perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun Melalui Model Kooperatif Tipe
Make a Match pada Siswa Kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo
Klaten Tahun Ajaran 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
ANDRIE DWIE W
K7108083
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Andrie Dwie Widiyaka
NIM : K7108083
Jurusan/Program Studi: Ilmu Pendidikan/Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis
Pantun Melalui Model Kooperatif Tipe Make a Match pada Siswa Kelas IV
SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten Tahun Ajaran 2011/2012 ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi
yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Januari 2013
Yang membuat pernyataan
Andrie Dwie Widiyaka
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun Melalui Model Kooperatif Tipe
Make a Match pada Siswa Kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo
Klaten Tahun Ajaran 2011/2012
Oleh :
ANDRIE DWIE WIDIYAKA
K7108083
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan.
Surakarta, 2 Oktober 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Dra.Rukayah, M.Hum Drs. M.Ismail Sriyanto, M.Pd
NIP. 19570827 198203 2 002 NIP. 19580622 198603 1 004
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd _______________
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. ________________
Anggota I : Dra.Rukayah, M.Hum ________________
Anggota II : Drs. M.Ismail Sriyanto, M.Pd ________________
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Andrie Dwie Widiyaka. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BORONGAN 02 POLANHARJO KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012. Tujuan penelitian ini adalah: untuk meningkatkan hasil kemampuan menulis pantun dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model Kooperatif tipe Make a Match siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri Borogan 02 yang berjumlah 16 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa, arsip nilai ulangan harian bahasa Indonesia dan dokumen yang berkaitan dengan pembelajaran menulis pantun. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber data dan metode. Analisis data menggunakan teknik analisi interaktif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa yang pertama ada peningkatan hasil kemampuan menulis pantun dengan menggunakan model Kooperatif tipe Make a Match pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02. Hal ini dibuktikan hasil pada kondisi awal sebelum tindakan yaitu 43,75% atau 7 siswa tuntas dengan nilai rata rata 63,75. Pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 75% atau 12 siswa tuntas dengan nilai rata rata 76,5. Siklus II meningkat menjadi 100% atau 16 siswa tuntas dengan nilai rata rata 81,18. Kedua, ada peningkatan kualitas proses pembelajaran kemampuan menulis pantun melalui model Kooperatif tipe Make a Match siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02. Peningkatan kualitas proses pembelajaran tersebut dapat dibuktikan dari peningkatan proses pembelajaran dan kinerja guru. Peningkatan kinerja guru terbukti pada nilai rata rata siklus I sebesar 3,08 dan siklus II mencapai skor 3,75. Peningkatan proses pembelajaran menulis pantun pada siswa terbukti nilai ratarata yang diperoleh pada setiap siklus. Pada siklus I nilai rata rata mencapai 3,00 dan siklus II mengalami peningkatan menjadi 3,60. Dengan demikian, model Kooperatif tipe Make a Match dapat meningkatkan kemampuan menulis pantun siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 tahun ajaran 2011/2012 Kata Kunci: Menulis pantun, Kooperatif tipe Make a Match
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT Andrie Dwie Widiyaka. IMPROVING SKILL WRITING PANTUN THROUGH MAKE A MATCH TYPE OF COOPERATIVE MODEL TO THE FOURTH GRADE STUDENTS OF SD NEGERI BORONGAN 02 POLANHARJO KLATEN IN THE ACADEMIC YEAR 2011/ 2012. Script. Teacher and Training Education Faculty of Sebelas Maret University. Surakarta. July 2012.
The purpose of this study is: to improve writing pantun skill and to improve the quality of writing pantun skill learning process through type Make a Match of cooperative model to the fourth grade students of SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten.
The method used in this research was Classroom Action Research (CAR). This research was conducted in two cycles; every cycle consisted of planning, action, observation, and reflection. The subjects of this research were the teacher and the fourth grade students of SD Negeri Borongan 02 which consisted of 16 students. The data sources in this research were from teacher and students, the daily test score archive, and documentation which is related to writing pantun learning. The data collecting techniques were observation, interview, test, and documentation. The data validity of this research was used data source triangulation technique and method. The data were analyzed by interactive analysis. The research procedure consisted of four activities in series and it conduced in repeated cycle.
Based on the research findings it can be concluded that firstly, there was an improvement in the result of writing pantun skill through type Make a Match of cooperative model to the fourth grade students of SD Negeri Borongan 02, it can be proved by the results before the action, there was only 43.75% or 7 students who passed the test with the average class score was 63.75. In cycle I, the results increased to 75% or 12 students passed the test with average class score was 76.5. In cycle II, the results increased again to 100% or 16 students passed the test with class average score was 81.18. Secondly, there was an improvement of the quality of writing pantun skill learning process through type Make a Match of cooperative model to the fourth grade students of SD Negeri Borongan 02. The improvement of that learning process quality can be proved by the improvement of learning process and teacher performance. The improvement of teacher performance proved from the average score in cycle I was 3.08 and in cycle II reached 3.75. The learning process improvement of writing pantun was proved from the average score in every cycle. In cycle I, the average score was 3.00 and in cycle II improved to 3.60. Thus, the Make a Match type of Cooperative learning can improve the writing pantun skill of fourth grade students of SD Negeri 02 Polanharjo Klaten in the academic year 2011/ 2012. Keywords: Writing pantun, Make a Match model
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Barang siapa menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan tidaklah berkumpul suatu kaum di salah satu dari rumah-rumah Allah ,mereka membaca kitabullah dan saling mengajarkannya di antara mereka, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, diliputi dengan rahmah, dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka kepada siapa saja yang ada di sisi-Nya. Barang siapa nerlambat-lambat dalam amalannya, niscaya tidak akan bisa dipercepat oleh nasabnya. (H.R Muslim dalam Shahih-nya).
Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.( Muhammad Ali)
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.( Andrew Jackson)
Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh. (Schopenhauer).
Hidup itu adalah pilihan, berjalan menghadapi kenyataan atau berhenti menunggu kematian (penulis)
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut Nama Allah SWT teiring doa dan ungkapan syukur
Alhamdullilsh, Kupersembahkan karya sederhana ini kepada:
Ayahku dan Ibuku tercinta (Sutrisno dan Puryanti)
Doa atas beliau yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan
yang tak terbatas dan yang selalu memberikan semangat hidup dan motivasi
untuk menjadi manusia yang berguna.
Kakakku tercinta Dewi Ika Wijayanti dan Aris Agus Suryanto
Yang selalu memberi motivasi, membimbingku dan yang telah menjadi
semangat ku
Dyah Ayuq Agustine
Yang selalu memberi semangat dan setia padaku.
Teman-teman 8A
Adhi Anggara, Andang Anggoro, Afek Ariyono, Al Esa Hanafi, Ranggi
Andang, Addy Hikmahwan, bersama kalian aku merasakan apa itu
sebuah perjuangan untuk meraih asa dan cita-cita.
Almamaterku, UNS,
Terimakasih telah mempertemukanku dengan orang-orang hebat
dan memberikanku banyak ilmu sebagai bekal
untuk menjalani kehidupanku kelak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN
MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA
KELAS IV SD NEGERI BORONGAN 02 POLANHARJO KLATEN
TAHUN AJARAN 2011/2012 Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian
dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar. Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Peneliti menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, pengarahan, petunjuk dan
saran-saran dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Rukayah, M. Hum selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. M.Ismail Sriyanto, M. Pd selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Sumarja, S. Pd selaku Kepala SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten yang
telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam
penelitian.
7. Sri Dadi, Ama. Pd selaku guru kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo
Klaten yang telah memberikan bimbingan dan telah merelakan waktu untuk
berkolaborasi dengan penulis dalam penelitian ini.
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8. Para siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten yang telah
bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
9. Semua pihak yang turut dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin
disebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Meskipun demikian, peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, Oktober 2012
Peneliti
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ v
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 6
1. Hakikat Kemampuan Menulis Pantun .......................................... 6
a. Pengertian Kemampuan .......................................................... 6
b. Pengertian Menulis.................................................................. 7
c. Tujuan Menulis ....................................................................... 7
d. Manfaat Menulis ..................................................................... 9
e. Pengertian Pantun.................................................................... 10
f. Jenis-jenis Pantun .................................................................... 12
g. Kemampuan Menulis Pantun .................................................. 15
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match ..... 16
a. Pengertian Model Pembelajaran ............................................. 16
b. Model Pembelajaran Kooperatif ............................................. 17
c. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif .................................... 18
d. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif ................................. 20
e. Model Pembelajaran Kooperatf Tipe Make a Match .............. 21
f. Kelebihan dan Kekurangan Make a Match ............................. 22
g. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
pada Pembelajaran Menulis Pantun ........................................ 23
3. Hakikat Kualitas Pembelajaran ..................................................... 24
B. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 27
C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 29
D. Hipotesis .............................................................................................. 30
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 32
B. Subjek Penelitian ................................................................................. 33
C. Sumber Data ........................................................................................ 33
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 33
E. Validitas Data ...................................................................................... 35
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 36
G. Indikator Kinerja ................................................................................. 37
H. Prosedur Penelitian ............................................................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 43
A. Deskripsi Pratindakan ......................................................................... 43
B. Deskripsi Hasil Tindakan Antarsiklus ................................................ 47
C. Hubungan Antar Siklus ....................................................................... 67
D. Pembahasan ........................................................................................ 69
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .......................................... 72
A. Simpulan ............................................................................................. 72
B. Implikasi .............................................................................................. 72
C. Saran .................................................................................................... 73
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 76
LAMPIRAN ....................................................................................................... 79
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ......................................... 30
3.2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 36
3.3. Alur Siklus PTK ....................................................................................... 38
4.1. Grafik Nilai Kemampuan Menulis Pantun pada Kondisi Awal ............... 45
4.2. Grafik Nilai Kemampuan Menulis Pantun pada Siklus I ......................... 57
4.3. Grafik Nilai Kemampuan Menulis Pantun pada Siklus II ........................ 68
4.4. Grafik Nilai Kemampuan Menulis Pantun pada Kondisi Awal, Siklus I,
Siklus II..................................................................................................... 69
4.5. Grafik Ketuntasan Klasikal Kemampuan Menulis Pantun pada
Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II .............................................................. 70
4.6. Grafik Perbandingan Kemampuan Menulis Pantun pada Kondisi Awal,
Siklus I, Siklus II ...................................................................................... 71
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................................ 32
4.1. Data Nilai Kemampuan Menulis Pantun Pratindakan .............................. 44
4.2. Distribusi Data Nilai Kemampuan Menilis Pantun Pratindakan .............. 44
4.3. Data Nilai Kemampuan Menulis Pantun Siklus I ..................................... 56
4.4. Distribusi Data Nilai Kemampuan Menulis Pantun Siklus I .................... 57
4.5. Data Nilai Kemampuan Menulis Pantun Siklus II ................................... 67
4.6. Distribusi Data Nilai Kemampuan Menulis Pantun Siklus II................... 67
4.7. Rekapitulasi Nilai Kemampuan Menulis Pantun Pratindakan,
Siklus I dan Siklus II ................................................................................ 68
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Lembar Wawancara Guru Sebelum Penerapan Model Make a Match ...... 79
2. Lembar Wawancara Guru Setelah Penerapan Model Make a Match ........ 80
3. Lembar Wawancara Siswa Sebelum Penerapan Model Make a Match ........ 81
4. Lembar Wawancara Siswa Setelah Penerapan Model Make a Match ....... 82
5. Pedoman Observasi Kemampuan Guru Mengajar ..................................... 83
6. Lembar APKG ........................................................................................... 86
7. Hasil APKG Siklus I .................................................................................. 87
8. Hasil APKG Siklus II ................................................................................. 88
9. Pedoman Observasi Siswa ......................................................................... 89
10. Hasil Observasi Siswa Siklus I .................................................................. 90
11. Hasil Observasi Siswa Siklus II ................................................................. 91
12. Silabus ........................................................................................................ 92
13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................................. 94
14. Lembar Diskusi Kelompok Pertemuan I .................................................... 103
15. Lembar Diskusi Kelompok Pertemuan II .................................................. 106
16. Kisi-kisi Soal Siklus I ................................................................................ 126
17. Tugas Individu Pertemuan I ....................................................................... 109
18. Tugas Individu Pertemuan II ...................................................................... 110
19. Pedoman Penilaian Menulis Pantun ........................................................... 111
20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................................ 113
21. Lembar Diskusi Kelompok Pertemuan I .................................................... 122
22. Lembar Diskusi Kelompok Pertemuan II .................................................. 124
23. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklua II ................................................................ 126
24. Soal Evaluasi Siklus II .............................................................................. 127
25. Nilai Menulis Pantun Pratindakan ............................................................. 128
26. Nilai Menulis Pantun Siklus I .................................................................... 129
27. Nilai Menulis Pantun Siklus II .................................................................. 130
28. Dokumentasi Nilai Siklus I ........................................................................ 131
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29. Dokumentasi Nilai Siklus II ....................................................................... 132
30. Foto Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ............................................ 133
31. Surat-surat Penelitian ................................................................................. 134
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang dipelajari disemua
jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi di Indonesia.
Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu: 1) Keterampilan
menyimak atau mendengarkan (listening skills); 2) Keterampilan berbicara
(speaking skills); 3) Keterampilan membaca (reading skills); 4) Keterampilan
menulis (writting skills) (Henry Tarigan, 1994:1). Setiap keterampilan tersebut
saling berhubungan erat dengan yang lain.
Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari belajar membaca, menulis,
menyimak, berbicara, dan kemampuan bersastra. Aktivitas membaca merupakan
awal dari setiap pembelajaran bahasa. Kegiatan membaca, akan melatih siswa
mengingat, memahami isi bacaan, meneliti kata-kata istilah dan memaknainya.
Selain itu, siswa juga akan menemukan informasi yang belum diketahuinya.
Melalui hasil membaca siswa dilatih berbicara, bercerita dan mampu
mengungkapkan pendapat untuk mengaktualisasikan pengetahuannya dalam
bentuk komunikasi dengan orang lain, serta membuat simpulan. Sejalan dengan
hal tersebut kegiatan menulis, menyimak, dan kemampuan bersastra akan melatih
siswa merefleksikan hasil bacaan dan pengamatannya, mengkomparasikan
pengetahuannya dengan berbagai hal yang disimak dan dapat menampilkan nilai
estetis dari bahasa, baik lisan maupun tulisan. Upaya untuk meningkatkan
keterampilan menulis, guru sebaiknya menggunakan strategi, model, metode, dan
media yang tepat, menekankan pada keterampilan diri daripada pengetahuan yang
bersifat teoritis.
Menulis adalah sebuah keterampilan berbahasa yang terpadu antara
keterampilan yang satu dengan yang lain seperti keterampilan mendengar,
berbicara, dan membaca yang bertujuan untuk menghasilkan sesuatu yang disebut
tulisan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat banyak kemampuan
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
menulis salah satu di antaranya adalah kemampuan menulis pantun. Pantun
merupakan macam macam puisi lama yang masih bertahan hingga saat ini. Ciri
utama dari sebuah pantun setiap baris terdiri dari empat bait, bersajak a b a
b, baris satu dan dua merupakan sampiran, baris tiga dan empat merupakan isi,
tiap tiap baris terdiri 8 12 suku kata.
