PENGARUH ROA, SIZE DAN SALES GROW TERHADAP KECENDERUNGAN
TERJADINYA SENGKETA PAJAK PENGHASILAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Berkategori LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2013)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat - syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Nabilah Nawazir
NIM: 108082000066
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
ii
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Nabilah Nawazir
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Tempat / Tanggal Lahir : Bukittinggi, 24 September 1990
4. Agama : Islam
5. Kewarganegaraan : Indonesia
6. Alamat : Jl Surya Kencana, Gg. Kemuning 2
RT/RW 005/05 Kec. Pamulang Kab.
Tangerang Selatan 15417.
7. Email : [email protected]
8. Telepon : 085669078266
II. PENDIDIKAN
1. 1996 – 2002 : SD Negeri 02 Bukittinggi
2. 2002 – 2005 : MTS Swasta Diniyyah Bukittingi
3. 2005 – 2008 : MAN Swasta Diniyyah Bukittinggi
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. OPPM MTS Diniyyah Bukittinggi (2002-2003)
2. OPPM MAN Diniyyah Bukittinggi (2006-2007)
3. BEM FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2010-2011)
vii
INFLUENCE OF ROA, SIZE AND SALES GROW TO THE INCLINATION OF
INCOME TAX LITIGATION EVENT
ABSTRACT
The purpose of the research is to test the effect of Return on Asset (ROA),
Company Size (SIZE) and Sales of Grow (SALES GROW) to the inclination of income tax
litigation event. The population of this research are the listed LQ 45 category company in
Indonesia Stock Exchange (IDX) during the period 2012-2013. This research used
multiple regression analysis.
The result of the research show that simultaneously Return on Asset (ROA),
Company Size (SIZE) and Sales of Grow (SALES GROW) have a significant effect to the
inclination of income tax litigation event. And partially only Sales Grow have a
significant value to the inclination of income tax litigation event. Adjusted R square value
(R2) that is equal to 8.8 % while the remaining 91,2 % is influenced by other factors not
included in this research model.
Key words: return on asset, size of company, sales of grow, inclination of tax litigation
event.
viii
PENGARUH ROA, SIZE DAN SALES GROW TERHADAP KECENDERUNGAN
TERJADINYA SENGKETA PAJAK PENGHASILAN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Return on Asset (ROA), ukuran
perusahaan (SIZE) dan pertumbuhan penjualan (SALES GROW) terhadap
kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan. Populasi penelitian ini
menggunakan sampel perusahaan indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia selama periode
2013-2014. pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi
berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan Return on Asset (ROA),
ukuran perusahaan (SIZE) dan pertumbuhan penjualan (SALES GROW) berpengaruh
secara signifikan terhadap kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan. Dan
secara parsial hanya SALES GROW berpengaruh secara signifikan terhadap
kecenderungan terjadinya sengketa pajak. Nilai R square (R2) sebesar 8,8 % sedangkan
sisanya sebesarnya 91,2 % dipengaruhi faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model
penelitian.
Kata kunci : ROA, SIZE, SALES GROW, kecenderungan terjadinya sengketa pajak.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
berkah, rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH ROA, SIZE DAN SALES GROW
TERHADAP KECENDERUNGAN TERJADINYA SENGKETA PAJAK
PENGHASILAN STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN BERKATEGORI LQ 45
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)”. Salawat serta salam
tidak lupa penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
beserta para sahabatnya. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi
syarat yang harus ditempuh untuk mendapat gelar Strata 1 sebagai Sarjana
Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, perkenankan penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya atas dukungan, bantuan, bimbingan, dan doa
dari berbagai pihak kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama
kepada:
1. Kedua orang tua Ayahanda Nawazir Muchtar, Ibunda Yelli Erida, Kakak Aysa
Nawazir dan Adik Mujahid Nawazir, yang selalu memberikan dukungan dan
do’a, semoga karya tulis ini dapat memberikan kebahagiaan kepada kedua
orang tua penulis.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Amilin, selaku wakil dekan bidang akademik dan sebagai dosen
Pembimbing I dan yang telah bersedia memberikan waktunya yang sangat
berharga untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis selama
menyusun skripsi.
4. Ibu Yessi Fitri, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sebagai pembimbing II, penulis ucapkan
x
terimakasih atas bimbingan, arahan, serta perhatian beliau yang sangat
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. My BFF (Diah, Sifa, Ratih, Ferdi and Rizky), hugs and kisses buat kalian
yang selalu menemani penulis dalam keadaan suka maupun duka, berbagi
cerita tentang kampus dan canda tawa. Yakin kita semua bisa sukses dan
selalu berbagi canda tawa sampai nanti. Semangat!.
6. Akuntansi B angkatan 2008. Untuk kalian semua 33 teman tersayang, penulis
ucapkan terimakasih atas inspirasi, motivasi, doa, canda tawa, perhatian dan
semua kenangan yang telah dibagi kepada penulis dari awal kuliah hingga
terselesaikannya skripsi ini. Semangat untuk kalian yang masih berjuang,
semoga diberikan kemudahan oleh Allah SWT dalam menggapai cita-cita.
7. Semua teman-teman di UIN Jakarta yang telah membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga
kesuksesan selalu mengiringi kita semua.
8. Seluruh staf perpustakaan fakultas, Dosen pengajar, dan karyawan Universitas
Islam Negeri yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, November 2015
Nabilah Nawazir
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi.................................................................................ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ............................................................ iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ........................................................................ iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .......................................................... v
Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................... vi
Abstract ................................................................................................................. vii
Abstrak ................................................................................................................viii
Kata Pengantar ...................................................................................................... ix
Daftar Isi................................................................................................................ xi
Daftar Tabel .......................................................................................................... xv
Daftar Gambar......................................................................................................xvi
Daftar Lampiran...................................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................ 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 9
1.Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
2.Manfaat Penelitian ............................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 12
A. Tinjauan Literatur .................................................................................... 12
1. Defenisi Accounting Conservatism ................................................... 12
a. Tingkat Profitabilitas (ROA) .......................................................... 17
b. Ukuran Perusahaan (SIZE) ............................................................. 18
xii
c. Pertumbuhan Penjualam (Sales Grow) ............................................ 19
2. Kaitan Laba Akuntansi Terhadap Laba Fiskal ................................... 19
3. Sengketa Pajak ................................................................................... 23
4. Undang-undang Sengketa Pajak ........................................................ 26
B. Teori-teori yang Berhubungan dengan Penelitian
A. Teori Agensi (Agent Theory) ........................................................ 29
B. Signaling Theory ........................................................................... 31
C. Penelitian-penelitian Terdahulu ............................................................. 33
D. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 37
E. Hipotesis .................................................................................................. 38
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 42
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 42
B. Metode Penentuan Sampel ..................................................................... 42
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 43
D. Metode Analisis ..................................................................................... 44
1. Statistik Deskriptif .............................................................................. 44
2. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 45
a. Uji Multikolinearitas ........................................................................ 45
b. Uji Autokorelasi ............................................................................. 45
c. Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 47
d. Uji Normalitas ................................................................................. 48
3. Uji Hipotesis ....................................................................................... 48
a. Koefisien Determinasi (AdjustedR2) ............................................... 49
xiii
b.Uji Statistik F ................................................................................... 50
c.Uji Statistik t .................................................................................... 51
E. Operasional Variabel Penelitian .............................................................. 52
1. Variabel Independen ........................................................................... 52
a. Return on Asset (ROA) .................................................................. 52
b.Ukuran Perusahaan (SIZE) .............................................................. 53
c. Sales Grow ..................................................................................... 53
2. Variabel Dependen.............................................................................. 54
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 56
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 56
B. Analisis dan Pembahasan ........................................................................ 59
1. Hasil Uji Instrumen Penelitian ......................................................... 59
a. HasilUji Statistik Deskriptif ......................................................... 59
b. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................ 60
1. Hasil Uji Multikolonieritas ...................................................... 61
2. Hasil Uji Autokorelasi ............................................................. 62
3. Hasil Uji Heterokedastisitas .................................................... 64
4. Hasil Uji Normalitas ............................................................... 65
c. Hasil Uji Hipotesis ....................................................................... 67
1. Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................... 67
2. Hasil Uji Statistik F ............................................................... 68
3. Hasil Uji Statistik t ................................................................ 69
xiv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 72
A. Kesimpulan ............................................................................................. 72
B. Implikasi ................................................................................................. 73
C. Keterbatasan dan Saran ........................................................................... 74
Daftar Pustaka
Lampiran - Lampiran
xv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Sebelumnya .............................................................................. 33
3.1 Operasional Variabel ................................................................................. 55
4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian ....................................................... 57
4.2 Sampel Perusahaan .................................................................................... 57
4.3 Statistik Deskriptif ..................................................................................... 59
4.4 HasilUji Multikolonieritas ......................................................................... 62
4.5 Hasil Uji Autokorelasi...............................................................................63
4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi................................................................67
4.7 Uji Statistik F.............................................................................................68
4.8 Uji Statistik t..............................................................................................69
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................. 37
4.1 Grafik Scatterplot ...................................................................................... 66
4.2 Grafik Histogram ....................................................................................... 66
4.3 Grafik Normal P-Plot ................................................................................ 66
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Keterangan Hal
1. Nama Perusahaan ................................................... 79
2. Daftar ROA ........................................................... 80
3. Daftar SIZE ............................................................. 81
4. Daftar SALES GROW ............................................. 82
5. Daftar KSP .............................................................. 83
6. Hasil Uji Regresi SPSS ........................................... 84
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkara sengketa pajak yang masuk ke DJP mengalami kenaikan tiap
tahunnya. Hingga tahun 2014, sengketa pajak yang masuk ke DJP mencapai
16.617 perkara. Sebanyak 6.988 sudah putusan, sedangkan 9.629 belum
diputuskan. Dari Perkara sengketa pajak yang diterima DJP, tidak sedikit
yang akhirnya masuk ranah Pengadilan Pajak. Hal tersebut terjadi jika WP
tidak setuju dengan putusan yang dikeluarkan oleh DJP dan melakukan
banding.
Contoh salah satu kasus tindak pidana di bidang perpajakan yang
sangat menonjol adalah kasus pajak Asia Agri dengan total kerugian Negara
mencapai Rp 1,25 Triliun. Kasus tersebut telah diputus Majelis Kasasi
Mahkamah Agung (MA) dengan putusan 2 tahun penjara dengan masa
percobaan 1 tahun serta denda pidana lebih dari Rp 2,5 Triliun. Kasus Asian
Agri pada awalnya diputus bebas oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan
dikuatkan oleh Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat sebelum akhirnya
dibatalan dengan putusan kasasi mahkamah agung (Afriyadi, 2014).
Akuntansi yang kita kenal memungkinkan satu fakta yang sama
dilaporkan dengan cara yang berbeda. Sebagai contoh, satu mesin yang sama
dapat didepresiasikan dengan dua metode yang berbeda (metode depresiasi
garis lurus atau saldo menurun) atau dengan dua estimasi umur ekonomis
2
yang berbeda. Perbedaan metode atau perbedaan estimasi tersebut akan
menghasilkan nilai akhir (laba) yang sedikit berbeda.
Juanda (2006) menambahkan bahwa perbedaan antara laporan
keuangan akuntansi dan perpajakan disebabkan karena dalam
penyusunan laporan keuangan, standar akuntansi lebih memberikan
keleluasaan bagi manajemen dalam menentukan prinsip dan estimasi
akuntansi dibandingkan yang diperbolehkan menurut peraturan perpajakan.
Semakin besarnya motivasi manajemen untuk melakukan manajemen laba
akan menyebabkan semakin besarnya perbedaan antara laba akuntansi
dengan laba perpajakan
Manajemen pajak dituntut untuk berupaya meminimalkan biaya pajak
(Guenther et al 1997), pada umumnya manajemen pajak adalah suatu
tindakan atau pemikiran yang merujuk kepada proses merekayasa usaha dan
transaksi wajib pajak sedemikian rupa sehingga utang pajaknya berada dalam
jumlah minimal dengan memanfaatkan kelemahan-kelemahan (loopholes)
tanpa melanggar ketentuan perpajakan yang ada untuk tujuan mengurangi
beban pengeluaran perusahaan yang tidak lebih dari jumlah yang seharusnya.
Dengan demikian wajib pajak dapat meminimalkan pajak yang
terutangnya tanpa harus melanggar undang-undang perpajakan yang ada.
Dalam hal ini manajemen dalam perusahaan berusaha agar bagaimana
caranya melakukan penghematan atau pengurangan pajak secara lawfull dan
sensible.
3
Basu (1997) berpendapat pengakuan asimetrik dari penghasilan
atau keuntungan dan biaya atau kerugian membuat manajer perusahaan
profitabel mengurangi nilai kini pajaknya dan meningkatkan nilai
perusahaan. Menunda pengakuan penghasilan dan mempercepat pengakuan
biaya dapat menurunkan besar laba kena pajak, sehingga dapat menunda
pembayaran pajak.
Menurut Watts (2003) dalam Dwimulyani (2010) usaha penghematan
pajak ini dapat dilakukan antara lain dengan cara penggelapan pajak (tax
evasion) dan penghindaran pajak (tax avoidance). Penggelapan pajak
merupakan pengurangan pajak yang dilakukan dengan jalan melanggar
peraturan perpajakan, seperti memberikan data keuangan yang palsu atau
menyembunyikan data. Sedangkan penghindaran pajak merupakan usaha
untuk mengurangi pajak yang terutang, namun tetap mematuhi ketentuan-
ketentuan peraturan perpajakan, seperti memanfaatkan pengecualian-
pengecualian ataupun potongan-potongan yang diperkenankan maupun
memanfaatkan hal-hal yang belum diatur dalam Undang-undang perpajakan
yang berlaku (lawfull dan sensible).
Perusahaan bisnis seperti halnya individu, harus membayar pajak
penghasilan. Dalam kasus bisnis, jumlah pajak penghasilan yang harus
dibayar ditentukan oleh pendapatan bersih kena pajak perusahaan. Biaya-
biaya yang dapat dikurangkan dari pajak (pengurangan pajak) mengurangi
pendapatan bersih kena pajak perusahaan dan oleh karena itu, mengurangi
4
pajak yang harus dibayar oleh perusahaan. Untuk alasan ini, biaya-biaya
sering dilaporkan pada dasar setelah pajak.
Sekalipun penghematan pajak merupakan satu dasar pertimbangan,
baik manajer perusahaan public maupun perusahaan yang tidak go public
tetap memilih kebijakan akuntansi yang tidak bertentangan dengan peraturan
yang berlaku. Watts (2003) dalam Dwimulyani (2010) menyatakan bahwa dalam
penjelasan kontrakting, akuntansi konservatif dapat menurunkan moral
hazard disebabkan oleh pihak-pihak di dalam perusahaan yang
mempunyai: asimetri informasi, gaji asimetrik, horison terbatas, dan
kewajiban terbatas. Konservatisma membatasi perilaku oportunistik
manajerial dan menghilangkan bias manajerial dengan persyaratan
veriabilitas asimetriknya. Dalam kaitan antara perpajakan dan pelaporan
keuangan dapat juga menyebabkan konservatisma dalam pelaporan
keuangan. Pengakuan asimetrik dari penghasilan/keuntungan dan
biaya/kerugian membuat manajer perusahaan profitabel mengurangi
nilai kini pajaknya dan meningkatkan nilai perusahaan. Menunda
pengakuan penghasilan dan mempercepat pengakuan biaya dapat
menurunkan besar laba kena pajak, sehingga dapat menunda pembayaran
pajak.
Diduga praktek akuntansi konservat i f dapat menimbulkan
konflik antara perusahaan dengan fiskus yang diakibatkan bahwa fiskus
menganggap penetapan besar pajak penghasilan menurut perusahaan
terlalu rendah, dikarenakan konservatisma akuntansi yang menghasilkan
5
angka-angka laba dan aset cenderung lebih rendah serta angka-angka biaya
dan utang cenderung tinggi. Setelah dilakukan pengecekan perhitungan
oleh fiskus, hal ini dapat menimbulkan perusahaan menjadi kurang bayar
dan selanjutnya dapat menjadi awal dari timbulnya sengketa pajak
penghasilan.
Menurut Jensen dan Mecking (1976) serta Watts dan Zimmerman
(1978) dalam Dwimulyani (2010) biaya politis akan meningkat seiring
dengan ukuran perusahaan. Manajer perusahaan lebih menyukai untu
memilih pengurangan laba portofolio pada prosedur akuntansinya.
Manajemen laba seringkali dijadikan landasan untuk mengambil
keputusan dan menyusun kontrak oleh berbagai pihak yang berkepentingan
Lo, E W (2005) dalam Dwimulyani (2010). Sebagai contoh, laba sering
dipakai sebagai salah satu dasar untuk memberikan bonus kepada manajer.
Selain itu, laba juga sering dipakai sebagai salah satu kriteria penilaian
perusahaan, perusahaan dengan laba yang rendah relatif dianggap buruk
kinerjanya dengan perusahaan yang tinggi labanya. Selanjutnya sebagian
kalangan berpendapat lumrah jika manajer memanfaatkan peluang untuk
memainkan angka laba dalam rangka mempengaruhi hasil akhir berbagai
keputusan. Ada manajer yang berusaha meminimalkan pajak yang mesti
mereka bayarkan, dengan cara meningkatkan metode akrual untuk
menjadikan angka laba lebih rendah.
