LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Genetika dengan judul “Pengamatan Siklus
Hidup Drosophila melanogaster disusun oleh :
Nama : Abdul Wahab Hadada NIM : 60300107005 Kelompok : I (Satu) Telah diperiksa dan disetujui oleh asisten atau koordinator asisten maka
dinyatakan diterima.
Gowa, Desember 2009
Koordinator Asisten Asisten
(Ar. Syarif Hidayat,S.Si) (Ar. Syarif Hidayat, S.Si)
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
(Dr. Khalifah Mustamin, M.Pd)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Drosophila melanogaster adalah jenis serangga bersayap yang masuk ke
dalam ordo Diptera, (bangsa lalat). Spesies ini umumnya dikenal sebagai lalat buah
dalam pustaka-pustaka biologi eksperimental (walaupun banyak jenis lalat-lalat buah
lainnya) dan merupakan organisme model yang paling banyak digunakan dalam
penelitian genetika, fisiologi, dan evolusi sejarah kehidupan. Drosophila
melanogaster populer karena sangat mudah berbiak (hanya memerlukan waktu dua
minggu untuk menyelesaikan seluruh daur kehidupannya), mudah pemeliharaannya,
serta memiliki banyak variasi fenotipe yang relatif mudah diamati1.
Lalat buah (Drosophila melanogaster) baru akan kawin setelah berumur 8
jam. Dengan demikian, hewan betina sudah dapat bertelur keesokan harinya. Seekor
Drosophila melanogaster betina sanggup menghasilkan sekitar 50-75 butir telur
sehari atau sekitar 400-500 telur dalam 10 hari. Telur tersebut berwarna putih susu,
berbentuk bulat panjang berukuran sekitar 0,5 mm2.
1Drosophila melanogaster, http://id.wikipedia.org/wiki/kategori:rintisan_berbentuk_serangga
(02 Desember 2009). 2Wildan Yatim, 1996. Genetika. Bandung : Penerbit Tarsito. h. 31.
B. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum kali ini yaitu untuk
mengetahui siklus hidup lalat buah (Drosophila melanogaster).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Drosophila melanogaster adalah jenis serangga bersayap yang masuk ke
dalam ordo Diptera, (bangsa lalat). Spesies ini umumnya dikenal sebagai lalat buah
dalam pustaka-pustaka biologi eksperimental (walaupun banyak jenis lalat-lalat buah
lainnya) dan merupakan organisme model yang paling banyak digunakan dalam
penelitian genetika, fisiologi, dan evolusi sejarah kehidupan. Drosophila
melanogaster populer karena sangat mudah berbiak (hanya memerlukan waktu dua
minggu untuk menyelesaikan seluruh daur kehidupannya), mudah pemeliharaannya,
serta memiliki banyak variasi fenotipe yang relatif mudah diamati3.
Ciri umum lainnya dari Dhrosophila melanogaster, antara lain :
1. memiliki mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwarna merah
2. memiliki warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh
bagian belakang
3. berukuran kecil antara 3-5 mm (jantan dan betina memiliki ukuran yang berbeda)
4. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat
dengan tubuhnya.
5. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.
3Drosophila melanogaster, http://id.wikipedia.org/wiki/kategori:rintisan_berbentuk_serangga
(02 Desember 2009).
Drosophila melanogaster merupakan salah satu hewan yang sering digunakan
sebagai model percobaan genetika sejak tahun 1910an. Dhrosophila melanogaster
berasal dari filum Arthropoda, kelas Insekta, dan Ordo Diptera. Spesies ini di
Indonesia dikenal sebagai lalat buah yaitu jenis lalat yang dapat ditemui di sekitar
buah-buahan yang mulai membusuk. Selain itu, Drosophila melanogaster termasuk
dalam sub-ordo Cyclophorpha, pengelompokkan lalat yang pada pupanya terdapat
kulit instar 3, dan termasuk dalam seri Acaliptra (imago menetas dan keluar dari
bagian interior pupanya). Jenis Drosophila melanogaster yang terdapat di Indonesia
kira-kira ada 600 jenis dan di Pulau Jawa terdapat 120 jenis yang berasal dari class
Dhrosopilidae. Drosophila melanogaster yang sering ditemukan di Indonesia dan
Asia adalah Drosophila melanogaster ananasae, kikawai, malerkotliana, repleta,
hypocausta, dan imigran4.
