i
PENGETAHUAN PREFERENSI RISIKO TERHADAP MINAT
INVESTASI SAHAM MAHASISWA
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Guna Memenuhi
Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh:
Vieter Januar Dwiamto
212011035
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNE=IVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
i
ii
ii
iii
iii
iv
v
MOTTO
With great power comes
great responsibility
vi
KATA PENGANTAR
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, dengan tujuan mengetahui tingkat pengetahuan
mahasiswa terhadap Saham sebagai sarana investasi, dengan tolok ukur mata kuliah
Manajeman Keuangan.
Akhir kata penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena menyadari adanya keterbatasan yang ada. Demi sempurnanya skripsi ini, penulis
sangat membutuhkan dukungan dan sumbangsih pikiran berupa kritik dan saran yang
bersifat membangun.
Salatiga, 6 Januari 2014
Penulis
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, yang telah melimpahkan
berkat dan anugerah-Nya kepada penulis sehingga penulisan skripsi untuk sebagian syarat
kelulusan dapat saya selesaikan. Selain itu, sepanjang proses penulisan skripsi ini, penulis
telah mendapat banyak sekali bantuan, semangat, dorongan dan perhatian dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis dengan segala rasa hormat dan
kerendahan hati ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Papa, mama, kakak serta dua adik tersayang yang selama ini memberikan doa,
dukungan, kasih sayang yang tak terhingga sampai saat ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan salah satu pencapaian dalam belajar melalui skripsi ini.
2. Ibu Linda Ariany Mahastanti, SE, M.Sc selaku pembimbing, atas segala bimbingan,
dukungan, saran, waktu, dan kesabaran yang terlah diberikan selama penyelesaian
skripsi ini, sehingga dapat selesai dengan baik.
3. Bapak Hari Sunarto, S.E, M.B.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
4. Ibu Roos Kities Andadari, S.E, M.B.A, Ph.D, selaku Kaprodi Manajemen sekaligus
wali studi yang memberikan motivasi dan pengarahan dalam menjalani kuliah serta
meningkatkan semangat belajar untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik.
5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis atas pengetahuan yang telah
dibagikan kepada seluruh mahasiswa termasuk penulis selama masa kuliah.
6. Seluruh staff TU Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah memberikan bantuan
dan kemudahan akademis kepada penulis.
7. Sahabat-sahabat: Arief, Beny, Chris, Daniel, Jurefa, , Noriega, koh Rehuil, Ricky
Sherly yang selalu menyemangati, membantu, dan mengingatkan untuk hal lebih
viii
baik, menjadi teman seperjuangan selama masa kuliah sehingga prestasi dapat terus
meningkat.
8. Semua teman Fakultas Ekonomika dan Bisnis, kakak angkatan, adik angkatan, dan
teman kuliah 2011: Arint, Hendra, Julia, Budi, Yemima, Bintang, Handoko, Hana,
Nana, Yaya, Dimas, Rizky, kak Kristien, koh Farandi, koh Yang-Yang, cik Fanny
9. Dan untuk semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu hingga terselesainya skripsi ini .
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Pernyataan Keaslian Skripsi ............................................................................... i
Halaman Persetujuan/Pengesahan ...................................................................... ii
Pernyataan Persetujuan Akses. ........................................................................... iii
Halaman Motto/Persembahan ............................................................................ iv
Abstract ............................................................................................................... v
Saripati ................................................................................................................ vi
Kata Pengantar .................................................................................................... vii
Ucapan Terima Kasih ......................................................................................... viii
Daftar Tabel ........................................................................................................ xii
Daftar Lampiran ................................................................................................. xiii
Pendahuluan .................................................................................................... 1
Tinjauan Literatur .......................................................................................... 4
Pengetahuan ........................................................................................... 4
Saham ..................................................................................................... 5
Minat ....................................................................................................... 11
Preferensi Risiko ..................................................................................... 12
Metode Penelitian ............................................................................................ 14
Populasi dan Sampel ................................................................................ 14
Teknik Analisis ....................................................................................... 15
Pengukuran Variabel ............................................................................... 15
x
Hasil Penelitian
Profil Responden .................................................................................... 17
Pengetahuan Mahasiswa terhadap saham ............................................... 18
Preferensi Risiko Mahasiswa .................................................................. 20
Minat Mahasiswa ..................................................................................... 22
Kesimpulan dan Saran ................................................................................... 24
Kesimpulan ............................................................................................. 24
Implikasi Teoritis dan Terapan ............................................................... 25
Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 25
Saran ........................................................................................................ 26
Daftar Pustaka ................................................................................................... 27
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Mahasiswa aktif ................................................................................... 15
Tabel 2. Indikator Empiris .................................................................................. 16
Tabel 3. Progaram Studi ..................................................................................... 17
Tabel 4. Daftar IPK ........................................................................................... 17
Tabel 5. Jenis Kelamin Responden ................................................................... 18
Tabel 6. Tingkat Pengetahuan Responden antar Progdi
(Pada Tingkat Kebenaran 50%) ............................................................ 18
Tabel 7. Tingkat Pengetahuan Responden antar Progdi
(Pada Tingkat Kebenaran 70%) ............................................................ 18
Tabel 8. Tingkat Pengetahuan Responden antar Angkatan
(Pada Tingkat Kebenaran 50%) ........................................................... 19
Tabel 9. Tingkat Pengetahuan Responden antar Angkatan
(Pada Tingkat Kebenaran 70%) ........................................................... 19
Tabel 10. Tingkat Preferensi Risiko Responden antar Progdi............................ 20
Tabel 11. Tingkat Preferensi Risiko Responden antar Angkatan ....................... 20
Tabel 12. Tingkat Minat Investasi Saham Responden antar Progdi................... 21
Tabel 13. Tingkat Minat Investasi Saham Responden antar Angkatan .............. 21
Tabel 14. Tingkat Pengetahuan terhadap Minat Investasi Saham Responden ... 22
Tabel 15. Tingkat Preferensi Risiko terhadap Minat Investasi saham
Responden ......................................................................................... 23
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner
Lampiran 2. Data Responden
Lampiran 3. Tabel Olahan Data
Pendahuluan
Sarana investasi pasar modal sudah menjadi hal biasa di zaman sekarang. Investasi yang saat ini
sudah sangat penting bagi semua kalangan. Menurut Husnan (1992:1) perkembangan pasar
modal sebagai lembaga piranti investasi memiliki fungsi ekonomi dan keuangan yang semakin di
perlukan oleh masyarakat sebagai media alternatif dan penghimpun dana. Untuk berinvestasi di
pasar modal ada beberapa broker (perusahan sekuritas) yang membantu masyarakat berinvestasi
di pasar modal. Salah satu perusahaan sekutritas adalah Danareksa. Dalam persaingan
pemasarannya, Danareksa mulai melihat pasar mahasiswa. Investasi yang diberikan saham,
obligasi dan reksadana (mutual fund).
