8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
1/66
i
PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PUBLIK YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar S1 Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh:
Aldhi Rahardyan Dananjaya
F0309005
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
2/66
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
3/66
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima oleh tim penguji skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Surakarta, Juli 2013
Tim Penguji Skripsi:
1. Sulardi, S.E., M.Si., Ak. Ketua (..)NIP. 19691123 200012 1 001
2. Dr. Bandi, M.Si., Ak. Anggota (..)NIP. 19641120 199103 1 002
3. Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si., Ak. Pembimbing (..)NIP.19690924 199402 1 001
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
4/66
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
1. Percaya pada Tuhan YME2. Sertakan Doa dalam setiap usaha
3. Selalu bersyukur atas segala nikmat yang kita dapat4. Saling memaafkan itu indah
5. Pahami Pancasila demi kehidupan berbangsa dan bernegara6. Persaingan boleh saja, tetapi jangan saling bermusuhan
7. Bagaimanapun, tepatilah janji8. Jagalah selalu kebersihan
9. Bangun tidur, jangan tidur lagi dong!10.Jangan lupa makan sayur dan buah
Skripsi ini saya persembahkan untuk seluruh masyarakat Indonesia khususnya
para civitas akademisi, dengan rasa ikhlas dan semangat yang tinggi tanpa
melupakan jiwa nasionalisme.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
5/66
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai Gelar Sarjana
Ekonomi pada Program S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah memberikan bimbingan
dan bantuan dalam pelaksanaan kegiatan magang dan penyusunan skripsi ini.
Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah yang penulis terima,2. Keluarga yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, dukungan,
semangat serta doa yang luar biasa dan tiada hentinya,
3. Dr. Wisnu Untoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi UniversitasSebelas Maret Surakarta,
4. Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret sekaligus pembimbing
skripsi atas semua kritik, saran, dan perhatiannya yang sangat membantu
penulis untuk mencapai hasil yang terbaik.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
6/66
vi
5. Seluruh Dosen Pengajar Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitassebelas Maret, yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan,
6. Indria Pradesti untuk segala pengertian selama ini dalam mendengarkankeluh kesah, serta motivasi untuk terus berjuang menyelesaikan segala
masalah yang dihadapi,
7. Sahabat baru, MBT (Adhika Jalu Richahyantara, Febrian Danu Pradana,Galih Gilang Danurwendo) atas bantuan dan kebahagiaan dalam segala hal
selama kita bersama.
8. Teman-teman akuntansi FE UNS angkatan 2009 atas segala kebersamaanyang telah kita jalin selama ini, dan pelajaran-pelajaran baik yang dapat
membimbing kita untuk lebih baik lagi dalam menjalani kehidupan
berbangsa dan bernegara.
9. Sebagian teman-teman akuntansi angkatan 2008 (Adit, Dio, Vendi), sertateman-teman akuntansi 2008 lainnya yang tak dapat penulis sebutkan satu
per satu, atas segala bantuan dan dukungan selama masa perkuliahan.
10.Keluarga besar kost Wiryomartono (Daru, Fuad, Tomy, Abi, Gatot, Erik,Dwi, Wiema, Rafy, Rifqi, Agung, Toni) untuk segala kebersamaan dalam
suka dan duka selama menjalani kehidupan perkuliahan.
11.Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
7/66
vii
Penulis menyadari bahwa segala hal yang manusia lakukan pasti banyak
kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik untuk memperbaiki segala kekurangan dikemudian hari. Semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Wassalammualaikum Wr. Wb
Surakarta, 3 Juli 2013
Penulis,
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
8/66
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ...........i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ......... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ........ iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................... ........ iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. ......... v
DAFTAR ISI ................................................................................................. ...... viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ........ xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ....... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ...... xiii
ABSTRAK ................................................................................................... ...... xiv
ABSTRACT ................................................................................................. ....... xv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... ......... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... ......... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. ......... 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. ......... 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ ......... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asimetri Informasi dan TeoriBid-Ask-Spread..................... ......... 6
2.1.1 Asimetri Informasi .................................................... ......... 6
2.1.2 TeoriBid-Ask Spread ............................................... .........7
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
9/66
ix
2.2 Manajemen Laba .................................................................. ......... 9
2.2.1 Pengertian Manajemen Laba .................................... ......... 9
2.2.2 Faktor-Faktor Pendorong Manajemen Laba ............. ....... 11
2.2.3 Bentuk-Bentuk Manajemen Laba ............................ ....... 14
2.2.4 Teknik Manajemen Laba .......................................... ....... 15
2.3 Teori Keagenan (Agency Theory) ......................................... ....... 16
2.4 Penelitian Sebelumnya .......................................................... ....... 18
2.5 Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian ......................... ....... 19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ....................... ....... 21
3.1.1 Variabel Dependen ................................................... ....... 21
3.1.2 Variabel independen.................................................. ....... 23
3.1.3 Variabel Kontrol ....................................................... ....... 24
3.2 Metode Penentuan Sampel ................................................... ....... 24
3.3 Sumber Data ......................................................................... ....... 26
3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................... ....... 26
3.5 Metode Analisis Data ............................................................ ....... 27
3.6 Uji Hipotesis ......................................................................... ....... 30
3.6.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................. ....... 30
3.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .............................. ....... 30
3.6.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ............ ....... 31
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
10/66
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
11/66
xi
DAFTAR TABEL
4.1 Sampel Penelitian ................................................................................. ....... 33
4.2 Perhitungan KoefisienDiscretionary Accrual..................................... ....... 34
4.3 Analisis Deskriptif Variabel ................................................................. ....... 35
4.4 Hasil Uji Normalitas Data .................................................................... ....... 38
4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... ....... 38
4.6 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................... ....... 39
4.7 Hasil Uji Autokorelasi.......................................................................... ....... 40
4.8 Hasil Uji Goodness of Fit..................................................................... ....... 40
4.9 Uji Statistik F ......................................................................................... ....... 41
4.10 Uji Statistik t ........................................................................................ ....... 43
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
12/66
xii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Berpikir Teoritis .................................................................. ....... 19
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
13/66
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Daftar Perusahaan Sampel ..................................................... ....... 52
Lampiran B Data Penelitian ....................................................................... ....... 55
Lampiran C Hasil RegresiModified Jones Model ..................................... .......57
Lampiran D Deskripsi Data ....................................................................... ....... 58
Lampiran E Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................ ....... 58
Lampiran F Hasil Uji Hipotesis ................................................................. ....... 60
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
14/66
ABSTRAK
PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PUBLIK YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
Aldhi Rahardyan D.
F0309005
Penelitian ini dilakukan atas dasar untuk mengetahui apakah asimetri
informasi mempunyai pengaruh terhadap praktik manajemen laba setelah
penetapan IFRS di Indonesia. Beberapa penelitian terdahulu seperti yang
dilakukan oleh Cheng (2006) dan Rahmawati, dkk. (2006) menunjukkan bahwa
asimetri informasi berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah asimetri informasi berpengaruh
positif signifikan terhadap manajemen laba.
Penelitian ini menggunakan The Modified Jones Model untuk menghitung
discretionary accrual sebagai proksi dari manajemen laba, sedangkan proksi
untuk asimetri informasi menggunakan AdjSpread. Sebagai sampel penelitian,
penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2011. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa asimetri informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Kata kunci: asimetri informasi, manajemen laba
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
15/66
ABSTRACT
PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PUBLIK YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
Aldhi Rahardyan D.
F0309005
This study is conducted to determine whether the basis of information
asymmetry has an influence on the determination of earnings management
practices after IFRS in Indonesia. Several previous studies Cheng (2006) and
Rahmawati, et al (2006) show that the significant positive of information
asymmetry affect earnings management. This study aims to determine whether
there is the significant positive effect of information asymmetry on earnings
management.
