i
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI HIMPUNAN
DI KELAS VII SMP PANGUDI LUHUR BORO YOGYAKARTA TAHUN
AJARAN 2015/2016
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Albertus Adhitya Nawang Christiyanto
NIM : 091414086
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
“Seseorang yang berjalan kedepan bagaikan mengenakan kaca mata kuda,
dia akan fokus kedepan tetapi hanya pandangannya saja, telinganya tetap
akan mendengarkan ucapan orang-orang di sekitarnya, meskipun nadanya
menjatuhkan”
(Albertus Adhitya)
“Waktu memang tidak bisa diulang, tetapi setiap orang masih punya waktu
untuk menggantinya”
(Albertus Adhitya)
“Suatu waktu manusia pasti melihat kebelakang dan tersadar kalau
pengadilan adalah dirinya sendiri”
(Albertus Adhitya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Halaman Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yesus
Ayahku Andreas Pariman dan Ibuku Christina
Riswanti
Adikku Ignatius Dayu Dwi Budi Christyawan
Sahabat-sahabat “MADESU”
Orang-orang yang ada di kehidupanku selama ini
Diriku Sendiri
Almamater Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 22 Agustus 2016
Penulis,
Albertus Adhitya Nawang Christiyanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Albertus Adhitya Nawang Christiyanto
Nomor Mahasiswa : 091414086
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI HIMPUNAN
DI KELAS VII SMP PANGUDI LUHUR BORO YOGYAKARTA TAHUN
AJARAN 2015/2016
Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal: 22 Agustus 2016
Yang menyatakan
Albertus Adhitya Nawang Christiyanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Albertus Adhitya Nawang Christiyanto. 2016. Pengaruh Pembelajaran
Berbasis Pendidikan Karakter Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi
Himpunan Di Kelas VII SMP Pangudi Luhur Boro Yogyakarta Tahun
Ajaran 2015/2016. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana tanggapan siswa
terhadap pembelajaran berbasis pendidikan karakter (2) apakah terdapat
perbedaan prestasi belajar siswa sebelum mendapatkan pembelajaran berbasis
pendidikan karakter dengan sesudah mendapatkan pembelajaran berbasis
pendidikan karakter (3) apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara
kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran himpunan berbasis pendidikan
karakter dengan kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran himpunan
tanpa berbasis karakter.
Penelitian dilakukan di SMP Pangudi Luhur Boro Yogyakarta pada bulan
Oktober-Desember 2015 semester gasal tahu ajaran 2015/2016. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Boro Yogyakarta.
Sampel penelitian kualitatif dalam penelitian ini adalah subjek dari kelas VII A
dan VII B yang berjumlah 6 orang. Sampel penelitian kuantitatif dalam penelitian
ini adalah kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas
kontrol. Data diambil dengan metode angket, tes, dan wawancara. Pengolahan
data menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, uji paired sample t test,
dan uji independent sample t test.
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa (1) siswa memberikan
tanggapan positif terhadap pembelajaran berbasis pendidikan karakter (2)
pendidikan karakter berhasil membuat peningkatan hasil belajar kelas eksperimen
dimana dengan uji paired sample t test diperoleh nilai –t hitung < -t tabel (-2,672
< -2,056) dan P Value (0,013 < 0,05) maka rata-rata nilai kelas eksperimen lebih
tinggi setelah mendapatkan pendidikan karakter. Sedangkan pada kelas kontrol
mengalami penurunan hasil belajar dimana diperoleh nilai t hitung > t tabel (5,279
> 2,052) dan P Value (0,00 < 0,05) (3) melalui uji independent t test diperoleh t
hitung < t tabel (1,467 < 2,006) dan P Value (0,148 > 0,05) maka tidak terdapat
perbedaan antara rata-rata nilai kelas ekperimen dengan kelas kontrol.
Kata Kunci : Himpunan, Pendidikan Karakter, Hasil Belajar Matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Albertus Adhitya Nawang Christiyanto. 2016. Influence of Character
Building by Learning Mathematics Towards The Study Achievement for The
Students of Class VII Pangudi Luhur Junior High School, Boro Yogyakarta
on the Topic of Sets in the Academic year 2015/2016. Undergraduate Thesis.
Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Department of
Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and
Education, Sanata Dharma University.
This study aimed to investigate (1) how were the student’s responses to the
character building by learning mathematics (2) whether there was any difference
in study achievement before and after the learning process based on character
building (3) whether there was any difference in study achievement between
group of students with learning process based on character building and group of
students with learning process not based on character building.
This research was conducted in Pangudi Luhur Junior High School Boro
Yogyakarta. The population in this study was the set of seventh grade students of
Pangudi Luhur Junior High School Boro Yogyakarta. The sample in this study
consisted of students of Class VII A as the experimental class and class VII B as a
contol class. Data were taken by the questionnaire method, test method, and
interview. The processing of the data in this study used kolmogorov-smirnov test
for normality, paired sample t test, and independent sample t test.
Based on the research that has been done, it was concluded that (1) students gave
positive responses towards the learning process based on character building (2)
implementation of character building by learning mathematics has succeed to
produce better learning outcome for the experimental class ((the result by paired
sample t test is –t count < -t table (-2,672 < -2,056) and P Value (0,013 < 0,05)). It
means that the experimental class average value was higher after the
implementation of character building. Meanwhile the control class gained a drop
in the learning achievement ((the result was as follows t count > t table (5,279 >
2,052) and P value (0,00 < 0,05)) (3) through independent sample t test it was
obtained t count < t table (1,467 < 2,006) and P value (0,148 > 0,05). It means
that there wasn’t any difference between the learning achievement of the
experimental class and the control class.
Keywords : sets, character building, mathematics learning achievement.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur terhadap cinta kasih Tuhan atas karunia dan berkah yang
telah diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan lancar.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.
Di dalam penyusunan skripsi ini banyak kendala yang dihadapi peneliti,
namun semua itu mampu diselesaikan penulis dengan baik karena ada dukungan
dan motivasi yang diberikan kepada penulis dari berbagai pihak. Ucapan
terimakasih oleh penulis disampaikan kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan;
2. Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku ketua Jurusan
Pendidikan Matematika dan IPA;
3. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan
Matematika;
4. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono, selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan bersedia
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
menyusun skripsi;
5. Segenap dosen dan karyawan JPMIPA Universitas Sanata Dharma yang
telah membantu dan mendukung penulis selama belajar di Universitas
Sanata Dharma;
6. Br. Yohannes Sumardi selaku kepala sekolah SMP Pangudi Luhur Boro
Yogyakarta atas kesempatan yang diberikan untuk melaksanakan
penelitian di sekolah yang bruder pimpin;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Bapak Yohannes Dedy Setyawan S.Pd., selaku guru pelajaran matematika
atas kesediaannya untuk membantu dan selalu memberikan
masukankepada peneliti.
8. Siswa kelas VII SMP Pangudi Lohor Boro Yogyakarta tahun pelajaran
2015/2016;
9. Kedua orangtuaku serta adikku atas dukungan, doa, semangat, dan cinta
kasih;
10. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2009, terimakasih atas
kesempatan untuk bisa mengenal kalian;
11. Semua pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penulis menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun. Penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca khususnya bagi
para calon guru matematika.
Yogyakarta, 22 Agustus 2016
Penulis
Albertus Adhitya Nawang C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................. iv
HHALAMAN PERSEMBAHAN................................................................ ... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ...... vii
ABSTRAK .................................................................................................. viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. LatarBelakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Batasan Masalah................................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
E. Pembatasan Istilah ............................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
G. Sistematika Penelitian ......................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 10
A. Kajian Teoritis ................................................................................... 10
B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 22
C. Hipotesis ........................................................................................... 23
BAB III Metode Penelitian .......................................................................... 25
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Populasi dan Sampel ....................................................................... 25
C. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 27
D. Fokus Penelitian ............................................................................... 27
E. Sistematika Penelitian ...................................................................... 27
F. Perumusan Variabel .......................................................................... 28
G. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 28
H. Instrumen Penelitian ......................................................................... 31
I. Uji Instrumen .................................................................................... 31
J. Teknik Analisis Data ......................................................................... 32
BAB IV DESKRIPSI, PEMBAHASAN, DAN ANALISA DATA HASIL
PENELITIAN ............................................................................................... 36
A. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 36
B. Latar Belakang SMP Pangudi Luhr Boro ........................................ 36
C. Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur Boro .......................... 38
D. Hasil Observasi ................................................................................. 41
E. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter di dalam
Kelas ................................................................................................. 46
F. Analisis Data ..................................................................................... 61
G. Pembahasan ...................................................................................... 77
H. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 79
BAB V Penutup ............................................................................................ 80
A. Kesimpulan ....................................................................................... 80
B. Saran ................................................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 82
LAMPIRAN ......................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kriteria Subjek Penelitian .......................................................... 26
Tabel 3.2. Kriteria Penelitian ...................................................................... 30
Tabel 4.1. Deskripsi Data Nilai Kelas VII A .............................................. 61
Tabel4.2. Deskripsi Data Nilai Kelas VII B .............................................. 63
Tabel 4.3. Uji Normalitas Kelas VII A ....................................................... 64
Tabel 4.4. Uji Normalitas Kelas VII B ....................................................... 65
Tabel 4.5. Hasil Uji Paired Sample T-Test Kelas VII A ............................ 66
Tabel 4.6. Hasil Uji Paired Sample T-Test Kelas VII B ............................. 69
Tabel 4.7. Hasil Uji Independent Sample T-Test Kelas VII A dengan kelas
VII B .......................................................................................... 71
Tabel 4.8. Hasil Tes Subjek Penelitian ....................................................... 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1.Proses Triangulasi Data ............................................................. 30
Gambar 3.2.Komponen-Komponen Analisis Data ....................................... 35
Gambar 4.1. Siswa Menjawab Pertanyaan Guru .......................................... 48
Gambar 4.2. Siswa Memberikan Kritik Pada Temannya .............................. 49
Gambar 4.3. Siswa Mengerjakan Soal Berkelompok ................................... 50
Gambar 4.4. Siswa Bertanya Pada Guru ....................................................... 50
Gambar 4.5. Siswa Memperhatikan Penjelasan Guru ................................... 52
Gambar 4.6. Mengerjakan Soal Dari Buku Paket ......................................... 52
Gambar 4.7. Guru Bertanya Kepada Siswa .................................................. 55
Gambar 4.8. Siswa Mengerjakan Soal Berkelompok ................................... 56
Gambar 4.9. Siswa Bertanya Kepada Guru .................................................. 56
Gambar 4.10.Siswa Memperhatikan Guru .................................................... 58
Gambar 4.11.Siswa Memperhatikan Pekerjaan Temannya .......................... 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Surat Keterangan Penelitian .................................................. 85
Lampiran B : Surat Keterangan Selesai Penelitian ..................................... 86
Lampiran C : Lembar Validasi Lembar Pengamatan Kepala Sekolah ...... 87
Lampiran D : Lembar Validasi Lembar Pengamatan Guru ......................... 89
Lampiran E : Lembar Validasi Lembar Pengamatan Ahli ........................ 91
Lampiran F : Lembar Validasi Tes Hasil Belajar 1 .................................... 93
Lampiran G : Lembar Validasi Tes Hasil Belajar 2 .................................... 95
Lampiran H : Soal Tes Hasil belajar 1 ........................................................ 97
Lampiran I : Soal Tes Hasil Belajar 2 ........................................................ 98
Lampiran J : Jawaban Tes Hasil Belajar 1 ............................................... 100
Lampran K : Jawaban Tes Hasil Belajar 2 .............................................. 106
Lampiran L : Tabel Deskripsi Data Nilai .................................................. 112
Lampiran M : Tabel SPSS Uji Normalitas ................................................. 113
Lampiran N : Tabel SPSS Paired Sample T-Test ...................................... 114
Lampiran O : Tabel SPSS Hasil Uji Independent Sample T-Test ............. 116
Lampiran P : Transkrip Wawancara Subjek ............................................. 117
Lampiran Q : Transkrip Wawancara Kepala Sekolah ............................... 119
Lampiran R : Transkrip Wawancara Guru ................................................ 120
Lampiran S : Foto-Foto Penelitian ............................................................ 122
Lampiran T : Angket Subjek ..................................................................... 124
Lampiran U : Angket Guru ........................................................................ 126
Lampiran V : RPP Pendidikan Karakter .................................................... 129
Lampiran W : RPP Konvensional .............................................................. 130
Lampiran X : Data Nilai Kelas VII ........................................................... 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbicara masalah pendidikan tentunya tidak terlepas dari lembaga yang
menjadi inti dari dari pendidikan itu sendiri, yaitu lembaga pendidikan
dimana anak dididik untuk menggali seluruh kemampuannya. Lembaga
pendidikan memiliki peranan besar dalam membentuk karakter siswa.
Lembaga pendidikan sebagai lembaga akademik dengan tugas utamanya
menyelenggarakan pendidikan dan mengembangkan ilmu,pengetahuan,
teknologi, dan seni. Dimana dalam hal ini tujuan penyelenggaraan
pendidikan, sejatinya tidak hanya mengembangkan keilmuan, tetapi juga
membentuk kepribadian, kemandirian, keterampilan sosial, dan karakter.
Oleh sebab itu, berbagai program dirancang dan diimplementasikan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, terutama dalam rangka pembinaan
karakter.
Secara akademis, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai,
pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, atau
pendidikan akhlak yang tujuannya mengembangkan kemampuan siswa untuk
memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik , dan
mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Karena itu, “muatan pendidikan karakter secara psikologis mencakup dimensi
moral reasoning, moral feeling, dan moral behavior” (Lickona, 1991:21).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Secara praktis, pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik
anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan
mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat
memberikan kontribusi yang positif terhadap lingkungannya (Ratna
Megawangi, 2004:95).
Salah satu kriteria keberhasilan penerapan pendidikan karakter adalah
prestasi akademis para siswa. Pendidikan karakter yang diterapkan dalam
lingkungan pendidikan akan memiliki dampak langsung pada prestasi belajar.
Pembelajaran matematika sangat menarik untuk dihubungkan dengan
pendidikan karakter karena matematika merupakan ilmu universal yang
mendasari perkembangan modern, mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan
menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika
yang kuat sejak dini. Untuk membekali peserta didik menjadi seorang
penguasa teknologi yang mampu memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, tidaklah cukup hanya dengan membekali
penguasaan kognitif saja, namun diperlukan pembentukan karakter peserta
didik.
Karakteristik mata pelajaran matematika antara lain adalah menuntut
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan inovatif serta
menekankan pada penguasaan konsep dan algoritma disamping pemecahan
masalah. Menurut Soedjadi “nilai-nilai yang terkandung dalam matematika
meliputi kesepakatan, kebebasan, konsisten dan kesemestaan” (Suyitno,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
2011:23). Karakteristik mata pelajaran matematika dan nilai-nilai yang
terkandung dalam matematika tersebut dapat ditumbuhkan pada proses
pembelajaran dengan pemilihan metode dan materi yang tepat. “Ciri umum
matematika yaitu: (1) Objek matematika adalah abstrak; (2) Matematika
menggunakan simbul-simbul yang kosong dari arti; (3) Berpikir matematika
dilandasi aksioma; dan (4) Cara menalarnya adalah deduktif” (Hudojo dalam
Juhartutik, 2012: 18).
Dari yang kita lihat, selama ini guru belum banyak menumbuhkan
pendidikan karakter kepada siswa, sehingga banyak siswa yang belum
menyadari karakter yang seharusnya terbentuk. Mereka lebih suka mencontek
atau bertanya kepada siswa lain sewaktu mengerjakan soal, takut bertanya
kepada guru jika belum paham tentang materi yang diajarkan, menyepelekan
tugas atau pekerjaan rumah dan banyak siswa yang berbicara dengan teman-
temannya selama proses pembelajaran berlangsung. Di lain hal siswa juga
dituntut untuk mencapai KKM yang diwajibkan sekolah yakni 70.
