i
PENGARUH SKEPTISME PROFESIONAL,
PROFESIONALISME, DAN PENGALAMAN KERJA
TERHADAP KEMAMPUAN MENDETEKSI FRAUD
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana
Oleh :
FIKRA ALDI MAULANA
NIM. 11150820000039
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
ii
PENGARUH SKEPTISME PROFESIONAL,
PROFESIONALISME, DAN PENGALAMAN KERJA
TERHADAP KEMAMPUAN MENDETEKSI FRAUD
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana
Oleh :
FIKRA ALDI MAULANA
NIM. 11150820000039
Di Bawah Bimbingan:
Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA., Ak., CPA., CA. NIP. 196205021993031003
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin,06 Mei 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas Mahasiswa:
1. Nama : Fikra Aldi Maulana
2. NIM : 11150820000039
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Skeptisme Profesional, Profesionalisme,
dan Pengalaman Kerja Terhadap Kemampuan
Mendeteksi Fraud.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke
tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 06 Mei 2019
1. Drs. Abdul Hamid, MBA., Ak., CPA., CA. (______________________)
NIP. 196205021993031003 Penguji I
2. Atiqah, S.E., M.Si., Ak. (______________________)
NIP. 198201202009122004 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 28 November 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa:
1. Nama : Fikra Aldi Maulana
2. NIM : 11150820000039
3. Jurusan : Akuntansi (Audit)
5. Judul Skripsi : Pengaruh Skeptisme Profesional, Profesionalisme,
dan Pengalaman Kerja Terhadap Kemampuan
Mendeteksi Fraud.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan Skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 28 November 2019
1. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. (______________________)
NIP. 197609242006042002 Ketua
2. Yusro Rahma, SE., M.Si. (______________________)
NIP. 198005062008012016 Penguji Ahli
3. Drs. Abdul Hamid, MBA., Ak., CPA., CA. (______________________)
NIP. 196205021993031003 Pembimbing
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fikra Aldi Maulana
NIM : 11150820000039
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain. 3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menggunakan
sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya.
4. Mengerjakan sendiri karya ilmiah ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata ditemukan bukti
bahwa saya melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, 02 Oktober 2019
(Fikra Aldi Maulana)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI 1. Nama Lengkap : Fikra Aldi Maulana
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Oktober1997
3. Alamat : Perumahan Asabri Indah, Jatisari, Jatiasih,
Bekasi, Jawa Barat
4. Telepon : 089601247239
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL 1. TK Bamadita Rahman Jakarta Timur Tahun 2002-2003
2. SDI Nurul Huda Jakarta Timur Tahun 2003-2009
3. SMP Negeri 246 Jakarta Timur Tahun 2009-2012
4. SMA Negeri 93 Jakarta Timur Tahun 2012-2015
5. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015-2019
III. PENDIDIKAN NON FORMAL 1. Sertifikasi Software Zahir, PT. Zahir Internasional. Tahun 2018.
IV. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Anggota Departemen Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Jurusan
(HMJ) Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2016-2017.
2. Koordinator Departemen Minat dan Bakat Himpunan Mahasiswa Jurusan
(HMJ) Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2017-2018.
3. Kepala Bidang 1 Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Akuntansi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2018-2019.
4. Anggota Biro Aksi dan Advokasi PMII KOMFEIS masa khidmat 2016-
2017
5. Anggota Biro Kaderisasi PMII KOMFEIS masa khidmat 2017-2018
6. Ketua Umum PMII KOMFEIS masa khidmat 2018-2019
vii
V. SEMINAR, WORKSHOP, DAN COMPANY VISIT 1. Seminar dan Bedah Buku Praktikum Statistika 1 untuk Ekonomi dan
Bisnis oleh Penulis Praktikum Statistika 1, 2016.
2. Seminar Edukasi Keuangan Bagi Mahasiswa FEB UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 2018
3. Workshop Audit Simulation oleh HMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2018.
4. Workshop Accounting Research and Challenge Accounting Education in
the World oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2018.
5. Seminar Mengenal Pembiayaan Digital Sebagai Instrumen Keuangan
Modern oleh DEMA FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
6. Company Visit Goes to Astra Internasional Tbk oleh HMJ Akuntansi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
7. Company Visit Goes to PT. Indofood Sukses Makmur Tbk oleh HMJ
Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
VI. KEPANITIAAN 1. Company Visit Goes to PT. Astra Internasional Tbk sebagai anggota
panitia, 2016.
2. Gebyar Lomba Akuntansi sebagai anggota lomba Singing Competition,
2016.
3. Company Visit Goes to PT. Deloitte Consulting sebagai anggota panitia,
2016.
4. Dialog Konsentrasi dan Pengenalan Organisasi Akuntansi sebagai
Ketua, 2016.
5. Workshop Aplikasi Akuntansi Zahir sebagai anggota panitia, 2016.
6. Company Visit Goes to Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai
Anggota panitia, 2017.
7. Gebyar Lomba Akuntansi sebagai Ketua, 2017.
8. Kuliah Kerja Nyata (KKN) 186 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai
humas, 2018.
viii
9. MAPABA PMII KOMFEIS sebagai PJ Mentor, 2015
10. Rapat Tahunan Komisariat (RTK) PMII KOMFEISsebagai Bendahara,
2016
11. Pelatihan Kader Dasar (PKD) PMII KOMFEIS sebagai Ketua, 2017
VII. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Masduki
2. Ibu : Nuri Kamaliah
3. Anak ke- : Empat dari empat bersaudara
ix
THE INFLUENCE OF PROFESSIONAL SCEPTISM, PROFESSIONALISM, AND WORK EXPERIENCE TO ABILITY OF FRAUD DETECTION
ABSTRACT This research aims to analyze the effect of professional sceptism,
professionalism, and work experience to ability of fraud detection. This study uses primary data by distributing questionnaires to auditor working in Inspectorate general Ministry of religion. The determination of sample by using purposive sampling method. This research was using samples as many 100 respondents. The data analysis method that used was Multiple linear regression with the help of data analysis tool SPSS 22 The results of this research shows that professional sceptism, professionalism, and work experience partially and simultaneously influence on ability of fraud detection.
Keywords: Professional Sceptism, Professionalism, Work Experience, Ability of Fraud Detection.
x
PENGARUH SKEPTISME PROFESIONAL, PROFESIONALISME, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KEMAMPUAN MENDETEKSI
FRAUD
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh skeptisme profesional, profesionalisme, dan pengalaman kerja terhadap kemampuan mendeteksi fraud. Penelitian ini menggunakan data primer dengan menyebarkan kuesioner kepada auditor yang bekerja pada Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia. Penentuan sampel dengan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 responden. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dengan menggunakan alat analisis data SPSS 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skeptisme profeisonal, profesionalisme dan pengalaman kerja secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap kemampuan mendeteksi fraud.
Kata Kunci: Skeptisme Profesional, Profesionalisme, Pengalaman Kerja, Kemampuan Mendeteksi Fraud.
xi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah Swt. karena taufik dan pertolongan-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Skeptisme
Profesional, Profesionalisme, dan Pengalaman Kerja Terhadap Kemampuan
Mendeteksi Fraud”.
Shalawat serta salam tak lupa untuk selalu diucapkan dan disampaikan
kepada sang revolusioner sejati yang telah membawa kita semua keluar dari
zaman penuh kebodohan kepada zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan
yaitu junjungan Nabi besar Muhammad Saw. beserta para keluarganya,
sahabatnya, dan seluruh pengikut setianya hingga akhir zaman nanti.
Adapun penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat-syarat
guna meraih gelar sarjana. Semoga dengan adanya skripsi ini dapat memberikan
manfaat kepada para pembaca, menambah wawasan ilmu yang dimiliki serta
dapat menjadi keberkahan bagi penulis. Penulis menyadari bahwa banyak pihak
yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu,
penulis sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan
dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga
ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama
kepada:
1. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan wejangan, dukungan serta
do’a yang tiada henti dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis selalu
bersemangat dan dipermudah oleh Allah SWT. dalam menyelesaikan skripsi
ini.
2. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA., CA selaku dosen pembimbing
skripsi yang selalu memberikan dukungan dan arahan serta membimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
xii
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, M.Si, Ak, CA, QIA, BKP selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis sekaligus dosen pengampu mata kuliah metodologi
penelitian yang memberikan bekal materi selama perkuliahan berlangsung.
