Download - PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Transcript
Page 1: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN

DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP SUBJECTIVE WELL-

BEING PENGUSAHA PEREMPUAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh :

Kresna Widyasti

NIM : 11140700000006

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/ 2018 M

Page 2: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno
Page 3: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno
Page 4: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno
Page 5: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

MOTTO HIDUP

Aku ingin menjadi akar yang kuat untuk sebuah pohon yang hebat nan

tangguh

(Kresna Widyasti Santoso)

Laatahzan Innallaha Ma Ana

“Jangan bersedih sesungguhnya Allah bersama kita”

PERSEMBAHAN

Karya ini sebagai sebuah bukti kasih, cinta dan sayang kepada

keluarga serta orang-orang yang telah mendukung saya hingga hari ini

dengan penuh kepercayaan dan kebanggaan. Terkhusus untuk Ayah

Yusup Budi Santoso dan Ibu Mulyati Santoso

YAKUSA

Yakinkan dengan Doa

Usahakan dengan kerja dan

Sampaikan dengan ilmu

Page 6: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) Juli 2018

(C) Kresna Widyasti

(D) xiv + 84 Halaman + lampiran

(E) Pengaruh Totalitas Kerja, Syukur dan Dukungan Sosial Terhadap

Subjective well-being Pengusaha Perempuan.

(F) Subjective well-being pengusaha perempuan merupakan topik yang hangat

dalam kehidupan organisasi dan telah menjadi fokus dan penelitian

masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh totalitas

kerja, syukur dan dukungan sosial terhadap subjective well-being pengusaha

perempuan.

Penelitian ini menggunakan sampel 200 responden dari empat

lembaga kewirausahaan di Provinsi Jambi yang meliputi, HIPMI), APPSI,

WE GENPRO dan Jambi Berdaya. Uji validitas masing-masing item

dilakukan dengan metode CFA (Confirmatory Factor Analysis)

menggunakan software LISREL versi 8.70. Kemudian untuk melihat

pengaruh variabel-variabel Independen terhadap Subjective well-being,

peneliti menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression

analysis) dari SPSS versi 14.

Berdasarkan dari hasil analisis data yang dilakukan, terdapat

pengaruh totalitas kerja, syukur dan dukungan sosial terhadap subjective

well-being pengusaha perempuan di Provinsi Jambi. Selanjutnya, pada

penelitian ini hanya terdapat empat variabel independen yang memberikan

pengaruh signifikan terhadap subjective well-being, yaitu vigor, dedikasi,

sense of abundance dan dukungan sosial. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari vigor, dedikasi, sense of

abundance dan dukungan sosial terhadap subjective well-being sebesar

35.6%.

(G) Daftar Bacaan: 30 jurnal + 2 buku + 2 artikel

Page 7: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

ABSTRACT

(A) Faculty of Psychology State Islamic Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) July 2018

(C) Kresna Widyasti

(D) xv + 95 Pages + appendix

(E) Effect subjective well-being toward work engagement, gratitude and social

support on woman entrepreneurs.

(F) Subjective well-being effect on woman entrepreneurs it is hot topic in

organizational socials life and has become to focus in social research. This

study has a purpose to know effect subjective well-being toward work

engagement, gratitude and social support on woman entrepreneurs.

This study has been samples 200 respondents from four entrepreneur’s

organization in Jambi province, HIPMI, APPSI, WE GENPRO and the last

Jambi Berdaya. Validity constuct using confirmatory factor analysis,

softwere from Lisrel Version 8.70. and than for showed of independent

variable a significant influances for Subjective well-being researcher using

multiple regression analysis from softwere SPSS version 14.

The result showed a significant influences of work engagement, gratitude

and social support to subjective well-being woman entrepreneurs in Jambi

Province. This study just four independent variabels significant provides to

subjective well-being that is vigour, dedication, sense of abundace and

social support. from independent variables gives influence value 35.6% .

(G) References: 30 Journals+ 2 handbooks + 2 articles.

Page 8: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, rasa syukur yang luar biasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya di setiap saat, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh totalitas kerja, syukur dan

dukungan sosial terhadap subjective well-being pengusaha perempuan di provinsi

Jambi”. Shalawat beserta salam tidak lupa kita haturkan pula kepada junjungan kita

Nabi Muhammad SAW yang berkat segala perjuangannya sehingga kita dapat

merasakan indahnya hidup di bawah naungan Islam Rahmatan lil alamin.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari

bantuan berbegai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Abd.

Mujib, M.Si.. Wakil Dekan Bidang Akademik Dr. Abdul Rahman Shaleh M.Si,

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Dra. Diana Mutiah, M.Si dan Wakil

Dekan Bidang Administrasi Umum Ikhwan Luthfi, M.Si yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini.

2. Dosen pembimbing skripsi Ibu Ilmi Amalia, M.Psi dan ibu Liany Luzvinda,

M.Si. Penulis sangat berterima kasih dan sangat beruntung dibimbing oleh

keduanya. Bimbingan beliau telah membuka wawasan serta menambah

pengetahuan penulis mengenai banyak hal. Bekerja keras dan jujur dalam

bekerja merupakan semangat yang beliau berikan untuk penulis. Terima kasih

Page 9: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

atas segala arahan, masukan dan saran serta koreksi dalam pengerjaan skripsi

ini.

3. Dosen Pembimbing Akademik bapak Ikhwan Luthfi, M.Si yang selalu

memberikan feedback terhadap prestasi saya selama di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta serta dosen pembimbing akademik yang tidak pernah absen dalam mem-

followup perkembangan perolehan IPK saya per smester di AIS.

4. Dosen Pamong Kuliah Kerja Lapangan Ibu Sitti Evangeline Imelda Suaidy, M.Si

yang telah mempermudah penulis untuk menyelesaikan KKL di BNN Lido,

Bogor sehingga penulis dapat mengambil matakuliah seminar proposal skripsi

dan penulisan skripsi.

5. Orang tua penulis Ayah Yusup Budi Santoso dan Ibu Mulyati yang telah

memberikan dukungan yang teramat besar kepada penulis, sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Serta ucapan terima kasih kepada adik

kandung penulis Dewi Wulandari yang telah bersabar hingga hari ini untuk

menyaksikan penulis mengenakan toga dan menyelesaikan pendidikan sarjana.

6. Kakak perempuan sekaligus sahabat dekat penulis, Permata Saimona yang selalu

mendukung penulis untuk terus berprestasi dan tentunya penyelesaian penulisan

skripsi ini.

7. Saudara angkat penulis, Abang Fazin Hisabi dan Mufidah Fariani yang

senantiasa memupuk semangat penulis hingga terselesaikannya skripsi ini

dengan tepat waktu.

Page 10: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno dan Tante Wati,

tante Yani, tante Rini dan tante Katini yang senantiasa mendokan penulis untuk

segera menyelesaikan pendidikan.

9. Untuk Abi Ismiyanto dan Umi Erni yang senantiasa sejak penulis kecil, beliau

selalu mengarahkan penulis untuk meraih Ridho Allah SWT, terutama pada

urusan pendidikan dan agama.

10. Sahabat satu kamar penulis, Karimah Adidah, S.Far, Apt., Khoirunisa, S,Far.,

Azizah Cesa Melia., S.Sos yang setiap tahunnya selalu memberikan warna yang

berbeda untuk kehidupan pribadi penulis.

11. Adik-adik dan sahabat sahabat dari Al-Munnah Squad, Fefy, Hafni, Kak Icha

Martha, Kak Isil, Kal Ela, Sarah, Rahma, Acim, Aden, Kak Nusa, Kak Hanna,

Kak Dian Meutiah, dan Salma yang senantiasa selalu memberikan semangat

dan doa kepada penulis untuk kesuksesan penulis.

12. Kepada abang penulis Muksin, yang tiada henti hentinya menasehati penulis

agar terselesaikannya sekripsi ini dengan tepat waktu.

13. Kepada tiga sahabat karib penulis Anna Mariana, Fathiana Arshuha dan Sri

Suryani Kusumawati yang selalu mendoakan penulis serta memberikan suntikan

semangat hingga terselesaikannya skripsi ini dengan tepat waktu.

14. Kepada keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) terkhususnya HMI

Komisariat Psikologi dan KOHATI Cabang Ciputat periode 2018-2019, yang

karena LK 1, LKK dan LK 2 penulis bisa lebih dewasa dalam mengatur waktu

antara akademik dan organisasi sehingga penulis mampu menyelesaikan

pendidikan S1 dengan tepat waktu dan prestasi di HMI.

Page 11: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

15. Kepada asisten penelitian, Mas Nur Fajri, Raihan Siregar, Mutoharoh dan Nurul

Hidayah yang berkat atas bantuan mereka penulis hanya memerlukan waktu 40

hari dalam penyelesaian bab 3 dan 4.

16. Kepada rekan-rekan mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2014, terima kasih

tidak terasa 4 tahun kita sudah bersama dalam menjalani suka duka kehidupan

kampus.

17. Dengan cinta dan kasih sayang tim penelitian payung 2018 yang diketuai oleh

bapak Dr.Abdul Rahman Shaleh, M.Si dan kawan-kawan seperjuanganku

Akhlis, Umi, Ellisa, Hany, Dwika, Hadi, Dilah dan Arin. Terima kasih sudah

bersama dan menemani dalam penyelesaian penelitian ini.

18.Terkhusus untuk Abangda Zainudin (Azmi Fathoni Arja, S.H) yang atas

kesabaran cinta kasih sayangnya, mampu mengantarkan penulis untuk

menyelesaikan studi dengan tepat waktu.

Semoga Allah memberikan pahala yang tak henti sebagai balasan atas segala

kebaikan dan bantuan yang diberikan. Harapan penulis, semoga skripsi ini memberi

manfaat, khususnya bagi penulis sendiri, para pembaca dan seluruh pihak yang

terkait.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, Juli 2018

Penulis

Page 12: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN --------------------------------------------------------- ii

HALAMAN PERSETUJUAN ----------------------------------------------------- iii

LEMBAR ORISINALITAS -------------------------------------------------------- iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN --------------------------------------------------- v

ABSTRAK ---------------------------------------------------------------------------- vi

KATA PENGANTAR --------------------------------------------------------------- vii

DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------- ix

DAFTAR TABEL ------------------------------------------------------------------- xiii

DAFTAR GAMBAR ---------------------------------------------------------------- xiv

DAFTAR LAMPIRAN ------------------------------------------------------------- xv

BAB 1 PENDAHULUAN -------------------------------------------------------- 1-12

1.1 Latar Belakang Masalah ------------------------------------------------------ 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah --------------------------------------- 10

1.2.1 Pembatasan Masalah ------------------------------------------------------ 10

1.2.2 Perumusan Masalah ------------------------------------------------------- 11

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ---------------------------------------------- 11

1.3.1 Tujuan Penelitian ---------------------------------------------------------- 11

1.3.2 Manfaat Penelitian -------------------------------------------------------- 11

1.3.2.1 Manfaat Teoritis ---------------------------------------------------- 11

1.3.2.2 Manfaat Praktis ----------------------------------------------------- 12

BAB 2 LANDASAN TEORI ------------------------------------------------------- 15-36

2.1 Subjective well-being ---------------------------------------------------------- 15

2.1.1 Pengertian Subjective well-being -------------------------------------- 15

2.1.2 Komponen Subjective well-being -------------------------------------- 15

2.1.2.1 Afek Positif dan Negatif -------------------------------------------- 16

2.1.2.1 Life Satisfaction ----------------------------------------------------- 18

2.1.3 Pengukuran SWB -------------------------------------------------------- 19

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi SWB ----------------------------- 20

2.2 Totalitas Kerja ------------------------------------------------------------------ 21

2.2.1 Pengertian Totalitas Kerja ---------------------------------------------- 21

2.2.2 Aspek Dalam Totalitas Kerja ------------------------------------------ 22

2.2.4 Pengukuran Totalitas Kerja --------------------------------------------- 23

2.3 Syukur --------------------------------------------------------------------------- 24

2.3.1 Definisi Syukur ----------------------------------------------------------- 24

2.3.2 Aspek-aspek Syukur ----------------------------------------------------- 25

2.3.3 Pengukuran Syukur ------------------------------------------------------ 27

2.4 Dukungan Sosial --------------------------------------------------------------- 28

2.4.1 Definisi Dukungan Sosial ----------------------------------------------- 28

2.4.2 Dimensi Dukungan Sosial ---------------------------------------------- 29

2.4.3 Pengukuran Dukungan Sosial ------------------------------------------ 32

2.5 Kerangka Berfikir -------------------------------------------------------------- 32

2.6 Hipotesis Penelitian ----------------------------------------------------------- 36

Page 13: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

BAB 3 METODE PENELITIAN ------------------------------------------------- 37-64

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian --------------------------------------------- 37

3.2 Variabel Penelitian ------------------------------------------------------------ 37

3.3 Definisi Operasional Variabel ----------------------------------------------- 38

3.4 Instrument Pengumpulan Data ----------------------------------------------- 40

3.4.1 Instrument Penelitian ---------------------------------------------------- 41

3.5 Uji Validitas Konstruk -------------------------------------------------------- 44

3.5.1 Uji Validitas Konstruk SWB ------------------------------------------- 46

3.5.2 Uji Validitas Konstruk Vigor ------------------------------------------- 49

3.5.3 Uji Validitas Konstruk Dedikasi --------------------------------------- 51

3.5.4 Uji Validitas Konstruk Absorbsi --------------------------------------- 52

3.5.5 Uji Validitas Konstruk Sense of Abundance ------------------------- 54

3.5.6 Uji Validitas Konstruk Simple Appreciation ------------------------- 55

3.5.7 Uji Validitas Konstruk Appreciation for Others -------------------- 57

3.5.8 Uji Validitas Konstruk Dukungan Sosial ----------------------------- 59

3.6 Teknik Analisis Data ---------------------------------------------------------- 61

BAB 4 HASIL PENELITIAN ------------------------------------------------------ 65-72

4.1 Gambaran Subjek Penelitian ------------------------------------------------- 65

4.2 Hasil Analisis Deskriptif ------------------------------------------------------ 66

4.2.1 Kategori Skor Variabel -------------------------------------------------- 67

4.3 Uji Hipotesis Penelitian ------------------------------------------------------- 69

4.3.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian ---------------------------------- 69

4.3.2 Pengujian Proporsi Varian --------------------------------------------- 72

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ------------------------------ 73-80

5.1 Kesimpulan --------------------------------------------------------------------- 73

5.2 Diskusi -------------------------------------------------------------------------- 73

5.3 Saran ----------------------------------------------------------------------------- 78

5.3.1 Saran Teoritis ------------------------------------------------------------- 78

5.3.2 Saran Praktis -------------------------------------------------------------- 80

DAFTAR PUSTAKA ---------------------------------------------------------------- 81-84

Page 14: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Pengukuran Skala ------------------------------------------------ 40

Tabel 3.2 Blue Print Skala Flourishing Schale & PANAS ------------------- 41

Tabel 3.3 Blue Print Skala Utrecht Work Engagement Scale ---------------- 42

Tabel 3.4 Blue Print Skala Gratitude Resentment and Appreciation Test -- 43

Tabel 3.5 Blue Print Skala Social Provisions Scale --------------------------- 44

Tabel 3.6 Muatan Faktor Skala SWB -------------------------------------------- 48

Tabel 3.7 Muatan Faktor Skala Vigor -------------------------------------------- 50

Tabel 3.8 Muatan Faktor Skala Dedikasi ---------------------------------------- 51

Tabel 3.9 Muatan Faktor Skala Absorbsi---------------------------------------- 53

Tabel 3.10 Muatan Faktor Skala Sense of Abundance -------------------------- 55

Tabel 3.11 Muatan Faktor Skala Simple Appreciation -------------------------- 57

Tabel 3.12 Muatan Faktor Skala Appreciation for Others --------------------- 58

Tabel 3.13 Muatan Faktor Skala Dukungan Sosial ------------------------------ 61

Tabel 4.1 Subjek Penelitian ------------------------------------------------------- 65

Tabel 4.2 Analisis Deskriptif ------------------------------------------------------ 66

Tabel 4.3 Pedoman Interpretasi Skor -------------------------------------------- 68

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel -------------------------------------------- 68

Tabel 4.5 R Square Model Summary --------------------------------------------- 69

Tabel 4.6 ANOVA ------------------------------------------------------------------ 70

Tabel 4.7 Koefisien Regresi ------------------------------------------------------- 71

Tabel 4.8 Proporsi Varians -------------------------------------------------------- 73

Page 15: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir ------------------------------------------- 33

Gambar 3.1 Analisis Faktor Konfirmatorik SWB ------------------------------ 47

Gambar 3.2 Analisis Faktor Konfirmatorik Vigor ----------------------------- 49

Gambar 3.3 Analisis Faktor Konfirmatorik Dedikasi ------------------------- 51

Gambar 3.4 Analisis Faktor Konfirmatorik Absorbsi ------------------------- 53

Gambar 3.5 Analisis Faktor Konfirmatorik Sense of Abundance ------------ 54

Gambar 3.6 Analisis Faktor Konfirmatorik Appreciation with Simple ----- 56

Gambar 3.7 Analisis Faktor Konfirmatorik Appreciation for Others ------- 58

Gambar 3.8 Analisis Faktor Konfirmatorik Dukungan Sosial --------------- 60

Page 16: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Output SPSS ------------------------------------------------------------ 84

Lampiran 2 : Angket Penelitian ------------------------------------------------------ 95

Page 17: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Rajasa (2012) salah satu mesin penggerak perekonomian suatu negara

ialah pada sektor kewirausahaan, untuk menjadi sebuah negara maju dibutuhkan

paling tidak 4% dari seluruh masyarakat yang bergerak dibidang wirausaha.

Laporan dari badan pusat statistik per Februari, Puspayoga (2017) saat ini jumlah

pengusaha di Indonesia mengalami peningkatan dari sebelumnya yang hanya

sebesar 1,67 % menjadi 3,10% dari total jumlah penduduk Indonesia yang saat ini

mencapai 225 juta jiwa. Dari fenomena ini dapat dilihat bahwa adanya kenaikan

minat masyarakat terhadap dunia kewirausahaan.

