Download - Pengertian Dan Contoh Esai

Transcript

Pengertian dan Contoh Esai

Bahasa Indonesia ( Esai ).Esaiadalah ekspresi dari opini seseorang terhadap sebuah hal. Jadi essay sesungguhnya sangat berbeda dengan artikel ilmiah atau sekadar opini eksposure (laporan faktual). Perpaduan antara fakta dengan imajinasi, antara pengetahuan dengan perasaan membuat essay berbeda dibanding jenis tulisan lainnya. Sebuah essay selayaknya dapat menghantarkan pembacanya untuk memahami persoalan dengan cara yang tidak njelimet dan (kadang) bernuansa santai, tetapi tetap sarat makna.

Bagian Esai: Pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis tersebut. Kedua, tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek. Ketiga, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek yang dinilai oleh si penulis.Langkah pembuatan Esai:1. Menentukan tema atau topik2. Membuatoutlineatau garis besar ide-ide yang akan kita bahas3. Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas4. Menulis tubuh esai; memulai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas, kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya.5. Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan.6. Menuliskan kesimpulan.7. Memberikan sentuhan akhir pada tulisan kita agar pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah dan sistematis.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Esai

Tugas Esai.Televisi dan Perubahan SosialTelevisi merupakan salah satu sarana bagi media massa untuk menyampaikan perkembangan informasi bagi seluruh masyarakat, dengan tampilan audio visual yang membuat tampilan sebuah acara lebih hidup dan menjangkau ruang lingkup yang luas, membuat suatu nilai positif bagi media massa. Namun nilai positif tersebut kadang malah menimbulkan suatu implikasi negatif bagi masyarakat jika penyampaian pesan tidak sesuai dengan aturan-aturan penyiaran dan ditampilkan dengan baik.Pada saat sekarang ini stasiun televisi semakin bertambah banyak, yang membuat sebuah persaingan untuk saling merebut perhatian pemirsa dengan menyajikan tayangan yang memuat nilai informasi, pendidikan serta hiburan. Tetapi semakin tinggi nilai persaingan tersebut malah membuat pihak-pihak stasiun televisi melupakan hal-hal tersebut, dan lebih mengutamakan nilai rating program acara.Akibat dari nilai rating tersebut membuat pihak stasiun menampilkan program yang hanya perlu mengeluarkan biaya sedikit namun disukai oleh para penonton, sedangkan acara dengan kualitas bagus dan memerlukan biaya yang banyak malah memiliki rating yang rendah sehingga program tersebut harus dihentikan.Salah satu contoh negara yang termasuk kecanduan menonton televisi adalah indonesia, dengan segala macam bentuk program acara yang diminati orang-orang seperti sinetron dan infotainment membuat banyak masyarakat indonesia lebih memilih menonton acara tersebut dibandingkan dengan mengikuti kegiatan kemasyarakatan atau bergaul dengan orang-orang sekitar lingkungannya.Hal-hal tersebut dapat merubah pola pikir dan sikap sosial masing-masing individu seperti berkurangnya tingkat kepercayaan terhadap sesama, dan terkadang menimbulkan tingkat kriminalitas yang tinggi. Perubahan sosial yang lebih besar terlihat pada anak-anak hingga tingkat usia remaja, yang dapat terlihat dari bentuk kata-kata yang tidak baik, tingkah laku dan pergaulan yang didapatkan mereka dari melihat suatu program acara tanpa memilah mana yang baik untuk ditiru atau tidak.Permasalahan seperti ini dapat memberi dampak buruk bagi generasi muda selanjutnya, dan masih merupakan hal yang sulit untuk menemukan solusinya. Untuk saat ini solusi yang dapat dilakukan bisa dengan cara menghabiskan waktu luang bersama keluarga, sehingga keluarga dapat mendidik dan membimbing untuk mengajari hal-hal yang baik untuk dilakukan dan tidak boleh dilakukan, serta bagi pemerintah harus membatasi tayangan program televisi untuk sinetron dan infotainment dan memperbanyak tayangan acara yang lebih bersifat pendidikan atau edukatif.Essay adalah ekspresi dari opini seseorang terhadap sebuah hal. Jadi essay sesungguhnya sangat berbeda dengan artikel ilmiah atau sekadar opini eksposure (laporan faktual). Perpaduan antara fakta dengan imajinasi, antara pengetahuan dengan perasaan membuat essay berbeda dibanding jenis tulisan lainnya. Sebuah essay selayaknya dapat menghantarkan pembacanya untuk memahami persoalan dengan cara yang tidak njelimet dan (kadang) bernuansa santai, tetapi tetap sarat makna.

jadi intinya adalah Essay itu adalah singat, padat, merayap...eh, berisi maksudnya...haha.... ;P

1 lagi nih

Definisi/ Pengertian Essai

Essai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas dari sudut pandang penulis dan bukan menggunakan kaidah puisi, syair, atau karangan lainnya.

Dalam pengertian ini, pembahasan secara sepintas bukan berarti melakukan penilaian suatu masalah secara serampangan dan asal-asalan. Jadi keunggulan dan perbedaan tiap essai bisa dilihat dari cara pandang penulis dalam membahas suatu masalah.

Berbeda dengan format penulisan karya ilmiah semacam makalah. Pada essai tidak dituntut pemakaian bahasa yang analitik. Dalam essai diperkenankan menggunakan bahasa ringan, acak, dan provokatif. Tapi pada intinya essai mengungkapkan opini penulis berdasarkan (tidak keluar) tema yang dia tentukan sebelumnya.

Bagian-bagian Dasar Essai

1. Pendahuluan, yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh penulis.

2. Tubuh esai, yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek.

3. Bagian akhir, yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh essai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek yang dinilai oleh penulis.

Langkah-langkah Membuat Essai

1. Menentukan tema/ topik

Dalam menentukan tema hendaknya jangan terlalu luas atau yang paling baik adalah yang kita kuasai. Tema yang dipilih harus memiliki manfaat bagi pembacanya. Dan lebih baik jika dengan tema tersebut merupakan masalah yang bisa membekas di hati pembaca, jadi bukanlah hal yang mudah dilupakan.

2. Membuat outline/ garis besar/ ide pokok/ semacam kerangka karangan

Dalam menulis outline usahakan diawali dengan pemaparan data dan fakta nyata. Selanjutnya tugas kita mengritisi hal tersebut, atau jika perlu dibandingkan dengan fakta lain.

3. Menuliskan pendapat/ opini dari penulis (kita) dengan padat dan jelas

4. Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan. Dan pada bagian inilah kita menulis alasan penulisan dan latar belakang masalah.

5. Menulis tubuh esai. Memulai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas, kemudian membuat beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan penulis (kita), selanjutnya mengembangkan subtema yang telah dibuat.