Manajemen perusahaan cenderung melakukan tindakan pajak
agresif (Chen et al. 2010). Tindakan pajak agresif adalah suatu tindakan
6
yang ditujukan untuk menurunkan laba kena pajak melalui perencanaan
pajak baik menggunakan cara yang tergolong atau tidak tergolong tax
evasion. Walau tidak semua tindakan yang dilakukan melanggar peraturan,
namun semakin banyak celah yang digunakan perusahaan maka
perusahaan tersebut dianggap semakin agresif.
Kewajiban (aset) pajak tangguhan meningkat ketika perusahaan
mempercepat pengakuan pendapatan atau menangguhkan pengakuan
beban (mempercepat beban atau menangguhkan pendapatan) untuk
kepentingan akuntansi dibandingkan dengan kepentingan perpajakan
perusahaan tersebut. Dengan pola seperti ini, maka perusahaan tersebut
akan melaporkan laba akuntansi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
laporan laba menurut perpajakan, sehingga akan meningkatkan kewajiban
pajak.
Perusahaan selalu berusaha untuk meminimalkan pembayaran pajak
penghasilannya. Metoda-metoda untuk menghitung laba kena pajak sangat
berkaitan dengan perhitungan laba dalam laporan keuangan. Manajer
berusaha menemukan cara untuk mengelola baik laba yang dilaporkan di
laporan keuangan dan laba untuk pembayaran pajak berjalannya dalam
menghadapi trade-off untuk mencapai dua tujuan yang bersifat mutually
exclusive, yaitu memaksimalkan laba akuntansinya dengan meminimalkan
pembayaran pajaknya. Pengelolaan akuntansi keuangan dan pengelolaan
akuntansi fiskal adalah tidak independen. Kedua hal tersebut secara konsisten
mendominasi pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan keputusan
7
pemilihan metoda akuntansi (Shackelford dan Shelin, 2001) dalam
Dwimulyani (2010).
Ahmed et al. (2002) menyatakan bahwa tingkat profitabilitas
perusahaan (ROA), ukuran perusahaan (SIZE) dan pertumbuhan penjualan
(SALES GROW) dapat digunakan sebagai ukuran untuk menghi tung rasio
konservatisma akuntansi. Laba fiskal kena pajak adalah ukuran kinerja sangat
konservatif, karena perusahaan mencoba untuk meminimalkan pembayaran
pajaknya. Konservatisma akuntansi menyebabkan laba akuntansi bias ke
bawah Chen (2006).
Kemudian perkembangan yang terjadi justru menunjukkan bahwa
praktik konservatisma akuntansi semakin meningkat. Givoly dan Hayn (2000)
memberikan bukti bahwa praktik konservatisma akuntansi telah dijalankan
sejak tahun 1950-an, dan terdapat kecenderungan intensitasnya semakin
meningkat. Berkaitan dengan pajak, litigasi, tekanan proses politik dan
regulatori, telah mempengaruhi derajat konservatisma dalam prinsip
akuntansi berterima umum. Oleh karena itu jika konservatisma akuntansi
semakin meningkat dalam praktik, dapat mengakibatkan laba semakin bias ke
bawah. Sehingga diduga tingkat konservatisma akuntansi tersebut akan
memicu terjadinya sengketa pajak penghasilan.
Penelitian ini mengaju dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Dwimulyani (2010) yang berjudul “ Konservatisme Akuntansi dan
Sengketa Pajak Penghasilan: Suatu Investigasi Empiris”. Adapun yang
membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
8
1. Penelitian sebelumnya merupakan penelitian investigasi empiris
mengenai hubungan antara Konservatisma Akuntansi dan
Sengketa Pajak, sedangkan penelitian ini menguji pengaruh
ROA, SIZE dan SALES GROW terhadap kecenderungan
terjadinya Sengketa Pajak.
2. Responden dan tempat penelitian sebelumnya adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI, sedangkan penelitian ini
menggunakan responden para emiten berkategori LQ 45.
3. Periode penelitian sebelumnya menggunakan data sekunder
tahun 2004-2008, sedangkan penelitian ini menggunakan data
sekunder tahun 2012-2013.
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, maka penelitian
ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh ROA, SIZE dan SALES GROW
terhadap kecenderungan terjadinya sengketa Pajak dan seberapa besar
variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen. Jika nilai
variabel ROA, SIZE dan SALES GROW meningkat, dapat mengakibatkan
laba semakin bias ke bawah, sehingga diduga dapat memicu terjadinya
sengketa pajak penghasilan, dengan objek perusahaan yang terdaftar di
BEI yang masuk dalam kategori LQ 45. Alasan indeks LQ 45 digunakan
sebagai sampel dalam penelitian ini adalah karena saham-saham yang masuk
dalam perhitungan indeks LQ 45 memiliki kapitalisasi pasar yang sangat
besar yaitu 75 % dari kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia,
kemudian saham yang masuk dalam LQ 45 merupakan saham yang aktif,
9
memiliki fundamental yang baik dan masuk dalam kategori blue
chips yang diminati oleh para investor dalam melakukan investasi saham di
Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan fenomena di atas, penulis mencoba untuk meneliti
dalam bentuk skripsi dengan judul. “Pengaruh ROA, SIZE Dan SALES
GROW Terhadap Kecenderungan Terjadinya Sengketa Pajak”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan yang diangkat di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah Return on Asset (ROA) mempunyai pengaruh terhadap
kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan?
2. Apakah Ukuran Perusahaan (SIZE) mempunyai pengaruh
terhadap kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan?
3. Apakah Tingkat Penjualan (Sales Grow) mempunyai pengaruh
terhadap kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
1. Menganalisis apakah Return on Asset (ROA) mempunyai pengaruh
terhadap kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan.
2. Menganalisis apakah Ukuran Perusahaan (SIZE) mempunyai
pengaruh terhadap kecenderungan terjadinya sengketa pajak
penghasilan
10
3. Menganalisis apakah Tingkat Penjualan (Sales Grow) mempunyai
pengaruh terhadap kecenderungan terjadinya sengketa pajak
penghasilan
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya:
a. Kontribusi Teoritis
1. Konsultan Pajak
memberikan sumbangan pemikiran mengenai pratek akuntansi
konservatif dan kaitannya dengan kecenderungan terjadinya
sengketa pajak.
2. Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan suatu kebijakan
perpajakan terutama kebijakan mengenai praktek akuntansi
konservatif yang dilakukan oleh perusahaan dan hal yang berkaitan
dengan kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan.
3. Bagi investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
masukan dalam pengambilan keputusan investasi, terutama dalam
menilai kualitas laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
4. Pemerintah
Penelitian ini juga sangat bermanfaat bagi pemerintah khususnya
mengenai praktek tax evasion dan tax avoidance serta memberikan
11
jawaban mengenai efek yang ditimbulkan tax evasion dan tax
avoidance terhadap kecenderungan terjadinya sengketa pajak
penghasilan.
5. Ilmu Pajak
Menambah literatur dan acuan penelitian pada bidang perpajakan,
terutama untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai pengaruh akuntansi konservatif terhadap
kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan.
b. Kontribusi Praktis
6. Emiten
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
masukan dan menjadi informasi yang dapat membantu manajemen
perusahaan dalam menerapkan praktek pengakuan pendapatan dan
kaitannya terhadap kecenderungan terjadinya sengketa pajak
penghasilan secara lebih mendalam.
7. Peneliti yang akan datang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
acuan dalam penelitian yang berkaitan dengan akuntansi
konservatif dan kecenderungan terjadinya sengketa pajak
penghasilan, sehingga dapat melakukan penelitian selanjutnya
yang lebih baik lagi.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Defenisi Akuntansi Konservatif
Peneliti sebelumnya telah memperkenalkan berbagai definisi dari
konservatima akuntansi. Akuntansi secara tradisional mengekspresikan
konservatisma dengan aturan mengantisipasi tidak ada profit akan tetapi
mengantisipasi seluruh kerugian (Bliss, 1924 dalam Watts, 2003). Hal ini
dapat diartikan sebagai kecenderungan akuntansi mensyaratkan derajat
lebih tinggi dari verifikasi untuk mengakui kabar baik sebagai
keuntungan daripada untuk mengakui kabar buruk sebagai kerugian.
Basu (1997) mendefinisikan konservatisma sebagai praktik
menurunkan laba (dan menurunkan aset bersih) dalam merespon kabar
buruk, tetapi tidak menaikkan laba (dan menaikkan aset bersih) dalam
merespon kabar baik.
Konservatisma merupakan sikap dalam menghadapi ketidakpastian
atau keputusan atas dasar munculan (outcome) yang terjelek dari
ketidakpastian tersebut. Konservatisma dapat diartikan berjaga-jaga akan
kondisi terburuk yang akan terjadi dengan melakukan tindakan
dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan kondisi terburuk
tersebut.
13
Dalam literatur penilaian berdasarkan akuntansi, para peneliti
sering merujuk pada karakterisasi Feltham dan Ohlson (1995) dari
akuntansi konservatif atau bias sebagai ekspektasi bahwa aset bersih
dilaporkan lebih kecil dibandingkan nilai pasar dalam jangka panjang.
Beaver dan Ryan (2000) demikian pula menggolongkan konservatisma
(atau bias) sebagai perbedaan persisten antara nilai pasar dan nilai buku,
dibedakan dengan perbedaan temporari seperti keuntungan dan kerugian
ekonomi yang diakui dalam nilai buku secara berangsur-angsur sepanjang
waktu.
Konservatisma dalam akuntansi dapat diterapkan berupa metoda
ataupun estimasi di dalam laporan keuangan. Karena prinsip konservatisma
lebih condong ke arti berjaga-jaga maka biaya atau rugi yang terjadi pasti
diakui lebih dahulu dibandingkan keuntungan atau pendapatan di masa
yang akan datang (walau kemungkinan pendapatan ataupun
keuntungan ini ada di tingkat “probable”), hal ini akan berakibat pada
menurunnya laba dan aset perusahaan.
Konservatisma merupakan kaidah penting dalam laporan
keuangan. Meskipun prinsip konservatisma telah diakui sebagai dasar
utama dari pelaporan keuangan. Konservatisma adalah reaksi yang hati-
hati (prudent reaction) dalam menghadapi ketidakpastian yang melekat
pada perusahaan untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian
dan risiko yang inherent dalam lingkungan bisnis sudah cukup di
14
pertimbangkan. Konservatisma merupakan praktik akuntansi dengan
mengurangi laba dan menurunkan nilai aktiva bersih ketika menghadapi
bad news akan tetapi tidak meningkatkan laba dan menaikkan nilai aktiva
bersih ketika menghadapi good news.
Definisi konservatisma yang lebih deskriptif adalah memilih
prinsip akuntansi yang mengarah pada minimalisasi laba kumulatif yang di
laporkan yaitu mengakui pendapatan lebih lambat, mengakui biaya lebih
cepat, menilai asset dengan nilai terendah, dan menilai kewajiban
dengan nilai yang lebih tinggi. Konservatisma sebagai kecenderungan
akuntan untuk menggunakan tingkat verifikasi yang lebih tinggi untuk
mengakui kabar baik sebagai keuntungan dibanding kabar buruk
sebagai kerugian. Kritik terhadap konservatisma menyatakan bahwa
pada prinsip ini memang akan menyebabkan laba dan asset menjadi
rendah, namun akhimya akan membuat laba dan asset menjadi tinggi
dimasa datang, dengan kata lain laba dan asset menjadi tidak konservatif
dimasa datang.
Panman dan Zhang (2002) menemukan bahwa perusahaan yang
menerapkan konservatisma akuntansi dan pertumbuhan investasi temporer
akan menghasilkan tingkat pengembalian yang temporer atau laba yang
berfluktuasi. Penjelasannya adalah praktik akuntansi konservatif akan
membebankan biaya mengakui rugi pada periode terjadinya, sebaliknya
mengakui pendapatan dan keuantungan apabila benar-benar telah
15
terealisasi, sehingga laba yang dihasilkan akan lebih rendah pada periode
bersangkutan dibandingkan apabila perusahaan yang menganut prinsip
yang lebih optimis. Apabila periode berikutnya tidak terjadi atau terjadi
penurunan biaya, atau pendapatan telah terealisasi maka laba periode
berikutnya akan dilaporkan lebih tinggi untuk perusahaan yang menganut
prinsip konservatima. Sehingga laba yang dilaporkan untuk perusahaan
yang menganut prinsip konservatisma cenderung lebih berfluktuatif dari
pada perusahaan yang menganut prinsip akuntansi yang lebih optimis.
Sebagai contoh dari konservatisma akuntansi adalah memilih
antara kos atau harga pasar yang lebih rendah untuk akuntansi persediaan;
atau segera mengakui perubahan dalam estimasi kos jika diperkirakan
menghasilkan kerugian di masa yang akan datang pada kontrak jangka
panjang, tetapi tidak melakukan revisi jika menghasilkan peningkatan
laba di masa yang akan datang; atau penurunan nilai fisik aset karena
keusangan (impairments), tetapi tidak menaikkan untuk nilai aset lebih
tinggi. Jadi, konservatisma menghasilkan probabilitas lebih besar dari
pengakuan akuntansi tepat waktu untuk kabar buruk daripada kabar baik.
Dalam dunia ketidakpastian berkaitan dengan profit mendatang,
manajemen sebagai pengelola perusahaan (agensi) memiliki pengetahuan
privat tentang operasi dan nilai aset perusahaan dibandingkan prinsipal
(investor dan kreditor). Jika kompensasi manajerial terkait dengan laba
dilaporkan, manajer mempunyai insentif bersembunyi dibalik setiap
16
informasi laba dilaporkan. Konservatisma memainkan peran efisien ex ante
dalam kontrakting antar pihak yang terlibat. Jika konsiderasi kontrakting
menjelaskan asal konservatisma, maka berkaitan dengan pajak, litigasi,
tekanan politik dan regulatori telah mempengaruhi derajat konservatisma,
khususnya selama abad ini (Watt and Zimmerman, 1986).
Konservatisma ini diatribusi untuk penggunaan laporan keuangan
dalam kontrak utang dan/atau kompensasi, litigasi, proses regulatori dan
politik, dan pajak (Watts,2003). Dalam penjelasan kontrakting,
konservatisma terjadi karena dapat mengurangi kos agensi berasosiasi
dengan (1) asimetri informasi dan fungsi kerugian antar contracting
parties; dan (2) ketidakmampuan untuk memverifikasi pihak-pihak yang
lebih mengetahui informasi privat. Dalam hal ini kos agensi disebabkan
oleh informasi privat manajer dan fungsi kerugian asimetrik yang tidak
terbatas pada kontrak utang dan kompensasi.
Secara ringkas, konservatisma akuntansi merupakan prinsip kehati-
hatian yang tidak mengakui keuntungan sampai diperoleh bukti yang
kredibel, sebaliknya kerugian harus segera diakui pada saat terdapat
kemungkinan akan terjadi, tidak perlu menunggu sampai terdapat bukti
riil. Akuntansi konservatif menyebabkan angka-angka yang tersaji dalam
Neraca dan Laporan Laba Rugi adalah ditetapkan lebih rendah. Aset bersih
ditetapkan lebih rendah dan laba kumulatif juga ditetapkan lebih rendah,
sebaliknya utang dan biaya ditetapkan pada nilai yang tertinggi. Sebagai
17
konsekuensi penting dari perlakuan asimetrik konservatima atas
keuntungan dan kerugian adalah understatement persisten dari nilai aset
bersih. Regulator pasar modal, penyusun standar, dan akademisi
mengkritisi konservatisma karena understatement pada periode berjalan
dapat mengarahkan pada overstatement laba di periode mendatang dengan
penyebab understatement biaya mendatang (Watts, 2003).
Variabel - variabel yang diduga mempengaruhi kecenderungan
terjadinya sengeta pajak penghasilan seperti penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Ahmed et al (2002) terdiri dari return on asset (ROA),
ukuran perusahaan (SIZE) dan tingkat penjualan (Sales Grow).
a. Tingkat Profitabilitas (ROA)
Tingkat Profitabiltas (ROA) berasosiasi dengan motivasi untuk
mempratikkan akuntansi lebih konservatif. Semakin rendah tingkat
profitabilitas, maka akuntansi perusahaan semakin konservatif.
Menurut Hanafi dan Halim (2003), Return on Asset merupakan
rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atas laba
pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Dengan
mengetahui ROA kita dapat menilai apakah perusahaan telah efesien
dalam menggunakan asetnya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan
keuntungan.
18
Menurut Lestari danSugiharto (2007), semakin tinggi rasio ROA
maka semakin baik produktifitas aset dalam memperoleh keuntungan
bersih. Hali ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan
kepada investor.
