i
PENGARUH KONSELING PENYULUHAN BERBASIS TEKNOLOGI
PERTANIAN TERHADAP PENGETAHUAN PETANI PADI
DI DESA MANYAMPA KECAMATAN UJUNGLOE
KABUPATEN BULUKUMBA
MUH NASIR
105960182714
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
ii
PENGARUH KONSELING PENYULUHAN BERBASIS TEKNOLOGI
PERTANIAN TERHADAP PENGETAHUAN PETANI PADI
DI DESA MANYAMPA KECAMATAN UJUNGLOE
KABUPATEN BULUKUMBA
MUH. NASIR 105960182714
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
v
ABSTRAK
MUH NASIR.105960182714. Pengaruh Konseling Penyuluhan Berbasis
Teknologi Pertanian Terhadap Pengetahuan Petani Padi Di Desa Manyampa
Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba. Dibimbing oleh NAILAH
HUSAIN dan ARDI RUMALLANG.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konseling penyuluhan
berbasis teknologi pertanian terhadap pengetahuan petani di Desa Manyampa
Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba.
Penentuan sampel menggunakan metode simple random sampling, yaitu
peneliti memilih secara acak terhadap populasi yang belum mengetahui cara
menggunakan teknologi yaitu 174 orang petani, dan yang dijadikan sampel
penelitian yaitu 15 % jadi sampel yang diambil sebanyak 25 orang petani. Metode
pengumpulan data mengunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis
data dengan menggunakan analisis kualitatif dan regresi linear sederhana.
Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan nilai
R square ditemukan bahwa penyuluhan berbasis teknologi memiliki pengaruh
sebesar 0,543, hal ini menyatakan bahwa penyuluhan berbasis teknologi
mempengaruhi pengetahuan petani padi sebesar 54,3%. Hal ini membuktikan
bahwa pengaruh penyuluhan berbasis teknologi terhadap pengetauan petani padi
dalam kategori sedang dan sisanya 45,70% di jelaskan dengan faktor atau variabel
lain yang tidak di ketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini
Kata Kunci : Penyuluhan, Teknologi, Petani
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat, hidayah-Nya dan Karunia-Nya yang telah dilipahkan kepada
penulis dengan penuh ketenangan hati dan keteguhan pikiran untuk dapat
menyelesaikan proposal dengan judul “Pengaruh Konseling Penyuluhan Berbasis
Teknologi Pertanian Terhadap pengetahuan Petani Padi di Desa Mayampa,
Kecematan Ujungloe, Kabupaten Bulukumba”
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Ir. Nailah Husain, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Ardi Rumallang
S.P.,M.M selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.
2. Bapak H. Burhanuddin, S.Pi., M.P selaku Dekan Fakultas pertanian
Universitas Muhammad iyah Makassar.
3. Dr. Sri Mardiyati..S.P..M.P selaku Ketua Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
vii
4. Kedua orangtua ayahanda Muhammad Yusuf dan ibunda Suharni, dan teman-
temanku tercinta CCS (calon-calon sarjana) dan segenap keluarga yang
senantiasa memberikan bantuan, baik moral maupun material sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada
penulis.
6. Kepada pihak pemerintah Kecamatan Ujungloe Khususnya Kepala Desa
Manyampa beserta jajarannya serta masyarakat sekitar yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Daerah tersebut.
7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir
yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang terkait dalam penelitian skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan
dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Semoga kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Amin.
Makassar, September 2018
MUH NASIR
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ............................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah .................................................................... 5
1.3 Tujuandan Kegunaan Penelitian .............................................. 6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Konseling ............................................................... 7
2.2 Penyuluhan .............................................................................. 8
2.3 Teknologi pertanian ................................................................. 16
2.4 Pengetahuan ............................................................................ 21
2.5 Kerangka Pemikiran ................................................................ 23
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 25
3.2 Tekhnik Penentuan Sampel ...................................................... 25
ix
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................. 26
3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 27
3.5 Teknik Analisi Data ................................................................. 27
3.6 Definisi Operasional................................................................. 28
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Geografis .................................................................... 29
4.2 Kondisi Demografis ................................................................. 29
4.3 Sarana dan Prasarana ............................................................... 34
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identitas Responden ................................................................. 36
5.2 Pengaruh Konseling Berbasis Teknologi Pertanian Terhadap
Pengetahuan Petani Padi .......................................................... 42
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .............................................................................. 45
6.2 Saran ........................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Text
1. Pembagian Wilayah Administrasi Desa Manyampa Kecematan Ujung Loe
Kabupaten Bulukumba ..................................................................................... 30
2. Luas Wilayah Desa Manyampa Menurut Pemanfaatannya ............................. 30
3. Jumlah Penduduk Desa Manyampa Kecematan Ujung Loe Kabupaten
Bulukumba, Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................................... 31`
4. Jumlah Penduduk Desa Manyampa Kecematan Ujung Loe Kabupaten
Bulukumba, Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................................ 32
5. Potensi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Di Desa
Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba ............................ 33
6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Di Desa Manyampa
Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba ............................................... 34
7. Sarana Dan Prasarana Desa Manyampa Kecamatan
Ujung Loe Kabupaten Bulukumba .................................................................. 35
8. Identitas Responden Berdasarkan Usia Di Desa Manyampa
Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba ............................................... 37
9. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Desa
Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba ............................ 38
10. Pengalaman Berusahatani Responden Di Desa Manyampa
Kecamatan Ujumg Loe Kabupaten Bulukumba .............................................. 39
11. Luas Lahan Responden Di Desa Manyampa Kecamatan
Ujung Loe Kabupaten Bulukumba .................................................................. 40
12. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Di Desa Manyampa
Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba ............................................... 41
13. Hasil Uji Determinasi Model Summary........................................................... 42
14. Persamaan Regresi Linier Sederhana ............................................................... 43
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Text
1. Skema Kerangka Pemikiran Pengaruh Konseling Penyuluhan Berbasis
Teknologi Pertanian Terhadap Pengetahuan Petani Padi............................ 24
2. Peta Lokasi Penelitian Desa Manyampa Kecamatan Ujung loe
Kabupaten Bulukumba ................................................................................ 55
3. Dokumentasi Foto Penelitian di Desa Manyampa Kecamatan Ujung loe
Kabupaten Bulukumba ................................................................................ 58
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Text
1. Kuesioner Penelitian pengaruh konseling penyuluhan berbasis
teknologi pertanian terhadap pengetahuan petani padi 48
2. Identitas Responden Petani padi Di Desa manyampa
Kecamatan ujung loe Kabupaten Bulukumba 56
3. Rekapitulasi Data pengaruh konseling penyuluhan berbasis
teknologi pertanian terhadap pengetahuan petani padi 57
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang menopang kehidupan
masyarakat, karena sektor pertanian menjadi mata pencaharian sebagian besar
penduduk Indonesia. Berangkat dari hal tersebut, maka pertanian merupakan salah
satu penopang perekonomian nasional. Pertanian ke depan diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam rangka mengurangi kesenjangan dan
memperluas kesempatan kerja, serta mampu memanfaatkan peluang ekonomi yang
terjadi sebagai dampak dari globalisasi . Untuk itu diperlukan sumberdaya manusia
pertanian yang berkualitas dan handal. Salah satu upaya untuk meningkatkan SDM
pertanian, salah satunya adalah melalui kegiatan penyuluhan teknologi pertanian.
Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani yang
meliputi kegiatan dalam ahli pengetahuan dan keterampilan dari penyuluh kepada
petani dan keluarganya yang berlangsung melalui proses belajar mengajar
(Mardikanto, 2009). Penyuluh pertanian harus ahli pertanian yang berkompeten,
disamping bisa membimbing para petani, penyuluh juga memberikan motivasi,
memberikan informasi dan meningkatkan kesadaran petani sehingga dapat
mendorong minat belajar mereka dalam menghadapi permasalahan dilapangan.
Penyuluhan pertanian merupakan suatu keniscayaan sekaligus merupakan kewajiban
Pemerintah untuk menyelenggarakannya. Pemberdayaan melalui penyelenggaraan
penyuluhan pertanian diperlukan untuk mengubah pola pikir, sikap dan perilaku guna
2
membangun kehidupan dan penghidupan petani yang lebih baik secara berkelanjutan.
Tidak bisa dipungkiri hingga saat ini penyuluh pertanian masih menjadi tumpuan dan
andalan petani sebagai sumber informasi pertanian
Petani adalah pelaku utama dalam kegiatan produksi pertanian serta bagian
dari masyarakat Indonesia yang perlu ditingkatkan kesejahteraan dan kecerdasannya,
salah satu upaya peningkatan kecerdasan tersebut dilaksanakan melalui kegiatan
penyuluhan Dengan adanya penyuluh diharapkan semua informasi pertanian yang
berkembang dapat diserap dan diterima oleh petani, semakin banyak informasi yang
dimanfaatkan oleh petani maka semakin efektif penyuluhan tersebut.
Subyek pembangunan pertanian adalah petani, masyarakat petani pada
umumnya dan kelompok tani pada khususnya. Sebagai salah satu komponen dalam
sistem agribisnis, maka peran petani sangat menentukan keberhasilan penyuluhan.
Walaupun penyuluh telah berupaya bersama petani/kelompok tani dalam
menjalankan pembangunan di sektor pertanian, namun masih dibutuhkan adanya
kebijaksanaan pemerintah yang berpihak kepada penyuluh. Secara teoritis
pengembangan kelompok tani dilaksanakan dengan menumbuhkan kesadaran para
petani, dimana keberadaan kelompok tani tersebut dilakukan untuk petani.
