PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN KINERJA
KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG
TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Dita Fathiani
(1113086000006)
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H/2017 M
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
1. Nama Lengkap : Dita Fathiani
2. Tampat Lahir/Tgl. Lahir : Jakarta, 20 Januari 1995
3. Agama : Islam
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Status : Belum Menikah
6. Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswa
7. Kewarganegaraan : Indonesia
8. Golongan Darah : O
9. Tinggi & Berat Badan : 158cm & 50kg
10. Alamat Rumah : Jl. Swadharma Utara IV Gg.
Kenanga 2
Rt 004/01 No. 21
Ulujami-Pesanggrahan
Jakarta Selatan 12250
11. No. Hp : 081380877029
12. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. SD Negeri Ulujami 02 Pagi Jakarta Tahun 2007
2. SMP Negeri 29 Jakarta Tahun 2010
3. SMA Negeri 101 Jakarta Tahun 2013
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2017
III. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Peserta dalam Company Visit to Dana Reksa Sekuritas,
diselenggarakan oleh Prodi Ekonomi Syariah, 6 Desember 2015.
2. Peserta dalam Seminar Nasional ―Pembiayaan Properti dan
Investasi Syariah Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
ii
Indonesia‖, diselenggarakan Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia,
3 Maret 2016.
3. Meet and Greet 2013 LDK KOMDA Fakultas Ekonomi dan Bisnis
―Rahasia Mahasiswa Ideal‖ 12 September 2013.
4. Seminar Anti Corruption Clearing House ―Langkah Cerdas Cegah
Korupsi‖
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Purwadi
2. Tempat, Tanggal Lahir : Yogyakarta, 6 Desember 1962
3. Ibu : Priyati
4. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 15 November 1966
13. Alamat : Jl. Swadharma Utara IV Gg.
Kenanga 2
RT. 004/01 No. 21 Ulujami-
Pesanggrahan Jakarta Selatan
12250
5. Anak ke dari : 1 dari 2 bersaudara
iii
ABSTRACT
This research aims to analyze the effect of macroeconomic variables and
financial performance to stock returns of companies at JII. The data used is
secondary data and the method used is panel data regression analysis with the
program Eviews 9 to get an overview about the relationship between one variable
with another variables. The sample in this study consisted of 15 companies
registered in JII for 5 years from 2012-2016 with purposive sampling as sampling
method.
The results of this research shows that GDP and ROA variable have a
significant influence to stock returns. While Inflation and SBIS’s bonus rate does
not have a partially significance influence. The result of regression analysis
simultaneously obtained that Inflation, GDP, SBIS’s bonus rate and ROA jointly
affect Stock Return. The prediction ability of these four variables to Stock Return
is 97.21% while the rest of 2.79% influenced by other factor not included in
research model.
Keywords: Inflation, GDP, SBIS’s bonus rate, ROA, Stock Return, JII
iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel
makroekonomi dan kinerja keuangan terhadap return saham perusahaan yang
tercatat di Jakarta Islamic Index (JII). Data yang digunakan merupakan data
sekunder dan metode yang digunakan yaitu analisis regresi data panel dengan
bantuan program Eviews 9 untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh
mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Sampel dalam
penelitian ini terdiri dari 15 perusahaan yang konsisten terdaftar di JII selama 5
tahun yaitu dari tahun 2012-2016 dengan purposive sampling sebagai metode
pengambilan sampel.
Hasil penelitian ini adalah variabel PDB dan ROA memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap return saham secara parsial. Sedangkan Inflasi dan Imbal
Hasil SBIS tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham secara
parsial. Hasil analisis regresi secara simultan diperoleh bahwa Inflasi, PDB, Imbal
Hasil SBIS dan ROA secara bersama-sama mempengaruhi return saham.
Kemampuan prediksi dari keempat variabel tersebut terhadap return saham
sebesar 97.21% dan sisanya 2.79% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
dimasukkan ke dalam model penelitian.
Kata Kunci : Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS, ROA, Return Saham, JII
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Tak lupa juga shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita semua ke
jalan yang terang benderang.
Tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berdoa dan berusaha,
Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ―Pengaruh
Variabel Makroekonomi dan Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham
Perusahaan yang Tercatat di Jakarta Islamic Index‖ sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi (SE) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa banyak orang-orang yang
membantu dan memberikan dukungan serta doa agar penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini. Maka dari itu penulis ingin memberikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, terutama
kepada:
1. Terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan saya rezeki untuk
dapat kuliah di Universitas ini dan segala nikmat yang telah Allah berikan
yang harus disyukuri dan diberikan kemudahan dalam menyelesaikan
skripsi ini. Tanpa ridho dan berkah-Mu semua ini sulit terjadi.
vi
2. Kedua orang tuaku untuk segala kasih sayang, untuk Ayah Purwadi dan
Mamah Priyati, atas segala kesabaranmu dan ketulusanmu dalam
membesarkanku hingga sampai saat ini. Terima kasih atas segala doa dan
dukungan baik berupa moril maupun materil untuk dapat melancarkan
studi hingga sampai saaat ini.
3. Terima kasih untuk Adikku Muhammad Pandhi Fauzan, saudaraku Gihan,
Mba Ajeng, Dali, Ade Shiddiq yang sudah memberikan banyak dukungan
dan mendengarkan segala keluh kesah. Juga kedua Nenekku, Budeh, Tante
ya, Uci, Om Dedi, Padeh yang sudah seperti orang tuaku sendiri yang
selalu memberikan banyak motivasi dan masukan.
4. Bapak Dr. Arief Mufraini selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu dan
pengetahuan baru yang menarik kepada mahasiswanya. Semoga dapat
membawa FEB menjadi fakultas yang lebih baik lagi.
5. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah
dan Ibu RR. Tini Anggaraini, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Syariah yang telah membantu dan memberikan banyak ilmu yang
bermanfaat selama masa perkuliahan.
6. Bapak Dr. M. Nurianto Al Arif, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan ilmu dan
memberikan segala solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh penulis.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan bapak.
vii
7. Terima kasih seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih telah mengajari saya
dan memberikan ilmu sehingga sangat membantu saya dalam memahami
materi perkuliahan.
8. Sahabat-sahabat seperjuangan Ekonomi Syariah Andev, Hillyatun, Ida,
Vika, Azzam, Hani, Muzda, Acin, Ficky, Zyra, Munjiah, Mega, Umi,
Sicay, Abie Ayub, Rian, Abie Sentani, Harish, Ridho, Iqbal, Fadhil,
Dimas, Andri, Zul, Arie, Ulfah, Nadya, Putri, Nabilah, Nurul, Puspa,dan
Kak Ulfa dan teman-teman Ekonomi Syariah lainnya yang tidak bisa
disebutkan, semoga apapun yang kita kerjakan bisa selalu diberikan
kemudahan oleh Allah SWT.
9. Sahabat-sahabatku dari SMA Irma, Endah, Septya, Bella, Nazma, Adella
Rianty, Ainul, Adellia yang telah memberikan banyak motivasi dan
dukungan selama penulis mengerjakan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang dimiliki oleh penulis, maka dari itu
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan dari berbagai pihak
yang dapat membangun.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh.
Jakarta, 9 November 2017
Dita Fathiani
NIM. 1113086000006
viii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHANUJIAN KOMPREHENSIF
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... iii
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 12
C. Tujuan ................................................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 14
A. Landasan Teori .................................................................................... 14
1. Jakarta Islamic Index........................................................................ 14
2. Return Saham ................................................................................... 15
ix
3. Inflasi................................................................................................ 20
4. PDB .................................................................................................. 23
5. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)........................................ 24
6. Rasio Profitabilitas ........................................................................... 25
B. Keterkaitan Antarvariabel ................................................................... 26
C. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 29
D. Kerangka Penelitian ............................................................................ 34
E. Hipotesis .............................................................................................. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 36
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 36
B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel ............................................. 36
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 38
D. Metode Analisis Data .......................................................................... 39
E. Operasional Variabel ........................................................................... 46
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 50
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 50
1. Perkembangan Jakarta Islamic Index ............................................... 50
2. Perkembangan Inflasi ....................................................................... 51
3. Perkembangan PDB ......................................................................... 52
4. Perkembangan SBIS ........................................................................ 53
5. Perkembangan Return On Asset ...................................................... 54
6. Perkembangan Return Saham .......................................................... 56
B. Analisis Data ........................................................................................ 57
x
1. Pemilihan Model Regresi Data Panel .............................................. 57
2. Pengujian Hipotesis dengan Regresi Data Panel ............................. 59
a. Pengaruh Variabel Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan ROA
terhadap reurn saham secara parsial (Uji t) ............................... 58
b. Pengaruh Variabel Inflasi, PDB, Imbal Hasil dan ROA
terhadap Return Saham secara Simultan (Uji F) ....................... 61
c. Koefisien Determinasi ................................................................ 62
3. Persamaan Model Regresi ................................................................ 63
4. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 70
a. Variabel Inflasi ........................................................................... 70
b. Variabel PDB ............................................................................. 71
c. Variabel Imbal Hasil SBIS ......................................................... 72
d. Variabel ROA............................................................................. 72
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 74
A. Kesimpulan ................................................................................... 74
B. Saran ............................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 82
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Jumlah Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2
2.1 Kerangka Penelitian 34
4.1 Perkembangan Jakarta Islamic Index 50
4.2 Perkembangan Inflasi di Indonesia 51
4.3 Perkembangan PDB di Indonesia 53
4.4 Perkembangan Imbal Hasil SBIS 54
4.5 Perkembangan Return On Asset 55
4.6 Perkembangan Return Saham 56
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Pertumbuhan Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS, ROA dan
Return Saham JII tahun 2012-2016
6
3.1 Daftar Perusahaan yang Tercatat di JII Selama 5 Tahun 37
4.1 Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Common Effect
Model, Fixed Effect Model dan Random Effect Model
57
4.2 Hasil Uji Chow 58
4.3 Hasil Uji Hausman 58
4.4 Koefisien Variabel 63
4.5 Persamaan Regresi Objek Penelitian 64
4.6 Hubungan Variabel Independen terhadap Return Saham 70
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Daftar 15 Perusahaan di JII 82
2 Data Penelitian 83
3 Hasil Uji Common Effect Model 85
4 Hasil Uji Fixed Effect Model 86
5 Hasil Uji Chow 87
6 Hasil Uji Random Effect Model 88
7 Hasil Uji Hausman 89
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal merupakan hal yang sangat penting dalam dunia
perekonomian. Bisa dikatakan pasar modal bisa menjadi faktor besar dalam
pertumbuhan ekonomi di Indonesia, maka dari itu sangat dibutuhkan peran
dari para investor khususnya investor lokal. Pasar modal mempunyai arti yaitu
tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk memperjual beli kan surat-
surat berharga atau pun saham yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun
perusahaan swasta. Para investor yang memiliki kelebihan dana bisa
menanamkan dananya di pasar modal dan para perusahaan yang
membutuhkan dana bisa menjual saham atau obligasi untuk mendapatkan
modal yang diinginkan.
Menurut Kartika (2010) peran penting pasar modal dalam
perekonomian adalah pertama, sebagai sarana pendanaan usaha. Dana yang
diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk mengembangkan usaha,
ekspansi, penanaman modal kerja dan lainnya. Kedua, pasar modal menjadi
sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti
saham, obligasi dan lain-lain.
Bagi umat Islam, kegiatan perdagangan di pasar modal dianggap
mengandung unsur spekulasi dan hal tersebut membuat umat Islam ragu untuk
menempatkan dananya di pasar modal. Perkembangan pasar modal syariah di
Indonesia diawali dengan penerbitan reksa dana syariah pada tahun 1997.
2
Selanjutnya berkembang dengan munculnya Jakarta Islamic Index (JII) pada
tahun 2000 dan diterbitkannya obligasi syariah mudharabah pada tahun 2002.
Pasar modal syariah adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek
yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek
yang menjalankan kegiatannya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah (Aziz,
2010). Pasar modal syariah pertama kali muncul karena keinginan umat Islam
untuk melakukan investasi yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Prinsip syariah yang membedakan antara investasi konvensional dengan
investasi syariah yaitu dalam syariah tidak boleh mengandung unsur riba
(bunga), gharar (spekulasi) dan maysir (judi).
Pasar modal yang terus mengalami perkembangan setiap tahunnya bisa
dilihat dari terus bertambahnya jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Sejak tahun 2010-2016 tercatat ada 121 perusahaan baru yang
terdaftar ke dalam Bursa Efek Indonesia.
Gambar 1.1
Jumlah Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
280
290
300
310
320
330
340
350
2012 2013 2014 2015 2016
Periode 1
Periode 2
Sumber: OJK
3
Jakarta Islamic Index atau JII merupakan salah satu indeks saham
yang mengacu pada saham-saham syariah yang terdaftar di BEI. Indeks JII
ini diharapkan menjadi tolak ukur kinerja saham yang berbasis syariah dan
untuk lebih mengembangkan pasar modal syariah. Perkembangan indeks
yang diberikan oleh JII diharapkan dapat membuat semakin majunya pasar
modal syariah. Saham-saham syariah yang masuk dalam perhitungan Jakarta
Islamic Index (JII) terus dievaluasi dari sisi ketaatannya terhadap prinsip-
prinsip syariah sebagaimana tertuang dalam fatwa DSN (Nafik, 2009).
Apabila saham tersebut tidak lagi memenuhi prinsip syariah maka akan
dikeluarkan dan digantikan oleh saham yang lainnya. Evaluasi terhadap
saham-saham tersebut dilakukan setiap enam bulan sekali. Menurut Nazwar
(2008) tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan
investor untuk melakukan investasi pada saham syariah dan memberikan
manfaat bagi pemodal dalam melakukan syariah Islam.
Tujuan utama para investor menanamkan modalnya baik di pasar
modal syariah mau pun konvensional adalah untuk mendapatkan keuntungan
atau return. Perdagangan yang dilakukan di pasar modal baik syariah mau
pun konvensional pasti memiliki return yang berbeda-beda. Return adalah
tingkat pengembalian yang akan diterima oleh penanam modal di masa yang
akan datang.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Tanjung (2014) menunjukkan
bahwa distribusi dari return JII tidak menyebar normal. Hal tersebut
menjelaskan bahwa return dari Jakarta Islamic Indeks sangat berfluktuasi.
4
Implikasinya yaitu pada suatu hari akan diperoleh keuntungan yang sangat
tinggi dan kerugian yang sangat besar. Menurut Kartika (2010) adanya
volatilitas akan menyebabkan risiko dan ketidakpastian yang dihadapi
investor semakin besar sehingga minat investor untuk berinvestasi menjadi
tidak stabil.
