BAGIAN HAMA TUMBUHAN
Laporan PraktikumDiajukan Guna Memenuhi Praktek Agroekologi
Pada Program Studi AgribisnisUniversitas Jember
Oleh:Nama: Jahrotul MilaNIM: 131510601012
LABORATORIUM PERLINDUNGAN TANAMANJURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER
18 November 2013
AGROEKOLOGI
Bagian Hama Tumbuhan
1. Morfologi Hama
1.1 Nematoda
Nematoda berasal dari kata Yunani yang berarti benang. Berbentuk nematode
memanjang seperti tabung, dan terkadang membengkok, melengkung, seperti
kumparan. Nematoda bias ditemukan di tanah, air laut, air tawar, dan jaringan
tanaman atau jaringan hewan (nematode parasit). Gerakan nematoda dalam air
biasanya meliuk-liuk seperti ular. Jenis-jenis nematoda yang ditemukan di alam
dapat dibedakan sebagai parasit dan bukan parasit.
Nematoda parasit biasanya dapat dijumpai di dalam tubuh inang yang
ditempati. Nematoda parasit tanaman biasa menyerang bagian tanaman sesuai
dengan sifat parasitasi nematoda tersebut. Bagian tanaman yang terserang dapat
berupa akar, batang, daun, dan bahkan pada bagian biji.
a. Nematoda jantan
Gambar: nematoda jantan
Sumber: nematoda jantan-penelusuran-google
Nematoda merupakan binatang yang mempunyai tiga lapisan (triploblastik)
atau terdiri dari tiga lapis lapisan tubuh. Nematoda jantan memiliki tubuh yang
tidak bersegmen. Tubuh nematoda berbenntuk silindris memanjang, simetris
bilateral, transparan (dan tidak berwarna). Nematoda jantan memiliki sistem organ
tubuh lengkap, yang berupa sistem pencernaan (memanjang dengan bentuk
esofagus yang bervariasi) sistem ekskresi, sistem syaraf, sistem pengeluaran, dan
sistem reproduksi. Tidak memiliki sistem peredaran darah.
b. Nematoda Betina Silindris
Gambar:
nematoda betina silindris
Sumber:
nematoda betina silindris-
penelusuran google
Nematoda betina adalah
binatang yang mempunyai tiga
lapisan (triploblastik) atau terdiri dari tiga lapis lapisan tubuh. Nematoda betina
silindris memiliki tubuh yang tidak bersegmen. Nematoda betina silindris
memiliki sistem organ tubuh lengkap, yang berupa sistem pencernaan
(memanjang dengan bentuk esofagus yang bervariasi) sistem ekskresi, sistem
syaraf, sistem pengeluaran, dan sistem reproduksi. Tidak memiliki sistem
peredaran darah. Tubuh nematoda berbenntuk silindris memanjang, simetris
bilateral, transparan (dan tidak berwarna).
c. Nematoda Betina Membengkak
Gambar:
nematoda betina membengkak
Sumber:
nematoda betina membengkak-
penelusuran google
Nematode merupakan binatang yang
mempunyai tiga lapisan (triploblastik). Nematoda betina membengkak memiliki
tubuh yang tidak bersegmen. Tubuh nematoda tidak berbenntuk silindris, simetris
bilateral, transparan (dan tidak berwarna). Nematode betina membengkak
memiliki sistem organ tubuh lengkap, yang berupa sistem pencernaan
(memanjang dengan bentuk esofagus yang bervariasi) sistem ekskresi, sistem
syaraf, sistem pengeluaran, dan sistem reproduksi. Tidak memiliki sistem
peredaran darah.
d. Nematoda parasit
Gambar: nematoda parasit
Sumber: nematoda parasit-
penelusuran google
Memiliki tubuh runcing
pada kedua ujungnya. Tubuhnya
tertutup oleh kulikula licin
dengan garis-garis melingkar
halus. Mulut dibagian anterior
dikelilingi tiga bibir, satu dibagian dorsal dan dua dibagian ventral. Nematoda
parasit hidup pada pada hewan yang ditumpangi (Tim Pembina Taksonomi
Hewan Invertebrata Universitas Jember FKIP, 2012).
e. Nematoda bukan parasit
gambar: nematoda bukan parasit
sumber: nematoda bukan parasit-
penelusuran google
1.2 Moluska
Ciri umum moluska yaitu tubuh moluska memilii bentuk simetris bilateral.