Wujud dari kegiatan penyuluhan dalam pengembangan kelompok tani bisa
dicerminkan dengan adanya pertemuan anggota kelompok secara rutin dan kegiatan
gotong royong yang didampingi oleh penyuluh. Melalui kegiatan penyuluhan
diharapkan pembinaan para petani memiliki kemampuan dalam memperbaiki
hidupnya, membentuk pendapat yang sehat, dan membuat keputusan yang efektif.
3
Selain itu melalui kegiatan penyuluhan dapat meningkatkan perkembangan
kelompok tani baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas, adanya hubungan
baik dengan instansi terkait, peningkatan produksi, dan akhirnya terjadinya
peningkatan ekonomi bagi petani.
Pertanian dan penyuluhan sedang menghadapi sejumlah persoalan yang serius
yang tidak mudah untuk dipecahkan khususnya di daerah kita sendiri yang memiliki
keadaan alamnya sangat berpotensial untuk lahan pertanian. Penyuluhan Pertanian
merupakan kegiatan penting dan strategis yang tidak dapat terpisahkan dari
pembangunan di sektor pertanian, penyuluh pertanian selaku ujung tombak
pembangunan pertanian di tingkat lapangan turut menentukan berkembangnya sistem
usaha tani yang dijalankan para petani/kelompok tani. Salah satu indikator
berperannya penyuluh pertanian adalah perkembangan kelompok tani yang
ditunjukkan melalui kemampuan baik dalam hal teknis maupun managemen usaha
tani yang dijalankan.
Perkembangan era globalisasi yang begitu pesat, membuat seluruh aspek
kehidupan terkena imbasnya. Begitupun kehidupan masyarakat petani sangat terasa
perubahan akibat pengaruh globalisasi. Semua profesi segera membuat suatu sistem-
sistem baru yang dapat menopang kehidupan masyarakat untuk menghadapi
kedahsyatan serbuan pengaruh globalisasi.
Perkembangan penggunaan teknologi pertanian sangat pesat dalam upaya
meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi pertanian untuk memenuhi bahan pangan sebagai salah
4
satu kebutuhan pokok hidup manusia yang terus bertambah. Penerapan teknologi
pertanian baik dalam kegiatan prapanen maupun pasca panen, menjadi penentu dalam
mencapai kecukupan pangan baik kuantitas maupun kualitas produksi. Teknologi
pertanian telah berperan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas usahatani
komoditas pangan di negara-negara maju dan negara-negara berkembang termasuk
Indonesia.
Pesatnya perkembangan teknologi didunia ini begitu pula perkembangan di
bidang teknologi pertanian yaitu sudah banyak alat modern yang di gunakan dalam
bidang pertanian, selain itu untuk menghemat energi manusia, penggunaan teknologi
ini juga untuk mengefesienkan waktu panen, penanaman. Dalam penggunaan
teknologi pertanian ini banyak pula dampak yang akan berpengaruh terhadap petani,
tanaman itu sendiri maupun pada tanah. Namun di Desa Manyampa Kecematan
Ujung Loe Kabupaten Bulukumba penggunaan teknologi pertanian masih sangat
sedikit hal ini menyebabkan pengetahuan petani rendah dalam penerapan teknologi
pertanian yang modern
Kabupaten Bulukumba Kecematan Ujungloe, Desa Manyampa. Pada tingkat
Kabupaten dilakukan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan (UU No 16 Tahun 2006),
Badan ini bernama, Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian
Perikanan Kehutanan (BP5K). Pada tingkat kecamatan penyuluhan diselenggarakan
oleh Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan (BP3K). Penyuluh lapang
berperan penting dalam memperkenalkan teknologi pertanian kepada petani. Peran
penyuluh pada dasarnya tidak hanya sekedar memperkenalkan teknologi pertanian
5
kepada petani, melainkan juga meningkatkan kapasitas petani agar mampu secara
mandiri dalam menjalankan usahanya. Salah satu upaya untuk melakukan konseling
berbasis teknologi pertanian kepada masyarakat petani adalah dengan
mengidentifikasi ketersediaan system informasi teknologi pertanian melalui suatu
survei dan pengkajian. Teknologi pertanian yang dikembangkan dengan memasukkan
sumber pengetahuan lokal akan menjamin keberkelanjutan penerapannya oleh petani,
petani yang ada di Desa Manyampa masih banyak yang belum terlalu mengetahui
cara penggunaan alat teknologi pra panen maupun pasca panen.
Peneliti kemudian merasa tertarik untuk mengkaji dan membahas lebih lanjut
tentang permasalahan tersebut menuangkannya dalam bentuk Usulan Penelitian yang
Berjudul “Pengaruh Konseling Penyuluhan Berbasis Teknologi Pertanian Terhadap
Pengetahuan Petani Padi Di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe, Kabupaten
Bulukumba”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan permasalahan
penelitian ini bagaimana Pengaruh Konseling Penyuluhan Berbasis Teknologi
Pertanian Terhadap Pengetahuan Petani Padi Di Desa Manyampa Kecamatan
Ujungloe, Kabupaten Bulukumba ?
6
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh
konseling penyuluhan berbasis teknologi pertanian terhadap pengetahuan petani di
Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba.
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi dalam meningkatkan pengetahuan petani
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi konseling penyuluhan dalam menentukan
informasi teknologi pertanian.
3. Sebagi bahan pertimbangan dan perbandingan bagi peneliti lain, jika ingin
mengkaji dan melaksanakan penelitian lebih lanjut.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Konseling
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seseorang
yang ahli kepada individu yang mengalami suatu masalah yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi kliem.
Purwoko Budi (2008) mengemukakan bahwa konseling meliputi pemahaman
dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan, motivasi, dan
potensi-potensi yang unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan
untuk mengapresiasi ketiga hal tersebut.
Menurut Eddy Wibowo dalam Konseling kelompok perkembangan (2005),
menyatakan bahwa konseling adalah suatu proses intervensi yang bersifat membantu
individu untuk meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri dan hubungannya
dengan orang lain.
konseling penyuluhan juga merupakan proses atau proses pemberdayaan yang
dilaksanakan secara partisipatif untuk mengembangkan kapital manusia dan kapital
sosial dalam mewujudkan kehidupan yang mandiri, sejahtera, dan bermanfaat
Sumardjo (2010).
Dengan adanya konseling penyuluhan merupakan syarat yg mutlak harus ada
sebagai pilar untuk mempercepat pembangunan pertanian-pertanian di Indonesia pada
saat ini dan masa yag akan datang. Penyuluhan mampu menjadi kegiatan untuk
melakukan pengembangan SDM petani yang merupakan kunci peningkatan kinerja
8
pembangunan. Dalam tulisan yang sama Soedijanto menyatakan penyuluhan dalam
pembangunan pertanian harus mampu menjadikan “petani sebagai manusia” dan
petani sebagai subjek dalam pembangunan pertanian. Dengan demikian citra
pertanian seharusnya sebagai proses pemberdayaan.
2.2 Penyuluhan
2.2.1 Pengertian Penyuluhan
Penyuluhan dalam arti umum merupakan suatu ilmu sosial yang mempelajari
sistem dan proses perubahan pada individu dan masyarakat agar dengan terwujudnya
perubahan tersebut dapat tercapai apa yang diharapkan sesuai dengan pola atau
rencananya. Penyuluhan dengan demikian merupakan suatu sistem pendidikan yang
bersifat non-formal atau suatu sistem pendidikan di luar sistem persekolahan yang
biasa, dimana orang ditunjukan cara-cara mencapai sesuatu dengan memuaskan
sambil orang itu tetap mengerjakannya sendiri, jadi belajar dengan mengerjakan
sendiri (Kartasapoetra, 1987 dalam Erwadi, 2012).
Pengertian penyuluhan pertanian menurut rumusan UU No.16/2006 tentang
SP3K pasal 1 ayat 2 adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku
usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai
upaya untuk meningkatkan pruduktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan
hidup. Penyuluh pertanian merupakan agen bagi perubahan prilaku petani, yaitu
9
dengan mendorong masyarakat petani untuk merubah prilakunya menjadi petani
dengan kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, yang
selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Melalui peran penyuluh,
petani diharapkan menyadari akan kekurangannya atau kebutuhannya, melakukan
peningkatan kemampuan diri, dan berperan di masyarakat dengan lebih baik.
Mardikanto (2007) perlu dipahami penyuluhan pertanian merupakan proses
perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat
kemampuan masyarakat melalui proses belajar bersama yang berpartisipatif, agar
terjadi perubahan prilaku pada diri semua stakeholder (individu, kelompok,
kelembagaan) yang terlibat dalam proses pembangunan, demi terwujudnya kehidupan
yang semakin berdaya, mandiri dan partisipatif yang semakin sejahtera secara
berkelanjutan.
Penyuluhan bukanlah instruksi, pemaksaan atau tindakan menggurui, tetapi
merupakan proses belajar yang partispatif untuk menemukan masalah dan alternatif
pemecahan yang terbaik, termudah dan termurah. Penyuluhan adalah proses
pemberdayaan masyarakat agar mengembangkan kapasitas individu, kapasitas entitas
(kelembagaan) dan kapasitas sistem (jejaring) dalam rangka optimasi sumberdaya
lokal.