Penelitian yang dilakukan oleh Putry, dkk (2014) memberikan hasil
bahwa tingkat return yang diberikan oleh JII dan IHSG lebih rendah daripada
tingkat return yang didapat oleh seorang investor yang menanamkan dananya
di investasi yang bebas risiko seperti SBI dan SBIS. Hal ini akan membuat
investor lebih tertarik untuk menanamkan dananya dalam bentuk deposito.
Return merupakan hal yang sangat penting bagi para investor, tingkat
return yang tidak stabil akan membuat para investor ragu untuk menanamkan
modalnya. Setiap investasi mempunyai karakteristik (hubungan return dan
risiko) tertentu, bisa dikatakan bahwa high-risk high-return, artinya hasil
investasi yang tinggi mengandung risiko yang besar (Zarman, 2017).
Sehingga saat berinvestasi perlu menghetahui mengenai hal-hal yang dapat
mempengaruhi tingkat pengembalian atau return saham.
Faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi return bisa dilihat
dari faktor makro dan faktor mikro suatu perusahaan atau dilihat dari kinerja
perusahaan tersebut. Menurut Syahrir dalam Suciningtias (2015) faktor
makro yang dapat mempengaruhi indeks saham syariah tersebut adalah
Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Nilai
Tukar dan lain-lain. Menurut Rusliati dan Fathoni (2011) kondisi makro
5
secara umum diindikasikan oleh indikator ekonomi yang meliputi suku
bunga, inflasi, nilai tukar, produk domestic bruto (PDB). Sedangkan faktor
mikro atau informasi fundamental menurut Absari, dkk (2013) merupakan
informasi yang berhubungan dengan kondisi perusahaan yang umumnya
dintunjukkan dalam laporan keuangan yang merupakan salah satu ukuran
kinerja perusahaan. Menurut Pratiwi dan Priyadi (2014) laporan keuangan
menjadi salah satu sumber informasi akuntansi yang digunakan untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan. Analisis kinerja laporan keuangan
merupakan hal yang harus dilakukan oleh para investor sebelum mengambil
keputusan investasi, apakah akan membeli atau menjual saham tersebut. Hal
ini perlu dilakukan untuk melihat bagaimana kondisi perusahaan tersebut di
masa yang akan datang apakah perusahaan tersebut bisa memberikan return
yang diharapkan atau hanya akan memberikan kerugian. Menurut Atiqah
(2016) semakin baik kinerja suatu perusahaan maka akan semakin menarik
minat investor kerena keuntungan atau return yang diharapkan juga akan
semakin besar.
Dalam penelitian ini penulis membatasi menggunakan variabel makro
yang diduga mempunyai pengaruh terhadap return saham perusahaan di JII,
variabel tersebut adalah inflasi, PDB dan SBIS. Sedangkan variabel mikro
perusahaan yang digunakan adalah Return on Assets (ROA).
6
Tabel 1.1
Pertumbuhan Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS, ROA dan
Return Saham JII tahun 2012-2016.
Tahun Return
Saham
Perusahaan
JII
(Rupiah)
Inflasi
(%)
PDB
(Milyar
Rupiah)
Imbal Hasil
SBIS
(%)
ROA
(%)
2012 525.59 4.30% 7,727,083.40 4.08% 16.30%
2013 484.86 8.38% 8,156,497.80 7.22% 13.74%
2014 560.08 8.36% 8,564,866.60 6.90% 13.39%
2015 400.04 3.35% 8,982,511.30 7.10% 10.21%
2016 478.26 3.02% 9,433,034.40 5.90% 10.92%
Sumber: Laporan Keuangan, BPS, BI. Data diolah
Berdasarkan Tabel 1.2 perkembangan return pada perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dari tahun 2012-2016 mengalami
fluktuasi. Pada tahun 2012-2013 nilai return saham perusahaan-perusahaan
JII mengalami penurunan sebesar Rp. 40.73 yaitu dari Rp. 525.59 menjadi
Rp. 484.86. Pada tahun 2013-2014 nilai return saham perusahaan-perusahaan
JII mengalami kenaikan sebesar Rp. 75.22 yaitu dari Rp. 484.86 menjadi Rp.
560.08. Selanjutnya pada tahun 2014-2015 nilai return saham perusahaan-
perusahaan JII mengalami penurunan kembali sebesar Rp. 160.04 yaitu dari
Rp. 560.08 menjadi Rp. 400.04. Pada tahun 2015-2016 nilai return saham
perusahaan-perusahaan JII mengalami kenaikan kembali sebesar Rp. 78.22
yaitu dari Rp. 400.04 menjadi Rp. 478.26.
7
Variabel inflasi berdasarkan Tabel 1.2 mengalami fluktuasi dari tahun
2012-2016. Pada tahun 2012-2013 inflasi mengalami kenaikan sebesar 4.08
persen yaitu dari 4.30 persen menjadi 8.38 persen, sedangkan nilai return
saham perusahaan-perusahaan JII mengalami penurunan sebesar Rp. 40.73.
Pada tahun 2013-2014 inflasi mengalami penurunan sedikit sebesar 0.02
persen yaitu dari 8.38 persen menjadi 8.36 persen, sedangkan nilai return
perusahaan-perusahaan JII mengalami kenaikan sebesar Rp. 75.22.
Selanjutnya pada tahun 2014-2015 inflasi mengalami penurunan kembali
sebesar 5.01 persen yaitu dari 8.36 persen menjadi 3.35 persen, return saham
perusahaan-perusahaan JII juga mengalami penurunan sebesar Rp. 160.04.
Pada tahun 2015-2016 inflasi mengalami penurunan yaitu sebesar 0.33 yaitu
dari 3.35 persen menjadi 3.02 persen, sedangkan return saham perusahaan-
perusahaan JII mengalami kenaikan sebesar Rp. 78.22.
Fenomena ini menunjukkan telah terjadi ketidakkonsistenan
hubungan antara inflasi dengan return saham perusahaan-perusahaan JII.
Penelitian Nidianti (2013) memperlihatkan bahwa tingkat inflasi berpengaruh
signifikan dan positif terhadap return saham, yang artinya jika inflasi naik
maka return saham juga akan mengalami kenaikan dan sebaliknya. Teori ini
sesuai pada data tahun 2014-2015 yaitu inflasi dan return saham mempunyai
hubungan yang positif. Berbeda dengan penelitian Adiyadnya, dkk (2016)
memperlihatkan bahwa inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap return
saham, yang artinya jika inflasi mengalami kenaikan maka return saham akan
mengalami penurunan begitu juga sebaliknya. Teori ini sesuai pada data
8
tahun 2012-2013 yaitu inflasi dan return saham mempunyai hubungan yang
negatif.
Variabel PDB berdasarkan Tabel 1.2 terus mengalami kenaikan dari
tahun 2012-2016. Pada tahun 2012-2013 PDB mengalami kenaikan sebesar
Rp. 429,414.40 yaitu dari Rp. 7,727,083.40 menjadi Rp. 8,156,497.80, return
saham perusahaan-perusahaan JII mengalami penurunan sebesar Rp. 40.73.
Selanjutnya pada tahun 2013-2014 PDB mengalami kenaikkan kembali
sebesar Rp. 408,368.80, return saham perusahaan-perusahaan JII juga
mengalami kenaikan sebesar Rp. 75.22. Pada tahun 2014-2015 PDB
mengalami kenaikkan yaitu sebesar Rp. 417,644.70 yaitu dari Rp.
8,564,866.69 menjadi Rp. 8,982,511.30, return saham perusahaan-
perusahaan JII mengalami penurunan sebesar Rp. 160.04. Selanjutnya pada
tahun 2015-2016 PDB mengalami kenaikan sebesar Rp. 450,523.10 yaitu dari
Rp. 8,982,511.30 menjadi Rp. 9,433,034.40 begitu juga dengan return saham
perusahaan-perusahaan JII mengalami kenaikan sebesar Rp. 78.22.
Fenomena ini menunjukkan adanya hubungan yang tidak konsisten
antara PDB dengan return saham. Penelitian Nazwar (2008) memperlihatkan
bahwa pertumbuhan ekonomi atau PDB mempunyai pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap return saham, yang artinya jika pertumbuhan
ekonomi atau PDB naik maka return saham juga mengalami kenaikan dan
sebaliknya. Hal ini sesuai dengan data pada tahun 2013-2014 dan 2015-2016
ketika PDB naik return saham juga mengalami kenaikan begitu juga
sebaliknya. Berbeda dengan penelitian Adiyadnya, dkk (2016) dan
9
Wiradharma dan Sudjarni (2016) yang memerlihatkan bahwa PDB
berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham, yang artinya jika PDB
naik maka return saham mengalami penurunan dan begitu juga sebaliknya.
Hal ini sesuai dengan data pada tahun 2012-2013 yaitu PDB mengalami
penurunan dan return saham mengalami kenaikan.
Variabel Imbal Hasil Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) pada
Tabel 1.2 menunjukkan nilai yang fluktuatif. Pada tahun 2012-2013 nilai
imbal hasil SBIS mengalami kenaikan sebesar 3.14 persen yaitu dari 4.08
persen menjadi 7.22 persen sedangkan nilai return saham perusahaan-
perusahaan JII mengalami penurunan sebesar Rp. 40.73. Pada tahun 2013-
2014 nilai imbal hasil SBIS mengalami penurunan sebesar 0.32 persen yaitu
dari 7.22 persen menjadi 6.90 persen dan return saham perusahaan-
perusahaan JII mengalami kenaikan sebesar 0.12. Selanjutnya pada tahun
2014-2015 nilai imbal hasil SBIS mengalami kenaikan sebesar 0.20 persen
yaitu dari 6.90 persen menjadi 7.10 persen, sedangkan nilai return saham
perusahaan-perusahaan JII mengalami penurunan sebesar Rp. 160.04. Pada
tahun 2015-2016 nilai imbal hasil SBIS mengalami penurunan sebesar 1.20
persen yaitu dari 7.10 persen menjadi 5.90 persen dan return saham
perusahaan-perusahaan JII mengalami kenaikan sebesar Rp. 78.22.
Fenomena ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang konsisten
antara imbal hasil SBIS dengan return saham pada perusahaan-perusahaan
JII. Penelitian Beik dan Fatmawati (2014) memperlihatkan bahwa imbalan
SBIS mempengaruhi JII secara negatif dan signifikan, yang artinya jika nilai
10
imbalan SBIS mengalami kenaikan maka nilai JII akan mengalami penurunan
yang nantinya akan berdampak pula pada return saham perusahaan-
perusahaan JII dan begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai pada data tahun
2012-2016, yaitu imbal hasil SBIS dan return saham mempunyai hubungan
yang negatif. Namun untuk lebih memperkuat teori yang ada maka
diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan imbal hasil SBIS
dengan return saham.
Variabel Return On Assets atau ROA dari Tabel 1.2 menunjukkan
nilai yang fluktuatif. Pada tahun 2012-2013 nilai ROA mengalami penurunan
sebesar 2.56 persen yaitu dari 16.30 persen menjadi 13.74 persen, nilai return
saham perusahaan-perusahaan JII juga mengalami penurunan sebesar Rp.
40.73. Selanjutnya pada tahun 2013-2014 nilai ROA mengalami sedikit
penurunan yaitu sebesar 0.35 yaitu dari 13.74 persen menjadi 13.39 persen,
sedangkan nilai return saham perusahaan-perusahaan JII mengalami
kenaikan sebesar Rp. 75.22. Pada tahun 2014-2015 nilai ROA mengalami
penurunan sebesar 3.18 persen yaitu dari 13.39 persen menjadi 10.21 persen,
return saham perusahaan-perusahaan JII juga mengalami penurunan yaitu
sebesar Rp. 160.04. Sedangkan pada tahun 2015-2016 nilai ROA mengalami
kenaikan sebesar 0.71 persen yaitu dari 10.21 persen menjadi 10.92 persen,
return saham perusahaan-perusahaan JII juga mengalami kenaikan sebesar
Rp. 78.22.
Penelitian Gunadi dan Kesuma (2015), Putra dan Kindangan (2016)
memperlihatkan bahwa ROA secara signifikan berpengaruh positif terhadap
11
return saham pada perusahaan food and beverage Bursa Efek Indonesia, yang
artinya jika ROA mengalami kenaikan maka return saham juga akan
mengalami kenaikan dan begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan data
pada tahun 2012-2013 dan 2014-2015 dimana ROA mengalami penurunan
begitu juga dengan return saham yang mengalami penurunan. Berbeda
dengan penelitian Nidianti (2014) memperlihatkan bahwa ROA tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui dari penelitian bahwa
return saham perusahaan JII memberikan nilai yang sangat fluktuatif. Selain
itu dilihat dari variabel kinerja keuangan yang menunjukkan bahwa adanya
penurunan kinerja keuangan. Return saham merupakan hal yang sangat
penting bagi para investor maka perlu dilakukan penelitian mengenai faktor
yang mempengaruhi return saham. Berdasarkan latar belakang tersebut dan
adanya beberapa penelitian yang berhubungan antara Inflasi, PDB, Imbal
Hasil SBIS, dan ROA yang menunjukkan bahwa adanya ketidakkonsistenan
hubungan hasil yang didapat dari beberapa penelitian. Maka hal tersebut
mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi return saham. Berdasarkan latar belakang, maka
penulis memberikan judul untuk penelitian skripsi ini yaitu dengan judul:
“Pengaruh Variabel Makroekonomi dan Kinerja Keuangan terhadap
Return Saham Perusahaan yang Tercatat di Jakarta Islamic Index”.
12
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, bahwa return saham JII
menunjukkan angka yang fluktuatif begitu juga dengan adanya
ketidakkonsistenan hubungan antara Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS, dan
ROA terhadap return saham maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Dari penjelasan di atas, penelitian ini berfokus pada variabel Inflasi, PDB,
Imbal Hasil SBIS dan ROA terhadap return saham Jakarta Islamic Index
periode 2012-2016.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka diperlukan penelitian
lebih lanjut, sehingga pada penelitian ini akan dibahas bagaimanakah
pengaruh Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS, dan ROA terhadap return saham
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index?
C. Tujuan
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, maka tujuan
dari penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk menganalisis pengaruh Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS, dan
ROA terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan Jakarta
Islamic Index (JII) secara parsial.
2. Untuk menganalisis pengaruh Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS, dan
ROA terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan Jakarta
Islamic Index (JII) secara simultan.
13
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Praktisi
Bagi calon investor, diharapkan penelitian ini dapat menjadi
pertimbangan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi
return saham sebelum melakukan investasi.
2. Bagi Akademis
Penelitian ini erat hubungannya dengan bidang ilmu ekonomi
islam dan pasar modal syariah, sehingga diharapkan penelitian ini
dapat memberikan informasi tambahan untuk pihak yang
berkepentingan dan juga dapat memberikan referensi bagi peneliti
selanjutnya.
