7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
1/115
1
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
JAKARTAFAKULTAS EKONOMI & BISNIS
Skripsi
PENGARUH PERSEPSI HARGA DAN PERSEPSI
MEREK TERHADAP KEINGINAN PEMBELIAN
ULANG PRODUK DENGAN PERSEPSI NILAISEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA
PRODUK ORIFLAME DI JAKARTA.
Disusun oleh :
Nama : Abdul F Silitonga
NPM : 103117340250034Program studi : Manajemen
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Meraih
Sarjana Strata Satu ( S1 )
Pada Fakultas Ekonomi UTA 45 Jakarta
Jakarta
2015
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
2/115
2
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
JAKARTAFAKULTAS EKONOMI & BISNIS
Lulus Ujian Skripsi
PENGARUH PERSEPSI HARGA DAN PERSEPSI
MEREK TERHADAP KEINGINAN PEMBELIAN
ULANG PRODUK DENGAN PERSEPSI NILAI
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA
PRODUK ORIFLAME DI JAKARTA.
Diajukan oleh :
Nama : Abdul F Silitonga
NPM/NRM : 103117340250034
Program Studi : Manajemen
Telah Diuji Dan Dinyatakan Lulus :
Jakarta, 25, Februari 2015
Dosen Pendamping
( Daniel Tambun, S.E., M.M. )
Anggota Penguji Ketua Penguji
( Donald Picauly, S.E.,M.M. ) ( Hartanti Nugrahaningsih, S.E.,M.M.)
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
3/115
3
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
JAKARTA FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
Persetujuan Skripsi
PENGARUH PERSEPSI HARGA DAN PERSEPSI
MEREK TERHADAP KEINGINAN PEMBELIAN
ULANG PRODUK DENGAN PERSEPSI NILAI
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADAPRODUK ORIFLAME DI JAKARTA.
Diajukan Oleh :
Nama : Abdul F Silitonga
NPM/NRM : 103117340250034
Program Studi : Manajemen
Telah Disetujui
Jakarta, 14, Februari 2015
Pembimbing Skripsi
( Donald Picauly, S.E.,M.M. )
Ketua Program Studi Manajemen Dekan
( Hartanti Nugrahaningsih, S.E.,M.M. ) ( Sihar Tambun, S.E., Ak. M.Si )
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
4/115
4
ABSTRAK
Kesadaran terhadap sebuah penampilan dirasa sangat penting dewasaini, baik bagi kaum wanita maupun kaum pria. Kecantikan sangat luas artinya,dapat berarti perawatan kulit tubuh maupun wajah ataupun hanya dekoratif atau
tata rias pada wajah.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari persepsi harga,persepsi merek, persepsi nilai terhadap keinginan pembelian ulang pada produkoriflame yang pada pelnggan oriflame di kota Jakarta. Populasi dari penelitianini adalah semua pelanggan produk oriflame di kota Jakarta dengan jumlah N =100 responden. Pengambilan sampel pada penelitian ini akan menggunakan
pendekatan non-probability sampling kriteria yang digunakan adalah customeryang sudah melakukan pembelian produk lebih dari 3 ( tiga ) kali pembeliandalam kurun waktu Desember 2013Desember 2014.
Pengujian hipotesis menggunakan regresi linier berganda, Uji T atasvariabel X1 ( persepsi harga ) menghasilkan nilai thitung sebesar 2,518 dengannilai signifikan kurang dari 0,05, dan Thitung >Ttabel ( 2,518 > 1,661 ),sehingga dapat disimpulkan bahwa secara individu ( parsial ) variabel X1 (
persepsi harga ) berpengaruh signifikan positif terhadap variabel Y ( keinginanPembelian Ulang ).Uji T atas variabel X2 ( persepsi merek ) menghasilkan nilaiThitung sebesar 4,259 dengan nilai signifikan kurang dari 0,05, danThitung>Ttabel ( 4,259 > 1,661 ), sehingga dapat disimpulkan juga bahwasecara individu ( parsial ) variabel X2 ( persepsi merek ) juga berpengaruhsignifikan positif terhadap variabel Y ( keinginan pembelian ulang ).Uji T atasvariabel Z ( persepsi nilai ) menghasilkan nilai Thitung sebesar 5,742 dengan
nilai signifikan kurang dari 0,05 , dan Thitung>Ttabel ( 5,742 > 1,661 ),sehingga dapat disimpulkan juga bahwa secara individu ( parsial ) variabel Z (
persepsi nilai ) sangat berpengaruh positif yang sangat signifikan terhadapvariabel Y ( keinginan pembelian ulang ).Uji F nilai Fhitung adalah 136,629dengan tingkat signifikan kurang dari 0,05, karena nilai 136,629 > 2,70 ( Ftabel), maka dengan demikian dapat disimpulkan juga ketiga variabel independenmemiliki pengaruh yang baik atau positif terhadap variabel dependen.
Kunci : Pengaruh persepsi harga, persepsi merek, terhadap keinginan pembelianulang di intervensi oleh persepsi nilai.
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
5/115
5
ABSTRACT
Awareness on of an adult appearance is extremely important when this
time. Both for women and men found. A beauty very broad meaning whichmeans skin care, body and face or just decorative or cosmetology face.
The purpose of this study to determine the effect of price perception,brand perception, the perception of the value of the desire to re-purchase theproduct at pelnggan oriflame oriflame in the city. Sample population of thisstudy is all oriflamme products customers in the city of Jakarta, the nominal ofsample N = 100 respondents. The selection of the sample in this study will use anon-probability sampling approach. Customer limit used is the customer who
purchases the product has more than three times the purchase in the periodeDecember 2013 to December 2014 only.
Hypothetical calculations using multiple linier regression, T test on thevariable X1 ( price perception ) produce T value of 2,518 with a significantvalue less than 0,05 and T table ( 2,518 > 1,661 ), so it can be concluded that theindividual ( Partial ) variable X1 ( perception of price ). T test the variable X2 (
brand perception ) produce T value of 4,259, with significant values of less than0,05, and T value > T table ( 4,259 > 1,661 ) so that it can be concluded alsothat the individual ( partial ) variable X2 ( brand perception ) is also significant
positive effect on the variable Y ( intense to repurchase ). F test value count is136,629 with a significant level of less than 0,05, because the value of 136,629> 2,70 ( F table ) then it can be concluded thus also three independent variables
have a good or positive effect on the dependent variable.
Key : The effect of price perception, the perception of brand, to re-purchasedesirein intervention by perception of value.
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
6/115
6
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, penyusun panjatkan puji syukur kepada
Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, kasih sayang, dan kuasaNya yang
dinyatakan dalam hidup penulis sehingga memungkinkan selesainya
penyusunan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi
segala persyaratan persyaratan untuk mencapai gelar sarjana ( S1 ) pada
Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945
Jakarta, disamping mamfaat yang dapat mungkin disumbangkan dari hasil
penelitian ini kepada pihak yang berkepentingan.
Banyak pihak yang dengan tulus hati memberikan bantuan, baik melalui
kata kata maupun nasehat serta semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini, penyusun ingin menyampaikan rasa terimakasih disertai
penghargaan yang setinggitingginya kepada :
1. Ibu Dr.Virgo Simamora, M.B.A selaku Rektor Universitas 17
Agustus 1945 Jakarta.
2. Bapak Sihar Tambun, S.E., M.si, Ak. Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
3. Ibu Hartanti Nugrahaningsih, S.E., M.M. Selaku Ketua Program
Studi Manajemen.
4. Bapak Daniel Tambun, S.E., M.M. Selaku dosen pembimbing
yang dengan sabar telah meluangkan banyak waktu untuk
memberikan bimbingan dan saran sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
7/115
7
5. Kepada ibu tercinta Tumiar Pakpahan yang senantiasa
memberikan perhatian, motivasi, kasih sayang, dan doa yang
tiada hentinya untuk keberhasilan anakanaknya.
6. Seluruh anggota keluarga penulis, terutama abang Johary
Silitonga, Oloan Silitonga kakak Erna Silitonga, kakak Helenta
silitonga, abang Gunado Silitonga, Henry Silitonga, Josep
Silitonga, David Silitonga dan adek saya Lambas Silitonga dan
Opung Sabena Simanjuntak yang senantiasa memberikan
motivasi, saran, kasih sayang, dan doa yang tulus kepada penulis.
7. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17
Agustus 1945 Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis.
8. Segenap staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17
Agustus 1945 Jakarta yang telah membantu penulis dalam masa
perkuliahan.
9. Teman teman seperjuangan management kelas khusus
karyawan angkatan XV tahun 2010 yang tidak dapat penulis
sebut namanya satu persatu.
10.Sahabat sahabat penulis yang saya sayangi yang selalu
bersedia membantu baik materi dan memberi saran dan motivasi
( ci Frieda lie S.E, Lilis Sinambela S.E, Koko Salomon Budi,
Juniasti Zalukhu S.E, ).
11.Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu penulis dalam bentuk dukungan apapun,
yang turut membantu terselesainya skripsi ini.
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
8/115
8
Hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga Tuhan dapat membalas
semua kebaikan segenap pihak yang mendukung penulis. Akhir kata, semoga
penelitian ini dapat bermamfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan.
Terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini yang disebabkan
keterbatasan penegtahuan serta pengalaman penulis. Untuk itu dengan
kerendahan hati penulis mengharapkan saran, kritik, dan segala bentuk
pengarahan dan semua pihak untuk perbaikan skripsi ini. Penulis mohon maaf
jika dalam skripsi ini terdapat kata kata atau kalimat kalimat yang tidak
berkenan bagi pembaca, atas waktu yang diluangkan dalam membaca skripsi
ini, penulis ucapkan terima kasih.
