PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN KIMIA
TERINTEGRASI KEISLAMAN PADA MATA KULIAH
KIMIA LINGKUNGAN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh:
ROYYA MAFTUHA
NIM: 11140162000047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
t
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Terintegrasi
Keislaman pada Mata Kuliah Kimia Lingkungan disusun oleh Royya Maftuh4
N[ttlI. 1fi4}rc2000047, Prograrn Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan
Ilmu PengetahuanAlam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah
sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai
ketentuan yang telah ditetapkan fakultas.
Jakarta, 11 April 2019
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I Pernbimbing II
-O-
N Saridewi, M.Si Buchori Muslim, M.PdNIP. 19841 021 200912 2 004 NIDN.2027028902
Mengetahui,Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Burhanudin Milama. M.PdNrP. 19770201 200801 I 011
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul Pongembangan Buku Pengayaan Kimia Terintegrasi
Keislaman padaMata Kuliah Kimia Lingkungan disusun oleh Royya Maftuha,
NIM. 11140162000047, dialskan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
IIIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan LULUS dalam ujian
munaqasah pada tanggal 8 Mei 2019 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis
berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan
Kimia.
Jakarta, 15 Mei 2019
Panitia Ujian Munaqasah,
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Burhanudin Milama. M.PdNrP. 1 9770201200801 101 1
n/r-*l
(l:hqr.rrt .
Penguji I
Salamah Agung. M.A. Ph.D
NrP. 1 9790 6242006042002
Penguji IIDilaFairusi. M.SiNrP. 19850330201 5032003
Mengetahui,
Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan
Jakarta
Ti
| +.1
03 r 91 998032001
lL- Vler - 2-oV
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl lr- H- hBda No 95 ('ipttat 15412 ltdowtd
Lr.r-ilslr I I
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089
Tgi. Terbit I Jaruari 2017
No. Flevisi: 01
Hal 1/l
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
Tempat/Tgl.Lahtr
NIM
Jurusan/Prodi
Judul Skripsi
Royya Maftuha
Tangerangl3 Mei 1996
1 I 140162000047
Pendidikan IPA/Pendidikan Kimia
Pengernbangan Buku Pengayaan Kimia Terintegrasi
Keislaman pada Mata Kuliah Kimia Lingkungan
l.Nanda Saridewi, M.Si
2.Buchori Muslim, M.Pd
Dosen Pembimbing
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan
saya bertanggungiawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakart4l l April 2019Mahasiswa Ybs,
NrM. 11140162000047
v
ABSTRAK
Royya Maftuha (NIM: 11140162000047). Pengembangan Buku Pengayaan
Kimia Terintegrasi Keislaman pada Mata Kuliah Kimia Lingkungan. Skripsi,
Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku pengayaan kimia
terintegrasi keislaman pada Mata Kuliah Kimia Lingkungan. Penelitian ini
menggunakan metode Four Steps Teaching Material Development (4STMD).
4STMD terdiri dari empat tahapan, yaitu seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan
reduksi. Pada tahap karakterisasi, keseluruhan konsep yang diujikan memiliki
karakteristik mudah, dengan nilai keseluruhan rata-rata sebesar 86,9%. Dalam
penelitian ini tahap reduksi tidak dilakukan karena seluruh konsep memiliki
karakteristik mudah. Kemudian buku pengayaan yang telah selesai disusun di uji
kelayakannya oleh ahli berdasarkan aspek materi, penyajian, bahasa, dan grafika.
Berdasarkan hasil uji kelayakan buku pengayaan, didapatkan nilai rata-rata sebesar
95%. Hal ini menunjukkan bahwa buku pengayaan dinyatakan layak dengan
predikat sangat baik.
Kata Kunci: Buku Pengayaan, Kimia Terintegrasi Keislaman, Kimia Lingkungan
vi
ABSTRACT
Royya Maftuha (NIM: 11140162000047). “Developing of Chemistry
Enrichment Book based on Islamic integrated of Chemistry Environment”.
Skripsi, Chemistry Education Study Programme, Department of Science
Education, Faculty of Tarbiya and Education. Syarif Hidayatullah Jakarta
Islamic State University.
The aim of this study is to developed an islamic integrated chemical
enrichment book on Chemical Environment Courses. This research used the Four
Steps Teaching Material Development (4S TMD) method. The 4STMD consists of
four steps, which are selection, structuring, characterization, and reduction
process. The result of characterization step provide an easy characteristics for all
of concept that tested, with 86,9%. From above means reduction step is not used
for this case. Feasibility test of the enrichment book was carried out by the expert
in Chemistry based on material, presentation, language, and graphics aspects. The
final evaluation achieved 95% for the feasibility test which means feasible and
obtain as “very good” categorized.
Keyword: Enrichment Book, Chemistry Islamic Integrated, Chemical Environment
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Terintegrasi Keislaman Pada Mata Kuliah
Kimia Lingkungan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarganya serta para sahabatnya. Semoga kita sebagai
umatnya mendapat syafaatnya di yaumil akhir nanti. Aamiin.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan
dan dorongan dari berbagai pihak yang tidak dapat dilupakan begitu saja. Maka dari
itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, MA selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajaran staffnya.
2. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Burhanudin Milama, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia dan
Penasehat Akademik.
4. Nanda Saridewi, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan banyak
masukan dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
5. Buchori Muslim, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu
dan banyak memberi masukan serta arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Prof. Dr. H. Zainun Kamaluddin Fakih, MA selaku validator konten materi
kimia yang terintegrasi keislaman yang telah banyak memberikan ilmu kepada
penulis.
7. Yudhi Munadi, M.Ag selaku validator media telah memberikan masukan dan
saran dalam mengembangkan buku pengayaan hasil dari skripsi ini.
8. Seluruh dosen dan jajaran jurusan pendidikan IPA, FITK UIN Syarif
Hidayatulah Jakarta yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu. Terima
kasih banyak atas segala ilmu dan kebaikan bapak serta ibu sekalian selama
peneliti menuntut ilmu di program studi pendidikan kimia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
viii
9. Keluarga besar, Ayah dan Ibu serta saudara/i yang selalu memberikan
semangat, motivasi, serta doa dengan caranya masing-masing.
10. Tim Integrasi Keislaman 2014 yang selalu memberikan doa dan dukungan serta
selalu menyemangati satu sama lain.
11. Teman-teman Pendidikan Kimia 2014 yang sama-sama sedang berjuang untuk
menyelesaikan skripsi dan tetap saling menyemangati satu sama lain.
12. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu
Semoga Allah swt membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini. Semoga hasil dari penelitian skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi banyak pihak serta dapat menjadi motivasi untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Jakarta, 11 April 2019
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ........................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
ABSTRACT ........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I – PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 5
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 6
BAB II - KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 7
A. Deskripsi Teoritis ..................................................................................... 7
1. Bahan Ajar ......................................................................................... 7
a. Pengertian Bahan Ajar ................................................................. 7
b. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar .............................................. 7
c. Jenis Bahan Ajar .......................................................................... 8
2. Buku Pengayaan ................................................................................. 8
a. Pengertian Buku Pengayaan ......................................................... 8
b. Ciri-ciri Buku Pengayaan ............................................................. 8
c. Jenis-jenis Buku Pengayaan ......................................................... 9
d. Komponen Struktur Buku Pengayaan ........................................ 10
3. Integrasi Sains Islam ....................................................................... 11
x
a. Pengertian Integrasi Sains Islam ................................................ 11
b. Model Integrasi Sains Islam ...................................................... 12
c. Al-Qur’an Sebagai Sumber Sains .............................................. 13
4. Kimia Lingkungan .......................................................................... 14
a. Pengertian Kimia Lingkungan ................................................... 14
b. Pencemaran Air .......................................................................... 15
c. Pencemaran Tanah ..................................................................... 16
d. Pencemaran Udara ..................................................................... 17
B. Penelitian Relevan .................................................................................. 18
C. Kerangka Berfikir................................................................................... 20
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 22
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 22
B. Metode Penelitian................................................................................... 22
C. Desain Penelitian .................................................................................... 22
D. Objek dan Subjek Penelitian .................................................................. 29
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ............................................. 29
F. Teknik Pengolahan Data ........................................................................ 31
G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 33
BAB IV – HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 35
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 63
A. Kesimpulan ............................................................................................ 63
B. Saran ....................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 65
LAMPIRAN ...................................................................................................... 71
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .......................................................................... 21
Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................ 26
Gambar 4.1 Referensi utama yang digunakan untuk pengembangan buku
pengayaan ......................................................................................... 37
Gambar 4.2 Struktur Makro Kimia Lingkungan ................................................. 47
Gambar 4.3 Cover Buku Pengayaan Kimia Lingkungan Terintegrasi Keislaman
.......................................................................................................... 52
Gambar 4.4 Identitas Buku Pengayaan ............................................................... 52
Gambar 4.5 Kata Pengantar Buku Pengayaan .................................................... 53
Gambar 4.6 Daftar Isi Buku Pengayaan .............................................................. 53
Gambar 4.7 Daftar Gambar Buku Pengayaan ..................................................... 54
Gambar 4.8 Daftar Tabel Buku Pengayaan......................................................... 54
Gambar 4.9 Cuplikan bagian isi yang terintegrasi dengan Al Qur’an ................ 55
Gambar 4.10 Glosarium Buku Pengayaan .......................................................... 56
Gambar 4.11 Daftar Pustaka Buku Pengayaan ................................................... 56
Gambar 4.12 Profil Penulis Buku Pengayaan ..................................................... 57
Gambar 4.13 Cuplikan halaman 54 sebelum revisi ............................................ 58
Gambar 4.14 Cuplikan halaman 54 setelah revisi ............................................... 59
Gambar 4.15 Perbaikan halaman awal bab (a) Sebelum Revisi (b) Setelah Revisi
......................................................................................................... 59
Gambar 4.16 Perbaikan halaman 31 (a) Sebelum Revisi (b) Setelah Revisi ...... 60
Gambar 4.17 Perbaikan Gambar Gunung Meletus (a) Sebelum Revisi (b) Setelah
Revisi ................................................................................................ 60
Gambar 4.18 Cuplikan kartun yang ditambahkan ke dalam buku pengayaan (a)
Sebelum Revisi (b) Setelah Revisi ................................................... 61
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Aspek dan Indikator Penilaian Kelayakan Buku Pengayaan ................. 27
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Pengembangan Buku Pengayaan dengan Metode
4STMD .................................................................................................. 30
Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Skala Guttman ......................................................... 31
Tabel 3.4 Kriteria Pencapaian Tes Keterpahaman ................................................. 32
Tabel 3.5 Kriteria Skala Likert ............................................................................. 32
Tabel 3.6 Kriteria Skor Setiap Aspek .................................................................... 33
Tabel 3.7 Total Skor Akhir dan Maknanya ............................................................ 34
Tabel 4.1 Pengembangan Indikator ....................................................................... 36
Tabel 4.2 Hasil Analisis Integrasi Keislaman dengan materi Kimia Lingkungan . 39
Tabel 4.3 Integrasi Kimia Lingkungan dengan Hadits ......................................... 42
Tabel 4.4 Saran yang Diberikan Oleh Validator .................................................... 46
Tabel 4.5 Hasil Uji Karakteristik ........................................................................... 49
Tabel 4.6 Persentase Hasil Uji Kelayakan Buku Pengayaan ................................. 57
Tabel 4.7 Daftar Saran Perbaikan Buku Pengayaan .............................................. 58
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisis Indikator Mata Kuliah Kimia Lingkungan ...................... 72
Lampiran 2 Daftar Referensi yang digunakan .................................................. 74
Lampiran 3 Analisis Konsep ............................................................................ 76
Lampiran 4 Hasil Validasi Konten Terintegrasi Keislaman ............................. 87
Lampiran 5 Peta Konsep ................................................................................. 103
Lampiran 6 Instrumen Soal Karaktrerisasi ..................................................... 104
Lampiran 7 Hasil Analisis Pemahaman Konsep ............................................. 114
Lampiran 8 Pengolahan Data Konsep Sulit .................................................... 117
Lampiran 9 Hasil Penilaian Kelayakan Buku Pengayaan ............................... 122
Lampiran 10 Pengolahan Hasil Penilaian Kelayakan Buku Pengayaan ......... 129
Lampiran 11 Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................. 130
Lampiran 12 Lembar Uji Referensi ................................................................ 132
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia, No. 20 Tahun 2003, pasal 3
menjelaskan bahwa pendidikan bertujuan “untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”. Untuk
mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan sebuah pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang disebut sebagai kurikulum.
Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan. Untuk pendidikan
formal, “terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi” (UU RI No. 20 Tahun 2003, hlm. 5).
Dalam sudut pandang Perguruan Tinggi, “kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian,
proses dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
program studi” (Permenristekdikti, No 44 Tahun 2015, hlm 3). Menurut
Fauzan (2017), kurikulum di Perguruan Tinggi sangat terkait dengan “aspek
tujuan (Learning Outcome), bahan kajian yang disajikan, kegiatan
pembelajaran, serta penilaian” yang menjadi ukuran keberhasilan dari proses
pembelajaran. Kurikulum yang digunakan di Perguruan Tinggi mengacu pada
kurikulum Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Salah satu langkah untuk mengembangkan kurikulum KKNI adalah
dengan menentukan capaian pembelajaran atau learning outcomes (LO) pada
masing-masing Program Studi di setiap Perguruan Tinggi. Penyusunan LO
mengacu pada lampiran Permenristekdikti No. 44 tahun 2015. Setiap program
studi diperbolehkan untuk menambah LO sesuai dengan visi yang dimiliki oleh
universitas. Hal ini merupakan salah satu langkah untuk “…menjaga dan
meningkatkan mutu pengelolaan program studi dalam pembelajaran…”
(Permenristekdikti, 2015, hlm. 35).
2
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki
visi “UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi universitas kelas dunia dengan
keunggulan integrasi keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan”. Berdasarkan
visi tersebut, Program Studi Pendidikan Kimia di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta memiliki tambahan untuk LO pengetahuan dan LO keterampilan
khusus. Pada LO pengetahuan, yaitu “menguasai pengetahuan terintegrasi
keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan dalam pembelajaran kimia”.
Tambahan LO pada keterampilan khusus berfokus pada integrasi keislaman,
yaitu “mampu mengaplikasikan nilai-nilai keislaman dalam pembelajaran
kimia”.
Integrasi adalah penggabungan antara unsur yang satu dengan unsur yang
lainnya sehingga membentuk satu kesatuan (Anas, Alwi, Razali, Subki, &
Bakar, 2013; Ramli, 2014). Integrasi antara kimia dengan keislaman dapat
dilakukan dengan cara memadukan kedua ilmu tersebut, yaitu dengan
memasukkan konteks keislaman ke dalam materi kimia. Hal ini merupakan
upaya untuk mensejajarkan antara ilmu pengetahuan dengan agama. Sumber
yang digunakan yaitu Al Qur’an, Hadits, dan fenomena alam (Fauzan, 2017).
Beberapa Negara seperti Yaman, Malaysia, dan Brunei Darussalam
sudah menerapkan pengintegrasian antara sains dengan islam (Hashim &
Abdallah, 2013; Lubis, 2015; Al-Hadabi, 2016; Zain, Ahmad, Ismail, Shalat,
& Mohammad, 2016). Bahkan, Malaysia sudah menerapkannya pada jenjang
Universitas, salah satunya di International Islamic University Malaysia (IIUM)
(Hashim & Abdallah, 2013). Sedangkan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya untuk Program Studi Pendidikan Kimia, baru menerapkan integrasi
antara kimia dengan islam melalui Mata Kuliah Integrasi Nilai.
Pada Mata Kuliah Integrasi Nilai, mahasiswa dituntut untuk dapat
mengintegrasikan antara konteks keislaman dengan materi kimia. Menurut
Muslim (2016), pengintegrasian antara kimia dan islam penting dilakukan
dalam proses pembelajaran (hlm. 148-149). Namun faktanya, pengintegrasian
antara kimia dengan islam belum dapat dilaksanakan lebih lanjut. Berdasarkan
3
penelitian yang dilakukan oleh Rifai, Fauzan, Sayuti, & Bahrissalim (2014),
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta belum mengimplementasikan integrasi
keilmuan dalam proses belajar mengajar karena tidak adanya bahan ajar.
Masing-masing fakultas hanya menggunakan inovasi dan kreativitas individual
saja dalam menerapkan integrasi keilmuan.
Bahan ajar mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan
pembelajaran (Fitriani, Mahmud, & Darmana, 2016; Silaban, Septiani, &
Hutabarat, 2015). Menurut Gultom (2017), bahan ajar dapat menjadi panduan
bagi para pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Salah satu bahan
ajar yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah buku. Buku dapat
diartikan sebagai susunan materi ajar yang dapat memudahkan siswa maupun
mahasiswa untuk belajar dengan baik (Khaidir, 2016).
Jenis buku pendidikan menurut Pusat Perbukuan (2014) yaitu buku teks
pelajaran, buku panduan pendidikan, buku pengayaan, dan buku referensi.
Dalam masyarakat, buku pengayaan dikenal dengan istilah buku bacaan atau
buku perpustakaan. Buku pengayaan memuat materi yang dapat meningkatkan
dan memperkaya para pembacanya, baik dalam hal ilmu pengetahuan,
keterampilan, maupun kepribadian. Buku pengayaan disajikan dalam berbagai
variasi, baik dalam segi ilustrasi, gambar yang digunakan, maupun variasi alur
wacana.
Salah satu Mata Kuliah yang belum memiliki buku pengayaan yang
terintegrasi keislaman adalah Mata Kuliah Kimia Lingkungan. Materi kuliah
dalam Kimia Lingkungan dianggap sangat penting bagi mahasiswa di
Perguruan Tinggi, khususnya di Jurusan Pendidikan Kimia dan jurusan lain
yang menggunakan senyawa kimia. Dampak yang ditimbulkan oleh senyawa
kimia menjadi perhatian banyak pihak, sehingga pengetahuan Kimia
Lingkungan menjadi suatu kebutuhan (Situmorang, 2017, hlm. 2).
Mahasiswa jurusan Pendidikan Kimia diharapkan mampu melihat peran
penting dari konsep-konsep kimia dalam lingkungan hidup, dampak terhadap
lingkungan, serta solusi yang bijaksana untuk mengatasi permasalahan
4
lingkungan yang disebabkan oleh bahan kimia (Nuswowati, 2012). Diharapkan
dengan adanya pengetahuan tentang Kimia Lingkungan, dapat menjadi
gerakan bersama untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup, demi
lingkungan yang nyaman dan sehat di masa yang akan datang (Situmorang,
2017, hlm. 4).
Permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan yaitu terjadinya
pencemaran lingkungan dengan segala dampak yang ditimbulkannya. Seperti
pemanasan global, hujan asam (Bagheri, Hosseinjanzadeh, & Mehr., 2015;
Ashtankar, 2016), berkurangnya sumber daya alam, serta terjadinya polusi di
udara, tanah, sungai, dan lautan (Ashtankar, 2016). Masalah tersebut muncul
akibat dari perbuatan manusia itu sendiri. Hal ini sudah tercantum dalam surat
Ar-Rum ayat 41:
يدي ٱلن اس ليذي وٱلبحر بما كسبت أ ما قهم بعض ٱل ذي ع ظهر ٱلفساد في ٱلبر
هم يرجعا ١٤ن لعArtinya:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS
Ar-Rum [30]: 41).
Tafsir Ali (2009, hlm. 1031) menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi
di darat dan di lautan terjadi karena perbuatan manusia, seperti kesombongan
dan keserakahan. Alam raya diciptakan oleh Allah swt dalam keseimbangan
dan sesuai dengan kebutuhan makhluk hidup. Tetapi, manusia melakukan
perusakan sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam sistem kerja alam, seperti
tercemarnya air laut sehingga ikan menjadi mati (Shihab, 2012, hlm. 156). Ayat
41 di atas juga dapat ditafsirkan sebagai bencana yang diakibatkan oleh
terjadinya krisis lingkungan. Seperti krisis sumber daya alam, krisis pangan,
penyebaran penyakit, terjadinya perubahan musim, dan pencemaran
lingkungan. Penafsiran ini dimungkinkan karena kemukjizatan Al Qur’an tidak
terbatas oleh ruang dan waktu (Zuhdi, 2012).
5
Selain ayat yang telah disebutkan di atas, para ilmuwan mengatakan
bahwa masih banyak ayat-ayat ilmiah dalam Al-Quran, di antaranya terdapat
sekitar 750 ayat ilmiah yang membicarakan tentang aspek alam (Ashtankar,
2016; Manoiu, Düzgüneş, Azzeddine, & Manoiu, 2016). Ayat-ayat tersebut
membicarakan tentang hubungan antara manusia dengan alam, tumbuhan,
hewan, organisme, dan lingkungan mereka (Manoiu et al., 2016). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara sains
dengan islam.
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Buku Pengayaan
Kimia Terintegrasi Keislaman pada Mata Kuliah Kimia Lingkungan”.