Kewirausahaan merupakan pilihan profesi yang penting. Dalam waktu yang

bersamaan kewirausahaan dapat mengubah sistem politik serta lingkungan, sosio-

ekonomi dengan menghasilkannya lapangan pekerjaan untuk masyarakat,

kemudian dalam bidang yang lebih kecil kewirausahaan berkontribusi dalam

menciptakan, inovasi dan pertumbuhan ekonomi global (Gelderen, Brand & Praag

et al,. 2008).

Kewirausahaan merupakan pilihan profesi yang memiliki banyak benefit

misalnya saja autonomy dan greater flexibility (Sorensson & Dalborg, 2017). Dua

hal tersebut merupakan alasan kebayakan orang untuk memilih profesi sebagai

Page 18: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

pengusaha. Dengan autonomy pengusaha dapat bebas berinovasi, selain itu

pengusaha dituntut untuk selalu feksibel dalam segala hal.

Kewirausahaan menjadi pilihan karir yang banyak diminati oleh kaum

perempuan (Sorensson & Dalborg, 2017). Data menyebutkan bahwa pengusaha

perempuan menyumbang sepertiga dari semua bisnis yang beroperasi dalam

ekonomi formal di seluruh dunia. Sebuah fenomena menarik terjadi di Indonesia

bahwasanya sepertiga dari jumlah UMKM di Indonesia, merupakan usaha yang

dimiliki oleh pengusaha perempuan. Hal ini berarti, pengusaha perempuan

memiliki kapasitas yang cukup besar secara jumlah.

Selain memiliki jumlah yang besar pengusaha perempuan juga memiliki

angka kepuasan hidup yang tinggi (Jyoti, Sharma dan Kumari, 2011). Kepuasan

hidup ialah dimensi untuk mengukur subjectivr well-being. Dimana subjective well-

being bukan hanya sekedar perasaan senang, melainkan perasaan yang lebih dari

senang serta meliputi perasaan yang puas terhadap kehidupannya. Well-being yang

tinggi dapat mengembangkan individu untuk lebih merasakan kepuasan dan mampu

membuat kontribusi positif untuk komunitas atau lingkungan (Sorensson &

Dalborg, 2017).

Dalam realitanya, walaupun pengusaha perempuan memiliki angka

kepuasan hidup yang tinggi, hal ini tidak berarti bahwa pengusaha perempuan tidak

mendapatkan kendala apapun. Pengusaha perempuan memiliki tuntutan kerja yang

tinggi dengan beban ganda yang mereka miliki, dan tidak semua menikmati

profesinya sebagai pengusaha perempuan. Ditemukan dalam studi pendahuluan,

behwa ada yang sangat menikmati profesi sebagai pengusaha perempuan namun

Page 19: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

disisi lain ia juga merasakan ketegangan dan tingkat stress yang tinggi akibat beban

ganda yang ia miliki sebagai pengusaha perempuan dan sekaligus ibu rumah

tangga.

Sebelumnya peneliti melakukan uji pendahuluan mengenai fenomena

pengusaha perempuan dengan menggunakan metode wawancara kepada salah satu

pengusaha perempuan yang memiliki usaha dibidang kulinery selama lebih kurang

14 tahun di provinsi Jambi MY (41 th). Dalam studi pendahuluan ini peneliti

menemukan bahwa tingkat stress yang tinggi cenderung sering dialaminya ketika

ia mendapatkan orderan ketring dalam jumlah yang besar. MY mengaku ia

memiliki kesempatan untuk mengembangkan minat dan bakatnya dibidang kuliner

serta ia pun merasakan kebahagiaan (happiness) ketika ia bisa mengatur usahanya

sediri dengan mandiri sebagai pemilik sekaligus pemimpin usaha tersebut. MY

menjelaskan pula bahwasanya ia merasa sangat puas dengan kehidupannya saat ini,

dikarenakan secara pendapatan rumahtangga atau income yang ia peroleh

cenderung stabil, karena melalui dua sumber pemasukan yang aktif. Pertama nafkah

dari suami sebagai kepala rumah tangga dan yang kedua penghasilan yang MY

peroleh dari hasil menjalankan usahanya sendiri.

Kemudian peneliti menilai bahwa seorang pengusaha perempuan

kemungkinan memiliki tingkat subjective well-being yang rendah. Hal ini bisa

dikarenakan oleh beban ganda yang dimiliki oleh kaum perempuan, seperti

mengatur urusan domestik rumah tangga, dapur, sumur dan kasur. Hal tersebut

tidak bisa terelakan lagi dalam keseharian dikarenakan budaya yang dianut

kebanyakan warga Indonesia adalah budaya timur dalam hal ini budaya patriarki

Page 20: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

yang paling ditonjolkan. Disisi lain perempuan yang bekerja di kalangan publik

harus bersikap profesional karena tuntutan kesetaraan gender. Artinya dalam hal ini

perempuan dihadapkan dengan dua tugas dalam dirinya, yakni tugas diranah

domestik sebagai ibu rumah tangga dan tugas sebagai warga sipil yang harus

bekerja dengan profesional dengan menjujung tinggi azas kesetaraan gender di

tempat ia bekerja. Dari fenomena ini peneliti menilai bahwa tingginya tuntutan

kerja baik dalam ranah dometik maupun ranah publik, perempuan tentu memiliki

kebutuhan akan kesejahteraan yang tinggi, namun apakah bisa pengusaha

perempuan memiliki subjective well-being yang tinggi?, disamping itu pengusaha

perempuan memiliki beban ganda yang berat?

Dalam penelitian ini terdapat fenomena yang menarik di tempat saya lahir,

yakni provinsi Jambi banyak sekali perempuan yang berprofesi sebagai pengusaha

baik dalam bidang industri maupun jasa. Namun rata-rata kebanyakan dari mereka

berstatus ibu rumah tangga. Menariknya mereka berwirausaha dalam rangka

membantu perekonomian kelurga, artinya mereka bekerja sebagai pengusaha

dikarenakan dorongan ekonomi. Wajar saja angka perceraian rumah tangga di

provinsi Jambi masih cenderung tinggi. Sebagain besar warga provinsi Jambi

merupakan warga pendatang kemudian menetap dalam jangka waktu yang lama.

Sehingga perkembangan industri di provinsi Jambi cenderung melambat. Proses

jual beli merupakan kegiatan sehari hari warga provinsi Jambi yang cenderung

konsumtif. Misalnya saja untuk cabai merah provinsi Jambi masih mengambil

bahan baku dari Sumatera Barat. Dari hal ini bisa disimpulkan bahwa harga bahan

pokok di provinsi Jambi misalnya saja cabai merah harganya sudah cukup tinggi.

Page 21: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Ini lah salah satu alasan kenapa perempuan di provinsi Jambi ikut terjun di dalam

wirausaha, yakni karena tingginya biaya hidup yang harus ditanggung dalam

sebuah keluarga.

Salah satu konsep dari kesehatan mental ialah well- being dimana well-

being merupakan istilah umum untuk menggambarkan kondisi individu atau

kelompok, misalnya kondisi sosial psikologis, rohani, atau medis. Well-being yang

tinggi menandakan bahwa individu atau kelompok tersebut memiliki pengalaman

yang positif. Sementara well-being yang rendah dikaitkan dengan keadaan atau

kondisi yang negatif. Jauh dari itu Diener, Lucas, dan Oishi (2005) mendefinisikan

subjective well-being sebagai konsep yang meliputi emosi, pengalaman

menyenangkan, rendahnya tingkat mood negatif, dan kepuasan hidup yang tinggi.

Subjective well-being terdiri dari tiga aspek pengembangan yaitu aspek positif, dan

afek negatif serta kepuasan hidup. Afek positif dan afek negatif merupakan bagian

dari aspek aktif sedangkan kepuasan hidup merupakan aspek yang

merepresentasikan aspek kognitif individu. Individu dengan subjective well-being

yang tinggi menilai hidupnya secara positif dan merasakan kegembiraan dan

kebahagiaan. Subjective well-being yang rendah adalah individu yang sedikit sekali

merasakan kesenangan serta lebih sering merasakan emosi yang negatif, seperti

kemarahan dan rasa cemas. Out come yang akan diperoleh ketika memiliki

subjective well being yang tinggi antara lain, ia mampu merasakan kepuasan dalam

hidup serta mampu berkontribusi dengan lingkungannya, namun sebaliknya jika ia

memiliki well-being yang rendah ia akan cenderung merasakan tingkat stress yang

tinggi, serta kepuasan hidup yang rendah. Contoh kasus ketika seseorang

Page 22: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

merasakan bahwa apa yang ia kerjakan adalah passion maka ia akan semakin ahli

dalam bidangnya, maka akan berlaku sebaliknya jika seseorang ahli dalam sebuah

bidang yang ia kuasai maka ia akan semakin menemukan passion-nya. Dimana

proses dalam menemukan sebuah passion kita harus lebih banyak menjumpai afek

positif atau pengalaman-pengalaman positif sehingga kita menemukan sebuah

kepuasan dalam hidup atas pencapaian yang sudah kita miliki.

Terdapat penelitian tentang subjective well-being misalnya oleh Diener

(1984) dalam laporan penelitian tentang sebagian besar orang bahagia dengan

kehidupannya. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa sebagian besar orang

merasa puas dengan pernikahannya, pekerjaanya dan waktu luang yang dimiliki.

Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa kepuasan hidup adalah salah satu

faktor penting yang mempengaruhi subjective well-being. Well-being yang tinggi

dapat mengembangkan individu untuk lebih merasakan kepuasan dan mampu

membuat kontribusi positif untuk komunitas atau lingkungan (Sorensson &

Dalborg, 2017). Sedangkan well-being yang rendah berhubungan dengan tingginya

tingkat stress, depresi serta kecemasan. Dimana tiga hal tersebut merupakan bagian

atau out come dari afek negatif (Diener & Chan, 2011).

Berdasarkan penjabaran mengenai subjective well-being diatas, maka

peneliti menemukan beberapa variabel yang diprediksi mempengaruhi subjective

well-being. Independent variabel pertama yang akan menjadi fokus penelitian kali

ini adalah totalitas kerja yang terdiri dari tiga variabel yakni vigor, dedikasi dan

absorbsi (Shaleh, 2016). Independent variabel kedua yang diprediksi peneliti

memiliki pengaruh terhadap subjective well-being ialah variabel syukur dimana

Page 23: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

terdapat tiga dimensi pada variabel syukur yakni, sense of abudance, appreciation

with others dan simple appreciation (Watkins, Woodward, Stone & Kolts, 2003).

Independent variabel ketiga yang diprediksi akan mempengaruhi subjective well-

being ialah dukungan sosial. Dalam teori Cutrona, Russell dan Rose (1986)

dukungan sosial terbagi menjadi 6 dimensi, meliputi attachment, social integration,

reassurance of worth, reliable alliance, guidance, opportunity for nurturance.

Selanjutnya masing masing dari tiga variabel ini yang meliputi totalitas kerja,

syukur dan dukungan sosial akan dijelaskan berdasarkan fenomena yang peneliti

temukan dari hasil literature riview sebelumnya untuk memperkuat fenomena yang

akan diteliti.

Banyak faktor yang menjadi penentu munculnya subjective well-being

dalam bekerja. Bakker & Oerlemans (2010) menjelaskan bahwa terdapat hubungan

yang positif antara totalitas kerja dengan subjective well-being. Perilaku organisasi

positif (POB) merupakan pendekatan perilaku organisasi yang sebagaian besarnya

berlandaskan kondisi psikologis positif. Pendekatan psikologi positif dalam

organisasi juga menempatkan totalitas kerja sebagai salah satu prespektifnya.

Istilah totalitas kerja didefinisikan sebagai kondisi yang penuh gairah dalam bekerja

yang dicirikan oleh semangat, dedikasi dan keterlarutan (Shaleh, 2016).

Totalitas kerja didefinisikan sebagai satu hal yang positif, yang berkaitan

dengan keadaan atau pikiran serta ditandai dengan semangat, dedikasi dan absorbsi

(Schaufeli & Salanova, 2006). Vigor mengacu pada tingkat energi dan ketahanan

mental yang tinggi dalam suatu pekerjaan serta bersedia berupaya dan tekun.

Dedikasi mengacu pada antusiasme, inspirasi, merasa dipentingkan, kebanggaan

Page 24: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

dan tantangan. Absorbsi dalam kegiatan kerja mengacu pada konsentrasi penuh

dalam pekerjaan serta susah dalam melepaskan diri dalam pekerjaan (Schaufeli &

Salanova, 2006).

Totalitas kerja merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan subjective

well-being untuk pekerja dan pelaku kerja dengan beberapa alasan. Salah satunya

ialah totalitas kerja merupakan pengalaman positif pada diri individu selain itu

totalitas kerja berkaitan dengan kesehatan yang baik dan afeksi yang positif (Bakker

& Oerlemans, 2010). Oleh karena itu maka penting untuk melakukan pengukuran

terhadap totalitas kerja karena pada dasarnya istilah ini diletakkan pada kondisi

yang bergairah, dalam mencapai tujuan organisasi, mencakup keterlibatan,

kommitment dan passion, antusiasme dan ketekunan kerja dan penuh energi yang

keseluruhannya meliputi komponen sikap dan perilaku. Ketika dikaitkan antara

totalitas kerja dan subjective well-being tentu kita akan mendapat kemungkinan

hasil yang berbeda, pertama apakah totalitas kerja memiliki peran dan kontribusi

terhadap subjective well-being seseorang atau bahkan sebaliknya? Terutama

dikalangan pengusaha perempuan yang nota bene memiliki beban ganda di ranah

domestik dan di ranah publik.

Selain totalitas kerja yang menjadi salah satu variabel dalam mempengaruhi

subjective well-being peneliti juga menemukan beberapa variabel lain yang diduga

memiliki pengaruh terhadap subjective well-being yakni syukur. Syukur adalah

apresiasi yang dialami oleh individu ketika orang lain melakukan hal yang baik atau

membantu mereka. Secara lebih spesifik, syukur diartikan sebagai sebuah rasa atas

kebahagiaan yang timbul sebagai reaksi ketika menerima sebuah kebaikan atau

Page 25: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

berupa hadiah, baik pemberian yang manfaatnya bersifat nyata dari orang tertentu,

atau saat dimana timbul perasaan damai dan bahagia akibat keindahan alami

(Watkins, Emmons, Greaves & Bell, 2017).

Gratitude (syukur) mewakili sifat kepribadian positif klasik, menjadi

indikator pandangan dunia yang berorientasi pada memperhatikan dan menghargai

hal positif dalam kehidupan. Individu yang bersyukur lebih sering serta lebih intens

merasakan pengaruh rasa syukur, memiliki pandangan yang lebih positif dari

lingkungan sosial mereka dan terus menerus fokus pada hal positif di lingkungan

mereka, dengan apresiasi yang lebih besar terhadap kehidupan mereka dan barang

milik mereka (McCullough, Emmons dan Tsang, 2002). Syukur berhubungan

dengan kesejahteraan kemudian, penelitian ini telah menyarankan bahwa rasa

syukur sangat kuat berkolerasi dengan kesejahteraan seperti sifat-sifat positif

lainnya (Watkins, Emmons, Greaves & Bell, 2017).

Meneliti syukur (gratitude) pada pengusaha perempuan penting karena

beberapa alasan. Pertama karena kaitannya dengan fungsi emosi positif. Rasa

syukur memiliki hubungan sebab akibat dengan perilaku positif (Watkins,

Emmons, Greaves & Bell, 2017). Sikap positif, dalam hal ini terkait dengan rasa

bahagia, berhubungan dengan akibat dari tercapainya kehidupan yang unggul yang

melintasi berbagai konteks (Diener & Chan, 2011). Sering kali mengalami emosi

positif dapat membuat seseorang menjadi lebih sehat dan menjadi lebih tahan

banting (tangguh, tabah), memicu meningkatnya optimalisasi fungsi diri,

kesejahteraan, dan pengembangan serta dapat menghilangkan pengaruh bawaan

emosi negatif (McCullough, Emmons dan Tsang, 2002).

Page 26: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Dalam sebuah penelitian mengenai hubungan gratitude terhadap subjective

well-being odapus wanita dewasa awal di Syamsi Dhuha Foundation Bandung,

ditemukan bahwa ada korelasi yang positif antara gratitude dan subjective well-

being. Hal ini dibuktikan dengan sebagian besar odapus wanita dewasa awal di

Syamsi Dhuha Foundation Bandung sebanyak 100% (30) memiliki faset simple

appreciation yang tinggi. Kemudian 86.67% (26) memiliki faset appreciation for

others yang tinggi. Lalu 13.3% (4) memiliki faset appreciation for others yang

rendah (Mahardika & Halimah, 2017). Artinya semakin tinggi tingkat subjective

well-being pada odapus wanita maka semakin tinggi pula perilaku syukur yang

mereka miliki.

Selain totalitas kerja dan syukur variabel lain yang diprediksi

mempengaruhi subjective well-being pada penelitian kali ini ialah dukungan sosial.

Dukungan sosial dalam Cutrona, Russell, dan Rose, (1986) memiliki enam dimensi

psikologi, attachment, social integration, reassurance of worth, reliable alliance,

guidance, opportunity for nurturance. Dukungan sosial mempunyai manfaat

emosional yang akan memberikan kekuatan pada diri individu untuk berusaha

bangkit dan meningkatkan kesejahteraanya. Sedangkan Sarafino (2011)

mendefinisikan dukungan sosial sebagai perasaan kenyamanan, perhatian,

penghargaan atau bantuan yang diterima dari orang atau kelompok lain.

