1
PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEPUTUSAN INVESTASI DAN
KEPUTUSAN PENDANAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG
TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2016-2020
Intan Ramadhani 1, Elia Herwanto
2
Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa
Email: [email protected] 1, [email protected] 2
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengkaji dan memperoleh hasil bagaimana
pengaruh kebijakan dividen, keputusan investasi dan keputusan pendanaan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2016-2020. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif
dan data sekunder yang diperoleh dari idx. Populasi yang digunakan sebanyak 47
perusahaan. Pengambilan sampel menggunakan purpossive sampling dengan kriteria
sehingga diperoleh perusahaan sampel sebanyak 16 perusahaan. Metode teknik analisis
data yang digunakan adalah regresi liner berganda dan data panel. Alat uji yang digunakan
adalah Economic Views versi 10. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan
pengujian simultan, menunjukkan bahwa DPR, PER dan DER berpengaruh signifikan
terhadap PBV; (2) Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh hasil bahwa DPR
berpengaruh positif signifikan terhadap PBV; (3) Berdasarkan pengujian secara parsial,
diperoleh hasil bahwa PER tidak berpengaruh terhadap PBV; (4) Berdasarkan pengujian
secara parsial, bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PBV.
Kata kunci: kebijakan dividen, keputusan investasi, keputusan pendanaan, nilai perusahaan
PENDAHULUAN
Perusahaan energi swasta
dibidang pertambangan merupakan salah
satu penyumbang terbesar produksi
energi selain perusahaan tambang negara.
Dalam berbagai konteks, kinerja
perusahaan pertambangan memiliki
pengaruh yang teramat penting terhadap
produksi dan konsumsi energi. Selain hal
itu, perusahaan energi memiliki nilai
perusahaan yang tinggi sehingga
sahamnya pun diminati para investor dan
cukup banyak diperdagangkan dibursa.
Namun sayangnya dalam beberapa tahun
belakangan ini, sektor pertambangan
telah menghambat pertumbuhan PDB
target produksi tambang dan mineral.
Peran sektor pertambangan
sebagai penyedia sumber daya energi
yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan
perekonomian suatu negara. Dengan
potensi yang kaya akan sumber daya
alam akan menumbuhkan terbukanya
perusahaan-perusahaaan lain untuk
melakukan eksplorasi pertambangan
sumber daya tersebut. Hal ini dapat
membuat persaingan antar perusahaan
begitu ketat.
2
Selama masa pandemi covid-19,
banyak sekali perusahaan dunia yang
terdampak. Salah satunya adalah
perusahaan sektor energi - pertambangan.
Seperti pada perusahaan sub sektor batu
bara, terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan penurunan produksi
dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya, diantaranya karena
penurunan permintaan atau penurunan
konsumsi batu bara sehingga sudah pasti
mengakibatkan terjadinya penurunan
harga. Disisi lain, adanya keterbatasan
akses dan mobilitas karyawan maupun
logistik perusahaan pertambangan
sehingga mengalami kesulitan dan
menjadi kendala besar dalam berbagai
proses.
Pada sub sektor minerba, adanya
target investasi berdasarkan Rencana
Kerja dan Anggaran Biaya (RAKB)
Pertambangan pada tahun 2020 sebesar
US$ 7,75M namun realisasinya hingga
bulan Oktober baru mencapai US$ 2,89M
saja. Ini menunjukkan adanya pressure
yang menjadi penyebab jauhnya realisasi
dari target yang diharapkan. Angka
realisasi tersebut menunjukkan investasi
pada tahun ini jauh lebih rendah
dibandingkan pada tahun 2019 silam
yang mencapai US$ 6,50M. Adapun
angka realisasi tersebut berasal dari izin
usaha jasa pertambangan sebesar 39%,
prasarana dan mesin 30%, aktiva tidak
berwujud 13%, bangunan, kapal,
kendaraan dan alat-alat berat 23% (cnbc
indonesia, 2020).
Berikut ini adalah tabel
perkembangan pasokan permintaan pada
sektor pertambangan. Sangat disayangkan
sekali, sepanjang tahun 2020 ini
dikarenakan adanya wabah pandemi
covid-19 sehingga tak hanya
mengakibatkan permintaan saja yang
menurun curam, tetapi juga harganya
cenderung jatuh bahkan hingga mencapai
titik terendah yang dialami oleh industri
pertambangan di dunia.
Sejauh ini dampak covid-19
sepanjang tahun 2020 di Indonesia,
perang dagang antara Tiongkok dan
Amerika serikat sejak tahun 2019
membuat terpuruknya permintaan
komoditas pertambangan dari Indonesia,
sehingga berkurangnya permintaan secara
Year to Date, indeks sektor pertambangan
terkoreksi adalah 7,52%. Pergerakan ini
sedikit lebih baik dibandingkan dengan
kinerja Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) yang secara Year to Date telah
terkoreksi 7,82%. Ada korelasi secara
tidak langsung. Perlambatan
perekonomian tentu membuat permintaan
energi berkurang sementara harga masih
belum menunjukkan upside.