Dengan harapan dapat membantu program studi dalam mewujudkan visi
universitas, serta dapat membantu mahasiswa untuk lebih meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan tentang pentingnya menjaga lingkungan dalam
perspektif islam.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat diidentifikasi
beberapa masalah yang muncul, diantaranya:
1. Belum tersedianya buku kimia yang terintegrasi keislaman
2. Mata Kuliah Kimia Lingkungan sangat penting bagi mahasiswa di jurusan
pendidikan kimia.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan agar penelitian
yang dilakukan dapat terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya, Adapun
pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Mengembangkan buku pengayaan kimia terintegrasi keislaman pada Mata
Kuliah Kimia Lingkungan.
2. Materi yang akan dikembangkan adalah Pencemaran Air, Pencemaran
Tanah, dan Pencemaran Udara.
6
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
pengembangan buku pengayaan kimia terintegrasi keislaman pada Mata
Kuliah Kimia Lingkungan?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan buku pengayaan
kimia terintegrasi keislaman pada Mata Kuliah Kimia Lingkungan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi Peneliti: Melatih kemampuan untuk mengembangkan buku
pengayaan kimia yang terintegrasi keislaman
2. Bagi Mahasiswa: Mendapatkan referensi kimia terintegrasi keislaman pada
Mata Kuliah Kimia Lingkungan
3. Bagi Dosen: Dapat dijadikan sumber referensi pada proses pembelajaran
4. Bagi Program Studi: Sebagai salah satu langkah untuk membantu program
studi mewujudkan visi universitas.
5. Bagi Universitas: Sebagai salah satu langkah untuk mewujudkan visi
universitas.
7
BAB II
KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Deskripsi Teoritis
1. Bahan Ajar
a. Pengertian Bahan ajar
Bahan ajar adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi
keefektifan sebuah pembelajaran. Kurangnya bahan ajar dapat
mempengaruhi kualitas pembelajaran (Arsanti, 2018). Fungsi bahan ajar
sangat strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya bahan
ajar, maka kegiatan pembelajaran yang disajikan oleh dosen sangat
terbantu, dosen tidak terlalu banyak menyajikan materi dan mahasiswa
dapat membiasakan untuk belajar mandiri (Murniati, 2015).
Bentuk bahan ajar dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik materi yang akan disajikan (Direktorat Pembinaan SMA,
2008, hlm. 2). Bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang dapat
dipahami oleh penggunanya (Ashri & Hasanah, 2016). “Bahan ajar
memungkinkan mahasiswa untuk belajar lebih baik (better), lebih cepat
(faster), lebih jelas (clearer), lebih mudah (easier), dan lebih banyak
(more)” (Hendri & Setiawan, 2016).
b. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
Dalam mengembangakn bahan ajar seharusnya memperhatikan
prinsisp-prinsip pembelajaran. Prinsip pembelajaran tersebut antara lain
sebagai berikut (Direktorat Pembinaan SMA, 2008, hlm. 10):
1) Penjelasan materi dimulai dari yang mudah untuk memahami yang
sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak.
2) Mengulang penjelasan akan menguatkan pemahaman, tetapi harus
menggunakan penyajian yang bervariasi sehingga tidak
membosankan pembacanya.
3) Memberikan umpan balik positif, karena dapat memberikan
penguatan terhadap pemahaman.
8
c. Jenis bahan ajar
Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat
dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu (Direktorat Pembinaan
SMA, 2008, hlm. 11):
1) Bahan ajar cetak, seperti handout, buku, modul, brosur, leaflet,
wallchart, foto/gambar, model/maket;
2) Bahan ajar dengar, seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact
disk audio;
3) Bahan ajar pandang dengar, seperti video compact disk, dan film;
4) Bahan ajar multimedia interaktif, seperti CAI (Computer Assisted
Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif,
dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
2. Buku Pengayaan
a. Pengertian Buku Pengayaan
Buku adalah sejumlah lembaran kertas yang dijilid dan diberi
sampul. Buku merupakan bahan ajar dalam bentuk tertulis yang berisi
ilmu pengetahuan hasil dari analisis terhadap kurikulum (Direktorat
Pembinaan SMA, 2008, hlm. 12). Dalam masyarakat, buku pengayaan
dikenal dengan istilah buku bacaan atau buku perpustakaan. Buku
pengayaan memuat materi yang dapat meningkatkan pengetahuan para
pembaca, baik dalam hal ilmu pengetahuan, keterampilan, maupun
kepribadian (Puskurbuk, 2014).
b. Ciri-ciri Buku Pengayaan
Adapun ciri-ciri buku nonteks pelajaran yang dijadikan sebagai ketentuan
menurut Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2014) adalah sebagai berikut.
a. Buku nonteks bukanlah buku utama bagi peserta didik atau pendidik.
b. Pada bagian isi buku tidak terdapat instrumen evaluasi dalam bentuk
tes, pertanyaan, ulangan, atau lainnya.
c. Tidak disajikan berdasarkan tingkatan kelas dan/atau semester.
d. Secara langsung maupun tidak langsung, isi buku harus terkait
9
dengan sebagian lingkup materi dan tingkat kompetensi standar isi
e. Isi buku cocok untuk dijadikan sebagai bahan pengayaan, referensi
(rujukan), panduan pendidik, atau spesifikasi lain.
c. Jenis-jenis Buku Pengayaan
Buku pengayaan terdiri dari tiga jenis, yaitu (Puskurbuk, 2014):
1) Pengayaan Pengetahuan
Buku pengayaan pengetahuan adalah buku yang berisi materi
yang dapat memperkaya dan meningkatkan pemahaman, wawasan,
dan penalaran pembacanya. Ciri dari buku pengayaan pengetahuan
diantaranya yaitu:
a) Materi yang disajikan bersifat kenyataan
b) Materi yang dikembangkan bertumpu pada ilmu, dan
c) Pengetahuan yang dikembangkan terdiri dari pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, serta metakognitif.
2) Pengayaan Keterampilan
Buku pengayaan keterampilan adalah buku yang berisi tentang
materi yang dapat meningkatkan serta memperkaya penguasaan
keterampilan. Fungsi dari buku pengayaan keterampilan yaitu sebagai
bahan bacaan sehingga dapat meningkatkan dan menguasai
keterampilan di bidang tertentu. Ciri dari buku pengayaan
keterampilan diantaranya yaitu:
a) Menyajikan materi yang bersifat kenyataan
b) Berisi petunjuk untuk melakukan kegiatan dari suatu jenis
keterampilan
c) Menyajikan materi yang bersifat wirausaha, dan
d) Materi buku disajikan dalam bentuk gambar, narasi, atau deskripsi
3) Pengayaan untuk Pengembangan Kepribadian
Buku pengayaan untuk pengembangan kepribadian adalah buku
yang berisi materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan
10
kepribadian atau pengalaman batin. Fungsi dari buku pengayaan
kepribadian adalah sebagai bahan bacaan yang dapat meningkatkan
kepribadian pembacanya. Ciri dari buku pengayaan kepribadian yaitu:
a) Materi yang disajikan dapat berupa kenyataan ataupun karangan
cerita
b) Materi yang disajikan dapat meningkatkan kualitas kepribadian
dan sikap para pembacanya, dan
c) Materi buku disajikan dalam bentuk gambar, puisi, dialog, atau
narasi.
d. Komponen Struktur Buku Pengayaan
Komponen dasar yang harus dipenuhi dalam mengembangkan
buku pengayaan adalah sebagai berikut (Permendikbud, 2016).
a. Bagian Awal
1) Judul buku menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Isinya memuat judul buku, nama penulis, nama penerbit disertai
logo penerbit.
2) Kata pengantar memuat pernyataan tentang maksud dan tujuan
penulisan buku serta harapan terhadap penerbitan buku. Diakhiri
dengan penanda tempat dan waktu serta nama penulis buku.
3) Daftar isi buku, memuat semua bagian buku mulai dari bagian awal
buku (kata pengantar dan daftar isi), bagian isi buku, sampai
dengan bagian akhir buku (glosarium, dan daftar pustaka) yang
ditulis lengkap.
b. Bagian Materi atau Isi
Pada bagian isi terdapat uraian materi atau isi buku yang memenuhi
ketentuan dasar jumlah halaman, yaitu minimal sebanyak 48 halaman
(Puskurbuk, 2014).
c. Bagian Akhir
Pada bagian akhir, terdiri dari profi penulis, glosarium, daftar pustaka,
indeks, dan lampiran-lampiran (Permendikbud, 2016).
11
3. Integrasi Sains Islam
a. Pengertian Integrasi Sains Islam
Integrasi berasal dari pemikiran tentang adanya pemisahan
(dikotomi) antara ilmu-ilmu umum dengan ilmu-ilmu agama (Rifai, et al,
2014). Integrasi dapat diartikan sebagai suatu penggabungan antara satu
unsur dengan unsur yang lain, dengan demikian unsur tersebut menyatu
dan tidak terpisahkan (Ramli, 2014). Integrasi antara sains dengan Islam
dapat dipahami sebagai sebuah usaha yang dapat dilakukan untuk
mensejajarkan antara ilmu sains dengan ilmu agama (Fauzan, 2017).
Dalam mengintegrasikan sains dengan Islam, berpedoman pada ayat
qauliyah, yaitu Al Qur’an dan Hadits, serta ayat kauniyah, yaitu
fenomena alam (Munadi, 2016; Fauzan, 2017).
Sejumlah ayat Al-Qur’an menyebutkan urgensi konteks integrasi
antara sains dengan Islam. Seperti tercantum dalam QS. Ali ‘Imran ayat
190:
ول ت ل أ ار ألي ه
يل وٱلن ف ٱل رض وٱختلت وٱلأ و م لق ٱلس إن في خ
ب لب ٠٩١ٱلأ
Artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”
(QS. Ali ‘Imran [3]: 190).
Konsep Ulul Al-Bab dalam ayat tersebut mengisyaratkan penggabungan
antara dua konsep sekaligus, yaitu konsep dzikr dan konsep fikr. Konsep
dzikr menandai dimensi uluhiyah (Ketuhanan), sementara konsep fikr
termasuk dalam dimensi ilmiah. Keduanya harus diintegrasikan supaya
menjadi konsep keilmuan yang bernilai (Iskandar, 2016).
Secara ilmiah, proses integrasi antara sains dengan Islam
didasarkan pada alasan berikut (Sunhaji, 2016):
12
1) Agama memerintahkan pemeluknya untuk banyak memikirkan
ciptaan Allah swt. melalui ayat-ayat-Nya, baik melalui ayat qauliyah
maupun ayat kauniyah.
2) Pembelajaran sains adalah pembelajaran yang menguraikan banyak
kejadian alami dan keberlanjutan, baik yang bersifat biotik maupun
abiotik.
