Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 072, Mei 2008, hal. 474-488, ISSN 0215-2673
PENGARUH TIPE TES DAN MOTIVASI BERPRESTASI
TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA
DIDIK SMA NEGERI 30 DKI JAKARTA
(Quasi-Eksperimen pada Peserta didik SMU Negeri 30 DKI Jakarta)
Baso Intang Sappaile1
Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tipe tes dan
motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika peserta didik SMA Negeri
30 DKI Jakarta. Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperimen dengan
disain 2x2 faktorial. Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik
kelas I SMU Negeri 30 Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik stratified cluster random sampling. Jumlah sampel sebanyak
76 peserta didik kelas I. Variabel respon adalah hasil belajar matematika,
variabel perlakuan yaitu tipe tes, dan variabel atribut adalah motivasi
berprestasi. Temuan penelitian ini adalah (1) peserta didik yang bermotivasi
berprestasi tinggi, hasil belajar matematika yang diberi tes formatif bentuk esai
lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes
formatif bentuk pilihan ganda, dan (2) untuk peserta didik yang bermotivasi
berprestasi rendah, hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes
formatif bentuk esai lebih rendah dari pada hasil belajar matematika peserta
didik yang diberi tes formatif bentuk pilihan ganda.
Kata Kunci: tipe tes, motivasi berprestasi, dan hasil belajar matematika.
1 Dr. Baso Intang Sappaile, M.Pd. adalah Dosen Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Makassar.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 072, Mei 2008, hal. 474-488, ISSN 0215-2673
Baso Intang Sappaile_Tipe Tes dan ...
2
2
1. Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh peserta didik,
termasuk peserta didik SMA untuk menunjang keberhasilan belajar dalam menempuh
pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan matematika diperlukan oleh semua orang
dalam kehidupan sehari-hari.
Mengingat pentingnya matematika, maka sangat diharapkan peserta didik
SMA untuk menguasai pelajaran matematika. Di samping matematika sebagai sarana
berpikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh peserta didik, matematika juga untuk
mengembangkan kemampuan berpikir logik.
Di lain pihak, kenyataan menunjukkan bahwa hasil belajar matematika di
SMA masih relatif rendah. Pada tahun pelajaran 2000/2001 rara-rata Nilai Evaluasi
Belajar Tahap Akhir Nasional Murni matematika SMA Negeri 30 DKI Jakarta 3,81
dan pada tahun 2001/2002 rata-rata Ujian Akhir Nasional mata pelajaran matematika
hanya 2,91 (Depdiknas, 2002). Keadaan ini merupakan masalah yang sangat
memprihatinkan khususnya bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMA Negeri 30
DKI Jakarta. Karena itu, diperlukan upaya perbaikan yang dapat meningkatkan hasil
belajar matematika SMA. Walaupun banyak variabel yang dapat mempengaruhi hasil
belajar matematika, namun dalam penelitian ini dibatasi hanya pada tipe tes dan
motivasi berprestasi pada mata pelajaran matematika.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 072, Mei 2008, hal. 474-488, ISSN 0215-2673
Baso Intang Sappaile_Tipe Tes dan ...
3
3
1.2 Rumusan Masalah
Masalah penelitian adalah dengan pemberian tes formatif, bagaimana pola
pengaruh tipe tes dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika peserta
didik? Secara rinci, masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut.
(1) untuk peserta didik yang bermotivasi berprestasi tinggi, bagaimana perbedaan
hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk esai dengan
hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk pilihan
ganda?
(2) untuk peserta didik yang bermotivasi berprestasi rendah, bagaimana perbedaan
hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk esai dengan
hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk pilihan
ganda?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi pengaruh tipe tes dan
motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika peserta SMA Negeri 30 DKI
Jakarta. Secara rinci, tujuan penelitian adalah: (1) bagi peserta didik yang bermotivasi
tinggi, apakah ada perbedaan hasil belajar matematika antara peserta didik yang diberi
tes formatif bentuk esai dan yang diberi tes formatif bentuk pilihan ganda, dan (2)
bagi peserta didik yang bermotivasi rendah, apakah ada perbedaan hasil belajar
matematika antara peserta didik yang diberi tes formatif bentuk esai dan yang diberi
tes formatif bentuk pilihan ganda.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 072, Mei 2008, hal. 474-488, ISSN 0215-2673
Baso Intang Sappaile_Tipe Tes dan ...
