PENGARUH PEMBELAJARAN PPKn TERHADAP KESADARAN
MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA
SMP PGRI SUNGGUMINASA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
Andi Rafika Dilla .B
105430022115
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
2020
ii
iii
iv
v
vi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Andi Rafika Dilla .B
NIM : 10543 00221 15
Jurusan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Judul Skripsi : Pengaruh Pembelajaran PPKn Terhadap Kesadaran Menaati Tata
Tertib Sekolah Siswa SMP PGRI Sungguminasa
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri bukan hasil ciplakan dan tidak dibuatkan oleh
siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan saya tidak benar.
Makassar, Februari 2020
Yang membuat pernyataan
Andi Rafika Dilla. B
vii
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Andi Rafika Dilla .B
NIM : 10543 00221 15
Jurusan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Judul Skripsi : Pengaruh Pembelajaran PPKn Terhadap Kesadaran Menaati Tata
Tertib Sekolah Siswa SMP PGRI Sungguminasa
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai dengan selesai skripsi saya, saya akan
menyusun sendiri skripsi saya.
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu konsultasi dengan pembimbing.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi saya.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti yang tertera pada butir 1, 2, dan 3
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Februari 2020
Yang membuat perjanjian
viii
Andi Rafika Dilla .B
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Allah tidak akan membebani seseorang Melainkan sesuai dengan
kadar kesanggupannya (Qs. Al Baqarah : 286)
Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu berharap
(Qs. Al Insyirah : 8)
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku,
Atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis
Mewujudkan harapan menjadi kenyataan
ix
ABSTRAK
Andi Rafika Dilla .B. 2020. Pengaruh pembelajaran PPKn Terhadap Kesadaran
Menaati tata tertib Sekolah pada siswa SMP PGRI Sungguminasa. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I A. Rahim dan Pembimbing II
Rismawati.
Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto yang bersifat kausalitas yang
bertujuan untuk: (1) mengetahui pembelajaran PPKn dan kesadaran menaati tata
tertib siswa (2) mengetahui pengaruh signifikan antara pembelajaran PPKn terhadap
kesadaran menaati tata tertib siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VII SMP PGRI Sungguminasa sebanyak 32 orang.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa pembelajaran PPKn siswa kelas
VII SMP PGRI Sungguminasa berada dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata
77,66 dari skor ideal 100. Kesadaran menaati tata tertib siswa kelas VII SMP PGRI
Sungguminasa berada dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 82,50 dari skor
ideal 100. Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh
signifikan antara pembelajaran PPKn terhadap kesadaran menaati tata tertib siswa
kelas VII SMP PGRI Sungguminasa.
Kata kunci: Pembelajaran PPKn, Tata Tertib
x
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahamat dan hidyah-
Nya yang senantiasa dilimpahakan bagi penulis, sehingga dapat menyelasaikan
skripsi dengan judul “PENGARUH PEMBELAJARAN PPKN TERHADAP
KESADARAN MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH SISWA SMP PGRI
SUNGGUMINASA” sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak kendala serta kendala yang diajukan
penulis pada akhirnya dapat melaluinya berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak baik secara moral maupu spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua tercinta Andi Biang Baso dan Rosmiati A. yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materi serta doa yang tiada henti-
hentinya bagi penulis.
2. Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim,S.E.,M.M., selaku rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
xi
4. Dr. Muhajir, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Dr. A. Rahim, M.Hum. dan Rismawati, S.Pd.,M.Pd., selaku dosen
Pembimbing I dan II yang telah berkenan memberikan tambahan ilmu dan
solusi untuk setiap kerumitan dan kesulitan dalam membimbing penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
6. Terimah kasih juga kepada keluarga, teman seangkatan khususnya PPKn D
2015, sahabat-sahabat dan juga Kartini BPH yang telah memberikan
dukungan dan motivasi serta membantu penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna karena terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang dibuat dari
berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak teruma bagi diri pribadi penulis. Aamiin.
Makassar, Februari 2020
Andi Rafika Dilla .B
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii
KARTU KONTROL SKRIPSI……………………………………………..iv
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... vi
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. viii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DARTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran PPKn .............................................................................. 6
1. Pengertian Pembelajaran………………………………………….6
xiii
2. Pembelajaran PPKn………………………………….……………10
B. Kesadaran Menaati Tata Tertib ............................................................ 14
1. Pengertian Kesadaran .................................................................... 14
2. Pengertian Tata Tertib .................................................................... 15
3. Dasar dan Tujuan Tata Tertib Sekolah........................................... 15
C. Penelitian Relevan ................................................................................ 17
D. Kerangka Pikir ..................................................................................... 18
E. Hipotesis Penelitian…………………………………………………...19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 20
B. Desain Penelitian .................................................................................. 20
C. Variabel Penelitian ............................................................................... 21
D. Definisi Oprasional Variabel………………………………………….21
E. Populasi dan Sampel ............................................................................ 22
F. Instrumen Penelitian............................................................................. 23
G. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………24
H. Teknik Analisis Data………………………………………………….26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian……………………………………………………….30
1. Analisis Statistik Deskriptif………………………………………31
2. Analisis Statistik Inferensial……………………………………...34
B. Pembahasan…………………………………………………………..38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan…………………………………………………………..42
xiv
B. Saran ………………………………………………………………...42
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….44
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kreterian Penyekoran…………………………………………………….
24
Tabel 3.2 Kreteria Pengkategorian Pembelajaran PPKn……………………...……
27
Tabel 4.1 Data
penelitia……………………………………………………………..30
Tabel 4.2 Statistik Skor Pembelajaran PPKn……………………………………... 31
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Pembelajaran PPKn………... 31
Tabel 4.4 Statistik Kesadaran Menaati Tata Tertib……………………………….. 32
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Kesadaran Menaati Tata tertib..
33
Tabel 4.6 Koefisien Korelasi Pembelajaran PPKn Terhadap Kesadaran
Menati Tata Tertib……………………………………………………….
37
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir……………………………………………….. 19
Gambar 3.1 Desain Penelitian…………………………………………………….. 20
Gambar 4.1 Grafik Kesadaran Tata Tertib………………………………………... 34
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia
membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan dimanapun berada. Dengan
demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia
yang berkualitas disamping memiliki budi pekerti luhur dan moral yang baik.
Tujuan pendidikan yang kita harapkan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani
kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan. Di samping mengusahakan pendidikan yang berkualitas,
pemerintah perlu melakukan perataan pendidikan dasar bagi setiap Warga
Negara Indonesia, agar mampu berperan serta dalam memajukan kehidupan
bangsa. Pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam
pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat
dibentuk manusia yang berkualitas, seperti yang disebutkan dalam Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak seperti peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
2
Dalam dunia pendidikan, Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu
pendidikan yang memiliki peran yang sangat penting. Hal ini mengingat
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran yang sangat penting untuk
menjadikan dan menghasilkan manusia-manusia yang mampu berwarga negara
yang baik dan benar yang sadar akan hak maupun kewajibannya.