3) Proses iman ditandai dengan merenung dan memikirkan bahwa alam
semesta merupakan ciptaan Allah swt.
b. Model Integrasi Sains Islam
Terdapat beberapa model integrasi antara sains dengan Islam,
diantaranya (Hamzah, 2015):
1. Model Monadik. Model ini popular di kalangan fundamentalis
religius, dan fundamentalis sekuler. Menurut pandangan para
fundamentalis, satu-satunya kebenaran adalah agama, dan sains
hanyalah bagian dari kebudayaan. Begitupun sebaliknya menurut
pandangan fundamentalis sekuler. Dengan demikian, maka tidak akan
terjadi koeksistensi antara islam dengan sains, karena keduanya saling
menyangkal keberadaan dan kebenaran ilmu yang lainnya.
2. Model Diadik. Model ini menggambarkan bahwa sains dan islam
adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Model ini disebut
juga sebagai model diadik komplementer.
3. Model Diadik Dialogis. Model ini digambarkan dengan dua buah
diagram lingkaran yang sama besar dan saling berpotongan. Dua
diagram tersebut menunjukkan bahwa antara sains dengan agama
terdapat sebuah kesamaan.
4. Model Triadik. Dalam model triadik terdapat unsur tambahan yang
menjadi penghubung antara sains dengan agama. Penghubung yang
dimaksud adalah filsafat. Dengan demikian, model ini merupakan
model lanjutan dari model diadik komplemeter karena memasukkan
filsafat kedalam sains dan agama.
13
5. Model paradigma integralisme islam. Model ini tersusun dalam
hirarki yang berjenjang. Dari materi, sumber, energi, informasi dan
nilai-nilai. Model ini tersusun dalam tasawuf, fikih, dan hikmah.
c. Al-Qur’an sebagai Sumber Sains
Secara bahasa, Al Qur’an adalah firman Allah swt yang diturunkan
kepada nabi Muhammad saw yang ditulis dalam bentuk mushaf,
diriwayatkan secara mutawattir, dan membacanya dinilai sebagai ibadah
(Choiri & Setiaji, 2014). Al Qur’an tidak dapat disebut sebagai buku ilmu
pengetahuan, namun banyak sekali ditemukan isyarat-isyarat tentang
ilmu pengetahuan dalam ayat-ayat Al Qur’an (Khotimah, 2014). Secara
garis besar, ayat-ayat dalam Al Qur'an dapat dijadikan pedoman bagi
perkembangan ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi (Ramli, 2014).
Perhatikan firman Allah dalam surah An Nahl ayat 89 berikut:
هي ة ش م أيوم نبعث في كل ليهم و ن دا ع
ن أ هي م لي دا ع فسهم وجئنا بك ش
ليك لنا ع نز و ء ؤلا ى ه بشر ة و رحم يء وهدى و شنا ل كل ب تبي ٱلكت
٩٩ن للمسلمي Artinya:
“(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat
seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan
kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami
turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala
sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri.” (QS. An Nahl [16]: 89).
Pada ayat tersebut dapat dipahami bahwa Al-Qur’an sebagai kitab
petunjuk yang dapat menjelaskan pokok-pokok dan garis-garis besar
urusan di segala bidang dan segi kehidupan yang dibutuhkan oleh
manusia (Ramli, 2014).
Beberapa ilmuwan mengatakan bahwa terdapat sekitar 750 ayat al-
Qur’an yang membicarakan tentang aspek alam (Ashtankar, 2016;
14
Manoiu et al., 2016). Ilmuwan lain juga telah membagi ayat-ayat Al-
Quran dalam hal ilmu yang berbeda (Bagheri et al., 2015) seperti:
1) Yusef Marveh, mengatakan bahwa terdapat 675 ayat ilmiah di Al-
Quran.
2) Mohammad Jamil Alhabal dan Meghdad Aljavari, mengatakan bahwa
jumlah ayat ilmiah sebanyak 1322 ayat: 61 ayat dalam bidang
kedokteran, 63 ayat dalam fisika, 100 ayat dalam astronomi, 20 ayat
geologi, 21 ayat dalam pertanian, 12 ayat dalam biologi (hewan), 36
ayat dalam penciptaan dan kehidupan, 73 ayat dalam geografi, 20
ayat-ayat dalam meteorologi, 9 ayat-ayat dalam kimia di Al-Quran.
3) Mohammad Jamil Alhabal dan Meghdad Marvie, mengatakan bahwa
ada 138 ayat dalam bidang fisika, 11 ayat dalam kimia dan 69 ayat
dalam geologi.
4. Kimia Lingkungan
a. Pengertian Kimia Lingkungan
Kimia lingkungan ialah ilmu yang mempelajari tentang sumber,
reaksi, pengaruh, dan akhir dari suatu zat kimia dalam tanah, air, dan
udara (Saeni, 1989, hlm. 1; Sastrawijaya, 2009, hlm, 1). Kimia
lingkungan juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
fenomena kimia dalam lingkungan (Situmorang, 2017, hlm. 1). Kimia
lingkungan dapat dibagi dalam kimia hidrosfer, litosfer, atmosfer, dan
biosfer. Semua zat mulai dari yang berbentuk ion di udara sampai
berbentuk padatan yang ada dipermukaan bumi termasuk dalam kategori
ini. Unsur-unsur dalam lingkungan saling berhubungan dan membentuk
satu kesatuan.
Hidrosfer mencakup air dalam segala bentuk seperti laut, danau,
sungai, dan air anah. Litosfer mencakup bagian luar bumi, diantaranya
tanah, mineral yang terdapat pada lapisan bumi, campuran mineral yang
kompleks, air dan udara yang berhubungan dengan tanah. Atmosfer ialah
udara sekitar bumi, yang berupa lapisan berdasarkan jarak dari bumi.
15
Diantaranya yang menjadi perhatian adalah pengaruh radiasi sinar
matahari, polusi dan faktor lain. Biosfer mencakup makhluk hidup dan
lingkungan sekitarnya yang saling berhubungan (Situmorang, 2017, hlm.
9).
Pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan
senyawa kimia tertentu merupakan salah satu masalah yang terjadi pada
saat ini (Achmad, 2004:1). Pencemaran lingkungan dapat diartikan
sebagai perubahan lingkungan yang tidak menguntungkan. Hal ini terjadi
karena tindakan manusia itu sendiri, diantaranya yaitu pola penggunaan
energi dan materi, tingkatan radiasi, dan penggunaan bahan-bahan kimia.
Hal ini dapat mempengaruhi manusia baik secara langsung maupun tidak
langsung.
b. Pencemaran Air
Semua makhluk hidup pasti memerlukan air. Pembuangan bahan
kimia, limbah, maupun pencemar lainnya ke dalam air akan
mempengaruhi kehidupan dalam air tersebut. Apabila dalam air terdapat
berbagai macam zat yang dapat menurunkan standar kualitas air, serta
mengakibatkan air menjadi tidak dapat digunakan sebagaimana
mestinya, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi pencemaran pada
air (Luthfi, 2004, hlm. 19).
Sumber pencemaran air bisa berasal dari sumber domestik seperti
limbah rumah tangga, maupun sumber non domestik, seperti limbah
industri. Air yang terdapat pada permukaan dapat terkontaminasi dengan
air limbah yang berasal dari pertanian, industri, maupun limbah rumah
tangga. Air yang telah terkontaminasi masih dapat digunakan lagi, tetapi
membutuhkan proses dan biaya yang relatif mahal (Prodjosantoso &
Regina, 2011, hlm 54).
Pencemaran air dapat ditunjukkan dengan beberapa indikator,
diantaranya indikator fisika, indikator kimia, dan indikator biologi.
Indikator fisik dapat diamati berdasarkan perubahan warna, bau, warna,
16
dan suhu pada air. Indikator kimia diamati dari salinitas, oksigen terlarut,
pH, dan lain-lain. Sedangkan indikator biologi daoat diamati dari adanya
hewan makrobentos dan fecal coliform (Irianto, 2015, hlm 11).
Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air dapat dilakukan
beberapa cara berikut (Luthfi, 2004, hlm 25-26).
1. Buanglah sampah pada tempatnya dan tidak membuang sampah
secara sembarangan, baik sampah rumah tangga, sampah rumah sakit,
maupun limbah industri
2. Tidak membuang sampah ke dalam saluran air
3. Menggunakan pupuk sesuai aturan, dan tidak menggunakannya secara
berlebihan.
4. Tidak menggunakan deterjen yang mengandung fosfat. Senyawa
fosfat dapat menyebabkan pencemaran air, karena fosfat merupakan
makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok.
c. Pencemaran Tanah
Tanah memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai
aktivitas kehidupan di muka bumi. Pencemaran pada tanah terjadi akibat
masuknya bahan pencemar ke dalam tanah oleh kegiatan manusia
sehingga kualitas tanah menurun dan memberikan gangguan bagi
kehidupan makhluk hidup (Situmorang, 2017, hlm 151). Bahan
pencemar tersebut dapat berupa senyawa aorganik, senyawa anorganik,
energi, partikel, materi, ataupun komponen lainnya.
Pencemaran tanah disebabkan karena faktor internal dan faktor
eksternal. Pencemaran yang disebabkan karena faktor internal
merupakan pencemaran yang berasal dari aktivitas alam yang sulit
diduga maupun dikendalikan. Misalnya pencemaran yang berasal dari
letusan gunung berapi. Sedangkan pencemaran eksternal yaitu
pencemaran yang disebabkan karena aktivitas manusia. Misalnya
penggunaan pupuk dan pestisida pada daerah pertanian dan perkebunan
(Situmorang, 2017, hlm 153).
17
Pada umumnya pencegahan pencemaran tanah dapat dilakukan
dengan beberapa cara berikut (Situmorang, 2017, hlm. 170-171).
1. Sampah-sampah organik dan jenis lain dapat diolah menjadi pupuk
atau ditanam dalam tanah
2. Pengolahan sampah melalui pembakaran sampah dapat dilakukan
pada tempat pembuangan sampah sementara atau dengan
menggunakan insenerator
3. Memanfaatkan sampah menjadi bahan yang bermanfaat melalui daur
ulang, seperti sampah golongan bahan kertas, kaca, plastik, besi, dan
lain-lain.
Jika pencemaran tanah sudah terjadi, maka upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan remediasi, bioremediasi, dan
fitoremediasi. Remediasi merupakan proses pemulihan dari kondisi
lingkungan yang terkontaminasi oleh pencemaran. Bioremediasi adalah
penguraian limbah organik/anorganik polutan dari sampah
organik/anorganik dengan menggunakan mikroorganisme (Puspitasari,
& Khaeruddin, 2016). Sedangkan fitoremediasi adalah teknik untuk
membersihkan lingkungan yang tercemar dengan menggunakan tanaman
(Sidauruk, & Sipayung, 2015)
d. Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat diartikan sebagai masukanya zat kimia
atau bahan pencemar lain ke dalam atmosfer, sehingga menyebabkan
perubahan komposisi udara, sehingga menyimpang dari keadaan normal
(Situmorang, 2017, hlm. 125). Kegiatan yang berasal dari industri
maupun dari alat-alat transportasi yang membuang gas emisi secara
berlebihan, penebangan hutan secara liar, dapat memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap pencemaran udara (Hartini, 2013).
