PENGARUH ISLAMIC BRANDING DAN PERILAKU RELIGIUS
TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN SERTA DAMPAKNYA PADA
LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK KOSMETIK WARDAH
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Muhammad Hafiz
1113081000024
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2017
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama lengkap : Muhammad Hafiz
2. Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 14 April 1995
3. Alamat : Jl. Lebak Bulus 1 No.19 Rt. 001 Rw. 001
4. Telepon : 089501556292
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. MI Al- Hidayah Lebak Lestari : Tahun 2001-2007
2. SMPN 37 Jakarta : Tahun 2007-2010
3. SMKN 41 Jakarta : Tahun 2010-2013
4. S1 Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2013-2017
III. PENDIDIKAN NON FORMAL.
1. Pelatihan Panahan DSR Archery Club
2. Peserta Corps Dai Dompet Dhuafa (CORDOFA) Leadership Camp
Februari 2016
3. Peserta Uji Kompetensi Program Keahlian Administrasi Perkantoran
Sekolah Tinggi Mh. Thamrin Februari 2013
4. Peserta EKSPRESI (Eksplorasi Potensi Diri Islami) LDK Syahid UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada 1-3 Nopember 2013
5. Pelatihan Tahsin Qur’an di LTQ Syahid UIN Jakarta sejak 7 April 2014
6. Peserta Company Visit PT. Coca-cola Amatil Indonesia
7. Peserta Seminar Z-Ideas “Branding Through Innovation” PT. Asuransi
Astra April 2016
vi
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Wakil Ketua Rohis SMKN 41 Jakarta
2. Ketua Forum Angkatan 2013 LDK Syahid Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Jakarta
3. Kordinator PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) LDK Komda
FEB UIN Jakarta Periode 2014-2015 & 2015-2016
4. Kordinator Kaderisasi LDK Syahid UIN Jakarta Periode 2016 – 2017
5. Kordinator Kaderisasi IQRAR 41 Periode 2013-2015 & 2015-Sekarang
V. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Alm. Haryoto
2. Ibu : Maimunah
3. Alamat : Jl. Lebak Bulus I No. 19 Rt.001 Rw.001
vii
INFLUENCE OF RELIGIOUS ISLAMIC BRANDING AND BEHAVIOR
ON CUSTOMER SATISFACTION AND ITS IMPACT ON CONSUMER
LOYALTY IN COSMETICS WARDAH PRODUCT
ABSTRACT
This study aimed to analyze the influence of Islamic branding and religious
behavior towards consumer satisfaction and its impact on consumer loyalty in
cosmetic products Wardah. The data used in this study is primary data collected
from 100 respondents. The sampling technique in this empirically is a non-
probability sampling technique with pusposive sampling method, then the data in
the process of using path analysis. The results of this study indicate that in the
structure of the I simultaneously and partially Islamic branding and Religious
Behavior significant effect on customer satisfaction. In the second structure,
variable Islamic branding, religious behavior and customer satisfaction
simultaneous effect on consumer loyalty. Partially consumer satisfaction have a
significant effect on Consumer Loyalty. While Islamic branding and religios
behavior no effect on consumer loyalty.
Keywords: Islamic Branding, Religious Behavior, Customer Satisfaction,
Consumer Loyalty
viii
PENGARUH ISLAMIC BRANDING DAN PERILAKU RELIGIUS
TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN SERTA DAMPAKNYA PADA
LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK KOSMETIK WARDAH
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Islamic branding dan
perilaku religius terhadap kepuasan konsumen serta dampaknya pada loyalitas
konsumen pada produk kosmetik wardah. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data primer yang dikumpulkan dari 100 responden. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitia ini adalah teknik non-probability sampling
dengan metode pusposive sampling, kemudian data di proses menggunakan
analisis path. hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam strukur I secara
simultan dan parsial Islamic branding dan perilaku religius berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan konsumen. Pada struktur 2, variabel Islamic
branding, perilaku religius dan kepuasan konsumen berpengaruh secara simultan
terhadap loyalitas konsumen. Secara parsial Islamic branding dan perilaku
religius tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen. sementara
kepuasan konsumen berpengaruh terhadap loyalitas konsumen.
Kata kunci : Islamic Branding, Perilaku Religius, Kepuasan Konsumen, Loyalitas
Konsumen
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, Wa shallallahu wa sallam ‘ala
NabiyyinaMuhammadin, Wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in, Amma ba’du.
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan
karunia-Nya. Serta shalawat dan salam tidak lupa penulis haturkan kepada
baginda kita Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam karena atas berkah,
anugerah yang tiada akhir sehingga peneliti diberi kemampuan untuk dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Islamic Branding dan Perilaku
Religius terhadap Kepuasan Konsumen Serta Dampaknya Pada Loyalitas
Konsumen Pada Produk Kosmetik Wardah.” untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dengan baik dan lancar.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih atas segala
bantuan, bimbingan dan dukungan yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kesehatan.
2. Kedua orangtua penulis, Ibunda tercinta Maimunah atas doa, dukungan
material, non-material serta keikhlasannya dalam memberi support selama
penulis menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Serta Ayahanda te
Semoga Allah SWT senantiasa melindungi mereka berdua. Aamiin
3. Kakak Penulis Ellisa Mahardini S.Pd. yang selalu memberikan semangat agar
skripsi ini cepat selesai. Semoga senantiasa dalam lindungan Allah SWT.
Amiin
4. Ibu Dr. Muniaty Aisyah M.M. Pembimbing dan Dosen Pembimbing
Akademik yang senantiasa meluangkan waktunya memberikan pengarahan
serta bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa melindunginya.
x
5. Bapak Dr. Taridi Kasbi Ridho MBA selaku pembimbing akademik yang
senantiasa meluangkan waktunya memberikan pengarahan serta bimbingan
selama masa perkuliahan. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi.
6. Ibu Titi Dewi Warninda S.E. M.Si dan Ibu Ela Patriana M.M selaku Ketua
dan Sekretaris Jurusan Manajemen yang senantiasa meluangkan waktunya
untuk berdiskusi tentang penyusunan skripsi ini.
7. Rekan-rekan UKM LDK Syahid yang senantiasa meluangkan waktu untuk
berdiskusi dan memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Rekan-rekan Program Muda Mandiri Dengan Panahan yang senantiasa
membantu memberikan semangat dalam penyelesaian Skripsi ini.
9. Seluruh responden penelitian yang telah meluangkan waktunya untuk
menjawab kuesioner yang penulis berikan.
10. Seluruh jajaran staf karyawan dan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
11. Seluruh teman-teman Manajemen angkatan 2013.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu, saran dan kritik membangun sangat diharapkan bagi penulis.
Akhir kata, besar harapan bagi penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Jakarta, Agustus 2017
Muhammad Hafiz
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI …………………………..………… i
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHANSIF ………………..……...… ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ………………………………….… iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ……...….... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………………………………………..…… v
ABSTRACT ………………………………………………………………..... vii
ABSTRAK ………………………………………………………………..… viii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………... ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..… xi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………..… xiv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….…. xvii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………… 1
B. Perumusan Masalah ……………………………………………… 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………... 12
A. Landasan Teori ………………………………………………….... 12
1. Pengertian Merek ………………………………………….… 12
2. Islamic Branding …………………………………………….. 14
3. Perilaku Religius …………………………………………….. 24
4. Kepuasan Konsumen ………………………………………… 38
5. Loyalitas Konsumen ……………………………………….... 53
B. Penelitian Terdahulu …………………………………………….. 60
C. Kerangka Berpikir ………………………………………………... 63
D. Hipotesis ………………………………………………………….. 64
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………… 67
A. Ruang Lingkup Penelitian ………………………………………... 67
B. Metode Penentuan Sampel ……………………………………….. 67
xii
1. Populasi ……………………………………………………… 67
2. Sampel ……………………………………………………… 68
C. Metode Pengumpulan Data ………………………………………. 70
1. Data Primer ………………………………………………….. 70
2. Data Sekunder ……………………………………………….. 72
3. Teknik Pengumpulan Data …………………………………... 72
D. Metode Analisis Data …………………………………………….. 72
1. Uji Kualitas Data …………………………………………….. 72
a. Uji Validitas …………………………………….………. 73
b. Uji Reliabilitas ………………………………………….. 74
c. Uji Normalitas Data …………………………………….. 75
2. Path Analysys ……………………………………………….. 75
a. Analisis Korelasi ………………………………………... 79
b. Uji Koefisen Determinasi ……………………………….. 80
c. Uji Simultan (Uji F) …………………………………….. 81
d. Uji Parsial (Uji t) ………………………………………... 82
e. Uji Sobel ………………………………………………... 82
E. Operasional Variabel Penelitian ………………………………….. 83
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ………………………………. 89
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ……………………… 89
1. Sejarah Singkat PT Paragon Technology Innovation (PTI) …. 89
2. Visi dan Misi PT Paragon Technology Innovation (PTI) …… 90
B. Analisis dan Pembahasan...………………………………………. 91
C. Uji Kualitas Data …………………………………………………. 92
1. Uji Validitas …………………………………………………. 92
2. Uji Reliabilitas ………………………………………………. 97
3. Uji Normalitas ……………………………………………….. 98
D. Hasil Uji Data Penelitian …………………………………………. 100
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ………………………………… 100
a. Deskriptif Variabel Islamic Branding …………………... 100
b. Deskriptif Variabel Perilaku Religius …………………... 101
xiii
c. Deskriptif Variabel Kepuasan Konsumen ………………. 104
d. Deskriptif Variabel Loyalitas Konsumen ………………. 105
2. Analisis Korelasi …………………………………………….. 106
3. Analisis Struktural I ……………………………………….… 108
4. Analisis Struktural II ……………………………………….... 116
5. Uji Sobel ……………………………………………………... 127
BAB V PENUTUP ………………………………………………………… 130
A. Kesimpulan ………………………………………………………. 130
B. Saran ……………………………………………………………… 131
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 134
LAMPIRAN ……………………………………………………………..… 136
xiv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Jumlah Penduduk Indonesai berdasarkan Agama yang dianut ……. 4
1.2 Jumlah Penduduk Indonesia berdasarkan Jenis kelamin ………...… 5
1.3 Top Brand Award Untuk Kategori Kosmetik tahun 2016 ………………... 7
2.1 Alternatif Definisi Kepuasan Konsumen ………………………...… 40
2.2 Hubungan Antara Kepuasan dan Loyalitas Konsumen ………….… 54
2.3 Loyalitas Pelanggan ……………………………………………...… 56
2.4 Penelitian Terdahulu …………………………………………….. 60
3.1 Skala Likert ………………………………………………………… 71
3.2 Interprestasi Koefisien Korelasi …………………………………… 80
3.3 Operasional Variabel ………………………………………………. 85
4.1 Profil Responden …………………………………………………... 91
4.2 Uji Validitas Islamic Branding …………………………………….. 93
4.3 Uji Validitas Perilaku Religius …………………………………..… 93
4.4 Uji Validitas Kepuasan Konsumen ………………………………… 96
4.5 Uji Validitas Loyalitas Konsumen ………………………………… 96
4.6 Hasil Uji Reliabilitas ………………………………………………. 97
4.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test – Sub-Struktur 1 ………... 98
4.8 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test – Sub-Struktur 2 ………... 99
4.9 Hasil Jawaban Responden Variabel Islamic Branding ……………. 100
4.10 Hasil Jawaban Responden Variabel Peilaku Religius ……………... 102
4.11 Hasil Jawaban Responden Variabel Kepuasan Konsumen ………... 104
4.12 Hasil Jawaban Responden Variabel Loyalitas Konsumen ………… 105
4.13 Analisis Korelasi …………………………………………………… 106
4.14 Pengujian Hubungan Antar Sub Variabel …………………..……… 107
4.15 Summaryb Model 1 – Sub-Struktur 1 ………………………………. 109
4.16 ANOVAa Model 1 – Sub-Struktur 1 ………….……………………. 110
4.17 Coefficientsa
Model 1 – Sub-Struktur 1 ………………………….… 111
4.18 Summaryb Model 1 – Sub-Struktur 2 …………………………….… 116
4.19 ANOVAa Model 1 – Sub-Struktur 2 ………………………….……. 118
xv
4.20 Coefficientsa
Model 1 – Sub-Struktur 2 ………………………….… 119
4.21 Rangkuman ANOVA Model 1 & 2 – Sub-Struktur 2 …………..…. 125
4.22 Rangkuman Coefficients Model 1 & 2 – Sub-Struktur ...………….. 125
4.23 Rangkuman Summary Model 1 & 2 – Sub-Struktur 2 …………….. 125
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Kategori Islamic Branding ……………………………….……...… 15
2.2 Kerangka Berpikir ………………………..……………………...… 63
3.1 Model Struktur Path Analisis ……………………………………… 78
3.2 Sub Struktur - 1 Hubungan Sub-Struktur X1 dan X2 terhadap .…… 78
3.3 Sub Struktur - 2 Hubungan Sub-Struktur X1, X2 dan Y terhadap .... 79
4.1 Hubungan Kausal Empiris Sub-Struktur 1 …………….....…..…… 115
4.2 Hubungan Kausal Empiris Sub-Struktur 2 …………………...….… 126
4.3 Hubungan Kausal Empiris Variabel X1, X2, dan Y terhadap Z … 127
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Kuesioner Penelitian ……………………………………….………. 137
2 Hasil Skoring Jawaban Responden ……………………….……...… 149
3 Hasil Data Statistik SPSS …………..……………………….…...… 175
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merek memiliki peran penting bagi sebuah produk jasa maupun barang.
Merek juga sering menjadi alat bantu konsumen dalam mengambil keputusan.
Selain itu, keberadaan merek mampu menarik minat kosnumen untuk
memakai produk tersebut. Bahkan, keberadaan merek dianggap sebagai pilar
bisnis yang menunjang keberhasilan bisnis itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri
saat ini banyak perusahaan berlomba-lomba menjadikan mereknya menjadi
nomor satu atau top of mind di benak pelanggan. (Ranto : 2013)
Pentingnya membangun merek sudah menjadi keharusan bagi perusahaan
untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain. Persaingan dalam dunia bisnis
yang semakin ketat, membuat perusahaan berusaha mencari strategi yang
tepat dalam memasarkan produknya. Persaingan bisnis dalam
perkembangannya di era globalisasi, menuntut perusahaan untuk bersikap dan
bertindak cepat dan tepat. Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut bersaing
secara kompetitif dalam hal menciptakan dan mempertahankan kepuasan dan
loyalitas konsumen, yaitu salah satunya melalui persaingan merek untuk
memberikan citra khusus bagi konsumennya. (Ranto : 2013)
Dalam membangun citra khusus bagi konsumennya, beberapa pengamat
menyatakan bahwa tidak tepat untuk mencampuradukkan merek dan
pemasaran dengan agama. Namun menurut Temporal (2011), dari perspektif
pemasaran, selalu bagus memberi konsumen apa yang sebenarnya mereka
2
inginkan, dan muslim adalah segmen pasar yang signifikan yang belum
dipelajari dan dipahami. Akan menjadi sebuah kesalahan jika berpikir bahwa
Islam sebagai agama tidak mempengaruhi kebutuhan dan keinginan
pengikutnya. Merek barat dan pemasar barat memahami sepenuhnya pasar
utama yang mereka hadapi, namun Islam sebagai pasar belum ditangani
dengan baik, baik di pasar mayoritas maupun minoritas muslim. (Temporal,
2011).
Bagi umat Islam, branding tidak dapat dipisahkan dari iman, yang
menyatakan bahwa semua tindakan harus bersifat ketuhanan dan yang
mencintai dan membenci bukan karena keinginan manusiawi, tapi karena
perasaannya yang sesuai dengan bimbingan Allah. Misalnya hubungan
perdagangan, meskipun mereka menghasilkan kepuasan hasrat duniawi,
mereka harus ditempa dengan maksud ketuhanan (ilahi) antara pihak bisnis.
Oleh karena itu, seluruh hubungan berhenti bersifat materialistis dan berubah
menjadi perbuatan baik yang akan disimpan dalam catatan ilahi masing-
masing individu. Hal yang membuat Islamic Branding berbeda adalah bahwa
produsen tidak memproduksi benda-benda, mereka memproduksi kebenaran;
penjual tidak menjual benda-benda, mereka mengajak ke kehidupan yang
benar; dan pembeli tidak membeli kebutuhan dan kenyamanan materi,
mereka terlibat dalam ibadah. Seperti pemahaman yang memberikan Islamic
branding dorongan yang lebih besar dan membuatnya jauh lebih kuat dalam
menghubungkan pelanggan dari merek tradisional. (Alserhan : 2010).
3
Islamic Branding adalah tentang pencampuran agama dengan
materialistik dan surgawi dengan duniawi. Ini adalah tentang agama
menggabungkan merek ke dalam kehidupan penganutnya, di mana ia
diinkubasi dan hidup dengan yakin mengharapkan imbalan Ilahi. Dalam
Islam, semua tindakan yang dinilai oleh motif yang mendasari mereka atau
maksud di belakang mereka. Dengan demikian, semua tindakan dan gerakan
yang dilakukan oleh seorang muslim, jika didorong oleh niat yang murni
menjadi perbuatan baik terlepas dari hasilnya. Dengan niat yang benar, hal
yang sederhana seperti bernapas, makan, dan mencuci, di antara banyak
kegiatan lain menjadi perbuatan baik yang menyenangkan Allah dan
menjamin kepuasannya . (Saeed et al., 2001 dalam Alserhan : 2010).
Praktik Islamic branding telah mendapatkan perhatian yang cukup luas di
kalangan akademisi dan praktisi dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa ahli
mengemukakan bahwa konsep Islamic branding semakin diminati oleh para
produsen. Hal ini mengingat populasi muslim di dunia yang semakin
bertambah. Data dari CIA (2009) menyebutkan bahwa pasar muslim
mencakup 21,01 persen atau sekitar 1,43 miliar dari seluruh penduduk dunia
dan muslim merupakan mayoritas di lebih dari 50 negara di Asia, Afrika dan
Eropa. Data ini didukung dengan fakta bahwa pasar muslim akan tumbuh
sampai US$ 30 triliun pada tahun 2050. (Alserhan, 2010).
Salah satu pasar muslim terbesar adalah di negara Indonesia. Indonesia
merupakan negara muslim terbesar di dunia. Banyaknya penduduk Indonesia
4
cukup memberi banyak pengaruh terhadap bisnis di Indonesia.
(www.marketing.co.id : 2014).
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Indonesai bersarkan Agama yang dianut sensus 2010
Agama Jumlah Pemeluk (Jiwa) Persentase
(1) (2) (3)
Islam 207.176.162 87,17
Kristen 16.528.513 6,96
Katolik 6.907.873 2,91
Hindu 4.012.116 1,69
Budha 1.703.254 0,72
Khong hu cu 117.091 0,05
Lainnya 299.617 0,13
Tidak Terjawab 139.582 0,06
Tidak Ditanyakan 757.118 0,32
Jumlah 237.641.326 100
Sumber : BPS, 2010
Berdasarkan data dari tabel 1.1 di atas dari total penduduk Indonesia yang
berjumlah 237.641.326 Jiwa, 87,18% merupakan pemeluk agama Islam.
Dengan total 207.176.162 Jiwa.
Kondisi ini dimanfaatkan betul oleh produsen kosmetik. Jumlah
penduduk yang hampir 250 juta jiwa, menjadikan Indonesia pasar yang
menjanjikan bagi perusahaan kosmetik. Saat ini perkembangan industri
kosmetik Indonesia tergolong solid. Hal ini terlihat dari peningkatan
penjualan kosmetik pada 2012 14% menjadi Rp.9,76 triliun dari sebelumnya
Rp.8,5 triliun, berdasarkan data Kementerian Perindustrian.
(www.kemenperin.go.id)
5
Saat ini, industri kosmetik dalam negeri mendapat tantangan dengan
peredaran produk kosmetik impor di pasar domestik. Hal ini disebabkan oleh
tingginya permintaan pasar domestik premium (high branded). Menurut data
perkosmi, tahun lalu penjualan kosmetik impor mencapai Rp. 2,44 triliun,
naik 30% dibanding 2011 sebesar 1,87 triliun. Tahun ini, penjualan produk
kosmetik impor diproyeksikan naik lagi 30% menjadi Rp. 3,17 triliun.
Peningkatan tersebut ditopang oleh kenaikan volume penjualan serta
penurunan tarif bea masuk seiring perjanjian perdagangan bebas.
(www.kemenperin.go.id)
Salah satu perusahaan kosmetik yang cukup besar di Indonesia saat ini
yaitu kosmetik Wardah. Perusahaan kosmetik yang didirikan sejak 1995
tersebut menjadi contoh bagaimana suksesnya mereka di pasar muslim
Indonesia. (www.marketing.co.id : 2014)
Tabel 1.2
Jumlah dan Persentase Penduduk Indonesia Menurut Jenis Kelamin dan Agama
Agama Laki-Laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Islam 104.195.783 50,29 102.980.379 49,71 207.176.162 100
Kristen 8.335.966 50,43 8.192.547 49,57 16.528.513 100
Katolik 3.441.643 49,82 3.466.230 50,18 6.907.873 100
Hindu 2.013.589 50,19 1.998.527 49,81 4.012.116 100
Budha 869.097 51,03 834.157 48,97 1.703.254 100
Khong hu cu 61.506 52,53 55.585 47,47 117.091 100
6
Agama Laki-Laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Lainnya 157.363 52,52 142.254 47,48 299.617 100
Tidak Terjawab 70.897 50,79 68.685 49,21 139.582 100
Tidak
Ditanyakan 485.069 64,07 272.049 35,93
757.118 100
Jumlah 119.630.913 50,34 118.010.413 49,66 237.641.326 100
Sumber : BPS, 2010
Berdasarkan data di atas, jumlah wanita muslim di Indonesia 49,71% dari
total penduduk yang beragama Islam di Indonesia atau sekitar 102.980.379
Jiwa. Hal tersebut yang menjadi pasar potensial bagi wardah kosmetik yang
berfokus pada target wanita muslim di Indonesia. Walaupun tidak menutup
kemungkinan bagi konsumen non-muslim untuk menggunakan produk
Wardah sebagai merek kosmetiknya.
Wardah kosmetik sangat terkenal dikalangan wanita, terutama dengan
produk-produk kosmetiknya. Misalnya saja dengan penghargaan Top Brand
Award yang berhasil diperoleh sejak tahun 2012. Keberhasilan Wardah
menjadi merek pilihan tak lepas dari upaya menjaga kepercayaan konsumen.
(www.marketing.co.id : 2014). Pada saat ini wardah kosmetik terus bersaing
dengan perusahaan kosmetik lainnya untuk tetap berada di puncak Top Brand
Award.
7
Tabel 1.3
Top Brand Award Untuk Kategori Kosmetik tahun 2016
LIPGLOSS SUNBLOCK CREAM
Merek TBI TOP Merek TBI TOP
Lip Ice 32,3% TOP Nivea 22,3% TOP
Maybelline 12,7% TOP Vaseline 10,8% TOP
Oriflame 5,4% Wardah 8,7%
Wardah 5,3% Oriflame 4,1%
Body Shop 5,3% Latulipe 2,6%
EYE CREAM LIPSTIK
Merek TBI TOP Merek TBI TOP
Wardah 19,8% TOP Wardah 17,6% TOP
Oriflame 17,2% TOP Maybelline 15,1% TOP
Olay 15,0% TOP Pixy 12,5% TOP
Sariayu 9,6% Revlon 10,1%
L’Oreal 2,4% Red-A 8,9%
Puteri 3,4%
OBAT JERAWAT MASKER WAJAH
Merek TBI TOP Merek TBI TOP
Acnes 29,3% TOP Ovale 24,4% TOP
Clean & Clear 13,3% TOP Sariayu 23,2% TOP
Varile 8,6% Mustika Ratu 13,4% TOP
Acnol 6,2% Garnier 11,8%
Viva 4,2%
Sumber : www.topbrand-award.com
Tabel diatas merupakan data Top Brand Award untuk kategori kosmetik
pada tahun 2016. Pada beberapa jenis produk, Wardah kosmetik menempati
posisi puncak Top Brand Award seperti pada produk Eye Cream dan Lipstik.
Namun pada beberapa produk lainnya wardah tidak menempati posisi Top
Brand, seperti pada sunblock cream, obat jerawat, masker wajah dan lipgloss.
Hal ini menandakan bahwa keberadaan Wardah sudah sangat terkenal
8
dikalangan wanita Indonesia, namun kepuasan pelanggannya tidak
sepenuhnya kepada wardah yang menggunakan brand Islam dan dilengkapi
dengan logo halal dalam produknya.
Berdasarkan latar belakang dan penjelasan di atas, dalam kesempatan ini
penelitan yang akan dilakukan : “PENGARUH ISLAMIC BRANDING
DAN PERILAKU RELIGIUS TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN
SERTA DAMPAKNYA PADA LOYALITAS KONSUMEN PADA
PRODUK KOSMETIK WARDAH.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan-batasan masalah diatas, maka perumusan masalah
yang dapat dibuat adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh langsung antara variabel Isamic branding
(X1) terhadap kepuasan konsumen(Y) ?
2. Apakah terdapat pengaruh langsung antara variabel perilaku religius (X2)
terhadap kepuasan konsumen (Y) ?
3. Apakah terdapat pengaruh secara simultan antara variabel Islamic
branding (X1) dan perilaku religius (X2) terhadap kepuasan konsumen
(Y)?
4. Apakah terdapat pengaruh langsung antara variabel Islamic branding
(X1) terhadap loyalitas konsumen (Z)?
5. Apakah terdapat pengaruh langsung antara variabel perilaku religius (X2)
terhadap loyalitas konsumen (Z) ?
9
6. Apakah terdapat pengaruh langsung antara variabel kepuasan konsumen
(Y) terhadap loyalitas konsumen (Z) ?
7. Apakah terdapat pengaruh secara simultan antara variabel Islamic
branding (X1), perilaku religius (X2) dan kepuasan konsumen (Y)
terhadap loyalitas konsumen (Z) ?
8. Apakah terdapat pengaruh tidak langsung antara variabel Islamic
branding (X1) terhadap loyalitas konsumen (Z) melalui kepuasan
konsumen (Y) ?
9. Apakah terdapat pengaruh tidak langsung antara variabel perilaku
religius (X2) terhadap loyalitas konsumen (Z) melalui kepuasan
konsumen (Y) ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis pengaruh langsung antara variabel Islamic branding (X1)
terhadap kepuasan konsumen (Y).
2. Menganalisis pengaruh langsung antara variabel perilaku religius (X2)
terhadap kepuasan konsumen (Y).
3. Menganalisis pengaruh antara variabel Islamic branding (X1) dan
perilaku religius (X2) terhadap kepuasan konsumen (Y) secara simultan.
4. Menganalisis pengaruh langsung antara variabel Islamic branding (X1)
terhadap loyalitas konsumen (Z).
10
5. Menganalisis pengaruh langsung antara variabel perilaku religius (X2)
terhadap loyalitas konsumen (Z).
6. Menganalisis pengaruh langsung antara variabel kepuasan konsumen (Y)
terhadap loyalitas konsumen (Z).
7. Menganalisis pengaruh antara variabel Islamic branding (X1), perilaku
religius (X2), dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen (Z)
secara simultan.
8. Menganalisis pengaruh tidak langsung antara variabel Islamic branding
(X1) terhadap loyalitas konsumen (Z) melalui kepuasan konsumen (Y).
9. Menganalisis pengaruh tidak langsung antara variabel perilaku religius
(X2) terhadap loyalitas konsumen (Z) melalui kepuasan konsumen (Y)
Dengan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis ingin
memberikan beberapa manfaat terkait dengan penelitian ini, yaitu :
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan akan memberikan pembelajaran terbaru bagi
penulis, khususnya terkait dengan bagaimana mengimplementasikan
ilmu/teori yang didapat selama mengikuti perkuliahan, kedalam sebuah
tulisan karya ilmiah.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang relevan dan
berguna bagi perusahaan terkait dalam upaya peningkatan performa
perusahaan dan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan
mengembangkan program-program promosi dan pemasaran.
11
3. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam
memberikan sebuah informasi baru bagi mahasiswa dalam penulisan
karya tulis ilmiahnya.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Merek
Menurut American Marketing Association (Kotler, 2012 : 241)
“Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi
dari mereka, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa
dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakan mereka
dari pesaing."
Menurut Tjiptono dan Diana (2000 : 39) Merek merupakan nama,
istilah, tanda, simbol/lambang/logo, desain, warna, gerak atau kombinasi
atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan
identitas dan diferensiasi yang membedakannya dengan produk pesaing.
Pada dasarnya merek juga merupakan janji produsen untuk secara
konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri/fitur, manfaat, dan layanan
tertentu kepada para konsumen.
