1
“PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET,
PERTUMBUHAN PENJUALAN, DAN KARAKTERISTIK EKSEKUTIF
TERHADAP TAX AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2016”
Miranda Nugrah Mahesa1 , Inge Lengga Sari Munthe
2, Jack Febriand Adel
3
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
(UMRAH), Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Return On Asset, Pertumbuhan Penjualaan dan
Karakteristik Eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak. Variabel independen yang
digunakan adalah Ukuran Perusahaan, Return On Asset, Pertumbuhan Penjualaan
dan Karakteristik Eksekutif. Variabel dependen yang digunakan adalah
Penghindaran Pajak. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2016. Metode
sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan total 28 perusahaan
sebagai sampel. Metode analisis penelitian ini menggunakan regresi linier
berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan, Return
On Asset, Pertumbuhan Penjualaan dan Karakteristik Eksekutif berpengaruh
secara simultan terhadap Penghindaran Pajak. Sedangkan secara parsial hanya
Ukuran Perusahaan dan Return On Asset yang berpengaruh signifikan terhadap
Penghindaran Pajak. Hasil uji koefisien determinasi adalah 8%, yang berarti
hanya 8% variabel independen yang dapat menjelaskan variabel dependen, dan
sisanya 92% dijelaskan oleh variabel lain.
Kata kunci : Ukuran Perusahaan, Return On Asset, Pertumbuhan Penjualan,
Karakteristik Eksekutif dan Penghindaran Pajak.
PENDAHULUAN
Pendapatan suatu negara mencerminkan bagaimana negara tersebut maju
dan berkembang untuk kelangsungan negara dan kesejahteraan dari masyarakat
negara tersebut di masa mendatang. Lokasi suatu negara tentunya akan sangat
menentukan pendapatan negara tersebut, semakin strategis lokasi suatu negara
maka akan semakin banyak investasi yang masuk ke negara tersebut. Banyaknya
investasi yang masuk ke suatu negara maka akan menyebabkan peningkatan
pendapatan negara melalui sektor penerimaan pajak. Undang-Undang RI No. 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 11 disebutkan bahwa
“Pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, dan
2
hibah”. Hal tersebut menjelaskan bahwa pajak merupakan salah satu sumber
pendapatan yang dimiliki oleh negara Indonesia.
Menurut Zuesty (2016), penghindaran pajak merupakan kegiatan
pemanfaatan kelemahan-kelemahan hukum pajak tanpa melanggar hukum
perpajakan yang ada. Secara tradisional, kegiatan penghindaran pajak yang
dilakukan oleh perusahaan dapat diartikan juga sebagai perpindahan kekayaan
dari pemerintah kepada perusahaan, yang nantinya dapat meningkatkan nilai dari
perusahaan. Perilaku penghindaran pajak yang dilakukan tentunya dengan cara
mengurangi pajak perusahaan namun dengan cara-cara yang masih diperbolehkan
dalam peraturan perpajakan yang ada, sehingga nantinya akan menaikkan laba
perusahaan dan berdampak pada nilai perusahaan tersebut.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah
Ukuran Perusahaan, Return On Asset, Pertumbuhan Penjualan, dan Karakteristik
Eksekutif berpengaruh terhadap Tax Avoidance pada perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016?
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Menurut Pohan (2016), Tax avoidance adalah upaya mengefisiensikan
beban pajak dengan cara menghindari pengenaan pajak dengan mengarahkannya
pada transaksi yang bukan objek pajak. Menurut Musyarofah (2016),
penghindaran pajak (tax avoidance) adalah suatu usaha meringankan beban pajak
dengan tidak melanggar undang-undang yang ada. Menurut Zuesty (2016), tax
avoidance adalah suatu skema transaksi yang ditujukan untuk meminimalkan
beban pajak dengan memanfaatkan kelemahan-kelemahan (loophole) ketentuan
perpajakan suatu negara sehingga ahli pajak menyatakan legal karena tidak
melanggar peraturan perpajakan. Penghindaran pajak atau perlawanan terhadap
pajak adalah hambatan-hambatan yang terjadi dalam pemungutan pajak sehingga
mengakibatkan berkurangnya penerimaan kas negara. Tax Avoidance selalu
diartikan sebagai kegiatan yang legal.
Ukuran Perusahaan
Menurut Hormati (2009) dalam Musyarofah (2016), mendefinisikan
ukuran perusahaan sebagai skala atau nilai yang dapat mengklasifikasikan suatu
perusahaan ke dalam kategori besar atau kecil berdasarkan total asset, log size,
dan sebagainya. Machfoedz (1994) dalam Musyarofah (2016) menyatakan bahwa
ukuran perusahaan adalah suatu skala yang dapat mengklasifikasikan perusahaan
menjadi perusahaan besar dan perusahaan kecil menurut berbagai cara seperti
total asset perusahaan, nilai pasar saham, rata-rata tingkat penjualan. Ukuran
perusahaan umumnya dibagi dalam 3 kategori, yaitu large firm, medium firm, dan
small firm (Kurniasih & Sari, 2013).