This study uses the Modified Jones model to calculate discretionary
accruals as a proxy of earnings management, while a proxy for information
asymmetry using AdjSpread. As a sample study, this study uses the manufacturing
companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2011. Testing this
hypothesis using multiple linear regression analysis. These result indicate that the
effect of information asymmetry on earnings management is not significant.Keywords: information asymmetry, earnings management
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
16/66
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangBerbagai cara dilakukan oleh pelaku usaha, baik pihak manajemen
maupun pemilik usaha untuk dapat mengembangkan dan mengoptimalkan
usahanya. Dalam kondisi dunia usaha yang semakin pesat saat ini, tentu
persaingan berbagai usaha semakin meningkat. Laporan keuangan menjadi sarana
penyajian informasi untuk melihat sejauh mana perkembangan dan kondisi suatu
perusahaan. Agar laporan keuangan perusahaan selalu terlihat baik, pihak
manajemen akan selalu berusaha meningkatkan kinerja perusahaan. Laporan
keuangan yang baik tersebut dimaksudkan untuk meyakinkan para investor dan
kreditor agar tertarik berinvestasi atau menyalurkan dananya pada perusahaan.
Dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam mencerminkan kondisi
keuangan perusahaan secara riil ketika menyusun laporan keuangan, namun disisi
lain penggunaan dasar akrual memiliki kelemahan karena dapat memberikan
keleluasaan kepada pihak manajemen dalam memilih metode akuntansi selama
tidak menyimpang dari aturan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku
(Rahmawati, dkk. 2006). Terdapat berbagai pilihan metode akuntansi yang secara
sengaja dipilih manajemen untuk tujuan tertentu yang dikenal dengan earnings
management.
Apabila terjadi kondisi di mana perusahaan tidak mampu memperoleh laba
sesuai dengan target perusahaan, maka pihak manajemen akan memanfaatkan
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
17/66
2
fleksibilitas dalam Standar Akuntansi Keuangan untuk memanipulasi laba yang
dilaporkan sesuai keinginan manajemen. Dibanding para pemegang saham, pihak
manajemen sebagai pengelola perusahaan tentu lebih mengetahui informasi
tentang perusahaan, sehingga memberikan mereka peluang melakukan praktik
akuntansi yang berorientasi pada angka laba untuk memberikan kesan tertentu.
Hal tersebut dikenal sebagai ketidak-simetrisan informasi atau asimetri informasi.
Asimetri informasi dapat terjadi karena manajer lebih mengetahui informasi
perusahaan dibandingkan dengan pemilik atau pemegang saham, sehingga
manajer akan berusaha memanipulasi kinerja perusahaan yang dilaporkan untuk
kepentingannya sendiri (Herawaty, 2008). Adanya asimetri informasi memberikan
kesempatan pada manajer untuk melakukan earnings management.
Oleh karena itu, adanya asimetri informasi ini dianggap sebagai salah satu
penyebab munculnya manajemen laba. Richardson (1998) berpendapat bahwa
terdapat hubungan yang sistimatis antara magnitut asimetri informasi dan tingkat
manajemen laba. Adanya asimetri informasi akan mendorong manajer untuk
menyajikan informasi yang tidak sebenarnya, terutama jika informasi tersebut
berkaitan dengan pengukuran kinerja manajer (Muliati, 2011). Hal tersebut
menunjukkan bahwa pihak manajemen cenderung berusaha melindungi karirnya
agar tidak diberhentikan oleh pemilik perusahaan dengan cara memanipulasi laba.
Karena pemilik dan investor akan menilai kinerja perusahaan melalui laba yang
tersaji pada laporan keuangan perusahaan, meskipun laba tersebut tidak sesuai
dengan laba sebenarnya yang dicapai perusahaan. Kepentingan pribadi manajer
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
18/66
3
sebagian besar bertentangan dengan kepentingan pemilik perusahaan, sehingga
memunculkan masalah keagenan.
Akhir-akhir ini praktik manajemen laba menjadi hal yang umum dilakukan
oleh sebagian perusahaan dan keberadaan asimetri informasi dipandang sebagai
salah satu penyebabnya. Tahun 2011 menjadi awal penerapan IFRS di Indonesia,
di mana terdapat peraturan dalam penyajian laporan keuangan perusahaan.
Peraturan tersebut bertujuan untuk meningkatkan transparasi laporan keuangan
karena mengharuskan perusahaan untuk memberikan berbagai informasi lain yang
sebelumnya tidak perlu disajikan dalam pelaporan keuangan perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Cheng (2006) meneliti mengenai hubungan asimetri
informasi dan manajemen Laba pada perusahaan teknologi di Taiwan yang go
public. Penelitian lain yang juga meneliti pengaruh asimetri informasi terhadap
manajemen laba juga dilakukan oleh Rahmawati, dkk. (2006) pada perusahaan
perbankan di BEI tahun 2000-2004.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Rahmawati, dkk. (2006).
Dengan adanya penerapan IFRS di tahun 2011, dalam penelitian ini penulis
menggunakan data perusahaan tahun 2011 dan menetapkan kategori perusahaan
manufaktur go public di Indonesia untuk melihat hubungan asimetri informasi
terhadap manajemen laba setelah adanya penetapan IFRS di Indonesia. Hal inilah
yang menjadi motivasi bagi peneliti untuk melakukan penelitian terkait dengan
asimetri informasi dan manajemen laba di Indonesia.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
19/66
4
1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: apakah asimetri informasi berpengaruh terhadap
manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek
Indonesia?
1.3 Tujuan PenelitianSesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menguji dan memperoleh bukti empiris mengenai
pengaruh asimetri informasi terhadap manajemen laba.
1.4 Manfaat PenelitianBerdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian, maka
manfaat yang diharapkan dari penelitian sebagai berikut ini.
1. Bagi perusahaanHasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan
informasi pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan
dan penentuan kebijakan terkait manajemen laba.
2. Bagi akademisHasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai acuan dan
pedoman bagi penelitian selanjutnya, terutama terkait masalah dalam
penelitian ini.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
20/66
5
3. Bagi penelitiHasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pembanding
antara teori yang diterima selama kuliah dengan praktik yang
dilakukan oleh perusahaan.
4. Bagi investorHasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu masukan
dalam pengambilan keputusan investasi saham, terutama terkait
dengan penilaian kualitas laba yang dilaporkan dalam laporan
keuangan.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
21/66
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asimetri Informasi dan Teori Bid-Ask-Spread2.1.1 Asimetri informasi
Sarana pengkomunikasian informasi perusahaan antara pihak internal
(manajemen) perusahaan dengan pihak eksternal perusahaan (pemegang saham)
yaitu dengan adanya penyajian laporan keuangan. Namun, laporan keuangan yang
disajikan tersebut tidak dapat sepenuhnya dipercaya. Hal ini karena manajemen
(agent) lebih banyak mengetahui informasi perusahaan dibandingkan para
pemegang saham (principal) sehingga dalam menyajikan laporan keuangan,
terjadi kemungkinan manajemen untuk memanipulasi laporan keuangan demi
kepentingannya. Keadaan manajer yang mempunyai akses informasi lebih banyak
inilah yang disebut dengan asimetri informasi.
Jensen dan Meckling (1976) menambahkan bahwa jika agent dan
principal merupakan orang-orang yang berupaya memaksimalkan utilitasnya,
maka terdapat alasan yang kuat untuk meyakini bahwa agent tidak akan selalu
bertindak yang terbaik untuk kepentingan principal. Untuk membatasi tindakan
agentdalam memanipulasi laporan keuangan,principaldapat menetapkan insentif
yang tepat bagi agent dan melakukan monitor agar aktivitasnya tidak
menyimpang.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
22/66
7
Menurut Scott (2000) dalam Wisnumurti (2010), terdapat dua tipe asimetri
informasi sebagai berikut ini.
a. Adverse selectionJenis asimetri informasi di mana manajemen dan pihak internal di dalam
lainnya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan
dibandingkan pihak eksternal perusahaan.
b. Moral hazardJenis asimetri informasi di mana kegiatan yang dilakukan oleh pihak
manajemen tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham, sehingga
manajer dapat melakukan tindakan di luar pengetahuan pemegang saham.