4. Ibu Wilda Farah, SE., M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan dosen
yang tiada henti membantu memberikan arahan dan sarannya yang sangat
bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, ilmu
kehidupan dan motivasi selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang
bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
6. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
7. Kakak penulis, yaitu Ronni Terdiyan Mas, Hilda Savitri dan M. Hafiz Faisal
serta suami dan istrinya masing-masing yang selalu memberikan dukungan
secara materil dan non materil, serta selalu melimpahkan doa nya kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
8. Sahabat terdekat dan tercinta yaitu Bimo, Husni dan Dimas, yang selalu setia
menemani dalam suka maupun duka dan menjadi tempat berkeluh kesah
terbaik bagi penulis.
9. Keluarga Albetas. Teman yang selalu ada dan setia mulai dari penulis berusia
satu tahun hingga hari ini.
10. Masenk Fams (Bagas, Fiqih, Yogi, Bening, Andre, Arif, Abi, Ajul, Oman,
Azis, Jodie, Eko dan Farhan) yang selalu memberikan dukungannya kepada
penulis..
11. Keluarga Lawson yaitu (Bewok, Pepi, Diko, Rio, Aldy, dan Umami) yang
selalu meringankan beban penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Senior dan teman penulis, yaitu Kak Handiko, Kak Jambul, Dini dan Nae yang
selalu memberikan saran dan dukungan kepada penulis serta rela meluangkan
waktunya untuk memberikan bantuan hingga selesainya skripsi ini.
13. BPH PMII KOMFEIS masa khidmat 2018-2019 yang selalu menjadi
penyemangat dan motivator terdepan bagi penulis.
xiii
14. Keluarga Besar PMII KOMFEIS mulai dari angkatan 2000-2019 yang telah
menjadi keluarga kedua bagi penulis.
15. Keluarga Besar PMII Cabang Ciputat (V-03) yang telah memberikan banyak
sekali ilmu dan pengalaman hidup yang sangat berharga bagi penulis.
16. Keluarga besar HMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan banyak kenangan dan pengalaman selama berorganisasi dan juga
telah memberikan dukungan dan do’a kepada penulis.
17. Kelompok KKN Kita 186. Yang juga selalu memberikan semangat kepada
penulis.
18. Seluruh teman-teman di Jurusan Akuntansi angkatan 2015 yang telah berjuang
bersama-sama dalam suka maupun duka. Terima kasih atas dukungan dan
inspirasi yang telah kalian berikan selama ini.
19. Seluruh adik-adik jurusan Akuntansi angakatan 2016-2019 yang selalu
menyemangati penulis dengan menanyakan kapan lulus.
20. Seluruh teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik Fakultas Ekonomi dan
Bisnis yang telah menemani penulis dari awal masuk kuliah hingga hari ini.
21. Semua pihak yang terkait di mana penulis tidak dapat menyebutkannya satu-
persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca sebagai ajang evaluasi bagi diri penulis sendiri dan
demi kesempurnaan untuk penelitian-penelitian yang berikutnya.
Jakarta, Oktober 2019
Fikra Aldi Maulana
xiii
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
ABSTRAK .............................................................................................................. x
KATA PENGANTAR ........................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 11
A. Tinjauan Literatur....................................................................................... 11
1. Teori Atribusi ......................................................................................... 11
2. Teori Motivasi ........................................................................................ 12
3. Kemampuan Mendeteksi Fraud ............................................................. 14 4. Skeptisme Profesional ............................................................................ 17
5. Profesionalisme ...................................................................................... 18
6. Pengalaman Kerja ................................................................................... 18
xiv
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................... 20
C. Pengembangan Hipotesis ........................................................................... 25
D. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 30
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 30
B. Metode Penelitian....................................................................................... 30
1. Objek Penelitian ..................................................................................... 30
2. Populasi dan Sampel .............................................................................. 31
3. Metode Pengambilan Sampel ................................................................. 31
4. Metode Penentuan Sampel ..................................................................... 32
C. Operasionalisasi Variabel Penelitian.......................................................... 32
1. Variabel Independen ............................................................................... 33
2. Variabel Dependen ................................................................................. 36
D. Metode Analisis Data ................................................................................. 39
1. Analisis Statistik Deskriptif .................................................................... 39
2. Uji Kualitas Data .................................................................................... 39
3. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 40
4. Uji Regresi Linear Berganda .................................................................. 42
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................... 45
1. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 45
1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 45
2. Karakteristik Profil Responden .............................................................. 46
2. Hasil Uji Instrumen Penelitian ................................................................... 54
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................................. 54
2. Hasil Uji Kualitas Data ........................................................................... 56
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 60
4. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................. 63
xv
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 71
A. Kesimpulan ................................................................................................ 71
B. Implikasi ..................................................................................................... 72
C. Keterbatasan ............................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 74
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu .................................................................... 20
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian............................................................ 37
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian ......................................................................... 44
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ..................................................................... 45
Tabel 4.3 Usia Responden .................................................................................... 45
Tabel 4.4 Banyaknya Penugasan Responden ........................................................ 46
Tabel 4.5 Pengalaman Kerja Responden .............................................................. 46
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Variabel Skeptisme Profesional .......... 47
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Profesionalisme .................. 48
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pengalaman Kerja .............. 50
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Mendeteksi
Fraud ..................................................................................................................... 51
Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik Deskripsi ................................................................. 53
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Skeptisme Profesional ........................................... 55
Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Profesionalisme ..................................................... 56
Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja ................................................. 56
Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas Kemampuan Mendeteksi Fraud ............................ 57
Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 58
Tabel 4.16 Hasil Uji Multikolonieritas .................................................................. 59
Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test ........ 60
Tabel 4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................................. 62
Tabel 4.19 Hasil Uji Statistik F .............................................................................. 63
Tabel 4.20 Hasil Uji Statistik t ............................................................................... 67
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 The Fraud Tree............................................................................... 155
Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 298
Gambar 4. 1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 615
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Surat Permohonan Pengisian Kuesioner ...................................... 75
LAMPIRAN 2 Kuesioner Penelitian .................................................................... 78
LAMPIRAN 3 Daftar Jawaban Responden .......................................................... 88
LAMPIRAN 4 Output Hasil Pengujian Data ...................................................... 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era yang semakin modern ini segala aspek kehidupan mengalami
perkembangan pesat, baik kehidupan sehari-hari hingga dimensi lingkungan
kerja. Perkembangan ini pun tidak terbatas pada bagaimana proses pelaksanaan
kerja terjadi, namun juga pada proses meningkatkan efisiensi output dari
pekerjaan tersebut. Adapun perkembangan tersebut tidak dapat dibendung,
sehingga proses mengantisipasi segala kemungkinan buruk perlu lebih
diperdalam lagi. Salah satu bentuk perkembangan dalam dimensi pekerjaan,
yang memiliki dampak buruk dan membutuhkan tindakan antisipasi yaitu
fraud. Fraud sendiri umumnya diartikan sebagai bentuk kecurangan, namun
dalam konteks yang lebih spesifik lagi, sebenarnya fraud memiliki arti lebih
luas (Tuanakotta, 2017).
Kini, fraud bukan lagi hanya berbicara mengenai pengambilan uang
(korupsi) namun telah dikembangkan menjadi tiga yang digambarkan dalam
fraud three, yang mana dijelaskan bentuk fraud yang biasa terjadi di
lingkungan kerja dan segala rantingnya. Berikut ini merupakan contoh kasus
korupsi yang sudah terjadi di dalam tubuh Kementerian Agama Republik
Indonesia. Agus setiadi (2019) menyebutkan bahwa terdapat kasus tindak
pidana korupsi yang terjadi di Wilayah Kemenag Aceh dimana dua orang
terdakwa kasus korupsi pembangunan gedung Kantor Wilayah Kemenag Aceh
divonis masing-masing 1,5 tahun penjara. Putusan itu sesuai dengan tuntutan
2
Jaksa Penuntut Umum (JPU). Terdakwa pertama yaitu PNS Kemenag Aceh,
Yuliardi dan terdakwa dua yaitu pihak rekanan, Direktur Utama PT Supernova
Jaya Mandiri Hendra Saputra. Persidangan dipimpin hakim ketua Eti Astuti.
Kedua terdakwa disidangkan dalam berkas terpisah. Majelis hakim dalam
sidang menyatakan para terdakwa terbukti melakukan tindak pidana korupsi
dan menyebabkan kerugian negara Rp 1,1 miliar.
