Download - Pengangkutan sampah

Transcript
Page 1: Pengangkutan sampah

1

PENGANGKUTAN SAMPAH

1. Sistem Pengangkutan Sampah

Pengangkutan dimaksudkan sebagai kegiatan operasi yang dimulai dari titikpengumpulan terakhir dari suatu siklus pengumpulan sampai ke TPA atau TPST padapengumpulan dengan pola individual langsung atau dari tempat pemindahan (TransferDepo, transfer station), penampungan sementara (TPS, LPS, TPS 3R) atau tempatpenampungan komunal sampai ke tempat pengolahan/pembuangan akhir (TPA/TPST).Sehubungan dengan hal tersebut, metoda pengangkutan serta peralatan yang akandipakai tergantung dari pola pengumpulan yang dipergunakan.

Permasalahan yang dihadapi dalam pengangkutan sampah adalah sebagaiberikut :

1. Penggunaan waktu kerja yang tidak efisien.2. Penggunaan kapasitas muat kendaraan yang tidak tepat.3. Rute pengangkutan yang tidak efisien.4. Tingkah laku petugas.5. Aksesbilitas yang kurang baik.

2. Pengelola Sistem Pengangkutan Sampah

Berdasarkan atas operasional pengelolaan sampah, maka pengangkutan inimerupakan tanggung jawab dari pemerintah kota atau kabupaten. Sedangkanpelaksana adalah pengelola kebersihan dalam suatu kawasan atau wilayah, badanusaha dan kemitraan. Sangat tergantung dari struktur organisasi di wilayah yangbersangkutan. Sebagai contoh misalkan dalam suatu wilayah kota terdapat DinasKebersihan dan Pertamanan, maka tanggung jawab pengelolaan sampah ada dibawahdinas ini. Khusus untuk pengangkutan sampah ada Seksi Pengangkutan. Sebagaicontoh Seksi Pengangkutan dan Pemanfaatan Sampah di Kota Surabaya mempunyaifungsi :

a. menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis dibidang pengangkutan dan pemanfaatan sampah

b. menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis dibidang pengangkutan dan pemanfaatan sampah

c. menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansilain di bidang pengangkutan dan pemanfaatan sampah

d. menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian bidang pengangkutan danpemanfaatan sampah

e. menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

Page 2: Pengangkutan sampah

2

f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang OperasionalKebersihan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Peraturan Terkait dengan Pengangkutan Sampah

Pengangkutan sampah menurut UU no 18 Tahun 2008 tentang PengelolaanSampah, merupakan bagian dari penanganan sampah. Pengangkutan di definisikansebagai dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempatpenampungan sampah sementara atau dari TPS 3R menuju ke tempat pengolahansampah terpadu atau tempat pemrosesan akhir.

Beberapa acuan normatif juga mencantumkan tentang pengaturanpengangkutan sampah, antara lain :

1. Pedoman Standar Pelayanan Minimal Pedoman Penentuan StandarPelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Permukimandan Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri Permukiman Dan PrasaranaWilayah No. 534/KPTS/M/2001). Pedoman ini mencakup pelayanan minimaluntuk pengelolaan sampah secara umum dalam wilayah pemukimanperkotaan dimana 80% dari total jumlah penduduk terlayani terkait denganpengelolaan sampah. Khusus untuk pengangkutan dicantumkan bahwa jenisalat angkut mempengaruhi pelayanan, sebagai berikut: Truk Sampah dengan kapasitas 6 m3 dapat melayani pengangkutan untuk

700 KK-1000 kk sedangkan dengan kapasitas 8m3 untuk 1500 KK – 2000kk (jumlah ritasi 2-3/hari)

Arm roll truck dengan kontainer 8 m3 juga dapat melayani 2000 KK-3000kk (jumlah ritasi 3-5/hari)

Compactor truck 8 m3 mampu melayani 2500 KK2. SNI 19-2454-2002, Tata cara teknik operasional pengelolaan sampah

perkotaan. SNI ini mengatur tentang pola pengangkutan dan operasionalpengangkutan.

3. SNI 03-3243-2008, Pengelolaan sampah pemukiman. SNI mengatur tentangkebutuhan sarana untuk pengangkutan sampah yang dipengaruhi oleh tiperumah dan tingkat pelayanan serta jenis alat angkut.

4. Pola Pengangkutan

Pola pengangkutan sampah dapat dilakukan berdasarkan sistem pengumpulansampah. Jika pengumpulan dan pengangkutan sampah menggunakan sistempemindahan (transfer depo) atau sistem tidak langsung, proses pengangkutannyadapat menggunakan sistem kontainer angkat (Hauled Kontainer Sistem = HCS)ataupun sistem kontainer tetap (Stationary Kontainer Sistem = SCS). Sistem kontainertetap dapat dilakukan secara mekanis maupun manual. Sistem mekanis menggunakantruk compactor dan kontainer yang kompatibel dengan jenis truknya, sedangkan

Page 3: Pengangkutan sampah

3

POOL

sistem manual menggunakan tenaga kerja dan kontainer dapat berupa bak sampahatau jenis penampungan lainnya.