Perubahan rumusan terhadap pengertian penyuluhan seperti itu, dirasakan
penting karena:
1. Penyuluhan pertanian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembangunan/ pengembangan masyarakat dalam arti luas.
10
2. Dalam praktek, pendidikan selalu dikonotasikan sebagai kegiatan pengajaran
yang bersifat “menggurui” yang membedakan status antara guru/pendidik yang
selalu “lebih pintar” dengan murid/ peserta didik yang harus menerima apa saja
yang diajarkan oleh guru/ pendidiknya.
3. Pemangku kepentingan (stakeholder) agribisnis tidak terbatas hanya petani dan
keluarganya.
4. Penyuluhan pertanian bukanlah kegiatan karikatif (bantuan cuma-Cuma atas dasar
belas-kasihan) yang menciptakan ketergantungan.
5. Pembangunan pertanian harus selalu dapat memperbaiki produktifitas,
pendapatan dan kehidupan petani secara berkelanjutan.
Penyuluh bertugas untuk mendorong, membimbing dan mengarahkan petani/
nelayan agar mampu mandiri dalam mengelola usahataninya karena penyuluhan
merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mau dan
mampu menolong dan mengorganesasikan dalam mengakses informasi informasi
pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Peranan penyuluh sangatlah penting melakukan perubahan perilaku petani
terhadap sesuatu (inovasi baru), serta terampil melaksanakan berbagai kegiatan yang
bermanfaat bagi peningkatan produktifitas, pendapatan atau keuntungan, maupun
kesejahteraan petani. Peranan penyuluh dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu:
menyadarkan masyarakat atas peluang yang ada untuk merencanakan hingga
11
menikmati hasil pembangunan, memberikan kemampuan masyarakat untuk
menentukan program pembangunan, memberi kemampuan masyarakat dalam
mengontrol masa depannya sendiri, dan memberi kemampuan dalam menguasai
lingkungan sosialnya.
Peranan agen penyuluh padalah membantu petani membentuk pendapat yang
sehat dan membuat keputusan yang baik dengan cara berkomunikasi dan memberikan
informasi yang sesuai dengan kebutuhan petani. Peranan utama penyuluh lebih
dipandang sebagai proses membantu petani untuk mengambil keputusan sendiri
dengan cara menambah pilihan bagi mereka, dan menolong petani mengembangkan
wawasan mengenai konsekuensi dari masing masing pilihan tersebut.
2.2.2 Tenaga penyuluh pertanian
Penyuluh dapat diartikan sebagai seseorang yang atas nama pemerintah atau
lembaga penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk mengadopsi inovasi materi
penyuluhan yang disampaikan. Penyuluh atau agent of changemerupakan seorang
petugas lapangan dari suatu instansi / lembaga yang sudah diberi pelatihan dengan
kemampuan tertentu sesuai dengan kegiatan penyuluhan yang ia berikan Isband
(2005).
Penyuluh pertanian berperan sebagai pembimbing petani, organisator,
motivator dan dinamisator petani, pendamping teknis bagipetani, penghubung
12
komunikasi antara petani dengan lembaga penelitian dan pemerintah dan sebagai
agen pembaruan bagi petani dalam membantu masyarakat petani dalam usaha mereka
meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan dan mutu hasil produksi usaha tani
mereka.
2.2.3 Fungsi penyuluhan pertanian
Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006,
yang tertuang dalam BAB II Pasal 4, fungsi sistem penyuluhan pertanian meliputi:
1. Memfasilitasi proses pembelajaran dari penyuluh kepada sasaran
2. Mengupayakan kemudahan akses bagi penyuluh dan sasaran terhadap sumber
informasi, teknologi dan sumber daya yang ada, agar sasaran dapat
mengembangkan usahanya
3. Meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial, organisasi dan
kewirausahaan bagi para penyuluh dan sasarandan
4. Membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon peluang dan
tantangan yang dihadapi pelaku penyuluhan.
Secara garis besar fungsi penyuluhan pertanian merupakan suatu kegiatan untuk
menambah kesanggupan bagi para petani dalam usaha memperoleh hasil-hasil yang
dapat memenuhi kebutuhan, menambah pengetahuan dan ketrampilan, memperbaiki
cara hidup, perubahan perilaku dan sikap yang lebih baik demi meningkatkan
penghasilan dan taraf hidup mereka.
13
Menurut Isbandi (2005), proses pendidikan non formal (penyuluhan) memiliki
beberapa fungsi diantaranya :
1. Sebagai sarana atau wadah penyebaran inovasi baru
2. Media penghubung antara lembaga penelitian, pemerintah dan penerima
3. Menterjemahkan inovasi atau gagasan ide baru ke dalam bahasa yang mudah
diserap dan dipahami
4. Mengubah perilaku lama menjadi perilaku baru dan
5. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan proses pembelajaran dengan cara- cara
tertentu yang disesuaikan dengan kondisi keadaan pelaku penyuluhan.
Fungsi utama penyuluhan pertanian selain sebagai sarana alih teknologi baru
dari peneliti ke petani, juga sebagai suatu proses bagi petani dalam membantu
mengambil suatu keputusan sendiri dengan menambah pilihandan dengan cara
menolong mengembangkan wawasanatauinformasi mengenai konsekuensi dari
masing-masing pilihan tersebut, informasi tidak hanya didapat dari agen penyuluhan
namun juga dari berbagai sumber lain,termasuk pengalaman pribadi atau pengalaman
mitra kerja petani tersebut.
2.2.4 Perencanaan program penyuluhan pertanian
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006, BAB I
Pasal I programa penyuluhan pertanian adalah rencana tertulis yangdisusun secara
sistematis untuk memberikan arah dan pedoman dalam pencapaian tujuan.
Perencanaan program penyuluhan merupakan suatu kerangka kerja yang dijadikan
14
acuan oleh para penyuluh dan semua pihak yang terlibat untuk mengambil keputusan
tentang kegiatan-kegiatan yang ingin dilaksanakan demi tercapainya tujuan
pembangunan yang diinginkan. Program penyuluhan merupakan hasil dari berbagai
langkah yang harus dipahami dan dilaksanakan secara logis, dimulai dari penetapan
tujuan, kebijakan, prosedur kerja, pengumpulan informasi, pemilihan panitia
pelaksana, diskusi dan konsultasi rencana kerja, penyusunan rencana kerja, revisi
akhir rencana kerja, persetujuan dan pengesahan dari pihak-pihak yang terkait,
pelaksanaan program rencana kerja, evaluasi pelaksanaan rencana kerja.
2.2.5 Proses penyuluhan
Proses penyuluhan merupakan proses perubahan perilaku baik pengetahuan,
sikap dan ketrampilan agar mereka tahu, mau dan mampu melakukan perubahan demi
tercapainya peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Isbandi
(2005). Menyatakan, bahwa dalam proses penyuluhan membutuhkan komunikasi
yang bertujuan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan.
Proses penyuluhan merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar di bidang
penyuluhan yang dirancang untuk membantu petani dalam mengubah seseorang
dalam bertingkah laku dan mengembangkan diri mereka agar mampu mencapai
tujuan yang diinginkan.
Menurut Setiana (2005), proses penyuluhan juga merupakan suatu proses
belajar mengajar yang tidak terlepas dengan kondisi interaktif antara penyuluh
dengan sasaran penyuluhannya, yang meliputi proses penyebarluasaninformasi,
15
proses penerangan, proses perubahan perilaku, proses pendidikan dan proses rekayasa
sosial atau transformasi social
2.2.5 Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan adalah segala bentuk pesan yang ingin disampaikan oleh
seorang penyuluh kepada masyarakat sasarannya dalam upaya mewujudkan proses
komunikasi pembangunan. Materi atau bahan penyuluhan adalah segala bentuk
pesan, informasi, inovasi teknologi baru yang diajarkan atau disampaikan kepada
sasaran meliputi berbagai ilmu, teknik, dan berbagai metode pengajaran yang
diharapkan akan dapat mengubah perilaku, meningkatkan produktivitas, efektifitas
usaha dan meningkatkan pendapatan sasaran Isbandi (2005).
Menurut Setiana (2005), materi penyuluhan adalah segala sesuatu yang
disampaikan dalam kegiatan penyuluhan, baik yang menyangkut ilmu atau teknologi
baru, yang sesuai dengan kebutuhan sasaran, dapat meningkatkan pendapatan,
memperbaiki produksi dan dapat memecahkan masalah yang sedang 10dihadapi oleh
sasaran penyuluhan.Materiatau pesan yang ingin disampaikan dalam proses
penyuluhan harusbersifat informatif, inovatif, persuasif, dan intertainment agar
mampu mendorong terjadinya perubahan-perubahan ke arah terjadinya pembaharuan
dalam segala aspek kehidupan masyarakat sasaran dan mewujudkan perbaikan mutu
hidup setiap individu warga masyarakat yang bersangkutan. Pengetahuan peternak
dipengaruhi oleh pendidikan, sedangkan materi penyuluhan dapatmemberikan
16
pengetahuan kepada peternak apabila penyuluhan disesuaikan dengan karakteristik
peternak.
2.2.6 Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan merupakan cara melakukan kegiatan penyuluhan untuk
mengubah perilaku sasaran dengan langkah yang sistematis, untuk mendapatkan hasil
yang efektif dan efisien Isbandi (2005). Metode penyuluhan merupakan suatu cara
pengajaran yang bersifat khusus (berorientasi pada kepentingan petani) guna
membangkitkan motivasi dan kemauan petani untuk meningkatkan kondisi sosialnya
serta meningkatkan kepercayaan diri untuk mampu melakukan langkah-langkah
perbaikan dalam berusaha tani guna meningkatkan kesejahteraan seperti yang
diharapkan.
