Download - PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

Transcript
Page 1: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI, PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOSOSIAL

BALITA (USIA 2 - 5 TAHUN)

(DI DESA PENATARSEWU TANGGULANGIN SIDOARJO JAWATIMUR)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh:

NUR SAIDAH NIM : S540209224

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA

2010

Page 2: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN PENYULUHAN GIZI DENGAN STATUS GIZI,

PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOSOSIAL BALITA

(USIA 2 – 5 TAHUN) DI DESA PENATARSEWU

TANGGULANGIN SIDOARJO JAWATIMUR

TESIS

Oleh :

NUR SAIDAH

NIM S540209224

Telah Disetujui Oleh Tim Pebimbing

Jabatan Nama TandaTangan Tanggal

Pembimbing 1 Prof.Dr.Ambar Mudigdo,dr, SpPA (K) _____________

Pembimbing II dr.Bambang Sukilarso, MS _____________

Mengetahui,

Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Prof. Dr. Didik G. Tamtomo, dr, M. Kes. MM. PAK

NIP. 1948 03 13 1976 10 1 001

Page 3: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Nur Saidah

NIM : S540209224

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul HUBUNGAN

PENYULUHAN GIZI DENGAN STATUS GIZI, PERKEMBANGAN FISIK

DAN PSIKOSOSIAL BALITA (2 -5TAHUN ) DI DESA PENATARSEWU

TANGGULANGIN KABUPAREN SIDOARJO JAWA TIMUR adalah betul-

betul karya saya sendiri.

Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesisi tersebut diberi tanda dan ditunjukkan

dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh

dari tesis tersebut.

Surakarta,…………………

Yang membuat pernyataan

Nur Saidah

Page 4: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

ABSTRAK

Nur Saidah, S540209224, 2010.Pengaruh Penyuluhan Gizi terhadap Status Gizi, Perkembangan Fisik Dan Psikososial Balita (Usia 2 – 5 Tahun) Di Desa Penatarsewu Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Tesis: Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret.

Masalah gizi di Indonesia Khususnya pada Balita menjadi masalah besar, karena berkaitan erat dengan indikator kesehatan umum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan gizi terhadap status gizi, perkembangan fisik dan perkembangan psikososial Balita (usia 2-5 tahun). Jenis Penelitian ini Quasi experiment dalam bentuk one group pre test dan post test design. Variabel independent penelitian ini penyuluhan gizi variabel dependentnya status gizi, perkembangan fisik dan perkembangan psikososial. Sampel seluruh Balita (usia 2 – 5 tahun) di Desa Penatarsewu Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur diambil secara Cluster Random Sampling dengan jumlah 109 Balita dan ibunya. Instrumen yang digunakan adalah quesioner, KMS, timbagan berat badan dan DDST. Selanjutnya data di analisis uji beda Mc Nemar. Penelitian ini menunjukkan hasil uji Mc Nemar p < α = 0,05 Ho diterima artinya ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah perlakuan antara penyuluhan gizi dengan status gizi, perkembangan fisik dan perkembangan psikososial. Pentingnya peningkatan pengetahuan bagi kaum ibu karena semakin baik pengetahuan ibu akan semakin besar kemungkinannya untuk mempunyai Balita dengan status gizi dan perkembangan fisik dan psikomotor yang baik pula sehingga dapat dicapai perkembangan anak yang optimal Kata kunci : penyuluhan gizi, status gizi, perkembangan fisik dan perkembangan psikososial

Page 5: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

ABSTRACT

Nur Saidah, S540209224, 2010. the relationship between nutrition counseling with growth physical and physicosocial toddler (aged 2-5 years) in Penatarsewu Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo of East Java. Thesis : Master of family medicine, Post Graduate Program, Sebelas Maret University.

The nutrition problem in Indonesia especially in toddler become a major problem, because it is closely related to general health indicator. The aim of this research is to know relationship between nutritional status, growth physical and growth physicosocial toddler ( aged 2-5 years). The type of this research is quasy experiment in one group pre test and post test design. The independent variable is nutrition counseling but the dependent variable is nutritioanal status,growth physical and physicosocial. All of toddlers (aged 2-5 years) in Penatarsewu Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo of East Java are taken by cluster Random sampling with as number 109 babies and their mothers. The instrument is used by questionnarie, KMS, Weight scales and DDST. Then the data is analyzed by difference wilcoxon test and linear regression. This research shows the result of wilcoxon > α = 0,05 Ho acceptable means no difference significant between pre- and post treatment. The result of regression linear is not related to nutrition counseling with nutritional status (p > α = 0,05). So, the relationship between nutrition counseling with growth physical and physicosocial shows significant relationship p = 0,000 < α = 0,05. The importance of improving knowledge for women because of the better knowledge of the mother will be more likely to have babies with nutritional status and physical and psychomotor development are well too so that they can achieve the optimal development of children Keywords: Nutrition Counseling, Nutritioanal status, Growth Status and Growth

psychosocial.

Page 6: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI,

PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOSOSIAL

BALITA (USIA 2 – 5 TAHUN)

(DI DESA PENATARSEWU TANGGULANGIN SIDOARJO JAWATIMUR)

Disusun Oleh

NUR SAIDAH

S.540209224

Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing

Pada tanggal..............................

Pembimbing I Pembimbing II

Prof.Dr.Ambar Mudigdo,dr, SpPA (K) Bambang Sukilarso,dr,MS

NIP.19490317 197609 1 001 NIP. 19510306 197903 1 002

Mengetahui :

Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Prof. Dr. Didik Tamtomo,dr.MM,M.Kes.PAK

NIP. 19480313 197610 1 001

Page 7: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

TESIS

PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI, PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOSOSIAL

BALITA (USIA 2 – 5 TAHUN)

(DI DESA PENATARSEWU TANGGULANGIN SIDOARJO JAWATIMUR)

Disusun Oleh

NUR SAIDAH

S.540209224

Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing

Pada tanggal..............................

Jabatan : Nama TandaTangan

Ketua : Prof. Dr. Didik Tamtomo,dr.MM,M.Kes.PAK .................

NIP. 19480313 197610 1 001

Sekretaris : Dr.Nunuk Suryani, MPd ..................

NIP. 19661108 199003 2 001

Anggota : 1. Prof.Dr.Ambar Mudigdo,dr, SpPA (K) .....................

NIP. 19490317 197609 1 001

2. Bambang Sukilarso,dr, MS ......................

NIP. 19510306 197903 1 002

Surakarta,................................................

Mengetahui,

Direktur PPs UNS Ketua Program Studi MKK

Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D Prof. Dr.DidikTamtomo,dr.MM,M.Kes.PAK

NIP. 1957 0820 198503 1004 NIP. 19480313 197610 1 001

Page 8: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Nur Saidah

NIM : S540209224

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “ PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI, PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOSOSIAL BALITA (USIA 2 – 5 TAHUN) DI DESA PENATARSEWU TANGULANGIN SIDOARJO JAWATIMUR adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Agustus 2010

Yang membuat pernyataan,

Nur Saidah

Page 9: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya

sehingga penyusunan tesis yang berjudul “Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap

Status Gizi, Perkembangan Fisik dan Perkembangan Psikososial Balita (usia

2–5 tahun) di desa Penatarsewu Kecamatan Tanggulangin Kabupaten

Sidoarjo Jawa Timur Tahun 2010“dapat terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari semua pihak

yang terkait, penelitian ini tidak dapat terwujud, untuk itu dengan segala hormat

perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, Prof. Dr. H. Samsyul

Hadi,dr, SPKJ (K).

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Prof. Drs. Suranto,

M.Sc.PhD. yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk

mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret.

3. Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Prof.Dr.Didik

Tamtomo,dr.,M.Kes. PAK, yang telah memberikan kesempatan kepada saya

untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret.

4. Pembimbing I, Prof.Dr. Ambar Mudigdo,dr., SpPA ( K ) yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk menanggapi konsultasi saya serta bersedia

membimbing saya dan memberikan nilai yang terbaik untuk semua

muridnya, tidak terkecuali saya. Dengan segala hormat saya mengucapkan

terimakasih atas bantuan dan kepeduliannya.

5. Pembimbing II, Bambang Sukilarso,dr., MS yang telah membimbing saya

sehingga bisa lebih mendalami tentang Ilmu Kedokteran Keluarga serta

bersedia untuk menjadi pembimbing II.

Page 10: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

6. Semua guru-guru saya di Program Studi magister Kedokteran Keluarga UNS

serta teman – teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih

atas bekal ilmu yang telah diberikan, semoga menjadi amal jariyah yang

bermanfaat.

7. Bidan desa Penatarsewu, ibu – ibu di Desa penatarsewu dan semua pihak

yang memotivasi sehingga penyusunan tesis ini terselesaikan.

8. Ketua Yayasan Warga Kesejahteraan Warga Kesehatan Mojokerto yang telah

memberikan kesempatan untuk meningkatkan jenjang pendidikan.

9. Suami dan ketiga anak – anakku tersayang serta seluruh keluarga tercinta

yang telah banyak berkorban dengan penuh kasih dan kesabaran hingga

terselesaikannya penulisan tesis ini.

Akhirnya atas bimbingan dan bantuan semuanya kami sampaikan banyak

terima kasih. Harapan penulis semoga tesis yang masih jauh dari sempurna ini

mendapatkan saran dan masukan agar menjadi lebih baik dan dapat bermanfaat.

Surakarta , Juli 2010

Penulis.

Page 11: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i

ABSTRAK .......................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................ iv

PERNYATAAN .................................................................................. vi

KATA PENGANTAR.. .......................................................................... vii

DAFTAR ISI.......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL………………………………………………………….. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xii

DAFTAR SINGKATAN ...................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ................................................................ 1 B. Identifikasi masalah ........................................................ 3 C. Pembatasan Masalah ....................................................... 4 D. Rumusan masalah ............................................................ 4 E. Tujuan penelitian ............................................................ 4 F. Manfaat penelitian ......................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori .............................................................................. 6 1. Konsep Dasar Penyuluhan ................................................. 6 2. Konsep Dasar Status Gizi .................................................. 17 3. Konsep Dasar Balita ........................................................... 24 4. KonsepDasar Perkembangan ......................................... 34

B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 39 C. Kerangka Berpikir ................................................................... 42 D. Hipotesis Penelitian .......................................................... 43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian........................................................................... 44 B. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian.................................. 44 C. Populasi, Sampel dan Sampling................................................. 44 D. Variabel Penelitian................................................................... 46 E. Definisi Operasional dan Alat Ukur..................................... 46 F. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 47 G. Teknik Anlisisa Data................................................................. 48

Page 12: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Tempat Penelitian ........................................................... 50 1. Gambaran lokasi Penelitian....................................................... 50 2. Data umum Responden ............................................................ 51 3. Karakteristik Individu............................................................... 51

B. Hasil Penelitian................................................................................. 53 1. Analisis Pengaruh Penyuluhan gizi terhadap Status Gizi ....... 54 2. Analisis Pengaruh Penyuluhan GiziTerhadap Perkembangan

Fisik .......................................................................................... 54 3. Analisis Pengaruh Penyuluhan Gizi terhadap Perkembangan

Psikososial ................................................................................ 55 C. Pembahasan ..................................................................................... 55

1. Pengaruh Penyuluhan gizi Terhadap Status Gizi ..................... 55 2. Pengaruh Penyuluhan Gizi terhadap Perkembangan Fisik ....... 60 3. Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Perkembangan Psikososial .. 62

D. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 65

BAB V. PENUTUP A. Simpulan ......................................................................................... 66 B. Implikasi……………………………………………………….. .... 66 C. Saran ................................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 68 LAMPIRAN...................................................................................................... 71

Page 13: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

2.1 Status Gizi Berdasarkan Indeks Antropometri 22

3.1 Penyebaran Responden Berdasarkan Tempat Posyandu 47

4.1 Distribusi Frekuensi ibu Balita Berdasarkan Usia 51

4.2 Distribusi Frekuensi Ibu Balita Berdasarkan Pekerjaan 52

4.3 Distribusi Frekuensi Ibu Balita Berdasarkan Pendidikan 53

4.4 Pengaruh Penyuluhan Gizi dengan Status Gizi 54

4.5 Pengaruh Penyuluhan Gizi dengan perkembangan

Fisik 54

4.6 Pengaruh Penyuluhan Gizi dengan Perkembangan

Psikososial 55

Page 14: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berfikir 42

4.1 Peta Desa Penatarsewu 51

4.2 Grafik Batang berdasarkan umur Ibu 52

4.3 Grafik Batang Berdasarkan Pekerjaan Ibu 52

4.4 Grafik Batang Berdasarkan Pendidikan Ibu 53

Page 15: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG/ISTILAH

Daftar Singkatan

Balita : Bawah Lima Tahun

KMS : Kartu Menuju Sehat

NCHS : National Center For Health Statistics

TB/U : Tinggi Badan / Umur

BB/U : Berat Badan / Umur

BB/TB : Berat Badan / Tinggi Badan

MP ASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu

Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu

BPS : Bidan Praktek Swasta

RT : Rukun Tetangga

DDST : Denver Developmental Screening Test

SD : Standart Deviasi

Dinkes : Dinas Kesehatan

Daftar lambang/ Istilah :

% : Persen

α : Alfa

> : Lebih Besar

< : Lebih Kecil

P : Probabilitas

Page 16: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran Halaman

1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden 76

2 Kuesioner 77

3 Kartu Menuju Sehat 81

4 DDST 85

5 Satuan Acara Penyuluhan 86

5 Leaflet Gizi 99

6 Tabel Berat Badan Menurut Umur 100

7 Baku Berat Badan Menurut Umur 104

8 Cara menghitung status gizi cara Z-Score 106

9 Permohonan Ijin Penelitian dari UNS Surakarta 107

10 Jawaban Permohonan dari Kesbanglinmas Kabupaten

Sidoarjo 108

11 Surat Jawaban Permohonan Ijin dari Kecamatan Tanggulangin 109

12 Surat Jawaban Permohonan Ijin DesaPenatarsewu 110

13 Surat Keterangan dari Bidan Desa Penatarsewu 111

14 Rekapitulasi Hasil Penelitian 112

15 Analisis Statistik menggunakan SPSS 122

Page 17: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

Page 18: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penilaian tumbuh kembang perlu dilakukan untuk menentukan apakah

tumbuh kembang seorang anak berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari segi

medis maupun statistik. Anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh kembang

yang optimal, apabila diberikan lingkungan bio – fisiko – psikososial yang

adekuat. Setiap orang tua berkeinginan agar anaknya dapat tumbuh kembang

optimal, yaitu mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang terbaik sesuai

dengan potensi genetik yang ada pada anak dan hal ini harus dipenuhi sejak dini

(Soetjiningsih, 2005). Makna pertumbuhan dan perkembangan mencakup dua

peristiwa yang statusnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan

(Supariasa, 2001). Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta

jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh

sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan

berat sedangkan perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh

yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan

bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Rusmil, 2008).

