PENULISAN PARAGRAF PERSUASIF PADA TUGAS SISWA KELAS X
MADRASAH ALIYAH NAHDLATUL ULAMA PUTRA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
(S-1)
Qoriatun
106013000711
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
JAKARTA
2014
i
ABSTRAK
Qoriatun; 106013000711; Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Judul Skripsi, “Penulisan Paragraf Persuasif pada Tugas Siswa Kelas X
Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di semua jenis dan jenjang
sekolah memegang peranan penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Oleh
karena itu, di dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia diajarkan berbagai
keterampilan bahasa, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Keterampilan menulis memiliki berbagai macam bentuk diantaranya yaitu
menulis paragraf persuasi. Namun, kenyataan yang ada di sekolah, siswa cukup
mengalami kesulitan menulis paragraf persuasi, seperti sebagian siswa
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menuangkan ide dan
gagasannya, siswa belum mampu menuangkan ide atau gagasan denngan baik,
siswa kurang memahami tanda baca, dan siswa kurang tepat menempatkan diksi
dalam tulisannya. Oleh karena itu Penulis melakukan penelitian penulisan
paragraf persuasif pada tugas siswa kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama
Putra tahun pelajaran 2012/2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menulis paragraf persuasif dengan pola pengembangan sugesti dan mengetahui
keefektifan siswa dalam menulis paragraf persuasif.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan
subjek penelitian siswa kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet
Pesantren Cirebon yang berjumlah 30 orang dan objek peneliian berupa proses
dan hasil belajar mengajar.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kemampuan menulis
paragraf persuasif siswa masih kurang. Terbukti masih banyak mendapatkan nilai
di bawah KKM (70), dengan hasil prosentase 27%. Dan sebanyak 73% siswa
mendapat nilai di atas KKM.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Swt, yang telah memberikan
taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga senantiasa Allah berikan kepada Nabi Muhammad
Saw, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Adapun penulisan skripsi ini diajukan untuk mendapatkan gelar sarjana
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis
banyak menerima saran, petunjuk, bimbingan, dan masukan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak,
khususnya kepada:
1. Dra. Nurlena, MA., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Mahmudah Fitriyah, M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia yang selalu mengarahkan dan memberikan semangat.
3. Dra. Hindun, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing yang dengan sabar telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan ilmunya kepada
penulis.
4. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khusunya dosen di Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
5. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Kepala MANU PUTRA Buntet Pesantren Cirebon, H. Ade Mohammad
Nasih, Lc. yang telah memberikan izin dan kesempatan penulis untuk
melaksanakan penelitian.
7. Bapak Hanief Insan Arif, S. Pd. Sebagai guru bahasa Indonesia kelas X,
dan para guru beserta karyawan lainnya yang telah membantu kelancaran
penulis dalam pengambilan data.
iii
8. Teristimewa untuk Ayahanda Drs. H. Ibrohim Cholil dan Ibunda (Almh)
Hj. Miroyah, yang selalu menyayangi penulis sedari kecil, yang tak pernah
lelah untuk mengajarkan penulis banyak hal, yang tak berhenti berdoa
untuk penulis, ketulusanmu dalam membimbing tak terbalaskan, hanya
Allah SWT yang dapat membalasnya, semoga penulis bisa memberikan
yang terbaik untuk kalian.
9. Untuk kakak dan adikku, Mamah Idah, Angain, Mba dede, Mba inah,
Ami, Yuli, dan Ummu, terima kasih atas motivasi serta bantuan moril
maupun materil.
10. Sahabat terbaikku Rini Maryani, Nur Azizah, (terima kasih atas bantuan
dan motivasinya), dan teman-teman PBSI angkatan 2006.
11. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dengan tulus baik berupa moril
maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Semoga karya tulis yang sederhana ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi para pembaca yang selalu peduli dan prihatin terhadap
perkembangan dunia pendidikan baik sekarang maupun yang akan datang. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk
penyempurnaan skripsi ini.
Jakarta, Oktober 2013
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………..……..……… i
KATA PENGANTAR …………………………………..…………… iii
DAFTAR ISI ……………………………………………..…………… v
DAFTAR TABEL ………………………………………..…………... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………..……………..……….. 1
B. Pernyataan Masalah ……..……………………..………………. 4
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………………………….. 5
D. Tujuan Penelitian ………………………………………………. 5
E. Manfaat Penelitian ……………………………………………… 6
BAB II ACUAN TEORITIS
A. Hakikat Menulis ………….…………………………………….. 7
1. Pengertian Menulis ……………………….…………………. 7
2. Tujuan Menulis ……………………………………………... 11
3. Fungsi Menulis ……………………………………………… 13
B. Hakikat Paragraf Persuasi ……………….……………………… 15
1. Pengertian Paragraf ……………..………………...…………. 15
2. Jenis Paragraf ……………..………………………………….. 16
3. Batasan Paragraf Persuasi …………………….……………… 18
4. Alat Pengembangan Paragraf Persuasi ………………………. 20
5. Tata Cara Menulis Paragraf Persuasi …………….………….. 21
C. Hasil Penelitian yang Relevan ………………………………….. 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………….……….. 25
B. Metode Penelitian ………………………………………………. 25
C. Pendekatan dan Jenis Data ……………………………………… 26
D. Objek Analisis …………………………………………………… 27
vi
E. Instrumen Analisis ………………………………………………. 28
F. Teknik Pengolahan Data ………………………………………… 29
G. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………. 30
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ANALISIS
A. Deskripsi Data ………………………………………………… 31
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ……………………………… 33
C. Analisis Data …………..……………………………………….. 34
D. Data Hasil Menulis Paragraf Persuasif Siswa Kelas X Madrasah Aliyah
Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon …………….. 56
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ……………………….………………………………. 59
B. Saran ……………….…………………………………………… 60
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Format Penilaian Pengembangan Ide Gagasan Paragraf
Persuasif ……………………………………..……………….. 28
3.2 Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk
Skala Empat .………………………………………..…………. 29
4.1 Tabel Analisis Data Siswa No.1 ..………………………..…….. 36
4.2 Tabel Analisis Data Siswa No.2 …………….............................. 36
4.3 Tabel Analisis Data Siswa No.3 ……….……………………...... 37
4.4 Tabel Analisis Data Siswa No.4 ………………………………... 38
4.5 Tabel Analisis Data SiswaNo.5 ………………………………… 38
4.6 Tabel Analisis Data Siswa No.6 ..………………………..…….. 39
4.7 Tabel Analisis Data Siswa No.7 …………….............................. 40
4.8 Tabel Analisis Data Siswa No.8 ……….……………………...... 41
4.9 Tabel Analisis Data Siswa No.9 ………………………………... 41
4.10 Tabel Analisis Data SiswaNo.10 ………………………………… 42
4.11 Tabel Analisis Data Siswa No.11 ..………………………..…….. 43
4.12 Tabel Analisis Data Siswa No.12 …………….............................. 43
4.13 Tabel Analisis Data Siswa No.13 ……….……………………...... 44
4.14 Tabel Analisis Data Siswa No.14 ………………………………... 45
4.15 Tabel Analisis Data SiswaNo.15 ………………………………… 46
4.16 Tabel Analisis Data Siswa No.16 ..………………………..…….. 46
4.17 Tabel Analisis Data Siswa No.17 …………….............................. 47
viii
4.18 Tabel Analisis Data Siswa No.18 ……….……………………...... 48
4.19 Tabel Analisis Data Siswa No.19 ………………………………... 48
4.20 Tabel Analisis Data SiswaNo.20 ………………………………… 49
4.21 Tabel Analisis Data Siswa No.21 ..………………………..…….. 50
4.22 Tabel Analisis Data Siswa No.22 …………….............................. 51
4.23 Tabel Analisis Data Siswa No.23 ……….……………………...... 51
4.24 Tabel Analisis Data Siswa No.24 ………………………………... 52
4.25 Tabel Analisis Data SiswaNo.25 ………………………………… 53
4.26 Tabel Analisis Data Siswa No.26 ..………………………..……… 53
4.27 Tabel Analisis Data Siswa No.27 …………….............................. 54
4.28 Tabel Analisis Data Siswa No.28 ……….……………………...... 55
4.29 Tabel Analisis Data Siswa No.29 ………………………………... 56
4.30 Tabel Analisis Data SiswaNo.30 ………………………………… 56
4.31 Data Hasil Menulis Paragraf Persuasif Kelas X MANU Putra Buntet
Pesantren Cirebon ………………………………………………. 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan di semua jenis
dan jenjang sekolah mulai Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi
memegang peranan penting dalam pembaharuan dan peningkatan mutu
pendidikan. Oleh karena itu, di dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia
diajarkan berbagai keterampilan bahasa. Keterampilan berbahasa tersebut ada
empat, yaitu: keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
“Tujuan pembelajaran bahasa menurut Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) untuk SMA/MA, disebutkan bahwa pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulis.
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan (nasional) dan bahasa negara.
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan.
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, kematangan emosional dan kematangan sosial.
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan bahasa.
2
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual Indonesia”.1
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yang cenderung tradisional,
bersifat hafalan, penuh jejalan akan teori-teori linguistik yang rumit serta tidak
ramah terhadap upaya mengembangkan kemampuan berbahasa siswa, khususnya
dalam kemampuan membaca dan menulis. Hal tersebut membuat siswa merasa
jenuh. Pola semacam itu juga membuat siswa menempatkan mata pelajaran
bahasa Indonesia pada urutan akhir dalam pilihannya setelah pelajaran eksak.
Dalam pembelajaran aspek menulis di SMA/MA, guru harus
memperhatikan lima modal dasar mengarang. Modal tersebuta ntara lain: (1)
Menguasai struktur kalimat, (2) Mampu menciptakan perluasan kalimat, (3)
Mampu menentukan pilihan kata (diksi), (4) Menguasai ejaan, dan (5) Menguasai
pungtuasi. Kelima modal tersebut merupakan modal formal untuk menulis. Tetapi
perlu diperhatikan bahwa hal tersebut jangan terlalu dipaksakan kepada siswa.2
Keterampilan menulis sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa merupakan tahapan paling akhir yang dikuasai oleh siswa, karena siswa
dapat menulis dengan baik jika serangkaian ketiga tahap keterampilan berbahasa
sebelumnya telah dikuasai siswa. Diharapkan pada akhirnya siswa dapat
memenuhi standar kompetensi kemampuan berbahasa dalam menulis yaitu
menulis secara efektif dan efisien. Untuk dapat menulis secara efektif dan efisien,
bukan hal yang mudah, karena diperlukan suatu proses yang panjang. Proses
tersebut dijalani oleh seseorang sejak kecil melalui tahapan-tahapan dalam
pembelajaran menulis.