Untuk menjalin kerja sama dengan universitas, Danareksa membuka Galeri investasi Salah satu
Universitas yang berkerjasama dengan Danareksa adalah Universitas Kristen Satya Wacana
(UKSW). Galeri Investasi tersebut bertempat di gedung Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB).
Dengan adanya Galeri Investasi di gedung FEB, mahasiswa ekonomi dapat dengan mudah
berinvestasi di pasar modal, dengan hanya berinvestasi minimal Rp. 100.000 mahasiswa bisa
mendapatkan account di Danareksa dan bisa langsung berinvestasi di pasar modal.. Sebagian
ilmu tentang pasar modal sudah di terima dalam perkuliahan salah satunya saham. Saham
tersebut sangat liquid (mudah diperjual-belikan) sehingga saham sangat populer bagi investor
diantara produk pasar modal lainnya. Dengan bermodal pengetahuan tentang saham, mahasiswa
bisa berinvestasi di instrumen saham.
14
Pemahaman dasar tentang investasi yang meliputi jenis investasi, return dan risiko investasi akan
memudahkan seseorang untuk mengambil keputusan berinvestasi, karena pengetahuan
merupakan dasar pembentukan sebuah kekuatan bagi seseorang untuk mampu melakukan
sesuatu yang diinginkannya, Efferin (2006). Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Halim
(2005:4) bahwa untuk melakukan investasi di pasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup,
pengalaman serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang akan dibeli. Dalam
berinvestasi biasanya dipengaruhi dengan tingkat pengetahuan seperti yang di katakan sharpe
(2005:15), pengetahuan investasi ini dapat diperoleh darimana saja antara lain dari pendidikan
formal seperti di perguruan tinggi atau pendidikan non formal seperti pelatihan. Dengan adanya
pengetahuan yang memadai keputusan dalam berinvestasi akan sangat membatu dalam
menumbuhkan minat berinvestasi. Para mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) sudah
mempunyai pengetahuan tentang saham. Modal pengetahuan dalam kegiatan perkuliahan dan
sosialisasi yang mereka terima akan menimbulkan minat mahasiswa dalam berinvestasi saham.
Menurut Chen dan Volpe (1998) dalam Mahastanti dan Hariady (2013) mengatakan bahwa
pendidikan pada manajeman keuangan mempunyai hubungan yang signifikan dalam pembuatan
keputusan investasi yang penting. Lusardi dan Mitchell (2006) dan Alleyne dan Broome (2011)
dalam Mahastanti dan Hariady (2013) berpendapat bahwa banyak orang tidak memiliki
pengetahuan yang memadai tentang konsep-konsep dasar ekonomi yang diperlukan untuk
membuat keputusan investasi. Dengan demikian ada faktor lain yang mempengaruhi minat
mahasiswa dalam berinvestasi saham selain faktor pengetahuam.
Selain pengetahuan ada faktor lain yang mempengaruhi minat investasi salah satunya adalah
preferensi risiko. Dalam menumbuhkan minat berinvestasi juga didasari adanya pengaruh dari
individu (dalam) dan perilaku sekitar dalam berinvestasi. Kecenderungan seorang individu untuk
memilih opsi disebut preferensi risiko (hsee dan weber, 1998 dalam Kristina, 2012). Selain itu
(Warren Dkk, 1990) mengatakan bahwa pilihan investasi seseorang lebih berdasar pada gaya
hidup dan karakteristik demografinya. Dalam berinvestasi kepribadian investor menentukan
dalam keputusan investasi, jika investor memiliki sifat berani mengambil risiko yang tinggi
maka investor tersebut akan langsung berinvestasi dan berani menerima kerugian (capital loss).
15
Dalam berinvestasi harga saham akan berubah setiap harinya. Jika investor bersifat takut
menerima kerugian, maka minat dalam berinvestasi akan turun. Hal ini didukung oleh penelitian
Hariady (2013) yang menjelaskan bahwa kontrol keuangan dan preferensi risiko mempengeruhi
minat investasi, jika investor tidak percaya bahwa harga saham akan naik (return) disaat harga
saham jatuh (loss) maka minat dalam berinvestasi akan hilang dan investor akan takut mencoba
berinvestasi saham.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan persoalan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengetahuan mahasiswa terhadap instrumen saham?
2. Bagaimana preferensi risiko mahasiswa?
3. Bagaimana minat mahasiswa dalam berinvestasi saham?
4. Bagaimana hubungan pengetahuan saham terhadap minat investasi saham?
5. Bagaimana hubungan pereferensi risiko terhadap minat investasi saham?
Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar minat mahasiswa terhadap investasi
saham. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Dalam bidang akedemis, sebagai referensi dalam bidang manajeman keuangan berbasis
perilaku (behavioral finance) terutama berkaitan dengan berinvestasi saham.
2. Memberi masukan kepada mahasiswa dalam pemilihan investasi di pasar modal yaitu
saham.
3. Memberikan masukan terhadap dosen agar menarik minat mahasiswa ekonomi untuk
berperan aktif di pasar modal.
16
17
Telaah literatur dan pengembangan Hipotesis
Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005) menjelaskan pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang
diketahuinya baik melalui pengalaman, belajar, ataupun informasi yang diterima dari orang lain.
Ngatimin dalam Suriasumantri (2001) menguraikan tentang pengetahuan yaitu ingatan atas
bahan-bahan yang telah dipelajari dan menyangkut bahan yang luas dari hal-hal terperinci, dan
semacam mengikat kembali sekumpulan bahan-bahan tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2003) Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses
pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan
faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya. Secara garis besar
menurut Notoatmodjo (2012) dalam Astuti (2013) menjelaskan bahwa pengetahuan yang
tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi real (sebenarnya)
4. Analisis (analysis)
18
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada
kaitannya satu sama lain
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis
adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang
ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria
yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Dalam penelitian ini, pengetahuan yang dimaksud membahas tentang pengetahuan mahasiswa
sampai ke tingkat tahu (know), dikarenakan peneliti hanya ingin mengetahui pengetahuan
mahasiswa terhadap instrumen saham (definisi, keuntunga-kerugian, kepemilikan, jenis saham
dan lain-lain).
