LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN
PENGEMBANGAN STANDAR PENJAMINAN MUTU
PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN POLRI
Disusun Oleh :
NAMA : KBP. Budi Suryanto, SH, Msi
NDH : 16
INSTANSI : POLRI
PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I ANGKATAN XLVI
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT untuk limpahan rahmat-Nya, sehingga rancangan
proyek perubahan yang berjudul “Pengembangan Standar Penjaminan Mutu
Pendidikan di Lingkungan Polri” berhasil diselesaikan. Proyek perubahan ini
dilaksanakan dan disusun laporannya sebagai bagian dari tugas akhir mengikuti
Pendidikan Kepemimpinan Nasional tingkat I yang dilaksanakan oleh Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Dalam proses pelaksanaan proyek perubahan ini, project leader telah
mendapatkan bantuan, masukan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, project leader ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada:
1. Kapolri
2. Kepala LAN RI
3. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian
4. Brigjen Pol I Gusti Kade Budhi Harryarsana, S.I.K., S.H., M.Hum.
5. Mentor: Brigjen Pol. Rudi Darmoko, S.I.K., MM
6. Coach: Ir. Ambar Rahayu, MNS.
7. Para Wisdyaiswara PKN 1 LAN RI
8. Para pejabat stakeholder internal dan eksternal
9. Anggota Tim Efektif
10. Rekan-rekan sesama peserta PKN I angkatan 47 LAN RI
Semoga kegiatan yang dilaksanakan dan produk yang dihasilkan dari
proyek perubahan ini dapat memberikan manfaat dalam pelayanan tugas Polri
kepada masyarakat
Jakarta, Nopember 2020
Project Leader
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................
Hal
ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
RINGKASAN EKSEKUTIF ....................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ............................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................
1
B. Nama Gagasan Proyek Perubahan dan Deskripsi ........... 7
C. Tujuan Proyek Perubahan ............................................... 8
D. Manfaat Proyek Perubahan .............................................. 9
E. Output Kunci .................................................................... 10
BAB II RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
A. Roadmap/Milestone Proyek Perubahan...........................
12
B. Tata Kelola Proyek ........................................................ 14
C. Identifikasi dan Analisa Stakholder.................................. 16
D. Identifikasi Potensi Kendala dan Strategi Mengatasinya 18
E. Faktor Pendukung Keberhasilan ...................................... 18
BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
A. Pelaksanaan Tahapan Proyek Perubahan ......................
20
B. Capaian Proyek Perubahan ............................................ 52
C. Peta Stakeholder Setelah Pelaksanaan Proyek Perubahan 58
D. Kendala Internal dan Eskternal ........................................ 62
E. Upaya Mengatasi Kendala................................................. 62
F. Instrumen Monitoring Pelaksanaan Proyek Perubahan … 63
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................
64
B. Rekomendasi ................................................................... 64
C. Lesson Learned ............................................................... 65
LAMPIRAN
iv
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kapolri Jend. Pol. Drs. Idham Azis, M.Si dalam salah satu program
prioritasnya memberikan penekanan pada kebijakan menghasilkan SDM Unggul.
Hal ini sejalan dengan program prioritas utama presiden Joko Widodo yaitu
Membangun SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam Peraturan Kapolri no. 14 tahun 2015 tentang Sistem Pendidikan Polri
disebutkan bahwa Satuan pendidikan Polri melakukan pengelolaan mutu
pendidikan sebagai pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan
(stakeholder). Namun sampai saat ini baru STIK yang sudah menjalankan
kebijakan tersebut, sedangkan satuan pendidikan lainnya yang lainnya belum
ada. Hal ini akan berisiko mutu pendidikan yang dihasilkan oleh satuan
pendidikan yang dimiliki Polri akan dipertanyakan. Oleh karena itu proyek
perubahan ini berfokus pada pengembangan sistem penjaminan mutu
pendidikan Polri.
Proyek perubahan dilakukan dalam tiga tahapan atau milestone, yaitu:
jangka pendek, jangka menengah dan jangka Panjang. Untuk melaksanakan
proyek perubahan, project leader membagi tahapan kegiatan dalam tiga
milestone. Milestone jangka pendek dalam proyek perubahan difokuskan pada:
(1) Telaksananya komunikasi dan koordinasi dengan tim efektif proyek
perubahan dalam upaya membentuk kesamaan pemahaman tentang proyek
perubahan yang akan dilaksanakan, (2) Terlaksananya komunikasi dan
koordinasi dengan stakeholder internal dan eksternal dalam upaya mendapatkan
persetujuan untuk menjadi sasaran atau objek dari kegiatan proyek perubahan,
(3) tersedianya data tentang mutu Pendidikan Polri, (4)Tersusunnya dokumen
sistem penjaminan mutu Pendidikan Polri, dan (5) Tersusunnya draf awal
Peraturan Kalemdiklat Polri tentang sistem penjaminan mutu pendidikan dan
pelatihan polri.
Semua produk yang direncanakan dapat diselesaikan dan pelaksanaan
proyek perubahan telah berhasil dengan baik karena adanya kolaborasi dengan
stakeholder internal dan stakeholder eksternal.
v
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang (Burning Platform)
Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden terpilih hasil Pilpres 2019 telah
menyampaikan pidato pertamanya pada tanggal 14 Juli 2019 di Sentul Bogor.
Dalam kesempatan itu, Jokowi menyampaikan lima
visi di bawah kepemimpinannya bersama Ma’ruf Amin
untuk periode 2019-2024. Lima visi tersebut yakni,
pertama, Jokowi fokus melanjutkan pembangunan
infrastruktur yang telah menjadi program utama pada periode pertama
kepemimpinannya. Kedua, pengembangan sumber daya manusia (SDM),
dengan menjamin kesehatan anak-anak sekolah dan meningkatkan kualitas
pendidikan Visi ketiga, investasi yang seluas-luasnya dalam rangka membuka
sebesar-besarnya lapangan pekerjaan. Keempat, melanjutkan reformasi
birokrasi dan struktural agar lembaga-lembaga makin sederhana dan lincah.
Kelima, menjamin penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) yang fokus dan tepat sasaran.
Sementara itu, Kapolri Jend. Pol. Drs. Idham
Azis, M.Si dalam salah satu program prioritasnya
memberikan penekanan pada kebijakan
menghasilkan SDM Unggul. Hal ini sejalan dengan
program prioritas utama presiden Joko Widodo
yaitu Membangun SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, mengundang talent-talent global untuk bekerja sama dengan
pemerintah. Di samping itu, Kerja sama dengan industri juga penting
dioptimalkan serta penggunaan teknologi yang mempermudah jangkauan ke
seluruh pelosok negeri.
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 2
Upaya untuk menghasilkan SDM unggul di lingkungan Polri antara lain
dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan Polri, namun demikian SDM
unggul hanya bisa dilakukan program pendidikan yang dilaksanakan adalah
pendidikan yang bermutu. Selanjutnya pendidikan yang bermutu hanya bisa
dilakukan jika satuan pendidikan di lingkungan Polri menerapkan system
penjaminan SDM mutu. Menurut Joremo S. Arcaro mutu adalah gambaran dan
karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan dalam
memuaskan kutuhan yang diharapkan. Dalam konteks pendidikan, pengertian
mutu mencakup input, proses dan output pendidikan. Ace Suryadi dan H.A.R
Tilaar menjelaskan bahwa mutu pendidikan adalah merupakan kemampuan
sistem pendidikan yang diarahkan secara efektif untuk meningkatkan
nilai tambah faktor input agar menghasilkan output yang setinggi-tingginya
Untuk menjadi anggota Polri, setiap individu harus
mengikuti pendidikan pembentukan, sedangkan untuk
pengembangan kompetensi dan profesionalitasnya,
anggoa Polri mendapatkan pendidikan pengembangan.
Pendikan pembentukan atau Diktuk terdiri dari Diktuk Tamtama, Diktuk Bintara
dan Diktuk Perwira. Sementara pendidikan pengembangan juga diberikan
kepada tamtama, bintara dan tamtama. Pendidikan pengembangan yang
dilaksanakan di Polri terdiri dari pendidikan pengembangan spesialisasi
(Dikbangspes) dan pendidikan pengembangan umum (dikbangum).
Dikbangspes diarahkan pada kemampuan spesifik dan spesialis fungsi
kepolisian, sedangkan dikbangum diarahkan pada peningkatan kompetensi
bidang manajerial, kepemimpinan dan ilmu kepolisian.
Pendidikan merupakan pintu masuk seseorang untuk bisa menjadi
anggota Polri melalui jalur pendidikan pembentukan, baik untuk tingkat
perwira, bintara dan tamtama. Untuk menjadi anggota Polri, masyarakat
umum bisa mendaftar untuk mengikuti pendidikan pembentukan (diktuk)
menjadi perwira, bintara dan tamtama. Penerimaan sebagai perwira Polri
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 3
mensyaratkan calon peserta adalah lulusan pendidikan menengah untuk
program sarjana terapan kepolisian dan lulusan sarjana untuk program
Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana. Diktuk perwira dilaksanakan di
kampus Akademi Kepolisian Semarang. jangka waktu pendidikan untuk
sarjana Terapan Kepolisian adalah 4 tahun, sedangkan untuk SIPPS selama
6 bulan. lulusan dari program sarjana Terapan Kepolisian dan SIPSS
mendapatkan pangkat Inspektur Dua (Ipda). selanjutnya diktuk untuk bintara
mensyarakatkan calon peserta didiknya lulusan pendidikan menengah.
pendidikan diselenggarakan di Sekolah Polisi Negara (SPN) yang ada di Polda
di seluruh Indonesia. Sedangkan untuk diktuk bintara khusus wanita
dilaksanakan di Sekolah Polisi Wanita (Sepolwan) di Jakarta. Lulusan diktuk
bintara mendapatkan pangkat Brigadir Dua (Bripda). Sementara itu diktuk
tamtama hanya dibuka sesuai keperluan dan bukan untuk fungsi kepolisian,
tetapi hanya tertentu seperti brimob dan pol air. Lulusan diktuk brimob
mendapatkan pangkat Bhayangkara Dua (Bharada). Di samping itu juga ada
pendidikan pengembangan yang bertujuan mengembangkan kompetensi
anggota Polri sesuai dengan bidang pekerjaannya atau keahliannya.
Upaya Polri untuk membangun SDM yang unggul dan professional
merupakan bagian dari Grand Strategi Polri pada tahap III yang disebut
dengan Partnership Building dalam periode 2011 – 2015). Inti dari kebijakan
Polri pada tahap tahap 3 yang disebut dengan tahap Service for Exellence
pada tahun 2016–2025. Fokus Polri adalah Membangun kemampuan
pelayanan public yang unggul, mewujudkan good government, best practice
polri, profesionalisme SDM. Implementasi teknologi, infrastruktur matfasjas
guna membangun kapasitas polri (capacity building) yang kredibel di mata
masyarakat nasional, regional dan international. Kebijakan ini kemudian
diterjemahkan menjadi program Promoter yang merupakan sebutan dari
professional, modern, dan terpercaya.
Tiga suku kata Prometer kata tersebut dimaknai kata “Profesional” yang
tercermin dalam kualitas dan kompetensi SDM Polri yang semakin meningkat
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 4
dari waktu ke waktu, baik dari aspek knowledge (pengetahuan), skill
(keterampilan) maupun attitude (perilaku). Peningkatan kualitas kompetensi
Polri ini, dapat diperoleh dari peningkatan kapasitas pendidikan dan pelatihan,
serta melakukan pola-pola Pemolisian yang dilakukan berdasarkan prosedur
baku yang dapat dilaksanakan dan dapat diukur tingkat keberhasilannya. Kata
”Modern” diwujudkan melalui penggunaan teknologi dalam mendukung kinerja
Polri dalam proses penegakan hukum, pelayanan masyarakat, termasuk
pemenuhan alat material khusus (almatsus) dan alpakam yang semakin
canggih seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi. Terakhir,
kata”Terpercaya” dimanifestasikan dengan dilakukannya reformasi internal
institusi Kepolisian menjadi lembaga negara yang bersih dan bebas KKN agar
tercipta proses penegakan hukum yang objektif, transparan, akuntabel, dan
berkeadilan.
Selanjutnya mengacu pada promoter, dirumuskan program kerja yang
akan menjadi pedoman untuk mencapai target kinerja yang akan dilakukan
Polri dan jajaran guna menciptakan Polri yang profesional, modern dan
terpercaya. Oleh karenanya, program kerja optimalisasi aksi Kapolri sebagai
7 program prioritas dimaksud meliputi mewujudkan sumber daya manusia
yang unggul, memantapkan pemeliharaan keamanan dan ketertiban
masyarakat, menguatkan penegakan hukum yang profesional dan
berkeadilan. selanjutnya Kapolri juga akan memprioritaskan dan
memantapkan manajemen media, menguatkan sinergi kepolisian, pendataan
kelembagaan dan penguatan pengawasan.
Polri memiliki beberapa jenis satuan pendidikan, yaitu: perpendidikan
tinggi, sekolah dan Pusat pendidikan (pusdik). Perpendidikan tinggi yang
dimiliki oleh Polri adalah Akademi Kepolisian dan Sekolah Tinggi Ilmu
Kepolisian. Sekolah yang dimiliki Polri, adalah: Sekolah Staf dan
Kepemimpinan (Sespim), Sekolah Polisi Wanita (Sepolwan), dan Sekolah
Polisi Negara (SPN) yang berada di Polda-Polda. Sementara untuk Pusdik,
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 5
terdiri dari: Pusdik Lalulintas, Pusdik Brimob, Pusdik Bimas, Pusdik Intelkam,
Pusdik Administrasi.
Dalam Peraturan Kapolri no. 14 tahun 2015 tentang Sistem Pendidikan
Polri disebutkan bahwa Satuan pendidikan Polri melakukan pengelolaan mutu
pendidikan sebagai pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan
(stakeholder). Namun sampai saat ini baru STIK yang sudah menjalankan
kebijakan tersebut, sedangkan satuan pendidikan lainnya yang lainnya belum
ada. Hal ini akan berisiko mutu pendidikan yang dihasilkan oleh satuan
pendidikan yang dimiliki Polri akan dipertanyakan. Di samping itu, beberapa
satuan Pendidikan Polri pernah mengalami kesulitan dalam operasional
Pendidikan, antara lain:
1. Diklat reserse yang berlokasi di Megamendung Bogor Jawa barat sempat
dipertanyakan kewenangannya mengelola Pendidikan untuk penyidik PNS
karena pimpinan organisasinya hanya berpangkat setingkat eselon III,
sedangkan atasan para penyidik PNS adalah setingkat eselon II di
kementerian. Masalah itu telah dituntaskan dengan penyesuaian
organisasi dimana saat ini Diklat Reserse dipimpinan oleh pejabat
setingkat eselon II. Hal tersebut dilakukan Berdasarkan Perpres No. 5
Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 52 Tahun
2010 Tentang Stok Polri Dan Berdasarkan Perkap Kapolri No. 6 Tahun
2017 Tentang Stok Tingkat Mabes Polri,
2. Kewenangan Polri menerbitkan SIM dan STNK digugat pada tahun 2015
dan ingin dialihkan kepada Kementerian Perhubungan, salah satunya
disebabkan petugas penpendidiksan SIM dan STNK belum memiliki
kompetensi yang tersertikasi. Kasus ini diatasi dengan dilakukan sertifikasi
profesi petugas regident lantas Polri oleh Lembaga Sertifikasi Polri
bekerjasama dengan Badan Nasional Standar Profesi (BNSP).