Keterampilan menulis diajarkan agar siswa memiliki kemampuan
dalam menuangkan gagasan, ide, dan pengalamannya dengan benar. Dalam
1DepartemenPendidikanNasional, StandarKompetensi Mata PelajaranBahasadanSastra Indonesia
SMA/MA, (Jakarta: PusatKurikulum, BalitbangDepdiknas, 2003), h. 7. 2JurnalBangkit vol.1 no.2, Juli 2009
3
menulis, penulis dituntut mampu menerapkan sejumlah keterampilan sekaligus.
Sebelum menulis perlu membuat perencanaan, misalnya menyeleksi topik,
menata, dan mengorganisasikan gagasan serta mempertimbangkan ragam
tulisannya. Selain itu, penggunaan aspek kebahasaan seperti bentuk kata,
penggunaan ejaan, tanda baca, diksi, dan kalimat harus disusun secara efektif.
Seluruh keterampilan tersebut menjadi bukti kesempurnaan keterampilan menulis.
Oleh karena itu, dibutuhkan praktik dan latihan yang berkepanjangan.
Pembelajaran keterampilan menulis memiliki berbagai macam bentuk,
salah satunya adalah keterampilan menulis paragraf. Dalam menulis paragraf,
diharapkan siswa memiliki kemampuan untuk menuangkan ide atau gagasan
dengan cara membuat paragraf yang menarik untuk dibaca. Siswa harus dapat
menyusun dan menghubungkan antara kalimat yang satu dengan yang lain
sehingga menjadi paragraf yang utuh. Dengan kata lain, paragraf dapat dikatakan
sebagai karangan yang berisi sebuah pikiran yang didukung oleh kumpulan
kalimat saling berhubungan untuk membuat sebuah gagasan.
Berdasarkan bentuknya, paragraf terdiri dari paragraf eksposisi,
narasi, argumentasi, deskripsi, dan persuasif. Salah satu dari lima bentuk paragraf
yang dapat dijadikan media siswa untuk menuangkan gagasan kreatif menjadi
sebuah paragraf utuh dan menarik dibaca, yaitu siswa dapat mencurahkan
pikirannya melalui paragraf persuasi. Paragraf persuasi merupakan paragraf yang
bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang
dikomunikasikan baik berupa fakta, suatu pendapat ataupun perasaan seseorang.
4
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru bahasa
Indonesia, masih ditemukan kendala dalam menulis. Khususnya menulis paragraf
persuasi. Masalah-masalah yang dihadapi siswa saat membuat paragraf persuasi
umumnya berkaitan dengan pemilihan kata atau diksi yang baik agar pembaca
terpengaruh, ide yang harus diungkapkan dalam persuasi, ketepatan ejaan dan
tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan menghubungkan kata antar kalimat
masih kurang diperhatikan dengan baik oleh siswa. Hal ini menyebabkan siswa
kurang maksimal dalam pembelajaran menulis. Selain itu, kurang tepatnya
pemilihan metode pembelajaran juga dapat dijadikan sebagai penyebab hasil
belajar menulis paragraf persuasi siswa belum mencapai maksimal. Terkadang
metode dan media yang digunakan terkesan membosankan dan membingungkan.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengambil
judul skripsi “PENULISAN PARAGRAF PERSUASIF PADA TUGAS SISWA
KELAS X MANU PUTRA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.”
B. Pernyataan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang
masalah di atas, masalah yang teridentifikasi sebagai berikut:
1. Pemahaman menulis paragraf persuasif
2. Penyebab kesulitan siswa dalam menulis paragraf persuasif
3. Proses pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan model
pengembangan sugestif
5
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti membatasi masalah sebagai
berikut.
a. Cara menulis paragraf persuasif yang baik dengan model pengembangan
sugesti
b. Proses menulis paragraf persuasif dilakukan pada siswa kelas X semester
II di Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra
c. Pembelajaran menulis paragraf persuasif terdapat dalam materi pokok
pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas,
maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana
Penulisan Paragraf Persuasif dengan Model Pengembangan Sugestif pada Siswa
Kelas X Madrasah AliyahNahdlatulUlama Putra TahunPelajaran 2012/2013?”
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini, yaitu:
1. Mengetahui kemampuan menulis siswa
2. Mengetahui kemampuan siswa menulis paragraf persuasif dengan pola
pengembangan sugestif
3. Mengetahui keefektifan siswa dalam menulis paragraf persuasif
6
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara
teoretis maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai kedua manfaat tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menciptakan kepercayaan diri siswa dalam
pelajaran menulis.
b. Penelitian ini bermanfaat sebagai upaya untuk mengembangkan
pengetahuan dalam aspek menulis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, penelitian ini dapat bermanfaat meningkatkan kemampuan
menulis siswa, dan meningkatkan kompetensi sosial antara satu siswa
dengan yang lainnya dengan saling berinteraksi.
b. Bagi guru, dapat mengatasi kesulitan guru dalam memilih metode yang
tepat untuk pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasif.
c. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengalaman dan wawasan
baru setelah melaksanakan penelitian.
7
BAB II
ACUAN TEORETIS
A. Hakikat Menulis
1. Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan
sebagai kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai
medianya.1 Kegiatan menulis tersebut pun banyak didefinisikan oleh para pakar di
antaranya dalam buku Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa:
“Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut. Jika dapat
memahami bahasa dan grafik itu, mereka pun dapat mengerti tujuan pesan yang
disampaikan seseorang.”2
Bernstein yang dikutip oleh Bobbi De Porter & Mike Hernacki,
Quantum Writing, menyebutkan bahwa:
“Writing is the act of creating reading. That is, it is encoding of speech
into lines of print or script that are in turn decoded into speech by a reader. To
understand the nature of writing, and therefore the way writing can be learned,it
is necessary to understand the connections and distinctions between speech, and
reading to identify the skills that are implied in the ability to write.”
1 Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2009), h. 1.3. 2 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008), h. 22.
8
(Menulis adalah tindakan membuat bacaan kreatif. Artinya, menulis merupakan
pengkodean ujaran melalui jalur tulisan/naskah yang dikodifikasi oleh pembaca.
Untuk memahami hakikat tulisan, cara menulis dapat dipelajari, menulis juga
perlu memahami hubungan-hubungan dan perbedaan-perbedaan diantara ujaran,
tulisan, dan bacaan serta mengidentifikasi keterampilan-keterampilan yang
diterapkan dalam kemampuan menulis)3
Melalui pengkodean ujaran tersebut, seorang penulis dapat
mengekspresikan dirinya, mengkomunikasikan ide-idenya dengan memanfaatkan
tulisan sebagai pesan untuk disampaikan kepada orang lain.
Nunan mengutip pendapat White bahwa
“Writing is not a natural activity. All physically and mentally normal
people learn to speak a language. Yet all people have to be taught how to write.
This is a crucial difference between the spoken and written forms a language.”
(Menulis bukan suatu aktivitas alami. Semua orang yang memiliki fisik
dan mental yang normal belajar untuk dapat berbicara sebuah bahasa. Bahkan
setiap orang harus berfikir bagaimana caranya untuk menulis. Ini merupakan
perbedaan penting anatara pembicara atau penulis dalam suatu bahasa).4
Sedangkan Bell and Bernaby (1984) yang juga dikutip oleh Nunan
mengatakan bahwa menulis adalah sebuah kegiatan yang sangat kompleks dari
sudut pandang kognisi. Pada level kalimat, seseorang harus mampu
mengendalikan isi, format, struktur, kosa kata, tanda baca, ejaan, dan formasi
huruf. Sedangkan pada level di atas kalimat, seorang penulis harus mampu
3 Bobbi De Porter & Mike Hernacki, Quantum Writing, (Bandung: Kaifa, 2003), h. 65.
4David Nunan, Designing Tasks for the Communicative Classroom, (Cambridge University Press,
1989), h. 36.
9
menstrukturkan dan mengintegrasikan informasi atau pesan yang hendak
disampaikan ke dalam sebuah paragraf dan teks yang koheren dan kohesif.5
Selanjutnya Suparno dan Muhammad Yunus mendefinisikan menulis
sebagai kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada
pihak lain. Akitivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan
dan pembaca sebagai penerima pesan.6 Dari pendapat para pakar tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kegiatan menulis dapat menghasilkan sesuatu yang baik
melibatkan sejumlah kegiatan, yaitu:
1) Menguasai mekanisme pembentukan formasi kata
2) Menguasai dan mematuhi konvensi ejaan dan penggunaan tanda baca
3) Menggunakan sistem gramatikal untuk menyampaikan makna yang
dikehendaki
4) Mengatur isi pada tingkatan paragraf dan teks untuk menunjukkan
informasi yang ingin diberikan terstruktur dengan baik
5) Merevisi dan membenahi tulisan awal
6) Memilih gaya yang cocok untuk pembaca tertentu.
Menulis sebagai kegiatan yang dapat didekati dari dua titik pendekatan
yang berbeda, yaitu product approach dan process approah. Pendekatan yang
pertama memfokuskan pada hasil akhirnya, yang dapat berbentuk surat, esai,
cerita, dan memenuhi kriteria berikut: (1) enak dibaca; (2) kalimat-kalimatnya
secara gramatikal benar; dan (3) mematuhi konvensi wacana yang berkaitan
dengan topik utama, rincian pendukung, dan sebagainya.
5Ibid, h. 36.
6 Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis………………….., h. 1.29.
10
Sedangkan pendekatan yang kedua (pendekatan proses) lebih
memfokuskan perhatian pada sarana, komponen, dan latar belakang dalam proses
sebuah tulisan.7
Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan ekspresi bahasa.
Pertama, menulis merupakan suatu proses tindakan untuk berpikir. Kedua,
menulis merupakan proses yang dialami. Tanpa mengalami (melalui
pembelajaran) tidak mungkin seseorang dapat menulis, sebab menulis merupakan
kemampuan yang berupa keterampilan. Untuk itu, dengan pembelajaran menulis
dapat didahului dengan kegiatan berbicara tentang tema yang dekat dengan apa
yang akan ditulis. Selanjutnya siswa dibebaskan sesuai kreasinya menyalurkan
ide-idenya yang dituangkan dalam kertas. Hal ini akan lebih memudahkan siswa
dalam menyalurkan idenya.