Kekurangan dari sisi karakter siswa dapat berimbas pada prestasi belajar
siswa secara langsung. Oleh karena itu, pendidikan karakter khususnya sikap
percaya diri, kejujuran serta tanggung jawab sangat penting dalam
pembelajaran Matematika, sehingga dalam proses pembelajaran rasa percaya
diri, disiplin serta tanggung jawab diharapkan dapat muncul dan dimiliki oleh
setiap siswa dan pada akhirnya berpengaruh positif terhadap prestasi belajar
siswa. Permasalahan yang ada dalam pendidikan saat ini yaitu lebih
mengutamakannya pada aspek kognitif dari pada afektif. Peneliti menduga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
terdapat pengaruh positif pembelajaran berbasis karakter terhadap prestasi
belajar siswa. Oleh karena itu peneliti mencoba meneliti dampak pendidikan
karakter pada peningkatan prestasi belajar siswa. Materi yang diajarkan
adalah teori himpunan kelas VII SMP karena bertepatan dengan waktu
penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Dalam hal ini, peneliti memilih SMP
Pangudi luhur Boro Yogyakarta sebagai lokasi penelitian karena sejak tahun
2004 di sekolah tersebut telah dicanangkan program pelaksanaan pendidikan
karakter akan tetapi dampaknya belum pernah diteliti.
Sehingga didasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka
peneliti tertarik mengambil judul skripsi mengenai “PENGARUH
PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI
HIMPUNAN KELAS VII SMP PANGUDI LUHUR BORO
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 ”.
B. Rumusan Masalah
Terdapat beberapa hal penting yang akan diungkap dalam skripsi ini
yaitu kajian pengembangan pendidikan karakter, pengembangan
pembelajaran matematika, dan kajian pendidikan terintegrasi. Ketiganya
dapat diposisikan sejajar dan memiliki keserasian. Melihat uraian di bagian
pendahuluan, maka perlu dirumuskan beberapa masalah guna memberikan
fokus kajian yang terarah, sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis
pendidikan karakter pada materi himpunan di kelas VII SMP Pangudi
Luhur Boro Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016?
2. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa sebelum mendapatkan
pembelajaran berbasis pendidikan karakter dengan sesudah mendapatkan
pembelajaran berbasis pendidikan karakter pada materi himpunan di
kelas VII SMP Pangudi Luhur Boro Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016?
3. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelompok siswa yang
mendapatkan pembelajaran himpunan berbasis pendidikan karakter
dengan kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran himpunan
tanpa berbasis pendidikan karakter di kelas VII SMP Pangudi Luhur
Boro Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016?
C. Batasan Masalah
Seperti yang telah peneliti uraikan diatas bahwa pendidikan karakter
memiliki peran terhadap pembelajaran di dalam kelas yaitu membentuk
karakter siswa sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa secara
langsung. Melihat dari keterbatasan dana, waktu, dan kemampuan peneliti
maka dalam penelitian ini hanya akan diteliti pelaksanaan pembelajaran
berbasis pendidikan karakter pada kelas VII saja. Dengan demikian ada dua
variabel yaitu subjek yang menerima pembelajaran berbasis pendidikan
karakter dan subjek yang menerima pembelajaran konvensional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menjelaskan bahwa tujuan
penulisan skripsi ini adalah :
1. Mengetahui bagaimana tanggapan siswa setelah mendapatkan
pembelajaran berbasis pendidikan karakter pada materi himpunan di
kelas VII SMP Pangudi Luhur Boro Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.
2. Mengetahui adakah perbedaan prestasi belajar siswa sebelum
mendapatkan pemebelajaran berbasis pendidikan karakter dengan
sesudah mendapatkan pembelajaran berbasis pendidikan karakter pada
materi himpunan di kelas VII SMP Pangudi Luhur Boro Yogyakarta
tahun ajaran 2015/2016.
3. Mengetahui apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelompok
siswa yang mendapatkan pembelajaran himpunan berbasis pendidikan
karakter dengan kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran
himpunan tanpa berbasis pendidikan karakter di kelas VII SMP Pangudi
Luhur Boro Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.
E. Pembatasan Istilah
Dalam skripsi ini peneliti menetapkan pembatasan istilah. Istilah-istilah yang
digunakan antara lain:
1. Pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Pengaruh adalah suatu efek yang dihasilkan dari pengaplikasian atau
penerapan suatu metode atau langkah yang digunakan untuk mencapai
tujuan tertentu.
2. Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter adalah suatu sistem nilai-nilai karakter kepada
warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau
kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan,
maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia yang insani.
3. Hasil Belajar
Kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku merupakan
proses belajar sedangkan perubahan tingkah laku itu sendiri merupakan
hasil belajar
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini manfaat
yang diharapkan adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan
dalam penelitian di masa yang akan datang dan pengembangan
ilmu pengetahuan.
b. Memberikan rekomendasi kepada para peneliti untuk melakukan
penelitian sejenis secara lebih luas, intensif, dan memudahkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
c. Hasil penelitian dapat menjadi sumber referensi untuk
mengembangkan sekolah dan terutama pendidikan karakter siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Menjadikan masukan bagi para guru di SMP Pangudi Luhur Boro
Yogyakarta sebagai bahan untuk menentukan kebijakan dalam
pendidikan karakter siswa.
b. Bagi para guru, hasil penelitian dapat dijadikan tolak ukur
keberhasilan dan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
melakukan koreksi dan pembenahan terhadap berbagai kekurangan
dalam melakukan tugasnya secara professional.
c. Bagi kepala sekolah dapat bermanfaat dalam meningkatkan
pembinaan dan supervisi kepada guru secara lebih efektif dan
efisien.
d. Bagi siswa dapat bermanfaat sebagai pemacu semangat siswa dalam
mengembangkan karakter mereka dan potensi dalam bidang
matematika.
e. Bagi peneliti agar mampu mengaplikasikan hasil penelitiannya
apabila kelak menjadi guru.
F. Sistematika Penelitian
Secara umum skripsi ini terdiri dari 5 bab dengan beberapa sub bab
didalamnya. Berikut ini adalah runtutan sistematika penulisan skripsi secara
lengkap:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian
2. Bab II Landasan Teori
Pada bab ini berisi tentang pendekatan pembelajaran, pendidikan
karakter, pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika, integrasi
nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika,
matematika dan karakter, pembelajaran matematika yang membangun
karakter, dan materi himpunan.
3. Bab III
Pada bab ini berisi jenis penelitian, populasi dan sampel, tempat dan
waktu penelitian, fokus penelitian, sistemasi penelitian, perumusan
variabel, teknik pengumpulan data, uji instrumen, dan teknik analisis
data.
4. Bab IV
Pada Bab ini berisi tentang pelaksanaan penelitian, latar belakang
sekolah, pendidikan karakter di sekolah, hasil observasi, pelaksanaan
pembelajaran pendidikan karakter, analisis data, pembahasan, dan
keterbatasan penelitian.
5. Bab V
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teoritis
1. Karakter Siswa
Karakter saat ini tengah menjadi perbincangan yang menarik
pembahasan dalam setiap bidang khususnya dalam bidang pendidikan
karena pendidikan merupakan tempat transformasi ilmu pengetahuan dari
generasi ke generasi, sebagai orang yang terlibat dalam dunia pendidikan
tentu harus memahami apa yang dimaksud dengan karakter. Ada dua
pengertian tentang karakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana
seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur,
kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku
buruk/ jelek. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka
menolong, tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia.
Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan personality. Seseorang baru
bisa disebut orang yang berkarakter (a person of character) apabila
tingkah lakunya sesuai kaidah moral (Wynne dalam Sutjipto, 2011:504).
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang baik yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,
sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
merupakan suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik individu
yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas.
Karakter bukan sekedar sebuah kepribadian (personality) karena karakter
sesungguhnya adalah kepribadian yang ternilai (personality evaluated).
(Gordon W.Allport dalam Sri Narwanti, 2011:2).
Nilai-nilai karakter berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-
norma sosial, peraturan/ hukum, etika akademis, dan prinsip-prinsip
HAM, telah teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokan menjadi
lima nilai utama yaitu, nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan
lingkungan, serta kebangsaan (Zainal Aqib dan Sujak (2011:6-8).
2. Pendidikan Karakter
Menurut Sri Narwanti (2011:14), pendidikan karakter adalah suatu
sistem nilai-nilai penanaman dan pendalaman karakter kepada warga
sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan,
dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap
Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
kebangsaan sehingga menjadi manusia yang insani.
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010:4) pendidikan
karakter dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan dan
karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai
dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warganegara
yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.
Menurut Koesoema (Sutjipto, 2011:508), pendidikan karakter
diartikan sebagai sebuah bantuan sosial agar individu itu dapat
bertumbuh dan menghayati kebebasannya dalam hidup bersama dengan
orang lain. Dalam konteks pembelajaran didalam kelas, guru dan murid
sesungguhnya sedang berinteraksi dengan materi yang mereka pelajari.
Pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya
nilai-nilai dan penginternalisasian nilai-nilai kedalam tingkah laku
peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang
berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran
(Kemdiknas, 2011:34).
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010:7) fungsi
pendidikan karakter adalah:
a. Pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi
pribadi yang berperilaku baik; ini bagi peserta didik yang telah
memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan
karakter bangsa.
b. Perbaikan: memperkuat kiprah penidikan nasional untuk
bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang
lebih bermartabat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Penyaring: untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya
bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa yang bermartabat.
3. Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Matematika
Berdasarkan Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
mata Pelajaran Matematika yang didalamnya terdapat 5 (lima) tujuan
mata pelajaran matematika maka ada beberapa nilai karakter yang dapat
dikembangkan melalui pembelajaran matematika diantaranya sebagai
berikut:
a. Disiplin: Karakter disiplin dapat terbentuk dalam mempelajari
matematika, karena dalam matematika peserta didik diharapkan
mampu mengenali suatu keteraturan pola, memahami aturan-aturan
dan konsep-konsep yang telah disepakati. Nilai karakter yang
diharapkan dalam belajar matematika adalah seseorang diharapkan
mampu bekerja secara teratur dan tertib dalam menggunakan aturan-
aturan dan konsep-konsep. Dalam matematika konsep-konsep
tersebut tidak boleh dilanggar karena dapat menimbulkan salah arti.
b. Jujur: Matematika tidak menerima generalisasi berdasarkan
pengamatan (induktif) walaupun pada tahap-tahap awal contoh-
contoh khusus dan ilustrasi geometris diperlukan, tetapi untuk
generalisasi harus berdasarkan pembuktian deduktif. Karakter yang
dapat membentuk jiwa seseorang, bahwa seseorang tidak akan
mudah percaya pada isu-isu yang tidak jelas sebelum ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pembuktian. Kepribadian yang terbentuk diharapkan adalah sesorang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan
pekerjaannya, karena selalu dapat menunjukkan pembuktian dari
setiap perkataan dan tindakannya.
c. Kerja Keras: Karakter yang ingin dibentuk adalah tidak mudah putus
asa. Belajar matematika, seseorang harus teliti, tekun dan telaten,
dalam memahami yang tersirat dan tersurat. Ada kalanya seseorang
keliru dalam pengerjaan suatu perhitungan, namun belum mencapai
hasil yang benar, maka seseorang diharapkan dapat dengan sabar
melihat kembali (looking back) apa yang telah dikerjakan secara
runut dengan teliti, tidak mudah menyerah terus berjuang untuk
menghasilkan suatu jawaban yang benar.
d. Kreatif: Seseorang yang belajar matematika akan terbiasa untuk
kreatif dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Dalam
menyelesaikan persoalan ada yang dapat menyelesaikan dengan cara
yang panjang, namun ada pula yang mampu mengerjakan dengan
singkat. Bila seseorang terbiasa menyelesaikan permasalahan
matematika, maka orang tersebut akan terbiasa memunculkan ide
yang kreatif yang dapat membantunya menjalani kehidupan secara
lebih efektif dan efisien. lanjutannya terbuka, maksudnya ketika
siswa telah menyelesaikan masalahnya, mereka dapat
mengembangkan masalah baru yaitu dengan cara merubah kondisi
masalah sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
e. Rasa ingin tahu: Memunculkan rasa ingin tahu dalam matematika
akan mengakibatkan seseorang terus belajar dalam sepanjang
hidupnya, terus berupaya menggali informasi-informasi terkait
lingkungan di sekitarnya, sehingga menjadikannya kaya akan
wawasan dan ilmu pengetahuan. Rasa ingin tahu membuat seseorang
mampu menelaah keterkaitan, perbedaan dan analogi, sehingga
diharapkan mampu menjadi a good problems solver (mampu
menyelesaikan masalah dengan baik).
f. Mandiri: Dalam pelajaran matematika kita senantiasa menghadapi
tantangan, berbagai permasalahan yang menuntut kita untuk
menemukan solusi atau penyelesaiannya. Untuk itu peserta didik
harus mampu memiliki sikap yang tidak mudah bergantung pada
orang lain, namun berupaya secara mandiri untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang dihadapi dengan baik.
g. Komunikatif: Matematika merupakan suatu bahasa, sehingga
seseorang harus mampu mengkomunikasikannnya baik secara lisan
maupun tulisan, sehingga informasi yang disampaikan dapat
diketahui dan dipahami oleh orang lain.
h. Tanggung Jawab: Kebiasaan disiplin dalam bernalar yang terbentuk
dalam mempelajari matematika melahirkan suatu sikap tanggung
jawab atas pelaksanaan kewajiban yang seharusnya dilakukan, baik
tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, negara dan Tuhan
Yang Maha Esa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
4. Integrasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Matematika
Mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada setiap mata pelajaran
degan tujuan untuk menanamkan nilai-nilai pada peserta didik akan
pentingnya pendidikan karakter, sehingga diharapkan setiap peserta didik
mampu menginternalisasikan nilai-nilai itu ke dalam tingkah laku sehari-
hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam
maupun di luar kelas. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk
menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang
ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal,
menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya
perilaku
Nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam pembelajaran
matematika tetap harus berlandaskan pada nilai-nilai universal. Melalui
kegiatan pembelajaran ini, guru dapat mengembangkan nilai-nilai
karakter seperti jujur, demokrasi, bertanggungjawab, mandiri, disiplin,
kerjakeras, kreatif, rasa ingin tau dan sebagainya. Pengintegrasian nilai-
nilai pendidikan karakter dapat ditempuh dengan langkah-langkah
berikut:
a. Mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
pada Standar Isi (SI) untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya
dan karakter bangsa yang tercantum itu sudah tercakup di dalamnya .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
b. Menggunakan nilai-nilai budaya dan karakter yang memperlihatkan
keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator untuk
menentukan nilai yang akan dikembangkan.
c. Mencantumkan nilai-nilai budaya dan karakter itu kedalam RPP.
Nilai-nilai yang dicantumkan seperti nilai tanggung jawab saat
mengerjakan soal dalam kelompok.
d. Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif
yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan
internalisasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai.
e. Memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang mengalami
kesulitan untuk menginternalisasi nilai maupun untuk
menunjukkannya dalam perilaku.
5. Matematika dan Karakter
Matematika sebagai ilmu memiliki ciri yaitu (1) memiliki objek
abstrak, (2) bertumpu pada kesepakatan, (3) berpola pikir deduktif, (4)
memiliki simbol-simbol yang kosong arti, (5) memperhatikan semesta
pembicaraan, dan (6) konsisten dalam sistemnya (Soejadi, 2000:21).
Dalam matematika, terdapat objek abstrak yang meliputi fakta, konsep,
operasi, dan prinsip. Beberapa objek diatas didasari pada pola pikir
deduktif, dimana mencari sesuatu dari hal umum ke hal yang khusus.
Matematika berkecimpung dalam dengan simbol-simbol kosong yang
tidak terikat pada satu objek tertentu. Ini memungkinkan matematika
dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu yang relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
6. Pembelajaran Matematika Yang Membangun Karakter
Selama ini konsep pemahaman akan ilmu matematika dilakukan
hanya melalui pengenalan rumus serta konsep-konsep secara verbal.