Di Indonesia, industri minyak dan
gas bumi memiliki peranan sangat
penting sebagai sumber pendapatan untuk
APBN dan juga memberikan sumbangan
bagi ekonomi lokal di daerah-daerah
dimana tempat kegiatan eksplorasi,
produksi, pengilangan maupun
pendistribusian berlangsung dan yang
terpenting adalah penghasil BBM sebagai
penggerak untuk berbagai bidang sektor
kehidupan.
Namun, industri migas justru
tidak kalah terpuruknya karena terhantam
gelombang pandemi covid-19. Banyak
sekali perusahaan migas yang mengalami
kerugian sepanjang semester I pada tahun
2020. Salah satu perusahaan besar migas
yaitu PT. Exxon Mobile, dalam
laporannya yang diterbitkan pada tanggal
31 Juli 2020 menyampaikan kerugian
mencapai US$ 1,1 M atau setara dengan
16 T hanya selama 1 semester karena
turunnya harga minyak tersebut akibat
oversupply minyak dunia namun
melemahnya permintaan karena pandemi.
3
Contohnya, kebijakan lockdown
diberbagai negara yang menyebabkan
minimnya aktivitas perjalanan wisata
ataupun mobilitas pekerjaan sehingga
menurunnya permintaan bahan bakar
dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya. Akibat kerugian tersebut,
nilai saham anggota big oil terdilusi
sebesar US$ 0,26 per lembar sahamnya.
(berita satu) Dalam kurun waktu selama
pandemi covid-19 tahun 2020 industri
minyak dan gas bumi mengalami
penurunan permintaan, penurunan harga
serta kelebihan produksi meskipun pada
realisasinya produksi juga menurun (Nur
Laila, 2020).
Berikut ini grafik summary yang
ditunjukkan oleh Department Of Energy
(DOE) penurunan permintaan akan
minyak dunia dan supply penggiringnya
sebagai dampak pandemi covid-19.
Gambar 1. Penurunan Pasokan Minyak
Dunia Pada Semester I Tahun 2020
Sumber: https://www.eia.gov/
Gambar tersebut menunjukkan
perkembangan dari pasokan minyak
dunia baik mentah dan BBM bukan
hanya permintaan saja yang menurun
curam, namun harganya turut jatuh
bahkan hingga mengalami titik terendah
yang pernah dialami oleh industri minyak
dunia. Harga minyak mentah West Texas
Intermediate (WTI) yang menjadi
benchmark bagi harga minyak di
Amerika Utara, bahkan dijual di futures
market dengan harga di bawah US$ -
36,67 untuk delivery pada Mei 2020.
Kejadian pada WTI tersebut adalah
pertama kalinya terjadi. Nampak juga
pada gambar menyatakan bahwa harga
minyak sepanjang 2020 meluncur turun.
Harga minyak yang dijual pada harga
minus US$ 37,63 adalah fenomena baru
yang sulit dipahami oleh banyak pihak
manapun (forbes.com).
Dari paparan penjabaran di atas
mengenai kondisi saat ini dapat
menyebabkan iklim investasi di
perusahaan sektor pertambangan
cenderung kurang baik. Sehingga pada
akhirnya akan berdampak tidak sehat
dalam pengelolaan keuangan perusahaan
yang bergerak dibidang pertambangan,
tentunya menjadi bahan pertimbangan
bagi para investor dalam melakukan
keputusan investasi dan keputusan
pendanaan. Dan sebuah pilihan yang
berat bagi perusahaan dimasa pandemi
covid-19 untuk menentukan kebijakan
dividen, apakah akan tetap membagikan
keuntungan berupa dividen tunai atau
dikelola kembali oleh perusahaan
menjadi laba ditahan. Oleh karena itu,
ditemukan jelas sekali adanya kaitan
antara kebijakan dividen, keputusan
investasi dan keputusan pendanaan
terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan latar belakang yang
telah dipaparkan tersebut, maka penulis
ingin mengetahui seberapa besar
keterkaitan hubungan antara kebijakan
dividen, keputusan investasi dan
keputusan pendanaan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan sektor
pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2020.
4
TINJAUAN PUSTAKA DAN
HIPOTESIS
Nilai Perusahaan (Price to Book Value)
Nilai perusahaan diukur melalui
nilai harga saham di pasar modal, karena
nilai perusahaan dicerminkan oleh harga
saham yang dibentuk oleh permintaan
dan penawaran di pasar modal sehinggal
merefleksikan penilaian investor terhadap
kinerja sebuah perusahaan. Nilai
perusahaan merupakan refleksi penilaian
oleh publik terhadap kinerja perusahaan
secara riil. Dikatakan riil seperti itu
karena terbentuknya harga di pasar modal
merupakan pertemuan dari titik-titik
kestabilan kekuatan penawaran harga
yang secara riil terjadi transaksi jual beli
surat berharga di pasar modal antara
emiten dan para investor (Harmono,
2011).
