PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU WALI KELAS
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII
DI MTS AL-IHSAN PAMULANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Ahmad Khoirul Fuad
11150182000044
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
i
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Ahmad Khoirul Fuad (11150182000044), Pengaruh Komunikasi
Interpersonal Wali Kelas Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas
VII di MTs Al-Ihsan Pamulang. Skripsi Program Strata Satu (S-1)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi
interpersonal wali kelas terhadap motivasi belajar siswa kelas VII di MTs
Al-Ihsan Pamulang. Penelitian ini menggunakan pendekatan dan metode
kuantitatif dalam bentuk penelitian deskriptif dengan teknik korelasional.
Penelitian ini menggunakan teknik probability sampling adalah teknik
pengambilan sampel secara acak berstrata yang berdasarkan pada
tingkatan tertentu. Populasi yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah
103 siswa dan tingkat kesalahan yang ditetapkan adalah 10%, maka
besarnya sampel pada penelitian ini adalah 51 siswa dengan
menggunakan rumus Slovin.Teknik wawancara dan studi dokumen
dilakukan untuk mendukung hasil data angket. Narasumber dalam
wawancara pada penelitan ini yaitu kepada Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum dan Wali Kelas VII. Hasil yang ditemukan dalam penelitian
ini adalah terdapat pengaruh antara Komunikasi Interpersonal Wali Kelas
dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII di MTs Al-Ihsan Pamulang.
Berdasarkan pengolahan data hasil perhitungan SPSS Vers.23,
pengujian statistik uji t, hasil nilai Thitung sebesar 3,077 dan Ttabel
sebesar 2,009, dengan signifikansi sebesar 0,003. Dengan kriteria
pengujian jika Thitung > Ttabel dan jika signifikansi < α (0,05), maka Ho
ditolak Ha di terima. Sehingga terdapat pengaruh yang cukup antara
komunikasi interpersonal wali kelas terhadap motivasi belajar siswa
kelas VII di MTs Al-Ihsan Pamulang. Pada perhitungan koefisien
determinasi diketahui pengaruh komunikasi interpersonal wali kelas
dengan motivasi belajar siswa sebesar 16,2% Sedangkan sisanya 83,8%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Dari hasil perhitungan tersebut maka terdapat pengaruh yang
cukup antara komunikasi interpersonal wali kelas dengan motivasi
belajar siswa kelas VII di MTs Al-Ihsan Pamulang.
Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal Wali Kelas, Motivasi Belajar
Siswa.
vi
ABSTRACT
Ahmad Khoirul Fuad (11150182000044), The Influence of Homeroom Teacher's
Interpersonal Communication Against Class VII Student Learning Motivation at
MTs Al-Ihsan Pamulang. Thesis Undergraduate Program (S-1) Faculty of
Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta, 2020.
This study aims to study the interpersonal communication interactions of
guardian class teachers on learning motivation of class VII students at Al-Ihsan
Pamulang MTs. This research uses quantitative and research methods in the form
of descriptive research with correlational techniques. This study uses Stratified
random sampling, which is a teknik probability sampling technique based on
certain assessments. The population needed in this study was 103 students and the
determined error rate was 10%, so the research sample in this study was 51
students by using the Slovin formula. Interview techniques and document studies
were conducted to support the results of the questionnaire data. Interviewees in this
research to the Vice Principal for Curriculum and Guardian Class VII. The results
found in this study are the results between Interpersonal Communication
Homeroom Teacher with Class VII Student Learning Motivation at Al-Ihsan
Pamulang MTs.
Based on processing data from SPSS Vers.23 calculation results, t-test
statistical tests, the results of the Thitung value of 3.077 and Ttable of 2.009, with
a significance of 0.003. With the test criteria if Tcount> Ttable and if the
significance <α (0.05), then Ho is rejected Ha is accepted. So that there is sufficient
influence between the interpersonal communication of homeroom teacher on class
VII students' motivation in MTs Al-Ihsan Pamulang. In calculating the coefficient
of determination, it is known that the influence of interpersonal communication
between homeroom teacher and student learning motivation is 16.2%, while the
remaining 83.8% is influenced by other factors not examined.
From the results of these calculations, there is a significant influence between the
interpersonal communication of homeroom teacher and students' motivation to
grade VII in MTs Al-Ihsan Pamulang.
Keywords: Interpersonal Communication Homeroom Teacher, Student
Learning Motivation
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohim,
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas segala Rahmat,
Karunia dan Anugerah-Nya kepada penulis Sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini sebagai syarat dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.
Melalui segenap usaha, do’a, serta penantian yang tidak sebentar, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, tentu dengan bantuan, arahan, bimbingan,
serta motivasi dari berbagai pihak. Penulis sampaikan rasa terimakasih kepada
semua pihak yang telah berperan kepada penulis baik semasa perkuliahan maupun
semasa menyelesaikan skripsi ini. dengan segala kerendahan dan ketulusan hati
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Muarif SAM, M.Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Zahruddin Lc. M.Pd, Dosen Pembimbing I, yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu, membimbing,
mengarahkan, memotivasi penulis dengan penuh kesabaran sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd, Dosen Pembimbing II, yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu, membimbing,
mengarahkan dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan.
viii
7. Seluruh Dosen dan Staff Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah
mendidik, membimbing dan memotivasi serta memberikan pelayanan yang
baik kepada penulis selama menjalani perkuliahan.
8. Kepala sekolah, wakil-wakil kepala sekolah, Guru, staff dan siswa MTs Al-
Ihsan Pamulang yang telah meluangkan waktu dan tempat serta bersedia
sebagai informan selama penulis melakukan penelitian.
9. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Rohmat Nasrul Hidayat dan Ibunda Eha
Julaeha atas segala ridho, do’a, kasih sayang, kesabaran, motivasi, nasehat,
serta dukungan moral maupun materil. Hingga tak mudah untuk
menggambarkan seberapa besar perjuangannya yang telah diberikan kepada
penulis. Sehingga perjuangan yang telah diberikan kepada penulis tidak
dapat dituliskan dan disampaikan lewat kata-kata
10. Teman-teman seperjuangan HMI MP 2015 “Keluarga Bar-bar” (Irfaul
Aziz, Irfan Yusuf, Riza Badruzzaman, Satria Saputra, Deny Rizki
Kurniawan, Azzam Baihaqi, Naufal Misbahuddin, Alfa Rezky, Annisa
Silviani Rizqy, Anis Purwanti, Azizah, Roiyatul Jannah, Selfiari Safitryah,
Reza Rizkia) yang telah memberikan do’a, dukungan, semangat dan
pengalaman berharga dalam menjalani masa perkuliahan. Semoga usaha
kita, perjuangan kita, cita-cita kita sampai pada tujuan. Yakin Usaha
Sampai!
11. Seluruh keluarga besar HMI Manajemen Pendidikan (Lesehan MP) kakak-
kakak, (Marlboro) adik-adik, yang telah memberikan dukungan,
pembelajaran, pengalaman, semangat dan do’a kepada penulis
12. Seluruh Keluarga Besar Aliyah ANNUR Kota Bekasi, Al-MADANI 10,
HIKMAD dan IKBDM, yang telah mendukung, memberikan semangat,
pengalaman serta pembelajar saat masa perkuliahan
13. Teman-teman KKN MasaJuang 191, yang telah memberikan semangat,
dukungan serta do’a dalam menyelesaikan skripsi.
14. Teman-teman seperjuangan MP 2015, yang telah berjuang bersama, saling
membantu, saling menyemangati, saling mendoakan, dan memberikan
hari-hari yang berwarna selama perkuliahan.
ix
15. Wanita istimewa, yang selalu ada disamping penulis, memotivasi,
mendo’akan dan mengingatkan untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
16. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini namun tak dapat disebutkan satu-persatu tapi tidak mengurangi rasa
hormat dan terimakasih penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi sederhana ini sangat jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis menerima setiap kritikan dan saran yang bersifat
membangun. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
terlibat. Aamiin ya Rabbal’alamin
Jakarta, 10 Januari 2020
Penulis
Ahmad Khoirul Fuad
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................................... v
ABSTRACT ..........................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................ 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 8
1. Manfaat Teoritis ................................................................................................ 8
2. Manfaat Praktis ................................................................................................ 8
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................................... 9
A. Komunikasi Interpersonal Wali Kelas ................................................................. 9
1. Pengertian Komunikasi .................................................................................... 9
2. Komunikasi Interpersonal .............................................................................. 10
a. Pengertian Komunikasi Interpersonal ....................................................... 10
b. Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal ........................................................... 11
c. Tipe Komunikasi ......................................................................................... 13
d. Tujuan Komunikasi Interpersonal ............................................................. 14
3. Wali Kelas ........................................................................................................ 16
a. Pengertian Wali Kelas ................................................................................ 16
b. Peranan Wali Kelas .................................................................................... 18
4. Komunikasi Interpersonal Wali Kelas ........................................................... 20
B. Motivasi Belajar Siswa ....................................................................................... 23
1. Motivasi ............................................................................................................ 23
a. Pengertian Motivasi .................................................................................... 23
b. Teori Motivasi ............................................................................................. 25
xi
c. Fungsi Motivasi ........................................................................................... 30
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi .......................................... 31
2. Belajar .............................................................................................................. 34
a. Pengertian Belajar ...................................................................................... 34
b. Teori Belajar ................................................................................................ 35
c. Jenis-jenis Belajar ....................................................................................... 36
d. Prinsip-prinsip Belajar ............................................................................... 37
3. Motivasi Belajar Siswa ................................................................................... 39
G. Kerangka berfikir ........................................................................................... 41
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ......................................................................................... 42
H. Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 43
I. Penelitian Relevan ............................................................................................... 44
Tabel 2.1 Penelitian Relevan ............................................................................................ 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 47
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 47
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi .......................................................... 47
B. Variabel Penelitian .............................................................................................. 47
C. Metode Penelitian ................................................................................................ 48
D. Populasi dan Sampel ........................................................................................... 48
1. Populasi ............................................................................................................ 48
2. Sampel .............................................................................................................. 48
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 50
1. Angket .............................................................................................................. 50
2. Studi Dokumen ................................................................................................ 50
F. Instrument Pengumpulan Data ......................................................................... 51
1. Teknik Angket ................................................................................................. 51
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Komunikasi Interpersonal Walikelas ......... 52
Tabel 3.2 Skala Komunikasi Interpesonal Walikelas ....................................................... 53
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Belajar Siswa ................................. 54
Tabel 3.4 Skala Motivasi Belajar Siswa ........................................................................ 55
2. Teknik Wawancara ......................................................................................... 55
xii
Tabel 3.5 Instrumen Wawancara .................................................................................. 55
G. Uji Coba Instrumen ........................................................................................ 56
1. Uji Validitas ..................................................................................................... 56
H. Teknik Pengolahan Data ................................................................................ 58
I. Teknik Analisa Data ........................................................................................... 58
1. Analisis Deskriptif ........................................................................................... 58
Tabel 3.7 Tingkat kecenderungan variabel .................................................................. 59
2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................................... 60
J. Pengujian Hipotesis ............................................................................................ 60
1. Uji Regresi Linear Sederhana ........................................................................ 60
2. Uji Partial (Uji-t) ............................................................................................. 61
3. Koefisien Determinasi ..................................................................................... 62
A. Gambaran Umum Sekolah ................................................................................. 63
1. Sejarah Singkat Sekolah ................................................................................. 63
2. Visi Misi Sekolah ............................................................................................. 67
3. Profil Sekolah ................................................................................................. 68
4. Data Siswa ........................................................................................................ 69
Tabel 4. 1 Data Siswa ...................................................................................................... 69
5. Sarana dan Prasarana .................................................................................... 69
Tabel 4. 2 Sarana Prasarana .......................................................................................... 69
6. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan .................................................... 71
Tabel 4. 3 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan .................................................. 71
7. Personil Madrasah .......................................................................................... 71
8. Struktur Organisasi ........................................................................................ 73
Gambar 4.1 Struktur Organisasi ................................................................................... 73
9. Ekstrakurikuler ............................................................................................... 74
B. Hasil Uji Instrumen ............................................................................................ 74
1. Hasil Uji Validitas ........................................................................................... 74
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru Wali
kelas) ................................................................................................................................ 74
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) ............................ 75
C. Deskripsi Data ..................................................................................................... 76
xiii
1. Deksripsi Data Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru Wali kelas)
dan Hasil Analisisnya ............................................................................................. 77
Tabel 4.6 Data Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru Wali kelas) ................ 78
Tabel 4.7 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru Wali
kelas) ................................................................................................................................. 79
Gambar 4.2 Gambar Distribusi Frekuensi Variabel X(Komunikasi Interpersonal
Guru Wali kelas) ............................................................................................................. 79
Tabel 4.8 Mean, Median, Modus Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru Wali kelas)
.......................................................................................................................................... 80
Tabel 4.9 Kategori Kecenderungan Data Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru
Wali kelas) ........................................................................................................................ 81
Gambar 4.3 Tingkat Kecenderungan Data Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru
Wali kelas) ........................................................................................................................ 82
2. Deskripsi Data Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) dan Hasil Analisisnya
82
Tabel 4.10 Data Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) ................................................. 82
Tabel 4.11 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) ............ 84
Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) .................... 85
Tabel 4.12 Mean, Median, Modus Variabel Y ............................................................. 85
(Motivasi Belajar Siswa) ................................................................................................. 85
Tabel 4.13 Kategori Kecenderungan Data Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) ..... 86
Gambar 4.5 Kategori Kecenderungan Data Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) .. 87
3. Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................................... 87
Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru Wali
kelas) ................................................................................................................................ 87
Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) ...................... 88
D. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................... 89
1. Uji Normalitas ................................................................................................. 89
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk................................................................. 90
Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru Wali
kelas) ................................................................................................................................. 90
Gambar 4.7 Hasil Uji Normalitas Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) .......................... 91
2. Uji Linearitas ................................................................................................... 91
Tabel 4.16 Hasil Uji Linearitas ......................................................................................... 91
xiv
E. Pengujian Hipotesis ............................................................................................ 92
1. Regresi Linear Sederhana .............................................................................. 92
Tabel 4.17 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Sederhana .................................................. 92
2. Uji Parsial (Uji t) ............................................................................................. 93
3. Koefisien Determinasi ..................................................................................... 94
Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ....................................................... 94
F. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................. 95
G. Keterbatasan Penelitian ....................................................................................... 98
1. Penyusun instrumen dan penyebaran angket memerlukan waktu yang cukup
lama. .......................................................................................................................... 98
2. Sulitnya mengumpulkan data dari para responden dikarenakan para
responden tidak memiliki waktu senggang yang banyak. ........................................ 98
Bab V ................................................................................................................................ 99
Penutup ......................................................................................................................... 99
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 99
C. Saran .................................................................................................................. 100
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 102
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................. 106
Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Komunikasi Interpersonal Guru/Walikelas ... 107
Lampiran 2 Angket Uji Coba Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru (Walikelas) )
........................................................................................................................................ 108
Lampiran 3 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Angket Variabel X (Komunikasi Interpersonal
Guru (Walikelas) ) .......................................................................................................... 112
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Belajar Siswa ................................. 114
Lampiran 5 Angket Uji Coba Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) .............................. 115
Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) ............. 118
Lampiran 7 Instrumen Penelitian Komunikasi Interpersonal Guru (Walikelas) ............. 120
Lampiran 8 Instrumen Penelitian Motivasi Belajar Siswa .............................................. 124
Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Angket Penelitian Variabel X (Komunikasi Interpersonal
Guru (Wali kelas) ............................................................................................................ 126
Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Angket Penelitian Variabel Y (Motivasi Belajar) ....... 129
Lampiran 11 Wawancara Pak Udin Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum ............ 132
Lampiran 12 Wawancara Pak Regi Guru (Walikelas) VII.1 .......................................... 134
xv
Lampiran 13 Wawancara Ibu Nur Guru (Walikelas) VII.2 ............................................ 136
Lampiran 14 Wawancara Bu Siti Guru (Walikelas) VII.3 .............................................. 139
Lampiran 15 Tabel Distribusi R (R Tabel) ..................................................................... 141
Lampiran 16 Tabel Distribusi F (F Tabel) ...................................................................... 142
Lampiran 17 Tabel Distribusi T (T Tabel) ...................................................................... 143
Lampiran 18 Surat Permohonan Pembimbing Skripsi .................................................... 144
Lampiran 19 Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................................. 145
Lampiran 20 Surat Keterangan Penelitian ...................................................................... 146
Lampiran 21 Uji Referensi .............................................................................................. 147
BIODATA PENULIS ..................................................................................................... 153
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ......................................................................................... 42
Gambar 4.1 Struktur Organisasi........................................................................................ 73
Gambar 4.2 Gambar Distribusi Frekuensi Variabel X(Komunikasi Interpersonal Guru
Wali kelas) ........................................................................................................................ 79
Gambar 4.3 Tingkat Kecenderungan Data Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru
Wali kelas) ........................................................................................................................ 82
Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) ........................... 85
Gambar 4.5 Kategori Kecenderungan Data Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) ........... 87
Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru Wali
kelas) ................................................................................................................................. 90
Gambar 4.7 Hasil Uji Normalitas Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) .......................... 91
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Relevan ............................................................................................ 45
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi ............................................................... 47
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Komunikasi Interpersonal Walikelas ................. 52
Tabel 3.2 Skala Komunikasi Interpesonal Walikelas ....................................................... 53
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Belajar Siswa ....................................... 54
Tabel 3.4 Skala Motivasi Belajar Siswa ........................................................................... 55
Tabel 3.5 Instrumen Wawancara ...................................................................................... 55
Tabel 3.7 Tingkat kecenderungan variabel ....................................................................... 59
Tabel 4. 1 Data Siswa ....................................................................................................... 69
Tabel 4. 2 Sarana Prasarana .............................................................................................. 69
Tabel 4. 3 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan ........................................................ 71
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru Wali kelas) .. 74
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) ................................. 75
Tabel 4.6 Data Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru Wali kelas) ........................ 78
Tabel 4.7 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru Wali
kelas) ................................................................................................................................. 79
Tabel 4.8 Mean, Median, Modus Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru Wali kelas)
.......................................................................................................................................... 80
Tabel 4.9 Kategori Kecenderungan Data Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru
Wali kelas) ........................................................................................................................ 81
Tabel 4.10 Data Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) ..................................................... 82
Tabel 4.11 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) .................. 84
Tabel 4.12 Mean, Median, Modus Variabel Y.................................................................. 85
(Motivasi Belajar Siswa) ................................................................................................... 85
Tabel 4.13 Kategori Kecenderungan Data Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) ............ 86
Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru Wali kelas)
.......................................................................................................................................... 87
Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) ........................... 88
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk................................................................. 90
Tabel 4.16 Hasil Uji Linearitas ......................................................................................... 91
xviii
Tabel 4.17 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Sederhana .................................................. 92
Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ....................................................... 94
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Komunikasi Interpersonal Guru/Walikelas ... 107
Lampiran 2 Angket Uji Coba Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru (Walikelas) )
........................................................................................................................................ 108
Lampiran 3 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Angket Variabel X (Komunikasi Interpersonal
Guru (Walikelas) ) .......................................................................................................... 112
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Belajar Siswa ................................. 114
Lampiran 5 Angket Uji Coba Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) .............................. 115
Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) ............. 118
Lampiran 7 Instrumen Penelitian Komunikasi Interpersonal Guru (Walikelas) ............. 120
Lampiran 8 Instrumen Penelitian Motivasi Belajar Siswa .............................................. 124
Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Angket Penelitian Variabel X (Komunikasi Interpersonal
Guru (Wali kelas) ............................................................................................................ 126
Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Angket Penelitian Variabel Y (Motivasi Belajar) ....... 129
Lampiran 11 Wawancara Pak Udin Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum ............ 132
Lampiran 12 Wawancara Pak Regi Guru (Walikelas) VII.1 .......................................... 134
Lampiran 13 Wawancara Ibu Nur Guru (Walikelas) VII.2 ............................................ 136
Lampiran 14 Wawancara Bu Siti Guru (Walikelas) VII.3 .............................................. 139
Lampiran 15 Tabel Distribusi R (R Tabel) ..................................................................... 141
Lampiran 16 Tabel Distribusi F (F Tabel) ...................................................................... 142
Lampiran 17 Tabel Distribusi T (T Tabel) ...................................................................... 143
Lampiran 18 Surat Permohonan Pembimbing Skripsi .................................................... 144
Lampiran 19 Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................................. 145
Lampiran 20 Surat Keterangan Penelitian ...................................................................... 146
Lampiran 21 Uji Referensi .............................................................................................. 147
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk
menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (siswa) dengan cara
mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar. Belajar merupakan usaha
yang dikerjakan secara sadar untuk merubah sikap dan tingkah laku. Dalam
upaya mencapai perubahan tingkah laku, dibutuhkan motivasi. Motivasi
adalah dorongan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi merupakan
salah satu faktor yang mendorong siswa untuk mau belajar.
Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
dalam pasal 3 dinyatakan bahwa: fungsi pendidikan nasional adalah
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.1
Komunikasi bisa menjadi salah satu faktor penyebab hadirnya
sebuah motivasi. Komunikasi merupakan salah satu bentuk interaksi guru
wali kelas terhadap siswa. Komunikasi dapat menjadi penghubung untuk
memberikan motivasi belajar terhadap siswa. Dalam proses komunikasi
kesamaan makna sangat diperlukan demi tercapainya tujuan yang dituju
oleh guru wali kelas kepada siswa. Di dalam pembelajaran, komunikasi
merupakan hal yang penting dan sangat diperhatikan. Dimana siswa
mempunyai tujuan untuk belajar. Dengan adanya proses komunikasi yang
baik tentu menjadi salah satu faktor pendukung tercapainya tujuan belajar
siswa.
1Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
2
Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan, biasanya
difasilitasi oleh guru kelas dan sebagian guru mata pelajaran. Guru wali
kelas ini sekaligus menjabat sabagai wali kelas. Wali kelas memiliki tugas
pembimbingan dalam bidang akademik dan non-akademik yang sifatnya
lebih personal dan bertujuan untuk meningkatkan kelancaran kegiatan
belajar mengajar dalam suatu kelas. Salah satu cara pembimbingan tersebut
yaitu melalui kemampuan komunikasi interpersonal wali kelas untuk
memotivasi siswa.2
Dalam konteks pendidikan yaitu sekolah, tentunya ada interaksi
yang kuat antara guru wali kelas dan siswa. Dalam melaksanakan
pembelajaran, guru wali kelas membutuhkan pemahaman tentang
komunikasi untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa.
Seringkali guru wali kelas memberikan materi atau tugas kepada siswa
tanpa terlebih dahulu memberikan penjelasan dan pengarahan, hal ini dapat
terjadi dikarenakan faktor rendahnya keterampilan komunikasi
interpersonal guru wali kelas. Akibatnya hasil dari tugas tersebut tidak
jarang kurang maksimal dan menyebabkan tujuan dari pembelajaran tidak
dapat dicapai sesuai dengan yang diinginkan.
Fenomena selanjutnya yang sering terjadi adalah keengganan siswa
untuk melakukan komunikasi kepada guru ataupun sebaliknya, guru enggan
untuk melakukan komunikasi dengan siswa. Komunikasi interpersonal yang
terjadi di sekolah, terutama antara guru dengan siswa, apabila dilakukan
dengan optimal dan intensif maka akan mempengaruhi motivasi dan tingkah
laku siswa dalam menjalan pembelajaran.
Guru wali kelas harus melakukan pendekatan kepada siswa degan
menciptakan suasana keterbukaan dalam berkomunikasi dengan siswa.
Namun untuk meningkatkan motivasi belajar siswa bukan hanya sekedar
menciptakan suasana keterbukaan tetapi perlu menciptakan nuansa yang
sangat menyenangkan dengan keterampilan komunikasi guru wali kelas
2 Ayu Tri Kartika, Pengaruh Komunikasi Interpersonal Wali Kelas Terhadap Motivasi
Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 12 Palembang, 2017, h.3
3
secara interpersonal. Motivasi belajar siswa tidak lepas dari campur tangan
guru wali kelas yang bertanggung jawab dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya guru wali
kelas tidak akan lepas dalam komunikasi secara interpersonal agar lebih
terjalin suasana nyaman yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Kurangnya perhatian dalam berkomunikasi secara interpersonal dari
guru wali kelas dapat mengurangi hubungan antara guru wali kelas dengan
siswa. Begitu pula guru wali kelas perlu memperhatikan bahasa yang
digunakan ketika berkomunikasi dengan siswanya. Bahasa yang sulit
dipahami akan menimbulkan distorsi. Fenomena ini menarik untuk diteliti
lebih lanjut, komunikasi menjadi topik penting dalam upaya memperbaiki
proses penyelenggaraan pembelajaran di sekolah. Hal ini bisa membuat
kurang efektifnya dalam penyelenggaraan pembelajaran yang diakibatkan
oleh tidak terbukanya komunikasi dan kurangnya perhatian antara guru wali
kelas dengan siswa sehingga kurangnya motivasi belajar siswa.
Pada tahun 2019 tepatnya di daerah Cirebon, terdapat kegiatan
apresiasi kepada 1200 siswa berprestasi dari 20 sekolah didelapan di desa
sekitar pembangkit listrik Cirebon Power, membuat motivasi siswa di
sejumlah sekolah tersebut meningkat. Muhammad Harun, guru Madrasah
Ibtidaiyyah (MI) Addaroib Citemu menuturkan, dampak positif dari
program apresiasi bagi siswa berprestasi dari Cirebon Power sangat terasa.
Menurutnya, motivasi belajar siswanya meningkat, karena berlomba untuk
bisa mendapatkan apresiasi ini. 3 Dengan adanya pemberian apresiasi
kepada siswa dapat menumbuhkan motivasi secara langsung dan
memberikan dampak positif terhadap motivasi siswa.
Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang membuat siswa
menjadi semangat untuk belajar. Tanpa motivasi belajar, siswa tidak akan
3 Beritainspiratif.com, Apresiasi Siswa Berprestasi, Cirebon Power Berhasil Tingkatkan
Motivasi Belajar Siswa, 2019, (https://www.berita inspiratif.com/apresiasi-siswa-berprestasi-
cirebon-power-berhasil-tingkatkan-motivasi-belajar-siswa/) Diakses tanggal 25 September 2019
pukul 17.19 WIB
4
belajar dan akhirnya tidak akan mencapai keberhasilan dalam belajar. 4
Maka, motivasi belajar dalam diri siswa sangat berpengaruh terhadap
kesuksesan siswa untuk mencapai tujuan belajar yang maksimal.