4
4
2. Kajian Literatur
2.1 Pengertian Tes
Berbicara tentang tipe tes, tidak terlepas dari sifat tes itu sendiri, misalnya:
bentuk tes, tipe tes, dan ragam tes. Namun, pemberian nama sifat tes tersebut kadang
berbeda dari orang yang berbeda. Suherman dan Sukjaya (1990: 94) menggolongkan
tes subjektif dan tes objektif sebagai tipe tes; tes benar-salah, tes pilihan ganda, tes
menjodohkan, dan tes melengkapi sebagai tipe tes. Di samping itu, tes pilihan ganda
terbagi lima, yaitu: pilihan ganda biasa, hubungan antar hal, analisis kasus, asosiasi
pilihan ganda, dan membaca diagram yang merupakan ragam tes. Tipe tes yang
dimaksudkan adalah tes esai dan tes pilihan ganda.
Tes esai berupa pertanyaan yang bersifat umum dan memungkinkan peserta
didik menjawab secara bebas. Peserta didik diberikan kebebasan mengemukakan dan
mengorganisasikan pendapatnya, serta mengembangkan kreativitas dan sikap
kritisnya bila menanggapi sesuatu hal. Silverius (1991: 104) menyatakan bahwa tes
esai adalah tes yang memberikan kesempatan kepada peserta tes untuk
memperlihatkan kemampuannya dalam hal penguasaan bahan, penulisan, analisis,
sintesis, evaluasi, dan daya cipta.
Dalam tes esai menuntut kemampuan peserta didik untuk mengemukakan,
menyusun dan memadukan gagasan-gagasan yang telah dimilikinya dengan menggu-
nakan kata-kata sendiri. Untuk mengurangi subjektivitas penskoran maka pertanyaan
tes esai distrukturkan dan batasan jawaban dapat ditetapkan terlebih dahulu.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 072, Mei 2008, hal. 474-488, ISSN 0215-2673
Baso Intang Sappaile_Tipe Tes dan ...
5
5
Tes pilihan ganda merupakan tes objektif yang terdiri dari pokok soal berupa
kalimat pertanyaan yang belum lengkap yang diikuti alternatif jawaban yang
merupakan pelengkap. Dari sejumlah alternatif jawaban yang tersedia hanya ada satu
jawaban yang benar dan lainnya sebagai pengecoh. Testi ditugaskan memilih salah
satu alternatif jawaban yang benar. Tes pilihan ganda kelebihannya: (1) Pemeriksaan
jawaban dan pemberian skor mudah dan cepat, (2) kualitas item dapat dianalisis
secara empirik, dan (3) objektivitas tinggi, namun memiliki kekurangan yaitu: (1)
Pembuatan sulit dan menggunakan banyak waktu dan tenaga, dan (2) ada kemung-
kinan jawaban benar semata-mata karena tebakan.
Karakteristik tes esai dan tes pilihan ganda mempunyai perbedaan baik yang
berkaitan alat ukurnya maupun yang berkaitan dengan subjek ukurnya. Jahja Umar
(1998: 29) mengemukakan bahwa perbandingan antara tes esai dengan tes pilihan
ganda mempunyai perbedaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Perbandingan antara tes esai dengan tes pilihan ganda
Karakteristik Tes esai Tes pilihan ganda
Penulisan soal Relatif mudah Relatif sukar
Jumlah pokok bahasan yang
ditanyakan
Terbatas Lebih banyak
Aspek yang diukur Dapat lebih dari satu Hanya satu
Persiapan peserta didik Penekanannya pada
kedalaman materi
Lebih menekankan pada
keluasan materi
Jawaban peserta didik Mengorganisasikan
jawaban
Memilih jawaban
Kecenderungan menebak Tidak ada Ada
Penskoran Sukar, lama, kurang
konsisten, dan subjektif
Mudah, cepat, sangat
konsisten, dan objektif.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 072, Mei 2008, hal. 474-488, ISSN 0215-2673
Baso Intang Sappaile_Tipe Tes dan ...
