PENETAPAN KADAR 1,8-SINEOL DALAM PRODUK MINYAK KAYU
PUTIH DENGAN METODE ANALISIS KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
(KLT) DENSITOMETRI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Anastasia Natalia Kurniasih
NIM: 178114007
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PENETAPAN KADAR 1,8-SINEOL DALAM PRODUK MINYAK KAYU
PUTIH DENGAN METODE ANALISIS KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
(KLT) DENSITOMETRI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Anastasia Natalia Kurniasih
NIM: 178114007
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Persetujuan Pembimbing
PENETAPAN KADAR 1,8-SINEOL DALAM PRODUK MINYAK KAYU
PUTIH DENGAN METODE ANALISIS KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
(KLT) DENSITOMETRI
Skripsi yang diajukan oleh:
Anastasia Natalia Kurniasih
NIM: 178114007
telah disetujui oleh
Pembimbing Utama
Dr. apt. Christine Patramurti
Tanggal 26 Mei 2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa naskah skripsi yang saya
tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka yang mengikuti ketentuan
sebagaimana layaknya karya ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi
plagiarisme dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 19 Mei 2021
Penulis,
Anastasia Natalia Kurniasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Anastasia Natalia Kurnasih
Nomor Mahasiswa : 178114007
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Penetapan Kadar 1,8-
Sineol dalam Produk Minyak Kayu Putih dengan Metode Analisis Kromatografi Lapis
Tipis (KLT) Densitometri. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media
lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda tangan,
gambar atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin pencari
(search engine), misalnya google.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 16 Juli 2021
Yang menyatakan
Anastasia Natalia Kurniasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus, Allah Bapa, dan Roh Kudus yang selalu menyertaiku dalam
keadaan suka maupun duka
Bapak, Mama, dan Samuel yang selalu mendoakanku, selalu mendukungku dan
selalu memberikan nasihat serta menyemangatiku
Para guru dan dosen yang telah memberikan banyak pengetahuan dan ilmu yang
sangat bermanfaat untuk sekarang maupun masa depan
Serta Almamater tempat menimba ilmu yaitu Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PRAKATA
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua berkat dan
rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis dalam menyusun naskah skripsi
yang berjudul “Penetapan Kadar 1,8-Sineol dalam Produk Minyak Kayu Putih
dengan Metode Analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Densitometri” sehingga
dapat terselesaikan. Naskah skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Farmasi (S. Farm) di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
Penulis mendapatkan banyak dukungan dan bantuan pada proses
penyusunan naskah skripsi ini dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sangat
berterima kasih kepada beberapa pihak berikut:
1. Ibu Dr. apt. Yustina Sri Hartini selaku Dekan Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma
2. Ibu Dr. apt. Christine Patramurti selaku Ketua Program Studi Fakultas
Farmasi, Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing skripsi
yang telah berperan seperti orangtua dan senantiasa dengan sabar
meluangkan waktunya untuk memberikan kritik, saran, bantuan,
nasehat, serta motivasi selama penelitian dan penyusunan naskah
skripsi hingga selesai.
3. Ibu Dr. apt. Erna Tri Wulandari selaku Dosen penguji atas kritik dan
saran yang diberikan selama proses penyusunan skripsi dan sebagai
Dosen Pembimbing Akademik untuk kelas FSMA 2017 yang telah
memberikan pendampingan selama ini.
4. Bapak apt. Michael Raharja Gani, M. Farm. selaku Dosen penguji atas
kritik dan saran yang diberikan selama proses penyusunan skripsi.
5. Pak Bimo, Pak Parlan, Pak Kunto, dan Pak Wagiran sebagai Laboran
yang telah memberikan bantuan saat melakukan penelitian di
Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
6. Bapak, Mama, dan Samuel yang selalu mendoakan, memberikan
dukungan, saran, dan nasehat secara material maupun psikologis yang
dapat membangkitkan semangat dalam proses penyusunan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
7. Rekan penelitian skripsi Devandi dan Bili yang telah berjuang dan
belajar bersama serta mendukung dalam proses penelitian dan
penyusunan skripsi.
8. SINYING Girls Epifani, Thea, Berta, Dewi, Icha, Yosin, dan Janis
selaku sahabat yang selalu bersama dari semester awal perkuliahan
sebagai tempat berkeluh kesah, menjadi penghibur saat kesulitan,
memberikan semangat, dan saran yang membangun.
9. Venta, Laura, Ayu, Ghozi, Ivan, Yoga, Rexa, dan Andrew yang telah
banyak memberikan bantuan dan masukkan kepada penulis.
10. Teman-teman FSMA 2017 dan golongan A1 yang memberikan
semangat saat proses perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
11. Pak Gatot sebagai bapak Kost Aditara Putri yang telah memberikan
dukungan dan semangat kepada penulis selama berkuliah di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma.
12. EXO, NCT, dan Red Velvet yang selalu memberikan semangat dan
penghiburan dalam bentuk sebuah karya lagu maupun film.
13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu oleh penulis
karena telah memberikan dukungan, bantuan, dan saran.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan yang
diperbuat dalam penulisan naskah skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menerima
segala bentuk kritik dan saran yang diberikan agar naskah skripsi ini menjadi
lebih baik dan bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahun dalam bidang
farmasi. Penulis memohon maaf atas setiap kesalahan dalam naskah skripsi.
Yogyakarta, 19 Mei 2021
Anastasia Natalia Kurniasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEBIMBING ........................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ............................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii PRAKATA ........................................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii ABSTRAK ........................................................................................................... xiv
ABSTRACT ............................................................................................................ xv PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 METODE PENELITIAN ........................................................................................ 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 6 KESIMPULAN ..................................................................................................... 14
SARAN ................................................................................................................. 14 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
LAMPIRAN .......................................................................................................... 18 BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I. Data kurva baku 1,8-Sineol ................................................................. 10
Tabel II. Nilai Rf dan Rs dari 6 batch produk minyak kayu putih ..................... 12
Tabel III. Hasil penetapan kadar pada produk minyak kayu putih ...................... 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Interaksi 1,8-Sineol dengan fase diam dan fase gerak ......................... 6
Gambar 2. Reaksi 1,8-Sineol dengan vanilin-asam sulfat ..................................... 7
Gambar 3. Pengaruh pemanasan terhadap struktur silika gel ................................ 8
Gambar 4. Kurva hubungan antara konsentrasi 1,8-Sineol dengan AUC ........... 10
Gambar 5. Baku 1,8-Sineol dan 6 batch produk minyak kayu putih................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Sertifikat analisis baku 1,8-Sineol .................................................. 19
Lampiran 2. Spesifikasi lempeng KLT ............................................................... 20
Lampiran 3. Dokumentasi 6 batch produk minyak kayu putih ........................... 20
Lampiran 4. Nomor batch 6 botol minyak kayu putih ........................................ 20
Lampiran 5. Perhitungan konsentrasi larutan ...................................................... 21
Lampiran 6. Kromatogram larutan seri baku 1,8-Sineol ..................................... 22
Lampiran 7. Visualisasi hasil penetapan kadar 1,8-Sineol .................................. 27
Lampiran 8. Data pengukuran serta contoh perhitungan Rf dan resolusi ............ 28
Lampiran 9. Kromatogram sampel 6 batch produk minyak kayu putih .............. 30
Lampiran 10. Perhitungan kadar 1,8-Sineol ........................................................ 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
Senyawa 1,8-Sineol merupakan kandungan utama dalam minyak kayu
putih dan memiliki aktivitas farmakologis sebagai antibakteri dan antivirus.
