Download - “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

Transcript
Page 1: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

Paper:

“PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

FARMA

1201112496

ADMINITRASI PERPAJAKAN

ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

2013/2014

Page 2: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang maha Esa atas rahmat yang telah

diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini dengan judul “PENGELOLAAN

SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan paper ini berkat bantuan dan tuntunan

dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan

makalah ini.

Akhir kata semoga paper ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.Kritik

dan saran dari pembaca,penulis harapkan untuk membantupenyempurnaan paper ini.

Pekanbaru, 22 okt 2013

Penulis

Page 3: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan Paper

BAB II : LANDASAN TEORI

2.1.Pajak

2.1.1.Pengertian Pajak

2.1.2.Fungsi Pajak

2.1.3.Penggolongan Jenis-jenis Pajak

2.2.Sistem Pemungutan Pajak

2.3.Surat Pemberitahuan Tahunan(SPT)

2.3.1.Pengertian SPT

2.3.2.Fungsi SPT

2.3.3.Jenis-Jenis SPT

2.3.4 Batas Waktu Penyampaian SPT

2.3.5Sanksi apabila SPT tidak disampaikan

2.4 Batas waktu Penympaian SPT Tahunan

2.5 Prosedur Penyampaian SPT

BAB III:PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Penyampaian SPT Tahunan WP Badan

3.1.1 Tempat Pengambilan SPT

Page 4: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

3.1.2 Cara Pengisian SPT Tahunan WP Badan

3.1.3 Syarat Perpanjangan Waktu Penyampaian SPT Tahunan

BAB IV:PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan UUD 45 yang menjunjung tinggi

hak dan kewajiban setiap orang. Pajak merupakan wujud dari peran serta masyarakat dalam

mendukung pembangunan maupun perekonomian di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan

kesadaran dan rasa tanggung jawab, Peran pajak bagi suatu Negara menjadi sangat dominan.

Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara, iuran tersebut berupa uang, bukan barang.

Pajak yang dipungut berdasarkan ketentuan UUD dan aturan pelaksanaannya tanpa jasa

timbal balik dari Negara. Pajak yang digunakan untuk biaya rumah tangga yaitu pengeluaran-

pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas dan sebagai alat untuk mengatur atau

melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang ekonomi. Namun dalam membayar

pajak masih banyak Wajib Pajak yang salah penyetoran, misalnya lebih bayar ( lb ) atau

kurang bayar ( kb ) maka Wajib Pajak yang telah mempunyai NPWP perlu diberikan Surat

pemberitahuan ( SPT ) Tahunan dan perlu diberi himbauan.

Surat pemberitahuan ( SPT ) Tahunan yang dimaksud bertujuan Sebagai sarana wajib

pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan

perundang-undangan perpajakan. Oleh karena itu pengisian SPT tahunan ini disusun untuk

memberikan pedoman yang baik kepada wajib pajak agar dapat mengisi SPT Tahunan

dengan benar, lengkap dan jelas. Wajib pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung dan

menetapkan besarnya jumlah pajak penghasilan yang terutang dalam suatu tahun pajak, serta

menyampaikan dan mempertanggungjawabkan setelah tahun pajak terakhir dengan

menggunakan SPT Tahunan PPh. Apabila masih terdapat pajak yang kurang bayar, maka

harus dilunasi terlebih dahulu sebelum SPT Tahunan PPh tersebut disampaikan ke kantor

pelayanan pajak. Perbaikan administrasi dan penyempurnaan ketentuan perpajakan selalu di

lakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak. Untuk menyesuaikan dengan

ketentuan perpajakan yang berlaku dan agar memberikan kemudahan bagi wajib pajak dalam

mengisi SPT Tahunan

Page 6: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

1.2.Rumusan Masalah

Prosedur penyampaian SPT Tahunan ?

Pengolahan SPT Tahunan?

1.3.Tujuan Paper

Untuk mengetahui prosedur penyampaian SPT Tahunan ?

Untuk mengetahui pengolahan SPT Tahunan?

Page 7: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pajak

2.1.1Pengertian Pajak

Dibawah ini adalah beberapa pengertian pajak menurut para ahli, diantaranya:

Pengertian Pajak Menurut P.J.A Adriani ( Guru Besar Hukum Pajak pada Univ.