Jakarta, 25 Februari 2015
Penulis
Abdul F Silitonga
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
9/115
9
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................ 1
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. 14
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... 14
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................... 16
1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 16
1.2. Perumusan Masalah ..................................................................... 21
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 22
1.4. Kegunaan Penelitian .................................................................... 23
BAB II : REVIEW LITERATUR DAN HIPOTESIS ........................... 25
2.1. Teori Persepsi .............................................................................. 25
2.2. Persepsi Harga ( X1 ) dan Persepsi Nilai ( Z ) ............................ 26
A. Persepsi Harga ........................................................................... 26
B. Persepsi Nilai ............................................................................. 28
2.3. Persepsi Merek ( X2 ) dan Persepsi Nilai ( Z ) ........................... 31
2.3.1. Persepsi Merek ..................................................................... 31
A. Konsep Merek ........................................................................ 32
B. Tujuan Penggunaan Merek..................................................... 33
C. Manfaat Merek ....................................................................... 33
2.4. Persepsi Harga ( X1 ), Persepsi Merek (X2) Terhadap Persepsi
Nilai (Z) ....................................................................................... 37
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
10/115
10
2.5. Persepsi Harga ( X1 ) Terhadap Keinginan Pembelian Ulang ( Y )
..................................................................................................... 38
2.6. Persepsi Merek ( X1 ) Terhadap Keinginan Pembelian Ulang ( Y )
..................................................................................................... 40
A. Makna Merek ......................................................................... 40
2.7. Persepsi Nilai ( Z ) Terhadap Keinginan Pembelian Ulang ( Y ) 41
2.8. Persepsi Harga ( X1 ), Persepsi Merek ( X2 ) dan Persepsi Nilai (
Z ) Terhadap Keinginan Pembelian Ulang ( Y ) ......................... 43
2.9. Intervensi Persepsi Nilai Atas Pengaruh Persepsi Harga Terhadap
keinginan Pembelian Ulang ( Y ) ................................................ 45
2.10. Intervensi Persepsi Nilai Atas Pengaruh Persepsi Merek
Terhadap Keinginan Pembelian Ulang ( Y ) ............................... 46
2.11. Penelitian Terdahulu ................................................................. 48
2.12. Kerangka Pemikiran. ................................................................. 49
2.13. Hipotesis Penelitian ................................................................... 50
BAB III : METODE PENELITIAN ...................................................... 52
3.1. Alasan Pemilihan Lokasi Penelitian ............................................ 52
3.2. Populasi dan Penentuan Sampel .................................................. 53
A. Populasi...................................................................................... 53
B. Penentuan Sampel ...................................................................... 53
3.3. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 55
3.4. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 56
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
11/115
11
3.5. Metode Pengambilan Sampel ...................................................... 58
3.6. Operasionalisasi Variabel ............................................................ 59
A. Defenisi Variabel ....................................................................... 59
B. Pengukuran Variabel .................................................................. 60
3.7. Metode Analisis Data .................................................................. 61
A. Analisis Data Kuantitatif ........................................................... 61
B. Uji Validitas ............................................................................... 62
C. Uji Reliabilitas ........................................................................... 62
E. Analisis Regresi Linier berganda ............................................... 63
F. Uji Ketepatan Model .................................................................. 64
G. Uji Signifikan Serentak / Simultan ( Uji F ) .............................. 64
H. Uji Signifikan Parameter Individual ( Uji t ) ............................. 65
I. Koefisien Determinasi ( R ) ....................................................... 66
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................... 67
4.1. Gambaran Umum Penelitian ....................................................... 67
4.2. Gambaran Umum Responden / Gambaran Data ......................... 70
A. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................... 71
B. Responden Berdasarkan Usia .................................................... 71
C. Responden Berdasarkan Pendidikan Terahir ............................. 72
D. Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ................................... 73
E. Responden Berdasarkan Penghasilan per-bulan ........................ 73
F. Responden Berdasarkan Lama Pemakaian ................................. 75
G. Responden Berdasarkan Pengeluaran Per1 kali Beli ............. 75
4.3. Analisis dan Pembahasan ............................................................ 76
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
12/115
12
4.3.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 76
4.3.2. Uji Regresi Berganda ............................................................ 80
A. Uji Signifikan Serentak / Simultan ( Uji f ) ........................... 81
B. Uji Signifikan Parameter Individual ( Uji t ).......................... 81
C. Koefisien Determinasi ( R ) .................................................. 82
D. Pengujian Hipotesis................................................................ 83
E. Perbandingan Dengan Penelitian Terdahulu .......................... 88
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 91
5.1. Kesimpulan .................................................................................. 91
5.2. Keterbatasan peneliti ................................................................... 92
5.3. Saran ............................................................................................ 92
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
13/115
13
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 48-49
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian 60-61
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan jenis Kelamin 71
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 71
Tabel 4.3 karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan 72
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan 73
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan 74
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Pemakaian 75
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Per-satu kalibeli 76Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas indikator persepsi harga 77
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas indikator persepsi merek 78
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas indikator keinginan pembelian ulang 79
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas indikator persepsi nilai 90
Tabel 4.12 Uji F 81
Tabel 4.13 Uji T 82
Tabel 4.14 Nilai Koefisien determinasi 83
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
14/115
14
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Keterkaitan Harga dengan Variabel Marketing Lainnya 28
Gambar 2.2 Kerangka pemikiran 50
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
15/115
15
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian 96-97
Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban responden 98-103
Lampiran 3 Hasil SPSS Karakteristik Responden 104
Lampiran 4 Hasil Output SPSS Variabel X1 105
Lampiran 5 Hasil Output SPSS Variabel X2 106
Lampiran 6 Hasil Output SPSS Variabel Y 107
Lampiran 7 Hasil Output SPSS Variabel Z 108Lampiran 8 Hasil Output SPSS Uji Relibiality X1,X2,Y dan Z 109
Lampiran 9 Hasil Output SPSS Uji Reliability X1,X2 dan Z 110
Lampiran 10 Chart Output SPSS Uji Reliability X1,X2,Y dan Z 111
Lampiran 11 Tabel Uji f 112
Lampiran 12 Tabel Uji r 113
Lampiran 13 Tabel Uji t 114
Lampiran 14 Curriculum Vitae 115
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
16/115
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
17/115
17
5 miliar dengan pertumbuhan rata-rata 12% per tahun ( Octama, 2013 ). Data ini
didukung sepenuhnya oleh Kementrian Perindustrian Indonesia melalui
Indonesia Finance Today yang mengumumkan bahwa industri kosmetik
Indonesia berhasil bertahan dalam krisis ekonomi global di tahun 2012 yang
memperlambat pertumbuhan ekonomi nasional dengan terus mengalami
pertumbuhan yang solid ( swa online swa.co.id, 2015 ). Indonesia dengan 250
juta jiwa penduduknya, menjadi sebuah lahan potensial bagi pasar kosmetik.
Industri ini mengalami perkembangan dengan kenaikan penjualan di
tahun 2012 sebesar 14% menjadi Rp 9,76 triliun dari sebelumnya Rp 8,5 triliun.
Kenaikan ini berasal dari pertumbuhan tingkat permintaan, khususnya dari
konsumen kelas menengah. Selain itu terjadi pula perubahan trend penggunaan
produk kosmetik yang semakin diminati oleh kaum pria. Industri kosmetik
diproyeksikan dapat terus mengalami pertumbuhan oleh Persatuan Perusahaan
Kosmetik Indonesia ( PERKOSMI ) sebesar 15% menjadi Rp11,22 triliun dari
sebelumnya sebesar Rp 9,76 triliun di tahun 2012 oelh kementrian perindustrian
republik Indonesia ( swa online swa.co.id, 2013 ).
Pemerintah juga mendukung perkembangan industri kosmetik dengan
memberikan insentif berupa tax allowance dan pembebasan bea masuk atas
impor mesin. Diharapkan dengan adanya insentif tersebut maka industri
kosmetik dapat berekspansi secara rutin untuk meningkatkan kapasitas
produksi. Kebijakan tersebut dilengkapi pula dengan adanya pasar bebas
ASEAN dan China ( ACFTA ) yang akan berlaku pada 2015 sehingga produk-
produk kosmetik China juga dapat memasuki industri kosmetik Indonesia oleh
kementrian perindustrian Republik Indonesia ( swa online swa.co.id, 2013 ).