Pemilihan metode penyuluhan sebaiknya diprogram menyesuaikan diri
dengan kebutuhan sasaran, karakteristik sasaran, sumber daya yang tersedia dan
kondisilingkungan (termasuk waktu dan tempat) diselenggarakannya kegiatan
penyuluhan tersebut
2.3 Teknologi Pertanian
2.3.1 Pengertian Teknologi Pertanian
Teknologi Pertanian adalah alat, cara atau metode yang digunakan dalam
mengolah/memproses input pertanian sehingga menghasilkan otuput/hasil pertanian
berdayaguna dan berhasil guna baik berupa produk bahan mentah, setengah jadi
17
maupun siap pakai. Teknologi memegang peranan penting dalam pengembangan
potensi sumberdaya tanaman pangan, sumber daya peternakan dan sumber daya
perikanan. Teknologi yang dihasilkan dari penelitian dan pengkajian (litkaji) akan
menjadi sia-sia jika tidak diaplikasikan di lapangan, terutama dalam upaya
pemberdayaan masyarakat tani.
Teknologi pertanian pada dasarnya adalah penerapan dari ilmu-ilmu teknik
pada kegiatan pertanian atau dalam pengertian lain dan lebih luas yaitu suatu
penerapan prinsip-prinsip matematika dan sains dalam rangka pendayagunaan sumber
daya pertanian dan sumber daya alam secara ekonomis untuk kesejahteraan
manusia. Pentingnya teknologi pertanian dikarenakan keberadaan teknologi yang
sudah sedemikian besar pengaruhnya terhadap kesuksesan sebuah pertanian dilihat
dari segi kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan. Bahkan dengan turut
berpengaruhnya sektor pertanian terhadap besarnya peluang / kesempatan kerja maka
secara tidak langsung teknologi juga berperan menambah kesempatan kerja kepada
seluruh komponen masyarakat. Besarnya kapasitas produksi berarti pula besarnya
kesempatan kerja.
Pertanian merupakan sumber pendapat mayoritas masyarakat Indonesia.
Negara Indonesia adalah negara agraris yang mayoritas penduduknya bekerja di
sektor pertanian. Sektor pertanian harus benar-benar di perhatikan oleh pemerintah
untuk bisa memakmurkan rakyatnya. Kemajuan teknologi pertanian menjadi hal
terpenting dalam meningkatkan hasil panen para petani. Kemajuan teknologi bidang
18
pertanian mempunyai dua sisi yang berdampak pada bidang pertania, yang pertama
dampak positif dan dampak negatif. Mari kita uraikan satu persatu.
2.3.2. dampak negative dan positif teknologi pertanian
1. Dampak Positif
Pengolahan lahan yang luas membuat para petani memerlukan waktu yang
lama tanpa adanya teknologi. Orang dapat menghabiskan waktu 1 hari dalam
mengolah lahan pertanian seluas 3 hetar. Namun dengan adanya teknologi petani
akan lebih mudah dan cepat dalam mengolah lahan mereka. Contohnya saja dengan
mengunakan mesin traktor. Dulu belum ada mesin traktor yang ada hanyalah mereka
menggunakan bantuan hewan seperti kerbau dan sapi untuk menarik garu atau yang
lebih sederhana lagi hanya menggunakan cangkul. Itulah yang membuat mereka lama
dalam mengolah lahan mereka. Selain dari segi waktu yang pastinya lebih hemat
penggunaan teknologi juga hasil yang diperoleh oleh petani lebih beragam produk
dan lebih melimpah. Dulu petani biasa menanam jagung biasa, sekarang dengan cara
pengawinan tanaman (jagung) dapat menghasilkan jagung hibrida yang lebih banyak
hasil dan lebih menarik bentuk fisik dari jagung tersebut. Dan masih banyak lagi
tentunya keuntungan-keuntugan dari penggunaan tekologi.
2. Dampak Negatif
a. Biaya yang di keluarkan cukup mahal
b. Populasi lingkungan di sebabkan erosi tanah yang berlebihan sehingga
sedimen tanah mengangkut pupuk kimia dan pastisida dari permukaan air dan
19
bawah air, dan perlakuanya yang tidak tetap terhadap kotoran manusia dan
hewan dapat mnyebabkan masalah serius bagi kehidupan lingkungan maupun
social di seluruh dunia
Dampak negatif dari penggunaan teknologi ialah biaya yang relatif tinggi.
Dengan biaya tinggi tentu nilai jual dari hasil panen akan tinggi dan hal ini tidak baik
untuk para penduduk yang masih kurang mampu. Apalagi bila hasil panen yang
mahal adalah bahan kebutuhan pokok dari penduduk seperti padi. Penduduk kurang
mampu akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok. Mengenai dampak negatif
dari peran teknologi masih banyak lagi.
Cara mengatasi dampak negatif yaitu dengan menerapkan konsep
agroekoteknologi seperti pengembalian limbah panen dan penambahan pupuk
organik ke dalam tanah sawah dan rotasi tanaman menyertakan tanaman kacang-
kacangan atau tanaman yang memerlukan pengolahan tanah seperti: tebu, tembakau,
ubijalar, sayuran, dan melon
2.3.3 Penerapan Teknologi Pertanian
Penerapan teknologi oleh petani dipengaruhi oleh berberapa faktor, antara lain
potensi individu, serta faktor-faktor eksternal yang memungkinkan pengguna
menerapkan teknologi. secara ekonomi menguntungkan, dan secara sosial budaya
dapat diterima masyarakat. Pendidikan dan pendapatan berhubungan nyata dengan
tingkat aksesibilitas terhadap informasi pertanian, ketersediaan dan kredibilitas
sumber informasi serta sarana akses informasi juga akan menentukan kebutuhan
20
informasi pengguna. Adopsi teknologi baru dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain tingkat pendidikan petani, luas lahan, umur, pengalaman bertani, jumlah
tanggungan, pendapatan, status pemilikan lahan.
penggunaan alat dan mesin pertanian berkembang pesat dikalangan petani
terutama pada kegiatan usaha tani dalam pengolahan lahan, panen dan pasca panen.
Traktor tangan atau traktor roda dua adalah salah satu teknologi alat dan mesin
pertanian yang telah banyak digunakan petani dalam mengolah lahan sawah sebagai
pengganti tenaga manusia dan tenaga ternak. Traktor tangan banyak diminati petani
yang memiliki skala usaha tani kecil dengan lahan sempit, seperti di Jepang, Korea
Selatan, India, Bangladesh, Thailand, Vietnam, Philipina, China dan lain-lain. Traktor
tangan memiliki 5 komponen utama yakni: motor penggerak, dudukan motor dengan
titik gandeng, rumah gigi transmisi termasuk kopling master dan titik gandeng
belakang, stir dengan tuas kontrol dan roda. Untuk kegiatan pengolahan lahan traktor
tangan dilengkapi dengan alat bajak singkal dan alat garu sisir.
2.3.4. Perkembangan Teknologi Pertanian
Pertanian merupakan sebuah sektor yang memiliki peranan penting dalam
kehidupan manusia. Karena inilah yang menjadi dasar penyedia sandang, pangan, dan
papan dalam menjalankan kehidupan. Selain itu di Indonesia, sektor pertanian
menjadi tumpuan kehidupan masyarakat pada umumnya, karena Indonesia
21
merupakan negara agraris. Akibatnya banyak warga negara Indonesia yang berprofesi
sebagai petani.
Sektor pertanian ini, peran teknologi sangat diperlukan untuk keberhasilan
produktivitas usaha tani yang dihasilkan. Apalagi seiring bertambahnya jumlah
penduduk, ototmatis kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan akan semakin
meningkat. Terlebih kebutuhan akan pangan. Sebab tanpa pangan, masyarakat tidak
akan dapat hidup. Serta bagus tidaknya ketahanan pangan suatu negara itu dapat
menjadi indikator keberhasilan suatu negara. Hal ini membuat dunia pertanian harus
bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia tersebut. Tahap demi
tahap dilakukan supaya produksi yang dihasilkan dapat memuaskan.
2.4. Pengetahuan
Menurut (Notoatmodjo, 2007 dalam Defri Afrianto, 2014). pengetahuan
adalah merupakan hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu
melalui indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, pengetahuan
diakategorikan menjadi enam tingkat, yaitu :
1. Tahu
Pengetahuan sebagai pengingat sesuatu yang telah di pelajari sebelum
termasuk pengetahuan ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau ransangan yang telah di terimah.
22
2. Memahami
Pengetahuan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
dengan benar.
3. Aplikasi
Pengetahuan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di
pelajari pada situasi yang real (sebenarnya). Aplikasi ini diartikan sebagai
aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain.
4. Aanalisis
Pengetahuan sebagai kemampuan untuk menjelaskan materi atau komponen-
komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi dan masih ada kaitanya
satu sama lain. Kemampuan analis ini dapat dilihat dari penggunaan kata
kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintesis
Sintesis berkaitan dengan kemampuan menyusun formulasi-formulasi yang
ada misalnya dapat menyusun, merencanakan, meningkatkan, dan sebagainya
terhadap suatu teori atau rumus-rumus yang ada.
6. Evaluasi
23
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi /
penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian-penilaian itu di dasarkan
pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri menggunakan kriteria yang ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.
Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau di ukur dapat disesuaikan dengan
tingkatan-tingkatanya (Notoatmodjo, 2007 dalam Defri Afrianto, 2014).
2.5. kerangka pemikiran
Pengetahuan petani terhadap teknologi masih kurang paham. tidak terlepas
dari itu hadirnya konseling penyuluh membantu petani untuk memahami seperti apa
teknologi pertanian yang di programkan pemerintah. Melihat potensi pertanian yang
ada di Kabupaten Bulukumba Kecamatan Ujungloe Desa Manyampa, jumlah
produksi pertanian yang cukup tinggi, jumlah tersebut dapat menjadi sumber
pendapatan bagi petanian hal ini tak lepas dengan diberikannya pemahaman tentang
teknologi pertanian terhadap petani. Untuk dapat meningkatkan jumlah produksi
pertanian maka dilakukan penyuluhan tentang teknologi pertanian tersebut, hal ini
dilakukan untuk meningkatkan pemahaman petani tentang teknologi pertanian, ini
diharapkan menjadi salah satu jalan bagaimana petani menerima teknologi pertanian
yang ada. Semua ini dilakukan conseling/ penyuluh hanya untuk kemajuan para
petani di Desa Mnayampa Kecematan Ujungloe Kabupaten Bulukumba.
24
Gambar : kerangka pemikiran pengaruh konseling berbasis teknologi pertanian
terhadap pengetahuan petani di desa manyampa kecamatan ujungloe kabupaten
bulukumba.
KONSELING
PENYULUHAN
Pra Panen Pasca Panen
PENGETAHUAN PETANI
TEKNOLOGI
BERPENGARUH TIDAK BERPENGARUH
25
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan di laksanakan selama dua bulan. Lokasi penelitian
bertempat di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba,
dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut sesuai dilakukan penelitian tersebut.
3.2. Tekhnik Penentuan Sampel/Informan
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu, ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan, (Sugiyono, 2008). Populasi di Desa Manyampa
Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba sebanyak 174.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi,
(Arikunto, 2002 ). Untuk menghasilkan sampel yang representative di upayakan agar
setiap objek populasi dalam penelitian mewakili peluang yang sama menjadi unsur
populasi, sehingga di perlukan adanya metode penarikan sampel yang akan di ambil
tidak ada ketentuan yang pasti, akan tetapi “Apabila subyeknya kurang dari 100,
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,
26
selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat di ambil antara 10 – 15 % atau 20 –
25 % atau lebih” (Arikunto, 2002 ).
Penentuan sampel menggunakan metode simple random sampling (pengambilan
sampel dengan acak sederhana), yaitu peneliti memilih secara acak terhadap populasi
yang belum mengetahui cara menggunakan teknologi yaitu 174 orang petani, dan
yang dijadikan sampel penelitian yaitu 15 % jadi sampel yang diambil sebanyak 25
orang petani
3.3. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif Jenis
Penelitian ini deskriptif data Kualitatif yang bertujuan untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
2. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri dari dua :
a. Data primer yaitu Data yang di peroleh langsung dari sumber objek
penelitian. Sumber data primer adalah wawancara kepada responden
tentang pengaruh konseling berbasis teknologi terhadap pertanian di Desa
Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi
berupa cacatan dan laporan dari instansi yang terkait seperti kantor desa.
27
3.4 Tekhnik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain:
1. Pengamatan (observasi).
Observasi adalah melakukan pengamatan langsung pada petani padi mengenai
teknologi pertanian di Kabupaten Bulukumba Kecematan Ujungloe Desa Manyampa.
2. Wawancara (interview).
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui cara bertanya
langsung kepada responden (petani), dimana dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data informasi tentang identitas respoden. Untuk memudahkan dalam
proses interview digunakan kuesioner/daftar pertanyaan yang diberikan kepada
setiap petani.
3. Dokumentasi.
Mengumpulkan data dengan cara mengambil data-data dari catatan,
dokumentasi gambar dan administrasi yang ada.
3.5 Tekhnik Analisis Data
1. Analisis Data Kualitatif, analisis data kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll.
28
2. Regresi Linier Sederhana
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal antara
satu variabel independen dengan satu variabel dependen.Persamaan umum regresi
linier sederhana adalah :
Dimana :
Ý = subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a = harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+)
maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
X = subyek pada variabel Independen yang mempunyai nilai tertentu Secara teknis
harga b merupakan tangen dari (perbandingan)
3.6. Definisi Operasional
1. Konseling merupakan bimbingan yang dilakukan kepada seseorang guna untuk
meningkatkan suatu pemahaman atau permasalahan yang ada
2. Teknologi pertanian merupakan alat yang digunakan dalam pengolahan suatau
lahan maupun dalam pasca panen
3. Pengetahuan adalah informasi atau pengalaman yang sudah diketahui oleh
petani yang di peroleh melalui pengamatan akal.
4. Petani merupakan seseorang yang bergerak dalam pertanian, yang berperang
dalam pengolahan lahan .
Y=a+bX
29
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Geografis
Desa Manyampa terletak antara 5 2o6’12” LS - 5 3o0’36” LS dan
120 1o7’12” BT - 120 2o1’24” BT pada ketinggian 50 meter diatas permukaan laut
(50 dpl), dengan suhu rata-rata 27°C - 32°C. Jumlah bulan hujan dalam satu tahun
adalah enam bulan dan merupakan salah satu desa yang secara administratif berada di
Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba. Jarak tempuh dari ibu kota kecamatan
adalah ±12 Km, dari ibu kota kabupaten adalah ±22 Km, sedangkan dari Ibu kota
provinsi berjarak ±172 Km.
Secara administratif Desa Manyampa berbatasan dengan;
- Sebelah utara dengan Desa Bontotangnga Kecamatan Herlang,
- Sebelah selatan dengan Laut Flores,
- Sebelah barat dengan Desa Balleanging Kecamatan Ujungloe
- Sebelah timur dengan Kelurahan Benjala Kecamatan Bontobahari.
Luas wilayah keseluruhan adalah 1.123 Ha yang terdiri dari luas lahan sawah
tadah hujan 174 Ha. Lahan kering terdiri atas tegalan 874 Ha dan permukiman seluas
36 Ha. Luas lahan perkebunan rakyat adalah 275 Ha.
4.2 Kondisi Demografis
30
Luas wilayah Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba
adalah 2.567,60 Ha meliputi lahan persawahan seluas 50 hektar ( 7,80 %) dan
perkebunan seluas 250 hektar ( 39,0 %), selebihnya seluas 341 hektare (53,21%)
adalah dimanfaatkan untuk pemukiman dan untuk fasilitas umum lainnya.
Tabel 2. Luas wilayah Desa Manyampa menurut pemanfaatannya
PEMANFAATAN LUAS
(Ha)
PERSENTASE
LUAS (%)
Persawahan 117.92 4.59
Ladang 574.00 22.36
Perkebunan 275.00 10.71
Hutan 204.00 7.95
Tambak 1,054.00 41.05
Pekarangan 172.00 6.70
Pemukiman dan Prasarana Umum Lainnya 170.68 6.65
Total Luas Lahan 2,567.60 100.00
Sumber: BPS Bulukumba, 2017
Tabel 2 menunjukkan luas wilayah luas desa Manyampa menurut
penggunaannya terdapat persawahan yang luasnya 117.92 Ha, ladang 574.00 Ha,
perkebunan 275.00 Ha, hutan 204.00 Ha, tambak 1.054.00 Ha, pekarangan172.00
Ha, pemukiman dan prasarana lainya 170.68 Ha.
31
4.2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten
Bulukumba yang apabila dilihat dari berbagai sudut tinjauan membawa berbagai
konsekwensi dalam tataran kehidupan sosial, ekonomi, budaya masyarakat. Sebagai
bagian dari fenomena demografi, pola pertumbuhan dimaksud bagaimanapun harus
dijadikan dasar pijak program pengendalian serta penetapan target pencapaian
program terkait setiap periode.
Tabel 3. Jumlah penduduk Desa Manyampa Kecamatan Ujung loe Kabupaten
Bulukumba. Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah (Orang)
1
2
Laki-laki
Perempuan
2.234
2.310
Jumlah 4.544
Sumber: BPS Bulukumba, 2017
Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Desa Manyampa adalah
sebanyak 4.544 jiwa, dimana terdapat 2.234 jiwa yang berjenis kelamin laki-laki dan
2.310 jiwa yang berjenis kelamin perempuan. Jumlah penduduk perempuan lebih
banyak dibanding jumlah penduduk laki-laki di Desa Manyampa Kecamatan Ujung
loe Kabupaten Bulukumba.