Return On Asset
Menurut Herry (2016), Return on asset merupakan rasio yang
menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih.
3
Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba
bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total
aset. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total aset. Menurut
Maharani dan Suardana (2014), Return On Asset (ROA) juga merupakan salah
satu indikator keberhasilan perusahaan untuk menghasilkan laba sehingga
semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan untuk
menghasilkan laba bagi perusahaan. Kemampuan untuk menghasilkan laba dalam
kegiatan operasi merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan.
Laba menjadi indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
kepada kreditur dan investor, serta merupakan bagian dalam proses penciptaan
nilai perusahaan berkaitan dengan prospek perusahaan di masa depan. Return On
Asset (ROA) dapat mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan
menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan
biaya yang digunakan untuk mendanai aset tersebut seperti biaya pengembangan
dan pengelolaan karyawan dalam meningkatkan intellectual (Andriyanto, 2015).
Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan (sales growth) adalah perubahan penjualan pada
laporan keuangan per tahun yang dapat mencerminkan prospek perusahaan dan
profitabilitas di masa yang akan datang (Pea, 2017). Menurut Weston dan
Brigham (1991) dalam Dewinta dan Setiawan (2016), Penjualan memiliki
pengaruh yang strategis terhadap perusahaan, karena penjulan yang dilakukan
oleh perusahaan harus didukung dengan harta atau aset, bila penjualan
ditingkatkan maka aset pun harus ditambah. Perusahaan dapat mengoptimalkan
dengan baik sumber daya yang ada dengan melihat penjualan dari tahun
sebelumnya. Pertumbuhan penjualan memiliki peranan yang penting dalam
manajemen modal kerja. Penelitian ini menggunakan pengukuran pertumbuhan
penjualan karena dapat menggambarkan baik atau buruknya tingkat pertumbuhan
penjualan suatu perusahaan. Perusahaan dapat memprediksi seberapa besar profit
yang akan diperoleh dengan besarnya pertumbuhan penjualan (Hidayat, 2018).
Karakteristik Eksekutif
Setiap perusahaan memiliki seorang yang pemimpin di posisi teratas yaitu
top eksekutif atau top manajer, dimana pimpinan tersebut memiliki karakter-
karakter tertentu untuk memimpin dan menjalankan kegiatan usaha
perusahaannya menuju tujuan yang ingin dicapai perusahaan tersebut (Maharani
& Suardana, 2014). Low (2006) dalam Oktamawati (2017), menjelaskan bahwa
dalam menjalankan tugasnya sebagai pimpinan perusahaan eksekutif biasanya
memiliki dua karakter yaitu risk taker dan risk averse. Eksekutif yang memiliki
karakter risk taker adalah ekskutif yang lebih berani dalam mengambil keputusan
bisnis, sedangkan risk averse adalah ekskutif yang cenderung tidak menyukai
resiko sehingga kurang berani dalam mengambil keputusan bisnis (Maccrimon &
Wehrung, 1990 dalam Saputro, 2017).
4
Kerangka Pemikiran
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance
Menurut Annisa (2017), semakin besar ukuran perusahaannya, maka
transaksi yang dilakukan akan semakin kompleks. Jadi hal itu memungkinkan
perusahaan untuk memanfaatkan celah-celah yang ada untuk melakukan tindakan
tax avoidance dari setiap transaksi. Menurut Richardson dan Lanis (2007) dalam
Tommy & Maria (2013), bahwa semakin besar perusahaan maka akan lebih
agresif untuk melakukan penghindaran pajak agar mencapai penghematan beban
pajak yang optimal karena memiliki sumber daya yang besar untuk
mempengaruhi kebijaksanaan umum (pemerintah) yang dikehendaki dan
menguntungkan perusahaan termasuk untuk melakukan penghindaran pajak (tax
avoidance) pernyataan teori kekuasaan politik (political power theory). Dari
penjelasan tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :
H1 : Diduga ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak
(tax avoidance).
Pengaruh Return On Asset Terhadap Tax Avoidance
Secara logika, semakin tinggi nilai dari ROA, berarti semakin tinggi nilai
dari laba bersih perusahaan dan semakin tinggi profitabilitasnya. Tingkat
profitabilitas perusahaan yang semakin efisien, maka pajak yang dibayar juga
akan semakin tinggi. Sehingga manajemen perusahaan dimungkinkan melakukan
upaya-upaya untuk menekan atau meminimalkan angka beban pajak perusahaan
agar menghasikan beban pajak yang optimal, yaitu dengan cara-cara yang tidak
bertentangan dengan peraturan yang berlaku dengan melakukan penghindaran
pajak (Andriyanto, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Andriyanto (2015)
beserta penelitian Darmawan dan Sukartha (2014), membuktikan Return On Asset
5
berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Dara
penjelasan tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :
H2 : Diduga return on asset berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax
avoidance).