Menulis dapat dianggap sebagai proses. Dilihat dari prosesnya, menulis
mulai dari sesuatu yang tidak tampak. Sebab apa yang hendak kita tulis masih
berbentuk pikiran, bersifat pribadi. Jika penulis adalah seorang siswa, guru
hendaknya belajar merasakan kesulitan yang dialami siswanya ketika menulis.
Pembelajaran menulis menuntut kerja keras guru untuk membuat pembelajaran di
kelasnya menjadi kegiatan yang menyenangkan, sehingga siswa tidak merasa
“dipaksa” untuk dapat membuat sebuah karangan, tetapi sebaliknya siswa merasa
senang karena diajak guru untuk mengarang atau menulis.8
7 Anwar Efendi, Bahasa dan Sastra Dalam Berbagai Perspektif, (Yogyakarta: Tiara Wacana,
2008), h. 344. 8 Tatat Hartati, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah, (Bandung: UPI Press,
2007), h.22.
11
2. Tujuan Menulis
Menulis merupakan suatu kegiatan pesan dari seseorang kepada orang
lain melalui bahasa tulis sebagai medianya. Melalui menulis, seseorang dapat
berpikir kritis dan sistematis. Jadi, menulis merupakan suatu bentuk komunikasi
tulis yang melibatkan beberapa komponen, yaitu adanya penulis, pembaca,
pesan/isi, dan media berupa tulisan. Adapun tujuan menulis adalah “responsi atau
jawaban yang diharapkan oleh pembaca.”9 Berdasarkan batasan ini, dapat
dikatakan bahwa:
a. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar
disebut wacana informatif (informative discourse)
b. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut
wacana persuasif (persuasive discourse)
c. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau
yang mengandung tujuan estetik disebut tujuan literer (wacana
kesastraan atau literary discourse)
Sehubungan dengan “tujuan” suatu tulisan, Hugo Hartig dalam Guntur
Tarigan merangkumnya sebagai berikut:
a. Assigment Purpose (tujuan penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.
Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri.
b. Alturistic Purpose (tujuan alturistik)
9 Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,……….…, h. 24.
12
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai
perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan
lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
c. Persuasive Purpose (tujuan persuasif)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan.
d. Informational Purpose (tujuan informasional)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan
kepada para pembaca.
e. Self-Expressive Purpose (tujuan pernyataan diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang
pengarang kepada para pembaca.
f. Creative Purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini berhubungan erat dengan tujuan pernyataan diri tetapi
“keinginan kreatif” ini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan
keinginan mencapai norma artistik.
g. Problem-Solving Purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang
dihadapi.Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, serta meneliti
secara cermat pikiran-pikiran dan gagasannya agar dapat dimengerti dan diterima
oleh para pembaca.10
10
Ibid, h. 25.
13
3. Fungsi Menulis
Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan (gagasan, perasaan, atau
informasi) secara tertulis kepada pihak lain. Dalam kegiatan berbahasa menulis
melibatkan empat unsur, yaitu penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi
tulisan, medium tulisan, serta pembaca sebagai penerima pesan. Kegiatan menulis
sebagai salah satu keterampilan berbahasa memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi personal, yaitu mengekspresikan pikiran, sikap, atau
perasaan pelakunya, yang diungkapkan melalui surat atau buku
harian.
b. Fungsi instrumental (direktif), yaitu mempengaruhi sikap atau
pendapat orang lain.
c. Fungsi interaksional, yaitu menjalin hubungan sosial.
d. Fungsi informatif, yaitu menyampaikan informasi, termasuk ilmu
pengetahuan.
e. Fungsi estetis, yaitu untuk mengungkapkan rasa keindahan.11
Berbeda dengan pendapat yang diungkapkan dalam buku
Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah
Dasar, bahwa fungsi menulis sebagai alat untuk (1) menginformasikan sesuatu
kepada pembaca, (2) meyakinkan pembaca, (3) mengajak pembaca, (4)
menghibur pembaca, (5) melarang atau memerintah pembaca, (6) mendukung
pendapat orang lain, dan (7) menolak atau menyanggah pendapat orang lain.12
11
M. Yunus, dkk.,Menulis 1, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), Cet. 2, h. 1.4. 12
Dra. Hindun, M. Pd., Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah
Ibtidaiyah/Sekolah Dasar, (Depok: Nufa Citra Mandiri, 2013), h. 208.
14
Fungsi bahasa tulis sama banyaknya dengan fungsi bahasa lisan;
bahasa tulis digunakan untuk membagi berbagai hal, menyediakan informasi, dan
untuk menghibur. Namun, konteks penggunaan bahasa tulis berbeda dengan
konteks penggunaan bahasa lisan. Dalam hal informasi, misalnya, bahasa tulis
digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain yang tidak terikat dalam ruang
dan waktu.
Pada prinsipnya, fungsi utama dari sebuah tulisan adalah sebagai alat
komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan, karena
memudahkan para siswa untuk berpikir secara kritis. Dengan menulis akan
memudahkan merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya
tangkap dan persepsi, memecahkan masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi
pengalaman.
Menulis dapat dijadikan sarana untuk mengungkapkan diri yaitu untuk
mengungkapkan perasaan hati seperti kegelisahan, keinginan, amarah, dan
sebagainya. Menulis sebagai sarana pemahaman, artinya dengan menulis
seseorang bisa mengikat suatu ilmu pengetahuan ke dalam otaknya. Menulis juga
dapat membantu mengembangkan kepuasan diri, kebanggaan, dan perasaan diri.
Untuk itu, pembelajaran menulis dapat didahului dengan kegiatan
berbicara tentang tema yang dekat dengan apa yang akan ditulis. Selanjutnya
siswa dibebaskan sesuai dengan kreasinya.
15
B. Hakikat Paragraf Persuasi
1. Pengertian Paragraf
Paragraf adalah suatu kesatuan pikiran yang dituangkan dalam kalimat
atau kumpulan kalimat yang saling berkaitan untuk membentuk satu ide atau
gagasan pokok. Berikut ini pandangan para pakar mengenai paragraf.
Alek Abdullah mengemukakan beberapa pengertian paragraf, yaitu:
(1) paragraf adalah karangan mini. Artinya, semua unsur karangan yang panjang
ada dalam paragraf; (2) paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari
beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang
tersusun lengkap, utuh, dan padu; (3) paragraf merupakan bagian dari suatu
karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan suatu informasi
dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai
pendukungnya; dan (4) paragraf yang terdiri atas satu kalimat yang berarti tidak
menunjukkan ketuntasan atau kesempurnaan. Sekalipun tidak sempurna, paragraf
yang terdiri dari satu kalimat dapat dipergunakan.13
Menurut Josep Hayon, sebuah paragraf ibarat kereta api yang
membawa penumpang. Jika kereta api memiliki lokomotif, gerbong, dan rantai
yang berfungsi untuk menghubungkan lokomotif dengan gerbong pertama dan
gerbong-gerbong lainnya. Maka, sebuah paragraf juga memiliki kalimat utama
dan kalimat-kalimat penjelas serta mata rantai yang menghubungkan kalimat
utama dan kalimat-kalimat penjelasnya. Oleh sebab itu, paragraf biasanya
diartikan sebagai kumpulan beberapa kalimat yang saling berkaitan. Pengertian
13
Alek Abdullah dan H, Achmad H.P., Bahasa untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2010),
Cet. 1, h. 207.
16
tersebut menyatakan bahwa sebuah paragraf seharusnya terdiri atas lebih daripada
satu kalimat.14
Keraf dalam bukunya Komposisi; Sebuah Pengantar Kemahiran
Berbahasa mengatakan bahwa paragraf bukanlah suatu pembagian secara sepakat
dari satu bab yang terdiri dari kalimat-kalimat, tetapi lebih dalam maknanya dari
kesatuan kalimat saja. Paragraf tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu
kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat.15
Sependapat dengan Keraf, Akhadiah dkk dalam Pembinaan Menulis
Bahasa Indonesia juga mengemukakan bahwa paragraf merupakan inti penuangan
buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah
pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari
kalimat pengenal, kalimat utama, kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup.
Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam suatu rangkaian untuk membentuk
sebuah gagasan.16
Sedangkan Ramlan dan Mahmudah dalam Disiplin Berbahasa
Indonesia berpendapat bahwa paragraf bukan sekedar kumpulan kalimat. Artinya,
tulisan yang terdiri dari sekumpulan kalimat belum tentu paragraf. Dikategorikan
paragraf jika sekumpulan tersebut terdiri dari satu kalimat topik dan beberapa
kalimat penjelas.17
14
Josep Hayon, Membaca dan Menulis Wacana, (Jakarta: Storia Grafika, 2003), h. 33. 15
Gorys Keraf, Komposisi; Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa, (Ende Flores: Nusa Indah,
1993), Cet. 9, h. 62. 16
Sabarti Akhadiah, dkk.,Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia,(Jakarta: Erlangga,
2003), h. 144. 17
Ramlan dan Mahmudah Fitriyah, Displin Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK Press, 2010),
Cet. 1, h. 86.
17
Berdasarkan beberapa pandangan pakar tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa paragraf adalah suatu kesatuan pikiran yang dituangkan dalam
sekumpulan kalimat yang terdiri dari kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.
Bagian karangan yang terdiri atas kalimat yang saling menghubungkan secara
utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran.
2. Jenis Paragraf
Berdasarkan tujuannya, paragraf dibedakan atas beberapa jenis:
a. Paragraf Narasi
Paragraf yang menyajikan serangkaian peristiwa. Paragraf ini berusaha
menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya secara kronologis
dengan maksud memberi arti peristiwa yang terjadi agar pembaca dapat
mengambil hikmah dari cerita tersebut.18
b. Paragraf Deskripsi
Paragraf yang menggambarkan suatu hal atau keadaan dengan rinci dan
jelas. Ciri-ciri paragraf deksripsi: (1) menggambarkan suatu objek; (2) penyajian
berdasarkan urutan waktu; (3) penggambaran berdasarkan pada panca indera; (4)
aspek perasaan lebih ditonjolkan daripada pikiran.19
18
Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2009), h. 4.54. 19
Setyawan Pujiono, M. Pd., Terampil Menulis (Cara Mudah dan Praktis dalam Menulis),
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), Cet. 1, h. 29.
