Download - Pengantar Psikologi Abnormal

Transcript
Page 1: Pengantar Psikologi Abnormal

1

PengantarPsikologi Abnormal

Psikologi Abnormal

Kuliah 1

Page 2: Pengantar Psikologi Abnormal

Tujuan dan Sasaran PembelajaranTujuan Instruksional Umum (TIU) Mahasiswa memiliki dasar ilmiah dalam memahami berbagai konsep yang terkait dengan gangguan jiwa pada masa dewasa.

Sasaran Pembelajaran (SP)

Kompetensi : penguasaaan teori psikologi abnormal pada masa dewasa. Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai bentuk gangguan jiwa pada

masa dewasa dan mampu menjelaskan mengenai gejala-gejala dari

setiap gangguan tersebut, dengan berpedoman pada klasifikasi DSM –

IV- TR. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai etiologi dari berbagai sudut pandang

pada setiap gangguan jiwa. Mahasiswa mampu menjelaskan secara garis besar penanganan terhadap setiap

gangguan jiwa.

Page 3: Pengantar Psikologi Abnormal

Apa yang disebut Psikologi Abnormal?

Psikologi Abnormal: merupakan bagian dari bidang ilmu psikologi yang berkaitan dengan pemahaman, penanganan/treatment dan pencegahan dari perilaku abnormal.

Sekarang merupakan bagian dari psikologi klinis : bidang profesional yang secara mendalam memfokuskan pada penelitian, asesmen, intervensi dan pencegahan terjadinya perilaku abnormal

Page 4: Pengantar Psikologi Abnormal

Psikologi Abnormal (lanjutan)

Bidang lain yang berhubungan dengan psikologi abnormal: Psikiatri yang merupakan salah satu bidang dari

kedokteran.Pekerja Sosial: yang memfokuskan pada

analisa lingkungan sosial dan menyediakan pelayanan untuk membantu penyesuaian diri pasien dikeluarga dan lingkungan sosial.

Page 5: Pengantar Psikologi Abnormal

Psikologi Abnormal (lanjutan)

5

Psikopatologi adalah istilah lain yang berarti bidang yang mempelajari perilaku abnormal

Para profesional bekerja untuk menentukan definisi dari “normal” dan “abnormal” dan mengembangkan kriteria untuk menentukan perbedaan antara keduanya dalam kehidupan sehari-hari bukanlah hal yang MUDAH…

Page 6: Pengantar Psikologi Abnormal

6

Klasifikasi Vs Labeling

Labeling: memberi cap atau label seseorang dalam klasifikasi atau penggolongan tanpa tujuan yang jelas dampak kurang positif

Tugas profesional: klasifikasi perlu untuk menetapkan diagnosis pada klien atau pasien

Page 7: Pengantar Psikologi Abnormal

7

Tujuan Klasifikasi

Komunikasi suatu gangguan secara mudah Kontrol/pengendalian: merupakan tujuan paling

penting dari klasifikasi karena memungkinkan pengendalian gangguan, melakukan pencegahan serta memilih atau mengubah terapi

Pemahaman: penyebab, proses terjadi dan bertahannya gangguan

Page 8: Pengantar Psikologi Abnormal

Klasifikasi dan Diagnosis

Klasifikasi: memilah dan menggolongkan dimensi atau kategori utama psikopatologi anak dan keterkaitan antar kategori tersebut

Diagnosis: menetapkan kategori atau klasifikasi bagi suatu gejala atau sindrom (sekumpulan gejala yang sering ada bersama dan mengikuti jalur perkembangan yang sama)

Page 9: Pengantar Psikologi Abnormal

PENDEKATAN THDP PENYESUAIAN DAN PENYIMPANGAN

NORMAL DAN ABNORMAL

9

Page 10: Pengantar Psikologi Abnormal

10

KONSEP ABNORMALITAS

Abnormalitas dan penyakit konsep negatif

Normal dan sehat konsep positif

Normal : harmony dan balance

Patologis: disonansi dan lack of equilibrium

Page 11: Pengantar Psikologi Abnormal

11

Abnormal tidak sama dengan patologis

Pathology: harmful or undesirable departures from the norm

Abnormal: all deviations from the norm, including nonpathological ones

Page 12: Pengantar Psikologi Abnormal

12

Normal dan Abnormal Menentukan Normal dan Abnormal :