Pengaruh Petumbuhan Penjualan Terhadap Tax Avoidance
Menurut Dewinta dan Setiawan (2016), Perusahaan dapat memprediksi
seberapa besar profit yang akan diperoleh dengan besarnya pertumbuhan
penjualan. Pertumbuhan penjualan pada suatu perusahaan menunjukkan bahwa
semakin besar volume penjualan maka laba yang akan dihasilkan pun akan
meningkat. Pertumbuhan yang meningkat memungkinkan perusahaan akan lebih
dapat meningkatkan kapasitas operasi perusahaan karena dengan pertumbuhan
penjualan yang meningkat, perusahaan akan memperoleh profit yang meningkat
pula. Secara logika, apabila pertumbuhan penjualan meningkat, perusahaan
cenderung akan mendapatkan profit yang besar, maka dari itu perusahaan akan
cenderung untuk melakukan praktik tax avoidance karena profit besar akan
menimbulkan beban pajak yang besar pula. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik
hipotesis sebagai berikut :
H3 : Diduga pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap penghindaran
pajak (tax avoidnace).
Pengaruh Karakteristik Eksekutif Terhadap Tax Avoidance
Penelitian Carolina et al. (2014) dalam Winda, Yunilma dan Herawati
(2016) menyatakan bahwa karakter eksekutif mempengaruhi tindakan tax
avoidance, artinya apabila eksekutif semakin bersifat risk taker akan semakin
besar pula tindakan tax avoidance yang dilakukan. Penelitian Swingly dan
Sukartha (2015), Dewi dan Jati (2014), Maharani dan Suardana (2014) serta
Budiman dan Setiyono (2012) juga membuktikan bahwa karakter eksekutif
berpengaruh pada tax avoidance. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik hipotesis
sebagai berikut :
H4 : Diduga karakteristik eksekutif berpengaruh terhadap penghindaran pajak
(tax avoidance).
H5 : Diduga Ukuran Perusahaan, Return On Asset, Karakteristik Eksekutif dan
Pertumbuhan Penjualan berpengaruh secara simultan terhadap Tax
Avoidance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara variabel indenpenden
terhadap variabel dependen. Variabel indenpenden yang digunakan adalah Ukuran
6
Perusahaan (X1), Return On Asset (X2), Karakteristik Eksekutif (X3), dan
Pertumbuhan Penjualan (X4), Yang akan mempengaruhi variabel dependen yaitu
Tax Avoidance (Y).
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi oleh
variabel independen atau variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel
independennya adalah Tax Avoidance.
1. Tax Avoidance
Menurut Dyreng, Scott, Hanlon, Michelle dan Edward (2010)
dalam Fitri dan Susanto (2015), variabel ini dihitung melalui CASH ETR
(Cash Effective Tax Rate) perusahaan yaitu kas yang dikeluarkan untuk
biaya pajak dibagi dengan laba sebelum pajak.
Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen/terikat
(Sugiono, 2009). Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang dapat
mengklasifikasikan perusahaan menjadi perusahaan besar dan perusahaan
kecil menurut berbagai cara seperti total aktiva atau total asset perusahaan,
nilai pasar saham, rata-rata tingkat penjualan.
2. Return On Asset
Return on Assets (ROA) merupakan gambaran dari kemampuan
manajemen untuk memperoleh keuntungan (laba). Return on Assets
(ROA) dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
3. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan (sales growth) mencerminkan kemampuan
perusahaan untuk meningkatkan penjualannya dari waktu ke waktu.
merumuskan pertumbuhan penjualan sebagai berikut:
Ukuran Perusahaan = (Total Asset)
Return On Assets (ROA) Laba Bersih Setelah Pajak
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
7
4. Karateristik Eksekutif
Menurut Swingly & Sukartha (2015) karakter eksekutif diukur
dengan dihitung melalui deviasi standar dari EBITDA (Earning
Before Income Tax, Depreciation, Amortization) dibagi dengan total aset
perusahaan. Risiko perusahaan dapat diukur dengan rumus sebagai
berikut.
Metode Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Pemilihan sampel dilakukan
berdasarkan metode purposive sampling dimana pemilihan sampel berdasarkan
kriteria tertentu. Kriteria pemilihan sampel dapat dilihat dalam Tabel 2 berikut ini:
Tabel 2
Kriteria Pemilihan Sampel
No Kriteria Sampel Pelanggaran
Kriteria Jumlah
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016 138
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan
keuangan lengkap selama pengamatan. (9) 129
3. Laporan keuangan menggunakan satuan
mata uang Rupiah. (27) 102
4. Perusahaan yang tidak mengalami
kerugian selama periode pengamatan. (41) 61
5. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan
penjualan yang selalu positif. (33) 28
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria 28
Tahun pengamatan 4
Total sampel yang digunakan dalam penelitian 112
Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
berganda. Dengan bantuan SPSS 22.0. dalam analisis ini, terdiri dari uji statistik
deskriptif, uji asumsi klasik (uji normalitas, multikoliniearitas, autokorelasi, dan
heterokedastisitas), dan uji hipotesis (uji t, uji f dan koefisien determinasi).
Metode ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel terikat dengan
variabel-variabel bebas.
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐼𝑛𝑖 − 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐿𝑎𝑙𝑢
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑛 𝐿𝑎𝑙𝑢
8
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
(Ghozali, 2013:19).
