PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN
PENGUNJUNG TERHADAP PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN
LINGKUNGAN OBYEK WISATA PANTAI CARUBAN
SKRIPSI
Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Oleh
Imron Fachrudin
3201410006
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang
panitia Ujian Skripsi jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang pada:
iii
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian
maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi
ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 15 Maret 2017
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
� Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS Al Insyirah: 5-6).
� Berusahalah menjadi baik karena itu akan membawamu menjadi yang
terbaik.
� Melihat dari satu sisi hanya akan membuatmu berprasangka buruk.
PERSEMBAHAN:
Karya sederhana ini saya persembahkan
untuk:
� Kedua orang tuaku tercinta bapak Ali
Murtadlo dan ibu Nanik Ismiati yang selalu
mendoakan, membimbing, serta selalu
memberikan semangat.
� Saudara-saudaraku Fahmi Choirur Rizqi
dan Alif Muhammad Fadli yang selalu
memberikan motivasi.
� Semua sahabat yang selalu memberikan
doa, motivasi, dan hiburan selama ini.
� Keluarga besar GPS’10 Unnes.
� Almamaterku.
vi
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah–Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan
Pengunjung Terhadap Perilaku Peduli Kebersihan Lingkungan Obyek Wisata
Pantai Caruban” sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan
Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Segala puji dan
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
Penulis menyadari bahwa dalam penyusun skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan segenap dan kerendahan hati
maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang.
3. Dr. Tjaturahono BS, M.Si., ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang.
4. Drs. Moch. Arifien, M.Si., selaku dosen pembimbing yang dengan kesabaran
dan ketekunan telah memberikan arahan, bimbingan, dukungan dan bantuan
dalam penyusunan skripsi.
5. Dr. Ir. Ananto Aji M.S., selaku dosen penguji pertama yang membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi.
vii
6. Wahyu Setyaningsih ST. MT., selaku dosen penguji kedua yang membimbing
dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi
7. Kuswati S.Pd., selaku petugas Tata Usaha Jurusan Geografi Unnes yang telah
membantu segala urusan administrasi dalam pembuatan skripsi.
8. Bapak Badri selaku Kepala Desa Gedongmulyo yang telah memberikan
ijinnya untuk mengadakan penelitian.
9. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
selesainya penyusunan skripsi ini. Penulis berharap penelitian ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca meskipun kecil. Hal itu tidak lepas dari
kekurangan penulis sebagai manusia yang jauh dari sempurna.
Semarang, Maret 2017
Penyusun
viii
SARI
Fachrudin, Imron. 2017. Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Pengunjung Terhadap Perilaku Peduli Kebersihan Lingkungan Obyek Wisata Pantai Caruban. Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu sosial, Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. Moch. Arifien, M. Si.
Kata Kunci : Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan, Perilaku Peduli Kebersihan Lingkungan
Kabupaten Rembang memiliki potensi wisata alam yang sangat menarik,
tetapi belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Pantai Caruban telah menjadi
objek wisata yang menarik bagi banyak wisatawan. Banyak wisatawan dari dalam
maupun luar kota datang untuk menikmati indahnya alam Pantai Caruban. Namun
sayangnya banyak pengunjung yang datang kurang memperdulikan kebersihan
dan kerapihan lingkungan wisata Pantai Caruban. Tujuan penelitian ini adalah: (1)
mengetahui pengaruh tingkat pendidikan wisatawan terhadap perilaku kebersihan
lingkungan obyek wisata Pantai Caruban, (2) mengetahui pengaruh tingkat
pengetahuan wisatawan terhadap perilaku kebersihan lingkungan obyek wisata
Pantai Caruban.
Populasi penelitian adalah semua pengunjung yang berada di obyek wisata
Pantai Caruban yang berjumlah kurang lebih 130 pengunjung saat penelitian
dilakukan, dan peneliti mengambil 88 pengunjung sebagai sampel. Teknik
pengumpulan data berupa: kuesioner, observasi dan wawancara. Teknik analisis
data menggunakan analisis regresi ganda dan analisis deskriptif persentase.
Berdasarkan pengambilan data dilapangan, responden yang memiliki
pendidikan SD sebanyak 11 orang (12,5%), pendidikan SMP sebanyak 40 orang
(45,5%), SMA sebanyak 31 orang (35,2%), dan yang berpendidikan sarjana
sebanyak 6 orang (6,8%). Responden yang memiliki pengetahuan wisatawan
sangat baik ada 17 orang (19,32%), memiliki pengetahuan baik ada 47 orang
(53,41%), memiliki pengetahuan rendah ada 19 orang (21,59%), dan yang
memiliki pengetahuan sangat rendah ada 5 orang (5,68%). Rata-rata nilai dari
keseluruhan responden adalah 70,17 atau dengan kriteria baik. responden yang
memiliki perilaku peduli kebersihan lingkungan wisata sangat baik ada 24 orang
(27,27%), responden yang memiliki perilaku baik ada 45 orang (51,14%),
responden yang memiliki perilaku jelek ada 19 orang (21,59%). Rata-rata nilai
yang diperoleh responden tentang perilaku peduli kebersihan lingkungan adalah
71,05 atau dengan kriteria baik.