Sistem Kontainer Angkat (Hauled Kontainer Sistem = HCS)

Untuk pengumpulan sampah dengan sistem kontainer angkat (Hauled KontainerSistem = HCS), pola pengangkutan yang digunakan ada tiga cara:

1. Sistem pengosongan kontainer cara 1 dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Pola kontainer angkat 1

Proses pengangkutan:- Kendaraan dari pool menuju kontainer isi pertama untuk mengangkut

sampah ke TPA.- Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula.- Menuju kontainer isi berikutnya untuk diangkut ke TPA- Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula.- Demikian seterusnya sampai rit akhir.

KosongC(0)

KosongC(1)

IsiC (2)

KosongC(2)

IsiC (0)

IsiC (1)

TPA

Page 4: Pengangkutan sampah

4

TPA

KosongC(0)

IsiC(0)

KosongC(1)

IsiC(1)

KosongC(2)

IsiC(2)

Pool

2. Sistem pengosongan kontainer cara 2

Gambar 2. Pola kontainer angkat 2

Proses pengangkutan:- Kendaraan dari poll menuju kontainer isi pertama untuk mengangkut

sampah ke TPA.- Dari TPA kendaraan tersebut dengan kontainer kosong menuju lokasi

kedua untuk menurunkan kontainer kosong dan membawa kontainer isiuntuk diangkut ke TPA.

- Demikian seterusnya sampai rit terakhir.- Pada rit terakhir dengan kontainer kosong dari TPA menuju lokasi

kontainer pertama, kemudian kendaraan tanpa kontainer menuju pool.

Page 5: Pengangkutan sampah

5

KosongC(0)

IsiC0)

KosongC(1)

IsiC(1)

KosongC(2)

IsiC(2)

TPADengan

Kontainer

Pool

3. Sistem pengosongan kontainer cara 3

Gambar 3. Pola kontainer angkat 3

Proses pengangkutan:- Kendaraan dari poll dengan membawa kontainer kosong menuju lokasi

kontainer isi untuk mengganti atau mengambil dan langsungmembawanya ke TPA

- Kendaraan dengan membawa kontainer kosong dari TPA menujukontainer isi berikutnya.

- Demikian seterusnya sampai rit terakhir

Sistem Pengakutan dengan Kontainer Tetap (Stationary KontainerSistem = SCS)Sistem ini biasanya digunakan untuk kontainer kecil serta alat angkut berupa trukkompaktor secara mekanis (gambar 4) atau manual (gambar 5)Pola pengakutan dengan cara mekanis yaitu :- Kendaraan dari pool menuju kontainer pertama, sampah dituangkan kedalam

truk kompaktor dan meletakkan kembali kontainer yang kosong.- Kendaraan menuju kontainer berikutnya sampai truk penuh untuk kemudian

menuju TPA.- Demikian seterusnya sampai rit terakhir.

Page 6: Pengangkutan sampah

6

IsiC(0)

KosongC(0)

IsiC(1)

KosongC(1)

IsiC(2)

KosongC(n)

TPA

TruckCompactor

POOL

Gambar 4. Pengangkutan dengan SCS mekanis.

Gambar 5. Pengangkutan dengan SCS manual.

Proses pengangkutan dengan manual adalah:- Kendaraan dari poll menuju TPS pertama, sampah dimuat ke dalam truk

kompaktor atau truk biasa.- Kendaraan menuju TPS berikutnya sampai truk penuh untuk kemudian

menuju TPA.- Demikian seterusnya sampai rit terakhir.

TPS 1(bak/kontainer)

TPS 2(bak/kontainer)

TPS 3(bak/kontainer)

TPS 4(bak/kontainer)

TPATruckCompactor

Page 7: Pengangkutan sampah

7

5. Perancangan dan Perhitungan Pengangkutan Sampah

Beberapa istilah penting dan persamaan yang digunakan untuk menghitungpengangkutan dengan sistem HCS adalah :- Pickup (PHCS): waktu yg diperlukan untuk menuju lokasi kontainer berikutnya

setelah meletakkan kontainer kosong di lokasi sebelumnya, waktu untukmengambil kontainer penuh dan waktu untuk mengembalikan kontainerkosong (Rit).

- Haul (h) : waktu yg diperlukan menuju lokasi yg akan diangkut kontainernya- At-site (s) : waktu yg digunakan untuk menunggu di lokasi- Off-route (W) : nonproduktif pada seluruh kegiatan operasional : waktu untuk

pemeriksaan pagi dan sore, hal tak terduga, perbaikan dan lain-lain

1. Menghitung haul time (h)

h = a+ b. x (1)

Dimana :a = empirical haul time constant, h/tripb = empirical haul time constant, h/tripx = jarak rata-rata, mile/trip

Nilai a dan b diperoleh dari data pengumpulan sampah secara actual,tergantung pada kondisi masing-masing daerah. Faktor yangmempengaruhi antara lain peraturan lalu lintas, kondisi jalan, jam sibuk danlain-lain.