Tabel 3
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
UK 112 ,1361 91,8315 11,274874 19,5077367
ROA 112 ,0096 ,4018 ,116510 ,0971583
PP 112 ,0019 ,4283 ,130878 ,0898018
RISK 112 ,000 ,078 ,01731 ,015252
CETR 112 ,0035 ,7173 ,276615 ,1343090
Valid N (listwise) 112
Sumber : Output Pengolahan data SPSS V.22.0 (2019).
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji Kolmogorov-
Smirnov (K-S) dibuat dengan melihat signifikansi di atas 0,05 berarti data
berdistribusi normal.
Tabel 4
Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 112
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,16794211
Most Extreme Differences
Absolute ,171
Positive ,171
Negative -,076
Kolmogorov-Smirnov Z 1,812
Asymp. Sig. (2-tailed) ,003
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Output Pengolahan data SPSS V.22.0 (2019).
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa nilai kolmogorov-
smirnov adalah bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 1,812 dan nilai
Asymp. Sig. (2 tailed) 0,003 < 0,05, maka H0 ditolak yang berarti data residual
tidak berdistribusi secara normal. Dikarenakan data dalam penelitian ini
berdistribusi secara tidak normal maka peneliti memutuskan untuk melakukan
outlier data.
9
Data Outlier
Karena hasil dari uji gambar normalitas probability plot dan hasil uji
Kolmogorov-smirnov tidak menunjukkan normalitas data maka dilakukan uji
outlier. Menurut Ghozali (2013:41), outlier adalah kasus atau data yang memiliki
karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi
lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel
tunggal atau variabel kombinasi.
Data Logaritma Natural (Ln)
Hasil dari uji Kolmogorov-Smirnov tidak menunjukkan normalitas data
maka dilakukan uji Logaritma Natural (Ln). Menurut Ghozali (2013:193), untuk
mengobati pelanggaran asumsi klasik yang dalam hal ini uji normalitas, , seperti
berikut ini :
CETR = α + LnUK + LnROA + LnPP + LnRISK + ε
Analisis Deskriptif setelah Ln
Tabel 4.6
Hasil Uji Statistik Deskriptif setelah Ln
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CETR 110 ,0035 ,7173 ,276615 ,1343090
LN_UK 110 -199 4,52 1,0929 1,71096
LN_ROA 110 -4,65 -,91 -2,4462 ,78629
LN_PP 110 -6,24 -,85 -2,3930 1,06160
LN_RISK 110 -8,42 -2,55 -4,5214 1,10452
Valid N (listwise) 110
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Hasil Uji Asumsi Klasik setelah Ln
Uji Normalitas setelah Ln
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Normal Probability Plot
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
10
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas setelah Ln One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 110
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,12644975
Most Extreme Differences
Absolute ,118
Positive ,118
Negative -,055
Kolmogorov-Smirnov Z 1,242
Asymp. Sig. (2-tailed) ,092
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Setelah data dilakukan Uji Logaritma Natural pada tabel 4.7 diatas dapat
dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,241 dan signifikan pada 0,092
karena p-value = 0,092 > 0,05, yang berarti data residual berdistribusi secara
normal.
Hasil Uji Multikolinearitas setelah Ln
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas setelah Ln Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
LN_UK ,937 1,067
LN_ROA ,865 1,156
LN_PP ,984 1,016
LN_RISK ,915 1,093
a. Dependent Variable: CETR
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 5 diatas dapat dilihat
bahwa dapat disimpulkan masing - masing variabel independen yaitu Intellectual
Capital, Growth Oppourtunity, Capital Adequacy Ratio dan Tax Avoidance yang
digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF
(variance inflation factor) di bawah 10 yang berarti model regresi tidak terjadi
masalah multikolinearitas.
Hasil Uji Autokorelasi setelah Ln
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 atau periode sebelumnya (Ghozali, 2013: 110).
11
Hasil Uji Autokorelasi setelah Ln Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -,00046
Cases < Test Value 55
Cases >= Test Value 55
Total Cases 110
Number of Runs 48
Z -1,533
Asymp. Sig. (2-tailed) ,125
a. Median
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.7 diatas, diperoleh nilai Runs
Test sebesar -0,00046 dengan tingkat signifikan 0,125 > 0,05 yang berarti bahwa
residual data bersifat random atau tidak terjadi autokorelasi antara anggota
sampel.
Hasil Uji Heteroskedastisitas setelah Ln
Model regresi yang baik tidak mengandung adanya masalah
heteroskedastisitas apabila tingkat signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%
atau 0,05 (Ghozali: 2013:143). Hasil pengujian yang dilakukan dengan Uji Rank
Spearman menggunakan program SPSS 22.0 dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut
ini:
Hasil Uji Heteroskedastisitas setelah Ln
Correlations
LN_UK LN_ROA LN_PP LN_RISK Unstandardize
d Residual
Spearman's rho
LN_UK
Correlation Coefficient 1,000 ,255** -,218
* ,023 -,077
Sig. (2-tailed) . ,007 ,022 ,809 ,426
N 110 110 110 110 110
LN_ROA
Correlation Coefficient ,255** 1,000 -,128 ,299
** ,030
Sig. (2-tailed) ,007 . ,183 ,002 ,752
N 110 110 110 110 110
LN_PP
Correlation Coefficient -,218* -,128 1,000 ,107 -,012
Sig. (2-tailed) ,022 ,183 . ,266 ,904
N 110 110 110 110 110
LN_RISK
Correlation Coefficient ,023 ,299** ,107 1,000 ,036
Sig. (2-tailed) ,809 ,002 ,266 . ,706
N 110 110 110 110 110
Unstandardized Residual
Correlation Coefficient -,077 ,030 -,012 ,036 1,000
Sig. (2-tailed) ,426 ,752 ,904 ,706 .