Penyebab terjadinya pencemaran udara dapat digolongkan menjadi
dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
disebabkan oleh aktivitas alam, misalnya disebabkan oleh letusan
18
gunung berapi. Sedangkan faktor eksternal disebabkan oleh kegiatan
manusia, misalnya penyebaran partikel oleh kegiatan industri
(Situmorang, 2017, hlm. 125).
Udara yang terpolusi berpengaruh buruk terhadap lingkungan,
manusia, hewan, tanaman, dan material tertentu (Prodjosantoso &
Regina, 2015, hlm. 16). Misalnya polusi udara yang disebabkan oleh
oksida belerang. Oksida belerang dapat mempengaruhi tanaman yang
peka terhadap SOx. Batang dan daun pada tanaman yang peka terhadap
SOx akan menjadi kering bahkan mati (Prodjosantoso & Regina, 2015,
hlm. 19).
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi
terjadinya pencemaran udara adalah sebagai berikut (Luthfi, 2004, hlm
13):
1. Mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang
tidak menghasilkan gas karbon monoksida.
2. Penghijauan untuk melangsungkan proses fotosintesis.
3. Tidak melakukan pembakaran hutan secara sembarangan.
B. Penelitian Relevan
Penelitian relevan yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu penelitian
yang dilakukan oleh:
1. Saidi Zain, Zuraida Ahmad, Ahmad Faris Ismail, dan Machouche Salah
(2016) dengan penelitian yang berjudul “Development of Integrated
Science Textbooks by Applying the Enrich Tool”. Penelitian ini
membicarakan tentang pengembangan buku teks sains yang terintegrasi
dengan nilai keislaman pada tingkat universitas. Buku teks ini
dikembangkan dengan menanamkan nilai-nilai keislaman seperti
ketauhidan, sejarah, dan akhlak.
2. Abdulsalam Sulaiman Dawood Al-Hadabi (2016), dengan penelitian yang
berjudul “Integrating the Qur’an Verses into Secondary School Science
19
Curriculum of Yemen: An Islamic Perspective”. Penelitian ini
membuktikan apakah penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an cocok untuk
diintegrasikan dengan berbagai disiplin ilmu. Hasil diskusi dari penelitian
tersebut menyatakan bahwa ayat-ayat al-Qur’an 100% cocok untuk
diintegrasikan dengan berbagai disiplin ilmu.
3. Abolqasem Bagheri, Fariborz Hosseinjanzadeh dan Mohammad Shaygan
Mehr (2015), dengan penelitian berjudul “The Consideration of Physics
and Chemistry Sciences in Holy Qur’an”. Penelitian ini menyebutkan
tentang pembagian ayat-ayat al-Qur’an dalam ilmu yang berbeda-beda.
Misalnya ayat ilmiah dalam bidang fisika, kimia, penciptaan, dan
kehidupan. Penelitian ini juga menjelaskan tentang permasalahan
pencemaran lingkungan yang sudah tertulis dalam Al Qur’an surat Ar Rum
ayat 41.
4. Dr. O.M. Ashtankar (2016), dengan penelitian yang berjudul “Islamic
perspectives on environmental protection”. Penelitian ini menjelaskan
dengan bertumpu pada keyakinan dan pemahaman yang mengacu pada
ajaran dan petunjuk dari agama merupakan cara terbaik untuk melindungi
lingkungan dari kerusakan. Serta perlu dilakukannya peninjauan serta
penyesuaian tentang kebijakan penerapan teknologi modern dalam
menggunakan sumber daya alam secara tepat guna.
5. Buchori Muslim (2016), dalam penelitiannya yang berjudul “Kimia dalam
Perspektif Islam”. Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa pengintegrasian
antara islam dan kimia penting dilakukan dalam proses pembelajaran. Hal
ini karena 1) kimia selalu berada di sekitar kita, 2) dengan mempelajari
ilmu kimia kita dapat mengetahui ke Maha Besaran Allah swt, dan 3) ilmu
kimia merupakan ilmu pengetahuan, dimana Allah swt menjanjikan akan
mengangkat derajat orang-orang yang berilmu.
6. Arifin dan Sjaeful, A. (2016) dengan penelitiannya yang berjudul “The
Development of Air-Theme Integrated Science Teaching Material Using
Four Steps Teaching Material Development”. Penelitian ini menjelaskan
bahwa dalam mengembangkan bahan ajar IPA terpadu dapat dilakukan
20
dengan menggunakan metode Four Steps Teaching Material Development
(4STMD), yang terdiri dari tahap seleksi, tahap strukturisasi, tahap
karakterisasi, dan tahap reduksi.
7. S. Hendri dan W. Setiawan (2016) dengan penelitiannya yang berjudul
“The Development of Earth Quake Teaching Material for Junior High
School by Four Step Teaching Materials Development Method”. Penelitian
ini menggunakan metode Four Steps Teaching Material Development
(4STMD). Produk bahan ajar yang dikembangkan diidentifikasi dengan
mengidentifikasi konsep yang termasuk sulit dan menguji kelayakan bahan
ajar berdasarkan aspek konten, penyajian materi, kebahasaan, dan grafika.
C. Kerangka Berpikir
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki visi “UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta menjadi universitas kelas dunia dengan keunggulan integrasi keilmuan,
keislaman, dan keindonesiaan”. Berdasarkan visi tersebut, program studi
pendidikan kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambahkan LO penciri
Universitas, yaitu “Menguasai pengetahuan terintegrasi keislaman dalam
pembelajaran kimia”. Saat ini, program studi pendidikan kimia belum
menerapkan visi tersebut, karena belum tersedianya bahan ajar yang
mengintegrasikan antara keislaman dengan materi kimia.
Bahan ajar yang biasa digunakan dalam pembelajaran yaitu buku
pengayaan. Mata kuliah yang belum memiliki buku pengayaan yang
terintegrasi keislaman yaitu mata kuliah kimia lingkungan. Permasalahan
tentang lingkungan selalu menjadi permasalahan yang sangat penting di dunia.
Dengan mengembangkan buku pengayaan kimia lingkungan yang terintegrasi
keislaman, diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk lebih meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan tentang pentingnya menjaga lingkungan. Selain
itu dengan pengembangan buku pengayaan ini diharapkan dapat membantu
program studi dalam mewujudkan visi universitas. Kerangka berpikir pada
penelitian ini disajikan pada Gambar 2.1.
21
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Visi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
melalui
Kurikulum KKNI
Program Studi Pendidikan Kimia
menambah LO penciri Universitas
“Menguasai pengetahuan
terintegrasi keislaman
dalam pembelajaran kimia”
“UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menjadi universitas kelas dunia
dengan keunggulan integrasi
keilmuan, keislaman, dan
keindonesiaan”
Implementasi oleh Program Studi
Pendidikan kimia melalui Proses
belajar mengajar di kelas
Mengembangkan buku pengayaan
Bahan ajar yang digunakan belum
terintegrasi keislaman
Kimia Lingkungan:
1. Pencemaran Air
2. Pencemaran Tanah
3. Pencemaran Udara
Integrasi Keislaman:
1. Al Qur’an
2. Hadits
3. Fikih
4. Akidah Akhlak
Buku Pengayaan Kimia Terintegrasi Keislaman
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tahun ajaran 2018/2019. Waktu penelitian dilakukan
pada Juli 2018 s/d Februari 2019.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian dan pengembangan atau biasa disebut sebagai Research and
Development (R&D). Menurut Borg dan Gall (1983), metode Research and
Development merupakan metode yang digunakan untuk mengembangkan
produk pendidikan (Setyosari, 2013, hlm. 222). Penelitian dan pengembangan
buku pengayaan ini menggunakan dua proses yang utama yaitu 1) proses
pengembangan buku pengayaan dengan menggunakan metode Four Step
Teaching Material Development (4STMD) yang dikembangkan oleh Sjaeful
Anwar (2014), dan 2) mengevaluasi hasil pengembangan dengan melakukan
uji kelayakan buku pengayaan.
4STMD terdiri dari empat tahapan, yaitu 1) Seleksi, 2) Strukturisasi, 3)
Karakterisasi, dan 4) Reduksi Didaktik. 4STMD merupakan salah satu metode
yang dapat digunakan untuk mengembangkan bahan ajar (Ashri & Hasanah,
2016). Kelebihan dari Four Step Teaching Material Development (4STMD)
menurut Hendri & Setiawan (2016), yaitu tidak hanya menyeleksi materi dari
berbagai sumber referensi, tetapi juga mencakup pengembangan nilai-nilai
yang dapat ditemukan pada materi tersebut. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan terhadap kehidupan sosial, spiritual, dan
lingkungan (Hasyim, 2015).
C. Desain Penelitian
Pengembangan buku pengayaan ini menggunakan 4 tahap yaitu seleksi,
strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktik. Setelah buku pengayaan
23
dikembangkan selanjutnya dilakukan penilaian kelayakan buku pengayaan.
Desain pengembangan buku pengayaan pada penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 3.1.
1. Tahap Seleksi
Tahap seleksi merupakan tahap pengumpulan informasi yang
berkaitan dengan kurikulum, studi literatur, referensi yang akan digunakan,
dan hal lainnya yang dibutuhkan dalam mengembangkan buku pengayaan
(Hendri & Setiawan, 2016). Pada tahap seleksi, berbagai informasi dipilih
sesuai dengan kebutuhan, sehingga informasi yang diperoleh efektif dan
berhubungan dengan materi yang akan dikembangkan pada buku pengayaan
(Hasyim, 2015; Ashri & Hasanah, 2016).
Kegiatan yang dilakukan pada tahap seleksi Menurut Rahman,
Chandra, dan Anwar (2018), tahap seleksi meliputi: 1) analisis capaian
pembelajaran yang berkaitan dengan mata kuliah kimia lingkungan; 2)
mengembangkan indikator; 3) analisis konsep; 4) mengembangkan nilai-
nilai yang dapat dimasukkan ke dalam materi bahan ajar; dan 5) validasi
oleh ahli.