Tubuh moluska tidak bersegmen. Moluska memiliki cangknag namun moluska
terdapat yang tidak bercangkang. Cangkang moluska terbuat dari calcium
carbonat (Tim Pembina Taksonomi Hewan Invertebrata Universitas Jember,
2012).
a. Achatina fulica (bekicot)
Gambar:
Achatina fulica (bekicot)
Sumber:
Achatina fulica-
penelusuran google
Bekicot masih
berjalan atau mati dalam
keadaan menjulur, bagian
tubuhnya yang dapat terlihat adalah cangkang, kaki, dan kepala. Cangkang adalah
bagian penting dalam determinasi dan koleksi. Cangkang bekicot bisa berputar
kekanan dan kekiri.
Kepala bekicot dilengkapi oleh mulut yang terletak pada ujung ventral yang
didalamnya terdapat mulut. Kaki pada bekicot terdiri dari otot-otot yang kuat
untuk menyerap (Tim Pembina Taksonomi Hewan Invertebrata Universitas
Jember FKIP, 2012).
b. Pomacea canaliculata (keong)
Gambar:
Pomacea canaliculata
(keong)
Sumber: Pomacea canaliculata-
penelusuran google
Keog mas atau siput murbai
merupakan hewan lunak
(Mollusca) dari kelas
Gastropoda yang berarti berjalan dengan perut. Keong emas biasa hidup di rawa,
sawah irigasi, saluran air, dan areal yang selalu tergenang. Saat musim kemarau,
keong mas mengubur diri di dalam tanah yang lembab. Keong mas mampu
berdiapause (fase dimana organisme berhenti berkembang dan terjadi pada siklus
tahunan) selama 6 bulan, kemudian aktif kembali saat tanah mulai dialiri air.
Keong mas bahkan bisa hidup di lingkungan ganas, seperti air yang terkena polusi
dan kurang kadar oksigen. Siklus hidup keong emas terbilang cukup pendek.
Telur-telur keong emas dapat menetas hanya dalam waktu 7-14 hari. Keong emas
juga mampu bereproduksi dengan sangat gesit. Seekor keong dapat menghasilkan
1000-1200 telur dalam satu bulan.
c. Limax maxima (keong tanpa cangkang)
Gambar:
Limax maxima (keong tanpa cangkang)
Sumber:
Limax maxima- penelusuran google
Panjang tubuh dewasa adalah 10-20 cm.
Sebagian besar dari tubuh bulat, Warna
tubuh pucat abu-abu, abu-berwarna,
kecoklatan atau kadang-kadang kekuningan putih. Telapak kaki adalah abu
seragam atau warna kekuningan-abu dan tidak memiliki cangkang.
1.3 Tungau
Tungau mempunyai tubuh yang beruas-ruas. Tubuh tungau bilateral simetris.
Tungau tidak memilki leher sehingga kepala dan badan tungau menyatu. Tubuh
tungau dibungkus oleh eksoskelekton yang terbuat dari chitin (Tim Pembina
Taksonomi Hewan Invertebrata Universitas Jember FKIP, 2012).
a. Tungau berkaki empat
Gambar: Tetranychus bimaculatus (tungau
merah)
sumber:
tungau berkaki empet- penelusuran google
Tungau merah dilengkapi empat pasang kaki
dan berbulu halus, tetapi ada yang dilengkapi
dengan kaki yang redumenter atau yang
pertumbuhannya tidak sempurna, bagian
moncongnya yang lancip untuk menghisap,
menggigit dan menyengat (A.G. Kartasapoetra,
1987).
b. Tungau berkaki dua
Gambar: Tungau berkaki dua
Sumber:
Tungau berkaki dua- penelusuran
Bentuk tubuhn tungau kaki dua,
larva berukuran kecil mirip cacing dan
dua pasang kaki. Tungau kakai dua dapat dideteksi berdasarkan gejala kerusakan
pada bagian tanaman yang terserang, yaitu : seperti gejala gall (puru), curl
(keriting), erinea, bronzing, dan sapu. Tungau ini dapat diamati dengan
pemeriksaan yang teliti pada bagian tanaman yang sakit di bawah alat pembesar
yang baik.