Produk minyak kayu putih di Indonesia merupakan jamu yang berpotensi untuk
dikembangkan menjadi produk obat herbal terstandar. Pada pengembangan
produk herbal, standardisasi perlu dilakukan untuk menjamin khasiat mutu dari
produk akhir. Salah satu parameter standardisasi yang dilakukan yaitu uji
kandungan kimia untuk analisis kadar senyawa 1,8-Sineol.
Analisis kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih dilakukan
pada 6 batch yang berbeda dalam produk yang sama. Metode analisis yang
digunakan dalam menetapkan kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih
yaitu Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Densitometri. Sistem KLT menggunakan
fase normal yaitu fase diam silika gel 60 F254 dan fase gerak campuran n-heksana
(2) dan etil asetat (8) dengan jarak elusi 5 cm. Penentuan kadar 1,8-Sineol dalam
produk minyak kayu putih menggunakan metode pencelupan dalam reagen
vanilin-asam sulfat. Waktu pemanasan setelah pencelupan dalam reagen selama
10 menit pada suhu 110℃ dengan panjang gelombang pendeteksian 681 nm.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai Rf dari senyawa 1,8-Sineol yaitu 0,76-
0,78 dengan resolusi >1,5. Rata-rata kadar 1,8-Sineol yang terkandung dalam 6
batch produk minyak kayu putih merek “X” sebesar 52,0 ± 2,35%v/v dengan nilai
koefisien variasi sebesar 4,52%.
Kata kunci: 1,8-Sineol, KLT Densitometri, penetapan kadar, produk minyak
kayu putih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
1,8-Sineol compound is the main substance in cajuput oil which is
included in the monoterpenes group. This compound has pharmacological benefits
as antibacterial and antivirus. Eucalyptus oil products marketed in Indonesia are
jamu products that have the potential to be developed into obat herbal terstandar.
In the development of herbal products, standardization is necessary to ensure the
quality and safety of the final product. One of the standardization parameters
carried out is the chemical substance test for the analysis of the levels of 1,8-
Sineol compounds.
Analysis of 1,8-Sineol substance in cajuput oil products is carried out at
six different batch numbers. The analytical method uses in determining the levels
of 1,8-Sineol in cajuput oil products is Thin Layer Chromatography (TLC)
Densitometry. The TLC system use a normal phase with a stationary phase in the
form of silica gel 60 F254, a mobile phase in the form of a mixture of n-hexane (2)
and ethyl acetate (8) with an elution distance of 5 cm. Determination of 1,8-Sineol
substance in cajuput oil products used dipping method in vanillin-sulfuric acid
reagent. Heating time after dipping in the reagent for 10 minutes at a temperature
of 110℃ with a detection wavelength of 681 nm. The results of this study indicate
that the Rf value of 1,8-Sineol compounds was 0.76-0.78 with a resolution >1,5.
The average level of 1,8-Sineol contained in 6 batches of cajuput oil product
brand "X" was 52.0 ± 2.35%v v with a coefficient of variation of 4.52%.
Keywords: 1,8-Sineol, cajuput oil product, TLC Densitometry, assay.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Tanaman obat memiliki khasiat sebagai obat dan digunakan dalam
penyembuhan bahkan pencegahan penyakit (Bahlawan dan Mulyani, 2018).
Penggunaan tanaman obat oleh masyarakat saat ini terjadi peningkatan karena
efek samping yang akan terjadi lebih kecil dibandingkan dengan obat sintesis
(Widaryanto dan Azizah, 2016). Tanaman obat juga menjadi harapan bagi
masyarakat sebagai alternatif pengobatan bagi kesehatan setelah penggunaan obat
sintesis yang tidak berhasil (Sastrahidayat, 2016). Walaupun demikian,
pengobatan herbal masih belum diakui secara umum di seluruh dunia karena
kualitas dan keamanannya belum cukup untuk memenuhi standar mutu yang
diperlukan untuk penggunaan di masyarakat (Shafirany, Susilawati, dan Musfiroh
2019).
Tanaman yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai alternatif
pengobatan adalah jenis tanaman yang mengandung minyak atsiri salah satunya
yaitu tanaman kayu putih (Rosmalina, Endah, dan Ridwan 2020). Tanaman kayu
putih akan menghasilkan minyak kayu putih melalui proses penyulingan.
Senyawa utama yang terkandung dalam minyak kayu putih yaitu 1,8-Sineol
sekitar 3-60% (Rimbawanto, Kartikawati and Prastyono, 2017). Beberapa manfaat
dari senyawa 1,8-Sineol antara lain sebagai antimikroba, antioksidan, menjaga
kekebalan tubuh, analgesik, dan anti-inflamasi (Batubara, Suparto, dan
Rakhmatika 2016). Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Hakim, Wilson,
dan Darmawati (2019) tentang uji aktivitas dari esktrak etanol daun kayu putih
menunjukkan adanya aktivitas daya hambat pertumbuhan pada bakteri Methicillin
Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Senyawa 1,8-Sineol juga memiliki
aktivitas untuk memblokir produksi sitokin dan menghambat virus pneumonia
pada tikus yang telah terinfeksi virus Influenza sehingga 1,8-Sineol memiliki
potensi sebagai perlindungan dari virus Influenza (Li dkk., 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Minyak kayu putih yang terdaftar dalam BPOM merupakan produk jamu
(Yolandha, 2020). Namun, berdasarkan manfaat dari senyawa 1,8-Sineol yang
terkandung dalam minyak kayu putih memiliki potensi untuk dikembangkan
menjadi produk obat herbal terstandar. Pengembangan tanaman herbal merujuk
pada aspek mutu, keamanan dan khasiat untuk memenuhi persyaratan mutu sesuai
dengan Kementrian Kesehatan dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM) (Lindawati dan Murtisiwi, 2016). Obat herbal terstandar telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah melalui uji praklinik dan bahan bakunya
telah terstandardisasi (BPOM, 2019). Standardisasi adalah penjaminan mutu dari
produk akhir yang memiliki parameter tertentu yang konstan dan dilakukan untuk
menjamin keseragaman mutu, keamanan, dan khasiat (Halilah, Febrina, dan
Ramadhan, 2017).
Salah satu proses yang dilakukan dalam standardisasi yaitu uji
kandungan kimia tertentu untuk analisis kadar kandungan senyawa kimia yang
diduga bertanggung jawab pada efek farmakologi (Depkes, 2000). Penetapan
kadar senyawa 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih perlu dilakukan
karena memiliki aktivitas farmakologis sebagai antibakteri dan antivirus. Analisis
kadar 1,8-Sineol telah dilakukan menggunakan metode Kromatografi Gas-
Spektrometri Massa (KG-SM) pada minyak kayu putih dengan kadar 1,8-Sineol
yang didapatkan sebesar 60,17% (Fransz, Maail dan Titarsole, 2019) dan
menggunakan Kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi (KLTKT) pada daun M.
