PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN KONSERVATISME
AKUNTANSI TERHADAP KUALITAS LABA
(Studi Empiris pada Perusahaan High Profile yang terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia 2012 – 2014)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
MILADITA SEPNIATI AISYAH
NIM. 208082000023
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2015 M
i
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN KONSERVATISME
AKUNTANSI TERHADAP KUALITAS LABA
(Studi Empiris pada PerusahaanHigh Profile yang terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia 2012 – 2014)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Miladita Sepniati Aisyah
NIM. 208082000023
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2015 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini kamis, tanggal 9 Oktober 2014 telah dilakukan ujian komprehensif atas
Mahasiswa:
1. Nama : MILADITA SEPNIATI AISYAH
2. NIM : 208082000023
3. Jurusan : Akuntansi Audit
4. Judul Skripsi : Pengaruh Struktur Modal dan Konservatisme akuntansi
terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris Perusahaan High
Profileyang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2012 –
2014).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke
tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 Oktober2014
1. Dr. Dharmajaya., MA
NIP.
2. Wilda Farah, SE., M.Si., Ak., CPA., CA
NIP. 19830326 200912 2 005
3. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA
NIP. 19760924 200604 2 002
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, tanggal 22 Desember 2015 telah dilakukan ujian Skripsi atas
Mahasiswa:
1.Nama : Miladita Sepniati Aisyah
2. NIM : 208082000023
3. Jurusan : Akuntansi Audit
4. Judul Skripsi : Pengaruh Struktur Modal dan Konservatisme akuntansi
terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris Perusahaan High
Profile yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2012 –
2014).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama
ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Desember 2015
Dr. Desmadi Saharuddin, MA
NIP. 19720711 20051 1 007
Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak
NIP. 19760924 200604 2 002
Yusar Sagara, SE., M.Si., Ak., CA., CMA
NIDN. 2009058601
Dr. Rini., M.Si., Ak., CA
NIP. 19760315 200501 2 002
Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA
NIP. 19720516 20090 1 1006
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Nama Mahasiswa : Miladita Sepniati Aisyah
NIM : 208082000023
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi Audit
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan
merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang
lain.
Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi, maka skripsi ini dianggap gugur
dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan
serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari
menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 15 Desember 2015
(Miladita Sepniati Aisyah)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : Miladita Sepniati Aisyah
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 30 September 1990
3. Alamat : Jl. Bintan E 23 no 15 benda baru, Pamulang,
Rt 005, Rw 017. Tangerang Selatan.
4. Agama : Islam
5. Nama Ayah : Bambang Sukoco SE., MM., MBA.
6. Nama Ibu : Dra. Kurniati M.Pd. Alm (Kandung)
Hj. Iis Risnawati (Tiri)
7. Nama Kakak : Anggi Budiansyah SE,.
8. Nama Adik : Dwi Naafiana Sari
Debby Diastri Rianto
Anastio Nurhadi
Deva Dwi Isrianto
9. Anak ke dari : 2 dari 6 bersaudara
10. Nomor Telepon : 085710332086
11. E-mail : [email protected]
B. Data Pendidikan Formal
1. 1995-1996 : Tk Islam Al-Ikhsan
2. 1996 - 2002 : SDN Benda Baru 2
3. 2002 - 2005 : SLTPN 2 Pamulang
4. 2005 - 2008 : SMAN 2 Pamulang
5. 2008 - 2015 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
INFLUENCE OF CAPITAL STRUCTURE AND ACCOUNTING
CONSERVATISM TOWARD EARNING QUALITY
(Emipiric Study Company High Profile In Indonesia Stock Exchange 2012- 2014)
ABSTRACT
This research is analyze the influence of capital structure and accounting
conservatism in simultaneously and partially toward earning quality. The data
used secondary data obtained from financial report company. Sample ussing 132
sample company. A method of analysis used is multiple regression. This research
show that there are simultaneous influence on variables (capital structure and
accounting conservatism) toward earning quality, seen significant value under
0.05 and value Fvalue (3.755) > Ftable (3.006). This research also shows the value
of the capital stucture tvalue registration (2.525) bigger than ttable (1.978) with
sig.0,014 < 0,05then declared there is influence toward earning quality.This
research also shows the value of the accouting conservatism tvalue registration (-
0.923) smaller than ttable (1.978) with sig.0,360 > 0,05then declared there is not
influence toward earning quality. On the determination of the test there is
influence of7,9% % of the independent variables (capital structure and
accounting conservatism) of the dependent variable (earning quality). Meanwhile,
a total of 92,1% is affected by other variables and not included into this
regression analysis, such as liquidity, earning persistence, growt earning and
Investment Opportunity Set
Keyword: Capital structure, Leverage, Conservatism Accounting, Earning
Responses Coefficient, Earning Quality
vii
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN KONSERVATISME AKUNTANSI
TERHADAP KUALITAS LABA
(Studi Empirispada Perusahaan High Profile yang terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia2012 – 2014)
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh struktur modal
dan konservatisme akuntansi secara simultan dan parsial terhadap Kualitas Laba.
Data yang digunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan
perusahaan Populasi dalam Penelitian ini adalah Perusahaan high profile yang
terdaftar di BEI periode 2012 sampai 2014. Sampel penelitian ini ditentukan
dengan metode purposive sampling sehingga diperoleh 132 perusahaan sampel.
Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel (struktur
modal dan konservatisme akuntansi) terhadap kualitas laba. terlihat nilai
signifikan di bawah 0,05 dan nilai Fhitung (3.755) > Ftabel (3.006). Hasil penelitian
ini juga menunjukkan nilai thitung pada variabel struktur modal sebesar (-2.525)
lebih besar dari ttabel (1.978) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,014 < 0,05
maka dinyatakan struktur modal terdapat pengaruh negative terhadap kualitas
laba, sedangkan pada variabel konservatisme akuntansi nilai Thitung diperoleh
sebesar -0.923 < Ttabel 1.978 sebesar dengan tingkat signifikansi 0,360 > 0,05
maka dinyatakan tidak terdapat pengaruh terhadap kualitas laba. Pada uji
determinasi terdapat pengaruh sebesar 7,9% dari variabel independen (struktur
modal dan konservatisme akuntansi) terhadap variabel dependen (kualitas laba).
Sedangkan, sebanyak 92,1% dipengaruhi oleh variabel lain dan tidak termasuk ke
dalam analisis regresi ini, seperti likuiditas, persistensi laba, pertumbuhan laba,
dan Investment Opportunity Set.
Kata Kunci: struktur modal, leverage, konservatisme akuntansi, earning response
coeficient dankualitas laba
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur peneliti
panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat iman, islam dan karunia-Nya yang
telah diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Struktur Modal dan konservatisme akuntansi Terhadap Kualitas
Laba (Studi empiris padaPerusahaan High Profile Di Bursa Efek Indonesia
2012 – 2014)”. Shalawat beserta salam semoga terus tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat. Peneliti sangat bersyukur
atas selesainya penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan
bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Almarhumah Mamah tercinta dan Papah yang selalu memberikan limpahan
kasih sayang, perhatian, dan do’a yang tak pernah putus-putusnya untuk
penulis, serta Mamih yang telah menyemangati, memberikan do’a dan
semangat untuk terus berusaha memberikan yang terbaik.
2. Kepada Keluargaku Kakek, Nenek,AA dan semua adik-adiku serta sahabat
yang selalu memberikan perhatian, dukungan, dan do’a.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. IbuDr. Rini., M.Si., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, semangat, ilmu
pengetahuannya dan selalu sabar dalam menghadapi kekurangan yang peneliti
miliki selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa
terselesaikan. Terima kasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah
diberikan selama ini.
5. Bapak Hepi Prayudiawan,SE., MM., Ak., CA. selaku Dosen Pembimbing II
yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan,
semangat, ilmu pengetahuannya dan selalu sabar dalam menghadapi
ix
kekurangan yang peneliti miliki selama penyusunan skripsi hingga akhirnya
skripsi ini bisa terselesaikan. Terima kasih atas segala bimbingan dan
konsultasi yang telah diberikan selama ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang
sangat luas kepada peneliti selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang
bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
7. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam
mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
8. Teman-teman seperjuangan Ite, Adit, dan Ka Dina yang selalu berjuang
bersama pada masa-masa penyelesaian skripsi serta buat anak-anak Akuntansi
A 2008, Terutama Kiki dan Muchsin yang rela memberikan tenaga dan
pikirannya serta dorongan semangat dalam membantu menyelesaikan skripsi
dan seluruh sahabat terbaik terima kasih atas bantuan, semangat dan do’anya.
9. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu dan memberi masukan dan inspirasi bagi peneliti, suatu
kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua,
terima kasih banyak.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti
harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan
informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, September 2015
(Miladita Sepniati Aisyah)
x
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan Skripsi ........................................................................ i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif .................................................. ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .............................................................. iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .............................................. iv
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. v
Abstract ............................................................................................................ vi
Abstrak ........................................................................................................... vii
Kata Pengantar .............................................................................................. viii
Daftar Isi ........................................................................................................ x
Daftar Tabel ................................................................................................... xiii
Daftar Gambar ............................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ........................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ....................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 11
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 14
A. Landasan Teori ........................................................................ 14
1.Struktur Modal ..................................................................... 14
a. TeoriTrade off(Trade off Theory) ...................................... 15
b.Teori Agensi (Agency Theory) .......................................... 17
c. Teori Assimetri (Assimetry Theory) .................................. 19
d. Teori Pecking Order (Pecking Order Theory) .................. 19
e. Teori Sinyal (Signaling Theory) ....................................... 21
2. Leverage .............................................................................. 22
3. Konservatisme Akuntansi
a. Definisi ............................................................................. 25
b. pengukuran ........................................................................ 30
xi
c. Faktor pengaruh ............................................................... 30
4. Kualitas laba ........................................................................ 35
5. ERC ..................................................................................... 38
B. Penelitian terdahulu .................................................................. 40
C. Keterkaitan antara variablel...................................................... 46
D. Kerangka Pemikiran ................................................................. 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 50
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................. 50
B. Metode Penentuan Sampel ................................................. 51
C. Metode Pengumpulan Data ............................................... 53
D. Metode Analisis Data ......................................................... 54
E. Operasional Variabel Penelitian ........................................ 62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 71
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................ 71
1. Deskripsi Objek Penelitian ................................................. 71
2. Deskripsi Sampel Penelitian ............................................... 72
B. Hasil Uji Analisis Penelitian .................................................... 74
1. Hasil Uji Deskriptif ............................................................ 74
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ..................................................... 75
a. Hasil Uji Normalitas Data .............................................. 75
b. Hasil Uji Multikolinieritas ............................................. 78
c. Hasil Uji Autokorelasi ................................................... 79
d. Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................... 79
3. Hasil Uji Hipotesis .............................................................. 82
a. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ............................. 82
b. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) ................................. 83
4. Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda ......... 85
5. Hasil Koefisien Determinasi(Adjusted R2) ......................... 86
C. Pembahasan ............................................................................. 87
xii
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI .......................................... 91
A. Kesimpulan .............................................................................. 91
B. Saran ......................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 94
LAMPIRAN .................................................................................................... 99
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................... 40
3.1 Tabel Operasional Variabel ..................................................... 70
4.1 Proses Seleksi Populasi Perusahaan High Profile .................... 72
4.2 Hasil Uji Deskriptif Data .......................................................... 74
4.4 Hasil Uji Normalitas Data Secara Statistik .............................. 77
4.5 Hasil Uji Multikolonieritas ...................................................... 78
4.6 Hasil Uji Autokolerasi .............................................................. 79
4.8 Hasil Uji Heterokedatisitas ....................................................... 81
4.9 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ...................................... 82
4.10 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) .......................................... 83
4.11 Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda ........................ 85
4.12 Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2) .............................. 86
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................. 49
4.3 Hasil Uji Normalitas Data Secara Grafik ................................ 76
4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................... 80
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Daftar Sample Perusahaan........................................................ 100
2 Daftar Rincian Variabel Data Perusahaan ................................ 103
3 Lampiran Hasil Output ............................................................. 110
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Laporan keuangan menyajikan berbagai informasi keuangan yang
berguna bagi bankir,kreditor, pemilik serta pihak-pihak yang berkepentingan
dalam menganalisis serta menginterprestasikan kinerja perusahaan dan kondisi
perusahaan. Para investor, kreditor dan pihak lain menggunakan laba untuk
membantu mengevaluasi daya yang menghasilkan laba, meramalkan laba
masa depan, menetapkan resiko investasi dan memberi pinjaman kepada
perusahaan (SAFC 1, dalam Hendriksen dan Michael, 2000:340). Oleh karena
itu Investor sebagai salah satu pihak yang berkepentingan menjadikan laba
perusahaan sebagai perhatian utama (Farida et al., 2014:47). Laba yang
berhasil dicapai perusahaan menjadi bahan pertimbangan oleh investor atau
kreditor dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi atau
memberikan tambahan kredit (Marisatusholekha dan Budiono 2015:54).
Teori agency adalah teori yang membahas hubungan antara pemilik
dan agen (manajemen perusahaan) yang dapat menimbulkan konflik. Menurut
Bringston dan Houston (2006:54), Terjadinya konflik disebabkan adanya
perbedaan kepentingan yang ditimbulkan antara pemegang saham dengan
manajer dan pemegang saham dengan kreditur. Adanya kepentingan yang
bertentangan terhadap laporan keuangan, tidak dapat di pungkiri adanya
kemungkinan manajemen tidak melaporkan laba sesuai dengan kondisi yang
2
terjadi di dalam perusahaan. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas laba yang di
laporkan perusahaan (Marisatusholeha dan Budiono, 2015:54).
Kualitas laba yang dihasilkan perusahaan mempengaruhi reaksi pasar
yang diberikan. (Dira dan Astika 2015:54). Berdasarkan penelitian Ray Ball
dan Philip brown (1968), Yuanita (2008) dalam Farida et al., (20014:47)
terdapat hubungan signifikan antara pengumuman laba dengan perubahan
saham. Pernyataan tersebut memberikan pemahaman terhadap kasus yang
terjadi pada Bank Lippo yang mengalami pelaporan ganda yang berawal dari
laporan keuangan Triwulan III tahun 2002 menerbitkan laporan keuangan ke
publik pada tgl 28 september 2002 berbeda dengan yang diterbitkan Bursa
Efek Indonesia pada tanggal 30 september 2002, Dimana terjadi unsur
pelanggaran pasal 93 undang-undang pasar modal terhadap PT. Bank Lippo
Tbk yang memberikan informasi yang menyesatkan pada laporan keuangan
per 30 September 2002 yang telah menimbulkan ketidakpastian di masyarakat
sehingga harga efek di bursa saham PT. Lippo Tbk pun mengalami fluktuasi
harga yang tajam yang disebabkan misleading information. Akibatnya laporan
keuangan yang diterbitkan menggerakan harga saham keseluruhan di bursa
efek. Laporan keuangan yang disampaikan ke publik tanggal 28 November
2002 per 30 september 2002 mencatat total aktiva sebesar Rp. 24,185 triliun,
laba tahun berjalan sebesar Rp 98,77 dan Current Asset Rasio sebesar 24,77%.
Ternyata Setelah di audit pada tanggal 27 desember 2002 laporan keuangan
semestinya per 30 september 2002 mencatat total aktiva 22,8 triliun, rugi
tahun berjalan 1,273 triliun dan rasio kecukupan modal 4,23%. Investor akan
3
melihat kinerja perusahaan berjalan dengan bagus pada tanggal 30 september
2002 diterbitkandi bulan berikutnya. Sesungguhnya tanggal 30 september
mengalami rugi setelah di audit tanggal 27 desember 2002, Sehingga
keputusan–keputusan investor akan menguntungkan perusahaan seperti
melakukan pembelian saham Lippo secara besar-besaran ditanggal 28
november 2002. Tentunya keputusan yang dilakukan investor akan
merugikannya dengan dasar infomasi yang salah maka keputusan yang
diambilnya juga tidak tepat. Dengan demikian pengumuman informasi laba
yang dikeluarkan perusahaan akan mempengaruhi harga saham sehinggga
investor akan merespon informasi tersebut untuk pengambilan keputusan.
Praktek memanipulasi laba agar terlihat kinerja perusahaan bagus bertujuan
untuk menarik investor agar menginvestasikan dananya pada perusahaan
mereka. Kejadian ini mengakibatkan laba perusahaan menjadi tidak
berkualitas. Ketika perusahaan mengalami kenaikan laba maka akan terjadi
kecenderungan perubahaan positifpada harga saham dan sebaliknya jika laba
mengalami penurunan maka akan terjadi perubahaan negatif pada harga
saham.
Pada saat diumumkan, pasar mempunyai harapan tentang berapa
besarnya laba perusahaan atas dasar informasi yang tersedia secara publik.
Selisih antara laba harapan dan laba laporan atau actual earnings disebut
sebagai laba kejutan (unexpected earnings). Laba kejutan mempresentasikan
informasi yang belum tertangkap oleh pasar sehingga pasar akan bereaksi
4
pada saat pengumuman yang tercermin dari perubahan harga saham (return)
perusahaan tersebut. (Eka Larasanta Buana, 2013:2).
Laba akuntansi yang berkualitas adalah laba yang mempunyai sedikit
persepsian didalamnya dan dapat mencerminkan kinerja perusahaan yang
sesungguhnya. Semakin besar gangguan persepsian yang terkandung didalam
laba akuntansi maka semakin rendah kualitas laba akuntansi tersebut.
(Marisatusholekha dan Boediono 2015:54).
Earning Respones Coeficient merupakan salah satu ukuran atau proksi
yang digunakan untuk mengukur kualitas laba. ERC Ini menjadi model
penelitian untuk mengindikasikan kemungkinan naik–turunya harga saham
atas reaksi pasar terhadap informasi laba yang di umumkan oleh perusahaan.
Kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba akan tercemin dengan tingginya
ERC, demikian sebaliknya (Farida, et al., 2014:47).
Dalam penelitianDhian Eka Irawati (2012), Rizki Novianti (2012),
Yenny Wulansari, Farida, et al., Dira dan Astika (2014), Marisatusholeha dan
Budiono (2015), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas laba
yakni ukuran perusahaan, struktur modal, peluang pertumbuhan, likuiditas,
investment opportunity set. Penelitian ini menggunakan struktur modal
sebagai faktor kualitas laba.
Struktur modal merupakan hasil dari keputusan pendanaan yang pada
intinya apakah memilih menggunakan utang atau ekuitas untuk mendanai
aktivitas operasional perusahaan. (Farida, et al,. 2014:55). Struktur modal
timbul akibat adanya teori konflik agency yakni perbedaan kepentingan antara
5
manajer dan pemegang saham (investor). Dimana manajer menggunakan
pendanaannya memakai kebijakan utang. Sedangkan investor menginginkan
perusahaan menggunakan pendanaannya melalui modal. Semakin tinggi
tingkat utang maka semakin besar tingkat beban bunga yang akan ditanggung
perusahaan. Pendanaan berupa utang lebih disukai daripada modal oleh
manajer karena adanya pertimbangan biaya emisi obligasi lebih murah
daripada biaya emisi saham baru (Seftianne dan Ratih handayani, 2011:41).
