PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP
PEMBIASAAN AKHLAK KARIMAH SISWA SMK
KHAZANAH KEBAJIKAN PONDOK CABE ILIR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUntuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh:
Ai Ida RosdianaNIM. 102011023580
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
1432 H/2011 M
PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP
PEMBIASAAN AKHLAK KARIMAH SISWA SMK
KHAZANAH KEBAJIKAN PONDOK CABE ILIR
Disusun Oleh:
Ai Ida RosdianaNIM. 102011023580
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
1432 H/2011 M
PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP
PEMBIASAAN AKHLAK KARIMAH SISWA SMK
KHAZANAH KEBAJIKAN PONDOK CABE ILIR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUntuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Ai Ida RosdianaNIM. 102011023580
Di Bawah Bimbingan
Dr. Zaimuddin, MANIP. 19590705 199103 1 002
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
1432 H/2011 M
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul: “Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap
Pembiasaan Akhlak Karimah Siswa SMK Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir”
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada, 3
November 2011 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 3 November 2011
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan
Bahrissalim, MANIP. 19680307 199803 1 002 ............... …………………
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Drs. Sapiudin Shiddiq, MANIP. 19670328 200003 1 001 ………... …………………
Penguji I
Dr. Ahmad Shodiq, MANIP. 19710709 199803 1 001 ………... …………………
Penguji II
Drs. Rusdi Jamil, MANIP. 19621231 199503 1 005 ………... …………………
Mengetahui,PGS. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Nurlena Rifa’i, MA. Ph. DNIP. 19571005 198703 1 003
ABSTRAK
Ai Ida Rosdiana
Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap Pembiasaan Akhlak KarimahSiswa SMK Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh PendidikanAgama Islam Terhadap Pembiasaan Akhlak Karimah Siswa SMK KhazanahKebajikan Pondok Cabe Ilir. Peneliti melakukan penelitian tersebut sejak bulanNovember sampai dengan bulan Januari 2007.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode analisakuantitatif deskriftip yaitu analisa yang dilakukan terhadap data yang berwujudangka dengan cara menjumlahkan, mengklasifikasikan, mentabulasikan danselanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan data statistik.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMK Khazanah KebajikanPondok Cabe Ilir yang diambil dari kelas I, II dan kelas III Sebanyak 125 Siswa.Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel adalah secara random (acak)karena populasi siswa yang bersifat homogen. Sedangkan pengumpulan data yangdilakukan dengan cara (1). Observasi, (2). Wawancara, dan (3). Angket. Datahasil penelitian dianalisis secara deskriptif, kemudian untuk mengetahuibagaimana pengaruh pendidikan agama Islam terhadap pembiasaan akhlakkarimah siswa yaitu dengan menggunakan Product Moment.
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh besarnya rxy ˭ 0,42 dan rtabel padataraf signifikansi 5% sebesar 0,195 sedangkan pada taraf signifikansi 1%diperoleh rtabel sebesar 0,254, hal ini menunjukkan bahwa rxy ˃ rtabel baik pada tarafsignifikansi 5% ataupun pada taraf signifikansi 1%. Dengan demikian ditafsirkanbahwa antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi positif yang signifikan.Keadaan ini menolak Ho dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapatkorelasi positif yang signifikan antara Pendidikan Agama Islam terhadappembiasaan akhlak karimah siswa dan korelasi tersebut adalah sedang ataupuncukup karena berada pada kisaran antara 0,40 – 0,70 pada indeks korelasi productmoment.
ii
KATA PENGANTAR
الر حـمن الر حـــیمبــــسم هللا
Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain menghaturkan puji dan
syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan pencipta dan pemelihara alam, sang penentu
setiap detik kehidupan manusia, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang
senantiasa berlimpah kepada penulis, sehingga penulis diberikan kemampuan,
kekuatan dan ketabahan hati dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurah kepada Revolusioner Besar Nabi Muhammad SAW,
yang senantiasa membawa cahaya dan rahmat bagi seluruh umat manusia.
Tak pernah terbayangkan dalam diri penulis, seandainya jiwa tidak
berserah diri kepada-Nya, atas proses panjang melintasi rentang waktu sejak awal
masa orientasi MahaSiswa sampai semester sembilan merupakan detik-detik
terakhir dalam menyelesaikan kewajiban akademik yang harus dipenuhi, dengan
setitik asa yang tergantung di ujung harapan Alhamdulillah kebenaran dan janji
Allah SWT. Menunjukkan bukti-bukti-Nya, bahwa hidup dan keinginan manusia
ada yang menentukan dan mengatur, sehingga kesabaran, kegigihan dan pasrah
kepada Sang Pencipta akan menunjukkan manusia kepada kebenaran tersebut.
Segala sujud syukur hanya kepada-Mu Ya Rabb.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak sekali kesulitan
dan hambatan yang dihadapi, serta saat ini juga masih jauh dari kesempurnaan dan
hal ini tidak terlepas dari sifat manusia sebagai makhluk yang tidak terlepas dari
kesalahan dan lupa.
Selanjutnya penulis ingin sekali mengucapkan ribuan terima kasih tiada
tara dan tiada terhingga atas bimbingan dan pengarahan-pengarahan yang
diberikan kepada penulis, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, beserta jajarannya, pembantu Dekan I, II, dan III. Semoga
dapat membawa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan menjadi Fakultas
terdepan.
iii
2. Bapak Dr. Bahrissalim, MA, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Sapiudin Siddiq, MA, sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan
Agama Islam, beserta segenap Ibu/Bapak Dosen, Karyawan/i Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Zaimuddin, MA, sebagai dosen pembimbing skripsi, yang telah
meluangkan waktunya, memberikan motivasi kepada penulis serta
membimbing dan mengarahkan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak Mochammad Abdul Basyir S.Ag, selaku Kepala Sekolah SMK
Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir Pamulang yang telah memberikan
fasilitas dan informasi yang penulis butuhkan selama dalam proses penelitian
skripsi ini.
6. Ayahanda dan ibundaku beserta Adik-adikku tercinta terima kasih atas
motivasi dan cintanya yang tulus. Cinta yang tersebar diantara untaian do’a
yang tidak pernah putus.
7. Kelurga Besar H. Iim Abdurahim dan Hj.Ema Rahmaniah di Cianjur, Akang
Alu dan teh Siti di Bandung, Salman dan Hilmi. Terima kasih atas doa dan
dukungannya, Semoga ikatan kekeluargaan kita tidak pernah putus.
8. Keluarga Besar Bapak Zindartomimi, Ibu Sari, Yesi, A’Asep dan buah hatinya
Salha, Nadzar dan Cecep. Terima kasih atas dorongan dan motivasinya.
Semoga kita dipertemukan kembali dengan keridhoan Allah SWT.
9. Kawan-kawan Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) angkatan 2002 khususnya kelas D yang selalu rame, An-an
Siti Farihah, Jannah, Aisy, Juju, Enur, Nyak, Umi, Ida, Ira, Ucum, Wiwin,
Dian, Aay, Yoyoh. Semoga ikatan tali silaturrahmi kita tidak pernah putus.
10. Kawan-kawan LS-ADI Jakarta, Bang Ray Rangkuti, Mas Anick HT, Mpo Iyo,
Bang Junaedi, Bang Dani Setiawan, Dewi, Nha, Alpi di Aceh, Susan, Ima,
Yudhis, Wahyu, Elen, Rizal, Bagus, Didi, Iwan dan Viqran, “kesemangatanku
iv
tak pernah berhenti karena melihat dari kegigihan kalian dalam
memperjuangkan hak-hak rakyat” Perjuangan masih panjang kawan!
11. Untuk Lutfi Zainal Muttaqien, S. Sos.I, seorang sahabat dan seorang Imam
yang telah menghadirkan kedewasaan penulis dan yang selalu mengajarkan
arti dari sebuah kehidupan, yang mengajarkan bagaimana cara menghargai
orang lain, yang menjadikan penulis tegar dalam menghadapi getir dan
pahitnya kehidupan tanpa itu semua kita tidak akan sampai pada manisnya
kehidupan ini. Semoga kebersamaan kita mendapatkan ridho dan rahmat-Nya.
Jakarta, 14 Februari 2007
Penulis
Ai Ida Rosdiana
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................... 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 6
1. Tujuan Penelitian .............................................................. 6
2. Manfaat Penelitan ............................................................. 7
E. Sistematika Penulisan ............................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pendidikan Agama Islam ........................................................ 9
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ............................... 9
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam...................................... 12
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ........................ 15
4. Metode dalam Pendidikan Agama Islam .......................... 15
B. Akhlak Al-Karimah ................................................................ 20
1. Pengertian Akhlak al-Karimah ......................................... 20
2. Sendi-Sendi Akhlak .......................................................... 22
3. Muara Akhlak .................................................................. 28
4. Pembinaan Manusia Menuju Akhlak Mulia .................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 38
B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 38
vi
C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 39
1. Observasi .......................................................................... 39
2. Wawancara ...................................................................... 39
3. Angket ............................................................................. 40
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................... 40
1. Editing .............................................................................. 41
2. Skoring ............................................................................ 41
3. Tabulating ....................................................................... 42
E. Kerangka Penelitian ............................................................... 44
F. Hipotesis ................................................................................. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Tentang SMK Khazanah Kebajikan ......... 47
1. Sejarah Singkat ................................................................ 47
2. Visi dan Misi ................................................................... 49
3. Program Kegiatan ............................................................ 50
4. Status Siswa...................................................................... 51
5. Data Guru ........................................................................ 51
6. Sarana dan Prasarana Pendidikan..................................... 51
7. Struktur Organisasi dan Dewan Pengurus ....................... 52
8. Dewan Pengurus .............................................................. 53
B. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMK Khazanah
Kebajikan ................................................................................ 53
C. Deskripsi Data.......................................................................... 56
1. Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam ............... 56
2. Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah ......... 71
D. Uji Hipotesis ........................................................................... 86
E. Interpretasi Data ...................................................................... 91
1. Interpretasi Secara Kasar/Sederhana ................................ 93
2. Interpretasi Dengan Menggunakan Tabel Nilai “r”
Product Moment ............................................................... 93
vii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 95
B. Saran ....................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 98
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
1. Jumlah Siswa SMK Khazanah Kebajikan Tahun ajaran 2006/2007.......... 39
2. Skor alternative jawaban Responden dengan menggunakan skor
kumulatif ................................................................................................... 41
3. Interpretasi tabel Nilai “r” Product Moment secara kasar/sederhana ....... 43
4. Kisi-kisi angket untuk Variabel Bebas (Pendidikan Agama Islam)........... 45
5. Kisi-kisi angket untuk Variabel Terikat (Pembiasaan Akhlak Karimah) .. 45
6. Sarana dan Prasarana Pendidikan............................................................... 51
7. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang kesulitan belajar
agama ......................................................................................................... 56
8. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang perbuatan siswa
setelah mendapatkan pelajaran Agama Islam ............................................ 57
9. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang kegunaan
Pendidikan Agama Islam bagi siswa ......................................................... 57
10. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang siswa berdoa
ketika beraktivitas ...................................................................................... 58
11. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang perbuatan siswa
sebelum melakukan suatu pekerjaan.......................................................... 58
12. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang cara siswa
menghormati orang yang lebih tua............................................................. 59
13. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang perbuatan siswa
setelah mendapatkan Pelajaran Agama Islam ........................................... 59
14. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang sikap Siswa
terhadap teman ........................................................................................... 60
15. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang siswa berdzikir
dalam satu minggu .................................................................................... 60
16. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang materi yang
disenangi siswa .......................................................................................... 61
ix
17. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang sikap siswa
terhadap teman yang terkena musibah ....................................................... 61
18. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang sikap siswa
terhadap teman yang melakukan pencurian ............................................... 62
19. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang kebiasaan siswa
setelah shalat subuh.................................................................................... 62
20. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang sikap Siswa
ketika dinasehati orang tua......................................................................... 63
21. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang sikap siswa
terhadap teman yang membuang sampah sembarangan ............................ 63
22. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang kebiasaan siswa
ketika memasuki kelas ............................................................................... 64
23. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang sikap siswa
terhadap teman yang membicarakan orang lain......................................... 64
24. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang sikap siswa
terhadap penjelasan guru............................................................................ 65
25. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang sikap siswa
terhadap lingkungan ................................................................................... 65
26. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang kebiasaan siswa
dalam mengikuti kajian mingguan ............................................................. 66
27. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang sikap siswa
ketika melakukan kesalahan terhadap teman ............................................ 66
28. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang sikap siswa
setelah mencontek ...................................................................................... 67
29. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang kebohongan
yang dilakukan Siswa dalam satu minggu ................................................. 67
30. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang kegiatan siswa
setelah shalat .............................................................................................. 68
31. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang tentang
kejujuran ketika tidak mengerjakan tugas.................................................. 68
x
32. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam yang dilakukan Siswa
ketika bertemu guru.................................................................................... 69
33. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam yang dilakukan Siswa
sebelum berangkat sekolah ........................................................................ 69
34. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam yang dilakukan siswa
sebelum keluar rumah ................................................................................ 70
35. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang pelanggaran
siswa dalam satu minggu ........................................................................... 70
36. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang sikap siswa
ketika melihat teman yang berduka............................................................ 71
37. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi kejujuran tentang perasaan
setelah shalat lima waktu .......................................................................... 71
38. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi kejujuran ketika menyakiti
teman dengan perkataan buruk................................................................... 72
39. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi kejujuran terlambat shalat
subuh dalam satu minggu.......................................................................... 72
40. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi berbakti kepada Allah
SWT ........................................................................................................... 73
41. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi berbakti dalam
melaksanakan perintah Allah SWT............................................................ 73
42. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi berbakti tentang perbuatan
yang dilakukan ketika mendengarkan adzan.............................................. 74
43. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi berbakti tentang sikap
siswa terhadap teman yang melalaikan shalat ........................................... 74
44. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi ikhlas dalam memperbaiki
bantuan kepada pengemis .......................................................................... 75
45. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi ikhlas siswa dalam
memberikan sumbangan............................................................................. 75
46. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi ikhlas ketika menolong
guru ............................................................................................................ 76
xi
47. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi berani dalam kebenaran
menegur teman yang berkelahi .................................................................. 76
48. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi berani dalam kebenaran
memperbaiki teman yang melakukan kecurangan ..................................... 77
49. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi berani dalam kebenaran
sikap siswa terhadap teman yang merokok di dalam kelas........................ 77
50. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi qonaah ketika
mendapatkan cobaan .................................................................................. 78
51. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi kesabaran ketika dihina
teman.......................................................................................................... 78
52. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi kesabaran ketika
menghadapi teman yang meminta bantuan ................................................ 79
53. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi kesabaran terhadap siswa
yang suka jahil............................................................................................ 79
54. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi amanah siswa ketika diberi
uang SPP .................................................................................................... 80
55. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi tekun tentang sikap siswa
ketika mendapatkan nilai yang tidak memuaskan...................................... 80
56. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi disiplin siswa dalam
mengikuti kajian ........................................................................................ 81
57. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi disiplin tentang siswa yang
tidak izin masuk sekolah ............................................................................ 81
58. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi disiplin memasuki kelas .... 82
59. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi disiplin terhadap tata tertib
yang diterapkan di sekolah......................................................................... 82
60. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi tekun dalam belajar............ 83
61. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi tekun dalam waktu
belajar......................................................................................................... 83
62. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi tekun dalam memilih
tempat belajar ............................................................................................. 84
xii
63. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi tekun tentang posisi belajar
yang disukai siswa ..................................................................................... 84
64. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi peduli tentang sikap siswa
terhadap teman yang tidak punya uang saku.............................................. 85
65. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi amanah yang sering
dilalaikan .................................................................................................... 85
66. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi peduli tentang banyaknya
siswa mengajak jajan teman....................................................................... 86
67. Uji Korelasi Antara Variabel X (Pendidikan Agama Islam) dan Variabel
Y (Pembiasaan Akhlak Karimah Siswa).................................................... 87
xiii
DAFTAR GAMBAR
1. Skema hubungan antara metode-metode peningkatan pribadi.................. 36
2. Struktur organisasi SMK Khazanah Kebajikan......................................... 52
3. Proses Pelaksanaan PAI di SMK Khazanah Kebajikan ............................ 54
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia, baik sebagai makhluk ciptaan ilahi maupun sebagai makhluk
insani mempunyai pembawaan sifat dan kedudukan secara alami atau secara
kodrati yang membedakan dirinya dengan bawaan kodrati makhluk lainnya.
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan ia mempunyai pembawaan serba ganda,
dwitunggal dan serba tunggal. Dari segi pembawaan kodrati, ia terdiri dari
unsur jasmani, dan sekaligus rohani, dari sifat kodrati, ia mempunyai sifat
individual (egoisme), tetapi sekaligus sifat sosial, yakni merasa perlu tolong
menolong (ta’awun) dan kerja sama dengan orang lain. Dan dari kedudukan
kodrati, ia merupakan makhluk hamba Tuhan yang mempunyai kebebasan
berbuat (free will) namun ia tetap bergantung pada kekuatan di luar dirinya,
yakni bergantung pada batas-batas kekuatan Allah SWT (predestination).
Kemudian manusia memiliki unsur nasut (kemanusiaan) dan lahut
(ketuhanan). Namun demikian segala aspek pembawaan, sifat dan kedudukan
yang bersifat bawaan atau alamiah tersebut manunggal dan menyatu dalam
diri manusia yang begitu unik dan spesifik.
Pembawaan kodrati manusia yang terdiri dari unsur jasmani dan rohani
mempunyai berbagai kebutuhan yang perlu ia penuhi. Tubuhnya atau nasut-
nya yang berasal dari materi mempunyai kebutuhan hidup kebendaan,
2
sedangkan rohaninya yang bersifat immaterial mempunyai kebutuhan
spiritual. Firman Allah SWT:
من فيه ونـفخت سويـته طني.فإذامن بشراخالق إين للمالئكة ربك قال إذ
)٧١-٣٨:٧۲/ص(ساجدين له فـقعواروحي
Artinya: “(Ingatlah) ketika Rabbmu berfirman kepada malaikat:"Sesungguhnya Aku akan menciptakan menusia dari tanah. Makaapabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkankepadanya ruh (ciptaan)-Ku; maka hendaklah kamu tersungkurdengan sujud kepadanya.”(Q.S. Shaad/38 : 71-72)
Untuk memacu dinamika kehidupannya, agar ia aktif kreatif dan
dinamis, siap berusaha dan berkerja keras, maka pada dirinya ditanamkan
berbagai pendorong (drive) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang
bermacam-macam. Untuk mendorong manusia dan menggerakkannya kearah
pemenuhan kebutuhannya, Allah SWT melengkapi jasmani dan rohaninya
dengan berbagai daya (al-quwwah) yang menurut Ibnu Maskawaih dan al-
Ghazali meliputi daya ilmu, daya ghadlab (marah), daya syahwah (makan,
minum dan seksual), dan daya ‘adalah (keseimbangan).1
Semua daya tersebut jika ditumbuh kembangkan dengan prinsip
keadilan dan keseimbangan, akan lahirlah akhlak dan budi pekerti mulia
(akhlaq al-karimah). Namun jika sebaliknya terjadi misalnya dengan ilmu
dikembangkan secara tidak seimbang seperti kepintaran yang disertai
kesombongan atau sama sekali teramat bodoh dan dungu maka merupakan
akhlak yang jahat, sebaliknya hikmah arif bijaksana adalah akhlaq mulia.
Dalam hal ini akhlak mulia adalah berani (syaja’ah) dan perwira atau siap
menjaga kehormatan (‘iffah). Dengan demikian induk dari akhlak mulia itu
meliputi arif bijaksana, berani, perwira dan adil (hikmah, syaja’ah, ‘iffah dan
‘adalah) ajaran akhlak yang di dasarkan pada al-Qur’an dan Sunnah tersebut
sebenarnya telah dipraktekkan dalam kehidupan manusia dari masa ke masa.
1Moh. Ardani, Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti Dalam Ibadat, (Jakarta: CV. Karya Mulia,2001), Cet. I, h. vii
3
Tetapi untuk mewujudkan akhlak mulia dalam realitas kehidupan sehari-hari
tidaklah mudah semudah membalikkan telapak tangan.
Dalam konteks Indonesia pada masa kini, dari sudut akhlak mulia
seringkali kita mengamati fenomena yang memperihatinkan. Di hadapan mata
kita terpampang realitas yang sering tidak masuk akal. Akhlak mulia dan budi
pekerti luhur baik pada tingkat individual maupun sosial, seolah-olah
tenggelam, dan kemerosotan akhlak dipertontonkan banyak kalangan
masyarakat akhir-akhir ini. Berdasarkan gejala kemerosotan itu misalnya
semakin mudahnya masyarakat, terutama generasi muda, dalam
mengkonsumsi minuman keras, narkoba dan obat terlarang lainnya; banyak
kasus bentrokan, tawuran pelajar baik di lingkungan sekolah maupun diluar
sekolah, sehingga proses belajar mengajar terganggu.
Menurut data kepolisian, merebaknya kasus narkoba selalu diiringi
dengan merebaknya berbagai tindakan kejahatan, inilah bahaya secara sosial.
Bisa dibayangkan jika pengguna narkoba semakin banyak, berarti tingkat
kejahatan akan semakin banyak.
Saat ini menurut data kepolisian para pecandu narkoba sudah mencapai
2% dari seluruh penduduk Indonesia. Jika seluruh penduduk Indonesia
berjumlah 200 juta, berarti ada 4 juta pecandu narkoba di Indonesia yang
sebagian besar penggunanya adalah remaja. Data ini sebagaimana diakui
Kapolri hanya sebagian kecil saja yang berhasil di data, sementara data
sebenarnya jauh lebih banyak dari yang diketahui.2 Sedangkan data yang
diperoleh LSM di Jabotabek ada 40% remaja yang suka sekali menonton film
porno, 28% remaja yang suka berjudi, 25% peminum alcohol dan 14%
pecandu narkoba dari jumlah responden adalah 5.860 remaja yang berusia 13-
21 tahun.3
Masalah akhlak dalam kemajuan teknologi yang modern ini semakin
penting dan mendesak untuk dikaji dan diperlukan kumpulan fakta-fakta yang
menunjukkan bahwa kemajuan teknologi tersebut membawa lebih banyak
2Abu al-Ghifari, Romantika Remaja, (Bandung: Mujahid Press, 2004), Cet. VIII, h. 693Syafari Soma dan Hajarudin, Menanggulangi Remaja Kriminal, Islam sebagai
Alternatif, (Bogor: CV. Bintang Tsurayya, 1995), h. 95
4
dampak negatif disamping membawa dampak positif bagi peradaban manusia.
Pendidikan Agama Islam yang berfokus meliputi akhlak, aspek al-Qur'an,
aspek aqidah, syariah dan tarikh yang ada di sekolah menjadi tumpuan
pembinaan dan perbaikan moral para siswa. Namun selama ini masih saja
terdengar bahwa pendidikan agama masih cenderung pada perkembangan
aspek kognitif dan psikomotorik saja, sedangkan aspek afektif dilupakan.
Seharusnya pendidikan itu menyumbangkan ketiga ranah tersebut agar para
siswa dapat terhindar dari perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji.
Pendidikan benar-benar merupakan latihan fisik, mental, dan moral bagi
individu-individu, agar mereka menjadi manusia yang berbudaya. Dengan
pendidikan, individu-individu itu diharapkan mampu memenuhi tugasnya
sebagai manusia yang diciptakan Allah, sebagai makhluk yang sempurna dan
terpilih sebagai khalifah-Nya di bumi, menjadi warga yang berarti dan
bermanfaat bagi suatu negara. Seperti yang ditegaskan Azyumardi, pendidikan
lebih daripada sekedar pengajaran. Pendidikan adalah suatu proses di mana
suatu bangsa atau negara membina dan mengembangkan kesadaran diri di
antara individu-individu.4
Sekolah bukan hanya sekedar tempat belajar (transfer of knowladge),
namun sekaligus juga tempat memperoleh pendidikan termasuk pendidikan
karakter (character building). Dalam dunia pendidikan tidak hanya semata-
mata mengarahkan pengajaran pada pembinaan intelektual dan keterampilan,
tapi juga pendidikan yang berupaya membentuk kepribadian manusia yang
luhur dan mulia.