Pembelajaran menulis pantun di Sekolah Dasar dipelajari di kelas IV pada
semester II. Namun kemampuan siswa dalam menulis pantun masih rendah
sehingga tidak jarang banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Proses
pembelajaran yang dilakukan guru hanya mementingkan segi hasil dan
mengabaikan segi proses. Selama ini pembelajaran yang dilakukan guru kurang
mengarah pada inovasi. Dalam mengajar materi pantun guru hanya mengandalkan
text book oriented, yaitu siswa diberi tugas membuat pantun oleh guru,
kebanyakan siswa hanya mencontoh pantun yang sudah ada, siswa tidak membuat
pantun dari hasil kreatifitasnya maupun dari pikiran mereka sendiri. Sehingga
motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran masih kurang karena siswa
merasa jenuh dan kurang aktif selama kegiatan pembelajaran. Ada baiknya dalam
pembelajaran menulis pantun guru menggunakan model dan metode yang tepat
untuk mengarah pada inovasi pembelajaran, misalnya guru membuat kelompok
diskusi, hal ini diharapkan agar anak saling bertukar pikiran atau ide, saling
membantu dan bekerjasama sehingga terjadi proses pembelajaran yang berpusat
pada siswa dan siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan dengan guru kelas IV SD
Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten, diketahui bahwa nilai mata pelajaran
bahasa Indonesia pada materi menulis pantun masih rendah.Rendahnya
kemampuan siswa menulis pantun disebabkan oleh: (1) Siswa menganggap
menulis pantun merupakan pelajaran yang sulit dikarenakan siswa terlebih dahulu
harus membuat sampiran kemudian membuat isi yang sama sekali tidak
berkaitan,(2) Penguasaan kosakata yang dimiliki siswa masih kurang, (3) Guru
belum menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran menulis pantun. (4)
Guru dan siswa sering mencontoh pantun yang terdapat pada buku, dibandingkan
membuat pantun sendiri.Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri 02 Polanharjo Klaten adalah 70. Dari 16
siswa, hanya 7 anak yang lulus KKM (70) sedangkan 9 siswa memperoleh nilai di
bawah KKM (70). Dengan kata lain, hanya 43,75% yang dapat mencapai KKM
(70) sedangkan 56,25% tidak mencapai KKM (70) dalam mata pelajaran menulis
pantun. Rata rata nilai ulangan harian siswa dalam pembelajaran menulis pantun
adalah 63,8. Hasil ulangan menunjukan nilai tertinggi 78 dan nilai terendah 45.
dari 16 siswa, 1 anak mendapat nilai 45, 1 anak mendapat nilai 50, 1 anak
mendapat nilai 54, 1 anak mendapat nilai 55, 1 anak mendapat nilai 59, 2 anak
mendapat nilai 60, 1 anak mendapat nilai 61, 1 anak mendapat nilai 62, 4 anak
mendapat nilai 72, 2 anak mendapat nilai 75, dan 1 anak mendapat nilai
78(lampiran 24 hal 128).
Apabila masalah tersebut tidak diatasi maka akan berdampak pada
rendahnya kemampuan anak untuk menulis pantun pada jenjang selanjutnya.
Melihat keadaan tersebut maka perlu diadakan pembelajaran yang inovatif dengan
model dan metode yang tepat. Salah satu model yang dapat digunakan untuk
mengatasi kelemahan menulis pantun adalah model pembelajaran Kooperatif tipe
Make a Match. Menurut Isjoni, Cooperative Learning berasal dari kata
cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama- sama dengan
saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim(2010:
15).
Tipe pembelajaran Kooperatif terbagi menjadi beberapa macam salah
satunya adalah tipe Make a Match salah satu kelebihan dari metode ini adalah
siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep, melalui tipe Make
a Match ini diharapkan siswa dapat menerima materi dengan suasana yang sangat
menyenangkan dan siswa dapat bersaing secara akademis dengan kelompok lain
ketika mencari pasangan kartu yang dibawa sehingga dapat menimbulkan suasana
kegembiraan di dalam pembelajaran. Hal tersebut diharapkan dapat
mempermudah siswa untuk membuat pantun dengan ide dan gagasanya sendiri.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
PantunMelalui Model Kooperatif Tipe Make a Matchpada Siswa Kelas IV SD
Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten Tahun Ajaran
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1) Apakah penggunaanmodel Kooperatif tipe Make a Matchdapat meningkatkan
kemampuan menulis pantun siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02
Polanharjo Klaten?
2) Apakah penggunaan model Kooperatif tipe Make a Matchdapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran kemampuan menulis pantun pada
siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian
ini adalah:
1) Untuk meningkatkan hasil kemampuan menulis pantun dengan menggunakan
model Kooperatif tipe Make a Match pada siswa kelas IV SD Negeri
Borongan 02 Polanharjo Klaten Tahun Ajaran 2011/2012.
2) Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis pantun dengan
menggunakan model Kooperatif tipe Make a Match pada siswa kelas IV SD
Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten Tahun Ajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik manfaat
praktis maupun manfaat teoritis sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Menambah khazanah teori atau keilmuan yang terkait dengan proses
pembelajaran menulis pantun melalui metode Make a Match.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
b. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Menjadikan suasana belajar menjadi menyenangkan.
2) Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.
3) Dapat menambah pemahaman siswa tentang membuat atau menulis
pantun.
4) Meningkatnya kemampuan siswa dalam menulis pantun.
5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan ide- ide
menulis pantun dan saling bertukar pikiran.
b. Bagi Guru Kelas
1) Guru dapat memahami hal-hal yang perlu dilakukan untuk
menyampaikan pembelajaran secara aktif dan menarik, sehingga siswa
mudah menerima materi yang diajarkan.
2) Guru dapat mengetahui permasalahan permasalahan siswa dan cara
mengatasinya.
3) Guru menjadi aktif dan kreatif dalam pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
1) Untuk memberi gambaran kompetensi guru dalam mengajar dan
kompetensi siswa dalam menulis dan membuat pantun, sehingga
diharapkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis pantun
dapat ditingkatkan.
2) Penelitian ini diharapakan dapat menambah kajian bagi guru atau
sekolah sebagai inovasi pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
khusunya dalam menulis pantun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. HakikatKemampuan Menulis Pantun
a. Pengertian Kemampuan
Menurut Desmita ability (kemampuan, kecakapan) merupakan
suatu istilah umum yang berkenaan dengan potensi untuk menguasai suatu
keterampilan (2008:257). Menurut Chaplin, ability (kemampuan,
kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya
kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan (1997).
Menurut Robbins kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu: 1)
Kemampuan intelektual (intelectual ability), merupakan kemampuan
melakukan aktivitas secara mental, 2) Kemampuan fisik (physical
intellectual), merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan
stamina, kekuatan, dan karakteristik fisik (2000). Pendapat lain juga
diungkapkan oleh Davis bahwa kemampuan (ability) terdiri dari
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill).
Artinya bahwa seseorang yang mempunyai IQ diatas rata-rata dan dengan
pendidikan yang memadai serta terampil dalam mengerjakan pekerjaanya
sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal
(Mangkunegara, 2000).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu untuk mencapai
sesuatu yang lebih baik. Kemampuan awal siswa merupakan prasyarat
yang diperlukan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar
selanjutnya. Dalam proses belajar mengajar, kemampuan awal siswa dapat
menjadi titik tolak untuk membekali siswa agar dapat mengembangkan
kemampuan baru.
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b. Pengertian Menulis
Menurut Henry Guntur Tarigan menulis adalahmenurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yangmenggambarkan suatu bahasa
yang dipahami oleh seorang sehingga oranglain dapat membaca lambang
lambang grafik tersebut(1994:21).St. Y. Slamet mengemukakan bahwa
menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi)
degan menggunkan bahasa tulis sebagai alat atau media. Pesan
(komunikasi) yaitu berupa isi atau muatan yang terkandung dalam suatu
tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahwa yang dapat dilihat
dan disepakati pemakainya(2008:104). Sedangkan Menurut Atar Semi
menulis adalah pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk
lambang lambang bahasa (1990: 8) . Pendapat lain juga diungkapkan oleh
Zainurrahman berpendapat bahwa menulis adalah kegiatan sekaligus
keterampilan yang terintegrasi dengan keterampilan berbahasa yang lain
(2011:186).
Dari beberapa definisi di atas dapat ditariksimpulan bahwa menulis
adalah aktivitas menuangkan ide, gagasan, pikiran atau perasaan dengan
menggunakan sebuah symbol atau lambang yang sudah disepakati
pemakaianya sehingga orang lain dapat dengan mudah membaca
lambang lambang tersebut.
Berdasarkan pengertian kemampuan dan pengertian menulis maka
dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa kemampuan menulis adalah
kesanggupan seseorang untuk menuangkan ide, gagasan, dan perasaanya
kepada orang lain agar dapat timbul komunikasi yang lebih baik.
c. Tujuan Menulis
Menulis sangat penting dalam berbagai segi kehidupan. Hal ini
tidak terlepas dari tujuan menulis itu sendiri. Pendapat Hugo Hartig yang
dikutip oleh Henry Guntur Tarigan (1994:24) mengemukakan 7 tujuan
menulis, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
1) Tujuan penugasan (asigment purpose). Penulis melakukan
kegiatanmenulis karena ditugaskan dan bukan kemauan sendiri.
2) Tujuan alturistik (alturusticpurpose). Penulis melakukan kegiatan
menulis dengan tujuan untuk menyenangkan pembaca, menghindari
kedukaan, ingin menolong pembaca memahami, menghargai perasaan
dan peralatan sehingga mereka menyenangi tulisan itu.
3) Tujuan informasional (informationalpurpose). Tulisan yang bertujuan
menerangkan dan memberi informasi.
4) Tujuan pernyataan diri (self ekspresivepurpose). Tulisan yang
bertujuan untuk memperkenalkan pengarang.
5) tujuan kreatif (creative purpose). Masih berkaitan dengan pernyataan
diri pengarang, tetapi secara kreatif pengarang menonjolkan idenya.
6) Tujuan pemecahan masalah (problem solvingpurpose). Dalam
tulisan ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapinya.
7) Tujuan persuasif (persuasivepurpose). Bertujuan menyalurkan
pembaca akan kebenaran gagasan yang akan dikemukakan.
Senada dengan pendapat Hugo Hartig, M. Atar Semi (1990:19)
mengungkapkan 5 tujuan menulis yaitu:
1) Memberikan arahan
Menulis memberikan petunjuk kepada orang lain dalam
mengerjakan sesuatu. Bila seseorang mengajari orang lain cara
mengerjakan sesuatu dengan tahapan yang benar, berarti orang tersebut
sedang memberikan petunjuk atau pengarahan.
2) Menjelaskan sesuatu
Menulis memberikan uraian atau penjelasan tentang suatu hal yang
harus diketahui oleh orang lain. Menjelaskan sesuatu kepada orang lain
mempunyai maksud agar orang lain atau pembaca tahu tentang suatu
hal yang belum diketahui.
3) Menceritakan Kejadian
Menulis memberikan informasi tentang suatu yang berlangsung di
suatu tempat pada suatu waktu. Menceritakan kejadian kepada orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
lain mempunyai maksud agar orang lain atau pembaca tahu tentang apa
yang telah terjadi.
4) Meringkaskan
Membuat rangkuman suatu tulisan sehingga menjadi lebih singkat.
Dengan menuliskan rangkuman akan lebih mudah dalam mempelajari
isi buku yang panjang dan tebal. Akan lebih mudah menguasai bahan
pelajaran dengan membaca rangkuman dibandingkan jika tidak
dirangkum
5) Meyakinkan
Menulis bertujuan untuk meyakinkan orang lain agar setuju atau
sependapat dengannya tentang pendapat atau pandangannya mengenai
sesuatu.
Berdasarkan uraian di atasdapat disimpulkan bahwa menulis
bertujuan untuk memberikan arahan, memberikan informasi,
mempengaruhi, menghibur, memecahkan masalah. Terkadang tujuan
menulis tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan antara tujuan yang satu
dengan tujuan yang lain. Dengan menentukan tujuan menulis, maka
penulis akan dapat mengetahui hal yang harus dilakukan dalam proses
penulisannya, bahan apa yang hendak diperlukan, bentuk ragam karangan
macam apa yang hendak dipilih, dan mungkin sudut pandang penulisan
yang akan ditetapkan.
d. Manfaat Menulis
Kegiatan menulis memiliki banyak manfaat, seperti yang
diungkapkan Sabarti Akhadiah yaitu: 1) Dapat mengenali kemampuan dan
potensi pribadi yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang ditulis;
2) Dapat mengembangkan dan menghubung-hubungkan beberapa gagasan
atau pemikiran; 3) Dapat memperluas wawasan dan kemampuan berfikir,
baik dalam bentuk teoritis maupun dalam bentuk berfikir terapan; 4) Dapat
menjelaskan dan mempertegas permasalahan yang kabur; 5) Dapat menilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
gagasan sendiri secara objektif; 6) Dapat memotivasi diri untuk belajar dan
membaca lebih giat; 7) Dapat membiasakan diri untuk berfikir dan
berbahasa secara tertib(1999: 1).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menulis
memiliki banyak manfaat yaitu dapat mengenali potensi pribadi, dapat
mengembangkan kemampuan berfikir, memperluas wawasan dan
kemampuan berfikir secara objektif selain itu dapat memotivasi diri sendiri
untuk belajar dan berfikir.
e. Pengertian Pantun
Puisi merupakan suatu bentuk karya sastra yang dibedakan menjadi
puisi lama dan puisi baru. Pantun merupakan salah satu jenis bentuk karya
sastra yang tergolong dalam puisi lama. John Stuart Mill dalam
International Journal of Education and the arts (2000) Vol
12mengungkapkan bahwa The object of poetry is confessedly to act upon
the emotions. Many of the greatest poems are in the form of fictitious
narratives and, in almost all good serious fictions. All poetry is of the
. Secara garis besar dapat diartikan sebagai berikut:
tujuan dari puisi adalah untuk menunjukan apa yang dirasakan. Banyak
puisi besar adalah khayalan atau yang dibuat buat, tapi banyak pula puisi
yang berupa cerita fiksi (cerita bukan sebenarnya). Semua puisi pada
dasarnya adalah percakapan seorang diri (penulisnya). Tidak jauh beda
dengan tujuan puisi, tujuan dari pantun adalah untuk menghibur,
mengungkapkan perasaan hati penulis, dan menasehati sesuai dengan isi
dari pantun tersebut.
Pantun merupakan bentuk karya sastra lama (Puisi Tradisional
Melayu) yang tidak dapat ditelusuri dengan sebenar benarnya kapan
pantun itu muncul dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari orang
Melayu. Menurut Renward Branstetter dalamTusiran Suseno (2008:43)
pantun berasal dari kata Tun yang mempunyai arti teratur. Sedangkan
pendapat Hoesein DjajadiningratdalamTusiran Suseno (2008:43) bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
pantun adalah bahasa yang terikat dan teratur atau tersusun. Di samping itu
kata Tun dalam dunia melayu dapat diartikan sebagai arah, pelihara, dan
bimbingan, seperti kata tuntun dan tunjuk.
Menurut Okrek(1983: 6). pantun merupakan salah satu jenis puisi
lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam
bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan dan dalam bahasa Sunda
dikenal sebagai paparikan. Menurut Undang Misdan dan Nurbaiti Jamalus
mengemukakan bahwa pantun adalah puisi lama yang paling populer.
Jumlah baris perbait berjumlah empat. Per baris umumnya terdiri dari
empat kata. Memiliki persajakan a-b-a-b. Jumlah sampiran sebanyak dua
baris awal dan isi dua baris akhiri.
Menurut Aditya Bagus Pratama (2008: ix) dikatakan sebuah pantun
apabila memilki syarat syaratnya, adapun syarat syarat sebuah pantun
adalah:
a. Terdiri dari empat baris.
b. Tiap tiap baris terdiri dari 8 sampai 10 suku kata.
c. Dua baris yang pertama disebut sampiraan dan dua baris berikutnya
disebut isi pantun.
d. Mementingkan sajak/rima akhir, maksudnya bunyi akhir baris pertama
(1) harus sama dengan bunyi baris ketiga (3) dan bunyi baris kedua (2)
harus sama dengan bunyi baris keempat (4).
