PENGEMBANGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS-
DENSITOMETRI UNTUK ANALISIS KURKUMIN DALAM MEDIUM
DISOLUSI DARI DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT-
MALTODEKSTRIN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Trensia Neovelina Imel Sigalingging
NIM : 138114103
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS-
DENSITOMETRI UNTUK ANALISIS KURKUMIN DALAM MEDIUM
DISOLUSI DARI DISPERSI PADAT EKSTRAK KUNYIT-
MALTODEKSTRIN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Trensia Neovelina Imel Sigalingging
NIM : 138114103
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
For I know the plans I have for you, plans to prosper you and not to harm you, plans to give you hope and a
future – Jeremiah 29 : 11
He must become greater; I must become less – John 3 : 30
Karya Tulis ini aku persembahkan untuk
Tuhan Yesus yang selalu menyertaiku
Orang Tua dan adik-adikku yang kukasihi
Teman-teman seperjuangan
Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya, penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengembangan Metode Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri untuk Analisis
Kurkumin dalam Medium Disolusi dari Dispersi Padat Ekstrak Kunyit-
Maltodekstrin” ini dengan baik.
Penyusunan skripsi ini disertai dengan banyak bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. dan Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt.
selaku Dekan dan Ketua Program Studi Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma.
2. Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing utama yang
selalu membimbing serta memberikan saran dan motivasi kepada penulis
selama penelitian hingga penyusunan naskah serta selaku Kepala
Penanggungjawab Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan ijin
dalam penggunaan fasilitas laboratorium untuk melakukan penelitian skripsi.
3. Dr.rer.nat. Yosi Bayu Murti, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing
pendamping yang telah membimbing dan memberikan saran kepada penulis
selama penelitian hingga penyusunan naskah.
4. Prof. Dr. Sri Noegrohati, Apt. selaku dosen penguji atas segala saran dan
masukan yang membangun dalam penelitian skripsi ini.
5. Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. selaku dosen penguji atas segala saran dan
masukan yang membangun dalam penelitian skripsi ini.
6. Ibu Maria Dita Virginia, M.Sc., Apt. selaku DPA yang senantiasa
mendampingi penulis selama menjadi mahasiswa.
7. Mas Bimo, Mas Bima, Mas Kethul dan Mas Yusuf selaku laboran dan
karyawan laboratorium Fakultas Farmasi yang telah membantu penulis dalam
proses penelitian skripsi di laboratorium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
8. Keluarga penulis, papa, mama, Jerry dan David yang selalu memberikan
perhatian, dukungan penuh, dan doa untuk penulis dalam kelancaran studi
hingga penyelesaian skripsi.
9. Abhiyoga Pratama yang selalu memberikan dukungan penuh kepada penulis
dalam penelitian hingga penyusunan naskah skripsi.
10. Ineke Andrayani, Nadia Okky Luciana dan Richardus Yudistira untuk selalu
setia menemani, mendukung dan bekerjasama selama studi dan penyelesaian
skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan skripsi Bernadetta Inez LudwinIa, Marcellina
Dwinanda, Titi Estetikaningtyas, Dendi Putranto, dan Kendhi Swandanu atas
segala kerja sama, bantuan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Teman-teman kelas FSM C 2013, FST 2013 dan angkatan 2013 atas
kebersamaan, dukungan dan kerjasama selama masa perkuliahan.
13. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam berbagai
hal dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh sebab
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk membantu
penulis agar lebih baik di kesempatan selanjutnya.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
Kurkumin merupakan salah satu komponen utama dalam kunyit yang
bertanggung jawab terhadap sebagian besar efek terapi dari kunyit, namun
rendahnya kelarutan kurkumin dalam air mengakibatkan rendahnya
bioavailabilitas. Kurkumin dapat diformulasikan dalam sistem dispersi padat
untuk meningkatkan disolusinya. Uji disolusi merupakan skrining awal untuk
menentukan formula yang tepat dari sediaan padat. Oleh sebab itu, metode
analisis yang sesuai dibutuhkan untuk analisis kurkumin dalam medium disolusi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode kromatografi lapis
tipis (KLT)-densitometri yang valid sebagai metode untuk analisis kurkumin
dalam medium disolusi dari dispersi padat ekstrak kunyit-maltodekstrin. Sistem
KLT menggunakan silika gel 60 F254 sebagai fase diam dengan fase gerak
kloroform : etanol : asam (50 mL: 1,92 mL : 0,15 mL). Optimasi dari fase gerak
dilakukan dengan memberikan variasi jenis asam dalam sistem fase gerak
menggunakan asam formiat 1%, asam fosfat 1% dan asam asetat glasial 1%.
Analisis hasil dilakukan terhadap nilai retardation factor, resolusi, asymmetry
factor dan tailing factor. Validasi metode dilakukan terhadap parameter-parameter
validasi, yaitu selektivitas, linearitas, akurasi, presisi, sensitivitas dan robustness.
Dari hasil yang diperoleh, kloroform : etanol : asam fosfat 1% (50 : 1,92 :
0,15) merupakan fase gerak optimum dalam penelitian ini dengan dengan volume
penotolan 10 µL pada panjang gelombang pengamatan 422 nm. Nilai resolusi
yang diperoleh dari validasi metode adalah >1,25, nilai r = 0,995 dengan nilai
LOD 0,958 µg/mL dan LOQ 2,903 µg/mL, nilai presisi yang diperoleh < 11% dan
recovery 80-110%.
Kata Kunci: Kurkumin, dispersi padat ekstrak kunyit-maltodekstrin, medium
disolusi, pengembangan metode, KLT-densitometri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
Curcumin is one of the main component in turmeric that is responsible for
most of the therapeutic effects of turmeric, but low water solubility of curcumin
resulted in low bioavailability. Curcumin may be formulated in solid dispersion to
improve the dissolution. Dissolution testing is an initial screening to determine the
right formula of a solid dosage form. Therefore, the appropriate method of
analysis is required for the analysis of curcumin in the dissolution medium.