4.2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
32
Pendidikan dapat diperoleh melalui dua sumber yaitu pendidikan formal dan
pendidikan non formal. Tingkat pendidikan ini sangat berperan penting dalam hal
pengembanAgan teknologi ini erat kaitannya dengan ketersedian sumber daya
manusia karena dapat diasumsikan bahwa semakain tinggi tingkatan pendidikan maka
kualitas sumber daya manusia akan lebih baik. Penyebaran penduduk berdasarkan
tingkat pendidikan di Desa Manyampa tampak beragam mulai dari penduduk yang
belum sekolah sampai dengan penduduk yang bergelar sarjana, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat di table berikut :
Tabel 4. Jumlah penduduk Desa Manyampa Kecamatan Ujung loe Kabupaten
Bulukumba. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Belum/Tdk Sekolah 1,402 37.90
2 SD 1,268 34.28
3 SLTP 552 14.92
4 SLTA 408 11.03
5 AKADEMI 40 1.08
6 S1 29 0.78
Jumlah 3,699 100.00
Sumber: BPS Bulukumba, 2017
Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa
Manyampa tergolong masih rendah, dimana terdapat 1.402 orang belum sekolah/tidak
33
sekolah, 1.268 orang tamat SD, Tamat SLTP 552 orang, sementara Tamat SLTA 408
orang, AKADEMI 40 orang, tamat perguruan tinggi S1 29 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Desa Manyampa tergolong rendah yakni
rata-rata hanya tamat sekolah SD. sehingga perlu adanya penyuluhan yang lebih
intensif dalam menerapkan suatu penggunaan alat teknologi modern.
4.2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk merupakan sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan hidup bersama keluarganya. Di Desa Manyampa termasuk daerah
pertanian yang cukup potensial sehingga sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani. Akan tetapi ada beberapa penduduk yang mempunyai
mata pencaharian sebagai buruh tani, Pegawai Negeri Sipil dan lain sebagainya.
Untuk lebih jelsnya penduduk Desa Bontomanai berdasarkan mata pencahariannya
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5. Potensi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Desa Manyanpa
Kecamatan Ujung loe Kabupaten Bulukumba.
No. Jenis Pekerjaan Jumlah
(Orang) Persentase (%)
1 Petani 1,174 93.62
2 Buruh tani 38 3.03
3 Wiraswasta/Pedagang 14 1.12
34
4 Pertukangan 13 1.04
5 Pegawai Negeri Sipil 15 1.20
Jumlah 1,254 100.00
Sumber: BPS Bulukumba, 2017
Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Desa Manyanpa yang mata
pencahariannya sebagai petani sebanyak 1.174 orang. Hal ini disebabkan karena
sudah turun temurun sejak dulu bahwa masyarakat kebanyakan berpropesi sebagai
petani, minimya tingkat pendidikan menyebabkan masyarakat tidak punya keahlian
lain dan akhirnya tidak punya pilihan lain selain menjadi petani.
4.2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Usia
Struktur penduduk Desa yang meliputi umur berperan dalam terciptanya
dinamika pembangunan suatu Desa. Tinjauan terhadap struktur penduduk diperlukan
untuk melihat potensial penduduk dalam pengembangan Desa. Dilihat dari jumlah
usia angkatan kerja di Desa Manyampa cukup banyak yang dapat digolongkan
sebagai kelompok usia produktif. Jumlah penduduk Desa Manyampa berdasarkan
usia dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Usia Desa Manyampa Kecamatan
Ujung loe Kabupaten Bulukumba.
No. Gol. Umur
(Tahun)
Laki – laki
(Orang)
Perempuan
(Orang)
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
1 0 – 4 129 130 259 5.70
35
2 5 – 9 175 177 352 7.75
3 10 – 14 164 197 361 7.94
4 15 – 19 138 169 307 6.76
5 20 – 24 134 155 289 6.36
6 25 – 29 138 168 306 6.73
7 30 – 34 134 203 337 7.42
8 35 – 39 160 175 335 7.37
9 40 – 44 153 141 294 6.47
10 45 – 49 112 127 239 5.26
11 50 - 54 109 128 237 5.22
12 55 – 59 223 134 357 7.86
13 60 – 64 223 111 334 7.35
14 > 60 242 295 537 11.82
Jumlah 2,234 2,310 4,544 100.00
Sumber: BPS Bulukumba, 2017
Berdasarkan pada uraian tersebut maka kelompok usia 15-54 tahun adalah
kelompok usia produktif dan di golongkan sebagai angkatan kerja dengan jumlah
penduduk 2.107 jiwa, selebihnya dapat diasumsikan sebagai kelompok usia non
produktif yang menjadi tanggungan kelompok usia produktif.
4.3 Sarana dan Prasarana
36
Sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Manyampa Kecamatan Ujung
loe Kabupaten Bulukumba.bisa dikatakan sudah memadai, dimana jenis sarana dan
prasarana yaitu kantor desa, mobil mikrolet, mesjid, postu, posyandu dan sekolah
dasar (SD). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7. Sarana dan Prasarana Desa Manyampa Kecamatan Ujung loe Kabupaten
Bulukumba.
No Jenis Jumlah (buah)
1 Kantor Desa 1
2 Mobil mikrolet 4
3 Mesjid 11
4 Pustu 4
5 Posyandu 5
6 Sekolah Dasar (SD) 5
Jumlah 30
Sumber: Kantor Desa Manyampa, 2018
Tabel 7 menunjukkan bahwa sarana dan prasarana Desa Manyampa sudah
memadai masih perlu tambahan, dimana terdapat 1 kantor Desa. 4 buah, mobil
mikrolet 11 bangunan masjid, 4 buah postu, 5 posyandu, dan sekolah dasar SD 5.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat sarana dan prasarana di Desa Manyampa
tergolong sudah memadai.
37
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identitas Petani Responden
Identitas petani responden meliputi usia, tingkat pendidikan, pengalaman
berusahatani, luas lahan dan jumlah tanggungan keluarga. Adapun identitas petani
responden di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba dapat
dilihat pada tabel lampiran, sedangkan identitas secara rinci dapat dilihat pada
pembahasan berikut ini:
5.1.1 Umur
Umur responden sangat mempengaruhi kemampuan fisiknya dalam bekerja dan
berpikir. Petani yang berumur muda mempunyai kemampuan yang lebih besar dari
petani yang lebih tua. Yang muda cenderung menerima hal-hal yang baru dianjurkan
untuk menambah pengalaman, sehingga cepat mendapat pengalaman-pengalaman
baru yang berharga dalam berusaha tani. Sedangkan yang berusia tua mempunyai
kapasitas mengelolah usaha tani lebih baik dan sangat berhati-hati bertindak,
dikarenakan telah banyak pengalaman yang dirasakan sekeluarga. Keadaan umur
responden dapat disajikan pada tabel berikut :
38
Tabel 8. Identitas Responden Berdasarkan Usia di Desa Manyampa Kecamatan
Ujung Loe Kabupaten Bulukumba, 2018.
No Umur Jumlah Persentase
1 37-42 8 32
2 43-48 5 20
3 49-54 9 36
4 55-60 3 12
JUMLAH 25 100
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2018.
Tabel 8 menunjukkan dari 25 responden umur antara 37-42 Berjumlah 8
dengan persantese 32% dan yang 43-48 berjumlah 5 orang dengan persentase 20%,
sedangkan umur terbesar yaitu umur 49-54 yang berjumlah 9 orang dengan
persentase 36% dan umur terkecil yaitu 55-60 berjumlah 3 orang dengan persentase
12%. Hal ini berarti bahwa petani yang berada di Desa Manyampa terbilang tidak
produktif untuk melakukan pengelolaan pertanian. Usia petani responden sebagian
besar berada pada usia tidak produktif yang berarti fisik dan tenaga mereka sudah
tidak kuat untuk bekerja dan untuk terlibat langsung dengan berbagai kegiatan yang
menunjang kemajuan dan pengelolaan usahataninya membutuhkan waktu yang lama.
39
5.1.2 Pendidikan
Tingkat pendidikan pada umumnya sangat berpengaruh terhadap pola pikir
petani. Petani yang memiliki pengetahuan yang lebih tinggi akan lebih cepat
menyerap inovasi dan perubahan alat teknologi. Tingkat pendidikan yang dimaksud
adalah pendidikan formal yang pernah diikuti oleh petani responden. Hal ini dapat
dilihat dari perilaku petani dalam menyikapi usaha taninya. Sehingga perubahan cara
bertani akan seiring dengan kemajuan alat teknologi pertanian. Tingkat pendidikan
petani responden di Desa Manyampa dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 9. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Manyampa
Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba, 2018.
No Pendidikan Jumlah Persentase
1 Tidak Sekolah 6 24.00
2 SD 9 36.00
3 SMP 6 24.00
4 SMA 4 16.00
JUMLAH 25 100.00
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2018
Tabel 9 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal petani responden di
Desa Manyampa tergolong rendah yakni tidak sekolah terdapat 6 orang dengan
presentase sebesar 24%, tamat SD sebanyak 9 orang dengan presentase 36%, tamat
SMP sebanyak 6 orang dengan persentase sebesar 24.00, tamat SMA sebanyak 4
40
orang dengan persentase sebesar 16%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan petani responden di Desa Manyampa masih tergolong menengah karena
tingginya pemahaman masyarakat tentang pendidikan.
5.1.3 Pengalaman Berusahatani
Pengalaman dapat dilihat dari lamanya seorang petani menekuni suatu usaha
tani. Semakin lama petani melakukan usahanya maka semakin besar pengalaman
yang dimiliki. Dengan pengalaman yang cukup besar akan berkembang suatu
keterampilan dan keahlian dalam menentukan cara yang lebih tepat untuk
mengembangkan usahatani tanaman secara efektif dan efisien. Untuk lebih jelasnya
pengalaman responden Di Desa Manyampa dapat disajikan pada tabel berikut :
Tabel 10. Pengalaman Berusahatani Responden di Desa Manyampa Kecamatan
Ujungloe Kabupaten Bulukumba, 2018.
No Pengalaman Usahatani Jumlah Persentase
1 10-17 8 32
2 18-25 7 28
3 26-33 7 28
4 34-41 3 12
JUMLAH 25 100
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2018.