Sedangkan menurut Tusiran Suseno pantun ialah puisi yang terdiri
dari 4 baris. Tiap baris diusahakan terdiri dari 4 perkataan pula. Tetapi
dalam kenyataanya atau dalam keseharianya lebih dari 4 perkataan yang
digunakan orang. Sampiran pada pantun terdiri dari 2 baris, yaitu baris
kesatu dan kedua. Sedangkkan isinya 2 baris pula, yaitu baris ketiga dan
keempat (2008:44). Kalau dilihat dari keadaanya, pantun mempunyai
rumus silang
a
b
a
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b
Jadi baris kesatu dengan ketiga, dan baris kedua dengan baris
keempat. Tujuan Pantun biasa digunakan untuk saling menghibur, sindir
menyindir, mengungkapkan perasaan hati, menasehati, dan lain
sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pantun
adalah bentuk puisi lama yang terdiri dari empat baris, bersajak silang (a
b a b), baris satu dan dua merupakan isi sedangkan baris tiga dan
empat merupakan sampiran, tiap tiap baris terdiri dari 8 sampai 10 suku
kata. Sedangkan tujuan dari pantun adalah untuk hiburan, sindir
menyindir, mengungkapkan perasaan hati, dan menasehati sesuai dengan
si dari pantun tersebut.
f. Jenis jenis Pantun
Tusiran Suseno pantun dapat digunakan pada semua umur, maka
pantun dapat dibagi menjadi: 1) pantun anak anak; 2) pantun orang
muda; 3) pantun orang tua (2008: 46).Lebih lanjut jenis jenis pantun
akan dijabarkan sebagai berikut:
1) Pantun Anak anak.
Pantun anak anak masih digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:
a) Pantun Bersuka cita
Contoh:
Dibawa itik pulang petang,
dapat rumput bilang bilang.
Melihat ibu sudah datang,
hati cemas jadi hilang.
b) Pantun Berduka cita
Contoh:
Anak nelayan menangkap jari,
sampanya karam terlanggar karang.
Sungguh malang nasibku ini,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
ayah pergi ibu berpulang.
2) Pantun Teka teki
Contoh:
Diukur dijangka jangka,
burung merak, burung angkasa.
Bertiup angin sangkakala,
di situ kita bertemu mata.
3) Pantun Orang muda.
Pantun orang muda terbagi menjadi tiga jenis yaitu :
a) Pantun Dagang (Pantun Nasib)
Contoh:
Tidak salah bunga lembayung,
salahnya pandan menderita.
Tidak salah bunda mengandung,
salahnya badan buruk pinta.
b) Pantun Muda
Untuk pantun muda ini dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu:
(1) Pantun Berkenalan
Contoh:
Dari mana hendak kemana.
dari Jepang ke bandar Cina.
Kalau boleh kami bertanya,
bunga yang kembang siapa yang punya.
(2) Pantun Berkasih kasihan
Contoh:
Jika roboh kota Malaka,
papan di jawa saya dirikan.
Jika sungguh sebagai kata,
badan dan nyawa saya serahkan.
(3) Pantun Jenaka
Contoh:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Elok jalanya Kota Tua,
kiri kanan berbatang sepat.
Elok berbini orang tua.
perut kenyang ajaran dapat.
c) Pantun orang tua.
Pantun orang tua ini dibagi menjadi:
(1) Pantun Nasihat
Contoh:
Berburu ke padang datar,
dapat rusa belang kaki.
Berguru kepalang ajar,
Bagai bunga kembang tak jadi.
(2) Pantun Adat
Contoh:
Bunga melati bunga di darat,
Bunga seroja di tepi kali.
Hina besi karena karat,
Hina manusia tidak berbudi.
(3) Pantun Agama
Contoh:
Kemumu di dalam semak,
jatuh melayang selaranya.
Meski ilmu setinggi tegak,
tidak sembahyang apa gunanya.
Aditya Bagus Pratama membagi pantun menurut bentuknya
menjadi empat bagian, yaitu:
a. Pantun biasa.
b. Pantun berkait, biasa disebut pantun berantai dan ada yang
menyebutnya seloka. Pantun berkait ini terdiri atas beberapa bait yang
berkesinambungan (sambung menyabung).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
c. Talibun, semacam pantun, namun terdiri dari enam, delapan atau
sepuluh baris. Bila terdiri dari enam baris, maka yang tiga baris
merupakan sampiran dan tiga baris selanjutnya adalah isi.
d. Pantun kilat adalah pantun yang terdiri dari dua baris saja, baris
pertama merupakan sampiran dan baris ke dua merupakan isi (2008:x).
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pantun
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu: menurut umur dapat
digolongkan menjadi pantun anak anak, pantun orang muda, dan pantun
orang tua, sedangkan menurut bentuknya pantun digolongkan menjadi
pantun biasa, pantun berkait, talibun dan pantun kilat.
g. Kemampuan Menulis Pantun
Berdasarkan pengertian mengenai kemampuan menulis dan
pengertian tentang pantun maka dapat ditarik sebuah benang merah yang
menghubungkan keduanya, sehingga diperoleh pengertian tentang
kemampuan menulis pantun. Kemampuan menulis pantun adalah
kesanggupan dari dalam diri sendiri untuk menuangkan ide, gagasan, dan
perasaan untuk menuangkanya dalam bentuk tulisan sesuia dengan aturan
dan syarat syarat pantun. Syarat syarat pantun tersebut adalah 1) terdiri
dari empat baris; 2) tiap tiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata; 3)
bersajak a b a b; 4) baris satu dan dua adalah sampiran baris tiga dan
empat adalah isi.
Langkah langkah awal untuk membuat sebuah pantun menurut
Usul Wiyanto adalah membuat dua baris isi pantunnya (2007:33),
contohnya:
Jadi anak jangan suka bohong
bila ingin masuk surga
Sekarang kamu tinggal menambahkan sampirannya. Biasanya
sampiran itu berupa peristiwa sehari-hari.
Contoh:
Dagang buah, buah kedondong,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dijualnya di desa Marga
Pantun jadinya seperti ini:
Dagang buah, buah kedondong,
dijualnya di desa Marga
Jadi anak jangan suka bohong
Agar kelak masuk Surga
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
dalam keterampilan menulis pantun adalah kesanggupan dan usaha dari
dalam diri sendiri untuk menuangkan ide, gagasan, perasaan ke dalam
bentuk tulisan maupun kata kata sesuai dengan syarat dan ketentuan
yang terdapat dalam penulisanya, yaitu : terdiri dari empat baris, tiap tiap
baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata, bersajak a b a b, baris satu
dan dua adalah sampiran baris tiga dan empat adalah isi. Sesuai dengan
ciri- ciri pantun, penilaian kemampuan menulis pantun meliputi 1)
kesesuaian isi dengan tema; 2) Sajak atau rima; 3) Jumlah suku kata; 4)
Kesesuaian sampiran; 5) Kesesuaian isi.
h. Hakikat Kualitas Proses Pembelajaran
Menurut Rochman Natawidjaja dan Moein Mossa belajar adalah
proses perubahan yang terus menerus terjadi dalam diri individu yang
tidak ditentukan oleh unsur keturunan, tetapi lebih banyak ditentukan oleh
faktor faktor dari luar (eksternal) (1991:61). Sedangkanpembelajaran
adalah upaya pembimbingan terhadap siswa agar siswa itu secara sadar
dan terarah berkeinginan untuk belajar dan memperoleh hasil belajar
sebaik baiknya, sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa yang
bersangkutan.
Penilaian terhadap hasil proses belajar dan mengajar sering diabaikan,
setidak-tidaknya kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan
penilaian hasil belajar. Menurut Nana Sujana pendidikan tidak
berorientasi kapada hasil semata-mata, tetapi juga kepada proses (2008:
56). Oleh sebab itu, penilaian terhadap hasil dan proses belajar harus
dilaksanakan secara seimbang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Nana Sujana menjelaskan kriteria yang bisa digunakan dalam menilai
proses belajar-mengajar, yaitu: 1) Konsistensi kegiatan belajar mengajar
dengan kurilulim; 2) keterlaksanaanya oleh guru; 3) keterlaksanaan oleh
siswa; 4) motivasi belajar siswa; 5) keaktifan para siswa dalam kegiatan
belajaran; 6) interaksi guru; 7) kemampuan atau keterampilan guru; 8)
kualitas hasil belajar yang dicapai siswa (2008:60), untuk lebih jelasnya
dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Konsistensi kegiatan belajar-mengajar dengan kurikulum.
Keberhasilan proses belajar-mengajar dilihat dari acuan tersebut
dilaksanakan secara nyata dalam bentuk dan aspek-aspek, yaitu: (1)
tujuan-tujuan pembelajaran; (2) bahan pengajaran yang diberikan; (3)
jenis kegiatan yang dilaksanakan; (4) cara melaksanakan setiap jenis
kegiatan; (5) peralatan yang digunakan untuk masing-masing kegiatan
dan (6) penilaian yang digunakan untuk setiap tujuan.
b) Keterlaksanaannya oleh guru.
Penguasaan pengetahuan merupakan syarat yang penting dibandingkan
dengan keterampilan-keterampilan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari
kegiatan dan program yang telah direncanakan dapat dilaksanakan oleh
guru tanpa mengalami hambatan dan kesulitan. Keterlaksanaan ini
dapat dilihat dalam hal, yaitu: (1) mengkondisikan kegiatan belajar
siswa; (2) menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajar; (3)
waktu yang disediakan untuk kegiatan belajar-mengajar; (4)
memberikan bantuan dan bimbingan belajar kepada siswa, dan (5)
melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
c) Keterlaksanaan oleh siswa.
Keterlaksanaan ini berupa siswa melakukan kegiatan belajar sesuai
dengan program yang telah ditentukan guru. Dapat dilihat dalam hal:
(1) memahami dan mengikuti petunjuk yang diberikan guru; (2) semua
siswa turut serta dalam kegiatan belajar; (3) tugas-tugas belajar dapat
diselesaikan dengan baik; (4) memanfaan semua sumber belajar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
disediakan guru, dan (5) menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang
telah ditetapkan oleh guru.
d) Motivasi belajar siswa.
Bentuk motivasi siswa dalam kelas dapat dilihat dalam hal, yaitu: (1)
minat perhatian siswa terhadap pelajaran; (2) semangat siswa untuk
melakukan tugas-tugasnya; (3) tanggungjawab siswa dalam
mengerjakan tugas-tugas belajarnya; (4) reaksi yang ditunjukkan siswa
terhadap stimulus yang diberikan guru, dan (5) rasa senang dan puas
dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
e) Keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar.
Keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal, yaitu: (1) turut serta dalam
melaksanakan tugas belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan masalah;
(3) bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya; (4) berusaha mencari berbagai
informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah; (5)
melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru; (6)
melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis, dan
(7) kesempatan menggunakan atau menerapkan hal yang diperolehnya
dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
f) Interaksi guru-siswa.
Interaksi ini berkenaan dengan komunikasi atau hubungan timbal balik
atau hubungan dua arah antara siswa dan guru, atau siswa dengan
siswa. Hal ini dapat dilihat dalam: (1) tanya jawab atau dialog antara
guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa; (2) bantuan guru
terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar; (3) dapatnya guru
dan siswanya tertentu dijadikan sumber belajar; (4) tampilnya guru
sebagai pemberi jalan ke luar manakala siswa menghadapi jalan buntu
dalam tugas mengajarnya.
g) Kemampuan atau keterampilan guru mengajar.
Beberapa indikator dalam menilai kemampuan guru mengajar antara
lain adalah: (1) menguasai bahan pelajaran yang disampaikan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
siswa; (2) terampil berkomunikasi dengan siswa; (3) menguasai kelas
sehingga dapat mengendalikan kegiatan siswa; (4) terampil
menggunakan berbagai alat dan sumber belajar, dan (5) terampil
mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan.
h) Kualitas hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Menyatakan bahwa proses belajar-mengajar dikatakan berhasil dapat
dilihat dari hasil belajar yag dicapai oleh siswa. Dalam hal ini aspek
yang dilihat antara lain: (1) perubahan pengetahuan, sikap, dan
perilaku siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya; (2)
kualitas dan kuantitas penguasaan tujuan instruksional oleh para siswa;
(3) jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan instruksional minimal
75% dari jumlah instuksional yang harus dicapai; (4) hasil belajar
tahan lama diingat dan dapat dapat digunakan sebagai dasar dalam
mempelajari bahan berikutnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kriteria
yang dapat digunakan dalam menilai proses hasil belajar adalah konsisten
kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum, keterlaksanaanya oleh guru,
keterlaksanaanya oleh siswa, motivasi belajar siswa, keaktifan para siswa
dalam kegiatan belajar, interaksi guru dengan siswa, kemampuan atau
keterampilan guru dalam mengajar, sedangkan pembelajaran dikatakan
berhasil terlihat dari kualitas hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
a. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Agus Suprijono model pembelajaran ialah pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran (2008:
46). Menurut Sri Anitah mengemukakan bahwa model adalah suatu
kerangka berpikir yang dipakai sebagai panduan untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu(2009: 45).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Joyce mengungkapkan bahwa model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan
untuk menentukan perangkat- perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya buku- buku, film, komputer, kurikulum, dan lain- lain.
Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran
mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu
peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran
tercapaiTrianto (2007: 5).
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
modelpembelajaran adalah suatu kerangka berpikir yang melukiskan
prosedur yang sistematis sebagai pedoman untuk mencapai suatu tujuan
tertentu yang di dalamnya meliputi tujuan pembelajaran, tahap tahap
pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.
b. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Menurut Agus Suprijono Pembelajaran Kooperatif adalah konsep
yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk
bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan guru (2008:54).
Menurut Anita Lie, Cooperative Learning sama dengan istilah
pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain
dalam tugas tugas yang terstruktur(2008:54). Lebih jauh dikatakan
Cooperative Learning hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu
kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah
untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota
kelompok pada umumnya terdiri dari 4- 6 orang saja.
Menurut Chaplin dalam Agus Suprijono (2009: 56) kelompok adalah
are persuing a common goal. Two or more persons who interact in any
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
way constitute a group. It is not necessary, however, for the members of a
Berdasarkan pengertian di atas dapat dikemukanakan bahwa
kelompok itu dapat terdiri dari dua orang saja, tetapi juga terdiri dari
banyak orang. Anggota kelompok tidak harus berinteraksi secara langsung
yaitu face to face.
Keterkaitan dengan pendapat diatas, Yildirim, Rasinski, dan Akyol
Cooperative learning is an instructional method in
learning and accomplish shared learning goals International Journal on
New Trends in Education and Their Implication, 2012 Vol 3). Kutipan
jurnal tersebut mengandung arti bahwa pembelajaran Kooperatif adalah
metode pengajaran dimana anak-anak bekerja sama untuk meningkatkan
kemampuan mereka sendiri atau belajar satu sama lain dan untuk
mencapai tujuan belajar bersama.
Berdasarkan uraian tersebut, pembelajaran Kooperatif mengandung
arti bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan
Kooperatif, siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh
anggota kelompok. Pembelajaran Kooperatif adalah pemanfaatan
kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota
lainnya dalam kelompok itu.
Isjoni menyebutkan ciri- ciri dari Cooperative Learning antara lain:
1) Setiap anggota memiliki peran; 2) Terjadi hubungan interaksi langsung
di antara siswa;3) Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas
belajarnya dan juga teman- teman sekelompoknya; 4) Guru membantu
mengembangkan keterampilan- keterampilan interpersonal kelompok, dan
5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan(2010: 20).
Berdasarkan definisi - definisi di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa Kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara
berkelompok yang terdiri dari 4 5 siswa maupun hanya dua siswa saja
untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam pembelajaran yang diarahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
oleh guru. Dengan ciri ciri terjadi hubungan interaksi dalam kelompok
tersebut, semua anggota bertanggung jawab dalm memiliki peran dalam
kelompoknya, yang berperan aktif dalam Cooperatif Learning adalah
siswa.
c. Unsur - unsur Pembelajaran Kooperatif
Roger dan David Johson mengatakan bahwa tidak semua belajar
kelompok bisa dianggap pembelajaran Kooperatif. untuk mencapai hasil
yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran Kooperatif harus
diterapkan, lima unsur tersebut adalah: (1) Positive Interdependence, (2)
Personal Responsibility, (3)Face To Face Promotive Interaction, (4)
Interpersonal Skill, (5) Group Processing (Agus Suprijono, 2008: 58).
