PENGARUH PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK
TERHADAP PERAN AKUNTAN PUBLIK DALAM
PENGUNGKAPAN KECURANGAN
(Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)
Oleh :
S U S A N T I 105082002733
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
PENGARUH PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK
TERHADAP PERAN AKUNTAN PUBLIK
DALAM PENGUNGKAPAN KECURANGAN
(Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh:
Susanti
NIM: 105082002733
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Rini, SE, Ak, Msi NIP. 19570617 195803 1 002 NIP. 19760315 200501 2 002
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2009
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Hari ini Selasa Tanggal 02 Bulan Oktober Tahun Dua Ribu Sembilan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Susanti, NIM: 105082002733 dengan
judul skripsi “PENGARUH PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK
TERHADAP PERAN AKUNTAN PUBLIK DALAM PENGUNGKAPAN
KECURANGAN”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 02 Oktober 2009
Tim Penguji Ujian komprehensif
Afif Sulfa, SE, Ak, Msi Reskino, SE, Ak, Msi Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Penguji Ahli
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Hari ini Jumat Tanggal 20 Bulan November Tahun Dua Ribu Sembilan telah
dilakukan ujian skripsi atas nama Susanti, NIM : 105082002733 dengan judul
Skripsi “PENGARUH PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK
TERHADAP PERAN AKUNTAN PUBLIK DALAM PENGUNGKAPAN
KECURANGAN”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 November 2009
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Abdul hamid, MS Rini, SE, Ak, Msi Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Azzam Jassin, MBA, Ak Penguji Ahli
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Susanti
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta / 11 agustus 1987
Alamat : Jl. Kri anoa No. 22 Rt. 005 / Rw. 012 Kebayoran
Baru – Jakarta Selatan
No. Telp / Hp : 021-98023696 / 085714163494
Email : [email protected]
Kebangsaan : Indonesia
Pendidikan Formal :
1. Taman Kanak-Kanak Raudhatul Ulum Jakarta 1992-1993
2. Sekolah Dasar Negri Pulo 03 pagi Jakarta 1993-1999
3. Sekolah Lanjutan Tingkatan Pertama 19 Republik
de Columbia Jakarta 1999-2002
4. Sekolah Menengah Atas 46 jakarta 2002-2005
5. Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta 2005-2009
Pendidikan Informal :
1. Basic&Elementary di LPIA 1998-1999
2. Komputer di SMA 46 Jakarta 2002-2003
Pengalaman Organisasi:
1. Divisi Kesenian dan Olah Raga (KESORGA) Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Jakarta periode 2006-2007.
2. Divisi Kesenian Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan (BEMJ) Akuntansi
FEIS UIN Jakarta Periode 2007-2008.
3. Koordinator tari saman FEIS UIN Jakarta tahun 2006-2007.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
ABSTRACT
This research objective is to examine the influence of professionalism of
external auditor on external auditor role in detecting fraud. An image from a
professional person is reflect into five things : dedication to professions, social
responsibility, autonomy demands, belief in self-regulation, and professional
community affiliation.
The method that used in this research is multipple regression. The result
found that professional community affilition impact to role of public accountant in
detecting fraud, but different from factors dedication to professions, social
responsibility, autonomy demands, and belief in self-regulation is not give
influence to role of public accountant in detecting fraud. Hypothesis test indicate
that is significant relationship between professionalism level (five dimentions)
and role of public accountant in detecting fraud with significant level 0,000.
keyword: professionalism and fraud
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Profesionalisme
Akuntan Publik Terhadap Peran Akuntan Publik dalam Pengungkapan
Kecurangan. Gambaran seseorang yang profesional dalam profesi dicerminkan
kedalam lima hal, yaitu: pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian,
keyakinan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan sesama profesi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi
berganda. Hasil uji regresi ditemukan bahwa hubungan dengan sesama profesi
berpengaruh terhadap peran akuntan publik dalam pengungkapan kecurangan
sedangkan pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan
terhadap profesi tidak berpengaruh terhadap peran akuntan publik dalam
pengungkapan kecurangan. Pengujian hipotesis menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan antara tingkat profesionalisme (lima dimensi) dan peran akuntan
publik dalam pengungkapan kecurangan dengan tingkat signifikansi sebesar
0,000.
kata kunci: profesionalisme dan kecurangan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘Alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan nikmat yang telah diberikan. Shalawat serta salam penulis
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Perkenankan penulis menyampaikan ucapan terimakasih atas dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak yang turut andil dalam proses penulisan skripsi
ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Profesionalisme Akuntan Publik terhadap Peran Akuntan Publik dalam
Pengungkapan Kecurangan”, semoga Allah SWT membalas kebaikannya
dengan balasan yang lebih baik, mereka adalah:
1. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dorongan berupa
semangat maupun doa.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial dan selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan
waktu serta memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi
ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Pudek I Akademik yang banyak
memberi pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.
4. Ibu Rini, SE, Ak., Msi selaku dosen Pembimbing Skripsi dan Pembimbing
Akademik yang telah banyak membantu penulis dan dengan kelembutan
hatinya memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
5. Seluruh staff pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
6. Teman-teman Akuntansi D, Kaka Reza, Bob, Puput, Dzilah, Ian, Papi, Andre,
Mas Mul, faw2, Putri, Kaka Rika, zakiyah. Asri, Iis, Vya, Adzizah, Liantih,
Uwi, siwi, Ridho, Adit dan lain lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per
satu.
7. Fuah yang udah banyak bantu waktu belajar kompre, penulisan skripsi, dan
yang selalu kasih doa dan support, thanx ya..juga buat temen main dan hura-
hura Intan, Ryan, Kasyaf, Rika, Lia, Towie..
8. Terima Kasih spesial untuk Andri yang telah banyak membantu penulis dan
selalu memberikan motivasi dan doa.
9. Teman kerja di Starbucks Coffee Senayan City 1, Mba Nia, Ka Ine, Mas Ajie,
Mama Saddam, Rizky, Afit, Cakra, Toni, Danny, Karina, Rachmi.
Penulis Menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, tetapi besar harapan
penulis skripsi ini dapat membawa nama baik almamater terutama Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial dan dapat membantu peneliti lain yang akan
melanjutkan penelitian.
Jakarta, 30 November 2009
( Susanti)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................ iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... iv
ABSTRACT ................................................................................................ v
ABSTRAK ................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................ 1
B. Perumusan Masalah .................................................................. 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 9
1. Tujuan Penelitian ................................................................ 9
2. Manfaat Penelitian .............................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 11
A. Pengertian profesionalisme ...................................................... 11
B. Konsep Profesionalisme ........................................................... 12
C. Komitmen Profesional .............................................................. 14
D. Cara Akuntan publik Mewujudkan Perilaku Profesional .......... 15
E. Peran Akuntan Publik .............................................................. 18
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
F. Jenis Resiko Utama dalam Praktek Audit ................................. 19
G. Pengertiaan, Proses, Unsur dan Faktor Pemicu Fraud ................ 20
H. Jenis-Jenis Fraud ...................................................................... 22
I. Fraudulent Financial Reporting ................................................. 25
J. Pencegahan dan Pendeteksian Fraud ......................................... 28
K. Kerangka Pemikiran ................................................................. 29
L. Pengembangan Hipotesis .......................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 31
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 31
B. Metode Penelitian Sampel ........................................................ 31
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 32
D. Metode Analisis Data ............................................................... 32
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya .................... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 42
A. Gambaran Objek Penelitian ....................................................... 42
1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 42
2. Karakteristik Responden ....................................................... 45
B. Uji Instrumen Penelitian ............................................................ 47
1. Uji Validitas ........................................................................... 47
2. Uji Reliabilitas ........................................................................ 51
C. Analisis dan Pembahasan ........................................................... 54
1. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 54
a) Uji Multikoloniearitas .......................................................... 54
b) Uji Autokorelasi .................................................................. 56
c) Uji Heterokedastisitas .......................................................... 57
d) Uji Normalitas ..................................................................... 58
2. Pengujian Hipotesis .................................................................... 60
a) Uji Koefisien Determinasi .................................................... 60
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
b) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ........... 62
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ............................. 69
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ............................................... 73
A. Kesimpulan .................................................................................. 73
B. Implikasi ....................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 79
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Hal
4.1 Wilayah dan Nama KAP 43
4.2 Distribusi Kuesioner 44
4.3 Karakteristik Responden 45
4.4 Uji Validitas Instrumen Pengabdian pada Profesi 47
4.5 Uji Validitas Instrumen Kewajiban Sosial 48
4.6 Uji Validitas Instrumen Kemandirian 48
4.7 Uji Validitas Instrumen Keyakinan terhadap Profesi 49
4.8 Uji Validitas Isntrumen Hubungan dengan Sesama Profesi 50
4.9 Uji Validitas Instrumen Peran Akuntan Publik 50
4.10 Uji Reliabilitas Instrumen Pengabdian pada Profesi 51
4.11 Uji Reliabilitas Instrumen Kewajiban Sosial 52
4.12 Uji Reliabilitas Instrumen Kemandirian 52
4.13 Uji Reliabilitas Isntrumen Keyakinan terhadap Profesi 53
4.14 Uji Reliabilitas Instrumen Hubungan dengan sesama Profesi 53
4.15 Uji Reliabilitas Instrumen Peran Akuntan Publik 54
4.16 Uji Multikolonieritas 55
4.17 Uji Autokorelasi 56
4.18 Uji Koefesien Determinasi 61
4.19 Uji statistik t 63
4.20 Uji Statistik F 69
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Hal
2.1 Model Hubungan 29
4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas 55
4.2 Grafik Histogram 57
4.3 Gambar Normal Plot 57
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Hal
1 Tabel Matrix Keputusan Responden 79
2 Kuesioner Penelitian 102
3 Uji Instrumen Penelitian (Validitas dan Reliabilitas) 109
4 Uji Asumsi Klasik (Multikoloniearitas dan Normalitas) 125
5 Uji Statistik (Regression) 128
6 Surat Keterangan Penyebaran Kuesioner 131
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Di dalam perkembangan usahanya, untuk pengembangan usaha
perusahaan perlu pendanaan. Pendanaan bisa dari internal maupun eksternal
perusahaan, yang tidak selalu dalam bentuk penyertaan modal dari pemilik
tetapi dapat juga berupa pinjaman dari kreditur. Dengan demikian, pihak-
pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan tidak lagi
hanya terbatas pada pihak intern perusahaan melainkan juga pihak ekstern
perusahaan seperti investor dan kreditor (Leng, 1997).
Adanya kepentingan pihak di luar perusahaan terhadap laporan
keuangan yang disajikan berisi informasi yang dapat dipercaya, karena dari
sudut pandangan pihak luar, pimpinan perusahaan mempunyai kepentingan,
baik kepentingan keuangan maupun kepentingan non keuangan dalam
menyusun suatu laporan keuangan. Disamping itu peranan akuntan publik
juga telah dilembagakan oleh pemerintah, khususnya dalam bidang pasar
modal. Dimana sebuah perusahaan yang akan go publik harus menyertakan
laporan keuangan yang telah diperiksa (diaudit) oleh akuntan publik dengan
pendapat “wajar tanpa Syarat” (WTS). Namun sering dijumpai banyak
perusahaan yang laporan keuangan dan catatannya dinyatakan sehat oleh
akuntan publik dan diijinkan go publik ternyata berada dalam kondisi yang
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
buruk atau tidak sehat. Dengan kata lain laporan akuntan publik dengan
pendapat WTS tidaklah sesuai dengan keadaan perusahaan (Leng, 1997).
Sebuah perusahaan dapat dikatakan sehat bila pembukuannya sudah
diaudit dan disusun dalam bentuk neraca keuangan disertai catatan unqualified
opinion oleh akuntan publik. Hasil audit dengan unqualified opinion berarti
segala transaksi yang menyangkut masalah finansial suatu perusahaan
dianggap telah di catat sesuai data-data dan bukti-bukti pendukung sebenarnya
serta perkiraan yang tepat, tidak ada yang ditutup-tutupi. Artinya, baik neraca
ataupun laporan laba rugi yang disiapkan bagian pembukuan suatu perusahaan
yang diperiksa dan diteliti telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku di Indonesia. Adanya kejadian-kejadian seperti off
balance sheet (kasus Bank Duta) dan skorsing terhadap akuntan publik,
menyebabkan timbulnya anggapan bahwa fungsi akuntan publik tidak lebih
dari sekedar mencocok-cocokkan angka-angka yang disediakan suatu
perusahaan dalam bentuk Neraca dan Laporan laba rugi terhadap data-data
dan bukti-bukti pendukung, yang bisa saja dibuat-buat atau diusahakan
perusahaan dari berbagai sumber (Wilopo, 2006).
Dalam menjalankan profesinya, akuntan publik mempunyai tanggung
jawab baik secara profesional maupun secara hukum dan pelaksanaan
tanggung jawab tersebut harus didasarkan pada pedoman umum yang berlaku
bagi seorang auditor, yaitu norma-norma pemeriksaaan akuntan. Apabila
seorang auditor dalam menjalankan profesinya sudah berpedoman sesuai
dengan Norma Pemeriksaan Akuntan, namun masih terjadi kasus-kasus yang
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
menyebabkan masyarakat memberikan penilain negatif terhadap profesi
mereka, maka perlu dipertanyakan apakah penyebab terjadinya penyimpangan
yang tidak terungkap oleh akuntan publik pada saat melakukan pemeriksaan
(Latuheru, 2004).
Laporan keuangan adalah laporan yang disajikan oleh klien. Auditor
bertanggung jawab dalam penentuan kecermatan pencatatan data yang
menjadi dasar laporan keuangan itu, dalam cara penyajiannya, dan dalam
pendapat atas laporan keuangan tersebut. Jika auditor bersalah karena lalai, ia
bertanggung jawab atas terjadinya ketidakcermatan di dalam laporan
keuangan. Jadi, tanggung jawab atas kewajaran penyajian laporan keuangan
sebagian ditanggung oleh manajemen dan sebagian oleh auditor. Jika auditor
tidak bersedia memberikan pendapat, maka ia hanya memikul tanggung jawab
untuk menjelaskan mengapa ia tidak memberikan pendapat. Dalam hal ini
perlu dinilai bahwa penyebab terjadinya penyimpangan yang tidak terungkap
ini dapat timbul dari dua belah pihak, yaitu dari manajemen perusahaan
sebagai pemberi tugas dan akuntan publik sebagai penerima tugas (Herawati,
2008).
Di era globalisasi, dimana bisnis tidak lagi mengenal batas Negara,
kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh eksternal auditor
tidak dapat dielakkan lagi, justru menjadi kebutuhan utama sebelum para
pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi profesi yang
diharapkan banyak orang untuk meletakkan kepercayaan pada pemeriksaan
dan pendapat yang diberikan. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
orang yang bekerja sebagai auditor eksternal. Gambaran seseorang yang
profesional dalam profesi eksternal auditor oleh Hall R (1968) dalam Hastuti
et all (2003) dicerminkan kedalam lima hal, yaitu: pengabdian pada profesi,
kewajiban sosial, kemandirian, kepercayaan terhadap peraturan profesi dan
hubungan dengan rekan seprofesi.
Auditor eksternal yang memiliki pandangan profesionalisme yang
tinggi akan memberikan kontribusi yang dapat dipercaya oleh para pengambil
keputusan. Untuk menjalankan perannya yang menuntut tanggungjawab yang
semakin meluas auditor eksternal harus mempunyai wawasan yang luas
tentang kompleksitas organisasi modern (Hastuti, 2003)
Fraudulent dalam laporan keuangan merupakan perhatian utama tidak
hanya bagi dunia usaha dan publik tetapi juga bagi profesi akuntan publik
(auditor). Setiap tahun publik menjadi saksi terjadinya fraud dalam laporan
keuangan perusahaan-perusahaan besar yang tidak terdeteksi oleh auditor
yang bertugas mengaudit laporan keuangan tersebut. Sebut saja kasus berskala
nasional yaitu PT Kimia Farma dengan auditor KAP Delloit Touch Tohmatsu
(Hans Tuanakotta & Mustofa), terjadi penggelembungan laba dalam laporan
keuangannya yang tidak terdeteksi. Kemudian kasus berskala internasional
yaitu kasus Enron Corporation dengan auditor dari Arthur Andersen yang
gagal mendeteksi adanya inflasi pendapatan sampai dengan 600 juta dollar
Amerika sejak tahun 1994 dan menjadi kasus kebangkrutan terbesar di
Amerika yaitu sebesar 62,8 milyar dollar Amerika (Vinten, 2002 dalam Alim
et all 2007). ”Bencana-bencana” tersebut mengagetkan publik dan mengurangi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
kredibilitas auditor terhadap fungsi pelaporan dan menurunkan kepercayaan
publik terhadap profesi akuntan publik.