Pembentukan dan pendidikan karakter melalui Pendidikan Agama
Islam di sekolah merupakan usaha mulia. Sekolah bertanggung jawab bukan
hanya dalam menciptakan peserta didik yang unggul dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi, tetapi juga dalam pembentukan karakter dan kepribadian yang
sesuai dengan nilai-nilai agama. Dalam konteks ini, Zakiyah Darajat
menyatakan bahwa sekolah diharapkan dapat menjadi lapangan yang baik
4Azyumardi Azra, Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, (Jakarta: LogosWacana Ilmu, 1998), Cet. I, h. 3
5
bagi pertumbuhan kepribadian anak-anak, di samping sebagai tempat untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan yang akan memupuk kecerdasannya.5 Dengan
kata lain, sekolah diharapkan menjadi lapangan sosial bagi anak-anak di mana
pertumbuhan kepribadian, moral, sosial dan segala aspek kepribadian dapat
berkembang, tidak terbatas pada aspek kognisi saja.
Di samping itu, salah satu tugas para pendidik adalah mendidik akhlak
dan jiwa para siswa, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan
mereka dengan kesopanan, mempersiapkan mereka suatu kehidupan yang
suci, ikhlas dan jujur. Anak-anak selain membutuhkan kekuatan akali atau
ilmu pengetahuan tapi ia juga membutuhkan pendidikan budi pekerti,
perasaan, kemauan dan kepribadian.
Dalam hal ini, al-Ghazali banyak mengungkapkan tentang hakikat dan
perilaku manusia. al-Ghazali memandang bahwa baik-buruk akhlak yang
ditampilkan seseorang itu adalah cerminan dari kepribadiannya, karena
manusia memiliki struktur jiwa yang terdiri dari nafsu, akal dan kalbu.
Akhlak merupakan pengalaman yang berhubungan dengan pribadi batin
manusia, dalam usahanya untuk memperoleh keutamaan-keutamaan ruhaniah,
dan menghilangkan sifat-sifat buruk yang ada di dalam diri manusia itu. Oleh
karena itu, manusia bisa dinilai baik buruknya melalui akhlaknya.
Untuk mengatasi penyakit-penyakit mental dan sosial yang terdapat
pada anak-anak sekarang ini, maka harus ada sebuah penanggulangan yang
serius dari semua kalangan seperti halnya membina, melatih, dan
membiasakan kembali mental rohani melalui aktifitas pendidikan agama yang
mampu membangun moral akhlak dan budi pekerti. Dalam kaitan ini, penulis
merasa perlu membahas masalah tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul:
“Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap Pembiasaan Akhlak
Karimah Siswa SMK Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir.”
5Zakiyah Darajat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang,1975), h. 48
6
B. Identifikasi Masalah
Penulis mengidentifikasi ada beberapa masalah yang berkaitan dengan
judul skripsi penulis, yaitu
1. Bagaimana aktifitas Pendidikan Agama Islam yang diterapkan di SMK
Khazanah Kebajikan?
2. Bagaimana efektifitas Pendidikan Agama Islam di SMK Khazanah
Kebajikan?
3. Bagaimana sendi-sendi akhlak yang ada di SMK Khazanah Kebajikan?
4. Bagaimana perilaku siswa di keluarga, sekolah dan masyarakat?
5. Bagaimana pembiasaan akhlak karimah siswa dalam kehidupan sehari-
hari?
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Mengingat kajian pembahasan dari identifikasi masalah dalam skripsi
ini cukup luas, dan agar penelitian ini menjadi terarah dan tidak bias, maka
penulis membatasi masalah-masalahnya pada:
1. Aktifitas Pendidikan Agama Islam di SMK Khazanah Kebajikan
2. Pembiasaan akhlak karimah siswa SMK Khazanah Kebajikan dalam
kehidupan sehari-hari
Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka
perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana
pengaruh pendidikan agama Islam terhadap pembiasaan akhlak karimah siswa
SMK Khazanah Kebajikan”.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh pendidikan agama Islam terhadap pembiasaan akhlak karimah
siswa SMK Khazanah Kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.
7
2. Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
a. Penulis, dalam rangka menambah wawasan dan keilmuan tentang
pengaruh pendidikan agama Islam terhadap pembiasaan akhlak siswa.
b. Para praktisi pendidikan, khususnya praktisi pendidikan agama Islam,
sebagai informasi yang positif dalam rangka meningkatkan dan
membentuk akhlak karimah para siswa.
E. Sistematika Penulisan
Untuk lebih dapat memberikan penjelasan dengan lebih sistematis, dan
untuk dapat melihat persoalan dengan lebih objektif, maka penulis menyusun
skripsi ini berdasarkan urutan sebagai berikut:
Bab pertama, merupakan sebuah pengantar dari penelitian yang
berjudul pengaruh pendidikan agama Islam terhadap akhlak karimah siswa
SMK Khazanah Kebajikan, yang menjelaskan latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab kedua, merupakan landasan teori atau acuan yang digunakan
penulis pada penelitian skripsi ini, yang terdiri pembahasan mengenai
Pendidikan Agama Islam, yang meliputi, pengertian, tujuan, ruang lingkup,
dan metode Pendidikan Agama Islam. Juga membahas tentang akhlakul
karimah yang meliputi pengertian akhlakul karimah, sendi-sendi akhlak,
muara akhlak, dan pembinaan manusia menuju akhlak mulia.
Bab ketiga, akan membahas mengenai metodologi penelitian yang
meliputi tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, kerangka penelitian,
dan hipotesis.
Bab keempat, akan membahas mengenai hasil penelitian yang meliputi
gambaran umum tentang SMK Khazanah Kebajikan, pelaksanaan pendidikan
di SMK Khazanah Kebajikan, deskripsi data, uji hipotesis, dan interpretasi
data.
8
Bab kelima, merupakan bab penutup yang meliputi kesimpulan dari
sebuah penelitian yang dilakukan oleh penulis, dan saran untuk stakeholders.
Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman
Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.
9
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pengertian pendidikan berbeda dengan pengertian pengajaran,
namun sering kali diartikan sama. Secara etimologi, kata pendidikan yang
kita gunakan sekarang dalam bahasa Arab adalah ‘tarbiyah’, dengan kata
kerja ‘rabba’. Kata pengajaran dalam bahasa Arab adalah ‘ta’lim’ dengan
kata kerja ‘allama’.1
Setelah melihat pengertian secara etimologi di atas, maka
terlihatlah perbedaan pengertian pendidikan dengan pengajaran.
Pendidikan bukan pengajaran karena materi pelajaran yang diajarkan tidak
semata-mata untuk diketahui saja tetapi juga untuk diamalkan.
M. Arifin mengatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan adalah
“usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan
mengembangkan kepribadian serta kemampuan anak didik dalam bentuk
pendidikan formal dan non formal.”2
1Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), Cet. I,h. 25.
2M. Arifin, Hubungan Timbal balik Pendidikan Agama Islam Di Lingkungan Sekolah danKeluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), Cet. IV, h. 14.
10
Sedangkan menurut Zuhairini, dkk. bahwa mendidik adalah
menanamkan tabiat yang baik agar anak-anak mempunyai sifat yang baik
dan berpribadi utama.”3
Ahmad D. Marimba merumuskan bahwa pendidikan adalah
“Bimbingan atau pinjaman secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
kepribadian utama.”4
Gagasan utama pendidikan, termasuk di dalamnya pendidikan
Agama Islam, terletak pada pandangan bahwa setiap manusia mempunyai
nilai positif tentang kecerdasan, daya kreatif, dan keluhuran budi. Peran
pendidikan adalah bagaimana nilai positif ini tumbuh menguat. Pendidikan
yang tidak melahirkan pribadi yang berperilaku positif bisa dipastikan
gagal, dan sistem pendidikan seperti ini sudah sepatutnya untuk
direformasi.
Semua yang telah dicapai para ahli pendidikan sebelum al-Ghazali
dan ahli lainnya di berbagai bidang yang berkaitan dengan manusia dan
masyarakat, dan semua yang dicapai oleh para ahli pendidikan
kontemporer setelah terpaut hampir seribu tahun dengan al-Ghazali,
tersimpul dalam ungkapan al-Ghazali5 dalam sebuah ungkapan ringkas:
ات ومعىن التـربية يشبه فعل الفالح الذى يـقلع الشوك وخيرج النبات
األجنبية من بـني الزرع ليحسن نـباته ويكمل ريـعه.
Artinya: “Makna pendidikan (tarbiyah) sama dengan pekerjaan seorangpetani yang mencabuti duri-duri dan mengeluarkan tumbuh-tumbuhan liar dari tanamannya supaya tanamannya subur danmemuaskan”.
3Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. (Surabaya: Usaha Nasional, 1978),Cet. II, h. 27.
4Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Agama. (Bandung: PT. Maaf, 1987)Cet. VIII, h. 19.
5Al-Ghazali, Ayyuha al-Walad, (Surabaya: Al-Hurmain, tt.), h. 13.
11
Dari ungkapan al-Ghazali yang ringkas tersebut mengandung
pengertian bahwa pendidikan adalah kegiatan atau usaha yang disengaja
oleh seorang pendidik untuk mengeluarkan akhlak yang buruk dari diri
anak didik dan menggantinya dengan akhlak yang mulia. Bentuk kegiatan
atau usaha tersebut meliputi bimbingan, pengajaran dan latihan atau
pembiasaan dalam rangka membersihkan jiwa dari akhlak yang buruk
sehingga terbentuk kepribadian yang utama berdasarkan ajaran Islam.
Sedangkan dalam konteks Pendidikan Agama Islam, pendidikan
dapat diartikan sebagai proses penyiapan generasi muda untuk mengisi
peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang
diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik
hasilnya di akhirat.6
Pendidikan Agama Islam merupakan bimbingan rohani
berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian
utama menurut ukuran-ukuran Islam. Kepribadian utama yang dimaksud
adalah kepribadian muslim.7
Hal ini senada dengan pengertian yang diungkapkan oleh
Zuhairini, dkk. bahwa Pendidikan Agama Islam adalah: “Usaha-usaha
secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka
hidup sesuai dengan ajaran Islam.”8
Direktorat Pembinaan Agama Islam pada Sekolah Umum Negeri
(Ditbinpaisun) menjelaskan bahwa Pendidikan Islam adalah:
“Suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinyasetelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang terkandungdalam Islam secara keseluruhan. Menghayati makna dan maksud sertamanjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya sebagai
6Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1980), h. 944.
7Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Agama. (Bandung: PT. Maaf, 1987)Cet. VIII, h. 83.
8Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. (Surabaya: Usaha Nasional, 1978),Cet. II, h. 27.
12
pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan kebahagian duniaakhirat kelak”9
Dengan adanya berbagai pendapat tentang Pendidikan Agama
Islam di atas, dapat dirumuskan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah
suatu usaha dalam membimbing dan mengembangkan kepribadian anak
didik agar selalu berbuat atau bertingkah laku sesuai dengan ajaran Agama
Islam sebagai pedoman bagi kehidupannya sehingga mereka selamat dunia
dan akhirat.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Proses pendidikan pada intinya merupakan interaksi antara
pendidik (guru) dan peserta didik (murid) untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikannya yang telah ditetapkan.10 Tujuan pendidikan merupakan
salah satu faktor yang sangat penting karena merupakan arah yang hendak
dituju oleh pendidikan itu sendiri.
Tujuan Pendidikan Agama Islam itu sendiri menurut M. Arifin.
Adalah: “Perwujudan nilai-nilai Islami dalam pribadi manusia pendidikan
yang diikhtiarkan oleh pendidikan muslim melalui proses yang terminal
pada hasil (produk) yang berkepribadian Islam yang beriman, bertaqwa
dan berilmu pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi
hamba Allah yang taat.”11
Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa tujuan pendidikan
bukan hanya mengisi anak didik dengan ilmu pengetahuan dan
mengembangkan keterampilannya, tetapi juga mengembangkan aspek
moral dan agamanya, dengan membersihkan jiwa dari akhlak yang buruk
dan menggantinya dengan akhlak yang mulia. Konsekuensinya,
pendidikan bertujuan untuk membentuk pribadi dan akhlak yang mulia.
9Departemen Agama RI, Ilmu Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Proyek PembinaanPerguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta, Ditjen Binbaga Islam, 1982/1983), h. 83.
10Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek, (Bandung: RemajaRosdakarya, 1997), Cet. I, h. 191.
11M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1982), Cet. I, h. 224.
13
Dengan kata lain, tujuan pendidikan itu harus mencakup tiga aspek, yaitu
aspek kognitif, yang meliputi pembinaan nalar, seperti kecerdasan,
kepandaian dan daya pikir; aspek afektif, yang meliputi pembinaan hati,
seperti pengembangan rasa, kalbu dan rohani; dan aspek psikomotorik,
yaitu pembinaan jasmani, seperti kesehatan badan dan keterampilan.12
Sedangkan menurut al-Ghazali, tujuan akhir dari Pendidikan
Agama Islam itu ada dua, yaitu: 13
a. Mencapai kesempurnaan manusia untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT. dengan sedekat-dekatnya.
b. Mencapai kesempurnaan manusia untuk meraih kebahagiaan di dunia
dan akhirat.
Tujuan akhir Pendidikan Agama Islam ini tidak terlepas dari tujuan
hidup manusia dalam Islam, yakni untuk menciptakan pribadi-pribadi
hamba Allah yang selalu bertakwa kepada-Nya, dan dapat mencapai
kehidupan berbahagia di dunia dan akhirat.14 Sebagaimana yang
digariskan dalam al-Qur’an:15
)٥٦:٥۱/وما خلقت اجلن واإلنس إال ليـعبدون (الذارية
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat [51] : 56)
قوا اهللا حق تـقاته وال متوتن إال وأنـتم مسلمون يا أيـها الذين آمنوا اتـ
)۳:۱٠٢/آل عمران (
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allahsebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali
12Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: Trigenda Karya,1993), h. 20.
13Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, (Semarang: Maktabah wa Mathba’ah Toha Putera, tt),jilid I, h. 15.
14Muhammad Natsir, Kapita Selekta, (Bandung: Van Hoeve, 1965), h. 46; Bandingkandengan Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru,(Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. I, h. 8.
15Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. I, h. 108
14
kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.” (QS.Ali Imran [3] : 102)
Makna dan tujuan hidup manusia dalam agama Islam juga
diperintahkan oleh Allah untuk dikemukakan dalam do’a pembukaan
(iftitah) setiap shalat.16
قل إنين هداين ريب إىل صراط مستقيم دينا قيما ملة إبـراهيم حنيفا وما
كان من المشركني . قل إن صاليت ونسكي وحمياي وممايت هللا رب
)۱٦۱-٦:۱٦۲/(األنعام العالمني Artinya: "Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku
kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agamaIbrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik". Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku,ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhansemesta alam.” (QS. Al-An’am [6] : 161-162)
Menurut al-Ghazali, pendidikan yang benar, merupakan sarana
untuk bertakwa dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Pendidikan juga
dapat mengantarkan manusia untuk menggapai kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Namun demikian, menurut al-Ghazali kebahagiaan di dunia yang
fana ini hanya sekedar faktor suplementer bagi pencapaian kebahagiaan
akhirat yang abadi.
Dengan demikian hubungan vertikal (hablu minallah) dan
hubungan horizontal (hablu minannas) menjadi seimbang, sebagaimana
dinyatakan oleh M. quraish Shihab bahwa:
Manusia sebagai sasaran pendidikan pada dasarnya memilikiunsur-unsur material (jasmani) dan immaterial (akal dan jiwa).Membina akalnya akan menghasilkan ilmu pengetahuan, mendidikjiwanya akan menghasilkan kesucian dan etika, sedangkan membinajasmaninya akan menghasilkan keterampilan, sehingga denganmembina seluruh unsur-unsur yang terdiri dari materi dan immateritersebut akan menghasilkan makhluk yang dwidimensi dalam satukeseimbangan, dunia dan akhirat, ilmu dan iman.17
16A. Malik Fadjar, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Fajar Dunia, 1999), Cet. I, h. 217M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1995), Cet. XI, h. 176
15
Dengan demikian, pendidikan agama Islam selain bertujuan untuk
menyiapkan segala hal untuk kehidupan akhirat, juga menyiapkan insan
yang saleh yang memenuhi syarat untuk menjadi khalifah di muka bumi.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan agama Islam meliputi;
keimanan, ibadah, al-Qur’an dan akhlak. Namun, pada Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) di samping empat unsur itu, unsur pokok muamalah dan
syari’ah lebih dikembangkan lagi.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara :
a. Hubungan manusia dengan Allah swt.
b. Hubungan manusia dengan manusia.
c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.18
4. Metode dalam Pendidikan Agama Islam
Untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan Agama Islam yang
telah disinggung di atas, maka diperlukan metode pendidikan yang tepat
sehingga tujuan-tujuan tersebut dapat tercapai.
Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani,
metodos. Kata ini terdiri dari dua suku kata, metha yang berarti melalui
atau melewati, dan hodos yang berarti jalan atau cara. Jadi metode berarti
suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.19
Dari definisi di atas, maka metode Pendidikan Agama Islam
adalah: “Suatu cara yang dilalui oleh guru agama secara sadar, teratur dan
18Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum Pendidikan Dasar, (Jakarta:Dirjen Dikdasmen, 1993), h. 2.
19Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,2002), h. 40, lihat juga M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, h. 61.
16
bertujuan untuk menyampaikan bahan pendidikan agama Islam kepada
siswa.
Dalam dunia pendidikan, banyak dikenal metode-metode atau cara-
cara yang digunakan agar tujuan pendidikan itu dapat tercapai, diantaranya
adalah metode hafalan, metode perumpamaan, metode teladan, metode
kisah, metode nasihat, metode pembiasaan, metode hukuman dan
ganjaran.20 Sedangkan dalam Pendidikan Agama Islam, metode yang
dapat dipergunakan antara lain metode ceramah, metode tanya jawab,
metode diskusi, metode pemberian tugas, metode demonstrasi, metode
latihan, dan metode dramatisasi.21
Dalam pemakaian metode-metode di atas, seorang guru dituntut
untuk dapat memilih metode yang tepat dan sesuai dengan bahan atau
materi yang disampaikan. Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang
beberapa metode yang sering dipakai dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode di dalam pendidikan
dengan cara menyampaikan pengertian-pengertian pada anak didik
dengan jalan menerangkan dan penuturan secara lisan.
Untuk penjelasan dan uraiannya, guru dapat mempergunakan
alat-alat bantu pengajaran, misalnya gambar, data, peta, denah, dan alat
peraga lainnya.
Penggunaan metode ceramah dalam pendidikan agama Islam,
hampir semua bahan atau materi pendidikan agama Islam dapat
mempergunakan ini, baik yang menyangkut masalah akidah, syari’ah,
maupun akhlak. Hanya saja pelaksanaan harus dilengkapi dengan
metode-metode lain yang sesuai. Metode ceramah ini banyak dipakai
oleh rasul dalam menyampaikan dakwahnya. Hal ini dapat kita lihat
20Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam I, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 153, 226.21Mahfudz Shalahuddin, Metodologi Pendidiklan Agama, (Surabaya: PT. Bina Ilmu,
1987), Cet. I, h. 42.
17
misalnya sebelum Nabi Musa menjalankan tugas dakwahnya, beliau
berdoa:
رب اشرح ىل صدرى ويسرىل أمرى واحلل عقدة من لسا ىن قال
يـفقهوا قـوىل
Artinya: “Berkata Musa: ya Tuhan-ku, lapangkanlah dadaku,mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlahkekakuanku dari lidahku supaya mereka mengerti dariperkataanku.”22
Selain itu hampir semua bahan atau materi dakwah Nabi
Muhammad SAW disampaikan melalui metode ceramah.
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang
disampaikan oleh guru dengan cara mengajukan berbagai pertanyaan
kepada murid dan murid menjawab pertanyaan guru tersebut dengan
baik.
Metode dimaksudkan untuk mengenalkan pengetahuan, fakta-
fakta tertentu yang sudah diajarkan dan untuk merangsang perhatian
murid-murid dengan berbagai cara sebagai appersepsi, selingan dan
evaluasi.
Metode tanya jawab banyak dipakai pada pendidikan agama
Islam dalam hubungannya dengan materi pelajaran agama yang
meliputi akidah, syari’ah dan akhlak. Bahkan ketiga inti ajaran Islam
tersebut disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad
dengan melalui Tanya jawab.
c. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu metode di dalamnya mempelajari
bahan atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya,
sehingga membuahkan pengertian serta perubahan tingkah laku.
22Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf,1995), h. 478.
18
Metode ini dimaksudkan untuk merangsang murid berpikir dan
mengeluarkan pendapat sendiri serta ikut menyumbang pikiran dalam
satu masalah bersama yang tergantung banyak kemungkinan-
kemungkinan jawabannya.
Dalam ajaran Islam banyak menunjukkan pentingnya metode
diskusi dipergunakan dalam pendidikan agama Islam. Allah
mengajarkan agar segala sesuatu dipecahkan atas dasar musyawarah,
sesuai dengan firman-Nya:
)١٥۹آل عمران: (يف األمر وشاورهم
Artinya: “…Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusanitu”23 (QS. Ali Imran : 159)
Dalam pendidikan agama Islam, metode diskusi ini banyak
dipergunakan dalam bidang syari’ah dan akhlak. Sedangkan masalah
keimanan (aqidah) kurang sesuai apabila metode ini digunakan.
d. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah metode mengajar dengan cara
murid diberi tugas khusus oleh guru di luar jam pelajaran.
Dalam pelaksanaan metode ini anak-anak dapat mengerjakan
tugasnya di mana saja seperti di rumah, di perpustakaan, di
laboratorium, di ruang praktikum untuk dipertanggung jawabkan
kepada guru di kelas.
Dalam pendidikan agama Islam metode ini dipergunakan dalam
hal yang bersifat praktis. Misalnya, menjelang hari raya, mereka diberi
tugas untuk mengumpulkan zakat fitrah (sebagai amil). Setelah selesai
mereka harus mempertanggung jawabkan tugasnya dengan membuat
laporan kepada guru.
23Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf,1995), h. 103.
19
e. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar dengan cara
seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri
memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu
kaifiyah melakukan sesuatu, misalnya cara mengambil wudhu, cara
mengerjakan salat jenazah dan sebagainya.
Di dalam pendidikan agama Islam metode demonstrasi banyak
digunakan terutama dalam menerangkan tentang cara mengerjakan
suatu ibadah, misalnya shalat, haji, tayamum, dan sebagainya.
f. Metode Latihan
Metode latihan adalah suatu metode dalam pendidikan dan
pengajaran dengan jalan melatih anak-anak terhadap bahan pelajaran
yang sudah diberikan.
Metode latihan biasanya digunakan dalam pelajaran-pelajaran
yang bersifat motoris seperti pelajaran menulis, pelajaran bahasa dan
pelajaran keterampilan, dan pelajaran-pelajaran yang bersifat
kecakapan mental dalam arti melatih anak-anak berpikir cepat.
Dalam pendidikan agama Islam, metode ini sering dipakai
untuk melatih ulangan pelajaran al-Qur’an dan praktek ibadah.
g. Metode Dramatisasi
Metode dramatisasi adalah suatu metode mengajar dengan cara
siswa memerankan atau mendramakan sesuatu dalam hubungannya
dengan kehidupan
Metode ini digunakan dalam pendidikan agama Islam, terutama
dalam bidang akhlak dan sejarah Islam. Dengan metode ini anak-anak
akan lebih bisa menghayati tentang pelajaran yang diberikan, misalnya
dalam menerangkan sikap seseorang muslim terhadap fakir miskin
atau dalam merekonstruksikan peristiwa sejarah Islam, umpamanya
tentang peristiwa awal mulanya Umar bin Khattab memeluk agama
Islam dan sebagainya.