Selain itu, Rivki (2019) menyebutkan bahwa kasus yang menyangkut
Ketum PPP sekaligus Menteri Agama Republik Indonesia yaitu Muhammad
Romahurmuziy pun, ikut membuat nama Kementerian Agama Republik
Indonesia semakin disoroti publik. Kemenag bukan kali ini saja disorot kasus
korupsi. Di tahun sebelumnya, kasus korupsi memang sudah merebak di
kementerian ini. Sejumlah kasus pungli hingga korupsi pernah ramai di
kementerian ini. Sebelumnya, pernah ramai kasus pungli yang dilakukan oleh
oknum penghulu hingga OTT pegawai Kemenag di NTB terkait dana rehab
masjid pascagempa. Untuk mengatasi korupsi yang sudah mengakar di
Kemenag, diperlukan penanganan ekstra. Selain itu, Kemenag butuh revolusi
mental di pegawainya supaya korupsi tidak terulang.
Melihat berkembangnya kasus korupsi yang terjadi di dalam lingkungan
Kementerian Agama, mulai dari oknum dengan jabatan yang masih rendah,
hingga pucuk pimpinannya pun melakukan kecurangan, maka timbul lah
pertanyaan mengenai bagaimana pendeteksian awal untuk mencegah terjadinya
kecurangan tersebut. Dan hal ini merupakan tugas pokok yang harus dikuasai
oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI untuk menjadi garda utama
3
dalam mencegah terjadinya korupsi yang ada di Kemenag RI. Karena semakin
berkembangnya fraud, maka tuntutan terhadap kemampuan mendeteksi fraud
tersebut menjadi lebih besar. Sehingga muncul penyataan bahwa seorang
auditor dalam menjalankan penugasan audit di lapangan seharusnya tidak
hanya sekedar mengikuti prosedur audit yang tertera dalam program audit,
tetapi juga harus disertai dengan sikap skeptisme professional.
Berdasarkan SPKN No. 1 Tahun 2017 sikap skeptisme profesional
berarti auditor membuat penilaian kritis dengan pikiran yang selalu
mempertanyakan kecukupan dan ketepatan bukti yang diperoleh selama
pemeriksaan. Auditor yang memiliki sikap skeptisme professional yang tinggi
akan membuat auditor tersebut untuk selalu mencari informasi yang lebih
banyak dan lebih signifikan daripada auditor yang memiliki tingkat skeptisme
professional yang rendah, dan hal ini mengakibatkan auditor yang memiliki
tingkat skeptisme profesional yang tinggi akan lebih dapat mendeteksi adanya
fraud karena informasi tambahan yang mereka miliki tersebut. (Mokoagouw,
Kalangi, dan Gerungai, 2018)
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang Auditor dituntut untuk membuka
pikiran sehingga dapat mengevaluasi informasi yang diterima secara kritis dan
lebih detail. Karena tanpa menerapkan skeptisme profesional, auditor hanya
akan menemukan salah saji yang disebabkan oleh kekeliruan saja dan sulit
untuk menemukan salah saji yang disebabkan oleh kecurangan, karena
kecurangan biasanya akan disembunyikan oleh pelakunya.
4
Dalam ISA No.200 dikatakan bahwa sikap skeptisme profesional berarti
auditor membuat penaksiran yang kritis, dengan pikiran yang selalu
mempertanyakan validitas dari bukti audit yang diperoleh, waspada terhadap
bukti audit yang bersifat kontradiksi atau yang menimbulkan pertanyaan
sehubungan dengan reabilitas dari dokumen dan memberikan tanggapan
terhadap pertanyaan-pertanyaan dan informasi lain yang diperoleh dari
menejemen dan pihak terkait (IFAC, 2004).
Pentingnya skeptisme auditor dalam menjalankan tugasnya menjadi
perhatian. Dalam penelitian Mokoagouw et al., (2018) membuktikan bahwa
skeptisme professional dan pengalaman kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kemampuan mendeteksi fraud di BPK RI Perwakilan
Sulawesi Utara. Mokoagouw et al (2018) melakukan penelitian yang merujuk
pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Fullerton dan Durtschi,
2011) yang menemukan adanya hubungan positif antara skeptisme professional
dan kemapuan mendeteksi fraud. Selain pentingnya sikap skeptisme
profesional yang sudah semestinya dimiliki oleh auditor internal, sikap
profesionalisme juga dibutuhkan untuk mengoptimalkan kinerjanya dalam
mencegah terjadinya kecurangan.
Profesionalisme adalah kemampuan, keahlian, dan komitmen profesi
dalam menjalankan tugas disertai prinsip kehati-hatian (due care), ketelitian,
dan kecermatan, serta berpedoman kepada standar dan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Sikap profesional pemeriksa diwujudkan dengan selalu
bersikap skeptisisme profesional (professional skepticism) selama proses
5
pemeriksaan dan mengedepankan prinsip pertimbangan profesional (Atmaja,
2016). Sedangkan Kalbers dan Fogarty (1995) menyatakan Profesionalisme
adalah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-
lain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat dan dilakukan oleh seorang
profesional (Andriyanti dan Latrini, 2019).
Profesionalisme juga menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin
menjadi seorang auditor, sebab dengan profesionalisme yang tinggi kebebasan
auditor akan semakin terjamin. Untuk menjalankan perannya yang menuntut
tanggung jawab yang semakin luas, seorang auditor harus memiliki wawasan
yang luas tentang kompleksitas organisasi modern. Kurangnya pengetahuan
dan pengertian seorang auditor internal mengenai indikasi akan terjadinya
tindak kecurangan sering terjadi dan prosedur yang efektif untuk mendeteksi
kecurangan sudah sering dibuat sulit oleh para auditor dalam melakukan tugas–
tugasnya (Andriyanti dan Latrini, 2019). Dalam rangka memenuhi persyaratan
sebagai seorang professional, auditor harus menjalani pelatihan yang cukup
dan kegiatan penunjang keterampilan lainnya. Melalui program pelatihan
tersebut para auditor juga menjalani proses sosialisasi agar dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan situasi yang akan ditemui. Faktor lain yang dapat
mempengaruhi kinerja auditor dalam mendeteksi kecurangan adalah
pengalaman kerja.
Dengan banyaknya pengalaman yang dimiliki oleh auditor akan sejalan
dengan banyaknya refrensi yang dapat digunakan untuk dijadikan bahan acuan
dalam mencegah kecurangan. Banyaknya jam terbang yang sudah dilalui oleh
6
auditor tersebut dapat menjadi keunggulan baginya untuk dapat menghadapi
tindak kecurangan yang semakin berkembang. Faktor pengalaman memegang
peranan yang penting agar auditor dapat mendeteksi adanya tindak kecurangan,
karena pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih.
Seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya akan memberikan hasil yang lebih baik dari pada mereka yang
tidak mempunyai pengetahuan cukup atas tugasnya. Pekerjaan auditor adalah
pekerjaan yang melibatkan keahlian (ekspertise). Semakin berpengalaman
seorang auditor maka semakin mampu dia menghasilkan kinerja yang lebih
baik dalam tugas-tugas yang semakin kompleks, termasuk dalam mencegah
kecurangan (fraud) yang kerap terjadi dalam suatu perusahaan. Pengalaman
auditor dalam penelitian ini adalah ukuran tentang lama waktu dan masa
kerjanya yang telah dilalui seorang dalam memahami tugas-tugas pekerjaanya
dengan baik (Andriyanti dan Latrini, 2019).
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari et al (2018)
menyatakan bahwa Pengalaman juga sangat memengaruhi kemampuan auditor
dalam melakukan pendeteksian kecurangan. Auditor dapat meningkatkan
pengetahuannya mengenai kecurangan dan kekeliruan dapat dibantu oleh
pengalaman yang dimilikinya. Dampak negatif dapat diberikan oleh auditor
yang kurang berpengalaman dan tidak memiliki kualifikasi pada kantor
akuntan publik. Auditor berpengalaman akan menghasilkan kualitas audit yang
lebih baik, karena mampu mendeteksi dan menemukan penyebab terjadinya
kecurangan dalam laporan keuangan.