Beberapa ahli di bidang tumbuh kembang anak, mengungkapkan konsep

yang berbeda-beda tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

seseorang. Namun demikian perbedaan tersebut dapat pula ditarik beberapa

persamaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan. Persamaan

tersebut mengatakan bahwa pertumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu

utama yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti biologis,

termasuk genetik dan faktor eksternal seperti status gizi. Gizi merupakan suatu

proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui

proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran

zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan (Supariasa,

2001). Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui orang tua.

Page 19: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta

bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini bersifat irreversible (Nita,

2008).

Kekurangan gizi pada masa balita akan berpengaruh besar pada kualitas

seseorang nantinya. Asupan gizi yang kurang pada dua tahun pertama

pertumbuhan, bisa menyebabkan gangguan serius pada perkembangan otak yang

mengakibatkan tingkat kecerdasan anak terhambat (Siswono, 2009). Kurang gizi

pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun mentalnya.

Anak kelihatan pendek, kurus dibandingkan dengan teman sebayanya yang lebih

sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol karena

kecerdasannya terganggu (Khomsan, 2008).

Masalah gizi di Indonesia khususnya pada balita, menjadi masalah besar

karena berkaitan erat dengan indikator kesehatan umum seperti tingginya angka

kesakitan serta angka kematian bayi dan balita sehingga menilik catatan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM), Indonesia masih berada pada peringkat 108 dari

177 negara di dunia. Hingga pertengahan tahun 2008 jumlah balita yang

mengalami kekurangan gizi masih pada kisaran 4 juta jiwa dari 110 juta balita di

Indonesia. Dilihat dari kacamata statistik, angka ini presentasenya sangat kecil

jika dibandingkan dengan keseluruhan penduduk Indonesia yang jumlahnya lebih

dari 220 juta orang. Namun tidak bisa diabaikan karena ini menyangkut masalah

kemanusiaan. Departemen Kesehatan mengklasifikasikan angka tersebut dalam

beberapa kategori yaitu gizi kurang, risiko gizi buruk, dan gizi buruk. Data

Depkes awal Maret 2008, jumlah balita penderita malnutrisi pada tahun 2007

adalah 4,1 juta jiwa. Sebanyak 3,38 juta jiwa berstatus gizi kurang dan 755 ribu

termasuk kategori risiko gizi buruk (Siswono, 2009).

Khusus daerah Jawa Timur, berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Jawa

Timur pada bulan Maret 2008, prevalensi gizi buruk mencapai 20 persen,

sementara balita gizi buruknya 8,7 persen (Adiningsih, 2008). Kabupaten Sidoarjo

merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang juga rawan kasus gizi buruk.

Dari data status gizi balita provinsi Jawa Timur tahun 2007, Prevalensi balita gizi

buruk 0,71% dari 81.495 balita.

Page 20: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 25 Februari 2010 yang

dilaksanakan di Desa Penatarsewu Kecamatan Tanggulangin-Sidoarjo pada bulan

Desember 2009, prevalensi balita 2 – 5 tahun yang mengalami gizi buruk sebesar

2,85 persen dari 140 balita dan berdasarkan wawancara dari 10 orang didapatkan

(70%) tidak mengetahui bahwa pengetahuan gizi dapat mempengaruhi status gizi

dan perkembangan balita .

Menurut Puslitbang Gizi Departemen Kesehatan Bogor Trintrin Tjukani

menemukan sebuah konsep bagaimana menanggulangi masalah kekurangan gizi

pada anak balita atau enam langkah membuat status gizi balita meningkat yang

diuji cobakan melalui sebuah penelitian di Kabupaten Pandeglang

Banten.Pertama, pengorganisasian masyarakat. Kedua, pelatihan. Ketiga,

penimbangan balita. Keempat, penyuluhan gizi. Kelima, pemberian makanan

tambahan. Dan keenam, penggalangan dana ( Republika, 27 September 2001).

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “pengaruh peyuluhan gizi terhadap status gizi,

perkembangan fisik dan perkembangan psikososial Balita (usia 2 – 5 tahun) di

Desa Penatarsewu Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur

Tahun 2010” .

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Pertumbuhan dan perkembangan balita dipengaruhi oleh dua faktor antara

lain faktor genetik dan faktor lingkungan (Aziz Alimul, 2005). Penilaian

pertumbuhan dan perkembangan anak sangat bermanfaat, baik secara klinik

maupun di lapangan. Cara penilaiannya meliputi anamnesa, pemeriksaan

antropometrik, gejala klinis, pemeriksaan laboratorium dan radiologik sesuai

dengan kebutuhan.

Page 21: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C. PEMBATASAN MASALAH

Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penyuluhan gizi terhadap status gizi,

perkembangan fisik dan perkembangan psikososial Balita (usia 2 – 5 tahun) di

Desa Penatarsewu Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur

Tahun 2010.

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pada latar belakang masalah maka rumusan masalah yang

dapat di kemukakan adalah sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh penyuluhan gizi terhadap status gizi Balita (usia 2– 5

tahun)?

2. Adakah pengaruh penyuluhan gizi terhadap perkembangan fisik Balita (usia 2

– 5 tahun) ?

3. Adakah pengaruh penyuluhan gizi terhadap perkembangan psikososial Balita

(usia 2 – 5 tahun) ?

E. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui pengaruh penyuluhan gizi terhadap status gizi Balita (usia 2 – 5

tahun).

2. Mengetahui pengaruh penyuluhan gizi terhadap perkembangan fisik Balita

(usia 2 – 5 tahun ).

3. Mengetahui pengaruh penyuluhan gizi terhadap perkembangan psikososial

Balita (usia 2-5 tahun).

Page 22: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

F. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti-bukti

empiris tentang teori bahwa perkembangan psikomotor dan perkembangan

fisik dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Penyuluhan gizi dan

Status Gizi termasuk dalam faktor eksternal yang berpengaruh terhadap

perkembangan fisik dan psikomotor tersebut.

2. Manfaat Praktis

a. Dinas Kesehatan

Penelitian ini dapat digunakan untuk membantu pemerintah

dalam bidang kesehatan untuk menjalankan program-program kesehatan

yang berhubungan dengan tumbuh kembang anak sehingga dapat dicapai

derajat kesehatan anak yang optimal.

b. Tempat penelitian

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pemerintah

desa untuk meningkatkan program kesehatan Balita sehingga kwalitas

Balita di desa sama dengan kwalitas Balita yang di kota.

c. Ibu Balita Desa Penatarsewu

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan ibu Balita tentang

cara meningkatkan status gizi bagi balitanya sehingga perkembangan fisik

dan psikososial anak di masa depan lebih baik.

Page 23: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. KAJIAN TEORI

1. Konsep Dasar Penyuluhan

a. Pengertian penyuluhan

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan

dengan cara menyebarkan pesan, sehingga masyarakat tidak saja sadar,

tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang

ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah

gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-

prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga,

kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, atau

bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara

perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Nasrul

effendy dalam Eli dan Neil, 2008 ).

Menurut Azrul Anwar, penyuluhan kesehatan adalah kegiatan

pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan ,menanamkan

keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar ,tahu dan mengerti ,tetapi

juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungan nya

dengan kesehatan.

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri

seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan

individu, dan masyarakat. Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan

kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus

dilaksanakan atau suatu prdoduk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya

suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang di

dalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap maupun

praktek baru, yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat (Suliha, 2002)

Page 24: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b. Tujuan pendidikan kesehatan adalah (Nasrul Effendy dalam Eli dan Neil,

2008):

1) Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat

dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan

lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan

derajat yang optimal.

2) Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga kelompok dan

masyarakat sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan

sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.

3) Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah

perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.

c. Faktor-faktor yang diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan

penyuluhan kesehatan adalah:

1) Tingkat pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang

terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan

bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin mudah seseorang

menerima informasi yang didapatnya.

2) Tingkat sosial ekonomi

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin

mudah pula dalam menerima informasi baru.

3) Adat istiadat

Pengaruh adat istiadat dalam menerima informasi baru

merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita

masih sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak boleh

diabaikan.

4) Kepercayaan masyarakat

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang

disampaikan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena

sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.

5) Ketersediaan waktu di masyarakat

Page 25: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat

aktivitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat

dalam penyuluhan.

d. Metode Penyuluhan

Menurut Notoatmodjo (2003:105), metode yang dapat

dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan adalah:

1) Metode ceramah

Merupakan suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan

suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok

sasaran, sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan.

2) Metode diskusi kelompok.

Merupakan pembicaraan yang direncanakan dan telah

dipersiapkan. tentang suatu topik pembicaraan diantara 5-20 peserta

(sasaran) dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.

3) Metode curah pendapat.

Merupakan suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap

anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang

terpikirkan oleh masing-masing peserta, dan evaluasi atas pendapat-

pendapat tadi dilakukan kemudian.

4) Metode panel.

Merupakan pembicaraan yang telah direncanakan di depan

pengunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau

lebih panelis dengan seorang pemimpin.

5) Metode bermain peran.

Merupakan memerankan sebuah situasi dalam kehidupan

manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau

lebih untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.

6) Metode demonstrasi.

Merupakan suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan

prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti

untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan,

Page 26: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

adegan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan

terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.

7) Metode simposium.

Merupakan serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai

5 orang dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.

8) Metode seminar.

Merupakan suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul

untuk membahas suatu masalah di bawah bimbingan seorang ahli

yang menguasai bidangnya.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan :

1) Masukan sendiri juga metode materi atau pesan nya

2) Pendidik atau petugas yang melakukannya

3) Alat-alat bantu atau alat peraga pendidikan (Notoadmodjo,2003:103)

f. Tujuan pendidikan kesehatan :

1) Mengubah pengetahuan/pengertian ,pendapat dan konsep –konsep

2) Mengubah sikap dan persepsi

3) Menanamkan tingkah laku atau kebisaan yng baru (Notoadmodjo,

2003:113)

Di bawah ini akan diuraikan beberapa metode pendidikan

individual, kelompok dan massa:

a) Metode pendidikan Individual (Perorangan)

Metode pendidikan yang bersifat individual digunakan untuk

membina perilaku baru ,atau seseorang yang mulai tertarik kepda

sesuatu perubahan perilaku atau inovasi, hal ini disebapkan

karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-

beda sehubungan dengan penerimaa atau perilaku baru.

Bentuk dari pendekatan ini ,antara lain :

(1) Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling)

Dengan cara ini kontak antara klien dengn petugas

kesehatan lebih intensif setiap masalah yang dihadapi oleh

Page 27: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaianya

(Notoadmojo,2003:104)

(2) Interview (wawancara)

Cara ini merupakan bagian dari bimbingan dan

penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan

klien untuk mengali informasi mengapa ia tidak mau atau

belum menerima perubahaan.ia tertarik atau belum menerima

prubahan untuk megtahui pakah perilaku yang sudah atau yang

akan diabdosi itu mempunyai dasar pengrtian dan kesadaran

yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih

mendalam lagi (Notoadmodjo;2003:104)

b) Metode Pendidikan Kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok harus

mengingat besanya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan

formal pada sasaran.Unuk keompok yang besar, metodenya akan

lain dengan kelompok kecil .Efektivitas suatu metode akan

tergatung pula pada besarnya sasaran pendidikan.

(1) Kelompok Besar

Yang dimaksud kelompok besar apabila peserta

penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk

kelompok besar antara lain :

(a) Ceramah: Metode ini baik untuk sasaran yang

berpendidikan tinggi maupun rendah

Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam menggunakan

metode ceramah :

i) Persiapan

Ceramah yang berhasil apabila penceramah

menguasai materi yang akan diceramahkan .Untuk itu

penceramah harus mempersiapkaan diri dengan:

Page 28: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

(i) Mempelajari materi dengan sistematik yang baik

,lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau

skema.

(ii) Menyiapkan alat-alat bantu pengajaran.

ii) Pelaksana

Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah

adalah apabila penceramah dapat menguasai sasaran

ceramah untuk dapat menguasai sasaran penceramah

dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

(i) Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh

ragu-ragu dan gelisah.

(ii) Suara hendaknya cukup keras dan jelas.

(iii) Pandangan harus tertuju keseluruh peserta ceramah.

(Notoadmodjo, 2003:105).

(b) Seminar

Metode ini hanya cook unuk sasaran kelompok besar

dengan pendidikan menengah ke atas.Seminar adalah suatu

penyajian dari satu satu ahli atau beberapa ahli tentang

suatu topik yang di anggap penting dan biasanya di anggap

hangat di masyarakat(Notoadmodjo,2003:106)

(2) Kelompok Kecil

Apabila pesrta kegiatan kurang dari 15 orang biasanya

disebut kelompok kecil.Metode metode yang cocok untuk

kelompok kecil,antara lain:

(a) Diskusi kelompok

Dalam diskusi kelompok semua anggota bebas

berpartisipasi dalam diskusi,maka formasi duduk para

peserta diatur sedemikian rupa sehingga dapat berhadap-

hadapan atau saling memandang satu sama lain.Untuk

memulai diskusi,harus memberi pancingan berupa

Page 29: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pertanyaan atau kasus sehubungan dengn topic yang di

bahasa.