Amsterdam )

Pajak adalah Iuran kepada Negara ( yang dapat dipaksakan ) yang terutang oleh

yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat

prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas Negara untuk

menyelenggarakan pemerintahan.

Pengertian Pajak menurut. Rochmat Soemitro :

Pajak adalah Iuran rakyat pada kas Negara ( peralihan kekayaan dari sektor

partikulir ke sektor pemerintah ) Berdasarkan Undang-undang ( dapat dipaksakan )

dengan tiada mendapatkan jasa timbal ( tegen prestosi ), yang langsung dapat di

tunjukan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.

Dari beberapa pengertian pajak menurut para ahli diatas, maka pengertian pajak secara

umum adalah pembayaran berupa uang kepada pembendaharaan negara atau daerah, yang

dikenakan atas wajib pajak berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan, yang imbalannya dari negara dan daerah yang bersifat umum dan menyeluruh,

dan meskipun nyata namun tidak dapat ditunjukkan serta dipisah-pisahkan secara khas, untuk

masing-masing pembayaran tersebut, namun pemungutannya dapat dipaksakan.

Page 8: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

2.1.2 Fungsi Pajak

Dibawah ini adalah fungsi pajak Menurut Mardiasmo, dalam buku “perpajakan” ( 2002:1

) yaitu:

a. Fungsi Peneriamaan ( Budgetair )

Pajak sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-

pengeluaran Pemerintah.

b. Fungsi Mengatur ( Regulerend )

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam

bidang sosial ekonomi.

2.1.3 Penggolongan Jenis – jenis Pajak

Dibawah ini penggolongan Jenis – jenis pajak Menurut Mardiasmo dalam buku

”perpajakan” yaitu:

1.Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

Contohnya: Pajak Penghasilan

2.Pajak tidak langsung, yaitu Pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau

dilimpahkan kepada orang lain.Contohnya: Pajak pertambahan nilai

2.2 Sistem Pemungutan Pajak

Dibawah ini adalah 3 cara pemungutan pajak menurut Mardiasmo dalam buku

”perpajakan”yaitu:

1.Stelsel nyata ( riel stelsel ) yaitu, pengenaan Pajak didasarkan pada objek ( penghasilan

yang nyata ), sehngga pemungutannya baru dapat dilakukan akhir tahun pajak, yakni setelah

penghasilan yang sesungguhnya diketahui.

Page 9: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

2.Stelsel anggapan ( fictieve stelsel ) yaitu, Pengenaan pajak didasarkan pada suatu

anggapan yang diatur oleh undang-undang. Misalnya penghasilan satu tahun dianggap sama

dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya

pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan.

3.Stelsel campuran yaitu, Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu

anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang

sebenarnya.

2.3 Surat Pemberitahuan ( SPT )

2.3.1Pengertian SPT

SPT adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan

atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban

yang terhutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

2.3.2. Fungsi SPT

Fungsi SPT adalah :

-Bagi WP Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan

mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terhutang dan untuk

melaporkan tentang :

o .Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan atau

melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 ( satu ) tahun pajak atau

bagian tahun pajak.

o Penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak.

o Harta dan kewajiban

o Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau

pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 ( satu ) Masa Pajak, yang

ditentukan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Page 10: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

- Bagi PKP adalah sebagai saran untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan

perhitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang :

o Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran.

o Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh PKP

dan atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak, yang ditentukan oleh ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

- Bagi Pemotong atau Pemungut pajak adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan

mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkannya.

2.3.3Jenis-Jenis SPT

a. Surat Pemberitahuan Masa, adalah surat pemberitahuan untuk suatu masa pajak.

b. Surat Pemberitahuan Tahunan, adalah surat pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak

atau Bagian Tahun Pajak.