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
18/115
18
Peluang ini akan semakin meningkatkan persaingan di dalam industry
kosmetik Indonesia. Perusahaan - perusahaan yang bersaing di dalam industri
kosmetik Indonesia sangat banyak dan beragam. Mulai dari salon, spa, klinik
kecantikan, dan sejumlah merk - merk kecantikan dengan skala kecil maupun
besar. Salah satu kegiatan yang dapat mengukur besarnya industri kosmetik di
Indonesia adalah Cosmo beauty ke - delapan yang diselenggarakan pada tanggal
17 - 19 Oktober 2013 di Jakarta Convention Center ( JCC ) yang diprakarsai
oleh ECMI Services Sdn Bhd dan PT. Prakarsa Sinergi Utama. Tujuan dari
dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk melihat seberapa signifikan
perkembangan industri kosmetik di Indonesia. Kegiatan ini kemudian berhasil
diikuti oleh 220 perusahaan dan lebih dari 600 merk yang memamerkan produk
dan layanan serta teknologi terbaru mereka. Kegiatan ini menunjukkan industri
kosmetik Indonesia tengah berkembang dan banyak masyarakat Indonesia yang
peduli akan kecantikan ( Ramdhina, 2013 ). Berdasarkan Kantor Berita Khusus
Kecantikan dan Fashion WWD, terdapat sepuluh perusahaan kosmetik yang
dinilai memiliki penjualan terbaik ( swa online swa.co.id, 2013 ), yaitu:
1. LOreal Group
2. Procter & Gamble Co.
3. Unilever (Dove, Lifebuoy, dsb)
4. Estee Lauder
5. Shiseido
6. Avon
7. Kao Corps
8. Beiserdorf ( Nivea )
9. Johnson & Johnson ( Clean & Clear, Neutrogena, dsb )
10.Chanel
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
19/115
19
Survei oleh lembaga survei Clicktop10 menunjukkan hasil yang hampir sama (
Clicktop10, 2013 ), yaitu:
1. LOreal Group2. Etude
3. Revlon
4. Avon
5. Covergirl
6. Oriflame
7. Urban Decay
8. Maybelline New York9. MAC
10.Clinique
Kedua lembaga survei tersebut setuju bahwa pemimpin pasar untuk
industri kosmetik di Indonesia adalah LOreal Group dengan membawahimerk-
merk kenamaan seperti Shu Uemura, Kerastase, Garnier, Maybelline, Lancome,
Essie, The Body Shop, dan banyak lainnya. Merk-merk kosmetik di atas sukses
menjadi merk dengan penjualan terbaik dikarenakan adanya pemahaman yang
baik mengenai pasar kosmetik. Dinamika pada pasar ditanggapi dengan terus-
menerus melakukan inovasi agar permintaan konsumen dapat dipenuhi dan
eksistensi mereka pada industri kosmetik di Indonesia dapat terjaga.
Produk Oriflame termasuk salah satu produk yang melesat tingkat
kepuasan konsumennya pada survei Indonesia Customer Satisfaction Award
2011 ( swa online swa.co.id, 2013 ). Tahun lalu produk kosmetik ini berada di
peringkat kedelapan, dan kini melesat berada di posisi kedua. Posisi pertama
masih tetap dipegang jawaranya oleh Revlon. Merek kosmetik yang dijual
secara langsung ( direct selling ) ini menggunakan kekuatan konsultannya
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
20/115
20
demikian para direct seller disebutsebagai ujung tombak penjualan. Sebagai
produk asal Swedia, Oriflame cukup agresif menggarap pasar Indonesia.
Ratusan ribu konsultan telah berhasil digaet sebagai pemasar handal.
Persaingan yang makin ketat mengharuskan perusahaan tetap menjaga
keberlangsungannya dengan cara mempertahankan pelanggannya. Hal ini dapat
dilakukan dengan menanamkan persepsi subyektif kepada konsumen saat
pengkonsumsian barang dan jasa hingga konsumen berminat untuk melakukan
pembelian ulang. Pemilihan produk kecantikan dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya persepsi harga dan persepsi merek.
Harga menjadi salah satu isyarat paling dominan dalam pemasaran, hal
tersebut karena harga ada pada semua situasi pembelian, harga juga merupakan
salah satu isyarat yang digunakan konsumen dalam proses persepsi, dimana
harga akan mempengaruhi penilaian konsumen tentang suatu produk ( Ridgway
& Netemeyer, 2010 ), sedangkan peranan merek adalah merek bukan hanya
sekedar symbol, namun merek dapat juga memberikan arti bahwa produk
tersebut mempunyai nilai tertentu ( Pepadri, 2002 ), persepsi harga atau persepsi
merek akan berpengaruh pada persepsi nilai yang nantinya menimbulkan intens
to repurchasekonsumen ( Agarwal & Teas, 2002 ).
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
pengaruh dari persepsi harga, persepsi merek terhadap pembelian ulang suatu
produk dengan di intervening oleh persepsi nilai pada produk oriflamme sebagai
objek penelitian dalam skripsi yang berjudul Pengaruh Persepsi Harga dan
Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
21/115
21
Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening ( Pada Produk Oriflame )di
Jakarta.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan belakang masalah tersebut diatas, penulis merumuskan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh antara persepsi harga terhadap persepsi nilai ?
2. Apakah ada pengaruh antara persepsi merek terhadap persepsi nilai ?
3. Apakah ada pengaruh antara persepsi harga dan persepsi merek terhadap
persepsi nilai ?
4. Apakah ada pengaruh persepsi harga dan persepsi merek terhadap
keinginan pembelian ulang ?
5. Apakah ada pengaruh antara persepsi harga terhadap keinginan
pembelian ulang ?
6. Apakah ada pengaruh antara persepsi nilai terhadap keinginan
pembelian ulang ?
7. Apakah ada pengaruh antara persepsi harga dan persepsi merek dengan
persepsi nilai sebagai variabel intervensi terhadap keinginan pembelian
ulang ?
8. Apakah ada pengaruh antara persepsi harga harga dengan persepsi nilai
sebagai variabel intervensi terhadap keinginan pembelian ulang ?
9. Apakah ada pengaruh antara persepsi merek dengan persepsi nilai
sebagai variabel intervensi terhadap keinginan pembelian ulang ?
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
22/115
22
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dan kegunaan dari penelitian ini adalah untuk melihat
dan mengetahui pengaruh dari persepsi harga, persepsi merek dan persepsi nilai
terhadap pembelian ulang suatu produk yang di peroleh oleh konsumen. Dan
sebagai informasi tambahan informasi bagi perusahaan tentang perilaku
konsumen.
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui beberapa hal di bawah
ini :
1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi harga terhadap persepsi
nilai.
2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi merek terhadap persepsi
nilai.
3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi harga dan persepsi merek
terhadap persepsi nilai.
4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh persepsi harga terhadap
keinginan pembelian ulang.
5. Untuk mengetahui pengaruh persepsi merek terhadap keinginan
pembelian ulang.
6. Untuk mengetahui pengaruh persepsi nilai terhadap keinginan
pembelian ulang.
7. Untuk mengetahui pengaruh persepsi harga dan persepsi merek
dengan persepsi nilai sebagai variabel intervensi terhadap
keinginan pembelian ulang.
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
23/115
23
8. Untuk mengetahui pengaruh persepsi harga dan persepsi nilai
sebagai variable intervensi terhhadap keinginan pembelian ulang.
9. Untuk mengetahui pengaruh persepsi merek dengan persepsi
nilai sebagai variabel intervensi terhadap keinginan pembelian
ulang.
1.4. Kegunaan Penelitian
Penulis sangat berharap bahwa nantinya penelitian ini akan sangat
berguna bagi seluruh lapisan masyarakat, baik para pengusaha maupun
mahasiswa atau mahasiswi. Adapun tujuan dan kegunan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh persepsi harga, persepsi merek, terhadap keinginan
pembelian ulang yang dimediasi oleh persepsi nilai yang diperoleh konsumen.
Sedangkan kegunaan yang di harapkan bagi penulis adalah :
1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan pelatihan intelektual yang
diharapkan dapat mempertajam daya pikir ilmiah serta
meningkatkan kompetensi keilmuan dalam disiplin yang digeluti
dan sebagai syaratuntuk menempuh gelar kesarjanan.
2. Bagi masyarakat ilmiah, penelitian ini diharapkan akan
melengkapi temuan temuan di bidang pemasaran bagi kemajuan
dan pengembanganya dimasa yang akan datang.
3. Bagi masyarakat bisnis, penelitian ini diharapkan akan
memberikan pengetahuan mutakhir mengenai kegunaan
pengaruh persepsi harga, persepsi merek terhadap keinginan
pembelian ulang suatu produk yang di intervensi oleh persepsi
nilai terhadap produk yang akan di jual oleh pemakai bisnis.
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
24/115
24
4. Dan bagi masyarakat lain khususnya pelajar yang menempuh
pendidikan diharapkan penelitian ini untuk kedepannya bisa
menjadi masukan dalam penelitian selanjutnya dan mungkin
dapat di teliti kembali dengan menambah variable lain yang dap
diteliti.
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
25/115
25
BAB II
REVIEW LITERATUR DAN HIPOTESIS
2.1. Teori Persepsi
Dalam kajian ilmu psikologi istilah persepsi. Persepsi merupakan proses
akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses pengindraan, yaitu proses
diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian ada perhatian, lalu diteruskan ke
otak, dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan
persepsi. Dengan persepsi individu menyadari dapat mengerti tentang
lingkungan yang ada di sekitarnya maupun tentang keadaan lingkungan yang
ada di sekitarnya maupun tentang hal yang ada dalam diri individu yang
bersangkutan. Jadi, persepsi dapat diartikan sebagai proses diterimanya
rangsang melalui panca indra yang didahului oleh perhatian sehingga individu
mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati,
baik yang ada di luar maupun di dalam diri individu.
Berikut ini pengertian persepsi dari beberapa ahli:
Pengertian Persepsi Menurut ( Walgito, 2011 ) : Persepsi adalah
proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang
yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan
sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated
dalam diri individu.
Pengertian Persepsi Menurut ( Maramis, 2010 ) : Persepsi ialah
daya mengenal barang, kualitas atau hubungan, dan perbedaan
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
26/115
26
antara hal ini melalui proses mengamati, mengetahui, atau
mengartikan setelah panca indranya mendapat rangsang.
Pengertian Persepsi Menurut ( Desirato, 2010 ) : Persepsi adalah
pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Pesan dapat dikatakan sebagai pemberian
makna pada stimuli indrawi ( sensory stimuli ).
Pengertian Persepsi Menurut ( Devito, 2011 ) : Persepsi ialah
proses menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang
memengaruhi indra kita.
Pengertian Persepsi menurut ( Kotler, 2013 ) : Persepsi (
perception ) adalah proses dimana kita memilih, mengatur dan
menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan
gambaran dunia yang berarti.