Selain itu, di daerah Kediri ribuan siswa putus sekolah. Sedikitnya
1.755 siswa di Kabupaten Kediri putus sekolah atau tidak menuntaskan
pendidikannya selama tahun ajaran 2010. Penyebabnya bukan masalah
ekonomi semata, lebih dominan karena kurangnya motivasi. Anak-anak
sulit disuruh untuk bersekolah. 5 Maka motivasi belajar dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu motivasi instrinsik (keadaan yang berasal
dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan
belajar) dan motivasi ekstrinsik (keadaan yang datang dari luar individu
siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar).
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia No. 15 Tahun 2018 tentang beban kerja guru, kepala sekolah, dan
pengawas sekolah pasal 1 dinyatakan bahwa: guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.6
Selain dari itu, guru (wali kelas) juga harus memiliki kompetensi
sebagai keprofesionalan yang terdiri dari 4 kompetensi yaitu: Kompetensi
Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial dan Kompetensi
Professional.
Sehubungan dengan ini dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa
sudah menjadi tugas guru wali kelas yang sangat penting. Pembelajaran
akan berlangsung efektif apabila siswa memiliki motivasi dalam belajar.
4 Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2016), h.49 5 Amp.kompas.com, Ribuan siswa putus sekolah, 2010,
(https://amp.kompas.com/nasional/read/2010/10/16/15315761/ribuan.siswa.putus.sekolah) Diakses
tanggal 26 September 2019 pukul 13.44 WIB
6 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 15 Tahun 2018
5
Guru wali kelas harus berupaya secara maksimal agar siswa termotivasi
untuk belajar.
Oleh karena itu motivasi belajar menjadi salah satu kunci
keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi belajar harus
dibangkitkan dalam diri siswa sehingga siswa termotivasi dalam belajar.
Namun, realita yang terjadi tidak semua siswa memiliki motivasi dalam
belajar. Faktor-faktor yang menjadi penyebab kurangnya motivasi belajar
siswa berasal dari internal pribadi siswa sendiri dan orang lain diantaranya
sebagai berikut.
Faktor internal siswa meliputi ; Pertama, kepribadian yang pemalu
sehingga kurang memiliki kepercayaan diri. Kedua, kondisi fisik yang
kurang siap diakibatkan kurangnya istirahat sebelum mengikuti
pembelajaran. Ketiga, kemampuan berfikir siswa kurang mengempuni
dalam mengikuti pembelajaran.
Faktor eksternal siswa biasanya dapat dipengaruhi oleh faktor orang
lain diantaranya. Petama, orang tua biasanya kurangnya perhatian dan kasih
sayang kepada anaknya untuk memantau pendidikan anak sehingga anak
kurang memiliki motivasi dalam belajar. Kedua, teman sejawat, pertemanan
yang tidak mendukung untuk belajar menyebabkan kurangnya motivasi
belajar sehingga anak menjadi malas. Ketiga faktor kemajuan teknologi
yang tidak bisa dipungkiri memang membawa kemudahan pada setiap
aktivitas. Meski demikian, kemajuan teknologi juga bisa membawa dampak
buruk bagi siswa dengan budaya luar yang terselip dalam fasilitas internet.
Program yang tidak mendidik dapat menghipnotis siswa asyik bermain
daripada belajar. Kelima, lingkungan yang kurang baik akan membentuk
siswa menjadi tidak baik, tetapi mayoritas siswa yang sudah terjerumus
dalam lingkungan yang bebas, maka perilaku dan pemikirannya bisa saja
terpengaruhi oleh lingkungan luar saat ini semakin mengkhawatirkan.
Keenam, guru wali kelas diantaranya kurang perhatian terhadap aktivitas
siswa sehingga dapat mengurangi kepercayaan atau motivasi pada diri siswa
dalam kesadarannya bahwa pendidikan merupakan hal penting untuk masa
6
depan akibat dari itu, kurang optimal dalam melakukan pembelajaran,
metode pembelajaran yang membosankan, dan juga komunikasi yang
kurang efektif dalam interaksi belajar mengajar. 7
Dalam hal ini, MTs Al Ihsan Pamulang merupakan salah satu
sekolah unggul, hal ini terbukti dengan akreditasi yang diperolehnya yaitu
grade “A”. Terkait komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh guru wali
kelas terhadap siswa di MTs Al Ihsan Pamulang dalam hal ini ada siswa
yang memiliki motivasi belajar tinggi dan sebagian lagi menunjukkan
motivasi belajar yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari semangat mereka
yang bervariasi dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan observasi pengamatan yang dilakukan di MTs Al Ihsan
Pamulang, pada realitanya keadaan guru wali kelas dan kualitas
pembelajaran tergolong baik, guru wali kelas sudah cukup jelas dalam
penguasaan penyampaian materi, akan tetapi beberapa hal mengenai
komunikasi antara guru wali kelas dengan siswa belum maksimal, terutama
komunikasi wali kelas dengan siswa kelasnya. Sebagian wali kelas masih
kurang dalam berinteraksi dengan siswanya, ketika siswa sedang
mengalami masalah belajar di kelas. Wali kelas terlihat acuh dan
membiarkan siswanya menyelesaikan masalahnya sendiri. Wali kelas
sebagai motivator bagi siswa dan sebagai wali kelas harus bisa menjadi
sahabat bagi siswanya. Kurangnya perhatian wali kelas terhadap siswanya
dapat menyebabkan motivasi belajar siswa menurun dan siswa pasif dalam
belajar, untuk itu diperlukan komunikasi interpersonal wali kelas yang
efektif dengan siswa.
Terkait hal di atas penulis ingin meneliti lebih lanjut pengaruh
komunikasi interpersonal guru wali kelas dengan motivasi belajar siswa.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
7 m.kumparan.com, Lemahnya Motivasi Belajar pada Siswa di sekolah, 2018,
(https://kumparan.com/alsri-nurcahaya/lemahnya-motivasi-belajar-pada-siswa-di-sekolah-
1527306102088/2018/05/29/) Diakses tanggal 27 September 2019 pukul 8.27 WIB
7
“Pengaruh Komunikasi Interpersonal Guru Wali Kelas terhadap
Motivasi Belajar Siswa di MTs Al Ihsan Pamulang”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka dapat di
identifikasi masalah-masalah penelitian sebagai berikut:
1. Kurangnya efektivitas komunikasi interpersonal guru wali kelas
2. Adanya distorsi dalam proses komunikasi interpersonal guru wali kelas.
3. Adanya pengaruh dari teman sejawat siswa
4. Rendahnya faktor internal dan eksternal siswa
5. Rendahnya rasa peduli orang tua terhadap siswa
6. Belum terciptanya lingkungan sekolah yang efektif
C. Pembatasan Masalah
Dari permasalahan-permasalahan yang tercantum pada identifikasi
masalah, penulis melihat perlu adanya pembatasan masalah. Hal ini
dilakukan agar permasalahan tidak menimbulkan kerancuan, maka dalam
penelitian ini difokuskan pada masalah “Pengaruh Komunikasi
Interpersonal Guru Wali Kelas Terhadap Motivasi Belajar Siswa di MTs Al
Ihsan Pamulang”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh antara komunikasi interpersonal guru wali kelas
terhadap motivasi belajar siswa di MTs Al Ihsan Pamulang ?
2. Seberapa besar pengaruh antara komunikasi interpersonal guru wali
kelas terhadap motivasi belajar siswa di MTs Al Ihsan Pamulang ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka tujuan pada
penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
8
1. Untuk menemukan pengaruh positif atau negatif antara komunikasi
interpersonal guru wali kelas dengan motivasi belajar siswa di MTs Al
Ihsan Pamulang.
2. Untuk mengkaji seberapa besar motivasi belajar siswa yang disebabkan
oleh komunikasi interpersonal guru wali kelas.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara teoritis mengembangkan konsep keilmuan
pendidikan khususnya pada program studi manajemen pendidikan yang
mengkaji tentang ilmu komunikasi dan dapat dijadikan bahan kajian
untuk penelitian lain mengenai ilmu komunikasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Manfaat bagi civitas akademika di MTs Al Ihsan Pamulang,
khususnya guru (wali kelas), sebagai bahan masukan dan referensi
untuk memaksimalkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa
melalui komunikasi interpersonal.
b. Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti yaitu dapat dijadikan wawasan
mengenai pentingnya pengelolaan lembaga pendidikan dengan
efektifitas komunikasi.
c. Bagi Pembaca
Manfaat bagi pembaca yaitu untuk menjadi bahan bacaan
serta acuan yang positif dalam memaksimalkan dan meningkatkan
pengetahuan tentang hubungan komunikasi interpersonal guru (wali
kelas) terhadap motivasi belajar siswa.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Komunikasi Interpersonal Wali Kelas
1. Pengertian Komunikasi
Untuk kelangsungan hidup manusia dari hari ke hari tidak
terlepas dari komunikasi. Pada dasarnya komunikasi dapat terjadi
dalam berbagai konteks. Dalam berkomunikasi manusia dapat
mendatangkan hal-hal yang positif, seperti: membentuk saling
pengertian, memupuk persahabatan, memelihara kasih sayang, dan
lain sebagainya. Namun bisa juga menimbulkan hal-hal yang
negatif.
Menurut Simpson dan Weiner dalam Zamroni
mendefinisikan, komunikasi sebagai penanaman (imparting),
penyampaian (conveying), atau penukaran (exchange) ide-ide,
pengetahuan, maupun informasi baik melalui pembicaraan,
tulisan, maupun tanda-tanda.8
Menurut Sihabudin komunikasi diartikan sebagai proses
dinamik transaksional yang mempengaruhi perilaku sumber dan
penerimanya dengan sengaja menyadari (to code) perilaku
mereka untuk menghasilkan pesan yang mereka salurkan lewat
suatu saluran (channel) guna memperoleh sikap atau perilaku
tertentu.9
Dan Roudhonah mengemukakan komunikasi yang
dilakukan hendaknya dengan lambang-lambang atau bahasa yang
8 Muhammad Zamroni, Filsafat Komunikasi : Pengantar Ontologis, Epistemologis,
Aksiologis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), cet. 1, h.5
9Ahmad Sihabudin, Komunikasi Antarbudaya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), cet.1,
h.15
10
mempunyai kesamaan arti antara orang yang memberi pesan
dengan orang yang menerima pesan.10
Dengan uraian pendapat dari beberapa ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses transfer suatu
informasi atau suatu hal dari komunikator kepada komunikan
dengan baik secara sadar ataupun tidak yang mampu
mempengaruhi perilaku seseorang agar memperoleh sikap atau
perilaku tertentu. Agar tujuan dari komunikasi dapat tercapai
maka hendaknya dalam berkomunikasi menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti sehingga tidak terjadi distorsi antara
komunikator dan komunikan, karena mengingat komunikasi
terbagi menjadi beberapa macam diantaranya yaitu komunikasi
massa, komunikasi antar budaya, komunikasi intrapersonal, dan
komunikasi interpersonal.
2. Komunikasi Interpersonal
a. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi antar-pribadi (interpersonal communication)
adalah interaksi antara seorang individu dengan individu lainnya
tempat lambang-lambang pesan secara efektif digunakan,
terutama dalam hal komunikasi antar manusia menggunakan
bahasa.11
Sedangkan menurut Agus komunikasi interpersonal adalah
interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, dimana
pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan
10 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), cet. 1, h. 19
11 Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010),
h.141
11
penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung
pula.12
Hal yang serupa disampaikan oleh Joseph dalam Edi bahwa
komunikasi antarpribadi ini sebagai proses pengiriman dan
penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau di sekelompok
kecil orang, dengan beberapa effect atau umpan balik seketika.13
Dari beberapa pendapat yang sudah diuraikan di atas dapat
disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi
yang terjadi diantara dua orang atau lebih dengan maksud
penyampaian suatu pesan baik secara verbal ataupun non verbal
yang dapat dipahami sehingga diantara satu sama lain mampu
berinteraksi dengan baik.
b. Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal merupakan jenis komunikasi yang
frekuensi terjadinya cukup tinggi dalam kehidupan sehari-hari.14
Ada banyak pandangan para ahli terkait ciri-ciri komunikasi
interpersonal. Berikut ini ciri-ciri komunikasi interpersonal
menurut pandangan para ahli.
Menurut Suranto komunikasi interpersonal memiliki ciri-ciri
sebagai: arus pesan dua arah, suasan formal, umpan balik segera,
peserta komunikasi berada pada jarak yang dekat, dan Peserta
komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan
spontan. Berikut uraiannya :
1) Arus pesan dua arah
Komunikator dan komunikan dapat berganti peran
secara cepat dan spontan. Seorang sumber pesan dapat
12 Agus M Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal, (Yogyakarta:
Kanisius, 2003), cet.5, h. 85
13 Edi Harapan, Syarwani Ahmad, Komunikasi Antarpribadi: Perilaku Insani Dalam
Organisasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), h.4
14 Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011), Cet. 1, h. 14
12
berubah menjadi penerima pesan, begitupun sebaliknya.
Arus pesan dua arah ini berlangsung secara berkelanjutan.
2) Suasana nonformal
Komunikasi interpersonal biasanya terjadi dalam
suasana nonformal. Apabila komunikasi itu berlangsung
di sebuah instansi, maka para pelaku komunikasi tidak
secara kaku berpegang pada herarki jabatan dan prosedur
birokrasi, namun lebih memilih pendekatan secara
individu yang bersifat pertemanan.
3) Umpan balik segera
Komunikasi interpersonal biasanya terjadi secara
tatap muka, maka dari itu umpan balik dapat diketahui
dengan cepat.
4) Peserta komunikasi berada pada jarak yang dekat
Komunikasi interpersonal merupakan metode
komunikasi antarindividu yang menuntut agar peserta
komunikasi berada dalam jarak yang dekat, baik jarak
dalam arti fisik maupun psikologis.
5) Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara
simultan dan spontan, baik secara verbal maupun
nonverbal
Peserta komunikasi berupaya saling meyakinkan,
dengan mengoptimalkan penggunaan pesan verbal
maupun nonverbal secara bersamaan, saling mengisi,
saling memperkuat sesuai tujuan komunikasi.
Sejalannya dengan uraian di atas, dapat penulis
simpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan
proses sosial yang mana bagian yang ada di dalamnya
saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam proses
komunikasi interpersonal tentu ada komunikator dan
komunikan yang saling bertukar peran dengan segera dan
13
umpan baliknya dapat langsung diketahui baik secara
verbal maupun nonverbal.
c. Tipe Komunikasi
Perbedaan pandangan tidak hanya terjadi pada definisi
komunikasi, namun juga pada klarifikasi tipe atau bentuk
komunikasi. Karena, para pakar mengklarifikasi berdasrkan
pengalaman dan latar belakang keilmuan. Berikut uraiannya:15
1) Kelompok sarjana komunikasi amerika dalam
karyanya human communication membagi
komunikasi atas lima macam bentuk komunikasi antar
pribadi (intrapersonal communication), komunikasi
kelompok kecil (small group communication),
komunikasi organisasi (organizational
communication), komunikasi massa (mass
communication) dan komunikasi public (public
communication).
2) Joseph A. DeVito, seorang profesor komunikasi di
City University of New York dalam karyanya
communicology membagi komunikasi atas empat
macam, yaitu komunikasi antar pribadi, komunikasi
kelompok kecil, komunikasi public dan komunikasi
massa.
3) R. Wayne Pace dengan teman-temannya dari Brigham
Young University dalam bukunya Techiques For
Effective Communication membagi komunikasi atas
tiga macam, yaitu komunikasi dengan diri sendiri,
komunikasi antarpribadi dan komunikasi public.
15 Loc.Cit, Zahruddin, Peningkatan Kemampuan Komunikasi Guru Dalam Rangka
Menciptakan Professional Learning, Prosiding Seminar Nasional tentang Professional Learning
untuk Indonesia Emas, Ciputat: Mei 2015. Hal 534-545.
14
4) Beberapa sarjana komunikasi aliran eropa hanya
membagi komunikasi atas dua macam, yaitu
komunikasi atar pribadi dan komunikasi massa.
d. Tujuan Komunikasi Interpersonal
Setiap proses komunikasi tentu memiliki tujuan tertentu
yang ingin dicapai. Dalam hal ini Arni Muhammad
mengemukakan tujuan komunikasi interpersonal sebagai berikut:
1) Menemukan diri sendiri
Dimaksud bahwa dengan melakukan komunikasi
interpersonal bersama orang lain, kita belajar banyak sekali
tentang diri kita maupun tentang orang lain. Melalui
komunikasi ini kita juga belajar bagaimana kita menghadapi
yang lain.
2) Menemukan dunia luar
Apabila sudah memahami lebih banyak tentang diri sendiri
dan orang lain, dunia objek, kejadian-kejadian orang lain.
Banyak informasi yang diketahui datang dari komunikasi
interpersonal. Waktu yang digunakan dalam komunikasi
interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga
hubungan sosial dengan orang lain. Hubungan yang demikian
membantu mengurangi kesepian dan depresi, menjadikan
sanggup saling berbagi, kesenangan dan umumnya akan merasa
lebih positif tentang diri sendiri.
3) Berubah sikap dan tingkah laku
Dengan hubungan komunikasi interpersonal dapat
mengubah sikap dan tingkah laku, seperti berpikir dalam cara
tertentu dan percaya bahwa sesuatu benar atau salah.
4) Untuk bermain dan kesenangan
Berbicara dengan teman mengenai aktivitas pada waktu
akhir pekan, berdiskusi, bercerita lucu merupakan pembicaraan
15
untuk menghabiskan waktu. Kegiatan ini memang tidak berarti
tetapi memnpunyai tujuan yang penting.
5) Untuk membantu
Interaksi interpersonal berfungsi membantu orang lain.
Banyak ahli-ahli kejiwaan ahli psikologis klinis dan terapi
menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan
profesional mereka untuk mengarahkan kliennya.16
Dari kelima tujuan tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk
meningkatkan hubungan sosial yang lebih baik dengan
lingkungan sekitar.
Menurut Devito yang dikutip oleh Ade Ifroh ada 3 tujuan
komunikasi interpersonal yaitu :
1) Mendapat rangsangan
Manusia membutuhkan stimulasi, bila tidak, manusia akan
mengalami kemunduran dan bisa mati. Kontak antarmanusia
merupakan salah satu cara terbaik unttk mendapatkan stimulasi
ini.
2) Mendapatkan pengetahuan diri
Sebagian besar melalui kontak dengan sesama manusia kita
belajar mengenai diri kita sendiri. Persepsi diri kita sangat
dipengaruhi oleh apa yang kita yakini dan dipikirkan orang
tentang kita.
3) Memaksimalkan kesenangan, meminimalkan penderitaan
Alasan paling umum untuk membina hubungan dan alasan
yang dapat mencakup semua alasan lainnya, yaitu kita berusaha
16 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 165-
167
16
berhubungan dengan manusia lain untuk memaksimalkan
kesenangan kita dan meminimalkan penderitaan.17
Dari ketiga tujuan tersebut, dapat dilihat bahwa komunikasi
interpersonal diperlukannya suatu hubungan demi tercapainya
harmonisasi.
3. Wali Kelas
a. Pengertian Wali Kelas
Pendidikan dalam kehidupan manusia sejak zaman dahulu
hingga saat ini merupakan sebuah kebutuhan yang sangat penting.
Kebutuhan akan pendidikan sudah tidak dapat kita pungkiri lagi,
mengingat manusia adalah makhluk yang selalu berkembang dan
beradaptasi. Salah satu cara manusia beradaptasi adalah dengan cara
belajar. Belajar dalam hal ini ialah dimaksudkan belajar di dalam
suatu lembaga pendidikan. Di dalam lembaga pendidikan yang
kemudian disebut sekolah terdapat banyak unsur atau pihak yang
terlibat. Pihak yang terlibat dalam sekolah terdiri dari kepala sekolah,
guru, siswa, tenaga kependidikan, dan warga sekolah.
Guru di dalam sekolah memiliki posisi yang sentral. Di dalam
sekolah guru diposisikan sebagai seseorang yang harus mampu
mendidik siswa sesuai tujuan pendidikan. Guru merupakan sebuah
profesi yang memerlukan keahlian khusus. Profesi ini tidak dapat
dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk
mengerjakannya. Profesi guru tentu memerlukan syarat-syarat
khusus, apalagi sebagai guru profesional yang harus menguasai seluk
beluk pendidikan dan pembelajaran dengan berbagai ilmu
pengetahuan. Profesi ini juga memerlukan pembinaan agar senantiasa
17 Ade Ifroh Qolbi, Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal dengan Iklim
Organisasi di SDN 034 Samarinda, Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman, 2013,
h.29
17
guru dapat terus berada pada jalur keprofesionalitasannya. Berikut ini
pengertian guru menurut para ahli :
Guru merupakan pewaris nabi. Karena inti dari tugas guru ialah
menyelamatkan masyarakat dari kebodohan, sifat, serta perilaku
buruk yang menghancurkan masa depan mereka. Sebagai pewaris
nabi, guru harus memaknai profesinya sebagai amanat Allah untuk
mengabdi kepada sesama dan berusaha melengkapi dirinya dengan
empat sifat utama para nabi, yaitu sidiq (benar), amanah (dapat
dipercaya), tabligh (mengajarkan semuanya sampai tuntas), dan
fathanah (cerdas). Apabila keempat sifat tersebut sudah tertanamkan
pada diri seorang guru maka dapat dipastikan profesi guru dapat
dijalankan secara profesional.18
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan menengah. Orang yang disebut guru
adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program
pembelajaran, serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa
dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan
sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.19
Guru adalah ujung tombak dalam proses belajar mengajar.
Karena gurulah yang berinteraksi secara langsung dengan siswa di
dalam kelas. Sekolah sebagai lembaga pendidikan membutuhkan
guru yang tidak hanya berfungsi sebagai pengajar, tetapi juga
pendidik.20
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat menyimpulkan bahwa
guru adalah sebuah profesi yang memerlukan keterampilan khusus
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
18 Imam Suraji, Dinamika Profesi Guru: Citra, Harapan, dan Tantangan, Jurnal Cakrawala
Pendidikan, Vol.1, 2008, h.33 19 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, &
Kompetensi Guru, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2016), h.24
20 Pupuh Fathurrohman, Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika Aditama,
2012), h.13
18
tugas utamanya tidak hanya sebatas mengajar tetapi juga mendidik,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan formal.
b. Peranan Wali Kelas
Masih ada sebagian orang yang berasumsi bahwa peranan guru
hanya sebatas mendidik dan mengajar. Padahal bila dipelajari lebih
lanjut, tentu peranan guru lebih dari itu. Berikut peranan guru
menurut para ahli:
Menurut Jamil, dalam hubungannya dengan aktivitas
pembelajaran dan administrasi pendidikan, guru berperan sebagai
berikut:
1) Pengambil inisiatif, pengarah, dan penilai pendidikan.
2) Wakil masyarakat di sekolah, artinya guru berperan sebagai
pembawa suara dan kepentingan masyarakat dalam pendidikan.
3) Seorang pakar dalam bidangnya, yaitu menguasai bahan yang
harus diajarkannya.
4) Penegak disiplin, yaitu guru harus menjaga agar para siswa
melaksanakan disiplin.
5) Pelaksana administrasi pendidikan, yaitu guru bertanggung
jawab agar pendidikan dapat berlangsung dengan baik.
6) Pemimpin generasi muda, artinya guru bertanggung jawab untuk
mengarahkan perkembangan siswa sebagai generasi muda yang
akan menjadi pewaris masa depan.
7) Penerjemah kepada masyarakat, yaitu guru berperan untuk
menyampaikan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dann
teknologi kepada masyarakat.21
Sedangkan menurut Rusman peranan guru yang paling dominan
ialah sebagai berikut : 1) Guru sebagai demonstrator 2) Guru
sebagai pengelola kelas 3) Guru sebagai mediator dan fasilitator 4)
Guru sebagai evaluator 5) Guru sebagai pengembang kurikulum di
sekolah22
21 Jamil Suprihatiningrum, op. Cit., h.28 22 Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2016), h.62-65
19
Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Adams & Dickley yang
penulis kutip dari buku cetakan Departemen Agama Direktorat
Jenderal Kelembagaan Islam, bahwa peran guru sesungguhnya
sangat luas, meliputi:
1) Guru sebagai pengajar
Guru bertugas memberikan pengajaran di sekolah. Hal ini
dimaksudkan agar terjadi perubahan sikap, keterampilan,
kebiasaan, hubungan sosial, apresiasi, dan lain sebagainya
melalui pengajaran yang diberikannya.
2) Guru sebagai pembimbing
Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada peserta
didik agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri,
memecahkan masalahnya sendiri, mengenal diri sendiri, dan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
3) Guru sebagai pemimpin
Seorang guru memiliki kewajiban untuk mengadakan
supervisi atas kegiatan belajar mengajar, membuat rencana
pengajaran, melaksanakan manajemen kelas, mengatur disiplin
kelas. Selain itu guru juga harus memiliki jiwa kepemimpinan
yang baik, seperti hubungan sosial, kemampuan berkomunikasi,
ketenagaan, ketabahan, humor, tegas, dan bijaksana.
4) Guru sebagai ilmuwan
Guru dipandang sebagai seorang yang paling
berpengetahuan, ia tak hanya berkewajiban menyampaikan
pengetahuan yang dimilikinya, tetapi juga berkewajiban
mengembangkan pengetahuannya dan terus menerus memupuk
pengetahuan yang dimilikinya. Guru juga harus mengikuti
perkembangan teknologi yang kian berkembang dengan pesat.
5) Guru sebagai pribadi
Sebagai pribadi setiap guru harus memiliki sifat-sifat yang
disenangi oleh peserta didiknya, orang tua, dan oleh masyarakat.
Tegasnya setiap guru perlu memiliki sifat-sifat pribadi, baik
untuk kepentingan jabatan maupun untuk kepentingan dirinya
sendiri sebagai warga negara.
6) Guru sebagai penghubung
Sekolah berdiri diantara dua hal, yakni disatu pihak memiliki
tugas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
kebudayaan, dipihak lain sekolah juga memiliki tugas untuk
20
menampung aspirasi, masalah, kebutuhan, minat dan tuntutan
masyarakat.
7) Guru sebagai pembaharu
Seiring berkembangnya zaman ilmu dan teknologi juga semakin
berkembang. Oleh sebab itu guru wajib menyampaikan
pembaharuan kepada peserta didiknya agar jiwa pembaharu
tertanam pada diri peserta didik.
8) Guru sebagai pembangunan
Sekolah turut serta memperbaiki masyarakat dengan jalan
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat
dan dengan turut melakukan kegiatan-kegiatan pembangunan
yang sedang dilaksanakan oleh masyarakat itu.23
Berdasarkan pendapat dari para ahli yang sudah penulis
paparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa peranan guru ialah
sebagai sosok panutan yang mampu mengubah aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik siswa. Dalam hal ini guru perlu
membimbing dan membina siswa agar senantiasa perubahan yang
terjadi pada diri siswa ialah perubahan menuju arah yang lebih baik.