Oleh sebab itu sebelum mengambil keputusan investasi, investor perlu melihat
penggunaan utang perusahaan, karena hal tersebut berpengaruh terhadap
tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dan return yang diterima
perusahaan. (Farida et al,. 2014).
Konsep struktur modal sangat penting terutama untuk menunjukkan
kepada analisis keuangan dalam melihat trade off antara risiko dengan tingkat
keuntungan dari berbagai tipe keputusan finansial (Marisatusholekha dan
Budiono 2015:55). Semakin tinggi tingkat utang maka maka semakin besar
tingkat beban bunga yang akan ditanggung perusahaan. Oleh sebab itu
sebelum mengambil keputusan investor melihat penggunaan utang untuk
memperoleh laba.
Struktur modal di ukur dengan leverage. Leverage merupakan suatu
variable untuk mengetahui seberapa besar asset perusahaan yang dibiayai oleh
hutang perusahaan (Iriwati, 2012 dalam Dira dan Astika 2014:67). Leverage
diukur dengan menghitung debt ratio yaitu dengan membandingkan antara
total utang dengan total aset dari suatu perusahaan periode tertentu (Otomegah
6
calvin 2012:30). Perusahaan yang memiliki hutang tinggi dapat berdampak
Semakin tinggi tingkat utang maka financial leverage juga akan semakin
tinggi. Jika tingkat leverage suatu perusahaan tinggi maka akan memiliki
kecendrungan untuk melakukan manajemen laba yang besar sehingga kualitas
laba yang di hasilkan akan menjadi rendah (Paulina Warianto 2012:2). Jadi
meskipun kondisi laba perusahaan semakin baik, pemegang saham (investor)
beranggapan bahwa laba tersebut hanya menguntungkan kreditur. Sehingga
laba yang dihasilkan perusahaan kurang direspon oleh pasar
(Marisatusholekha dan Budiono 2015:54).
Kinerja perusahaan yang buruk mengurangi minat investor yang
menyebabkan pemegang saham tidak puas dan memicu untuk megganti
manajer. Manajer yang merasa posisinya terancam mendorong melakukan
pengaturan pelaporan keuangan dengan praktik pengaturan tingkat
konservatisme. Praktik ini membolehkan perusahaan memilih salah satu
metode dari sekumpulan metode saat situasi yang sama. Metode ini membuat
manajer mengatur tingkat konservatime berdasarkan metode akuntansi yang
dipakai (Hendrianto, 2012:62).
Perilaku manajer dalam memanipulasi laporan keuangan agar terlihat
baik sangat berkaitan dengan teori keagenan yang menyatakan bahwa manajer
mempunyai kecendrungan menaikan laba untuk menyembunyikan kinerja
yang buruk (Luthfy Hikmah, 2013:331). Menurut Watts (2003) Kecendrungan
manajer untuk menaikan laba dapat didorong oleh adanya empat masalah
7
pengontrakan yakni informasi asimetrik, masa kerja terbatas manajer,
kewajiban terbatas manajer dan pay-off sismetrik.
Konservatisme adalah reaksi yang cenderung mengarah pada sikap
kehati-hatian atau disebut prudent reaction dalam menghadapi ketidakpastian
yang melekat dalam perusahaan dan melingkupi aktivitas bisnis dan ekonomi
untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan resiko inhern yang
menjadi ancaman dalam lingkungan bisnis sudah cukup di pertimbangkan .
Prinsip konservatisme sebenarnya sudah tidak digunakan lagi sejak
tahun 2010. Penggantinya adalah konsep predunceyang menggunakan current
value sebagai indikator pengukuran laporan keuangan yang dapat dimengerti,
relevan, dapat diandalkan dan sebanding. Predunce pada dasarnya hampir
sama dengan konservatisme akuntansi, hanya saja lebih menekan pada kehati-
hatian dalam pelaksanaan penilaian yang dibutuhkan untuk membuat
perkiraan yang akan sangat diperlukan ketika berada pada posisi
ketidakpastian sehingga asset atau pendapatan dan kewajiban atau
pengeluaran tidak akan dilebih-lebihkan (Luthfiany Hikmah, 2012:331).
Implikasi Akuntansi konservatisme tidak saja berkaitan dengan dengan
pemilihan metode akuntansi, tetapi juga estimasi yang mengakibatkan nilai
buku aktiva menjadi relatip lebih rendah dan menilai kewajiban dengan nilai
yang lebih tinggi (Devi Arviandi Saputra, 2013:21).
Konservatisme merupakan prinsip akuntansi yang jika diterapkan akan
menghasilkan angka-angka pendapatan dan asset cenderung rendah, serta
angka-angka biaya cenderung tinggi. Akibatnya laporan keuangan akan
8
menghasilkan laba yang terlalu rendah. Kecenderungan ini terjadi karena
konservatisme menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan serta
mempercepat pengakuan biaya (Fatmariani, 2013:2).
Dengan demikian Konservatisme adalah tindakan kehati-hatian dalam
menghadapi ketidakpastian dimasa mendatang yang dilakukan manajer untuk
menutupi kinerja perusahaan yang buruk, yang diwujudkan dengan prinsip-
prinsip memperlambat pengakuan pendapatan, mempercepat biaya,
merendahkan nilai dan meninggikan utang yang dapat dilihat dari metode-
metode akuntansi yang digunakan perusahaan.Kencenderungan prinsip
memperlambat pengakuan pendapatan serta mempercepat pengakuan biaya
menyebabkan understatement terhadap laba dalam periode kini yang dapat
mengarah pada overstatement terhadap laba pada periode-periode berikutnya,
sebagai akibat understatement terhadap biaya pada periode
tersebut.Sehinggakonservatisme akuntansi merupakan asimetri dalam
memverifikasi laba dan rugi. Semakin besar tingkat perbedaan tingkat
verifikasi yang diminta terhadap laba dari pada rugi, maka semakin tinggi
tingkat konservatisme akuntansi.
Menurut Penman dan Zhang (2002) dalam Agung Suaryana (2004:5)
menjelaskan hubungan antara akuntansi konservatisme dan kualitas laba
bergantung pada pertumbuhan investasi perusahaan. Pertumbuhan investasi
yang temporer atau berfluktuasi akan menghasilkan tingkat pengembalian
(rate of return) yang temporer atau berfluktuasi sehingga menghasilkan
kualitas laba yang rendah. Laba yang berfluktuasi akan mengurangi laba untuk
9
memprediksi kas perusahaan di masa akan datang. Kualitas laba digunakan
untuk meprediksi laba masa akan datang dengan kemampuan laba periode
sekarang.
Penman dan Zhang (1999) dalam Tuwentina dan wirama
(2015:185)menemukan kualitas laba yang rendah pada perusahaan yang
konservatif serta memiliki pertumbuhan investasi yang berfluktuasi. Berbeda
dengan hasil penelitian tersebut, menurut Kazemi et al. (2011), prinsip
konservatisme pada dasarnya dianggap sebagai keuntungan karena dapat
meminimalisir pandangan optimistis pihak manajemen dan menghindari sikap
yang cenderung berlebihan dalam laporan keuangan.
Menurut Sadidi et al., (2011) menemukan bahwa indeks kualitas laba
yang disajikan berdasarkan indeks konservatisme memiliki kemampuan untuk
menggambarkan beberapa perbedaan antara return asset operasional dan
return saham saat ini dari tahun ini sampai tahun berikutnya, sehingga
mencerminkan laba yang berkualitas. Konservatisme diukur berdasarkan Putu
tuwetina dan wirama (2014:190) dimana laba dikurang aliran kas operasi
dikurang depresiasi lalu dibandingkan dengan asset total menghasilkan indeks
konservatisme.
Sample penelitian ini menggunakan perusahaan high profile yang
terdaftar di BEI. Perusahaan yang termasuk dalam tipe industri high profile
adalah perusahaan yang termasuk dalam sektor industri primer dan sekunder
yaitu perusahaan yang memproduksi barang. (Dirgantari, 2002). Pemilihan
perusahaan high profile sebagai sampel karena memiliki beberapa
10
karakteristik diantaranya menurut Farida et al., (2014:50) memiliki tingkat
sensivitas tinggi terhadap kerusakan lingkungan dan memiliki kompleksivitas
terhadap stake holder yang retan terhadap potensi resiko yang dihadapi
perusahaan, serta menurut Reni Retno Anggraini (2000) kerakteristik
perusahaan high profile memiliki kecendrungan tingkat politis yang tingggi
dalam menggungkapkan informasi yang banyak dan perusahaan dengan
kepemilikan manajer yang lebih besar.Pertimbangan memilih perusahaan high
profile sebagai sample adalah high profile lebih banyak mendapat perhatian
dari masyarakat akibat kegiatan operasional perusahaan yang mengolah bahan
baku menjadi produk setengah jadi atau produk jadi dan menghasilkan residu
yang kemungkinan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan apabila tidak
dikelola dengan baik sehingga dituntut memiliki tanggung jawab sosial yang
tinggi.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahas seberapa
besar “Pengaruh Struktur Modaldan Konservatisme AkuntansiTerhadap
Kualitas Laba. (Studi Empiris Pada Perusahaan High Profile Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014).Penelitian ini
merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang
dilakukan Kadek Prawisanti Dira dan Ida Bagus Putra Astika, (2014).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Terdapat penambahan variabel independen berupa konservatisme
akuntansiyang diperoleh dari penelitian Putu Tuwetina dan Dewa Gede
Wirama (2014). Selain disarankan oleh peneliti terdahulu, variabel tersebut
11
juga merupakan bagian dari karakteristik personal yang berpengaruh
terhadap kualitas laba suatu perusahaan. Penelitian sebelumnya hanya
menguji pengaruh struktur modal, likuiditas, pertumbuhan laba serta
ukuran perusahaan pada kualitas laba. Sedangkan penelitian ini menguji
analisa pengaruh struktur modal dan konservatisme akuntansi terhadap
kualitas laba.
2. Menggunakan tahun penelitian 2012-2014 sedangkan penelitian
sebelumnya menggunakan tahun penelitian 2009-2011.
3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perusahaan High
Profile terdaftar di BEI pada penelitian sebelumnya hanya menggunakan
Perusahaan Manufaktur.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan diteliti
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh antara variabel struktur modal dan
konservatisme akuntansi secara simultan terhadap kualitas laba?
2. Apakah terdapat pengaruh antara variabel struktur modal secara parsial
terhadap kualitas laba?
3. Apakah terdapat pengaruh antara variabel konservatisme akuntansi secara
parsial terhadap kualitas laba?
12
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh antara variabel struktur modal
dankonservatisme akuntansi secara simultan terhadap kualitas laba.
2. Untuk menganalisis pengaruh antara variabel struktur modal secara parsial
terhadap kualitas laba.
3. Untuk menganalisis pengaruh antara variabel konservatisme akuntansi
secara parsial terhadap kualitas laba.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teoritis
1. Bagi Civitas Akademik Sebagai bahan pertimbangan untuk menambah
referensi sebagai rekomendasi penelitian yang akan dilaksanakan di
waktu yang akan datang.
2. Bagi masyarakat diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
Laba perusahaan dan faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
kualitas laba sehingga dijadikan informasi bagi masyarakat.
3. Bagi masyarakat sebagai bahan pertimbangan untuk menambah
referensi sebagai rekomendasi penelitian yang akan dilaksanakan di
waktu yang akan datang.
13
b. Manfaat Praktis
1. Bagi investor Sebagai bahan pertimbangan serta informasi bagi
manajer dan investor dalam menentukan alternatif pendanaan dan
aspek-aspek yang mempengaruhinya, serta sebagai salah satu masukan
mengenai kinerja perusahaan sehingga mempertimbangkan kebijakan
calon investor dalam menanamkan modalnya.
2. Bagi perusahaan High Profiledapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dan masukan khususnya dalam pengambilan keputusan
terhadap tingkat kualitas laba dan faktor apa saja yang mempengaruhi
kualitas laba.
3. Bagi peneliti diharapkan dengan adanya penelitian ini peneliti dapat
menggali ilmu tentang apa yang telah dikemukakan di atas dan dapat
dipraktekan di kehidupan yang sesungguhnya.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Struktur Modal
Struktur modal merupakan masalah penting bagi perusahaan karena
baik atau buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap
posisi keuangan perusahaan. Struktur modal yang optimal merupakan
struktur modal yang diperkirakan akan menghasilkan biaya modal rata-rata
tertimbang yang paling rendah yang diharapkan dapat meningkatkan harga
saham perusahaan. Namun sumber dana mana yang akan digunakan
perusahaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya yaitu:
struktur aktiva, profitabilitas, pembayaran dividen, ukuran perusahaan,
tingkat pertumbuhan perusahaan, stabilitas dari earning, sikap manajemen,
suku bunga, inflasi, keadaan pasar modal, pertumbuhan pasar, stabilitas
penjualan, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, pajak, pengendalian,
sikap pemberi pinjaman dan perusahaan penilaian kredibilitas, kondisi
pasar, kondisi internal perusahaan, dan fleksibilitas keuangan.
Struktur modal merupakan hasil dari keputusan pendanaan yang
pada intinya apakah memilih menggunakan utang atau ekuitas untuk
mendanai aktivitas operasional perusahaan. (Farida, et al,. 2014:55).
Permasalahan dari struktur modal adalah bagaimana perusahaan dengan
cepat memadukan komposisi dana permanen yang digunakannya dengan
mencari paduan dana yang dapat meminimumkan biaya modal perusahaan
15
dan dapat memaksimalkan harga saham. Hal inilah yang menjadi
tujuan akhir dari struktur modal, yakni membuat komposisi sumber
pembiayaan yang paling optimal (Rodoni dan Ali, 2010:138).Terdapat
beberapa teori yang menjadi dasar penelitian di struktur modal yakni Teori
Trade off, Teori Agensi, Teori asimetri informasi, Teori pecking order,
Teori signal.
a. Teori Trade off (Trade off Theory)
Teori trade off berusaha menemukan rasio utang yang optimal
dengan mempertimbangkan antara manfaat dan biaya dari penggunaan
utang. Teori ini menyatakan bahwa struktur modal optimal akan tercapai
bila manfaat nilai tambah dari penggunaan utang yang berupa
penghematan pajak dapat menutupi peningkatan biaya financial distress
sehubungan dengan penggunaan utang. Teori trade-off yang sering juga
disebut teori yang berdasarkan pajak menyatakan bahwa pada struktur
modal yang optimal akan diperoleh keuntungan bersih dari penggunaan
pajak seimbang dengan biaya financial distress dan kebangkrutan.
(Wermer Ria Murhadi 2011:9)
Teori ini dibangun untuk memperbaiki teori struktur modal
Modigliani dan Miller dengan kondisi terdapat pajak, dimana
penggunaan utang akan memberikan manfaat penghematan pajak.
Dalam pandangan teori ini, penerbitan saham akan menjauhkan dari titik
optimal dan akan memberikan kabar buruk bagi investor. Menurut
Myers (1984) dalam Warmer (2011:9), perusahaan yang mengadopsi
teori ini seharusnya menetapkan target debt to value ratio dan secara
16
bertahap berusaha untuk mencapainya. Namun Myers (1984) juga
menyarankan bahwa manager akan menolak untuk menerbitkan saham
bila dirasakan sahamnya telah mengalami undervalue di pasar.
Konsekuensinya adalah investor mempersepsikan penerbitan saham
hanya akan terjadi bila saham tersebut sesuai atau lebih tinggi dari nilai
pasar. Hal ini berdampak pada kecenderungan investor untuk bereaksi
negatif terhadap penerbitan saham dan manajemen akan menolak untuk
menerbitkan saham. (Murhadi 2011:92)
Menurut Rista Bagus Santika (2011:175), menjelaskan model
teori trade off yang menggambarkan bahwa struktur modal yang optimal
dapat ditentukan dengan menyeimbangkan keuntungan atas penggunaan
utang dengan cost financial dan agency problems. Teori ini merupakan
kesimbangan antara keuntungan dan kerugian atas penggunaan hutang.
Mirza (1996) the trade – off model memang tidak dapat dipergunakan
untuk menentukan modal yang optimal secara akurat dari suatu
perusahaan tetapi melalui model ini memungkinkan dibuat 3 kesimpulan
tentang penggunaan leverage yaitu:
1. Perusahaan dengan risiko usaha yang lebih rendah dapat meminjam
lebih besar tanpa harus dibebani oleh expected cost of financial
distress sehingga diperoleh keuntungan pajak karena penggunaan
hutang yang lebih besar
2. Perusahaan yang memiliki tangible assets dan marketable assets
seharusnya dapat menggunakan hutang yang lebih besar dari pada
17
perusahaan yang memiliki nilai terutama dari intangible assets.Hal
ini disebabkan intangible assets lebih mudah untuk kehilangan nilai
apabila terjadi financial distress,dibandingkan standar asset dan
tangible asset
3. Perusahaan di negara yang tingkat pajaknya tinggi seharusnya
memuat hutang yang lebih besar dalam struktur modalnya dari pada
perusahaan yang dibayarkan diakui pemerintah sebagai biaya
sehingga mengurangi pajak penghasilan.
b. Teori agensi (Agency Theory).
Teori keagenan merupakan sekelompok gagasan mengenai
pengendalian organisasi yang didasarkan pada keyakinan bahwa
pemisahan kepemilikan dengan manajemen menimbulkan potensi
bahwa keinginan pemilik diabaikan ketika pemilik (manajer)
mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan ada pihak lain, terdapat
hubungan keagenan antara kedua belah pihak (Robinson, 2008:47).
Teori agensi atau teori keagenan muncul ketika terdapat dua
pihak yang saling terkait dimana pihak pertama setuju untuk memakai
jasa pihak tertentu. Sari (2011:4) menyatakan bahwa teori keagenan
mendeskripsikan pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen
sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh
pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham.
Untuk itu manajemen diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat
keputusan bagi kepentingan terbaik pemegang saham. Oleh karena itu,
18
manajemen wajib mempertanggungjawabkan semua upayanya kepada
pemegang saham.
Teori keagenan mengasumsikan bahwa semua individu bertindak
atas kepentingan mereka sendiri dan agen (manajer perusahaan)
diasumsikan menerima kepuasan bukan saja dari kompensasi keuangan
tetapi juga dari syarat-syarat yang terlibat dalam hubungan keagenan,
seperti jumlah waktu luang, kondisi kerja yang menarik, keanggotaan
klub dan jam kerja yang fleksibel. Menurut Brigham dan Houston
(2006:54), hubungan keagenan dapat timbul di antara:
a. Pemegang Saham Dengan Manajer
Masalah keagenan dapat timbul jika manajer menempatkan
tujuan dan kesejahteraan mereka sendiri pada posisi yang lebih tinggi
dari kepentingan pemegang saham. Tindakan manajer yang
oportunistik tersebut akan mempertinggi biaya perusahaan dan
mengurangi kemakmuran pemegang saham.
b. Pemegang saham (melalui manajer) dengan kreditur.