7
Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh (Mokoagouw et al.,
2018) yang menyatakan bahwa Pengalaman auditor adalah auditor yang
mempunyai pemahaman yang lebih baik. Mereka juga lebih mampu
memberikan penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam
laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada
tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasar.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik dan termotivasi untuk
membahas lebih dalam mengenai penelitian yang berjudul “Pengaruh
Skeptisme Profesional, Profesionalisme dan Pengalaman Kerja Terhadap
Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Fraud”. Peneliti memodifikasi
penelitian yang telah dilakukan oleh Mokagouw et al (2018) dengan
menambahkan Profesionalisme sebagai variabel Independen dan mengganti
objek penelitian dari Bank Perkreditan Rakyat menjadi Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Republik Indonesia.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, masalah yang hendak diteliti
dalam penelitian ini terkait dengan perkembangan fraud dan kemampuan
auditor internal dalam mendeteksi fraud, diantaranya:.
1. Tuntutan sikap skeptisme auditor semakin meningkat.
2. Meningkatnya kerentanan terjadinya fraud di daerah-daerah Indonesia.
3. Sikap profesionalisme auditor internal dituntut untuk lebih ditingkatkan.
4. Sikap skeptisme kini tidak hanya dibutuhkan auditor eksternal, melainkan
auditor internal pun diharapkan memiliki skeptisme tinggi.
8
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah diatas, yang hendak diteliti dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menguji skeptisme professional, profesionalisme dan pengalaman kerja
terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud
2. Hanya pada Auditor Internal yang bekerja di Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Republik Indonesia.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya,
dalam penelitian ini, perumusan masalah yang hendak diteliti adalah sebagai
berikut:
1. Apakah skeptisme professional auditor berpengaruh pada kemampuan
mendeteksi fraud?
2. Apakah sikap profesionalisme auditor berpengaruh pada kemampuan
mendeteksi fraud?
3. Apakah pengalaman kerja auditor berpengaruh pada kemampuan
mendeteksi fraud?
4. Apakah skeptisme professional, profesionalisme dan pengalaman kerja
auditor berpengaruh pada kemampuan mendeteksi fraud?
9
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal berikut:
1. Menganalisa pengaruh skeptisme professional auditor terhadap
kemampuan mendeteksi fraud.
2. Menganalisa pengaruh sikap profesionalisme auditor terhadap kemampuan
mendeteksi fraud.
3. Menganalisa pengaruh pengalaman kerja auditor terhadap kemampuan
mendeteksi fraud.
4. Menganalisa pengaruh skeptisme professional, profesionalisme dan
pengalaman kerja auditor terhadap kemampuan mendeteksi fraud.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan, Peneliti bermaksud untuk
mencapai manfaat sebagai berikut:
1. Konstribusi Teoritis:
a. Bagi mahasiswa jurusan akuntansi, sebagai bahan referensi untuk
menambah pengetahuan terkait skeptisme, profesionalisme dan
kemampuan mendeteksi fraud.
b. Bagi Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi jika hendak
melakukan penelitian lebih lanjut.
c. Begi Peneliti, sebagai sarana menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai pengaruh skeptisme professional, professionalisme terhadap
kemampuan mendeteksi fraud.
10
2. Kontribusi Praktis
a. Bagi Auditor Internal Inspektorat Kementerian Agama Republik
Indonesia, sebagai bahan tinjauan yang diharapkan dapat dijadikan
informasi dalam memperbaiki tingkat skeptisme dan profesionalisme
dalam mendeteksi fraud.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Atribusi
Dalam karyanya (Robbins dan Judge, (2008) mengemukakan teori
atribusi yang dikembangkan oleh Fritz Heider, dimana teori ini menjelaskan
cara-cara kita menilai orang dengan berbeda, bergantung pada pengertian
yang kita atribusikan pada sebuah perilaku. Itu menyatakan bahwa ketika
kita mengamati perilaku seseorang individu, kita mencoba menentukan
apakah itu disebabkan dari internal atau eksternal. Penentuan ini terutama
tergantung pada tiga faktor, yaitu perbedaan, konsensus, dan konsistensi.
Teori atribusi internal dan eksternal juga diungkapkan oleh Kelly
(1972) dalam Kelly dan Michela (1980). Teori Atribusi (Atribution Theory)
merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang. Apakah
perilaku itu disebabkan oleh faktor internal, misalnya sifat, karakter, dan
sikap atau disebabkan oleh faktor eksternal misalnya situasi atau keadaan
tertentu yang memaksa seseorang melakukan perbuatan tertentu. Teori ini
menjelaskan tentang suatu proses bagaimana kita menentukan penyebab dan
motif tentang perilaku seseorang. Teori ini juga menjelaskan tentang
bagaimana reaksi seseorang terhadap peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan seseorang tersebut, dengan mengetahui alasan-alasan atas
kejadian yang dialami. Kekuatan internal dan kekuatan eksternal akan
bersama-sama menentukan perilaku manusia. Pengaruh internal maupun
12
eksternal dapat mempengaruhi seseorang dalam bersikap dan melakukan
sesuatu (Atmaja, 2016).
Teori Atribusi berkaitan dengan Skeptisme Profesional karena
didalam teori ini menjelaskan bagaimana perilaku seseorang yang
disebabkan oleh dua faktor, pertama faktor internal, misalnya sifat, karakter,
dan sikap, dan yang kedua disebabkan oleh Faktor Eksternal misalnya
situasi atau keadaan tertentu yang memaksa seseorang melakukan perbuatan
tertentu. Sehingga berhubungan dengan penilaian yang dilakukan oleh
seorang auditor dalam menilai perilaku yang dilakukan oleh objek auditnya
dengan melakukan sikap skeptisme profesional.
Selain itu Teori Atribusi juga berkaitan dengan kemampuan auditor
dalam mendeteksi fraud, karena teori ini juga menjelaskan tentang suatu
proses bagaimana kita menentukan penyebab dan motif tentang perilaku
seseorang. Dan hal ini dapat digunakan oleh auditor dalam memahami
penyebab dan motif dari objek auditnya ketika melakukan kecurangan.
2. Teori Motivasi
Dalam dunia psikologi ada sebuah teori kebutuhan yang memotivasi
seseorang untuk melakukan sesuatu. Teori ini mengemukakan bahwa
individu mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini
dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau dorongan
motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia. Teori ini
memfokuskan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan akan prestasi
(achievment), kebutuhan kekuasaan (power), dan kebutuhan afiliasi. Berikut
13
ini penjelasan teori diatas:
a. Kebutuhan akan prestasi
Kebutuhan akan prestasi adalah dorongan untuk mengungguli,
berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk
sukses. Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain
bersedia menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk
mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka, keinginan
mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah.
b. Kebutuhan akan kekuasaan
Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain
berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak
akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu
untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.
c. Kebutuhan untuk berafiliasi
Kebutuhan akan afiliasi atau bersahabat adalah hasrat untuk
berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu
merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat,
kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu
yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil
dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi
(wikipedia.org, 2019)
Dari penjelasan-penjelasan tersebut, teori motivasi berkaitan dengan
profesionalisme dan pengalaman kerja. Kerena dalam teori ini dijelaskan
14
bagaimana seseorang mempunyai kebutuhan akan berprestasi. Dan cara
untuk berprestasi diantaranya adalah dengan bersikap profesional dalam
pekerjaan dan menggali pengalaman dalam pekerjaan sebnayak-banyaknya
guna meningkatkan kemampuan dan keahlian demi tercapainya prestasi
tersebut.
3. Kemampuan Mendeteksi Fraud
Hal mendasar yang membedakan antara fraud dan error adalah hasil
dari salah saji laporan keuangan disengaja atau tidak disengaja. Fraud
mengindikasikan bahwa salah saji dalam laporan keuangan disengaja,
sedangkan error tidak disengaja. Statement of Audit Standar (SAS) no. 99
mendefenisikan fraud sebagai tindakan yang disengaja untuk menghasilkan
salah saji yang material di dalam laporan keuangan. Adapun bentuk salah
saji tersebut merupakan akibat dari corruption, asset misappropriation dan
fraudulent Statements. Ketiga bentuk tersebut dijelaskan dalam fraud tree
berikut (Lovita dan Rustiana, 2016)
15
Gambar 2. 1 The Fraud Tree
Sumber: Assosiation of Certified Fraud Examiners, 2008 Report to the nation on
occupational fraud and abuse.
Menurut Peraturan BPK No. 1 Tahun 2007 memuat persyaratan
kemampuan/keahlian yaitu pemeriksa secara kolektif harus memiliki
kecakapan profesional yang memadai untuk melaksanakan tugas
pemeriksaan. Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan (fraud)
16
merupakan kesanggupan seorang auditor dalam menemukan atau
menentukan tindakan ilegal yang mengakibatkan salah saji material dalam
pelaporan keuangan yang dilakukan secara sengaja.