3. Manfaat bagi peneliti
Bagi penulis penelitian ini dapat menjadi sarana pembelajaran
dalam memahami hubungan antara Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS,
dan ROA terhadap return saham perusahaan-perusahaan JII. Selain itu
penelitian ini juga dapat menjadi pembelajaran dalam menganalisis
suatu permasalahan dan untuk mencari suatu jawaban dari
permasalahan tersebut.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Jakarta Islamic Index (JII)
Jakarta Islamic Index merupakan indeks saham yang terdiri dari 30
saham dimana semua saham tersebut tidak bertentangan dengan prinsip
syariah. Menurut Rodoni (2009) Jakarta Islamic Index (JII) merupakan
subset dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diluncurkan pada
tanggal 3 Juli 2000. JII melakukan penyaringan (filter) terhadap saham
yang listing. Rujukan dalam penyaringannya adalah fatwa syariah yang
dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN). Berdasarkan fatwa
inilah BEI memilih emiten yang unit usahanya sesuai dengan syariah.
Jenis suatu badan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah adalah
sebagai berikut:
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang.
b. Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi.
c. Memproduksi, mendistribusikan, menyediakan dan memperdagangkan
barang dan jasa yang haram karena zatnya, yang haram karena bukan
zatnya dan yang merusak moral dan bersifat mudarat.
Emiten dilihat dari rasio keuangannya yaitu kriteria investasi Islam
berdasarkan Fatwa DSN, adalah sebagai berikut (Rodoni, 2009):
15
a. Perusahaan yang mendapatkan dana pembiayaan atau sumber dana
dari hutang tidak lebih dari 30% dari rasio modalnya.
b. Pendapatan bunga yang diperoleh perusahaan tidak lebih dari 15%.
c. Perusahaan yang memiliki aktiva kas atau piutang yang jumlah piutang
dagangnya atau total piutangnya tidak lebih dari 50%.
Kriteria penetapan saham-saham yang masuk dalam perhitungan
Jakarta Islamic Index dilakukan proses seleksi sebagai berikut:
a. Saham-saham yang akan dipilih berdasarkan Daftar Efek Syariah
(DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK.
b. Memilih 60 saham dari Daftar Efek Syariah tersebut berdasarkan
urutan kapitalisasi pasar terbesar selama 1 tahun terakhir.
c. Dari 60 saham tersebut, dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas
yaitu nilai transaksi di pasar regular selama 1 tahun terakhir.
Jakarta Islamic Index direview setiap 6 bulan yaitu pada bulan
Januari dan Juli atau berdasarkan periode yang ditetapkan oleh Bapepam-
LK yaitu pada saat diterbitkannya Daftar Efek Syariah.
2. Return Saham
Return merupakan tingkat keuntungan atas investasi yang dilakukan
(Chuzaimah dan Amalina, 2014). Setiap investor yang melakukan
investasi pasti memiliki tujuan utama yaitu untuk mendapatkan
keuntungan secara maksimal. Namun untuk mendapatkan return yang
tinggi maka akan terdapat risiko yang tinggi pula, bisa dikatakan return
dan risiko memiliki hubungan yang searah.
16
Menurut Chuzaimah dan Amalina (2014), return total merupakan
return yang paling sering digunakan untuk mengukur seberapa besar
tingkat pengembalian yang akan diterima oleh investor dari investasi pada
periode tertentu. Terdapat dua jenis return total, capital gain (loss) adalah
keuntungan atau kerugian yang diterima dari investasi berdasarkan selisih
harga beli dan harga jual. Yield adalah presentase penerimaan kas periodik
terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi, dalam saham
disebut dividen.
Menurut Tandelilin dalam Purnomo dan Widyawati (2010) jenis-
jenis return adalah sebagai berikut:
a. Return realisasi (realized return)
Return yang telah terjadi (return aktual) yang dihitung berdasarkan
data historis (ex post data). Return historis ini berguna sebagai dasar
penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa
datang (conditioning expected return).
b. Return yang diharapkan (expected return)
Return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa
mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang bersifat sudah
terjadi (ex post data), return yang diharapkan merupakan hasil
estimasi sehingga sifatnya belum terjadi (ex ante data).
c. Return yang dipersyaratkan (required return)
17
Return yang diperoleh secara historis yang merupakan tingkat return
minimal yang dikehendaki oleh investor atas preferensi subyektif
investor terhadap risiko.
Return saham bisa dipengaruhi oleh faktor makro dan faktor mikro
suatu perusahaan. Menurut Syahrir dalam Suciningtias (2015) faktor
makro yang dapat mempengaruhi indeks saham syariah tersebut adalah
Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB),
Nilai Tukar dan lain-lain. Menurut Rusliati dan Fathoni (2011) kondisi
makro secara umum diindikasikan oleh indokator ekonomi yang meliputi
suku bunga, inflasi, nilai tukar, produk domestik bruto (PDB). Sedangkan
faktor mikro atau informasi fundamental menurut Absari, dkk (2013)
merupakan informasi yang berhubungan dengan kondisi perusahaan yang
umumnya dintunjukkan dalam laporan keuangan yang merupakan salah
satu ukuran kinerja perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan berupa rasio
profitabilitas, rasio solvabilitas, rasio pasar dan lainnya. Namun dalam
penelitian ini hanya menggunakan rasio profitabilitas.
Faktor makro yang dapat memperngaruhi return saham adalah:
Inflasi merupakan faktor ekonomi yang dapat menggambarkan
kondisi perekonomian suatu negara. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan
kondisi negara tersebut menjadi tidak stabil yang artinya harga-harga
barang menjadi naik dan akan membuat investasi yang dilakukan oleh
seorang investor mempunyai risiko yang tinggi pula, sehingga hal tersebut
akan membuat para investor menarik modalnya dari pasar modal. Ketika
18
terjadi inflasi maka akan meningkatkan harga jual dan biaya produksi
perusahaan. Menurut Tandelilin dalam Wiradharma dan Sudjarni (2016)
Inflasi berpengaruh negatif terhadap return saham. Inflasi yang terlalu
tinggi dapat menurunkan daya beli masyarakat. Inflasi yang terlalu tinggi
juga akan menurunkan pendapatan riil investor dari investasinya. Apabila
biaya produksi lebih tinggi daripada tingkat penjualan maka hal tersebut
akan menurunkan pendapatan perusahaan dan berakibat pada penurunan
return saham. Hal ini menunjukkan inflasi mempunya pengaruh yang
negatif terhadap return saham.
PDB merupakan gambaran dari pertumbuhan suatu negara. PDB
yang terus tinggi menandakan masyarakat negara tersebut semakin
sejahtera. Meningkatnya PDB akan meningkatkan penjualan perusahaan
karena masyarakat akan lebih banyak melakukan konsumsi. Tingkat
konsumsi yang tinggi akan memberikan dampak kepada perusahaan yaitu
meningkatkan penjualan dan pendapatan perusahaan. Peningkatan
keuntungan perusahaan tersebut selanjutnya akan berimbas pada naiknya
harga saham perusahaan dan meningkatkan return saham perusahaan yang
akan dibayarkan. Sementara penurunan PDB akan menurunkan daya beli
masyarakat secara riil. Hal ini berarti akan menurunkan modal yang dapat
ditanamkan masyarakat dalam pasar modal dan berakibat pada penurunan
harga saham dan return saham perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa
PDB mempunyai pengaruh yang positif terhadap return saham (Putra dan
Dana, 2012).
19
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) merupakan surat
berharga berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia. SBIS merupakan salah satu instrument moneter yang dibuat
oleh Bank Indonesia yang juga berfungsi sebagai salah satu instrument
untuk membantu investasi bank syariah apabila kelebihan dana. Apabila
bank syariah melakukan investasi pada SBIS dan memperoleh keuntungan
yang besar, maka return yang akan dibagikan pada DPK (Dana Pihak
Ketiga) yaitu nasabah yang menabung, deposito juga akan mendapatkan
keuntungan yang tinggi. Jika imbal hasil yang diberikan oleh SBIS tinggi
maka hal tersebut akan membuat para investor beralih menanamkan
modalnya dari pasar modal ke bank syariah. Hal tersebut akan membuat
tingkat return yang ada di pasar modal mengalami penurunan, hal ini
menunjukkan bahwa imbalan SBIS mempunyai pengaruh negatif terhadap
return saham. (Suciningtias dan Khoiroh, 2015)
Selain faktor makro, faktor mikro juga merupakan hal yang harus
diperhatikan investor sebelum menanamkan modalnya. Return on Asset
merupakan salah satu faktor mikro atau faktor internal perusahaan, ROA
merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan
semua aktiva yang dimilikinya. Menurut Hasanah dkk (2017) Apabila
dividen dibayar tinggi maka harga saham juga akan tinggi dan nilai
perusahaan akan tinggi. Kemampuan perusahaan membayar dividen
berhubungan dengan ROA sebagai indikator efisiensi perusahaan dalam
20
menggunakan aset untuk memperoleh laba. Nilai ROA yang semakin
tinggi akan menarik para investor untuk menanamkan modalnya di
perusahaan tersebut karena akan mendapatkan return yang tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap return saham.
3. Inflasi
Inflasi merupakan kenaikan harga suatu barang yang terjadi secara
terus menerus. Menurut Sukirno (2010) inflasi adalah kenaikan harga-
harga umum yang berlaku dalam suatu perekonomian dari satu period ke
periode lainnya.
Inflasi merupakan salah satu faktor makro ekonomi yang harus
diperhatikan karena mempunyai dampak yang cukup besar untuk suatu
negara, inflasi dapat menurunkan daya beli masyarakat akan barang dan
jasa karena menurunnya pendapatan mereka secara riil.
Berdasarkan sifatnya inflasi dapat digolongkan menjadi:
a. Inflasi ringan yaitu inflasi yang terjadi apabila kenaikan harga di
bawah angka 10% setahun.
b. Inflasi sedang yaitu inflasi yang terjadi antara 10-30% setahun.
c. Inflasi berat yaitu inflasi yang terjadi antara 30%-100% setahun.
d. Hiperinflasi yaitu inflasi yang terjadi apabila kenaikan harga berada di
atas 100% setahun.
Faktor-faktor penyebab inflasi menurut Sukirno (2010) adalah:
a. Tingkat permintaan yang melebihi para perusahaan untuk
menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa. Keinginan para konsumen
21
untuk memiliki barang tersebut akan membuat harga barang tersebut
menjadi tinggi, sehingga para perusahaan akan menyimpan barang-
barang tersebut dan menjualnya ketika harga barang tersebut menjadi
sangat tinggi.
b. Inflasi yang terjadi ketika tingkat permintaan bertambah sehingga
perusahaan akan berusaha untuk menambah produksi mereka dengan
cara menaikan gaji para pekerjanya dan mencari pekerja baru untuk
menambah produksi barang-barang. Yang nantinya akan menyebabkan
biaya produksi barang tersebut menjadi meningkat dan mengakibatkan
harga-harga barang menjadi mahal.
c. Inflasi yang terjadi dikarenakan bahan baku dari barang-barang
tersebut diimpor dari luar negeri. Jika bahan baku tersebut mahal hal
ini akan menyebabkan meningkatnya biaya untuk produksi dan akan
menyebabkan harga barang-barang yang dijual di pasar akan
meningkat pula.
Menurut Sukirno (2010) inflasi akan menimbulkan efek-efek
berikut kepada individu dan masyarakat:
a. Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang
berpendapatan tetap. Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat
kenaikan harga-harga. Maka inflasi akan menurunkan upah riil
individu-individu yang berpendapatan tetap.
b. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.
Sebagian kekayaan mayarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan
22
di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-institusi
keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan
menurun apabila inflasi berlaku.
c. Memperburuk pembagian kekayaan. Penerima pendapatan tetap akan
menghadapi kemerosotan dalam nilai riil pendapatannya, dan pemilik
kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai riil
kekayaannya. Akan tetapi pemilik harta-harta tetap seperti tanah,
bangunan dan rumah, dapat mempertahankan atau menambah nilai riil
kekayaannya. Juga sebagian penjual atau pedagang dapat
mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan demikian inflasi
menyebabkan pembagian pendapatan di antara golongan
berpendapatan tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan penjual
atau pedagang akan menjadi semakin tidak merata.
Menurut Badan Pusat Statistika, Indeks Harga Konsumen (IHK)
merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat
inflasi. IHK adalah indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dari
suatu paket barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam
kurun waktu tertentu. Perubahan IHK dari waktu ke waktu
menggambarkan tingkat kenaikan (inflasi) atau tingkat penurunan (deflasi)
barang dan jasa.
IHL = Inflasi
IHKt = Indeks Harga Konsumen periode t
23
IHKt-1 = Indeks Harga Konsumen periode t-1
4. Produk Domestik Bruto (PDB)
PDB dapat diartikan sebagai nilai barang-barang dan jasa-jasa yang
diproduksikan di dalam negara tersebut dalam satu tahun tertentu.
(Sukirno, 2010). Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar dari
seluruh barang dan jasa jadi yang diproduksi di suatu negara pada periode
tertentu. (Mankiw, 2013).
PDB menjumlahkan berbagai jenis produk menjadi satu ukuran
nilai kegiatan ekonomi. Untuk melakukan hal ini PDB menggunakan
harga pasar. Karena mengukur jumlah yang bersedia dibayarkan oleh
orang untuk membeli berbagai barang, harga pasar mencerminkan nilai
barang-barang tersebut. PDB mencakup barang dan jasa yang sedang
produksi. PDB tidak termasuk transaksi yang melibatkan barang-barang
yang diproduksi pada masa lalu. PDB mengukur nilai produksi di dalam
batas-batas wilayah geografis suatu negara. Apabila seorang warga
Malaysia bekerja untuk sementara waktu di Indonesia, produksi yang ia
hasilkan menjadi bagian dari PDB Indonesia. Apabila seorang warga
Singapura memiliki sebuah pabrik di Filipina, produksi pabriknya bukan
merupakan bagian dari PDB Singapura. Dengan demikian, barang-barang
dimasukkan ke dalam PDB suatu negara jika diproduksi secara domestik
tanpa memandang kewarganegaraan produsennya (Sukirno, 2010).
Rumus untuk menghitung PDB adalah sebagai berikut:
24
PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + (ekspor -
impor)
5. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
Menurut Peraturan Bank Indonesia No: 10/11/PBI/2008 bahwa
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga
berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang
rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indoneisa. SBIS yang diternitkan oleh
Bank Indonesia menggunakan akad Ju’alah. Menurut Fatwa Dewan
Syariah Nasional ju’alah adalah janji atau komitmen (iltizam) untuk
memberikan imbalan (reward/’iwadh/ju’l) tertentu atas pencapaian hasil
(natijah) yang ditentukan dari suatu pekerjaan.
Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional No: 64/DSN-
MUI/XII/2007, Bank Indonesia bertindak sebagai ja’il (pemberi
pekerjaan), Bank Syariah bertindak sebagai maj’ullah (penerima
pekerjaan), dan objek ju’alah adalah partisipasi Bank Syariah untuk
membantu tugas Bank Indonesia dalam pengendalian moneter melalui
penyerapan likuiditas dari masyarakat dan menempatkannya di Bank
Indoneisa dalam jumlah dan jangka waktu tertentu.
Menurut Peraturan Bank Indonesia No: 10/11/PBI/2008,
karakteristik dari SBIS adalah:
a. Satuan unit sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah)
b. Berjangka waktu paling kurang satu bulan dan paling lama 12 bulan.
c. Diterbitkan tanpa warkat (scripless).
25
d. Dapat diagunkan kepada Bank Indonesia.
e. Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
Pihak yang dapat memiliki Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS) adalah:
a. Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS), wajib
memenuhi persyaratan Financing to Deposit Ratio (FDR) yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
b. BUS atau UUS, dapat memiliki SBIS melalui pengajuan pembelian
SBIS secara langsung dan/atau melalui perusahaan pialang pasar uang
rupiah dan valuta asing.
6. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan. Menurut Pratiwi
dan Priyadi (2014) rasio profitabilitas adalah rasio keuangan yang
menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba,
baik dalam hubungannya dengan aktiva maupun ekuitas. Semakin besar
nilai rasio profitabilitas menunjukkan semakin baiknya kinerja perusahaan
menghasilkan laba.
Menurut Pratiwi dan Pruyadi (2014), rasio profitabilitas yang
sering digunakan adalah Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE),
gross profit margin dan net profit margin. Namun, yang menjadi fokus
dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA).
26
Return On Asset merupakan pengukuran tingkat kemampuan
perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan kinerja keuangan
dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan.
Dengan mengetahui rasio ROA, maka dapat dinilai apakah perusahaan
telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk
menghasilkan keuntungan (Pratiwi dan Priyadi, 2014).
Return On Assets dapat dirumuskan:
B. Keterkaitan Antarvariabel
1. Hubungan Antara Inflasi dengan Return Saham
Salah satu yang harus diperhatikan dalam melakukan investasi
adalah inflasi, karena inflasi dapat menurunkan tingkat keuntungan yang
didapatkan oleh seorang investor. Inflasi adalah kenaikan harga barang
secara umum.
Penelitian yang dilakukan oleh Adiyadnya, dkk (2016) inflasi
memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap return saham perusahaan.
Inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga saham dan akan berdampak
pada penurunan return saham. Karena ketika terjadi inflasi maka akan
terjadi kenaikan harga barang secara umum, yang akan mempengaruhi
biaya produksi dan menaikkan harga jual. Harga jual yang tinggi akan
menurunkan daya beli masyarakat dan akan berdampak kepada keuntngan
perusahaan dan harga saham perusahaan yang mengalami penurunan.
27
Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Nidianti (2013)
dan Mulyani (2014) inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap
return saham. Hal tersebut disebabkan oleh korelasi positif antara inflasi
dan aktivitas ekonomi riil di banyak negara berkembang. Inflasi yang
ringan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, karena hal tersebut dapat
membuat para pengusaha meningkatkan produksinya dan mendapatkan
lebih banyak keuntungan.
2. Hubungan Antara PDB dengan Return Saham
PDB merupakan salah satu faktor ekonomi yang digunakan untuk
melihat kondisi perekonomian. PDB yang tinggi menandakan bahwa
semakin bagus keadaan ekonomi di negara tersebut.
Menurut Sukirno (2008) dengan tingkat pendapatan nasional yang
tinggi akan mempengaruhi pendapatan masyarakat, pendapatan
masyarakat yang tinggi tersebut akan meningkatkan permintaan barang
dan jasa. Hal tersebut akan membuat keuntungan perusahaan bertambah
tinggi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Nazwar (2008) menemukan
bahwa pertumbuhan ekonomi atau PDB berpengaruh positif terhadap
return saham.
Sedangkan penelitian Putra dan Dana (2014) yang menunjukkan
PDB tidak berpengaruh terhadap return saham. Peningkatan atau
penurunan PDB tidak menjadi patokan utama bagi para investor dalam
menanamkan modalnya di perusahaan yang diinginkan, peningkatan dan
penurunan PDB tidak selalu dibarengi dengan perubahan permintaan atas
28
perusahaan, sehingga tidak mempunyai pengaruh yang besar terhadap naik
atau turunnya return saham perusahaan.
3. Hubungan Antara Imbal Hasil SBIS dengan Return Saham
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) merupakan salah satu
variabel moneter yang dapat dijadikan sebagai pengganti investasi di pasar
modal. SBIS merupakan salah satu instrument yang bebas risiko. Tingkat
imbal hasil SBIS yang besar akan membuat para investor untuk berpindah
melakukan investasi, teruma investor yang tidak suka mengambil risiko
tinggi dalam penanaman modalnya.
Penelitian yang dilakukan Beik dan Fatmawati (2014)
menunjukkan bahwa imbalan SBIS mempunyai pengaruh negatif dan
signifikan terhadap JII yang nantinya akan mempengaruhi return saham.
SBIS dan JII bukan merupakan instrument yang saling mensubstitusi
sehingga berpotensi untuk saling melemahkan. Peningkatan yang terjadi di
imbalan SBIS akan membuat turunnya JII dan berdampak pada turunnya
return saham tersebut.
Sedangkan penelitian Suchiningtyas (2015), menunjukkan imbalan
SBIS tidak memiliki pengaruh terhadap ISSI. Perubahan naik turunnya
tingkat imbalan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dinilai tidak
mampu secara kuat mempengaruhi minat investor untuk melakukan
investasi di pasar modal syariah. Pergerakan tingkat imbalan SBIS tidak
terlalu fluktuatif, sehingga kecenderungan perubahannya tidak memiliki
pengaruh yang berarti bagi arus investasi di pasar modal syariah. Investor
29
lebih memilih melakukan investasi di pasar modal yang memberikan
tingkat return yang lebih tinggi.
4. Hubungan Antara ROA dengan Return Saham
Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas,
ROA digunakan untuk mengukur seberapa efisien perusahaan dalam
menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam mendapatkan laba. Rasio
ROA yang tinggi menunjukkan maka semakin baik pula kinerja keuangan
perusahaan tersebut dan akan menarik minat investor untuk menanamkan
modalnya dalam perusahaan tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Kindangen (2016) dan
Gunadi dan Kusuma (2015) menunjukkan ROA memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap return saham, dengan asumsi bahwa peningkatan
ROA akan menyebabkan meningkatnya return yang dibayarkan dan begitu
juga sebaliknya, menurunnya nilai ROA akan berdampak pada
menurunnya return yang dibayarkan. Meningkatnya ROA menandakan
perusahaan tersebut semakin bagus dalam pengelolaan aset yang
dimilikinya untuk mendapatkan laba.
C. Penelitian Terdahulu
1. Made Satria Wiradharma A dan Luh Komang Sudjarni (2016)
―Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Tingkat Inflasi, Nilai Kurs Rupiah
dan Produk Domestik Bruto terhadap Return Saham‖. Variabel yang
digunakan adalah suku bunga, tingkat inflasi, nilai kurs dan produk
domestik bruto. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
30
pengaruh tingkat suku bunga, tingkat inflasi, nilai kurs rupiah dan produk
domestic bruto secara parsial terhadap return saham pada perusahaan food
and beverages di Bursa Efek Indonesia 2009-2013. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat suku bunga
berpengaruh positif signifikan terhadap return saham, tingkat inflasi dan
nilai kurs rupiah tidak berpengaruh terhadap return saham dan produk
domestik bruto berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham.
2. I Nyoman Sidhi Adiyadnya, Luh Gede Sri Artini dan Henny Rahyuda
(2016)
―Pengaruh Beberapa Variabel Ekonomi Makro terhadap
Profitabilitas dan Return Saham pada Industri Perbankan di BEI‖.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inflasi, PDB dan
Kurs terhadap profitabilitas dan return saham. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menguji signifikansi pengaruh beberapa variabel ekonomi
makro terhadap profitabilitas dan return saham industry perbankan di
Bursa Efek Indonesia. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan
teknik analisis jalur (path analysis).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laju inflasi berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas, PDB berpengaruh positif
dan signifikan terhadap profitabilitas, kurs dolar berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap profitabilitas, laju inflasi berpengaruh negatif
signifikan terhadap return saham, PDB berpengaruh negatif signifikan
31
terhadap return saham, Kurs dolar berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap return saham, profitabilitas berpengaruh positif signifikan
terhadap return saham.
3. Gd Gilang Gunadi dan I Ketut Wijaya Kesuma (2015)
―Pengaruh ROA, DER, EPS terhadap Return Saham Perusahaan
Food and Beverage BEI‖. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah ROA, DER, EPS dan return saham. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh ROA, DER dan EPS terhadap return saham.
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda.
Hasil dari penelitian ini adalah ROA dan EPS secara signifikan
berpengaruh positif terhadap return saham, DER tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap return saham.
4. Putu Imba Nidianti (2013)
―Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap
Return Saham Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia‖. Variabel
yang digunakan adalah return on asset (ROA), debt to equity ratio
(DER), inflation rate dan interest rate. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh signifikan secara parsial dan simultan antara
adalah return on asset (ROA), debt to equity ratio (DER), inflation rate
dan interest rate terhadap return saham food and beverages di Bursa Efek
Indonesia. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini secara parsial return on asset (ROA) tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham, debt to equity ratio (DER),
32
interest rate, dan inflation rate terbukti berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Secara simultan return on asset (ROA), debt to equity ratio
(DER), inflation rate dan interest rate berpengaruh signifikan terhadap
return saham pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek
Indonesia.
5. Irfan Syauqi Beik dan Sri Wulan Fatmawati, (2014)
―Pengaruh Indeks Harga Saham Syariah Internasional dan
Variabel Makro Ekonomi terhadap Jakarta Islamic Index‖. Variabel yang
digunakan adalah DJIEU, DJIMY, IPI, DJIJP, IMUS, M2 dan SBIS.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh indeks harga
saham syariah internasional dan variabel makroekonomi terhadap Jakarta
Islamic Index (JII). Penelitian ini menggunakan metode Vector Error
Correction Model (VECM).
Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa JII dipengaruhi secara
positif dan signifikan oleh DJIEU, DJIMY dan IPI, serta dipengaruhi
secara negatif dan signifikan oleh DJIJP, IMUS, M2 dan SBIS.
6. Siti Aisiyah Suciningtias dan Rizki Khoiroh, (2015)
―Analisis Dampak Variabel Makro Ekonomi terhadap ISSI‖.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah inflasi, nilai tukar,
SBIS dan harga minyak dunia. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh inflasi, nilai tukar, SBIS dan harga minyak dunia
terhadap ISSI. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier
berganda.
33
Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa variabel inflasi dan nilai
tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks saham syariah
Indonesia (ISSI) sedangkan variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS) dan harga minyak dunia mempunyai pengaruh tidak signifikan.
7. Neny Mulyani, (2014)
―Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah, Dan
Produk Domestik Bruto Terhadap Jakarta Islamic Index‖. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah inflasi, suku bunga, nilai tukar,
produk domestik bruto (PDB) dan JII. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh inflasi, suku bunga, nilai tukar rupiah dan PDB
terhadap JII. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda.
Hasil dari penelitian ini adalah inflasi berpengaruh positif
terhadap JII, suku bunga berpengaruh negatif terhadap JII, nilai tukar
rupiah berpengaruh negatif terhadap JII dan PDB berpengaruh positif
terhadap JII. Semua variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap
indeks saham JII.
34
D. Kerangka Penelitian
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
Inflasi (X1)
PDB (X2)
Imbal Hasil SBIS
(X3)
ROA (X4)
Variabel Independen
Return Saham
(Y)
Model Regresi Data Panel
Common Effect Fixed Effect Random Effect
Uji Chow Uji Hausman
Uji Signifikansi
Uji t Uji F Adjusted R2
Interpretasi
Kesimpulan
35
Berdasarkan gambar kerangka penelitian, return merupakan hal yang
penting bagi para investor. Demi mendapatkan keuntungan yang maksimal,
banyak hal yang harus dipertimbangkan bagi para investor sebelum
melakukan investasi. Keuntungan atau return saham dapat diperkirakan
dengan melihat keadaan perekonomian negara dan laporan keuangan suatu
perusahaan. Dengan menggunakan analisis data panel penelitian ini bertujuan
untuk menguji pengaruh Inflasi, PDB, Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS), dan Return On Asset (ROA) terhadap return saham perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).
E. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Priadana dan Muis, 2009). Berdasarkan latar belakang dan kerangka
pemikiran teoritis, maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Adanya pengaruh secara parsial antara Inflasi, PDB, Sertifikat Bank
Indonesia Syariah (SBIS), dan Return On Asset (ROA) terhadap Return
Saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
(JII).
2. Adanya pengaruh secara simultan antara Inflasi, PDB, Sertifikat Bank
Indonesia Syariah (SBIS), dan Return On Asset (ROA) terhadap Return
Saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
(JII).
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Ruang lingkup
penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh variabel bebas yaitu Inflasi,
PDB, Imbal Hasil SBIS, dan ROA terhadap variabel terikat yaitu return
saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. Data
yang digunakan adalah data sekunder. Analisis dalam penelitian ini yaitu
menggunakan Data Panel, yaitu analisis yang menggabungkan data time series
dengan cross section. Data yang diambil merupakan data tahunan. Data time
series yang digunakan adalah data dari tahun 2012-2016, dan data cross
section yang digunakan yaitu return saham perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index.
B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index selama periode tahun 2012-2016. Terdapat
30 perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index, namun dalam penelitian
ini hanya menggunakan beberapa perusahaan untuk dijadikan sampel. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan purposive sampling.
Menurut Priadana dan Muis (2009) purposive sampling yaitu penarikan
sampel yang dilakukan karena tujuan penelitian hanya dimaksudkan untuk
mengungkap variabel sebatas dalam sampel itu saja.
Kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
37
1. Saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di JII selama periode
penelitian yaitu tahun 2012-2016.
2. Saham perusahaan yang konsisten terdaftar dan tidak keluar masuk di JII
selama periode tahun 2012-2016.
3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan setiap tahunnya.
4. Perusahaan memiliki semua data yang diperlukan.
Dari kriteria tersebut, maka diperoleh sampel penelitian yaitu:
Tabel 3.1
Daftar perusahaan yang tercatat di JII selama 5 tahun
No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk
2 ADRO Adaro Energy Tbk
3 AKRA AKR Corpindo Tbk
4 ASII Astra International Tbk
5 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
7 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
8 KLBF Kalbe Farma Tbk
9 LPKR Lippo Karawaci Tbk
10 LSIP PP London Sumatera Tbk
11 PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk
12 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk
13 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
14 UNTR United Tractors Tbk
15 UNVR Unilever Indonesia Tbk
38
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Menurut Wijaya (2013), data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber
yang menerbitkan dan bersifat siap pakai. Data-data sekunder yang digunakan
adalah data yang berhubungan langsung dengan penelitian dan bersumber dari
Badan Pusat Satistika (BPS) dan Bank Indonesia (BI).