Price to Book Value (PBV) adalah
suatu rasio yang sering digunakan untuk
menentukan nilai perusahaan dan
mengambil keputusan investasi dengan
cara membandingkan harga pasar per
saham dengan nilai buku perusahaan.
Harga pasar per saham merupakan harga
yang disepakati oleh penjual dan pembeli
pada saat terjadinya transaksi per lembar
saham. Sedangkan untuk nilai buku per
saham merupakan harga pada saat aktiva
tersebut diperoleh (nilai historis) per
lembar saham (Andinata, 2017).
Price to Book Value = Harga Pasar Per
Lembar Saham/Nilai Buku Per Lembar
Saham
Kebijakan Dividen (Dividend Payout
Ratio)
Keputusan dividen menyangkut
tentang keputusan penggunaan laba yang
menjadi hak para pemegang saham.
Kebijakan dividen merupakan kebijakan
yang melibatkan keputusan perusahaan
apakah akan membagikan hasil laba
bersih perusahaan kepada para pemegang
saham dalam bentuk dividen atau
menahan laba untuk diinvestasikan
kembali. Dengan harapan, laba yang
diinvestasikan kembali akan
menghasilkan keuntungan yang lebih
besar bagi perusahaan dan tentunya risiko
yang mudah dikelola. Kebijakan dividen
berhubungan dengan penentuan besarnya
Dividend Payout Ratio (DPR), yaitu
besarnya presentase laba bersih setelah
pajak yang dibagikan sebagai dividen
kepada pemegang saham (Sudana, 2015).
Dividend Payout Ratio = Dividen Per
Lembar Saham/Laba Per Lembar Saham
Teori Kebijakan Dividen
1) Teori Irelevansi Dividen (Dividend
Irrelevance Theory)
Menurut Modigliani dan Miller
(MM), teori irelevansi dividen atau
disebut dengan teori dividen yang
tidak relevan (tidak berpengaruh)
menyatakan bahwa kebijakan dividen
sebuah perusahaan tidak memiliki
pengaruh apapun kepada nilai
perusahaan dan biaya modalnya.
Maka, berapapun jumlah dividen
yang akan dibagikan adalah ketentuan
perusahaan dan tidak akan
mempengaruhi nilai perusahaan
dimata investor. Nilai suatu
perusahaan tidak ditentukan oleh
besar kecilnya presentase laba yang
dibayarkan perusahaan kepada
investor tapi ditentukan oleh laba
bersih sebelum pajak atau EBIT
(Earning Before Interest Tax).
2) Teori Dividen Relevan (The Bird In
The Hand)
Berdasarkan teori The Bird In The
Hand, kebijakan dividen berpengaruh
positif terhadap harga pasar saham.
5
Artinya, jika dividen yang dibagikan
perusahaan semakin besar, maka
harga saham perusahaan tersebut akan
semakin tinggi dan sebaliknya. Hal
ini terjadi karena pembagian dividen
yang dilakukan perusahaan akan
mengurangi rasa khawatir atas risiko
ketidakpastian yang dihadapi oleh
investor.
3) Teori Preferensi Pajak (Tax Different
Theory)
Dalam teori preferensi pajak,
Litzenberg menyatakan bahwa
investor lebih menyukai laba yang
ditahan untuk kemajuan perusahaan
dimasa depan dibandingkan dengan
dividen sebab preferensi pajak yang
ditetapkan atas capital gain. Teori ini
menyatakan bahwa perusahaan harus
mempertahankan pembayaran dividen
pada level rendah jika mereka ingin
memaksimalkan harga saham.
Keputusan Investasi (Price Earnings
Ratio)
Keputusan investasi dasarnya
adalah keputusan untuk mengalokasikan
sumber dana (Syahyunan, 2013).
Keputusan investasi yang dibuat
perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan
perusahaan menghasilkan kas yang dapat
memenuhi kebutuhan jangka panjang
maupun jangka pendek atau yang disebut
likuiditas perusahaan. Perusahaan harus
menjaga likuiditas agar tidak terganggu,
sehingga tidak mengganggu kelancaran
aktivitas perusahaan untuk melakukan
investasi dan tidak kehilangan
kepercayaan diri dari pihak luar (Hidayat,
2010). Keputusan investasi dapat meliputi
beberapa investasi seperti pada aktiva
jangka pendek (aktiva lancar) dan aktiva
jangka panjang (aktiva tetap).
Menurut (Sartono, 2013) dalam
(Aji, 2017) PER (Price Earnings Ratio)
merupakan perbandingan antara harga
pasar suatu saham (market price) dengan
EPS (Earnings Per Share) dari saham
yang bersangkutan. (Ang, 2017)
kegunaan dari rasio PER adalah untuk
melihat bagaimana pasar menghargai
kinerja saham suatu perusahaan terhadap
kinerja perusahaan yang dicerminkan
oleh EPS (Earnings Per Share).
Keputusan investasi yang
didefinisikan sebagai kombinasi antar
aktiva yang dimiliki (assets in place) dan
pilihan investasi dimasa yang akan datang
dengan net present value positif. PER
menunjukkan perbandingan antara
closing price dengan laba perlembar
saham yaitu Earnings Per Share (EPS).