Pernyataan standar pelaksanaan tambahan ketiga dalam merancang
pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan dari ketentuan
peraturan perundang-undangan, kecurangan (fraud), serta ketidakpatutan
(abuse) adalah:
a. Pemeriksa harus merancang pemeriksaan untuk memberikan keyakinan
yang memadai guna mendeteksi salah saji material yang disebabkan
oleh ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berpengaruh langsung dan material terhadap penyajian laporan
keuangan
b. Pemeriksa harus waspada pada kemungkinan adanya situasi dan/atau
peristiwa yang merupakan indikasi kecurangan dan/atau ketidakpatutan
dan apabila timbul indikasi tersebut serta berpengaruh signifikan
terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan, pemeriksa harus
menerapkan prosedur pemeriksaan tambahan untuk memastikan bahwa
kecurangan dan/atau ketidakpatutan telah terjadi dan menentukan
dampaknya terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan.
Pemeriksa harus menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam
menelusuri indikasi adanya kecurangan, penyimpangan dari ketentuan
peraturan perundang-undangan atau ketidakpatutan, tanpa mencampuri
proses investigasi atau proses hukum selanjutnya, atau kedua-duanya.
17
Pemeriksa juga harus menggunakan skeptisisme profesional dalam menilai
risiko tersebut untuk menentukan faktor-faktor atau risiko-risiko yang secara
signifikan dapat mempengaruhi pekerjaan pemeriksa apabila kecurangan
terjadi atau mungkin telah terjadi.
4. Skeptisme Profesional
Berdasarkan Peraturan BPK No. 1 Tahun 2007 dalam pelaksanaan
pemeriksaan dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya secara cermat dan saksama dengan
memperhatikan prinsip-prinsip pelayanan atas kepentingan publik serta
memelihara integritas, obyektivitas, dan independensi dalam menerapkan
kemahiran profesionalnya terhadap setiap aspek pekerjaannya. Kemahiran
profesional menuntut pemeriksa untuk melaksanakan skeptisisme
profesional, yaitu sikap yang mencakup pikiran yang selalu
mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti
pemeriksaan (Lovita dan Rustiana, 2016).
Menurut SPKN No. 1 Tahun 2017 menyatakan bahwa sikap skeptisme
profesional berarti auditor membuat penilaian kritis dengan pikiran yang
selalu mempertanyakan kecukupan dan ketepatan bukti yang diperoleh
selama pemeriksaan. Auditor yang memiliki sikap skeptisme professional
yang tinggi akan membuat auditor tersebut untuk selalu mencari informasi
yang lebih banyak dan lebih signifikan daripada auditor yang memiliki
tingkat skeptisme professional yang rendah, dan hal ini mengakibatkan
auditor yang memiliki tingkat skeptisme profesional yang tinggi akan lebih
18
dapat mendeteksi adanya fraud karena informasi tambahan yang mereka
miliki tersebut. (Mokoagouw et al., 2018)
5. Profesionalisme
Profesional berasal dari kata profesi yang berarti bidang pekerjaan
yang dilandasi keahlian tertentu. Sedangkan profesional adalah
bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesionalisme
adalah mutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi
atau orang yang professional.
Profesionalisme adalah kemampuan, keahlian, dan komitmen profesi
dalam menjalankan tugas disertai prinsip kehati-hatian (due care), ketelitian,
dan kecermatan, serta berpedoman kepada standar dan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Sikap profesional pemeriksa diwujudkan dengan
selalu bersikap skeptisisme profesional (professional skepticism) selama
proses pemeriksaan dan mengedepankan prinsip pertimbangan profesional
(Atmaja, 2016). Jadi dapat disimpulkan bahwa profesinalisme merupakan
kemampuan atau keahlian profesi yang didalam menjalankan tugas
profesinya disertai dengan prinsip-prinsip tertentu.
6. Pengalaman Kerja
Definisi pengalaman berdasarkan Webster’s Ninth New Collegiate
Dictionary pada Atmaja (2016) adalah pengetahuan atau keahlian yang
diperoleh dari suatu peristiwa melalui pengamatan langsung ataupun
19
berpartisipasi dalam peristiwa tersebut. Pengalaman dapat memperdalam
dan memperluas kemampuan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan.
Semakin berpengalaman seseorang melakukan pekerjaan yang sama, maka
akan semakin terampil dan semakin cepat dalam menyelesaikan pekerjaan
tersebut.
Faktor pengalaman memegang peranan yang penting agar auditor
dapat mendeteksi adanya tindak kecurangan, karena pengalaman yang lebih
akan menghasilkan pengetahuan yang lebih. Seseorang yang melakukan
pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya akan memberikan
hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak mempunyai pengetahuan
cukup atas tugasnya. Pekerjaan auditor adalah pekerjaan yang melibatkan
keahlian (ekspertise). Semakin berpengalaman seorang auditor maka
semakin mampu dia menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-
tugas yang semakin kompleks, termasuk dalam mencegah kecurangan
(fraud) yang kerap terjadi dalam suatu perusahaan. Pengalaman auditor
dalam penelitian ini adalah ukuran tentang lama waktu dan masa kerjanya
yang telah dilalui seorang dalam memahami tugas-tugas pekerjaanya dengan
baik (Andriyanti dan Latrini, 2019).
20
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah dari hasil-hasil penelitian terdahulu dengan topik yang berkaitan dengan penelitian ini yang dapat dilihat
pada tabel 2.1
Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti (Tahun) Judul Metode penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Dwi Andriyanti dan
Made Yenni Latrini
(2019)
Pengaruh Pengalaman,
Independensi, dan
Profesionalisme Auditor
Internal Dalam Mencegah
Kecurangan Pada Bank
Perkreditan Rakyat
- Meneliti pengaruh
professionalisme
dan pengalaman
auditor terhadap
kemampuan
mendeteksi fraud
- Penelitian dilakukan
di BPR
- Variabel independensi
Professionalisme,
pengalaman dan
independensi auditor
berpengaruh terhadap
kemampuan mendeteksi
fraud
2 Monica
Mokoagouw,
Lintje Kalangi dan
Natalia Gerungai
(2018)
Pengaruh Skeptisme
Profesional Dan
Pengalaman Auditor
Terhadap Kemampuan
Auditor Eksternal Dalam
- Meneliti pengaruh
skeptisme
professional dan
pengalaman
auditor terhadap
- Objek peneltian yaitu
BPK RI
- Profesionalisme tidak
dijadikan variabel
Skeptisme Professional dan
pengalaman auditor
berpengaruh terhadap
kemampuan mendeteksi
fraud
21
No Peneliti (Tahun) Judul Metode penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Mendeteksi Kecurangan
(Survei Pada Auditor BPK
RI Perwakilan Sulawesi
Utara)
kemampuan
mendeteksi fraud
3 Kadek Gita
Arwinda Sari,
Made Gede
Wirakusuma dan Ni
Made Dwi Ratnadi
(2018)
Pengaruh Skeptisisme
Profesional, Etika, Tipe
Kepribadian, Kompensasi,
Dan Pengalaman Pada
Pendeteksian Kecurangan
- Meneliti pengaruh
skeptisme
professional dan
pengalaman
auditor terhadap
kemampuan
mendeteksi fraud
- Objek penelitian KAP
- Memiliki variabel
etika, tipe kepribadian
dan kompensasi
Skeptisisme Profesional,
Etika, , Kompensasi, Dan
Pengalaman berpengaruh
terhadap kemampuan
mendeteksi fraud
4 Lily Lovita dan
Rustiana (2017)
Pengaruh Skeptisisme
Profesional Auditor
Terhadap Kemampuan
Auditor Mendeteksi
Kecurangan
- Meneliti pengaruh
skeptisme
professional
auditor terhadap
kemampuan
mendeteksi fraud
- Objek peneltian yaitu
BPK perwakilan DIY
- Profesionalisme dan
pengalaman tidak
dijadikan variabel
Skeptisme Professional
auditor tidak berpengaruh
terhadap kemampuan
mendeteksi fraud
22
No Peneliti (Tahun) Judul Metode penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
5 Didi Atmaja (2016) Pengaruh Kompetensi,
Profesionalisme, Dan
Pengalaman Audit Terhadap
Kemampuan Auditor Badan
Pemeriksa Keuangan (Bpk)
Dalam Mendeteksi Fraud
Dengan Teknik Audit
Berbantuan Komputer
(Tabk) Sebagai Variabel
Moderasi
- Meneliti pengaruh
professionalisme
dan pengalaman
auditor terhadap
kemampuan
mendeteksi fraud
- Objek penelitian BPK
- Memiliki variabel