Data-data sekunder yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Data return saham perusahaan-perusahaan JII yang terdaftar selama
periode penelitian diperoleh dari Laporan Keuangan Tahunan masing-
masing perusahaan yang diproksikan dengan Earning Per Share (EPS).
b. Data inflasi dan data PDB setiap tahunnya selama periode 2012-2016
diperoleh dari Badan Pusat Statistika (BPS) yaitu www.bps.go.id.
c. Data imbal hasil Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) setiap
tahunnya selama periode 2012-2016 diperoleh dari website Bank
Indonesia yaitu www.bi.go.id.
d. Data ROA suatu perusahaan setiap tahunnya selama periode 2012-2016
diperoleh dari Laporan Keuangan Tahunan masing-masing perusahaan
yang terdaftar.
Selain itu penelitian ini juga menggunakan cara library research atau
studi kepustakaan yaitu mempelajari dan memperoleh pengetahuan teoritis
dari berbagai literature yang ada seperti dari buku, jurnal, skripsi, atau karya
ilmiah lainnya yang berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini.
39
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel dengan
menggunakan program komputer Eviews 9.
1. Metode Data Panel
Menurut Winarno (2011) data panel adalah jenis data yang
merupakan gabungan antara data runtut waktu (time series) dengan data
silang (cross section). Data runtut waktu adalah data yang terdiri atas suatu
objek tetapi meliputi beberapa periode waktu. Sedangkan data seksi silang
adalah data yang terdiri atas beberapa objek (misalnya data beberapa
perusahaan) pada suatu waktu.
Uji regresi data panel ini dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara variabel independen yaitu Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan
Return on Asset (ROA) terhadap variabel dependen yaitu return saham
perusahaan di JII.
Keuntungan dari menggunakan data panel antara lain sebagai berikut
(Nazwar, 2008):
a. Estimasi dengan data panel dapat menunjukkan secara eksplisit setiap
heterogenitas ke dalam perhitungan menurut kemungkinan dari
variabel individual.
b. Data panel dapat mengatasi masalah yang berkaitan dengan kurangnya
data historis yang diperlukan.
40
2. Pemodelan Data Panel
Permasalahan sistematis dalam penelitian ini adalah:
Returnit = α + β1Inflasit + β2PDBt + β3Imbal Hasilt + β4ROAit + εit
Keterangan:
= Konstanta
ε = error term
t = waktu
i = perusahaan
Menurut Dedi (2012) ada tiga pendekatan yang dapat digunakan
untuk mengestimasi data panel, yaitu (1) Pooled Least Square, (2) Model
Fixed Effect dan (3) Model Random Effect.
a. Common Effect atau Pooled Least Square (PLS)
Hal pertama yang dilakukan dalam menentukan model regresi
data panel adalah dengan uji Common Effect atau Pooled Least
Square. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling sederhana
karena hanya menggabungkan antara data time series dan data cross
section. Pendekatan ini mengabaikan dimensi waktu dan ruang yang
dimiliki oleh data panel (Ghozali, 2013).
Menurut Dedi (2012) secara umum bentuk model linear
regression pooling yang dapat digunakan untuk memodelkan data
panel adalah:
Yti = Xtiβti + εti
Dimana:
41
Yti : adalah observasi dari unit ke-i dan diamati pada periode waktu
ke-t (yakni variabel dependen yang merupakan suatu data panel)
Xti : adalah vector k-variabel-variabel independen/input dari unit ke-i
dan diamati pada periode waktu ke-t (yakni terdapat k variabel
independen, dimana setiap variabel merupakan data panel). Xti
diasumsikan memuat komponen konstanta.
εti : adalah komponen error yang diasumsikan memiliki harga mean 0
dan variansi homogeny dalam waktu serta independen dengan
Xti.
Untuk model data panel, sering diasumsikan βti = β yaitu
pengaruh dari perubahan dalam X diasumsikan bersifat konstan dalam
waktu dan ketegori cross section.
b. Fixed Effect Model (FEM)
Selanjutnya langkah kedua yaitu menguji model regresi data
panel dengan menguji model Fixed Effect. Model ini dapat
menunjukkan perbedaan konstanta antarobjek, meskipun dengan
koefisien regresor yang sama. Fixed Effect disini maksudnya adalah
bahwa satu objek, memiliki slope konstanta yang tetap besarannya
untuk berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien
regresinya, tetap besarannya dari waktu ke waktu (time invariant).
Untuk membedakan satu objek dengan objek lainnya, digunakan
variabel semu (dummy). Oleh karena itu, model ini sering disebut
dengan Least Square Dummy Variables (LSDV). (Winarno, 2015)
42
Persamaan untuk Fixed effect model dapat dituliskan dengan:
Yti = Xtiβ + Ci + εti
Dimana:
Ci = variabel dummy
c. Random Effect Model (REM)
Random Effect digunakan untuk mengatasi kelemahan metode
Fixed Effect yang menggunakan variabel dummy, sehingga model
mengalami ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel dummy,
metode Random Effect menggunakan residual, yang diduga memiliki
hubungan antar waktu dan antar objek. Namun untuk menganalisis
dengan metode Random Effect, objek data silang harus lebih besar
daripada banyaknya koefisien. (Winarno, 2015).
Persamaan untuk Random effect model dapat dituliskan
dengan:
Y = Xtiβ + Vti
Dimana:
Vti = Ci + Di + εit
Ci : diasumsikan bersifat independent and identically distributed (iid)
normal dengan mean 0 dan variansi σ2
D1 : diasumsikan bersifat iid normal dengan mean 0 dan variansi σ2
d
εti : diasumsikan bersifat iid normal dengan mean 0 dan variansi σ2
ε
43
3. Tahapan Analisis Data
a. Uji Chow
Uji Chow adalah uji yang digunakan untuk menentukan model antara
Pooled Least Square (Common Effect Model) atau Fixed Effet Model
yang digunakan. Dengan hipotesisnya yaitu:
H0 : Common Effect Model
H1 : Fixed Effect Model
Jika nilai F hitung > F tabel, maka H0 ditolak yang artinya
model panel yang harus digunakan adalah Fixed Effect Model, dan
sebaliknya jika H0 diterima maka model panel yang harus digunakan
adalah Common Effect Model (PLM). Selanjutnya bisa juga dilihat
dari nilai probabilitas, apabila probabilitas < α 5% maka model panel
yang digunakan adalah Fixed Effect Model, dan sebaliknya apabila
probabilitas > α 5% maka model panel yang digunakan adalah
Common Effect Model (PLS).
b. Uji Hausman
Uji Hausman adalah uji yang digunakan untuk menentukan
model antara Fixed Effect model atau Random Effect model. Dengan
hipotesis yaitu:
H0 : Random Effect Model
H1 : Fixed Effect Model
Penentuan model bisa dilihat dari nilai profitabilitas, apabila
profitabilitas < α 5% maka model panel yang harus digunakan adalah
44
Fixed Effect Model, dan sebaliknya apabila profitabilitas > α 5%
maka model panel yang harus digunakan adalah Random Effect
Model.
4. Uji Signifikansi
a. Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen
dengan menganggap variabel independen lainnya konstan (Ghozali,
2013).
Uji t dapat dilihat dari nilai probabilitas. Jika nilai
probabilitas < α 5% maka secara parsial variabel bebas berpengaruh
terhadap variabel terikat dan sebaliknya jika nilai probabilitas > α
5% maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
Dengan hipotesis:
H0 : secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.
H1 : secara parsial variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat.
Jika probabilitas < 5% maka H0 ditolak
Jika probabilitas > 5% maka H0 diterima
45
b. Uji F
Uji satistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).
Untuk menguji uji F bisa dilihat dari probabilitas F-statistic.
Apabila nilai probabilitas < α 5% maka variabel bebas secara simultan
berpengaruh terhadap variabel terikat, dan sebaliknya apabila nilai
probabilitas > α 5% maka variabel bebas secara simultan tidak
berpengaruh terhadap variabel terikat. Dengan hipotesis:
H0 : secara simultan variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat
H1 : secara simultan variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat
Jika probabilitas > 5% maka H0 diterima
Jika probabilitas < 5% maka H1 diterima
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2013). Dengan uji koefisien determinasi dapat diketahui
berapa persen variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, atau
berapa persen pengaruh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam
penelitian.
46
Untuk menguji koefisien determinasi bisa dilihat dari nilai
Adjusted R-squared, koefisien determinasi bernilai antara 0 dan 1. Jika
nilai Adjusted R-square mendekati 1 maka semakin baik, dan sebaliknya
jika nilai Adjusted R-square mendekati 0 maka semakin buruk.
Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (cross
section) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-
masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series)
biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali,
2013).
E. Operasional Variabel
1. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
oleh variabel lainnya. Menurut Priadana dan Muis (2009) Dependen
variabel adalah sebuah ukuran yang dianggap sebagai akibat atau
konsekuensi atas terjadinya variabel perubahan perkembangan.
a. Return Saham
Return saham merupakan faktor yang sangat penting bagi
seseorang dalam melakukan investasi. Return saham adalah tingkat
pengembalian yang dapat diterima oleh para penanam modal.
Return saham dapat berupa capital gain (loss) dan juga dividen.
Dalam penelitian ini return yang digunakan adalah Earning Per
Share (EPS) yang didapat dari laporan keuangan tahunan masing-
masing perusahaan yang terdaftar selama 5 tahun.
47
EPS merupakan besaran pendapatan yang diterima oleh para
pemegang saham dari setiap lembar saham biasa yang beredar
dalam periode waktu tertentu (Pratiwi dan Priyadi, 2014).
Rumus dari earning per share:
2. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel lainnya. Menurut Priadana dan Muis (2009)
Independen variabel adalah sebuah ukuran yang menyatakan sejauh
mana sebuah variabel dapat dipandang sebagai yang bertanggung jawab
atas terjadinya variabel perubahan perkembangan.
a. Inflasi (X1)
Inflasi merupakan kenaikan harga barang secara umum yang
terjadi secara terus menerus. Meningkatnya inflasi akan membuat
turunnya daya beli masyarakat karena hal tersebut membuat
turunnya pendapatan masyarakat secara riil. Dalam penelitian ini
data inflasi yang digunakan berasal dari Badan Pusat Statistika
(BPS) dari tahun 2012-2016. Satuan ukuran dari tingkat inflasi
adalah persentase (%).
b. PDB
Pertumbuhan ekonomi atau PDB dapat diartikan sebagai
nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan di dalam
negara tersebut dalam satu tahun tertentu. (Sukirno, 2010). Dalam
48
penelitian ini PDB yang digunakan berasal dari Badan Pusat
Statistika (BPS) dari tahun 2012-2016.
Rumus PDB adalah sebagai berikut:
PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + (ekspor -
impor)
c. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No:63/DSN-
MUI/XII/2007 bahwa Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh
Bank Indonesia berjangka waktu pendek berdasarkan prinsip
syariah. Dalam penelitian ini imbalan hasil SBIS yang digunakan
berasal dari Bank Indonesia (BI). Satuan ukuran untuk imbal hasil
SBIS adalah persentase (%).
d. Return on Asset (ROA)
Return On Asset menunjukkan seberapa besar laba bersih
yang dapat diperoleh oleh perusahaan tersebut berdasarkan tingkat
asset yang dimiliki. Semakin besar rasio ROA yang dimiliki
perusahaan maka hal tersebut menunjukkan semakin baik kinerja
dari perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini ROA yang digunakan
berasal dari laporan keuangan tahunan masing-masing perusahaan
yang terdaftar selama 5 tahun. Satuan ukuran untuk ROA adalah
persentase (%).
49
Rumus dari return on asset:
50
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Perkembangan Jakarta Islamic Index
Jakarta Islamic indeks (JII) merupakan solusi yang ditawarkan
untuk para investor yang ingin menanamkan modalnya tanpa bertentangan
dengan prinsip syariah. JII diluncurkan pertama kali pada tanggal 3 Juli
2000, JII terdiri dari 30 saham yang mempunyai kapitalisasi saham
terbesar dan di evaluasi setiap enam bulan sekali. JII diharapkan dapat
meningkatkan kepercayaan investor terhadap investasi yang berbasis
syariah. Kapitalisasi pasar yang diberikan oleh JII selama periode 2012-
2016 adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1
Perkembangan Jakarta Islamic Index
Sumber: www.ojk.go.id
51
Gambar 4.1 merupakan perkembangan Jakarta Islamic Indeks (JII)
pada tahun 2012-2016. JII pada tahun awal penelitian yaitu 2012 sebesar
1,671,004.23 dan JII pada akhir tahun penelitian 2016 yaitu sebesar
2,041,070.80. JII dari tahun 2012 hingga tahun 2016 mengalami kenaikan,
namun terjadi penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2015.
Penurunan pada tahun ini terjadi karena terkena dampak dari kondisi
global, sehingga banyak investor luar yang membawa dananya keluar dari
pasar modal Indonesia.
2. Perkembangan Inflasi
Inflasi merupakan kenaikan harga suatu barang yang terjadi secara
terus menerus. Inflasi yang terlalu tinggi dapat menurunkan daya beli
masyarakat secara riil. Berikut ini adalah inflasi yang terjadi di Indonesia
dari periode 2012-2016.
Gambar 4.2
Perkembangan Inflasi di Indonesia
Sumber: www.bps.go.id
52
Berdasarkan Gambar 4.2 perkembangan inflasi di Indonesia dari
tahun 2012-2016 cukup mengalami fluktuasi. Inflasi pada awal penelitian
berada di 4.80% dan pada akhir penelitian yaitu tahun 2016 berada di
3.02%. Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 8.38% dan
inflasi terendah terjadi pada tahun 2016 yaitu sebesar 3.02%. Inflasi
tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 8.38% terjadi karena
adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), dengan kenaikan
BBM tersebut membuat harga-harga barang lainnya ikut mengalami
kenaikan. Inflasi tinggi yang terjadi tahun 2014 juga terjadi karena dampak
kenaikan harga BBM bersubsidi. Penurunan inflasi yang cukup signifikan
pada tahun 2015 terjadi karena pemerintah menurunkan harga BBM
sebanyak dua kali. Selain dari turunnya harga BBM, penurunan juga
terjadi karena turunnya harga cabai merah dan turunnya tarif transportasi.
3. Perkembangan PDB
PDB suatu negara yang bagus maka akan menandakan bahwa
keadaan ekonomi negara tersebut semakin stabil. Setiap negara
menginginkan pertumbuhan ekonomi negaranya agar terus berkembang.