This study aims to develop a valid thin layer chromatography (TLC)-
densitometry method for the analysis of curcumin in the dissolution medium from
turmeric extract-maltodextrin based solid dispersion. The TLC system consists of
60 F254 silica gel as the stationary phase with chloroform: ethanol: acid (50 mL:
1,92 mL: 0,15 mL) as the mobile phase. Optimization of the mobile phase is done
by giving the variations in the type of acid in the mobile phase using formic acid
1%, glacial acetic acid 1%, and phosphoric acid 1%. Analysis of the results
conducted on the value of Rf, resolution, asymmetry factor and tailing factor.
Validation parameters are selectivity, linearity, accuracy, precision, sensitivity and
robustness.
The result showed chloroform: ethanol: phosphoric acid 1% (50 mL : 1,92
mL : 0,15 mL) is the optimum mobile phase in this study with 10 µL of spotting
volume, and operating at 422 nm. The resolution value is > 1,25, r = 0,995 with
LOD and LOQ 0,958 µg/mL and 2,903 µg/mL, with a precise of <11% and
recovery of 80-110%.
Keywords: Curcumin, turmeric extract-maltodextrin based solid dispersion,
dissolution medium, method development, TLC-densitometry
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................... vi
PRAKATA .................................................................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................................... ix
ABSTRACT .................................................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiv
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
METODE PENELITIAN .............................................................................................. 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................................... 5
Optimasi Sistem Kromatografi Lapis Tipis ............................................................... 5
Validasi Metode......................................................................................................... 8
KESIMPULAN ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 12
LAMPIRAN ................................................................................................................ 14
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................................ 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Nilai Rf, Resolusi, Asymmetry factor dan Tailing factor Sampel dalam
Sistem Fase Gerak Kloroform : Etanol : Asam ..................................... 5
Tabel II. Data Panjang Gelombang Maksimum .................................................. 7
Tabel III. Nilai Parameter Optimasi Volume Penotolan ....................................... 8
Tabel IV. Akurasi dan Presisi Intraday dan Interday Metode (n=3) .................. 11
Tabel V. Data Parameter Robustness ................................................................. 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Densitogram Masing-Masing Sistem Fase Gerak ................................. 5
Gambar 2. Kurva Hubungan Konsentrasi dengan AUC Baku Kurkumin (n = 3) .. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Certificate of Analysis (COA) Kurkumin ....................................... 15
Lampiran 2. Struktur Kurkuminoid (Ravindran et al., 2007) ............................. 16
Lampiran 3. Kromatogram Blanko Medium Disolusi ........................................ 16
Lampiran 4. Kromatogram Baku Kurkumin dan Sampel dalam Fase Gerak
Kloroform : Etanol : Asam Formiat 1% (50 : 1.92 : 0.15) ............. 16
Lampiran 5. Kromatogram Baku Kurkumin dan Sampel dalam Fase Gerak
Kloroform : Etanol : Asam Asetat Glasial 1% (50 : 1.92 : 0.15) ... 17
Lampiran 6. Kromatogram Baku Kurkumin dan Sampel dalam Fase Gerak
Kloroform : Etanol : Asam Fosfat 1% (50 : 1.92 : 0.15) ................ 18
Lampiran 7. Contoh Perhitungan Resolusi (Rs), Asymmetry factor dan Tailing
factor Pemisahan Sampel dengan Fase Gerak Optimum ............... 19
Lampiran 8. Kromatogram Scanning Panjang Gelombang Maksimum Kurkumin
pada λ = 422 nm ............................................................................ 20
Lampiran 9. Kromatogram Optimasi Volume Penotolan dalam Fase Gerak
Kloroform : Etanol : Asam Fosfat 1% ............................................ 20
Lampiran 10. Data Kurva Baku Kurkumin .......................................................... 21
Lampiran 11. Contoh Kromatogram Data Selektivitas Sampel dalam Medium
Disolusi ........................................................................................ 22
Lampiran 12. Contoh Perhitungan Data Akurasi dan Presisi .............................. 22
Lampiran 13. Perhitungan LOD dan LOQ ........................................................... 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Kunyit merupakan salah satu tanaman yang banyak digunakan sebagai obat
tradisional di Indonesia yang mengandung berbagai kandungan fitokimia, salah satunya
adalah kurkuminoid. Kurkuminoid merupakan kelompok senyawa fenolik yang
memberikan warna kuning pada kunyit, dengan komponen utama adalah kurkumin yang
dikenal bertanggung jawab terhadap sebagian besar efek terapi, yaitu sebagai antioksidan,
antiinflamasi, antivirus, antibakteri, antifungi dan antikanker (Aggarwal et al., 2007).
Kurkumin termasuk dalam senyawa Biopharmaceutical Classification System
(BCS) kelas II, yaitu senyawa yang memiliki kelarutan dalam air yang rendah namun tidak
mengalami permasalahan dalam permeabilitas (Sermkaew et al., 2013). Salah satu usaha
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan disolusi dari kurkumin adalah dengan membuat
formulasi kurkumin dalam dispersi padat, yaitu sistem yang terdiri dari satu atau beberapa
zat aktif yang terdispersi pada keadaan padat dalam suatu zat pembawa (Fudholi, 2013).
Uji disolusi yang merupakan salah satu uji untuk produk farmasi yang berbentuk solid,
termasuk dispersi padat yang juga menjadi skrining awal dalam pemilihan formula yang
tepat untuk digunakan dalam sediaan padat.
Metode yang tepat dan sesuai dibutuhkan dalam analisis suatu zat aktif dalam
medium disolusi. Berdasarkan literatur, terdapat beberapa metode analisis yang telah
dikembangkan untuk analisis kadar kurkumin dalam ekstrak. Penelitian mengenai
penetapan kadar kurkumin dalam sediaan dengan spektrofotometri UV telah dilakukan
oleh Sharma et al. (2012). Metode spektrofotometri dapat digunakan untuk menentukan
kadar total kurkuminoid, namun tidak dapat mengukur kadar dari masing-masing
komponen kurkuminoid sehingga metode ini tidak selektif (Pothitirat dan Gritsanapan,
2005). Penelitian lainnya tentang penetapan kadar dari kurkumin, demetoksikurkumin dan
bis-demetoksikurkumin menggunakan metode KCKT fase terbalik telah dilakukan oleh
Jadhav et al. (2007). Metode KCKT merupakan metode yang selektif dan reliabel, namun
metode ini membutuhkan preparasi awal dari sampel untuk memastikan pengotor tidak
ikut terdeteksi. Menurut Tonnesen dan Karlsen (1985), preparasi awal seperti ekstraksi
pada sampel yang mengandung senyawa kurkumin dapat menyebabkan terjadinya
perubahan kimia pada kurkumin karena kurkumin mengalami polimerisasi dengan lapisan
medium dan pelarut.