Dalam ruang lingkup sekolah terdapat peraturan yang mengatur seluruh
warga sekolah yaitu tata tertib sekolah. Akan tetapi siswa yang sedang duduk
dibangku menegah pertama (SMP) berdasarkan observasi yang dilakukan
peneliti sering sekali melakukukan pelanggaran tata tertib yang berlaku
disekolah. Siswa melakukan tindakan yang menganggu proses belajar mengajar
disekolah seperti, terlambat datang kesekolah, membolos saat jam pelajaran dan
pergi kekantin, bermain handphone dikelas dan membuat gaduh saat kegiatan
kegiatan belajar mengajar. Perilaku siswa ini menjadikan proses belajar mengajar
disekolah tidak berjalan dengan baik dan lingkungan sekolah menjadi tidak
kondusif. Apabila dikelas ada seorang siswa yang membuat kegaduhan, hal ini
akan diikuti oleh teman-temannya yang lain. Meskipun dalam SMP PGRI
Sungguminasa sudah dibuat peraturan tata tertib sekolah dan diajarkan materi
tentang pentingnya hukum dalam Pendidikan Kewarganegaraan masih saja ada
beberapa siswa yang melakukan pelanggaran maupun kenakalan disekolah
tersebut.
Munculnya tindak pelanggaran hukum yang dilakukan oleh para siswa
dipengaruhi beberapa indikator, antara lain :
3
1) Faktor Intern, berupa minat dan bakat dari siswa sendiri yang secara tidak
langsung berhubungan dengan kepribadian.
2) Faktor Ekstern, berupa pengaruh dari kondisi lingkungan sosial siswa antara
lain dalam keluarga, masyarakat maupun sekolah yang sangat berpengaruh
terhadap sikap dan pola perilaku misalnya, kuranganya penanaman
pengetahuan dan pemahaman kepada para siswa utuk mentaati dan menyadari
arti penting hukum
Kesadaran akan menaati tata tertib dari para siswa sangat diperlukan demi
terciptanya kehidupan yang aman, damai dan tenteram terutama dalam
lingkungan sekolah. Akan tetapi meskipun dalam sekolah sudah dibuat peraturan
tata tertib dan diajarkan materi tentang pentingnya hukum dalam Pendidikan
Kewarganegaraan masih saja terjadi kurangnya kesadaran para siswa untuk
mentaati padahal sudah diberlakukannya sanksi yang tegas dalam setiap
pelanggarannya.
Untuk meningkatkan moral dan budi pekerti pada setiap siswa diperlukan
adanya tindakan kerja sama dari berbagai pihak antara lain guru bidang studi
maupun Bimbingan Konseling kepada para siswanya untuk memberikan
pengarahan dan penyuluhan tentang pentinganya kesadaran menaati tata tertib
melalui kegiatan belajar mengajar maupun mengadakan seminar tentang hukum
demi meningkatkan moral dan budi pekerti dari setiap siswa yang kelak akan
terjun dalam masyarakat.
4
Berdasarkan urain diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Pengaruh Pembelajaran PPKn Terhadap Kesadaran Menaati Tata Tertib
Sekolah pada Siswa di SMP PGRI Sungguminasa”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, yaitu :
1. Bagaimana pembelajaran PPKn dan kesadaran menaanti tata tertib siswa
SMP PGRI Sungguminasa?
2. Adakah pengaruh signifikan pembelajaran PPKn terhadap kesadaran
menaati tata tertib siswa SMP PGRI Sungguminasa?
C. Tujuan Penelitian
Dalam setiap penelitian pasti mempunyai tujuan yang akan dicapai,
dengan tujuan yang jelas tersebut akan mempermudah dalam melakukan
penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pembelajaran PPKn dan kesadaran menaanti tata tertib
siswa SMP PGRI Sungguminasa
2. Untuk mengetahui pengaruh signifikan pembelajaran PPKn terhadap
kesadaran menaati tata tertib siswa SMP PGRI Sungguminasa.
5
D. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis :
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai suatu karya ilmiah maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
bagi masyarakat pada umumnya mengenai pengaruh pembelajaran PPKn
dengan kesadaran menaati tata tertib siswa.
b. Menjadi pedoman dan bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya
yang relevan.
2. Manfaat Praktis
Memberi informasi tentang pentingnya pembelajaran PPKn bagi pendidik
dalam meningkatkan kesadaran hukum (tata tertib) setiap anak didiknya yang
kelak menjadi generai muda penerus bangsa.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran PPKn
1. Pengertian Pembelajaran
Kegiatan pendidikan adalah suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi
tanpa interaksi antar pribadi. Belajar adalah suatu proses pribadi, tetapi juga
proses sosial yang terjadi ketika masing masing orang berhubungan dengan
yang lain dan membangun pengertian dan pengetahuan bersama. Menurut
Oemar Hamalik (Sutriana,2017), ”Pembelajaran merupakan suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan
pembelajaran.” Sedangkan E. Mulyasa (2007:117) berpendapat, “Pembelajaran
merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam
menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana
yang telah diprogramkan”.
Jadi guru dituntut untuk menciptakan keaktifan didalam kelas serta
menumbuhkan kegiatan peserta didik sehingga menimbulkan interaksi antara
peserta didik dan guru sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.
Definisi lain dari pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan
asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama
keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,
mengajar yang dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik atau siswa.
7
Adapun unsur-unsur dalam pembelajaran tersebut, antara lain :
1) Peserta Didik
Dalam suatu kegiatan pembelajaran memerlukan unsur anak didik atau
siswa sebagai sasaran pendidikan atau pembelajaran, yaitu anak yang
memerlukan bimbingan dari para orang dewasa untuk mengembangkan
segenap potensinya. Soedomo Hadi (2003:19) berpendapat, “Peserta didik yang
dimaksud adalah anak yang belum dewasa, yang memerlukan pertolongan dan
bimbingan dari pihak lain (orang dewasa) agar dapat melaksanakan tugasnya
sebagai umat Tuhan, sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat
maupun sebagai individu pribadi (individu mandiri).”
Jadi peserta didik atau siswa adalah individu yang belum dewasa, yang
masih memerlukan bimbingan dari orang yang lebih dewasa dalam upaya untuk
menumbuh kembangkan segenap potensi yang ada pada dirinya serta lahir
maupun batin.
2) Pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang hal ini adalah guru, mempunyai
tanggung jawab terhadap anak untuk menghantarkan anak supaya dapat
mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan tujuan dan rumusan yang telah
ditetapkan dalam tahap-tahap perkembangan setiap individu. Soedomo Hadi
(2003:20) berpendapat, “Pendidik merupakan orang dewasa yang bertanggung
jawab memberi pertolongan kepada anak didik, dalam perkembangan jasmani
8
dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan mampu berdiri sendiri
memenuhinya sebagai makhluh Tuhan, makhluk sosial dan sebagai individu
atau pribadi yang mandiri.
Jadi, pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab atas anak
didik dalam memberikan bimbingan sehingga individu tersebut dapat mencapai
tingkat kedewasaan sehingga menjadi individu yang mandiri di tengah –tengah
masyarakat.
3) Interaksi Belajar Mengajar
Dalam suatu kegiatan pembelajaran diperlukan adanya suatu interaksi.