2.1.2 Teori Bid-ask SpreadBid-ask Spread merupakan selisih antara harga beli dengan harga jual
saham dalam perdagangan saham di pasar modal. Penggunaan bid-ask spread
sebagai proksi dari asimetri informasi menurut Komalasari (2001) dalam
Wisnumurti (2010) karena dalam mekanisme pasar modal, pelaku pasar modal
juga menghadapi masalah keagenan. Partisipan pasar modal saling berinteraksi
untuk mewujudkan tujuannya yaitu membeli atau menjual sekuritasnya, sehingga
aktivitas yang mereka lakukan dipengaruhi oleh informasi yang diterima baik
secara langsung (laporan publik) maupun tidak langsung (insider trading).
Dealersatau market-makersmemiliki daya pikir terbatas terhadap persepsi masa
depan dan menghadapi potensi kerugian ketika berhadapan dengan informed
traders. Hal inilah yang menimbulkan adverse selectionyang mendorong dealers
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
23/66
8
untuk menutupi kerugian dari pedagang terinformasi dengan meningkatkan
spread-nya terhadap pedagang likuid. Jadi dapat dikatakan bahwa asimetri
informasi yang terjadi antara dealer dan pedagang terinformasi tercermin pada
spreadyang ditentukannya.
Literatur mikrostruktur mengenai bid-ask spread dalam penelitian
Rahmawati, dkk. (2006) menyatakan bahwa terdapat suatu komponen spread
yang memberikan kontribusi terhadap kerugian yang dialami dealer ketika
bertransaksi dengan pedagang terinformasi sebagai berikut:
a. Kos pemrosesan pesanan (order processing cost)Kos ini terdiri dari biaya yang dibebankan pedagang sekuritas (efek) atas
kesiapannya mempertemukan pesanan pembelian dan penjualan, serta
kompensasi untuk waktu yang diluangkan guna menyelesaikan transaksi.
b. Kos penyimpanan persediaan (inventory holding cost)Kos yang ditanggung pedagang sekuritas untuk membawa persediaan
saham agar dapat diperdagangkan sesuai dengan permintaan.
c. Adverse selection componentKomponen ini menggambarkan suatu upah (reward) yang diberikan
kepada pedagang sekuritas karena mengambil suatu risiko ketika
berhadapan dengan investor yang memiliki informasi superior. Komponen
ini terkait erat dengan arus informasi di pasar modal.
Pembahasan lebih lanjut mengenai spreaddikemukakan oleh Cohen dkk.
(1986) dalam Rahmawati, dkk. (2006) yang menekankan bahwa riset mengenai
kos transaksi/kos kesegeraan (immediacy cost)harus membedakan antara spread
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
24/66
9
dealerdanspreadpasar.Spread dealeruntuk suatu saham merupakan perbedaan
harga biddan ask yang ditentukan oleh dealer secara individual ketika ia hendak
memperdagangkan saham tersebut, sedangkan spread pasar untuk suatu saham
merupakan perbedaan harga bid tertinggi dan ask terendah di antara beberapa
dealeryang sama-sama melakukan transaksi untuk saham tersebut. Berdasarkan
perbedaan tersebut, maka spread pasar dapat lebih kecil dibandingkan dengan
spread dealer.
2.2 Manajemen Laba2.2.1 Pengertian Manajemen Laba
Scott (2000) dalam Rahmawati, dkk. (2006) membagi pemahaman atas
manajemen laba menjadi dua. Pertama, sebagai perilaku oportunistik manajer
dalam memaksimumkan utilitasnya menghadapi kontrak kompensasi, kontrak
utang, dan political costs (oportunistic Earnings Management). Kedua,
memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting (Efficient
Earnings Management), di mana manajemen laba memberi manajer suatu
fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi
kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat
dalam kontrak.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
25/66
10
Sedangkan Sugiri (1998) dalam Widyaningdyah (2001) memberikan
definisi mengenai manajemen laba menjadi dua, sebagai berikut ini.
a. Definisi sempitManajemen laba hanya berkaitan dengan pemilihan metode akuntansi.
Manajemen laba dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai perilaku
manajer untuk bermain dengan komponen discretionary accruals
dalam menentukan besarnya laba.
b. Definisi luasManajemen laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan
atau mengurangi laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit di mana
manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan atau
penurunan profitabilitas ekonomis jangka panjang unit tersebut.
Setiawati dan Naim (2000) dalam Wisnumurti (2010) menyatakan bahwa
manajemen laba merupakan campur tangan dalam proses pelaporan keuangan
eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba
mengakibatkan berkurangnya kredibilitas laporan keuangan, menambah bias
dalam laporan keuangan dan membuat pengguna laporan keuangan mempercayai
laba tersebut tanpa rekayasa.
Healy dan Wahlen (1998) menyatakan manajemen laba terjadi ketika
manajer menggunakan penilaian dalam pelaporan keuangan dan penyusunan
transaksi untuk mengubah laba pada laporan keuangan. Tujuan dari manajemen
laba adalah untuk menyesatkan beberapa stakeholder tentang kinerja ekonomi
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
26/66
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
27/66
12
untuk mendapatkan bonus) dan cap (tingkat laba tertinggi). Apabila
laba perusahaan di bawah bogey, maka manajer tidak akan
mendapatkan bonus. Sedangkan apabila laba berada di atas cap, maka
manajer tidak akan mendapatkan tambahan bonus. Oleh karena itu,
manajer akan berusaha untuk membuat laba perusahaan berada di
anatara bogey dan capagar bonus yang diperoleh dapat maksimum.
b. The Debt to Equity Hypothesis (Debt Covenant Hypothesis)Rasio debt to equity yang tinggi akan mengakibatkan perusahaan
mengalami kesulitan dalam memperoleh dana tambahan dari pihak
kreditor, bahkan perusahaan terancam akan melanggar perjanjian
utang. Oleh karena itu, manajer perusahaan cenderung menggunakan
metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba agar kepercayaan
kreditor terhadap perusahaan tidak menurun.
c. The Political Cost Hypothesis (Size Hypothesis)Pada perusahaan besar, maka semakin besar juga kemungkinan
perusahaan memiliki laba yang tinggi. Manajer akan memilih metode
akuntansi yang dapat menurunkan laba. Hal ini dikarenakan dengan
laba yang tinggi pemerintah dapat menerapkan pajak yang tinggi
terhadap perusahaan.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
28/66
13
Faktor lain menurut Scott (2003) dalam Rama (2010) menyebutkan bahwa
manajemen laba dapat terjadi karena adanya motivasi yang mendorong manajer
untuk melakukannya, seperti:
a. Bonus schemeAdanya asimetri informasi di mana manajer mengetahui lebih banyak
informasi atas laba perusahaan dibandingkan dengan pemilik maupun
investor. Manajer akan melakukan manajemen laba untuk
memaksimalkan laba saat ini demi memperoleh bonus yang maksimal
juga.
b. Debt covenantManajemen laba dalam konteks debt covenant sering dilakukan
perusahaan yang berada dalam ancaman kebangkrutan agar tetap
bertahan. Hal ini juga bertujuan agar keyakinan kreditur terhadap
kontrak perjanjian kredit yang dilakukan berjalan lancar.
c. Political motivationPerusahaan dalam skala besar dan industri strategis yang aktivitasnya
melibatkan hajat hidup orang banyak cenderung akan menurunkan
labanya, misalnya dengan praktik dan prosedur akuntansi untuk
menghindari peraturan ketat yang akan diterapkan pemerintah.
d. Taxation MotivationMasalah perpajakan merupakan salah satu alasan mengapa pihak
manajemen perusahaan berusaha mengurangi tingkat laba bersih yang
dilaporkan agar pajak yang dipungut oleh pemerintah juga kecil.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
29/66
14
e. Pergantian CEO (Chief Executive Officer)CEO yang akan pensiun biasanya berusaha memaksimalkan laba yang
dilaporkan untuk memaksimalkan bonus yang mereka terima.
Demikian pula dengan CEO yang kurang berhasil dalam meningkatkan
kinerja perusahaannya, maka dia akan melakukan manipulasi laba
yang dilaporkan dengan mengakui biaya di masa yang akan datang
untuk masa kini agar laba masa yang akan datang menjadi tinggi.
f. Initial Public Offerings(IPO)Perusahaan yang akan go publicbelum memiliki nilai pasar, sehingga
manajer perusahaan tersebut akan melakukan manajemen laba untuk
memanipulasi tingkat laba bersih perusahaan dengan harapan untuk
menaikkan harga saham di dalamprospectus mereka.
g. Mengkomunikasikan informasi kepada investorInformasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada
investor sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap
menilai bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik.