Banyak pihak yang mempertanyakan tanggung jawab dan fungsi
akuntan publik ketika terjadi kegagalan dalam mendeteksi fraud. Mereka
mengatakan “if they are not there to detect fraud, then what are they there
for?” (Anonim, 2002 dalam Alim 2007).
Kegagalan dalam mendeteksi dan mencegah fraud menimbulkan
banyaknya tuntutan litigasi pada kantor akuntan publik (KAP). KAP The Big
Six antara tahun 1990 dan 1993 harus membayar kerugian akibat kasus fraud
lebih dari 1 milyar dollar Amerika. Kerugian tersebut termasuk di dalamnya
Erns & Young (400 juta dollar), Arthur Andersen (65 juta dollar tahun 1993),
dan Coopers & Lybrand (350 juta dollar tahun 1992). Kasus terbesar terakhir
yang terjadi akhir 2001 adalah kebangkrutan Enron Corporation yang telah
diaudit oleh Arthur Andersen dan auditor gagal untuk menemukan adanya
fraud dalam laporan keuangan ( Koroy, 2008). Kebangkrutan ini bukan
disebabkan oleh ekonomi yang melemah, melainkan kesalahan fatal dalam
sistem akuntan mereka. Selama tujuh tahun terakhir, Enron melebih-lebihkan
laba bersih dan menutup-nutupi utang mereka. Kejatuhan Enron bermula dari
dibukanya partnership-partnership yang bertujuan untuk menambah
keuntungan pada Enron. Partnership-partnership yang diberi nama “special
purpose partnership” memang memiliki karakteristik yang istimewa. Enron
mendirikan kongsi dengan seorang partner dagang. Partner dagang mereka
biasanya hanya satu untuk setiap partnership dan kongsi dagang ini
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
menyumbang modal yang sangat sedikit, sekitar 3% dari jumlah modal
keseluruhan. Secara hukum, perusahaan di Amerika, apabila induk perusahaan
berpartisipasi dalam partnership dimana partner dagang menyumbang
sedikitnya 3% dari modal keseluruhan, maka neraca partnership ini tidak perlu
dikonsolidasikan dengan neraca dari induk perusahaan. Tetapi, partnership ini
harus dijabarkan secara terbuka dalam laporan akhir tahunan dari induk
perusahaan agar pemegang saham dari induk perusahaan maklum dengan
keberadaan operasi tersebut (Lamriama, 2009).
Dengan banyaknya skandal tentang pelaporan keuangan di Amerika
Serikat, seperti kasus Enron yang melibatkan kantor Akuntan kondang Arthur
Andersen, maka lahirlah Sarbanes-Oxley Act (SOA) sebuah produk hukum
(Undang- Undang) di Amerika Serikat (AS) yang mengatur tentang
akuntabilitas, praktik akuntansi dan keterbukaan informasi, termasuk tata cara
pengelolaan data di perusahaan publik. Eksistensi SOA tersebut diprakarsai
oleh senator Paul Sarbanes dari Maryland dan Michael Oxley wakil rakyat
dari Ohio. SOA telah disyahkan pada tahun 2002 oleh presiden AS (George
W. Bush). UU tersebut mensyaratkan adanya pengungkapan (disclosure)
tentang informasi keuangan yang cukup, keterangan tentang pencapaian hasil-
hasil (kinerja) manajemen, kode etik bagi eksekutif di bidang keuangan dan
independensi komite audit yang efektif serta pembatasan kompensasi bagi
para eksekutif perusahaan termasuk pembaharuan tatakelola perusahaan
(corporate governance). Manfaat SOA secara langsung berdampak positif
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
dalam rangka implementasi GCG di perusahaan publik di berbagai belahan
dunia lainnya (Effendi, 2008).
Semakin besarnya tuntutan publik agar auditor mampu mencegah dan
mendeteksi adanya fraud di dalam laporan keuangan merupakan sesuatu yang
harus direspon oleh profesi akuntan publik. Profesi akuntan publik merupakan
profesi yang berhubungan dengan kepercayaan dan kredibilitas. Ketika dua
hal tersebut hilang maka profesi ini akan dianggap sebagai sesuatu yang tidak
diperlukan lagi dan pada akhirnya akan hilang (Nasution, 2003).
Penelitian yang dilakukan Taufik (2008) yang berjudul pengaruh
pengalaman kerja dan pendidikan profesi auditor internal terhadap
kemampuan mendeteksi fraud menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel pengalaman kerja terhadap pendeteksian indikasi
fraud, juga pendidikan profesi auditor internal berpengaruh secara signifikan
terhadap pendeteksian indikasi fraud.
Penelitian yang dilakukan Sodik (2007) yang berjudul pengaruh
keahlian dan independensi auditor internal terhadap kemampuan mendeteksi
indikasi fraud menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang tidak signifikan dari
variabel keahlian terhadap pendeteksian indikasi fraud, juga independensi
auditor internal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendeteksian
indikasi fraud.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis termotivasi melakukan
penelitian ini karena untuk mengetahui penerapan profesionalisme akuntan
publik dan seberapa besar pengaruh profesionalisme akuntan terhadap peran
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
akuntan publik dalam mengungkapkan kecurangan. Berdasarkan hal tersebut,
maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Profesionalisme Akuntan Publik terhadap Peran Akuntan Publik dalam
Pengungkapan Kecurangan”.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel
dependennya, yaitu pendeteksian indikasi fraud, sama seperti Taufik (2008)
dan Sodik (2007). Adapun perbedaanya yaitu pada variabel-variabel
dependennya. Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh profesionalisme
akuntan publik terhadap peran akuntan publik dalam mengungkapkan
kecurangan. Kemudian sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah para
auditor eksternal.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka perumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Apakah profesionalisme akuntan publik yaitu pengabdian pada profesi,
kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap peraturan profesi,
dan hubungan dengan rekan seprofesi dapat mempengaruhi peran
akuntan publik dalam pengungkapan kecurangan?
b. Dari dimensi profesionalisme akuntan publik yaitu pengabdian pada
profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan
hubungan dengan sesama profesi, manakah yang paling dominan dalam
mempengaruhi peran akuntan publik dalam pengungkapan kecurangan?
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, adapun tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah:
a. Menguji profesionalisme auditor yaitu pengabdian pada profesi,
kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap peraturan profesi,
dan hubungan dengan rekan seprofesi dapat mempengaruhi peran
akuntan publik dalam pengungkapan kecurangan.
b. Mengetahui manakah dari dimensi profesionalisme auditor yaitu
pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan
terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan rekan seprofesi yang
paling dominan dalam mempengaruhi peran akuntan publik dalam
pengungkapan kecurangan?
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua
pihak, antara lain:
a. Bagi auditor, penelitian ini dapat memberikan motivasi pada auditor
untuk dapat meningkatkan profesionalisme dalam mengungkapkan
kecurangan.
b. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
informasi tambahan yang mungkin bermanfaat dalam menganalisa
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
profesionalisme akuntan publik yang berpengaruh terhadap
peranannya dalam mengungkapkan kecurangan.
c. Bagi pihak yang berkepentingan lainnya, penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan dapat digunakan oleh
para peneliti-peneliti berikutnya sebagai salah satu referensi dalam
penelitiannya.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Profesionalisme
Profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual.
“Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria,
sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang
penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak”
(Kalbers dan Fogarty, 1995:72 dalam Wahyudi, 2006).
Dalam pengertian umum, seseorang dikatakan profesional jika
memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan
tugas sesuai dengan bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau profesi
dengan menetapkan standar baku di bidang profesi yang bersangkutan dan
menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi etika profesi yang telah
ditetapkan (Herawati, 2008).
B. Konsep Profesionalisme
Dalam penelitian ini konsep profesionalisme yang digunakan
adalah konsep untuk mengukur bagaimana para profesional memandang
profesi mereka yang tercermin dalam sikap dan perilaku mereka. Dengan
anggapan bahwa sikap dan perilaku mempunyai hubungan timbal balik.
Perilaku profesionalisme merupakan cerminan dari sikap profesionalisme,
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
demikian pula sebaliknya sikap profesional tercermin dari perilaku yang
profesional (Wibowo, 2003).
Hall R (1968) dalam Hastuti dkk (2003) menyatakan ada lima
dimensi profesionalisme, yaitu:
1. Pengabdian pada profesi (dedication)
Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi profesionalisme
dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki.
Keteguhan untuk tetap melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan
ekstrinsik kurang. Pekerjaan didefinisikan sebagai tujuan, bukan hanya
sebagai alat untuk mencapai tujuan. Totalitas ini sudah menjadi
komitmen pribadi, sehingga kompensasi utama yang diharapkan dari
pekerjaan adalah kepuasan rohani, baru kemudian materi.
2. Kewajiban sosial (social obligation)
Yaitu pandangan tentang pentingnya peran profesi serta manfaat yang
diperoleh baik untuk masyarakat atau pun oleh pofesional karena
adanya pekerjaan tersebut.
3. Kemandirian (autonomy demands)
Yaitu suatu pandangan bahwa seorang profesional harus mampu
membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak yang lain. Setiap
ada campur tangan dari luar dianggap sebagai hambatan kemandirian
secara professional. Banyak orang yang menginginkan pekerjaan yang
memberikan hak-hak istimewa untuk membuat keputusan bekerja
tanpa diawasi secara ketat. Rasa kemandirian dapat berasal dari
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
kebebasan melakukan apa yang terbaik menurut yang bersangkutan
dalam situasi khusus.
4. Keyakinan terhadap peraturan profesi (belief in self-regulation)
Yaitu sutu keyakinan bahwa yang berwenang untuk menilai pekerjaan
profesional adalah rekan sesama profesi, dan bukan pihak luar yang
tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan
mereka. Keyakinan akan menjadi motor bagi auditor untuk
memberikan hasil pekerjaan serta pertimbangan-pertimbangan yang
dapat dipertanggung-jawabkan karena kesalahan pertimbangan yang
dibuat akan memberikan hasil yang berbeda. Bila yang menilai
pekerjaan mempunyai pengetahuan yang sama, maka kesalahan akan
dapat diketahui.
5. Hubungan dengan sesama profesi (professional community affiliation)
Berarti menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk
organisasi formal dan kelompok-kelompok kolega informal sebagai
sumber ide utama pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para
profesional membangun kesadaran profesional. Dengan seringnya
berkumpul dan berdiskusi dengan sesama profesi akan mendapat
banyak masukan dari sumber yang lebih profesional lagi. Dengan
banyaknya tambahan masukan akan menambah akumulasi
pengetahuan auditor sehingga dapat lebih bijaksana dalam membuat
perencanaan dan pertimbangan dalam proses pengauditan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
C. Komitmen Profesional
Menurut Arens and Loebbecke (2003) istilah profesional berarti
tanggung jawab untuk berperilaku yang lebih dari sekedar memenuhi
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dan lebih dari sekedar
memenuhi undang-undang dan peraturan masyarakat. Sebagai profesional,
akuntan publik mengakui tanggung jawabnya terhadap masyarakat, klien,
dan rekan seprofesi termasuk untuk berperilaku yang terhormat, sekalipun
ini berarti pengorbanan.
Alasan yang mendasari diperlukannya perilaku profesional yang
lebih tinggi pada setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik
terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi, terlepas dari yang dilakukan
perorangan. Bagi akuntan publik penting untuk meyakinkan klien dan
pemakai laporan keuangan akan kualitas audit dan jasa lainnya. Jika
pemakai jasa tidak mempunyai keyakinan kepada akuntan publik, maka
kemampuan profesional untuk memberikan jasa kepada klien dan
masyarakat secara efektif berkurang (Arens and Loebbecke, 2003).
Komitmen profesional mendasari perilaku, sikap, dan orientasi
profesional dalam menjalankan tugas dan pekerjaanya sesuai prosedur
tertentu dalam upaya menjalankan tugasnya dengan tingkat keberhasilan
yang tinggi. Menurut Aranya (1981) dalam Wibowo (2003) professional
commitment merupakan kekuatan relatif dari identifikasi dengan/dan
keterlibatan dalam profesi yang dianut. Professional Commitment
memerlukan (1) keyakinan dan kepercayaan terhadap tujuan dan nilai
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
profesi, (2) kemauan untuk berusaha mencapai tujuan profesinya, dan (3)
keinginan untuk mempertahankan keanggotaan dalam profesi. Dengan
demikian Professional Commitment merupakan suatu perilaku dan sikap
seseorang untuk mengembangkan profesinya dan selalu berusaha
mencapai tujuan profesi.
D. Cara Akuntan Publik Mewujudkan Perilaku Profesional
IAI berwenang menetapkan standar (yang merupakan pedoman)
dan aturan yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota termasuk setiap
kantor akuntan publik lain yang beroperasi sebagai auditor independen.
Persyaratan-persyaratan ini dirumuskan oleh komite-komite yang dibentuk
oleh IAI. Ada empat bidang utama dimana IAI berwenang menetapkan
standar dan memuat aturan yang bisa meningkatkan perilaku profesional
seorang auditor:
1) Standar auditing
Komite Standar Profesional Akuntan Publik (Komite SPAP) IAI
bertanggung jawab untuk menerbitkan standar auditing. Standar ini
disebut sebagai Pernyataan Standar Auditing atau PSA (sebelumnya
disebut sebagai NPA dan PNPA). Di Amerika Serikat pernyataan ini
disebut sebagai SAS (Statement on Auditing Standard) yang
dikeluarkan oleh Auditing Standard Boards (ASB). Pada tanggal 10
November 1993 dan 1 Agustus 1994 pengurus pusat IAI telah
mensahkan sejumlah pernyataan standar auditing (sebelumnya disebut
sebagai norma pemeriksaan akuntan-NPA). Penyempurnaan ini
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
terutama sekali bersumber pada SAS dengan penyesuaian terhadap
kondisi Indonesia dan standar auditing internasional.
2) Standar kompilasi dan penelaahan laporan keuangan
Komite SPAP IAI dan Compilation and Review Standards
Committee bertanggung jawab untuk mengeluarkan pernyataan
mengenai pertanggungjawaban akuntan publik sehubungan dengan
laporan keuangan suatu perusahaan yang tidak diaudit. Pernyataan ini
di Amerika Serikat disebut Statements on Standards for Accounting
and Review Services (SSARS) dan di Indonesia disebut Pernyataan
Standard Jasa Akuntansi dan Review (PSAR). PSAR disahkan pada 1
Agustus 1994 menggantikan pernyataan NPA sebelumnya mengenai
hal yang sama. Bidang ini mencakup dua jenis jasa, pertama, untuk
situasi dimana akuntan membantu kliennya menyusun laporan
keuangan tanpa memberikan jaminan mengenai isinya (jasa
kompilasi). Kedua, untuk situasi dimana akuntan melakukan prosedur-
prosedur pengajuan pertanyaan dan analitis tertentu, sehinggga dapat
memberikan suatu keyakinan terbatas bahwa tidak diperlukan
perubahan apapun terhadap laporan keuangan bersangkutan (jasa
review).
3) Standar atestasi lainnya
Tahun 1986, AICPA menerbitkan Statement on Standards for
Atestation Engagements. IAI sendiri mengeluarkan beberapa
pernyataan standar atestasi pada 1 Agustus 1994 pernyataan ini
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
mempunyai fungsi ganda, pertama, sebagai kerangka yang harus
diikuti oleh badan penetapan standar yang ada dalam IAI untuk
mengembangkan standar yang terinci mengenai jenis jasa atestasi yang
spesifik. Kedua, sebagai kerangka pedoman bagi para praktisi bila
tidak terdapat atau belum ada standar spesifik seperti itu. Komite Kode
Etik IAI di Indonesia dan Committee on Professional Ethics di
Amerika Serikat menetapkan ketentuan perilaku yang harus dipenuhi
oleh seorang akuntan publik yang meliputi standar teknis. Standar
auditing, standar atestasi, serta standar jasa akuntansi dan review
dijadikan satu menjadi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
E. Peran Akuntan Publik
Raelin J.A (1989) dalam Leng (1997) melihat ada tiga sumber
yang menyebabkan adanya ketidaksesuaian peranan yang dialami
profesional yang bekerja dalam organisasi, yaitu: pertama, profesional
terus menerus menuntut otonomi terhadap pekerjaan itu sendiri dan
kondisi kerja mereka. Kedua, profesional cenderung bertanggungjawab
terhadap profesi yang sudah dipilihnya dan memihak kepada profesi
tersebut dari pada kepada organisasi tempat mereka bekerja. Ketiga,
profesional setia kepada norma dan standar yang ditetapkan oleh
organisasi profesionalnya dibandingkan dengan norma dan standar
yang ditetapkan oleh atasan mereka dalam organisasi tempat mereka
bekerja.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Eksternal Auditor akan berusaha menemukan ketidakberesan
yang ada. Dalam hal ini eksternal auditor akan mengklarifikasi
pekerjaannya sampai dengan kecurangan tersebut ditemukan.