2. Menghitung PHCS

PHCS = pc + uc + dbc (2)Dimana :pc = waktu mengambil kontainer penuh, j/tripuc = waktu utk meletakkan kontainer kosong, j/tripdbc = waktu antara lokasi, j/trip

3. Menghitung waktu per trip

THCS = PHCS + h + s (3)

Page 8: Pengangkutan sampah

8

Dimana :

h = waktu yg diperlukan menuju lokasi yg akan diangkutkontainernya

s = waktu yg digunakan untuk menunggu di lokasiPHCS = pick up time

4. Menghitung jumlah trip per hari :

Nd = [H(1-W) – (t1+t2)]/ THCS (4)

Dimana :

Nd = jumlah trip, trip/hariH = waktu kerja perhari, jamt1 = dari garasi ke lokasi pertamat2 = dari lokasi terakhir ke garasiW = factor off route (nonproduktif pada seluruh kegiatan operasional)

Beberapa istilah penting dan persamaan yang digunakan untuk menghitungpengangkutan dengan sistem SCS adalah :- Pickup (PsCS): waktu yg diperlukan utk memuat sampah dari lokasi pertama

sampai lokasi terakhir- Haul (h) : waktu yg diperlukan menuju TPS/TPA dari lokasi pengumpulan

terakhir- At-site (s) : waktu yg digunakan untuk menunggu di lokasi- Off-route (W) : nonproduktif pada seluruh kegiatan operasional : waktu

untuk cheking pagi dan sore, hal tak terduga, perbaikan dan lain-lain

A. Pengumpulan Mekanis

1. Menghitung haul time (waktu pengangkutan) (h)

h = a+ b. x (5)

Dimana :a = empirical haul time constant, h/tripb = empirical haul time constant, h/tripx = jarak rata-rata, mile/trip

Nilai a dan b diperoleh dari data pengumpulan sampah secara aktual,tergantung pada kondisi masing-masing daerah. Faktor yang

Page 9: Pengangkutan sampah

9

mempengaruhi antara lain peraturan lalu lintas, kondisi jalan, jam sibukdan lain-lain.

2. Menghitung PsCS

PSCS = Ct(uc) + (np –1)(dbc) (6)

Dimana :Ct = jumlah kontianer dikosongkan pertrip, kon/tripuc = waktu rata-rata utk mengosongkan kontainer, jam/konnp = jumlah kontainer dikosongkan pertrip, lok/tripdbc = waktu antar lokasi, jam/lok

3. Menghitung jumlah kontainer yang dapat dikosongkan

Ct = vr/cf (7)

Dimana :v = vol alat angkut, m3/tripr = rasio pemadatanc = volume kontainer, m3/konf = faktor utilisasi berat kontainer

4. Menghitung waktu per trip

TSCS = PSCS + h + s (8)

Dimana :h : waktu yg diperlukan menuju lokasi yg akan diangkut kontainernyas : waktu yg digunakan untuk menunggu di lokasiPSCS : pick up time

5. Jumlah trip/hari

Nd = Vd/v.r (9)

Dimana :v = vol alat angkut, m3/tripr = rasio pemadatanVd = jumlah sampah perhari (m3/hari)

Page 10: Pengangkutan sampah

10

6. Waktu kerja /hari

H = [(t1+t2) + Nd (TSCS)]/(1 – W) (10)

Nd = jumlah trip, trip/hariH = waktu kerja perhari, jamt1 = dari garasi ke lokasi pertamat2 = dari lokasi terakhir ke garasiW = factor off route (nonproduktif pada seluruh kegiatan operasional)

B. Pengumpulan manual:

Np = 60 PSCS n/tp (11)

Di mana :Np = jumlah lokasi/trip60 = konversi jam ke menit, 60 menit/jamn = jumlah pengumpultp = waktu pengambilan per lokasi

tp tergantung : waktu antar lokasi, jumlah kontainer per lokasi, % jarakrumah ke rumah

tp = dbc + k1Cn + k2 (PRH) (12)

di mana :k1 = konstanta waktu pengambilan perkontainer, menit/kontainerk2 = konstanta waktu pengambilan dari halaman rumah,

menit/kontainerCn = jumlah kontainer per lokasiPRH = rear-house pickup locations, persen

6. Perencanaan Penentuan Sarana Pengangkutan

Peralatan dan perlengkapan untuk sarana pengangkutan sampah dalam skalakota adalah sebagai berikut :

Persyaratan :- Sampah harus tertutup selama pengangkutan, agar sampah tidak

berceceran di jalan.- Tinggi bak maksimum 1,6 meter.- Sebaiknya ada alat pengungkit.- Tidak bocor, agar leachate tidak berceceran selama pengangkutan.- Disesuaikan dengan kondisi jalan yang dilalui.