6. Menuliskan kesimpulan. Berguna untuk membentuk opini pembaca. Karena memang tugas penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media massa yang seharusnya bersikap netral.

Kesimpulan harus tegas dan kuat. Perhatikan! Jika anda sendiri masih ragu dengan kesimpulan yang anda buat, jangan berharap untuk meyakinkan orang lain dengan argumen anda.

7. Memberikan sentuhan akhir pada essai agar pembaca terkesan dan dapat mengambil manfaat dari tulisan tersebut dengan mudah dan sistematis sehingga membentuk kerangka berpikir secara utuh.

Dalam hal ini perlu diperhatikan ulang penggunaan EYD, pencantuman sumber, penguatan persepsi yang masih lemah, dan sentuhan lain sesuai kreatifitas anda.

Baiklah setelah sedikit belajar mengenai essai maka bersiaplah untuk berlatih. Bakat memang menentukan kecepatan menguasai di suatu bidang, namun hanya dengan latihan disiplin yang menentukan ketahanan dalam menguasai bidang tersebut. Oleh karena itu menulis, menulis, dan menulislah!

semoga bermanfaat

an yang serba modern pengaruh globalisasi sudah tidak terbendung lagi. Globalisasi adalah arus pertukaran budaya dari suatu negara atau bangsa ke suatu negara atau bangsa lain yang meliputi segala aspek kehidupan melalui komunikasi atau transportasi. Pertukaran budaya antarnegara atau bangsa tersebut tentunya menunjang dan mengubah sikap dari suatu masyarakat bangsasehingga diperlukan sikap selektif agar tidak terjerumus dalam jurang globalisasi. Dengan sikap selektif, seseorang dapat menyaring pengaruh globalisasi yang dapat memajukan kehidupannya atau memberi dampak positif terhadap dirinya atau pengaruh yang dapat membawanya ke dalam hal-hal yang tidak benar. Belajar budaya lain memang dianggap positif namun alangkah tidak baiknya jika malah melupakan budaya sendiri dan lebih mencintai budaya asing dibandingkan budayanya sendiri. Hal demikianlah yang sedang terjadi di Indonesia.

Maraknya remaja di Indonesia yang lebih mencintai budaya asing dibandingkan budayanya sendiri, apalagi adanya demam Korea yang sedang merajalela saat ini. Mereka lebih hafal tentang biodata artis Korea dibandingkan biodata pahlawan di Indonesia yang jelas-jelas telah berjuang melawan penjajah dan mendirikan NKRI, negara mereka. Mereka juga lebih hafal lirik lagu Korea dibandingkan lirik lagu wajib atau lagu tradisional terutama lagu-lagu yang tidak diajarkan di bangku Sekolah Dasar. Mereka lebih rela antre demi menonton konser Boyband atau Girlband Korea yang harus berdesak-desakkan dibandingkan nonton seni pertunjukan wayang yang lebih murah, tradisional, dan tidak berdesak-desakkan tentunya. Mereka menyebut mereka sendiri dengan istilah K-Popers.Lalu apa yang membuat K-popers semakin tergila-gila dengan Budaya Korea dibandingkan budaya mereka sendiri? Faktor fisik dan penampilanlah yang menjadi nilai jualnya, muka tampan dan cantik yang mayoritas oplas dengan busana trendy ala masa kini. Mereka membentuk Boyband dan Girlband, menyanyi dan menari kemudian menebarkan pesona mereka di atas panggung yang diteriaki banyak penonton. Hal tersebut juga tidak lepas dari arus globalisasi yang memudahkan pertukaran budaya dan kemudahan informasi dan komunikasi.Hal itu bukanlah sepenuhnya kesalahan dari remaja di Indonesia, namun juga diperlukan analisis terhadap pertunjukan seni tradisional Indonesia sendiri. Tidak ada yang harus diubah dari seni tradisional Indonesia agar tidak menghilangkan nilai tradisionalnya tersebut namun pertunjukannya atau cara menunjukannya di hadapan penonton yang relatif monotonlah yang diperlukanadanyaperbaikan agar tidak membosankan penonton. Juga diperlukan usaha agar tidak ada kesan bahwa kesenian tradisional itu ketinggalan zaman dan hanya milik orang lanjut usia.Budaya Korea telah mengubah cara berpenampilan remaja di Indonesia. Dari mulai gaya rambut yang diubah dengan dipotong dan diberi warna agar mirip ala Korea. Pengunaan kaca mata yang hanya sebagai fantasi pun marak dilakukan remaja di Indonesia meskipun tidak ada gangguan dengan mata mereka. Mereka rela mengeluarkan dana untuk membehel gigi mereka yang sebenarnya tidak ada masalah pada gigi mereka. Cara berbusana dengan warna mencolok yang sama sekali tidak ada perpaduan dari atas ke bawah pun banyak diterapkan oleh kalangan remaja pecinta Korea berlebih sehingga tidak sedikit jumlah alayers saat ini. Apalagi remaja cowok pecinta Korea yang berlebih, mereka terkesan seperti remaja cewek yang cenderung over protective terhadap penampilan.Cara bersikap pun mulai terpengaruh. Mereka berteriak-teriak tak wajar saat melihat boyband atau girlband favorit mereka yang sedang tampil di televisi, terutama pada remaja cewek pecinta Korea. Tapi apa mereka akan melakukan hal sama, berteriak-teriak historis saat melihat pertunjukan seni tradisional tari merak? Sungguh tidak mungkin. Mereka melongo, berharap menjadi kekasihnya saat melihat aktor Korea yang bermuka tampan, tak sadar bahwa mereka itu siapa dan dirinya itu siapa. Memang penampilan seseorang itu perlu, tetapi tidak bagus jika seseorang harus over protective terhadap perfomance, meniru atau berharap agar penampilannya sama dengn artis Korea yang terkadang tidak pantas diterapkan di Indonesia dan bagi mereka sendiri. Banyak anak-anak di Indonesia saat ini yang tidak bisa berkomunikasi dengan bahasa daerah atau bahasa suku asal mereka. Mereka lebih senang berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, atau Bahasa asing lainnya. Bahkan saat ini remaja di Indonesia sedang gencar-gencarnya memburu kursus Bahasa Korea.Musik di Indonesia juga mulai terpengaruh. Banyak boyband dan girlband yang mulai bermunculan di Indonesia. Mereka menari dan menyanyi bersama-sama sehingga tujuan dari menyanyi sendiri, yaitu menunjukan kualitas vokal tidak bisa maksimal sehingga teknik lipssing mulaipopulardi Indonesia. Hal ini mengakibatkan syarat utama seseorang menjadi penyanyi bukanlah bakat vokal namun hanya dari penampilan fisik belaka sehingga banyak artis-artis pendatang baru dengan bakat menyanyiala kadarnyanamun berani berkecimpung di dunia tarik suara hanya dengan modal fisik yang menarik. Pengamat musik pun berpendapat bahwa lirik-lirik lagunya bermakna dangkal dan instrumen musik yang digunakan lebih beraliran disco electronical. Hal ini sangat tidak bagus bagi perkembangan musik di Indonesia.Lalu bagaimana dengan budaya Bangsa Indonesia sendiri? Bangsanya lebih tahu budaya asing dibandingkan budayanya sendiri. Halinisangat memprihatinkan, mereka tidak mengenal budaya asal mereka sehingga semakin minimnya usaha untuk memperkenalkan Budaya Indonesia di kancah Internasional dan akibatnya semakin menurunnya jumlah pecinta budaya tradisional. Satu per satu budaya kita diklaim dan diakui oleh bangsa lain yang sebenarnya merupakan seni bernilai tinggi dan asli warisan nenek moyang Indonesia. Bagaimana hal itu tidak terjadi? Bangsanya enggan belajar budayanya sendiri dan malah lebih memilih belajar budaya asing. Indonesia akan terus dibodohi dan menjauh dari asal mulanya. Jika hal itu terus berlanjut, habislah Budaya Indonesia. Indonesia akan menjadi bangsa minoritas tanpa seni budaya dan apalah arti luas wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke ini.Perlunya pelajaran seni budaya di bangku sekolah terutama SD, SMP, SMA agar peserta didik lebih paham tentang Budaya Indonesia dan mempunyai motivasi untuk lebih mencintai budayanya sendiri. Ekstrakurikuler seni juga sangat penting. Sejauh ini hal itu telah dilakukan di beberapa sekolah di Indonesia. Penerapan bahwa urutan mempelajari seni dimulai dari budayanya sendiri menuju budaya asing, bukan dibalik atau malah tidak mempelajari budayanya sendiri. Hal itu merupakan pemahaman yang keliru. Peran pemerintah juga sangat penting dilakukan. Pemerintah harus membatasi tayangan budaya asing terutama budaya yang menyimpang terhadap nila-nilai Pancasila dan UUD 1945 dan menggantinya dengan tayangan seni tradisional. Selain itu pembenahan terhadap cara pertunjukan seni budaya tradisional di hadapan penonton juga sangat diperlukan. Adanya penambahan kesan menarik yang tidak menyimpang adat dan tidak mengubah nilai dari seni tradisional harus dilakukan agar semakin bertambahnya jumlah pecinta seni tradisional. Seni tradisional dapat pula disosialisasikan kepada remaja di Indonesia dengan menyebutkan daya tariknya dan hal yang mengancam apabila seni tradisional itu dihilangkan.