Laba bersih (net income) merupakan ukuran pokok keseluruhan
keberhasilan perusahaan. Laba dapat mempengaruhi kemampuan
purusahaan untuk dapat pinjaman dan pendanaan ekuitas, posisi likuiditas
perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk berubah. Jumlah
keuntungan (laba) yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau
trend keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat
penting yang perlu mendapat perhatian penganalisa di dalam menilai
profotabilitas suatu perusahaan (Munawir, 2001).
b. Ukuran Perusahaan (SIZE)
Watts dan Zimmerman (1986) berpendapat jika perusahaan
menghadapi kos politik tinggi, maka cenderung untuk menerapkan
akuntansi lebih konservatif, sehingga digunakan log natural dari asset ke
dalam model pengukuran untuk mengontrol SIZE.
Menurut Tunggal (1995), ukuran perusahaan mempunyai dampak
signifikan terhadap kelemahan pengendalian internal. Kenyataannya lebih
sukar untuk menyusun pemisahan tugas kecil. Tidaklah layak
mengharapkan perusahaan kecil untuk mempunyai auditor internal.
19
Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang
lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber,
sehingga untuk memperoleh pinjaman dari krediturpun akan lebih mudah
karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki profitabilitas lebih besar
untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri.
c. Pertumbuhan penjualan (Sales Grow)
Menggunakan variabel pertumbuhan penjualan (sales grow)
mempunyai tiga alasan yakni,
1. mempengaruhi pengakuan akrual, seperti: perubahan dalam
piutang usaha dan sediaan.
2. Meningkatkan konservatisma akuntansi, pertumbuhan penjualan
negatif mengindikasikan penurunan dalam operasi, sehingga
menurunkan kecenderungan konservatisma akuntansi.
3. Dapat mempengaruhi ekspetasi pasar untuk memprediksi
pertumbuhan dimasa yang akan datang.
2. Kaitan Laba Akuntansi Terhadap Laba Fiskal
Terdapat kesamaan dalam pengukuran laba akuntansi dan laba
fiskal, yakni penggunaan metode akuntansi akrual. Meskipun terdapat
beberapa butir spesifik dari pendapatan dan biaya harus mengikuti
peraturan akuntansi fiskal yang berbeda dengan peraturan akuntansi
keuangan, contohnya pembebanan biaya depresiasi aset tetap.
20
Kaitan antara pelaporan pajak dan komersial dapat menyebabkan
konservatisma dalam pelaporan keuangan. Pengakuan asimetrik
keuntungan dan kerugian dalam konservatisma akuntansi membuat
manajer perusahaan profitabel mengurangi nilai kini pajaknya dan
meningkatkan nilai perusahaan. Menunda pengakuan dari penghasilan
dan mempercepat pengakuan dari biaya dapat menunda pembayaran
pajaknya (Watts, 2003).
Dalam perencanaan pajak (tax planning), biasanya perusahaan
menempuh strategi meminimalkan pajak (tax minimizing) dengan laba
dilaporkan lebih rendah. Pemilihan metode akuntansi, pendanaan,
pemasaran, produksi, dan fungsi bisnis lainnya, cenderung merendahkan
laba fiskal. Walaupun akuntansi perpajakan dan akuntansi keuangan
kadang berbeda dalam pengakuan penghasilan dan perhatian penting
lainnya, merencanakan pajak penghasilan menghasilkan laba akuntansi
lebih rendah. Pengelolaan akuntansi keuangan dan pengelolaan pajak
adalah tidak independen dan tidak terdapat pertimbangan secara konsisten
mendominasi dalam pengambilan keputusannya.
Pertimbangan dalam pemilihan metoda penilaian sediaan misalnya,
keputusan untuk mengadopsi persediaan yang masuk pertama dan di
keluarkan terakhir (LIFO) adalah merupakan pertimbangan rasional jika
perusahaan dengan metode persediaan yang masuk pertama di keluarkan
pertama FIFO) melihat inflasi yang akan datang lebih tinggi secara tidak
21
diharapkan. Dengan kata lain, mengadopsi LIFO bukan semata- mata
meminimalkan pajak penghasilan tetapi juga memberikan sinyal antisipasi
terbaik dalam menghadapi kabar buruk tidak diharapkan tentang inflasi
harga input dalam jangka panjang. Memang, perpajakan merupakan
determinan penting (merupakan permintaan pertama), hal ini juga
merupakan contoh penerapan dari akuntansi konservatif.
Penelitian mengenai manfaat konservatisma telah dilakukan
membuktikan bahwa konservatisma memiliki value relevance,
sehingga laporan keuangan perusahaan yang menerapkan prinsip
konservatisma dapat mencerminkan nilai pasar perusahaan. Ketika
perusahaan meningkatkan jumlah investasi, maka akuntansi
konservatisma akan menghasilkan perhitungan laba yang lebih rendah
dibandingkan akuntansi liberal optimis. Akuntansi konservatisma juga
akan menciptakan cadangan yang tidak tercatat, sehingga memungkinkan
manajemen lebih leluasa melaporkan angka laba di masa mendatang.
Kebijakan pajak mempengaruhi laporan keuangan. Sebelum
menggunakan basis akrual perubahan diwajibkan, pembayar pajak dengan
basis kas menunjukkan sedikit tradeoff dalam perencanaan pajak dan
pelaporan keuangannya. Setelah diwajibkan menggunakan accrual Basis,
perusahaan yang sebelumnya menggunakan cash basis menunda laba
untuk tujuan laporan keuangan. Sehingga dengan basis akrual,
kesesuaian antara laba akuntansi dan laba fiskal mengarahkan perusahaan
22
merubah perilaku akrualnya. Dengan menunda laba, mereka
menurunkan laba fiskalnya dan menghemat pajak.
Usulan penyesuaian pajak oleh fiskus menyebabkan
meningkatnya jumlah laba akuntansi melebihi laba fiskal meningkat,
dalam tradeoff antara: penghematan pajak berjalan, biaya pemeriksaan
pajak, dan manfaat pelaporan keuangan. Implikasi utamanya adalah
perusahaan tidak dapat tanpa biaya memaksimalkan manfaat
pelaporan keuangannya dan penghematan pajak secara independen, yaitu
menurunkan laba fiskal tanpa mempengaruhi laba akuntansinya.
Kebijakan pajak mempengaruhi laporan keuangan, perusahaan dapat
menggunakan basis kas (kecuali sediaan) atau basis akrual untuk
menghitung laba kena pajak. Ditemukan bahwa menemukan bahwa
sebelum perubahan diwajibkan, pembayar pajak dengan basis kas
menunjukkan sedikit tradeoff dalam perencanaan pajak dan pelaporan
keuangannya. Setelah diwajibkan menggunakan basis akrual, perusahaan
yang sebelumnya menggunakan basis kas menunda laba untuk tujuan
laporan keuangan. Sehingga dengan basis akrual, kesesuaian antara laba
akuntansi dan laba fiskal mengarahkan perusahaan merubah perilaku
akrualnya. Dengan menunda laba, mereka menurunkan laba fiskalnya dan
menghemat pajak.
Meningkatnya jumlah laba akuntansi melebihi laba fiskal, dalam
tradeoff antara: penghematan pajak berjalan, biaya pemeriksaan pajak, dan
23
manfaat pelaporan keuangan. Implikasi utama hasil riset Mills (1998)
adalah perusahaan tidak dapat tanpa biaya memaksimalkan manfaat
pelaporan keuangannya dan penghematan pajak secara independen, yaitu
menurunkan laba fiskal tanpa mempengaruhi laba akuntansinya.
Teori akuntansi positif yang mendasarkan pada teori keagenan
dapat digunakan untuk menjelaskan dorongan manajemen untuk
melakukan penundaan pembayaran pajak penghasilan. Watts dan
Zimmerman (1986: 200-221).
3. Sengketa Pajak
Setiap Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) yang masuk dan diterima
oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak, Kementerian Keuangan, Republik Indonesia, dilakukan analisis dan
pemeriksaan oleh petugas pajak yang disebut Account Representative
(AR) untuk melakukan pengecekan perhitungan jumlah kewajiban pajak
oleh Wajib Pajak (WP) dan yang telah disetor ke Kas Negara. Hasil dari
pemeriksaan tersebut dapat berupa: telah sesuai, lebih bayar, atau kurang
bayar. Dari ketiga kemungkinan tersebut, WP akan menerima Surat
Ketetapan Pajak (STP) yang menjelaskan bahwa WP telah sesuai, lebih
bayar, atau kurang bayar dalam menunaikan kewajiban perpajakannya.
Jika WP telah sesuai dalam melakukan pembayaran pajaknya,
maka kewajiban dengan pihak fiskus untuk tahun fiskal yang bersangkutan
telah selesai. Tetapi jika perusahaan lebih bayar dalam menunaikan
24
kewajiban perpajakannya, sebelum pihak fiskus mengeluarkan STP yang
berisi ketetapan jumlah restitusi pajak, maka fiskus akan melakukan
pemeriksaan kepada WP untuk menentukan jumlah pembayaran kembali
kepada WP, apakah sesuai, lebih besar atau lebih kecil dari yang
tercantum dalam SPT yang dilaporkan oleh WP. Ketika WP menerima
STP dari fiskus dan tidak setuju dengan jumlah restitusi yang akan
dibayarkan kembali, maka hal tersebut menimbulkan sengketa pajak.
Jika WP kurang bayar dalam kewajiban pajaknya, AR akan
melakukan analisis di KPP terhadap SPT dan laporan keuangan WP yang
diserahkan, untuk menentukan apakah diperlukan pemeriksaan lapangan
atau tidak. Setelah fiskus melakukan analisis dan atau pemerikasaan WP,
kemudian diterbitkan STP yang berisi ketetapan jumlah pajak kurang
bayar dan tanggal jatuh tempo WP harus membayar ke Kas Negara. WP
yang telah menerima STP dan setuju dengan jumlah kurang bayar yang
dicantumlan dalam STP wajib memenuhi kewajiban kurang bayar
tersebut, tetapi jika WP tidak setuju dengan jumlah kurang bayar tersebut
maka timbul sengketa pajak. Penjelasan di atas berkaitan dengan seluruh
jenis pajak, baik Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penghasilan
(PPh), maupun Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Dalam penelitian ini
akan dihubungkan dengan Pajak Penghasilan Badan.
Jika WP kurang bayar dalam kewajiban pajaknya, AR akan
melakukan analisis di KPP terhadap SPT dan laporan keuangan WP yang
25
diserahkan untuk menentukan apakah diperlukan pemeriksaan lapangan atau
tidak. Setelah fiskus melakukan analisis ataupemeriksaan WP, kemudian
diterbitkan SPT yang berisi ketetapan jumlah pajak kurang bayar dan tanggal
jatuh tempo WP harus membayar ke Kas Negara. WP yang telah menerima
SPT dan setuju dengan jumlah kurang bayar yang dicantumkan dalam SPT
wajib memenuhi kewajiban kurang bayar tersebut, tetapi jika WP tidak setuju
dengan jumlah kurang bayar tersebut maka timbul sengketa pajak. Berikut
bagan alur terjadinya sengketa pajak.
26
Sumber: Informasi dari KPP PMB Tahun 2010
4. Undang-undang Sengketa Pajak Penghasilan
Realitasnya manusia hidup bermasyarakat, dimana didalamnya ada
kepentingan individu dan kepentingan masyarakat antara keduanya
selaluberkaitan atau kadang-kadang terjadi pertentangan. Disinilah
pentingnya kehadiran hukum termasuk didalamnya lembaga
peradilan yang berfungsi menyelesaikan masalah/sengketa diantara
Pemeriksaan
pajak
Sanggahan WP
(Sengketa II)
Sanggahan WP
(Sengketa I)
Surat Pemberitahuan Hasil
Pemeriksaan (SPHP)
Lap. Hasil
Pemeriksaan (LPH)
WP menolak
Setuju Bayar (Tidak
Sengketa)
WP mengajukan
keberatan (Sengketa III)
Surat Ketetapan
Pajak (STP)
WP menolak SK Keberatan
(Sengketa IV)
WP mengajukan
banding (Sengketa IV)
Peninjauan
Kembali oleh MA
Putusan
Banding WP menolak
Sengketa VI
Putusan MK
Final MK
Peninjauan
kembali MA
WP menolak +
Bukti baru
Putusan MK
27
pihak, setelah upaya penyelesaian internal (kemanusiaan, tidak
berhasil dicapai kata sepakat/kata damai).
Demikian halnya dengan masalah pajak, praktis merupakan
peradilan kekayaan dari sektor pergaulan hidup manusia ke sektor
organisasi Negara, guna mempertahankan kehidupannya. Untuk
mengatur keharmonisan dalam mengalihkan kekayaan dari individu
kepada masyarakat (negara), diperlukanlah peraturan mengenai
perpajakan. Bagaimana bila terjadi sengketa antara rakyat sebagai
individu dan alat-alat negara (sebagai pemungut/penanggung-jawab
pajak misalnya).
Pada mulanya, bila terjadi sengketa antara rakyat dengan alat-alat
Negara, secara umum diselesaikan oleh Pengadilan Negeri (Umum),
yang hasilnya kurang memuaskan, karena perselisihan itu terjadi di
bidang tata usaha Negara.Tetapi setelah lahirnya Undang-undang No.5
Tahun 1986, permasalahan tersebut menjadi kewenangan Peradilan
Administrasi Negara/Peradilan Tata Usaha Negara.
Khususnya mengenai sengketa pajak, oleh Pemerintah Hindia
Belanda dibentuk Majelis Pertimbangan Pajak berdasarkan Stb. 1927
No.29. Lembaga ini berstatus sebagai lembaga peradilan administrasi
yang akan memberikan perlindungan hukum kepada para wajib
pajak Sehingga segala sengketa pajak setelah melalui prosedur tertentu
28
pada akhirnya akan diselesaikan oleh Majelis Pertimbangan Pajak
(MPP).
Demikian seterusnya Majelis Pertimbangan Pajak sebagai satu-
satunya peradilan administrasi di bidang pajak berfungsi dan eksis di
Negara Indonesia yang berdasar atas hukum. Kenyataan menjadi lain
setelah diundangkan UU No.5 Tahun 1986 yang mulai berjalan pada
akhir Tahun 1991, karena PTUN yang baru ini juga berkompetensi
menyelesaikan sengketa dalam bidang perpajakan. Maka dengan adanya
undang-undang ini, penyelesaian sengketa pajak masuk dalam kekuasaan
pengadilan, yang akhirnya dapat bermuara ke Mahkamah Agung.
Sejarah hukum ternyata berkehendak lain, dimana kedudukan dan
Kompetensi dikembalikan pada fungsi semula yaitu setelah
diundangkannya Undang-undang No.9 Tahun 1994 (Jo Undang-undang
Nomor 6 Tahun 1983 / Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
Pasal 27 ayat (1) Undang-undang Nomor 9 Tahun 1994
menyebutkan bahwa Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan hanya
kepada Badan Peradilan terhadap Keputusan mengenai keberatannya
yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. Namun sebelum Badan
Peradilan Pajak tersebut dibentuk, permohonan Banding tetap diajukan
ke Majelis Pertimbangan Pajak (MPP) yang putusannya bukan
merupakan Keputusan Tata Usaha Negara.
29
B. Teori-Teori yang Berhubungan Dengan Penelitian
1. Teori Agensi (Agent Theory)
Jansen dan Mackling (1976) dalam Paramitha (2012) menyatakan
bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent)
dengan pemegang saham (principal).Dalam hubungan keagenan tersebut,
teori keagenan (agency theory) telah menjadi penelitian yang kuat dalam
disiplin keuangan dan akuntansi (Syukri Abdullah, 2001).
Dalam teori agensi, hubungan agensi muncul ketika satu orang atau
lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan
suatu jasa, dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan
keputusan kepada agent tersebut. Adanya perbedaan kepentingan antara
pemegang saham (principal) dengan manajer (agent), akan berpotensi
menimbulkan konflik (agency conflict).
Pihak pemegang saham (principal) bertujuan untuk
memaksimumkan kekayaan dengan melihat nilai sekarang dari arus kas
yang dihasilkan oleh investasi perusahaan, sedangkan manajer (agent)
memiliki tujuan pada peningkatan pertumbuhan dan ukuran perusahaan.
Principal dapat memberikan penilaian terhadap kinerja agent melalui
laporan keuangan yang telah dibuat oleh agent selama perusahaan
berlangsung. Principal selalu mengharapkan agar agent bekerja sesuai
30
dengan apa yang diharapkan, namun terkadang terjadi suatu konflik
kepentingan diantara principal dan agent.
Konflik kepentingan antara principal dan agent terjadi karena
kemungkinan agent tidak selalu melakuka yangn sesuai dengan
kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency
cost).Dalam teori agensi konflik tersebut dapat dikurangi dengan
melakukan pengawasan sehingga dapat menyelaraskan atau menyamakan
berbagai kepentingan yang ada antara principal dan agent di dalam
perusahaan. Menurut Jensen dan Mecking (1976) mengindentifikasikan
biaya keagenan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) the monitoring
expenditure by the principal adalah biaya pengawasan yang harus
dikeluarkan oleh pemilik; 2) the bonding cost adalah biaya yang harus
dikeluarkan akibat pemonitoran yang harus dikeluarkan principal kepada
agent; 3) the residual loss yaitu pengorbanan akibat berkurangnya
kemakmuran principal karena perbedaan keputusan antara principal dan
agent.