Selain itu selama proses pembelajaran hampir seluruhnya didominasi
oleh metode ceramah mekanistik, dimana guru menjadi pusat perhatian
kelas. Pembelajran matematika seolah-olah digunakan hanya untuk
mengembangkan kemampuan kognitif siswa saja. Siswa tidak dapat
berkembang dan disetting menjadi alat penghasil sesuatu.
Guru beranggapan bahwa matematika merupakan disiplin ilmu yang
hanya harus diajarkan sesuai dengan kurikulum tanpa ada tujuan lain
yang ke arah humanistik. Hal seperti ini yang harus dirubah dimana
kreatifitas siswa tidak lagi dikekang tapi dibiarkan mengalir.
Sejatinya matematika humanistik telah dikembangkan oleh Plato
atau Euclid yang mengkaitkan matematika dengan keindahan, kreatifitas,
dan imaji matematika. Matematika humanistik mengarahkan siswa pada
pendidikan yang menyenangkan, menantang, sekaligus kegiatan
penemuan (Hablund,1998:74)
Beberapa ciri umum pembelajaran matematika humanistik menurut
Hablund yaitu:
a. Menempatkan siswa sebagai penemu bukan hanya penerima fakta-
fakta dan prosedur.
b. Memberi kesempatan siswa untuk saling membantu dalam
memecahkan masalah dan pemecahannya lebih mendalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
c. Belajar berbagai macam cara dalam menyelesaikan masalah.
d. Menunjukkan bahwa matematika adalah suatu penemuan dengan
usaha keras.
e. Menggunakan teknik penilaian tidak hanya melihat daripada
kemampuan mengingat saja
f. Menggunakan masalah-masalah menarik dan pertanyaan terbuka.
g. Mengembangkan pemahaman dan apresiasi terhadap ide-ide besar
matematika.
h. Membantu siswa melihat matematika sebagai studi terhadap pola-
pola, termasuk keindahan dan kreatifitas.
i. Membantu siswa mengembangkan sikap percaya diri, mandiri, dan
penasaran.
j. Mengajarkan materi yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-
hari.
7. Hasil Belajar
Kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku
merupakan proses belajar sedangkan perubahan tingkah laku itu sendiri
merupakan hasil belajar (Hudoyo, 1990:1). Indikator keberhasilan proses
belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati dari
penampilan seseorang sebagai bukti hasil belajar. Meskipun bermacam-
macam setiap penampilan tersebut didasai oleh ciri yang berupa
kemampuan dan kecakapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Kegiatan belajar dikatakan berhasil apabila dapat menacapai hasil
yang optimal. Untuk melihatnya diperlukan adanya penilaian atau
evaluasi. Setelah kegiatan evaluasi maka akan diperoleh hasil belajar.
Tes hasil belajar berguna untuk mengukur penguasaan materi
pelajaran yang diikuti siswa selain itu juga untuk melihat tingkat
keberhasilan suatu metode pembelajaran yang digunakan.
8. Materi Himpunan di SMP
Himpunan adalah kumpulan benda-benda atau obyek (konkret
maupun abstrak) yang mempunyai kesamaan sifat tertentu, didefinisikan
dengan jelas. Anggota suatu himpunan harus terdefinisi dengan jelas,
dalam arti bahwa untuk setiap obyek selalu dapat ditentukan secara tegas
apakah obyek tersebut anggota himpunan itu atau tidak.
Himpunan semua obyek yang termasuk lingkup pembicaraan disebut
himpunan semesta atau semesta wacana, yang dilambangkan dengan 𝑈
atau 𝑋.
Benda-benda yang termasuk dalam suatu himpunan disebut anggota,
elemen, atau unsur dari suatu himpunan. Jika suatu obyek 𝑥 merupakan
anggota dari himpunan 𝐴, maka dapat dinyatakan dengan notasi 𝑥 ∈ 𝐴,
dan bila suatu objek 𝑥 bukan merupakan anggota dari himpunan 𝐴 dapat
dinyatakan dengan notasi 𝑥 ∉ 𝐴
Suatu himpunan 𝐴 dikatakan merupakan himpunan bagian dari
himpunan 𝐵 dinyatakan dengan notasi 𝐴 ⊆ 𝐵, jika setiap anggota
himpunan 𝐴 juga merupakan anggota dari himpunan 𝐵
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Dua buah himpunan 𝐴 dan 𝐵 dikatakan sama dengan notasi 𝐴 = 𝐵,
jika setiap anggota himpunan 𝐴 adalah anggota himpunan 𝐵 dan setiap
anggota himpunan 𝐵adalah anggota himpunan 𝐴. Dengan kata lain,
𝐴 = 𝐵 jika 𝐴 ⊆ 𝐵 dan 𝐵 ⊆ 𝐴. Jika 𝐴 ⊆ 𝐵 dan 𝐴 ≠ 𝐵, maka 𝐴 disebut
himpunan bagian sejati dari 𝐵, dengan notasi 𝐴 ⊂ 𝐵. Suatu himpunan
yang anggota-anggotanya juga merupakan himpunan biasanya disebut
keluarga himpunan. Jika 𝐴 adalah suatu himpunan, maka himpunan
kuasa dari himpunan 𝐴 yang dilambangkan dengan 𝑃(𝐴), adalah
keluarga semua himpunan dari 𝐴, yaitu:
𝑃 𝐴 = {𝑋|𝑋 ⊆ 𝐴}
Perhatikan bahwa jika himpunan 𝐴 memuat 𝑛 elemen, maka
himpunan kuasa dari 𝐴 memuat 2𝑛 elemen.
Operasi himpunan adalah aturan yang menghasilkan himpunan dari
suatu atau lebih himpunan yang diketahui. Operasi dengan satu
himpunan disebut operasi uner, sedangkan operasi dengan dua buah
himpunan disebut operasi biner. Operasi komplemen adalah operasi uner,
sedangkan gabungan, irisan, selisih, selisih simetrik dan daerah kartesius
adalah operasi biner.
Komplemen dari himpunan 𝐴 dalam semesta 𝑋 dengan notasi 𝐴𝑐
adalah himpunan semua anggota semesta yang bukan anggota himpunan
𝐴, yaitu
𝐴𝑐 = {𝑥 ∈ 𝑋|𝑥 ∉ 𝐴}
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Gabungan dua buah himpunan 𝐴 dan 𝐵, dengan notasi 𝐴 ∪ 𝐵, adalah
himpunan semua elemen dalam semesta yang merupakan anggota
himpunan 𝐴 atau himpunan 𝐵, yaitu
𝐴 ∪ 𝐵 = {𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 ˅ 𝑥 ∈ 𝐵}
Irisan dua buah himpunan 𝐴 dan 𝐵, dengan notasi 𝐴 ∩ 𝐵, adalah
himpunan semua elemen dalam semesta yang merupakan anggota
himpunan 𝐴 dan sekaligus anggota himpunan 𝐵, yaitu:
𝐴 ∩ 𝐵 = {𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 ˄ 𝑥 ∈ 𝐵}
Bila 𝐴 ∩ 𝐵 = ∅, maka 𝐴 dan 𝐵 disebut dua buah himpunan yang
saling lepas. Misalnya, himpunan 𝐴 dan komplemennya adalah saling
lepas, sebab 𝐴 ∩ 𝐴′ = ∅.
Selisih dua buah himpunan 𝐴 dan 𝐵, dengan notasi 𝐴 − 𝐵, adalah
himpunan semua elemen dalam semesta yang merupakan anggota
himpunan 𝐴 tetapi bukan anggota himpunan 𝐵, yaitu:
𝐴 − 𝐵 = {𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 ˄ 𝑥 ∉ 𝐵}
Pada umumnya, 𝐴 − 𝐵 tidak sama dengan 𝐵 − 𝐴.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan landasan teori diatas secara teoritis pembelajaran berbasis
pendidikan karakter memiliki pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
Pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar
dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
positif terhadap lingkungannya. Seorang siswa yang menerima pembelajaran
berbasis pendidikan karakter secara teoritis akan lebih mudah memahami
pembelajaran materi himpunan.
Pendidikan karakter memiliki andil besar dalam mengembangkan potensi
belajar siswa dalam hal ini memiliki dampak langsung terhadap prestasi
belajar siswa. Oleh karena itu peneliti memiliki dugaan bahwa pembelajaran
berbasis pendidikan karakter memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar
siswa.
C. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2006:71). Berdasarkan masalah yang diangkat oleh peneliti maka
dalam hal ini penelti mengangkat 2 hipotesis yaitu:
Hipotesis pertama
Ho : Prestasi belajar pada tes akhir tidak lebih baik dari prestasi belajar pada
tes awal.
H1 : Prestasi belajar pada tes akhir lebih baik dari prestasi belajar pada tes
awal.
Hipotesis kedua
Ho : Prestasi belajar kelompok eksperimen tidak lebih baik dari kelompok
kontrol.
H1 : Prestasi kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang mendapatkan
pembelajaran himpunan berbasis pendidikan karakter, sedangkan kelompok
kontrol adalah kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran himpunan
tanpa berbasis pendidikan karakter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti kali ini merupakan
penelitian kuantitatif eksperimental dimana ada pendekatan kualitatif sebagai
data pendukung. Data kuantitatif berupa angka hasil belajar siswa kelas VII
SMP Pangudi Luhur Boro dan data kualitatif merupakan data angket dan data
hasil wawancara dengan siswa, guru, dan kepala sekolah.
Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif eksperimental karena data
yang dihasilkan dari penelitian berupa angka dan penggunaan eksperimen
yang diajukan oleh peneliti sebagai metode pembelajaran guru. Penelitian ini
akan melihat secara nyata bagaimana perbandingan pembelajaran berbasis
pendidikan karakter dibandingkan dengan pembelajaran konvensional pada
materi himpunan kelas VII SMP Pangudi Luhur Boro Yogyakarta .
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010:117) “Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas atau
karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini sendiri
adalah seluruh siswa kelas VII di SMP Pangudi Luhur Boro yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
berjumlah 55 siswa dimana siswa dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas
VII A yang berjumlah 27 siswa dan kelas VII B yang berjumlah 28
siswa. Dalam penelitian ini kelas VII A akan menjadi kelas eksperimen
dan kelas VII B sebagai kelas kontrol.
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 sampel. Sampel
pertama adalah sampel yang digunakan peneliti untuk penelitian
kuantitatif. Sampel ini adalah siswa kelas VII A dan siswa kelas VII B
secara keseluruhan. Pada kondisi awal kedua kelas memiliki perbedaan
dari sisi prestasi akademis. Kelas VII B memiliki prestasi akademis lebih
baik dari kelas VII B. Menurut guru kelas kondisi ini memang sengaja
dibentuk untuk mempermudah fokus mengajar guru. Sampel kedua
adalah sampel yang digunakan peneliti untuk penelitian kualitatif yang
terdiri atas 6 subjek. Berikut tabel kriteria sampel penelitian kualitatif
yang dibuat oleh peneliti:
No Subjek Prestasi Akademis
1 Subjek I Baik
2 Subjek II Sedang
3 Subjek III Kurang
4 Subjek IV Baik
5 Subjek V Sedang
6 Subjek VI Kurang
Tabel 3.1. Kriteria Subjek Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Subjek dengan kriteria baik adalah subjek yang mendapat predikat nilai
diatas 80. Subjek dengan kriteria sedang adalah subjek yang mendapat
predikat nilai antara 70 sampai 80. Sedangkan subjek dengan kriteria kurang
adalah subjek dengan predikat nilai dibawah KKM yakni dibawah 70.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat peneilitian dilakukan di SMP Pangudi Luhur Boro Yogyakarta.
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2015 sampai Desember
2015.
D. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada kegiatan pembelajaran matematika berbasis
pendidikan karakter pada materi himpunan kelas VII di SMP Pangudi Luhur
Boro yang meliputi perencanaan, strategi, metode, pendekatan, media dan
evaluasi yang digunakan.
E. Sistematika Penelitian
Penelitian dimulai dengan melakukan observasi ke sekolah, wawancara
terhadap kepala sekolah, guru pengampu pelajaran matematika (merangkap
wakil kepala sekolah bagian kurikulum) dan beberapa peserta didik. Peneliti
kemudian berdiskusi dengan guru pengampu kelas untuk melihat secara nyata
pengaruh pembelajaran berbasis karakter dengan cara memperikan perlakuan
berbeda pada kelas VII A dan kelas VII B. Kelas VII A mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pembelajaran berbasis karakter dan kelas VII B mendapatkan pembelajaran
konvensional. Setelah melalui tahapan pembelajaran berbasis pendidikan
karakter peneliti melakukan tes untuk melihat pengaruh pembelajaran
berbasis karakter terhadap prestasi belajar siswa dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional.
F. Perumusan Variabel
Dalam penelitian kali ini peneliti menetapkan dua variabel. untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Perlakuan Pengukuran
Eksperimen X Tes
Kontrol Y Tes
Tabel 3.2. Variabel Penelitian
Keterangan:
X : Penerapan pembelajaran berbasis pendidikan karakter.
Y : Penerapan Pembelajaran secara konvensional.
G. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan studi lapangan (field research) untuk
pengumpulan data, dimana data yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian
di lapangan. Untuk teknik yang digunakan diantaranya:
i. Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Metode observasi adalah metode yang dilakukan melalui pengamatan
yang cara pengambilannya melalui mata tanpa ada alat standar lain untuk
keperluan tersebut (Nazir, 2005:175). Untuk melakukan observasi
peneliti melakukannya secara spontan denagn memusatkan perhatian
terhadap objek tertentu menggunakan alat indera. Observasi berperan
penting untuk melihat keadaan sesungguhnya di lapangan dan membantu
peneliti dalam menyusun instrumen yang diperlukan.
j. Wawancara
Kegiatan wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu
(Moleong, 1990:135). Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah,
guru pengampu mata pelajaran matematika (merangkup waka bagian
kurikulum), dan siswa kelas VII yang meyangkut pelaksanaan
pendidikan karakter di sekolah khususnya dalam pelajaran matematika.
3. Tes
Tes adalah suatu daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan
oleh orang atau anak yang ingin diselidiki atau responden. Tes digunakan
untuk melihat hasil prestasi belajar siswa setelah mendapatkan
pembelajaran berbasis karakter dibandingkan dengan siswa yang tidak
mendapatkan pembelajaran berbasis karakter.
4. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti diantaranya dokumen berupa
tulisan, foto, dan rekaman suara. Dokumentasi tulisan berupa tulisan
yang terkait dengan proses pembelajaran didalam kelas seperti RPP dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
silabus yang berbasis karakter serta lembar penilaian yang digunakan
guru mata pelajaran matematika. Untuk foto sendiri berupa foto kegiatan
pembelajaran didalam kelas, foto sudut-sudut sekolah, dan beberapa
inventaris sekolah. Bukti rekaman juga disertakan saat peneliti
melakukan wawancara dengan perangkat sekolah yang terkait erat
hubungannya dengan pelaksanaan pendidikan karakter di kelas VII SMP
Pangudi Luhur Boro.
5. Triangulasi Data
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi berarti suatu teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu
(Moleong, 2004:330). Saat peneliti mengumpulkan data dengan cara
triangulasi maka peneliti sekaligus menguji kredibilitas data melalui
berbagai sumber data (Sugiyono, 2008:241). Pemeriksaan terhadap
kredibilitas data dapat dilakukan dengan membandingkan hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara atau dengan data pengamatan
yang sudah ada atau dengan isi suatu dokomen yang berkaitan (Moleong,
1990:178) .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Proses triangulasi data dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1. Proses Triangulasi Data
Sumber: Sugiyono (2008:270)
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua instrumen
yaitu angket pengetahuan siswa tentang pendidikan karakter dan tes hasil
belajar siswa. Angket berupa poin-poin yang mencakup kegiatan belajar
siswa didalam kelas yang terkait pendidikan karakter (terlampir) sedangkan
tes hasil belajar berupa soal-soal uji pemahaman siswa terhadap materi
himpunan (terlampir).