Price Earnings Ratio = Harga Per
Lembar Saham/Laba Per Lembar Saham
Keputusan Pendanaan (Debt to Equity
Ratio)
Keputusan pendanaan adalah
keputusan keuangan tentang darimana
dana untuk membeli aktiva berasal. Ada
dua macam dana atau modal yaitu
meliputi modal asing seperti bank dan
obligasi, serta modal sendiri seperti laba
yang ditahan sementara untuk
dimaksimalkan penggunaannya.
Keputusan pendanaan dapat dibagi
menjadi dua yaitu keputusan pendanaan
jangka pendek dan keputusan pendanaan
jangka panjang. Keputusan pendanaan
jangka pendek meliputi hutang jangka
pendek seperti: wesel dan hutang dagang.
Sedangkan keputusan pendanaan jangka
panjang akan membawa dampak pada
struktur modal (capital structure)
perusahaan (Setiyo & Ika, 2016).
Menurut Modigliani dan Miller,
menyatakan bahwa pendanaan dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Apabila
pendanaan didanai melalui hutang,
6
peningkatan tersebut terjadi akibat dari
efek tax deductible yang artinya
perusahaan yang memiliki hutang akan
membayar bunga pinjaman yang mana
dapat mengurangi penghasilan kena pajak
maka dapat memberikan manfaat bagi
pemegang saham.
Keputusan pendanaan dapat
diproksikan dengan Debt to Equity Ratio
(DER). DER menunjukkan perbandingan
antara utang dan ekuitas dalam
pendanaan perusahaan serta menunjukkan
kemampuan modal sendiri perusahaan
untuk dapat memenuhi seluruh
kewajibannya (Sadalia, 2010).
Debt to Equity Ratio = Total
Liabilitas/Total Ekuitas
Teori Keputusan Pendanaan
1) The Trade Off Model
Esensi dari teori ini adalah dalam
struktur modal menyeimbangkan
manfaat dan pengorbanan yang timbul
sebagai akibat penggunaan hutang.
Sejauh manfaat yang lebih besar,
tambahan hutang masih
diperkenankan. Apabila pengorbanan
karena penggunaan hutang sudah lebih
besar, maka tambahan hutang sudah
tidak boleh lagi. Trade Off Theory
telah mempertimbangkan berbagai
faktor seperti corporate tax, biaya
kebangkrutan dan personal tax dalam
menjelaskan mengapa suatu
perusahaan lebih menyukai memilih
suatu struktur modal tertentu (Suad
Husnan, 2018).
2) Pecking Order Theory
Pernyataan dari teori ini adalah sebagai
berikut: a) Perusahaan lebih menyukai
pendanaan menggunakan intern; b)
Pendanaan dari hasil operasi
perusahaan; c) Apabila perusahaan
memerlukan pendanaan dari luar
(eksternal financing), maka
perusahaan akan menerbitkan sekuritas
dari yang paling aman terlebih dahulu
yaitu dimulai dengan penerbitan
obligasi, kemudian diikuti oleh
sekuritas yang berkarakteristik opsi
(seperti obligasi konversi), baru
akhirnya apabila masih saja belum
mencukupi, saham baru diterbitkan.
Menurut Myers dalam Kartika (2016),
perusahaan lebih menyukai penggunaan
pendanaan modal internal, yaitu dana
yang merupakan aliran kas dan laba yang
ditahan untuk digunakan kembali sebagai
modal. Urutan penggunaan sumber
pendanaan menurut pecking order theory
adalah dana internal (internal fund),
hutang (debt) dan modal sendiri (equity).
Hipotesis Penelitian
Gambar 2. Model Penelitian
Sumber: Diolah Peneliti
1) H1:DPR berpengaruh positif terhadap
PBV
Adapun hipotesa ini didukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Yulian Bayu Ganar dalam artikel
jurnal dengan judul “Pengaruh
Kebijakan Dividen dan Profitabilitas
7
Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2013-2017”
terbit di Jurnal Sekuritas (Saham,
Ekonomi, Keuangan dan Investasi)
Vol. 2, No. 1, September 2018, Hal.
32-44, ISSN 2581-2777. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa
kebijakan dividen (Dividend Payout
Ratio) besar pengaruhnya terhadap
variabel dependen yaitu nilai
perusahaan (Price Book Value)
sebesar 90,6%.
2) H2:PER berpengaruh negatif terhadap
PBV
Adapun hipotesa ini didukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Feny Alvita Piristina dan
Khairunnisa dalam jurnal yang
berjudul “Analisis Pengaruh
Kebijakan Dividen, Keputusan
Investasi dan Keputusan Pendanaan
Terhadap Nilai Perusahaan” terbit
pada Jurnal Aset (Akuntansi Riset)
Vol. 11, No. 1, Tahun 2019, ISSN
123-136. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: secara simultan
dan parsial kebijakan dividen,
keputusan investasi dan keputusan
pendanaan tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
3) H3:DER berpengaruh negatif terhadap
PBV
Adapun hipotesa ini didukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Merina Salama, Paulina Van
Rate dan Victoria N. Untu dalam
jurnal dengan judul “Pengaruh
Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan dan Kebijakan Dividen
Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Industri Perbankan Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2014-
2017” terbit di Jurnal EMBA, Vol. 7,
No. 3, Juli 2019, ISSN 2303-1174.