Salah satu cara untuk mengurangi biaya keagenan adalah dengan
meningkatkan dividen perusahaan. Membayar dividen lebih besar
menurunkan arus kas internal yang berkaitan dengan kebijakan
manajemen dan memaksa perusahaan untuk mencari lebih banyak
pendanaan internal (Apriani, 2005:77 dalam Rizki G.A,
31
2012:25).Menurut Suharli (2007) kebijakan dividen kas dapat menjadi
salah satu bentuk mekanisme pengawasan pemegang saham terhadap
pihak manajemen. Pemegang saham berusaha menjaga agar pihak
manajemen tidak terlalu banyak memegang kas karena kas yang banyak
akan menstimulus pihak manajemen untuk menikmati kas tersebut bagi
kepentingannya sendiri.
2. Signaling Theory
Signaling Theory menyatakan bahwa perusahaan yang
berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal kepada pasar,
sehingga pasar dapat membedakan perusahaan yang baik dan tidak (Dwi
Sukirni, 2:2012). Dividen mengandung informasi atau sebagai syarat
(signal) akan prospek perusahaan. Kebijakan dividen
mengkomunikasikan informasi mengenai prospek masa depan
perusahaan bagi investor. Berdasarkan kandungan informasi dari dividen
atau penjelasan signaling, pengumuman dividen kas menyampaikan
informasi yang bernilai mengenai penilaian manajemen terhadap
profitabilitas masa datang perusahaan.
C. Penelitian-Penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan accounting
conservatism telah banyak dilakukan oleh peneliti – peneliti
sebelumnya. Penelitian–penelitian tersebut juga memberikan informasi
32
pada penelitian ini dalam menguji pengaruh accounting conservatism
terhadap sengketa pajak penghasilan. Adapun hasil-hasil penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan penelitan ini dapat dilihat dalam tabel
2.1
33
Tab
el 2.1
Pen
elitian
-pen
elitian
Terd
ah
ulu
No
Pen
eliti dan
Ju
du
l
Pen
elitian
M
etod
olo
gi P
enelitia
n
Hasil P
enelitia
n
(Kesim
pu
lan
)
X1
KS
P
X2
RO
A
X3
SIZ
E
Y
SG
1.
Yen
ti, Yona E
fri (2013)
Pen
garu
h ko
nserva
tisme
aku
nta
nsi terh
adap
pen
ilaia
n eku
itas d
engan
good co
rpora
te
govern
ance seb
agai
varia
ble p
emodera
si (Stu
di
empiris p
ada p
erusa
haan
manufa
ktur ya
ng terd
afta
r
di B
EI.
Meto
de an
alisis yan
g d
igunak
an
adalah
regresi d
an b
ersifat kau
satif.
Objek
pen
elitian y
ang d
igunak
an
adalah
peru
sahaan
man
ufak
tur y
ang
terdaftar d
i BE
I yan
g m
emilik
i
laporan
keu
angan
dari tah
un 2
006-
2010.
1. K
onserv
atime ak
untan
si
tidak
berp
engaru
h
secara signifik
an p
ositif
terhad
ap p
enilaian
ekuitas p
ada p
erusah
aan
man
ufak
tur y
ang
terdaftar d
i BE
I.
- x
- -
2.
Aristiy
a, Maria M
aya
(2013)
Analisis P
erbed
aan
Tin
gka
t Konserva
stime
Aku
nta
nsi L
apora
n
Keu
angan S
ebelu
m d
an
Sesu
dah ko
nverg
ensi IF
RS
Meto
de an
alisis yan
g d
igunak
an
adalah
analisis reg
resi OL
S
(Ord
inary L
east S
quare).
Pen
gum
pulan
data d
ilaku
kan
den
gan
observ
asi den
gan
objek
pen
elitian
peru
sahaan
man
ufak
tur y
ang
terdaftar d
i BE
I tahun 2
006
– 2
007
dan
2011 –
2012.
1.T
erdap
at perb
edaan
tingkat k
onserv
atisme
akuntan
si laporan
keu
angan
sebelu
m d
an
sesudah
konverg
ensi
IFR
S.
- x
- x
Bersam
bun
g k
e halam
an b
erikutn
ya
34
Tab
el 2.1
Pen
elitian
-pen
elitian
Terd
ah
ulu
No
Pen
eliti dan
Ju
du
l
Pen
elitian
M
etod
olo
gi P
enelitia
n
Hasil P
enelitia
n
(Kesim
pu
lan
)
X1
KS
P
X2
RO
A
X3
SIZ
E
Y
SG
3.
Nugro
ho, O
kta D
wi d
an
Dian
Indrian
a T.L
(2012
)
Fakto
r- fakkto
r yang
Mem
pen
garu
hi
konserva
tisme A
kunta
nsi
(Stu
di E
mpiris P
erusa
ha
an
Manufa
ktur d
i BE
I Tahun
2007-2
009
).
Meto
de an
alisis yan
g d
igunak
an
adalah
analisis lin
ier berg
and
a.
Objek
pen
elitian y
ang d
igunak
an
adalah
peru
sahaan
man
ufak
tur y
ang
terdaftar d
i BE
I yan
g m
emilik
i
laporan
keu
angan
dari tah
un 2
007-
2009.
1.V
ariabel U
P, IM
berp
engan
aruh secara
signifik
an terh
adap
konserv
atisma
akuntan
si, sedan
gak
n
variab
el RP
tidak
berp
engaru
h secara
signifik
an terh
adap
konserv
atisme
akuntan
si.
- x
- x
4.
Wicak
sono, W
indra
Sep
tian (2
012) U
ji Em
piris
Fakto
r-fakto
r
Konserva
tisme A
kunta
nsi
Dala
m P
erpaja
kan.
Meto
de an
alisis yan
g d
igunak
an
adalah
analisis O
SL
(Ord
inary
Least
Square). P
engum
pulan
data
dilak
ukan
den
gan
observ
asi den
gan
objek
pen
elitian p
erusah
aan
man
ufak
tur y
ang terd
aftar di B
EI
tahun 2
007 –
2010
1.ak
untan
si konserv
atif,
ukuran
peru
sahaan
dan
defau
lt risk
berp
engaru
h sig
nifik
an
terhad
ap k
oefesien
respon lab
a (ER
C).
- x
x
-
Bersam
bun
g k
e halam
an b
erikutn
ya
35
Tab
el 2.1
(Lan
juta
n)
No
Pen
eliti dan
Ju
du
l
Pen
elitian
M
etod
olo
gi P
enelitia
n
Hasil P
enelitia
n
(Kesim
pu
lan
)
X1
KS
P
X2
RO
A
X3
SIZ
E
Y
SG
5.
Dw
imuly
ani,S
ri (2010)
Konserva
tisma a
kunta
nsi
dan sen
gketa
paja
k
pen
ghasila
n: su
atu
investig
asi em
piris
Meto
de an
alisis yan
g d
igunak
an
adalah
analisis reg
resi OL
S
(Ord
inary L
east S
quare).
Pen
gum
pulan
data d
ilaku
kan
den
gan
observ
asi den
gan
objek
pen
elitian
peru
sahaan
man
ufak
tur y
ang
terdaftar d
i BE
I tahun 2
004 - 2
008.
1. T
erdap
at hubungan
antara k
onserv
tisma
akuntan
si den
gan
sengk
eta pajak
pen
gh
asilan
x
x
x
x
6.
Dian
timala, Y
osi (2
008)
Pen
garu
h A
kunta
nsi
Konserva
tif, Uku
ran
Peru
sahaan, D
an D
efault
Risk T
erhadap K
oefesien
Resp
on L
aba (E
RC
)
Meto
de an
alisis yan
g d
igunak
an
adalah
analisis reg
resi linier
berg
anda. P
engum
pulan
data
dilak
ukan
den
gan
observ
asi den
gan
objek
pen
elitian p
erusah
aan
man
ufak
tur y
ang terd
aftar di B
EI
tahun 2
005 –
2007
1.ak
untan
si konserv
atif,
ukuran
peru
sahaan
dan
defau
lt risk
berp
engaru
h sig
nifik
an
terhad
ap k
oefesien
respon lab
a (ER
C).
- x
- -
Bersam
bun
g k
e halam
an b
erikutn
ya
36
Tab
el 2.1
(Lan
juta
n)
No
Pen
eliti dan
Ju
du
l
Pen
elitian
M
etod
olo
gi P
enelitia
n
Hasil P
enelitia
n
(Kesim
pu
lan
)
X1
KS
P
X2
RO
A
X3
SIZ
E
Y
SG
7.
Ward
han
i, Ratn
a (2007
)
Tin
gka
t Konserva
tima
Aku
nta
nsi D
i Indonesia
Dan H
ubungannya
Den
gan K
ara
kteristik
Dew
an S
ebagai S
ala
h S
atu
Meka
nism
e Corp
ora
te
Govern
ance.
Meto
de an
alisis yan
g d
igunak
an
adalah
analisis reg
resi OS
L
(Ord
inary
Least S
quare). O
bjek
pen
elitian y
ang d
igunak
an ad
alah
peru
sahaan
man
ufak
tur y
ang
terdaftar d
i BE
I yan
g m
emilik
i
laporan
keu
angan
dari tah
un 2
003-
2006.
1.K
eberad
aan k
om
ite
audit b
erpen
garu
h
secara posistif d
an
signifik
an terh
adap
tingkat k
onserv
atisme
den
gan
ukuran
akru
al.
- x
- x
Sum
ber: D
iolah
dari b
erbag
ai referensi.
37
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini terlihat dalam gambar 2.1
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Pengaruh ROA, SIZE dan SALES GROW Terhadap
Kecenderungan Terjadinya Sengketa Pajak Penghasilan
(Variabel Independen)
ROA
SIZE
SALES GROW
CR/CD
Uji Model Regresi
Uji Hipotesis
Regresi Berganda
Uji Asumsi Klasik
Kesimpulan dan Saran
Fenomena mengenai akuntansi konservatif terhadap
tingkat sengketa pajak penghasilan
Variabel Dependen
38
E. Hipotesis
Untuk pengembangan hipotesis, penelitian ini menggunakan
teori akuntansi positif yang mendasarkan pada teori keagenan untuk
menjelaskan dan memprediksi pemilihan prosedur akuntansi tertentu
oleh manajer perusahaan untuk tujuan tertentu. Terdapat beberapa metoda
akuntansi yang mempengaruhi pajak penghasilan, misalnya, metoda
penilaian sediaan LIFO, metode depresiasi aset tetap dipercepat,
walaupun juga terdapat beberapa metoda kuntansi yang berbeda.
Akhirnya untuk menurunkan kos duplikasi pencatatan, manager
perusahaan mempunyai insentif untuk menggunakan prosedur akuntansi
yang sama baik untuk tujuan pajak maupun pelaporan keuangan (Watts
dan Zimmerman, 1986:233).
Kecenderungan manajer untuk meminimalkan jumlah pajak
penghasilan pada tahun berjalan, dapat dilakukan dengan memilih
prosedur dan metoda akuntansi yang menurunkan besar laba kena pajak.
Prinsip konservatisma akuntansi adalah mempercepat pengakuan biaya
dan atau kerugian dan memperlambat pengakuan keuntungan atau
penghasilan, sehingga laba perusahaan lebih rendah atau bias ke bawah,
dan juga mengakibatkan aset ditetapkan lebih rendah dan utang
ditetapkan lebih tinggi.
Keadaan ini memicu perhitungan besar pajak penghasilan
menurut perusahaan lebih rendah dibandingkan perhitungan menurut
39
fiskus, sehingga diduga berhubungan dengan sengketa pajak
penghasilan. Berdasarkan hasil penelitian Dwimulyani (2010) dapat
disimpulkan akuntansi konservatif berpengaruh terhadap kecenderungan
terjadinya sengketa pajak penghasilan.
a. Return on Asset (ROA) dengan kecenderungan terjadinya sengketa pajak
penghasilan.
ROA berasosiasi dengan motivasi untuk mempratekkan akuntansi
lebih konservatif. Semakin rendah tingkat profitabilitas maka akuntansi
perusahaan semakin konservatif, Ahmed et al (2002).
Menurut Hanafi dan Halim (2003), Return on Asset merupakan
rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba
pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Dengan
menggunakan ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efesien
dalam menggunakan asetnya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan
keuntungan.
Dengan demikian keterkaiatan antara return on asset (ROA) yang
mempengaruhi sengketa pajak pengahasilan dapat dirumuskan dengan
hipotesis berikut:
H1 : Return on Asset (ROA) berpengaruh terhadap kecenderungan
terjadinya sengketa pajak penghasilan.
40
b. Ukuran perusahaan (SIZE) dengan kecenderungan terjadinya sengketa
pajak penghasilan.
Watts dan Zimmerman (1986) berpendapat jika perusahaan
menghadapi kos politik tinggi, maka cenderung menerapan akuntansi lebih
konservatif.
Menurut Zmijewski dan Hageman (1981) menghipotesiskan bahwa
biaya politik bervariasi terhadap resiko perusahaan, dan perusahaan dengan
resiko yang tinggi lebih besar kemungkinannya memilih portofolio
prosedur yang menurunkan laba atau laporan keuangan cenderung
konservatif.
Scholes et al (1992) menemukan bahwa perusahaan besar
cenderung menggeser laba kotornya. Sehingga secara tidak langsung
konservatisme akuntansi berhubungan dengan ukuran sebuah
perusahaan.
Dengan demikian keterkaiatan antara ukuran perusahaan (SIZE)
yang mempengaruhi sengketa pajak pengahasilan dapat dirumuskan
dengan hipotesis berikut:
H2 : ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap kecenderungan
terjadinya sengketa pajak penghasilan.
41
c. Pertumbuhan penjualan (Sales Grow) dengan kecenderungan terjadinya
sengketa pajak penghasilan.
Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode
masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang
akan datang, Barton et al (1989).
Pertumbuhan penjualan yang tinggi mencerminkan peningkatan
pendapatan yang mempengaruhi pengakuan piutang dan persediaan serta
meningkatkan konservatisma akuntansi.
Dengan demikian keterkaiatan antara pertumbuhan penjualan (Sales
Grow) yang mempengaruhi sengketa pajak pengahasilan dapat dirumuskan
dengan hipotesis berikut:
H3 : Pertumbuhan penjualan (Sales Grow) berpengaruh terhadap
kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan.
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh variabel
independen, yaitu ROA, SIZE dan SALES GROW terhadap kecenderungan
terjadinya sengketa pajak penghasilan sebagai variabel dependen. Populasi
penelitian merupakan perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia (BEI).
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok orang,
kejadian atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran,
2006:121). Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang
listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012 dan 2013. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan
teknik purposive sampling, teknik penentuan sampel dalam hal ini terbatas
pada jenis orang tertentu yang dapat memberikan informasi yang
diinginkan, karena mereka adalah satu-satunya yang memilikinya, atau
memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Sekaran,
2006:136). Beberapa kriteria yang ditentukan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan LQ 45 terdaftar di BEI pada tahun 2012 dan 2013.
43
2. Perusahaan memiliki laporan keuangan tahunan dan berakhir pada
31 Desember tiap tahummya. Perusahaan yang tidak memiliki
kriteria ini dikeluarkan dari sampel untuk menghindari pengaruh
waktu parsial dalam pengukuran variabel.
3. Perusahaan harus tidak menunjukkan saldo ekuitas dan laba yang
negatif selama tahun 2012 dan 2013, sebab laba dan ekuitas yang
negatif sebagai penyebut dalam perhitungan rasio menjadi tidak
bermakna.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti
menggunakan dua cara yaitu penelitian lapangan dan penelitian pustaka.
1) Penelitian Lapangan (Field Research)
Dengan cara mengumpulkan data-data berupa laporan keuangan
setiap sampel perusahaan sejak tahun 2012 sampai tahun 2013, dengan
bersumber dari company profile, annual report, dan fact book yang
dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diklasifikasian
kedalam LQ 45. Penelitian ini diambil selama periode 2 tahun (series)
yaitu tahun 2012 sampai dengan tahun 2013.
44
2) Penelitian Pustaka (Library Research)
Selain itu, peneliti juga melakukan penelitian kepustakaan dengan
memperoleh data yang berkaitan dengan pembahasan yang sedang di teliti
melalui berbagai literatur seperti buku, jurnal artikel di situs internet,
skripsi maupun thesis.
D. Metode Analisis
Analisis yang digunakan dalam peneltitian ini adalah analisis
regresi berganda. Secara umum, regresi berganda adalah teknik estimasi
variabel dependen yang melandasi analisis regresi (Gujarati, 2003 dalam
Ghozali 2006:86). Metode ini menghubungkan satu variabel dependen
dengan beberapa variabel independen melalui Program Statistical
Package For Social Scienses (SPSS). Setelah data-data yang diperlukan
dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data
yang terdiri dari metode statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji
hipotesis. Adapun penjelasan mengenai metode analisis data tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi).
(Imam Ghozali, 2006: 19).