I. Uji Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahian suatu instrumen (Arikunto, 2006:168). Untuk
menguji validitas dapat dilakukan dengan beragam metode. Dalam penelitian
ini peneliti melakukan triangulasi data untuk melihat validitas instrumen. Saat
peneliti mengumpulkan data dengan cara triangulasi maka peneliti sekaligus
menguji kredibilitas data melalui berbagai sumber data (Sugiyono, 2008:241).
Pemeriksaan terhadap kredibilitas data dapat dilakukan dengan
Wawancara Observasi
Dokumentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
membandingkan hasil pengamatan dengan data hasil wawancara atau dengan
data pengamatan yang sudah ada atau dengan isi suatu dokomen yang
berkaitan (Moleong, 1990:178) .
J. Teknik Analisis Data
Proses analisis data adalah proses menelaah semua yang tersedia dari
berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam
catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan
sebagainya (Moleong, 1990:190).
Peneliti melakukan beberapa langkah uji analisis data yaitu:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal ataukah tidak. Uji normalitas dilakukan dengan uji one sample
Kolmogorov-Smirnov dengan signifikasi 0,05. Data berdistribusi normal
jika signifikasi lebih dari 0,05.
2. Uji Paired Sample T Test
Uji ini digunakan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan rata-rata
antara dua kelompok yang berpasangan (berhubungan). Berarti sebuah
sampel namun mendapatkan perlakuan berbeda.
Langkah-langkah program SPSS:
Masuk program SPSS.
Klik Variable View pada SPSS data editor.
Pada kolom Name isikan nilaites1 dan nilaites2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Pada kolom Label tuliskan nilaites1 dan nialites2.
Buka Data View.
Ketikkan daftar nilai siswa.
Klik Analyze - Compare Means - Paired Sample T Tes.
Klik variable nilaites1 kemudian klik variable nilaites2 masukkan ke
kotak paired variables.
Klik Ok
3. Uji Independent Samples T Test
Uji ini digunakan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan rata-rata
antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan.
Langkah-langkah program SPSS:
Masuk Program SPSS.
Klik Variable View pada SPSS data editor.
Pada kolom Name ketik nilaites dan pada baris kedua ketik kelas.
Pada kolom Decimal ganti menjadi 0.
Pada kolom Label ketik nilai tes dan pada baris kedua ketik kelas.
Pada kolom Values untuk kelas klik kotak kecil, pada value ketik 1,
pada value label ketik kelas A, lalu klik add. Pada value ketik 2,
pada value label klik kelas B lalu klik add. Klik ok.
Buka Data View dan ketikkan data sesuai variabelnya (pada variabel
kelas ketik angka 1 atau 2, 1 menunjukkan kelas A 2 menunjukkan
kelas B.
Klik Analyze – Compare Means – Independent Sample T Test.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Klik variabel nilai tes dan masukkan dalam kotak Test Variable,
kemudian klik variabel kelas dan masukkan dalam Grouping
Variable, kemudian klik Define Group, Group 1 ketik 1 dan Group
2 ketik 2, continue lalu klik ok.
Sedangkan untuk data pendukung berupa data kualitatif dilakukan
dengan pengolahan data menurut Miles dan Huberman (1992:16) pengolahan
data dilakukan dalam empat tahapan yaitu:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat semua data secara
holistik (dalam bentuk yang utuh) dan apa adanya sesuai dengan hasil
pengamatan dan wawancara.
2. Reduksi Data
Reduksi data berarti pengurangan pemusatan perhatian data dengan kata
lain menyederhanakan data-data yang muncul dari hasil pengamatan
yang dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi bias yang mungkin
terjadi pada saat pengolahan data sehingga hasil penelitian lebih
optimal.
3. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini berupa angka dan data deskriptif
pendukung seperti hasil wawancara dan angket. Penyajian data yang
berupa deskriptif dilakukan secara naratif sesuai konsep Miles dan
Huberman (2008:338) yaitu “The most frequent form of display data
qualitative research data in the past has been narrative text.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
4. Verifikasi atau Pengambilan Keputusan
Dalam menarik kesimpulan terdapat berbagi kendala di antaranya
kemungkinan kesimpulan yang terasa kabur atau kurang keabsahannya.
Untuk mencegah hal tersebut dilakukan tindakan verifikasi dengan
mencari data-data lain yang dapat mendukung kesimpulan tersebut serta
melakukan pengecekan kembali terhadap data-data yang telah
diperoleh. Dari uraian diatas terlihat jelas bahwa tiap-tiap proses saling
terkait dan tidak berdiri sendiri. Penyajian data perlu dilihat kembali
apakah ada kemungkinan data yang kurang atau tertinggal. Disinilah
kecermatan dari peneliti dituntut sebagai “Instrumen Utama” dalam
setiap proses pengolahan data.
Gambar 3.2. Komponen-Komponen Analisis Data
Sumber: Milles dan Hubberman (1992:20)
Pengumpulan Data Penyajian Data
Reduksi Data
Kesimpulan dan
Verifikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISA, DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Boro pada semester ganjil tahun
ajaran 2015/2016. Penelitian dilakukan selama 3 bulan dari bulan Oktober sampai
dengan Desember. Kegiatan observasi dilakukan pada Rabu, 28 Oktober 2015
pada pukul 07.00 di kelas VII A dan dilanjutkan pada pukul 08.20 di kelas VII B.
Sedangkan kegiatan pengamatan pelaksanaan pendidikan karakter dilaksanakan
dalam dua tahapan. Tahap pertama di dalam kelas dilaksanakan pada pertemuan
pertama Rabu, 4 November 2015 pada pukul 07.00. Dilanjutkan pertemuan kedua
Kamis 5 November 2015 pada pukul 09.20. Tahap kedua dilaksanakan dalam dua
pertemuan. Pertemuan pertama pada Rabu, 11 November 2015 pada pukul 07.00
dan pertemuan kedua pada Kamis, 12 November 2015 pada pukul 09.20.Dalam
kegiatan observasi dan penelitian ini peneliti dibantu oleh seorang observer yang
memiliki kompetensi dalam pendidikan matematika.
B. Latar Belakang SMP Pangudi Luhur Boro
SMP Pangudi Luhur Boro adalah sebuah sekolah dengan semangat Katolik yang
terletak di pedesaan Boro Kalibawang Kulon Progo Yogyakarta yang secara
geografis berada di antara perbukitan menoreh dan berada persis di sebelah gereja
paroki Santa Theresia Liseux Boro. SMP Pangudi Luhur Boro berdiri pada
tanggal 6 Oktober 1954 yang dirintis oleh Br. Otto de Bruins pada tanggal 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Agustus 1955. Yayasan Pagudi luhur dilindungi oleh “Bunda Maria Yang
Terkandung Tanpa Dosa 8 Desember” dan sekolah dilindungi oleh“Bunda Maria
Yang Terkandung Tanpa Dosa 1 Agustus.” Sekolah ini berada kurang lebih 32
kilometer dari pusat kota Yogyakarta dan berada dibawah naungan yayasan
pangudi luhur yang berpusat di Semarang. Meskipun jauh dari pusat kota SMP
Pangudi Luhur diakui sebagai salah satu SMP terbaik di Kulon Progo. Saat ini
SMP Pangudi Luhur Boro memiliki akreditasi A dan dipimpin oleh Br. Dr.
Yohannes Sumardi., S.Pd.,
SMP Pangudi Luhur memiliki dasar Pancasila dan UUD 1945 dengan semangat
“Iman-Harapan dan Kasih serta Nilai-nilai kristiani dengan mengutamakan
kepada mereka yang Miskin, Lemah, dan Berkekurangan.” Visi SMP Pangudi
Luhur Boro dituangkan dalam 3 butir :
1. Menyelenggarakan pendidikan iman-harapan dan cinta kasih serta nilai-
nilai kristiani melalui paguyuban, kekeluargaan, persaudaraan sejati
dalam pendidikan, pengajaran dan pembinaan hidup sederhana dan hati
yang tulus.
2. Mengutamakan perhatian secara intensif kepada option for the poor atau
kepada yang lemah, miskin dan berkekurangan.
3. Berupaya membantu perkembangan dan pertumbuhan kepada kaum
muda menjadi pribadi manusia secara utuh.
Misi sekolah dirumuskan dalam 4 butir yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
1. Mewujudkan spiritualitas evangelisasi baru dalam suasana kekeluargaan,
paguyuban dan semangat inovatif-kreatif dan proaktif.
2. Untuk mendampingi kaum muda supaya memiliki atau memperoleh
keunggulan religiusitas, humanitas, sosialitas dan intelektualitas yang
dipadukan melalui pendidikan, pengajaran, dan pembinaan secara serasi-
selaras dan seimbang.
3. Pencapaiannya dengan proses pembentukan suasana kekeluargaan-
persaudaraan sejati antara pihak sekolah-orang tua-siswa dan alumni dan
masyarakat sekitar pengguna jasa pendidikan pangudi luhur.
4. Sinergis integral dalam hal interaksi antara individual dengan lingkungan
pembelajar antara lain: learning something-learning to do-learning how
to learn-learning to be and life long education.
SMP Pangudi Luhur Boro memiliki tujuan institusional yaitu untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan siswa/peserta didik untuk melanjutkan pendidikan
pada jenjang yang lebih tinggi menuju pada pribadi yang beriman, bertakwa,
bermoral, bernalar, bermutu, berjiwa merdeka dan demokratis dalam praktik
kehidupan menggereja, berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
C. Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur Boro
SMP Pangudi Luhur Boro memiliki ciri khas tersendiri dalam menjalankan
pendidikan karakter di sekolah. Sebagai sekolah dengan identitas Katolik, SMP
Pangudi Luhur Boro berusaha mewujudkan suasana kekeluargaan di sekolah yang
dijiwai dengan semangat kebebasan dan cinta kasih injili dengan tidak saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
membedakan. Dimensi religius Katolik dapat dilihat pada iklim dan suasana
sekolah secara keseluruhan, misalnya hubungan guru dengan murid, hubungan
antar guru sendiri, suasana kebersamaan yang diwarnai dengan rasa persaudaraan,
perhatian, keakraban, kegembiraan, saling menghargai dan keramah-tamahannya.
Meskipun sekolah menanamkan ajaran cinta kasih kristus sebagai pedoman
karakter siswa akan tetapi sekolah tidak membeda-bedakan siswa yang memiliki
keyakinan lain. Sekolah tetap berusaha menanamkan ajaran cinta kasih dengan
tetap menghormati keyakinan siswa tersebut.
Pendidikan karakter di sekolah telah diterapakan sejak awal berdirinya sekolah
pada tahun 1955 melalui semangat identitas Katolik. Dengan situasi yang terus
berubah mulai tahun 1997 dari direktorat sekolah swasta mulai dicanangkan
adanya MPMBS (Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah). Maka pada
tahun ajaran 2001/2002 SMP Pangudi Luhur Boro ditunjuk oleh Departemen
Pendidikan Kabupaten menjadi salah satu sekolah perintis MPMBS yang
mengintegrasikan siswa-guru-orangtua siswa-masyarakat.
Tujuan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur Boro diarahkan kepada posisi
siswa sebagai subyek didik dan pusat pelayanan yaitu menciptakan kaum muda
yang memiliki kepribadian yang tangguh dan unggul dalam iman serta cerdas dan
berkarakter berdasarkan spiritualitas Allah adalah kasih.
Ada 2 jalur utama dalam melaksanakan pendidikan karakter yang pertama terpadu
melalui kegiatan pembelajaran dan yang kedua terpadu melalui kegiatan
ekstrakurikuler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Pendidikan karakter melalui pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai fasilitasi
diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai dan proses internalisasi nilai-
nilai kedalam tingkah laku peserta didik melalui proses pembelajaran. Pada
intinya peserta didik selain menguasai kompetensi yang ditargetkan, juga
dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari, dan
menyerapnya menjadi perilaku. Dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti,
dalam memulai kegiatan belajar mengajar guru selalu mengawalinya dengan
berdoa. Kegiatan berdoa juga dilakukan setiap jam 12 siang (doa malaikat Tuhan)
yang dipandu melalui pengeras suara.Sebelum memulai pelajaran siswa tidak lupa
mengucapkan salam kepada guru kelas.
Pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler dipandang sangat relevan
dan efektif dalam mewujudkan nilai-nilai karakter seperti nilai religius, disiplin,
kejujuran, kerja keras, rasa ingin tahu, kreatif, bertanggung jawab, dan mandiri.
Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah antara lain pramuka, jurnalistik dan
fotografi, voli, badminton, tenis meja, sepak bola, futsal, karate, vokal grup, gitar
akustik, band, klub bahasa Inggris, dan klub science. Banyak nilai-nilai karakter
yang dapat diterapkan melalui kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Dari kegiatan
pramuka dapat diterapkan nilai disiplin, cinta tanah air, kepedulian sosial dan
keberanian. Sedangkan kegiatan olahraga seperti sepakbola dapat menanamkan
budaya hidup sehat, meningkatkan rasa tanggung jawab, disiplin, kerjasama, dan
kerja keras. Kegiatan ekstrakurikuler di bidang musik dapat meningkatkan
kreatifitas, bahkan rasa ingin tahu siswa. Beberapa kegiatan ekstrakurikuler diatas
dimaksudkan agar siswa juga dapat mengembangkan sisi non-akademis dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dirinya dan melihat minat siswa itu sendiri. Adapun di lain hal secara tidak
langsung ada kontribusi positif kedalam sisi akademis siswa melalui kegiatan
ekstrakurikuler diatas.
D. Hasil Observasi
Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti melalui pengamatan didalam kelas
maupun kegiatan diluar kelas (ekstrakurikuler). Hasil observasi yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
1. Hasil Observasi di Dalam Kelas
Pemaparan tentang pendidikan karakter telah dilaksanakan secara menyeluruh di
sekolah melalui kegiatan di dalam kelas maupun di luar sekolah. Akan tetapi pada
praktiknya belum dilakukan secara intens dan mengena terutama pada saat jam
pelajaran di dalam kelas. Dalam hal ini ada beberapa poin yang perlu
diperhatikan:
a. Kesiapan Guru dalam Pembelajaran
Dalam pembelajaran guru telah melakukan tahapan pembelajaran yang tepat
seperti menyampaikan apersepsi dan membimbing siswa. Akan tetapi pelaksanaan
pendidikan karakter belum terlihat jelas seperti yang tertuang dalam
Permendiknas no 22 tahun 2006 terkait standar isi seperti pemberian motivasi,
melihat kejujuran siswa, dan melihat kemandirian siswa. Sejalan dengan RPP
yang digunakan guru yang sebetulnya mengarah kepada pendidikan karakter.
b. Persiapan Kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Kelengkapan pembelajaran sudah sangat lengkap mulai dari meja, kursi, papan
tulis, presensi siswa, tabel jadwal pelajaran, dan suasana yang mendukung untuk
pembelajaran.dalam kelas.
c. Pendidikan Karakter
Dalam kondisi awal kedua kelas telah mendapatkan pemaparan tentang
pendidikan karakter namun tidak intens. Pembelajaran dilakukan secara
konvensional seperti pada umumnya yang dilakukan oleh guru-guru. Guru
menunjukkan pendidikan karakter melalui kegiatan berdoa bersama, menjaga
ketertiban kelas, dan kerja sama meskipun belum nampak optimal secara
keseluruhan.
2. Kegiatan Pembelajaran di Dalam Kelas
Berikut adalah deskripsi kegiatan belajar mengajar di kedua kelas dengan cara
konvensional.
a. Pelajaran di Kelas VII A
Kegiatan belajar dilakukan pada pukul 07.00 pagi. Guru memulai pelajaran
dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh seorang siswa. Guru memberikan
materi tentang himpunan. Guru menjelaskan kepada siswa apa itu himpunan.
Dalam hal ini guru memberikan contoh kepada siswa bahwa anak-anak didalam
kelas adalah contoh himpunan anak kelas VII A di SMP PL Boro. Guru
menenekankan bahwa ciri suatu himpunan harus memiliki karakteristik yang
jelas. Kemudian guru memberikan contoh yang bukan merupakan himpunan
seperti kumpulan orang kaya itu bukan merupakan himpunan karena
karakteristiknya kurang jelas dan persepsi orang tentang patokan orang kaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
berbeda-beda. Siswa nampak ada yang memperhatikan namun masih ada yang
sedikit ribut.