Beberapa kriteria yang dapat dijadikan acuan dalam proses seleksi ini
adalah (Syar & Hamidah, 2015):
a. Benar secara keilmuan
b. Ruang Lingkup, didasarkan pada kurikulum yang berlaku (keluasan dan
kedalaman)
c. Perkembangan psikologis dan berpikir mahasiswa
d. Kebermanfaatan bagi mahasiswa
e. Waktu yang tersedia
f. Pentingnya suatu materi dipelajari atau tidak
Pada tahap pemilihan konsep, digunakan analisis konsep menurut
teori Herron (1977). Menurut Herron (1977), konsep kimia dapat
dikelompokkan menjadi 7 kelompok berdasarkan atribut-atribut konsep,
yaitu (Astuti, 2009):
24
a. Konsep konkrit, yaitu konsep yang contohnya benar-benar ada dan dapat
dilihat. Contohnya tabung reaksi, gelas kimia.
b. Konsep abstrak, yaitu konsep yang contohnya tidak berwujud sehingga
tidak dapat dilihat. Contohnya atom, ion, dan molekul
c. Konsep dengan atribut kritis abstrak, konsepnya abstrak tetapi contohnya
dapat dilihat. Contohnya unsur dan senyawa.
d. Konsep berdasarkan prinsip. Contohnya konsep mol dan beda potensial
e. Konsep yang menyatakan simbol. Contohnya rumus kimia, laju reaksi.
f. Konsep yang menyatakan sifat kimia. Misalnya eksplosif, panas, dingin.
g. Konsep yang menyatakan atribut ukuran. Misalnya molaritas, molalitas,
normalitas, dan ppm.
2. Tahap Strukturisasi
Tahap selanjutnya adalah strukturisasi. Tahap strukturisasi bertujuan
untuk menghubungkan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya
agar tidak terjadi pembelajaran yang parsial (Hasyim, 2015; Ashri &
Hasanah, 2016). Menurut Hendri & Setiawan (2016), prosedur pada tahap
strukturisasi meliputi: 1) membuat peta konsep dari konsep-konsep yang
ada pada draft kumpulan materi seleksi; 2) membuat struktur makro; dan 3)
penyesuaian struktur materi subjek menjadi draft buku pengayaan yang
akan dikembangkan.
3. Tahap Karakterisasi
Karakterisasi konsep pada draft buku pengayaan dilakukan dengan
cara memberikan instrumen soal-soal kepada mahasiswa. Menurut Hasyim
(2015), terdapat tiga cara pengujicobaan pada setiap konsep dari draft buku
yang dikembangkan, yaitu dengan menguji ide pokok dalam paragraf,
memberikan pertanyaan tingkat pemahaman yang berisi pilihan jawaban
mudah atau sulit, dan memberikan pertanyaan yang berupa soal pilihan
ganda.
Dalam hal ini, konsep yang dianggap "mudah ditunjukkan dengan
sifat konkret, simpel, dan sederhana. Sedangkan konsep yang sulit dicirikan
25
dengan sifat abstrak, kompleks, dan rumit (Hasyim, 2015). Jawaban-
jawaban yang telah didapatkan kemudian diolah, sehingga diperoleh materi-
materi yang perlu direduksi. Dengan demikian akan dihasilkan buku
pengayaan yang sesuai dengan tingkatan kognitif mahasiswa yang akan
menggunakan buku pengayaan tersebut (Syar & Hamidah, 2015).
4. Tahap Reduksi Didaktik
Reduksi merupakan proses penyesuaian atau pengurangan tingkat
kesulitan pada buku pengayaan yang dikembangkan. “Materi-materi yang
direduksi merupakan materi yang dianggap rumit, abstrak serta kompleks
hingga tidak dapat dipahami” oleh mahasiswa (Syar & Hamidah, 2015).
Menurut Anwar (dalam Syar & Hamidah, 2015), ada beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk mereduksi tingkat kesulitan buku pengayaan, yaitu
dengan beberapa cara berikut:
a. Kembali kepada tahapan kualitatif
b. Pengabaian
c. Menambah penjelasan dengan gambar, simbol, sketsa, atau percobaan
d. Menggunakan analogi
e. Menggunakan tingkat perkembangan sejarah
f. Generalisasi
g. Partikularisasi
26
Gambar 3.1 Desain Penelitian
(diadaptasi dari Pengembangan Bahan Ajar Four Step Material Teaching and
Development (4STMD), menurut Sjaeful Anwar)
Analisis PLO
dan CLO
Integrasi
keislaman terkait
kimia lingkungan
Pengembangan Indikator
Mengumpulkan
referensi
Analisis aspek
integrasi keislaman
Analisis konsep
berdasarkan indikator
Kompilasi materi
Draft kumpulan materi 1 Validasi Ahli
Sel
eksi
Peta Konsep Struktur Makro
Draft kumpulan materi 2 Str
uktu
risa
si
Instrumen Karakterisasi Pengembangan Instrumen
Uji coba lapangan Karakterisasi Konsep
Identifikasi Konsep Sulit Konsep sulit (Abstrak,
kompleks, rumit)
Kar
akte
risa
si
Kisi-kisi reduksi
didaktik
Reduksi didaktik
konsep
Penyusunan buku
pengayaan (draft 3)
Red
uk
si
Uji Kelayakan Buku Pengayaan Buku Pengayaan
Ev
alu
asi
Penyesuaian draft buku
27
5. Penilaian Kelayakan Buku Pengayaan
Buku pengayaan yang telah direduksi selanjutnya diuji kelayakannya
oleh ahli. Uji kelayakan buku pengayaan menggunakan lembar angket yang
diadaptasi dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2016) yang mencakup
aspek kelayakan isi (materi), penyajian, bahasa, dan kegrafikaan.
Tabel 3.1 Aspek dan Indikator penilaian kelayakan buku pengayaan
No Aspek dan Indikator penilaian kelayakan buku pengayaan
1 Aspek Materi
1) Materi mampu menjaga persatuan dan kesatuan dan tidak
mengandung unsur pornografi, paham ekstrimisme, radikalisme,
kekerasan, SARA, bias gender, dan nilai penyimpangan lainnya.
2) Materi merupakan karya orisinal (bukan hasil plagiat).
3) Materi memiliki kebenaran keilmuan, sesuai dengan
perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih, dan akurat.
4) Materi memaksimalkan penggunaan sumber-sumber yang
sesuai dengan kondisi Indonesia dan erat dengan konteks ke-
Indonesiaan, kecuali buku-buku terjemahan.
2 Aspek Penyajian
1) Materi disajikan secara utuh (runtut, koheren, lugas, mudah
dipahami, dan interaktif)
2) Materi, baik teks maupun gambar menarik sesuai dengan
tingkat perkembangan usia pembaca dan mampu memperjelas
materi
3) Materi disajikan agar dapat mengembangkan sikap
4) Materi disajikan agar dapat mengembangkan pengetahuan yang
dapat menumbuhkan motivasi untuk berpikir lebih jauh dan
inovatif.
3 Aspek Bahasa
1) Bahasa yang digunakan komunikatif, informatif, lugas, santun
dan estetis sehingga pembaca mampu memahami pesan positif
yang disampaikan.
2) Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
28
No Aspek dan Indikator penilaian kelayakan buku pengayaan
4 Aspek Kegrafikaan
1) Desain Kulit buku (Cover): Komposisi yang berhubungan
dengan prinsip penyusuna elemen/unsur desain kulit buku:
- huruf judul lebih menonjol dari elemen lain, jenis huruf
memiliki keterbacaan tinggi, tidak lebih dari 2 jenis huruf;
- ilustrasi kulit buku mewakili isi,;
- pola kulit buku konsisten dengan isi, komponen unsur buku
- lengkap (penulis/ pengarang, ilustrasi, judul, penerbit, logo
perusahaan);
- komposisi seimbang dan terdapat kesatuan yang harmonis
antara kulit depan, punggung dan belakang, memiliki nilai
estetika/ keindahan, menarik, serta komunikatif
2) Tata Letak (Layout) Isi Buku: Tata letak berkaitan dengan
sistematika yang konsisten dan sesuai antara kulit buku (cover)
dengan isi buku (kesetaraan penempatan kata pengantar, daftar
isi, judul bab, dan daftar pustaka, hirarki jelas, serta pemisahan
antar paragraf jelas): penempatan ilustrasi sesuai; komposisi
elemen/unsur (bentuk, warna, marjin, ruang kosong,
dekorasi/hiasan) proporsional;
3) Jenis Huruf (Typography): Jenis dan ukuran huruf, dan
penomoran pada seluruh isi buku konsisten: memiliki tingkat
keterbacaan tinggi; pemilihan jenis dan ukuran huruf sesuai
dengan peruntukan maupun sasaran pembaca; huruf yang
digunakan maksimal 2 jenis huruf; penggunaan huruf dalam
satu baris maksimal 75 karakter,tidak ada widow atau orphans
dan alur putih; keseimbangan pemanfaatan ruang putih, tanda
pemotongan kata (hyphenation) maksimal 2 baris berturut-turut;
spasi antar baris dan antar huruf/kerning normal.
4) Ilustrasi dalam Isi/materi Buku: Ilustrasi memperjelas dan
mewakili isi: gaya konsisten dan serasi, gambar tajam, jelas, dan
proporsional, serasi, menarik, komunikatif dan kreatif; objek
sesuai dengan karakter pembaca; bukan merupakan hasil
plagiasi, tidak mengandung unsur pornografi, SARA, dan
kekerasan; menyertakan sumbernya, kreatif.
5) Fisik Buku (Ukuran, Kertas, Hasil Cetakan, dan
Penjilidan): Ukuran buku dan jenis kertas yang digunakan
sesuai dengan materi dan sesuai dengan sasaran pembaca (A5
(148 mm x 210 mm), B5 (176 mm x 250 mm), A4 (210 mm x
29
No Aspek dan Indikator penilaian kelayakan buku pengayaan
297 mm, Khusus untuk PAUD ukuran buku bebas; gramatur
kertas kulit buku minimal 210 gram; hasil cetakan jelas dan tidak
tembus (set-off); kerapian pemotongan buku (sisir); kemudahan
membuka buku penjilidan kuat dan rapi.
D. Objek dan Subjek Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah buku pengayaan kimia terintegrasi
keislaman pada Mata Kuliah Kimia Lingkungan. Subjek pada penelitian ini
yaitu:
1. Dua dosen kimia sebagai ahli di bidang materi kimia yang akan
memvalidasi buku pengayaan kimia terintegrasi keislaman
2. Satu dosen ahli integrasi keislaman sebagai ahli dibidang integrasi yang
akan memvalidasi buku pengayaan kimia terintegrasi keislaman.
3. Mahasiswa/i program studi pendidikan kimia angkatan 2015, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang akan menjadi subjek dalam uji karakteristik
buku pengayaan.
4. Satu dosen ahli media pembelajaran yang akan memberikan penilaian
kelayakan buku pengayaan kimia terintegrasi keislaman.