6
6
2.2 Motivasi berprestasi
Pada dasarnya motif dan motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan, namun secara konseptual dapat dibedakan karena motivasi merupakan
hal-hal yang berkaitan dengan timbulnya dan aktifnya motif. Berawal dari kata motif
Sardiman (1992: 73) mengatakan bahwa motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif, sedangkan motif menjadi aktif pada saat-saat
tertentu, terutama bila untuk mencapai tujuan terasa sangat mendesak. Dengan
demikian, motif merupakan kondisi intern atau disposisi (kesiapsiagaan atau kecende-
rungan) seseorang. Pada hakikatnya motif merupakan terminologi umum yang
memberikan makna daya dorong, keinginan, kebutuhan, dan kemauan. Hudojo (1988:
106) menyatakan bahwa kekuatan pendorong yang ada dalam diri seseorang untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai sesuatu tujuan disebut "motif".
Sedangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan timbulnya dan berlangsungnya
motif itu disebut "motivasi". Hal ini berarti bahwa di balik setiap aktivitas seseorang
terdapat suatu motivasi yang mendorong untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dorongan untuk mencapai tujuan tersebut dapat bersumber dari dalam diri dan dapat
pula bersumber dari luar diri individu.
2.3 Hasil belajar matematika
Hasil belajar merupakan kecakapan dan segala hal yang diperoleh melalui
proses belajar mengajar dalam selang waktu tertentu. Menurut Soedijarto (1993: 49)
hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 072, Mei 2008, hal. 474-488, ISSN 0215-2673
Baso Intang Sappaile_Tipe Tes dan ...
7
7
program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sudjana (1990: 22) bahwa hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar.
Selanjutnya, Sudjana (1990: 22) mengemukakan bahwa dalam sistem
pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan
instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang
secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif,
dan ranah psikomotoris.
Hasil belajar matematika adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh peserta
didik dalam mata pelajaran matematika berdasarkan tujuan pengajaran yang ingin
dicapai yang diperoleh melalui tes hasil belajar matematika.
2.4 Hasil penelitian terdahulu yang relevan
Berikut beberapa hasil penelitian yang relevan dengan hasil penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Sunandar (2001: 175) mengenai metode mengajar
yaitu metode mengajar induktif dan deduktif dan tipe tes, yaitu tes esai dan pilihan
ganda di DKI Jakarta. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa untuk peserta
didik yang diajar dengan metode deduksi, hasil belajar matematika peserta didik yang
diberi tes formatif tipe pilihan ganda lebih tinggi daripada hasil belajar matematika
peserta didik yang diberi tes formatif tipe esai.
Penelitian yang dilakukan oleh Putera (2004: 27) mengenai penggunaan
evaluasi formatif bagi Kelompok Belajar Paket B di Kabupaten Bekasi. Hasil
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 072, Mei 2008, hal. 474-488, ISSN 0215-2673
Baso Intang Sappaile_Tipe Tes dan ...
8
8
penelitian tersebut mengungkapkan bahwa hasil belajar matematika warga belajar
yang diberikan evaluasi formatif, tes diagnostik dan remedial lebih tinggi dari yang
diberikan evaluasi formatif dan pengajaran kembali.
Penelitian yang dilakukan oleh Safari (1997: 77) mengenai penggunaan tipe-tipe soal,
yaitu tipe soal pilihan ganda, uraian, isian, jawaban singkat, menjodohkan, dan benar-
salah di 22 Provinsi di Indonesia. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa
penggunaan tipe soal pilihan ganda berpengaruh secara signifikan terhadap antar mata
pelajaran yang diajarkan guru di pendidikan dasar sembilan tahun.
3. Hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian yang diajukan adalah (1) untuk peserta didik yang
mempunyai motivasi berprestasi tinggi, hasil belajar matematika peserta didik yang
diberi tipe tes formatif esai lebih tinggi daripada peserta didik yang diberi tipe tes
formatif pilihan ganda, (2) untuk peserta didik yang mempunyai motivasi berprestasi
rendah, hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tipe tes formatif esai lebih
rendah daripada peserta didik yang diberi tipe tes formatif pilihan ganda.
4. Metode penelitian
4.1 Disain penelitian
Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperimen dengan disain 2x2
faktorial. Variabel respon adalah hasil belajar matematika, variabel perlakuan adalah
tipe tes, dan variabel atribut adalah motivasi berprestasi.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 072, Mei 2008, hal. 474-488, ISSN 0215-2673
Baso Intang Sappaile_Tipe Tes dan ...
9
9
Dalam quasi-eksperimen ini, satu kelas dengan pemberian tes formatif dengan
bentuk esai dan satu kelas dengan pemberian tes formatif dengan bentuk pilihan
ganda. Baik kelompok peserta didik yang diberi tes formatif dengan bentuk esai
maupun kelompok peserta didik yang diberi tes formatif dengan bentuk pilihan ganda
masing-masing diajar oleh guru yang sama dalam mata pelajaran matematika. Materi
matematika yang diajarkan adalah materi kelas I semester I dengan pertemuan
sebanyak 14 kali tatap muka.
4.2 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas I SMAN 30 DKI
Jakarta. Sampel kelas I dipilih secara stratified cluster random sampling dari 10 kelas
yang ada. Kelas yang terpilih adalah kelas I2 dan kelas I10.
4.3 Teknik pengumpulan data
Data yang dikumpulkan adalah hasil belajar matematika peserta didik dan
motivasi berprestasi. Hasil belajar matematika peserta didik diperoleh dengan
menggunakan tes hasil belajar matematika yang dilakukan pada akhir quasi-
eksperimen, sedang motivasi berprestasi digunakan angket yang dilakukan sebelum
quasi-eksperimen.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 072, Mei 2008, hal. 474-488, ISSN 0215-2673
Baso Intang Sappaile_Tipe Tes dan ...
10
10
4.4 Tenik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varians dua jalan (two way anova)
dengan uji F dan uji-Tukey.
5. Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian yang telah diperoleh meliputi: deskripsi data, hasil pengujian
hipotesis, dan pembahasan penelitian. Deskripsi data ditunjukkan pada Tabel 2
berikut.
Tabel 2. Deskripsi Data
Tipe Tes
Esai Pilihan Ganda Jumlah
Moti
vas
i B
erpre
stas
i
Tinggi
n=19
Y =24,74
s=1,8810
n=19
Y =21,16
s=1,4630
n=38
Y =22,95
s=1,6720
Rendah
n=19
Y =21,37
s=2,1398
n=19
Y =23,16
s=1,7405
n=38
Y =22,63
s=1,9402
Jumlah
n=38
Y =23,05
s=2,0104
n=38
Y =22,16
s=1,6018
n=76
Y =53,06
s=1,8061
Berikut ini dikemukakan bentuk kecenderungan hubungan antara motivasi
berprestasi dan hasil belajar matematika peserta didik dan kecenderungan
hubungan antara tipe tes dan hasil belajar matematika peserta didik. Motivasi
berprestasi dikelompokkan menjadi motivasi berprestasi tinggi dan motivasi
berprestasi rendah, serta tipe tes dikelompokkan menjadi tes esai dan tes pilihan
ganda. Sedang hasil belajar matematika dikelompokkan menurut motivasi
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 072, Mei 2008, hal. 474-488, ISSN 0215-2673
Baso Intang Sappaile_Tipe Tes dan ...
11
11
berprestasi dan tipe tes, sehingga diperoleh koefisien asosiasi (Agung, 2001: 105)
seperti ditunjukkan pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Rata-rata hasil belajar matematika peserta didik menurut kelompok
motivasi berprestasi dan kelompok tipe tes
Variabel
M
Variabel T KA-Parsial
(T,Y) T = 1 T = 0
M = 1 24,74 21,16 3,58
M = 0 21,37 23,16 -1,79
KA-Parsial
(M,Y)
3,37 -2,00 5,37
Keterangan:
KA = Koefisien Asosiasi
M=1 : kelompok peserta didik yang bermotivasi berprestasi tinggi.