Lebih lanjut unsur unsur pembelajaran Kooperatif dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Positive Interdependence (Saling Ketergantungan)
Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran Kooperatif ada dua
pertanggungjawaban, yaitu: (1) mempelajari bahan yang ditugaskan
kepada kelompok, (2) menjamin semua kelompok secara individu
mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.
2) Personal Responsibility (Tanggung Jawab Perseorangan)
Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua
anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama.
3) Face To Face Promotive Interaction (Interaksi Promotif)
Interaction Face to face yaituinteraksi yang langsung terjadi antar
siswa tanpa adanya perantara. Unsur ini sangat penting dalam
berkelompok karena dapat menimbulkan ketergantungan positif.
4) Interpersonal Skill (Komunikasi Antar Anggota)
Dalam kelompok dibutuhkan keterampilan sosial yang harus ada
komunikasi yang baik.
5) Group Processing (Pemrosesan Kelompok)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Pemrosesan kelompok adalah menilai melaui urutan dan tahap
kegiatan kelompok, baik secara individu maupun kelompok.
Adapun tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik Cooperative
Learning sebagaimana dikemukakan Slavin yaitu: penghargaan kelompok,
pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil
(Isjoni, 2010: 21),
Berdasarkan uraian di atas disimpulan bahwa unsur - unsur
pembelajaran model Kooperatif adalah adanya ketergantungan positif
antar anggta kelompok, tanggungjawab perseorangan di dalam sebuah
kelompok, tatap muka masing masing anggota kelompok, komunikasi
yang baik antar anggota kelompok, evaluasi untuk menilai keberhasilan
dalam suatu kelompok. Masing masing unsur tersebut memiliki peran
yang sangat penting dan saling berhubungan agar pembelajaran Kooperatif
berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan.
d. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Agus Suprijono model pembelajaran Kooperatif
dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik,
toleransi, menerima keragaman dan pengembangan keterampilan sosial
(2008:60).
Pada dasarnya model Cooperative Learning dikembangkan untuk
mencapai tiga tujuan penting yang dirangkum oleh Ibrahim ,yaitu:
1) Hasil belajar akademik
Dalam Cooperative Learning meskipun mencakup beragam tujuan
sosial, namun juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas- tugas
akademis penting lainnya.
2) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain dari model Cooperative Learning yaitu penerimaan secara
luas dari orang- orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas
sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya.
3) Pengembangan keterampilan sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Tujuan model pembelajaran Kooperatif yang ketiga yaitu,
mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi
(Isjoni, 2010: 27).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
model pembelajaran Kooperatif diantaranya dapat meningkatkan prestasi
akademik, belajar menerima setiap perbedaan individu, mengembangkan
keterampilan dalam bersosial. Dari tujuan tujuan tersebut dapat melatih
individu dalam kehidupan bermasyarakat atau kehidupan sehari hari
serta menyadari bahwa manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat
hidup tanpa batuan dari orang lain.
e. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
Menurut Agus Suprijono, metode metode dalam pembelajaran
Kooperatif di antaranya: 1) Jigsaw; 2) Think- Pair- Share; 3) Numbered
Head Together; 4) Group Investigation; 5) Two Stay Two Stray; 6) Make
A Match; 7) Listening Team, 8) Inside- Outside Circle; 9) Bamboo
Dancing; 10) Point- Counter- Point; 11) The Power Of Two(2008: 89
102), tetapi hanya tipeMake a Matchsaja yang akan digunakan dalam
penelitian.
Menurut Agus Suprijono ,pembelajaran Make a Match yang perlu
dipersiapkan adalah kartu kartu. Kartu kartu tersebut terdiri dari kartu
berisi pertanyaan pertanyaan dan kartu lain berisi jawaban dari
pertanyaan tersebut (2008: 94). Selanjutnya guru membagi siswa menjadi
3 kelompok dimana kelompok pertama sebagai pembawa kartu
pertanyaan, sedangkan kelompok kedua adalah pembawa kartu jawaban,
sedangkan kelompok ketiga adalah kelompok penilai, kelompok satu dan
dua bertugas mencari pasangan dari kartu kartu yang mereka bawa baik
pertanyaan maupun jawaban kemudian tugas kelompok tiga adalah
menilai kelompok satu dan dua apakah sudah tepat pasanganya
pertanyaan jawaban.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Metode Make a Matchdikembangkan oleh Lorna Curran (1994)
salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil
belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan. Langkah-langkah penerapan metode Make a Match
sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau
topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian
lainnya kartu jawaban.
2) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
3) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
4) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.
Pemegang kartu yang mendapat sampiran akan berpasangan dengan
siswa yang mendapatkan kartu beriri isi pantun yang sesuai.
5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin.
6) Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya
(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan
mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
7) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
8) Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang
memegang kartu yang cocok.
9) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap
materi pelajaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan pembelajaran Make a
Matchadalah pembelajaran mencari pasangan kartu (jawaban/pertanyaan)
dengan pemegang kartu lain (jawaban/pertanyaan), kelompok yang
mampu mendapatkan pasangan kartu yang dibawa (jawaban/pertanyaan)
dengan kartu lain dengan cepat maka akan mendapatkan nilai.
f. Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Tipe Make a Match
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Model pembelajaran Make a Match memiliki kekurangan dan
kelebihan, yaitu:
1) Kelebihan dari pembelajaran Make a Match
a) Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan.
b) Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian
siswa.
c) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf
ketuntasan belajar secara klasikal 87,50% .
d) Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran
(Let them move).
e) Kerjasama antarsesama siswa terwujud dengan dinamis.
f) Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa.
2) Kekurangan dari pembelajaran Make a Match
a) Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan.
b) Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu
banyak bermain-main dalam proses pembelajaran.
c) Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai. Pada kelas
yang gemuk ( 30 siswa/kelas) jika kurang bijaksana maka yang
muncul adalah suasana seperti pasar dengan keramaian yang tidak
terkendali. Tentu saja kondisi ini akan mengganggu ketenangan
belajar kelas di kiri kanannya. Apalagi jika gedung kelas tidak
kedap suara. Tetapi hal ini bisa diantisipasi dengan menyepakati
beberapa komitmen ketertiban dengan siswa sebelum
imulai. Pada dasarnya mengendalikan kelas itu
tergantung cara kita memotivasinya pada langkah pembukaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap
model maupun tipe pembelajaran pasti terdapat kelebihan dan
kekurangan, kekurangan tersebut dapat diatasi se-minimal mungkin
dengan kemampuan dan persiapan guru yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
g. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match pada
Pembelajaran Menulis Pantun
Berdasarkan Agus Suprijono mengenai model pembelajaran
Kooperatif tipe Make a Matchmaka peneliti menerapkan model
pembelajaran ini pada menulis pantun kelas IV SD Negeri 02 Borongan
Polanharjo Klaten dengan langkah langkah sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berpasangan yang di dalamnya
berisi pantun pada bait ketiga dan keempat.
2) Guru membagi kelompok masing masing kelompok beranggotakan 2
orang.
3) Setiap kelompok mendapat satu kartu (bait ketiga atau keempat).
4) Guru meminta siswa mencari pasangan isi pantun yang tepat sesuai
dengan isi pantun yang dibawa masing masing kelompok.
5) Setelah masing masing kelompok berpasangan sesuai dengan isi dari
pantun bait ketiga dan keempat, siswa secara berkelompok membuat
dan menuliskan sampiran dari pantun yang mereka pasangkan tadi
sesuai dengan ciri ciri dari pantun dengan benar dan tepat.
6) Kelompok pemenang adalah kelompok yang berhasil memasangkan isi
baris ketiga dan keempat dengan tepat serta mengerjakan dengan cepat
dan benar saat membuat sampiran (2008: 94 96).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan yaitu dengan penerapan
Make a Match pada pembelajaran menulis pantun, siswa diharapkan dapat
belajar untuk berkompetisi menjadi kelompok terbaik saat memasangkan
kartu dan membuat sampiran sehingga menjadi satu pantun utuh yang baik
dan benar, sehingga mereka dapat saling bertukar pikiran saat membuat
sampiran pada pantun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain:
Penelitian yang dilakukan oleh Muna Dwi Pangestu pada tahun 2010, di
Melalui Model Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Pada Siswa Kelas IV SD
pembelajaran Kooperatif tipe kancing gemerincing dapat meningkatkan
kemampuan menulis pantun pada siswa kelas IV SD Negeri Sondakan Surakarta.
Hasil menunjukan pada ketuntasan pada siklus I sebesar 65,5% pada siklus II
sebesar 80%. Penelitian ini hampir sama dengan yang akan penulis teliti yaitu
sama- sama meneliti kemampuan menulis pantun, namun ada perbedaan dengan
penelitian yang akan penulis laksanakan yaitu penulis menggunakan model
pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match untuk meningkatkan kemampuan
menulis pantun pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten
tahun ajaran 2011/ 2012.
Keterampilan Menulis Pantun Melalui Model Pembelajaran Kontekstual Bagi
penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kontekstual dapat
meningkatkan keterampilan menulis pantun pada siswa kelas IV SDN 1 Gombang
Tahun Ajaran 2010/ 2011. Hasil ketuntasan siswa pada siklus I sebesar 73,25%
pada siklu II meningkat menjadi 90% Penelitian ini hampir sama dengan
penelitian yang akan penulis laksanakan yaitu sama- sama meningkatkan
kemampuan menulis pantun, hanya saja perbedaannya terdapat pada tindakannya
yaitu penulis menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match
untuk meningkatkan kemampuan menulis pantun pada siswa kelas IV SD
Borongan 02 Polanharjo Klaten tahun ajaran 2011/ 2012.
a melalui
Pendekatan Cooperative Learning Tipe Make a Match dan Jigsaw ditinjau dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara
penggunaan Cooperative Learning tipe Make a Match dan Cooperative Learning
tipe Jigsaw terhadap prestasi belajar siswa. Dari uji komparasi ganda diperoleh
hasil bahwa siswa yang dalam kegiatan pembelajarannya menggunakan model
Cooperative Learning tipe Make a Match memiliki prestasi belajar Fisika lebih
baik daripada siswa yang menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw.
Persamaan dari penelitian Rhoma dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti
terletak pada variabel bebas, yaitu sama sama menggunakan model
pembelajaran Kooperatif tipe Make a Matchsebagai tindakannya. Sedangkan
perbedaannya terdapat pada variabel terikatnya.
C. Kerangka Berpikir
Kondisi awal siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khusunya pada materi tentang menulis
pantun masih banyak yang mendapatkan nilai di bawah KKM (70) ditemukan
bahwa dari 16 siswa hanya 7 siswa yang mendapat nilai di atas KKM (70) atau
43,75% dan 9 siswa mendapat nilai di bawah KKM (70) atau 56,25%. Rendahnya
nilai menulis pantun pada siswa disebabkan oleh siswa menganggap menulis
pantun merupakan pelajaran yang sulit dikarenakan siswa harus membuat
sampiran kemudian isi yang tidak berkaitan, penguasaan kosakata yang dimiliki
siswa masih kurang, guru belum menggunakan metode yang tepat dalam materi
menulis pantun, guru dan siswa masih mencontoh pantun yang ada dibanding
membuat pantun dengan idenya sendiri.
Berdasarkan kondisi awal tersebut kemudian dilakukan upaya tindakan
untuk meningkatkan kemampuan menulis pantun dengan model Kooperatif tipe
Make a Match. Make a Match adalah model pembelajaran berkelompok dengan
cara siswa berpasangan mencari pasangan dari kartu yang dibawa siswa yang satu
dengan yang lain, tipe Make a Matchini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk
bersaing secara akademik dan menuangkan ide untuk menciptakan sebuah pantun
dengan kelompoknya.
Pada kondisi akhir, dengan penggunaan model pembelajaran tipe Make a
Match diduga terjadi peningkatan kemampuan menulis pantun. Siswa lebih aktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
dan termotivsi dalam kegiatan belajar mengajar karena tercipta suasana yang
menggembirakan dalam pembelajaran sehingga mempermudah siswa dalam
menuangkan ide dan gagasannya sendiri dalam membuat pantun. Selain itu,
dengan penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match diduga
terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran dalam menulis pantun. Proses
pembelajaran lebih bermakna dan lebih terpusat pada siswa sehingga akan
menciptakan situasi pembelajaran yang lebih kondusif.
Kerangka berpikir penelitian ini dapat ditunjukan dalam gambar 2.1 di
bawah ini:
Gambar 2.1: Kerangka Berfikir.
Kemampuan
menulis pantun
rendah
danKualitas
Proses
Pembelajaran
menulis pantun
Siklus I Menggunakan
model
pembelajaran
tipe Make a
Match
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
4. Refleksi
Siklus II Tindakan
Kemampuan menulis
pantun meningkat
dankualitas proses
pembelajaran menulis
pantun meningkat
Kondisi Akhir
Kondisi awal
Guru belum mengunakan model pembelajaran yang
tepat dalam menulis pantun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas dapat diajukan
hipotesis sebagai berikut:
1) Pengunaan Kooperatif tipe Make a Matchdapat meningkatkan kemampuan
menulis pantun pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo
Klaten Tahun Ajaran 2011/2012.
2) Penggunaan tipe Make a Match dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran kemampuan menulis pantun pada siswa kelas IV SD Negeri 02
Borongan Polanharjo Klaten Tahun Ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten.
Tempat tersebut dipilih dengan pertimbangan sebagai berikut: SD Negeri
Borongan 02 Polanharjo Klaten belum pernah digunakan untuk penelitian,
sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. Terdapat permasalahan
dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu dalam menulis pantun.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang direncanakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian yaitu
selama 6 bulan, dimulai dari bulan Februari 2012 sampai dengan Januari 2013.
Rincian waktu dan kegiatan penelitian dapat digambarkan pada tabel 3.1 dibawah
ini:
Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan Penelitian
No Waktu
Jenis Keg
Februari Maret April Mei Juni Oktober Januari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal
2 Seminar dan Revisi Proposal
3 Pengajuan Surat Izin
4 Persiapan Penelitian
5 Pelaksanaan 1. Siklus I 2. Siklus II
6 Analisis data 7 Penyusunan
laporan
8 Ujian Skripsi
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri
SD Negeri Borong 02 Polanharjo Klaten tahun ajaran 2011/2012. Siswa kelas IV
yang berjumlah 16 siswa, terdiri dari 8 siswa putra dan 8 siswa putri, yang diberi
tindakan karena hasil kemampuan menulis pantun SD Negeri Borongan 02
Polanharjo Klaten tergolong rendah dan masih banyak siswa yang memperoleh
nilai dibawah KKM (70).
C. Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, sebagian besar merupakan
data kualitatif. Sumber data tersebut diperoleh dari:
a. Siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten
b. Guru kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten
c. Tempat dan Peristiwa
1. Tempat : Ruang Kelas IV
2. Peristiwa : Kegiatan belajar mengajar tentang kemampuan menulis
pantun dengan menggunakan model pembelajaran tipe Make a Match.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Menurut H.B. Sutopo teknik observasi digunakan untuk menggali
data dari sumber data yang berupa peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau
lokasi, dan benda, serta rekaman gambar (2002: 64). Observasi dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pada observasi langsung
dapat dilakukan dengan mengambil peran atau tak berperan. Dalam penelitian
ini, observasi yang dilakukan adalah observasi langsung yaitu observasi yang
dilakukan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Obeservasi ini dengan
format chek list menggunakan pedoman yang sebelumnya telah direncanakan.
Pedoman observasi, berisikan serangkaian daftar kejadian penting yang akan
diamati. Ketika pengamatan berlangsung, peneliti secara objektif memilih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
dengan cepat dan memberi tanda cek pada daftar kejadian.Observasi
dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten
untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis pantun melalui
model tipe Make a Match.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru kelas IV SD Negeri Borongan
02 Polanharjo Klaten dan siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo
Klaten sebelum dan sesudah penelitian. Wawancara pada guru bertujuan
untuk memperoleh informasi tentang pembelajaran menulis pantun yang
dilakukan oleh guru, model pembelajaran yang digunakan, hambatan-
hambatan yang dialami oleh guru dalam pembelajaran menulis pantun.