Dalam penelitian yang pernah dilakukan Ramaprabou, V (2017) mengenai

perceived social support and subjective well-being among working woman who are

living away from their families. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah

wanita yang bekerja dengan dukungan sosial yang tinggi dari keluarga dan teman-

Page 27: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

teman (significant others) hasilnya menunjukan bahwa mereka cenderung memiliki

tingkat subjective well-being yang baik atau tinggi dari pada mereka yang memiliki

dukungan sosial yang lebih rendah. Hal ini menandakan bahwasanya individu yang

mendapatkan dukungan sosial yang banyak cenderung akan lebih berhasil

mencapai tingkat subjective well-being yang baik.

Dari keempat variabel di atas penulis menemukan adanya keterkaitan antara

variabel totalitas kerja, syukur, dan dukungan sosial terhadap subjective well-being

pada pengusaha perempuan. Namun demikian, secara umum penelitian yang sudah

ada hanya dilakukan pada pekerja kantoran, sehingga terdapat urgensitas penelitian

ini untuk dilakukan kepada pelaku wiraswasta, khususnya pengusaha perempuan.

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan variabel psikologi yang

mempengaruhi subjective well-being pada tingkatan individu. Oleh karena itu

peneliti menilai bahwasanya penelitian mengenai subjective well-being pada

pengusaha perempuan sangat perlu untuk dilakukan guna melihat pengaruhnya

terhadap kesejahteraan pengusaha perempuan.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Untuk membatasi agar permasalahan penelitian tidak meluas, maka masalah dalam

penelitian ini dibatasi pada subjective well-being, totalitas kerja, syukur dan

dukungan sosial. Adapun variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:

1. Diener, Lucas, dan Oishi, (2005) mendefinisikan subjective well-being sebagai

“Person cognitive and affective evaluations of his or her life”. Sehingga

subjective well-being ialah evalusi seseorang secara kognitif dan efektif terhadap

Page 28: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

kehidupannya. Evaluasi ini mencakup reaksi emosional (afek positif dan afek

negatif) serta kepuasan kepuasan hidup.

2. Bakker mendefinisikan mengenai work engagement atau totalitas kerja yang

merupakan sebuah keadaan yang positif dan meyelesaikan pekerjaan yang

dicirikan oleh semangat, dedikasi, dan keterlarutan (Bakker, Schaufeli, Leiter &

Taris at.al., 2008).

3. Syukur adalah apresiasi yang dialami oleh individu ketika orang lain melakukan

hal yang baik atau membantu mereka (Watkins, Emmons, Greaves & Bell,

2017).

4. Dukungan sosial menurut Cutrona, Carolyn dan Russel (1986) adalah perilaku

interpersonal yang mempunyai respon positif terhadap kebutuhan atas

kenyamanan, dorongan, kepedulian, dan membantu penyelesaian masalah yang

efektif melalui pemberian informasi terkait dengan bantuan nyata.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

Apakah terdapat pengaruh totalitas kerja, syukur dan dukungan sosial terhadap

subjective well-being pengusaha perempuan di provinsi Jambi?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh totalitas kerja, syukur dan dukungan sosial terhadap

subjective well-being pengusaha perempuan di provinsi Jambi

Page 29: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

1.3.2 Manfaat Penelitian

1.3.2.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat terhadap disiplin ilmu

pengetahuan khususnya bidang Psikologi Industri dan Organisasi (PIO) dengan

memberikan bukti-bukti empiris pada penelitian ini. Penelitian ini diharapkan

menjadi referensi teoritis dan empiris atau masukan bagi peneliti-peneliti lain yang

ingin mengukur subjective well-being pengusaha perempuan.

1.3.2.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat menjadi rujukan dalam pengembangan kapasitas diri pengusaha

perempuan di provinsi Jambi, dimana hasil penelitian ini akan diberikan langsung

kepada organisasi kewirausahaan yang menjadi patner penelitian ini.

Page 30: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Subjective Well-being

2.1.1 Pengertian subjective well-being

Pengertian subjective well-being ialah “Person cognitive and affective evaluations

of his or her life” (Diener, Lucas dan Oishi 2005). Sehingga subjective well-being

ialah evalusi seseorang secara kognitif dan efektif terhadap kehidupannya. Evaluasi

ini mencakup reaksi emosional pada peristiwa seperti halnya pandangan kognitif

dari kepuasan hidup dan pemenuhan diri. Studi tentang subjective well-being telah

berkembang sedemikian rupa, karena individu memperhatikan perasaanya sendiri

dan kepercayaanya. Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi jika mereka merasa puas dengan kondisi hidup mereka, sering merasakan

emosi positif dan jarang merasakan emosi negatif. Diener dan Lucas (1999) dalam

Diener dan Chan (2011) Subjective well-being dapat diketahui dari ada atau

tidaknya perasaan bahagia dan ketika seseorang mengkarakteristikan atau

mencirikan suatu kehidupan yang baik maka ia akan membicarakan tentang

kebahagiaan, kesehatan, dan umur yang panjang.

2.1.2 Komponen-komponen subjective well-being

Diener (2005) subjective well-being merupakan konsep yang meliputi emosi,

pengalaman menyenangkan, rendahnya tingkat mood negatif, dan kepuasan hidup

Page 31: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

yang tinggi. Subjective well-being terdiri dari tiga aspek pengembangan yaitu aspek

positif, dan afek negative serta kepuasan hidup. Afek positif dan afek negatif

merupakan bagian dari aspek aktif sedangkan kepuasan hidup merupakan aspek

yang merepresentasikan aspek kognitif individu. Individu dengan subjective well-

being yang tinggi menilai hidupnya secara positif dan merasakan kegembiraan dan

kebahagiaan. Subjective well-being yang rendah adalah individu yang sedikit sekali

merasakan kesenangan serta lebih sering merasakan emosi yang negatif, seperti

kemarahan dan rasa cemas.

Terlepas dari kita temukan dalam pengorganisasian kepuasan terhadap

domain kehidupan, struktur umum dari subjective well-being ini didasarkan pada

pengalaman kesejahteraan. Diener dan Suh (1997) telah menemukan tiga

komponen umum subjective well-being, kepuasan hidup (life satisfaction),

penilaian afek positif (mood dan emosi yang menyenangkan) dan afek negatif

(mood dan emosi yang tidak menyenangkan). Afek positif dan afek negatif

termasuk ke dalam komponen afektif, sementara kepuasan hidup dan domain

kepuasan termasuk ke dalam komponen kognitif (Dodge, Daly, Huyton & Sanders,

2012)

2.1.2.1 Positive affect dan negative affect

Positif affect dan negative affect bersifat independen karena memicu kontrol di

lapangan Bradburn dalam Diener (1984). Diener dan Emmons (1984) menulis

sebuah penelitian mengenai positive affect dan negative affect (Larsen dan Eid,

2008). Banyak peneliti melihat komponen hedonis subjective well-being sebagai

rasio positive affect terhadap negative affect (Larsen dan Eid, 2008) dan melihatnya

Page 32: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

sebagai komponen penting dalam keseluruhan struktur subjective well-being

(Larsen dan Eid, 2008).

Emosi (mood), yang keduanya diberi label afek, mencerminkan penilaian

seseorang terhadap peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya. Diener, Suh, Lucas

& Smith (1999) dalam Frances, Angelo, Zhaoli & Wanberg (2005) menjelaskan

bahwa pengalaman emosi setidaknya memiliki dua dimensi, yaitu activation dan

arousal; dan pleasantness atau evaluation. Afek positif (positif affect) adalah

kombinasi arousal dan pleasantness, dan emosi yang termasuk di dalamnya antara

lain aktif, sikap sedia, dan senang. Afek negatif adalah kombinasi arousal dan

unpleasantness, dan didalamnya terdapat emosi seperti cemas, sedih, dan ketakutan

Mendemonstrasikan bahwa item yang banyak dari skala kepuasan hidup, perasaan

senang (pleasant affect) dan perasaan tidak senang (unpleasant affect) membentuk

faktor-faktor yang bisa dipisahkan satu sama lain. Dalam hal ini, afek memiliki

dimensi frekuensi dan intensitas. Dimensi frekuensi merupakan keseluruhan jumlah

predominasi afek positif dan afek negatif (Diener, Lucas dan Oishi, 2005). Afek

postif dan afek negatif bersifat independen, meskipun demikian beberapa penelitian

menunjukan bahwa keduanya berkolerasi negatif. Semakin sering seseorang

merasakan salah satu afek, semakin rendah frekuensi afek lain yang dirasakan.

Dimensi identitas mengacu pada kuat lemahnya afek yang dirasakan oleh

seseorang. Hal inilah yang menjelaskan mengapa kedua afek yang independen ini

muncul secara bersamaan.

Dalam meneliti well-being sebaiknya menggunakan frekuensi dalam

meneliti afek positif dan afek negatif. Alasannya, karena well-being berbicara

Page 33: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

mengenai evaluasi kondisi emosi yang sifatnya relatif jangka panjang, sedangkan

intensitas lebih bisa menjelaskan suasana emosi yang bersifat lebih sementara,

seperti emosi (mood) (Diener, Scollon, dan Lucas, 2003). Selain itu, jika afek positif

dan negatif terasa kuat secara bersamaan maka akan membingungkan dalam

penentuan well-being seseorang.

2.1.2.2 Kepuasan hidup (life satisfaction)

Dimensi ketiga dari subjective well-being yang diidentifikasi oleh Andrews dan

Withey (1976) dalam Diener (1984) ialah kepuasan hidup. Kepuasan hidup (life

satisfaction) merupakan penilaian kognitif terhadap kehidupan seseorang. Dengan

demikian, hal itu mungkin secara tidak langsung mempengaruhi, kemudian

subjective well-being memiliki komponen lain selain komponen hedonis; Ini

mencakup penilaian kognitif tentang kehidupan seseorang, secara keseluruhan, dan

memuaskan (Larsen dan Eid, 2008) beberapa peneliti menyebutkan bahwa ini

sebagai kepuasan hidup (life satisfaction), kemudian sebagian besar melihatnya

sebagai fitur penting dalam keseluruhan struktur subjective well-being (Larsen dan

Eid, 2008). Ada kemungkinan penilaian kepuasan hidup (life satisfaction), berbeda

dengan komponen hedonik (Larsen dan Eid, 2008).

Kepuasan hidup (life satisfaction) yang sering kali disebut dengan istilah

penilaian secara global (Diener, Scollon dan Lucas, 2003), merefleksikan penilaian

individu bahwa kehidupannya ini berjalan dengan baik. Setiap individu dapat

menelaah kondisi kehidupannya sendiri, menimbang pentingnya kondisi-kondisi

tersebut, dan kemudian mengevaluasi kehidupannya ke dalam skala memuaskan

dan tidak memuaskan. Evaluasi global semacam ini disebut dengan penelitian

Page 34: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

kognitif atas kepuasan hidup. Dikatakan demikian karena penelitian ini

membutuhkan proses kognitif (Diener, Scollon dan Lucas, 2003). Penilaian

kepuasan yang dilakukan seseorang didasarkan pada informasi yang tersedia pada

saat penilaian tersebut dilakukan, dan kebanyakan dari informasi tersebut

merupakan informasi yang tetap sama dari waktu ke waktu. Di dalam banyak kasus,

orang cenderung menggunakan informasi yang relevan dan stabil, yang pada

akhirnya akan menghasilkan penilaian kepuasan yang stabil dan bermakna (Diener,

Scollon dan Lucas, 2003). Pada saat membuat penilaian kepuasan hidup, seseorang

juga menggunakan sumber-sumber informasi lain, diantaranya perbandingan

dengan standar-standar yang penting (Diener, Scollon dan Lucas, 2003).

Kepuasan hidup (life satisfaction) digunakan sebagai salah satu cara untuk

mengukur well-being karena dengan cara ini peneliti dapat menangkap well-being

dalam bentuk luas dari sudut pandang partisipanitu sendiri (Diener, Scollon dan

Lucas, 2003). Selain itu, keuntungan dari melihat kepuasan hidup sebagai ukuran

well-being adalah karena tipe pengukuran ini menangkap sensasi secara global akan

well-being dari perspektifnya sendiri (Diener, Scollon dan Lucas, 2003).

2.1.3 Pengukuran subjective well-being

Salah satu langkah pengukuran terbaik dari komponen afektif subjective well-being

ialah yang dikembangkan oleh Fordyce (1988), dengan cara meminta subjek untuk

memperkirakan persentase waktu yang mereka rasakan bahagia, persentase waktu

yang mereka rasakan netral, dan persentase waktu mereka merasa tidak bahagia

selama periode waktu tertentu (misalnya tahun lalu), sehingga akumulasi dari

perasaan netral, bahagia dan sedih bertambah hingga 100% (Larsen dan Eid, 2008).

Page 35: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Subjective well-being mengacu pada pengalaman afektif dan penilaian

kognitif, laporan dari ukuran mengenai subjective well-being sangat diperlukan

(Frances Kee-Ryan, at al 2005). Dengan rekan-rekannya Diener mengembangkan

subjective well-being dengan Life scale (Diener, Emmons, Larsen, & Griffin, 1985),

yang menjadi ukuran standar kepuasan hidup (life satisfaction) dan telah

diterjemahkan ke dalam banyak bahasa. Lebih lanjut, Diener (2005) menggunakan

Satisfaction With Life Scale (SWLS) yang ia kembangkan pada tahun1985 untuk

mengukur subjective well-being seseorang. Hal tersebut dikarenakan subjective

well-being berkenaan dengan evaluasi hidup seseorang yang dapat dilihat dari

kepuasan hidup mereka, yang didasarkan kepada perasaan, termasuk suasana hati

dan emosi. Ketika seseorang merasakan sedih atau mereka merasa gembira itu

dikarnakan mereka merasakan apakah hidup mereka baik atau tidak. (Frances Kee-

Ryan, at al 2005)

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi subjective well-being

Diener (1984) menjelaskan mengenai beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi

subjective well-being diantaranya adalah sebagai berikut;

1. Variabel demografi (pendapatan, status pernikahan, aktivitas sosial)

Pendapatan memiliki hubungan yang positif dengan subjective well-being di

beberapa negara. Kepuasan terhadap pendapatan adalah hal yang berkorelasi

dengan kebahagiaan (happiness). Status pernikahan memiliki pengaruh yang

positif terhadap subjective well-being. Responden yang sudah menikah mengaku

lebih puas dengan kehidupannya ketimbang responden yang belum menikah.

Begitu juga dengan aktivitas sosial, responden yang memiliki aktivitas sosial

Page 36: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

cenderung puas dengan kehidupannya ketimbang responden yang tidak memiliki

aktivitas sosial sama sekali.

2. Kepribadian

Kepribadian memberikan arah terhadap pengaruh happiness dalam jangka waktu

yang cukup lama, kepribadian menjadi kepercayaan sehingga menetap dan

menjadi penting bahwa kepribadian yang sehat akan membangun subjective

well-being dan membangun rasa kedamaian.

3. Totalitas kerja

Totalitas kerja memiliki hubungan yang positif terhadap subjective well-being.

Dimana, ketika seseorang bekerja dengan keras dan penuh semangat serta

dedikasi yang tinggi, ia akan cenderung menemukan sebuah meaning (makna

hidup). Adanya kepuasan hidup ketika menikati kesuksesan dari sebuah proses

kerja keras, merupakan sebuah out come dari subjective well-being. Totalitas

kerja merupakan sebuah perilaku yang positif.

4. Syukur

Adanya hubungan yang positif antara syukur dan subjective well-being. semakin

tinggi tingkat syukur seseorang maka akan semakin tinggi tingkat subjective

well-being seseorang (Mahardika dan Halimah, 2017).

5. Dukungan sosial

Perempuan yang bekerja dengan dukungan sosial yang tinggi dari keluarga serta

teman-teman, hasilnya menunjukan bahwa mereka cenderung memiliki tingkat

subjective well-being yang positif dari pada mereka yang memperoleh dukungan

sosial yang lebih rendah (Ramaprabou.V, 2017). Dari hasil ini dapat

Page 37: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

disimpulkan bahwa dukungan sosial memiliki peranan pengaruh yang signifikan

terhadap subjective well-being.

2.2 Totalitas kerja

2.2.1 Pengertian totalitas kerja

Schaufeli dan Bekker (2004) menjelaskan bahwa seseorang yang total dalam

bekerja atau yang memiliki totalitas kerja yang tinggi akan bekerja keras,

memberikan usaha yang lebih (extra effort), aktif terlibat, focus terhadap pekerjaan,

hadir secara fisik, dan memberikan energi terhadap apa yang dikerjakan. Pengertian

dari Schaufeli dan Bakker (2004) tersebut akan menjadi pengertian yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini.

Secara lebih spesifik dalam Bakker A. B, dan Demerouti Evangelia (2008)

mendefenisikan totalitas kerja sebagai hal positif, total yang berkaitan dengan

keadaan pikiran yang ditandai dengan semangat, dedikasi, dan absorbsi atau

penyerapan. Totalitas kerja lebih daripada keadaan sesaat dan spesifik, mengacu ke

keadaan yang bergerak tetap meliputi aspek kognitif dan afektif yang tidak fokus

pada objek, peristiwa, individu, atau perilaku tertentu.

2.2.2 Aspek-aspek totalitas kerja

Dalam Bakker A.B dan Demerouti Evangelia (2008) totalitas kerja merupakan hal

yang positif, yang berkaitan dengan keadaan pikiran yang ditandai dengan

semangat, dedikasi dan absorbsi atau penyerapan. Vigor atau semangat

mencerminkan kesiapan untuk mengabdikan upaya dalam pekerjaan seseorang,

sebuah usaha untuk terus energik saat bekerja dan kecenderungan untuk tetap

berusaha dalam menghadapi kesulitan atau kegagalan tugas. Dedikasi mengacu

Page 38: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

pada identifikasi yang kuat dengan pekerjaan seseorang dan mencakup perasaan

antusiasme, inspirasi, kebanggaan dan tantangan. Dimensi ketiga dari totalitas kerja

adalah penyerapan (absorbsi). Penyerapan ditandai dengan seseorang menjadi

benar-benar tenggelam dalam pekerjaanya, dalam waktu tertentu ia akan merasa

sulit untuk melepaskan diri dari pekerjaanya.