Metode kromatografi lapis tipis (KLT)-densitometri menjadi metode yang tepat
digunakan untuk analisis kurkumin dalam medium disolusi. KLT merupakan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kromatografi yang sederhana karena sampel dapat langsung ditotolkan, hanya
membutuhkan sampel dalam jumlah sedikit, analisis dapat dilakukan secara paralel,
selektif serta ekonomis sehingga dapat digunakan secara luas untuk analisis senyawa
organik (Gandjar dan Rohman, 2012).
Metode KLT pernah dilakukan oleh Tonnesen dan Karlsen (1986) dengan
menggunakan fase diam silika gel dan fase gerak kloroform : etanol : air (25 mL : 0,96 mL
: 0,04 mL) untuk analisis kurkumin dari sampel kurkuminoid, namun untuk aplikasi
metode KLT tersebut pada sampel disolusi perlu dilakukan optimasi dan validasi terlebih
dahulu.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengembangan metode KLT-densitometri
untuk analisis kurkumin dalam medium disolusi dari dispersi padat ekstrak kunyit-
maltodekstrin yang selektif dalam analisis kurkuminoid serta memenuhi parameter validasi
metode yang ditetapkan.
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat densitometer
(CAMAG TLC Scanner 3 CAT. No. 027.6485 SER. No. 160602), semiautomatic sampler
(CAMAG Linomat 5 CAT No. 027.7808. SER. No. 170610), bejana kromatografi
(CAMAG), timbangan analitik, makropipet (Socorex ACURA 825), mikropipet 20-200 µL
dan 100-1000 µL (Socorex ACURA 825), alat-alat gelas (Pyrex), pH meter.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel disolusi dispersi padat
ekstrak kunyit-maltodekstrin, baku kurkumin isolat dengan kadar 98% terhadap baku
Nacalai, dapar fosfat, SLS, lempeng KLT silika gel 60 F254 (E.Merck), kloroform p.a (E.
Merck), metanol p.a (E. Merck) , etanol p.a (E.Merck), asam formiat (E. Merck), asam
fosfat (E. Merck), asam asetat glasial (E. Merck) dan akuades.
Pembuatan Larutan Stok Baku Kurkumin
Larutan stok baku kurkumin dibuat dalam konsentrasi 1000 ppm. Larutan disiapkan
dengan menimbang 1 mg baku kurkumin kemudian dilarutkan ke dalam 1 mL metanol.
Pembuatan Larutan Seri Baku Kurkumin
Larutan seri baku kurkumin dibuat sebanyak 9 seri konsentrasi larutan dengan
rentang konsentrasi 0,5 µg/mL - 30 µg/mL dalam volume 5 mL. Larutan baku kurkumin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dengan volume tertentu diencerkan dengan medium disolusi. Dilakukan tiga kali replikasi
untuk setiap konsentrasi.
Pembuatan Medium Disolusi
Medium dibuat dengan melarutkan 0,5% SLS dalam 20 Mm dapar fosfat pH 6,00.
Pembuatan Dispersi Padat Ekstrak Kunyit-Maltodekstrin
Ekstrak kunyit dilarutkan dalam etanol sedangkan maltodekstrin dilarutkan dalam
akuades. Kedua larutan dicampur dengan pemanasan dan pengadukan. Larutan kemudian
dikeringkan dengan metode spray drying.
Preparasi Sampel
Sampel dispersi padat disiapkan dengan menimbang 500 mg dispersi padat ekstrak
kunyit-maltodekstrin kemudian dilarutkan dalam medium disolusi.
Optimasi Sistem Kromatografi Lapis Tipis
Fase Gerak
Fase gerak kloroform : etanol : asam (50 mL : 1,92 mL : 0,15 mL) dibuat
berdasarkan penelitian Tonnesen dan Karlsen (1986) dengan melakukan modifikasi pada
air menjadi jenis asam.
Volume Penotolan
Optimasi volume penotolan dilakukan menggunakan larutan sampel (1 mg/mL).
Panjang Gelombang
Optimasi panjang gelombang dilakukan pada rentang 400-500 nm menggunakan
larutan baku kurkumin dengan tiga tingkat konsentrasi.
Parameter Variabel
Fase gerak (variasi jenis asam) Asam Fosfat 1%, Asam Asetat Glasial 1%,
Asam Formiat 1%
Volume Penotolan 2,5 µL, 5 µL, 10 µL
Panjang Gelombang (400 nm-500nm) 5 µg/mL, 15 µg/mL, 30 µg/mL dengan volume
penotolan 10 µL
Analisis Hasil Optimasi Retardation factor, Resolusi, Asymmetry factor,
Tailing factor
Penotolan larutan uji berbentuk pita dengan lebar 6 mm dilakukan secara
semikuantitatif menggunakan Linomat pada lempeng KLT yang telah dipanaskan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
oven selama 7 menit dengan suhu 100oC. Penotolan dilakukan dengan jarak 1 cm dari
bawah, 1 cm dari kanan dan 1 cm dari kiri lempeng KLT. Kecepatan penotolan adalah 50
nL/s. Penjenuhan bejana dilakukan selama 30 menit. Jarak pengembangan adalah 8 cm.
Lempeng hasil pengembangan dipindai dengan TLC scanner.
Validasi Metode
Selektivitas
Selektivitas diukur dari sampel dispersi padat ekstrak kunyit-maltodekstrin yang
dilarutkan dalam medium disolusi (0,125 mg/mL) dengan tiga kali replikasi. Analisis
dilakukan sesuai kondisi yang telah ditetapkan.