(b) Curah pendapat (Brain Storming)

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi

kelompok.Prinsipnya sama metode diskusi kelompok

memancing dengan satu masalah kemudian tiap peserta

memberikan jawaban-jawaban atau tanggapan(cara

pendapat). Tanggapan atau Jawaban-jawaban tersebut

ditampung dan di tulis dalam flipchart atau papan

tulis.Sebelum semua peserta mencurahkan

pendapatnya,tidak boleh diberi komentar oleh siapapun.

(c) Bola Salju (Snow Balling)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1

pasang 2 orang). Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan

atau masalah,setelah ebih kurang 5 menit tiap 2 pasang

bergabung menjadi satu.Mereka tetep mendiskusikan

masalah terebut dan mencari kesimpulan.Kemdian tiap dua

pasang yang sudah beranggotakan 4 orang bergabung

dengan pasangan lainya dan sedemikian akhirnya terjadi

diskusi seluruh kelas.

(d) Kelompok Kecil-kecil ( Bruzz group)

Kelompok langsung di bagi menjadi kelompok

kecil-kecil (buzz group) kemudian dilontarkan suatu

pemasalahan-permasalahan sama atau tidak dengan

kelompok lainya dan masing-masing kelompok

mendiskusikan masalah tersebut.

(e) Role play (Memainkan Peranan)

Dalam metode ini beberapa anggota ditunjuk

sebagai pemenang peranan tertentu untuk memainkan

peranan.

Page 30: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

(f) Permainan Simulasi (Simulation Game)

Gambaran antara role play dengan diskusi

kelompok,pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa

bentuk permainan seperti permainan monopoli.

c) Metode Pendidikan Massa (public)

Metode pendidikan massa untuk mengkomunikasikan

pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang

sifat nya massa atau public.Sasaran pendidikan bersifat umum

dalam arti tidak membedakan golongan umur,jenis kelamin

pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan maka pesan

kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang demikian rupa.

Contoh metode melalui media massa:

(1) Ceramah umum

Pada acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan

Nasional Menteri Kesehatan atau pejabat kesehatan lainya

bepidato di hadapan masa rakyat untuk menyampaikan pesan -

pesan kesehatan Safari KB juga merupakan salah satu bentuk

pendekatan massa.

(2) Pidato-pidato diskusi tenang kesehatan melalui media

elektronik baik TV maupun radio

(3) Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas

kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah

kesehatan tentang suatu penyakit atau mlah kesehtan melaui

TV atau rdio.

(4) Sinetron “Dokter Sartika”di dalam acara TV juga merupakan

pendekatan pendidikan kesehatan massa.

(5) Tulisan di majalah atau koran baik dalam bentuk artikel

maupun tanya jawab tentang kesehatan

(Notoadmodjo,2003:18)

Page 31: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

d) Alat Bantu dan Media Pendidikan kesehatan

(1) Alat Bantu (Peraga)

Yang dimakud alat bantu pendidikan adalah alat-alat

yan di gunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan

pendidikan atau pengajaran.Alat bantu ini lebih sering dsebut

“alat peraga”karena berfungsi untuk membantu dan meragakan

sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran

(Notoadmodjo,2003:108).

(2) Media Pendidikan Kesehatan

Alat yang digunakan untuk mempermudah penerimaan

pesan-pesan kesehatan bagi msyarakat atau

“klien”.Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan

kesehatan (media),media ini di bagi menjadi 3 yaitu :

(a) Media cetak

Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan

pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi antara lain :

i) Booklet adalah suatu media untuk mnyampaikan pesan

kesehatan dan bentuk buku,baik tulisan maupun gambar

ii) Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau

pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat

iii) Flyer (selebaran) adalah seperti leaflet tetapi tidk dalam

bentuk selebaran

iv) Flip chart(lembar balik) adalah media penyampaian

pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk lembar

balik

v) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau

majalah

vi) Poster adalah bentukmedia cetakberisi pesan-pesan atau

informasi kesehatan

vii) Foto yang mengungkapkan informsi kesehatan

Page 32: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

(b) Media elektronik

Media elektronik sebagai sasaran untuk

menyampaikan pesan atau informasi kesehatan jenisnya

beda-beda,antara lain :

i) Televisi adalah penyampaian pesan atau informasi

kesehatan melalui media televisi

ii) Radio adalah penyampaian informasi atau pesan

kesehatan melalui radio

iii) Video adalah penyampaian informasi atau pesan

kesehatan dapat melalui video

iv) Slide :slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan

pesan atau infomasi kesehatan

v) Film stripe juga dapat digunakan untuk menyampaikan

pesan kesehatan

vi) Media papan (bill board)

Papan (bill board) yang dipasang ditempat umum

untuk dipakai diisi dengan pesan atau informasi

kesehatan.Media papan disini juga mencakup pesan-

pesan yang di tulis pada lembaran seng yang ditempel

pada kendaraan umum (bus atau taksi).

g. Penyuluhan gizi

Pengetahuan yang kurang tentang gizi dan kesehatan akan

menyebabkan asupan makanan yang tidak cukup serta meningkatnya

risiko penyakit infeksi diantaranya Diare dan ISPA. Peningkatan

pengetahuan dapat dilakukan dengan penyuluhan. Penyuluhan terdiri dari

beberapa model diantaranya adalah pendampingan dengan fokus

pemberdayaan keluarga ( Amir, Aswita & Muis, Siti Fatimah &

Suyatno,2008).

Berbagai program perbaikan gizi yang dalam beberapa tahun

terakhir dijalankan pemerintah, dinilai belum berjalan optimal. "Program

perbaikan gizi belum berjalan optimal, ini bisa kita lihat dari kegiatan yang

Page 33: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dilakukan di tingkat terbawah, di posyandu," kata Guru Besar Pangan dan

Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Ali Khomsan di Jakarta. Menurut

beliau, sebagian besar posyandu di desa-desa sekadar melakukan kegiatan

penimbangan balita dan pada saat-saat tertentu imunisasi. Sementara

fungsi-fungsi pokok posyandu yang lain, seperti sebagai pembawa pesan

kesehatan dan pelaku utama upaya perbaikan gizi balita belum berjalan

dengan baik. "Penyuluhan gizi, yang merupakan bagian penting dalam

upaya perbaikan gizi, belum sepenuhnya jalan," katanya. Ia mengatakan

hal itu antara lain terjadi karena program pembangkitan kembali

(revitalisasi) peran posyandu yang dicanangkan pemerintah pada 2005

hingga kini belum berjalan dengan baik. "Saat ini ada sekitar 240 ribu

posyandu di Indonesia, tapi bagaimana kualitasnya? Meski kita dengar

revitalisasi posyandu dilakukan sejak beberapa tahun lalu, tapi bagaimana

kondisinya di desa-desa sekarang, seharusnya dicek sudah benar-benar

jalan atau belum,"jelasnya. Kondisi dan kegiatan posyandu, jelas dia,

mesti dipantau, dievaluasi, dan optimalkan untuk memastikan fungsinya

sebagai ujung tombak berbagai upaya kesehatan, utamanya dalam upaya

perbaikan gizi balita, berjalan sesuaitarget.

Lebih lanjut dia menjelaskan, upaya perbaikan gizi balita melalui

pembagian Makanan Pendamping ASI bagi balita dari keluarga kurang

mampu pun masih tanggung. Atas persetujuan DPR, kata dia, pemerintah

telah menyediakan dana Rp300 miliar per tahun untuk penyediaan

Makanan Pendamping ASI bagi balita dari keluarga kurang mampu namun

upaya itu hanya mampu menjangkau 15% balita di desa-desa. "Kader di

daerah selalu bilang bahwa itu hanya cukup untuk 15 persen anak kita,

artinya dari 100 balita di desa hanya 15 anak yang dapat MP ASI. Dana

Rp300 miliar itu jadi tidak besar karena saking banyaknya balita Indonesia

yang butuh bantuan," jelasnya. Lebih lanjut ia menjelaskan, guna

mencegah terjadinya masalah gizi buruk pada balita pada masa mendatang

pemerintah harus mulai memadukan dan mengoptimalkan program-

program perbaikan gizi yang dijalankan. Penyuluhan gizi, pemberian

Page 34: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

makanan tambahan, fortifikasi bahan pangan dan program yang lainnya,

kata dia, harus dipastikan berjalan dengan baik dan dievaluasi secara

berkala. "Dan tentunya kemiskinan harus terus dikurangi, karena ini

adalah faktor kunci munculnya masalah gizi," demikian Ali Khomsan

(2008).

2. Kosep Dasar Status Gizi

a. Pengertian Gizi

“Gizi” berasal dari bahasa Arab, “gizzah”, yang artinya zat

makanan sehat (Irianto dan Waluyo, 2004).

Gizi adalah suatu proses orgenisme menggunakan makanan yang

dikonsumsi secara normal melalui prosepsi, digesti, absorsi, transportasi,

penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat – zat yang tidak

digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi

normal dari organ – organ, serta menghasilkan energi (Supariasa,

2002:17)

b. Pengertian Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi

makanan dan penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2003).

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam

bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk

variabel tertentu (Supariasa 2001).

c. Faktor -faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

Pada prinsipnya ada dua faktor yang mempengaruhi status gizi

balita, yaitu:

1) Faktor Langsung

Faktor langsung yang berpengaruh adalah :

a) Asupan makanan

Menurut Worthington Roberts (1993) dalam Bobak

(2004) pemberian ASI Eksklusif memiliki banyak manfaat,

salah satunya yaitu bayi akan mendapat imunologi untuk

melindunginya dari banyak penyakit dan infeksi. ASI Eksklusif

Page 35: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

adalah pemberian ASI saja tanpa makanan atau minuman

lainnya selama 6 bulan pertama usia bayi (Dinkes, JATIM

2005).

Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk

menerima makanan pengganti ASI yang kadang-kadang mutu

gizi makanan tersebut juga sangat rendah, dengan penghentian

pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan lebih cepat

mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi

buruk, yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan

menyebabkan kematian. Selain itu dapat pula mempengaruhi

status gizi pada usia balita akibat adanya penyakit pada masa

bayi (Setiawan, 2008).

Menyapih adalah proses berhentinya menyusui secara

berangsur-angsur atau sekaligus. Anak usia 1-5 tahun dapat pula

dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai dengan

prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan

perkembangan kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami

perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya

juga harus disesuaikan dengan keadaannya (Setiawan, 2008).

b) Tingkat kebutuhan gizi

c) Faktor kesehatan (misalnya penyakit infeksi, penyakit

metabolisme, paska operasi).

Penyakit infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa

lapar dan tidak mau makan sehingga dapat mempengaruhi status

gizi anak (Harsono, 2008).

2) Faktor Tidak Langsung

Faktor tidak langsung yang berpengaruh adalah :

a) Tingkat kemiskinan

Penyebab utama kurang gizi pada balita adalah

kemiskinan sehingga akses pangan anak terganggu (Khomsan,

2008). Bekerja adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama

Page 36: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

untuk menunjang kebutuhan dan kehidupan keluarga (Nursalam

dan Pariani, 2001).

b) Tingkat pendidikan orang tua

Menurut teori Koentjoroningrat (1997) dalam Nursalam

(2001) mengatakan bahwa makin tinggi tingkat pendidikan

seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin

banyak pengetahuan yang dimiliki.

c) Budaya

Adat-istiadat, norma, dan sesuatu yamg tabu dalam

masyarakat akan berpengaruh terhadap perkembangan anak.

Misalnya pada kebudayaan orang Bali sering diadakan upacara

sehingga tersedia banyak makanan dan buah-buahan. Maka

jarang terdapat anak yang gizi buruk karena pada saat upacara

tersebut akan dimakan bersama saat selamatan (Soetjiningsih,

2004).

d. Penilaian Status Gizi

Menurut Supariasa (2001), penilaian status gizi dapat dilakukan

secara langsung dan tidak langsung.

1) Penilaian Secara Langsung

Dibagi menjadi empat penilaian yaitu:

a) Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.

Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam

pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai

tingkat umur dan tingkat gizi. Secara umum digunakan untuk

melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi yang terlihat

pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh sepserti

lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.

Page 37: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

b) Klinis

Pemeriksaan klinis merupakan metode penting untuk

menilai status gizi yang didasarkan atas perubahan-perubahan yang

terjadi dan dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini

dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan

mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan

tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya

untuk survei klinis secara cepat. Survei ini dirancang untuk

mendeteksi sacara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan

salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk

mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan

pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat penyakit.

c) Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan

spesimen yang diuji secara labolatoris yang dilakukan pada

berbagai macam anggota tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan

antara lain: darah, urin, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh

seperti hati dan otot. Penggunaan metode ini digunakan untuk

suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan

malnutrisi yang lebih parah lagi. Penentuan kimia faali dapat lebih

banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang

spesifik.

d) Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode

penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi

(khusunya jaringan) dan melihat perubahan struktur jaringan.

Umumnya digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta

senja epidemik. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap

Page 38: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2) Penilaian Secara Tidak Langsung

a) Survei Konsumsi makanan

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status

gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi

yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat

memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada

masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat

mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.

b) Statistik Vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan

menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka

kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat

penyebab tertentudan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.

Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator

tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.

c) Faktor Ekologi

Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan

masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik,

biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia

sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi

dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting

untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai

dasar untuk melakukan program intervensi gizi.

e. Indeks Antropometri Gizi

Indeks antropometri yang umum digunakan dalam menilai status

gizi adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut

umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Indeks

BB/U adalah pengukuran total berat badan termasuk air, lemak, tulang

dam otot. Indeks berat badan menurut umur adalah pertumbuhan linier

dan LLA adalah pengukuran terhadap otot, lemak dan tulang pada area

yang diukur.

Page 39: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Berat Badan menurut Umur (BB/U) merupakan indikator yang

paling umum digunakan sejak tahun 1972 dan dianjurkan juga

menggunakan indeks TB/U dan BB/TB untuk membedakan kekurangan

gizi terjadi kronis atau akut.