Pendekatan Kuantitatif: berdasarkan patokan statistik (sering atau tidaknya sesuatu terjadi)

Pendekatan Kualitatif: menegakkan pedoman-pedoman normatif berdasarkan observasi empirik pada tipe-tipe ideal dan sering terikat pada faktor sosiokultural

Page 13: Pengantar Psikologi Abnormal

KARAKTERISTIK T.L. ABNORMAL MNRT BBRP AHLI

Ulmann: perilaku abnormal sebagai jenis perilaku menyimpang (deviance) yang memerlukan perhatian profesional secara tersirat: abnormal bila menampilkan perilaku berbeda, tidak mengikuti aturan yang berlaku, tidak pantas, mengganggu, dan tidak dapat dimengerti melalui kriteria yang biasa

13

Page 14: Pengantar Psikologi Abnormal

14

KARAKTERISTIK ……

Davison & Neale (2004): perilaku abnormal merupakan pola-pola emosi, pikiran, dan perilaku yang dianggap patologis karena:Jarang terjadiBertentangan dengan nilai/norma kelompokMenimbulkan stres pribadiMenunjukkan disability atau disfungsiTidak diharapkan

Page 15: Pengantar Psikologi Abnormal

KARAKTERISTIK ….. Nevid, Rathus & Greene (2008) menentukan

beberapa kriteria perilaku abnormal:

1. Perilaku tidak biasa2. Perilaku tak dapat diterima secara

sosial/melanggar norma sosial3. Persepsi atau interpretasi yang salah terhadap

realitas4. Ybs berada dalam stres personal yang signifikan5. Perilaku maladaptif atau ‘self-defeating’6. Perilaku berbahaya

Page 16: Pengantar Psikologi Abnormal

16

PENDEKATAN THDP ADJUSTMENT DAN DEVIANCE:

1. konformitas terhadap norma

2. pendekatan sosial-budaya

3. laporan subjektif

4. kontribusi sosial

5. teori kepribadian

6. model medik

7. klasifikasi dan diagnosis

Page 17: Pengantar Psikologi Abnormal

17

1. KONFORMITAS TERHADAP NORMA

- bila t.l. sso cenderung konform dgn norma sosial yg berlaku luput dari perhatian

Masalah dgn kriteria konformitas:

Cutoff points: sp titik mana dianggap masih normal dan mana dianggap tidak?

Mis. I.Q. 90 dianggap rata-rata. Bagaimana dengan I.Q. 89?

Page 18: Pengantar Psikologi Abnormal

18

Jumlah deviasi: Kesulitan lain adl berapa jumlah t.l. yg harus muncul utk disebut menyimpang? Apakah hanya pakai 10 gelang? Ataukah 10 gelang + 10 kalung + anting 5 di setiap kuping + baju + …..?

T.l. akut vs kronis: Bila hanya sementara apakah dianggap menyimpang, apakah harus berlangsung lama dan menetap?

Page 19: Pengantar Psikologi Abnormal

19

2. PENDEKATAN SOSIAL-BUDAYA

yg menyimpang utk suatu kelompok belum tentu menyimpang untuk kelompok lain

Budaya subkultur: misalnya antara remaja dan generasi tua

Status sosial: ada perbedaan gangguan tgt pd status sosial. Schizofrenia banyak pada gol. sosioekonomi rendah, depresi pd gol menengah ke atas.

Fashions of psychopathology: gangguan mengikuti “mode”. Berbeda menurut zaman

Page 20: Pengantar Psikologi Abnormal

20

Masalah pada pendekatan sosial-budaya:

The cultural relativity of the normal:

- relativitas dari apa yang disebut normal

menurut budaya

- misalnya halusinasi, apakah abnormal ?