Linearitas
Linearitas diukur menggunakan larutan baku dengan 9 tingkat konsentrasi, yaitu
0,5 µg/mL, 1,0 µg/mL, 2,5 µg/mL, 5 µg/mL, 10 µg/mL, 15 µg/mL, 20 µg/mL, 25 µg/mL,
dan 30 µg/mL, dengan tiga kali replikasi untuk setiap larutan. Analisis dilakukan sesuai
kondisi yang telah ditetapkan.
Akurasi dan Presisi
Akurasi dan presisi intraday dari metode diukur dengan analisis larutan baku
dengan tiga tingkat konsentrasi, yaitu 5 µg/mL, 15 µg/mL, dan 30 µg/mL dalam satu hari
dengan tiga kali replikasi. Akurasi dan presisi interday dari metode diukur dengan
mengikuti tahapan intraday yang dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Analisis
dilakukan sesuai kondisi yang telah ditetapkan.
Sensitivitas (LOD dan LOQ)
Sensitivitas diukur dari larutan baku dengan konsentrasi larutan 0,5 µg/mL – 2,5
µg/mL dengan tiga kali replikasi. Analisis dilakukan sesuai kondisi yang telah ditetapkan.
Robustness
Robustness dari metode ditentukan dengan membuat sedikit perubahan dalam
parameter metode yang telah ditetapkan. Kondisi yang diubah adalah lama pemanasan plat
KLT yaitu selama 10 menit dan suhu pemanasan 90oC. Digunakan larutan baku kurkumin
dengan konsentrasi 15 µg/mL dengan tiga kali replikasi. Larutan uji kemudian dianalisis
sesuai kondisi yang telah ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Optimasi Sistem Kromatografi Lapis Tipis
Fase Gerak
Sistem fase gerak dalam penelitian ini berdasarkan pada penelitian Tonnesen dan
Karlsen (1986) yang menggunakan fase gerak kloroform : etanol : air (25 mL : 0,96 mL :
0,04 mL) untuk analisis kurkumin dalam sampel kurkuminoid. Namun, hasil yang
diperoleh tidak menunjukkan resolusi pemisahan yang baik antara kurkumin dengan
komponen kurkuminoid yang lain karena terjadi interaksi antara kurkumin dengan silanol
dari fase diam KLT menyebabkan adsorpsi parsial sehingga menghasilkan resolusi
pemisahan yang rendah dan terjadi tailing. Berdasarkan studi tersebut, penambahan asam
dalam fase gerak dapat dilakukan untuk mencegah adsorpsi parsial dari sampel sehingga
dapat menghasilkan pemisahan untuk komponen kurkuminoid (Tonnesen dan Karlsen,
1986).
Tanpa asam Asam Formiat
Asam Asetat Glasial Asam Fosfat
Gambar 1. Densitogram Masing-Masing Sistem Fase Gerak
Optimasi fase gerak kloroform : etanol : asam dilakukan dengan memberikan
variasi pada jenis asam dalam sistem fase gerak menggunakan asam formiat 1%, asam
asetat glasial 1%, dan asam fosfat 1%. Gambar 1 menunjukkan hasil densitogram untuk
masing-masing sistem fase gerak. Pada sistem fase gerak dengan air tanpa asam, terjadi
tailing dan komponen kurkuminoid tidak menghasilkan resolusi pemisahan yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Pada sistem fase gerak dengan asam, hasil yang diperoleh menunjukkan resolusi
pemisahan yang lebih baik dari sistem fase gerak tanpa asam. Namun, sistem fase gerak
dengan asam fosfat menunjukkan hasil yang paling baik, dimana tidak terjadi tailing dan
setiap komponen kurkuminoid dapat terpisah optimal. Optimasi sistem fase gerak dengan
asam kemudian dinilai berdasarkan perhitungan nilai retardation factor (Rf), resolusi (Rs),
asymmetry factor dan tailing factor yang ditunjukkan dalam Tabel I. Berdasarkan hasil
densitogram yang diperoleh, sistem fase gerak yang memberikan hasil tailing adalah fase
gerak tanpa asam > asam asetat glasial 1% > asam formiat 1% > asam fosfat 1%.
Tabel I. Nilai Rf, Resolusi, Asymmetry factor dan Tailing factor Sampel dalam Sistem Fase
Gerak Kloroform : Etanol : Asam
Variasi Asam Rf Resolusi Asymmetry factor Tailing factor
Tanpa asam 0,67 1,67 0,4 0,7
Asam formiat 1% 0,83 1,18 0,5 0,77
Asam asetat
glasial 1% 0,81 1,14 0,55 0,75
Asam fosfat 1% 0,62 2,20 0,97 0,97
Hasil yang diperoleh menunjukkan fase gerak kloroform : etanol : asam fosfat 1%
(50 mL : 1,92 mL : 0,15 mL) memberikan pemisahan yang paling baik terhadap kurkumin,
demetoksikurkumin dan bis-demetoksikurkumin. Hal ini ditunjukkan dari pemisahan
sampel dengan fase gerak tersebut telah memenuhi parameter optimum, yaitu nilai Rf (0,1-
0,3≤Rf≤0,8-0,9), nilai asymmetry factor dan tailing factor (0,9≤A0,05≤1,1) (Rashmin et
al., 2012), serta nilai resolusi (Rs) > 1,25 (Spangenberg et al., 2011). Nilai resolusi yang
diperoleh untuk sampel adalah 2,20, menunjukkan pemisahan yang baik antara kurkumin
dengan komponen kurkuminoid yang lain. Nilai asymmetry factor dan tailing factor juga
telah memenuhi kriteria yang ditetapkan, yaitu >0,9 yang menunjukkan bahwa bentuk peak
dari kromatogram yang diperoleh memiliki bentuk simetris.