3. Lulusan Diklat Reserse Polri dinilai belum setara dengan lulusan PKN I
LAN RI dan Lemhanas. Hal ini disebabkan kurikulumnya belum
mengakomodasi materi-materi terkait dengan pimpinan nasional, tetapi
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 6
masih focus pada kepemimpinan Polri. Akibatnya lulusan Diklat Reserse
masih harus mengikuti Lemhanas jika akan diberikan jabatan structural di
luar Polri. Hal ini diatasi dengan melakukan penyempurnaan kurikulum,
namun lulusannya relative sulit untuk menempati jabatan structural di luar
Polri.
4. Keinginan Polri untuk menyelenggarakan PKN tingkat II di Pusdikmin Polri
Bandung, sampai saat ini belum bisa diwujudkan karena pimpinan
Pusdikmin baru pejabat eselon III.
Beberapa faktor yang menyebabkan masalah pada satuan Pendidikan
Polri di atas terjadi antara lain karena:
1. Belum adanya payung hukum yang mengatur secara teknis penjaminan
mutu pada satuan Pendidikan Polri selain perpendidikan tinggi Polri
2. Belum adanya unit kerja yang melakukan system penjaminan mutu internal
di satuan Pendidikan Polri
3. Belum ada dokumen sistem penjaminan mutu pada satuan Pendidikan
Polri
4. Belum adanya Lembaga akreditasi yang bisa mewadahi akreditasi satuan
Pendidikan Polri
5. Belum ada data tentang mutu Pendidikan Polri, sehingga tidak diketahui
bagaimana kondisi mutu Pendidikan
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dalam proyek perubahan ini
akan dikembangkan pengelolaan mutu pendidikan Polri. Namun demikian
untuk dapat melakukan pengelolaan mutu Pendidikan Polri yang efektif,
project leader tidak bisa bekerja sendiri dan harus melakukan kolaborasi, baik
dengan stakeholder internal maupun eksternal. Berdasarkan kondisi tersebut,
proyek perubahan yang akan dirancang diberi judul “Pengembangan Standar
Penjaminan Mutu Pendidikan di Lingkungan PolriPolri”, yang akan
dilaksanakan secara bertahap yaitu pada jangka pendek, menengah dan
Panjang. Diharapkan melalui proyek perubahan ini kebijakan pemerintah
terkait mutu Pendidikan dapat dijalankan oleh Polri dan pengelolaan
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 7
Pendidikan berorientasi pada mutu, sebagaimana harapan Presiden agar
Indonesia bisa menghasilkan SDM yang unggul.
B. Nama Gagasan Perubahan dan Deskripsi
Proyek perubahan ini berjudul: “Pengembangan Standar Penjaminan
Mutu Pendidikan di Lingkungan Polri”
Pendidikan yang bermutu merupakan pendidikan yang menghasilkan
lulusan yang mampu secara aktif mengembangkan potensinya dan
menghasilkan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi yang berguna bagi
masyarakat, bangsa, dan negara. Untuk mendapatkan pendidikan yang
bermutu tersebut, maka Lemdiklat Polri perlu memiliki Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan, yang terdiri dari Sistem Penjaminan Mutu internal (SPMI)
yang dilaksanakan oleh satuan Pendidikan Polri dan Sistem Penjaminan Mutu
Eksternal (SPME) yang dilakukan melalui akreditasi oleh LAN RI atau
Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM). Satu komponen lain terkait dengan
penjaminan mutu adalah ketersediaan pangkalan data pendidikan polri
sebagai dasar pelaksanaan SPMI dan SPME yang dikelola oleh setiap satuan
pendidikan Polri dan Lemdiklat Polri. Sementara itu Akreditasi Lembaga Diklat
bertujuan untuk memberikan penjaminan kualitas penyelenggaraan Diklat
yang dilakukan melalui serangkaian penilaian terhadap unsur Lembaga Diklat.
Sistem penjaminan mutu tersebut yang belum dimiliki oleh satuan pendidikan
Polri, kecuali STIK-PTIK.
Untuk melaksanakan proyek perubahan, project leader membagi
tahapan kegiatan dalam tiga milestone. Milestone jangka pendek dalam
proyek perubahan difokuskan pada: (1) Telaksananya komunikasi dan
koordinasi dengan tim efektif proyek perubahan dalam upaya membentuk
kesamaan pemahaman tentang proyek perubahan yang akan dilaksanakan,
(2) Terlaksananya komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder internal
dan eksternal dalam upaya mendapatkan persetujuan untuk menjadi sasaran
atau objek dari kegiatan proyek perubahan, (3) tersedianya data tentang mutu
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 8
Pendidikan Polri, (4)Tersusunnya dokumen sistem penjaminan mutu
Pendidikan Polri, dan (5) Tersusunnya draf awal Peraturan Kalemdiklat Polri
tentang sistem penjaminan mutu pendidikan dan pelatihan polri.
Milestone jangka menengah difokuskan: (1) Tersedianya Panduan
Organisasi Mutu Pendidikan Polri, (2) Tersusunnya proposal usulan
pembentukan unit penjaminan mutu di satuan pendidikan Polri, (3)
terlaksananya pokja pembahasan draft Peraturan Kalemdiklat Polri tentang
sistem penjaminan mutu pendidikan dan pelatihan polri, (4) Mengajukan draf
Kalemdiklat Polri tentang sistem penjaminan mutu pendidikan dan pelatihan
polri kepada divkum polri, dan (5) tersedianya manual mutu pendidikan Polri.
sementara itu itu kegiatan pada milestone jangka panjang, terdiri dari: (1)
Mengajukan usulan perubahan perubahan perkap struktur organisasi dan tata
kerja tingkat Mabes Polri untuk memasukkan unit penjaminan mutu di bawah
satuan pendidikan yang dikelola langsung oleh Lemdiklat, (2) Mengajukan
usulan perubahan perubahan perkap struktur organisasi dan tata kerja tingkat
Polda untuk memasukkan unit penjaminan mutu di bawah SPN, (3)
Tersedianya pangkalan data pendidikan dan pelatihan Polri yang terintegrasi
secara nasional, (4) terlaksananya anev mutu Pendidikan Polri, dan (5)
menginisiasi pendirian Lembaga Akreditasi Pendidikan TNI-Polri
C. Tujuan Proyek Perubahan
Secara spesifik tujuan proyek perubahan yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut.
1. Tujuan Jangka Pendek
a. Telaksananya komunikasi dan koordinasi dengan tim efektif proyek
perubahan dalam upaya membentuk kesamaan pemahaman tentang
proyek perubahan yang akan dilaksanakan.
b. Terlaksananya komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder
internal dan eksternal dalam upaya mendapatkan persetujuan untuk
menjadi sasaran atau objek dari kegiatan proyek perubahan.
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 9
c. Tersedianya data tentang mutu Pendidikan Polri
d. Tersusunnya dokumen sistem penjaminan mutu Pendidikan Polri
e. Tersusunnya draf awal Peraturan Kalemdiklat Polri tentang sistem
penjaminan mutu pendidikan dan pelatihan polri
2. Tujuan Jangka Menengah
a. Tersedianya Panduan Organisasi Mutu Pendidikan Polri
b. Tersusunnya proposal usulan pembentukan unit penjaminan mutu di
satuan pendidikan Polri
c. Terlaksananya pokja pembahasan draft Peraturan Kalemdiklat Polri
tentang sistem penjaminan mutu pendidikan dan pelatihan polri
d. Mengajukan draf Kalemdiklat Polri tentang sistem penjaminan mutu
pendidikan dan pelatihan polri kepada divkum polri
e. Tersedianya manual mutu pendidikan Polri
3. Tujuan Jangka Panjang
a. Mengajukan usulan perubahan perubahan perkap struktur organisasi
dan tata kerja tingkat Mabes Polri untuk memasukkan unit penjaminan
mutu di bawah satuan pendidikan yang dikelola langsung oleh
Lemdiklat. .
b. Mengajukan usulan perubahan perubahan perkap struktur organisasi
dan tata kerja tingkat Polda untuk memasukkan unit penjaminan mutu
di bawah SPN
c. Tersedianya pangkalan data pendidikan dan pelatihan Polri yang
terintegrasi secara nasional
d. Terlaksananya anev mutu Pendidikan Polri
e. Menginisiasi pendirian Lembaga Akreditasi Pendidikan TNI-Polri
D. Manfaat Proyek Perubahan
Sejumlah manfaat perubahan yang akan didapat dalam proyek ini
diantaranya:
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 10
1. Manfaat bagi Polri
a. Layanan Pendidikan dan organisasi Satuan Pendidikan Polri yang
bermutu
b. Tersedianya dokumen terkait mutu Pendidikan Polri
c. Tingkat kepercayaan stakeholder terhadap Pendidikan Polri
meningkat.
d. Terakreditasinya layanan Pendidikan dan satuan Pendidikan Polri
e. Terwujudnya salah satu program prioritas Kapolri yaitu menciptakan
SDM Polri yang unggul.
f. Meningkatnya citra positif masyarakat terhadapPolri khususnya
satuan Pendidikan Polri.
2. Manfaat bagi Stakeholder
a. Tersedianya layanan Pendidikan Polri yang memenuhi standar mutu
Pendidikan
b. Tersedianya data Pendidikan dan pelatihan Polri
c. Tersedianya Lembaga Pendidikan yang bermutu untuk menjadi
lokasi program peningkatan kompetensi pegawai non Polri.
E. 0utput Kunci (Key Project Deliverables)
Kriteria keberhasilan yang menjadi output kunci dari proyek perubahan
ini disajikan dalam tabel berikut.
No Output Deskripsi
Jangka Pendek
1 Laporan tentang mutu pendidikan Polri
Dokumen yang memuat informasi tentang kondisi mutu dari satuan pendidikan Polri ditinjau dari 8 komponen pendidikan Polri
2 Dokumen Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Polri
Dokumen yang memuat system penjaminan mutu internal dan eksternal
3 Draft Peraturan Kalemdiklat Polri tentang sistem penjaminan mutu pendidikan
Dokumen yang memuat paying hokum dalam pengelolaan mutu di lembaga pendididikan dan Pelatihan Polri
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 11
No Output Deskripsi
dan pelatihan polri
Jangka Menengah
1 Panduan Organisasi Mutu Pendidikan Polri
Dokumen yang memuat organisasi dan uraian tentang tugas peran dan fungsi organisasi mutu
2 Proposal usulan pembentukan unit penjaminan mutu di satuan pendidikan Polri
Dokumen memuat latar belakang, tujuan, bentuk dan tugas serta peran unit penjaminan mutu satuan pendidikan Polri
3 Menyusun manual mutu pendidikan Polri
Dokumen yang memuat prosedur penjaminan mutu pendidikan Polri
Jangka Panjang
1 Usulan perubahan sotk mabes Dokumen yang memuat usulan perubahan SOTK Mabes Polri yang memasukan unit penjaminan mutu di bawah lemdiklat Polri dan satuan pendidikan Polri
2 Usulan perubahan sotk polda Dokumen yang memuat usulan perubahan SOTK Polda yang memasukan unit penjaminan mutu di bawah Sekolah Polisi Negara (SPN)
3 Pangkalan data pendidikan dan pelatihan Polri yang terintegrasi secara nasional
Dokumen yang memuat pengertian, prinsip, fungsi, jenis data, dan kelembagaan pangkalan data
4 Laporan hasil anev Dokumen yang memuat hasil monitoring dan evaluasi mutu pendidikan Polri setelah penerapan perkalemdiklat tentang system penjaminan mutu pendidikan Polri dan pembentukan unit kerja penjaminan mutu pada satuan pendidikan Polri
5 Proposal pembentukan Lembaga akreditasi mandiri pendidikan TNI-Polri
Dokumen yang memuat usulan pembentukan Lembaga akreditasi mandiri untuk pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh TNI dan Polri
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 12
BAB II
RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
A. Roadmap/Milestone Proyek Perubahan
Proyek perubahan yang akan dilakukan dibagi dalam 3 tahapan, yaitu
jangka pendek, menengah dan panjang. Dalam setiap tahapan tersebut,
terdapat beberapa kegiatan dan target output yang ingin dihasilkan. Tahapan
jangka pendek dilaksanakan selama masa off campus. Tahapan jangka
menengah dilaksanakan sejak selesai pendidikan sampai dengan durasi
waktu 1 tahun. Sementara itu untuk tahapan jangka panjang dilaksanakan
dalam waktu dua tahun. Rincian kegiatan pada milestone jangka pendek,
menengah dan panjang, disajikan dalam tabel di bawah ini.
JANGKA PENDEK
No. Tahap Utama Output Waktu
1 Melakukan koordinasi dengan tim proyek perubahan dalam.
print, undangan, daftar hadir
M2 Sept – M2 Nop
2020
2 Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder internal
Surat dukungan, foto dan video testimoni
M2 – M3 Sept 2020
3 Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder eksternal
Surat dukungan, foto
dan video testimoni
M3 – M4
Sept 2020
4 Mengumpulkan data tentang mutu Pendidikan Polri
Data mutu Pendidikan Polri
M3 – M4
Sept 2020
5 Menyusun dokumen _ystem penjaminan mutu Pendidikan Polri
Undangan, daftar hadir, notule, dokumen sistem penjaminan mutu Pendidikan Polri
M1 – M3 Okt 2020
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 13
JANGKA PENDEK
No. Tahap Utama Output Waktu
6 Menyusun draf awal Peraturan Kalemdiklat Polri tentang sstem penjaminan mutu pendidikan dan pelatihan polri
Undangan, notulen, dokumen draft perkalemdiklat
M3 Okt – M2 Nop 2020
JANGKA MENENGAH
No. Tahap Utama Output Waktu
1 Menyusun Panduan Organisasi Mutu Pendidikan Polri
Undangan pokja, daftar hadir, laporan kegiatan, Dokumen Panduan Organisasi Mutu Pendidikan Polri
Jan – Peb 2021
2 Menyusun proposal usulan pembentukan unit penjaminan mutu di satuan pendidikan Polri
Undangan pokja, daftar hadir, laporan kegiatan, Dokumen usulan pembentukan unit penjaminan mutu di satuan pendidikan Polri
Mar 2021
3 Melaksanakan pokja pembahasan draft Peraturan Kalemdiklat Polri tentang _ystem penjaminan mutu pendidikan dan pelatihan polri
Undangan pokja, daftar hadir, laporan kegiatan, Dokumen draft Peraturan Kalemdiklat Polri tentang _ystem penjaminan mutu pendidikan dan pelatihan polri
April 2021
4 Mengajukan draf peraturan Kalemdiklat Polri tentang sistem penjaminan mutu pendidikan dan pelatihan polri kepada divkum polri
Surat dari Kalemdiklat Polri dan draft peraturan kalemdiklat Polri
Mei 2021
5 Menyusun manual mutu pendidikan Polri
Undangan pokja, daftar hadir, laporan kegiatan, Dokumen manual mutu pendidikan Polri
Juni 2021
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 14
JANGKA PANJANG
No. Tahap Utama Output Waktu
1 Mengajukan usulan perubahan perubahan perkap struktur organisasi dan tata kerja tingkat Mabes Polri untuk memasukkan unit penjaminan mutu di bawah satuan pendidikan
Surat dan dokumen usulan perubahan Perkap
Juli 2021
2 Mengajukan usulan perubahan perubahan perkap struktur organisasi dan tata kerja tingkat Polda untuk memasukkan unit penjaminan mutu di bawah SPN
Surat dan dokumen usulan perubahan Perkap
Agustus
2021
3 Mengembangkan pangkalan data pendidikan dan pelatihan Polri yang terintegrasi secara nasional
Sprint, undangan pokja,
daftar hadir,
Sept – Okt
2021
4 Melakukan anev mutu Pendidikan Polri
Sprint. Laporan hasil anev
November 2021
5 Menginisiasi pembentukan Lembaga akreditasi mandiri pendidikan TNI-Polri
Undangan rapat, daftar hadir, dokumen yang memuat konsep Lembaga akreditasi mandiri pendidikan TNI- Polri
Januari 2022
B. Tata Kelola Proyek Perubahan
1. Tim Pelaksana Proyek Perubahan
a. Mentor : Brigjen Pol. Rudi Darmoko, S.I.K., MM
b. Coach : Ir. Ambar Rahayu, MNS
c. Project Leader : KBP. Budi Suryanto, SH., MH
d. Pokja I
1) Koord. : AKBP Helfetia Susanawaty, S.H., M.H.