Bahwa interaksi yang dimaksud adalah interaksi edukatif antara pendidik dan
anak didik dalam upaya mencapai tujuan dan menyerap pesan yang
disampaikan pendidik kepada anak didik. Pelaksanaan pendidikan dapat
berlangsung dalam suatu interaksi antara pendidik dan anak didik. Interaksi
lebih efektif kalau anak sendiri aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan
pendidikan. Aktifitas anak didik dalam kegiatan interaksi edukatif merupakan
syarat yang penting untuk keberhasilan mereka dalam menyerap dan memiliki
norma-norma yang menjadi pesan atau isi kegiatan interaksi atau komunikasi
edukatif. (Soedomo Hadi, 2003:22)
4) lsi Pendidikan
Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan atau pembelajaran didasarkan
atas kurikulum yang berlaku secara nasional yang disesuaikan dengan keadaan
9
serta kebutuhan lingkungan juga ciri khas satuan pendidikan yang
bersangkutan. lsi kurikulum itu merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran
untuk mencapai tujuan penyelenggaran satuan pendidikan yang bersangkutan
dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Isi pendidikan atau bahan pendidikan yaitu segala sesuatu yang
disajikan oleh pendidik agar menjadi anak didik untuk perkembangannya agar
tercapai tujuannya. Pedoman untuk memilih isi pendidikan yaitu :
a. Isi pendidikan wajib memenuhi tujuan pendidikan,
b. Isi pendidikan wajib sambung menyambung (kontinu),
c. Semua jenis isi pendidikan harus merupakan kebulatan,
d. Arah semua serta irama gerak maju harus sama (ada sinkronisasi). Dengan
demikian
tujuan-tujuan tersebut satu dengan lainnya saling mempengaruhi dan
berkaitan sehingga menjadi satu tujuan tersebut. (Soedomo Hadi 2003:26)
5) Lingkungan
Kegiatan pembelajaran atau pembelajaran dimanapun selalu berlangsung
dalam suatu lingkungan dan keadaan tertentu baik lingkungan yang berkenaan
dengan maupun waktu, karena pengaruh lingkungan berperan besar dalam
proses dan hasil pendidikan yang dilaksanakan, baik itu dalam lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Oleh karena itu
10
pendidik harus mampu menciptakan lingkungan pendidikan yang dapat
memberikan pengaruh positif baik secara lahir maupun batin kepada anak didik.
Pengaruh lingkungan terhadap anak didik sifatnya tidak sengaja dan
bukan berarti sedikit sekali pengaruhnya dalam perkembangan anak didik,
karena besarnya pengaruh tidak sengaja dalam perkembangan anak didik ada
lingkungaan ini maka
disebut juga pendidik yang tersembunyi. hal ini disebabkan karena
kadang-kadang anak didik lebih tertarik mengikuti pengaruh lingkungan yang
sengaja oleh pendidik dalam suatu kegiatan pendidikan. (Soedomo Hadi,
2003:26)
2. Pengertian Pembelajaran PPKn
Pendidikan kewarganegaraan didalam suatu konsep pendidikan sangatlah
perlu diberikan kepada seorang siswa yang menempuh suatu jenjang
pendidikan baik itu SD,SMP maupun di SMA serta perguruan tinggi karena
pendidikan kewarganegaraan memiliki peranan yang penting dalam
pembentukan moral dan budi pekerti seseorang dalam kehidupan bernegara.
Sumarsono (2002:3) menerangkan,”Pendidikan Kewarganegaraan adalah
dimaksudkan agar warga negara memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk
bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku sebagai pola tindak
yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila. Semua itu diperlukan demi tetap
utuh dan tegaknya NKRI. Sedangkan menurut Syahrial Syarbaini dkk (2006:4),
”Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu bidang kajian yang mempunyai
11
objek telaah kebajikan dan budaya kewarganegaraan, dengan menggunakan
disiplin ilmu pendidikan dan ilmu politik sebagai kerangka kerja keilmuan
pokok serta disiplin ilmu lain yang relevan yang secara koheren diorganisasikan
dalam bentuk program kulikuler kewarganegaraan, aktivitas sosial-kultural, dan
kajian ilmu kewarganegaraan.”
Jadi pendidikan kewarganegaraan itu sendiri adalah agar setiap warga
negara dapat memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan
memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku demi tetap utuh dan tegaknya
NKRI.
Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran
berdasarkan jurnal internasional menurut pendapat Mr. Larry Bimi yang dikutip
dari Journal Internasional of Definition Civic Education as Subject, http// www.
Wikipedia. Com menyatakan, “Said that postings to there was the need for
what he he described as socio cultural revolution to beef up the democratic
gains. We can only do this bey a systematic and strategic teaching of children
to acquire civic respon capability valves as they are growing.”
Artinya bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dianggap sebagai
pendidikan demokrasi yang menjadi strategi dan mutlak bagi perwujudan
masyarakat dan negara demokrasi. Demokrasi dalam suatu negara hanya akan
tumbuh subur apabila dijaga oleh warga negara yang demokratis. Warga negara
yang demokratis bukan hanya dapat menikmati hak kebebasan individu, tetapi
juga harus memikul tanggung jawab secara bersama-sama dengan orang lain
untuk membentuk masa depan yang cerah.
12
Sesungguhnya, kehidupan yang demokratis adalah cita-cita yang
dicerminkan dan diamanatkan oleh para pendiri bangsa dan negara kita ketika
mereka pertama kali merumuskan Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan kewarganegaraan yang berhasil, akan membuahkan sikap mental
bersifat cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik dengan perilaku
yang:
1) Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati
nilai-nilai falsafah bangsa.
2) Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
3) Bersikap rasional, dinamis dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga
negara.
4) Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
Melalui Pendidikan Kewarganegaraan ini diharapkan mampu untuk
memahami, menganalisis dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat, bangsa dan negaranya secara berkesinambungan dan konsisten
dengan cita-cita dan tujuan nasional seperti yang digariskan dalam Pembukaan
UUD 1945. Maka dari berbagai pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan
pendidikan kewarganegaraan adalah suatu pendidikan yang bertujuan untuk
mendidik generasi muda agar menjadi warga negara yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air, yang berpartisipasi aktif dalam rangka
membangun sistem pendidikan yang maju dan modern.
13
Adapun Sejarah dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut :
Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia mengalami perkembangan dan
perubahan seiring dengan tuntutan zaman dan pergantian rezim. Pendidikan
kewarganegaraan dimulai dengan mata pelajaran kewarganegaraan (1957),
Civic (1961), Pendidikan Kewargaan Negara (1968), Pendidikan Moral
Pancasila / PMP (1975 dan 1984), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
/ PPKn (1994) dan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (2004). (Winarno,
2005:8) Pendidikan Kewarganegaraan yang kita kenal sekarang telah
mengalami perjalanan panjang dan melalui kajian kritis sejak tahun 1960-an
yang dikenal dengan mata pelajaran “Civic” di sekolah dasar dan merupakan
embrio dari “Civic Education” sebagai “the body of knowledge”.
Tujuan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk
memberikan kompetensi kepada peserta didik dalam hal :
1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isi
kewarganegaraan.
2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi. (Winarno, 2005:11)
14
Tujuan PKn menurut Eric yang dikutip dalam Journal International of
Definition Civic Education as Subject dari http//www.Geogle.com. bahwa, ”
The first objective of civic education is to teach thoroughly the meaning of the
most basic idea, so that students will know what a constitutional democracy is
and what it is not .”
Artinya bahwa tujuan pertama pendidikan kewarganegaraan adalah teliti
di dalam mengajar sehingga siswa akan mengetahui apa yang termasuk
konstitutional dan demokrasi ataupun dengan yang tidak konstitutional dan
tidak demokrasi sehingga siswa diharapkan dapat membedakan diantara
keduanya.