Kreditur memiliki klaim atas sebagian dari arus kas
perusahaan untuk pembayaran bunga dan pokok utang. Mereka
memiliki klaim atas aset perusahaan saat perusahaan mengalami
kebangkrutan. Pada saat perusahaan mengalami kebangkrutan,
keputusan harus segera diambil untuk mengatasi kondisi tersebut,
yaitu apakah akan melikuidasi perusahaan dengan menjual seluruh
aset atau melakukan reorganisasi. Manajemen perlu segera bertindak
dan khususnya manajer memilih mereorganisasi dengan tujuan
19
mempertahankan pekerjaannya. Keputusan manajer ini tentu saja
berdampak pada pemegang saham atau kreditur atau kedua belah
pihak tersebut.
c. Teori Asimetri (Assimetric Theory)
Teori infomasi Asimetri merupakan suatu kondisi dimana
manajer perusahaan memiliki lebih banyak informasi tentang operasi
dan prospek kedepannya dari perusahaan dibandingkan dengan pihak
lainnya. Adanya asimetri infomasi membuat manajer perusahaan lebih
leluasa bertindak didalam menentukan strategi capital structure karena
lebih menguasai informasi yang terjadi didalam perusahaan. Informasi
baru yang ada selalu relevan dengan harga saham yang beredar dipasar,
sebenarnya informasi ini bersifat murah dan harus tersedia bagi semua
pihak. Namun, karena kompetisi pasar diantara para investor membuat
informasi baru segera direflesikan kedalam harga saham dipasar secara
cepat, sehingga terjadi pula kompetisi dalam mencari informasi untuk
mendapatkan keuntungan sesaat. (Seftianne dan Ratih handayani,
2011:42)
d. Teori Pecking Order (Pecking Order Theory)
Donalson pada tahun (1961) dalam Sudiyatno (2011:174)
memperkenalkan packing order theory, meskipun penamaan ini
dilakukan oleh Myers (1984). Secara singkat teori ini menyatakan
bahwa:
20
a. Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil
operasi perusahaan berwujud laba ditahan)
b. Apabila pendanaan dari luar (external financing) diperlukan, maka
perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih
dulu, yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti
oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi),
baru akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru
diterbitkan. Sesuai dengan teori ini, tidak ada suatu target debt to
equity ratio, karena ada dua jenis modal sendiri, yaitu internal dan
eksternal. Modal sendiri yang berasal dari dalam perusahaan lebih
disukai daripada modal sendiri yang berasal dari luar perusahaan.
Menurut Myers (1996) perusahaan lebih menyukai penggunaan
pendanaan dari modal internal, yaitu dana yang berasal dari aliran
kas, laba ditahan dan depresiasi. Urutan penggunaan sumber
pendanaan dengan mengacu pada packing order theory adalah:
internal fund (dana internal), debt (hutang), dan equity (modal
sendiri). (Saidi, 2004).
Teori pecking order yang didasarkan pada temuan dari Myers &
Majluf (1984) dalam Werner Ria Murhadi (2011:92) menyarankan bahwa
perusahaan memiliki preferensi dalam memilih sumber pendanaannya.
Teori ini menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai penggunaan
dana internal daripada eksternal dalam rangka membiayai pengembangan
usahanya. Bila sumber pendanaan internal yang berasal dari financial
21
slack tidak mencukupi, maka barulah dipergunakan sumber pendanaan
eksternal. Bila sumber pendanaan eksternal dibutuhkan, maka pilihan
utama akan diambil dari penggunaan utang dengan cara menerbitkan
obligasi. Penerbitan saham baru dilakukan sebagai upaya terakhir dari
perusahaan bila sumber pendanaan internal dan utang tidak mencukupi
(Brealey dan Myers, 2003). Keuntungan dari pendanaan internal adalah
tidak memerlukan biaya penerbitan dan tidak perlu memberikan
informasi keterbukaan (disclosure) mengenai kondisi keuangan
perusahaan yang mungkin saja meliputi kesempatan investasi yang
potensial dan keuntungan yang diharapkan bila kesempatan investasi
tersebut diambil.
e. Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya
sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan
keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah
dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik.
Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan
bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari perusahaan lain. Teori sinyal
(signaling theory) yang digunakan untuk menjelaskan bahwa pada
dasarnya laporan keuangan dimanfaatkan perusahaan untuk memberi
sinyal positif maupun negatif kepada pemakainya. Demikian juga
dengan teori agensi yang digunakan untuk menjelaskan bahwa laporan
22
keuangan merupakan akibat pemisahan kepemilikan dan kepengelolaan
perusahaan (Sulistyanto, 2008:65).
Teori sinyal merupakan kenaikan dividen sering diikuti dengan
kenaikan harga saham, dan sebaliknya. Fenomena ini setidaknya
memperlihatkan bahwa investor lebih menyukai dividen daripada capital
gains. Modigliani dan Miller berpendapat bahwa kenaikan dividen ini
merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen
perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa yang akan
datang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen atau kenaikan dividen di
bawah kenaikan normal (biasanya) diyakini investor sebagai sinyal
bahwa perusahaan akan menghadapi masa sulit di waktu mendatang
(Sawir, 2004:147).
2. Leverage
Leverage merupakan suatu variable untuk mengetahui seberapa
besar aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang perusahaan (Dira dan
Astika 2014:67). Leverage diukur dengan menghitung debt ratio yaitu
dengan membandingkan antara total utang dengan total aset dari suatu
perusahaan periode tertentu (Otomegah Calvin 2012:30). Jika tingkat
leverage suatu perusahaan tinggi maka akan memiliki kecenderungan untuk
melakukan manajemen laba yang besar sehingga kualitas laba yang di
hasilkan akan menjadi rendah (Paulina Warianto 2012:2).Leverage
digunakan untuk menjelaskan kemampuan perusahaan dalam menggunakan
23
aset dan sumber dana untuk memperbesar hasil pengembalian kepada
pemiliknya. Perusahaan dengan leverage yang tinggi mengindikasikan
bahwa perusahaan menggunakan lebih banyak utang dalam struktur
modalnya. Brigham dan Houston (2001:33) menjelaskan bahwa:
1. Penggunaan utang akan memberikan perlindungan pajak, sebagai
akibatnya penggunaan utang yang lebih besar akan mengurangi pajak
dan menyebabkan makin banyak laba operasi perusahaan yang akan
diterima investor.
2. Dalam dunia nyata perusahaan memiliki rasio utang yang meminta
utang kurang dari 100% dengan alasan untuk mengurangi dampak
potensi kebangkrutan yang buruk.
3. Terdapat batas tingkat penggunaan utang dimana struktur modal
optimal terjadi ketika manfaat perlindungan pajak marjinal sebanding
dengan biaya-biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan manajerial
Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi berarti memiliki
utang yang lebih besar dibandingkan modal. Kerugian yang timbulkan dari
penggunaan leverage, yaitu:
1 Semakin tinggi debt ratio, semakin berisiko perusahaan, karena
semakin tinggi biaya tetapnya yaitu berupa pembayaran bunga.
2 Jika sewaktu-waktu perusahaan kesulitan keuangan dan operating
income tidak cukup untuk menutup beban bunga, maka akan
menyebabkan kebangkrutan (Brigham dan Houston, 2001)
24
Pembiayaan dengan utang atau leverage keuangan memiliki tiga
implikasi penting, yaitu:
1. Memperoleh dana melalui utang membuat pemegang saham dapat
mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang
terbatas.
2. Kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor pemilik untuk
memberikan marjin penganggaran, sehingga jika pemegang saham
hanya memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka risiko
perusahaan sebagian besar ada pada kreditur.
3. Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas
investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding pembayaran
bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan lebih besar atau
leverage (Brigham dan Houston, 2001).
Leverage dibagi menjadi dua yaitu leverage operasi (operating
leverage) dan leverage keuangan (financial leverage). Leverage operasi
adalah suatu indikator perubahan laba bersih yang diakibatkan oleh
besarnya volume penjualan sedangkan leverage keuangan merupakan
penggunaan utang untuk meningkatkan laba. Semakin besar rasio
leverage, berarti semakin tinggi nilai utang perusahaan. Dengan demikian,
perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi, berarti proporsi
hutangnya lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi aktivanya akan
cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk manajemen laba. Hal ini
berujung pada kualitas laba yang rendah.
25
Struktur modal di ukur dengan leverage. Leverage merupakan
suatu variable untuk mengetahui seberapa besar asset perusahaan yang
dibiayai oleh hutang perusahaan (Dira dan Astika 2014:67). Leverage
diukur dengan menghitung debt ratio menggunakan rumus :
3. Konservatisme Akuntansi
a. Konservatisme Akuntansi
Kinerja perusahaan yang buruk mengurangi minat investor yang
menyebabkan pemegang saham tidak puas dan memicu untuk
mengganti manajer. Manajer yang merasa posisinya terancam
mendorong melakukan pengaturan pelaporan keuangan dengan praktik
pengaturan tingkat konservatisme. Praktik ini membolehkan perusahaan
memilih salah satu metode dari sekumpulan metode saat situasi yang
sama. Metode ini membuat manajer mengatur tingkat konservatime
berdasarkan metode akuntansi yang dipakai. (Hendrianto, 2012:62).
Perilaku manajer dalam memanipulasi laporan keuangan agar terlihat
baik sangat berkaitan dengan teori keagenan yang menyatakan bahwa
manajer mempunyai kecendrungan menaikan laba untuk
menyembunyikan kinerja yang buruk.
Sumber : Marisatusholekha dan Eddy Budiono 2015
26
Soewardjono (2005:245) menjelaskan bahwa: “Konservatisme
adalah sikap dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil
tindakan atau keputusan atas dasar outcome yang terjelek dari
ketidakpastian tersebut”. C. Rollin Niswonger dan Philip E. Fess
menjelaskan suatu ungkapan sikap konservatif yaitu mengakui kerugian
yang mungkin terjadi dan tidak mengakui laba yang belum direalisir
(anticipate no profit and provide for all losses).
Konservatisme adalah prinsip dalam pelaporan keuangan yang
dimaksudkan untuk mengakui dan mengukur aktiva dan laba dilakukan
dengan penuh kehati-hatian oleh aktivitas ekonomi dan bisnis di
lingkupi dengan ketidakpastian (Wibowo, 2002 dalam Nugroho dan
Indriana, 2012).
Implikasi konsep konservatisme menurut Soewardjono
(2010:245) terhadap prinsip akuntansi yaitu mengakui biaya atau rugi
yang memungkinkan akanterjadi, tetapi tidak segera mengakui
pendapatan atau laba yang akan datang walaupun kemungkinan
terjadinya besar. Implikasi tersebut dapat dilihat dari pelaporan labadan
aset yang lebih rendah atau pelaporan hutang yang lebih tinggi (Calvin
Oktomegah 2012:37).
Konservatisme akuntansi secara tradisional didefinisikan
sebagai antisipasi terhadap semua rugi tetapi tidakmengantisipasi laba
(Nathania Pramudita, 2012:2). Pengantisipasian rugi berarti pengakuan
27
rugi sebelumsuatu verifikasi secara hukum dapat dilakukan, dan hal
yang sebaliknya dilakukan terhadap laba.
Konservatisme biasanya didefinisikan sebagai reaksi kehati-
hatian (prudent) terhadap ketidakpastian, ditujukanuntuk melindungi
hak-hak dan kepentingan pemegang saham (shareholders) dan pemberi
pinjaman (debtholders) yangmenentukan sebuah verifikasi standar yang
lebih tinggi untuk mengakui goodnews daripada badnews (Lara, et
al.,2005).
Standar akuntansi yang berlaku mengijinkan perusahaan untuk
memilih berbagai metode yang dapat diterapkan dalam kondisi atau
transaksi yang sama. Kebebasan memilih standar akuntansidapat
menghasilkan angka-angka yang berbeda dalam laporankeuangan yang
pada akhirnya akan menyebabkan laba yangcenderung konservatif dan
laba yang cenderung optimis/liberal.
Metode yang paling konservatif dalam penilaian persediaan
adalahmetode LIFO (asumsi perekonomian dalam keadaan
inflasi),sedangkan yang paling optimis/liberal adalah metode FIFO.
Kedua metode itu akan menghasilkan laba yang berbeda. Penerapan
metode LIFO akan menghasilkan laba yang lebih kecil dibandingkan
metode FIFO (dalam keadaan inflasi). Metode penyusutan atau
amortisasi bagi aktiva tetap atau tak berwujud akan lebih konservatif
jika periode penyusutan semakin pendek, dan semakin optimis jika
periode penyusutan semakin panjang. Metode penyusutan/amortisasi
28
double declining balance relative lebih konservatif dibandingkan
metode garis lurus karenamenghasilkan biaya yang lebih tinggi
sehingga laba menjadi relatif kecil. Standar akuntansi mengenai
pengakuan biaya riset danpengembangan memungkinkan perusahaan
untuk memilih metode yang lebih sesuai dengan keadaan perusahaan.
Jika biaya risetdiakui sebagai cost pada periode berjalan, maka
perusahaan akanmenghasilkan laporan yang cenderung konservatif.
Sebaliknyaapabila biaya riset dicatat sebagai aktiva, maka laporan
keuangancenderung optimis.
Penman dan Zhang (2002) dan Wolk et al (2001) menyatakan
bahwa akuntansi konservatif tidak saja berkaitan dengan pemilihan
metode akuntansi, tetapi juga estimasi yang seringkali diterapkan
berkaitan dengan akuntansi akrual.Agung Suaryana (2004:4)
menyebutkan bahwa konservatisme merupakan praktik akuntansi yang
mengurangi laba (dan menurunkan aktiva bersih) ketika menghadapi
bad news, akan tetapi tidak meningkatkan laba (dan meningkatkan nilai
aktiva bersih) ketika menanggapi good news.
Dengan demikian konservatisme adalah tindak kehati-hatian
dalam menghadapi ketidakpastian dimasa mendatang yang dilakukan
manajer untuk menutupi kinerja perusahaan yang buruk, yang
diwujudkan dengan prinsip-prinsip memperlambat pengakuan
pendapatan, mempercepat biaya, merendahkan nilai dan meninggikan
29
utang yang dapat dilihat dari metode-metode akuntansi yang digunakan
perusahaan.
Kencenderungan prinsip memperlambat pengakuan pendapatan
serta mempercepat pengakuan biaya menyebabkan understatement
terhadap laba dalam periode kini yang dapat mengarah pada
overstatement terhadap laba pada periode-periode berikutnya, sebagai
akibat understatement terhadap biaya pada periode tersebut.
Konservatisme akuntansi merupakan asimetri dalam
memverifikasi terhadap laba dan rugi. Semakin besar tingkat perbedaan
tingkat verifikasi yang diminta terhadap laba dari pada rugi, maka
semakin tinggi tingkat konservatisme akuntansi.
Penman dan Zhang, 2002 dalam Agung Suaryana (2004:5
menjelaskan hubungan antara akuntansi konservatisme dan kualitas
laba bergantung pada pertumbuhan investasi perusahaan. Pertumbuhan
investasi yang temporer atau berfluktuasi akan menghasilkan tingkat
pengembalian (rate of return) yang temporer atau berfluktuasi sehingga
menghasilkan kualitas laba yang rendah. Laba yang berfluktuasi akan
mengurangi laba untuk mempredisksi kas perusahaan di masa akan
datang. Kualitas laba digunakan untuk meprediksi laba masa akan
datang dengan kemampuan laba periode sekarang.
30
b. Pengukuran konservatisme
Menurut Sadidi et al. (2011) menemukan bahwa indeks kualitas
laba yang disajikan berdasarkan indeks konservatisme memiliki
kemampuan untuk menggambarkan beberapa perbedaan antara return
asset operasional dan return saham saat ini dari tahun ini sampai tahun
berikutnya, sehingga mencerminkan laba yang berkualitas.
Konservatisme diukur berdasarkan model Givonly dan Hayn (2000)
yang digunakan oleh Putu tuwetina (2014). Menggunakan rumus indeks
konservatisme sebagai berikut:
c. Faktor pengaruh konservatisme
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perusahaan
menggunakan konservatisme atau tidak, diantaranya:
1. Debt covenant (kontrak utang)
Debt covenant hypothesis memprediksikan bahwa semakin
tinggi jumlah pinjaman atau utang yang ingin di dapatkan oleh
perusahaan maka perusahaan berupaya menunjukan kinerja yang
baik pada debt holder. Upaya tersebut dilakukan dengan menurunkan
tingkat konservatisme dengan menyajikan aset dan laba setinggi
mungkin dan utang serendah mungkin. (Fatmariani, 2011:6)
Sumber : Tuwetina dan wirama 2014
31
2. Bonus plan
Teori informasi memprediksi bahwa perusahaan cenderung
untuk tidak menginformasikan kabar buruk untuk menaikkan harga
saham (Calvin Oktomegah 2011:2). Bagaimanapun informasi privat
perusahaan harus secepatnya disampaikan. Untuk perusahaan dengan
kepemilikan yang lebih terkonsentrasi, free rider akan berkurang dari
investor kecil yang ada dan kos yang dikeluarkan lebih rendah untuk
mendeteksi kecurangan. Dalam perspektif yang panjang, semakin
rendah cost investor untuk mendeteksi kecurangan semakin tinggi
probabilitas perusahaaan untuk terdeteksi dan semakin tinggi cost
yang diharapkan di masa mendatang (net benefit) dari peningkatan
laba (Qiang, 2003, dalam Calvin Oktomegah 2011:38)
3. Political Cost
Bagi perusahaan, intensitas politik sering berkaitan dengan
ukuran perusahaan (Watts dan Zimmerman, 1986). Political cost
mengungkapkan bahwa perusahaan besar kemungkinan menghadapi
biaya politis lebih besar dibanding perusahaan kecil. Perusahaan
besar biasanya lebih diawasi oleh pemerintah dan masyarakat. Jika
perusahaan besar mempunyai laba yang tinggi secara relatif
permanen, maka pemerintah dapat terdorong untuk menaikkan pajak
dan meminta layanan publik yang lebih tinggi kepada perusahaan.
Akhirnya, manajer perusahaan besar mungkin cenderung memilih
metode akuntansi yang menunda pelaporan laba untuk mengurangi
32
tanggungan political cost olehperusahaan (Calvin Oktomegah
2011:38).
4. Financial distress (kesulitan keuangan)
Menurut Herdianto (2012:64) menyatakan Kesulitan keuangan
mempunyai banyak arti. Pada kondisi sesungguhnya, kesulitan
keuangan tergambar dari ketidakmampuan atau tidak tersedianya
dana untuk membayar kewajiban-kewajiban yang telah jatuh tempo.
Peneliti terdahulu berbeda-beda dalam mengartikan kesulitan
keuangan, di mana perbedaan ini tergantung dari cara mengukurnya.