20
Menurut penulis agama Islam sangatlah mementingkan pendidikan
kebiasaan, dengan pembiasaan itulah diharapkan peserta didik
mengamalkan ajaran agamanya secara berkelanjutan. Beberapa metode
pengajaran dalam Pendidikan Agama Islam diatas, yang perlu untuk
dipilih dan lebih banyak digunakan dalam pembiasaan antara lain: metode
latihan (Drill), metode pemberian tugas, metode demonstrasi dan metode
eksperimen.
B. Akhlak Karimah
1. Pengertian Akhlak Karimah
Kata akhlak secara etimologi (lughatan) adalah bentuk jamak dari
khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.24 Dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia kata “akhlak memiliki arti yang sama
dengan budi pekerti, watak, dan tabi’at.25
Sinonim dari budi pekerti adalah etika dan moral. Etika berasal dari
bahasa Itali ‘etos’ yang berarti kebiasaan, dan moral juga berasal dari bahasa
Latin ’mores’ yang berarti kebiasaan.26
Adapun pengertian akhlak secara terminologi menurut Ibnu
Miskawaih dalam bukunya Tahdzibu al-Akhlak wa That-hirul A’raq ialah:
اهلا من غريفكروروية اخللق : حال للنـفس داعية هلا أفـع
Artinya: “Akhlak itu adalah keadaan gerak jiwa yang mendorong ke arahmelakukan perbuatan dengan tidak membutuhkan pemikiran danpertimbangan.”27
Sedangkan al-Ghazali dalam bukunya Ihya ‘Ulumuddin
menyatakan :
24Louis Ma’luf, Al-Munjid fi al-Lughah wa al-I’lam, (Beirut: Dar al-Masyriq, 1989), Cet.XXVIII, h. 164
25Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Pengembangan DanPembinaan Bahasa Indonesia. PN. Balai Pustaka, 1985), h. 8.
26Rahmat Djatmika, Sistem Etika Islami, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1996), h. 26.27Rahmat, Sistem Etika Islami, h. 27.
21
هاتصدراألفـعال بسهولة ويسر فاخللق عبارة عن هيئة ىف النـفس راسخة عنـ
من غريحاجة إىل فكر وروية
Artinya: “Akhlak Adalah suatu sikap (hay’ah) yang mengakar dalam jiwayang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dangampang, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.”28
Dari keterangan diatas, jelaslah bahwa akhlak itu harus bersifat
konstan, spontan, tidak temporer dan tidak memerlukan pemikiran dan
pertimbangan serta dorongan dari luar.29
Akhlak bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang
mengatur hubungan antara sesama manusia, tetapi juga norma yang
mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam
semesta sekalipun.30
Baik kata akhlak atau khuluq kedua-duanya dijumpai pemakaiannya
di dalam al-Qur’an maupun Hadits sebagai mana terlihat di dalam ayat dan
hadits berikut ini:
)٦٨:٤/لقلم(اعظيم خلق ى لعلوإنك
Artinya: “Dan sesunguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudipekerti yang agung.” (Q.S. al-Qalam/68 : 4)
ؤمنني أكمل )ىذالرتمـرواه( خلقاأحسنـهم إمياناامل
Artinya: “Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orangyang sempurna budi pekerti.” (H.R. Turmuzi)
28Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum ad-Din, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1989),jilid III, h. 58
29Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: LPPI, 1999), Cet. I, h. 830Harun Nasution dkk, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992), h. 98
22
al-Ghazali memberikan definisi akhlak sebagai berikut:
ها,راسخة النـفس يف هيئة عن عبارة من ويسر لة بسهو األفـعال تصدر عنـ
هاتصدر حبيث اهليئة كانت فإن ,وروية فكر إىل غريحاجة لة األفـعال عنـ اجلميـ
حمدة هاالصادر كان إن خلقاحسناو اهليئة تلك مسيت وشرعاعقال امل عنـ
صدر هي الىت اهليئة مسيت القبيحة األفـعال سيئا احلق امل
Artinya: “Adalah suatu sikap (hay’ah) yang mengakar dalam jiwa yangdarinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang,tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Jika sikap ituyang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segiakal dan syara’, maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika yanglahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebutakhlak yang buruk.”31
Berdasarkan definisi akhlak diatas, maka akhlak yang mulia (al-
Akhlak al-Karimah/al-Mahmudah), yaitu kondisi kejiwaan seseorang yang
senantiasa berada dalam kontrol ilahiyah yang dapat membawa nilai-nilai
positif dan kondusif bagi kemaslahatan umat. Dengan demikian maka setiap
perbuatan positif yang dilakukan seseorang secara sadar menyangkut
pertanggung jawabannya dengan Tuhan.
2. Sendi-Sendi Akhlak
Dalam wujud pengamalannya, akhlak dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela. Jika sesuai dengan perintah
Allah SWT dan Rasul-Nya yang kemudian melahirkan perbuatan yang baik,
maka itulah yang dinamakan akhlak tepuji. Sedangkan jika ia sesuai dengan
apa yang dilarang Allah SWT dan Rasul-Nya dan melahirkan perbuatan-
31Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum ad-Din, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1989),Jilid III, h. 58
23
perbuatan yang buruk, maka itulah yang dinamakan akhlak tercela.32 Berikut
penjelasan mengenai kedua akhlak tersebut:
a) Akhlak Terpuji
Mengenai akhlak yang terpuji ada empat sendi yang cukup
mendasar dan menjadi induk seluruh akhlak. al-Ghazali dalam hubungan
ini mengatakan:
…Seperti demikian pula pada batiniah itu ada empat sendi. Tidakboleh tidak, harus bagus semuanya, sehingga sempurnalahkebagusan akhlak. Apabila sendi yang empat itu lurus, betul dansesuai, niscaya berhasillah kebagusan akhlak. Yaitu: kekuatan ilmu,kekuatan marah, kekuatan nafsu syahwat, dan kekuatankeseimbangan diantara kekuatan yang tiga tersebut.33
Induk-induk akhlak yang baik (ummahat mahasin al-akhlak)
adalah sebagai berikut:
1) Kekuatan ilmu, yaitu kebaikannya terletak pada kekuatan ilmu.
Dengan kekuatan ilmu itu akan mudah untuk mengetahui perbedaan
kondisi jiwa seseorang antara yang jujur dan yang berdusta dalam
perkataan, antara yang benar dan yang bathil dalam beri’tikad dan
diantara yang baik dan yang buruk dalam perbuatan.34 Maka apabila
kekuatan ilmu ini baik niscaya akan menuai hikmah dari padanya,
hikmah inilah merupakan pokok dari pada budi pekerti yang baik.
Sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT:
راأويت فـقد احلكمة يـؤت ومنيشآء مناحلكمة يـؤيت ومايذكر كثرياخيـ
)۲٦٩البقرة : (األلباب أولواإال
Artinya: “Barang siapa yang dianugrahi al-hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia banyak.” (Q.S. al-Baqarah: 269)
32Dewan Redaksi, Ensiklopedi al-Qur’an Dunia Islam Modern, (Yogyakarta: PT. DanaBhakti Prima Yasa, 2002), h. 135
33Imam al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulumiddin (Terj). (Semarang: CV. Asy Syifa’ 2003), jilid. V,h. 53
34Dewan Editor, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru VanHoeve), Volume III, h. 332
24
2) Kekuatan marah wujudnya adalah syaja’ah (keberanian), maka
kebaikannya berada pada keadaan jiwa yang dapat menundukkan
amarah untuk patuh kepada akal pada waktu dilahirkan atau
dikekang.
3) Kekuatan nafsu syahwat wujudnya adalah ‘iffah (perwira),
kebaikannya ketika syahwat dalam keadaan terdidik oleh akal dan
syariat agama atau (situasi jiwa yang mampu menertibkan nafsu atas
dasar pertimbangan akal dan syariat agama.
4) Kekuatan keseimbangan diantara kekuatan yang tiga diatas wujudnya
ialah adil, yaitu kondisi jiwa yang dapat mengendalikan amarah dan
syahwat sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh akal dan syara’,
posisi akal disini diumpamakan seperti orang yang memberikan
nasehat dan menunjukkan jalan, kekuatan keadilan itu merupakan
suatu kekuasaan. Perumpamaannya seperti anjing buruan yang
memerlukan pendidikan, sehingga lari dan berhentinya itu menurut
isyarat. Tidak menurut kehebatan nafsu syahwatnya sendiri. Nafsu
syahwat itu perumpamaannya seperti kuda yang dinaiki untuk
mencari buruan, sekali waktu kuda itu terlatih dan terdidik dan sekali
waktu kuda itu tidak patuh pada majikannya. 35
Dengan demikian, maka pokok-pokok akhlak dan dasar-dasarnya
itu ada empat, yaitu: hikmah, keberanian, menjaga kehormatan diri dan
keadilan. Yang dimaksud hikmah adalah suatu keadaan jiwa yang dapat
dipergunakan untuk mengatur marah dan nafsu syahwat dan
mendorongnya menurut kehendak hikmah.36
Yang dimaksudkan dengan keberanian adalah kekuatan sifat
kemarahan itu dapat ditundukkan. Adapun menjaga kehormatan diri
adalah mendidik kekuatan syahwat dengan didikan akal dan syara’.
35Imam al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulumiddin (Terj). (Semarang: CV. Asy Syifa, 2003), jilid. V, h.110-111.
36Hikmah yang dimaksudkan disini yaitu tengah-tengah (tidak berlebihan dan tidak pulakurang) itulah yang khusus dengan sebutan hikmah.
25
Maka apabila keempat pokok ini lurus sesuai dengan akal dan
syara’ akan memunculkan budi pekerti yang baik. Karena dari lurusnya
kekuatan akal bisa menghasilkan penalaran yang baik, sehat, kejernihan
hati, kecerdasan berfikir, kebenaran dugaan, kecerdasan berfikir terhadap
perbuatan-perbuatan yang halus dan bahaya-bahaya jiwaa yang
tersembunyi.
Dari penggunaan akal yang berlebih-lebihan akan menimbulkan
sifat cerdik, jahat, suka menipu, mengicuh dan panjang akal, jika
berkurangnya akal akan menimbulakn kebodohan, tidak punya
kepandaian, dungu dan gila. Yang dimaksudkan dengan tidak punya
kepandaian adalah karena sedikitnya pengalaman dalam segala urusan,
kadang-kadang manusia itu tidak pengalaman dalam satu urusan dan
tidak pada urusan lain. Perbedaan antara dungu dan gila yaitu bilamana
orang yang dungu bermaksudnya benar, tetapi dalam menempuh
kebenarannya itu dengan jalan salah. Maka tidak ada satu pemikiran pun
yang benar dalam menempuh jalan untuk bisa menyampaikan pada apa
yang dimaksudkannya. Adapun gila, yaitu orang yang memilih apa yang
tidak seharusnya ia pilih.
Dari empat sendi akhlak terpuji itu, akan lahirlah suatu perbuatan-
perbuatan baik seperti jujur, suka memberi kepada sesama, berani dalam
kebenaran, menghormati orang lain, sabar, malu, pemurah, memelihara
rahasia, qana’ah (menerima hasil usaha dengan senang hati), menjaga
diri dari hal-hal yang haram dan sebagainya.
Di dalam agama Islam, hal-hal yang terpuji ini betul-betul
mendapat perhatian yang istimewa, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Islam itu berisi akhlak terpuji saja, sebagaimana sabda Nabi SAW:
ين هذاإستحلص اهللا ن إ السخاء إال كم ن بدي يسله ال و لنـفسه الد
)اخلدرىابنعنالدارقطىنرواه(
26
Artinya: “Sesungguhnya Allah Ta’ala menerima dengan ikhlas agamaini (agama Islam) bagi dirinya. Dan tidak patut bagi agamamuselain kemurahan hati dan kebagusan budi. Dari ituketauhilah! Maka hiasilah agamamu dengan keduanya.” (H.R.Ad-Duruqutni dari Abi Sa’id al-Khudri)
Sabda Nabi yang lain:
الصاحلات واألعمال واحلسنة باألخالق اإلسالم حق اهللا إن
Artinya: “Bahwasanya Allah telah menyelubungi Islam dengan budi-budi mulia dan dengan amal-amal yang baik.”
Selanjutnya kebahagiaan yang abadi pun hanya akan dapat dicapai
atau diraih dengan akhlak yang baik, sabda Nabi mengenai hal itu:
اخللق حسن إال اجلنة يدخل ال ,بيده نـفسىوالذى
Artinya: “Demi Tuhan yang diriku ditangan-Nya, tiada masuk surgamelainkan orang yang baik akhlak tinggi budi.”37
b) Akhlak Tercela
Pembahasan selanjutnya ialah akhlak yang tercela, untuk akhlak ini
pun ada sendi-sendi yang patut diketahui, yang menjadi sumber
timbulnya perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Sendi-sendi akhlak yang
tercela tersebut merupakan kebalikan dari sendi-sendi akhlak yang
terpuji, yaitu:
1) Khubtsan wa Jarbazah (pura-pura bodoh) dan balhan (bodoh), yaitu
keadaan jiwa yang terlalu pintar sehingga tidak bisa menentukan
mana yang benar dan mana yang salah atau berpura-pura bodoh/tidak
tahu dalam urusan ikhtiariah.
2) Tahawwur (sembrono atau berani tapi tanpa perhitungan dan
pemikiran), Jubun (penakut) dan khauran (lemah), yaitu kekuatan
amarah yang tidak bisa dikendalikan walaupun sesuai dengan yang
dikehendaki akal.
37Hasbi Ash-Shiddieqy, Al-Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1969), Cet. III, h. 596
27
3) Syarhan (rakus) dan Jumud (beku), yaitu keadaan syahwat yang tidak
terdidik oleh akal dan syariat agama, yang mengakibatkan kebekuan.
4) Zalim, yaitu kekuatan syahwat dan amarah yang tidak terbimbing
oleh hikmah, sekaligus kebalikan dari adil.
Keempat sendi-sendi akhlak tercela ini akan melahirkan berbagai
perbuatan buruk yang di kendalikan oleh hawa nafsu seperti congkak,
riya’, mencaci maki, khianat, dusta, dengki, keji, serakah, ‘ujub,
pemarah, malas, membukakan rahasia orang lain, kikir, dan sebagainya
yang kesemuanya akan mendatangkan mudharat dan kerugian bagi
individu dan masyarakat.
Keadaan akhlak ini adalah pangkal yang menentukan corak hidup
manusia, manusia akan mengetahui mana yang baik dan yang buruk,
dapat membedakan yang patut dan tak patut, yang hak dan yang bathil,
boleh dan tidak boleh untuk dilakukan, meskipun ia kuasa atau mampu
untuk melakukannya. Inilah suatu hal yang khusus untuk manusia.
Lain halnya bagi hewan, dalam dunia hewan tidak ada pekerjaan
yang baik dan buruk atau patut dan tak patut. Manusia dengan kelebihan
akalnya dapat mengerti dan menginsyafi dirinya sendiri dan segala
perbuatan yang baik sebelum maupun sesudah ia lakukan sehingga ia
dapat dimintai pertanggung jawaban atas segala tindakannya. Akal pada
manusia inilah yang mewujudkan adanya akhlak, yang sekaligus
merupakan faktor utama pembeda antara hewan dan manusia. Dengan
demikian akal adalah sesuatu yang istimewa pada manusia yang amat
berperan bagi pembinaan akhlak.
Dalam kaitannya dengan besarnya keistimewaan akal itu, al-
Ghazali mengatakan:
...Bagaimana boleh diragukan tentang akal itu, sedangkan hewandalam kepicikan tamyiznya (sifat hewan dapat membedakan sesuatu),merasa kecut terhadap akal. Sehingga sesekor hewan yang bertubuhbesar, berkeberanian luar biasa dan bertenaga kuat, apabila melihatrupa manusia lalu merasa kecut dan takut karena dirasakannya
28
manusia itu akan menggagahinya lantaran keistimewaan manusiamemperoleh helah dan daya upaya.”38
Pendapat al-Ghazali tersebut di atas menunjukkan bahwa manusia
mempunyai kelebihan dari hewan karena akalnya, yang kemudian karena
akhlaknya. Jika tanpa akhlak, manusia akan lebih buas dan lebih jahat
daripada hewan, kehidupannya akan kacau. Seperti di ketahui akhlak
adalah suatu ukuran tentang segala perbuatan manusia yang baik maupun
yang buruk untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dalam segala
lingkungan pergaulan. Sekalipun rasa moral yang mendasari akhlak itu
merupakan naluri yang dibawa manusia sejak lahir, namun tidak jarang
setelah ia melihat kenyataan dalam kehidupan, manusia menjadi bimbang
untuk memilih yang baik, hal mana memerlukan petunjuk wahyu.
3. Muara Akhlak
Al-Qur’an dan al-Hadits mendasari seluruh ajaran al-Ghazali dan
menjadi sumber utama inspirasi dari nilai-nilai pribadi dan sikap dalam
kehidupannya, begitu juga mengenai konsep akhlak yang dikemukakan
beliau.39
Berbicara mengenai akhlak tidak akan terlepas dari sendi-sendi akhlak
sebagaimana telah dikemukakan diatas yaitu akhlak mulia dan akhlak
tercela, Baik Akhlak mulia ataupun akhlak tercela tersebut tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Adapun akhlak yang dipandang tinggi
nilainya dan dicita-citakan oleh segenap lapisan masyarakat adalah akhlak
mulia.
Akhlak selalu merujuk kepada keadaan atau suasana jiwa seseorang.
Bila seseorang melakukan suatu perbuatan, bukan hasil atau perbuatannya
yang dilihat melainkan suasana kejiwaannya, tetapi bagaimana mungkin
38Moh. Ardani, Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti Dalam Ibadat, (Jakarta: CV. KaryaMulia, 2001), Cet. I, h. 58.
39Ali Issa Othman, Manusia Menurut al-Ghazali, (terj.), Anas Mahyuddin dari judul asliThe Concept of Man in Islam in The Writings of Al-Ghazali, (Bandung: Pustaka, 1981), Cet. I,h. 1-2
29
keadaan jiwa seseorang itu bisa diketahui. Kejiwaan seseorang bisa dilihat
dari segi sikap atau kesungguhannya, karena dalam akhlak (akhlak mulia)
yang didasari sifat ke-Tuhan-an tidak akan bersikap hipokrit dan kepura-
puraan. Akhlak mestilah dilakukan tanpa rekayasa yang benar-benar muncul
dari dalam diri seseorang. Oleh karena itu persoalan akhlak merupakan
persoalan batin seseorang yang tidak mudah untuk ditebak.40
Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa al-Khalqu (ciptaan, makhluk)
dan al-Khuluqu (budi pekerti) itu adalah dua ibarat yang dipergunakan
bersama-sama. Seperti diucapkan bahwa Fulan itu bagus tingkah laku atau
perangainya. Yang dimaksud al-Khalqu adalah tingkah laku lahiriyah dan
yang dimaksudkan dengan al-Khuluqu adalah tingkah laku batiniyah. Karena
manusia terdiri dari jasad yang dapat dilihat oleh mata dan dari ruh serta jiwa
yang dapat dilihat dengan penglihatan hati. Masing-masing dari keduanya
mempunyai eksistensi dan bentuk, ada kalanya buruk dan ada kalanya baik.
Adapun jiwa yang dapat dilihat dengan penglihatan hati itu lebih besar
tingkatannya dari pada jasad yang dapat dilihat dengan mata.41
Karena ruh (roh atau jiwa) menunjukan kelembutan Ilahi, dan seperti
halnya Si “hati”, ia juga berada di dalam hati badaniah roh di masukkan ke
dalam tubuh melalui “saringan yang halus”. Pengaruhnya terhadap tubuh
ialah seperti lilin di dalam kamar. Tanpa meninggalkan tempatnya,
cahayanya memancarkan sinar kehidupan bagi seluruh tubuh.
Pada dasarnya, roh merupakan lathifah dan oleh karenanya ia
merupakan suatu unsur Ilahi. Sebagai sesuatu yang halus, ia merupakan
kelengkapan pengetahuan yang tertinggi dari manusia, yang
bertanggungjawab terhadap sinar dari penglihatan yang murni, apabila
manusia bebas seluruhnya dari kesadaran fenomenal.42
40http: //www. Mubarok. Institute. Blogspot. com41Imam al-Ghazali, c, (Terj). (Semarang: CV. Asy Syifa’ 2003), Jilid. ke-5. h. 107-10842Ali Issa Othman, Manusia Menurut al-Ghazali, (terj.), Anas Mahyuddin dari judul asli
The Concept of Man in Islam in The Writings of Al-Ghazali, (Bandung: Pustaka, 1981), Cet. I, h.132
30
Allah mengagungkan urusan jiwa dengan disandarkan kepada-Nya.
Allah berfirman:
)۳٨:٧٢/ص(ساجدين له فـقعواروحيمنفيه ونـفخت سويـته فإذا
Artinya:“Sesungguhnya Aku menciptakan manusia dari tanah. Maka apabilatelah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan kepadanya ruhciptaan-Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujudkepadanya.” (Q.S. Shaad/38 : 71-72)
Berdasarkan ayat diatas, al-Ghazali menyatakan bahwa manusia
mempunyai dua unsur: yaitu jasmani dan rohani. Unsur jasmani berupa
tubuh yang dihubungkan atau disandarkan dengan tanah (thin), sedangkan
unsur Ruhani berupa jiwa dihubungkan dengan Allah SWT.43
Yang dimaksudkan dengan ruh dan jiwa pada tempat ini adalah satu.
Maka al-Khuluqu (budi pekerti) itu suatu ibarat tentang keadaan dalam jiwa
yang menetap di dalamnya. Dari keadaan dalam jiwa itu muncul perbuatan-
perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan penelitian. Maka
apabila dari tingkah laku seseorang itu muncul perbuatan-perbuatan baik dan
terpuji secara akal dan syara’, maka itu disebut budi pekerti yang baik.
Tetapi sebaliknya apabila tingkah laku itu memuncul perbuatan buruk, maka
keadaan yang menjadi tempat munculnya tingkah laku itu disebut budi
pekerti yang buruk.
Maka budi pekerti itu adalah satu perumpamaan tentang keadaan jiwa
dan bentuknya yang batin. Sebagaimana bagusnya bentuk lahir itu secara
mutlak tidak akan sempurna apabila hanya dengan dua mata saja tanpa
hidung, mulut dan kedua pipi, bahkan akan lebih sempurna apabila kesemua
bentuk lahiriyah itu lengkap tanpa cacat. Demikian pula dalam batiniyah
seseorang itu harus ada empat rukun yang tidak boleh tidak harus bagus atau
pun baik semua sehingga akan sempurna budi pekertinya, dan apabila
keempat rukun itu sama, lurus sejalan dan sesuai, niscaya akan berhasillah
dalam mencapai budi pekerti yang baik. Yaitu kekuatan ilmu, kekuatan
43Imam Al-Ghazali, Ihya 'ulum al-din, jilid III, h. 52
31
marah, kekuatan nafsu syahwat dan ketekunan bertindak adil
(keseimbangan).44
Berbicara mengenai hati sebagaimana telah diterangkan oleh Imam al-
Ghazali, selalu dikepung oleh sifat-sifat baik dan buruk tergantung dari
bisikan yang menghampirinya. Seolah-olah hati itu sasaran yang selalu
diincar dari segala penjuru. Apabila hati itu tertimpa oleh suatu yang
membekas padanya, maka sesuatu itu akan menimpa pada hati lagi dari
penjuru lain yang berlawanan dengan yang pertama. Kemudian berobahlah
sifat hati, dan apabila syetan turun pada hati dan mengajak hati melakukan
hawa nafsu, maka turun pula malaikat pada hati lalu memalingkannya dari
syetan. Apabila syetan itu mengajaknya kepada kejahatan, niscaya hati itu
ditarik oleh syetan lain kepada kejahatan lain, dan apabila hati itu ditarik
oleh malaikat kearah kebajikan, niscaya hati itu ditarik pula oleh malaikat
lain kepada kebajikan lain. Maka disini dapat dilihat bahwa dalam satu
waktu hati dapat berlawanan antara dua malaikat, sekali waktu antara dua
syaitan dan sekali waktu antara malaikat dan syetan. Hati tidak akan
dibiarkan sama sekali.