18
c. Paragraf Eksposisi
Eksposisi adalah paparan. Dengan paparan, penulis menyampaikan suatu
penjelasan dan informasi. Setelah membaca, seseorang akan mengerti dan
memahami apa yang disampaikan oleh penulis dalam paparan tersebut.
d. Paragraf Argumentasi
Jenis tulisan yang memberikan alasan berdasarkan fakta dan data. Dengan
fakta dan data, penulis berusaha meyakinkan pembaca sehingga tulisan itu
diterima oleh pembacanya.
e. Paragraf Persuasif
Paragraf yang ditujukan untuk memengaruhi sikap dan pembaca mengenai
suatu hal yang disampaikan oleh penulisnya. Persuasi menggunakan pendekatan
emosional. Dalam paragraf persuasif, penulis berusaha mengemukakan pikiran
atau pendapatnya yang berupa bujukan atau ajakan agar pembaca memercayainya
dan mengikuti pendapat atau pikirannya. Tulisan yang mengandung persuasif
biasanya ada dalam iklan, teks pidato, dan ceramah.20
3. Batasan Paragraf Persuasif
Dalam bahasa Inggris kata to persuade berarti „membujuk‟ atau
„meyakinkan.‟ Bentuk nominanya adalah persuation yang kemudian menjadi kata
serapan dalam bahasa Indonesia: persuasif.21
Paragraf persuasif adalah paragraf
yang bertujuan membujuk pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal
yang dikomunikasikan baik berupa fakta, suatu pendapat/gagasan ataupun
20
Dra.Pudji Isdriani, Seribu Pena (Seri Buku Penuntun dan Evaluasi) Bahasa Indonesia untuk
SMA/MA, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 180. 21
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009), h. 253.
19
perasaan seseorang. Para pakar pun berpendapat bahwa paragraf persuasif
merupakan jenis paragraf yang bersifat memengaruhi pembaca. Berikut ini
beberapa pendapat para pakar tentang definisi dari paragraf persuasif.
Tarigan, dalam bukunya mengemukakan bahwa persuasif merupakan
tulisan yang dapat merebut perhatian pembaca, yang dapat menarik minat, dan
dapat meyakinkan pembaca bahwa pengalaman pembaca merupakan suatu hal
yang amat penting.22
Dalam paragraf persuasif, penulis berusaha mengemukakan
pikiran atau pendapatnya yang berupa bujukan atau ajakan agar pembaca
mempercayainya, dan mengikuti pendapat atau pikirannya. Di samping itu, dalam
menulis paragraf persuasif, penggunaan diksi berpengaruh kuat terhadap emosi
atau perasaan pembaca.
Sependapat dengan Tarigan, Suparno dan Muhammad Yunus, dalam
buku Keterampilan Dasar Menulis juga mengatakan persuasif adalah paragraf
yang ditujukan untuk memengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai suatu
hal yang disampaikan penulisnya dan lebih menggunakan pendekatan emosional.
Persuasif juga menggunakan bukti atau fakta, hanya saja dalam persuasif bukti-
bukti itu hanya digunakan seperlunya saja.23
Senada pula dengan Suparno, Keraf dalam buku Argumentasi dan
Narasi mengemukakan pengertian persuasif yaitu suatu seni verbal yang bertujuan
untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki
22
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008), h. 113. 23
Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2009), h. 1.13.
20
pengarang. Persuasif berusaha memengaruhi orang lain atau para pembaca agar
melakukan sesuatu bagi orang yang mengadakan persuasif.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan para pakar tersebut,
dapat disimpulkan bahwa paragraf persuasif merupakan jenis paragraf yang
bersifat memengaruhi, membujuk, dan meyakinkan pembaca agar mau melakukan
sesuatu sesuai persuasif yang diadakan.
Melalui persuasif, seorang penulis mencoba mengubah pandangan
pembaca tentang sebuah permasalahan tertentu. Penulis mempersembahkan fakta
dan opini yang bisa didapatkan pembacanya. Di samping itu, penulis persuasif
harus bisa menampilkan fakta-fakta agar apa yang diinginkannya diyakini
pembaca. Persuasif biasanya akan memberikan penekanan pemilihan kata yang
berpengaruh kuat terhadap emosi atau perasaan orang lain.24
Adapun ciri utama
paragraf persuasif sebagai berikut:
1. Persuasif berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat dirubah
2. Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya
3. Persuasif harus menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui
kepercayaan antara penulis dengan pembaca
4. Persuasif sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan
tidak hilang
5. Persuasif memerlukan fakta dan data25
6. Mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat
24
Nurudin, Dasar-dasar Penulisan, (Malang: UMM Press, 2010), Cet. 2, h. 83. 25
http://id.wikibooks.org/wiki/subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Paragraf diakses Rabu, 13
November 2013, Pukul, 22.30 WIB
21
7. Bertujuan mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca agar mau
berbuat, bertindak, atau melakukan secara sukarela sesuai dengan
yang diinginkan pengarang.
8. Membuktikan kebenaran pendapat pengarang sehingga tercipta
keyakinan dan kepercayaan pada diri pembaca.26
4. Alat Pengembangan Paragraf Persuasif
Untuk dapat menyusun paragraf persuasif yang efektif diperlukan
kemampuan memanfaatkan alat-alat persuasif.
Dalam buku Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya,
Dra. Novi Resmini mengutip Akhmadi (1980) bahwa ada lima alat pengembangan
paragraf persuasif yaitu:
a. Bahasa, sebagai alat komunikasi, bahasa dapat dipakai oleh
pemakainya untuk kepentingan apa saja selama dalam batas-batas
fungsinya sebagai alat komunikasi.
b. Nada, nada yang dimaksud adalah nada pembicaraan. Nada tersebut
berkaitan dengan sikap pengarang dalam menyampaikan gagasannya.
c. Detail, yang dimaksud detail adalah uraian terhadap ide pokok sampai
ke bagian yang sekecil-kecilnya.
d. Organisasi, organisasi ini menyangkut pengaturan detail dalam sebuah
karangan.
26
Ign. Sukasworo, dkk.,BahasaIndonesia: Mutiara Gramatika Bahasa dan Sastra Indonesia, Jilid
3 untuk SMA/MA kelas XII, (Jakarta: Piranti Darma Kalokatama, 2006), h. 49.
22
e. Kewenangan, kewenangan ini menyangkut penerimaandan kesadaran
pembaca terhadap pengarang.27
5. Tata Cara Menulis Paragraf Persuasif
Secara prinsip pengertian persuasif dengan argumentasi hampir sama.
Keduanya sama-sama menggunakan argumen yang kuat dalam meyakinkan lawan
bicara. Argumentasi dan persuasif mempunyai tujuan yang sama untuk
mempengaruhi pembaca dengan pikiran, perasaan, dan sikap agar mempercayai
dan mengakui apa yang disampaikan penulis. Perbedaannya terletak pada
penggunaan bahasa.28
Dalam pengembangan menulis paragraf persuasif, metode yang lazim
digunakan di antaranya rasionalisasi, identifikasi, sugesti, konformitas,
kompensasi, pemindahan, dan proyeksi.
a. Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah suatu proses penggunaan akal untuk memberikan
alasan pembenaran atas suatu persoalan. Yang menjadi dasar rasionalisasi adalah
adanya kecenderungan manusia untuk memperoleh dan memaksakan kehendak,
menutupi kekurangan diri sendiri serta membela dari perasaan bersalah dan
dipersalahkan secara emosional. Oleh karena itu, dilakukan upaya pembenaran
secara emosional seolah-olah logis agar pembaca yakin.
Rasionalisasi sebenarnya memperlihatkan sesuatu yang tampaknya
dapat diterima oleh akal sehat atau logika. Tetapi rasionalisasi mengandung
27
Dra. Novi Resmini, dkk.,Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya, (Bandung:
UPI Press, 2006), Cet. 1, h. 155. 28
M. Yunus, dkk.,Menulis 1, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 19.
23
perbedaan dengan logika. Perbedaan antara rasionalisasi dengan logika terletak
pada motivasi yang ditimbulkannya.
b. Identifikasi
Identifikasi adalah bentuk karangan yang isinya berupa
pengidentifikasian dirinya sebagai bagian dari sasaran (pembaca).
c. Sugesti
Sugesti adalah suatu upaya membujuk atau mempengaruhi orang
untuk menerima suatu keyakinan tanpa memberikan alasan yang logis. Dalam
kehidupan sehari-hari, sugesti dilakukan dengan rangkaian kata-kata yang
menarik dan meyakinkan, serta nada suara berwibawa sehingga orang dapat
dipengaruhi dengan mudah.29
d. Konformitas
Konformitas adalah upaya untuk menyesuaikan atau menyerupakan
diri dengan sasaran yang dituju. Semua kebiasaan dan perilaku sasaran dijadikan
model oleh penulis untuk menunjukkan bahwa penulis cukup dekat dengan
sasaran. Konformitas dianggap sebagai suatu tindakan yang akan membawa
pengaruh positif ke arah kemajuan.30
e. Kompensasi
Kompensasi adalah metode persuasif yang mengungkapkan sesuatu
yang berbeda dari keinginan sasaran atau keinginan yang dituju. Caranya dengan
mengangkat suatu kelebihan lain yang belum muncul di dalam kemampuan
29
Dr. Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi (Komposisi Lanjutan III), (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2001), Cet. 13, h. 126. 30
M. Yunus, dkk., Menulis 1, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 9.21.
24
sasaran. Usaha mencari kompensasi didorong oleh keadaan atau tindakan yang
mengalami kegagalan.
f. Pemindahan
Pemindahan adalah suatu upaya penulisan yang menjadikan sasaran
sebagai orang yang dikenai perbuatan akibat kelemahannya. Pemindahan yang
dimaksud adalah dipindahkannya sasaran tujuan utama (diinginkan) kepada
sasaran lain yang posisinya lebih lemah.
g. Proyeksi
Proyeksi adalah upaya untuk menjadikan sesuatu dari subjek ke objek.
Seseorang yang mengetahui dirinya memiliki watak buruk tidak mengakui dan
dilemparkannya kepada orang lain. Hal seperti ini banyak terjadi ketika seseorang
mendeskripsikan dirinya dengan berbagai kebaikan dan mendeskripsikan yang
lain dengan penuh kekurangan.31
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
paragraf persuasif dengan model pengembangan sugesti.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan dari hasil tinjauan penulis, beberapa penelitian
membuktikan bahwa metode, teknik atau penggunaan berbagai macam media
yang tepat sangat berperan aktif dalam menunjang peningkatan pembelajaran
siswa dalam menulis persuasif. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa penelitian
yang telah dilakukan, seperti dua penelitian dibawah ini:
31
Ibid, h. 9.22.