2) Anggota : 1. Ipda Dwi Heri Setyaningsih
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 15
2. Shinta Novita Sari, SE., MA
3. Yunita Dewi Lestari
e. Pokja II :
1) Koord. : AKBP Tri Wiyani, S.Pd.
2) Anggota : 1.
2.
Iptu Annisaa Yusuf, S.T.K.
Siti Sopiah
3. Nur Alih, SE.
4. Nuzulul Akbar Dwi Cahyo
2. Tata Kelola Kerja Tim Pelaksana Proyek
a. Mentor:
1) Memberikan dukungan dalam rancangan dan implementasi
proyek perubahan
2) Memberikan kesepakatan dan persetujuan atas proposal proyek
perubahan, memberikan bimbingan dan dukungan penuh kepada
project leader dalam pelaksanaan proyek perubahan
b. Coach:
1) Memberikan motivasi, arahan/konsultasi dan memantau
kegiatan yang dilaksanakan dalam proyek perubahan
c. Project Leader:
1) Merancang proyek perubahan, melakukan eksekusi terhadap
keseluruhan tahap yang telah dirancang dengan
mendayagunakan seluruh sumber daya yang dimiliki
d. Pokja I :
1) Mempersiapkan dokumen-dokumen dan melaksanakan
kegiatan koordinasi dengan stakeholders
2) mendokumentasikan berbagai dokumen yang terkait dengan
proyek perubahan.
e. Pokja II :
1) Merancang produk-produk proper
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 16
2) menyusun laporan proper
3) merancang video pameran dan paparan proper
C. Identifikasi dan Analisis Stakeholder
Dalam upaya mengefektifkan pelaksanaan proyek perubahan, project
leader melakukan kolaborasi. Proses kolaborasi yang dikembangkan meliputi
stakeholder internal dan stakeholder eksternal. Pengertian Stakeholder adalah
semua pihak di dalam masyarakat, baik itu individu, komunitas atau kelompok
masyarakat, yang memiliki hubungan dan kepentingan terhadap sebuah
organisasi/ perusahaan dan isu/ permasalahan yang sedang diangkat.
Keberadaan stakeholder dalam kegiatan proyek perubahan ini akan diperlukan
untuk membantu mengembangkan tujuan proyek perubahan tersebut.
1. Stakeholder Internal meliputi:
a. Biro Jianbang Lemdiklat Polri
b. Biro Kurikulum Lemdiklat Polri
c. Biro Bindiklat Lemdiklat Polri
d. LSP Polri
e. Lembaga Penjaminan Mutu STIK PTIK
a. Lembaga Penjaminan Mutu Akpol
b. Sespim Lemdiklat Polri
c. Setukpa
d. Pusdikmin Polri
e. Pusdik Intelkam Polri
f. Pusdik Brimob
g. Pusdik Bimas Polri
h. Pusdik Tugas Umum Polri
i. Pusdik Lantas
j. Diklat Reserse
k. SPN
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 17
2. Stakeholder Eksernal meliputi:
a. LAN RI
b. Lemhanas
c. Badan Akreditasi Nasional – PT
d. SSDM Polri
e. Divkum Polri
f. Biro Kepegawaian Kejakgung RI
g. PT. KAI (Polsuska)
h. Kementerian kehutanan dan lingkungan hidup (Polhutan)
i. Kementerian Dalam Negeri (Pol PP)
Berdasarkan pengaruh dan kepentingannya, stakeholders dapat
dibagi menjadi 4 (empat) macam, yaitu:
1. Stakeholder Promotors, yaitu stakeholder/orang-orang yang harus
benar-benar dilibatkan dan yang membawa pengaruh terbesar dalam
proyek perubahan..
2. Stakeholder Latents, yaitu stakehoder/ orang-orang dengan pengaruh
tinggi namun kepentingannya rendah. Stakeholders ini bisa sangat
membantu jika dapat diyakinkan akan pentingnya proyek perubahan;
3. Stakeholder Defendents, yaitu stakeholder/ orang-orang yang memiliki
ketertarikan yang tinggi, tapi memiliki kekuatan yang kecil. khususnya
dalam komunikasi.
4. Stakeholder Apathetics, yaitu stakehoders/ orang-orang yang pengaruh
rendah dan kepentingan rendah, mereka tidak peduli terhadap proyek
perubahan karena menjadi stakeholder secara kebetulan
berdasarkan klasifikasi di atas, maka dilakukan pengelompokkan
stakeholder yang terkait dengan proyek perubahan, sebagai tampak pada
gambar di halaman berikut.
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 18
D. Identifikasi Potensi Kendala dan Strategi Mengatasinya
No Kendala Strategi Mengatasi
1 Waktu pelaksanaan proyek perubahan yang sangat terbatas, yaitu kurang lebih 3 (tiga) bulan, sehingga dapat mempengaruhi hasil capaian proyek perubahan
Mematuhi secara ketat jadwal yang sudah disusun
2 Situasi pandemi covid 19 yang berdampak pada interaksi secara langsung dengan stakeholder
Menggunakan berbagai media komunikasi yang bisa mempermudah komunikasi terutama penggunaan teknolong meeting seperti zoom, WA video dan lain-lain
3 Kesibukan project leader sebagai Kabag perencanaan STIK PTIK yang harus menyiapkan perencanaan anggaran tahun 2021
Melakukan pembagian tugas kepada anggota dan melakukan pengecekan setiap awal atau akhir minggu
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 19
No Kendala Strategi Mengatasi
dan memastikan penyerapan
anggaran tahun 2020
4 Kemungkinan rotasi dan mutasi pejabat maupun anggota tim efektif yang berdampak pada ketuntasan pekerjaan
Meminta komitmen pejabat atau staf terkait untuk tetap membantu meski sudah pindah dan segera melibatkan staf atau pejabat yang baru
E. Faktor Pendukung Keberhasilan
Faktor-faktor yang menjadi kunci keberhasilan pencapaian tujuan proyek
perubahan secara tepat sasaran dan tepat waktu adalah sebagai berikut:
1. Adanya produk hukum dalam bentuk Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, Peraturan Kapolri
terkait dengan penjaminan mutu pendidikan, antara lain:
a. UU no. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
b. UU no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
c. UU no. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
d. Peraturan Kapolri no. 14 tahun 2015 tentang Sistem Pendidikan
Polri
2. Mentor dalam proper adalah pejabat yang memiliki kapasitas dan
kewenangan terkait penyelenggaraan Pendidikan, khususnya di STIK
PTIK.
3. Komunikasi yang terbangun selama ini dengan sebagian stakeholder
internal dan eksternal sehingga memudahkan dalam mendapatkan
dukungan maupun masukan terkait penyusunan produk
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 20
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
A. Pelaksanaan Tahapan Proyek Perubahan
Setelah rancangan proyek perubahan disetujui project leader segera
melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan yang tercantum dalam milestone
jangka pendek. Uraian aktivitas dari milestone jangka pendek disajikan di
bawah ini.
Deskripsi dari setiap kegiatan yang dilakukan di milestone jangka pendek
dan kegiatan jangka menengah yang dilakukan di jangka pendek disajikan di
bawah ini.
1. Rapat Tim Efektif
Tim efektif dibentuk dengan surat
perintah Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kepolisian (STIK) no. Sprint/657/IX/
HUK.6.6./2020/STIK tanggal 8 September
2020. Berdasarkan surat perintah tersebut,
project leader mengadakan rapat tim efektif
pada tanggal dengan agenda penjelasan isi rancangan proper dan
mengharapkan dukungan staf yang namanya mau dalam tim efektif dalam
pelaksanaan proyek perubahan meskipun ada kesibukan pekerjaan rutin.
Selanjutnya project leader membagi tugas kepada masing-masing
kelompok agar bisa segera melakukan tugas yang dengan baik. Rapat
dilaksanakan di Gedung Rektorat STIK.
2. Kolaborasi dengan Stakeholder Internal
Kolaborasi dengan stakeholder diawali dengan melakukan
komunikasi dan koordinasi dengan para pejabat dari instansi yang telah
direncanakan menjadi stakeholder internal, yang terdiri dari: (a) Lembaga
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 21
Penjaminan Mutu Sespim Lemdiklat Polri, (b) Sepolwan, (c) Diklat
Reserse, (d) Koordinator Widyaiswara Hasil-hasil komunikasi dan
dokumentasi kegiatan koordinasi dan komunikasi dengan stakeholder
internal disajikan di bawah ini.
a. Sespim Lemdiklat Polri
Komunikasi dengan Sespim Lemdiklat Polri Lemdiklat Polri
dilaksanakan pada tanggal Oktober 2020 di kantor Sespim Lemdiklat
Polri Lembang Bandung. Pejabat yang ditemui adalah KBP. Untung
Widiatmoko, S.I.K, M.H., selaku Seslem Sespim Lemdiklat Polri.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
Di samping itu, project leader juga meminta informasi terkait tentang
penggunaan metode pembelajaran kolaboratif di Sespim Lemdiklat
Polri, meminta masukan terkait produk proper yang akan dibuat, dan
meminta dukungan pelaksanaan proper, serta meminta masukan
terkait dengan prosedur penyusunan peraturan kalemdiklat tentang
standar proses pembelajaran.
Seslem Sespim menjelaskan bahwa Sespim
Lemdiklat Polri bertugas menyelenggara-
kan, menyusun, merumuskan program
pendidikan, pengajaran, pelatihan,
bimbingan atau pemeliharaan disiplin
perwira siswa di lingkungan Sespim
Lemdiklat Polri. Dalam melaksanakan tugas Sespim Lemdiklat Polri
menyelenggarakan fungsi:
1) penyusunan rencana pendidikan, mengawasi dan
mengendalikan pelaksanaannya;
2) pelaksanaan koordinasi penyusunan perangkat kendali
pendidikan Sespim Lemdiklat Polri;
3) pelaksanaan koordinasi, pengendalian dan pengawasan
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 22
pelaksanaan operasi pembelanjaran dan pelatihan pada Sespim
Lemdiklat Polri;
4) pelaksanaan koordinasi, pengendalian dan pengawasan
pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh para Gadik, dosen
dan pembina;
5) pelaksanaan administrasi pendidikan termasuk alins dan
alongins, instruktur dan pembina; dan
6) perencanaan dan evaluasi terhadap tujuan materi pendidikan
serta pembuatan laporan mengenai hasil pendidikan.
Sespim bertugas melaksanakan pendidikan
pengembangan umum dalam bidang kepemimpinan
dan manajerial. Di samping itu melaksanakan
pendidikan pengembangan spesialis bagi perwira
Polri. Program pendidikan yang dilaksanakan di Sespim Lemdiklat
Polri adalah: Sespimma, Sespimmen, dan Sespimti.
Sekolah Staf dan Pimpinan Pertama (Sespimma) diselenggarakan
untuk meningkatkan kemampuan Perwira Pertama sebagai asisten
manajer tingkat menengah dan sebagai pimpinan staf yang
profesional. Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen)
diselenggarakan untuk mengembangkan Perwira Menengah agar
memiliki kemampuan manajerial tingkat menengah dan sebagai
pimpinan staf yang profesional. Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi
(Sespimti) diselenggarakan untuk mengembangkan kemampuan
Komisaris Besar Polisi agar memiliki kompetensi sebagai manajer
dan pemimpin Polri tingkat tinggi
Salah satu kegiatan penjaminan mutu yang dilakukan oleh Sespim
adalah Dalam proses penyusunan kurikulum dan bahan ajar, dimana
Sespim Lemdiklat Polri terlibat dalam kegiatan kelompok kerja yang
diselenggarakan setiap tahun. pelaksana pokja adalah Bagian
Kurhanjardibangkum Rokurlum Lemdiklat Polri. Untuk kurikulum
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 23
biasanya pokja dilaksanakan sebelum Pendidikan di mulai.
Sedangkan untuk bahan ajar dilaksanakan saat pembelajaran
berlangsung, dan bahan ajar yang disusun adalah bahan ajar untuk
mata pelajaran baru, dan revisi dilakukan terhadap bahan ajar yang
dianggap isinya perlu diperbaharui muatannya maupun contoh-
contoh agar sesuai dengan perkembangan situasi aktual dan ilmu
pengetahuan yang berkembang.
Kurikulum yang dibahas di meliputi petunjuk umum dan silabus.
terkait dengan pembelajaran, subtansinya masuk di dalam petunjuk
umum dan silabus. Setelah dilihat secara spesifik ternyata dalam
petunjuk Kurikulum Sespim Lemdiklat Polri,
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Sespim Lemdiklat Polri
disajikan di bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
Kolaborasi dengan Sespim Lemdiklat Polri Sespim Polri ditunjukkan dukungan agar sistem penjaminan mutu pendidikan Polri bisa segera direalisasi dengan diterbitkannya peraturan kalemdiklat dan di Sespim dapat dibentuk satu bagian baru yaitu bagian penjaminan mutu yang bertanggung jawab langsung kepada Kasespim Lemdiklat Polri.
b. Sepolwan
Komunikasi dengan Sepolwan dilaksanakan pada tanggal 3
September 2020 di kampus Sepolwan Jakarta. Pejabat yang ditemui
adalah KBP. Nurmeiningsih, S.I.K., selaku Kasepolwan.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
Di samping itu, project leader juga meminta informasi terkait tentang
penjaminan mutu di Sepolwan, meminta masukan terkait produk
proper yang akan dibuat, dan meminta dukungan pelaksanaan
proper, serta meminta masukan terkait dengan penyusunan
peraturan kalemdiklat tentang sistem penjaminan mutu pendidikan
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 24
Polri.
Dalam pertemuan tersebut, KBP.