Saran yang peneliti berikan bagi pengunjung adalah pengunjung tidak
merusak dan mengotori tempat-tempat wisata yang ada. Saran bagi pemerintah
adalah sebaiknya lebih baik lagi dalam mengelola tempat wisata dengan
memberikan pengetahun perilaku wisata yang baik ketika berkunjung sehingga
tidak ada lagi pengunjung yang tidak tahu tentang peduli kebersihan lingkungan
di tempat wisata.
ix
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................... iii
PERNYATAAN ................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
PRAKATA ......................................................................................................... vi
SARI ................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
1. Manfaat Teoritis ................................................................................ 5
2. Manfaat Praktis ................................................................................. 6
E. Penegasan Istilah .................................................................................... 6
1. Tingkat Pendidikan .......................................................................... 6
2. Pengetahuan .. .................................................................................. 6
3. Perilaku ……. ................................................................................... 7
4. Pariwisata …….. ............................................................................... 7
5. Pantai ……….................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 8
A. Tingkat Pendidikan ................................................................................. 8
1. Pengertian Pendidikan ..................................................................... 8
2. Pengertian Tingkat Pendidikan ..................................................... 10
3. Macam-macam Tingkat Pendidikan .............................................. 10
x
a. Pendidikan Dasar ...................................................................... 10
b. Pendidikan Menengah ............................................................... 11
c. Perguruan Tinggi ....................................................................... 11
B. Pengetahuan ….. ................................................................................. 12
C. Perilaku ………... ................................................................................. 16
D. Peduli Lingkungan ................................................................................ 18
E. Indikator Peduli Lingkungan ................................................................ 20
F. Pariwisata ….. ....................................................................................... 21
G. Pantai …................................................................................................ 22
H. Sikap Pengunjung ................................................................................. 23
I. Penelitian Terkait .................................................................................. 24
J. Kerangka Berpikir ................................................................................. 24
K. Hipotesis ............................................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 27
A. Pendekatan Penelitian ........................................................................... 27
B. Populasi ................................................................................................ 27
C. Sampel Penelitian ................................................................................. 27
D. Variabel Penelitian ................................................................................ 28
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 29
1. Kuesioner ....................................................................................... 29
2. Observasi ....................................................................................... 29
3. Wawancara ................................................................................... 30
F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 30
1. Uji Coba Instrumen ........................................................................ 30
a. Validitas .................................................................................. 31
b. Reliabilitas ............................................................................... 31
G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 34
1. Analisis Deskriptif Persentase ....................................................... 34
2. Analisis Statistik …. ...................................................................... 35
3. Uji F ....................... ....................................................................... 36
4. Uji T ....................... ....................................................................... 36
xi
5. Uji Determinan ....................... ...................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 38
A. Hasil Penelitian …... ............................................................................. 38
1. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................... 38
2. Deskripsi Responden ..................................................................... 40
3. Deskripsi Variabel ......................................................................... 41
a. Tingkat Pendidikan Responden................................................. 41
b. Tingkat Pengetahuan ................................................................. 42
c. Perilaku Peduli Lingkungan ...................................................... 43
4. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 44
a. Uji Normalitas .......................................................................... 44
b. Uji Homogenitas ...................................................................... 45
c. Uji Multikolinearitas ................................................................ 46
5. Uji Hipotesis ... .............................................................................. 46
a. Uji Regresi ............................................................................... 46
b. Uji F ……. ............................................................................... 47
c. Uji Determinasi ........................................................................ 48
d. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Perilaku Peduli
Lingkungan .............................................................................. 48
e. Pengaruh Tingkat Pengetahuan Terhadap Perilaku Peduli
Lingkungan .............................................................................. 49
B. Pembahasan ….…................................................................................. 50
1. Perilaku Peduli Terhadap Kebersihan Lingkungan ….. ................. 50
2. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Perilaku Peduli
Lingkungan ….. .............................................................................. 51
3. Pengaruh Tingkat Pengetahuan Terhadap Perilaku Peduli
Lingkungan ….. .............................................................................. 51
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 55
A. Simpulan .............................................................................................. 55
B. Saran ..................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 58
xii
LAMPIRAN ………… ...................................................................................... 60
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Kerangka Berfikir .............................................................................. 25
4.1 Gambar Peta Lokasi Penelitian ..................................................................... 38
4.2 Gambar Petugas Kebersihan Sedang Membersihkan Sampah...................... 41
4.3 Gambar Tempat Sampah yang terdapat pada Obyek Wisata Panta Caruban 42
4.4 Gambar Papan/Plang Larangan Membuang Sampah Sembarangan ............. 42
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Klasifikasi Tingkat Pengetahuan ........................................................ 33
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 39
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........................................ 39
Tabel 4.3 Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden .......................................... 40
Tabel 4.4 Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden ....................................... 41
Tabel 4.5 Frekuensi Jawaban Responden ........................................................... 42
Tabel 4.6 Frekuensi Perilaku Peduli Kebersihan Lingkungan ............................ 43
Tabel 4.7 Uji Normalitas ..................................................................................... 44
Tabel 4.8 Uji Homogenitas ................................................................................. 44
Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas ........................................................................... 45
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi ............................................................................... 46
Tabel 4.11 Uji F .................................................................................................. 47
Tabel 4.12 Uji Determinasi ................................................................................. 42
Tabel 4.13 Uji t ................................................................................................... 48
Tabel 4.14 Uji t ................................................................................................... 49
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Perilaku Pengunjung ..................... 59
Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Tingkat Pengetahuan Pengunjung .. 60
Lampiran 3 Instrumen Penelitian Perilaku Pengunjung .................................... 61
Lampiran 4 Instrumen Penelitian Tingkat Pengetahuan Pengunjung ................ 65
Lampiran 5 Foto Penelitian ................................................................................. 69
Lampiran 6 Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Perilaku
Pengunjung ....................................................................................... 70
Lampiran 7 Daftar Tabulasi Hasil Penelitian Variabel Perilaku Pengunjung ..... 71
Lampiran 8 Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tingkat
Pengetahuan ..................................................................................... 72
Lampiran 9 Daftar Tabulasi Hasil Penelitian Variabel Tingkat Pengetahuan .... 73
Lampiran 10 Surat Ijin Penelitian Lapangan ...................................................... 74
Lampiran 11 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lapangan ............ 75
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang dapat menambah
penghasilan atau devisa negara. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan
ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi serta
minyak kelapa sawit. Berdasarkan data tahun 2010, jumlah wisatawan
mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 7 juta lebih atau tumbuh sebesar
10,74% dibandingkan tahun sebelumnya dan menyumbangkan devisa bagi negara
sebesar 7.603,45 juta dolar Amerika Serikat.
