orang atau 75% responden menjawab pernah
menggunakan fasilitas perpustakaan, dan 5 orang atau 25% responden menjawab tidak
pernah.
Dapat disimpulkan bahwa di tiga sekolah guru memanfaatkan fasilitas
perpustakaan dalam kegiatan belajar mengajar.
Tabel 21
Kelengkapan Koleksi
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II
F % F %
a. Lengkap
b. Tidak lengkap
c. Cukup lengkap
d. Kurang lengkap
4
-
10
6
20
-
50
30
-
-
15
5
-
-
75
25
Jumlah 20 100 20 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pendapat guru SDN Ciputat VI mengenai
kelengkapan koleksi buku di perpustakaan yakni 10 orang atau 50% responden menjawab
cukup lengkap, 6 orang atau 30% responden menjawab kurang lengkap, dan 4 orang atau
20% responden menjawab lengkap. Sedangkan pada SDN Cempaka Baru II pendapat
guru mengenai kelengkapan koleksi yakni 15 orang atau 75% menjawab cukup lengkap,
5 orang atau 25% responden menjawab kurang lengkap.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kelengkapan koleksi di dua sekolah ini
cukup lengkap untuk memenuhi kebutuhan didalam kegiatan belajar mengajar.
Tabel 22
Pendapat Guru tentang Layanan Perpustakaan dalam Menunjang KBM
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II
F % F %
a. Menunjang
b. Tidak menunjang
c. Cukup menunjang
d. Kurang menunjang
10
6
3
1
50
30
15
5
12
-
8
-
60
-
40
-
Jumlah 20 100 20 100
Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa menurut guru SDN Ciputat VI
diperoleh hasil yakni 10 orang atau 50% responden menjawab bahwa pelayanan yang
diberikan perpustakaan mereka sangat menunjang, 6 orang atau 30% responden
menjawab tidak menunjang, 3 orang atau 15% responden menjawab cukup menunjang
dan 1 orang atau 5% responden menjawab kurang menunjang. Sedangkan SDN Cempaka
Baru II diperoleh hasil 12 orang atau 60% responden menjawab menunjang dan 8 orang
atau 40% responden menjawab cukup menunjang
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa layanan perpustakaan didalam
menunjang kegiatan belajar mengajar sangat menunjang.
Tabel 23
Pengetahuan Guru Tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II
F % F %
a. Mengetahui
b. Tidak mengetahui
c. Kurang mengetahui
20
-
-
100
-
-
20
-
-
100
-
-
Jumlah 20 100 20 100
Pada tabel diatas, menunjukkan bahwa guru pada SDN Ciputat VI, SDN Ciputat
I, dan SDN Cempaka Baru seluruh responden 100% menjawab mengetahui tentang
kurikulum berbasis kompetensi.
Tabel 24
Metode Pengajaran yang diberikan
Kategori
Jawaban
SDN
Ciputat VI
SDN
CempakBaru II
F % F %
a. Tanya jawab
b Belajar mandiri
c. Hafalan
d. Menggunakan sarana
perpustakaan
e. Metode a, b, c, dan d
8
2
-
-
10
40
10
-
-
50
6
-
5
-
9
30
-
25
-
45
Jumlah 20 100 20 100
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa guru SDN Ciputat VI diperoleh hasil 10
orang atau 50% responden menjawab dalam memberikan metode pengajaran yakni
dengan cara menggambungkan metode Tanya jawab, belajar mandiri, hafalan dan
menggunakan sarana perpustakaan, 8 orang atau 40% responden menjawab
menggunakan metode Tanya jawab dan 2 orang atau 10% responden menjawab dengan
menggunakan metodebelajar mandiri. Sedangkan guru SDN Cempaka Baru II diperoleh
hasil 9 orang atau 45% responden menjawab memberikan metode pengajaran yakni
dengan cara menggambungkan metode tanya jawab, belajar mandiri, hafalan dan
menggunakan sarana perpustakaan, 6 orang atau 30% responden menjawab
menggunakan metode tanya jawab, dan 5 orang atau 25% responden menjawab
menggunakan metode hafalan.