Beberapa studi telah memvalidasi secara empiris instrumen yang mengukur

totalitas kerja, Utrecht Work Engagement Scale (UWES). Seorang karyawan yang

tergolong memiliki work engagement dengan kata lain dapat didefinisikan dengan

melakukan pekerjaan yang ditandai dengan semangat, dedikasi, dan penyerapan

dalam menyelesaikan semua penugasannya Bakker, Schaufeli, Leiter & Taris

(2008).

2.2.3 Pengukuran totalitas kerja

Pengukuran totalitas kerja menggunakan skala Utrecht Work Engagement Scale

(UWES) yang dikembangkan oleh Schaufeli, Bakker dan Salanova (2006), yang

terdiri dari sub-skala yakni semangat (vigor), dedikasi, penyerapan (absorbsi).

Skala ini berisi 17 item pernyataan yang masing-masing komponen terdiri dari

enam item vigor, enam item dedikasi, dan lima item absorbsi (Balducci, Fraccaroli

dan Schaufeli, 2010)

Utrecht Work Engagement Scale (UWES) memiliki dua versi. Versi

pertama dikembangkan pada tahun 2000 dengan sub item berjumlah 17 kemudian

versi yang kedua memiliki 9 jumlah item. Pada penelitian ini peneliti menggunakan

inventori Utrecht Work Engagement Scale (UWES) versi pertama dengan jumlah

17 item. Inventori Utrecht Work Engagement Scale (UWES) mencakup

Page 39: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

pengukuran masing-masing komponen yang terdiri dari enam item vigor, enam

item dedication, dan lima item absorbsi (Balducci, Fraccaroli dan Schaufeli, 2010)

2.3 Syukur

2.3.1 Definisi syukur

Peterson dan Seligman (2004) mendefinisikan syukur sebagai rasa berterima kasih

dan bahagia sebagai respon penerimaan karunia, baik karunia tersebut merupakan

keuntungan yang terlihat dari orang lain ataupun moment kedamaian yang

ditimbulkan oleh keindahan alamiah (Froh, Sefick, dan Emmons, 2008). Secara

singkat, orang yang bersyukur adalah seseorang yang menerima sebuah karunia dan

sebuah penghargaan, dan mengenali nilai dari karunia tersebut. Orang yang

bersyukur mampu mengidentifikasikan diri mereka sebagai orang yang sadar dan

berterima kasih atas anugrah Tuhan, pemberian orang lain, dan menyediakan waktu

untuk mengekspresikan rasa terima kasih mereka

2.3.2 Aspek-aspek syukur

Mc.Cullough, et al (2002) menggunakan istilah aspek untuk merujuk elemen-

elemen gratitude dibandingkan dengan menggunakan istilah dimensi. Karena

mereka menduga bahwa elemen-elemen dalam gratitude tidak berbeda atau

independent, namun terjadi secara bersama-sama beberapa aspek dari gratitude

tersebut adalah:

1. Intesitas (Intensity)

Aspek pertama dari gratitude adalah intensitas. Seseorang yang memiliki watak

gratitude ketika mengalami peristiwa yang positif diperkirakan akan secara

Page 40: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

intensitas merasa lebih bersyukur dibandingkan seseorang yang memiliki rasa

bersyukur rendah

2. Frekuensi (Frequency)

Aspek kedua adalah frekuensi. Seseorang yang memiliki watak gratitude

diperkirakan sering merasakan perasaan bersyukur setiap harinya dan rasa

syukur mungkin ditimbulkan bahkan oleh nikmat yang sederhana ataupun

tindakan yang sopan.

3. Jangka waktu (Span)

Jangka waktu gratitude merujuk pada sejumlah keadaan dalam hidup dimana

seseorang merasa bersyukur pada waktu tertentu. Seseorang yang senantiasa

bersyukur diduga merasa penuh rasa syukur atas keluarga, pekerjaan mereka,

kesehatan mereka, dan hidup mereka sendiri, bersama dengan segala manfaat

yang ada didalamnya. Seseorang yang kurang memiliki rasa syukur mungkin

mengalami kurangnya rasa syukur terhadap beberapa aspek dalam hidupnya.

4. Kepadatan (Density)

Aspek keempat dapat disebut kepadatan, yang mengacu pada jumlah orang

kepada siapa seseorang merasa bersyukur atas satu hasil positif yang ada. Orang

yang memiliki rasa syukur dapat menyebutkan banyak nama ketika mereka

ditanya kepada siapa dirinya merasa bersyukur atas hasil tertentu, misalnya

mendapatkan pekerjaan yang baik termasuk orang tua, teman, keluarga dan

mentor. Untuk seseorang yang memiliki hasil sama, ketika ia kurang memiliki

rasa syukur mungkin ia akan merasa berterima kasih kepada sedikit orang.

Page 41: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Dalm Watkins, Woodward, Stone, & Kolts (2003) membuat sebuah

pengukuran bernama GRAT (Gratitude, Resentment, and Appreciation Test) yang

bertujuan untuk mengukur beberapa karakteristik gratitude.

1. Sense of Abundance

Induvidu yang bersyukur tidak akan merasa kekurangan dalam kehidupannya. Atau

secara positif, individu yang bersyukur memiliki rasa berkelimpahan (sense of

abundance) dalam kehidupannya dan selalu merasa beruntung. Hal ini tidak

berdasarkan seberapa besar dan banyak individu tersebut memiliki rasa

berkelimpahan dan perasaan syukur.

Individu yang tidak memiliki rasa berkelimpahan, biasanya selalu merasa

serba kekurangan, selalu merasa bahwa Tuhan memberikannya kehidupan yang

tidak adil dan tidak layak, merasa selalu kekurangan dalam hal waktu, merasa

kehidupannya telah merusak dirinya, merasa bahwa dunia telah berhutang padanya.

Selain itu juga selalu merasa iri terhadap orang lain karena orang lain selalu merasa

lebih beruntung, merasa kemajuannya dihambat oleh orang lain, merasa bahwa

orang lain tidak memiliki kehidupan sepertinya yang selalu merasa merugi, merasa

belum mendapatkan keuntungan atau kebaikan padahal telah merasa berbuat

kebaikan yang banyak, dan merasa selalu mendapatkan kebaikan tidak sebanyak

yang orang lain dapatkan.

2. Apreciation with others

Bersyukur kepada manusia atau orang lain adalah sebagai tanda terima kasih atas

kebaikan mereka. Karena kebaikan yang didapatkan merupakan salah satu hasil dari

Page 42: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

kontribusi yang diberikan oleh orang lain, oleh sebab itu sangat perlu untuk

menghargai orang lain tersebut. Bentuk dari penghargaan tersebut dapat berupa

membalas dengan cara membantunya juga. Menghargai apapun yang dilakukan

orang lain terhadapnya dalam kehidupannya, seperti kesejahteraan dan prestasi

yang diraih serta kondisi yang dicapai hingga saat ini juga merupakan sikap positif

yang ditunjukan oleh orang yang bersyukur karena telah merasa mendapatkan

kebijaksanaan yang berharga dari orang lain yang sangat bermanfaat bagi

keberhasilannya.

3. Simple Appreciation

Individu yang bersyukur ditandai dengan kecenderungan untuk menghargai

kesenangan sederhana yang sebenarnya sering ditemui (simple appreciation).

Kesenangan sederhana mengacu pada kesenangan dalam hidup yang bagi

kebanyakan orang sebenarnya telah sering merasakannya.

Individu yang menghargai kesenangan sederhana harus lebih rentan untuk

mengalami perasaan bersyukur karena mereka akan lebih sering mendapatkan

manfaat dalam kehidupan sehari-hari mereka. Jadi simple appreciation, merupakan

bentuk penghargaan terhadap kesenangan sederhana yang dapat berupa kesenangan

yang berasal dari fenomena atau keindahan alam sekitar.

Individu menjadi tambah bersyukur karena keindahan alam atau keindahan

alam yang diberikan Tuhan. Dengan menikmati dan menghayati keindahan tersebut

mereka akan berfikir untuk menjaga kelestarian alam. Individu juga berfikir bahwa

penting untuk menghargai dan merasakan hal-hal sederhana yang dialami dalam

hidup sehingga individu akan lebih menghargai sebuah kehidupan.

Page 43: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

2.3.3 Pengukuran syukur

Terdapat dua self-report yang dapat mengukur gratitude tanpa mengaitkan item-

itemnya dengan kata-kata keagamaan. Pengukuran yang pertama adalah Gratitude,

Resenment, and Appreciation Test (GRAT), terdiri dari 44-item yang telah

dikembangkan dan telah divalidasi. Dalam GRAT ini terdapat tiga faktor yaitu

kebencian, apresiasi sederhana, dan penghargaan sosial. Indeks self-report yang

kedua adalah the Gratitude Questionnaire-Six (GQ-6) (McCullough, Emmons, dan

Tsang, 2002). GC-6 ini adalah quisioner 6-item dengan skala 1 = sangat tidak setuju

sampai dengan 7 = sangat setuju.

GRAT (Gratitude, Resenment, and Appreciation Test). Alat ukur ini dibuat

oleh Watkins dkk (2003) yang akan digunakan untuk mengukur tiga karakteristik

gratitude yaitu, sense of abundance, appreciation for others, dan simple

appreciation. Gratitude, Resenment, and Appreciation Test terdiri dari dua versi.

Versi pertama menggunakan 44 item dan versi kedua, GRAT-R yang merupakan

revisi dari GRAT versi pertama dengan jumlah 16 item dengan menggunakan

skala jenis Likert dengan lima pilihan (1= I Strongly Disargee hingga 5= I Strongly

Agree) Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan inventori Gratitude,

Resenment, and Appreciation Test (GRAT-Revised) untuk mengukur variable

gratitude pada woman entrepreneur.

2.4 Dukungan sosial

2.4.1 Definisi dukungan sosial

Dalam Sarafino (1998) menyatakan bahwa dukungan sosial mengacu pada

kenyamanan yang dirasakan, perhatian, penghargaan atau bantuan yang diperoleh

Page 44: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

individu dari orang lain maupun kelompok. Dukungan sosial menurut Cutrona,

Carolyn dan Russel (1986) adalah perilaku interpersonal yang mempunyai respon

positif terhadap kebutuhan atas kenyamanan, dorongan, kepedulian, dan membantu

penyelesaian masalah yang efektif melalui pemberian informasi terkait dengan

bantuan nyata.

Taylor (2006) mendefinisikan dukungan sosial adalah informasi dari orang

lain bahwa ia dicintai, diperdulikan, dihargai, dan bernilai menjadi bagian dari

jaringan komunikasi dan kewajiban dari orang tua, istri, atau kekasih, saudara,

teman , sosial dan hubungan dengan komunitas sosial.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan dukungan sosial adalah pemberian bantuan dalam berbagai

bentuk baik verbal, maupun non-verbal yang berdampak positif bagi individu.

Dukungan sosial didapatkan individu dari hubungan dengan orang lain dalam suatu

jaringan sosial.

2.4.2 Dimensi dukungan sosial

Sarafino (2011) mengemukakan membagi dukungan sosial menjadi lima bentuk,

yaitu:

1. Dukungan Emosional

Dukungan emosional di dalamnya terkandung ekspresi empati, keperdulian, dan

perhatian terhadap seseorang. Kesemua ekspresi tersebut memberikan seseorang

rasa nyaman, perasaan dimiliki, dan rasa dicintai.

2. Dukungan Penghargaan

Page 45: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Dukungan penghargaan terjadi melalui ekspresi seseorang dalam pandangan

yang positif terhadap orang lain, dorongan atau kesesuaian dengan ide-ide atau

perasaan individu, dan perbandingan positif orang tersebut dengan orang lain

seperti orang yang kurang mampu atau lebih buruk. Dukungan jenis ini

membantu individu untuk membangun perasaan menghargai diri sendiri,

berkompeten, dan bernilai.

3. Dukungan nyata atau Instrumental

Dukungan nyata atau instrumental mengacu pada penyediaan barang dan jasa

yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah secara praktis.

Sebagai contoh: pinjaman atau sumbangan dari orang lain atau bantuan dalam

mengerjakan tugas-tugas tertentu.

4. Dukungan informasi

Dukungan informasi meliputi dukungan yang diberikan dengan cara

memberikan informasi baik kepada individu yang menghadapi masalah dengan

kepercayaan diri. Meliputi pemberian nasehat, saran, bimbingan yang dapat

digunakan untuk memecahkan masalah.

5. Dukungan jaringan

Dukungan jaringan membuat individu yang menghadapi masalah kepercayaan

diri merasa sebagai anggota dari suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat

dan aktifitas sosial dengannya. Dengan demikian, individu akan merasa

memiliki teman senasib.

Sedangkan dalam Cutrona (1986), mengembangkan The Social Provisions Scale

untuk mengukur ketersediaan dukungan sosial yang diperoleh dari hubungan

Page 46: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

individu dengan orang lain. Cutrona menjelaskan terdapat enam aspek didalam

teorinya, yang meliputi:

Attachment (kedekatan emosional), yaitu jenis dukungan ini memungkinkan

seseorang memperoleh kedekatan secara emosional sehingga menimbulkan rasa

aman bagi yang menerima. Sumber dukungan semacam ini biasanya dapatkan

dari pasangan, teman dekat, atau hubungan keluarga.

Social Intergration (intergrasi sosial), yaitu jenis dukungan yang memungkinkan

memiliki perasaan suatu kelompok yang memungkinkan untuk berbagi minat,

perhatian, serta melakukan kegiatan yang sifatnya reaktif secara bersama-sama.

Hubungan tersebut dapat memberikan kenyamanan, keamanan dan kesenangan.

Reassurance of Worth (penghargaan dan pengakuan), yaitu dukungan sosial

jenis ini mendapat pengakuan atas kemampuan dan keahliannya serta

mendapatkan penghargaan dari orang lain atau lembaga terhadap kompetensi,

keterampilan dan nilai yang dimiliki seseorang.

Reliable Alliance (Ikatan atau hubungan yang dapat diandalakan untuk

mendapatkan bantuan yang nyata), yaitu dalam dukungan sosial jenis ini agar

mendapatkan dukungan sosial berupa jaminan bahwa ada orang yang dapat

diandalkan bantuannya ketika individu membutuhkan bantuan tersebut. Jenis

dukungan ini bersumber pada umumnya diberikan oleh anggota keluarga.

Guidance (Saran atau bimbingan), yaitu dukungan sosial jenis ini adalah

memungkinkan mendapatkan informasi, saran atau nasihat yang diperlukan

dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi. Jenis

dukungan ini bersumber dari guru, mentor, atau sosok orang tua.

Page 47: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Opportunity for Nurturance (kemungkinan membantu), yaitu suatu aspek

penting dalam hubungan interpersonal yang berupa perasaan dibutuhkan oleh

orang lain, sehingga seseorang merasa mendapatkan dukungan sosial ketika

mendapakan timbal balik ketika merasa dibutuhkan orang lain dan sebaliknya.

2.4.3 Pengukuran dukungan sosial

Alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur dukungan sosial dalam penelitian

ini menggunakan alat ukur yang bernama The Social Provisions Scale (Cutrona,

Carolyn dan Russel, 1986) dengan item berjumlah 24 dari enam hal sebagai berikut:

attachment, social integration, reassurance of worth, reliable alliance, guidance

dan opportunity for nurturance. Rentang berkisar 1 (sangat tidak setuju) sampai 4

(sangat setuju)

2.5 Kerangka berfikir

Peneliti menilai bahwa seorang pengusaha perempuan kemungkinan memiliki

tingkat subjective well-being yang rendah. Hal ini bisa dikarenakan oleh beban

ganda yang dimiliki oleh kaum perempuan, seperti mengatur urusan domestik

rumah tangga, dapur, sumur dan kasur. Hal tersebut tidak bisa terelakan lagi dalam

keseharian dikarenakan budaya yang dianut kebanyakan warga Indonesia adalah

budaya timur dalam hal ini budaya patriarki yang paling ditonjolkan. Disisi lain

perempuan yang bekerja di kalangan publik harus bersikap profesional karena

tuntutan kesetaraan gender. Artinya dalam hal ini perempuan dihadapkan dengan

dua tugas dalam dirinya, yakni tugas diranah domestik sebagai ibu rumah tangga

dan tugas sebagai warga sipil yang harus bekerja dengan profesional dengan

menjujung tinggi azas kesetaraan gender di tempat ia bekerja. Dari fenomena ini

Page 48: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

peneliti menilai bahwa tingginya tuntutan kerja baik dalam ranah dometik maupun

ranah publik, perempuan tentu memiliki kebutuhan akan kesejahteraan yang tinggi,

namun apakah bisa pengusaha perempuan memiliki subjective well-being yang

tinggi?, disamping itu pengusaha perempuan memiliki beban ganda yang berat?

Saat ini peran perempuan dalam kewirausahaan tidak dapat terelakan. Data

menyebutkan bahwa pengusaha perempuan menyumbang sepertiga dari semua

bisnis yang beroperasi dalam ekonomi formal di seluruh dunia, data ini merupakan

bukti bahwa perempuan Indonesia semakin menunjukan peranannya dalam dunia

ekonomi, bisnis dan wirausaha baik sebagai pekerja maupun pengusaha

(International Finance Corporation, 2017).

Kemudian dalam sebuah penelitian mengenai life satisfaction pada

pengusaha perempuan di India, menunjukan bahwa pengusaha perempuan

memiliki tingkat kepuasan hidup yang tinggi (Jyoti, Sharma dan Kumari, 2011)

selanjutnya life satisfaction merupakan satu dari tiga indikator subjective well-being

(Diener, 1984). Banyak faktor yang menjadi penentu munculnya subjective well-

being dalam bekerja. Bakker dan Oerlemans (2010) menjelaskan bahwa terdapat

hubungan antara totalitas kerja dengan subjective well-being. Induvidu yang sangat

total dalam pekerjaan, mereka mengidentifikasi pekerjaan mereka sendiri dan

termotivasi untuk melaksanakan pekerjaanya. Mereka cenderung untuk bekerja

lebih keras dan lebih produktif dari pada orang lain dan lebih mungkin untuk

menghasilkan kepuasan pelanggan dan tercapainya keinginan organisasi. Individu

yang total dalam bekerja akan menggunakan kemampuan dan keterampilan mereka

dengan baik, merasa tertantang dalam pekerjaan dan berprestasi.