4. Komunikasi Interpersonal Wali Kelas
Guru bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan
pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan
lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.
Guru harus memiliki keterampilan memimpin dan ilmu untuk
menyatukan semua pemangku kepentingan dalam mencapai tujuan
pendidikan.
Komunikasi yang efektif adalah pertukaran informasi, ide, perasaan
yang menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan
baik antara pemberi pesan dan penerima pesan. Komunikasi efektif juga
menghubungkan guru dengan siswa, dan komunikasi yang baik sangat
penting dalam mencapai tujuan-tujuan sekolah.
23 Departemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam, Wawasan Tugas Guru dan
Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam,
2005), h. 72-76
21
Menurut Richmon et.al, interaksi guru dan siswa di kelas adalah
komunikasi pembelajaran. Membelajarkan bererti menbangun
komunikasi yang efektif kepada siswa. Oleh sebab itu, penting untuk
diinsyafi oleh para guru, bahwa guru yang baik adalah guru yang
memahami bahwa komunikasi dan pembelajaran adalah dua hal yang
saling bergantung, yang lebih mementingkan apa yang siswa sudah
pelajari daripada apa yang sudah diajarkannya, dan yang terus menerus
memilih dan menentukan apa yang harus dikomunikasikan dan
bagaimana cara mengkomunikasikannya.24
Sedangkan menurut Joseph dalam Miftah dijelaskan bahwa
komunikasi tidak jauh berbeda dengan bentuk perilaku orang-orang,
adakalanya efektif dan adakalanya tidak efektif.25
Lima hal komunikasi interpersonal yang efektif yaitu
keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan, dan kesamaan. Berikut
uraian terkait lima hal komunikasi interpersonal yang efektif :
a. Keterbukaan
Keterbukaan dalam berkomunikasi diharapkan masing-masing orang
tidak tertutup dalam menerima informasi dan berkeinginan untuk
menyampaikan informasi dari dirinya bahkan juga informasi mengenai
dirinya kalau dipandang relevan dalam rangka pembicaraan antarpribadi
dengan lawan bicaranya.
b. Empati
Empati dalam berkomunikasi dimaksudkan untuk merasakan
sebagaimana yang dirasakan oleh orang lain suatu perasaan bersama
24 Yosal Iriantara, Usep Syaripudin, Komunikasi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013) Cet. 1, h. 73-74 25 Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2008), Ed. 1, h. 191
22
perasaan orang lain yakni, mencoba merasakan dalam cara yang sama
dengan perasaan orang lain.
c. Dukungan
Dukungan dalam berkomunikasi dimaksudkan untuk memberikan
dorongan, motivasi, atau semangat serta nasehat kepada orang lain yang
sedang di dalam situasi membuat keputusan.
d. Kepositifan
Positif dalam berkomunikasi dimaksudkan untuk mempengaruhi diri
sendiri agar bersikap positif sehingga komunikasi yang disampaikan
kepada orang lain juga akan diterima dengan positif.
e. Kesamaan
Kesamaan dalam berkomunikasi sangat penting karena dapat membuat
komunikasi berjalan dengan efektif antara yang menyampaikan pesan
dengan yang menerima pesan. 26
Menurut Arni Muhammad hubungan komunikasi
interpersonal akan terjadi secara efektif apabila kedua pihak
memenuhi kondisi berikut :
a. Bertemu satu sama lain secara personal
b. Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi
yang dapat dipahami satu sama lain secara berarti
c. Menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa menilai
atau keberatan
d. Menghayati pengalaman satu sama lain dengan sungguh-sungguh,
bersikap menerima dan empati satu sama lain
e. Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang
mendukung dan mengurangi kecenderungan gangguan arti
f. Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat
perasaan aman terhadap yang lain.27
26 Ibid, h.191-194 27 Arni Muhammad, op. cit., h. 176
23
Berdasarkan kajian teori tentang komunikasi interpersonal
guru dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal guru
adalah pertukaran suatu informasi, gagasan, ide, dan perasaan antara
guru dengan siswa yang menghasilkan perubahan sikap atau tingkah
laku sehingga terjadi hubungan yang baik. Komunikasi
interpersonal guru yang efektif mempersyaratkan adanya
keterbukaan, empati, kepositifan, dan kesamaan yang menghasilkan
siswa termotivasi dalam belajarnya serta menghasilkan perubahan
sikap sehingga terjalin sebuah hubungan yang baik antara guru
dengan siswa.
B. Motivasi Belajar Siswa
1. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Berdasarkan pendapat para ahli mengatakan, kata “motif”
menujuk mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. “Motif”, diartikan
sebagai energi daya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Berawal dari kata “motif”, maka motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak atau pendorong yang telah menjadi aktif.
Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama ketika
kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan ataupun
mendesak.
Dengan demikan terdapat banyak pengertian terkait
motivasi. Berikut beberapa pengertian motivasi menurut para ahli :
Menurut Robert Heller menyatakan bahwa motivasi adalah
keinginan untuk bertindak. Setiap orang dapat termotivasi oleh
beberapa kekuatan yang berbeda.28 Menurut Greenberg dan Baron
dalam Wibowo, dijelaskan bahwa motivasi merupakan serangkaian
proses yang membangkitkan (arouse), mengarahkan (direct), dan
28 Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), cet.2, h.109-110
24
menjaga (maintain) perilaku manusia menuju pada pencapaian
tujuan.29
Kemudian Suparyadi memaparkan bahwa motivasi adalah
dorongan yang disebabkan oleh suatu kebutuhan (karsa) yang
menggerakkan dan mengarahkan perilaku individu guna mencapai
tujuan atau insentif tertentu.30
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. 31 Dari
pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga
elemen penting.
1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy
pada setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan
membawa beberapa perubahan energy di dalam sistem
“neurophysiological” yang ada pada organisme manusia.
Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun
motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya
akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/ “feeling”, afeksi
seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-
persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan
tingkah-laku manusia.
3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi
dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi,
yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia,
tetapi kemunculannya karena teransang/terdorong oleh adanya
29 Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), cet.10, h.322 30 Suparyadi, Manajemen Sumber Daya Manusia – Menciptakan Keunggulan Bersaing
Berbasis Kompetensi SDM, (Yogyakarta: Andi, 2015), h.417 31Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h.73
25
unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan
menyangkut soal kebutuhan.
Menurut Eysenck dan kawan-kawan dalam buku belajar dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya merumuskan motivasi sebagai
suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, instensitas,
konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan
konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti
minat, konsep diri, sikap dan sebagainya.32
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah sebuah keinginan yang memunculkan dorongan
untuk membangkitkan dan mengarahkan perilaku manusia
melakukan sesuatu untuk mecapai tujuan tertentu. Motivasi
merupakan salah satu strategi guru/walikelas agar siswa mau belajar
sesuai dengan apa yang diharapkan untuk mencapai tujuan belajar.
Dan memberikan motivasi merupakan salah satu tanggung jawab
dari seorang guru/walikelas.
b. Teori Motivasi
Banyak pandangan dan pendapat para ahli yang memaparkan
tentang teori motivasi. Berikut penulis rangkum terkait teori
motivasi yang dikemukakan oleh Wilson dalam bukunya.
1) Teori Hierarki Kebutuhan
Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Abraham Maslow,
bahkan ada yang mengatakan bahwa teori ini ialah teori yang
paling populer dibandingkan dengan teori-teori yang lain. Teori
ini memaparkan bahwa setiap individu pasti memiliki kebutuhan
yang berbeda untuk dipenuhi. Oleh karena itu, Maslow membagi
kebutuhan menjadi 5 tingkatan, mulai dari kebutuhan yang
32 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), cet.5, h.170
26
paling rendah/mendasar sampai dengan kebutuhan yang paling
tinggi.
Sumber : Suparyadi, Manajemen Sumber Daya Manusia
Gambar 2.1
Teori Hierarki Kebutuhan (Abraham Maslow)
Berdasarkan gambar di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
a) Kebutuhan fisiologis, seperti kebutuhan makan, minum,
bernafas, seksual dan lain-lain.
b) Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan perlindungan dari
bahaya, pertentangan, ancaman dan lain sebagainya yang
sifatnya negatif. Rasa aman ini tidak hanya perihal fisik,
tetapi juga perihal psikologikal dan intelektual.
c) Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk berinteraksi
dengan individu lain.
d) Kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan akan rasa pengakuan,
dihormati dan dihargai dengan yang lainnya.
e) Kebutuhan aktualisasi diri, seperti kebutuhan untuk
berpendapat, menggunakan dan mengasah skill, memberikan
penilaian terhadap suatu hal.
Aktualisasi
diri
Harga diri
Sosial
Rasa aman
Fisiologis
27
Dalam teori ini menganut bahwa seseorang tidak akan
mempengaruhi kebutuhan yang lebih tinggi apabila kebutuhan
yang lebih rendahnya belum terpenuhi.
2) Teori Dua Faktor
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Frederick
Herzberg. Berdasarkan hasil penelitiannya, Herzberg membagi
dua faktor yang mempegaruhi kerja seseorang dalam sebuah
organisasi. Berikut uraian kedua faktor tersebut :
a) Faktor kepuasan, yaitu faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kepuasan bagi pekerja, seperti penghargaan,
prestasi, tanggung jawab, dan lain-lain. Faktor ini tidak
menimbulkan ketidakpuasan kerja apabila tidak terpenuhi.
Faktor kepuasaan disebut motivasi intrinsik.
b) Faktor ketidakpuasan, yaitu faktor-faktor yang apabila tidak
terpenuhi bukan penyebab kepuasan kerja namun hanya
mengurangi ketidakpuasan kerja saja. Faktor ketidakpuasan
ini disebut motivasi ekstrinsik.
3) Teori X dan Y
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Douglas
McGregor. Dalam hal ini pandangan negatif disebut dengan
teori X dan pandangan positif disebut dengan teori Y.
Menurut teori X, ada empat asumsi yang dipegang manajer,
yaitu :
a) Karyawan tidak menyukai pekerjaan, dan bila
dimungkinkan, akan mencoba menghindarinya.
b) Karena karyawan tidak menyukai pekerjaannya, mereka
harus dipaksa, diawasi, atau diancam dengan hukuman untuk
mencapai tujuan.
c) Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
d) Kurang berambisi dan hanya sekedar formalitas belaka.
28
Sedangkan menurut teori Y yaitu :
a) Karyawan akan menganggap bahwa pekerjaan adalah
kegiatan yang alami, yang sama halnya dengan istirahat atau
bermain.
b) Orang-orang akan melakukan pengarahan dan pengawasan
diri bila mereka komitmen pada sasaran.
c) Kebanyakan individu dapat belajar untuk menerima, bahkan
mengusahakan, dan bertanggung jawab.
d) Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif menyebar
luas ke semua orang dan tidak hanya milik mereka yang
berada dalam posisi manajemen.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa teori X lebih
mendominasi kebutuhan rendah dan teori Y mendominasi
kebutuhan tinggi.
4) Teori ERG
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Clayton Alderfer
yang melanjutkan teori hierarki kebutuhan. Alderfer
melanjutkan teori hierarki kebutuhan yang dihubungkan secara
lebih dekat dengan hasil penelitian empiris, sehingga hasilnya
mendekati pada kenyataan sebenarnya.
Teori ini membagi tiga kelompok kebutuhan manusia, yaitu:
a) Eksistensi
Kelompok ini memperhatikan pada pemberian
persyaratan keberadaan material dasar individu. Bila
dihubungkan dengan teori hierarki kebutuhan, komponen ini
sama dengan kebutuhan fisiologis dan rasa aman.
b) Hubungan
Rasa ingin memiliki hubungan dengan individu lain.
Hasrat sosial sehingga menuntut untuk berinteaksi dengan
29
individu lain, dan hasrat ini bila dihubungkan dengan teori
hierarki kebutuhan adalah kebutuhan sosial dan harga diri.
c) Pertumbuhan
Hal ini mengacu pada perkembangan individu, yang
mana apabila dihubungkan dengan teori hierarki kebutuhan
sama dengan kebutuhan aktualisasi diri. 33
5) Teori Keadilan
Secara terperinci teori keadilan yang dimaksud ialah sebagai
berikut:
a) Individu membandingkan massukan dan keluaran pekerjaan
mereka dengan masukan/keluaran orang lain, kemudian
berespon untuk menghapuskan setiap ketidakadilan.
b) Teori keadilan mengenali bahwa individu tidak hanya peduli
akan jumlah mutlak ganjaran untuk upaya mereka, tetapi
juga akan menghubungkan jumlah yang ia terima dengan apa
yang orang lain terima.34
6) Teori Pengharapan
Teori pengharapan pertama kali dikemukakan oleh Victor
Vroom yang mengatakan bahwa motivasi seseorang mengarah
pada suatu tindakan yang berganntung pada kekuatan
pengharapan. Teori ini mengasumsikan bahwa seseorang akan
termotivasi melakukan suatu hal dalam mencapai tujuan apabila
mereka yakin bahwa tingkah laku mereka mengarah pada
pencapaian tujuan tersebut.
7) Teori Penguatan
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh B.F. Skinner.
Beliau mengasumsikan bahwa tingkah laku di masa lampau
33 Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Erlangga, 2012), h.316-
327 34 Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen
Pegawai Negeri Sipil, (Bandung: PT Refika Aditama, 201
1), h.237
30
mempengaruhi tingkah laku di masa yang akan datang. Teori
penguatan ini berkaitan dengan pemberian hadiah (reward). Hal
ini menandakan bahwa penguatan (reinforcement) adalah
pengulangan pekerjaan karena mendapat hadiah.
8) Teori McClelland
Dalam teori ini motivasi diklasifikasikan menjadi tiga
bagian. Berikut ini uraiannya :
a) Motivasi berprestasi, seseorang akan termotivasi apabila
pekerjaannya dapat memberikan prestasi pada dirinya.
b) Motivasi berkuasa, seseorang akan termotivasi apabila
pekerjaannya dapat memberikan kuasa atau mempengaruhi
orang lain.
c) Motivasi berafiliasi, mencermikan pada keinginan seseorang
untuk menciptakan, memelihara, dan menghubungkan
dengan suasana kebatinan dan perasaan saling
menyenangkan satu sama lain.
9) Teori Porter-Lawler
Teori ini menunjukkan bahwa upaya bergantung pada
penghargaan yang diperoleh ditambah dengan penghargaan
yang mereka rasakan. Hal-hal yang dipandang orang sebagai
penghargaan yang layak diterima akan mempengaruhi kepuasan
kerja. Sebab itu prestasi kerja dipengaruhi oleh persepsi atas
penghargaan yang diterima.
c. Fungsi Motivasi
Motivasi yang ada pada diri seseorang perlu akan adanya
peningkatan. Tanpa adanya motivasi seseorang tidak akan mampu
mencapai tujuan yang diinginkan. Begitu pun dengan siswa yang
belajar, motivasi sangatlah diperlukan. Siswa yang memiliki
motivasi akan selalu berusaha menyelesaikan tugasnya dengan tepat
waktu dan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Berikut
adalah fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik yakni:
31
1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa
motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.
2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan
perbuatan pencapaian tujuan yang diinginkan.
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebegai
mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan
cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.35
Senada dengan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
motivasi yaitu sebagai penggerak yang mendorong siswa untuk
belajar yang telah menjadi tugasnya, mengarahkan perilaku
serta perbuatan sesuai dengan rangkaian tujuan yang telah
dirumuskan, dengan memilih perbuatan juga menyisihkan
kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat dalam penyelesaian
tugas belajar.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi dalam diri
seseorang maupun dari luar diri seseorang. Berikut adalah faktor-
faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu:
1) Faktor Intern
Faktor dari dalam diri peserta didik itu sendiri merupakan faktor
yang paling besar dalam menentukan motivasi belajar
diantaranya sebagai berikut:36
Sifat, Kebiasaan, dan Kecerdasan
Berbagai karakter peserta didik tersebut sangat dipengaruhi
oleh sifat, kebiasaan, dan kecerdasan mereka masing-
masing. Peserta didik yang mempunyai tingkat kecerdasan
rata-rata atas atau tinggi, biasanya akan memiliki motivasi
belajar yang tinggi pula. Namun sebaliknya, peserta didik
yang mempunyai tingkat kecerdasan rata-rata bawah atau
35 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h.161 36 Erwin Widiasworo, 19 Kiat Sukses Membangkitkan Motivasi Belajar Peserta Didik,
(Jogjakarta:Ar-ruzz Media, 2015), cet 1, h.29-38
32
bahkan rendah, biasanya mempunyai motivasi belajar yang
rendah pula.
Kondisi Fisik dan psikologis
Selain kecerdasan, hal lain yang juga berpengaruh terhadap
motivasi peserta didik adalah kondisi fisik dan psikologis.
Kondisi fisik dalam hal ini meliputi postur tubuh, kondisi
kesehatan, dan penampilan. Kondisi fisik akan berpengaruh
pada psikologis peserta didik.
2) Faktor Ekstern
Faktor yang tidak kalah penting pengaruhnya pada motivasi
belajar peserta didik adalah faktor ekstern. Faktor ekstern adalah
faktor yang berasal dari luar. Beberapa faktor luar yang
berpengaruh pada motivasi belajar peserta didik adalah sebagai
berikut.
a) Guru
Guru merupakan sosok yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar peserta didik. Guru yang professional
akan mampu menciptakan pembelajaran yang memotivasi
peserta didik untuk menjawab rasa ingin tahu mereka dan
mengantarnya pada penguasaan kompetensi tertentu. Oleh
karena itu, guru merupakan faktor penentu peserta didik
dalam meraih keberhasilan pendidikannya.
b) Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar juga sangat besar pengaruhnya pada
motivasi belajar peserta didik. Lingkungan belajar yang
kondusif akan mendorong peserta didik untuk selalu
termotivasi dalam belajar. Namun sebaliknya, lingkungan
belajar yang tidak kondusif akan menimbulkan peserta didik
malas dalam belajar.
c) Sarana Prasarana
33
Tidak dapat dimungkiri bahwa ketersediaan sarana prasarana
di sekolah akan memengaruhi motivasi belajar peserta didik.
Sekolah yang memiliki sarana prasarana memadai akan
mendorong peserta didik untuk selalu termotivasi dalam
belajar. Peserta didik akan merasa senang dan lebih mudah
mempelajari materi pelajaran karena berbagai sarana dan
prasarana yang mendukung setiap kegiatan pembelajaran,
tersedia dengan baik.
d) Orangtua
Sikap orangtua yang selalu memerhatikan kemajuan belajar
anaknya, akan mendorong anak untuk lebih semangat dalam
belajar. Perhatian dan peran orangtua memang sangat
dibutuhkan oleh peserta didik. Apalagi jika peserta didik
masih tergolong anak-anak dan remaja. Sebab, dalam usia
ini, mereka belum mampu mandiri dalam segala hal,
termasuk dalam hal belajar.
Sejalan dengan uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa yang mempengaruhi siswa dalam belajar ada dua
faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Dalam
faktor internal yang mempengaruhi siswa ada pada sifat,
kebiasaan dan kecerdasan dari siswa sendiri dalam belajar.
Karena, siswa dengan keberagaman dan perbedaan sifat,
kebiasaan dan kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing
siswa menjadi faktor internal bagi siswa tersebut dalam
memotivasi dalam belajar. Selanjutnya yaitu dari faktor
eksternal yakni beberapa yang mempengaruhi siswa dalam
belajar diantaranya, guru, lingkungan, sarana prasarana dan
orang tua. Guru yang bisa saja dalam belajar dan
mengajarnya seiring berjalanya keadaan dalam kelas kurang
memerhatikan terhadap kompetensi yang dimiliki guru
tersebut. Lingkungan yang rentan sekali mempengaruhi pada
34
motivasi belajar siswa. Sarana prasarana yang kurang
mendukung mengakibatkan siswa menjadi kurang
semangatnya dalam belajar serta orang tua yang mungkin
kurang memahami keinginan dan kebutuhan anaknya dalam
menjadi siswa disekolah.
2. Belajar
a. Pengertian Belajar
Dalam memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar
terutama belajar di sekolah, perlu adanya rumusan secara jelas
terkait pengertian belajar. Pengertian belajar sudah banyak sekali
dikemukakan dan dipaparkan oleh para ahli psikologi termasuk
didalamnya adalah para ahli psikologi pendidikan. Pengertian
belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”.37
Thorndike dalam buku belajar dan pembelajaran
menyatakan bahwa salah satu aspek yang paling mengesankan dari
diri manusia adalah kemampuannya untuk belajar, karena dengan itu
ia dapat mengubah dirinya sendiri.38
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu
melalui interaksi dengan lingkungan.39
Maka dari pengertian belajar yang dipaparkan oleh beberapa
para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk merubah tingkah laku
37 Slameto, Op.Cit., h.2 38 Ni Nyoman Parwati, I Putu Pasek Suryawan, Ratih Ayu Aspari, Belajar dan
Pembelajaran, (Depok:PT RajaGrafindo Persada,2018), Cet.1, h,1 39 Oemar Hamalik, Op.Cit., h.27
35
secara keseluruhan dengan baru melalui pengalamannya dalam
interaksi dengan lingkungan.
b. Teori Belajar
Dalam belajar sebetulnya terdapat berbagai banyak teori
belajar missal diantaranya Teori Gesalt, teori ini dikemukakan uleh
Koffka dan Kohler dari Jerman, yang sekarang menjadi tenar di
seluruh dunia. Hukum yang berlaku pada pengamatan adalah sama
dengan hukum dalam belajar yaitu:
1) Gesalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur-
unsurnya,
2) Gesalt timbul lebih dahulu daripada bagian-bagiannya.
Jadi, dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian
pertama yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan
problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-
hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight.
Sifat-sifat belajar dengan insight ialah:
a) Insight tergantung dari kemampuan dasar
b) Insight tergantung dari pengalaman masa lampau yang
relevan
c) Insight hanya timbul apabila situasi belajar diatur
sedemikian rupa, sehingga segala aspek yang perlu dapat
diamati
d) Insight adalah hal yang harus dicari, tidak dapat jatuh
dari langit
e) Belajar dengan insight dapat diulangi
f) Insight sekali didapat dapat digunakan untuk
menghadapi situasi-situasi yang baru.
36
Teori J. Bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku
seseorang tetapi mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian
rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah.
Teori R. Gagne terhadap masalah belajar, Gagne
memberikan dua definisi, yaitu:
1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi
dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan
tingkah laku;
2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang diperoleh dari intruksi.
c. Jenis-jenis Belajar
Menurut Gagne yang dikutip oleh Sukmadinata menjelaskan
jenis-jenis pembelajaran menjadi delapan jenis mulai dari yang
sederhana sampai yang kompleks diantaranya:40
1) Belajar tanda atau signal lerning
Individu belajar mengenal dan memberi respons kepada
tanda-tanda
2) Belajar perangsang jawaban atau stimulu respon
learning
Belajar ini merupakan upaya membentuk hubungan
antara perangsang dengan jawaban, umpamanya:
menjawab pertanyaan yang diberikan guru
3) Rantai perbuatan atau chaining
Individu belajar melakukan suatu rentetan kegiatan yang
membentuk satu kesatuan
4) Hubungan verbal atau verbal association
40 Zahruddin, Peningkatan Kemampuan Komunikasi Guru Dalam Rangka Menciptakan
Professional Learning, Prosiding Seminar Nasional tentang Professional Learning untuk Indonesia
Emas, Ciputat: Mei 2015. Hal 534-545.
37
Kalau dalam rantai kegiatan, hubungan ini berbentuk
perilaku maka dalam hubungan verbal ini berbentuk
hubungan bahasa
5) Belajar membedakan atau discrimination learning
Individu belajar melihat perbedaan dan juga persamaan
sesuatu benda dengan lainnya
6) Belajar konsep atau rule learning
Tipe belajar ini menyangkut pemahaman konsep-konsep
7) Belajar aturan-aturan atau rule learning
Individu belajar aturan-aturan yang ada di masyarakat, di
sekolah, di rumah ataupun aturan dalam perdagangan,
pemerintahan bahkan ilmu pengetahuan.
8) Belajar pemecahan masalah atau problem solving
learning
Dalam kegiatan belajar ini individu dihadapkan kepada
masalah-masalah yang harus dipecahkan.
Berdasarkan uraian dari jenis-jenis belajar diatas
dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis belajar memiliki jenis
diantaranya: jenis sederhana sampai jenis belajar yang
kompleks yang terdapat dalam delapan uraian di atas
tersebut.
d. Prinsip-prinsip Belajar
Dalam belajar memiliki beberapa prinsip belajar diantara
prinsip tersebut yakni:
1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
a) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi
aktif, meningkatkan minat dam membimbing untuk
mencapai tujuan intruksional
b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan
motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan
intruksional
38
c) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak
dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan
belajar dengan efektif
d) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
2) Sesuai hakikat belajar
a) Belajar itu proses kontiyu, maka harus tahap demi tahap
menurut perkembangannya
b) Belajar adalah proses belajar organisasi, adaptasi, eksplorasi
dan discovery
c) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara
pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga
mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang
diberikan menimbulkan response yang diharapkan
3) Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
a) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki
struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah
menangkap pengertiannya
b) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu
sesuai dengan tujuan intuksional yang harus dicapainya.
4) Syarat keberhasilan belajar
a) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa
dapat belajar dengan tenang
b) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali
agar pengetian/sikap itu mendalam pada siswa.
Berdasarkan paparan dari prinsip belajar diatas dapat
disimpulkan bahwa dalam prinsip belajar memiliki
persyaratan yang sesuai hakikat belajar dan bahan materi
dalam belajar untuk mencapai keberhasilan dari belajar
tersebut.
39
3. Motivasi Belajar Siswa
Sebagai salah satu komponen dalam pengajaran yang terpenting
siswa harus memiliki motivasi belajar yang baik untuk diri sendiri.