Mengenai penjelasan ini Allah memberi isyarat dengan firman-Nya:
)٦:١١٠/األنعام(وأبصارهم أفئدتـهم ونـقلب
Artinya: “Dan Kami bolak-balikan hati dan penglihatan mereka”.(Q.S. al An’aam/6 : 110)
Hati yang tetap pada kebajikan dan keburukan serta mondar-mandir
antara keduanya itu terbagi menjadi tiga:
Pertama, hati yang dibangun dengan dasar taqwa, yang bersih dengan
latihan dan suci dari kekejian-kekejian akhlak, tergores didalamnya lintasan-
lintasan kebajikan dari simpanan-simpanan barang yang samar dan tempat-
tempat masuk alam malakut. Maka berpalinglah akal kepada berfikir tentang
yang terlintas padanya agar dapat diketahui kehalusan-kehalusan kebajikan
44Imam Al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulumiddin, (Terj), Jilid V, h. 109-114
32
dan dapat disingkap rahasia-rahasia faidahnya. Kemudian tersingkaplah
untuk itu mukanya dengan cahaya penglihatan mata hati. Maka ia
meneguhkan bahwa ia tidak boleh tidak untuk melakukan. Lalu ia tertarik
kepadanya dan mengajaknya untuk melakukannya ketika itu malaikat
melihat kepada hati. Ia menemukan hati itu dalam keadaan bersih pada
jauharnya, suci dengan ketaqwaannya, bersinar dengan cahaya akalnya dan
dibangun dengan cahaya-cahaya ma’rifah. Maka malaikat melihat bahwa
hati itu patut dijadikan sebagai tempat ketetapan dan singgahannya. Pada
keadaan demikian malaikat membantunya dengan tentara yang tidak terlihat
dan diberinya petunjuk kepada kebajikan-kebajikan yang lain. Demikian
seterusnya, tidak akan habis pertolongan dan memudahkan urusan
kepadanya.
Hati yang demikian selalu akan memancarkan cahaya ke-Tuhan-an,
akan membuahkan rasa syukur, sabar, takut, fakir, zuhud, kasih sayang,
ridha, rindu, tawakkal, tafakkur, mengoreksi diri. Itu merupakan hati yang
selalu menghadapkan diri kepada Allah SWT dengan wajahnya.
Hati yang kedua, adalah hati yang hina, bercampur dengan hawa nafsu
yang kotor, dengan akhlak-akhlak yang tercela dan keji. Pada hati itu terbuka
pintu-pintu syetan dan tertutup pintu-pintu bagi malaikat. Permulaan
kejahatan pada hati ini tertanam hawa nafsu dan terukir di dalamnya. Hati
dengan lintasan hawa nafsu ini akan meminta fatwa/petunjuk pada akal
tetapi akal melayani hawa nafsu yang semakin berkembang yang
melemahkan iman sehingga nafsu syahwat mendominasi hati untuk
menguasainya.
Hati yang ketiga, adalah hati yang didalamnya tertanam hawa nafsu
yang mengajaknya kepada kejahatan, tetapi lintasan iman masih berperan
yang mengajaknya kepada kebajikan, ajakan lintasan iman membangkitkan
nafsu dengan syahwat-syahwatnya untuk membantu lintasan kejahatan.
Maka nafsu semakin meningkatkan kesenangan dan kenikmatan. Akal
berperan dengan kebajikannya yang menolak pihak nafsu syahwat.
33
Jelaslah bahwa muara akhlak atau pun budi pekerti itu bersumber dari
hati, baik itu budi pekerti yang mulia atau budi pekerti yang tercela. Karena
hati tidak terlepas dari nafsu syahwat, bisikan syaitan, bisikan malaikat,
posisi akal. Tergantung dari hati tersebut dapat dengan mudah atau tidak
untuk tunduk kepada nafsu syaitan atau malaikat. Jadi keadaan hati itu selalu
terkurung dan diincar dengan berbagai bisikan. Posisi hati disini harus lebih
cenderung kepada sifat-sifat ke-Tuhan-an, dibangun dengan dasar
ketaqwaan, dan melatihnya (riyadhah) dengan mencegah nafsu syahwat dan
sifat marah.
4. Pembinaan Manusia Menuju Akhlak Mulia
Al-Ghazali berpendapat bahwa peningkatan diri menuju akhlak mulia
pada hakikatnya adalah upaya perbaikan akhlak, artinya suatu upaya untuk
menumbuh kembangkan sifat-sifat terpuji (mahmudah) dan sekaligus
menghilangkan sifat-sifat tercela (mazmummah) pada diri pribadi seseorang.
Akhlak manusia benar-benar dapat diperbaiki, bahkan sangat dianjurkan
untuk diperbaiki sesuai dengan sabda Rasulullah SAW “upayakan akhlak
kalian menjadi baik” (hassinuu akhlakakum), sekalipun harus diakui bahwa
usaha ini tidak mudah dilakukan sehubungan dengan perbedaan keadaan dan
taraf kesedian setiap orang untuk memperbaiki dirinya.
Pandangan al-Ghazali mengenai sumber-sumber akhlak tercela adalah
nafsu-nafsu yang terpatri di dalam eksistensi manusia yakni syahwat
(misalnya hasrat seks dan kesenangan) dan ghadhab (misalnya rasa marah)
yang diumbar serta daya tarik dunia yang melalaikan, dan ajakan-ajakan
setan kepada manusia untuk melakukan perbuatan jahat dan keji. Sedangkan
akhlak yang baik bersumber dari sifat-sifat ketuhanan, kekuatan akal dan
hikmah, ambisi dan emosi yang terkendalikan oleh akal dan syara serta
terarah pada kebijakan.
Hanna Djumhana Bastaman mengemukakan mengenai `cara-cara
perbaikan akhlak yang diungkapkan oleh al-Ghazali yaitu dapat
34
dikelompokkan atas tiga macam metode yang berkaitan erat satu dengan
yang lainnya sebagai berikut:
a) Metode taat syari’at. Metode ini berupa proses pembenahan diri, yakni
membiasakan diri dalam kehidupan sehari-hari untuk berusaha
semampunya dalam melakukan kebajikan dan hal-hal yang bermanfaat
sesuai dengan ketentuan-ketentuan syari’at, aturan-aturan negara, dan
norma-norma kehidupan bermasyarakat. Di samping itu berusaha pula
untuk menjauhi hal-hal yang dilarang syara’ dan aturan-aturan yang
berlaku. Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan
alamiah yang sebenarnya dapat dilakukan siapa saja dalam kehidupannya
sehari-hari di masyarakat. Hasilnya akan berkembang tanpa disadari pada
diri seseorang sikap dan perilaku yang positif seperti ketaatan pada
agama dan norma masyarakat, hidup tenang dan wajar, senang akan
kebajikan, pandai menyesuaikan diri dan bebas dari permusuhan.
b) Metode pengembangan diri. Metode yang bercorak psiko-edukatif ini
didasari oleh kesadaran diri atas keunggulan dan kelemahan pribadi yang
kemudian melahirkan keinginan untuk meningkatkan sifat-sifat baik dan
mengurangi sifat-sifat buruk di dalam dirinya. Dalam pelaksanaannya
dilakukan pula proses pembiasaan seperti pada metode pertama di
tambah dengan usaha-usaha meneladani perbuatan baik dari orang lain
seperti meneladani perbuatan-perbuatan Rasulullah SAW. Ada sebuah
hukum yang menyatakan: ”Sesuatu yang diulang-ulang akan menjadi
kebiasaan, kebiasaan yang diulang-ulang akan menjadi adat. Adat yang
diulang-ulang akan menjadi sifat.” Karena itu seorang anak harus
dibiasakan dengan ajaran Islam sesuai dengan perkembangannya agar ia
mempunyai sifat-sifat yang Islami dan berakhlak mulia.45
Membiasakan diri dengan cara hidup seperti ini apabila dilaksanakan
secara konsisten, maka tanpa terasa akan berkembang kebiasaan-
45Syahminan Zaini dan Murni Ali, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,2004), Cet. III, h. 40-41
35
kebiasaan dan sifat-sifat terpuji dalam kehidupan pribadi dan dalam
kehidupan bermasyarakat.
Metode ini pada dasarnya mirip dengan metode pertama, hanya saja
dilakukan secara lebih sadar, lebih disiplin, dan intensif, sifatnya lebih
individual daripada metode pertama.
c) Metode kesufian. Metode ini bercorak spiritual-religius dan bertujuan
untuk meningkatkan kualitas pribadi mendekati citra insan ideal.
Pelatihan disiplin diri ini menurut al-Ghazali dilakukan melalui dua jalan,
yakni al-mujaahadah dan al riyaadhah. al-mujaahadah, artinya usaha
dengan penuh kesungguhan untuk menghilangkan segala hambatan
pribadi (harta, kemegahan, taklid, dan maksyiat), sedangkan al-
riyaadhah adalah latihan mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara
mengintensifkan dan meningkatkan kualitas ibadah. Kegiatan sufistik ini
biasanya berlangsung dibawah bimbingan seorang guru yang benar-benar
berkualitas dalam hal ilmu, kemampuan dan wewenang serta memenuhi
persyaratan sebagai mursyid.
al-Ghazali menilai bahwa hidup kesufian merupakan jalan yang
benar-benar “diterangi cahaya kenabian” dan “dikehendaki Allah
Ta’ala”. Secara selintas al-Ghazali menggambarkan proses hidup
kesufian yang terdiri dari tiga tahap yaitu:
1) Tahap ikhtiar dan kasab yaitu atas kehendak sendiri untuk berusaha
mengosongkan hati dari hal-hal selain Allah, mengingat-Nya secara
intensif, dan melakukan i’tikaf sebagai pengintensifan ibadah dan
dzikrullah.
2) Tahap mukasyafah dan musyahadah yaitu menyaksikan dan
mengalami sendiri terbukanya rahasia kegaiban, sehingga ”dalam
keadaan sadar melihat malaikat dan arwah para Nabi, mendengar suara
mereka dan mendapat pelajaran dari mereka”.
3) Tahap kedekatan yaitu setelah melalui beberapa tahap yang lebih
tinggi lagi akhirnya sampai pada tahap “dekat kepada-Nya” yang
sangat sulit digambarkan dengan kata-kata. Kondisi ini menurut Al-
36
Ghazali sama sekali bukan merupakan penyatuan diri dengan Tuhan
(hulul, ittihad, wusul), tetapi merupakan suatu pengalaman yang sangat
khusus.
Dari ketiga metode tersebut di atas, cara kesufian inilah yang
dianggap paling tinggi oleh al-Ghazali dalam proses peningkatan derajat
keruhanian, khususnya dalam meraih akhlak terpuji.
Seperti halnya ragam-ragam tipologi al-Ghazali yang coraknya
bertahap, ketiga metode ini pun menurut Hanna Djumhana bertahap pula
yakni dimulai dari “taat syari’at” yang lebih adaptif-eksternal sifatnya,
kemudian “pengembangan diri” yang merupakan aktualisasi internal, lalu
“hidup kesufian” yang dialogis-transendental. Ketiganya berhubungan satu
dengan lainnya seperti tergambar pada skema di bawah ini:
Gambar 1 : Skema hubungan antara metode-metode peningkatan pribadi(disarikan dari pandangan al-Ghazali)
Metode Kesufian yang bercorak spiritual-religius merupakan
peningkatan dari metode pengembangan diri yang bersifat psiko-edukatif,
sedangkan metode pengembangan diri merupakan kelanjutan dari metode
taat syari'at.
Sesuai dengan prinsip "kewajaran dan sineger tengah" dalam
pengembangan akhlak, maka seseorang yang menjalani hidup kesufian
misalnya tidak disarankan hidup eksklusif-aksetis dan menjauhkan diri dari
lingkungan masyarakat, tetapi diharapkan untuk berkarya dalam masyarakat
Kesufian
Pengembangan Diri
Ta’at Syari’at
37
serta menjalani hidup secara normal dan wajar dengan kualitas hidup yang
lebih baik dan lebih bermakna.46
46Misalnya, al-Ghazali, dia bertugas kembali sebagai pengajar setelah beliau menjalanihidup kesufian, dan setelah itu keluar karya-karya istimewa beliau antara lain Ihya Ulumiddin.Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam; Menuju Psikologi Islam, h. 88
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis mengambil tempat di
SMK Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir Pamulang Tanggerang. Adapun
waktu pelaksanaannya yaitu pada bulan November sampai dengan Januari
2007.
Lokasi SMK Khazanah Kebajikan Pondok Cabe, merupakan lokasi
yang dekat dengan kampus UIN Syarif Hidayatullah sehingga mudah
dijangkau oleh penulis. SMK Khazanah Kebajikan ini pun merupakan sekolah
yang dijadikan sebagai tempat PPKT (Praktek Propesi Keguruan Terpadu)
oleh penulis selama kurang lebih empat bulan, sehingga penulis sudah
mengetahui keadaan sekolah dan sudah mengenal guru-guru serta Siswa-
siswinya dan ini memudahkan penulis dalam proses penelitian.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas I sampai kelas III
SMK Khazanah Kebajikan yang memiliki 6 kelas dengan tiga jurusan
program keahlian yaitu Elektronika, Akuntansi, dan Administrasi Perkantoran.
Jumlah populasi penelitian ini adalah 148 siswa. yang dapat dilihat di dalam
daftar tabel berikut ini:
39
Tabel 1Jumlah Siswa SMK Khazanah Kebajikan Tahun Ajaran 2006-2007
Kelas Program Keahlian Lk Pr
IAkuntansi 4 39
Audio Video 19 4
IIAdministrasi Perkantoran 2 24
Akuntansi 3 28
IIIAdministrasi Perkantoran 6 8
Audio Video 9 2
Jumlah 43 105Total 148
Dikarenakan terdapat 23 siswa kelas III sedang melaksanakan PPL di
luar sekolah, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 125
Siswa, yaitu siswa kelas I, kelas II dan siswa kelas III yang tidak sedang
melaksanakan PPL di luar sekolah.
Responden terdiri dari siswa-siswi SMK Khazanah Kebajikan yang
berdomisili di daerah Pondok Cabe Ilir Ciputat Tangerang. Penelitian
dilakukan dengan menyebarkan angket yang dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 2 Januari 2007 yang disebarkan pada pukul 09.30 WIB sampai dengan
selesai.
C. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematika
fenomena yang diselidiki dalam arti yang luas. Observasi ini dilakukan
dengan cara mengunjungi SMK Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir
Pamulang Tangerang, secara langsung untuk mengamati siswa, guru,
sarana pendukung kegiatan, lingkungan sekitarnya sebagai data penelitian.
Observasi ini dilaksanakan selama kurang lebih 4 bulan, yang dilakukan
pada saat penulis melaksanakan PPKT di SMK Khazanah Kebajikan.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mendapatkan keterangan-keterangan secara lisan melalui tatap muka,
bercakap-cakap dengan orang yang dapat memberikan keterangan
40
terhadap suatu permasalahan. Dalam hal ini, penulis melakukan
wawancara dengan Kepala Sekolah mengenai sejarah SMK Khazanah
Kebajikan, dan guru bidang study Pendidikan Agama Islam, serta
pengurus Yayasan Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir Tangerang
Banten (Terlampir).
c. Angket
Angket adalah daftar yang langsung diberikan kepada siswa yang
ingin dimintai sikap atau pendapatnya dalam hal pencapaian tujuan
penelitian. Penelitian memberikan tes tertulis untuk dijawab secara tertulis
pula oleh responden. Melalui angket ini penulis dapat memperoleh data
tentang pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap implementasi akhlak
siswa SMK Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir.
Angket atau kuesioner yang digunakan penulis adalah angket atau
kuesioner tertutup yang berisi pertanyaan yang disertai sejumlah jawaban
terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan
(terlampir).
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang berasal dari kepustakaan digunakan sebagai teori yang
dijadikan pedoman penulis untuk penelitian lapangan. Adapun data yang telah
dikumpulkan dalam penelitian ini selanjutnya diolah dan dianalisa untuk
mengungkapkan pokok masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh
kesimpulan.
Dalam menganalisa hasil penelitian berupa “Pengaruh Pendidikan
Agama Islam Terhadap Pembiasaan Akhlak Karimah Siswa SMK Khazanah
Kebajikan” digunakan analisa kuantitatif yaitu analisa yang dilakukan
terhadap data yang berwujud angka, dengan cara menjumlahkan,
mengklasifikasikan, mentabulasikan dan selanjutnya dilakukan perhitungan
dengan menggunakan data statistik.
Dalam pengolahan data, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:
41
1. Editing, Mengedit yaitu memeriksa daftar pertanyaan yang telah
diserahkan oleh pengumpul data. Setelah angket diisi oleh Responden dan
dikembalikan, penulis segera memeriksa satu persatu angket yang telah
dikembalikan dari nomor satu sampai nomor terakhir.
2. Skoring, Skoring yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket.
skoring yang dipergunakan di dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan skor kumulatif pilihan, dapat dilihat didalam tabel berikut
ini:
Tabel 2Skor Alternatif Jawaban Responden
Dengan Menggunakan Skor Kumulatif
No Jawaban Skor Nomor Soal Jumlah Soal
1ABCD
1234
25, 26, 48, 49, 53, 60 6
2
ABCD
4321
6, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,19, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 30,31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39,40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 50,
51, 52, 57, 58,
40
3
ABCD
41, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 20, 54,
55, 56, 59,14
Jumlah 60 60
Keterangan:
Untuk jawaban kolom tiga setiap sub item berniali 1 dan apabila pilihan
terdiri dari:
a. Apabila memilih satu diantara empat jawaban (A, B, C, dan D) maka
bernilai atau berskor 1
b. Apabila memilih dua diantara empat jawaban (A, B, C, dan D) maka
bernilai atau berskor 2
c. Apabila memilih tiga diantara empat jawaban (A, B, C, dan D) maka
bernilai atau berskor 3
42
d. Apabila memilih empat diantara empat jawaban (A, B, C, dan D) maka
bernilai atau berskor 4
3. Tabulating, yaitu mentabulasi data jawaban yang berhasil dikumpulkan ke
dalam tabel yang telah disediakan. Setelah pengumpulan data dilakukan,
maka tahap berikutnya data tersebut di analisa dengan analisa kuantitatif
secara deskriptif analisis yang sebelumnya telah ditentukan prosentasenya
dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi:
Rumus : P = F x 100 %N
Keterangan :
P : Angka ProsentaseF : Frekuensi yang sedang dicari persentasenyaN : Banyaknya Responden (Number of Cases)
Selanjutnya, untuk menganalisis bagaimana pengaruh PAI (variabel x)
terhadap pembiasaan akhlak karimah siswa (variabel y), penulis
menggunakan rumus product moment dari Carl Pearson. Cara operasional
data dilakukan melalui tahap sebagai berikut:1
a. Mencari angka korelasi dengan rumus :
rxy = NXY – (X) (Y) √[NX2 – (X) 2] [NY2 – (Y)2]
Keterangan :rxy : Angka Indeks korelasi “r” Product momentN : Jumlah objek yang ditelitiXY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor YX : Jumlah seluruh skor XY : Jumlah seluruh skor Y
b. Memberikan interpretasi terhadap rxy yaitu:
1) Memberikan interpretasi secara sederhana dengan cara mencocokkan
hasil perhitungan dengan indeks korelasi “r” product moment seperti
dibawah ini:
1Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Rajawali Press, 2004), Cet.XIV, h. 43
43
Tabel 3Interpretasi Tabel Nilai “r” Product Moment (rxy)
Secara Kasar/Sederhana
Besarnya “r” Product Moment (rxy) Interpretasi
0,00 – 0,02 Sangat lemah atau sangat rendah0,02 – 0,40 Lemah atau rendah0,40 – 0,70 Sedang atau cukup0,70 – 0,90 Kuat atau tinggi0,90 – 1,00 Sangat tinggi atau sangat kuat
2) Interpretasi terhadap indeks korelasi product moment dengan jalan
berkonsultasi pada table nilai “r” product moment. Apabila cara ini
akan ditempuh maka prosedur yang akan dilalui adalah sebagai
berikut:
a) Merumuskan hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho)
b) Menguji kebenaran dari hipotesa yang telah dirumuskan dengan
jalan membandingkan besarnya “r” product moment dengan “r”
yang tercantum dalam tabel (rt) baik pada taraf signifikansi 1%
maupun 5% namun terlebih dulu mencari derajat bebasnya (db)
atau Degrees or Freedomnya (df).
Rumusnya : df = N – nr
Keterangan :
df : Degree of Freedom (derajat bebas)
N : Jumlah subjek penelitian (sampel)
nr : Jumlah variabel
Karena jumlah obyek dalam penelitian sebanyak 148 Siswa, maka df nya
adalah (125 – 2 = 123), jika “r” hitung lebih besar dari tabel maka korelasi
dianggap signifikn atau Ho ditolak dan Ha diterima, namun jika hasil rxy
penghitungannya lebih kecil dari tabel nilai maka korelasi tidak signifikan
atau Ho diterima dan Ha ditolak.
Setelah memberikan interpretasi secara kasar atau sederhana maupun
interpretasi dengan menggunakan nilai rtabel. Langkah selanjutnya yakni
44
mencari seberapa kontribusi yang diberikan variabel x terhadap variabel y,
dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut :2
KD = rxy2 x 100 %
Keterangan :KD : Kontribusi variabel x terhadap variabel y
rxy2 : Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y.
E. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari dua variabel
yaitu; variabel bebas dan variabel terikat, yang uraiannya adalah sebagai
berikut:
1. Variabel bebas yaitu mengenai Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam, khususnya mengenai masalah akhlak,
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap prilaku siswa, karena
turut mematangkan kepribadian manusia sehingga tingkah lakunya sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh bangsa ini.3
Disinilah letak Pendidikan Agama Islam yang paling mendasar bagi
manusia karena mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan
akhlak seseorang baik itu akhlak baik atau buruk yang sering
diperaktekkan oleh manusia.
Dalam proses Pendidikan Agama Islam pada usia sekolah menengah
atas, perlu dikaitkan dengan nilai-nilai agama karena mereka telah sampai
pada umur baligh, artinya bahwa mereka bertanggungjawab langsung
kepada Allah SWT.4
Berdasarkan hal diatas, variabel Pendidikan Agama Islam dapat diukur
melalui angket (kuesioner) dengan menggunakan pendekatan dimensi dan
indikator seperti pada tabel berikut:
2Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 1996), Cet. VI, h. 3213Hamzah Ya’kub, Ethika Islam, (Bandung: CV. Diponogoro, 1993), Cet. VI, h. 574Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), Cet. XVI, h. 93
45
Tabel 4Kisi-Kisi Angket Untuk Variabel Bebas (Pendidikan Agama Islam)
No Dimensi Indikator No. Item
1.Pendidikan
AgamaIslam
Terbiasa melakukan yang baik, indah,mulia, terpuji, menghindari yang buruk,jelek, hina dan tercela
1 – 21, 23
Senantiasa berhubungan dengan Allah SWTdan sesama manusia, terpelihara denganbaik dan harmonis
31 - 3524
[
Mengetahui batas antara yang baik dan yangburuk dan dapat menempatkan sesuatu padatempatnya
50, 58
2. Variabel terikat yaitu pembiasaan akhlak karimah siswa
Dalam kenyataannya, perilaku manusia selalu bergerak dan berubah-
rubah dalam dua kategori, yaitu perilaku baik dan perilaku buruk. Allah
SWT telah menjadikan kedua keriteria itu (baik dan buruk) sebagai pilihan
yang tersedia dan mungkin di tempuh oleh manusia. Firman Allah SWT
yang artinya: “Dan kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.” (Q.S.
al-Balad/90 : 10).