Essay ku : Indikator Peradaban di Indonesia

Indikator peradaban di indonesia terdiri dari beberapa unsur-unsur pokok penting. Hal ini yang membuat Indonesia dikenal dunia sebagai bangsa yang beradab dan kaya akan budaya. Berikut ini beberapa unsur-unsur pokok penting yang berkembang di Indonesia, yaitu :A. AgamaSalah satu unsur pokok penting dalam perkembangan peradaban di Indonesia adalah agama.Agama adalah faktor terpenting yang menentukan karakteristik suatu peradaban. agama merupakan karakteristik sentral yang menentukan peradaban agama-agama besar merupakan fondasi dari peradaban-peradaban besar sebagai kelanjutannya. Agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang beradab, maka nilai-nilai agama yang ada di Indonesia harus terus dibina dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.Cepatnya perubahan di era globalisasi ini menuntut peranan agama secara aktif sebagai alternatif dan filter dalam menyikapi masalah masalah tersebut.Agama pada dasarnya merupakan serangkaian keyakinan manusia terhadap ajaran Tuhan, nabi/dewa dsb. Konsepnya berupa doktrin kepercayaan tentang sesuatu yang telah tersurat dalam kitab/ajaran yang harus dipatuhi. Bagi sebagian orang, agama adalah kegiatan ritual, berkhidmat kepada sesama manusia dan berperilaku yang baik terhadap alam semesta.Durkheim menyatakan agama adalah suatu sistem kepercayaan dan praktek yang telah dipersatukan yang berkaitan dengan hal-hal yang suci berupa kepercayaan dan praktek-praktek yang bersatu menjadi suatu komunitas moral yang tunggal. Dari definisi ini ada dua unsur yang penting, yang menjadi syarat sesuatu dapat disebut agama, yaitu sifat suci dari agama dan praktek-praktek ritual dari agama.Agama tidak harus melibatkan adanya konsep mengenai suatu mahluk supranatural, tetapi agama tidak dapat melepaskan kedua unsur di atas, karena ketika salah satu unsur tersebut terlepas, maka pemaknaan agama menjadi bias makna. Di sini dapat kita lihat bahwa sesuatu itu disebut agama bukan dilihat dari substansi isinya tetapi dari bentuknya, yang melibatkan dua ciri tadi.Agama berperan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia, karena Indonesia merupakan negara yang berke-Tuhanan. Konsep tentang agama dalam masyarakat Indonesia sendiri telah tertuang dalam sila pertama Pancasila yaitu keTuhanan Yang Maha Esa. Ini berarti masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang berkeTuhanan dan bukan masyarakat yang tidak memiliki agama (atheis). Negara Indonesia sebagai negara multikultural, sangat mendukung berkembangnya agama sebagai pedoman dalam kehidupan masyarakat. Hal ini tercermin pada undang-undang dasar (UUD) 1945 yang menjamin adanya kebebasan beragama. Di Indonesia setidaknya ada enam agama yang diakui keberadaannya: Islam, Kristen, Hindu, Budha, Kristen Protestan, dan Kong Hu Cu.B. Ilmu Pengetahuan dan TeknologiKemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia. Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri . Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesi Indah (TMII). Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya. Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa). Sudah lazim di Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak, Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita sering dengar anak muda mengunakan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa inggris seperti OK, No problem dan Yes, bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun yang sering kita dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini disebarkan melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan fashion. Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia . Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya internet, turut serta `menyumbang` bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend dilingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat merupakan suatu yang universal. Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan `baik`. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk Indonesia ) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.Hal ini dapat diatasi jika pemerintah, melalui Departemen Komunikasi dan Informasi dapat membuat suatu kebijakan yang dapat mengontrol penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi supaya tidak berdampak negatif terhadap kebudayaan bangsa kita. Selain itu alternatif lain yang mungkin dapat melestarikan kebudayaan bangsa kita adalah dengan membuat Search Engine yang halaman pertamanya memuat kebudayaan-kebudayaan seluruh daerah di Indonesia atau dapat terhubung ke beberapa situs kebudayaan daerah. Dan Search Engine tersebut harus di instalasikan di seluruh sekolah di Indonesia atau bisa di unduh secara gratis. Dengan demikian setidaknya siswa, mahasiswa, maupun masyarakat luas bisa mengenal bahkan melestarikan kebudayaan bangsa kita. Mungkin hanya ini solusi dari saya, perlu saya ingatkan ini hanya solusi dari segi