Page 11: Pengangkutan sampah

11

- Disesuaikan dengan kemampuan dana dan teknik pemeliharaan.

Jenis peralatan dapat berupa :

1. Dump truckMerupakan kendaraan angkut yang dilengkapi sistem hidrolis untukmengangkat bak dan membongkar muatannya. Pengisian muatan masihtetap secara manual dengan tenaga kerja. Truk ini memiliki kapasitas yangbervariasi yaitu 6m3, 8m3, 10m3, 14m3. Dalam pengangkutan sampah,efisiensi penggunaan Dump truck dapat dicapai apabila memenuhibeberapa kriteria yaitu jumlah trip atau ritasi perhari minimum 3 dan jumlahcrew maksimum 3 orang. Agar tidak mengganggu lingkungan selamaperjalanan ke TPA, Dump truck sebaiknya dilengkapi dengan tutup terpal.

2. Arm roll truckMerupakan kendaraan angkut yang dilengkapi sistem hidrolis untukmengangkat bak dan membongkar muatannya. Pengisian muatan masihtetap secara manual dengan tenaga kerja. Truk ini memiliki kapasitas yangbervariasi yaitu 6m3, 8m3, dan 10m3. Dalam pengangkutan sampah,efisiensi penggunaan arm roll truck dapat dicapai apabila memenuhibeberapa kriteria yaitu jumlah trip atau ritasi perhari minimum 5 dan jumlahcrew maksimum 1 orang.Agar tidak mengganggu lingkungan selama perjalanan ke TPA, kontainersebaiknya memiliki tutup dan tidak rembes sehingga leachate tidak mudahtercecer. Kontainer yang tidak memiliki tutup sebaiknya dilengkapi dengantutup terpal selama pengangkutan.

3. Compactor TruckMerupakan kendaraan angkut yang dilengkapi sistem hidrolis untukmemadatkan dan membongkar muatannya. Pengisian muatan masih tetapsecara manual dengan tenaga kerja. Truk ini memiliki kapasitas yangbervariasi yaitu 6m3, 8m3, dan 10m3. Dalam pengangkutan sampah,efisiensi penggunaan compactor truck dapat dicapai apabila memenuhibeberapa kriteria yaitu jumlah trip atau ritasi perhari minimum 3 dan jumlahcrew maksimum 2 orang.

4. Trailer TruckMerupakan kendaraan angkut berdaya besar sehingga mampu mengangkutsampah dalam jumlah besar hingga 30 ton. Trailer truck terdiri atas primeover dan kontainer beroda. Kontainer dilengkapi sistem hidrolis untukmembongkar muatannya. Pengisian muatan dilakukan secara hidrolisdengan kepadatan tinggi di transfer station. Trailer memiliki kapasitas antar20-30 ton. Dalam pengangkutan sampah, efisiensi penggunaan trailer truckdapat dicapai apabila memenuhi beberapa kriteria yaitu jumlah trip atauritasi perhari minimum 5 dan jumlah crew maksimum 2 orang.

Page 12: Pengangkutan sampah

12

a) Dump truck b) Arm roll truck

c) Compactor Truck d) Trailer Truck

Gambar 6. Alat angkut sampah

Pemilihan jenis peralatan atau sarana yang digunakan dalam prosespengangkutan sampah antara dengan mempertimbangkan faktor-faktorsebagai berikut:

Umur teknis peralatan 5 – 7 tahun. Kondisi jalan daerah operasi. Jarak tempuh. Karakteristik sampah. Tingkat persyaratan sanitasi yang dibutuhkan. Daya dukung pemeliharaan.

Page 13: Pengangkutan sampah

13

Pemilihan pemakaian peralatan tersebut tidak terlepas dari memperhatikan segikemudahan, pembiayaan, kesehatan, estetika, serta kondisi setempat : Dari segi kemudahan, peralatan tersebut harus dapat dioperasikan dengan

mudah dan cepat, sehingga biaya operasional jadi murah. Dari segi pembiayaan, peralatan tersebut harus kuat dan tahan lama serta

volume yang optimum, sehingga biaya insvestasi semurah-murahnya. Dari segi kesehatan dan estetika, peralatan tersebut harus dapat mencegah

timbulnya lalat, tikus atau binatang-binatang lain dan tersebarnya baubusuk serta kelihatan indah atau bersih.

Penentuan kebutuhan jumlah alat angkut sangat ditentukan pemilihan jenis alatangkut yang akan digunakan. Data yang representatif yang dapat digunakanuntuk menghitung jumlah kebutuhan alat angkut dan pekerja dapat dilihatpada Tabel 1.