M=0 : kelompok peserta didik yang bermotivasi berprestasi rendah.
T=1 : kelompok peserta didik yang diberi tes formatif bentuk esai.
T=0 : kelompok peserta didik yang diberi tes formatif pilihan ganda.
Pada Tabel 3 dapat dinyatakan bahwa:
a. KA[(T,Y)M = 1] = 3,58 > 0, yang berarti bahwa tipe tes mempunyai
pengaruh terhadap hasil belajar matematika peserta didik, bagi peserta didik
yang bermotivasi berprestasi tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa untuk peserta didik yang bermotivasi berprestasi tinggi, hasil belajar
matematika peserta didik yang diberi tes formatif dengan bentuk esai lebih
tinggi daripada hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif
bentuk pilihan ganda.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 072, Mei 2008, hal. 474-488, ISSN 0215-2673
Baso Intang Sappaile_Tipe Tes dan ...
12
12
b. KA[(T,Y)M = 0] = -1,79 < 0, yang berarti bahwa tipe tes mempunyai
pengaruh terhadap hasil belajar matematika peserta didik, bagi peserta didik
yang ber motivasi berprestasi rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa untuk peserta didik yang bermotivasi berprestasi rendah, hasil belajar
matematika peserta didik yang diberi tes esai lebih rendah daripada hasil
belajar matematika peserta didik yang diberi tes pilihan ganda.
c. KA(M*T,Y) = 5,37 0, yang berarti bahwa faktor interaksi motivasi
berprestasi dan tipe tes mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar
matematika peserta didik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar matematika peserta didik berbeda untuk setiap kelompok peserta didik.
Y
24,7
21,2
21,4 (1,0) (0,1) T
(1,0) (1,1)
M
Keterangan:
Y = hasil belajar matematika; M = motivasi berprestasi; T = tipe tes
Gambar 1. Interaksi motivasi berprestasi dan tipe tes
p’
q 23,2
q q
p
0 O (0,0)
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 072, Mei 2008, hal. 474-488, ISSN 0215-2673
Baso Intang Sappaile_Tipe Tes dan ...
13
13
Pada Gbr-1 di atas, garis p dan garis q yang saling bersilangan. Garis p’
merupakan proyeksi garis p pada bidang TOY, p’ tidak sejajar dengan garis q yang
berarti bahwa faktor interaksi motivasi berprestasi dan tipe tes mempengaruhi hasil
belajar matematika peserta didik.
Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu pengujian persyaratan analisis,
yaitu pengujian homogenitas. Uji homogenitas varian dari empat kelompok, yaitu
kelompok peserta didik yang diberi tes formatif tes esai yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi, kelompok peserta didik yang diberi tes formatif tes pilihan ganda
yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, kelompok peserta didik yang diberi tes
formatif tipe tes esai yang memiliki motivasi berprestasi rendah, dan kelompok
peserta didik yang diberi tes formatif tipe tes pilihan ganda yang memiliki motivasi
berprestasi rendah, digunakan uji Barlett. Hipotesis yang akan diuji adalah Ho: 12 =
22 = 3
2 = 4
2 lawan H1: Bukan Ho. Hasil pengujian homogenitas varian empat
kelompok ditunjukkan pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Rangkuman hasil uji homogenitas varian empat kelompok
Kelompok dk 1/dk Si2 log Si
2 dk x log Si
2
I 18 0,06 3.5380117 0.548759 9.877667
II 18 0,06 2.1403509 0.330485 5.94873
III 18 0,06 4.5789474 0.660766 11.89378
IV 18 0,06 3.0292398 0.481334 8.664006
Jumlah 72 0,24 13.28655 - 36.38418
gabungan2S =3,32 B = 37,54
2hitung = 2,66
2(0,05;3) = 7,81
Berdasarkan Tabel 4, 2hitung = 2,66 <
2(0,05;3) = 7,81. Hal ini menunjukkan Ho
diterima atau H1 ditolak. Dengan demikian varian keempat kelompok homogen.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 072, Mei 2008, hal. 474-488, ISSN 0215-2673
Baso Intang Sappaile_Tipe Tes dan ...