Longifolia dengan kadar 1,8-Sineol sebesar 0,33% b/b, S. officinalis dengan kadar
1,8-Sineol sebesar 0,23% b/b, dan R. officinalis dengan kadar 1,8-Sineol sebesar
0,34% b/b (Foudah dkk., 2019). Penetapan kadar yang dilakukan oleh peneliti
menggunakan metode analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Densitometri.
Metode KLT Densitometri dapat menganalisis secara kuantitatif analit dengan
kadar yang kecil pada tanaman herbal. Selain itu, KLT dalam pelaksanaannya
lebih sederhana, biaya yang dikeluarkan lebih sedikit, waktu pengembangan yang
cepat, sensitivitas tinggi dan reprodusibel (Santiago dan Strobel, 2013). Sistem
dalam KLT yang digunakan yaitu fase normal dengan fase diam yang lebih polar
dibandingkan fase geraknya (Srivastava, 2011). Senyawa 1,8-Sineol merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
senyawa yang cenderung bersifat nonpolar karena pada strukturnya memiliki
gugus hidrokarbon sehingga dengan penggunaan metode analisis KLT 1,8-Sineol
dapat terpisah dari campuran komponen pada sampel dan kadar 1,8-Sineol dapat
ditentukan dalam produk minyak kayu putih dengan analisis kuantitatif
menggunakan densitometri (Wulandari, 2011; Schürmann dkk., 2019; Solomons,
Fryhle dan Snyder, 2013).
METODE PENELITIAN
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain n-heksana p.a
grade (E.Merck), etil asetat p.a grade (E.Merck), baku 1,8-Sineol (Aldrich),
metanol p.a grade (E.Merck), lempeng silika gel 60 F254 (E. Merck), vanilin (E.
Merck), asam sulfat 95-97% p.a grade (E. Merck), etanol p.a grade (E. Merck),
dan 6 produk minyak kayu putih merek “X” dengan nomor batch yang berbeda.
Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain seperangkat alat
densitometer (CAMAG KLT Scanner 3 Seri 160602), autosampler (CAMAG
Linomat 5 CAT Seri 170610), linomat syringe (CAMAG), seperangkat komputer
(merek AOC), neraca analitik (Ohaus PA224C; max=220 g, d=0,0001 g), bejana,
pipet volum, mikropipet (Scorex ACURA 825), oven (POSTBUS 7018-3502 KA
Ultretch), labu takar, dan alat – alat gelas.
Tata Cara Penelitian
Pemilihan sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu produk minyak kayu
putih merek “X” yang dibeli dari 6 Apotek di daerah Sleman, Yogyakarta. Sampel
minyak kayu putih dipilih sebanyak 6 botol dengan nomor batch yang berbeda
sebagai sampel uji pada penetapan kadar 1,8-Sineol.
Pembuatan fase gerak
Fase gerak yang digunakan yaitu campuran antara n-heksana dan etil
asetat dengan perbandingan 2:8 v/v. Sebanyak 5,0 mL n-heksana diambil dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dimasukkan dalam labu takar 25 mL, lalu ditambahkan etil asetat hingga tanda
batas.
Penjenuhan bejana
Fase gerak yang telah dibuat dimasukan ke dalam bejana dan telah
diberikan kertas saring disatu sisi bejana. Bejana ditutup dan dibiarkan hingga
jenuh yang ditandai kertas saring sudah terbasahi semua.
Aktivasi lempeng silika gel 60 F254
Lempeng silika gel 60 F254 dengan ukuran 8x10 cm. Lempeng silika gel
60 F254 kemudian dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 110℃ selama 30
menit.
Pembuatan larutan stok baku 1,8-Sineol
Larutan stok baku 1,8-Sineol dibuat dengan mengambil sebanyak 500,0
µL baku 1,8-Sineol dan ditambahkan dengan metanol dalam labu takar 5 mL
hingga tanda batas, sehingga diperoleh larutan stok baku 1,8-Sineol dengan
konsentrasi 9,97%.
Pembuatan larutan intermediet baku 1,8-Sineol
Larutan intermediet baku 1,8-Sineol dibuat dengan mengambil sebanyak
5,0 mL larutan stok baku 1,8-Sineol dan ditambahkan dengan metanol dalam labu
takar 10 mL hingga tanda batas, sehingga diperoleh larutan intermediet baku 1,8-
Sineol dengan konsentrasi 4,99%.
Pembuatan larutan seri baku 1,8-Sineol
Larutan seri baku 1,8-Sineol dibuat dengan mengambil sebanyak 200,0;
300,0; 400,0; 500,0; dan 600,0 µL secara berturut-turut dari larutan intermediet
baku 1,8-Sineol yang kemudian dimasukkan ke dalam mikrotube yang berbeda
dan ditambahkan metanol sebanyak 800,0; 700,0; 600,0; 500,0; dan 400,0 µL
sehingga didapat larutan seri dengan konsentrasi 0,997; 1,47; 1,99; 2,49; dan
2,99%.
Pembuatan reagen vanilin-asam sulfat
Serbuk vanilin ditimbang kurang lebih seksama 3,0 gram dan dilarutkan
dengan etanol kemudian dimasukkan dalam labu takar 50 mL, lalu ditambahkan
asam sulfat sebanyak 0,5 mL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Penentuan kurva baku
Larutan seri dengan konsentrasi 0,997; 1,47; 1,99; 2,49; dan 2,99%
ditotolkan sebanyak 1 µL menggunakan autosampler pada lempeng silika gel 60
F254. Jarak tengah antara tiap totolan yaitu 1,5 cm. Jarak 1,5 cm dari batas kiri,
jarak 1,5 cm dari batas bawah, dan jarak 0,5 cm dari batas atas. Lempeng KLT
dielusi dalam bejana berisi fase gerak yang telah dijenuhkan hingga terelusi 5 cm.
Lempeng KLT kemudian dikeringkan dengan diangin-anginkan dan dicelup ke
dalam reagen vanilin-asam sulfat. Lempeng KLT dipanaskan menggunakan oven
selama 10 menit dengan suhu 110℃ dan dideteksi dengan densitometer pada
panjang gelombang maksimal 681 nm.
Preparasi sampel
Enam botol sampel disiapkan dengan nomor batch yang berbeda.
Masing–masing diambil sebanyak 15,0 μL dari larutan sampel, yang kemudian
dimasukkan dalam mikrotube yang berbeda dan ditambahkan dengan metanol
sebanyak 485,0 µL. Konsentrasi sampel yang didapatkan 0,997%.
Penetapan kadar sampel
Larutan sampel ditotolkan sebanyak 1 µL menggunakan autosampler
pada lempeng silika gel 60 F254. Jarak tengah antara tiap totolan yaitu 1,5 cm.
Jarak dari batas kiri 1,5 cm, jarak dari batas bawah 1,5 cm, dan jarak dari batas
atas 0,5 cm. Lempeng KLT dielusi dalam bejana berisi fase gerak yang telah
dijenuhkan hingga jarak 5 cm. Lempeng KLT kemudian dikeringkan dengan
diangin-anginkan dan dicelup ke dalam reagen vanilin-asam sulfat. Lempeng KLT
dipanaskan menggunakan oven selama 10 menit dengan suhu 110℃ dan dideteksi
dengan densitometer pada panjang gelombang maksimal 681 nm.