Tabel 1. Kriteria penentuan jumlah alat angkut dan pekerja

Sumber : Tchobanoglous et al., 1993

Jenis AlatAngkut

Metodabongkar-

muat

Faktorpemadatan

(r)

Waktu untukmengangkat,

mengosongkandan

meletakkankontainer(jam/trip)

Waktu untukmengosongkan kontainer

(jam/trip)

Waktu dilokasi

(jam/trip)

HCS- Hoist truck- Tilt-frame- Tilt-frame

SCS- Compactor- Compactor

MekanisMekanisMekanis

MekanisManual

-

-2,0 – 4,0

2,0 – 2,52,0 – 2,5

0,067

0,400,40

0,008 – 0,05

0,053

0,1270,133

0,10,1

Page 14: Pengangkutan sampah

14

Contoh-contoh perhitungan pengangkutan sampah dan penentuansarana yang dibutuhkan serta beban kerja personil.

Contoh 1 : Analisis konstanta a dan b

Sebelum menghitung kebutuhan trip/hari yang berarti kebutuhan jumlah alatangkut, terlebih dahulu ditentukan beberapa konstanta dengan menggunakandata sebenarnya di lapangan. Hasil pengamatan menunjukkan data sebagaiberikut:

Jarak rute pulang-

pergi (km/trip)

Kecepatan rata-rata

(km/jam)

Jumlah waktu (h =

x/y) (jam)

2

5

8

12

16

20

25

17

28

32

36

40

42

45

0.12

0.18

0.25

0.33

0.40

0.48

0.56

Rumus dasar kecepatan adalah rectangular hyperbola :

xy = --------- (13)

a + bx

bentuk linier dari persamaan tersebut adalah :

x/y = h = a + bx (14)

Jawab:

- Plot x/y yaitu jumlah waktu yang diperlukan pertrip vs jarak pertrip sepertigambar 7 di bawah ini

Page 15: Pengangkutan sampah

15

- Tentukan konstanta waktu pengangkutan a dan b. Nilai a = nilai intersepdan b = kemiringan garis (slope).

Gambar 7. Hasil Plot x/y yaitu jumlah waktu yang diperlukan pertrip vs jarakpertrip

- Dari grafik di atas diperoleh nilai a = 0,08 dan b = 0,02.- Jika jarak tempuh alat angkut 22 km pulang pergi, maka waktu yang

dibutuhkan adalah:

H = 0,08 jam/tip + (0,02 jam/km)(22 km/trip)= 0,52 jam/trip.

Contoh 2 : Analisis HCS

Sampah dari suatu kawasan dikumpulkan dalam kontainer besar. Waktu yangdibutuhkan dari garasi menuju kawasan (t1) dan dari TPS terakhir menujugarasi (t2) adalah 15 menit dan 20 menit. Jika waktu yang diperlukan dari satulokasi TPS ke TPS lainnya 6 menit dan jarak sekali jalan ke TPA 15,5 km,tentukan berapa jumlah kontainer yang dapat dikosongkan perhari,berdasarkan 8 jam kerja per hari. Asumsikan w = 0,15.

Jawab:

Tentukan waktu pengangkatan/penurunan :PHCS = pc + uc + dbc

Page 16: Pengangkutan sampah

16

Gunakan pc + uc = 0,4 jam/trip (lihat Tabel 1)dbc = 0,1 jam/trip (diketahui)PHCS = 0,4 + 0,1 = 0,5 jam/trip

Tentukan waktu pengangkutan pertrip:THCS = PHCS + a + bx + s

= 0,5 + 0,133 + 0,08 + 0,02 (31) jam/trip= 1,333 jam/trip

Jumlah trip perhari:Nd = [H(1-W) – (t1+t2)]/ THCS

= [7 (1 – 0,15) – 0,58]/1,333= (5,95 – 0,58)/1,333= 4,02 trip/hari

Contoh 3 : Analisis SCS secara mekanis

Jumlah timbulan sampah suatu kawasan komersial 100 m3/minggu. Data yangdiperoleh dari lapangan adalah sebagai berikut:- Kapasitas kontainer = 3 m3/lokasi- Faktor penggunaan kontainer = 0,67- Kapasitas alat angkut = 10 m3/trip- Faktor kompaksi truk = 2- Waktu bongkar muatan = 0,05 jam/kontainer- Konstanta waktu angkut : a = 0,022 jam/trip dan b = 0,022 jam/mil- Waktu di lokasi s = 0,1 jam/trip- Jarak rata-rata antar kontainer = 0,1 km- Konstanta waktu angkut antar lokasi kontainer : a’ = 0,06 jam/trip dan b’

= 0,067 jam/km

Jawab:

Tentukan jumlah kontainer yang dikosongkan pertrip:Ct = vr/cf

= (10 x 2)/(3 x 0,67)= 10 kontainer/trip

Tentukan waktu pengangkatan:PSCS = Ct(uc) + (np –1)(dbc)

= Ct(uc) + (np –1)(a’ + b’x’)= 10 (0,05) + (10 – 1)(0,06 + 0.067 x 0,1)= 0,5 + 0,6 = 1,1 jam/trip

Page 17: Pengangkutan sampah

17

Jumlah trip perminggu:

Nw = Vw/vr= 100/(10 x 2)= 5 trip/minggu

7. Rute Pengangkutan

Rute pengangkutan dibuat agar pekerja dan peralatan dapat digunakan secaraefektif. Pada umumnya rute pengumpulan dicoba-coba, karena rute tidak dapatdigunakan pada semua kondisi.