14
14
Selanjutnya, untuk pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan dua
analisis, yaitu (1) analisis varians dua jalan (two way anova) dan uji-Tukey. Hasil
analisis tersebut berturut-turut ditunjukkan pada Tabel 5 dan Tabel 6 berikut.
Tabel 5. Hasil analisis varians dua jalan (two way anova)
Sumber Varians dk JK RJK Fh Ft
= 0.05 = 0.01
Antar Kolom (A)
Antar Baris (B)
Interaksi ( A x B )
1
1
1
15,21
8,89
136,89
15,21
8,89
136,89
4,58*
2,678
41,213**
3,97
3,97
3,97
6,98
6,98
6,98
Dalam 76 239,16 3,322 - -
Total 79 9236 - - -
Keterangan:
dk = derajat kebebasan
Fh = F hitung
* = signifikan pada =0,05.
** = signifikan pada =0,01.
Berdasarkan Tabel-5, Fh = 4,58, dk = 1/76 (Fh = 4,58 > F(0,05; 1; 76) = 3,97). Hal
ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1 diterima. Dengan demikian, dapat
dinyatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar matematika antara peserta didik yang
diberi tes formatif bentuk esai dengan hasil belajar matematika peserta didik yang
diberi tes formatif bentuk pilihan ganda.
Selanjutnya, Fh = 41,213, dk = 1/76 (Fh = 41,213 > F(0,05; 1; 76) = 3,97). Hal ini
menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1 diterima. Dengan demikian, dapat dinyatakan
bahwa interaksi tipe tes dan motivasi berprestasi mempunyai pengaruh terhadap hasil
belajar matematika peserta didik. Berikut hasil uji Tukey ditunjukkan pada Tabel 6
berikut.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 072, Mei 2008, hal. 474-488, ISSN 0215-2673
Baso Intang Sappaile_Tipe Tes dan ...
15
15
Tabel 6. Hasil analisis uji-Tukey
Selisih Rata-rata-
rata-rata
Qh
Qt
= 0.05 = 0.01
1211 YY 8,56** 3,73 3,74
2122 YY 4,28** 3,73 3,74
Keterangan:
11Y = rata-rata hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk
esai, bagi peserta didik yang bermotivasi tinggi.
12Y = rata-rata hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk
pilihan ganda, bagi peserta didik yang bermotivasi tinggi.
22Y = rata-rata hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk
esai, bagi peserta didik yang bermotivasi rendah.
22Y = rata-rata hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk
pilihan ganda, bagi peserta didik yang bermotivasi rendah.
Qh = Q hitung
Qt = Q tabel
** = signifikan pada =0,01.
Berdasarkan Tabel-6, dapat dikemukakan bahwa:
1. Qh = 8,56 > Qt (0,05; 4; 72) = 3,73). Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1
diterima. Dengan demikian, peserta didik yang bermotivasi berprestasi tinggi hasil
belajar matematika peserta didik yang diberi bentuk tes esai ( X = 24,74) lebih
tinggi daripada hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes pilihan
ganda( X = 21,16).
2. Qh = 4,28 > Qt (0,05; 4; 72) = 3,73). Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1
diterima. Dengan demikian, peserta didik yang bermotivasi berprestasi rendah
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 072, Mei 2008, hal. 474-488, ISSN 0215-2673
Baso Intang Sappaile_Tipe Tes dan ...
16
16
hasil belajar matematika peserta didik yang diberi bentuk tes esai ( X = 21,37)
lebih rendah daripada hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes
pilihan ganda ( X = 23,16).
Berdasarkan hasil analisis uji Tukey, disimpulkan bahwa (1) untuk peserta
didik yang bermotivasi berprestasi tinggi, hasil belajar matematika peserta didik yang
diberi tes formatif bentuk esai lebih tinggi daripada hasil belajar matematika peserta
didik yang diberi tes formatif bentuk pilihan ganda, dan (2) sehingga dapat
disimpulkan bahwa untuk peserta didik yang bermotivasi berprestasi rendah, hasil
belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk esai lebih rendah
daripada hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk pilihan
ganda. Selanjutnya pembahasan hasil penelitian sebagai berikut.