25
1. Skripsi Istika Putri, “Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi
dengan Menggunakan Media Gambar Foto di Kelas X MAN 1 Tangerang-
Banten Tahun Pelajaran 2011-2012”, Jakarta, Universitas Islam Negeri,
2012.
2. Skripsi Nurus Saadah, “Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi
Berdasarkan Iklan Gambar pada Siswa Kelas VIII Mts. Soebono
Mantofani Jombang-Ciputat, Tangerang Selatan”, Jakarta, Universitas
Islam Negeri, 2012.
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama
Putra Jl. Buntet Pesantren Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon 45181.
Adapun pengambilan data penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semester
II (dua) bulan April Tahun Pelajaran 2012/2013.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif dengan teknik analisis isi yaitu kegiatan meneliti suatu objek yang
memaparkan secara lengkap dan jelas tentang segala hal mengenai objek yang
diteliti dan juga memaparkan hasil penelitian secara lengkap dan jelas. Dalam
penelitian kualitatif deskriptif, peneliti dilibatkan dalam situasi dan fenomena
yang sedang dipelajari. Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti berusaha
menginterpretasikan fakta yang relevan secara menyeluruh.
Penelitian kualitatif dituntut dapat menggali data berdasarkan apa
yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh partisipan atau sumber data.
Seorang peneliti kualitatif harus bersifat “perspective emic” artinya memperoleh
data bukan “sebagaimana seharusnya”, bukan berdasarkan apa yang dipikirkan
peneliti, melainkan berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan.
27
Oleh karena itu, peneliti pada penelitian kualitatif harus berbekal teori yang luas,
sehingga mampu menjadi human instrumen yang baik.
Penulis menggunakan metode ini karena data penelitiannya berupa
paragraf persuasif yang dibuat siswa. Dengan demikian, penggunaan metode
deskriptif kualitatif sangat cocok untuk menganalisis data berupa karangan,
kemudian disajikan dengan mendeskripsikan data tersebut ke dalam tabel analisis
data.
C. Pendekatan dan Jenis Data
1. Pendekatan Analisis
Pendekatan merupakan cara mendekati, mengamati, menganalisis, dan
menjelaskan suatu fenomena yang berhubungan erat dengan tujuan penelitian.
Pendekatan yang digunakan dalam analisis ini adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan ini menyarankan bahwa analisis yang dilakukan semata-mata hanya
berdasarkan pada fakta yang ada pada paragraf persuasif pada tugas siswa kelas X
Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon.
2. Jenis Data
Data yang ada pada paragraf persuasif pada tugas siswa kelas X
MANU Putra Buntet Pesantren Cirebon. Analisis ini berjenis studi dokumen.
Studi dokumen digunakan untuk mengkaji keefektifan kalimat pada paragraf
persuasif. Selain itu, analisis ini mempunyai beberapa karakteristik. Pertama,
bersifat deskriptif artinya, analisis ini bermaksud mendeksripsikan ketepatan
penggunaan ejaan dan tanda baca, kesatuan dan kepaduan kalimat, serta
28
pengembangan kalimat persuasif dalam paragraf persuasif yang dibuat siswa kelas
X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon, dengan
tanpa memberikan perlakuan dalam bentuk apa pun pada sumber data. Kedua,
analisis ini bersifat alamiah, maksudnya analisis ini dilakukan dalam situasi yang
alami dan wajar. Di sini penulis hanya mencatat data seperti apakah keefektifan
kalimat dalam penulisan paragraf persuasif pada tugas siswa kelas X Madrasah
Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon.
Analisis ini bersifat induktif, artinya analisis ini tidak bermaksud
mengkaji hipotesis yang dirumuskan sebelumnya. Namun, analisis ini
dimaksudkan untuk menarik kesimpulan dengan berdasarkan data yang diambil
dari paragraf persuasif pada tugas siswa kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul
Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon.
D. Objek Analisis
Objek analisis ini adalah paragraf persuasif pada tugas siswa kelas X
Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon tahun
pelajaran 2012/2013.
29
E. Instrumen Analisis
Tabel 3.1
Format Penilaian Pengembangan Ide Gagasan Paragraf Persuasif
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 20
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 20
3 Ejaan dan tanda baca 20
4 Isi gagasan yang diungkapkan 20
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
20
Jumlah 100
Rumus untuk menghitung presentase adalah:1
X 100 %
Keterangan:
N : Nilai
Skor Mentah : Frekuensi Kesalahan
Skor Maksimum : Jumlah Kalimat dalam Paragraf
100% : Bilangan Tetap
1 Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada, 2009), h.
318.
30
Tabel 3.2
Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat
Interval Persentase
Tingkat
Penguasaan
Nilai Ubahan Skala Empat Keterangan
1 – 4 D – A
86 – 100 4 A Baik sekali (SM)
76 – 85 3 B Baik (mampu)
56 – 75 2 C Cukup (CM)
10 – 55 1 D Kurang (KM)
F. Teknik Pengolahan Data
Data yang akan dianalisis harus betul-betul „jujur‟, yakni
kebenarannya harus dapat dipercaya. Pada bagian ini akan dikemukakan: (1)
sumber data dan (2) teknik pengambilan data.
1. Sumber Data
Data analisis ini adalah mengidentifikasi beberapa unsur bahasa pada
paragraf siswa yaitu: 1) keefektifan kalimat, 2) kesatuan dan kepaduan kalimat, 3)
ejaan dan tanda baca, 4) isi gagasan yang diungkapkan, 5) pengembangan kalimat
persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca. Selanjutnya dalam
analisis ini sumber data berasal dari paragraf persuasif siswa kelas X Madrasah
Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon.
2. Teknik Penyajian Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini
adalah teknik membaca berulang-ulang dan pencatatan. Membaca berulang-ulang
maksudnya mengamati dan mencatat dengan sistematis fenomena yang diselidiki.
31
Dalam hal ini kesalahan penulisan ejaan dan tanda baca dalam paragraf persuasif
siswa kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon
.
G. Teknik Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam analisis ini dilakukan sepanjang
analisis berlangsung dan dilakukan secara sistematis dari awal sampai akhir
analisis. Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca berulang-
ulang atau memerhatikan 1) keefektifan kalimat, 2) kesatuan dan kepaduan
kalimat, 3) ejaan dan tanda baca, 4) isi gagasan yang diungkapkan, 5)
pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi
pembaca dalam paragraf persuasif siswa kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul
Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon. Jika terdapat kesalahan dalam paragraf
persuasif tersebut, dicatat atau disalin pada kartu catatan. Kemudian dimasukkan
atau disalin kembali untuk menjadi pembahasan dalam skripsi ini.
Selain prosedur pengumpulan data di atas, peneliti juga membuat
beberapa teknik sebagai alternatif dalam pengumpulan data seperti wawancara,
observasi, dokumentasi. Namun, teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
teknik tes tertulis.
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Profil Sekolah
1. Nama Madrasah : MANU Putra Buntet Pesantren
2. Berdiri pada : Tanggal 17 Juli 1983
3. SK Pendirian : 03/10/21/07/06
4. NSS / NPSN : 131232090004/ 20280269
6. Status Madrasah : Swasta Terakreditasi A
(Amat Baik) / 93,23
7. SK Akreditasi : 02.00/380/BAP-SM/VI/2011
8. Alamat : Buntet Pesantren Astanajapura
Jawa Barat Cirebon 45181
9. Latitude Longitude : -6.8071 / 108.6127
10. Coordinat :6°48'27"S 108°36'45"E
11. Email : [email protected]
12. Weblog : www.manuputra.Wordpress.com
13. bloger :http://manuputrabuntet.blogspot.com/
2. PROGRAM PILIHAN/JURUSAN A. IAI / ILMU KEAGAMAAN/MAK
B. ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
C. ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
3. Tujuan Madrasah
A. Bidang Akademik Peningkatan rata-rata Nilai Ujian Nasional 7,50
Terampil melakasanakan ajaran agama
Terampil berbahasa Inggris dan Arab
Terampil dalam mengoperasikan Komputer dan internet
B. Bidang Non Akademik Terampil di bidang olah raga
Seni dan Kaligrafii
C. Ekstra kulikuler lainnya seperti
Kegiatan OSIS, Pramuka, Marching Band, Sholawat/Khadrah,
PASKIBRA dll.
4. VISI DAN MISI
1. Visi
32
“ Terwujudnya insan Ahlussunnah Wal Jama‟ah yang berakhlakul karimah,
memiliki etos belajar yang tinggi, disiplin, komitmen pada dunia
pendidikan, berwawasan ke depan, dan tangguh dalam kompetisi global.”
2. Misi
Menanamkan dan menumbuhkembangkan jiwa serta pengamalan
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Membentuk kepribadian Ahlussunnah Wal Jama‟ah dalam kehidupan
sehari-hari.
Mewujudkan manusia yang berilmu, jujur, istiqomah, kreatif, ikhlas
beramal, amanah, amar ma‟ruf nahi munkar, dan berdaya saing.
Menumbuhkan sikap disiplin, semangat keterbukaan, dan
kebersamaan.
Mewujudkan santri yang intelek dan intelektual santri yang memiliki
semangat berilmu amaliah dan beramal ilmiah
5. Kepala MANU Putra Buntet Pesantren dari tahun ke tahun 1. 1983 - 1984 DR. KH. MA. Fuad Hasyim
2. 1984 - 1986 KH. Fachruddin Mulyono
3. 1986 - 2000 KH. Hasanuddin Kriyani, BA
4. 2000 - 2005 Drs. KH. Hasyim Abkari
5. 2005 - 2012 Drs. KH. Yusuf Ma'mun, MM
6. 2012 – S/D. sekarang KH. Ade Mohamad Nasih, Lc.
6. Sarana Belajar Laboratorium IPA Fisika, Kimia , Biologi
Laboratorium Bahasa
Ketrampilan Komputer
Internet dan Hot Spot Area
Perpustakaan
Laboratorium Multi Media
Ruang Seni dan Budaya
Aula
Khadroh/Sholawatan/Marawis
Sarana Olah raga seperti Bola volley, Bola basket, Futsal, Tenis meja dll.