Tahun 1978, WHO lebih mengajurkan penggunaan BB/TB, karena

menghilangkan faktor umur yang menurut pengalaman sulit didapat

secara benar, khususnya di daerah terpencil dimana terdapat masalah

tentang pencatatan kelahiran anak. Indeks BB/TB juga menggambarkan

keadaan kurang gizi akut waktu sekarang, walaupun tidak dapat

menggambarkan keadaan gizi waktu lampau.

Dari berbagai jenis indeks bias, untuk menginterpretasikannya

dibutuhkan ambang batas. Ambang batas dapat disajikan kedalam tiga

cara yaitu:

1) Persen Terhadap Median

Median adalah nilai tengah dari suatu populasi. Dalam

antropometri median sama dengan persentil 50. Nilai median ini

dinyatakan sama dengan 100% (untuk standar). Setelah itu dihitung

presentase terhadap nilai median untuk mendapatkan ambang batas

Tabel 2.1 Status gizi berdasarkan Indeks Antropometri

Status Gizi Indeks

BB/U TB/U BB/TB Gizi Baik

Gizi Sedang Gizi Kurang Gizi Buruk

> 80% 71% - 80%

61% - 70%

≤ 60%

> 90% 81% - 90%

71% - 80%

≤ 70%

> 90% 81% - 90%

71% - 80%

≤ 70% Sumber:Supariasa(2001)

Indeks antropometri lainnya seperti TB/U dan BB/TB dapat

pula dihitung berdasarkan persen terhadap median.

2) Persentil

Para pakar merasa kurang puas dengan menggunakan persen

terhasap median untuk menentukan ambang batas sehingga mereka

Page 40: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

memilih cara persentil. Persentil 50 sama dengan median atau nilai

tengah dari jumlah populasi berada diatasnya dan setengahnya berada

dibawahnya. National Center for Health Statistics (NCHS)

merekomendasikan persentil ke 5 sebagai batas gizi baik dan kurang,

serta persentil 95 sebagai batas gizi lebih dan gizi baik.

3) Standart Deviasi Unit

Standar deviasi unit disebut juga Z-skor. WHO menyarankan

menggunakan cara ini untuk meneliti dan untuk memantau

pertumbuhan.

a) 1 SD unit (1 Z-Skor) kurang lebih sama dengan 11% dari median

BB/U.

b) 1 SD unit (1 Z-Skor) kira-kira 10% dari median BB/TB.

c) 1 SD unit (1 Z-Skor) kira-kira 5% dari median TB/U.

Waterlow juga merekomendasikan penggunaan SD untuk

menyatakan hasil pengukuran pertumbuhan. WHO memberikan

gambaran perhitungan SD unit terhadap baku NCHS. Pertumbuhan

nasional untuk suatu populasi dinyatakan dalam positif dan negatif

2 SD unit (Z-Skor) dari median, yang termasuk hampir 98% dari

orang-orang yang diukur yang berasal dari referens populasi.

Dibawah median -2 SD unit dinyatakan sebagai kurang gizi yang

ekuivalen dengan :

(1) 78% dari median untuk BB/U (± 3 persentil)

(2) 80% median untuk BB/TB

(3) 90% median untuk TB/U

Page 41: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Rumus menghitung status gizi dengan cara Z-skor adalah :

a. Bila nilai riel hasil pengukuran >= nilai median, BB/umur

rumusnya :

b. Bila nilai riel hasil pengukuran < nilai median BB/umur

rumusnya :

c. Cara menghitung status gizi dengan cara prosen terhadap

median rumusnya :

3. Konsep Dasar Balita

a. Pengertian Balita

Balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari

lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam

golongan ini (Setiawan, 2008).

Balita merupakan singkatan bawah lima tahun, salah satu periode

usia manusia dengan rentang usia dua hingga lima tahun., Ada juga yang

menyebut dengan periode usia prasekolah. Pada fase ini, anak berkembang

dengan sangat pesat (AnneAhira, 2008).

b. Perkembangan Balita Usia 2 – 5 Tahun ( Riyadi dan Sukarmin, 2009 )

1) Perkembangan fisik

a) Umur 24 bulan ( 2 tahun)

(1) Motorik Kasar

Berlari sudah baik, dapat naik tangga sendiri dengan

kedua kaki tiap tahap.

Page 42: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

(2) Motorik Halus

Sudah bisa membuka pintu, membuka kunci,

menggunting sederhana, minum dengan menggunakan gelas

atau cangkir, sudah dapat memggunakan sendok dengan baik

b) Umur 36 bulan (3 tahun)

(1) Motorik Kasar

Sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan, memakai

baju dengan bantuan, mulai bisa naik sepeda roda tiga.

(2) Motorik Halus

Bisa menggambar lingkaran, mencuci tangannya

sendiri, menggosok gigi.

c) Umur 4 tahun

(1) Motorik Kasar

Berjalan berjinjit, melompat, melompat dengan satu

kaki.

(2) Motorik Halus

Sudah bisa menggunakan gunting dengan lancar,

sudah bisa menggambar kotak, menggambar garis vertikal

maupun horizontal, belajar membuka dan memasang kancing

baju.

d) Umur 5 tahun

(1) Motorik Kasar

Berjalan mundur sambil berjinjit, sudah dapat

menangkap dan melempar bola dengan baik, sudah dapat

melompat dengan kaki secara bergantian.

(2) Motorik Halus

Menulis dengan angka-angka, menulis dengan huruf,

menulis dengan kata-kata, belajar menulis nama, belajar

mengikat tali sepatu.

Page 43: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

(3) Sosial emosional

Bermain sendiri mulai berkurang, sering berkumpul

dengan teman sebaya, interaksi sosial selama bermain

meningkat, sudah siap untuk menggunakan alat-alat bermain.

2) Perkembangan psikososial anak

Tahapan perkembangan psikososial anak:

a) Percaya versus tidak percaya (umur 0 – 1 tahun)

Komponen yang paling utama untuk berkembang pada

seorang anak adalah rasa percaya diri. Rasa percaya diri pada anak

harus kita bangun sejak tahun pertama kehidupan anak. Begitu

seorang bayi lahir dan melakukan kontak dengan dunia luar maka

ia sangat ketergantungan dengan orang lain yang ada di sekitarnya.

Rasa aman dan rasa percaya terhadap lingkungan merupakan

kebutuhan primer. Adapun alat yang digunakan oleh bayi untuk

berhubungan dengan dunia luar adalah mulut dan panca indera,

sedangkan perantara yang tepat antara bayi dengan lingkungan

adalah seorang ibu.

b) Otonomi versus rasa malu (umur 1 – 3 tahun)

Pada usia ini alat gerak dan rasa telah matang dan ada rasa

percaya terhadap ibu dan lingkungannya. Perkembangan otonomi

selama periode balita berfokus pada peningkatan kemampuan anak

untuk mengontrol tubuhnya, dirinya dan lingkungannya. Anak

menyadari bahwa ia dapat menggunakan kekuatannya untuk

bergerak dan berbuat sesuai dengan kemauannya sendiri. Selain itu

anak akan menggunakan kekuatan mentalnya untuk mmenolak dan

mengambil sebuah keputusan. Rasa otonomi ini perlu

dikembangkan karena sangat penting untuk terbentuknya rasa

percaya diri dan harga diri di kemudian hari.

c) Inisiatif versus rasa bersalah (umur 3 – 5 tahun)

Tahap ini anak mulai belajar untuk mengendalikan diri dan

memanipulasi lingkungan. Rasa inisiatif mulai menguasai anak,

Page 44: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

anak sudah mulai untuk diikutsertakan sebagai individu atau

membantu orang tua dan lingkungan.

3) Perkembangan kemampuan berbicara dan bahasa

a) 2 – 3 tahun

Seorang anak mulai menguasai 200 – 300 kata dan senang

bicara sendiri (monolog). Sewaktu ia akan memperhatikan kata-

kata yang baru didengarnya untuk dipelajari secara diam-diam.

Mereka mulai mendengarkan pesan-pesan yang penuh makna,

yang memerlukan perhatian dengan penuh minat dan perhatian.

Perhatian mereka juga semakin luas dan semakin bervariasi.

Mereka juga lancar bercakap-cakap meskipun pengucapannya

belum sempurna.

b) 3 – 5 tahun

Anak mulai mampu menggunakan kata-kata yang bersifat

perintah. Hal ini juga menunjukkan adanya rasa percaya diri yang

kuat dalam menggunakan kata-kata dan menguasai keadaan.

Mereka senang sekali mengenali kata-kata baru dan terus berlatih

untuk menguasainya. Mereka menyadari bahwa dengan kata-kata

mereka bisa mengendalikan situasi seperti yang diinginkannya,

bisa mempengaruhi orang lain, bisa mengajak teman-temannya

atau ibunya (Zaviera, 2008).

c. Tes Skrining Perkembangan Menurut Denver Developmental Screening

Test (DDST).

1) Pengertian DDST

DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap

kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan merupakan tes

diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang

diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat

(15 – 20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang

tinggi. Dari beberapa penilaian yang pernah dilakukan ternyata

DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan antara 85 – 100 %

Page 45: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

bayi dan anak-anak pra sekolah yang mengalami keterlambatan

perkembangan, dan pada “follow-up” selanjutnya ternyata 89 % dari

kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5 – 6

tahun kemudian.

DDST adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan

secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak usia 0 – 6

tahun ( Heru Santoso, 2009 )

2) Tujuan pemeriksaan Denver antara lain :

a) Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usia

b) Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat

c) Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan

gejala, kemungkinan adanya kelainan perkembangan

d) Memastikan anak yang di duga mengalami kelainan

perkembangan

e) Memantau anak yang beresiko mengalami kelainan

perkembangan.

3) Sektor perkembangan yang dinilai dalam DDST

Aspek perkembangan yang dinilai terdiri dari 125 tugas

perkembangan. Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya

berkisar 25 – 30 tugas.

Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:

a) Personal Social (perilaku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,

bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

b) Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak

untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan

bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil,

tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

Page 46: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

c) Language (bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,

mengikuti perintah dan berbicara spontan.

d) Gross motor (gerakan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap

tubuh.

4) Alat yang digunakan

a) Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, icik – icik

dengan ganggang kecil, peralatan makan, peralatan gosok gigi,

kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas,

pensil, kubus dengan warna merah-kuning-hijau-biru, kertas

warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa).

b) Lembar formulir Denver II.

c) Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara

melakukan tes dan cara penilaiannya.

5) Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:

a) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang

berusia: 3-6 bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5

tahun.

b) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya

hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian

dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.

6) Penilaian

Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak

mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO).

7) Cara pemeriksaan DDST II

a) Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak

yang akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan

dan 12 bulan untuk satu tahun.

Page 47: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

b) Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke

bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke

atas.

c) Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis

horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST.

d) Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P

dan berapa yang F.

e) Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: normal,

abnormal, meragukan dan tidak dapat dites.

(1) Abnormal

(a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2

sektor atau lebih.

(b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau

lebih keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih dengan

1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut

tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan

dengan garis vertikal usia .

(2) Meragukan

(a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau

lebih.

(b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1

keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada

yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan

garis vertikal usia

(3) Tidak dapat di tes

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes

menjadi abnormal atau meragukan.

(4) Normal Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di

atas.

Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan

hanya sampai anak usia 2 tahun.

Page 48: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

8) Interpretasi dari nilai Denver II menurut Heru Santoso tahun 2009

a) Lebih atau Advanced

Nilai lebih diberikan anak dapat lulus / lewat ( L ) dari

item tes di sebelah kanan garis usia. Anak dinilai memiliki

kelebihan karena dapat melakukan tugas perkembangan yang

seharusnya dikuasai oleh anak yang lebih tua.

b) OK atau normal

(1) Anak gagal ( G ), atau menolak ( M ) melakukan tugas untuk

item di sebelah kanan garis usia. Kondisi ini wajar karena

item di sebelah kanan garis usia pada dasarnya merupakan

tugas untuk anak yang lebih tua. Dengan demikian masalah

jika anak gagal atau menolak melakukan tugas tersebut karena

masih banyak kesempatan bagi anak untuk melakukan tugas

tersebut jika usianya sudah mencukupi.

(2) Anak lulus / lewat ( L ), gagal ( G ) atau menolak ( M )

melakukan tugas untuk item di daerah putih kotak ( daerah 25

% - 75 % ). Jika anak lulus sudah tentu hal ini dianggap

normal, sebab tugas tersebut memang ditujukan untuk anak di

usia tersebut. Lalu, mengapa saat anak gagal atau menolak

melakukan tugas masih kita simpulkan OK ? perlu kita

ketahui, daerah putih pada kotak menandakan bahwa

sebanyak 25 – 75 % anak di usia tersebut mampu atau lulus

melakukan tugas tersebut. Dengan kata lain, masih ada

sebagian anak di usia tersebut yang belum berhasil

melakukannya. Jadi, jika anak gagal atau menolak melakukan

tugas pada daerah itu, hal ini masih di anggap wajar dan anak

masih memiliki kesempatan untuk melakukannya pada tes

yang akan datang.

c) Caution = C atau peringatan ( P )

Nilai ini diberikan jika anak gagal (G) atau menolak (M)

melakukan tugas untuk item yang dilalui oleh garis usia pada

Page 49: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

daerah gelap kotak ( daerah 75 % - 90 % ). Mengapa demikian

hasil riset menunjukkan bahwa sebanyak 75% - 90% anak diusia

tersebut sudah berhasil ( lulus ) melakukan tugas tersebut. Dengan

kata lain mayoritas anak sudah bisa melaksanakan tugas itu

dengan baik. Dengan demikian jika ada anak yang ternyata belum

lulus atau menolakmelakukan tugas tersebut, berarti anak tersebut

ke dalam kelompok minoritas ( 10 -25 % anak belum berhasil

melakukannya ). Perlu diperhatikan meskipun dalam hal ini anak

masih memiliki kesempatan untuk memperbaikinya karena masih

berada dalam kelompok usianya, anak tersebut tetap memerlukan

perhatian yang lebih mengingat mayoritas teman sebayanya sudah

berhasil. Oleh karena itu anak tersebut mendapat nilai penilaian P

( peringatan ). Huruf P ditulis sebelah kanan item dngan hsil

penilaian peringatan. Peringatan sendiri terdiri atas dua macam :

pertama peringatan karena anak mengalami kegagalan (G).