Menuru Kartajaya (2004 : 13), “Merek adalah indikator value yang
ditawarkan kepada pelanggan. Merek merupakan aset yang menciptakan
value bagi pelanggan dengan memperkuat kepuasan dan loyalitasnya.
Merek menjadi “alat ukur” bagi kualitas value yang ditawarkan. ”
Menurut Tjiptono dan Diana (2000 : 39) penggunaan merek
memiliki berbagai macam tujuan, yaitu : (1) sebagai identitas perusahaan
yang membedakaannya dengan produk pesaing, sehingga pelanggan
13
mudah mengenali dan melakukan pembelian ulang. (2) sebagai alat
promosi yang menonjolkan daya tarik produk (misalnya dengan bentuk
desain dan warna-warna yang menarik). (3) untuk membina citra, yaitu
dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta citra prestise
tertentu kepada konsumen. Serta (4) untuk mengendalikan dan
mendominasi pasar. Artinya, dengan membangun merek yang terkenal,
bercitra baik, dan dilindungi hak eksklusif berdasarkan hak cipta/paten,
maka perusahaan dapat meraih dan mempertahankan loyalitas konsumen.
Agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin
disampaikan, maka ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan.
(Tjiptono dan Diana, 2000 : 41), yaitu :
a. Merek harus khas atau unik
b. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan
pemakainya.
c. Merek harus menggambarkan kualitas produk.
d. Merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat.
e. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara dan dalam
bahasa lain.
f. Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) denga produk-
produk baru yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk.
14
2. Islamic Branding
Ogilvynoor dalam tulisannya yang berjudul what is Islamic branding
and why is it significant? menjelaskan Islamic branding adalah sebuah
konsep yang relatif baru. Praktek branding Islam, yaitu merek yang
sesuai dengan prinsip syariah, yang banyak memunculkan nilai-nilai
seperti kejujuran, hormat pada akuntabilitas dan pemahaman inti dengan
prinsip-prinsip syariah. Tujuan dari branding Islam yang menerapkan
empati dengan nilai-nilai syariah adalah dalam rangka untuk menarik
konsumen muslim, mulai dari perilaku dan komunikasi pemasaran yang
dilakukan. (Ranto : 2013)
Pemunculan istilah islamic branding yang banyak ditemui saat ini
adalah salah satu upaya segmentasi pasar yang dilakukan oleh
perusahaan penyedia produk ataupun jasa. Tidak dapat dipungkiri bahwa
konsumen muslim di Indonesia merupakan target pasar yang sangat
besar. Pasar ini menyediakan sumber potensi yang sangat besar untuk
dimasuki. (Ranto : 2013).
Islamic branding dapat didefinisikan dalam tiga cara yang berbeda,
(Nasrullah : 2015), yaitu :
a. Islamic branding by complience
Merek Islam harus menunjukkan dan memiliki daya tarik yang
kuat pada konsumen dengan cara patuh dan taat kepada syariah
Islam. Brand yang masuk dalam kategori ini adalah produknya halal,
15
diproduksi oleh negara Islam, dan ditujukan untuk konsumen
muslim.
b. Islamic brand by origin
Penggunaan merek tanpa harus menunjukkan kehalalan
produknya karena negara asal produk tersebut sudah dikenal sebagai
negara Islam.
c. Islamic brand by customer
Merek ini berasal dari negara non muslim tetapi produknya
dinikmati oleh konsumen muslim. Merek ini biasanya menyertakan
label halal pada produknya agar dapat menarik konsumen.
Gambar 2.1
Kategori Islamic Branding
Sumber : On Islamic Branding : Brands as Good Deeds (Alserhan : 2010)
16
Seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2.1, dari ketiga bentuk Islamic
branding di atas menciptakan empat tipe dari Islamic branding,
(Alserhan : 2010), yaitu :
a. True Islamic brands, merek ini memenuhi ketiga deskripsi dari
Islamic branding; merek yang halal, diproduksi di negara Islam, dan
menargetkan konsumen Islam. Kata “True” yang digunakan di sini
bukan berarti kategori yang lain dari Islamic branding salah.
Misalnya, sebagian besar merek yang berasal dari negara-negara
Islam yang halal, hanya karena mereka dimaksudkan untuk
konsumen muslim di tempat asal.
b. Traditional Islamic brands, merek yang berasal dari negara-negara
Islam dan menargetkan konsumen muslim. Seperti dijelaskan di atas,
ini diasumsikan halal. Sebelum globalisasi pasar Islam, hal ini
dianggap bahwa semua merek yang tersedia adalah halal.
c. Inbound Islamic brands, merek halal yang menargetkan konsumen
muslim namun berasal dari negara non-Islam. Kebanyakan dari
merek ini di Islamisasi, yaitu diubah untuk dibuat menjadi merek
halal.
d. Outbound Islamic brands, merek halal yang berasal dari negara-
negara Islam tetapi tidak harus menargetkan konsumen Muslim.
Umat Islam menyukai produk barat, tetapi mereka memliki tiga
alasan mengapa mereka memiliki harapan untuk kembali kepada produk
Islam (Temporal : 2011) :
17
a. Merek barat sering tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam (atau etika
dasar mereka). Misalnya, rumah sakit, makanan dan minuman, obat-
obatan, produk medis dan pasar jasa.
b. Negara Islam ingin menciptakan merek-merek global mereka
sendiri, yang mereka lihat sebagai aset bisnis strategis dan duta
merek nasional.
c. Pertumbuhan kelas menengah yang terdidik dari minoritas muslim
dan mayoritas budaya dan negara telah menciptakan dorongan untuk
membangun bisnis, produk, dan jasa yang kompetitif dengan merek
yang dapat diterima.
Temporal (2011 : 11) menjelaskan bahwa banyak alasan untuk
meningkatkan minat dari Islamic branding. Pertama, ada yang menarik
disediakan oleh pasar, dengan populasi yang relatif muda dan
berkembang, dan meningkatnya kesejahteraan. Hal ini dapat membuat
tersedianya permintaan pada produk Islam. Yang kedua, adanya
kesadaran yang tumbuh dan pembedayaan yang lebih besar dari
konsumen Islam. Dan alasan yang ketiga, adalah fakta bahwa negara dan
perusahaan Islam telah melihat kekuatan dari merek di pasar global, dan
menyaksikan merek-merek barat pindah ke pasar mereka. Ditambah
dengan kenyataan bahwa merek Islam berpotensi untuk menyebrang ke
pasar non-Muslim, Karena :
a. Nilai-nilai universal yang sama yang berkaitan dengan kemurniaan,
kesehatan dan kesejahteraan
18
b. Meningkatnya kualitas standar dari produk dan jasa Islam
c. Meningkatnya ketersediaan produk dan jasa Islam di pasar mayoritas
non-muslim.
Islam sebagai jalan hidup, hal itu didasarkan pada seperangkat nilai
dan prinsip-prinsip yang mempengaruhi kehidupan setiap orang muslim
setiap hari sampai batas tertentu, tergantung pada seberapa ketat mereka
taat dengan Iman mereka. Jika dimulai dari sudut pandang Islam sebagai
merek dalam hidup, jelas kita dapat menghubungkan segala sesuatu yang
dianggap ”Islam” di dalam bisnis kedalam tiga kelompok utama. Hal ini
terdiri dari tiga kelompok atau sumber utama dari merek, produk, dan
jasa asal. Ketiga sumber tersebut adalah : negara Islam (dengan
mayoritas populasi Muslim), organisasi Islam, dan negara dengan
minoritas populasi Islam. (Temporal, 2011 : 83-84)
a. Negara Islam (Islamic Countries)
Negara-negara Islam adalah negara-negara yang dianggap Islam
karena fakta bahwa mereka memiliki populasi Muslim mayoritas,
Misalnya Malaysia, Arab Saudi, Indonesia, Pakistan, Bangladesh,
dan Oman. Beberapa negara non-Islam memiliki populasi Muslim
minoritas, seperti India, Cina, Rusia, dan Prancis. (Temporal, 2011 :
84)
Hal ini penting untuk ditekankan kepada negara manapun, baik
negara Islam ataupun bukan, yang memiliki citra merek Islam.
Dalam konteks branding dan marketing, citra ini sangat penting
19
kerena sering dikaitkan denga perusahaan, produk, dan jasa yang
berasal dari negara tersebut, dan berefek ke negara asal yang
diketahui dapat membantu atau menghambat keberhasilan suatu
merek. (Temporal, 2011 : 84)
Persepsi global tentang “Islam” juga mempengaruhi citra dari
negara-negara Islam. Sebagai disiplin dari merek negara itu sendiri
agar lebih luas diterima , ada peluang untuk negara Islam untuk
memanfaatkan konsep merek untuk mempromosikan citra Islam,
serta citra negara tersebut, dengan cara yang relevan dan lebih
universal diterima oleh konsumen global. Salah satu model dari citra
merek nasional yang mungkin memiliki daya tarik tersebut adalah
bahwa “negara Islam modern,” tidak hanya mempromosikan asosiasi
dari modernitas, tetapi juga koneksi positif terhadap modernisasi. Ini
bisa menjadi posisi yang sangat menguntungkan untuk terus dalam
konteks global berkaitan dengan pariwisata dan perdagangan, tetapi
tidak ada satu negara pun yang mencapai posisi yang bisa dianggap
sebagai “Wajah Modern Islam,” meskipun Malaysia berkeinginan
untuk mendapatkan posisi tersebut dan UEA mulai bergerak ke arah
sana. (Temporal, 2011 : 84-85)
Sementara Indonesia dengan modernisasi dan demokrasi yang
dijalankan di negara ini menurut Jimly Asshiddiqie menjadi contoh
bagi negara-negara Organisasi Konfrensi Islam (OKI) yang
mengalami Arab Spring. Indonesia kini menjadi negara demokrasi
20
terbesar ketiga di dunia. Indonesia kini menjadi contoh bagi negara-
negara demokrasi baru lain, terutama anggota Organisasi Konfrensi
Islam (OKI), termasuk negara-negara yang mengalami Arab Spring.
Pengamat dari berbagai negara juga melihat Indonesia sebagai
model. Negara-negara Timur Tengah misalnya Mesir, Tunisia, Irak,
sering melakukan studi banding dengan Indonesia. Indonesia
menjadi salah satu bukti yang menunjukkan bahwa religion,
modernity dan democracy bisa bekerja bersama memajukan
peradaban. Semua orang melihat Indonesia sebagai contoh Islam
moderat, Islam modern, dan Islam demokratis. (www.dw.com :
2013)
Komponen lain dari building blocks dari setiap merek nasional
adalah perusahaan, yang memiliki dampak kepada negara asal
mereka melalui citra mereknya. Jika merek tersebut berhasil, maka
merek nasional mereka cendrung akan berhasil; dan jika merek
mereka memiliki reputasi yang buruk, maka merek nasional akan
mengalami hal yang sama. (Temporal, 2011 : 85-86)
b. Organisasi Islam (Islamic Organizations)
Organisasi Islam adalah lembaga yang Islam dan mungkin
berbasis di salah satu negara Islam, tetapi yang termasuk ke dalam
negara-negara Islam. Merek ini melayani dunia Islam dan biasanya
berbasis di suatu negara, menyediakan produk-produk tetapi
biasanya jasa ke banyak negara Islam. Organisasi-organisasi Islam
21
seperti organsiasi konfrensi Islam (OKI), organisasi dengan 57
negara anggota, yang berkantor pusat di Jeddah, Arab Saudi. Dan
organisasi Islam lainnya seperti World Islamic Economic Forum
Foundation (WIEF), yang berbasis di Malaysia, “sebuah konfrensi
global yang bertindak sebagai platform bisnis internasional dimana
sektor bisnis dari muslim dunia bertemu untuk peluang bisnis dan
bersama-sama dengan pemerintahan, bertindak sebagai pusat usulan
kebijakan pembangunan ekonomi dirumuskan.” (Temporal, 2011 :
86)
Di Indonesia terdapat banyak organisasi Islam seperti Nahdatul
Ulama (NU), Muhamadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dll.
NU dan Muhamadiyah merupakan organisasi Islam terbesar yang
ada di Indonesia. NU merupakan organisasi Islam yang memiliki
faham ahlussunnah wal jama’ah bergerak dibidang keagamaan,
pendidikan, sosial budaya dan ekonomi serta mengembangkan usaha
lain yang bermanfaat bagi masyarakat. (www.nu.or.id). Sementara
Muhamadiyah yang lahir karena diilhami, dimotivasi, dan
disemangati oleh ajaran-ajaran Al-Qur’an yang oleh sebab itu
seluruh gerakannya didasari oleh prinsip-prinsip Islam. Segala yang
dilakukan Muhamadiyah, baik dalam bidang pendidikan dan
pengajaran, kemasyarakatan, kerumahtanggaan, perekonomian, dan
sebagainya tidak dapat dilepaskan dari usaha untuk melaksanakan
ajaran Islam. (www.muhamadiyah.or.id).
22
Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah wadah atau majelis yang
menghimpun para ulama, zuama dan cendikiawan muslim Indonesia
untuk menyatukan gerak dan langkah-langkah umat Islam
Indonesia. Di dalam MUI ini merupakan kumpulan dari ulama di
dalam ormas-ormas Islam tingkat pusat, yaitu NU, Muhamadiyah,
Syarikat Islam, dll. MUI didirikan dengan tujuan untuk mewujudkan
kehidupan beragama dan bermasyarakat yang diridhoi Allah
Subhanahu wa Ta’ala, memberikan nasihat dan fatwa mengenai
masalah keagamaan dan kemasyarakatan kepada pemerintah dan
masyarakat. Salah satu bentuk kepedulian MUI dalam masalah
kemasyarakatan, dibentuklah lembaga LPPOM MUI yang
mengawasi dan meberikan sertifikasi standard halal dari produk
pangan, obat dan kosmetik yang dikonsumsi oleh masyarakat.
(www.mui.or.id).
LPPOM MUI memberikan sertifikasi halal kepada produk-
produk pangan, obat dan kosmetik untuk melindungi masyarakat dari
produk-produk yang tidak memiliki standarisasi baik dan sesuai
dengan syariat Islam. Dengan standarisasi halal ini dapat membantu
dan mengedukasi masyarakat serta menumbuhkan kesadaran
masyarakat terhap produk halal yang layak dikonsumsi oleh umat
muslim. Serta menyediakan informasi tentang kehalalan produk dari
berbagai aspek secara menyeluruh. (www.halalmui.org).
23
Sumber tambahan Islamic branding dalam tingkat kedua ini
adalah perusahaan yang berdomisili di negara-negara minoritas
muslim yang menawarkan merek kepada pasar muslim di dalam
ataupun di luar negaranya. Hal ini membawa ketingkat ketiga dari
tipologi Islamic branding, yaitu perusahaan Islam. (Temporal, 2011 :
86)
c. Perusahaan Islam (Islamic Companies)
Tingkat berikutnya dalam arsitektur merek Islam tidak termasuk
organisasi Islam, melainkan perusahaan dan merek yang berasal dari
negara-negara mayoritas muslim dan negara-negara minoritas
muslim. (Temporal, 2011 : 87)
Di negara-negara Islam , negara-negara dengan mayoritas
populasi muslim seperti Indonesia, Malaysia, dan Timur Tengah
memiliki dua tipe perusahaan, yaitu perusahaan non-Islam dan
perusahaan Islam. Perusahaan non-Islam, maksudnya merupakan
perusahaan yang sahamnya dimiliki bukan oleh orang muslim, tapi
perusahaan tersebut beroperasi di negara-negara dan pasar muslim
dan menawarkan produk dan jasanya ke pasar muslim. (Temporal,
2011 : 87)
Di negara-negara minoritas muslim seperti India, Perancis, dan
Singapura, terdapat dua jenis perusahaan yang menawarkan produk
dan jasa lslam meskipun perusahaan tersebut bukan Islam.
Contohnya adalah merek global seperti HSBC yang berbasis di
24
Inggris dan Standard Chartered Bank, yang keduanya menawarkan
produk keuangan dan jasa Islam, serta produk-produk perbankan
konvensional dan merek yang lebih kecil seperti di luar negeri
Chinese Banking Corporation dari Singapura. Nestle, Unilever, dan
McDonald juga menampilkan wilayah merek global, menjadi
perusahaan asing yang terlibat dalam menawarkan produk-produk
syariah. (Temporal, 2011 : 87)
Di Indonesia memiliki banyak perusahaan Islam yang
menggunakan merek Islam, salah satunya kosmetik Wardah.
Perusahaan ini memiliki jargon kosmetik halal. Dimana produk
kosmetik yang dikeluarkan oleh perusahaannya telah mendapatkan
sertifikat standarisasi kosmetik halal dari LPPOM MUI. Pada Halal
Award 2016 wardah kosmetik menjadi peraih kategori halal top
brand 2016 yang diselenggarakan oleh LPPOM MUI.
(www.detik.com).
3. Perilaku Religius
Menurut Magill (1993) perilaku religius adalah sikap terhadap
agamanya secara umum, tidak hanya terhadap satu aspek, tetapi juga
terhadap intensitas dan cara untuk menjadi orang yang religius.
Nasrullah (2015) menyatakan bahwa religiusitas adalah salah satu
faktor pendorong penting dan dapat berpengaruh terhadap perilaku
konsumen. Hal ini didasari atas keputusan konsumen untuk membeli
produk tergantung kadar keimanan mereka.
25
Menurut Glock dan Stark dalam Ancok & Suroso (1995 : 77-78),
ada lima macam dimensi perilaku religius, yaitu :
a. Dimensi keyakinan
Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan di mana orang
religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan
mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Setiap agama
mempertahankan seperangkat kepercayaan di mana para penganut
diharapkan akan taat. Walaupun demikian, isi dan ruang lingkup
keyakinan itu bervariasi tidak hanya di antara agama-agama, tetapi
seringkali juga di antara tradisi-tradisi dalam agama yang sama.
b. Dimensi praktik agama
Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal
yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama
yang dianutnya. Praktik-praktik keagamaan ini terdiri atas dua kelas
penting, yaitu :
1) Ritual, mengacu kepada seperangkat ritus, tindakan keagamaan
formal dan praktek-praktek suci yang semua mengharapkan para
pemeluk melaksanakan. Dalam Kristen sebagian dari
pengharapkan ritual itu diwujudkan dalam kebaktian di gereja,
persejutuan suci, baptis, perkawinan dan semacamnya.
2) Ketaatan, ketaatan dan ritual bagaikan ikan dengan air. Meski
ada perbedaan penting. Apabila aspek ritual dari komitmen
sangat formal dan khas publik, semua agama yang dikenal juga
26
mempunyai perangkat tindakan persembahan dan kontemplasi
personal yang relatif spontan, informal, dan khas pribadi.
Ketaatan di lingkungan penganut Kristen diungkapkan melalui
sembahyang pribadi, membaca Injil dan barangkali menyanyi
himne bersama-sama.
c. Dimensi pengalaman
Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua
agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak
tepat jika dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik
pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan subjektif dan
langsung mengenai kenyataan terakhir. Dimensi ini berkaitan dengan
pengalaman keagamaan perasaan-perasaan, persepsi-persepsi, dan
sensasi-sensasi yang dialami seseorang atau diidentifikasi oleh suatu
kelompok keagamaan yang melihat komunikasi, walaupun kecil,
dalam suatu esensi ketuhanan, yaitu dengan Tuhan, kenyataan
terakhir, dengan otoritas transendental.
d. Dimensi pengetahuan
Dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang
beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan
mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-
tradisi. Dimensi pengetahuan dan keyakinan jelas berkaitan satu
sama lain, karena pengetahuan mengenai suatu keyakinan adalah
syarat bagi penerimanya.
27
e. Dimensi pengamalan dan konsekuensi
Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan
keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari
hari ke hari. Walaupun agama banyak menggariskan bagaimana
pemeluknya seharusnya berpikir dan bertindak dalam kehidupan
sehari-hari, tidak sepenuhnya jelas sebatas dimana konsekuensi-
konsekuensi agama merupakan bagian dari komitmen keagamaan
atau semata-mata berasal dari agama.
Perilaku religius dalam Islam bukan hanya diwujudkan dalam bentuk
ibadah ritual saja, tapi juga dalam aktivitas-aktivitas lainnya. Sebagai
suatu sistem yang menyeluruh, Islam mendorong pemeluknya untuk
memilik perilaku religius secara menyeluruh juga. Karena itu, hanya
konsep yang mampu memberi penjelasan tentang kemenyeluruhan yang
mampu memahami keberagaman umat Islam. (Ancok & Suroso, 1995 :
80)
Untuk memahami Islam dan umat Islam, konsep yang tepat adalah
konsep yang mampu memahami adanya beragam dimensi dalam
berislam. Rumusan Glock & Stark yang membagi keberagamaan menjadi
lima dimensi dalam tingkat tertentu mempunyai kesesuaian dalam Islam.
Walaupun tak sepenuhnya sama, dimensi keyakinan dapat disejajarkan
dengan akidah, dimensi praktik agama disejajarkan dengan syariah dan
dimensi pengalaman disejajarkan dengan akhlak. (Ancok & Suroso, 1995
: 80)
28
a. Dimensi keyakinan atau Akidah Islam, menunjuk pada seberapa
tingkat keyakinan muslim terhadap kebenaran ajaran-ajaran
agamanya, terutama terhadap ajaran-ajaran yang bersifat
fundamental dan dogmatis. Didalam keberislaman, isi dimensi
keimanan yang menyangkut keyakianan tentang Allah, para
malaikat, Nabi/Rasul, kitab-kitab Allah, surga dan neraka, serta
qadha dan qadar. (Ancok & Suroso, 1995 : 80)
b. Dimensi peribadatan atau syariah menunjuk pada seberapa tingkat
kepatuhan muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual
sebagaimana disuruh dan dianjurkan oleh agamanya. Dalam
keberislaman, dimensi peribadatan menyangkut pelaksanaan shalat,
puasa, zakat, haji, membaca Al-Qur’a, doa, zikir, ibadah kurban,
iktikaf di masjid di bulan puasa dan sebagainya. (Ancok & Suroso,
1995 : 80)
c. Dimensi pengamalan atau akhlak, menunjuk pada seberapa tingkatan
Muslim berperilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yaitu
bagaimana individu berelasi dengan dunianya, terutama dengan
manusia lain. Dalam keberislaman, dimensi ini meliputi perilaku
suka menolong, bekerjasama, berderma, menyejahterakan dan
menumbuhkembangkan orang lain, menegakkan keadilan dan
kebenaran, berlaku jujur, memaafkan, menjaga lingkungan hidup,
menjaga amanat, tidak mencuri, tidak korupsi, tidak menipu, tidak
berjudi, tidak meminum minuman yang memabukkan, mematuhi
29
norma-norma Islam dalam perilaku seksual, berjuang untuk hidup
sukses menurut ukuran Islam, dan sebagainya. (Ancok & Suroso,
1995 : 80-81)
d. Dimensi pengetahuan atau ilmu menunjuk pada seberapa tingkat
pengetahuan dan pemahaman Muslim terhadap ajaran-ajaran
agamanya, terutama mengenai ajaran-ajaran pokok dari agamanya,
sebagaimana termuat dalam kitab sucinya. Dalam keberislaman,
dimensi ini menyangkut pengetahuan tentang isi Al-Qur’an, pokok-
pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan (rukun iman dan
rukun Islam), hukum-hukum Islam, sejarah Islam, dan sebagainya.
(Ancok & Suroso, 1995 : 80)
Ada dua cara untuk menjadi orang religius (Aisyah : 2014) : (1)
Berkomitmen untuk agamanya yang berpikir dengan hati-hati dan
dijadikan sebagai tujuan akhir dalam hidupnya; (2) Agama hanya
dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan akhir dalam kepentingan
dirinya sendiri.
Mansoer (2008) menjelaskan perilaku religius seseorang ditunjukkan
dengan tingkat penerimaan dan keterlibatan dalam keyakinan (Iman),
keterlibatan dalam ritual (ibadah), kebiasaan bertingkah laku yang Islami
(akhlak) dalam kehidupan sehari-hari. Dalam buku Fatwa Ibnu Taimiyah,
volume 10 : 658, Aisyah (2014) juga menjelaskan bahwa akhlakul
karimah (perilaku terpuji) dari seorang muslim akan dibangun
berdasarkan kerangka hubungan manusia dengan Allah
30
(hablumminallah) yang terkait dengan kewajiban untuk melaksanakan
perintah Allah, dan kerangka hubungan di antara manusia
(hablumminannas) yang terkait dengan kewajibannya untuk memenuhi
hak-hak manusia lainnya, apakah dengan muslim atau non-muslim. Ini
dua kerangka yang menggambarkan kriteria seorang muslim yang taat.
(Aisyah : 2014)
Ajaran Islam sebagai sistem sosial melibatkan ajaran keyakinan dan
ibadah (kegiatan ritual) dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, dan
mengatur sikapnya (akhlak / sikap) terhadap peraturan dalam hubungan
dengan manusia lain dan alam sekitarnya, yang bersumber dari kitab suci
Al-Qur'an dan Hadits. Ketika seorang muslim mencoba untuk
menghindari mengkonsumsi atau menggunakan produk yang tidak-jelas
kehalalan nya, ia tidak hanya menerapkan perintah Allah, tetapi juga
menjaga kesehatannya dari mengkonsumsi atau menggunakan produk
berlabel halal yang menjamin kualitas dan kehalalannya. Itu sebabnya,
mengelola perilaku hablumminallah dan hablumminannas diperlukan
bagi seorang muslim untuk mencapai kehormatan hidup di dunia dan di
akhirat (Aisyah : 2014). Dengan demikian, dalam penelitian ini, perilaku
religius di ukur dalam dua perilaku utama seorang Muslim dalam
hubungannya dengan Allah (hablumminallah) dan hubunganannya
dengan sesama manusia (hablumminannas).
31
a. Perilaku Hablumminallah
Pada dasarnya, perilaku hablumminallah adalah perilaku agama
Islam yang terbentuk dari perilaku kognisi, afeksi dan konasi dalam
aspek iman dan ibadah seorang muslim dalam hubungannya dengan
Allah, yang dengan jelas tertulis didalam dua fondasi Islam, yaitu
rukun iman dan rukun Islam. (Aisyah (2014).
Mansoer (2008) menjelaskan Kriteria yang diharapkan untuk
dimiliki oleh seorang Muslim terkait dengan hubungannya dengan
Tuhan yaitu (1) Memiliki pengetahuan enam rukun iman dan rukun
Islam; (2) Percaya pada kebenaran iman dan ibadah, (3)
Mengamalkan iman dan ibadahnya ke dalam aktifitasnya sehari-hari.
Dalam perilaku hablumminallah seorang konsumen diukur dari
tiga dimensi, yaitu pengetahuan, sikap dan pelaksanaan iman (enam
rukun iman) dan ibadah (lima rukun Islam). (Aisyah : 2014).
1) Pengetahuan Iman dan Ibadah
Pengetahuan iman diukur dari pengetahuan seseorang
tentang enam rukun iman dalam Islam, yaitu pengetahuan
tentang iman kepada Allah, malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab
Allah, RasulAllah, hari akhir dan takdir Allah. Sementara itu,
pengetahuan tentang ibadah diukur dari pengetahuan tentang
lima rukun Islam, yaitu pengetahuan tentang syahadat dan
hikmahnya, persyaratan wajib dari menjalankan aktifitas
keagamaan, tata cara (kaifiyat) dalam kegiatan keagamaan dan
32
hikmahnya. Serta pengetahuan lain dari tata cara ibadah dan
hikmahnya, seperti tata cara puasa dan hikmahnya, zakat dan
hikmahnya, haji dan hikmahnya, cara yang tepat (tajwid) untuk
membaca Al Qur'an dan hikmahnya, dan hikmah membaca
shalawat. (Aisyah : 2014)
2) Sikap Iman dan Ibadah
Sikap iman dan ibadah diukur dari keyakinan seseorang
dalam menerima kebenaran ajaran Islam sebagai hasil
pengetahuan yang dia miliki. Seseorang yang memiliki
pengetahua iman dan ibadah yang tinggi akan memiliki sikap
iman dan ibadah positif yang akan benar-benar meyakini
kebenaran ajaran Islam. Seseorang yang memiliki sikap iman
dan ibadah yang positif akan mempengaruhi secara positif
perilaku hablumminallah nya. Sebaliknya, orang yang memiliki
sedikit pengetahuan tentang iman dan ibadah akan memiliki
sikap iman dan ibadah negatif yang menyebabkan kurang
percaya pada ajaran Islam. Seseorang yang memiliki sikap iman
dan ibadah yang negatif akan berpengaruh negatif terhadap
perilaku hablumminallah nya. Sikap atau keyakinan iman diukur
dari keyakinannya pada kebenaran dari enam rukun iman yang
dapat menegaskan keyakinannya pada Allah sebagai satu-
satunya pencipta yang memiliki sifat yang sempurna (asmaul
husna); keyakinannya pada malaikat Allah dan tugasnya,
33
keyakinannya atas teladan dari Nabi Muhammad, keyakinannya
pada Al-Qur'an sebagai pedoman utama, keyakinannya atas
takdir Allah, dan keyakinannya atas kehidupan akhirat.