Nurmeiningsih, S.I.K. menjelaskan bahwa
Sepolwan bertugas menyelenggarakan
pendidikan pendidikan pembentukan bagi
calon polisi wanitta (polwan). Di samping itu,
Sespolwan juga melaksanakan pendidikan
pengembangan bagi anggota Polwa. Dalam melaksanakan tugas,
Sepolwan menyelenggarakan fungsi:
1) perencanaan dan penyelenggaraan kegiatan Diklat sesuai bidang
khusus masing-masing;
2) penyusunan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian Renja
dan anggaran, Sarpras, ketatausahaan dan urusan dalam;
3) pengkoordinasian teknis pengajaran, dan pengawasan Gadik dan
Gadikan dalam proses pembelajaran dan melaksanakan
pembinaan karier terhadap Gadik dan Gadikan; dan
4) pelaksanaan bimbingan dan pengasuhan mental siswa
Sepolwan memiliki visi yaitu Terwujudnya Sepolwan sebagai
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri yang menuju pada World
class education yang mampu menghasilkan Bintara Polwan,
Pama/Bintara Polwan PPA, Pama/Bintara Polwan Negosiator, Pama
Beladiri Polri, dan pelatihan-pelatihan lainnya yang profesional,
modern dan terpercaya dalam melaksanakan tugas. Berdasarkan
pernyataan visi yang dicita-citakan tersebut selanjutnya diuraikan
dalam misi Sepolwan yang mencerminkan koridor tugas-tugas
sebagai berikut:
1) dalam melaksanakan tugas selalu memberikan jaminan dan
perlindungan Hak Asasi Manusia kepada pendidik, tenaga
kependidikan dan peserta didik secara adil, jujur, dan transparan;
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 25
2) meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga
kependidikan guna mendukung pelaksanaan program
pendidikan dan pelatihan;
3) melaksanakan pendidikan dan pelatihan berdasarkan
kompetensi yang ingin dicapai disesuaikan dengan tuntutan dan
perkembangan situasi kamtibmas;
4) penggunaan Teknologi Informasi (TI) dalam proses
pembelajaran melalui e-Library dan e-Learning;
5) meningkatkan kerjasama dan koordinasi di bidang pendidikan
secara internal dan eksternal dalam rangka capacity building;
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Kasepolwan disajikan di
bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
Secara implisit Sepolwan memiliki kebijakan penjaminan mutu yang tergambar dalam rumusan misinya. Pihak Sepolwan sangat menginginkan adanya unit kerja penjaminan mutu di Sepolwan, mengingat jumlah peserta dan program pendidikan yang diselenggarakan dari waktu ke waktu juga meningkat. Oleh karena itu, Sepolwan sangat mendukung dan mengapresisi proyek perubahan ini dan mengharapkan dapat direalisasikan menjadi kebijakan pimpinan Polri khususnya Lemdiklat dalam waktu yang tidak terlalu lama.
c. Diklat Reserse
Komunikasi dengan Diklat Reserse dilaksanakan pada
tanggal 4 September 2020 di Kampus Diklat Reserse
Lembang bandung. Pejabat yang ditemui adalah KBP.
Agus Santoso, S.I.K., selaku Wakadiklat Reserse Lemdiklat Polri.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
Di samping itu, project leader juga meminta informasi terkait tentang
penggunaan metode pembelajaran kolaboratif di Diklat Reserse ,
meminta masukan terkait produk proper yang akan dibuat, dan
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 26
meminta dukungan pelaksanaan proper, serta Meminta masukan
terkait dengan prosedur penyusunan peraturan kalemdiklat tentang
sistem penjaminan mutu pendidikan Polri.
Dalam pertemuan tersebut, Wakadiklat
Reserse menjelaskan bahwa Diklat
Reserse Diklat Reserse merupakan
pusat pendidikan dan pelatihan bidang
penyidikan bertugas menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan penyidikan sesuai bidang khusus masing-
masing dan program pendidikan dan pelatihan lain yang dibebankan
oleh Lemdiklat serta mengelola komponen pendidikan di lingkungan
Diklat Reserse. dalam melaksanakan tugas, Diklat Reserse
menyelenggarakan fungsi:
1) perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasional
pendidikan dan pelatihan termasuk penyiapan pengajaran dan
pelatihan;
2) pemberian saran dan pertimbangan kepada Kalemdiklat Polri dan
Kabareskrim Polri yang berkenaan dengan tugas pokok;
3) pemberian bimbingan dan pengasuhan kepada peserta Diklat;
dan
4) pemeliharaan dan pengembangan kemampuan sumber daya
manusia maupun materiil;
Selain mendidik bagi penyidik Polri, Diklat reserse juga
menyelenggakan pendidikan bagi penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS). Hal ini dilakukan karena kewenangan Polri melakukan
pendidikan dan pembinaan bagi PPNS. Beberapa program
pendidikan di Diklat reserse yang ditujukan bagi PPNS, adalah:
1) PPNS Bea Cukai
2) PPNS Ketenagakerjaan
3) PPNS Kementerian Perdagangan
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 27
4) PPNS Metrologi
5) PPNS Perikanan
6) PPNS Pertanian
Sementara itu, program pendidikan yang dilaksanakan bagi anggota
Polri antara lain pendidikan bagian bintara dan perwira penyidikyang
masuk dalam kategori pendidikan pengembagan spesialisasi
(Dikbangspes).
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Diklat Reserse disajikan
di bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
Diklat Reserse sangat mengapresiasi dan mendukung proyek perubahan yang bertujuan membangun sistem penjaminan mutu pendidikan Polri. Hal ini penting karena Diklat Reserse merupakan salah satu satuan pendidikan Polri yang menerima peserta didik dari luar Polri yaitu pendidikan bagi penyidik pegawai negeri sipil dari pemda, kementerian atau lembaga.
d. Lembaga Penjaminan Mutu STIK
Komunikasi dengan Lembaga Penjaminan Mutu STIK dilaksanakan
pada tanggal 8 September 2020 di Kampus STIK Jakarta. Pejabat
yang ditemui adalah KBP. M. Mustaqim, S.I.K., selaku Kepala
Lembaga Penjaminan Mutu STIK.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
Di samping itu, project leader juga meminta informasi terkait tentang
tugas dan fungsi LPM STIK, meminta masukan terkait produk proper
yang akan dibuat, dan meminta dukungan pelaksanaan proper, serta
Meminta masukan terkait dengan prosedur penyusunan peraturan
kalemdiklat tentang sistem penjaminan mutu pendidikan Polri.
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 28
Ka LPM STIK menjelaskan bahwa LPM
bertugas merencanakan, melaksanakan,
serta mengawasi kegiatan evaluasi uji
kompetensi terhadap dosen dan Gadik
serta menjaga standardisasi kelayakan
kualitas dosen dan Gadik yang digunakan dalam proses belajar
mengajar. dalam melaksanakan tugas, LPM menyelenggarakan
fungsi:
1) perumusan standar kompetensi lulusan untuk program Diploma
(D3), Sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktor (S3) Ilmu
Kepolisian;
2) perumusan standar kualitas pendidikan dan program studi
melalui lembaga akreditasi nasional maupun internasional;
3) penetapan standar kualitas bahan ajar yang digunakan untuk
mahasiswa STIK;
4) penetapan standar pencapaian prestasi lulusan sarjana STIK
melalui perangkat evaluasi standar yang disesuaikan dengan
standar kompetensi lulusan;
5) penetapan standar kompetensi tenaga dosen dalam
melaksanakan pembelajaran, pembimbingan tugas akhir, dan
pengujian;
6) perumusan alat evaluasi bagi dosen yang digunakan sebagai
dasar pembinaan karier dan kenaikan pangkat akademik; dan
7) pelaksanaan kerja sama program pengembangan pendidikan
dengan perguruan tinggi dan instansi lain yang terkait;
LPM STIK berperan melakukan sistem penjaminan mutu internal
(SPMI), yaitu kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi
oleh setiap perguruan tinggi secara otonom untuk mengendalikan dan
meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana
dan berkelanjutan. SPMI diimplementasikan pada semua bidang
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 29
kegiatan perguruan tinggi, yaitu bidang: a. akademik, meliputi
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; dan b.
nonakademik, antara lain sumber daya manusia, keuangan, sarana
dan prasarana. SPMI ditetapkan dalam peraturan pemimpin
perguruan tinggi, setelah disetujui senat atau senat akademik
perguruan tinggi.
SUBSTANSI KOLABORASI
STIK merupakan satu-satunya satuan pendidikan Polri yang sudah memiliki sistem penjaminan mutu internal. oleh karena itu LPM STIK sangat mendukung proyek perubahan dan siap berkolaborasi untuk membangun sistem penjaminan mutu pendidikan Polri agar semua satuan pendidikan Polri memiliki landasan hukum dan panduan dalam pelaksanaan penjaminan mutu demi menciptakan kepuasan pada stakeholder pengguna lulusan pendidikan Polri.
e. Biro Kurikulum Lemdiklat Polri
Komunikasi dengan Biro Kurikulum Lemdiklat Polri dilaksanakan
pada tanggal 9 September 2020 di kantor Biro Kurikulum Lemdiklat
Polri Jakarta. Pejabat yang ditemui adalah Brigjen Pol. Drs. Agus
Kuntoro. selaku Kepala Biro Kurikulum Lemdiklat Polri.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
hal-hal yang dijelaskan antara lain: Menyampaikan materi RPP,
meminta informasi, terkait dengan penjaminan mutu kurikulum
pendidikan Polri, meminta masukan terkait produk proper yang akan
dibuat, serta meminta dukungan pelaksanaan proper
Karo Kurikukum menjelaskan bahwa Biro
Kurikulum Lemdiklat Polri adalah salah Biro
di bawah Lemdiklat Polri yang bertugas
membuat rencana kegiatan kurikulum dan
Hanjar di lingkungan Lemdiklat. Dalam
melaksanakan tugas, Biro Kurikulum menyelenggarakan fungsi
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 30
1) perumusan dan penyusunan kurikulum dan Hanjar Diktuk,
Dikbangum, Dikbangspes dan pelatihan di lingkungan Lemdiklat;
2) pembuatan rencana kegiatan kurikulum dan Hanjar Diklat Polri di
lingkungan Lemdiklat;
3) pelaksanaan revisi kurikulum dan Hanjar Diklat Polri; dan;
4) pengawasan, pengendalian dan pengevaluasian penerapan
kurikulum dan Hanjar Diklat Polri di lingkungan Lemdiklat;
Pendidikan Pembentukan yang selanjutnya disebut Diktuk adalah
pendidikan yang membentuk dan membekali peserta didik menjadi
pegawai negeri pada Polri. Pendidikan Pengembangan yang
selanjutnya disebut Dikbang adalah pendidikan lanjutan setelah
Diktuk yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pegawai
negeri pada Polri agar memiliki pengetahuan, sikap perilaku
kepemimpinan dan keterampilan teknis. Dikbang Polri terdiri dari
Pendidikan Pengembangan Umum (Dikbangum) dan Pendidikan
Pengembangan Spesialisasi atau disebut Dikbangspes.
Dikbangum adalah pendidikan untuk meningkatkan kemampuan
manajerial dan kepemimpinan serta keilmuan kepolisian.
Dikbangspes adalah pendidikan untuk meningkatkan dan
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan khusus fungsi
Kepolisian. Sementara itu pelatihan Polri adalah suatu upaya atau
proses, cara perbuatan, kegiatan untuk memberikan, memelihara,
meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai negeri pada
Polri dengan metode yang lebih mengutamakan praktik agar mahir
atau terbiasa untuk melakukan sesuatu tugas atau pekerjaan.
Dalam melaksanakan fungsi tersebut di atas, Biro Kurikulum
membuat kelompok kerja yang melibatkan unsur satuan pendidikan,
Biro Kurikulum, Pembina fungsi terkait, dan narasumber yang
memiliki keahlian dalam bidang Pendidikan Polri.
Acuan yang digunakan oleh Biro Kurikulum dalam bekerja adalah
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 31
Perkap tentang Sisdik Polri, Peraturan kalemdiklat tentang Kurikulum
Induk dan Peraturan kalemdiklat tentang bahan ajar atau disebut
hanjar. Dalam kurikulum ada 3 komponen utama yang disusun yaitu
petunjuk umum dan silabus serta daftar mata pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta didik. Proses pengesahan kurikulum
dilakukan oleh pokja tersebut, sehingga kualitas kurikulum dapat
dijaga. tugas lain dari Biro Kurikulum terkait dengan penyusunan
bahan ajar atau hanjar yaitu materi pelajaran yang disusun
berdasarkan kurikulum untuk digunakan sebagai acuan dalam proses
pembelajaran pada Satuan Pendidikan Polri. Mekanisme penyusunan
hanjar juga melalui kelompok kerja yang diselenggarakan oleh Biro
Kurikulum.
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Biro Kurikulum dan
dokumentasinya disajikan di bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
Kolaborasi dengan Biro Kurikulum Lemdiklat Polri pada adanya mekanisme penjaminan mutu kurikulum yang melalui kegiatna pokja baik untuk penyusunan revisi kurikulum maupun penyusunan dan revisi hanjar. Pokja tersebut dilakukan dengan melibatkan unsur satuan pendidikan Polri, pendidik dan narsumber yang memiliki kompetensi terkait dengan kurikulum dan hanjar Polri.
Oleh karena itu Biro Kurikulum sangat mendukung jika penjaminan mutu ini diperkuat dengan adanya sistem penjaminan mutu pendidikan Polri, sehingga dalam pelaksanaan operasional pendidikan di satuan pendidikan Polri dapat dijamin bahwa kurikulum dan hanjar itu digunakan sesuai peruntukannya.
f. Biro Bindiklat Lemdiklat Polri
Komunikasi dengan Biro Bindiklat Lemdiklat Polri dilaksanakan pada
tanggal 9 September 2020 di kantor Biro Bindiklat Lemdiklat Polri
Jakarta. Pejabat yang ditemui adalah Brigjen Pol. Drs. Desmawan
Putra, M.H. selaku Kepala Biro Bindiklat Lemdiklat Polri.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 32
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
hal-hal yang dijelaskan antara lain alasan mengapa judul tentang
penjaminan mutu dan, Meminta informasi terkait dengan penjaminan
mutu diklat Polri, dan meminta dukungan pelaksanaan proper
Karo Bindiklat menjelaskan bahwa
Robindiklat bertugas menyusun,
menyiapkan dan menyelenggarakan
program Diklat Polri dan kerja sama di
bidang Diklat, serta pembinaan Gadik dan
Gadikan. dalam melaksanakan tugas, Robindiklat menyelenggarakan
fungsi: (a) penyusunan dan penyiapan program pendidikan dan
latihan, strategi bidang pendidikan dan latihan; (b) pelaksanaan dan
pengkoordinasian pengendalian serta pembinaan pengembangan
sistem dan prosedur pendidikan dan latihan; (c) pelaksanaan kerja
sama Diklat baik dengan lembaga pemerintah maupun
nonpemerintah yang berasal dari dalam dan luar negeri; dan (d)
pengkoordinasian dan pembinaan kemampuan Gadik dan Gadikan di
lingkungan Lemdiklat;
Dalam upaya peningkatan mutu pendidik, Lemdiklat dan Delegasi
regional International Committee Red Cross (ICRC) menjalin kerja
sama dengan Lemdiklat Polri. yang membahas program kerjasama
pendidikan dan pelatihan antara ICRC dengan Lemdiklat Polri
khususnya pelatihan ToT (Training of Trainer) tentang standar
internasional hal-hal yang berkaitan dengan kepolisian yang
berlandaskan HAM dan kemanusiaan, diskresi penggunaan kekuatan
oleh kepolisian, pelatihan leadership dan studi kasus penanganan
insiden yang melibatkan kepolisian.
ICRC bermaksud memberikan bantuan pelatihan kepada anggota
Polri khususnya tenaga pendidik di jajaran Lemdiklat Polri agar bisa
meningkatkan kemampuan mereka dalam mengajar dan
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 33
mewujudkan Polri yang semakin profesional. Dalam pelatihan ini
sasaran yang pertama adalah mendidik para tenaga pendidik atau
instruktur di jajaran Lemdiklat, sehingga apabila para tenaga pendidik
ini sudah memiliki bekal ilmu yang cukup, mereka akan kembali ke
masing-masing sekolah tempatnya mengajar untuk menurunkan ilmu
yang sudah mereka dapatkan pada saat pelatihan ToT kepada
peserta didiknya.