kompetensi dan
variabel tabk sebagai
moderasi
Kompetensi,
Profesionalisme, Dan
Pengalaman Audit
berpengaruh Terhadap
Kemampuan Auditor Badan
Pemeriksa Keuangan (Bpk)
Dalam Mendeteksi Fraud
6 Trinanda Hanum
Hartan (2016)
Pengaruh Skeptisme
Profesional, Independensi
Dan Kompetensi Terhadap
Kemampuan Auditor
Mendeteksi Kecurangan
- Meneliti pengaruh
skeptisme
professional
auditor terhadap
kemampuan
mendeteksi fraud
- Objek peneltian yaitu
inspektorat DIY
- Memiliki variabel
independensi dan
kompetensi
Skeptisme Profesional,
Independensi Dan
Kompetensi berpengaruh
Terhadap Kemampuan
Auditor Mendeteksi
Kecurangan
23
No Peneliti (Tahun) Judul Metode penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
7 Nurrahmah
Kartikarini (2016)
Pengaruh Gender, Keahlian,
dan Skeptisisme Profesional
terhadap Kemampuan
Auditor Mendeteksi
Kecurangan (Studi pada
Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia)
- Meneliti pengaruh
skeptisme
professional
auditor terhadap
kemampuan
mendeteksi fraud
- Objek penelitian BPK
RI
- Memiliki variabel
gender dan keahlian
Gender, Keahlian, dan
Skeptisisme Profesional
berpengaruh terhadap
Kemampuan Auditor
Mendeteksi Kecurangan
8 Aprilyanti Butar
Butar, Sarina
Gabryela (2018)
The Application Of
Professional Skepticism In
Fraud Detection (A Case
Study At BPKP
Representative Of Central
Java Province)
- Meneliti
Skeptisme
Profesional
- Objek penelitian
BPKP Jawa Tengah
Skeptisme Profesional
berpengaruh terhadap
kemampuan mendeteksi
fraud
9 Sanjaya Adi Putra,
Gede Dwirandra,
nak Agung Ngurah
Bagus (2019)
The effect of auditor
experience, type of
personality and fraud
auditing training on auditors
- Meneliti pengaruh
pengalaman kerja
- Variabel skeptisme
profesional dijadikan
variabel moderasi
- Memiliki variabel tipe
Pengalaman kerja, tipe
kepribadian, pelitahan audit
kecurangan, dan skeptisme
profesional berpengaruh
24
No Peneliti (Tahun) Judul Metode penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
ability in fraud detecting
with professional skepticism
as a mediation variable
kepribadian dan
pelatihan audit
kecurangan
terhadap kemampuan
mendeteksi kecurangan
10 Pramana, Andy
Chandra
Irianto, Gugus
Nurkholis (2016)
The Influence of
Professional Skepticism ,
Experience and Auditors
Independence on The
Ability to Detect Fraud
- Meneliti pengaruh
skpetisme
profesional dan
pengalaman
- Memiliki variabel
independensi
- Objek penelitian BPK
Jawa Tengah
Skeptisme profesional,
pengalaman kerja dan
indpendensi berpengaruh
terhadap kemampuan
mendeteksi kecurangan
25
C. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Skeptisme Profesional Auditor Internal Terhadap
Pendeteksian Fraud.
Dalam Menurut SPKN No. 1 Tahun 2017 dalam pelaksanaan
pemeriksaan dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya secara cermat dan saksama dengan
memperhatikan prinsip-prinsip pelayanan atas kepentingan publik serta
memelihara integritas, obyektivitas, dan independensi dalam menerapkan
kemahiran profesionalnya terhadap setiap aspek pekerjaannya. Seorang
auditor perlu mempertahankan pikiran yang selalu mempertanyakan selama
audit berlangsung untuk mengidentifikasi risiko kecurangan dan
mengevaluasi bukti audit secara kritis. Sehingga dengan menggunakan
skeptisme profesionalnya, maka seorang auditor dapat mendeteksi
terjadinya salah saji baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun yang
disebabkan oleh kecurangan. (Mokoagouw et al., 2018)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lily Lovita dan Rustiana
(2017), menunjukan bahwa skeptisme profesional auditor berpengaruh
positif terhadap kemampuan auditor mendeteksi kecurangan. Oleh karena
itu auditor harus selalu bisa konsisten dalam menggunakan skeptisme
profesionalnya untuk dapat menemukan indikasi kecurangan dalam proses
mengaudit objek tertentu. Berdasarkan uraian tersebut maka dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H1: Skeptisme profesional berpengaruh terhadap pendeteksian fraud
26
2. Pengaruh Profesionalisme auditor internal terhadap kemampuan
mendeteksi fraud
Profesionalisme seorang auditor sangatlah dibutuhkan dalam
mencegah dan mendeteksi sebuah kecurangan karena semakin tinggi
profesionalisme seorang auditor maka semakin terjamin kualitas hasil
auditnya. Dengan sikap profesionalisme diharapkan seorang auditor mampu
mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud. Sikap profesionalisme seorang
auditor dapat dilihat dari hasil audit yang ia kerjakan. Auditor yang
profesional bekerja tidak pandang bulu, siapapun dia jika menemukan
adanya tindak kecurangan, ia akan mengungkapkan kecurangan tersebut
(Andriyanti dan Latrini, 2019).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Atmaja (2016), menunjukkan
bahwa profesionalisme auditor berpengaruh positif terhadap kemampuan
auditor mendeteksi kecurangan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Andriyanti dan Latrini (2019) menunjukkan bahwa
profesionalisme berpengaruh positif terhadap kemampuan mendeteksi
fraud. Berdasarkan uraian tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H2: Profesionalisme berpengaruh terhadap kemampuan mendeteksi fraud.
3. Pengaruh Pengalaman terhadap kemampuan mendeteksi fraud
Pengalaman sangat memengaruhi kemampuan auditor dalam
melakukan pendeteksian kecurangan. Auditor dapat meningkatkan
pengetahuannya mengenai kecurangan dan kekeliruan dapat dibantu oleh
27
pengalaman yang dimilikinya. Dampak negatif dapat diberikan oleh auditor
yang kurang berpengalaman dan tidak memiliki kualifikasi pada kantor
akuntan publik. Auditor berpengalaman akan menghasilkan kualitas audit
yang lebih baik, karena mampu mendeteksi dan menemukan penyebab
terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan (Sari et al, 2018).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Andriyanti dan Latrini (2019)
menunjukan bahwa pengalaman berpengaruh positif terhadap kemampuan
mendeteksi kecurangan. Begitupun penelitian yang dilakukan oleh Atmaja
(2016) menunjukan bahwa pengalaman berpengaruh positif terhadap
kemampuan mendeteksi fraud. Berdasarkan uraian tersebut maka
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3: Pengalaman berpengaruh terhadap kemampuan mendeteksi fraud
4. Pengaruh skeptisme profesional, profesionalisme dan pengalaman
terhadap kemampuan auditor mendeteksi fraud
Menurut SPKN No. 1 Tahun 2017 seorang pemeriksa harus
melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme. Sikap profesional
pemeriksa diwujudkan dengan selalu bersikap skeptisisme profesional
(professional skepticism) selama proses pemeriksaan dan mengedepankan
prinsip pertimbangan profesional (professional judgment). Bertambahnya
pengalaman dapat meningkatkan ketelitian dalam melakukan pemeriksaan
dan sekaligus mengasah sikap skeptisme profesional yang dimiliki oleh
setiap auditor. Dengan demikian sikap skeptisme profesional dan
pengalaman auditor dapat mendukung peningkatan kemampuan auditor
28
dalam mendeteksi kecurangan (Mokoagouw et al., 2018).
Pengetahuan atau keahlian yang diperoleh dari suatu peristiwa melalui
pengamatan langsung ataupun berpartisipasi dalam peristiwa tersebut.
pengalaman dapat memperdalam dan memperluas kemampuan seseorang
dalam melakukan suatu pekerjaan. Semakin berpengalaman seseorang
melakukan pekerjaan yang sama, maka akan semakin terampil dan semakin
cepat dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut (Atmaja, 2016). Dengan
semakin berpengalaman auditor, maka kemampuannya dalam mendeteksi
fraud juga akan semakin bertambah. Berdasarkan uraian tersebut maka
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4: Skeptisme profesional, profesionalisme dan pengalaman kerja
berpengaruh terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud
29
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dijelaskan dalam gambar 2.2
berikut.
Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran
“Pengaruh Skeptisme Profesional, Profesionalisme dan Pengalaman Kerja Terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Fraud”
Basis Teori: Teori Atribusi dan Teori Motivasi
Skeptisme Profesional
Profesionalisme
Pengalaman
Auditor
Kemampuan Mendeteksi fraud
Metode analisis: Analisis Regresi Berganda
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran
GAP
Maraknya kasus korupsi yang terjadi di lingkungan Kementerian Agama
Republik Indonesia
Penelitian terdahulu membuktikan Skeptisme Profesional, Profesionalisme dan Pengalaman
Kerja dapat mencegah tindak kecurangan
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bertujuan untuk
menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan
pengaruh variabel independen yaitu skeptisme professional, profesionalisme
dan pengalaman terhadap variabel dependen, yaitu kemampuan auditor dalam
mendeteksi fraud. Agar lebih fokus terhadap penelitian yang dilakukan, maka
ruang lingkup penelitian difokuskan hanya pada Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Republik Indonesia.
B. Metode Penelitian
1. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah suatu sifat atau objek yang ditetapkan oleh
peneliti untuk mempelajari dan kemudian memperoleh kesimpulan
(Andriyanti dan Latrini, 2019). Dalam penelitian ini, objek yang akan
diteliti adalah skeptisme profesional, profesionalisme dan pengalaman
auditor terhadap kemampuan mendeteksi fraud. Penelitian ini dilakukan
pada auditor internal Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik
Indonesia dengan pertimbangan bahwa Inspektorat tersebut memberikan
gambaran umum mengenai fenomena yang diangkat.
31
2. Populasi dan Sampel
Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek tertentu yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari
sampel itu kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi sehingga
dalam pengambilan sampel harus representatif atau mewakili (Sugiyono,
2016)
Penelitian ini menggunakan Populasi Auditor internal pemerintah
yang bekerja di Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik
Indonesia, sedangkan sampel yang digunakan adalah Auditor Internal yang
bekerja pada Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia.
3. Metode Pengambilan Sampel
Dalam pengembalian sampel terdapat suatu cara yang disebut teknik
sampling. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini purposive
sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
digunakan oleh peneliti jika memilliki pertimbangan-pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2016). Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:
a. Responden memiliki pengalaman kerja sebagai auditor minimal 1 tahun
b. Jumlah penugasan yang dilakukan selama 1 tahun minimal 5 penugasan.
32
4. Metode Penentuan Sampel
Data yang diolah dan digunakan dalam penelitian ini merupakan data
primer dan sekunder, yang diperoleh melalui 2 cara, yaitu:
a. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti memperoleh data terkait permasalahan yang diteliti melalui
buku, majalan jurnal, skripsi, tesis, internet dan perangkat lain yang
berkaitan dengan variabel yang dibahas dalam penelitian ini.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan Peneleiti sebagai sumber utama
pengumpulan data yang dilakukan dengan memperoleh data langsung
dari pihak kedua (responden). Pada penelitian ini, responden yang
dijadikan subjek penelitian adalah auditor internal yang bekerja pada
inspektorat kementerian. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan
kuesioner kepada kantor inspektorat secara langsung dan melalui
perantara.
Data primer diperoleh dengan mengajukan sederet pertanyaan
(kuesioner) yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan
informasi dari auditor untuk mengukur objek penelitian.
C. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2016) variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Pengaruh
33
Skeptisme Profesional, Profesionalisme dan Pengalaman terhadap
Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Fraud” penelitian dilakukan
terhadap 2 variabel, yaitu:
1. Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2016) variabel independen atau yang sering
disebut variabel bebas, adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat).
Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini, ada 3
variabel independen, yaitu:
a. Skeptisme Profesional (X1)
Menurut SPKN No. 1 Tahun 2017 menyatakan bahwa sikap
skeptisme profesional berarti auditor membuat penilaian kritis dengan
pikiran yang selalu mempertanyakan kecukupan dan ketepatan bukti
yang diperoleh selama pemeriksaan. Auditor yang memiliki sikap
skeptisme professional yang tinggi akan membuat auditor tersebut untuk
selalu mencari informasi yang lebih banyak dan lebih signifikan daripada
auditor yang memiliki tingkat skeptisme professional yang rendah, dan
hal ini mengakibatkan auditor yang memiliki tingkat skeptisme
profesional yang tinggi akan lebih dapat mendeteksi adanya fraud karena
informasi tambahan yang mereka miliki tersebut. (Mokoagouw et al.,
2018). Skeptisme profesional dapat diukur dengan enam indikator, yaitu:
1) Questioning mind (pola pikir yang selalu bertanya-tanya)
2) Suspension of judgment (penundaan pengambilan keputusan)
34
3) Search for knowledge (mencari pengetahuan)
4) Interpersonal understanding (pemahaman interpersonal)
5) Self determination
Dalam penelitian ini, skeptisme professional diukur dengan
menggunakan kuesioner yang dikembangkan dimana semua data diukur
dengan skala ordinal (likert) yaitu dengan bobot 1 sampai 5. Berdasarkan
skala ordinal 1 sampai 5, jawaban untuk pernyataan positif yang didapat
akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2)
tidak setuju, dan (1) sangat tidak setuju. Sedangkan jawaban untuk
pernyataan negatif yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat
tidak setuju, (4) tidak setuju, (3) netral, (2) setuju, dan (1) sangat setuju.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel ini diadopsi dari
penelitian Hartan (2016).
b. Profesionalisme (X2)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesional berasal dari
kata profesi yang berarti bidang pekerjaan yang dilandasi keahlian
tertentu. Sedangkan profesional adalah bersangkutan dengan profesi;
memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Profesionalisme
adalah mutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu
profesi atau orang yang profesional. Profesionalisme dapat diukur dengan
indikator berikut:
1) Pengabdian pada profesi (dedication)
2) Kewajiban Sosial (Social obligation)
35
3) Kemandirian (Autonomy demand)
4) Keyakinan terhadap peraturan profesi (Belief in self regulation)
5) Hubungan dengan sesama profesi (Professional community affiliation)
Dalam penelitian ini, skeptisme professional diukur dengan
menggunakan kuesioner yang dikembangkan dimana semua data diukur
dengan skala ordinal (likert) yaitu dengan bobot 1 sampai 5. Berdasarkan
skala ordinal 1 sampai 5, jawaban untuk pernyataan positif yang didapat
akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2)
tidak setuju, dan (1) sangat tidak setuju. Sedangkan jawaban untuk
pernyataan negatif yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat
tidak setuju, (4) tidak setuju, (3) netral, (2) setuju, dan (1) sangat setuju.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel ini diadopsi dari
penelitian Aziz (2017).
c. Pengalaman Kerja (X3)
Pengalaman sangat memengaruhi kemampuan auditor dalam
melakukan pendeteksian kecurangan. Auditor dapat meningkatkan
pengetahuannya mengenai kecurangan dan kekeliruan dapat dibantu oleh
pengalaman yang dimilikinya. Dampak negatif dapat diberikan oleh
auditor yang kurang berpengalaman dan tidak memiliki kualifikasi pada
kantor akuntan publik. Auditor berpengalaman akan menghasilkan
kualitas audit yang lebih baik, karena mampu mendeteksi dan
menemukan penyebab terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan
36
(Sari et al, 2018). Pengalaman kerja dapat diukur dengan indikator
berikut:
1) Lamanya bekerja sebagai auditor
2) Banyaknya tugas pemeriksaan
3) Kemampuan kerja
4) Intensitas tugas dan pengembangan karir
Dalam penelitian ini, pengalaman kerja diukur dengan
menggunakan kuesioner yang dikembangkan dimana semua data diukur
dengan skala ordinal (likert) yaitu dengan bobot 1 sampai 5. Berdasarkan
skala ordinal 1 sampai 5, jawaban untuk pernyataan positif yang didapat
akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2)
tidak setuju, dan (1) sangat tidak setuju. Sedangkan jawaban untuk
pernyataan negatif yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat
tidak setuju, (4) tidak setuju, (3) netral, (2) setuju, dan (1) sangat setuju.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel ini diadopsi dari
penelitian Fatimah (2016).