E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen, diantaranya untuk
meninjau hasil pengembangan pada setiap tahapan. Instrumen yang
dikembangkan diantaranya untuk melihat hasil pengembangan pada tahap
seleksi, tahap strukturisasi, dan tahap karakterisasi. Selain itu juga
dikembangkan instrumen penilaian kelayakan buku pengayaan. Data
dikumpulkan dengan beberapa cara sesuai dengan kebutuhan dan jenis data.
Berikut disajikan keseluruhan instrumen yang digunakan pada setiap tahap
pengembangan, serta teknik pengumpulan data dalam pengembangan buku
pengayaan dengan menggunakan metode 4STMD pada Tabel 3.2
30
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Pengembangan Buku Pengayaan
dengan Metode 4STMD
No Tahap
Pengembangan
Bentuk
Instrumen Sumber Data Deskripsi
1 Tahap Seleksi Lembar validasi :
Kesesuaian
indikator
dengan
konsep
Kesesuaian
konsep
dengan
integrasi
keislaman
Draft materi 1
Dosen
Ahli/pakar
Untuk
memperoleh
kevalidan data
pada tahap
seleksi hingga
terbentuk draft
materi 1.
2 Tahap
Strukturisasi
Lembar Validasi:
Peta konsep
Struktur
makro
Penyesuaian
draft buku
pengayaan
Dosen
Ahli/pakar
Digunakan untuk
memperoleh
kevalidan
komponen
pengembangan
bahan ajar pada
tahap
strukturisasi.
3 Tahap
karakterisasi
Soal tes
karakterisasi dan
tingkat kesukaran
draft buku
pengayaan
Mahasiswa Untuk
memperoleh
data mengenai
pemahaman
konsep pada
buku pengayaan
yang
dikembangkan
hingga diketahui
konsep yang
dianggap mudah
dan sulit
menurut
mahasiswa.
31
No Tahap
Pengembangan
Bentuk
Instrumen Sumber Data Deskripsi
4 Tahap Reduksi
Didaktik
Kisi-kisi reduksi
didaktik
Dosen
Ahli/pakar
Untuk
menentukan
tindakan reduksi
yang akan
diambil
5 Produksi Penilaian
kelayakan buku
pengayaan
Dosen
Ahli/pakar
Untuk
memperoleh
data kelayakan
buku pengayaan
secara
menyeluruh
setelah buku
pengayaan
selesai disusun.
F. Teknik Pengolahan Data
1. Data Lembar Validasi
Lembar validasi pada tahap seleksi menggunakan angket skala
Guttman. Skala Guttman digunakan karena memiliki pilihan jawaban yang
tegas dan konsisten terhadap permasalahan yang ditanyakan (Silaen &
Widiyono, 2013, hlm. 131). Pilihan jawaban pada skala Guttman yaitu Ya,
bernilai satu (skor tertinggi), dan tidak, bernilai nol (skor terendah).
Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Skala Guttman
No. Alternatif Jawaban Skor
1. Ya 1
2. Tidak 0
2. Tes Karakterisasi Buku Pengayaan
Pemahaman mahasiswa terhadap konsep pada draft buku pengayaan
diukur melalui tes karakterisasi. Data yang diperoleh dari hasil uji
karakterisasi selanjutnya diberi nilai, untuk jawaban yang benar diberi nilai
32
1 (satu), dan untuk jawaban yang salah diberi nilai 0 (nol). Setiap soal
kemudian dihitung presentasinya menggunakan rumus berikut (Ashri &
Hasanah, 2015):
% 𝑖𝑡𝑒𝑚 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 100%
Kriteria pencapaian tes pemahaman konsep dapat dilihat pada Tabel 3.4
(Arifin & Sjaeful, 2016):
Tabel 3.4 Kriteria pencapaian tes keterpahaman
Persentase (%) Tingkat keterpahaman
60 < P ≤ 100 Tinggi (Kategori bebas)
40 < P ≤ 60 Sedang (Intruksional)
P ≤ 40 Rendah (Kategori sulit)
3. Uji Kelayakan Buku Pengayaan
Setelah buku pengayaan kimia lingkungan terintegrasi keislaman
selesai disusun, maka buku tersebut diberikan penilaian oleh dosen ahli
media. Lembar penilaian ini diadaptasi dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan
(2014), yaitu mencakup aspek kelayakan materi, penyajian, bahasa, dan
kegrafikaan. Lembar penilaian ini menggunakan skala Likert (skala 4).
Skala Likert yaitu skala untuk mengukur pendapat masyarakat (Silaen &
Widiyono, 2013, hlm. 126). Berikut adalah kriteria penilaian kelayakan
buku pengayaan:
Tabel 3.5 Kriteria Penskoran Skala Likert
Kriteria Skor
Sesuai 4
Sebagian besar sesuai 3
Sebagian kecil sesuai 2
Tidak sesuai 1
(Diadaptasi dari Puskurbuk, 2016)
33
G. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menghitung keseluruhan data yang
diperoleh untuk mendapatkan kesimpulan tentang kelayakan buku pengayaan
kimia yang dikembangkan. Masing-masing aspek yang dinilai, seperti aspek
kelayakan materi, penyajian, bahasa, dan kegrafikaan dihitung presentasinya
dengan menggunakan rumus:
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100%
Selanjutnya data yang diperoleh disederhanakan dalam bentuk yang mudah
dipahami. Kesimpulan mengenai kelayakan setiap aspek buku pengayaan
kimia yang terintegrasi keislaman pada Mata Kuliah Kimia Lingkungan dapat
dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Kriteria Skor Setiap Aspek
Interval Makna
0-20% Sangat Kurang
21-40% Kurang
41-60% Cukup
61-68% Baik
81-100% Sangat Baik
(Riduwan, 2015, hlm. 89).
Tabel di atas digunakan untuk mengetahui kriteria pada masing-masing aspek
penilaian pada buku pengayaan, sehingga masing-masing aspek dapat
dikategorikan sangat baik, baik, cukup, kurang, atau sangat kurang sesuai
dengan jumlah persentase yang dihasilkan.
Untuk menentukan kelayakan buku pengayaan secara keseluruhan, maka
dilakukan perhitungan keseluruhan nilai yang diperoleh dari tiap aspek. Buku
pengayaan dinyatakan layak apabila memenuhi kriteria pada Tabel 3.7 (Pusat
Perbukuan, 2014, hlm. 48):
34
Tabel 3.7 Total Skor Akhir dan Maknanya
Total Skor Akhir Makna
Skor ≥ 85 Layak dengan predikat sangat baik
55 ≤ Skor <85 Layak dengan predikat baik
Skor <55 Tidak layak (TL)
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa
pengembangan buku pengayaan kimia terintegrasi keislaman dilakukan dengan
menggunakan tahap 4-STMD, yaitu:
1. Tahap seleksi. Pada tahap ini didapatkan referensi utama yang digunakan,
yaitu buku Kimia Lingkungan yang ditulis oleh Manihar Situmorang (2017).
Juga didapatkan hasil integrasi antara materi kimia lingkungan dengan Al
Qur’an, Hadits, Fikih, dan Akidah Akhlak.
2. Tahap strukturisasi. Pada tahap ini didapatkan struktur konsep kimia
terintegrasi keislaman pada mata kuliah kimia lingkungan.
3. Tahap karakterisasi. Karakterisasi konsep buku pengayaan dilakukan dengan
memberikan instrumen soal-soal kepada mahasiswa. Hasil uji karakterisasi
diperoleh rata-rata 86,9%. Berdasarkan data tersebut, dapat dinyatakan
bahwa seluruh konsep memiliki tingkat keterpahaman yang tinggi sesuai
dengan pemahaman mahasiswa. Konsep yang dikembangkan juga
dikategorikan mudah berdasarkan penilaian mahasiswa terhadap soal-soal
yang telah diujikan.
4. Tahap reduksi. Reduksi merupakan proses penyesuaian atau pengurangan
tingkat kesulitan. Dalam penelitian ini reduksi tidak dilakukan karena
berdasarkan hasil karakterisasi konsep-konsep yang dikembangkan
termasuk dalam kriteria mudah.
5. Hasil uji kelayakan buku pengayaan yang dilakukan terhadap ahli, memiliki
kriteria layak dengan kategori sangat baik dengan persentase 95%, dengan
rincian, aspek kelayakan materi sebesar 100%, aspek kelayakan bahasa
sebesar 100%, aspek kelayakan penyajian sebesar 93%, dan aspek
kegrafikaan sebesar 91%.
64
B. Saran
Untuk perbaikan penelitian lebih lanjut, maka peneliti memberikan saran
sebagai berikut:
1. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilakukan uji coba lapangan untuk
mengetahui bagaimana respon mahasiswa terhadap buku pengayaan ini
dalam pembelajaran.
2. Bagi peneliti selanjutnya, juga dapat membuat buku pengayaan kimia
lingkungan yang terintegrasi keislaman pada materi kimia lingkungan yang
belum dikembangkan pada penelitian ini, seperti toksikologi logam berat,
pencemaran makanan dan obat-obatan, serta pestisida.
65
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R. (2004). Kimia Lingkungan. Yogyakarta: ANDI; Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta.
Al-Hadabi, A. S. D. (2016). Integrating the Qur’an Verses into Secondary School
Science Curriculum of Yemen: An Islamic Perspective. International
Journal of Humanities and Social Science Research, 2, 37-48.
Ali, A. Y. (2009). Tafsir Yusuf Ali: Tafsir Qur’an 30 Juz. Bogor: Pustaka Litera
Nusa
Anas, N., Alwi, E. A. Z. E., Razali, H. H., Subki, R. N., & Bakar, N. A. A. (2013.
The Integration of Knowledge in Islam: Concept and Challenges. Global
Journal of Human Social Science Linguistics & Education, 13(10), 50-55.
Arifin., & Sjaeful, A. (2016). The Development of Air-Theme Integrated Science
Teaching Material Using Four Steps Teaching Material Development.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 12(1), 8-18
Arsanti, M. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Penulisan Kreatif
Bermuatan Nilai-nilai Pendidikan Karakter Religius Bagi Mahasiswa
Prodi PBSI, FKIP, UNISSULA. Jurnal KredoI, 1(2), hlm. 71
Ashri, N., & Hasanah, L. (2016). Uji Keterpahaman dan Kelayakan Bahan Ajar
IPA Terpadu. EDUSAINS, 8 (2), 145-149
Ashtankar, O. M. (2016). Islamic perspectives on environmental Protection.
International Journal of Applied Research, 2(1), 438-441.
Astuti, R. N. (2009). Peta Konsep Pada Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan
Keterampilan Berfikir Rasional Siswa SD/MI. Madrasah, 11(1).
Bagheri, A., Hosseinjanzadeh, F., & Mehr, M. S. (2015). The Consideration of
Physics and Chemistry Sciences in Holy Quran. Journal of Applied
Environmental and Biological Sciences, 4(12), 260-265.
