PENGARUH PENDAPATAN MARGIN MURABAHAH DAN DANA
SIMPANAN WADIAH TERHADAP BONUS WADIAH PADA
BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE 2012-2019
SKRIPSI
O l e h :
RANI YOLANDA
NIM 210816028
Pembimbing:
Dr. Hj. ELY MASYKUROH, SE., MSI
NIP. 197202111999032003
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2020
ABSTRAK
Yolanda, Rani. 2020. “Pengaruh Pendapatan Margin Murabahah Dan Dana
Simpanan Wadiah Terhadap Bonus Wadiah Pada Bank Syariah
Mandiri Periode 2012-2019”. Skripsi. Jurusan Perbankan Syariah,
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri
Ponorogo. Pembimbing Dr. Hj. Ely masykuroh, SE., MSI
Kata Kunci : Pendapatan Bank, Dana Pihak Ketiga, Retrun.
Bonus wadiah adalah bonus yang diberikan pada nasabah simpanan
wadiah sebagai retrun atau insentif berupa uang kepada nasabah tabungan wadiah,
sebagai bentuk balas jasa telah menitipkan dananya di bank tersebut. Bonus
sendiri merupakan salah satu sarana bank syariah untuk menarik minat menabung
calon nasabah untuk menyimpan sejumlah dana nya kepada bank. Konsep
pemberian bonus dalam simpanan wadiah diambil dari keuntungan pihak bank
syariah dalam menjalankan usahanya memproduksi dana. Besarnya bonus itu
sendiri diberikan oleh pihak bank sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan dan
sesuai dengan kemampuan bank. Semakin tinggi tingkat pendapatan bank maka
akan berpengaruh terhadap porsi bonus simpanan wadiah. Namun, pada laporan
keuangan bank syariah mandiri periode 2016 ke 2018 terjadi peningkatan
pendapatan margin murabahah serta dana simpanan wadiah sementara besarnya
bonus wadiah mengalami penurunan di tahun tersebut. Rumusan masalah dalam
penelitian ini 1) Apakah pendapatan margin murabahah berpengaruh terhadap
besarnya bonus wadiah pada Bank Syariah Mandiri ?, 2) Apakah dana simpanan
wadiah berpengaruh terhadap besarnya bonus wadiah pada Bank Syariah Mandiri
?, 3) Apakah pendapatan margin murabahah dan dana simpanan wadiah
berpengaruh terhadap besarnya bonus wadiah pada bank syariah mandiri?
Berdasarkan masalah yang dipaparkan diatas maka penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini menggunakan
laporan keuangan triwulan Bank Syariah Mandiri periode 2012-2019 dengan
jumlah 32 data, data diperoleh dari website Bank Syariah Mandiri. Teknik
sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.
Sedangkan teknik pengumpulan data diperoleh melalui data yang disediakan oleh
Bank Syariah Mandiri. Analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik,
analisis regresi berganda, uji hipotesis dan koefisien determinasi (R2).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pendapatan margin murabahah
berpengaruh signifikan terhadap bonus wadiah. Dana simpanan wadiah tidak
berpengaruh signifikan terhadap bonus wadiah. Secara simultan pendapatan
margin murabahah dan dana simpanan wadiah berpengaruh terhadap bonus
wadiah adalah sebesar 68,3% dan sisanya sebesar 31,7% dipengaruhi oleh faktor
lain selain pendapatan margin murabahah dan dana simpanan wadiah yang tidak
masuk dalam model.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Eksistensi perbankan syariah saat ini menempati posisi yang sangat
strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi di sektor
riil dengan pemilik dana atau sebagai penyedia jasa tempat penyimpanan
kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah
berfungsi sebagai intermediary agent. Dengan adanya perbankan syariah
diharapkan masyarakat dapat berinvestasi dan bermuamalah sesuai syariah.
Sama halnya dengan perbankan konvensional, fungsi bank syariah yaitu
menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana. Penghimpun dana
dari masyarakat yang dilakukan oleh bank syariah dapat dilakukan dalam
beberapa bentuk, diantaranya adalah dalam bentuk tabungan, deposito dan
giro yang secara total biasa disebut dengan dana pihak ketiga.1
Transaksi jasa penyimpanan dana di perbankan syariah dilakukan atas
dasar akad atau kontrak perikatan. Dalam produk perbankan syariah biasanya
ada dua bentuk pilihan tabungan yaitu tabungan dengan akad mudharabah dan
tabungan dengan akad wadiah. Di tengah kebutuhan masyarakat yang kian
berkembang, perbankan syariah dituntut untuk dapat menyediakan sarana
pendukung yang terpercaya, menguntungkan dan memberikan kemudahan
dalam bertransaksi. Untuk itu perbankan syariah menyediakan produk
1 Wiroso, jual beli murabahah (Yogyakarta: UII press Yogyakarta, 2005), 113.
2
simpanan wadiah mulai mendapat perhatian dari masyarakat. Simpanan
wadiah cukup menarik, karena merupakan salah satu bentuk produk
perbankan syariah yang memberikan rasa aman sehingga perkembangannya
cukup pesat.2
Simpanan wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak
ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja penyimpan menghendakinya. Tujuan dari akad
wadiah ini adalah menjaga keselamatan barang yang dititipkan dari
kehilangan, kerusakan, pencurian dan lain sebagainya. Barang titipan disini
adalah suatu barang yang berharga dalam pandangan islam.3 Dalam tabungan
wadiah dana yang dititipkan sepenuhnya dapat kembali 100 persen kepada
nasabah. Apabila ada kerugian investasi dari dana wadiah, maka kerugian
tersebut ditanggung pihak bank. Namun apabila ada keuntungan yang timbul
akibat kegiatan investasi yang berasal dari dana wadiah, maka sepenuhnya
keuntungan tersebut milik bank. Pada setiap produk, khususnya produk
simpanan di bank pasti memiliki retrun yang akan diberikan oleh bank kepada
penabung atau nasabah yang sifatnya berupa insentif. Dalam produk simpanan
di bank konvensional retrun yang diberikan berupa bunga yang didasarkan
pada jumlah saldo penabung, sedangkan pada produk simpanan dibank syariah
ada dua bentuk retrun yaitu bagi hasil dan bonus.
Bagi hasil merupakan retrun dari tabungan mudharabah, sedangkan
bonus merupakan retrun dari tabungan wadiah. Dalam pemanfaatan dana
2 Wiroso, Jual Beli Murabahah (Yogyakarta: UII press Yogyakarta, 2005), 113. 3 Heri sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi, Ed.IV
(Yogyakarta: Ekonisia,2007), 65.
3
nasabah dalam simpanan wadiah, resiko dan keuntungan yang muncul
sepenuhnya hak dan tanggung jawab pihak bank syariah. Tetapi, pada
peraktiknya bank syariah biasanya membagikan keuntungan tersebut dengan
istilah bonus. Retrun pada produk tabungan wadiah berupa bonus merupakan
suatu betuk isentif bank syariah kepada nasabah penabung atas kepercayaanya
dalam menyimpan atau menginvestasikan dananya di bank tersebut.4 Bonus
sendiri merupakan salah satu sarana bank syariah untuk menarik minat
menabung calon nasabah untuk menyimpan sejumlah dana nya kepada bank.
Adapun porsi bonus wadiah yang diberikan bank syariah sepenuh nya dari
ketentuan pihak bank dan bonus yang dikasih tidak disebutkan di awal.
Bonus wadiah pada sabda Rasulullah saw. yang diriwayatkan dari Abu
Rafie bahwa Rasulullah saw. Pernah meminta seseorang untuk
meminjamkannya seekor unta. Diberikannya unta kurban (berumur seikitar
dua tahun). Setelah selang beberapa waktu, Rasulullah saw. memerintahkan
abu rafie untuk mengembalikan unta tersebut kepada pemiliknya, tetapi abu
rafie kembali kepada Rasulullah saw. seraya berkata “Ya Rasulullah, unta
sepadan tidak kami temukan yang ada hanya unta yang lebih besar dan
berumur empat tahun.” Rasulullah saw. berkata, “berikanlah itu karena
sesungguhnya sebaik-baik kamu adalah yang terbaik ketika membayar.” (HR.
Muslim). Dari hadis tersebut jelas bahwa bonus sama sekali berbeda dengan
bunga, baik dalam prinsip maupun sumber pengambilannya.5
4 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari’ah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005),
132. 5 Syukri Iska, Sistem Perbankan Syariah Di Indonesia (Yogyakarta: Fajar Media Press,
2014), 193-194.
4
Risiko kerugian simpanan wadiah sepenuhnya ditanggung oleh pihak
bank syariah, bahkan nasabah dimungkinkan akan mendapatkan bonus dari
pemanfaatan dana simpanan wadiah tersebut. Besarnya bonus itu sendiri
diberikan oleh pihak bank sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan dan sesuai
dengan kemampuan bank. Kemampuan bank yang dimaksudkian disini adalah
kemampuan bank yang berkaitan dengan pendapatan operasional bank.6
Konsep pemberian bonus dalam simpanan wadiah diambil dari keuntungan
pihak bank syariah dalam menjalankan usahanya memproduksi dana.
Keuntungan yang dimaksud disini adalah keuntungan atau pendapatan bank
syariah yang berasal dari pendapatan operasional dan pendapatan dari dana
simpanan yang dialokasikan untuk pembiayaan maupun investasi.7
Asumsinya, tinggi rendahnya bonus dapat menggambarkan kinerja
keuangan di perbankan. Semakin tinggi isentif bonusnya maka kinerja
perbankan semakin baik. Semakin tinggi tingkat pendapatan bank maka akan
berpengaruh pada porsi bonus simpanan wadiah. Manajemen dana bank
syariah berupaya mengelola atau mengatur posisi keuangan dan dana yang
diterima dari aktifitas funding untuk disalurkan kepada aktivitas lending, baik
itu berupa pembiayaan maupun retrun yang diberikan kepada nasabah.8
Porsi bonus yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah juga
dipengaruhi oleh kebijakan bank, kemampuan serta pendapatan bank dan lain-
6 Heri sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi, Ed.IV
(Yogyakarta: Ekonisia,2007), 65. 7 Shinta B. Parastuti, Pengaruh Pendapatan Bagi Hasil, Pendapatan Margin Murabahah,
Pendapatan Sewa Ijaroh Dan Bonus SWBI Terhadap Bonus Wadiah (Studi Kasus Bank Umum
Syariah Periode Tahun 2008-2012), (Skripsi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2013) 6. 8 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari’ah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005),
43.
5
lain. Pergerakan bonus wadiah yang diikuti dengan pergerakan pendapatan
margin murabahah dan pergerakan dana simpanan wadiah yang terdapat
dalam Laporan Bank Syariah Mandiri Tahun 2016-2018.
Tabel 1.1
Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode 2016-2018.
No Tahun Pendapatan Margin
Murabahah
Dana Simpanan
Wadiah
Bonus
Wadiah
1. 2016 4.048.482 9.454.288 71.489
2. 2017 4.335.905 11.629.334 89.592
3. 2018 4.565.808 12.455.764 79.117
Sumber: https://www.mandirisyariah.co.id
Pada laporan keuangan mandiri syariah tahun 2016 tercatat jumlah
bonus wadiah adalah sebesar 71.489, sedangkan pendapatan bank yang
berasal dari pendapatan margin murabahah 4.048.482, dan dana simpanan
wadiah tercatat sebesar 9.454.288. pada tahun 2017 bonus wadiah yang
diberikan kepada nasabah naik menjadi 89.592, sedangkan pendapatan margin
murabahah naik menjadi 4.335.905 dan diikuti oleh dana simpanan wadiah
yang naik menjadi 11.629.334. pada tahun 2018 bonus wadiah yang diberikan
kepada nasabah turun menjadi 79.117, sedangkan pendapatan margin
murabahah naik menjadi 4.565.808 dan diikuti oleh dana simpanan wadiah
yang naik menjadi 12. 455.764.
Bank syariah dapat menghimpun dana yang besar, dan penyaluran
yang dilakukan dengan efektif, efisien dan produktif akan membawa dampak
pada pendapatan yang akan dibagi antara bank syariah dan pemilik dana juga
6
besar, yang mengakibatkan pendapatan diterima pemilik dana cukup besar.9
Imbalan yang diberikan kepada deposan sangat tergantung pada pendapatan
yang diperoleh atas pengelolaan atau penyaluran dana yang dilakukan oleh
bank syariah.