Penelitian ini menghasilkan bahwa:
keputusan investasi dan keputusan
pendanaan berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan dan kebijakan dividen
mempengaruhi tinggi rendahnya nilai
perusahaan.
Metodologi Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
adalah analisis statistik deskriptif yang
digunakan untuk memberikan gambaran
atau deskripsi mengenai variabel-variabel
penelitian terkait. Statistik deskriptif yang
digunakan dalam penelitian ini seperti
penyajian data melalui tabel, grafik,
perhitungan persentase, dll. Sedangkan,
penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
desain penelitian survei yaitu merupakan
prosedur penelitian kuantitatif yang
dilakukan untuk memperoleh
mendeskripsikan sikap, perilaku dan
karakteristik dari populasi yang diperoleh
melalui sampel dalam populasi
(Creswell).
Dalam penelitian ini,
menggunakan data sekunder. Data
sekunder yang digunakan bersumber dari
publikasi pihak ketiga yang resmi dan
diakui negara yaitu Bursa Efek Indonesia
(idx.co.id). Adapun peneliti
menggunakan model data panel. Yang
dimaksud dengan data panel adalah
gabungan dari cross section data dan time
series data. Yang menjadi sumber
penelitian ini adalah data-data laporan
keuangan perusahaan sektor
pertambangan yang sudah go public
(Tbk.) dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (idx.co.id) pada periode tahun
2016 – 2020. Teknik dan metode
pengumpulan data-data dengan survey
data archival melalui metode tersebut
8
diperoleh dengan melalui studi pustaka
dengan membaca jurnal-jurnal penelitian
yang telah dilakukan penulis sebelumnya
dan berbagai penelitian terdahulu untuk
dijadikan bahan referensi penulis dalam
melakukan penelitian ini.
Populasi yang digunakan yaitu
sebanyak 47 perusahaan sektor
pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2016 –
2020. Adapun pengambilan sampel
perusahaan dilakukan menggunakan
sebuah metode yaitu metode non
probability sampling dengan teknik
purposive sampling. Kriteria sampel
adalah (1) Perusahaan sektor
pertambangan tbk. yang melakukan
pencatatan saham mulai dari tahun 2016
kebawah; (2) Perusahaan sektor
pertambangan tbk. yang
mempublikasikan data-data laporan
keuangan, laporan tahunan dan laporan
summary dalam rentang tahun 2016 –
2020 yang dibutuhkan terkait variabel-
variabel yang akan diuji dalam penelitian
ini; dan (3) Perusahaan sektor
pertambangan tbk. yang terdapat data
variabel-variabel terkait yang akan diuji
dalam penelitian ini disetiap laporan
keuangannya. Berdasarkan kriteria
tersebut, didapatkan sampel sebanyak 16
perusahaan; ADRO, BSSR, BYAN,
GEMS, HRUM, INDY, ITMG, MBAP,
MYOH, PTBA, PTRO, ANTM, CITA,
INCO, MDKA dan TINS.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Analisis Statistik Deskriptif
Sumber: Olah Data E-views 10
a) Nilai Perusahaan (Y)
Nilai perusahaan diproksikan dengan
Price Book Value (PBV). Berdasarkan
hasil olah data statistik deskriptif pada
Tabel 4.1, diperoleh nilai minimum
0,32. Nilai maksimum 10,77. Nilai
mean 20,215 dan standart deviasi 1,80.
Artinya, Price Book Value (PBV)
terendah adalah 0,32 terjadi pada PT.
Cita Mineral Tbk. di tahun 2016 dan
pada PT. Petrosea Tbk. juga di tahun
2016. Sedangkan, Price Book Value
(PBV) tertinggi adalah 10,77 terjadi
pada PT. Bayan Resources Tbk. tahun
2016. Nilai mean PBV lebih besar dari
standart deviasi yaitu 20,215 > 1,80.
Berdasarkan hasil tersebut, berarti
menunjukkan bahwa terjadinya
sebaran nilai perusahaan pada periode
tersebut baik.
b) Kebijakan Dividen (X1)
Kebijakan dividen diproksikan
dengan Dividend Payout Ratio
(DPR). Berdasarkan hasil olah data
statistik deskriptif pada Tabel 4.1,
diperoleh nilai minimum 0,1. Nilai
maksimum 1. Nilai mean 0,423 dan
standart deviasi 0,1994. Artinya, Nilai
Dividend Payout Ratio (DPR) terendah
adalah 0,1 terjadi pada PT. Harum
Energy Tbk. di tahun 2016 dan PT.
Merdeka Copper Gold Tbk.