Pedoman yg dapat digunakan dalam membuat rute sangat tergantung daribeberapa faktor yaitu :

1. Peraturan lalu lintas yang ada2. Pekerja, ukuran dan tipe alat angkut3. Jika memungkinkan, rute dibuat mulai dan berakhir di dekat jalan utama,

gunakan topografi dan kondisi fisik daerah sebagai batas rute4. Pada daerah berbukit, usahakan rute dimulai dari atas dan berakhir di

bawah5. Rute dibuat agar kontainer/TPS terakhir yang akan diangkut yang terdekat

ke TPA6. Timbulan sampah pada daerah sibuk/lalu lintas padat diangkut sepagi

mungkin7. Daerah yang menghasilkan timbulan sampah terbanyak, diangkut lebih

dahulu8. Daerah yang menghasilkan timbulan sampah sedikit, diusahakan terangkut

dalam hari yang sama

Pada langkah awal pembuatan rute maka ada beberapa langkah yangharus diikuti agar rute yang direncanakan menjadi lebih effisien, yaitu :1. Penyiapan peta yang menunujukkan lokasi-lokasi dengan jumlah timbulan

sampah2. Analisis data diplot ke peta daerah pemukiman, perdagangan, industri

dan untuk masing-masing area, diplot lokasi, frekwensi pengumpulan danjumlah kontainer.

3. Layout rute awal4. Evaluasi layout rute awal dan membuat rute lebih seimbang dengan cara

dicoba-cobaSetelah langkah awal ini dilakukan maka langkah selanjutnya adalah

pembuatan rute dan sangat dipengaruhi oleh sistem pengangkutan yangdigunakan yaitu sistem HSC atau SCS.

Page 18: Pengangkutan sampah

18

Untuk sistem HCS langkah yang dilakukan adalah :

1. Langkah 2:

Pada tabel buat kolom sebagai berikut: frekwensi pengumpulan, jumlahlokasi pengumpulan/TPS, jumlah kontainer dan kolom untuk setiap haripengumpulan. Kemudian tandai lokasi yang memerlukan pengambilanbeberapa kali dalam seminggu (Senin – Jumat atau Senin, Selasa, Jumat).Pengangkutan dimulai dari frek 5 x seminggu. Distribusikan jumlahkontainer yang memerlukan pengangkutan 1 x seminggu, sehingga jumlahkontainer yang harus diangkut seimbang setiap hari.

2. Langkah 3:

Mulai dari Garasi. rute harus mengangkut semua kontainer yang harusdilayani. Langkah selanjutnya, modifikasi rute untuk mengangkut kontainertambahan. Rute dimulai dari TPS terdekat dan berkahir pada TPS terdekatdengan garasi.

3. Langkah 4:

Setelah rute awal digunakan, hitung jarak rata-rata antar kontainer. Jikarute tidak seimbang (>15%), rute harus dirancang kembali. Beban kerjapekerja harus seimbang.

Untuk sistem SCS (with mechanically loaded collection vehicles)

1. Langkah 2:

Pada tabel buat kolom sebagai berikut: frekwensi pengumpulan, jumlahlokasi pengumpulan/TPS, jumlah timbulan sampah dan kolom untuk setiaphari pengumpulan. Kemudian tandai lokasi yang memerlukan pengambilanbeberapa kali dalam seminggu (Senin – Jumat atau Senin, Selasa, Jumat).Pengangkutan dimulai dari frek. 5 x seminggu. Gunakan volume efektif alatangkut (Vol. x faktor pemadatan), hitung berapa jumlah sampah yangdapat ditambah dari lokasi yang frekwensinya sekali seminggu.Distribusikan jumlah sampah yang memerlukan pengangkutan 1 xseminggu, sehingga jumlah sampah yang harus diangkut seimbang setiaphari.

2. Langkah 3:

Buat rute pengumpulan sehari. Modifikasi dibuat jika ada tambahan sampahyang harus diangkut.

Page 19: Pengangkutan sampah

19

3. Langkah 4:

Setelah rute awal digunakan, hitung jarak rata-rata rute pengumpulan danjumlah sampah yang diangkut. Jika rute tidak balance (>15%), rute harusdirancang kembali. Beban kerja pekerja harus seimbang. Setelah ruteseimbang, cantumkan dalam peta rute pengumpulan

8. Operasional Pengangkutan

Pengaturan rute pengangkutan sangat penting dalam penganganan sampah dipemukiman karena terkait dengan penyimpanan sampah di TPS. Jika pengangkutanmengalami kendala dan tidak dapat mengangkut sampah sesuai dengan jadwalpengangkutan, maka akan terjadi penumpukan sampah di TPS dan secara langsungakan mempengaruhi kondisi lingkungan sekitar TPS.