Guru kemudian mengajak siswa memberikan contoh himpunan lagi yang ada di
sekitar mereka. Siswa secara serentak menyebutkan contoh himpunan di sekitar
mereka. Guru melanjutkan materi tentang pengertian irisan himpunan dan
gabungan himpunan. Setelah dirasa cukup guru memberikan contoh soal di papan
tulis dan mengajak siswa mengerjakan soal bersama-sama.
Setelah memberikan contoh soal guru mengajak siswa mengerjakan soal di buku
paket secara mandiri. Disini guru sempat meninggalkan kelas karena sedang ada
tamu. Setelah guru kembali, guru mengajak siswa untuk membahas soal bersama-
sama. Terlihat ada beberapa siswa yang bertanya dengan cara maju ke depan
kelas.
Pelajaran diakhiri dengan guru yang memberikan tugas dari buku paket dan akan
dikoreksi pada pertemuan selanjutnya.
b. Pelajaran di kelas VII B
Kegiatan pelajaran dimulai pada pukul 08.20. Pelajaran dimulai dengan
mengingatkan kembali siswa tentang materi sebelumnya yaitu irisan dan
gabungan himpunan. Guru menuliskan di papan tulis tentang contoh-contoh irisan
dan gabungan dalam himpunan. Dari pengamatan peneliti pemberian materi di
kelas VII B satu langkah lebih cepat dibandingkan kelas VII A.
Setelah dirasa cukup mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya. Guru
melanjutkan materi ke selisih himpunan. Guru memberikan materi di papan tulis
dan terlihat beberapa siswa melakukan pencatatan di buku masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Dari yang peneliti amati siswa di kelas VII B mempunyai kecenderungan lebih
aktif dibandingkan kelas VII A. Hal ini juga berdasarkan pengakuan guru kelas
bahwa siswa di kelas VII B sedikit unggul dari sisi akademis. Misalnya saja saat
guru ditengah-tengah menerangkan materi ada siswa yang langsung bertanya.
Guru melanjutkan pelajaran dengan mengajak siswa melihat buku paket
matematika dan mengajak siswa mengerjakan soal dari situ. Guru memberi waktu
siswa 15 menit untuk mengerjakan soal yang ada. Peneliti sempat mengamati
bahwa siswa langsung mengerjakan yang diperintahkan oleh guru kelas.
Setelah selesai mengerjakan ternyata waktu jam pelajaran telah berakhir dan guru
meminta siswa untuk mempelajari lagi materi yang sudah diberikan di rumah
masing-masing.
3. Kesimpulan Kondisi Awal Pembelajaran
Dari kondisi awal pembelajaran dapat dilihat beberapa kesimpulan yang dapat
peneliti ambil, yaitu:
a. Guru belum menerapkan pendidikan karakter secara simultan dan
intens. Dalam konteks awal guru telah mencanangkan pendidikan
karakter dalam pembelajaran di dalam kelas seperti yang tertuang
dalam RPP yang digunakan, akan tetapi praktiknya belum begitu
terlihat jelas hanya beberapa nilai yang diterapkan seperti religiusitas
melalui doa bersama disiplin melalui ketepatan waktu dan
selebihnya belum telihat jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
b. Prestasi belajar kedua kelas berbeda. Dari kondisi awal dapat dilihat
bahwa kelas VII B memiliki kecenderungan lebih baik dari sisi
akademis dibandingkan kelas VII A (daftar nilai terlampir).
c. Kondisi subjek penelitian I, II, III cukup kondusif dalam menerima
pelajaran (kelas VII A) begitupun dengan subjek IV, V, dan VI
(kelas VII B). Dari sini dapat disimpulkan pemaparan materi dan
motivasi belajar cukup berimbang dan tidak ada perlakuan khusus.
d. Kondisi kedua kelas sama. Dalam hal ini dapat dilihat dari sarana
dan prasarana pengajaran yang lengkap serta keadaan siswa yang
cukup berimbang dari sisi kondusifitas. Dilihat dari saat pengajaran
suasana kelas tidak bising atau adanya gangguan dari siswa itu
sendiri maupun luar kelas.
E. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter di dalam
Kelas
Setelah melihat kondisi awal pembelajaran peneliti dan guru melakukan diskusi
singkat tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan di dalam kelas.
Setelah itu peneliti mengupayakan usaha untuk melaksanakan pendidikan karakter
secara lebih intens di kelas VII A. Usaha yang dilakukan olehpeneliti antara lain
meminta guru untuk menerapkan nilai karakter yang dirasa kurang saat
pembelajaran sebelumnya. Tidak hanya itu peneliti juga mengupayakan kepada
guru kelas untuk menggunakan pembelajaran berdasarkan RPP yang telah dibuat.
Di bawah ini akan peneliti deskripsikan kegiatan pembelajaran di kelas VII A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
sebagai kelas subjek penelitian yang akan menerima pembelajaran berbasis
pendidikan karakter dan untuk kelas kontrol VII B menerima pembelajaran
konvensional seperti biasa sehingga tidak perlu dideskripsikan kegiatan belajar
mengajarnya. Sedangkan materi yang diajarkan adalah materi teori himpunan
yang merupakan materi pengulangan dimana siswa telah diajarkan tentang teori
himpunan sebelumnya. Penerapan pembelajaran berbasis pendidikan karakter di
kelas VII A didekripsikan sebagai berikut:
1. Kegiatan Pembelajaran Tahap I
a. Pertemuan Pertama
Kegiatan belajar dimulai pukul 07.00 pagi. Dimulai dengan guru yang masuk ke
kelas tepat waktu yaitu pada pukul 06.55. Guru menunjukkan sikap disiplin
dengan datang ke kelas tepat pada waktunya. Sebelum memulai pelajaran guru
mengajak siswa untuk berdoa bersama dengan meminta salah satu siswa untuk
memimpin doa. Dari hal ini guru menerapkan sikap religius dalam pembelajaran.
Guru mengajak siswa untuk menyiapkan buku pelajaran dan perlengkapannya. Di
awal pelajaran guru mengingatkan kembali materi terakhir tentang gabungan dan
irisan himpunan. Guru memberikan permisalan gabungan himpunan melalui hal-
hal yang ditemui sehari-hari. Misalkan di kandang Adi terdapat Ayam, Bebek, dan
Itik sedangkan di kandang Sri ada Angsa dan Kalkun gabungan dari dua kandang
itu adalah? Guru bertanya kepada siswa apa jawabannya. Siswa ingin menjawab
serentak tapi guru mengingatkan bagi siswa yang ingin menjawab agar tunjuk jari.
Dari hal ini dapat dilihat bahwa guru ingin mengembangkan sikap berani dan
percaya diri dalam diri siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar 4.1. Siswa menjawab pertanyaan guru
Setelah siswa menjawab guru memberikan contoh soal mengenai irisan himpunan.
Guru meminta siswa maju ke depan kelas tanpa ada paksaan. Siswa sendiri yang
berinisiatif menjawab pertanyaan guru. Siswa menuliskan di depan kelas misalkan
𝐴 = {1, 3, 5} dan 𝐵 = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} irisan dari himpunan A dan B adalah𝐴 ∩
𝐵 = {1, 3, 5}. Ketika siswa mengerjakan didepan kelas beberapa siswa ada yang
ribut sendiri guru langsung menenangkan dan memberi pengertian.
Setelah siswa selesai menjawab pertanyaan guru mengajak siswa lain melihat
pekerjaan temannya sudah tepat atau belum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 4.2. Siswa lain memberikan kritik pada temannya
Ada hal menarik saat kegiatan pembelajaran didalam kelas. Dalam beberapa
kesempatan guru menyelipkan cerita motivasi kepada siswa ketika siswa mulai
terlihat tidak bersemangat. Pada kesempatan itu guru menceritakan tentang
seorang anak yang mengalami lumpuh namun mampu berprestasi dalam hal
akademis. Guru ingin menunjukkan bahwa kekurangan tidak menjadi penghalang
bagi setiap orang untuk mencapai cita-citanya. Dari yang peneliti amati, siswa
juga mulai lebih aktif ketika sudah ada temannya yang maju ke depan kelas.
Pembelajaran dilanjutkan dengan latihan soal yang diberikan oleh guru kelas.
Guru meminta siswa untuk mengerjakannya secara berkelompok dengan anggota
2 orang. Guru memberikan batasan waktu 15 menit untuk mengerjakan soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Gambar 4.3. Siswa mengerjakan soal berkelompok
Setelah siswa mengerjakan soal guru bersama-sama mengajak siswa mengoreksi
jawaban mereka. Disini guru mengajarkan nilai kejujuran dengan mengajak siswa
mengoreksi jawaban secara mandiri. Setelah selesai mengoreksi jawaban siswa
guru bertanya tentang kesulitan yang dihadapi siswa saat mengerjakan soal.
Beberapa siswa bertanya langsung kepada guru tentang kesulitan mereka.
Gambar 4.4. Siswa bertanya pada guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Pelajaran diakhiri dengan mengajak siswa untuk mengambil kesimpulan dari
pelajaran di hari itu.
b. Pertemuan Kedua
Pelajaran dimulai pada pukul 11.20. Sebelum dimulainya pelajaran guru
mengajak siswa untuk berdoa bersama-sama. Guru mengajak siswa untuk tenang
karena masih ada beberapa siswa yang ribut sendiri. Setelah diingatkan situasi
kelas menjadi agak tenang dan siswa mulai memperhatikan guru. Guru memulai
pelajaran dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali materi terakhir
tentang gabungan dan irisan himpunan. Guru memberikan penjelasan tentang
selisih himpunan di papan tulis. Selisih dua buah himpunan 𝐴 dan 𝐵, dengan
notasi 𝐴 − 𝐵, adalah himpunan semua elemen dalam semesta yang merupakan
anggota himpunan 𝐴 tetapi bukan anggota himpunan 𝐵.Setelah memberikan
penjelasan guru memberikan contoh soal selisih himpunan dan mengajak siswa
mengerjakannya bersama-sama.
Gambar 4.5. Siswa memperhatikan penjelasan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Guru mengajak siswa untuk mengerjakan soal dari buku paket, karena guru harus
keluar sebentar menerima tamu. Dari yang peneliti cermati beberapa siswa masih
ada yang sedikit ribut saat mengerjakan soal tapi masih dalam batas kewajaran.
Disini guru kelas mencoba menerapkan nilai tanggung jawab kepada siswa.
Bagaimana siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan meskipun sedang tidak
diawasi.
Gambar 4.6. Siswa mengerjakan soal dari buku paket
Setelah guru kembali ke kelas, guru mengajak siswa untuk mengoreksi pekerjaan
mereka bersama-sama. Guru menanyakan kepada siswa apakah ada kesulitan
dalam mengerjakan soal. Karena tidak ada yang menjawab guru mengajak sisiwa
untuk menyimpulkan pelajaran pada hari itu. Karena waktu yang sudah mulai
habis guru memberikan tugas rumah kepada siswa dan meminta pada siswa untuk
mengumplkannya minggu depan.
2. Kesimpulan Pembelajaran Tahap I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Dari kegiatan pembelajaran tahap I ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil
oleh peneliti, yaitu
a. Kesiapan guru dalam mengajar di dalam kelas masih tampak seperti
kondisi awal. Membawa perlengkapan pengajaran yang cukup
lengkap seperti buku paket dan alat tulis. Guru lebih intens dalam
mengajak siswa mengerjakan soal di depan kelas, meminta siswa
untuk memberi kritik, dan mengajarkan siswa untuk lebih mandiri
melalui kegiatan koreksi soal masing-masing. Disini guru juga
mengajarkan kejujuran kepada siswa. Meskipun guru tidak
memantau langsung hasil pekerjaan siswa, guru mempercayai
siswanya. Dari yang peneliti lihat hal ini cukup untuk membangun
sebuah pengalaman bagi siswa untuk berbuat jujur setidaknya untuk
hasil pekerjaan sendiri. Guru juga memberikan motivasi saat
pembelajaran yang memberi semangat tersendiri bagi siswa untuk
mengikuti pelajaran.
b. Prestasi belajar subjek belum dapat peneliti lihat karena memang
peneliti belum mengadakan tes kemampuan siswa terkait materi
himpunan yang sejalan dengan materi yang sedang diajarkan. Hal ini
dikarenakan peneliti menganggap tahap I ini merupakan sebuah
tahapan untuk pemaparan pelajaran berbasis pendidikan karakter
sehingga memerlukan proses untuk melihat hasilnya.
c. Kondisi subjek di dalam kelas cukup kondusif dalam memperhatikan
pelajaran. Disini subjek III sempat terlibat dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
berpasangan dimana mendapatkan bantuan dari rekannya dalam
mengerjakan tugas yang diberikan sehingga menambah kemampuan
pemahaman terhadap materi. Sedangkan subjek I memang dari awal
memiliki pemahaman materi yang baik dan memiliki keaktifan lebih
dibanding subjek lainnya sehingga tidak ada kesulitan berarti dalam
kelas. Subjek II sudah mengalami peningkatan karena berani
bertanya kepada guru dengan cara langsung maju ke depan kelas saat
mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal yang diberikan.
d. Kondisi kelas tetap kondusif tidak ada gangguan berarti dari dalam
kelas maupun dari luar kelas sehingga kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan dengan baik.
3. Kegiatan Pembelajaran Tahap II
a. Pertemuan Pertama
Kegiatan belajar dimulai pada pukul 07.00. Guru mengajak siswa untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran. Pelajaran dimulai dengan mengingat kembali materi
terakhir. Di kelas VII A materi telah sampai pada selisih himpunan. Guru
mengajak siswa melihat kembali apa itu selisih himpunan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Gambar 4.7. Guru bertanya kepada siswa
Setelah itu guru mengajak siswa untuk mengerjakan soal dari buku paket secara
berkelompok beranggotakan 2 orang. Guru meminta siswa mengerjakan soal
dengan teman sebelahnya saja dan mengingakan untuk mengerjakan soal dengan
tenang. Siswa langsung mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Selama
siswa mengerjakan tugas guru sedikit berkeliling untuk mengamati pekerjaan
siswa dan memastikan siswa tidak ribut di dalam kelas.
Gambar 4.8. Siswa mengerjakan soal berkelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Guru memberikan batasan waktu 15 menit untuk mengerjakan soal. Saat
mengerjakan soal masih ada beberapa siswa yang kurang memahami materi
bertanya langsung kepada guru.
Gambar 4.9. Siswa bertanya pada guru
Setelah waktu yang diberikan habis guru mengajak siswa untuk mengoreksi
jawaban mereka bersama-sama. Guru menekankan kepada siswa untuk
mengutamakan kejujuran dalam mengoreksi jawaban. Ketika memasuki pukul
12.00 guru menghentikan pelajaran sesaat dan mengajak siswa berdoa malaikat
Tuhan dipandu melalui pengeras suara yang terdapat di dalam kelas. Setelah
selesai berdoa guru bertanya tentang kesulitan siswa saat mengerjakan soal.
Karena tidak ada yang bertanya guru menyudahi pelajaran dengan mengajak
siswa menarik kesimpulan dari pelajaran hari itu.
b. Pertemuan Kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Kegiatan pelajaran dimulai pada pukul 11.20. Pelajaran dimulai dengan berdoa
bersama-sama dipimpin oleh seorang siswa. Guru mengajak siswa untuk
menyiapkan buku dan perlengkapan belajar yang dibutuhkan.
Sebelum memulai pelajaran guru sempat berbasa-basi tentang cerita sebelum
berangkat ke sekolah.Ajakan guru yang ramah kepada siswa merupakan awal
komunikasi yang baik sebelum memulai pelajaran. Sebagai permulaan
pembelajaran guru memberikan pengulangan materi gabungan, irisan, dan selisih
himpunan. Guru mengajak siswa memberikan perhatian kepada saat menjelaskan
di papan tulis.Di sini terlihat bahwa siswa menjadi lebih komunikatif dengan guru
dan lebih berani untuk bertanya apabila ada kesulitan.