Secara umum kegiatan perusahaan dianggap sebagai suatu proses
arus kas, yang dimulai dari penarikan kas dari berbagai sumber,
kemudian dilakukan pembelanjaan kas pada harta perusahaan dan
dilakukan pengoperasian atas harta perusahaan tersebut. Tahap
selanjutnya adalah menginvestasikan kembali kas yang diperoleh
dari operasi perusahaan tersebut dan diakhiri dengan pengembalian
kas. Dalam proses pengembalian kas tersebut, perusahaan dapat
menemukan masalah kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan
tersebut secara umum dapat disebabkan:
1. Faktor internal
Menurut Damodaran (1997), faktor internal penyebab kesulitan
keuangan merupakan faktor dan kondisi yang timbul dari dalam
perusahaan yang bersifat mikro ekonomi.
33
2. Faktor eksternal
Menurut Damodaran (1997), faktor eksternal kesulitan
keuangan merupakan faktor-faktor di luar perusahaan yang bersifat
makro ekonomi yang mempengarhi baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap kesulitan keuangan perusahaan.
Kesulitan keuangan dapat membawa suatu perusahaan
mengalami kegagalan pembayaran (default), tidak sesuai dengan
kontrak yang telah disepakati. Kegagalan pembayaran tersebut,
mendorong debitor untuk mencari penyelesaian dengan pihak
kreditor, yang pada akhirnya dapat dilakukan restrukturisasi
keuangan antara perusahaan, kreditor dan investor, (Ros dan
Westerfield, 1996). Akibat kesulitan keuangan adalah sebagai
berikut:
1. Risiko biaya kesulitan keuangan mempunyai dampak negative
terhadap nilai perusahaan yang meng-offset nilai pembebasan
pajak (tax relief) atas peningkatan level hutang.
2. Jikapun manajer perusahaan menghindarkan likuidasi ketika
kesulitan, hubungannya dengan supplier, pelanggan, pekerja, dan
kreditor menjadi rusak parah.
3. Supplier penyedia barang dan jasa secara kredit mungkin lebih
berhati-hati, atau bahkan menghentikan pasokan sama sekali, jika
34
mereka yakin tidak ada kesempatan peningkatan perusahaan
dalam beberapa bulan.
4. Pelanggan mungkin mengembangkan hubungan dengan supplier
mereka, dan merencanakan sendiri produksi mereka dengan
andaian ada keberlanjutan dari hubungan tersebut. Adanya
keraguan tentang longevity perusahaan tidak menjamin kontrak
yang baik. Pelanggan umumnya menginginkan jaminan bahwa
perusahaan cukup stabiluntuk menepati janji.
Penyelesaian kesulitan keuangan yang dihadapi debitor
berkaitan dengan tertunda pembayaran pokok dan bunga pinjaman,
adalah sebagai berikut:
1. Menjual harta-harta utama perusahaan. Agar penjualan harta
tersebut dapat terealisir dalam waktu singkat, maka perlu
mempertimbangkan harga jual dan harta dibutuhkan oleh banyak
perusahaan atau konsumen.
2. Melakukan penggabungan usaha (merger) dengan perusahaan
lain.
3. Mengurangi pengeluaran modal atau penelitian dan
pengembangan. Cara ini dilakukan melalui peninjauan kembali
terhadap kebijakan yang telah digariskan dalam rangka
meningkatkan efisiensi perusahan di semua sektor.
4. Menerbitkan saham-saham atau surat berharga baru. Cara ini sulit
dilakukan bagi perusahaan dalam kondisi kesulitan keuangan,
35
karena calon pemegang saham akan menilai kelayakan
perusahaan dari semua aspek.
5. Negosiasi dengan pihak bank, kreditor, sub kontraktor dan
supplier, merupakan salah satu alternatif yang mungkin
dilaksanakan oleh manajemen, di mana pihak kreditor akan
menyetujui solusi tersebut apabila ada kepastian tanggal
pembayaran terhadap kewajiban yang tertunda.
6. Melakukan penukaran modal saham terhadap hutang (exchanging
equity for debt)
7. Mencatatkan perusahaan untuk bankrupt (filing for bankruptcy)
8. Pengalihan hutang menjadi obligasi konversi (convertible bond).
4. Kualitas Laba
Menurut Nafarin (2007), laba (income) adalah perbedaan antara
pendapatan dengan keseimbangan biaya-biaya dan pengeluaran untuk
periode tertentu. Laba adalah jawaban untuk investor mengenai perkiraan
keuntungan perusahaan di masa yang akan datang (Bandi,2009). Salah satu
indikator laba berkualitas adalah adanya reaksi investor saat
diumumkannya informasi tersebut, yang dapat diamati dari pergerakan
harga saham. (Farida et al., 20014:47). Laba akuntansi yang berkualitas
adalah laba yang mempunyai sedikit presepsian didalamnya dan dapat
mencerminkan kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Semakin besar
gangguan persepsian yang terkandung didalam laba akuntansi maka
36
semakin rendah kualitas laba akuntansi tersebut. (Marisatusholekha dan
Boediono 2015:54). Menurut Yeni wulansari (2013:5) mengatakan kualitas
laba yang tinggi menunjukkan bahwa investor tertarik pada informasi laba.
Ketika keuntungan perusahaan meningkat, maka laba perusahaan dikatakan
berkualitas.
Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan
kelanjutan laba (sustainable earnings) dimasa depan, yang ditentukan oleh
komponen akrual dan kas dan dapat mencerminkan kinerja keuangan
perusahaan yang sesungguhnya (Djamaluddin, 2008).Kualitas laba adalah
jumlah yang dapat dikonsumsi dalam satu periode dengan menjaga ke-
mampuan perusahaan pada awal dan akhir periode tetap sama. Dechows et
al, (2010) mendefenisikan kualitas laba sebagai berikut:
“Higher quality earnings provide more information about the
features of a firm’s financial performance that are relevant to a specific
decision made by a specific decision-maker.”
Dari defenisi diatas, terdapat tiga hal yang harus digarisbawahi
(Dechows et al, 2010). Pertama, kualitas laba tergantung pada informasi
yang relevan dalam membuat keputusan. Dengan demikian pendefenisian
kualitas laba diatas hanya dalam konteks model keputusan tertentu. Kedua,
kualitas dari angka laba yang dilaporkan dilihat dari apakah informasi
tersebut menggambarkan kinerja keuangan suatu perusahaan. Ketiga,
kualitas laba secara bersama-sama ditentukan oleh relevansi dari kinerja
keuangan yang mendasari keputusan.
37
Dechows et al, (2010) mengklasifikasikan proksi dari kualitas laba
ke dalam tiga kategori utama yaitu: kategori pertama, sifat laba (properties
of earnings) meliputi: persistensi laba (ear-nings persistence), ukuran
besarnya akrual (magnitude of accruals), nilai sisa model akrual (residual
models accrual), perataan laba (earnings smoothness), dan ketepatan
pengakuan rugi (timely loss recognition). Kategori kedua, respon investor
terhadap laba (investor responsiveness to earning) meliputi: earnings
response coefficient (ERC). Dan kategori ketiga, indikator eksternal dari
salah saji laba (indicators external of earnings misstatement meliputi:
Accounting and Auditing Enforcement Releases (AAERs), pernyataan
kembali (restatements), dan ketidakefisienan prosedur internal kontrol
berdasarkan Sarbanes Oxley Act(internal control procedure deficiencies
reported under the Sarbanes Oxley Act).
Earning Response Coefficient merupakan salah satu ukuran atau
proksi yang digunakan untuk mengukur kualitas laba. ERC Ini menjadi
model penelitian untuk mengindikasikan kemungkinan naik–turunya harga
saham atas reaksi pasar terhadap informasi laba yang di umumkan oleh
perusahaan. Kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba akan tercemin
dengan tingginya ERC, demikian sebaliknya (Farida, et al., 2014:47).
Earnings response coefficient (ERC) adalah salah satu ukuran yang
digunakan untuk mengukur kualitas laba. ERC adalah suatu reaksi atas laba
yang diumumkan oleh perusahaan, Reaksi ini mencerminkan kualitas laba
yang dilaporkan perusahaan. Untuk menghitung earning response
38
coefficient diperlukan beberapa langkah, yaitu menghitung Cummulative
Abnormal Return (CAR) dan menghitung nilai Unexpected Earnings (UE).
Kemudian meregresikan UE terhadap CAR.
5. ERC
Earnings response coefficient (ERC) dapat didefinisikan sebagai
efek satu satuan mata uang dari laba yang diharapkan pada return saham dan
menggambarkan reaksi investor terhadap pengumuman laba atau rugi
tersebut. ERC menunjukkan kuat lemahnya reaksi pasar terhadap
pengumuman laba, sehingga dapat digunakan untuk memprediksi
kandungan dalam informasi laba. Jika investor mempunyai persepsi bahwa
informasi keuangan itu memiliki kredibilitas tinggi, maka ia akan bereaksi
terhadap laporan keuangan tersebut secara kuat (Tiolemba, 2008 dalam Eka
Lara Santi 2013:2).
Reaksi yang diberikan investor tergantung dari kandungan informasi
dalam laba masing-masing perusahaan, sehingga mengakibatkan earnings
response coefficient (ERC) berbeda antara satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan
earnings response coefficient (ERC) tersebut adalah risiko sistematik yang
diukur dengan menggunakan beta, leverage yang merupakan proksi dari
struktur modal, persistensi laba dimana kemampuan menghasilkan laba yang
permanen akan menyebabkan ERC berbeda setiap perusahaan, kesempatan
39
bertumbuh (growth opportunities), the similiarity of investor expectations,
dan the informativeness of price yang diproksi dengan ukuran perusahaan
(firm size) (Scott, 2009). Jadi, ERC didefinisikan sebagai perkiraan
perubahan harga saham yang terjadi akibat pengumuman laba
perusahaanyang masuk ke informasi pasar (Dhaliwal, 1991 dalam Eka
larasanti buana 2013:4)
Dalam menghitung earning response coefficient diperlukan beberapa
langkah, yaitu menghitung Cummulative Abnormal Return (CAR) dan
menghitung nilai Unexpected Earnings (UE). Kemudian meregresikan UE
terhadap CAR. Perhitungan CAR sebagai berikut:
CARit = α0 + α1 UEi.t + ε
Sumber: Scott, 2012
40
B. Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai
variabel struktur modal (SM), Konservatisme Akuntansi (KNSV) terhadap
Kualitas Laba (KL), dapat dilihat dari table 2.1
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Judul Peneliti
(tahun)
Metodologi
penelitian
SM
(X1)
KNSV
(X2)
KL
(Y)
Hasil penelitian
(kesimpulan)
1. Kadek
Prawisanti
Dira Dan Ida
Bagus Putra
Astika. (2014)
Pengaruh
struktur
modal,
likuiditas,
pertumbuhan
laba dan
ukuran
perusahaan
pada kualitas
laba
Jenis penelitian :
Kuantitatif
Sumber data :
Annual Report
(Laporan
Tahunan)
Populasi :
Perusahaan in
Tehran
Stock Exchange
Sample :
33 peusahaan
Tahun 2009-2011
Analisis data:
Regresi berganda
Variabel lain:
Likuiditas,
pertumbuhan laba
Ukuran
perusahaan
√ √ Struktur modal
tidak
berpengaruh
terhadap kualitas
laba. hipotesis
penelitian
ditolak, namun
struktur modal
memiliki arah
positif pada
kualitas laba jika
di ukur dengan
ERC.
Likuiditas tidak
berpengaruh
terhadap kualitas
laba bila diukur
dengan ERC
Pertumbuhan
laba tidak
berpengaruh
terhadap kualitas
laba diukur
dengan ERC
Ukuran
perusahaan
berpengaruh
positif pada
kualitas laba
yang diukur
dengan ERC.
Bersambung ke halaman berikutnya
41
No. Judul Peneliti
(tahun)
Metodologi
penelitian
SM
(X1)
KNSV
(X2)
KL
(Y)
Hasil penelitian
(kesimpulan)
2. Putu
Tuwentina
dan Dewa
Gede Wirama.
(2014)
Pengaruh
konservatisme
akuntansi dan
Good
Coorporate
Governace
pada kualitas
laba
Jenis penelitian :
Kuantitatif
Sumber data :
Laporan
keuangan
Populasi :
Perusahaan listing
di BEI
Sample :
55 perusahaan
Tahun 2008-2012
Analisis data:
Regresi linear
berganda
Variabel lain:
Good Cooperate
Governance
√ √ Konservatisme
berpengaruh
positif terhadap
kualitas laba.
Penerapan Good
cooperate
governance
(CGPI) tidak
berpengaruh
pada kualitas
laba.
3. Chusnulia
Aryandhita
Widyanti,
Mekani
Vestari, dan
Dessy Noor
Farida. (2014)
Faktor-faktor
yang
mempengaruh
i kualitas laba
pada
perusahaan
High Profile
yang terdaftar
di BEI
Jenis penelitian :
Kuantitatif
Sumber data :
Laporan
keuangan
Populasi :
Perusahaan High
Profile terdaftar
di BEI
Sample :
176 Perusahaan
Tahun 2008-2012
√ √ Persistensi laba
tidak
berpengaruh
terhadap kualitas
laba.
Peluang
pertumbuhan
berpengaruh
positif terhadap
kualitas laba
Resiko
berpengaruh
negative
terhadap kualitas
laba.
Bersambung ke halaman berikutnya
42
No. Judul Peneliti
(tahun)
Metodologi
penelitian
SM
(X1)
KNSV
(X2)
KL
(Y)
Hasil penelitian
(kesimpulan)
Analisis data:
Regresi linear
berganda
Variabel lain:
Persistensi laba,
peluang
pertumbuhan,
resiko,
ukuran
perusahaan,
kualitas CSR,
kualitas auditor.
Ukuran
perusahaan
berpengaruh
negative
terhadap kualitas
laba
Kualitas CSR
berpengaruh
negative
terhadap kualitas
laba.
Kualitas auditor
tidak
berpengaruh
terhadap kualitas
laba
Struktur modal
tidak
berpengaruh
terhadap kualitas
laba.
4. Marisatusholl
ekha dan
Eddy
Budiono.
(2015)
Pengaruh
Komisaris
Independen,
Reputasi
KAP,
Persistensi
Laba,dan
Struktur
Modal
terhadap
kualitas laba.
(studi pada
Jenis penelitian :
Kuantitatif
Sumber data :
Laporan
keuangan
Populasi :
Perushaan
Telekomunikasi
Sample :
4 Perusahaan
Tahun 2009-2013
Analisis data:
Statistik
√
√ Komisaris
independent
tidak
berpengaruh
terhadap kualitas
laba
Reputasi KAP
tidak terdapat
pengaruh yang
signifikan
reputasi KAP
terhadap kualitas
lab
Tidak terdapat
pengaruh yang
signifikan
persistensi laba
terhadap kualitas
Bersambung ke halaman berikutnya
43
No. Judul Peneliti
(tahun)
Metodologi
penelitian
SM
(X1)
KNSV
(X2)
KL
(Y)
Hasil penelitian
(kesimpulan)
perusahan
telekomunikas
i yang
terdaftar di
BEItahun
2009-2013
deskriptif,
Asumsi klasik,
Regresi berganda,
Pengujian
hipotesis
Varuabel Lain:
Komisaris
Independen,
Reputasi KAP,
Persistensi laba.
laba.
Tidak terdapat
pengaruh
Struktur modal
terhadap kualitas
laba.
5 Dhian Eka
Irawati
(2012).
Pengaruh
Struktur
modal,
pertumbuhan
laba, ukuran
perusahaan,
dan Likuiditas
Terhadap
Kualitas laba
Jenis penelitian :
Kuantitatif
Sumber data :
Laporan
keuangan
Populasi :
Perushaan
Manufaktur
Sample :
33 Perusahaan
Tahun 2008-2010
Analisis data:
Regresi linear
berganda
Varuabel Lain:
Pertumbuhan
Laba, Ukuran
Perusahaan, dan
Likuiditas
√
√
Struktur modal,
pertumbuhan
laba, ukuran
perusahaan, dan
likuiditas
berpengaruh
terhadap kualitas
laba.
Pengujian secara
parsial
pertumbuhan
laba dan
likuiditas
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap kualitas
laba. Struktur
modal dan
ukuran
perusahaan tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap kualitas
laba
Bersambung ke halaman berikutnya
44
No. Judul Peneliti
(tahun)
Metodologi
penelitian
SM
(X1)
KNSV
(X2)
KL
(Y)
Hasil penelitian
(kesimpulan)
6. Rizki
Novrianti
(2012).
Kajian
Kualitas Laba
pada
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di BEI
Jenis penelitian :
Kuantitatif
Sumber data :
Laporan
keuangan
Populasi :
Perusahaan
Manufaktur
Sample :
31 Perusahaan
Tahun 2008-2009
Analisis data:
Regresi linear
berganda
Varuabel Lain:
Ukuran
Perusahaan,
Kualitas Akrual,
dan Investment
Opportunity Set
√
√
Adanya
pengaruh secara
simultan antara
ukuran
perusahaan,
struktur modal,
kualitas akrual,
Investment
Opportunity Set
(IOS) terhadap
kualitas laba.
Pengujian secara
parsial
menunjukkan
bahwa variabel
kualitas akrual
dan Investment
Opportunity Set
(IOS)
berpengaruh
secara positif
terhadap kualitas
laba,
Sedangkan
ukuran
perusahaan dan
struktur modal
tidak
berpengaruh
terhadap kualitas
laba.
7. Hashem
Valipour
And Mehdi
Moradbeygi
(2012)
Corporate
Debt
Financing
And Earnings
Quality
Jenis penelitian :
Kuantitatif
Sumber data :
Teheran Stock
Exchange
Populasi :
Perusahaan
Manufaktur
√
Terdapat
pengaruh Debt
Financing
terhadap Earning
Quality.
Low debt
financing
berpengaruh
positif terhadap
debt financing
Bersambung ke halaman berikutnya
45
No. Judul Peneliti
(tahun)
Metodologi
penelitian
SM
(X1)
KNSV
(X2)
KL
(Y)
Hasil penelitian
(kesimpulan)
Sample :
81 Perusahaan
Tahun 2005-2009
Analisis data:
Regresi linear
berganda
Varuabel Lain:
Debt financing
dan earning
quality.
High debt quality
berpengaruh
negative
terhadap debt
financing dan
earning quality
46
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
a. Pengaruh antara Struktur Modal dan Konservatisme Secara
Simultan terhadap Kualitas laba.
Struktur modal yang diukur dengan proksi leverage mengukur
tingkat hutang. Leverage merupakan suatu variable untuk mengetahui
seberapa besar asset perusahaan yang dibiayai oleh hutang perusahaan
(Dira dan Astika 2014:67). Sedangkan Konsep konservatisme menurut
Soewardjono (2010:245) terhadap prinsip akuntansi yaitu mengakui biaya
atau rugi yang memungkinkan akanterjadi, tetapi tidak segera mengakui
pendapatan atau laba yang akan datang walaupun kemungkinan terjadinya
besar. Implikasi konsep tersebut dapat dilihat dari pelaporan laba dan aset
yang lebih rendah atau pelaporan hutang yang lebih tinggi (Calvin
Oktomegah 2012:37). Perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang
tinggi, berarti proporsi hutangnya lebih tinggi dibandingkan dengan
proporsi aktivanya perusahaan akan cenderung melakukan manipulasi
dalam bentuk manajemen laba. Hal ini berujung pada kualitas laba yang
rendah. Sehingga Peneliti menduga terdapat pengaruh secara simultan
antara struktur modal dan konservatisme terhadap kualitas laba.