Peringatan jenis ini memungkinkan anak mendapat interpretasi

penilaian akhir “ suspect “. Kedua peringatan karena anak

menolak melaksanakan tugas (M). Peringatan jenis ini

memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “ tidak

dapat di uji.

d) Terlambat (T) (D=Delayed)

Nilai terlambat diberikan jika anak gagal (G) atau

menolaka (M) melakukan tugas untuk item disebelah kiri garis

usia sebab tugas tersebut memang ditujukan untuk anak yang

lebih muda. Seorang anak seharusnya mampu melakukan tugas

untuk kelompok usia yang lebih muda, yang tentunyaberupa tugas

– tugas yang lebh ringan. Jika tugas untuk anak yang lebih muda

tidak dapt dilakukan atau ditolak, anak tentu akan mendapatkan

penilaian T ( terlambat). Huruf T ditulis sebelah kanan item

dengan hasil penilaian terlambat. Perlu diperhatikan bahwa ada

dua macam T.Pertama terlambat karena anak mengalami

Page 50: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

kegagalan (G). T Jenis ini memungkinkan anak mendapat

interpretasi penilaian akhir “ suspek”. Kedua , terlambat karena

anak menolak melaksanakan tugas (M). T jenis ini

memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “ tak

dapat di uji”.

e) Tak dapat kesempatan( no opportunity)

Nilai”tak” ini tidak perlu diperhatikan dalam penilaian tes

secara keseluruhan. Nilai tak ada kesempatan diberikan jika anak

mendapat skor “tak” atau tidak ada kesempatan untuk mencoba

atau melakukan tes

9) Penilaian keseluruhan tes ( Heru Santoso, 2009:21).

Hasil interpretasi untuk keseluruhan tes dikategorikan

menjadi 3 yaitu normal, suspek dan tidak dapat diuji. Penjelasan

mengenai ketiga kategori tersebut adalah sebagai berikut :

a) Normal

Interpretasi normal diberikan jika tidak ada skor terlambat

(0 T) dan/ atau maksimal 1 peringatan (1 P).

b) Suspek

Interpretasi suspek diberikan jika terdapat satu atau lebih

skor terlambat (1 T) dan/ atau dua atau lebih peringatan (2 P).

Ingat dalam hal ini T dan P harus disebabkan oleh kegagalan (G)

bukan oleh penolakan (M). Jika hasil ini didapat, lakukan uji

ulang dalam 1 – 2 minggu mendatang untuk menghilangkan

faktor – faktor sesaat, seperti rasa takut, sakit atau kelelahan.

c) Tidak dapat di uji

Interpretasi tidak dapat di uji diberikan jika terdapat satu

atau lebih skor terlambat (1 T) dan / atau dua atau lebih

peringatan (2 P). Ingat dalam hal ini T dan P harus disebabkan

oleh penolakan (M), bukan oleh kegagalan (G). Jika hasil ini

didapat, lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu mendatang.

Page 51: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Jika hasil tes berulang kali menunjukkan Suspek atau tidak

dapat di uji, anak perlu menjalani sesi konsultasi dengan seorang

ahli guna menentukan keadaan klinis anak berdasarkan :

Profil hasil tes (item yang mendapat nilai peringatan atau

terlambat, jumlah peringatan dan terlambat, tingkat

perkembangan sebelumnya, perhatian klinis lainnya ( riwayat

klinis, pemeriksaankeshatan , dll) dan sumber rujukan tersedia.

4. Konsep Dasar Perkembangan

a. Pengertian Perkembangan

1) Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang

dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar (Aziz Alimul,

2005).

2) Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dan

struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil proses

diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ – organ dan sistemnya yang

terorganisasi. (IDAI, 2002). Dengan demikian aspek perkembangan ini

bersifat kualitatif yaitu pertambahan kematangan fungsi dari masing –

masing bagian tubuh. Hal ini diawali dengan berfungsinya jantung

untuk memompa darah, kemampuan untuk bernafas, sampai

kemampuan anak untuk tengkurap, duduk, berjalan, bicara, memungut

benda – benda disekelilingnya, serta kematangan emosi dan sosial

anak. Tahap perkembangan awal akan menentukan tahap

perkembangan selanjutnya ( Nursalam,2005:33).

3) Pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang

lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali.

Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak

dapat diputar kembali (Nursalam, 2005).

4) Perkembangan fisik adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam

struktur dan fungsi motorik halus dan motorik kasar.

Page 52: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

5) Perkembangan psikososial adalah perkembangan anak yang ditinjau

dari aspek psikososial artinya bahwa anak dalam perkembangannya

selalu dipengaruhi oleh lingkungan sosial ( Aziz Alimul,

2005,).Perkembangan psikososial adalah balita mulai terampil dalam

pergerakan seperti berlari, memanjat, melompat, berguling, berjinjit,

menggenggam, melempar yang berguna untuk mengelola

keseimbangan tubuhnya (Anne Ahira, 2008).

b. Ciri – ciri tumbuh kembang anak

Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang

saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :

1) Perkembangan menimbulkan perubahan.

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap

pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya

perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai

pertumbuhan otak dan serabut saraf.

c. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan

perkembangan selanjutnya.

Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan

sebelum ia melewati tahapan sebelumnya.

d. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.

Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan

yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan

fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.

e. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan juga

demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan

lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi

badannya serta bertambah kepandaiannya.

f. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum

yang tetap yaitu:

Page 53: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

a) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju

ke arah kaudal / anggota tubuh (pola sefalokaudal).

b) Perkembangan terjadi terlebih dahulu di daerah proksimal (gerak

kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang

mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).

c) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.

Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur,

berurutan dan tidak bisa terjadi terbalik.

g. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Kualitas Perkembangan

( Nursalam,2005:390)

1) Faktor dalam (internal)

a) Genetika

Faktor genetis akan mempengaruhi kualitas perkembangan.

b) Ras/etnik atau bangsa

Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia

tidak memiliki faktor herediter ras / bangsa Indonesia atau

sebaliknya.

c) Jenis kelamin

Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang

lebih cepat daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa

pubertas, perkembangan anak laki-laki akan lebih cepat.

2) Faktor luar (eksternal).

a) Faktor Prenatal

(1) Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir

kehamilan akan mempengaruhi perkembangan janin.

(2) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan

kelainan kongenital seperti club foot.

Page 54: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

(3) Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin,

Thalidomid dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti

palatoskisis.

(4) Radiasi

Paparan radium dan sinar Rontgen dapat

mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali,

spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota

gerak, kelainan kongential mata, kelainan jantung.

(5) Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh

TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes

simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin: katarak,

bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung

kongenital.

(6) Kelainan imunologi

Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan

golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu

membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin,

kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah

janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya

mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang

akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.

(7) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan

salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain.

(Rusmil, 2008)

b) Faktor Persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala,

asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak (Rusmil,

2008).

Page 55: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

c) Faktor Paskasalin

(1) Gizi

Tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan

yang adekuat.

Psikologis

Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang

anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak

yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di

dalam pertumbuhan dan perkembangannya ((Rusmil,

2008).

(2) Lingkungan pengasuhan

Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak

sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak (Rusmil,

2008). Lingkungan pengasuhan juga dipengaruhi oleh

jumlah anak. Jumlah saudara yang banyak pada keluarga

yang keadaan sosial ekonominya cukup akan

mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang

yang diterima anak (Dhamayanti, 2008).

(3) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi

khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat

mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota

keluarga lain terhadap kegiatan anak (Rusmil, 2008)

(4) Pendidikan Ibu

Pendidikan ibu yang baik dapat menerima informasi

dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik,

menjaga kesehatan, dan pendidikan yng baik pula

(Dhamayanti, 2008).

3) Faktor Pelayanan Kesehatan

Adanya pelayanan kesehatan yang memadai yang ada di

sekitar lingkungan di mana anak tumbuh dan berkembang,

Page 56: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

diharapkan tumbuh kembang anak dapat dipantau, sehingga apabila

terdapat sesuatu hal yang meragukan atau terdapat keterlambatan

dalam perkembangannya, anak dapat segera mendapatkan pelayanan

kesehatan dan diberikan solusi pencegahannya (Riyadi dan

Sukarmin, 2009). Ada enam langkah membuat status gizi balita

Meningkat Puslitbang Gizi Departemen Kesehatan Bogor

menemukan sebuah konsep bagaimana menanggulangi masalah

kekurangan gizi pada anak balita. Peneliti Puslitbang Gizi Bogor,

Trintrin Tjukani (2001) menjelaskan, ada enam tahap dalam konsep

yang diujicobakan melalui sebuah penelitian di Kabupaten

PandeglangBanten.

Pertama, pengorganisasian masyarakat. Kedua, pelatihan.

Ketiga, penimbangan balita. Keempat, penyuluhan gizi. Kelima,

pemberian makanan tambahan. Dan keenam, penggalangan dana.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Kekurangan gizi pada masa balita akan berpengaruh besar pada kualitas

seseorang nantinya. Asupan gizi yang kurang pada dua tahun pertama

pertumbuhan, bisa menyebabkan gangguan serius pada perkembangan otak yang

mengakibatkan tingkat kecerdasan anak terhambat (Siswono, 2009). Kurang gizi

pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun mentalnya.

Anak kelihatan pendek, kurus dibandingkan dengan teman sebayanya yang lebih

sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol karena

kecerdasannya terganggu (Khomsan, 2008). Penelitian ini pernah dilakukan oleh

Amir, Aswita, Muis, Siti Fatimah dan Suyatno, tahun 2008 dengan judul

Pengaruh penyuluhan Model Pendampingan Terhadap Perubahan status Gizi

Anak Usia 6 sampai 24 Bulan dalam Jurnal Gizi Indonesia . ISSN 1858-4942.

Metode Penelitian : Desain penelitian adalah Quasi Experiment berupa non

randomized pre post test control group. Kelompok intervensi mendapat

penyuluhan model pendampingan oleh Tenaga Gizi Pendamping (TGP) dan

Page 57: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

kelompok kontrol mendapat penyuluhan konvensional oleh Tenaga Gizi

Puskesmas. Penelitian dilakukan di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.

Wilayah kerja Puskesmas Sudiang Raya sebagai lokasi intervensi dan Puskesmas

Bira sebagai lokasi kontrol. Subjek penelitian adalah anak usia 6 â “ 24 bulan

dengan skor Z BB/U -3 sd 0 SD. Jumlah subjek untuk kelompok intervensi 32 dan

kontrol 37 anak. Variabel yang diamati meliputi perubahan dari pengetahuan ibu,

Tingkat Kecukupan Energi (TKE), Tingkat Kecukupan Protein (TKP), hari sakit

(Diare dan ISPA) dan status gizi (skor Z BB/U, PB/U dan BB/PB). Analisis data

dilakukan dengan menggunakan uji beda dan analisis multivariat dengan regresi

linear variabel dummy.

Penelitian lain juga pernah dilakukan di Puslitbang Gizi Bogor Trintrin

Tjukani tahun 2001 dengan judul Enam langkah membuat Status gizi Balita

meningkat. Hasil penelitian menjelaskan, ada enam tahap dalam konsep yang

diujicobakan melalui sebuah penelitian di Kabupaten Pandeglang Banten.

Pertama, pengorganisasian masyarakat. Kedua, pelatihan. Ketiga, penimbangan

balita. Keempat, penyuluhan gizi. Kelima, pemberian makanan tambahan. Dan

keenam, penggalangan dana.“Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji

konsep tersebut. Sehingga diharapkan dapat diperoleh suatu model pemberdayaan

masyarakat untuk menanggulangi KEP (Kurang Energi Protein) pada balita.

Kemudian bisa diimplementasikan ke daerah lain,” ujarnya dalam Diseminasi

Hasil Penelitian Puslitbang Gizi di Bogor.Uji coba dilakukan di enam desa di tiga

kecamatan. Masing-masing desa diwakili oleh satu posyandu sebagai lokasi

penelitian. Sedang sampel diambil tokoh masyarakat yang menjadi pengurus

pengentasan KEP, anaka balita yang menderita KEP, dan ibu balita yang

menderita KEP.

Penelitian di UNS judul ini pernah dilakukan Anik Lestari dengan judul

pengaruh status gizi terhadap perkembangan psikomotor pada anak enam bulan

sampai dengan duapuluh bulan tahun 2006 di wilayah kerja Puskesmas Kartasura

I. Subjek terdiri dari 50 orang anak berumur 6-24 bulan beserta ibunya, dapat

disimpulkan bahwa status gizi mempunyai peranan terbalik terhadap

perkembangan psikomotor baduta, Semakin baik status gizi, semakin kurang

Page 58: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

perkembangan psikomotornya. Confounding factor tingkat pendidikan ibu

mempunyai pengaruh besar terhadap terhadap perkembangan psikomotor dan

secara statistik bermakna.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel

bebasnya adalah penyuluhan gizi yang alat ukurnya memakai quesioner dengan

beberapa pertanyaan dan diberikan pada saat sebelum penyuluhan dilakukan

(pretest) dan setelah diberikan penyuluhan (post test). Variabel terikatnya juga ada

tiga antara lain status gizi, perkembangan fisik dan perkembangan psikososial

balita usia 2 – 5 tahun di Desa Penatarsewu Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo.

Beberapa teori yang mendukung dalam penelitian ini yang dijabarkan juga beda.