45
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka peneliti
melakukan uji multikoliniearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas
dan uji normalitas.
a) Uji Multikoliniearitas
Pengujian multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regeresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
di antara variabel independen (Imam Ghozali, 2011:95).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam
model regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor)
dan nilaitolerance. Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Jika nilai tolerance <0.10 atau sama dengan VIF > 10, nilai tersebut
menunjukkan adanya multikolonieritas (Imam Ghozali, 2011:105-106).
b) Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model
regresi liniar terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan pengganggu pada t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi
muncul karenaobservasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
dengan lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
46
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini
sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan”
pada seseorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi
“gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada periode
berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada
atau tidaknya autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson. (Imam
Ghozali, 2006:99-100). Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : tidak ada autokorelasi
HA : ada autokorelasi
Pengambilan keputusan mengenai ada atau tidaknya autokorelasi
adalah sebagai berikut:
1) 0 < d < dL : Tolak Ho, menyatakan ada autokorelasi positif
2) 4-dL < d < 4 : Tolak Ho, menyatakan ada autokorelasi
3) dU < d < 4-dU : Terima Ho, meyatakan tidak ada autokorelasi
4) dL ≤ d ≤ dU : Tidak dapat disimpulkan
5) 4-dU ≤ d ≤ 4-dL : Tidak dapat disimpulkan
47
c) Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamaan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. (Imam Ghozali,
2011:139).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).
Deteksi ada atau tidaknya dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah
residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah studentized. (Imam
Ghozali, 2011: 139). Dasar pengambilan keputusan adalah jika terdapat
pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka
mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas.Sebaliknya jika tidak ada
pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
(nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Imam
Ghozali, 2011:139).
48
d) Uji Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam
model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal (Imam Ghozali, 2011:147).
Untuk mendeteksi uji normalitas yaitu menggunakan grafik. Analisis
grafik yang dilakukan dengan melihat grafik histogram yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati
distribusi normal. Dan metode lainnya, dengan melihat grafik Normal
Probablitiy Plot (P-Plot) yang membandingkan distribusi kumulatif dari
disrtribusi normal. Distribusi normal akan membenrtuk satu garis lurus
diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonal. Jika distirbusi data residual normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
(Imam Ghozali, 2011:160-161).
3. Uji Hipotesis
Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel
dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah
diketahui besarnya . Adapun variabel independen dalam penelitian ini terdiri
dari Return on Asset (ROA), SIZE dan Sales Grow. Sedangkan variabel
dependennya adalah kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan
49
(KSP). Untuk menguji hipotesis digunakan regresi berganda yang
digunakan sebagai berikut:
KSP i = a + b1 ROA i + b2 SIZE i + b3 Sales Grow i + (e) i
Keterangan:
KSP :Kecenderungan terjadinya Sengketa Pajak
Penghasilan (CR/CD)
a : Konstanta
b1 2 3 : Koefisien regresi
ROA : Tingkat Profitabilitas
SIZE : Ukuran Perusahaan
Sales Grow : Tingkat Penjualan
e : Kesalahan Regresi (regression error)
Dalam pengujian hipotesis peneliti menggunakan alat analisis yaitu
berupa koefisien determinasi, uji statistik F dan uji t.
a) Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi (Adjusted R2) bertujuan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dapat menerangkan variasi variabel
dependen.Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu).
Nilai Adjusted R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen
50
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
Secara umum, koefisien determinasi untuk data silang (crosssection)
relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing
pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya
memiliki nilai koefisien determinasi yang tinggi (Imam Ghozali,
2011:97).
b) Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama
terhadap variabel dependen yang di uji pada tingkat signifikan 0.05.
(Imam Ghozali, 2011:98)
Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua
parameter dalam model sama dengan nol. Artinya, semua variable
independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen. Hipotesis alternatifnya (HA), tidak semua parameter secara
simultan sama dengan nol. Artinya, semua variabel independensecara
simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen. Dasar pengambilan keputusan dalam uji statistik F ini adalah
sebagai berikut:
51
1) Jika nilai probabilitas di bawah 0,05 maka semua variabel
independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) diterima.
2) Jika nilai probabilitas di atas 0,05 maka semua variabel independen
tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak.
c) Uji Statistik t
Uji statistik menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Imam Ghozali, 2011:98).
Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter
dalam model sama dengan nol. Artinya, suatu variabel independen bukan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Hipotesis alternatifnya (HA), parameter suatu variabel tidaksama dengan
nol. Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen. Dasar pengambilankeputusan dalam
ujistatistik t ini adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas signifikansi di bawah 0,05 maka variabel
independen secara individual berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) diterima.
52
2) Jika nilai probabilitas signifikansi di atas 0,05 maka variabel
independen secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak.
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa
variasi pada nilai. Dalam operasionalisasi penelitian ini, peneliti
menggunakan beberapa variabel pengujian yang dikelompokkan menjadi:
1. Variabel independen (bebas atau terikat)
Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain. Variabel independen yang digunakan dalam
penelitian merupakan variabel yang mempengaruhi accounting
conservatism digunakan variabel-variabel seperti dalam penelitian Ahmed
et al. (2002), yaitu tingkat profitabilitas perusahaan (ROA) ukuran
perusahaan (SIZE) dan pertumbuhan penjualan (Sales Grow).
1. Return on Asset (ROA)
Return on Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas
perusaaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
aktiva yang dimilikinya. ROA diperoleh dengan cara membandingkan
net income after tax terhadap average total asset (Kusumawardani,
2010:6).
53
2. Ukuran Perusahaan (SIZE)
Perusahaan yang menghadapi kos politik tinggi cenderung untu
menerapkan akuntansi lebih konservatif, sehingga digunakan log
natural dari asset ke dalam model perhitungan untuk mengontrol
SIZE, Watts dan Zimmerman (1986). Secara sistematis SIZE dapat
dirumuskan sebagai berikut.
3. Sales Grow
Sales Grow, yang berada dalam industri yang mempunyai laju
pertumbuhan tinggi, harus menyediakan modal yang cukup untuk
biaya operasional perusahan. Perusahan yang bertumbuh pesat
cendrung mampu membagikan dividen yang lebih tinggi (Weston dan
Brigham, 1994). Secara sistematis Sales Grow dapat dirumuskan
sebagai berikut.
( ) ( )
( ) x 100%
54
2. Variabel dependen (tidak bebas atau terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
lain. Tujuan peneliti adalah memahami dan membuat variabel terikat,
menjelaskan variabilitasnya, atau memprediksinya (Sekaran, 2009:116).
Variabel yang digunakan untuk penelitian ini adalah
Kecenderungan Terjadinya Sengketa Pajak Penghasilan. Dalam penelitian
ini, Sengketa Pajak Penghasilan di ukur oleh Guenther et.al (1997) yang
menggunakan rasio keuangan yang mengukur aliran akrual dan aliran kas,
dengan proksi CR/CD mengukur pengaruh secara keseluruhan dari
perbedaan pola pengakuan dalam aliran akrual dan aliran kas.
Untuk rasio CR/CD rasio tersebut semakin besar rasio diprediksi
perusahaan semakin konservatif sehingga mempunyai kecenderungan
menimbulkan sengketa pajak penghasilan.
Selengkapnya untuk definisi operasional variabel penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :
55
Tab
el 3.1
Op
erasion
al Variab
el
Nam
a Variab
el In
dik
ator V
ariabel
Sk
ala P
engu
ku
ran
Ind
epen
den
Gu
enth
er et al
(19
97)
RO
A
Rasio
S
IZE
R
asio
S
AL
ES
GR
OW
R
asio
( )
(
)
(
)
x 1
00%
Dep
end
en
Ah
med
et al
(20
02)
Keced
erun
gan
Terjad
inya
Sen
gk
eta Pajak
Pen
gh
asilan
Rasio
Su
mb
er : dio
lah d
ari beb
erapa p
enelitian
sebelu
mn
ya.
56
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2012-2013.
Indeks saham LQ 45 dipilih peneliti karena peneliti ingin mengetahui
apakah terjadi fenomena sengketa pajak penghasilan pada perusahaan-
perusaaan yang tergabung dalam LQ 45.
Pemilihan perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
termasuk kategori LQ 45 dikarena Bursa Efek Indonesia merupakan
bursa efek terbesar di Indonesia. Tahun penelitian yang dipilih dalam
penelitian ini adalah tahun 2012-2013.
Adapun tahun penelitian terdiri dari 2 (Dua) periode, dimana
sampel yang dipilih dari populasi menggunakan teknik purposive
sampling yaitu proses pemilihan sampel yang berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan sebelumnyya.
57
Tabel 4.1
Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria
No. Keterangan Jumlah
1
perusahaan yang tergabung di indeks LQ 45
pada periode 2012-2013. 45
2
Perusahaan yang tidak melakukan transaksi
perdagangan sejak januari 2012 12
3
perusahaan sampel yang menjadi outlier
penelitian 3
4
tidak memiliki data perusahaan yang lengkap
sesuai dengan variabel yang diteliti 0
Jumlah 30
Sumber: Data sekunder di olah
Berdasarkan tabel di tersebut, maka diperoleh 30 perusahaan
dengan rincian nama-nama perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini selama periode 2012-2013 dan dapat diperlihatkan dalam
tabel 4.2.
Tabel 4.2
Deskripsi Sampel Perusahaan
No Emiten Nama Perusahaan
1 AALI Agro Astra Lestari Tbk.
2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk.
3 ASII Astra Internasional Tbk.
4 BBCA Bank Central Asia Tbk.
5 BBNI PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
6 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
7 BDMN PT. Bank Danamon Indonesia Tbk.
58
8 BMRI PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
9 BUMI PT. Bumi Resource Tbk.
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
11 DOID PT. Delta Dunia Makmur Tbk.
12 ELTY PT. BakrieLand Development Tbk.
13 EXCL XL Axiata Tbk.
14 GGRM PT. Gudang Garam Tbk.
15 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk.
16 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
17 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk.
18 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.
19 JSMR PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.
20 KBLF kalbe Farma Tbk.
21 LPKR Lippo Karawaci Tbk.
22 LSIP PP. London Sumatra Indonesia Tbk.
23 MEDC PT. Medco Energi Internasional Tbk.
24 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
25 PTBA Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk.
26 SMCB PT. Holcim Indonesia Tbk.
27 TINS Timah (Persero)
28 INSP PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.
29 UNTR United Tractor Tbk.
30 UNVL Unilever Indonesia Tbk.
Sumber : Data Sekunder yang Diolah.
59
B. Analisis dan Pembahasan
1. Hasil Uji Instrumen Penelitian
a) Hasil Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dapat memberikan gambaran tentang suatu
data yang di lihat dari nilai manimum, maksimum, rata-rata (mean)
dan standar deviasi yang dihasilkan dari variable penelitian. Nilai
minimum menggambarkan nilai paling kecil yang diperoleh dari
hasil pengolahan dan analisis data yang telah di lakukan terhadap
perusahaan sampel. Nilai maksimum menggambarkan nilai paling
besar yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data yang
telah di lakukan, sedangkan mean (rata-rata) menunjukkan nilai rata-
rata dari masing-masing variabel. Variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi Return on Asset (ROA),SIZE dan Sales
Grow, dan kecenderungan terjadinya sengketa Pajak Penghasilan
(KSP) sebagai variabel independen, serta nilai perusahaan sebagai
variabel dependen. Variabel-variabel tersebut akan di uji secara
statistik deskriptif dengan menggunakan program SPSS seperti yang
di lihat dalam tabel 4.3 di bawah ini :
60
Tabel 4.3
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 60 .01 1.16 .1567 .14640
SIZE 60 12.08 14.65 13.3389 .61624
SALESGROW 60 .00 2.65 .1883 .34150
KSP 60 .15 7.36 2.3552 1.58489
Valid N (listwise) 60
Sumber: data sekunder yang di olah
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.3 di atas
menunjukkan bahwa nilai minimum variabel ROA 0.01 dan nilai
maksimum sebesar 1.16 dengan nilai rata-rata sebesar 0.1567 dan
standar deviasi sebesar 0.14640.
Nilai minimum SIZE adalah sebesar 12.08 dan nilai
maksimum sebesar 14.65 dengan nilai rata-rata sebesar 13.3389 dan
standar deviasi sebesar 0.61624.
Nilai minimum SALES GROW adalah sebesar 0.00 dan
nilai maksimum sebesar 7.36 dengan nilai rata-rata sebesar 2.3552
dan standar deviasi sebesar 1.58489.
b) Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis
regresi terhadap variabel independen dan variabel dependen. Adapun
dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah
61
Return on Asset (ROA), SIZE dan Sales Grow sedangkan variabel
dependen yang digunakan adalah kecenderungan terjadinya sengketa
Pajak Penghasilan. Agar model regresi yang dipakai menghasilkan
nilai yang sesuai, terlebih dahulu data harus memenuhi empat uji
asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang telah dilakukan dan hasilnya
adalah sebagai berikut:
1) Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas. Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat
dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.
Menurut Ghozali (2006) syarat yang digunakan untuk uji
multikoliniearitas adalah:
a) Nilai tolerance > 10% (0,1) dan nilai VIF < 10 maka tidak
ada multikoliniearitas.
b) Nilai tolerance < 10% (0,1) dan nilai VIF > 10 maka
terdapat multikoliniearitas.
62
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
LnROA .930 1.075
LnSALESGROW .883 1.132
LnSIZE .827 1.210
a. Dependent Variable: LnKSP
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji
multikolonieritas menunjukkan tidak ada variabel independen
yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti
tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan
nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hasil
yang sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki
nilai VIF lebih dari 10.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas
antar variabel independen dalam model regresi berganda.
2) Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi ditemukan adanya autokorelasi dalam
63
analisis regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
autokorelasi maka digunakan uji Durbin Watson Test.
Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan
membandingkan nilai Durbin Watson Test (d) dengan tabel uji
Durbin Watson (dU dan dL). Dengan formulasi sebagai berikut:
0 < d < dL : Tolak Ho, menyatakan ada autokorelasi positif
4-dL< d < 4 : Tolak Ho, menyatakan ada autokorelasi
dU< d < 4-dU : Terima Ho, meyatakan tidak ada autokorelasi
dL ≤ d ≤ dU : Tidak dapat disimpulkan
4-dU ≤ d ≤ 4-dL: Tidak dapat disimpulkan
Level of significant (α) yang digunakan adalah 5% jumlah
sampel 60 (n) dan jumlah variabel bebas4 (k = 3) maka dalam
tabel Durbin Watson didapatkan nilai dL sebesar 1,480 dan dU
sebesar 1,689. Nilai Durbin Watson dari uji autokorelasi dapat
dilihat dalam tabel 4.5:
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .367a .134 .088 .83937 1.516
a. Predictors: (Constant), LnSIZE, LnROA, LnSALESGROW
b. Dependent Variable: LnKSP
64
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji
autokorelasi pada nilai Durbin-Watson adalah 1.516. Karena nilai
DW hitung > du maka dapat disimpulkan tidak terdapat
autokorelasi dalam penelitian ini.
3) Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada atau
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID atau
ZPRED. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.
Sebaliknya jika terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Adapun hasil uji heteroskedastisitas dalam
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1.
65
Gambar 4.1
Grafik Scatterplot
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada gambar 4.1 di atas
dapat dilihat bahwa grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol)
pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi berganda, sehingga layak di
pakai untuk memprediksi nilai perusahaan berdasarkan masukan
variabel independen Return on Asset (ROA), SIZE dan Sales Grow.
4) Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah distribusi data normal atau mendeteksi normal. Untuk
mendeteksi normalitas data, penelitian ini menggunakan analisis
66
grafik, yaitu dengan melihat grafik histogram dan melihat Normal
Probility Plot (P-P Plot).
Gambar 4.2
Grafik Histogram
Sumber : Data sekunder yang diolah
Gambar 4.3
Grafik Normal P-P Plot
Sumber : Data sekunder yang diolah
67
Dengan melihat tampilan grafik histogram (Gambar 4.2)
maupun grafik normal plot (gambar 4.3) dapat disimpulkan bahwa
kedua grafik ini menunjukkan model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Karena pada grafik histogram (Gambar 4.2) data
menunjukkan distribusi normal dan pada grafik normal plot
(Gambar 4.3) data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal.
c) Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression
analysis), yaitu dilakukan melalui uji koefisien determinasi, uji
statistik t, dan uji statistik f.
1) Hasil Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen. Adapun hasil uji koefisien determinasi dapat diihat
dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .367a .134 .088 .83937
a. Predictors: (Constant), lnsalesgrow, lnroa, lnsize
68
Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.6 diatas
menunjukkan nilai Adjusted R Square (Adjusted R2) sebesar 0,088
atau 8,8% nilai ini menunjukkan variabel kecenderungan terjadinya
sengketa pajak penghasilan dapat dijelaskan sebesar 8,8 % oleh
Return on Asset (ROA), Ukuran perusahaan (SIZE) dan Sales
Grow, sedangkan sisanya 91,2 % (100% - 8,8 %) dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini
meliputi tax incentives, debt, ROE (Wicaksono, 2012) .
2) Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua
variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel independen.
Berikut ini adalah tabel 4.7 yang menunjukkan hasil uji statistik F.