kesenian saja. Karena kebudayaan itu luas baik itu seni, tingkah laku, bicara, dll. Intinya kembali kepada diri kita masing-masing, tetapi sebagai penerus bangsa ini kita harus ikut serta dalam melestarikan kebudayaan bangsa kita.C. BahasaBahasa adalah media yang digunakan oleh manusia untuk dapat berinteraksi dengan manusia lainnya. Apabila bahasa tidak ada maka interaksi dalam kehidupan manusia tidak akan terjadi. Ada banyak bahasa di dunia, hampir setiap negara di dunia memiliki bahasanya tersendiri, bahkan ada juga negara yang memiliki beragam bahasa, contohnya Indonesia.Di negara Indonesia yang terdapat bermacam-macam budaya dan bahasa, peranan bahasa Indonesia menjadi sangat penting karena diperlukannya satu bahasa yang dapat menjadi titik temu dari berbagai ragam bahasa yang ada di Indonesia agar dapat tercipta satu media komunikasi yang dapat melancarkan komunikasi di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Bahasa adalah hasil budaya suatu masyarakat yang kompleks dan aktif. Bahasa dikatakan kompleks karena di dalamnya tersimpan pemikiran-pemikiran kolektif dan semua hal yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Bahasa dikatakan aktif karena bahasa terus berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat. Oleh karena sifatnya tersebut, bahasa adalah aspekterpenting dalam mempelajari suatu kehidupan dan kebudayaan masyarakat.Bahasa adalah hasil budaya suatu masyarakat yang kompleks dan aktif. Bahasa dikatakan kompleks karena di dalamnya tersimpan pemikiran-pemikiran kolektif dan semua hal yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Bahasa dikatakan aktif karena bahasa terus berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat. Oleh karena sifatnya tersebut, bahasa adalah aspek terpenting dalam mempelajari suatu kehidupan dan kebudayaan masyarakat.Selain bahasa yang menjadi ciri peradaban yang lain adalah keberadaan warga uang melek huruf atau biasa di sebut kemampuan seseorang untuk mengenal huruf dan tulisan. Karena semakin tinggi tingkatan warga negara yang melek huruf maka semakin tinggi bahasa dan budaya yang berkembang pada masyarakat tersebut.D. Seni dan BudayaPerkembangan budaya indonesia saat ini sudah mulai terkikis perlahan-perlahan seiring dengan perkembangan zaman yang lebih maju dan modern, saat ini banyak masyarakat secara perlahan meninggalkan budaya local atau tradisional dan lebih memilih budaya yang lebih modern. Ini terjadi karena adanya proses perubahan social seperti Akultursi dan Asimilasi.Akulturasi adalan proses masuknya kebudayaan baru yang secara lambat laun dapat diterima dan diolah dengan kebudayaan sendiri, tanpa menghilangkan kebudayaan yang ada. Sedangkan asimilasi adalah proses masuknya kebudayaan baru yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan itu masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.Sebagai contoh adalah batik hasil dari budaya indonesia, batik tersebut belakangan ini termasuk bahan-bahan yang diminati oleh masyarakat luar. Muncul trend ini dikarenakan batik telah diresmikan bahwa batik tersebut telah ditetapkan oleh UNESCO pada hari jumat tanggal 02 oktober 2009 sebagai warisan budaya indonesia, dan hari itulah ditetapkannya sebagai hari batik nasional.Dampak Positif dan Negatif :- Dampak Positif:Dengan adanya Kemajuan dalam bidang teknologi dan peralatan hidup, masyarakat pada saat ini dapat bekerja secara cepat dan efisien karena adanya peralatan yamg mendukungnya sehingga dapat mengembangkan usahanya dengan lebih baik lagi.- Dampak Negatif:Dapat menghilangkan kebudayaan asli Indonesia, serta dapat terjadi proses perubahan social didaerah yang dapat mengakibatkan permusuhan antar suku sehingga rasa persatuan dan kesatuan bangsa menjadi goyah.Apabila budaya asing masuk ke Indonesia, dan tidak ada lagi kesadaran dari masyarakat untuk mempertahankan dan melestarikannya, dipastikan lagi masyarakat Indonesia tidak akan dapat lagi melihat kebudayaan Indonesia kedepan.Beberapa contoh perkembangan budaya :1. Cara BerpakaianSekarang ini masyarakat Indonesia lebih menyukai berpakaian yang lebih terbuka seperti bangsa barat yang sebenarnya tidak sesuai dengan adat ketimuran bangsa Indonesia yang dianggap berpakaian lebih sopan dan tertutup.2. Alat MusikPerkembangan alat musik saat ini juga dibanjiri dengan masuknya budaya asing, kita dapat mengambil contoh dari kebudayaan asli betawi di Jakarta, pada saat ini sudah tidak ada lagi terdengar alat musik Tanjidor musik khas dari tanah Betawi, saat ini yang sering kita dengar adalah alat-alat musik modern yang biasanya menggunakan tenaga listrik.3. Permainan TradisionalBahkan masuknya budaya asing juga mempengaruhi permainan tradisional, seperti permainan gangsing atau mobil-mobilan yang terbuat dari kayu, pada saat ini sudah jarang kita temukan, yang saat ini kita temukan adalah produk-produk permainan yang berasal dari Cina, seperti mainan mobil remote control yang berbahan baku besi atau plastic.