Saham
Menurut Mohamad Samsul (2006:45) dalam kusmawati (2011) saham adalah tanda bukti
memiliki perusahaan dimana pemiliknya juga sebagai pemegang saham. menurut Hadi (2013)
saham adalah surat berharga yang dapat dibeli atau di jual oleh perorangan atau lembaga di pasar
tempat surat tersebut diperjual-belikan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di
perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 5).
19
Pengetahuan saham
Pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang diketahuinya baik melalui pengalaman, belajar,
ataupun informasi yang diterima dari orang lain. Saham adalah surat berharga yang dapat dibeli
atau di jual oleh perorangan atau lembaga di pasar tempat surat tersebut diperjual-belikan. Dari 2
definisi diatas dapat disimpulkan pengetahuan saham adalah proses pembelajaran mengenai surat
berharga (saham) dari definisi, keuntunga-kerugian, kepemilikan, jenis saham dan lain-lain.
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki
saham (Hadi, 2013):
Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari
keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan
dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen,
maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif
lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui
sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan
perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya kepada setiap pemegang saham
diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham -
atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham
diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal
akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
Capital gain
Capital Gain merupakan keuntungan yang diperoleh investor dari selisih harga jual
dengan harga beli (harga jual lebih tinggi dari harga beli). Capital gain terbentuk dengan
adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli
saham X dengan harga per saham Rp 900 kemudian menjualnya dengan harga Rp 1.300
per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 400 untuk
setiap saham yang dijualnya.
Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:
20
1. Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu kerugian yang diperoleh investor dari
selisih harga jual dengan harga beli (harga jual lebih tinggi dari harga beli). Misalnya
Investor membeli saham X dengan harga per saham Rp 1.300 kemudian menjualnya
dengan harga Rp 900 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital loss
sebesar Rp 400 untuk setiap saham yang dijualnya.
2. Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau
perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat
prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil
penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan
perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh
pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang
saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko
yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk
secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
(http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdanlayanan/saham.aspx)
Jenis-jenis saham berdasarkan kapitalisasi pasar dan likuiditas.
Kapitalisasi Pasar adalah harga saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar di pasar.
Suatu saham yang berkapitalisasi besar biasanya lebih likuid atau mudah diperjualbelikan di
bursa. Berdasarkan kapitalisasinya, jenis-jenis saham dikategorikan menjadi (Wira, 2014) :
1. Kapitalisasi Besar (Blue Chip – big cap)
Saham yang termasuk kategori ini adalah saham berkapitalisasi pasar diatas Rp. 40
triliun. Selain berkapitalisasi besar saham-saham ini juga tergolong blue chip, yaitu
saham perusahaan besar dengan kinerja dan fundamental yang baik, dikelola dengan
21
professional, bergerak pada bidang industri yang dibutuhkan banyak orang, dapat
mencetak untung besar dan rutin membagikan dividen.
2. Kapitalisasi Sedang (Mid-cap)
Saham-saham perusahaan yang lebih kecil dari saham blue chip. Kelompok saham ini
sering disebut saham lapis kedua. Kapitalisasi pasarnya antara Rp. 1 triliun sampai Rp. 40
triliun. Pergerakan harga saham lapis kedua biasanya berfluktuatif dan fundamental
perusahaan cukup baik, tetapi masih dalam tahap prospek berkembang. Beberapa saham
lapis kedua juga tidak begitu likuid dan rentan terhadap aksi goreng-menggoreng di
bursa.
3. Kapitalisasi Kecil (Small-cap)
Saham ini sering disebut dengan istilah saham lapis tiga. Saham-saham jenis ini memiliki
likuiditas dan kapitalisasi pasar yang amat kecil, yaitu dibawah Rp. 1 triliun. Jenis saham
ini juga sering dikenal sebagai saham tidur dan sedikit orang yang memilikinya.
Jenis-jenis saham berdasarkan likuiditas saham.
Berdasarkan likuiditasnya, karakter saham dapat dikategorikan menjadi :
1. Saham berlikuiditas tinggi
Jenis saham dengan tingkat likuiditas yang tinggi akan mempermudah investor untuk
membeli dan menjual saham tersebut. Umumnya saham-saham yang termasuk dalam
kategori ini adalah saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar (big
cap) dan fundamental yang bagus, tetapi tidak semua saham yang fundamentalnya bagus
memiliki likuiditas yang tinggi.
2. Saham musiman (cyclical stock)
Saham jenis ini akan bergerak aktif apabila ada peristiwa tertentu yang mempengaruhi
kondisi bisnis emiten tersebut, baik itu peristiwa politik atau ekonomi.
3. Saham tidur
Saham ini tingkat likuiditasnya sangat rendah. Umumnya saham ini akan bergerak
apabila ada aksi korporasi (corporate action) atau berita yang terkait dengan eksistensi
22
emitennya. Informasi yang ada mengenai perusahaan tersebut biasanya hanya berupa
rumor, tapi pergerakan harga sahamnya dapat sangat drastis. Saham ini sering kali
menjadi sasaran gorengan.
Jenis-jenis saham berdasarkan kepemilikannya.
1. Saham Biasa (Common Stock)
Sebagian besar saham yang beredar di bursa adalah saham umum. Pemilik saham ini
akan menerima dividen jika perusahaan memperoleh laba dan pada Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) setuju mengenai adanya pembagian dividen tersebut. Jika
suatu saat perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, para pemegang saham biasa ini akan
menerima hak atas sisa aset perusahaan paling akhir setelah semua kewajiban atau hutang
pada pihak lain sudah dilunasi.
2. Saham preferen (Prefrerred Stock)
Jenis saham ini memberikan dividen kepada pemegang sahamnya secara pasti. Jika suatu
saat perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, para pemegang saham preferen ini ini akan
menerima hak atas sisa aset perusahaan sebelum pemegang saham biasa. Umumnya
besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham peferen ini sudah ditetapkan.