Hasil yang diperoleh dari fase gerak kloroform : etanol : asam formiat 1% dan fase
gerak kloroform : etanol : asam asetat glasial 1% dalam Tabel I menunjukkan pemisahan
senyawa tidak memenuhi nilai parameter optimum. Pemisahan senyawa kurkumin dari
komponen lainnya yang tidak optimal juga dapat dilihat dari kromatogram yang diperoleh
(Lampiran 4 dan Lampiran 5). Bentuk peak dari kromatogram menunjukkan terjadinya
tailing. Tailing dapat disebabkan oleh adanya interaksi antara kurkumin dengan fase diam
yang cukup kuat. Hal ini terjadi ketika hanya sedikit gugus silanol pada fase diam yang
mengalami protonasi, sehingga gugus silanol bebas mampu menghasilkan interaksi yang
cukup kuat dengan kurkumin (Kim et al., 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Asam fosfat memiliki sifat yang lebih asam dari asam formiat maupun asam asetat
glasial, ditunjukkan dari nilai pKa sebesar 2,16. Penambahan asam fosfat dalam fase gerak
menciptakan suasana yang paling asam dalam sistem dibandingkan penambahan dengan
jenis asam lain, sehingga membantu mengurangi adsorpsi awal sampel pada fase diam,
yang dapat terjadi akibat adanya interaksi ikatan hidrogen antara gugus OH fenolik pada
kurkumin dengan gugus silanol bebas pada fase diam silika gel (Kim et al., 2014).
Penambahan asam ini menyebabkan interaksi antara kurkumin dengan gugus silanol bebas
dari permukaan silika ketika proses elusi menjadi lemah karena semakin banyak gugus
silanol yang mengalami protonisasi, sehingga interaksi dipol-dipol yang terjadi tidak cukup
kuat untuk menahan kurkumin pada fase diam. Hal ini kemudian berpengaruh pada hasil
kromatogram yang diperoleh dari fase gerak kloroform : etanol : asam fosfat 1%, dimana
tidak terjadi tailing dan kromatogram yang terbentuk memenuhi parameter optimal.
Optimasi Panjang Gelombang
Penetapan panjang gelombang pengamatan dilakukan dengan tujuan menentukan λ
optimum dari analit sehingga analit yang terdeteksi dapat memberikan respon optimum.
Optimasi panjang gelombang dilakukan pada rentang 400-500 nm. Menurut Brittain
(2014), rentang panjang gelombang maksimum kurkumin dalam berbagai macam pelarut
berada dalam kisaran 420 nm – 430 nm. Analisis dilakukan menggunakan larutan baku
kurkumin dengan tiga tingkat konsentrasi (5 µg/mL, 15 µg/mL dan 30 µg/mL) dan tiga
kali replikasi untuk masing-masing larutan dengan tujuan memastikan spektrum yang
dihasilkan setiap konsentrasi memiliki pola spektrum yang sama. Hasil yang diperoleh
menunjukkan terjadi pergeseran panjang gelombang spektrum untuk setiap tingkat
konsentrasi, dimana semakin tinggi konsentrasi larutan maka spektrum akan mengalami
pergeseran ke arah panjang gelombang yang lebih besar (pergeseran batokromik) (Yadav,
2005). Namun, puncak absorpsi maksimum setiap konsentrasi larutan berada pada panjang
gelombang yang sama, yaitu pada 422 nm.
Tabel II. Data Panjang Gelombang Maksimum
Konsentrasi Larutan Panjang Gelombang Maksimum
5 µg/mL 422 nm
15 µg/mL 422 nm
30 µg/mL 422 nm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Optimasi Volume Penotolan
Optimasi volume penotolan dilakukan dengan volume penotolan 2,5 µL, 5 µL, dan
10 µL. Analisis dilakukan berdasarkan parameter resolusi, asymmetry factor dan tailing
factor. Volume penotolan optimal yang diperoleh adalah 10 µg/mL. Setiap hasil yang
diperoleh untuk masing-masing volume penotolan menunjukkan nilai parameter yang
memenuhi nilai parameter optimal. Namun, dalam analisis hasil uji disolusi, volume
penotolan yang cukup besar dibutuhkan agar kadar kurkumin tetap dapat terkuantifikasi
terutama pada waktu-waktu awal disolusi (±10 menit), dimana sampel disolusi
mengandung konsentrasi analit (kurkumin) yang relatif kecil, sehingga volume penotolan
optimal dalam penelitian ini adalah 10 µL.
Tabel III. Nilai Parameter Optimasi Volume Penotolan
Volume
penotolan Resolusi
Asymmetry
factor
Tailing
factor
2,5 µL 1,89 1 1
5 µL 1,70 1 1
10 µL 1,31 1 1
Validasi Metode
Selektivitas
Parameter selektivitas digunakan untuk mengetahui kemampuan metode dalam
memisahkan analit target dengan komponen lain di dalam sampel (AOAC, 2002).
Penentuan selektivitas dapat dilihat dari pemisahan peak kurkumin dan
demetoksikurkumin pada sampel dengan konsentrasi yang rendah. Hasil pemisahan yang
diperoleh untuk selektivitas kemudian dinyatakan dalam nilai resolusi (Rs).
Selektivitas dari metode diperoleh dengan menggunakan kloroform : etanol : asam
fosfat 1% dalam volume 50 mL : 1,92 mL : 0,15 mL sebagai fase gerak karena dapat
memberikan pemisahan yang paling optimum untuk kurkumin, desmetoksikurkumin dan
bis-desmetoksikurkumin. Analisis dilakukan terhadap sampel dengan tiga kali replikasi.
Nilai resolusi (Rs) yang diperoleh untuk masing-masing replikasi adalah 2,0; 1,7; dan 2,0.
Hasil telah memenuhi kriteria yang ditetapkan untuk nilai resolusi, yaitu >1,25
(Spangenberg et al., 2011), sehingga metode KLT-densitometri yang dikembangkan
selektif untuk memisahkan kurkumin dengan komponen kurkuminoid yang lain.
Linearitas
Linearitas dari metode dapat ditentukan dari nilai koefisien korelasi (r) kurva baku.
Persamaan kurva baku yang dihasilkan menunjukkan hubungan yang linear antara respon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pengukuran (AUC) dengan konsentrasi larutan uji (µg/mL) yang menghasilkan nilai r.