N 110 110 110 110 110
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
12
Berdasarkan output pada tabel 4.8 diatas, diketahui bahwa nilai sig untuk
variabel Ukuran Perusahaan (UK) sebesar 0,426. Nilai sig untuk variabel Return
on Asset (ROA) sebesar 0,752. Nilai sig untuk variabel Pertumbuhan Penjualan
(PP) sebesar 0,904. Nilai sig untuk variabel Karakteristik Eksekutif (RISK)
sebesar 0,706 Jadi, dapat disimpulkan bahwa semua variabel mempunyai nilai sig
> 0,05, maka dapat dipastikan model tidak mengandung heteroskedastisitas.
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda setelah Ln
Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel atau lebih, juga menunjukan arah hubungan variabel dependen dengan
variabel independen. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
teknik analisis regresi linear berganda, berdasarkan dari hasil pengolahan data
dengan menggunakan program SPSS 20.0 dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda setelah Ln
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, maka dapat disusun persamaan regresi
linear berganda sebagai berikut :
CETR = 0,087 + 0,017UK – 0,040ROA – 0,003PP – 0,014RISK +
Dari persamaan regresi linear diatas dapat diinterpretasikan sebagai
berikut :
1. Konstanta (α)
Nilai konstanta sebesar 0,087 menyatakan bahwa jika variabel ukuran
perusahaan, return on asset, pertumbuhan penjualan, dan karakteristik
eksekutif dianggap konstan, maka nilai tax avoidance sebesar 0,087 atau
8,7%.
2. Kooefisien Regresi (β1) Variabel Ukuran Perusahaan (X1)
Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar 0,017 Nilai (β1) yang positif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu kali variabel ukuran
perusahaan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan meningkatkan
CETR sebesar sebesar 0,017 atau dapat dikatakan penghindaran pajak (tax
avoidance) menurun sebesar 0,017. Hal ini dikarenakan CETR berbanding
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,087 ,063 1,369 ,174
LN_UK ,017 ,007 ,217 2,283 ,024
LN_ROA -,040 ,017 -,237 -2,395 ,018
LN_PP -,003 ,012 -,026 -,279 ,781
LN_RISK -,014 ,012 -,117 -1,219 ,225
a. Dependent Variable: CETR
13
terbalik dengan penghindaran pajak (tax avoidance) sehingga jika CETR
positif maka penghindaran pajak negatif.
3. Kooefisien Regresi (β2) Variabel Return on Asset (X2)
Besarnya nilai koefisien regresi (β2) sebesar -0,040. Nilai (β2) yang negatif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu kali variabel return on asset,
dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan CETR sebesar
sebesar 0,040 atau dapat dikatakan penghindaran pajak (tax avoidance)
meningkat sebesar 0,040. Hal ini dikarenakan CETR berbanding terbalik
dengan penghindaran pajak (tax avoidance) sehingga jika CETR negatif
maka penghindaran pajak positif.
4. Kooefisien Regresi (β3) Variabel Pertumbuhan Penjualan (X3)
Besarnya nilai koefisien regresi (β3) sebesar -0,003. Nilai (β3) yang negatif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu kali variabel pertumbuhan
penjualan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan CETR
sebesar sebesar 0,003 atau dapat dikatakan penghindaran pajak (tax
avoidance) meningkat sebesar 0,003. Hal ini dikarenakan CETR berbanding
terbalik dengan penghindaran pajak (tax avoidance) sehingga jika CETR
negatif maka penghindaran pajak positif.
5. Kooefisien Regresi (β4) Variabel Karakteristik Eksekutif (X4)
Besarnya nilai koefisien regresi (β4) sebesar -0,014. Nilai (β4) yang negatif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu kali variabel karakteristik
eksekutif, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan CETR
sebesar sebesar 0,014 atau dapat dikatakan penghindaran pajak (tax
avoidance) meningkat sebesar 0,014. Hal ini dikarenakan CETR berbanding
terbalik dengan penghindaran pajak (tax avoidance) sehingga jika CETR
negatif maka penghindaran pajak positif.