B. Kesadaran Menaati Tata Tertib
1. Pengertian Kesadaran
Kesadaran itu sendiri menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia)
mempunyai definisi yaitu “keinsafan, kesadaran mengerti akan harga dirinya
yang timbul karena diperlakukan secara tidak adil”. Sedangkan pengertian
lainnya tentang kesadaran ialah “hal yang dirasakan atau dialami oleh
seseorang“, ( Tim Penyusun Kamus P3B,1995:40).
Kesadaran itu sendiri bersangkutan dengan sifat atau perilaku seseorang
yang berhubungan dengan hati nurani setiap manusia jadi kesadaran tersebut
tidak dapat dipaksakan tetapi dapat juga melalui penanaman paham maupun
doktrin karena manusia itu sendiri merupakan makhluk Tuhan paling sempurna
15
yang dianugerahi cipta, rasa dan karsa, jadi manusia dapat merasakan dengan
pikiran dan secara sadar dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan.
2. Pengertian Tata Tertib
Ditinjau dari bentuk katanya tata tertib berasal dari dua kata yaitu tata dan
tertib yang keduanya mempunyai arti sendiri-sendiri. Tata menurut kamus
umum bahasa indonesia diartikan aturan, sistem dan susunan, sedangkan tertib
mempunyai arti peraturan. Jadi tata tertib menurut pengertian etimology adalah
sistem atau susunan peraturan yang harus ditaati atau dipatuhi. Dalam buku
“Pengantar Ilmu Pendidikan” karya Amir Daiem Indrakusuma, Tata Tertib
ialah sederetan peraturan-peraturan yang harus ditaati dalam suatu situasi atau
dalam suatu tata kehidupan. Tata tertib menurut Hasan Langgulun adalah
adanya susunan dan aturan dalam hubungan sesuatu bagian dengan bagian yang
lain.
Adapun aturan yang dimaksud sesuai yang dimaksud menteri pendidikan
dan kebudayaan tanggal 1 mei 1974 no.14/U/19874 adalah tata tertib sekolah
adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan
mengandung sanksi bagi pelanggarnya.
3. Dasar dan Tujuan Tata Tertib Sekolah
a. Dasar
Tata tertib sekolah merupakan suatu produk dari sebuah lembaga
pendidikan yang bertujuan agar semua kegiatan yang ada dapat berjalan
dengan lancar tanpa ada hambatan tentu adanya tata tertib pasti ada pihak
16
pengontrol (guru) yang bertugas untuk mengawasi apakah tata tertib sudah
berlaku apa belum, dan ada pihak terkontrol (siswa) yang harus mentaati
peraturan tata tertib tersebut. Dan sangat wajar, apabila siswa diharuskan taat
pada tata tertib karena ketaatan siswa pada tata tertib berarti taat dan patuh
pada Guru.
b. Tujuan
Tata tertib sekolah tidak hanya membantu program sekolah, tapi juga
untuk menunjang kesadaran dan ketaatan terhadap tanggung jawab. Sebab
rasa tanggung jawab inilah yang merupakan inti dari kepribadian yang
sangat perlu dikembangkan dalam diri anak, mengingat sekolah adalah salah
satu pendidikan yang bertugas untuk mengembangkan potensi manusia yang
dimiliki oleh anak agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan manusia,
baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Adapun secara rinci tujuan tata tertib sekolah dapat dibedakan
menjadidua bagian, yaitu:
1) Bagi anak didik
a) Menginsafkan anak akan hal-hal yang teratur, baik dan buruk
b) Mendorong berbuat yang tertib dan baik serta meninggalkan yang
baik / buruk
c) Membiasakan akan ketertiban pada hal-hal yang baik
d) Tidak menunda pekerjaan bila dapat dikerjakan sekarang
e) Menghargai waktu seefektifitas mungkin
17
2) Bagi sekolah
a) Ketenangan sekolah dpaat tercipta
b) Proses belajar mengajar dapat berjalan lancar
c) Terciptanya hubungan baik antara guru dengan siswa dan atara siswa
yang satu dengan yang lain
d) Terciptanya apa yang menjadi tujuan dari sekolah tersebut
C. Penelitian Relefan
1. Peranan Guru Pkn Dalam Pembentukan Kedisiplinan Siswa di MAN
MALANG 1 oleh Kurniati, dkk (2018) dalam penelitiannya menyimpulkan
bahwa menegakkan disiplin kepada peserta didik dengan memberikan contoh
langsung kepada anak didiknya serta selalu menanamkan sikap disiplin
kepada peserta didik secara terus-menerus agar menjadi kebiasaan yang baik
bagi anak didiknya dan memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan
pelanggaran.
2. Pengaruh Kedisiplinan pada Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik pada
Mata Pelajaran PKn di SMK Pasundan 1 Subang oleh Cahyono, (2016) dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa Kedisiplinan peserta didik menentukan
prestasi belajar yang dicapai peserta didik pada mata pelajaran PKn.
3. Pengaruh Pemberian Penguatan oleh Guru Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa
oleh Henny Vandriyanti, dkk (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan
bahwa semakin kuat pemberian penguatan oleh guru semakin tinggi tingkat
hasil belajar PKn.
18
4. Kontibusi Pembelajarn PPKn Terhadap Penegakan Kedisiplinan Siswa Di
SMPN 9 PALU dan SMP AL-AZHAR PALU oleh Andri Murfin, dkk (2017)
dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kedisiplinan siswa di kedua
sekolah tersebut tergolong sangat baik, dan juga respon siswa terhadap
penegakan kedisiplinan tergolong kuat dengan presentasi 61-80% dan 81-
100%.
D. Kerangka Pikir
Kerangka pemikiran merupakan acuan yang digunakan di dalam
melakukan suatu penelitian. Pada penelitian ini, kerangka pemikiran dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Pembelajaran merupakan gabungan antara pengetahuan, ketrampilan dan
faktor sikap yang harus dipelajari siswa untuk mencapai standar kompetensi.
Suatu pembelajaran dikatakan dapat berhasil apabila penyampaian materi
pelajaran yang didapatkan oleh para siswa dapat dipahami serta dipraktekan
dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Kewarganegaraan (PPKn) perlu
ditanamkan sejak dini dalam pendidikan sekolah karena dalam mata pelajaran
tersebut mempunyai konsep dalam pembentukan moral dan budi pekerti
seseorang dalam kehidupan bernegara. Salah satunya dalam menaati tata tertib
yang berlaku disekolah. Pendidikan kewarganegaraan dapat juga diartikan
sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral
yang berakar pada budaya bangsa indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan
19
dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai individu,
anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh
siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman sangat penting karena dapat
memberikan dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk mentaati dan
mematuhinya. Salah satunya adalah disiplin, disiplin di sekolah berfungsi sebagai
pendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar.
Dengan demikian, sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang,
tentram, tertib, dan teratur.