Dalam penelitian ini, digunakan 9 tingkat konsentrasi larutan baku kurkumin (0,5 µg/mL –
30 µg/mL) dengan 3 kali replikasi. Hasil dievaluasi dengan metode least square analysis
menggunakan fasilitas pada Ms. Office Excel 2007. Hasil analisis statistik memberikan
nilai P < 0,05 pada uji ANOVA yang mengindikasikan persamaan kurva baku yang dibuat
pada konsentrasi 0,5 µg/mL – 30 µg/mL valid. Linearitas hubungan antara AUC dan
konsentrasi larutan uji ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi r = 0,995 yang
memenuhi persyaratan linearitas yang ditetapkan oleh AOAC, yaitu r > 0,99. Koefisien
determinasi yang diperoleh, yaitu r2
= 0,992. Persamaan kurva baku dari hasil analisis
adalah y = 567,37x + 167,54. Kurva baku yang diperoleh menunjukkan peningkatan
konsentrasi akan memberikan peningkatan respon pengukuran (AUC). Nilai signifikansi f
dari hasil analisis menunjukkan bahwa garis regresi signifikan untuk digunakan.
Gambar 2. Kurva Hubungan Konsentrasi dengan AUC Baku Kurkumin (n = 3)
Akurasi dan Presisi
Parameter akurasi ditetapkan dengan tujuan mengetahui kedekatan hasil
pengukuran dengan nilai sebenarnya dari larutan uji setelah pengujian dilakukan dengan
suatu metode (AOAC, 2002). Sedangkan parameter presisi ditetapkan dengan tujuan
mengetahui kedekatan nilai antara masing-masing hasil uji dibawah kondisi metode yang
telah ditetapkan (AOAC, 2002). Akurasi dari metode ditetapkan dengan metode spiked
placebo. Dalam penelitian ini, parameter akurasi dan presisi ditetapkan secara intraday dan
interday hari ke-1, 2, dan 3 untuk melihat akurasi dan presisi dari metode ketika
pengulangan dilakukan dilakukan di bawah kondisi yang sama dalam hari yang sama atau
ketika metode digunakan pada hari yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Akurasi dan presisi dari metode ditetapkan dari pengukuran konsentrasi yang
diperoleh dari larutan baku dengan tiga tingkat konsentrasi, yaitu 5 µg/mL, 15 µg/mL, dan
30 µg/mL. Parameter akurasi dievaluasi berdasarkan perhitungan % recovery dan
parameter presisi dievaluasi berdasarkan perhitungan % Koefisien Variasi (KV).
Menurut AOAC (2012), kriteria penerimaan untuk akurasi, yaitu berdasarkan nilai
mean recovery pada konsentrasi analit 1 ppm adalah 80-110%, 10 ppm adalah 80-110%,
dan pada konsentrasi 100 ppm adalah 90-107%. Kriteria penerimaan untuk presisi,
berdasarkan nilai KV untuk konsentrasi analit 1 ppm, 10 ppm dan 100 ppm masing-masing
adalah 11%, 7,3% dan 5,3%. Hasil % recovery dan % KV yang diperoleh dalam penelitian
ditunjukkan dalam Tabel I. Hasil yang diperoleh memenuhi kriteria yang ditetapkan
AOAC untuk konsentrasi analit tertentu, baik akurasi dan presisi intraday dan interday.
Hal ini menunjukkan ketepatan dan kedekatan hasil yang diperoleh diantara seri larutan
sehingga menunjukkan bahwa metode yang dikembangkan akurat dan presisi.
Sensitivitas
Sensitivitas dari metode dinyatakan dalam nilai limit of detection (LOD) dan limit
of quantification (LOQ). Dalam penelitian ini, nilai sensitivitas diperoleh dengan rumus
standar deviasi (SD) blanko. Nilai SD blanko diperoleh dengan metode least square
analysis. Nilai LOD dari metode yang dikembangkan adalah 0,958 µg/mL atau 9,58
ng/totolan dan nilai LOQ dari metode adalah 2,903 µg/mL atau 29,03 ng/totolan. Hasil
yang diperoleh untuk nilai LOD dan LOQ menunjukkan sensitivitas dari metode yang
tinggi untuk analisis larutan kurkumin dalam medium disolusi.
Robustness
Robustness dari metode KLT-densitometri yang dikembangkan ditentukan selama
pengembangan metode dengan membuat perbedaan terhadap parameter metode, yaitu suhu
pemanasan lempeng mnejadi 90oC. Hasil yang diperoleh menunjukkan terjadi pergeseran
nilai retardation factor (Rf) serta nilai % KV hasil pengukuran (AUC) yang diperoleh
relatif besar walaupun masih memenuhi kriteria penerimaan nilai % KV yang ditetapkan
oleh AOAC untuk konsentrasi analit 15 µg/mL, yaitu ≤7,3%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa metode ini hanya dapat dilakukan di bawah kondisi yang telah ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Tabel IV. Akurasi dan Presisi Intraday dan Interday Metode (n=3)
Konsentrasi Teoretis
(µg/mL)
Konsentrasi Terukur
(µg/mL) Akurasi (% recovery) Presisi (% KV)
Intraday
5 µg/mL 5,10 102,15 3,14
15 µg/mL 14,71 97,87 5,53
30 µg/mL 29,46 98,24 1,43
Interday 1
5 µg/mL 5,06 100,71 0,83
15 µg/mL 14,44 96,17 1,20
30 µg/mL 30,77 102,41 1,64
Interday 2
5 µg/mL 5,27 105,40 6,13
15 µg/mL 16,01 106,42 5,67
30 µg/mL 28,94 96,44 2,40
Interday 3
5 µg/mL 5,08 101,48 1,80
15 µg/mL 13,56 90,58 3,50
30 µg/mL 30,23 100,67 1,63
Tabel V. Data Robustness Metode
Replikasi Rf AUC % KV AUC
1 0,79 12686,0
2 0,78 11857,2 7,19
3 0,77 10984,1
KESIMPULAN
Metode kromatografi lapis tipis-densitometri yang dikembangkan dalam penelitian ini
selektif untuk analisis kurkuminoid dengan fase gerak optimal kloroform : etanol : asam
fosfat 1% (50 : 1,92 : 0,15) serta memenuhi parameter validasi yang ditentukan
berdasarkan AOAC, yaitu selektivitas dengan nilai >1,25, linearitas dengan nilai r = 0,995,
akurasi dengan nilai %recovery 80-110%, presisi dengan nilai %KV yang diperoleh <
11%, dan sensitivitas dengan nilai LOD 0,958 µg/mL dan LOQ 2,903 µg/mL sebagai
metode analisis untuk analisis kurkumin dalam medium disolusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
DAFTAR PUSTAKA
Aggarwal, B.B., Surh, Y., and Shishodia, S., 2007. The Molecular Targets and
Therapeutic Uses of Curcumin in Health and Disease.