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 6.127 3 2.042 2.899 .043b
Residual 39.454 56 .705
Total 45.581 59
a. Dependent Variable: lnksp
b. Predictors: (Constant), lnsalesgrow, lnroa, lnsize
Sumber : Data sekunder yang diolah
69
Tabel 4.7 diatas menunjukkan hasil uji statistik F dengan nilai
Fhitungsebesar 2.899 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,043.
Tingkat signifikasi tersebut lebih kecil dari 0.05 yang dapat
disimpulkan bahwa variabel Return on Asset (ROA),SIZE dan
Sales Grow berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap
kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan.
3) Hasil Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen yang di uji pada tingkat signifikansi
(0.05). Hasil uji t dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 4.8
dibawah ini.
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -3.822 3.500 -1.092 .279
LnROA .281 .200 .182 1.409 .164
LnSIZE 1.703 1.356 .172 1.256 .214
LnSALESGROW -.246 .094 -.345 -2.609 .012
a. Dependent Variable: LnKSP
Sumber : Data Sekunder yang Diolah
70
Dari tabel 4.8 di atas menunjukkan ROA mempunyai t hitung
sebesar 1.409 dengan probabilitas signifikansi adalah 0,164 dan nilai
beta yang dihasilkan adalah positif sebesar 0,281. Hal tersebut
menunjukkan bahwa probabilitas signifikansinya di atas 0,05. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa ROA tidak mempengaruhi
kecenderungan terjadinya Sengketa pajak secara signifikan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan
oleh Jamaluddin, Rendra Jastika (2012), menjelaskan bahwa tingkat
profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan. Hal ini dapat
diartikan bahwa hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Dwimulyani, Sri (2010) yang
menyatakan bahwa Return on Asset berpengaruh secara signifikan
terhadap sengketa pajak penghasilan. Dengan demikian dalam
penelitian ini H1 ditolak.
SIZE mempunyai t hitung sebesar 1.256 dengan probabilitas
signifikansi adalah 0.214 dan nilai beta yang dihasilkan adalah positif
sebesar 1.703. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas
signifikansinya di atas 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa SIZE
tidak mempengaruhi kecenderungan terjadinya sengketa pajak secara
signifikan.
71
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan
oleh Jamaluddin, Rendra Jastika (2012), menjelaskan bahwa ukuran
perusahaan (SIZE) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan. Hal ini dapat
diartikan bahwa hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh Dwimulyani, Sri (2010) yang menyatakan
bahwa SIZE berpengaruh secara signifikan terhadap sengketa pajak
penghasilan. Dengan demikian dalam penelitian ini H2 ditolak.
SALESGROW mempunyai t hitung sebesar -2.609 dengan
probabilitas signifikansi adalah 0.012 dan nilai beta yang dihasilkan
adalah negatif sebesar -0,246. Hal tersebut menunjukkan bahwa
probabilitas signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa SALES GROW mempengaruhi kecenderungan terjadinya
sengketa pajak secara signifikan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah
dilakukan oleh Dwimulyani, Sri (2012), menjelaskan bahwa
pertumbuhan penjualan (SALES GROW) berpengaruh secara
signifikan terhadap kecenderungan terjadinya sengketa pajak
penghasilan. Hal ini dapat diartikan bahwa hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dwimulyani,
Sri (2010) yang menyatakan bahwa SALES GROW berpengaruh
secara signifikan terhadap sengketa pajak penghasilan. Dengan
demikian dalam penelitian ini H3 diterima.
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ROA, SIZE dan
SALES GROW terhadap kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan
pada perusahaan go public dan termasuk ke dalam kategori LQ 45 di Bursa
Efek Indonesia tahun 2012 sampai dengan tahun 2013. Diduga perusahaan
sebagai wajib pajak berkencenderungan untuk mengemat pajak atau berusaha
melaporkan jumlah pajak yang harus dibayar serendah mungkin.
Hal tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan prinsip-prinsip
konesrvatisma akuntansi, yaitu: segera mengakui dan membebankan biaya
walaupun belum ada bukti yang kredibel, sebaliknya tidak akan mengakui
pendapatan sampai diperoleh bukti yang akurat. Oleh karena itu dengan
konservatisma akuntansi, laba perusahaan menjadi bias kebawah dan
perhitungan besar pajak penghasilan badan juga bias kebawah.
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah
dilakukan terhadap 30 sampel perusahaan dengan menggunakan model regresi
berganda (multiple regression), maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
73
1. ROA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kecenderungan
terjadinya sengketa pajak. Hasil ini didukung penelitian yang dilakukan oleh
Jamaluddin, Rendra Jastika (2012).
2. SIZE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kecenderungan
terjadinya sengketa pajak. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Jamaluddin, Rendra Jastika (2012).
3. Sales Grow perpengaruh secara signifikan terhadap kecenderungan
terjadinya sengketa pajak. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Dwimulyani, Sri (2012).
Secara simultan hasil penelitian menunjukkan pengaruh antara ROA, SIZE
dan SALES GROW terhadap terhadap kecenderungan sengketa pajak
penghasilan secara signifikan.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, implikasi dari
penelitian ini mencakup dua hal yakni implikasi teoritis dan implikasi praktis.
Implikasi teoritis berhubungan dengan kontribusi hasil penelitian bagi
perkembangan teori-teori yang membahas mengenai pengaruh ROA, SIZE dan
SALES GROW terhadap kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan.
Sedangkan implikasi praktis berkaitan dengan kontribusi temuan penelitian
terhadap keputusan WP atau perusahaan dalam menerapkan ROA, SIZE dan
SALES GROW dalam praktik pengakuan laba.
74
C. Keterbatasan dan Saran
Adapun saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk penelitian selanjutnya, interval periode penelitian agar ditambah
sehingga memberikan sampel yang lebih banyak serta hasil yang lebih
akurat.
2. Objek penelitian agar ditambah menjadi seluruh perusahaan yang listing
di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga hasil penelitian dapat
digeneralisasi dan lebih dijelaskan variabilitas data yang sesungguhnya.
3. Untuk penelitian selanjutnya, indikator penelitian dapat diganti dengan
proxy yang lain ataupun ditambah dengan variabel yang lain seperti
ukuran perusahaan, pertumbuhan ataupun resiko perusahaan, dan lain
sebagainya. Penggunaan model untuk mendeteksi sengketa pajak
penghasilan dengan baik dan juga rentan mengalami kekeliruan
pengolahan data. Untuk penelitian selanjutnya, dapat menggunakan
model lain yang lebih sederhana dan akurat.
75
DAFTAR PUSTAKA
Afriyadi, Ahmad Dwi. “Kasus Asian Agri Berlanjut ke Pengadilan Pajak”
http:/m.liputan6.com/bisnis/read/2069465. 2014.
Ahmed, A.S., B.K. Billings, R.M. Morton, dan M.S. Harris, “The role of accounting
conservatism in mitigating bondholder-shareholder conflicts over dividend
policy and in reducing debt costs”. The Accounting Review, Vol. 77, No. 4:
867-890, 2002.
Andini, Rizki Gusti, “Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan Rasio
Keuangan Terhadap Kebijakan Dividen”, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah:Jakarta, 2012.
Anggraini, Fifi dan Ira trisnawati, “Pengaruh Earning Management Terhadap
Konservatisma Akuntansi”, Jurnal Bisnis & Akuntansi Vol. 10 No. 1, 2008.
Aristiya, Maria Maya dan Pratiwi Budiharta, “Analisi Tingkat Konservtisme Akuntansi
Laporan Keuangan Sebelum dan Sesudah Konvergensi IFRS”, Universitas Atma
Jaya Yogyakarta, 2013.
Belkaoui, Ahmed Riahi, “Teori Akuntansi”, Buku 1, Edisi5, Salemba Empat:Jakarta,
2006.
Beaver, W. Hdan S.G Ryan, “Biases and Lags in Book Value and Their Effect on The
Ability of The Book to Market Ratio to Predict Book Return on Equity”. Journal
of Accounting Research, Vol. 38, No.1:127-148, 2000
Basu, S. “The Conservatism Principle and The Asymmetric Timeliness of Earning”,
Journal of Accounting and Economic, 24:3-37, 1997.
Boynton, William C.and Raymond N. Johnson.“Modern Auditing: Assurance Services
and The Integrity of Financial Reporting”,8th
edition, John Wiley&Sons Inc.,
United States of America, 2006.
Brotodihardjo, R. Santoso. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung: Eresco NV, 1991.
Chen, Q., T. Hemmer, dan Y. Zhang, “On the relation between conservatism in
accounting standards and incentives for earnings management”. Journal of
Accounting Research, Vol. 45, No. 3: 541-565, 2006.
Dwimulyani, Susi, “konservatima Akuntansi dan Sengketa Pajak Penghasilan: Suatu
Investigasi Empiris”, SNA XIII Purwokerto, 2010.
76
Diantimala, Yossi, “Pengaruh Akuntansi Konservatif, Ukuran Perusahaan dan
Default Risk Terhadap Koefesien Respon Laba (ERC)”, Jurnal Telaah & Riset
Akuntansi, 2008.
Fahmi, Irham “Analisis Kinerja Keuangan”, Edisi 1, Alfabeta:Bandung, 2011.
Fahmi, Irham “Manajemen Keuangan, Teori dan Soal Jawab”, Alfabeta:Bandung,
2011.
Fahrizal, Helmi “Pengaruh Return On Assete (ROA), Return On Equity (ROE), dan
Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan”, Universitas
Islam Negeri Hidayatullah:Jakarta, 2013.
Feltham, G. A. dan Ohlson, J.A, “Valuation and Clean Surplus Accounting for
Operation and Financial Report”. The Accounting Review, Vol. 76, No. :471-
493, 1995.
Givoly, D., C.K. Hayn, “The Changing Time Series Properties of Earning, Cash
Flows and Accruals: Has Financial Reporting Become More Conservative?”.
Journal of Accounting and Economics, 29: 287-320, 2000.
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro:Semarang, 2006.
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 edisi
5”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro:Semarang, 2011.
Guenther, D.A., E.L. Maydem dan S.E. Nutter, ”Financial Reporting, Tax Costs and
Book Tax Conformity” Journal of Accounting and Economics, 23:225-248,
1997.
Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah:Jakarta, 2010.
Indonesian Capital Market Directory (ICMD), 2009-2013, “Institute for Economic
and Financial Research (ECFIN)”, PT Bursa Efek Jakarta:Jakarta, 2013.
Juanda, A. “Pengaruh Risiko Litgasi dan Tipa Startegi terhadap hubungan antara
konflik kepentingan dan konservatisma akuntansi”. Disertasi: Universitas
Gadjah Mada: 2006.
Jensen, M dan Meckling, W. “Theory of The Firm : Managerial Behaviour Agency
Cost and Ownership Structure, Journal of Finance Economics 3, pp. 305-360.
77
Kusumawardani, Angrawit. “Analisis Pengaruh EPS, PER, ROE, FL,DER, CR, ROA
pada Harga Saham dan Dampaknya terhadap Kinerja Perusahaan LQ45 yang
Terdaftar di BEI Periode 2005-2009”, Universitas Gunadarma:Depok, 2010.
Lo, E.W., “Pengaruh kondisi keuangan perusahaan terhadap konservatisma
akuntansi dan manajemen laba”. Disertasi. Universitas Gadjah Mada, 2005.
Lilis Setiawati. “Rekayasa Akrual untuk Meminimalkan Pajak”. Simposium Nasional
Akuntansi V. Semarang, 2001.
Lumbantoruan, Sophar. Akuntansi Pajak. Edisi Revisi. Jakarta: Grasindo, 1996.
Martono dan D. Agus Harjito “Manajemen Keuangan”, Ekonisia:Yogyakarta, 2005.
Mills, L.F., "Book-Tax Difference and Internal Revenue Service Adjusments”. Journal
of Accounting Research, Vol. 36, No.2: 343-356, 1998.
Nugroho, Dwi Okta dan Dian Indriana T.L, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Konservatisme Akuntansi”, Jurnal Akuntansi Vol.1 No.2: 2012.
Rendra, Jastika Jamaluddin. “Pengaruh konservatisma akuntansi terhadap sengketa
pajak penghasilan pada perusahaan yang terdaftar di BEI”, UNHAS Makasar,
2012.
Paramitha, Anggia Puteri “Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), dan
MekanismeCorporate Governance Terhadap Kualitas Laba dan Nilai
Perusahaan”, Universitas Diponegoro:Semarang, 2012.
Penman, S.H. dan X.J. Zhang,. “Accounting conservatism, the quality of earnings, and
stock returns”. The Accounting Review, Vol. 77, No. 2: 237-264, 2002.
Sari, Yanita Karmenia, “Pengaruh Tingkat Konservatisme Terhadap Relevansi Nilai
Informasi Laba Akuntansi”, Universitas Negeri Padang,2014.
Sartono, Agus “Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi”, Edisi Ke-4, Cetakan Ke-
4, BPFE Yogyakarta:Yogyakarta, 2010.
Sekaran, Uma. “Research Methods for Bussiness”, Buku 1 Edisi 4, Salemba Empat:
Jakarta, 2009
Sekaran, Uma. “Research Methods for Bussiness”, Buku 2 Edisi 4, Salemba Empat:
Jakarta, 2009
Shackleford, D.A dan T. Shevlin, “Empirical Tax Research in Accounting”, Journal of
Accounting and Economic, 2001.
78
Sukirni, Dwi “Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen
dan Kebijakan Hutang Analisis Terhadap Nilai Perusahaan”, Accounting
Analysis Journal, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang:Semarang,
2012.
Sutrisno, “Manajemen Keuangan”, Ekonesia:Yogyakarta, 2001.
Wardhani, Ratna, “Tingkat Akuntansi Konservatime di Indonesia dan Hubungannya
Dengan Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu Mekanisme Corporate
Governance”. Universitas Indonesia, 2007.
Watts, R.L dan Zimmerman, “Positive Accounting Theory”. Prentice Hall Inc, 1986.
Watts, R.L., “Conservatism in accounting part 1: explanation and implications”.
Accounting Horizons, Vol. 17, No. 3: 207-221, 2003a.
Watts, R.L., “Conservatism in accounting part 2: evidence and research
opportunities”. Accounting Horizons, Vol. 17, No. 4: 287-301, 2003b.
Wicaksono, Windra Septia. “Uji Empiris Pengaruh Faktor-Faktor Konservatisma
Akuntansi Dalam Perpajakkan”. Universitas Diponegoro Semarang, 2012
Yenti, Yona Efri dan Efrizal Sofyan; “Pengaruh Konservatisme Akuntansi Terhadap
Penilaian Ekuitas dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel
Pemoderasi”. Universitas Negeri Padang,2013.
Zarowin, P.,“Financial Repoting And Analiysis”, NYU Stern School of
Bussiness, 1997.
79
LAMPIRAN 1
Daftar Nama Perusahaan
No Kode Nama Perusahaan
1 AALI Agro Astra Lestari Tbk.
2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk.
3 ASII Astra Internasional Tbk.
4 BBCA Bank Central Asia Tbk.
5 BBNI PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
6 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
7 BDMN PT. Bank Danamon Indonesia Tbk.
8 BMRI PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
9 BUMI PT. Bumi Resource Tbk.
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
11 DOID PT. Delta Dunia Makmur Tbk.
12 ELTY PT. BakrieLand Development Tbk.
13 EXCL XL Axiata Tbk.
14 GGRM PT. Gudang Garam Tbk.
15 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk.
16 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
17 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk.
18 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.
19 JSMR PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.
20 KBLF kalbe Farma Tbk.
21 LPKR Lippo Karawaci Tbk.
22 LSIP PP. London Sumatra Indonesia Tbk.
23 MEDC PT. Medco Energi Internasional Tbk.
24 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
25 PTBA Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk.
26 SMCB PT. Holcim Indonesia Tbk.
27 TINS Timah (Persero)
28 UNSP PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.
29 UNTR United Tractor Tbk.
30 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
80
L
AM
PIR
AN
2
Dafta
r R
eturn
on
Asset (R
OA
)
No
K
od
e N
ama P
erusah
aan
Lab
a Bersih
L
aba B
ersih
To
tal Aset
To
tal Asset
RO
A
RO
A
20
12
20
13
20
12
20
13
20
12
20
13
1
AA
LI
Agro
Astra L
estari Tb
k.
1,9
73
,280
,000
,00
0
2,6
31
,019
,000
,00
0
7,5
71
,399
,000
,00
0
8,7
91
,799
,000
,00
0
0.2
606
22
90
5
0.2
992
58
32
2
AN
TM
A
nek
a Tam
ban
g (P
ersero) T
bk.
1,6
74
,924
,411
,00
0
1,9
27
,891
,998
,00
0
9,9
39
,996
,438
,00
0
12
,310
,73
2,0
99
,000
0
.16
85
03
52
2
0.1
566
02
54
7
3
AS
II A
stra Intern
asion
al Tb
k.
8,7
91
,799
,000
,00
0
8,1
69
,083
,500
,00
0
88
,939
,00
0,0
00
,000
1
12,8
75
,000
,000
,00
0
0.0
988
52
01
1
0.0
723
72
83
3
4
BB
CA
B
ank C
entral A
sia Tb
k.