Sedangkan wawancara dengan murid bertujuan untuk memperoleh informasi
tentang kesulitan yang dihadapi dalam menulis pantun, dan tanggapan
terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
3. Tes
Tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil kemampuan
menulis pantun siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo
Klatensetelah kegiatan pemberian tindakan. Tes ini dilakukan untuk
mengetahui kemampuan awal dalam pelajaran bahasa Indonesia khusunya
dalam menulis pantun. Bentuk tes yang digunakan dalam menulis pantun
adalah uraian, yang meliputi aspek aspek penilaian dalam menulis pantun
yaitu: 1) kesesuaian isi denga tema; 2) Sajak atau rima; 3) Jumlah suku kata;
4) Kesesuaian sampiran; 5) Kesesuaian isi. Dengan diketahui hasil tes ini
maka peneliti dapat merencanakan kegiatan yang akan dilakukan agar dapat
memperbaiki proses pembelajaran.
4. Pendokumentasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumentasi yang
berbentuk gambar yang diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung
yaitu menggunakan foto dan video. Pendokumentasian ini digunakan untuk
mengetahui perkembangan siswa pada saat pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
E. Validitas Data
Validitas data adalah semua data yang dikumpulkan hendaknya
mencerminkan hal yang sebenarnya diukur atau diteliti. Dalam penelitian ini
untuk menguji keabsahan data digunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu
data(Iskandar, 2009:84). Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Adapun yang dimaksud dengan
triangulasi sumber data dan triangulasi metode adalah:
1. Triangulasi Sumber/Data
Menurut Sugiyono triangulasi sumber /data adalah membandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif(2007:330).
Data atau informasi yang diperoleh selalu dikomparasikan dan diuji dengan
data dan informasi lain, baik dari segi koheren sumber yang sama atau sumber
yang berbeda. Jadi, triangulasi sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah mengumpulkan data-data berupa data nilai siswa, observasi dari
sumber data yang berbeda yaitu guru dan siswa.
2. Triangulasi Metode
Menurut H. B. Sutopo triangulasi metode dilakukan dengan
mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode
pengumpulan data yang berbeda(2002: 80). Adapun metode yang digunakan
untuk mengumpulkan data adalah dengan observasi, tes, wawancara, dan
dokumentasi. Penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda ini
hasilnya dapat dibandingkan dan ditarik kesimpulan data yang lebih kuat
validitasnya. Jadi, triangulasi metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah mengumpulkan data-data dengan metode yang berbeda yaitu obserasi,
tes, wawancara dan dokumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu proses dalam menentukan pilihan, membuang,
mengeliminasi, memilah serta menggolongkan data sesuai dengan yang
diharapkan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis interaktif. Proses analisa mencakup tiga komponen, yaitu: reduksi
data, penyajian data, dan penarikan simpulan (verifikasi). Untuk lebih
memperjelas tentang analisis interaktif dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.2. Model Analisis Interaktif
Sumber: Miles dan Huberman (2007:20)
1. Reduksi Data
Reduksi data yaitu proses pemilihan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan. Proses reduksi data dilakukan dengan mengumpulkan
hasil observasi, wawancara maupun catatan lapangan. Langkah yang
dilakukan berupa pencatatan data yang diperoleh dari hasil observasi. Dalam
pencatatan tersebut dilakukan seleksi, pemfokusan dan penyederhanaan data,
data yang diambil dan dianggap penting untuk penelitian . Proses reduksi data
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
dilakukan dengan mengumpulkan data berupa nilai tes kemampuan menulis
pantun, hasil observasi guru, dan wawancara dengan guru dan siswa.
2. Penyajian Data
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan Melalui
sajian data, data yang telah terkumpul dikelompokkan dalam berberapa bagian
sesuai dengan jenis permasalahnnya supaya mudah dilihat dan dimengerti,
sehingga mudah dianalisis untuk merencanakan langkah kerja selanjutnya.
Penyajian data ditulis dalam bentuk paparan data, tabel hasil observasi, dan
tabel hasil penilaian kemampuan menulis pantun pada siswa SD Negeri
Borongan 02 Polanharjo Klaten.
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada. Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar benar
bisa dipertanggungjawabkan. Penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan
mengecek kembali data yang telah dikumpulkan berupa hasil wawancara ,
observasi, tes dan dokumentasi, disesuaikan dengan tujuan dan rumusan
masalah, sehingga dapat menjawab hipotesis.
G. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian.
Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
meningktnya kemampuan menulis pantun dengan menggunakan model
pembelajaran tipe Make a Match pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02.
Pada bagian ini perlu dikemukakan tolak ukur keberhasilan penelitian
yang dilakukan. Indikator keberhasilan meliputi kompetensi produk dan
kompetensi proses. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila pada keterampilan
menulis pa
berdasarkan pada KKM di SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV yaitu 70. Apabila dalam kelas tersebut hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
yang diperoleh belum mencapai angka tersebut, penelitian akan terus dilanjutkan
ke siklus berikutnya sampai tercapai indikator yang ditentukan.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, sehingga mekanisme
kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus (direncanakan dua siklus), yang dalam
setiap siklus terdapat empat kegiatan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
observasi, (4) refleksi. Hubungan keempat tahapan tersebut menunjukkan sebuah
siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang. Langkah-langkah tersebut dapat
diilustrasikan pada gambar berikut:
Gambar 3.3. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 16)
Rancangan Prosedur Penelitin Tindakan Kelas ini diuraiakan sebagai berikut:
1. Siklus 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
a. Perencanaan
Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Menentukan pokok bahasan yaitu tentang menulis pantun
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3) Mempersiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran
4) Menyiapkan instrument penelitian
b. Tindakan
Penerapan tindakan merupakan pelaksanaan dari rencana
pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan. Secara garis besar, tindakan
yang akan dilaksanakan, yaitu penggunaan model tipe Make a Match
dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu menulis pantun.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan RPP,
dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir/ penutup.
1) Kegiatan Awal
(a) Guru mengkondisikan kesiapan belajar siswa
(b) Apersepsi: guru menanyakan kepada siswa tentang siapa yang
pernah membaca pantun.
(c) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam
pembelajaran ini.
2) Kegiatan Inti
(a) Eksplorasi
Dalam kegiatan ini, guru menggali informasi sebanyak-
banyaknya tentang kemampuan yang dimilki oleh siswa,
berkaitan dengan materi yang akan diajarkan yaitu tentang
menulis pantun.
(b) Elaborasi
Dalam elaborasi, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
menggunakan model tipe Make a Match dalam menulis pantun.
Guru berusaha menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
sehingga dapat menarik perhatian dan motivasi siswa untuk
belajar. Dalam kegiatan ini, terdapat persaingan antar kelompok
secara akademik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
(c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi ini, guru membenarkan
jawaban/ pendapat siswa yang sekiranya kurang tepat sehingga
tidak terjadi kesalahan konsep dan pemantapan materi yang
telah dipelajari/ disampaikan.
3) Kegiatan Akhir
Guru mengadakan evaluasi untuk mengeetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Dan guru
memberikan motivasi kepada siswa, dan menyampaikan meteri pada
pertemuan selanjutnya.
c. Observasi
Kegiatan yang dilakukan pada saat observasi adalah mengamati
tingkah laku siswa selama kegiatan pembelajaran menulis pantun
menggunakan model tipe Make a Match. Kegiatan ini dilakukan dengan
mengamati aktivitas siswa dan mencatat secara cermat aktivitas yang
dilakukan oleh siswa yang berhubungan dengan aspek psikomotor dan
afektif.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan setiap akhir pembelajaran. Refleksi
dilaksanakan untuk mengetahui bagian yang sudah sesuai dengan tujuan
penelitian, masalah-masalah yang muncul saat kegiatan pembelajaran, dan
bagian yang masih perlu diperbaiki, berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti. Refleksi meliputi beberapa komponen yaitu:
menganalisis, mensintesis dan menerangkan. Pencapaian ketuntasan
siswa siklus I sebesar 75% dengan rata rata kelas 74,80. Diputuskan
penelitian dilanjutkan pada siklus II karena siklus I hanya mencapai 75%
sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2. Siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dalam siklus II ini dipersiapkan rencana
pembelajaran yang telah diperbaiki dan disempurnakan dari rencana
pembelajaran siklus I. Materi yang diajarkan masih sama dengan materi
pada siklus I. Segala sesuatu yang dipersiapkan pada siklus II, masih
sama seperti siklus I. Hanya saja, perencanaan siklus II lebih
dipersiapkan lagi untuk memperbaiki kekurangan/ kelemahan pada siklus
I, berdasarkan hasil analisis dan pembahasan siklus I.
b. Tindakan
Tindakan yang dilakukan adalah dengan memperbaiki tindakan
pada siklus I sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah
disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Pada tahap ini
guru mengoptimalkan penggunaaan model tipe Make a Match untuk
memperbaiki kekurangan dan masalah yang muncul pada sikus I.
c. Observasi
Pada siklus II ini, aktivitas yang dilakukan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung tetap diamati. Pengamatan dilakukan untuk
memonitor serta membantu siswa jika menemui kesulitan dan untuk
melihat perubahan perilaku/ aktivitas siswa.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk menganalisis hasil pengamatan untuk
memperoleh gambaran tentang tindakan yang dilakukan.Untuk
mengetahui keefektivan penggunaan model pembelajaran tipe Make a
Matchpada kemampuan menulis pantun dan memperbaiki sikap/ perilaku
siswa saat mengikuti pembelajaran. Pencapaian ketuntasan siswa pada
siklus II sebesar 100% dengan rata rata kelas sebesar 81. Diputuskan
penelitian dihentikan pada siklus II karena indikator ketercapain telah
dicapai sehingga penelitian telah berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Sekolah Dasar Negeri Borongan 02 terletak di Kelurahan Borongan,
Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. SD Negeri Borongan 02 berdiri
pada tahun 1972 dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101031311013.
Sejak awal berdirinya SD dari tahun 1972 sampai sekarang telah mengalami
beberapa pergantian Kepala Sekolah. Kepala Sekolah yang menjabat saat ini
adalah Bapak Sumarja, S. Pd. Pergantian Kepala Sekolah dilakukan melalui
prosedur yang benar sesuai dengan peraturan yang ada SD Negeri Borongan
02 telah terakreditasi. Hal ini mendorong pihak sekolah untuk berusaha dalam
meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.SD Negeri Borongan 02, pada tahun 2011/2012 dipimpin oleh
seorang Kepala Sekolah dengan 4 guru yang telah berstatus Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan 4 orang tenaga pengajar yang masih Wiyata Bakti.
SD Negeri Borongan 02 memiliki tanah seluas 3000 meter persegi ,
dengan luas bangunan 1780 meter persegi. Bangunan yang ada adalah 6
ruang kelas, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang guru, 1 perpustakaan, 1 masjid,
1 ruang UKS dan 5 kamar mandi. SD Negeri Borongan 02 pada umumnya
sudah memenuhi ruangan yang menunjang kegiatan siswa, seperti ruang
UKS, ruang perpustakaan, masjid dll. Selain mempunyai ruangan yang
mencukupi, SD Negeri Borongan 02 juga mempunyai halaman luas yang
biasanya digunakan untuk upacara, olahraga dan berbagai ekstrakurikuler
yang diadakan oleh sekolah serta tempat bermain para siswa waktu istirahat.
Jumlah seluruh siswa SD Negeri Borongan 02 pada tahun 2011/2012
adalah 128 siswa. Siswa terbagi dalam 6 kelas yakni kelas I sebanyak 11
siswa, kelas II sebanyak 11 siswa, kelas III sebanyak 23 siswa, kelas IV
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
sebanyak 16 siswa, kelas V sebanyak 17 siswa, kelas VI sebanyak 20 siswa.
Siswa berasal dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda-beda.
Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani dan karyawan pabrik
yang pendidikannya masih terhitung rendah.
2. Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus)
Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas IV yang
berjumlah 16 siswa terdiri dari 8 siswa laki laki dan 8 siswa perempuan
dengan guru kelas yang bernama Ibu Sri Dadi. Kegiatan awal yang dilakukan
peneliti adalah melakukan observasi untuk mengetahui keadaan sebenarnya
yang dihadapi oleh sekolah khususnya pada siswa kelas IV dalam proses
pembelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil observasi, ditemukan
bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis pantun,
kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis pantun yaitu siswa merasa
kesulitan untuk membuat sampiran dan isi menjadi sebuah pantun.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Kelas IV (lihat lampiran 1 hal 79)
diperoleh informasi bahwa guru belum menggunakan metode yang tepat di
dalam menulis pantun, sehingga mengakibatkan motivasi belajar siswa dalam
menulis pantun masih rendah.
Dari seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 16, hanya 7 siswa yang
mendapat nilai di atas KKM yaitu 70 dalam materi menulis pantun atau
43,75% siswa mencapai KKM dan 56,25% siswa belum mencapai KKM.
Rincian nilai keterampilan menulis pantun pada siswa kelas IV SD Negeri
Borongan 02 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Tabel 4.1 Data Nilai Kemampuan Menulis Pantun Prasiklus
Daftar nilai pada kondisi awal pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa siswa
dikategorikan tuntas, siswa yang memperoleh nilai <70 (KKM) yaitu ada 9
siswa atau 56,25% dan dikategorikan belum tuntas.
Agar lebih jelsnya, kondisi awal nilai kemampuan menulis pantun pada
tabel 4.1 dibuat distribusi pada tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.2. Data Nilai Kemampuan Menulis Pantun Prasiklus
No. Interval
Nilai Frekuensi
(fi) Nilai Tengah
(xi) fi.xi Persentase
(%) Ket 1 45-51 2 48 96 12,5 TT 2 52-58 2 55 110 12,5 TT 3 59-65 5 62 310 31,25 TT 4 66-72 4 69 276 25 T 5 73-79 3 76 228 18,75 T
Jumlah 16 1020 Nilai Rata-rata = 1020 : 16 = 63,75
Persentase = 7 : 16 X 100% = 43,75%
No Nilai No. Nilai
1 72 9 72
2 45 10 59
3 75 11 72
4 72 12 62
5 50 13 61
6 75 14 60
7 55 15 78
8 54 16 60
Rata-rata = 1022 : 16 = 63,75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 4.2 nilai kemampuan menulis pantun prasiklus pada siswa
kelas IV SD Negeri Borongan 02 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik
4.1 berikut ini:
Gambar 4.1. Grafik Nilai Kemampuan Menulis Pantun Pada Kondisi Awal Siswa Kelas IV SD Negeri Borongan 02.
Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.1 dapat dijelaskan bahwa nilai
kemampuan menulis pantun pada kondisi awal masih tergolong tendah dengan
nilai rata rata 63,75. Siswa yang memperoleh nilai 45 51 sebanyak 2 siswa,
52 58 sebanyak 2 siswa, 59 65 sebanyak 5 siswa, 66 72 sebanyak 4 siswa,
73 79 sebanyak 3 siswa.
Rendahnya nilai kemampuan menulis pantun disebabkan oleh beberapa
faktor, berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri
Borongan 02 dapat diketahui faktor penyebab rendahnya pencapaian siswa
dalam mata pelajaran menulis pantun, antara lain: (1) Siswa menganggap
menulis pantun merupakan pelajaran yang sulit dikarenakan siswa terlebih
dahulu harus membuat sampiran kemudian membuat isi yang sama sekali tidak
berkaitan,(2) Penguasaan kosakata yang dimiliki siswa masih kurang, (3) Guru
belum menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran menulis pantun.
(4) Guru dan siswa sering mencontoh pantun yang terdapat pada buku,
dibandingkan membuat pantun sendiri.
Agar permasalahan tidak berlanjut maka diperlukan adanya solusi yang
tepat untuk mengatasi permasalahan di atas yaitu dengan menggunakan metode
12,5% 12,5%
31,5%
25%
18,75%
Fre
kuen
si
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Make a Match untuk meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil
pembelajaran kemampuan menulis pantun pada siswa kelas IV SD Negeri
Borongan 02.
B. Deskripsi Tindakan Setiap Siklus
Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2
pertemuan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2)
Pelaksanaan, (3) Pengamatan, (4) Refleksi.