Page 59: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

C. KERANGKA BERFIKIR

Keterangan

: diteliti

: tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan :

1. Faktor dalam (internal) a. Ras/etnik b. Jenis kelamin

2. Faktor luar (eksternal) a. Faktor prenatal b. Faktor persalinan c. Faktor paskasalin

Penilaian Status gizi balita menurut Indeks Antropometri : 1. Status gizi buruk 2. Status gizi kurang 3. Status gizi baik 4. Status gizi lebih

Penilaian perkembangan psikososial balita menurut Denver:

1. Normal 2. Suspek 3. Untestable

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi : 1. Faktor langsung

a. Asupan makanan b. Tingkat kebutuhan gizi c. Faktor kesehatan

2. Faktor Tidak Langsung

b. Tingkat kemiskinan c. Tingkat pendidikan orang tua d. Budaya

PERKEMBANGAN

STATUS GIZI BALITA (2 – 5 th)

Penilaian perkembangan fisik balita menurut Denver :

1. Normal 2. Suspek 3. Untestable

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyuluhan: 1. Tingkat pendidikan 2. Tingkat social 3. Adat istiadat 4. Kepercayaan

masyarakat 5. Ketersediaan waktu

PENYULUHAN GIZI

Faktor pelayanan kesehatan

Page 60: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

PENJELASAN KERANGKA BERFIKIR :

Dari kerangka berfikir dapat dilihat bahwa status gizi balita usia 2 – 5 tahun

dipengaruhi oleh factor pelayanan kesehatan yaitu penyuluhan gizi, factor

langsung ( asupan makanan, tingkat kebutuhan gizi, factor kesehatan) dan factor

tidak langsung (tingkat kemiskinan dan tingkat pendidikan ibu). Sedangkan

Perkembangan dipengaruhi oleh factor internal dan factor eksternal. Pengetahuan

yang kurang tentang gizi dan kesehatan akan menyebabkan asupan makanan yang

tidak cukup serta meningkatnya risiko status gizi kurang dan perkembangan fisik

dan psikososial yang abnormal. Diharapkan dengan pemberian penyuluhan gizi

akan meningkatkan status gizi, perkembangan fisik dan psikososial balita yang

baik pula.

D. HIPOTESIS

1. Terdapat pengaruh penyuluhan gizi terhadap status gizi Balita (usia 2 – 5

tahun).

2. Terdapat pengaruh penyuluhan gizi terhadap perkembangan fisik Balita (usia

2 – 5 tahun).

3. Terdapat pengaruh penyuluhan gizi terhadap perkembangan psikososial

Balita (usia 2 – 5 tahun).

Page 61: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Desain penelitian ini menggunakan Quasi experiment dalam bentuk one

group pre test dan post test design artinya terdapat suatu treatment/ perlakuan

selanjutnya dibandingkan dengan keadaan sebelum di beri perlakuan.

Dapat digambarkan

O1 = nilai pretest sebelum diberikan penyuluhan

O2 = nilai post test setelah diberikan penyuluhan

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Penatarsewu Kecamatan

Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo JawaTimur yang terdiri dari dua dusun yaitu

Dusun Sangewu dan Dusun Pelataran. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan

Februari sampai bulan Juli 2010.

C. POPULASI, SAMPEL DAN SAMPLING

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita (usia 2 – 5 tahun)

beserta ibunya yang ada di Desa Penatarsewu Kecamatan Tanggulangin

Kabupaten Sidoarjo JawaTimur dengan jumlah 149 balita pada bulan Februari

2010.

O1 x O2

Page 62: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari jumlah balita yang ada

di Desa Penatarsewu Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo Jawatimur

dan memenuhi kriteria inklusi.

Besar sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

d : Tingkat signifikasi (0,05)

(Notoatmodjo, 2005)

Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:

n = 108,56 dibulatkan menjadi 109 balita

Dengan demikian jumlah seluruh sampel sebanyak 109 balita.

Pengambilan sampel menggunakan Cluster Random Sampling yaitu

suatu cara pengambilan sampel jika objek yang diteliti atau sumber data sangat

luas atau besar, yakni populasinya heterogen dan terdiri atas kelompok yang

masing-masing heterogen maka caranya adalah berdasarkan daerah atau populasi

yang telah ditetapkan. Cluster dilakukan dengan cara melakukan randomisasi

dalam dua tahap yaitu randomisasi untuk cluster / sampel daerah dan randomisasi

menentukan orang / unit yang ada di wilayahnya atau dari populasi yang terpilih

(Hidayat, 2007). Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 4 POS.

Page 63: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel 3.1

Penyebaran responden berdasarkan tempat Posyandu

NO Posyandu/POS RT Jumlah Responden

1. I 3,4,5 35

2. II 6,7,8 33

3. III 9,10 20

4 IV 1,2 21

Jumlah 109

Sumber: data Primer (diolah)

D. VARIABEL PENELITIAN

1.Variabel bebas (Independen) dalam penelitian ini adalah : penyuluhan gizi

2.Variabel terikat (Dependen)

a. Status gizi

b. Perkembangan fisik balita ( usia 2 – 5 tahun ).

c. Perkembangan psikososial balita (usia 2 – 5 tahun).

E. DEFINISI OPERASIONAL DAN ALAT UKUR

1. Definisi Operasional

a. Variable independen: penyuluhan gizi

Adalah Kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan

pesan ,menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar

,tahu dan mengerti ,tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran

yang ada hubungannya dengan kesehatan. Alat uku : Quesioner. Skala:

nominal. Hasil ukur: pre test (sebelum diberikan penyuluhan) dan post

test (setelah diberikan penyuluhan).

Page 64: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

b. Variabel dependen :

1) Status gizi

Adalah tingkat pemenuhan zat-zat gizi dari makanan/minuman yang

dikonsumsi dan diukur dengan Z-Skor.

Alat ukur: KMS, timbangan berat badan. Skala : Ordinal.

Hasil ukur: Indeks BB/U: Gizi Lebih ≥ +2 SD, Gizi Baik ≥ -2 SD dan

< +2 SD, Gizi Kurang ≥ -3 dan < -2SD, Gizi Buruk ≤ -3SD.

2) Perkembangan fisik balita ( usia 2 – 5 tahun )

Adalah Kemampuan anak usia 2 - 5 tahun meliputi motorik kasar dan

motorik halus. Alat ukur: DDST. Skala: Ordinal. Hasil Ukur: Normal,

Suspek, Untestable

3) Perkembangan sosial balita (usia 2–5 tahun)

Adalah kemampuan anak usia 2 - 5 tahun meliputi psikososial sosial,

bahasa.

Alat ukur: DDST. Skala: Ordinal. Hasil Ukur: Normal, suspek,

Untestable.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. Teknik Pengumpulan Data

dalam penelitian ini melalui kuesioner dengan cara sebagai berikut:

1. Dilakukan dengan penyebaran kuesioner / pre test pada ibu balita responden

yang akan diteliti guna mendapatkan informasi tentang penyuluhan gizi yang

terdiri dari 20 pertanyaan dan telah di uji validitas dan reabilitasnya.

2. Kemudian diberikan penyuluhan tentang gizi, diskusi, curah pendapat.

3. Tiga bulan setelah diberikan penyuluhan dilakukan post test dengan soal yang

sama.

3. Untuk menilai status gizi balita dilakukan pengukuran berat badan kemudian

dikelompokkan dalam kategori, status gizi balita (gizi baik, gizi lebih, gizi

buruk, gizi kurang).

Page 65: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

4. Sedangkan untuk mengetahui perkembangan fisik balita (motorik halus dan

motorik kasar ) dan perkembangan psikososial balita (psikososial dan bahasa)

di ukur dengan DDST.

5. Pengumpulan data dilakukan pada saat posyandu di masing-masing dusun

dibantu oleh bidan desa, mahasiswa kebidanan Poltekkes Majapahit Mojokerto

dan kader. Jika pengumpulan data di posyandu tidak mencukupi dan ada ibu

dengan balita yang tidak hadir, maka pengumpulan data dilakukan melalui

kunjungan rumah dengan membawa instrumen penelitian. Pada saat posyandu

penilaian status gizi balita lebih diutamakan, karena untuk menilai

perkembangan balita memerlukan waktu yang lebih lama, yaitu 15-20 menit

per anak sehingga penilaian perkembangan dilakukan pada saat kunjungan

rumah.

G. TEKNIK ANALISIS DATA

1. Pengolahan Data

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan (Hidayat, 2007).

b. Coding

Coding merupakan kegiatan memberikan kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2007).

Penyuluhan gizi jika jawaban benar nilai 1 tapi jika jawaban salah 0, status

gizi nilai 4=lebih, 3=normal, 2=kurang, 1=buruk. Sedangkan untuk

perkembangan fisik dan perkembangan psikososial nilai 3= normal,

2=suspek, 1=untestable.

Page 66: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

c. Tabulating (penyusunan data)

Penyusunan data merupakan pengorganisasian data sedemikian

rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan ditata untuk

disajikan dan dianalisis (Budiarto, 2001).

1). Penyuluhan gizi: Baik = jika jawaban 76 – 100 %, Cukup = jika

jawaban 60 – 75 %, Kurang = jika jawaban < 60 %.

2). Status gizi : Indeks BB/U : Gizi Lebih = ≥ +2 SD, Gizi Baik= ≥ -2 SD

< +2 SD, Gizi Kurang= ≥ -3 < -2SD, Gizi Buruk=≤ -3SD.

3). Perkembangan fisik dan perkembangan psikososial: Normal=0

Terlambat (0T), atau 1 peringatan (1P). Suspek=1 atau lebih terlambat

(1T), dua / lebih peringatan (2P) yang disebabkan kegagalan (G)

bukan oleh penolakan (M). Untestable = 1 atau lebih skor terlambat

(1T) dan / 2 atau lebih peringatan (2P) yang disebabkan penolakan

(M) bukan oleh kegagalan.

2. Analisis Data

Pada penelitian ini untuk menganalisis data yang diperoleh ditabulasi

secara manual dan selanjutnya dianalisis secara statistik menggunakan

software SPSS versi 13. Untuk mengetahui perbedaan antara sebelum

diberikan penyuluhan (pre test) dan setelah diberikan penyuluhan (post test)

menggunakan analisis uji beda Mc Nemar.

Page 67: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. DISKRIPSI TEMPAT PENELITIAN

Subjek penelitian ini ialah anak berumur dua tahun sampai dengan lima

tahun beserta ibunya yang berdomisili di Desa Penatarsewu Kecamatan

Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo Propinsi JawaTimur. Jumlah sampel sebanyak

109 balita dan 109 ibu balita. Data tentang balita diperoleh dari buku kohort anak

kemudian status gizi balita di ukur dengan KMS ( Kartu Menuju Sehat ) dan

timbangan berat badan, sedangkan untuk menilai perkembangan fisik dan

perkembangan psikososial balita menggunakan instrumen lembar formulir DDST.

Untuk penyuluhan gizi data didapatkan dari quesioner yang meliputi data umum

(umur ibu, tingkat pendidikan ibu, pekerjaan) dan data khusus (quesioner dengan

cara wawancara dan panduan kuesioner).

Data yang diperoleh kemudian dimasukkan kedalam worksheet program

SPSS versi 13 untuk dilakukan pengolahan secara kuantitatif, sehingga diperoleh

gambaran yang lebih jelas tentang penelitian ini.

1. Gambaran lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Penatarsewu Kecamatan

Tanggulangin Kabupaten JawaTimur, dengan rincian sebagai berikut :

a. Luas Desa Penatarsewu 252,597 m2.

b. Dengan batas wilayah Utara :Desa Banjarasri, Selatan: Desa Sentul,

Barat:Desa Kalidawir, Timur: Desa Plumbon

c. Jarak dari pusat kota: Jarak dari pemerintahan Kecamatan: 5 km. Jarak dari

ibu kota kabupaten: 11 km.

Page 68: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

d. Peta lokasi penelitian

Gambar 4.1

Peta Desa Penatarsewu

e. Kesehatan

Salah satu komponen pembangunan manusia yang vital adalah masalah

kesehatan. Sasaran yang hendak di capai dalam pembangunan kesehatan

masyarakat adalah ketersedianya sarana dan tenaga kesehatan yang

memadai. Di Desa Penatarsewu terdapat 1 Polindes, 2 BPS. Posyandu

terdiri 4 lokasi dengan rincian : POS I = RT 3, 4, 5. POS II = RT 6, 7, 8.

POS III : RT 9 dan 10. POS IV : RT 1 dan 2.

2. Data umum

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Balita

Di Desa Penatarsewu Bulan April Tahun 2010

No Umur Ibu Frekuensi Persen

1. < 20 tahun 2 1,84

2. 20 – 35 tahun 86 78,89

3. > 35 tahun 21 19,26

TOTAL 109 100

Sumber : Data Primer ( diolah)

Page 69: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

0

20

40

60

80

100

frekuensi Persen

< 20thn

20-35 thn

>35 thn

Gambar 4.2 Grafik Batang Frekuensi Berdasarkan Umur

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu Balita

Di Desa Penatarsewu Bulan April Tahun 2010 No Pekerjaan Frekuensi Persen

1. Bekerja 79 72,48

2. Tidak Bekerja 30 27,52

TOTAL 109 100

Sumber : Data Primer (diolah)

01020304050607080

Bekerja tidak bekerja

frekuensi

persen

3-D Column 3

3-D Column 4

Gambar 4.3 Grafik Batang Frekuensi Berdasarkan Umur

Page 70: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu Balita

Di Desa Penatarsewu Bulan April Tahun 2010 No Persen Pendidikan Ibu Frekuensi

1. SD – SMP 15 13,76

2. SMA 76 69,72

3. DIII / S1 18 16,51

TOTAL 109 100

Sumber Data Primer Diolah

Gambar 4.3 Grafik Batang Frekuensi Berdasarkan

Tingkat Pendidikan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Frekuensi Persen

SD-SMPSMADIII/S1

Page 71: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

B. HASIL PENELITIAN

1. Pengaruh penyuluhan gizi terhadap status gizi Balita (usia 2– 5 tahun).

Tabel 4.4 Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Status Gizi Balita (usia 2-5 tahun)

Di Desa Penatarsewu Bulan April Tahun 2010

Penyuluhan_0 & Penyuluhan_1

Status Gizi Balita sebelum Penyuluhan & Status Gizi Balita Sesudah Penyuluhan

N Chi-Square a 109 109 Asymp. Sig. 30,031 Exact Sig. (2-tailed)

,000 ,000b

Sumber Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji statistik dengan menggunakan α = 5% , nilai p =

0,000<α=0,05 yang artinya ada pengaruh antara sebelum dan setelah diberikan

penyuluhan gizi terhadap status gizi Balita (usia 2 – 5 tahun).