27
,310
,73
2,0
00
,000
9
5,2
01
,23
5,0
00
,000
2
82,3
92
,324
,000
,00
0
32
4,4
19
,069
,000
,00
0
0.0
967
12
02
0.2
934
51
41
5
5
BB
NI
PT
. Ban
k N
egara In
don
esia (Persero
) Tb
k.
24
,285
,70
0,0
00
,000
1
5,3
52
,10
0,0
00
,000
2
27,4
69
,967
,000
,00
0
24
8,5
80
,529
,000
,00
0
0.1
067
64
42
4
0.0
617
59
06
1
6
BB
RI
PT
. Ban
k R
akyat In
don
esia (Persero
) Tb
k.
32
,419
,06
9,0
00
,000
3
8,1
90
,83
5,0
00
,000
3
16,9
47
,029
,000
,00
0
40
4,2
85
,602
,000
,00
0
0.1
022
85
44
8
0.0
944
64
98
9
7
BD
MN
P
T. B
ank D
anam
on
Ind
on
esia Tb
k.
24
,858
,05
2,0
00
,000
1
4,1
93
,44
3,0
00
,000
9
8,5
97
,95
3,0
00
,000
1
18,2
06
,573
,000
,00
0
0.2
521
15
29
5
0.1
200
73
21
3
8
BM
RI
PT
. Ban
k M
and
iri (Persero
) Tb
k.
40
,428
,56
0,0
00
,000
5
,51
8,9
17
,000
,00
0
39
4,6
16
,600
,000
,00
0
44
9,7
74
,551
,000
,00
0
0.1
024
50
22
6
0.0
122
70
40
7
9
BU
MI
PT
. Bu
mi R
esou
rce Tb
k.
11
,820
,65
7,0
00
,000
8
,10
4,9
33
,900
,00
0
69
,126
,34
5,0
00
,000
7
8,8
79
,49
1,0
00
,000
0
.17
10
00
75
2
0.1
027
50
83
9
10
CP
IN
Ch
aroen
Po
kp
han
d In
do
nesia T
bk.
65
1,8
27
,000
,000
8
84,8
20
,000
,000
5
,34
9,3
75
,000
,00
0
6,5
18
,276
,000
,00
0
0.1
218
51
05
7
0.1
357
44
48
2
11
DO
ID
PT
. Delta D
un
ia Mak
mu
r Tb
k.
76
3,7
43
,000
,000
1
,08
1,9
77
,000
,00
0
6,5
70
,729
,000
,00
0
7,6
37
,438
,000
,00
0
0.1
162
34
13
5
0.1
416
67
53
3
12
EL
TY
P
T. B
akrieL
and
Dev
elop
men
t Tb
k.
77
0,6
41
,000
,000
1
,77
0,7
95
,000
,00
0
11
,592
,63
1,0
00
,000
1
7,0
64
,19
6,0
00
,000
0
.06
64
76
79
9
0.1
037
72
54
2
13
EX
CL
X
L A
xiata T
bk.
5,7
25
,128
,000
,00
0
2,4
13
,569
,000
,00
0
27
,380
,09
5,0
00
,000
2
7,4
51
,28
1,0
00
,000
0
.20
90
98
17
9
0.0
879
21
90
8
14
GG
RM
P
T. G
ud
ang G
aram T
bk.
3,0
74
,167
,000
,00
0
3,9
08
,870
,500
,00
0
27
,230
,96
5,0
00
,000
3
0,7
41
,67
9,0
00
,000
0
.11
28
92
32
7
0.1
271
52
14
7
15
GJT
L
PT
. Gajah
Tu
nggal T
bk.
1,0
37
,156
,000
,00
0
1,1
55
,414
,300
,00
0
8,8
77
,146
,000
,00
0
10
,374
,16
7,0
00
,000
0
.11
68
34
39
7
0.1
113
74
17
6
16
IND
F
Indo
foo
d S
ukses M
akm
ur T
bk.
4,7
27
,595
,000
,00
0
7,0
95
,050
,000
,00
0
40
,382
,95
3,0
00
,000
4
7,2
75
,95
5,0
00
,000
0
.11
70
69
07
6
0.1
500
77
34
9
17
INT
P
Indo
cemen
t Tu
nggal P
rakasa T
bk
. 1
5,3
46
,14
6,0
00
,000
1
,81
5,1
33
,000
,00
0
13
,276
,27
0,2
32
,548
1
5,3
46
,14
6,0
00
,000
1
.15
59
07
92
7
0.1
182
79
40
4
18
ITM
G
PT
. Ind
o T
amb
angray
a Meg
ah T
bk.
10
8,9
70
,000
,000
2
36,7
87
,700
,000
1
,19
8,5
71
,000
,00
0
1,2
59
,706
,000
,00
0
0.0
909
16
6
0.1
879
70
60
6
19
JSM
R
PT
. Jasa Marg
a (Persero
) Tb
k.
1,6
95
,212
,000
,00
0
1,2
89
,212
,004
,00
0
16
,174
,26
4,0
00
,000
1
6,9
52
,12
9,3
34
,000
0
.10
48
09
22
0.0
760
50
15
1
20
KB
LF
kalb
e Farm
a Tb
k.
70
3,2
49
,000
,000
9
35,8
32
,710
,000
6
,48
2,4
46
,000
,00
0
7,0
32
,496
,663
,28
8
0.1
084
85
13
0.1
330
72
61
3
21
LP
KR
L
ipp
o K
arawaci T
bk.
1,5
95
,212
,000
,00
0
1,6
87
,566
,022
,00
0
12
,127
,64
4,0
10
,796
1
6,1
55
,38
4,9
19
,926
0
.13
15
35
19
3
0.1
044
58
42
2
22
LS
IP
PP
. Lo
nd
on
Su
matra In
do
nesia T
bk.
1,0
89
,700
,000
,00
0
1,1
78
,338
,199
,00
0
4,9
45
,380
,000
,00
0
5,5
61
,433
,000
,00
0
0.2
203
47
07
1
0.2
118
76
72
3
23
ME
DC
P
T. M
edco
En
ergi In
ternasio
nal T
bk.
2,6
15
,538
,000
,00
0
2,5
18
,829
,400
,00
0
22
,180
,78
8,0
00
,000
2
3,4
82
,11
2,0
00
,000
0
.11
79
19
07
5
0.1
072
65
88
24
PG
AS
P
erusah
aan G
as Neg
ara (Persero
) Tb
k.
5,5
61
,433
,000
,00
0
5,2
98
,229
,000
,00
0
28
,670
,44
0,0
00
,000
3
2,0
87
,43
0,9
94
,073
0
.19
39
77
94
4
0.1
651
18
51
6
25
PT
BA
T
amb
ang B
atu B
ara Bu
kit A
sam (P
ersero) T
bk.
2,0
48
,110
,000
,00
0
2,1
87
,763
,000
,00
0
8,0
78
,578
,000
,00
0
8,7
22
,699
,000
,00
0
0.2
535
23
57
8
0.2
508
12
62
1
26
SM
CB
P
T. H
olcim
Indo
nesia T
bk.
1,0
43
,729
,000
,00
0
1,0
59
,500
,200
,00
0
8,2
65
,366
,000
,00
0
10
,437
,24
9,0
00
,000
0
.12
62
77
40
9
0.1
015
11
44
2
27
TIN
S
Tim
ah (P
ersero)
58
8,1
10
,000
,000
8
34,9
86
,211
,000
5
,85
5,7
12
,000
,00
0
5,8
81
,108
,000
,00
0
0.1
004
33
56
0.1
419
77
70
4
28
UN
SP
P
T. B
akrie S
um
atera Plan
tation
Tb
k.
1,8
50
,225
,000
,00
0
2,1
34
,221
,000
,00
0
5,0
71
,797
,000
,00
0
18
,502
,25
7,0
00
,000
0
.36
48
06
59
6
0.1
153
49
22
5
29
UN
TR
U
nited
Tracto
r Tb
k.
2,9
70
,091
,400
,00
0
2,3
98
,110
,500
,00
0
24
,404
,82
8,0
00
,000
2
9,7
00
,91
4,0
00
,000
0
.12
17
00
97
7
0.0
807
41
97
6
30
UN
VR
U
nilev
er Ind
on
esia Tb
k.
87
0,1
26
,000
,000
9
34,0
12
,000
,000
7
,48
4,9
90
,000
,00
0
8,7
01
,262
,000
,00
0
0.1
162
49
45
4
0.1
073
42
13
81
L
AM
PIR
AN
3
Dafta
r Uk
ura
n P
erusa
haan
(SIZ
E)
No
K
od
e N
am
a Peru
sahaan
To
tal Aset
To
tal Asset
Lo
g A
sset L
og A
sset
20
12
20
13
20
12
20
13
1
AA
LI
Agro
Astra L
estari T
bk.
7,5
71,3
99
,000
,00
0
8,7
91,7
99
,000
,00
0
12.8
7918
12.9
4408
2
AN
TM
A
neka T
amb
ang (P
ersero) T
bk.
9,9
39,9
96
,438
,00
0
12
,310
,73
2,0
99
,00
0
12.9
9739
13.0
9028
3
AS
II A
stra Intern
asio
nal T
bk.
88
,939
,00
0,0
00
,00
0
11
2,8
75
,00
0,0
00,0
00
13.9
4909
14.0
526
4
BB
CA
B
ank C
entral A
sia Tb
k.
28
2,3
92
,32
4,0
00,0
00
3
24
,41
9,0
69
,00
0,0
00
14.4
5085
14.5
1111
5
BB
NI
PT
. Ban
k N
egara In
do
nesia (P
ersero) T
bk.
22
7,4
69
,96
7,0
00,0
00
2
48
,58
0,5
29
,00
0,0
00
14.3
5692
14.3
9547
6
BB
RI
PT
. Ban
k R
akyat In
do
nesia (P
ersero) T
bk.
31
6,9
47
,02
9,0
00,0
00
4
04
,28
5,6
02
,00
0,0
00
14.5
0099
14.6
0669
7
BD
MN
P
T. B
ank D
anam
on In
do
nesia
Tb
k.
98
,597
,95
3,0
00
,00
0
11
8,2
06
,57
3,0
00,0
00
13.9
9387
14.0
7264
8
BM
RI
PT
. Ban
k M
and
iri (Persero
) Tb
k.
39
4,6
16
,60
0,0
00,0
00
4
49
,77
4,5
51
,00
0,0
00
14.5
9618
14.6
5299
9
BU
MI
PT
. Bum
i Reso
urce T
bk.
69
,126
,34
5,0
00
,00
0
78
,879
,49
1,0
00
,00
0
13.8
3964
13.8
9696
10
CP
IN
Charo
en P
okp
hand
Ind
onesia T
bk.
5,3
49,3
75
,000
,00
0
6,5
18,2
76
,000
,00
0
12.7
283
12.8
1413
11
DO
ID
PT
. Delta D
unia M
ak
mur T
bk.
6,5
70,7
29
,000
,00
0
7,6
37,4
38
,000
,00
0
12.8
1761
12.8
8295
12
EL
TY
P
T. B
akrieL
and
Dev
elop
ment T
bk.
11
,592
,63
1,0
00
,00
0
17
,064
,19
6,0
00
,00
0
13.0
6418
13.2
3209
13
EX
CL
X
L A
xiata T
bk.
27
,380
,09
5,0
00
,00
0
27
,451
,28
1,0
00
,00
0
13.4
3743
13.4
3856
14
GG
RM
P
T. G
ud
ang G
aram
Tb
k.
27
,230
,96
5,0
00
,00
0
30
,741
,67
9,0
00
,00
0
13.4
3506
13.4
8773
15
GJT
L
PT
. Gajah
Tunggal T
bk.
8,8
77,1
46
,000
,00
0
10
,374
,16
7,0
00
,00
0
12.9
4827
13.0
1595
16
IND
F
Ind
ofo
od
Sukse
s Mak
mur T
bk.
40
,382
,95
3,0
00
,00
0
47
,275
,95
5,0
00
,00
0
13.6
062
13.6
7464
17
INT
P
Ind
oce
men
t Tun
ggal P
rakasa T
bk.
13
,276
,27
0,2
32
,54
8
15
,346
,14
6,0
00
,00
0
13.1
2308
13.1
86
18
ITM
G
PT
. Ind
o T
amb
angra
ya M
egah
Tb
k.
1,1
98,5
71
,000
,00
0
1,2
59,7
06
,000
,00
0
12.0
7866
12.1
0027
19
JSM
R
PT
. Jasa Marg
a (Persero
) Tb
k.
16
,174
,26
4,0
00
,00
0
16
,952
,12
9,3
34
,00
0
13.2
0882
13.2
2922
20
KB
LF
kalb
e Farm
a Tb
k.
6,4
82,4
46
,000
,00
0
7,0
32,4
96
,663
,28
8
12.8
1174
12.8
4711
21
LP
KR
L
ipp
o K
araw
aci Tb
k.
12
,127
,64
4,0
10
,79
6
16
,155
,38
4,9
19
,92
6
13.0
8378
13.2
0832
22
LS
IP
PP
. Lo
nd
on S
um
atra Ind
onesia T
bk.
4,9
45,3
80
,000
,00
0
5,5
61,4
33
,000
,00
0
12.6
942
12.7
4519
23
ME
DC
P
T. M
edco
Energ
i Intern
asio
nal T
bk.
22
,180
,78
8,0
00
,00
0
23
,482
,11
2,0
00
,00
0
13.3
4598
13.3
7074
24
PG
AS
P
erusah
aan G
as Negara (P
ersero) T
bk.
28
,670
,44
0,0
00
,00
0
32
,087
,43
0,9
94
,07
3
13.4
5743
13.5
0633
25
PT
BA
T
amb
ang B
atu B
ara Bukit A
sam
(Persero
) Tb
k.
8,0
78,5
78
,000
,00
0
8,7
22,6
99
,000
,00
0
12.9
0733
12.9
4065
26
SM
CB
P
T. H
olcim
Ind
onesia T
bk.
8,2
65,3
66
,000
,00
0
10
,437
,24
9,0
00
,00
0
12.9
1726
13.0
1859
27
TIN
S
Tim
ah (P
ersero)
5,8
55,7
12
,000
,00
0
5,8
81,1
08
,000
,00
0
12.7
6758
12.7
6946
28
UN
SP
P
T. B
akrie S
um
atera Plan
tation T
bk.
5,0
71,7
97
,000
,00
0
18
,502
,25
7,0
00
,00
0
12.7
0516
13.2
6722
29
UN
TR
U
nited
Tracto
r Tb
k.
24
,404
,82
8,0
00
,00
0
29
,700
,91
4,0
00
,00
0
13.3
8748
13.4
7277
30
UN
VR
U
nile
ver In
do
nesia T
bk.
7,4
84,9
90
,000
,00
0
8,7
01,2
62
,000
,00
0
12.8
7419
12.9
3958
82
L
AM
PIR
AN
4
Dafta
r Pertu
mb
uh
an
Pen
juala
n (S
AL
ES
GR
OW
)
No
K
od
e N
ama P
erusah
aan
To
tal Aset
To
tal Aset
To
tal Asset
Sales G
row
S
ales Gro
w
20
11
20
12
20
13
20
12
20
13
1
AA
LI
Agro
Astra L
estari Tb
k.
6,5
19
,710
,000
,00
0
7,5
71
,399
,000
,00
0
8,7
91
,799
,000
,00
0
0.1
61
30
91
7
0.1
61
18
55
4
2
AN
TM
A
nek
a Tam
ban
g (P
ersero) T
bk.
9,2
45
,040
,780
,00
0
9,9
39
,996
,438
,00
0
12
,310
,73
2,0
99
,000
0
.07
51
70
64
0
.23
85
04
68
3
AS
II A
stra Intern
asion
al Tb
k.
80
,740
,00
0,0
00
,000
8
8,9
39
,00
0,0
00
,000
1
12,8
75
,000
,000
,00
0
0.1
01
54
81
8
0.2
69
12
82
8
4
BB
CA
B
ank C
entral A
sia Tb
k.
24
5,5
69
,856
,000
,00
0
28
2,3
92
,324
,000
,00
0
32
4,4
19
,069
,000
,00
0
0.1
49
94
70
2
0.1
48
82
39
6
5
BB
NI
PT
. Ban
k N
egara In
don
esia (Persero
) Tb
k.
20
1,7
41
,069
,000
,00
0
22
7,4
69
,967
,000
,00
0
24
8,5
80
,529
,000
,00
0
0.1
27
53
42
6
0.0
92
80
59
3
6
BB
RI
PT
. Ban
k R
akyat In
don
esia (Persero
) Tb
k.
24
6,0
76
,896
,000
,00
0
31
6,9
47
,029
,000
,00
0
40
4,2
85
,602
,000
,00
0
0.2
87
99
99
5
0.2
75
56
20
5
7
BD
MN
P
T. B
ank D
anam
on
Ind
on
esia Tb
k.
97
,268
,36
3,0
00
,000
9
8,5
97
,95
3,0
00
,000
1
18,2
06
,573
,000
,00
0
0.0
13
66
93
0
.19
88
74
51
8
BM
RI
PT
. Ban
k M
and
iri (Persero
) Tb
k.