Page 49: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Seorang pengusaha tentu memiliki proses jatuh bangun dalam merintis

usahanya hingga saat ini. Dalam proses jatuh bangun ini terjadi kondisi psikologis

yang memungkinkan adanya tekanan stress yang komplek, karena beban ganda

pengusaha perempuan. Totalitas kerja yang meliputi semangat (vigor) dedikasi dan

keterlarutan (absorbsi) diduga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kesejahteraan pengusaha perempuan. Dimana kesejahteraan ini berdampak kepada

kualitas hidup mereka sebagai masyarakat pada umumnya, namum memiliki

meaning bahwa hidup ini harus banyak bersyukur karena jerihpayah akan proses

jatuh bangun sudah banyak dilalui.

Bersyukur didefenisikan sebagai rasa berterima kasih dan bahagia sebagai

respon penerimaan karunia, baik karunia tersebut merupakan keuntungan yang

terlihat dari orang lain ataupun moment kedamaian yang ditimbulkan oleh

keindahan alamiah (Peterson dan Seligman, 2004). Orang yang bersyukur mampu

mengidentifikasikan diri mereka sebagai orang yang sadar dan berterima kasih atas

anugrah Tuhan, pemberian orang lain, dan menyediakan waktu untuk

mengekspresikan rasa terima kasih mereka (Peterson dan Seligman, 2004).

Sarafino (1998) menyatakan bahwa dukungan sosial mengacu pada

kenyamanan yang dirasakan, perhatian, penghargaan atau bantuan yang diperoleh

individu dari orang lain maupun kelompok. Dukungan sosial menurut Cutrona,

Carolyn dan Russel (1986) adalah perilaku interpersonal yang mempunyai respon

positif terhadap kebutuhan atas kenyamanan, dorongan, kepedulian, dan membantu

penyelesaian masalah yang efektif melalui pemberian informasi terkait dengan

bantuan nyata.

Page 50: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Seorang pengusaha yang tangguh dan pada akhirnya memiliki kesejahteraan

hidup yang baik, tentu memiliki sumber-sumber dukungan yang mampu

mengantarkannya sampai kesuksesan ini. Baik dukungan dari keluarga,

lingkungan, pasangan, mentor atau atasan dalam organisasi. Dari dukungan sosial

ini kita juga bisa meilhat proses kehidupan sosial subjek penelitian ini. Apakah

mendapat dukungan sosial yang tinggi atau rendah.

Bagan kerangka berfikir

Gambar 2.1 Bagan kerangka berfikir

Totalitas Kerja

Vigor

Dedikasi

Absorbsi

Syukur

Sense of Abudance

Simple Appreciation

Appreciation for

Others

Subjective Well-

being

Dukungan Sosial

Page 51: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis Mayor

Ada pengaruh yang signifikan dari totalitas kerja (vigor, dedikasi, absorbi),

bersyukur (sense of abudance, appreciation with simple pleasure, social

appreciation) dan dukungan sosial terhadap subjective well-being pengusaha

perempuan.

Hipotesis Minor

H1 = Ada pengaruh yang signifikan dimensi vigor pada subjective well-being.

H2 = Ada pengaruh dedikasi yang signifikan dimensi pada subjective well-

being.

H3 = Ada pengaruh yang signifikan dimensi absorbsi pada subjective well- being.

H4 = Ada pengaruh yang signifikan dimensi sense of abudance pada subjective

well-being.

H5 = Ada pengaruh yang signifikan dimensi appreciation with simple pleasure

pada subjective well-being.

H6 = Ada pengaruh yang signifikan dimensi social appreciation pada subjective

well-being.

H7 = Ada pengaruh yang signifikan dimensi dukungan sosial pada subjective

well-being.

Page 52: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha perempuan yang berdomisili di

Provinsi Jambi. Adapun jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini

sebanyak 200 responden. Penetapan jumlah responden disesuaikan dengan

kemampuan peneliti berdasarkan waktu, tenaga dan dana penelitian. Pengambilan

sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik non-probability sampling

dimana responden dipilih berdasarkan kriteria yang ditentukan serta bersedia untuk

menjadi responden.

3.2 Variabel Penelitian

Sebelum membahas definisi operasional penelitian, dibawah ini terdapat beberapa

variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagaimana yang telah disebutkan

pada bab sebelumnya. Untuk berikutnya, yang disebut dengan variabel adalah

sesuatu yang bervariasi dari satu kasus ke kasus yang lain. Dimensi dalam

penelitian ini meliputi dimensi dari totalitas kerja meliputi vigor (semangat),

dedikasi dan absorbsi, dimensi dari bersyukur yaitu sense of abudance,

appreciation with others, simple appreciation dan dukungan sosial. Dependen

variabel dalam penelitian ini adalah subjective well-being, sedangkan sisanya

adalah independen variabel.

3.3 Definisi Operasional

Berikut ini penjelasan definisi operasional dari masing-masing variabel:

Page 53: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

1. Subjective well-being

Diener, Lucas, dan Oishi, (2005) mendefinisikan subjective well-being sebagai

“Person cognitive and affective evaluations of his or her life”. Sehingga

subjective well-being ialah evalusi seseorang secara kognitif dan efektif terhadap

kehidupannya. Evaluasi ini mencakup reaksi emosional (afek positif dan afek

negatif) serta kepuasan kepuasan hidup.

2. Totalitas kerja

Schaufeli dan Bakker (2004) mendefinisikan totalitas kerja ialah seseorang yang

memiliki totalitas kerja yang tinggi memiliki kecenderungan akan bekerja keras,

memberikan usaha yang lebih, aktif terlibat dan fokus terhadap pekerjaan,

kemudian hadir secara fisik dan memberikan energi terhadap apa yang

dikerjakan yang meliputi vigor, dedikasi dan absorbsi (Bakker dan Demerouti,

2008).

1) Vigor atau semangat merupakan curahan energi dan mental yang kuat selama

bekerja, keberanian untuk berusaha sekuat tenaga dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan, tekun dalam menghadapi kesulitan kerja, juga kemauan untuk

menginvestasikan segala upaya dalam suatu pekerjaan, dan tetap bertahan

meskipun menghadapi kesulitan. Artinya vigor adalah sebuah keadaan

dimana individu akan berusaha bertahan dengan semangat serta usaha.

2) Dedikasi ditandai dengan individu yang merasa terlibat sangat kuat dalam

suatu pekerjaan dan mengalami rasa kebermaknaan, antusiasme, kebanggaan,

inspirasi dan tantangan. Dedikasi mencerminkan sikap positif dimana

kehadiran di dalam organisasi menjadi penting dalam pekerjaan.

Page 54: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

3) Absorbsi ditandai dengan individu yang selalu penuh konsentrasi dan serius

terhadap suatu pekerjaan. Dalam bekerja waktu terasa berlalu begitu cepat

dan menemukan kesulitan dalam memisahkan diri dengan pekerjaan.

3. Syukur adalah apresiasi yang dialami oleh individu ketika orang lain melakukan

hal yang baik atau membantu mereka (Watkins, Emmons, Greaves & Bell,

2017). Watkins at al (2017) membagi dimensi syukur menjadi tiga, sense of

abundance, appreciation with simple pleasure, simple appreciation yang akan

dijelaskan sebagai berikut:

1) Sense of Abundance

Induvidu yang bersyukur tidak akan merasa kekurangan dalam

kehidupannya. Atau secara positif, individu yang bersyukur memiliki rasa

berkelimpahan (sense of abundance) dalam kehidupannya dan selalu merasa

beruntung hal ini tidak berdasarkan seberapa besar dan banyak individu

tersebut memiliki rasa berkelimpahan dan perasaan syukur.

2) Simple appreciation

Merupakan bentuk penghargaan terhadap kesenangan sederhana yang dapat

berupa kesenangan yang berasal dari fenomena atau keindahan alam sekitar.

3) Appreciation with others

Apapun yang dilakukan orang lain terhadapnya dalam kehidupannya, seperti

kesejahteraan dan prestasi yang diraih serta kondisi yang dicapai hingga saat

ini juga merupakan sikap positif yang ditunjukan oleh orang yang bersyukur

karena telah merasa mendapatkan kebijaksanaan yang berharga dari orang

lain yang sangat bermanfaat bagi keberhasilannya.

Page 55: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

3. Dukungan sosial

Merupakan perilaku interpersonal yang mempunyai respon positif terhadap

kebutuhan atas kenyamanan, dorongan, kepedulian, dan membantu

menyelesaikan masalah yang efektif melalui pemberian informasi terkait dengan

bantuan nyata (Cutrona, Carolyn, dan Russel 1986)

3.4 Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data menggunakan skala sebagai alat

pengumpul data. Skala adalah sejumlah pernyataan tertulis untuk memperoleh

jawaban dari responden. Skala yang digunakan adalah model skala Likert yaitu

pernyataan pendapat yang disajikan kepada responden yang memberikan indikasi

pernyataan. Tiap item diukur melalui empat kategori jawaban yaitu “Sangat Sesuai”

(SS), “Sesuai” (S), “Tidak Sesuai” (TS), dan “Sangat Tidak Sesuai” (STS). Dengan

tidak menggunakan pilihan jawaban tengah (netral/ragu-ragu). Instrumen

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala subjective

well-being, skala totalitas kerja, skala syukur, skala dukungan sosial.

Tabel 3.1

Format skoring skala Likert

Skala Favorable Unfavorable

Sangat Sesuai (SS) 4 1

Sesuai (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

3.4.1 Instrument Penelitian

a. Skala subjective well-being

Untuk mengukur kesejahteraan subjektif, digunakan FS (Flourishing Scale) terdiri

dari 8 item yang diadaptasi oleh Ed Diener dan Robert Biswas-Diener (2009) untuk

Page 56: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

mengukur koponen kognitif dan afek positif serta negatif menggunakan SPANE

(Scale of Positive and Negative Experience) yang terdiri dari 12 item, untuk

mengukur komponen afektif positif terdiri dari 6 item serta 6 item lagi untuk

mengukur afek positif yang telah dimodifikasi oleh Ed Diener dan Robert Biswas-

Diener (2009). Peneliti mengubah rentangan skala 7 menjadi skala 4 yaitu, Tiap

item diukur melalui empat kategori jawaban yaitu “Sangat Sesuai” (SS), “Sesuai”

(S), “Tidak Sesuai” (TS), dan “Sangat Tidak Sesuai” (STS). Dengan tidak

menggunakan pilihan jawaban tengah (netral/ragu-ragu).

Tabel 3.2

Blue Print Skala Flourishing Scale dan Scale of Positive and Negative Experience

No. Dimensi Indikator Item Jumlah

1. Kognitif a. Evaluasi kepuasan hidup secara global. 1, 2, 3, 4 8

b. Evaluasi kepuasan hidup secara domain. 5, 6, 7, 8

2. Afektif a. Afek positif 9, 11, 13, 15, 18, 20 12

b. Afek negatif 10, 12, 14, 16, 17, 19

Total 20

b. Skala Utrecht Work Engagement scale (UWES)

Skala ini dikembangkan oleh Wilmar B. Schaufeli, Arnold B. Bakker, dan Marisa

Salanova pada tahun 2006. Skala ini terdiri dari 17 Item Dimensi Vigoratau

semangat terdiri dari 6 item, dimensi dedikasi terdiri dari 5 item, dan dimensi

absorbsi atau penyerapan terdiri dari 6 item. Skala Utrecht Work Engagement scale

(UWES) mempunyai konsistensi internal yang baik, dimana alpha Cronbach nya

ada di 0,80 (Schaufeli & Bakker, 2004). Tiap item diukur melalui empat kategori

Page 57: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

jawaban yaitu “Sangat Sesuai” (SS), “Sesuai” (S), “Tidak Sesuai” (TS), dan

“Sangat Tidak Sesuai” (STS). Dengan tidak menggunakan pilihan jawaban tengah

(netral/ragu-ragu).

Tabel 3.3

Blue Print Skala Utrecht Work Engagement Scale

No. Dimensi Indikator Item Jumlah

1. Vigor a. Curahan energi dan mental yang kuat 1, 2, 5,10 4

selama bekerja.

b. Keberanian untuk berusaha sekuat

tenaga dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

c. Tekun dalam menghadapi kesulitan kerja.

d. Kemauan untuk menginvestasikan segala upaya

dalam suatu pekerjaan.

e. Tetap bertahan meskipun menghadapi kesulitan.

2. Dedikasi a. Menemukan kesulitan dalam memisahkan diri 3, 4,7,11 4

dengan pekerjaan

b. Mengalami rasa kebermaknaan, antusiasme,

kebanggaan, inspirasi dan tantangan.

3. Absorbsi a. Bekerja penuh dengan konsentrasi 6, 8, 9, 12 4

b. Serius terhadap pekerjaan

c. Dalam bekerja waktu terasa begitu cepat

d. Menemukan kesulitan dalam memisahkan

diri dengan pekerjaan

Total 12

3. Skala Gratitude Resentment and Appreciation Test (GRAT-Revised)

GRAT Gratitude Resentment and Appreciation Testterdiri dari 16 item yang

disusun berdasarkan karakteristik gratitude. Menurut Watkins, Woodward, Stone

& Kolts (2003) gratitude terdiri dari 3 unsur, yaitu sense of abudance, appreciation

for others, dan simple appreciation. Instrumen ini telah diterjemahkan dan

diadaptasi oleh peneliti ke dalam Bahasa Indonesia. Menggunakan jenis skala

Page 58: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Likert dengan empat pilihan. Peneliti mengubah rentangan skala 7 menjadi skala 4

yaitu, tiap item diukur melalui empat kategori jawaban yaitu “Sangat Sesuai” (SS),

“Sesuai” (S), “Tidak Sesuai” (TS), dan “Sangat Tidak Sesuai” (STS). Dengan tidak

menggunakan pilihan jawaban tengah (netral/ragu-ragu).

Tabel 3.3 Blue Print Skala Gratitude Resentment and Appreciation Test

No. Dimensi Indikator Item Jumlah

1. Sense of Abundance Terdapat perasaan berkelimpahan 3, 11, 14, 6

16, 18, 12

2. Appreciation for Others Terdapat perasaan untuk 4, 8, 5 6

menghargai pemberian orang lain 6, 7, 9

3. Simple Appreciation Mampu menghargai hal- hal 1, 2, 10, 6

sederhana sebagai bentuk syukur 13, 17, 15

Total 18

4. Skala The Social Provisions Scale

Skala dukungan sosial dalam penelitian ini mengadaptasi dari kuesioner yang

dibuat oleh Russel dan Cutrona (1987) yang disebut dengan The Social Provisions

Scale. Kuesioner ini terdiri dari 12 item dengan menggunakan skala Likert tiap item

diukur melalui empat kategori jawaban yaitu “Sangat Sesuai” (SS), “Sesuai” (S),

“Tidak Sesuai” (TS), dan “Sangat Tidak Sesuai” (STS). Alat ukur ini terdiri dari 12

item yang masing-masing mengukur enam variable yang meliputi attachment,

Social Integration, Reassurance of Worth,, Reliable Alliance, Guidance

Opportunity for Nurturance

Page 59: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Tabel 3.4

Blue Print Skala The Social Provisions Scale

No. Dimensi Indikator Item Jumlah

1. Attachment Terdapat kelekatan emosional dengan 1, 2, 5 3

2. Social Integration Perasaan memiliki dalam kelompok 3, 7, 11 3

3. Reassurance of Worth Pengakuan atas kemampuan diri dari orang 8, 4 2

4. Reliable Alliance Keberadaan orang lain yang dapat diandalkan 9 1

5. Guidance a. Keberadaan orang lain yang memberi saran 10 1

dan bimbingan.

b. Keberadaan orang lain yang dapat dipercaya.

6. Opportunity for Perasaan dibutuhkan oleh orang lain. 6, 12 2

Nurturance

Total 12

3.5 Uji Validitas Konstruk

Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan pengujian terhadap validitas

instrumen yang dipakai. Instrumen yang digunakan yaitu skala subjective well-

being, totalitas kerja, syukur dan dukungan sosial. Pengujian validitas konstruk alat

ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan confirmatory faktor

analysis (CFA) dengan bantuan software Lisrel 8.7 (linear structural relationhip).

Sebagai prosedur konfirmasi, CFA merupakan metode untuk menilai

validitas konstruk pengukuran, bukan sarana untuk pengurangan data. Validitas

konstruk didukung jika struktur faktor skala konsisten dengan konstruksi instrumen

yang akan diukur. Konfirmasi hipotesis struktur faktor yang paling memadai adalah

dengan teknik analisis faktor konfirmatori. Dalam analisis faktor konfirmatori,

struktur faktor secara eksplisit dihipotesiskan dan diuji untuk cocok dengan struktur

kovarians dari variabel yang diukur. Pendekatan ini juga memungkinkan untuk

Page 60: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

menguji model fit faktor. Meskipun pendekatan ini berguna untuk konfirmasi teori,

prosedur CFA memberikan pedoman untuk "model pemangkasan" atau model

modifikasi, yang dapat menunjukkan perubahan dalam struktur faktor yang

diusulkan. Dengan demikian, prosedur konfirmasi dapat digunakan untuk merevisi

dan menyempurnakan instrumen dan struktur faktorial mereka (Floyd & Widaman,

1995).

Adapun logika CFA menurut Umar (dalam Alawiyah, 2010) adalah sebagai berikut:

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan

secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk

mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran terhadap

faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya.

2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga tiap

subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun subtes

bersifat unidimensional.