Berbagai tempat pariwisata memiliki potensi-potensi alam yang memiliki
peranan penting dalam pengembangan wisata alam. Obyek wisata yang
beranekaragam ini sangat menarik apabila dikembangkan untuk kegiatan
ekowisata. Dengan pengembangan ekowisata, maka kelestarian lingkungan yang
ada di dalamnya akan lebih dirasakan oleh wisatawan maupun masyarakat sekitar,
sehingga dampak negatif yang disebabkan oleh wisatawan maupun gangguan
yang disebabkan oleh masyarakat dapat dibatasi. Dalam konteks pembangunan
berkelanjutan, sektor pariwisata dapat dilihat sebagai suatu sistem yang
melibatkan kebijakan, proses penyelenggaraan, supply and demand, sosial, dan
pelaku yang akan saling berhubungan sangat mempengaruhi. Dengan demikian,
pembangunan pariwisata berkelanjutan harus mendukung kepada kelestarian
lingkungan, layak secara ekonomi, juga adil secara etika dan sosial terhadap
masyarakat.
2
Menurut Undang-undang Nomor 10/2009 tentang Kepariwisataan dikatakan
“wisatawan adalah orang yang melakukan wisata”. Definisi wisatawan ini juga
ditetapkan berdasarkan rekomendasi International Union of Office Travel
Organization (IUOTO) dan World Tourism Organization (WTO). Wisatawan
adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan ke sebuah
atau beberapa negara di luar tempat tinggal biasanya atau keluar dari lingkungan
tempat tinggalnya untuk periode kurang dari 12 bulan dan memiliki tujuan untuk
melakukan berbagai aktivitas wisata.
Pariwisata merupakan salah satu sektor penting yang dapat membantu
meningkatkan pembangunan yang ada di suatu daerah. Pembangunan sektor
tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi wisatawan mancanegara saja tetapi juga
wisatawan lokal. Banyak negara yang bergantung dari sektor pariwisata ini
sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada
wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah
satu strategi yang dipakai oleh Organisasi Non Pemerintah untuk mempromosikan
wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui
penjualan barang dan jasa kepada orang non lokal maupun lokal.
Wisata adalah industri yang kelangsungannya sangat ditentukan oleh baik
dan buruknya lingkungan. Tanpa lingkungan yang baik tidak mungkin wisata bisa
berkembang. Oleh karena itu pengembangan wisata haruslah memperhatikan
terjaganya mutu lingkungan, sebab dalam industri wisata, lingkungan itulah yang
sebenarnya dijual. Kebijakan pembangunan pariwisata yang dikaitkan dengan
upaya pengelolaan lingkungan hidup, merupakan salah satu kebutuhan penting
3
bagi pelayanan para wisatawan. Pembangunan pariwisata dan pengelolaan
lingkungan hidup laksana dua sisi mata uang. Saling melengkapi dan dapat
menjadi daya tarik dan pesona bagi wisatawan.
Sikap peduli lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah
terjadi (Marsianti, 2014:76). Dalam hal ini juga dapat dikatakan sikap peduli
lingkungan merupakan suatu sikap dan tindakan yang diperlihatkan oleh
seseorang untuk mencegah kerusakan pada lingkungan.
Kabupaten Rembang merupakan salah satu daerah yang cukup kaya akan
obyek wisata baik wisata alam, wisata budaya maupun peninggalan sejarah. Hal
tersebut menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Rembang sebagai upaya untuk
melakukan pembangunan di sektor kepariwisataan sehingga kunjungan wisatawan
semakin meningkat. Pariwisata di Kabupaten Rembang memiliki potensi wisata
alam yang sangat menarik, tetapi belum banyak dikenal oleh masyarakat luas
karena kurangnya promosi terhadap obyek- obyek pariwisata tersebut. Pantai
Caruban telah menjadi objek wisata yang menarik bagi banyak wisatawan.
Banyak wisatawan dari dalam maupun luar kota datang untuk menikmati
indahnya alam Pantai Caruban.
Permasalahan yang dihadapi pemerintah Kabupaten Rembang dalam
mengelola pariwisata pantai Caruban salah satunya adalah lingkungan yang
kurang bersih. Hasil wawancara dengan petugas pantai diperoleh informasi bahwa
meskipun setiap hari dibersihkan pasti esok harinya kotor lagi. Hal ini disebabkan
4
karena banyaknya sampah berserakan. Menurut petugas kebersihan pantai yang
ada sebagian besar pengunjung ketika membuang sampah sembarangan tidak di
tempat sampah. Pengunjung sering mencoret-coret fasilitas yang diberikan seperti
toilet umum, tempat bersantai, dan kursi-kursi yang ada.
Hasil informasi tersebut juga sama diperoleh ketika dilakukan observasi
terlihat banyak sampah sembarangan, pengunjung membuang sampah di bawah
kursi ketika selesai makan. Hal ini menunjukkan bahwa kepedulian terhadap
kebersihan lingkungan tempat pariwisata kurang.