Analisis Hasil
Persamaan regresi linier y=bx+a ditentukan dari kurva baku hubungan
antara AUC dan konsentrasi. Analisis kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak
kayu putih dihitung dengan memasukkan nilai AUC sampel dalam persamaan
regresi linier y=bx+a yang telah diperoleh. Nilai y sebagai nilai AUC dan x
sebagai nilai konsentrasi sampel. Kadar 1,8-Sineol dalam botol minyak kayu putih
ditentukan dengan rumus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
Kemudian dihitung rata-rata dan SE (Standard Error). Kadar 1,8-Sineol dalam
produk minyak kayu putih yang dinyatakan dalam (x̄±SE)%v/v.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penetapan kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih merek “X”
pada penelitian ini menggunakan metode analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Densitometri dengan sistem fase normal. Sistem fase normal merupakan sistem
dengan fase diam yang sifatnya lebih polar dibandingkan dengan fase gerak
(Srivastava, 2011). Penggunaan metode ini berdasarkan pada struktur 1,8-Sineol
yang memiliki atom oksigen yang dapat berinteraksi dengan gugus silanol (Si-O-
H) pada silika gel dengan membentuk interaksi hidrogen sehingga senyawa 1,8-
Sineol dapat tertahan pada lempeng silika gel. Senyawa 1,8-Sineol merupakan
senyawa cenderung yang bersifat nonpolar sehingga dengan penggunaan fase
gerak yang terdiri dari campuran antara etil asetat (8) dan n-heksana (2) senyawa
1,8-Sineol dapat terpisah dari sampel minyak kayu putih berdasarkan interaksi
antara 1,8-Sineol dengan fase gerak. Interaksi 1,8-Sineol dengan fase diam dan
fase gerak ditunjukkan pada gambar 5. Senyawa 1,8-Sineol yang sudah terpisah
dari sampel minyak kayu putih dapat dideteksi menggunakan densitometer.
Gambar 1. Interaksi 1,8-Sineol dengan fase diam dan fase gerak
Deteksi 1,8-Sineol pada produk minyak kayu putih pada penelitian ini
dilakukan menggunakan metode derivatisasi dengan pencelupan dalam reagen
vanilin-asam sulfat. Penggunaan metode pencelupan dalam reagen vanilin-asam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
sulfat agar menghasilkan distribusi reagen vanilin-asam sulfat yang merata pada
lempeng. Metode derivatisasi dengan reagen vanilin-asam sulfat digunakan
karena dapat mendeteksi senyawa terpenoid seperti 1,8-Sineol (Spangenberg,
Poole dan Weins, 2011). Berdasarkan struktur 1,8-Sineol hanya terdapat gugus
eter (-O-) yang memiliki elektron bebas yang dapat memberikan serapan pada
sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 185 nm (Gokel, 2004). Selain itu, saat
dilakukan pendeteksian lempeng silika gel menggunakan densitometer pada sinar
ultraviolet senyawa 1,8-Sineol yang telah dielusi memiliki panjang gelombang
198 nm. Metanol yang digunakan sebagai pelarut memiliki panjang gelombang
205 nm sehingga akan membentuk banyak puncak dan menjadi tidak selektif
untuk senyawa 1,8-Sineol (Gandhimathi, Vijayaraj dan Jyothirmaie, 2012).
Penggunaan reagen vanilin-asam sulfat pada 1,8-Sineol akan membentuk senyawa
seperti pada gambar 6. Senyawa derivat 1,8-Sineol dengan reagen vanilin-asam
sulfat yang terbentuk berwarna hijau kebiruan karena terjadi pergeseran panjang
gelombang pada sinar tampak. Reagen vanilin-asam sulfat termasuk dalam reagen
aldehid karena pada struktur vanilin terdapat gugus aldehid yang dapat berikatan
dengan 1,8-Sineol dalam kondisi asam (Spangenberg, Poole and Weins, 2011).
Reaksi yang terbentuk antar 1,8-Sineol dengan reagen vanilin-asam sulfat
membutuhkan waktu yang optimal yaitu saat dilakukan pemanasan dalam oven
setelah pencelupan dalam reagen vanilin-asam sulfat. Pemanasan dilakukan
menggunakan oven dengan operating time yang optimal selama 10 menit.
Pendeteksian dilakukan menggunakan densitometer dengan panjang gelombang
maksimum 681 nm.
Gambar 2. Reaksi 1,8-Sineol dengan vanilin-asam sulfat
Prosedur pada penetapan kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu
putih sebelumnya telah dioptimasi pada rangkaian penelitian yang berjudul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
optimasi metode analisis Kromatografi Lapis Tipis Densitometri pada penetapan
kadar 1,8-Sineol dalam minyak kayu putih. Pada tahap optimasi diperoleh
komposisi fase gerak yang terdiri dari etil asetat (8) dan n-heksana (2), jarak elusi
5 cm, dan waktu pemanasan setelah pencelupan dalam reagen vanilin-asam sulfat
yaitu 10 menit dengan suhu 110℃. Pembacaan dilakukan pada panjang
gelombang 681 nm dan volume penotolan sebanyak 1 μL. Hasil optimasi metode
telah memenuhi parameter dengan nilai resolusi sebesar 4,2; nilai faktor asimetri
0,79; dan nilai faktor pengekoran sebesar 0,96.
Peralatan yang digunakan yaitu densitometer CAMAG TLC Scanner 3
untuk deteksi bercak pada lempeng silika gel dan autosampler CAMAG Linomat
5 untuk penotolan baku 1,8-Sineol dan sampel minyak kayu putih pada lempeng
silika gel. Aktivasi lempeng silika gel dilakukan sebelum penotolan dengan
menggunakan oven selama 30 menit dengan suhu 110℃. Pengaruh pemanasan
pada struktur silika gel menggunakan oven dengan suhu 110℃ selama 30 menit
ditunjukkan pada gambar 5. Gugus silanol (Si-O-H) pada struktur silika gel dapat
berikatan secara reversibel dengan air sehingga dapat mempengaruhi interaksi
antara silika gel dengan komponen dalam sampel. Tujuan dilakukan pemanasan
lempeng silika gel dengan suhu 110℃ untuk menghilangkan kandungan air pada
gugus silanol (Spangenberg, Poole and Weins, 2011). Penjenuhan bejana
dilakukan sebelum lempeng dielusi dalam bejana yang berisi fase gerak. Tujuan
dilakukan penjenuhan bejana agar mencapai kesetimbangan tekanan uap dari fase
gerak didalam bejana (Cai, 2014).
Gambar 3. Pengaruh pemanasan terhadap struktur silika gel
110℃ (30 menit)
+ H2O
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Pemilihan sampel
Pemilihan sampel produk minyak kayu putih dalam penetapan kadar 1,8-
Sineol diambil dari Apotek yang berada di Yogyakarta. Hal tersebut karena
minyak kayu putih merupakan senyawa golongan minyak atsiri yang memiliki
sifat mudah menguap sehingga suhu saat penyimpanan harus dikontrol. Menurut
Peraturan Mentri Kesehatan Indonesia Nomor 9 tahun 2017, Apotek harus
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan seperti beberapa sarana yang harus
dipenuhi suatu ruangan penyimpanan sediaan farmasi. Salah satu sarana yang
harus dipenuhi yaitu pendingin ruangan dan pengontrol suhu agar dapat menjaga
kestabilan produk sediaan farmasi selama penyimpanan. Pengambilan sampel
minyak kayu putih yang dilakukan di Apotek agar memiliki perlakuan yang sama
dari proses produksi, distribusi, hingga penyimpanan sehingga diharapkan dapat
meminimalkan bias yang terjadi dalam penelitian ini.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah produk minyak kayu
putih merek “X” dalam bentuk sediaan cair yang termasuk dalam golongan Jamu.