Tabel 25
Pendapat Guru dengan Metode yang digunakan
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II
F % F %
a. Yakin
b.Tidak yakin
c. Kurang yakin
15
5
-
75
25
-
10
6
4
50
30
20
Jumlah 20 100 20 100
Tabel diatas menunjukkan bahwa guru SDN Ciputat VI merasa yakin dengan
metode yang mereka terapkan yakni 15 orang atau 75% responden, dan 5 orang atau 25%
responden menjawab tidak yakin. Sedangkan SDN Cempaka Baru II memperoleh hasil
10 orang atau 50% yakin dengan metode yang diterapkan, 6 orang atau 30% tidak yakin,
4 orang atau 20% responden kurang yakin dengan metode yang diterapkan.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa para guru yakin dengan metode Tanya
jawab, hafalan, belajar mandiri, belajar dengan menggunakan sarana perpustakaan dapat
membantu siswa dalam menguasai kurikulum berbasis kompetensi.
Tabel 26
Anjuran Untuk Mengunjungi Perpustakaan
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II
F % F %
a. Sering
b. Tidak
c. Kadang-kadang
12
-
8
60
-
40
10
2
8
50
10
40
Jumlah 20 100 20 100
Data diatas menunjukkan bahwa sebanyak 12 orang atau 60% responden guru
SDN Ciputat VI sering menganjurkan siswanya untuk mengunjungi perpustakaan, dan 8
orang guru mengatakan kadang-kadang menganjurkan siswanya untuk mengunjungi
perpustakaan. Sedangkan guru SDN Cempaka Baru II sebanyak 10 orang atau 50%
responden menjawab sering menganjurkan peserta didiknya untuk mengunjungi
perpustakaan, 8 orang atau 40% responden menjawab kadang-kadang mereka
menganjurkan peserta didiknya untuk mengunjungi perpustakaan, dan 2 orang atau 10%
responden menjawab tidak pernah menganjurkan peserta didiknya untuk mengunjungi
perpustakaan.
Tabel 27
Pendapat Guru tentang Peran Perpustakaan dalam Menunjang KBK
Kategori
Jawaban
SDN Ciputat VI SDN CempakBaru II
F % F %
a. Sangat menunjang
b. Tidak menunjang
c. Cukup menunjang
d. Kurang menunjang
e. Abstain
12
3
5
-
-
60
15
25
-
-
20
-
-
-
-
100
-
-
-
-
Jumlah 20 100 20 100
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa 12 orang atau 60% responden guru SDN
Ciputat VI berpendapat bahwa peran perpustakaan sangat menunjang didalam
pelaksanaan KBK, 5 orang atau 25% responden menjawab cukup menunjang peran
perpustakaan didalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, dan 3 orang atau 15%
responden menjawab tidak menunjang. Sementara pada guru SDN Cempaka Baru II
memperoleh hasil 20 orang atau 100% responden menjawab sangat menunjang peran
perpustakaan didalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan pandangan
siswa dan guru akan peran perpustakaan sekolah dalam implementasi (pelaksanaan)
kurikulum berbasis kompetensi. Sebagian besar peserta didik dan guru mengetahui akan
peran dari perpustakaan sekolah dalam implementasi (pelaksanaan) KBK ini. Siswa dan
guru mengetahui akan peran perpustakaan dan manfaat dari perpustakaan bagi siswa
dalam kegiatan belajar. Dengan adanya perpustakaan sekolah dilingkungan mereka,
menumbuhkan minat siswa agar gemar membaca. karena dengan banyak membaca kita
dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan saat ini, serta dengan membaca siswa
berlatih belajar secara mandiri sehingga dapat bermanfaat bagi siswa itu sendiri dalam
meningkatkan prestasi belajar. Tapi minimnya fasilitas, koleksi serta layanan
perpustakaan menjadikan sedikit demi sedikit mengurangi minat guru dan siswa untuk
datang keperpustakaan. Padahal, keberadaan perpustakaan dirasakan para guru dan murid
sangat menunjang mereka dalam menguasai kurikulum berbasis kompetensi.