Tanggungjawab eksternal auditor sehubungan dengan adanya
kegagalan pendeteksian kecurangan akan timbul hanya apabila
kegagalan tersebut jelas berakibat dari ketidaktaatannya dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Hal ini disebabkan bahwa pengujian
umum yang dilakukan untuk menyatakan suatu pendapat yang
berhubungan dengan laporan keuangan tidak dirancang dan tidak dapat
diandalkan untuk mengungkapkan penggelapan dan ketidakberesan
(Suryo, 1999).
Sebagai konsekuensi, sesuai dengan Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP), eksternal auditor mempunyai tanggungjawab,
dengan keterbatasan yang melekat pada proses auditing, untuk
merencanakan pengujiannya dalam rangka mencari kesalahan atau
ketidakberesan yang akan mempunyai pengaruh yang material atas
laporan keuangan, dan melakukan kemahiran profesionalismenya
secara cermat dan seksama.
F. Jenis Resiko Utama dalam Praktek Audit
Terdapat tiga jenis resiko utama yang umumnya dihadapi
dalam praktek audit di Indonesia (Juniarti:2000). Ketiga jenis resiko
tersebut meliputi: tuntutan (litigation), kecurangan (fraud), dan opini
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
audit yang tidak sesuai yang disebabkan karena salah saji material
informasi keuangan dan pengungkapan yang tidak memadai.
1. Litigation: makin meningkatnya tanggung jawab hukum dalam
menerbitkan opini audit yang sesuai. Auditor tidak bisa lagi
seenaknya memberikan opini, karena masyarakat semakin sensitif
terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh auditor. Auditor
perlu memikirkan kerugian dan sanksi-sanksi yang harus dihadapi,
jika sampai terkena tuntutan (litigation).
2. Fraud: konsekuensi yang harus dihadapi jika terjadi kecurangan-
kecurangan yang tidak mampu terdeteksi oleh auditor selama
melakukan penugasan, dan ternyata kecurangan tersebut ditemukan
oleh pihak lain. Kecurangan yang dapat ditemukan selama penugasan
disisi lain juga menimbulkan resiko tersendiri bagi auditor.
3. Opini audit yang tidak sesuai yang disebabkan karena salah saji
material informasi keuangan dan pengungkapan yang tidak memadai.
Opini yang tidak sesuai akan berakibat fatal bagi auditor apalagi jika
opini tersebut dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan pihak-
pihak yang berkepentingan agar auditor terhindar dari resiko
semacam ini auditor perlu menjaga mutu pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan. Auditor perlu menegaskan dalam engagement letter batas-
batas tanggung jawab auditor, dan bahwa auditor tidak ikut
bertanggung jawab terhadap salah saji material yang dilakukan oleh
pihak manajemen.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
G. Pengertian, Proses, Unsur dan Faktor Pemicu Fraud
Dalam Kamus Inggris-Indonesia (echols dkk:2003), fraud berarti
(1) penipuan, (2) seorang penipu atau gadungan (3) kecurangan, (4)
penggelapan. Proses fraud biasanya terdiri dari 3 macam, yaitu
pencurian (theft) dari sesuatu yang berharga (cash, inventory, tools,
supplies, equipment atau data), konversi (conversion) asset yang dicuri
kedalam cash dan pengelabuhan/penutupan (concealment) tindakan
kriminal agar tidak dapat terdeteksi.
Unsur-unsur fraud antara lain sekurang-kurangnya melibatkan
dua pihak (collussion), tindakan penggelapan/penghilangan atau false
representation dilakukan dengan sengaja, menimbulkan kerugian nyata
atau potensial atas tindakan pelaku fraud. Meskipun perusahaan secara
hukum dapat menuntut pelaku fraud, ternyata tidak mudah usaha untuk
menangkap para pelaku fraud, mengingat pembuktiannya relatif sulit.
Dalam SPAP (2001) kesalahan pencatatan akuntansi bisa
dikategorikan menjadi dua: kelalaian dan kecurangan. Kelalaian
(error) mengacu pada kesalahan akuntansi yang dilakukan secara tidak
sengaja diakibatkan oleh salah perhitungan, salah pengukuran, salah
estimasi serta salah interpretasi standar akuntansi. Kecurangan (fraud)
mengacu kepada kesalahan akuntansi yang dilakukan secara sengaja
dengan tujuan meyesatkan pembaca/pengguna laporan keuangan.
Tindakan ini dilakukan dengan motivasi negatif guna mengambil
keuntungan sebagian pihak. Singkatnya, kedua kategori kesalahan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
akuntansi di atas dibedakan oleh motif tujuannya, apakah tidak sengaja
(unintentional) atau disengaja (intentional). Karena kelalaian akuntansi
sifatnya tidak disengaja dan standard akuntansi pun memberikan
“ruang” untuk memperbaikinya, maka tipe kesalahan ini tidaklah
terlalu patut untuk dirisaukan, yang menjadi masalah saat ini adalah
kesalahan akuntansi yang disengaja (fraud) yang selanjutnya akan kita
sebut sebagai kesalahan akuntansi. Berdasarkan tipe transaksinya,
kecurangan akuntansi dapat dibagi menjadi: menjual lebih banyak
(selling more), pembebanan lebih sedikit (costing less), memiliki lebih
banyak (owning more), memiliki lebih sedikit (owning less),
menyajikan lebih baik (presenting it better) dan tipe lain kecurangan
akuntansi (others).
H. Jenis-jenis fraud
Menurut Effendi (2006) jenis-jenis fraud yang sering terjadi di
berbagai perusahaan pada umumnya dapat dibedakan atas 3 (tiga) macam :
1. Pemalsuan (Falsification) data dan tuntutan palsu (illegal act). Hal ini
terjadi manakala seseorang secara sadar dan sengaja memalsukan suatu
fakta, laporan, penyajian atau klaim yang mengakibatkan kerugian
keuangan atau ekonomi dari para pihak yang menerima laporan atau data
palsu tersebut.
2. Penggelapan kas (embezzlement cash), pencurian persediaan/aset (Theft of
inventory / asset) dan kesalahan (false) atau misleading catatan dan
dokumen. Penggelapan kas adalah kecurangan dalam pengalihan hak milik
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
perorangan yang dilakukan oleh seseorang yang mempunyai hak milik itu
di mana pemilikan diperoleh dari suatu hubungan kepercayaan. Contoh
khas adalah kitting atau lapping dalam skema pencurian uang. Lapping
adalah seseorang mencuri uang kas yang digunakan oleh Customer A
untuk membayar piutangnya (Account Receivable), dana yang diterima
dari Customer B digunakan untuk membayar saldo A/R milik Customer A,
(gali lubang tutup lubang). Sedangkan Kitting adalah seseorang menutupi
pencuriannya dengan menciptakan kas melalui transfer uang antar bank
(interbank transfer). Seseorang menciptakan kas dengan mendepositokan
check dari bank A ke Bank B dan menarik uangnya. Karena di Bank A,
dananya tidak cukup, maka yang bersangkutan mendepositokan check dari
Bank C ke Bank A sebelum check ke Bank B dikliringkan. Demikian
polanya berjalan terus dengan check dan deposit sebanyak diperlukan
untuk menjaga agar check-nya tidak sampai ditolak.
3. Kecurangan Komputer (Computer fraud) meliputi tindakan ilegal yang
mana pengetahuan tentang teknologi komputer adalah esensial untuk
perpetration, investigation atau prosecution. Dengan menggunakan sebuah
komputer seorang fraud perpetrator dapat mencuri lebih banyak dalam
waktu lebih singkat dengan usaha yang lebih kecil. Pelaku fraud telah
menggunakan berbagai metode untuk melakukan Computer fraud .
Pengkategorian Computer fraud melalui penggunaan data processing
model, dapat dirinci sbb :
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
a. Cara yang paling sederhana dan umum untuk melaksanakan fraud
adalah mengubah computer input.
b. Computer fraud dapat dilakukan melalui penggunaan sistem (dalam
hal ini Processor) oleh yang tidak berhak, termasuk pencurian waktu
dan jasa komputer serta penggunaan komputer untuk keperluan diluar
job deskripsi pegawai.
c. Computer fraud dapat dicapai dengan mengganggu software yang
mengolah data perusahaan atau Computer istruction. Cara ini meliputi
mengubah software, membuat copy ilegal atau menggunakannya
tanpa otorisasi.
d. Computer fraud dapat dilakukan dengan mengubah atau merusak
data files perusahaan atau membuat copy, menggunakan atau
melakukan pencarian terhadap data tanpa otorisasi.
e. Computer fraud dapat dilaksanakan dengan mencuri atau
menggunakan secara tidak benar system output.
Hasil penelitian Wilopo, (2006) membuktikan serta
mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa perilaku tidak etis
manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi dapat diturunkan
dengan meningkatkan kefektifan pengendalian internal, ketaatan aturan
akuntansi, moralitas manajemen, serta menghilangkan asimetri
informasi. Hasil penelitian Wilopo tersebut juga menunjukkan bahwa
dalam upaya menghilangkan perilaku tidak etis manajemen dan
kecenderungan kecurangan akuntansi memerlukan usaha yang
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
menyeluruh, tidak secara partial. Menurut Wilopo, upaya
menghilangkan perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan
kecurangan akuntansi, antara lain :
1. Mengefektifkan pengendalian internal, termasuk penegakan
hukum.
2. Perbaikan sistem pengawasan dan pengendalian.
3. Pelaksanaan good governance.
4. Memperbaiki moral dari pengelola perusahaan, yang
diwujudkan dengan mengembangkan sikap komitmen terhadap
perusahaan, negara dan masyarakat.
I. Fraudulent Financial Reporting
Fraudulent financial reporting adalah perilaku yang disengaja atau
ceroboh, baik dengan tindakan atau penghapusan, yang menghasilkan
laporan keuangan yang menyesatkan (bias). Fraudulent financial
reporting yang terjadi disuatu perusahaan memerlukan perhatian khusus
dari auditor independen.
Beberapa atribut yang dapat digunakan untuk mendeteksi
adanya risiko terdapat fraudulent financial reporting di perusahaan
(Effendi,2006), antara lain :
1. Terdapat kelemahan dalam pengendalian intern (internal control).
2. Perusahaan tidak memiliki komite audit.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
3. Terdapat hubungan kekeluargaan (family relationship) antara
manajemen (Director) dengan karyawan perusahaan.
Penyebab fraudulent financial reporting umumnya 3 (tiga) hal sbb :
1. Manipulasi, falsifikasi, alterasi atas catatan akuntansi dan dokumen
pendukung atas laporan keuangan yang disajikan.
2. Salah penyajian (misrepresentation) atau kesalahan informasi yang
signifikan dalam laporan keuangan.
3. Salah penerapan (misapplication) dari prinsip akuntansi yang
berhubungan dengan jumlah, klasifikasi, penyajian (presentation)
dan pengungkapan (disclosure).
Fraudulent financial reporting juga dapat disebabkan adanya
kolusi antara manajemen dengan auditor independen. Salah satu upaya
untuk mencegah adanya kolusi tersebut, maka perlu dilakukan rotasi
auditor independen dalam melakukan audit suatu perusahaan.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi profesi perlu
menyelenggarakan suatu lokakarya (workshop) tentang fraudulent
financial reporting atau fraud in financial statement untuk para
akuntan publik agar terdapat pemahaman yang sama, sehingga dapat
dilakukan pencegahan serta pendeteksian secara dini kemungkinan
terjadinya fraud di perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar akuntan
publik dapat berhasil mendeteksi adanya fraud, sehingga dapat
dihindarkan akuntan publik gagal mendeteksi terjadinya fraud yang
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
sangat merugikan berbagai pihak. Dua tipe salah saji yang relevan
menjadi pertimbangan auditor atas fraud adalah:
1. Salah saji yang timbul dari fraudulent pelaporan keuangan yaitu
salah saji atau penghilangan yang disengaja atas jumlah atau
pengungkapan dalam laporan keuangan yang ditujukan untuk
memperdaya pengguna atas jumlah atau pengungkapan dalam
laporan keuangan yang ditujukan untuk memperdaya pengguna
laporan keuangan dimana efek yang timbul adalah ketidaksesuaian
laporan keuangan, dalam semua hal yang material, dengan prinsip
akuntansi berlaku umum (PABU) fraudulent pelaporan keuangan
dapat disebabkan.
2. Salah saji yang timbul dari penggelapan aset, termasuk di
dalamnya pencurian atas aset perusahaan yang berpengaruh terhaap
ketidaksesuaian laporan keuangan, dalam semua hal yang material,
dengan PABU. Penggelapan aset dapat terjadi dalam banyak cara,
antara lain: penggelapan penerimaan, pencurian aset, atau
menyebabkan perusahaan harus membayar atas barang atau jasa
yang tidak pernah diterima.
J. Pencegahan dan pendeteksian fraud
Mengingat fraud merupakan problem yang sangat serius, maka
perusahaan harus mengambil langkah-langkah komprehensif untuk
memproteksi sistem informasinya. Metode yang paling efektif untuk
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
memperoleh security system yang mencukupi adalah terletak pada
integritas (integrity) karyawan perusahaan. Menurut Effendi (2006)
perusahaan dapat mengambil langkah untuk meningkatkan integritas
karyawan dan mengurangi kemungkinan karyawan melakukan fraud
dengan memperhatikan :
1. Hiring & firing practices. Dalam melakukan penerimaan dan
pemecatan karyawan harus dilakukan dengan hati-hati dan selektif.
2. Managing disgruntled employees. Banyak karyawan yang melakukan
fraud adalah dalam rangka mencari pembalasan atau justice terhadap
kesalahan-kesalahan yang pernah ditimpakan kepada mereka.
3. Employee training. Fraud jauh lebih sedikit akan terjadi dalam
lingkungan dimana para karyawan percaya bahwa keamanan (security)
merupakan tanggung jawab bersama, baik karyawan maupun
manajemen.
Salah satu cara untuk mencegah timbulnya fraud adalah dengan
merancang sebuah sistem yang dilengkapi dengan internal control yang
cukup memadai sehingga fraud sukar dilakukan oleh pihak luar maupun
orang dalam perusahaan. The National Commission On Fraudulent
Financial Reporting (The Treadway Commission) dalam Effendi (2006)
merekomendasikan 4 (empat) tindakan untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya fraudulent financial reporting, yaitu:
1. Membentuk lingkungan organisasi yang memberikan kontribusi
terhadap integritas proses pelaporan keuangan(financial reporting).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2. Mengidentifikasi dan memahami faktor- faktor yang mengarah ke
fraudulent financial reporting.
3. Menilai resiko fraudulent financial reporting di dalam perusahaan.
4. Mendisain dan mengimplementasikan internal control yang memadai
untuk financial reporting.
K. Kerangka Pemikiran
Gambar dibawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat
dalam model penelitian mengenai pengaruh profesionalisme akuntan publik
terhadap peran akuntan publik dalam pengungkapan kecurangan (penelitian
pada beberapa kantor akuntan publik di DKI Jakarta).
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1
Model Hubungan Profesionalisme Akuntan Publik Terhadap Peran Akuntan
Publik Dalam Pengungkapan Kecurangan
X1
X3
X4
X5
X2
Y
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Keterangan:
Y : Peran akuntan publik dalam pengungkapan kecurangan
X1 : Pengabdian pada profesi
X2 : Kewajiban sosial
X3 : Kemandirian
X4 : Keyakinan profesi
X5 : Hubungan dengan sesama profesi
L. Pengembangan Hipotesis
Perumusan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini bertujuan
untuk menguji apakah profesionalisme akuntan publik berpengaruh
terhadap peran akuntan publik dalam pengungkapan kecurangan.
Berdasarkan pemikiran tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha1: Pengabdian pada profesi berpengaruh terhadap peran akuntan
publik dalam pengungkapan kecurangan.