2.3.4Batas Waktu Penyampaian SPT

a. SPT Masa

Jenis Pajak Yang Menyampaikan Batas Waktu

Penyampaian

PPh Pasal 21 Pemotong PPh Pasal 21 Tanggal 20 Bulan

Takwim berikutnya

setelah Masa Pajak

berakhir

PPh Pasal 22 Impor PPN dan

PPnBM Impor

Direktorat Bea dan

Cukai

14 hari setelah

berakhirnya Masa Pajak

PPh Pasal 22 Impor, PPn dan Direktorat Bea dan 7 hari setelah batas

Page 11: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

PPnBM atas Impor ( DJBC ) Cukai waktu penyetoran Pajak

berakhir

PPh Pasal 22 Bendaharawan Bendaharawan Tanggal 14 bulan

takwim berikutnya setelah

Masa Pajak berakhir

PPh Pasal 22 Bahan Bakar Pertamina 20 hari setelah Masa

Pajak berikutnya

PPh Pasal 22 Pemungutan Oleh

Badan tertentu

Pemungut Pajak 20 hari setelah Masa

Pajak berakhir

PPh Pasal 23 Pemotong PPh Pasal 23 Tanggal 20 bulan

Takwim berikutnya

setelah Masa Pajak

berikutnya

PPh Pasal 25 Wajib Pajak Yang

Mempunyai NPWP

Tanggal 20 bulan

Takwim setelah Masa

Pajak berakhir

PPh Pasal 26 Pemotong PPh Pasal 26 Tanggal 20 bulan

Takwim setelah Masa

Pajak berakhir

PPN dan PPnbM PKP Tanggal 20 bulan

Takwim setelah Masa

Pajak berikutnya

PPN dan PPnBM

Bendaharawan

Bendaharawan

Pemerintah

14 hari setelah Masa

Pajak berikutnya

PPN dan PPnBM selain Selain Bendaharawan 20 hari setelah Masa

Page 12: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

Bendaharawan Pajak berakhir

b. SPT Tahunan

- WP Badan ; Paling Lambat Tanggal 30 April.

- WP Pribadi ; Paling Lambat Tanggal 31 Maret.

2.3.5Sanksi apabila SPT tidak disampaikan

• Denda Administrasi :

a. SPT Masa :

- PPN = Rp 500.000,00

- Non PPN = Rp 100.000,00

b. SPT Tahunan :

- Badan = Rp. 1.000.000,00

- OP = Rp. 100.000,00

c. Denda sebesar 2% dari DPP, jika :

- pengusaha tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP

- PKP tetapi tidak membuat FP

- PKP membuat FP tetapi tidak lengkap

- PKP membuat FP tetapi tidak tepat waktu

d. Denda 150% dari jumlah pajak yang kurang bayar dalam hal WP dilakukan tindakan

penyidikan pengungkapan ketidakbenaran perbuatannya

e. Denda 4 kali jumlah pajak yang tidak atau kurang bayar, atau yang tidak seharusnya

dikembalikan dalam hal terjadi penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan

atas persetujuan MENKEU untuk kepentingan penerimaan negara.

Page 13: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

• Sanksi Bunga = 2% x jumlah bulan dihitung sejak saat penyampaian SPT berakhir

sampai dengan tanggal pembayaran kekurangan pajak dan akibat pembetulan tersebut.

• Denda Kenaikan

a.SPT tidak disampaikan pada waktunya walaupun telah ditegur secara tertulis dan tidak

juga disampaikan dalam jangka waktu yang ditentukan dalam surat teguran. Dirjen Pajak

dapat menerbitkan SKPKB dengan sanksi kenaikan 50% dari pajak yang kurang bayar dalam

satu tahun pajak untuk PPh yang harus disetor sendiri dan 100% PPh pemotong dan

pemungutan PPN

b.WP yang berkewajiban melakukan pemungutan atau pemotongan PPh pasal 21/23/26

atau PPN namun tidak melakukan pemotongan, melakukan pemotongan namun kurang, tidak

menyetorkan pemotongan yang telah dilakukan maka dikenakan sanksi kenaikan 100%

dalam hak WP tidak menyampaikan SPT dalam jangka waktu yang ditentukan dalam surat

teguran.

c.Berdasarkan pemerikasaan PPN/PPnBM tidak seharusnya dikompensasikan kelebihan

pajaknya , dikenakan sanksi 100%

d.WP karena kealfaannya sehingga menimbulkan kerugian pendapatan negara tidak

dikenakan sanksi pidana, melainkan sanksi administrasi kenaikan sebesar 200%.