41
Tabel 10 menunjukkan dari 25 responden pengalaman berusahatani yang
terbesar yaitu antara 10–17 tahun dengan jumlah 8 orang dengan persentase 32%, dan
18-25 dan 26-33 masing-masing berjumlah 7 orang dengan persentase 28%, dan 34-
41 berjumlah 3 orang dengan persentase 12%. Hal ini sesuai dengan pendapat
(kartasapoetra, 1994) Petani yang usianya lebih tua dan memiliki pengalaman
berusahatani yang lebih banyak cenderung lebih berhati-hati dalam menyerap hal
baru yang ditawarkan dari luar, sebaliknya petani yang berusia lebih muda dengan
pengalaman berusahatani yang sedikit cenderung lebih terbuka dalam pengelolaan
usahatani serta gambaran resiko kegagalan yang akan didapatkannya di lapangan. Hal
ini menunjukkan bahwa petani yang telah lama bergulat dalam dunia usahataninya
dapat meningkatkan kemampuan petani serta memberikan modal yang besar dalam
menentukan usahataninya kearah yang lebih maju.
5.1.4 Luas Lahan Petani
Luas lahan diukur dalam satuan hektar, dimana luas lahan tersebut dikelolah
dan diusahakan oleh petani responden sendiri. Jumlah luas lahan yang dimiliki petani
responden dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 11. Luas Lahan Petani Responden di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe
Kabupaten Bulukumba, 2018.
No Luas Lahan Jumlah Persentase
1 0,50-0,87 13 52
42
2 0,88-1,26 7 28
3 1,27-1,64 3 12
4 1,65-2,02 2 8
JUMLAH 25 100
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2018.
Tabel 11 menunjukkan bahwa petani yang berada di Desa Manyampa memiliki
luas lahan yang terbanyak 0,50-0,87 Ha yakni 13 responden persentase 52%,
sedangkan 0,88-1,26 Ha yakni 7 responden persentase 28%, dan 1,27-1,64 Ha yakni
3 responden persentase 12% dan 1,65-2,02 yakni 2 responden dengan persentase 8%.
Hal ini menunjukkan bahwa petani yang memiliki lahan sempit, maka semakin tidak
efisien usahatani yang dilakukan, kecuali bila suatu usahatani dijalankan dengan
tertib dan administrasi yang baik serta alat teknologi yang tepat.
5.1.5 Jumlah Tanggungan Keluarga
Penggambaran tentang jumlah anggota keluarga petani bertujuan untuk
melihat seberapa besar tanggungan keluarga tersebut. Keluarga petani terdiri dari
petani itu sendiri sebagai kepala keluarga, istri, anak dan tanggungan lainnya yang
berstatus tinggal bersama dalam satu keluarga. Sebagian besar petani yang ada
di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba menggunakan
tenaga kerja yang berasal dari anggota keluarga sendiri yang secara tidak langsung
43
merupakan tanggung jawab kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Jumlah tanggungan keluarga petani responden dapat disajikan pada tabel berikut:
Tabel 12. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden di Desa Bonto Marannu
Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba, 2018.
No Tanggungan Keluarga Jumlah Persentase
1 1-2 11 44.00
2 3-4 9 36.00
3 5-6 4 16.00
4 7-8 1 4.00
JUMLAH 25 100.00
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2018.
Tabel 12 menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh
petani yang terbanyak adalah 1–2 orang dengan persentase 44%, dan 3-4 sebanyak 9
dengan persentase 36%, dan 5–6 sebanyak 4 orang dengan persentase 16%. Dan
yang paling terendah yaiut 7-8 sebanyak 1 orang dengan persentase 4%. Hal ini
menunjukkan bahwa potensi tenaga kerja untuk mengelolah usahatani sangat kurang,
apabila dikaitkan dengan lahan yang dimiliki oleh petani responden akan tetapi justru
pendapatan keluarga untuk menanggung anggota keluarga tidak terlalu banyak yang
dikeluarkan.
44
5.2 Pengaruh Konseling atau Pnyuluhan Berbasis Teknologi Pertanian
Terhadap Pengetahuan Petani Padi
5.2.1. Uji Determinasi (R square)
Koefisien determinasi (R square) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel konseling penyuluhan berbasis teknologi pertanian mampu
menjelaskan variabel (petani padi). Berikut ini hasil determinasi ( R Square)
Tabel 14. Hasil uji determinasi Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .737a .543 .523 5.08367
a. Predictors: (Constant), X
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui nilai R square sebesar 0,543 (54,3%),
ini menunjukkan dengan menggunakan model regresi yang didapatkan dimana
variabel independen yaitu konseling penyuluhan memiliki pengaruh terhadap petani
padi sesuai dengan interval koefisien yaitu 0,40 – 0,599 yang masuk kategori sedang
sedangkan sisanya 45,70% di jelaskan dengan factor atau variabel lain yang tidak di
ketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini. Sesuai dengan pendapat imam
ghozali (2009) menyatakan bahwa niali R2 sebesar 1, berarti pengaruh variabel
dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor
lain yang menyebabkan pengaruh variabel dependen. Jikan nilai R2 berkisar antara 0
45
– 1 berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan
pengaruh variabel dependen.
5.2.2. Hasil uji Regresi Linier Sederhana
Metode regresi linier ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
tingkat pengaruh konseling atau penyuluhan berbasis teknologi pertanian terhadap
petani padi. Untuk itu penulis menyajikan hasil uji regresi linier sederhana
Table 13. Persamaan regresi linier sederhana
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -23.294 7.020 -3.318 .003
X 11.037 2.112 .737 5.225 .000
a. Dependent Variable: Y
Pada output ini, dikemukakan nilai koefisien dari persamaan regresi. Menurut
Sahid Rahardjo (2017) nilai koefisien determinasi (R square) dapat di pakai untuk
memprediksi seberapa besar kontribusi pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel
(Y) dengan syarat hasil uji F dalam analisis regresi bernilai signifikan. Sebaliknya,
jika hasil dalam uji F tidak siknifikan maka nilai koefisien determinasi (R square) ini
46
tidak dapat digunakan untuk memprediksi kontribusi variabel X terhadap variabel Y.
Dalam kasus ini, persamaan regresi sederhana yang digunakan adalah:
Y = a + bx
Dimana :
Y = Tingkat Pengetahuan Petani padi
X = Konseling atau penyuluhan berbasis teknologi pertanian
Dari output didapatkan model persamaan regresi
Y = -23.294 + 11.037 X
Koefisien-koefisien persamaan regresi linier sederhana di atas dapat diartikan
koefisien regresi untuk konstan sebesar -23,294 menunjukkan bahwa jika variabel
konseling penyuluhan berbasis teknologi bernilai 0 atau tetap akan menurunkan
tingkat pengetahuan petani padi sebesar -23,294%.
Variabel konseling penyuluhan berbasis teknologi pertanian 11,307%
menunjukkan jika variabel konseling penyuluhan berbasis teknologi pertanian
meningkat maka akan meningkatkan tingkat pengetahuan petani padi sebesar
11,307%.
47
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan nilai R
square ditemukan bahwa penyuluhan berbasis teknologi memiliki pengaruh sebesar
0,543, hal ini menyatakan bahwa penyuluhan berbasis teknologi mempengaruhi
pengetahuan petani padi sebesar 54,3%. Hal ini membuktikan bahwa pengaruh
penyuluhan berbasis teknologi terhadap pengetauan petani padi dalam kategori
sedang dan sisanya 45,70% di jelaskan dengan faktor atau variabel lain yang tidak di
ketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini
6.2 Saran
Agar semua petani dapat meningkatkan produktivitasnya sebaiknya penyuluh
harus lebih aktif dalam proses adopsi teknologi terhadap petani. Dan sebaiknya
pemerintah harus lebih memperhatikan masyarakaat petani khususnya dalam
penyedian teknologi.
48
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta.
PT. Rineka Cipta.
Erwadi, Doli.2012. Peran Penyuluh Pertanian Dalam Mengaktifkan Kelompok Tani
Di Kecamatan Lubuk Alung. Universitas Andalas. Padang.
Isbandi Rukminto. (2005). Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. FISIP UI
PRESS.
Mardikanto, Totok. 2007. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Pusat Penyuluhan
Kehutunan Republik Indonesia. Jakarta.
Mardikanto. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret University Press.
Surakarta.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.http://metodologi.kwalitatif.blogspot.co.id.html. diakses pada 22
februari 2018..
Purwoko, Budi. (2008).Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling. Surabaya:
Unesa University Press
Setiana, L. 2005. Teknik Penyuluhan Dan Pemberdayaan Masyarakat. Ghalia
Indonesia, Bogor.
Soedijanto.2001. Administrasi Penyuluhan Pertanian.Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka, Jakarta.
Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung
Alfabeta.
Sumardjo. 2010. Model Pemberdayaan Masayarakat Dan Pengelolaan Konflik Sosial
Pada Perkebunan Kelapa Sawit Di Propinsi Riau. Riau.
49
Subejo (2004) Peranan social capital dalam pembangunan ekonomi: suatu pengantar
untuk studi social capital di pedesaan Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi
11(1):77-86.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 2002. Metode PenelitianSurvai. Jakarta:
LP3ES.
Rahandjo Sahid. 2017 www.spssindonesia.com makna koefisien determinasi
(Rsquare) dalam analisis regresi linier.