Hal demikian memang sering terjadi dikalangan siswa khususnya di
SMK Khazanah Kebajikan. Rukun yang mengantarkan siswa pada budi
pekerti yang baik seperti kesopanan, kedisiplinan belajar, kekuatan marah,
syukur, tawakkal, kesungguhan, seakan-akan tenggelam. Adapun variabel
pembiasaan akhlak karimah siswa dapat diukur melalui angket (kuesioner)
sebagai berikut:
Tabel 5Kisi-Kisi Angket Untuk Variabel Terikat (Pembiasaan Akhlak Karimah)
No Dimensi Indikator No. Item
1. Jujur
Berani mengatakan sesuatu yang benar Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain Jujur sesuai dengan kenyataan yang
sesungguhnya berupa perkataan dan perbuatan
22, 25,26
2. Berani Berani dalam menegakkan kebenaran 39, 40,
41
3. Sabar Sabar atas cobaan dari Allah SWT Sabar untuk tidak melakukan kemaksiatan
43, 44,45,
46
4. Amanah Senantiasa menyampaikan amanah orang tua Senantiasa menyampaikan amanah guru dan
teman46, 59
5. Qonaah Menerima dengan rela apa yang ada Menerima dengan sabar ketentuan Allah
42, 47
6. Tekun Senantiasa belajar setiap hari Bekerja keras
53, 54,55, 56
7. Peduli Senantiasa peduli terhadap orang lain yang
membutuhkan bantuan57, 60
8. Ikhlas
Memberikan pertolongan tanpa pamrih Bekerja dengan tidak mengharapkan balasan Menjauhkan diri dari riya ketika mengerjakan
amal baik
36, 37,38
9. Berbakti
Tanggung jawab terhadap pelaksanaan ibadahwajib Menghormati orang tua dan guru Melaksanakan perintah guru
27, 28,29, 30
10. Disiplin Patuh terhadap peraturan dan tata tertib yang
berlaku Disiplin dan melaksanakan shalat wajib
51, 52,48, 49
F. Hipotesis
Hipotesis menurut Amirul Hadi-Haryono dalam bukunya Metodologi
Penelitian Pendidikan 2 adalah dugaan yang mungkin benar juga salah setelah
dilakukan pengujian.5
Hipotesis akan diterima jika bukti-bukti akan membenarkan dan akan
ditolak jika tidak benar. Penolakan dan penerimaan hipotesa tergantung pada
penyelidikan bukti-bukti yang dikumpulkan.
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1) Hipotesis Alternatif (Ha), yaitu terdapat pengaruh antara Pendidikan
Agama Islam (X) terhadap pembiasaan akhlak karimah siswa (Y)
2) Hipotesis Nol (Ho), yaitu tidak terdapat pengaruh antara Pendidikan Agama
Islam (X) terhadap pembiasaan akhlak karimah siswa (Y).
5Amirul Hadi-Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan 2, (Bandung: Pustaka Setia,1999), h. 177
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum tentang SMK Khazanah Kebajikan
1. Sejarah Singkat
Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) adalah lembaga sosial
keagamaan yang mengasuh dan mendidik anak-anak yatim piatu, yatim,
fakir miskin, janda dan manula. Secara khusus, Yayasan Khazanah
Kebajikan nampak sebuah panti asuhan dan pondok pesantren yang
bergerak di bidang sosial, pendidikan dan ekonomi umat. Ciri khas Yayasan
Khazanah Kebajikan berupa budaya sholat tahajjud, kajian Al-Qur’an,
penerimaan dan penyaluran zakat, infaq dan shodaqoh, pengasuhan kaum
lemah dalam asrama dan pendidikan untuk siswa dan mahasiswa
berekonomi lemah.1
Yayasan Khazanah Kebajikan berdiri pada tanggal 5 November
1992 di Pisangan Ciputat Tangerang Banten dengan dewan pendirinya
adalah Drs. H. Marzuki Usman, MA, Drs. H. Ahmad Djunaidi, AK, Drs. H.
Nadjamuddin Siddiq, Ir. H. Iskandar Ismail dan Hj. Aswami Usman.
Yayasan Khazanah Kebajikan didirikan sebagai bentuk kepedulian
sosial warga untuk membantu kaum dhuafa dan untuk membendung
gerakan misionaris di sekitar Pisangan dan Pondok Cabe Ilir. Pengurus
1Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMK Khazanah Kebajikan, Bapak H. Moh.Abdul Basyir, S.Ag, Pada hari Senin tanggal 25 Desember 2006
48
Yayasan Khazanah Kebajikan pertama kali mengambil dan mengasuh 16
anak yatim dan fakir miskin dari warga sekitar Pisangan dan Pondok Cabe
Ilir untuk dididik dan disantuni.
Sentral kegiatannya berada di Masjid Al-A’raaf Bukit Cirendeu.
Yayasan Khazanah Kebajikan kini berkembang dan memiliki lembaga
pendidikan formal dan non-formal, baik dari tingkat sekolah dasar sampai
perguruan tinggi untuk membantu kaum dhuafa yang ingin mendapat
pendidikan yang layak dan lembaga pendidikan tersebut, Yayasan Khazanah
Kebajikan Berusaha untuk mengangkat harkat derajat keluarga besarnya
dan menjadikan mereka hamba Allah SWT yang kuat iman dan taqwanya,
berilmu tinggi, berakhlak mulia, profesional dalam bidangnya dan menjadi
pemimpin Ummat.
Mengingat semakin banyaknya kaum dhuafa yang memerlukan
bantuan, sementara Yayasan Khazanah Kebajikan memiliki keterbatasan
untuk dapat menerima semua permintaan masyarakat. Oleh karena itu,
Yayasan Khazanah Kebajikan berusaha mengetuk hati para dermawan untuk
ikut serta mengembangkan Yayasan Khazanah Kebajikan dan membantu
umat mendapatkan kehidupan yang layak. Dengan senantiasa berdo’a dan
beribadah kepada Allah SWT dan usaha yang maksimal, Yayasan Khazanah
Kebajikan yakin akan dapat selalu membantu umat mencapai kesuksesan
dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Pada awalnya Yayasan Khazanah Kebajikan tidak bermaksud untuk
mendirikan Lembaga Pendidikan Formal (Sekolah), tetapi setelah YKK
berkembang menjadi besar dan anak-anak yatim, piatu, dan yatim piatu
yang diasuh semakin banyak maka pengelola Yayasan berinisiatif
mendirikan sekolah untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan
negatif yang akan terjadi, ini adalah alasan pertama. Alasan kedua, untuk
menghemat dana bagi siswa yang bersekolah diluar karena semakin
mahalnya biaya sekolah. Dengan demikian Yayasan bisa meminimalisir
biaya pendidikan yang mahal menjadi terjangkau bagi orang tua yang
kurang mampu. Dengan didirikannya sekolah formal didalam asrama anak-
49
anak bisa terkontrol baik dari segi tingkah lakunya, perangainya, belajarnya,
kepribadiannya, pergaulannya dan agamanya.
Pada awal tahun 1998, yayasan mendirikan SMK Khazanah
Kebajikan dengan siswa angkatan pertamanya berjumlah 60 siswa yang
terbagi dalam dua kelas. SMK tersebut didirikan karena Yayasan melihat
bahwa dengan SMK maka akan dapat memberikan peluang bagi para siswa
dalam kaitannya dengan keterampilan. Tujuannya untuk melahirkan tenaga-
tenaga yang berpotensi dan siap mengabdi pada masyarakat dan bisa
langsung mencari kerja setelah lulus. Untuk mewujudkannya SMK
membutuhkan berbagai keahlian dan keterampilan, dari banyaknya keahlian
atau jurusaan yang dipilih saat itu adalah manajemen bisnis yang terdiri dari
beberapa program yaitu Akuntansi, Sekretaris, Penjualan atau perdagangan.
Pada tahun 1999 SMK memilih program keahlian Sekretaris, pada
tahun 2001 memilih program Akuntansi. Dari tahun 1998-2001 SMK
Khazanah Kebajikan sudah mengeluarkan tamatan pertama, saat itu masih
menginduk ke SMKN 1 Tangerang. Pada tahun 2002, SMK Khazanah
Kebajikan sudah diakreditasi dan disamakan oleh Dinas Pendidikan
Nasional tanpa melalui izin operasional dan tidak melalui jalur pendaftaran
atau pengakuan.
SMK Khazanah Kebajikan beralamat di Perumahan Bukit Cirendeu
Blok C. 6 No. 7 (Dekat Skadron TNI AD) Pondok Cabe Ilir Pamulang
Tangerang-Banten. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada peta denah lokasi
yang terlampir.
2. Visi dan Misi
Visi SMK Khazanah Kebajikan adalah: “Mewujudkan dan
membentuk manusia yang beriman, bertaqwa, cerdas, terampil, disiplin
professional, setia serta mempunyai dedikasi dan tanggungjawab yang
tinggi terhadap agama, bangsa dan Negara”.
50
Misi SMK Khazanah Kebajikan adalah: “Mempersiapkan peserta
didik sebagai anak bangsa yang handal dibidang keahliannya dengan kritis,
kreatif, mandiri, menuju SMK Go Nasional dan Internasional”.
3. Program Kegiatan
Program-Program yang ada di Yayasan Khazanah Kebajikan tidak
terlepas dari keterkaitannya dengan program SMK Khazanah Kebajikan
yaitu Kegiatan Ekstra Kurikuler yang terdiri dari beberapa program, antara
lain:
a. Program Pendidikan
1) Program intensif agama, yaitu “Fiqh”, yang mengkaji ayat-ayat suci
al-Qur'an, Aqidah, akhlak dan masail fiqhiyyah yang diadakan
setiap hari setelah shalat maghrib.
2) Membumikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan kehidupan
3) Mendidik anak untuk siap berkarya nyata dalam masyarakat dengan
mensinergikan pendidikan agama dan hokum
4) Memberdayakan lembaga pendidikan intra Yayasan Khazanah
Kebajikan semaksimal mungkin agar berdaya guna dan berdimensi
luas.
b. Program Dakwah
1) Kajian Al-Qur’an malam Sabtu dan Minggu
2) Pelatihan pidato tiga bahasa (Arab, Inggris dan Indonesia)
3) Peringatan hari-hari besar Islam
4) Dialog Keagamaan.
c. Program Rumah Tangga
1) Sholat tahajjud
2) Sholat Dhuha
3) Kursus bahasa Inggris, arab dan Matermatika
4) Mengaji Al-Qur’an dan Iqro
51
d. Kegiatan Mingguan
1) Kajian Al-Qur’an malam Sabtu
2) Kajian Al-Qur’an malam Minggu
4. Status Siswa SMK Khazanah Kebajikan
Status 01 : Yatim piatu
Status 02 : Yatim
Status 03 : Fakir Miskin
Status 04 : Mampu tapi mau sekolah dan beribadah di YKK
5. Data Guru
Jumlah guru keseluruhan : 28 orang
Guru Negeri/PNS : 2 orang
Guru tidak tetap : 26 orang
Staf tata usaha : 2 orang
6. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana dan prasarana yang ada di SMK Khazanah kebajikan
diterangkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 6Sarana dan Prasarana Pendidikan
No. Jenis RuangJumlah(ruang)
Luas(m2)
Kondisi
Baik(ruang)
Rusakringan(ruang)
RusakBerat
(ruang)
1. Kelas Belajar 3 7 x 8 √ - -
2. Kelas Belajar 4 7 x 4 √ - -
3. Lab. Mengetik 1 7 x 4 - √ -
4 Lab. Komputer 1 7 x 4 - √ -
5. Ruang Guru 1 4 x 4 √ - -
6. Kepala Sekolah 1 3 x 3 √ - -
7. Tata Usaha 1 3 x 5 √ - -
52
7. Struktur Organisasi SMK Khazanah Kebajikan
Gambar 2. Struktur Organisasi SMK Khazanah Kebajikan
YAYASAN PENDIDIKANKHAZANAH KEBAJIKAN
MAJELISSEKOLAH
KEPALASEKOLAH
KEPALAUNIT
PRODUKSI
DIKBUD KABTANGERANG
WAKIL KEPALASEKOLAH
KABID.KURIKULUM
KABIDKESISWAAN
KEPALA TATAUSAHA
KAPROG.KEAHLIAN
1. Sekretaris2. Akuntansi3. Tek.
ElektronikaAudio Video
GURUNORMATIF
GURU ADAPTIF
GURUPRODUKTIF
GURU WALIKELAS
PEMBINAKESISWAAN
KOORDINATORBIMBINGAN &PENYULUHAN
PEMBINA OSIS
OSIS
KOOR.HUMAS & PDE
UR.KEAMAN
UR.PERAWATAN
SARANA &PRASARANA
UMUM
UR.KEUANGAN
UR.DATA
SISWA-SISWI
53
8. Dewan Pengurus
Dewan Pengurus SMK Khazanah Kebajikan
YAYASAN PENDIDIKAN KHAZANAH KEBAJIKAN
Ketua : Drs. H. Nadjamuddin Sidiq
Sekretaris : H. Muh. Fathoni Ashari, S.Ag.
Bendahara : Hj. Ida Yupina Iskandar
SMK KHAZANAH KEBAJIKAN
Kepala Sekolah : H. Moh. Abdul Basyir, S.Ag.
Ka. Bid. Kurikulum : Tri Haryanto, SE
Ka. Tata Usaha : Muhammad Sediawan
Ka. Program Admistrasi Perkantoran : Dra. Sunani
Ka. Program Akuntansi : Suharyanto, SE
Ka. Program Tek.Elektronika : Ahmad Royani, ST.
Ka. Bid. Kesiswaan : Tri Haryanto, SE
* Pembina Kesiswaan : H. Asep Toyib Bachtiar, SE
* Pembina OSIS : Tri Haryanto, SE
Koordinator Humas & PDE : Muhammad Sediawan
* UR Sarana & Prasarana Umum : Dedi Hariyadi
* UR.Keamanan : Junaedi Abidin
Urusan Keuangan : Ahmad Royani, ST
Urusan Data : Junaedi Abidin
Urusan Piket Guru : Drs. Widjianto
Yuliana, S.Ag.
B. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMK Khazanah Kebajikan
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan guru
agama di SMK Khazanah Kebajikan tentang pelaksanaan pendidikan agama
Islam, dapat diketahui bahwa perencanaan yang dilakukan sebelum mengajar
54
adalah dengan membuat silabus yang mengacu pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang
disusun dengan mengacu pada Permendiknas (Peraturan Mentri Pendidikan
Nasional) No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, No. 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan, dan No 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan
Permendiknas Nomor 22 dan 23.
Kurikulum ini menjadi acuan dan pedoman bagi para guru pelajaran
Pendidikan Agama Islam dalam merencanakan, melaksanakan, dan
melakukan penilaian di SMK Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir
Pamulang Tangerang-Banten.
Selain itu, hal yang juga berpengaruh pada pelaksanaan Pendidikan
Agama Islam adalah mengenai alokasi waktu dalam proses pembelajaran, di
sekolah ini, yang mana.porsi pelajaran Pendidikan Agama Islam hanya 2 jam
pelajaran dengan rasionalisasi 40 menit setiap 1 jam pelajaran. Sedangkan
dalam prosesnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Gambar 3. Proses Pelaksanaan PAI di SMK Khazanah Kebajikan
Mengingat pembelajaran agama yang diberikan kurang lebih 2-3 jam
itu masih kurang, maka pihak sekolah mengadakan program intensif agama
yang disebut “Fiqh”. Program ini mengkaji ayat-ayat suci al-Qur'an, aqidah,
PEMANASAN APERSEPSI
EKSPLORASI
KONSOLIDASI PEMBELAJARAN
PEMBENTUKAN SIKAP DAN PERILAKU
PENILAIAN FORMATIF
5 %
25 %
30 %
10 %
10 %
55
akhlak, dan masail fiqhiyyah, yang diadakan setiap hari setelah shalat
maghrib, yang dibimbing oleh Pembina asrama dengan memadukan program
sekolah dan program Yayasan karena SMK Khazanah Kebajikan berada di
bawah naungan Yayasan Khazanah Kebajikan.
Selain itu, materi yang diberikan dalam pelajaran Pendidikan Agama
Islam adalah meliputi beberapa aspek, yaitu aspek keimanan, ibadah, Al-
Qur’an dan akhlak. Buku yang dipakai adalah Pelajaran Pendidikan Agama
Islam. dan dalam pelaksanaannyapun dapat dikatakan tercapai, walaupun
masih banyak kekurangan dalam hal kuantitas materi, karena pihak sekolah
harus menyesuaikan materi dengan alokasi waktu yang hanya 2 jam
pelajaran.
Mengenai media pengajaran yang digunakan dalam mata pelajaran
pendidikan Agama Islam itu disesuaikan oleh materi yang akan dibahas pada
saat itu, apabila materi yang akan disampaikan sangat membutuhkan media
guna mempermudah anak didik dalam menyerap materi, maka seorang guru
harus menggunakan media pengajaran yang sesuai dengan materi, dan kalau
para siswa mengalami kejenuhan, maka diganti dengan permainan.
Sedangkan metode yang digunakan dalam menyampaikan materi
pelajaran Pendidikan agama Islam di SMK Khazanah Kebajikan sangat
bervariasi, tergantung dari materi yang akan disampaikan dan juga alokasi
waktu, selain itu harus adanya kesesuaian antara materi dan metode yang
akan digunakan, jangan sampai terjadi tumpang tindih antara materi yang
akan disampaikan dengan metode yang akan digunakan dalam penyampaian
materi tersebut. Adapun metode yang sering dipakai adalah metode ceramah,
metode diskusi (tanya jawab), metode pemberian tugas secara individu
maupun kelompok, metode latihan. Metode tersebut sangat efektif digunakan
karena sebagian besar siswa dapat menerima pelajaran yang diberikan.
Adapun pelaksanaan evaluasi untuk mengukur keberhasilan dalam
proses pembelajaran adalah dengan:
1. Ujian lisan setiap satu bab dari materi yang telah disampaikan.
2. Ujian tulis setiap dua sampai tiga bab selesai disampaikan
56
3. Ujian harian tiap satu sub tema
4. Hapalan ayat al-Qur'an
Pendidikan Agama Islam di SMK Khazanah Kebajikan bertujuan
untuk mewujudkan manusia Indonesia berakhlak mulia, yaitu manusia yang
produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), serta menjaga
harmoni secara personal dan sosial.
C. Deskripsi Data
Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada Responden.
Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan Skoring yaitu memberikan nilai
pada setiap jawaban angket. Skoring yang dipergunakan di dalam penelitian
ini yaitu dengan menggunakan skor kumulatif, setelah diberikan skor
kemudian penulis mengolah data tersebut dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi yang dilengkapi prosentase dengan menggunakan rumus:
P = F x 100 %N
Hasil angket yang telah dijumlahkan kemudian dimasukkan ke dalam
tabulasi, yang merupakan proses data-data instrument pengumpulan data
menjadi tabel-tabel angka dalam perosentase yang dapat dilihat pada tabel-
tabel berikut ini:
1. Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tabel 7Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Kesulitan Belajar Agama
No Pertanyaan dan Alternativ Jawaban F %
1
Kesulitan dalam pelajaran AgamaA. Membaca al-Qur’anB. TajwidC. Menghafal ayat al-Qur’anD. Menghapal doa wudlu
18
1160
8 %6,4 %
92.8 %0 %
Jumlah 125 100 %
57
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang kesulitan menghapal
ayat al-Qur’an sebanyak 116 siswa yang berada pada prosentase 92,8 % dan
kesulitan belajar tajwid sebanyak 8 Siswa berada pada 6,4 %. Jadi lebih banyak
Siswa yang kesulitan menghapal ayat al-Qur’an karena frekuensinya berada pada
urutan paling tinggi pertama dan kesulitan memahami tajwid berada pada urutan
kedua.
Tabel 8Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Kegiatan Yang Dilakukan Siswa Setelah MendapakanPelajaran Agama
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
2
Yang siswa lakukan setelah mendapatkan pelajaranAgama IslamA. Mengulangnya kembaliB. Melaksanakan hal-hal yang ada didalam materi
Pendidikan Agama IslamC. Mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hariD. Mengingatnya tanpa mewujudkan dalam kegiatan
sehari-hari
0
5119
1
0 %
8 %95,2 %
4 %Jumlah 125 100 %
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa lebih banyak siswa yang langsung
mengimplementasikan pendidikan agama dalam kehidupan sehari-hari dengan
frekuensi sebanyak 119 Siswa (95,2%), dan melaksanakan materi yang ada di
dalam pendidikan agama sebanyak 5 siswa yaitu 4 %, yang hanya mengulang
saja sebanyak 8 %.
Tabel 9Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Kegunaan Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
3
Kegunaan Pendidikan Agama Islam bagi siswaA. NegaraB. KeluargaC. MasyarakatD. Diri sendiri
6116
102
4,8 %8,8 %4,8 %81,6 %
Jumlah 125 100 %
58
Dari tabel di atas, lebih banyak siswa yang berpendapat pendidikan agama
Islam bermanfaat untuk diri sendiri sebanyak 102 Siswa dengan prosentase
81,6%, dibandingkan dengan yang memilih berguna untuk keluarga (11 orang)
siswa (8,8 %) sedangkan berguna untuk Negara dan masyarakat 6 orang
prosentase masing-masing 4,8 %.
Tabel 10Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Siswa Berdoa Ketika Beraktivitas
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
4
Berdoa ketika beraktivitasA. BelajarB. MakanC. Bangun tidurD. Sebelum tidur
572957
45,6 %1,6 %7,2 %45,6 %
Jumlah 125 100 %
Berdasarkan tabel di atas, di ketahui bahwa kebanyakan siswa berdoa
ketika belajar dan sebelum tidur. Siswa yang memilih berdoa ketika belajar dan
sebelum tidur sebanyak masing-masing 57 orang dengan prosentase yang sama
45,6 %, berdoa ketika makan sebanyak 2 orang prosentasenya 1,6 %, berdoa
ketika bangun dari tidur 9 Siswa prosentasenya 7,2 %.
Tabel 11Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Perbuatan Siswa Sebelum Melakukan Suatu Pekerjaan
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
5
Yang dilakukan Siswa sebelum melakukan suatupekerjaanA. NiatB. BerdoaC. Membaca bismillahD. Membaca doa yang saya bias
9413126
75,2 %10,4 %9,6 %4,8 %
Jumlah 125 100 %
Dengan melihat tabel di atas, kebanyakan siswa yang senantiasa niat saja
ketika akan melakukan suatu pekerjaan sebanyak 94 Siswa dengan prosentase
75,2 %, 13 Siswa selalu berdoa dengan prosenatse 10,4 %, 12 Siswa yang hanya
59
membaca basmallah saja sebanyak 12 orang dengan prosentase 9,6 % dan 6 Siswa
membaca doa yang ia bisa dengan prosentase 4,8 %. Tabel ini menunjukkan
bahwa Siswa yang cukup dengan niat saja lebih tinggi dari pada membaca doa.
Tabel 12Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Cara Siswa Menghormati Orang Yang Lebih Tua
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
6
Cara Siswa menghormati orang yang lebih tuaA. Bahasa yang santunB. Berbicara lembutC. Berbicara lantangD. Suara yang tinggi
883610
70,4 %28,8 %
8 %0 %
Jumlah 125 100 %
Dari tabel di atas, diketahui bahwa dalam cara siswa menghormati orang
yang lebih tua, para siswa yang menjawab berbicara dengan bahasa yang santun
sebanyak 88 Siswa (70,4%), yang menjawab dengan berbicara lembut sebanyak
35 siswa (28,8%), yang menjawab dengan berbicara lantang sebanyak 1 siswa
(8%).
Tabel 13Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Perbuatan Siswa Setelah Mendapatkan Pelajaran Agama Islam
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
7
Yang dilakukan siswa setelah mendapatkan PelajaranAgama IslamA. Belajar lebih giatB. Melakukan hal yang baikC. Bersikap baikD. Berpenampilan baik
139967
10,4 %79,2 %4,8 %5,6 %
Jumlah 125 100 %
Dari tabel di atas, diketahui bahwa setelah mendapatkan pelajaran agama
Islam siswa lebih cenderung melakukan hal-hal yang terpuji sebanyak 99 siswa
dengan prosentase 79,2%, siswa yang terus belajar lebih rajin sebanyak 13 orang
jumlah prosentasenya 10,4%, selalu bersikap baik 6 siswa dengan prosentase 4,8
%, dan berpenampilan baik 7 orang 5,6 %.