Ha1: Struktur modal dan konservatisme secara simultan berpengaruh
terhadap kualitas laba.
b. Pengaruh antara Struktur Modal terhadap Kualitas Laba
Informasi laba perusahaan yang ber-leverage tinggi kurang
direspon oleh investor yang akan tercermin pada penurunan harga saham
atau penurunan volume penjualan sahamnya. Sehingga semakin tinggi
47
nilai leverage suatu perusahaan maka semakin rendah nilai ERC-nya.
(Paulina Wiranto, 2012:2).Struktur modal adalah hasil atau akibat dari
keputusan pendanaan (financial decision) yang pada intinya memilih
apakah menggunakan utang atau ekuitas untuk mendanai aktivitas
operasional perusahaan. Penggunaan utang yang lebih besar dibandingkan
dengan ekuitas pemegang saham menyebabkan semakin besar pula beban
bunga yang akanditanggung perusahaan. Oleh sebab itu, sebelum
mengambil keputusan investasi, investor tidak hanya melihat kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba tetapi juga penggunaan utang
perusahaan, karena hal tersebut berpengaruh terhadap tingkat keuntungan
yang diperoleh perusahaan dan return yang akan diterima oleh investor.
Informasi laba perusahaan yang memiliki leverage tinggi akan kurang
direspon oleh investor. Perusahaan yang memiliki tingkat leverage tinggi
cenderung nilai kualitas laba yang diproksikan dengan Earning Response
Coefficient rendah karena laba yang dilaporkan oleh perusahaan adalah
laba yang menguntungkan untuk kreditur. Akibat utang yang tinggi, laba
sebagian besar akan dibagikan untuk kreditur dalam bentuk pembayaran
bunga dan pokok pinjaman, bukan untuk pemegang saham. Dampak lain
yang ditimbulkan dari besarnya utang adalah risiko gagal bayar juga
mungkin dialami oleh perusahaan yang bila terjadi terus-menerus dapat
menyebabkan terjadinya kebangkrutan Ambarwati (2008). Dengan utang
yang tinggi mempunyai tingkat leverage tinggi pula sehingga kualitas laba
yang dihasilkan menjadi rendah. Hipotesis yang dirumuskan menjadi
struktur modal berpengaruh terhadap kualitas laba.
Ha2: Struktur modal berpengaruh terhadap kualitas laba
48
c. Pengaruh antara Konservatisme Akuntansi terhadap Kualitas Laba
Menurut Tuwentina dan Wirama (2014:185) menjelaskan
konservatisme menjadi solusi dari adanya konflik agency dimana
konservatisme diterapkan melalui metode pencatatan laporan keuangan.
Penman dan Zhang (1999) menemukan kualitas laba yang rendah pada
perusahaan yang konservatif serta memiliki pertumbuhan investasi yang
berfluktuasi. Berbeda dengan hasil penelitian tersebut, menurut Kazemi
et al.(2011), prinsip konservatisme pada dasarnya dianggap sebagai
keuntungan karena dapat meminimalisir pandangan optimistis pihak
manajemen dan menghindari sikap yang cenderung berlebihan dalam
laporan keuangan. Sadidi et al. (2011) menemukan bahwa indeks
kualitas laba yang disajikan berdasarkan indeks konservatisme memiliki
kemampuan untuk menggambarkan beberapa perbedaan antara return
aset operasional dan return saham saat ini dari tahun ini sampai tahun
berikutnya, sehingga mencerminkan laba yang berkualitas. Menurut
Watts (2002), akuntansi konservatif bermanfaat untuk menghindari
konflik kepentingan antara investor dan kreditor karena konservatisme
akuntansi dapat mencegah pembagian dividen yang berlebihan kepada
investor.Peneliti menduga terdapat pengaruh positif konservatisme
akuntansi pada kualitas laba. Hal ini disebabkan oleh prinsip-prinsip
konservatisme yang berpihak kepada investor dengan cenderung bersifat
melindungi investor dari kesalahan berinvestasi akibat kekeliruan dalam
menganalisis informasi laba perusahaan sehingga hipotesis yang
dirumuskan adalah: Konservatisme akuntansiberpengaruh positif pada
kualitas laba.
Ha3: konservatisme berpengaruh terhadap kualitas laba.
49
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran konseptual pada dasarnya merupakan review atau
tinjauan pustaka yang dituangkan dalam bentuk skema serta mencerminkan
keterikatan antara variabel yang diteliti. Berdasarkan tinjauan pustaka yang
telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat dibuat kerangka konseptual sebagai
berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Perusahaan High Profile
Variabel Independen (X)
1. Struktur Modal (X1) 2. Konservatisme Akuntansi (X2)
Variabel Dependen (Y):
Kualitas Laba (Y)
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas 2. Uji Multikolinieritas 3. Uji Autokorelasi 4. Uji Heteroskedastisitas
Analisis / Interpretasi
Analisis Regresi Linier Berganda
Uji Hipotesis
1. Uji F (Secara Simultan) 2. Uji t (Secara Parsial) 3. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R
2)
Kesimpulan, Implikasi dan Saran
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitiankuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah cara untuk
memperoleh pengetahuan ataumemecahkan masalah yang dihadapi dan
dilakukan secara hati-hati dan sistematis, dan data-datayang dikumpulkan
berupa rangkaian atau kumpulan angka-angka (Nasehudin & Gozali,2012).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kausalitas, yaitu penelitian yang berguna untuk menganalisis hubungan antar
satu variable dengan variable lainnya atau bagaimana suatu variable
mempengaruhi variable lainnya. Metode penelitian kuantitatif adalah cara
untuk memperoleh pengetahuan ataumemecahkan masalah yang dihadapi dan
dilakukan secara hati-hati dan sistematis, dan data-datayang dikumpulkan
berupa rangkaian atau kumpulan angka-angka (Nasehudin & Gozali,2012).
Adapun sifat penelitian ini dikatagorikan penelitian deskriptif
explanatory. Sugiyono (2012:24) menyatakan bahwa, penelitian explanatory
merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-
variabel yang diteliti serta hubungannya antara satu variabel dengan yang lain.
Sugiyono (2012:49) menyatakan bahwa penelitian tingkat ekplanasi
(level of exlpanation) adalah tingkat penjelasan. Penelitian ini bermaksud
menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara
51
satu variabel dengan variabel yang lain sedangkan penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau hubungan
dengan variabel yang lain.
B. Metode Penelitian Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu
yang mempunyai karakteristik tertentu. Jadi populasi bukan hanya orang,
tetapi juga benda-benda alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang
ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan High
Profile yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 sampai
tahun 2014 berjumlah 154 perusahaan.Perusahaan dengan kategori High
profile dikarakteristikan sebagai industri yang memiliki tingkat sensivitas
tinggi terhadap kerusakan lingkungan, kompleksivitas terhadap stake holder
yang retan terhadap potensi resiko yang dihadapi perusahaan, memiliki
kecendrungan tingkat politis yang tingggi dalam menggungkapkan
informasi yang banyak dan perusahaan dengan kepemilikan manajer yang
lebih besar.
Adapun yang termasuk ke dalam perusahaan High profile adalah
perusahaan yang bergerak di industri primer dan industri sekunder.
Pengelompokan ini mengikuti aturan yang berlaku di Bursa Efek Indonesia,
yaitu untuk industri primer adalah industri yang langsung mengolah hasil
52
sumber daya alam, antara lain pertanian (sektor 1) dan pertambangan (sektor
2). Industri sekunder adalah industri yang mentransformasikan bahan baku
ke dalam produk setengah jadi melalui proses pabrikasi, diantaranya industri
dasar dan kimia (sektor 3), industri barang konsumsi (sektor 5), dan industri
lain-lain (sektor 4).
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut atau sebagian dari elemen-elemen populasi. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak memungkinkan mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dan tenaga, serta waktu.
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan dengan metode
purposive sampling.Metode purposive sampling yaitusampel yang diambil
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu untuk mendapatkan sampel yang sesuai
dengan tujuan penelitian (Yama dan Adityawati, 2009).
Sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan beberapa
kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan High Profileyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam
kurun waktu tahu 2012 sampai 2014
2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit
dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31
Desember secara konsisten dan lengkap selama periode 2012 sampai
2014
3. Perusahaan yang menghasilkan laba selama periode 2012-2014
53
4. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang rupiah.
5. Memiliki data lengkap terkait variabel.
C. Metode Pengumpulan Data
1. Jenis dan Sumber Data
Data adalah suatu fakta dan angka yang secara relatif tidak berarti
bagi pemakai (Umar, 2010:129). Sedangkan, teknik pengolahan data adalah
cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data
(Sugiyono, 2012:11).
Dalam penelitian ini peneliti akan mengumpulkan data yang
bersifat data sukunder, yaitu sumber data yang diperoleh dengan cara
membaca, mempelajari, dan memahami melalui media lain yang bersumber
dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan (Sugiyono, 2012:139).
Data sekunder adalah data yang informasinya diperoleh secara tidak
langsung dari perusahaan. Sedangkan menurut Indriantoro dan Supomo
(2009:147), data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain). Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari berbagai
literatur yang berhubungan dengan struktur modal, konservatisme
akuntansi dan kualitas laba. Penelitian ini hanya menggunakan data
sekunder berupa :
a. Data laporan keuangan auditan untuk periode tahun 2012-2014 yang
diperoleh dari website BEI (www.idx.co.id), website perusahaan dan
www.sahamok.co.id
54
b. Data Transaksi harian berupa historis harga saham (high and Low), data
transaksi bulanan berupa historis harga saham (close), close, IHSG.
Data ini diambil dari www.idx.co.id dan www.yahoofinance.co.id
2. Teknik dan pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
dokumentasi yang dimaksudkan sebagai cara untuk mengumpulkan data
dengan mempelajari dan mencatat bagian yang dianggap penting dari
berbagai sumber yang resmi. Teknik dokumentasi ditujukan untuk
memperoleh data langsung terutama seluruhnya dari kepustakaan (buku,
dokumen, artikel laporan, jurnal).
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan
keuangan auditan perusahaan Emitten yang dijadikan sampel yaitu
perusahaan High profile yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014.
D. Metode Analisa Data
Untuk menjelaskan kekuatan dan arah pengaruh beberapa variabel
bebas atau variabel penjelas (independent/explanatory variable) terhadap satu
variabel terikat (dependent variable), metode analisis data dalam penelitian ini
(strutur modal dan konservatisme akuntansi) menggunakan model regresi
berganda atau Multiple Regression (Ghozali, 2013:5).
Tahapan penelitian dalam menganalisis pengaruh struktur modal, dan
konservatisme akuntansi terhadap kualitas laba adalah sebagai berikut:
55
1. Uji Asumsi Klasik
Untuk menunjukkan pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y), maka perlu digunakan pengujian asumsi klasik. Uji
asumsi dasar yang dilakukan adalah:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model
regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Terdapat dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan analisis statistik (Ghozali, 2013:27).
1) Analisis Grafik
Metode yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan
melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal.
Untuk dapat mengetahui apakah model regresi tersebut
mengalami normalitas atau tidak dideteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Adapun dasar
pengambilan keputusan. (Santoso, 2002:214) adalah:
(a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola
distribusi normal maka model regresi tersebut memenuhi asumsi
normalitas.
(b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
56
distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
2) Analisis Statistik
Selain itu penelitian uji normalitas dapat juga menggunakan uji
Kolmogorov Smirnovdengan bantuan program SPSS 22. Dalam
penelitian ini, uji yang dilakukan untuk menentukan normalitas
dengan menggunakan statistik Kolmogorov–Smirnov (Ghozali,
2013:30). Hal ini dapat dilihat sebagai berikut:
(a) Dengan membandingkan K-Shitung dengan K-Stabel :
(1) Jika K- Shitung< K- Stabel , Ho ditolak.
(2) Jika K- Shitung> K- Stabel , Ho diterima.
(b) Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan:
(1) Probabilitas > 0,05, maka Ho ditolak.
(2) Probabilitas < 0,05, maka Ho diterima.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
hubungan antara beberapa variabel bebas (independen) dalam model
regresi (Ghazali, 2013:95). Multikolinieritas merupakan keadaan dimana
satu atau lebih variabel independen dinyatakan sebagai kondisi linier
dengan variabel lainnya. Artinya bahwa jika perubahan-perubahan bebas
digunakan sama sekali tidak berkolerasi satu dengan yang lain maka bisa
dikatakan tidak terjadi multikolinieritas. Uji multikolinearitas dapat juga
dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Information
57
Factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 22. Apabila
nilai tolerance lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil dari 10
maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas menunjukkan bahwa variance variabel
tidak sama untuk semua pengamatan. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Data yang baik yaitu
homoskedastisitas yaitu kesamaan varians dan residual. Kebanyakan data
cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini
menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran-ukuran (kecil, sedang
dan besar).
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu
melihat hasil output SPSS 22 melalui grafik scatterplot antara nilai
prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi,
dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah
di-studentized (Ghozali, 2013:125). Dasar analisis dari uji
heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
58
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan
menggunakan uji Glejser yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing
variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Apabila koefisien
korelasi dari masing-masing variabel bebas ada yang signifikan pada
tingkat kekeliruan di bawah 5%, mengindikasikan adanya gejala
heteroskedastisitas dan jika nilai signifikan pada tingkat kekeliruan di
atas 5%, mengindikasikan tidak adanya gejala heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu satu sama
lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data rentet waktu (time series) karena “gangguan” pada
seorang individu kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada
individu kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data
crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi
59
karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu
kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas dari autokorelasi (Ghozali 2013:110).
Autokorelasi adalah korelasi antara sesama urutan pengamatan
dari waktu ke waktu. Untuk memeriksa adanya aotukorelasi, biasanya
dilakukan uji statistik Durbin – Watson. Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan dengan
menggunakan uji Durbin-Watson (D-W), dengan tingkat kepercayaan
= 5%. Apabila D-W terletak antara -2 sampai +2 maka tidak ada
autokorelasi (Santoso, 2002:219).
2. Uji Hipotesis
a. Uji Simultan (Uji F)
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-
variabel independen (X) secara simultan (bersama-sama) mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen (Y) (Ghozali, 2013:88).
Apabila Fhitung> Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan
sebesar 0,05 jika nilai Fhitung > Ftabel maka secara bersama-sama seluruh
variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat
juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil
daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi = 0,05), maka variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05
60
maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
b. Uji Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan
variabel dependen (Ghozali, 2013:88). Uji t digunakan untuk mengetahui
apakah pengaruh variabel independen berpengaruh secara parsial
terhadap variabel dependen bersifat menentukan (significant) atau tidak
(Santoso, 2007:168). Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan
dua arah atau two tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah
penolakan Ho yaitu terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Kriteria
dalam uji parsial (Uji t) dapat dilihat sebagai berikut:
Uji Hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel
1) Apabila - thitung< - ttabel atau thitung> ttabel, maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2) Apabila thitung ≤ ttabel atau - thitung ≥ - ttabel,maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Uji Hipotesis berdasarkan Signifikansi
1) Jika angka sig. > 0,05, maka Ho ditolak,
2) Jika angka sig. < 0,05, maka Ho diterima,
3. Analisis Regresi Linier Berganda
a. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
61
Menurut Ghozali (2013:87) menyatakan Uji Koefisien
Determinasi bertujuan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel
bebas menjelaskan variabel terikat yang dilihat melalui adjusted R².
Adjusted R² ini digunakan karena variabel bebas dalam penelitian ini
lebih dari dua. Nilainya terletak antara 0 dan 1. Jika hasil yang diperoleh
> 0,5 maka model yang digunakan dianggap cukup handal dalam
melakukan suatu estimasi.
Semakin besar angka Adjusted R² maka semakin baik model yang
digunakan untuk menjelaskan hubungan variabel bebas terhadap variabel
terikatnya. Jika Adjusted R²semakin kecil berarti semakin lemah model
tersebut untuk menjelaskan variabilitas dari variabel terikatnya.
b. Uji Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen digunakan model regresi linier berganda dimana variabel
independen yaitu Struktur Modal terhadap variabel dependen yaitu
Kualitas laba. Model regresi linier berganda penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + έ
Keterangan:
Y = Kualitas Laba
a = Konstanta
b1…b2 = Koefisien regresi terhadap dugaan
X1 = Struktur Modal
X2 = Konservatisme Akuntansi
έ = Standar Error
62
E. Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing–masing variabel yang
digunakan disertai dengan operasional serta cara pengukurannya. Adapun
operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel dependen
Laba akuntansi yang berkualitas adalah laba yang mempunyai
sedikit presepsian didalamnya dan dapat mencerminkan kinerja perusahaan
yang sesungguhnya. Semakin besar gangguan presepsian yang terkandung
didalam laba akuntansi maka semakin rendah kualitas laba akuntansi
tersebut. (Marisatusholekha dan Boediono 2015:54). Menurut Yeni
wulansari (2013:5) mengatakan kualitas laba yang tinggi menunjukkan
bahwa investor tertarik pada informasi laba.
Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan
kelanjutan laba (sustainable earnings) dimasa depan, yang ditentukan oleh
komponen akrual dan kas dan dapat mencerminkan kinerja keuangan
perusahaan yang sesungguhnya (Djamaluddin, 2008).Dechows et al, (2010)
mendefenisikan kualitas laba sebagai berikut:
“Higher quality earnings provide more information about the
features of a firm’s financial performance that are relevant to a specific
decision made by a specific decision-maker.”
Dari defenisi diatas, terdapat tiga hal yang harus digarisbawahi
(Dechows et al, 2010). Pertama, kualitas laba tergantung pada informasi
yang relevan dalam membuat keputusan. Dengan demikian pendefenisian
kualitas laba diatas hanya dalam konteks model keputusan tertentu. Kedua,
63
kualitas dari angka laba yang dilaporkan dilihat dari apakah informasi
tersebut menggambarkan kinerja keuangan suatu perusahaan. Ketiga,
kualitas laba secara bersama-sama ditentukan oleh relevansi dari kinerja
keuangan yang mendasari keputusan.Variable dependen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Kualitas Laba sebagai variable Y. Terdapat
beberapa proksi yang dapat digunakan dalam pengukuran kualitas laba
antara lain persistensi laba, Discretionary Accruals, ketepatan waktu, dan
Earnings Respons Coefficients (Dechow, 2010). Pada penelitian ini,
kualitas laba diukur dengan proksi Earnings Response Coefficients (ERC)
karena peneliti ingin melihat kualitas laba berdasarkan respon investor atas
informasi laba yang diungkapkan oleh perusahaan sesuai dengan teori
agensi bahwa laba yang berkualitas adalah laba yang tidak menimbulkan
asimetri informasi antara investor sebagai principal dan manajemen
perusahaan sebagai agen. Koefisien respon pada dasarnya merupakan
suatu upaya untuk memahami bagaimana suatu informasi dapat
mempengaruhi harga saham (Bruegger dan Dunbar, 2009). ERC
merupakan koefisien regresi antara harga saham yang diproksikan dengan
CAR, dan laba akuntansi yang diproksikan dengan Ue dengan rumus:
Keterangan:
CARit : Cummulative Abnormal Return Perusahaan i pada tahun t
CARit = CAR (-3, +3) = ∑
Sumber : Diantimala, 2008
64
Arit : Abnormal return Perusahaan i pada tahun t yang merupakan
selisih antara return perusahaan dengan return pasar
Untuk menentukan abnormal return (Soewardjono, 2005) dapat digunakan
rumus berikut ini :
F.