Menurut Neolaka (2013:41) bahwa salah satu faktor yang menjadikan
seseorang memiliki perilaku tidak peduli lingkungan adalah ketidaktahuan.
Seseorang yang tahu akan arti pentingnya lingkungan sehat bagi makhluk hidup,
maka orang tersebut akan senantiasa menjaga dan memelihara lingkungan. Hasil
penelitian Azhar menunjukkan bahwa tingkat pendidikan seseorang berpengaruh
terhadap kepedulian seseorang terhadap melestarikan lingkungan hidup. Tingkat
pendidikan seseorang membentuk perilaku kepedulian lingkungan. Seseorang
yang memiliki pendidikan tinggi memiliki tingkat kepedulian lingkungan lebih
tinggi dibandingan dengan orang yang memiliki pendidikan rendah.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Terhadap Perilaku
Peduli Kebersihan Lingkungan Obyek Wisata Pantai Caruban”.
5
B. Rumusan Masalah
1. Apakah tingkat pendidikan wisatawan berpengaruh terhadap perilaku
kebersihan lingkungan obyek wisata Pantai Caruban?
2. Apakah tingkat pengetahuan wisatawan berpengaruh terhadap perilaku
kebersihan lingkungan obyek wisata Pantai Caruban?
3. Apakah tingkat pengetahuan dan pendidikan secara bersama berpengaruh
signifikan terhadap perilaku peduli kebersihan lingkungan di obyek
wisata Pantai Caruban?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh tingkat pendidikan wisatawan terhadap perilaku
kebersihan lingkungan obyek wisata Pantai Caruban.
2. Mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan wisatawan terhadap perilaku
kebersihan lingkungan obyek wisata Pantai Caruban.
3. Menganalisis pengaruh tingkat pengetahuan dan pendidikan secara
bersama terhadap perilaku peduli kebersihan lingkungan di obyek wisata
Pantai Caruban.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini adalah sebagai informasi dan
referensi bagi penelitian-penelitian lanjutan yang berkaitan dengan
pengaruh tingkat pendidikan dan pengetahuan terhadap perilaku peduli
kebersihan lingkungan obyek wisata Pantai Caruban
2. Manfaat Praktis
6
Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah sebagai bahan acuan dan
bahan pertimbangan bagi pemerintah khususnya kabupaten Rembang
dalam menjaga kebersihan lingkungan obyek wisata Pantai Caruban
E. Penegasan Istilah
1. Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara (Undang-undang Nomor 20 tahun 2003). Tingkat pendidikan
dalam penelitian ini yaitu lulusan SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi.
2. Pengetahuan
Pengetahuan adalah sesuatu yang ada secara niscaya pada diri
manusia yang keberadaannya diawali dari kecenderungan psikis manusia
sebagai bawaan kodrat manusia yaitu dorongan ingin tahu yang bersumber
dari kehendak atau kemauan (Suhartono: 2005). Pengetahuan dalam
penelitian ini yaitu pengetahuan pengunjung tentang kebersihan
lingkungan hidup yang harus dimiliki.
3. Perilaku
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
(Notoatmodjo, 2003). Sedangkan dalam pengertian umum perilaku
7
adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk
hidup. Perilaku dalam penelitian ini adalah tingkah laku yang
dilakukan tentang kepedulian terhadap lingkungan.
4. Pariwisata
Menurut (Santoso, 2006), pariwisata secara umum dapat diartikan
sebagai perjalanan sementara seseorang/ kelompok orang ke suatu tempat
tujuan di luar tempat kerja atau tempat tinggal sehari-hari, kegiatan selama
berada di tempaat tujuan, serta fasilitas-fasilitas yang diadakan untuk
memenuhi kebutuhan perjalanan dan aktivitas termasud. Pariwista dalam
penelitian ini adalah Pantai Caruban yang berada di Kecamatan Lasem
Kabupaten Rembang.
5. Pantai
Pantai adalah sebuah wilayah yang menjadi batas antara lautan dan
daratan, bentuk pantai berbeda-beda sesuai dengan keadaan, proses yang
terjadi di wilayah tersebut, seperti pengangkutan, pengendapan dan
pengikisan yang disebabkan oleh gelombang, arus, angin dan keadaan
lingkungan di sekitarnya yang berlangsung secara terus menerus, sehingga
membentuk sebuah pantai. Pantai dalam penelitian ini adalah Pantai
Caruban yang ada di Kabupaten Rembang
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tingkat Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan menurut pengertian Yunani adalah “pedagogik” yaitu
ilmu menuntun anak, orang Romawi memandang pendidikan sebagai
“educare”, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan
potensi anak yang dibawa dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat
pendidikan sebagai “Erzichung” yang setara dengan educare, yakni
membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan/potensi
anak. Dalam bahasa Jawa pendidikan berarti panggulawentah
(pengolahan), mengolah, mengubah, kejiwaan, mematangkan perasaan,
pikiran dan watak, mengubah kepribadian sang anak. Sedangkan menurut
Herbart pendidikan merupakan pembentukan peserta didik kepada yang
diinginkan pendidik yang diistilahkan dengan educare (Kurniadi, 2012).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara (Undang-undang Nomor 20 tahun 2003).
9
Menurut (Fuad, 2005) dikatakan bahwa pendidikan berasal dari kata
dasar “didik” yang mempunyai arti memelihara dan memberi latihan.