Poin utamanya adalah bahwa persepsi tidak hanya tergantug pada
rangsangan fisik tetapi juga pada hubungan rangsangan terhadap bidang yang
mengelilinginya dan kondisi dalam setiap diri kita.
2.2. Persepsi Harga ( X1 ) dan Persepsi Nilai ( Z )
A. Persepsi Harga
Persepsi harga berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahami
seutuhnya dan memberikan makna yang dalam oleh konsumen. Persepsi harga
menjadi sebuah penilaian konsumen tentang perbandingan besarnya
pengorbanan dengan apa yang akan didapatkan dari produk dan jasa ( Zeithaml,
2013 ), merek memainkan peranan yang sangat penting dalam proses
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
27/115
27
pengambilan keputusan konsumen. Sangat penting bagi perusahaan untuk
mengetahui proses pemgambilan keputusan konsumen dan mengidentifkasi
kondisi dalam proses tersebut ( Cravens & Nigel, 2003 ).
Harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan : elemen lain menghasilkan biaya. Mungkin harga adalah elemen
termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan : fitur produk, saluran,
dan bahkan komunikasi membutuhkan lebih banyak waktu, harga juga
mengkomunikasikan positioning nilai yang dimaksudkan dari produk atau
merek perusahaan ke pasar. Produk yang dirancang dan dipasarkan dengan baik
dapat dijual dengan harga tinggi dan menghasilkan laba yang besar. ( Philip
at.al, 2013 ).
Peranan Harga Dalam Pemasaran
a. Peran harga tergantung pada : Siapakah pembelinya ( target pasar
), Apa jenis produk yang di perdagangkan, Saluran apa yang
digunakan ( strategi distribusi ).
b. Fungsi harga dalan strategi positioning : Pertanda bagi pembeli :
harga tinggi sebagai indikator jaminan bahwa merek tersebut
merupakan produk berkualitas tinggi. Instrument persaingan :
harga sebagai cara menyerang pesaing, atau sebagai pengganti
nilai/kualitas. Cara meningkatkan kinerja finansial : Harga
sebagai metode penetuan target harga dan pengembalian
investasi jangka pendek.
c. Tanggung jawab keputusan penentuan harga bervariasi diantara
perusahaan jenis produk.
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
28/115
28
d. Hubungan penentuan harga dengan elemen bauran pemasaran
lainnya seperti pada gambar ini :
Gambar 2.1. Keterkaitan Harga dengan Variabel Marketing Lainnya
Sumber : Marketing dan Kasuskasus pilihan ( Hasan, Ali, 2013 )
B. Persepsi Nilai
Persepsi nilai didasarkan kepada evaluasi konsumen terhadap produk
dan jasa. Konsumen menekankan bahwa keuntungan yang diterima dari suatu
produk atau jasa merupakan komponen yang terpenting dalam nilai. Nilai juga
merupakan kualitas yang diterima konsumen sesuai dengan harga yang
dibayarkan ( Zeithaml, 2013 ).
Keputusan Harga KeputusanPromosionalKebutuhan Produk
Kebutuhan/ Keinginan Pelanggan
Seleksi Target Market
Keputusan Saluran Pemasaran
Karakteristik Konsumen
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
29/115
29
Maka, nilai yang dipersepsikan pelanggan didasarkan pada selisih antara
apa yang didapatkan pelanggan dan apa yang ia berikan untuk kemungkinan
pilihan yang berbeda. Pelanggan mendapatkan manfaat dan menaggung biaya.
Pemasar dapat meningkatkan nilai penawaran pelanggan melalui beberapa
kombinasi peningkatan manfaat ekonomi fungsional atau emosional dan/atau
mengurangi satu biaya atau lebih.
Menurut ( Aeker, 2013 ) menyatakan bahwa ada tiga nilai yang
dijanjikan oleh sebuah merek, yaitu :
1. Nilai Fungsionalnilai yang berasal dari atribut produk yang
langsung memberikan kegunaan fungsional kepada
konsumen, bila memiliki nilai fungsional, suatu merek dapat
mendominasi kategori. Namun, keunggulan ini mudah ditiru
dan dikalahkan oleh pesaing.
2. Nilai Emosional bila konsumen memiliki perasaan yang
positif ( positive feeling ) pada saat membeli atau
menggunakan suatu merek, maka merek tersebut
memberikan nilai emosional bagi konsumen. Nilai emosional
yang diberikan oleh suatu merek berhubungan dengan
perasaan yang ditimbulkan pada saat membeli atau
menggunakan merek tersebut. Nilai emosional biasanya
berkaitan dengan nilai fungsional. Bila suatu merek memiliki
nilai fungsional yang baik maka dapat mempengaruhi nilai
emosional terhadap konsumen. Pada saat banyak merek
merek yang memiliki nilai fungsional sama saling bersaing
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
30/115
30
maka suatu merek menjadi lebih unggul dibandingkan
dengan merek yang lain karena memiliki nilai emosional.
Pada produk dengan diferensiasi rendah (low differentiated
product ), misalnya produk-produk yang mengarah ke
komoditas, diferensiasi dapat dilakukan menggunakan
manfaat emosional.
3. Nilai Ekspresi DiriMerupakan bagian dari nilai emosional.
Perbedaannya nilai emosional berkaitan dengan perasaan
bahagia, nyaman dan bangga. Sedangkan nilai ekspresi diri
berkaitan dengan bagaimana perasaan seseorang mengenai
dirinya dimata orang lain maupun diri orang itu sendiri. Nilai
emosional berpusat pada diri sendiri sedangkan nilai ekspresi
diri berpusat pada publik, nilai ekspresi diri berkaitan dengan
bagaimana pandangan orang lain terhadap seseorang,
contohnya ekspresi diri yang ceria yang di ekspresikan
oleh minuman Fanta.
Menerapkan Konsep Nilai
Perusahaan bersaing dalam menawarkan produknya dengan cara cermat
menjelaskan penawarannya masing-masing, sehingga konsumen dapat
menggunakan produk dan konsumen ingin produk yang mereka beli dapat
memberikan suatu tingkat reliabilitas, durabilitas, kinerja dan nilai jual kembali.
Konsumen mengevaluasi produk dan memutuskan untuk membeli dimana
produk tersebut mempunyai manfaat yang lebih besar dibanding produk pesaing
yang lain. Adam Smith Harga sebenarnya dari segala sesuatu adalah usaha dan
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
31/115
31
masalah mendapatkannya . Dimana total biaya pelanggan juga meliputi biaya
waktu, energy, dan psikologis yang digunakan dalam akuisisi, penggunaan,
pemeliharaan, kepemilikan, dan penyingkiran produk, dimana konsumen
mengevaluasi elemen-elemen ini bersama-sama dengan biaya moneter untuk
membentuk total biaya pelanggan. Sehingga konsumen mempertimbangkan
apakah total biaya produk yang hendak dibeli terlalu tinggi dengan kaitannya
dengan total manfaat produk tersebut.
Penelitian terdahulu ( Mardongan siahaan, Saor 2011 ), yang
menganalisa pengaruh persepsi nilai konsumen yang terdiri dari keterlibatan,
loyalitas merek, persepsi harga, persepsi kualitas, pengenalan, dan persepsi
resiko terhadap perilaku pembelian private label Carrefour Plaza Medan Fair.
Yang menyatakan bahwa variabel keterlibatan, loyalitas merek, persepsi harga,
persepsi kualitas, pengenalan dan persepsi resiko secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku pembelian private label.
Berdasarkan dari Uraian diatas, maka ditetapkan hipotesis pertama dalam
penelitian ini :
H1 : Pengaruh signifikan antara persepsi harga terhadap persepsi nilai.
2.3. Persepsi Merek ( X2 ) dan Persepsi Nilai ( Z )
A. Persepsi Merek
Peranan merek terhadap kualitas produk atau jasa adalah merek bukan
hanya sebuah symbol, namun merek juga dapat memberikan arti bahwa produk
tersebut mempunyai nilai atau kualitas tertentu ( Pepadri, 2002 ). Merek adalah
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
32/115
32
sebuah nama atau simbol yang diasosiasikan dengan suatu produk atau jasa dan
menimbulkan arti psikologis atau asosiai.
Merek bukan hanya apa yang tercetak didalam sebuah produk atau
kemasannya, tetapi apa yang ada di benak konsumen dan bagaimana konsumen
mengasosiasikannya. Pada perkembangan selanjutnya merek adalah sebuah
nama yang dianggap mewakili sebuah obyek, dianggap sebagai sebuah symbol
kemudian menjadi image. Pada ahirnya merek bukan apa yang dibuat di pabrik,
tercetak disebuah kemasan atau apa yang di inginkan oleh pemasar, tetapi apa
yang ada dipikiran konsumen ( Susanto, 2008 ). Sebuah nilai dianggap sebagai
bukan nilai kecuali apabila hal itu telah dirasakan menjadi satu. Tidak peduli
seberapa nyata sebuah nilai telah dirasakan ( Bono & Heller, 2006 ).
A. Konsep Merek
Merek dimaknai sebagai kombinasi dari sebuah nama, tanda, symbol,
atau desain untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari suatu usaha atau
kelompok usaha yang dikembangkan menjadi merek dagang dan membedakan
diri dari pesaing, menciptakan pengaruh dan menghasilkan nilai bagi
perusahaan, banyak juga menyebutnya desain, warna, gerak, atau kombinasi
atribut-atribut produk lainnya yang memberikan identitas dan diferensiasi
terhadap produk pesaing.
Pembuatan merek tidak hanya mengenai abiquitas, visibilitas, dan
fungsional, tetapi juga menyangkut ikatan emosional dengan manusia dalam
hidup merka sehari-hari. Ketika produk atau jasa menyatakan dialog emosional
dengan pelanggan, produk atau jasa akan menyatakan kualitasnya melalui
merek.