Apabila siswa tidak memiliki motivasi belajar maka hal tersebut akan
menjadi sulit dalam belajar. Motivasi belajar akan terwujud dengan
pembiasaan dan menumbuhkan kesadaran siswa dalam belajar. Siswa
yang memiliki motivasi belajar tentu akan lebih dari sekedar formalitas
dan rutinitas saja dalam belajar, tentu hal tersebut akan berdampak pada
produktivitas siswa dalam belajar di sekolah.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa
hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan
akan cita-cita. Sedangkan faktor ektrinsiknya adalah adanya
penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar
yang menarik.41
Motivasi sering kali dikatakan menjadi kunci bagi keberhasilan
belajar siswa. Guru dapat meningkatkan kreatifitas penyampaiannya
dalam belajar dengan memotivasi siswa dalam pengetahuan, dan
keahlian dalam mengajar, memberikan tugas dan berperan positif bagi
siswa.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal
pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku, pada umumnya, dengan beberapa indikator atau unsur
yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan
seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan
berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya
harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam
belajar;(5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya
41 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya¸ (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010)
cet.6 h. 23
40
lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang
siswa dapat belajar dengan baik.42
Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada
diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan
sesuatu guna mencapai tujuan. Menurut Mc Donald dalam Kompri
motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai
tujuan. Dengan demikian munculnya motivasi ditandai dengan adanya
perubahan energi dalam diri seseorang yang dapat disadari atau tidak.
Menurut Woodwort dalam Wina Sanjaya bahwa suatu motif adalah
suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu untuk mencapai tujuan.
Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa adalah
dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu siswa yang terarah
kepada pencapaian suatu tujuan dalam belajar. Perilaku atau tindakan
yang ditunjukkan seorang siswa dalam upaya mencapai tujuan belajar
sangat tergantung dari motif yang dimiliknya serta dengan adanya
indikator atau unsur yang mendukung untuk memotivasi seorang siswa
dalam belajar.
.
42 Ibid
41
G. Kerangka berfikir
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang terjadi
diantara dua orang atau lebih dengan maksud penyampaian suatu pesan
baik secara verbal ataupun nonverbal yang dapat dipahami sehingga
diantara satu sama lain mampu berinteraksi dengan baik. Dalam dunia
pendidikan, guru (wali kelas) harus bisa menjalankan komunikasi
interpersonal dengan setiap siswa secara efektif. Menurut Miftah Thoha
dalam buku Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya ada lima
hal yang mampu menjadikan komunikasi interpersonal berjalan secara
efektif yaitu keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan, kesamaan.
Apabila lima hal tersebut dilakukan oleh guru (walikelas) maka akan
berdampak pada motivasi belajar siswa.
Motivasi belajar siswa berfungsi mendorong siswa untuk bertindak,
menentukan arah perbuatan, menyeleksi perbuatan, dan penggerak pada diri
siswa dalam mencapai tujuan yang dikehendakinya. Menurut Hamzah
dalam buku Teori Motivasi dan Pengukurannya dapat timbul karena faktor
intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan
belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ektrinsiknya adalah
adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan
belajar yang menarik. Jadi melalui komunikasi interpersonal guru
(walikelas) dengan siswa sebagai bentuk perhatian dari guru (walikelas)
maka dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Dengan demikian dalam riset ini penulis akan meneliti tentang bagaimana
pengaruh komunikasi interpersonal guru (walikelas) terhadap motivasi
kerja guru yang diukur melalui indikator komunikasi interpersonal menurut
Miftah Thoha yang dimana terdapat lima hal yang mampu mengefektifkan
komunikasi interpesonal yaitu keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan,
dan kesamaan. Dan diukur pula melalui indikator motivasi kerja guru
menurut Hamzah yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal.
42
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosialnya
tidak lepas dengan hal yang dinamakan komunikasi. Baik komunikasi
Guru (walikelas)
Keterbukaan
Kepositifan
Empati
Dukungan
Kesamaan
1. Menciptakan iklim
keterbukaan
2. Menerima saran
dan kritik secara
positif
1. Mau
mendengarkan dan
menanggapi
keluhan guru
1. Memberi
dukungan moril
1. Saling percaya
2. Tidak pilih kasih
3. Menghargai orang
lain
1. Memberikan pesan
yang jelas
2. Memastikan pesan
dapat dimengerti
Motivasi belajar
siswa
(Hamzah)
Motivasi
Internal
Motivasi
Eksternal
1. Memiliki
hasrat untuk
belajar dengan
penuh
tanggung
jawab
2. Memiliki
dorongan
untuk belajar
dalam
mengembangk
an diri
3. Mempunyai
harapan untuk
mencapai
masa depan
1. Penghargaan
dalam belajar
2. Pembelajaran
yang mendidik
dan menarik
3. Lingkungan
belajar yang
kondusif
Motivasi Belajar
siswa
Komunikasi Interpersonal
Guru (Wali kelas)
Komunikasi
Interpersonal
(Miftah Thoha)
43
dengan diri sendiri ataupun dengan orang lain. Kebanyakan dari kita
terkadang tidak menyadari kesalahan-kesalahan yang terjadi ketika
berkomunikasi. Karena komunikasi tidak hanya sekedar apa yang dikatakan
dan apa yang diterima, tetapi juga tentang bagaimana hal tersebut dikatakan,
bagaimana bahasa tubuh digunakan, dan bagaimana ekspresi wajah yang
ditunjukkan. Untuk itu diperlukan komunikasi yang mampu membangun
kerjasama sehingga antar individu dapat saling toleransi, saling memahami,
saling mengisi, dan saling memberi.
Siswa adalah objek yang sentral dalam suatu sekolah. Siswa tidak
hanya dituntut untuk sekedar belajar, tetapi juga berprestasi. Oleh sebab itu,
dengan adanya komunikasi di lingkungan sekolah diharapkan motivasi
belajar siswa dapat meningkat. Karena setiap individu yang belajar tidak
hanya sekedar belajar, tetapi mereka belajar juga menginginkan perhatian
dalam bentuk pemenuhan kebutuhan akan interaksi sosial.
Motivasi akan timbul pada diri siswa apabila ada sikap positif
terhadap perilakunya. Motivasi juga dapat dipancing dan diperkuat oleh
perhatian dan pengertian dari guru/walikelasnya. Sebab itu, guru/walikelas
harus mampu menciptakan suasana dan perilaku yang baik melalui
komunikasi interpersonal kepada siswa. Dengan adanya komunikasi
interpesonal yang efektif antara dua belah pihak tentu guru bisa memberikan
motivasi belajar yang baik secara interpersonal kepada siswa.
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan.43 Untuk hasil motivasi belajar yang baik dan
dipengaruhi oleh Komunikasi Interpersonal yang dipakai oleh seorang
guru/walikelas. Hipotesis dalam penelitian ini menurut penulis berdasarkan
hal yang mempengaruhi tersebut adalah:
43 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017),
cet. Ke-26, h.63
44
Ho : Diduga tidak terdapat pengaruh signifikan antara komunikasi
interpersonal guru/walikelas dengan motivasi belajar siswa yang terdapat
di MTs Al-Ihsan Pamulang
Ha : Diduga terdapat pengaruh signifikan antara komunikasi
interpersonal guru/walikelas dengan motivasi belajar siswa yang terdapat
di MTs Al-Ihsan Pamulang
I. Penelitian Relevan
Penelitian relevan ini menjadi salah satu acuan penulis dalam
melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang
digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian
relevan, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama juga
penulis menemukan judul yang sama seperti judul penelitian penulis.
Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam
memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan
penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang
dilakukan penulis
45
Tabel 2.1 Penelitian Relevan
No Nama Judul Tahun Universitas Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Andi
Muhammad
Yusuf
Pengaruh
komunikasi
interpersonal
guru terhadap
prestasi belajar
siswa sekolah
menegah
kejuruan (smk)
negeri 7
makassar
2017 UIN
Alauddin
Makassar
Pengaruh
komunikasi
interpersonal guru
terhadap prestasi
akademik siswa
SMK Negeri 7
Makassar
menunjukkan
tingkat yang cukup
kuat dengan
korelasi
- Menggunakan
metode kuantitatif
- Ada variabel
komunikasi antar
pribadi
Penelitian yang
penulis lakukan
hanya menggunakan
variabel Y Motivasi
Belajar
46
2. Harsya
Bachtiar
Implementasi
Komunikasi
Interpersonal Kepala
sekolah
dalam Membina
Motivasi Kerja Guru di
SMK Al-Hidayah
Ciputat
2017 Universitas
Islam Negeri
Syarif
Hidayatullah
Jakarta
Penelitian tersebut
menggunakan metode
kualitatif. Hasil
penelitiannya
mengatakan bahwa
komunikasi
interpersonal kepala
sekolah dalam
membina motivasi
kerja guru sudah
berjalan dengan baik.
- Ada variabel
motivasi kerja
Penelitian yang
penulis lakukan
menggunakan
metode kuantitatif,
dan variabel
motivasi kerja pada
penelitian saudara
Harsya lebih
menekankan pada
pembinaan
motivasinya
3. Ayu Tri
Kartika
Pengaruh Komunikasi
Interpersonal Wali
Kelas Terhadap
Motivasi Belajar Siswa
Kelas XI Di SMA
Negeri 12 Palembang
2017 Universitas
Islam Negeri
Raden Fatah
Palembang
Ada Pengaruh
Signifikan antara
Komunikasi
Interpersonal wali
Kelas Terhadap
Motivasi Belajar
Siswa Kelas XI di
SMAN 12 Palembang
- Menggunakan
metode kuantitatif
- Ada variabel
komunikasi
interpersonal Wali
Kelas dan
Motivasi Belajar
Pada temapat
penelitian yang
penulis lakukan
berbeda dengan
tempat penelitian
saudari Ayu Tri
Kartika
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MTs Al-Ihsan Pamulang yang berlokasi di Jl.
Bambu Apus Raya Komplek Departemen Agama Bambu Apus, Pamulang
– Tangerang Selatan Banten. Adapun waktu yang digunakan untuk
melaksanakan penelitian dimulai pada bulan Maret yang tergambarkan pada
tabel berikut :
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi
No. Kegiatan Waktu
Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Jan
1. Studi
Pendahuluan
2. Perbaikan
BAB I, II, III
3. Penyusunan
Instrumen
Penelitian
4. Penyerahan
Izin
Penelitian
5. Penyebaran
Angket
6. Pengolahan
Data
7. Penyusunan
BAB IV dan
V
8. Sidang
Skripsi
B. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini :
48
1. Variabel Y yang biasa dikenal dengan istilah variabel terikat
(Dependen Variabel) yaitu Motivasi Belajar Siswa.
2. Variabel X yang biasa dikenal dengan istilah variabel bebas
(Independen Variabel) yaitu Komunikasi Interpersonal Guru
(WaliKelas).
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan dan metode kuantitatif
dalam bentuk penelitian deskriptif dengan teknik korelasional, yakni suatu
penelitian yang menjelaskan tentang hubungan antara variabel X
(Komunikasi Interpersonal Guru (Walikelas) dan variabel Y (Motivasi
Belajar Siswa).
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.44
Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah siswa kelas VII di
MTs Al-Ihsan Pamulang yaitu berjumlah 103 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih dari populasi.45 Dalam
penelitian ini tidak seluruh anggota populasi diambil, melainkan hanya
sebagian dari populasi dikarenakan keterbatasan peneliti dalam
melakukan penelitian baik dari segi waktu, tenaga, dan jumlah populasi
yang sangat banyak. Oleh karena itu, sampel yang diambil harus betul-
betul representatif (benar-benar mewakili). Sampel tersebut diambil dari
populasi dengan menggunakan presentase tingkat kesalahan yang dapat
44 Sugiyono, Ibid, h.215 45 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana, 2011), cet.1, h. 147
49
ditolerir sebesar 10%. Penentuan ukuran sampel responden
menggunakan rumus Slovin, yang ditunjukkan sebagai berikut:46
𝑛 =𝑁
1 + (𝑁(𝑒)2)
Keterangan:
n= Jumlah elemen/anggota sampel
N= Jumlah elemen/anggota populasi
e= Error level (tingkat kesalahan)
Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut:
Nilai e = 0,01 (1%)
Nilai e = 0,05 (5%)
Nilai e = 0,1 (10%)
Jadi, rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Slovin
adalah antara 1-10% dari populasi penelitian.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 103 orang,
sehingga presentase kelonggaran yang digunakan adalah 10% dan
hasil perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian. Maka
untuk mengetahui sampel penelitian, dengan perhitungan sebagai
berikut:
𝑛 =103
1 + (103(10%)2)
𝑛 =103
1 + (103(0,1)2)
𝑛 =103
1 + (103(0,01)
𝑛 =103
1 + 1,03
𝑛 =103
2,03
46 Juliansyah Noor, Ibid, h. 158
50
n = 50.73 dibulatkan menjadi 51
Teknik sampling atau teknik sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik probability sampling yaitu teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. 47
Teknik probability yang digunakan yaitu dengan stratified random
sampling. Stratified random sampling adalah teknik pengambilan
sampel secara acak berstrata yang berdasarkan pada tingkatan tertentu.
Populasi yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah 103 siswa
dan tingkat kesalahan yang ditetapkan adalah 10%, maka besarnya
sampel pada penelitian ini adalah 51 siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang akurat dalam penelitian, penulis
menggunakan teknik sebagai berikut :
1. Angket
Angket ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai
komunikasi interpersonal Guru (Walikelas) dan motivasi belajar siswa.
Data hasil angket digunakan untuk menggambarkan tingkat motivasi
belajar siswa dan komunikasi interpersonal Guru (Walikelas). Angket
ini diberikan kepada siswa kelas VII di MTs Al-Ihsan Pamulang.
2. Studi Dokumen
Studi dokumen digunakan untuk memperoleh data yang
didokumentasikan oleh pihak sekolah, data yang akan dikumpulkan
melalui teknik dokumentasi meliputi: data sejarah sekolah, profil
sekolah, guru dan staf, sarana prasarana, data siswa. Sehingga data dari
hasil dokumentasi untuk memenuhi data penelitian.
3. Wawancara
47 Sugiyono, op.cit h. 82
51
Teknik wawancara merupakan kegiatan tanya jawab yang
digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi, karena dengan teknik
wawancara peneliti dapat menyaring informasi secara langsung dengan
pihak guru (walikelas) mengenai komunikasi interpersonal guru
(walikelas) terhadap motivasi belajar siswa sehingga informasi yang
didapat lebih akurat.
F. Instrument Pengumpulan Data
1. Teknik Angket
a. Variabel X (Komunikasi Interpesonal Guru Wali kelas)
1) Definisi Konseptual
Komunikasi interpersonal guru (walikelas) adalah interaksi
tatap muka antara guru (walikelas) dan siswa dengan
membawakan pesan verbal maupun non verbal sehingga
masing-masing bisa memahami satu sama lain dan berinteraksi
secara efektif.
2) Definisi Operasional
Secara operasional komunikasi interpersonal guru
(walikelas) adalah keterampilan guru (walikelas) untuk
menciptakan dan memelihara kondisi para siswa yang optimal
melalui komunikasi yang efektif. Diantaranya yaitu:
keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan, dan kesamaan.
52
3) Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Komunikasi
Interpersonal Walikelas
Dimensi Indikator Item
Keterbukaan 1. Menciptakan iklim
keterbukaan
2. Menerima saran dan
kritik secara positif
1, 2
3
Empati 3. Mendengar aktif dan
menanggapi keluhan
siswa
4,5
Dukungan 4. Memberi dukungan
moril
6,7
Kepositifan 5. Saling percaya
6. Tidak pilih kasih
7. Menghargai orang
lain
8,9
10, 11, 12
13,14
15, 16, 17,
18,19
Kesamaan 8. Memberikan pesan
yang jelas
9. Memastikan pesan
dapat dimengerti
20, 21
22,23
Jumlah 23 Butir
53
4) Skala Komunikasi Interpersonal guru (walikelas)
Tabel 3.2 Skala Komunikasi Interpesonal Walikelas
Pilihan Jawaban Skor Pernyataan
Sangat Sering ( SS ) 5
Sering ( SR ) 4
Jarang-jarang ( JR ) 3
Pernah (P) 2
Tidak Pernah ( TP ) 1
b. Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)
1) Definisi Konseptual
Motivasi belajar siswa adalah dorongan atau semangat yang
ada pada diri seorang siswa untuk melakukan tugas guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga tugas yang
dilakukan oleh siswa tidak hanya sebatas rutinitas dan
formalitas belaka.
2) Definisi Operasional
Secara operasional motivasi belajar siswa adalah dorongan
bagi seorang siswa baik dari segi internal dan eksternal.
Motivasi internal meliputi hasrat untuk belajar dengan
tanggungjawab, memiliki dorongan untuk belajar dalam
mengembangkan diri, memiliki harapan untuk mencapai masa
depan, Sedangkan motivasi eksternal siswa meliputi
penghargaan dalam belajar, pembelajaran yang mendidik dan
menarik, lingkungan belajar yang kondusif.
3) Kisi-kisi Instrumen
54
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Belajar Siswa
Dimensi Indikator Item
Motivasi Internal 1. Memiliki hasrat
untuk belajar dengan
penuh tanggung
jawab
2. Memiliki dorongan
untuk belajar dalam
mengembangkan diri
3. Mempunyai harapan
untuk mencapai
masa depan
1, 2, 3,4,5
6, 7, 8, 9,10,11,
12,13
14,15
Motivasi Eksternal 4. Penghargaan dalam
belajar
5. Pembelajaran yang
mendidik dan
menarik
6. Lingkungan belajar
yang kondusif
16,17
18
19,20
Jumlah 20 Butir
4) Skala Motivasi Belajar Siswa
Dalam penelitian ini, skala motivasi belajar siswa
memiliki lima alternatif jawaban dan masing-masing
diberi skor sebagai berikut:
55
Tabel 3.4 Skala Motivasi Belajar Siswa
Pilihan Jawaban Skor Pernyataan
Sangat Sering (SS) 5
Sering ( SR ) 4
Jarang-jarang (JR) 3
Pernah (P) 2
Tidak Pernah ( TP ) 1
2. Teknik Wawancara
Teknik wawancara pada penelitian ini menggunakan teknik
wawancara terstruktur. Adapun narasumber pada wawancara tersebut
adalah Guru (Walikelas) kelas VII. Berikut kisi-kisi instrumen
wawancara.
Tabel 3.5 Instrumen Wawancara
Variabel Indikator
Motivasi Belajar Siswa 1. Memiliki hasrat
untuk belajar
dengan penuh
tanggung jawab
2. Memiliki dorongan
untuk belajar dalam
mengembangkan
diri
3. Mempunyai harapan
untuk mencapai
masa depan
4. Penghargaan dalam
belajar
56
5. Pembelajaran yang
mendidik dan
menarik
6. Lingkungan belajar
yang kondusif
Komunikasi
Interpersonal Guru
(walikelas)
1. Mendengar aktif dan
menanggapi keluhan
siswa
2. Memberi dukungan
moril
3. Saling percaya
4. Tidak pilih kasih
5. Menghargai orang
lain
6. Memberikan pesan
yang jelas
7. Memastikan pesan
dapat dimengerti
G. Uji Coba Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. 48 Instrumen dikatakan
valid apabila instrumen tersebut telah sesuai mengukur apa yang hendak
diukur. Dalam menentukan validitas suatu instrumen digunakan rumus
product moment yaitu :
Dimana :
48 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), h. 211
57
𝑁 𝑥𝑦−(𝑥)(𝑦)
√(𝑁𝑋2−(𝑋2𝑁𝑦2−(𝑦)2)
rxy : koefisien korelasi product moment
n : jumlah sampel
X : jumlah skor perbutir
Y : jumlah skor seluruh butir
X2 : jumlah skor kuadrat per butir
Y2 : jumlah skor kuadrat seluruh butir
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas dilakukan untuk mengtahui tingkat konsisensi hasil
pengukuran jika dilakukan pengukuran ulang terhadap gejala dan alat
ukur yang sama. Yang dimaksud dengan reliabilitas adalah
menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena
instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukkan tingkat
keterandalan tertentu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat
diandalkan. Uji reliabilitas instrument penelitian ini akan menggunakan
reliability analysis dengan teknik Alpha Cronbach. Berikut
rumusnya:49
𝑟11 = [𝑘
𝑘 − 1 ] − [
Ʃ𝑎𝑏2
𝑎𝑡2]
Keterangan:
r11 : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir soal
Ʃ𝑎𝑏2 : Jumlah varian butir
𝑎𝑡2 : Varian total
49 J. Supranto dan Nandan Limakrisna, Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah untuk Menyusun
Skripsi, Tesis, dan Disertasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012, 2013), h. 99
58
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan
menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas lebih besar dari pada
0,6 (alpha > 0,6). 50
H. Teknik Pengolahan Data
Untuk mengolah data dalam penulisan ini, penulis melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing yaitu proses pengecekkan data yang telah berhasil dikumpulkan
dari lapangan.
2. Codeing adalah kegiatan pemberian kode tertentu pada tiap-tiap data.
3. Tabulasi adalah proses penempatan data ke dalam bentuk tabel yang
telah diberi kode.51
4. Mengolah data dengan menggunakan bantuan program SPSS ver.23
I. Teknik Analisa Data
Data hasil penelitian akan dideskripsikan menggunakan teknik analisis
deskripstif. Untuk menganalisis data yang telah diperoleh selama penelitian,
ada beberapa teknik analisis data yang akan digunakan, yaitu:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data-data yang telah
berhasil terkumpul dari tiap variabel yang diteliti sehingga lebih mudah
dipahami.
Deskripsi data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu:
a. Mean, Median, Modus, dan Standar Deviasi
b. Tabel distribusi frekuensi
1) Menentukan rentang atau jarak data dengan rumus:
Rentang Data = Data terbesar – data terkecil
50 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2010), h.175 51 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif di Lengkapi dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta, Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 86-88.
59
2) Menentukan jumlah kelas interval dengan menggunakan rumus
Sturges: K =1 + 3,3 log n
3) Menghitung panjang kelas interval dengan rumus:
Panjang kelas interval = 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
c. Histogram
Histogram merupakan grafik batang yang dibuat berdasarkan data
pada distribusi frekuensi.
d. Tingkat kecenderungan variabel
Kecenderungan masing-masing variabel dilakukan dengan
pengkategorian skor yang diperoleh dari nilai mean dan standar
deviasi dengan pengelompokkan pada 3 kategori seperti sebagai
berikut:
Tabel 3.7 Tingkat kecenderungan variabel
No. Skor nilai Kategori
1. X < (Mi –Sdi) Rendah
2. (Mi – Sdi) < X < (Mi + Sdi) Sedang
3. X > (Mi + Sdi) Tinggi
Keterangan:
Mi = Mean
Sdi = Standar Deviasi
X = Skor yang dicapai
Pengukuran tendensi sentral dan perhitungan penyebaran data
diambil dari skor total butir-butir pada kuesioner variabel
kepemimpinan kharismatik kepala sekolah dan kuesioner variabel
motivsi kerja guru yang dioleh menggunakan SPSS versi 23.
60
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui
sebuah variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dilakukan sebelum pengujian hipotesis. Teknik yang akan
digunakan untuk pengujian normalitas data pada penelitian ini
adalah teknik Shapiro-Wilk. “Uji Shapiro-Wilk merupakan metode
uji normalitas yang pada umumnya penggunaanya terbatas untuk
sampel yang kurang dari lima puluh agar menghasilkan keputusan
yanng akurat”.52 Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai
berikut:
1) Jika nilai Sig > 5%(0,05) sebaran bersifat normal.
2) Jika nilai Sig < 5%(0,05) sebaran bersifat tidak normal.53
b. Uji Linearitas
Menurut Riduwan “Uji linieritas regresi dilakukan untuk
melakukan derajat keeratan hubungan, memprediksi besarnya arah
hubungan itu, serta meramalkan besarnya variabel dependen jika
nilai variabel independen diketahui”.54 Dalam uji linearitas dapat
menggunakan bantuan SPSS Ver.23. dengan memperhatikan nilai
signifikansi, jika Sig. Baris deviation of linearity > 0,05 maka H0
diterima, dan sebaliknya jika nilai < 0,05, maka H0 ditolak.
J. Pengujian Hipotesis
1. Uji Regresi Linear Sederhana
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif
52 Mitha Arvira Oktaviani dan Hari Basuki Notobroto,”Perrbandingan Tingkat
Konsistensi Normalitas Distribusi Metode Kolmogorov-Smirnov, Liliefors, Shapiro-Wilk, Dan
Skewness-Kurtosis” Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol.3, No.2 Desember 2014, h.134 53 J. Supranto dan Nandan Limakrisna, op.cit., h. 91 54 Riduwan M.B.A, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti pemula,
(Bandung: Alfabeta,2012), cet.8, h.220
61
dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai
variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang
digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Adapun rumus regresi
linear sederhana sebagi berikut :
Y’ = a + bX
Keterangan:
Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
2. Uji Partial (Uji-t)
Menurut Arikunto dalam Alfina, Untuk menguji koefisien regresi
secara parsial guna mengetahui apakah variabel bebas secara individu
berpengaruh terhadap variabel terikat digunakan uji-t.55
Untuk menunjukkan apakah masing-masing variabel berpengaruh,
uji ini dapat menggunakan 2 rumus, yaitu:
a. Membandingkan nilai thitung dengan ttabel
1) Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima
2) Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak
b. Membandingkan angka probabilitas signifikansi
1) Apabila Sig. > 0,05, maka H0 diterima
2) Apabila Sig. < 0,05, maka H0 ditolak
Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan SPSS Ver. 23.
55 Alfina Dewi Ratnasari, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha
Bisnis Online Shop di Kota Samarinda”, e-jurnal Administrasi Bisnis, Vol.5, No. 1, 2017, h.123
62
3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-
variabel dependen.56
56 Alfina Dewi Ratnasari, Ibid, h. 123
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Sejarah Singkat Sekolah
Madrasah Tsanawiyah (MTs) AL – IHSAN Pamulang berdiri tangga
1 Juni 1999. Madrasah Tsanawiyah ini berada di bawah naungan
Yayasan AL–IHSAN yang berafiliasi ke Departemen Agama. Madrasah
ini merupakan peralihan dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) AL–
IHSAN yang berafiliasi ke Departemen Pendidikan Nasional yang
beroperasi tahun 1986–1999. Atas pertimbangan pengurus yayasan,
SMP Islam ini berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah yang kelas
satunya dimulai pada Tahun Pelajaran 1999 / 2000. Siswa pertama MTs
AL–IHSAN ini berjumlah 28 orang. Sedangkan kelas 2 dan 3 yang
masih berstatus SMP berjumlah 42 orang siswa, sehingga jumlah siswa
kedua sekolah tersebut 70 orang.
Tanggal 1 september 1999, Pengurus Yayasan AL – IHSAN yang
diketuai oleh Bapak Drs. H. Mustoha, MA dan sekretarisnya Bapak Drs.