Kedua hal tersebut memerlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan
tentang kecerdasan pikiran. Pengertian pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Dengan melihat definisi tersebut, sebagian orang mengartikan bahwa
pendidikan adalah pengajaran karena pendidikan pada umumnya
membutuhkan pengajaran dan setiap orang berkewajiban mendidik. Secara
sempit mengajar adalah kegiatan secara formal menyampaikan materi
pelajaran sehingga peserta didik menguasai materi ajar.
Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan
kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu
rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani). Pendidikan juga berarti
lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan)
pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga ini
meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat (Fuad, 2005).
Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung
banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Sebagai proses transformasi
budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari
generasi satu ke generasi yang lain.
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar dalam kehidupan serta
faktor yang dominan dalam pembentukan sumber daya manusia yang
10
berkualitas. Pendidikan selain penting dalam mengatasi dan mengikuti
tantangan zaman serta dapat membawa pengaruh positif dalam berbagai
sendi-sendi kehidupan sehingga tidaklah mengherankan apabila
pendidikan senantiasa mendapatkan banyak perhatian yang lebih.
2. Pengertian Tingkat Pendidikan
Tingkat atau jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang
berkelanjutan, yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta
didik, tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan
pengajaran (Ihsan, 2010: 142) Berdasarkan pengertian tersebut dapat
dikatakan bahwa tingkat pendidikan merupakan jenjang atau tahap-tahap
pendidikan yang dilalui atau bahkan sudah dilalui seseorang dalam
menuntun ilmu seperti jenjang SD, SMP, SMA dan sampai ke Perguruan
Tinggi.
3. Macam-Macam Tingkat Pendidikan
Menurut Ihsan (2010:143) bahwa tingkat pendidikan sekolah terdiri
dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Jenjang pendidikan tersebut yaitu:
a. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan
pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang
diperlukan dalam masyarakat dan mempersiapkan peserta didik untuk
mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan dasar dapat berupa
11
Sekolah Dasar (SD) sederajat dengan Madrasah Ibtidaiyah (MI), luar
sekolah (sekolah luar biasa).
b. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan pendidikan yang
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan
lingkungan sosial budaya, alam sekitar serta dapat mengembangkan
kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.
Pendidikan menengah umum diselanggarakan untuk mempersiapkan
peserta didik mengikuti pendidikan tinggi atau mengikuti pendidikan
keprofesian pada tingkat yang lebih tinggi.
c. Perguruan Tinggi
Pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan tinggi yang
bersifat akademik atau professional sehingga dapat menerapkan
mengembangkan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni dalam rangka pembangunan Nasional dan meningkatkan
kesejahteraan manusia
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang tingkat
pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi.
a. Pendidikan dasar terdiri dari :
1) Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah
12
2) SMP atau MTs
b. Pendidikan Menengah
1) SMA dan MA
2) SMK dan MAK
c. Pendidikan Tinggi
1) Akademik
2) Institut
3) Sekolah Tinggi
4) Universitas
Berdasarkan undang-undang diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat
pendidikan merupakan pendidikan yang dilalui oleh seseorang secara
bertahap mulai dari sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama,
sekolah lanjutan tingkat atas, bahkan sampai perguruan tinggi.
B. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui pendidikan, pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan
(Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan
dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari,
13
sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang
mendukung tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan adalah suatu keadaan yang hadir dikarenakan persentuhan
kita dengan suatu perkara. Keluasan dan kedalaman kehadiran kondisi-kondisi
ini dalam pikiran dan jiwa kita sangat bergantung pada sejauh mana reaksi,
pertemuan, persentuhan, dan hubungan kita dengan objek-objek eksternal.
Pengetahuan adalah suatu keyakinan yang kita miliki yang hadir dalam syarat-
syarat tertentu dan terwujud karena terbentuknya hubungan-hubungan khusus
antara subjek (yang mengetahui) dan objek (yang diketahui) dimana hubungan
ini sama sekali kita tidak ragukan. John Dewey menyamakan antara hakikat
itu sendiri dan pengetahuan dan beranggapan bahwa pengetahuan itu
merupakan hasil dan capaian dari suatu penelitian dan observasi. Menurutnya,
pengetahuan seseorang terbentuk dari hubungan dan jalinan ia dengan realitas-
realitas yang tetap dan yang senantiasa berubah (Adlany, 2010).
Dari berbagai definisi pengetahuan di atas, dapat diambil ringkasan
atau diberibatasan tentang definisi pengetahuan berikut ini :
1. Sesuatu yang ada atau dianggap ada.
2. Sesuatu hasil persesuaian subjek dengan objek.
3. Hasil kodrat manusia ingin tahu.
4. Hasil persesuaian antara induksi dengan deduksi.
5. Sebagai suatu gambaran objek-objek eksternal yang hadir dalam pikiran
manusia.
14
6. Sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang
dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan
dan alam sekitarnya.
Pengetahuan diperoleh dari suatu proses belajar terhadap suaru
informasi yang diperoleh seseorang. Pengetahuan dapat juga diperoleh dari
pengalaman yang secara langsung maupun dari pengalaman orang lain.
Pengetahuan juga dapat diperoleh dari proses pendidikan atau edukasi.
Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai enam
tingkat, yaitu :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai kemampuan menghafal, mengingat,
mengulang informasi, yang pernah diberikan sebelumnya, termasuk dalam
pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. “Tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami
Pemahaman diartiakan sebagai kemampuan untuk
menginterpretasikan atau mengulang informasi dengan bahasa sendiri
secara benar tentang objek yang diketahui.
3. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan informasi,
teori, situasi, dan mengenai bagian-bagian serta hubungan dengan kondisi
sebenarnya.