Sementara itu, sikap atau keyakinan ibadah diukur dari
keyakinannya atas sholat-sholat yang bisa membuat hidup lebih
optimis, sehat dan terorganisir dengan baik; keyakinannya
bahwa puasa dapat meningkatkan keprihatinan tentang sesama
manusia, kontrol diri dan kesehatannya; keyakinannya atas zakat
yang bisa meringankan semua masalah dan menghindari
bencana; keyakinannya atas haji (haji ke Mekah) yang bisa
mengatur ukhuwah Islamiyah (persaudaraan) antar sesama umat
Islam dari seluruh dunia, keyakinannya pada Al Qur'an sebagai
pedoman yang komprehensif dan bisa mendapat petunjuk Allah
dengan membacanya; keyakinannya meniru perilaku Nabi
Muhammad dan dengan membaca shalawat untuk Nabi
Muhammad bisa mendapatkan Syafa'at-nya (bantuan) di akhirat.
3) Praktik Iman dan Ibadah
Perilaku hablumminallah tidak hanya diukur dari aspek
pengetahuan dan sikap dari iman dan ibadah seseorang, tetapi
juga diukur dari pengamalan iman dan ibadah dalam tindakan
nyata untuk mengikuti perintah Allah dan menjauhi larangan
Allah dengan tetap sungguh-sungguh dengan rukun iman dan
rukun Islam. Pengamalan atau pelaksanaan rukun iman diukur
34
dari seberapa sering ia memulai dan menyelesaikan
pekerjaannya dengan menyebutkan nama Allah, seberapa keras
usahanya untuk menjaga lima indranya dari melakukan hal-hal
buruk, seberapa keras usahanya untuk meniru perilaku Nabi
Muhammad, dan berapa banyak keinginan untuk melakukan
perbuatan baik dan menghindarkan dirinya dari melakukan
perbuatan buruk.
Sementara itu, pengamalan atau pelaksanaan ibadah diukur
dari ketaatannya pada melaksanakan lima sholat fardhu (wajib)
sehari, melaksanakan shalat berjamaah, melaksanakan sholat
sunnah (sebagai pelengkap wajib), puasa di bulan Ramadhan,
puasa sunnah, membaca Al Qur'an, membaca shalawat kepada
Nabi Muhammad, zakat, membantu sesama manusia yang
memiliki kesulitan, dan keterlibatannya pada kegiatan sosial
keagamaan.
Semakin tinggi pengetahuan, semakin tinggi sikap. Semakin
tinggi sikap, semakin tinggi aspek pelaksanaan atau pengamalan
dari iman dan ibadah. Semakin tinggi praktek, semakin tinggi
perilaku hablumminallah. Semakin tinggi perilaku
hablumminallah, semakin tinggi perilaku hablumminannas,
yang akan meningkatkan niat muslim untuk membeli produk
bermerek Islam sebagai tindakan yang sebenarnya dari iman dan
ibadahnya kepada Allah.
35
b. Perilaku Hablumminannas
Pada dasarnya, tujuan dari pelaksanaan ajaran agama
berdasarkan konsep ilahiah (hubungan antara manusia dengan
Tuhannya). Konsep ilahiah ini diterjemahkan ke dalam konsep
kenabian dan alam semesta yang berkaitan dengan hubungan
manusia dengan dirinya sendiri, orang lain dan alam sekitarnya.
(Aisyah : 2014). Salah satu karakteristik syariah (hukum Islam)
adalah syumulliyah (luas / meliputi segala hal dalam kehidupan
sehari-hari muslim) yang berlangsung dengan konsep perilaku
hablumminannas. Konsep hablumminannas justru tentang segala
sesuatu di dunia dan akhirat yang pada dasarnya tentang fakta
kehidupan manusia (kepribadian, kebiasaan, kegiatan, dan ikhwal /
penyebab) yang selalu berhubungan dengan konsep ilahiah (Hidayat,
2009: 3) dalam Aisyah (2014).
Aisyah (2014) menjelaskan seseorang yang memiliki iman yang
kuat, akan patuh dalam melaksanakan ibadah / aktivitas ritual
agamanya. Seseorang yang taat dalam ibadah, akan menjadi orang
yang terpuji. Seorang yang terpuji akan memiliki hubungan yang
baik dengan dirinya sendiri, manusia lain dan alam sekitar yang
disebut sebagai perilaku hablumminannas. Mansoer (2008: 18-19)
menjelaskan bahwa perilaku hablumminannas adalah perilaku etis
yang diinternalisasi dengan nilai-nilai Islam dan diwujudkan dengan
kebiasaan manusia dalam kehidupannya sehari-hari, sesama manusia
36
dan alam sekitarnya. Oleh karena itu, sebagai perilaku tak terlihat,
perilaku hablumminannas diukur berdasarkan tiga dimensi ini
(Aisyah : 2014).
1) Kepribadian Islam Terhadap Dirinya Sendiri
Kepribadian Islam terhadap dirinya sendiri diukur dari
perilaku jujur, disiplin, dan ketekunannya. Kejujuran merupakan
sikap penting karena orang biasanya mencoba untuk
menyembunyikan kesalahan mereka dan tidak mampu untuk
jujur. Kejujuran ditunjukkan dari keberanian seseorang untuk
mengakui kesalahan. Disiplin ditunjukkan dari konsistensi
seseorang untuk melakukan kebiasaan baik dalam kehidupan
sehari-hari. Sementara itu, ketekunan ditunjukkan dari upaya
terus-menerus seseorang untuk mencapai apa yang diusahakan,
tidak mudah menyerah pada menghadapi kesulitan, mencoba
untuk melakukan segala sesuatu dengan upaya maksimum, tidak
mudah puas diri, terus meningkatkan prestasinya, dan pekerja
keras.
2) Kepribadian Islam Terhadap Sesama Manusia
Kepribadian Islam terhadap sesama manusia diukur dari
kebiasaan berbagi, kedermawanan, dan mau bekerja sama,
toleran, peduli, dan menghormati orang lain. Kebiasaan berbagi
ditunjukkan dari kemauan seseorang untuk membantu orang
yang membutuhkan. Kedermawanan ditunjukkan dari kemauan
37
seseorang untuk membantu orang yang membutuhkan dalam
bentuk materi. Bersedia untuk bekerja sama ditunjukkan dari
kemauan seseorang untuk bergabung dengan pelayanan
masyarakat, berpartisipasi pada acara sosial dan bersedia untuk
bekerja sama dengan orang-orang yang tidak disukai demi
kepentingan bersama. Toleransi ditunjukkan dari kesediaan
seseorang untuk membantu teman-teman dari etnis atau agama
yang berbeda, bersedia untuk terlibat dalam kegiatan sosial yang
diselenggarakan oleh teman-teman dari etnis atau agama yang
berbeda, bersedia untuk menghadiri pemakaman tetangga atau
keluarganya dari berbagai suku atau agama, dan menghormati
orang lain dari agama yang berbeda. Kepedulian atau perhatian
terhadap orang lain ditunjukkan dari kerelan seseorang untuk
menjaga mereka yang tidak mampu mengurus dirinya sendiri,
terutama sakit dan orang lanjut usia. Menghormati orang lain
ditunjukkan dari keengganan seseorang untuk mengganggu
orang lain.
3) Kepribadian Islam Terhadap Alam Sekitarnya
Kepribadian Islam terhadap alam sekitar diukur dari
perhatiannya terhadap alam dan upaya untuk melestarikannya.
Kepedulian terhadap alam ditunjukkan dari kerelaan seseorang
untuk merawat tanaman dan hewan. Sementara itu upaya untuk
melestarikan alam diukur dari kerelaan seseorang untuk
38
menghemat listrik, menghemat energi dengan menjaga
sarananya, bersedia untuk mengurangi polusi dengan
menggunakan sepeda atau transportasi umum, bersedia untuk
menghemat air dengan menggunakan air secukupnya, bersedia
untuk menanam pohon atau menjaga tanaman, dan enggan untuk
menghancurkan atau merusak tanaman dan mengganggu hewan.
Semakin tinggi kepribadian Islam terhadap dirinya, sesama
manusia dan alam sekitarnya, semakin tinggi perilaku
hablumminannas. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa kesediaan seorang muslim untuk mengkonsumsi atau
menggunakan produk Islam berpengaruh dengan perilaku
religius terhadap dirinya, sesama manusia dan alam sekitarnya,
yang terefleksikan dari pengetahuan, sikap dan implementasi
iman dan ibadah kepada Allah agar memiliki keselamatan hidup
di dunia dan di akhirat.
4. Kepuasan Konsumen
a. Pengertian Kepuasan Konsumen
Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) dalam
Sumarwan (2011 : 387) Mendefinisikan kepuasan sebagai evaluasi
pasca-konsumsi bahwa alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi
atau melebihi harapan. Mowen dan Minor (1998) dalam Sumarwan
(2011 : 387) mengartikan kepuasan sebagai ”Customer satisfaction
is defined as the overall attitude consumers have toward a good or
39
service after they have acquired and used it. It is a postchoice
evaluative judgement resulting from a specific purchase selection
and the experience of using/consuming it.”
Menurut Kotler (2012 : 128) Kepuasan adalah perasaan
seseorang senang atau kecewa yang dihasilkan dari membandingkan
kinerja suatu produk yang dirasakan (atau hasil) dengan harapan.
Menurut Zeithaml dan Bitner dalam Sangadji dan Sopiah
(2013:180-181), kepuasan konsumen merupakan evaluasi pelanggan
dari produk atau jasa dalam hal apakah produk atau layanan telah
memenuhi kebutuhan dan harapan mereka.”
Kepuasan Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:180) Kepuasan
adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari perbandingan
antara kesannya terhadap kinerja produk yang riil/aktual dengan
kinerja produk yang diharapkan.
Pada prinsipnya, definisi kepuasan pelanggan dapat
diklasifikasikan ke dalam lima kategori pokok, yakni perspektif
defisit normatif, ekuitas/keadilan, standar normatif, keadilan
prosedural, dan atribusional (Hunt : 1991 dalam Tjiptono : 2006).
Seperti yang dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.
40
Tabel 2.1
Alternatif Definisi Kepuasan Konsumen
Perspektif Definisi Kepuasan Pelanggan
Normative
deficit
definition
Perbandingan antara hasil (outcome) aktual
dengan hasil yang secara kultural dapat diterima.
Equity
definition
Perbandingan perolehan/keuntungan yang
didapatkan dari pertukaran sosial. Bila perolehan
tersebut tidak sama, maka pihak yang dirugikan
akan tidak puas.
Normative
standard
definition
Perbandingan antara hasil aktual dengan
ekspektasi standar pelanggan (yang dibentuk dari
pengalaman dan keyakinan mengenai tingkat
kinerja yang seharusnya ia terima dari merek
tertentu).
Procedural
fairness
definition
Kepuasan merupakan fungsi dari
keyakinan/persepsi konsumen bahwa ia telah
diperlakukan secara adil.
Attributional
definition
Kepuasan tidak hanya ditentukan oleh ada
tidaknya diskonfirmasi harapan, namun juga oleh
sumber penyebab diskonfirmasi.
Sumber : Tjiptono (2006 : 351)
b. Faktor yang mempengaruhi Kepuasan Konsumen
Menurut Zeithaml dan Bitner (2008 : 87-89) mengatakan ada 5
hal yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan, yaitu :
1) Fitur produk dan jasa (product amd service features), kepuasan
pelanggan dengan produk atau jasa dipengaruhi secara
signifikan oleh evaluasi pelanggan terhadap fitur produk dan
jasa. Dalam melakukan penelitian kepuasan, kebanyakan
perusahaan akan menentukan beberapa cara (biasanya fokus
grup) apa fitur dan atribut penting untuk layanan mereka dan
41
kemudian mengukur persepsi dari fitur tersebut serta kepuasan
pelayanan secara keseluruhan. Penelitian telah menunjukkan
bahwa pelayanan pelanggan akan membuat penjualan antara
fitur-fitur layanan yang berbeda, tergantung pada jenis layanan
yang dievaluasi dan kekritisan dari layanan.
2) Emosi Konsumen (consumer emotions), emosi konsumen bisa
juga mempengaruhi persepsi kepuasannya terhadap produk dan
jasa. Emosinya itu bisa stabil, emosi yang sudah ada sebagai
contoh suasana hati atau kepuasan hidup. Ketika seseorang
berada dalam suasana hati yang baik dan berfikir positif
mempengaruhi bagaimana perasaan seseorang dengan produk.
3) Atribusi untuk kesuksesan atau kegagalan pelayanan
(attributions for service success or failure), sebab yang
dirasakan dari peristiwa yang mempengaruhi persepsi kepuasan
konsumen juga. Ketika konsumen merasa terkejut dengan hasil
yang didapatkan dari sebuah produk, konsumen cenderung
mencari alasan, dan penilaian terhadap alasan tersebut bisa
mempengaruhi kepuasan mereka.
4) Persepsi dari ekuitas atau keadilan (perceptions of equity or
fairness), kepuasan konsumen juga dipengaruhi oleh persepsi
terhadap ekuitas dan keadilan. Konsumen bertanya pada dirinya
sendiri : Apakah saya telah diperlakukan dengan adil
dibandingkan dengan pelanggan lainnya? Apakah pelanggan
42
lain mendapatkan perlakuan lebih baik, harga lebih baik, atau
kualitas layanan yang lebih baik? Apakah saya membayar harga
yang pantas untuk layanan yang diterima? Apakah saya
mendapatkan perlakuan yang baik untuk harga yang telah saya
bayarkan dan usaha yang saya keluarkan? Maksud dari adil
adalah pusat persepsi konsumen dari kepuasannya terhadap
produk dan jasa.
5) Konsumen lain, anggota keluarga, dan rekan kerja (other
consumers, family members, and cowokers), selain fitur produk
dan layanan dan perasaan diri sendiri dan keyakinannya,
kepuasan konsumen juga sering dipengaruhi oleh orang lain.
Anggota keluarga yang mengungkapkan kepuasan dan ketidak
puasannya terhadap suatu produk yang diceritakannya juga
sangat mempengaruhi penilaian seorang individu, tetapi juga hal
tersebut sangat dipengaruhi oleh pengalaman, perilaku, dan
pandangan-pandangan lainnya.
c. Pengukuran Kepuasan Konsumen
Menurt Tjiptono (2007 : 366) tidak ada satu pun ukuran tunggal
‘terbaik’ mengenai kepuasan pelanggan yang disepakati secara
universal. Meskipun demikian, di tengah beragamnya cara mengukur
kepuasan pelanggan terdapat kesamaan paling tidak dalam enam
konsep inti mengenai objek pengukuran sebagai berikut :
43
1) Kepuasan pelanggan keseluruhan (Overall Customer
Satisfaction). Cara yang paling sederhana untuk mengukur
kepuasan pelanggan adalah langsung menanyakan kepada
pelanggan seberapa puas mereka dengan produk atau jasa
spesifik tertentu. Biasanya ada dua bagian dalam proses
pengukurannya. Pertama, mengukur tingkat kepuasan pelanggan
terhadap produk dan/atau jasa perusahaan bersangkutan. Kedua,
menilai dan membandingkannya dengan tingkat kepuasan
pelanggan keseluruhan terhadap produk dan/atau jasa para
pesaing.
2) Dimensi kepuasan pelanggan. Berbagai penelitian memilah
kepuasan pelanggan ke dalam komponen-komponennya.
Umumnya, proses semacam ini terdiri atas empat langkah.
Pertama, mengidentifikasi dimensi-dimensi kunci kepuasan
pelanggan. Kedua, meminta pelanggan menilai produk dan/atau
jasa perusahaan berdasarkan item-item spesifik, seperti
kecepatan layanan, fasilitas layanan atau keramahan staf layanan
pelanggan. Ketiga, meminta pelanggan menilai produk dan/atau
jasa pesaing berdasarkan item-item spesifik yang sama. Dan
keempat, meminta para pelanggan untuk menentukan dimensi-
dimensi yang menurut mereka paling penting dalam menilai
kepuasan pelanggan keseluruhan.
44
3) Konfirmasi harapan. Kepuasan tidak diukur langsung, namun
disimpulkan berdasarkan kesesuaian/ketidaksesuaian antara
harapan pelanggan dengan kinerja aktual produk perusahaan
pada sejumlah atribut atau dimensi penting.
4) Minat pembelian ulang. Kepuasan pelanggan diukur secara
behavioral dengan jalan menanyakan apakah pelanggan akan
berbelanja atau menggunakan jasa perusahaan lagi.
5) Kesediaan untuk merekomendasi. Untuk produk yang
pembeliaan ulangnya relatif lama atau bahkan hanya terjadi satu
kali pembelian, kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan
produk kepada teman atau keluarganya menjadi ukuran yang
penting untuk dianalisis dan ditindaklanjuti.
6) Ketidakpuasan pelanggan. Beberapa macam aspek yang sering
ditelaah guna mengetahui ketidakpuasan pelanggan meliputi :
(a) komplain; (b) retur atau pengembalian ulang; (c) biaya
garansi; (d) product recall (penarikan kembali produk dari
pasar); (e) gethok tular negarif; dan (f) defections (konsumen
yang beralih ke pesaing).
d. Metode Pengukuran Kepuasan Konsumen
Menurut Kotler (2000) dalam Tjiptono (2007 : 366), paling
tidak ada empat metode yang banyak dipergunakan dalam mengukur
kepuasan pelanggan, yaitu :
45
1) Sistem Keluhan dan Saran
Setiap organisasi jasa yang berorientasi pada pelanggan wajib
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggan
untuk menyampaikan saran, kritik, pendapat, dan keluhan
mereka. Media yang digunakan bisa berupa kotak saran yang
diletakkan ditempat-tempat strategis, kartu komentar, saluran
telepon khusus bebas pulsa, website, dan lain-lain. Informasi-
informasi yang diperoleh melalui metode ini dapat memberikan
ide-ide baru dan masukan yang berharga kepada perusahaan,
sehingga memungkinkan untuk bereaksi dengan tanggap dan
cepat untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul.
2) Ghost Shopping
Salah satu metode untuk memperoleh gambaran mengenai
kepuasan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang ghost
shoppers untuk berperan sebagai pelangganm potensial jasa
perusahaan dan pesaing. Mereka diminta melaporkan berbagai
temuan penting berdasarkan pengalamannya mengenai kekuatan
dan kelemahan jasa perusahaan dibandingkan para pesaing.
Selain itu, ghost shoppers juga dapat mengobservasi cara
perusahaan dan pesaingnya melayani permintaan spesifik
pelanggan, menjawab pertanyaan pelanggan, dan menangani
setiap masalah/keluhan pelanggan.
46
3) Lost Customer Analysis
Perusahaan selayaknya menghubungi para pelanggan yang telah
berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok agar dapat
memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil
kebijakan perbaikan/penyempurnaan selanjutnya. Bukan hanya
exit interview saja yang diperlukan, tetapi pemantauan customer
loss rate juga penting, di mana peningkatan customer loss rate
menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan
pelanggannya. Akan tetapi, kesulitan menerapkan metode ini
adalah pada mengidentifikasi dan mengontak mantan pelanggan
yang bersedia memberikan masukan dan evaluasi terhadap
kinerja perusahaan.
4) Survei Kepuasan Pelanggan
Umumnya sebagian besar penelitian mengenai kepuasan
pelanggan menggunakan metode survei, baik via pos, telepon,
e-mail, maupun wawancara langsung. Melalui survei,
perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik
langsung dari pelanggan dan juga memberikan sinyal positif
bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap mereka.
e. Elemen Program Kepuasan Konsumen
Menurut Tjiptono (2007 : 354) pada umumnya program
kepuasan pelanggan meliputi kombinasi dari tujuh elemen utama,
yaitu :
47
1) Barang dan jasa berkualitas. Perusahaan yang ingin menerapkan
program kepuasan pelanggan harus memiliki produk berkualitas
baik dan layanan prima. Paling tidak standarnya harus
menyamai para pesaing utama dalam industri. Biasanya
perusahaan yang tingkat kepuasan pelanggan tinggi
menyediakan tingkat layanan pelanggan yang tinggi pula.
Seringkali itu merupakan cara mereka menjustifikasi harga yang
lebih mahal.
2) Relationship marketing. Kunci pokok dalam setiap program
promosi loyalitas adalah upaya menjalin relasi jangka panjang
dengan para pelanggan. Asumsinya adalah bahwa relasi yang
kokoh dan saling menguntungkan antara penyedia jasa dan
pelanggan dapat membangun bisnis ulangan (repeat business)
dan menciptakan loyalitas pelanggan.
Upaya menjalin relasi dengan pelanggan juga bisa gagal karena
sebab-sebab lain , seperti (a) sebagian pelanggan menolak untuk
tergantung kepada pemasok tunggal; (b) mungkin saja tidak ada
manfaat timbal balik bagi perusahaan dan pelanggan; dan (c)
sebagian pelanggan lebih menyukai fokus jangka pendek yang
semata-mata didasarkan pada harga murah. Meskipun demikian,
relationship marketing seringkali, namun tidak selalu, sukses.
Menurut Lovelock, kesuksesan ini dipengaruhi determinan
seperti (a) kepercayaan (trust); (b) kepuasan terhadap produk
48
dan jasa sebelumnya; (c) persepsi terhadap nilai (value) yang
didapatkan; (d) efektivitas komunikasi; (e) ikatan sosial atau
persahabatan; dan (f) durasi relasi yang telah terjalin (length of
patronage).
3) Program promosi loyalitas. Program promosi loyalitas banyak
diterapkan untuk menjalin relasi antara perusahaan dan
pelanggan. Biasanya, program ini memberikan semacam
“penghargaan” (rewards) khusus (seperti bonus, diskon,
voucher, dan hadiah yang dikaitkan dengan frekuensi
pembelian) kepada pelanggan kelas kakap atau pelanggan rutin
(heavy users) agar tetap loyal pada produk dari perusahaan
bersangkutan.
4) Fokus pada pelanggan terbaik (best customers). Sekalipun
program promosi loyalitas beraneka ragam bentuknya, namun
semuanya memiliki kesamaan pokok dalam hal fokus pada
pelanggan yang paling berharga. Pelanggan terbaik bukanlah
sekedar mereka yang termasuk heavy users. Tentu saja mereka
belanja banyak, namun kriteria lainnya menyangkut pembayaran
yang lancar dan tepat waktu, tidak terlalu banyak membutuhkan
layanan tambahan, dan relatif tidak sensitif terhadap harga.
Inheren di dalam konsep fokus pada pelanggan terbaik adalah
kesediaan untuk ‘melepas’ bad customers.
49
5) Sistem penanganan komplain secara efektif. Penanganan
komplai terkait erat dengan kualitas produk. Perusahaan harus
memastikan bahwa barang dan jasa yang dihasilkannya benar-
benar berfungsi sebagaimana mestinya sejak awal. Baru setelah
itu, jika ada masalah, perusahaan segera berusaha
memperbaikinya lewat sistem penanganan komplain. Jadi,
jaminan kualitas harus mendahului penanganan komplain.
Sistem penanganan komplain yang efektif membutuhkan
beberapa aspek, seperti (a) permohonan maaf kepada pelanggan
atas ketidaknyamanan yang mereka alami; (b) empati terhadap
pelanggan yang marah; (c) kecepatan dalam penanganan
keluhan; (d) kewajaran atau keadilan dalam memecahkan
masalah/keluhan; dan (e) kemudahan bagi konsumen untuk
menghubungi perusahaan dalam rangka menyampaikan
komentar, kritik, pernyataan, dan/atau komplain.
6) Unconditional guarantess. Garansi merupakan janji eksplisit
yang disampaikan kepada para pelanggan mengenai tingkat
kinerja yang dapat diharapkan akan mereka terima. Garansi ini
bermanfaat dalam mengurangi risiko pembelian oleh pelanggan,
memberikan sinyal mengenai kualitas produk, dan secara tegas
menyatakan bahwa perusahaan bertanggung jawab atas
produk/jasa yang diberikannya. Garansi yang baik harus
memiliki beberapa karakteristik pokok, seperti (a) tidak
50
bersyarat; (b) spesifik; (c) realistis; (d) berarti/meaningful; (e)
dinyatakan dalam bahasa yang sederhana dan mudah dipahami;
(f) mudah direalisasikan/ditagih bila menyangkut kompensasi
atau ganti rugi tertentu.
7) Program pay-for-performance. Program kepuasan pelanggan
tidak bisa terlaksana tanpa adanya dukungan sumber daya
manusia organisasi. Sebagai ujung tombak perusahaan yang
berinteraksi langsung dengan para pelanggan dan berkewajiban
memuaskan mereka, karyawan juga harus dipuaskan
kebutuhannya. Dengan kata lain, total customer satisfaction
harus didukung pula dengan total quality reward yang
mengaitkan sitem penilaian kinerja dan kompensasi dengan
kontribusi setiap karyawan dalam penyempurnaan kualitas dan
peningkatan kepuasan pelanggan.
f. Manfaat Program Kepuasan Konsumen
Menurut Tjiptono (2007 : 352) realisasi kepuasan konsumen
melalui perencanaan, pengimplementasian, dan pengendalian
program khusus berpotensi memberikan beberapa manfaat pokok, di
antaranya sebagai berikut :
1) Reaksi terhadap produsen berbiaya rendah
Fokus pada kepuasan pelanggan merupakan upaya
mempertahankan pelanggan dalam rangka menghadapi para
produsen berbiaya rendah. Banyak perusahaan yang mendapati
51
cukup banyak pelanggan yang bersedia membayar harga lebih
mahal untuk pelayanan dan kualitas yang lebih baik. Konsumen
seperti ini tidak akan mengorbankan tingkat kualitas yang bisa
diterima hanya semata-mata untuk penghematan biaya tertentu
yang tidak begitu signifikan.
2) Manfaat ekonomis retensi pelanggan versus perpetual
prospecting
Berbagai studi menunjukkan bahwa mempertahankan dan
memuaskan pelanggan saat ini jauh lebih mudah daripada terus-
menerus berupaya menarik atau memprospek pelanggan baru.
Riset yang dilakukan Wells (1993), misalnya, menunjukkan
bahwa biaya untuk mempertahankan pelanggan lebih murah
empat sampai enam kali lipat daripada biaya mencari pelanggan
baru.
3) Nilai kumulatif dari relasi berkelanjutan
Berdasarkan konsep “customer lifetime value”, upaya
mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap produk dan jasa
perusahaan selama periode waktu yang lama bisa menghasilkan
anuitas yang jauh lebih besar daripada pembelian individual.
4) Daya persuasif gethok tular (word of mouth)
Dalam banyak industri, pendapat/opini positif dari teman dan
keluarga jauh lebih persuasi dan kredibel dari pada iklan. Oleh
sebab itu, banyak perusahaan yang tidak hanya meneliti
52
kepuasan total, namun juga menelaah sejauh mana pelanggan
bersedia merekomendasikan produk perusahaan kepada orang
lain.
5) Reduksi sensitivitas harga
Pelanggan yang puas dan loyal terhadap sebuah perusahaan
cenderung lebih jarang menawar harga untuk setiap pembelian
individualnya. Hal itu disebabkan faktor kepercayaan (trust)
telah terbentuk. Pelanggan yakin bahwa perusahaan
langganannya tidak akan bersikap oportunistik dan
memanfaatkan mereka untuk kepentingan sesaat. Dalam banyak
kasus, kepuasan pelanggan mengalihkan fokus pada harga ke
pelayanan dan kualitas.
6) Kepuasan pelanggan sebagai indikator kesuksesan bisnis masa
depan
Pada hakikatnya kepuasan pelanggan merupakan strategi jangka
panjang, karena dibutuhkan waktu cukup lama sebelum
membangun dan mendapatkan reputasi atas layanan prima.
Program kepuasan pelanggan relatif mahal dan tidak
mendatangkan laba dalam jangka pendek. Akan tetapi, hasilnya
bisa dituai dalam jangka panjang dan manfaat tersebut dapat
bertahan lama. Oleh karena itu, kepuasan pelanggan merupakan
indikator kesuksesan bisnis di masa depan yang mengukur
53
kecenderungan reaksi pelanggan terhadap perusahaan di masa
yang akan datang.
5. Loyalitas Konsumen
a. Pengertian Loyalitas Konsumen
Oliver dalam Kotler (2012:127) mendefinisikan loyalitas
sebagai komitmen yang dipegang untuk membeli atau berlangganan
kembali produk atau jasa yang disukai di masa depan meskipun
pengaruh situasional dan upaya pemasaran memiliki potensi untuk
menyebabkan beralihnya perilaku.