23
Saham Dwiwarna (Istimewa)
Di Indonesia, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) termasuk yang sudah menjadi perusahaan
publik seperti telkom (Fitriyanto, 2010) biasanya menerbitkan saham dwiwarna khusus untuk
pemerintah. Saham dwiwarna sendiri berjumlah satu lembar yang dimiliki oleh Negara
Republik Indonesia yang tidak dapat dipindah tangankan kepada siapapun. Saham dwiwarna
sering disebut saham istimewa yang bertugas memotitoring Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan (RUPST) dan mempengaruhi keputusan manajeman perusahaan, baik saat
menggunakan hak suara maupun dalam hal lain. Selain mempengaruhi hasil keputusan
RUPST hak istimewanya adalah menentukan pencalonan pengangkatan dan pemberhentian
para anggota direksi yang dilaksanakan dalam RUPST.
IPO (Initial Public Offering)
Saham adalah surat tanda kepemilikan terhadap sebuah perusahaan. Saham ditransaksikan di
sebuah bursa efek. Sebuah perusahaan go public dengan menerbitkan saham melalui proses IPO
(Initial Public Offering). IPO adalah penawawaran perdana saham sebuah perusahaan kepada
publik sebelum melantai di bursa saham (Wira, 2014). Dengan menerbitkan saham, yang berarti
menjual sebagian kepemilikan perusahaan kepada publik, perusahaan mendapatkan dana segar
yang dapat digunakan untuk tujuan ekspansi, operasional, atau yang lainnya. Dengan
menerbitkan saham, nilai sebuah perusahaan menjadi lebih mudah untuk di ukur.
IHSG dan LQ45
Di sebuah bursa efek tidak hanya terdapat satu saham yang diterbitkan oleh satu perusahaan,
tetapi terdapat banyak saham yang diterbitkan oleh banyak perusahaan. Biasanya sebuah bursa
efek akan menyediakan sebuah angka indikator untuk melihat kinerja bursa tersebut secara
umum. Angka indikator ini berupa indeks harga saham. Indeks harga saham adalah indikator
yang menunjukan pergerakan harga saham. Indek harga saham merupakan tren pasar yaitu
menggambarkan kondisi pasar suatu saat apakah pasar sedang aktif atau lesu (Darmadi dan
Fakhruddin, 2011 dalam Nor, 2013).
24
Sumber: Deshaies, dkk (1991)
Bursa Efek Jakarta memiliki beberapa jenis indeks saham yang dibagi menjadi beberapa
kategori. Indeks saham paling terkenal yang ada di BEI adalah IHSG (Indeks Harga Saham
Gabungan) dan LQ45 (Liquidity 45).
IHSG merupakan tolok ukur dari kinerja seluruh saham. IHSG merupakan rata-rata harga saham
dari keseluruhan saham yang terdaftar di BEI. Sedangkan LQ45 adalah rata-rata harga saham
dari 45 saham yang memiliki likuiditas paling tinggi di BEI atau yang biasa disebut dengan
saham blue-chip.
Minat
Minat menurut salim dan salim (1996:656) dalam Kusmawati (2011) memiliki definisi
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu gairah, keinginan. Perluasan dari definisi minat
adalah:
1. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor mati rasional yang mempunyai dampak
pada suatu perilaku.
2. Minat menunjukan seberapa keras seseorang berani mencoba.
3. Minat menunjukan seberapa banyak upaya yang drencanakan seseorang.
Teori sikap yaitu Theory of Reasoned Action yang diciptakan Ajzen dan Fishbein (1980) dalam
Deshaies, dkk (1991), mengungkapkan adanya dua faktor yang mempengaruhi minat yaitu sikap
(attitude) dan norma subyektif (Normative). Dua faktor tersebut membuat minat timbul dan
membuat suatu prilaku (behavior). Jika digambarkan akan tampak seperti beritkut:
Keyakinan
Hasil
Keyakinan
norma
Motivasi
Prilaku Minat
Norma
Sikap
25
Dari pengetahuan saham yang didapat dari pelajaran matakuliah membuat sikap mahasiswa
bahwa saham menjadi sarana investasi yang bagus di masa depan. Dari lingkungan sekitar yang
selalu diadakan seminar pasar modal yang selalu membahas saham membuat mahasiswa
tertarik untuk mencoba dan berkeinginan berinvestasi saham. Minat yang timbul dari sikap dan
norma membentuk prilaku mahasiswa untuk berkeinginan berinvestasi saham, Tjahjono (2006)
dalam Gunawan (2008) mengatakan tak kenal maka tak sayang, dengan mengenal investasi
saham maka para mahasiswa akan memiliki minat untuk berinvestasi pada investasi saham.
Preferensi Risiko
Preferensi risiko adalah kecenderungan seorang individu untuk memilih opsi berisiko (Hsee dan
Weber, 1998 dalam Kristina, 2012). Dengan kata lain preferensi risiko adalah keputusan
investor dalam mengambil risiko. Menurut Vaughan dalam Kristina (2012) mengemukakan
beberapa definisi mengenai resiko yaitu Risk is chance of loss (Risiko adalah kans kerugian) dan
Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian). Dalam memutuskan investasi, investor harus
berani utuk menerima resiko yang akan di terima dalam keputusan investasi, dikarenakan adanya
kerugian dan ketidakpastian dalam segala investasi. Dengan adanya ketidakpastian berarti bahwa
penerimaan yang diperoleh seorang investor di masa mendatang belum diketahui nilainya
(Hartono, 1999:100 dalam Kristina, 2012).
Pengetahuan terhadap minat investasi saham
Dalam berinvestasi saham, investor sudah mencari pemahaman tentang investasi saham.