60
Tabel 14Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Sikap Siswa Terhadap Teman
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
8
Sikap Siswa terhadap teman yang tidak menyenangkanA. Berusaha untuk tidak sakit hatiB. Berusaha untuk menyenangkanC. Berusaha untuk menghargaiD. Berusaha untuk menerimanya
1031246
82,4%9,6%3,2%4,8%
Jumlah 125 100 %
Melihat tabel di atas, sikap siswa terhadap teman yang tidak
menyenangkan dan berusaha untuk tidak sakit hati 103 siswa dengan prosentase
82,4%, berusaha menyenangkannya 12 orang dengan prosentase 9,6%, 4 orang,
yang berusaha menghargai prosentasenya 3,2%, dan yang berusaha menerima saja
6 orang dengan prosentase 4,8%. Dari tabel tersebut Siswa sangat menjaga arti
dari sebuah teman walaupun seorang teman ada yang tidak menyenangkan
baginya.
Tabel 15Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Siswa Berdzikir Dalam Satu Minggu
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
9
Siswa berdzikir Dalam satu mingguA. WaktuB. JamC. Setiap hariD. Bedzikir ketika mengingatnya saja
119510
95,2 %4,0 %
8 %0 %
Jumlah 125 100 %
Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa senantiasa berzikir disetiap waktu
sebanyak 119 orang dengan prosentase 95,2%, mengingatnya setiap jam hanya 5
orang (4,0%), berzikir setiap hari 1 orang (8%) dan berzikir ketika mengingatnya
saja 0%.
61
Tabel 16Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Materi Yang Disenangi Siswa
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
10
Yang disenangi Siswa ketika belajar pendidikan agamaA. Materi akhlaknyaB. Materi wudlunyaC. Materi zakatnyaD. Materi jaul belinya
1094012
87,2 %3,2 %
0 %9,6 %
Jumlah 125 100 %
Dari tabel di atas, diketahui bahwa materi yang sangat disukai siswa
adalah materi akhlak, siswa yang memilih materi tersebut sebanyak 109 (87,2 %),
yang menyukai materi wudlu 4 siswa (3,2 %), yang menyukai materi jual beli 12
orang (9,6 %) sedangkan materi zakat tidak disukai oleh Siswa.
Tabel 17Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Sikap Siswa Terhadap Teman Yang Terkena Musibah
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
11
Sikap siswa terhadap teman yang mendapatkankecelakaanA. MenjenguknyaB. Mengucapkan “Inna Lillahi wainna ilaihi
rajiun”C. Ikut bela sungkawaD. Tidak berbuat apa-apa
0
39131
0 %
2,4 %72,8 %24,8 %
Jumlah 125 100 %
Dari pernyataan tabel tersebut, dapat di lihat sikap siswa terhadap teman
yang mendapatkan musibah yaitu langsung mengucapkan Inna Lillahi Wainna
Ilaihi Rajiun 3 orang siswa (2,4 %), yang hanya ikut berbela sungkawa 91 orang
(72,8 %), dan tidak berbuat apa-apa sebanyak 31 orang (24,8 %) pilihan
menjenguknya sama sekali tidak ada yang memilih. Ini membuktikan bahwa
siswa kurang resfek terhadap teman yang terkena musibah karena tidak ada sama
sekali siswa yang memilih menjenguk.
62
Tabel 18Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Sikap Siswa Terhadap Teman Yang melakukan PencurianNo Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
12
Sikap siswa ketika melihat ada teman yang mencuriA.Akan memastikan terlebih dahulu bahwa apakah
teman itu benar-benar mencuri atau tidakB.Langsung mengingatkannya bahwa mencuri itu
perbuatan tercelaC.Langsung melapor ke guru agar bisa diperbaikiD.Memanggil teman yang lain untuk mengeroyoknya
69
4862
55,2 %
38,4 %4,8 %1,6 %
Jumlah 125 100 %
Berdasarkan tabel di atas, sikap siswa terhadap teman yang melakukan
kejahatan berupa kejahatan pencurian akan memastikan terlebih dahulu apakah
temannya itu benar-benar melakukan pencurian atau tidak sebanyak 69 (55,2 %),
48 Siswa yang langsung mengingatkannya ketika melihat temannya melakukan
pencurian (38,4 %), yang langsung melaporkannya ke guru agar bisa langsung
diperbaiki sebanyak 6 orang (4,8 %), dan ada yang langsung mengeroyoknya
sebanyak 2 orang (1,6 %).
Tabel 19Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Kebiasaan Siswa Setelah Shalat Subuh
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
13
Yang biasa Siswa lakukan setelah shalat subuhA. Membaca al-QuranB. Mengulang pelajaranC. Mandi dan mencuciD. Tidur karena masih ngantuk
41262038
32,8 %20,8 %16,0 %30,4 %
Jumlah 125 100 %
Berdasarkan tabel tersebut, kebiasaan siswa setelah shalat subuh ada yang
membaca al-Qur’an 41 orang (32,8%), yang mengulangi pelajaran 26 siswa
(20,8%), yang mandi dan mencuci 20 Siswa (16,0%), ada yang tidur karena
merasa masih ngantuk 38 Siswa (30,4%). Data ini membuktikan bahwa lebih
banyak Siswa yang membaca al-Qur’an ketimbang mengulangi pelajaran, mandi
dan mencuci serta tidur lagi.
63
Tabel 20Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Sikap Siswa Ketika Dinasehati Orang Tua
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
14
Sikap Siswa ketika dinasehati orang tuaA. Mendengarkan dan interospeksi diriB. Menyadari bahwa perbuatan saya salahC. Tidak menanggapi nasehatnyaD. Meninggalkannya
982115
78,4 %16,8 %0,8 %
4 %Jumlah 125 100 %
Data dari tabel di atas, menyatakan bahwa 98 orang (78,4 %) yang
senantiasa mendengarkan dan introspeksi diri apabila dinasehati kedua orang
tuanya, 21 Siswa (16,8 %) yang menyadari bahwa perbuatannya salah sehingga
dinasehati orang tuanya, 1 orang (0,8 %) yang tidak peduli dengan nasehat orang
tua, 5 orang siswa yang meninggalkannya orang tuanya ketika menasehati dirinya
(4%). Keterangan ini menunjukkan bahwa Siswa yang berbakti terhadap orang tua
lebih banyak dari pada yang tidak menanggapi nasehat orang tua.
Tabel 21Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Sikap Siswa Terhadap Teman Yang Membuang Sampah Sembarangan
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
15
Sikap Siswa ketika melihat teman membuang sampahsembaranganA. Menegurnya untuk membuang sampah pada
tempat yang sudah disediakanB. Mengarahkan orang tersebut agar membuang
sampah ke tempat yang sudah disediakanC. Mengambil sampahnya dan membuang ketempat
sampahD. Membiarkannya
85
23
710
68,0%
18,4%
5,6 %8,0 %
Jumlah 125 100 %
Melihat tabel di atas, menunjukkan bahwa sikap Siswa ketika melihat
teman yang membuang sampah sembarangan yang menegurnya sebanyak 85
siswa (68,0%), yang mengarahkan supaya membuang sampah pada tempatnya
sebanyak 23 siswa (18,4%), siswa yang mengambil dan langsung membuang pada
64
tempatnya 7 siswa (5,6%), dan membiarkannya 10 orang (8,0%). Data ini
membuktikan bahwa Siswa sangat peduli terhadap kebersihan lingkungan.
Tabel 22Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Kebiasaan Siswa Ketika Memasuki Kelas
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
16
Kebiasaan Siswa ketika masuk kelasA. Mengucapkan AssalamualaikumB. Mengucapkan selamat pagiC. BersalamanD. Nyelonong aja
1067210
84,8 %5,6 %1,6 %
8 %Jumlah 125 100 %
Diketahui bahwa kebiasaan siswa ketika memasuki kelas yaitu
mengucapkan salam 106 Siswa (84,8 %), yang mengucapkan selamat pagi 7 orang
(5,6 %), yang senantiasa bersalaman 2 orang (1,6 %), yang asal masuk saja
(nyelonong tanpa mengucapkan apa-apa) 10 orang (8 %). Ini membuktikan bahwa
Siswa sangat taat dan berakhlak baik karena jawaban siswa lebih banyak
mengucapkan salam.
Tabel 23Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Sikap Siswa Terhadap Teman Yang Membicarakan Orang LainNo Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
17
Sikap Siswa ketika ada teman yangmembicarakan orang lainA. Menegurnya karena tidak baikB. MendengarkannyaC. Mendengarkan tapi tidak menanggapinyaD. Ikut membicarakan orang lain
649466
51,2 %7,2 %
36,8 %4,8 %
Jumlah 125 100 %
Dari tabel di atas, sikap siswa terhadap teman yang suka membicarakan
orang lain yaitu yang menjawab akan menegurnya karena hal itu tidak baik 64
siswa (51,2%), yang mendengarkan saja sebanyak 9 siswa (7,2%), yang
menjawab mendengarkan tapi tidak menanggapinya sebanyak 46 siswa (36,8%),
yang menjawab akan ikut membicarakan orang lain sebanyak 6 siswa (4,8 %).
65
Tabel 24Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Sikap Siswa Terhadap Penjelasan Guru
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
18
Sikap Siswa ketika guru sedang menjelaskan pelajaranA. Memperhatikannya dengan seksamaB. MencatatC. SMS-an sama temanD. Ngobrol sama teman disamping
9414512
75,2 %11,2 %
4 %9,6 %
Jumlah 125 100 %
Dari table di atas, mengenai sikap siswa terhadap penjelasan yang
disampaikan guru, yang menjawab memperhatikan dengan seksama ada 94
(75,2%), siswa yang menjawab mencatat ada 14 orang (11,2 %), 5 orang (4 %)
yang menjawab SMS-an dengan teman ketika guru sedang menerangkan materi,
12 orang (9,6%) yang menjawab ngobrol sama teman ketika guru sedang
menjelaskan materi. Jadi sebagian siswa benar-benar tekun dan serius dalam
belajar.
Tabel 25Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Sikap Siswa Terhadap Lingkungan
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
19
Sikap siswa ketika melihat tanaman kering dan layuA. Mengajak teman untuk menyiramnyaB. Langsung menyiramnya sendiriC. Menunggu perintah dari guruD. Membiarkannya layu
34463510
26,4 %38,4 %
28 %7,2 %
Jumlah 125 100 %
Berdasarkan tabel tersebut, sikap siswa terhadap lingkungan yang
menjawab langsung menyiramnya sendiri sebanyak 46 siswa (38,4%), yang
menjawab akan menunggu perintah guru sebanyak 35 orang (28%), yang
menjawab akan mengajak teman untuk sama-sama menyiramnya sebanyak 34
orang (26,4%), dan yang menjawab akan membiarkannya layu sebanyak 10 orang
(7,2%). Jadi lebih banyak siswa yang peduli dan peka terhadap lingkungan
sekitarnya.
66
Tabel 26Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Kebiasaan Siswa Dalam Mengikuti Kajian Mingguan
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
20
Kebiasaan siswa ketika mengikuti kajian mingguanA. Membawa al-Qur’an terjemahB. Membawa al-Qur’an tanpa terjemahannyaC. Membawa buku catatanD. Membawa Juz Amma
115811
92,0 %6,4 %0,8 %0,8 %
Jumlah 125 100 %
Apabila melihat hasil tabel di atas, maka akan diketahui kebiasaan Siswa
ketika mengikuti kajian mingguan. Yang senantiasa membawa al-Qur’an
terjemahan ketika mengikuti kajian mingguan sebanyak 115 Siswa (92,0%),
sebanyak 8 Siswa (6,4%) senantiasa membawa al-Qur’an tanpa terjemahan,
sebanyak 1 Siswa (0,8%) hanya membawa buku catatan tanpa membawa al-Quran
dan 1 Siswa (0,8%) yang membawa Juz amma. Dari data tersebut dapat dilihat
bahwa lebih banyak Siswa yang membawa al-Qur’an dibandingkan yang
membawa buku catatan.
Tabel 27Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Sikap Siswa Ketika Melakukan Kesalahan Terhadap Teman
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
21
Sikap Siswa setelah melakukan kesalahan kepada temanA. Langsung meminta maaf kepadanyaB. Diam sajaC. Gengsi untuk meminta maafD. Pura-pura tidak punya salah
107882
85,6 %6,4 %6,4 %1,6 %
Jumlah 125 100 %
Melihat tabel di atas, sikap siswa setelah melakukan kesalahan kepada
teman yaitu langsung meminta ma’af ada 107 Siswa (85,6%), yang diam saja dan
gengsi untuk meminta ma’af keduanya mendapatkan poin yang sama yaitu
sebanyak 8 Siswa (6,4%), dan yang menjawab pura-pura tidak mempunyai salah 2
orang dengan prosentase 1,6%. Jadi ada 107 Siswa yang langsung meminta ma’af,
ini membuktikan bahwa Siswa selalu menjaga hubungan baik antar sesama.
67
Tabel 28Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Sikap Siswa Setelah Mencontek
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
22
Sikap Siswa setelah mencontekA. Tidak puas karena jawaban bukan hasil sendiriB. Tidak puas karena nilai tidak murniC. Puas karena mendapatkan nilai bagusD. Puas karena mendapat nilai tinggi dan tidak ketahuan
961955
76,8 %15,2 %
4 %4 %
Jumlah 125 100 %
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang menjawab tidak puas dengan
jawaban hasil mencontek sebanyak 96 siswa (76,8 %), siswa tidak puas karena
nilai tidak murni 19 orang (15,2 %), Siswa yang menjawab puas karena nilainya
bagus dan puas karena mendapatkan nilai tinggi karena tidak ketahuan keduanya
sebanyak 5 siswa prosentasenya sama 4 %. Dari hasil jawaban siswa kebanyakan
siswa tidak puas dengan nilai hasil mencontek. Ini membuktikan bahwa Siswa
senantiasa berperilaku jujur.
Tabel 29Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Kebohongan yang dilakukan Siswa Dalam Satu Minggu
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
23
Banyaknya kebohongan yang dilakukan Siswa dalamsatu mingguA. Dua kaliB. Tiga kaliC. Empat kaliD. Lima kali
55231037
44,0 %18,4 %8,0 %
29,6 %Jumlah 125 100 %
Dapat dilihat dari tabel di atas, kebohongan siswa dalam satu minggu
yaitu: yang menjawab 2 kali berbohong dalam satu minggu sebanyak 55 Siswa
(44,0% ), yang menjawab 5 kali berbohong dalam satu minggu sebanyak 37 Siswa
(29,6 %), yang menjawab 3 kali berbohong dalam satu minggu sebanyak 23 Siswa
(18,4%), yang menjawab 4 kali berbohong dalam satu minggu sebanyak 10 Siswa
(8,0%). Dapat diketahui dari data tersebut bahwa siswa yang paling sedikit
berbohong dalam satu minggu sebanyak 55 siswa.
68
Tabel 30Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Kegiatan Siswa Setelah Shalat
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
24
Yang dilakukan siswa setelah melaksanakan shalatA. Berdoa dan wiridB. Membaca al-Qur’anC. Berdoa sajaD. Tidak membaca apa-apa
6911450
55,2 %8,8 %36 %0 %
Jumlah 125 100 %
Dalam tabel tersebut dijelaskan bahwa yang dilakukan siswa setelah shalat
adalah “berdoa dan wirid” sebanyak 69 siswa (55,2 %), yang berdoa saja
sebanyak 45 orang (36 %), yang membaca al-Qur’an sebanyak 11 Siswa (8,8 %),
dan tidak ada satu siswa pun yang menjawab tidak membaca apa-apa. Jadi seluruh
siswa selalu berdoa dan wirid kemudian membaca al-Qur’an setelah shalat.
Tabel 31Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Kejujuran Ketika Tidak Mengerjakan Tugas
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
25
Yang dilakukan siswa ketika tidak mengerjakan tugasdari guruA. Berbohong karena tugasnya belum selesaiB. Berbohong karena tidak bisa mengerjakan tugasC. Berbohong karena tidak sempat mengerjakan tugasD. Berbohong karena terpaksa
43204022
34,4%16,0%32,0%17,6%
Jumlah 125 100%
Berdasarkan tabel di atas, bahwa Siswa yang berbohong karena tugasnya
belum selesai sebanyak 43 siswa (34,4%), yang berbohong karena tidak bisa
menjawab soalnya sebanyak 20 siswa (16,0%), yang berbohong karena tidak
sempat mengerjakan tugas sebanyak 40 orang (32,0%), yang berbohong karena
terpaksa sebanyak 22 siswa (17,6 %). Dari jawaban tersebut siswa berbohong
karena tugasnya belum selesai lebih banyak dari pada berbohong karena tidak bisa
mengerjakan tugasnya.
69
Tabel 32Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Yang Dilakukan Siswa Ketika Bertemu Guru
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
26
Yang dilakukan Siswa ketika bertemu guruA. Memberi salam dan bersalamanB. Memberi salam sajaC. Tersenyum tanpa mengucapkan apa-apaD. Pura-pura tidak melihatnya
1031291
82,4 %9,6 %7,2 %
8 %
Jumlah 125 100 %
Dapat dilihat dari tabel di atas, yang memberi salam dan bersalaman ketika
bertemu guru sebanyak 103 Siswa (82,4 %), yang memberi salam saja sebanyak
12 Siswa (9,6 %), yang hanya tersenyum tanpa mengucapkan apa-apa sebanyak 9
orang Siswa (7,2%), yang pura-pura tidak melihatnya sebanyak 1 Siswa (8 %).
Dari data tersebut siswa yang memberi salam dan menyalami guru lebih banyak
dari pada hanya memberi salam dan tersenyum saja. Ini membuktikan bahwa
sebagian besar siswa (82,4%) senantiasa berbakti dan menghormati guru.
Tabel 33Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Yang Dilakukan Siswa Sebelum Berangkat Sekolah
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
27
Yang dilakukan Siswa sebelum berangkat sekolahA. Pamitan dan bersalaman kepada orang tuaB. Bersalaman tanpa meminta izinC. Memeriksa buku-buku pelajaran dan meminta izinD. Sarapan dan langsung pergi
6792524
53,6 %7,2 %
20,0 %19,2 %
Jumlah 125 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa yang menjawab pamitan dan
bersalaman kepada orang tua ketika berangkat sekolah sebanyak 67 (53,6%), yang
menjawab memeriksa buku pelajaran kemudian meminta izin sebanyak 25 orang
(20,0%), yang menjawab sarapan dan langsung pergi sebanyak 24 orang (19,2%),
yang menjawab bersalaman saja tanpa meminta izin sebanyak 9 orang (7,2%).
70
Tabel 34Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama IslamYang Dilakukan Siswa Sebelum Keluar Rumah
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
28
Yang dilakukan siswa sebelum keluar rumahA. Membaca doa keluar rumahB. Membaca BismillahC. Membaca doa apa sajaD. Keluar rumah tanpa membaca doa
4946525
39,2 %36,8 %4,0 %
20,0 %Jumlah 125 100 %
Dalam tabel yang disajikan di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang
membaca doa ketika hendak keluar rumah sebanyak 49 orang (39,2%), yang
membaca bismillah sebanyak 46 orang (36,8%), yang keluar rumah tanpa
membaca doa sebanyak 25 orang (20,0%), yang membaca doa apa saja sebanyak
5 orang (4,0%). Dari jawaban yang dikemukakan tersebut bahwa siswa SMK
Khazanah Kebajikan sudah terbiasa membaca do’a ketika hendak keluar rumah.
Tabel 35Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama IslamTentang Pelanggaran Siswa Dalam Satu Minggu
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
29
Pelanggaran yang dilakukan siswa dalam satu mingguA. 1 kaliB. 2 kaliC. 3 kaliD. 4 kali
8021915
64,0 %16,8 %7,2 %
12,0 %Jumlah 125 100 %
Tabel di atas menjelaskan bahwa siswa yang menjawab 1 kali melakukan
pelanggaran sebanyak 80 orang 64,0%, yang menjawab 2 kali melakukan
pelanggaran sebanyak 21 orang (16,8%), yang menjawab 3 kali melakukan
pelanggaran sebanyak 9 orang (7,2%), dan yang menjawab 4 kali melakukan
pelanggaran sebanyak 15 orang (12,0%).
Maka siswa yang paling sedikit melakukan pelanggaran sebanyak 101
orang dengan persentase 80,8 %, jadi siswa yang SMK Khazanah Kebajikan
senantiasa taat dan disiplin terhadap peraturan yang ada.
71
Tabel 36Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Sikap Siswa Ketika Melihat Teman Yang Berduka
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
30
Sikap Siswa ketika melihat teman yang sedang berdukaA. Memintanya untuk berbagi cerita supaya
perasaannya lebih tenangB. Mengajak teman-teman untuk menemaninyaC. Mengajaknya belanja ke RamayanaD. Memarahinya karena berduka
992231
79,2 %17,6 %2,4 %0,8 %
Jumlah 125 100 %
Tabel di atas menjelaskan bahwa siswa yang meminta temannya yang
berduka untuk menceritakan perasaannya supaya merasakan ketenangan sebanyak
99 orang (79,2%), siswa yang mengajak teman yang lain untuk menemaninya
sebanyak 22 orang (17,6 %), yang mengajaknya berbelanja sebanyak 3 orang (2,4
%) dan siswa yang memarahinya sebanyak 1 orang dengan persentase 0,8 %.
Berdasarkan keterangan tersebut maka, siswa SMK mempunyai kepedulian dan
yang tinggi antara sesame teman.
2. Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah Siswa
Tabel 37Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Kejujuran Tentang Perasaan Setelah Shalat Lima Waktu
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
31
Perasaan Siswa setelah mengerjakan shalat lima waktuA. Lebih tenangB. Merasa bebas dari bebanC. Tidak berpengaruh apa-apaD. Tetap gundah/gelisah
1091330
87,2 %10,4 %2,4 %
0 %Jumlah 125 100 %
Kejujuran Siswa dapat dilihat dari alternatif jawaban yang dipilih yaitu
yang menjawab perasaannya lebih tenang setelah shalat lima waktu 109 siswa
(87,2 %), yang merasa terbebas dari beban setelah shalat lima waktu 13 siswa
(10,4 %), yang tidak berpengaruh apa-apa setelah shalat lima waktu sebanyak 3
orang (2,4%) dan tetap gundah dan gelisah setelah shalat lima waktu 0%.
72
Tabel 38Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Kejujuran tentang Menyakiti teman Dengan Perkataan Buruk
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
32
Siswa yang menyakiti teman dengan perkataan burukdalam satu mingguA. 4 kaliB. 3 kaliC. 2 kaliD. Tidak pernah
35342234
28,0 %27,2 %17,6 %27,2 %
Jumlah 125 100 %
Berdasarkan tabel di atas dijelaskan bahwa sebagian besar siswa
menjawab 4 kali menyakiti teman dengan perkataan buruk sebanyak 35 siswa
(28,0 %), yang menjawab 3 kali menyakiti teman dengan perkataan buruk
sebanyak 34 siswa (27,2 %), yang menjawab 2 kali menyakiti teman dengan
perkataan buruk sebanyak 22 Siswa (17,6 %) dan yang menjawab tidak pernah
menyakiti teman dengan perkataan buruk sebanyak 34 Siswa (27,2 %). Dari
jawaban tersebut tingkat kejujuran dan keberanian siswa sangat tinggi.
Tabel 39Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Kejujuran tentang Terlambat Shalat Subuh Dalam Satu Minggu
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
33
Siswa yang terlambat melaksanakan shalat subuhdalam satu mingguA. 5 kaliB. 4 kaliC. 3 kaliD. 2 kali
12122180
9,6 %9,6 %
16,8 %64,0 %
Jumlah 125 100 %
Berdasarkan Tabel di atas, tingkat kejujuran siswa sangat baik terbukti dari
hasil jawaban siswa yaitu: yang terlambat melaksanakan shalat subuh dalam satu
minggu sebanyak 5 kali sebanyak 12 Siswa (9,6 %), terlambat 4 kali dalam satu
minggu sebanyak 12 Siswa (9,6 %), yang terlambat 3 kali dalam satu minggu
sebanyak 21 Siswa (16,8 %) dan yang terlambat 2 kali dalam satu minggu
sebanyak 80 Siswa (64,0 %). Jadi lebih banyak siswa yang mengaku suka
terlambat shalat subuh dalam satu minggu.