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f) setelah Ln
Hasil uji statistik F dilihat dari tabel ANOVA dalam kolom sig. jika
probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan
secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat dan model regresi
bisa dipakai untuk memprediksi variabel terikat. Atau jika nilai signifikansi > 0,05
maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tabel 4.10
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f) setelah Ln ANOVA
a
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression ,223 4 ,056 3,364 ,012b
Residual 1,743 105 ,017
Total 1,966 109
a. Dependent Variable: CETR
14
b. Predictors: (Constant), LN_RISK, LN_UK, LN_PP, LN_ROA
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) pada tabel 4.10 dapat
diketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,012 < 0,05, maka dapat dikatakan
bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Jadi Fhitung > Ftabel (3,275 > 2,46) dan tingkat
signifikansi sebesar 0,012 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan
H0 ditolak artinya Ukuran Perusahaan (UK), Return on Asset (ROA),
Pertumbuhan Penjualan (PP) dan Karakteristik Eksekutif (RISK) secara simultan
berpengaruh secara signifikan terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2016.
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t) setelah Ln
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Dengan
menentukan taraf signifikan adalah 0,05. Apabila Thitung > Ttabel atau - Thitung < -
Ttabel dan nilai sig < 0,05 maka hipotesis akan diterima sedangkan jika Thitung <
Ttabel atau - Thitung > - Ttabel dan nilai sig > 0,05 maka hipotesis akan ditolak atau
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:99).
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (uji-t) setelah Ln
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
1. Variabel ukuran perusahaan memiliki tingkat signifikansi 0,024 < 0,05.
Variabel ukuran perusahaan ini juga memiliki nilai thitung sebesar 2,283 >
1,65964 (ttabel α = 0,05, df = (110-5-1) = 104). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa H1 diterima dan H0 ditolak , yang berarti variabel ukuran perusahaan
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak (tax
avoidance).
2. Variabel return on asset memiliki tingkat signifikansi 0,018 < 0,05.
Variabel return on asset ini juga memiliki nilai thitung sebesar -2,395 < -
1,65964 (ttabel α = 0,05, df = (110-5-1) = 104). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa H2 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel return on asset
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak (tax
avoidance).
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,087 ,063 1,369 ,174
LN_UK ,017 ,007 ,217 2,283 ,024
LN_ROA -,040 ,017 -,237 -2,395 ,018
LN_PP -,003 ,012 -,026 -,279 ,781
LN_RISK -,014 ,012 -,117 -1,219 ,225
a. Dependent Variable: CETR
15
3. Variabel pertumbuhan penjualan memiliki tingkat signifikansi 0,781 > 0,05.
Variabel return on asset ini juga memiliki nilai thitung sebesar -0,279 > -
1,65964 (ttabel α = 0,05, df = (110-5-1) = 104). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa H3 ditolak dan H0 diterima, yang berarti variabel pertumbuhan
penjualan secara parsial tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax
avoidance).
4. Variabel karakteristik eksekutif memiliki tingkat signifikansi 0,225 > 0,05.
Variabel karakeristik eksekutif ini juga memiliki nilai thitung sebesar -1,219 >
-1,65964 (ttabel α = 0,05, df = (110-5-1) = 104). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa H4 ditolak dan H0 diterima, yang berarti variabel karakteristik
eksekutif secara parsial tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax
avoidance).
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) setelah Ln
Uji koefisien determinasi (R2) berfungsi untuk melihat seberapa besar
variasi dalam variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel indepeden. Pada
pengujian ini nilai koefisien determinasi dilihat dari adjusted R2
untuk
mengevaluasi mana model regresi terbaik. Hasil uji koefisien determinan
menggunakan program SPSS 20.0 da pat dilihat pada tabel 4.12 berikut :
Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) setelah Ln
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,337a ,114 ,080 ,1288358 1,674
a. Predictors: (Constant), LN_RISK, LN_UK, LN_PP, LN_ROA
b. Dependent Variable: CETR
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.12 diatas dapat
dilihat bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,080 atau 8% . Hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa variabel dependen yaitu penghindaran pajak (tax avoidance)
dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu ukuran perusahaan, return on
asset, pertumbuhan penjualan dan karakteristik eksekutif sebesar 8% sedangkan
sisanya yaitu 92% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan
dalam penelitian ini.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax
Avoidance).
Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t), variabel
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance)
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2016. Ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi 0,024 lebih kecil dari taraf
16
signifikansi 0,05. Nilai Thitung sebesar 2,283 sedangkan nilai Ttabel sebesar 1,65964
sehingga Thitung > Ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0
ditolak.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Putra & Merkusiwati
(2016), Dewinta & Setiawan (2016) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Perusahaan yang dikelompokkan ke
dalam ukuran yang besar (memiliki aset yang besar) akan cenderung lebih mampu
dan lebih stabil untuk menghasilkan laba jika dibandingkan dengan perusahaan
dengan total aset yang kecil. Perusahaan besar lebih memiliki aktivitas operasi
perusahaan yang lebih banyak dan rumit sehingga terdapat celah-celah untuk
dimanfaatkan dalam keputusan tax avoidance.
Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Penghindaran Pajak (Tax
Avoidance).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Annisa (2017) dan
Darmawan dan Sukartha (2014), yang menyatakan bahwa return on asset
berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran pajak (tax avoidance).