Pemahaman dasar tentang investasi yang meliputi jenis investasi, return dan risiko investasi
sebagaimana yang diuraikan sebelumnya akan memudahkan seseorang untuk mengambil
keputusan berinvestasi, karena pengetahuan merupakan dasar pembentukan sebuah kekuatan
bagi seseorang untuk mampu melakukan sesuatu yang diinginkannya, Efferin (2006) dalam
Kusmawati (2011). Pengetahuan yang jadi modal awal untuk memahami beberapa produk
keuangan salah satunya saham membuat para mahasiswa memiliki minat terhadap invetasi
saham. Dalam penelitiannya Kusmawati (2011) menyimpulkan bahwa pengetahuan yang
memadai sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat investasi saham. pernyataan tersebut
26
juga di dukung oleh Abdul Halim (2005:4) yang menyatakan bahwa untuk melakukan investasi
di pasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman serta naluri bisnis untuk
menganalisis efek-efek mana saja yang akan dibeli. Tjahjono (2006) dalam Gunawan (2008)
mengatakan tak kenal maka tak sayang, dengan mengenal investasi saham maka para mahasiswa
akan memiliki keinginan untuk berinvestasi pada produk keuangan tersebut.
Preferensi risiko terhadap minat investasi saham
Investor dalam berinvestasi saham harus mengenal yang namanya risiko. Dimana semakin
tinggi return yang akan diperoleh (high risk high return) dalam investasi maka risiko yang
dihadapi juga akan semakin tinggi, Sharpe dkk (2005:2). Seperti yang di jelaskan di atas
preferensi risiko sendiri adalah kecenderungan seorang individu untuk memilih opsi berisiko
(hsee dan weber, 1998 dalam Kristina, 2012). Investor yang memiliki temperamen tinggi atau
yang memiliki mental kuat yang berani mengambil risiko yang tinggi umtuk mendapatkan return
yang tinggi. Dalam penelitian Kristina (2012) menyimpulkan bahwa investor memiliki preferensi
risikonya yang sedang dalam berinvestasi. Hasil yang didapat menyatakan mahasiswa cenderung
berinvestasi di saham, karena mengetahui high risk high return sehingga para mahasiswa
mengerti tentang risiko saham dan sangat berminat berinvestasi saham.
27
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Supramono dan Sugiarto (1993) populasi merupakan keseluruhan elemen yang menjadi
perhatian dalam suatu penelitian. Berdasarkan data yang diperoleh pada tanggal 5 November
2014 , maka populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 2339 orang atau
seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana.
Tabel 1
Mahasiswa Aktif
Sumber: Sekretaris Fakultas Ekonomika dan Bisnis 2014
Melalui populasi yang ada, selanjutnya menentukan sampel. Supramono dan Sugiarto (1993)
mengatakan sampel merupakan sebagian anggota populasi yang terpilih. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan purposive sampling, dimana penentuan
sampel non probabilitas didasarkan pada kriteria tertentu. Adapun kriteria tersebut yaitu:
1) Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang sudah
mengambil matakuliah manajeman keuangan
2) Bersedia untuk mengisi kuesioner
Progdi Aktif
Akuntansi 1285
Manajeman 906
Ilmu Ekonomi 148
Jumlah 2339
28
Teknik Analisis
Jenis data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh secara langsung dari
responden melalui penelitian lapangan dan pengolahan sendiri. Adapun cara pengumpulan data
yaitu survei dan observasi. Dalam penelitian ini cara pengumpulan data yang dipilih adalah
melalui survei, yang dapat dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner. Kuesioner yang
dipilih adalah kuesioner tertutup. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis deskriptif. Menurut Supramono (1994), teknik analisis deskriptif dengan distribusi
frekuensi merupakan teknik analisis yang menggambarkan dan menganalisis suatu keadaan
tertentu, berdasarkan susunan data dalam suatu tabel yang telah diklasifikasikan menurut kelas-
kelas atau kategori-kategori tertentu.
Pengukuran Variabel
Cara yang digunakan untuk mengukur pengetahuan adalah dengan memberi skor untuk setiap
jawaban yang benar maupun yang salah. Skor 1 (satu) menentukan jawaban yang benar dan skor
0 (nol) akan menentukan jawaban yang salah. Seluruh pertanyaan berjumlah 16 dan dengan
jawaban benar maksimum 16. Sementara kategori akan ditentukan jumlah benarnya responden
dalam menjawab pertanyaan, dibagi sebagai berikut: rendah (dengan jumlah jawaban 0-8) dan
tinggi (dengan jumlah jawaban 9-16)
Sedangkan untuk mengukur preferensi risiko dan minat dengan mengunakan skala likert yang
menunjukan tingkat kesetujuan atau ketidak setujuan responden yang berisi lima tingkat
prefrensi jawaban denga pilihan: (1) sangat tidak setuju; (2) tidak setuju; (3) ragu-ragu atau
netral; (4) setuju; dan (5) sangat setuju, menurut Kloter (2000) dalam V. Wiratna (2008).
Preferensi risiko memiliki pernyataan berjumlah 9 (sembilan), skor maksimum (45) dan skor
minimum (9). Semakin tinggi poin maka tingkat preferensi risiko responden dikategorikan
tinggi. Kategori tersebut dibagi sebagai berikut: rendah (9-22) dan tinggi (23-45).
Minat memiliki pernyataan berjumlah 5 (lima), skor maksimum (25) dan skor minimum (5 poin).
Semakin tinggi poin maka tingkat minat responden dikategorikan tinggi. Kategori tersebut dibagi
sebagai berikut: rendah (5-12) dan tinggi (13-25).
29
Untuk mengukur konsep pengetahuan, preferensi risiko dan minat investasi, akan mengunakan
indikator empirik yang digunakan untuk pernyataan pada kuesioner. Indikator empirik yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Indikator Empiris
Konsep Definisi Indikator
Pengetahuan
Saham
Pengetahuan saham
adalah proses
pembelajaran
mengenai surat
berharga (saham)
Definisi saham
Hak pemegang
saham
Risiko saham
Jenis-jenis saham
Minat kecenderungan hati
yang tinggi
terhadap sesuatu
gairah, keinginan
Perilaku
Responden
Mempelajari
saham
Rencana investasi
saham
Preferensi
Risiko
kecenderungan
seorang individu
untuk memilih opsi
berisiko
Keberanian dalam
mengambil risiko
dalam keputusan
Investasi
kewaspadaan
responden
terhadap risiko
Sumber: data (diolah, 2014)
30
Hasil Penelitian
Berikut ini disajikan pengisi responden mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Kristen Satya Wacana yang telah mengambil mata kuliah Manajemen Keuangan yang dijadikan
sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 93 mahasiswa yang dibedakan
berdasarkan program studi, angkatan dan jenis kelamin responden
Tabel 3
Program Studi
Progdi Angkatan
Total 2011 2012
Akuntasi 25% 27% 52%
Manajeman 23% 26% 48%
Total 47% 53% 100%
Sumber: data primer (diolah, 2014)
Tabel 4
Daftar IPK
Sumber: Bagian Nilai,Ijasah dan Wisuda 20 Oktober 2014
Tabel 3 menjelaskan bahwa sebagian besar responden adalah mahasiswa program studi Akuntasi
(52%) dan sedangkan sisanya merupakan mahasiswa program studi Manajeman . mahasiswa
tersebut terdiri dari angkatan 2012 (53%) dan sisanya 2012. Kuisoner yang dibagikan kepada 2
Progdi 2011 2012
Akuntansi 3,06 2,92
Manajeman 2,73 2,65
Rata-rata 2,90 2,79
31
kelas yaitu kelas manajeman risiko (khusus Manajeman) dan kelas Akuntansi Manajeman
Strategik (khusus Akuntansi).