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
33/115
33
B. Tujuan Penggunaan Merek
1). Sebagai identitas, yang bermanfaat sebagai pengendali pasar dalam
diferensiasi produk dengan produk pesaing yang memudahkan konsumen untuk
mengenali saatnya melakukan pembelian ulang, 2). Alat promosi,yaitu sebagai
daya tarik produk, 3). Untuk membina citra, yang memberikan keyakinan
jaminan kualitas, serta prestise tertentu kepada konsumen, 4). Untuk
mengendalikan pasar, 5). Menciptakan keuntungan kompetitif, jika merek yang
memiliki ekuitas yang tinggi akan menghasilkan keuntungan sebagai berikut :
Dapat memberikan pertahanan terhadap persaingan harga yang kompetitif,
Perusahaan akan lebih muda meluncurkan perluasan merek karena produk
memiliki kredibilitas yang tinggi, Mampu bertahan pada harga yang lebih tinggi
dari pesaing karena konsumen memiliki keyakinan terhadap kualitas produk,
Pelanggan sangat mengharapkan merek yang mereka maksud sehingga posisi
tawar menawar produsen dengan distributor pengecer lebih kuat, Karena
tingkat kesadaran dan kesetiaan konsumen terhadap merek sangat tinggi maka
perusahaan dapat menikmati biaya pemasaran yang lebih rendah.
C. Manfaat Merek
Perusahaan semakin tergantung pada merek sebagai senjata
berkompetisi, karena itu merek harus bangkit untuk memberikan makna dan
alasan terhadap hubungan perusahaan dan konsumen. Tingkat kesadaran merek
yang tinggi dan citra positif diyakini akan meningkatkan kemungkinan produk
untuk dipilih dan mengurangi kerentanan terhadap kekuatan-kekuatan
kompetitif.
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
34/115
34
Manfaat bagi pelanggan
Ada tiga alasan sekaligus manfaat penting bagi pelanggan dari sebuah
merek yang memiliki citra positif :
1. Sebuah merek yang kuat akan memudahkan konsumen untuk
mengevaluasi, menimbang dan membuat keputusan membeli dari
semua rincian nilai-nilai yang terkait dengan kinerja produk,
harga, pengiriman, garansi dan lain-lain. Merek dan image yang
kuat adalah sintesis dari pembeli dari segala sesuatu yang
ditawarkan oleh pemasok, mengurangi resiko keputusan
pembelian yang rumit terutama untuk produk berbasis teknologi.
2. Sebuah merek yang kuat akan membuat pelanggan merasa
percaya diri dalam pilihan mereka, menyederhanakan pilihan
sehari-hari ( untuk kebutuhan dasar ). Orang-orang berbelanja di
mall atau tokotoko yang branded sering tidak membandingkan
produk dengan tempat lain karena mereka percaya merek.
Branding yang kuat mampu menciptakan hubungan kepercayaan
jangka panjang, aksesibilitas, kepercayaan, rasa aman dan
kenyamanan yang sama dalam sepanjang hidup mereka.
3. Sebuah merek yang kuat membuat pelanggan merasa lebih puas
dengan pembelian mereka memberikan manfaat dan ikatan
emosional ( untuk produk perawatan pribadi ). Kualitas persepsi
sering mereka terjemahkan menjadi rasa yang membuat
pelanggan lebih bahagia dibanding jika produk itu berasal dari
pemasok yang tidak mereka ketahui, karena brandnya yang kuat
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
35/115
35
mampu menawarkan ikatan komunitas tertentu, terutama produk-
produk yang terkait dengan image. Pada ahirnya pemasaran yang
berhasil adalah kemampuannya meyakinkan pelanggan bahwa
mereka tidak khawatir menggunakan produk yang kuat.
Manfaat bagi Perusahaan
1. Harga premium. Sebuah merek dengan citra positif akan
menciptakan margin yang lebih besar dan walaupun ada tekanan
untuk menjual dengan harga rendah atau menawarkan diskon
akan tetapi relatif tidak atau kurang rentan terhadap kekuatan
kompetitif.
2. Klaim produk. Sebuah merek dengan citra yang kuat akan
menciptakan orang-orang melakukan permintaan secara khusus,
orang akan mencari merek yang mereka inginkan.
3. Kompetitif parrier. Sebuah merek yang kuat mampu bertindak
sebagai penghalang untuk beralih ke produk pesaing. Brand
adalah pertahanan yang berlangsung secara permanen.
4. Komunikasi pemasaran lebih mudah di terima, perasaan positif
tentang suatu merek akan mengakibatkan orang mampu
menerima klaim baru terhadap kinerja produk dan mereka akan
welcome, sehingga mereka lebih mudah dibujuk untuk
membeli lebih banyak.
5. Pengembangan merek. Sebuah merek yang terkenal akan
menjadi platform untuk pengembangan/menambah produk baru
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
36/115
36
karena beberapa citra dari aspek positif yang berpengaruh dan
membantu dalam peluncuran produk beberapa baru.
6. Kepuasan pelanggan. Sebuah citra positif akan memberikan
tingkat kepuasan pelanggan ketika mereka menggunakan produk.
Mereka akan merasa lebih yakin membelinya. Pelanggan tidak
menemukan alasan untuk membeli merek lain atau dari pemasok
lain.
7. Jaringan distribusi. Sebuah merek yang kuat lebih mudah dijual
ke pedagang grosir dan distributor yang sangat responssif
terhadap apa yang diinginkan oleh pelanggan mereka.
8. Perizinan dan peluang. Sebuah merek yang kuat dapat
mendukung transaksi usaha patungan atau mengizinkan merek
dilisensikan untuk digunakan dalam aplikasi baru atau dinegara
lain ( terbuka bagi semua orang atau negara apapun ).
9. Nilai harga jual lebih tinggi. Sebuah perusahaan dengan nama
merek-goodwill yang baik akan mendapatkan premi yang lebih
tinggi jika akan dijual.
Hubungan merek dengan nilai bagi pelanggan sangat erat kaitannya, dengan
merek yang kuat dan sudah melekat di mata pelanggan akan menimbulkan
adanya kurang puas dengan tidak memakai produk dengan merek tersebut, nilai
yang tertanam dalam merek tersebut sangat kuat mempengaruhi pelanggan
untuk membeli produk dengan merek yang sudah diminati oleh masyarakat
pada umumnya.
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
37/115
37
Dengan mempertahankan dan meningkatkan loyalitas merek pelanggan dengan
memahami serta berupaya memenuhi harapan konsumen melalui pelayanan
terbaik yang dimiliki ( Yunitasari, Yuniawan, 2006 ). Berdasarkan uraian diatas,
maka hipotesis yang ditetapkan yang kedua adalah :
H2 : Pengaruh Persepsi Merek Terhadap Persepsi Nilai.
2.4. Persepsi Harga ( X1 ), Persepsi Merek (X2) Terhadap Persepsi Nilai
(Z)
Menurut ( Hasan, 2013 : 521 576 ) harga merupakan segala bentuk
biaya moneter yang dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh, memilki,
memanfaatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan dari suatu
produk, hubungan harga dengan merek, dan nilai yang mempengaruhi
pelanggan dalam mengambil keputusan dalam pembelian, sebuah perusahaan
membuat penetapan harga merupakan cara untuk membedakan penawarannya
dari para pesaing:
1. Penentuan harga produk dan jasa memainkan peran sebagai key
strategis dalam perusahaan. Munculnya penentuan harga sebagai
konsekuensi dari : Deregulasi, Kompetisi global yang ketat,
Pertumbuhan yang lambat, Kesempatan bagi perusahaan untuk
memperkuat posisi pasar.
2. Harga mempengaruhi kinerja finansial dan memiliki pengaruh
penting terhadap persepsi pembeli dan penempatan merek.
3. Harga dapat menjadi pengganti dari ukuran kualitas produk
ketika pembeli sulit mengevaluasi produk yang kompleks.
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
38/115
38
4. Relasi antara permintaan dan harga mempengaruhi keputusan
penentuan harga.
5. Biaya ( produksi dan distribusi ) mempengaruhi harga penjualan
produsen.
6. Manfaat dan kepuasan pelanggan menentukan harga penjualan
maksimal dari sebuah produk.
7. Intensitas persaingan dan peraturan pemerintah akan menetukan
harga riil atau efektif dimana produk diperdagangkan.
Penelitian sebelumnya ( Kusdyah, Ike, 2012 ), menyatakan hasil analisa
bahwa persepsi harga dan merek memiliki pengaruh positif signifikan terhadap
keinginan pembelian ulang yang dimediasi oleh persepsi nilai yang diperoleh
konsumen,
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka hipotesis ketiga yang ditetapkan
adalah :
H3 : Pengaruh Persepsi Harga, Persepsi Merek terhadap Persepsi Nilai.
2.5. Persepsi Harga ( X1 ) Terhadap Keinginan Pembelian Ulang ( Y )
Minat konsumen adalah keinginan yang timbul dari proses pengaktifan
ingatan sebagai sebuah rencana yang tersimpan. Keinginan konsumen untuk
membeli ulang suatu produk didasarkan pada kepercayaan dan nilai yang
berkaitan dengan tindakan membeli atau menggunakan produk tersebut. Minat
beli ulang merupakan bagian dari perilaku pembelian konsumen dimana
kesesuaian antara performa dari produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan
menghasilkan minat konsumen untuk mengkonsumsinya lagi dimasa akan
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
39/115
39
datang. Hal ini di dukung oleh Pernyataan ( Anoraga, 2000 ) bahwa minat beli
ulang merupakan minat pembelian yang didasarkan atas pengalaman pembelian
yang telah dilakukan dimasa lalu.