• Pidana ; Jika WP melakukan perbuatan tidak benar dibidang perpajakan maka

kepadanya tidak akan dilakukan penyidikan sepanjang memenuhi persyaratan sebagai berikut

:

a. Atas kemauan sendiri WP mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya.

b. Belum dilakukan tindakan penyelidikan.

c. Ketidakbenaran perbuatan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai kealfaan Pasal 38,

yaitu alfa tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar ( ada

indikasi penyelundupan ).

d. Bersedia melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang

beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar 2x jumlah pajak yang harus dibayar.

Page 14: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

2.4 Batas waktu Penympaian SPT Tahunan

Jenis Pajak Yang menyampaikan Pajak Batas Waktu Penyampaian

SPT Tahunan

Wajib Pajak yang

mempunyai NPWP

Selambatnya 3 bulan setelah akhir

tahin pajak (biasanya tanggal 31 maret

Tahun berikutnya)

PPh Pasal 21

Tahunan

Pemotong PPh Pasal 21 Selambatnya 3 bulan setelah akhir

Tahun Pajak

2.5 Prosedur Penyampaian SPT

a. SPT Tahunan di cetak oleh kantor Direktorat Jendral Pajak ( DJP ), lalu disalurkan

keseluruh Kantor Pelayanan Pajak seluruh Indonesia untuk kemudian di sampaikan kepada

para Wajib Pajak yang telah mempunyai NPWP.

b. Setiap Wajib Pajak yang telah memiliki NPWP wajib mendapat SPT Tahunan dengan

mengambil sendiri blanko SPT Tahunan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat untuk di isi

dengan lengkap, benar dan jelas.

c. Setelah di isi dengan lengkap, benar dan jelas maka blanko SPT Tahunan tersebut

dikembalikan lagi ke Kantor Pelayanan Pajak untuk diserahkan ke bagian pelayanan untuk

diteliti kelengkapannya agar tidak terjadi kesalahfahaman mengenai pembayaran pajak.

d. Setelah diteliti oleh bagian pelayanan, maka SPT Tahunan diserahkan kebagian

Pemeriksaan Data dan Informasi ( PDI ) untuk direkam. Apabila pada saat perekaman terjadi

kesalahan, misalnya kurang bayar ( kb ), lebih bayar ( lb ) diperlukan pemeriksaan, untuk

memeriksa kesalahan tersebut maka SPT Tahunan diserahkan ke bagian Pengawasan dan

konsultasi ( waskon ) 1 sampai waskon 1V atau menurut wilayah tempat si Wajib Pajak

tinggal.

e. Bagian pengawasan dan konsultasi ( waskon ) akan memeriksa kesalahan tersebut,

Apabila setelah diperiksa terjadi kurang bayar ( kb ) maka Wajib Pajak akan dipanggil untuk

diberikan himbauan dan diberikan SKPKB ( surat ketetapan kurang bayar ) dan Wajib Pajak

harus membayar kepada Kantor Pelayanan Pajak, Tapi apabila lebih bayar ( lb ) maka Wajib

Pajak akan diberikan restitusi atau uang milik Wajib Pajak akan dikembalikan ( konpensasi )

juga dapat diberikan restitusi.

Page 15: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

f. Setelah selesai diteliti, diperiksa dan direkam maka blanko SPT di arsipkan oleh KPP

sebagai bukti apabila suatu saat dibutuhkan.

Page 16: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Penyampaian SPT Tahunan WP Badan

3.1.1 Tempat Pengambilan SPT

SPT Tahunan dapat diambil di:

a. Kantor Pelayanan Pajak

b.Kantor Penyuluhan Pajak atau

c Tempat lain yang ditentukan oleh Dirjen Pajak

3.1.2 Cara Pengisian SPT Tahunan WP Badan

Dibawah ini adalah cara pengisian SPT, agar SPT Tahunan dapat dengan mudah diisi dan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

1.Isilah SPT Tahunan berdasarkan keadaan yang sebenarnya

2.Sebelum mengisi Induk SPT, isi dulu lampiran-lampirannya.

Urutan pengisian formulir lampiran yaitu:

a.Isilah formulir 1721-A1, lalu mengisi formulir 1721-A

b.Isilah formulir 1721-C, kemudian mengisi formulir 1721-B

c.Isilah formulir induk SPT 1721.

3.Beri tanda tangan pada induk SPT dan pada formulir 1721-A sebelum SPT Tahunan

disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak/Kantor Penyuluhan Pajak.