73
Tabel 40Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Berbakti Kepada Allah SWT
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
34
Siswa yang melaksanakan shalat berjamaah dalamsehariA. 5 kaliB. 4 kaliC. 3 kaliD. 2 kali
6733223
53,6 %26,4 %17,6 %2,4 %
Jumlah 125 100 %
Melihat tabel di atas, Siswa yang memilih jawaban 5 kali shalat berjamaah
sebanyak 67 Siswa (53,6 %), Siswa yang memilih jawaban 4 kali shalat
berjamaah sebanyak 33 Siswa (26,4 %), Siswa yang memilih jawaban 3 kali
shalat berjamaah sebanyak 22 Siswa (17,6 %), Siswa yang memilih jawaban 2
kali shalat berjamaah sebanyak 3 Siswa (2,4 %). Dari hasil pilihan Siswa yang
lebih banyak memilih 5 kali shalat berjamaah membuktikan bahwa seluruh Siswa
senantiasa melaksanakan shalat berjamaah lima waktu. Hal ini Siswa berbakti dan
taat terhadap perintah Allah SWT.
Tabel 41Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Berbakti Dalam Melaksanakan Perintah Allah SWT
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
35
Alasan Siswa melaksanakan shalat berjamaahA. Perintah Allah SWTB. Perintah orang tuaC. Tugas dari guru agamaD. Karena teman
704168
56,0 %32,8 %4,8 %6,4 %
Jumlah 125 100 %
Apabila melihat jawaban siswa di atas, bahwa lebih banyak siswa yang
melaksanakan shalat karena itu merupakan kewajiban dan perintah Allah SWT
yang tidak boleh sama sekali ditinggalkan memiliki frosentase paling tinggi
dibandingkan dengan jawaban alternative yang lain.
74
Tabel 42Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Berbakti Tentang Perbuatan Yang Dilakukan KetikaMendengarkan Adzan
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
36
Yang dilakukan Siswa ketika mendengar adzanA. Segera berwudlu dan pergi shalat berjamaahB. Mendengarkan dan tetap beraktivitasC. Pura-pura tidak mendengarD. Asyik ngobrol sama teman
1101302
88,0 %10,4 %
0 %1,6 %
Jumlah 125 100 %
Tabel di atas, menerangkan bahwa siswa yang memilih jawaban segera
berwudlu dan shalat berjamaah ketika mendengar adzan lebih tinggi yaitu
sebanyak 110 siswa dengan frosentase 88,0 % dibandingkan dengan hasil jawaban
yang lain. Ini membuktikan bahwa siswa memiliki tingkat ketaatan yang tinggi
terhadap Allah SWT.
Tabel 43Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Berbakti Tentang Sikap SiswaTerhadap Teman Yang Melalaikan Shalat
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
37
Sikap Siswa terhadap orang yang melalaikan shalatA. Mengingatkannya untuk shalatB. Memarahinya karena telah melalaikan shalatC. Menakut-nakutinya dengan berbagai dosaD. Pura-pura tidak tahu
115820
92,0 %6,4 %1,6 %
0 %
Jumlah 125 100 %
Apabila melihat tabel di atas, banyak siswa yang memilih mengingatkan
seseorang untuk segera menunaikan shalat lebih tinggi daripada yang memilih
jawaban alternativ lain karena siswa senantiasa taat dalam melaksanakan perintah
Allah SWT.
75
Tabel 44Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Ikhlas Dalam Memberikan Bantuan Kepada Pengemis
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
38
Sikap Siswa ketika ada pengemis yang kelaparanA. Memberikan makanan seadanyaB. Memberikannya uangC. Menyuruhnya pergiD. Pura-pura tidak melihatnya
47301434
37,6 %24,0 %11,2 %27,2 %
Jumlah 125 100 %
Dari hasil Alternative jawaban siswa dalam tabel di atas, menerangkan
bahwa jumlah siswa yang memberikan makanan seadanya ketika ada pengemis
yang kelaparan lebih banyak yaitu 47 siswa (37,6 %). Maka berdasarkan data
tersebut siswa senantiasa peduli dan membantu orang yang dalam kesulitan.
Tabel 45Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Ikhlas Siswa Dalam Memberikan Sumbangan
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
39
Perasaan Siswa ketika memberikan sumbanganA. RidhoB. IkhlasC. Ingin di nilai dermawanD. Ingin dilihat orang
8726102
69,6 %20,8 %8,0 %1,6 %
Jumlah 125 100 %
Berdasarkan tabel tersebut, Siswa yang menjawab ridho ketika
memberikan sumbangan sebanyak 87 orang (69,6 %), yang menjawab ikhlas
ketika memberikan sumbangan sebanyak 26 orang (20,8 %), yang menjawab
ingin di nilai dermawan ketika memberikan sumbangan sebanyak 10 orang (8,0
%), siswa yang menjawab ingin dilihat orang lain ketika memberikan sumbangan
sebanyak 2 orang (1,6 %). Dari data tersebut maka siswa SMK Khazanah
Kebajikan senantiasa peduli dan ikhlas dalam memberikan sumbangan.
76
Tabel 46Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Ikhlas Ketika Menolong Guru
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
40
Sikap siswa ketika dipintai pertolongan oleh guruA. Langsung menolongnya dengan ikhlasB. Semangat karena ingin nilai bagusC. Menolongnya karena takutD. Menolongnya tapi tidak ikhlas
8920412
71,2 %16,0 %3,2 %9,6 %
Jumlah 125 100 %
Melihat tabel di atas, bahwa lebih tinggi siswa yang memilih langsung
segera membantu guru dengan ikhlas ketika dimintai pertolongan oleh gurunya
yaitu sebanyak 89 siswa dengan frosentase 71,2 %, hasil jawaban tersebut lebih
tinggi dibandingkan dengan hasil jawaban yang lain. Hal ini membuktikan bahwa
siswa senantiasa patuh dan hormat terhadap guru.
Tabel 47Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Berani Dalam Kebenaran: Menegur Teman Yang Berkelahi
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
41
Sikap Siswa ketika melihat teman yang berkelahiA. Langsung melerainyaB. Ikut terlibat berkelahiC. Memberikan dorongan sajaD. Melaporkannya kebagian BP
3092264
24,0 %7,2 %
17,6 %51,2 %
Jumlah 125 100 %
Dari tabel tersebut, dapat dijelaskan bahwa sikap siswa ketika melihat
teman yang berkelahi ada yang melaporkannya ke guru BP sebanyak 64 orang
(51,2 %), ada yang langsung melerainya sebanyak 30 orang Siswa (24,0 %), ada
yang memberikan dorongan saja sebanyak 22 orang (17,6 %) dan ada yang
terlibat atau ikut-ikutan berkelahi sebanyak 9 orang (7,2%). Data ini menunjukkan
bahwa siswa kurang berani dalam menegakkan kebenaran. terbukti hanya 30
siswa saja yang menjawab langsung melerainya.
77
Tabel 48Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Berani Dalam Kebenaran tentangMemperbaiki Teman Yang Melakukan Kecurangan
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
42
Sikap siswa terhadap teman yang melakukan kecuranganpada waktu ulangan
A. MenegurnyaB. MenyindirnyaC. MembiarkannyaD. Ikut mencontek
113552
90,4 %4,0 %4,0 %1,6 %
Jumlah 125 100 %
Meninjau tabel yang tertera di atas, bahwa siswa yang berani menegur
teman yang melakukan kecurangan pada waktu ulangan sebanyak 113 orang (90,4
%), siswa yang hanya berani menyindir dan membiarkan saja frekuensinya sama
sebanyak 5 orang dan prosentasenya sama 4,0 %, siswa yang ikut mencontek
sebanyak 2 orang (1,6 %). Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa SMK berani
menegakkan kebenaran terbukti dengan banyaknya siswa yang berani menegur
teman yang mencontek.
Tabel 49Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Berani Dalam kebenaran tentangSikap Siswa Terhadap Teman Yang Merokok Di Dalam Kelas
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
43
Sikap Siswa terhadap teman yang merokok dikelasA. MenegurnyaB. Melaporkan ke guru BPC. MemarahinyaD. Meminta bagian
1002014
80,0 %16,0 %0,8 %3,2 %
Jumlah 125 100 %
Tabel di atas, menjelaskan bahwa sikap Siswa terhadap teman yang
merokok di dalam kelas yaitu ada yang menjawab menegurnya sebanyak 100
Siswa (80,0 %), yang menjawab melaporkannya ke guru BP sebanyak 20 Siswa
(16,0 %), yang menjawab meminta bagian rokok dari temannya sebanyak 4 orang
(3,2 %) dan yang menjawab memarahinya sebanyak 1 orang saja (0,8 %). Maka
78
data tersebut menyatakan siswa SMK Khazanah Kebajikan berani menegakkan
tata tertib yang ada.
Tabel 50Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Qonaah Ketika Mendapatkan Cobaan
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
44
Sikap Siswa ketika mendapatkan cobaan atau musibahA. Sabar dan berdoaB. Introspeksi diriC. MenangisD. Marah-marah
606
3821
88 %8,8 %3,2 %
16,8 %Jumlah 125 100 %
Dari tabel di atas, dinyatakan bahwa siswa yang menjawab sabar dan
berdoa ketika mendapatkan cobaan sebanyak 60 orang (88 %), siswa yang
introspeksi diri ketika mendapatkan cobaan sebanyak 6 orang (8,8 %), siswa yang
menangis ketika mendapatkan cobaan sebanyak 38 orang (3,2 %), Siswa yang
marah-marah ketika mendapatkan cobaan sebanyak 21 orang (16,8 %).
Tabel 51Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Kesabaran Ketika Dihina Teman
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
45
Sikap Siswa ketika diolok-olok dan dihina temanA. SabarB. Diam karena tidak mau ributC. MeninggalkannyaD. Memusuhinya karena sakit hati
107558
85,6 %4 %4 %
6,4 %
Jumlah 125 100 %
Berdasarkan tabel di atas, bahwa siswa yang bersabar ketika dihina teman
sebanyak 107 Siswa (85,6 %), siswa yang diam saja karena tidak mau ribut ketika
dihina teman sebanyak 5 orang (4 %), yang lebih baik meninggalkan teman yang
menghina sebanyak 5 orang (4 %), yang memutuskan untuk memusuhinya karena
sakit hati ketika dihina teman sebanyak 8 orang (6,4 %). Jadi dapat disimpulkan
bahwa Siswa SMK Khazanah Kebajikan sangat tinggi tingkat kesabarannya.
79
Tabel 52Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Kesabaran Ketika Menghadapi Teman Yang Meminta Bantuan
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
46
Yang dilakukan Siswa ketika ada teman yang bertanyatentang pelajaran yang tidak dia mengertiA. Sabar mengajarinya seperti apa yang sudah saya
pahamiB. Dengan tegas saya mengajarinyaC. Memarahinya karena saya tidak mau mengajarinyaD. Memintanya untuk bertanya pada guru pelajarannya
527021
41,6 %56,0 %1,6 %
8 %Jumlah 125 100 %
Berdasarkan data tabel di atas, Siswa yang sabar mengajari teman yang
tidak memahami pelajaran sebanyak 52 orang (41,6 %), Siswa dengan tegas
mengajarinya sebanyak 70 orang (56,0 %), Siswa yang memarahinya karena tidak
mau mengajarinya sebanyak 2 orang (1,6 %) dan ada yang memintanya untuk
bertanya saja pada guru pelajarannya sebanyak 1 orang (8 %).
Tabel 53Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak KarimahDimensi Kesabaran Terhadap Siswa Yang Suka Jahil
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
47
Sikap Siswa terhadap teman yang suka berbuat jahilA. Menegurnya bahwa itu perbuatan yang tidak baikB. Diam dan berdoa dalam hati agar dia sadarC. MemukulnyaD. Tidak perduli dengan teman yang suka jahil
931031
74,4 %8 %0 %
24,8 %Jumlah 125 100 %
Melihat tabel di atas, dapat dilihat bahwa Siswa yang menegur teman yang
jahil sebanyak 93 orang (74,4 %), Siswa yang menjawab diam dan berdoa dalam
hati sebanyak 1 orang (8 %), Siswa yang menjawab tidak peduli sebanyak 31
orang (24,8%) dan tidak ada yang menjawab akan memukulnya. Ini membuktikan
bahwa siswa mempunyai kesabaran dan keinginan untuk memperbaiki teman.
80
Tabel 54Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Amanah Siswa Ketika Diberi Uang SPPNo Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
48
Yang dilakukan Siswa ketika diberi uang SPP sekolahA. Langsung membayarkannya tepat waktuB. Mengundur-ngundur pembayaranC. Memakai uangnya untuk jajan sehari-hariD. Memakai uangnya untuk jalan-jalan sama teman
118061
94,4 %0 %
4,8 %8 %
Jumlah 125 100 %
Tabel tersebut menyatakan bahwa siswa yang menjawab langsung
membayarkan uang SPP sebanyak 118 siswa (94,4 %), tidak ada yang menjawab
mengundur-ngundur pembayaran uang, siswa yang memakai uangnya untuk jajan
sebanyak 6 orang (4,8 %), siswa yang memakai uangnya untuk jalan-jalan
sebanyak 1 orang (8 %). Jadi lebih banyak siswa yang melaksanakan amanah dari
pada yang tidak melaksanakan amanah.
Tabel 55Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Tekun Tentang Sikap Siswa Ketika Mendapatkan NilaiYang Tidak Memuaskan
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
49
Sikap siswa ketika mendapatkan nilai yang tidakmemuaskanA. Mensyukuri dan menerimanyaB. Terus belajar dan tidak putus asaC. Menyesalinya karena tidak belajar sungguh-sungguhD. Malas belajar
991916
79,2 %15,2 %
8 %4,8 %
Jumlah 125 100 %
Meninjau tabel yang disajikan di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang
menjawab mensyukuri dan menerima nilai yang ia dapat kan apa adanya sebanyak
99 orang (79,2 %), siswa yang menjawab terus belajar dan tidak putus asa
sebanyak 19 orang (15,2 %), siswa yang menjawab menyesali karena tidak belajar
sebanyak 1 orang dengan prosentase 8 %, siswa yang menjawab malas belajar
sebanyak 6 orang (4,8 %). Dari frekuensi yang ada lebih banyak siswa yang
mensyukuri dan menerimanya walaupun nilainya tidak memuaskan.
81
Tabel 56Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Disiplin Siswa Dalam mengikuti Kajian
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
50
Banyaknya kajian yang diikuti siswa dalam satu mingguA. 1 kali dalam semingguB. 2 kali dalam semingguC. 3 kali dalam semingguD. 4 kali dalam seminggu
52132535
41,6 %10,4 %20,0 %28,0 %
Jumlah 125 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang hanya 1 kali
mengikuti kajian dalam satu minggu sebanyak 52 orang (41,6 %), siswa yang
hanya 2 kali mengikuti kajian dalam satu minggu sebanyak 13 orang (10,4 %),
siswa yang hanya 3 kali mengikuti kajian dalam satu minggu sebanyak 25 orang
(20,0 %), siswa yang hanya 4 kali mengikuti kajian dalam satu minggu sebanyak
35 orang (28,0 %). Maka sedikit sekali siswa yang mengikuti kajian secara rutin
dalam satu minggu, sehingga harus ada perhatian yang sangat serius dari para
pembina yayasan terhadap siswa yang tidak mengikuti kajian.
Tabel 57Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Disiplin Tentang Siswa Yang Tidak Izin Masuk Sekolah
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
51
Siswa yang tidak masuk sekolah tanpa izinA. 1 kali dalam satu mingguB. 2 kali dalam satu mingguC. 3 kali dalam satu mingguD. Tidak pernah tidak izin
32231456
25,6 %18,4 %11,2 %44,8 %
Jumlah 125 100 %
Meninjau tabel di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang tidak masuk
sekolah tanpa izin 1 kali dalam satu minggu sebanyak 32 orang (25,6 %), Siswa
yang tidak masuk sekolah tanpa izin 2 kali dalam satu minggu sebanyak 23 orang
(18,4 %), siswa yang tidak masuk sekolah tanpa izin 3 kali dalam satu minggu
sebanyak 14 orang (11,2 %) dan siswa yang selalu izin ketika tidak masuk sekolah
sebanyak 56 orang (44,8 %).
82
Tabel 58Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak KarimahDimensi Disiplin tentang Terlambat Memasuki Kelas
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
52
Siswa yang terlambat masuk kelas dalam semingguA. 1 kaliB. 2 kaliC. 3 kaliD. 4 kali
9119114
72,8 %15,2 %8,8 %3,2 %
Jumlah 125 100 %
Meninjau data tabel di atas, bahwa siswa yang pernah terlambat masuk
kelas 1 kali sebanyak 91 orang (72,8 %), siswa yang pernah terlambat masuk
kelas 2 kali sebanyak 19 orang (15,2 %), siswa yang pernah terlambat masuk
kelas 3 kali sebanyak 11 orang (8,8 %), siswa yang pernah terlambat masuk kelas
4 kali sebanyak 91 orang (3,2 %). Dari penjelasan tersebut dinyatakan bahwa
siswa yang tidak terlambat masuk kelas lebih sedikit dari pada siswa yang
terlambat masuk kelas, hal ini di karenakan taatnya siswa terhadap tata tertib yang
ada.
Tabel 59Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Disiplin Terhadap Tata Tertib Yang Diterapkan Di Sekolah
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
53
Pendapat Siswa tentang disiplin yang diterapkan disekolahA.Ketat tapi saya menjalankannya dengan baikB. Ketat dan saya menjalankannya karena harus
dilaksanakanC. Berat karena takut poin saya berkurangD.Saya tidak peduli dengan poin saya
46
353212
36,8%
28,0%25,6%9,6 %
Jumlah 125 100 %
Melihat tabel di atas, dapat dikatakan bahwa siswa yang memilih dan
menganggap disiplin di sekolah ketat tapi tetap menjalankannya dengan baik
sebanyak 46 orang (36,8 %), siswa yang menganggap disiplin di sekolah ketat dan
tetap menjalankannya karena suatu keharusan sebanyak 35 orang (28,0 %), siswa
yang menganggap disiplin di sekolah berat dan tetap menjalankannya karena takut
poinnya berkurang sebanyak 32 orang (25,6 %), siswa yang memilih dan tidak
83
peduli dengan poin yang berkurang sebanyak 12 orang (9,6 %). Dari penjelasan
tersebut dapat dilihat bahwa tingkat ketaatan siswa terhadap disiplin masih tinggi.
Tabel 60Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Tekun Dalam Belajar
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
54
Kebiasaan belajar siswa dalam satu hari satu malamA. 1 jam dalam satu hariB. 2 jam dalam satu hariC. 3 jam dalam satu hariD. 4 jam dalam satu hari
11011
40
88,0 %8,8 %3,2 %
0 %
Jumlah 125 100 %
Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa kebiasaan belajar Siswa
dalam satu hari satu malam yang hanya 1 jam sebanyak 110 orang (88,0 %). Yang
hanya 2 jam dalam satu hari sebanyak 11 orang (8,8 %), Yang hanya 3 jam dalam
satu hari sebanyak 4 orang (3,2 %), sedangkan tidak ada yang belajar 4 jam dalam
satu hari. Ini membuktikan bahwa kebiasaan belajar siswa tidak lebih dari 2 jam
dalam satu hari satu malam, waktu ini sangatlah kurang harus ada peningkatan
waktu dalam belajar.
Tabel 61Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Tekun Dalam Waktu Belajar
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
55
Waktu yang sering siswa gunakan untuk belajarA. Siang hari setelah keluar sekolahB. Setelah shalat subuhC. Pukul 20.00 sampai 21.00 malam hariD. Belajar kalau ada tugas saja
114
2684
12,5 %12 %56 %
19,2 %Jumlah 125 100 %
Dari tabel di atas, siswa yang menjawab belajar siang hari setelah keluar
sekolah sebanyak 11 orang (12,5 %), siswa yang belajar setelah shalat subuh
sebanyak 4 orang (12 %), siswa yang belajar Pukul 20.00 sampai 21.00 malam
hari sebanyak 26 orang (56 %), siswa yang belajar kalau ada tugas saja sebanyak
84
84 orang (19,2 %). Karena banyaknya siswa yang belajar pada waktu ujian dan
ada tugas saja, maka siswa kurang giat dalam meningkatkan kualitas belajarnya.
Tabel 62Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Tekun Dalam Memilih Tempat Belajar
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
56
Tempat yang paling siswa sukai untuk belajarA.Di dalam kelasB.Di dalam kamarC.Di dalam MesjidD.Di lapangan atau taman
98141
12
78,4 %11,2 %
8 %9,6 %
Jumlah 125 100 %
Tabel di atas menerangkan bahwa, tempat yang paling disukai siswa untuk
belajar dapat dilihat dari hasil jawabannya. Yang lebih suka belajar di dalam kelas
98 orang (78,4 %), yang lebih suka belajar di dalam kamar 14 orang (11,2 %),
yang lebih suka belajar di dalam mesjid sebanyak 1 orang (8 %), yang lebih suka
belajar di lapangan atau di taman sebanyak 12 orang (9,6 %). Ini membuktikan
bahwa keseriusan belajar siswa hanya ketika didalam kelas atau ketika ada jam
pelajaran saja.
Tabel 63Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Tekun Tentang Posisi Belajar Yang Disukai Siswa
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
57
Posisi belajar yang di sukai siswaA. Mendengarkan musikB. Nonton TVC. NgemilD. Tiduran di kasur
8521712
68,0 %16,8 %5,6 %9,6 %
Jumlah 125 100 %
Melihat tabel di atas, posisi yang disukai siswa ketika belajar yaitu belajar
sambil mendengarkan musik sebanyak 85 orang (68,0%), siswa yang memilih
suka belajar sambil nonton TV sebanyak 21 orang (16,8 %), siswa yang memilih
suka belajar sambil ngemil sebanyak 7 orang (5,6 %), siswa yang memilih suka
belajar sambil tiduran di kasur sebanyak 12 orang (9,6 %). Hal tersebut
85
membuktikan bahwa siswa lebih menyukai belajar sambil santai dan tidak
menegangkan.
Tabel 64Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Peduli Tentang Sikap Siswa Terhadap TemanYang Tidak Punya Uang Saku
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
58
Sikap siswa ketika ada teman yang kehabisan uang jajanA. Mengajaknya jajan bersamaB. Meminjamkan uang kepadanyaC. Membaginya makananD. Masa bodoh
1091312
87,2 %10,4 %
8 %1,6 %
Jumlah 125 100 %
Meninjau tabel di atas, bahwa siswa yang menjawab mengajak teman jajan
bersama sebanyak 109 Siswa (87,2 %), siswa yang menjawab meminjamkan uang
kepada teman yang kehabisan uang sebanyak 13 siswa (10,4 %), siswa yang
menjawab akan membaginya makanan sebanyak 1 siswa dengan prosentase 8 %,
siswa yang menjawab masa bodoh sebanyak 2 siswa dengan prosentase 1,6 %.
Hal ini membuktikan tingkat kepedulian, kesetia kawanan sangat tinggi.
Tabel 65Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Amanah Yang Sering Dilalaikan
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
59
Amanah yang sering dilalaikan siswaA. Orang tuaB. GuruC. KakakD. Teman sekelas
176399
13,6 %4,8 %2,4 %
79,2 %Jumlah 125 100 %
Berdasarkan tabel tersebut, siswa yang menjawab sering melalaikan
amanah orang tua sebanyak 17 orang, yang menjawab sering melalaikan amanah
guru sebanyak 6 orang, yang menjawab sering melalaikan amanah saudara
(kakak) sebanyak 3 orang dan yang menjawab sering melalaikan amanah teman
86
sekelas sebanyak 99 orang (79,2 %). Hal tersebut membuktikan bahwa
pemahaman tentang menjaga amanah terhadap siapapun masih kurang.