B. Kendala-kendala yang dihadapi perpustakaan dalam pelaksanaan kurikulum
berbasis kompetensi serta solusinya.
Berikut ini beberapa kendala yang dihadapi perpustakaan di SDN Ciputrat VI, dan
SDN Cempaka Baru II, yakni;
1) Minimnya dana yang tersedia untuk mengembangkan perpustakaan
2) Kurang perhatian Dinas Pendidikan dalam memantau setiap perpustakaan sekolah
yang ada.
3) Kurang perhatiannya Kepala Sekolah terhadap perpustakaan
4) Tidak adanya tenaga ahli dalam bidang perpustakaan
5) Terbatasnya ruang perpustakaan disamping letaknya kurang strategi, serta
minimnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh perpustakaan.
6) Keterbatasannya koleksi yang disediakan.
7) Kurangnya kreatifitas petugas perpustakaan dalam mengelola perpustakaan.
Dari kendala-kendala tersebut diatas, penulis mencoba memberikan solusi yang dapat
menanggulangi kendala-kendala yang dihadapi perpustakaan sekolah antara lain :
1) Disediakannya dana khusus untuk perpustakaan yang dianggarkan setiap
tahunnya sehingga dari dana yang dianggarkan tersebut kita dapat menyusun apa-
apa saja yang memang dibutuhkan oleh perpustakaan.
2) Dinas pendidikan Mengupayakan tersedianya sumber dana yang dialokasikan
untuk pengembangan perpustakaan. Memberikan kemudahan bagi sekolah untuk
mengembangkannya.
3) Kepala sekolah dan petugas sekolah hendaknya saling bekerja sama untuk
memberikan usulan atau masukan untuk kemajuan perpustakaan. Sehingga dapat
diharapkan dengan kerjasama yang baik dapat meningkatkan mutu kulitas
perpustakaan.
4) Untuk meningkatkan professional didalam mengelola perpustakaan hendaknya
diikutsertakan petugas perpustakaan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang
diadakan oleh lembaga-lembaga tertentu. Dengan profesionalisme didalam
mengelola perpustakaan diharapkan dapat melaksanakan tugas-tugas
perpustakaan dengan lebih efektif dan mandiri.
5) Pengelola perpustakaan hendaknya memaksimalkan terbatasnya ruang, sarana dan
prasarana dengan mendesain ulang tata letak ruang perpustakaan, dan menyeleksi
barang-barang yang tidak terlalu penting keberadaanya pada ruang perpustakaan.
Sehingga meskipun ruang yang ada sederhana akan terlihat nyaman apabila kita
dapat memaksimalkan tempat yang ada.
6) Pengelola perpustakaan hendaknya melakukan program pengumpulan buku-buku,
baik buku-buku baru maupun buku yang sudah tidak dipakai lagi, melalui
sumbangan pemerintah, sumbangan wajib siswa yang akan lulus, bisa berupa
buku atau uang dengan jumlah yang telah ditentukan, atau bekerja sama dengan
sekolah lain dengan cara saling tukar koleksi.sehingga jumlah koleksi akan terus
bertambah.
7) Diadakan perlombaan-perlombaan yang berhubungan dengan membaca seperti
perlombaan yang berhubungan dengan membaca seperti perlombaan karya
ilmiah, atau dapat dilakukan dengan mendesain ruang perpustakaan agar lebih
menarik dan nyaman bagi siswa, dan pihak sekolah atau guru lebih
menganjurkan siswa untuk mengunjungi perpustakaan dengan memasukannya
kedalam nilai ekstra kulikuler, memberikan tugas kepada siswa untuk membaca
buku dan kemudian membuat resume yang nantinya kita menceritakan resume
dari buku yang kita baca. Lama kelamaan menjadi yang positif dan mereka akan
senang datang keperpustakaan.