Berdasarkan uraian diatas, kerangka pemikiran dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pikir
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, kajian teori, serta tujuan penelitian yang
telah dikemukakan maka, rumusan penelitiannya sebagai berikut :
Pembelajaran PPKn
Kesadaran Menaati Tata Tertib :
1. tertib belajar
2. tertib berpenampilan
3. keamanan pribadi/ lingkungan
4. kebersihan
20
1. Pembelajaran PPKn dan kesadaran menaati tata tertib siswa SMP PGRI
Sungguminasa
2. Terdapat pengaruh signifikan antara pembelajaran PPKn terhadap kesadaran
menaati tata tertib siswa SMP PGRI Sungguminasa
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian ekspost facto dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Hal ini sesuai dengan judul penelitian yaitu
pengaruh pembelajaran PPKn terhadap kesadaran menaati tata tertib sekolah di
SMP PGRI Sungguminasa.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun
sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk
pertanyaan-pertanyaan penelitinya (widyasmoro, 2014)
Berikut adalah desain penelitian :
Gambar 3.1. Desain Penelitian
X
Y
21
Keterangan :
X : Pembelajaran PPKn
Y : Kesadaran Menaati tata tertib
C. Variabel Penelitian
Sugiyono (2012: 63), menjelaskan variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Jadi yang dimaksud dengan variabel penelitian dalam penelitian
ini adalah segala sesuatu sebagai objek penelitian yang ditetapkan dan dipelajari
sehingga memperoleh informasi untuk menarik kesimpulan.
Sugiyono (2012: 64) menyampaikan bahwa variabel penelitian dalam
penelitian kuantitatif adalah :
1. Variabel bebas (independen variable)
Variabel bebas, merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel bebas
pada penelitian ini adalah Pembelajaran PPKn (X).
2. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat, merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat (Y) pada penelitian ini
adalah kesadaran menaati tata tertib.
D. Definisi Oprasional Variabel
22
1. Pembelajaran PPKn
Pembelajaran PPKn yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan pada aspek kognitif yang dimiliki oleh siswa yang diperoleh
dari proses belajar PPKn siswa kelas VII SMP PGRI Sungguminasa.
2. Kesadaran menaati tata tertib
Kesadaran menaati tata tertib yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah siswa yang tertib belajar, tertib berpenampilan, dalam keamanan
pribadi/lingkungan dan kebersihan.
E. Populasi dan Sampel
Pelaksanaan penelitian tidak terlepas dari populasi dan sampel karena
merupakan subjek dalam penelitian. Agar tujuan penelitian dapat tercapai dengan
baik, maka populasi dan sampel diambil secara tepat. Sampel yang diambil harus
representatif, yakni mewakili populasi.
1. Populasi Penelitian
Sebelum menetapkan populasi, kiranya terlebih dahulu dikemukakan
tentang pengertian populasi. Pengertian populasi menurut Suharsimi Arikunto
(2002: 108), adalah “keseluruhan subyek penelitian”. Sedangkan menurut
Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah (2007: 119), “Populasi adalah
keseluruhan gejala/satuan yang ingin diteliti”. Dengan demikian yang dimaksud
dengan populasi adalah kesuluruhan satuan untuk dikenai hasil kesimpulan dari
suatu penelitian.
23
Adapun yang menjadi populasi penelitian adalah siswa kelas VII SMP
PGRI Sungguminasa tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 4 kelas dengan
jumlah 128 siswa.
2. Sampel Penelitian
Suharsimi Arikunto (1998:103) mengemukakan bahwa, “Sampel adalah
sebagian dari populasi yang diwakili dari sasaran penelitian“. Pengambilan
sampel digunakan untuk efisiensi dalam penelitian tersebut yang disesuaikan
dengan kemampuan yaitu waktu, tenaga dan biaya peneliti tanpa mengurangi
keabsahan penelitian itu sendiri.
Penggunaan sampel pada penelitian ini, peneliti memilih menggunakan
teknik simple random sampling dengan sasaran random kelas. Simple ramdom
sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara
acak tanpa memperhatika starta, seperti tingkat kecerdasan siswa yang ada dalam
populasi itu. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu kelas VII B
dengan jumlah 32 siswa.
F. Instrumen Penelitian
instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Alat
yang digunakan oleh peneliti sebagai alat pengumpulan data adalah observasi
dan lembar kuesioner/angket (2006 : 160).
1. Observasi
24
Observasi adalah aktifitas terhadap suatu proses atau objek dengan
maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah
fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui
sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk
melanjutkan suatu penelitian.
2. Kuesioner/angket
Lembar kuesioner digunakan untuk mengukur kesadaran menaati tata tertib.
Siswa yang dipilih sebagai sampel diminta untuk mengisi lembar kuesioner.
Skala pengukuran yang dipakai adalah skala likert.
Instrumen Kesadaran Menaati tata tertib
Untuk mengetahui Kesadaran Menaati tata tertib siswa, instrumen yang
digunakan berupa angket tertutup. Adapun kriteria penyekoran setiap butir
berdasarkan penentuan kriteria skala Likert yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.1. Kreteria penyekoran
G. Teknik Pengumpulan Data
KATEGORI JAWABAN SKOR
Sangat Sesuai 5
Sesuai 4
Ragu-ragu 3
Tidak Sesuai 2
Sangat Tidak Sesuai 1
25
Menurut Arikunto,(2006: 175) teknik pengumpulan data adalah cara yang
digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam
penggunaan tenik pengumpulan data, peneliti memerlukan instrument yaitu alat
bantu agar pengerjaan pengumpulan data menjadi lebih mudah. Pengumpulan
data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan observasi dan
kuesioner (angket). Observasi dalam penelitian ini untuk memperoleh informasi
tentang pembelajaran PPKn. Sedangkan kuesioner/angket digunakan untuk
memperoleh informasi tentang kesadaran menaati tata tertib sekolah siswa.
Nana Syaodih (2010: 219), kuesioner atau angket(quetionnaire) merupakan
suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak
langsung bertanya-jawab dengan responden). Menurut Sugiyono (2012: 192),
kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Nasution (2003:128), angket atau questionnaire adalah daftar
pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau
dapat juga dijawab di bawah pengawasan peneliti.
Pengumpulan data dilakukan secara langsung sebab data diperoleh dengan
meminta responden untuk mengisi angket secara langsung tanpa perantara orang
lain. Angket digunakan untuk mengumpulkan data baik dari variabel bebas
maupun dari variabel terikat. Angket-angket tersebut diisi oleh setiap responden
pada waktu yang sama dan dilaksanakan di ruangan kelas. Data-data yang
diperoleh dalam pengisian angket tersebut merupakan data primer dengan skala
pengukuran yaitu skala likert.
26
Adapun penelitian ini menggunakan angket dengan maksud yaitu:
1. Dengan mempergunakan angket peneliti dapat menghemat waktu, biaya dan
tenaga karena angket dalam waktu singkat dapat disebarluaskan kepada
responden.
2. Angket memberikan kemudahan pada peneliti di dalam menggolongkan
data.
3. Dengan angket, peneliti dapat memperoleh data yang obyektif dari
responden.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini terbagi atas
dua yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.
1. Analisis Sstatistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku umum. Teknik statistik deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan tentang karakteristik distribusi nilai dari masing-masing
kelompok penelitian, seperti tabel distribusi frekuensi, rata-rata, standar
deviasi dan presentase.
Untuk skor angket yang bersifat ordinal, penulis akan
mentransformasi skor ordinal ke skor interval dengan menggunakan
pembobotan masing-masing kategori. Langkah-langkah yang dilakukan
untuk memperoleh skor butir pernyataan yang sifatnya interval diperlukan
27
transformasi data dengan pendekatan distribusi Z yang dijelaskan oleh
Edwards (Sutriana, 2017), yaitu:
a. Menghitung frekuensi (f) masing-masing kategori dari setiap pernyataan
sikap.
b. Menentukan proporsi (p) dengan cara membagi setiap frekuensi dengan
banyaknya subyek.
c. Menentukan proporsi kumulatif (pk) yaitu jumlah proporsi suatu
kategori dengan proporsi sebelumnya.
d. Menentukan titik tengah proporsi kumulatif (f_mid) dari dua proporsi
kumulatif berdampingan.
e. Menentukan nilai Z (Nilai_Z) masing-masing titik tengah proporsi.
f. Penambahan suatu bilangan sehingga nilai Z yang negative menjadi nol,
dengan pembulatan hingga tiga tempat desimal.