Berdasarkan teori tersebut bahwa apabila semakin banyak dana pihak
ketiga yang diperoleh bank maka semakin banyak jumlah penyaluran dana
yang disalurkan sehingga akan memperoleh pendapatan bank yang tinggi,
dengan pendapatan bank yang tinggi maka akan mempengaruhi besarnya
bonus yang akan diberikan pihak bank kepada nasabah. Dengan asumsi
tersebut dapat dilihat bahwa pendapatan margin murabahah dan dana
simpanan wadiah akan mempengaruhi besarnya bonus wadiah dengan kata
lain kedua variabel ini dapat mempengaruhi besarnya bonus wadiah yang
dikeluarkan bank.
Hal ini tidak sesuai dengan data yang ditemukan oleh peneliti, dimana
pada tahun 2016 ke 2018 terjadi peningkatan pendapatan margin murabahah
serta dana simpanan wadiah sementara besarnya bonus wadiah mengalami
penurunan di tahun tersebut.
Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian seberapa besar pengaruh pendapatan margin murabahah
dan dana simpanan wadiah terhadap bonus wadiah. Maka peneliti melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Pendapatan Margin Murabahah dan Dana
9 Wiroso, Penghimpun Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah (Jakarta: PT.
Grasindo, 2005), 5-6.
7
Simpanan Wadiah Terhadap Bonus Wadiah Pada Bank Syariah Mandiri
Periode 2012-2019”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pendapatan margin murabahah berpengaruh terhadap besarnya
bonus wadiah pada bank syariah mandiri?
2. Apakah dana simpanan wadiah berpengaruh terhadap besarnya bonus
wadiah pada bank syariah mandiri?
3. Apakah pendapatan margin murabahah dan dana simpanan wadiah
berpengaruh terhadap besarnya bonus wadiah pada bank syariah mandiri?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan margin murabahah terhadap
bonus wadiah
2. Untuk mengetahui pengaruh dana simpanan wadiah terhadap bonus
wadiah
3. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan margin murabahah dan dana
simpanan wadiah terhadap bonus wadiah
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teortis
Dalam dunia pendidikan, peneliti ini diharapkan dapat dijadikan
salah satu sumber pengetahuan bagi para pelajar maupun mahasiswa
dalam memahami ilmu di bidang perbankan syariah terutama mengenai
pengaruh pendapatan margin murabahah dan dana simpanan wadiah
8
terhadap bonus wadiah. dan penelitian ini dapat dijadikan rujukan atau
bagi peneliti selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Bank Syariah
Diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam rangka
meningkatkan pemanfaatan dan untuk memperoleh laba, karena tujuan
utama dari perusahaan adalah mendapatkan laba. Sehingga mampu
mendorong pihak bank untuk bisa memberikan inovasi dan variasi
produk-produk Perbankan Syariah guna mampu menarik minat
nasabah, serta juga bisa digunakan sebagai informasi dan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan serta penetapan kebijakan
demi kemajuan dan perkembangan Perbankan Syariah.
b. Bagi BI dan OJK
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan,
wawasan, kesadaran serta informasi untuk mendukung dan
memanfaatkan jasa lembaga keuangan syariah yang ada.
E. Sistematika Pembahasan
Untuk memahami isi penelitian ini, penulis membuat sistematika
pembahasan agar pembaca bisa dengan mudah memahami isi dari penelitian.
Sistematika pembahasan tersebut yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan gambaran awal mengenai apa yang akan
dilakukan oleh peenliti. Pada bab ini berisi tentang pengantar
9
penelitian antara lain berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini merupakan bab yang akan menyajikan kajian teori, kajian
pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Pada bab
ini akan dijelaskan mengenai pengertian bonus wadiah, cara
perhitungan bonus wadiah, factor-faktor yang mempengaruhi
bonus wadiah, teori-teori dari variabel-variabel yang diambil
seperti pendapatan margin murabahah dan simpanan wadiah .
BAB III : METODELOGI PENELITIAN
Pada bab ini membahas tentang rancangan penelitian, variabel
penelitian dan definisi operasional, populasi dan sampel, jenis
dan sumber data, metode pengumpulan data, serta teknik
pengolahan dan analisis data.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHSAN
Bab ini membahas tentang gambaran umum objek penelitian,
deskripsi data, pengujian hipotesis serta hasil penelitian.
BAB V : KESIMPULAN
Bab ini merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan
dan saran atas penelitian yang telah dilakukan.
11
BAB II
BONUS WADIAH
A. Teoritik
1. Bonus Wadiah
a. Pengertian Bonus wadiah
Bonus wadiah adalah bonus yang diberikan pada nasabah
simpanan wadiah sebagai retrun atau insentif berupa uang kepada
nasabah tabungan wadiah, sebagai bentuk balas jasa telah menitipkan
dananya di bank tersebut. Pembagian bonus tidak diperjanjikan di
awal, maka sepenuhnya hal ini menjadi kebijakan pihak bank.1
Penentuan besarnya bonus dan cara perhitungannya tergantung
masing-masing bank syariah. Perhitungan bonus tabungan dan giro
wadiah hampir sama, namun pada umumnya bank syariah memberikan
bonus untuk tabungan lebih tinngi dibandingkan bonus untuk giro
wadiah. Hal ini disebabkan karena stabilitas dana giro lebih labil
dibanding dengan tabungan, sehingga bonus nya lebih kecil. Giro
wadiah dapat dicairkan melalui bank manapun dengan menggunakan
cek atau bliyet giro, sehingga sangat labil. Sedangkan tabungan
wadiah, meskipun dapat ditarik di mesin ATM bank lain, atau ATM
bersama, namun jumlah penarikannya dibatasi.2
1Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi (
Yogyakarta: Ekonisia, 2007), 65. 2 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Prenamedia Group, 2011), 79.
12
b. Cara perhitungan bonus wadiah pada tabungan wadiah
Dalam hal bank berkeinginan untuk memberikan bonus wadiah,
beberapa metode yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Bonus wadiah atas dasar saldo terendah.
2) Bonus wadiah atas dasar saldo rata-rata harian.
3) Bonus wadiah atas dasar saldo harian.
Rumus yang digunakan dalam memperhitungkan bonus
tabungan wadiah adalah sebagai berikut:
1) Bonus wadiah atas dasar saldo terendah, yakni tarif bonus wadiah
dikalikan dengan saldo terendah bulan yang bersangkutan.
Tarif bonus wadiah x saldo terendah bulan ybs
2) Bonus wadiah atas dasar saldo rata-rata harian, yakni tarif bonus
wadiah dikalikan dengan saldo rata-rata harian bulan yang
bersangkutan.
Tarif bonus wadiah x saldo rata-rata harian bulan ybs
3) Bonus wadiah atas dasar saldo harian, yakni tarif bonus wadiah
dikalikan dengan saldo harian yang bersangkutan dikali hari
efektif.3
Tarif bonus wadiah x saldo harian ybs x hari efektif
Dalam memperhitungkan pemberian bonus wadiah tersebut,
hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
3 Adirawan Karim, Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2004), 272.
13
1) Tarif bonus wadiah merupakan besarnya tarif yang diberikan bank
sesuai ketentuan.
2) Saldo terendah adalah saldo terendah dalam satu bulan.
3) Saldo rata-rata harian adalah total saldo dalam satu bulan dibagi
hari bagi hasil sebenarnya menurut bulan kalender. Mislanya,
bulan januari 31 hari, bulan februari 28/29 hari, dengan catatan
satu tahun 365 hari.
4) Saldo harian adalah saldo pada akhir hari.
5) Hari efektif adalah hari kalender tidak termasuk hari tanggal
pembukaan atau tanggal penutupan, tapi termasuk hari tanggal
tutup buku.
6) Dana tabungan yang mengendap krang dari satu bulan karena
rekening baru dibuka awal bulan atau ditutup tidak pada akhir
bulan tidak mendapatkan bonus wadiah, kecuali apabila
perhitungan bonus wadiah nya atas dasar saldo harian.4
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi bonus wadiah
Konsep pemberian bonus dalam simpanan wadiah diambil dari
keuntungan pihak bank syariah dalam menjalankan usahanya
memproduksi dana. Keuntungan yang dimaksud disini adalah
keuntungan atau pendapatan bank syariah yang berasal dari
4 Adirawan Karim, Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan, 273.
14
pendapatan operasional dan pendapatan dari dana simpanan yang
dialokasikan untuk pembiayaan maupun investasi.5
1) Pendapatan bank
Pendapatan bank juga merupakan salah satu factor yang
mempengaruhi bonus wadiah, dimana bonus wadiah diberikan
tergantung kepada pendapatan bank pada periode tersebut.
Pendapatan bank adalah keuntungan atau hasil yang diperoleh dari
kegiatan operasional bank syariah. Adapun kelompok pendapatan
bank syariah sebagai berikut:
2) Pendapatan Operasional Utama
a) Pendapatan dari jual beli
(1) Pendapatan margin murabahah
Pendapatan margin murabahah merupakan margin
yang ditangguhkan yang telah dapat diakui karena telah
jatuh tempo atau telah dilunasi piutang murabahah. Jika
pelunasan piutang murabahah dilakukan dengan
mengangsur maka pendapatan margin murabahah diakui
pada saat angsuran jatuh tempo. Besarnya margin
murabahah merupakan kesepakatan antar penjual dan
pembeli dan dapat dihitung, antara lain atas dasar rata-rata
biaya operasional bank ditambah dengan keuntungan wajar
yang diharapkan.6 Akad murabahah berbeda dari transaksi
5 Shinta B. Parastuti, Pengaruh Pendapatan Bagi Hasil, Pendapatan Margin Murabahah,
Pendapatan Sewa Ijaroh Dan Bonus SWBI Terhadap Bonus Wadiah (Studi Kasus Bank Umum
Syariah Periode Tahun 2008-2012), (Skripsi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2013), 6.
15
jual beli barang dagang secara umum, terutama terkait
dengan penentuan harga kesepakatan. penetapan margin
keuntungan:
(a) Referensi Margin Keuntungan
Referensi margin keuntungan adalah margin
keuntungan yang ditetapkan dalam rapat ALCO (asset-
liability management committee) Bank Syariah.
Penetapan margin keuntungan pembiayaan berdasarkan
rekomendasi, usul dan saran dari Tim ALCO Bank
syariah.
(b) Penetapan Harga
Jual Setelah memperoleh referensi margin
keuntungan, bank melakukan penetapan harga jual.
Harga jual adalah penjumlahan harga beli atau harga
pokok atau harga perolehan bank dan margin
keuntungan.
(c) Pengakuan Angsuran Harga Jual
Angsuran harga jual terdiri dari angsuran harga
beli atau harga pokok dan angsuran margin keuntungan.
Pengakuran angsuran dapat dihitung dengan
menggunakan empat metode, yaitu:
(d) Persyaratan untuk perhitungan margin Keuntungan
6 Hasibuan Malayu S.P, Dasar Dasar Perbankan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), 100.
16
Margin keuntungan = f (plafond) hanya bisa dihitung
apabila komponen-komponen yang ada dibawah ini
tersedia:
(a) Jenis perhitungan margin keuntungan
(b) Plafond pembiayaan sesuai jenis
(c) Jangka waktu pembiayaan
(d) Tingkat margin keuntungan pembiayaan
(e) Pola tagihan atau jatuh tempo tagihan (baik harga
pokok maupun margin keuntungan) 7
(2) Pendapatan bersih salam parallel
Pendapatan bersih salam parallel diakui pada saat
persedian (barang pesanan) diserahkan kepada pembeli
akhir. Pendapatan bersih salam parallel diukur sebesar
selisih antara jumlah kas atau nilai wajar aktiva non kas dan
selisih antara jumlah barang pesanan yang diterima. Dalam
hal ini bank mendapatkan keuntungan dari transaksi salam
parallel berupa kelebihan barang pesanan (non kas) maka
untuk keperluan bagi hasil kepada nasabah, barang pesanan
tersebut harus dibeli oleh bank syariah berdasarkan nilai
yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai bersih
yang dapat direalisasi.8
7 Adirawan Karim, Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2004), 255-256. 8 Hasibuan Malayu S.P, Dasar Dasar Perbankan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), 102.
17
(3) Pendapatan bersih istishna parallel
Jika antara waktu penyelesaian barang pesanan yang
harus dibuat terlebih dahulu dan waktu pelunasan tagihan
bank dari pembeli akhir memiliki tenggang waktu paling
lama satu tahun. Jika secara substansi terdapat transaksi
bank syariah yang mengadakan atau membeli barang
pesanan dengan cara istishna sehingga menimbulkan
tengng waktu yang lama (lebih dari satu tahun) antara
waktu penyelesaian barang pesanan yang dikonstruksi dan
waktu pelunasan tagihan bank dari pembelian akhir, maka
pengakuan pendapatannya mengikuti ketentuan transaksi
istishna.
b) Pendapatan dari sewa
Pendapatan bersih sewa merupakan selisih antara
penghasilan yang terikat dengan pemanfaatan aktiva ijarah dan
beban-beban yang terikat dengan pengelolaan aktiva ijarah.