Terkait dengan permasalahan rute pengangkutan maka perlu adanya upayauntuk membuat rute secara efisien. Selain itu operasional pengangkutan juga akanmempengaruhi waktu pengangkutan sampah. Ada beberapa faktor yangmempengaruhi operasional pengangkutan yaitu :

1. Pola pengangkutan yang digunakan.2. Alat angkut yang digunakan3. Jumlah personil4. Lokasi TPS atau TPST

Operasional untuk sistem kontainer angkat (HCS) tipe 1

Arm roll truck disiapkan sesuai ketentuan Arm roll (truck chasis) menuju ke lokasi kontainer 1 sesuai rencana Arm roll mengangkat kontainer 1 dan membawanya ke TPA untuk

dibongkar Arm roll truck mengembalikan kontainer ke lokasi semula setelah

sebelumnya dicuci terlebih dahulu Arm roll truck berpindah ke lokasi kontainer 2 dan mengangkatnya ke TPA.

Demikian seterusnya sampai seluruh rute diselesaikan dan arm roll truckkembali ke pool setelah dicuci.

Operasional untuk sistem kontainer angkat (HCS) tipe 2 dan 3

Arm roll truck disiapkan sesuai ketentuan Arm roll dengan membawa kontainer kosong menuju ke lokasi kontainer 1

sesuai rencana Arm roll meletakkan kontainer kosong dan mengangkat kontainer 1 yang

penuh dan membawanya ke TPA untuk dibongkar

Page 20: Pengangkutan sampah

20

Arm roll truck membawa kontainer kosong dan meletakkan di lokasi 2 lalumengangkat kontainer 2 yang penuh. Demikian seterusnya sampai seluruhrute yang direncanakan diselesaikan.

Pada akhir operasi, kontainer yang kosong dibawa kembali ke pool setelahsebelumnya dicuci terlebih dahulu untuk tipe 3 sedangkan untuk tipe 2 dariTPA kontainer diangkut ke lokasi 1 dan kemudian truk menuju ke pooltanpa membawa kontainer.

Operasional untuk sistem kontainer tetap SCS :

Pola ini berkaitan dengan pengumpulan tidak langsung baik individual maupunkomunal

Petugas menyiapkan kendaraan sesuai ketentuan Petugas mendatangi lokasi TPS atau transfer depo 1, menerima muatan

sampah dari gerobak pengumpul sampai penuh Truck menuju TPST/TPA untuk membongkar sampahnya Truck menuju ke lokasi TPS atau transfer depo berikutnya sesuai rute

yang direncanakan dan melanjutkan operasinya Setelah seluruh rute diselesaikan, truck dicuci dan kembali ke pool

Pola transfer station

Pola ini muncul karena jarak dari TPS menuju TPA sangat jauh, sehingga untukmembantu pola pengangkutan dari TPS menuju ke transfer station kemudian barumenuju TPA. Truk untuk mengangkut menuju ke TPS yang mempunyai ukurankontainer lebih kecil antara 6-10 m3 kemudian di Transfer station truk trailer dengankapasitas 80-100 m3 digunakan untuk mengangkut sampah ke TPA. Operasional polaini adalah :

Trailer bergerak menuju ke lokasi transfer station Trailer menerima muatan sampah berupa kontainer kapasitas besar Trailer membawa kontainer ke TPA untuk dibongkar Trailer kembali ke lokasi transfer, demikian seterusnya sampai rencana

pengangkutan diselesaikan

9. Aspek Pembiayaan Pangangkutan Sampah

Pembiayaan untuk pengelolaan sampah dapat dibedakan atas biaya investasi danbiaya operasi/pemeliharaan.

Komponen biaya pengelolaan yang dibahas dalam pedoman ini meliputi :a. Biaya Operasi; yang terdiri atas :

- Biaya upah- Biaya bahan/material

Page 21: Pengangkutan sampah

21

- Biaya administrasib. Biaya Pemeliharaan; yang terdiri atas :

- Biaya penggantian pelumas- Biaya penggantian komponen- Biaya perbaikan peralatan

Komponen biaya ini harus disediakan oleh Pemerintah Kota/Kabupaten agarsampah dalam wilayahnya dapat dikelola secara bertanggung jawab dan sesedikitmungkin menimbulkan masalah bagi lingkungan. Perhitungan biaya satuanpengelolaan sampah dilakukan untuk setiap komponen pembiayaan yang meliputi :

a. Biaya Pengumpulanb. Biaya Pengolahanc. Biaya Pemindahand. Biaya Pengangkutane. Biaya Pemrosesan Akhir

Perhitungan satuan biaya operasi/pemeliharaan sarana dan prasaranapengelolaan sampah diperhitungkan untuk setiap ton kapasitas. Besarnya biaya dalamperhitungan ini dilakukan dengan menggunakan biaya satuan pekerjaan yang berlakudi wilayah setempat.