AOAC, 2002. AOAC Guidelines for Single Laboratory Validation of Chemical Methods
for Dietary Supplements and Botanicals. AOAC International, 5-26.
AOAC, 2012. Guidelines for Standard Method Performance Requirements. AOAC
International, 8-9.
Brittain, H.G., 2014. Profiles of Drug Substances, Excipients, and Related Methodology,
Vol. 39.
Fudholi, A., 2013. Disolusi dan Pelepasan Obat In-vitro.
Gandjar, I.G. dan Rohman, A., 2012. Analisis Obat Secara Spektrofotometri dan
Kromatografi.
Jadhav, B.K., Mahadik, K.R., and Paradkar, A. R., 2007. Development and Validation of
Improved Reversed Phase-HPLC Method for Simultaneous Determination of
Curcumin, Demethoxycurcumin and Bis-Demethoxycurcumin. Chromatographia,
(65), 483-488.
Kim, S., Stebe, M.J., Blin, J.L., and Pasc, A., 2014. pH-controlled Delivery of Curcumin
From a Compartmentalized Solid Lipid Nanoparticle- Mesostructured Silica
Matrix. Journal of Materials Chemistry B, (2), 7910-7917.
Pothitirat, W., and Gritsanapan, W., 2005. Quantitative Analysis of Curcumin,
Demethoxycurcumin and Bisdemethoxycurcumin in the Crude Curcuminoid
Extract from Curcuma longa in Thailand by TLC-Densitometry. Journal of
Pharmaceutical Sciences, 32(1-2), 23-30.
Rashmin P., Mrunali P., Nitin, D., Nidhi D., and Bharat P., 2012. HPTLC Method
Development and Validation: Strategy to Minimize Methodological Failures.
Journal of Food and Drug Analysis, 20(4), 794-804.
Sermkaew, N., Wiwattanawongsa, K., Ketjinda, W., and Wiwattanapatapee, R., 2013.
Development, Characterization and Permeability Assessment Based on Caco-2
Monolayers of Self-Microemulsifying Floating Tablets of Tetrahydrocurcumin.
American Association of Pharmaceutical Scientists, (14)1, 321-331.
Sharma, K., Agrawal, S.S., dan Gupta, M., 2012. Development and Validation of UV
Spectrophotometric Method for the Estimation of Curcumin in Bulk Drug and
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pharmaceutical Dosage Forms. International Journal of Drug Development and
Research, (4)2, 375-380.
Spangenberg, B., Poole, C.F., and Weins, Ch., 2011. Quantitative Thin-Layer
Chromatography: A Practical Survey.
Tonnesen, H.H., and Karlsen, J., 1985. Studies of Curcumin and Curcuminoids: VI.
Kinetics of Curcumin Degradation in Aqueous Solution. Z Lebensm Unters Forsch,
180(5), 402-404.
Tonnesen, H.H., and Karlsen, J., 1986. Studies of Curcumin and Curcuminoids: VII.
Chromatographic Separation and Quantitative Analysis of Curcumin and Related
Compounds. Z Lebensm Unters Forsch, (182), 215-218.
Yadav, L.D.S., 2005, Organic Spectroscopy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Lampiran 1. Certificate of Analysis (COA) Kurkumin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Lampiran 2. Struktur Kurkuminoid (Ravindran et al., 2007)
Lampiran 3. Kromatogram Blanko Medium Disolusi (0,5% b/v SLS dalam 20 mM
dapar fosfat)
Lampiran 4. Kromatogram Baku Kurkumin dan Sampel dalam Fase Gerak
Kloroform : Etanol : Asam Formiat 1% (50 : 1,92 : 0,15)
1. Kromatogram Baku Kurkumin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2. Kromatogram Sampel Dispersi Padat Ekstrak Kunyit-Maltodekstrin
Lampiran 5. Kromatogram Baku Kurkumin dan Sampel dalam Fase Gerak
Kloroform : Etanol : Asam Asetat Glasial 1% (50 : 1,92 : 0,15)
1. Kromatogram Baku Kurkumin
2. Kromatogram Sampel Dispersi Padat Ekstrak Kunyit-Maltodekstrin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Lampiran 6. Kromatogram Baku Kurkumin dan Sampel dalam Fase Gerak
Kloroform : Etanol : Asam Fosfat 1% (50 : 1,92 : 0,15)
1. Kromatogram Baku Kurkumin
2. Kromatogram Sampel Dispersi Padat Ekstrak Kunyit-Maltodekstrin
Data Replikasi Nilai Rf, Resolusi, Asymmetry factor dan Tailing factor Sampel dalam Fase
Gerak Kloroform : Etanol : Asam Fosfat 1% (50 mL : 1,92 mL : 0,15 mL)
Replikasi Rf
Kurkumin Resolusi
Asymmetry
factor
Tailing
factor
1 0,63 1,92 1 1
2 0,61 2,19 1 1
3 0,63 2,50 0,92 0,90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Lampiran 7. Contoh Perhitungan Resolusi (Rs), Asymmetry factor dan Tailing factor
Pemisahan Sampel dengan Fase Gerak Optimum
1. Perhitungan Resolusi (Rs)
( ) ( )
Keterangan:
Rf1 dan Rf2 = nilai Rf dari peak 1 dan 2
W1 dan W2 = lebar peak 1 dan 2
Diketahui : Rf kurkumin = 0,63
Rf demetoksikurkumin = 0,39
( ) ( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
= 1,92
2. Perhitungan Asymmetry factor (As)
Keterangan:
a = jarak dari titik terdepan hingga titik puncak maksimum diukur pada 10% dari
tinggi puncak.
b = jarak dari titik puncak maksimum hingga titik akhir puncak diukur pada 10%
dari tinggi puncak.