2. Pengaruh penyuluhan gizi terhadap perkembangan fisik Balita (usia 2 – 5

tahun).

Tabel 4.5 Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Perkembangan Fisik Balita

Di Desa Penatarsewu Bulan April Tahun 2010

Penyuluhan_0 & Penyuluhan_1

Kondisi Fisik sebelum Penyuluhan & Kondisi Fisik Balita Sesudah Penyuluhan

N Chi-Square a 109 109 Asymp. Sig. 30,031 Exact Sig. (2-tailed)

,000 ,003b

Sumber Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji statistik dengan menggunakan α = 5% , nilai p =

0,003<α=0,05 yang artinya ada pengaruh antara sebelum dan setelah diberikan

penyuluhan gizi terhadap perkembangan fisik Balita (usia 2 – 5 tahun).

Page 72: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

3. Pengaruh penyuluhan gizi terhadap perkembangan psikososial Balita (usia 2 –

5 tahun) ?

Tabel 4.6 Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Perkembangan Psikososial Balita

Di Desa Penatarsewu Bulan April Tahun 2010

Penyuluhan_0 & Penyuluhan_1

Psikososial Balita Sebelum Penyuluhan & Psikososial Balita Sesudah Penyuluhan

N Chi-Square a 109 109 Asymp. Sig. 30,031 Exact Sig. (2-tailed)

,000 ,003b

Sumber Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji statistik dengan menggunakan α = 5% , nilai p =

0,003<α=0,05 yang artinya ada pengaruh antara sebelum dan setelah diberikan

penyuluhan gizi terhadap perkembangan Psikososial Balita (usia 2 – 5 tahun).

C. PEMBAHASAN

1. Pengaruh penyuluhan gizi terhadap status gizi Balita (usia 2-5 tahun)

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan ada pengaruh sebelum dan

sesudah diberikan penyuluhan gizi terhadap status gizi (nilai p=0,000<α0,05)

artinya penyuluhan gizi mempengaruhi baik dan buruknya status gizi balita.

Penelitian ini sejalan dengan Yuli Kusumawati (2004) bahwa pendidikan

kesehatan seseorang berhubungan dengan tingkat pengetahuan, jika pengetahuan

gizi ibu baik maka diharapkan status gizi ibu dan balitanya juga baik. Menurut

Suhardjo (1996) sebab dari gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang

gizi atau kemampuan meningkatkan pengetahuan gizi masyarakat. Tingkat

pendidikan itu sangat mempengaruhi kemampuan penerimaan informasi gizi.

Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah akan lebih baik

mempertahankan tradisi-tradisi yang berhubungan dengan makanan, sehingga

sulit menerima informasi baru bidang gizi. Tingkat pendidikan ikut menentukan

Page 73: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

atau mempengaruhi mudah tidaknya seseorang menerima suatu pengetahuan,

semakin tinggi pendidikan maka seseorang akan lebih mudah menerima informasi

informasi gizi. Dengan pendidikan gizi tersebut diharapkan tercipta pola

kebiasaan makan yang baik dan sehat, sehingga dapat mengetahui kandungan gizi,

sanitasi dan pengetahuan yang terkait dengan pola makan lainnya.

Pendidikan gizi merupakan suatu proses belajar tentang pangan,

bagaimana tubuh kita menggunakannya dan mengapa diperlukan untuk kesehatan

umumnya. Masalah kekurangan konsumsi pangan bukanlah merupakan hal yang

baru yang mempunyai dampak sangat nyata terhadap timbulnya masalah gizi.

Salah satu faktor yang menyebabkan keadaan ini adalah bertambahnya jumlah

penduduk, disamping itu masalah gizi dapat timbul disebabkan oleh beberapa

faktor yang mencakup aspek-aspek ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya serta

agama. Kurangnya pengetahuan dan salah konsepsi tentang kebutuhan pangan dan

nilai pangan adalah umum dijumpai setiap negara di dunia. Kemiskinan dan

kekurangan persediaan pangan yang bergizi merupakan faktor penting dalam

masalah kurang gizi / lain sebab yang penting dari gangguan gizi adalah

kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kemampuan untuk menerapkan

informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Suhardjo, 1996).

Penelitian ini juga sesuai dengan teori Yuliana,dkk (2006) bahwa

pengetahuan gizi ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.

Artinya terdapat kecenderungan dengan semakin baik pengetahuan gizi ibu maka

status gizi anak juga membaik. Pendidikan gizi merupakan salah satu unsur

penting dalam meningkatkan status gizi masyarakat untuk jangka panjang.

Melalui sosialisasi dan penyampaian pesan gizi yang praktis akan membentuk

suatau kesimbangan bangsa antara gaya hidup dengan pola konsumsi masyarakat

(azrul Azwar,2002).Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang

dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian

status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta

biokimia dan riwayat diit. Pengembangan pedoman gizi seimbang baik untuk

petugas maupun masyarakat adalah salah satu strategi dalam pencapaian

perubahan maupun masyarakat adalah salah satu strategi dalam mencapai

Page 74: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

perubahan pola konsumsi makanan yang ada di masyarakat dengan tujuan akhir

yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik.

Memasuki era globalisasi Indonesia masih menghadapi masalah gizi

ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih dengan resiko penyakit

yang ditimbulkan. Masalah gizi ganda ini terdapat di masyarakat perdesaan dan

perkotaan. Masalah gizi ganda pada hakekatnya merupakan masalah perilaku.

Untuk mengkoreksi masalah gizi ganda tersebut dapat dilakukan dengan

pendekatan melalui pemberian informasi tentang perilaku gizi yang baik dan

benar, di samping pendekatan lain. Untuk itu diperlukan acuan/bahan

Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang perilaku gizi yang baik dan

benar. Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) merupakan salah satu bahan KIE

bagi setiap individu/orang untuk mencapai status gizi yang baik dan berperilaku

gizi yang baik dan benar (azrul Azwar,2002).

Penelitian ini didapatkan pula rata-rata tingkat pendidikan ibu SMA

(menengah) Tingkat pendidikan itu sangat mempengaruhi kemampuan

penerimaan informasi gizi. Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah

akan lebih mempertahankan tradisi-tradisi yang berhubungan dengan makanan,

sehingga sulit menerima informasi baru bidang gizi (Suhardjo,1996). Tingkat

pendidikan ikut menentukan atau mempengaruhi mudah tidaknya seseorang

menerima suatu pengetahuan, semakin tinggi pendidikan maka seseorang akan

lebih mudah menerima informasi informasi gizi. Dengan pendidikan gizi tersebut

diharapkan tercipta kebiasaan makan yang baik dan sehat, sehingga dapat

mengetahui kandungan gizi, sanitasi dan pengetahuan yang terkait dengan pola

makan lainnya. ( Handayani, 1994 ).

Gizi yang baik ibarat bahan bakar bagi otak. Perkembangan sirkuit otak

sangat bergantung pada kualitas nutrisi dan stimulasi yang diberikan pada balita

sejak dalam kandungan sampai usia tiga tahun pertama, atau disebut masa emas

pertumbuhan (golden age period). Cepatnya pertumbuhan sel otak manusia pada

usia bayi hingga usia tiga tahun dan mencapai kesempurnaannya di usia lima

tahun, membuat faktor pemenuhan gizi sebagai faktor yang vital.

"Sampai umur setahun, 60 persen energi makanan bayi digunakan untuk

Page 75: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

pertumbuhan otak," kata dr.Soedjatmiko, Sp.A (K), dokter spesialis anak

konsultas tumbuh kembang. Oleh karena itu bayi dan balita membutuhkan

banyak protein, karbohidrat, dan lemak.

Pendapat yang diungkapkan oleh Ali Khomsan bahwa Penyuluhan gizi

merupakan bagian penting dalam upaya perbaikan gizi balita. Tetapi pada

kenyataannya Berbagai program perbaikan gizi yang dalam beberapa tahun

terakhir dijalankan pemerintah, dinilai belum berjalan optimal. "Program

perbaikan gizi belum berjalan optimal, ini bisa kita lihat dari kegiatan yang

dilakukan di tingkat terbawah, di posyandu,". kata Guru Besar Pangan dan Gizi

Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Ali Khomsan di Jakarta. Menurut beliau,

sebagian besar posyandu di desa-desa sekadar melakukan kegiatan penimbangan

balita dan pada saat-saat tertentu imunisasi. Sementara fungsi-fungsi pokok

posyandu yang lain, seperti sebagai pembawa pesan kesehatan dan pelaku utama

upaya perbaikan gizi balita belum berjalan dengan baik. Saat ini ada sekitar 240

ribu posyandu di Indonesia, tapi bagaimana kualitasnya? Meski kita dengar

revitalisasi posyandu dilakukan sejak beberapa tahun lalu, tapi bagaimana

kondisinya di desa-desa sekarang, seharusnya dicek sudah benar-benar jalan atau

belum,"jelasnya. Kondisi dan kegiatan posyandu, jelas dia, mesti dipantau,

dievaluasi, dan optimalkan untuk memastikan fungsinya sebagai ujung tombak

berbagai upaya kesehatan, utamanya dalam upaya perbaikan gizi balita, berjalan

sesuai target.

Berdasarkan pertanyaan yang diajukan oleh peneliti 62,5 % rata – rata

baik, hal ini juga dari jawaban mereka muncul bahwa anak mereka 3 bulan ini

setelah mendapatkan penyuluhan gizi ibu – ibu balita berusaha untuk menerapkan

materi yang mereka dapatkan dari penyuluhan yang diberikan oleh peneliti. Oleh

sebab itu metode pendidikan massa untuk mengkomunikasikan pesan-pesan

kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifat nya massa atau public

adalah suatu cara untuk menyampaikan suatu pesan untuk meningkatkan status

gizi balita. Sasaran pendidikan bersifat umum dalam arti tidak membedakan

golongan umur,jenis kelamin pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan

maka pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang demikian rupa,

Page 76: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

sehingga pesan yang disampaikan bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya(

Notoatmojo, 2009)

Gizi buruk pada balita sebenarnya bisa dicegah. Menurut Lubis dan Marsida

(Cermin Dunia Kedokteran,2002), pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian

ASI sampai usia balita mencapai dua tahun, pemberian makanan tambahan yang

bergizi pada usia enam tahun ke atas, pencegahan terjadinya penyakit infeksi

dengan meningkatkan kebersihan lingkungan dan kebersihan perseorangan,

imunisasi, penyuluhan/ pendidikan gizi tentang pemberian makanan, pemantauan

yang teratur pada anak balita dengan cara menimbang berat badan tiap bulan.

Untuk mengetahui bahwa anak-anak mendapatkan asupan gizi yang tepat, maka

yang perlu dipantau terus adalah berat badan dan tinggi badan menurut usia. Berat

badan anak sesungguhnya merupakan hasil langsung dari pola makan anak, gaya

hidup (termasuk di dalamnya pola pengasuhan yang diterima anak, tingkat stres)

dan berbagai aktivitas anak secara fisik (termasuk kualitas bermain, lama waktu

bermain, jenis permainan, dan sebagainya). Berat badan anak dalam kondisi

normal perlu terus dipertahankan, sehingga memberikan kondisi kesehatan anak

yang ideal. Asupan gizi yang sehat seimbang mempengaruhi kecerdasan

adversity, karena kecerdasan ini menuntut tubuh yang prima, bebas dari segala

macam penyakit dan gangguan psikologis. Gizi yang cukup dapat membuat anak

bertahan terhadap penyakit. Persediaan gizi yang cukup akan membuat anak tahan

terhadap tantangan dan permasalahan yang terjadi. Pada saat anak menghadapi hal

yang baru, tantangan, dan permasalahan, tubuh kita memproduksi banyak sekali

adrenalin, dan proses ini menggunakan cadangan energi yang berada dalam tubuh

anak. Pada anak-anak yang mengalami kekurangan gizi, tidak memiliki cukup

cadangan energi untuk melakukan ini, sehingga akan mengalami kehabisan

energi, yang ditampakkan dengan gejala-gejala susah tidur, kelelahan, tubuh yang

lesu, sehingga tidak mampu beraktivitas dengan optimal. Dalam kondisi seperti

ini, zat-zat gizi yang diperlukan bagi perkembangan otak menjadi sangat kurang,

sehingga perkembangan kecerdasan anak juga tidak berkembang optimal.

Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan perilaku

Page 77: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik

(Suliha, 2001).

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai

bidang, pada tahun 1992 telah diselenggarakan konggres gizi internasional di

Roma yang membahas tentang pentingnya gizi seimbang sebagai upaya untuk

menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang handal. Salah satu rekomendasi

penting dari konggres itu adalah anjuran kepada setiap negara agar menyusun

pedoman umum gizi seimbang (PUGS). Di Indonesia pernah diperkenalkan

pedoman 4 sehat 5 sempurna padatahun 1950 dan sampai sekarang pedoman ini

masih dikenal oleh sebagian anak sekolah dasar. Slogan 4 sehat 5 sempurna saat

itu sebenarnya adalah merupakan bentuk implementasi PUGS.

Dalam pedoman umumg gizi seimbang terdapat 12 (dua belas) pesan yang

perlu diperhatikan yaitu : (1) makanlah aneka ragam makanan, (2) makanlah

makanan yang memenuhi kecupan energi, (3) pilihlah makanan berkadar lemak

sedang dan rendah lemak jenuh, (4) gunakan garam beryodium, (5) makanlah

makanan sumber zat besi, (6) berikan ASI saja kepada bayi sampai umur 4 bulan

dan tambahkan MP-ASI sesudahnya, (7) biasakan makan pagi (8) minumlah air

bersih, aman yang cukup jumlahnya, (9) lakukan aktifitas fisik secara teratur, (10)

hidari minumanyang berakohol, (11) makanlah makanan yang aman bagi

kesehatan, (12) bacalah label pada makanan yang dikemasGizi buruk pada balita

sebenarnya bisa dicegah.