1.4 Serangga
Gambar: serangga
Sumber: serangga - Penelusuran
Serangga memiliki berat tubuh yang
ringan dan memiliki eksoskeleton yang kuat
atau integumen yang kuarbentuk tubuh
seranggaadalah memanjang atau silindris,
simetris dan beruas-ruas atau bersegmen-segmen. Tubuh serangga berbeda dengan
hewan vertebrata. Hal ini dikarenaka tubuh serangga tidak memiliki kerangka
dalam. Maka tubuh serangga ditunjang oleh pengerasan tubuh luar. Serangga satu-
satunya hewan invertebrata yang bisa terbang. Serangga ada yang bersayap dan
ada yang tidak bersayap.
1.5 Tikus
Gambar: Tikus
Sumber:
rattus sp - Penelusuran Google
Tikus merupakan satwa liar
yang sering bersosialisasi dalam
kehidupan manusia. Kehidupan tikus sangat tergantung ada kehidupan manusia,
sehingga tikus merupakan hama bagi setiap manusia. tikus merupakan hama
klasik. Tikus merupakan penghambat utama bagi petani dala meningkatkan
produksi pertanian (Wagiyana, 1999)
1.6 Bajing
Gambar: Bajing
Sumber: bajing - Penelusuran Google
Bajing adalah nama umum bagi
sekelompok mamalia pengerat dari suku
Sciuridae. Kata yang berpadanan dalam bahasa Inggris adalah squirrel. Dalam
ilmu biologi, bajing tidak sama dengan tupai. Kelompok ini adalah kelompok
besar mamalia kecil, yang di Indonesia mencakup jenis-jenis jelarang, bajing
terbang dan bajing pohon pada umumnya. Juga jenis-jenis bajing tanah, anjing
prairi dan chipmunk. Dua golongan terakhir ini tidak didapati di Indonesia.
2. Metamorfosis atau metabola
Metamorfosis adalah perubahan ukuran, bentuk, dan bagian-bagian tubuh
hewan dari suatu stadium ke stadium berikutnya. Metamorfosis merupakan
pertumbuhan dan perkembangan hewan terutama serangga, namun ada hewan lain
yang mengalami metamorfosis yaitu hewan amfibi.
Hewan yang mengalami metamorfosis memilki struktur dan fungi tubuh
yanga berbeda pada tiap stadium.metamorfosis dikendalikan oleh hormon.
Dibawah pengaruh hormon, ukuran tubuh hewan bertambah, jaringan mengalami
diferensiasi, dan bagian-bagian tubuh kembali dibentuk (Diah Aryuliana dkk,
2011).
2.1 Ametabola
Gambar: kutu buku
Sumber: Ametamorfosis kutu
buku-penelusuran google
Serangga ametabola tidak mengalami metamorfosis. Siklus hidupnya dimulai
dari telur langsung menjadi serangga imago (dewasa). Contohnya kutu buku, kutu
buku berkembang menjadi dewasa tanpa melakukan metamorfosis (Diah
Aryuliana dkk, 2011).
2.2 Holometabola
Gambar: kupu-kupu
Sumber: metamorfosis kupu-kupu-
penelusuran google
Serangga holometabola mengalami
metamorfosis sempurna. Hewan ini memiliki
siklus hidup berupa stadium telur, larva
(ulat), pupa (kepompong), dan imago
(dewasa). Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna diantaranya
adalah kupu-kupu (Diah Aryuliana dkk, 2011).