Menurut Tjiptono dalam Darmawati (2016) loyalitas konsumen
adalah sebagai komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko,
pemasok berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam
pembelian ulang yang konsisten.
Menurut Schnaars dalam Tjiptono (2006:386) ada empat macam
kemungkinan hubungan antara kepuasan dan loyalitas pelanggan,
yakni failures, forced loyalty, defectors, dan successes.
54
Tabel 2.2
Hubungan antara Kepuasan dan Loyalitas Konsumen
Loyalitas Pelanggan
Rendah Tinggi
Kep
uas
an P
elan
ggan
Ren
dah
Failures
Tidak puas dan
tidak loyal
Forced Loyalty
Tidak puas, namun ‘terikat’ pada
program promosi loyalitas
perusahaan T
inggi Defectors
Puas tapi tidak
loyal
Successes
Puas, loyal, dan paling mungkin
memberikan gethok tular positif
Sumber : Tjiptono (2005)
Kepuasan pelanggan harus dibarengi pula dengan loyalitas
pelanggan. Pelanggan yang benar-benar loyal bukan saja sangat
potensial menjadi word-of-mouth advertisers, namun kemungkinan
besar juga loyal pada portofolio produk dan jasa perusahaan selama
bertahun-tahun.
b. Karakteristik Loyalitas Konsumen
Menurut Darmawati (2015) loyalitas konsumen memiliki 4
karakteristik, yaitu:
1) Melakukan pembelian ulang.
Maksudnya pelanggan yang telah melakukan penggunaan suatu
produk sebanyak dua kali atau lebih. Mereka adalah yang
melakukan penggunaan atas produk yang sama sebanyak dua
kali, atau membeli dua macam produk yang sama dalam dua
kesempatan.
55
2) Membeli produk dan jasa lain dengan produsen yang sama.
Maksudnya menggunakan semua barang dan jasa yang
ditawarkan yang mereka butuhkan. Mereka menggunakan secara
teratur, hubungan dengan jenis pelanggan ini sudah kuat dan
berlangsung lama, yang membuat mereka tidak terpengaruh oleh
produk pesaing.
3) Merekomedasikan kepada orang lain
Maksudnya barang atau jasa yang ditawarkan dan yang mereka
butuhkan, serta melakukan pembelian secara teratur. Selain itu,
mereka mendorong teman-teman agar menggunakan barang atau
jasa perusahaan atau merekomendasikan perusahaan tersebut
pada orang lain, dengan begitu secara tidak langsung mereka
telah melakukan pemasaran untuk perusahaan dan membawa
konsumen untuk perusahaan.
4) Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari
pesaing.
Maksudnya tidak mudah terpengaruh oleh tarikan pesaing atau
jasa sejenis lainnya.
3) Situasi Kemungkinan Loyalitas
Dick & Basu (1994) berusaha mengintegrasikan perspektif sikap
dan behavioral ke dalam satu model komprehensif. Dengan
mengombinasikan komponen sikap dan perilaku pembelian ulang,
56
maka didapatkan empat situasi kemungkinan loyalitas : no loyalty,
spurious loyalty, latent loyalty, dan loyalty. (Tjiptono, 2007 : 392).
Tabel 2.3
Loyalitas Pelanggan Berdasarkan Sikap dan Perilaku
Pembelian Ulang
Perilaku Pembelian Ulang
Kuat Lemah
Sik
ap
Ku
at
Loyalty Latent Loyalty
Lem
ah
Spurious Loyalty No Loyalty
Sumber : Tjiptono (2007 : 393)
1) No Loyalty
Bila sikap dan perilaku pembelian ulang pelanggan sama-sama
lemah, maka loyalitas tidak terbentuk. Ada dua kemungkinan
penyebabnya. Pertama, sikap yang lemah (mendekati netral)
bisa terjadi bila suatu produk/jasa baru diperkenalkan dan/atau
pemasarnya tidak mampu mengkomunikasikan keunggulan
produknya. Penyebab kedua berkaitan dengan dinamika pasar,
di mana merek-merek yang berkompetisi dipersepsikan
serupa/sama. Konsekuensinya, pemasar mungkin sangat sukar
membentuk sikap yang positif/kuat terhadap produknya.
57
2) Spurious Loyalty
Bila sikap yang relatif lemah disertai dengan pola pembelian
ulang yang kuat, maka yang terjadi adalah spurious loyalty atau
captive loyalty. Situasi semacam ini ditandai dengan pengaruh
faktor nonsikap terhadap perilaku, misalnya norma subjektif dan
faktor situasional. Situasi ini bisa dikatakan pula inertia, di
mana konsumen sulit membedakan berbagai merek dalam
kategori produk dengan tingkat keterlibatan rendah, sehingga
pembelian ulang dilakukan atas dasar pertimbangan situasional,
seperti familiarity atau faktor diskon.
3) Latent Loyalty
Situasi latent loyalty tercermin bila sikap yang kuat disertai
dengan pola pembelian ulang yang lemah. Situasi yang menjadi
perhatian besar para pemasar ini disebabkan pengaruh faktor-
faktor nonsikap yang sama kuat atau bahkan cenderung lebih
kuat daripada faktor sikap dalam menentukan pembelian ulang.
4) Loyalty
Situasi ini merupakan situasi ideal yang paling diharapkan para
pemasar, di mana konsumen bersikap positif terhadap jasa atau
penyedia jasa bersangkutan dan disertai pola pembelian ulang
yang konsisten.
58
d. Manfaat Customer Loyalty
Griffin (2005:223) mengemukakan keuntungan-keuntungan
yang akan diperoleh perusahaan apabila memiliki pelanggan yang
loyal antara lain:
1) Mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik
pelanggan baru lebih mahal).
2) Mengurangi biaya transaksi (seperti biaya negosiasi kontrak,
pemrosesan pesanan, dll.).
3) Mengurangi biaya turn over pelanggan (karena pergantian
pelanggan yang lebih sedikit).
4) Meningkatkan penjualan silang yang akan memperbesar pangsa
pasar perusahaan.
5) Word of mouth yang lebih positif dengan asumsi bahwa
pelanggan yang loyal juga berarti yang merasa puas.
Pada hakikatnya, loyalitas pelanggan dapat diibaratkan
perkawinan antara perusahaan dan publik (terutama pelanggan inti).
Jalinan relasi ini akan langgeng bila dilandasi sepuluh prinsip pokok
loyalitas pelanggan sebagai berikut : (Tjiptono, 2007: 412)
1) Kemitraan yang didasarkan pada etika dan integritas utuh.
2) Nilai tambah (kualitas, biaya, waktu, siklus, teknologi,
profitabilitas, dan seterusnya) dalam kemitraan antara pelanggan
dan pemasok.
59
3) Saling percaya antara manajer dan karyawan, serta antara
perusahaan dan pelanggan inti.
4) Keterbukaan antara pelanggan dan pemasok.
5) Saling membantu secara aktif dan kongkrit.
6) Bertindak berdasarkan semua unsur Customer Enthusiasm.
7) Berfokus pada faktor-faktor tidak terduga (unexpected) yang
bisa menghasilkan Customer Delight.
8) Kedekatan dengan pelanggan internal dan eksternal.
9) Tetap membina relasi dengan pelanggan pada tahap purnabeli.
10) Antisipasi kebutuhan dan harapan pelanggan di masa datang.
60
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.4
Penelitian Terdahulu
No Judul, Peneliti, Jurnal Research Method Result
1. Islamic Branding: The
Understanding and
Perception, Mohd
Yusof, Y.L & Wan
Jusoh, W. J., Procedia
- Social and
Behavioral Sciences
130 ( 2014 ) 179 – 185
Kualitatif,
wawancara,
Purposive
Sampling, (20
Responden)
significantly in promoting and
improving the Islamic brands
to the consumers
2. Islamic Branding,
Religiusitas dan
Keputusan Konsumen
Terhadap Produk,
Muhammad Nasrullah,
Jurnal Hukum Islam
(JHI), Volume 13,
Nomor 2, Desember
2015, (79-87)
Kuantitatif, Uji
Regresi
Sederhana dan
Uji Regresi
Berganda
Kuesioner (113
Responden),
Lokasi di
Pekalongan, Jawa
Tengah
Hasil uji regresi sederhana
menunjukkan nilai adjusted R
square variabel Islamic
branding sebesar 0,094, hal ini
berarti bahwa Islamic branding
memiliki pengaruh kontribusi
terhadap keputusan konsumen
pada sebuah produk sebesar
9,4%. Nilai signifikansi 0,01
di bawah 0,05, hal ini berarti
bahwa Islamic branding
berpengaruh signifikan
terhadap keputusan konsumen
untuk membeli sebuah produk.
Hasil regresi linier berganda
dengan religiusitas sebagai
variabel moderating
menunjukkan bahwa adjusted
R square sebesar 0,094,
sedangkan nilai adjusted R
square pada regresi sederhana
menunjukkan nilai 0,082. Hal
ini mengindikasikan bahwa
religiusitas sebagai variabel
moderating memperlemah
hubungan antara variabel
Islamic branding dengan
keputusan konsumen.
61
No Judul, Peneliti, Jurnal Research Method Result
3. Effects of service
quality, customer trust
and customer religious
commitment on
customer satisfaction
and loyalty of islamic
banks in east java,
Hidayat dkk., Al-
Iqtishad: Vol. VII No.
2, Juli 2015
Simple Random
Sampling, Uji
SEM, Lokasi di
Jawa Timur
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kualitas
layanan dan kepercayaan
nasabah bank syariah secara
bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan
nasabah. Kualitas layanan dan
kepercayaan nasabah
berpengaruh terhadap loyalitas
nasabah, baik langsung
maupun tidak langsung dengan
dimediasi oleh kepuasan
nasabah bank syariah di Jawa
Timur. Sedangkan komitmen
beragama tidak berpengaruh
terhadap kepuasan nasabah
dan loyalitas nasabah baik
langsung maupun tidak
langsung.
4. Pengaruh citra merek
Islam terhadap
loyalitas nasabah bank
syariah (studi kasus
pada bank syariah di
kota bandung),
Hasanuddin,
SCIENTICA Volume
II No. 2, Desember
2015
Penelitian
verifikatif, Data
Primer, Analisis
Jalur.
Hasil penelitian menunjukkan
Islamic corporate image,
Islamic product image, dan
Islamic user image
berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap loyalitas
nasabah secara parsial dan
simultan.
5. Religion and Brand
Switching Behavior of
Muslim Consumers,
Saeed dan Ilhaamie,
ISSN 1990-9233,
Middle-East Journal of
Scientific Research 21
(9): 1611-1617, 2014.
Analisis Regresi,
Kuesioner 200
Responden.
Brand switching behavior
depends on the marketing
strategies that are used by the
companies. The findings of this
research show that there is
positive significant
relationship between
independent variables
(religion, Islamic branding
and Islamic marketing mix)
and dependent variable (brand
switching behavior).
62
No Judul, Peneliti, Jurnal Research Method Result
6. Customer Loyalty
toward Islamic and
conventional Banks;
mediator role of
Customer Satisfaction,
Anwar dan Amin,
Journal of Marketing
Management and
Consumer Behavior
(JMMCB),Vol. 1,
Issue 5 (2016) 1-23
Non Probability
Sampling,
Kuesioner (206
responden),
The Result of the study shows
that there is positive relation
among Bank services, Bank
Image and religious
Perspective on customer
satisfaction which directly
leading to customer loyalty.
With the help of this study we
found that Bank services is
considered as a most
prominent factor that leads to
customer satisfaction and
customer satisfaction leads to
customer loyalty.
7. Role of religion
motives and brand
image towards
consumer satisfaction
and consumer loyalty
of islamic banking,
Ayumi dkk.,
The International
Journal of Accounting
and Business Society,
Vol. 23, No. 2
December 2015
Kuantitatif,
Generalized
Structured
Component
Analysis (GSCA),
explanatory
research,
Kuesioner (119
Responden).
Study found that religion
motives (sharia principles)
impacts brand image and
plays significant role on
determining consumer
satisfaction and loyalty.
63
C. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini
menjelaskan langkah-langkah yang akan peneliti lakukan untuk mengambil
kesimpulan. Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat konsep model
pemikiran yang akan diteliti, kemudian langkah kedua yaitu menguji data
yang telah diperoleh dan dikumpulkan, langkah ketiga yaitu membuat
kesimpulan dan saran. Kerangka pemikiran digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
64
D. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang ada di atas, maka dirumuskan
hipotesis sebagai berikut :
1. Sub Struktur – 1 Hubungan Sub-Struktur X1 dan X2 terhadap Y
a) Hipotesis 1 :
Ho : Tidak ada pengaruh langsung antara variabel Islamic branding
(X1) terhadap kepuasan konsumen (Y).
Ha : Ada pengaruh langsung antara variabel Islamic branding (X1)
terhadap kepuasan konsumen (Y).
b) Hipotesis 2 :
Ho : Tidak ada pengaruh langsung antara variabel perilaku religius
(X2) terhadap kepuasan konsumen (Y).
Ha : Ada pengaruh langsung antara variabel perilaku religius (X2)
terhadap kepuasan konsumen (Y).
c) Hipotesis 3 :
Ho : Tidak ada pengaruh antara variabel Islamic branding (X1) dan
perilaku religius (X2) terhadap kepuasan konsumen (Y) secara
simultan.
Ha : Ada pengaruh antara variabel Islamic branding (X1) dan
perilaku religius (X2) terhadap kepuasan konsumen (Y) secara
simultan.
65
2. Sub Struktur – 2 Hubungan Sub-Struktur X1, X2 dan Y terhadap Z
d) Hipotesis 4 :
Ho : Tidak ada pengaruh langsung antara variabel Islamic branding
(X1) terhadap loyalitas konsumen (Z).
Ha : Ada pengaruh langsung antara variabel Islamic branding (X1)
terhadap loyalitas konsumen (Z).
e) Hipotesis 5 :
Ho : Tidak ada pengaruh langsung antara variabel perilaku religius
(X2) terhadap loyalitas konsumen (Z).
Ha : Ada pengaruh langsung antara variabel perilaku religius (X2)
terhadap loyalitas konsumen (Z).
f) Hipotesis 6 :
Ho : Tidak ada pengaruh langsung antara variabel kepuasan
konsumen (Y) terhadap loyalitas konsumen (Z).
Ha : Ada pengaruh langsung antara variabel kepuasan konsumen
(Y) terhadap loyalitas konsumen (Z).
g) Hipotesis 7 :
Ho : Tidak ada pengaruh antara variabel Islamic branding (X1),
perilaku religius (X2) dan kepuasan konsumen (Y) terhadap
loyalitas konsumen (Z) secara simultan.
Ha : Ada pengaruh antara variabel Islamic branding (X1), perilaku
religius (X2) dan kepuasan konsumen (Y) terhadap loyalitas
konsumen (Z) secara simultan.
66
h) Hipotesis 8
Ho : Tidak ada pengaruh tidak langsung antara variabel Islamic
branding (X1), terhadap loyalitas konsumen (Z) melalui
kepuasan konsumen (Y).
Ha : Ada pengaruh tidak langsung antara variabel Islamic branding
(X1), terhadap loyalitas konsumen (Z) melalui kepuasan
konsumen (Y).
i) Hipotesis 9
Ho : Tidak ada pengaruh tidak langsung antara variabel perilaku
religius (X2), terhadap loyalitas konsumen (Z) melalui
kepuasan konsumen (Y).
Ha : Ada pengaruh langsung antara variabel perilaku religius (X2),
terhadap loyalitas konsumen (Z) melalui kepuasan konsumen
(Y).
67
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang
kecantikan yaitu kosmetik Wardah. Peneliti berfokus pada Islamic branding
dan perilaku religius terhadap kepuasan konsumen serta dampaknya terhadap
loyalitas konsumen. Penelitian ini bersifat asosiatif, dilakukan dengan cara
menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain agar dapat
mengetahui, menjelaskan dan memprediksi tingkat ketergantungan variabel
eksogen dan variabel endogen melalui variabel intervening. Dalam
pelaksanaannya dilakukan pengumpulan data dengan survey menggunakan
alat kuesioner. Unit analisis yang diteliti adalah individu, yaitu semua
konsumen yang menggunakan produk kosmetik Wardah. Obyek penelitian
adalah konsumen Wardah yang berada di Tangerang Selatan dengan waktu
penelitian dilakukan bulan Agustus 2017.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2007 : 61) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Nazir dalam Riduwan dan
Kuncoro (2014 : 37) mengatakan bahwa, “Populasi adalah berkenaan
dengan data, bukan orang atau bendanya.” Dan Nawawi dalam Riduwan
68
dan Kuncoro (2014 : 38) menyebutkan bahwa, “Populasi adalah totalitas
semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung atau pengukuran
kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai
sekumpulan objek yang lengkap.” Menurut Riduwan dan Kuncoro (2014
: 38) Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil
pengukuran yang menjadi objek penelitian atau populasi merupakan
objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-
syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Berdasarkan
jenisnya terdapat dua populasi yaitu, populasi terbatas dan populasi tak
terbatas (tak terhingga). Sedangkan menurut sifatnya digolongkan
menjadi populasi homogen dan populasi heterogen. Populasi dalam
penelitian ini adalah konsumen kosmetik Wardah yang berada di
Tangerang Selatan.
2. Sampel
Menurut Arikunto dalam Riduwan dan Kuncoro (2014 : 39)
mengatakan “Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil
populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi
yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.”
Meurut Sugiyono (2007 : 62) Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Riduwan dan Kuncoro
(2014 : 40) sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Karena tidak semua data dan
informasi akan diprosese dan tidak semua orang atau benda akan diteliti
69
melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang mewakilinya. Hal
ini sampel harus representatif disamping itu peneliti wajib mengerti
tentang besar ukuran sampel, teknik sampling, dan karakteristik populasi
dalam sampel. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan metode non-probability sampling. Non-
probability sampling adalah teknik sampling untuk yang tidak
memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel dan karena populasi yang diteliti infinite
(populasi yang jumlah dan identitas anggota populasi tidak diketahui)
dengan melakukan pengambilan sampel secara purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007 : 68). Pengambilan sampel
dilakukan di Tangerang Selatan dengan dasar bahwa sampel yang
diambil mewakili semua populasi pengguna produk kosmetik Wardah.
Dikarenakan jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti, maka untuk
mengetahui besarnya sampel yaitu menggunakan rumus teknik sampling
kemudahan. Berdasarkan sampling kemudahan, peneliti menseleksi
dengan menyaring kuesioner yang ada, apabila orang-orang tersebut
diketahui misalnya (pengguna produk kosmetik Wardah di Tangerang
Selatan). Misal digunakan ukuran sampel untuk estimasi nilai rerata. Jika
digunakan untuk mengestimasi μ, kita dapat (1-α)% yakin bahwa error
tidak melebihi nilai e tertentu apabila ukuran sampelnya sebesar n,
dimana :
70
𝑛 = [
]
2 Wibisono dalam Riduwan dan Kuncoro (2014 : 50).
Keterangan :
n = Jumlah sampel
Zα = Ukuran tingkat kepercayaan dengan 𝛼 = 0,05 (tingkat kepercayaan
95% berarti Z
. 95% = Z. 0,475 dalam tabel ditemukan 1,96)
σ = Standart deviasi
е = Standart error atau kesalahan yang dapat ditoleransi (5% = 0,05)
Dengan perhitungan :
𝑛 = [
]
2 = 96,04
Melihat dari penjelasan diatas, maka penelitian sampel dibulatkan
menjadi sebanyak 100 orang.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam informasi yang dihasilkan oleh riset pemasaran merupakan hasil
akhir proses pengolahan selama berlangsungnya riset. Menurut Isjianto
(2009:35) informasi pada dasarnya berawal dari barang mentah yang disebut
data sehingga sering juga disebut sebagai data mentah. Dalam memperoleh
data pada penelitian ini, penulis menggunakan data primer dan sekunder.
1. Data primer, data yang diperoleh langsung dari sumbernya, metode yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penyebaran kuesioner pada
pengguna produk kosmetik Wardah di Tangerang Selatan. Dengan
kuesioner secara personal, peneliti dapat berhubungan langsung dengan
71
responden dan dapat memberikan penjelasan seperlunya. Kuesioner
dalam penelitian ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang bersumber
dari tiap-tiap indikator variabel yang diteliti. Pertanyaan dibuat dalam
skala likert, skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial
(Riduwan dan Kuncoro, 2014 : 20). Menurut Maholtra (2009 : 298) skala
likert adalah pengukuran lima kategori respon yang berkisar antara
sangat setuju hingga sangat tidak setuju yang mengharuskan responden
menentukan derajat persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap
masing-masing variabel yang dipertanyakan oleh peneliti.
Tabel 3.1
Skala Likert
Jenis Jawaban Bobot
Sangat Setuju (SS), Sangat Tau (ST),
Sering/Selalu (S)
5
Setuju (S), Tau (T), Pernah/Cukup Sering
(P/CS),
4
Netral/Ragu-Ragu (N) 3
Tidak Setuju (TS), Kurang Tau (KT),
Hampir Tidak Pernah (HTP)
2
Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Tau
(TT), Tidak Pernah (TP)
1
Angka satu menunjukkan bahwa responden memberikan tanggapan
yang bersifat negatif (sangat tidak setuju) terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan, sedangkan angka lima menunjukkan
tanggapan yang bersifat positif (sangat setuju). Pada penelitian ini,
peneliti juga menambahkan pernyataan dari yang paling negatif sampai
72
yang paling positif. Dengan memberikan bobot nilai 5 kepada pernyataan
yang paling positif dan memberikan bobot nilai 1 kepada pernyataan
yang paling negatif.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, dan
sumber bacaan lain yang memiliki relevansi dengan objek yang diteliti.
Untuk data sekunder, peneliti mengumpulkannya dengan studi
kepustakaan, literatur pada berbagai perpustakaan di dalam dan di luar
kampus maupun pada toko-toko buku, dan website (Indriantoro dan
Supomo, 2002:147).
3. Teknik pengumpulan data, untuk mendapatkan data yang diperlukan,
peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner yang diberikan kepada
responden. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik personally
adminstered quetionnaires, yaitu kuesioner disampaikan dan
dikumpulkan secara langsung oleh peneliti (Indriantoro dan Supomo,
2002:147).
D. Metode Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan menentukan.
Pada tahap inilah data diolah sedemikian rupa sehingga berhasil
disimpulkan kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-
persoalan yang diajukan dalam penelitian. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis path. Dalam
73
pengukuran data dikenal beberapa uji untuk menyatakan sebuah
penelitian sistematik atau tidak, yaitu :
a. Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur
dengan konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa
yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas
instrument menurut Riduwan dalam Riduwan dan Kuncoro (2008 :
216) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur.
Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga
korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan
dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total
yang merupakan jumlah tiap skor butir. Uji validitas menurut
Ghozali (2011:52-55) dibagi menjadi tiga cara untuk mengukurnya,
yaitu :
1) Melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total
skor konstruk atau variabel.
2) Uji validitas dapat juga dilakukan dengan melakukan korelasi
bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor
konstruk.
3) Uji dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA).
Dalam penelitian ini uji validitas yang digunakan untuk
mengukur ketepatan suatu item dalam kuesioner, apakah item
kuesioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang diukur.
74
Dapat digunakan korelasi Corrected Item-Total Correlation. Untuk
mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan
distribusi (Tabel r) untuk alpha 0.05 dengan derajat kebebasan (dk =
n-2). Jika r hitung > r tabel, maka instrumen atau item pernyataan
dinyatakan valid, dan jika r hitung < r tabel, maka instrumen atau
item pernyataan dinyatakan tidak valid. Penelitian ini menggunakan
sampel sejumlah (n) = 30, maka besar dk = 30 - 2 = 28. Dengan α =
0,05 maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,361.
b. Uji Reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat
pengumpul data (instrument) yang digunakan. Uji reabilitas
instrument dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari
reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu
kali pengukuran. Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan
atau tidak digunakan distribusi (Tabel r) untuk alpha 0,05 dengan
derajat kebebasan (dk=n-2). Kemudian membuat keputusan
membandingkan r hitung dengan r tabel. Adapun kaidah keputusan :
Jika r hitung > r tabel berarti reliabel dan r hitung < r tabel berarti
tidak reliabel. Pengukuran reliabillitas menurut Ghozali (2011:48)
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1) Repeated measure atau pengukuran ulang.
2) One shot atau pengukuran sekali saja.
Kriteria peniliaian uji reliabilitas menurut Nunnally (1994) yang
dikutip oleh Ghazali (2011:48) adalah jika Cronbach Alpha
75
memberikan nilai > 0,70 maka instrumen penelitian dianggap
reliabel.
c. Uji Normalitas Data
Screening terhadap normalitas data merupakan langkah awal
yang harus dilakukan untuk setiap analisis multivariat, khususnya
jika tujuannya adalah inferensi. Walaupun normalitas suatu variabel
tidak selalu diperlukan dalam analisis akan tetapi hasil uji statistik
akan lebih baik jika semua variabel berdistribusi normal (Ghozali,
2011: 29-30). Pada penelitian ini uji normalitas yang digunakan
adalah dengan cara uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria
(Ghazali, 2011:32)
1) Data terdistribusi secara normal apabila nilai probabilitas
signifikan > 0,05.
2) Data tidak terdistribusi secara normal apabila nilai probabilitas
signifikan < 0,05.
2. Path Analysys
Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan
pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright
(Joreskog & Sorbom, 1996; Johnson & Wichern, 1992). Path Analysis
diartikan oleh Bhornstedt (1974) dalam Kusnendi (2005:1) yang dikutip
oleh Riduwan dan Kuncoro (2014 : 1) bahwa “a technique for estimating
the effect’s a set of independent variables han on a dependent caribale
from a set of observed correlations, given a set of hypothesized causal
76
asymmetric relation among the < ominant< .” Sedangkan Tujuan utama
path analysys adalah a method of measuring the direct influence along
each separate path in such a system and thus of finding the degree to
which variation of a given effect is determined by each particular cause.
The method depend on the combination of knowledge og the degree of
correlation among the variables in a system with such knowledge as may
possessed of the causal relations (Maruyama, 1998:16) dalam Riduwan
dan Kuncoro (2014 : 1).
Jadi, model path analysys digunakan untuk menganalisis pola
hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
langsung maupun tidak langsung seperangkat ominant bebas (eksogen)
terhadap variable terikat (endogen). Teknik analisis jalur ini akan
digunakan dalam menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang
ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur hubungan
kausal antara variabel X1 dan X2 terhadap Y serta dampaknya kepada Z.
Pertimbangan menggunakan analisis ini karena antara satu variabel
dengan variabel lainnya mempunyai hubungan.
a. Konversi diagram alur ke dalam persamaan
Langkah selanjutnya adalah melakukan konversi spesifikasi model
ke dalam rangkaian persamaan.
b. Persamaan-persamanaa struktural (Structural equation)
Y = PY X1 + PY X
2 + ɛ
1
Z = PZX1 + PZX
2+ PZ Y + ɛ
2
77
Keterangan :
X1= Islamic Branding
X2= Perilaku Religius
Y = Kepuasan Konsumen
Z = Loyalitas Konsumen
ɛ = Error
Kriteria penerimaan hipotesis sebagai berikut :
Jika signifikansi penelitian < 0,05, maka H0
ditolak dan Ha diterima.
Jika signifikansi penelitian > 0,05, maka H0
diterima dan Ha ditolak.
Langkah-langkah menguji analisis path :
a. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural.
b. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi.
c. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan).
d. Menghitung koefisien jalur secara individu.
e. Meringkas dan menyimpulkan.
Sebelum peneliti menggunakan analisis jalur dalam penelitiannya,
maka peneliti harus menyusun model hubungan antar variabel yang
dalam hal ini disebut diagram jalur (Sugiyono, 2007:298).
78
Gambar 3.1
Model Struktur Path Analisis
Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2014 : 129)
Keterangan : Diagram path lengkap tersebut mempunyai 2 variabel
eksogen (X1 dan X2) dan 2 variabel endogen (Y dan Z).
Berdasarkan model hipotesis yang diajukan, maka dibuatlah sub struktur
yang tujuannya untuk menjelaskan dan mempermudah perhitungan
sebagai berikut.