Lalat Buah (Drosophila melanogaster) mungkin bagi kebanyakan orang
merupakan hewan yang mengganggu dan menjijikan apalagi hewan ini sering kali
menjadi musuh bagi para penjual buah-buahan maupun penjual minuman “jus”.
Kehadirannya akan membuat para pembeli enggan membeli buah atau jus bila tempat
menyimpan buah-buahan ataupun sisa buah yang busuk atau kulit buah yang dibuang
di tempat sampah banyak dikerumuni oleh lalat ini. Namun siapa sangka, lalat buah
di tangan orang biologi terutama bagi orang yang berkecimpung dalam bidang
genetika justru lalat buah menjadi “hewan primadona”. Lalat ini memegang peranan
4Wildan Yatim, 1996. Genetika. Bandung : Penerbit Tarsito. h. 32.
yang penting dalam beberapa pengujian genetika, seperti dalam pengujian Hipotesis
Mendel5.
Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri
segmen yang teratur. segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu; kepala,
thoraks, dan abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila sp. ini
mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral
(punggung-perut). Pada Drosophila sp, determinan sitoplasmik yang sudah ada di
dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini bahkan
sebelum fertilisasi. Setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan akhirnya akan
memicu struktur yang khas dari setiap segmen6.
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari
telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III – pupa – imago. Fase
perkembangan dari telur Drosophila melanogaster dapat dilihat lebih jelas pada
gambar di bawah ini.
5Drosophila melanogaster, http://images.ayyaa.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/
R8DTFAoKCokAADVxGd41/Info%20Biologi.doc?nmid=83369496 (02 Desember 2009). 6Borror.J.D,Triplehorn, Pengenalan Pengajaran Serangga. 1992. Universitas Gadjah Mada
Press:Yogyakarta. h. 56.
Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode.
Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva
muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada
saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan. Periode kedua adalah
periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang
dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan
perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual
terjadi pada saat dewasa7.
Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan
di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah
menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-
7Siklus hidup, http://id.wordpress.com/ (02 Desember 2009).
75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. (Silvia, 2003).
Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang
mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan
di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang
keras dari telur tersebut8.
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan
menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada
trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan
posterior9.
Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk
mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas
dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut
instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama.
Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya.
Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk
membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas permukaan
medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat
diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit
(molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1
8Siklus hidup, http//zarzen.wordpress.com/2008/09/27/hello-word/ (02 Desember 2009). 9Ibid.
ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke
imago10.
Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika
terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik.
Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue
dalam botol. Dan disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan
seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa11.
Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek,
kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4.
Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki.
Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada
stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva
berganti menjadi lalat dewasa12.
10Ibid. 11Ibid. 12Ibid.
BAB III
METODE KERJA
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum kali ini adalah :
Hari / tanggal : jum’at 20 november 2009
Pukul : 15.00 -16.30 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III Gedung B
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah botol kultur yang
berisi medium, cawan petri, botol eterasi, kuas kecil, dan bantalan karet.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah lalat buah
(Drosophila melanogaser) jantan dan betina, medium kertas.
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah:
1. Menyediakan botol kultur yang sudah berisi medium.
2. Meletakkan botol kultur tersebut di tempat yang banyak terdapat Drosophila
melanogaster, misalnya di tempat sampah atau dekat buah-buahan yang ranum.
3. Apabila jumlah lalat yang masuk hanya sedikit, gunakan kantung plastik, yang
agak besar dan tempatkan dengan mulut dibawah pada bak sampah atau buah-buahan
ranum yang dihinggapi Drosophila melanogaster, dan ketuklah bak sampah tersebut
hingga lalat bertebaran masuk kedalam kantung plastik, baru pindahkan kedalam
botol medium. Usahakan agar terdapat sekitar 2 pasang Drosophila melanogaster.