Barhat, V. (2017). Para Pengusaha yang Mengubah Udara Menjadi Uang. BBC
News Indonesia.
Choiri, A., & Setiaji, B. (2014). Al-Quran Dan Al-Sunnah Sebagai Sumber
Ajaran Islam (Kajian Kritis Pemahaman Minardi Mursyid Di Solo Raya).
Suhuf, 26(2), 89-110.
66
Danial, M., Gani, T., & Husnaeni. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran dan
Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman
Konsep Peserta Didik. Journal of Educational Science and Technology,
3(1), 18-32.
Daryanto. (2013). Menyusun Modul (Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam
Mengajar). Yogyakarta: Gava Media.
Depdiknas. (2006). Panduan Menyusun dan Memilih Bahan Ajar. Jakarta:
Direktorat Sekolah Menengah Pertama.
Direktorat Pembinaan SMA. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar.
Jakarta: Kemendiknas
Direktorat Pembinaan SMP. (2010). Panduan Pengembangan Indikator. Jakarta:
Kemendiknas.
Fauzan. (2017). Integrasi Islam dan Sains dalam Kurikulum Program Studi
Pendidikan Guru MI Berbasis KKNI. JMIE : Journal of Madrasah
Ibtidaiyah Education, 1-13
Fitriani, F., Mahmud., & Darmana, A. (2016). Pengembangan dan Standarisasi
Bahan Ajar Kimia Terintegrasi Nilai-Nilai Spiritual Untuk Kelas XI
SMA/MA Semester 1 Berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan.
Jurnal Pendidikan Kimia, 8(1), 12-18
Gultom, E. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Melalui Pendekatan
Saintifik pada Pengajaran Termokimia. Jurnal Kimia Saintek dan
Pendidikan, 1(1), 22-29
Hamzah, F. (2015). Studi Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis
Integrasi Islam-Sains Pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Kelas XI
Madrasah Tsanawiyah. Jurnal Pendidikan Islam, 1(1), hlm. 46-47
Hartini. (2013). Eksistensi Fikih Lingkungan di Era Globalisasi. Al Daulah, 1(2),
38-49
Hashim, R., & Abdallah, S. S. (2013). Islamization of Human Knowledge in
Theory and Practice: Achievements, Challenges and Prospects in the IIUM
Context. IIUM Journal of Educational Studies, 1(1), 1-12.
Hasyim, A. (2015). Rancangan Pengembangan Bahan Ajar IPA Tema Laut untuk
SMP Melalui Four Step Teaching Material Development. Prosiding
Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015, Bandung,
Indonesia, hlm. 606
67
Hendri, S., & Setiawan, W. (2016). The Development of Earth Quake Teaching
Material for Junior High School by Four Step Teaching Materials
Development Method. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 12(1), 65-76
Herron, J. D. (1977). Problem Associated with Concept Analysis. Journal of
Science Education, 61(2), 185-199.
Irianto, I. K. (2015). Buku Bahan Ajar Pencemaran Lingkungan. Universitas
Warmadewa.
Iskandar, S. (2016). Studi Alquran Dan Integrasi Keilmuan: Studi Kasus UIN
Sunan Gunung Djati Bandung. Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya,
1(1), 86-93.
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam No 575 Tahun 2018 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kompetisi Sains Madrasah Tahun 2018
Khaidir, C. (2016). Pengembangan Buku Ajar Metode Numerik Berbasis
Konstruktivisme di IAIN Batusangkar. Ta’dib, 19(1), 67-82
Khotimah, K. (2004). Paradigma dan Konsep Ilmu Pengetahuan Dalam Al-
Qur’an. Epistemé, 9(1), hlm 70
Kurniasari, D. A. D., Rusilowati, A., & Subekti, N. (2014). Pengembangan Buku
Suplemen IPA Terpadu dengan Tema Pendengaran Kelas VIII. Unnes
Science Education Journal, 3(2), 462-467.
Leo, S. (2010). Kiat Jitu Menulis dan Menerbitkan Buku. Jakarta: Erlangga
Lubis, M. A. (2015). Effective Implementation Of The Integrated Islamic
Education. GJAT, 5(1), 59-68.
Luthfi, A. (2004). Kimia Lingkungan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Mahmud, A. (2017). Akhlak terhadap Allah dan Rasulullah saw. Sulesana, 11(2),
57-68
Manoiu, V. M., Düzgüneş, E., Azzeddine, M., & Manoiu, V. S. (2016). A
Qualitative Exploration Of The Holy Qur’an Enviromental Teachings.
IJAEDU-International E-Journal of Advances in Education, 2(5), 209-217.
Mardiana. (2013). Kajian Tafsir Tematik Tentang Pelestarian Lingkungan Hidup.
Al Fikr, 17(1), 139-151.
Marfu'ah, S., & Anwar, S. (2018). How To Develop SETS-based colloidal system
teaching materials. International Conference on Mathematics and Science
Education, 3, 298-303
68
Munadi, M. (2016). Integration of Islam and Science: Study of Two Science
Pesantrens (Trensain) in Jombang and Sragen. Jurnal Pendidikan Islam,
5(2), 287-303.
Murniati. (2015). Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Laboratorium Fisika
Sekolah Berdasarkan Analisis Kompetensi. Jurnal Inovasi dan
Pembelajaran Fisika, 2(2), hlm. 155
Muslim, B. (2016). Kimia dalam Perspektif Islam. Proceeding Seminar & Bedah
Buku “Islam dan Sains: Upaya Pengintegrasian Islam dan Ilmu
Pengetahuan di Indonesia” 2016.
Novak, J. D., & Canas, J. A. (2008). The Theory Underlying Concepts Maps and
How to Construct and Use Them. Technical Report IHMC CmapTools
Nurdin. (2009). Pengembangan Pendidikan Ipa Berbasis Teknologi Informasi
Komputer. Administrasi Pendidikan, 9(1), 123-136
Nurhayati. (2014). Akhlak dan Hubungannya dengan Aqidah dalam Islam.
Jurnal Mudarrisuna, 4(2), 289-309
Nusnowati, M. (2012). Pengembangan Perkuliahan Kimia Lingkungan Berbasis
Masalah untuk meningkatkan Nilai-nilai Karakter Mahasiswa. Lembaran
Ilmu Kependidikan, 41(2), 109-113.
Peraturan Menteri Pedidikan dan Kebudayaan. (2016). Petunjuk Teknis Pedoman
Buku yang digunakan oleh Satuan Pendidikan. Jakarta: Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan.
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
No. 44 Tahun 2015, tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Peraturan Pemerintah RI No. 41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
Permadi, R. T., & Fauzi, M. (2011). Perancangan Buku Warisan Budaya Wayang
kulit Indonesia. Inosains, 6(2), 79-85
Prodjosantoso, A. K., & Tutik, R. (2011). Kimia Lingkungan (Teori, Eksperimen,
dan Aplikasi). Yogyakarta: Kanisius
Pusat Kurikulum dan Perbukuan. (2014). Pedoman Penilaian Buku Nonteks
Pelajaran. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan. (2014). Pedoman Penulisan Buku Nonteks
Pelajaran. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
69
Pusat Kurikulum dan Perbukuan. (2016). Instrumen dan Rubrik B1 Penilaian
Buku Pengayaan Pengetahuan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan. (2016). Instrumen dan Rubrik Penilaian Buku
Pengayaan Butir Kegrafikaan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Puspitasari, D. J., & Khaeruddin. (2016). Kajian Bioremediasi Pada Tanah
Tercemar Pestisida. Kovalen, 2(3), 98-106
Rahman, D. F., Chandra, D. T., & Anwar, S. (2018). Development of an
integrated science teaching material oriented ability to argue for junior high
school student. Journal of Physics: Conf. Series 1157.
Ramli, M. (2014). Integrasi Pendidikan Agama Islam ke dalam Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam di Madrasah Tsanawiyah Negeri Mulawarman
Banjarmasin. Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan, 12(21),
111-132.
Riduwan. (2015). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan
Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta
Rifai, N., Fauzan., Sayuti, W., & Bahrissalim. (2014). Integrasi Keilmuan dalam
Pengembangan Kurikulum di UIN Se-Indonesia: Evaluasi Penerapan
Integrasi Keilmuan UIN dalam Kurikulum dan Proses Pembelajaran.
TARBIYA. 1(1), 13-33
Saeni, M. S. (1989). Kimia Lingkungan. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Sastrawijaya, A. T. (2009). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta
Setyosari, P. (2013). Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Shihab, M. Q. (2012). Al Lubab, Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari Surah-surah
al Qur’an. Tangerang: Lentera Hati
Sihite, D. Y. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Chemo-
Enterpreneurship dengan Metode 4S-TMD Pada Pokok Bahasan Asam-Basa
di Kelas XI SMA. Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi
Silaban, R., Septiani, B., & Hutabarat, W. (2015). Penyusunan Bahan Ajar Kimia
Inovatif Materi Laju Reaksi Terintegrasi Pendidikan Karakter Siswa Sma.
Jurnal Tabularasa Pps Unimed, 12(1), 78-88
Silaen, S., & Widiyono. (2013). Metodologi Penelitian Sosial untuk Penulisan
Skripsi dan Tesis. Jakarta: In Media
70
Situmorang, M. (2017) Kimia Lingkungan. Depok: Rajawali Pers.
Sunhaji. (2016). The Implementation of Integrated Learning in the Islamic
Religion Education as to Grow the Religiosity and Faith of Learners.
International Journal of Humanities and Social Science, 6(11), 279-289.
Syar, N. I., & Hamidah, I. (2015). Studi Literasi Pengembangan Bahan Ajar IPA
Terpadu dengan Tema Cuaca Menggunakan 4 Steps Teaching Material
Development (4S TMD). Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan
Pembelajaran Sains, Bandung, Indonesia.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Wahidiyah., Jamaluddin., & Yamin, M. (2018). Pengembangan Bahan Ajar IPA
Terpadu Menggunakan Four Steps Teaching Material Development
(4STMD) Pada Pembelajaran IPA SMP. Skripsi S1. Universitas Mataram
Wardhana, W. A. (2010). Dampak Pemanasan Global. Yogyakarta: Andi.
Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Wibisana, W. (2014). Hukum Penggunaan Air Limbah Daur Ulang untuk
Bersuci. Jurnal Pendidikan Agama Islam, Ta’lim, 12(1), 69-77
Zain, S., Ahmad, Z., Ismail, A. F., Shalat, M., & Mohammad, S. A. (2016).
Development Of Integrated Science Textbooks By Applying The Enrich
Tool. Journal of Education and Social Sciences, 5, 6-13.
Zuhdi, A. C. (2012). Krisis Lingkungan Hidup dalam Perspektif Al Qur’an.
Mutawatir, Jurnal Keilmuan Tafsir Hadits, 2(2), 140-162
Top Related