2.3 Hemimetabola
Gambar: capung
Sumber: metamorphosis tidak sempurna-penelusuran goole
Serangga hemimetabola menglami metamorfosis tidak sempurna siklus
hidupnya dimulai dari telur, larva atau nimfa, semi imago, dan dewasa. Contoh
hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna salah satunya adalah
belalang (Diah Aryuliana dkk, 2011).
3. Alat Mulut
Diketahui serangga adalah hama sebagian besar pada tanaman. Tubuh
serangga terbagi dalam tiga bagian yaitu kepala, dada, dan perut.alat mulut terdiri
ats labrum, sepasang maksila, sepasang mandibula, sepasang labium (bibir), dan
sebuah hipofaring. Tipe alat mulut serangga berbeda-beda sehingga kerusakan
yang ditibulkan ada tanaman berbeda-beda pula (Soekato dkk, 2013).
3.1 Tipe Penggigit Pengunyah
Gambar: tipe alat mulut penggigit
pengunyah
Sumber: tipe alat mulut penggigit
pengunyah-penelusuran google
Tipe pengigit pengunyah
merupakan tipe primitif yang
dapat kita menemukan pada
imago dari beberapa ordo
serangga. Yaitu orthoptera,
isoptera, coleoptera, dan terdapat pada larva sebagai jenis serangga. Tipe pengigit
pengunyah mandibula berfungsi sebagai alat untuk memotong dan mangunyah
makan. Maksila berfungsi sebagai pemengang dan penghancur makanan.
Sedangkan labium berfungsi sebagai bibir bawah (Soekato dkk, 2013).
3.2 Tipe pengigit penghisap
Gambar: mulut lebah
Sumber: tipe alat mulut penggigit penghisap-
penelusuran google
Beberapa serangga mendapatkan makanan para
serangga bertipe mulut pengigit penghisap dalam
bentuk cairan dengan jalan menghisap melalui
saluran yang terdapat pada suatu bentukan seperti
lidah yang merupakan modifikasi labium dan maksila
(Soekato dkk, 2013).
3.3 Tipe penghisap
Gambar: mulut kupu-kupu
Sumber: tipe alat mulut penghisap-penelusuran
Tipe penghisap merupakan tipe alat mulut yang
telah banyak mengalami perubahan. Labrum
mengalami perubahan, maksila dan hipoparing tidak
berkembang, serta labium mengalami perubahan
hingga berupa sepasang palpus labialis yang
digunakan sebagai penghisap makanan dan maksila serta galia yang memanjang
membentuk alat penghisap. Alat penghisap tersebut sebagai proboscis dan karena
ukurannya yang panjang, proboscis dapat digulung dibawah kepala (Soekato dkk,
2013).
3.4 Tipe penjilat penghisap
Gambar: mulut lalat rumah
Sumber: tipe penjilat penghisap-penelusuran
Tipe alat mulut penjilat penghisap merupakan
salah satu bentuk variasi alat mulut haustelata. Tipe
alat mulut penjilat penghisapterdapt pada lalat. Alat
mulut tersebut padat menghisap makanan yang
berupa cairan atau bahan bahan yangdapat larut dalam air liurnya (Soekato dkk,
2013).
3.5 Tipe pencucuk penghisap
Gambar: kepik
Sumber: tipe pencucuk penghisap-
penelusuran google
Tipe pencucuk penghisap termasuk
salah satu alat mulut haustelata. Tipe
pencucuk penghisap, alat mulut berbentuk
memanjang. Mandibulata dan maksila
berfungsi sebagai jarum untuk menusuk jaringan dan menghisap cairan. Labium
berfungsi sebagai pembungkus stilet.
4. Karakteristik Gejala Serangan Hama
Menurut cara merusaknya, hama tanaman dapat digolongkan dalambeberapa
kelompok : hama penyebab gejala puru, hama pemakan, hama penggerek, hama
penghisap, hama penggulung, hama penyebab busuk buah, dan hama pengorok.
4.1 Gejala oleh hama pembentuk puru
Gambar: meloidogyne spp.