Ha2: Kewajiban sosial berpengaruh terhadap peran akuntan publik
dalam pengungkapan kecurangan.
Ha3: Kemandirian berpengaruh terhadap peran akuntan publik dalam
pengungkapan kecurangan.
Ha4: Keyakinan profesi berpengaruh terhadap peran akuntan publik
dalam pengungkapan kecurangan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Ha5: Hubungan dengan sesama profesi berpengaruh terhadap peran
akuntan publik dalam pengungkapan kecurangan.
Ha6: Pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan
terhadap profesi, dan hubungan dengan sesama profesi secar
simultan berpengaruh terhadap peran akuntan publik dalam
pengungkapan kecurangan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penulisan ini menggunakan metode penelitian deskriptif,
yaitu metode yang digunakan untuk memberikan penjelasan mengenai suatu
fenomena yang terjadi dalam suatu populasi (Indriantoro dan Supomo,
2002:26)
Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan kausal yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen yaitu
profesionalisme akuntan publik yang terdiri dari pengabdian pada profesi,
kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan hubungan
dengan sesama profesi terhadap variabel dependen yaitu peran akuntan
publik dalam pengungkapan kecurangan.
B. Metode Penentuan Sampel
Penelitian ini mengambil objek auditor yang bertugas di kantor
akuntan publik yang ada di DKI Jakarta. Metode sampling yang digunakan
adalah convenience sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan
kemudahan, sehingga penulis mempunyai kebebasan untuk memilih sampel
yang paling cepat dan mudah.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu
sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
(tidak melalui media perantara) data primer dikumpulkan melalui metode
survey dengan menggunakan kuesioner (indriantoro dan Supomo, 2002:26).
Kuesioner dikirimkan secara langsung kepada responden.
D. Metode Analisis
Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya ialah
menganalisis data berdasarkan metode penilaian yang sesuai untuk
digunakan. Kegiatan analisis dan pengolahan data dengan melakukan
tabulasi terhadap kuesioner dengan memberikan dan menjumlahkan bobot
jawaban pada masing-masing pertanyaan untuk masing-masing variabel.
Analisis data-data tersebut menggunakan metode regresi berganda
(multiple regression) yang dimaksudkan untuk menguji pengaruh variabel-
variabel independen terhadap variabel dependen. Secara umum, analisis
regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel
dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas)
dengan tujuan untuk mengetimasi dan mempredikdi rata-rata populasi atau
nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang
diketahui.
Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing
variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
variabel dependen dengan suatu persamaan. Koefisien regresi dihitung
dengan dua tujuan sekaligus, yaitu; meminimumkan penyimpangan antara
nilai aktual, dan nilai estimasi variabel dependen berdasarkan data yang ada.
Dalam penelitian ini persamaan regresi yang digunakan adalah:
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Penjelasan model diatas adalah sebagai berikut:
Y :Peran akuntan publik dalam pengungkapan kecurangan
b1,..b5 : Koefisien regresi
X1 : Pengabdian pada profesi
X2 : Kewajiban sosial
X3 : Kemandirian
X4 : Keyakinan profesi
X5 : Hubungan dengan sesama profesi
a : Konstan
e : Galat (error terms)
E. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Dalam penelitian ini uji validitas di ukur dengan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
melakukan korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor
konstruk atau variabel.
2. Uji Reliabilitas
Hasil dari uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui instrumen
penelitian yang dipakai dapat digunakan berkali-kali pada waktu yang
berbeda. Pengujian dilakukan dengan menggunakan teknik cronbach
alpha. Dimana suatu instrumen dapat dikatakan reliabel bila memiliki
koefisien keandalan atau alpha sebesar: (a) <0,6 tidak reliabel, (b) 0,6-
0,7 acceptable, (c) 0,7-0,8 baik, dan (d) >0,8 sangat baik (Sekaran,
2006).
Metode analisis melalui statistik deskriptif mengenai karakteristik
responden digunakan tabel frekuensi absolute yang menunjukkan angka
rata-rata, kisaran teoritis, kisaran sesungguhnya dan standar deviasi.
F. Uji Hipotesis
Metode Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah
Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis). Pada dasarnya
merupakan ekstensi dari model regresi dalam analisis bivariate yang
umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel
independen terhadap variabel dependen dengan sakala interval atau rasio
dalam suatu pengukuran linear.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Riset dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan media
kuesioner. Kuesioner diberikan kepada responden dengan meminta izin dan
membuat janji terlebih dahulu. Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti
sendiri dengan mendatangi kantor tempat penelitian dan bertemu langsung
dengan objek penelitian dalam hal ini auditor eksternal yang bekerja di
Kantor Akuntan Publik yang ada di wilayah DKI Jakarta.
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Multikolinearitas menyatakan hubungan antar sesama
variabel independen. Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen. (Santoso 2000: 206) menyatakan bahwa
deteksi adanya multikolinearitas dibagi menjadi 2 yaitu: (a) besaran
VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Pedoman suatu model
regresi bebas multikolinearitas adalah mempunyai nilai VIF disekitar
angka 1 dan mempunyai nilai tolerance mendekati 1, serta (b) besaran
korelasi antar variabel independen. Pedoman suatu model regresi
bebas multikolinearitas adalah koefisien korelasi antar variabel
independen haruslah lemah (di bawah 0,5).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
b. Uji Autokorelasi
Digunakan untuk menguji sebuah model regresi linear
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu. Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan ada problem serial korelasi. (Ghozali,2005:95)
menyatakan untuk mendeteksi autokorelasi dapat menggunakan
angka Durbin-Watson (D-W). Angka DW dibawah -2 berarti ada
autokorelasi, angka DW dibawah -2 sampai dengan +2 berarti tidak
ada autokorelasi, angka DW +2 diatas berarti ada autokorelasi
negatif.
c. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas terjadi jika varian dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain terjadi ketidaksamaan. Model regresi
yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi
heteroskedastisitas dapat melihat grafik scatterplot. Deteksinya
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik dimana sumbu
X adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu Y adalah residual yang
telah di studendized (Santoso, 2000: 210).
Dasar pengambilan keputusan antara lain sebagai berikut: (a)
jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar), maka telah terjadi
heteroskedastisitas dan (b) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali,2005:105) menyatakan: “deteksi
heterokedastisitas dapat menggunakan uji Glejser. Uji Glejser
dilakukan dengan cara meregresikan variabel independen dengan
residual. Jika hasil uji Glejser signifikan, maka telah terjadi
heterokedastisitas. Sedangkan jika hasil uji Glejser tidak signifikan,
maka model regresi tersebut bebas heterokedastisitas.
d. Uji Normalitas
Menguji dalam sebuah model regresi berganda yaitu
variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi
normalitas dapat melihat grafik Normal P-P Plot of Regression
Standardized Residual, deteksi dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik (Santoso, 2000:214). Dasar
pengambil keputusan antara lain: (1) jika data menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas, serta (2) jika data menyebar
jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas
(Ghozali, 2005:110).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk melihat seberapa besar
pengaruh profesionalisme akuntan publik yang terdiri dari pengabdian
pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap peraturan
profesi, dan hubungan dengan sesama profesi terhadap peran akuntan
publik dalam pengungkapan kecurangan melalui analisis regresi berganda,
yaitu:
a. Uji Koefisien determinasi
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel independen, yaitu: pengabdian pada
profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan profesi, dan
hubungan dengan sesama profesi dalam menjelaskan variasi variabel
dependen yaitu: peran akuntan publik. Nilai koefisien determinasi
(R2) untuk menunjukkan persentase tingkat kebenaran prediksi dari
pengujian regresi yang dilakukan. Nilai R2, memiliki range antara 0
sampai 1. jika nilai R2 semakin mendekati 1 maka berarti semakin
besar variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen. Hubungan antara variabel-variabel independen dengan
variabel dependen, diukur dengan korelasi (R). jika angka R diatas 0,5
maka korelasi atau hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen adalah kuat. Sebaliknya, jika angka R dibawah 0,5
maka korelasi atau hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen adalah lemah (santoso, 2002:167).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
b. Uji signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t diperlukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang
signifikan dari variabel masing-masing independen terhadap variabel
dependen.
Apabila sig t lebih besar dari 0,05, maka Ha ditolak. Demikian
pula sebaliknya jika sig t lebih kecil dari 0.05, maka Ha diterima, bila
Ha diterima ini berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel
independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005:58).
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk menguji keseluruhan
variabel independen, yaitu: pengabdian pada profesi, kewajiban
sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, hubungan dengan
sesama profesi terhadap satu variabel dependen, yaitu: peran akuntan
publik dalam pengungkapan kecurangan. Secara bebas dengan
signifikansi sebesar 0.05, dapat disimpulkan (Ghozali, 2005:45):
a. Jika nilai signifikan < 0.05, maka Ha diterima.
b. Jika nilai signifikan > 0.05, maka Ha ditolak.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
G. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
Sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah peran akuntan
publik. Sedangkan variabel independennya adalah pengabdian pada profesi,
kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, hubungan dengan
sesama profesi.
Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala
Likert yang dikembangkan oleh Rensis Likert. Skala Likert umumnya
menggunakan lima angka penilaian, yaitu: (1) sangat setuju, (2) setuju, (3)
tidak pasti atau netral, (4) tidak setuju, (5) sangat tidak setuju.
Pengukuran dari masing-masing variabel dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1. Pengabdian Pada Profesi
Definisi pengabdian pada profesi adalah ekspresi dari pencurahan
diri yang total terhadap pekerjaan.
2. Kewajiban Sosial
Definisi kewajiban sosial adalah suatu pandangan tentang
pentingnya peranan profesi serta manfaat yang diperoleh baik masyarakat
maupun profesional karena adanya pekerjaan tersebut.
3. Kemandirian
Definisi kemandirian adalah suatu pandangan seseorang yang
profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari
pihak lain (pemerintah, klien, mereka yang bukan anggota profesi).
4. Keyakinan Terhadap Profesi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Definisi keyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa
yang paling berwenang menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama
profesi, bukan orang luas yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang
ilmu dan pekerjaan mereka.
5. Hubungan Dengan Sesama Profesi
Definisi hubungan sesama profesi adalah menggunakan ikatan
profesi sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan
kelompok kolega informal sebagi ide utama dalam pekerjaan.
6. Peran Akuntan Publik Dalam Pengungkapan Kecurangan
Pengertian peran (role) adalah seperti yang dinyatakan oleh van
Sell et al. dalam Collins et al., (1995) yaitu seperangkat penghargaan yang
ditujukan kepada pemegang jabatan pada posisi tertentu.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja pada
kantor akuntan publik yang ada di wilayah DKI Jakarta. Pada
penelitian ini penulis mencoba untuk mengukur pengaruh
profesionalisme akuntan publik terhadap peran akuntan publik dalam
mendeteksi kecurangan. Peneliti membagi dan mengumpulkan
kuesioner secara langsung kepada KAP yang terdapat di wilayah DKI
Jakarta yang ditujukan dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1 Wilayah dan Nama KAP
No. Wilayah Nama KAP
1. Jakarta Selatan Tedy Chandra, BAP
2. Jakarta Selatan S. Mannan, Sofwan, Adnan & Rekan
3. Jakarta Selatan Rama Wendra
4. Jakarta Selatan Armanda & Enita
5. Jakarta Pusat Ahmad Toha, BAP
6. Jakarta Pusat Drs. Irwanto
7. Jakarta Pusat Joachim Sulistyo
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
8. Jakarta Pusat Darmenta & Tjahjo
9. Jakarta Pusat Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan
10. Jakarta Pusat Aria & Jonnardi
11. Jakarta Pusat Osman Bing Satrio & Rekan (Deloitte)
12. Jakarta Barat Jamaludin Iskak, BAP
13. Jakarta Barat Handoko & Suparmun
14. Jakarta Barat Drs. Sukrisno Agoes,MM & Rekan
15. Jakarta Timur Syarief Basier & Rekan
16. Jakarta Timur Abdul Azis
17. Jakarta Utara Esy Kaslim
18. Jakarta Utara Ngurah Arya & Rekan Sumber: data diolah
Penyebaran kuesioner dilakukan mulai pertengahan bulan april
2009 hingga pertengahan bulan mei 2009. Rincian distribusi kuesioner
dalam penelitian disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini:
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 4.2 Distribusi kuesioner
Keterangan Jumlah
Kuesioner yang dibagikan 60
Kuesioner yang tidak kembali 2
Kuesioner yang kembali 58
Kuesioner yang tidak bisa diolah 2
Kuesioner yang bisa diolah 56
Tingkat pengembalian (response rate)
58/60 * 100%
96,67%
Sumber: data primer yang diolah
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 60 kuesioner yang
dibagikan kepada para responden, ternyata kuesioner yang kembali
sebanyak 58 kuesioner atau sebesar 96,67%. Hal ini menunjukkan
tingkat response rate yang sangat tinggi. Namun, dari semua kuesioner
yang kembali, sebanyak 56 kuesioner yang dapat diolah atau sebesar
93,33% dan sisanya sebanyak 2 kuesioner atau 3,33% tidak dapat
diolah karena pengisian kuesioner yang tidak lengkap.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2. Karakteristik Responden
Berikut ini adalah karakteristik responden yang disajikan dalam tabel
4.3:
Tabel 4.3 Karakteristik responden
Keterangan Frekuensi
Jumlah Persentase
Jumlah responden 56 100%
Jenis kelamin:
- Laki-laki
- Perempuan
40
16
71,43%
28,57%
Pendidikan:
- S3
- S2
- S1
- D3
-
7
46
3
-
12,5%
82,14%
5,36%
Lama bekerja:
- > 10 tahun
- 5 – 10 tahun
- 3 – 5 tahun
- < 3 tahun
3
4
16
33
5,36%
7,14%
28,57%
58,93%
Jabatan:
- Partner
- Manager
- Supervisor
- Senior auditor
- Junior auditor
2
3
4
15
32
3,57%
5,36%
7,14%
26,79%
57,14%
Sumber: data primer yang diolah
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden penelitian mayoritas
adalah laki-laki, yakni sebanyak 40 orang atau sebesar 71,43% dan
sisanya perempuan sebanyak 16 orang atau sebesar 28,57%. Sebagian
besar auditor eksternal yang menjadi responden pada penelitian ini
berpendidikan S1, yakni sebanyak 46 orang atau sebesar 82,14%.
Responden yang berpendidikan S2 sebanyak 7 orang atau sebesar
12,5% dan yang terkecil adalah pendidikan D3 yang hanya ada tiga
orang atau sebesar 5,36%. Sedangkan untuk jenjang pendidikan S3
tidak terdapat responden. Di lihat dari lamanya responden bekerja di
instansi tersebut, sebanyak tiga orang atau sebesar 5,36% yang
bekerja selama lebih dari 10 tahun, yang bekerja selama kurun waktu
5 sampai 10 tahun sebanyak 4 orang atau sebesar 7,14% dan yang
sudah bekerja selama kurun waktu 3 sampai 5 tahun adalah sebanyak
16 orang atau 28,57%. Responden terbesar adalah yang lama
bekerjanya kurang dari 3 tahun yakni sebanyak 33 orang atau 58,93%.
Dari kelompok jabatan di dalam instansi tersebut, sebanyak dua orang
atau sebesar 3,57% adalah partner, sebanyak 3 orang atau sebesar
55,36% merupakan manajer, lalu yang menduduki posisi sebagai
supervisor sebanyak empat orang atau sebesar 7,14%. Senior auditor
sebanyak 15 orang atau sebesar 26,79% dan junior auditor merupakan
responden terbesar yaitu sebanyak 32 orang atau 57,14%.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
B. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Tabel 4.4 Uji Validitas Instrumen Pengabdian pada Profesi
Instrumen Pearson
correlation
Signifikan Status
PPP1 .479(**) .000 Valid
PPP2 .509(**) .000 Valid
PPP3 .670(**) .000 Valid
PPP4 .798(**) .000 Valid
PPP5 .825(**) .000 Valid
PPP6 .642(**) .000 Valid
PPP7 .612(**) .000 Valid
PPP8 .655(**) .000 Valid
Sumber: data primer yang diolah
Dari tabel 4.4 di atas terlihat bahwa instrumen pengabdian
pada profesi menunjukkan hasil yang signifikan, karena tingkat
signifikansinya di bawah 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua
pertanyaan yang diajukan kepada responden dinyatakan valid.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 4.5 Uji Validitas Instrumen Kewajiban Sosial
Instrumen Pearson correlation Signifikan Status
Ks1 .841(**) .000 Valid
Ks2 .906(**) .000 Valid
Ks3 .838(**) .000 Valid
Ks4 .617(**) .000 Valid
Ks5 .537(**) .000 Valid
Ks6 .390(**) .003 Valid
Sumber: data primer yang diolah
Dari tabel 4.5 di atas terlihat bahwa instrumen kewajiban
sosial menunjukkan hasil yang signifikan, karena tingkat
signifikansinya di bawah 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semua
pertanyaan yang diajukan kepada responden dinyatakan valid.