Sementara data tentang hasil belajar PPKn siswa diperoleh peneliti
melalui dokumen hasil belajar PPKn siswa tentang materi yang telah
dipelajari. Data hasil belajar dikategorikan secara kuantitatif bedasarkan
kriteria pengkategorian yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional (Ardana, dalam sutriana 2017) seperti berikut ini:
Interval pembelajaran ppkn Kategori
85 skor 100 Sangat Tinggi
75 skor < 85 Tinggi
28
55 skor < 75 Sedang
40 skor < 55 Rendah
< 40 Sangat Rendah
Tabel 3.2. Kreteria pengkategorian pembelajaran ppkn
2. Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kuantitatif dengan analisis regresi linear sederhana (multiple linear
analysis) pada taraf kepercayaan 95% ( ).
Analisis statistic inferensial dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linier sederhana. analisis regresi linier sederhana adalah analisis
untuk mengukur besarnya pengaruh antara satu variable independen dengan
satu variable dependen dan memprediksi variable dependen dengan
menggunakan variable independen. Dalam regresi lininer sederhana terdapat
asumsi klasik yang harus terpenuhi, yaitu residual terdistribusi normal, tidak
adanya heteroskedastistas, dan tidak adanya autokorelasi pada model regresi
(Priyatno, 2012)
Model regresi linear tersebut adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Y = kesadaran menaati tata tertib
29
= koefisien regresi
= kecerdasan emosional
ε = faktor pengganggu (random error)
Untuk keperluan pengujian hipotesis maka disajikan hipotesis
statistik sebagai berikut:
Pembelajaran PPKn berpengaruh positif terhadap kesadaran menaati tata
tertib sekolah di SMP PGRI Sungguminasa Tahun Ajaran 2019/2020
Hipotesis statistiknya:
Keriteria pengujian:
Jika t hitung < t table, maka ditolak
Jika t hitung > t table, maka diterima
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
NO RESPONDEN PEMBELAJARAN PKN (X) KESADARAN MENAATI TATIB (Y)
1 S1 72 66
2 S2 85 93
3 S3 86 95
4 S4 76 81
5 S5 80 93
6 S6 77 78
7 S7 85 91
8 S8 75 93
9 S9 78 74
10 S10 78 78
11 S11 85 80
12 S12 75 64
13 S13 85 90
14 S14 86 82
15 S15 85 81
16 S16 78 95
31
17 S17 81 84
18 S18 82 78
19 S19 80 79
20 S20 80 77
21 S21 78 80
22 S22 76 96
23 S23 84 83
24 S24 77 81
25 S25 85 80
26 S26 80 82
27 S27 75 73
28 S28 79 74
29 S29 73 86
30 S30 72 94
31 S31 78 76
32 S32 75 83
Tabel 4.1 data penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
a. Pembelajaran PPKn
Hasil analisis deskriptif yang berhubungan dengan skor
variable pembelajaran PPKn siswa dapat dilihat pada table berikut ini :
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
pemb_pkn 32 14 72 86 79.41 4.324 18.701
Valid N
(listwise)
32
Tabel 4.2. Statistik Skor pembelajaran ppkn
Pada tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 32 sampel data
hasil pembelajaran PKN siswa dengan nilai maksimum yaitu 86 dan
nilai minimum yaitu 72. Nilai range merupakan selisih nilai
maksimum dan nilai minimum yakni 14. Pada tabel juga diperoleh
32
hasil skor rata-rata (mean) 79,41 dengan standar deviasi 4.324 dan
variansi 18,701 maka dapat dikatakan bahwa data tersebar di sekitar
nilai rata-rata.
Kategori skor pembelajaran ppkn siswa disajikan dalam table
4.2 dibawah ini :
Interval Nilai Kategori Frekuensi Persentase
84 ≤ skor ≤ 100 Sangat Tinggi 9 28,125 %
68 ≤ skor < 84 Tinggi 23 71,875%
52 ≤ skor < 68 Sedang 0 0 %
36 ≤ skor < 52 Rendah 0 0 %
20 ≤ skor ≤ 36 Sangat Rendah 0 0 %
Total 32 100%
Tabel 4.3. distribusi frekuensi dan persentase skor pembelajaran ppkn
Berdasarkan tabel kategori di atas, diketahui bahwa tidak ada siswa
yang menjawab berada dalam kategori sangat rendah, rendah dan sedang,
23 siswa (71,875 % dari 32 siswa) berada dalam kategori tinggi, 9 siswa
(28,125 % dari 32 siswa) berada dalam kategori sangat tinggi.
Berdasarkan tabel nilai statistik, diketahui nilai mean yaitu 79,41
berada dalam kategori tinggi dan pada tabel kategori frekuensi terbanyak
yaitu 23 atau 71,875% dari jumlah sampel juga berada dalam kategori
tinggi. Sehingga berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa secara
umum pembelajaran pkn siswa berada dalam kategori tinggi.
b. Kesadaran menaati tata tertib
33
Hasil analisis deskriptif yang berhubungan dengan skor
variable Kesadaran menaati tata tertib siswa dapat dilihat pada table
berikut ini :
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Varian
ce
kesadaran_tatib 32 32 64 96 82.50 8.274 68.452
Valid N (listwise) 32
Tabel 4.4 Statistik Kesadaran menaati tata tertib
Pada tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 32 sampel data
kecerdasan emosional siswa dengan nilai maksimum yaitu 96 dan nilai
minimum yaitu 64. Nilai range merupakan selisih nilai maksimum dan nilai
minimum yakni 32. Pada tabel juga diperoleh hasil skor rata-rata (mean)
82,50 dengan standar deviasi 8,274 dan variansi 68,452 maka dapat
dikatakan bahwa data tersebar di sekitar nilai rata-rata.
Kategori skor kesadaran menaati tata tertib disajikan dalam tabel 4.4
dibawah ini :
Interval Nilai Kategori Frekuensi Persentase
84 ≤ skor ≤ 100 Sangat Tinggi 10 31,25 %
68 ≤ skor < 84 Tinggi 20 62,5 %
52 ≤ skor < 68 Sedang 2 6,25 %
36 ≤ skor < 52 Rendah 0 0 %
20 ≤ skor ≤ 36 Sangat Rendah 0 0 %
Total 32 100%
Tabel 4.5 distribusi frekuensi dan persentase skor kesadaran menaati tata tertib
34
Berdasarkan tabel kategori di atas, diketahui bahwa tidak ada siswa
yang berada dalam kategori sangat rendah dan rendah, 2 siswa (6,25 % dari
32 siswa) berada dalam kategori sedang, 20 siswa (62,5 %dari 32 siswa)
berada dalam kategori tinggi, 10 siswa (31,25 % dari 32 siswa) berada
dalam kategori sangat tinggi.
Berdasarkan tabel nilai statistik, diketahui nilai mean yaitu 82,50
berada dalam kategori tinggi dan pada tabel kategori frekuensi terbanyak
yaitu 20 atau 62,5% dari jumlah sampel juga berada dalam kategori tinggi.