Gambar 4.10. Siswa memperhatikan guru
Guru juga menanamkan sikap kerja keras pada siswa dengan membiarkan siswa
menemukan jawaban dari pertanyaan secara sendiri dulu tanpa harus dibantu.
Peneliti juga mengamati bahwa siswa mengalami kemajuan dari sisi perhatian
kepada guru, meskipun masih ada sedikit keributan namun hal tersebut tidak
mengurangi konsentrasi belajar siswa secara signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Guru memberikan contoh soal di papan tulis karena beberapa siswa terlihat masih
mengalami kesulitan. Guru memberikan soal jika
𝐴 = 𝑥 1 < 𝑥 < 20, 𝑥 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑎} dan 𝐵 = 𝑦 1 ≤ 𝑦 ≤
10, 𝑦 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙}. Guru meminta siswa untuk mengerjakan di
depan kelas. Sempat agak lama menunggu guru menawarkan kepada siswa.
Akhirnya guru menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakan di depan kelas.
Guru meminta kepada siswa agar memperhatikan pekerjaan temannya di depan
kelas dan tidak ribut sendiri.
Gambar 4.11. Siswa memperhatikan pekerjaan temannya
Setelah siswa yang diminta maju mengerjakan didepan kelas selesai mengerjakan
guru mengajak siswa lainnya untuk mencermati pekerjaan temannya apakah
sudah benar ataukah belum. Beberapa siswa menjawab benar dan guru
memberikan ucapan terimakasih pada siswa yang telah maju ke depan kelas.
Karena waktu jam pelajaran yang hampir habis, guru mengajak siswa melihat
kembali apa yang mereka pelajari hari itu tentang irisan, gabungan, dan selisih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
himpunan. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk bahan latihan.
Sebelum pulang guru mengajak siswa berada pada sikap berdoa
3. Kesimpulan Pembelajaran Tahap II
Dari kegiatan pembelajaran tahap II ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil
oleh peneliti, yaitu
a. Kesiapan guru dalam mengajar di dalam kelas cukup baik.
Keperluan untuk pengajaran yang dibutuhkan sudah cukup lengkap
meskipun adanya kekurangan media pembelajaran seperti model.
Peneliti mengamati kekurangan ini dapat sedikit ditutupi dengan
bagaimana guru mengajak siswa melihat contoh-contoh yang ada
dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan materi himpunan.
Guru juga selalu mengajak siswa bersikap hening saat akan berdoa.
Guru juga mengajak siswa untuk aktif menjawab pertanyaan yang
diberikan di depan kelas meski pada akhirnya harus ada yang
ditunjuk untuk maju ke depan kelas. Pada akhir pelajaran guru juga
mengajak siswa berpikir kreatif dengan mengajak siswa
menyimpulkan kegiatan pembelajaran.
b. Pada tahapan II ini peneliti melakukan kegiatan tes kepada subjek I,
II, dan III di luar jam pelajaran kelas. Pada hari sebelumnya subjek
juga melakukan tes serupa pada subjek kontrol dengan beban soal
yang sama dengan subjek eksperimen penelitian. Pembahasan
hasilnya dibahas pada sub bab tersendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
c. Kondisi subjek di dalam kelas sedikit berbeda dengan kondisi pada
tahap I. Hal yang paling terlihat adalah subjek III yang mulai
terbuaka untuk bertanya meski baru sebatas pada teman atau kepada
observer maupun peneliti. Hal ini peneliti rasakan sebagai sebuah
perkembangan karena yang peneliti lihat subjek III termasuk siswa
yang agak pendiam. Subjek I dapat memperhatikan pelajaran dengan
baik begitupun dengan subjek II yang cukup baik dalam memahami
materi pelajaran.
d. Kondisi kelas tetap kondusif tidak ada gangguan berarti dari dalam
kelas maupun dari luar kelas sehingga kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan dengan baik.
F. Analisis Data
1. Deskripsi Data
Deskripsi data merupakan hasil analisis yang didapat yakni mean, median, modus,
simpangan baku, perolehan skor maksimum dan skor minimum. Hasil yang
diperoleh dideskripsikan sebagai berikut:
a. Deskripsi data nilai kelas VII A pada tes awal (tes 1) dan tes akhir
(tes 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Statistics
nilaites1 nilaites2
N Valid 27 27
Missing 0 0
Mean 67.78 73.70
Median 70.00 70.00
Mode 70 70
Std. Deviation 16.718 13.053
Variance 279.487 170.370
Range 65 60
Minimum 30 40
Maximum 95 100
Sum 1830 1990
Tabel 4.1. Deskripsi Data Nilai Siswa Kelas VII A
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa:
Rata-rata nilai kelas VII A pada tes 1 adalah 67,78 dan nilai
pada tes 2 adalah 73,70.
Median nilai kelas VII A pada tes 1 adalah 70,00 dan pada tes 2
adalah 70,00.
Modus nilai kelas VII A pada tes 1 adalah 70,00 dan pada tes 2
adalah 70,00.
Varians data nilai kelas VII A pada tes 1 adalah 279,487 dan
pada tes 2 adalah 170,370.
Range atau jarak nilai tertinggi dan terendah kelas VII A pada
tes 1 adalah 65 dan pada tes 2 adalah 60.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Nilai minimum kelas VII A pada tes 1 adalah 30 dan pada tes 2
adalah 40.
Nilai maksimum kelas VII A pada tes 1 adalah 95 dan pada tes 2
adalah 100.
Berdasarkan tabel diatas terdapat peningkatan rata-rata nilai kelas VII A setelah
mendapatkan pembelajaran berbasis pendidikan karakter dari awalnya 67,78
menjadi 73,70.
b. Deskripsi data nilai kelas VII B pada tes awal (tes 1) dan tes akhir
(tes 2)
Statistics
nilaites1 nilaites2
N Valid 28 28
Missing 0 0
Mean 71.61 68.75
Median 70.00 65.00
Mode 70 65
Std. Deviation 10.279 11.990
Variance 105.655 143.750
Range 40 45
Minimum 50 45
Maximum 90 90
Sum 2005 1925
Tabel 4.2 Deskripsi Data Nilai Kelas VII B
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa:
Rata-rata nilai kelas VII B pada tes 1 adalah 71,61 dan nilai
pada tes 2 adalah 68,75.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Median nilai kelas VII B pada tes 1 adalah 70,00 dan pada tes 2
adalah 65,00.
Modus nilai kelas VII B pada tes 1 adalah 70,00 dan pada tes 2
adalah 65,00.
Varians data nilai kelas VII B pada tes 1 adalah 105,655 dan
pada tes 2 adalah 143,750.
Range atau jarak nilai tertinggi dan terendah kelas VII B pada
tes 1 adalah 40 dan pada tes 2 adalah 45.
Nilai minimum kelas VII B pada tes 1 adalah 50 dan pada tes 2
adalah 45.
Nilai maksimum kelas VII B pada tes 1 adalah 90 dan pada tes 2
adalah 90.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai kelas kelas VII B
mengalami penurunan dari awalnya 71,61 menjadi 68,75.
2. Pengujian Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan dengan uji One-sample Kolmogorov-Smirnov. Hasil
uji normalitas data dapat dilihat sebagai berikut:
Uji Normalitas Nilai Kelas VII A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
nilaites1 nilaites2
N 27 27
Normal Parametersa Mean 67.78 73.70
Std. Deviation 16.718 13.053
Most Extreme Differences Absolute .183 .241
Positive .114 .241
Negative -.183 -.178
Kolmogorov-Smirnov Z .948 1.254
Asymp. Sig. (2-tailed) .330 .086
a. Test distribution is Normal.
Tabel 4.3. Uji Normalitas Nilai Kelas VIIA
Berdasarkan tabel uji normalitas diatas diperoleh nilai Asymp. Sig (2-tailed)
untuk nilai tes 1 adalah 0,330 dan untuk nilai tes 2 adalah 0,086. Nilai keduanya
lebih besar dari taraf signifikasi 0,05 yang berarti data berdistribusi normal.
Uji Normalitas Nilai Kelas VII B
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
nilaites1 nilaites2
N 28 28
Normal Parametersa Mean 71.61 68.75
Std. Deviation 10.279 11.990
Most Extreme Differences Absolute .224 .230
Positive .169 .230
Negative -.224 -.199
Kolmogorov-Smirnov Z 1.183 1.217
Asymp. Sig. (2-tailed) .122 .104
a. Test distribution is Normal.
Tabel 4.4. Uji Normalitas Nilai Kelas VII B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Berdasarkan tabel uji normalitas diatas, dapat dilihat bahwa nilai Asym. Sig (2-
tailed) untuk nilai tes 1 adalah 0,122 dan nilai tes 2 adalah 0,104. Nilai keduanya
lebih besar dari 0,05 sehingga data berdistribusi normal.
b. Uji Paired Sample T-Test
Uji paired sample t-test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
rata-rata antara dua kelompok sample yang berhubungan (berpasangan). Berarti
sebuah sample tetapi mengalami dua perlakuan berbeda dimana dalam penelitian
ini siswa kelas VII A yang sebelumnya menerima pembelajaran konvensional
kemudian menerima pembelajaran berbasis pendidikan karakter. Berikut tabel
hasil analisis data menggunakan SPSS:
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Sebelum 67.78 27 16.718 3.217
Sesudah 73.70 27 13.053 2.512
Paired Samples Test
Pair 1
Sebelum -
Sesudah
Paired Differences Mean -5.926
Std. Deviation 11.522
Std. Error Mean 2.217
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower -10.484
Upper -1.368
T -2.672
Df 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Paired Samples Test
Pair 1
Sebelum -
Sesudah
Paired Differences Mean -5.926
Std. Deviation 11.522
Std. Error Mean 2.217
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower -10.484
Upper -1.368
T -2.672
Df 26
Sig. (2-tailed) .013
Tabel 4.5. Hasil Uji Paired Sample T-Test Kelas VII A
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
Menentukan hipotesis
Ho : Tidak ada perbedaan antara rata-rata nilai sebelum pembelajaran berbasis
pendidikan karakter dengan rata-rata nilai sesudah pembelajaran berbasis
pendidikan karakter.
H1 : Ada perbedaan rata-rata nilai sebelum pembelajaran berbasis pendidikan
karakter dengan rata-rata nilai sesudah pembelajaran berbasis pendidikan karakter.
Menentukan tingkat signifikasi
Pengujian dilakukan dengan uji dua sisi dengan taraf signifikasi 5%.
Menentukan t hitung
Dari tabel diatas t hitung adalah -2,672.
Menentukan t tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel distribusi t dicari pada 5% : 2 = 2,5% = 0,025 (uji 2 sisi) dengan daerah
kebebasan (df) n-1 atau 27-1 = 26. Dengan uji 2 sisi (taraf signifikasi 0,025) hasil
t tabel adalah 2,056.
Kriteria pengujian
Ho diterima jika –t tabel < t hitung < t tabel
Ho ditolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
Berdasarkan probabilitas:
Ho diterima jika P value > 0,05
Ho ditolak jika P value < 0,05
Membandingkan nilai t hitung dengan t tabel dan probabilitas
Nilai –t hitung < -t tabel (-2,672 < -2,056) dan P value (0,013 < 0,05) maka Ho
ditolak
Kesimpulan
Oleh karena Ho ditolak maka ada perbedaan rata-rata nilai sebelum dan seudah
pembelajaran berbasis pendidikan karakter. Dimana nilai rata-rata sesudah
pembelajaran berbasis pendidikan karakter lebih tinggi.
Sebagai pembanding, peneliti juga melakukan uji paired sample t test pada nilai
kelas VII B yang notabene memiliki prestasi akademis lebih baik dari kelas VII A.
Nilai kelas VII B yang diuji tidak mendapatkan pembelajaran berbasis karakter.
Berikut tabel hasil analisis data menggunakan SPSS:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 nilaites1 71.61 28 10.279 1.943
nilaites2 68.75 28 11.990 2.266
Paired Samples Test
Pair 1
nilaites1 -
nilaites2
Paired Differences Mean 2.857
Std. Deviation 2.864
Std. Error Mean .541
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower 1.747
Upper 3.968
T 5.279
Df 27
Sig. (2-tailed) .000
Tabel 4.6. Hasil Uji Paired Sample T-Test Kelas VII B
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
Menentukan hipotesis
Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata nilai tes pertama dengan rata-rata nilai tes
kedua.
H1 : Ada perbedaan rata-rata nilai tes pertama dengan rata-rata nilai tes kedua.
Menentukan tingkat signifikasi
Pengujian dilakukan dengan uji dua sisi dengan taraf signifikasi 5%
Menentukan t hitung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Berdasarkan tabel diatas t hitung adalah 5,279
Menentukan t tabel
Tabel didtribusi t dicari pada 5 % : 2 = 2,5% = 0,025 (uji 2 sisi) dengan daerah
kebebasan (df) n-1 atau 28-1 = 27. Dengan uji 2 sisi (taraf signifikasi 0,025) hasil
t tabel adalah 2,052.
Kriteria pengujian
Ho diterima jika –t tabel < t hitung < t tabel
Ho ditolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
Berdasarkan probabilitas:
Ho diterima jika P value> 0,05
Ho ditolak jika P value < 0,05
Membandingkan nilai t hitung dengan t tabel dan probabilitas
Nilai t hitung > t tabel (5,279 > 2,052) dan P value (0,000 < 0,05) maka Ho
ditolak.
Kesimpulan
Oleh karena Ho ditolak maka ada perbedaan rata-rata nilai tes pertama dengan
nilai tes kedua. Dimana nilai tes pertama lebih tinggi daripada nilai tes kedua.
c. Uji Independent Sample T-Test
Uji independent sample t-test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan rata-rata antara dua kelompok sample yang tidak berhubungan. Dalam
hal ini peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan nilai kelas VII A yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
telah mendapatkan pembelajaran berbasis karakter dengan nilai kelas VII B yang
mendapatkan pembelajaran konvensional.
Berikut tabel hasil analisis data menggunakan SPSS:
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Nilai tes Kelas A 27 73.70 13.053 2.512
Kelas B 28 68.75 11.990 2.266
Independent Samples Test
Nilai tes
Equal
variances
assumed
Equal
variances not
assumed
Levene's Test for
Equality of Variances
F .001
Sig. .972
t-test for Equality of
Means
T 1.467 1.464
Df 53 52.227
Sig. (2-tailed) .148 .149
Mean Difference 4.954 4.954
Std. Error Difference 3.378 3.383
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower -1.821 -1.834
Upper 11.728 11.741
Tabel 4.7. Hasil Uji Independent Sample T-Test nilai Kelas VII A dengan kelas
VII B
Sebelum dilakukan uji t test sebelumnya dilakukan uji kesamaan varian
(homogenitas) dengan F test (Levene’s Test), artinya jika varian sama maka uji t
menggunakan Equal Varriance Assumed(diasumsikan varian sama) dan jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
varian berbeda menggunakan Equal Variance Not Assumed (diasumsikan varian
berbeda).
Langkah-langkah uji F adalah:
Menentukan hipotesis
Ho : Kedua varian sama.
H1 : Kedua varian berbeda.
Kriteria pengujian
Ho diterima jika P value > 0,05
Ho ditolak jika P value < 0,05
Membandingkan nilai probabilitas/signifikasi
Nilai P value (0,972 > 0,05) maka Ho diterima. Nilai ini dapat dilihat pada sig.
Levene test tabel.
Kesimpulan
Oleh karena Ho diterima maka kedua varian sama. Dengan ini pengujian
dilakukan dengan Equal Variance Assumed (diasumsikan kedua varian sama)
Setelah melakukan uji F dapat dilanjutkan dengan melakukan uji independent
sample t-test. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada perbedaan antara rata-rata nilai tes kelas VII A dengan rata-rata
nilai kelas VII B
H1 : Ada perbedaan antara rata-rata nilai tes kelas VII A dengan kelas VII B.