2.2.3
Bentuk-Bentuk Manajemen Laba
Scott (2000) dalam Rama (2010) menyatakan bentuk-bentuk manajemen
laba sebagai berikut.
a. Taking a bathBentuk manajemen laba yang dilakukan ketika terjadi keadaan yang
tidak menguntungkan tidak bisa dihindari pada periode berjalan,
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
30/66
15
dengan cara mengakui biaya-biaya pada periode-periode yang akan
datang dan kerugian periode berjalan.
b. Income minimizationBentuk manajemen laba yang dilakukan pada saat perusahaan
mencapai profitabilitas yang tinggi dengan tujuan agar tidak mendapat
perhatian secara politis. Kebijakan yang diambil dapat berupa
pembebanan pengeluaran iklan, riset dan pengembangan yang cepat
dan sebagainya. Bentuk ini mirip dengan taking a bath namun tidak
terlalu ekstrim.
c. Income maximizationBentuk manajemen laba yang memaksimalkan laba agar memperoleh
bonus yang lebih besar. Bentuk seperti ini biasanya terjadi pada
perusahaan yang mendekati suatu pelanggaran kontrak hutang jangka
panjang.
d. Income smoothingBentuk manajemen laba yang paling sering dilakukan oleh manajer
karena melalui income smoothing, manajer cenderung menaikkan atau
menurunkan laba agar laba yang dilaporkan terlihat stabil. Investor
lebih menyukai untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki
fluktuasi laba relatif stabil karena resikonya tidak terlalu tinggi.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
31/66
16
2.2.4 Teknik Manajemen LabaTeknik-teknik yang dapat digunakan dalam manajemen laba menurut
Setiawan dan Naim (2000) dalam Muliati (2011) ada 3, yaitu sebagi berikut ini.
a. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansiCara manajemen mempengaruhi laba melalui judgment (perkiraan)
terhadap estimasi akuntansi antara lain estimasi tingkat piutang tak
tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi
aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain-lain.
b. Mengubah metode akuntansiPerubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu
transaksi, contoh: merubah metode depresiasi aktiva tetap, dari metode
depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis lurus.
c. Menggeser periode biaya atau pendapatan.Contoh rekayasa periode biaya atau pendapatan antara lain:
mempercepat/menunda pengeluaran untuk penelitian dan
pengembangan sampai pada periode akuntansi berikutnya,
mempercepat/menunda pengeluaran promosi sampai periode
berikutnya, mempercepat/menunda pengiriman produk ke pelanggan,
mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tak dipakai.
2.3 Teori Keagenan (Agency Theory)Dalam pencapaian tujuan sebuah perusahaan dibutuhkan strategi yang baik
dan pengambilan keputusan yang tepat. Sejumlah pihak dalam perusahaan harus
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
32/66
17
saling bekerja sama untuk mencapai tujuan perusahaan yang sudah ditetapkan
tersebut. Pihak-pihak yang terlibat dalam masalah ini yaitu para pemilik saham
(principal)dan manajemen perusahaan (agent).
Berdasarkan teori keagenan (agency theory) yang didefinisikan oleh
Jensen dan Meckling (1976), hubungan keagenan merupakan suatu kontrak antara
pemilik saham (principal)dengan manajer (agent). Dalam hubungan iniprincipal
mendelegasikan wewenangnya dalam beberapa pengambilan keputusan terkait
dengan perusahaan kepada agent. Apabila kedua belah pihak tersebut memiliki
tujuan yang sama untuk memaksimalkan nilai perusahaan, maka agent akan
melakukan tindakan dengan cara yang sesuai dengan kepentingan principal.
Tanggung jawab serta wewenang principal dan agent seluruhnya diatur dalam
kontrak kerja yang telah disetujui bersama.
Anthony dan Govindarajan (1995) dalam Widyaningdyah (2001)
memperkuat definisi teori keagenan yang diungkapkan Jensen dan Meckling
(1976) yang menyatakan bahwa agency theorymerupakan hubungan atau kontrak
yang terjadi antara principal dan agent. Pada perusahaan yang modalnya terdiri
atas saham, pemegang saham bertindak sebagai principal, dan CEO (Chief
Executive Officer) sebagai agent. Pemegang saham mempekerjakan CEO untuk
bertindak sesuai dengan kepentingan principal. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa apabila kinerja keuangan perusahaan buruk, maka penilaian dari principal
terhadap CEO (agent)juga akan buruk. Atas dasar inilah manajemen laba muncul
sebagai alat bagi agent agar penilaian terhadap dirinya tetap bagus demi
mendapatkan kompensasi (reward) dari principal atas kinerjanya. Manajemen
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
33/66
18
laba dapat terjadi dikarenakan agentmengetahui informasi lebih banyak mengenai
perusahaan dibandingkan dengan principal, kondisi inilah yang disebut dengan
asimetri informasi.
Eisenhardt (1989) dalam Priantinah (2008) menyatakan bahwa teori agensi
menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu:
1. manusia pada umumya mementingkan diri sendiri (self interest),2. manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa
mendatang (bounded rationality),
3. manusia selalu menghindari risiko (risk averse).Berdasarkan tiga asumsi sifat manusia tersebut menujukkan bahwa
principal maupun agent termotivasi melakukan tindakan sesuai dengan
kepentingannya masing-masing. Principal termotivasi untuk melakukan
perjanjian kontrak yang memberikan kesejahteraan dirinya berupa profitabilitas
perusahaan yang selalu meningkat. Sedangkan agent juga termotivasi untuk
melakukan berbagai tindakan demi mensejahterakan dirinya, misalnya agar
mendapatkan kompensasi. Terdapat dua kepentingan yang berbeda di dalam
sebuah perusahaan yang menimbulkan suatu masalah yang sering disebut dengan
masalah keagenan (agency problems).
2.4 Penelitian SebelumnyaPenelitian serupa telah dilakukan oleh Cheng (2006) yang meneliti
hubungan asimetri informasi dengan manajemen laba. Dalam penelitian tersebut
asimetri informasi dijadikan variabel independen dan manajemen laba sebagai
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
34/66
19
variabel dependen. Penelitian tersebut mengambil sampel perusahaan hi-tech di
Taiwan yang go-public. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cheng tersebut
menunjukkan adanya hubungan antara asimetri informasi dengan manajemen
laba.
Keberadaan asimetri informasi dianggap sebagai penyebab manajemen
laba. Richardson (1998) meneliti hubungan asimetri informasi dan manajemen
laba pada semua perusahaan yang terdaftar di NYSE periode akhir Juni selama
1988-1992. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
sistematis antara magnitut asimetri informasi dan tingkat manajemen laba.
Fleksibilitas manajemen untuk memanajemenkan laba dapat dikurangi dengan
menyediakan informasi yang lebih berkualitas bagi pihak luar. Kualitas laporan
keuangan akan mencerminkan tingkat manajemen laba.
Penelitian yang dilakukan Rahmawati dkk. (2006) menunjukkan bahwa
asimetri informasi berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba.
Ujiyantho (2007) mengungkapkan bahwa asimetri informasi terjadi karena
manajer lebih superior dalam menguasai informasi mengenai perusahaan,
sehingga praktik manajemen laba seringkali dilakukan demi kepentingannya
sendiri. Salah satu cara yang digunakan untuk memonitor masalah kontrak dan
membatasi perilaku opportunistic manajemen adalah dengan adanya corporate
governance. Berkaitan dengan masalah keagenan, corporate governance yang
merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa
berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa
mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
35/66
20
2.5 Kerangka Berpikir dan Hipotesis PenelitianKerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut
ini.
