Download - Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Diet

Transcript

KELOMPOK 10

Peran Perawat dalam Pelaksanaan diet : motivator pelaksanaan diet,

memberikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi dan diet

Pengertian Diet

Diet adalah makanan atau minuman yang dikonsumsi orang secara teratur setiap hari. Diet dapat juga berarti jumlah dan jenis makanan yang dibutuhkan dalam situasi tertentu, seperti menurunkan berat badan atau menaikan berat badan. Diet normal atau diet yang seimbang terdiri dari semua elemen makanan yang diperlukan agar tubuh tetap sehat.

Jenis-jenis Diet

Makanan BiasaMakanan biasa sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka ragam, bervariasi dengan bentuk, tekstur dan aroma yang normal. Susunan makanan mengacu pada Pola Menu Seimbang dan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang dewasa sehat.

Tujuan Diet Makanan Biasa :Memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.

Syarat Diet Makanan Biasa :Energi sesuai kebutuhan normal orang

dewasa sehat dalam keadaan istirahat.Protein 10-15% dari kebutuhan energi total.Lemak 10-25% dari kebutuhan energi total.Karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi

normal.Cukup mineral, vitamin, dan kaya serat.Makanan tidak merangsang saluran cerna.Makanan sehari-hari beraneka ragam dan

bervariasi.

Indikasi PemberianMakanan Biasa diberikan kepada pasien yang tidak memerlukan diet khusus berhubungan dengan penyakitnya.

Makanan Yang Tidak DianjurkanMakanan yang tidak dianjurkan untuk Diet Makanan Biasa adalah makanan yang merangsang, seperti makanan yang berlemak tinggi, terlalu manis, terlalu berbumbu, dan minuman yang mengandung alkohol.

Makanan LunakMakanan Lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah, ditelan dan dicerna, dibandingkan Makanan Biasa. Makanan ini mengandung cukup zat-zat gizi, asalkan pasien mampu mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup.

Tujuan Diet Makanan Lunak :Memberikan makanan dalam bentuk lunak yang mudah ditelan dan dicerna sesuai kebutuhan gizi dan keadaan penyakit.

Syarat Diet Makanan Lunak :Energi, protein, dan zat gizi lain cukup.Makanan diberikan dalam bentuk cincang

atau lunak, sesuai dengan keadaan penyakit dan kemampuan makan pasien.

Makanan diberikan dalam porsi sedang, yaitu 3x makan lengkap dan 2x selingan.

Makanan mudah dicerna,rendah serat, dan tidak mengandung bumbu yang tajam.

Indikasi PemberianMakanan Lunak diberikan kepada pasien sesudah operasi tertentu, pasien dengan penyakit infeksi dengan kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi, pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan, serta sebagai perpindahan makanan saring ke makanan biasa.

Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Sumber KarbohidratDianjurkan : beras ditim, dibubur; kentang direbus, dipure; macaroni, soun, mi, misoa, direbus; roti; biskuit; tepung sagu, tapioca, maizena, hunkwe dibubur atau dibuat pudding; gula; madu.Tidak Dianjurkan : nasi digoreng; beras ketan, ubi; singkong; tales; cantel.

Sumber Protein NabatiDianjurkan : tempe dan tahu direbus, dikukus, ditumis, dipanggang; kacang hijau direbus; susu kedelai.Tidak Dianjurkan : tempe, tahu dan kacang-kacangan digoreng; kacang merah.

SayuranDianjurkan : sayuran tidak banyak serat dan dimasak seperti daun bayam, daun kangkung, kacang panjang muda, buncis muda, oyong muda dikupas, labu siam, labu kuning, labu air, tomat, dan wortel.Tidak Dianjurkan : sayuran banyak serat sperti daun singkong, daun katuk, daun melinjo, nangka muda, keluwih, genjer, pare, krokot, rebung; sayuran yang menimbulkan gas seperti kol, sawi, lobak; sayuran mentah.

Makanan SaringMakanan Saring adalah makanan yang semipadat yang mempunyai tekstur lebih halus daripada Makanan Lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna. Menurut keadaan penyakit, Makanan Saring dapat diberikan langsung kepada pasien atau merupakan perpindahan dari Makanan Cair Kental ke Makanan Lunak.

Tujuan Diet Makanan Saring :Memberikan makanan dalam bentuk semipadat sejumlah yang mendekati kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu pendek sebagai proses adaptasi terhadap bentuk makanan yang lebih padat.

Syarat Diet Makanan Saring :Hanya diberikan untuk jangka waktu singkat selama 1-3

hari, karena kurang memenuhi kebutuhan gizi, terutama energi dan tiamin.