Komposisi minyak kayu putih merek “X” yang tertera pada label produk yaitu
mengandung minyak kayu putih 100%. Produk minyak kayu putih merek “X”
yang digunakan sebanyak 6 botol dengan nomor batch yang berbeda dan setiap
batch diambil sampel sebanyak 1 botol. Masing-masing 6 batch produk minyak
kayu putih dilakukan penetapan kadar 1,8-Sineol. Tujuan pengambilan sampel
sebanyak 6 botol dengan nomor batch yang berbeda untuk memastikan
keseragaman kandungan 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih merek “X”.
Kadar 1,8-Sineol dalam setiap botol yang seragam dapat memenuhi persyaratan
mutu sehingga kualitas dari produk terjamin. Produk yang berkualitas dapat
menjamin tercapainya efek farmakologi yang diharapkan (Rohmani dkk., 2017).
Pembuatan kurva baku
Prosedur yang dilakukan telah divalidasi pada rangkaian penelitian
sebelumnya yang berjudul validasi metode analisis Kromatografi Lapis Tipis
(KLT) Densitometri pada penetapan kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu
putih. Pada tahap validasi sudah memenuhi parameter validasi antara lain
selektifitas, linieritas, dan akurasi presesi pada konsentrasi 0,997% dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pengerjaan selama 1 hari. Penentuan kurva baku diperoleh dengan melihat
hubungan antara konsentrasi dari larutan seri baku dengan respon dari instrumen
sehingga akan diperoleh persamaan regresi linier. Respon dari instrumen
densitometer berupa Area Under Curve (AUC). Persamaan regresi linier akan
digunakan untuk menghitung kadar dari 1,8-Sineol yang terkandung dalam
produk minyak kayu putih. Hasil data pengukuran larutan seri baku untuk
pembuatan kurva baku dapat dilihat pada tabel III.
Tabel I. Data kurva baku 1,8-Sineol
Konsentrasi (%
v/v)
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
AUC AUC AUC
0,997 31444,8 40475,9 36516,5
1,47 34992,0 43525,1 43157,5
1,99 41887,2 47031,3 44874,8
2,49 47225,0 50940,5 49527,0
2,99 53709,4 55938,9 54103,1
a 19297 32357 29177
b 11349 7661,2 8281,6
r 0,9969 0,9957 0,9863
Berdasarkan data yang tertera pada tabel III, terdapat perbedaan AUC
pada setiap replikasi 1, 2, dan 3 akibat dari jumlah reagen vanilin-asam sulfat
yang terserap dalam lempeng silika gel yang telah dielusi saat pencelupan dalam
reagen vanilin-asam sulfat. Kurva baku yang digunakan adalah kurva baku
replikasi ke-1 dengan nilai a = 19297, nilai b = 11349, dan nilai r = 0,9969.
Menurut AOAC (2019) kurva baku dapat dikatakan linier apabila nilai koefisien
korelasi (r) ≥0,99. Nilai koefisen korelasi yang didapatkan dari kurva baku
replikasi ke-1 lebih dari 0,99 yaitu sebesar 0,9969 sehingga kurva baku 1,8-Sineol
dapat dikatakan linier.
Gambar 4. Kurva hubungan antara konsentrasi 1,8-Sineol dengan AUC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Hubungan antara konsentrasi dari seri baku 1,8-Sineol dengan nilai AUC
1,8-Sineol dapat dilihat pada Gambar 8. Berdasarkan dari kurva tersebut semakin
tinggi konsentrasi dari seri baku 1,8-Sineol maka nilai AUC yang terukur juga
semakin meningkat dan membentuk garis yang linier. Hubungan tersebut dapat
diperoleh persamaan regresi linier yang ditentukan dengan memasukan nilai a dan
b pada persamaan y=bx+a. Persamaan regresi linier yang didapatkan yaitu y=
11349x + 19297 yang digunakan untuk menentukan kadar 1,8-Sineol dalam
produk minyak kayu putih.
Penetapan kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih
Proses preparasi sampel produk minyak kayu putih dilakukan sebelum
penetapan kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih dengan
menggunakan KLT Densitometri. Tujuan preparasi sampel untuk mempersiapkan
sampel agar dapat dianalisis menggunakan KLT Densitometri (Pawliszyn dan
Lord, 2010). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk sediaan cair
yang jernih sehingga preparasi sampel dilakukan dengan mengencerkan sampel
dengan pelarut yang sesuai (Wulandari, 2011). Pengenceran sampel menggunakan
pelarut metanol karena sifat dari 1,8-Sineol yang larut dalam pelarut organik
seperti etanol, dietil eter, dan kloroform (Haynes, 2015). Pengenceran sampel
dilakukan hingga mencapai rentang kurva baku agar tidak terjadi ekstrapolasi saat
pengukuran sampel sehingga kadar 1,8-Sineol dalam sampel minyak kayu putih
dapat dihitung.
Gambar 5. Baku 1,8-Sineol dan 6 batch produk minyak kayu putih
Keterangan:
B1-B6: sampel batch 1-6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Tabel II. Nilai Rf dan Rs dari 6 batch produk minyak kayu putih
Batch
Sampel
Replikasi 1 Replikasi 2
Rf Rs Rf Rs
1 0,77 4,2 0,78 4,1
2 0,76 4,2 0,78 4,2
3 0,76 4,3 0,78 4,2
4 0,76 4,0 0,78 4,1
5 0,76 4,3 0,78 4,1
6 0,76 4,3 0,78 4,1
Baku 0,77 - 0,78 -
Penetapan kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih dengan
metode KLT Densitometri dilakukan pada konsentrasi 0,997% karena telah
memenuhi parameter akurasi dan presisi saat dilakukan validasi. Penetapan kadar
dilakukan pada 6 botol dengan nomor batch yang berbeda dan dilakukan replikasi
sebanyak 2 kali. Hasil pemisahan dari penetapan kadar 1,8-Sineol dalam produk
minyak kayu putih terbentuk 2 bercak yang dapat ditunjukkan pada gambar 9.