Keinginan pembelian ulang ( repeat purchasing ) merupakan bagian dari
loyalitas pelanggan, Pada dasarnya perilaku seseorang kepada sikap dan norma
subyektif. Sikap dan norma subyektif seseorang juga dipengaruhi oleh
keyakinan atas akibat dari perilaku. Jadi kemungkinan terjadinya pembelian
ulang lebih disebabkan oleh adanya perilaku masa lalu ( pengalaman konsumsi )
yang secara langsung mempengaruhi minat dan perilaku mengkonsumsi ulang
pada waktu yang akan datang.
Indikator perilaku konsumsi ulang produk yang sama ( repeatintention
to buy ) dimasa mendatang berkaitan dengan :
1. Minat transaksional kecenderungan seseorang untuk
membeli produk.
2. Minat referensial kecenderungan seseorang untuk
mereferensikan produk kepada orang lain.
3. Minat preferensial minat yang menggambarkan
perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada
produk, preferensi itu dapat berubah bila terjadi
perubahan pada produk preferensinya.
4. Minat eksploratif minat ini menggambarkan perilaku
seseorang yang selalu mencari informasi mengenai
produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk
mendukung sifat-sifat positif dari produk yang sama.
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
40/115
40
Penelitian sebelumnya, ( Ahmadi, Herman, 2013 ), yang melakukan penelitian
yaitu Analisis pengaruh harga dan kualitas layanan terhadap minat beli ulang
gas elpiji 3 Kg dalam meningkatkan citra perusahaan. Dengan hasil bahwa
harga, kualiats layanan, berpengaruh positif terhadap minat beli. Dan minat beli
berpengaruh positif terhadap citra perusahaan. Dari uraian tersebut maka dapat
disimpulkan hipotesis ke - empat yaitu :
H4 : Pengaruh yang signifikan antara persepsi harga terhadap keinginan
pembelian ulang.
2.6. Persepsi Merek ( X1 ) Terhadap Keinginan Pembelian Ulang ( Y )
A. Makna Merek
Sebuah brand yang baik adalah mampu membedakan diri dari
pesaing,seperti makna berikut : Atributmerek mengingatkan atribut tertentu,
Manfaat atribut diubah menjadi manfaat emosional, sosial dan fungsional,
pembeli bukan membeli atribut tetapi mereka membeli manfaat, Nilai merek
menyatakan sesuatu tentang nilai perusahaan ( pembeda dari pesaing ), Budaya
( brand culture ), Merupakan pencerminan dari himpunan symbol, nilai dan
perilaku perusahaan tertentu, secara internal, budaya merek menjadi penuntun
semua perilaku dan tindakan karyawan ( mitra internal ) perusahaan harus cocok
dengan budaya merek yang tercermin dari merek itu sendiri, secara eksternal,
budaya merek ini kan menjadi pertimbangan utama bagi konsumen untuk
memilih produk yang memiliki symbol, nilai-nilai dan perilaku yang sesuai
dengan budaya, nilai-nilai, dan perilaku mereka sendiri.
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
41/115
41
1. Kepribadian merek memproyeksikan kepribadian tertentu,
Konsumen mungkin memvisualisasikan sebuah sebuah mobil
Mercedes sebagai sebuah sosok eksekutif muda yang kaya,
Merek akan menarik orang-orang yang diinginkan sesuai dengan
image merek.
2. Pemakai - merek memberi kesan mengenai jenis konsumen yang
membeli atau menggunakan produk. Misalnya kita akan heran
bila melihat seorang sekretaris berusia 19 tahun mengendarai
Mercedes, mungkin orang cenderung menganggap wajar,jika
pengemudinya adalah seorang eksekutif puncak berusia paruh
baya.
Penelitian sebelumnya ( Engla Sagita, Fitria, 2013 ), yang menyatakan
hasil analisa pada Pengaruh Brand Image dan harga terhadap keputusan
pembelian ulang produk Kentucky Fried Chicken ( KFC ) di cabang Bakso
Grand Mall oleh mahasiswa Universitas Negeri Padang. Dengan hasil
penelitian, bahwa Harga dan Brand Image berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian. Dengan berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan
hipotesis yang ke-lima adalah :
H5 : Pengaruh yang signifikan antara persepsi merek terhadap keinginan
pembelian ulang.
2.7. Persepsi Nilai ( Z ) Terhadap Keinginan Pembelian Ulang ( Y )
Untuk menjawab nilai yang di inginkan pelanggan perusahaan perlu
melakukan analisa pelanggan untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahan
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
42/115
42
perusahaan relative terhadap kekuatan dan kelemahan berbagai pesaingnya
dengan langkah berikut :
1. Mengidentifikasi atribut dan manfaat utama yang dinilai
pelanggan pelanggan ditanyai apa tingkat atribut,
manfaat dan kinerja yang mereka cari dalam memilih
produk dan penyedia layanan.
2. Menilai arti penting kuantitatif dari atribut dan manfaat
yang berbeda pelanggan diminta memeringkat arti
penting berbagai atribut dan manfaat, jika peringkat
mereka jauh berbeda, pemasar harus mengelompokkan ke
dalam berbagai segmen.
3. Menilai kinerja perusahaan dan pesaing berdasarkan nilai
pelanggan yang berbeda dan membandingkannya dengan
peringkat arti pentingnya pelanggan menggambarkan
ditingkat mana mereka melihat kinerja perusahaan dan
pesaing pada setiap atribut dan manfaat.
4. Mempelajari bagaimana pelanggan dalam segmen
tertentu dalam menentukan peringkat kinerja perusahaan
terhadap pesaing utama tertentu berdasarkan suatu atribut
atau manfaatJika tawaran perusahaan melebihi tawaran
pesaing atas semua atribut dan manfaat penting,
perusahaan dapt mengenakan harga yang lebih tinggi (
sehingga menghasilkan laba yang lebih tinggi ), atau
perusahaan dapat mengenakan harga yang sama dan
mendapatkan pangsa pasar yang lebih banyak.
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
43/115
43
5. Mengamati nilai pelanggan sepanjang waktu Secara
berkala, perusahaan harus mengulangi studi nilai
pelanggan dan posisi pesaing ketika terjadi perubahan
dalam hal ekonomi, tegnologi dan fitur.
Adanya analisa terhadap harga jual suatu barang dengan dukungan
merek yang sudah kuat dan untuk dapat mempertahankan harga suatu produk
dapat dilakukan inovasi pada kemasan yang bermanfaat dengan bentuk desain
yang indah dan pemberian harga pada suatu produk juga harus
mepertimbangkan kualitas yang terkandung dalam produk mengahsilkan nilai
jual bagi pelanggan.
Penelitian sebelumnya, ( Hapsoro Darpito, Surpito, 2011 ), Nilai
berpengaruh langsung terhadap niat komplain, berpengaruh langsung signifikan
negative secara statistik terhadap niat pembelian ulang. Berdasarkan uraian
diatas maka muncul hipotesis yang ke - enam adalah :
H6 : Pengaruh yang signifikan antara persepsi nilai terhadap keinginan
pembelian ulang.
2.8. Persepsi Harga ( X1 ), Persepsi Merek ( X2 ) dan Persepsi Nilai ( Z )
Terhadap Keinginan Pembelian Ulang ( Y )
Harga dilihat dari sudut pandang konsumen, seringkali digunakan
sebagai indikator nilai yang tumbuh melalui persepsi atau anggapan konsumen
bilamana harga ( besarnya pengorbanan financial yang diberikan ) dihubungkan
dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang dan jasa. Indikator penilaian
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
44/115
44
harga dapat dilihat dari kesesuaian antara suatu pengorbanan dari konsumen
terhadap nilai yang diterimanya setelah melakukan pembelian, dan dari situlah
konsumen akan mempersepsi dari produk atau jasa. Apabila persepsi harga pada
suatu produk dan mencakup pelayanan telah sesuai dengan harapan dan manfaat
maka akan meningkatkan kepuasaan. Sebaliknya apabila persepsi harga pada
produk dan mencakup pelayanan tidak sesuai dengan harapan dan mafaat
produk maka akan menimbulkan ketidakpuasan. Persepsi harga berpengaruh
positif terhadap kepuasaan konsumen ( Windoyo, 2009 ).
Merek adalah nilai indikator kinerja yang dikembangkan melalui
strategi, program dan value yang tepat diberikan kepada pelanggan sebagai : 1).
Kombinasi dari desain, symbol ( logo ), tanda dan nama yang mengindentifikasi
dan membedakan produk perusahaan dari pesaing, 2). Kontrak tak tertulis
tentang nilai intrinsik dan keunggulan produk dengan pemakainya, 3). Upaya
untuk memperlihatkan integritas produk perusahaan, 4). Janji penjual secara
konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri, manfaat, jasa tertentu kepada
para pembeli, 5). Pernyataan kepercayaan dan pengurangan risiko bagi para
pelanggan.
Menurut ( Kotler, 2013 ), Nilai yang dipersepsikan pelanggan ( CPV-
Customer perseceived value ) adalah selisih antara penilaian pelanggan
prospectif atas semua manfaat dan biaya dari suatu penawaran dan alternatifnya.