15
4. Analisis
Analisa diartikan sebagai kemampuan menjabarkan materi yang
didalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi
tersebut dan ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat
dilihat berdasarkan penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan,
membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.
5. Sintesis
Sintesis diartikan sebagai kemampuan mengumpulkan komponen
guna membentuk suatu pola pemikiran baru.
6. Evaluasi
Evaluasi diartikan sebagai kemampuan membuat pemikiran
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sendiri atau norma yang berlaku
di masyarakat. Misalnya seorang ibu dapat menilai dan menentukan
seorang anak menderita malnutrisi atau tidak.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek
penelitian. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui disesuaikan dengan
tingkatan-tingkatan di atas.
C. Perilaku
Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk
berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan
refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik maupun non fisik. Perilaku
16
juga diartikan sebagai suatu reaksi psikis seseorang terhadap
lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi dua, yakni :
1. Bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit).
2. Dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit).
Perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap
lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud bila ada
sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut
rangsangan, dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan
menghasilkan perilaku tertentu pula.
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),
merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini
terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian
organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-
R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
Pada dasarnya bentuk perilaku dapat diamati, melalui sikap dan
tindakan, namun demikian tidak berarti bahwa bentuk perilaku itu hanya
dapat dilihat dari sikap dan tindakannya saja, perilaku dapat pula bersifat
potensial, yakni dalam bentuk pengetahuan, motivasi dan persepsi.
Perilaku dibedakan menjadi 3 macam bentuk, yakni Coqnitive, Affective
dan Psikomotor, Ahli lain menyebut Pengetahuan, Sikap dan Tindakan,
Sedangkan Ki Hajar Dewantara, menyebutnya Cipta, Rasa, Karsa atau Peri
akal, Peri rasa, Peri tindakan (Notoadmodjo, 2003).
17
Bentuk perilaku dilihat dari sudut pandang respon terhadap stimulus,
maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Persepsi adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya.
2. Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai
sutau tujuan tertentu, hasil dari pada dorongan dan gerakan ini
diwujudkan dalam bentuk perilaku
3. Emosi, Perilaku juga dapat timbul karena emosi, Aspek psikologis
yang mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani,
sedangkan keadaan jasmani merupakan hasil keturunan (bawaan),
Manusia dalam mencapai kedewasaan semua aspek yang berhubungan
dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum
perkembangan, oleh karena itu perilaku yang timbul karena emosi
merupakan perilaku bawaan.
4. Belajar diartikan sebagai suatu pembentukan perilaku dihasilkan dari
praktek-praktek dalam lingkungan kehidupan.
Perilaku di dalam diri orang terjadi proses yang berurutan, yaitu:
1. Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari atau
mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
2. Interest (tertarik), yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus.
3. Evaluation (menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya). Hal
ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru
18
5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses
seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif
maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng
(Notoatmodjo, 2003).
D. Peduli Lingkungan
Lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi
perkembangan dan tingkah laku makhluk hidup. Segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik
langsung maupun tidak langsung juga merupakan pengertian lingkungan.
Kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya bermula dari
pengetahuan yang disampaikan baik itu melalui forum-forum resmi dari
pemerintah maupun pihak swasta atau melalui diskusi-diskusi ditingkat
masyarakat lokal. Pemahaman terhadap pengetahuan terutama tentang
kerusakan lingkungan dan dampaknya terhadap keberlangsungan hidup. Jika
pemahaman telah diperoleh akan muncul perhatian terhadap lingkungan, dan
terlihat atau tercermin dari sikap dan perilakunya. Sikap dan perilaku yang
berwawasan lingkungan akan menginspirasi, mendorong, dan memotivasi
masyarakat untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan melalui
tindakan nyata dengan peningkatan kualitas lingkungan.
Pengalaman yang ada dari best practice komunitas lain dalam
menerapkan pembangunan berkelanjutan akan menjadi pembelajaran dan
19
pembanding. Dengan adanya pengetahuan dan pemahaman terhadap upaya-
upaya masyarakat dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan,
diharapkan menjadi motor penggerak bagi terbentuknya perilaku masyarakat
yang peduli lingkungan. Pembangunan berkelanjutan melalui perbaikan dan
pemeliharaan sanitasi lingkungan dalam penelitian ini diartikan sebagai upaya
masyarakat dalam meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat tersebut
untuk mewujudkan komunitas masyarakat yang peduli lingkungan.
Menurut (Neoloka, 2013) Lingkungan hidup adalah segala benda,
daya, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita
tempati dan mempunyai hal-hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.
Lingkungan hidup dikaji oleh ilmu lingkungan yang landasan pokoknya
adalah ekologi, serta dengan mempertimbangkan disiplin lain, terutama
Ekonomi dan Geografi. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di
atas, maka perlu adanya pemahaman yang seimbang tentang prinsip dan
konsep dasar, serta saling keterkaitan antara ekologi dan geografi untuk
mewujudkan lingkungan hidup yang selaras.
Peduli terhadap lingkungan berarti ikut melestarikan lingkungan hidup
dengan sebaik-baiknya, bisa dengan cara memelihara, mengelola, memulihkan
serta menjaga lingkungan hidup. Pedoman yang harus diperhatikan dalam
kepedulian atau pelestarian lingkungan antara lain :
1. Menghindarkan dan menyelamatkan sumber bumi dari pencemaran dan
kerusakan.
20
2. Menghindari tindakan-tindakan yang menimbulkan pencemaran, merusak
kesehatan dan lingkungan.
3. Memanfaatkan sumberdaya alam yang renewable (tidak terbarukan)
dengan sebaik-baiknya.