Variabel Independen Variabel Dependen
Variabel Kontrol
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir Teoritis
Teori keagenan menunjukkan adanya asimetri informasi antara pemilik
perusahaan (principal) dengan manajer perusahaan (agent). Pemilik perusahaan
selalu menginginkan manajer agar bekerja keras untuk kepentingan dirinya. Di
sisi lain, manajer juga bekerja atas kepentingan pribadinya. Masalah keagenan
muncul karena adanya tindakan oportunistik dari agent dalam mencapai
kepentingan pribadinya yang berbeda dengan kepentingan principal. Tindakan
oportunistik yang biasanya dilakukan oleh manajer perusahan yaitu pemilihan
Asimetri Informasi
Bid-ask Spread
Manajemen Laba
Discretionary
Accrual
Ukuran Perusahaan
Size
Growth
Resiko Perusahaan
CFVAR
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
36/66
21
metode akuntansi yang dapat menunjukkan kinerja baiknya. Hal tersebut
dilakukan agar manajer mendapatkan bonus dariprincipalsesuai dengan apa yang
dijanjikan dalam kontrak kerja.
Praktik manajemen laba sebenarnya tidak layak dilakukan perusahaan
karena akan mengurangi kredibilitas laporan keuangan. Praktik manajemen laba
menjadi salah satu alat yang sering digunakan oleh manajer untuk menyesuaikan
laba sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Walaupun praktik tersebut dapat
menyesatkan para pengguna laporan keuangan, tetapi hal tersebut lepas dari
masalah hukum karena manajer biasanya memanfaatkan celah yang tidak
melanggar standar akuntansi keuangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Cheng (2006), Rahmawati, dkk. (2006),
dan Muliati (2012) menunjukkan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif
terhadap manajemen laba. Dari penelitian tersebut penulis juga ingin
membuktikan apakah terdapat hubungan antara asimetri informasi dengan
manajemen laba, sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H1: Ketika asimetri informasi tinggi maka praktik manajemen laba juga tinggi.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
37/66
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
38/66
23
Keterangan:
= Total pendapatan akrual perusahaan i selama tahun t,
(NI adalah total laba perusahaan
pada tahun t dan CFO adalah arus kas bersih operasi
perusahaan pada tahun t),
= Total aset perusahaan i pada tahun t-1,
= Pendapatan bersih perusahaan i tahun t dikurangi pendapatan
bersih tahun t-1,
= Piutang usaha perusahaan i tahun t dikurangi piutang usaha
tahun t-1,
= Nilai aset tetap perusahaan i pada tahun t, dan
= Error termperusahaan i pada tahun t.
2) Menggunakan nilai koefisien untuk menghitung non-discretionary accruals (NDACC) dengan memasukkannya ke dalam
model regresi berikut ini:
(2)
3) Dari kedua model regresi di atas,discretionary accrual (DACC) sebagaiproksi dari manajemen laba dapat dihitung dengan cara:
|
Nilai absolut dari discretionary accrual digunakan karena yang menjadi
perhatian dalam penelitian ini adalah besaran dari manajemen laba (discretionary
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
39/66
24
accrual), bukan arah (positif atau negatif) (Veronica dan Siddharta, 2005 dalam
Wahyuni, 2010).
3.1.2 Variabel IndependenVariabel independen dalam penelitian ini adalah asimetri informasi.
Asimetri informasi merupakan keadaan di mana manajer lebih mengetahui
informasi perusahaan dan prospek perusahaan kedepannya dibandingkan para
pemegang saham dan stakeholder lainnya. Penelitian ini menghitung besarnya
relative bid-ask spread untuk mengukur asimetri informasi menggunakan model
yang digunakan Rahmawati, dkk. (2006) yaitu:
SPREAD = (aski,tbidi,t) / {(aski,t + bidi,t) /2} x 100
Model untuk menyesuaikanspread adalah :
SPREADi,t
= 0
+ 1PRICE
i,t+
2VAR
i,t+
3TRANS
i,t+
4DEPTH
i,t+
ADJSPREADi,t (3)
Keterangan:
Aski,t : harga ask tertinggi saham perusahaan i yang terjadi pada hari t
(pada tanggal publikasi laporan keuangan)
Bidi,t : harga bid terendah saham perusahaan i yang terjadi pada hari t
(pada tanggal publikasi laporan keuangan)
PRICEi,t
: harga penutupan saham perusahaan i pada hari t
TRANSi,t
: jumlah transaksi suatu saham perusahaan i pada hari t
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
40/66
25
VARi,t
: varian return harian selama periode penelitian pada saham
perusahaan i dan hari ke t. Return harian merupakan persentase
perubahan harga saham pad hari ke t dengan harga saham pada
hari sebelumnya (t1)2
DEPTHi,t
: rata-rata jumlah saham perusahaan i dalam semua quotes
(jumlah yang tersedia pada ask ditambah jumlah yang tersedia
pada saat bid dibagi dua) selama setiap hari t.
ADJSPREADi,t
: residual error yang digunakan sebagai ukuran SPREAD yang
telah disesuaikan untuk perusahaan i pada hari ke t.
3.1.3 Variabel KontrolVariabel kontrol merupakan variabel yang faktornya dikontrol oleh
peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya. Variabel kontrol digunakan untuk
menghindari adanya bias dalam hasil penelitian. Variabel kontrol yang digunakan
dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan (diukur dengan size dan growth)
dan risiko perusahaan (diukur dengan CFVAR).
3.2 Metode Penentuan SampelPenelitian ini didesain untuk melihat pengaruh asimetri informasi terhadap
manajemen laba yang dilakukan perusahaan manufaktur yang go-public.
Berdasarkan dimensi waktu dan urutan waktu, penelitian ini bersifat cross-
sectional, karena pengumpulan data hanya satu kali dalam kurun waktu tertentu.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
41/66
26
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
go-public di Indonesia pada tahun 2011. Perusahaan manufaktur dipilih karena
populasinya paling banyak di antara jenis perusahaan lainnya sehingga hasil yang
akan didapat nantinya akan mencerminkan karakteristik populasi di Bursa Efek
Indonesia. Selain itu, minimnya aturan atau regulasi dari pemerintah atas
kebijakan-kebijakan ekonomi pada perusahaan manufaktur juga menjadi alasan
penulis memilih perusahaan manufaktur sebagai sampel dalam penelitian ini.
Laporan keuangan tahun 2011 dipilih sebagai sampel karena pada tahun tersebut
telah dilakukan penerapan IFRS dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan
go-public di Indonesia.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang memiliki kriteria tertentu. Metode pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, di mana sampel
perusahaan diambil dengan beberapa kriteria berikut ini:
1. perusahaan termasuk perusahaan manufaktur yang go-public danterdaftar di BEI pada tahun 2011,
2. data laporan keuangan perusahaan tersedia untuk tahun pelaporan2011,
3. perusahaan sampel tersebut mempublikasikan laporan keuanganauditan dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011,
4. data harga saham tersedia selama periode pengamatan,
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
42/66
27
5. data yang tersedia lengkap (data secara keseluruhan tersedia padapublikasi periode 31 Desember 2011 yang digunakan untuk
mendeteksi asimetri informasi dan manajemen laba).
3.3 Sumber DataData yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data
yang telah disediakan oleh pihak ketiga dan bukan merupakan data yang diperoleh
dari observasi langsung penulis. Data penelitian ini adalah laporan keuangan
tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan manufaktur go-publicyang terdapat di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang dipergunakan adalah ICMD dan laporan
keuangan tahun 2011. Selain itu dalam penelitian ini juga digunakan data harga
saham selama periode pengamatan serta laporan tahunan yang dikeluarkan oleh
perusahaan sampel.
3.4 Metode Pengumpulan DataData yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, sehingga
metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode pengumpulan data arsip
(archival), yaitu metode pengumpulan data di basis data. Data tersebut berupa
laporan keuangan dan daftar harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011. Data asimetri informasi diperoleh
melalui data harga saham yang diperoleh dari pojok BEI Universitas Sebelas
Maret, sedangkan data yang berkaitan dengan manajemen laba diperoleh dari
laporan keuangan yang dipublikasikan oleh BEI selama periode penelitian.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
43/66
28
3.5 Metode Analisis DataPengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda dengan model persamaan sebagai berikut ini.