35
8,4
38
,678
,000
,00
0
39
4,6
16
,600
,000
,00
0
44
9,7
74
,551
,000
,00
0
0.1
00
93
19
7
0.1
39
77
60
5
9
BU
MI
PT
. Bu
mi R
esou
rce Tb
k.
57
,320
,99
5,0
00
,000
6
9,1
26
,34
5,0
00
,000
7
8,8
79
,49
1,0
00
,000
0
.20
59
51
59
0
.14
10
91
59
10
CP
IN
Ch
aroen
Po
kp
han
d In
do
nesia T
bk.
5,1
78
,540
,000
,00
0
5,3
49
,375
,000
,00
0
6,5
18
,276
,000
,00
0
0.0
32
98
90
3
0.2
18
51
17
11
DO
ID
PT
. Delta D
un
ia Mak
mu
r Tb
k.
4,2
87
,610
,000
,00
0
6,5
70
,729
,000
,00
0
7,6
37
,438
,000
,00
0
0.5
32
49
22
3
0.1
62
34
25
7
12
EL
TY
P
T. B
akrieL
and
Dev
elop
men
t Tb
k.
8,3
34
,991
,000
,00
0
11
,592
,63
1,0
00
,000
1
7,0
64
,19
6,0
00
,000
0
.39
08
39
05
0
.47
19
86
47
13
EX
CL
X
L A
xiata T
bk.
26
,392
,96
5,0
00
,000
2
7,3
80
,09
5,0
00
,000
2
7,4
51
,28
1,0
00
,000
0
.03
74
01
25
0
.00
25
99
92
14
GG
RM
P
T. G
ud
ang G
aram T
bk.
24
,072
,95
9,0
00
,000
2
7,2
30
,96
5,0
00
,000
3
0,7
41
,67
9,0
00
,000
0
.13
11
84
79
0
.12
89
23
6
15
GJT
L
PT
. Gajah
Tu
nggal T
bk.
8,7
13
,559
,000
,00
0
8,8
77
,146
,000
,00
0
10
,374
,16
7,0
00
,000
0
.01
87
73
84
0
.16
86
37
65
16
IND
F
Indo
foo
d S
ukses M
akm
ur T
bk.
35
,591
,30
9,0
00
,000
4
0,3
82
,95
3,0
00
,000
4
7,2
75
,95
5,0
00
,000
0
.13
46
29
61
0
.17
06
90
89
17
INT
P
Indo
cemen
t Tu
nggal P
rakasa T
bk
. 1
1,2
86
,70
6,8
63
,779
1
3,2
76
,27
0,2
32
,548
1
5,3
46
,14
6,0
00
,000
0
.17
62
74
92
0
.15
59
07
93
18
ITM
G
PT
. Ind
o T
amb
angray
a Meg
ah T
bk.
97
9,0
65
,000
,000
1
,19
8,5
71
,000
,00
0
1,2
59
,706
,000
,00
0
0.2
24
19
96
2
0.0
51
00
65
7
19
JSM
R
PT
. Jasa Marg
a (Persero
) Tb
k.
14
,642
,76
0,0
00
,000
1
6,1
74
,26
4,0
00
,000
1
6,9
52
,12
9,3
34
,000
0
.10
45
91
21
0
.04
80
92
78
20
KB
LF
kalb
e Farm
a Tb
k.
5,7
03
,832
,000
,00
0
6,4
82
,446
,000
,00
0
7,0
32
,496
,663
,28
8
0.1
36
50
71
8
0.0
84
85
23
3
21
LP
KR
L
ipp
o K
arawaci T
bk.
11
,787
,77
7,2
10
,609
1
2,1
27
,64
4,0
10
,796
1
6,1
55
,38
4,9
19
,926
0
.02
88
32
14
0
.33
21
12
4
22
LS
IP
PP
. Lo
nd
on
Su
matra In
do
nesia T
bk.
4,9
21
,310
,000
,00
0
4,9
45
,380
,000
,00
0
5,5
61
,433
,000
,00
0
0.0
04
89
09
7
0.1
24
57
14
2
23
ME
DC
P
T. M
edco
En
ergi In
ternasio
nal T
bk.
21
,683
,44
9,0
00
,000
2
2,1
80
,78
8,0
00
,000
2
3,4
82
,11
2,0
00
,000
0
.02
29
36
34
0
.05
86
68
97
24
PG
AS
P
erusah
aan G
as Neg
ara (Persero
) Tb
k.
25
,550
,58
0,0
00
,000
2
8,6
70
,44
0,0
00
,000
3
2,0
87
,43
0,9
94
,073
0
.12
21
05
25
0
.11
91
81
67
25
PT
BA
T
amb
ang B
atu B
ara Bu
kit A
sam (P
ersero) T
bk.
6,1
06
,392
,000
,00
0
8,0
78
,578
,000
,00
0
8,7
22
,699
,000
,00
0
0.3
22
97
07
5
0.0
79
73
19
8
26
SM
CB
P
T. H
olcim
Indo
nesia T
bk.
8,2
08
,985
,000
,00
0
8,2
65
,366
,000
,00
0
10
,437
,24
9,0
00
,000
0
.00
68
68
21
0
.26
27
69
13
27
TIN
S
Tim
ah (P
ersero)
5,7
85
,003
,000
,00
0
5,8
55
,712
,000
,00
0
5,8
81
,108
,000
,00
0
0.0
12
22
28
1
0.0
04
33
69
6
28
UN
SP
P
T. B
akrie S
um
atera Plan
tation
Tb
k.
4,7
00
,319
,000
,00
0
5,0
71
,797
,000
,00
0
18
,502
,25
7,0
00
,000
0
.07
90
32
51
2
.64
80
67
34
29
UN
TR
U
nited
Tracto
r Tb
k.
22
,847
,72
1,0
00
,000
2
4,4
04
,82
8,0
00
,000
2
9,7
00
,91
4,0
00
,000
0
.06
81
51
52
0
.21
70
09
77
30
UN
VR
U
nilev
er Ind
on
esia Tb
k.
6,5
04
,736
,000
,00
0
7,4
84
,990
,000
,00
0
8,7
01
,262
,000
,00
0
0.1
50
69
85
1
0.1
62
49
48
1
83
L
AM
PIR
AN
5
DA
FT
AR
NIL
AI K
EC
EN
DE
RU
NG
AN
TE
RJA
DIN
YA
SE
NG
KE
TA
PA
JA
K
No
K
od
e N
ama P
erusah
aan
Pen
erimaan
P
enerim
aan
Pen
gelu
aran
Pen
gelu
aran
CR
/CD
C
R/C
D
20
12
20
13
20
12
20
13
20
12
20
13
1
AA
LI
Agro
Astra L
estari Tb
k.
1,9
84
,89
4,0
00
,000
2
,946
,65
7,0
00
,000
1
,293
,49
0,0
00
,000
1
,390
,87
8,0
00
,000
1
.53
45
26
2.1
185
59
2
AN
TM
A
nek
a Tam
ban
g (P
ersero) T
bk.
995
,40
9,6
94
,000
2
,004
,57
3,5
31
,000
4
56
,19
9,0
21
,000
4
30
,01
4,9
91
,000
2
.18
19
64
4.6
616
36
3
AS
II A
stra Intern
asion
al Tb
k.
11
,33
5,0
00
,00
0,0
00
2
7,5
76
,40
0,0
00
,00
0
4,7
71
,00
0,0
00
,00
0
68
,94
0,0
00
,00
0,0
00
2
.37
58
12
0.4
000
06
4
BB
CA
B
ank C
entral A
sia Tb
k.
27
,12
1,2
77
,00
0,0
00
2
,84
9,8
66
,90
0,0
00
1
0,1
26
,74
1,0
00
,00
0
4,9
99
,39
6,0
00
,00
0
2.6
781
84
0.5
700
42
5
BB
NI
PT
. Ban
k N
egara In
don
esia (Persero
) Tb
k.
4,6
12
,85
4,2
00
,00
0
14
,15
4,1
27
,00
0,0
00
1
3,1
76
,72
6,0
00
,00
0
7,9
27
,93
6,0
00
,00
0
0.3
500
76
1.7
853
48
6
BB
RI
PT
. Ban
k R
akyat In
don
esia (Persero
) Tb
k.
20
,77
3,7
18
,00
0,0
00
4
6,5
17
,66
7,0
00
,00
0
6,3
73
,99
0,0
00
,00
0
21
,91
9,8
80
,00
0,0
00
3
.25
91
39
2.1
221
68
7
BD
MN
P
T. B
ank D
anam
on
Ind
on
esia Tb
k.
43
5,7
77
,00
0,0
00
2
,89
5,8
63
,18
0,0
00
2
10
,69
6,0
00
,00
0
3,5
75
,11
5,0
00
,00
0
2.0
682
74
0.8
100
06
8
BM
RI
PT
. Ban
k M
and
iri (Persero
) Tb
k.
12
,36
0,0
87
,00
0,0
00
4
,21
0,9
00
,20
0,0
00
4
,71
6,0
52
,00
0,0
00
2
,38
1,7
28
,00
0,0
00
2
.62
08
55
1.7
680
02
9
BU
MI
PT
. Bu
mi R
esou
rce Tb
k.
2,4
60
,38
5,1
40
,00
0
3,1
07
,33
4,9
30
,00
0
1,5
96
,96
5,7
90
,00
0
70
1,7
53
,85
7,0
00
1
.54
06
62
4.4
279
56
10
CP
IN
Ch
aroen
Po
kp
han
d In
do
nesia T
bk.
1,8
55
,54
6,0
00
,00
0
2,4
05
,09
5,0
00
,00
0
1,7
11
,09
3,0
00
,00
0
1,0
90
,98
5,0
00
,00
0
1.0
844
21
2.2
045
17
11
DO
ID
PT
. Delta D
un
ia Mak
mu
r Tb
k.
28
6,3
11
,43
1,5
55
1
,16
4,3
02
,94
3,8
82
1
,68
3,5
96
,59
7,3
73
8
46
,36
3,1
85
,84
9
0.1
700
59
1.3
756
54
12
EL
TY
P
T. B
akrieL
and
Dev
elop
men
t Tb
k.
22
4,5
10
,89
4,9
48
2
,20
8,6
37
,40
0,7
58
1
,49
4,0
71
,96
6,3
19
2
,05
4,0
01
,61
8,9
80
0
.15
02
68
1.0
752
85
13
EX
CL
X
L A
xiata T
bk.
7,7
18
,28
9,0
00
,00
0
8,7
94
,89
1,0
00
,00
0
5,1
23
,42
8,0
00
,00
0
5,0
57
,07
7,0
00
,00
0
1.5
064
7
1.7
391
25
14
GG
RM
P
T. G
ud
ang G
aram T
bk.
3,2
65
,20
1,0
00
,00
0
2,8
72
,59
8,0
00
,00
0
1,3
87
,25
4,0
00
,00
0
1,0
94
,19
7,0
00
,00
0
2.3
537
15
2.6
253
02
15
GJT
L
PT
. Gajah
Tu
nggal T
bk.
1,1
37
,40
5,0
00
,00
0
1,0
10
,98
0,0
00
,00
0
39
4,0
41
,00
0,0
00
8
58
,99
6,0
00
,00
0
2.8
865
14
1.1
769
32
16
IND
F
Indo
foo
d S
ukses M
akm
ur T
bk.
2,2
59
,36
4,8
00
,00
0
6,9
09
,95
0,0
00
,00
0
2,8
24
,08
1,0
00
,00
0
2,0
89
,50
9,0
00
,00
0
0.8
000
35
3.3
069
73
17
INT
P
Indo
cemen
t Tu
nggal P
rakasa T
bk
. 3
,18
4,4
21
,63
2,0
15
3
,37
6,0
92
,40
2,5
60
1
,07
9,4
50
,55
0,7
17
8
83
,85
4,4
21
,92
8
2.9
500
39
3.8
197
38
18
ITM
G
PT
. Ind
o T
amb
angray
a Meg
ah T
bk.
3,4
17
,62
6,3
90
,00
0
6,8
38
,88
4,0
00
,00
0
10
,67
0,7
07
,00
0,0
00
5
,97
0,7
13
,00
0,0
00
0
.32
02
81
1.1
454
05
19
JSM
R
PT
. Jasa Marg
a (Persero
) Tb
k.
1,9
74
,80
5,7
01
,00
0
1,4
95
,87
3,7
51
,20
0
1,0
80
,84
7,6
59
,00
0
1,7
80
,79
0,1
80
,00
0
1.8
270
9
0.8
400
06
20
KB
LF
kalb
e Farm
a Tb
k.
1,3
63
,58
3,4
40
,60
1
1,2
53
,90
7,8
63
,69
6
64
5,4
40
,19
6,8
92
2
32
,13
3,8
07
,94
6
2.1
126
41
5.4
016
6
21
LP
KR
L
ipp
o K
arawaci T
bk.
10
9,8
67
,89
0,7
48
6
89
,99
5,7
73
,78
6
11
8,1
38
,58
1,4
49
9
3,7
33
,63
1,4
89
0
.92
99
92
7.3
612
4
22
LS
IP
PP
. Lo
nd
on
Su
matra In
do
nesia T
bk.
88
1,1
67
,00
0,0
00
1
,37
7,2
27
,00
0,0
00
5
31
,49
8,0
00
,00
0
40
2,1
44
,00
0,0
00
1
.65
78
93
3.4
247
11
23
ME
DC
P
T. M
edco
En
ergi In
ternasio
nal T
bk.
76
5,9
62
,77
0,0
00
8
79
,24
1,4
30
,00
0
15
4,0
98
,92
8,0
00
2
07
,69
0,6
49
,00
0
4.9
705
91
4.2
334
18
24
PG
AS
P
erusah
aan G
as Neg
ara (Persero
) Tb
k.
6,9
52
,93
4,6
96
,17
4
9,5
45
,18
0,2
46
,74
1
1,2
97
,27
6,6
98
,41
3
3,4
45
,63
0,6
69
,84
1
5.3
596
39
2.7
702
27
25
PT
BA
T
amb
ang B
atu B
ara Bu
kit A
sam (P
ersero) T
bk.
2,7
60
,21
0,0
00
,00
0
2,4
89
,79
4,0
00
,00
0
74
2,7
40
,00
0,0
00
7
99
,16
0,0
00
,00
0
3.7
162
53
3.1
155
14
26
SM
CB
P
T. H
olcim
Indo
nesia T
bk.
1,5
42
,86
5,0
00
,00
0
1,0
61
,72
6,0
00
,00
0
47
0,1
19
,00
0,0
00
2
54
,87
3,0
00
,00
0
3.2
818
61
4.1
657
06
27
TIN
S
Tim
ah (P
ersero)
1,4
72
,82
0,0
00
,00
0
78
3,7
64
,00
0,0
00
7
27
,71
2,0
00
,00
0
12
7,2
18
,00
0,0
00
2
.02
39
05
6.1
607
95
28
UN
SP
P
T. B
akrie S
um
atera Plan
tation
Tb
k.
54
0,5
32
,48
3,0
00
9
55
,00
3,3
51
,00
0
59
6,4
49
,46
1,0
00
4
,33
4,3
86
,53
1,0
00
0
.90
62
5
0.2
203
32
29
UN
TR
U
nited
Tracto
r Tb
k.
5,1
01
,02
2,0
00
,00
0
2,1
77
,60
3,0
00
,00
0
3,0
60
,46
8,0
00
,00
0
3,6
29
,17
0,0
00
,00
0
1.6
667
46
0.6
000
28
30
UN
VR
U
nilev
er Ind
on
esia Tb
k.
3,6
19
,18
9,0
00
,00
0
5,4
61
,87
6,0
00
,00
0
1,3
10
,02
4,0
00
,00
0
1,4
33
,13
8,0
00
,00
0
2.7
626
89
3.8
111
31
84
LAMPIRAN 6
Hasil Output SPSS
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 60 .01 1.16 .1567 .14640
SIZE 60 12.08 14.65 13.3389 .61624
SALESGROW 60 .00 2.65 .1883 .34150
KSP 60 .15 7.36 2.3552 1.58489
Valid N (listwise) 60
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
LnROA .930 1.075
LnSALESGROW .883 1.132
LnSIZE .827 1.210
a. Dependent Variable: LnKSP
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .367a .134 .088 .83937 1.516
a. Predictors: (Constant), LnSIZE, LnROA, LnSALESGROW
b. Dependent Variable: LnKSP
85
Grafik Scatterplot
Grafik Histogram
86
Grafik Normal P P-Plot
Hasil Uji Koefesien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .367a .134 .088 .83937
a. Predictors: (Constant), LnSALESGROW, LnROA, LnSIZE
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 6.127 3 2.042 2.899 .043b
Residual 39.454 56 .705
Total 45.581 59
a. Dependent Variable: LnKSP
b. Predictors: (Constant), LnSALESGROW, LnROA, LnSIZE
87
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -3.822 3.500 -1.092 .279
Lnsize .281 .200 .182 1.409 .164
Lnsalesgrow -.246 .094 -.345 -2.609 .012
KSP 1.703 1.356 .172 1.256 .214
a. Dependent Variable: LnKSP
Top Related