Tabel 66Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Peduli Tentang Banyaknya Siswa Mengajak Jajan Teman
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
60
Siswa yang mengajak jajan temannya keKantin dalam satu mingguA. 1 kaliB. 2 kaliC. 3 kaliD. 4 kali
0397016
0 %31,2 %56,0 %12,8 %
Jumlah 125 100 %
Tabel tersebut menerangkan bahwa tidak ada satu pun siswa yang
menjawab mengajak teman ke kantin 1 kali dalam satu minggu, yang menjawab 2
kali mengajak teman ke kantin sebanyak 39 siswa (31,2 %), yang mengajak teman
3 kali ke kantin sebanyak 70 siswa (56,0 %), siswa yang mengajak teman ke
kantin sebanyak 4 kali 16 siswa (12,8 %). Dari katerangan ini, maka lebih banyak
siswa yang mengajak jajan sebanyak 3 kali. Ini menunjukkan bahwa siswa
mempunyai kepedulian yang sangat tinggi terhadap teman.
D. Uji Hipotesis
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, yang didalamnya
terdapat dua variabel yang diteliti. Variabel tersebut adalah Pendidikan
Agama Islam (variabel X) sebagai variabel bebas dan pembiasaan akhlak
karimah siswa SMK Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir (variabel Y)
sebagai variabel terikat.
Untuk mendapatkan koefisien korelasi maka terlebih dahulu dilakukan
coding terhadap jawaban responden (Variabel X dan Y). Coding dihitung
setelah kuantifikasi data dilakukan. Adapun langkah-langkahnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
87
Tabel 67Uji Korelasi Antara Variabel X (Pendidikan Agama Islam)
dan Variabel Y (Pembiasaan Akhlak Karimah Siswa)
JumlahSiswa
X Y XY X2 Y2
1 60 88 5280 3600 7744
2 79 91 7189 6241 8281
3 66 88 5808 4356 7744
4 83 100 8300 6889 10000
5 80 103 8240 6400 10609
6 78 85 6630 6084 7225
7 78 89 6942 6084 7921
8 85 71 6035 7225 5041
9 89 75 6675 7921 5625
10 67 89 5963 4489 7921
11 83 93 7719 6889 8649
12 79 100 7900 6241 10000
13 65 83 5395 4225 6889
14 74 94 6956 5476 8836
15 88 102 8976 7744 10404
16 80 99 7920 6400 9801
17 84 96 8064 7056 9216
18 84 104 8736 7056 10816
19 71 95 6745 5041 9025
20 80 97 7760 6400 9409
21 69 71 4899 4761 5041
22 77 92 7084 5929 8464
23 80 87 6960 6400 7569
24 84 96 8064 7056 9216
25 89 96 8544 7921 9216
26 85 102 8670 7225 10404
27 81 82 6642 6561 6724
28 88 94 8272 7744 8836
29 85 92 7820 7225 8464
30 90 76 6840 8100 5776
31 87 92 8004 7569 8464
32 70 78 5460 4900 6084
33 77 88 6776 5929 7744
34 86 95 8170 7396 9025
35 83 87 7221 6889 7569
36 73 85 6205 5329 7225
37 83 91 7553 6889 8281
38 78 85 6630 6084 7225
39 77 97 7469 5929 9409
40 79 95 7505 6241 9025
41 76 95 7220 5776 9025
42 99 95 9405 9801 9025
43 78 103 8034 6084 10609
88
44 63 100 6300 3969 10000
45 83 99 8217 6889 9801
46 76 92 6992 5776 8464
47 76 101 7676 5776 10201
48 81 98 7938 6561 9604
49 78 94 7332 6084 8836
50 62 100 6200 3844 10000
51 79 97 7663 6241 9409
52 82 97 7954 6724 9409
53 65 93 6045 4225 8649
54 81 90 7290 6561 8100
55 89 107 9523 7921 11449
56 79 99 7821 6241 9801
57 64 77 4928 4096 5929
58 84 101 8484 7056 10201
59 58 66 3828 3364 4356
60 55 80 4400 3025 6400
61 85 99 8415 7225 9801
62 87 100 8700 7569 10000
63 74 95 7030 5476 9025
64 87 99 8613 7569 9801
65 90 96 8640 8100 9216
66 75 89 6675 5625 7921
67 83 87 7221 6889 7569
68 88 92 8096 7744 8464
69 80 101 8080 6400 10201
70 75 88 6600 5625 7744
71 69 76 5244 4761 5776
72 65 76 4940 4225 5776
73 84 100 8400 7056 10000
74 89 98 8722 7921 9604
75 95 98 9310 9025 9604
76 83 94 7802 6889 8836
77 87 97 8439 7569 9409
78 86 100 8600 7396 10000
79 80 94 7520 6400 8836
80 77 102 7854 5929 10404
81 80 90 7200 6400 8100
82 78 99 7722 6084 9801
83 83 102 8466 6889 10404
84 71 68 4828 5041 4624
85 82 93 7626 6724 8649
86 99 96 9504 9801 9216
87 99 96 9504 9801 9216
88 78 99 7722 6084 9801
89 80 79 6320 6400 6241
90 75 101 7575 5625 10201
91 89 102 9078 7921 10404
92 74 100 7400 5476 10000
89
93 94 107 10058 8836 11449
94 88 111 9768 7744 12321
95 86 98 8428 7396 9604
96 90 94 8460 8100 8836
97 82 101 8282 6724 10201
98 75 83 6225 5625 6889
99 79 87 6873 6241 7569
100 56 73 4088 3136 5329
101 85 97 8245 7225 9409
102 88 94 8272 7744 8836
103 68 92 6256 4624 8464
104 83 97 8051 6889 9409
105 78 80 6240 6084 6400
106 85 100 8500 7225 10000
107 83 101 8383 6889 10201
108 82 96 7872 6724 9216
109 85 96 8160 7225 9216
110 92 87 8004 8464 7569
111 82 86 7052 6724 7396
112 85 101 8585 7225 10201
113 77 93 7161 5929 8649
114 67 75 5025 4489 5625
115 85 66 5610 7225 4356
116 70 95 6650 4900 9025
117 71 92 6532 5041 8464
118 82 87 7134 6724 7569
119 68 89 6052 4624 7921
120 76 88 6688 5776 7744
121 75 90 6750 5625 8100
122 75 77 5775 5625 5929
123 70 89 6230 4900 7921
124 76 95 7220 5776 9025
125 89 88 7832 7921 7744
Jumlah∑X ∑Y ∑XY ∑X2 ∑Y2
9936 11518 919578 798946 1071416
222...
..
XYNXXN
YXXYNxy
22811511071416.125.6993798946.125
11518.9936919578.125
132664324133927000.9872409699868250
114442848114947250
90
1262676.1144154
504402
4446957961.1
504402
98922.1201954
504402
cukupsedang /41965,0
.....42,0
Dengan analisis di atas, rxy menunjukkan bahwa Pendidikan Agama
Islam sangat berpengaruh terhadap pembiasaan akhlak karimah siswa dalam
kehidupan sehari-hari meskipun hasil dari pengaruh tersebut sedang atau
cukup dengan rxy = 0,42 yang berada pada rentang 0,40 – 0,70 berarti lebih
besar dari pada rtabel (rtabel 5 % 0,195 dan rtabel 1 % 0,254).
Hipotesis akan diterima jika bukti-bukti yang dihasilkan dalam
penelitian itu benar dan akan ditolak jika tidak benar. Penolakan dan
penerimaan hipotesa tergantung pada penyelidikan dari bukti-bukti yang
dikumpulkan selama penelitian. Jadi (Hipotesis Nol) Ho, yaitu “tidak ada
pengaruh antara Pendidikan Agama Islam terhadap pembiasaan akhlak
karimah siswa ditolak karena terbukti bahwa Pendidikan Agama Islam
berpengaruh terhadap pembiasaan akhlak karimah siswa.
Maka (Hipotesis Alternatif) Ha yang diajukan penulis di dalam
perumusan masalah “Bagaimana pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap
pembiasaan akhlak karimah siswa” diterima, karena terbukti bahwa
Pendidikan Agama Islam berpengaruh terhadap pembiasaan akhlak karimah
dengan rxy (0,42) lebih besar dari pada rtabel.
91
E. Interpretasi Data
Telah diketahui dari hasil uji hipotesis di atas bahwa Pendidikan
Agama Islam berpengaruh signifikan terhadap perilaku siswa dengan rxy
(0,42) lebih besar dari pada rtabel.
Dari penelitian atau uji hipotesis yang dilakukan, penulis menemukan
beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat sehingga penelitian ini
mendapatkan korelasi positif sedang atau cukup. Faktor-faktor pendukung
tersebut adalah:
1. Sebagian besar siswa sudah bisa membaca al-Quran sesuai dengan kaidah
pembacaannya dan ilmu tajwidnya.
2. Siswa senantiasa shalat berjamaah setiap waktu
3. Siswa selalu berdoa ketika akan melakukan suatu pekerjaan
4. Siswa senantiasa bersikap baik dan berkata jujur terhadap orang tua, guru,
dan sesama, terbukti bahwa Siswa selalu berbicara dengan bahasa yang
santun dan lembut, selalu ramah dan memberi salam ketika bertemu guru.
5. Siswa selalu memperhatikan ketika guru menerangkan pelajaran agama
Islam.
6. Siswa senantiasa membawa al-Quran setiap mengikuti kajian mingguan
7. Sedikitnya siswa yang melakukan pelanggaran
8. Siswa terbiasa belajar setiap malam dan setelah shalat subuh
9. Siswa senantiasa sabar dan berdoa ketika mendapatkan musibah dan
cobaan.
10. Keberanian siswa dalam menegakkan kebenaran frekuensinya sangat
tinggi.
11. Kepedulian siswa terhadap orang yang membutuhkan pertolongan sangat
tinggi terbukti bahwa siswa senantiasa membantu orang yang
membutuhkan bantuannya, selalu membantu teman yang kesulitan dan
mempunyai masalah.
12. Seluruh Siswa dari kelas I sampai kelas III SMK Khazanah Kebajikan
menyenangi pelajaran agama dan pelajaran akhlak.
92
Faktor-faktor pendukung di atas bermanfaat terhadap penelitian yang
dilakukan walaupun kecil Sehingga korelasi yang didapatkan berpengaruh
posistif. Faktor pendukung ini tidak terlepas dari keadaan lingkungan yang
sangat mendukung karena siswa berada di dalam lingkungan pesantren dan
senantiasa berada dibawah pengawasan pengurus dan pembimbing serta orang
tua.
Adapun faktor penghambatnya adalah:
1. Banyaknya siswa yang kesulitan dalam mempelajari ilmu tajwid dan
menghapal ayat-ayat al-Qur’an.
2. Kurangnya keseriusan siswa dalam mengikuti kajian mingguan karena
kebanyakan siswa hanya satu kali saja yang mengikuti kajian dalam satu
minggu, seharusnya siswa minimal 4 kali mengikuti kajian dalam satu
minggu.
3. Sedikitnya siswa yang membaca al-Qur’an dan mengulangi pelajaran
setelah shalat subuh.
4. Masih banyaknya siswa yang terlambat melaksanakan shalat subuh
berjamaah.
5. Masih banyaknya siswa yang bersikap masa bodo dan membiarkan teman
yang mencontek ketika ulangan harian.
6. Masih adanya siswa yang diam dan tidak melakukan apa-apa ketika ada
teman yang bersikap tidak baik terhadap teman yang lain.
7. Masih banyaknya siswa yang belajar ketika ada tugas dari guru saja.
8. Hampir semua siswa pernah terlambat masuk kelas untuk belajar.
9. Masih adanya siswa yang terpaksa menjalankan disiplin karena takut
pointnya berkurang.
Dari faktor-faktor penghambat di atas perlu adanya perhatian yang
serius dari semua pihak baik itu guru-guru SMK Khazanah Kebajikan,
pengurus yayasan Khazanah Kebajikan dan pembina kegiatan harian di
Yayasan serta para orang tua siswa.
Dalam menjawab landasan teori yang di kemukakan pada bab
sebelumnya bahwa pembelajaran akhlak mempunyai pengaruh yang sangat
93
besar terhadap prilaku siswa, karena Pendidikan Agama Islam turut
mematangkan kepribadian manusia dan mempunyai hubungan yang tidak
dapat dipisahkan dengan perilaku seseorang. Di dalam proses interaksi sosial
akhlak mulia selalu menjadi ukuran dan menjadi bagian penting dalam
mengukur kepribadian seseorang.
Landasan teori tersebut dapat diterima karena ada faktor pendukung
dari siswa dan hasil hipotesisnya berada di dalam korelasi signifikan. Hal ini
menunjukan bahwa pembelajaran akhlak ada pengaruhnya terhadap perilaku
siswa, dengan demikian bahwa Pendidikan Agama Islam berpengaruh
terhadap pembiasaan akhlak karimah siswa. Hasil ini sudah sesuai dengan
rumusan masalah yang diajukan oleh penulis pada bab sebelumya.
Untuk menginterpretasikan hasil korelasi antara pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam dengan pembiasaan akhlak karimah siswa kelas I
sampai III SMK Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir, penulis menggunakan
dua cara, yaitu:
1. Interpretasi Secara Kasar/Sederhana
Dari perhitungan rxy di atas ternyata angka korelasi antara variabel X
(Pendidikan Agama Islam) dengan variabel Y (pembiasaan akhlak
karimah siswa) tidak bertanda negatif. Hal ini berarti antara dua variabel
tersebut terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan searah). Karena
Pendidikan Agama Islam di SMK Khazanah Kebajikan yang dilaksanakan
dengan baik dan berkesinambungan, ternyata berpengaruh positif terhadap
pembiasaan akhlak karimah siswa.
Dengan memperhatikan besarnya rxy yang di dapatkan yaitu 0,41965
(dibulatkan menjadi 0,42), hasil penelitian ini berada pada rentang 0,40-
0,70, berarti korelasi positif sedang atau cukup antara variabel X dan Y.
2. Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai “r” Product Moment
Untuk mengetahui signifikansi rxy melalui tabel “r” Product
Moment, langkah pertama yang harus ditempuh adalah dengan mencari df
(degree of freedom) atau derajat bebasnya terlebih dahulu. Dalam
penelitian ini, objek yang diteliti sebanyak 125 orang, berarti N = 125.
94
Dengan demikian df-nya adalah df = N - 2 = 125 – 2 = 123. Karena df 123
tidak ditemukan dalam tabel, maka digunakan angka yang mendekatinya
yaitu angka 100.
Dengan df sebesar 100 diperoleh rtabel pada taraf signifikansi 5%
sebesar 0,195 sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh rtabel sebesar
0,254 ternyata rxy lebih besar dari pada rtabel. Karena rxy lebih besar dari
pada rtabel, maka Ho (Hipotesis Nol) ditolak dan Ha (Hipotesis Alternatif)
yang diajukan penulis di muka diterima. Dengan demikian berarti bahwa
terdapat pengaruh antara Pendidikan Agama Islam terhadap pembiasaan
akhlask karimah siswa SMK Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir.
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Aktifitas Pendidikan Agama Islam di SMK Khazanah Kebajikan
diintegrasikan dengan aktifitas yang ada di Yayasan Khazanah Kebajikan
yaitu berupa aktifitas pendidikan kegiatannya meliputi: kajian al-Qur’an,
aqidah, akhlak dan masail fiqhiyah setiap hari setelah shalat maghrib,
aktifitas harian berupa shalat berjamaah, shalat tahajjud, shalat dhuha,
dialog keagamaan dan sebagainya. Aktifitas tersebut tidak mudah dan
mulanya terasa amat berat bagi siswa, karena metode yang diterapkan oleh
guru dan pengurus yayasan dengan menggunakan metode pembiasaan,
latihan, diskusi, ceramah, dan demontrasi. Sehingga siswa merasa terbiasa
maka siswapun merasakan ringan dalam melaksanakan semua aktifitas
tersebut. Dengan adanya aktifitas tersebut yang dilaksanakan di dalam
kelas dan diluar kelas itu berpengaruh positif terhadap karakter dan akhlak
siswa.
2. Pembiasaan akhlak karimah siswa SMK Khazanah Kebajikan yang
dilakukan melalui Pendidikan Agama Islam ini terbukti berpengaruh
positif yang signifikan dengan hasil rxy 0,42 pengaruh tersebut berada pada
rentang sedang atau cukup karena hasil tersebut berada pada kisaran antara
0,40 – 0,70 pada indeks korelasi product moment.
96
B. Saran
Melihat hasil dari penelitian yang telah diperoleh, ada beberapa saran
yang ingin penulis kemukakan disini, yaitu:
1. Untuk staf pengajar di SMK dan Pengurus Yayasan Khazanah Kebajikan
Pondok Cabe Ilir, hendaknya meningkatkan dan menjalankan kegiatan
yang sudah ada di dalam program sekolah khususnya SMK dan Yayasan
karena kegiatan dan program selama ini sangat positif dan bermanfaat.
Selain itu, kegiatan tersebut perlu dievaluasi secara konsisten oleh guru
dan pengurus Yayasan agar dapat diketahui letak kekurangan dan
kelemahannya sehingga dapat diperbaiki dan ditindaklanjuti.
2. Kepada para Wali Kelas yang notabenenya bertindak sebagai penanggung
jawab terhadap Siswa-siswinya yang masih dalam masa bimbingan di
kelas ataupun di luar kelas, hendaknya lebih tegas terhadap siswa-siswinya
ketika sedang melaksanakan kegiatan yang ada. Karena tidak dipungkiri
bahwa ada saja siswa yang kurang semangat dan kurang serius dalam
mengikuti kegiatan tersebut, dan harus dilakukan pemeriksaan agar
siswanya terkontrol dengan baik.
3. Kepada tenaga kependidikan lainnya tak terkecuali para karyawan
diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap siswa-siswi dan
dapat membantu memberikan suasana yang harmonis dengan budi pekerti
yang baik guna membentuk moral peserta didik dilingkungan sekolah dan
diluar sekolah karena jika menginginkan siswa-siswnya berperilaku baik
maka harus dimulai dari diri seorang pengajar dan pembimbing, karena
guru atau pembina bukan hanya sebagai pengajar dan pembimbing saja
tetapi ia juga bertugas sebagai pendidik.
4. Berdasarkan fakta yang ada dari faktor penghambat pada bab sebelumnya,
ada beberapa point yang sangat penting untuk diperhatikan yaitu:
a. Banyaknya siswa yang kesulitan dalam mempelajari ilmu tajwid dan
menghapal ayat-ayat al-Qur’an
b. Kurangnya keseriusan siswa dalam mengikuti kajian mingguan karena
kebanyakan siswa hanya satu kali saja yang mengikuti kajian dalam
97
satu minggu seharusnya siswa minimal 4 kali mengikuti kajian dalam
satu minggu.
c. Banyaknya siswa yang tidur lagi setelah shalat subuh.
d. Sedikitnya siswa yang membaca al-Qur’an dan mengulang pelajaran.
e. Masih banyaknya siswa yang terlambat melaksanakan shalat subuh
dan shalat fardlu berjamaah
f. Masih banyaknya siswa yang bersikap masa bodo dan membiarkan
teman yang mencontek ketika ulangan harian.
g. Masih banyaknya siswa yang malas belajar, belajar hanya ketika ada
tugas dari guru dan menjelang ujian saja.
h. Masih adanya siswa yang terpaksa menjalankan disiplin karena takut
pointnya berkurang.
Faktor-faktor penghambat di atas, perlu perhatian yang serius dari
semua pihak baik itu guru SMK Khazanah Kebajikan, pengurus Yayasan dan
pembina kegiatan harian Yayasan serta para orang tua siswa. Karena hal
tersebut sangat fatal apabila tidak segera dilakukan pemeriksaan terhadap
siswa yang mendapatkan kesulitan tersebut, dan perlu juga adanya bimbingan
yang intensif kepada siswanya langsung, dan dilakukan pula pemantauan
secara berkesinambungan oleh semua pihak.
98
DAFTAR PUSTAKA
Azyumardi Azra, Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, Jakarta:Logos Wacana Ilmu, Cet. I, 1998.
_____, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru,Jakarta: Logos Wacana Ilmu, Cet. I, 1999.
Abu al-Ghifari, Romantika Remaja, Bandung: Mujahid Press, Cet. VIII, 2004.
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Agama, Bandung: PT. Maaf,Cet. VIII, 1987.
Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, Semarang: Maktabah wa Mathba’ah Toha Putera,jilid I, tt.
_____, Ayyuha al-Walad, Surabaya: Al-Hurmain, tt.
A. Malik Fadjar, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Fajar Dunia, Cet. I, 1999.
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: CiputatPers, 2002.
Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum ad-Din, Beirut: Dar Al-Fikr,jilid III, 1989.
Ali Issa Othman, Manusia Menurut al-Ghazali, (terj.), Anas Mahyuddin dari judulasli The Concept of Man in Islam in The Writings of Al-Ghazali, Bandung:Pustaka, Cet. I, 1981.
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Rajawali Press, Cet.XIV, 2004.
Amirul Hadi-Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan 2, Bandung: PustakaSetia, 1999.
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Cet. I, 1999.
Departemen Agama RI, Ilmu Pendidikan Agama Islam, Jakarta: ProyekPembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta, Ditjen BinbagaIslam 1982/1983.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum Pendidikan Dasar, Jakarta:Dirjen Dikdasmen, 1993.
99
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: PT. Dana BhaktiWakaf, 1995.
Dewan Redaksi, Ensiklopedi al-Qur’an Dunia Islam Modern, Yogyakarta: PT.Dana Bhakti Prima Yasa, 2002.
Dewan Editor, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru VanHoeve, Volume III.
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif, 1980.
Harun Nasution dkk, Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan, 1992.
Hasbi Ash-Shiddieqy, al-Islam, Jakarta: Bulan Bintang, Cet. III, 1969.
Hamzah Ya’kub, Ethika Islam, Bandung: CV. Diponogoro, Cet. VI, 1993.
Imam al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulumiddin (Terj). Semarang: CV. Asy Syifa’ , jilid V,2003.
Louis Ma’luf, al-Munjid fi al-Lughah wa al-I’lam, Beirut: Dar al-Masyriq, Cet.XXVIII, 1989.
Moh. Ardani, Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti Dalam Ibadat, Jakarta: CV. KaryaMulia, Cet. I, 2001.
M. Arifin, Hubungan Timbal balik Pendidikan Agama Islam Di LingkunganSekolah dan Keluarga, Jakarta: Bulan Bintang, Cet. IV, 1978.
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 1982.
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: TrigendaKarya, 1993.
Muhammad Natsir, Kapita Selekta, Bandung: Van Hoeve, 1965.
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, Cet. XI, 1995.
Mahfudz Shalahuddin, Metodologi Pendidiklan Agama, Surabaya: PT. Bina Ilmu,Cet. I, 1987.
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam I, Bandung: Pustaka Setia, 1997.
Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek, Bandung: RemajaRosdakarya, Cet. I, 1997.
100
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat PengembanganDan Pembinaan Bahasa Indonesia. PN. Balai Pustaka, 1985.
Rahmat Djatmika, Sistem Etika Islami, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1996.
Syafari Soma dan Hajarudin, Menanggulangi Remaja Kriminal, Islam sebagaiAlternatif, Bogor: CV. Bintang Tsurayya, 1995.
Syahminan Zaini dan Murni Ali, Pendidikan Anak dalam Islam, Jakarta: KalamMulia, Cet. III, 2004.
Sudjana, Metode Statistik, Bandung: Tarsito, Cet. VI, 1996.
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, Yogyakarta: LPPI, Cet. I, 1999.
Zakiyah Darajat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, Jakarta: BulanBintang, 1975.
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. II,1992
Zakiya Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, Cet. XVI, 2003.
Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Surabaya: Usaha Nasional,Cet. II, 1978.
http://www.Mubarok. Institute.Blogspot.com
Top Related