3. Dengan data yang tersedia, dapat diestimasi matriks korelasi antar item yang

seharusnya diperoleh jika memang unidimensional. Matriks korelasi ini disebut

sigma (Σ), kemudian dibandingkan dengan matriks dari data empiris, yang

disebut matriks S. Jika teori tersebut benar (unidimensional) maka tentunya tidak

ada perbedaan antara matriks Σ dan matriks S, atau bisa juga dinyatakan dengan

Σ - S = 0.

4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan chi

square. Jika hasil chi square tidak signifikan (p > 0,05), maka hipotesis nihil

Page 61: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas tersebut dapat diterima

bahwa item ataupun sub tes instrument hanya mengukur satu faktor saja.

5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan atau

tidak mengukur apa yang hendak di ukur, dengan menggunakan t-test. Jika hasil

t-test tidak signifikan maka item tersebut tidak signifikan dalam mengukur apa

yang hendak diukur, sebaiknya item yang demikian di drop. Dalam penelitian

kali ini, peneliti menggunakan taraf kepercayaan 95% sehingga item yang

dikatakan signifikan adalah item yang memiliki t- value lebih dari 1,96 (t > 1,96).

6. Terakhir, apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan faktornya

negatif, maka item tersebut harus di drop. Sebab hal ini tidak sesuai dengan sifat

item, yang bersifat positif (favorable). Adapun pengujian analisis CFA seperti

ini dilakukan dengan menggunakan software LISREL 8.70.

3.5.1 Uji validitas konstruk subjective well-being

Penulis menguji apakah 20 item dari skala subjective well-being yang bersifat

unidimensional, yang artinya benar-benar hanya mengukur subjective well-being.

Berdasarkan hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor,

ternyata tidak fit dengan Chi-Square =1759.31 df = 170, P-value = 0.00000 dan

RMSEA= 0.217. Oleh karena itu penulis melakukan modifikasi terhadap model,

dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lain.

Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 83 kali. Maka diperoleh model fit dengan

Chi-Square = 107.91 df= 87, P-value = 0.06389, RMSEA= 0.035. Nilai Chi-

Square menghasilkan P-value > 0,05 (signifikan), yang artinya model dengan satu

Page 62: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor

saja yaitu subjective well-being.

Gambar 3.1 Analisis faktor konfirmatorik variabel subjective well-being

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang

perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran

subjective well-being disajikan pada tabel 3.6 berikut;

Page 63: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item Skala Subjective Well-being

No. Koefisien Nilai-t Standar Erorr Signifikan

1. Item 1 0.21 5.20 0.04 √

2. Item 2 0.04 1.06 0.03 x

3. Item 3 0.04 1.12 0.04 x

4. Item 4 0.14 2.96 0.05 √

5. Item 5 0.40 9.93 0.04 √

6. Item 6 0.42 8.97 0.05 √

7. Item 7 0.31 6.99 0.05 √

8. Item 8 0.54 12.51 0.04 √

9. Item 9 0.29 4.88 0.06 √

10. Item 10 0.51 14.85 0.03 √

11. Item 11 0.37 9.29 0.04 √

12. Item 12 0.71 15.59 0.05 √

13. Item 13 0.23 4.88 0.05 √

14. Item 14 0.75 19.64 0.04 √

15. Item 15 0.53 12.72 0.04 √

16. Item 16 0.71 19.45 0.04 √

17. Item 17 0.81 20.20 0.04 √

18. Item 18 0.75 14.57 0.05 √

19. Item 19 0.30 7.62 0.04 √

20. Item 20 0.18 4.66 0.04 √

Keterangan Tanda √ : Signifikan (T-value >1,96). X :Tidak Signifikan

Pada tabel di atas, penulis melihat item-item yang memiliki muatan faktor

negatif. Berdasarkan tabel 3.6, pada kolom koefisien terlihat bahwa item yang

memiliki muatan negatif dan item yang memiliki t-value di bawah 1,96 (t < 1,96)

adalah item 2 dan 3. Item-item tersebut harus dieliminasi atau dieliminasi dan tidak

disertakan dalam pengolahan selanjutnya.

3.5.2 Uji validitas konstruk vigor

Penulis menguji apakah 4 item dimensi vigor dalam totalitas kerja bersifat

unidimensional, artinya benar-benar hanya mengukur vigor dalam totalitas

Page 64: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

kerja.Berdasarkan hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor

ternyata tidak fit dengan Chi- Square =14.14, df= 2, p-value= 0.00085 dan RMSEA=

0.175.

Setelah melakukan 1 kali modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi- Square = 0.12, df= 1, p-value 0.72696 dan RMSEA= 0.000. Nilai Chi-

Square menghasilkan P-value > 0,05 (signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor

saja yaitu vigor.

.Gambar 3.2 analisis faktor konfirmatorik dimensi vigor

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukkan apakah item tertentu

perlu untuk dieliminasi atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil

tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

Page 65: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Faktor untuk item pengukuran dimensi vigor ada pada

tabel 3.7

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item Skala Vigor

No. Koefisien Standar Erorr Nilai-t Signifikan

1. Item 21 0.85 0.06 13.74 √

2. Item 22 0.91 0.06 14.96 √

3. Item 23 0.25 0.07 3.13 √

4. Item 24 0.69 0.07 10.51 √

Keterangan Tanda √ : Signifikan (T-value >1,96). X :Tidak Signifikan

Pada tabel 3.7, penulis melihat tidak ada muatan faktor negatif pada salah satu item

dan t-value diatas 1,96 (t > 1,96), maka seluruh item tersebut dapat digunakan

dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi vigor dalam tahap selanjutnya.

3.5.3 Uji validitas konstruk dedikasi

Penulis menguji apakah 4 item dimensi dedikasi dalam totalitas kerja bersifat

unidimensional, artinya benar-benar hanya mengukur dedikasi dalam totalitas

kerja. Berdasarkan hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor

ternyata tidak fit dengan Chi- Square =65.03, df= 2, p-value= 0.00000 dan RMSEA=

0.398.

Setelah melakukan 2 kali modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

model fit dengan Chi- Square = 0.00, df= 0, p-value 1.00000 dan RMSEA= 0.000.

Nilai Chi- Square menghasilkan P-value > 0,05 (signifikan), yang artinya model

Page 66: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur

satu faktor saja yaitu dedikasi

Gambar 3.3 analisis faktor konfirmatorik dimensi dedikasi

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukkan apakah item tertentu

perlu untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil

tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Faktor untuk item pengukuran dimensi dedikasi ada

pada tabel 3.8

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item Skala Dedikasi

No. Koefisien Standar Erorr Nilai-t Signifikan

1. Item 25 1.00 0.12 8.13 √

2. Item 26 0.87 0.11 8.15 √

3. Item 27 0.47 0.06 8.22 √

4. Item 28 0.00 0.07 0.06 x

Keterangan Tanda √ : Signifikan (T-value >1,96). X :Tidak Signifikan

Page 67: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Pada tabel di atas, penulis melihat item-item yang memiliki muatan faktor negatif.

Berdasarkan tabel 3.8, pada kolom koefisien terlihat bahwa ada 1 item yang

memiliki muatan negatif dan item yang memiliki t-value di bawah 1,96 (t < 1,96)

adalah item 1. Item-item tersebut harus dieliminasi atau dieliminasi dan tidak

disertakan dalam pengolahan selanjutnya.

3.5.4 Uji validitas konstruk absorbsi

Penulis menguji apakah 4 item dimensi absorbsi dalam totalitas kerja bersifat

unidimensional, artinya benar-benar hanya mengukur absorbsi dalam totalitas

kerja. Berdasarkan hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor

ternyata tidak fit dengan Chi- Square =59.82, df= 2, p-value= 0.00000 dan RMSEA=

0.381. Setelah melakukan 2 kali modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

model fit dengan Chi- Square = 0.00, df= 0, p-value 1.00000 dan RMSEA= 0.000.

Nilai Chi- Square menghasilkan P-value > 0,05 (signifikan), yang artinya model

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur

satu faktor saja yaitu absorbsi

Gambar 3.4 analisis faktor konfirmatorik dimensi absorbsi

Page 68: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukkan apakah item tertentu

perlu untuk dieliminasi atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil

tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Faktor untuk item pengukuran dimensi absorbtion ada

pada tabel 3.9

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item Skala Absorbsi

No. Koefisien Standar Erorr Nilai-t Signifikan

1. Item 29 0.19 0.07 4.70 √

2. Item 30 0.32 0.07 12.76 √

3. Item 31 0.26 0.07 11.92 √

4. Item 32 0.01 0.07 4.99 √

Keterangan Tanda √ : Signifikan (T-value >1,96). X :Tidak Signifikan

Pada tabel 3.9, penulis melihat tidak ada muatan faktor negatif pada item dan t-

value diatas 1,96 (t > 1,96), maka seluruh item tersebut dapat digunakan dalam

mengestimasi skor faktor untuk dimensi absorbsi dalam tahap selanjutnya.

3.5.5 Uji validitas konstruk sense of abundace

Penulis menguji apakah 6 item dimensi sense of abundace dalam syukur bersifat

unidimensional, artinya benar-benar hanya mengukur sense of abundace dalam

variabel syukur. Berdasarkan hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu

faktor ternyata tidak fit dengan Chi- Square =149.37, df= 9, p-value= 0.00000 dan

RMSEA= 0.280. Setelah melakukan 7 kali modifikasi terhadap model, kesalahan

Page 69: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan Chi- Square = 2.79, df= 2, p-value 0.24819 dan

RMSEA= 0.044. Nilai Chi- Square menghasilkan P-value > 0,05 (signifikan), yang

artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh

item mengukur satu faktor saja yaitu sense of abundace.

Gambar 3.5 analisis faktor konfirmatorik dimensi sense of abundace

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukkan apakah item tertentu

perlu untuk dieliminasi atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil

tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Faktor untuk item pengukuran dimensi sense of

abundace ada pada tabel 3.1

Page 70: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Skala sense of abundace

No. Koefisien Standar Erorr Nilai-t Signifikan

1. Item 33 0.18 0.07 1.84 x

2. Item 34 1.38 0.06 2.63 √

3. Item 35 0.43 0.06 2.45 √

4. Item 36 1.58 0.06 2.66 √

5. Item 37 0.76 0.07 1.13 x

6. Item 38 0.08 0.07 1.29 x

Keterangan Tanda √ : Signifikan (T-value >1,96). X :Tidak Signifikan

Pada tabel 3.10, penulis melihat ada muatan faktor negatif pada salah satu item dan

t-value diatas 1,96 (t > 1,96), maka 3 item. Item-item tersebut harus dieliminasi atau

dieliminasi dan tidak disertakan dalam pengolahan selanjutnya.

3.5.6 Uji validitas konstruk simple appreciation

Penulis menguji apakah 6 item dimensi simple appreciation dalam syukur bersifat

unidimensional, artinya benar-benar hanya mengukur simple appreciation dalam

variabel syukur. Berdasarkan hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu

faktor ternyata tidak fit dengan Chi- Square =166.15, df= 9, p-value= 0.00000 dan

RMSEA= 0.296.

Setelah melakukan 5 kali modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

model fit dengan Chi- Square = 6.91, df= 4, p-value 0.14045 dan RMSEA= 0.061.

Nilai Chi- Square menghasilkan P-value > 0,05 (signifikan), yang artinya model

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur

satu faktor saja yaitu simple appreciation

Page 71: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Gambar 3.6 Analisis faktor konfirmatorik dimensi simple appreciation

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur

apa yang hendak diukur, sekaligus menentukkan apakah item tertentu perlu untuk

dieliminasi atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Faktor untuk item pengukuran dimensi simple

appreciation ada pada tabel 3.11

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item Skala SimpleAppreciation

No. Koefisien Standar Erorr Nilai-t Signifikan

1. Item 39 0.06 0.05 1.17 x

2. Item 40 0.22 0.05 3.95 √

3. Item 41 0.36 0.05 4.26 √

4. Item 42 0.90 0.07 11.58 √

5. Item 43 0.92 0.06 11.59 √

6. Item 44 0.70 0.06 11.17 √

Keterangan Tanda √ : Signifikan (T-value >1,96). X :Tidak Signifikan

Page 72: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Pada tabel 3.11, penulis melihat ada muatan faktor negatif pada salah satu item dan

t-value diatas 1,96 (t > 1,96), maka 1 item tersebut harus dieliminasi atau

dieliminasi dan tidak disertakan dalam pengolahan selanjutnya.

3.5.7 Uji validitas konstruk appreciation for others

Penulis menguji apakah 6 item dimensi appreciation for others dalam variabel

syukur bersifat unidimensional, artinya benar-benar hanya mengukur appreciation

for others dalam variabel syukur. Berdasarkan hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan Chi- Square =158.80, df= 9, p-

value= 0.00000 dan RMSEA= 0.289.

Setelah melakukan 4 kali modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

model fit dengan Chi- Square = 12.84 df= 5, p-value 0.02491 dan RMSEA= 0.089.

Nilai Chi- Square menghasilkan P-value > 0,05 (signifikan), yang artinya model

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima karena hanya mengukur

appreciation for other saja.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukkan apakah item tertentu

perlu untuk dieliminasi atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil

tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Faktor untuk item pengukuran dimensi appreciation for

others ada pada tabel 3.12

Page 73: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Gambar 3.7 Analisis faktor konfirmatorik dimensi appreciation for others

Tabel 3.12

Muatan Faktor Item Skala Appreciation for Others

No. Koefisien Standar Erorr Nilai-t Signifikan

1. Item 51 0.17 0.07 2.37 √

2. Item 52 0.33 0.07 4.69 √

3. Item 53 0.36 0.07 5.23 √

4. Item 54 0.65 0.06 10.09 √

5. Item 55 0.88 0.06 15.33 √

6. Item 56 0.99 0.05 18.45 √

Keterangan Tanda √ : Signifikan (T-value >1,96). X :Tidak Signifikan

Pada tabel 3.12, penulis melihat tidak ada muatan faktor negatif pada item dan t-

value diatas 1,96 (t > 1,96), maka seluruh item tersebut dapat digunakan dalam

mengestimasi skor faktor untuk dimensi appreciation for others dalam tahap

selanjutnya.

Page 74: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

3.5.8 Uji validitas konstruk dukungan sosial

Penulis menguji apakah 12 item dimensi dukungan sosial bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur dukungan sosial. Berdasarkan hasil analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan Chi-

Square =742.77, df= 54, p-value= 0.00000 dan RMSEA= 0.253.

Setelah melakukan 32 kali modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

model fit dengan Chi- Square = 22.45 df= 22, p-value 0.43332 dan RMSEA= 0.010.

Nilai Chi- Square menghasilkan P-value > 0,05 (signifikan), yang artinya model

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur

satu faktor saja yaitu dukungan sosial.

Page 75: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Gambar 3.8 Analisis faktor konfirmatorik dimensi dukungan sosial

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukkan apakah item tertentu

perlu untuk dieliminasi atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil

tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Faktor untuk item pengukuran dimensi dukungan sosial

ada pada tabel 3.12

Tabel 3.12

Muatan Faktor Item Skala Dukungan Sosial

No. Koefisien Standar Erorr Nilai-t Signifikan

1. Item 57 0.36 0.05 6.57 √

2. Item 58 0.42 0.04 10.08 √

3. Item 59 0.37 0.05 7.99 √

Page 76: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

4. Item 60 0.31 0.04 7.18 √

5. Item 61 0.83 0.06 13.98 √

6. Item 62 0.71 0.05 13.58 √

7. Item 63 0.51 0.05 9.37 √

8. Item 64 0.70 0.06 12.02 √

9. Item 65 0.71 0.06 11.08 √

10. Item 66 0.66 0.05 12.95 √

11. Item 67 0.56 0.07 7.55 √

12. Item 68 0.32 0.04 7.24 √

Keterangan Tanda √ : Signifikan (T-value >1,96). X :Tidak Signifikan

Pada tabel 3.12, penulis melihat tidak ada muatan faktor negatif pada item dan t-

value diatas 1,96 (t > 1,96), maka seluruh item tersebut dapat digunakan dalam

mengestimasi skor faktor untuk dimensi dukungan sosial dalam tahap selanjutnya.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini

yaitu analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Teknik analisis

regresi berganda ini digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi dan

ditunjukan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari independent variable (IV),

yaitu totaltas kerja (work engagement), syukur (gratitude) dan dukungan sosial

(social support) terhadap dependent variable (DV) yaitu subjective well-being.

Teknik regresi berganda merupakan metode statistika yang digunakan untuk

membentuk model hubungan antara variabel terikat (dependent; respon; Y) dengan

lebih dari satu variable bebas (Independent; prediktor; X). Dalam penelitian ini, IV

sebanyak 12 buah, sedangkan DV sebanyak 1 buah sehingga susunan persamaan

regresi penelitian adalah

Page 77: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Jika dituliskan variabelnya, maka:

Y = Subjective well-being

a = Intercept (konstan)

b = Koefisien regresi untuk masing-masing X

X1 = Vigor

X2 = Dedikasi

X3 = Absorbsi

X4 = Sense of Abudance

X5 = Appreciation with simple pleasure

X6 = Appreciation for others

X7 = Dukungan sosial

e = Residu

Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai yaitu koefisien korelasi

berganda atau regresi antara subjective well-being (DV) dengan vigor, dedication,

absorbtion, sense of abudance, appreciation with simple pleasure, appreciation for

others , dukungan sosial (IV). Kemudian besarnya kemungkinan disebabkan oleh

faktor-faktor yang telah disebutkan tadi yang ditunjukkan oleh koefisien

determinasi berganda atau R2. Fungsi R2 ini digunakan untuk melihat proporsi

varians atau perubahan dependent variable (Y) disebabkan independent variable

(X) atau digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh independent variable (X)

terhadap dependent variable (Y) atau merupakan perkiraan proporsi varians. Untuk

mendapatkan nilai R2 ini digunakan rumus sebagai berikut:

R2 = SSreg

SSy

Page 78: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Uji R2 diuji untuk membuktikan apakah penambahan varians dari

independent variabel satu per satu signifikan atau tidak penambahannya.