Total manfaat pelanggan ( Total customer benefit ) adalah nilai moneter
kumpulan manfaat ekonomi, fungsional dan psikologis yang diharapkan
pelanggan dari suatu penawaran pasar yang disebabkan oleh suatu produk, jasa,
personel dan citra yang terlibat. Total biaya pelanggan ( Total Customer Cost)
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
45/115
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
46/115
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
47/115
47
berbagai kemungkinan pilihan. Pelanggan mendapatkan manfaat dan
menggandakan biaya. Pemasar dapat meningkatkan nilai tawaran pelanggan
dengan kombinasi menaikkan manfaat fungsional atau emosional dan atau
mengurangi salah satu atau lebih berbagai jenis biaya. Konsumen akan membeli
produk atau jasa dari siapa saja yang menawarkan pemberian nilai yang
dianggap paling tinggi ( Kotler, 2005 ). Sehingga perusahaan harus dapat
menawarkan perceived value yang tinggi agar produk atau jasanya dipilih oleh
konsumen termasuk dengan inovasi pada merek produk tersebut.
Penelitian sebelumnya ( Yang & Peterson, 2004 ), bahwa persepsi nilai
pelanggan, berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen, kepuasan
konsumen berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen, persepsi nilai
pelanggan berpengaruh positif kepuasan konsumen, switching cost tidak
memediasi pengaruh persepsi nilai pelanggan terhadap loyalitas konsumen.
Sedangkan penelitian menurut ( Pan et. al, 2011 ), kepuasan konsumen
berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen, kepercayaan berpengaruh
positif terhadap loyalitas konsumen, membership berpengaruh positif terhadap
loyalitas konsumen, persepsi nilai berpengaruh positif terhadap loyalitas
konsumen, kualitas produk berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen,
persepsi keadilan berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen, switching
cost berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen, dan reputasi merek
berpengaruh positif terhadap loyaliats konsumen. Maka berdasarkan uraian
diatas maka hipotesis yang di simpulkan adalah :
H9 : Intervensi dari persepsi nilai mampu menambah kekuatan pengaruh
langsung dari persepsi merek ke keinginan pembelian ulang
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
48/115
48
2.11. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang Persepsi dan pengaruhnya terhadap pembelian ulang
sebenarnya sudah banyak dilakukan sebelumnya, sebagian besar penelitian
terdahulu memang lebih banyak fokus pada variable - variabel minat beli dan
loyalitas pelanggan, tidak banyak yang meneliti tentang adanya keinginan
pembelian ulang konsumen akan suatu produk
Table 2.1.penelitian terdahulu.
NO
Nama peneliti Judul penelitian Variabel Hasil
1 IkeKusdyah(2012)
Pengaruh persepsiharga, persepsi merekterhadap keinginanpembelian ulang jasaclinic kesehatan (studikasus erha clinicsurabaya)yang dimediasi oleh persepsinilai(STIE AsiaMalang)
Persepsi harga (X1)Persepsi Merek (X2)Persepsi nilai ( Y1)Intens to repurchase(Y2)
Dengan memakai Analisis structural
dalam SEM menunjukkan bahwa persepsi
harga dan persepsi merek berpengaruh
positif signifikan terhadap variabel
perceived value,dan persepsi harga dan
persepsi merek berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap variabel intens to
repurchase,dan perceived Value
berpengaruh positif signifikan terhadap
variabel intens to repurchase.
2 JohanesSaktiawanPurba (2012)
Analisis pengaruhpersepsi nilaikonsumen terhadapminat beli produkPrivateLabel
HypermarketCarrefour dikotaSemarang (UniversitasDiponegorosemarang)
Minat beli (Y)Keterlibatan (X1)Loyalitas Merek (X2)Persepsi Harga (X3)Persepsi Kualitas (X4)
Pengenalan (X5)Persepsi resiko (X6)
Keterlibatan,loyalitasmerek,Persepsiharga sama sama memiliki pengaruh yangsignifikan terhadap perilaku pembelianproduk private label.
3 KelvinGirindra(2012)
Analisis pengaruhpersepsiharga,promosi,distribusi,dan segmentasi
pasar, terhadapkeberhasilan produksepeda motor Yamahadi kota Semarang(UniversitasDiponegoro 2012)
Persepsi Harga (X1)Promosi (X2)Kualitas produk (X3)Distribusi Produk (X4)
SegmentasiPasar(X5)
Hasil analisis menggunakanregresi ;inearbergandadapat diketahui bahwa variabelproduk berpengaruh positifterhadapkeberhasilanproduk.
4 Saor MardonganSiahaan ( 2011)
Pengaruh persepsi nilaikonsumen terhadapperilaku pembelianPrivate Label CarrefourPlaza Medan Fair
Keterlibatan (X1)Loyalitas merek (X2)Persepsi Harga (X3)Persepsi Kualitas (X4)Pengenalan (X5)Persepsi Resiko ( X6 )Perilaku Pembelian (Y)
variabel keterlibatan, loyalitas merek, persepsiharga, persepsi kualitas, pengenalan danpersepsi resiko secara bersama-samaberpengaruh positif dan signifikan terhadapperilaku pembelian private label.
5 Herman Ahmadi (2013 )
Analisis pengaruh hargadan kualitas layananterhadap minat beli ulang
gas elpiji 3 Kg dalammeningkatkan citraperusahaan.
Harga ( X1 )Kualitas Layanan ( X2 )Minat Beli Ulang ( Y )
Harga, Kualiats Layanan, berpengaruh positifterhadap Minat beli. Dan minat beliberpengaruh positif terhadap citra perusahaan.
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
49/115
49
6 Fitria EnglaSagita ( 2013 )
Pengaruh Brand Imagedan harga terhadapkeputusan pembelianulang produk KentuckyFried Chicken ( KFC ) dicabang Bakso GrandMall oleh mahasiswaUniversitas Negeri
Padang.
Keputusan Pembelian ( Y)Brand Image ( X1 )Harga ( X2 )
Harga dan Brand Image berpengaruh signifikanterhadap keputusan pembelian.
7 Surpiko HapsoroDarpito ( 2011 )
Analisis pengaruhpenyesalan, nilaicomplain, dan kepuasanterhadap niat pembelianulang dengan niatmenyampaikan complainsebagai interveningvariabel.
Kepuasan Pelanggan ( X1)Penyesalan ( X2 )Nilai Komplain ( X3 )Niat Komplain ( Y1 )Niat Pembelian ( Y2 )
Nilai berpengaruh langsung terhadap niatcomplain, berpengaruh langsung signifikannegative secara statistic terhadap niatpembelian ulang.
8 Aldy ( 2012 ) Analisis pengaruh citramerek, kualitas produkterhadap keputusanpembelian
Citra Merek (X1 )Kualitas Produk ( X2 )Keputusan Pembelian ( Y)
Citra merek, kualitas produk, sama-samaberpengaruh positif terhadap keputusanpembelian.
9 Panuntun TyasAdi ( 2013 )
Analisis pengaruhpersepsi harga, kualitaslayanan dan nilai
pelanggan melaluikepuasan pelanggan danpersepsi harga terhadaployalitas pelanggan.
Persepsi harga ( X1 )Kualitas Layanan ( X2 )Nilai Pelanggan ( X3 )
Kepuasan Pelanggan ( X4)Loyalitas Pelanggan ( Y )
Persepsi harga, kualitas layanan, nilaipelanggan, kepuasan pelanggan sama samamempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas
pelanggan.
2.12. Kerangka Pemikiran.
Penerapan minat untuk beli ulang menurut ( Agarwal & Teas, 2002 )
terdiri dari tiga isyarat ekstrinsik yaitu persepsi harga, persepsi merek dan
persepsi nilai, Dalam penelitian ini dipilih persepsi harga dan persepsi merek
karena di sesuaikan dengan obyek penelitian yaitu Produk Oriflame yang
banyak diminati oleh hampir dari semua kalangan wanita di Jakarta bahkan
Indonesia yang mana persepsi harga dan persepsi merek berpengaruh terhadap
persepsi nilai kemudian berpengaruh terhadap pembelian ulang.
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
50/115
50
Dari uraian diatas kerangka penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut :
H4
H8
H3 H7 H1
H6
H2 H9
H5
Keterangan : X1 = Persepsi Harga ; X2 = Persepsi Merek ;Y = Pembelian
Ulang ; Z = Persepsi Nilai
Gambar 2.2. Kerangka Penelitian
2.13. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu pertanyaan sementara atau dugaan yang paling
memungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya.Berdasarkan perumusan
masalah,tinjauan pustaka, dan tinjauan penelitian terdahulu dapat ditarik
hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut :
1. H1 : Diduga, ada pengaruh signifikan antara persepsi
harga terhadap persepsi nilai
2. H2 : Diduga, ada pengaruh yang signifikan antara
persepsi merek terhadap persepsi nilai
Persepsi
har a X1
Pembelia
n
Persepsi
Persepsi
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
51/115
51
3. H3 : Diduga, ada pengaruh yang signifikan antara
persepsi harga dan persepsi merek terhadap persepsi nilai
4. H4 : Diduga, ada pengaruh yang signifikan antara
persepsi harga terhadap keinginan pembelian ulang
5. H5 : Diduga, ada pengaruh yang signifikan antara
persepsi merek terhadap keinginan pembelian ulang
6. H6 : Diduga, ada pengaruh yang signifikan antara
persepsi nilai terhadap keinginan pembelian ulang.
7. H7 : Diduga, ada pengaruh yang signifikan antara
persepsi harga dan persepsi merek dengan persepsi nilai
sebagai variabel intervensi secara bersama-sama terhadap
keinginan pembelian ulang
8. H8 : Diduga, intervensi dari persepsi nilai mampu
menambah kekuatan pengaruh langsung dari persepsi
harga ke keinginan pembelian ulang
9. H9 : Diduga, intervensi dari persepsi nilai mampu
menambah kekuatan pengaruh langsung dari persepsi
merek ke keinginan pembelian ulang
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
52/115
52
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Alasan Pemilihan Lokasi Penelitian
Defenisi metode penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah maksudnya
dimana kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional,
empiris dan sistematis. Rasional yang artinya bahwa penelitian itu dilakukan
dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh akal sehat atau
penalaran manusia. Empiris maksudnya cara-cara yang dilakukan itu dapat
diamati oleh indera manusia, dimana orang lain dapat mengamati dan
mengetahui cara-cara yang digunakan. Sedangkan yang sistematis dimana
proses penelitian tersebut menggunakan langkah - langkah tertentu yang bersifat
logis, ( Sugiyono, 2005 :1 ).