Berikut adalah perkembangan dari PDB di Indonesia selama periode 2012-
2016.
53
Gambar 4.3
Perkembangan PDB di Indonesia
Sumber: www.bps.go.id
Berdasarkan Gambar 4.3 PDB di Indonesia mengalami kenaikkan
dari tahun 2012 ke tahun 2016. PDB pada awal penelitian tahun 2012
sebesar Rp. 7,727,083.40, sedangkan PDB pada tahun akhir penelitian
yaitu tahun 2016 menunjukkan nilai sebesar Rp. 9,433,034.40. Kenaikan
PDB dari tahun 2012-2015 yaitu sebesar Rp. 1,705,951.00.
4. Perkembangan SBIS
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga
berdasarkan prinsip syariah diterbitkan oleh Bank Indonesia dengan
menggunakan Akad Ju’alah. Berikut adalah tingkat imbal hasil SBIS dari
periode 2012-2016.
54
Gambar 4.4
Perkembangan Imbal Hasil SBIS
Sumber: www.bi.go.id
Berdasarkan Gambar 4.4 imbal hasil yang diberikan oleh SBIS
sedikit mengalami fluktuatif. Imbal hasil pada awal penelitian berada pada
4.08% dan imbal hasil SBIS pada akhir tahun penelitian berada pada
5.90%. Imbal hasil yang diberikan oleh SBIS tertinggi yaitu terjadi pada
tahun 2013 sebesar 7.22% dan terendah terjadi pada tahun 2012 sebesar
4.80%. Hal ini juga menunjukkan peningkatan imbal hasil SBIS tertinggi
terjadi dari tahun 2012 menuju 2013 yaitu peningkatan sebesar 2.42%.
5. Perkembangan Return On Assets
Return On Assets (ROA) merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba berdasarkan pada aset yang dimilikinya. Semakin
tinggi rasio yang diberikan maka menandakan semakin bagus perusahaan
tersebut dalam menghasilkan laba, begitu juga sebaliknya semakin rendah
55
ROA maka semakin buruk perusahaan dalam mengelola aktivanya.
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai Return On Assets (ROA) periode
2012-2016 bisa dilihat dalam gambar:
Gambar 4.5
Perkembangan Return On Assets
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan
Berdasarkan Gambar 4.5 perkembangan ROA perusahaan-
perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic Index secara umum mengalami
penurunan. Nilai ROA pada awal penelitian yaitu tahun 2012 berada pada
16.30% dan nilai ROA pada akhir penelitian yaitu tahun 2016 berada pada
12.11%. Nilai ROA tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar
16.30%% dan nilai ROA terendah berada pada tahun 2015 yaitu sebesar
11.39%. Penurunan ROA yang paling signifikan terjadi pada tahun 2014
menuju tahun 2015 yaitu sebesar 4.24%.
56
6. Perkembangan Return Saham
Tujuan para investor menanamkan modalnya baik di pasar modal
syariah atau konvensional adalah untuk mendapatkan tingkat
pengembalian yang tinggi. Return saham merupakan tingkat pengembalian
yang didapatkan oleh para penanam modal. Demi mendapatkan return
saham yang tinggi para investor perlu mengetahui faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi return saham tersebut. Faktor tersebut dapat dilihat dari
faktor eksternal dan juga internal dari perusahaan. Apabila faktor internal
perusahaan memberikan kinerja yang baik, maka hal tersebut akan
menarik para investor untuk menanamkan modalnya.
Gambar 4.6
Perkembangan Return Saham
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan
Berdasarkan Gambar 4.6 return saham pada awal penelitian tahun
2012 yaitu sebesar Rp. 525.59 dan return saham pada akhir penelitian
57
tahun 2016 yaitu sebesar Rp. 478.26. Return saham tertinggi yaitu terjadi
pada tahun 2014 dan return saham terendah terjadi pada tahun 2015.
Penurunan return saham yang signifikan terjadi pada tahun 2015.
B. Analisis Data
Data panel merupakan gabungan dari data time series (runtun waktu) dan
cross section (data silang). Dalam analisis data panel terdapat tiga pemodelan
1. Pemilihan Model Regresi Data Panel
Tabel 4.1
Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Common Effect Model, Fixed
Effect Model dan Random Effect Model
Variable Common Effect
Model
(t-Statistic & Prob)
Fixed Effect Model
(t-Statistic & Prob)
Random Effect
Model (t-Statistic &
Prob)
C -0.574163 0.5677 -4.034402 0.0002 -3.958073 0.0002
INFLASI? 0.523487 0.6023 1.941353 0.0573 2.042983 0.0448
PDB? 0.672525 0.5035 4.525925 0.0000 4.458099 0.0000
IMBAL_HASIL? -0.389970 0.6977 -0.940068 0.3512 -1.062649 0.2916
ROA? 3.337550 0.0014 7.805780 0.0000 7.844150 0.0000
Adjusted R-
squared 0.094903 0.972199 0.511318
F-statistic 2.939803 144.7664 20.35695
Prob(F-statistic) 0.026318 0.000000 0.000000
Sumber: Output Eviews
58
Tabel 4.1 merupakan hasil regresi data panel dengan common
effect, fixed effect dan random effect, maka langkah selanjutnya dilihat dari
hasil uji chow. Uji chow ini dilakukan untuk menentukan model terbaik
yang akan digunakan antara common effect atau fixed effect. Hasil uji
chow dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji Chow
Effects Test Statistic d.f Prob.
Cross-section F 158.782602 (14,56) 0.0000
Cross-section Chi-square 277.959092 14 0.0000
Sumber: Output Eviews
Hasil uji chow pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai
probabilitas cross section adalah 0.0000 yang menunjukkan bahwa 0.0000
< 0.05, maka H0 ditolak. Oleh karena itu model yang dipilih adalah Fixed
Effect Model. Selanjutnya setelah di dapat hasil regresi Random Effect
Model maka dilakukan pengujian seterusnya ke uji hausman.
Tabel 4.3
Uji Hausman
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0.000000 4 1.0000
* Cross-section test variance is invalid. Hausman statistic set to zero.
Sumber: Output Eviews
59
Berdasarkan hasil uji hausman pada Tabel 4.3, dapat dilihat dari
nilai probabilitas cross-section random yaitu sebesar 1.0000 yang
menunjukkan bahwa 1.0000 > 0.05, maka H0 diterima sehingga model
terbaik yang dipilih adalah Random Effect Model. Namun menurut
Kristanto dan Sumani (2015) jika nilai probabilitas 1.0000 berarti random
effect model adalah model yang lebih tepat untuk digunakan, tetapi jika
terdapat peringatan yang menunjukkan bahwa variance pada uji hausman
tidak valid sehingga hasil uji hausman menjadi tidak valid. Maka
kesimpulan dari uji hausman yang tidak valid membuat penelitian ini
harus kembali menggunakan hasil dari uji sebelumnya yaitu fixed effect.
Berarti dapat disimpulkan model yang tepat digunakan dalam penelitian
ini adalah fixed effect model.
2. Pengujian Hipotesis dengan Regresi Data Panel
Merujuk pada Tabel 4.1 dengan menggunakan Fixed Effect Model maka
dapat dilakukan pengujian hipotesis:
a. Pengaruh Variabel Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan ROA
terhadap return saham secara parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen. Apabila nilai probabilitas < 0.05
maka hasilnya signifikan, yang artinya terdapat pengaruh dari variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen.
Merujuk pada Tabel 4.1 maka uji hipotesis secara parsial
menggunakan uji t dengan fixed effect model adalah:
60
a) Pengaruh Inflasi terhadap Return Saham
Hasil regresi data panel menunjukkan hasil t-hitung
variabel inflasi adalah sebesar 1.941353, sementara nilai t-tabel
dengan α = 5% dan df = (n-k), df = 70 dimana nilai t-tabel adalah
sebesar 1.99444 yang berarti bahwa nilai t-hitung lebih kecil dari
nilai t-tabel (1.941353 < 1.99444). Kemudian jika dilihat dari nilai
probabilitas yaitu sebesar 0.2955 > 0.05, hal ini menunjukkan
bahwa inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap return saham.
b) Pengaruh PDB terhadap Return Saham
Hasil regresi data panel menunjukkan hasil t-hitung
variabel PDB sebesar 4.525925, sementara nilai t-tabel adalah
sebesar 1.99444 yang berarti nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-
tabel (4.525925 > 1.99444). Kemudian jika dilihat dari nilai
probabilitas yaitu sebesar 0.0000 < 0.05, hal ini menunjukkan
bahwa pengaruh PDB terhadap return saham adalah positif dan
signifikan. Hal ini berarti PDB mempunyai pengaruh terhadap
return saham.
c) Pengaruh Imbal Hasil SBIS terhadap Return Saham
Hasil regresi data panel menunjukkan hasil t-hitung imbal
hasil SBIS sebesar 0.940068, sementara nilai t-tabel adalah sebesar
1.99444 yang berarti nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel
(0.940068 < 1.99444). Kemudian jika dilihat dari nilai probabilitas
61
yaitu sebesar 0.3512 > 0.05, hal ini menunjukkan bahwa imbal
hasil SBIS tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham.
d) Pengaruh ROA terhadap Return Saham
Hasil regresi data panel menunjukkan hasil t-hitung ROA
sebesar 7.805780, sementara nilai t-tabel adalah sebesar 1.99444
yang berarti nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel (7.805780 >
1.99444). Kemudian jika dilihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar
0.0000 < 0.05, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh ROA
terhadap return saham adalah positif dan signifikan. Hal ini berarti
ROA mempunyai pengaruh terhadap return saham.
b. Pengaruh Variabel Inflasi, PDB, Imbal Hasil dan ROA terhadap
Return Saham secara Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk melihat apakah variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen atau untuk
mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen atau tidak.
Merujuk pada Tabel 4.1 maka uji hipoteses secara simultan
menggunakan uji F dengan fixed effect model adalah:
Apabila nilai F hitung > F tabel maka H0 ditolak yang berarti
bahwa variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel
dependen. Apabila F hitung < F tabel maka H0 diterima yang berarti
bahwa tidak ada variabel independen yang mempengaruhi variabel
dependennya. Kemudian jika dilihat dari nilai probabilitas F < 0.05
62
maka hasilnya signifikan, yang artinya terdapat pengaruh dari variabel
independen secara simultan terhadap variabel dependen.
Hipotesis:
H0: tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Inflasi, PDB,
Imbal Hasil SBIS dan ROA secara simultan terhadap return
saham
H1: terdapat pengaruh signifikan antara variabel Inflasi, PDB, Imbal
Hasil SBIS dan ROA secara simultan terhadap return saham
Berdasarkan hasil output eviews, nilai F hitung yaitu sebesar
144.7664 smentara F tabel dengan α = 5% adalah sebesar 2.50.
Dengan demikian F hitung > F tabel (144.7664 > 2.50). Kemudian jika
dilihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar 0.000000 < 0.05, sehingga
H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Inflasi, PDB, Imbal
Hasil SBIS dan ROA secara bersama-sama (simultan) mempunyai
pengaruh terhadap return saham, sehingga model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi variabel dependen.
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (Adjusted R-Square) digunakan untuk
mengukur seberapa besar variabel independen mampu menjelaskan
variabel dependen. Apabila nilai Adjusted R-Square semakin
mendekati satu maka semakin baik, yang artinya variabel independen
yang digunakan memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen.
63
Merujuk pada Tabel 4.1 nilai Adjusted R-squared untuk fixed effect
model adalah sebesar 0.972199. Hal ini menunjukkan bahwa
persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen adalah sebesar 97.21%. Dapat diartikan juga bahwa variabel
independen yang digunakan dalam penelitian mampu menjelaskan
sebesar 97.21% terhadap variabel dependen, dan sisanya 2.79%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian
ini.
3. Persamaan Model Regresi
Tabel 4.4
Koefisien Variabel
Variabel Coefficient
C -36.62854
INFLASI? 0.032944
PDB? 2.587943
IMBAL_HASIL? -0.033482
ROA? 0.077839
Sumber: Output Eviews
Berdasarkan hasil Eviews, maka didapatkan persamaan model regresi
antara variabel Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan ROA sebagai berikut:
RETURNit = -36.62854 + 0.032944 INFLASIit + 2.587943 PDBit –
0.033482 IMBAL_HASILit + 0.077839 ROAit + εit
64
Dari model regresi di atas dapat dijelaskan bahwa:
a. Konstanta sebesar -36.62854 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS, ROA) pada observasi ke
i dan periode ke t adalah konstan, maka return saham perusahaan di JII
adalah sebesar -36.62854.
b. Jika Inflasi pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1% maka
akan menaikkan return saham perusahaan sebesar 0.032944.
c. Jika PDB pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1% maka
akan menaikkan return saham perusahaan sebesar 2.587943.
d. Jika Imbal Hasil SBIS pada observasi ke i dan periode ke t naik
sebesar 1% maka akan menurunkan return saham perusahaan sebesar
0.033482.
e. Jika ROA pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1% maka
akan menaikkan return saham perusahaan sebesar 0.077839.