Penghasilan yang terikat dengan pemanfaatan aktiva ijarah,
antara lain terdiri dari:
(1) Pendapatan sewa
(2) Keuntungan pelepasan aktiva ijarah
(3) Keuntungan lainnya9
9 Hasibuan Malayu S.P, Dasar Dasar Perbankan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), 104.
18
Apabila terjadi penurunan manfaat aktiva ijarah yang tidak
disebabkan oleh kelalaian penyewa, maka penghasilan
dikurangi dengan pengembalian kelebihan pembayaran
sewa yang telah diterima.10
c) Pendapatan bagi hasil
Pendapatan bagi hasil terdiri dari transaksi penyaluran
dan yang di dasarkan pada prinsip mudharabah dan
musyarakah. Pendapatan bagi hasil dikurangi dengan kerugian
yang berasal dari pembiayaan mudharabah dan musyarakah
yang menjadi tanggung jawab bank, jika kerugian tersebut
bukan karena kesalahan bank syariah.
d) Pendapatan operasi lainnya
Pendapatan operasi utama liannya, antara lain berasal
dari:
(1) pendapatan dari pinjaman qard
(2) pendapatan dari penempatan dan pada Bank Indonesia,
misalnya sertifikat wadiah di Bank Indonesia
(3) pendapatan dari surat berharga bank syariah
e) Pendapatan operasional lainnya
pendapatan operasional lainnya diperoleh dari
pendapatan administrasi penyaluran, pendapatan fee atas
kegiatan bank yang berbasis imbalan seperti fee transfer, fee
10 Hasibuan Malayu S.P, Dasar Dasar Perbankan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), 104.
19
inkaso, fee kliring dan fee mudharabah muqayyadah bank
bertindak sebagai agen.11
3) Pendapatan Non Operasional
Pendapatan non operasional adalah rupa-rupa pendapatan
yang berasal dari aktivitas diluar usaha utama bank. Contohnya
adalah pendapatan dari penjualan aktiva tetap, penyewaan fasilitas
gedung yang dimiliki oleh bank, pendapatan dari observasi, dan
lainnya.
a) Dana Simpanan wadiah yang dialokasikan untuk pembiayaan
Simpanan wadiah merupakan prinsip simpanan murni
dari pihak yang menyimpan atau menitipkan kepada pihak
yang menerima titipan untuk dimanfaatkan atau tidak
dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan. Titipan harus dijaga
dipelihara oloeh pihak yang menerima titipan, dan titipan ini
dapat diambil sewaktu-waktu pada saat dibutuhkan oleh pihak
yang menitipkannya.12
Dana yang telah dihimpun oleh bank syariah, baik dari
modal sendiri/ modal inti atau dari dana pihak ketiga akan
dialokasikan untuk menghasilkan pendapatan. Pendapatan ini
bias diperoleh dengan melakukan penyauran dana yang telah
dihimpun melalui akad pembiayaan, yang hal ini termasuk
pada sumber pendapatan bank syariah. Dari pendapatan
11 Hasibuan Malayu S.P, Dasar Dasar Perbankan, 100. 12 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencana, 2011), 59.
20
tersebut, kemudian didistribusikan kepada para nasabah
penyimpan.13
Adapun dana simpanan yang dialokasikan untuk
pembiayaan sebagai berikut:
(1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi-hasil (Mudharabah)
Mudharabah merupakan akad berbasis bagi hasil,
dimana bank syariah menanggung sepenuhnya kebutuhan
modal usaha/ investasi.
(2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (Musyarakah)
Musyarakah merupakan akad berbasis bagi hasil,
dimana bank syariah tidak menanggung sepenuhnya
kebutuhan modal usaha/investasi (biasanya sekitar 70 s.d.
80 %)
(3) Pembiayaan berdasarkan prinsip jual-beli ( murabahah )
Murabahah merupakan akad jual beli antara
nasabah dengan bank syariah. Bank syariah akan membeli
barang kebutuhan nasabah untuk kemudian menjual barang
tersebut kepada nasabah dengan margin yang telah
disepakati.
(4) Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (Ijarah Dan Ijarah
Wa Iqtina’/ Ijarah Muntahiah Bi Tamlik)
13 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Tangerang: Pustaka Alvabet,
2009), 14.
21
Ijarah merupakan akad sewa antara nasabah dengan
bank syariah membiayai kebutuhan jasa atau manfaat suatu
barang untuk kemudian disewakan kepada nasabah.
(5) Surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya.14
2. Dana Simpanan Wadiah
Simpanan wadiah merupakan prinsip simpanan murni dari pihak
yang menyimpan atau menitipkan kepada pihak yang menerima titipan
untuk dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan.
Titipan harus dijaga dipelihara oloeh pihak yang menerima titipan, dan
titipan ini dapat diambil sewaktu-waktu pada saat dibutuhkan oleh pihak
yang menitipkannya.15
a. Wadiah Yad Al-Amanah
Wadiah yad al-amanah merupakan titipan murni dari pihak
yang menitipkan barangnya kepada pihak penerima titipan. Pihak
penerima titipan harus menjaga dan memelihara barang titipan dan
tidak diperkenakan untuk memanfaatkannya. Penerima titipan akan
mengembalikan barang titipan dengan utuh kepada pihak yang
menitipkan setiap saat barang itu dibutuhkan. Dalam aplikasi
perbankan syariah, produk yang dapat ditawarkan dengan
menggunakan Wadiah yad al-amanah adalah save deposit box. Dalam
produk save deposit box, bank menerima titipan barang dari nasabah
untuk ditempatkan di kotak tertentu yang disediakan oleh bank syariah.
14 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, 64. 15 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencana, 2011) Hal 59.
22
Bank syariah wajib menjaga dan memelihara kotak itu. Bank syariah
perlu tempat dan petugas untuk menjaga dan memelihara titipan
nasabah, sehingga bank syariah akan membebani biaya administrasi
yang besarnya sesuai dengan ukuran kotak itu. Pendapatan atas jasa
save deposit box termasuk dalam fee based income.16
1. Save Deposit Box (SDB)
Bank merupakan pihak yang selalu melihat kebutuhan
masyarakat akan produk perbankan. Salah satu produk yang
diharapkan adalah produk penyimpanan dokumen penting dan
/atau surat berharga. Penyimpanan dokumen merupakan sesuatu
yang sangat penting dan resikonya banyak. Beberapa resiko yang
timbul dari penyimpanan dokumen antara lain, resiko hilang atau
terselip. Bank menangkap peluang ini dengan menawarkan produk
pelayanan jasa bank, yaitu save deposit box.
Nasabah memanfaatkan jasa tersebut untuk menyimpan
surat berharga maupun perhiasan untuk keamanan, karena bank
wajib menyimpan save deposit box di dalam ruang dan dalam
lemari besi yang tahan api. Atas pelayanan jasa save deposit box,
bank akan mendapatkan fee. Besr kecilnya fee tergantung pada
besar kecilnya ukuran box dan pada umumnya fee atas sewa box ini
diberikan setiap tahun.
Dokumen yang dapat disimpan dalam save deposit box:
16 Ismail, Perbankan Syariah, 60.
23
1) Sertifikat tanah
2) Sertifikat deposito, bilyet deposito, surat berharga.
3) Saham, obligasi.
4) Ijazah, paspor, surat nikah, dan surat-surat lainnya.
5) BPKB
6) Perhiasan, emas, berlian, permata, dan perhiasan lainnya.
7) Uang rupiah maupun mata uang asing.17
Keuntungan SDB, bagi bank syariah:
1) Fee atas penyimpanan
2) Dapat menarik dana nasabah dengan memberikan pelayanan
yang memuaskan.
Keuntungan SDB bagi nasabah:
1) Jaminan atas kerahasian barang yang disimpan, karena bank
tidak dapat mengetahui isi save deposit box.
2) Jaminan keamanan barang yang disimpan.
3) Biaya relative murah.
2. Karakteristik wadiah yad al-amanah
1) Barang yang dititipkan oleh nasabah tidak boleh di manfaatkan
oleh pihak penerima titipan. Penerima titipan dilarang untuk
memanfaatkan barang titipan.
2) Penerima titipan berfungsi sebagai penerima amanah yang
harus menjaga dan memelihara titipan.
17 Ismail, Perbankan Syariah, 61.
24
3) Penerima titipan diperkenakan untuk membebankan biaya atas
barang yang dititipkan.18
Bertindak sebagai trustee dan menjaga barang tersebut.
Bank tidak menjamin pengembalian barang tersebut dalam hal
barang tersebut hilang atau rusak karena pencurian, kebakaran,
kebanjiran atau musibah alam lainnya asalkan bank telah
melakukan semua tindakan yang diperlukan untuk mengamankan
barang tesebut dengan cara:
1) Tidak mencampurkan atau menyatukan barang titipan tersebut.
2) Tidak menggunakan barang tersebut.
3) Tidak membebankan fee apa pun untuk penyimpanan barang
tersebut. Barang titipan terus harus dijaga sedemikian rupa
sehingga tidak akan hilang atau rusak. Antara jenis barang yang
dititipkan tidak boleh dicampur, tetapi dipisahkan
penyimpanannya. Misalnya, barang berupa uang hendaknya
terpisah dengan barang berupa emas atau perak.
b. Wadiah Yad Dhamanah
Bank sebagai custodian menjamin bahwa barang yang
dititipkan itu tetap berada didalam penyimpanan custodian. Dalam hal
ini, bank sebagai custodian mengganti barang yang dititipkan itu
kepada pemiliknya itu apabila apabila barang tersbut hilang atau rusak.
Bedasarkan perjanjian antara bank dan nasabah, nasabah
18 Ismail, Perbankan Syariah, 62-63.
25
memperkenankan bank untuk menggunakan barang yang dititipkan itu
asalkan pengguna nya harus sesuai dengan prinsip syariah dengan
syarat bank harus mengganti keuntungan dan kerugian yang terjadi
berkaitan dengan penggunaan barang tersebut dan keuntungan dan
kerugian yang merupakan akibat penggunaan barang itu menjadi milik
dan tanggung jawab bank. Bank dapat memberikan isentif kepada
nasabah dalam bentuk bonus asalkan tidak disetujui sebelumnya dan
harus diberikan oleh bank kepada nasabah secara sukarela.19
3. Pendapatan Margin Murabahah
Pembiayaan murabahah adalah akad jual beli barang dengan
menyatakan harga asal dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh
penjual dan pembeli dimana pembayaran dapat dilakukan secara tunai atau
tangguh (kredi). Akad murabahah berbeda dari transaksi jual beli barang
dagang secara umum, terutama terkait dengan penentuan harga
kesepakatan.
a. Penetapan Margin Keuntungan
Pendapatan margin murabahah adalah penerimaan dana (arus
masuk bruto) baik tunai maupun bukan tunai yang merupakan hasil
dari perhitungan persentase keuntungan yang timbul dari transaksi
murabahah yang besarnya telah ditentukan pada awal akad sesuai
dengan kesepakatan yang tercantum didalam perjanjian pembiayaan.
19 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah Produk-Produk Dan Aspek-Aspek
Hukumnya (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014) Hal 352.
26
Kemudian dalam menetapkan margin keuntungan, bank
mempertimbangkan beberapa hal di antaranya:20
b. Referensi Margin Keuntungan
Referensi margin keuntungan adalah margin keuntungan yang
ditetapkan dalam rapat ALCO (asset-liability management committee)
Bank Syariah. Penetapan margin keuntungan pembiayaan berdasarkan
rekomendasi, usul dan saran dari Tim ALCO Bank Syariah, dengan
mempertimbangkan beberapa hal berikut:
1) Direct Competitor’s Market Rate (DMCR)
yaitu tingkat margin keuntungan rata-rata perbankan syariah
ditetapkan dalam rapat ALCO sebagai kelompok kompetitor
langsung.
2) Indirect Competitor’s Market Rate (ICMR)
yaitu tingkat suku bunga rata-rata perbankan konvensional yang
dalam rapat ALCO ditetapkan sebagai kelompok kompetitor tidak
langsung.
3) Expected Competitive Return for Investors (ECRI)
yaitu target bagi hasil kompetitif yang diharapkan dapat diberikan
kepada dana pihak ketiga.
20 Malinda iriyani, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Margin
Murabahah Bank Umum Syariah Di Indonesia Dengan Npf Sebagai Variabel Moderasi, Jurnal
BanqueSyar’i Vol. 4 No. 2. 137-138.