Proses membentuk seorang polisi yang dimulai dari calon yang
berkualitas, dididik oleh tenaga pendidik yang baik, fasilitas yang baik,
metode yang baik, dibekali dengan keterampilan, kemampuan dan
nilai-nilai etika yang baik, maka diharapkan akan menghasilkan
anggota-anggota Polri yang profesional dan berintegritas dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pelayan masyarakat"
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Biro Bindiklat Lemdiklat
Polri disajikan di bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
Kolaborasi yang dilakukan dengan Biro Bindiklat terkait dengan kewenangan Biro Bindiklat dalam pembinaan pendidikan dan pelatihan, mulai dari penyusunan program diklat, pembinaan pendidikan dan peserta didik serta kerjasama diklat. Semua aspek itu penting dijaga mutunya agar bisa memberikan layanan pendiidkan yang terbaik bagi pembentukan SDM Polri, karena SDM merupakan faktor yang sangat penting dalam keberhasilan tugas-tugas Kepolisian.
Lemdiklat Polri bertugas membangun sumber daya manusia Polri untuk siap melaksanakan tugas kepolisian dengan memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Personel Polri harus diberikan pengetahuan tentang masyarakat dan masyarakat pun juga harus diberikan pengetahuan oleh kepolisian tentang apa saja tugas- tugas kepolisian, sehingga terjadi satu pemahaman yang sama
g. Lembaga Sertifikasi Profesi Polri
Komunikasi dengan Lembaga Sertifiasi Profesi LSP) Polri
dilaksanakan pada tanggal 10 September 2020 di kantor sekraretariat
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 34
LSP Jakarta. Pejabat yang ditemui adalah KBP. Budi Wibowo, SH.,
SIK., MH selaku Kepala LSP Polri.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
hal-hal yang dijelaskan antara lain alasan pemilihan judul proyek
perubahan, meminta informasi tentang bagaimana peran LSP dalam
proses penjaminan mutu pendidikan Polri. Di samping itu, project
leader meminta masukan terkait produk proper yang akan dibuat,
Meminta dukungan pelaksanaan proper
Kepada project leader, KBP. Budi
Wibowo, menyampaikan bahwa LSP
bertugas: (a) menyelenggarakan
fasilitas kegiatan identifikasi
kebutuhan jenis kompetensi; (b)
menyusun materi uji kompetensi dan kualifikasi; dan (c)
mengembangkan menerapkan sistem manajemen mutu LSPP-1 dan
atau LSPP-2 sesuai dengan Pedoman BNSP 215. BSNP adalah
singkatan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi merupakan lembaga
afiliasi LSP Polri dalam pelaksanaan tugasnya.
BNSP merupakan badan independen yang bertanggung jawab
kepada Presiden yang memiliki kewenangan sebagai otoritas
sertifikasi personil dan bertugas melaksanakan sertifikasi kompetensi
profesi bagi tenaga kerja. Pembentukan BNSP merupakan bagian
integral dari pengembangan paradigma baru dalam sistem penyiapan
tenaga kerja yang berkualitas. Berbeda dengan paradigma lama yang
berjalan selama ini, sistem penyiapan tenaga kerja dalam format
paradigma baru terdapat dua prinsip yang menjadi dasarnya, yaitu :
pertama, penyiapan tenaga kerja didasarkan atas kebutuhan
pengguna (demand driven); dan kedua, proses diklat sebagai wahana
penyiapan tenaga kerja dilakukan dengan menggunakan pendekatan
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 35
pelatihan berbasis kompetensi (Competency Based Training / CBT).
Pengembangan sistem penyiapan tenaga kerja dengan paradigma
baru ini dimulai pada awal tahun 2000 yang ditandai dengan
ditandatanganinya Surat Kesepakatan Bersama (SKB) antara
Menteri Tenaga Kerja, Menteri Pendidikan Nasional, Ketua Umum
Kadin Indonesia.
Dalam pelaksanaannya, sertifikasi
kompetensi kerja dilakukan oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi. Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP) adalah lembaga
pelaksanaan kegiatan sertifikasi profesi
yang memperoleh lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi
(BNSP). Lisensi diberikan melalui proses akreditasi oleh BNSP yang
menyatakan bahwa LSP bersangkutan telah memenuhi syarat untuk
melakukan kegiatan sertifikasi profesi. LSP Polri telah terakreditasi di
BNSP melalui surat keputusan BSNP no. KEP.0231/BSNP/IV/2019
dengan nomor lisensi BNSP-LSP-096-ID
LSP Polri menyelenggarakan fungsi: pemenuhan fasilitas kegiatan
identifikasi kebutuhan jenis kompetensi Gadik, Gadikan, pengasuh,
dan kompetensi lulusan Diklat; (b) penyusunan materi uji kompetensi
dan kualifikasi, pelaksanaan kegiatan asesmen, verifikasi Tempat Uji
Kompetensi (TUK), penyelenggaraan rekrutmen assessor; dan (c)
pengembangan sistem manajemen mutu LSPP-1 dan atau LSPP-2
sesuai Pedoman BNSP 215.
Visi LSP Polri adalah ”menjadi lembaga sertifikasi profesi yang
independen, profesional dan akuntabel dalam menjamin dan
memelihara kompetensi sumber daya manusia Polri”. Untuk
mewujudkan visi tersebut, LSP Polri melaksanakan misi:
1) Menyelenggarakan fasilitas kegiatan penyusunan standar
kompetensi,
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 36
2) Menyelenggarakan verifikasi Tempat Uji Kompetensi (TUK),
3) Menyelenggarakan rekruitmen Asesor,
4) Menyelenggarakan sertifikasi profesi melalui uji kompetensi. dan
5) Mengembangkan sistem manajemen mutu LSP Polri.
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan LSP Polri disajikan di
bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
LSP Polri sebagai penyelenggara uji kompetensi bagi anggota Polri juga melakukan uji kompetensi terhadap pendidik Polri yang mengajar di satuan pendidikan Polri.
Selain kompetensi seorang pendidik sebagai tenaga pendidik membutuhkan sertifikasi tenaga pendidik. Sertitifikasi merupakan pengakuan secara resmi kompetensi seseorang untuk memangku sesuatu jabatan professional. Seorang pendidik wajib memiliki sertifikasi pendidik yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Pengakuan pendidik sebagai tenaga yang profesional dibuktikan dengan sertifikasi pendidik (Undang Undang No. 14/2005). Sertifikasi pendidik dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.
Kompetensi dan sertifikasi sangat dibutuhkan seorang pendidik Polri. pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi pendidik yang sudah memiliki sertifikat pendidik dilakukan dalam rangka menjaga agar kompetensi keprofesionalannya tetap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dan atau olah raga. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa mutu tenaga pendidik yaitu pendidik menjadi suatu prioritas dalam upaya peningkatan kualitas mutu pendidikan di sekolah, untuk itu dibutuhkan berbagai kegiatan dalam meningkatkan mutu tenaga pendidik salah satunya dengan peningkatan kompetensi pendidik dan sertifikasi pendidik sebagai tenaga pendidik di sekolah.
Oleh karena itu, keberadaan sistem penjaminan mutu pendidikan Polri akan sangat membantu peningkatan kualitas pendidik Polri dan LSP siap berperan untuk mewujudkannya.
3. Kolaborasi dengan Stakeholder Eksternal
Kolaborasi dengan stakeholder eksternal diawali dengan melakukan
komunikasi dan koordinasi dengan para pejabat dari instansi yang telah
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 37
direncanakan menjadi stakeholder internal, yang terdiri dari: (a) Badan
Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi atau BAN-PT, (b) Ditjen Dikti
Kemendikbud RI, dan(c) Lembaga Administrasi Negara RI. Hasil-hasil
komunikasi dan dokumentasi kegiatan koordinasi dan komunikasi dengan
stakeholder internal disajikan di bawah ini
a. Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi
Komunikasi dengan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi
(BAN-PT) dilaksanakan pada tanggal 18 September 2020 di Jakarta.
Pejabat yang ditemui adalah Prof. Drs. T. Basaruddin, M.Sc., Ph.D
selaku Ketua Dewan Eksekutif BAN-PT.
Pada pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan terkait dengan pelaksanaan proyek perubahan dan
harapan BAN-PT dapat memberikan dukungan dan masukan agar
pelaksanaan proper berjalan efektif.
Kepada project leader dijelaskan bahwa
Dewan Eksekutif Badan Akreditasi National
Perguruan Tinggi (BAN-PT) bertugas
menjalankan kebijakan akreditasi yang telah
ditetapkan oleh Majelis Akreditasi. Dalam
menjalankan kebijakan akreditasi dimaksud,
sesuai dengan Rencana Strategis BAN-PT
dan Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2018, Dewan Eksekutif
telah melaksanakan berbagai kegiatan baik yang bersifat rutin
maupun kegiatan pengembangan. Kegiatan rutin terutama berupa
pemrosesan usulan akreditasi yang disampaikan oleh perguruan
tinggi, baik akreditasi perguruan tinggi maupun akreditasi program
studi, serta usulan pemenuhan persyaratan minimum akreditasi yang
disampaikan oleh pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Kementerian Agama, dan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum.
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 38
Kegiatan pengembangan meliputi penyusunan instrumen
berdasarkan 9 kriteria yang telah digariskan dalam Sistem Akreditasi
Nasional, pengembangan kapasitas asesor melalui rekrutmen dan
pelatihan, pengembangan sistem IT pendukung akreditasi, serta
pengembangan staf sekretariat. Di samping itu, telah dilaksanakan
juga beberapa kegiatan pengembangan kerjasama dan koordinasi
dengan lembaga eksternal.
Semua perguruan tinggi di Indonesia, termasuk
perguruan tinggi kedinasan seperti Akpol dan STIK
yang berada di bawah pengelolaan Polri juga harus
mengikuti prosedur akreditasi perguruan tinggi yang ditetapkan
pemerintah. Setiap perguruan tinggi dan program studi yang
mengusulkan akreditasi harus memenuhi tiga aspek. kepada
perguruan tinggi dan program studi wajib mengusulkan akreditasi
paling lambat 1 Agustus setiap tahunnya atau 2 tahun sejak izin
pembukaan program studi atau pendirian perguruan tinggi diperoleh.
Untuk itu, aspek yang harus dipenuhi dalam mengusulkan akreditasi
Program Studi (Prodi) dan Perguruan Tinggi (PT) yang pertama
adalah memiliki standar perguruan tinggi.
Kedua, perguruan tinggi harus punya SPMI yang bagus. Aspek
ketiga adalah harus memiliki tracer atau studi kepuasan pengguna.
Studi kepuasan penggunakan tidak boleh secara ad-hoc. Tapi harus
terinternalisasi (terlembagakan) dilevel perguruan tinggi. akreditasi
prodi itu amat penting dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada
stakeholder. Oleh karena itu, diharapkan kepada dosen agar selalu
melibatkan mashasiswa dalam melaksanakan penelitian dan
pengabdian kepada masayarakat. Pelibatan mahasiswa dalam
penelitian dan pengabdian itu termasuk dalam system kuliah
terintegrasi. Melibatkan mahasiswa itu penting, sehingga mahasiswa
makin ‘membumi’ dan hasil karya penelitian dan
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 39
pengabdian bisa dipublikasikan.
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan BAN-PT dan disajikan di
halaman berikut.
SUBSTANSI KOLABORASI
Akreditasi merupakan salah satu bentuk penilaian (evaluasi) kelayakan dan mutu perguruan tinggi atau program studi yang dilakukan oleh organisasi atau badan mandiri di luar perguruan tinggi. Bentuk penilaian mutu eksternal yang lain adalah penilaian yang berkaitan dengan akuntabilitas, pemberian izin, pemberian lisensi oleh badan tertentu
Sebagai proses, akreditasi merupakan upaya BAN-PT untuk menilai dan menentukan status mutu perguruan tinggi berdasarkan kriteria mutu yang telah ditetapkan. Sebagai hasil, akreditasi merupakan status mutu perguruan tinggi yang diumumkan kepada masyarakat. Dengan demikian, tujuan dan manfaat akreditasi perguruan tinggi adalah sebagai berikut
Memberikan jaminan bahwa perguruan tinggi yang terakreditasi telah memenuhi kriteria mutu yang ditetapkan oleh BAN-PT, sehingga mampu memberikan perlindungan bagi masyarakat dari penyelenggaraan perguruan tinggi yang tidak memenuhi kriteria.
Oleh karena Polri memiliki dua buah satuan pendidikan tinggi yaitu: Akademik Kepolisian dan Sekolah Tinggi ilmu Kepolisian, maka Polri wajib untuk bekerjasama dengan BAN-PT dan mengikuti kaidah-kaidah penjaminan mutu yang ditentukan pemerintah melalui kebijakan BAN-PT. Dengan demikian proyek perubahan berupa pengembangan sistem penjaminan mutu pendidikan Polri sangat penting untuk didukung dan direalisasikan.
b. Ditjen Dikti Kemendikbud RI
Komunikasi dengan Ditjen Dikti Kemendikbud RI dilaksanakan pada
22 September 2020 di kantor Ditjen Dikti Kemendikbud RI Jakarta.
Pejabat yang ditemui adalah Dr. Ir. Paristiyanti Nurwandani, M.P. .
selaku Sekretaris Ditjen Dikti Kemendikbud..
Dalam pertemuan tersebut, project leader
menjelaskan maksud kedatangan dan isi dari
rancangan proper yang akan dilaksanakan dan
harapan bisa melakukan kolaborasi dengan Ditjen
Dikti untuk pelaksanaan proyek perubahan.
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 40
Kepada project leader dijelaskan bahwa Ditjen Dikti merupakan salah
satu unit utama di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sesuai
fungsinya dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 45 Tahun 2019, Ditjen Dikti antara lain menyelenggarakan
fungsi :
1) perumusan kebijakan di bidang pendidikan tinggi akademik;
2) pelaksanaan kebijakan di bidang pembelajaran, kemahasiswaan,
kelembagaan, dan sumber daya pendidikan tinggi akademik;
3) perumusan pemberian izin penyelenggaraan perguruan tinggi
swasta yang diselenggarakan oleh masyarakat;
4) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pendidikan tinggi
akademik;
5) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal; dan
6) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Menteri.
Selanjutnya juga disampaikan bahwa Pendidikan
Tinggi menjadi akan selalu menjadi modal penting
lahirnya generasi penerus yang memiliki keunggulan di
dalam berbagai bidang. Karenanya, Ditjen Dikti akan terus
memberikan pelayanan terbaik dalam ruang lingkup pendidikan
tinggi, sehingga cita-cita untuk menjadikan Sumber Daya Manusia
yang unggul dapat tercapai dengan baik.
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Ditjen Dikti Kemendikbud
RI disajikan di bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
Dalam rencana strategis 2020 – 2024 Kemendikbud, Ditjen Dikti etlah menetapkan sasaran progam yaitu: (1) Meningkatnya kualitas pembelajaran dan relevansi pendidikan tinggi, dan (2) Meningkatnya kualitas dosen dan tenaga kependidikan,. mengacu pada isi renstra tersebut, maka Ditjen Dikti sangat mendukung dan siap berkolaborasi dengan proyek perubahan yang mengarah pada pengembangan sistem penjaminan mutu pendidikan Polri, yang juga mencakup dua perguruan tinggi di bawah Polri yaitu Akpol dan STIK.