Perbedaan Antara Kebudayaan Dan PeradabanKebudayaan :Kebudayaan dan peradaban memang merupakan aspek-aspek kehidupan sosial manusia yang memiliki sedikit perbedaan tapi dari perbedaan tersebut dapat diambil jalan tengah yaitu peradaban dan kebudayaan adalah dua aspek dalam kehidupan manusia, ada hubungan timbal balik antara keduanya. Sebagaimana hubungan antara aspek spiritual, mental dan material dalam diri manusia. Kebudayaan ataupun peradaban, mengandung pengertian yang luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat.Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Demikian kebudayaan itu dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal . . Ada pendirian lain mengenai asal dari kata kebudayaan itu, ialah bahwa kata itu adalah suatu perkembangan dari majemuk budi-daya, artinya daya dan budi, kekuatan dari akal. Adapun istilah inggrisnya berasal dari kata Latin colereyang berarti mengolah, mengerjakan, terutama mengolah tanah atau bertani . Dari arti ini berkembang arti culture sebagai segala daya dan usaha manusia untuk merubah alam.Peradaban :Adapun istilah peradaban dapat kita sejajarkan dengan kata asing civilization . Istilah itu biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah, seperti : kesenian, ilmu pengetahuan, serta sopan-santun dan sistem pergaulan komplex dalam suatu masyarakat dengan struktur yang komplex. Sering juga istilah peradaban dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan komplex.Kesimpulan nya adalah :Kebudayaan adalah sebagai sesuatu yang sedang menjadi (it becomes), sedangkan peradaban adalah sebagai sesuatu yang sudah selesai (it has been). Contoh dari peradaban adalah bangunan-bangunan monumental seperti Borobudur, Piramida, Tembok Besar Cina, serta berbagai hal monumental lain. Sementara itu contoh dari kebudayaan antara lain makanan dan minuman, pakaian, dan berbagai hal yang masih memiliki kecenderungan untuk terus berkembang.

INDONESIA MEMILIKI RAGAM BUDAYA YANG UNIK, KERAGAMAN TERSEBUT MEMBENTANG DARI SABANG SAMPAI MARAUKE, MENAWARKAN SEBUAH PEMANDANGAN YANG BERWARNA WARNI, KEINDAHAN TERSEBUT BAHKAN DAPAT DIRASAKAN OLEH MEREKA YANG DATANG DARI LUAR NEGRI.PROSES ASIMILASI BUDAYA DAPAT TERJADI APABILA :1. ADA BEBERAPA KELOMPOK DENGAN KEBUDAYAAN BERBEDA YANG TINGGAL DISUATU WILAYAH YANG SAM.2. BEBERAPA KELOMPOK YANG BERBEDA BUDAYA TERSEBUT, MELAKUKAN INTERAKSI DALAM WAKTU YANG LAMA DAN CUKUP INTESIF.3. MASING MASING BUDAYA MEMILIKI KEMUNGKINAN UNTUK MENYESUAIKAN DIRI, DALAM ARTI DAPAT MEMBUKA DIRI DALAM KEBUDAYAAN BARU.JUGA ADA BEBERAPA FAKTOR YANG MEMBUAT PROSES PERCAMPURAN BUDAYA TERSEBUT LEBIH MUDAH, YAITU :

> MASING MASING ANGGOTA KELOMPOK YANG BERBEDA BUDAYA MEMILIKI TOLERANSI TERHADAP BUDAYA ORANG LAIN.

> MASING MASING KELOMPOK MEMILIKI KESEMPATAN YANG SAMA UNTUK MENIKMATI KELAYAKAN KEHIDUPAN SECARA FINANSIAL.

> TERJADINYA PERNIKAHAN ANTARA DUA KELOMPOK BERBEDA BUDAYA.

DALAM PERKEMBANGANNYA, AKIBAT PERPINDAHAN ATAU HUBUNGAN ANTAR MASYARAKAT DALAM BERBAGAIKEGIATAN, PERSINGGUNGAN BAHKAN PERCAMPURAN ANTARA KEBUDAYAAN SATU DENGAN KEBUDAYAAN YANG LAIN TIDAK AKAN TERHINDARKAN. PROSES PERTEMUAN DUA KEBUDAYAAN YANG BERBEDA MENYEBABKAN TERJADINYA AKULTURASI DAN ASIMILASI (POERWANTO, 1997). AKULTURASI TERJADI KETIKA KELOMPOK-KELOMPOK INDIVIDU YANG MEMILIKI KEBUDAYAAN YANG SALING BERBEDA BERHUBUNGAN LANGSUNG DAN INTENSIF SEHINGGA KEMUDIAN MENYEBABKAN PERUBAHAN POLA KEBUDAYAAN PADA SALAH SATU ATAU KEDUA KEBUDAYAAN TERSEBUT (SYAM, 2005). SYAM MENYEBUTKAN BAHWA AKULTURASI LEBIH MERUPAKAN PENGKAYAAN SUATU KEBUDAYAAN TANPA MERUBAH CIRI AWAL KEBUDAYAAN TERSEBUT. ASIMILASI ADALAH PROSES PELEBURAN KEBUDAYAAN DIMANA SATU KEBUDAYAAN DAPAT MENERIMA NILAI-NILAI KEBUDAYAAN YANG LAIN DAN MENJADIKANNYA BAGIAN DARI PERKEMBANGAN KEBUDAYAANNYA (PARK DAN BURGESS DALAM POERWANTO, 1997).

RAPOPORT (1994) MENYEBUT AKULTURASI INI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK KEBUDAYAAN BERKELANJUTAN (CULTURAL SUSTAINABILITY) YANG MERUPAKAN UPAYA SUATU KEBUDAYAAN AGAR DAPAT BERTAHAN. WALAUPUN SUATU KEBUDAYAAN PASTI BERUBAH, YANG DIHARAPKAN ADALAH SEBUAH PERKEMBANGAN, DENGAN TETAP MEMPERTAHANKAN KARAKTER DARI KEBUDAYAAN TERSEBUT. PERUBAHAN LEBIH MERUPAKAN ADAPTASI TERHADAP TUNTUTAN DAN TATANGAN BARU AGAR KEBUDAYAAN TERSEBUT DAPAT TETAP HIDUP. DENGAN DEMIKIAN ADA BAGIAN-BAGIAN YANG TETAP EKSIS DAN MENJADI CIRI KUAT DARI KEBUDAYAAN TERSEBUT SERTA ADA BAGIAN-BAGIAN YANG BERUBAH MENYESUAIKAN PERKEMBANGAN JAMAN (CONTINUITY AND CHANGE). UNSUR-UNSUR YANG TETAP DIPERTAHANKAN DAN DITURUNKAN ANTAR GENERASI MENJADI TRADISI KEBUDAYAAN.