4. Memberi catatan pada botol tersebut mengenai waktu dan tempat pengumpulan.
5. Mengamati perubahan yang terjadi pada medium, dan catatlah kapan saudara
mulai melihat adanya telur, larva, dari instar hingga terbentuknya imago dengan
pengamatan secara periodik sekitar 4-6 jam sekali.
6. Mencatat apabila dalam biakan terdapat lebih dari satu spesies Drosophila
melanogaster.
7. Membandigkan hasilnya dengan siklus hidup Drosphila melanogaster.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Gambar telur
Larva
Pertama muncul pada hari ke-
Ukuran (mm)
Gambar
Instar I Ke-4 ± 1 mm
Instar II Ke 5-6 ± 2 mm
Instar III Ke 6-7 ± 3 mm
Perbedaan
Prepupa
pupa
1. Bentuk Lonjong dan terlihat lebih pendek
Lonjong tidak aktif bergerak
2. Pergerakan Tidak aktif Tidak aktif
3. Pigmen atau warna
Putih bening Coklat
4. Selaput
5. Pertama muncul pada hari ke-
Ke-5 Ke-6
Gambar
Gambar imago dengan sayap terlipat
Ciri-ciri imago jantan : Kaki depan : - Terdapat persendian - Lebih panjang
Ciri-ciri imago betina : Kaki depan : - Tidak terdapat persendian - Lebih pendek
B. Pembahasan
Adapun pembahasan pada praktikum kali ini yaitu pengamatan ini dimulai
pada tanggal 20 November 2009 dengan meletakkan lalat buah parental sebanyak 2
ekor pada media. Menurut sejarah, Drosophila melanogaster sudah mulai digunakan
sebagai hewan model genetika sejak tahun 1901 namun mulai dikenal dan marak
digunakan pada tahun 1910.
Pada percobaan siklus hidup Dhrosophila melanogaster, alasan yang terlihat
dan dirasakan oleh penulis adalah lewat penampakkan fisiknya. Salah satu
keuntungan yang terlihat adalah siklus hidup yang cukup pendek, jumlah anakan
yang cukup banyak (terlihat dari perbandingan jumlah anakan dan parental),
pemberian kondisi tidak perlu steril, dan membutuhkan media yang sederhana yaitu
pisang yang telah dihaluskan13.
Pada percobaan ini, pertama dimulai pada tanggal 20 November 2009, pukul
12.10 dengan meletakkan lalat buah parental sebanyak 2 ekor pada media baru.
Perkembangan pertama yang diamati adalah telur. Menurut literature, ciri-ciri dari
telur adalah berukuran ± 0.5 mm, berwarna putih, pada ujung anteriornya terdapat
dua tangkai kecil menyerupai sendok yang berfungsi agar telur tidak tenggelam,
biasanya terdapat pada permukaan media. dihari yang sama yaitu tanggal 20
November 2009 pukul 20.00 malam menemukan benda-benda putih kecil dengan
ukuran sekitar 0.5 mm yang menempel pada dinding botol dan penulis menyimpulkan
sebagai telur. Pengamatan dilanjutkan lagi hingga mulai muncul larva instar 1 kira-
13Siklus hidup, http://id.wordpress.com/ (02 Desember 2009).