Sedangkan, Dividend Payout Ratio
(DPR) tertinggi adalah 1 terjadi pada
PT. Indo Raya Tambang Megah Tbk.
di tahun 2017. Nilai mean DPR lebih
besar dari standart deviasi yaitu 0,423
> 0,1994. Berdasarkan hasil tersebut
berarti menunjukkan, bahwa terjadinya
sebaran nilai kebijakan dividen pada
periode tersebut baik.
c) Keputusan Investasi (X2)
Keputusan investasi diproksikan
dengan Price Earning Ratio (PER).
Berdasarkan hasil olah data statistik
9
deskriptif pada Tabel 4.1, diperoleh
nilai minimum 0,89. Nilai maksimum
43,89. Nilai mean 9,89 dan standart
deviasi 7,443. Artinya, Price Earning
Ratio (PER) terendah adalah 0,89
terjadi pada PT. Timah Tbk. di tahun
2018. Sedangkan, Price Earning Ratio
(PER) tertinggi adalah 43,89 terjadi
pada PT. Vale Indonesia Tbk. di tahun
2020. Nilai mean PER menunjukkan
lebih besar daripada standart deviasi
yaitu 9,89 > 7,443. Berdasarkan hasil
tersebut menunjukkan, berarti bahwa
terjadinya sebaran nilai keputusan
investasi pada periode tersebut baik.
d) Keputusan Pendanaan (X3)
Keputusan pendanaan diproksikan
dengan Debt to Equity Ratio (DER).
Berdasarkan hasil olah data statistik
deskriptif pada Tabel 4.1, diperoleh
nilai minimum 0,01. Nilai maksimum
4,45. Nilai mean 0,70 dan standart
deviasi 0,722. Artinya, Debt to Equity
Ratio (DER) terendah adalah 0,01
terjadi pada PT. Vale Indonesia Tbk.
di tahun 2019 dan tahun 2020.
Sedangkan, Debt to Equity Ratio
(DER) tertinggi adalah 4,45 terjadi
pada PT. Bayan Resources Tbk. di
tahun 2016. Nilai mean DER
menunjukkan lebih kecil daripada
standart deviasi yaitu 0,70 < 0,722.
Berdasarkan hasil tersebut, berarti
bahwa terjadinya sebaran nilai
keputusan pendanaan pada periode
tersebut tidak baik.
Tabel 3. Hasil Uji t, Uji f dan Adjusted R
Squared
Sumber: Olah Data E-views 10
1) Pengaruh Kebijakan Deviden (DPR)
Terhadap Nilai Perusahaan (PBV)
Berdasarkan hasil pengujian secara
parsial (uji t), diperoleh kesimpulan
bahwa kebijakan dividen (DPR)
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan (PBV).
Artinya, semakin besar perusahaan
membayarkan dividen kepada para
pemegang saham maka dapat
meningkatkan nilai perusahaan dimata
para investor dan begitu pula sebaliknya,
semakin kecil pembagian dividen akan
semakin menurukan nilai perusahaan.
Keputusan dividen menyangkut tentang
keputusan penggunaan laba yang akan
menjadi hak para pemegang saham.
Kebijakan dividen merupakan
kebijakan yang melibatkan keputusan
perusahaan apakah akan membagikan
hasil laba bersih perusahaan kepada para
pemegang saham dalam bentuk dividen
atau menahan laba untuk diinvestasikan
kembali. Hal ini sesuai dengan teori The
Bird In The Hand, kebijakan dividen
berpengaruh positif terhadap harga pasar
saham. Artinya, jika dividen yang
dibagikan perusahaan semakin besar,
maka harga saham perusahaan tersebut
akan semakin tinggi dan begitu pula
sebaliknya. Hal ini terjadi karena
pembagian dividen yang dilakukan
perusahaan dapat mengurangi rasa
khawatir atas risiko ketidakpastian yang
dihadapi oleh investor. Adapun hasil
penelitian ini terbukti sejalan dan
dikuatkan oleh penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya oleh Yulian Bayu
Ganar, September 2018, ISSN 2581-2777
menunjukkan bahwa kebijakan dividen
besar pengaruhnya terhadap nilai
perusahaan sebesar 90,6%. Titin Koesmia
Wati, Sriyanto dan Enis Khaerunnisa,
Desember 2018, ISSN 2541-1047
menunjukkan bahwa kebijakan dividen
10
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan.
2) Pengaruh Keputusan Investasi
(PER) Terhadap Nilai
Perusahaan (PBV)
Berdasarkan pengujian secara parsial (uji
t), diperoleh kesimpulan bahwa
keputusan investasi (PER) tidak memiliki
pengaruh terhadap nilai perusahaan
(PBV). Artinya, keputusan investasi bagi
perusahaan sangat membutuhkan modal
yang besar seperti untuk membuat inovasi
produk baru, perluasan dan peningkatan
penjualan, pembaruan teknologi dan lain-
lain sebagainya. Akan tetapi, dengan
adanya keputusan investasi di dalam
perusahaan, tidak memberikan pengaruh
terhadap penilaian para investor diluaran
sana meskipun keputusan investasi
berpeluang dapat meningkatkan dan
mengembangkan perusahaan menjadi
lebih unggul. Pihak luar atau investor
lebih menggunakan faktor eksternal
perusahaan yang dapat terlihat seperti
kondisi politik, harga saham di pasar dan
lain-lain sebagai acuan untuk
memberikan nilai perusahaan.