Sehingga berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum
kesadaran menaati tata tertib siswa berada dalam kategori tinggi.
2. Analisis Statistik Inferensial
a. Uji Prasyarat
1) Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji
apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual
yang terdistribusi secara normal. Metode yang digunakan dalam analisis
ini yakni dengan melihat penyebaran data pada grafik Normal P-P Plot
of regression standardized residual. Berikut hasil uji normalitasnya:
35
Gambar 4.1. Grafik Kesadaran tata tertib
Berdasarkan gambar grafik tersebut dapat diketahui bahwa titik-
titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka nilai
residual tersebut telah normal.
2) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana pada model regresi
ditemukan adanya korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna
antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antar
variabel independen. Metode uji multikolinearitas yang digunakan
dalam analisis ini yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan Inflation
Factor (VIF) pada model regresi. Berikut hasil uji multikorelasinya:
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
36
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 46.270 26.975 1.715 .097
pemb_pkn .456 .339 .238 1.345 .189 1.000 1.000
a. Dependent Variable: kesadaran_tatib
Untuk mengetahui suatu model regresi bebas dari
multikolinearitas, yaitu mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan
mempunyai angka Tolerance lebih dari 0,1. Sehingga berdasrkan tabel
di atas diperoleh nilai VIF kurang dari 10 yakni 1,000 dan nilai
Tolerance lebih dari 0,1 yakni 1,00. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
model tersebut bebas multikolinearitas.
3) Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas adalah keadaan dimana dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokedastisitas. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah uji
koefisien korelasi spearman’s rho. Berikut hasil uji tersebut:
Correlations
Unstandardized
Residual
pemb_pkn
Spearman's rho
Unstandardized Residual
Correlation Coefficient 1.000 -.003
Sig. (2-tailed) . .989
N 32 32
pemb_pkn
Correlation Coefficient -.003 1.000
Sig. (2-tailed) .989 .
N 32 32
37
Berdasarkan output diatas, dapat diketahui bahwa nilai korelasi kedua
variabel independen dengan Unstandardized Residual memiliki nilai
signifikansi lebih dari 0,05 yakni 0,989, sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi masalah heterokedastisitas pada model regresi.
b. Uji Regresi
1) Pengujian Hipotesis
Hipotesis penelitian :
H0 : Pembelajaran PKN tidak berpengaruh terhadap kesadaran menaati
tata tertib siswa
H1 : Pembelajaran PKN berpengaruh terhadap kesadaran menaati tata
tertib siswa
Hipotesis statistik :
H0: H1:
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 46.270 26.975 1.715 .097
pemb_pkn .456 .339 .238 1.345 .189 1.000 1.000
a. Dependent Variable: kesadaran_tatib
Tabel 4.6 koefisien korelasi pembelajaran ppkn terhadap kesadaran menaati tatib
Pada tabel di atas, dapat dilihat hubungan antara variable
independen dengan variable dependen dengan membandingkan nilai t
hitung dengan nilai t tabel. Berdasarkan tabel di atas, nilai t tabel dapat
38
dilihat pada taraf signifikansi 0,05 dimana df=32-1-=31 adalah 1,695 dan
nilai t hitung diperoleh pada tabel coefficients yaitu 1,345. Hal ini
menunjukkan bahwa -t hitung < -t tabel dan nilai probabilitas secara
individual pada tabel coefficients diperoleh 0,189 dimana 0,189 > 0,05
yang berarti bahwa H0 diterima atau dengan kata lain H1 ditolak. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PKN tidak
berpengaruh terhadap kesadaran menaati tata tertib siswa kelas VII B
SMP PGRI Sungguminasa.
B. Pembahasan
1. Pembelajaran PPKn
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata
pembelajaran ppkn siswa kelas VII B SMP PGRI Sungguminasa adalah
79,41 dari skor ideal 100. Dengan standar deviasi 4.324 maka data hanya
tersebar disekitar nilai rata-rata. Pengkategorian pembelajaran ppkn dibagi
menjadi 5 yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
39
Untuk kategori sangat rendah, rendah dan sedang , tidak ada siswa
yang berada dalam kategori tersebut, sedangkan 23 siswa (71,875% dari 32
siswa) berada dalam kategori tinggi, 9 siswa (28,125 % dari 32 siswa)
berada dalam kategori sangat tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa untuk pembelajaran ppkn siswa kelas
VII B SMP PGRI Sungguminasa berada dalam kategori tinggi. meskipun
demikian pembelajaran ppkn siswa yang tinggi tersebut harus menjadi
perhatian bagi guru agar siswa dapat mempertahankan hasil yang tinggi
tersebut atau lebih meningkatkanya. Dimana pembelajaran ppkn adalah
salah satu pembelajaran yang sangat penting yang dapat diartikan sebagai
penyiapan bagi generasi muda (siswa) atau penerus bangsa untuk dapat
menjadi warga Negara yang mempunyai pengetahuan, kecakapan, serta
juga nilai-nilai yang diperlukan untuk dapat berpartisipasi aktif dalam
bermasyarakat (Samsuri, 2011:28)
2. Kesadaran menaati tata tertib
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata
kesadaran menaati tata tertib siswa kelas VII B SMP PGRI
Sungguminasa adalah 82,50 dari skor ideal 100. Dengan standar deviasi
8,274 maka data hanya tersebar disekitar nilai rata-rata. Pengkategorian
kesadaran menaati tata tertib dibagi menjadi 5 yaitu sangat tinggi, tinggi,
sedang, rendah dan sangat rendah.
40
Untuk kategori sangat rendah dan rendah, tidak ada siswa
berada dalam kategori tersebut, sedangkan 2 siswa (6,25 % dari 32 siswa)
berada dalam kategori sedang, 20 siswa (62,5 %dari 32 siswa) berada
dalam kategori tinggi, 10 siswa (31,25 % dari 32 siswa) berada dalam
kategori sangat tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa untuk kesadaran menaati tata tertib
siswa kelas VII B SMP PGRI Sungguminasa berada dalam kategori
tinggi. Dengan kata lain, siswa kelas VII B SMP PGRI Sungguminasa
memiliki kesadaran menaati tata tertib yang tinggi, baik dalam tertib
belajar, tertib berpenampilan, keamanan pribadi/lingkungan maupun
dalam kebersihan. Meskipun demikian, kesadaran menaati tata tertib siswa
yang tinggi tersebut harus menjadi perhatian bagi para guru maupun staf
yang ada dilingkungan sekolah agar menjadi contoh teladan bagi para
siswa sebagaimana diungkapkan oleh Ayu Lasturi.dkk (2018:15), bahwa
Penegakan tata tertib tidak dapat dilaksanakan oleh seseorang atau
sekelompok orang melainkan harus melibatkan seluruh komponen yang
ada di sekolah sehingga dalam pelaksanaannya antar komponen akan
saling mendukung.
3. Pengaruh signifikan antara pembelajaran PPKn terhadap kesadaran
menaati tata tertib
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh
signifikan antara pembelajaran ppkn terhadap kesadaran menaati tata
tertib siswa kelas VII B SMP PGRI Sungguminasa. Hal ini diperoleh dari
41
analisis korelasi pada taraf signifikan 5% yang ditunjukkan dengan nilai
< . Sehingga dapat disimpulkan hipotesis pertama ditolak.