:
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peran perpustakaan dalam
menunjang pelaksanaan Berbasis Kompetensi pada perpustakaan SDN. Ciputat VI, dan
SDN. Cempaka Baru II, dapat ditarik kesimpulan antara lain :
1) Pada perpustakaan SDN. Ciputat VI, dan SDN. Cempaka Baru II yang diteliti
baik responden siswa maupun guru merasa bahwa peran perpustakaan sangat
menunjang dalam pelaksanaan KBK.
2) Pada perpustakaan SDN. Ciputat VI, dan SDN. Cempaka Baru II yang diteliti
baik responden siswa maupun guru merasa bahwa Keberadaan perpustakaan
cukup berfungsi dalam mendukung kegiatan belajar mengajar.
3) Pada perpustakaan SDN. Ciputat VI, dan SDN. Cempaka Baru II yang diteliti
baik responden siswa maupun guru merasa bahwa koleksi yang ada pada
perpustakaan mereka cukup lengkap
4) Pada perpustakaan SDN. Ciputat VI, dan SDN. Cempaka Baru II yang diteliti
baik responden siswa maupun guru merasa bahwa pelayanan yang diberikan
perpustakaan sekolah dirasakan cukup memuaskan
5) Pada perpustakaan SDN. Ciputat VI, dan SDN. Cempaka Baru II yang diteliti
baik responden siswa maupun guru telah memanfaatkan perpustakaan untuk
mendukung kegiatan belajar mengajar.
perpustakaan sangat menunjang dalam pelaksanaan KBK yang dapat
meningkatkan prestasi belajar.
7) Secara garis besar hambatan/kendala yang dihadapi perpustakaan sekolah berasal
dari dua aspek. Pertama adalah aspek struktural, yakni keberadaan perpustakaan
kurang mendapat perhatian dari pihak manajemen sekolah dan Kedua spek teknis
yakni keberadaan perpustakaan belum di tunjang oleh aspek-aspek yang bersifat
teknis seperti tenaga, dana serta sarana dan prasarana.
B. Saran-saran
1) Perpustakaan hendaknya menjadi sandaran peserta didik untuk mencari informasi
yang tidak didapatinya waktu belajar dalam menguasai KBK.
2) Pengelola perpustakaan hendaknya dapat memaksimalkan terbatasnya ruang,
sarana dan prasana serta dapat memanfaatkan terbatasnya dana operasional
dengan cara menyusun skala prioritas apa-apa saja yang memang dibutuhkan oleh
perpustakaan.
3) Dengan keterbatasan bahan pustaka dan minimnya anggaran yang didapat,
pengelola perpustakaan harus memiliki alternatif misalnya mewajibkan bagi siswa
yang telah lulus untuk menyumbang buku.
4) Pengelola perpustakaan dan elemen sekolah hendaknya lebih sering mengadakan
promosi-promosi dan mengikut sertakan perpustakaan didalam kegiatan belajar
mengajar.
5) Tenaga pustakawan dibekali pelatihan-pelatihan khusus mengenai ilmu
perpustakaan tujuannya adalah agar perpustakaan dapat dikelola dengan baik.
6) Dan yang terpenting adalah adanya perhatian dan keperdulian seluruh elemen
sekolah untuk mengembangkan perpustakaan sekolah sebagai salah satu sumber
belajar yang memang mau tidak mau harus lebih diperhatikan, dan dinas
pendidikan untuk selalu memantau setiap perpustakaan yang ada disekolah, hal
ini bertujuan agar setiap sekolah selalu termotivasi untuk memajukan
perpustakaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998)
Arifin, Mulyati. ”Bertualang Membuka Rahasia Sains Untuk SD Kelas V Semester I’’.