27
4) Acquiring Cost
yaitu biaya yang dikeluarkan oleh bank yang langsung terkait
dengan upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga.
5) Overhead Cost
yaitu biaya yang dikeluarkan oleh bank yang tidak langsung terkait
dengan upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga.21
c. Penetapan Harga
Jual Setelah memperoleh referensi margin keuntungan, bank
melakukan penetapan harga jual. Harga jual adalah penjumlahan harga
beli atau harga pokok atau harga perolehan bank dan margin
keuntungan.
d. Pengakuan Angsuran Harga Jual
Angsuran harga jual terdiri dari angsuran harga beli atau harga
pokok dan angsuran margin keuntungan. Pengakuran angsuran dapat
dihitung dengan menggunakan empat metode, yaitu:
1) Metode margin keuntungan menurun (Sliding)
2) Margin keuntungan rata-rata
3) Margin Keuntungan Flat
4) Margin keuntungan annuitas
21 Adirawan Karim, Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2004), 254-255.
28
e. Persyaratan untuk perhitungan margin Keuntungan
Margin keuntungan = f (plafond) hanya bisa dihitung apabila
komponen-komponen yang ada dibawah ini tersedia:
(f) Jenis perhitungan margin keuntungan
(g) Plafond pembiayaan sesuai jenis
(h) Jangka waktu pembiayaan
(i) Tingkat margin keuntungan pembiayaan
(j) Pola tagihan atau jatuh tempo tagihan (baik harga pokok maupun
margin keuntungan) 22
B. Kajian Pustaka
Penelitian yang hampir senada dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Muzayyan Nugroho. Penelitian yang dilakukan oleh
Muzayyan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan pada saat ini berbeda,
pada penelitian muzayyan objek penelitinnya adalah Bank Umum Syariah,
sedangkan pada penelitian ini di bank syariah mandiri. Dan tidak
menggunakan variabel bagi hasil sebagai variabel bebas. Perbedaan lainnya
yaitu periode penelitian yang dilakukan, penelitian yang dilakukan oleh
muzayyan yaitu pada tahun 2010 sedangkan pada penelitian ini dilakukan
mulai tahun 2016-2018. Untuk lengkapnya bisa dilihat pada table berikut:
22 Adirawan Karim, Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan, 255-256.
29
Table 2.1
Kajian pustaka
No Nama/Tahun/
Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Dian Pramana.
2013. Analisis
Komparatif
Perhitungan
Bonus Antara
Produk
Tabungan
(Suku Bunga)
Dan Tabungan
Mudharabah
Serta Tabungan
Wadiah.23
Suku bunga bank
yang berlaku, jika
bank konvensional
menggunakan saldo
harian yang berlaku
sedangkan bonus
tabungan secara
Syariah didasarkan
pada bagi hasil atas
akad wadiah.
Terdapat
persamaan
variable
independen
yaitu
tabungan
wadiah dan
variabel
dependen
yakni
bonus.
Terdapat
perbedaan
variabel
independen
yaitu Produk
Tabungan
(Suku Bunga)
dan tabungan
mudharabah.
2. Muzayyan
Nugroho. 2010.
Pengaruh
Pendapatan
Bagi Hasil,
Pendapatan
Margin
Murabahah,
Dan Dana
Simpanan
Wadiah
Terhadap Bonus
Wadiah (Studi
Pada Bank
Umum
Syariah).24
Pendapatan bagi
hasil berpengaruh
positif signifikan
terhadap bonus
wadiah,
pendapatan margin
murabahah, dan
dana simpanan
wadiah
berpengaruh
positif terhadap
bonus wadiah.
Terdapat
persamaan
variable
independen
yaitu
pendapatan
margin
murabahah,
dana
simpanan
wadiah dan
variabel
dependen
yakni bonus
wadiah.
Terdapat
perbedaan
variabel
independen
yaitu
Pendapatan
bagi hasil.
3. L utfi Zahro
Fawziah. 2017.
Pengaruh
Pendapatan
Bank, Dan Giro
Pendapatan bank
berpengaruh
signifikan terhadap
bonus wadiah,
tabungan wadiah
Terdapat
persamaan
variable
independen
yaitu
Terdapat
perbedaan
variabel
independen
yaitu giro
23 Dian Pramana, “Analisis Komparatif Perhitungan Bonus antara Produk Tabungan
(Suku Bunga) dan Tabungan Mudharabah serta Tabungan Wadiah”, Jurnal Universitas Negeri
Surabaya, (2013). 24
Muzayyan Nugroho, “Pengaruh Pendapatan Bagi Hasil, Pendapatan Margin
Murabahah, Dan Dana Simpanan Wadiah Terhadap Bonus Wadiah (Studi Pada Bank Umum
Syariah)”, 2010.
30
No Nama/Tahun/
Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Wadiah
Terhadap Bonus
Wadiah (Studi
Pada Bank
Syariah Mandiri
Periode 2007-
2016).25
dan giro wadiah
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
bonus wadiah.
pendapatan
bank dan
variabel
dependen
yakni bonus
wadiah.
wadiah.
4. Shinta B
Prastuti. 2013.
Pengaruh
Pendapatan
Bagi Hasil,
Pendapatan
Margin
Murabahah,
Pendapatan
Ijarah, Dan
Bonus SWBI
Terhadap Bonus
Wadiah (Studi
Kasus Bank
Umum Syariah
Periode 2008-
2012).26
Sewa ijarah, dan
bonus swbi
berpengaruh
negative signifikan
terhadap bonus
wadiah (BUS)
sedangkan
pendapatan margin
murabahah dan
bonus SWBI
secara parsial
berpengaruh
positif signifikan
terhadap bonus
wadiah.
Terdapat
persamaan
variable
independen
yaitu
Pendapatan
Margin
Murabahah
dan variabel
dependen
yakni bonus
Wadiah.
Terdapat
perbedaan
variabel
independen
yaitu
pendapatan
bagi hasil,
pendapatan
ijarah dan
bonus SWBI.
5. Kristia Octavina
Dan Emile Setia
Darma. 2012.
Pengaruh Kas,
Bonus SWBI
(Sertifikat
Wadiah Bank
Indonesia),
Marjin
Keuntungan,
Dan Dana Pihak
Ketiga
Terhadap
Pembiayaan
Murabahah
Dari hasil
penelitian dapat
disimpulkan
bahwa hasil
pengujian secara
simultan, dapat
ditarik kesimpulan
bahwa variabel
kas, bonus SWBI,
marjin
keuntungan, dan
DPK secara
bersama-sama
berpengaruh
signifikan terhadap
Terdapat
persamaan
variable
independen
yaitu margin
keuntungan.
Terdapat
perbedaan
variabel
independen
yaitu kas,
bonus SWBI,
Dana Pihak
Ketiga Dan
Variabel
Dependen
Yakni
Pembiayaan
Murabahah.
25 Lutfi Zahro Fawziah, “Pengaruh Pendapatan Bank, Dan Giro Wadiah Terhadap Bonus
Wadiah (Studi Pada Bank Syariah Mandiri Periode 2007-2016)”, 2017. 26 Shinta B Prastuti, “Pengaruh Pendapatan Bagi Hasil, Pendapatan Margin Murabahah,
Pendapatan Ijarah, Dan Bonus SWBI Terhadap Bonus Wadiah (Studi Kasus Bank Umum Syariah
Periode 2008-2012)”, 2013.
31
No Nama/Tahun/
Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Studi Empiris
Pada Bank
Umum Syariah
Di Indonesia.27
pembiayaan
murabahah
Sumber: Data diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 2.1 Penelitian ini mengembangkan Persamaan
penelitian peneliti dengan peneliti Muzayyan Nugroho (2010) ada pada
variabel Y yaitu bonus wadiah yang sama-sama digunakan sebagai varibel
penelitiannya, sedangkan perbedaannya ada pada variabel X nya dimana ada
pendapatan bagi hasil, yang dimana peneliti sebelumnya menggabungkan
antara giro wadiah dan tabungan wadiah menjadi satu yaitu dana simpanan
wadiah. Kemudian variabel pendapatan pada penelitian ini sudah dipisahkan
satu sama lain berdasarkan jenis pendapatnnya, sementara peneliti
menggabungakannya pada satu variabel yaitu pendapatan bank. Peneliti
sendiri menetapkan variabel X dengan pendapatan margin murabahah dan
dana simpanan wadi’ah. Lalu perbedaan lainnya terdapat pada objek
penelitiannya dimana peneliti Muzayyan Nugroho objek penelitiannya pada
Bank Umum Syariah, sedangkan peneliti objek penelitiannya pada Bank
Syariah Mandiri.
27
Kristia Octavina Dan Emile Setia Darma, “Pengaruh Kas, Bonus SWBI (Sertifikat
Wadiah Bank Indonesia), Marjin Keuntungan, Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan
Murabahah Studi Empiris Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia”, Jurnal Akutansi & Investasi,
13 (2012).
32
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan teori dan studi penelitian terdahulu tersebut maka
kerangka berfikirnya adalah sebagai berikut:
pemikiran penelitian adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Keterangan:
: Variabel independen dan dependen
: Pengaruh secara parsial
: Pengaruh secara simultan
Pendapatan Margin
Murabahah (X1) dan
Dana Simpanan
Wadiah (X2)
Pendapatan Margin
Murabahah (X1)
Bonus Wadiah (Y) Dana Simpanan
Wadiah (X2)
33
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,
belum jawaban yang empirik.28
Berdasarkan tinjauan pustaka menurut Shinta B Prastuti Konsep
pemberian bonus dalam simpanan wadiah diambil dari keuntungan pihak bank
syariah dalam menjalankan usahanya memproduksi dana. Keuntungan yang
dimaksud disini adalah keuntungan atau pendapatan bank syariah yang berasal
dari pendapatan operasional dan pendapatan dari dana simpanan yang
dialokasikan untuk pembiayaan maupun investasi. Hasil dari penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Lutfi Zahro Fawziah pendapatan bank
berpengaruh signifikan terhadap bonus wadiah. Oleh sebab itu dalam
penelitian ini diharapkan dengan meningkatnya pendapatan bank maka
meningkat pula bonus wadiah di Bank Syariah Mandiri. Dengan demikian
hipotesis penelitian pertama adalah sebagai berikut:
H0: Pendapatan margin murabahah secara parsial tidak berpengaruh
terhadap bonus wadiah
28 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D, ( Bandung: Alfabeta,
2017), 63.
34
H1: Pendapatan margin murabahah secara parsial berpengaruh terhadap
bonus wadiah
Berdasarkan tinjauan pustaka menurut Zainul Arifin dana simpanan
yang telah dihimpun oleh bank syariah, baik dari modal sendiri/ modal inti
atau dari dana pihak ketiga akan dialokasikan untuk menghasilkan
pendapatan. Pendapatan ini bias diperoleh dengan melakukan penyaluran dana
yang telah dihimpun melalui akad pembiayaan, yang hal ini termasuk pada
sumber pendapatan bank syariah. Dari pendapatan tersebut, kemudian
didistribusikan kepada para nasabah penyimpan.29
Hasil dari penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Muzayyan Nugroho,30
menunjukkan bahwa
dana simpanan wadiah berpengaruh positif terhadap bonus wadiah. Oleh
sebab itu dalam penelitian ini diharapkan dengan meningkatnya dana
simpanan wadiah yang disalurkan oleh bank untuk pembiayaan yang
menghasilkan pendapatan bank maka meningkat pula bonus wadiah di Bank
Syariah Mandiri. Dengan demikian hipotesis penelitian kedua adalah sebagai
berikut:
H0: Dana simpanan wadiah secara parsial tidak berpengaruh terhadap
bonus wadiah
H1: Dana Simpanan wadiah secara parsial berpengaruh terhadap bonus
wadiah
29 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Tangerang: Pustaka Alvabet,
2009), 14. 30 Muzayyan Nugroho, “Pengaruh Pendapatan Bagi Hasil, Pendapatan Margin
Murabahah, Dan Dana Simpanan Wadiah Terhadap Bonus Wadiah (Studi Pada Bank Umum
Syariah)”, 2010.
35
Bedasarkan teori dan hasil penelitian dua variabel diatas, maka pada
penelitian ini peneliti mencoba menguji secara simultan pengaruh pendapatan
margin murabahah dan dana simpanan wadiah terhadap bonus wadiah.