1. Siklus I
Siklus I dilakukan dalam waktu seminggu sebanyak dua kali pertemuan,
yang dilaksanakan pada hari Senin, 21 Mei 2012 dan Kamis, 24 Mei 2012
yang diukuti oleh siswa kelas IV sebanyak 16 siswa, dalam penelitian ini,
peneliti berperan langsung sebagai guru dalam melaksanakan pembelajaran
menulis pantun menggunakan model tipe Make a Matchdan dibantu oleh
observer ibu Sri Dadi. Adapaun tahapan tahapan yang dilaksanakan dalam
siklus I dapat diuraikan sebagai Berikut:
a. Perencanaan
Peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran
bahasa Indonesia di kelas IV untuk mengetahui media, model dan metode
yang digunakan oleh guru serta untuk mengetahui keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran yang dilaksanakan.
Berdasarkan pengamatan dapat diketahui bahwa dalam
pembelajaran menulis pantun, guru masih menggunakan metode ceramah
yaitu guru hanya berdiri di depan kelas dan menerangkan dengan
menggunakan buku paket saja dan siswa hanya duduk dan mendengarkan
penjelasan dari guru sehingga proses pembelajaran yang dilakukan lebih
terpusat kepada guru.
Dari data tes yang diperoleh menunjukan dari 16 siswa, 7 siswa
9 siswa atau sekitar 56,25% siswa memperoleh nilai di bawah KKM
yaitu <70. Oleh karena itu, peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas
IV untuk membahas alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
keterampilan siswa dalam menulis pantun. Dari hasil diskusi tersebut
diitemukan alternatif untuk meningkatkan keterampilan menulis pantun
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran tipe Make a Match.
Adapun langkah langkah kegiatan yang dilakukan pada tahap
perencanaan ini sebagai berikut:
1) Memilih standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang
sesuai dengan menulis pantun. Alasan pemilihan kompetensi dasar
dan indikator tersebut adalah:
a) Kompetensi dasar dan indikator menulis pantun sulit untuk
dikuasai oleh siswa karena siswa kurang bisa berimajinasi dan
kesulitan di dalam menentukan kata kata.
b) Kompetensi dasar dan indikator tersebut harus dituntaskan siswa
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
c) Kompetensi dasar dan indikator tersebut sesuai dengan
kurikulum yang berlaku yaitu KTSP (Kuriklum Tingkat Satuan
Pendidikan).
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada
siklus I ini disesuaiakan dengan standar kompetensi dan indikator
yang telah dipilih. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada
siklus I ini terdiri dari 2 pertemuan masing masing pertemuan 2 jam
pelajaran yang dilaksanakan pada hari Senin, 21 Mei 2012 dan
Kamis, 24 Mei 2012. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tersebut
mencakup: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator,
tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran,
metode dan model pembelajaran, langkah langkah pembelajaran,
media dan sumber belajar, prosedur penilaian. Susunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta langkah langkah
pembelajarannya (lihat lampiran 13 hal 94).
3) Mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung.
a) Ruang belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Ruang belajar yang digunakan dalam pembelajaran ini sama
dengan ruang belajar yang digunakan setiap harinya. Pengaturan
tempat duduk hampir sama dengan pengaturan tempat duduk
pada pembelajaran biasanya.
b) Media pembelajaran
Menyiapkan kartu kata yang berisi sampiran dan isi pantun
c) Buku Pelajaran
Buku Pelajaran yang digunakan sebagai acuan dalam
pembelajaran ini adalah buku sekolah elektronik karangan
Kaswan Dramadi yang berjudul Bahasa IndonesiaKelas IV
i
dan Indriyani yang berjudul BahasaIndonesia Untuk Sekolah
Dasar Kelas IV tahun 2008.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran menulis pantun
dengan metode Make a Match sesuai dengan RPP yang telah disusun.
Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan sebagai berikut:
1) Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 21 Mei 2012 pada
pukul 09.30 11.00 WIB. pada pertemuan I materi yang akan
dijelaskan adalah menjelaskan pengertian pantun, ciri ciri pantun,
langkah langkah menulis pantun dengan baik dan benar dan
mencari kata kata yang akan digunakan dalam menulis pantun.
Sebelum kegiatan pembelajaran guru menyiapkan ruang kelas,
media pembelajaran berupa kartu kata yang berisi sampiran dan isi
pantun dan perlengkapan lain yang dibutuhkan dalam kegiatan
pembelajaran. setelah semuanya siap guru membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam dan berdoa, mengkondisikan siswa agar
siswa siap dalam menerima pelajaran kemudian guru melakukan
absensi. Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan bertanya
tentang apakah kalian pernah membuat pantun setelah itu guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
memberikan orientasi dan memberikan motivasi dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diperoleh dalam
menulis pantun.
(a) Eksplorasi
Guru menjelaskan pengertian pantun dengan ciri ciri pantun
kepada siswa dan menunjukan contoh contoh pantun kepada
siswa dan melakukan tanya jawab kepada siswa tentang macam
macam pantun.
(b) Elaborasi
Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok masing kelompok
terdiri dari 2 siswa. Siswa secara berpasangan mendapat 1 kartu,
(terdapat 2 macam kartu. Kartu yang pertama berisi pantun baris
ketiga dan kartu kedua berisi pantun baris keempat), kartu
dibagikan kepada setiap pasangan secara acak, masing masing
pasangan mendapat satu kartu. Siswa diminta mencari pasangan
kartu yang dibawa oleh kelompok lain dan menggabungkannya.
Siswa membuat dan menulis sampiran sesuai dengan isi yang
sudah dipasangkan tadi secara berkelompok. Setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi dari kelompoknya. Kelompok
lain menanggapi hasil pekerjaankelompok yang maju di depan
kelas. Guru bersama siswa membahas hasil diskusi kelompok.
(c) Konfirmasi
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi
yang kurang jelas. Siswa bersama guru menyimpulkan materi
pelajaran yang telah dipelajari.
Pada kegiatan akhir guru memberikan soal evaluasi individu
yang berkaitan dengan materi yaitu menulis pantun, guru
mengadakan refleksi terhadap proses belajar mengajar dan
memberikan tindak lanjut. Guru mengakhiri kegiatan belajar
mengajar dengan berdoa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2) Pertemuan II
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Mei 2012
pada pukul 09.00 11.00 WIB. pada pertemuan kedua ini materi
yang akan dipelajari adalah tema dalam pantun. Sebelum kegiatan
pembelajaran guru menyiapkan ruang kelas, media pembelajaran
berupa kartu kata yang berisi sampiran dan isi pantun dan
perlengkapan lain yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran.
setelah semuanya siap guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa, mengkondisikan siswa agar siswa
siap dalam menerima pelajaran kemudian guru melakukan absensi.
Guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa apakah
ciri ciri dari pantun itu?. Kemudian guru melakukan orientasi
dengan mengulang kembali materi yang telah dipelajari dan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam
menulis pantun. Kegiatan inti mencakup tiga komponen yaitu:
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
(a) Eksplorasi
Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang
pengertian pantun dan tema tema pantun. Guru mengulang
kembali macam macam pantun.
(b) Elaborasi
Siswa dibagi menjadi 8 kelompok, yang masing masing
kelompok terdiri dari 2 orang siswa. Guru membagikan kartu
pantun kepada masing masing kelompok yang berisi sampiran
atau isi pantun. Siswa secara berkelompok 2 orang mencari
pasangan kartu yang mereka pegang (sampiran atau Isi). Secara
berkelompok siswa menentukan tema dari pantun yang sudah
dipasangkan. Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya. Kelompok lain memberi tanggapan.
(c) Konfirmasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi
yang kurang jelas. Guru dan siswa bersama sama membuat
kesimpulan
Pada kegiatan akhir guru membagikan soal individu untuk
membuat pantun dengan tema yang dipasangkan dengan kelompok
tadi. Kemudian guru memberi tindak lanjut dam menutup
pembelajaran dengan berdoa.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan menulis
pantun melalui model tipe Make a Match. Dalam melaksanakan
pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran ini peneliti
berkolaborasi dengan guru kelas. Pengamatan ini bertujuan untuk
mengetahui kinerja guru dan proses pembelajaran menulis pantun
melalui model pembelajaran tipe Make a Match. Pengamatan ini
dilakukan dengan menggunakan instrument berupa lembar observasi
kinerja guru dan lembar observasi proses pembelajaran. Uraian observasi
tiap pertemuan pada siklus I sebagai berikut:
1) Aktivitas Guru
Aktivitas guru diamati dengan menggunakan lembar observasi
kemampuan guru mengajar (lampiran 7 halaman 87). Pengamatan
dilakukan selama kegiatan pembelajaran menulis pantun berlangsung.
Dari hasil observasi kemampuan guru mengajar pada siklus I, maka
diperoleh hasil sebagai berikut:
a) Pada aspek persiapan pembelajaran, guru memperoleh nilai rata-
rata 3.5 dengan kriteria memuaskan. Guru sudah mempersiapkan
media dan segala yang diperlukan selama pembelajaran dengan
baik tapi guru masih kurang pandai dalam hal mengkondisikan
siswa.
b) Pada aspek membuka pelajaran, guru memperoleh nilai rata-rata 3
dengan kriteria memuaskan. Guru sudah cukup baik dalam
membuka pelajaran, mengabsen siswa satu per satu, memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
motivasi dan apesepsi serta menyampaikan tujuan pembelajaran
dengan baik.
c) Pada aspek kejelasan dan sistematika penyampaian materi, guru
memperoleh nilai rata-rata 3 dengan kriteria memuaskan. Guru
cukup menguasai materi yang diajarkan tapi terkadang guru kurang
runtut dalam menyampaikan materi tersebut..
d) Pada aspek ketepatan strategi pembelajaran, guru memperoleh nilai
rata-rata 3 dengan kriteria memuaskan. Guru sudah menggunakan
strategi yang tepat dan melakssiswaan pembelajaran sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai.
e) Pada aspek penerapan model pembelajaran, guru memperoleh nilai
rata-rata 3 dengan kriteria memuaskan. Guru sudah menerapkan
model pembelajaran inovatif dengan baik kurang melibatkan
keaktifan siswa dan ada beberapa langkah pembelajaran yang
terlewatkan.
f) Pada aspek ketepatan dan daya tarik media, guru memperoleh nilai
rata-rata 4 dengan kriteria sangat memuaskan. Guru sudah
menggunakan media yang sangat tepat dan menarik sehingga siswa
antusias dalam mengikuti pembelajaran.
g) Pada aspek kemampuan menggunakan media, guru memperoleh
nilai rata-rata 3 dengan kriteria memuaskan. Guru sudah cukup
terampil dalam menggunakan media tapi guru masih terkesan kaku
dan gugup dalam mengoperasikan atau menggunakan media dan
kadang guru sering ceramah tanpa menampilkan media.
h) Pada aspek menumbuhkan partisipasi aktif dan antusiasme dalam
belajar, guru memperoleh nilai rata-rata 2.5 dengan kriteria kurang
memuaskan. Guru sudah melakukannya dengan cukup baik yaitu
guru sudah mengajukan pertanyaan yang mampu merangsang
pengetahuan siswa. Akan tetapi, ada beberapa siswa yang kurang
antusias dalam mengikuti pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
i) Pada aspek memantau kemajuan belajar selama proses
pembelajaran, guru memperoleh nilai rata-rata 2.5 dengan kriteria
kurang memuaskan. Guru kurang optimal dalam melakukannya.
Guru hanya beberapa kali bertanya kepada siswa apakah siswa
sudah paham atau belum mengenai materi yang dijelaskan.
j) Pada aspek melakukan penilaian atau evaluasi, guru memperoleh
nilai rata-rata 3.5 dengan kriteria memuaskan. Guru sudah
melakukannya, baik evaluasi secara individu maupun kelompok
dan instrumen penilaian pun sudah sesuai dengan indikator yang
ditetapkan.
k) Pada aspek menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,
lancar, baik dan benar, guru memperoleh nilai rata-rata 3 dengan
kriteria memuaskan. Guru sudah menggunakan bahasa yang baik
dan benar. Namun, kadang guru menggunakan bahasa yang sulit
dipahami oleh siswa dan siswa pun kebingungan.
l) Pada aspek menutup pembelajaran, guru memperoleh nilai rata-rata
3.5 dengan kriteria memuaskan. Guru sudah melibatkan siswa
dalam membuat rangkuman dan menarik kesimpulan serta
memberikan tindak lanjut yang berupa PR.
Adapun dari semua aspek yang telah dijelaskan diatas, dapat
diketahui bahwa kemampuan guru mengajar di kelas IV pada siklus I
nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3.08 (lihat lampiran 7 halaman
87). Hal ini dapat diartikan bahwa pembelajaran yang berlangsung
sudah baik dengan kriteria memuaskan, tetapi masih terdapat beberapa
kekurangan yang perlu ditingkatkan lagi, yaitu dalam mengelola kelas,
memantau kemajuan belajar siswa, meningkatkan partisipasi dan
antusiasme siswa, dan penggunaan bahasa yang lebih mudah dipahami
oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2) Proses Pembelajaran
Rata rata skor pada indikator konsistensi kegiatan belajar
mengajar dengan kurikulum mencapai 3,5. (a) tujuan pembelajaran
sesuai dengan kurikulum mencapai kriteria sangat baik, (b) bahan
pembelajaran sesuai dengan kurikulum mencapai kriteria sangat baik,
(c) kegiatan pembelajaran sesuai dengan kurikulum mencapai kriteria
baik, (d) penilaian yang digunakan untuk setiap tujuan mencapai
kriteria baik.
Rata rata pada indikator keterlaksanaan oleh guru mencapai 3,25.
(a) guru mengkondisikan kegiatan belajar siswa mencapai kriteria baik,
(b) guru menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajara mencapai
kriteria sangat baik, (c) guru memberikan bantuan dan bimbingan
kepada siswa mencapai krteria baik, (d) guru melaksanakan penilaian
proses dan hasil mencapai kriteria baik.
Rata rata pada indikator keterlaksanaan oleh siswa mencapai 3,25.
(a) siswa mengikuti dan memahami petunjuk guru mencapai kriteria
baik, (b) siswa turut aktif dalam kegiatan belajar mengajar mencapai
kriteria baik, (c) siswa dapat menyelesaikan tugas tugas yang diberikan
mencapai kriteria baik, (d) siswa menguasai tujuan tujuan
pembelajaran yang ditetapkan mencapai kriteria sangat baik.
Rata rata pada indikator motivasi belajar siswa mencapai 3,5 (a)
minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran mencapai kriteria sangat
baik, (b) siswa bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas tugasnya
mencapai kriteria baik, (c) siswa bersemangat untuk mengerjakan
tugas tugasnya mencapai kriteria baik, (d) siswa merasa senang dan
puas dalam mengerjakan tugas mencapai kriteria sangat baik.
Rata rata pada indikator keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar
mencapai 3,25. (a) siswa turut serta dalam melaksanakan tugas
belajarnya mencapai kriteria baik, (b) siswa berani bertanya apabila
terdapat materi yang belum dipahami mencapai kriteria baik, (c) siswa
melaksanakan diskusi kelompok mencapai kriteria sangat baik, (d)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
siswa menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaiakn tugas
mencapai kriteria baik.
Rata rata pada indikator interaksi guru-siswa mencapai 3. (a) siswa
dan guru saling melakukan tanya jawab mencapai kriteria baik, (b)
guru membimbing siswa dalam pembelajaran mencapai kriteria baik,
(c) guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran
mencapai kriteria baik, (d) guru memfasilitasi siswa dalam kegiatan
belajar mencapai kriteria baik.
Rata rata pada indikator kemampuan atau keterampilan guru
mengajar mencapai 3,25. (a) guru menguasai materi pembelajaran
mencapai kriteria baik, (b) guru mampu menguasai kelas mencapai
kriteria baik, (c) guru mampu berkomunikasi baik dengan siswa
mencapai kriteria baik, (d) guru terampil menggunakan media yang
digunakan dalam pembelajaran mencapai kriteria sangat baik.