Tabel 4 menjelaskan tingkat IPK (Indek Prestasi Kumulatif) Akuntansi dan Manajeman pada
angkatan 2011 dan 2012 pada semester ganji 2014.
Tabel 5
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 37%
Perempuan 63%
Jumlah 100%
Sumber: data primer (diolah, 2014)
Pada tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden sebesar 63 % adahal
mahasiswi dan sisanya mahasiswa.
Tingkat Pengetahuan Responden antar Progdi
Tabel 6 Tabel 7
(Pada Tingkat Kebenaran 50%) (Pada Tingkat Kebenaran 70%)
Sumber: data primer (diolah, 2014)
Progdi
Tingkat Pengetahuan
Rendah Tinggi
Akuntansi 25% 75%
Manajeman 31% 69%
Progdi
Tingkat Pengetahuan
Rendah Tinggi
Akuntansi 0 100%
Manajeman 0 100%
32
Pada tabel 6 di atas dapat dilihat mahasiswa akuntansi dan manajeman memiliki pengetahuan
yang tinggi tentang pengetahuan saham, ketika kategori tinggi ditingkat kebenaran 50% ke atas.
Akan tetapi pada tabel 7, ketika kategori tinggi ditingkatkan kebenaran menjadi 70% ke atas,
tingkat pengetahuan progdi manageman (69%) lebih rendah dari pada akuntansi (75%). Dari segi
tingkat IPK (tabel 3), IPK progdi manajeman lebih kecil dibandingkan dengan progdi akuntansi
sehingga perbedaan tingkat pengetahuan kedua progdi juga berbeda.
Tingkat Pengetahuan Responden antar Angkatan
Tabel 8 Tabel 9
(Pada Tingkat Kebenaran 50%) (Pada Tingkat Kebenaran 70%)
Sumber: data primer (diolah, 2014)
Pada tabel 8 di atas dapat dilihat mahasiswa angkatan 2011 dan 2012 memiliki pengetahuan yang
tinggi tentang pengetahuan saham, ketika kategori tinggi ditingkat kebenaran 50% ke atas. Akan
tetapi pada tabel 9, ketika kategori tinggi ditingkatkan kebenaran menjadi 70% ke atas, tingkat
pengetahuan mahasiswa angkatan 2011 (61%) lebih rendah dari pada mahasiswa angkatan 2012
(82%). Padahal dari segi IPK (tabel 3) menjelaskan bahwa IPK mahasiswa angkatan 2011 lebih
tinggi daripada mahasiswa angkatan 2012. Hal ini menunjukan bahwa perbedaan IPK tidak
menentukan pengetahuan tentang saham. Pengetahuan yang tinggi dari mahasiswa angaktan
2012 diduga karena mereka sering mengikuti sosialisasi tentang pasar modal sehingga mereka
lebih mengerti tentang instrumen saham dibandingkan angkatan 2011.
Angkatan
Tingkat Pengetahuan
Rendah Tinggi
2011 39% 61%
2012 18% 82%
Angkatan
Tingkat Pengetahuan
Rendah Tinggi
2011 0 100%
2012 0 100%
33
Tabel 10
Tingkat Preferensi Risiko Responden antar Progdi
Progdi Tingkat Preferensi Risiko
Rendah Tinggi
Akuntansi 10% 90%
Manageman 16% 84%
Sumber: data primer (diolah, 2014)
Pada tabel 10 menunjukan mahasiswa akuntansi memiliki tingkat preferensi risiko yang lebih
tinggi daripada mahasiswa manajeman. Menurut Chen dan Volpe (1998) dalam Mahastanti dan
Hariady (2013) menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan individu menentukan dalam
keputusan berinvestasi, dari hasil tabel 7 menyimpulkan bahwa mahasiswa akutansi tingkat
pengetahuan saham lebih tinggi daripada mahasiswa manageman. Sehingga tingkat pengetahuan
saham yang tinggi yang membuat preferensi risiko mahasiswa akuntansi menjadi lebih tinggi
daripada mahasiswa manajeman.
Tabel 11
Tingkat Preferensi Risiko Responden antar Angkatan
Angkatan Tingkat Preferensi Risiko
Rendah Tinggi
2011 9% 91%
2012 16% 84%
Sumber: data primer (diolah, 2014)
Pada tabel 11 menunjukan bahwa mahasiswa angkatan 2011 lebih tinggi tingkat preferensi risiko
daripada mahasiswa angkatan 2012. Dari data responden menunjukan mahasiswa angkatan 2012
didominasi oleh wanita. Khan (dalam Christanti & Mahastanti, 2011) mengatakan bahwa wanita
34
memiliki kehangatan emosionalitas, sikap hati-hati dan sensitif dari pada pria. Sehingga dalam
memilih risiko wanita sangat berhati-hati dalam berinvestasi. Hal ini yang menimbulkan
mahasiswa angkatan 2012 memiliki tingkat preferensi risiko yang rendah ketimbang mahasiswa
angkatan 2011.