Drum Band (satu unit)
Marching Band (satu unit)
Asrama Siswa
7. MOTTO M : MEWUJUDKAN MANUSIA YANG BERTAQWA
DALAM KONDISI APAPUN
A : AMALKAN ILMU, BERJUANG, BELAJAR, DAN
BEKERJA
N : NIAT DENGAN IKHLAS PATUH PADA ULAMA
NAHDLATUL ULAMA
U : UMMAT INSYA ALLOH AKAN BAHAGIA DI
DUNIA DAN AKHERAT
33
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan
Dalam pengumpulan data terdapat beberapa langkah yang dilakukan,
meliputi:
1. Pemberian materi, yaitu mengenai penulisan paragraf persuasif
Pemberian materi diawali dengan memberikan penjelasan mengenai
paragraf persuasif. Penjelasan mengenai materi ini adalah: pengertian paragraf,
jenis-jenis paragraf, dan tata cara penulisan paragraf persuasif. Materi berikutnya
yang diberikan adalah mengenai paragraf persuasif. Pada materi ini dijelaskan
mengenai pengertian paragraf persuasif, ciri-ciri persuasif, tahapan-tahapan
penulisan paragraf persuasif, dan tujuan penulisan paragraf persuasif.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berargumentasi atau
berkomentar mengenai materi yang telah disampaikan. Waktu yang ditentukan
adalah 15 menit. Dalam kesempatan ini juga digunakan oleh peneliti untuk
berdiskusi dengan siswa.
3. Penulisan paragraf persuasif dengan menggunakan model pengembangan
sugesti. Pada tahap ini, peneliti mengajak para siswa untuk menulis paragraf
persuasif dengan menggunakan model pengembangan sugesti. Tema paragraf
ditentukan oleh peneliti. Dengan demikian, siswa terarah untuk membuat paragraf
sesuai dengan tema.
4. Pengumpulan data
Setelah siswa selesai menulis paragraf persuasif, peneliti
mengumpulkan karangan yang telah ditulis oleh siswa. Pada tahap ini lazim
34
disebut dengan pengumpulan data. Karangan siswa itulah yang akan dijadikan
data penelitian.
5. Pengklasifikasian data
Pengklasifikasian data dapat dilakukan dengan beberapa langkah,
meliputi:
a. Memilah karangan
Karangan siswa yang sudah terkumpul akan dipilah oleh penulis.
Beberapa karangan akan diklasifikasikan berdasarkan tingkat kesalahan yang
terdapat dalam karangan tersebut. Selanjutnya, karangan yang sudah terpilih akan
dianalisis. Analisis difokuskan pada keefektifan kalimat, kesatuan dan kepaduan
kalimat, ejaan dan tanda baca, isi gagasan yang diungkapkan, dan pengembangan
kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca.
b. Memberikan penomoran karangan
Pemberian nomor pada tiap-tiap karangan dilakukan agar penulis lebih
mudah dalam proses analisis selanjutnya. Nomor yang diberikan berupa nomor
urut dari 1 sampai nomor akhir siswa sesuai abjad.
C. Analisis Data
Berdasarkan langkah-langkah analisis data, berikut ini penulis sajikan
analisis data dari setiap siswa untuk menggambarkan taraf kemampuan siswa
secara individual.
35
Tabel
Analisis Data Siswa No. 1
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 16
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 20
3 Ejaan dan tanda baca 10
4 Isi gagasan yang diungkapkan 10
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
20
Jumlah 76 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 20 c). Ejaan dan tanda baca: 10
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 10 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 20. Jumlah skor 76 dan
interpretasi Baik.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 2
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 16
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 15
3 Ejaan dan tanda baca 10
4 Isi gagasan yang diungkapkan 15
36
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
20
Jumlah 76 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 15 c). Ejaan dan tanda baca: 10
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 15 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 20. Jumlah skor 76 dan
interpretasi baik.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 3
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 14
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16
3 Ejaan dan tanda baca 12
4 Isi gagasan yang diungkapkan 10
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
20
Jumlah 72 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 14 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 12
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 10 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
37
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 20. Jumlah skor 72 dan
interpretasi baik.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 4
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 16
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 14
3 Ejaan dan tanda baca 10
4 Isi gagasan yang diungkapkan 8
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
16
Jumlah 64 Kurang
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 14 c). Ejaan dan tanda baca: 10
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 8 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 16. Jumlah skor 64 dan
interpretasi kurang.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 5
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 16
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16
38
3 Ejaan dan tanda baca 12
4 Isi gagasan yang diungkapkan 12
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
16
Jumlah 72 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 12
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 16. Jumlah skor 72 dan
interpretasi baik.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 6
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 16
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16
3 Ejaan dan tanda baca 12
4 Isi gagasan yang diungkapkan 12
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
15
Jumlah 71 Baik
39
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 12
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 15. Jumlah skor 71 dan
interpretasi baik.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 7
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 12
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 12
3 Ejaan dan tanda baca 10
4 Isi gagasan yang diungkapkan 12
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
14
Jumlah 60 Kurang
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 12 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 12 c). Ejaan dan tanda baca: 10
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 14. Jumlah skor 60 dan
interpretasi kurang.
40
Tabel
Analisis Data Siswa No. 8
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 15
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 12
3 Ejaan dan tanda baca 12
4 Isi gagasan yang diungkapkan 13
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
15
Jumlah 67 Kurang
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 15 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 12 c). Ejaan dan tanda baca: 12
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 13 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 15. Jumlah skor 67 dan
interpretasi kurang.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 9
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 16
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 12
3 Ejaan dan tanda baca 10
4 Isi gagasan yang diungkapkan 10
41
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
12
Jumlah 60 Kurang
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 12 c). Ejaan dan tanda baca: 10
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 10 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 12. Jumlah skor 60 dan
interpretasi kurang.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 10
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 18
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 17
3 Ejaan dan tanda baca 12
4 Isi gagasan yang diungkapkan 12
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
15
Jumlah 73 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 18 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 17 c). Ejaan dan tanda baca: 12
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
42
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 15. Jumlah skor 73 dan
interpretasi baik.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 11
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 18
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 18
3 Ejaan dan tanda baca 17
4 Isi gagasan yang diungkapkan 12
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
15
Jumlah 80 Amat Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 18 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 18 c). Ejaan dan tanda baca: 17
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 15. Jumlah skor 80 dan
interpretasi baik.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 12
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 17
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 17
43
3 Ejaan dan tanda baca 12
4 Isi gagasan yang diungkapkan 15
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
15
Jumlah 76 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 17 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 17 c). Ejaan dan tanda baca: 12
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 15 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 15. Jumlah skor 76 dan
interpretasi baik.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 13
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 16
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 20
3 Ejaan dan tanda baca 12
4 Isi gagasan yang diungkapkan 16
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
16
Jumlah 80 Amat Baik
44
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 20 c). Ejaan dan tanda baca: 12
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 16 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 16. Jumlah skor 80 dan
interpretasi amat baik.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 14
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 18
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 18
3 Ejaan dan tanda baca 12
4 Isi gagasan yang diungkapkan 15
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
15
Jumlah 78 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 18 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 18 c). Ejaan dan tanda baca: 12
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 15 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 15. Jumlah skor 78 dan
interpretasi baik.
45
Tabel
Analisis Data Siswa No. 15
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 18
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16
3 Ejaan dan tanda baca 12
4 Isi gagasan yang diungkapkan 12
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
18
Jumlah 76 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 18 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 12
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 18. Jumlah skor 76 dan
interpretasi baik.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 16
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 18
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16
3 Ejaan dan tanda baca 15
4 Isi gagasan yang diungkapkan 16
46
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
15
Jumlah 80 Amat Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 18 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 15
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 16 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 15. Jumlah skor 80 dan
interpretasi amat baik.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 17
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 12
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16
3 Ejaan dan tanda baca 12
4 Isi gagasan yang diungkapkan 12
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
20
Jumlah 72 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 12 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 12
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
47
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 20. Jumlah skor 72 dan
interpretasi baik.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 18
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 15
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16
3 Ejaan dan tanda baca 12
4 Isi gagasan yang diungkapkan 15
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
16
Jumlah 74 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 15 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 12
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 15 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 16. Jumlah skor 74 dan
interpretasi baik.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 19
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 18
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 18
48
3 Ejaan dan tanda baca 12
4 Isi gagasan yang diungkapkan 16
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
16
Jumlah 80 Amat Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 18 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 18 c). Ejaan dan tanda baca: 12
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 16e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 16. Jumlah skor 80 dan
interpretasi amat baik.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 20
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 15
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16
3 Ejaan dan tanda baca 15
4 Isi gagasan yang diungkapkan 12
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
15
Jumlah 73 Baik
49
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 15 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 15
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 15. Jumlah skor 73 dan
interpretasi baik.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 21
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 15
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 15
3 Ejaan dan tanda baca 12
4 Isi gagasan yang diungkapkan 12
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
15
Jumlah 69 Kurang
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 15 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 15 c). Ejaan dan tanda baca: 12
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 15. Jumlah skor 69 dan
interpretasi kurang.
50
Tabel
Analisis Data Siswa No. 22
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 16
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 12
3 Ejaan dan tanda baca 12
4 Isi gagasan yang diungkapkan 8
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
16
Jumlah 64 Kurang
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 12 c). Ejaan dan tanda baca: 12
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 10 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 16. Jumlah skor 62 dan
interpretasi kurang.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 23
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 16
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16
3 Ejaan dan tanda baca 12
4 Isi gagasan yang diungkapkan 12
51
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
16
Jumlah 72 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 12
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 16. Jumlah skor 72 dan
interpretasi baik.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 24
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 16
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 20
3 Ejaan dan tanda baca 12
4 Isi gagasan yang diungkapkan 12
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
20
Jumlah 80 Amat Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 20 c). Ejaan dan tanda baca: 12
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
52
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 20. Jumlah skor 80 dan
interpretasi amat baik.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 25
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 16
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 20
3 Ejaan dan tanda baca 12
4 Isi gagasan yang diungkapkan 8
\5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
20
Jumlah 76 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 20 c). Ejaan dan tanda baca: 12
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 8 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 20. Jumlah skor 76 dan
interpretasi baik.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 26
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 16
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16
53
3 Ejaan dan tanda baca 8
4 Isi gagasan yang diungkapkan 12
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
20
Jumlah 72 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 8 d).
Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang dapat
meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 20. Jumlah skor 72 dan interpretasi
baik.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 27
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 16
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16
3 Ejaan dan tanda baca 12
4 Isi gagasan yang diungkapkan 8
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
16
Jumlah 68 Kurang
54
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 16 c). Ejaan dan tanda baca: 12
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 8 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 16. Jumlah skor 68 dan
interpretasi kurang.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 28
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 16
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 20
3 Ejaan dan tanda baca 12
4 Isi gagasan yang diungkapkan 8
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
16
Jumlah 72 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 20 c). Ejaan dan tanda baca: 12
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 8 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 16. Jumlah skor 72 dan
interpretasi baik.