Rendah serat, diberikan dalam bentuk disaring atau diblender.

Diberikan dalam porsi kecil dan sering yaitu 6-8 kali sehari.

Indikasi PemberianMakanan saring diberikan kepada pasien sesudah mengalami operasi tertentu, menderita infeksi akut, seperti gastro enteritis, tifus abdominalis, kurang kalori protein (KKP) dengan nafsu makan yang sudah membaik, tetanus dan sukar menelan.

Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Sumber EnergiDianjurkan : bubur beras dihaluskan atau disaring; roti dipanggang atau dibuat bubur, biskuit, kraker; tepung-tepungan dibuat bubur, bubur havermout, pudding; kentang rebus dihaluskan atau dipure; gula, sirop; mentega atau margarine dalam jumlah yang terbatas dioleskan atau dicampur ke dalam makanan.Tidak Dianjurkan : beras ketan, jagung, cantel, ubi, singkong; minyak, semua makanan yang digoreng, kelapa, santan.

Makanan CairMakanan diberikan dalam bentuk cairan kental yang dibuat dengan susu atau tanpa susu.

Syarat Diet Makanan Cair : Jumlah makanan cair yang diberikan disesuaikan dengan

kebutuhan cairan dan energi. Makanan tidak merangsang. Bila diberikan lewat pipa, konsistensi sedemikian rupa

hingga dapat melewati pipa karet yang digunakan untuk bayi dan anak.

Bila tidak diberikan lewat pipa karet, perhatikan variasi makanan dalam rupa dan rasa.

Berikan dalam porsi kecil dan sering (6-8 kali sehari).

Indikasi PemberianMakanan cair diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu, dalam keadaan mual dan muntah, dengan kesadaran menurun, suhu badan sangat tinggi, tetanus dengan keadaan belum dapat membuka mulut cukup lebar, tifus abdominalis dan kurang kalori protein (KKP), berat badan lebih dar 7 kg dan umur lebih dari satu tahun.

Bahan Makanan yang DianjurkanSumber Energi

Dianjurkan : maizena, tepung beras, tepung terigu, tepung sagu, hunkwe, tepung kanji, gula, margarin, minyak kelapa, dan minyak kacang.

Sumber Zat PembangunDianjurkan : susu sapi, sari dele, telur dicampur dalam makanan, bubur kacang hijau saring.

Sumber Zat PengaturDianjurkan : sari buah dari jeruk, tomat, papaya, sirsak, apel; sari sayur sari bayam, labu kuning dan wortel.

Peran Perawat

Peran PelaksanaPeran ini dikenal dengan istilah care giver, artinya peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai individu, keluarga dan masyarakat.

Dalam peran ini perawat bertindak sebagai :Comforter : memberikan kenyamanan dan rasa aman

pada klien.Protector dan advocate : melindungi dan menjamin agar

hak dan kewajiban klien terlaksana dengan seimbang dan memperoleh pelayanan kesehatan.

Communicator : mediator antara klien dengan tim kesehatan lain. Peran ini berkaitan erat dengan keberadaan perawat mendampingi klien sebagai pemberi asuhan keperawatan selama 24 jam.

Rehabilitator : mengembalikan fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi normal.

Peran Sebagai PendidikSebagai pendidik atau health educator, perawat berperan mendidik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat serta tenaga keperawatan atau tenaga kesehatan yang berada di bawah tanggungjawabnya. Peran ini dapat berupa penyuluhan kesehatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok atau masyarakat) maupun bentuk desiminasi ilmu kepada peserta didik keperawatan, antara sesama perawat atau tenaga kesehatan lain.

Peran Sebagai PengelolaDalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggungjawab dalam mengelola pelayanan maupun pendidikan keperawatan yang berada di bawah tanggungjawabnya sesuai dengan konsep manajemen keperawatan dalam kerangka paradigm keperawatan. Sebagai pengelola perawat berperan dalam memantau dan menjamin kualitas asuhan/pelayanan keperawatan serta mengorganisasi dan mengendalikan sistem pelayanan keperawatan.

Peran Sebagai PenelitiSebagai peneliti dibidang keperawatan, perawat diharapkan mampu menidentifikasi masalah penelitian,menerapkan prinsip dan metode penelitian serta memanfaatkna hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan. Kemampuan perawat mengadakan penelitian sangat diperlukan tidak saja untuk menyelesaikan masalah keperawatan yang terkait dengan pelayanan dan pendidikan keperawatan, tetapi juga dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan.

TERIMAKASIH

SEKIAN&