Tabel 4.6 Uji Validitas Instrumen Kemandirian
Instrumen Pearson correlation Signifikan Status
Km1 .683(**) .000 Valid
Km2 .854(**) .000 Valid
Km3 .863(**) .000 Valid
Km4 .835(**) .000 Valid
Km5 .617(**) .000 Valid
Sumber: data primer yang diolah
Dari tabel 4.6 di atas terlihat bahwa instrumen kemandirian
menunjukkan hasil yang signifikan, karena tingkat signifikannya di
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
bawah 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan yang
diajukan kepada responden dinyatakan valid.
Tabel 4.7 Uji Validitas Instrumen Keyakinan Terhadap Profesi
Instrumen Pearson correlation Signifikan Status
Ktp1 .678(**) .000 Valid
Ktp2 .794(**) .000 Valid
Ktp3 .771(**) .000 Valid
Ktp4 .739(**) .000 Valid
Ktp5 .630(**) .000 Valid
Sumber: data primer yang diolah
Dari tabel 4.7 di atas terlihat bahwa instrumen keyakinan
terhadap profesi menunjukkan hasil yang signifikan, karena tingkat
signifikannya di bawah 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semua
pertanyaan yang diajukan kepada responden dinyatakan valid.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 4.8 Uji Validitas Instrumen Hubungan dengan Sesama Profesi
Instrumen Pearson correlation
Signifikan Status
Hsp1 .709(**) .000 Valid
Hsp2 .740(**) .000 Valid
Hsp3 .839(**) .000 Valid
Hsp4 .799(**) .000 Valid
Hsp5 .834(**) .000 Valid
Hsp6 .801(**) .000 Valid
Hsp7 .845(**) .000 Valid
Sumber: data primer yang diolah
Dari tabel 4.8 di atas terlihat bahwa instrumen hubungan
dengan sesama profesi menunjukkan hasil yang signifikan, karena
tingkat signifikannya di bawah 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
semua pertanyaan yang diajukan kepada responden dinyatakan valid.
Tabel 4.9 Uji validitas Instrumen Peran Akuntan Publik
Instrumen Pearson correlation
Signifikan Status
Dpd1 .655(**) .000 Valid
Dpd2 .587(**) .000 Valid
Dpd3 .724(**) .000 Valid
Dpd4 .590(**) .000 Valid
Dpd5 .774(**) .000 Valid
Dpd6 .724(**) .000 Valid
Sumber: data primer yang diolah
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Dari tabel 4.9 di atas terlihat bahwa instrumen peran akuntan
publik dalam pengungkapan kecurangan menunjukkan hasil yang
signifikan, karena tingkat signifikannya di bawah 0,05. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa semua pertanyaan yang diajukan kepada
responden dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Instrumen Pengabdian pada Profesi
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.796 .812 8
Sumber: data primer yang diolah
Dari tabel 4.10 di atas terlihat bahwa instrumen pengabdian
pada profesi memiliki koefisien korelasi > 0,600 yaitu 0,812
menunjukkan hasil yang signifikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
semua pertanyaan yang diajukan kepada responden dinyatakan
reliabel.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Instrumen Kewajiban Sosial
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.776 .779 6
Sumber: data primer yang diolah
Dari tabel 4.11 di atas terlihat bahwa instrumen kewajiban
sosial memiliki koefisien korelasi > 0,600 yaitu 0,779
menunjukkan hasil yang signifikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
semua pertanyaan yang diajukan kepada responden dinyatakan
reliabel.
Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Instrumen Kemandirian
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.831 .830 5
Sumber: data primer yang diolah
Dari tabel 4.12 di atas terlihat bahwa instrumen
kemandirian memiliki koefisien korelasi > 0,600 yaitu 0,830
menunjukkan hasil yang signifikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
semua pertanyaan yang diajukan kepada responden dinyatakan
reliabel.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 4.13 Uji Reliabilitas Instrumen Keyakinan Terhadap Profesi
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.752 .776 5
Sumber: data primer yang diolah
Dari tabel 4.13 di atas terlihat bahwa instrumen keyakinan
terhadap profesi memiliki koefisien korelasi > 0,600 yaitu 0,776
menunjukkan hasil yang signifikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
semua pertanyaan yang diajukan kepada responden dinyatakan
reliabel.
Tabel 4.14 Uji Reliabilitas Instrumen Hubungan dengan Sesama Profesi
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.897 .904 7
Sumber: data primer yang diolah
Dari tabel 4.14 di atas terlihat bahwa instrumen hubungan
dengan sesama profesi memiliki koefisien korelasi > 0,600 yaitu
0,904 menunjukkan hasil yang signifikan. Jadi, dapat disimpulkan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
bahwa semua pertanyaan yang diajukan kepada responden
dinyatakan reliabel.
Tabel 4.15 Uji Reliabilitas Instrumen Peran Akuntan Publik
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.598 .637 7
Sumber: data primer yang diolah
Dari tabel 4.15 di atas terlihat bahwa instrumen peran
akuntan publik memiliki koefisien korelasi > 0,600 yaitu 0,637
menunjukkan hasil yang signifikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
semua pertanyaan yang diajukan kepada responden dinyatakan
reliabel.
C. Analisis dan Pembahasan
1. Uji asumsi klasik
a) Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Dalam penelitian ini uji
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah ada korelasi
atau hubungan di antara variabel pengabdian pada profesi,
kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan
hubungan dengan sesama profesi.
Tabel 4.16 Uji multikolonieritas
Coefficients
a
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
pengabdian .649 1.540
kewajiban .576 1.736
kemandirian .565 1.770
keyakinan .475 2.106
hubungan .325 3.079
. Dependent Variable: peran
Hasil output SPSS pada tabel 4.16 di atas dapat di lihat
bahwa semua variabel independen mempunyai VIF kurang dari 10
dan nilai tolerance lebih dari 0,1. Hal ini dapat disimpulkan tidak
terdapatnya korelasi antar variabel independen tersebut. Dengan
demikian, maka tidak terdapat multikoloniearitas.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
b) Uji Autokorelasi
Digunakan untuk menguji sebuah model regresi linear
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu. Hasil dari uji
Autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.17 dibawah ini:
Tabel 4.17
Uji Autokorelasi
Hasil SPSS tersebut menunjukkan bahwa angka Durbin Watson
sebesar 2,085. Angka DW dibawah -2 berarti ada autokorelasi, angka
DW dibawah -2 sampai dengan +2 berarti tidak ada autokorelasi,
angka DW +2 diatas berarti ada autokorelasi negatif. Hal ini berarti
ada korelasi negatif atau tidak terdapat aurokorelasi karena angka DW
+2.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .821a .674 .642 1.943 2.085
a. Predictors: (Constant), hubungan, pengabdian, kewajiban, kemandirian,
keyakinan
b. Dependent Variable: peran
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
c) Uji Heterokedastisitas
Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas
Dari grafik tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
grafik tersebut menunjukkan titik-titik yang menyebar secara acak
baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas dalam regresi
linear berganda.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
d) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat
grafik histrogram yang membandingkan antara data observasi
dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun ada
metode yang lebih handal, yaitu dengan melihat normal probability
plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi
normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus
diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya.
Dengan melihat tampilan pada gambar 4.2 grafik histogram
maupun gambar 4.3 grafik normal plot di bawah ini, maka dapat
disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola yang
seimbang. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik
menyebar disekitar garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan
bahwa model regresi mendekati asumsi normalitas.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Gambar 4.2
Garfik Histogram
Gambar 4.3
Grafik Normal Plot
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk melihat seberapa besar
pengaruh pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian,
keyakinan terhadap profesi, dan hubungan dengan sesama profesi
terhadap peran akuntan publik dalam pengungkapan kecurangan.
a) Uji Koefisien Determinasi
Uji Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui
seberapa jauh kemampuan model variabel independen
(Profesionalisme Akuntan Publik) dalam menerangkan variabel
dependen (Peran Akuntan Publik dalam Pengungkapan
Kecurangan). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berari variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 4.18
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .821a .674 .642 1.943
a. Predictors: (Constant), hubungan, pengabdian, kewajiban, kemandirian,
keyakinan
b. Dependent Variable: peran
Nilai adjusted R2 menunjukkan 64,2% peran akuntan
publik dalam pengungkapan kecurangan dijelaskan oleh variabel
pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan
terhadap profesi, dan hubungan dengan sesama profesi. Sedangkan
sisanya 35,8% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Standar
Error of Estimate (SEE) sebesar 1,943. Semakin kecil nilai SEE
akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi
variabel dependen (peran akuntan publik dalam pengungkapan
kecurangan).
Berdasarkan hasil ini, maka dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa Peran Akuntan Publik dalam Pengungkapan Kecurangan
dijelaskan oleh variasi dari variabel Profesionalisme Akuntan
Publik yakni sebesar 64,2%. Namun dari hasil penelitian ini di
dapat bahwa sekitar 35,8% variasi Peran Akuntan Publik dalam
Pengungkapan Kecurangan dijelaskan oleh variabel lain diluar dari
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
model penelitian ini, misalnya variabel keahlian auditor eksternal,
pengalaman auditor eksternal, motivasi, dan tindakan supervisi
yang mungkin dapat dijadikan suatu variabel pada penelitian
selanjutnya khususnya mengenai auditor eksternal.
Penelitian ini mendukung penelitian sejenis sebelumnya
yang dilakukan oleh Kosrandi (2005) di Bandung. Dengan suatu
kontribusi (koefisien determinasi) dari profesionalisme akuntan
publik 50,41% terhadap peran akuntan publik dalam pengungkapan
kecurangan, berarti peningkatan atau penurunan yang terjadi atas
peran akuntan publik dalam pengungkapan kecurangan sebesar
50,41% disebabkan karena profesionalisme akuntan publik.
b) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji signifikansi t pada dasarnya menunjukkan seberapa
besar pengaruh satu variabel independen secara residual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Salah satu cara untuk
melakukan uji t adalah dengan melihat nilai Sig pada tabel uji
statistik t. Apabila nilai di bawah 0,05 berarti variabel independen
secara individual mempengaruhi variabel dependen. Hal ini dapat
berarti pula menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa
suatu variabel independen secara individual mempengaruhi
variabel dependen.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 4.19
Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.341 2.220 2.857 .006
pengabdian -.113 .070 -.160 -1.600 .116
kewajiban .128 .089 .154 1.451 .153
kemandirian -.123 .113 -.116 -1.083 .284
keyakinan .113 .121 .109 .935 .354
hubungan .628 .112 .793 5.597 .000
a. Dependent Variable: peran
a. Uji hipotesis 1
Hasil pengujian untuk pengabdian pada profesi
mempunyai angka signifikansi 0,116 sehingga nilai tersebut
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian menolak Ha1. Hal ini
berarti bahwa pengabdian pada profesi berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap peran akuntan publik dalam
pengungkapan kecurangan.
Hasil penelitian ini ridak mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Wahyudi (2005) yang telah menguji
profesionalisme auditor terhadap materialitas. Hasil regresi
menunjukkan angka yang signifikan pada variabel pengabdian
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
pada profesi, yaitu: t hitung sebesar -2,090 dan nilai p sebesar
0,047.
Pengabdian terhadap profesi tidak signifikan terhadap
peran akuntan publik dalam pengungkapan kecurangan dapat
disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kecakapan yang
dimiliki oleh seorang auditor. Pengabdian pada profesi
dicerminkan dari dedikasi profesionalisme dengan
menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki.
Keteguhan untuk tetap melaksanakan pekerjaan meskipun
imbalan ekstrinsik kurang. Pekerjaan didefinisikan sebagai
tujuan, bukan hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Totalitas ini sudah menjadi komitmen pribadi, sehingga
kompensasi utama yang diharapkan dari pekerjaan adalah
kepuasan rohani, baru kemudian materi.
b. Uji hipotesis 2
Hasil pengujian untuk kewajiban sosial mempunyai
angka signifikansi 0,153 sehingga nilai tersebut lebih besar dari
0,05. Dengan demikian menolak Ha2. Hal ini berarti bahwa
kewajiban sosial berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap peran akuntan publik dalam pengungkapan
kecurangan.
Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Wahyudi (2003) yang menyatakan bahwa
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
kewajiban sosial mempunyai hubungan yang negatif terhadap
tingkat materialitas. Kewajiban sosial tidak signifikan terhadap
peran akuntan publik dalam pengungkapan kecurangan dapat
disebabkan karena seorang auditor tidak mempunyai
pandangan tentang pentingnya peran profesi serta manfaat yang
diperoleh baik untuk masyarakat atau profesional lainnya.
Kewajiban sosial adalah suatu pandangan tentang pentingnya
peranan profesi serta manfaat yang diperoleh baik masyarakat
maupun profesional karena adanya pekerjaan tersebut.
c. Uji hipotesis 3
Hasil pengujian untuk kemandirian mempunyai angka
signifikansi 0,284 sehingga nilai tersebut lebih besar dari 0,05.
Dengan demikian menolak Ha3. Hal ini berarti bahwa
kemandirian berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
peran akuntan publik dalam pengungkapan kecurangan.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Sodik (2007) yang menyatakan bahwa kemandirian
seorang auditor sangat diperlukan dalam peran auditor dalam
pengungkapan kecurangan. Pertimbangan-pertimbangan yang
dibuat benar-benar berdasarkan kondisi dan keadaan yang
dihadapi dalam proses pengauditan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Kemandirian tidak signifikan terhadap peran akuntan
publik dalam pengungkapan kecurangan dapat disebabkan
karena seorang auditor mendapat tekanan dari pihak lain
sehingga tidak mampu membuat keputusan sendiri.
Kemandirian merupakan suatu pandangan bahwa seorang
profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa
tekanan dari pihak yang lain. Setiap ada campur tangan dari
luar dianggap sebagai hambatan kemandirian secara
professional. Banyak orang yang menginginkan pekerjaan yang
memberikan hak-hak istimewa untuk membuat keputusan
bekerja tanpa diawasi secara ketat. Rasa kemandirian dapat
berasal dari kebebasan melakukan apa yang terbaik menurut
yang bersangkutan dalam situasi khusus.
d. Uji hipotesis 4
Hasil pengujian untuk keyakinan terhadap profesi
mempunyai angka signifikansi 0,354 sehingga nilai tersebut
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian menolak Ha4. Hal ini
berarti bahwa keyakinan terhadap profesi berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap peran akuntan publik dalam
pengungkapan kecurangan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Penelitian ini tidak mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Rahmawati (1997) dalam Wahyudi (2006) yang
menyatakan bahwa keyakina terhadap profesi mempengaruhi
tingkat materialitas. Keyakinan terhadap profesi tidak
signifikan terhadap peran akuntan publik dalam pengungkapan
kecurangan dapat disebabkan karena adanya penilaian dari
pihak luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang
ilmu dan pekerjaan terhadap pekerjaan seorang profesional
auditor. Keyakinan terhadap profesi merupakan suatu
keyakinan bahwa yang berwenang untuk menilai pekerjaan
profesional adalah rekan sesama profesi, dan bukan pihak luar
yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan
pekerjaan mereka. Keyakinan akan menjadi motor bagi auditor
untuk memberikan hasil pekerjaan serta pertimbangan-
pertimbangan yang dapat dipertanggung-jawabkan karena
kesalahan pertimbangan yang dibuat akan memberikan hasil
yang berbeda. Bila yang menilai pekerjaan mempunyai
pengetahuan yang sama, maka kesalahan akan dapat diketahui.
e. Uji hipotesis 5
Hasil pengujian untuk hubungan dengan sesama profesi
mempunyai angka signifikansi 0,000 sehingga nilai tersebut
lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian menerima ha5. Hal ini
berarti bahwa hubungan dengan sesama profesi berpengaruh
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
positif dan signifikan terhadap peran akuntan publik dalam
pengungkapan kecurangan.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Wahyudi (2006) yang menyatakan adanya pengaruh
profesionalisme hubungan dengan sesama rekan seprofesi
terhadap tingkat materialitas. Hubungan dengan sesama profesi
berpengaruh signifikan terhadap peran akuntan publik dalam
pengungkapan kecurangan karena melalui ikatan para
profesional dapat membangun kesadaran profesional dengan
seringnya berkumpul dan berdiskusi dengan sesama profesi.