1. Perbedaan hasil belajar matematika antara peserta didik yang diberi tes esai
dengan peserta didik yang yang diberi tes pilihan ganda, bagi peserta didik yang
bermotivasi berprestasi tinggi.
Tes esai berupa pertanyaan yang bersifat umum dan memungkinkan peserta
didik menjawab secara bebas. Dalam hal ini peserta didik diberikan kebebasan
mengemukakannya dan mengorganisasikan pendapatnya, serta mengembangkan
kreativitas dan sikap kritisnya bila menanggapi sesuatu masalah.
Dengan motivasi berprestasi tinggi peserta didik berkemampuan berpikir
analisis tinggi. Dengan kemampuan tersebut, konsep-konsep matematika yang
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 072, Mei 2008, hal. 474-488, ISSN 0215-2673
Baso Intang Sappaile_Tipe Tes dan ...
17
17
terkandung dalam soal dapat dimanipulasi ke arah model matematika yang akhirnya
soal dapat diselesaikan dengan benar.
Tes esai adalah tes yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memperlihatkan kemampuan dalam bahasa tulisan dan mengungkapkan isi pikiran
dalam menjawab tes formatif. Melalui proses tes esai, peserta didik memperoleh
banyak pengalaman bernarasi, baik narasi dalam belajar matematika maupun narasi
dalam menggunakan konsep-konsep matematika di dunia nyata. Dengan pengalaman
tersebut, peserta didik memiliki konsep-konsep matematika yang memadai memung-
kinkan hasil belajar matematika peserta didik tinggi.
Pemberian tes formatif dengan tes pilihan ganda, digunakan untuk mengukur
hasil belajar peserta didik pada tingkat pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.
Kurang cukup digunakan untuk mengukur hasil belajar pada tingkat analisis, sintesis,
dan evaluasi. Jika tes formatif memuat materi yang perlu dianalisis atau disintesis
maupun dievaluasi, tentunya jawaban peserta didik menjawab tidak optimal walaupun
peserta didik bermotivasi berprestasi tinggi.
Dengan demikian, kelompok peserta didik yang bermotivasi berprestasi tinggi,
hasil belajar matematika peserta didik dengan tes formatif bentuk esai lebih tinggi
daripada hasil belajar matematika peserta didik dengan tes formatif bentuk pilihan
ganda.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 072, Mei 2008, hal. 474-488, ISSN 0215-2673
Baso Intang Sappaile_Tipe Tes dan ...
18
18
2. Perbedaan hasil belajar matematika antara peserta didik yang diberi tes esai
dengan peserta didik yang diberi tes pilihan ganda, bagi peserta didik yang
bermotivasi berprestasi rendah.
Salah satu ciri tes esai dalam soal matematika adalah kebebasan dalam
menguraikan proses berpikir yaitu kemampuan mengemukakan pendapat yang
membutuhkan penalaran tinggi yang relevan dan ciri matematika itu sendiri.
Peserta didik yang bermotivasi rendah, merasa tidak memiliki kekurangan
dalam segala hal sehingga tidak memiliki tantangan hidup atau kurang dorongan
untuk betindak untuk memenuhi kebutuhan.
Dalam tes esai menuntut kemampuan peserta didik untuk mengemukakan,
menyusun dan memadukan gagasan-gagasan yang telah dimilikinya dengan menggu-
nakan kata-kata sendiri. Dengan memadukan gagasan bagi peserta didik yang apatis,
sementara dalam belajar matematika mengutamakan proses berpikir peserta didik
yang kritis, khususnya pengaitan konsep yang satu dengan konsep lainnya. tentunya
memungkinkan hasil belajarnya kurang optimal.
Tes pilihan ganda dapat dipergunakan untuk mengukur kemampuan peserta
didik yang lebih global dan tentunya tes pilihan ganda lebih rendah dibandingkan
tuntutan tes esai. Dengan tes pilihan ganda yang tuntutannya lebih rendah tentunya
memungkinkan hasil belajar matematika peserta didik juga kurang.