Return on asset merupakan salah satu rasio profitabilitas yang menjadi faktor
penting untuk pengenaan pajak penghasilan untuk perusahaan, karena ianya
merupakan indikator perusahaan dalam pencapaian laba perusahaan. Semakin
tinggi nilai dari ROA, berarti semakin tinggi nilai dari laba bersih perusahaan dan
semakin tinggi profitabilitasya. Tingkat profitabilitas perusahaan yang semakin
efisien, maka pajak yang dibayar juga akan semakin tinggi. Sehingga manajemen
perusahaan dimungkinkan melakukan perencanaan pajak yang matang, sehingga
menghasilkan pajak yang optimal. Cenderung perusahaan tidak melakukan
aktivitas penghindaran pajak.
Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax
Avoidance)
Hasil dari uji-t mendapatkan hasil sales growth tidak berpengaruh
terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Hal ini mencerminkan bahwa besar
kecilnya pertumbuhan penjualan tidak mempengaruhi keputusan perusahaan
untuk melakukan penghindaran pajak, karena perusahaan dengan pertumbuhan
penjualan yang meningkat maupun menurun memiliki kewajiban yang sama
dalam membayar pajak.
Pengaruh Karakteristik Eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak (Tax
Avoidance)
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Kartana & Wulandari (2018)
dan Noviani & M Cholid (2018), yang menyatakan bahwa karakteristik eksekutif
tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Tidak
berpengaruhnya karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak dalam penelitian
ini, disebabkan karena pemimpin masih memiliki pengaruh yang besar
dibandingkan dengan eksekutif dalam pengambilan keputusan didalam
17
perusahaan termasuk melakukan tindakan pajak agresif. Eksekutif akan dituntut
oleh pimpinan untuk melakukan keinginannya, baik melakukan tindakan pajak
agresif maupun tidak. Sehingga walaupun eksekutif tersebut memiliki sifat risk
averse, eksekutif tersebut akan dituntut untuk berani mengambil risiko yang tinggi
untuk memenuhi keinginan pimpinan . Karakteristik eksekutif yang memiliki
karakteristik risk averse adalah eksekutif yang cenderung tidak menyukai risiko
sehingga kurang berani dalam pengambilan keputusan bisnis dan risk averse lebih
menitik beratkan pada keputusan-keputusan yang tidak mengakibatkan risiko
yang lebih besar maka karakteristik eksekutif tidak akan berani melakukan tax
avoidance.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun kesimpulan hasil
penelitian ini adalah :
1. Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax
avoidance) pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013-2016.
2. Return on asset (ROA) berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax
avoidance) pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013-2016.
3. Pertumbuhan Penjualan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax
avoidance) pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013-2016.
4. Karakteristik Eksekutif tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax
avoidance) pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013-2016.
5. Ukuran Perusahaan (UK), Return on Asset (ROA), Pertumbuhan Penjualan
(PP), dan Karakteristik Eksekutif (RISK) berpengaruh secara simultan
Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.
SARAN
1. Variabel ukuran perusahaan, return on asset, pertumbuhan penjualan, dan
karakteristik eksekutif hanya bisa menjelaskan 8% variasi variabel
penghindaran pajak (tax avoidance). Itu artinya masih ada 92% variasi
variabel yang bisa menjelaskan mengenai penghindaran pajak (tax
avoidance).
2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan pengukuran selain cash effective
tax rate (CETR) dalam mengukur penghindaran pajak (tax avoidance).
18
DAFTAR PUSTAKA
Andriyanto, Noor Hermawan. 2015. Pengaruh Return On Assets, Leverage,
Corporate Governance, dan Sales Growth Terhadap Tax Avoidance
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2009-2012. Semarang: Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Annisa. 2017. Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, dan
Koneksi Politik Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi Vol.4 No.1
Tahun 2017.
Ayu, Gusti. 2015. Pengaruh Insentif Eksekutif, Corporate Risk, dan Corporate
Governance Terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013. e-Jurnal
Akuntansi Vol.13 No.1 ISSN: 2302-8556.
Cahyadi, Dwi dan Lely. 2016. Pengaruh Komisaris Independen, Laverage, Size,
dan Capital Intensity Ratio Terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-
2014. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi Vol.17 No.1 Tahun
2016 ISSN: 2302-8556.
Damayanti, Fitri dan Susanto. 2015. Pengaruh Komite Audit, Kualitas Audit,
Kepemilikan Institusional, Resiko Perusahaan, dan ReturOn Assets
Terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013. Jurnal Bisnis dan
Manajemen Vol.5 No.2 Tahun 2015.
Darmawan, dan Sukartha. 2014. Pengaruh Penerapan Corporate Governance,
Laverage, Return On Assets, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tax
Avoidance pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2012. Jurnal Akuntansi Vol.9 No.1 Tahun
2014 ISSN 2302-8556.
Dewinta, Rosa Ayu Ida dan Putu Ery Setiawan. 2016. Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan
Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax Aoidance. E-Jurnal Akuntansi
Vol.14 No.3 Tahun 2016.
Dewi, Puspita Putu Luh Ni dan Naniek Noviari. 2017. Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, dan Corporate Social
Responsibility Terhadap Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi
Vol.21 No.1Tahun 2017.