Hubungan dengan sesama profesi berarti menggunakan ikatan
profesi sebagai acuan, termasuk organisasi formal dan
kelompok-kelompok kolega informal sebagai sumber ide utama
pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para profesional
membangun kesadaran profesional. Dengan seringnya
berkumpul dan berdiskusi dengan sesama profesi akan
mendapat banyak maasukan dari sumber yang lebih profesional
lagi. Dengan banyaknya tambahan masukan akan menambah
akumulasi pengetahuan auditor sehingga dapat lebih bijaksana
dalam membuat perencanaan dan pertimbangan dalam proses
pengauditan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
c) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Tabel 4. 19 di bawah ini menunjukkan output hasil uji F
untuk menguji pengaruh peran akuntan publik dalam
pengungkapan kecurangan.
Tabel 4.20 Uji Statistik F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 390.953 5 78.191 20.712 .000a
Residual 188.761 50 3.775
Total 579.714 55
a. Predictors: (Constant), hubungan, pengabdian, kewajiban, kemandirian, keyakinan
b. Dependent Variable: peran
Uji F digunakan untuk menguji secara statistik bahwa
koefisien regresi secara bersama-sama, atau keseluruhan variabel
bebas memberikan pengaruh yang bermakna terhadap variabel tak
bebas. Ha diterima apabila nilai signifikansi lebih kecil dari α =
5%. Dari uji F pada tabel di atas diperoleh F hitung sebesar 20.712
dengan signifikansi 0,000. Jika nilai sig. 0,000 < 0,05 maka Ha6 di
terima. Dari tabel di atas nilai sig. 0,000(a), dengan demikian Ha6 di
terima. Selain itu, nilai F hitung lebih besar dibandingkan nilai F
tabel. Utuk mencari F tabel maka di lihat dari dua arah dengan
(df)1= 5, (df)2= 50 dan alpha 0,05 maka diperoleh F tabel 2,40
artinya nilai F hitung 20,712 > F tabel 2,40 maka Ha6 diterima.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Maka kesimpulan yang diperoleh dari hasil di atas adalah terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara
serentak dan signifikan terhadap variabel dependen.
Dengan demikian, pengabdian pada profesi, kewajiban
sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan hubungan
dengan sesama profesi secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap peran akuntan publik dalam pengungkapan kecurangan.
Peran merupakan seperangkat penghargaan yang di tujukan kepada
pemegang jabatan pada posisi tertentu.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sejenis
sebelumnya yang dilakukan oleh Kosrandi (2005) di Bandung yang
meneliti dengan menggunakan korelasi Rank Spearman dengan
diperoleh hasil sebesar 0,71 dengan nilai tersebut berarti hubungan
antara profesionalisme akuntan publik dengan peran akuntan
publik dalam pengungkapan kecurangan berada pada kategori yang
kuat dan kedua variabel tersebut bergerak searah. Terdapatnya
hubungan antara profesionalisme akuntan publik dengan peran
akuntan publik dalam pengungkapan kecurangan menunjukkan
suatu pengaruh yang positif dari profesionalisme akuntan publik
terhadap peran akuntan publik dalam pengungkapan kecurangan.
Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Taufik
(2008) yang meneliti pengaruh pengalaman kerja dan pendidikan
profesi auditor internal terhadap kemampuan mendeteksi fraud
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
menyimpulkan bahwa pengalaman kerja dan pendidikan profesi
auditor internal secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap kemampuan mendeteksi indikasi fraud.
Ada tiga sumber yang menyebabkan adanya
ketidaksesuaian peranan yang dialami profesional yang bekerja
dalam organisasi, yaitu: pertama, profesional terus menerus
menuntut otonomi terhadap pekerjaan itu sendiri dan kondisi kerja
mereka. Kedua, profesional cenderung bertanggungjawab terhadap
profesi yang sudah dipilihnya dan memihak kepada profesi tersebut
dari pada kepada organisasi tempat mereka bekerja. Ketiga,
profesional setia kepada norma dan standar yang ditetapkan oleh
organisasi profesionalnya dibandingkan dengan norma dan standar
yang ditetapkan oleh atasan mereka dalam organisasi tempat
mereka bekerja.
Memperhatikan temuan peneliti di atas, maka apa yang
ditemukan dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa peran
akuntan publik dalam pengungkapan kecurangan dipengaruhi oleh
secara bersama-sama oleh pengabdian pada profesi yaitu ekspresi
dari pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan, kewajiban
sosial yaitu suatu pandangan tentang pentingnya peranan profesi
serta manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun profesional
karena adanya pekerjaan tersebut, kemandirian yaitu suatu
pandangan seseorang yang profesional harus mampu membuat
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain, keyakinan
terhadap profesi yaitu suatu keyakinan bahwa yang paling
berwenang menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama
profesi bukan orang luas yang tidak mempunyai kompetensi dalam
bidang ilmu dan pekerjaan mereka, dan hubungan dengan sesama
profesi yaitu menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk
didalamnya organisasi formal dan kelompok kolega informal
sebagi ide utama dalam pekerjaan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris akan
adanya pengaruh profesionalisme (pengabdian pada profesi, kewajiban
sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan hubungan dengan
sesama profesi) akuntan publik terhadap peran akuntan publik dalam
pengungkapan kecurangan. Berdasarkan pada data yang diperoleh maupun
hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan mengenai pengaruh profesionalisme akuntan publik terhadap
peran akuntan publik dalam pengungkapam kecurangan, yaitu:
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari lima dimensi
profesionalisme yang terdiri dari pengabdian pada profesi, kewajiban
sosial, kemandirian, keyakinan terhadap peraturan profesi, hubungan
dengan sesama profesi, hanya hubungan dengan sesama profesi yang
berpengaruh secara signifikan terhadap peran akuntan publik dalam
pengungkapan kecurangan, di mana hasil pengujian menunjukkan
angka signifikansi sebesar 0,000, lebih besar dari probabilitas 5% (α =
0,05).
2. Hasil penelitian ini menunjukkan pula bahwa pengabdian pada profesi,
kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan
hubungan dengan sesama profesi secara bersama-sama berpengaruh
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
secara signifikan terhadap peran akuntan publik dalam pengungkapan
kecurangan, di mana hasil pengujian sstatistik F menunjukan angka
signifikansi sebesar 0,000.
B. IMPLIKASI
Implikasi yang dapat diberikan penelitian ini bagi para peneliti
selanjutnya adalah:
1. penelitian berikutnya menggunakan dimensi profesional yang lebih
sedikit, tetapi terarah pada pokok permasalahan. Dapat juga
ditambahkan dengan variabel lain seperti keahlian auditor eksternal
atau pengalaman.
2. Data sampel yang digunakan dapat dikembangkan lagi dengan
menambah responden yang berprofesi sebagai partner, manager, atau
supervisor dalam Kantor Akuntan Publik.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR PUSTAKA
A.Alvin, Arens dan James K. Loebbecke. “ Auditing Pendekatan Terpadu”,
Salemba Empat, Jakarta 2003.
Alim, M.Nizarul, Trisni Hapsari dan Liliek Purwanti.“Pengaruh Kompetensi dan
Independensi Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai
Variabel Moderasi”, Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 26-28
Juli 2007.
Echols, John dkk.”an English-Indonesian dictionary”. Cetakan XXVII. PT
Gramedia. Jakarta: 2003.
Effendi, Muhammad Arief. “Tanggung Jawab Akuntan Publik dalam Pencegahan
dan Pendeteksian Kecurangan Pelaporan Keuangan”, Majalah Akuntan
Indonesia Edisi No.6, Maret 2008.
“Sarbanes Oxley Act sebagai implementasi GCG”,
Majalah Akuntan Indonesi Edisi No.12, Oktober 2008, pp.39-40.
Ghozali, Imam.”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang 2005.
Hamid, Abdul dkk. “Pedoman Penulisan skripsi”. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarief Hidayatullah. Jakarta: 2007.
Hastuti, Theresia Dewi, Stefani Lily Indarto dan Clara Susilawati. “Hubungan antara Profesionalme Auditor dengan pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan”, Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya, 16-17 Oktober 2003, pp.1206-1220.
Herawati, Arleen dan Kurnia Susanto. “Profesionalisme, Pengetahuan Akuntan Publik dalam Mendeteksi Kekeliruan, Etika Profesi dan Pertimbangan Tingkat Materialitas”, The 2nd National Conference UKWMS, Surabaya, 6 September 2008.
IAI. “Standar Profesional Akuntan Publik”, Salemba Empat, Jakarta, Indriantoro, Nur dan Bambang Soepomo. “Metodologi Penelitian Bisnis”,
Yogyakarta, 2002.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Juniarti. “Profesi Akuntan merespon Dampak Memburuknya Kondisi Ekonomi”,
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.2, No.2, November 2000, pp.151-161.
Koroy, Tri Ramaraya.”Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan
oleh Auditor Eksternal”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan (10:1), Mei 2008,
pp. 22-33.
Kosrandi. “Pengaruh Profesionalisme Akuntan Publik terhadap Peran akuntan
Publik dalam Pengungkapan Kecurangan (penelitian pada beberapa
Kantor Akuntan Publik di Bandung)”, Universitas Komputer Indonesia,
Bandung 2005.
Lamriama. “Kasus Enron Coporation”, artikel diakses tanggal 23 Januari 2009,
dari http:// www-indoskripsi.com.
Latuheru, Belianus Patria dan Arifin Sabeni. ”Pengaruh Orientasi Profesional
terhadap Konflik dan Peran dengan Variabel Moderating: Partisipasi
Penyusunan Anggaran dan Orientasi Tujuan Sistem. (Studi Empiris pada
Perguruan Tinggi di Indonesia)”, Simposium Nasional Akuntansi VII,
Denpasar, 2-3 Desember 2004, pp.668-688.
Leng, Pwee. “Persepsi Akuntan Publik mengenai Faktor-faktor Penyebab Tidak
Terungkapnya Penyimpangan dalam Audit Report”, Dimensi Ekonomi dan
Sosial vol. 21, Desember 1997, pp.33-43.
Nasution, Damai. ”Tanggung jawab dan Peranan Akuntan Publik untuk
Mendeteksi Fraud dalam Laporan Keuangan (Menurut Statement on
Auditing Standard No. 99)”, Jurnal Akuntansi dan Investasi (4:1), Januari
2003, pp. 39-50.
Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS: Statistik Parametrik”, PT Elex Media
Komputindo, Jakarta 2002.
Sekaran, Uma. “Metodologi Penelitian untuk Bisnis”, Salemba Empat, Jakarta,
2006.
Sodik, Mohammad.”Pengaruh Keahlian dan Independensi Auditor Internal
terhadap kemampuan mendeteksi Indikasi Fraud”. Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta: 2007.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Suryo, Aji. “Deteksi Kecurangan dalam Audit (Sebuah Tantangan bagi Auditor)”,
Wahana (2:1), Februari 1999, pp.53-62.
Taufik, Mochammad. “Pengaruh Pengalaman Kerja dan pendidikan Profesi
Auditor Internal Terhadap Kemampuan Mendeteksi Fraud”. Skripsi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta: 2008.
Wahyudi, Hendro. “Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Tingkat
Materialitas Dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan”, Simposium
Nasional Akuntansi IX, Padang, 23-26 Agustus 2006.
Wibowo, Tri dan Pancawati Hardiningsih. “Pengaruh Faktor Personality dan
Profesional Commitment Terhadap Keahlian Computer Audit”, Jurnal
Bisnis dan Ekonomi, Maret 2003.