Berikutnya, untuk membuktikan apakah regresi Y dan X signifikan atau tidak, maka

dapat diuji dengan menggunakan uji F. Untuk membuktikan hal tersebut

digunakanlah rumus sebagai berikut:

F = R2

(1- R2) / (N – k – 1)

Keterangan:

R2 = Proporsi varians

K = Banyaknya independent variable

N = Ukuran sampel

Adapun pembilang disini adalah R2 itu sendiri dengan df (dilambangkan sebagai k),

yaitu sejumlah independent variabel yang dianalisis, sedangkan penyebutnya (1-

R2) dibagi dengan df N – k- 1 dimana N adalah jumlah sampel. Dari hasil uji F yang

telah dilakukan nantinya, dapat dilihat apakah predictor variabel yang diujikan

tersebut memiliki pengaruh terhadap outcome variabel.

Selanjutnya dilakukan uji koefisiensi regresi dari tiap-tiap IV yang dianalisis.

Uji tersebut digunakan untuk melihat apakah pengaruh yang diberikan IV

signifikan terhadap DV secara sendiri-sendiri atau parsial. Uji ini digunakan untuk

menguji apakah sebuah IV benar-benar memberikan kontribusi terhadap DV.

Sebelum di dapat nilai t dari tiap IV, harus didapat dahulu nilai standart error

estimate dari b (koefisien regresi) yang didapatkan melalui akar MSres dibagi dengan

Page 79: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

SSx. Setelah didapat nilai Sb barulah bisa dilakukan uji t, yaitu hasil bagi dari b

(koefisien regresi) dengan Sb itu sendiri. Dapat dirumuskan:

T = b

sb

Dimana b adalah koefisien regresi dan sb adalah standar deviasi sampling dari

koefisien b. Hasil uji t ini akan diperoleh dari hasil regresi yang akan dilakukan oleh

penulis nantinya. Adapun seluruh perhitungan penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan program SPSS 14

Page 80: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pengusaha perempuan yang berdomisili di

provinsi Jambi sebanyak 200 responden. Untuk mempermudah perhitungan, maka

penulis mengkategorikan usia responden menjadi 4 kategori, yaitu (17-30 Tahun)

sebagai kategori pertama, dan (31-40 Tahun) Sebagai kategori kedua, kemudian

(41-50 Tahun ) Sebagai kategori ketiga, dan kategori ke empat bagi pengusaha yang

usianya diatas 51 tahun. Gambaran subjek dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel 4.1.

Tabel 4.1

Tabel Subjek Penelitian

Kategori Jumlah Presentase

Usia 17-30 Tahun 82 41%

31-40 Tahun 55 27.5%

41-50 Tahun 36 18%

≥ 51 Tahun 27 13.5%

Organisasi HIPMI 39 19.5%

WE GENPRO 38 19%

APPSI 40 20%

Jambi Berdaya 40 20%

Lain-lain 43 21.5%

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa untuk mengetahui gambaran

subjek penelitian, penulis mengkategorisasikan usia ke dalam 4 bagian yaitu

responden yang berusia 17 hingga 30 tahun, 31 hingga 40 tahun, 41 hingga 50 tahun

dan usia diatas 51 tahun. Sehingga dapat diketahui bahwa responden dalam

penelitian ini didominasi oleh pengusaha dengan rentang usia 17-30 tahun (41%)

Page 81: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

diikuti oleh pengusaha dengan rentang usia 31-40 tahun (27.5%) kemudian

disusul oleh pengusaha dengan rentang usia 41-50 tahun (18%) dan yang paling

terakhir adalah pengusaha dengan rentang umur sama atau lebih dari 51 tahun

(13.5%).

Dari tabel 4.1 kita dapat mengetahui jumlah partisipan dari organisasi

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia sebanyak 39 partisipan (19.5%) sedangkan

Woman Entrepreneur GENPRO sebanyak 38 partisipan (19%), kemudian Asosiasi

Pedagang Pasar Indonesia sebanyak 40 partisipan (20%), dan komunitas Jambi

Berdaya sebanyak 40 partisipan (20%), dan yang terakhir adalah partisipan yang

bergabung engan organisasi atau panguyuban yang lain, yang tidak diteliti oleh

peneliti jumlah partisipan sebanyak 43 atau setara dengan (21.5%).

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Hasil analisis deskriptif adalah hasil yang memberikan gambaran data penelitian.

Dalam hasil analisis deskriptif ini akan disajikan nilai minimum, maksimum, mean

dan standar deviasi variabel serta kategorisasi tinggi dan rendahnya skor variabel

penelitian. Gambaran hasil analisis deskriptif ini dapat dilihat pada tabel

4.2 di bawah ini:

Tabel 4.2

Tabel analisis deksriptif

Variabel N Minimum Maksimum Mean Std.Deviasi

Subjective well-being 200 28.92 68.04 50.0772 9.21171

Vigor 200 25.95 60.96 50.0000 9.04764

Dedikasi 200 12.92 60.28 50.0000 9.43427

Absorbsi 200 27.85 63.59 50.0000 9.99501

Sense of Abundance 200 27.65 59.47 50.0000 8.68354

Simple Appreciation 200 43.99 71.35 50.0000 9.12917

Appreciations for Others 200 36.99 73.66 50.0000 8.93943

Dukungan sosial 200 29.63 68.13 50.0000 9.04920

Valid N (listwise) 200

Page 82: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Berdasarkan dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui pertama bahwa nilai

minimum dari variabel subjective well-being adalah = 28.92 dengan nilai

maksimum = 68.04 mean = 50.0772 dan std.deviasi 9.21171. Kedua vigor dengan

nilai minimum= 25.95, nilai maksimum = 60.96, mean = 50.0000 dan std.deviasi

9.04764. Ketiga dedikasi memiliki nilai minimum= 12.92, nilai maksimum= 60.28,

mean= 50.0000 dan std.deviasi= 9.43427. keempat absorbsi memiliki nilai

minimum = 27.85, nilai maksimum 63.59, mean= 50.0000 dan std.deviasi =

9.99501. Kelima sense of abundance memiliki nilai minimum= 27.65, nilai

maksimum= 59.47, mean= 50.0000 dan std.deviasi = 8.68354. keenam yaitu simple

appreciation memiliki nilai minimum 43.99, nilai maksimum= 71.35, mean =

50.0000 dan std.deviasi= 9.12917. Ketujuh yakni appreciation for others yakni

memiliki nilai minimum = 36.99, nilai maksimum = 73.66, mean = 50.0000 dan

std.deviasi 8.93943. Kedelapan yakni variabel dukungan sosial yang memiliki nilai

minimum = 29.63, nilai maksimum = 68.13, mean 50.0000 dan std.deviasi =

9.04920.

4.2.1 Kategorisasi Skor Variabel

Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-

kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan

atribut yang diukur. Kontinum jenjang ini contohnya adalah dari rendah ke tinggi

yang akan penulis gunakan dalam kategorisasi variabel penelitian. Sebelum

mengkategorisasikan skor masing-masing variabel berdasarkan tingkat rendah,

sedang, dan tinggi, penulis terlebih dahulu menetapkan norma seperti tertera pada

tabel 4.3.

Page 83: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Tabel 4.3

Table Pedoman Interpretasi Skor

Kategori Rumus

Tinggi X ≥ Mean

Rendah X˂ Mean

Uraian gambaran kategori skor variabel berdasarkan tinggi dan rendahnya tiap

variabel yang telah disesuaikan dengan norma disajikan pada tabel 4.4

Tabel 4.4

Table Kategorisasi Skor Variabel

Variabel Frekuensi

Tinggi Rendah

Subjective well-being 88 (44%) 112 (56%)

Vigor 97 (48.5%) 103 (51.5%)

Dedikasi 88 (44%) 112 (56%)

Absorbsi 120 (60%) 80 (40%)

Sense of Abundance 98 (49%) 102 (51%)

Simple Appreciation 47 (23.5%) 153 (76.5%)

Appreciations for Others 93 (46.5%) 107 (53.5%)

Dukungan Sosial 78 (39%) 122 (61%)

Berdasarkan tabel 4.4, dapat dilihat tingkat subjective well-being yang dimiliki

cenderung tinggi, dengan nilai 44% dan cenderung rendah dengan nilai 56%.

Tingkat vigor responden dengan kategori cenderung tinggi adalah 48.5%, dan

cenderung rendah 51.5%. Tingkat dedikasi responden dengan kategori cenderung

tinggi adalah 44%, dan cenderung rendah 56%. Tingkat absorbsi responden dengan

kategori cenderung tinggi adalah 60%, dan cenderung rendah 40%. Tingkat sense

of abundance responden dengan kategori cenderung tinggi adalah 49%, dan

cenderung rendah 51%. Tingkat simple appreciation responden dengan kategori

cenderung tinggi adalah 23.5%, dan cenderung rendah 76.5%. Tingkat

appreciations for others responden dengan kategori cenderung tinggi adalah

Page 84: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

46.5%, dan cenderung rendah 53.5%. Tingkat dukungan sosial responden dengan

kategori cenderung tinggi adalah 39%, dan cenderung rendah 61%.

4.3 Uji Hipotesis Penelitian

4.3.1 Analisis regresi variabel penelitian

Pada tahapan uji hipotesis penelitian, penulis menggunakan teknik analisis regresi

dengan software SPSS 17 seperti yang sudah dijelaskan pada bab 3. Dalam

melakukan analisis regresi ada tiga hal yang dilihat, yaitu pertama melihat R Square

untuk mengetahui berapa persen (%) varians dependent variable yang dijelaskan

oleh independent variable, yang kedua apakah keseluruhan independent variable

berpengaruh secara signifikan terhadap dependent variable, kemudian terakhir

melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing- masing independent

variable. Pengujian hipotesis dilakukan dengan beberapa tahapan. Langkah

pertama peneliti melihat besaran R2 untuk mengetahui berapa persen varians

dependent variable yang dijelaskan oleh independent variable. Selanjutnya untuk

tabel yang berisi R2, dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Tabel R Square Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 0.596a 0.356 0.332 7.52791

a. Predictors: (Constant), dukungan sosial, appreciations for others, simple appreciation, sense of

abundance, absorbsi, dedikasi, vigor.

Berdasarkan data pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa perolehan R2 sebesar

0.356 atau 35.6%. Artinya proporsi varians dari subjective well-being yang dijelaskan

oleh semua independent variable dalam penelitian ini (dukungan sosial,

Page 85: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

appreciations for others, simple appreciation, sense of abundance, absorbsi,

dedikasi, vigor) adalah sebesar 35.6 %, sedangkan 64,4 % lainnya dipengaruhi oleh

variabel lain di luar penelitian ini.

Langkah kedua yang dilakukan yaitu peneliti menganalisis dampak dari

seluruh independent variable terhadap altruisme. Adapun hasil uji F dapat dilihat

pada tabel 4.6

Tabel 4.6

Tabel Anova

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6005.725 7 857.961 15.140 .000b

Residual 10880.522 192 56.669

Total 16886.247 199

a. Dependent Variable: Subjective well-being

b. Predictors: (Constant), dukungan sosial, appreciations for others, simple appreciation,

sense of abundance, absorbsi, dedikasi, vigor

Berdasarkan uji F pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai p (Sig.) pada

kolom paling kanan adalah p=0.000 dengan nilai p<0.05. Berdsarkan hal tersebut,

dengan demikian hipotesis nihil yang berbunyi “tidak ada pengaruh yang signifikan

dari variabel totalitas kerja (vigor, dedication, dan absorbtion), syukur (sense of

abundance, simple appreciation, appreciation for others) dan dukungan sosial

terhadap subjective well-being ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan dari

variabel totalitas kerja (vigor, dedication, absorbtion), syukur (sense of abundance,

simple appreciation, appreciation for others) dan dukungan sosial terhadap

subjective well-being pengusaha perempuan di provinsi Jambi.

Selanjutnya, peneliti melihat koefisien regresi dari masing-masing IV. Jika

sig <0,05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti variabel

Page 86: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap subjective well-

being. Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel independen

terhadap perilaku subjective well-being dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7

Tabel Koefisien Regresi

Model Unstandardized coefficients Standardized

Coefficients

B Std.error Beta t Sig

(Constant) 7.644 9.543 -801 .424

Vigor .150 .071 .147 2.106 .037

Dedikasi .482 .063 .493 7.619 .000

Absorbsi .031 .056 .034 .556 .579

Sense of abundance .203 .080 .192 2.551 .012

Simple appreciation .042 .071 .041 .588 .557

Appreciation for others .109 .074 .105 1.461 .146

Dukungan sosial .139 .069 .136 2.011 .046

a. Dependent Variable: Subjective well-being

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dipaparkan persamaan regresi sebagai berikut:

Subjective well-being = 7.644 + 0.150 vigor + 0.482 dedikasi + 0.031 absorbsi +

0.203 sense of abundance + 0.042 simple appreciation + 0.109 appreciation for

others + 0.139 dukungan sosial. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh

masing-masing independen variabel adalah sebagai berikut:

1. Vigor diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.150 dengan nilai signifikansi

0.037 (sig > 0.05). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel vigor

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap subjective well-being. Hal ini

menjelaskan bahwa semakin tinggi vigor maka semakin tinggi subjective well-

being.

Page 87: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

2. Dedikasi diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.482 dengan nilai signifikansi

0.000 (sig > 0.05). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel dedikasi

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap subjective well-being. Hal ini

menjelaskan bahwa semakin tinggi dedikasi maka semakin tinggi subjective

well-being.

3. Absorbsi diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.031 dengan nilai signifikansi

0.579 (sig > 0.05). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel absorbsi

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap subjective well-being. Hal ini

menjelaskan bahwa semakin tinggi absorbsi maka semakin tinggi subjective

well-being.

4. Sense of abundance diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.203 dengan nilai

signifikansi 0.012 (sig > 0.05). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel

sense of abundance berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

subjective well-being artinya. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi sense

of abundance maka semakin tinggi subjective well-being.

5. Simple appreciation diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.042 dengan nilai

signifikansi 0.557 (sig > 0.05). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel

simple appreciation tidak berpengaruh secara signifikan terhadap subjective

well-being. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi simple appreciation maka

semakin tinggi subjective well-being.

6. Appreciation for others diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.109 dengan

nilai signifikansi 0.146 (sig > 0.05). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa

variabel appreciation for others tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

Page 88: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

subjective well-being. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi appreciation

for others maka semakin tinggi subjective well-being.

7. Dukungan Sosial diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.139 dengan nilai

signifikansi 0.046 (sig > 0.05). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel

dukungan sosial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap subjective

well-being. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi dukungan sosial maka

semakin tinggi subjective well-being.

4.3.2. Pengujian proporsi varian masing-masing independent variabel

Penulis ingin mengetahui bagaimana proporsi varian dari masing-masing

independent variabel (IV) terhadap kepuasan kerja. Besarnya proporsi varian pada

kiepuasan kerja dapat dilihat pada tabel 4.8

Tabel 4.8

Tabel Proporsi Varians

Change Statistics

Model R R Square Adjusted R Std. Error of R Square F Change df 1 df 2 Sig.F Change

Square the Estimate Change

1. .335a .112 .108 8.70000 .112 25.098 1 198 .000

2. .554b .307 .300 7.70836 .194 55.220 1 197 .000

3. .555c .308 .297 7.72105 .002 .353 1 196 .553

4. .580d .337 .323 7.57954 .029 8.387 1 195 .004

5. .583e .340 .323 7.58073 .003 .939 1 194 .334

6. .585f .342 .322 7.58703 .002 .678 1 193 .411

7. .596g .356 .332 7.52791 .014 4.044 1 192 .046

a. Predictors: (Constant) vigor, dedikasi, absorbsi, sense of abundance, simple appreciation,

appreciations for others, dukungan sosial.

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel vigor memberikan sumbangan sebesar 11.2% dalam varian subjective

well-being. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F= 25.098,

df1= 1, df2= 198 dan sig F. change = 0.000.

Page 89: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

2. Variabel dedikasi memberikan sumbangan sebesar 19.4% dalam varian

subjective well-being. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F=

55.220, df1= 1, df2= 197 dan sig F. change = 0.000.

3. Variabel absorbtion memberikan sumbangan sebesar 0.2% dalam varian

subjective well-being. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik

dengan F= 0.353, df1= 1, df2= 196 dan sig F. change = 0.553.

4. Variabel sense of abundance memberikan sumbangan sebesar 2.9% dalam

varian subjective well-being. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik

dengan F= 8.387, df1= 1, df2= 195 dan sig F. change = 0.004.

5. Variabel simple appreciation memberikan sumbangan sebesar 0.3% dalam

varian subjective well-being. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara

statistik dengan F= 0.939, df1= 1, df2= 194 dan sig F. change = 0.334.

6. Variabel appreciation for others memberikan sumbangan sebesar 0.2% dalam

varian subjective well-being. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara

statistik dengan F= 0.678, df1= 1, df2= 193 dan sig F. change = 0.411.

7. Variabel dukungan sosial memberikan sumbangan sebesar 1.4% dalam varian

subjective well-being. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik

dengan F= 4.044 df1= 1, df2= 192 dan sig F. change = 0.046

Urutan independent variable yang signifikan memberikan sumbangan dari

terbesar hingga yang terkecil adalah variabel dukungan sosial dengan R2 Change

35.6%, variabel appreciation for others dengan R2 Change 34.2%, variabel simple

appreciation dengan R2 Change 34.0% , variabel sense of abundance dengan R2

Page 90: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Change 33.7%, variabel absorbtion dengan R2 Change 30.8%, variabel dedikasi

dengan R2 Change 30.7% , variabel vigor dengan R2 Change 11.2%.