55
Tabel
Analisis Data Siswa No. 29
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 12
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 16
3 Ejaan dan tanda baca 12
4 Isi gagasan yang diungkapkan 8
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
20
Jumlah 68 Kurang
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 12 c). Ejaan dan tanda baca: 12
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 16. Jumlah skor 68 dan
interpretasi kurang.
Tabel
Analisis Data Siswa No. 30
No Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Keefektifan kalimat 16
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 20
3 Ejaan dan tanda baca 12
4 Isi gagasan yang diungkapkan 8
56
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
12
Jumlah 68 Kurang
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). Keefektifan
kalimat: 16 b). Kesatuan dan kepaduan kalimat: 12 c). Ejaan dan tanda baca: 12
d). Isi gagasan yang diungkapkan: 12 e). Pengembangan kalimat persuasif yang
dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca: 12. Jumlah skor 69 dan
interpretasi kurang.
D. Data Hasil Menulis Paragraf Persuasif Siswa Kelas X Madrasah
Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon
No Nama Siswa Skor Interpretasi
1 Abdur Rozak 76 Baik
2 Abdus Salam 76 Baik
3 Achmad Tajri Muchsinin 72 Baik
4 Ahmad Fahrazi 64 Kurang
5 Ahmad Hilmi 72 Baik
6 Ahmad Khairul Anam 71 Baik
7 Ahmad Samuji 60 Kurang
8 Ahmad Subhan „Ainurrofiq 67 Kurang
9 Ahmad Sufyan Atsuri 60 Kurang
10 Andi Al-Furqon 73 Baik
57
11 Cecep Pega Kusumah 80 Amat Baik
12 Darto Imanudin 76 Baik
13 Erjiman Saputra 80 Amat Baik
14 Hasbie M. Izza 78 Baik
15 Ilman Izzul Fawaid 76 Baik
16 Kusmawanto 80 Amat Baik
17 Muhammad Diko Pratama 72 Baik
18 Muhammad Dzia Ulhaq 74 Baik
19 Muhammad Faiz Rafizqi 80 Amat Baik
20 Muhammad Fikry Haikal 73 Baik
21 Muhammad Teguh Andrean 69 Kurang
22 Panji Ahmad 62 Kurang
23 Reza Agustyn 72 Baik
24 Rifqi Fazri 80 Amat Baik
25 Sanudin 75 Baik
26 Subhi Mubarok 70 Baik
27 Sufri Muzanni 67 Kurang
28 Toni Hidayat 75 Baik
29 Untung Kauji 68 Kurang
30 Wahid Nur Hidayat 69 Kurang
Jumlah 2167
Rata-rata 72.23
58
Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh nilai menulis paragraf
persuasif yaitu sebanyak 8 siswa yang masih di bawah KKM (70). Dengan
prosentase yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:
X 100 % = 27% dari 30 siswa yang penulis teliti.
Sedangkan, siswa yang mencapai KKM sebanyak 22 siswa dengan
prosentase:
X 100 % = 73%.
Berdasarkan data pada tabel analisis individual siswa, dapat
disimpulkan bahwa terdapat beberapa kelemahan siswa dalam menulis paragraf
persuasif, dengan penjelasan sebagai berikut.
Sebanyak 9 siswa mendapat nilai kecil dibandingkan kriteria lainnya.
Pada kriteria no. 3, yaitu ejaan dan tanda baca. Hal ini menunjukkan masih
banyak siswa yang kurang mampu menggunakan ejaan dan tanda baca dengan
tepat.
Adapun kriteria isi gagasan yang diungkapkan sebanyak 4 siswa
mendapat nilai kecil dibandingkan dengan kriteria lain. Dengan demikian kriteria
yang memenuhi aspek penilaian menulis adalah keefektifan kalimat, kesatuan dan
kepaduan kalimat, dan pengembangan kalimat paragraf persuasif yang dapat
meyakinkan dan mempengaruhi pembaca.
59
59
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian yang dilakukan oleh penulis di Madrasah Aliyah Nahdlatul
Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon bertujuan untuk mengetahui kemampuan
menulis paragraf persuasif model pengembangan sugestif siswa kelas X tahun
pelajaran 2012/2013.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan siswa
kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon sudah
mampu menulis paragraf persuasif, terbukti rata-rata kelas yang diperoleh
mencapai nilai KKM sebesar 70. Kesulitan yang dialami siswa dalam membuat
paragraf persuasif, paling banyak dalam hal isi gagasan yang diungkapkan dan
penulisan ejaan dan tanda baca. Namun demikian, deskripsi nilai per siswa
menunjukkan masih banyaknya siswa yang belum mencapai nilai KKM, yaitu
sebanyak 8 siswa atau sebesar 27% dari 30 siswa yang penulis teliti.
Jadi, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan
menulis paragaf persuasif dengan model pengembangan sugesti pada siswa kelas
X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren Cirebon cukup baik
dengan rata-rata nilai kelas 72.23 dengan interpretasi baik. Dan siswa yang
mencapai KKM sebesar 73%.
60
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan pada bab IV
serta simpulan yang diperoleh, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Agar siswa dapat mengatasi beberapa kesulitan dalam pembelajaran
menulis paragraf persuasif, sebaiknya siswa saling berinteraksi satu sama
lain dalam menyelesaikan kesulitan tersebut.
2. Pendekatan integratif dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf
persuasif siswa. Oleh karena itu, disarankan kepada guru bahasa Indonesia
untuk menerapkan pendekatan tersebut sebagai alternatif model
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf
persuasif.
61
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Alek dan H. Achmad H.P., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,
Cet. 1, Jakarta: Kencana, 2010
Akhadiah, Sabarti, dkk., Pembinaan kemampuan Menulis Bahasa Indonesia,
Jakarta: Erlangga, 2003
, Menulis 1, Cet.2, Jakarta: Universitas Terbuka, 2001
Alfin, Jauharoti, dkk., Bahasa Indonesia 1, Edisi Pertama, Jakarta: LAPIS, 2008
Anggarani, Asih, dkk., Mengasah Keterampilan Menulis Ilmiah di Perguruan
Tinggi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006
Bobbi De Porter & Mike Hernacki, Quantum Writing, Bandung: Kaifa,2003
Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia SMA/MA, Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang
Depdiknas, 2003
Efendi, Anwar, Bahasa dan Sastra Dalam Berbagai Perspektif, Yogyakarta: Tiara
Wacana, 2008
Finoza, Lamuddin, Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa, Cet.16,
Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009
Hartati, Tatat. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah,
Bandung: UPI Press, 2007
Hindun, Dra. M. Pd., Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah
Ibtidaiyah/Sekolah Dasar, Depok: Nufa Citra Mandiri, 2013
Isdriani, Pudji. Seribu Pena Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta:
Erlangga 2009
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: GP Press, 2009
Jurnal Bangkit vol.1 no.2, Juli 2009
Keraf, Gorys. Komposisi; Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa, Cet. 9, Ende
Flores: Nusa Indah, 1993
62
Keraf, Gorys, Dr., Argumentasi dan Narasi (Komposisi Lanjutan III), Cet. 13,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001
Nunan, David, Designing Tasks for the Communicative Classroom, Cambridge
University Press, 1989
Nurudin, Dasar-dasar Penulisan, Cet. 2, Malang: UMM Press, 2010
Pujiono, Setyawan, M. Pd., Terampil Menulis Cara Mudah dan Praktis dalam
Menulis, Cet. 1, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003
Ramlan dan Mahmudah Fitriyah, Disiplin Berbahasa Indonesia, Cet. 1, Jakarta:
FITK Press, 2010
Resmini, Novi, Dra. dkk., Membaca dan Menulis di SD: Teori dan
Pengajarannya, Cet. 1, Bandung: UPI Press, 2006
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008
Sukasworo, Ign, dkk., Bahasa Indonesia: Mutiara Gramatika Bahasa dan Sastra
Indonesia, Jilid 3 untuk SMA/MA Kelas XII, Jakarta: Piranti Darma
Kalokatama, 2006
Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, Jakarta:
Universitas terbuka, 2009
Tarigan, Henry Guntur. Menulis, Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
Bandung: Angkasa 2008
Yunus, Muhammad, dkk., Menulis 1, Cet.2, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009
http://id.wikibooks.org/wiki/subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Paragraf diakses
Rabu, 13 November 2013, Pukul, 22.30 WIB
Lampiran RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : MANU PUTRA Buntet Pesantren Cirebon
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : X/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi
Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf teks dan pidato
B. Kompetensi Dasar
Menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau
melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif
C. Indikator
1. Siswa mampu mengidentifikasi karakteristik paragraf persuasif
2. Siswa mampu menulis paragraf persuasif (2 paragraf)
3. Siswa mampu menggunakan kata penghubung antarkalimat (oleh karena
itu, dengan demikian, oleh sebab itu, dll) dalam paragraf persuasif
D. Materi Pokok (terlampir)
1. Pengertian paragraf persuasif
2. Ciri-ciri paragraf persuasif
3. Contoh topik paragraf persuasif
4. Kerangka paragraf persuasif
5. Contoh paragraf persuasif
E. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : 70
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Karakter yang
Diharapkan
Alokasi
Waktu
A Kegiatan Awal
1. Guru mengucapkan salam pembuka
2. Guru melakukan apersepsi mengenai
paragraf persuasi
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut
Fokus
Rajin
Memahami
Disiplin
10 menit
B Kegiatan Inti
1. Guru menyajikan informasi kepada siswa
tentang paragraf persuasi
2. Guru menjelaskan kepada siswa contoh
paragraf persuasi dan karakteristiknya
3. Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana cara menulis paragraf persuasi
secara individu
Mengerti
Mampu membuat
paragraf persuasi
Memahami
30 menit
C Kegiatan Akhir
1. Guru dan siswa menyimpulkan materi
hari ini
2. Salam penutup
Memahami materi
paragraf persuasi
5 menit
G. Sumber Belajar
1. Pudji Isdriani, Seribu Pena Bahasa Indonesia, Kelas X SMA/MA, Jakarta:
Erlangga, 2009
2. Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Diksi Insan
Mulia, 2009.