Sehingga pada penelitian diharapkan dengan meningkatnya pendapatan
margin murabahah dan dana simpanan wadiah maka akan semakin meningkat
pula bonus wadiah nya. Adapun hipotesis penelitian ketiga adalah sebagai
berikut:
H0: Pendapatan Margin Murabahah dan Dana Simpanan Wadiah secara
simultan tidak berpengaruh terhadap Bonus Wadiah
H1: Pendapatan Margin Murabahah dan Dana Simpanan Wadiah secara
simultan berpengaruh terhadap Bonus Wadiah
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Racangan Penelitian
Rancangan pada dasarnya merupakan keseluruhan proses pemikiran
dan penentuan matang tentang hal-hal yang akan dilakukan. Ia merupakan
landasan berpijak, serta dapat pula dijadikan dasar penilaian baik oleh peneliti
itu sendiri maupun orang lain terhadap kegiatan penelitian. Dengan demikian,
rancangan penelitian bertujuan untuk memberi pertanggung jawaban terhadap
semua langkah yang akan diambil.1 Adapun rancangan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.2
B. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Secara teoritis variable dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau
1 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 100. 2 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Bandung: Alfabeta, 2017), 11.
37
obyek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau
satu obyek dengan obyek yang lain.3 Adapun variable independen dalam
penelitian ini yaitu pendapatan margin murabahah (X1) dan dana
simpanan wadi’ah (X2). Sedangkan variable dependen dalam penelitian
ini yaitu bonus wadi’ah (Y).
2. Definisi Operasional
a) Pendapatan margin murabahah
Pendapatan margin murabahah adalah penerimaan dana (arus
masuk bruto) baik tunai maupun bukan tunai yang merupakan hasil
dari perhitungan persentase keuntungan yang timbul dari transaksi
murabahah yang besarnya telah ditentukan pada awal akad sesuai
dengan kesepakatan yang tercantum didalam perjanjian pembiayaan.4
b) Dana simpanan wadi’ah
Simpanan wadi’ah merupakan prinsip simpanan murni dari
pihak yang menyimpan atau menitipkan kepada pihak yang menerima
titipan untuk dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan
ketentuan. Titipan harus dijaga dipelihara oloeh pihak yang menerima
titipan, dan titipan ini dapat diambil sewaktu-waktu pada saat
dibutuhkan oleh pihak yang menitipkannya.5
3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D , Ed. 23 (Bandung:
Alfabeta, 2016), 38. 4Malinda iriyani, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Margin
Murabahah Bank Umum Syariah Di Indonesia Dengan Npf Sebagai Variabel Moderasi, Jurnal
BanqueSyar’i Vol. 4 No. 2. 138. 5 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencana, 2011) Hal 59.
38
c) Bonus wadi’ah
Bonus wadi’ah adalah bonus yang diberikan pada nasabah
simpanan wadi’ah sebagai retrun atau insentif berupa uang kepada
nasabah tabungan wadi’ah, sebagai bentuk balas jasa telah menitipkan
dananya di bank tersebut. Pembagian bonus tidak diperjanjikan di
awal, maka sepenuhnya hal ini menjadi kebijakan pihak bank.6
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah data-data yang diambil dari
annual report / laporan keuangan. Sehingga populasinya adalah data-data
yang terkait dengan pendapatan margin murabahah, dana simpanan
wadi’ah dan bonus wadi’ah yang bisa diambil dari laporan keuangan
yang sudah di publish oleh Bank Syariah Mandiri sejak tahun 2012-2019
di website Bank Syariah Mandiri.
2. Sampel
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode non
probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.7 Pengambilan sampel dilakukan
dengan metode purposive sumpling. Purposive sumpling adalah teknik
6Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi (
Yogyakarta: Ekonisia, 2007), 65. 7 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Ed. 19 (Bandung: Alfabeta, 2011), 66.
39
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.8 Purposive sampling
juga dikenal sebagai judgement sampling, yaitu metode penentuan sampel
secara tidak acak dimana pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan
atau pertimbangan pribadi semata. Adapun kriteria yang ditetapkan adalah
memiliki laporan keuangan lengkap selama periode penelitian. Sampel
dalam penelitian ini adalah data dalam bentuk triwulan tahun 2012 sampai
dengan 2019 yang berjumlah 32 data.
D. Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis Data
Berdasarkan sifatnya jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk numeric atau angka
yang dapat diukur dengan pasti (dinyatakan dalam bentuk angka).9
2. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung dari media perantara yang
berhubungan dengan pokok pembahasan.10
Dalam penelitian ini, data
diperoleh dari laporan keuangan Bank Syariah Mandiri melalui website-
nya. Data yang diperlukan yaitu data Pendapatan Margin Murabahah,
Dana Simpanan wadi’ah dan Bonus Wadi’ah berdasarkan triwulan tahun
2012 sampai dengan 2019 yang berjumlah 32 data.
8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D , Ed. 23 (Bandung:
Alfabeta, 2016), 66. 9 Turmudi Dan Sri Harini, Metode Statiska Pendekatan Teoritis Dan Aplikasi, Ed.1
(Malang: UIN Malang Press, 2008), 28. 10 Supardi, Metode Penelitian Ekonomi Dan Bisnis (Yogyakarta: UII Press, 2005), 108.
40
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh melalui data yang disediakan oleh Bank Syariah Mandiri baik
melalui internet maupun media lainnya. Peneliti mengambil sumber data yang
relevan dengan bahan penelitian dari berbagai literature, baik dari buku,
jurnal, dan lain sebagainya guna mendukung penelitian ini. Studi pustaka
dalam penelitian ini menggunakan data Bank Syariah Mandiri yang didukung
oleh data publikasi mengenai laporan keuangan triwulan publikasi meliputi
neraca dan laporan laba rugi Bank Syariah Mandiri, yaitu dari tahun 2012
sampai dengan tahun 2019 yang peneliti peroleh dari website resmi Bank
Syariah Mandiri.
F. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukan
hubungan yang signifikan dan representive. Maka model tersebut harus
memenuuhi asumsi klasik regresi. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah
normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
a. Uji Normalitas (Normality Test)
Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data
kita memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistic
parametik. Berdasarkan definisi diatas, tujuan dari dilakukannya uji
.normalitas tentu saja untuk mengetahui apakah suatu variable normal
41
atau tidak.11
Dapat dilihat dari hasil table one sample kolmogrov-simov
tes diperoleh angka probabilitas atau asym. Sig. (2-tailed). Taraf
signifikasi untuk mengambil keputusan dengan pedoman:
1) Nilai sig. atau nilai probabilitas <0,05, artinya distribusi data tidak
normal.
2) Nilai sig. atau nilai probabilitas >0,05, artinya distribusi data
normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
ditemukan adanya korelasi antar variable independent. Untuk
menganalisis dilihat dari nilai toleransi dan variance inflation factor.
untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model
regresi antara lain dapat dilihat dari variance inflation factor dan
tolerance. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas pada
model regresi, dapat dilihat dari beberapa hal, diantaranya:
1) jika nilai variance inflation factor tidak lebih dari 10, maka model
regresi bebas dari multikolinieritas.
2) jika nilai tolerance tidak kurang dari 1, maka model regresi bebas
dari multikolinieritas.12
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi di antara anggota
observasi yang terletak berderetan, biasanya terjadi pada data time
11 Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0, (Jakarta: Prestasi Pustaka,
2009), 77. 12 Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0, 88-89.
42
series. Panduan mengenai pengujian ini dapat dilihat dalam besaran
nilai durbin-waston atau nilai D-W. pedoman pengujiannya adalah:
1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif
2) Angka D-Wdi antara -2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi
3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negative.13
d. Uji Heteroskedasitas
Uji Heteroskedasitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi n
ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak
mengandung masalah heterokedasitas. Heterokedasitas menunjukan
penyebaran variable bebas. Penyebaran yang acak menunjukan model
regresi yang tinggi. Dengan kata lain tidak terjadi heterokedasitas.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi gejala
heterokedasitas dengan uji park. Adapun kriteria uji park adalah
sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas > 0,05 maka dikatakan tidak terjadi gejala
heterokedasitas
2) Jika nilai probabilitas < 0,05 maka dikatakan terjadi gejala
heterokedasitas.14
13 V. Wiratna Sujarweni, Belajar Mudah SPSS untuk Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi
& Umum, (Yogyakarta: Global Media Informasi, 2008), 180. 14 V. Wiratna Sujarweni, Belajar Mudah SPSS untuk Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi
& Umum, 181.
43
2. Analisis Data
a. Uji Regresi Linear Berganda
Regresi berganda adalah pengembangan dari regresi linear
sederhana, yaitu sama-sama alat yang dapat digunakan untuk
memprediksi permintaan di masa yang akan dating berdasarkan data
masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variable
bebas terhadap satu variable tak bebas. Penerapan metode regresi
berganda jumlah variable bebas yang digunakan lebih dari satu yang
dipengaruhi satu variable tak bebas.
3. Uji Hipotesis
Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini apakah
berpengaruh terhadap variabel terikat, maka digunakan beberapa
pengujian uji-t dan uji-f.
a. Uji-t (Uji Parsial)
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel independen mempengaruhi variabel dependen
secara signifikan. Pengujian dilakukan dengan uji t atau t-test, yaitu
membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Uji ini dilakukan
dengan syarat:
1) Jika thitung < ttabel, maka hipotesis tidak teruji yaitu variabel
independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
44
2) Jika thitung > ttabel, maka hipotesis teruji yang berarti variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Pengujian juga dapat dilakukan melalui pengamatan nilai
signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini
menggunakan tingkat α sebesar 5%). Analisis didasarkan pada
perbandingan antara nilai signifikansi t dengan nilai signifikansi 0,05,
dimana syarat-syaratnya adalah sebagai berikut:
a) Jika signifikansi t < 0,05 maka hipotesis teruji yang berarti variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
b) Jika signifikansi t > 0,05 maka hipotesis tidak teruji yaitu variabel
independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Adapun klasifikasi hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
(1) Hipotesis 1 berbunyi pendapatan margin murabahah bank
berpengaruh terhadap bonus wadi’ah Bank Syariah Mandiri
sehingga diuji menggunakan uji T.
(2) Hipotesis 2 berbunyi dana simpanan wadi’ah berpengaruh terhadap
bonus wadi’ah Bank Syariah Mandiri sehingga diuji menggunakan
uji T.
Perhitungan statistik tersebut dapat diketahui hasil secara
statistik apabila tingkat signifikansi kurang dari 0,05, berarti bahwa
variabel independen signifikan terhadap variabel terikat. Sebaliknya
45
apabila tingkat signifikansi lebih dari 0,05 berarti bahwa variabel
independen tidak signifikan terhadap variabel terikatnya.
b. Uji-F (Uji Simultan)
Uji F untuk menentukan signifikan atau tidak signifiknnya
suatu variable bebas secara bersama-sama dalam mempengaruhi
variable terikat. Dasar pengambilan keputusan adalah dengan
membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan dengan tingkat
kepercayaan sebesar 5%. Apabila nilai sig. lebih kecil dari tingkat
kepercayaan 0,05 (sig.<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel
independen signifikan terhadap variabel dependen dan jika nilai sig.
lebih besar dari tingkat kepercayaan 0,05 (sig.<0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa variabel independen tidak signifikan terhadap
variabel dependen. Untuk membandingkan dengan mengggunakan uji
fhitung dengan ftabel, uji ini dilakukan dengan syarat:
1) Jika Fhitung < Ftabel, maka hipotesis tidak teruji yaitu variabel-
variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
2) Jika Fhitung > Ftabel, maka hipotesis teruji yaitu variabel-variabel
independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
Adapun klasifikasi hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
a) Hipotesis 3 berbunyi pendapatan margin murabahah dan dana
simpanan wadi’ah berpengaruh secara bersama-sama terhadap
46
bonus wadi’ah Bank Syariah Mandiri sehingga diuji menggunakan
uji F.
Perhitungan statistik tersebut dapat diketahui hasil secara
statistik apabila tingkat signifikansi kurang dari 0,05, berarti bahwa
variabel independen signifikan terhadap variabel terikat. Sebaliknya
apabila tingkat signifikansi lebih dari 0,05 berarti bahwa variabel
independen tidak signifikan terhadap variabel terikat. Sebaliknya
apabila tingkat signifikansi lebih dari 0,05 berarti bahwa variabel
independen tidak signifikan terhadap variabel terikatnya.
4. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilainya adalah antara nol sampai dengan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum
koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena
adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan
untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai data koefisien
determinasi tinggi.15
Determinasi ini merupakan uji untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel independent (X) terhadap dependent (Y).
15 Dergibson S. Sugiarto, Metode Statistika Untuk Bisnis Dan Ekonomi, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Umum, 2006), 259.
47
Untuk regresi linear berganda sebaiknya menggunakan R square, karena
disesuaikan dengan variabel independent yang digunakan.16
16 Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik Dengan SPSS 16.0 (Jakarta: Prestasi Pustaka,
2009), 71.