DALAM PERKEMBANGANNYA, AKIBAT PERPINDAHAN ATAU HUBUNGAN ANTAR MASYARAKAT DALAM BERBAGAIKEGIATAN, PERSINGGUNGAN BAHKAN PERCAMPURAN ANTARA KEBUDAYAAN SATU DENGAN KEBUDAYAAN YANG LAIN TIDAK AKAN TERHINDARKAN. PROSES PERTEMUAN DUA KEBUDAYAAN YANG BERBEDA MENYEBABKAN TERJADINYA AKULTURASI DAN ASIMILASI (POERWANTO, 1997). AKULTURASI TERJADI KETIKA KELOMPOK-KELOMPOK INDIVIDU YANG MEMILIKI KEBUDAYAAN YANG SALING BERBEDA BERHUBUNGAN LANGSUNG DAN INTENSIF SEHINGGA KEMUDIAN MENYEBABKAN PERUBAHAN POLA KEBUDAYAAN PADA SALAH SATU ATAU KEDUA KEBUDAYAAN TERSEBUT (SYAM, 2005). SYAM MENYEBUTKAN BAHWA AKULTURASI LEBIH MERUPAKAN PENGKAYAAN SUATU KEBUDAYAAN TANPA MERUBAH CIRI AWAL KEBUDAYAAN TERSEBUT. ASIMILASI ADALAH PROSES PELEBURAN KEBUDAYAAN DIMANA SATU KEBUDAYAAN DAPAT MENERIMA NILAI-NILAI KEBUDAYAAN YANG LAIN DAN MENJADIKANNYA BAGIAN DARI PERKEMBANGAN KEBUDAYAANNYA (PARK DAN BURGESS DALAM POERWANTO, 1997).

RAPOPORT (1994) MENYEBUT AKULTURASI INI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK KEBUDAYAAN BERKELANJUTAN (CULTURAL SUSTAINABILITY) YANG MERUPAKAN UPAYA SUATU KEBUDAYAAN AGAR DAPAT BERTAHAN. WALAUPUN SUATU KEBUDAYAAN PASTI BERUBAH, YANG DIHARAPKAN ADALAH SEBUAH PERKEMBANGAN, DENGAN TETAP MEMPERTAHANKAN KARAKTER DARI KEBUDAYAAN TERSEBUT. PERUBAHAN LEBIH MERUPAKAN ADAPTASI TERHADAP TUNTUTAN DAN TATANGAN BARU AGAR KEBUDAYAAN TERSEBUT DAPAT TETAP HIDUP. DENGAN DEMIKIAN ADA BAGIAN-BAGIAN YANG TETAP EKSIS DAN MENJADI CIRI KUAT DARI KEBUDAYAAN TERSEBUT SERTA ADA BAGIAN-BAGIAN YANG BERUBAH MENYESUAIKAN PERKEMBANGAN JAMAN (CONTINUITY AND CHANGE). UNSUR-UNSUR YANG TETAP DIPERTAHANKAN DAN DITURUNKAN ANTAR GENERASI MENJADI TRADISI KEBUDAYAAN.

RAPOPORT (1994) MENYEBUT AKULTURASI INI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK KEBUDAYAAN BERKELANJUTAN (CULTURAL SUSTAINABILITY) YANG MERUPAKAN UPAYA SUATU KEBUDAYAAN AGAR DAPAT BERTAHAN. WALAUPUN SUATU KEBUDAYAAN PASTI BERUBAH, YANG DIHARAPKAN ADALAH SEBUAH PERKEMBANGAN, DENGAN TETAP MEMPERTAHANKAN KARAKTER DARI KEBUDAYAAN TERSEBUT. PERUBAHAN LEBIH MERUPAKAN ADAPTASI TERHADAP TUNTUTAN DAN TATANGAN BARU AGAR KEBUDAYAAN TERSEBUT DAPAT TETAP HIDUP. DENGAN DEMIKIAN ADA BAGIAN-BAGIAN YANG TETAP EKSIS DAN MENJADI CIRI KUAT DARI KEBUDAYAAN TERSEBUT SERTA ADA BAGIAN-BAGIAN YANG BERUBAH MENYESUAIKAN PERKEMBANGAN JAMAN (CONTINUITY AND CHANGE). UNSUR-UNSUR YANG TETAP DIPERTAHANKAN DAN DITURUNKAN ANTAR GENERASI MENJADI TRADISI KEBUDAYAAN.1. DAMPAK NEGATIF DARI PERCAMPURAN BUDAYA DI MASYARAKAT ADALAH KARENA ADA NYA PERCAMPURAN BUDAYA TERKADANG MENJADI SULIT UNTUK MENGETAHUI PENDUDUK ASLINYA DAN KEBUDAYAAN ASLI PUN MENJADI TIDAK DI LESTARIKAN KARENA SUDAH ADA NYA PERCAMPURAN BUDAYA.2. DAMPAK POSITIFNYA DARI PERCAMPURAN BUDAYA DI MASYARAKAT ADALAH ANTARA BUDAYA YANG BERBEDA BISA SALING MEMAHAMI DAN BELAJAR UNTUK MENGERTI BUDAYA MASING-MASING.Hubungan Antar Budaya : Pengertian Difusi, Akulturasi, Asimilasi / Pembauran

Artikel dan Makalah tentang Interaksi /Hubungan Antar Budaya: Pengertian Difusi, Akulturasi, Asimilasi / Pembauran - Manusia sebagai makhluk sosial memiliki sifat berubah. Begitu juga dengan kebudayaan yang bersifat dinamis selalu mengalami perubahan walaupun secara sangat lambat. Perubahan dari kebudayaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, berpengaruh pada budaya lokal. Sebelum mengkaji tentang pengaruh budaya asing terhadap budaya lokal, ada beberapa konsep penting yang erat kaitan nya dengan pengaruh budaya itu, antara lain difusi (penyebaran), percampuran (acculturation), pembauran (asimilation), dan gegar budaya (cultural shock).

a.Difusi (Penyebaran)

Difusi adalah suatu proses menyebarnya unsur-unsur kebudayaan dari satu kelompok ke kelompok lainnya atau dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, difusi dinyatakan sebagai proses penyebaran atau perembesan suatu unsur kebudayaan dari satu pihak kepada pihak lain. W.A. Haviland menyatakan bahwa difusi adalah penyebaran kebiasaan atau adat istiadat dari kebudayaan satu kepada kebudayaan lain. Proses difusi berlangsung menggunakan teknik meniru atau imitasi. Meniru lebih mudah daripada menciptakan sendiri, terutama tentang hal-hal yang baru. Beberapa contoh proses terjadinya difusi, di antaranya sebagai berikut.1. Unsur-unsur budaya timur dan barat yang masuk ke Indonesia dilakukan dengan teknik meniru. Misalnya, penyebaran agama Islam melalui media perdagangan, berikut cara berdagang yang jujur, dan model pakaian yang digunakan, lambat laun ditiru oleh masyarakat.2. Cara berpakaian para pejabat kolonial Belanda ditiru oleh penguasa pribumi.3. Cara orang Minangkabau membuka warung nasi dan cara orang Jawa membuka warung tegal.4. Cara makan yang dilakukan orang Eropa dengan menggunakan sendok ditiru oleh orang Indonesia.Adapun jenis difusi yang dilakukan, antara lain sebagai berikut.