Dengan demikian, kelompok peserta didik yang bermotivasi berprestasi
rendah, hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes esai lebih rendah
daripada hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes pilihan ganda.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 072, Mei 2008, hal. 474-488, ISSN 0215-2673
Baso Intang Sappaile_Tipe Tes dan ...
19
19
6. Simpulan dan Saran
6. 1. Simpulan
Pertama, ada perbedaan antara hasil belajar matematika peserta didik yang
diberi tes formatif bentuk esai dengan hasil belajar matematika peserta didik yang
diberi tes formatif bentuk pilihan ganda.
Kedua, interaksi antara tipe tes dengan motivasi berprestasi mempunyai
pengaruh terhadap hasil belajar matematika.
Ketiga, untuk peserta didik yang bermotivasi berprestasi tinggi, hasil belajar
matematika yang diberi tes formatif bentuk esai lebih tinggi daripada yang diberi tes
formatif bentuk pilihan ganda.
Keempat, untuk peserta didik yang bermotivasi berprestasi rendah, hasil
belajar matematika yang diberi tes formatif bentuk esai lebih rendah daripada yang
diberi tes formatif bentuk pilihan ganda.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka diajukan
beberapa saran sebagai berikut.
Pertama. Sebelum melakukan tes formatif, disarankan kepada guru matema-
tika agar memberikan kuesioner motivasi berprestasi dengan maksud untuk
mengetahui tingkat motivasi berprestasi peserta didik. Hali ini dimaksudkan untuk
menetapkan tipe tes mana yang sebenarnya dibuat.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 072, Mei 2008, hal. 474-488, ISSN 0215-2673
Baso Intang Sappaile_Tipe Tes dan ...
20
20
Kedua. Dalam pembelajaran matematika pada peserta didik yang bermotivasi
tinggi, bagi guru matematika yang akan memberikan tes formatif disarankan
menggunakan tes esai.
Ketiga. Dalam pembelajaran matematika pada peserta didik yang bermotivasi
rendah, bagi guru matematika yang akan memberikan tes formatif disarankan meng-
gunakan tes pilihan ganda yang disesuikan dengan kompetensi yang akan dicapai.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 072, Mei 2008, hal. 474-488, ISSN 0215-2673
Baso Intang Sappaile_Tipe Tes dan ...
21
21
7. Pustaka Acuan
Agung, I Gusti Ngurah. 2001. Statistika Analisis Hubungan Kausal Berdasarkan Data
Kategorik. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. DANEM dan UAN. Jakarta: Dikmenti DKI.
Hudoyo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: LPTK, 1988.
Putera, Dwijayanto Sarosa. 2004. Pengaruh Penggunaan Evaluasi Formatif terhadap
Hasil Belajar Matematika. Sinopsis dipertahankan di hadapan Sidang Senat
Guru Besar Universitas Negeri Jakarta dalam rangka Promosi Doktor.
Safari. 1997. Perbedaan Penggunaan Tipe-tipe Soal dalam Ulangan Harian di
Sekolah Terhadap Antarmata Pelajaran yang Diajarkan Guru di Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun. Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan dan Kebudayaan, No.
008/II/Maret/1997.
Sardiman. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT Grame-
dia Widiasarana Indonesia.
Soedijarto. 1993. Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu. Jakarta:
Balai Pustaka.
Sudjana, Nana. 1990. Teori-Teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta: FEUI.
Suherman, Erman., Yaya Sukjaya. 1990. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan
Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.
Sunandar. 2001. Pengaruh Metode Mengajar dan Tipe Tes Formatif Terhadap Hasil
Belajar Matematika Peserta didik SMA di Jakarta (Disertasi). Jakarta: PPs
UNJ Jakarta.
Umar, Jahja., Herwindo Haribowo, Bahrul Hayat, Abdul Manan Akhmad. 1999.
Bahan Penataran Pengujian Pendidikan. Jakarta: Balitbang Dikbud■
Top Related