H.Idris Elby, MA mengangkat Bapak Drs. Agus Sunardi, salah
seorang guru pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Pamulang,
sebagai Kepala Sekolah untuk Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bapak Drs. Agus Sunardi menggantikan
Bapak H.M. Idris sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) dan Ibu
Dra. H. Yenni Triasih sebagai Kepala Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Kemudian diangkat pula Bapak Yatiman, pensiunan Pegawai
Departemen Agama, sebagai Kepala Tata Usaha (TU). Mulai saat itulah
kedua sekolah ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah, yaitu Bapak
Drs. Agus Sunardi yang masih berstatus sebagai guru pada Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Negeri Pamulang.
Pagi hari Bapak Drs. Agus Sunardi bertugas sebagai Kepala Sekolah
di Yayasan AL–IHSAN dan sore hari bertugas sebagi guru dinas pada
64
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Pamulang. Kemudian tanggal 5
Juni 2003 Bapak Drs. Agus Sunardi, resmi diangkat oleh pemerintah
sebagai Kepala Madrasah Tsanawiyah (MTs) AL – IHSAN Pamulang
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Departemen Agama Kantor
Wilayah Provinsi Banten, Nomor : Kw.28/I/Kp.076/ 483/ 2003
tertanggal 05 Juni 2003, yang ditandatangani oleh Kepala Kanwil
Bapak Drs. H. M. Suroh, M.Si atas nama Menteri Agama. Sejak saat
itu Bapak Drs. Agus Sunardi resmi sebagai kepala sekolah difinitif yang
diperbantukan pada yayasan AL – IHSAN dan tidak lagi sebagai guru
pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Pamulang.
Awal tahun 2002, Madrasah Tsanawiyah (MTs) AL– IHSAN belum
memiliki izin operasional. Kemudian Bapak Drs. Agus Sunardi sebagai
Kepala Sekolah berkoordinasi dengan Pengurus Yayasan AL – IHSAN
untuk mengurus Izin Operasional Sekolah. Kepala Sekolah dan
Pengurus Yayasan men-setting maju tanggal dan tahun surat
permohonan, dan lahirlah surat dari Pengurus Yayasan Al-Ihsan
Nomor : 09 / Y. AI/ 2001 tertanggal 08 Mei 2001 tentang Permohonan
Izin Operasional Madrasah Tsanawiyah Swasta AL–IHSAN . Dengan
surat ini berangkatlah Bapak Drs. Agus Sunardi menghadap Kepala
Desa Bambu Apus dan Bapak Camat Kecamatan Pamulang untuk minta
surat rekomendasi.
Surat rekomendasi, dari Kepala Desa Bambu Apus dan Camat
Kecamatan Pamulang, lalu dibawa ke Kantor Departemen Agama
(Kandepag) Kabupaten Tangerang. Kemudian keluarlah Surat
Rekomendasi dari Kepala Kandepag Kabupaten Tangerang Nomor: MI-
04/PP.07/669/2002 tanggal 2 Oktober 2002. Surat Rekomendasi dari
Kepala Kandepag tersebut dilanjutkan ke Kantor Departemen Agama
Wilayah Provinsi Banten. Kemudian Keluarlah Surat Izin Operasional
MTs.S AL – IHSAN dari Kepala Kanwil Departemen Agama Provinsi
Banten Nomor : W.aa/I/PP.03/594/2002, tertanggal 03 Oktober 2002
yang ditandatangani oleh Kabid Mapenda Islam Pada Sekolah Umum,
65
Drs. H. Iding Mujtahidin atas nama Kepala Kanwil Departemen Agama
Provinsi Banten. Sejak saat itulah Madrasah Tsanawiyah AL – IHSAN
resmi sebagai sekolah yang diakui secara hukum.
Pada Tahun Pelajaran 2000/ 2001 Madrasah Tsanawiyah (MTs)
AL – IHSAN Pamulang memiliki siswa sebanyak 106 orang, dan pada
Tahun Pelajaran 2001/ 2002, jumlah siswa meningkat menjadi 135
orang, dan untuk pertama kali Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Ihsan
Pamulang meluluskan 25 orang siswa, terdiri dari 13 orang laki-laki dan
12 orang prempuan. Tahun Pealajaran 2002/ 2003, jumlah siswa
meningkat menjadi 192 orang, Tahun Pelajaran 2004/ 2005 Jumlah
siswa merosot menjadi 179 orang. Hal ini terjadi karena tersiar berita
akan adanya Bantuan Operasoanl Sekolah (BOS) dari pemerintah dan
sekolah negeri gratis. Pada tahun 2005 untuk pertama kali, sekolah ini
diakreditasi dan memperoleh Nilai Akreditasi B (Baik). Dengan
semangat akreditasi ini kepala sekolah beserta seluruh dewan guru dan
karyawan-karyawati terus bekerja keras mengelola lembaga pendidikan
Islam ini. Berkat kerja keras semua pihak terlihat dari tahun ke tahun
madrasah ini terus mengalami perkembangan yang signifikan. Jumlah
siswa menunjukan grafik yang terus meningkat, hal ini karena kesadaran
dan kepercayaan masyarakat terhadap Madrasah AL– IHSAN.
Kepercayaan ini mendorong animo mereka untuk menyekolahkan
putra-putrinya ke Madrasah AL– IHSAN khususnya dan ke sekolah-
sekolah yang Berciri Khas Islam pada umumnya. Sejak saat itu
pandangan masyarakat (image) yang mengatakan “daripada ora sekolah
mendingan ke AL– IHSAN “hilang sudah.
Pada Tahun Pelajaran 2006/ 2007 sekolah ini memiliki siswa
sebanyak 220 orang. Dan pada Tahun Pelajaran 2007/2008, jumlah
siswa meningkat menjadi 274 orang.
Tiga tahun kemudian, tepatnya Tahun Pelajaran 2011/ 2012,
Madrasah Tsanawiyah (MTs) AL – IHSAN Pamulang memiliki siswa
sebanyak 305 orang yang terbagi kedalam rombongan belajar.
66
Sebenarnya jumlah siswa masih terus bertambah, namun karena
keterbatasan lokal para calon siswa melalui mekanisme tes penjaringan
siswa baru banyak yang tidak diterima.
Seiring perkembangan zaman dan sejalan dengan visi Madrasah
Tsanawiyah (MTs) AL – IHSAN Pamulang, yaitu Unggul Dalam
Prestasi dan Berakhlakul Karimah, Madrasah yang didukung oleh
pengurus yayasan terus berbenah diri dengan menyiapkan berbagai
fasilitas yang memadai dan berupaya meningkatkan kualitas
lulusannya. Alhamdu lillah, pada tahun Pelajaran 2011/ 2012 Madrasah
Tsanawiyah (MTs) AL – IHSAN Pamulang bukan hanya memiliki
Laboratorium Komputer besrta jaringan internet on line, bahkan
sekolah ini mendapatkan bantuan perangkat Laboratorium IPA,
Laboratorium Bahasa, Perangkat Pembelajaran IPS dan Jaringan
Berbasis Pembelajaran dari Kementerian Agama Republik Indonesia.
Selain itu sekolah ini memiliki tenaga pendidik yang professional,
muda, cakap dan berpengalaman serta berpendidikan S1 dan S2.
Mereka loyal dan berdedikasi tinggi menjalankan tugasnya dalam
mengemban amanat orang tua siswa, masyarakat, pemerintah dan
amanat Allah Subhanahu Wata’ala.
Dengan jerih payah dan dedikasi tinggi dari seluruh pendidik dan
tenaga kependidikan disertai dengan tekad baik dari para siswa dan
peran orang tua siswa, alumni Madrasah Tsanawiyah (MTs) AL –
IHSAN Pamulang ada yang telah lulus sarjana dari Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Gajah Mada
(UGM ) Yogyakarta, dan ada pula yang masih berstatus sebagai
mahasiswa UGM, UIN, dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Tri Sakti
dan Fakultas Kedokteran Universitas Syekh Kuala, Sumatra Utara, dan
mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi lainnya.
Pengurus yayasan sebagai penyelenggara pendidikan, unsur
pimpinan madrasah, dewan guru dan karyawan-karyawati terus
berupaya mengembangkan misinya, yaitu memberikan sumbangan
67
kepada Bangsa dan Negara dengan cara membentuk, menyelenggarakan
dan mengembangkan program pendidikan untuk membina umat secara
mantap dan terencana serta dijiwai oeh ajaran Islam.
Harapan kami adalah semoga Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa
merahmati Almarhum Bapak H. Abdul Kadir Basalamah selaku
pewakif tanah, para pendiri, pengurus yayasan, pimpinan, dewan guru
dan karyawa-karyawati beserta seluruh alumni madrasah, para siswa
dan orang tua siswa di mana saja berada.
Semoga Allah pun berkenan memberikan keberkahan, kesehatan,
keselamatan, kekuatan Iman dan Islam, kebahagiaan dan kesejahteraan
kepada semua pihak yang telah berjuang untuk sekolah ini, dan semoga
Allah berkenan memberikan balasan pahala yang berlipat ganda. Amin
Ya Allah, Ya Rabbal ‘Alamin.57
2. Visi Misi Sekolah
Setiap lembaga pendidikan memiliki mimpi dan harapan-harapan
akan kemajuan di masa depan yang dikenal dengan istilah visi dan misi.
Visi misi ini berfungsi untuk mewujudkan cita-cita dan sebagai
dorongan untuk selalu maju dan berkembang. Adapun visi dan misinya
adalah:
a. Visi : Unggul Dalam Prestasi Dan Berakhlakul Karimah
b. Misi : Mengacu pada visi madrasah di atas, maka misi yang akan
dirumuskan oleh Madrasah AL – IHSAN Pamulang adalah
sebagai berikut :
1) Menciptakan suasana belajar yang kondusif.
2) Melaksakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif,
kreatif,dan efesien.
3) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif bagi
seluruh warga madrasah.
57 Dokumen MTs Al-Ihsan Pamulang Tangerang Selatan
68
4) Mengembangkan bakat , minat dan potensi secara maksimal
melalui kegiatan ekstrakurikuler.
5) Meningkatkan dan mengoptimalkan sarana dan prasarana
6) Membentuk siswa-siswi berprestasi yang berwawasan luas
dalam bidang Ilmu Pengetahun Umum dan Agama.
7) Mengembangkan sikap dan prilaku sopan, tanggung jawab,
jujur dan dapat dipercaya.
8) Mengembangkan dan membiasakan prilaku disiplin bagi warga
madrasah.
9) Menanamkan landasan Aqidah yang kuat.
10) Melaksanakan kegiatan ibadah dalam kegiatan sehari hari.
Indikator:
A) Prestasi dalam bidang Agama
B) Prestasi dalam bidang akademik dan non akademik
C) Prestasi dalam bidang IPTEK dan IMTAQ
D) Bersikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari
E) Mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa58
3. Profil Sekolah
Madrasah Tsnawiyah (MTs) Al – Ihsan Pamulang
Tahun Pelajaran 2018/2019
a. Nama : MTs. Al – Ihsan Pamulang
b. No. Statistik Madrasah : 212.2.28.04.17.139
c. Akreditasi Madrasah : 4 Desember 2014
( Terakreditarsi “A “)
d. Alamat madrasah : Jl. Bambu Apus Raya Komplek
Departemen
Agama Bambu Apus, Pamulang –
Tangerang
Selatan Banten
e. Nomor Telepon : ( 021 ) 7428430
58 Dokumen MTs Al-Ihsan Pamulang Selatan
69
f. Nomor NPWP : 02.287.485.3.411.000
g. Nama Kepala Madrasah : Drs. Agus Sunardi, MM
h. No. Telp / HP : 087771060292
i. Nama Yayasan : Yayasan Al – Ihsan
j. Alamat Yayasan : Jl. Bambu Apus Raya
Komplek Departemen Agama
Bambu Apus, Pamulang
k. No. Telp Yayasan : ( 021 ) 7428430
l. No. Akte Pendirian Yayasan : 15 September 1987 No.8
m. Kepemilikan Tanah : Wakaf Milik Yayasan
n. Luas Tanah : 1.850 m2
o. Status Bangunan : Milik Yayasan
p. Luas Bangunan : 1.648 m259
4. Data Siswa
Tabel 4. 1 Data Siswa
Tahun
Ajaran
Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9 Jumlah
Jumlah
Siswa
Jumlah
Rombel
Jumlah
Siswa
Jumlah
Rombel
Jumlah
Siswa
Jumlah
Rombl
Jumlah
Siswa
Jumlah
Rombel
2016/2017 138 3 143 3 136 3 417 9
2017/2018 130 3 135 3 144 3 409 9
2018/2019 103 3 130 3 124 3 357
Sumber: dokumen siswa MTs Al-Ihsan Pamulang Tangerang Selatan
5. Sarana dan Prasarana
Tabel 4. 2 Sarana Prasarana
No Jenis
Prasarana
Jumlah
Ruang
Jumlah
Ruang
Kondisi
Baik
Jumlah
Ruang
Kondisi
Rusak
Katagori Kerusakan
Rusak
Ringan
Rusak
Sedang
Rusak
Berat
1 Ruang Kelas 9 9 - - - -
2 Perpustakaan 1 1 - - - -
59 Dokumen MTs Al-Ihsan Pamulang Selatan
70
3 R.Lab.IPA 1 - - - - -
4 R.Lab.Biologi - - - - - -
5 R.Lab.Fisika - - - - - -
6 R.Lab. Kimia - - - - - -
No Jenis
Prasarana
Jumlah
Ruang
Jumlah
Ruang
Kondisi
Baik
Jumlah
Ruang
Kondisi
Rusak
Kategori Kerusakan
Rusak
Ringan
Rusak
Sedang
Rusak Berat
7 R.Lab.Kom
puter 1 1 - - - -
8 R.Lab.Baha
sa 1 1 - - - -
9 R.Pimpinan 1 1 - - - -
10 R.Guru 1 1 - - - -
11 R. Tata
Usaha 1 1 - - - -
12 R.
Konseling 1 1 - - - -
13
R.
Perpustakaa
n
1 1 - - - -
14 Tempat
ibadah 1 1 - - - -
15 R. UKS 1 1 - - - -
16 Toilet 10 10 - - -
17 Gudang 1 1 - - - -
18 R. Sirkulasi 1 1 - - - -
19 Tempat Olah
Raga 1 1 - - - -
71
20 R. Org.
Kesiswaan 1 1 - - - -
21 R. Lainnya 1 1 - - - -
Sumber: dokumen sarana dan prasarana MTs Al-Ihsan Pamulang Tangerang Selatan
6. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tabel 4. 3 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No Keterangan Jumlah
Pendidik
1 Guru PNS diperbantukan tetap 4
2 Guru Tetap Yayasan 2
3 Guru Honorer 20
4 Guru Tidak Tetap -
Tenaga Kependidikan
1 Pegawai TU Tetap Yayasan 2
2 Pesuruh 1
3 Satpam 1
Sumber: dokumen pendidik dan tenaga pendidikan MTs Al-Ihsan Pamulang Tangerang
Selatan
7. Personil Madrasah
Nama Madrasah :Mts. Al–Ihsan Pamulang
Nama Kepala Madrasah :Drs. Agus Sunardi, Mm
Alamat :Jl Bambu Apus Raya
Komplek Depag
Bambu Apus - Pamulang
No.Telpon :(021) 7428430
No. Hp :087771060292
Akreditasi :Terakreditasi “ A “
72
Susunan Wakil Kepala Dan Koordinator Bidang
Tahun Pelajaran 2018 / 2019
Waka Bid. Kurikulum :Udin Nurdin, Spd
Waka Bid. Kesiswaan :Bambang Suprayogi, Spd
Susunan Staff Tata Usaha
Kepala Tata Usaha :Denny Susanto
Bendahara Umum :Hanifah Hasyid, Spd
Bendahara Mts :Intan Mulyadi
Staff Tu :Sitii Nurbaya
Security :Agus Cahyadi
Office Boy :Teddy Saputra
Penjaga Malam :Kusdian Munthaha & Agus Cahyadi
Susunan Penanggung Jawab
Laboratorium / Kepala Seksi
Teknisi Laboratorium
Bahasa , Komputer, Jaringan
Berbasis Pembelajaran : Denny Susanto
Laboratorium Ipa : Yanti Damayanti, Spd
Seksi Musik/ Drum Band : Reghistra, Spd
Seksi Musik/ Marawis : Reghistra, Spd
Seksi Sosial Keagamaan : Nurhayati, Sag
Seksi Olah Raga / Beladiri : Miza Yusmita, Spd
Seksi Pramuka, Pmr, Kir : Dina Rosmawati, Spd60
60 Dokumen Personil Sekolah MTs Al-Ihsan Pamulang
73
8. Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Madrasah Al – Ihsan Pamulang61
Pengurus Yayasan
Komite Madrasah ------ Kepala Madrasah
Waka Bid. Kurikulum Waka Bid. Kesiswaan
Kepala Tata Usaha Bendahara Umum
Sosial
UKS
Kesenian
Olah Raga
Pramuka,
PMR, KIR
Koperasi
61 Dokumen Struktur Organisasi MTs Al-Ihsan Pamulang
Seksi - Seksi
Wali Kelas / Guru
Siswa – siswi
74
9. Ekstrakurikuler
a. Musik ( drum band, band & marawis )
b. Kelompok ilmiah remaja ( kir )
c. Olah raga / beladiri
d. Komputer
e. Paskibra
f. Pramuka
g. Uks
h. Pmr
i. Pidato 3 bahasa
j. Futsal
k. Paduan suara62
B. Hasil Uji Instrumen
1. Hasil Uji Validitas
Berdasarkan data yang telah terkumpul dari responden tingkat
kevalidan suatu instrumen akan diuji menggunakan rumus Pearson
Product Moment. Uji coba instrumen variabel X dan variabel Y
dilakukan pada 20 siswa. Taraf signifikan sebesar 0,05 dan derajat
kebebasan (dk = n – 2) atau dk = 20 – 2 = 18 maka didapatkan rtabel
sebesar 0,443. Berdasarkan uji coba instrumen yang dilakukan, hasil
nilai validitas sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel X (Komunikasi
Interpersonal Guru Wali kelas)
No
Soal
Nilai r hitung Nilai r
tabel
Keterangan
1 0,619 0,443 Valid
2 0,470 0,443 Valid
3 0,278 0,443 Tidak Valid
4 0,755 0,443 Valid
5 -0,205 0,443 TidakValid
6 -0,401 0,443 Tidak Valid
7 0,795 0,443 Valid
8 0,771 0,443 Valid
9 0,049 0,443 Tidak Valid
10 0,536 0,443 Valid
11 0,771 0,443 Valid
12 0,284 0,443 Tidak Valid
62 Dokumen Ekstrakuler MTs Al-Ihsan Pamulang
75
13 0,527 0,443 Valid
14 0,663 0,443 Valid
15 0,755 0,443 Valid
16 0,795 0,443 Valid
17 0,771 0,443 Valid
18 0,622 0,443 Valid
19 0,687 0,443 Valid
20 0,619 0,443 Valid
21 0,524 0,443 Valid
22 0,407 0,443 Tidak Valid
23 0,672 0,443 Valid
24 0,623 0,443 Valid
25 0,527 0,443 Valid
26 0,663 0,443 Valid
27 0,567 0,443 Valid
28 0,703 0,443 Valid
29 0,256 0,443 Tidak Valid
30 0,522 0,443 Valid Sumber : hasil olah data SPSS vers.23, 2019
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Motivasi Belajar
Siswa)
No
Soal
Nilai r
hitung
Nilai r
tabel
Keterangan
1 0,661 0,443 Valid
2 0,741 0,443 Valid
3 0,643 0,443 Valid
4 0,181 0,443 Tidak Valid
5 0,517 0,443 Valid
6 0,331 0,443 Tidak Valid
7 0,558 0,443 Valid
8 0,834 0,443 Valid
9 0,574 0,443 Valid
10 0,834 0,443 Valid
11 0,589 0,443 Valid
12 0,362 0,443 Tidak Valid
13 0,741 0,443 Valid
14 0,791 0,443 Valid
15 0,521 0,443 Valid
16 -0,062 0,443 Tidak Valid
17 0,596 0,443 Valid
18 0,115 0,443 Tidak Valid
19 0,109 0,443 Tidak Valid
76
20 0,517 0,443 Valid
21 0,834 0,443 Valid
22 0,510 0,443 Valid
23 0,521 0,443 Valid
24 0,371 0,443 Tidak Valid
25 0,018 0,443 Tidak Valid
26 0,036 0,443 Tidak Valid
27 0,639 0,443 Valid
28 0,643 0,443 Valid
29 0,279 0,443 Tidak Valid
30 0,701 0,443 Valid Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan hasil tabel di atas, dapat diketahui untuk variabel X
memiliki 23 butir soal valid dan 7 butir soal yang tidak valid. Dan pada
variabel Y memiliki 20 butir soal yang valid dan 10 butir soal yang tidak
valid.
C. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Ihsan Pamulang pada bulan
November 2019. Adapun yang menjadi objek adalah siswa kelas VII MTs
Al-Ihsan Pamulang. Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel X
(Komunikasi Interpersonal Guru Wali Kelas) dan variabel Y (Motivasi
Belajar Siswa). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
berupa kuesioner (angket). Angket uji coba disebarkan kepada 20 siswa
Kelas VII.1,VII.2,VII.3 MTs Al-Ihsan Pamulang yang terdiri dari 30 butir
soal pada variabel X dan 30 butir soal pada variabel Y. Sedangkan angket
penelitian disebarkan kepada 51 siswa Kelas VII MTs Al-Ihsan Pamulang,
yang terdiri dari 23 butir soal pada variabel X dan 20 butir soal pada variabel
Y.
Deskripsi data disajikan untuk memberikan gambaran secara umum
mengenai penyebaran data di lapangan. Data yang disajikan berupa data
mentah yang diolah menggunakan bantuan program SPSS ver.23. Adapun
hasil deskripsi data responden yang diperoleh dapat dijelaskan sebagai
berikut.
77
1. Deksripsi Data Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru Wali
kelas) dan Hasil Analisisnya
a. Data Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru Wali kelas)
Pada penelitian ini data komunikasi interpersonal Guru Wali kelas
diperoleh dari hasil angket yang disebarkan kepada 51 siswa Kelas
VII. Dari hasil tersebut, peneliti mengumpulkan dan
mengelompokkan data mengenai komunikasi interpersonal Guru
Wali kelas. Data dapat dilihat secara rinci pada tabel sebagai berikut:
Responden Variabel X Responden Variabel X
Responden 1 68 Responden 27 94
Responden 2 62 Responden 28 84
Responden 3 66 Responden 29 96
Responden 4 69 Responden 30 88
Responden 5 77 Responden 31 93
Responden 6 88 Responden 32 72
Responden 7 87 Responden 33 84
Responden 8 83 Responden 34 98
Responden 9 86 Responden 35 88
Responden 10 74 Responden 36 90
Responden 11 85 Responden 37 97
Responden 12 82 Responden 38 94
Responden 13 89 Responden 39 88
Responden 14 86 Responden 40 91
Responden 15 81 Responden 41 85
Responden 16 93 Responden 42 90
Responden 17 93 Responden 43 86
Responden 18 100 Responden 44 80
Responden 19 95 Responden 45 95
78
Tabel 4.6 Data Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru
Wali kelas)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah skor angket
penelitian komunikasi interpersonal guru wali kelas dari masing-
masing responden.
b. Hasil Analisis Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru Wali
Kelas)
1) Rentang Nilai (r)
r = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
= 100-62
= 38
2) Jumlah Kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 51
= 1 + 3,3 . 1,7
= 1 + 5.61
= 6,61 = 7
3) Panjang Interval (i)
i = jumlah rentang (r) : jumlah kelas (k)
= 38 : 7
= 5,4 = 5
4) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (Komunikasi
Interpersonal Guru Wali Kelas)
Responden 20 73 Responden 46 89
Responden 21 80 Responden 47 79
Responden 22 71 Responden 48 87
Responden 23 86 Responden 49 83
Responden 24 79 Responden 50 100
Responden 25 91 Responden 51 85
Responden 26 72
79
Tabel 4.7 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (Komunikasi Interpersonal
Guru Wali kelas)
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS ver.23, 2019
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa yang
mendapat skor 62-66 terdapat 2 orang, skor 67-71 terdapat 3
orang, skor 72-76 terdapat 4 orang, skor 77-81 terdapat 6
orang, 82-86 terdapat 12 orang, dan skor 87-91 terdapat 12
orang, 92-96 terdapat 8 orang, 97-101 terdapat 4 orang.
Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas dapat
digambarkan distribusi frekuensi sebagai berikut :
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Gambar 4.2 Gambar Distribusi Frekuensi Variabel
X(Komunikasi Interpersonal Guru Wali kelas)
Interval
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 62-66 2 3.9 3.9 3.9
67-71 3 5.9 5.9 9.8
72-76 4 7.8 7.8 17.6
77-81 6 11.8 11.8 29.4
82-86 12 23.5 23.5 52.9
87-91 12 23.5 23.5 76.5
92-96 8 15.7 15.7 92.2
97-101 4 7.8 7.8 100.0
Total 51 100.0 100.0
80
5) Mean, Median, Modus
Tabel 4.8 Mean, Median, Modus Variabel X (Komunikasi Interpersonal
Guru Wali kelas)
Statistics
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
GURU
N Valid 51
Missing 0
Mean 84.94
Median 86.00
Mode 86a
Std. Deviation 9.050
Range 38
Minimum 62
Maximum 100
Sum 4332
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata dari
variabel Komunikasi Interpersonal Guru Wali kelas adalah
84,94 sedangkan nilai tengah 86, nilai yang paling sering muncul
86, dan standar deviasi 9,050.
Selanjutnya, untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata
komunikasi intepersonal guru wali kelas dapat diperoleh dengan
cara sebagai berikut:
a) Perhitungan nilai rata-rata ideal (Mi) dan Standar Deviasi
Ideal (Sdi)
Nilai rata-rata Ideal (Mi) = 84,94
Standar Deviasi Ideal (Sdi) = 9,050
b) Batasan-batasan kategori kecenderungan
(1) Rendah = X < (Mi – Sdi)
= X < (84,94 – 9,050)
81
= X < 75,89
(2) Sedang = (Mi – Sdi) < X < (Mi + Sdi)
= 75,89 < X < (84,94 + 9,050)
= 75,89 < X < 93.99
(3) Tinggi = X > (Mi + Sdi)
= X > 93.99
Tabel 4.9 Kategori Kecenderungan Data Variabel X (Komunikasi
Interpersonal Guru Wali kelas)
Tingkat Kecendrungan Data
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 9 17.6 17.6 17.6
Sedang 33 64.7 64.7 82.4
Tinggi 9 17.6 17.6 100.0
Total 51 100.0 100.0
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan data tingkat kecenderungan di atas
dapat digambarkan sebagai berikut :
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
82
Gambar 4.3 Tingkat Kecenderungan Data Variabel X (Komunikasi
Interpersonal Guru Wali kelas)
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa
perolehan skor variabel komunikasi interpersonal Guru Wali
kelas yang termasuk kedalam kategori rendah sebanyak 9
orang (17,6%), kategori sedang 33 orang (64,7%), dan
kategori tinggi 9 orang (17,6%). Berdasarkan perolehan skor
tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel komunikasi
interpersonal guru wali kelas berada pada kategori sedang.