Page 91: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian ini adalah: “ada pengaruh yang signifikan dari dimensi totalitas kerja

(vigor, dedikasi, dan absorbsi), dimensi syukur (sense of abundance, simple

appreciation, dan appreciation for others), dimensi dukungan sosial terhadap

subjective well-being pengusaha perempuan”. Berdasarkan proporsi varians

seluruhnya subjective well-being dipengaruhi oleh independent variabel totalitas

kerja (vigor, dedikasi dan absorbsi), syukur (sense of abundance simple

appreciation dan appreciation for others ) dan dukungan sosial sisanya lagi

dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini atau disebut faktor residu.

Dari keempat dimensi yakni vigor, dedikasi, sense of abundance dan

dukungan sosial terbukti berpengaruh signifikan terhadap subjective well-being.

Sedangkan absorbsi, simple appreciation dan appreciation for others tidak terbukti

berpengaruh secara signifikan terhadap subjective well-being.

5.2 Diskusi

Hasil penelitian menunjukan bahwa totalitas kerja, syukur dan dukungan sosial

memiliki pengaruh bersama yang signifikan terhadap subjective well-being,

totalnya sebesar 35.6%. Totalitas kerja (work engagement) menjadi salah satu

faktor yang menjadi penentu munculnya subjective well-being dikalangan

pengusaha perempuan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan.

Page 92: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

oleh Shirom pada tahun (2010) dalam Bakker, Albrecht, dan Leiter; Key Questions

Regarding Work Engagement; (2011) yang menunjukkan bahwa dimensi vigor

yang meliputi kekuatan fisik, keaktifan kognitif, dan energi emosional memiliki

hubungan yang positif dengan kesehatan mental dan fisik, temuan Shirom ini dapat

diambil sebagai bukti bahwa adanya hubungan yang positif antara totalitas kerja

dan kesehatan mental. Vigor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap subjective

well-being dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.150, yang berarti bahwa vigor

secara positif mempengaruhi subjective well-being. Jadi semakin tinggi vigor maka

semakin tinggi subjective well-being. Begitu juga jika dilihat dari proporsi varians

vigor memberikan sumbangan sebesar 11.2%.

Variabel selanjutnya yang mempengaruhi subjective well-being pada

penelitian ini adalah dedikasi. Dedikasi memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap subjective well-being dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.482 atau

19.4% dari sumbangan proporsi varians, yang berarti bahwa dedikasi secara positif

mempengaruhi subjective well-being. jadi semakin tinggi tingkat dedikasi maka

akan semakin tinggi tingkat subjective well-being. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang pernah dilakukan Bakker & Oerlemans dalam Subjective well-being in

organizations (2010), dedikasi mengacu kepada totalitas kerja (work engagement)

yang tinggi dalam pekerjaan seseorang dan mengalami perasaan antusias terhadap

pekerjaan secara signifikan.

Selanjutnya berdasarkan hasil analisis uji hipotesa penelitian, variabel

absorbsi atau keterlarutan kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

subjective well-being. Hal ini mungkin bisa terjadi karena pekerjaan sebagai

Page 93: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

pengusaha perempuan tidak menuntut mereka untuk selalu stand by di tempat

usaha, karena mereka juga memiliki tugas domestik di dalam rumah tangga,

terkhusus bagi pengusaha perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak.

Sehingga para pengusaha perempuan ini memiliki kesibukan lain diluar

pekerjaanya sebagai pengusaha dan memungkinkan mereka untuk tidak larut

dengan pekerjaannya sebagai pengusaha.

Variabel selanjutnya yang mempengaruhi subjective well-being pada

penelitian ini adalah sense of abundance. Sense of abundance memiliki pengaruh

signifikan terhadap subjective well-being dengan nilai koefisien regresi sebesar

0.203 atau 2.9% dari sumbangan proprsi varians, yang berarti bahwa sense of

abundance secara positif mempengaruhi subjective well-being. Jadi semakin tinggi

tingkat sense of abundance maka akan semakin tinggi tingkat subjective well-being.

Salah satu faktor yang menyebabkan sense of abundance memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap subjective well-being pengusaha perempuan ialah salah satunya

karena rata-rata responden penelitian sering menyisihkan sebagian pendapatan

mereka untuk membayar zakat atau sekedar menyumbang untuk kegiatan amal dan

sosial.

Hal ini sejalan dengan teori Watkins.,at al (2003) dalam Mahardhika &

Halimah; hubungan gratitude dan subjective well-being odapus wanita dewasa awal

di Syamsi Dhuha Foundation Bandung (2017), seharusnya terdapat hubungan yang

positif di antara kedua variabel tersebut, yang mana ketika seseorang memiliki

syukur (gratitude) yang tinggi, maka subjective well-being akan tinggi pula.

Page 94: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Selanjutnya dari hasil uji hipotesa mengenai dimensi syukur, variabel simple

appreciation dan appreciation for others tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap subjective well-being. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Watkins, Woodward, Stone & Kolts; gratitude and happiness;

development of a measure of gratitude and relationships with subjective well-being;

(2003); salah satu faktor penting untuk mengukur ekspresi bersyukur adalah

apresiasi terhadap orang lain (appreciation for others). Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Mahardhika & Halimah; Hubungan gratitude dan

subjective well-being odapus wanita dewasa awal di Syamsi Dhuha Foundation

Bandung (2017), “Sebagian besar odapus wanita dewasa awal di Syamsi Dhuha

Foundation, yaitu sebanyak 100% atau 30 orang memiliki faset simple appreciation

yang tinggi. Artinya, seluruh odapus di Syamsi Dhuha Foundation menghargai

kebaikan-kebaikan kecil yang ada disekelilingnya. Kemudian dapat dilihat pula

sebagian besar odapus wanita dewasa awal di Syamsi Dhuha Foundation, yaitu

sebanyak 86.67% atau 26 orang memiliki faset appreciation for others yang tinggi,

sedangkan 13.33% atau 4 orang memiliki appreciation for others yang rendah.

Artinya, sebagian besar odapus wanita dewasa awal di Syamsi Dhuha Foundation

menghargai kebaikan yang telah diberikan pihak lain kepadanya”.

Hal ini bisa terjadi dikarenakan adanya bias budaya, dimana dalam keseharian

masyarakat lokal Indonesia ucapan terima kasih adalah sesuatu yang sudah biasa

diterima ketika mendapatkan bantuan dan tidak memaknainya sebagai sesuatu yang

mendalam atau memiliki kesan yang mendalam dalam benak mereka.

Page 95: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Variabel selanjutnya yang mempengaruhi subjective well-being pada

penelitian ini adalah dukungan sosial. Dukungan sosial memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap subjective well-being dengan nilai koefisien regresi sebesar

0.139 atau 1.4% dari sumbangan proporsi varians, yang berarti bahwa dukungan

sosial secara positif mempengaruhi subjective well-being. Jadi semakin tinggi

dukungan sosial maka akan semakin tinggi tingkat subjective well-being.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ramaprabou, V; Perceived

social support and subjective well-being among working women who are living

away from their families; (2017) dalam penelitian ini menunjukan bahwa wanita

yang bekerja dengan dukungan sosial yang tinggi dari keluarga, teman-teman serta

significant others, hasilnya menunjukan bahwa mereka cenderung memiliki tingkat

subjective well-being yang positif dari pada mereka yang memperoleh dukungan

sosial yang lebih rendah.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengambilan data sebanyak 200

responden mengenai sumber dukungan terbesar yang mereka miliki saat ini,

hasilnya ialah 76.5% (153) dukungan sosial terbesar bersumber dari keluarga,

kemudian 11% (22) dukungan sosial terbesar bersumber dari lingkungan,

selanjutnya 5.5% (11) dukungan sosial terbesar bersumber dari mentor, kemudian

5% (10) dukungan sosial bersumber dari teman sebaya dan 2% (4) dukungan sosial

terbesar bersumber dari lain-lain yang tidak dikategorisasikan oleh peneliti dalam

penelitian ini. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa sumber dukungan terbesar

pengusaha perempuan di provinsi Jambi masih di dominasi oleh keluarga, artinya

Page 96: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

kelurga memiliki peranan dominan dalam pemberian dukungan sosial terhadap

pengusaha perempuan.

Secara keseluruhan peneliti berpendapat bahwa perbedaan hasil penelitian

terdahulu bisa diakibatkan oleh beberapa hal baik sampel, social deserebility dan

tempat penelitian. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah perbedaan budaya,

seperti bahasa terutama dalam mengadaptasi tiap item dari skala baku yang

berbahasa inggris. Hal ini penting karena akan memudahkan responden dalam

memahami dan mengisi setiap butir pernyataan pada kuisioner yang dibuat. Faktor

lain yang mempengaruhi perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu social

deserebility, item yang dibuat mengandung norma. Responden akan sangat hati-

hati dalam mengisi item tersebut karena adanya kemungkinan responden menjawab

secara subjektif tanpa memperhatikan objektivitas konten pernyataan pada

kuisioner.

5.3 Saran

Peneliti menyadari bahwa banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian

ini sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melengkapi kekurangan dan

keterbatasan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti

membagi saran menjadi dua yaitu saran teoritis dan saran praktis. Saran tersebut

dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang akan meneliti variabel

dependen yang sama.

5.3.1 Saran Teoritis

Mempertimbangkan hasil penelitian ini bahwa pengaruh totalitas kerja, syukur dan

dukungan sosial terhadap subjective well-being sebesar 35.6% dari jumlah sampel

Page 97: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

sebanyak 200 responden, dimana variabel totalitas kerja memiliki pengaruh yang

paling besar terhadap subjective well-being yakni sebesar 30.8%. Dapat dilihat pula

dari masing masing sumbangsih dimensi totalitas kerja memiliki kontribusi yang

besar dimana vigor memiliki kontribusi sebesar 11.2% kemudian dedikasi

menyumbang 19.4% dan absorbsi menyumbang sebanyak 0,02%. Artinya

penelitian ini bisa dikembangkan lagi dengan jumlah sampel yang lebih besar.

Sehingga tingkat signifikansi masing-masing dimensi dapat terlihat sama besar.

Diharapkan penelitian selanjutnya akan lebih menyempurnakan hasil penelitian

sebelumnya.

5.3.2 Saran Praktis

Bagi lembaga organisasi kewirausahaan untuk lebih memperhatikan dan

memberikan pembekalan mengenai kesehatan mental dikalangan pengusaha

perempuan. Terkhusus bagi pengusaha perempuan, dimana perempuan memiliki

peran yang dominan dalam urusan domestik rumah tangga serta profesinya sebagai

pengusaha akan menyita cukup banyak waktu sehingga pemenuhan akan kesehatan

mental juga perlu diberikan. Misalnya dalam kegiatan upgarding pengurus atau

anggota kita harus mensosialisasikan bagaimana membentuk pola hidup sehat dan

bermakna sebagai individu yang sehat dan berfikir positif sehingga kesejahteraan

itu dapat diperoleh dengan baik.

Dalam penelitian ini terbukti bahwa variabel psikologi yang mempengaruhi

subjective well-being pengusaha perempuan di provinsi Jambi ialah vigor, dedikasi,

sense of abundance serta dukungan sosial. Guna meningkatkan subjective well-

being di kalangan pengusaha perempuan yang tergabung dalam organisasi atau

Page 98: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

komunitas wirausaha baiknya organisasi tersebut selalu memberikan ruang untuk

mengupgrade diri anggotanya melalui kegiatan upgrading anggota. Dalam

training-training tersebut disarankan untuk membahas materi mengenai bersyukur

dan semangat kerja yang da di dalam totalitas kerja. Kekeluargaan di organisasipun

sangat diharapkan untuk terus dipelihara dan ditingkatkan guna memupuk

dukungan sosial dari organisasi kepada anggota.

Page 99: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

DAFTAR PUSTAKA

Bakker A.B, Albrecht S.L, Leiter M.P(2011). Key questions regarding work

engagement. European Journal of Work and Organizational Psychology.

Vol.20 (4): 4-28.

Bakker A.B, Oerlemans W.G.M (2010). Subjective well-being in organizations.

Handbook of Positive Organizational Scholarship. Oxford University Press.

Netherlans.

Bakker A.B., Demerouti Evangelia (2008). Towards a model of work engagement.

Journal of managerial psychology.Vol.13 (3): 209-213.

Bakker A.B, Demerouti Evangelia (2007). The job demands-resources model; State

of the art. Journal of Managerial Psychology. Vol.22 (3): 309-328.

Balducci Cristian, Fraccaroli Franco, Schaufeli Wilmar B. (2010). Psychometric

properties of the italian version of the utrecht work engagement scale

(UWES-9). European Journal of Psychological Assessment. Vol.26 (2):143-

149.

Cutrona Carolyn, Cole Valarie, Colangelo Nicholas, Assouline Susan G., and

Russell Daniel W. (1994). Perceived parental social support and academic

achievement; An attachment theory perspective. Journal of Personality and

Social Psychology. Vol.66 (2): 369-378.

Cutrona Carolyn dan Russell, Rose Jayne (1986); Social Support and Adaptation to

Stress by the Elderly; Journal of Psychology and Aging vol.1(1): 47-54.

Diener Ed, Chan Y Micaela (2011). Happy people live longer; subjective well-

being contributes to health and longevity. Applied psychology; health and

well-being. Vol.3 (1) : 1-43.

Diener Ed, Biswas Robert (2008). The science of optimal happiness. Boston.

Blackwell publishing.

Diener Ed, Lucas. E Richard Oishi Shigehiro, (2005). Personality, culture and

subjective; Well-being emotional and cognitive evaluations of life. Annual

reviews psych. Vol.54 (4) : 3-25.

Diener Ed, Emmons A. Robert, Larsen J. Randy, Griffin Sharon (1985). The

satisfaction with life scale. Journal of personality assessment. Vol.49 (1) :

71-75.

Diener Ed (1984); Subjective Well-Being Psychological Bulletin..Vol.95 (3): 542-

575.

Page 100: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Diener Ed, Emmons A. Robert (1984). The independence of positive and negative

affect. Journal of personality and social psychology. Vol. 47 (5) : 1105-1117.

Dodge Rachel, Daly Annette P., Huyton Jan, Sanders Lalage D. (2012); The

Challenge of Defining Wellbeing; International Journal of Wellbeing, Vol.2

(3):222-235.

Frances Kee-Ryan, Angelo J. Kinicki, Zhaoli Song and Connie R. Wanberg (2005);

Psychological and Psysicall Well-Being During Unemployment: A Meta-

Analytic Study; Journal of Applied Psychology.Vol. 90 (1): 53–76.

Froh Jeffrey J., Sefick William J., Emmons Robert A. (2008); Counting Blessings

in Early Adolescents; An experimental Study of Gratitude and Subjective

Well-being; Journal of School Psychology.Vol. 46 (2): 213-233.

Galderen van Marco, Brand Maryse, Praag van Mirjam, Bodewas Wynand,

Poutsma Erik, Gils van Anita (2008). Explaning entrepreneurial intentions

by means of the theory of planned behaviour. Journal Career Development

Internasional. Vol. 13 (6) 536-559.

Jyoti Jeevan, Sharma Jyoti, Kumari Anita (2011); Factors affecting orientation and

satisfaction of women entrepreneurs in rural India; Annals of Innovation &

Entrepreneurship.Vol.2: 5813.

Larsen Randy J., Eid Michael (2008); Ed Diener and The Sciece of Subjective Well-

Being; Guilford Publications.

Mahardhika, Halimah (2017); Hubungan Gratitude dan Subjective well-being

Odapus wanita dewasa awal di Syamsi Dhuha Foundation Bandung;

Psympathic, Jurnal ilmiah Psikologi. Vol.4 (1): 91-114.

McCullough .E Michael, Emmons .A Robert, Tsang Jo-Ann (2002). The grateful

disposition; A conceptual and empirical topography. Journal of personality

and social psychology. Vol. 82 (1) : 112-127.

Pavot William, Diener Ed. (1993); Review of The Satisfaction With Life Scale;

Psychological Exsperimen. Vol.5 (2): 164-172.

Sarafino, E. (2010); Healt psychology biopsychosocial interaction; The journal of

positive psychology. Vol. 14 (1) : 42-90.

Schaufeli B. Wilmar, Salanova Marisa (2011). Work engagement; On how to better

catch a slippery concept. European journal of work and organizational

psychology. Vol. 20 (1): 39-46.

Page 101: PENGARUH TOTALITAS KERJA, SYUKUR DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46171/1/KRESNA... · 8. Untuk Om dan Tante penulis, om Hari, om Riyanto, om Katno

Schaufeli B. Wilmar, Bakker B Arnold, Salanova Marisa (2006). The

measurement of work engagement with a short questionnaire; a cross-national

study. Journal of educational and psychological measurement. Vol.66 (4) :

701-716.

Schaufeli B. Wilmar, Bakker B. Arnold (2004). Job demands, job resources, and

their relationship with burnout and engagement; a multi-simple study.

Journal of organizational behavior. Vol. 25 (1) : 293-315.

Shaleh Rahman Abdul (2016). Analisis faktor skala totalitas kerja (work

engagement). Seminar ASEAN 2nd psychology & humanity . Universitas

Muhammadiyah Malang. p 12-17

Sorensson, A. Dalborg, C (2017); Female entrepreneurs in nature-based businesses

working conditions, well-being and everyday life situation; Society, health &

vulnerability. Vol.8, (1): 306-905.

V. Ramaprabou (2017). Perceived social and subjective well-being among working

women who are living away from their families. International Journal of

Current Research Vol.9 (9): 57843-57845.

Watkins Philip C, Emmons .A Robert, Greaves R. Madeline, Bell Joshua (2017).

Joy is a distinct positive emotion; Assessment of joy and relationship to

gratitude and well-being. The journal of positive psychology. Vol. 14 (1) : 42-

98.

Watkins Philip C, Woodward Kathrane, Stone Tamara, Kolts Russell L. (2003).

Gratitude and happiness; Development of a measure of gratitude and

relationships with subjective well-being; Social Behaviour and Personality.

Vol.31 (5): 431-452.