Wilopo. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi: Studi pada Perusahaan Publik dan Badan Usaha
Milik Negara di Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang,
23-26 Agustus 2006.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
LAMPIRAN 1:
TABEL MATRIX KEPUTUSAN
RESPONDEN
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Hasil Kuesioner Pengabdian pada Profesi
ppp1 ppp2 ppp3 ppp4 ppp5 ppp6 ppp7 ppp8 total
1 4 2 2 4 4 2 4 4 26
2 5 3 3 4 4 4 4 4 31
3 5 3 3 4 4 4 4 4 31
4 3 2 4 2 3 3 2 2 21
5 4 4 4 4 2 2 4 3 27
6 4 2 3 3 2 3 3 4 24
7 5 4 1 4 2 1 5 4 26
8 5 4 1 4 2 1 4 4 25
9 5 5 2 5 2 1 5 5 30
10 5 4 1 4 2 1 4 4 25
11 5 4 1 4 2 1 4 4 25
12 4 3 3 4 3 3 3 4 27
13 5 5 2 3 3 2 3 4 27
14 5 5 5 4 4 4 3 4 34
15 4 3 3 2 2 2 4 3 23
16 4 4 5 3 2 2 4 4 28
17 4 2 4 5 4 4 4 5 32
18 5 3 4 4 4 3 4 4 31
19 4 2 1 1 2 3 4 4 21
20 5 3 1 4 2 2 4 4 25
21 4 3 4 4 4 4 3 5 31
22 5 3 2 4 4 4 4 4 30
23 5 2 3 3 3 3 4 4 27
24 4 3 4 2 1 2 2 3 21
25 4 2 2 2 2 3 2 3 20
26 4 2 2 2 2 3 2 3 20
27 5 3 4 4 4 4 4 4 32
28 5 3 4 4 4 4 4 4 32
29 5 4 5 5 4 5 5 5 38
30 5 4 4 4 4 4 4 4 33
31 5 5 5 5 5 5 5 5 40
32 5 3 3 3 3 3 3 4 27
33 5 3 3 3 3 3 3 4 27
34 5 4 3 3 3 3 4 4 29
35 5 5 3 3 3 3 4 4 30
36 5 4 4 4 4 3 4 4 32
37 5 4 4 4 4 4 4 4 33
38 5 4 4 4 4 3 4 4 32
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
39 5 4 4 4 4 3 4 4 32
40 5 4 4 4 4 3 4 4 32
41 5 4 5 5 4 2 4 4 33
42 5 5 5 5 5 4 4 4 37
43 5 2 3 4 3 5 5 5 32
44 5 3 4 4 5 5 5 5 36
45 4 3 4 3 3 3 4 4 28
46 5 3 5 5 3 2 4 4 31
47 5 2 2 1 2 2 4 4 22
48 5 3 3 4 4 4 3 5 31
49 4 3 4 4 4 4 4 4 31
50 4 4 4 4 4 4 4 4 32
51 5 3 3 3 3 3 3 4 27
52 4 2 3 3 2 3 3 4 24
53 4 4 4 4 4 4 4 4 32
54 5 3 5 5 3 5 5 5 36
55 4 3 4 4 4 4 4 4 31
56 4 3 3 3 3 3 3 4 26
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Hasil Kuesioner Kewajiban Sosial
ks1 ks2 ks3 ks4 ks5 ks6 total
1 5 4 4 4 4 4 25
2 4 3 3 3 3 3 19
3 4 3 4 3 4 3 21
4 3 2 2 2 3 3 15
5 3 3 3 4 4 3 20
6 4 3 4 3 4 3 21
7 5 4 5 4 5 2 25
8 5 5 5 5 5 2 27
9 4 4 5 5 5 2 25
10 5 5 5 5 5 2 27
11 5 5 5 5 5 3 28
12 3 3 4 4 4 5 23
13 4 3 3 3 5 5 23
14 4 4 4 4 5 5 26
15 5 4 4 4 4 5 26
16 5 5 5 3 5 5 28
17 2 2 4 4 2 5 19
18 3 4 4 4 4 4 23
19 4 1 1 5 4 4 19
20 3 3 3 3 4 3 19
21 4 4 5 5 5 4 27
22 4 4 4 2 5 5 24
23 4 4 4 4 4 4 24
24 2 1 2 1 4 3 13
25 3 4 4 4 4 4 23
26 3 4 4 4 4 4 23
27 5 5 5 5 4 4 28
28 5 5 5 5 4 4 28
29 5 5 5 2 5 4 26
30 4 5 5 4 4 4 26
31 5 5 5 4 5 4 28
32 4 3 4 3 4 4 22
33 4 3 4 3 4 4 22
34 4 3 4 4 4 4 23
35 5 5 5 5 4 3 27
36 5 5 5 5 4 5 29
37 5 5 5 5 4 5 29
38 5 5 5 5 4 5 29
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
39 5 5 5 5 4 5 29
40 5 5 5 5 4 5 29
41 4 4 4 2 5 5 24
42 5 5 5 5 5 5 30
43 3 2 3 5 3 2 18
44 4 3 4 4 5 4 24
45 4 4 4 4 4 3 23
46 5 5 5 3 5 5 28
47 4 4 4 3 2 4 21
48 5 5 5 5 5 5 30
49 5 5 5 5 5 4 29
50 4 4 2 2 4 4 20
51 4 4 4 5 5 3 25
52 3 3 3 4 4 4 21
53 4 4 4 4 4 4 24
54 3 3 5 3 5 1 20
55 4 4 4 4 4 4 24
56 3 3 3 3 3 4 19
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Hasil Kuesioner Kemandirian
km1 km2 km3 km4 km5 total
1 5 5 5 5 5 25
2 4 4 4 4 4 20
3 4 3 3 5 4 19
4 5 4 2 2 2 15
5 3 4 4 4 4 19
6 4 3 3 5 4 19
7 4 4 5 5 5 23
8 5 5 5 5 5 25
9 5 5 4 4 4 22
10 5 5 5 5 5 25
11 5 5 5 5 5 25
12 5 5 5 5 5 25
13 4 4 4 5 4 21
14 3 4 4 4 4 19
15 4 2 2 3 5 16
16 4 4 5 5 4 22
17 4 4 5 2 3 18
18 5 5 4 4 4 22
19 4 4 4 4 1 17
20 4 3 4 2 4 17
21 5 5 5 4 4 23
22 4 5 5 5 5 24
23 4 4 4 4 5 21
24 4 3 3 2 4 16
25 4 4 4 4 4 20
26 4 4 4 4 4 20
27 4 3 3 3 4 17
28 4 3 3 3 4 17
29 5 5 5 5 5 25
30 5 4 5 4 4 22
31 5 5 5 5 5 25
32 5 5 5 5 4 24
33 5 5 5 5 4 24
34 4 4 4 4 4 20
35 5 5 5 5 5 25
36 5 4 4 4 4 21
37 5 4 4 4 4 21
38 5 4 4 4 4 21
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
39 5 4 4 4 4 21
40 5 4 4 4 4 21
41 5 5 5 5 5 25
42 5 5 5 5 5 25
43 5 4 5 5 5 24
44 5 5 5 5 5 25
45 4 4 4 4 4 20
46 5 5 5 5 5 25
47 4 2 2 4 5 17
48 5 5 5 5 5 25
49 4 4 4 4 4 20
50 4 4 4 4 4 20
51 5 5 5 5 5 25
52 4 3 3 3 4 17
53 4 4 4 4 4 20
54 5 5 5 3 3 21
55 4 4 4 4 4 20
56 3 3 3 2 4 15
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Hasil Kuesioner Keyakinan terhadap Profesi
ktp1 ktp2 ktp3 ktp4 ktp5 total
1 5 5 4 4 4 22
2 4 3 3 3 4 17
3 3 3 3 3 3 15
4 2 1 1 2 3 9
5 3 3 3 3 3 15
6 3 4 4 3 4 18
7 4 4 4 5 4 21
8 5 5 5 5 5 25
9 5 5 5 4 4 23
10 5 5 5 5 5 25
11 5 5 5 5 5 25
12 4 4 4 4 3 19
13 5 4 4 4 3 20
14 5 5 5 4 4 23
15 5 4 4 4 3 20
16 5 3 4 2 3 17
17 5 4 3 5 5 22
18 4 4 3 3 4 18
19 4 1 4 4 4 17
20 4 4 4 4 4 20
21 4 5 4 4 2 19
22 4 3 4 4 3 18
23 4 3 4 4 4 19
24 3 3 3 3 3 15
25 4 4 4 4 4 20
26 4 4 4 4 4 20
27 4 4 4 4 3 19
28 4 4 4 4 3 19
29 5 5 5 2 3 20
30 4 4 4 4 1 17
31 5 5 5 5 5 25
32 4 4 4 4 4 20
33 4 4 4 4 4 20
34 4 4 4 4 4 20
35 5 3 3 3 1 15
36 4 5 4 4 5 22
37 4 5 4 4 5 22
38 4 5 4 4 5 22
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
39 4 5 4 4 5 22
40 4 5 4 4 5 22
41 2 4 4 4 2 16
42 5 5 5 5 4 24
43 5 4 4 5 4 22
44 5 5 5 5 5 25
45 4 4 4 3 4 19
46 4 4 5 4 2 19
47 5 2 4 3 2 16
48 5 5 5 5 1 21
49 4 4 4 4 4 20
50 4 4 4 4 2 18
51 4 3 4 3 4 18
52 4 4 4 4 3 19
53 4 2 4 4 2 16
54 5 2 5 5 3 20
55 4 4 4 4 3 19
56 3 3 3 3 3 15
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Hasil Kuesioner Hubungan dengan Sesama Profesi
hsp1 hsp2 hsp3 hsp4 hsp5 hsp6 hsp7 total
1 5 4 5 4 5 5 5 33
2 3 4 4 4 2 3 3 23
3 3 4 4 4 4 3 5 27
4 3 3 3 3 2 2 3 19
5 3 3 4 4 3 3 3 23
6 4 5 4 3 4 4 4 28
7 5 4 5 4 5 4 5 32
8 5 5 5 5 4 4 5 33
9 5 5 5 5 5 5 4 34
10 5 5 5 5 5 5 5 35
11 5 5 5 5 5 5 5 35
12 4 4 4 4 5 5 5 31
13 4 4 4 4 5 5 5 31
14 4 4 4 4 4 4 4 28
15 4 4 4 4 4 3 4 27
16 3 4 4 4 5 4 3 27
17 4 5 5 5 5 5 5 34
18 4 4 3 3 4 4 4 26
19 1 3 4 4 4 3 4 23
20 4 4 4 4 4 4 4 28
21 3 4 4 4 5 5 5 30
22 3 4 4 4 4 4 4 27
23 4 3 3 4 4 4 4 26
24 3 3 3 3 3 3 3 21
25 3 3 3 3 3 3 3 21
26 3 3 3 3 3 3 3 21
27 3 4 4 4 4 4 4 27
28 3 4 4 4 4 4 4 27
29 5 5 5 5 5 5 5 35
30 4 4 4 4 4 4 4 28
31 5 5 5 5 5 5 5 35
32 3 3 4 4 4 4 4 26
33 3 3 4 4 4 4 4 26
34 3 4 4 4 3 4 4 26
35 3 4 4 5 5 5 5 31
36 4 4 4 4 4 5 5 30
37 4 4 4 4 4 5 5 30
38 4 4 4 4 4 5 5 30
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
39 4 4 4 4 4 5 5 30
40 4 4 4 4 4 5 5 30
41 4 4 4 4 4 4 4 28
42 4 4 5 5 5 5 5 33
43 2 3 4 4 4 4 4 25
44 4 4 5 5 5 5 5 33
45 3 3 4 4 4 4 4 26
46 3 2 5 5 5 5 5 30
47 2 2 4 4 4 5 2 23
48 3 5 5 5 5 5 5 33
49 3 4 4 4 4 4 4 27
50 4 4 4 4 4 4 4 28
51 3 4 4 4 5 4 4 28
52 3 3 3 4 4 4 4 25
53 4 4 4 4 4 4 4 28
54 5 5 5 5 5 4 5 34
55 2 5 5 5 4 4 4 29
56 3 3 3 3 3 3 3 21
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Hasil Kuesioner Peran Akuntan Publik dalam Pengungkapan Kecurangan
dpd1 dpd2 dpd3 dpd4 dpd5 dpd6 total
1 5 5 5 5 4 5 29
2 3 4 3 4 3 3 20
3 4 3 3 2 5 4 21
4 3 3 2 2 2 2 14
5 4 3 3 3 3 4 20
6 4 5 4 3 4 3 23
7 5 4 5 5 4 5 28
8 4 5 4 5 4 4 26
9 4 4 5 5 5 5 28
10 5 5 5 5 5 5 30
11 5 5 5 5 5 5 30
12 5 3 3 3 4 4 22
13 4 4 4 4 4 5 25
14 4 3 5 3 4 4 23
15 4 4 4 4 5 5 26
16 5 5 4 2 4 4 24
17 5 4 5 3 3 1 21
18 4 5 3 3 3 4 22
19 4 4 4 4 4 3 23
20 4 4 4 4 4 3 23
21 4 4 5 4 4 4 25
22 4 4 4 3 4 4 23
23 4 5 4 3 3 3 22
24 3 3 3 3 3 3 18
25 4 4 4 2 3 3 20
26 4 4 4 2 3 3 20
27 4 4 4 4 4 4 24
28 4 4 4 4 4 4 24
29 5 5 5 4 5 5 29
30 4 4 4 2 4 4 22
31 5 5 5 2 4 5 26
32 4 4 4 2 2 3 19
33 4 4 4 2 2 3 19
34 4 4 4 4 4 4 24
35 5 5 4 3 4 4 25
36 5 5 4 3 4 4 25
37 4 5 4 3 4 4 24
38 4 4 4 3 4 4 23
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
39 5 5 4 3 4 4 25
40 5 5 4 3 4 4 25
41 4 4 4 4 4 2 22
42 5 5 5 1 5 5 26
43 5 3 3 2 3 5 21
44 5 5 5 4 4 5 28
45 4 4 4 4 4 4 24
46 4 4 4 4 4 4 24
47 5 4 3 5 4 4 25
48 5 1 5 1 5 5 22
49 4 4 4 2 4 5 23
50 4 4 4 4 4 4 24
51 5 4 4 3 4 4 24
52 4 4 4 3 3 3 21
53 4 4 4 2 4 4 22
54 5 5 5 5 5 5 30
55 5 5 5 2 4 5 26
56 3 3 3 3 3 3 18
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
LAMPIRAN 2:
KUESIONER PENELITIAN
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Pertanyaan tentang Profesionalisme
1. Pengabdian Pada profesi
No Pertanyaan STS TS N S SS
1
Saya menggunakan segenap pengetahuan,
kemampuan dan pengalaman saya dalam
melaksanakan proses pengauditan.
2
Saya berlangganan dan membaca secara
rutin majalah dan jurnal tentang eksternal
audit dan publikasi profesi lainnya.
3
Saya akan tetap teguh pada profesi sebagai
auditor meskipun saya mendapat tawaran
lain dengan imbalan yang lebih besar.
4 Saya mendapatkan kepuasan batin dengan
berprofesi sebagai auditor.
5
Pekerjaan sebagai Auditor sudah menjadi
cita-cita saya sejak dulu dan sampai nanti.
6 Saya merasa terlalu riskan untuk
meninggalkan pekerjaan saya sekarang ini.
7 Saya merasa memiliki KAP dimana saya
bekerja.
8 Saya bersedia bekerja di atas normal jika
tempat saya bekerja membutuhkannya.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2. Kewajiban Sosial
No Pertanyaan STS TS N S SS
1
Profesi eksternal auditor adalah profesi yang
penting di masyarakat.
2
Profesi eksternal auditor mampu menjaga
kekayaan negara/masyarakat.
3
Profesi eksternal auditor merupakan profesi
yang dapat dijadikan dasar kepercayaan
masyarakat terhadap pengelola kekayaan
negara.
4
Profesi eksternal auditor merupakan satu-
satunya profesi yang menciptakan
transparansi dalam masyarakat.
5
Jika ada kelemahan dalam independensi
eksternal auditor akan merugikan
masyarakat.
6 Jika orang atau masyarakat memandang saya
tidak independen terhadap suatu penugasan,
saya akan menarik diri dari penugasan
tersebut.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
3. Kemandirian
No Pertanyaan STS TS N S SS
1
Saya merencanakan & memutuskan hasil
audit saya berdasarkan fakta yang saya
temui dalam proses pemeriksaan.
2
Dalam menyatakan pendapat atas laporan
keuangan, saya tidak berada dibawah
tekanan manajemen.
3
Dalam menyatakan pendapat atas laporan
keuangan, saya tidak mendapat tekanan dari
siapapun.
4 Saya tidak boleh menerima imbalan dalam
bentuk apapun dari klien atau mitra bisnis
yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan.
5 Auditor eksternal harus bebas dari segala
kepentingan pribadi dengan pihak
manajemen.
4. Keyakinan Terhadap Profesi
No Pertanyaan STS TS N S SS
1
Pemeriksaan atas laporan keuangan untuk
menyatakan pendapat tentang kewajaran
laporan keuangan hanya dapat dilakukan
oleh eksternal auditor.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2
Eksternal auditor mempunyai cara yang
dapat diandalkan untuk menilai kompetisi
eksternal auditor lain.
3
Judgement (pertimbangan) auditor harus
diikuti dalam pembuatan keputusan yang
penting.
4 Saya menerima hasil evaluasi kerja dengan
nilai baik atau buruk dari atasan tanpa
merasa sebagai suatu beban moral.
5 Profesi saya sebagai akuntan publik
memberikan kemudahan dalam birokrasi.
5. Hubungan dengan sesama profesi
No Pertanyaan STS TS N S SS
1
Saya selalu berpartisipasi dalam pertemuan
para eksternal auditor.
2
Saya sering mengajak rekan-rekan seprofesi
untuk bertukar pendapat tentang masalah
yang ada baik dalam satu organisasi maupun
organisasi lain.
3
Saya mendukung adanya organisasi ikatan
eksternal auditor.
4 Ikatan eksternal auditor harus mempunyai
cara dan kekuatan untuk pelaksanaan standar
untuk eksternal auditor.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
5
Saya percaya auditor pasti mendukung
keberadaaan organisasi profesi Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI).
6 Dengan seringnya berkumpul dan berdiskusi
dengan sesama profesi akan mendapat
banyak masukan dari sumber yang lebih
profesional lagi.
7 Dengan banyaknya tambahan masukan
sesama profesi akan menambah akumulasi
pengetahuan auditor sehingga dapat lebih
bijaksana dalam membuat perencanaa dan
pertimbangan dalam proses pengauditan.
Pertanyaan tentang peran akuntan publik dalam pengungkapan kecurangan
No Pertanyaan STS TS N S SS
1
Sebagai eksternal auditor saya berperan
secara profesional.
2
Saya berperan besar dalam menemukan
kecurangan dalam laporan keuangan.
3 Investor akan menilai baik perusahaan atas
peran saya dalam proses audit perusahaan
tersebut.
4 Peran saya dalam mengaudit terkadang
dibatasi oleh pihak manajemen.
5
Apabila saya tidak menemukan kecurangan,
saya merasa diri saya tidak pantas untuk
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
menjadi auditor.