2. Deskripsi Data Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) dan Hasil
Analisisnya
a. Data Variabel Y (Motivasi Belajar)
Motivasi belajar siswa diukur dengan menggunakan angket yang
disebarkan kepada responden sebanyak 51 siswa di MTs Al-Ihsan
Pamulang. Angket yang telah diisi kemudian diberi skor, diolah, dan
dianalisis. Berikut adalah tabel yang memuat hasil penelitiann data
motivasi belajar siswa.
Tabel 4.10 Data Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)
Responden Motivasi
Belajar siswa
Responden Motivasi
Belajar Siswa
Responden 1 59 Responden 23 62
Responden 2 57 Responden 24 80
Responden 3 70 Responden 25 63
Responden 4 56 Responden 26 73
Responden 5 94 Responden 27 77
Responden 6 61 Responden 28 70
Responden 7 77 Responden 29 85
Responden 8 60 Responden 30 72
Responden 9 83 Responden 31 88
Responden 10 57 Responden 32 56
83
Responden 11 67 Responden 33 75
Responden 12 79 Responden 34 64
Responden 13 79 Responden 35 72
Responden 14 67 Responden 36 76
Responden 15 61 Responden 37 67
Responden 16 78 Responden 38 66
Responden 17 74 Responden 39 61
Responden 18 92 Responden 40 76
Responden 19 95 Responden 41 81
Responden 20 69 Responden 42 63
Responden 21 54 Responden 43 75
Responden 22 73 Responden 44 67
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah skor angket penelitian
motivasi belajar siswa dari masing-masing responden.
b. Hasil Analisis Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)
1) Rentang Nilai (r)
r = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
= 95 – 54
Responden Motivasi
Belajar
Siswa
Responden 45 65
Responden 46 74
Responden 47 73
Responden 48 66
Responden 49 77
Responden 50 82
Responden 51 59
84
= 41
2) Jumlah Kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 51
= 1 + 3,3 . 1,7
= 1 + 5,61
= 6,61 = 7
3) Panjang Interval (i)
i = jumlah rentang (r) : jumlah kelas (k)
= 41 : 7
= 5,8 = 6
4) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)
Tabel 4.11 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel
Y (Motivasi Belajar Siswa)
INTERVAL
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 54-59 7 13.7 13.7 13.7
60-65 9 17.6 17.6 31.4
66-71 9 17.6 17.6 49.0
72-77 14 27.5 27.5 76.5
78-83 7 13.7 13.7 90.2
84-89 2 3.9 3.9 94.1
90-95 3 5.9 5.9 100.0
Total 51 100.0 100.0
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden
yang mendapatkan skor 54-59 terdapat 7 orang, skor 60-65
terdapat 9 orang, skor 66-71 terdapat 9 orang, skor 72-77
terdapat 14 orang, skor 78-83 terdapat 7 orang, skor 84-89
terdapat 2 orang, dan skor 90-95 terdapat 3 orang.
85
Berdasarkan hasil data distribusi frekuensi di atas, maka
dapat digambarkan distribusi frekuensi motivasi kerja guru
dalam bentuk grafik berikut ini:
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Y
(Motivasi Belajar Siswa)
5) Mean, Median, Modus
Tabel 4.12 Mean, Median, Modus Variabel Y
(Motivasi Belajar Siswa)
Statistics
MOTIVASI BELAJAR SISWA
N Valid 51
Missing 0
Mean 71.12
Median 72.00
Mode 67
Std. Deviation 10.128
Range 41
Minimum 54
Maximum 95
Sum 3627
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata dari
variabel Motivasi Belajar Siswa adalah 71,12 sedangkan nilai
tengah 72, nilai yang paling sering muncul 67, dan standar
deviasi 10,128.
86
Selanjutnya, untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata
motivasi belajar siswa dapat diperoleh dengan cara sebagai
berikut:
c) Perhitungan nilai rata-rata ideal (Mi) dan Standar Deviasi
Ideal (Sdi)
Nilai rata-rata Ideal (Mi) = 71,12
Standar Deviasi Ideal (Sdi) = 10,128
d) Batasan-batasan kategori kecenderungan
(4) Rendah = X < (Mi – Sdi)
= X < (71,12 – 10,128)
= X < 60,992
(5) Sedang = (Mi – Sdi) < X < (Mi + Sdi)
= 60,992 < X < (71,12+ 10,128)
= 60,992 < X < 81,248
(6) Tinggi = X > (Mi + Sdi)
= X > 81,248
Tabel 4.13 Kategori Kecenderungan Data Variabel Y
(Motivasi Belajar Siswa)
Tingkat Kecendrungan Data
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 8 15.7 15.7 15.7
Sedang 36 70.6 70.6 86.3
Tinggi 7 13.7 13.7 100.0
Total 51 100.0 100.0
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan data tingkat kecenderungan di atas
dapat digambakan sebagai berikut :
87
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Gambar 4.5 Kategori Kecenderungan Data Variabel Y
(Motivasi Belajar Siswa)
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa
perolehan skor variabel motivasi belajar siswa yang
termasuk kedalam kategori rendah sebanyak 8 orang
(15,7%), kategori sedang 36 orang (70,6%), dan kategori
tinggi 7 orang (13,7%). Berdasarkan perolehan skor
tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi belajar
siswa berada pada kategori sedang.
3. Hasil Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas instrumen, langkah selanjutnya yaitu
melakukan uji reliabilitas yang dipakai untuk mengukur instrumen dapat
diandalkan secara konsisten sebagai alat pengumpul data.
Berikut merupakan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS
versi 23 pada variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru Wali kelas),
yaitu
Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Komunikasi
Interpersonal Guru Wali kelas)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.937 23
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS Vers.23, 2019
88
Berdasarkan kriteria Cronbach’s Alpha > 60% atau Cronbach’s
Alpha > 0,60 dan diperoleh hasil Cronbach’s Alpha 0,937 > 0,60 maka
butir instrumen variabel X dikatakan reliabel dengan tingkat reliabilitas
sangat tinggi.
Berikut merupakan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS
versi 23 pada variabel Y (Motivasi Belajar Siswa), yaitu :
Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Motivasi Belajar
Siswa)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.931 20
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan kriteria Cronbach’s Alpha > 60% atau Cronbach’s
Alpha > 0,60 dan diperoleh hasil Cronbach’s Alpha 0,931 > 0,60 maka
butir instrumen variabel Y dikatakan reliabel dengan tingkat reliabilitas
sangat tinggi.
89
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah nilai residual
yang dihasilkan dari regresii berdistribusi secara normal atau tidak.
Suatu regresi dikatakan baik ketika memiliki nilai residual yang
berdistribusi normal. Beberapa metode uji normalitas yaitu dengan tabel
Test of Normality dengan uji Shapiro-Wilk dan normal P-P Plot of
regression Standardized Residual pada SPSS vers.23, yakni sebagai
berikut :
90
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
KOMUNIKASI
INTERPERSONAL GURU .963 51 .107
MOTIVASI BELAJAR SISWA .970 51 .229
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas dapat disimpulkan, bahwa
data pada variabel X (komunikasi interpersonal guru wali kelas) dan
variabel Y (motivasi belajar siswa) memiliki nilai signifikansi Shapiro-
Wilk yang baik yakni masing-masing sebesar 0,107 dan 0,229.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa data berdistribusi normal
karena nilai signifikansi Shapiro-Wilk lebih dari 0,05.
Kemudian hasil grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized
Residual pada SPSS vers.23, sebagai berikut:
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas Variabel X (Komunikasi Interpersonal
Guru Wali kelas)
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
91
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Gambar 4.7 Hasil Uji Normalitas Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)
Dari hasil grafik di atas, tergambar jelas bahwa titik-titik yang
menyebar mengikuti garis diagonal. Maka dari itu, dapat ditarik
kesimpulan bahwa data berdistribusi normal.
2. Uji Linearitas
Uji Linearitas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan yang
linear atau tidak secara signifikansi pada dua variabel. Uji linearitas
dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi (sig) 0,05. Berikut
merupakan hasil dari uji linearitas SPSS versi.2.3, yaitu :
Tabel 4.16 Hasil Uji Linearitas
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan hasil uji linearitas di atas dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi pada Deviation From Linearity sebesar 0,515 > 0,05, dapat
kita ketahui jika nilai signifikansi pada tabel lebih besar dari 0,05 atau
ANOVA TABLE
Sum of Squares df
Mean
Square F Sig.
MOTIVASI
BELAJAR SISWA
* KOMUNIKASI
INTERPERSONAL
GURU
Between
Groups
(Combined) 3188.544 28 113.877 1.291 .272
Linearity 830.717 1 830.717 9.417 .006
Deviation
from Linearity 2357.828 27 87.327 .990 .515
Within Groups 1940.750 22 88.216
Total 5129.294 50
92
(0,05 < sig), maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel terdapat
hubungan yang linear, sehingga asumsi linearitas terpenuhi.
E. Pengujian Hipotesis
1. Regresi Linear Sederhana
Berikut ini adalah hasil uji regresi linear sederhana dengan
menggunakan SPSS vers.23, yaitu :
Tabel 4.17 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 32.85
9 12.502 2.628 .011
KOMUNIKASI
INTERPERSONAL GURU .450 .146 .402 3.077 .003
a. Dependent Variable: MOTIVASI BELAJAR SISWA
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Rumus regresi linear sederhana :
Y’ = a + bX
Berdasarkan hasil output di atas, dapat diketahui bahwa :
Y = 32,859 + 0,450 X
Dimana :
Y = Motivasi Belajar Siswa
X = Komunikasi Interpersonal Guru Wali Kelas
a. a = angka konstan dari unstandardized coefficients. Dari output di
atas nilainya sebesar 32,859. Ini dapat diartikan jika komunikasi
interpersonal guru wali kelas adalah 32,859.
b. b = angka koefisien regresi. Nilainya sebesar 0,450. Angka ini
mengandung arti bahwa setiap penambahan 1% tingkat Komunikasi
93
Interpersonal Guru Wali kelas (X), maka Motivasi Belajar Siswa
(Y) akan meningkat sebesar 0,450
Karena nilai koefisien regresi bernilai positif (+), maka
dengan demikian dapat dikatakan bahwa Komunikasi Interpersonal
Guru Wali kelas (X) berpengaruh positif terhadap Motivasi Belajar
Siswa (Y). Sehingga persamaan regresinya adalah Y = 32,859 +
0,450 X.
2. Uji Parsial (Uji t)
Uji hipotesis atau uji pengaruh berfungsi untuk mengetahui apakah
koefisien regresi tersebut signifikan atau tidak. Berdasarkan hasil output
pada Tabel 4.15 diketahui dengan langkah-langkah pengujiannya
sebagai berikut :
a. Membandingkan Thitung dengan Ttabel
1) Penentuan Thitung dengan Ttabel
Nilai Thitung didapatkan dari hasil output pada tabel 4.15
sebesar 3,077
2) Penentuan Ttabel
Ttabel dapat dilihat pada tabel statistik dengan nilai signifikansi
0,05 : 2 = 0,025. Tabel (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df)
n-2 yaitu df = 51 -2 = 49, hasil diperoleh untuk Ttabel sebesar
2,009
3) Kriteria Pengujian
Apabila Thitung < Ttabel, maka Ho diterima
Apabila Thitung > Ttabel, maka Ho ditolak
4) Kesimpulan
Dapat diketahui bahwa Thitung (3,077) > Ttabel (2,009), maka Ho
ditolak. jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara
komunikasi interpersonal guru wali kelas terhadap motivasi
belajar siswa.
b. Kriteria Pengujian
1) Nilai signifikansi
94
Nilai signifikansi didapatkan dan hasil output pada tabel 4.15
sebesar 0,003
2) Kriteria Pengujian
Apabila sig > α (0,05), maka Ho diterima dan H1 ditolak
Apabila sig < α (0,05), maka Ho ditolak dan H1 diterima
3) Kesimpulan
Dapat diketahui bahwa nilai sig (0,003 < α (0,05), maka Ho
ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh secara signifikan antara komunikasi interpersonal guru
wali kelas terhadap motivasi belajar siswa.
3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dipakai untuk memprediksi seberapa besar
kontribusi pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Di
bawah ini merupakan hasil pengujian menggunakan SPSS ver.23, yaitu
:
Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .402a .162 .145 9.366
a. Predictors: (Constant), KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU
b. Dependent Variable: MOTIVASI BELAJAR SISWA
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Dari hasil output di atas, diketahui nilai koefisien determinasi (R
Square) sebesar 0,162 (nilai 0,162 adalah pengkuadratan dari koefisien
korelasi atau R, yaitu 0,402 x 0,402 = 0,162). Angka tersebut
mengandung arti bahwa komunikasi interpersonal guru wali kelas
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa sebesar 16,2%. Sedangkan
sisanya 100% - 16,2% = 83,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diteliti.
95
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memberi
kejelasan serta pemahaman yang diperoleh dari hasil penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan data yang diperoleh dari
lapangan menyebutkan bahwa terdapat pengaruh antara komunikasi
interpersonal guru wali kelas terhadap motivasi belajar siswa di MTs Al-
Ihsan Pamulang.
Untuk mengetahui arah hubungan antara variabel X dengan variabel
Y apakah positif atau negatif, maka dilakukan uji regresi linear sederhana.
Dari hasil penelitian, koefisien regresi memperoleh nilai sebesar 0,450 yang
menunjukkan nilai koefisien regresi bernilai positif (+). Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa “Komunikasi interpersonal Guru Wali kelas (X)
berpengaruh positif terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y)”. Sehingga
persamaan regresinya adalah Y = Y = 32,859 + 0,450 X
Kemudian dapat dilihat pada pengujian statistik (uji t), hasil nilai
Thitung sebesar 3,077 dan Ttabel sebesar 2,009, dengan signifikansi sebesar
0,003. Dengan kriteria pengujian jika Thitung > Ttabel dan jika signifikansi <
α (0,05), maka Ho ditolak. Sehingga terdapat pengaruh antara komunikasi
interpersonal guru wali kelas terhadap motivasi belajar siswa.
Dengan proses pembelajaran selama 1 semester pada kelas VII di
MTs Al-Ihsan Pamulang ini memiliki hasil penelitian sebesar 16,2% antara
komunikasi interpersonal guru wali kelas terhadap motivasi belajar siswa.
Angka tersebut memiliki makna bahwa adanya pengaruh antara komunikasi
interpersonal guru walikelas terhadap motivasi belajar di MTs Al-Ihsan
Pamulang Tangerang Selatan. Dan 83,8% dipengaruhi faktor lain yang tidak
penulis teliti.
Menurut Miftah Thoha dalam buku Perilaku Organisasi Konsep
Dasar dan Aplikasinya ada lima hal yang mampu menjadikan komunikasi
interpersonal berjalan secara efektif yaitu keterbukaan, empati, dukungan,
kepositifan, kesamaan. Apabila lima hal tersebut dilakukan oleh guru wali
kelas maka akan berdampak pada motivasi belajar siswa.
96
Motivasi belajar siswa berfungsi mendorong siswa untuk bertindak,
menentukan arah perbuatan, menyeleksi perbuatan, dan penggerak pada diri
siswa dalam mencapai tujuan yang dikehendakinya. Menurut Hamzah
dalam buku Teori Motivasi dan Pengukurannya ada dua dimensi dalam
motivasi belajar siswa yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal.
Motivasi internal meliputi melaksanakan tugas dengan adanya hasrat dan
keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, dan
adanya harapan dan cita-cita masa depan. Sedangkan motivasi eksternal
meliputi adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik
dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif. Jadi melalui
komunikasi interpersonal guru wali kelas dengan siswa sebagai bentuk
perhatian dari guru wali kelas maka dapat mempengaruhi motivasi belajar
siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Udin selaku Wakasek
Kurikulum menyatakan bahwa
“Komunikasi guru wali kelas terhadap siswa, baik. Siswa ini
merespon dengan baik apa yang ditugaskan oleh guru wali kelas
karena guru wali kelas ini menjadi contoh bagi siswa. Walaupun ada
beberapa siswa yang dilihat acuh tak acuh terhadap arahan wali
kelasnya, hal itu menjadi tantangan bagi guru wali kelas. Bagaimana
menghadapi atau mengatasi segala bentuk persoalan dan
permasalahan siswanya tanpa terkecuali. Tidak ada alasan bagi wali
kelas tidak mengetahui tentang permasalahan siswanya atau sama–
sama acuh tak acuh terhadap siswa tersebut. Terlebih guru BK
disekolah ini sudah tidak ada. Dan walapun baru berjalannya 1
semester, perlu adanya komunikasi yang baik antara walikelas
terhadap siswanya”.63
Hal serupa juga disampaikan oleh guru walikelas VII.3 Ibu Siti
mengatakan bahwa “Bagaimanapun juga, guru harus bisa berkomunikasi
dengan siswa menggunakan bahasa yang dimengerti. Sehingga saya sebagai
guru wali kelas maupun siswa menjadi paham sehingga bisa menjalankan
kegiatan belajar mengajar dengan baik”.64
63 Wawancara dengan Pak Udin, tanggal 28 November 2019, di ruang guru 64 Wawancara dengan Ibu Siti, tanggal 2 November 2019, diruang guru
97
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru walikelas VII.2 MTs Al-
Ihsan Pamulang, Bu Nur mengatakan bahwa
“Memang sedikit adanya pengaruh antara komunikasi
interpersonal guru wali kelas terhadap motivasi belajar siswa. Hal
tersebut karena baru berjalan 1 semester, serta sudah tidak adanya
guru BK disekolah. Latar belakang keluarga siswa yang hampir
semua menengah kebawah. Rendahnya pendidikan orang tua siswa
yang mengakibatkan kurang pedulinya orang tua terhadap
pembelajaran siswanya. Meskipun demikian, sudah menjadi
tanggung jawab guru wali kelas terkait meningkatkan motivasi
belajar siswa di kelas dan menangani permasalahan yang ada pada
siswa dikelas”.65
Begitu pula yang disampaikan oleh Pak Regi selaku walikelas VII.1
bahwa
“Komunikasi antara guru dengan siswa meskipun baru
berjalan 1 semester, terkait komunikasi ini harus berjalan dengan
baik agar dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Serta bisa
memotivasi dalam belajar maupun meningkatkan kemampuan yang
ada pada dirinya dalam kelas maupun diluar kelas. Melalui kegiatan
ekskul yang ada di sekolah sejak dari sekarang ini. Nanti
kedepannya nama baik sekolahpun ikut baik pula. Karena memang
pada hakikatnya siswa pasti membutuhkan perhatian melalui
komunikasi dari walikelasnya”.66
Secara umum, hasil penelitian ini serupa dengan hasil
penelitian Andi Muhammad Yusuf pada tahun 2017 mengenai judul
“pengaruh komunikasi interpersonal guru terhadap prestasi belajar
siswa sekolah menegah kejuruan (smk) negeri 7 makassar” bahwa
terdapat pengaruh komunikasi interpersonal guru terhadap prestasi
belajar siswa sebesar 41%.
Dengan demikian, berdasarkan hasil perhitungan data yang
diperoleh dari lapangan terlihat pengaruh yang signifikan antara
komunikasi interpersonal guru wali kelas dengan motivasi belajar
siswa di MTs Al-Ihsan Pamulang Tangerang Selatan.
65 Wawancara dengan Ibu Nur, tanggal 2 Desember 2019, di ruang guru
66 Wawancara dengan Ibu Pak Regi, tanggal 3 Detember 2019, di ruang Guru
98
G. Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa
masih ada keterbatasan-keterbatasan yang secara tidak langsung
berpengaruh terhadap hasil penelitian, keterbatasan ini dalam hal sebagai
berikut :
1. Penyusun instrumen dan penyebaran angket memerlukan waktu yang
cukup lama.
2. Sulitnya mengumpulkan data dari para responden dikarenakan para
responden tidak memiliki waktu senggang yang banyak.
99
Bab V
Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraian secara keseluruhan dalam penelitian yang telah
dilakukan peneliti dengan menggunakan perhitungan statistik maka dapat
disimpulkan bahwa pengaruh antara variabel X (Komunikasi Interpersonal
Guru Wali kelas) dengan variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) bersifat positif.
Hal ini terbukti dapat dijelaskan dari hasil temuan penelitian dibawah ini.
Dari pemaparan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa hasil
perhitungan regresi linear sederhana menghasilkan angka koefisien regresi
sebesar 0,450 yang diinterpretasikan antara komunikasi interpersonal guru
wali kelas dengan motivasi belajar siswa memiliki pengaruh yang positif.
Kemudian dilihat dari hasil Thitung sebesar 3,077 dan Ttabel sebesar 2,009
dengan signifikansi sebesar 0,003. Dengan kriteria pengujian jika Thitung >
Ttabel dan jika signifikansi < α (0,05), maka Ho ditolak. Sehingga terdapat
pengaruh yang signifikan antara Komunikasi Interpersonal Guru Wali kelas
dengan Motivasi Belajar Siswa. Dan berdasarkan perhitungan koefisien
determinasi (R2) diperoleh angka sebesar 0,162. Angka tersebut mengandung
arti bahwa komunikasi interpersonal guru wali kelas berpengaruh terhadap
motivasi belajar siswa sebesar 16,2%. Sedangkan sisanya 100% - 16,2% =
83,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
B. Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian di atas mengungkapkan bahwa
pengaruh komunikasi interpersonal guru wali kelas terhadap motivasi
belajar siswa dengan angka 16,2%, kemudian terdapat angka 83,8% yaitu
faktor lain yang tidak diteliti, seperti faktor lingkungan rumah, pergaulan
siswa, teman sejawat, orang tua, dsb.
Berdasarkan temuan dari wawancara guru wali kelas VII.2
mengatakan bahwa komunikasi interpersonal guru wali kelas terhadap
motivasi belajar siswa kelas VII baru berjalan 1 semester. Di MTs Al-Ihsan
100
Pamulang ini tidak adanya guru BK (bimbingan konseling). Sehingga
terkait tentang motivasi belajar siswa, semua ditangani oleh guru wali kelas.
Siswa MTs Al-Ihsan di latar belakangi ekonomi keluarga menengah
kebawah serta pendidikan orang tua yang rendah. Sehingga mengakibatkan
orang tua kurang peduli terhadap pembelajaran siswa di sekolah. Selain itu,
pergaulan siswa dengan teman sejawat dan lingkungan menjadi faktor
pengaruh terkait motivasi belajar siswa di sekolah. Dengan hal ini dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa diperlukan komunikasi interpersonal
guru wali kelas yang baik agar supaya siswa dapat termotivasi dalam
belajar dengan baik pula.
C. Saran
Berdasarkan temuan dan kesimpulan hasil penelitian, maka dapat
peneliti sampaikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Kepala Sekolah MTs Al-Ihsan Pamulang
a. Kepala sekolah diharapkan mengembangkan kemampuan guru terkait
komunikasi
b. Kepala sekolah diharapkan meningkatkan pengembangan keprofesian
guru terhadap pembelajaran di kelas
c. Kepala sekolah diharapkan memberikan penghargaan kepada guru
yang berprestasi sehingga guru dapat termotivasi untuk
mengembangkan keprofesiannya.
2. Bagi Guru Wali kelas VII MTs Al-Ihsan Pamulang
a. Guru Wali kelas diharapkan mampu memahami siswa dalam belajar
b. Guru Wali kelas diharapkan meningkatkan kemampuan komunikasi
terhadap siswa
c. Guru Wali kelas diharapkan memberikan motivasi terhadap siswa
untuk meningkatkan kualitas belajar siswa
3. Bagi Siswa kelas VII MTs Al-Ihsan Pamulang
a. Siswa diharapkan mampu mempertahankan motivasi belajar dan
meningkatkan kapasitas diri untuk terus berkembang guna
memperkaya ilmu pengetahuan dan mengejar cita-cita para siswa.
101
b. Siswa diharapkan meningkatkan semangat dalam mengikuti
pembelajaran guna peningkatan kualitas belajar
c. Siswa diharapkan mampu menjadi siswa yang teladan yang baik bagi
para siswa lainnya, dan menjadi sosok yang penuh semangat dalam
melaksanakan tugasnya.
4. Bagi Peneliti Lain
a. Peneliti lain diharapkan untuk dapat mengembangkan penelitian
dengan melakukan penelitian pada variabel lain misalnya lingkungan
belajar, teman sejawat siswa, orang tua siswa dan lain sebagainya
yang dapat dipengaruhi oleh komunikasi interpersonal guru wali kelas
serta melakukan pada populasi yang lebih luas.
b. Peneliti lain diharapkan menggunakan metode lain dalam meneliti
komunikasi interpersonal, misalnya melalui wawancara secara
mendalam atau dengan observasi, sehingga informasi yang diperoleh
dapat lebih bervariasi dari pada kuesioner yang jawabannya sudah
tersedia.
102
DAFTAR PUSTAKA
Amp.kompas.com, Ribuan siswa putus sekolah, 2010,
(https://amp.kompas.com/nasional/read/2010/10/16/15315761/ribuan.siswa.
putus.sekolah) Diakses tanggal 26 September 2019 pukul 13.44 WIB
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta. 2013.
Aw, Suranto. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2011.
Bangun, Wilson. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga. 2012.
Beritainspiratif.com, Apresiasi Siswa Berprestasi, Cirebon Power Berhasil
Tingkatkan Motivasi Belajar Siswa, 2019, (https://www.berita
inspiratif.com/apresiasi-siswa-berprestasi-cirebon-power-berhasil-
tingkatkan-motivasi-belajar-siswa/) Diakses tanggal 25 September 2019
pukul 17.19 WIB
Departemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam. Wawasan Tugas
Guru dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat
Jenderal Kelembagaan Islam. 2005.
Fathurrohman, Pupuh dan Aa Suryana, Guru Profesional. Bandung: PT Refika
Aditama. 2012.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2010.
Harapan, Edi dan Syarwani Ahmad. Komunikasi Antarpribadi: Perilaku Insani
Dalam Organisasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2014.
Hardjana, Agus M. Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal. Yogyakarta:
Kanisius. 2003.
Imam Suraji. Dinamika Profesi Guru: Citra, Harapan, dan Tantangan, Jurnal
Cakrawala Pendidikan, Vol.1. 2008.
Iriantara, Yosal dan Usep Syaripudin. Komunikasi Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. 2013.