2. Pengaruh penyuluhan gizi terhadap perkembangan fisik Balita (usia 2 – 5

tahun).

Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh antara sebelum dan sesudah

diberikan penyuluhan gizi terhadap perkembangan fisik dengan nilai p

0,003<α=0,05 artinya ada pengaruh penyuluhan gizi terhadap perkembangan fisik

balita (usia 2-5 tahun). Dalam penelitian ini perkembangan fisik balita di desa

penatarsewu 94,7% tergolong baik hanya 5,3% yang mengalami suspek artinya

Interpretasi suspek diberikan jika terdapat satu atau lebih skor terlambat (1 T) dan/

atau dua atau lebih peringatan (2 P). Pengertian perkembangan menunjuk pada

Page 78: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

suatu proses kearah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang

kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak

dapat diputar kembali. Perkembangan fisik adalah bertambahnya kemampuan

(skill) dalam struktur dan fungsi motorik halus dan motorik kasar (Nursalam,

2005).

Ibu Di desa penetarsewu 60,8 % mayoritas bekerja di pabrik sehingga berdasarkan

wawancara peneliti selama penelitian rata – rata balita pada jam kerja dititipkan

pada neneknya, hal ini juga dapat mempengaruhi perkembangan fisik balita

karena perhatian dari ibunya kurang yang mana kebanyakan dari ibu – ibu di desa

ini banyak bekerja di Pabrik dengan jam kerja yang sangat panjang yaitu antara

jam 6 pagi sampai jam 7 malam. oleh sebab itu apa bila semua ibu yang memiliki

balita tidak diberikan penyuluhan dengan benar akan mempengaruhi

perkembangan balita selanjutnya. Pendapat ini juga sesuai dengan teori Rusmil

(2008) bahwa lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi

tumbuh kembang anak). Pendapat lain juga mengungkapkan bahwa Lingkungan

pengasuhan juga dipengaruhi oleh jumlah anak. Jumlah saudara yang banyak pada

keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup akan mengakibatkan

berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak (Dhamayanti,

2008).Perkembangan anak penting dijadikan perhatian khusus bagi orangtua.

Sebab, proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada

masa mendatang. Jika perkembangan anak luput dari perhatian orangtua (tanpa

arahan dan pendampingan orangtua), maka anak akan tumbuh seadanya sesuai

dengan yang hadir dan menghampiri mereka. Perkembangan fisik (motorik)

merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap

gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari

berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.

Perkembangan fisik (motorik) meliputi perkembangan motorik kasar dan

motorik halus. Perkembangan motorik kasar adalah kemampuan anak untuk

duduk, berlari, dan melompat dan sebagian atau seluruh anggota tubuh digunakan

oleh anak untuk melakukan gerakan tubuh. Perkembangan motorik kasar

dipengaruhi oleh proses kematangan anak. Karena proses kematangan setiap anak

Page 79: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

berbeda, maka laju perkembangan seorang anak bisa saja berbeda dengan anak

lainnya. Adapun perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerakan

anak yang menggunakan otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu.

Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar

dan berlatih. Kemampuan menulis, menggunting, dan menyusun balok termasuk

contoh gerakan motorik halus (Anne ahira,2008).

3. Pengaruh penyuluhan gizi terhadap perkembangan psikososial Balita (usia 2

– 5 tahun).

Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh antara sebelum dan sesudah

diberikan penyuluhan gizi terhadap perkembangan psikososial dengan nilai p<α=

0,05 artinya ada pengaruh penyuluhan gizi dengan perkembangan psikososial

balita (usia 2-5 tahun). Perkembangan psikososial adalah perkembangan anak

yang ditinjau dari aspek psikososial artinya bahwa anak dalam perkembangannya

selalu dipengaruhi oleh lingkungan sosial ( Aziz Alimul, 2005,).Perkembangan

psikososial adalah balita mulai terampil dalam pergerakan seperti berlari,

memanjat, melompat, berguling, berjinjit, menggenggam, melempar yang berguna

untuk mengelola keseimbangan tubuhnya (Anne Ahira, 2008).

Penelitian ini didapatkan bahwa balita di desa penatarsewu 64,8 % tergolong

baik hanya 6 % yang mengalami suspek dan tidak dapat di uji yang disebabkan

oleh penolakan (M), bukan oleh kegagalan (G). Setelah di lakukan uji ulang

dalam 1 – 2 minggu ternyata hasilnya normal. Menurut Riyadi ( 2009) anak usia

3 tahun Otonomi versus rasa malu mulai muncul pada usia ini. Pada usia ini alat

gerak dan rasa telah matang dan ada rasa percaya terhadap ibu dan lingkungannya.

Perkembangan otonomi selama periode balita berfokus pada peningkatan

kemampuan anak untuk mengontrol tubuhnya, dirinya dan lingkungannya. Anak

menyadari bahwa ia dapat menggunakan kekuatannya untuk bergerak dan berbuat

sesuai dengan kemauannya sendiri. Selain itu anak akan menggunakan kekuatan

mentalnya untuk mmenolak dan mengambil sebuah keputusan. Oleh sebab itu

rasa otonomi ini perlu dikembangkan karena sangat penting untuk terbentuknya

rasa percaya diri dan harga diri di kemudian hari.

Page 80: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Hubungan anak dengan orang sekitarnya sangat mempengaruhi

perkembangan psikososial balita di kemudian hari, karena seorang anak yang

tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan

mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya (Rusmil,

2008).. Mengingat pentingnya periode emas ini dalam masa perkembangan anak,

orangtua dan guru perlu memberikan stimulasi yang cukup bagi anak. Karena

hanya dengan stimulasi, perkembangan kognisi, sosial dan emosi anak bisa

mencapaitahapyangoptimal.Merangsang kecerdasan anak sudah bisa dilakukan

sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan terus menerus setiap hari dengan

stimulasi yang bervariasi dan teratur, dengan merangsang otak kiri dan otak kanan

bersama-sama.

"Stimulasi akan memengaruhi pertumbuhan sinaps yang membutuhkan sialic acid

untuk membentuk gangliosida, yang penting untuk kecepatan proses pembelajaran

dan memori," lanjut Soedjatmiko. Mengingat pentingnya periode emas ini dalam

masa perkembangan anak, orangtua dan guru perlu memberikan stimulasi yang

cukup bagi anak. Karena hanya dengan stimulasi, perkembangan kognisi, sosial

dan emosi anak bisa mencapai tahap yang optimal. Merangsang kecerdasan anak

sudah bisa dilakukan sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan terus menerus

setiap hari dengan stimulasi yang bervariasi dan teratur, dengan merangsang otak

kiri dan otak kanan bersama-sama."Stimulasi akan memengaruhi pertumbuhan

sinaps yang membutuhkan sialic acid untuk membentuk gangliosida, yang penting

untuk kecepatan proses pembelajaran dan memori," lanjut Soedjatmiko.

Jelaslah bahwa anak harus terus dikembangkan secara optimal agar dapat

mencapai kondisi yang sebaik – baiknya di masa yang akan datang. Berkaitan

dengan hal tersebut, stimulasi perkembangan menjadi hal yang sangat penting

bagi perkembangan anak. Anak yang yang mendapatkan stimulasi terarah dan

teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang mendapat

stimulasi. Keterlambatan perkembangan tentunya tidak kita harapkan terjadi pada

anak – anak. Masyarakat luas, terutama tenaga profesional, umumnya telah

memahami bahwa keterlambatan terlalu renggang perkembangan harus

diidentifikasi dan ditangani sedini mungkin. Penanganan dan pendidikan yang

Page 81: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

dilakukan sejak dini akan memakan biaya yang lebih sedikit dan memberi hasil

yang labih efektif dalam pencapaian tujuan. Dengan demikian kita memerlukan

suatu metode screning untuk mendeteksi keterlambatan perkembangan pada anak

sejak dini. Di sinilah letak peran startegis DDST (Heru santoso,2009).

Dr. Hendra SpA,(2009) dari Klinik Keluarga menuturkan bahwa masa tiga tahun

pertama anak adalah masa untuk membangun fondasi struktur otak yang

berdampak permanen terhadap karakter anak. Oleh karena itu para orangtua harus

mempunyai pemahaman yang benar tentang pola asuh yang ramah otak,”ucapnya.

Hendra menambahkan, semua pengalaman pada usia dini memegang kunci

penting dalam membangun fondasi dan semua kemampuan otak. Inilah sebabnya

mengapa orang-orang tua harus melindungi anak-anaknya terhadap lingkungan

yang buruk. Apabila lingkungan anak tidak bagus, misalnya penuh kekerasan,

tidak ada stimulasi (sosial,emosi, motorik dan kognitif), maka semua potensi yang

sejatinya dimiliki semua anak, menjadi tidak berkembang.

Sebaiknya apabila lingkungan anak aman, penuh kasih sayang, dan kaya dengan

stimulasi, maka semua potensi anak akan berkembang optimal.”Semua stimulasi

inilah yang akan direspon otak dan akan direkam secara permanen untuk

menanggapi situasi serupa dikemudian hari,” imbuh Hendra. Hendrapun

menyarankan agar para orang-orang tua jangan terlalu banyak melarang anak

terhadap hal-hal yang tidak terlalu prinsip. Misalnya saat anak bermain-main

kotoran, yang penting dia gembira dan dalam pengawasan orangtua,” ucapnya.

. Mengingat pentingnya periode emas ini dalam masa perkembangan anak,

orangtua dan guru perlu memberikan stimulasi yang cukup bagi anak. Karena

hanya dengan stimulasi, perkembangan kognisi, sosial dan emosi anak bisa

mencapai tahap yang optimal. Merangsang kecerdasan anak sudah bisa dilakukan

sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan terus menerus setiap hari dengan

stimulasi yang bervariasi dan teratur, dengan merangsang otak kiri dan otak kanan

bersama-sama."Stimulasi akan memengaruhi pertumbuhan sinaps yang

membutuhkan sialic acid untuk membentuk gangliosida, yang penting untuk

kecepatan proses pembelajaran dan memori," lanjut Soedjatmiko.

Page 82: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

D. KETERBATASAN PENELITIAN

Hasil penelitian yang menunjukkan jumlah sampel yang digunakan dalam

penelitian ini hanyalah merupakan batas minimal penentuan sampel menurut

Notoatmojo (2005) sehingga untuk penelitian lanjutan diperlukan jumlah sampel

yang lebih besar untuk memperoleh representatif yang lebih baik. Penelitian ini

tidak melihat faktor – faktor lain yang mempengaruhi status gizi, perkembangan

fisik dan psikososial hanya penyuluhan gizi saja, sehingga tidak sesuai dengan

teori.

Metode ini mengukur variabel faktor risiko dan efek dalam tempo

bersamaan, padahal status gizi merupakan hasil akumulasi perumbuhan anak

dalam waktu yang lama, sedangkan perkembangan psikomotor dapat dilihat

akibat/hasilnya dari pertumbuhan anak yang memerlukan jangka waktu lama

tersebut. Sehingga desain penelitian dengan pendekatan cohort lebih tepat untuk

penelitian

Page 83: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan gizi

terhadap status gizi balita (usia 2- 5 tahun) dengan nilai p = 0,000 < α=0,05.

2. Terdapat pengaruh penyuluhan gizi terhadap perkembangan fisik Balita

(usia 2 – 5 tahun) dengan nilai p= 0,003 < α=0,05.

3. Terdapat pengaruh penyuluhan gizi terhadap perkembangan psikososial

Balita (usia 2 – 5 tahun) dengan nilai p= 0,003 < α=0,05.

B. IMPLIKASI

1. Implikasi teoritis dalam penelitian ini adalah penyuluhan gizi sangat

diperlukan dalam peningkatan status gizi, perkembangan fisik dan

perkembangan psikososial Balita.

2. Implikasi Kebijakan dalam penelitian ini adalah bahwa Program penyuluhan

gizi bagi ibu Balita sangat diperlukan dan perlu ditingkatkan terutama di

tempat pelayanan kesehatan.

C. SARAN

Dari hasil penelitian tersebut diatas maka diusulkan saran-saran sebagai

berikut:

1. Bagi ibu tempat penelitian

Bagi kaum ibu diharapkan dapat lebih banyak mengakses informasi tentang

kesehatan melalui berbagai media masa seperti koran, majalah, radio dan

televisi. Selain itu agar diupayakan juga untuk mendapatkan banyak informasi

Page 84: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP STATUS GIZI ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

dengan cara ikut aktif dalam berbagai macam organisasi/kegiatan yang

memberdayakan kaum perempuan.

Perlu ditingkatkannya pendidikan kesehatan masyarakat khususnya

mengenai tumbuh kembang anak melalui program-program pemerintah yang

dapat disebarluaskan melalui ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat

yaitu Puskesmas bekerjasama dengan berbagai macam Instansi dan organisasi

baik milik pemerintah maupun swasta, juga organisasi swadaya masyarakat.

2. Bagi petugas kesehatan

Petugas kesehatan memberikan Pelayanan kesehatan yang menyeluruh,

terpadu, berkesinambungan, proaktif serta yang lebih memusatkan perhatian dan

tanggung jawabnya pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan seluruh

anggota keluarga sebagai satu unit, bukan pada golongan umur, jenis kelamin,

organ tubuh, jenis penyakit dan atau keluhan tertentu saja (Azwar, 2003).

Selama ini kebanyakan di Indonesia lebih berorientasi kepada upaya kuratif saja.

Dengan adanya temuan dalam penelitian ini diharapkan supaya para petugas

pelayanan lebih berorientasi kepada upaya kesehatan promotif dan preventif

seimbang dengan upaya kuratif dan rehabilitatif yang telah dilakukannya.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Penelitian-penelitian mendatang perlu menggunakan desain longitudinal

untuk lebih memastikan hubungan status gizi, perkembangan fisik dan

perkembangan psikososial tidak dipengaruhi oleh penyuluhan gizi saja. Selain

itu juga diperlukan jumlah sampel yang lebih besar untuk memperoleh hasil

yang lebih baik.