Diketahui : a = 0,4
b = 0,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
As =
= 1
3. Perhitungan Tailing factor
Tailing factor =
=
( )
= 1
Lampiran 8. Kromatogram Scanning Panjang Gelombang Maksimum Kurkumin
pada λ = 422 nm
Lampiran 9. Kromatogram Hasil Optimasi Volume Penotolan dalam Fase Gerak
Kloroform : Etanol : Asam Fosfat 1%
1. Volume Penotolan 2,5 µL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2. Volume Penotolan 5 µL
3. Volume Penotolan 10 µL
Lampiran 10. Data Kurva Baku Kurkumin
Replikasi I Replikasi II Replikasi III
Konsentrasi AUC Konsentrasi AUC Konsentrasi AUC
0,5 198,5 0,5 187,5 0,5 320,5
1 559,7 1 458,1 1 583,1
2,5 1953,2 2,5 2005 2,5 1986,3
5 3050,7 5 3195,5 5 2086,1
10 6446,5 10 6133,8 10 4710,6
15 10216,8 15 8772,9 15 8824,2
20 11351,4 20 12084,4 20 10991,7
25 14125 25 14283,4 25 14670,6
30 16307,8 30 16835,5 30 17713,6
a = 567,3
b = 167,5
r = 0,995
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 11. Contoh Kromatogram Data Selektivitas Sampel dalam Medium
Disolusi
Lampiran 12. Contoh Perhitungan Data Akurasi dan Presisi
Nilai % recovery dihitung sebagai berikut:
Nilai % KV dihitung sebagai berikut:
a. Contoh perhitungan konsentrasi teoretis (replikasi 1)
Penimbangan baku kurkumin = 1,0677 mg
Konsentrasi stok kurkumin =
= 0,042708 mg/mL = 42,708 µg/mL
Konsentrasi 5 µg/mL
C1 . V1 = C2 . V2
42,708 µg/mL . V1 = 5 µg/mL . 5 mL
V1 = 0,585 mL
Konsentrasi 15 µg/mL
C1 . V1 = C2 . V2
42,708 µg/mL . V1 = 15 µg/mL . 5 mL
V1 = 1, 756 mL
Konsentrasi 30 µg/mL
C1 . V1 = C2 . V2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
42,708 µg/mL . V1 = 30 µg/mL . 5 mL
V1 = 3,512 mL
b. Contoh perhitungan konsentrasi sebenarnya (replikasi 1)
5 µg/mL y = 567,3 x + 167,5
2965,4 = 567,3 x + 167,5
x = 4,93
15 µg/mL y = 567,3 x + 167,5
8213,2 = 567,3 x + 167,5
x = 14,18
30 µg/mL y = 567,3 x + 167,5
16621,4 = 567,3 x + 167,5
x = 29
c. Contoh perhitungan % recovery (replikasi 1)
5 µg/mL
= 98,72%
15 µg/mL
= 94,34%
30 µg/mL
= 96,74%
d. Contoh perhitungan % KV (replikasi 1)
5 µg/mL
= 3,14%
15 µg/mL
= 5,53%
30 µg/mL
= 1,43%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
e. Contoh hasil % recovery dan % KV
Konsentrasi
Teoretis
(µg/mL)
AUC
Konsentrasi
Terukur
(µg/mL)
Recovery
(%)
Mean
Recovery
(%)
SD KV (%)
Intraday
4,996 2965,4 4,93 98,72
4,999 3145,2 5,25 105,00 102,15 0,16 3,14
4,993 3077,5 5,13 102,74
15,033 8213,2 14,18 94,34
15,079 9045,2 15,65 103,78 97,87 0,81 5,53
14,981 8283,8 14,31 95,50
29,981 16621,4 29,00 96,74
29,998 16935 29,56 98,53 98,24 0,42 1,43
29,996 17091,7 29,83 99,46
Lampiran 13. Perhitungan LOD dan LOQ
Nilai batas deteksi (LOD) dihitung sebagai berikut:
Nilai batas kuantifikasi (LOQ) dihitung sebagai berikut:
Keterangan:
σ = standar deviasi dari respons
S = slope dari kurva baku.
Diketahui : σ = 164,7027407
S = 567,366161
( )
= 0,958 µg/mL
( )
= 2,903 µg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi berjudul “Pengembangan Metode
Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri untuk Analisis
Kurkumin dalam Medium Disolusi dari Dispersi Padat
Ekstrak Kunyit-Maltodekstrin” memiliki nama lengkap
Trensia Neovelina Imel Sigalingging, yang lahir di
Pontianak, 22 Agustus 1995. Penulis merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Almer Fabianus
Sigalingging dan Renny Tiur Lina Simorangkir. Penulis
menyelesaikan pendidikan formal di TK Don Bosco
Mataram (2001), SD Bruder Melati Pontianak (2007), SMP
YPJ Tembagapura (2010), SMA Pangudi Luhur Van Lith
Muntilan (2013) dan melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
pada tahun 2013. Selama menjadi mahasiswa Fakultas Farmasi, penulis pernah menjadi
asisten praktikum Farmakologi dan Toksikologi serta asisten praktikum Formulasi dan
Teknologi Sediaan Farmasi, serta aktif dalam berbagai organisasi dan kepanitiaan, yaitu
pengurus BEMF divisi Kesejahteraan Mahasiswa (2014/2015), panitia PPRtoS 2013,
panitia Latihan Kepemimpinan 2014, koordinator divisi Dana dan Usaha TITRASI 2014,
dan bendahara PPRtoS 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related