Keterangan :
= discretionary accrual,
= proksi asimetri informasi,
= standar deviasi dari arus kas operasional,
= rata-rata kapitalisasi pasar,
= penghasilan bersih pada akhir tahun dikurangi,
penghasilan bersih pada awal tahun,
= error.
Kemudian dilakukan pengujian-pengujian sebagai berikut untuk menghasilkan
analisis regresi yang baik.
1. Statistik DeskriptifStatistik deskriptif berfungsi menganalisis data dengan menggambarkan
sampel data yang telah dikumpulkan tanpa penggeneralisasian. Penelitian
ini menjabarkan jumlah data, rata-rata, nilai minimum dan maksimum,
dan standar deviasi.
2. Uji Asumsi KlasikUntuk memperoleh model regresi yang memberikan hasil Best Linear
Unbiased Estimator (BLUE), model tersebut perlu diuji asumsi klasik
(4)
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
44/66
29
dengan metode Ordinary Least Square (OLS) atau pangkat kuadrat
terkecil biasa. Model regresi dikatakan BLUE apabila tidak terdapat
autokorelasi, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan normalitas.
Berikut ini penjelasan mengenai uji asumsi klasik yang akan dilakukan.
a. Uji NormalitasUji normalitas dilakukan untuk menghindari adanya bias yaitu
memenuhi asumsi normalitas. Data yang digunakan sebaiknya
berdistribusi normal. Uji normalitas juga melihat apakah model
regresi yang digunakan sudah baik. Model regresi yang baik adalah
data yang memiliki distribusi yang normal atau mendekati normal
(Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan
Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat
angka probabilitas, dengan ketentuan:
1) probabilitas > 0,05: hipotesis diterima karena data berdistribusisecara normal, dan
2) probabilitas < 0,05: hipotesis ditolak karena data tidak berdistribusinormal.
b.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
45/66
30
yang homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Park
yaitu dengan menguadratkan nilai unstandardized residual dari model
regresi (4) yang kemudian nilai tersebut ditransformasi menggunakan
logaritma natural. Nilai yang diperoleh tersebut kemudian
diregresikan sebagai variabel dependen. Jika koefisien t hitung dari
model regresi tersebut lebih besar dari t tabel, maka dalam model yang
diestimasi terdapat heterokedastisitas, dan sebaliknya jika koefisien t
hitung lebih kecil dari t tabel, maka dalam model tersebut tidak ada
heteroskedastisitas.
c. Uji MultikolinearitasUji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah dalam regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi
yang baik seharusnya tidak mengandung korelasi di antara variabel-
variabel independen. Pendeteksian keberadaan multikolinearitas dapat
dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor
(VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan variabel independen manakah
yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Apabila nilai
tolerance di atas 10 persen dan VIF di bawah 10, maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi bebas dari multikolinearitas.
d. Uji AutokorelasiUji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
46/66
31
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Apabila
terjadi korelasi, disinyalir ada problem autokorelasi. Autokorelasi
muncul disebabkan adanya observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi yang lainnya.
Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series
karena gangguan pada seorang individu/kelompok cenderung
mempengaruhi gangguan pada individu/kelompok yang sama pada
periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas
dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, maka
dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW). Model dikatakan bebas
dari autokorelasi jika nilai DW lebih besar dari nilai du pada tabel.
3.6 Uji Hipotesis3.6.1 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) (Goodness of Fit)
Ketepatan Perkiraan Model (Goodness of Fit) atau R2 bertujuan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R
2
yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel independen. Bila terdapat nilai adjustedR2bernilai
negatif, maka nilai adjustedR2dianggap bernilai nol.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
47/66
32
3.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)Uji signifikansi simultan (uji statistik F) bertujuan untuk mengukur apakah
semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian secara simultan ini
dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat signifikansi F dari hasil
pengujian dengan nilai signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini. Cara
pengujian simultan terhadap variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Jika tingkat signifikansi F yang diperoleh dari hasil pengolahan nilainyalebih kecil dari nilai signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 5 persen
maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen secara
simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Jika tingkat signifikansi F yang diperoleh dari hasil pengolahan nilainyalebih besar dari nilai signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 5 persen
maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen secara
simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
3.6.3
Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) bertujuan untuk
mengukur seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel independen. Pengujian secara simultan ini
dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat signifikansi t dari hasil
pengujian dengan nilai signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini. Cara
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
48/66
33
pengujian parsial terhadap variabel independen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
a. Jika nilai signifikansi t dari masing-masing variabel yang diperolehdari pengujian lebih kecil dari nilai signifikansi yang dipergunakan
yaitu sebesar 5 persen maka secara parsial variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai signifikansi t dari masing-masing variabel yang diperolehdari pengujian lebih besar dari nilai signifikansi yang dipergunakan
yaitu sebesar 5 persen maka secara parsial variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
49/66
34
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pemilihan Sampel dan Penggunaan DataSampel penelitian yang telah ditentukan secara purposive sampling dengan
beberapa kriteria dapat secara ringkas dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Sampel Penelitian
Total Perusahaan 442
Perusahaan Non-Manufakur 311
Perusahaan Manufaktur 131
Tidak terdapat data harga saham 20
Total Sampel 101
Outliers 19
Total Observasi 82
Sumber: data sekunder diolah
Dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2011, sebanyak 131 perusahaan tergolong dalam sektor manufaktur dan
memenuhi kriteria menjadi sampel penelitian. Dari 131 perusahaan tersebut
terdapat 20 perusahaan yang tidak terdapat data harga saham karena askdan bid
bernilai 0 sehingga spread tidak bisa dihitung. Dalam proses pengolahan data,
terdapat 19 outliers yang mengganggu normalitas data. Agar asumsi ordinary
least squares (OLS) tidak terganggu, maka 19 data outlierstersebut dihapus.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
50/66
35
4.2 Analisis Data4.2.1 Variabel Manajemen Laba
Variabel manajemen laba dalam penelitian ini dihitung menggunakan
Modified Jones Model sesuai dengan yang digunakan Dechow et al., (1995) dalam
Rahmawati, dkk. (2006). Langkah-langkah penelitian perhitungannya sebagai
berikut.
1. Mencari nilai koefisienPerhitungan dilakukan model regresi (1). Regresi ini adalah
untuk mendeteksi adanya discretionary accruals dan non-discretionary accruals.
Berikut hasil perhitungan model regresi (1).
Tabel 4.2
Perhitungan Koefisien Discretionary Accruals
Model Standardized Coefficients ( )t
( )
Sig.
Std. Error
1 (Constant) 1,180 0,241
REV-REC_TA 0,101 1,020 0,310
PPE_TA -0,192 -1,933 0,056
1/TA -0,079 -0,795 0,429
Sumber: data sekunder diolah
Keterangan:
REV-REC_TA : (pendapatan tahun t-pendapatan tahun t-1)-(piutang usaha
tahun t-piutang usaha tahun t-1)/total aset tahun t-1
PPE_TA : aset tetap tahun t/total aset tahun t-1
1/TA : total accruals/total aset tahun t-1
Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien masing-
masing sebesar 0,101, -0,192, dan -0,079. Ketiga nilai koefisien tersebut
selanjutnya dipergunakan untuk menghitung nilai non-discretionary accruals.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
51/66
36
2. Menghitung nilai Discretionary Accruals (DACC)Sebelum menghitung nilai discretionary accruals (DACC), terlebih dahulu
dilakukan penghitungan non-discretionary accruals (NDACC) dengan cara
memasukkan nilai koefisien ke dalam model regresi (2). Dengan
menselisihkan nilai TACC dan NDACC maka akan diperoleh nilai DACC.
4.2.2 Variabel Asimetri InformasiVariabel asimetri informasi merupakan nilai residual error dari regresi
SPREAD terhadapPRICE, VAR, TRANS dan DEPTH yang dinyatakan dengan
ADJSPREAD.
4.2.3 Deskriptif Variabel PenelitianTabel 4.3 berikut adalah deskripsi terhadap variabel-variabel digunakan
dalam penelitian.