Page 17: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

4.SPT Tahunan beserta lamprannya diisi dalam beberapa rangkap, yaitu:

Kode Formulir Jumlah Rangkap

1721 2

1721-A 2

1721-A1 3

1721-B 2

1721-C 2

Lembar ke-1 untuk KPP

Lembar ke-2 untuk arsip pemotong pajak

Lembar ke-3 untuk Pegawai yang bersangkutan

5.Melampirkan suatu daftar khusus yang bentuknya sama dengan formulir 1721-A yang

memuat nama pegawai tidak tetap/penerima upah, jumlah penghasilan bruto, dan PPh pasal

21 yang terutang.

Page 18: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

3.1.3 Syarat Perpanjangan Waktu Penyampaian SPT Tahunan

Permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan paling lama enam

bulan. Permohonan diajukan secara tertulis menggunakan Formulir 1721-Y ke Kantor

Pelayanan Pajak dengan syarat sebagai berikut:

1.Permohonan diajukan sebelum batas waktu penyampaian SPT, dengan menyebutkan

alasan-alasannya

2.Menyampaikan perhitungan sementara PPh pasal 21 yang terutang

3.Melampirkan bukti pelunasan atau kekurangan penyetoran yang terutang.

3.2 Pengolahan SPT Tahunan WP Badan

Pengolahan SPT meliputi :

a.Seksi pelayanan menerima berkas SPT

b.Penilaian SPT yang bertujuan memperoleh keyakinan bahwa WP telah menyampaikan

SPT dengan lengkap.

c.SPT diteliti oleh petugas peneliti ( ada tim peneliti yang ditugaskan oleh notaris kepala

kantor sehingga terbentuk jadwal peneliti.

d.SPT dikirim ke seksi PDI untuk dilakukan perekaman.

Editing SPT bertujuan untuk :

1.membetulkan : salah tulis, salah hitung, salah penerapan PTKP, dan salah penerapan

tarif

2.meneliti ketepatan penyampaian SPT

3.meneliti ketepatan pembayaran atau penyetoran pajak terutang

4.meneliti kelengkapan pengisian kolom-kolom SPT

5.mencocokkan angka-angka dalam SPT induk dengan angka-angka yang tercantum

dalam lampirannya untuk mempersiapkan perekaman

Page 19: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

Perekaman SPT yang bertujuan untuk menyimpan data SPT yang diperlukan dalam sistem

informasi perpajakan ( SIP )

Page 20: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

BAB IV

PENUTUP

4.KESIMPULAN

Pengolahan SPT Tahunan WP Badan

Pengolahan SPT meliputi :

a. Seksi pelayanan menerima berkas SPT

b. Penilaian SPT yang bertujuan memperoleh keyakinan bahwa WP telah menyampaikan

SPT dengan lengkap.

c. SPT diteliti oleh petugas peneliti ( ada tim peneliti yang ditugaskan oleh notaris kepala

kantor sehingga terbentuk jadwal peneliti.

d. SPT dikirim ke seksi PDI untuk dilakukan perekaman.

Page 21: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

DAFTAR PUSTAKA

I. Buku

S. Gustiawan, Uwon, 2007, PedomanPraktis Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

(KUP), Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sukmana, Wahyu, Pengantar Perpajakan, Universitas Padjadjaran Program D3 Fakultas

Ekonomi PAAP.

II Dokumen

1. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 536/KMK.04/2000 tentang Tata

Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan

2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 82/KMK.03/2003

3. Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor KEP-215/PJ/2001 tentang Tata Cara Penerimaan

Surat Pemberitahuan

4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-49/PJ/2003 tentang Tata Cara Penerimaan

dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan

5. Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-36/PJ/2004.

6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 184/PMK.03/2007 tentang

Penentuan Tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak, penentuan tempat

pembayaran pajak, dan tata cara pembayaran, penyetoran dan pelaporan pajak, serta tata cara

pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak

7. UU No. 28 tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan.

8. UU PPh No. 36 Tahun 2008

Page 22: “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”

9. UU KUP No 28 Tahun 2007

10. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak No 1/PJ/2010 tentang Perubahan Atas peraturan

Direktorat Jenderal Pajak No. PER-19/PJ/2009 tentang Tata cara Penerimaan dan Pengolahan

SPT

III. Website :

http://acilbdgcity.wordpress.com/2011/02/02/