1)Penyebaran intra masyarakat, dipengaruhi antara lain sebagai berikut.

a) Fungsinya dirasakan cocok dan berguna bagi kehidupan masyarakat.b) Unsur-unsur budaya daerah mudah diterima atau diserap, contohnya unsur-unsur kebudayaan material dan teknologi, seperti bahan makanan, pakaian, dan alat-alat per tanian.c) Unsur-unsur budaya daerah sangat digemari karena keindahan dan rasa.

2)Penyebaran antar masyarakat, dipengaruhi antara lain:

a) kontak antarmasyarakat;b) penyebarannya;c) ada tidaknya kebudayaan yang menyaingi unsur-unsur penemuan baru.

Bentuk penyebaran yang mendapat perhatian dari para antropolog, di antaranya sebagai berikut.1. Symbiotic adalah pertemuan antarindividu dari satu masyarakat dan individu-individu dari masyarakat lainnya tanpa mengubah kebudayaan masing-masing. Contohnya proses barter yang terjadi antara orang suku pedalaman Kongo dan orang suku pedalaman Togo di Afrika.2. Penetration pasifiqueadalahmasuknya kebudayaan asing dengan cara damai dan tidak disengaja dan tanpa paksaan. Misalnya, masuknya para pedagang dari Gujarat, Persia dan Arab yang berniat berdagang, tetapi tanpa disadari menyebarkan agama Islam.3. Penetration violente adalah masuknya kebudayaan asing dengan cara paksa. Misalnya, kewajiban melakukan seikirei pada masa penjajahan Jepang di Asia.Peristiwa yang terjadi pada belahan bumi yang lain dapat disaksikan dan didengarkan pada waktu yang bersamaan, meski orang berada di wilayah yang sangat jauh dari tempat berlangsungnya kejadian tersebut. Peristiwa peperangan di negara-negara Balkan atau bencana kelaparan yang terjadi di Afrika dengan mudah dan cepat dapat segera diketahui dalam hitungan detik, bahkan secara langsung dapat diketahui saat itu juga. Arus globali sasi informasi semakin mempermudah proses difusi kebudayaan, setelah teknologi internet semakin berkembang sehingga pem bauran kebudayaan asing tidak bisa dihindarkan. Hal ini juga berarti semakin mempermudah terjadinya proses pembauran atau per campuran pada suatu bangsa.

Referensi Antropologi :

Globalisasi adalah proses percepatan saling ketergantungan bangsabangsa dalam sebuah sistem dunia yang berbentuk jaringan ekonomi, media massa, dan sistem transportasi modern.b.Akulturasi (Percampuran)Pencampuran kebudayaan merupakan pedoman kata dari istilah bahasa Inggris acculturation. Percampuran merupakan suatu perubahan besar dari suatu kebudayaan sebagai akibat adanya pengaruh dari kebudayaan asing. Menurut Koentjaraningrat, percampuran menyangkut konsep mengenai proses sosial yang timbul jika sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur kebudayaan asing. Akibatnya, unsur-unsur asing lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan asli.

Proses percampuran berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama. Hal disebabkan adanya unsur-unsur kebudayaan asing yang diserap atau diterima secara selektif dan ada unsur-unsur yang tidak diterima sehingga proses perubahan kebudayaan melalui mekanisme percampuran masih memperlihatkan adanya unsur-unsur kepribadian yang asli.

Mekanisme percampuran dapat digambarkan sebagai berikut.

1)Unsur Budaya Asing yang Mudah Diterima

a) Unsur-unsur kebudayaan yang konkret wujudnya, seperti benda-benda keperluan rumah tangga dan alat-alat pertanian yang praktis dipakai.b) Unsur-unsur kebudayaan yang besar sekali gunanya bagi si pemakai. Contohnya kendaraan bermotor, seperti sepeda motor dan truk pengangkut.c) Unsur-unsur kebudayaan yang mudah disesuaikan dengan masyarakat penerima. Contohnya, penerangan listrik menggantikan penerangan tradisional dan telepon seluler menggantikan telepon rumah.

2)Unsur Budaya Asing yang Sulit Diterima

a) Unsur-unsur kebudayaan yang wujudnya abstrak, misalnya paham atau ideologi negara asing.b) Unsur-unsur kebudayaan yang kecil sekali gunanya bagi si pemakai, contohnya cara meminum teh.c) Unsur-unsur kebudayaan yang sukar disesuaikan dengan keadaan masyarakat penerima, contohnya traktor pembajak sawah yang sukar menggantikan fungsi bajak yang ditarik kerbau pada lahan pertanian tertentu.

Gambar 1.Traktor pembajak sawah merupakan salah satu contoh budaya asing yang masuk ke kebudayaan daerah, walaupun awalnya sulit untuk diterima.(miftah/bisnis-jabar.com)

3)Unsur Budaya yang Sukar Diganti

a) Unsur yang memiliki fungsi luas dalam masyarakat. Misalnya, sistem kekerabatan yang masih berfungsi luas dalam masyarakat Batak.b) Unsur-unsur yang ditanamkan pada individu sejak kecil dalam proses pembudayaan ataupun pemasyarakatan. Misalnya, kebiasaan makan masyarakat Indonesia yang memakan nasi akan sulit diganti dengan roti sebagai makanan pokok.

4)Individu yang Cepat dan Sukar Menerima Kebudayaan Asing

Dipandang dari sudut umur, individu-individu yang berumur relatif muda umumnya lebih mudah menerima unsur-unsur dari luar dibandingkan individu-individu yang berusia lanjut. Selain itu, individu-individu yang sudah menerima kebaikan dari masyarakatnya akan sulit menerima unsur-unsur asing.

5)Beberapa Bentuk Percampuran

Menurut para antropolog, percampuran terjadi dalam berbagai bentuk sebagai berikut.

a)Substitusi

Unsur budaya lama diganti dengan unsur budaya baru yang memberikan nilai lebih bagi para penggunanya. Contohnya, para petani mengganti alat pembajak sawah oleh mesin pembajak seperti traktor.

b)Sinkretisme

Unsur-unsur budaya lama yang berfungsi padu dengan unsur-unsur budaya yang baru sehingga membentuk sistem baru. Perpaduan ini sering terjadi dalam sistem keagamaan, contohnya agama Trantayana di zaman Singosari yang merupakan perpaduan antara agama Buddha dan Hindu. Demikian juga pada tradisi keagamaan orang Jawa yang masih memperlihatkan perpaduan antara agama Hindu dan Islam.

c)Penambahan (Addition)

Unsur budaya lama yang masih berfungsi ditambah unsur baru sehingga memberikan nilai lebih. Contohnya, di Kota Yogyakarta, penggunaan kendaraan bermotor melengkapi sarana transportasi tradisional, seperti becak dan andong.

d)Penggantian (Deculturation)

Unsur budaya lama hilang karena diganti oleh unsur baru. Contohnya, delman atau andong diganti oleh angkot atau angkutan bermotor.

e)Originasi

Masuknya unsur budaya baru yang sebelumnya tidak dikenal menimbulkan perubahan besar dalam kehidupan masyarakatnya. Contohnya, proyek listrik masuk desa menimbulkan perubahan besar dalam ke hidupan masyarakat desa. Energi listrik tidak hanya meng gantikan lampu teplok dengan lampu listrik, tetapi juga mengubah perilaku masyarakat desa akibat masuknya berbagai media elektronik, seperti televisi, radio, dan film.