(Bandung: Grafindo Media Pratama, 2006), h.vi.
Bahri, Syaiful Djamarah. ”Strategi Belajar Mengajar”. (Jakarta: Rineka Cipta, 1996),
h.84.
Basuki, Sulistyo. ”Periodisasi Perpustakaan Indonesia”. Bandung: PT. Gramedia
Rosdakarya, 1994.
Boediono dan Siskandar. ”Kemahiran Hidup KBK” Seminar Pendidikan, IKIP
Semarang, Februari 2002.
Darmono. ”Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah”. Jakarta: PT.
Grasindo, 2001.
Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.
Kebijakan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta:2002), h.6.
Farkhan, Muhammad. Penulisan Karya Ilmiah. (Jakarta: Cella 2006). Cet.1
Freire, Paulo. ”Politik Pendidikan, Kebudayaan, Kekuasaan, dan Pembebasan Teori
Agung Prihantoro”. (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004), cet.2.
Gobel, Rasinah. Bimbingan Perpustakaan Sekolah. (Jakarta: Depdikbud, 1988), h.3.
Jatmiko, Alexander Wibowo dan Fandi Tjiptono. ”Pendidikan Berbasis Kompetensi”.
(Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 2002).
Koentjaraningrat. ”Metode-metode Penelitian Masyarakat”. (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1997), h.129, ed ke-3.
Lembaran Ilmu Pendidikan No.i, thn xxxii, 2003 Penerbit: Univ. Negeri Semarang.
Mardelis. ”Metodologi Suatu Pendekatan Proposal”. (Jakarta: Bumi Aksara, 1990).
Cet.2, h.67.
Marjono, Wahjoenti dan Tahju Wiraatmaja. ”Perpustakaan Sekolah”. (Bandung P36
Tertulis), h.41.
Mbulu, Joseph. ”Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Dalam Kegiatan Belajar
Mengajar”. (Majalah Pendidikan, XIX, 27 Juli. 1992), h.17.
Mulyasa. ”Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep, Karakteristik, dan Implementasi”.
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002),h.21.
Mulyasa. ”Kurikulum Berbasis Kompetensi”. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003 ),
cet.3.
Nasution, S. Kurikulum dan Pengajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h.5.
Nurhadi. Kurikulum 2004 Pertanyaan & Jawaban (Jakarta: PT.Grasindo, 2004), h.18.
Nurina, Betha Sari. ”Sistem Pembelajaran KBK Terhadap Motivasi Belajar”, Pada
peserta didik studi fisika. 31 Desember 2005. http://www.Google.com.
Pedagogja. Ilmu Pendidikan. Vol.2, No.1
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang No.19 Thn.2005. ”Standar Nasional
Pendidikan”.
Perpustakaan Nasional RI ”Perpustakaan Sekolah: Petunjuk untuk Membina, Memakai
dan Memelihara Perpustakaan Sekolah. (Jakarta Perpustakaan Nasional RI,
1996).
Prythearch, Ray. Harrods Librarian Glossary. England Gower: Publising Company
Limited, 1995.
Rakhmawati, The Analysis On Teaching Materials in The Textbook Entitled Move on,
For Third years Students of SD Jur.Bahasa Inggris. (Jakarta: Universitas
Muhammadiyah, 2006).
Soekarman K, et, al. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. (Jakarta:
Perpustakaan Nasional, 2000),h.3.
Sujana, Nana. Metode Penelitian Kuantitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998),
cet.2.
Sulistyo, et, al. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka, 2002.
Sutrisno, Revolusi Pendidikan di Indonesia (Yogyakarta: Arr-Ruzz Media, 2005), Cet.1.
Tim Penyusun Perpustakaan Nasional RI. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan
Sekolah. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1996.
Wahyuti. Perpustakaan Sekolah Buku I. Bandung: Penataran Guru Tertulis dalam
Pembangunan.
Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2003).
Top Related