Pada suku Indian Amerika justru

pengalaman halusinatorik yang dicari

Page 21: Pengantar Psikologi Abnormal

21

3. LAPORAN SUBJEKTIF:

- bukan berdasar tingkahlaku yang dapat diamati, tetapi subjective feeling, sense of well being. Perasaan sso yg jadi ukuran, apakah dia bahagia atau sedih, tenteram atau bermasalah, terpenuhi atau merasa kurang. Bila orang merasakan didera anxietas maka dia maladjusted, tidak peduli apakah anxietas ini menimbulkan t.l. menyimpang atau tidak

Page 22: Pengantar Psikologi Abnormal

22

Masalah dengan laporan subyektif:

- para klinikus sering berjumpa dgn org psikotik atau orang “aneh” yg merasa dirinya nyaman, mengaku punya inner tranquility, tetapi individu ini di hospitalisasi

- tetapi kita sendiri dari waktu ke waktu merasakan anxietas, jadi tidak adanya anxietas bukan kriteria satu-satunya untuk adjustment bertanya kpd sso ada pitfall-nya.

- pada umumnya penilaian sso mengenai kesejahteraan (well-being) biasanya dikaitkan dgn tiga faktor dominan: unhappiness, strain, dan personal inadequacy

Page 23: Pengantar Psikologi Abnormal

23

4. KONTRIBUSI SOSIAL

- adjustment berhubungan dengan kontribusi yang individu lakukan untuk masyarakat dan kesejahteraan orang lain

Masalah dgn kriteria ini:

-siapa yang harus menegakkan standar untuk minat sosial atau kontribusi terhadap kesejahteraan orang lain? Kontribusi sosial adalah suatu standar yang sangat value-oriented. Apa yang disebut social contribution?

Page 24: Pengantar Psikologi Abnormal

24

5. TEORI KEPRIBADIAN DAN PENYIMPANGAN

TEORI PSIKODINAMIK

Adjustment = relative absence of repression. Fear of an eruption of certain

contents of the unconscious into consciousness leads the person to adopt

a variety of defensive maneuvers (symptoms)

Symptoms reflect warfare among id, ego, superego that can develop when

conflicts become intense. The resulting deviant behavior symptomatic of

inner pathology. The overt symptoms suggest that there is an inner

dynamic meaning beneath the surface

The important thing, is not the symptom but the underlying pathology

Freud: makin sedikit simtom makin adjusted

Page 25: Pengantar Psikologi Abnormal

25

BEHAVIOR THEORY

- rejects undesirable behavior seen as symptoms of underlying

pathology

- the symptom is the disorder

- maladjustment is whatever is said to be unwanted behavior

e.g. a frigid woman. Frigidity is the pathology. There is no need to invent

underlying dynamic mechanisms. Therapy direct attack on the behavior,

would not involve the analysis of childhood experiences and feelings

Page 26: Pengantar Psikologi Abnormal

26

Social Learning theory:

Maladjustment adalah bila:

- when the individual places a high value on the satisfaction of a

particular need yet has very low expectations of being

successful in doing so.

Misalnya, orang yg sangat ingin memperoleh cinta dan afeksi ttp tidak

mengharapkan bhw ia akan mendptkannya akan melakukan t.l. – t.l.

ttt, atau mengalami pikiran dan perasaan yang maladjusted

- needs that are incompatible. Mis seorang homoseksual yang

juga menginginkan akseptansi dari orangtuanya ada dlm

no-win predicament

- not possess the skills necessary to satisfy their needs.

Page 27: Pengantar Psikologi Abnormal

Pendekatan behavioral dan social learning menekankan pada kontinuitas normal – abnormal

Normal – abnormal tidak dapat dilihat secara dikotomis satu kontinuum

Tidak perlu mencari prinsip-prinsip penjelasan khusus yang berbeda untuk t.l. normal dan abnormal.