Menentukan Tingkat signifikasi
Pengujian dilakukan dengan uji dua sisi dengan taraf signifikasi 5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Menentukan t hitung
Dari tabel diatas t hitung (Equal Variance Assumed) adalah 1,467.
Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada 5% : 2 = 2,5% = 0,025 (uji 2 sisi) dengan daerah
kebebasan (df) n-2 atau 55-2 = 53. Dengan uji 2 sisi (taraf signifikasi 0,025) hasil
t tabel adalah 2,006.
Kriteria pengujian
Ho diterima jika –t tabel < t hitung < t tabel
Ho ditolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
Berdasarkan probabilitas:
Ho diterima jika P value > 0,05
Ho ditolak jika P value < 0,05
Membandingkan nilai t hitung dengan t tabel dan probabilitas
Nilai t hitung < t tabel (1,467<2,006) dan P value (0,148 > 0,05) maka Ho
diterima.
Kesimpulan
Oleh karena Ho diterima maka tidak ada perbedaan antara-rata nilai tes kelas VII
A dengan kelas VII B.
3. Analisis Subjek
Pada bagian ini akan dijelaskan perkembangan prestasi belajar dan hasil
wawancara subjek penelitian yang berjumlah 6 orang.
Analisis prestasi belajar subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Setelah dilakukan pembelajaran berbasis pendidikan karakter di kelas VII B,
peneliti mengambil hasil nilai tes subjek dan melakukan perbandingan hasilnya.
Berikut ini tabel hasil tes subjek penelitian:
Kriteria
Subjek
Subjek Hasil Tes 1 Hasil Tes 2 Persentase
Peningkatan/Penurunan
Subjek
Eksperimen
(Kelas VIIA)
Subjek I 95 100 5%
Subjek II 70 90 22,22%
Subjek III 40 70 42,86%
Subjek
Kontrol
(Kelas VIIB)
Subjek IV 90 90 0%
Subjek V 70 65 7,14%
Subjek VI 50 45 10%
Tabel 4.8. Hasil Tes Subjek Penelitian
Dari tabel diatas dapat dilihat terdapat peningkatan prestasi belajar pada subjek I,
II, dan III. Peningkatan secara cukup signifikan terjadi pada subjek III dimana
mengalami persentase peningkatan sebesar 42,86%. Nilai yang dicapai subjek III
bahkan telah menembus nilai KKM yang disyaratkan. Hal berbeda terjadi pada
subjek IV, V, dan VI dimana tidak terjadi peningkatan prestasi belajar. Pada
subjek V dan VI bahkan mengalami penurunan prestasi belajar meskipun tidak
pada taraf yang signifikan.
Berdasarkan hasil diatas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan
prestasi belajar pada subjek eksperimen yang mendapatkan pembelajaran berbasis
pendidikan karakter.
Analisis hasil wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Setelah pembelajaran berbasis pendidikan karakter dikelas VII B peneliti
melakukan wawancara terhadap subjek untuk melihat tanggapan siswa terhadap
pembelajaran berbasis karakter dan pembelajaran konvensional. Berikut salah satu
petikan wawancara dengan subjek yang mendapatkan pembelajaran berbasis
karakter:
Keterangan :
P : Peneliti
S : Subjek
P : “Selamat siang dek”
S : “Selamat siang mas”
P : “Mas mau bertanya menurut kamu pendidikan karakter itu apa”
S : “Pendidikan karakter itu suatu pembelajaran yang tujuannya untuk mencapai
nilai karakter yang diharapkan
P : “ Kalau nilai karakter yang diharapkan itu apa saja dek?”
S : “Nilai kejujuran, tanggung jawab saat mengerjakan tugas, nilai religius”
P : “Apakah guru sudah menunjukkan pembelajaran dengan pendidikan
karakter?”
S : “Sudah mas”
P : “Pak guru kalau mengajar menggunakan sarana apa saja selain buku?”
S : “Pak guru biasanya menggunakan laptop kita diperlihatkan video belajar di
ruang multimedia”
P : “Bagaimana menurut kamu apakah pembelajaran dengan pendidikan karakter
menyenangkan?”
S : “Iya mas lebih enak kita jadi bisa lebih mengerti pelajaran”
P : “Kalau kamu lebih memilih pelajaran berbasis karakter atau pelajaran seperti
biasa?”
S : “Saya pilih yang karakter mas lebih bisa paham pelajaran”
P : “Terimakasih dek”
S : “Sama-sama mas”
Dibawah ini akan diperlihatkan petikan wawancara subjek yang mendapat
pembelajaran konvensional:
P : “Selamat siang dek”
S : “Selamat siang mas”
P : “Mas mau bertanya menurut kamu pendidikan karakter itu apa”
S : “Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk mengarahkan siswa ke karakter
yang lebih baik
P : “ Kalau pengajaran pak guru sudah mengarah ke pendidikan karakter belum?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
S : “Belum mas”
P : “Kalau menurut kamu kira-kira lebih enak pembelajaran dengan pendidikan
karakter atau pembelajaran biasa?”
S : “Kayanya lebih enak yang karakter ya mas”
P : “Pak guru biasanya kalau mengajar sarananya apa saja?”
S : “Pakai buku kadang pakai laptop”
P : “Oh begitu terimakasih dek”
S : “Sama-sama mas”
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek diatas dapat peneliti simpulkan
bahwa pembelajaran berbasis pendidikan karakter mendapat tanggapan positif
dari subjek. Subjek yang mendapat pembelajaran berbasis karakter lebih tertarik
dengan pembelajaran berbasis pendidikan karakter dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional. Subjek yang mendapatkan pembelajaran
konvensional merasa pelajaran kurang dapat dipahami dan setelah mendapat
penjelasan dari peneliti tentang pendidikan karakter subjek merasa tertarik untuk
merasakan pembelajaran dengan pendidikan karakter.
G. Pembahasan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti dapat diambil hasil
sebagai berikut:
1. Pengaruh Pendidikan Karakter Terhadap Prestasi Siswa
Dari uji analisis data menggunaka uji paired sample t-test diperoleh hasil bahwa
pendidikan karakter memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas
VIIA dimana secara klasikal terdapat peningkatan hasil belajar dimana
sebelumnya mendapatkan nilai rata-rata 67,78 setelah menerima pembelajaran
berbasis karakter mengalami peningkatan dengan mendapatkan nilai rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
73,70. Sedangkan pada kelas VII B yang notabene memiliki prestasi akademis
lebih baik namun hanya mendapatkan pembelajaran konvensional secara klasikal
mengalami penurunan hasil belajar dimana sebelumnya mendapatkan nilai rata-
rata 71,61 mengalami penurunan pada tes kedua dengan nilai rat-rata 68,75.
Dari uji independent sample t-test diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan rata-
rata nilai antara kelas VII A dan VII B hal ini berarti secara klasikal hasil belajar
kedua kelas cenderung sama meskipun mengalami perlakuan berbeda dalam
proses pembelajarannya. Padahal secara keseluruhan nilai-rata kelas VII A lebih
tinggi yaitu 73,70 dibandingkan kelas VII B yaitu 68,75 Hal ini dapat disebabkan
oleh beberapa faktor:
Kurangnya motivasi siswa saat mengerjakan soal yang diberikan.
Pembelajaran berbasis pendidikan karakter hanya berpengaruh pada
segelintir siswa, dengan kata lain tidak dirasakan oleh seluruh siswa.
Prestasi belajar kelas VII A memang cenderung dibawah kelas VII B
sehingga setelah proses pembelajaran dengan pendidikan karakter
belum dapat melampaui prestasi belajar kelas VII B.
Meskipun secara umum tidak ada perbedaan antara rata-rata nilai kelas VII A
dengan rata-rata nilai kelas VII B akan tetapi terdapat peningkatan hasil belajar
subjek penelitian yang berarti menandakan adanya pengaruh pendidikan karakter
dalam pembelajaran di kelas.
2. Hasil Wawancara Siswa, Guru, dan Kepala Sekolah
Dari hasil wawancara siswa, siswa memberikan tanggapan positif terhadap
pembelajaran berbasis pendidikan karakter didalam kelas. Siswa yang belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
merasakan pembelajaran pendidikan karakter secara intens merasa tertarik untuk
mendapatkan pembelajaran berbasis pendidikan karakter.
Dari hasil wawancara dengan guru, guru telah menjalankan pembelajaran
pendidikan karakter melalui RPP. Didalamnya terdapat nilai-nilai sikap yang
dikembangkan dan terdapat kuesioner pengembangan sikap siswa saat pelajaran.
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah peneliti mendapatkan informasi
bahwa pembelajaran di sekolah memang diarahkan untuk pengembangan sikap
siswa yang diantaranya telah tercantum dalam RPP. Sedangkan untuk kegiatan
evaluasi dilakukan rapat secara periodik untuk membahas perkembangan siswa
terkait pembelajaran didalam kelas maupun diluar kelas (kegiatan
ekstrakurikuler).
H. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan
peneliti. Hal ini disebabkan karena faktor keterbatasan dari peneliti dan
keterbatasan dalam pengambilan data penelitian. Keterbatasan yang peneliti alami
antara lain:
1. Kondisi kelas VII A dan VII B memiliki prestasi akademis yang berbeda
sehingga menyulitkan peneliti untuk melihat dampak langsung
pendidikan karakter terhadap prestasi belajar siswa .
2. Secara umum pendidikan karakter adalah kegiatan pembiasaan yang
butuh waktu untuk dilihat hasilnya. Dalam hal ini peneliti memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
keterbatasan waktu dalam penelitian sehingga hasil yang didapatkan
tidak maksimal.
3. Keterbatasan alat penelitian dimana peneliti terkendala dengan alat
perekam video yang tidak dapat digunakan, dan peneliti hanya berbekal
kamera ponsel dan alat perekam suara saat penelitian sehingga data yang
diperoleh tidak maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dilakukan terhadap siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Boro Yogyakarta
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini tampak bahwa pendidikan karakter mendapatkan
tanggapan positif dari siswa dan terdapat pengaruh positif melalui
peningkatan hasil belajar siswa.
2. Terdapat perkembangan hasil belajar siswa (kelas VII A) setelah
mendapatkan pembelajaran berbasis pendidikan karakter, karena terdapat
perbedaan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran
berbasis pendidikan karakter. Dimana sesudah pembelajaran berbasis
pendidikan karakter terdapat peningkatan hasil belajar siswa.
3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas
eksperimen (kelas VII A) dengan kelas kontrol (kelas VII B) pada akhir
pembelajaran, meskipun dari segi angka nilai rata-rata kelas eksperimen
(kelas VII A) lebih baik dari kelas kontrol (kelas VII B) akan tetapi
perbedaan ini tidak signifikan.
B. Saran-saran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Setelah peneliti melakukan penelitian dan menganalisis hasil tes belajar
siswa maka ada beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan, yaitu:
1. Saran untuk siswa agar lebih memahami perbedaan antara gabungan dan
irisan himpunan dan mampu mengaplikasikannya kedalam simbol
matematika.
2. Pembelajaran dengan pendidikan karakter dapat digunakan sebagai salah
satu alternatif dalam pembelajaran matematika.
3. Diharapkan guru dapat terus menggiatkan pembelajaran berbasis
pendidikan karakter karena jika dilakukan secara terus-menerus akan
memiliki dampak positif terhadap perkembangan sikap siswa dan hasil
belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
DAFTAR PUSTAKA
Anas, Zulfikri. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta:
Kemendiknas.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Asep, Herry. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
Penerbit Univesitas Terbuka.
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Budiningsih, C. Asri. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Dharma, Kesuma. 2011. Pendidikan Karakter Kajian teori dan Praktik di
Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Lickona, Thomas. 2013. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap mendidik Siswa
Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media..
Moleong, Lexy. 2007. Metode penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Nugroho, Yohanes Anton. 2011. It’s Easy..Olah Data dengan SPSS. Yogyakarta:
PT Skripta.
Purwadarminta, W. J. S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai
Pustaka.
Purwanto. 2007. InstrumenPenelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Prabawati, Th. Ari. 2010. Mengolah Data Statistik Hasil Penelitian dengan SPSS
17. Semarang: Wahana Komputer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Santosa, Purbayu Budidan Ashari.2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel
& SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.
Sudjana, Nanadan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru.
Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suparno, Paul. 2004. Teori Intelegensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Suryabrata, Sumardi. 1998. Psikologi Pendidikan.Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep
Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Walgino, Bimo. 1989. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: Andi
Offset.
http://www.kemendiknas.go.id/kemdikbud/berita/1358. diakses pada 18 Mei
2015.
http://www.pendidikankarakter.com/wajah-sistem-pendidikan-di-indonesia/.
diakses pada 18 Mei 2015.
http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/node/4198. diakses pada 18 Mei 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran A
Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran B
Surat Keterangan Telah Melaksanankan Penelitian Dari Sekolah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran C
Lembar Validitas Lembar Pengamatan Untuk Kepala Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran D
Lembar Validitas Lembar Pengamatan Untuk Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran E
Lembar Validasi Lembar Pengamatan Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran F
Lembar Validasi Tes Hasil Belajar 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran G
Lembar Validasi Hasil Tes Belajar 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran H
Soal Tes Hasil Belajar 1
LEMBAR SOAL
1. Tentukan apakah kumpulan berikut merupakan himpunan/bukan
himpunan, kemudian berikan alasanmu.
a. Kumpulan hewan berkaki empat
b. Kumpulan siswa yang pandai
c. Kumpulan warna-warna indah
d. Kumpulan perempuan cantik
e. Kumpulan alat tulis sekolah
2. Buatlah 1 contoh himpunan dan 1 contoh yang bukan himpunan dan
berikan masing-masing dengan alasannya.
3. Tentukan pernyataan yang benar dari pernyataan-pernyataan berikut:
Diket : A adalah himpunan bilangan faktor dari 30
a. 5 ∈ A
b. 10 ∉ A
c. 4 ∉ A
d. 12 ∉ A
Kunci jawaban:
1. a. Himpunan karena karakteristiknya jelas yaitu berkaki empat
b. Bukan himpunan karena banyak kriteria pandai dan masing-masing orang
punya penilaian sendiri-sendiri
c. Bukan himpunan karena banyak kriteria warna indah dan masing-masing
orang punya penilaian sendiri-sendiri
d. Bukan himpunan karena banyak kriteria perempuan cantik dan masing-
masing orang punya penilaian sendiri-sendiri
e. Himpunan karena karakteristiknya jelas yaitu alat tulis sekolah
2 Kumpulan alat musik tiup merupakan himpunan karakteristiknya jelas
Kumpulan laki-laki tampan bukan merupakan himpunan karena tidak spesifik
3 a. benar
b. salah
c. benar
d. salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran I
Soal Tes Hasil Belajar 2
LEMBAR SOAL
Dalam suatu kelas yang terdiri dari 40 siswa, diketahui 24 siswa gemar bermain
tenis, 23 siswa gemar bermain sepak bola, dan 11 gemar kedua-duanya.,
a. Gambarlah diagram Venn dari keterangan tersebut
b. Tentukan banyaknya siswa yang hanya gemar bermain tenis
c. Tentukan banyaknya siswa yang hanya gemar sepak bola
d. Tentukan banyaknya siswa yang tidak gemar kedua-duanya
Kunci Jawaban:
Diketahui :
A adalah himpunan siswa yang gemar tenis, n(A) = 24
B adalah himpunan siswa yang gemar sepak bola, n(B) = 23
P adalah adalah himpunan siswa yang gemar kedua-duanya, n(P) = 11
S adalah himpunan semua siswa, n(S) = 40
Ditanyakan:
a. Gambarlah diagram Venn dari keterangan tersebut
b. Tentukan banyaknya siswa yang hanya gemar bermain tenis
c. Tentukan banyaknya siswa yang hanya gemar sepak bola
d. Tentukan banyaknya siswa yang tidak gemar kedua-duanya
Jawab:
a. Diagram Venn
STenis Sepak Bola
13 11 12
x
b. Banyaknya siswa yang hanya gemar bermain tenis n(C)
= n(A)-n(P)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
= 24-11
= 13
Jadi, banyaknya siswa yang hanya gemar bermain tenis adalah 13 siswa
c. Banyaknya siswa yang hanya gemar sepak bola n(D)
= n(B)-n(P)
= 23 -11
= 12
Jadi, banyaknya siswa yang hanya gemar bermain sepak bola adalah 12 siswa
d. Banyaknya siswa yang tidak gemar kedua-duanya
= n(S)-n(C)-n(D)–n(P)
= 40 – 13 -12 - 11
= 4
Jadi, banyaknya siswa yang tidak gemar keduanya adalah 4 siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran J
Jawaban Tes Hasil Belajar 1
a. Subjek I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
b. Subjek II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
c. Subjek III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
d. Subjek IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
e. Subjek V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
f. Subjek VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran K
Jawaban Tes Hasil Belajar 2
a. Subjek I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
b. Subjek II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
c. Subjek III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
d. Subjek IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
e. Subjek V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
f. Subjek VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran L
Tabel Deskripsi Data Nilai
1. Kelas VII A
Statistics
nilaites1 nilaites2
N Valid 27 27
Missing 0 0
Mean 67.78 73.70
Median 70.00 70.00
Mode 70 70
Std. Deviation 16.718 13.053
Variance 279.487 170.370
Range 65 60
Minimum 30 40
Maximum 95 100
Sum 1830 1990
2. Kelas VII B
Statistics
nilaites1 nilaites2
N Valid 28 28
Missing 0 0
Mean 71.61 68.75
Median 70.00 65.00
Mode 70 65
Std. Deviation 10.279 11.990
Variance 105.655 143.750
Range 40 45
Minimum 50 45
Maximum 90 90
Sum 2005 1925
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran M
Tabel SPSS Uji Normalitas
1. Kelas VII A
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
nilaites1 nilaites2
N 27 27
Normal Parametersa Mean 67.78 73.70
Std. Deviation 16.718 13.053
Most Extreme Differences Absolute .183 .241
Positive .114 .241
Negative -.183 -.178
Kolmogorov-Smirnov Z .948 1.254
Asymp. Sig. (2-tailed) .330 .086
a. Test distribution is Normal.