Dari hasil analisis inferensial dapat diketahui dapat diketahui nilai
beta untuk pembelajaran ppkn siswa sebesar 0,238 yang menunjukkan
bahwa terdapat 23,8% konstribusi variable pembelajaran ppkn terhadap
kesadaran menaati tata tertib sedangkan sisanya 76,2% dipengaruhi oleh
factor lain.
Hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan (Andi Murfin dkk, 2017) yang menunjukkan bahwa kontribusi
pembelajaran ppkn tergolong sangat baik terhadap penegakkan
kedisplinan dan kepatuhan menaati tata tertib siswa.
Tidak adanya pengaruh yang signifikan tersebut kemungkinan
besar disebabkan karna siswa kurang dalam hal inisiatif dalam
pembelajaran, baik inisiatif dalam mempelajari materi yang belum dan
akan dipelajari atau dipengaruhi oleh motivasi siswa yang rendah untuk
mempelajari ppkn. Meskipun pada data hasil penelitian menunjukkan
bahwa pembelajaran ppkn siswa kelas VII B SMP PGRI Sungguminasa
berada dalam kategori tinggi namun hal tersebut belum mencukupi untuk
memberikan pengaruh terhadap kesadaran menaati tata tertib siswa.
Adapun yang diungkkapkan oleh (kurniati dkk, 2018) bahwa Dari
segi tata tertib juga harus dilaksanakan secara efektif agar setiap siswa
tahu dan paham bahwa setiap perbuatan itu ada konsikuensinya yang
42
harus dijalani, sehingga siswa diharapkan paham terhadap peraturan dan
tata tertib yang ada disekolah
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas VII
SMP PGRI Sungguminasa, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut :
43
1. Pembelajaran PPKn Siswa kelas VII SMP PGRI Sungguminasa berada
dalam kategori tinggi. Begitupun dengan Kesadaran menaati tata tertib
siswa kelas VII SMP PGRI Sungguminasa berada dalam kategori tinggi
2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara pembelajaran PPKn terhadap kesadaran menaati tata
tertib siswa kelas VII SMP PGRI Sungguminasa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka penulis menyarankan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada para siswa khususnya siswa kelas VII SMP PGRI Sungguminasa,
diharapkan agar dapat meningkatkan hasil belajar terutama pembelajaran
PPKn dengan memperhatikan factor-faktor yang berpengaruh terhadap
hasil belajar.
2. Kepada para guru dan pihak sekolah, diharapkan agar meningkatkan
kualitas pembinaan karakter siswa di sekolah dan lebih memberi perhatian
kepada siswa terlebih memberi contoh yang baik agar lebih meningkatkan
kesadaran menaati tata tertib siswa.
3. Kepada para peneliti lain dan pemerhati pendidikan, berdasarkan temuan
penelitian khususnya hipotesis penelitian yang tidak sesuai maka kiranya
ada penelitian lanjutan terkait dengan penelitian ini.
44
44
DAFTAR PUSTAKA
Ayu Lestari.dkk. 2018. Perananan Penegakkan tata tertib Sekolah Terhadap
Penigkatan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di SMA Negeri 1 Cilosok Kab. Sukabumi. Jurnal Fokus.
Vol. 1, No. 2. Diakses Januari 2018.
Arikunto,S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara
Bambang Prasetyo & Lina Mifathul Jannah. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif:
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Cahyono. 2016. Pengaruh Kedisiplinan pada Peningkatan Prestasi Belajar Peserta
Didik pada Mata Pelajaran PKn di SMK Pasundan 1 Subang. Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Vol. 1, No. 2. Diakses 01 oktober 2019.
E. Mulyasa. 2007. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan
Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kurniati. Widoo, Rohmad., Budiono. 2018. Peranan Guru Pkn Dalam Pembentukan
Kedisiplinan Siswa di MAN MALANG 1. Jurnal Civic Hukum. Vol. 3, No.
2. Diakses 07 september 2019.
Murfin, Andi., Suaib, Dahlia., Mahpud, Asep. 2017. Kontibusi Pembelajarn PPKn
Terhadap Penegakan Kedisiplinan Siswa Di SMPN 9 PALU dan SMP AL-
AZHAR PALU. Jurnal Katalogis. Vol. 5, No. 3. Diakses 10 Juli 2019.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nasution. 2013. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Bumi
Aksara.
Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Penerbit
Andi. Yogyakarta.
Soedomo Hadi. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : CV Rajawali.
Sumarsono ET AL.2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia.
Syahrial Syarbaini.Dkk. 2006. Membangun Karakter Kewarganegaraan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
45
Samsuri. 2011. Pendidikan Karakter Warganegara, Yogyakarta: Diandra Pustaka
Indonesia.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi
Revisi V). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto. 1998. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bima Aksara.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sutriana. 2017. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Keaktifan Dalam Kegiatan
Ekstrakulikuler, dan Partisipasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matemetika
Siswa Kelas IX IPA SMAN 1 MAJAULENG Tahun Ajaran 2016/2017.
Skripsi. Universitas Negeri Makassar.
Tim Penyusun Kamus P3B. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke 2. Jakarta :
Balai Pustaka.
Vandriyanti, Henny., Suntoro, Irawan., Nurmalisa, Yunisca. 2013. Pengaruh
Pemberian Penguatan oleh Guru Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa. Jurnal
Kultur Demokrasi. Vol. 1, No. 6. Diakses 07 September 2019.
Winarno. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Surakarta: UNS Press.
46
L
A
M
P
I
R
A
N
47
48
49
50
51
52
DATA PENELITIAN
NO NAMA PEMBELAJARAN
PKN (X)
KESADARAN TATIB
(Y)
1 Adelia 72 66
2 Agung Nugraha 85 93
3 Ahmad Afdal Fatir 86 95
4 Alwi Saputra 76 81
5 Bachri Bukhori Anwar 80 93
6 Devi 77 78
7 Fadel Muhammad 85 91
8 Ferdiansah 75 93
9 Fitriani Agus 78 74
10 Hikmal 78 78
11 Irfan Saputra 85 80
12 Jessica Rahma Yuliany 75 64
13 Meri Andini Bakri 85 90
14 Muh Ali Imran 86 82
15 Muh Amin Fikri 85 81
16 Muh Anugrah Ramadan 78 95
17 Muh Asdar 81 84
18 Muh Ikram 82 78
19 Muh Rafli 80 79
20 Muh Raihan Faturrahman 80 77
21 Mustakim 78 80
22 Olivia Dwiyanti 76 96
23 Putri Chairani 84 83
24 Rahmawati 77 81
25 Reski Ramadhani 85 80
26 Sabarudding 80 82
27 Salsabila Sabrina I 75 73
28 Selvi Sari Syam 79 74
29 Suci Ramadhani 73 86
30 Wawan 72 94
31 Yulianti Nurashari 78 76
32 Andi Sayyan Naqli 75 83
53
54
55
56
57
RIWAYAT HIDUP
Andi Rafika Dilla .B Dilahirkan di Tentena Sulawesi
Tengah pada tanggal 25 Mei 1997. Anak sulung dari
pasangan Ayahanda Andi Biang Baso. Dan Ibunda
Rosmiati .A. Penulis tamat sekolah dasar pada tahun
2009 di SDN 163 Wonokerto Kabupaten Luwu Utara,
tamat SMP Negeri 1 Tomoni tahun 2012, dan tamat SMA
Negeri 2 Luwu Timur tahun 2015. Pada tahun yang sama (2015), penulis
melanjutkan pendidikan pada program Strata Satu (S1) Program Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai tahun 2020.