Gambar 2.Perilaku masyarakat cenderung berubah dengan diterimanya pengaruh media elektronik, seperti televisi.(Metri Novarinda Asmar/fema.ipb.ac.id)

f)Penolakan (Rejection)

Akibat adanya proses perubahan sosial budaya yang begitu cepat menimbulkan dampak negatif berupa penolakan dari sebagian anggota masyarakat yang tidak siap dan tidak setuju terhadap proses percampuran tersebut. Salah satu contoh, masih ada sebagian orang yang menolak berobat ke dokter dan lebih percaya ke dukun.

c.Pembauran (Asimilasi)

Pembauran merupakan padanan kata dari istilah asimilation; merupakan proses perubahan kebudayaan secara total akibat membaurnya dua kebudayaan atau lebih sehingga ciri-ciri kebudayaan yang asli atau lama tidak tampak lagi. Menurut Koentjaraningrat, pembauran adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda. Setelah mereka bergaul dengan intensif, sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan masing-masing berubah menjadi unsur kebudayaan campuran.

Proses pembauran baru dapat berlangsung jika ada per syaratan tertentu yang mendukung berlangsungnya proses tersebut. Harsojo menyatakan bahwa dalam pembauran di pengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut.

1)Faktor Pendorong Asimilasi

a) Toleransi adalah saling menghargai dan membiarkan perbedaan di antara setiap pendukung kebudayaan yang saling meleng kapi sehingga mereka akan saling membutuhkan.b) Simpati adalah kontak yang dilakukan dengan masyarakat lainnya didasari oleh rasa saling menghargai dan menghormati. Misalnya dengan saling menghargai orang asing dan kebudayaan nya serta saling mengakui kelemahan dan kelebihannya akan mendekatkan masyarakat yang menjadi pendukung kebudayaan-kebudayaan tersebut.c) Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa di dalam masyarakat. Misalnya dapat diwujudkan dalam kesempatan untuk menjalani pendidikan yang sama bagi golongan-golongan minoritas, pemeliharaan kesehatan, atau penggunaan tempattempat rekreasi.d) Adanya perkawinan campuran (amalgamasi). Perkawinan campuran dapat terjadi di antara dua kebudayaan yang berbeda, baik dari asal suku bangsa maupun tingkat sosial ekonomi.e) Adanya persamaan unsur-unsur kebudayaan yang terdapat dalam setiap kebudayaan menyebabkan masyarakat pendukungnya merasa lebih dekat satu dengan yang lainnya.

2)Faktor Penghambat Asimilasi

a) Fanatisme dan prasangka, melahirkan sikap takut terhadap kebudayaan lain yang umumnya terjadi di antara masyarakat yang merasa rendah (inferior) dalam menghadapi kebudayaan luar yang lebih tinggi (superior). Contohnya, suku-suku bangsa terasing seperti orang Kubu di Sumatra, orang Baduy di Jawa Barat, dan suku-suku terasing di Irian/Papua. Prasangka yang timbul itu membuat mereka menutup diri terhadap masuknya budaya baru.b) Kurangnya pengetahuan kebudayaan yang menyebabkan sikap toleransi dan simpati yang kurang berkembang antara suku bangsa.c) Perasaan superioritas yang besar pada individu-individu dari satu kebudayaan terhadap kebudayaan masyarakat lain. Contohnya, antara masyarakat kolonial dan masyarakat pribumi sehingga integrasi yang terjalin antara yang menjajah dan yang dijajah tidak berkembang.d) Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat yang akan berakibat pada tidak adanya kebebasan untuk bergaul dengan masyarakat luar. Sebaliknya, orang luar kurang memahami kebudayaan masyarakat tersebut sehingga menimbulkan prasangka yang dapat menghalangi berlangsungnya proses pembauran.e) Adanya in-group yang kuat. In-group feeling, artinya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan. Misalnya, golongan minoritas Arab dan Tionghoa di Indonesia yang memperlihatkan perbedaan-perbedaan yang tajam dengan orang Indonesia asli. Pelaksanaan pergantian nama orang Tionghoa dengan nama Indonesia tidak banyak membawa hasil untuk mengintegrasikan mereka ke dalam masyarakat Indonesia jika in-group feeling tidak diatasi lebih dulu.

d.Gegar Budaya

Gegar budaya merupakan padanan kata dari istilah dalam bahasa Inggris culture shock. Gegar budaya, yaitu adanya ketidaksiapan menerima budaya yang baru pada kehidupan. Ada sebuah paradigma yang berkembang bahwa segala yang datang dari Barat itu unggul dan lebih baik, padahal belum tentu. Bisa saja yang datang dari Barat itu mengandung nilai-nilai yang tidak sesuai dengan budaya Timur. Nilai-nilai tersebut antara lain sebagai berikut.1. Sifat individualisme adalah sifat mementingkan diri sendiri. Hal ini sangat bertentangan dengan budaya Indonesia yang lebih mengutamakan kebersamaan. Sifat individualisme mengingkari kodrat manusia sebagai makhluk sosial.2. Hedonisme adalah gemar hura-hura. Kehidupan hanya digambarkan sebagai kesenangan belaka dan tidak ada kerja keras.3. Sekularisme adalahsikap yang memisahkan antara agama dan urusan dunia. Agama hanya dipandang sebagai proses ritual yang kadang-kadang bertentangan dengan kesenangan dunia.4. Konsumerisme adalahsifat menghambur-hamburkan uang untuk sesuatu yang tidak perlu. Barang lebih ditentukan oleh gayanya bukan fungsinya.Sifat-sifat tersebut sudah berkembang dengan bebasnya di Indonesia. Hal ini akibat dari masuknya budaya asing yang begitu bebas dan pemerintah serta masyarakat tidak melakukan penyaringan terhadap budaya asing tersebut.

Sumber :http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/02/hubungan-antar-budaya-difusi-akulturasi-asimilasi-pengertian.html#ixzz31n3qJCXr