Lokasi yang menjadi obyek penelitian ini adalah perusahaan kecantikan
yang bergerak di bidang multilevel marketing dan retail yaitu dengan produk
yang bernama Oriflame. Alasan pemilihan produk oriflame dikarenakan
Oriflame sebagai perusahaan dengan sistem penjualan langsung yang paling
cepat berkembang di dunia yang salah satunya terjadi di Indonesia terutama
kota Jakarta.
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
53/115
53
3.2. Populasi dan Penentuan Sampel
A. Populasi
Populasi adalah merupakan gabungan dari sebuah elemen yang
berbentuk peristiwa hal, atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa
yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai
sebuah semesta penelitian ( Ferdinand, 2006 ).
Pengidentifikasian populasi penelitian secara hati-hati mertupakan hal
pertama yang harus dilakukan dalam penarikan sampeluntuk itu perlu dijelaskan
target populasi yang akan di studi dengan membuat daftar panjang tentang
semua atribut yang diyakini dapat tercermin secara tepat dalam sampelnya (
Daito, 2011 : 204 ). Populasi dari penelitian ini adalah pelanggan dari produk
oriflame yang berumur 20 tahun 50 tahun di Jakarta dengan pengambilan
sampel sebanyak 100 orang dan calon responden harus dinyatakan dulu sudah
melakukan pembelian minimal 3 kali dalam kurun waktu Desember 2013
Desember 2014.
B. Penentuan Sampel
( Daito, 2011 ; 207 ), Sampling adalah proses memilih suatu jumlah
unsur populasi yang mencukupi dari populasi, sehingga dengan mempelajari
sampel dan memahami karakteristiknya memungkinkan untuk
menggeneralisasikan karakteristik tersebut pada seluruh anggota populasi.
Terdapat dua macam kategori sampling yaitu :
1. Probability samplingproses pengambilan sampel yang
menjamin adanya peluang setiap unsur populasi dipilih
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
54/115
54
sebagai anggota sampel. Cara pengambilan sampel ini
meliputi simple random sampling, systematic sampling,
stratified random sampling, cluster sampling, area
sampling dan double sampling.
2. Non probability sampling proses pengambilan sampel
yang tidak menjamin adanya peluang setiap unsur
populasi dipilih sebagai anggota sampel. Cara
pengambilan sampel ini meliputi convenience sampling,
judgment sampling dan snowball sampling.
Pengambilan sampel pada penelitian ini akan menggunakan pendekatan
non-probability samplingyaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel ( sugiyono, 2008 ). Penarikan sampel yang
digunakan adalah menggunakan teknik convenience sampling, Pada teknik ini,
peneliti hanya sekedar menghentikan seseorang mempertanyakan apakah dia
sudah pernah memakai produk oriflame dan sudah melakukan pembelian lebih
dari satu kali pembelian, Dan jika sudah maka meminta orang tersebut untuk
menjadi responden peneliti ( Ferdinand, 2006 ).
Populasi dari penelitian ini adalah semua pelanggan produk oriflame di
kota Jakarta dan jumlahnya tidak di ketahui secara pasti maka digunakan teknik
penentuan sampel untuk populasi tidak terhingga sebagai berikut ( Widyanto,
2008 ) :
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
55/115
55
Keterangan :
Z = tingkat keyakinan
n = Jumlah sampel
moe = Margin of error
Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% atau Z = 1,96 dengan tingkat kesalahan
maksimal sampel yang masih bisa ditoleransi atau moe sebesar 5% maka jumlah
sampel dapat ditentukan sebagai berikut:
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diperoleh jumlah sampel
yang baik dari populasi minimal 96,04 orang. Namununtuk mempermudah
perhitungan dan karena adanya unsur pembulatan, nanti jumlah sampel yang
akan digunakan adalah 100 responden.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ilmiah, untuk menjelaskan suatu fenomena atau
membuktikan suatu dugaan diperlukan sejumlah informasi dan data, baik
kualitatif maupun kuantitatif ( Neuman, 2000 ). Data yang digunakan dalam
penelitian ini ada dua yaitu :
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
56/115
56
1. Data kualitatif - Data yang berbentuk kata, kalimat,
skema, gambar seperti lliteratur serta teori-teori yang
berkaitan dengan penelitian penulis.
2. Data kuantitatif data yang berbentuk angka atau data
kuantitatif yang dibuat menjadi angka ( scoring ).
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara atau jalan yang digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini ada dua jenis data
yang digunakan yaitu :
1. Data primer
Data primer merupakan data yang diambil langsung dari
sumber pertama yang dikumpulkan secara khusus melalui
wawancara, hasil pengisian kuesioner serta observasi
yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti (
Umar, 2000 ), Sumber data primer dalam penelitian ini
diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner pada sampel
yang telah ditentukan sebelumnya yaitu konsumen yang
menggunakan produk Oriflame dan melakukan
pembelian lebih dari satu kali.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah
lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data
primer atau oleh pihak lain ( Umar, 2000 ). Penelitian ini
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
57/115
57
informasi-informasi atau hasil yang disediakan oleh unit
atau lembaga-lembaga yang ada, buku referensi, internet,
dan lainnya yang menunjang dengan masalah yang
diteliti. Selanjutnya dilakukan proses analisa terhadap
data yang telah dikumpulkan sehingga data yang ada
akan saling melengkapi.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara :
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan alat pengumpul data yang berupa
serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden untuk mendapatkan jawaban secara tertulis
juga. Dalam penelitian ini kuesioner yang diberikan
kepada responden bersifat tertutup, dimana responden
hanya memilih alternative jawaban yang tersedia dalam
kuesioner. Pemilihan kuesioner tertutup ini didasarkan
pada pertimbangan, antara lain ; praktis, hasilnya mudah
diolah, responden tidak perlu membuat jawaban tertulis
dan hemat waktu. Peneliti menggunakan skala likert (1
5) dengan ukuran skala berikut :
1 = Sangat tidak setuju ( STS )
2 = Tidak setuju ( TS )
3 = Netral ( N )
4 = Setuju ( S )
5 = Sangat setuju ( SS )
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
58/115
58
Dimana setiap pertanyaan yang ada dalam kuesioner
tidak diurutkan berdasarkan variable hal ini dimaksudkan
agar responden difokuskan terhadap butir pertanyaan dan
tidak terpengaruh terhadap variabel apa butir pertanyaan
tersebut dituangkan. Penyebaran kuesioner pada
penelitian ini membutuhkan waktu kurang lebih 2 bulan,
dilakukan di bulan Oktober - November 2014.
2. Studi Pustaka
Studi kepustakaan merupakan segala sesuatu yang
dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi
yang relevan dengan topik atau masalah yang akan
ataupun yang sedang diteliti. Informasi itu dapat
diperoleh dari buku, majalah, jurnal dan sumber-sumber
tertulis baik tercetak maupun elektronik lainnya.
3. Wawancara terstruktur.
Wawancara terstruktur adalah wawancara dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya. Pertanyaan yang sama diajukan kepada
semua responden, dalam kalimat dan urutan yang
seragam ( Sulistyo, Basuki, 2006 : 110 ).
3.5. Metode Pengambilan Sampel
( Daito, 2011 : 205 ), Pemilihan skema penentuan sampel ( random atau
non random )sangat tergantung pada ketersediaan kerangka sampel.
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai Variabel Intervening Pada Prod
59/115
59
Sampel acak ( random ) yang diperlukan untuk analisis statistika
inferensial menuntut persyaratan seperti ukuran populasinya diketahui,ukuran
sampelnya jelas, dan semua unsur ( keluarga, rumah ) populasi mempunyai
kesempatan sama untuk diambil sebagai sampel. Dengan demikian sampel
dianggap mempresentasikan populasinya, sehingga dapat digunakan untuk
menarik generalisasi pada tingkat representasi yang terukur.
Sedangkan pengambilan sampel tak acak ( non random ) dapat
dilakukan apabila tak dibutuhkan generalisasi dan penelitian perlu dilakukan
secara tepat. Dalam sampel tak acak unsur populasi dipilih atas dasar
ketersediaanya atau karena menurut penilaian peneliti sampel tersebut cukup
mewakili populasi, sesuai tuntutan penelitiannya. Dalam penelitian ini yang
dipakai peneliti dalam pengumpulan sampel adalah penentuan sampel dengan
cara acak ( random ) yaitu dengan pengambilan sampel yang tidak menjamin
adanya peluang setiap unsur populasi dipilih sebagai anggota sampel yaitu non
probability sampling.
3.6. Operasionalisasi Variabel
A. Defenisi Variabel
Variebel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang, objek, atau
kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya ( Sugiyono, 2008 ), Penelitian ini bertujuan
untuk menguji pengaruh persepsi harga, persepsi merek, persepsi nilai terhadap
pembelian ulang produk pada produk oriflame. Pada penelitian ini,Variabel
penelitian yang terdiri dari variabel dependent (variabel terikat) dan variabel
independent( variabel bebas ) dapat di uraikan sebagai berikut :
7/24/2019 Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi Merek Terhadap Keinginan Pembelian U
Top Related