Bercak dari 1,8-Sineol pada lempeng silika gel mengalami pelebaran karena saat
pencelupan dalam reagen vanilin-asam sulfat 1,8-Sineol larut dalam etanol yang
merupakan pelarut dari reagen vanilin-asam sulfat. Hasil Rf yang telah diperoleh
dari produk minyak kayu putih pada setiap 6 batch berada pada rentang 0,76-0,78
yang dapat dilihat pada tabel III. Nilai Rf 1,8-Sineol replikasi 1 dan replikasi 2
mengalami perbedaan yang berkisar antara 0,01-0,02 karena tekanan uap dalam
bejana yang berbeda akibat kondisi saat membuka tutup bejana. Nilai Rf 1,8-
Sineol setiap 6 batch produk minyak kayu putih replikasi 1 dan replikasi 2
memiliki nilai Rf yang mirip dengan nilai Rf baku 1,8-Sineol yaitu 0,77 dan 0,78
karena kurang dari 0,05 sehingga 6 batch produk minyak kayu putih mengandung
senyawa 1,8-Sineol (Oktaviantari, Feladita, dan Agustin, 2019). Nilai Rf senyawa
1,8-Sineol setiap 6 batch produk minyak kayu putih telah memenuhi parameter
yaitu berada dalam rentang 0,2-0,8 (Komsta, Waksmundzka-Hajnos, dan Sherma,
2013). Selain itu, senyawa 1,8-Sineol menunjukkan pemisahan yang baik dengan
senyawa lain karena nilai resolusi dari setiap 6 batch produk minyak kayu putih
telah memenuhi parameter resolusi yaitu >1,5 (Snyder dan Kirkland, 2010). Data
hasil penetapan kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih dapat dilihat
Tabel IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Tabel III. Hasil penetapan kadar pada produk minyak kayu putih
Batch
Sampel
Replikasi 1 Replikasi 2 Rata–rata
kadar 1,8-Sineol
setiap batch
(%v/v)
x
(%v/v)
%v/v
kadar
(/botol)
x
(%v/v)
%v/v
kadar
(/botol)
1 1,3373 44,5 1,4185 47,2 45,9
2 1,3547 45,1 1,3576 45,2 45,2
3 1,4908 49,6 1,5922 53,0 51,3
4 1,5806 52,6 1,6338 54,4 53,5
5 1,6097 53,6 1,7582 58,5 56,1
6 1,6256 54,1 1,9706 65,6 59,9
Kadar rata-rata
(%v/v ± SE) 52,0 ± 2,35
KV 4,52%
Kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih dihitung
menggunakan persamaan y=11349x + 19297, dengan y sebagai nilai AUC dan x
sebagai konsentrasi sampel. Konsentrasi sampel (x) dikalikan dengan faktor
pengenceran untuk mendapatkan kadar 1,8-Sineol dalam setiap botol produk
minyak kayu putih. Berdasarkan data pada tabel IV, rata-rata kadar 1,8-Sineol
pada 6 botol produk minyak kayu putih dengan nomor batch yang berbeda yaitu
52,0%v/v dengan selisih kadar 1,8-Sineol tiap 6 batch kurang lebih sebesar
2,35%v/v. Menurut SNI 06-3954-2006 persyaratan kadar 1,8-Sineol dalam
produk minyak kayu putih yang dipasarkan yaitu 50-60% (Muyassaroh, 2016).
Kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih yang diperoleh pada penelitian
ini telah memenuhi persyaratan mutu yaitu sebesar 52,0%.
Pemastian keseragaman kandungan 1,8-Sineol pada setiap batch produk
minyak putih dilakukan dengan perhitungan nilai koefisien variasi. Menurut
AOAC (2019), persyaratan nilai koefisien variasi untuk menilai reprodusibilitas
adalah ≤3%. Berdasarkan data pada tabel IV, nilai koefisien variasi kadar 1,8-
Sineol setiap batch adalah 4,52% sehingga tidak memenuhi persyaratan dan kadar
1,8-Sineol setiap batch tidak seragam. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
kadar 1,8-Sineol setiap batch produk minyak kayu putih menjadi tidak seragam
yaitu suhu saat penyulingan daun kayu putih. Pada suhu penyulingan 150℃
menghasilkan rendemen yang lebih besar yaitu 1,99% dibandingkan dengan suhu
penyulingan 200℃ yang menghasilkan rendemen sebesar 1,6% (Aryani, 2020).
Pengambilan bahan baku daun kayu putih juga dapat mempengaruhi kualitas
rendemen minyak kayu putih. Kualitas bahan baku yang berasal dari pulau Jawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
lebih rendah karena menghasilkan rendemen lebih rendah berkisar 0,6-1,0%
dibandingkan kualitas bahan baku yang berasal dari Maluku yaitu berkisar 0,8-
1,25% (Smith dan Idrus, 2018). Semakin banyak jumlah rendemen minyak kayu
putih yang dihasilkan maka kadar 1,8-Sineol juga akan semakin meningkat
(Kartikawati, Prastyono dan Rimbawanto, 2016). Selain itu, waktu panen daun
kayu putih saat musim kemarau dan musim hujan dapat menyebabkan perbedaaan
kadar 1,8-Sineol pada setiap batch produk kayu putih. Pada saat musim kemarau
intensitas sinar matahari lebih banyak dibandingkan musim hujan sehingga proses
biosintesis lebih sering terjadi dan produksi metabolit menjadi lebih banyak
(Widiyanto dkk, 2017). Kadar 1,8-Sineol yang telah didapatkan dalam produk
minyak kayu putih dengan menggunakan metode KLT Densitometri menunjukkan
bahwa metode analisis KLT Densitometri dapat digunakan untuk proses
pengembangan senyawa 1,8-Sineol.
KESIMPULAN
Rata-rata kadar 1,8-Sineol pada 6 batch produk minyak kayu putih merek
“X” menggunakan metode analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Densitometri
sebesar (52,0±2,35)%v/v dengan nilai koefisien variasi sebesar 4,52%.
SARAN
Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan penetapan kadar 1,8-Sineol
dari hasil penyulingan daun kayu putih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
DAFTAR PUSTAKA
AOAC International., 2019. Appendix F: Guidelines for Standard Method
Performance Requirements. AOAC Official Methods of Analysis, hal. 14.
Aryani, F., 2020. Penyulingan Minyak Kayu Putih ( Melaleuca cajuputi ) dengan
Suhu yang Berbeda. Buletin LOUPE. 16(02), 54.
Bahlawan, F. dan Mulyani, N. Y., 2018. Jenis Tumbuhan Herbal dan Cara
Pengolahannya (Studi Kasus Di Negeri Luhutuban Kecamatan
Kepulauan Manipa Kabupaten Seram Bagian Barat). BIOSEL (Biology
Science and Education): Jurnal Penelitian Science dan
Pendidikan, 7(2),163
Batubara, I., Herawati Suparto, I. dan Annisa, R. F., 2016. Sineol dalam Minyak
Kayu Putih sebagai Pelangsing Aromaterapi. Jurnal Jamu Indonesia,
1(3), 12.
BPOM., 2019. Persyaratan Keamanan dan Mutu Obat Tradisional. Badan
Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta, hal 3.
Cai, L., 2014. Thin layer chromatography. Current Protocols in Essential
Laboratory Techniques. 6(3), 11.
Depkes., 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Departemen
Kesehatan. Jakarta, hal 37.
Foudah, A. I. dkk., 2019. Development of High-performance Thin-layer
Chromatography (HPTLC) Validated Method for Simultaneous
Quantification of Eucalyptol and α-Pinene in Lamiaceae Plants. Journal
of Pharmaceutical Research,International, 31(6), 1–11
Fransz, J. J., Maail, R. S. dan Titarsole, J., 2019. Gc-Ms Analisis Terhadap
Kualitas Minyak Kayu Putih Asal Pelita Jaya Kabupaten Seram Bagian
Barat Provinsi Maluku. Jurnal Hutan Pulau-Pulau Kecil, 3(2), 214.
Gandhimathi, R., Vijayaraj, S. dan Jyothirmaie, M. P., 2012. Analytical Process
of Drugs By Ultraviolet (UV) Spectroscopy - A Review. International
Journal of Pharmaceutical Research& Analysis, 2(2), hal 75.