Sumber: gejala serangan hama pembentuk puru-
penelusuran google
Hama penghisap buah merupakan salah satu
kendala budidaya tanaman seperti kakau. Karena
dapat meimbulkan puru pada buah dan dapat
mematikan buah sehingga dapat menurunkan
hasil produksi tanaman bididaya (Warsi Rahmat
Atmadja, 2003).
4.2 Gejala oleh hama pemakan
Gambar: phaedonia inclusa
Sumber: gejala serangan hama pemakan-
penelusuran google
Plagiodera inclusa terkenal sebagai
perusak daun tanaman kedelai. Karusakan
daun yaitu terdapat pada daun yang masih
kuncup, daun muda, dan daun yang sudah
tua (A.G. Kartasapoetra, 1987).
4.3 Gejala oleh hama penggerek
Gambar: scirpophaga innotata
Sumber: gejala serangan hama penggerek-
penelusuran google
Kerusakan utama biasanya disebabkan
oleh larva tua yang menggerek buku antar
ruas sehingga dapat menyebabkan batang
patah/rebah. Larva penggerek batang (O. furnacalis) berwarna kemerahan dengan
bagian atas tubuh berwarna kecoklatan. Larva menggerek ruas batang, ditandai
dengan bekas-bekas gerekan berwarna coklat pada batang (J. Audrey Leatemia
dan Ria Y. Rumthe, 2011)
Penggerek batang tergolong hama penting pada tanaman padi dan dapat
menimbulkan kerusakan berat hingga kehilangan hasil yang tinggi. Perlu
diketahui, bahwa di dunia terdapat 21 spesies penggerek batang yang dapat
beradaptasi dengan agroekosistem padi, sedangkan di Indonesia diketahui terdapat
6 spesies. Dari 6 spesies penggerek batang di Indonesia, terdapat 4 spesies
dominan yaitu penggerek batang padi kuning, penggerek batang padi putih,
penggerek batang padi merah jambu, dan penggerek batang bergaris. Secara kasat
mata, keberadaan hama ini ditandai dengan beberapa hal yang sangat umum,
yaitu: adanya ngengat (kupu-kupu), kematian tunas-tunas padi, kematian malai,
adanya ulat (larva) penggerek batang (Balai Besar Penelitian Tanaman
Padi,2010).
4.4 Gejala oleh hama penghisap
Gambar: leptocorysa acuta
Sumber: gejala serangan hama penghisap-
penelusuran google
Walang sangit atau Leptocorixa acuta memiliki alat
penghisap untuk mrusak tanaman padi.Walang
sangit atau Leptocorixa acuta sering mengeluarkan
bau apabila tubuhnya ditekan (A.G. Kartasapoetra, 1987).
4.5 Gejala oleh hama penggulung
Gambar: lamprosema indicata
Sumber: gejala serangan hama
penggulung-penelusuran google
Larva merusak tanaman dengan
cara menggulung daun/pucuk sedikit
demi sedikit. Hama tersebut tinggal
dan makan didalam gulungan sampai
membentuk pupa, akan keluar dari gulungan tersebut setelah imago. Hama
penggulung daun pisang,Erionata thrax
4.6 Gejala oleh hama busuk buah
Gambar: bactrocera
Sumber: gejala serangan hama busuk buah-
penelusuran google
Penyebab umumnya adalah lalat buah
Dacus spp, Drosophila spp, Bactrocera spp.
Lalat buah meletakkan telurnya pada buah berbagai tanaman seperti jambu,
belimbing, tomat, cabai, semangka, dll. Larva yang baru menetas akan langsung
menyerang jaringan buah hingga busuk dan gugur.
4.7 Gejala oleh hama pengorok
Gambar: phyllocnistis
Sumber: gejala serangan hama
pengorok-penelusuran google
Pengorok daun (Liriomyza
huidobrensis), Sier/kutu/tungau/mijten
(Acarina sp) dapat menyebabkan
mengganggu tanama bawang merah
kare dapat menyebabkan kerusakan pada daun (Tuswanto dan Abdul Fadlil,
2013).
Top Related