103
Kartika, Ayu Tri. Pengaruh Komunikasi Interpersonal Wali Kelas Terhadap
Motivasi Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 12 Palembang. 2017.
m.kumparan.com, Lemahnya Motivasi Belajar pada Siswa di sekolah, 2018,
(https://kumparan.com/alsri-nurcahaya/lemahnya-motivasi-belajar-pada-
siswa-di-sekolah-1527306102088/2018/05/29/) Diakses tanggal 27
September 2019 pukul 8.27 WIB
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2009.
Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2013.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana. 2011.
Oktaviani, Mitha Arvira dan Hari Basuki Notobroto, ”Perbandingan Tingkat
Konsistensi Normalitas Distribusi Metode Kolmogorov-Smirnov, Liliefors,
Shapiro-Wilk, Dan Skewness-Kurtosis” Jurnal Biometrika dan
Kependudukan. Vol.3, No.2 Desember 2014.
Parwati, Ni Nyoman, dkk. Belajar dan Pembelajaran. Depok: PT RajaGrafindo
Persada. 2018.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 15 Tahun
2018
Qolbi, Ade Ifroh. Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal dengan Iklim
Organisasi di SDN 034 Samarinda, Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas
Mulawarman. 2013.
Ratnasari, Alfina Dewi. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Usaha Bisnis Online Shop di Kota Samarinda”. e-jurnal Administrasi Bisnis,
Vol.5, No. 1. 2017.
Riduwan M.B.A. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
pemula. Bandung: Alfabeta. 2012.
Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2007.
104
Rusman. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali Pers. 2016.
Sani, Ridwan Abdullah. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2016.
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. 2016.
Sedarmayanti. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT Refika Aditama. 2011.
Sihabudin, Ahmad. Komunikasi Antarbudaya. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2011.
Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif di Lengkapi dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. 2013.
Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2010.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta. 2010.
Soyomukti, Nurani. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung:
Alfabeta. 2017.
Suparyadi. Manajemen Sumber Daya Manusia – Menciptakan Keunggulan
Bersaing Berbasis Kompetensi SDM. Yogyakarta: Andi. 2015.
Supranto, J dan Nandan Limakrisna. Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah untuk
Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Mitra Wacana Media. 2012.
2013.
Suprihatiningrum, Jamil. Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, &
Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. 2016.
Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada. 2008.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
Uno, Hamzah B. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta : PT Bumi Aksara.
2010.
Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers. 2016.
105
Wibowo. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers. 2014.
Widiasworo, Erwin. 19 Kiat Sukses Membangkitkan Motivasi Belajar Peserta
Didik. Jogjakarta:Ar-ruzz Media. 2015.
Zahruddin. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Guru Dalam Rangka
Menciptakan Professional Learning. Prosiding Seminar Nasional tentang
Professional Learning untuk Indonesia Emas, Ciputat: Mei 2015.
Zamroni, Muhammad. Filsafat Komunikasi: Pengantar Ontologis, Epistemologis,
Aksiologis. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010.
106
LAMPIRAN-LAMPIRAN
107
Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Komunikasi Interpersonal
Guru/Walikelas
Keterangan: (* = tidak valid)
Dimensi Indikator Item
Keterbukaan Menciptakan iklim
keterbukaan
Menerima saran dan kritik
secara positif
1, 2, 3*
4, 5*
Empati Mendengar aktif dan
menanggapi keluhan siswa
6*, 7, 8, 9*
Dukungan Memberi dukungan moril 10, 11
Kepositifan Saling percaya
Tidak pilih kasih
Menghargai orang lain
12*, 13, 14
15, 16, 17
18, 19
20, 21, 22*,
23, 24, 25
Kesamaan Memberikan pesan yang
jelas
Memastikan pesan dapat
dimengerti
26, 27
28, 29*, 30
Jumlah 30 Butir
108
Lampiran 2 Angket Uji Coba Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru
(Walikelas) )
Nama :
No Resp :
Petunjuk
1. Berilah tanda () pada kolom alternatif jawaban yang tersedia sesuai
dengan penilaian anda.
2. Jawaban yang anda berikan tidak bersifat benar/salah.
3. Jawaban yang anda berikan tidak akan dipublikasikan, jadi jawablah
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
4. Usahakan agar semua nomor terjawab dan tidak ada yang terlewatkan.
Keterangan alternatif jawaban:
SS: Sangat Sering JR: Jarang-jarang TP: Tidak Pernah
SR: Sering P : Pernah
Sangat Sering (SS) = 5
Sering ( SR ) = 4
Jarang-jarang (JR) = 3
Pernah (P) = 2
Tidak Pernah ( TP ) = 1
No Pernyataan SS SR JR P TP
1 Guru menginformasikan
secara terbuka terkait materi
belajar yang akan
disampaikan kepada setiap
siswa
2 Guru memberikan
kesempatan kepada setiap
siswa untuk menyatakan
gagasan dalam setiap
berkomunikasi
109
3 Guru menjelaskan kepada
setiap siswa terkait materi
belajar yang telah
disampaikan
4 Guru menerima kritik dari
siswa
5 Guru tidak bersangka buruk
kepada siswa
6 Guru tidak menjadi
pendengar yang baik dalam
berkomunikasi
7 Guru memberikan
tanggapan terhadap keluhan
setiap siswa
8 Guru memberikan solusi
yang bermanfaat bagi setiap
siswa
9 Guru menunjukan sikap
empati kepada setiap siswa
yang memiliki tingkat
kesulitan dalam belajar
10 Guru memberikan izin bagi
setiap siswa yang
mempunyai keperluan
11 Guru memberikan
kesempatan bagi setiap
siswa mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler
12 Guru mampu menjaga
rahasia setiap siswa
13 Setiap siswa merasa
nyaman berkomunikasi
dengan Guru
14 Guru berhati-hati dalam
berkomunikasi dengan
siswa untuk menjaga
perasaannya
15 Guru tidak membeda-
bedakan siswa dalam
berkomunikasi
110
16 Guru bersifat saling
menghargai terhadap setiap
siswa tanpa melihat latar
belakang kondisi
keluarganya
17 Guru mengayomi siswa
tanpa membedakan jenis
kelamin
18 Guru memberi teguran tanpa
melihat status siswa tersebut
19 Guru memberikan
bimbingan kepada siswa
20 Guru menghargai karya
siswa
21 Guru memberikan dorongan
terhadap kemampuan yang
dimiliki siswa
22 Guru mau mendengarkan
pendapat/gagasan dari
siswa
23 Guru tidak memotong
pembicaraaan siswa yang
sedang memberikan
pendapat
24 Guru memberikan
penghargaan bagi siswa
berprestasi
25 Guru tidak bertele-tele
dalam berkomunikasi
111
26 Guru menyesuaikan
intonasi komunikasi sesuai
dengan keadaan siswa
27 Guru menyesuaikan bahasa
untuk berkomunikasi
dengan siswa yang diajak
berkomunikasi
28 Guru memastikan bahwa
pesan yang disampaikan
dapat dimengerti
29 Guru memastikan kembali
apakah pesan dapat
dimengerti oleh siswa
30 Guru tidak memilih bahasa
yang mudah dimengerti
dalam berkomunikasi
dengan siswa
112
Lampiran 3 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Angket Variabel X (Komunikasi
Interpersonal Guru (Walikelas) )
no s1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 4 2 5 2 5 1 1 2 4 2 2 1 1 1 2
2 4 2 5 2 5 1 1 2 4 2 2 1 1 1 2
3 5 5 5 5 5 1 5 5 4 5 5 2 5 4 5
4 4 3 4 4 1 1 2 2 2 4 2 4 1 4 4
5 5 5 5 1 1 1 5 2 5 2 2 5 1 5 1
6 5 3 2 3 1 1 1 5 5 5 5 3 3 3 3
7 4 5 5 5 1 1 5 5 5 5 5 3 1 4 5
8 5 5 5 5 1 1 5 5 2 5 5 3 5 3 5
9 5 5 4 5 4 1 5 4 5 5 4 4 4 5 5
10 2 5 5 5 1 1 5 5 5 5 5 3 2 2 5
11 5 3 3 5 1 1 5 4 4 5 4 2 1 5 5
12 4 3 2 5 1 1 5 4 4 5 4 1 1 5 5
13 4 3 3 5 1 1 5 4 4 5 4 1 1 5 5
14 4 3 2 4 4 1 2 4 3 5 4 2 5 2 4
15 4 3 2 4 4 1 2 4 3 5 4 2 5 2 4
16 5 1 5 5 3 1 5 5 1 5 5 2 5 5 5
17 1 3 2 1 4 4 1 2 4 5 2 2 1 1 1
18 4 3 2 2 3 2 3 4 3 5 4 2 4 2 2
19 5 3 5 4 3 2 5 4 5 5 4 3 4 4 4
20 4 3 2 4 4 1 2 4 3 5 4 2 5 2 4
JMLH 83 68 73 76 53 25 70 76 75 90 76 48 56 65 76
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 jmlh
1 2 1 4 4 2 3 2 2 1 1 2 2 5 1 68
1 2 1 4 4 2 3 2 2 1 1 2 2 5 1 68
5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 1 134
2 2 2 2 4 4 2 2 2 1 4 4 2 5 1 81
5 2 2 5 5 5 2 1 2 1 5 5 4 3 2 95
1 5 1 4 5 4 4 1 3 3 3 5 5 5 1 98
5 5 4 5 4 5 4 4 4 1 4 1 4 4 5 118
5 5 4 5 5 5 2 4 5 5 3 5 5 4 4 126
5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 137
5 5 5 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 102
5 4 1 5 5 4 5 5 2 1 5 4 5 4 1 109
5 4 1 5 4 5 5 5 2 1 5 4 4 4 1 105
5 4 1 5 4 5 5 5 2 1 5 4 4 4 1 106
2 4 5 3 4 4 3 3 4 5 2 3 4 2 1 98
2 4 5 3 4 4 3 3 4 5 2 3 4 2 1 98
113
5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 2 2 1 120
1 2 1 1 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 56
3 4 2 5 4 2 5 4 5 4 2 5 1 1 3 95
5 4 5 5 5 4 5 3 5 4 4 4 5 5 4 127
2 4 5 3 4 4 3 3 4 5 2 3 4 2 1 98
70 76 61 84 83 79 75 64 62 56 65 72 70 72 40 2039
114
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Belajar Siswa
Keterangan: (* = tidak valid)
Dimensi Indikator Item
Motivasi Internal Memiliki hasrat untuk
belajar dengan penuh
tanggung jawab
Memiliki dorongan untuk
belajar dalam
mengembangkan diri
Mempunyai harapan untuk
mencapai masa depan
1, 2, 3, 4*, 5, 6*,
7
8, 9, 10, 11, 12*,
13,14, 15, 16*,
17
18*,19*, 20, 21
Motivasi Eksternal Penghargaan dalam belajar
Pembelajaran yang mendidik
dan menarik
Lingkungan belajar yang
kondusif
22, 23, 24*
25*, 26*, 27
28, 29*, 30
Jumlah 30 Butir
115
Lampiran 5 Angket Uji Coba Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)
Nama :
No Resp :
Petunjuk
1. Berilah tanda () pada kolom alternatif jawaban yang tersedia sesuai
dengan penilaian anda.
2. Jawaban yang anda berikan tidak bersifat benar/salah.
3. Jawaban yang anda berikan tidak akan dipublikasikan, jadi jawablah
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
4. Usahakan agar semua nomor terjawab dan tidak ada yang terlewatkan.
Keterangan alternatif jawaban:
SS: Sangat Sering JR: Jarang-jarang TP: Tidak Pernah
SR: Sering P : Pernah
No Pernyataan SS SR JR P TP
1 Saya bersemangat dalam belajar
dan tugas belajar
2 Saya menyelesaikan tugas belajar
tanpa bantuan orang lain
3 Setiap tugas belajar yang menjadi
tanggung jawab saya, dikerjakan
dengan baik
Sangat Sering (SS) = 5
Sering ( SR ) = 4
Jarang-jarang (JR) = 3
Pernah (P) = 2
Tidak Pernah ( TP ) = 1
116
4 Saya menyelesaikan tugas belajar
dengan maksimal, meskipun
dengan tingkat kesulitannya
5 Saya mengerjakan tugas belajar
tepat waktu
6 Dalam melaksanakan tugas
belajar, saya terlebih dahulu
menentukan target
pelaksanaannya
7 Saya menyelesaikan tugas belajar
sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan
8 Saya memiliki peluang untuk
mengembangkan keterampilan
9 Saya berusaha memperbaiki
kesalahan
10 Saya mengembangkan potensi
diluar lingkungan sekolah
11 Saya diberikan kesempatan
mengerjakan tugas belajar yang
diberikan oleh Guru untuk
mendapat nilai yang lebih tinggi
12 Saya diberikan kesempatan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan
belajar
13 Saya bebas mengembangkan
kreatifitas dalam belajar
14 Saya senang menerima tugas
yang lebih menantang
15 Saya tidak senang apabila
mendapat tugas tambahan dari
guru
16 Hubungan antara guru (walikelas)
dengan siswa sangat baik
sehingga membuat saya lebih giat
untuk belajar
17 Hubungan belajar antara sesama
siswa sangat baik sehingga
membuat saya lebih giat untuk
belajar
18 Saya dapat memahami pelajaran
dengan baik
117
19 Dalam melakukan tugas belajar
yang bersifat individu, saya
berusaha melebihi teman-teman
untuk mendapatkan nilai yang
lebih baik
20 Saya berusaha belajar dengan
kreatif untuk meningkatkan
keberhasilan tugas yang diberikan
oleh guru
21 Guru menghargai setiap jawaban
yang saya sampaikan
22 Saya mendapatkan pengakuan
dari teman kelompok belajar saat
berhasil melakukan tugas
kelompok dengan baik
23 Saya mendapatkan pengahargaan
dari guru ketika meraih prestasi
24 Sekolah menjaga kebersihan
sehingga saya nyaman dalam
belajar
25 Guru dalam menyampaikan
materi ajar yang kreatif
26 Guru tidak memberikan hukuman
bagi siswa yang melanggar
peraturan
27 Saya mendapatkan pembelajaran
yang menarik dari guru
28 Lingkungan belajar yang
kondusif mendorong saya belajar
lebih giat
29 Saya menjadi lebih fokus belajar
karena lingkungan sekolah yang
tidak bising
30 Saya lebih giat belajar dengan
lingkungan sekolah yang
kondusif
118
Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)
no s1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 2 2 4 2 4 2 1 4 1 2 2 2 1 2
2 2 2 2 4 2 4 2 1 2 1 2 2 2 1 2
3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3
4 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 5 2 2 5
5 5 5 5 2 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5
6 5 2 4 3 4 3 3 2 5 2 4 4 2 1 1
7 5 3 4 4 5 3 3 3 5 3 3 5 3 4 3
8 5 2 2 3 5 3 2 2 2 2 5 4 2 3 2
9 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 2
10 5 1 5 5 2 5 4 2 3 2 5 4 1 1 3
11 4 3 5 4 2 2 3 5 2 5 5 3 3 2 1
12 5 4 4 2 3 2 3 5 2 5 5 4 4 3 3
13 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 2
14 4 4 4 2 2 3 2 4 4 4 5 2 4 2 2
15 4 3 4 2 4 3 2 2 4 2 5 2 3 2 2
16 5 5 3 5 2 5 5 5 5 5 5 2 5 2 3
17 5 2 5 5 1 5 5 4 5 4 5 5 2 3 3
18 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 2 4 5 5
19 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5
20 4 4 4 3 4 2 2 4 3 4 4 2 4 2 2
JMLH 86 63 76 70 66 72 66 69 74 69 88 71 63 52 56
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 jmlh
5 4 4 2 2 1 1 2 2 4 2 2 2 4 2 72
5 4 4 2 2 1 2 2 2 5 2 2 2 4 2 72
4 4 4 3 4 3 3 3 5 3 5 5 3 3 5 108
2 2 4 2 2 2 4 5 2 4 2 2 2 3 4 84
2 5 4 5 5 5 3 5 1 5 2 5 5 5 5 130
4 4 3 3 4 2 2 1 4 4 4 5 4 5 4 98
4 4 5 5 5 3 4 3 5 1 1 5 4 4 5 114
4 4 2 3 5 2 4 2 2 2 5 5 2 3 2 91
5 4 4 3 4 5 5 2 4 1 1 4 4 5 5 119
4 2 5 2 2 2 2 3 5 2 1 5 5 2 2 92
3 2 4 3 2 5 4 1 2 1 4 4 5 2 4 95
5 5 4 5 3 5 4 3 3 1 1 4 4 5 5 111
5 5 4 3 4 4 4 2 5 2 1 4 4 5 5 117
119
4 4 3 4 2 4 2 2 4 2 5 4 4 4 4 100
3 4 3 5 4 2 2 2 3 4 5 2 4 1 4 92
2 5 5 5 2 5 2 3 5 5 5 5 3 2 3 119
3 5 4 2 1 4 4 3 2 2 4 4 5 2 4 108
5 5 4 5 4 5 4 5 3 4 3 4 5 5 4 131
4 5 3 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 137
3 4 4 4 4 4 2 2 4 2 5 4 4 4 4 102
76 81 77 69 66 69 62 56 68 59 63 80 76 71 78 2092
120
Lampiran 7 Instrumen Penelitian Komunikasi Interpersonal Guru
(Walikelas)
Nama :
No Resp :
Petunjuk
1. Berilah tanda () pada kolom alternatif jawaban yang tersedia sesuai
dengan penilaian anda.
2. Jawaban yang anda berikan tidak bersifat benar/salah.
3. Jawaban yang anda berikan tidak akan dipublikasikan, jadi jawablah
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
4. Usahakan agar semua nomor terjawab dan tidak ada yang terlewatkan.
Keterangan alternatif jawaban:
SS: Sangat Sering JR: Jarang-jarang TP: Tidak Pernah
SR: Sering P : Pernah
No Pernyataan SS SR JR P TP
1 Guru menginformasikan
terkait materi belajar
kepada setiap siswa
Sangat Sering (SS) = 5
Sering ( SR ) = 4
Jarang-jarang (JR) = 3
Pernah (P) = 2
Tidak Pernah ( TP ) = 1
121
2 Guru memberikan
kesempatan siswa untuk
menyatakan gagasan dalam
setiap berkomunikasi
3 Guru menerima kritik dari
siswa
4 Guru memberikan
tanggapan terhadap keluhan
setiap siswa
5 Guru memberikan solusi
yang bermanfaat bagi setiap
siswa
6 Guru memberikan izin bagi
setiap siswa yang
mempunyai keperluan
7 Guru memberikan
kesempatan bagi setiap
siswa mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler
8 Setiap siswa merasa
nyaman berkomunikasi
dengan Guru
9 Guru berhati-hati dalam
berkomunikasi dengan
siswa untuk menjaga
perasaannya
10 Guru tidak membeda-
bedakan siswa dalam
berkomunikasi
11 Guru bersifat saling
menghargai terhadap setiap
siswa tanpa melihat latar
belakang kondisi
keluarganya
12 Guru mengayomi siswa
tanpa membedakan jenis
kelamin
122
13 Guru memberi teguran tanpa
melihat status siswa tersebut
14 Guru memberikan
bimbingan kepada siswa
15 Guru menghargai karya
siswa
16 Guru memberikan dorongan
terhadap kemampuan yang
dimiliki siswa
17 Guru tidak memotong
pembicaraaan siswa yang
sedang memberikan
pendapat
18 Guru memberikan
penghargaan bagi siswa
berprestasi
19 Guru tidak bertele-tele
dalam berkomunikasi
20 Guru menyesuaikan
intonasi komunikasi sesuai
dengan keadaan siswa
21 Guru menyesuaikan bahasa
untuk berkomunikasi
dengan siswa yang diajak
berkomunikasi
22 Guru memastikan bahwa
pesan yang disampaikan
dapat dimengerti
123
23 Guru tidak memilih bahasa
yang mudah dimengerti
dalam berkomunikasi
dengan siswa
124
Lampiran 8 Instrumen Penelitian Motivasi Belajar Siswa
Nama :
No Resp :
Petunjuk
1. Berilah tanda () pada kolom alternatif jawaban yang tersedia sesuai
dengan penilaian anda.