Rata rata pada indikator kualitas hasil belajar yang dicapai oleh
siswa mencapai 3,25. (a) terjadi sikap dan perubahan perilaku siswa
setelah pembelajaran mencapai kriteria sangat baik, (b) kualitas dan
kuantitas penguasaan tujuan instruksional siswa mencapai kriteria baik.
(c) jumlah siswa yang mencapai tujuan instruksional minimal 75%
mencapai kriteria baik, (d) siswa dapat tahan lama mengingat hasil
pembelajaran mencapai kriteria baik.
Dari penilaian di atas menunjukan bahwa rata rata skor hasil
observasi terhadap proses pembelajaran menulis pantun melalui model
Kooperatif tipe Make a Match pada siklus I adalah 3,28 (Lampiran10
halaman 91) dikategorikan baik.
d. Refleksi
Data-data yang diperoleh mealui observasi kemudian dikumpulkan
untuk dianaisis dan direfleksi. Hal ini dilakukan sebagai pedoman atau
acuan pengambilan langkah pada siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa proses
pembelajaran belum begitu optimal, beberapa permasalahan yang muncul
diantaranya:
a) Guru masih belum optimal dalam meningkatkan perhatian siswa
pada saat proses pembelajaran.
b) Guru dalam menyampaikan perintah atau menjelaskan materi kadang
menggunakan bahasa yang susah dimengerti dan dipahami oleh
siswa sehingga membuat siswa kebingungan.
c) Penggunaan media kurang efektif karena belum menjangkau seluruh
siswa dan guru belum melibatkan siswa secara aktif dalam
penggunaannya.
d) Guru masih belum optimal dalam meningkatkan partisipasi aktif
siswa dan menumbuhkan antusiasme siswa selama pembelajaran.
e) Guru kurang memantau kemajuan belajar siswa dan jarang bertana
kepada siswa apakah mereka sudah memahami materi yang
diberikan.
Dari hasil siklus I diperoleh nilai siswa dalam menulis pantun siklus I
dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3. Data Nilai Kemampuan Siswa Menulis Pantun Melalui Model Tipe Make a Match.
Daftar nilai pada siklus I pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa siswa
dikategorikan tuntas, sedangkan siswa yang memperoleh nilai <70 (KKM)
No. Nilai Ket No. Nilai Ket 1 75 Tuntas 9 78 Tuntas 2 69 Belum tuntas 10 85 Tuntas 3 77 Tuntas 11 81 Tuntas 4 75 Tuntas 12 79 Tuntas 5 65 Belum tuntas 13 78 Tuntas 6 80 Tuntas 14 75 Tuntas 7 65 Belum tuntas 15 84 Tuntas 8 61 Belum tuntas 16 81 Tuntas Rata-rata = 1208 : 16 = 75,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
yaitu ada 4 siswa atau 25% dan dikategorikan belum tuntas. Rata- rata kelas
mencapai 75,5.
Agar lebih jelasnya, nilai menulis pantun siklus I pada tabel 4.7.
Dibuat distribusi pada tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Pantun Siklus I Siswa kelas IV SD negeri Borongan 02.
No. Interval
Nilai Frekuensi
(fi) Nilai Tengah
(xi) fi.xi Persentase
(%) Ket
1 61-65 3 63 189 18,75 TT 2 66-70 1 68 68 6,25 TT 3 71-75 3 73 219 18,75 T 4 76-80 5 78 390 31,25 T 5 81-85 4 83 332 25 T
Jumlah 16 1198 Nilai Rata-rata = 1198 : 16 = 74,8
Persentase = 12 : 16 X 100% = 75%
Berdasarkan tabel 4.4 nilai keterampilan menulis pantun siklus I pada
siswa kelas IV SD Negeri Borongan 2 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik
4.2 berikut ini:
Gambar 4.2. Grafik Nilai Keterampilan Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran tipe Make a Match Pada Siklus I Siswa Kelas IV SD Negeri Brongan 2
18,75%
6,25%
18,75%
31,25%25%
Fre
kuen
si
Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar 4.2 Dapat dilihat bahwa setelah
dilaksanakan siklus I pada materi menulis pantun menggunakan model tipe Make
a Match, diperoleh data bahwa siswa yang memperoleh nilai antara 61-65
sebanyak 3 siswa atau 18,75%, yang memperoleh nilai antara 66-67 sebanyak 1
siswa atau 6,25%, yang memperoleh nilai antara 71-75 sebanyak 3 siswa atau
18,75%, yang memeproleh nilai antara 76-80 sebanyak 5 siswa atau 31,25%, yang
memperoleh nilai 81-85 sebanyak 4 siswa atau 25%
2. Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pada siklus I diketahui bahwa
ada peningkatan keterampilan menulis pantun pada siswa kelas IV tetapi
belum optimal, hal itu ditunjukkan bahwa masih ada 4 siswa yang belum
tuntas sehingga perlu dilaksanakan perbaikan pada siklus II. kegiatan
penenlitian tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam waktu satu minggu
dengan dua kali petemuan pada hari Senin, 31 Mei 2012 dan pada hari Kamis,
3 Mei 2012
Adapun langkah penelitian pada siklus II meliputi kegiatan sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Hasil penelitian pada siklus I menunjukan bahwa indikator
ketercapaian belum tercapai sehingga perlu dilanjutkan ke siklus II. Hasil
penelitian pada siklus I memang sudah meningkat tetapi belum mencapai
indikator ketercapaian yang ditetapkan. Penelitian pada siklus II
merupakan penyempurnaan pada tindakan yang telaah dilakukan pada
siklus I. Langkah kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan
adalah:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus II ini
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan masing masing
pertemuan 2 jam pelajaran yang dilaksanakan pada hari Senin, 31 Mei
2012 dan Kamis, 3 Juni 2012. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
tersebut mencakup: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi
pembelajaran, metode dan model pembelajaran, langkah langkah
pembelajaran, media dan sumber belajar, prosedur penilaian. Tema
yang diambil pada siklus II berbeda dengan tema pada siklus I.
Susunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta langkah
langkah pembelajarannya terdapat pada lampiran 19 halaman 113.
2) Mempersiapkan lembar observasi kinerja guru dan (lampiran 5
halaman 83) dan proses pembelajaran menulis pantun menggunakan
tipe Make a Match.
3) Mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung.
a) Ruang belajar
Ruang belajar yang digunakan dalam pembelajaran ini sama
dengan ruang belajar yang digunakan setiap harinya. Pengaturan
tempat duduk hampir sama dengan pengaturan tempat duduk pada
pembelajaran biasanya.
b) Menyiapkan media dan alat pembelajaran
Media yang perlu disiapkan yaitu kartu kata atau kartu pantun akan
digunakan dalam pembelajaran menulis pantun dan reward.
c) Buku Pelajaran
Buku Pelajaran yang digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran
ini adalah buku sekolah elektronik karangan Kaswan Dramadi yang
berjudul Bahasa IndonesiaKelas IV tahun 2008 dan buku sekolah
BahasaIndonesia Untuk Sekolah Dasar Kelas IV tahun 2008.
b. Pelaksanaan
Setelah diadakan peneliti segera melakukan proses pembelajaran
menulis pantun dengan menggunakan model tipe Make a Matchsesuai
dengan Recana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.
Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
1) Pertemuan I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Peretemuan I dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 31 Mei 2012
pada pukul 09.00 11.00 WIB. Pada pertemuan I materi yang akan
dipelajari adalah membuat pantun sesuai dengan tema dan
menjelaskan langkah-langkah menulis pantun dengan baik dan benar
dan membuat pantun dengan ciri-ciri pantun dengan baik dan benar.
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru mempersiapakan
ruangan kelas, media pembelajaran berupa kartu pantun 4 kartu berisi
Pantun sedangkan 4 kartu selanjutnya berisi tema. Setelah semuanya
siap, guru membuka pelajaran dengan salam dan kegiatan
pembelajaran dimulai dengan berdoa kemudian guru melakukan
absensi. Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengajak
siswa bernyanyi la
sebelum masuk kemateri setelah itu guru melakukan orientasi dan
memberikan motiasi dengan menyapaikan tujuan pembelajaran yang
akan diperoleh dala menulis pantun.
Pada kegiatan inti mencakup tiga kegatan yaitu eksplorasi, kolaborasi
dan konfirmasi
(a) Eksplorasi
Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentan pengertian
pantun dan macam macam tema pantun. Guru menunjukan
macama-macam pantun sesuai dengan tema pantun.
(b) Elaborasi
Guru membagi siswa menjadi berpasangan atau 8 kelompok
masing-masing kelompok terdiri dari dari 2 atau 3 siswa. Guru
membagikan kartu kepada masing masing kelompok 4
kelompok mendapatkan pantun sedangkan 4 kelompok
medapatkan tema, selanjutnya masing kelompok mencari
pasangan kartu baik tema maupun pantun, jika sudah bertemu
dengan pasangannya masing-masing kelompok membuat pantun
sesuai dengan tema yang mereka pasangkan secara berkelompok
tadi. Masing masing kelompok membacakan hasil diskusinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
kelompok terbaik adalah kelompok yang benar dan tepat dalam
memasangkan tema dengan pantun, dan membuat pantun dengan
tepat dan benar sesuai dengan ciri-ciri pantun.
(c) Konfirmasi
Guru melakukan refleksi dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya apabila terdapat materi yang belum
dipahami dan guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan
materi yang telah dipelajari.
Pada akhir kegiatan guru memberikan soal individu kepada
siswa dan memberi tindak lanjut. Guru mengakhiri kegiatan belajar
mengajar dengan salam penutup dan berdoa.
2) Pertemuan II
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Juni 2012
pada pukul 09.00-11.00 WIB. Pada pertemuan kedua ini materi yang
akan dipelajari yaitu menentukan jenis jenis pantun, dan menulis
pantun sesuai dengan jenis-jenis pantun. Sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai guru mempersiapakan ruangan kelas, media
pembelajaran berupa kartu pantun 4 kartu berisi Pantun sedangkan 4
kartu selanjutnya berisi jenis-jenis pantun. Setelah semuanya siap,
guru membuka pelajaran dengan salam dan kegiatan pembelajaran
dimulai dengan berdoa kemudian guru melakukan absensi. Guru
memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengajak siswa beryanyi
kemateri setelah itu guru melakukan orientasi dan memeberikan
motiasi dengan menyapaikan tujuan pembelajaran yang akan
diperoleh dala menulis pantun.
Pada kegiatan inti mencakup tiga kegiatan yaitu eksplorasi,
kolaborasi dan konfirmasi.
(a) Eksplorasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentan pengertian
pantun dan jenis-jenis pantun. Guru menunjukan macam-macam
pantun sesuai dengan jenis-jenis pantun.
(b) Elaborasi
Guru membagi siswa menjadi berpasangan atau 8 kelompok
masing-masing kelompok terdiri dari dari 2 atau 3 siswa. Guru
membagikan kartu kepada masing masing kelompok 4
kelompok mendapatkan pantun sedangkan 4 kelompok
medapatkan jenis-jenis pantun, selanjutnya masing kelompok
mencari pasangan kartu baik jenis-jenis pantun maupun pantun,
jika sudah bertemu dengan pasangannya masing-masing
kelompok membuat pantun sesuai dengan jenis pantun yang
mereka pasangkan secara berkelompok tadi. Masing masing
kelompok membacakan hasil diskusinya kelompok terbaik adalah
kelompok yang benar dan tepat dalam memasangkan jenis pantun
dengan pantun, dan membuat pantun dengan tepat dan benar
sesuai dengan ciri-ciri pantun.
(c) Konfirmasi
Guru melakukan refleksi dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya apabila terdapat materi yang belum
dipahami dan guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan
materi yang telah dipelajari.
Pada akhir kegiatan guru memberikan soal individu kepada
siswa yang berkaitan dengan materi menulis pantun dan memberi
tindak lanjut. Guru mengakhiri kegiatan belajar mengajar dengan
salam penutup dan berdoa.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan menulis
pantun melalui model tipe Make a Match. Dalam melaksanakan
pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran ini peneliti
berkolaborasi dengan guru kelas. Pengamatan ini bertujuan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
mengetahui kinerja guru dan proses pembelajaran menulis pantun melalui
model pembelajaran tipeMake a Match. Pengamatan ini dilakukan dengan
menggunakan instrument berupa lembar observasi kinerja guru dan lembar
observasi proses pembelajaran. Uraian observasi tiap pertemuan pada
siklus II sebagai berikut:
1) Aktivitas Guru
Aktivitas guru diamati dengan menggunakan lembar observasi
yang dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 88. Observasi dilakukan
selama kegiatan pembelajaran menulis pantun berlangsung. Dari hasil
pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut:
a) Pada aspek persiapan pembelajaran, guru sudah mempersiapkan
media dan segala yang diperlukan selama pembelajaran dengan
baik dan guru sudah cukup mampu menguasai kelas dan
mengkondisikan siswa, guru memperoleh nilai 4.
b) Pada aspek membuka pelajaran, guru sudah cukup baik dalam
membuka pelajaran, mengabsen siswa satu persatu, memberikan
motivasi dan apersepsi serta menyampaikan tujuan pembelajaran
dengan baik, guru memperoleh nilai 4.
c) Pada aspek kejelasan dan sistematika penyampaian materi, guru
cukup menguasai materi yang diajarkan secara runtut, guru
memperoleh nilai 3.
d) Pada aspek ketepatan strategi pembelajaran, guru sudah
menggunakan strategi yang tepat dan melakssiswaan pembelajaran
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, guru memperoleh nilai
4.
e) Pada aspek penerapan model pembelajaran, guru sudah
menerapkan model pembelajaran inovatif dengan baik dan sudah
melibatkan keaktifan siswa, guru memperoleh nilai 4.
f) Pada aspek ketepatan dan daya tarik media, guru sudah
menggunakan media yang sangat tepat dan menarik sehingga siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
antusias dalam mengikuti pembelajaran, guru memperoleh nilai
3,5.
g) Pada aspek kemampuan menggunakan media, guru sudah cukup
terampil dalam menggunakan media dan mampu mengoperasikan
atau menggunakan media dengan baik, guru memperoleh nilai 3,5.
h) Pada aspek menumbuhkan partisipasi aktif dan antusiasme dalam
belajar, guru sudah melakukannya dengan baik yaitu guru sudah
mengajukan pertanyaan yang mampu merangsang pengetahuan
siswa. Akan tetapi ada beberapa siswa yang kurang antusias dalam
mengikuti pembelajaran, guru memperoleh nilai 4.
i) Pada aspek memantau kemajuan belajar selama proses
pembelajaran, guru melakukannya dengan baik. Guru bertanya
kepada siswa apakah siswa sudah paham atau belum mengenai
materi yang dijelaskan, guru memperoleh nilai 3,5.
j) Pada aspek melakukan penilaian atau evaluasi, guru sudah
melakukannya dengan baik baik evaluasi secara individu maupun
kelompok dan instrument penilaian pun sudah sesuai dengan
indikator yang ditetapkan, guru memperoleh nilai 4.
k) Pada aspek menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,
lancar, baik dan benar, guru sudah menggunakan bahasa yang baik
dan benar serta mudah dipahami oleh siswa, guru memperoleh nilai
4.
l) Pada aspek menutup pembelajaran, guru sudah melibatkan siswa
dalam membuat rangkuman dan menarik simpulan serta
memberikan tindak lanjut yang berupa PR, guru memperoleh nilai
3,5.
Adapun dari semua aspek yang telah dijelaskan di atas, dapat
diketahui bahwa kemampuan guru mengajar di kelas IV pada siklus II
memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,75. Hal ini dapat diartikan bahwa
pembelajaran yang berlangsung sudah baik dengan kriteria sangat
memuaskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
2) Proses Pembelajaran
Rata rata skor pada indikator konsistensi kegiatan belajar
mengajar dengan kurikulum mencapai 3.75. (a) tujuan pembelajaran
sesuai dengan kurikulum mencapai kriteria sangat baik, (b) bahan
pembelajaran sesuai dengan kurikulum mencapai kriteria sangat baik,
(c) kegiatan pembelajaran sesuai dengan kurikulum mencapai kriteria
baik, (d) penilaian yang digunakan untuk setiap tujuan mencapai
kriteria sangat baik.