50
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
No. Responden :…
KUSIONER PENELITIAN
Yth. Bapak/ibu Responden, di mohon kesediaannya untuk diwawancarai
dalam rangka penyalesaian Studi Strata Satu (S-1) pada Fakultas Pertanian
Unismuh Makassar, dengan judul skripsi :
PENGARUH KONSELING PENYULUHAN BERBASIS TEKNOLOGI
PERTANIAN TERHADAP PENGETAHUAN PETANI PADI DI DESA
MANYAMPA, KECEMATAN UJUNG LOE, KABUPATEN BULUKUMBA.
Karakteristik responden
1. Nama :......................................................
2. TTL/Umur : ..............tahun
3. Pendidikan terakhir :......................................................
4. Status :......................................................
5. Jumlah tangungan keluarga :..............orang
6. Agama :......................................................
7. Alamat :......................................................
.......................................................
.......................................................
8. Luas lahan : ............ Ha
51
9. Pengalaman berusaha tani :......................................................
DAFTAR PERTANYAAN
1. bagaimana kinerja penyuluh terhadap petani mengenai alat-alat teknologi
pertanian modern dalam pengolahan tanaman padi?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Sangat tidak baik
2. Apakah Bapak/Ibu mengerti dengan baik penjelasan dari penyuluh tentang
alat-alat pertanian modern pada tanaman padi?
a. Sangat paham
b. Paham
c. Cukup paham
d. Tidak paham
3. Apakah penyuluh menyampaikan penjelasan mengenai alat-alat teknologi
disesuaikan dengan tingkat pendidikan masyarakat petani padi?
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Cukup sesuai
d. Tidak sesuai
52
4. Apakah Bapak/Ibu memperhatikan penjelasan yang di sampaikan penyuluh
tentang penggunaan alat-alat teknologi pertanian pada tanaman padi yang
baik?
a. Sangat memperhatikan
b. Memperhatikan
c. Cukup memperhatikan
d. Tidak memperhatikan
5. Apakah penyuluh membantu Bapak/Ibu memahami maksud dan tujuan alat-
alat teknologi pertanian modern untuk meningkatkan kesejahteraan petani
padi?
a. Sangat membantu
b. Membantu
c. Cukup membantu
d. Tidak membantu
6. Apakah penyuluh membantu Bapak/Ibu untuk memahami penjelasan dalam
kegiatan penyuluhan mengenai alat-alat teknologi pertanian modern pada
tanaman padi?
a. Sangat membantu
b. Membantu
c. Cukup membantu
d. Tidak membantu
53
7. Apakah penyuluh membantu Bapak/Ibu untuk menerapkan alat-alat teknologi
pertanian modern yang sudah di sampaikan dalam pengolahan tanaman padi?
a. Sangat membantu
b. Membantu
c. Cukup membantu
d. Tidak membantu
8. Apakah Bapak/Ibu mempelajari kembali materi yang disampaikan penyuluh,
agar dapat melakukan pengolahan tanaman padi dengan baik?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
9. Apakah Bapak/Ibu mencoba menerapkan materi yang disampaikan penyuluh
(teknologi pertanian modern) dalam kegiatan pertanian agar mencapai hasil
yang memuaskan?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
54
10. Apakah materi tentang alat-alat teknologi pertanian modern yang disampaikan
dalam penyuluhan bermanfaat dalam usaha pengolahan padi Bapak?
a. Sangat bermanfaat
b. Bermanfaat
c. Cukup bermanfaat
d. Tidak bermanfaat
11. Apakah Bapak/Ibu merasa senang pada kegiatan penyuluhan pertanian yang
menjelaskan tentang penggunaan alat-alat teknologi pertanian modern pada
pengolahan tanaman padi?
a. Sangat senang
b. Senang
c. Cukup senang
d. Tidak senang
12. Apakah Bapak/Ibu merasa tertarik untuk terus mendapatkan materi tentang
teknologi pertanian modern dalam usaha tani padi Bapak?
a. Sangat tertarik
b. Tertarik
c. Cukup tertarik
d. Tidak tertarik
55
13. Apakah Bapak sadar bahwa menerapkan teknologi pertanian pada tanaman
padi akan dapat meningkatkan hasil pertanian yang memuaskan?
a. Sangat sadar
b. Sadar
c. Cukup sadar
d. Tidak sadar
14. Apakah Bapak yakin bahwa Bapak/ibu mampu menerapkan teknologi
pertanian modern dalam usaha tanaman padi yang Bapak tekuni?
a. Sangat yakin
b. Yakin
c. Cukup yakin
d. Tidak yakin
15. Apakah Bapak/Ibu tahu bahwa penerapan alat-alat teknologi pertanian
modern yang dianjurkan penyuluh dapat meningkatkan pendapatan para
petani padi?
a. Sangat tahu
b. Tahu
c. Cukup tahu
d. Tidak tahu
56
16. Apakah dari hasil penghasilan Bapak/ Ibu setelah menggunakan teknologi
pertanian modern pada tanaman padi, pengeluaran keluarga bertambah besar?
a. Sangat besar
b. Besar
c. Cukup besar
d. Tidak besar
17. Menurut pendapat Bapak/ibu, apakah ada dampaknya penggunaan teknologi
modern terhadap para petani padi?
a. Sangat besar
b. Besar
c. Cukup besar
d. Tidak besar
58
Lampiran 2: Identitas Responden
No. Nama Petani Umur
(Tahun) Pendidikan
Jumlah
Tanggungan
(Orang)
Luas
Lahan
(Ha)
Pengalaman
berusahatani
(Tahun)
1 Sano 50 SD 3 0,75 30
2 Muh. Risal 41 SD 3 0,85 27
3 Abdul Talip 39 SMA 4 1,50 19
4 Suki 40 SMP 1 0,60 17
5 Taang 45 SMP 2 1,00 15
6 Marsuki 52 SMA 3 0,90 20
7 Ambo 55 Tidak Sekolah 5 0,70 30
8 Maring 53 SD 1 1,20 23
9 Karo 49 Tidak Sekolah 1 0,50 32
10 Rodding 47 SD 1 0,65 22
11 Mappi 42 SMP 2 1.00 13
12 Saeng 49 SD 3 1,50 20
13 Sapri 39 SMP 2 0,55 10
14 Alimuddin 43 SD 2 0,95 17
15 Rasa 48 SD 3 0,80 25
16 Cunding 37 SMP 2 1,00 10
17 Baharuddin 49 SMA 4 2,00 17
18 Lanru 53 SD 2 0,70 30
19 Baso 45 Tidak Tamat SD 7 0,75 17
20 Juma 55 Tidak Sekolah 2 0,80 39
21 Sanneng 56 SD 6 1,00 35
22 Podding 53 Tidak Tamat SD 4 0,75 40
23 Baso Langke 52 SMA 5 0,70 30
24 Andi Safaruddin 39 SMP 5 2,00 19
25 Ramli 37 Tidak Sekolah 3 1,50 32
59
Lampiran 3: Rekapitulasi Data
No Responden
PENGARUH PENYULUHAN BERBASIS TEKNOLOGI TERHADAP PENGETAHUAN PETANI
Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.5 Q.6 Q.7 Q.8 Q.9 Q.10 Q.11 Q.12 Q.13 Q.14 Q.15 Q.16 Q.17
1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 4 3 4
2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 2 3 2 3 2 2 3
3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3
4 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2
5 3 4 4 3 4 3 2 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4
6 3 4 3 2 3 3 2 4 3 2 2 2 2 3 2 2 3
7 2 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2
8 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 4
9 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3
10 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 4
11 2 3 2 2 3 3 2 4 2 2 3 2 3 2 3 3 2
12 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 2 3 4
13 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 1 3 3 3 3 2
14 3 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2
15 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3
16 3 2 4 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4
17 3 2 1 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3
18 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3
19 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2
20 3 2 3 2 3 2 2 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3
21 2 2 1 2 3 1 1 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2
22 3 3 2 3 3 3 4 2 3 2 2 1 3 2 3 3 3
23 3 3 2 3 2 2 2 3 2 4 3 2 3 3 2 2 3
24 4 3 4 4 2 4 2 2 3 3 4 3 3 2 3 4 4
25 2 2 1 2 3 3 2 2 3 3 3 1 3 2 2 3 2
60
Lampiran 4: Dokumentasi Penelitian
Gambar 3: Wawancara Dengan Petani Padi Tentang Penggunaan
Alat Teknologi
Gambar 4: Wawancara Dengan Petani Padi Tentang Penggunaan
Alat Teknologi
61
Gambar 5 : Wawancara Dengan Petani Padi Tentang Penggunaan Alat
Teknologi
Gambar 6 : Wawancara Dengan Petani Padi Tentang Penggunaan Alat
Teknologi
62
RIWAYAT HIDUP
MUH. NASIR, dilahirkan di bulukumba tanggal 13 juli 1995
dari ayah Muh. Yusuf dan ibu Suhartini. Penulis merupakan
anak pertama dari dua bersaudara. Pendidikan formal yang
dilalui penulis adalah SAMN 15 Balleanging dan lulus tahun
2014. Pada tahun yang sama, penulis lulus seleksi masuk
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar. Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah KKP di
Barru sekaligus magang di sana tepatnya di kantor kelurahan Mattapawalie, selain itu
penulis juga aktif menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Agribisnis periode 2016-
2017. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi yang
berjudul “Pengaruh Konseling Penyuluhan Berbasis Teknologi Pertanian Terhadap
Petani Padi Di Desa Manyanpa Kecematan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba”
Top Related