2. Jawaban yang anda berikan tidak bersifat benar/salah.
3. Jawaban yang anda berikan tidak akan dipublikasikan, jadi jawablah
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
4. Usahakan agar semua nomor terjawab dan tidak ada yang terlewatkan.
Keterangan alternatif jawaban:
SS: Sangat Sering JR: Jarang-jarang TP: Tidak Pernah
SR: Sering P : Pernah
No Pernyataan SS SR JR P TP
1 Saya bersemangat dalam belajar
2 Saya menyelesaikan tugas belajar
sendiri tanpa bantuan orang lain
3 Setiap tugas belajar yang menjadi
tanggung jawab saya, dikerjakan
dengan baik
4 Saya mengerjakan tugas belajar
tepat waktu
Sangat Sering (SS) = 5
Sering ( SR ) = 4
Jarang-jarang (JR) = 3
Pernah (P) = 2
Tidak Pernah ( TP ) = 1
125
5 Saya menyelesaikan tugas belajar
sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan
6 Saya memiliki peluang untuk
mengembangkan keterampilan
7 Saya berusaha memperbaiki
kesalahan
8 Saya dapat mengembangkan
potensi diluar lingkungan sekolah
9 Saya diberikan kesempatan
mengerjakan tugas belajar yang
diberikan oleh wali kelas untuk
mendapat nilai yang lebih tinggi
10 Saya dapat mengembangkan
kreatifitas dalam belajar
11 Saya senang menerima tugas
yang lebih menantang
12 Saya tidak senang mendapat
tugas tambahan dari guru
13 Hubungan belajar antara sesama
siswa sangat baik sehingga
membuat saya lebih giat untuk
belajar
14 Saya berusaha belajar dengan
aktif untuk meningkatkan
keberhasilan tugas yang diberikan
oleh guru
15 Guru menghargai setiap jawaban
yang saya sampaikan
16 Saya mendapatkan pengakuan
dari teman kelompok belajar saat
berhasil melakukan tugas
kelompok dengan baik
17 Saya mendapatkan pengahargaan
dari guru ketika meraih prestasi
18 Saya mendapatkan pembelajaran
yang menarik dari guru
19 Lingkungan belajar yang
kondusif mendorong saya belajar
lebih giat
20 Saya lebih giat belajar dengan
lingkungan sekolah yang
kondusif
126
Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Angket Penelitian Variabel X (Komunikasi
Interpersonal Guru (Wali kelas)
no s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 s11 s12
1 2 5 2 4 3 4 1 1 5 4 1 1
2 5 1 1 4 1 1 5 1 4 5 5 1
3 1 1 5 3 1 2 5 5 4 5 2 5
4 5 4 1 2 5 1 1 4 3 5 1 4
5 3 2 3 4 1 5 4 5 4 1 4 3
6 4 5 5 5 4 5 5 2 5 5 4 5
7 3 5 2 4 5 3 4 3 4 4 3 5
8 4 5 2 4 5 3 4 5 5 4 5 3
9 3 5 4 3 4 1 5 2 5 5 2 4
10 2 5 1 5 4 1 5 4 5 5 4 1
11 2 3 4 2 3 5 4 4 5 4 4 4
12 4 5 4 5 4 2 2 1 5 2 5 4
13 3 5 4 5 1 5 5 4 5 4 5 5
14 4 1 5 1 5 1 5 5 4 5 5 4
15 4 5 4 2 3 1 5 4 5 5 4 3
16 4 4 5 3 4 5 4 5 5 4 5 3
17 4 1 5 5 5 5 2 4 5 2 4 5
18 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 2
19 5 5 3 4 5 5 4 5 4 4 5 3
20 4 3 4 4 2 2 3 3 2 2 5 5
21 5 5 1 4 5 5 4 2 3 5 3 4
22 5 3 3 4 2 2 3 3 2 2 5 5
23 4 5 5 4 5 5 4 2 3 5 3 4
24 5 5 5 4 2 2 3 3 2 2 5 5
25 5 5 5 4 5 5 4 2 3 5 3 4
26 2 5 5 4 2 2 3 3 2 2 5 5
27 5 4 2 5 5 5 4 5 5 4 2 3
28 4 3 5 4 3 5 4 5 2 5 3 2
29 5 4 5 5 5 1 4 5 5 4 2 3
30 5 4 2 5 5 3 4 5 2 5 3 2
31 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 2 3
32 4 4 2 5 5 5 4 2 2 3 3 2
33 4 3 5 5 4 5 4 1 5 3 1 4
34 5 5 1 4 5 5 5 5 4 5 5 4
35 5 5 5 3 5 1 5 5 4 5 5 5
36 5 4 4 2 5 5 1 4 3 5 5 4
37 5 5 3 4 5 5 4 5 4 5 4 3
38 4 5 5 5 4 5 5 2 5 5 4 5
127
39 3 5 2 4 5 3 4 3 4 4 3 5
40 4 5 2 4 5 3 4 5 5 4 5 5
41 3 5 4 3 4 1 5 2 5 5 2 4
42 2 5 5 5 4 1 5 4 5 5 4 4
43 2 3 4 2 3 5 4 4 5 4 4 4
44 4 5 4 5 4 2 2 1 5 2 1 3
45 3 2 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5
46 4 1 5 1 5 1 5 5 4 5 5 4
47 4 5 4 2 3 1 5 4 5 5 4 3
48 4 4 5 3 4 5 4 5 5 4 5 3
49 4 2 5 1 5 5 2 4 5 1 4 5
50 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 2
51 5 5 3 4 5 5 4 5 4 4 5 3
JMLH 200 205 189 191 203 175 199 188 210 205 193 187
s13 s14 s15 s16 s17 s18 s19 s20 s21 s22 s23 jml
5 3 2 5 3 2 1 2 3 4 5 68
5 1 1 5 1 4 2 1 5 2 1 62
1 1 2 5 2 5 3 1 2 4 1 66
3 2 5 4 1 3 5 2 5 1 2 69
4 5 4 5 5 1 4 3 4 1 2 77
4 5 4 3 4 1 4 2 5 1 1 88
5 2 3 5 4 4 4 5 5 4 1 87
5 3 2 4 3 4 4 1 5 2 1 83
4 5 4 3 4 4 3 5 5 4 2 86
2 1 5 3 2 4 3 1 5 4 2 74
5 3 4 5 5 5 5 1 5 2 1 85
5 4 4 2 3 4 2 5 4 5 1 82
4 2 4 4 5 4 5 1 5 2 2 89
4 1 5 4 2 4 5 5 5 5 1 86
2 5 4 1 1 5 1 5 5 4 3 81
4 4 5 5 5 4 2 2 5 5 1 93
4 5 5 5 4 5 3 5 5 4 1 93
3 5 5 4 5 5 5 5 5 4 1 100
4 5 3 5 5 5 4 3 4 4 1 95
3 1 5 2 3 3 2 2 4 4 5 73
1 5 2 5 4 2 3 5 2 4 1 80
3 1 5 2 3 3 2 2 5 5 1 71
1 5 2 5 4 2 3 5 1 4 5 86
3 4 4 2 2 3 2 2 5 5 4 79
128
1 1 4 5 5 4 3 5 3 5 5 91
3 3 4 2 2 3 2 2 5 2 4 72
5 5 4 5 5 4 5 4 2 5 1 94
2 5 4 2 2 5 2 3 5 4 5 84
5 5 4 5 5 4 5 4 2 4 5 96
5 5 4 2 5 3 2 3 5 4 5 88
5 2 5 5 5 4 5 4 2 4 1 93
2 3 4 3 4 4 2 3 3 2 1 72
5 5 4 5 4 1 5 2 3 4 2 84
5 5 5 5 5 4 2 2 5 5 2 98
4 1 5 1 4 5 3 5 2 4 1 88
3 1 5 4 5 5 5 5 5 4 1 90
4 5 4 5 5 5 4 3 4 4 2 97
4 5 4 3 4 4 4 5 1 2 4 94
5 2 3 5 4 4 4 5 5 4 2 88
5 5 2 4 3 4 4 5 1 5 2 91
4 5 4 3 4 4 3 5 5 4 1 85
2 5 5 3 4 4 3 5 5 4 1 90
5 3 4 5 5 5 5 1 5 2 2 86
5 5 4 2 3 4 2 5 4 5 3 80
5 2 4 4 5 4 5 5 5 1 2 95
4 1 5 4 2 4 5 5 5 5 4 89
2 5 4 1 1 5 1 5 5 4 1 79
4 4 5 5 3 4 2 2 1 5 1 87
4 5 2 5 4 5 3 5 1 4 2 83
3 5 5 4 5 5 5 5 5 4 1 100
4 1 3 5 5 1 4 3 1 4 2 85
189 177 199 195 188 194 172 177 199 188 109 4332
129
Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Angket Penelitian Variabel Y (Motivasi
Belajar)
No s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10
1 2 5 2 5 2 1 4 5 2 5
2 2 5 2 5 2 5 2 1 5 2
3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3
4 4 2 2 2 4 2 2 2 4 2
5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5
6 5 2 4 4 3 2 5 2 4 2
7 5 3 4 5 3 3 5 3 3 3
8 5 2 2 5 2 2 2 2 5 2
9 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4
10 5 1 5 2 4 2 3 2 5 1
11 4 3 5 2 3 5 2 5 5 3
12 5 4 4 3 3 5 2 5 5 4
13 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4
14 4 4 4 2 2 4 4 4 5 4
15 4 3 4 4 2 2 4 2 5 3
16 5 5 3 2 5 5 5 5 5 5
17 5 2 5 1 5 4 5 4 5 2
18 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4
19 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4
20 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4
21 2 5 2 4 2 1 1 4 4 2
22 3 5 3 3 3 4 3 4 5 3
23 2 2 2 5 2 3 2 4 5 2
24 5 4 5 5 4 4 2 4 4 5
25 2 3 2 5 1 1 3 2 2 2
26 5 2 5 5 3 2 1 2 2 5
27 5 2 5 5 4 3 3 5 3 5
28 4 4 4 5 4 4 2 5 4 4
29 3 5 3 4 4 3 3 3 5 5
30 3 5 5 2 2 2 4 5 2 2
31 3 4 5 5 5 5 3 5 5 3
32 2 4 1 4 4 2 2 1 5 2
33 2 2 3 4 5 3 4 3 5 5
34 5 5 2 4 5 2 4 2 5 2
35 5 4 2 4 4 5 5 2 4 5
36 5 5 3 2 2 2 2 3 5 4
37 4 5 1 2 2 5 4 1 4 4
38 2 4 3 5 3 5 4 3 4 2
130
39 2 1 2 5 4 4 4 2 4 2
40 3 4 5 2 5 5 4 3 3 5
41 2 3 4 4 4 5 4 4 2 5
42 3 5 2 5 5 4 3 2 2 4
43 3 4 4 4 5 4 4 2 2 4
44 2 4 4 4 5 4 2 2 3 5
45 2 2 4 2 5 3 2 4 4 2
46 5 5 5 5 5 5 2 4 5 3
47 5 4 5 4 5 2 3 3 3 4
48 5 5 4 5 5 4 5 2 2 2
49 4 5 5 5 5 4 4 5 1 5
50 2 4 3 4 4 4 2 5 4 5
51 2 1 1 4 4 2 2 1 2 2
JMLH 188 186 180 198 186 179 167 170 201 176
s11 s12 s13 s14 s15 s16 s17 s18 s19 s20 jml
1 2 4 2 1 5 2 5 2 2 59
1 2 4 5 1 5 2 2 2 2 57
3 3 4 4 3 3 3 5 3 5 70
2 5 2 2 2 4 5 2 2 4 56
3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 94
1 1 4 4 2 2 1 5 4 4 61
4 3 4 5 3 4 3 5 4 5 77
3 2 4 5 2 4 2 5 2 2 60
4 2 4 4 5 5 2 4 4 5 83
1 3 2 2 2 2 3 5 5 2 57
2 1 2 2 5 4 1 4 5 4 67
3 3 5 3 5 4 3 4 4 5 79
4 2 5 4 4 4 2 4 4 5 79
2 2 4 2 4 2 2 4 4 4 67
2 2 4 4 2 2 2 2 4 4 61
2 3 5 2 5 2 3 5 3 3 78
3 3 5 1 4 4 3 4 5 4 74
5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 92
4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 95
2 2 4 4 4 2 2 4 4 4 69
2 4 2 1 1 4 4 2 2 5 54
4 3 3 4 3 4 5 3 4 4 73
4 5 2 3 2 4 5 2 4 2 62
5 3 5 2 5 5 3 5 2 3 80
131
2 3 5 2 5 5 4 5 4 5 63
4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 73
4 2 4 4 4 5 4 4 4 2 77
4 2 2 4 2 5 3 4 2 2 70
5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 85
4 5 4 5 4 5 2 5 2 4 72
3 5 5 4 5 5 4 4 5 5 88
5 2 3 2 4 5 2 2 2 2 56
5 4 4 2 4 4 5 2 5 4 75
5 1 1 3 2 2 2 3 5 4 64
5 3 2 1 2 2 5 4 4 4 72
5 4 3 3 5 3 5 5 5 5 76
4 4 4 2 5 4 4 2 2 4 67
2 4 2 2 4 2 4 5 3 3 66
2 3 2 2 4 4 2 5 2 5 61
3 5 2 3 5 2 5 3 5 4 76
4 2 5 5 5 5 3 5 5 5 81
2 3 5 2 4 2 1 1 4 4 63
4 5 5 3 3 3 4 3 4 5 75
2 5 2 2 5 2 3 2 4 5 67
2 1 4 5 5 4 4 2 4 4 65
4 3 3 2 2 2 2 3 5 4 74
4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 73
4 2 2 2 4 2 2 5 2 2 66
4 5 4 5 2 3 3 5 1 2 77
5 4 5 5 4 5 5 5 4 3 82
5 4 3 4 4 4 5 3 2 4 59
169 163 187 165 186 184 168 195 184 195 3627
132
Lampiran 11 Wawancara Pak Udin Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum
1. Bagaimana bentuk komunikasi interpersonal guru terhadap siswa?
Jawab: walikelas terhadap siswa secara komunikasi baik, siswa ini
merespon dengan baik apa yang ditugaskan karena guru ini menjadi
contoh bagi siswa walaupun ada beberapa siswa yang dilihat cuek
terhadap arahan walikelasnya tetapi itu menjadi tantangan atau tugas
seorang walikelas bagaimana menghadapi atau mengatasi segala
bentuk persoalan dan permasalahan siswanya tak terkecuali jadi, gak
ada alasan bagi walikelas itu tidak mengetahui bahkan mereka sama
– sama cuek terhadap siswa yang cuek tersebut. Terlebih guru BK
disekolah ini sudah tidak ada.
2. Bagaimana tanggapan guru bila siswa tidak mengerjakan tugas tepat waktu?
Jawab: ya pertama ditegur, kita memiliki tahapan-tahapan. Mengapa siswa
tidak mengerjakan kita nasehati, kedua jika mereka masih cuek kita
telaah apa kendala siswa ini tidak mau mengerjakan tugas apa
mereka tidak paham sehingga mereka males mengerjakannya
setelah itu guru memberikan konsekuensi terhadap siswa yang
tidak mengerjakan tugasnya agar kemudian hari siswa ini
menegerjakan tugasnya.
3. Menurut ibu/bapak, bagaimana sikap ibu/bapak terhadap siswa dalam
pembelajaran?
Jawab: sikap guru dalam pembelajaran akan memberikan pemahaman agar
siswa bisa mengerjakan tugas atau pembelajaran yang guru berikan
dengan baik
4. Bagaimana cara guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih
kreatif dalam proses pembelajaran?
Jawab: dengan cara berdiskusi sehingga siswa lebih merasa diberi
kesempatan untuk membuat kelas lebih aktif agar tejadinya timbal
balik antara guru dan siswa untuk membuat suasana kelas menjadi
aktif lagi
5. Apakah Guru (Walikelas) tidak berprasangka buruk kepada setiap siswa
yang memberikan saran?
Jawab: ya namanya manusia walaupun seorang guru tetapi tetap guru harus
mendengar saran dari siswa yang mungkin itu adalah masukkan
yang baik untuk kedepannya dan lebih siswa merasa nyaman dalam
kelas
6. Bagaimana hubungan komunikasi interpersonal antara Guru dengan siswa?
Jawab: selama ini sih guru baik-baik saja tidak ada permasalahan ya
mungkin ada siswa yang memiliki masalah dalam keluarga tetapi
selama ini sudah terselesaikan
133
7. Bagaimana hubungan komunikasi interpersonal antar sesama guru?
Jawab: cukup baik karena sebagai guru harus memilliki komunikasi yang
baik agar tidak kaku dan ini juga untuk kepentingan sekolah bersama
yang menjadi contoh bagi para siswa
8. Bagaimana cara Guru menjadi pendengar yang baik terhadap siswa?
Jawab: khususnya ketika ada masalah kita mencoba mendengar dengan baik
apapun keluhan siswa dari segala aspek yang ada di sekolah
9. Bagaimana cara guru memberikan tanggapan terhadap keluhan setiap
siswa?
Jawab: ya tanggapan guru si kalau memang masalahnya bisa diselesaikan
dengan cepat langsung ditangani dengan cepat
10. Seperti apa bentuk penghargaan yang diberikan guru terhadap siswa
berprestasi?
Jawab: melalui nilai, bahkan bisa dengan sertifikat juga dengan lain-lain
Bagaimana cara penyampaian penghargaan guru tersebut?
Jawab: mengumunkan kepada seluruh siswa untuk menjadi contoh terhadap
siswa yang lain agar siswa yang lain termotivasi
11. Kapan guru mendengarkan keluh kesah siswa? Apakah ada waktu khusus?
Jawab: selama kbm berlangsung
12. Bagaimana cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengikuti ekstrakulikuler?
Jawab: guru memberikan kesempatan untuk memilih eksul yang siswa
minat untuk meningkatkan kompetensi yang ada pada diri mereka
tanpa adanya paksaa
134
Lampiran 12 Wawancara Pak Regi Guru (Walikelas) VII.1
1. Bagaimana bentuk komunikasi interpersonal guru terhadap siswa?
Jawab: saya ngobrol biasa paling saya ngobrol seputar pelajaran sama
keluhan yang dialami siswa pokoknya terkait pembelajaran
dikelas, juga terkait kegiatan ekskul siswa saya diluar jam belajar
ya selama ini alhamdulillah komunikasi saya kepada siswa cukup
baik walaupun baru berjalan 1 semester tetapi menurut saya
komunkasi terhadap siswa ini penting untuk tau bagaimana
keadaan siswa karena saya guru walikelasnya dan saya pengen
semua siswa saya lebih termotivasi lagi untuk semangat belajarnya
ya kita sebagai guru perlu akan perhatian kepada mereka
2. Bagaimana tanggapan guru bila siswa tidak mengerjakan tugas tepat waktu?
Jawab: ya saya tanyakan kenapa tidak mengerjakan sealnjutnya saya
nasehati dan biasanya saya suruh mereka mengerjakan kembali
3. Menurut ibu/bapak, bagaimana sikap ibu/bapak terhadap siswa dalam
pembelajaran?
Jawab: sikap saya terhadap siswa saya mencoba mengusahakan sebaik
mungkin supaya mereka sebagai siswa saya dikelas itu lebih aktif
lagi dalam pembelajaran
4. Bagaimana cara guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih
kreatif dalam proses pembelajaran?
Jawab: biasa nya saya beri pertanyaan terkait materi belajar kemudian
sering kali saya tugaskan perkelompok membuat kelompok ya guna
mereka saling kompak satu dengan yg lainnya untuk membuat kelas
lebih aktif lagi
5. Apakah Guru (Walikelas) tidak berprasangka buruk kepada setiap siswa
yang memberikan saran?
Jawab: oh tentu tidak, karena saya sangat menghargai murid saya yang
memberikan saran kepada saya selaku walikelas mereka tentu saya
juga ingin mereka merasa nyaman belajar dikelas
6. Bagaimana hubungan komunikasi interpersonal antara Guru dengan siswa?
Jawab: saya kira hubungan komunikasi saya walapun baru berjalan 1
semester selama ini cukup baik dan saya akan lebih memberikan
kenyamanan kepada mereka agar mereka paham akan pembelajaran
dan mempertahankan hubungan yang cukup baik ini
7. Bagaimana hubungan komunikasi interpersonal antar sesama guru?
Jawab: hubungan saya dengan sesama guru ya baik seringkali sharing
dengan guru lain saling tukar pikiran juga tekait perkembangn siswa terlebih
kepada siswa kelas VII
8. Bagaimana cara Guru menjadi pendengar yang baik terhadap siswa?
135
Jawab: yang saya lakukan lebih mencoba untuk memahami apa yang terjadi
pada siswa saya dan lebih ingin mereka semangat dalam belajarnya
9. Bagaimana cara guru memberikan tanggapan terhadap keluhan setiap
siswa?
Jawab: saya dengarkan dan amati terlebih dahulu keluhan mereka lalu
selanjutnya saya nasehatinya
10. Seperti apa bentuk penghargaan yang diberikan guru terhadap siswa
berprestasi?
Jawab: saya memberikan nilai yang sesuai lah pastinya Bagaimana cara
penyampaian penghargaan guru tersebut?
Jawab: juga sering kali saya umumkan kepada siswa yang lain
11. Kapan guru mendengarkan keluh kesah siswa? Apakah ada waktu khusus?
Jawab: ya saya lebih melakukan di dalam kelas mungkin sering kali juga
diluar jam pelajaran
12. Bagaimana cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengikuti ekstrakulikuler?
Jawab: saya memberikan informasi tentang ekskul kepada siswa saya siapa
yang ingin ikut ekskul terlebih dengan adanya kompetensi yang
dimiliki mereka saya berharap mereka bisa mengembangkannya
karena ini baik untuk mereka dan sekolah nanti kedepannya
136
Lampiran 13 Wawancara Ibu Nur Guru (Walikelas) VII.2
1. Bagaimana bentuk komunikasi interpersonal guru terhadap siswa?
Jawab: Iya kebetulan di MTs al-ihsan inikan guru BK nya sudah keluar yah
jadi, yang berperan sekarang ya mau gamau ya guru wali kelas gitu,
jadi untuk menangani anak-anak untuk dikelas itu paling kalo ada
yang masalah aja nah seperti dalam belajar anak-anak ehmm kurang
ini apa ya namanya maksudnya kurang greget lah males-malesan ya
paling kita dipanggil anaknya ada masalah apa ya paling masalahnya
itu antar temen aja oh iya bu temen saya begini” iseng gitu nanti kita
tanganin ya seperti yang lainnya ya anak-anak kan ya ga semuanya
ini ya akhlaknya ga semuanya baik gitukan ada juga yang segala
yang malakin tapi kemaren sudah saya selesaikan dengan orang
tuanya saya panggil dan itu permasalahannya begini jadi, supaya ibu
tau jadi anak ini dikelas seperti ini ya kelakuannya gitu dan ibu-
ibunya juga ya menerimanya akhirnya, saling memaafkan saja dan
emang usia segitu masa transisi ya jadinya, ya kitanya emang harus
bener” sabar gitu ya hari ini kita beritahu ya besoknya gitu lagi
2. Bagaimana tanggapan guru bila siswa tidak mengerjakan tugas tepat waktu?
Jawab: Ya jadi kalo selama ini yang saya kerjakan ya saya kan bidang studi
fiqih ya jadi saya tugaskan PR ya biasa anak-anak memang tidak
semuanya mengerjakan ya ada juga yang males nah paling untuk
menindak lanjutinnya ya untuk di itu aja diselesaikan lagi ya atau
dikelas itu langsung diselesaikan langsung kita mengadakan
penilaian
3. Menurut ibu/bapak, bagaimana sikap ibu/bapak terhadap siswa dalam
pembelajaran?
Jawab: Ya sebenernya pada dasarnya anak itu ga ada yang gabisa
sebenernya anak itu bisa ya karna faktor males aja, dan faktor males
ini mungkin latar belakangnya mungkin dari pendidikan orang
tuanya kurang motivasi gitu kan kurang merhatikan anak itu sendiri
sehingga anak-anak ketika ada PR itu ya masa bodo orang tuanya
karena latar pendidikannya mungkin dari menengah kebawah itu apa
ekonomi kebawah nah kebanyakan orangtua MTs itu kebanyakan
menengah kebawah yak arena faktor orang tua juga
4. Bagaimana cara guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih
kreatif dalam proses pembelajaran?
Jawab: ya paling saya diskusi ya menugaskan anak-anak supaya apa
presentasi misalnya hari ini kelompok berapa dipersentasikan
137
supaya anak-anak juga untuk belajar berbicara didepan gitu supaya
berani
5. Apakah Guru (Walikelas) tidak berprasangka buruk kepada setiap siswa
yang memberikan saran?
Jawab: Tidak karena, sebenernya pada dasarnya anak itu ga ada yang gabisa
sebenernya anak itu bisa ya karna faktor males aja, dan saran dari
siswa saya dengarkan berarti dari situ anak ini memerhatikan
pembelajaran yang saya berikan
6. Bagaimana hubungan komunikasi interpersonal antara Guru dengan siswa?
Jawab: saya selaku walikelas mereka berusaha untuk membangun
komunikasi yang baik dengan cara saya sering ajak ngobrol siswa
saya dan selalu saya beri nasehat agar mereka lebih punya motivasi
lagi dalam belajarnya
7. Bagaimana hubungan komunikasi interpersonal antar sesama guru?
Jawab: saya dengan guru walikelas lainnya sering tukar obrolan terkait
anak-anak terlebih jika ada siswa yang permasalah. Saya ngobrol
bagaimana cara untuk menyelesaikannya dan tentang lain-lainnya
terkait siswa kelas VII ini
8. Bagaimana cara Guru menjadi pendengar yang baik terhadap siswa?
Jawab: saya coba bersifat empati kepada siswa saya, saya dengarkan apa
yang lagi mereka alami dan ya saya lalu nasehati mereka dan semoga
mereka menjadi lebih baik lagi
9. Bagaimana cara guru memberikan tanggapan terhadap keluhan setiap
siswa?
Jawab: Ya pernah, ya paling saya ngasih nasehat aja ya kamu yang sabar ya
justru kamu dengan nada permasalahan seperti itu kamu harus lebih
semangat lagi itu tantangan buat kamu justru jangn semakin males
jadi kamu harus lebih semangat lagi belajarnya
10. Seperti apa bentuk penghargaan yang diberikan guru terhadap siswa
berprestasi?
Jawab: Paling itu aja berupa nilai aja, jadi ya yang prestasinya bagus
nilainya lebih tinggi.
Bagaimana cara penyampaian penghargaan guru tersebut?
Jawab: ya paling untuk hafalan gitu ya seperti dalil-dalil gitu kan kalo fiqih
kan ada dalil-dalil tentang toharah tentang puasa kalo ada yang sudah
hafal paling berupa uang aja untuk memotivasi temen-temen lainnya
supaya termotivasi
11. Kapan guru mendengarkan keluh kesah siswa? Apakah ada waktu khusus?
138
Jawab: ketika siswa saya terlihat beda dan saya kira mereka sedang memiliki
masalah dalam belajarnya atau masalah dari keluarganya, biasanya
saya tanyakan setelah jam pelajaran selesai.
12. Bagaimana cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengikuti ekstrakulikuler?
Jawab: Kalau untuk anak kelas VII.2 itu kan karena baru ya baru berjalan
beberapa bulan ini ya yang baru terlihat si paling ikut pasus pramuka
nah kemudian tilawah jadi belum terlihat gitu ya karna baru itukan.
Alhamdu lillah untuk anak kelas 7 anaknya masih pada nurut dan
sering kali saya beri nasehat kalian boleh aktif ekskull tapi untuk
belajar mapel lainnya jangan sampai terbengkalai tugas kalian harus
tetap dikerjakan.
139
Lampiran 14 Wawancara Bu Siti Guru (Walikelas) VII.3
1. Bagaimana bentuk komunikasi interpersonal guru terhadap siswa?
Jawab: ya saya ngobrol biasa terus ya paling saya ngobrol seputar pelajaran
sama keluhan yang dialami siswa pokoknya terkait pembelajaran
dikelas, ya jadi kalo saya lebih banyak komunikasinya dikelas
dibanding komunikasi diluar kelas
2. Bagaimana tanggapan guru bila siswa tidak mengerjakan tugas tepat waktu?
Jawab: ya kalo ada siswa yang tidak menyelesaikan tugas tepat waktu ya
saya menanyakan dulu alasannya kenapa tidak ngerjain jika udah tau
penyebabnya saya nasehati emm ya saya beri motivasi biar nanti
kedepannya ya ga bakal terulang lagi biar nanti mereka ngerjain
tugas dengan tepat waktu
3. Menurut ibu/bapak, bagaimana sikap ibu/bapak terhadap siswa dalam
pembelajaran?
Jawab: dalam pembelajaran saya sebisa mungkin memberikan contoh yang
baik kepada siswa saya dari sikap maupun perilaku saya
4. Bagaimana cara guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih
kreatif dalam proses pembelajaran?
Jawab: saya berikan lewat tugas kelompok juga lewat diskusi agar siswa
lebih bebas lagi dan memiliki kreatifitas dalam pembelajaran
5. Apakah Guru (Walikelas) tidak berprasangka buruk kepada setiap siswa
yang memberikan saran?
Jawab: engga berprasangka buruk karena, mungkin saran dari siswa saya
bisa menjadi masukan atau evaluasi bagi saya terhadap siswa saya
untuk menjadi lebih baik.
6. Bagaimana hubungan komunikasi interpersonal antara Guru dengan siswa?
Jawab: baik, karena bagaimanapun juga guru harus bisa berkomunikasi
dengan siswa dengan bahasa yang dimengerti siswa sehingga saya
maupun siswa saya menjadi paham dan bisa menjalankan kegiatan
belajar mengajar dengan baik
7. Bagaimana hubungan komunikasi interpersonal antar sesama guru?
Jawab: hubungan saya dengan guru lebih membahas terkait siswa dan lebih
kepada sharing apa yang terjadi oleh anak didiknya masing”, dan
lain-lain
8. Bagaimana cara Guru menjadi pendengar yang baik terhadap siswa?
Jawab: emm saya mungkin bisa menjadikan diri saya menjadi ibu bagi anak
didik saya agar mereka tidak canggung terhadap saya dan dianatara
saya dengan mereka saling terbuka
9. Bagaimana cara guru memberikan tanggapan terhadap keluhan setiap
siswa?
140
Jawab: mungkin saya memberikan nasehat kepada mereka dan memberikan
masukan-masukan yang sifatnya membengun semangat mereka
dalam belajar
10. Seperti apa bentuk penghargaan yang diberikan guru terhadap siswa
berprestasi?
Jawab: bentuk penghargaan yang saya berikan untuk siswa saya dengan
nilai
Bagaimana cara penyampaian penghargaan guru tersebut?
Jawab: dan saya juga memberikan apresiasi mereka yang berprestasi dengan
memberikan tepuk tangan dengan mengajak teman” untuk
menirunya agar siswa yang lainpun ikut bersemangat agar supaya
berprestasi juga seperti dirinya
11. Kapan guru mendengarkan keluh kesah siswa? Apakah ada waktu khusus?
Jawab: ya itu tadi saya lebih sering di dalam kelas ketika sedang berjalan
nya waktu belajar mengajar
12. Bagaimana cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengikuti ekstrakulikuler?
Jawab: saya lebih mensupport mereka dengan menginformasikan untuk
aktif di ekskul yang mereka minta dan inginkan dan saya
memberikan nasehat juga untuk terus lebih meningkatkan potensi
yang mereka miliki tanpa tidak lupa menyelesaikan tugas-tugas
belajarnya
141
Lampiran 15 Tabel Distribusi R (R Tabel)
142
Lampiran 16 Tabel Distribusi F (F Tabel)
143
Lampiran 17 Tabel Distribusi T (T Tabel)
144
Lampiran 18 Surat Permohonan Pembimbing Skripsi
145
Lampiran 19 Surat Permohonan Izin Penelitian
146
Lampiran 20 Surat Keterangan Penelitian
147
Lampiran 21 Uji Referensi
148
149
150
151
152
153
BIODATA PENULIS
Ahmad Khoirul Fuad, Lahir di Bekasi 27
Juli 1997. Putra pertama dari Bapak
Rohmat Nasrul Hidayat dan Ibu Siti
Julaeha. Tempat tinggal di Jl. Mandor
Lenggu, Rt.04 RW.028 No.21, Kp.
Pengasinan, Kec. Rawalumbu, Kota
Bekasi. Alamat Email penulis yaitu
[email protected] Penulis
Menempuh pendidikan di TK Indria,
SDN Pengasinan X, MTs Daarul
Mughni Al-Maaliki, MA ANNUR Kota
Bekasi, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015-2020 lulus dengan menyandang
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Organisasi yang pernah penulis ikuti selama
perkuliahan yaitu Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen Pendidikan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Dewan Mahasiswa Fakultas (DEMA) Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Living Values Education (LVE), InLove Community, Ikatan Keluarga Besar Daarul
Mughni Al-Maaliki (IKBDM), Himpunan Keluarga Mahasiswa Daarul Mughni Al-
Maaliki (HIKMAD).
Top Related