48
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Profil Bank Syariah Mandiri
Krisis Moneter dan ekonomi sejak Juli 1997 yang disusul dengan
krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian
nasional. krisis tersebut menyebabkan Pemerintah Indonesia terpaksa
mengambil kebijakan untuk merestrukturisasi dan merekapitulasi Bank
Bank yang ada di Indonesia. Kehadiran BSM sejak tahun 1999,
sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah paska krisis ekonomi
dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan
moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi dimensi
termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam
dampak negativ yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan
masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha.
Sehingga, kondisi tersebut industri perbankan nasional yang
didominasi oleh Bank-Bank konvensional mengalami krisis yang luar
biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi
dan merekapitalisasi sebagian Bank-Bank di Indonesia. Salah satu bank
konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh yayasan
kesejahteraan pegawai PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi
juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut
dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
49
mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan
penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi
Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank bernama PT Bank
Mandiri (Persero) pada tanggal 31 juli 1999. Kebijakan penggabungan
tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk, sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari
keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk
tim pengembangan Perbank Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk
mengembangkan layanan perbankan syariah dikelompok perusahaan Bank
Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998,
yang member peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual
banking system). Tim pengembangan perbankan syariah memandang
bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat
untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dan bank konvensional
menjadi bank syariah. Oleh karenanya, tim pengembangan Perbankan
Syariah segera mempersiapkan system dan infrastrukturnya,sehingga
kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang
beroprasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah
Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris : Sutjipto, SH, No.23
tanggal 8 september 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank
umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK
Gubernur BI No. 1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya,
melalui surat keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.
50
1/1/KEP.DGS/1999, BI menyetujui pengukuhan dan pengakuan legal
tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak
Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 Nopember 1999.PT Bank
Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu
memadukan idealism usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi
kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai
Rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri
dalam kiprahnya di Pebankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama
membangun indonesiamenuju Indonesia yang lebih baik.
2. Visi dan misi bank syariah mandiri
a. Visi
Visi dari Bank Syariah Mandiri adalah “Bank Syariah
Terdepan dan Modern” Bank Syariah Terdepan: Menjadi bank syariah
yang selalu unggul di antara pelaku industri perbankan syariah di
Indonesia pada segmen consumer, micro, SME, commercial, dan
corporate. Bank Syariah Modern: Menjadi bank syariah dengan sistem
layanan dan teknologi mutakhir yang melampaui harapan nasabah.
b. Misi
Sedangkan misi dari Bank Syariah Mandiri yaitu :
1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata
industri yang berkesinambungan.
2) Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi yang
melampaui harapan nasabah.
51
3) Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran
pembiayaan pada segmen ritel.
4) Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal.
5) Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang
sehat.
6) Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
3. Produk-Produk Penghimpunan Dana Bank Syariah Mandiri
a. Tabungan Mudharabah
Tabungan mudharabah adalah tabungan dalam mata uang
rupiah yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat
selama jam kas dibuka di konter BSM atau melalui ATM.
b. Simple Ib
Simpanan Pelajar iB (Simpel iB) adalah tabungan untuk siswa
yang diterbitkan secara nasional oleh bank-bank syariah di Indonesia
dalam rangka edukasi dan inklusi keuangan untuk mendorong budaya
menabung sejak dini.
c. Tabungan Berencana
Tabungan berencana adalah tabungan berjangka untuk berbagai
rencana Anda dengan jumlah setoran bulanan tetap (installment) dan
dilengkapi perlindungan asuransi secara gratis.
d. Tabungan Wadiah
Tabungan Wadiah adalah Tabungan dalam mata uang rupiah
berdasarkan prinsip Wadiah Yad Dhamanah yang penarikan dan
52
setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka di konter
Mandiri Syariah.
e. Tabungan Investa Cendikia
Tabungan Investa Cendekia adalah Tabungan berjangka untuk
keperluan dana pendidikan dengan jumlah setoran bulanan tetap
(installment) dan dilengkapi perlindungan asuransi.
f. Tabungan Dollar
Simpanan dalam mata uang dollar (USD) yang penarikan dan
setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan Bank
Syariah Mandiri.
g. Tabungan Pensiun
Tabungan Pensiun adalah Tabungan yang diperuntukkan bagi
Nasabah perorangan yang terdaftar di Lembaga Pengelola Pensiun
yang telah bekerjasama dengan Bank manfaat.
h. TabunganKu
TabunganKu adalah Tabungan untuk perorangan dengan
persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh
bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
i. Tabungan Mabrur
Tabungan Mabrur adalah Tabungan dalam mata uang rupiah
untuk membantu pelaksanaan ibadah haji & umrah
53
j. Tabungan Mabrur Junior
Tabungan Mabrur Junior adalah Tabungan dalam mata uang
rupiah untuk membantu pelaksanaan ibadah haji & umrah untuk anak
usia di bawah 17 tahun
k. Tabungan Saham Syariah
Tabungan Saham Syariah adalah Rekening Dana Nasabah
berupa produk tabungan yang khusus digunakan untuk keperluan
penyelesaian transaksi Efek (baik berupa kewajiban maupun hak
Nasabah), serta untuk menerima hak Nasabah yang terkait dengan
Efek yang dimilikinya melalui Pemegang Rekening KSEI.
B. Hasil Pengujian Deskripsi
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependen yaitu bonus
wadiah dan dua variable independen yaitu pendapatan margin murabahah dan
dana simpanan wadiah. untuk mengetahui karakteristik masing-masing
variable digunakan statistic data. statistic data digunakan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Tabel 4.1 menunjukkan statistik data masing-masing variabel dengan
total observasi 32 yang meliputi nilai rata-rata, nilai tengah, nilai maksimum
dan nilai minimum.
54
Tabel 4.1
Data Mean, Median, Maksimum Dan Minimum Dari Masing-Masing
Variabel Penelitian
Nilai
Pendapatan Margin
Murabahah (X1)
(Jutaan Rupiah)
Dana
Simpanan
Wadiah
(X2)
Bonus Wadiah
(Y)
Mean 2330403 9420298 37374
Median 2174759 8623572 33723
Maksimum 4742248 16637027 72437
Minimum 377500 5324293 8545
Sumber: Data Sdekunder, Diolah 2020
Berdasarkan statistik data yang telah disajikan pada Tabel 4.1
diperoleh gambaran dari variabel dependen dan masing-masing variabel
independen sebagai berikut:
a. Pendapatan Margin Murabahah
0
1,000,000
2,000,000
3,000,000
4,000,000
5,000,000
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pendapatan Margin Murabahah
Sumber: laporan triwulan bank syariah mandiri, diolah 2020
Gambar 4.1
Jumlah Pendapatan Margin Murabahah Triwulan Bank Syariah Mandiri
Periode 2012-2019 (dalam Jutaan Rupiah)
55
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa pendapatan margin
murabahah mempunyai nilai rata-rata sebesar Rp. 2.330.403, nilai tengah
sebesar 2174759 juta rupiah, nilai maksimum sebesar Rp. 4.742.248 juta
rupiah, serta nilai minimum sebesar 377500 juta rupiah. Jumlah
pendapatan margin murabahah tertinggi pada tahun 2019 triwulan ke IV,
sedangkan jumlah pendapatan margin murabahah terendah terjadi pada
tahun 2013 triwulan ke IV.
Berdasarkan gambar 4.1 jumlah pendapatan margin murabahah
secara keseluruhan terus mengalami perubahan yang tidak stabil. Pada
tahun 2012-2013 terlihat bahwa jumlah pendapatan margin murabahah
cenderung menurun, sedangkan pada tahun 2014 pendapatan margin
murabahah mengalami peningkatan. Sedangkan pada tahun 2015-2016
pendapatan margin murabahah cenderung menurun, sedangkan pada
tahun 2017-2019 pendapatan margin murabahah cenderung meningkat
b. Dana Simpanan Wadiah
4,000,000
6,000,000
8,000,000
10,000,000
12,000,000
14,000,000
16,000,000
18,000,000
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Dana Simpanan Wadi'ah
Sumber: laporan triwulan bank syariah mandiri, diolah 2020
56
Gambar 4.2
Jumlah Dana Simpanan Wadiah Triwulan Bank Syariah Mandiri Periode
2012-2019 (dalam Jutaan Rupiah)
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dana simpanan
wadiah mempunyai nilai rata-rata sebesar Rp. 9.420.298, nilai tengah
sebesar 8623572 juta rupiah, nilai maksimum sebesar Rp. 16.637.027 juta
rupiah, serta nilai minimum sebesar 5324293 juta rupiah. Jumlah dana
simpanan wadiah tertinggi pada tahun 2019 triwulan ke IV, sedangkan
jumlah dana simpanan wadiah terendah terjadi pada tahun 2012 triwulan
ke II.
Berdasarkan gambar 4.1 jumlah dana simpanan wadiah secara
keseluruhan terus mengalami peningkata yang tidak stabil. Pada tahun
2012- 2013 triwulan ke II jumlah dana simpanan wadiah cenderung
menurun. Sedangkan jumah dana simpanan pada tahun 2013 triwulan ke
III – tahun 2019 cenderung meningkat.
57
c. Bonus wadiah
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
80,000
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Bonus Wadi'ah
Sumber: laporan triwulan bank syariah mandiri, diolah 2020
Gambar 4.3
Jumlah Bonus Wadiah Triwulan Bank Syariah Mandiri Periode
2012-2019 (dalam Jutaan Rupiah)
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa bonus wadiah
mempunyai nilai rata-rata sebesar Rp. 37374, nilai tengah sebesar 33723
juta rupiah, nilai maksimum sebesar Rp. 72437 juta rupiah, serta nilai
minimum sebesar 8545 juta rupiah. Jumlah pendapatan margin murabahah
tertinggi pada tahun 2019 triwulan ke IV, sedangkan jumlah pendapatan
margin murabahah terendah terjadi pada tahun 2012 triwulan ke I.
Berdasarkan gambar 4.1 jumlah dana simpanan wadiah secara
keseluruhan Menunjukan bahwa setiap laporan triwulan bonus wadiah
tahun 2012-2019 cenderung dalam keadaan tidak stabil.
58
C. Hasil Pengujian Hipotesis
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan
penggunaan model regresi dalam penelitian ini. Pengujian ini dilakukan
dengan menguji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinieritas, dan uji
heterokedasitas dengan hasil sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Tabel 4.2
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 32
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 36.36081151
Most Extreme Differences Absolute .184
Positive .184
Negative -.162
Kolmogorov-Smirnov Z 1.039
Asymp. Sig. (2-tailed) .230
a. Test distribution is Normal.
Pada tabel 4.5 diatas dapat dijelaskan bahwa hasil uji
normalitas pada tabel one-sample kolmogorov-smirnov test diperoleh
nilai Asymp sig 0,230 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal.
59
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan alat uji model regresi untuk
mengetahui adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode tertentu dengan kesalahan pengganggu pada periode
selanjutnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah
autokorelasi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
autokorelasi. Metode pengujian menggunakan uji durbin waston.
Adapun cara mendeteksi terjadi autokorelasi dalam model analisis
regresi dengan menggunakan durbin waston dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .826a .683 .661 11237.75395 1.897
a. Predictors: (Constant), dana simpanan wadiah, Pend margin murabahah
b. Dependent Variable: bonus wadiah
sumber: data diolah 2020
Dari hasil uji pada Tabel 4.5 di atas, diketahui nilai D-W 1,897,
jadi karena 1,574 < 1.897 <2,426. Hal ini menunjukan bahwa angka DW
terdapat diantara 2<DW<+2. Mendeteksi autokorelasi dengan
menggunakan nilai Durbin Waston dibandingkan dengan Tabel Durbin
Waston (dl dan du). Kriteria jika du < d hitung < 4-du maka tidak terjadi
autokorelasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi.
60
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
ditemukan adanya korelasi antar variable independent. Untuk
menganalisis dilihat dari nilai toleransi dan variance inflation factor.
untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model
regresi antara lain dapat dilihat dari variance inflation factor dan
tolerance. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas pada
model regresi, dapat dilihat dari beberapa hal, diantaranya:
1) jika nilai variance inflation factor tidak lebih dari 10, maka model
regresi bebas dari multikolinieritas.
2) jika nilai tolerance tidak kurang dari 1, maka model regresi bebas
dari multikolinieritas.