Keterangan :
ARit = Return abnormal perusahaan i pada waktu t
Rit = Return perusahaan i pada waktu t
Rmt = Return pasar pada waktu t
Untuk memperoleh data abnormal return, terlebih dahulu harus mencari
return saham harian dan return pasar harian
a) Return saham harian dihitung dengan rumus
Keterangan :
Rit = Return saham perusahaan i pada hari t
Pit = Harga penutupan saham i pada hari t
Pit-1 = Harga penutupan saham i pada hari t-1
b) Return pasar harian dihitung sebagai berikut
𝑨Rit = 𝑹it 𝑹mt
𝑹it=
𝑹mt=
65
Keterangan :
Rmt = Return pasar harian
IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada hari t
IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada hari t-1
Setelah menghitung CAR, langkah berikutnya adalah menghitung
Unexpected earnings yang diukur menggunakan pengukuran laba per
lembar saham (Riyatno, 2007):
Keterangan:
UEi.t = Unexpected Earnings Perusahaan i pada periode t
AEi.t-1 =Laba setelah pajak perusahaan i pada tahun t-i
AEi.t-1 =Laba setelah pajak perusahaan i pada tahun t-1
Kemudian ERC dihitung dengan persamaan regresi sebagai berikut atas
data tiap-tiap perusahaan:
Keterangan:
CARi.t : CAR perusahaan yang diperoleh dari akumulasi AR pada
Interval dari hari t-3 hingga t+3
UEi.t : Unexpected Earnings Perusahaan i pada periode t
CARit = α0 + α1 UEi.t + ε
Sumber: Scott, 2012
UEi.t=
Sumber: Daud dan Syariffudin, 2008
66
α0 : Konstanta
α1 : ERC
UEi.t : Unexpected Earnings
ε : Standar Error
2. Variabel Independen
Beberapa variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain:
a. Struktur Modal (X1)
Struktur modal merupakan hasil dari keputusan pendanaan yang
pada intinya apakah memilih menggunakan utang atau ekuitas untuk
mendanai aktivitas operasional perusahaan. (Farida, et al,. 2014:55).
Permasalahan dari struktur modal adalah bagaimana perusahaan dengan
cepat memadukan komposisi dana permanen yang digunakannya
dengan mencari paduan dana yang dapat meminimumkan biaya modal
perusahaan dan dapat memaksimalkan harga saham. Hal inilah yang
menjadi tujuan akhir dari struktur modal, yakni membuat komposisi
sumber pembiayaan yang paling optimal (Rodoni dan Ali, 2010:138).
Horne(2005:232)menjelaskan struktur modal adalah bauran atau
proporsi pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang diwakili
oleh hutang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa.
Struktur modal yang diukur dengan leverage merupakan suatu
variabel untuk mengetahui seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh
67
hutang perusahaan (Dira dan Astika 2014:68). Utang yang dimiliki
perusahaan berhubungan dengan keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan (Keshtavar et al., 2013). Jika tingkat leverage suatu
perusahaan tinggi maka akan memiliki kecendrungan untuk melakukan
manajemen laba yang besar sehingga kualitas laba yang di hasilkan
akan menjadi rendah (Paulina Warianto 2012:2). Namun Semakin
tinggi hutang perusahaan, maka perusahaan tersebut akan semakin
dinamis. Investasi yang meningkat menunjukkan adanya prospek
keuntungan di masa yang akan datang. Pihak manajemen akan lebih
terpacu untuk meningkatkan kinerjanya agar hutang-hutang perusahaan
dapat terpenuhi sehingga dampak positifnya adalah perusahaan akan
lebih berkembang. Keputusan untuk menentukan struktur modal dapat
dilihat dari harga sahamnya (Chowdhury and Chowdhury, 2010).
Rumus leverage:
Keterangan :
Levit = Leverage perusahaan i pada tahun t
TUit = Total Utang perusahaan i pada tahun t
TAit = Total Asset perusahaan i pada tahun t
Sumber : Marisatusholekha dan Eddy Budiono 2015
68
b. Konservatisme (X2)
Soewardjono (2005:245) menjelaskan bahwa: “Konservatisme
adalah sikap dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil
tindakan atau keputusan atas dasar outcome yang terjelek dari
ketidakpastian tersebut”.Konservatisme biasanya didefinisikan sebagai
reaksi kehati-hatian (prudent) terhadap ketidakpastian, ditujukanuntuk
melindungi hak-hak dan kepentingan pemegang saham (shareholders)
dan pemberi pinjaman (debtholders) yangmenentukan sebuah verifikasi
standar yang lebih tinggi untuk mengakui goodnews daripada badnews
(Lara, et al.,2005).Konservatisme merupakan prinsip akuntansi yang
jika diterapkan akan menghasilkan angka-angka pendapatan dan asset
cendrung rendah, serta angka-angka biaya cenderung tinggi. Akibatnya
laporan keuangan akan menghasilkan laba yang terlalu rendah.
Kecendrungan ini terjadi karena konservatisme menganut prinsip
memperlambat pengakuan pendapatan serta mempercepat pengakuan
biaya (Fatmariani, 2013:2).Penman dan Zhang, 2002 dalam Agung
Suaryana (2004:5) menjelaskan hubungan antara akuntansi
konservatisme dan kualitas laba bergantung pada pertumbuhan investasi
perusahaan. Pertumbuhan investasi yang temporer atau berfluktuasi
akan menghasilkan tingkat pengembalian (rate of return) yang temporer
atau berfluktuasi sehingga menghasilkan kualitas laba yang rendah.
Laba yang berfluktuasi akan mengurangi laba untuk mempredisksi kas
perusahaan di masa akan datang. Kualitas laba digunakan untuk
69
meprediksi laba masa akan datang dengan kemampuan laba periode
sekarang.Konservatisme diukur berdasarkan model Givoly dan Hayn
(2000) yang digunakan pula oleh Wirama (2008) dan Ahmed et al.
(2000). Berikut rumus penghitungan indeks konservatisme:
Keterangan:
KNSV = Indeks Konservatisme
L = Laba Bersih
AKO = Aliran Kas Operasi
Sumber : Tuwetina dan wirama 2014
70
Tabel 3.1
Tabel Operasional variabel Variabel Indikator Skala
Pengukuran
Struktur modal Struktur modal diukur dengan menggunakan leverage.
Keterangan:
Levit= Leverage perusahaan i pada tahun t
TUit= Total Utang perusahaan i pada tahun t
TAit = Total Asset perusahaan i pada tahun t
Skala Rasio
Konservatisme Konservatisme diukur dengan menggunakan metode:
Keterangan:
KNSV : Indeks Konservatisme
L : Laba Bersih
AKO : Aliran Kas Operasi
Skala Rasio
Kualitas Laba Kualitas laba diukur dengan Earning Responces
cooficient (ERC). ERC merupakan koefisien regresi
antara harga saham yang diproksikan dengan CAR, dan
laba akuntansi yang diproksikan dengan Ue dengan
rumus:
CARit : Cummulative Abnormal Return Perusahaan i
pada tahun t
Arit : Abnormal return Perusahaan i pada tahun t
yang merupakan selisih antara return perusahaan dengan
return pasar
Skala Rasio
Sumber : Tuwetina dan wirama 2014
Sumber : Marisatusholekha dan Eddy Budiono 2015
CARit = α0 + α1 UEi.t + ε
Sumber: Scott, 2012
71
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan High Profile yang
terdaftar di BEI. Sampel perusahaan yang berhasil diperoleh dan
mengurangi criteria adalah sebanyak 44 perusahaan, dimana penelitian
dilakukan selama 3 tahun yaitu tahun 2012 hingga tahun 2014, sehingga
terkumpul sebanyak 132 sampel. Data penelitian ini diperoleh dari laporan
keuangan auditan dan harga saham yang terdaftar di situs resmi Indonesia
Stock Exchange yaitu www.idx.co.idwww. sahamok.com dan
www.yahoofinance.com. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh kualitas laba yang dalam penelitian ini diukur dengan Earnings
Response Coefficientsyangmerupakan koefisien regresi antara harga saham
diproksikan dengan CAR, dan laba akuntansi diproksikan dengan Ue
terhadap struktur modal yang dihitung dengan leverage dan konservatisme
yang dihitung dengan indeks konservatisme.
Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan
ditampilkan dalam tabel. Berikut tabel yang ditampilkan:
72
Table 4.1
Proses Seleksi Sample berdasarkan kriteria No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan High Profile yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia dalam kurun
waktu tahu 2012 sampai 2014
154
2. Perusahaan tidak mempublikasikan
laporan keuangan yang telah diaudit
dengan menggunakan tahun buku yang
berakhir pada tanggal 31 Desember
secara konsisten dan lengkap selama
periode 2012 samapi 2014
(20)
3 Perusahaan yang menghasilkan rugi dan
dolar selama periode 2012-2014
(75)
5. Data tidak lengakap terkait variabel (15)
6. Jumlah perusahaan yang memenuhi
kriteria
44
Total sampel data selama tiga
tahunpenelitian dari tahun 2012 sampai
dengan tahun 2014
132
2. Deskripsi sampel Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara
purposive sampling, sehingga sampel penelitian ini merupakan perusahaan
High Profile yang memiliki kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Sampel dipilih bagi perusahaan yang menyajikan data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini, seperti laporan keuangan perusahaan auditan dan
laporan harga saham. Berikut nama-nama peusahaan yang menjadi objek
penelitian ini:
No Nama Perusahaan Kode
1 Astra Agro Lestari. Tbk AALI
2 Alkindo Naratama. Tbk ALDO
3 Asahimas Flat Glass. Tbk AMFG
4 Asiaplast Industries. Tbk APLI
5 Ratu Prabu Energi. Tbk ARTI
6 Astra Otoparts. Tbk AUTO
7 Bisi Internasional Tbk BISI
73
No Nama Perusahaan Kode
8 Betonjaya Manunggal Tbk BTON
9 PT Budi Starch & Sweetener Tbk BUDI
10 Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN
11 Citatah Tbk CTTH
12 Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS
13 Dharma Samudera Fishing Ind. Tbk DSFI
14 Ekadharma International Tbk EKAD
15 Elnusa Tbk ELSA
16 Golden Energy Mines Tbk GEMS
17 Gajah Tunggal Tbk GJTL
18 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR
19 Indal Aluminium Industry Tbk INAI
20 Indospring Tbk INDS
21 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP
22 Jembo Cable Company Tbk JECC
23 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk JPFA
24 KMI Wire and Cable Tbk KBLI
25 Kabelindo Murni Tbk KBLM
26 Lion Metal Works Tbk LION
27 Lionmesh Prima Tbk LMSH
28 Mitra Investindo Tbk MITI
29 Pelangi Indah Canindo Tbk PICO
30 Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS
31 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA
32 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY
33 Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS
34 Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk SCCO
35 Sampoerna Agro Tbk SGRO
36 SMART Tbk SMAR
37 holcim indonesia tbk SMCB
38 Semen indonesia (persero) tbk SMGR
39 Selamat Sempurna Tbk SMSM
40 Tunas Baru Lampung Tbk TBLA
41 Timah (Persero) Tbk TINS
42 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO
43 Trias Sentosa Tbk TRST
44 Trisula International Tbk UNIT
Sumber:www.idx.co.id danwww.sahamok.com
74
B. Hasil Uji Analisa Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan fasilitas
elektronik dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS versi
22.Untuk memudahkan perolehan data sehingga dapat menjelaskan
variabel-variabel yang diteliti. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif
diperoleh sebanyak 132 data observasi untuk perusahaan high profile
yang berasal dari perkalian antara periode penelitian 3 tahun dari
tahun 2012 sampai 2014 dengan jumlah perusahaan sampel 44
perusahaan. Berikut tabel hasil olahan data mengenai statistik
deskriptif adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji Deskriptif Data
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SM 132 .1219694 2.6721852 .445137978 .2771522263
KNSV 132 -.6189536 .8115346 .191134341 .2699448610
KL 132 -86.3357825 17.6736143 -1.629512089 11.0788562443
Valid N
(listwise) 132
Sumber: data diolah, 2015
Tabel 4.2 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing
variabel penelitian. Berdasarkan Tabel di atas, hasil analisis dengan
menggunakan statistik deskriptif terhadap kualitas laba menunjukkan
nilai minimum sebesar -086.3357825, nilai maksimum sebesar
17.6736143 dengan rata-rata sebesar -1.629512089 dan standar
deviasi 11.0788562443. Hasil analisis dengan menggunakan statistik
75
deskriptif terhadap konservatisme akuntansimenunjukkan nilai
minimum sebesar -0.6189536., nilai maksimum sebesar 0.8115346
dengan rata-rata sebesar 0.191134341dan standar deviasi
0.2699448610. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif
terhadap struktur modal menunjukkan nilai minimum sebesar
0.1219694 nilai maksimum sebesar 2.6721852 dengan rata-rata
0.445137978 dan standar deviasi 0.2771522263.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Data-data bertipe skala sebagai pada umumnya mengikuti asumsi
distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti
asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang
diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang
bersangkutan.Dengan demikian, analisis statistika yang pertama harus
digunakan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa uji
normalitas. Menurut Ghozali (2013:160) uji normalitas bertujuan apakah
dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen
(bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan
statistik, adapun hasil uji normalitas pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
76
1) Hasil Uji Normalitas Secara Grafik
Salah satu menentukan uji normalitas yaitu dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif
dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis
lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan
garis diagonal (Ghozali, 2013:160). Adapun hasil perhitungan uji
normalitas dengan melihat dari segi grafik yang ditunjukan pada
gambar grafik p-p plot berikut ini:
Gambar 4.3
Hasil Uji Normalitas Data Secara Grafik
Sumber: data diolah, 2015
Hasil pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di
sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis
77
diagonal. Grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai
karena asumsi normalitas (Ghozali, 2013:160).
2) Hasil Uji Normalitas Secara Statistik
Uji normalitas secara grafik dapat menyesatkan kalau tidak
hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa
sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi
dengan uji statistik (Ghozali, 2013:163). Adapun hasil perhitungan uji
normalitas secara statistic yang dilihat berdasarkan uji kolmogorof-
smirnov adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Secara Statistik
S
Sumber: data diolah, 2015
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 38
Normal Parametersa,b Mean -.5694
Std. Deviation 1.08284
Most Extreme Differences Absolute .126
Positive .074
Negative -.126
Test Statistic .126
Asymp. Sig. (2-tailed) .133c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
78
Terlihat uji kolmogorov-smirnov menyatakan bahwa nilai
unstandarized residual memiliki nilai Asymp. sig. > 0,05, ini
mengartikan bahwa semua data terdistribusi dengan normal.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen.Untuk mendeteksi adanya problem multikolinearitas, maka
dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficients
Sumber: data diolah, 2015
Tabel di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi
gejala multikolinearitas antara masing-masing variabel independen yaitu
dengan melihat nilai Varian Inflation Factor (VIF). Nilai VIF yang
diperbolehkan hanya mencapai 10 maka data di atas dapat dipastikan
tidak terjadi gejala multikolinearitas. Karena data di atas menunjukan
bahwa nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari
0,10 keadaan seperti itu membuktikan tidak terjadinya multikolinearitas.
Correlations Collinearity Statistics
Zero-order Partial Part Tolerance VIF
-.309 -.305 -.303 .997 1.003
-.128 -.116 -.111 .997 1.003
79
c. Hasil Uji Autokolerasi
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah
autokorelasi, sebab jika terjadi autokorelasi maka persamaan regresi
tersebut menjadi tidak baik atau tisak layak dipakai prediksi (Sunyoto,
2013). Autokorelasi adalah korelasi antara sesama urutan pengamatan
dari waktu ke waktu. Uji autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-
Watson (D-W), dengan tingkat kepercayaan alfa = 5%. Apabila D-W
terletak antara -2 sampai +2 maka tidak ada autokorelasi (Santoso,
2002:19).
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokolerasi
Model Summaryb
Model Durbin-Watson
1 1.988
a. Predictors: (Constant), KNSV, SM
b. Dependent Variable: KL
Sumber: data diolah, 2015
Pada tabel di atas diketahui nilai Durbin Watson (d) sebesar
1.988, berdasarkan nilai durbin watson sebesar1.988maka hasil
membuktikan tidak terjadi autokolerasi, terletak antara -2 sampai +2
maka tidak ada autokorelasi.
d. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas menunjukan bahwa variasi
80
variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heterokedastisitas
kesalahan yang terjadi tidak secara acak tetapi menunjukan hubungan
yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel. Uji
Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan 2 langkah yaitu secara grafik
dan secara statistik, adapun uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
1) Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2009:125-126).
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil Scatterplot dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik
Sumber: data diolah, 2015
81
Dari grafik scatterplot yang ada pada gambar di atas dapat
dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di
atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi. (Ghozali 2013:139).
2) Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik
Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan
uji glejser yaitu dengan meregresikan antara variabel independen
dengan nilai absoulut residualnya. Apabila koefisien korelasi dari
masing-masing variabel bebas ada yang signifikan pada tingkat
kekeliruan di bawah 5%, mengindikasikan adanya gejala
heteroskedastisitas dan jika nilai signifikansi antara variabel
independen dengan absoulut residual lebih dari 0.05 maka tidak terjadi
masalah heterokedastisitas. Berdasarkan hasil pengolahan data, maka
hasil uji glejser dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.8
Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik (Glejser)
coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.196 .247 4.848 .000
SM -.473 .415 -.143 -1.139 .259
KNSV .073 .482 .019 .152 .880
a. Dependent Variable: abs_res
Sumber: data diolah, 2015
82
Tabel diatas menjelaskan bahwa nilai sig. kedua variabel
independen lebih dari 0.05 disimpulkan bahwa tidak terjadi
masalah heterokedositas secara statistik pada model regresi linier.
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-
variabel independen secara simultan (bersama-sama) mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:177). Hasil uji
statistik F dapat dilihat pada tabel di bawah ini, jika nilai probabilitas
lebih kecil dari 0,05 maka hasil uji penelitian berpengaruh secara
simultan atau bersama-sama.
Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 17.119 2 8.560 3.755 .029b
Residual 141.347 62 2.280
Total 158.466 64
a. Dependent Variable: LNKL
b. Predictors: (Constant), KNSV, SM
Sumber: data diolah, 2015
Hasil uji F dapat dilihat pada tabel di atas nilai Fhitung diperoleh
sebesar Fvalue3.755> Ftabel sebesar 3.006dengan tingkat signifikansi
0,029< 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga
dapat dikatakan bahwa struktur modaldankonservatisme
83
akuntansiterhadap kualitas laba berpengaruh secara simultan (bersama-
sama).
b. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara
individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikansi 0,05 (Ghozali, 2013:178).