Tabel 12
Tingkat Minat Investasi Saham Responden antar Progdi
Progdi Tingkat Minat
Rendah Tinggi
Akuntansi 0 100%
Manageman 0 100%
Sumber: data primer (diolah, 2014)
Tabel 12 menunjukan bahwa minat mahasiswa untuk berinvestasi saham sangat tinggi. Dari ke 2
progdi di atas tidak ada yang tingkat minatnya rendah. Target pasar yang dilakukan galeri
investasi dengan mengajak mahasiswa berinvestasi di saham membuat mahasiswa ekonomi
tertarik berinvestasi di produk keuangan tersebut. Sependapat dengan Triwijayati dan Koesworo
(2006) dalam Kusmawati (2011) , mengungkapkan adanya keinginan untuk bertindak karena
adanya keinginan yang spesifik untuk berperilaku. Dengan ajakan berinvestasi tersebut
mahasiswa akuntansi dan manajeman menjadi tertarik dalam berinvestasi di produk saham.
Tabel 13
Tingkat Minat Investasi Saham Responden antar Angkatan
Angkatan Tingkat Minat
Rendah Tinggi
2011 0 100%
2012 0 100%
35
Sumber: data primer (diolah, 2014)
Tabel 13 menjelaskan bahwa tingkat minat antar angkatan 2011 dan 2012 sangat tinggi. Hasil di
atas diduga karena galeri investasi yang dibuka Danareksa mengajak para mahasiswa ekonomi
untuk berinvestasi di pasar modal, sehingga mahasiswa angkatan 2011 dan 2012 mulai tertarik
dengan investasi saham. (Warren dkk, 1990 Christanti & Mahastanti, 2011) Pilihan investasi
seseorang lebih berdasar pada gaya hidup dan karakteristik demografinya, dengan sosialisasi
yang dilakukan terus menerus membuat mahasiswa angkatan 2011 dan 2012 menimbulkan
keinginan berinvestasi saham.
Tabel 14
Tingkat Pengetahauan terhadap Minat Investasi Saham Responden
Pengetahuan Minat
Rendah tinggi
Rendah 0 0
Tinggi 0 100%
Sumber: data primer (diolah, 2014)
Dari tabel 14 menunjukan bahwa tingkat pengetahuan yang tinggi juga menimbulkan minat
investasi saham. Tjahjono (2006) dalam Gunawan (2008) mengatakan tak kenal maka tak
sayang, dengan mengenal saham maka mahasiswa juga ingin berivestasi di produk keuangan
tersebut. dari tabel diatas tingkat pengetahuan yang tinggi menunjang minat investasi yang tinggi
pula. Pendapat tersebut didukung oleh Abdul Halim (2005:4), yang menyatakan bahwa untuk
melakukan investasi di pasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman serta
naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana saja yang akan dibeli.
36
Tabel 15
Tingkat Peferensi Risiko terhadap Minat Investasi Saham Responden
Preferensi Minat
Jumlah Rendah Tinggi
Rendah 0 13% 13%
Tinggi 0 87% 87%
Jumlah 0 100% 100%
Sumber: data primer (diolah, 2014)
Tabel 15 menunjukan bahwa tingkat prefrensi risiko rendah juga memiliki tingkat minat
investasi saham yang tinggi. Hasil tersebut sependapat dengan Kristina (2012) yang mengatakan
bahwa cenderung ingin berminat berinvestasi saham walaupun tingkat preferensi risikonya tidak
tinggi. Sedangkan menurut Chirstina dan Mahastanti (2011) mengatakan responden yang
memiliki usia muda belum berpengalaman juga masih emosional dan terburu-buru dalam
berinvestasi didanareksa. Walau memiliki preferensi risiko yang rendah atau tinggi
kecenderungan responden (usia 19-22) memiliki minat yang tinggi ,dikarenakan minimnya
pengalaman dalam berinvestasi saham.
37
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Pengetahuan tentang saham mahasiswa sudah bisa dikategorikan tinggi, dikarenankan
sudah sering diadakan sosialisasi saham yang dilaksanakan dan dengan adanya
Danareksa yang mengajak berinvestasi di pasar modal mahasiswa menjadi lebih mengerti
tentang saham.
2. Preferensi risiko mahasiswa rata-rata tinggi dalam berinvestasi, akan tetapi wanita
memiliki preferensi risiko yang rendah dibandingkan pria. Dikarenakan wanita memiliki
sifat berhati-hati dan sensitif daripada pria sehingga wanita sangat takut pada risiko yang
akan mereka dapat.
3. Minat mahasiswa terhadap saham dikategorikan tinggi, dikarenakan mereka memiliki
keinginan untuk aktif berinvestasi dipasar modal. Dengan adanya sosialisasi dilakukan
Danareksa terus menerus, mahasiswa menjadi ingin berinvestasi saham.
4. Tak kenal maka tak sayang ungkapan Tjahjono (2006) dalam Gunawan (2008), dengan
memiliki pengetahuan yang tinggi, mahasiswa secara tidak langsung akan mengenal
saham dan keinginan mereka berinvestasi juga timbul. Pengetahuan yang tinggi akan
membuat mahasiswa memiliki minat yang tinggi juga.
5. Mahasiswa yang memiliki preferensi risiko yang rendah juga menimbulkan minat yang
tinggi juga. Pilihan investasi seseorang lebih berdasar pada gaya hidup dan karakteristik
demografi (warren dkk, 1990 christanti & Mahastanti, 2011), sehingga sosialisasi yang
dilakukan Danareksan menimbulkan minat yang tinggi bagi mahasiswa yang berprefensi
risiko tinggi, karena faktor teman yang memiliki minat tinggi membuat mahasiswa
berpreferensi risiko rendah tertarik untuk berinvestasi juga.
Setelah mengetahui uraian diatas, mahasiswa FEB sangat memiliki minat investasi saham,
dengan digalakannya sosialisasi Danareksa yang berada digedung FEB membuat mahasiswa
mencari tahu dan ingin mencoba berinvestasi di produk saham. Keinginan mereka untuk
berinvestasi saham juga ditimbulkan faktor pada teman yang sudah berinvestasi, dengan ajakan
teman mahasiswa yang tidak tertarik menjadi tertarik untuk berinvestasi.
38
Implikasi Teoritis
Adanya sosialisasi tentang saham mampu memperkaya referensi informasi yang berkaitan
dengan investasi di masa depan, hal ini berlaku pula pada pengetahuan saham di kalangan
mahasiswa. pengetahuan mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana mengenai saham akan menjadi sarana informasi kepada masyarakat tentang investasi di
pasar modal.