Berdasarkan hasil regresi maka di dapat persamaan model regresi setiap
perusahaan sebagai berikut:
Tabel 4.5
Persamaan Regresi Objek Penelitian
Fixed Effects (Cross)
_AALI—C 1.380390
_ADRO—C -0.501438
_AKRA—C 0.243413
65
_ASII—C 0.726193
_ICBP—C -0.155364
_INDF—C 0.811578
_INTP—C 1.061622
_KLBF—C -2.171194
_LPKR—C -1.058746
_LSIP—C -0.689146
_PGAS—C -0.635352
_SMGR—C 0.924192
_TLKM—C -0.427389
_UNTR—C 1.844190
_UNVR—C -1.352948
Sumber: Output Eviews
a. Persamaan Model Regresi Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
Return saham AALI = 1.380390 + 0.032944 INFLASIit + 2.587943
PDBit – 0.033482 IMBAL_HASILit + 0.077839 ROAit + εit
Konstanta sebesar 1.380390 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan ROA) adalah
konstan, maka return saham perusahaan AALI adalah sebesar
1.380390.
b. Persamaan Model Regresi Adaro Energy Tbk (ADRO)
Return saham ADRO = -0.501438 + 0.032944 INFLASIit + 2.587943
PDBit – 0.033482 IMBAL_HASILit + 0.077839 ROAit + εit
66
Konstanta sebesar -0.501438 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan ROA) adalah
konstan, maka return saham perusahaan ADRO adalah sebesar -
0.501438.
c. Persamaan Model Regresi AKR Corpindo Tbk (AKRA)
Return saham AKRA = 0.243413 + 0.032944 INFLASIit + 2.587943
PDBit – 0.033482 IMBAL_HASILit + 0.077839 ROAit + εit
Konstanta sebesar 0.243413 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan ROA) adalah
konstan, maka return saham perusahaan AKRA adalah sebesar
0.243413.
d. Persamaan Model Regresi Astra International Tbk (ASII)
Return saham ASII = 0.726193 + 0.032944 INFLASIit + 2.587943
PDBit – 0.033482 IMBAL_HASILit + 0.077839 ROAit + εit
Konstanta sebesar 0.726193 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan ROA) adalah
konstan, maka return saham perusahaan ASII adalah sebesar
0.726193.
e. Persamaan Model Regresi Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
Return saham ICBP = -0.155364 + 0.032944 INFLASIit + 2.587943
PDBit – 0.033482 IMBAL_HASILit + 0.077839 ROAit + εit
Konstanta sebesar -0.155364 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan ROA) adalah
67
konstan, maka return saham perusahaan ICBP adalah sebesar -
0.155364.
f. Persamaan Model Regresi Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
Return saham INDF = 0.811578 + 0.032944 INFLASIit + 2.587943
PDBit – 0.033482 IMBAL_HASILit + 0.077839 ROAit + εit
Konstanta sebesar 0.811578 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan ROA) adalah
konstan, maka return saham perusahaan INDF adalah sebesar
0.811578.
g. Persamaan Model Regresi Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP)
Return saham INTP = 1.061622 + 0.032944 INFLASIit + 2.587943
PDBit – 0.033482 IMBAL_HASILit + 0.077839 ROAit + εit
Konstanta sebesar 1.061622 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan ROA) adalah
konstan, maka return saham perusahaan INTP adalah sebesar
1.061622.
h. Persamaan Model Regresi Kalbe Farma Tbk (KLBF)
Return saham KLBF = -2.171194 + 0.032944 INFLASIit + 2.587943
PDBit – 0.033482 IMBAL_HASILit + 0.077839 ROAit + εit
Konstanta sebesar -2.171194 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan ROA) adalah
konstan, maka return saham perusahaan KLBF adalah sebesar -
2.171194.
68
i. Persamaan Model Regresi Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
Return saham LPKR = -1.058746 + 0.032944 INFLASIit + 2.587943
PDBit – 0.033482 IMBAL_HASILit + 0.077839 ROAit + εit
Konstanta sebesar -1.058746 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan ROA) adalah
konstan, maka return saham perusahaan LPKR adalah sebesar -
1.058746.
j. Persamaan Model Regresi PP London Sumatera Tbk (LSIP)
Return saham LPKR = -0.689146 + 0.032944 INFLASIit + 2.587943
PDBit – 0.033482 IMBAL_HASILit + 0.077839 ROAit + εit
Konstanta sebesar -0.689146 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan ROA) adalah
konstan, maka return saham perusahaan LSIP adalah sebesar -
0.689146.
k. Persamaan Model Regresi Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
Return saham PGAS = -0.635352 + 0.032944 INFLASIit + 2.587943
PDBit – 0.033482 IMBAL_HASILit + 0.077839 ROAit + εit
Konstanta sebesar -0.635352 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan ROA) adalah
konstan, maka return saham perusahaan PGAS adalah sebesar -
0.635352.
l. Persamaan Model Regresi Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR)
69
Return saham SMGR = 0.924192 + 0.032944 INFLASIit + 2.587943
PDBit – 0.033482 IMBAL_HASILit + 0.077839 ROAit + εit
Konstanta sebesar 0.924192 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan ROA) adalah
konstan, maka return saham perusahaan SMGR adalah sebesar
0.924192.
m. Persamaan Model Regresi Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
Return saham TLKM = -0.427389 + 0.032944 INFLASIit + 2.587943
PDBit – 0.033482 IMBAL_HASILit + 0.077839 ROAit + εit
Konstanta sebesar -0.427389 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan ROA) adalah
konstan, maka return saham perusahaan TLKM adalah sebesar -
0.427389.
n. Persamaan Model Regresi United Tractors Tbk (UNTR)
Return saham UNTR = 1.844190 + 0.032944 INFLASIit + 2.587943
PDBit – 0.033482 IMBAL_HASILit + 0.077839 ROAit + εit
Konstanta sebesar 1.844190 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan ROA) adalah
konstan, maka return saham perusahaan UNTR adalah sebesar
1.844190.
o. Persamaan Model Regresi Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
Return saham UNVR = -1.352948 + 0.032944 INFLASIit + 2.587943
PDBit – 0.033482 IMBAL_HASILit + 0.077839 ROAit + εit
70
Konstanta sebesar -1.352948 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan ROA) adalah
konstan, maka return saham perusahaan UNVR adalah sebesar -
1.352948.
4. Pembahasan Hasil Penelitian
Analisis regresi yang telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan Return On Assets.
Berikut ini merupakan tabel hubungan antar variabel:
Tabel 4.6
Hubungan Variabel Independen terhadap Return Saham
Variabel Signifikansi
Inflasi Tidak Signifikan
PDB Signifikan
Imbal Hasil SBIS Tidak Signifikan
Return On Assets (ROA) Signifikan
Sumber: Output Eviews
a. Variabel Inflasi
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara inflasi dan return saham. Peningkatan
dan penurunan inflasi tidak akan berpengaruh terhadap return saham.
Inflasi adalah terjadinya kenaikan harga barang secara terus
menerus, peningkatan atau penurunan tingkat inflasi tidak menjadi
patokan utama oleh investor dalam penanaman modalnya pada periode
71
2012-2016. Data inflasi yang terjadi selama periode 2012-2016 berada
di bawah 10 persen dengan nilai rata-rata 5.5 persen yang menandakan
inflasi masih tergolong rendah dan stabil. Hal ini membuat investor
tidak terlalu memperhatikan faktor inflasi dalam melakukan investasi,
inflasi yang masih tergolong rendah tidak menjadi patokan utama para
investor dalam melakukan investasi di perusahaan yang dituju. Hal ini
didukung oleh penelitian Putra dan Dana (2014), Wiradharma dan
Sudjarni (2016), Setyaningrum dan Muljono (2016) dan Andes (2017)
yang menyatakan inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap return
saham.
b. Variabel PDB
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifkan antara PDB dan return saham. Peningkatan dan
penurunan PDB akan berpengaruh terhadap return saham.
Peningkatan PDB di suatu negara menandakan meningkatnya
pendapatan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat tersebut, dengan
meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat maka akan membuat
masyarakat melakukan konsumsi barang dan jasa yang lebih banyak,
hal tersebut akan membuat tingkat pendapatan perusahaan meningkat
dan akan menaikkan return perusahaan. Hal ini akan menarik para
investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian Nazwar (2008) dan Haque
72
(2012) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi atau PDB
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
c. Variabel Imbal Hasil Sertifikat Bank Indonesia Syariah
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara imbal hasil SBIS dan return saham.
Peningkatan dan penurunan imbal hasil SBIS tidak akan berpengaruh
terhadap return saham.
Perubahan tingat imbal hasil yang diberikan oleh SBIS masih
belum begitu mampu mempengaruhi para investor untuk pindah
melakukan investasinya di pasar modal. SBIS dan return saham
merupakan dua instrument yang berada di pasar yang berbeda. Nilai
fluktuasi imbalan SBIS yang tidak terlalu tinggi belum memiliki
pengaruh pada investasi di pasar modal. Hal ini didukung oleh
penelitian Suciningtias dan Khoiroh (2015) yang menunjukkan bahwa
imbalan SBIS tidak memiliki pengaruh terhadap saham syariah ISSI
yang nantinya akan mempengaruhi return saham.
d. Variabel Return On Assets
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara ROA dengan return saham. Sehingga
peningkatan dan penurunan ROA berpengaruh terhadap return saham.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam berinvestasi investor
memperhatikan ROA sebagai salah satu pertimbangan sebelum
73
melakukan investasi. Semakin tinggi nilai ROA menandakan semakin
bagus perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.
Peningkatan ROA akan menyebabkan meningkatnya return saham
yang akan dibayarkan oleh perusahaan. Nilai ROA yang tinggi
menandakan semakin baik kinerja perusahaan tersebut dan hal ini
menandakan perusahaan mampu memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya untuk membayarkan tingkat dividen yang lebih tinggi,
tingkat pengembalian yang tinggi akan menarik para invenstor untuk
membeli saham perusahaan tersebut, hal ini akan membuat tingkat
return perusahaan meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Putra dan Kindangen (2016), Hasanah, dkk (2017), Gunadi
dan Kusuma (2015) yang menunjukkan ROA berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham.
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dengan tujuam penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan
antara Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan ROA terhadap return saham
perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic Index pada periode 2012-2016,
maka dalam penelitian ini dari hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil regresi data panel menunjukkan bahwa secara parsial variabel PDB
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan di
JII, variabel Return on Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham perusahaan di JII. Sedangkan variabel Inflasi dan
Imbal Hasil SBIS tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan di
JII.
2. Hasil regresi data panel menunjukkan bahwa secara simultan variabel
Inflasi, PDB, Imbal Hasil SBIS dan ROA secara bersama-sama
berpengaruh terhadap return saham perusahaan di JII. Dengan nilai
koefisien determinasi sebesar 97.21%, dan sisanya 2.79% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
B. Saran
Berikut adalah beberapa saran dari penulis untuk para peneliti yang ingin
melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini:
75
1. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan menggunakan faktor
fundamental seperti rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan variabel makro
ekonomi lainnya seperti kurs, jumlah uang beredar, harga minyak dunia
dan harga emas sebagai prediktator terhadap return saham.
2. Peneliti selanjutnya disarankan menambah jumlah perusahaan yang
digunakan dan tidak hanya menggunakan perusahaan yang terdaftar di JII
saja.
3. Bagi calon investor yang ingin berinvestasi, sebaiknya
mempertimbangkan faktor inflasi, PDB, imbal hasil SBIS dan ROA
karena faktor tersebut memiliki pengaruh terhadap return saham
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)
periode 2012-2016.
76
DAFTAR PUSTAKA
Absari, Dyatri Utami A dkk. 2013. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental
Perusahaan dan Risiko Sistematis Terhadap Return Saham, El Muhasaba
Jurnal Akuntansi. Vol. 3. No. 2. Hlm. 1-29.
Adiyadnya, I Nyoman S, dkk. 2016. Pengaruh Beberapa Variabel Ekonomi Makro
Terhadap Profitabilitas dan Return Saham Pada Industri Perbankan di BEI,
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Vol. 5. No. 8. Hlm.
2579-2608.
Ajija, Shochrul Rohmatul dkk. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews, Jakarta:
Salemba Empat.
Andes, Septa Lukman dkk. 2017. Pengaruh Inflasi, Kurs Rupiah dan Suku Bunga
terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur, Jurnal Akuntansi
Keuangan dan Bisnis. Vol. 10. No. 2. Hlm. 8-16.
Atiqah. 2016. Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Terhadap Tingkat Pengembalian Saham, Akuntabilitas: Jurnal Ilmu
Akuntansi. Vol. 9. No. 2. Hlm. 215-230.
Aziz, Abdul. 2010. Manajemen Investasi Syariah, Bandung: Alfabeta.
Beik, Irfan Syauqi dan Sri Wulan Fatmawati. 2014. Pengaruh Indeks Harga
Saham Syariah Internasional dan Variabel Makro Ekonomi Terhadap
Jakarta Islamic Index, Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah (Jurnal
of Islamic Economics). Vol. 6. No. 2. Hlm. 155-178.
Chuzaimah dan Amalina, N. 2014. Analisis Faktor-faktor Fundamental Terhadap
Return Saham Syariah Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Jakarta
77
Islamic Index (JII) Tahun 2007-2011, Prosiding Seminar Nasional dan
Call For Papers.
Ghozali, Imam dan Dwi Ratmono. 2013. Analisis Multivariat dan Ekonometrika,
Teori, Konsep dan Aplikasi dengan Eviews 8, Semarang: Badan Penerbit
UNDIP.
Gunadi, Gd Gilang dan I Ketut Wijaya K. 2015. Pengaruh ROA, DER, EPS
Terhadap Return Saham Perusahaan Food and Beverage BEI, Jurnal
Manajemen Unud, Vol. 4. No. 6. Hlm. 1636-1647.
Haque, Abdul dan Suleman Sarwar. 2012. Macro-Determinants of Stock Return
in Pakistan, Middle-East Journal of Scientific Research. Vol. 12. No. 4.
Hlm. 504-510.
Hasanah, Zulfatun dkk. 2017. Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Earning Per
Share (EPS), Return On Asset (ROA), dan Debt To Equity Ratio (DER)
Terhadap Harga Saham Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) (Studi Empiris pada Perusahaan Food and
Beverages yang Terdaftar di BEI periode tahun 2011-2015, Jurnal Ilmiah
Riset Manajemen. Vol. 6. No. 1. Hlm. 1-12.
Ihsan, Dwi Nur’aini. 2013. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,
Jakarta: UIN Jakarta Press
Kartika, Andi. 2008. Volatilitas Harga Saham di Indonesia dan Malaysia, Jurnal
INFOKAM. No. 2. Hlm. 37-46.
78
Kristanto, Haris dan Sumani. 2015. Pengaruh Perubahan Arus Kas Operasi, Laba
Akuntansi, Suku Bunga, Dan Inflasi Terhadap Return Saham, Banking and
Management Review. Vol. 14. No. 2. Hlm. 522-539.
Mankiw, N. Gregory dkk. 2012. Pengantar Ekonomi Makro, Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyani, Neny. 2014. Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah
dan Produk Domestik Bruto Terhadap Jakarta Islamic Index, Jurnal Bisnis
dan Manajemen Eksekutif. Vol. 1. No. 1. Hlm. 1-13.
Nazwar, Chairul. 2008. Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap
Return Saham Syariah di Indonesia, Jurnal Perencanaan &
Pengembangan Wilayah. Vol. 4, No. 1. Hlm. 1-5.
Nafik, Muhammad. 2009. Bursa Efek dan Investasi Syariah, Jakarta: PT
SERAMBI ILMU SEMESTA.
Nidianti, Putu Imba. 2013. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Terhadap Return Saham Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia,
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 5. No. 1. Hlm. 130-146.
Pratiwi, Tiara M dan Maswar Patuh Priyadi. 2014. Analisis Pengaruh Kinerja
Keuangan Perusahaan Terhadap Return Saham, Jurnal Ilmu & Riset
Akuntansi. Vol. 3 No. 10, Hlm. 1-17.
79
Purnomo, Tri Hendra dan Nurul Widyawati. 2013. Pengaruh Nilai Tukar, Suku
Bunga dan Inflasi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Properti,
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen. Vol. 2. No. 10. Hlm. 1-20.
Putra, Ferdinan Eka dan Paulus Kindangen. 2016. Pengaruh Return On Asset
(ROA), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS) Terhadap
Return Saham Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (Periode 2010-2014), Jurnal EMBA. Vol. 4. No. 4. Hlm.