2. Kelas VII B
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
nilaites1 nilaites2
N 28 28
Normal Parametersa Mean 71.61 68.75
Std. Deviation 10.279 11.990
Most Extreme Differences Absolute .224 .230
Positive .169 .230
Negative -.224 -.199
Kolmogorov-Smirnov Z 1.183 1.217
Asymp. Sig. (2-tailed) .122 .104
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran N
Tabel SPSS Paired Sample T Test Kelas VII A
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Sebelum 67.78 27 16.718 3.217
Sesudah 73.70 27 13.053 2.512
Paired Samples Test
Pair 1
Sebelum -
Sesudah
Paired Differences Mean -5.926
Std. Deviation 11.522
Std. Error Mean 2.217
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower -10.484
Upper -1.368
T -2.672
Df 26
Sig. (2-tailed) .013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Tabel SPSS Paired Sample T-Test Kelas VII B
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 nilaites1 71.61 28 10.279 1.943
nilaites2 68.75 28 11.990 2.266
Paired Samples Test
Pair 1
nilaites1 -
nilaites2
Paired Differences Mean 2.857
Std. Deviation 2.864
Std. Error Mean .541
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower 1.747
Upper 3.968
T 5.279
Df 27
Sig. (2-tailed) .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran O
Tabel SPSS Hasil Uji Independent Sample T-Test
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Nilai tes Kelas A 27 73.70 13.053 2.512
Kelas B 28 68.75 11.990 2.266
Independent Samples Test
Nilai tes
Equal
variances
assumed
Equal
variances not
assumed
Levene's Test for
Equality of Variances
F .001
Sig. .972
t-test for Equality of
Means
T 1.467 1.464
Df 53 52.227
Sig. (2-tailed) .148 .149
Mean Difference 4.954 4.954
Std. Error Difference 3.378 3.383
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower -1.821 -1.834
Upper 11.728 11.741
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran P
Transkrip Wawancara
Subjek yang mendapat pembelajaran bebasis pendidikan karakter:
Keterangan :
P : Peneliti
S : Subjek
P : “Selamat siang dek”
S : “Selamat siang mas”
P : “Mas mau bertanya menurut kamu pendidikan karakter itu apa”
S : “Pendidikan karakter itu suatu pembelajaran yang tujuannya untuk mencapai
nilai karakter yang diharapkan
P : “ Kalau nilai karakter yang diharapkan itu apa saja dek?”
S : “Nilai kejujuran, tanggung jawab saat mengerjakan tugas, nilai religius”
P : “Apakah guru sudah menunjukkan pembelajaran dengan pendidikan
karakter?”
S : “Sudah mas”
P : “Pak guru kalau mengajar menggunakan sarana apa saja selain buku?”
S : “Pak guru biasanya menggunakan laptop kita diperlihatkan video belajar di
ruang multimedia”
P : “Bagaimana menurut kamu apakah pembelajaran dengan pendidikan karakter
menyenangkan?”
S : “Iya mas lebih enak kita jadi bisa lebih mengerti pelajaran”
P : “Kalau kamu lebih memilih pelajaran berbasis karakter atau pelajaran seperti
biasa?”
S : “Saya pilih yang karakter mas lebih bisa paham pelajaran”
P : “Terimakasih dek”
S : “Sama-sama mas”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Subjek yang mendapatkan pembelajaran konvensional:
Keterangan :
P : Peneliti
S : Subjek
P : “Selamat siang dek”
S : “Selamat siang mas”
P : “Mas mau bertanya menurut kamu pendidikan karakter itu apa”
S : “Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk mengarahkan siswa ke karakter
yang lebih baik
P : “ Kalau pengajaran pak guru sudah mengarah ke pendidikan karakter belum?”
S : “Belum mas”
P : “Kalau menurut kamu kira-kira lebih enak pembelajaran dengan pendidikan
karakter atau pembelajaran biasa?”
S : “Kayanya lebih enak yang karakter ya mas”
P : “Pak guru biasanya kalau mengajar sarananya apa saja?”
S : “Pakai buku kadang pakai laptop”
P : “Oh begitu terimakasih dek”
S : “Sama-sama mas”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran Q Transkrip wawancara dengan kepala sekolah
Keterangan
P : Peneliti
B : Bruder/Kepala Sekolah
P : “Selamat siang bruder”
B : “Selamat siang”
P : “Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter bruder?”
B : “Pendidikan yang berhubungan dengan kemanusiaan, kepribadian yang
menyangkut nilai-nilai utama dalam berbangsa dan bertanah air terutama dalam
nilai kristiani”
P : “Apa yang melatar belakangi pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah ini?”
B : “Dari visi menjadi lembaga pendidikan yang unggul dalam iman dan karakter
apalagi ditengah kondisi karakter anak muda yang tengah kurang jelas”
P : “Apakah kurikulum yang digunakan oleh sekolah ini?”
B : “Kurikulum 2013 ditambah ciri khas pendidikan katholik”
P : “Apa pedoman yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan karakter?”
B : “Pendidikan kristiani semangat injili Yesus Kristus, peraturan pemerintah
yang diharuskan nilai kejujuran, tanggung jawab kerja keras”
P : “ Apa saja kegiatan di luar kelas yang menunjang karakter?”
B : “Pramuka, pendalaman iman, ekstrakulikuler”
P : “Proses pelaksanaan di sekolah bagaimana?”
B : “Pelaksanaan sesuai jam pelajaran dari kurikulum dan dilakukan secara
berjenjang dari kelas 1 sampai kelas 3”
P : “Apa yang perlu dipersiapkan guru matematika dalam melaksanaan
pendidikan karakter?”
B : “Membuat RPP yang sesuai dengan kurikulum mengandung unsur K1 sampai
K4 dan mengandung penilaian sikap siswa didalam kelas”
P : “Pelaksanaan pendidikan karakter sudah sejauh mana?”
B : “Pelaksanaannya tidak mudah apalagi latar belakang siswa yang berbeda ada
yang nakal kadang menyontek, guru harus lebih bisa mengontrol siswa”
P : “Evaluasi Pendidikan karakter di sekolah ini?”
B : “Evaluasi baru diterapkan saat penerimaan rapot dimana guru membahas
karakter siswa didalam kelas dengan orang tua murid, sekolah ini ada sistem poin
yang dapat mengatur siswa agar dapat menjaga sikap”
P : “Terimakasih bruder atas waktunya”
B : “Baik sama-sama”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran R
Transkrip wawancara dengan guru
Keterangan
P : Peneliti
G : Guru
P : “Selamat siang pak ”
B : “Selamat siang”
P : “Kurikulum apakah yang digunakan oleh SMP ini?”
B : “Kurikulum 2013”
P : “Apakah kurikulum 2013 terkait dengan pendidikan karakter”
B : “Sudah selain itu pendidikan karakter merupakan unggulan di SMP PL Boro”
P : “Bagaimana persiapan sekolah terkait pendidikan karakter itu sendiri?”
B : “Pada awal tahu pelajaran kita selalu mereview visi dan misi sekolah,
kemudian mengembangkannya:
P : “Kegiatan apa saja yang menunjang karakter siswa di sekolah?”
B : “Sekolah mempersiapkan berbagai kegiatan yang menunjang karakter
misalnya misa pelajar, upacara bendera, retret, rekoleksi, jumat bersih, jumat
sehat, pramuka, kegiatan ekstrakulikuler dan pendidikan formal. Semua kegiatan
dituangkan kedalam KTSP.
P : “Apa tujuan pendidikan karakter di sekolah ini?”
G : “Mendidik kaum muda yang unggul dalam iman dan karakter, kepribadian,
ilmu pengetahuan dan keterampilan berdasarkan spiritualitas Allah adalah kasih”
P : “Nilai karakter apa saja yang ditanamkan dalam pelajaran matematika?”
G : “Dalam pelajaran matematika kita bisa menanamkan sikap berpikir logis,
kritis, kerja keras, keingintahuan, kemandirian, percaya diri, kreatif, inovatif,
kereligiusan, kejujuran, ketangguhan, kedemokratisan, dan kepedulian”
P : “Bagaimana pelaksanaannya di sekolah?”
G : “Ada 2 jalur utama dalam menyelenggarakan pendidikan karakter pertama
melalui pembelajaran kedua lewat ekstrakulikuler. Dalam pembelajaran peserta
didik dirancang mengenal dan menyadari perilaku dan menguasai kompetensi
yang diharapkan”
P : “Bagaimana peran serta pihak-pihak yang terkait pelaksanaan pendidikan
karakter di sekolah?”
G : “Pendidikan karakter dilakukan seluruh warga sekolah mulai dari kepala
sekolah hingga siswa agar sukses”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
P : “Kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaannya”
G : “Nilai karakter belum terjabarkan secara representatif maka sulit mengukur
ketercapaiannya serta pemahaman guru yang belum menyeluruh tentang
pendidikan karakter”
P : “Cara mengatasi kendala-kendala tersebut?”
G : “Guru memiliki kepribadian yang mantap dan stabil bertindak sesuai norma
agar menjadi panutan yang baik bukan sekedar teori tapi keteladanan, guru harus
mengalami lebih dulu baru memberikan pengaruh pada siswa”
P : “Hal-hal apa saja yang dievaluasi terkait pendidikan karakter di sekolah ini?”
G : “Melakukan pengamatan secara langsung tentang pelaksanaanya untuk
memperoleh gambaran mutu sekolah secara umum dan memberikan masukan
pada pihak terkait untuk peningkatan pendidikan karakter.
P : “ Terima kasih pak atas waktunya”
G : “Sama-sama”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran S
Foto-foto kegiatan ekstrakulikuler, aktivitas siswa diluar kelas, dan saran dan
prasarana.
Piket Kelas Mading Siswa
Lapangan Upacara Jadwal Ekstrakurikuler
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Denah Sekolah Poin Pelanggaran Siswa
Absensi Kelas Daftar Piket
Profil Sekolah Data Guru dan Karyawan
Pengarahan Kepala Sekolah Koor/Paduan Suara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Paduan Suara Membatik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran T
Contoh lampiran angket subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran U
Lampiran angket guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran V
RPP Pendidikan Karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran W
RPP Konvensional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran X
DATA NILAI KELAS VII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Daftar Nilai Proses
Daftar Nilai Proses Mapel
: Matematika
Mapel
: Matematika
KD
: 3.2. Himpunan
KD
: 3.2. Himpunan
Nomor NAMA SISWA L/P
TES
Nomor NAMA SISWA L/P
TES
URUT INDUK URUT INDUK T1 T2
T1 T2
1 A. FERDIAN HENDRA PRATAMA L 40 70
1 A .ALAM BAYU ABISATYA L 50 45
2 AGUSTINUS WINARTO L 40 70
2 A. APRINATA IBI BADIN L 70 65
3 ANDREAS AWAN TYAS CAHYONO L 30 40
3 AGATHA ELLIN LOUEDHESTA WIJAYA P 60 55
4 BENEDICTA GIGIH WIDYA H P 70 65
4 AGUSTINA HARDIANI PRIMA PUTRI P 70 65
5 CHAECILIA HANA TYAS ASIH P 75 70
5 AGUSTINUS TRI NUGROHO L 80 80
6 DOMINIKUS RIZKY ARI SETIAWAN L 80 90
6 ANNA YUNITA RAHMA PUTRI P 60 55
7 F.X. ADVEN SURYA L 80 90
7 ANTONIUS EDI SETIAWAN L 70 65
8 HE.ERYAN CAHYO NUGROHO L 50 70
8 ANTONIUS JONATHAN KAREL W. L 75 75
9 HENDRY WIBAWA L 50 70
9 C. PUJI DIANTARI P 70 65
10 INTAN RATNA OKTA SARI P 70 90
10 CAECILIA TRI RAHAYU P 85 85
11 ISAAC JAGUES BRIAN EKA SAPUTRA L 60 70
11 F. ADI WICAKSANA L 70 65
12 LOUIS DANI BAGAS ANDARA L 70 75
12 FX. ANANG YULIYANTO L 70 65
13 LUSIANA TAMI P 65 70
13 GABRIELLA DYAH PITALOKA P 70 65
14 M. INDAH PERMATASARI P 70 80
14 IGNATIUS ARIEL BHIMA CHRISTO L 75 75
15 MARIA SHELVY KUSUMAWATI P 70 70
15 KRESENSIA LARAS PRAMESTHI P 90 90
16 MARIA VEBI VERNIA P 70 70
16 LEVINA PUTRI SANTOSO P 90 90
17 MARTINA DEWI PRIHANTINA P 80 70
17 M. SEPTI YANVERNIA P 80 80
18 MM SINTIA WARDAYANI P 70 75
18 MAREL CROSSCITAN B. L 75 70
19 PETRUS WAHYU SETYAWAN L 60 70
19 MARIA SRIWAHYUNI P 60 55
20 RAKADITYA PRADEWA W. L 60 65
20 MEGA PUSPITA SARI P 70 65
21 ROSALIA DIAN HESTY K P 95 100
21 NUGROHO L 80 80
22 SANDY DWI WIBOWO L 90 90
22 SELLA KURNIAWATI P 70 65
23 THERESIA SRI WIJAYANTI P 95 100
23 STEPANUS TEGUH NOVIANTO L 70 65
24 V. MELISA DENNA MARIA ANGELA P 90 75
24 STEPANUS WINARNO L 60 65
25 WELLY RISKATIAWANTO L 80 65
25 VILANOVA YEYEN NADIAWATI P 80 80
26 WENANSIUS ADI PRASETYO L 70 65
26 VINCENCIUS VALLEN VRENTHALER L 70 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
27 WILHELNIA ICHE IRAUNAWATI P 50 55
27 Y.ANDI WAHYUDI L 50 45
28 Y.E. CARDINAL FARRERA DE YURI P 85 85
T : Nilai Tes Tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related