Tabel 4.10
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .499 .339 1.472 .146
SM -1.441 .571 -.303 -2.525 .014
KNSV -.610 .661 -.111 -.923 .360
a. Dependent Variable: LNKL
Sumber: data diolah, 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pengaruh
struktur modal berpengaruhterhadap kualiatas laba dan variabel
konservatisme akuntansi menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap kualitas laba berikut ini adalah hasil penjelasan
mengenai pengaruh antar variabel independen terhadap kualitas laba:
1) Pengaruh Struktur Modal terhadap Kualitas Laba
84
Variabel struktur modal dengan nilai tvalue lebih besar
dari ttabel sebesar -2.525>1.978atau nilai sig.Lebihkecil dari 0,05
(0,014< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa struktur
modalberpengaruhtetapi punya arahnegatif terhadap kualitas
laba, hal ini membuktikan bahwa semakin tingginya struktur
modalmaka akan semakin bagus nilai kualitas laba yang
diperoleh. Hal ini disebabkan karena tingkat utang lebih rendah
dari pada aset maka struktur modal yang diproksikan dengan
leverage memiliki financial leverage yang rendah. Sesuai
dengan penelitian Dahliwal (1991) dalam Agung Suaryana
(2005) dan Imroatussolihah (2013) menyatakan struktur modal
berpengaruh negatifterhadap kualitas laba. Namun laba yang
baik hanya menguntungkan kreditur sehingga laba yang
dihasilkan investor kurang direspon pasar (Romasari, 2013
dalam Marisatusholeka dan Budiono 2015:54).
2) Pengaruh konservatisme terhadap kualitas laba
Variabel konservatisme akuntansi dengan nilai thitung
sebesar -0,923<1.978 atau nilai sig. Lebihbesar dari 0,05
(0,360> 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak
yang berarti konservatisme tidak berpengaruhterhadap kualitas
laba, Hasil ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Tara
Setyaningtyas (2009:83). Kualitas laba yang di proksi dengan
85
ERC tidak terdapat perbedaanrespon pasar yang signifikan
terhadap kecenderungan pelaporan keuanganbaik yang
konservatif atau pun optimis dan tidak terdapat perbedaanrespon
pasar karena tidak adanya pembeda atas sifat
konservatismeyang sifatnya persisten / permanen.
4. Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen,
adapun hasil uji regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
B Std. Error
1 (Constant) .499 .339
SM -1.441 .571
KNSV -.610 .661
Sumber: data diolah, 2015
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari koefisien regresi di
atas, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:
Y= 0.499-1.441X1- 0.610X2+ 0,339
Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta
sebesar 0,499. Hal ini menyatakan bahwa jika variabel struktur
86
modaldan konservatisme akuntansidianggap konstan atau bernilai 0
(nol), maka kualitas laba akan meningkat sebesar 0,499satuan.
Koefisien regresi pada variabel struktur modalsebesar -1.441,
hal ini berarti jika variabel struktur modal bertambah satu satuan maka
variable Kulitas labaakan menurun sebesar -1.441, satuan, dengan
catatan variabel lain dianggap konstan.
Koefisien regresi pada variabel konservatisme akuntansisebesar
-0.610, hal ini berarti jika variabel konservatisme akuntansibertambah
satu satuan maka variabel kualitas laba akan menurun sebesar -0.610,
satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
5. Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2).
Menurut Ghozali (2013:177) untuk menentukan seberapabesar
variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, Maka
Adapun hasil uji determinasi AdjustedR2. perlu diketahui nilai
koefisien determinasi (Adjusted R-Square) adalah
Tabel. 4.12
Hasil Uji keofisien Determinasi (Adjusted R2).
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .329a .108 .079 1.50990
Sumber: data diolah, 2015
Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi berganda
(R), koefisien determinasi (Adj R Square) dan koefisien determinasi
yang disesuaikan (Adjusted R Square). Berdasarkan tabel model
87
summaryb di atas diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi berganda
(R) sebesar 0,329. Ini menunjukkan bahwa variabel struktur modal dan
konservatisme akuntansi pengaruh terhadap kualitas laba yang
mempunyai hubungan yang kecil. Hasil pada tabel di atas juga
menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar
0,108 dan nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan
(Adjusted R Square) adalah 0,79. Hal ini berarti 7,9% variasi dari
kulitas laba bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen (struktur
modal dan kualitas laba). Sedangkan sisanya (100% - 7.9% = 92,1%)
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini,
seperti likuiditas, persistensi laba, pertumbuhan laba, struktur modal,
kualitas auditor dan kualitas akrual.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa variabel struktur modal
berpengaruh terhadap kualitas laba dan konservatisme akuntansi tidak
berpengaruh terhadap kualitas laba, berikut ini interpretasi hasil penelitian.
1. Pengaruh struktur modal terhadap kualitas laba secara simultan
Hasil uji F dapat dilihat pada tabel di atas nilai Fhitung diperoleh
sebesar 3755 lebih besar Ftabel sebesar 3006dengan tingkat signifikansi
0,029< 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga
88
dapat dikatakan bahwa struktur modaldan konservatisme akuntansiterhadap
kualitas laba berpengaruh secara simultan (bersama-sama).
2. Pengaruh struktur modal terhadap kualitas laba
Hasil uji secara parsial struktur modal pada kualitas laba
menunjukan Ha2 diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Dahliwal (1991) dalam Agung Suaryana (2005) dan
Imroatussolihah (2013) yang menyatakan bahwa struktur modal
berpengaruh tetapi memiliki arah negatif terhadap kualitas laba. Ha2 ini
ditunjukan dengan hasil uji t terhadap struktur modal mempunyai nilai t
hitung lebih besar dari t tabel sebesar -2.454>1.978dan signifikasi sebesar
0,14 niali p-value < 0,05 sehingga Ha2 diterima yang berarti bahwa
Struktur modal berpengaruh tetapi memiliki arah negatif terhadap Kualitas
laba secara parsial. Namun penelitian ini tidak sesuai dengan Rosidi (2010),
Irawati (2012), Noviati (2013), Dira dan astika (2014), Marisatusholekha
dan budiono (2015).
Penelitian struktur modal yang diproksikan dengan leverage
membuktikan apabila tingkat utang lebih tinggi dari pada aset maka
financial leverage tinggi. Penggunaan utang yang lebih besar dibandingkan
dengan ekuitas pemegang saham menyebabkan semakin besar pula beban
bunga yang akan ditanggung perusahaan. Oleh sebab itu, sebelum
mengambil keputusan investasi, investor tidak hanya melihat kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba tetapi juga penggunaan utang
89
perusahaan, karena hal tersebut berpengaruh terhadap tingkat keuntungan
yang diperoleh perusahaan dan return yang akan diterima oleh investor.
Informasi laba perusahaan yang memiliki leverage tinggi akan kurang
direspon oleh investor. (Farida et al 2014). Dampak lain yang ditimbulkan
dari besarnya utang adalah risiko gagal bayarjuga mungkin dialami oleh
perusahaan yang bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya
kebangkrutan(Dhaliwal et al. (1991) dan Dhaliwal et al. (1994) dalam
Ambarwati (2008)).
Sebaliknya jika tingkat utang lebih rendah daripada aset maka
financial leverage juga semakin rendah. Dengan adanya tingkat leverage
yang rendah maka perusahaan tidak melakukan manipulasi terhadap
manajemen laba hal ini mengakibatkan kualitas laba yang dihasilkan akan
menjadi tinggi. Kualitas Laba yang tinggi menggambarkan keadaan laba
yang baik. Karena menajer lebih memilih kebijakan pendanaannya untuk
memperoleh informasi mengenai prospek masa depan perusahaan terhadap
biaya keuangan yang lebih rendah. (Valipour dan moradbeygi 2011).
3. Pengaruh konservatisme terhadap kualitas laba
Hasil uji secara parsial konservatisme pada kualitas laba
menunjukan Ha3 ditolak. Konservatisme tidak berpengaruh pada kualitas
laba. Hasil ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Tara (2009). Hal ini
ditunjukan dengan hasil uji t terhadap struktur modal mempunyai nilait
hitung sebesar -.923 lebih kecil 1.978 dan nilai sig. sebesar 0,360 nilai p-
value>0,05 sehingga Ha3 ditolak yang berarti bahwa konservatisme tidak
90
berpengaruh terhadap Kualitas laba secara parsial. Hasil ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tara setyaningtyas (2009:81).
Menjelaskan di mana respon yang positif saat laporan keuangan cenderung
konservatif disebabkan oleh perilaku investor yang high risk averse pada
saat inflasi. Sehingga konservatisme dianggap sebagai goodnews.Hubungan
konservatisme tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas laba jika di
proksikan dengan earning response coeficient (ERC) sehingga tidak
terdapat perbedaanrespon pasar yang signifikan terhadap kecenderungan
pelaporan keuanganbaik yang konservatif atau pun optimis dan tidak
terdapat perbedaanrespon pasar karena tidak adanya pembeda atas sifat
konservatismeyang sifatnya persisten/permanen.Namun penelitian ini tidak
sesuai dengan Penman dan Zhang, 2002 dalam Agung Suaryana (2004:5)
menjelaskan hubungan antara akuntansi konservatisme dan kualitas laba
bergantung pada pertumbuhan investasi perusahaan. Pertumbuhan investasi
yang temporer atau berfluktuasi akan menghasilkan tingkat pengembalian
(rate of return) yang temporer atau berfluktuasi sehingga menghasilkan
kualitas laba yang rendah. Laba yang berfluktuasi akan mengurangi laba
untuk mempredisksi kas perusahaan di masa akan datang. Kualitas laba
digunakan untuk meprediksi laba masa akan datang dengan kemampuan
laba periode sekarang.
91
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sturktur modal dan
konservatisme akuntansi, terhadap kualitas laba. Objek dalam penelitian ini
adalah perusahaan High Profileyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah
dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi
berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa struktur
modal dan konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap kualitas laba
secara simultan.Karena Struktur modal dan konservatisme bersama-sama
dapat di ukur perhitungannnya dengan melihat aset dan hutang perusahaan
dimana leveragesebagai proksi dari struktur modal merupakan suatu
variable untuk mengetahui seberapa besar asset perusahaan yang dibiayai
oleh hutang perusahaan (Dira dan Astika 2014:67). Sedangkan dampak dari
konsep konservatisme dapat dilihat dari pelaporan laba dan aset yang lebih
rendah atau pelaporan hutang yang lebih tinggi (Calvin Oktomegah
2012:37). Perusahaan yang mempunyai proporsi hutangnya lebih tinggi
dibandingkan dengan proporsi aktivanya perusahaan akan cenderung
melakukan manipulasi dalam bentuk manajemen laba. Hal ini berujung pada
kualitas laba yang rendah.
2. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa struktur
modalberpengaruhterhadap kualitas laba. Tetapi memiliki arah yang negatif.
92
Karena struktur modal yang diproksikan dengan leverage membuktikan
apabila tingkat utang lebih tinggi dari pada aset maka financial leverage
tinggi. Jika tingkat leverage suatu perusahaan tinggi maka akan memiliki
kecendrungan untuk melakukan manajemen laba yang besar sehingga
kualitas laba yang di hasilkan akan menjadi rendah (Paulina Warianto
2012:2). Ketika penggunaan utang yang lebih besar dibandingkan dengan
ekuitas pemegang saham menyebabkan semakin besar pula beban bunga
yang akan ditanggung perusahaan. Sedangkan utang yang rendah akan
menghasilkan kualitas laba yang tinggi. Kualitas Laba yang tinggi
menggambarkan keadaan laba yang baik. Karena menajer lebih memilih
kebijakan pendanaannya untuk memperoleh informasi mengenai prospek
masa depan perusahaan terhadap biaya keuangan yang lebih rendah.
(Valipour dan moradbeygi 2011).
3. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa
konservatisme akuntansitidakberpengaruhterhadap kualitas laba secara
parsial. Di mana respon yang positif saat laporan keuangan cenderung
konservatif disebabkan oleh perilaku investor yang high risk averse pada
saat inflasi. Sehingga konservatisme dianggap sebagai goodnews.Tidak
terdapat perbedaanrespon pasar yang signifikan terhadap kecenderungan
pelaporan keuanganbaik yang konservatif atau pun optimis dan tidak
terdapat perbedaanrespon pasar adalah karena tidak adanya pembeda atas
sifat konservatismeyang sifatnya persisten / permanen.Tara setyaningtyas
(2009:83)
93
B. Saran
Hasil menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas laba, sedangkan konservatisme akuntansitidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap kualitas laba maka perlu adanya analisa laporan
keuangan untuk meningkatkan kualitas laba, dengan demikian peneliti akan
memberikan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya:
1. Melakukan penelitian dengan periode yang lebih lama (Lima tahun) agar
menghasilkan data yang lebih baik lagi.
2. Menambahkan jumlah variabel yang dapat mempengaruhi kualitas laba,
sehingga akan menghasilkan data yang lebih baik lagi, seperti
liquidity,earning persistence, growt earning and Investment Opportunity Set
3. Melakukan ekspansi penilitian terhadap objek penelitian misal perusahaan-
perusahaan jasa dan lain-lain
94
DAFTAR PUSTAKA
Agnes.“Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal dan Ukuran
Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan”, Jurnal Akuntansi, Padang, 2010.
Amanita, Novi Yushita, Rahmawati & Hanung Triatmoko. Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance, Kualitas Auditor Eksternal, Dan Likuiditas
Terhadap Kualitas Laba.Jurnal Economia, Volume 9, Nomor 2.Jakarta,
2013.
Andayani, Sri mulyani dan Nur fadjrih asyik. “ Faktor-faktor yang mempengaruhi earnings Response coefficient pada perusahaan yang Terdaftar di bursa efek jakarta”JAAI VOLUME 11 NO. 1, 35–45: JUNI 2007.
Andri Rachmawati Dan HanungTriatmoko. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan. Jurnal Simposium
Nasional Akuntansi X Unhas Makasar 26 – 28 Juli 2007.
Astuti, Dewi. “Manajemen Keuangan Perusahaan“, Cetakan Pertama, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 2004.
Brealey, R.A., Myers, S.C., dan Marcus, A.J, “Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan Perusahaan”, Edisi Lima, Jilid Dua, Erlangga, Jakarta, 2007.
Brigham, Eugene F and Joel F.Houston, “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,
alih bahasa Ali Akbar Yulianto”, Buku satu, Edisi sepuluh, PT. Salemba
Empat, Jakarta, 2006.
Buana, Eka larasanta. “Pengaruh risiko sistematik, persistensi laba dan
kesempatan bertumbuh terhadap earnings response coefficient (ERC)”. Jurnal eproc, jakarta:2013.
Darsono dan Ashari, “Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan”, Andi,
Yogyakarta, 2005.
David sukardi kodrat dan cristian Herdinata Graha ilmu.Manajemen based on
Emprical Research. Graha ilmu, Jakarta. 2009
Dewi, Ayu Sri Mahatma dan Ary Wirajaya, “Pengaruh Struktur Modal,
Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Pada Nilai Perusahaan”, E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana 4.2 (2013): 358-372, Bali,2013.
95
Dira, Kadek Prawisanti dan Ida Bagus Putra Astika. Pengaruh Struktur modal,
Likuiditas, Pertumbuhan laba dan Ukuran Perusahaan pada Kualitas Laba.
E-jurnal akuntansi Universitas Udayana 7.1, hal.64-78. Bali 2014.
Eldon S. Hendriksen dan Michael F.Van Breda. Teori akuntansi, edisi Lima, buku
satu. Interaksa, Batam. 2002 Paulina, Warianto dan Ch. Rusiti. “Pengaruh ukuran perusahaan, struktur modal,
Likuiditas dan investment opportunity set (ios) terhadap Kualitas laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Skripsi:Universitas atma jaya yogyakarta 2013
Fala, Dwi Yana Amalia. Pengaruh Konservatisma Akuntansi Terhadap Penilaian
Ekuitas Perusahaan Dimoderasi Oleh Good Corporate Governance.Jurnal
Simposium Nasional Akuntansi X Unhas 26 – 28 Juli. Makasar 2007.
Farida, Dessy Noor dan Chusnulia Aryandhita Widayanti, Mekani Vestrai dan.
Faktor – factor yang mempengaruhi Kualitas Laba Pada perusahaan High
profile yang terdaftar di BEI. Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis vol. 11
no.1. 2014.
Fatmariani. Pengaruh struktur kepemilikan, debt covenant dan growth
opportunities terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di bursa efek indonesia. Jounal economic:2013.
Fred N kerlinger. 1990. Asas–asas Penelitian Behavioral. Gajah mada university
press, Yogyakarta.
Fuad, M.“Pengantar Bisnis”, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan
Penerbit Undip, Semarang, 2013. Irawati, Dhian Eka. “Pengaruh struktur modal, pertumbuhan laba, ukuran perusa-
haan dan likuiditas terhadap kualitas laba”. Accounting Analysis Journal 1:2012.
Halim, Abdul.“Manajemen Keuangan Bisnis”, Ghalia Indonesia, Bogor, 2005. Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEB UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2010. Hanafi, Mamduh M.“Manajemen Keuangan”, BPFE, Yogyakarta, 2008. Harjito, A., dan Martono.“Manajemen Keuangan”, Yogyakarta, 2005. Harmiza, Harun, Sambharakreshna, Yudhanta. “Struktur Modal (Capital
Structure) Konsep dan Aplikasi”, Percikan, 2008.
96
Hendrianto. “Tingkat kesulitan keuangan perusahaan dan konservatisme
Akuntansi di indonesia”. Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi – vol. 1, no. 3, mei 2012
Herawati, Titin, ”Pengaruh Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang dan
Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan”, e-journal Universitas Padang, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 1-20, Padang, 2012.
Hikmah, Luthfiany.”Analisis perbedaan prinsip konservatisme akuntansi dalam
penerapannya di ifrs” Accounting analysis journal 2 (3) (2013) Horne, C Van. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Ke dua belas,
Jakartta, 2005. Husnan, Suad, “Manajemen Keuangan Teori Dan Penerapan (Keputusan Jangka
Pendek) Buku 2 Edisi 4 Cetakan Pertama”, BPFE, Yogyakarta, 2004. Hartono, Jogiyanto, “Teori Portofolio dan Analisa Investasi”, BPFE, Yogyakarta,
2003. Imroatussolihah, E. Pengaruh risiko, leverage, peluang pertumbuhan, persistensi
laba dan kualitas tanggung jawab sosial perusahaan terhadap earning response coefficient pada perusahaan high profile.Jurnal Ilmiah Manajemen, 1(1).(2013).