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 41
c. Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI
Komunikasi dengan LAN RI dilaksanakan pada tanggal Oktober 2020
dengan menggunakan fasilitas zoom meeting. Pejabat yang ditemui
adalah Erna Irawati S.Sos. M.Pol Adm selaku Kepala Pusat
Pembinaan Program dan Pengembangan Kebijakan Kompetensi
ASN (P3K Bangkom ASN LAN).
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
Di samping itu, project leader juga meminta informasi terkait tentang
penggunaan metode pembelajaran kolaboratif di LAN, meminta
masukan terkait produk proper yang akan dibuat, dan meminta
dukungan pelaksanaan proper, serta meminta masukan terkait
dengan prosedur penyusunan peraturan kalemdiklat tentang standar
sistem penjaminan mutu pendidikan Polri.
Kepada project leader disampaikan bahwa
Lembaga Administrasi Negara (LAN)
merupakan Lembaga Pemerintah
Nonkementerian (LPNK) yang didirikan
dengan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun
1957 tanggal 6 Agustus 1957. Tugas LAN
adalah membantu Presiden dalam
menyempurnakan, memelihara, meningkatkan, dan
mengembangkan daya guna dan hasil guna administrasi negara,
sehingga tercapai kelancaran jalannya pemerintah dalam arti yang
seluas-luasnya. Di masa kepemimpinannya, kepala LAN yang ke 13.
Adi Suryanto bekerja cepat untuk mewujudkan LAN yang semakin
modern, dinamis dan berkontribusi nyata. Modernisasi proses bisnis
LAN ini ditandai dengan semakin diperkuatnya e-gov atau
pemerintahan berbasis elektronik di lingkungan LAN. Aplikasi-aplikasi
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 42
elektronis untuk menunjang proses bisnis semakin digalakkan, baik
untuk pelayanan internal maupun eksternal.
Dengan telah terbitnya PerLAN 10/2018, peran LAN dalam
manajemen pengembangan kompetensi menjadi semakin krusial.
LAN tidak saja harus membina lembaga pelatihan, tetapi juga
membina instansi-instansi pemerintah dalam merencanakan,
melaksanakan, memantau dan mengevaluasi pengembangan
kompetensi pegawainya. Hal ini dilaksanakan LAN melalui dukungan
Sistem Informasi Pengembangan Kompetensi ASN (SIPKA). Mulai
tahun 2020, SIPKA akan digunakan secara masif di seluruh instansi
pemerintah dalam rangka penyusunan kebutuhan dan rencana
pengembangan kompetensi ASN, dilanjutkan dengan pengukuran
training rate atau tingkat pemenuhan hak pengembangan kompetensi
PNS minimal 20 jam pelatihan per tahun. Hal ini tak pelak menjadi
tantangan yang harus diakomodasi oleh LAN dalam perencanaan
kinerja di tahun-tahun mendatang.
Sejalan dengan tuntutan perubahan lingkungan strategik organisasi
pemerintah, Lembaga Administrasi Negara telah berupaya
mentransformasi diri, baik pada dimensi substantif (struktur, tata
laksana, kebijakan, kultur, dll) maupun pada dimensi teknis-
administratif yang semuanya bermuara pada peningkatan pelayanan
publik, transparansi, akuntabilitas, efektif dan efisiensi menuju tata
kelola pemerintahan yang baik. Salah satu bentuk dari upaya
transformasi pada dimensi kebijakan adalah dengan dilakukannya
pembaharuan pola penyelenggaraan Diklat bagi aparatur pemerintah
baik yang belum menduduki jabatan (prajabatan) maupun yang telah
menduduki jabatan (Diklatpim).
Salah satu contoh misalnya PKN tingkat II, disampaikan bahwa
Kepala LAN melalui deputi LAN yang menyelenggarakan urusan di
bidang penyelenggaraan pengembangan kompetensi melakukan
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 43
analisa kesiapan dan memberikan dukungan dengan penjaminan
mutu penyelenggaraan PKN Tingkat II; Berdasarkan hasil penjaminan
mutu, deputi LAN yang menyelenggarakan urusan di bidang
penyelenggaraan pengembangan kompetensi menyampaikan nota
dinas pemberitahuan pemetaan penjaminan mutu penyelenggaraan
PKN Tingkat II secara nasional dengan mengacu hasil rapat
koordinasi nasional kepada Kepala LAN melalui deputi LAN yang
menyelenggarakan urusan di bidang kebijakan pengembangan
kompetensi selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum
pelaksanaan PKN Tingkat II. Penjamin Mutu yaitu Pegawai ASN
dan/atau praktisi yang melaksanakan penjaminan terhadap mutu
penyelenggaraan PKN Tingkat II dimulai sejak proses perencanaan
sampai dengan evaluasi pasca pelatihan
Penjaminan Mutu dilakukan oleh Komite Penjamin Mutu yang
dibentuk oleh lembaga penyelenggara pelatihan. b) Komite
bertanggungjawab dalam menjamin kualitas penyelenggaraan PKN
Tingkat II kepada Pimpinan Lembaga Penyelenggara Pelatihan.
Dalam hal tertentu, penyelenggaraan PKN Tingkat II dapat
dilaksanakan oleh lembaga pelatihan yang belum Terakreditasi
setelah mendapatkan ijin tertulis dari Kepala LAN dan dilakukan
penjaminan mutu oleh LAN
evaluasi oleh penjamin mutu mencakup: penceramah, pengampu
materi Aspek yang dinilai oleh Penjamin Mutu meliputi: (1)
Pengelolaan pembelajaran, dengan sub kompetensi kemampuan
dalam: (a) membuat Rencana Pembelajaran (RP); (b) menyusun
bahan ajar; (c) menerapkan metode pembelajaran orang dewasa; (d)
melakukan komunikasi yang efektif dengan Peserta; (e) memotivasi
semangat belajar Peserta; dan (f) mengevaluasi pembelajaran. (2)
Kompetensi kepribadian, dengan sub kompetensi kemampuan
dalam: (a) menampilkan pribadi yang dapat diteladani; dan (b)
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 44
melaksanakan kode etik dan menunjukkan etos kerja sebagai
Pengampu Materi yang profesional. (3) Kompetensi sosial, dengan
sub kompetensi kemampuan dalam: (a) membina hubungan dan
kerja sama dengan sesama Pengampu Materi; dan (b) menjalin
hubungan dengan Pengelola dan Penyelenggara pada lembaga
Penyelenggara Pelatihan. (4) Kompetensi substantif dengan sub
kompetensi kemampuan dalam: (a) menguasai keilmuan dan
keterampilan mempraktikkan sesuai dengan materi Pelatihan yang
diajarkan; dan (b) menulis karya tulis ilmiah yang terkait dengan
lingkup pelatihan dan/atau pengembangan spesialisasi. Penilaian
terhadap evaluasi pengajar oleh penjamin mutu dengan
menggunakan instrumen.
Hasil penilaian evaluasi tenaga pelatihan direkapitulasi dan diolah
oleh Komite Penjamin Mutu. Hasil rekapitulasi tersebut disampaikan
kepada pimpinan Lembaga Pelatihan sebagai masukan untuk
peningkatan kemampuan Penceramah, Pengampu Materi, Penguji,
Coach, dan Mentor dalam melaksanakan tugasnya
Evaluasi penyelenggaraan dilaksanakan untuk
menilai kualitas pelayanan penyelenggaraan PKN
Tingkat II oleh Peserta dan Komite Penjamin Mutu.
Aspek yang dinilai dari Pengelola dan
Penyelenggara adalah implementasi dari sertifikat
kompetensi yang dimiliki. 1) Aspek penilaian untuk Pengelola
pelatihan, meliputi: a) Perencanaan program pelatihan,dengan
indikator sebagai berikut: (1) kesesuaian perencanaan dengan
Pedoman; dan (2) penyampaian rencana pelatihan kepada Kepala
LAN. b) Pengorganisasian program pelatihan, dengan indikator
sebagai berikut: (1) keputusan pimpinan lembaga penyelenggara
pelatihan; dan (2) uraian tugas penyelenggara pelatihan. c)
Pelaksanaan program pelatihan, dengan indikator sebagai berikut: (1)
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 45
kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan; (2) pengkoordinasian
dengan pihak-pihak terkait; dan penyampaian laporan
penyelenggaraan pelatihan kepada Kepala LAN. 2) Aspek penilaian
untuk penyelenggara pelatihan, meliputi: a) Pelayanan kepada
Peserta, dengan indikator antara lain sebagai berikut: (1)
kelengkapan informasi pelatihan yang berupa buku pedoman
penyelenggaraan pelatihan; (2) ketersediaan dan kebersihan asrama,
kelas, ruang makan, toilet, dan prasarana lainnya; (3) ketersediaan,
kebersihan dan keberfungsian fasilitas olahraga, kesehatan, tempat
ibadah dan sarana lainnya; dan (4) Ketersediaan, kelengkapan dan
keberfungsian sarana dan bahan pelatihan. b) Pelayanan kepada
Tenaga Pengajar, dengan indikator antara lain sebagai berikut: (1)
kelengkapan informasi pelatihan yang berupa buku pedoman
penyelenggaraan pelatihan; (2) ketepatan waktu menghubungi
pengampu materi dan tenaga pelatihan lainnya; dan (3) ketersediaan,
kelengkapan dan keberfungsian sarana pengajaran dalam kelas. c)
Pengadministrasian pelatihan,dengan indikator antara lain sebagai
berikut: (1) kelengkapan surat menyurat; (2) ketersedian instrumen-
instrumen penilaian; dan (3) file keseluruhan dokumen setelah
penyelenggaraan. Penilaian terhadap pengelola dan penyelenggara
Pelatihan dilakukan oleh Komite Penjamin Mutu yang ditetapkan oleh
pimpinan Lembaga Pelatihan Terakreditasi, termasuk oleh peserta
sebagai pembanding
Selain melaksanakan penjaminan mutu
internal terkait pelaksanaan pendidikan dan
latihan yang diselenggarakan sendiri, LAN
juga melakukan proses penilaian terhadap
penjaminan mutu dari pelatihan yang diselenggarakan oleh
Kementerian/lembaga. Penjaminan mutu sebagaimana tertuang
dalam Peraturan Kepala LAN Nomor 25 tahun 2015 merupakan
proses penjaminan penerapan standar penyelenggaraan Diklat
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 46
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Penjaminan mutu dilakukan
oleh KPM dengan mendapatkan prosentase 10% (sepuluh persen)
dari total keseluruhan sub unsur yang dinilai dalam proses
pengakreditasian Lembaga Pelatihan, dengan pembagian skor
sebagai berikut: 1. Ada standar mutu yang menjadi acuan lembaga
diklat yang diimplementasikan dalam bentuk berbagai pedoman dan
dijamin oleh tim penjamin mutu yang independen, skor = 4 (Sangat
baik); 2. Ada standar mutu yang menjadi acuan lembaga diklat yang
diimplementasikan dalam bentuk berbagai pedoman namun
penjaminan dilakukan oleh tim penjamin mutu internal, skor = 3 (baik);
3. Ada standar mutu yang menjadi acuan lembaga diklat tetapi kurang
diimplementasikan dalam bentuk berbagai pedoman meskipun
dijamin oleh tim penjamin mutu yang independen, skor = 2 (cukup);
4. Ada standar mutu yang menjadi acuan lembaga diklat tetapi kurang
diimplementasikan dalam bentuk berbagai pedoman meskipun
dijamin oleh tim penjamin mutu internal, skor = 1 (kurang); 5. Tidak
ada standar mutu atau tidak dilakukan penjaminan mutu, skor = 0
(sangat kurang).
Berdasarkan uraian di atas, skor penjaminan mutu ditunjukan dengan
adanya standar mutu yang dimliki oleh instansi penyelenggara Diklat
dan digunakan dalam penyelenggaraan Diklat, misalnya adanya
petunjuk teknis penyelenggaraan Diklat ataupun adanya Standar
Operating Prosedur (SOP) terkait dengan penyelenggaraan Diklat.
Standar mutu tertinggi yang digunakan sebagai acuan lembaga Diklat
dalam penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan dan Diklat Prajabatan/
Pelatihan Dasar CPNS tentunya Peraturan Kepala LAN tentang
penyelenggaraan Diklat tersebut. Selanjutnya, instansi
penyelenggara dapat membuat aturan turunan berupa panduan
penyelenggaraan yang merupakan pengejawantahan teknis dari
Peraturan Kepala LAN sehingga penyelenggaraan Diklat sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. KPM sebagai tim independen
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 47
dapat membantu penyelenggara pelatihan dengan membuat draft
usulan pedoman standar mutu yang kemudian dimintakan
persetujuannya dengan Pimpinan instansi penyelenggara Diklat.
Standar mutu yan digunakan harus dapat memotret penyelenggaraan
Diklat mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi.
Lembaga Diklat terakreditasi telah memiliki KPM, baik yang
pembentukannya masih baru atau yang sudah lama. Fungsi dan
keanggotaan KPM telah diatur juga dalam Peraturan Kepala LAN
nomor 25 tahun 2017 tersebut. Pasal 13 ayat (1) Sub unsur
Penjaminan Mutu adalah proses penjaminan penerapan standar
penyelenggaraan Diklat sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan, ayat (2) Sub unsur Komite Penjaminan Mutu Lembaga
Diklat yang bertanggungjawab dalam menjamin kualitas
penyelenggaraan Diklat, ayat (2) Anggota Komite Penjamin Mutu
terdiri dari ASN dan Praktisi yang memiliki kemampuan
melaksanakan penjaminan mutu Lembaga Diklat, ayat (4) Jumlah
anggota KPM paling sedikit 3 orang dan paling banyak 5 orang.
Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan LAN RI disajikan di
bawah ini.
SUBSTANSI KOLABORASI
Kolaborasi dengan LAN RI ditunjukkan dengan kesediaan LAN RI untuk membantu pengembangan sistem penjaminan mutu pendidikan Polri da memberikan asistensi pembentukan komite penjaminan mutu pada satuan pendidikan Polri.
4. Pokja Pembuatan produk
Produk yang dibuat untuk melengkapi proyek perubahan terdiri dari
4 macam produk, yaitu: (1) laporan anev manajemen mutu pendidikan
Polri, (2) Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Polri, dan (3) draf peraturan
Kalemdiklat Polri tentang Sistem Pejaminan Mutu Polri, dan(4) pedoman
organisasi mutu satuan pendidikan Polri.
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 48
a. Pengumpulan dan Penyusunan Anev Mutu Pendidikan Polri
Pengumpulan bahan anev mutu pendidikan Polri dilaksanakan pada
saat project leader bertemu dengan stakeholder interna dan meminta
informasi melalui kontak telp dengan stakeholder internal lainnya
yang tidak bisa ditemui secara fisik karena berbagai keterbatasan
yang. selanjutnya data yang diperoleh diolah oleh tim efektit dalam
rapat yang dilaksanakan pada tanggal 16 September 2020 di Kampus
STIK Jakarta.
Substansi laporan anev dan dokumentasi kegiatan penyusunan
laporan anev tentang mutu pendidikan Polri disajikan di bawah ini.