Sub Struktur – 1 Hipotesis – 1
Gambar 3.2
Sub Struktur - 1 Hubungan Sub-Struktur X1 dan X2 terhadap Y
79
Keterangan : Variabel endogen (Y) dan variable eksogen (X1 dan X2),
memiliki persamaan struktur Y = yx1 X1 + yx2 X2 + y1
Sub Struktur – 2 Hipotesis – 2
Gambar 3.3
Sub Struktur - 2 Hubungan Sub-Struktur X1, X2 dan Y terhadap Z
Keterangan : Variabel endogen (Z) dan variable eksogen (X1, X2, dan
Y), memiliki persamaan struktur Z = zx1 X1 + zx2 X2 + z2 2
Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2014:129-136)
Dari perhitungan program SPSS nanti, akan diperoleh keterangan
atau hasil dari koefisien korelasi, uji secara simultan (Uji F) dan uji
secara parsial (Uji t).
a. Analisis Korelasi
Untuk tipe skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
ordinal, uji korelasi yang dipakai adalah uji korelasi rank spearman.
Menurut Pardede dan Manurung (2014:28). Korelasi rank spearman
digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel jika data yang
digunakan sekurangkurangnya memiliki skala ordinal. Analisis
80
korelasi rank spearman merupakan jenis analisis korelasi yang
didasarkan pada rangking yang paling banyak digunakan. Dasar
pemikiran analisis korelasi ini adalah jika sebuah nilai dalam satu
variabel memiliki kesesuaian, maka kedua variabel tersebut saling
berkorelasi. Jika rangking nilai-nilai pada suatu variabel sama persis
dengan rangking nilai-nilai pada variabel lainnya, maka kedua
variabel tersebut memiliki korelasi sempurna. Adapun kriteria yang
menjadi acuan uji koefisien korelasi rank spearman yaitu :
Tabel 3.2
Interprestasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 -0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel
bebas terhadap variabel tergantungnya. Semakin tinggi koefisien
determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam
menjelaskan variasi perubahan pada variabel tergantungnya (Pardede
dan Manurung, 2014 : 28). Hasil output SPSS pada model summary
khususnya, angka yang terdapat pada kolom R Square digunakan
untuk melihat besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel
81
endogen dengan cara menghitung koefisien (KD) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Sarwono, 2007 : 30) : KD = r2
x 100%. Cara menghitung standar error adalah є : √(1-R2
).
c. Uji Simultan (Uji F)
Untuk melihat pengaruh variabel secara simultan, pertama-tama
kita akan melihat hasil perhitungan dalam model summary
khususnya angka R Square pada hasil output program SPSS. Angka
yang terdapat pada kolom R Square digunakan untuk melihat
besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen
dengan cara menghitung koefisien (KD) dengan menggunakan
rumus sebagai berikut (Sarwono, 2007:30) :
KD = r2
x 100%
Langkah selanjutnya pengujian untuk mengetahui pengaruh
secara keseluruhan (uji simultan) dapat dilakukan dengan cara
membandingkan angka taraf signifikan (sig) hasil penghitungan
dengan taraf signifikansi 0,05 (5%) dan derajat kebebasan = (k-1)(n-
k). Kriterianya sebagai berikut (Riduwan dan Kuncoro, 2014 : 117) :
1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka H0
diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan.
2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka H0
diolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
82
d. Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial (uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
(Ghozali, 2016). Untuk mengetahui signifikansi analisis jalur
bandingkan dengan nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas
Sig. dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut (Riduwan
dan Kuncoro, 2014 : 118) :
1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig. atau [0.05 ≤ Sig], maka H0
diterima dan Ha
ditolak, yang artinya tidak signifikan.
2) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig. atau [0,05 ≥ Sig], maka H0
ditolak dan Ha
diterima, yang artinya signifikan.
e. Uji Sobel
Penelitian ini terdapat variabel intervening yaitu kepuasan
konsumen. Menurut Baron dan Kenny (1986) dalam Ghozali
(2011:247) suatu variabel disebut variabel intervening jika variabel
tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara variabel prediktor
(independen) dan variabel kriterion (dependen). Pengujian hipotesis
mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh
Sobel (1982) dalam Kenny (2014), dikenal dengan uji sobel (Sobel
test). Uji sobel dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh
tidak langsung variabel independen (X) ke variabel dependen (Y)
83
melalui variabel intervening (M). Besarnya standard error pengaruh
tidak langsung (indirect effect) Sp2p3 dihitung dengan rumus
dibawah ini :
Sp2p3 = √p32
Sp22
+p22
Sp32
+Sp22
Sp32
Keterangan :
p2 : Unstandardized coefficient beta variabel independen
p3 : Unstandardized coefficient beta variabel intervening
Sp2 : Standar error independen
Sp3 : Standar error intervening
Kemudian untuk mencari nilai t statistik pengaruh mediasi dengan
rumus sebagai berikut : t :
E. Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel penelitian adalah konsep yang menunjukan sifat–
sifat, atribut–atribut dan aspek yang mempunyai variasi nilai atau memiliki
lebih dari satu nilai yang saling berkaitan satu dengan yang lain serta
berfungsi sebagai pembeda. Dari berbagai indikator dan variasi nilai dari
konsep itu melalui objek penelitian ditetapkan untuk ditarik kesimpulan yang
berarti. Macam–macam variabel penelitian dilihat dari sifatnya menurut
Supriyanto (2009:88), yaitu :
1. Variabel independen atau bebas (Independent Variable)
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau variabel yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
(Sugiyono, 2007 : 4) Variabel ini sering dilambangkan dengan variabel
84
X. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen yaitu Islamic
branding (X1) dan perilaku religius (X2).
2. Variabel dependen atau terikat (Dependent Variable)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena
adanya variabel independen (bebas). (Sugiyono, 2007 : 4). Dalam
penelitian ini variabel dependen dilambangkan dengan variabel Z.
Variabel dependen nya adalah loyalitas konsumen (Z).
3. Variabel intervening (Intervening Variable)
Variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variable independent dengan variabel dependent menjadi hubungan yang
tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini
merupakan variabel penyela antara variable independent dengan variabel
dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi
berubahnya atau timbulnya variabel dependen. (Sugiyono, 2007 : 5-6).
Variabel ini sering dilambangkan dengan variabel Y. Dalam penelitian
ini variabel interveningnya adalah kepuasan konsumen (Y).
Berikut ini adalah tabel operasional variabel yang akan digunakan dalam
penelitian kali ini :
85
Tabel 3.3
Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
Islamic
Branding (X1)
Temporal,
(2011)
Negara Islam
(Islamic Countries)
1. Negara Islami merupakan
negara yang memiliki
mayoritas populasi Muslim
2. Citra Islam penting untuk
produk dan jasa Islam
3. Negara Islam modern
mempromosikan asosiasi
dari modernitas dan koneksi
positif terhadap
meodernisasi.
4. Merek perusahaan memiliki
dampak kepada negara asal
melalui citra mereknya.
Likert
Organisasi Islam
(Islamic
Organization)
5. Lembaga yang Islam dan
berbasis di satu negara
Islam.
6. Organisasi Islam
menyediakan produk dan
jasa-jasanya ke negara
Islam.
Perusahaan Islam
(Islamic
Companies)
7. Perusahaan yang berasal
dari negara mayoritas
muslim
8. Perusahaan yang sahamnya
dimiliki oleh orang Muslim
86
Variabel Dimensi Indikator Skala
Perilaku
Religius (X2)
Aisyah (2014)
Pengetahuan Iman
dan Ibadah
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat
Allah
3. Iman kepada RasulAllah
4. Iman kepada kitab-kitab
Allah
5. Iman kepada takdir Allah
6. Iman kepada hari akhir
7. Pengetahuan tentang
syahadat
8. Pengetahuan tentang sholat
9. Pengetahuan tentang puasa
10. Pengetahuan tentang zakat
11. Pengetahuan tentang haji
12. Pengetahuan tentang tata
cara membaca al-Qur’an
Likert
Sikap Iman dan
Ibadah
13. Keyakinan pada Allah
14. Keyakinan pada Malaikat
Allah
15. Keyakinan pada RasulAllah
16. Keyakinan pada kitab Allah
17. Keyakinan pada takdir
Allah
18. Keyakinan pada hari kiamat
19. Keyakinan atas syahadat
yang diikrarkan
20. Keyakinan pada sholat yang
dikerjakannya
21. Keyakinan pada puasa yang
dijalaninya
22. Keyakinan pada zakat yang
dikeluarkannya
23. Keyakikan pada ibadah haji
yang dikerjakannya
24. Keyakinan pada al-Qur’an
yang dibacanya
87
Variabel Dimensi Indikator Skala
Perilaku
Religius (X2)
Aisyah (2014)
Praktik Iman dan
Ibadah
25. Kebiasaan berzikir kepada
Allah
26. Kebiasaan bershalawat
terhadap RasulAllah
27. Kebiasaan memelihara
panca indra dari berbuat
buruk
28. Kebiasaan meneladani
akhlak RasulAllah
29. Kebiasaan membaca al-
Qur’an
30. Kebiasaan berbuat baik
31. Kebiasaan menyebut
nama Allah ketika
memulai dan mengakhiri
semua pekerjaan
32. Kebiasan mengerjakan
sholat 5 waktu
33. Kebiasan puasa di bulan
Ramadhan
34. Kebiasaan berzakat
35. Kebiasaan menyisihkan
uang untuk diniatkan
berhaji
36. Kebiasaan mengamalkan
perintah Allah
Likert
Kepribadian Islam
terhadap diri sendiri
37. Jujur
38. Beretos kerja yang baik
Kepribadian Islam
terhadap sesama
39. Dermawan
40. Mampu bekerjasama
41. Perduli terhadap orang
lain
42. Menghormati hak orang
lain
43. Toleransi
88
Variabel Dimensi Indikator Skala
Perilaku
Religius (X2)
Aisyah (2014)
Kepribadian Islam
terhadap alam
sekitar
44. Kecintaan pada alam
45. Upaya untuk melestarikan
alam
Likert
Customer
Satisfaction
(Y)
Zeithaml dan
Bitner (2008 :
87-89)
Kepuasan pelanggan
keseluruhan
1. Kepuasan pelanggan
terhadap suatu produk
Likert
Konfirmasi harapan 2. Kesesuaian produk
dengan harapan pelanggan
Customer
Loyalty (Z)
Griffin dalam
Darmawati
(2015)
Pembelian Ulang 1. Melakukan pembelian
kembali terhadap produk
yang sama
Likert
Membeli Produk
Lain
2. Membeli produk lain yang
dikeluarkan produsen
yang sama
Merekomendasikan 3. Menawarkan produk ke
konsumen lain
Kekebalan Produk 4. Tidak terpangaruh tarikan
pesaing
89
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah PT Paragon Technology Innovation (PTI)
Produk kosmetik Wardah merupakan salah satu merek produk
kosmetik yang di produksi oleh PT. Pustaka Tradisi Ibu yang pada tahun
2011 telah berganti nama menjadi PT Paragon Technology Innovation
(PTI). Perusahaan yang bergerak dibidang kosmetik ini didirikan oleh
Nurhayati Subakat pada tahun 1985 dengan brand pertama yang diberi
nama Putri, sebuah produk perawatan rambut. Pada tahun 1990 PT.
Pustaka Tradisi Ibu mendirikan pabrik pertamanya di kawasan Cibodas.
Pada tahun 1995, PTI menciptakan sebuah brand baru yang diberi
nama Wardah. Sebuah produk yang membawa visi sederhana yaitu
memenuhi kebutuhan akan kosmetik yang halal. Sehingga pada tahun
1999 pabrik PTI mendapatkan sertifikasi halal dari LPPOM MUI, dengan
brand Wardah sebagai pionir brand halal di Indonesia. PTI pun
mendapatkan sertifikat GMP (Good Manufacturing Practice) atau CPKB
(Cara Pembuatan Kosmentika yang Baik) pada tahun 2006.
Dengan semakin banyaknya persaingan di Industri kosmetik, pada
tahun 2009 wardah mencoba meningkatkan persaingan dengan mere-
launch kemasan baru Wardah (Wardah New Look). Tahun 2010 hingga
tahun 2013 merupakan tahun-tahun keemasan bagi produk kosmetik
Wardah. Pada tahun 2011, produk kosmetik Wardah menerima Halal
90
Award 2011 untuk kategori brand kosmerik halal. Serta pada tahun 2012
mendapatkan penghargaan sebagai 1st Indonesia Original Brand versi
majalah SWA. (www.pti-cosmetics.com).
Wardah pun terus berkembang dengan membuka 22.000 outlet di
Indonesia dan Malaysia pada tahun 2013. Pada saat ini PTI tumbuh lebih
dari 80% per tahun, dengan 30 daerah operasional dan lebih dari 4500
karyawan di seluruh Indonesia. (www.pti-cosmetics.com).
2. Visi dan Misi PT Paragon Technology Innovation (PTI)
a. Visi
Menjadi perusahaan yang terus berkembang diberbagai bidang
dengan menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin.
b. Misi
1) Mengembangkan karyawan yang berkompeten dengan
menciptakan lingkungan kerja yang baik untuk mendukung
tercapainya kepuasan pelanggan.
2) Menyediakan produk dan jasa yang berkualitas tinggi serta
memenuhi kebutuhan pelanggan melalui program pemasaran
yang baik.
3) Mengembangkan operasi perusahaan yang sehat dalam segala
aspek.
4) Terus berinovasi, menguasai ilmu, menerapkan teknologi baru,
dan berinovasi demi kepuasan pelanggan.
5) Mengembangkan berbagai unit usaha secara lateral.
91
B. Analisis dan Pembahasan
1. Profil Responden
Responden dari penelitian ini adalah para konsumen kosmetik
wardah di Tangerang Selatan. Kuesioner secara langsung disebarkan
sebanyak 100 kuesioner kepada responden. Berikut ini tabel menyajikan
rangkuman informasi karakteristik responden.
Tabel 4.1
Profil Responden
NO. Keterangan Jumlah Persentase
1. Usia
a. >17 s/d 25 thn 63 63%
b. > 25 s/d 32 thn 15 15%
c. > 32 s/d 45 thn 16 16%
d. > 45 thn 4 4%
e. Tidak Menjawab 2 2%
2. Pekerjaan
a. Mahasiswa/Pelajar 32 32%
b. Karyawan swsta 13 13%
c. PNS 3 3%
d. Wirausaha 0 0%
e. Lain-lain 25 25%
f. Tidak Menjawab 27 27%
3.
Pendidikan Terakhir
a. SMA / SMK 31 31%
b. D1/D2/D3 8 8%
c. S1 31 31%
d. S2 3 3%
e. S3 0 0%
f. Tidak Menjawab 27 27%
4. Penghasilan
a. > 0 s/d 2 Jt 36 36%
b. > 2 s/d 4 Jt 19 19%
c. > 4 s/d 6 Jt 8 8%
d. > 6 Jt 1 1%
e. Tidak Menjawab 36 36%
92
C. Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian digunakan untuk mengukur sah atau
valid tidaknya suatu kuesioner. Jadi, semakin tinggi validitas suatu
alat ukur, semakin tepat alat ukur tersebut mengenai sasaran. Uji
validitas yang digunakan dengan menggunakan Pearson Correlation.
Adapun dasar pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai r-
hitung dan nilai r-tabel, kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
a) Jika r-hitung > r-tabel, maka item pertanyaan valid
b) Jika r-hitung < r-tabel, maka item pertanyaan tidak Valid
Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai r-hitung
dengan r-tabel, untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini, n
adalah jumlah sampel. Ditemukan nilai r-tabel sebesar 0,361.
Kuesioner dibagi dalam faktor utama, yaitu Islamic branding (X1)
dengan 8 pertanyaan, perilaku religius (X2) dengan 56 pertanyaan,
kepuasan konsumen (Y) dengan 2 pertanyaan dan loyalitas konsumen (Z)
dengan 4 pertanyaan. Jadi, jumlah pertanyaan sebanyak 70 butir
pertanyaan dengan jumlah responden sebanyak 30 responden pada saat
try out dan 100 responden setelah semua dinyatakan valid dan reliabel.
Untuk ukuran validitas masing-masing pertanyan pada variabel
Islamic branding (X1) dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini :
93
Tabel 4.2
Uji Validitas Islamic Branding (X1)
No. Item Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
1. IB 1 0,801 0,361 Valid
2. IB 2 0,852 0,361 Valid
3. IB 3 0,795 0,361 Valid
4. IB 4 0,725 0,361 Valid
5. IB 5 0,682 0,361 Valid
6. IB 6 0,716 0,361 Valid
7. IB 7 0,700 0,361 Valid
8. IB 8 0,732 0,361 Valid
Hasil uji validitas pada variabel Islamic branding (X1) menunjukkan
bahwa seluruh item yang ada pada variabel tersebut adalah valid. Karena
nilai dari masing-masing item r-hitung > r tabel.
Untuk ukuran validitas masing-masing pertanyan pada variabel
perilaku religius (X2) dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini :
Tabel 4.3
Uji Validitas Perilaku Religius (X2)
No. Item Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
1. PR 1 0,566 0,361 Valid
2. PR 2 0,655 0,361 Valid
3. PR 3 0,502 0,361 Valid
4. PR 4 0,406 0,361 Valid
5. PR 5 0,642 0,361 Valid
6. PR 6 0,602 0,361 Valid
7. PR 7 0,628 0,361 Valid
8. PR 8 0,516 0,361 Valid
9. PR 9 0,421 0,361 Valid
10. PR 10 0,481 0,361 Valid
11. PR 11 0,530 0,361 Valid
94
Tabel 4.3 (Lanjutan)
Uji Validitas Perilaku Religius (X2)
No. Item Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
12. PR 12 0,390 0,361 Valid
13. PR 13 0,638 0,361 Valid
14. PR 14 0,572 0,361 Valid
15. PR 15 0,572 0,361 Valid
16. PR 16 0,662 0,361 Valid
17. PR 17 0,631 0,361 Valid
18. PR 18 0,662 0,361 Valid
19. PR 19 0,662 0,361 Valid
20. PR 20 0,624 0,361 Valid
21. PR 21 0,608 0,361 Valid
22. PR 22 0,663 0,361 Valid
23. PR 23 0,510 0,361 Valid
24. PR 24 0,595 0,361 Valid
25. PR 25 0,490 0,361 Valid
26. PR 26 0,593 0,361 Valid
27. PR 27 0,527 0,361 Valid
28. PR 28 0,536 0,361 Valid
29. PR 29 0,547 0,361 Valid
30. PR 30 0,443 0,361 Valid
31. PR 31 0,539 0,361 Valid
32. PR 32 0,673 0,361 Valid
33. PR 33 0,626 0,361 Valid
34. PR 34 0,545 0,361 Valid
35. PR 35 0,171 0,361 Tidak Valid
36. PR 36 0,648 0,361 Valid
37. PR 37 0,497 0,361 Valid
95
Tabel 4.3 (Lanjutan)
Uji Validitas Perilaku Religius (X2)
No. Item Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
38. PR 38 0,407 0,361 Valid
39. PR 39 0,457 0,361 Valid
40. PR 40 0,677 0,361 Valid
41. PR 41 0,497 0,361 Valid
42. PR 42 0,308 0,361 Tidak Valid
43. PR 43 0,543 0,361 Valid
44. PR 44 0,533 0,361 Valid
45. PR 45 0,329 0,361 Tidak Valid
46. PR 46 0,446 0,361 Valid
47. PR 47 0,324 0,361 Tidak Valid
48. PR 48 0,454 0,361 Valid
49. PR 49 0,443 0,361 Valid
50. PR 50 0,306 0,361 Tidak Valid
51. PR 51 0,164 0,361 Tidak Valid
52. PR 52 0,386 0,361 Valid
53. PR 53 0,509 0,361 Valid
54. PR 54 0,380 0,361 Valid
55. PR55 0,506 0,361 Valid
56. PR56 0,559 0,361 Valid
Dari hasil uji validitas pada variabel perilaku religius (X2) dapat
diketahui nilai korelasi tiap item dengan skor total pada nilai pearson
correlation. Dari 56 item yang nilai korelasinya kurang dari r-tabel 0,361
adalah item 35, 42, 45, 47, 50, 51. Jadi keenam item tersebut dinyatakan
tidak valid sehingga harus dibuang dan tidak diikut sertakan dalam
96
perhitungan selanjutnya. Sedangkan item lainnya dinyatakan valid karena
nilai korelasi lebih besar dari 0,361.
Untuk ukuran validitas masing-masing pertanyan pada variabel
kepuasan konsumen (Y) dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini :
Tabel 4.4
Uji Validitas Kepuasan Konsumen (Y)
No. Item Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
1. Kk 1 0,946 0,361 Valid
2. Kk 2 0,961 0,361 Valid
Hasil uji validitas pada variabel kepuasan konsumen (Y)
menunjukkan bahwa seluruh item yang ada pada variabel tersebut adalah
valid. Karena nilai dari masing-masing item r-hitung > r tabel.
Untuk ukuran validitas masing-masing pertanyan pada variabel
Loyalitas Konsumen (Z) dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini :
Tabel 4.5
Uji Validitas Loyalitas Konsumen (Z)
No. Item Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
1. Lk 1 0,896 0,361 Valid
2. Lk 2 0,863 0,361 Valid
3. Lk 3 0,819 0,361 Valid
4. Lk 4 0,790 0,361 Valid
Hasil uji validitas pada variabel loyalitas konsumen (Z)
menunjukkan bahwa seluruh item yang ada pada variabel tersebut adalah
valid. Karena nilai dari masing-masing item r-hitung > r tabel.
97
1. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas diperlukan untuk mengukur tingkat keandalan
kuesioner. Untuk itu, dilakukan uji reliabilitas pada instrumen penelitian
dengan menghitung nilai cronbach alpha dimana jika α > 0,70
menunjukkan instrument tersebut reliabel.
Dari hasil perhitungan kuesioner masing-masing variabel dapat
dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini :
Tabel 4.6
Hasil Uji Realibilitas
No. Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
1. Islamic branding 0,885 Reliable
2. Perilaku religius 0,945 Reliable
3. Kepuasan konsumen 0,894 Reliable
4. Loyalitas konsumen 0,859 Reliable
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa masing-masing variabel
yaitu Islamic branding (X1), perilaku religius (X2), kepuasan konsumen
(Y), dan loyalitas konsumen (Z), dinyatakan reliable karena memiliki
nilai cronbach’s alpha > 0,70
2. Uji Normalitas
Untuk lebih meyakinkan, mendeteksi normalitas data dapat
dilakukan dengan uji statistik kolmogorov-smirnov. Kriteria pengambilan
keputusan dengan uji statistik kolmogorov-smirnov yaitu :
a. Data terdistribusi secara normal apabila nilai probabilitas signifikan
> 0,05.
98
b. Data tidak terdistribusi secara normal apabila nilai probabilitas
signifikan < 0,05.
a) Sub-struktur 1
Tabel 4.7
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test – Sub-Struktur 1
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation 1,31154801
Most Extreme
Differences
Absolute ,055
Positive ,044
Negative -,055
Kolmogorov-Smirnov Z ,547
Asymp. Sig. (2-tailed) ,926
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari hasil diatas, besarnya nilai kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0,547 dengan signifikansi sebesar 0,926. Karena nilai
signifikansi kolmogorov-smirnov sebesar 0,926 > 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
99
b) Sub-struktur 2
Tabel 4.8
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test – Sub-Struktur 2
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation 1,69221504
Most Extreme
Differences
Absolute ,045
Positive ,045
Negative -,045
Kolmogorov-Smirnov Z ,447
Asymp. Sig. (2-tailed) ,988
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari hasil diatas, besarnya nilai kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0,447 dengan signifikansi sebesar 0.988. Karena nilai
signifikansi kolmogorov-smirnov sebesar 0.988 > 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
100
C. Hasil Uji Data Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Agar dapat mengetahui pendapat yang diberikan oleh 100 responden
pada masing-masing variabel Islamic branding, perilaku religius,
kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen maka dianalisis deskripsi
persentase terhadap hasil tanggapan responden terhadap 64 pernyataan
yang telah disediakan. Berikut ini adalah hasil analisis deskriptif
persentase tanggapan responden terhadap pernyataan-pernyataan yang
telah disediakan.
a. Islamic Branding (X1)
Variabel X1 pada penelitian ini diukur melalui 8 pernyataan
yang disebarkan ke 100 responden dan mempresentasekan indikator-
indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadapa Islamic
branding dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 4.9
Hasil Jawaban Responden Variabel Islamic Branding
Kuesioner Nilai Total
Item 5 4 3 2 1
Islamic Branding (X1)
IB1 21% 42% 29% 7% 1% 100%
IB2 19% 39% 28% 13% 1% 100%
IB3 12% 45% 33% 10% 0% 100%
IB4 16% 46% 23% 14% 1% 100%
IB5 20% 66% 12% 1% 1% 100%
IB6 13% 45% 34% 6% 2% 100%
101
Kuesioner Nilai Total
Item 5 4 3 2 1
Islamic Branding (X1)
IB7 20% 57% 20% 2% 1% 100%
IB8 15% 53% 27% 4% 1% 100%
Rata-rata 17% 49% 26% 7% 1% 100%
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa pada variabel Islamic branding
mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 49%. Dan dari 8
butir pernyataan yang paling mendapat respon positif adalah
pernyataan nomor 5, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas
responden menjawab “Setuju” Sebesar 66% pada pernyataan nomor
5.
b. Perilaku Religius (X2)
Variabel X2 pada penelitian ini diukur melalui 50 pernyataan
yang disebarkan ke 100 responden dan mempresentasekan indikator-
indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap perilaku
religius dijelaskan pada tabel berikut :
102
Tabel 4.10
Hasil Jawaban Responden Variabel Perilaku Religius
Kuesioner Nilai Total
Item 5 4 3 2 1
Perilaku Religius (X2)
PR1 32% 61% 6% 1% 0% 100%
PR2 57% 40% 3% 0% 0% 100%
PR3 46% 50% 3% 1% 0% 100%
PR4 40% 55% 5% 0% 0% 100%
PR5 37% 59% 3% 1% 0% 100%
PR6 40% 57% 3% 0% 0% 100%
PR7 48% 51% 3% 0% 0% 100%
PR8 51% 47% 1% 1% 0% 100%
PR9 59% 49% 1% 0% 0% 100%
PR10 32% 60% 7% 1% 0% 100%
PR11 23% 53% 18% 4% 2% 100%
PR12 26% 67% 6% 1% 0% 100%
PR13 85% 15% 0% 0% 0% 100%
PR14 86% 14% 0% 0% 0% 100%
PR15 85% 15% 0% 0% 0% 100%
PR16 83% 17% 0% 0% 0% 100%
PR17 79% 21% 0% 0% 0% 100%
PR18 82% 17% 1% 0% 0% 100%
PR19 86% 14% 0% 0% 0% 100%
PR20 79% 21% 0% 0% 0% 100%
PR21 74% 26% 0% 0% 0% 100%
PR22 73% 21% 4% 1% 1% 100%
PR23 65% 31% 3% 0% 1% 100%
PR24 83% 17% 0% 0% 0% 100%
103
Kuesioner Nilai Total
Item 5 4 3 2 1
Perilaku Religius (X2)
PR25 49% 45% 3% 1% 2% 100%
PR26 45% 45% 8% 1% 1% 100%
PR27 30% 44% 25% 1% 0% 100%
PR28 28% 52% 20% 0% 0% 100%
PR29 39% 50% 7% 4% 0% 100%
PR30 57% 37% 6% 0% 0% 100%
PR31 55% 41% 2% 2% 0% 100%
PR32 75% 22% 3% 0% 0% 100%
PR33 82% 18% 0% 0% 0% 100%
PR34 66% 31% 3% 0% 0% 100%
PR36 42% 46% 11% 1% 0% 100%
PR37 66% 32% 2% 0% 0% 100%
PR38 32% 56% 5% 7% 0% 100%
PR39 32% 26% 12% 28% 2% 100%
PR40 30% 62% 5% 1% 2% 100%
PR41 44% 28% 5% 23% 0% 100%
PR43 30% 66% 3% 1% 0% 100%
PR44 17% 80% 3% 0% 0% 100%
PR46 38% 48% 11% 2% 1% 100%
PR48 71% 22% 6% 1% 0% 100%
PR49 63% 27% 5% 4% 1% 100%
PR52 42% 29% 23% 6% 0% 100%
PR53 63% 32% 2% 1% 2% 100%
PR54 20% 55% 17% 6% 2% 100%
PR55 37% 49% 12% 2% 0% 100%
PR56 40% 52% 6% 2% 0% 100%
Rata-rata 53% 39% 5% 2% 0% 100%
104
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa pada variabel perilaku religius
mayoritas responden menjawab “sangat setuju” sebesar 53%. Dan
dari 50 butir pernyataan yang paling mendapat respon positif adalah
pernyataan nomor 14 dan 19, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas
responden menjawab “sangat setuju” Sebesar 86% pada pernyataan
nomor 14 dan 19.
c. Kepuasan Konsumen (Y)
Variabel Y pada penelitian ini diukur melalui 2 pernyataan yang
disebarkan ke 100 responden dan mempresentasekan indikator-
indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadapa kepuasan
konsumen dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 4.11
Hasil Jawaban Responden Variabel Kepuasan Konsumen
Kuesioner Nilai Total
Item 5 4 3 2 1
Kepuasan Konsumen (Y)
KK1 25% 51% 21% 3% 0% 100%
KK2 20% 53% 19% 7% 1% 100%
Rata-rata 23% 52% 20% 5% 1% 100%
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa pada variabel kepuasan
konsumen mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 52%.