Rata rata pada indikator keterlaksanaan oleh guru mencapai 3,25.
(a) guru mengkondisikan kegiatan belajar siswa mencapai kriteria
sangat baik, (b) guru menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan
belajara mencapai kriteria baik, (c) guru memberikan bantuan dan
bimbingan kepada siswa mencapai krteria baik, (d) guru melaksanakan
penilaian proses dan hasil mencapai kriteria baik.
Rata rata pada indikator keterlaksanaan oleh siswa mencapai 3,75.
(a) siswa mengikuti dan memahami petunjuk guru mencapai kriteria
sangat baik, (b) siswa turut aktif dalam kegiatan belajar mengajar
mencapai kriteria baik, (c) siswa dapat menyelesaikan tugas tugas
yang diberikan mencapai kriteria sangat baik, (d) siswa menguasai
tujuan tujuan pembelajaran yang ditetapkan mencapai kriteria sangat
baik.
Rata rata pada indikator motivasi belajar siswa mencapai 3,75 (a)
minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran mencapai kriteria sangat
baik, (b) siswa bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas tugasnya
mencapai kriteria sangat baik, (c) siswa bersemangat untuk
mengerjakan tugas tugasnya mencapai kriteria baik, (d) siswa merasa
senang dan puas dalam mengerjakan tugas mencapai kriteria sangat
baik.
Rata rata pada indikator keaktifan para siswa dalam kegiatan
belajar mencapai 3,75. (a) siswa turut serta dalam melaksanakan tugas
belajarnya mencapai kriteria sangat baik, (b) siswa berani bertanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
apabila terdapat materi yang belum dipahami mencapai kriteria sangat
baik, (c) siswa melaksanakan diskusi kelompok mencapai kriteria
sangat baik, (d) siswa menerapkan apa yang diperolehnya dalam
menyelesaiakn tugas mencapai kriteria baik.
Rata rata pada indikator interaksi guru-siswa mencapai 3,75. (a)
siswa dan guru saling melakukan tanya jawab mencapai kriteria
sangat baik, (b) guru membimbing siswa dalam pembelajaran
mencapai kriteria baik, (c) guru memberikan umpan balik terhadap
proses pembelajaran mencapai kriteria sangat baik, (d) guru
memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajark mencapai kriteria sangat
baik.
Rata rata pada indikator kemampuan atau keterampilan guru
mengajar mencapai 3,5. (a) guru menguasai materi pembelajaran
mencapai kriteria baik, (b) guru mampu menguasai kelas mencapai
kriteria sangat baik, (c) guru mampu berkomunikasi baik dengan siswa
mencapai kriteria sangat baik, (d) guru terampil menggunakan media
yang digunakan dalam pembelajaran mencapai kriteria sangat baik.
Rata rata pada indikator kualitas hasil belajar yang dicapai oleh
siswa mencapai 3,75. (a) terjadi sikap dan perubahan perilaku siswa
setelah pembelajaran mencapai kriteria sangat baik, (b) kualitas dan
kuantitas penguasaan tujuan instruksional siswa mencapai kriteria
sangat baik. (c) jumlah siswa yang mencapai tujuan instruksional
minimal 75% mencapai kriteria sangat baik, (d) siswa dapat tahan lama
mengingat hasil pembelajaran mencapai kriteria baik.
Berdasarkan observasi terhadap proses pembelajaran menulis
pantun melalui model Kooperatif tipe Make a Match pada siklus
IImemperoleh nilai rata- rata 3,67(lampiran 11 halaman 91) tergolong
dalam kategori baik.
d. Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh permasalahan yang dihadapi pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
siklus I sudah dapat diatasi pada siklus II. Siswa sudah aktif dalam
kegiatan pembelajaran, dan kreativitas siswa dalam menulis pantun sudah
tampak, kata kata yang digunakan sudah bervariasi. Hasil menulis pantun
siswa pun semakin baik. Keterampilan siswa dalam menulis pantun
mengalami peningkatan. Beradasarkan peningkatan kemampuan yang
telah dicapai siswa , maka pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
cukup diakhiri pada siklus II.Hasil yang diperoleh siswa dalam menulis
pantun siklus II dapat dilihat pada tabel 4.13 dibawah ini:
Tabel 4.5. Data Nilai Kemampuan Siswa dalam Menulis PantunMelalui
Model Pembelajaran Tipe Make a MatchPada Siklus II
No. Nilai Keterangan No. Nilai Keterangan 1 80 T 9 80 T 2 75 T 10 89 T 3 81 T 11 84 T 4 79 T 12 82 T 5 74 T 13 83 T 6 84 T 14 83 T 7 73 T 15 90 T 8 77 T 16 80 T
Rata-rata = 1229 : 16 = 81,18
Daftar nilai pada siklus II pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa siswa yang
Rata- rata kelas mencapai 81,18.
Data kemampuan menulis pantun pada siklus II pada tabel 4 siswa kelas
IV SD Negeri Borongan 02 dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini:
Tabel 4.6 Data Distributif Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Pantun
No. Nilai Interval
F (fi)
Nilai Tengah (xi)
fi.xi Persentase (%)
Keterangan
1 73-76 3 74,5 223,5 18,75 di atas KKM 2 77-80 4 78,5 314 25 di atas KKM 3 81-84 6 82,5 495 37,5 di atas KKM 4 85-88 2 86,5 173 12,5 di atas KKM 5 89-92 1 90,5 90,5 6,25 di atas KKM
Jumlah 16 1296 di atas KKM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Nilai Rata-rata = 1296 : 16 = 81 Persentase = 16 X 16 : 100% = 100%
Tabel 4.6 Nilai kemampuan menulis pantun siklus II pada siswa kelas IV
SD Negeri Borongan 02 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik 4.3 berikut
ini:
Gambar 4.3. Grafik Nilai Kemampuan Menulis Pantun Pada Siklus II Siswa Kelas IV SD Negeri Borongan 02.
C. Hubungan Antarsiklus
Kemampuan menulis pantun dibuktikan dengan adanya peningkatan
kemampuan menulis pantun dari kondisi awal sebelum tindakan dan setelah
dilaksanakan tindakan yang meliputi siklus I, siklus II. Hal ini dapat dilihat pada
tabel 4.7 di bawah ini:
Tabel 4.7. Rekapitulasi Nilai Rata rata Kemampuan Menulis Pantun Menggunakan Metode Make a Match Siswa Kelas IV Pada Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II
Nilai Rata rata
Kondisi Awal Siklus I Siklus II 63,75 74,8 81,18
Ketuntasan Klasikal Kondisi Awal Siklus I Siklus II
43,75% 75% 100%
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa kemampuan menulis
pantun mengalami peningkatan, Nilai rata rata kelas pada kondisi awal
18,75%25%
37,5%
12,5%6,25%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
adalah 63,75. Pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 74,8 pada siklus
II mengalami peningkatan menjadi 81,18. Dengan adanya peningkatan pada
setiap siklus membuktikan bahwa penggunaan model tipe Make a Match
dapat meningkatkan kemampuan menulis pantun. Peningkatan nilai rata rata
menulis
pantun pada siswa kelas IV dapat dilihat pada grafik 4.4 di bawah ini:
Gambar 4.4. Grafik Nilai Rata rata Kemampuan Menulis Pantun Menggunkan Model Tipe Make a Match Siswa Kelas IV SD Negeri Borongan 02
Ketuntasan belajar kemampuan menulis pantun pada siswa kelas IV
SD Negeri Borongan 02 mengalami peningkatan. Terlihat dengah
awal jumlah siswa yang mencapai KKM 7 siswa atau 43,75%. Siklus I
mengalami peningkatan menjadi 12 siswa atau 75%, siklus II mengalami
peningkatan menjadi 16 siswa atau 100%. Ketuntasan belajar siswa dapat
dilihat pada grafik 4.5 di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Gambar 4.5 Grafik Ketuntasan Klasikal Kemampuan Menulis Pantun Menggunakan Model tipe Make a Match Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Borongan 02.
D. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat adanya
peningkatan kemampuan menulis pantun dan kualitas proses pembelajaran siswa
kelas IV SD Negeri Borongan 02 dengan menggunakan metode tipe Make a
Match. Hal ini dapat ditunjukan pada deskripsi di bawah ini:
Hasil Pengamatan dan analisis data menunjukan bahwa kemampuan menulis
pantun mengalami peningkatan. Hal ini dapat ditunjukan dengan pencapaian
dengan meningkatnya ketuntasan siswa dan nilai rata rata kelas yang dicapai.
Tabel 4.5 menunjukan perbandingan nilai rata rata dan ketuntasan klasikal yang
diperoleh siswa sebelum dilakukannya tindakan (pra siklus), siklus I, siklus II.
Perbandingan nilai rata rata dan ketuntasan klasikal setiap siklus dapat dilihat
pada grafik 4.6 di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Gambar 4.6. Grafik Perbandingan Nilai Rata rata dan Ketuntasan Klasikal Pembelajaran Menulis Pantun Pada Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II
Berdasarkan Gambar 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa pada kondisi
awal nilai rata rata kelas mencapai 63,75 dan ketuntasan siswa mencapai 43,75%
atau 7 siswa. Pada siklus I nilai rata rata kelas mencapai 74,8 dan ketuntasan
siswa mencapai 75% atau 12 siswa. Pada siklus II nilai rata rata kelas mencapai
81,18 dan ketuntasan siswa mencapai 100% atau 16 siswa.
Pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan model pembelajaran
tipe Make a Match dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis
pantun siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten. Peningkatan
tersebut dapat terlihat pada penilaian terhadap aktivitas guru dan penilaian proses
pembelajaran, pada siklus I nilai aktivitas guru mencapai rata rata 3,08, siklus II
mencapai 3,75,sedangkan untuk proses pembelajaran pada siklus I mendapat nilai
rata-rata 3,28 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 3,67.
Dengan demikian, penelitian menulis pantun menggunakan model tipe
Make a Match dikatakan berhasil dan dapat diajukan sebagai suatu rekomendasi
bahwa penerapan model tipe Make a Match dapat meningkatkan kemampuan
menulis pantun pada siswa kelas IV, khususnya siswa siswa SD Negeri Borongan
02 Polanharjo Klaten dan siswa kelas IV Sekolah Dasar lain pada umumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam
dua siklus dengan menggunakan model pembelajaran tipe Make a Matchdalam
pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis pantun pada siswa kelas IV SD
Negeri Borongan 02 tahun ajaran 2011/2012 maka dapat ditarik simpulan:
Pertama, pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
tipe Make a Matchdapat meningkatkan kemampuan menulis pantun siswa kelas
IV SD Negeri Borongan 02. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil nilai rata rata
menulis puisi pada kondisi awal yaitu 63,75. Pada siklus I mencapai 74,8,dan rata-
rata pada siklus II mencapai 81,18. Pada siklus I mengalami peningkatan menjadi
12 siswa atau 75%, pada siklus II menjadi 16 siswa atau 100% atau semua
mengalami ketuntasan atau 100%.
Kedua, Pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan model
pembelajaran tipe Make a Match dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran menulis pantun siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo
Klaten. Peningkatan tersebut dapat terlihat pada penilaian terhadap aktivitas guru
dan proses pembelajaran, pada siklus I nilai aktivitas guru mencapai rata rata
3,08, siklus II mencapai 3,75,sedangkan untuk proses pembelajaran pada siklus I
mendapat nilai rata-rata 3,28 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi
3,67.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dalam penelitian ini didasarkan pada penggunaan
metode Make a Match dalam pembelajaran menulis pantun. Model yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus, yang terdiri dari dua siklus.
Dalam pelaksanaan setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukan bahwa model
pembelajaran tipe Make a Matchdapat meningkatkan kemampuan menulis pantun
pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 tahun ajaran 2011/2012. Sehubungan
dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi penelitian sebagai
berikut:
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran
tipe Make a Match dapat meningkatkan kemampuan menulis pantun pada
siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02. Hal itu dapat ditinjau dari hal hal
berikut:
Guru harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat agar dapat
menarik perhatian siswa dan mempermudah siswa untuk dapat memahami
dan menerima materi yang diajarkan. Pembelajaran menggunakan model
pembelajaran tipe Make a Match dapat meningkatkan kemampuan menulis
pantun. Melalui pembelajaran menggunakan model tipe Make a Match, dapat
menerima materi dengan suasana yang sangat menyenangkan dan siswa dapat
bersaing secara akademis dengan kelompok lain ketika mencari pasangan
kartu yang dibawa sehingga dapat menimbulkan suasana kegembiraan di
dalam pembelajaran, sehingga siswa mudah dalam mengembangkan idenya
untuk menulis pantun.
Di dalam proses pembelajaran, siswa juga harus diberikan motivasi
agar siswa dapat belajar dengan baik sehingga lebih bisa memusatkan
perhatian kepada materi yang diberikan. Motivasi dapat diberikan kepada
siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi
dalam pembelajaran dan memberikan penghargaan kepada keberhasilan
siswa. Pentingnya penggunaan model pembelajaran learning dalam
pembelajaran menulis pantun dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran terbukti dengan antusiasme siswa dalam mengikuti
pembelajaran, terciptanya suasana kelas yang lebih menyenangkan, kondusif
dan aktif. Hubungan antara guru dengan siswa dapat terjalin dengan baik,
hangat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Persentase hasil kemampuan menulis pantun setelah menggunakan
tipe Make a Match mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan adanya
peningkatan rata rata nilai kemampuan menulis pantun pada setiap siklus dan
peningkatan kualitas proses pembelajaran pada setiap siklus. Dengan adanya
peningkatan ini, kondisi kelas menjadi lebih kondusif dan pada akhirnya
kemampuan menulis pantun SD Negeri Borongan 02 meningkat.
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran
tipe Make a Match dapat meningkatkan kemampan menulis pantun siswa
kelas IV. Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi guru untuk
meningkatkan strategi guru dalam mengajar dan meningkatkan kualitas
proses pembelajaran menulis pantun sehubungan dengan tujuan dan indikator
yang akan dicapai tersebut.
Berdasarkan temuan dan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada
bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru
untuk meghadapi permasalahan yang sejenis. Adapun kendala yang dihadapi
dalam pembelajaran menulis pantun sebisa mungkin dapat diatasi sehingga
menumbuhkan antusiasme dan motivasi dalam diri siswa sehigga dapat
tercapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Oleh karena itu
kreativitas dan keaktifan guru juga sangat diperlukan dalam meningkatkan
keterampilan menulis pantun pada siswa kelas IV.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan media audio visual
pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten tahun ajaran
2011/2012, maka saran saran yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah dapat meningkatkan sarana dan prasarana untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran bahasa Indonesia yaitu dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
menulis pantun dan mengadakan pelatihan bagi guru guru supaya
pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
2. Bagi Guru
a) Guru hendaknya kreatif dan inovatif dalam pembelajaran sehingga siswa
lebih tertarik di dalam pembelajaran dan tidak mudah bosan dengan
menggunakan metode yang sesuai diharapkan dapat memberikan
kemudahan bagi siswa untuk dapat lebih memahami materi yang
disampaikan oleh guru, terutama daam menulis pantun hendaknya guru
menggunakan model Kooperatif tipe Make a Match dalam agar anak lebih
mudah dalam membuat pantun.
b) Guru hendaknya tidak membiasakan siswa untuk sekedar mengahafal
tetapi siswa juga diharapkan dapat memahami materi yang disampaikan
sehingga tidak hanya mementingkan hasil tetapi prosesnya juga.
3. Bagi Siswa
a) Siswa harus lebih berani untuk mengungkapakan dan mengembangkan
ide ide yang dimiliki terutama di dalam menulis pantun.
b) Siswa hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dan lebih
banyak berlatih untuk membuat pantun.
c) Siswa dapat berkonsentrasi dengan baik pada saat penggunaan model tipe
Make a Match dalam pembelajaran sehingga dapat lebih mudah untuk
memahami materi yang disampaikan.
Top Related