Khusus untuk biaya penangkutan maka pembiayaan terdiri atas :

Biaya investasi : sarana yang dibutuhkan untuk pengangkutan seperti truk sampahyang digunakan.

Biaya operasional : operasi dan pemeliharaan pengangkutan sampah.

Perhitungan biaya pengangkutan dengan langkah-langkah:

1. Tentukan terlebih dahulu berdasarkan harga HSPK setempat2. Hitung kebutuhan alat angkut dan sarana lain penunjang3. Hitung operasi dan pemeliharaan juga gaji tenaga kerja

Page 22: Pengangkutan sampah

22

Contoh HSPK untuk pengangkutan dengan Dump truck

PENGUMPULAN DENGAN DUMP TRUCK (KOMUNAL)

SAMPAHVolume Dump truck : 6 m3

Ritasi : 3 kali/hariDensitas : 0,3 ton/m3

Hari kerja : 25 hari/bulanTerkumpul : 18 m3/hari

: 5,4 ton/hari: 135 ton/bulan: 1.620 ton/tahun

BIAYAOperasionalTenaga sopir : 1 orang/mobilTenaga crew : 4 orang/mobilUpah sopir : 2.500.000 Rp/orang.bulan *)Upah crew : 1.500.000 Rp/orang.bulan *)Jumlah Upah : 8.500.000 Rp/bulan

: 102.000.000 Rp/tahunBBMJarak tempuh pp : 30 km/rit *)

: 90 km/hariKonsumsi BBM : 7 mk/L *)

: 12,86 L/hari: 3,857 L/tahun

Harga BBM : 5.500 Rp/LBiaya BBM : 21.214.286 Rp/tahun

PemeliharaanDump truck : 20.000.000 Rp/tahun *)JUMLAH BIAYA OP : 143.214.286 Rp/tahun

SATUAN BIAYA OP : 88.404 Rp/tonHarga alat : 300.000.000 Rp/unit *)Umur Pakai : 7 tahunDepresiasi : 42.857.143 Rp/tahunSATUAN BIAYA INV : 26.455 Rp/ton

SATUAN BIAYA TOTAL : 114.859 Rp/ton

Page 23: Pengangkutan sampah

23

PENGUMPULAN DENGAN ARM ROLL TRUCK (KOMUNAL)

SAMPAHVolume Arm Roll Truck : 6 m3

Ritasi : 5 kali/hariDensitas : 0,3 ton/m3

Hari kerja : 25 hari/bulanTerkumpul : 30 m3/hari

: 9 ton/hari: 225 ton/bulan: 2.700 ton/tahun

BIAYAOperasionalTenaga sopir : 1 orang/mobilTenaga crew : 1 orang/mobilUpah sopir : 2.500.000 Rp/orang.bulan *)Upah crew : 1.500.000 Rp/orang.bulan *)Jumlah Upah : 4.000.000 Rp/bulan

: 48.000.000 Rp/tahunBBMJarak tempuh pp : 30 km/rit *)

: 150 km/hariKonsumsi BBM : 7 mk/L *)

: 21,43 L/hari: 6.429 L/tahun

Harga BBM : 5.500 Rp/LBiaya BBM : 35.357.143 Rp/tahun

PemeliharaanArm Roll Truck : 30.000.000 Rp/tahun *)JUMLAH BIAYA OP : 113.357.143 Rp/tahun

SATUAN BIAYA OP : 41.984 Rp/tonHarga alat : 450.000.000 Rp/unit *)Umur Pakai : 7 tahunDepresiasi : 64.285.714 Rp/tahunSATUAN BIAYA INV : 23.810 Rp/ton

SATUAN BIAYA TOTAL : 65.794 Rp/ton

Page 24: Pengangkutan sampah

24

Contoh perhitungan biaya

Jika suatu wilayah diketahui bahwa sampah residu yang harus diangkut adalah 144ton/hari dengan menggunakan :

- Dump truck indvidual- Dump truck komunal- Arm roll komunal- Kompaktor komunal.

Tentukan Biaya pengangkutan yang dibutuhkan.

POLA PENGANGKUTAN

KAPASITAS BiayaSatuantanpa

Depresiasi(Rp/ton)

Biaya(Rp/tahun)Asumsi

(%)(ton/hari

)

o Pengangkutan Individual denganDump truck

o Pengangkutan komunal denganDump truck

o Pengangkutan komunal dengankontainer

o Pengangkutan komunal dengankompaktor

15

304510

22

436514

95.833

88.40441.98482.870

757.382.813

1.397.333.829

995.417.411436.623.264

100 144 3.586.757.316

Biaya ini tanpa depresiasi alat dan hanya merupakan biaya operasi dan pemeliharaantanpa adanya biaya investasi untuk membeli peralatan.

Sumber : Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Bidang Persampahan (Balai Teknik AirMinum dan Sanitasi Wilayah 2, Wiyung – Surabaya, 2010)