Implikasi Terapan
Bagi mahasiswa, pengetahuan mengenai saham dapat menjadi awal yang sangat membantu
saat mahasiswa mulai investasi di pasar modal. Kelebihan reksadana dibandingkan dengan
investasi lain yaitu dapat berinvestasi meski dengan dana yang terbatas serta dikelola oleh
manajer investasi membuat reksadana jadi alternatif investasi bagi pemula.
Bagi Fakultas Ekonomika dan Bisnis perlu memberikan seminar-seminar tentang pasar
modal sebagai kegiatan lanjutan dalam memperkenalkan saham sebagai sarana investasi.
Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini hanya mengukur tingkat pengetahuan dengan menggunakan kuesioner
bersifat tertutup sehingga kurang dapat mengetahui tingkat pengetahuan secara detail. Pada
tingkat minat juga kurang secara detail mengukur minat investasi saham secara langsung.
39
Saran Untuk Penelitian Mendatang
Untuk penelitian mendatang sebaiknya instrumen yang digunakan dalam kuesioner bersifat
terbuka agar bisa mengukur pengetahuan kognitif pada tingkat pemahaman dan mengukur secara
detail tentang pemahaman saham dan minat berinvestasi saham secara langsung dikalangan
mahasiswa.
40
Daftar Pustaka
Astuti, Sumiyati, 2013, “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat
Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis di RW 04 Kelurahan Jakarta Utara
Tahun 2013. Skripsi Program S1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Baridwan Zaki dan Fathinah F. K, 2013, “Determinat Minat Individu dan Pengaruhnya
Terhadap Perilaku Penggunaan Sistem Informasi Berbasis Teknologi di Bank Syariah”.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Vol 1, No 1: Semester Ganjil 2012/2013
Christanti, Natalia dan Mahastanti, Linda, A, 2011, “Faktor-Faktor yang
Dipertimbangkan Investor dalam Melakukan Investasi” Jurnal Manajeman teroir dan
terapan I Tahun 4 No. 3.
Ciptaningsih, Agung. N. I, 2010, Analisis Pengaruh Harga Saham, Volume
Perdagangan dan Variansi Return Saham Terhadap Bid Ask Spread Pada Masa Sebelum
dan Sesudah Stock Split. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Efferin, Sujoko, 2006, Knowledge Economy, Knowledge Management Dan Akuntansi:
Prospek Dan Tantangan. Jurnal Akuntansi Dan Teknologi Informasi Universitas
Surabaya. Volume 5 Nomor 1. pp 69-82.
Fitriyanto, Sigit. N, 2010, “Aktivitas Public Relations dalam Peliputan dan Sosialisasi
Speedy Edu Competition pada PT. Telkom Kandatel Yogyakarta. Skripsi Program D3
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Gunawan, Ariawan, 2008, Pengetahuan Mahasiswa terhadap Reksadana sebagai
Sarana Investasi. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen
Satya Wacana (tidak dipublikasikan).
41
Hadi, Nor, 2013, “Pasar Modal Acuan Teoretis dan Praktis Investasi di Instrumen
Keuangan Pasar Modal” Graha Ilmu , Edisi ke 1.
Halim, Abdul, 2005, Analisis Investasi, Salemba Empat, Jakarta.
Hariady, Edy, 2013, “Analisis Pengaruh Sikap, Norma, Kontrol dan Preferensi Risiko
Terhadap Minat Wanita Berinvestasi di Reksadana”. Skripsi Program S1 Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
Husnan, Suad, 1994, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas,
Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Kristina, 2012, “Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Dan Efikasi Diri (Studi Empiris pada Sentra Investasi Danareksa Salatiga)”, Skripsi
Program S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
Kusmawati, 2011, “Pengaruh Motivasi terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal
dengan Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variabel” Jurnal Ekonomi dan Informasi
Akuntansi (Jenius) Vol. 1 No. 2.
Mahastanti, Linda Ariany dan Hariady, Edy, 2013. “Determining the Factors Which
Affect the Stock Investjeht Decisions of Potential Female Investors in Indonesia”,
Management Department Satya Wacana Christian University.
Nasarudin, Irsan, 2007. “Pertanggungjawaban Perbankan dalam Penjualan Reksadana Ilegal”.
Aspek Hukum Pasar Modal, Kencana, Jakarta.
Deshaies P, J.P. Cuerrier, R. J. Vallerand, L.G. Pelletier dan C. Mogeau, 1991, “Ajzen
and Fishbein’s Theory of Reasoned Action as Applied to Moral Behavior: A
Confirmatory Analysis” Journal of Personality and Social Psychology, 1992, Vol. 62,
No. 1, 98-109.
42
Pradhana, Kristien. S, 2014, “Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Terhadap Reksadana Sebagai Sarana Investasi”. Skripsi Program S1 Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (tidak dipublikasikan).
Sharpe, Alexander, Bailey, 2005. Investasi. PT INTERMASA, Jakarta, Edisi enam
Jilid 1.
Supramono, (1994). Pemanfaatan Teknik Analysis Statistika Deskriptif dalam
Pelaporan Penelitian, UPPW Fakultas Ekonomi Universitas Kristen
Satya Wacana-Salatiga.
Trisyastuti, Tutut. F, 2010, “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi/ Akuntansi
DenganPembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) Pada Kelas XI IPS 5 SMA
Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”. Skripsi Program S1 Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
W. E. Warren, R. E. Stevens dan C. W. McConkey, 1990, “Using Demographic and
Lifestyle Analysis to Segment Individual Investor”. Financial Analysts Journal.
W. G. Lewellen, R. C. Lease dan G. C. Schlarbaum, 1977, “Patterns Of Investment
Strategy And Behavior Among Individual Investor”. Journal Of Business, pp. 296-333.
Wira, Desmond, 2014, “Jurus Cuan Investasi Saham” Exceed, Edisi ke 3.
(http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdanlayanan/saham.aspx)
(15 july 2014 13:00)
http://coki002.wordpress.com/pengertian-saham-dan-jenis-jenis-saham/
(20 july 2014 14:46)
https://elearning.milaulas.com/mod/page/view.php?id=23
(9 november 2014 21:26)
43
http://navelmangelep.wordpress.com/2012/02/21/pengetahuan-pengetahuan-ilmiah-penelitian-
ilmiah-dan-jenis-penelitian/
(20/7/2014 12:16)
https://coki002.wordpress.com/pengertian-saham-dan-jenis-jenis-saham/
(29/11/2014 10:23)
Top Related