Keputusan investasi yang dibuat
perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan
perusahaan menghasilkan kas yang dapat
memenuhi kebutuhan jangka panjang
maupun jangka pendek atau yang disebut
likuiditas perusahaan. Perusahaan harus
menjaga likuiditas agar tidak terganggu,
sehingga tidak mengganggu kelancaran
aktivitas perusahaan untuk melakukan
investasi dan tidak kehilangan
kepercayaan diri dari pihak luar (Hidayat,
2010). Adapun hasil dari penelitian ini
sejalan dan dikuatkan oleh penelitian
yang pernah dilakukan sebelumnya oleh
Feny Alvita Piristina dan Khairunnisa,
Tahun 2019, ISSN 123-136 menunjukkan
bahwa secara simultan dan parsial
kebijakan dividen, keputusan investasi
dan keputusan pendanaan tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
3) Pengaruh Keputusan Pendanaan
(DER) Terhadap Nilai Perusahan
(PBV)
Berdasarkan pengujian secara parsial (uji
t), diperoleh kesimpulan bahwa
keputusan pendanaan (DER) memiliki
pengaruh negatif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan (PBV). Artinya,
penggunaan hutang yang tinggi akan
menyebabkan timbulnya biaya
kebangkrutan, biaya keagenan, beban
bunga yang semakin besar dan
sebagainya. Apabila biaya kebangkrutan
semakin besar, tingkat keuntungan yang
disyaratkan oleh pemegang saham juga
semakin tinggi. Oleh karena itu,
perusahaan akan terus menggunakan
hutang apabila manfaat hutang
(penghematan pajak dari hutang) masih
lebih besar dibandingkan dengan biaya
kebangkrutan.
Hasil penelitian ini juga sejalan
dengan teori Modigliani dan Miller (MM)
yang menyatakan bahwa struktur modal
tidak relevan atau tidak mempengaruhi
nilai perusahaan. Hal ini berarti bahwa
semakin tinggi hutang maka perusahaan
akan membayar beban bunga yang
semakin tinggi sehingga akan berdampak
pada laba atau keuntungan yang semakin
rendah diperoleh perusahaan. Jadi, akan
berpengaruh pada harga saham yang
rendah pula. Karena hal ini, investor akan
semakin mempertimbangkan untuk
menanamkan modalnya ke perusahaan.
Adapun keputusan pendanaan
berpengaruh negatif dan signifikan
didukung dengan penelitian-penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya oleh
Reineka Chairun Nisa, 2018
menunjukkan bahwa keputusan investasi
berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan, keputusan pendanaan
11
berpengaruh negatif signifikan terhadap
nilai perusahaan dan kebijakan dividen
tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
4) Pengaruh Kebijakan Dividen (DPR),
Keputusan Investasi (PER) dan
Keputusan Pendanaan (DER)
Terhadap Nilai Perusahan (PBV)
Berdasarkan hasil olah data secara
simultan (uji f), diperoleh kesimpulan
bahwa DER, PER dan DER berpengaruh
dan signifikan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode Tahun 2016-2020 sebesar
12,72% dipengaruhi oleh 3 variabel
independen yang penulis teliti yaitu
kebijakan dividen (DPR), keputusan
investasi (PER) dan keputusan pendanaan
(DER). Sedangkan sisanya sebanyak
87,28% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti oleh penulis dalam
penelitian ini.
Adapun beberapa kemungkinan
yang menyebabkan besaran presentase
pengaruh variabel terkait dalam
penelitian ini, diantaranya (1) Jumlah
sampel terlalu sedikit yaitu hanya
16 perusahaan sektor pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia; 2)
Jumlah variabel yang diteliti hanya 3
variabel independen terhadap variabel
dependen; 2) Periode penelitian yang
terlalu singkat (time series) yaitu 2016-
2020; 3) Perbedaan perusahaan sampel
yang diteliti; 4) Adanya research gap
dengan peneliti dan hasil penelitian
sebelumnya.
KESIMPULAN PENELITIAN
1) Berdasarkan hasil uji t, kebijakan
dividen memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan sektor pertambangan
yang terdaftar di BEI periode 2016-
2020.
2) Berdasarkan hasil uji t, keputusan
investasi tidak memiliki pengaruh
terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan sektor pertambangan yang
terdaftar di BEI periode 2016-2020.
3) Berdasarkan hasil uji t, keputusan
pendanaan memiliki pengaruh negatif
dan signifikan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan sektor
pertambangan yang terdaftar di BEI
periode 2016-2020.
4) Berdasarkan hasil uji f, kebijakan
dividen, keputusan investasi dan
keputusan pendanaan memiliki
pengaruh dan signifikan terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan
sektor pertambangan yang terdaftar di
BEI periode 2016-2020.