2. Variabel Dependen
Menurut Sugiyono (2011) didefinisikan sebagai variabel terikat atau
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Dari penjabaran tersebut, dapat diketahui bahwa variabel
dependen dalam penelitian ini adalah Kemampuan Auditor dalam
Mendeteksi Fraud.
37
Menurut Peraturan BPK No. 1 Tahun 2007 memuat persyaratan
kemampuan/keahlian yaitu pemeriksa secara kolektif harus memiliki
kecakapan profesional yang memadai untuk melaksanakan tugas
pemeriksaan. Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan (fraud)
merupakan kesanggupan seorang auditor dalam menemukan atau
menentukan tindakan ilegal yang mengakibatkan salah saji material dalam
pelaporan keuangan yang dilakukan secara sengaja. Kemampuan
Mendeteksi Fraud memiliki beberapa indikator, yaitu:
a. Pengetahuan tentang kecurangan
b. Kesanggupan dalam tahap pendeteksian
Dalam penelitian ini, pengalaman kerja diukur dengan
menggunakan kuesioner yang dikembangkan dimana semua data diukur
dengan skala ordinal (likert) yaitu dengan bobot 1 sampai 5. Berdasarkan
skala ordinal 1 sampai 5, jawaban untuk pernyataan positif yang didapat
akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2)
tidak setuju, dan (1) sangat tidak setuju. Sedangkan jawaban untuk
pernyataan negatif yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat
tidak setuju, (4) tidak setuju, (3) netral, (2) setuju, dan (1) sangat setuju.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel ini diadopsi dari
penelitian Hartan (2016)
38
Tabel 3. 1 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Indikator No. Butir
pertanyaan
Skala
pengukuran
Kemampuan
Mendeteksi Fraud
(Y)(Hartan, 2016)
Pengetahuan tentang kecurangan 1-3
Likert Kesanggupan dalam tahap
pendeteksian 4-10
Skeptisme
profesional (X1)
(Hartan, 2016).
Questioning mind 11-13
Likert
Suspension of judgement 14-15
Search of knowledge 16-18
Interpersonal understanding 19-24
Self determination 25-26
Profesionalisme
(X2) (Aziz, 2017).
Pengabdian pada profesi
(Dedication) 27
Likert
Kewajiban Sosial (Social
obligation) 28
Kemandirian (Autonomy demands) 29-30
Keyakinan terhadap peraturan
profesi (Belief in self regulation) 31
Hubungan dengan sesama profesi
(Professional community
affiliation)
32
Pengalaman kerja
(X3) (Fatimah,
2016)
Lamanya bekerja sebagai auditor 33-36
Likert
Sering tidaknya melakukan tugas
audit 37-39
Jenis pelaksanaan tugas audit yang
bisa dihadapi auditor 40
Tingkat familiarity auditor 41
39
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan
peringkasan data serta penyajiannya yang biasanya disajikan dalam bentuk
tabulasi baik secara grafik dan atau numerik. Statistik deskriptif digunakan
untuk memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean),
standar deviasi (standard deviation), dan maksimum serta minimum
(Ghozali, 2013)
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa baik ketepatan
dan kecermatan suatu instrumen untuk mengukur suatu konsep yang
seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau
validnya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika
pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur pada kuesioner tersebut (Ghozali, 2013)
b. Uji Reabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2013)
40
3. Uji Asumsi Klasik
Uji untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka
dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji
heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel independen dan dependen keduannya memiliki distribusi
normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah keduanya
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat normal probability
plot (P Plot). Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus
diagonal, yang apabila distribusi normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
(Ghozali, 2013)
Selain menggunakan analisis grafik, penelitian ini juga
menggunakan analisis statistik kolomogrof-smirnov (K-S). Uji statistik
ini adalah pengujian yang dilakukan untuk mendeteksi normalitas
melalui pengamatan residual. Pengujian ini memiliki kelebihan, yaitu
sederhana dan tidak menimbulkan persepsi di antara satu pengamat
dengan pengamat lain yang sering terjadi pada uji normalitas dengan
menggunakan grafik. Konsep kolomogrof-smirnov ini dengan
membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan
distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah
ditransformasikan dalam bentuk Z-score dan diasumsikan normal. Uji
41
kolomogrof- smirnov ini merupakan uji beda antara yang diuji
normalitasnya dengan data normal baku.
Jika signifikasi data dibawah 0,05, maka terdapat perbedaan
yang signifikan, dan jika signifikansi diatas 0,05, maka tidak terjadi
perbedaan yang signifikan. Penerapan uji kolomogrof-smirnov ialah jika
signifikasi dibawah 0,05, berarti data yang akan diuji mempunyai
perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, yang artinya bahwa
data tersebut tidak normal. Sedangkan jika signifikasi diatas 0,05, maka
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang diuji normal
karena tidak berbeda dengan normal baku dan diterima. (Ghozali, 2013)
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada
hubungan diantara variabel independen. Multikolonieritas menyatakan
hubungan antar sesama variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali,
2013). Deteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model
regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan
tolerance. Regresi bebas dari multikolonieritas jika besar nilai VIF < 10
dan nilai tolerance > 0,10 (Ghozali, 2013)
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi terdapat persamaan atau perbedaan varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu
42
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model
regresi yang baik adalah homokedastisitas (Ghozali, 2013). Deteksi ada
atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scaterplot. Jika ada pola tertentu maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada
pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013)
4. Uji Regresi Linear Berganda
Pada penelitian ini digunakan tiga variabel independen dan satu
variabel dependen. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis
adalah regresi berganda (multiple regression). Analisis regresi berganda
merupakan studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan suatu
atau lebih variabel independen (Ghozali, 2013). Variabel independen terdiri
dari Skeptisme Profesional, Profesionalisme dan Pengalaman Kerja Auditor.
Sedangkan Variabel dependennya adalah Kemampuan auditor dalam
mendeteksi fraud. Persamaan regresi berganda dirumuskan sebagai berikut :
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑏3𝑋3 + 𝑏4𝑋4 +. . . 𝑒
Dimana :
Y = Kemampuan Mendeteksi Fraud
X1 = Skeptisme Profesional
X2 = Profesionalisme
X3 = Pengalaman Kerja
43
a = Variabel/ bilangan konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien regresi
e = error
Pengujian Hipotesis ini melalui beberapa pengujian, yaitu:
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determiansi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel dependen sangat terbatas.Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Ghozali, 2013)
b. Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan dengan
membandingkan nilai signifikan yang diperoleh dengan taraf signifikan
yang telah ditentukan yaitu 0,05. Apabila nilai signifikan < 0,05 maka
variabel independen mampu mempengaruhi variabel dependen secara
signifikan atau hipotesis diterima. (Ghozali, 2013).
44
c. Uji Statistik f
Pengujian koefisien regresi keseluruhan menunjukkan apakah
variabel bebas secara keseluruhan atau bersama mempunyai pengaruh
terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan yang
digunakan adalah dengan membandingkan nilai signifikan yang
diperoleh dengan taraf signifikan yang telah ditentukan yaitu 0,05.
Apabila nilai signifikan < 0,05 maka variabel independen mampu
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan atau hipotesis
diterima (Ghozali, 2013).
45
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja di
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia. Auditor
yang berpartisipasi pada penelitian ini merupakan auditor yang bertugas
pada wilayah 1 sampai dengan 4, serta auditor forensik. Auditor tersebut
melaksanakan tugas auditnya diseluruh wilayah Republik Indonesia
tergantung wilayahnya masing-masing. Dengan intensitas penugasan
dalam satu bulan yaitu dua sampai tiga kali.
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner
penelitian secara langsung dengan mengirimkan langsung kepada kantor
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia. Gambaran
mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Presentase 1 Jumlah kuesioner yang disebar 110 100% 2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 0 0% 3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 10 9.1% 4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 100 90.9%
Sumber: Data primer
46
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah para Auditor yang bekerja
pada Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia.
Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian
yang terdiri dari jenis kelamin, usia, dan pengalaman kerja responden.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.2 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 73 73%
Perempuan 27 27% Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 73orang atau
73% responden berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 27
orang atau 27% responden berjenis kelamin perempuan.
b. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan usia.
Tabel 4.3 Usia Responden
Usia Frekuensi Persentase < 30 tahun 3 3%
31-40 tahun 62 62% > 40 tahun 35 35%
Jumlah 100 100% Sumber: Data primer yang diolah
47
Tabel 4.3 menunjukkan ba
Top Related