Gokel, G. W., 2004. Dean’s Handbook Of Organic Chemistry, Second Edition.
McGraw-Hill. United States of America. hal 672.
Hakim, R. I., Wilson, W. dan Darmawati, S., 2019. Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Ethanol Daun Kayu Putih (Melaleuca leucadendron L .) terhadap
Pertumbuhan Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA),
Prosiding Mahasiswa Seminar Nasional Unimus, 2, 113-114.
Halilah, N. A., Febrina, L. dan Ramadhan, A. M., 2017. Standarisasi ekstrak daun
nona makan sirih (clerodendrum x speciosum dombrain), Mulawaman
pharmaceutical conference, 6, 37.
Haynes, W. M., 2015. CRC Handbook of Chemistry and Physics, Taylor and
Francis Group LLC. Unites States of America. hal 401.
Kartikawati, N. K., Prastyono, P. dan Rimbawanto, A., 2016. Peningkatan
Genetik Aktual Dan Interaksi Sumber Benih X Lokasi Terhadap Kadar
1,8 Cineole Dan Rendemen Minyak Pada Kayuputih, Jurnal Pemuliaan
Tanaman Hutan, 10(2), 130.
Kemenkes RI., 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Tahun 2017 tentang Apotik. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. hal 26.
Komsta, L., Waksmundzka-Hajnos, M. dan Sherma, J., 2013. Thin Layer
Chromatography in Drug Analisis. Taylor & Francis Group. New York,
hal. 32, 42, 46.
Li, Y.dkk., 2016. 1, 8-Cineol Protect Against Influenza-Virus-Induced Pneumonia
in Mice, Inflammation, 39(4), 10.
Lindawati, N. Y. dan Murtisiwi, L., 2016. Standarisasi Ekstrak Sarang Semut
untuk Pemenuhan Mutu Ekstrak Menuju Obat Herbal Terstandar
Antikanker, Jurnal Farmasi Indonesia, 8(2), 194.
Muyassaroh., 2016. Distillasi Daun Kayu Putih dengan Variasi Tekanan Operasi
dan Kekeringan Bahan untuk Mengoptimalkan Kadar Sineol dalam
Minyak Kayu Putih, Teknik Kimia, 10(2), hal. 38.
Oktaviantari, D. E., Feladita, N. dan Agustin, R., 2019. Identifikasi Hidrokuinon
Dalam Sabun Pemutih Pembersih wajah Pada Tiga Klinik Kecantikan Di
Bandar Lampung Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis Dan
Spektrofotometri Uv-Vis, Jurnal Analis Farmasi, 4(2), 94.
Pawliszyn, J. dan Lord, H. L., 2010. Handbook of Sample Preparation. John
Wiley & Sons. New Jersey. hal 3.
Rimbawanto, A., Kartikawati, N. K. dan Prastyono., 2017. Minyak Kayuputih dari
Tanaman Asli Indonesia untuk Masyarakat Indonesia. Penerbit
Kaliwangi, Yogyakarta. hal.7, 10, 72-73.
Rohmani, S. dkk., 2017. Uniformity Test Tablets of Atorvastatin on the Market
Using Ultraviolet Spectrophotometer Uji Keseragaman Tablet
Atorvastatin yang beredar di Indonesia denganmetode Spektrofotometer
uv, Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 02(01),
19–20.
Rosmalina, R. T., Endah, E. S. dan Ridwan, Y. S., 2020. Method validation of
1,8-cineole determination in essential oil through interlaboratory
comparison, Jurnal Standardisasi, 22(1), 25-26.
Santiago, M. dan Strobel, S., 2013. Thin layer chromatography. Elsevier Inc,
USA, hal. 304.
Sastrahidayat, I. K., 2016. Penyakit Pada Tumbuhan Obat - Obatan, Rempah -
Bumbum dan Stimula. UB Press, Malang, hal. 1.
Schürmann, M. dkk., 2019. The therapeutic effect of 1,8-cineol on pathogenic
bacteria species present in chronic rhinosinusitis, Frontiers in
Microbiology, 10(OCT), 9.
Shafirany, M. Z., Susilawati, Y. dan Musfiroh, I., 2019. Aplikasi Kemometrik
dalam Penentuan Mutu Tumbuhan Obat, Pharmauho: Jurnal Farmasi,
Sains, dan Kesehatan, 4(2), 6.
Smith, H. dan Idrus, S., 2018. Karakteristik minyak kayu putih pada berbagai
lokasi di maluku, Majalah BIAM, 14(02), 59.
Solomons, T. W. G., Fryhle, C. B. dan Snyder, S. A., 2013. Organic Chemistry.
John Wiley & Sons. Inc. Unites States of America, hal. 61-63.
Spangenberg, B., Poole, C. F. dan Weins, C., 2011. Quantitative Thin-Layer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Chromatography: A Practical Survey. Springer, New York, hal. 18, 23.
Srivastava, M., 2011. High-Performance ThinLayer Chromatography (HPTLC).
Springer. New York, hal. 45.
Snyder, L. R. dan Kirkland, J. J. (2010) Introduction to modern liquid
chromatography. John Wiley & Sons Inc. New Jersey. hal 54.
Widaryanto, E. dan Azizah, N., 2016. Perspektif Tanaman Obat Berkhasiat
(Peluang, Budidaya, Pengolahan Hasil, dan Pemanfaatan). UB Press,
Malang, hal. 5.
Widiyanto, A., dkk., 2017. Kualitas Minyak Kayu Putih Hasil Penyulingan Daun
Asteromyrtus symphiocarpa pada Musim Hujan dan Kering’, J. Ilmu
Teknol. Kayu Tropis, 15(2). hal 114. Wulandari, L., 2011. Kromatografi Lapis Tipis. PT. Taman Kampus Presindo,
Jember, hal. 1-2, 10, 31-33, 110-112, 124-125.
Yolandha, F., 2020. Kementan: Seperti Jamu, Anggap Saja Pakai Minyak Kayu
Putih. https://republika.co.id/berita/qd1ar7370/kementan-seperti-jamu-
anggap-saja-pakai-minyak-kayu-putih, diakses tanggal 22 Oktober 2020.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Lampiran 2. Spesifikasi lempeng KLT
Lampiran 3. Dokumentasi 6 batch produk minyak kayu putih
Lampiran 4. Nomor batch 6 botol minyak kayu putih
Batch
sampel Nomor batch Tanggal kadaluarsa
1 EK00722 Apr 2025
2 EE01416 Mei 2025
3 EC00515 Juli 2025
4 ER00815 Feb 2025
5 EI01015 Juni 2025
6 EQ0013 Maret 2025
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 5. Perhitungan konsentrasi larutan
1. Perhitungan konsentrasi larutan stok baku 1,8-Sineol
500,0 μL baku 1,8-Sineol ditambahkan dengan pelarut metanol hingga 5
mL.