Faizah, Nur Siti dan Vidya Vitta Adhivina. 2017. Pengaruh Return On Asset,
Leverage, Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi Vol.5 No.2 Tahun 2017.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang : Universitas Diponegoro.
Hanlon, M, and S. Heitzman. 2010. A Review of Tax Research. Journal of
Accounting and Econimoics (Forthcoming).
19
Harahap, Sofian Safri. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:
Rajawali Persada.
Herry, 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta :Garsindo.
Hidayat, Wahyu Wastam. 2018. Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan
Pertumbuhan Penjualan Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal
Manajemen dan Bisnis Vol.3 No.1 Tahun 2018.
Kartana, I Wayan & Ni Gusti Agung Sri Wulandari. 2018. Pengaruh Karakter
Eksekutif, Karakteristik Perus-Ahaan Dan Corporate Governance Terhadap
Tax Avoidance. Jurnal Krisna: Kumpulan Riset Akuntansi; Vol.10.1. Juli
(2018): 2301-8879.
Kurniasih, Tommy dan Maria. 2013. Pengaruh Return On Assets, Leverage,
Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi
Fiskal Terhadap Tax Avoidance Periode 2007-2010. Jurnal Akuntansi
Vol.18 No.1 Tahun 2013 ISSN 1410-4628.
Maharani, dan Suardana. 2014. Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas,
dan Karakteristik Eksekutif Terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-
2012. e-Jurnal Akuntansi Vol.9 No.2 Tahun 2014 ISSN : 2302-8556.
Musyarofah, Eva. 2016. Pengaruh Derevatif Keuangan,Leverage, dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Tax Avoidance. Jakarta: Skripsi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Nafis, Muhammad. 2018. Pengaruh Return On Asset (ROA), Capital Intensity,
Sales Growth, Debt to Asset Ratio (DAR), dan Firm Size Terhadap
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-
2016.Tanjungpinang. Skripsi UMRAH.
Noviani, Lita, Nurdiana, dan M. Cholid Mawardi. 2018. Pengaruh Karakteristik
Eksekutif, Komite Audit, Ukuran Perusahan, Leverage Dan Sales
Growth Pada Tax Avoidance (Studi Kasus Perusahaan LQ45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Islam Indonesia
Novriyanti dan Fatahurrazak. 2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,
Profitabilitas, Komisaris Independen, dan Komite Audit terhadap
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) (Studi Empiris Pada Perusahaan
Sektor Industri Barang dan Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011-2014). Jurnal Akuntansi UMRAH.
Nugraha, Novia Bani dan Wahyu Meiranto, 2015. Pengaruh Corporate Social
Responbility, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leveragedan Capital
Intensity Terhadap Agresivitas Pajak. Diponegoro Journal of
Accounting Vol.4 No.4 Tahun 2015.
Oktamawati, Mayarisa. 2017. Pengaruh Karakteristik Eksekutif, Komite Audit,
Ukuran Perusahaan, Leverage, Pertumbuhan Penjualan, dan
Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan Manufaktur
20
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014. Jurnal
Akuntansi Bisnis Vol.17 No.30 Tahun 2017.
Pea, Fransiskus A. 2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Laeverage, dan
Perumbuhan Penjualan Terhadap Tax Avoidance. Bandung: Skripsi
Universitas Pasundan.
Putra, Cahyadi Dwi dan Aryani Merkusiwati. 2016. Pengaruh Komisaris
Independen, Leverage, Size, dan Capital Intensity Ratio pada Tax
Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Vol.17 No.1 Tahun 2016.
Pohan, Chairil Anwar. 2016. Manajemen Perpajakan: Strategi Perencanaan
Pajak dan Bisnis. Edisi Revisi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Rahmawati, Latif. 2017. Pengaruh Intensitas Modal, Sles Growth, dan
Karakterirstik Eksekutif Terhadap Tax Avoidance Dengan Leverage
Sebagai Variabel Intervening. Yogyakarta: Skripsi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Rilsayeni, Winda, Yunilma dan Herawati. 2016. Pengaruh Karakter Eksekutif,
Kepemililikan Institusional, Komite Audit, Ukuran Perusahaan,dan
Sales Growth Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi Vol.9 No.1
Tahun 2016.
Saputro, Aji Dimas. 2017. Pengaruh Kompensasi Eksekutif dan Karakteristik
Eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak. Jakarta. Skrispsi Universitas
Negeri Syarif Hidayatullah.
Sari, Yuli Permata, Popi Fauziati, dan Yunilma. 2018. Pengaruh Return On Asset,
Leverage, Ukuran Perusahaan, Kompensasi Rugi Fiskal Dan
Kepemilikan Institusi Terhadap Tax Avoidance. Universitas Bung
Hatta.
Sunyoto, Danang. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Edisi1. Yogyakarta :
CAPS.
Swingly, Calvin dan Sukartha. 2015. Pengaruh Karakteristik Eksekutif, Komite
Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Sales Growth Terhadap Tax
Avoidance pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2013. Jurnal Akuntansi Vol.10 No.1 Tahun
2015 ISSN: 2302-8556.
Top Related