Tabel 4.3
Analisis Deskriptif Variabel
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DACC 82 0,00 0,19 0,0721 0,04488
ADJSPREAD 82 -161,87 82,20 0,0070 26,05414
CFVAR 82 -79,05 4,48 -0,6250 8,87217
SIZE 82 23,19 31,68 27,8868 1,55880
GROWTH 82 -0,67 1,01 0,1549 0,21035
Sumber: data sekunder diolah
Keterangan:
DACC : discretionary accruals SIZE : ukuran perusahaan
ADJSPREAD :bid-ask spread GROWTH : pertumbuhan perusahaan
CFVAR : cash flow varians
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
52/66
37
Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai DACC yang merupakan proksi
dari manajemen laba adalah antara 0,00 sampai dengan 0,19 dengan rata-rata
sebesar 0,0721 dan standar deviasi sebesar 0,04488. Semakin tinggi nilai DACC
berarti semakin tinggi manajemen laba yang dilakukan, baik dengan cara
menaikkan atau menurunkan laba perusahaan. DACC dalam penelitian ini
digunakan sebagai variabel dependen untuk model regresi (4).
Variabel ADJSPREAD dalam penelitian ini merupakan variabel
independen untuk model regresi (4). Variabel ini digunakan untuk mengukur
asimetri informasi. Nilai asimetri informasi adalah antara -161,87 sampai dengan
82,20 dengan rata-rata sebesar 0,0070 dan standar deviasi sebesar 26,05414. Nilai
negatif menunjukkan bahwa pihak investor mempunyai informasi yang cukup dan
nilai positif menunjukkan bahwa pihak manajemen memegang informasi yang
lebih banyak dari pada informasi yang dipegang oleh pihak investor.
Variabel CFVAR dalam penelitian ini merupakan variabel kontrol untuk
model regresi (4). Variabel ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar risiko
sebuah perusahaan. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai CFVAR antara -79,05
sampai dengan 4,48 dengan nilai rata-rata sebesar -0,6250 dan standar deviasi
sebesar 8,87217.
Variabel SIZE dan GROWTH dalam penelitian ini juga merupakan
variabel kontrol untuk model regresi (4). Variabel ini digunakan untuk mengukur
seberapa besar sebuah perusahaan. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai SIZE
antara 23,19 sampai dengan 31,68 dengan nilai rata-rata sebesar 27,8868 dan
standar deviasi sebesar 1,55880. Nilai GROWTH dari tabel 4.3 dapat diketahui
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
53/66
38
antara -0,67 sampai dengan 1,01 dengan nilai rata-rata sebesar 0,1549 dan standar
deviasi 0,21035.
4.3 Hasil Pengujian Asumsi KlasikAgar model regresi linear berganda layak untuk digunakan, diperlukan
beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan penelitian ini adalah Uji Normalitas,
Uji Heteroskedastisitas, Uji Multikolinearitas, dan Uji Autokorelasi. Selain itu,
agar model menjadi lebih fit, maka dalam penelitian ini menghilangkan data
outliers. Dalam penelitian ini terdapat 19 data outliersyang menyimpang terlalu
jauh dari data yang lain sehingga dikeluarkan dari model regresi (4). Jika data-
data tersebut tidak dikeluarkan, maka dapat mengganggu normalitas data.
4.3.1 Uji NormalitasUji normalitas adalah pengujian kenormalan distribusi data. Uji ini
bertujuan untuk menguji model regresi variabel dependen dan variabel
independen memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
mempunyai distribusi data yang normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011).
Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah data
terdistribusi normal atau tidak adalah one-sample kolmogrov-smirnov.
Penentuan normal atau tidaknya suatu distribusi data ditentukan dengan
pengujian dua arah atau two tailedyang mempunyai batas nilai signifikansi adalah
0,05 dengan ketentuan data terdistribusi normal jika taraf signifikansi di atas 0,05,
dan sebaliknya, jika taraf signifikansi di bawah 0,05 maka diinterpretasikan
bahwa data tidak terdistribusi normal.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
54/66
39
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Data
Objek Pengujian Asymp. Sig Kesimpulan
Unstandardized Residual
dari model regresi (4) 0,599 Normal
Sumber: data sekunder diolah
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa taraf signifikansi sebesar 0,599 lebih besar
dari 0,05. Hal tersebut menginterpretasikan bahwa nilai residual dari model
regresi (4) terdistribusi normal.
4.3.2 Uji HeteroskedastisitasUntuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Park
yaitu dengan menguadratkan nilai unstandardized residual dari model regresi (4)
yang kemudian nilai tersebut ditransformasi menggunakan logaritma natural.
Nilai yang diperoleh tersebut kemudian diregresikan sebagai variabel dependen.
Jika koefisien t hitung dari model regresi tersebut lebih besar dari t tabel, maka
dalam model yang diestimasi terdapat heterokedastisitas, dan sebaliknya jika
koefisien t hitung lebih kecil dari t tabel, maka dalam model tersebut tidak ada
heteroskedastisitas.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
55/66
40
Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel t
ADJSPREAD 1,975 1,990
CFVAR -0,484 1,990
SIZE -0,594 1,990
GROWTH -0,942 1,990
Sumber: data sekunder diolah
Keterangan:
ADJSPREAD :bid-ask spread
CFVAR : cash flow varians
SIZE : ukuran perusahaanGROWTH : pertumbuhan perusahaan
Tabel 4.5 menujukkan bahwa probabilitas t hitung variabel independen
dan variabel kontrol lebih besar dari taraf signifikansi sebesar 5% yang berarti
tidak terdapat adanya heteroskedastisitas pada model regresi (4).
4.3.3 Uji MultikolinieritasDalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode dengan melihat
variance inflation factor (VIF) dan tolerance. Model dinyatakan terbebas dari
gangguan multikolinieritas jika mempunyai nilai tolerance tidak kurang dari 0,1
dan nilai VIF tidak lebih dari 10.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
56/66
41
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF
ADJSPREAD 0,997 1,003
CFVAR 0,971 1,030
SIZE 0,973 1,028
GROWTH 0,988 1,012
Sumber: data sekunder diolah
Keterangan:ADJSPREAD :bid-ask spread
CFVAR : cash flow varians
SIZE : ukuran perusahaanGROWTH : pertumbuhan perusahaan
Tabel 4.6 menunjukkan hasil perhitungan nilai tolerance di atas 0,1 atau
nilai VIF di bawah 10. Jadi dapat dikatakan bahwa tidak ada gejala
multikolinieritas antar variabel independen dan variabel kontrol dalam model
regresi (4).
4.3.4 Uji AutokorelasiDalam penelitian ini uji autokorelasi menggunakan Durbin-Watson untuk
menunjukkan jika dU < dW < (4-dU) maka tidak terjadi autokorelasi pada model
regresi (4). Adapun nilau dU untuk jumlah sampel 82 dengan variabel bebas 4
pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar 1,7446. Berikut adalah hasil uji
autokorelasi pada model regresi (4) dalam penelitian ini.
Tabel 4.7
Uji Autokorelasi
dW
Model regresi (4) 2,024
Sumber: data sekunder diolah
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
57/66
42
Tabel 4.7 menunjukkan hasil uji autokorelasi pada model regresi (4)
bahwa nilai dW sebesar 2,024 atau 2. Maka dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi
autokorelasi baik positif maupun negatif pada model regresi (4) karena nilai dW
berada pada dU < dW < 4-dU (1,7446 < 2,024 < 2,256).
4.4 Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (Goodness of F it/R
2)
Ujigoodness of fit adalah pengujian untuk melihat kesesuaian model, atau
seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel
terikatnya. Berikut hasil perhitungan nilai R dan koefisien determinasi dalam
penelitian ini.