SUBSTANSI PRODUK
Dokumen Anev yang disusun diberi judul: Kondisi Mutu Pendidikan Polri Dalam Upaya Mewujudkan Lembaga Pendidikan Polri Sebagai “Centre Of Excellence. hal-hal yang dimuat antara lain:
1. pendahuluan 2. Sistem pendidikan Polri 3. standar pendidikan Polri 4. Kondisi Penjaminan Mutu Pendidikan Polri 5. Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Polri dalam Upaya Menjadi
Centre of Excellence 6. Penutup
DOKUMENTASI KEGIATAN
b. Penyusunan Dokumen Sistem Penjaminan Mutu
Proses Penyusunan Dokumen Sistem Penjaminan Mutu didahului
dengan rapat yang dilaksanakan pada tanggal 23 September 2020 di
Kampus STIK Jakarta. Setelah itu dilanjutkan oleh tim efektif di ruang
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 49
kerja masing. Dalam rapat tersebut, project leader memberikan
arahan tentang substansi yang perlu dimasukkan ke dalam naskah
dan bagaimana tata urutnya.
Hasil penyusunan dokumen dan Dokumentasi kegiatan dapat dilihat
pada gambar berikut.
SUBSTANSI PRODUK
Dokumen yang disusun diberi nama Draft Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal Satuan Pendidikan Polri. substansi yang disajikan adalah:
Bab I : Faktor Eksternal, Internal, Kebijakan Dan Sasaran SPMI Satuan
Pendidikan Polri
Bab II : Ruang Lingkup Dan Definisi Kebijakan SPMI Satuan Pendidikan Polri
Bab III :Garis Besar Kebijakan SPMI Satuan Pendidikan Polri
Bab IV : Penutup
DOKUMENTASI KEGIATAN
c. Penyusunan draf Peraturan Kalemdiklat
Pokja penyusunan draf peraturan Kalemdiklat tentang sistem
penjaminan mutu pendidikan Polri diawali dengan rapat yang
dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2020 bertempat di kampus
STIK-PTIK Jakarta. Dalam rapat tersebut, project leader menjelaskan
poduk yag akan dibuat dan membagi pekerjaan kepada anggota tim
untuk dilanjukan di ruang kerja masing-masing. Substansi hasil pokja
dan dokumentasi kegiatan pokja dapat dilihat pada gambar berikut.
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 50
SUBSTANSI PRODUK
Dokumen yang disusun berjudul Peraturan Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri tentang sistem penjaminan mutu pendidikan Polri. dalam dokumen tersebut dimuat beberapa hal, sebagai berikut:
Bab I: ketentuan umum, yang memuat: pengertian-pengertian dan tujuan.
Bab II Penjaminan mutu pendidikan Polri, yang memuat: prinsip-prinsip, manfaat, mekanisme, standar mutu pendidikan, sasaran, sisem penjaminan mutu pendidikan, sistem penjaminan mutu internal, evaluasi diri, studi pelacakan lulusan, sistem penjaminan mutu ekstenal, dasar pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan, pangkalan data.
Bab III tugas, wewenang dan tanggung jawab.
Bab IV pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan yang mememuat penjaminan mutu internal, penjaminan mutu eksternal,
Bab V audit mutu internal, yang memuat: tujuan audit mutu internal, pelaksanaan audit mutu internal, prosedur audit mutu internal,
Bab VI pembagian tugas dan wewenang
Bab VII ketentuan penutup
DOKUMENTASI KEGIATAN
d. Penyusunan draf Panduan Organisasi Mutu Pendidikan Polri
Penyusunan draf Panduan Organisasi Mutu Pendidikan Polri
dilaksanakan dengan melaksnakan rapat awal pada tanggal 7
Oktober 2020 bertempat di kampus STIK-PTIK Jakarta. Proses
penyusunan melibatkan dosen STIK yang dibantu oleh tim efektif.
produk ini adalah produk yang direncanakan akan disusun dalam
milestone jangka menengah. Tetapi karena adanya masukan dari
para stakeholder internal, maka disiapkan dokumen pada milestone
jangka pendek
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 51
Substansi hasil pokja dan dokumentasi kegiatan pokja dapat dilihat
pada gambar berikut.
SUBSTANSI PRODUK
Dokumen yang disusun diberi judul: Desain Organisasi Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Satuan Pendidikan Polri. substansi materi dokumen mencakup:
1. Pendahuluan 2. Visi 3. Misi 4. tujuan 5. langkah-langkah 6. tugas dan fungsi
7. struktur organisasi
DOKUMENTASI KEGIATAN
5. Pembahasan Draft Peraturan Kalemdiklat
Setelah draft Peraturan Kalemdiklat disusun, project leader melaporkan
hasilnya kepada Ketua STIK untuk mendapatkan arahan dan masukan.
Oleh Ketua STIK PTIK, produk yang dihasilkan dari proyek perubahan ini
dibahas dalam rapat rutin pimpinan STIK yang dilaksanakan pada tanggal
4 Nopember 2020. Dalam rapat yang dipimpin oleh Ketua STIK, project
leader diminta memaparkan draf perkal untuk selanjutnya diberikan
tanggapan oleh peserta rapat. Hasil dari pemaparan, semua peserta
mendukung agar draf ini ditindaklanjuti untuk dibahas dengan lemdiklat
dan Divkum Polri. Dokumentasi kegiatan disajikan pada gambar berikut.
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 52
B. Cakupan Dukungan Pemangku Kepentingan
1. Kolaborasi dengan Sespim Lemdiklat Polri Sespim Polri ditunjukkan
dukungan agar sistem penjaminan mutu pendidikan Polri bisa segera
direalisasi dengan diterbitkannya peraturan kalemdiklat dan di Sespim
dapat dibentuk satu bagian baru yaitu bagian penjaminan mutu yang
bertanggung jawab langsung kepada Kasespim Lemdiklat Polri.
2. Secara implisit Sepolwan memiliki kebijakan penjaminan mutu yang
tergambar dalam rumusan misinya. Pihak Sepolwan sangat
menginginkan adanya unit kerja penjaminan mutu di Sepolwan,
mengingat jumlah peserta dan program pendidikan yang diselenggarakan
dari waktu ke waktu juga meningkat. Oleh karena itu, Sepolwan sangat
mendukung dan mengapresisi proyek perubahan ini dan mengharapkan
dapat direalisasikan menjadi kebijakan pimpinan Polri khususnya
Lemdiklat dalam waktu yang tidak terlalu lama.
3. Diklat Reserse sangat mengapresiasi dan mendukung proyek perubahan
yang bertujuan membangun sistem penjaminan mutu pendidikan Polri.
Hal ini penting karena Diklat Reserse merupakan salah satu satuan
pendidikan Polri yang menerima peserta didik dari luar Polri yaitu
pendidikan bagi penyidik pegawai negeri sipil dari pemda, kementerian
atau lembaga.
4. STIK merupakan satu-satunya satuan pendidikan Polri yang sudah
memiliki sistem penjaminan mutu internal. oleh karena itu LPM STIK
sangat mendukung proyek perubahan dan siap berkolaborasi untuk
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 53
membangun sistem penjaminan mutu pendidikan Polri agar semua satuan
pendidikan Polri memiliki landasan hukum dan panduan dalam
pelaksanaan penjaminan mutu demi menciptakan kepuasan pada
stakeholder pengguna lulusan pendidikan Polri.
5. Kolaborasi dengan Biro Kurikulum Lemdiklat Polri pada adanya
mekanisme penjaminan mutu kurikulum yang melalui kegiatna pokja baik
untuk penyusunan revisi kurikulum maupun penyusunan dan revisi hanjar.
Pokja tersebut dilakukan dengan melibatkan unsur satuan pendidikan
Polri, pendidik dan narsumber yang memiliki kompetensi terkait dengan
kurikulum dan hanjar Polri. Oleh karena itu Biro Kurikulum sangat
mendukung jika penjaminan mutu ini diperkuat dengan adanya sistem
penjaminan mutu pendidikan Polri, sehingga dalam pelaksanaan
operasional pendidikan di satuan pendidikan Polri dapat dijamin bahwa
kurikulum dan hanjar itu digunakan sesuai peruntukannnya.
6. Kolaborasi yang dilakukan dengan Biro Bindiklat terkait dengan
kewenangan Biro Bindiklat dalam pembinaan pendidikan dan pelatihan,
mulai dari penyusunan program diklat, pembinaan pendidikan dan peserta
didik serta kerjasama diklat. Semua aspek itu penting dijaga mutunya agar
bisa memberikan layanan pendiidkan yang terbaik bagi pembentukan
SDM Polri, karena SDM merupakan faktor yang sangat penting dalam
keberhasilan tugas-tugas Kepolisian.
7. Lemdiklat Polri bertugas membangun sumber daya manusia Polri untuk
siap melaksanakan tugas kepolisian dengan memberikan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Personel Polri harus
diberikan pengetahuan tentang masyarakat dan masyarakat pun juga
harus diberikan pengetahuan oleh kepolisian tentang apa saja tugas-
tugas kepolisian, sehingga terjadi satu pemahaman yang sama
8. LSP Polri sebagai penyelenggara uji kompetensi bagi anggota Polri juga
melakukan uji kompetensi terhadap pendidik Polri yang mengajar di
satuan pendidikan Polri.
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 54
Selain kompetensi seorang pendidik sebagai tenaga pendidik
membutuhkan sertifikasi tenaga pendidik. Sertitifikasi merupakan
pengakuan secara resmi kompetensi seseorang untuk memangku
sesuatu jabatan professional. Seorang pendidik wajib memiliki sertifikasi
pendidik yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Pengakuan pendidik
sebagai tenaga yang profesional dibuktikan dengan sertifikasi pendidik
(Undang Undang No. 14/2005). Sertifikasi pendidik dapat diartikan
sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah
memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada
satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang
diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.
Kompetensi dan sertifikasi sangat dibutuhkan seorang pendidik Polri.
pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi pendidik yang sudah
memiliki sertifikat pendidik dilakukan dalam rangka menjaga agar
kompetensi keprofesionalannya tetap sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dan atau olah raga. Dengan
demikian maka dapat dikatakan bahwa mutu tenaga pendidik yaitu
pendidik menjadi suatu prioritas dalam upaya peningkatan kualitas mutu
pendidikan di sekolah, untuk itu dibutuhkan berbagai kegiatan dalam
meningkatkan mutu tenaga pendidik salah satunya dengan peningkatan
kompetensi pendidik dan sertifikasi pendidik sebagai tenaga pendidik di
sekolah. Oleh karena itu, keberadaan sistem penjaminan mutu pendidikan
Polri akan sangat membantu peningkatan kualitas pendidik Polri dan LSP
siap berperan untuk mewujudkannya
9. Akreditasi merupakan salah satu bentuk penilaian (evaluasi) kelayakan
dan mutu perguruan tinggi atau program studi yang dilakukan oleh
organisasi atau badan mandiri di luar perguruan tinggi. Bentuk penilaian
mutu eksternal yang lain adalah penilaian yang berkaitan dengan
akuntabilitas, pemberian izin, pemberian lisensi oleh badan tertentu.
Sebagai proses, akreditasi merupakan upaya BAN-PT untuk menilai dan
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 55
menentukan status mutu perguruan tinggi berdasarkan kriteria mutu yang
telah ditetapkan. Sebagai hasil, akreditasi merupakan status mutu
perguruan tinggi yang diumumkan kepada masyarakat. Dengan demikian,
tujuan dan manfaat akreditasi perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
Memberikan jaminan bahwa perguruan tinggi yang terakreditasi telah
memenuhi kriteria mutu yang ditetapkan oleh BAN-PT, sehingga mampu
memberikan perlindungan bagi masyarakat dari penyelenggaraan
perguruan tinggi yang tidak memenuhi kriteria. Oleh karena Polri memiliki
dua buah satuan pendidikan tinggi yaitu: Akademik Kepolisian dan
Sekolah Tinggi ilmu Kepolisian, maka Polri wajib untuk bekerjasama
dengan BAN-PT dan mengikuti kaidah-kaidah penjaminan mutu yang
ditentukan pemerintah melalui kebijakan BAN-PT. Dengan demikian
proyek perubahan berupa pengembangan sistem penjaminan mutu
pendidikan Polri sangat penting untuk didukung dan direalisasikan.
10. Dalam rencana strategis 2020 – 2024 Kemendikbud, Ditjen Dikti etlah
menetapkan sasaran progam yaitu: (1) Meningkatnya kualitas
pembelajaran dan relevansi pendidikan tinggi, dan (2) Meningkatnya
kualitas dosen dan tenaga kependidikan,. mengacu pada isi renstra
tersebut, maka Ditjen Dikti sangat mendukung dan siap berkolaborasi
dengan proyek perubahan yang mengarah pada pengembangan sistem
penjaminan mutu pendidikan Polri, yang juga mencakup dua perguruan
tinggi di bawah Polri yaitu Akpol dan STIK.
11. Kolaborasi dengan LAN RI ditunjukkan dengan kesediaan LAN RI untuk
membantu pengembangan sistem penjaminan mutu pendidikan Polri da
memberikan asistensi pembentukan komite penjaminan mutu pada
satuan pendidikan Polri.
C. Capaian Proyek Perubahan
Project leader sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
melaksanakan proyek perubahan meski situasi kerja tidak normal diakibatkan
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 56
dampak dari pandemi Covid 19. Berikut ini capaian proyek perubahan yang
telah berhasil dilaksanakan dalam jangka pendek.
1. Telah terlaksana kolaborasi dengan stakeholder internal, yang terdiri dari:
dengan hasil kolaborasi sebagai berikut:
a. Sespim Lemdiklat Polri
b. Sepolwan
c. STIK PTIK
d. Biro Kurikulum Lemdiklat Polri
e. Biro Bindiklat Lemdiklat Polri
f. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Polri
2. Telah terlaksana kolaborasi dengan stakeholder eksternal, yang terdiri
dari:
a. BAN PT
b. Ditjen Dikti Kemendikbud
c. Lembaga Administrasi Negara
3. Telah tersusun dokumen hasil anev pembelajaran Pendidikan
pembentukan dan pengembangan perwira Polri.
Dokumen Anev yang disusun diberi judul: Kondisi Mutu Pendidikan Polri
Dalam Upaya Mewujudkan Lembaga Pendidikan Polri Sebagai “Centre Of
Excellence. hal-hal yang dimuat antara lain:
a. pendahuluan
b. Sistem pendidikan Polri
c. standar pendidikan Polri
d. Kondisi Penjaminan Mutu Pendidikan Polri
e. Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Polri dalam Upaya Menjadi
Centre of Excellence
f. Penutup
4. Telah terlaksana penyusunan dokumen sistem penjaminan mutu
pendidikan Polri
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 57
Dokumen yang disusun diberi nama Draft Kebijakan Sistem Penjaminan
Mutu Internal Satuan Pendidikan Polri. substansi yang disajikan adalah:
Bab I : Faktor Eksternal, Internal, Kebijakan Dan Sasaran SPMI Satuan
Pendidikan Polri
Bab II : Ruang Lingkup Dan Definisi Kebijakan SPMI Satuan Pendidikan
Polri
Bab III :Garis Besar Kebijakan SPMI Satuan Pendidikan Polri
Bab IV : Penutup
5. Telah tersusun draf Peraturan Kalemdiklat Polri tentang Standar Proses
Pembelajaran.