Dan dari 2 butir pernyataan yang paling mendapat respon positif
adalah pernyataan nomor 2, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas
105
responden menjawab “Setuju” sebesar 53% pada pernyataan nomor
2.
d. Loyalitas Konsumen (Z)
Variabel Y pada penelitian ini diukur melalui 4 pernyataan yang
disebarkan ke 100 responden dan mempresentasekan indikator-
indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadapa loyalitas
konsumen dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 4.12
Hasil Jawaban Responden Variabel Loyalitas Konsumen
Kuesioner Nilai Total
Item 5 4 3 2 1
Loyalitas Konsumen (Z)
LK1 25% 52% 16% 6% 1% 100%
LK2 7% 38% 41% 11% 3% 100%
LK3 12% 53% 32% 3% 0% 100%
LK4 7% 30% 43% 16% 4% 100%
Rata-rata 13% 43% 33% 9% 4% 100%
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa pada variabel loyalitas
konsumen mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 43%.
Dan dari 4 butir pernyataan yang paling mendapat respon positif
adalah pernyataan nomor 3, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas
responden menjawab “setuju” Sebesar 53% pada pernyataan nomor
3.
106
2. Analisis Korelasi
Korelasi antara variabel Islamic branding, perilaku religius,
kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen dapat dilihat pada tabel 4.13
dibawah ini :
Tabel 4.13
Analisis Korelasi
Islamic
Branding
Perilaku
Religius
Kepuasan
Konsumen
Loyalitas
Konsumen
Islamic
Branding
Correlation
Coefficient 1,000 ,410
** ,505
** ,438
**
Sig. (2-tailed) . ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
Perilaku
Religius
Correlation
Coefficient ,410
** 1,000 ,414
** ,471
**
Sig. (2-tailed) ,000 . ,000 ,000
N 100 100 100 100
Kepuasan
Konsume
n
Correlation
Coefficient ,505
** ,414
** 1,000 ,775
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 . ,000
N 100 100 100 100
Loyalitas
Konsume
n
Correlation
Coefficient ,438
** ,471
** ,775
** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 .
N 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tebel di atas dapat diketahui nilai korelasi antar
variabel. Angka koefisien korelasi bertanda (**) menunjukkan bahwa
hubungan antar variabel bersifat berbanding lurus. Artinya peningkatan
satu variabel diikuti oleh peningkatan variabel lain. Untuk penentuan
keeratan hubungan digunakan kriteria berdasarkan :
107
0,80 – 1,000 : korelasi sangat kuat
0,60 – 0,799 : korelasi kuat
0,40 – 0,599 : korelasi cukup kuat
0,20 – 0,399 : korelasi rendah
0,00 – 0,199 : korelasi sangat rendah
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan sebagai berikut :
Ho : Tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua
variabel
Ha : Ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel
Pengujian berdasarkan uji probabilitas akan diterima apabila nilai
signifikansi kurang dari 0,05 maka Ho ditolak dan jika signifikansi lebih
besar dari 0,05 maka Ho diterima.
Tabel 4.14
Pengujian Hubungan Antar Sub Variabel
Hubungan Koefisien
Korelasi
Kategori Kesimpulan
Islamic branding (X1) dengan
perilaku religius (X2)
0,410 Cukup
Kuat
Signifikan
Islamic branding (X1) dengan
kepuasan konsumen (Y)
0,505 Cukup
Kuat
Signifikan
Perilaku religius (X2) dengan
kepuasan konsumen (Y)
0,414 Cukup
Kuat
Signifikan
Islamic branding (X1) dengan
loyalitas konsumen (Z)
0,438 Cukup
Kuat
Signifikan
Perilaku religius (X2) dengan
loyalitas konsumen (Z)
0,471 Cukup
Kuat
Signifikan
Kepuasan konsumen (Y)
dengan loyalitas konsumen (Z)
0,778 Kuat Signifikan
Sumber : data primer yang diolah, 2017
108
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.13 semua hubungan yang
terjadi antara dua variabel memiliki hubungan yang signifikan, karena
semua nilai probabilitas lebih besar dari 0,05.
3. Analisis Struktural I
Analisis model path dilakukan dengan Islamic branding (X1) dan
perilaku religius (X2) terhadap kepuasan konsumen (Y) untuk model 1.
Untuk model 2 dilakukan dengan Islamic branding (X1), perilaku
religius (X2) dan kepuasan konsumen (Y) terhadap loyalitas konsumen
(Z). Adapun rumus model persamaan adalah sebagai berikut:
a. Sub-struktur 1 : Y = ρyx1 X1 + ρyx2
X2
+ ρy1 1
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS,
diperoleh hasil sebagai berikut secara simultan dan parsial :
1) Melihat pengaruh Islamic Branding dan Perilaku Religius
secara simultan terhadap Kepuasan Konsumen (Uji F).
Untuk melihat pengaruh langsung variabel Islamic
branding dan perilaku religius terhadap kepuasan konsumen,
dilihat dari hasil perhitungan dalam model summary, khususnya
angka Rsquare dibawah ini :
109
Tabel 4.15
Summaryb
– Sub-Struktur 1
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,524a ,275 ,260 1,325
a. Predictors: (Constant), Perilaku Religius, Islamic Branding
b. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Besarnya angka Rsquare (r2
) adalah 0,275. Angka tersebut
digunakan untuk melihat besarnya pengaruh Islamic branding
dan perilaku religius terhadap kepuasan konsumen dengan cara
menghitung koefisien (KD) dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
KD = r2
x 100%
KD = 0,275 x 100%
KD = 27,5%
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa Islamic
branding dan perilaku religius terhadap kepuasan konsumen
secara simultan adalah 27,5%, sedangkan sisanya sebesar 72,5%
(100%-27,5%) dipengaruhi faktor lain. Dengan kata lain,
variabel kepuasan konsumen dapat diterangkan dengan
menggunakan variabel Islamic branding dan perilaku religius
sebesar 27,5% sementara pengaruh sebesar 72,5% disebabkan
oleh variabel-variabel lain diluar model ini. Menghitung standar
error є : √(1-R2
), jadi :
110
є1
: √(1-0,275)
: √0,725
: 0,851
Tabel 4.16
ANOVAa – Sub-Struktur 1
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 64,464 2 32,232 18,359 ,000b
Residual 170,296 97 1,756
Total 234,760 99
a. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
b. Predictors: (Constant), Perilaku Religius, Islamic Branding
Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak ada pengaruh antara variabel Islamic branding (X1)
dan perilaku religius (X2) terhadap kepuasan konsumen
(Y) secara simultan.
Ha : Ada pengaruh antara variabel Islamic branding (X1) dan
perilaku religius (X2) terhadap kepuasan konsumen (Y)
secara simultan.
Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan angka
taraf signifikansi (sig) hasil perhitungan dengan taraf
signifikansi 0,05 (5%).
Membandingkan besarnya angka signifikan (sig) dengan
signifikansi 0,05. Jika sig hitung < 0,05, maka Ho ditolak dan
Ha diterima. Jika sig hitung > 0,05, maka Ho diterima dan Ha
111
ditolak. Berdasarkan perhitungan angka signifikansi sebesar
0,000 < 0,05 maka Ha diterima. Berarti ada pengaruh antara
Islamic branding dan perilaku religius terhadap kepuasan
konsumen secara simultan.
2) Melihat pengaruh Islamic Branding dan Perilaku Religius
secara parsial terhadap Kepuasan Konsumen (Uji t).
Untuk melihat besarnya pengaruh langsung variabel
Islamic branding dan perilaku religius secara parsial terhadap
kepuasan konsumen, pengujian dilakukan dengan cara
membandingkan angka taraf signifikansi (sig) hasil perhitungan
dengan taraf signifikansi 0,05 (5%), sementara itu, untuk
melihat besarnya pengaruh, digunakan angka beta atau
standardized coefficients dibawah ini :
Tabel 4.17
Coefficientsa – Sub-Struktur 1
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -1,413 2,103 -,672 ,503
Islamic
Branding ,123 ,031 ,385 4,034 ,000
Perilaku
Religius ,025 ,010 ,229 2,396 ,019
a. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
112
a) Pengaruh antara Islamic branding dengan kepuasan
konsumen.
Hipotesisnya :
Ho : Tidak ada pengaruh langsung antara variabel Islamic
branding (X1) terhadap kepuasan konsumen (Y).
Ha : Ada pengaruh langsung antara variabel Islamic
branding (X1) terhadap kepuasan konsumen (Y).
Membandingkan besarnya angka signifikan (sig)
dengan signifikansi 0,05. Jika sig hitung < 0,05, maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Jika sig hitung > 0,05, maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan perhitungan angka
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka Ha diterima. Artinya
ada pengaruh langsung antara variabel Islamic branding
(X1) terhadap kepuasan konsumen (Y). Besarnya pengaruh
Islamic branding terhadap kepuasan konsumen sebesar
0,385 atau 38,5%.
Fatema (2013) mengatakan bahwa muslim sangat sadar
tentang pandangan mana yang halal dan haram, yang
memaksa mereka untuk mempertimbangkan merek Islam
sebagai pilihan mereka. Ibn al-Ukhwah (1938) mengatakan
bahwa produk dari merek Islam harus halal dan tidak
menimbulkan kebodohan fikiran dalam hal apapun. Jadi
113
kepuasan yang paling akhir adalah kepuasan baik fikiran
dan tubuhnya.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Saeed dkk. (2014) yang meneliti
mengenai “Religion and Brand Switching Behavior of
Muslim Consumers” yang menyatakan bahwa segmentasi
pasar berdasarkan agama selalu rumit, perusahaan tidak
menjual agama, lebih tepatnya mereka memuaskan
kebutuhan konsumen yang sesuai dan relevan dengan
membangun merek yang menarik bagi populasi global yang
religius.
b) Pengaruh antara perilaku religius terhadap kepuasan
konsumen.
Hipotesisnya :
Ho : Tidak ada pengaruh langsung antara variabel perilaku
religius (X2) terhadap kepuasan konsumen (Y).
Ha : Ada pengaruh langsung antara variabel perilaku
religius (X2) terhadap kepuasan konsumen (Y).
Membandingkan besarnya angka signifikan (sig)
dengan signifikansi 0,05. Jika sig hitung < 0,05, maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Jika sig hitung > 0,05, maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan perhitungan angka
signifikansi sebesar 0,019 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
114
diterima. Artinya terdapat pengaruh langsung antara
variabel perilaku religius (X2) terhadap kepuasan konsumen
(Y). Besarnya pengaruh perilaku religius terhadap kepuasan
konsumen sebesar 0,229 atau 22,9%.
Fatema (2013) mengatakan bahwa kepuasan spiritual
umat Islam bisa didapatkan dengan mengikuti pedoman
syariah. Penggunaan produk Islam dapat
mengidentifikasikan diri sebagai orang yang percaya dan
menimbulkan citra positif dan reputasi yang baik bagi umat
Islam. Saeed dkk. (2014) umat Islam lebih memilih untuk
mengkonsumsi produk yang lebih disukainya tapi harus
diperbolehkan dalam Islam. Sementara produk yang
melanggar hukum Islam tidak akan dipilihnya.
Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Amaliah dkk. (2015) yang meneliti
mengenai “The Impact of the value of Islamic Religisity to
Islamic Job Satisfaction in Tasikmalaya West Java,
Indonesia, Industrial Centre” yang menyatakan bahwa
meningkatnya pemahaman tentang nilai-nilai agama
membuat seseorang mengerti akan pentingnya sebuah
aktifitas sebagai sumber penghidupan yang bermakna
sebagai perintah agama, yang akan memberikan kepuasan
batin pada dirinya.
115
Berdasarkan hasil analisis jalur sub-struktur 1 (X1, X2, dan
Y) yang terlihat pada tabel 4.17 Coefficients masing-masing
diperoleh nilai :
a) yx1 = Beta = 0,385 [t = 4,034 dan probabilitas (sig) =
0,000]
b) yx2 = Beta = 0,229 [t = 2,396 dan probabilitas (sig) =
0,019]
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.17, diperoleh nilai
koefisien jalur X1 terhadap Y sebesar yx1 = 0,385 dan X2
terhadap Y sebesar yx2 = 0,229 dengan koefisien determinan
atau kontribusi R Square = 0,275 dan besar koefisien residu y
1 = √1 – 0,275 = 0,851. Dengan demikian didapat diagram
jalur sub-struktur 1, yaitu gambar sebagai berikut :
Gambar 4.1
Hubungan Kausal Empiris Sub-Struktur 1 Variabel X1
dan X2 terhadap Y
116
4. Analisis Struktural II
Analisis model path untuk model 2 dilakukan dengan Islamic
branding (X1), perilaku religius (X2) dan kepuasan konsumen (Y)
terhadap loyalitas konsumen (Z). Adapun rumus model persamaan
adalah sebagai berikut :
Sub-struktur 2 : Z = zx1 X1 + zx2 X2 + z2 2
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS,
diperoleh hasil sebagai berikut secara simultan dan parsial :
a. Melihat pengaruh Islamic Branding, Perilaku Religius dan
Kepuasan Konsumen secara simultan terhadap Loyalitas
Konsumen (Uji F).
Untuk melihat pengaruh langsung variabel Islamic branding,
perilaku religius dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas
konsumen, dilihat dari hasil perhitungan dalam model summary,
khususnya angka R square dibawah ini :
Tabel 4.18
Summaryb
Model 1 – Sub-Struktur 2
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,784a ,615 ,603 1,718
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Konsumen, Perilaku
Religius, Islamic Branding
b. Dependent Variable: Loyalitas Konsumen
Besarnya angka R square (r2
) adalah 0,615. Angka tersebut
digunakan untuk melihat besarnya pengaruh langsung Islamic
117
branding, perilaku religius dan kepuasan konsumen terhadap
loyalitas konsumen dengan cara menghitung koefisien (KD) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
KD = r2
x 100%
KD = 0,615 x 100%
KD = 61,5%
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa Islamic branding,
perilaku religius dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas
konsumen secara simultan adalah 61,5%, sedangkan sisanya sebesar
38,5% (100%-61,5%) dipengaruhi faktor lain. Dengan kata lain,
variabel loyalitas konsumen dapat diterangkan dengan menggunakan
variabel Islamic branding, perilaku religius dan kepuasan konsumen
sebesar 61,5% , sementara pengaruh sebesar 38,5% disebabkan oleh
variabel-variabel lain diluar model ini. Menghitung standar error є :
√(1-R2
), jadi :
є2
: √(1-0,615)
: √0,385
: 0,620
118
Tabel 4.19
ANOVAa Model 1 – Sub-Struktur 2
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 452,214 3 150,738 51,044 ,000b
Residual 283,496 96 2,953
Total 735,710 99
a. Dependent Variable: Loyalitas Konsumen
b. Predictors: (Constant), Kepuasan Konsumen, Perilaku Religius,
Islamic Branding
Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak ada pengaruh antara variabel Islamic branding (X1),
perilaku religius (X2) dan kepuasan konsumen (Y) terhadap
loyalitas konsumen (Z) secara simultan.
Ha : Ada pengaruh antara variabel Islamic branding (X1), perilaku
religius (X2) dan kepuasan konsumen (Y) terhadap loyalitas
konsumen (Z) secara simultan.
Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan angka taraf
signifikansi (sig) hasil perhitungan dengan taraf signifikansi 0,05
(5%).
Membandingkan besarnya angka signifikan (sig) dengan
signifikansi 0,05. Jika sig hitung < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Jika sig hitung > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Berdasarkan perhitungan pada tabel angka signifikansi sebesar
0,000 < 0,05 maka Ha diterima. Berarti ada pengaruh antara Islamic
119
branding, perilaku religius dan kepuasan konsumen terhadap
loyalitas konsumen secara simultan.
b. Melihat pengaruh Islamic Branding, Perilaku Religius dan
Kepuasan Konsumen secara parsial terhadap Loyalitas
Konsumen (Uji t).
Untuk melihat besarnya pengaruh langsung variabel Islamic
branding, perilaku religius dan kepuasan konsumen secara parsial
terhadap loyalitas konsumen, pengujian dilakukan dengan cara
membandingkan angka taraf signifikansi (sig) hasil perhitungan
dengan taraf signifikansi 0,05 (5%), sementara itu, untuk melihat
besarnya pengaruh, digunakan angka beta atau standardized
coefficients dibawah ini :
Tabel 4.20
Coefficientsa Model 1 – Sub-Struktur 2
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) -,495 2,733 -,181 ,857
Islamic Branding ,017 ,043 ,030 ,399 ,691
Perilaku Religius ,019 ,014 ,097 1,353 ,179
Kepuasan
Konsumen 1,283 ,132 ,725 9,746 ,000
a. Dependent Variable: Loyalitas Konsumen
120
1) Pengaruh antara Islamic branding dengan loyalitas konsumen.
Hipotesisnya :
Ho : Tidak ada pengaruh langsung antara variabel Islamic
branding (X1) terhadap loyalitas konsumen (Z).
Ha : Ada pengaruh langsung antara variabel Islamic branding
(X1) terhadap loyalitas konsumen (Z).
Hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai signifikansi sebesar
0,691. Kemudian membandingkan besarnya angka signifikan
(sig) dengan signifikansi 0,05. Jika sig hitung < 0,05, maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Jika sig hitung > 0,05, maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan perhitungan angka
signifikansi sebesar 0,691 < 0,05 maka Ho diterima dan Ha
ditolak. Artinya tidak ada pengaruh langsung antara variabel
Islamic branding (X1) terhadap loyalitas konsumen (Z).
Fatemah (2013) menyatakan bahwa loyalitas terhadap
sebuah merek merupakan sebuah komitmen yang merupakan
janji konsumen untuk membeli kembali di masa yang akan
datang terhadap merek favoritnya dan tidak akan bergeser dalam
situasi apapun. Namun dalam penelitian ini, tingkat keragu-
raguan konsumen terhadap Islamic branding cukup tinggi,
seperti yang digambarkan dari hasil quesioner yang ada, sebesar
26% konsumen ragu-ragu terhadap konsep Islamic branding.
Karena produk yang ditawarkan oleh Wardah kosmetik tidak
121
memiliki perbedaan dari produk kosmetik lainnya. Karena
menurut Suparno (2017) merek Islam harus menunjukkan
kesesuaian dengan prinsp syariat Islam dan kehalalan sebuah
produk, dan juga tidak lupa mengimbuhkan konsep atribut
Islami sebagai dasar eksternal pembeda antara merek umum
dengan merek Islami.
Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Hisanuddin (2015) yang meneliti mengenai “Pengaruh
Citra Merek Islam terhadap Loyalitas Nasabah Bank Syariah
(Studi Kasus pada Bank Syariah di Kota Bandung)” yang
menyatakan bahwa konsumen memiliki tingkat kepercayaan
yang rendah terhadap Islamic branding sehingga tidak dapat
mempengaruhi loyalitasnya.
2) Pengaruh antara perilaku religius terhadap loyalitas konsumen
Hipotesisnya :
Ho : Tidak ada pengaruh langsung antara variabel perilaku
religius (X2) terhadap loyalitas konsumen (Z).
Ha : Ada pengaruh langsung antara variabel perilaku religius
(X2) terhadap loyalitas konsumen (Z).
Hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai signifikansi sebesar
0,179. Kemudian membandingkan besarnya angka signifikan
(sig) dengan signifikansi 0,05. Jika sig hitung < 0,05, maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Jika sig hitung > 0,05, maka Ho
122
diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan perhitungan angka
signifikansi sebesar 0,179 < 0,05 maka Ha diterima dan Ho
ditolak. Artinya tidak ada pengaruh langsung antara variabel
perilaku religius (X2) terhadap loyalitas konsumen (Z).
Hidayat (2015) mengatakan bahwa komitmen religius
merupakan komitmen pribadi dari seorang pelanggan untuk
patuh terhadap ajaran Islam. Husein dkk. (2015) menyatakan
bahwa ketaatan dalam mengusung prinsip-prinsip Islam adalah
salah satu kunci penting dalam mempengaruhi loyalitas
pelanggan, namun loyalitas pelanggan tidak dapat dieskpos
hanya dari religiusitas pelanggan saja. Anwar dkk. (2016)
menyatakan bahwa religiusitas selalu mempengaruhi keputusan
dalam memilih produk, namun faktor religius bukan satu-
satunya faktor pelanggan dapat loyal terhadap sebuah produk.
Berdasarkan penelitian Anwar dkk. (2016) menemukan bahwa
kualitas layanan yang lebih baik akan dapat memuaskan
pelanggan dan akhirnya membut pelanggan loyal.
Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Husein dkk. (2015) yang meneliti mengenai “Role of
Religion Motives and Brand Image Toward Consumer
Satisfaction and Consumer Loyalty of Islamic Banking” yang
menyatakan bahwa perilaku religius tidak berpengaruh terhadap
loyalitas, kemungkinan dalam menentukan apakah pelanggan
123
loyal atau tidak tidaklah cukup jika diekspos dari religiusitas
mereka saja.
3) Pengaruh antara kepuasan konsumen terhadap loyalitas
konsumen
Hipotesisnya :
Ho : Tidak ada pengaruh langsung antara variabel Kepuasan
Konsumen (Y) terhadap Loyalitas Konsumen (Z).
Ha : Ada pengaruh langsung antara variabel Kepuasan
Konsumen (Y) terhadap Loyalitas Konsumen (Z).
Hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai signifikansi sebesar
0,000. Kemudian membandingkan besarnya angka signifikan
(sig) dengan signifikansi 0,05. Jika sig hitung < 0,05, maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Jika sig hitung > 0,05, maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan perhitungan angka
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka Ha diterima dan Ho
ditolak. Besarnya pengaruh kepuasan konsumen terhadap
loyalitas konsumen sebesar 0,725 atau 72,5%.
Hussein dkk. (2015) mengatakan bahwa memuaskan
pelanggan sangat penting bagi setiap perusahaan karena
pelanggan yang puas memiliki kecendrungan untuk loyal dan
membeli kembali produk dari produsen yang sama. Sebagai
wujud hubungan antara apa yang diharapkan dan dirasakan,
kepuasan pelanggan memiliki dampak signifikan terhadap
124
loyalitas pelanggan. Beberapa penelitian telah menggambarkan
bahwa semakin tinggi kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan,
semakin besar juga loyalitasnya.
Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh oleh Anwar dkk. (2016) yang meneliti mengenai
“Customer Loyalty toward Islamic and conventional Banks;
mediator role of Customer Satisfaction” yang menyatakan
bahwa kepuasan konsumen berpengaruh secara signifikan
terhadap loyalitas konsumen.
Berdasarkan hasil analisis jalur sub-struktur 2 (X1, X2, Y dan Z)
yang terlihat pada tabel Coefficients masing-masing diperoleh nilai :
a) zx1 = Beta = 0,030 [ t = 0,399 dan probabilitas (sig) = 0,691 ]
b) zx2 = Beta = 0,097 [ t = 1,353 dan probabilitas (sig) = 0,179 ]
c) zy = Beta = 0,725 [ t = 9,746 dan probabilitas (sig) = 0,000 ]
Hasil analisis membuktikan bahwa ada koefisien jalur yang
tidak signifikan yaitu variabel Islamic branding (X1) dan perilaku
religius (X2), maka Model 1 perlu diperbaiki melalui metode
trimming, yaitu mengeluarkan variabel Islamic branding (X1) dan
perilaku religius (X2) yang dianggap hasil dari koefisien jalur tidak
signifikan dari analisisnya. Kemudian diulang atau diuji lagi yang
mana variabel eksogen Islamic Branding (X1) dan perilaku religius
(X2) tidak diikutsertakan. Rangkuman hasil perhitungan Model 1
dan Model 2 (setelah trimming) sebagai berikut :
125
Tabel 4.21
Rangkuman ANOVA Model 1 & 2 – Sub-Struktur 2
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 452,214 3 150,738 51,044 ,000b
Residual 283,496 96 2,953
Total 735,710 99
2
Regression
Residual
Total
444,792
290,918
735,710
1
98
99
444,792
2,969
149,835 ,000b
Tabel 4.22
Rangkuman Coefficients Model 1 & 2 – Sub-Struktur 2
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -,495 2,733 -,181 ,857
Islamic
Branding ,017 ,043 ,030 ,399 ,691
Perilaku
Religius ,019 ,014 ,097 1,353 ,179
Kepuasan 1,283 ,132 ,725 9,746 ,000
2 (Constant) 3,466 ,896 3,868 ,000
Kepuasan 1,376 ,112 ,778 12,241 ,000
Tabel 4.23
Rangkuman Summary Model 1 & 2 – Sub-Struktur 2
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,784a ,615 ,603 1,718
2 ,778a ,605 ,601 1,723
126
Berdasarkan hasil analisis jalur sub-struktur 2 (X2, Y dan Z)
yang terlihat pada tabel 4.22 Coefficients Model 2 masing-masing
diperoleh nilai : zy = Beta = 0,778 [ t = 12,241 dan probabilitas
(sig) = 0,000 ].
Besarnya koefisien determinan (kontribusi) Y secara simultan
terhadap Z sebesar = 0,605 (lihat R Square Summary model 2 tabel
4.23) dan besar koefisien residu untuk z2 = √1 – 0,605 = 0,628.
Dengan demikian didapat diagram jalur sub-struktur 2 mengalami
perubahan, yaitu menjadi gambar sebagai berikut :
Gambar 4.2
Hubungan Kausal Empiris Sub-Struktur 2 Variabel
Y terhadap Z
Berdasarkan hasil dari koefisien jalur pada sub-struktur 1 dan
sub-struktur 2, maka dapat digambarkan secara keseluruhan yang
menggambarkan hubungan kausal empiris antarvariabel X1, X2, Y,
dan Z sebagai berikut :
127
Gambar 4.3
Hubungan Kausal Empiris Variabel X1, X2, dan Y terhadap Z
5. Uji Sobel
Uji sobel, dilakukan untuk mengukur apakah variabel intervening
dalam hal ini adalah variabel kepuasan konsumen, mampu dijadikan
instrument untuk mediasi variabel independen dan variabel dependen.
Adapun hasil dari perhitungan adalah sebagai berikut :
a. Pengaruh Islamic branding (X1) terhadap loyalitas konsumen (Z)
melalui kepuasan konsumen (Y)
Hipotesisnya :
Ho : Tidak ada pengaruh tidak langsung antara variabel Islamic
branding (X1), terhadap loyalitas konsumen (Z) melalui
kepuasan konsumen (Y).
Ha : Ada pengaruh tidak langsung antara variabel Islamic branding
(X1), terhadap loyalitas konsumen (Z) melalui kepuasan
konsumen (Y).
128
Dimana :
Sp2p3 = √p32
Sp22
+ p22
Sp32
+ Sp22
Sp32
Sp2p3 = √1,2832
0,0312
+ 0,1232
0,1322
+ 0,0312
0,1232
= √0,00186215
= 0,04315
t :
=
=
= 3,657 dimana t–tabel : 1,984
Karena nilai t-hitung > t-tabel, maka kesimpulannya adalah Ho
ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh tidak langsung antara Islamic branding (X1) terhadap
loyalitas konsumen (Z) melalui kepuasan konsumen (Y).
b. Pengaruh perilaku religius (X2) terhadap loyalitas konsumen (Z)
melalui kepuasan konsumen (Y)
Hipotesisnya :
Ho : Tidak ada pengaruh tidak langsung antara variabel perilaku
religius (X2), terhadap loyalitas konsumen (Z) melalui
kepuasan konsumen (Y).
Ha : Ada pengaruh tidak langsung antara variabel perilaku religius
(X2), terhadap loyalitas konsumen (Z) melalui kepuasan
konsumen (Y).
129
Dimana :
Sp2p3 = √p32
Sp22
+ p22
Sp32
+ Sp22
Sp32
Sp2p3 = √1,2832
0,0102
+ 0,0252
0,1322
+ 0,0102
0,1322
= √0,0001772324
= 0,0133
t :
=
=
= 2,411 dimana t–tabel : 1,984
Karena nilai t-hitung > t-tabel, maka kesimpulannya adalah Ho
ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh tidak langsung antara perilaku religius (X2) terhadap
loyalitas konsumen (Z) melalui kepuasan konsumen (Y).