H. Penilaian
1. Penilaian proses belajar
a. Keseriusan siswa
b. Keaktifan
2. Penilaian hasil
a. Tes menulis paragraf persuasi
b. Alat penilaian
Format Penilaian Proses
No Nama Siswa Serius Tidak
Serius
Aktif Tidak
Aktif
1
2
3
dst
Format Penilaian Hasil Belajar
No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Jumlah
1* 2* 3* 4* 5*
1
2
3
dst
Keterangan:
1* : Keefektifan kalimat
2* : Kesatuan dan kepaduan kalimat
3* : Ejaan dan tanda baca
4* : Isi gagasan yang diungkapkan
5* : Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca.
Penskoran
No Unsur yang Dinilai Bobot
Nilai
Skala
Skor
Jumlah Nilai
Maksimal
1 Keefektifan kalimat 4 1-2-3-4-5
20
2 Kesatuan dan kepaduan kalimat 4 1-2-3-4-5
20
3 Ejaan dan tanda baca
4
1-2-3-4-5
20
4 Isi gagasan yang diungkapkan
4
1-2-3-4-5
20
5 Pengembangan kalimat persuasif
yang meyakinkan dan dapat
mempengaruhi pembaca
4 1-2-3-4-5 20
Jumlah 100
Cirebon, 8 April 2013
Guru Bahasa Indonesia Peneliti,
MANU PUTRA Buntet Pesantren
Hanief Insan Arif, S. Pd Qoriatun
Lampiran Materi RPP
Persuasi dalam bahasa Inggris to persuade berarti “membujuk” atau
“meyakinkan”. Bentuk nominanya adalah persuation yang kemudian menjadi kata
serapan
Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan membuat pembaca percaya,
yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan baik berupa fakta, suatu
pendapat/gagasan ataupun perasaan seseorang. Para pakar pun berpendapat bahwa
paragraf persuasi merupakan jenis paragraf yang bersifat memengaruhi pembaca.
Ditinjau dari segi pemakaiannya, paragraf persuasi digolongkan menjadi empat
macam, yaitu a. Persuasi Politik, b. Persuasi Pendidikan, c. Persuasi Advertensi,
d. Persuasi Propaganda.
Ciri Paragraf Persuasi
1. Mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat
2. Bertujuan mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca agar mereka m
3. Membuktikan kebenaran pendapat pengarang sehingga tercipta keyakinan
dan kepercayaan pada diri pembaca
4. Menggunakan beberapa teknik dasar seperti rasionalisasi, identifikasi,
sugesti, konformitas, kompensasi, proyeksi, dan pemindahan.
Contoh Topik dan Kerangka Paragraf Persuasi
Air Minum Penambah Oksigen
Kerangka:
Anda termasuk pekerja yang setiap hari berada di ruangan
Anda menghirup udara bekas yang sama tanpa pertukaran dengan udara
segar
Anda mengalami kekurangan oksigen
Stamina Anda cepat menurun, merasa cepat letih, dan daya tahan tubuh
melemah
Minumlah SuperO2 Air Minum Penambah Oksigen yang mengandung
oksigen sampai 80 ppm
SuperO2 memberi tambahan suplai oksigen dan menyempurnakan
metabolisme sel dalam tubuh Anda.
Contoh Paragraf Persuasi
Mungkin Anda termasuk pekerja yang setiap hari berada di ruangan atau mobil
ber-AC. Tanpa disadari sebenarnya setiap hari Anda menghirup udara bekas yang
sama tanpa pertukaran dengan udara yang segar. Pasti Anda mengalami
kekurangan oksigen. Akibatnya, stamina Anda cepat menurun, merasa cepat letih,
dan daya tahan tubuh melemah. Untuk mengatasi kondisi seperti itu, minumlah
SuperO2 Air Minum Penambah Oksigen yang mengandung oksigen sampai
80ppm. SuperO2 memberi tambahan suplai oksigen dan menyempurnakan
metabolisme sel dalam tubuh Anda.
DAFTAR NILAI SISWA KELAS X
No NamaSiswa Skor Interpretasi JenisKelamin
1 Abdur Rozak 76 Baik L
2 Abdus Salam 76 Baik L
3 Achmad Tajri Muchsinin 72 Baik L
4 Ahmad Fahrazi 64 Kurang L
5 Ahmad Hilmi 72 Baik L
6 Ahmad Khairul Anam 71 Baik L
7 Ahmad Samuji 60 Kurang L
8 Ahmad Subhan ‘Ainurrofiq 67 Kurang L
9 Ahmad Sufyan Atsuri 60 Kurang L
10 Andi Al-Furqon 73 Baik L
11 Cecep Pega Kusumah 80 AmatBaik L
12 Darto Imanudin 76 Baik L
13 Erjiman Saputra 80 AmatBaik L
14 Hasbie M. Izza 78 Baik L
15 Ilman Izzul Fawaid 76 Baik L
16 Kusmawanto 80 AmatBaik L
17 Muhammad Diko Pratama 72 Baik L
18 Muhammad Dzia Ulhaq 74 Baik L
19 Muhammad Faiz Rafizqi 80 AmatBaik L
20 Muhammad Fikry Haikal 73 Baik L
21 Muhammad Teguh Andrean 69 Kurang L
22 Panji Ahmad 62 Kurang L
23 Reza Agustyn 72 Baik L
24 Rifqi Fazri 80 AmatBaik L
25 Sanudin 75 Baik L
26 Subhi Mubarok 70 Baik L
27 Sufri Muzanni 67 Kurang L
28 Toni Hidayat 75 Baik L
29 Untung Kauji 68 Kurang L
30 Wahid Nur Hidayat 69 Kurang L
Format Penilaian Proses
No NamaSiswa Serius Tidak
Serius
Aktif Tidak
Aktif
1 Abdur Rozak √ √
2 Abdus Salam √ √
3 AchmadTajri Muchsinin √ √
4 Ahmad Fahrazi √ √
5 Ahmad Hilmi √ √
6 Ahmad KhairulAnam √ √
7 Ahmad Samuji √ √
8 Ahmad Subhan ‘Ainurrofiq √ √
9 Ahmad Sufyan Atsuri √ √
10 Andi Al-Furqon √ √
11 Cecep Pega Kusumah √ √
12 Darto Imanudin √ √
13 Erjiman Saputra √ √
14 Hasbie M. Izza √ √
15 Ilman Izzul Fawaid √ √
16 Kusmawanto √ √
17 Muhammad Diko Pratama √ √
18 Muhammad Dzia Ulhaq √ √
19 Muhammad Faiz Rafizqi √ √
20 Muhammad Fikry Haikal √ √
21 Muhammad Teguh Andrean √ √
22 Panji Ahmad √ √
23 Reza Agustyn √ √
24 Rifqi Fazri √ √
25 Sanudin √ √
26 Subhi Mubarok √ √
27 Sufri Muzanni √ √
28 Toni Hidayat √ √
29 Untung Kauji √ √
30 Wahid Nur Hidayat √ √
FORMAT AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Petunjuk:
1. Tulislah nama, jabatan, dan tanda tangan anda!
2. Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang tersedia!
Nama :
Jabatan:
Bagian Pertanyaan Alternatif
Jawaban
Ya Tidak
Awal
Pembelajaran
Apakah siswa merespons apersepsi guru?
Apakah siswa memahami tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai?
Apakah siswa mengerti skenario
pembelajaran yang disampaikan guru?
Inti
Pembelajaran
Apakah siswa antusias dalam
pembelajaran menulis?
Apakah siswa memperhatikan materi
yang diajarkan
Apakah siswa bertanya tentang materi
yang disampaikan
Akhir
Pembelajaran
Apakah siswa mempresentasikan hasil
belajar di depan kelas?
Apakah siswa saling membantu dalam
mengerjakan soal tes menulis paragraf
persuasif?
BuntetPesantren, 9 April 2013
Peneliti
TUGAS INDIVIDU
Nama :
Kelas :
A. Petunjuk
1. Tulislah nama dan kelas di samping kiri lembar jawaban!
2. Kerjakan soal berikut dengan sebaik-baiknya!
3. Jawaban ditulis pada lembar yang telah disediakan!
4. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar!
Contoh paragraph persuasif!
Semua orang tahu kebersihan adalah pangkal kesehatan. Namun demikian, masih
banyak anggota masyarakat kita yang tidak peduli terhadap kebersihan
lingkungan. Inilah masalah yang sulit dipecahkan. Seandainya saja setiap anggota
msyarakat peduli akan kebersihan di sekitar tempat tinggalnya, tentulah kualitas
kesehatan dapat ditingkatkan. Olehkarenaitu, marilah kita mencoba untuk
menjadikan diri kita masing-masing peduli terhadap kebersihan lingkungan.
Kesadaran ini dapat dimanifestasikan dalam berbagai bentuk. Di antaranya adalah
tidak membuang sampah sembarangan.
B. Soal
Buatlah paragraf persuasif model pengembangan sugesti dengan memperhatikan
a. Keefektifan kalimat
b. Kesatuan dan kepaduan kalimat
c. Ejaan dan tanda baca
d. Isi gagasan yang diungkapkan
e. Pengembangan kalimat persuasif yang dapat meyakinkan dan
mempengaruhi pembaca
SelamatMengerjakan…
RIWAYAT PENULIS
QORIATUN, lahir di Cirebon, 21 Januari 1988
dari pasangan Drs. H. Ibrohim Cholil dan (Almh)
Hj. Miroyah. Anak ke sembilan dari dua belas
bersaudara ini menyelesaikan pendidikan dasar di
SDN Mertapada Kulon II tamat pada tahun 2001,
lalu melanjutkan pendidikan di MTS Nahdlatul
Ulama Putri III tamat pada
tahun 2003, melanjutkan pendidikan menengah di
MAN Buntet Pesantren Cirebon 2006, kemudian melanjutkan pendidikan di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2006.
Selain itu, pengalaman mengajar yang pernah digeluti oleh gadis muda ini adalah
menjadi guru di SMP Sultan Hasanuddin, mengajar di lembaga bimbingan belajar
Primagama, Eksakta, dan mengajar privat. Saat ini penulis tinggal di Desa
Sidamulya Blok Maja II, Rt/Rw 02/03 No.E08 Kec.Astanajapura Kab. Cirebon
45181.
Selama kuliah penulis pernah mengikuti organisasi kemahasiswaan, penulis
adalah anggota HMI komisariat cabang Ciputat, penulis pernah menjabat di
bidang Penelitian dan Pengembangan (LITBANG) BEMJ PBSI, dan penulis
menyalurkan hobinya dengan menjadi anggota pojok seni tarbiyah (POSTAR).
Top Related