Dalam pokja penyusunan draft peraturan kalemdiklat tentang Dokumen
yang disusun berjudul Peraturan Kepala Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan Polri tentang sistem penjaminan mutu pendidikan Polri. dalam
dokumen tersebut dimuat beberapa hal, sebagai berikut:
Bab I: ketentuan umum, yang memuat: pengertian-pengertian dan tujuan.
Bab II Penjaminan mutu pendidikan Polri, yang memuat: prinsip-prinsip,
manfaat, mekanisme, standar mutu pendidikan, sasaran, sisem
penjaminan mutu pendidikan, sistem penjaminan mutu internal, evaluasi
diri, studi pelacakan lulusan, sistem penjaminan mutu ekstenal, dasar
pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan, pangkalan data.
Bab III tugas, wewenang dan tanggung jawab.
Bab IV pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan yang mememuat
penjaminan mutu internal, penjaminan mutu eksternal,
Bab V audit mutu internal, yang memuat: tujuan audit mutu internal,
pelaksanaan audit mutu internal, prosedur audit mutu internal,
Bab VI pembagian tugas dan wewenang
Bab VII ketentuan penutup
Sedangkan kegiatan di milestone jangka menengah yang bisa dikerjakan
di jangka pendek adalah penyusun Dokumen yang disusun diberi judul:
Desain Organisasi Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Satuan Pendidikan Polri
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 58
yang telah dilaksanakan pada tanggal 3 Nopember 2020. substansi materi
dokumen mencakup:
1. Pendahuluan
2. Visi
3. Misi
4. Tujuan
5. Langkah-langkah
6. Tugas dan fungsi
7. Struktur organisasi
Di samping itu, project leader bersama tim juga sedang menyusun
naskah akademik pembentukan Biro Penjaminan Mutu pada Lemdiklat Polri
untuk mewadahi unit kerja penjaminan mutu pada tingkat Lemdiklat Polri.
D. Peta Stakeholder Setelah Pelaksanaan Proyek Perubahan
Proses kolaborasi yang dikembangkan meliputi stakeholder internal dan
stakeholder eksternal. Pengertian stakeholder adalah semua pihak di dalam
masyarakat, baik itu individu, komunitas atau kelompok masyarakat, yang
memiliki hubungan dan kepentingan terhadap sebuah organisasi/ perusahaan
dan isu/permasalahan yang sedang diangkat. Keberadaan stakeholder dalam
kegiatan proyek perubahan ini akan diperlukan untuk membantu
mengembangkan tujuan proyek perubahan tersebut.
Selanjutnya project leader menggunakan berbagai strategi komunikasi
untuk meminta dukungan stakeholder agar mereka bisa bergeser menjadi
stakeholder promotor. Namun karena keterbatasan waktu yang ada dan
terhambatnya komunikasi dan aktivitas kera karena situasi Pandemi Covid 19,
tidak semua stakeholder yang telah diidentifikasi bisa dilibatkan dalam
kolaborasi. Strategi komunikasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Consultative yaitu meminta saran dan masukan dari mentor untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
2. Canalizing yaitu melakukan komunikasi secara mendalam dengan tujuan
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 59
dapat mempengaruhi stakeholder/komunikan untuk dapat mengikuti
kemauan komunikator.
3. Koordinative yaitu melakukan komunikasi secara berkesinambungan
untuk memperlancar jalannya penyusunan proper.
4. Informative yaitu menginformasikan segala perkembangan yang terjadi
dalam suatu penyusunan proper.
5. Educative yaitu memberikan pengetahuan tentang tugas yang akan
dilaksanakan untuk menunjang kelancaran penyusunan proper
Lima strategi di atas digunakan dalam rangka mengupayakan agar
Stakeholder Latents, Apathethics, dan Defendants dapat bergerak dan
bergeser menjadi Stakeholder yang Promotors. Berdasarkan hasil komunikasi
dan kolaborasi yang dilakukan, terjadi perubahan posisi stakeholder dalam
kuadran, dengan rincian sebagai berikut:
1. Ditjen Dikti Kemendikbud RI bergeser dari kelompok latent menjadi
promoters. Hal ini terjadi karena Ditjen Dikti yang memiliki kewenangan
dalam peningkatan mutu pendidikan tinggi di Indonesia
2. Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi pindah dari kelompok latent
menjadi promoters. hal ini terjadi karena Badan Akreditasi Nasional
Pendidikan Tinggi merupakan lembaga yang diberi kewenangan dalam
sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi di Indonesia.
3. LAN RI bergeser dari kelompok latent menjadi promoter karena LAN RI
adalah lembaga yang memiliki kewenangan dalam penyusunan kebijakan
pendidikan dan pelatihan untuk ASN serta kebijakan dalam penjaminan
mutu diklat ASN.
4. Diklat Reserse bergeser dari kelompok defenders menjadi promoters. al
ini terjadi karena adalah satuan kerja polri yang menyelenggarakan
pendidikan untuk penyidik non Polri, sehingga harus memenuhi standar
pendidikan dan pelatihan secara umum.
5. Sespim Lemdiklat bergeser dari kelompok defenders menjadi promoters.
hal ini terjadi karena Sespim satuan kerja polri yang menyelenggarakan
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 60
pendidikan kepemimpinan dan menerima peserta didik non polri untuk
mengikuti pendidikan, sehingga harus memenuhi standar pendidikan dan
pelatihan secara umum
6. Sepolwan bergeser dari kelompok defenders menjadi promoters. Hal ini
terjadi karena sepolwan sangat menginginkan penerapan manajemen
mutu di lingkungannya.
Berdasarkan hasil komunikasi, koordinasi dan kolaborasi, maka posisi
stakeholder setelah dilakukan kegiatan proyek perubahan, dapat dilihat pada
gambar berikut.
E. Kendala Internal dan Eksternal yang Dihadapi
Kendala Internal Kendala Eksternal
1. Waktu pelaksanaan proyek perubahan yang sangat terbatas, yaitu kurang
1. Situasi pandemi covid-19 membatasi pergerakan project
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 61
Kendala Internal Kendala Eksternal
lebih 3 (tiga) bulan, sehingga dapat mempengaruhi hasil capaian proyek perubahan
leader dalam berkomunikasi dengan beberapa stakeholders internal dan eksternal
2. Situasi pandemi covid 19 yang berdampak pada interaksi secara langsung dengan stakeholder
2. Adanya kebijakan nasional merespon perkembangan penanganan wabah covid-19 yang berdampak pada pengetatan prosedur aktivitas fisik untuk bertemu secara tatap muka khususnya dengan stakeholder eksternal
3. Kesibukan project leader sebagai Kabag perencanaan STIK PTIK yang harus menyiapkan perencanaan anggaran tahun 2021 dan memastikan penyerapan anggaran tahun 2020
4. Kemungkinan rotasi dan mutasi pejabat maupun anggota tim efektif yang berdampak pada ketuntasan pekerjaan
F. Upaya Mengatasi Kendala
No Kendala Strategi Mengatasi
1 Waktu pelaksanaan proyek perubahan yang sangat terbatas, yaitu kurang lebih 3 (tiga) bulan, sehingga dapat mempengaruhi hasil capaian proyek perubahan
Mematuhi secara ketat jadwal yang sudah disusun
2 Situasi pandemi covid 19 yang berdampak pada interaksi secara langsung dengan stakeholder
Menggunakan berbagai media komunikasi yang bisa mempermudah komunikasi seperti zoom, WA video dan lain-lain
3 Kesibukan project leader sebagai Kabag perencanaan STIK PTIK yang harus menyiapkan perencanaan anggaran tahun 2021 dan memastikan penyerapan anggaran tahun 2020
Melakukan pembagian tugas kepada anggota dan melakukan pengecekan setiap awal atau akhir minggu
4 Kemungkinan rotasi dan mutasi pejabat maupun anggota tim efektif yang berdampak pada ketuntasan pekerjaan
Meminta komitmen pejabat atau staf terkait untuk tetap membantu meski sudah pindah dan segera melibatkan staf atau pejabat yang baru
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 62
No Kendala Strategi Mengatasi
5 Situasi pandemi covid-19 membatasi pergerakan project leader dalam berkomunikasi dengan beberapa stakeholders internal dan eksternal
Melakukan komunikasi dengan memanfaatkan media daring sehingga pelaksanaan proyek perubahan tidak terhambat
6 Adanya kebijakan nasional merespon perkembangan penanganan wabah covid-19 yang berdampak pada pengetatan prosedur aktivitas fisik untuk bertemu secara tatap muka khususnya dengan stakeholder eksternal
Mematuhi protocol Kesehatan Ketika melakukan pertemuan dengan stakeholder yang menginginkan pertemuan tatap muka.
G. Instrumen Monitoring Pelaksanaan Proyek Perubahan
Monitoring adalah aktivitas yang terfokus pada kegiatan yang sedang
dilaksanakan. Monitoring dilakukan dengan cara menggali untuk
mendapatkan informasi secara regular berdasarkan indikator tertentu, dengan
maksud mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai
dengan perencanaan dan prosedur yang telah disepakati. Indikator monitoring
mencakup esensi aktivitas dan target yang ditetapkan pada perencanaan
program. Apabila monitoring dilakukan dengan baik akan bermanfaat dalam
memastikan pelaksanaan kegiatan tetap pada jalurnya (sesuai pedoman dan
perencanaan program). Juga memberikan informasi kepada pengelola
program apabila terjadi hambatan dan penyimpangan, serta sebagai masukan
dalam melakukan evaluasi.
Untuk memastikan bahwa proyek perubahan berjalan efektif sesuai
dengan rencana, project leader membuat instrument monitoring dalam bentuk
format checklist, dimana dalam format tersebut dijelaskan no, nama kegiatan,
jadwal pelaksanaan, target hasil dan personil yang ditunjuk sebagai
pelaksana. Dengan adanya proses monitoring ini, project leader dapat
mengetahui progress atau perkembangan pencapaian proyek kegiatan.
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 63
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan proyek perubahan, dapat ditarik
beberapa kesimpulan
1. Sistem penjaminan mutu pendidikan di lingkungan Polri baru dimiliki oleh
STIK PTIK. Sedangkan satuan pendidikan lainnya belum memiliki
meskipun secara implisit menyebutkan adanya upaya peningkatan mutu
dalam program maupun rumusan visi misi dari setiap satuan pendidikan
2. Pelaksanaan proyek perubahan sudah dilakukan sesuai arahan coach
dan panduan yang diberikan LAN yang meliputi penerbitan sprint tim
efektif, rapat tim efektif, pertemuan dengan stakeholder internal,
pertemuan dengan stakeholder eksternal, sertai rapat-rapat penyusunan
produk proper.
3. Semua stakeholder mengapresiasi dan mendukung implementasi proper
yang mengarah pada muncul aturan hukum yang mengatur sistem
penjaminan mutu pendidikan Polri dan dapat dijadikan pedoman bagi
satuan pendidikan Polri untuk melaksanakan program penjaminan mutu.
4. Berdasarkan masukan dari stakeholder internal dan eksternal, proyek
perubahan ini hendaknya dilaksanakan sampai tuntas di jangka panjang,
sehingga Polri memiliki sistem penjaminan mutu pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan outputnya..
B. Rekomendasi
Beberapa saran dapat dirumuskan sebagai langkah tindak lanjut dari
proyek perubahan yang telah dilaksanakan dalam jangka pendek, sebagai
berikut:
1. Hendaknya segera dilakukan harmonisasi draf final Peraturan Kalemdiklat
tentang sistem penjaminan mutu pendidikan Polri dengan Lemdiklat dan
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 64
Divkum Polri, sehingga perkal ini bisa disahkan dan segera digunakan
oleh satuan pendidikan Polri.
2. Hendaknya diajukan konsep ke Srena Polri untuk penyesuaian sturktur
organisasi pada satuan pendidikan Polri untuk dimunculkan unit kerja
penjaminan mutu serta pembentukan Biro penjaminan mutu di Lemdiklat
Polri.
3. Lemdiklat Polri perlu menginisiasi pembentukan Lembaga Akreditasi
Mandiri untuk pendidikan di Polri dan TNI, karena belum ada lembaga
akreditasi mandiri yang memiliki kompetensi untuk melakukan akreditasi
kecuali untuk satuan pendidikan tinggi yang dimiliki oleh TNI dan Polri.
C. Lesson Learned
1. Sebagai pemimpin dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-
masalah yang timbul dalam organisasi yakni menyelesaikan masalah
secara detail di unit kerja kemudian berkoordinasi dengan unit-unit lainnya
yang terkait mendiskusikan manfaat dan dampak atas keputusan/
kebijakan yang nantinya akan dikeluarkan. Namun dalam beberapa sisi
dari video ini saya mendapatkan insight lagi sebagai value kerangka saya
berpikir secara holistik ketika nantinya kelak saya memimpin
lembaga/institusi yang lebih besar lagi. cara berpikir holitik adalah ketika
melihat suatu permasalahan fokus pada inti dari permasahan tersebut
kemudian berpikir dan memahami secara utuh dan menyeluruh dengan
mempertimbangkan berbagai sisi-sisi lainnya, sehingga nantinya
keputusan, ataupun kebijakan yang akan di keluarkan memberikan
nilai/value yang besar dan bermanfaat.
2. Kepemimpinan Digital perlu diterapkan karena kemampuan diperlukan
untuk mendayagunakan instrumen digital, agar organisasi beroperasi
lebih efisien, menawarkan pengembangan hasil, outcome, layanan,
peningkatan layanan publik. Upaya ini menuntut kepemimpinan yang
mampu meningkatkan kapasitas SDM, memperbarui bisnis proses,
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 65
mengembangkan keberagaman dan inovasi dalam organisasi. pemimpin
digital hendaknya mampu melakukan penguatan organisasi, peningkatan
kapasitas dan kapabilitas SDM Polri serta didukung oleh Sarpras dan
anggaran harus terus di sesuaikan dengan tantangan yang akan terjadi di
masa yang akan datang.
3. Kolaborasi menjadi kunci kepemimpinan Indonesia kedepan.
Kepemimpinan yang kolaboratif harus mampu menyelaraskan dan
mensinergikan seluruh komponen yang terlibat dan memberdayakan
bersama-sama bekerja mencapai satu tujuan. Pemimpin kolaboratif yang
berkualitas fokus pada kepemimpinan yang otentik, menempatkan tujuan
organisasi diatas kepentingan pribadi dan menindaklanjuti komitmen,
mengambil keputusan yang transfaran, penggunaan sumber daya
bersama secara fleksibel, memperjelas hubungan antara keputusan, hak,
akuntabilitas, penghargaan, menetapkan keputusan yang dapat di pahami
semua orang.
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 66
Lampiran 1. Persetujuan mentor
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 67
Lampiran 2. Sprint Tim Efektif
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 68
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 69
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 70
Lampiran 3. Surat Dukungan Stakeholder Internal
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 71
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 72
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 73
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 74
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 75
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 76
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 77
Lampiran 4. Surat Dukungan Stakeholder Eksternal
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 78
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 79
Lampiran 5. Undangan Rapat Pengumpulan Data Penjaminan Mutu
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 80
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 81
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 82
Lampiran 6. Undangan Rapat Penyusunan Dokumen Sistem Penjaminan Mutu
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 83
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 84
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 85
Lampiran 7. Undangan Rapat Penyusunan Panduan Organisasi Mutu
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 86
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 87
Lampiran 8. Undangan Rapat Penyusunan Draf Awal Peraturan Kalemdiklat
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 88
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN POLRI
BUDI SURYANTO, S.H., M.Si. PKN I LAN Angk. LXVI | 89
Top Related