130
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh variabel
Islamic branding dan perilaku religius terhadap kepuasan konsumen serta
dampaknya pada loyalitas konsumen pada produk kosmetik Wardah, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh langsung antara variabel Islamic branding (X1)
terhadap kepuasan konsumen (Y).
2. Terdapat pengaruh langsung antara variabel perilaku religius (X2)
terhadap kepuasan konsumen (Y).
3. Terdapat pengaruh langsung antara variabel Islamic branding (X1) dan
perilaku religius (X2) terhadap kepuasan konsumen (Y) secara simultan.
4. Tidak terdapat pengaruh langsung antara variabel Islamic branding (X1)
terhadap loyalitas konsumen (Z).
5. Tidak terdapat pengaruh langsung antara variabel perilaku religius (X2)
terhadap loyalitas konsumen (Z).
6. Terdapat pengaruh langsung antara variabel Kepuasan Konsumen (Y)
terhadap Loyalitas Konsumen (Z).
7. Terdapat pengaruh langsung antara variabel Islamic branding (X1),
perilaku religius (X2) dan kepuasan konsumen (Y) terhadap loyalitas
konsumen (Z) secara simultan.
131
8. Terdapat pengaruh tidak langsung antara variabel Islamic branding (X1)
terhadap loyalitas konsumen (Z) melalui kepuasan konsumen (Y).
9. Terdapat pengaruh tidak langsung antara variabel perilaku religius (X2)
terhadap loyalitas konsumen (Z) melalui kepuasan konsumen (Y).
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dari kesimpulan di atas, maka berikut ini
adalah berbagai saran yang dapat diajukan oleh peneliti :
1. Bagi perusahaan PT Paragon Technology Innovation (PTI) dengan brand
kosmetik Wardahnya.
a. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Islamic branding
dan perilaku religius berpengaruh langsung secara simultan dan
parsial terhadap kepuasan konsumen. Hal tersebut menerangkan
bahwa merek Islam dan perilaku religius konsumen menjadi bagian
penting dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Namun dalam
peneltian ini, tingkat keragu-raguan konsumen terhadap Islamic
branding cukup tinggi. Sebanyak 26% konsumen ragu dengan
konsep Islamic branding yang ada. Oleh karena itu, kosmetik
Wardah sebagai pionir brand kosmetik Islam di Indonesia harus
mampu menunjukkan perbedaan dari merek Islam dengan merek
umum lainnya, dengan menunjukkan atribut Islami sebagai dasar
pembeda dengan merek lainnya.
b. Namun disisi lain dalam hasil penelitian dapat diketahui bahwa
Islamic branding dan perilaku religius tidak berpengaruh secara
132
langsung terhadap loyalitas konsumen. Sementara kepuasan
konsumen berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen, serta
variabel kepuasan konsumen memediasi variabel Islamic branding
dan perilaku religius terhadap loyalitas konsumen. Tidak adanya
loyalitas dapat disebabkan karena pemasarnya tidak mampu
mengkomunikasikan keunggulan produknya ataupun merek-merek
yang berkompetisi dipersepsikan serupa/sama (Tjiptono : 2007).
Dalam hal ini, kosmetik Wardah dapat memanfaatkan kepuasan
konsumen untuk meningkatkan loyalitas konsumen wardah dengan
terus mengukur kepuasan konsumennya. Menurut Tjiptono (2007)
ada empat metode untuk mengukur kepuasan konsumen yaitu :
sistem keluhan dan saran, ghost shopping, lost customer analysis,
dan survei kepuasan pelanggan. Selain keempat metode tersebut,
Wardah juga dapat memanfaatkan sales person yang menjual
produknya langsung kepada konsumennya untuk mengetahui respon
konsumen terhadap produk Wardah. Sehingga Wardah dapat terus
melakukan perbaikan untuk meningkatkan loyalitas konsumennya.
2. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian
selanjutnya. Peneliti menyarankan kepada akademisi yang akan
melakukan penelitian lebih lanjut dapat menambah lebih banyak
referensi dan data agar tingkat keakuratan dari penelitian ini lebih baik
serta variabel-variabel yang dapat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas
133
konsumen. Selain itu peneliti selanjutnya juga dapat memperluas
jangkauan wilayah penelitian.
134
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Muniaty, ”The Influence Of Religios Behavior on Sonsumers’ Intention
To Purchase Halal-Labeled Product”, Bussiness and Entreprenerial Review
Vol. 14, No. 1 October 2014, ISSN 0853-9189 page 14-32, 2014
Alserhan, Baker Ahmad. On Islamic Branding : Brands As Good Deeds, Journal
of Islamic Marketing, Vol. 1 No. 2, 2010
Ancok, Djamaludin & Fuat Nashori Suroso. “Psikologi Islam.” Pustaka Pelajar.
Yogyakarta, 1995
Darmawati. “Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Dalam
Memakai Jasa Percetakan CV. Rahmat Nur Di Samarinda.” eJournal Ilmu
Administrasi Bisnis, 4 (1) : 157-171, 2016
Kartajaya, Hermawan. “Brand.” Mizan Pustaka. Jakarta, 2004
Keller, Kevin Lane. “Strategic Brand Management. Building, Measuring, and
Managing Brand Equity.” Fourth Edition, Pearson Education Limited, 2013
Koduah & Farley. “Relationship between Customer Satisfaction and Customer
Loyalty in the Retail Banking Sector of Ghana.” Internasinal Journal of
Business and Management, Vol.11, No.1 ; 2016.
Kotler, Philip & Keller. “Marketing Management.” Edisi ke 14. Prentice Hall.
New Jersey 2012
Lovelock, Christopher. Jochen Wirtz. Jacky Mussry. “Pemasaran Jasa.”
Erlangga. Jakarta, 2010
Mansoer, Masri. “Perilaku Keberagamaan Remaja Kasus Pada Siswa SLTA Di
Kota Jakarta Selatan, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Lebak.”
Disertasi Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 2008
Nasrullah, Muhammad. Islamic Branding, Religiusitas dan Keputusan Konsumen
Terhadap Produk, Jurnal Hukum Islam (JHI), Volume 13, Nomor 2,
Desember 2015.
Ranto, Dwi Wahyu Pril. “Menciptakan Islamic Branding Sebagai Strategi
Menarik Minat Beli Konsumen.” JBMA-Vol. I, No. 2, 2013
Riduwan. Adun Rusyana & Enas. “Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi
Statistik Penelitian.” Alfabeta, Bandung, 2013
Riduwan. Engkos Achmad Kuncoro. “Cara menggunakan dan memakai Analisis
Jalur (Path Analysys)”, cetakan kedua, Alfabeta, Bandung, 2008.
135
Sangadji, Etta Mamang. & Sopiah. “Perilaku Konsumen.” C.V. Andi.
Yogyakarta. 2013
Schiffman, Leon. Leslie Lazar Kanuk. “Perilaku Konsumen”. Edisi Ketujuh. PT
Indeks, 2007
Sugiyono. “Statistik Untuk Penelitian” CV. Alfabeta, Bandung, 2009
Temporal, Paul. ”Islamic Branding And Marketing.” Wiley. Singapura. 2011
Tjiptono, Fandy. “Pemasaran Jasa.” Bayumedia Publishing. Malang, 2006
Tjiptono, Fandy & Anastasia Diana. “Prinsip & Dinamika Pemasaran.” J&J
Learning, Yogyakarta, 2000
www.dw.com/id/indonesia-teladan-negara-muslim/a-17234121 di akses pada 12
Maret 2017
www.food.detik.com/read/2016/10/20/183230/3325722/901/ini-penerima-tiga-
kategori-penghargaan-dalam-halal-award-2016 di akses pada 13 Februari
2017
www.halalmui.org/mui14/index.php/main/go_to_section/2/31/page/1 di akses
pada 12 Maret 2017
www.marketing.co.id/pasar-muslim-indonesia-yang-menggiurkan/ di akses pada
12 Maret 2017
www.muhammadiyah.or.id/id/content-175-det-matan-keyakinan-dan-citacita-
hidup.html di akses pada 12 Maret 2017
www.mui.or.id/index.php/2009/05/08/profil-mui/ di akses pada 12 Maret 2017
www.nu.or.id/about/tujuan+organisasi di akses pada 12 Maret 2017
Yusof, Mohd. & Wan Jusoh. “Islamic Branding : The Understanding and
Perception.” ScienceDirect, 2013
Zeithaml, Valarie A. & Mary Jo Bitner. “Services Marketing”. Mc Graw Hill Inc.
New York, 2004
136
LAMPIRAN
137
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/I Responden Penelitian
Di tempat
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program
Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Muhammad Hafiz
NIM : 1113081000024
Fakultas/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis/Manajemen Pemasaran
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan
judul “Pengaruh Islamic Branding dan Perilaku Religius Terhadap Kepuasan
Konsumen Serta Dampaknya Pada Loyalias Konsumen Pada Produk
Kosmetik Wardah”. Maka untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan
penelitian ini, saya memohon ketersediaan Bapak/Ibu/Sdr/I untuk mengisi daftar
pernyataan yang saya ajukan. Kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I merupakan bantuan
yang sangat bernilai bagi saya.
Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I meluangkan waktu untuk mengisi dan
menjawab semua pernyataan dalam kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Muhammad Hafiz
138
IDENTITAS RESPODEN
Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan kepada
Bapak/Ibu/Sdr/I untuk menceklis (√) pernyataan berikut ini:
Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Jenis Kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita
Usia berkisar antara : ( ) > 17 s/d 25 tahun ( ) > 25 s/d 32 tahun
( ) > 32 s/d 45 tahun ( ) > 45 tahun
Pekerjaan : ( ) Mahasiswa/Pelajar ( ) Karyawan Swasta
( ) PNS ( ) Wirausaha
( ) Lain-lain
Pendidikan terakhir : ( ) SMA/SMK ( ) Akademi/D1/D2/D3
( ) S1 ( ) S2 ( )S3
Pendapatan perbulan : ( ) > 0 s/d 2 Juta ( ) > 2 s/d 4 Juta
( ) > 4 s/d 6 Juta ( ) > 6 Juta
SCREENING QUESTION
Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan kepada
Bapak/Ibu/Sdr/I untuk menceklis (√) pernyataan berikut ini:
1. Apakah anda pernah menggunakan produk kosmetik Wardah ?* :
( ) Pernah ( ) Tidak Pernah
2. Apakah anda sudah membeli kosmetik wardah lebih dari 1x ?
( ) Ya ( ) Tidak
3. Sudah berapa lama anda menggunakan produk kosmetik Wardah :
………………..
*) Jika “pernah” anda dapat melanjutkan kuesioner, jika “tidak pernah’ anda
tidak perlu melanjutkan kuesioner, terima kasih.
139
CARA PENGISIAN KUESIONER
Setiap pernyataan terdiri dari lima alternatif jawaban, pilihlah salah satu
jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Sdr/I paling tepat, dengan memberikan tanda
ceklis (√) pada kolom yang telah disediakan dengan pilihan jawaban yang telah
tersedia.
DAFTAR PERNYATAAN
Keterangan :
SS : Sangat Setuju S : Setuju N : Netral TS: Tidak Setuju STS :
Sangat Tidak Setuju
Islamic Branding
No. Daftar Pernyataan STS TS N S SS
1. Penduduk Indonesia yang mayoritas muslim
mencerminkan Indonesia yang Islami.
2.
Produk dan Jasa (Kosmetik, Bank,
Keuangan, dll) Islam di Indonesia
mencerminkan Indonesia yang Islami
3.
Masyarakat Muslim Indonesia yang modern
mencerminkan Indonesia yang Islami dan
Modern.
4. Merek-merek perusahaan Islami di Indonesia
mencerminkan Indonesia yang Islami.
5. Disuatu negara yang Islami terdapat banyak
organisasi masyarakat yang Islami.
6.
Ormas Islam di Indonesia mencerminkan
organisasi Islam karena menyediakan produk
dan jasa untuk negara Indonesia.
7.
Wardah kosmetik mencerminkan perusahaan
Islam karena berasal dari negara Indonesia
yang mayoritas populasinya Muslim
8.
Wardah kosmetik mencerminkan perusahaan
Islam karena Mayoritas sahamnya dimiliki
oleh orang Muslim
140
Keterangan:
TT: Tidak Tau (sangat rendah) KT: Kurang Tau (rendah) N: Netral (ragu-
ragu) T: Tau (cukup tinggi) ST: Sangat Tau (tinggi)
Perilaku Religius (Pengetahuan Iman dan Ibadah)
No. Daftar Pernyataan TT KT N T ST
1. Pengetahuan anda tentang keberadaan Allah
dan sifat-sifat-Nya yang Maha Sempurna
(asmaul husna)
2. Pengetahuan anda tentang ke-10 malaikat
Allah dan tugas-tugasnya
3. Pengetahuan anda tentang ke-25 Nabi Allah
4. Pengetahuan anda tentang ke-4 Kitab Allah
5. Pengetahuan anda tentang takdir Allah dan
maknanya bagi umat Islam
6. Pengetahuan anda tentang hari kiamat dan
maknanya bagi umat Islam
7. Pengetahuan anda tentang bacaan dan arti
syahadat
8. Pengetahuan anda tentang tata cara shalat
wajib 5 waktu
9. Pengetahuan anda tentang tata cara berpuasa
di bulan Ramadhan
10. Pengetahuan anda tentang tata cara
membayar zakat
11. Pengetahuan anda tentang tat cara ibadah
haji
12. Pengetahuan anda tentang tata cara membaca
alQuran
141
Keterangan :
SS : Sangat Setuju S : Setuju N : Netral TS: Tidak Setuju STS :
Sangat Tidak Setuju
Perilaku Religius (Sikap Iman & Ibadah)
No. Pernyataan STS TS N S STS
13. Saya yakin akan keberadaan Allah sebagai
Sang Pencipta yang memiliki sifat-sifat
Maha Sempurna
14. Saya yakin akan keberadaan para malaikat
Allah dan tugasnya masing-masing
15. Saya yakin ke-25 Nabi adalah utusan Allah
16. Saya yakin bahwa ke-4 Kitab (Taurat,
Zabur, Injil dan alQuran) adalah Firman
Allah
17. Saya yakin bahwa segala sesuatu yang
terjadi pada diri saya dan orang lain di dunia
ini adalah takdir Allah
18. Saya yakin pada hari kiamat nanti seluruh
umat manusia akan dibangkitkan dari kubur
dan akan dimintakan pertanggung jawaban
atas seluruh perbuatannya selama di dunia
19. Saya yakin tiada Tuhan selain Allah dan
Nabi Muhammad adalah utusan Allah
20. Saya yakin dengan mengerjakan shalat
wajib 5 waktu saya akan diberi kemudahan
dalam menjalani kehidupan ini
21. Saya yakin dengan berpuasa dibulan
Ramadhan dapat meningkatkan
pengendalian diri saya
22. Saya yakin dengan berzakat, rezeki saya
akan bertambah dan dapat menolak bala
23. Saya meyakini ritual ibadah haji ke baitullah
sebagai simbol perjuangan hidup dimana
wuquf di Arafah adalah gambaran tentang
padang Mahsyar, tempat seluruh umat
manusia dibangkitkan kembali dari kematian
24. Saya yakin bahwa alQuran adalah sumber
petunjuk yang paling benar untuk diikuti dan
diamalkan umat manusia
142
Keterangan:
TP: Tidak Pernah HTP: Hampir tidak pernah N: Netral/ ragu-ragu/ tidak
tau P/CS: Pernah beberapa kali/ Cukup Sering S/ Sl: Sering/ Selalu
Perilaku Religius (Praktek Iman & Ibadah)
No. Pernyataan TP HTP N P/CS S
25. Kebiasaan anda berzikir menyebut nama-
nama Allah setelah selesai shalat wajib
26. Kebiasaan anda bershalawat Nabi
Muhammad SAW setiap harinya
27. Kebiasaan anda berusaha memelihara panca
indera (mata, telinga, mulut, tangan, kaki)
dari hal-hal yang tidak baik
28. Kebiasaan anda berusaha meneladani akhlak
Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan
sehari-hari
29. Kebiasaan anda membaca alQuran setiap
harinya
30. Kebiasaan anda berusaha berbuat baik guna
mendapatkan pahala/ ridha Allah
31. Kebiasaan anda membaca basmallah
sebelum memulai suatu pekerjaan
32. Kebiasaan anda mengerjakan shalat wajib 5
waktu sehari semalam
33. Kebiasaan anda berpuasa di bulan
Ramadhan
34. Kebiasaan anda bersedekah/ membayar
zakat (bagi yang wajib)
35. Kebiasaan/ usaha anda menabung untuk
beribadah haji/umrah ke baitullah
36. Kebiasaan anda untuk berusaha
mengamalkan apa-apa yang diperintahkan
Allah dalam alQuran selama ini
143
Perilaku Religius (Kepribadian Islam Pada Diri Sendiri)
No. Pertanyaan Pilihan Jawaban
37. Ketika membayar
belanjaan, anda
menyadari bahwa
uang kembalian
yang anda terima
dari kasir lebih dari
yang semestinya, apa
yang akan anda
lakukan?
1. Senang dan cepat-cepat pergi sebelum kasir
menyadarinya
2. Pura-pura tidak tau, menyimpan dan berniat
menggunakannya
3. Netral
4. Menyuruh kasir agar menghitung kembali
uang kembalian tersebut untuk memastikan
5. Langsung mengembalikannya
38. Teman dekat/
saudara anda ingin
meminjam uang
ketika anda punya
uang tapi anda ingin
membeli barang
mewah yang selama
ini anda idam-
idamkan, apa yang
akan anda lakukan?
1. Berbohong mengatakan tidak punya uang
2. Menyuruhnya meminjam pada orang lain
3. Netral
4. Meminjamkan seikhlasnya
5. Meminjamkannya dan menunda membeli
barang tsb
39. Anda terbiasa
bangun pagi ketika
hari kerja. Pada hari
libur, bagaimana
kebiasaan bangun
anda?
1. Bangun kesiangan dan tidak shalat subuh
2. Setelah shalat subuh lebih sering tidur lagi
sampai siang
3. Netral
4. Setelah shalat subuh biasanya jarang tidur lagi
5. Shalat subuh dan selalu bangun pagi seperti
biasa
40. Pada saat ada
pekerjaan penting di
kantor tiba-tiba anda
merasa kurang enak
badan, apa yang akan
anda lakukan?
1. Segera pulang, tidak peduli meskipun ada
pekerjaan penting yang harus diselesaikan
2. Segera pulang setelah meminta teman
mengerjakan pekerjaan anda
3. Netral
4. Menyelesaikan pekerjaan yang penting-penting
saja lalu izin pulang ke rumah
5. Bertahan tetap bekerja hingga waktunya
pulang
144
Perilaku Religius (Kepribadian Islam Pada Diri Sendiri)
No. Pertanyaan Pilihan Jawaban
41. Bila anda mengalami
kesulitan dalam
melakukan suatu
pekerjaan, apa yang
biasanya anda
lakukan?
1. Lebih sering menyerah
2. Meminta bantuan orang lain
3. Netral
4. Menyelesaikan semampunya
5. Berusaha keras menyelesaikannya dengan
semaksimal mungkin
42. Suatu ketika anda
mendapat
penghargaan setelah
giat bekerja/ belajar,
apa yang anda
rasakan?
1. Sudah sangat puas sehingga tidak perlu
bekerja/ belajar giat lagi
2. Baru akan bekerja/ belajar giat kembali jika
diiming-imingi hadiah
3. Netral
4. Cukup mempertahankan prestasi yang telah
diraih
5. Berusaha bekerja/ belajar lebih giat lagi
Perilaku Religius (Kepribadian Islam Terhadap Sesama Manusia)
No. Pertanyaan Pilihan Jawaban
43. Ketika dalam
perjalanan anda
melihat seorang
pengemis yang
tampak amat
kelaparan, apa yang
akan anda lakukan?
1. Berusaha menghindar karena benci dengan
pengemis
2. Berusaha menghindar karena merasa terganggu
3. Netral
4. Memberi sedekah semampunya
5. Segera membelikannya makanan
44. Ketika anda diminta
menyumbang dana
untuk korban
bencana alam, apa
yang akan anda
lakukan?
1. Berusaha menghindar dan mengutuk
pemerintah yang tidak tanggap
2. Berusaha menghindar karena merasa terganggu
3. Netral
4. Menyumbang semampunya
5. Menyumbang materi dan tenaga
45. Di lingkungan
tempat tinggal anda
akan diadakan kerja
bakti, apa yang akan
anda lakukan?
1. Berusaha menghindar karena tidak suka
bergaul dengan warga lain
2. Berusaha menghindar karena merasa terganggu
3. Netral
4. Berpartisipasi semampunya
5. Turut serta bekerja bakti hingga selesai
145
Perilaku Religius (Kepribadian Islam Terhadap Sesama Manusia)
No. Pertanyaan Pilihan Jawaban
46. Ketika diajak ikut
membantu kegiatan
acara 17 Agustus
dilingkungan tempat
tinggal anda, apa
yang akan anda
lakukan?
1. Berusaha menghindar karena tidak suka
bergaul dengan warga lain
2. Berusaha menghindar karena merasa terganggu
3. Netral
4. Membantu semampunya
5. Berusaha terlibat penuh dalam acara tersebut
47. Ketika di jalan anda
melihat korban
tabrak lari terluka
parah, apa yang akan
anda lakukan?
1. Berhenti karena ingin melihat saja/ sama sekali
tidak berniat menolong
2. Berusaha menghindar karena merasa terganggu
3. Netral
4. Menolong semampunya
5. Berusaha membawa korban ke rumah sakit
terdekat
48. Ketika di jalan anda
melihat ada orang
buta yang ingin
menyeberang jalan,
apa yang akan anda
lakukan?
1. Berusaha menghindar karena merasa terganggu
2. Berusaha menghindar karena tidak mau
direpotkan
3. Netral
4. Membantunya menyeberang karena searah
5. Membantunya menyeberang meski tidak
searah
49. Anda melihat banyak
daun tanaman/pohon
di rumah anda yang
mengotori halaman
rumah tetangga, apa
yang akan anda
lakukan?
1. Tidak peduli sama sekali
2. Merasa bukan salah anda
3. Netral
4. Merasa tidak enak/ berusaha meminta maaf
5. Meminta maaf dan langsung membersihkannya
setelah mendapat ijin
50. Selokan air di depan
rumah anda mampet
sehingga
menggenangi jalan
umum, apa yang
akan anda lakukan?
1. Tidak peduli sama sekali
2. Merasa bukan salah anda
3. Netral
4. Merasa bertanggung jawab dan berusaha
membersihkan semampunya
5. Berusaha keras membersihkan sampai tidak
mampet lagi
146
Perilaku Religius (Kepribadian Islam Terhadap Sesama Manusia)
No. Pertanyaan Pilihan Jawaban
51. Ada tetangga di
sebelah rumah anda
yang berbeda agama
meninggal dunia dan
sedang diadakan
upacara pemakaman
sesuai tata cara
keagamaannya, apa
yang akan anda
lakukan?
1. Tidak mau melayat karena tidak seagama
2. Tidak mau melayat karena merasa tidak kenal
3. Netral
4. Datang melayat karena kenal
5. Datang melayat dan bersedia ikut membantu
acara pemakaman jika diminta
52. Di sekitar tempat
tinggal anda
diadakan upacara
keagamaan pemeluk
agama lain di tempat
peribadatan yang
tidak resmi, apa yang
akan anda lakukan?
1. Mengajak warga menutup paksa tempat
tersebut
2. Merasa sangat terganggu/ kesal/ marah
3. Netral
4. Menegur baik-baik ketua jamaah agar lain kali
beribadah di tempat resmi/ melaporkan ke
ketua RT agar ditertibkan baik-baik
5. Mengajak jamaah, ketua RT dan warga
bermusyawarah untuk mencari solusi terbaik
Perilaku Religius (Kepribadian Islam Terhadap Alam Sekitar)
No. Pertanyaan Pilihan Jawaban
53. Anda melihat
tanaman di rumah
anda layu/
kekeringan karena
sudah lama tidak
disiram, apa yang
akan anda lakukan?
1. Membuangnya karena tidak mau repot
2. Tidak peduli/ diam saja
3. Netral
4. Berusaha menyiram semampunya
5. Menyiramnya setiap hari
54. Di jalan anda
melihat seekor
anak kucing lemas
karena kelaparan,
apa yang akan anda
lakukan?
1. Berusaha menghindar karena merasa terganggu
2. Tidak peduli/ diam saja
3. Netral
4. Berusaha memberinya makanan /
memindahkannya ke pasar agar mudah
mendapatkan makan
5. Dibawa pulang untuk dirawat hingga sehat
147
Perilaku Religius (Kepribadian Islam Terhadap Alam Sekitar)
No. Pertanyaan Pilihan Jawaban
55. Anda memiliki
kendaraan
bermotor, namun
upaya apa yang
sudah anda lakukan
guna menghemat
bbm yang semakin
terbatas?
1. Tidak berusaha melakukan apapun karena
merasa hal ini sepenuhnya salah pemerintah
2. Tidak peduli/ diam saja
3. Netral
4. Berusaha merawat kendaraan agar tidak boros
bbm/ tidak keberatan membeli bbm non
subsidi
5. Lebih sering naik kendaraan umum/ sepeda
56. Air sangat penting
bagi kehidupan
manusia, namun
upaya apa yang
sudah anda lakukan
guna menghemat
pemakaian air
bersih yang
semakin terbatas?
1. Tidak berusaha melakukan apapun karena
merasa hal ini sepenuhnya salah pemerintah
2. Tidak peduli/ diam saja
3. Netral
4. Berusaha menghemat penggunaan air bersih
5. Menghemat penggunaan air bersih dan aktif
mengajak orang lain menghemat penggunaan
air bersih juga
148
Keterangan :
SS : Sangat Setuju S : Setuju N : Netral TS: Tidak Setuju STS :
Sangat Tidak Setuju
Kepuasan Konsumen
No. Daftar Pernyataan STS TS N S SS
1. Saya merasa puas menggunakan produk
kosmetik Wardah
2. Kualitias produk wardah sesuai dengan
harapan saya.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju S : Setuju N : Netral TS: Tidak Setuju STS :
Sangat Tidak Setuju
Loyalitas Konsumen
No. Daftar Pernyataan STS TS N S SS
1. Saya bersedia membeli kembali kosmetik
Wardah
2. Saya bersedia membeli produk lain yang
dijual produsen kosmetik Wardah.
3. Saya bersedia merekomedasikan kosmetik
wardah ini kepada orang lain.
4.
Saya tidak tertarik menggunakan kosmetik
lain meskipun harga kosmetik Wardah lebih
mahal.