Kondisi situasi merupakan determinan patologi. Meski faktor disposisi (spt kebutuhan dan

harapan) adl. penting, ttp juga faktor lingkungan

27

Page 28: Pengantar Psikologi Abnormal

28

TEORI FENOMENOLOGI

- Humanistic position: mendorong self-acceptance, awareness of one’s inner self dan self-actualization

- being “in touch” with one’s inner self is a more important

criterion than externally imposed standards. Being in harmony

with the self is crucial, and it is the failure to seek this

harmonious state that leads to difficulty. Problems are created

through the acceptance of the values of others and through the

distortions in perception that ensue

- sangat dekat dengan laporan subyektif yang sudah

dibicarakan

Page 29: Pengantar Psikologi Abnormal

29

Rogers:

adjustment suffers when there is an incongruence between self and

experience

the more threat is experienced, the more there will be a tendency to

deny, distort, and exclude.

relatively moderate incongruence neurosis; extreme incongruence

psychosis

maladjustment is represented by a denial of one’s own experience into

the self-structure.

fully functioning persons are those who live up to their potential, use

completely their talents and experiences, and are in tune with their

experiences

Page 30: Pengantar Psikologi Abnormal

30

6. THE MEDICAL MODEL

- t.l. abnormal = simtom = ada patologi (proses penyakit) yang

mendasari

- ada dikotomi antara “sehat” dan “sakit”; untuk penyakit fisik

bermanfaat; tetapi untuk fenomena mental health sulit diterapkan utk

psikiater dan psikolog: perbedaan antara normal dan abnormal = sulit

Masalah dengan model medis:

1. Mendorong pandangan biologis ttg gangguan jiwa (bukan pandangan

psikologis dan sosial)

Page 31: Pengantar Psikologi Abnormal

31

2. mendorong klinikus utk memandang pasien sbg. sso yg pasif

menerima treatment, dan tidak menjadi pasangan yang aktif. “Dokter”

jadi otoritas, “pasien” figur inferior. Hubungan tidak kooperatif, tp

otoriter

3. Menggembungkan nilai pendidikan medis utk terapis dan

menjadikan keterampilan psikologis dari praktisi kesehatan mental di

bawah psikiater-dokter

4. Dpt. terlalu menekankan diagnosis psikiatris yg “berbau” medis,

mendorong pemberian label dan stigma, yg biasanya tidak produktif

5. Mempunyai tendensi untuk memfokuskan peratian pada patologi

dan kelemahan pasien, sehingga mengaburkan keterampilan coping

yang ada dlm diri pasien. terlalu banyak penekanan pada yang

negatif

Page 32: Pengantar Psikologi Abnormal

32

7. KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS

pengaruh jelas dari model medis adalah skema klasifikasi dan diagnosis

untuk menggambarkan maladjustment

Sekarang:

•DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder)

2000: DSM-IV Text Revision

•ICD-9 (International Classification of Diseases)/ICD 10

•PPDGJ-III (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa)

Page 33: Pengantar Psikologi Abnormal

Bidang yang mempelajari tentang penyebab, perkembangan dan intervensi pada gangguan psikologis

Tantangan yang yang dihadapi dalam mempelajari psikopatologi adalah:◦ Objektivitas◦ Menghindari keyakinan yang salah mengenai

gangguan psikologis◦ Mengurangi Stigma

33

Page 34: Pengantar Psikologi Abnormal

34

Page 35: Pengantar Psikologi Abnormal

Stress Individu (Personal Distress)◦ Penderitaan dan hambatan emosional

Contoh: Merasa tidak berdaya dan kehilangan harapan/depresi

Ketidakmampuan (Disability)◦ Hendaya dalam beberapa area kehidupan

Contoh: Penggunaan alkohol yang kronis menyebabkan kehilangan pekerjaan

Pelanggaran Norma Sosial◦ Membuat orang lain merasa tidak nyaman atau menimbulkan

masalah Contoh: perilaku antisosial pada psikopat

Ketidakberfungsian (Disfunction)◦ Ketidakberfungsian yang merusak/merugikan

Page 36: Pengantar Psikologi Abnormal

36

Page 37: Pengantar Psikologi Abnormal

 Buku Wajib: Kring, Ann M., Johnson, Sheri, L., Davison, G.C., Neale, J.M.

(2010). Abnormal Psychology 11th ed. New York : John Wiley & Sons .

Fitri Fausiah & Julianty Widury, ed. Augustine S. Basri (2005). Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

American Psychiatric Association (1994). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 4th ed. Washington : APA

Nevid, J.S., Rathus, S.A. & Greene, B. (2008). Abnormal Psychology in a Changing World 7th ed. Pearson International Edition