500,0 μL
5000 μL × 99,7% = 9,97%
2. Perhitungan konsentrasi larutan intermediet baku 1,8-Sineol
V1C1 = V2C2
5,0 mL x 9,97% = 10,0 mL x C2
C2 = 49,85 / 10,0
= 4,985%
3. Perhitungan konsnetrasi larutan seri baku 1,8-Sineol
a. V1C1 = V2C2
200 μL x 4,985% = 1000 μL x C2
C2 = 997 / 1000
= 0,997%
b. V1C1 = V2C2
300 μL x 4,985% = 1000 μL x C2
C2 = 1,4685 / 1000
= 1,47%
c. V1C1 = V2C2
400 μL x 4,985% = 1000 μL x C2
C2 = 1,994 / 1000
= 1,99%
d. V1C1 = V2C2
500 μL x 4,985% = 1000 μL x C2
C2 = 2,4925 / 1000
= 2,49%
e. V1C1 = V2C2
600 μL x 4,985% = 1000 μL x C2
C2 = 2,991 / 1000
= 2,99%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 6. Kromatogram larutan seri baku 1,8-Sineol
1. Replikasi 1
a. Konsentrasi 1%v/v
b. Konsentrasi 1,5%v/v
c. Konsentrasi 2%v/v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
d. Konsentrasi 2,5%v/v
e. Konsentrasi 3%v/v
2. Replikasi 2
a. Konsentrasi 1%v/v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b. Konsentrasi 1,5%v/v
c. Konsentrasi 2% v/v
d. Konsentrasi 2,5%v/v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
e. Konsentrasi 3%v/v
3. Replikasi 3
a. Konsentrasi 1%v/v
b. Konsentrasi 1,5%v/v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
c. Konsentrasi 2% v/v
d. Konsentrasi 2,5%v/v
e. Konsentrasi 3%v/v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Lampiran 7. Visualisasi hasil penetapan kadar 1,8-Sineol
a. Sampel replikasi 1
Keterangan:
B1-B6: sampel batch 1-6
b. Sampel replikasi 2
Keterangan:
B1-B6: sampel batch 1-6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 8. Data pengukuran serta contoh perhitungan Rf dan resolusi
1. Data dan perhitungan Rf
Jarak elusi 5 cm
Perhitungan Rf sampel batch 1 replikasi 1
Rf = Jarak migrasi sampel / jarak elusi
= 3,83 cm / 5 cm
= 0,77
Berdasarkan cara perhitungan tersebut maka diperoleh data:
Batch
sampel
Replikasi 1 Replikasi 2
Jarak migrasi
1,8-Sineol (cm)
Rf
1,8-Sineol
Jarak migrasi
1,8-Sineol (cm)
Rf
1,8-Sineol
1 3,83 0,77 3,91 0,78
2 3,82 0,76 3,90 0,78
3 3,80 0,76 3,92 0,78
4 3,81 0,76 3,91 0,78
5 3,80 0,76 3,90 0,78
6 3,82 0,76 3,91 0,78
Baku 3,84 0,77 3,91 0,78
2. Data dan perhitungan resolusi (Rs)
Batch
sampel
Replikasi 1 Replikasi 2
Jarak
1,8-Sineol
dengan
senyawa
lain (cm)
Diameter
1,8-
Sineol
(cm)
Diameter
senyawa
lain
(cm)
Jarak
1,8-
Sineol
dengan
senyawa
lain
(cm)
Diameter
1,8-
Sineol
(cm)
Diameter
senyawa
lain
(cm)
1 1,52 0,40 0,33 1,49 0,40 0,33
2 1,50 0,41 0,30 1,48 0,41 0,30
3 1,51 0,40 0,30 1,48 0,40 0,31
4 1,50 0,42 0,33 1,49 0,40 0,33
5 1,50 0,41 0,29 1,49 0,42 0,30
6 1,52 0,41 0,30 1,48 0,40 0,32
Berdasarkan data tersebut maka perhitungan untuk menentukan resolusi:
Perhitungan resolusi sampel batch 1 replikasi 1
Resolusi = Jarak 1,8 − Sineol dengan senyawa lain
0,5 × (Diameter 1,8 − Sineol + Diameter senyawa lain)
= 1,52
0,5 × (0,40 + 0,33)
= 4,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Berdasarkan cara perhitungan tersebut maka diperoleh data resolusi:
Batch sampel Replikasi 1 Replikasi 2
1 4,2 4,1
2 4,2 4,2
3 4,3 4,2
4 4,0 4,1
5 4,3 4,1
6 4,3 4,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Lampiran 9. Kromatogram sampel 6 batch produk minyak kayu putih
1. Replikasi 1
a. Batch 1
b. Bacth 2
c. Batch 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 10. Perhitungan kadar 1,8-Sineol
Persamaan regresi linier y= 11349x + 19297
Perhitungan kadar sampel batch 1 replikasi 1
AUC (y) = 34473,9
Nilai x = (34473,9-19297) / 11349 = 1,3373%v/v
Faktor pengenceran (Fp) = 500,0 / 15,0 = 33,3
Kadar 1,8-Sineol dalam setiap botol = konsentrasi yang didapat (x) x Fp
= 1,3373%v/v x 33,3
= 44,5%v/v
Berdasarkan cara perhitungan tersebut maka diperoleh data:
Batch
sampel
Replikasi 1 Replikasi 2 Rata–rata
kadar 1,8-
Sineol
setiap
batch
(%v/v)
AUC
(y)
x
(%v/v)
%v/v
kadar
(/botol)
AUC (y) x
(%v/v)
%v/v
kadar
(/botol)
1 34473,9 1,3373 44,5 35396,1 1,4185 47,2 45,9
2 34671,2 1,3547 45,1 34817,3 1,3576 45,2 45,2
3 36216,2 1,4908 49,6 37366,9 1,5922 53,0 51,3
4 37235,4 1,5806 52,6 37838,8 1,6338 54,4 53,5
5 37565,0 1,6097 53,6 39250,9 1,7582 58,5 56,1
6 37745,8 1,6256 54,1 41661,9 1,9706 65,6 59,9
Kadar rata-rata
(%v/v ± SE) 52,0 ± 2,35
KV 4,52%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi yang berjudul “Penetapan Kadar 1,8-
Sineol dalam Produk Minyak Kayu Putih dengan
Metode Analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Densitometri”, memiliki nama lengkap Anastasia
Natalia Kurniasih. Penulis lahir di Sungai Asam, 26
Desember 1999 sebagai anak pertama dari dua
bersaudara, dari pasangan Bapak Aloysius Agung
Winarno dan Ibu Monika Syarpini. Pendidikan formal
yang ditempuh oleh penulis meliputi: TK Tunas Duta Sukalanting (2004-2006),
SDN 009 Sepandak A (2006-2011), SMP Amkur Sambas (2011-2014), dan SMA
Stella Duce 2 Yogyakarta (2014-2017). Penulis kemudian melanjutkan
pendidikan di Fakulas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun
2017. Penulis juga telibat aktif mengikuti kegiatan kepanitian antara lain:
koordinator divisi Hubungan Masyarakat Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Fakultas Farmasi 2018, anggota divisi Hubungan Masyarakat Tiga Hari Temu
Akrab Farmasi (TITRASI) 2019, anggota divisi Dana dan Usaha Pelepasan
Wisuda Fakultas Farmasi 2019 dan masih banyak lagi. Selain itu, penulis juga
aktif sebagai asisten dosen praktikum Anatomi Fisiologi Manusia tahun ajaran
2018/2019, asisten dosen praktikum Biokimia tahun ajaran 2019/2020, praktikum
Analisis Farmasi tahun ajaran 2021/2022, praktikum Pharmaceutical Care 3 tahun
ajaran 2020/2021, dan praktikum Pharmaceutical Care Saraf Renal tahun ajaran
2021/2022.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related