Indriantoro dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen”, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2009. Keown, J Arthur, dkk, “Manajemen keuangan : Prinsip dan penerapan, edisi 10
jilid 2”, Salemba Empat, Jakarta, 2010. Moradbeygi, Mehdi dan Hashem Valipour.Corporate Debt Financing and
Earnings Quality. Journal of Applied Finance & Banking, vol.1, no.3, 139-157.Makasar 2011
Mardiyanto, Handono, “Intisari Manjaemen Keuangan”, Grasindo, Jakarta, 2008. Marisatusholekha dan Eddy Budiono. Pengaruh Komisaris Independen, Reputasi
Kap, PersistensiLaba, Dan Struktur Modal Terhadap Kualitas Laba(Studi
Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar DiBursa Efek Indonesia
Tahun 2009-2013). Jurnal Bina Ekonomi Volume 19 Nomor 1. 2015 Mulyadi, ”Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif”, BPFE:
Yogyakarta, 2006. Munawir, “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Ke-4, Liberty, Yogyakarta, 2002.
97
Murhadi, Werner Ria. “Determinan Struktur Modal: Studi di Asia Tenggara”. Jurnal manajemen dan kewirausahaan, VOL.13, NO. 2: 91-98, September 2011
Novianti, Rizky. “Kajian kualitas laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI”. Accounting Analysis Journal 1 (2):2012.
Oktomogah Calvin. Faktor–faktor yang mempengaruhi penerapan konservatisme
pada perusahaan manufaktur di BEI.Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi vol
1 no 1. Jakarta:2012 Pramudita, Nathania. “Pengaruh tingkat kesulitan keuangan dan tingkat hutang
terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur di bei”. Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi – vol. 1, no. 2, maret 2012.
Puspita, Novita Santi. “Analisis Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan
Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 – 2009 (Studi Kasus pada Sektor Industri Food and Beverages)”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Jakarta, 2010.
Reeve, James M, et.al, “Pengantar Akuntansi – Adaptasi Indonesia”, Salemba
Empat, Jakarta, 2009. Robinson, Pearce, “Manajemen Strategis”, Salemba Empat, Jakarta, 2008. Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. “Manajemen Keuangan”, Edisi 1, Mitra Wacana
Media, Jakarta, 2010.
Santoso, Singgih. “Statistik Parametrik, Konsep dan aplikasi dengan SPSS. Alex
Media Komputindo, Jakarta:2010.
Sapariyah, Rina Ani. Pengaruh Rasio Capital, Assets, Earning Dan Liquidity
TerhadapPertumbuhan Laba Pada Perbankan Di Indonesia(Study Empiris
Pada Perbankan Di Indonesia). Skripsi STIE “AUB” SURAKARTA.2008
Setyaningtyas, Tara. “Pengaruh konservatisme laporan keuangan, danSiklus hidup
perusahaan terhadap koefisien responLaba”. Skripsi: Universitas sebelas
maret, surakarta. 2009. Sjahrial, Dermawan. “Manajemen Keuangan Edisi 2”, Mitra Wacana Media :
Jakarta, 2008.
Suaryana, Agung.Pengaruh Konservatisme Laba Terhadap Koefisien Respons
Laba. Skripsi Universitas Udayana. 2005.
Sudana, I Made “Manajemen Keuangan Perusahaan : Teori dan Praktik”,
Erlangga, Jakarta, 2011.
98
Sugiyono. “Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan
R&D”, Alfabeta, Bandung, 2012 Sugiono, Arief dan Edy Untung. “Panduan Praktis Dasar Analisis Laporan
Keuangan”, Grasindo, Jakarta, 2008. Suharyadi dan Purwanto, S.K, “Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern
Buku 1”, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Tuwentina, Putu dan Dewa Gede Wirama. Pengaruh konservatisme dan Good
Corporate Governance pada kualitas laba. E-jurnal akuntansi Universitas
Udayana 7.1, hal.185-201. Bali 2014
Wulansari,Yenny.“Pengaruh Investment Opportunity Set, Likuiditas Dan
Leverage Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bei”. SkripsiUniversitas Negeri Padang juni 2013 Yuliana, Dinnul Alfian Akbar dan Rini Aprillia, “Pengaruh Struktur Modal Dan
Return On Equity (ROE) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sektor Pertanian Di Bursa Efek Indonesia (Perusahaan yang Terdaftar Di BEI)”, Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Jakarta, 2009.
Wijayanti DP, Ratna. “Leverage dan firm size terhadap earning response
coefficient (erc) dengan voluntary Disclousure sebagai variabel intervening. Volume 2, Nomor 2, Agustus 2013
99
LAMPIRAN
100
LAMPIRAN
DAFTAR SAMPEL
PERUSAHAAN
101
No Nama Perusahaan Kode
1 Astra Agro Lestari. Tbk AALI
2 Alkindo Naratama. Tbk ALDO
3 Asahimas Flat Glass. Tbk AMFG
4 Asiaplast Industries. Tbk APLI
5 Ratu Prabu Energi. Tbk ARTI
6 Astra Otoparts. Tbk AUTO
7 Bisi Internasional Tbk BISI
8 Betonjaya Manunggal Tbk BTON
9 PT Budi Starch & Sweetener Tbk BUDI
10 Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN
11 Citatah Tbk CTTH
12 Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS
13 Dharma Samudera Fishing Ind. Tbk DSFI
14 Ekadharma International Tbk EKAD
15 Elnusa Tbk ELSA
16 Golden Energy Mines Tbk GEMS
17 Gajah Tunggal Tbk GJTL
18 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR
19 Indal Aluminium Industry Tbk INAI
20 Indospring Tbk INDS
21 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP
22 Jembo Cable Company Tbk JECC
23 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk JPFA
24 KMI Wire and Cable Tbk KBLI
25 Kabelindo Murni Tbk KBLM
26 Lion Metal Works Tbk LION
27 Lionmesh Prima Tbk LMSH
28 Mitra Investindo Tbk MITI
29 Pelangi Indah Canindo Tbk PICO
30 Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS
31 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA
32 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY
33 Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS
34
Supreme Cable Manufacturing Corporation
Tbk SCCO
35 Sampoerna Agro Tbk SGRO
36 SMART Tbk SMAR
37 holcim indonesia tbk SMCB
38 Semen indonesia (persero) tbk SMGR
39 Selamat Sempurna Tbk SMSM
40 Tunas Baru Lampung Tbk TBLA
102
41 Timah (Persero) Tbk TINS
42 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO
43 Trias Sentosa Tbk TRST
44 Trisula International Tbk UNIT
103
LAMPIRAN
DAFTAR RINCIAN
DATA PERUSAHAAN
2012-2014
104
No Nama Perusahaan Kode Struktur Modal
2012 2013 2014
1 Astra Agro Lestari. Tbk AALI 0.2459 0.5650 0.3621
2 Alkindo Naratama. Tbk ALDO 0.4900 0.5360 0.5532
3 Asahimas Flat Glass. Tbk AMFG 0.2113 0.2200 0.1873
4 Asiaplast Industries. Tbk APLI 0.3451 0.2828 0.1753
5 Ratu Prabu Energi. Tbk ARTI 0.4025 0.4118 0.4546
6 Astra Otoparts. Tbk AUTO 0.3824 0.2424 0.2951
7 Bisi Internasional Tbk BISI 0.1316 0.1383 0.1422
8 Betonjaya Manunggal Tbk BTON 0.2200 0.2119 0.1580
9
PT Budi Starch & Sweetener
Tbk BUDI
0.6286 0.6285 0.6313
10
Charoen Pokphand Indonesia
Tbk CPIN
0.3379 0.3671 0.4755
11 Citatah Tbk CTTH 0.6988 0.7577 0.7808
12 Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS 0.1567 0.1285 0.1220
13
Dharma Samudera Fishing Ind.
Tbk DSFI
0.6198 0.5918 0.5574
14 Ekadharma International Tbk EKAD 0.2991 0.3082 0.3358
15 Elnusa Tbk ELSA 0.5245 0.4772 0.3916
16 Golden Energy Mines Tbk GEMS 0.1566 0.2619 0.2144
17 Gajah Tunggal Tbk GJTL 0.5743 0.6271 0.6270
18 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR 0.2251 0.2828 0.2471
19 Indal Aluminium Industry Tbk INAI 0.7889 0.8351 0.8375
20 Indospring Tbk INDS 0.3173 0.2020 0.1990
21
Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk INTP
0.1466 0.1364 0.1419
22 Jembo Cable Company Tbk JECC 0.7985 0.8809 0.8387
23 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk JPFA 0.5654 0.6484 0.6637
24 KMI Wire and Cable Tbk KBLI 0.2725 0.3368 0.2966
25 Kabelindo Murni Tbk KBLM 0.6310 0.5879 0.5518
26 Lion Metal Works Tbk LION 0.1423 0.1660 0.2602
27 Lionmesh Prima Tbk LMSH 0.2413 0.2204 0.1713
28 Mitra Investindo Tbk MITI 0.3617 0.2894 0.2451
29 Pelangi Indah Canindo Tbk PICO 0.6651 0.6540 0.6312
30
Prima Alloy Steel Universal
Tbk PRAS
0.5145 0.4891 0.4670
31
Tambang Batubara Bukit Asam
Tbk PTBA
0.3318 0.3533 0.4146
32 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY 0.5644 2.6722 0.6615
33 Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS 0.7978 0.8303 0.7543
105
No Nama Perusahaan Kode Struktur Modal
2012 2013 2014
34
Supreme Cable Manufacturing
Corporation Tbk SCCO
0.5601 0.5984 0.5082
35 Sampoerna Agro Tbk SGRO 0.3555 0.4020 0.4481
36 SMART Tbk SMAR 0.4498 0.6472 0.6268
37 holcim indonesia tbk SMCB 0.3082 0.4110 0.4906
38 Semen indonesia (persero) tbk SMGR 0.3166 0.2919 0.2714
39 Selamat Sempurna Tbk SMSM 0.4308 0.4081 0.3444
40 Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 0.6615 0.7106 0.6637
41 Timah (Persero) Tbk TINS 0.2529 0.3794 0.4249
42 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO 0.4101 0.4069 0.3927
43 Trias Sentosa Tbk TRST 0.3817 0.4757 0.4599
44 Trisula International Tbk UNIT 0.3671 0.4745 0.4517
106
No Nama Perusahaan Kode KNVS
2012 2013 2014
1 Astra Agro Lestari. Tbk AALI -0.1470 -0.0778 -0.1335
2 Alkindo Naratama. Tbk ALDO 0.2228 0.1810 0.1105
3 Asahimas Flat Glass. Tbk
AMF
G -0.6190 -0.5028 -0.5320
4 Asiaplast Industries. Tbk APLI 0.4476 0.7655 0.6526
5 Ratu Prabu Energi. Tbk ARTI 0.1122 0.0648 0.1238
6 Astra Otoparts. Tbk AUTO -0.2029 -0.2178 0.0548
7 Bisi Internasional Tbk BISI -0.0510 0.0687 0.0598
8 Betonjaya Manunggal Tbk BTON 0.1958 0.0750 0.1645
9
PT Budi Starch & Sweetener
Tbk BUDI
0.4304 0.5150 0.4839
10
Charoen Pokphand Indonesia
Tbk CPIN
0.0480 0.0901 -0.0717
11 Citatah Tbk CTTH 0.7388 0.6099 0.6077
12 Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS 0.1166 -0.1136 0.1169
13
Dharma Samudera Fishing Ind.
Tbk DSFI
0.1546 0.5385 0.5704
14 Ekadharma International Tbk EKAD 0.0728 0.0600 0.0499
15 Elnusa Tbk ELSA -0.1567 -0.3163 -0.4775
16 Golden Energy Mines Tbk GEMS 0.0918 0.0093 0.0265
17 Gajah Tunggal Tbk GJTL 0.3929 0.3837 0.3340
18
Champion Pacific Indonesia
Tbk IGAR
0.3651 0.4137 0.3218
19 Indal Aluminium Industry Tbk INAI 0.0511 0.3079 0.2605
20 Indospring Tbk INDS -0.2376 -0.0653 0.0130
21
Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk INTP
0.3809 0.3281 0.3281
22 Jembo Cable Company Tbk JECC 0.3126 0.0409 0.2128
23 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk JPFA 0.1165 0.1286 0.2570
24 KMI Wire and Cable Tbk KBLI 0.2455 0.2408 0.4058
25 Kabelindo Murni Tbk
KBL
M 0.1037 0.1181 0.2996
26 Lion Metal Works Tbk LION 0.0699 0.0805 0.1254
27 Lionmesh Prima Tbk LMSH -0.0685 0.1635 0.2044
28 Mitra Investindo Tbk MITI 0.2196 0.3099 0.1193
107
29 Pelangi Indah Canindo Tbk PICO 0.3613 0.3909 0.4535
30
Prima Alloy Steel Universal
Tbk PRAS
0.0435 -0.0402 -0.0216
31
Tambang Batubara Bukit Asam
Tbk PTBA
-0.0952 -0.1278 -0.1048
32 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY 0.2521 0.1457 0.2366
33 Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS 0.0403 0.1931 0.1849
34
Supreme Cable Manufacturing
Corporation Tbk SCCO
0.1982 0.1489 0.1761
35 Sampoerna Agro Tbk SGRO 0.1514 0.2215 0.4107
36 SMART Tbk SMAR 0.1997 0.1983 0.1387
37 holcim indonesia tbk SMCB 0.5176 0.5289 0.4864
38 Semen indonesia (persero) tbk SMGR 0.3161 0.2947 0.3279
39 Selamat Sempurna Tbk
SMS
M 0.7081 0.7078 0.7000
40 Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 0.1373 0.1670 0.1991
41 Timah (Persero) Tbk TINS 0.4054 -0.5230 0.0756
42 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO 0.3058 0.3709 0.3138
43 Trias Sentosa Tbk TRST 0.7680 0.6326 0.8115
44 Trisula International Tbk UNIT 0.2910 0.2658 0.3708
108
No Nama Perusahaan Kode Kuslitas Laba
2012 2013 2014
1 Astra Agro Lestari. Tbk AALI -57.5783 -0.8505 -1.5962
2 Alkindo Naratama. Tbk ALDO 0.9660 1.5024 -2.0583
3 Asahimas Flat Glass. Tbk AMFG 4.6434 7.8224 -1.2864
4 Asiaplast Industries. Tbk APLI -0.1577 0.5939 -0.0917
5 Ratu Prabu Energi. Tbk ARTI 0.0015 -1.5531 2.5202
6 Astra Otoparts. Tbk AUTO 1.5286 0.0597 3.4060
7 Bisi Internasional Tbk BISI 1.3287 17.6736 -0.9567
8 Betonjaya Manunggal Tbk BTON -2.7905 -0.2242 0.8590
9
PT Budi Starch &
Sweetener Tbk BUDI
1.2146 -0.0431 -0.3813
10
Charoen Pokphand
Indonesia Tbk CPIN
2.8811 1.3412 1.5732
11 Citatah Tbk CTTH 0.3508 -0.1976 -0.4920
12 Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS -0.1924 -0.6605 0.3339
13
Dharma Samudera Fishing
Ind. Tbk DSFI
0.2887 -0.2544 14.3992
14
Ekadharma International
Tbk EKAD
0.5530 0.8692 -19.6390
15 Elnusa Tbk ELSA 0.2618 0.2167 -0.1647
16 Golden Energy Mines Tbk GEMS 0.3117 -0.4425 -1.7805
17 Gajah Tunggal Tbk GJTL -0.5456 0.4255 -1.4047
s18
Champion Pacific Indonesia
Tbk IGAR
1.1122 -1.4237 -1.3254
19
Indal Aluminium Industry
Tbk INAI
1.7355 -0.4768 -0.8156
20 Indospring Tbk INDS -1.6863 1.0495 2.8065
21
Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk INTP
0.7102 -1.1452 -7.8318
22 Jembo Cable Company Tbk JECC -6.6808 -1.9424 -14.8807
23
JAPFA Comfeed Indonesia
Tbk JPFA
0.9962 0.0091 1.0806
24 KMI Wire and Cable Tbk KBLI 0.8819 0.7207 12.3822
25 Kabelindo Murni Tbk KBLM 0.7600 -1.0169 -0.9926
26 Lion Metal Works Tbk LION 1.2597 -0.3123 2.7283
27 Lionmesh Prima Tbk LMSH -0.3129 -0.3944 0.9141
28 Mitra Investindo Tbk MITI -1.5364 0.1998 -0.0061
29 Pelangi Indah Canindo Tbk PICO -2.4565 -1.5579 -60.4557
30
Prima Alloy Steel
Universal Tbk PRAS
0.5386 0.9743 3.0788
109
No Nama Perusahaan Kode Kuslitas Laba
2012 2013 2014
31
Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk PTBA
2.6192 1.8108 -3.5602
32 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY -0.2698 0.0324 -1.2717
33
Radiant Utama Interinsco
Tbk RUIS
-0.1565 -0.0106 -1.0084
34
Supreme Cable
Manufacturing Corporation
Tbk
SCCO
0.6161 -0.4107 -2.9890
35 Sampoerna Agro Tbk SGRO 0.3798 -7.2587 -0.8302
36 SMART Tbk SMAR 0.0708 -0.5246 -1.4130
37 holcim indonesia tbk SMCB 1.1378 0.5439 1.4777
38
Semen indonesia (persero)
tbk SMGR
1.4063 -0.8132 -13.0956
39 Selamat Sempurna Tbk SMSM 4.8663 0.3980 -1.4909
40 Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 0.2225 -0.0460 -0.2608
41 Timah (Persero) Tbk TINS 0.0890 -0.3999 -9.5468
42 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO -86.3358 -0.3618 -2.8462
43 Trias Sentosa Tbk TRST 0.1036 0.7606 2.6967
44 Trisula International Tbk UNIT -0.0230 0.9508 0.3734
110
LAMPIRAN
HASIL OUTPUT
SPSS 22
111
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SM 132 .1219694 2.6721852 .445137978 .2771522263
KNSV 132 -.6189536 .8115346 .191134341 .2699448610
KL 132 -86.3357825 17.6736143 -1.629512089 11.0788562443
Valid N
(listwise) 132
Model Summaryb
Mo
del R
R
Squa
re
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .329a .108 .079 1.50990 .108 3.755 2 62 .029 1.988
a. Predictors: (Constant), KNSV, SM
b. Dependent Variable: KL
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 17.119 2 8.560 3.755 .029b
Residual 141.347 62 2.280
Total 158.466 64
a. Dependent Variable: KL
b. Predictors: (Constant), KNSV, SM
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
KL -.2715 1.57354 65
SM .448714533 .3312815593 65
KNSV .202909808 .2858024544 65
112
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .499 .339 1.472 .146
SM -1.441 .571 -.303 -2.525 .014
KNSV -.610 .661 -.111 -.923 .360
a. Dependent Variable:KL
Correlations Collinearity Statistics
Zero-order Partial Part Tolerance VIF
-.309 -.305 -.303 .997 1.003
-.128 -.116 -.111 .997 1.003
Charts
113
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.196 .247 4.848 .000
SM -.473 .415 -.143 -1.139 .259
KNSV .073 .482 .019 .152 .880
a. Dependent Variable: abs_res
114
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 38
Normal Parametersa,b Mean -.5694
Std. Deviation 1.08284
Most Extreme Differences Absolute .126
Positive .074
Negative -.126
Test Statistic .126
Asymp. Sig. (2-tailed) .133c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Top Related