Tabel 4.4
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Toleran
ce
VIF
1
(Constant) 7692.935 6789.112 1.133 .266
Pend margin
murabahah
.013 .002 .831 7.350 .000 .855 1.169
dana
simpanan
wadiah
-9.071E-005 .001 -.014 -.125 .901 .855 1.169
a. Dependent Variable: bonus wadiah Sumber: data diolah 2020
61
Dari hasil uji Tabel 4.6 di atas nilai VIF variable Pendapatan
Margin Murabahah (X1) sebesar 1,169 lebih kecil dari 10, variable
Dana Simpanan Wadiah (X2) sebesar 1,169 lebih kecil dari 10.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas atau
bebas dari multikolinieritas.
d. Uji Heterokedasitas
Uji Heteroskedasitas bertujuan untuk menguji dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak
mengandung masalah heterokedasitas. Adapun kriteria uji park adalah
sebagai berikut:
a) Jika nilai probabilitas > 0,05 maka dikatakan tidak terjadi gejala
heterokedasitas
b) Jika nilai probabilitas < 0,05 maka dikatakan terjadi gejala
heterokedasitas.
Tabel 4.5
Uji Heterokedasitas
D
a
r
i
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 17.112 1.388 12.327 .000
pendapatan margin
murabaha
-7.344E-007 .000 -.378 -2.015 .053
dana simpanan wadiah 5.853E-008 .000 .074 .396 .695
a. Dependent Variable: LnRes_2
62
Hasil uji Tabel 4.7 di atas bahwa Thitung < Ttabel dapat dikatakan
bahwa tidak terjadi heterokedasitas dalam model regresi yang
digunakan.
2. Uji Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Linier SederhanaX1
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 7036.598 4253.943 1.654 .109
pendapatan
margin
murabahah
.013 .002 .826 8.029 .000
a. Dependent Variable: bonus wadiah
Sumber: pengolahan data sekunder, 2020
Hasil regresi linier sederhana yang diteliti pada variabel
pendapatan margin murabahah (X1) terhadap bonus wadiah berdasarkan
table di atas didapatkan model persamaan regresi sebagai berikut:
Y= 7.036,598 + 0,013
Berdasarkan perhitungan persamaan regresi linier sederhana di atas
menunjukkan bahwa koefisien konstanta sebesar 7.036,598 artinya apabila
pendapatan margin murabahah nilainya tetap maka bonus wadiah sebesar
63
7.036,598. Hasil perhitungan nilai koefisien regresi variabel pendapatan
margin murabahah sebesar 0,013 artinya apabila pendapatan margin
murabahah meningkat 1 satuan, maka bonus wadiah mengalami
peningkatan sebesar 0,013 satuan dengan asumsi faktor-faktor lain
dianggap tetap.
Tabel 4.7
Hasil Uji Regresi Linier SederhanaX2
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 24586.999 7082.621 3.471 .002
dana simpanan
wadiah
.006 .003 .348 2.032 .051
a. Dependent Variable: bonus wadiah
Sumber: pengolahan data sekunder, 2020
Hasil regresi linier sederhana yang diteliti pada variabel dana
simpanan wadiah (X2) terhadap bonus wadiah berdasarkan tabel di atas
didapatkan model persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 24.586,999 + 0,006
Berdasarkan perhitungan persamaan regresi linier sederhana di atas
menunjukkan bahwa koefisien konstanta sebesar 24.586,999 artinya
apabila dana simpanan wadiah nilainya tetap maka bonus wadiah
24.586,999 Hasil perhitungan nilai koefisien regresi variabel dana
simpanan wadiah sebesar 0,006 artinya apabila pendapatan margin
murabahah meningkat 1 satuan, maka bonus wadiah mengalami
64
peningkatan sebesar 0,006 satuan dengan asumsi faktor-faktor lain
dianggap tetap.
3. Analisis Regresi Berganda
Regresi linear adalah alat statistic yang dipergunakan untuk
mengetahui pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas terhadap
satu variabel terikat.1 Analisis regresi digunakan untuk mengetahui
pengaruh pendapatan margin murabahah dan dana simpanan wadiah
terhadap bonus wadiah, serta untuk menguji kebenaran hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini. Model regresi dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Yt = a + b1X1t + b2X2t + e
Yt = bonus wadiah
X1 = pendapatan margin murabahah
X2 = dana simpanan wadiah
a = konstanta
b1 dan b2 = koefisien regresi X1 dan X2
e = standar error
Hasil analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini yaitu
sebagi berikut:
1 Echo Perdana, Olah Data Skripsi dengan SPSS 22, (Bangka Belitung: Lab Kom
Manajemen FE UBB, 2016), 49.
65
Tabel 4.8
Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada Tabel 4.8 di atas
maka diperoleh model regresi berganda sebagai berikut:
Y= 7692.9 + 0,013 – 9,071
a. Konstanta sebesar 7692,9 menunjukkan bahwa jika variabel
pendapatan margin murabahah dan dana simpanan wadiah nilainya
adalah 0, maka bonus wadiah Bank Syariah Mandiri sebesar 7692,9
satuan dengan asumsi factor-faktor lain dianggap tetap (ceteris
paribus).
b. Koefisien regresi pendapatan margin murabahah sebesar 0,013
menunjukkan bahwa jika pendapatan margin murabahah mengalami
kenaiakan sebesar 1 satuan maka bonus wadiah mengalami
peningkatan sebesar 0,013 satuan. Koefisien bernilai positif sehingga
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 7692.935 6789.112 1.133 .266
pendapatan
margin
murabahah
.013 .002 .831 7.350 .000
dana
simpanan
wadiah
-9.071E-005 .001 -.014 -.125 .901
a. Dependent Variable: bonus wadiah
Sumber: data diolah 2020
66
terjadi hubungan yang searah antara pendapatan margin murabahah
dengan bonus wadiah. Semakin besar pendapatan margin murabahah
maka akan semakin besar bonus wadiah yang diperoleh nasabah Bank
Syariah Mandiri.
c. Koefisien regresi dana simpanan wadiah sebesar -9,071 menunjukkan
bahwa jika dana simpanan wadiah mengalami kenaikan sebesar 1
satuan maka bonus wadiah mengalami penurunan sebesar 9,071
satuan. Koefisien bernilai negatif sehingga terjadi hubungan terbalik
antara dana simpanan wadiah dengan bonus wadiah. Semakin besar
dana simpanan wadiah bank syariah mandiri maka akan menurunkan
bonus wadiah.
4. Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini ada dua yaitu uji t dan uji F
dengan hasil sebagai berikut :
a. Uji t
Uji statistik t ada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variable secara individual dalam menerangkan variasi
variable terikat. Apabila nilai probabilitas signifikannya lebih kecil
dari 0,05 maka suatu variable independen berpengaruh terhadap
variable dependen. Jika nilai thitung > ttabel maka dapat dinyatakan bahwa
variable independen berpengaruh terhadap variable dependen. Hasil uji
t dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
67
Tabel 4.9
Uji t
1) Pengaruh pendapatan margin murabahah (X1) terhadap bonus
wadiah (Y)
Berdasarkan hasil Tabel 4.9 di atas, dapat diketahui hasil
thitung sebesar 7,350 dengan probabilitas 0,000 yang nilainya
dibawah 0,05 dan ttabel sebesar 2,045. Sedangkan hasil yang di
dapat thitung 7,350 lebih besar dari ttabel 2,045. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
pendapatan margin murabahah terhadap bonus wadiah.
2) Pengaruh dana simpanan wadiah (X2) terhadap bonus wadiah
(Y)
Berdasarkan hasil Tabel 4.9 di atas, dapat diketahui hasil
thitung sebesar -0,125 dengan probabilitas 0,901 yang nilainya diatas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 7692.935 6789.112 1.133 .266
pendapatan
margin
murabahah
.013 .00 2 .831 7.350 .000
dana
simpanan
wadiah
-9.071E-005 .001 -.014 -.125 .901
b. Dependent Variable: bonus wadiah
Sumber: data diolah 2020
68
0,05 dan ttabel sebesar 2,045. Sedangkan hasil yang di dapat thitung -
0,125 lebih kecil dari ttabel 2,045. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan
dana simpanan wadiah terhadap bonus wadiah.
b. Uji Silmutan (Uji F)
Uji F untuk menentukan signifikan atau tidak signifiknnya
suatu variable bebas secara bersama-sama dalam mempengaruhi
variable terikat. Dasar pengambilan keputusan adalah dengan
membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan dengan tingkat
kepercayaan sebesar 5%. Apabila nilai sig. lebih kecil dari tingkat
kepercayaan 0,05 (sig.<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel
independen signifikan terhadap variabel dependen dan jika nilai sig.
lebih besar dari tingkat kepercayaan 0,05 (sig.<0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa variabel independen tidak signifikan terhadap
variabel dependen.
Tabel 4.10
Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 7875128093.188 2 3937564046.594 31.179 .000
b
Residual 3662326300.031 29 126287113.794
Total 11537454393.219 31
a. Dependent Variable: bonus wadiah
3) dana simpanan wadiah, pendapatan margin murabahah
Sumber: data diolah 2020
69
Dari hasil uji pada tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa
nilai fhitung yaitu sebesar 31,179 dengan tingkat probabilitas sebesar
0,000 yang nilainya lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Sedangkan fhitung 31,179 > ftabel 3,32 yang artinya bahwa
variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ini merupakan uji untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel independent (X) terhadap dependent
(Y). Untuk regresi linear berganda sebaiknya menggunakan R square,
karena disesuaikan dengan variabel independent yang digunakan.
Tabel 4.11
Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .826a .683 .661 11237.754
a. Predictors: (Constant), dana simpanan wadiah, pendapatan margin
murabahah
Sumber: diolah data 2020
Dari hasi uji pada Tabel 4.11 di atas dapat diketahui R Square
0,683 atau 68,3%. Hal ini berarti hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen sebesar 68,3% yang artinya ada hubungan
sangat kuat antara variable independen dengan variabel dependen.
70
Untuk Adjusted R Square sebesar 0,661 hasil perhitungan statistik ini
berarti bahwa kemampuan variabel independen dalam menerangkan
variasinya perubahan variabel dependen sebesar 66,1%, sedangkan
sisanya sebesar 33,9% (100-66,1%) diterangkan oleh faktor-faktor lain
di luar model regresi yang dianalisis.
D. Pembahasan
1. Pengaruh Pendapatan Margin Murabahah Terhadap Bonus Wadiah
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa variabel
pendapatan margin murabahah (X1) berpengaruh signifikan terhadap
bonus wadiah pada Bank Syariah Mandiri dapat dilihat dengan uji t hasil
pengolahan data SPSS.
Berdasarkan analisa data dan pengujian hipotesis yang dilakukan
penulis pada penelitian ini menunjukan bahwa variable pendapatan margin
murabahah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap bonus
wadiah. Dengan demikian pada penelitian ini menerima hipotesis pertama
(H1) yang menyatakan bahwa pendapatan margin murabahah berpengaruh
signifikan terhadap bonus wadiah. Hal ini telah dibuktikan dengan hasil
uji hipotesisis dengan nilai probabilitas pendapatan margin murabahah
lebih kecil dari nilai signifikan (0.000 < 0,05). Penelitian ini menunjukan
bahwa adanya hubungan antara pendapatan margin murabahah terhadap
pemberian bonus wadiah, yang artinya pendapatan margin murabahah
yang diperoleh oleh bank sangat mempengaruhi nilai besar kecilnya bonus
wadiah yang diberikan bank kepada nasabah.
71
Dalam buku Muhammad yang berjudul “Manajemen Dana Bank
Syari’ah” dijelaskan bahwa Besarnya bonus itu sendiri diberikan oleh
pihak bank sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan dan sesuai dengan
kemampuan bank. Kemampuan bank yang dimaksudkan disini adalah
kemampuan bank yang berkaitan dengan pendapatan operasional bank.2
Konsep pemberian bonus dalam simpanan wadiah diambil dari
keuntungan pihak bank syariah dalam menjalankan usahanya
memproduksi dana. Keuntungan yang dimaksud disini adalah keuntungan
atau pendapatan bank syariah yang berasal dari pendapatan operasional
dan pendapatan dari dana simpanan yang dialokasikan untuk pembiayaan
maupun investasi. Asumsinya, tinggi rendahnya bonus dapat
menggambarkan kinerja keuangan di perbankan. Semakin tinggi isentif
bonusnya maka kinerja perbankan semakin baik. Semakin tinggi tingkat
pendapatan bank maka akan berpengaruh pada porsi bonus simpanan
wadiah.
Hasil penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh
Muzayyan Nugroho (2010) yang menyatakan bahwa pendapatan margin
murabahah secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap bonus
wadiah.
2. Pengaruh Dana Simpanan Wadiah Terhadap Bonus Wadiah
Simpanan wadiah merupakan prinsip simpanan murni dari pihak
yang menyimpan atau menitipkan kepada pihak yang menerima titipan
2 Heri sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi, Ed.IV
(Yogyakarta: Ekonisia,2007), 65.
72
untuk dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan.