4. Memelihara dan memperbaiki lingkungan hidup untuk generasi
mendatang.
Jadi peduli lingkungan disini adalah bagaimana kita melakukan suatu
tindakan yang mana hal itu membuat atau mempengaruhi suatu keadaan yang
mendorong upaya pelestarian lingkungan.
E. Indikator Peduli Lingkungan
Berdasarkan paparan yang telah dijelaskan sebelumnya, sikap
peduli lingkungan merupakan sikap yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-
hari untuk melestarikan, memperbaiki dan mencegah kerusakan dan
pencemaran lingkungan. Salim (1986: 234), dalam bukunya menyebutkan
hal-hal yang dapat dilakukan untuk melestarikan lingkungan hidup dalam
kehidupan sehari-hari sebagai berikut.
1. Peningkatan kesehatan lingkungan yang menyangkut usaha kebersihan
selokan
2. Usaha hemat energi seperti menghemat pemakaian air dan pemakaian
listrik
3. Pemanfaatan kebun atau pekarangan dengan tumbuh-tumbuhan yang
berguna, penanaman bibit tumbuh-tumbuhan untuk penghijauan.
21
4. Penanggulangan sampah, memanfaatkan kembali sampah organik, dan
mendaur ulang (recycling) sampah anorganik (botol, kaleng, plastik, dan
lain-lainnya) melalui tukang loak atau yang serupa.
5. Mengembangkan teknik biogas, memanfaatkan sampah hewan, manusia
dan kotoran dapur, untuk dibiogaskan sebagai sumber energi.
F. Pariwisata dan Obyek Wisata
Wisata berarti perjalanan atau berpergian. Menurut Fandeli (2001) wisata
adalah perjalanan atau sebagai dari kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela
serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009, Kepariwisataan merupakan
segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan dan pengusahaan
objek dan daya tarik wisata, usaha jasa pariwisata, serta usaha-usaha lainnya
yang terkait. Wisata pantai (marine tourism), merupakan kegiatan wisata yang
ditunjang oleh sarana dan prasarana untuk berenang, memancing, menyelam
dan olahraga air lainnya, termasuk sarana dan prasarana akomodasi, makan
dan minum
Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri
pariwisata dan salah satu alasan pengunjang melakukan perjalanan (something
to see). Menurut SK Menparpostel nomer KM 98 PW. 102 MPPT-87 yaitu
objek wista adalah suatu tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber
daya alam yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik
yang diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan.
22
G. Pantai
Pantai adalah sebuah wilayah yang menjadi batas antara lautan dan
daratan, bentuk pantai berbeda-beda sesuai dengan keadaan, proses yang
terjadi di wilayah tersebut, seperti pengangkutan, pengendapan dan pengikisan
yang disebabkan oleh gelombang, arus, angin dan keadaan lingkungan
disekitarnya yang berlangsung secara terus menerus, sehingga membentuk
sebuah pantai.
Pengertian Pesisir adalah wilayah antara batas pasang tertinggi hingga
batas air laut yang terendah pada saat surut. Pesisir dipengaruhi oleh
gelombang air laut. Pesisir juga merupakan zona yang menjadi tempat
pengendapan hasil pengikisan air laut dan merupakan bagian dari pantai.
Bagian kawasan pesisir yang paling produktif adalah wilayah muka
pesisir atau pantai. Pantai merupakan wilayah dimana berbagai kekuatan alam
yang berasal dari laut, darat dan udara saling berinteraksi dan menciptakan
bentuk pantai. Bentuk pantai bersifat dinamis dan selalu berubah. Perubahan
ini dapat terjadi secara alamiah (diakibatkan oleh arus, gelombang dan cuaca)
dan akibat ulah manusia (misalnya pembuatan break water, pencemaran di
pantai, dan lain-lain). Perubahan terhadap bentuk pantai oleh ulah manusia
tidak terlepas dari upaya pemanfaatan kawasan pantai baik dari sisi eksploitasi
sumberdaya alam maupun pemanfaatan ruang untuk berbagai aktivitas.
H. Sikap Pengunjung
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung
23
dilihat tetapi hanya ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku. Sikap secara
nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus
tertentu.
Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap
itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap itu
masih reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi tingkah laku yang terbuka.
Sikap merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu
penghayatan terhadap objek
Sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu :
1. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek .
3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).
Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang
utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh pengetahuan, berfikir,
keyakinan dan emosi memegang peranan penting.
I. Penelitian Terkait
Penelitian terkait adalah penelitian-penelitian yang dijadikan acuan
oleh peneliti untuk memberikan gambaran tentang penelitian yang dilakukan.
Penelitian terkait yang dirujuk dalam penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Rizka (2016) bahwa penelitian yang dilakukan mempunyai
persamaan meneliti tentang perilaku peduli kebersihan lingkungan. Hal
24
tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu melakukan
penelitian mengkaji sikap peduli lingkungan. Adapun metode penelitian yang
dilakukan yaitu dengan Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode angket/kuesioner, metode observasi, dan metode
dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
adalah analisis regresi sederhana, analisis tabel silang dan deskriptif
persentase. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah pembelajaran
Geografi sebagai variabel bebas dan sikap peduli lingkungan siswa sebagai
variabel terikat. Dalam penelitian tersebut didapatkan hasil Pembelajaran
Geografi dengan teknik outdoor study materi pelestarian lingkungan hidup
pada siswa kelas XI Ilmu Sosial sudah berjalan dengan baik dan sikap peduli
lingkungan siswa kelas XI Ilmu Sosial di SMA N 1 Jepara secara keseluruhan
sudah baik ditunjukkan dengan sikap siswa sadar untuk membuang sampah
pada tempatnya. Siswa dapat menerima materi pelestarian lingkungan hidup
yang telah diberikan guru dan menerapkannya dalam bentuk aktivitas siswa
dalam menganalisis permasalahan lingkungan yang terjadi di lingkungan
sekolah dan menjaga kebersihan lingkungannya dari sampah.
J. Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui potensi alam yang
berguna untuk pengembangan di Pantai Caruban. Dalam hal tersebut masih
ada kendala yang dihadapi diantaranya adalah kurangnya kesadaran dan sikap
peduli dalam menjaga kebersihan dan kelestarian Pantai Caruban. Masih
banyak pengunjung yang membuang sampah tidak sesuai dengan jenis
25
sampahnya (sampah organik dan anorganik). Ada beberapa factor yang
berpengaruh terhadap kebersihan wilayah pantai diantaranya adalah faktor
dari pengunjung dan faktor dari petugas. Dari hal tersebut peneliti mengambil
2 variabel yaitu tingkat pendidikan pengunjung dan tingkat pengetahuan
pengunjung terhadap kebersihan lingkungan Pantai Caruban.
Kerangka berfikir yang dimunculkan peneliti dapat diperhatikan pada
gambar 2.1:
Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir yang dikembangkan
Pengaruh Tingkat Pendidikan dan
Pengetahuan Pengunjung Terhadap
Perilaku Peduli Lingkungan Objek
Wisata Pantai Caruban
1. Tingkat Pengetahuan Pengunjung
2. Tingkat Pendidikan Pengunjung
Sikap Peduli Lingkungan
Faktor Pengaruh
1. Pengelola
2. Pengunjung
Indikator Kebersihan :
1. Hijau
2. Bersih
3. Indah
4. Asri
5. Nyaman
Kurangnya kesadaran dan sikap peduli dalam
menjaga kebersihan dan kelestarian Pantai
Caruban :
Masih banyak pengunjung yang membuang
sampah tidak sesuai dengna jenis sampahnya
Pantai Caruban
26
K. Hipotesis
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan dan pengetahuan
terhadap perilaku peduli kebersihan lingkungan obyek wisata Pantai Caruban.
Ha : Terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan dan pengetahuan terhadap
perilaku peduli kebersihan lingkungan obyek wisata Pantai Caruban.
56
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka simpulan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Tingkat pendidikan wisatawaan berpengaruh signifikan terhadap perilaku
peduli kebersihan lingkungan pariwisata. Tingkat pendidikan semakin
tinggi maka akan tinggi juga perilaku peduli kebersihan dan sebaliknya.
2. Tingkat pengetahuan wisatawan berpengaruh signifikan terhadap perilaku
peduli kebersihan lingkungan. Tingkat pengetahuan semakin tinggi maka
akan tinggi juga perilaku peduli kebersihan dan sebaliknya.
3. Tingkat pendidikan dan pengetahuan wisatawan berpengaruh signifikan
secara bersama terhadap perilaku peduli kebersihan lingkungan.
B. Saran
1. Bagi pengunjung
Perilaku peduli kebersihan lingkungan pengunjung sudah baik sebaiknya
dipertahankan. Pengunjung yang pintar tidak merusak dan mengotori
tempat-tempat wisata yang ada.
2. Bagi pemerintah
Pemerintah sebaiknya lebih baik lagi dalam mengelola tempat wisata
dengan memberikan pengetahun perilaku wisata yang baik ketika
57
berkunjung sehingga tidak ada lagi pengunjung yang tidak tahu tentang
peduli kebersihan lingkungan di tempat wisata.
58
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek.
Yogyakarta: Rineka Cipta.
Adlany, Mohammad. 2010. Definisi Pengetahuan. tersedia pada
http://www.alhassanain.com/indonesian/articles/articlesiphilosophy_and
gratitude_library/definisijengetahuan/001.htm1. (28 mei 2015).
Fandeli, C. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta:
Liberty.
Fuad, I. 2005. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ihsan, F. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rhineka Cipta.
Kurniadi. 2012. Evaluasi Dasar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Marsianti, Andriana. 2014. Membangun Karakter Peduli Lingkungan di Sekolah (online) Tersedia : http://www.rakyatpos.com/membangunkarakter-
peduli-lingkungan-di-sekolah-upaya-penyelematan-lingkunganhidup. html
(26 Maret 2017).
Neolaka, A. 2008. Kesadaran Lingkungan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Newcomb, Theodore M., 1985. Psikologi Sosial. Bandung: CV. Diponegoro
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka. Cipta.
Jakarta.
Ramly, N. 2007. Pariwisata Berwawasan Lingkungan (belajar dari kawasan wisata ancol).Jakarta: Grafindo.
Rizka, Muhammad Mahally. 2016. Pengaruh Pembelajaran Geografi Terhadap
Pembentukan Sikap Peduli Lingkungan Pada Siswa Kelas XI Ilmu Sosial
SMA Negeri 1 Jepara Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. FIS. UNNES.
Salim, E. 1986. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: LP3ES.
Santoso, A.B. 2006. Diktat Perkuliahan Geografi Pariwisata. Fakultas Ilmu
Sosial. Universitas Negeri Semarang.
59
Sudijono, A. 1987. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Roesdakarya.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suhartono. 2005. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Bandung : Alfabeta.
Sunarko. 2002. Statistik 1. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009.tentang
Kepariwisataan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan
Nasional.
Wawan A, Dewi M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Top Related