6 Sebagai seorang eksternal auditor saya harus
bisa mencegah dan mendeteksi lebih dini
agar tidak terjadi kecurangan,
7 Pengaturan rotasi auditor (akuntan publik)
merupakan salah satu cara untuk mencegah
timbulnya kecurangan yang diakibatkan
kolusi antara manajemen perusahaan dengan
akuntan publik.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
LAMPIRAN 3:
Uji Instrumen Penelitian
(Validitas dan Reliabilitas)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Reliabilitas dan Validitas Pengabdian pada Profesi
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 56 100.0
Excludeda 0 .0
Total 56 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
.796 .812 8
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ppp1 4.63 .524 56
ppp2 3.32 .917 56
ppp3 3.30 1.190 56
ppp4 3.64 .962 56
ppp5 3.21 .967 56
ppp6 3.11 1.090 56
ppp7 3.79 .756 56
ppp8 4.04 .571 56
Inter-Item Correlation Matrix
ppp1 ppp2 ppp3 ppp4 ppp5 ppp6 ppp7 ppp8
ppp1 1.000 .444 -.047 .415 .269 .040 .482 .471
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
ppp2 .444 1.000 .226 .463 .249 -.108 .337 .186
ppp3 -.047 .226 1.000 .398 .575 .563 .114 .144
ppp4 .415 .463 .398 1.000 .573 .263 .568 .587
ppp5 .269 .249 .575 .573 1.000 .702 .313 .414
ppp6 .040 -.108 .563 .263 .702 1.000 .161 .403
ppp7 .482 .337 .114 .568 .313 .161 1.000 .608
ppp8 .471 .186 .144 .587 .414 .403 .608 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ppp1 24.41 19.265 .384 .432 .791
ppp2 25.71 17.844 .339 .430 .798
ppp3 25.73 15.363 .486 .526 .782
ppp4 25.39 15.152 .699 .638 .739
ppp5 25.82 14.877 .737 .692 .732
ppp6 25.93 16.031 .468 .699 .782
ppp7 25.25 17.609 .493 .476 .775
ppp8 25.00 18.182 .575 .594 .772
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
29.04 21.308 4.616 8
Correlations
ppp1 ppp2 ppp3 ppp4 ppp5 ppp6 ppp7 ppp8 total
ppp1 Pearson
Correlation 1.000 .444
** -.047 .415
** .269
* .040 .482
** .471
** .479
**
Sig. (2-tailed) .001 .729 .001 .045 .771 .000 .000 .000
N 56.000 56 56 56 56 56 56 56 56
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
ppp2 Pearson
Correlation .444
** 1.000 .226 .463
** .249 -.108 .337
* .186 .509
**
Sig. (2-tailed) .001 .094 .000 .064 .429 .011 .170 .000
N 56 56.000 56 56 56 56 56 56 56
ppp3 Pearson
Correlation -.047 .226 1.000 .398
** .575
** .563
** .114 .144 .670
**
Sig. (2-tailed) .729 .094 .002 .000 .000 .402 .288 .000
N 56 56 56.000 56 56 56 56 56 56
ppp4 Pearson
Correlation .415
** .463
** .398
** 1.000 .573
** .263 .568
** .587
** .798
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .002 .000 .051 .000 .000 .000
N 56 56 56 56.000 56 56 56 56 56
ppp5 Pearson
Correlation .269
* .249 .575
** .573
** 1.000 .702
** .313
* .414
** .825
**
Sig. (2-tailed) .045 .064 .000 .000 .000 .019 .002 .000
N 56 56 56 56 56.000 56 56 56 56
ppp6 Pearson
Correlation .040 -.108 .563
** .263 .702
** 1.000 .161 .403
** .642
**
Sig. (2-tailed) .771 .429 .000 .051 .000 .237 .002 .000
N 56 56 56 56 56 56.000 56 56 56
ppp7 Pearson
Correlation .482
** .337
* .114 .568
** .313
* .161 1.000 .608
** .612
**
Sig. (2-tailed) .000 .011 .402 .000 .019 .237 .000 .000
N 56 56 56 56 56 56 56.000 56 56
ppp8 Pearson
Correlation .471
** .186 .144 .587
** .414
** .403
** .608
** 1.000 .655
**
Sig. (2-tailed) .000 .170 .288 .000 .002 .002 .000 .000
N 56 56 56 56 56 56 56 56.000 56
total Pearson
Correlation .479
** .509
** .670
** .798
** .825
** .642
** .612
** .655
** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 56 56 56 56 56 56 56 56 56.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliabilitas dan Validitas Kewajiban Sosial
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 56 100.0
Excludeda 0 .0
Total 56 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
.776 .779 6
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ks1 4.11 .846 56
ks2 3.88 1.063 56
ks3 4.13 .955 56
ks4 3.89 1.039 56
ks5 4.21 .731 56
ks6 3.86 .999 56
Inter-Item Correlation Matrix
ks1 ks2 ks3 ks4 ks5 ks6
ks1 1.000 .784 .636 .427 .462 .212
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
ks2 .784 1.000 .822 .432 .433 .257
ks3 .636 .822 1.000 .472 .430 .095
ks4 .427 .432 .472 1.000 .126 .003
ks5 .462 .433 .430 .126 1.000 -.032
ks6 .212 .257 .095 .003 -.032 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ks1 19.96 10.362 .756 .650 .689
ks2 20.20 8.815 .832 .803 .649
ks3 19.95 9.870 .736 .712 .686
ks4 20.18 11.277 .407 .277 .775
ks5 19.86 12.670 .382 .281 .773
ks6 20.21 13.153 .144 .137 .835
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
24.07 15.195 3.898 6
Correlations
ks1 ks2 ks3 ks4 ks5 ks6 total
ks1 Pearson Correlation 1.000 .784** .636
** .427
** .462
** .212 .841
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .117 .000
N 56.000 56 56 56 56 56 56
ks2 Pearson Correlation .784** 1.000 .822
** .432
** .433
** .257 .906
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .001 .056 .000
N 56 56.000 56 56 56 56 56
ks3 Pearson Correlation .636** .822
** 1.000 .472
** .430
** .095 .838
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .485 .000
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
N 56 56 56.000 56 56 56 56
ks4 Pearson Correlation .427** .432
** .472
** 1.000 .126 .003 .617
**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .000 .353 .985 .000
N 56 56 56 56.000 56 56 56
ks5 Pearson Correlation .462** .433
** .430
** .126 1.000 -.032 .537
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .001 .353 .815 .000
N 56 56 56 56 56.000 56 56
ks6 Pearson Correlation .212 .257 .095 .003 -.032 1.000 .390**
Sig. (2-tailed) .117 .056 .485 .985 .815 .003
N 56 56 56 56 56 56.000 56
total Pearson Correlation .841** .906
** .838
** .617
** .537
** .390
** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .003
N 56 56 56 56 56 56 56.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliabilitas dan Validitas Kemandirian
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 56 100.0
Excludeda 0 .0
Total 56 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
.831 .830 5
Item Statistics
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Mean Std. Deviation N
km1 4.45 .601 56
km2 4.16 .804 56
km3 4.20 .862 56
km4 4.14 .923 56
km5 4.23 .763 56
Inter-Item Correlation Matrix
km1 km2 km3 km4 km5
km1 1.000 .639 .495 .408 .246
km2 .639 1.000 .846 .581 .235
km3 .495 .846 1.000 .604 .344
km4 .408 .581 .604 1.000 .546
km5 .246 .235 .344 .546 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
km1 16.73 7.327 .556 .433 .820
km2 17.02 5.909 .752 .796 .761
km3 16.98 5.654 .756 .749 .758
km4 17.04 5.599 .697 .525 .778
km5 16.95 7.179 .424 .344 .850
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
21.18 9.495 3.081 5
Correlations
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
km1 km2 km3 km4 km5 total
km1 Pearson Correlation 1.000 .639** .495
** .408
** .246 .683
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .068 .000
N 56.000 56 56 56 56 56
km2 Pearson Correlation .639** 1.000 .846
** .581
** .235 .854
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .082 .000
N 56 56.000 56 56 56 56
km3 Pearson Correlation .495** .846
** 1.000 .604
** .344
** .863
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .009 .000
N 56 56 56.000 56 56 56
km4 Pearson Correlation .408
** .581
** .604
** 1.000 .546
** .835
**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .000
N 56 56 56 56.000 56 56
km5 Pearson Correlation .246 .235 .344
** .546
** 1.000 .617
**
Sig. (2-tailed) .068 .082 .009 .000 .000
N 56 56 56 56 56.000 56
total Pearson Correlation .683
** .854
** .863
** .835
** .617
** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 56 56 56 56 56 56.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliabilitas dan Validitas Keyakina terhadap Profesi
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 56 100.0
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Excludeda 0 .0
Total 56 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ktp1 4.18 .741 56
ktp2 3.91 1.014 56
ktp3 4.02 .726 56
ktp4 3.89 .779 56
ktp5 3.54 1.095 56
Inter-Item Correlation Matrix
ktp1 ktp2 ktp3 ktp4 ktp5
ktp1 1.000 .384 .636 .443 .171
ktp2 .384 1.000 .570 .448 .388
ktp3 .636 .570 1.000 .582 .171
ktp4 .443 .448 .582 1.000 .303
ktp5 .171 .388 .171 .303 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ktp1 15.36 7.216 .515 .414 .712
ktp2 15.63 5.802 .611 .417 .671
ktp3 15.52 6.836 .646 .593 .674
ktp4 15.64 6.816 .589 .393 .687
ktp5 16.00 6.691 .340 .193 .793
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
19.54 9.817 3.133 5
Correlations
ktp1 ktp2 ktp3 ktp4 ktp5 total
ktp1 Pearson Correlation 1.000 .384** .636
** .443
** .171 .678
**
Sig. (2-tailed) .003 .000 .001 .207 .000
N 56.000 56 56 56 56 56
ktp2 Pearson Correlation .384** 1.000 .570
** .448
** .388
** .794
**
Sig. (2-tailed) .003 .000 .001 .003 .000
N 56 56.000 56 56 56 56
ktp3 Pearson Correlation .636** .570
** 1.000 .582
** .171 .771
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .208 .000
N 56 56 56.000 56 56 56
ktp4 Pearson Correlation .443** .448
** .582
** 1.000 .303
* .739
**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .000 .023 .000
N 56 56 56 56.000 56 56
ktp5 Pearson Correlation .171 .388** .171 .303
* 1.000 .630
**
Sig. (2-tailed) .207 .003 .208 .023 .000
N 56 56 56 56 56.000 56
total Pearson Correlation .678** .794
** .771
** .739
** .630
** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 56 56 56 56 56 56.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Reliabilitas dan Validitas Hubungan dengan sesama Profesi
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 56 100.0
Excludeda 0 .0
Total 56 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
.897 .904 7
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
hsp1 3.59 .890 56
hsp2 3.89 .755 56
hsp3 4.13 .634 56
hsp4 4.13 .605 56
hsp5 4.16 .757 56
hsp6 4.18 .765 56
hsp7 4.23 .763 56
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Inter-Item Correlation Matrix
hsp1 hsp2 hsp3 hsp4 hsp5 hsp6 hsp7
hsp1 1.000 .610 .447 .334 .423 .430 .545
hsp2 .610 1.000 .598 .508 .444 .380 .549
hsp3 .447 .598 1.000 .859 .677 .590 .616
hsp4 .334 .508 .859 1.000 .670 .619 .606
hsp5 .423 .444 .677 .670 1.000 .765 .690
hsp6 .430 .380 .590 .619 .765 1.000 .675
hsp7 .545 .549 .616 .606 .690 .675 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
hsp1 24.71 12.390 .571 .469 .902
hsp2 24.41 12.756 .637 .525 .889
hsp3 24.18 12.804 .783 .788 .875
hsp4 24.18 13.168 .735 .771 .881
hsp5 24.14 12.161 .762 .685 .875
hsp6 24.13 12.330 .715 .646 .880
hsp7 24.07 12.068 .776 .619 .873
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
28.30 16.761 4.094 7
Correlations
hsp1 hsp2 hsp3 hsp4 hsp5 hsp6 hsp7 total
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
hsp1 Pearson Correlation 1.000 .610** .447** .334* .423** .430** .545** .709**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .012 .001 .001 .000 .000
N 56.000 56 56 56 56 56 56 56
hsp2 Pearson Correlation .610** 1.000 .598
** .508
** .444
** .380
** .549
** .740
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .004 .000 .000
N 56 56.000 56 56 56 56 56 56
hsp3 Pearson Correlation .447** .598
** 1.000 .859
** .677
** .590
** .616
** .839
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 56 56 56.000 56 56 56 56 56
hsp4 Pearson Correlation .334* .508
** .859
** 1.000 .670
** .619
** .606
** .799
**
Sig. (2-tailed) .012 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 56 56 56 56.000 56 56 56 56
hsp5 Pearson Correlation .423** .444
** .677
** .670
** 1.000 .765
** .690
** .834
**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .000 .000 .000 .000 .000
N 56 56 56 56 56.000 56 56 56
hsp6 Pearson Correlation .430** .380
** .590
** .619
** .765
** 1.000 .675
** .801
**
Sig. (2-tailed) .001 .004 .000 .000 .000 .000 .000
N 56 56 56 56 56 56.000 56 56
hsp7 Pearson Correlation .545** .549
** .616
** .606
** .690
** .675
** 1.000 .845
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 56 56 56 56 56 56 56.000 56
total Pearson Correlation .709** .740
** .839
** .799
** .834
** .801
** .845
** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 56 56 56 56 56 56 56 56.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliabiilitas dan Validitas Variabel Dependen
Case Processing Summary
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
N %
Cases Valid 56 100.0
Excludeda 0 .0
Total 56 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
dpd1 4.30 .601 56
dpd2 4.14 .796 56
dpd3 4.07 .710 56
dpd4 3.25 1.083 56
dpd5 3.86 .749 56
dpd6 3.95 .903 56
Inter-Item Correlation Matrix
dpd1 dpd2 dpd3 dpd4 dpd5 dpd6
dpd1 1.000 .364 .545 .049 .462 .500
dpd2 .364 1.000 .368 .295 .187 .188
dpd3 .545 .368 1.000 .213 .532 .432
dpd4 .049 .295 .213 1.000 .336 .181
dpd5 .462 .187 .532 .336 1.000 .661
dpd6 .500 .188 .432 .181 .661 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
dpd1 19.27 8.345 .529 .440 .698
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
dpd2 19.43 8.140 .389 .249 .726
dpd3 19.50 7.709 .590 .429 .675
dpd4 20.32 7.568 .302 .213 .775
dpd5 19.71 7.335 .652 .556 .656
dpd6 19.63 7.111 .543 .485 .682
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
23.57 10.540 3.247 6
Correlations
dpd1 dpd2 dpd3 dpd4 dpd5 dpd6 total
dpd1 Pearson Correlation 1.000 .364** .545
** .049 .462
** .500
** .655
**
Sig. (2-tailed) .006 .000 .720 .000 .000 .000
N 56.000 56 56 56 56 56 56
dpd2 Pearson Correlation .364** 1.000 .368
** .295
* .187 .188 .587
**
Sig. (2-tailed) .006 .005 .027 .167 .166 .000
N 56 56.000 56 56 56 56 56
dpd3 Pearson Correlation .545** .368
** 1.000 .213 .532
** .432
** .724
**
Sig. (2-tailed) .000 .005 .115 .000 .001 .000
N 56 56 56.000 56 56 56 56
dpd4 Pearson Correlation .049 .295* .213 1.000 .336
* .181 .590
**
Sig. (2-tailed) .720 .027 .115 .011 .181 .000
N 56 56 56 56.000 56 56 56
dpd5 Pearson Correlation .462** .187 .532
** .336
* 1.000 .661
** .774
**
Sig. (2-tailed) .000 .167 .000 .011 .000 .000
N 56 56 56 56 56.000 56 56
dpd6 Pearson Correlation .500** .188 .432
** .181 .661
** 1.000 .724
**
Sig. (2-tailed) .000 .166 .001 .181 .000 .000
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
N 56 56 56 56 56 56.000 56
total Pearson Correlation .655** .587
** .724
** .590
** .774
** .724
** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 56 56 56 56 56 56 56.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
LAMPIRAN 4:
Uji Asumsi Klasik
(Multikolonieritas dan Normalitas)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Uji Multikolonieritas
Coefficient Correlationsa
Model hubungan pengabdian kewajiban kemandirian keyakinan
1 Correlations hubungan 1.000 -.379 -.121 -.379 -.501
pengabdian -.379 1.000 -.202 -.028 .146
kewajiban -.121 -.202 1.000 -.174 -.261
kemandirian -.379 -.028 -.174 1.000 -.035
keyakinan -.501 .146 -.261 -.035 1.000
Covariances hubungan .013 -.003 -.001 -.005 -.007
pengabdian -.003 .005 -.001 .000 .001
kewajiban -.001 -.001 .008 -.002 -.003
kemandirian -.005 .000 -.002 .013 .000
keyakinan -.007 .001 -.003 .000 .015
a. Dependent Variable: peran
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6.341 2.220 2.857 .006
pengabdian -.113 .070 -.160 -1.600 .116 .649 1.540
kewajiban .128 .089 .154 1.451 .153 .576 1.736
kemandirian -.123 .113 -.116 -1.083 .284 .565 1.770
keyakinan .113 .121 .109 .935 .354 .475 2.106
hubungan .628 .112 .793 5.597 .000 .325 3.079
a. Dependent Variable: peran
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Uji Normalitas
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
LAMPIRAN 5:
Uji Statistik
(Regression)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Regression
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 hubungan,
pengabdian,
kewajiban,
kemandirian,
keyakinana
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: peran
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .821a .674 .642 1.943 2.085
a. Predictors: (Constant), hubungan, pengabdian, kewajiban, kemandirian, keyakinan
b. Dependent Variable: peran
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 390.953 5 78.191 20.712 .000a
Residual 188.761 50 3.775
Total 579.714 55
a. Predictors: (Constant), hubungan, pengabdian, kewajiban, kemandirian, keyakinan
b. Dependent Variable: peran
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6.341 2.220 2.857 .006
pengabdian -.113 .070 -.160 -1.600 .116 .649 1.540
kewajiban .128 .089 .154 1.451 .153 .576 1.736
kemandirian -.123 .113 -.116 -1.083 .284 .565 1.770
keyakinan .113 .121 .109 .935 .354 .475 2.106
hubungan .628 .112 .793 5.597 .000 .325 3.079
a. Dependent Variable: peran
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Top Related