Titipan harus dijaga dipelihara oloeh pihak yang menerima titipan, dan
titipan ini dapat diambil sewaktu-waktu pada saat dibutuhkan oleh pihak
yang menitipkannya.3
Berdasarkan analisa data dan pengujian hipotesis yang dilakukan
penulis pada penelitian ini menunjukan bahwa variable dana simpanan
wadiah memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap bonus
wadiah. Dengan demikian pada penelitian ini menolak hipotesis kedua
(H2) yang menyatakan bahwa dana simpanan wadiah berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap bonus wadiah. Hal ini telah dibuktikan dengan
hasil uji hipotesisis dengan nilai probabilitas dana simpanan wadiah lebih
besar dari nilai signifikan (0.901 < 0,05). Penelitian ini menunjukan bahwa
tidak adanya hubungan antara dana simpanan wadiah terhadap pemberian
bonus wadiah, Sehingga meningkat atau menurunnya bonus wadiah tidak
berpengaruh terhadap besarnya tabungan wadiah.
Berdasarkan analisis diketahui bahwa giro wadiah bukan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi bonus wadiah pada Bank
Syariah Mandiri periode 2016-2018. Namun terdapat factor-faktor lain
yang mempengaruhi bonus wadiah pada Bank Syariah Mandiri.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Lutfi Zahro Fawziah (2017)
“Pengaruh Pendapatan Bank, Tabungan Wadiah Dan Giro Wadiah
Terhadap Bonus Wadiah Pada Bank Syariah Mandiri” dalam
3 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencana, 2011) Hal 59.
73
penelitiannya menunjukkan bahwa diketahui antara giro wadiah terhadap
bonus wadiah, tidak berpengaruh terhadap bonus wadiah pada Bank
Syariah Mandiri.
Menurut Wiroso, tabungan wadiah merupakan simpanan
sementara, maksudnya simpanan untuk menunggu apakah untuk investasi,
untuk keperluan sehari-hari atau konsumsi yang dapat ditarik setiap saat.
Jadi, dalam hal ini tabungan wadiah yang ada pada Bank Syariah Mandiri
bisa menjadi dana yang hanya digunakan untuk jaga-jaga apabila banyak
yang menggunakan sebagai konsumsi, sehingga bank tidak mampu untuk
sepenuhnya menjadikannya dana produktif yang disalurkan melalui
pembiayaan. Karena dana ini mengendap di bank, sesuai dengan pendapat
Adiwarman karim, dana tabungan yang mengendap kurang dari 1 bulan
atau ditutup tidak pada akhir bulan tidak mendapatkan bonus. Jadi
tabungan wadiah dalam hal ini tidak akan dapat mempengaruhi bonus.
Hasil penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh
Ahmad Faiz (2018) yang menyatakan bahwa dana simpanan wadiah
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap bonus wadiah.
3. Pengaruh Pendapatan Margin Murabahah Dan Dana Simpanan
Wadiah Terhadap Bonus Wadiah.
Berdasarkan analisa dan pengujian hipotesis yang dilakukan
dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa semua
variabel independen yaitu pendapatan margin murabahah dan dana
simpanan wadiah yang dimiliki berpengaruh signifikan terhadap bonus
74
wadiah pada bank syariah mandiri. Jadi untuk pengaruh secara bersama-
sama pendapatan margin murabahah dan dana simpanan wadiah positif
dan signifikan terhadap bonus wadiah. Sehingga, untuk meningkan bonus
wadiah pada PT bank syariah mandiri maka kedua variabel tersebut sangat
dibutuhkan untuk meningkatkan bonus wadiah.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai fhitung > ftabel 3,32 yaitu 31,179 >
3,32 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000< 0,05 sehingga secara
simultan variabel pendapatan margin murabahah dan dana simpanan
wadiah berpengaruh positif dan signifikan terhadap bonus wadiah.
Sedangkan nilai koefisien determinasi (R Square) yang diperoleh sebesar
0,683 memiliki arti bahwa pendapatan margin murabahah dan dana
simpanan wadiah berpengaruh terhadap bonus wadiah adalah sebesar
68,3% dan sisanya sebesar 31,7% dipengaruhi oleh faktor lain selain
pendapatan margin murabahah dan dana simpanan wadiah yang tidak
masuk dalam model.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan
margin murabahah dan dana simpanan wadiah terhadap bonus wadiah pada
Bank Syariah Mandiri. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 data
triwulan pada laporan keuangan Bank Syariah Mandiri. Berdasarkan data yang
telah dikumpulkan dan diuji menggunakan bantuan SPSS maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pegujian pengaruh pendapatan margin murabahah
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap bonus wadiah. Hal ini
telah dibuktikan dengan hasil uji hipotesisis dengan nilai probabilitas
pendapatan margin murabahah lebih kecil dari nilai signifikan (0.000 <
0,05). sehingga dengan begitu semakin meningkatnya pendapatan bank
maka semakin meningkatnya bonus wadiah yang akan diberikan bank
kepada nasabah. Hal ini didukung oleh teori dalam buku Muhammad yang
menjelaskan tinggi rendahnya bonus dapat menggambarkan kinerja
keuangan di perbankan. Semakin tinggi isentif bonusnya maka kinerja
perbankan semakin baik. Semakin tinggi tingkat pendapatan bank maka
akan berpengaruh pada porsi bonus simpanan wadiah.
2. Berdasarkan hasil pengujian dana simpanan wadiah memiliki pengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap bonus wadiah. Hal ini telah
dibuktikan dengan hasil uji hipotesisis dengan nilai probabilitas dana
76
simpanan wadiah lebih besar dari nilai signifikan (0.901 > 0,05). Sehingga
meningkat atau menurunnya bonus wadiah tidak berpengaruh terhadap
besarnya tabungan wadiah. Hal ini didukung oleh teori dalam buku
Wiroso yang menjelaskan tabungan wadiah merupakan simpanan
sementara, maksudnya simpanan untuk menunggu apakah untuk investasi,
untuk keperluan sehari-hari atau konsumsi yang dapat ditarik setiap saat.
Jadi, dalam hal ini tabungan wadiah yang ada pada Bank Syariah Mandiri
bisa menjadi dana yang hanya digunakan untuk jaga-jaga apabila banyak
yang menggunakan sebagai konsumsi, sehingga bank tidak mampu untuk
sepenuhnya menjadikannya dana produktif yang disalurkan melalui
pembiayaan.
3. Pendapatan margin murabahah dan dana simpanan wadiah yang dimiliki
berpengaruh signifikan terhadap bonus wadiah pada Bank Syariah
Mandiri. Hal ini ditunjukkan dengan nilai fhitung > ftabel 3,32 yaitu 31,179
> 3,32 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000< 0,05 sehingga secara
simultan variabel pendapatan margin murabahah dan dana simpanan
wadiah berpengaruh positif dan signifikan terhadap bonus wadiah.
Sedangkan nilai koefisien determinasi (R Square) yang diperoleh sebesar
0,683 memiliki arti bahwa pendapatan margin murabahah dan dana
simpanan wadiah berpengaruh terhadap bonus wadiah adalah sebesar
68,3% dan sisanya sebesar 31,7% dipengaruhi oleh faktor lain selain
pendapatan margin murabahah dan dana simpanan wadiah yang tidak
masuk dalam model.
77
B. Saran/Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, maka dapat
disampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bank Syariah Mandiri disarankan harus menjaga kestabilan dalam
kelangsungan usaha yang dijalankannya, bank juga harus dapat
memanajamen risiko terhadap penyaluran dana yang dilakukan.
2. Bank Syariah Mandiri disarankan untuk memaksimalkan kembali
pengelolaan dana yang diterima bank dari pihak penitip yang
nantinnya untuk meningkatkan bonus wadiah.
3. Bank Syariah Mandiri disarankan untuk tetap fokus pada
penghimpunan dana simpanan wadiah yang dialokasikan untuk
pembiyaan maupun investasi, karena dari keuntungan dana yang
dialokasikan tersebut bisa mempengaruhi besarnya bonus wadiah.
4. Dari penelitian di atas pada Bank Syariah Mandiri dapat diketahui
bahwa variable pendapatan margin murabahah berpengaruh secara
signifikan terhadap bonus wadiah sedangkan dana simpanan wadiah
tidak berpengaruh signifikan terhadap bonus wadiah. Dengan
meningkatnya pendapatan margin murabahah maka akan semakin
meningkatnya bonus wadiah yang diberikan. Dengan begitu
diharapkan kelangsungan hidup lembaga keuangan tersebut akan
berlangsung dan bertahan lama serta dapat menarik nasabah untuk
mengunakan produk sehingga lembaga akan semakin maju.
78
5. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan,
refrensi dan wawancara mengenai, pendapatan margin murabahah,
dana simpanan wadiah dan bonus wadiah.
6. Diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih lanjut
mengebai masalah ini dan sebaiknya menambah jumlah sampel Bank
Syariah Mandiri yang akan diteliti serta memperpanjang waktu
penelitian secara lebih mendalam pendalaman pada penelitian ini
sehingga akan lebih akurat dan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainul. “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah,” Tangerang: Pustaka
Alvabet, 2009.
Iska, Syukri. “Sistem Perbankan Syariah Di Indonesia,” Yogyakarta: Fajar Media
Press, 2014.
Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana, 2011.
---------. Perbankan Syariah. Jakarta: Prenamedia Group, 2011.
Karim, Adirawan. Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2004.
Malayu, Hasibuan S.P. “Dasar Dasar Perbankan,” Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2009.
Margono. “Metodologi Penelitian Pendidikan,” Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Muhammad., “Manajemen Dana Bank Syari’ah,” Yogyakarta: UPP AMP
YKPN, 2005.
Perdana, Echo. Olah Data Skripsi dengan SPSS 22. Bangka Belitung: Lab Kom
Manajemen FE UBB, 2016.
Sjahdeini, Sutan Remy. Perbankan Syariah Produk-Produk Dan Aspek-Aspek
Hukumnya. Jakarta: Prenadamedia Group, 2014.
Sudarsono, Heri. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi.
Yogyakarta: Ekonisia, 2007.
---------. “ Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,” Bandung:
Alfabeta, 2016.
Sugiyono. “Metode Penelitian Kombinasi,” Bandung: Alfabeta, 2017.
Sujianto, Agus Eko Sujianto. “Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0,” Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2009.
Supardi. “Metode Penelitian Ekonomi Dan Bisnis,” Yogyakarta: UII Press, 2005.
Turmudi Dan Sri Harini. “Metode Statiska Pendekatan Teoritis Dan Aplikasi,
Ed.1,” Malang: UIN Malang Press, 2008.
V. Wiratna Sujarweni. “Belajar Mudah SPSS untuk Penelitian Skripsi, Tesis,
Disertasi & Umum,” Yogyakarta: Global Media Informasi, 2008.
Wiroso. “jual beli murabahah,” Yogyakarta: UII press Yogyakarta, 2005.
DAFTAR JURNAL
Fawziah, Lutfi Zahro “Pengaruh Pendapatan Bank, Dan Giro Wadiah Terhadap
Bonus Wadiah (Studi Pada Bank Syariah Mandiri Periode 2007-2016)”,
SKRIPSI 2017.
Iriyani, Malinda. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Margin Murabahah Bank Umum Syariah Di Indonesia Dengan Npf
Sebagai Variabel Moderasi,” Jurnal BanqueSyar’I, 4.
Kristia Octavina Dan Emile Setia Darma, “Pengaruh Kas, Bonus SWBI (Sertifikat
Wadiah Bank Indonesia), Marjin Keuntungan, Dan Dana Pihak Ketiga
Terhadap Pembiayaan Murabahah Studi Empiris Pada Bank Umum
Syariah Di Indonesia”, Jurnal Akutansi & Investasi, 13 (2012).
Nugroho, Muzayyan. “Pengaruh Pendapatan Bagi Hasil, Pendapatan Margin
Murabahah, Dan Dana Simpanan Wadiah Terhadap Bonus Wadiah (Studi
Pada Bank Umum Syariah)”, SKRIPSI 2010.
Pramana, Dian. “Analisis Komparatif Perhitungan Bonus antara Produk Tabungan
(Suku Bunga) dan Tabungan Mudharabah serta Tabungan Wadiah,” Jurnal
Universitas Negeri Surabaya, (2013).
Shinta B Prastuti, “Pengaruh Pendapatan Bagi Hasil, Pendapatan Margin
Murabahah, Pendapatan Ijarah, Dan Bonus SWBI Terhadap Bonus
Wadiah (Studi Kasus Bank Umum Syariah Periode 2008-2012)”, 2013.
DAFTAR WEB
https://www.mandirisyariah.co.id
Top Related