Tabel 4.8
Uji Goodness of F it
Model R R SquareAdjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
1 0,587 0,344 0,301 0,03776Sumber: data sekunder diolah
Tabel di atas menunjukkan nilai R2 adalah 0,344. Tampak bahwa
presentase sumbangan pengaruh variabel independen (ADJSPREAD) dan variabel
kontrol (CFVAR, SIZE, GROWTH) terhadap variabel dependen (DACC) relatif
rendah yaitu hanya sebesar 34,4% saja. Masih terdapat 65,6% dipengaruhi atau
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Standard Error of the Estimate (SEE) merupakan suatu ukuran banyaknya
kesalahan pada model regresi dalam memprediksi variabel dependen. Dari hasil
regresi pada tabel 4.8 di dapat nilai 0,03776. Hal ini menunjukkan banyaknya
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
58/66
43
kesalahan dalam memprediksi manajemen laba (DACC) sebesar 0,03776. Jika
nilai SEE kurang dari standar deviasi variabel DACC, maka model regresi yang
digunakan akan semakin baik dalam memprediksi nilai DACC. Dalam penelitian
ini diketahui nilai SEE kurang dari nilai standar deviasi DACC (0,03776 F tabel (6,916 > 2,489), sehingga Ha diterima.
Sedangkan taraf signifikansi dari F statistik adalah 0,000. Dengan
membandingkan taraf signifikansi F statistik dengan tingkat = 5% dapat
dinyatakan bahwa nilai signifikansi F statistik < (0,000 < 0,05). Dapat
disimpulkan bahwa model regresi (4) dapat digunakan untuk memprediksi
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
59/66
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
60/66
45
hitung sebesar 0,698 < t tabel 1,990. Dapat disimpulkan bahwa variabel
ADJSPREAD tidak berpengaruh signifikan secara positif terhadap variabel
DACC.
Variabel kontrol dalam penelitian ini terdapat dua variabel (SIZE)
memiliki hubungan negatif terhadap variabel dependen (DACC) yang ditunjukkan
dari nilai t hitung yang bernilai negatif. Variabel SIZE tersebut juga tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel DACC. Sedangkan untuk variabel
kontrol (CFVAR, GROWTH) memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen (DACC), ditunjukkan dengan nilai t
hitung yang bernilai negatif. Variabel GROWTH menghasilkan nilai signifikansi
sebesar 0,000 kurang dari 0,05 dan t hitung sebesar -3,707 < dari t tabel 1,990.
Sementara variabel CFVAR menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,021 dan t
hitung sebesar -2,363 < t tabel 1,990.
4.4.4 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
Hasil dari uji t dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
independen asimetri informasi (ADJSPREAD) tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap manajemen laba (DACC) atau hipotesis dalam penelitian ini
ditolak. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi variabel ADJSPREAD
sebesar 0,487 jauh lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditentukan sebesar
0,05. Sementara itu, t hitung dari variabel ADJSPREAD sebesar 0,698 jauh lebih
kecil dibandingkan t tabel yang sebesar 1,990. Dari nilai t hitung yang positif
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
61/66
46
menunjukkan bahwa asimetri informasi memiliki hubungan positif terhadap
manajemen laba.
Sementara itu dari tiga variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian
ini terdapat dua variabel yang tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, yaitu
cash flow varians (CFVAR)dan pertumbuhan perusahaan (GROWTH). Variabel
CFVAR memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,021 dan t hitung sebesar -2,363,
sedangkan variabel GROWTH memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 dengan
t hitung sebesar -0,3707. Dari tingkat signifikansi yang dihasilkan kedua variabel
tersebut dapat dipastikan bahwa keduanya berpengaruh secara signifikan terhadap
manajemen laba. Variabel kontrol ukuran perusahaan (SIZE) tidak berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba. Variabel SIZE menghasilkan nilai
signifikansi sebesar 0,069 dan t hitung sebesar -1,847.
Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Hasil penelitian ini
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Cheng (2006) pada perusahaan hi-
tech yang go-public di Taiwan. Penelitian Cheng (2006) menunjukkan bahwa
asimetri informasi memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba dan
memiliki hubungan yang positif. Penelitian Cheng (2006) juga menunjukkan
semakin tinggi adanya asimetri informasi maka semakin tinggi praktik manajemen
laba. Sedangkan dalam penelitian ini, secara parsial asimetri informasi memiliki
hubungan positif di mana ketika terjadi asimetri informasi antara agent dan
principal tinggi maka praktik manajemen akan tinggi, tetapi hubungan tersebut
tidak berpengaruh signifikan.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
62/66
47
Temuan dalam penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
Healy et.al (2001) tentang information asymetri, corporate disclosure, and the
capital markets: A review of the empirical disclosure literature. Yang
menemukan bahwa asimetri informasi tidak berpengaruh terhadap manajemen
laba. Dalam penelitian ini temuan juga konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Firdaus (2013) yang menyatakan bahwa asimetri informasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Asimetri informasi tidak berpengaruh signifikan, kemungkinan karena
sampel pada penelitian ini yang diambil dari laporan keuangan setelah adanya
penetapan IFRS di Indonesia. Dalam penyajiannya, laporan keuangan saat ini
harus mengungkapkan beberapa informasi yang sebelumnya tidak perlu
dilaporkan, dengan contoh seperti other comprehensive income.
Informasi-informasi yang harus dilaporkan tersebut akan membatasi pihak
manajemen dalam praktik manajemen laba, walaupun terdapat asimetri informasi
antara manajer dengan pemegang saham.
Hal lain yang membuat hipotesis dalam penelitian ini ditolak
kemungkinan karena proksi yang kurang kuat dalam memperhitungkan asimetri
informasi. Khomsiyah (2003) yang dikutip dari penelitian I. Firdaus (2013)
menyatakan pengukuran dispersi dan volatilitasforecastanalisis merupakan suatu
pengukuran alternatif bagi asimetri informasi dibandingkan relative bid-ask
spread. Kemudian periode waktu pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini relatif lebih pendek dibandingkan penelitian sebelumnya. Kemudian
hasil penelitian Siregar (2006) yang dikutip dari penelitian Firdaus (2013)
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
63/66
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
64/66
49
BAB V
PENUTUP
5.1 KesimpulanTujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris mengenai
pengaruh asimetri informasi terhadap manajemen laba pada perusahaan
manufaktur yang go-public di Indonesia pada tahun 2011. Berdasarkan
pembahasan hasil analisis dalam bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut ini.
1. Berdasarkan nilai adjusted R2 dapat disimpulkan bahwa variabelindependen dalam penelitian mampu menjelaskan variabel dependen
dengan baik. Nilai probabilitas dari F statistik lebih rendah dari tingkat
signifikansi yang ditetapkan sebesar 5%. Dapat disimpulkan bahwa
secara statistik, model regresi dalam penelitian ini dapat digunakan
untuk memprediksi manajemen laba atau variabel independen secara
bersama-sama yang mampu mempengaruhi variabel dependen.
2. Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwaasimetri informasi berhubungan positif dan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap manajemen laba yang berarti hipotesis dalam
penelitian ini ditolak. Hal ini dimungkinan karena dalam penyajian
laporan keuangan setelah penetapan IFRS terdapat hal-hal yang
membatasi manajer untuk melakukan praktik manajemen laba.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
65/66
50
5.2 KeterbatasanKeterbatasan yang ada dalam penelitian ini, antara lain adalah sebagai
berikut ini.
1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan yang termasukdalam kategori manufaktur saja, tidak menggunakan seluruh perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan menambah sampel
yang lebih banyak, dimungkinkan terdapat hasil yang berbeda dengan
hasil penelitian ini.
2. Penelitian ini menggunakan proksi relative bid ask spread untukmengukur variabel asimetri informasi dengan hasil tidak berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba, hal tersebut mungkin karena
pengaruh pemakaian proksi yang kurang tepat dalam pengukurannya.
3. Penelitian ini menggunakan periode satu tahun (2011). Denganmenggunakan periode waktu yang lebih panjang dimungkinkan terdapat
hasil yang berbeda dengan hasil penelitian ini.
5.3 SaranBerdasarkan kesimpulan di atas, maka terdapat beberapa saran untuk
penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut.
1. Dalam penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel perusahaandari beberapa kategori perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
66/66
2. Dalam penelitian selanjutnya dapat menambahkan periode tahunsampel dalam penelitian yang serupa agar mendapatkan sampel yang
lebih banyak untuk diteliti.
3. Dalam penelitian selanjutnya dapat menggunakan pengukuran dispersidan volatilitasforecast analisis, karena menunjukkan suatu pengukuran
yang lebih tepat untuk asimetri informasi dibandingkan relative bid
ask spread.
Top Related