kira 24 jam dari munculnya telur. Dalam literature, dikatakan bahwa larva instar 1
berbentuk lonjong pipih, berwarna putih bening, berukuran ± 1 mm, bersegmen,
berbentuk dan bergerak seperti cacing, belum memiliki spirakel anterior. Larva instar
1 yang penulis amati kira-kira memiliki ciri yang hampir sama dengan yang ada pada
literature yaitu bentuknya lonjong dengan ukuran ± 1 mm, berwarna putih, bergerak
seperti cacing namun tidak lincah. Perubahan berikutnya adalah dari larva instar 1
menjadi larva instar 2 terjadi kira-kira 48 jam kemudian. Jika dilihat dari bentuk,
larva instar 2 memiliki bentuk yang hampir sama dengan larva instar 1. Perbedaan
larva instar 1 dan larva instar 2 terletak pada ukurannya yang lebih besar, adanya
tanda kehitaman di mulut, dan pergerakan yang semakin aktif. 12 jam berikutnya,
ukuran larva makin bertambah besar dan fase larva instar 3 mulai muncul. Larva
instar 3 memiliki ukuran yang lebih besar, sekitar 3-5 mm, dibanding larva instar 1
dan 2. Pergerakan larva instar 3 sangatlah aktif baik di permukaan maupun di dinding
botol. Ciri lain yang membedakan adalah tanda kehitaman pada mulut, menurut
literature adalah gigi, semakin jelas terlihat. Tahap setelah larva instar 3 adalah
prepupa. Prepupa berbentuk lonjong dan terlihat lebih pendek jika dibandingkan
dengan larva instar 3, berwarna putih-putih bening, letaknya pada dinding, dan
terbentuk setelah larva instar 3 bergerak ke atas (dinding botol) dan tidak aktif lagi.
Fase berikutnya adalah pupa. Perubahan prepupa menuju pupa sekitar 14 jam. Jika
dilihat dari ukurannya, pupa memiliki ukuran yang sama dengan prepupa. Perbedaan
yang paling terlihat adalah dari warnanya, pupa memiliki warna coklat. Baik fase
prepupa dan pupa merupakan fase tidak aktif. Fase yang paling akhir adalah imago.
Fase imago ini terjadi kurang lebih pada hari keenam. Ciri dari imago hampir
menyerupai ciri-ciri umum lalat buah dewasa (parental). Perbedaan yang
terdapat antara imago dengan lalat buah dewasa adalah dari ukurannya yang
lebih kecil dan warna imago yang masih keabu-abuan14.
Menurut literature, metamorphosis sempurna yang terjadi pada lalat buah
akan memakan waktu antara 8 – 15 hari. Hal ini sangat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan seperti temperature, pemberian intensitas cahaya, dan media.
Perkembangan lalat buah dari telur hingga imago pada suhu 28oC hanya akan
memakan waktu 7 hari. Selain itu, dalam literature dikatakan bahwa Drosophila
melanogaster menyukai tempat yang remang-remang namun pada fase bertelur
membutuhkan kondisi gelap15.
14Ibid. 15Ibid.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah lama
waktu siklus hidup Dhrosophila melanogaster yang diamati dari dewasa hingga
menghasilkan imago memerlukan waktu sekitar 7-10 hari. Dhrosophila melanogaster
mengalami metamorphosis sempurna dengan tahapan-tahapannya diawali oleh telur –
larva instar 1 – larva instar 2 – larva instar 3 – prepupa – pupa – imago.
B. Saran
Adapun saran saya pada praktikum kali ini adalah semua praktikan harus lebih
serius dalam melakukan pengamatan agar hasil yang diperoleh lebih maksimal dan
sesuai dengan teori yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Drosophila melanogaster, http://id.wikipedia.org/wiki/kategori:rintisan_ berbentuk_ serangga (02 Desember 2009).
Drosophila melanogaster, http://images.ayyaa.multiply.multiplycontent.com/attach-
ment/0/R8DTFAoKCokAADVxGd41/Info%20Biologi.doc?nmid=83369496 (02 Desember 2009).
Siklus hidup, http://id.wordpress.com/ (02 Desember 2009).
Siklus hidup, http//zarzen.wordpress.com/2008/09/27/hello-word/ (02 Desember 2009).
Triana Silvia, Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida Terhadap
Perkembangan Larva Drosophila. 2003, Bandung: Jurusan Biologi. Universitas Padjadjaran.
Triplehorn Borror.J.D, 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga. Universitas Gadjah Mada Press: Yogyakarta.
Yatim Wildan, 1996. Genetika. Bandung : Penerbit Tarsito.
Top Related