235-245.
Putry, Galishia dkk. 2016. Analisis Perbandingan Excess Return Jakarta Islamic
Index dan Indeks Harga Saham Gabungan, Jurnal Al-Muzara’ah. Vol. 2.
No. 2. Hlm. 118-130.
Putra, I Wayan K dan I Made Dana. 2014. Pengaruh Kondisi Ekonomi dan
Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Food and
Beverages di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Manajemen Universitas
Udayana. Vol. 3. No. 11. Hlm. 1370-3194.
Rodoni, Ahmad. 2009. Investasi Syariah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta.
Rusliati, Ellen dan Syarah Nurul Fathoni. 2011. Inflasi, Suku Bunga Deposito dan
Return Pasat Terhadap Return Saham Pada Industri Barang Konsumsi
yang Terdaftar di BEI 2006-2009, Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 13.
No. 2. Hlm. 107-118.
80
Setyaningrum, Rani dan Muljono. 2016. Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan Nilai
Tukar Terhadap Return Saham, Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol. 14. No.
2. Hlm. 151-161.
Suciningtias, Siti Aisiyah dan Rizku Khoiroh. 2015. Analisis Dampak Variabel
Makro Ekonomi Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jurnal
UNISSULA. Vol. 2 No. 1. Hlm. 398-412.
Sukirno, Sadono. 2010. Makroekonomi Teori Pengantar, Jakarta: PT
RAJAGRAFINDO PERSADA.
Tanjung, Hendri. 2014. Volatility Of Jakarta Islamic Index, Jurnal Al-Iqtishad:
Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah (Jurnal of Islamic Economic). Vol. VI No.
2. Hlm. 207-222.
Wijaya, Tony. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Winarno, Wing Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews, Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN.
Wiradharma, Made Satria dan Luh Komang Sudjarni. 2016. Pengaruh Tingkat
Suku Bunga, Tingkat Inflasi, Nilai Kurs Rupiah dan Produk Domestik
Bruto Terhadap Return Saham, Jurnal Manajemen Unud. Vol. 5. No. 6.
Hlm. 3392-3420.
81
Zarman, Nasri. 2017. Kinerja Portofolio Saham pada Perusahaan Makanan,
Properti dan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia, Esensi: Jurnal Bisnis
dan Manajemen. Vol. 7. No. 2. Hlm. 247-260.
Website:
www.idx.co.id
www.bi.go.id
www.ojk.go.id
www.bps.go.id
www.duniainvestasi.com
82
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: Daftar 15 Perusahaan di JII
Daftar Perusahaan yang Tercatat dalam Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2012-
2016.
NO NAMA PERUSAHAAN KODE PERUSAHAAN KETERANGAN
1 Astra Agro Lestari Tbk AALI Tetap
2 Adaro Energy Tbk ADRO Tetap
3 AKR Corpindo Tbk AKRA Tetap
4 Astra International Tbk ASII Tetap
5 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP Tetap
6 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF Tetap
7 Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP Tetap
8 Kalbe Farma Tbk KLBF Tetap
9 Lippo Karawaci Tbk LPKR Tetap
10 PP London Sumatera Tbk LSIP Tetap
11 Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS Tetap
12 Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR Tetap
13 Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM Tetap
14 United Tractors Tbk UNTR Tetap
15 Unilever Indonesia Tbk UNVR Tetap
Sumber: www.idx.co.id
83
Lampiran 2: Data Penelitian
TAHUN PERUSAHAAN RETURN INFLASI PDB
IMBAL
HASIL ROA
2012 AALI 7.33 4.30 15.86 4.08 20.29
2013 AALI 7.04 8.38 15.91 7.22 12.72
2014 AALI 7.37 8.36 15.96 6.90 14.13
2015 AALI 5.97 3.35 16.01 7.10 3.23
2016 AALI 7.04 3.02 16.06 5.90 8.73
2012 ADRO 4.63 4.30 15.86 4.08 5.40
2013 ADRO 4.29 8.38 15.91 7.22 3.50
2014 ADRO 4.26 8.36 15.96 6.90 2.90
2015 ADRO 4.20 3.35 16.01 7.10 2.50
2016 ADRO 4.89 3.02 16.06 5.90 5.20
2012 AKRA 5.13 4.30 15.86 4.08 5.50
2013 AKRA 5.12 8.38 15.91 7.22 4.40
2014 AKRA 5.34 8.36 15.96 6.90 5.50
2015 AKRA 5.57 3.35 16.01 7.10 6.80
2016 AKRA 5.54 3.02 16.06 5.90 6.40
2012 ASII 6.17 4.30 15.86 4.08 12.00
2013 ASII 6.17 8.38 15.91 7.22 10.00
2014 ASII 6.16 8.36 15.96 6.90 9.00
2015 ASII 5.88 3.35 16.01 7.10 6.00
2016 ASII 5.92 3.02 16.06 5.90 7.00
2012 ICBP 5.21 4.30 15.86 4.08 13.40
2013 ICBP 5.26 8.38 15.91 7.22 11.50
2014 ICBP 5.42 8.36 15.96 6.90 11.10
2015 ICBP 5.55 3.35 16.01 7.10 11.30
2016 ICBP 5.73 3.02 16.06 5.90 13.10
2012 INDF 5.92 4.30 15.86 4.08 8.40
2013 INDF 5.65 8.38 15.91 7.22 5.00
2014 INDF 6.11 8.36 15.96 6.90 6.40
2015 INDF 5.82 3.35 16.01 7.10 4.20
2016 INDF 6.16 3.02 16.06 5.90 6.10
2012 INTP 7.16 4.30 15.86 4.08 23.30
2013 INTP 7.22 8.38 15.91 7.22 20.30
2014 INTP 7.27 8.36 15.96 6.90 19.10
2015 INTP 7.08 3.35 16.01 7.10 15.40
2016 INTP 6.96 3.02 16.06 5.90 13.40
2012 KLBF 3.61 4.30 15.86 4.08 18.41
2013 KLBF 3.71 8.38 15.91 7.22 16.96
2014 KLBF 3.79 8.36 15.96 6.90 16.61
2015 KLBF 3.76 3.35 16.01 7.10 14.63
2016 KLBF 3.89 3.02 16.06 5.90 15.10
84
2012 LPKR 3.84 4.30 15.86 4.08 4.00
2013 LPKR 3.99 8.38 15.91 7.22 4.00
2014 LPKR 4.72 8.36 15.96 6.90 7.00
2015 LPKR 3.16 3.35 16.01 7.10 1.00
2016 LPKR 3.66 3.02 16.06 5.90 2.00
2012 LSIP 5.10 4.30 15.86 4.08 15.60
2013 LSIP 4.73 8.38 15.91 7.22 9.90
2014 LSIP 4.91 8.36 15.96 6.90 11.10
2015 LSIP 4.51 3.35 16.01 7.10 7.10
2016 LSIP 4.47 3.02 16.06 5.90 6.50
2012 PGAS 5.92 4.30 15.86 4.08 30.94
2013 PGAS 5.74 8.38 15.91 7.22 25.95
2014 PGAS 5.87 8.36 15.96 6.90 18.68
2015 PGAS 5.59 3.35 16.01 7.10 14.50
2016 PGAS 4.89 3.02 16.06 5.90 11.80
2012 SMGR 6.71 4.30 15.86 4.08 18.20
2013 SMGR 6.81 8.38 15.91 7.22 17.40
2014 SMGR 6.84 8.36 15.96 6.90 16.20
2015 SMGR 6.64 3.35 16.01 7.10 11.90
2016 SMGR 6.64 3.02 16.06 5.90 10.20
2012 TLKM 4.90 4.30 15.86 4.08 11.50
2013 TLKM 4.99 8.38 15.91 7.22 11.00
2014 TLKM 5.00 8.36 15.96 6.90 10.20
2015 TLKM 5.06 3.35 16.01 7.10 9.30
2016 TLKM 5.28 3.02 16.06 5.90 10.80
2012 UNTR 7.35 4.30 15.86 4.08 11.90
2013 UNTR 7.17 8.38 15.91 7.22 9.00
2014 UNTR 7.27 8.36 15.96 6.90 9.10
2015 UNTR 6.94 3.35 16.01 7.10 6.30
2016 UNTR 7.20 3.02 16.06 5.90 8.00
2012 UNVR 6.45 4.30 15.86 4.08 45.70
2013 UNVR 6.55 8.38 15.91 7.22 44.50
2014 UNVR 6.65 8.36 15.96 6.90 43.90
2015 UNVR 6.64 3.35 16.01 7.10 39.00
2016 UNVR 6.73 3.02 16.06 5.90 39.40
85
Lampiran 3: Hasil Uji Common Effect Model
Dependent Variable: RETURN?
Method: Pooled Least Squares
Date: 11/23/17 Time: 22:39
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 15
Total pool (balanced) observations: 75 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -28.84930 50.24584 -0.574163 0.5677
INFLASI? 0.048857 0.093329 0.523487 0.6023
PDB? 2.138908 3.180415 0.672525 0.5035
IMBAL_HASIL? -0.074820 0.191861 -0.389970 0.6977
ROA? 0.043673 0.013085 3.337550 0.0014 R-squared 0.143827 Mean dependent var 5.656118
Adjusted R-squared 0.094903 S.D. dependent var 1.135749
S.E. of regression 1.080512 Akaike info criterion 3.057088
Sum squared resid 81.72551 Schwarz criterion 3.211588
Log likelihood -109.6408 Hannan-Quinn criter. 3.118778
F-statistic 2.939803 Durbin-Watson stat 0.067686
Prob(F-statistic) 0.026318
86
Lampiran 4: Hasil Uji Fixed Effect Model
Dependent Variable: RETURN?
Method: Pooled Least Squares
Date: 11/23/17 Time: 22:39
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 15
Total pool (balanced) observations: 75 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -36.62854 9.079051 -4.034402 0.0002
INFLASI? 0.032944 0.016970 1.941353 0.0573
PDB? 2.587943 0.571804 4.525925 0.0000
IMBAL_HASIL? -0.033482 0.035617 -0.940068 0.3512
ROA? 0.077839 0.009972 7.805780 0.0000
Fixed Effects (Cross)
AALI--C 1.380390
ADRO--C -0.501438
AKRA--C 0.243413
ASII--C 0.726193
ICBP--C -0.155364
INDF--C 0.811578
INTP--C 1.061622
KLBF--C -2.171194
LPKR--C -1.058746
LSIP--C -0.689146
PGAS--C -0.635352
SMGR--C 0.924192
TLKM--C -0.427389
UNTR--C 1.844190
UNVR--C -1.352948 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.978962 Mean dependent var 5.656118
Adjusted R-squared 0.972199 S.D. dependent var 1.135749
S.E. of regression 0.189370 Akaike info criterion -0.275699
Sum squared resid 2.008212 Schwarz criterion 0.311398
Log likelihood 29.33873 Hannan-Quinn criter. -0.041278
F-statistic 144.7664 Durbin-Watson stat 2.089995
Prob(F-statistic) 0.000000
87
Lampiran 5: Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: PERUSAHAAN
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 158.782602 (14,56) 0.0000
Cross-section Chi-square 277.959092 14 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: RETURN?
Method: Panel Least Squares
Date: 11/23/17 Time: 22:40
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 15
Total pool (balanced) observations: 75 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -28.84930 50.24584 -0.574163 0.5677
INFLASI? 0.048857 0.093329 0.523487 0.6023
PDB? 2.138908 3.180415 0.672525 0.5035
IMBAL_HASIL? -0.074820 0.191861 -0.389970 0.6977
ROA? 0.043673 0.013085 3.337550 0.0014 R-squared 0.143827 Mean dependent var 5.656118
Adjusted R-squared 0.094903 S.D. dependent var 1.135749
S.E. of regression 1.080512 Akaike info criterion 3.057088
Sum squared resid 81.72551 Schwarz criterion 3.211588
Log likelihood -109.6408 Hannan-Quinn criter. 3.118778
F-statistic 2.939803 Durbin-Watson stat 0.067686
Prob(F-statistic) 0.026318
88
Lampiran 6: Hasil Uji Random Effect Model
Dependent Variable: RETURN?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 11/23/17 Time: 22:40
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 15
Total pool (balanced) observations: 75
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -35.84598 9.056424 -3.958073 0.0002
INFLASI? 0.034545 0.016909 2.042983 0.0448
PDB? 2.542772 0.570371 4.458099 0.0000
IMBAL_HASIL? -0.037640 0.035421 -1.062649 0.2916
ROA? 0.074402 0.009485 7.844150 0.0000
Random Effects (Cross)
AALI--C 1.368538
ADRO--C -0.529284
AKRA--C 0.217404
ASII--C 0.707869
ICBP--C -0.157297
INDF--C 0.783254
INTP--C 1.073785
KLBF--C -2.146709
LPKR--C -1.084340
LSIP--C -0.694910
PGAS--C -0.606124
SMGR--C 0.925136
TLKM--C -0.432915
UNTR--C 1.819496
UNVR--C -1.243902 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 1.101095 0.9713
Idiosyncratic random 0.189370 0.0287 Weighted Statistics R-squared 0.537734 Mean dependent var 0.433749
Adjusted R-squared 0.511318 S.D. dependent var 0.271370
S.E. of regression 0.189703 Sum squared resid 2.519116
F-statistic 20.35695 Durbin-Watson stat 1.703205
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.076378 Mean dependent var 5.656118
Sum squared resid 88.16384 Durbin-Watson stat 0.048666
89
Lampiran 7: Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: PERUSAHAAN
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0.000000 4 1.0000 * Cross-section test variance is invalid. Hausman statistic set to zero.
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. INFLASI? 0.032944 0.034545 0.000002 0.2642
PDB? 2.587943 2.542772 0.001637 0.2642
IMBAL_HASIL? -0.033482 -0.037640 0.000014 0.2642
ROA? 0.077839 0.074402 0.000009 0.2642
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: RETURN?
Method: Panel Least Squares
Date: 11/23/17 Time: 22:40
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 15
Total pool (balanced) observations: 75 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -36.62854 9.079051 -4.034402 0.0002
INFLASI? 0.032944 0.016970 1.941353 0.0573
PDB? 2.587943 0.571804 4.525925 0.0000
IMBAL_HASIL? -0.033482 0.035617 -0.940068 0.3512
ROA? 0.077839 0.009972 7.805780 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.978962 Mean dependent var 5.656118
Adjusted R-squared 0.972199 S.D. dependent var 1.135749
S.E. of regression 0.189370 Akaike info criterion -0.275699
Sum squared resid 2.008212 Schwarz criterion 0.311398
Log likelihood 29.33873 Hannan-Quinn criter. -0.041278
F-statistic 144.7664 Durbin-Watson stat 2.089995
Prob(F-statistic) 0.000000
Top Related