SARAN
1) Bagi Investor
Diharapkan dapat memberi informasi
tentang faktor-faktor yang berpengaruh
dalam memberi masukan mengenai
prospek perusahaan sebelum calon
investor menginvestasikan modalnya
di perusahaan.
2) Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan perusahaan sektor
pertambangan untuk memperoleh nilai
perusahaan yang baik dengan
memperhatikan indikator-indikator
berpengaruh.
3) Bagi Pembaca
Diharapkan dapat bermanfaat sebagai
referensi bacaan bagi siapapun.
4) Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat menjadi acuan untuk
dilakukan pengembangan penelitian
atau riset lebih lanjut.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati. (2010). Manajemen Keuangan Lanjutan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Analisis regresi: model data panel | Dias Satria. (n.d.). Retrieved from
https://www.diassatria.com/analisis-regresi-model-data-panel/
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendkatan Praktis. . Jakarta: Rineka Cipta.
Brealey, Myers, & Marcus. (2007). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan edisi
kelima. Jakarta: Erlangga.
Brigham, E. (2010). Manajemen Keuangan Buku 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Brigham, E., & Houston, J. (2001). Manajemen Keuangan. In Edisi 8. Jakarta: Erlangga.
Christian, K. d. (2009). Manajemen Keuangan (Based On Empirical Research).
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ghazali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program Spss. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25 Edisi 9.
Semarang.
Harjito, A., & Martono. (2011). Manajemen Keuangan. In Edisi Kedua. Yogyakarta:
EKONISIA.
Harmono. (2011). Manajemen Keuangan Berbasis Balance Scorecard. Jakarta: Bumi
Aksara.
Harmono. (2011). Manajemen Keuangan Berbasis Balance Scorecard (Pendekatan Teori,
Kasus dan Riset Bisnis). Jakarta: Bumi Aksara.
Hasanuddin, Nurwulandari, A., Adnyana, I. M., & Loviana, N. (2020). Pengaruh
Kepemilikan dan Kinerja Keuangan pada Perusahaan Nilai Perusahaan
Pertambangan Minyak dan Gas di Indonesia. Jurnal Internasional Energi dan
Kebijakan, 102-109.
Hasnawati, S. (2005). Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan dan Deviden Terhadap
Nilai Perusahaan Public di Bursa Efek Jakarta. Usahawan: No. 09/ThXXXIX,
33-41.
Hidayat, R. (2010). Keputusan Investasi dan Financial Constraints: Studi Empiris Pada
Bursa Efek Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan.
Murhaidi. (2009). Analisis Saham Pendekatan Fundamental. Jakarta: Indeks.
Nasrum, M. (2018). Pengaruh Kepemilikan Perusahaan, Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1-12.
Nugroho, N. L. (2020). Dampak Covid-19 terhadap Industri Minyak dan Gas Bumi. The
Indonesian Journal of Development Planning, 166-168.
Pramana, I. A., & Mustanda, I. K. (2016). Pengaruh Profitabilitas Dan Size Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan CSR Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Manajemen
Unud, 561-594.
Ratna Damayanti, F. S. (2017). Analisa Kebijakan Dividen Berdasarkan teori Lintner. 183-
194.
13
Rury, S. (2012). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan Dan Tingkat Suku
Bunga. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, 1-10.
S., A. (2010). Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat. Yogyakarta:
Bpfe .
Sadalia. (2010). Manajemen Keuangan. Medan: USU.
Samrotun, Y. C. (2015). Kebijakan Dividen dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.
Sartono, A. (2018). Manajemen Keuangan dan Teori. In Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.
Setiyo, H., & Ika, A. (2016). Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan
Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Akuisisi, 42.
SKK Migas. (2020). Langkah Strategis Meningkatkan Produksi Minyak Bumi. Retrieved
from https://www.skkmigas.go.id/assets/bumi-maret-2019.pdf
Sudana. (2015). Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.
Sumani, S., & Roziq, A. (2020). Implementasi Corporate Governance, Resiprokal dan
Kebijakan Likuiditas Terhadap Performan Perusahaan. Journal of Asian
Finance, Economics and Business, Vol 7 (085-093).
Sumarsono, H. D. (2013). Pengaruh Keputusan Pendanaan, Kebijakan Deviden dan
Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ekuililibrium, 36-
46.
Sundjaja, R., & Barlian, I. (2010). Manajemen Keuangan. In Edisi 6. Jakarta: Literata
Lintas Media.
Syahyunan. (2013). Manajemen Keuangan (Perencanaan, Analisis dan Pengendalian
Keuangan). Medan: USU.
Triani, N., & Tarmidi, D. (2017). Dampak Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan
Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Internasional Akunting,
Keuangan dan Servis Manajemen, 158-163.
Widarjono, A. (2018). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan Eviews.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Widarjono, A. (2018). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan E-
Views. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Yusuf, A., & Muhammed, N. (2015). Determinant of Dividend Payout in Nigerian. Vol-1,
Iss-9 (Nov, 2015):253-259.
Top Related