149
Lampiran 2
HASIL SKORING JAWABAN RESPONDEN
Islamic Branding
No. Islamic Branding (X1)
Total IB1 IB2 IB3 IB4 IB5 IB6 IB7 IB8
1 4 4 3 4 4 3 4 4 30
2 3 2 4 4 4 2 4 4 27
3 5 5 5 5 5 5 5 5 40
4 4 4 3 4 5 4 5 5 34
5 4 4 4 4 4 4 4 4 32
6 4 4 4 4 4 4 5 4 33
7 5 5 5 5 4 4 4 4 36
8 5 5 5 5 4 4 3 3 34
9 5 5 4 5 5 4 5 4 37
10 5 5 5 5 5 5 5 5 40
11 3 2 3 3 4 2 4 4 25
12 3 3 4 4 3 3 4 4 28
13 5 4 4 5 4 4 4 4 34
14 3 3 3 3 3 3 4 4 26
15 3 3 3 3 4 2 3 4 25
16 4 3 3 4 4 4 4 4 30
17 4 4 4 4 4 4 4 4 32
150
No. Islamic Branding (X1)
Total IB1 IB2 IB3 IB4 IB5 IB6 IB7 IB8
18 4 3 2 3 5 3 4 5 29
19 4 3 4 4 4 3 4 3 29
20 4 3 4 3 4 3 3 4 28
21 5 5 5 5 5 4 5 4 38
22 5 5 4 5 5 5 5 5 39
23 4 5 4 5 4 5 4 5 36
24 4 3 4 3 4 4 4 3 29
25 3 2 3 3 4 5 4 3 27
26 3 3 3 2 4 3 4 4 26
27 5 5 4 5 5 5 4 3 36
28 3 3 4 2 3 4 4 4 27
29 4 4 4 4 5 4 4 4 33
30 4 4 5 4 4 3 4 4 32
31 4 2 3 2 3 3 4 4 25
32 3 2 3 4 4 3 4 4 27
33 3 2 2 2 4 3 3 2 21
34 2 2 2 2 4 3 4 3 22
35 4 3 4 4 4 3 3 3 28
36 3 2 3 2 4 3 4 3 24
37 4 4 4 4 4 4 4 4 32
38 4 3 4 3 5 3 4 4 30
39 4 4 4 3 3 3 3 3 27
151
No. Islamic Branding (X1)
Total IB1 IB2 IB3 IB4 IB5 IB6 IB7 IB8
40 4 4 4 4 4 4 4 5 33
41 4 5 5 5 5 4 5 5 38
42 3 3 3 5 1 1 2 2 20
43 5 5 4 4 4 4 4 4 34
44 4 4 3 4 4 4 4 4 31
45 2 3 3 3 4 3 4 4 26
46 3 3 3 3 3 4 4 3 26
47 4 3 3 3 4 4 4 4 29
48 3 4 3 3 3 3 3 3 25
49 4 4 4 4 4 4 4 4 32
50 4 4 4 4 4 4 4 4 32
51 5 5 4 5 5 4 4 5 37
52 4 4 4 4 4 4 4 4 32
53 2 4 2 4 4 2 3 2 23
54 3 4 4 4 4 4 4 4 31
55 5 4 4 4 4 3 3 3 30
56 3 3 3 4 4 3 3 3 26
57 5 5 4 4 5 5 5 5 38
58 2 3 3 1 4 3 3 3 22
59 1 1 2 2 5 5 3 3 22
60 2 2 2 2 5 3 1 1 18
61 4 5 5 4 4 4 4 5 35
152
No. Islamic Branding (X1)
Total IB1 IB2 IB3 IB4 IB5 IB6 IB7 IB8
62 4 4 3 3 3 3 3 3 26
63 4 4 4 4 4 4 5 4 33
64 4 4 4 4 4 4 4 4 32
65 4 3 2 5 4 4 4 4 30
66 4 4 4 4 4 4 5 5 34
67 4 4 5 4 5 5 5 4 36
68 5 3 3 3 4 2 3 3 26
69 5 3 3 3 4 2 3 3 26
70 5 5 4 4 4 5 5 4 36
71 5 5 4 4 4 5 5 4 36
72 3 4 3 2 3 3 4 4 26
73 3 4 3 3 3 3 4 4 27
74 4 4 3 4 4 3 3 3 28
75 2 2 2 2 5 4 3 4 24
76 5 5 5 4 4 3 5 5 36
77 4 4 5 4 5 4 4 3 33
78 3 4 4 4 4 4 4 5 32
79 5 5 5 5 5 5 5 5 40
80 3 3 2 3 4 3 4 4 26
81 4 4 4 4 4 4 4 3 31
82 3 3 3 3 3 3 3 3 24
83 4 4 3 4 5 4 4 4 32
153
No.
Total IB1 IB2 IB3 IB4 IB5 IB6 IB7 IB8
84 2 3 4 2 4 3 4 4 26
85 4 4 4 3 4 4 4 4 31
86 5 4 4 4 4 5 2 3 31
87 3 3 3 2 4 4 4 2 25
88 4 5 4 2 4 1 5 4 29
89 3 4 3 2 4 4 4 3 27
90 4 4 4 4 4 4 4 4 32
91 3 3 4 4 3 3 4 4 28
92 3 2 3 3 4 3 3 3 24
93 5 4 4 4 4 4 4 4 33
94 3 3 2 4 4 4 3 3 26
95 3 4 3 5 2 3 4 4 28
96 4 4 4 4 4 4 5 4 33
97 4 4 4 4 4 4 5 4 33
98 3 3 3 3 4 4 5 4 29
99 3 2 3 4 4 3 4 3 26
100 4 2 4 3 4 4 4 4 29
154
Perilaku Religius
No. Perilaku Religius (X2)
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
1 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5
3 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 3 4 4 5 4 5 5 5 5 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4
5 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 5 5 5 4 5 5 5 5
6 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
7 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
9 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
12 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
15 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
16 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 5 5 5 4 5 5 5 5
20 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5
155
No. Perilaku Religius (X2)
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
21 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
27 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
28 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5
29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
30 3 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5
34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5
35 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
39 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
40 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
41 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
42 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
156
No. Perilaku Religius (X2)
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
43 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5
46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
47 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4
48 3 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
49 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
51 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
52 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4
53 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
54 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
55 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
56 5 4 4 4 5 5 4 4 3 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5
57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
58 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
59 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 1 1 5 5 5 5 4 5 5 4
60 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5
61 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
62 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
64 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
157
No. Perilaku Religius (X2)
No. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19
65 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
66 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
67 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
68 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
69 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
70 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
71 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
72 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
73 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
74 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5
75 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
76 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
77 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5
78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
79 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
80 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
81 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
82 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5
83 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5 5 4
84 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5
85 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
86 3 4 3 3 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
158
No. Perilaku Religius (X2)
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
87 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4
88 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4
89 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5
90 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
91 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
92 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
93 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5
94 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
95 5 5 5 5 4 4 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 4 3 5 4
96 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5
97 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
98 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
99 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
100 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
159
Perilaku Religius (Lanjutan)
No. Perilaku Religius (X2)
P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 P36 P37 P38 P39 P40
1 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
2 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4
3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5
4 4 4 4 4 5 5 3 3 3 5 5 5 5 5 3 5 5 3 4 4
5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4
6 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 2 4
7 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4
9 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5
11 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 1 4 4 4 5 4
12 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4
14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
15 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 4
16 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 4
17 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4
18 4 4 4 5 5 5 3 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 2 4
19 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4
20 4 4 4 4 5 3 3 3 3 3 4 5 5 4 3 3 5 5 5 1
160
No. Perilaku Religius (X2)
P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 P36 P37 P38 P39 P40
21 5 5 5 5 5 4 3 4 3 3 4 5 5 5 3 4 5 5 5 4
22 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 4
23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
24 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4
25 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5
26 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
27 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 4
28 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4
29 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4
31 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 3
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 2 4
33 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4
34 5 5 5 5 1 1 4 3 4 5 5 5 5 4 3 4 4 2 3 4
35 5 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
36 5 4 4 5 4 4 3 3 4 4 5 5 5 5 3 4 4 4 2 4
37 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 4
38 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3
40 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4
41 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5
42 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 3 4 5 4 3 4
161
No. Perilaku Religius (X2)
P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 P36 P37 P38 P39 P40
43 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4
44 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
45 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 3 4
46 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 3 4 5 4 5 3
47 4 4 4 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5 3 5 4 4 3 4
48 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3
49 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 1 4
51 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4
52 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 5 4 4 4
53 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 2 5
54 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3
55 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5
56 5 5 5 5 4 3 3 3 3 5 4 3 4 4 2 4 4 4 2 5
57 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4
58 5 5 5 5 2 2 5 3 2 3 2 3 5 3 2 4 5 2 2 5
59 4 1 1 4 1 3 2 3 2 4 2 4 5 5 2 3 3 2 5 1
60 5 3 3 5 4 4 3 3 4 5 4 5 5 5 2 4 5 4 2 2
61 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 1 3 5 2 2 5
62 5 2 4 5 5 5 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 4
63 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 4
64 4 5 4 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4
162
No. Perilaku Religius (X2)
P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 P36 P37 P38 P39 P40
65 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 3 4
66 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 3 4 5 4 5 5
67 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4
68 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4
69 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4
70 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5
71 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5
72 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 2 4 4 2 4
73 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 3 4 4 2 4
74 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 5 5 5 3 3 3 5 3 5 4
75 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 1 4 5 5 4 5
76 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
77 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 1 4 4 5 2 5
78 5 5 5 5 4 3 3 3 4 4 4 4 5 5 3 3 5 4 2 5
79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5
80 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 2 4
81 4 3 4 4 5 4 3 4 5 4 4 5 5 4 2 4 5 5 2 5
82 5 5 5 5 3 4 5 3 2 4 3 3 5 5 3 3 5 4 1 5
83 5 5 4 5 4 5 3 3 4 4 4 4 5 5 2 3 5 4 2 5
84 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 3 4 5 4 2 4
85 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5
86 5 3 3 5 4 4 3 4 4 4 3 4 5 5 2 4 5 5 2 5
163
No. Perilaku Religius
P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 P36 P37 P38 P39 P40
87 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 2 4
88 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4
89 5 5 5 5 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 1 3 5 5 5 5
90 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4
91 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 2 5
92 5 5 5 5 4 3 3 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 2 4
93 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4
94 5 5 5 5 4 4 3 3 4 3 4 5 5 3 2 3 5 4 2 4
95 4 3 3 5 4 4 4 3 4 3 5 5 5 5 3 4 5 5 2 4
96 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5
97 5 5 5 5 4 3 3 4 2 4 4 5 5 4 2 3 5 4 2 4
98 5 5 5 5 4 5 3 3 5 5 4 5 5 4 3 5 5 4 2 5
99 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 5 2 2 4
100 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 3 4 4 5 4 4
164
Perilaku Religius (Lanjutan)
No. Perilaku Religius (X2)
Total P41 P42 P43 P44 P45 P46 P47 P48 P49 P50 P51 P52 P53 P54 P55 P56
1 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 260
2 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 256
3 5 5 4 5 5 5 3 5 3 5 4 3 4 3 3 4 263
4 4 5 4 4 4 4 3 5 5 4 4 3 5 3 4 4 237
5 5 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 5 3 4 5 245
6 2 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3 5 3 3 4 261
7 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 267
8 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 3 4 3 4 5 257
9 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 3 5 5 4 5 4 274
10 5 5 4 4 5 4 3 4 4 4 3 3 5 3 4 3 280
11 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 5 5 4 4 4 265
12 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 286
13 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 283
14 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 289
15 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 293
16 2 5 4 4 4 3 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 281
17 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 278
18 5 3 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 280
19 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 287
20 4 5 4 4 3 3 3 5 5 4 5 5 5 5 3 3 270
165
No. Perilaku Religius (X2)
Total P41 P42 P43 P44 P45 P46 P47 P48 P49 P50 P51 P52 P53 P54 P55 P56
21 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 292
22 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 312
23 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 319
24 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 311
25 2 3 4 4 4 4 4 5 4 2 1 4 4 4 3 4 302
26 2 5 4 4 3 3 4 5 3 4 3 3 3 4 3 4 282
27 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 3 5 5 4 4 4 311
28 5 4 5 5 3 3 4 5 4 4 4 3 4 4 5 2 301
29 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 324
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 326
31 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 3 4 3 284
32 3 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 292
33 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 309
34 4 5 5 4 3 3 4 5 4 4 4 3 2 4 4 4 301
35 2 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 310
36 5 5 4 3 5 3 5 5 5 4 4 3 5 3 3 3 305
37 2 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 3 3 3 316
38 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 345
39 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 309
40 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 334
41 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 3 3 5 3 5 5 351
42 2 2 4 4 3 3 3 3 5 4 3 3 4 5 4 4 329
166
No. Perilaku Religius (X2)
Total P41 P42 P43 P44 P45 P46 P47 P48 P49 P50 P51 P52 P53 P54 P55 P56
43 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 346
44 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 3 5 4 5 5 330
45 3 5 4 5 4 5 3 5 5 5 3 3 5 4 5 5 337
46 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 326
47 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 3 5 3 4 4 342
48 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 306
49 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 374
50 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 3 5 5 5 4 4 329
51 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 360
52 2 5 3 4 4 4 2 4 1 4 4 5 5 2 5 4 330
53 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 363
54 2 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 359
55 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 367
56 4
57 2 2 4 4 5 5 3 5 5 5 4 3 4 4 4 4 372
58 4 1 4 4 1 5 3 5 2 5 4 2 4 2 4 4 330
59 4 4 5 4 1 2 3 3 2 4 5 2 1 1 2 2 296
60 5 5 5 4 2 2 4 5 4 4 5 3 1 1 4 4 350
61 2 5 2 4 2 1 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 345
62 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 2 5 4 4 4 371
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 370
64 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 391
167
No. Perilaku Religius (X2)
Total P41 P42 P43 P44 P45 P46 P47 P48 P49 P50 P51 P52 P53 P54 P55 P56
65 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 380
66 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 392
67 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 396
68 2 5 4 4 5 4 3 4 5 5 4 5 5 4 4 4 379
69 3 5 4 4 5 4 3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 381
70 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 402
71 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 406
72 4 4 4 5 4 3 2 3 3 4 4 3 5 3 3 4 387
73 4 4 4 5 4 3 2 3 4 4 4 3 5 3 3 4 391
74 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 386
75 2 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 393
76 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 423
77 2 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 2 4 4 4 4 398
78 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 392
79 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 390
80 2 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 420
81 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 398
82 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 390
83 2 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 2 4 402
84 2 5 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 5 4 4 4 393
85 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 412
86 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 2 5 4 410
168
No. Perilaku Religius (X2)
Total P41 P42 P43 P44 P45 P46 P47 P48 P49 P50 P51 P52 P53 P54 P55 P56
87 2 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 419
88 2 2 4 4 5 5 4 2 4 5 1 4 5 2 4 5 417
89 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 2 4 4 432
90 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 454
91 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 440
92 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 438
93 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 437
94 2 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 426
95 2 2 4 5 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 5 422
96 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 448
97 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 2 5 4 426
98 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 436
99 2 4 4 4 4 4 4 5 5 2 2 2 4 4 5 5 416
100 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 459
169
Kepuasan Konsumen
No. Kepuasan Konsumen (Y)
Total K1 K2
1 4 4 8
2 4 4 8
3 5 4 9
4 5 5 10
5 4 4 8
6 5 5 10
7 4 4 8
8 4 3 7
9 5 5 10
10 5 5 10
11 4 4 8
12 4 4 8
13 5 4 9
14 4 4 8
15 4 4 8
16 5 5 10
17 4 4 8
18 3 4 7
19 4 4 8
20 3 2 5
21 5 5 10
22 4 4 8
23 5 4 9
24 4 5 9
25 4 4 8
26 3 3 6
27 4 4 8
28 4 3 7
29 4 4 8
30 4 4 8
31 3 2 5
32 4 4 8
33 3 3 6
34 4 3 7
35 4 4 8
170
No. Kepuasan Konsumen (Y)
Total K1 K2
36 4 3 7
37 4 4 8
38 3 3 6
39 3 3 6
40 4 5 9
41 5 5 10
42 3 3 6
43 4 4 8
44 5 5 10
45 4 4 8
46 3 3 6
47 4 4 8
48 2 2 4
49 4 4 8
50 3 3 6
51 4 4 8
52 4 4 8
53 3 3 6
54 3 3 6
55 4 4 8
56 3 3 6
57 5 5 10
58 3 5 8
59 4 4 8
60 4 3 7
61 4 4 8
62 4 4 8
63 4 4 8
64 4 4 8
65 3 3 6
66 4 4 8
67 5 5 10
68 5 4 9
69 5 4 9
70 5 5 10
71 5 5 10
72 5 5 10
171
No. Kepuasan Konsumen (Y)
Total K1 K2
73 5 5 10
74 4 4 8
75 3 3 6
76 4 5 9
77 4 4 8
78 4 4 8
79 5 5 10
80 5 4 9
81 5 4 9
82 4 4 8
83 3 2 5
84 2 1 3
85 4 4 8
86 2 2 4
87 4 4 8
88 3 4 7
89 4 3 7
90 4 4 8
91 5 5 10
92 3 3 6
93 4 4 8
94 4 4 8
95 3 2 5
96 5 4 9
97 4 4 8
98 4 4 8
99 3 2 5
100 5 4 9
172
Loyalitas Konsumen
No. Loyalitas Konsumen (Z)
Total L1 L2 L3 L4
1 4 4 4 4 16
2 5 4 3 4 16
3 5 5 5 3 18
4 4 3 3 3 13
5 4 4 4 3 15
6 5 4 4 3 16
7 4 4 4 4 16
8 4 3 3 3 13
9 5 4 5 2 16
10 4 4 4 4 16
11 4 3 4 4 15
12 4 3 4 4 15
13 5 4 4 4 17
14 4 3 4 3 14
15 5 5 4 5 19
16 5 5 5 5 20
17 4 4 4 2 14
18 3 3 3 3 12
19 4 3 4 4 15
20 3 3 3 3 12
21 5 4 5 4 18
22 4 4 5 4 17
23 4 4 4 4 16
24 4 4 4 5 17
25 3 3 3 4 13
26 3 3 3 3 12
27 3 3 4 2 12
28 4 4 3 2 13
29 3 3 3 3 12
30 5 4 5 5 19
31 3 2 3 3 11
32 4 4 4 4 16
33 3 3 4 3 13
34 4 4 4 2 14
35 4 3 3 3 13
173
No. Loyalitas Konsumen (Z)
Total L1 L2 L3 L4
36 4 3 3 3 13
37 4 3 3 3 13
38 2 1 3 2 8
39 3 3 3 3 12
40 4 4 3 5 16
41 4 4 5 4 17
42 3 3 3 3 12
43 4 3 4 3 14
44 5 5 5 4 19
45 4 4 4 3 15
46 3 3 3 3 12
47 4 4 4 4 16
48 3 3 3 3 12
49 4 3 4 4 15
50 2 3 3 2 10
51 4 4 3 3 14
52 4 2 4 2 12
53 3 3 3 3 12
54 4 4 4 3 15
55 4 4 4 4 16
56 3 3 3 3 12
57 5 5 4 3 17
58 5 3 4 2 14
59 4 4 3 1 12
60 4 2 3 1 10
61 4 4 3 4 15
62 5 4 3 2 14
63 4 4 4 4 16
64 4 4 3 4 15
65 4 3 4 4 15
66 4 3 4 4 15
67 5 4 4 4 17
68 5 4 4 3 16
69 5 4 4 3 16
70 5 4 4 4 17
71 5 5 5 5 20
72 4 4 4 3 15
174
No. Loyalitas Konsumen (Z)
Total L1 L2 L3 L4
73 4 4 4 4 16
74 4 3 4 3 14
75 3 3 3 3 12
76 5 3 4 4 16
77 4 3 4 3 14
78 4 2 4 3 13
79 5 5 5 5 20
80 5 4 4 4 17
81 4 2 4 3 13
82 4 4 4 4 16
83 2 2 2 2 8
84 1 1 2 1 5
85 4 4 4 4 16
86 3 1 3 1 8
87 4 2 4 2 12
88 4 2 2 2 10
89 4 3 4 3 14
90 4 3 4 3 14
91 5 3 5 3 16
92 2 2 3 2 9
93 5 3 4 3 15
94 4 3 4 2 13
95 2 3 4 3 12
96 5 3 5 2 15
97 4 2 4 3 13
98 4 3 4 3 14
99 2 2 3 3 10
100 5 3 4 3 15
175
Lampiran 3
HASIL DATA STATISTIK SPSS
Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
Uji Validitas Islamic Branding
Correlations
IB1 IB2 IB3 IB4 IB5 IB6 IB7 IB8 TOTAL
IB1 Pearson Correlation 1 ,729**
,699**
,617**
,441* ,495
** ,364
* ,399
* ,801
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,015 ,005 ,048 ,029 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IB2 Pearson Correlation ,729**
1 ,730**
,762**
,360 ,486**
,354 ,521**
,852**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,051 ,006 ,055 ,003 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IB3 Pearson Correlation ,699**
,730**
1 ,619**
,389* ,348 ,428
* ,530
** ,795
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,033 ,060 ,018 ,003 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IB4 Pearson Correlation ,617**
,762**
,619**
1 ,243 ,306 ,196 ,367* ,725
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,196 ,100 ,299 ,046 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
176
Correlations
IB1 IB2 IB3 IB4 IB5 IB6 IB7 IB8 TOTAL
IB5 Pearson Correlation ,441* ,360 ,389
* ,243 1 ,601
** ,741
** ,493
** ,682
**
Sig. (2-tailed) ,015 ,051 ,033 ,196 ,000 ,000 ,006 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IB6 Pearson Correlation ,495**
,486**
,348 ,306 ,601**
1 ,661**
,495**
,716**
Sig. (2-tailed) ,005 ,006 ,060 ,100 ,000 ,000 ,005 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IB7 Pearson Correlation ,364* ,354 ,428
* ,196 ,741
** ,661
** 1 ,722
** ,700
**
Sig. (2-tailed) ,048 ,055 ,018 ,299 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IB8 Pearson Correlation ,399* ,521
** ,530
** ,367
* ,493
** ,495
** ,722
** 1 ,732
**
Sig. (2-tailed) ,029 ,003 ,003 ,046 ,006 ,005 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOTAL Pearson Correlation ,801**
,852**
,795**
,725**
,682**
,716**
,700**
,732**
1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
177
Uji Realibilitas Perilaku Religius
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,885 8
Uji Validitas Perilaku Religius
Correlations
TOTAL
R1 Pearson Correlation ,566**
Sig. (2-tailed) ,001
N 30
R2 Pearson Correlation ,655**
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
R3 Pearson Correlation ,502**
Sig. (2-tailed) ,005
N 30
R4 Pearson Correlation ,406*
Sig. (2-tailed) ,026
N 30
R5 Pearson Correlation ,642**
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
R6 Pearson Correlation ,602**
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
R7 Pearson Correlation ,628**
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
R8 Pearson Correlation ,516**
Sig. (2-tailed) ,004
N 30
R9 Pearson Correlation ,421*
Sig. (2-tailed) ,020
N 30
178
Correlations
TOTAL
R10 Pearson Correlation ,481**
Sig. (2-tailed) ,007
N 30
R11 Pearson Correlation ,530**
Sig. (2-tailed) ,003
N 30
R12 Pearson Correlation ,390*
Sig. (2-tailed) ,033
N 30
R13 Pearson Correlation ,638**
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
R14 Pearson Correlation ,572**
Sig. (2-tailed) ,001
N 30
R15 Pearson Correlation ,572**
Sig. (2-tailed) ,001
N 30
R16 Pearson Correlation ,662**
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
R17 Pearson Correlation ,631**
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
R18 Pearson Correlation ,662**
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
R19 Pearson Correlation ,662**
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
R20 Pearson Correlation ,624**
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
179
Correlations
TOTAL
R21 Pearson Correlation ,608**
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
R22 Pearson Correlation ,663**
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
R23 Pearson Correlation ,510**
Sig. (2-tailed) ,004
N 30
R24 Pearson Correlation ,595**
Sig. (2-tailed) ,001
N 30
R25 Pearson Correlation ,490**
Sig. (2-tailed) ,006
N 30
R26 Pearson Correlation ,593**
Sig. (2-tailed) ,001
N 30
R27 Pearson Correlation ,527**
Sig. (2-tailed) ,003
N 30
R28 Pearson Correlation ,536**
Sig. (2-tailed) ,002
N 30
R29 Pearson Correlation ,547**
Sig. (2-tailed) ,002
N 30
R30 Pearson Correlation ,443*
Sig. (2-tailed) ,014
N 30
R31 Pearson Correlation ,539**
Sig. (2-tailed) ,002
N 30
180
Correlations
TOTAL
R32 Pearson Correlation ,673**
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
R33 Pearson Correlation ,626**
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
R34 Pearson Correlation ,545**
Sig. (2-tailed) ,002
N 30
R35 Pearson Correlation ,171
Sig. (2-tailed) ,366
N 30
R36 Pearson Correlation ,648**
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
R37 Pearson Correlation ,497**
Sig. (2-tailed) ,005
N 30
R38 Pearson Correlation ,407*
Sig. (2-tailed) ,025
N 30
R39 Pearson Correlation ,457*
Sig. (2-tailed) ,011
N 30
R40 Pearson Correlation ,677**
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
R41 Pearson Correlation ,497**
Sig. (2-tailed) ,005
N 30
R42 Pearson Correlation ,308
Sig. (2-tailed) ,098
N 30
181
Correlations
TOTAL
R43 Pearson Correlation ,543**
Sig. (2-tailed) ,002
N 30
R44 Pearson Correlation ,533**
Sig. (2-tailed) ,002
N 30
R45 Pearson Correlation ,329
Sig. (2-tailed) ,076
N 30
R46 Pearson Correlation ,446*
Sig. (2-tailed) ,013
N 30
R47 Pearson Correlation ,324
Sig. (2-tailed) ,081
N 30
R48 Pearson Correlation ,454*
Sig. (2-tailed) ,012
N 30
R49 Pearson Correlation ,443*
Sig. (2-tailed) ,014
N 30
R50 Pearson Correlation ,306
Sig. (2-tailed) ,100
N 30
R51 Pearson Correlation ,164
Sig. (2-tailed) ,386
N 30
R52 Pearson Correlation ,386*
Sig. (2-tailed) ,035
N 30
R53 Pearson Correlation ,509**
Sig. (2-tailed) ,004
N 30
182
Correlations
TOTAL
R54 Pearson Correlation ,380*
Sig. (2-tailed) ,038
N 30
R55 Pearson Correlation ,506**
Sig. (2-tailed) ,004
N 30
R56 Pearson Correlation ,559**
Sig. (2-tailed) ,001
N 30
TOTAL Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 30
Uji Realibilitas Kepuasan Konsumen
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,894 2
Uji Validitas Kepuasan Konsumen
Correlations
K1 K2 TOTAL
K1
Pearson Correlation 1 ,819**
,946**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 30 30 30
K2
Pearson Correlation ,819**
1 ,961**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 30 30 30
TOTAL
Pearson Correlation ,946**
,961**
1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
183
Uji Realibilitas Loyalitas Konsumen
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,859 4
Uji Validitas Kepuasan Konsumen
Correlations
L1 L2 L3 L4 TOTAL
L1
Pearson
Correlation 1 ,768
** ,674
** ,595
** ,896
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,000
N 30 30 30 30 30
L2
Pearson
Correlation ,768
** 1 ,634
** ,527
** ,863
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,003 ,000
N 30 30 30 30 30
L3
Pearson
Correlation ,674
** ,634
** 1 ,480
** ,819
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,007 ,000
N 30 30 30 30 30
L4
Pearson
Correlation ,595
** ,527
** ,480
** 1 ,790
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,003 ,007 ,000
N 30 30 30 30 30
TOTAL
Pearson
Correlation ,896
** ,863
** ,819
** ,790
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
184
Hasil Uji Normalitas
Uji Normalitas Sub-Struktur 1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 1,31154801
Most Extreme Differences
Absolute ,055
Positive ,044
Negative -,055
Kolmogorov-Smirnov Z ,547
Asymp. Sig. (2-tailed) ,926
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Uji Normalitas Sub-Struktur 2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 1,69221504
Most Extreme Differences
Absolute ,045
Positive ,045
Negative -,045
Kolmogorov-Smirnov Z ,447
Asymp. Sig. (2-tailed) ,988
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
185
Hasil Uji Analisis Jalur
Sub Struktur 1
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std.
Error of
the
Estimate
Change Statistics
R
Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Change
1 ,524a ,275 ,260 1,325 ,275 18,359 2 97 ,000
a. Predictors: (Constant), PERILAKU RELIGIUS, ISLAMIC BRANDING
b. Dependent Variable: KEPUASAN KONSUMEN
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 64,464 2 32,232 18,359 ,000b
Residual 170,296 97 1,756
Total 234,760 99
a. Dependent Variable: KEPUASAN KONSUMEN
b. Predictors: (Constant), PERILAKU RELIGIUS, ISLAMIC BRANDING
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -1,413 2,103 -,672 ,503
Islamic
Branding ,123 ,031 ,385 4,034 ,000
Perilaku
Religius ,025 ,010 ,229 2,396 ,019
a. Dependent Variable: KEPUASAN KONSUMEN
186
Sub Struktur 2
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R
Square
Std.
Error of
the
Estimate
Change Statistics
R
Square
Change
F Change df1 df2 Sig. F
Change
1 ,784a ,615 ,603 1,718 ,615 51,044 3 96 ,000
A. Predictors: (Constant), Kepuasan Konsumen, Perilaku Religius, Islamic
Branding
B. Dependent Variable: Loyalitas Konsumen
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 452,214 3 150,738 51,044 ,000b
Residual 283,496 96 2,953
Total 735,710 99
A. Dependent Variable: Loyalitas Konsumen
B. Predictors: (Constant), Kepuasan Konsumen, Perilaku Religius, Islamic
Branding
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -,495 2,733 -,181 ,857
Islamic Branding ,017 ,043 ,030 ,399 ,691
Perilaku Religius ,019 ,014 ,097 1,353 ,179
Kepuasan
Konsumen 1,283 ,132 ,725 9,746 ,000
A. Dependent Variable: Loyalitas Konsumen
187
Hasil Trimming Uji Analisis Jalur
Sub Struktur 2
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R
Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Change
1 ,778a ,605 ,601 1,723 ,605 149,835 1 98 ,000
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Konsumen
b. Dependent Variable: Loyalitas Konsumen
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 444,792 1 444,792 149,835 ,000b
Residual 290,918 98 2,969
Total 735,710 99
a. Dependent Variable: Loyalitas Konsumen
b. Predictors: (Constant), Kepuasan Konsumen
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3,466 ,896 3,868 ,000
Kepuasan
Konsumen 1,376 ,112 ,778 12,241 ,000
a. Dependent Variable: Loyalitas Konsumen
Top Related