Download - PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

Transcript
Page 1: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

(SEBUAH PERTANGGUNGJAWABAN AKADEMIK PENERJEMAHAN BERBASIS SEMANTIK)

Skripsi ini disusun untuk memenuhi Persyaratan Memperolah

Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)

Disusun oleh:

Musdalifah (1113024000025)

PROGRAM STUDI TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017 M

Page 2: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA
Page 3: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA
Page 4: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA
Page 5: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

i

ABSTRAK

Musdalifah, NIM (11130240000025), Penerjemahan Bahasa Sunda Kitab Al-Ma’ṡūrāt Hasan al-Banna (Sebuah Pertanggungjawaban AkademikBerbasis Semantik), Skripsi Program Studi Tarjamah, FakultasPenerjemahan Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta 2017.

Penulisan ini bertujuan mendeskripsikan penerjemahan kitab al-Ma’ṡūrātkarya Hasan al-Banna, di mana penulis menerjemahkannya sendiri dari bahasaArab ke dalam bahasa daerah (Sunda), dalam hal ini penulis menerapkan metodepenerjemahan semantik dalam penerjemahannya. Permasalahan yang diteliti yaitubagaimana penerapan metode semantik penerjemahan al-Ma’ṡūrāt ke dalambahasa Sunda berdasarkan dengan analisis semantik Metode yang digunakandalam penulisan ini adalah metode penulisan kualitatif, dengan pendekatandeskriptif yang berlandaskan pada penulisan terhadap teks al-Ma’ṡūrāt karyaHasan al-Banna serta terjemahannya sebagai objek penulisan. Teknik analisis datadalam penulisan ini, yaitu dengan menerjemahkan kitab al-Ma’ṡūrāt ke dalambahasa Sunda, kemudian menerapkan metode penerjemahan semantik dalampenerjemahannya. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan teori semantikatau’ilm al-dilalah yang dikemukakan oleh Ahmad Mukhtar, yakni ilmu yangmembahas tentang makna, dan teori penerjemahan semantik yang dikemukakanoleh Peter Newmark, yakni Semantic translation take more account of theaesthetic value. Hasil terjemahan menunjukkan bahwa metode penerjemahansemantik untuk menerjemahkan kitab al-Ma’ṡūrāt adalah sesuai, karena kitabtersebut berisikan kumpulan ayat Al-Qur’an dan hadis, serta bacaan doa-doadengan memperhaatikan unsur estetika teks sumber.

Kata kunci: Terjemahan bahsa Sunda, al-Ma’ṡūrāt, metode semantik

Page 6: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat AllahSwt, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikanskripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada NabiMuhammad Saw., berikut keluarga serta para sahabatnya dan para pengikutnyahingga akhir zaman.

Kesulitan dan hambatan telah penulis lalui dalam menyelesaikan skripsiini, begitu juga kemudahan dan harapan yang membuat penulis menemukansemangat baru. Tentunya harapan tersebut tidak akan datang tanpa dukungan danbantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis haturkan kepada:

1. Prof. Dr. Sukron Kamil, M. Ag. Selaku Dekan Fakultas Adab danHumaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Moch. Syarif Hidayatullah. M. Hum. Selaku Ketua Jurusan Tarjamahyang telah memberikan arahan dan nasihat kepada penulis.

3. Dr. (C) Rizqi Handayani, MA. Selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah yangtelah memberikan arahan dan nasihat kepada penulis.

4. Prof. Dr. Sukron Kamil, M. Ag. Selaku Dosen Pembimbing yang telahmeluangkan waktu disela-sela kesibukannya untuk membimbing,memberikan arahan, nasihat, serta ilmu yang sangat bermanfaat bagipenulis.

5. Dosen penguji Dr. Akhmad Saehudin, M.Ag. dan Drs. Ikhwan Azizi, M.Ayang telah memberikan saran dan masukan untuk skripsi penulis, agarmenjadi lebih baik lagi.

6. Seluruh Dosen Program Studi Tarjamah yang telah memberikan banyak ilmukepada penulis selama berada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Orang tua penulis, Ayahanda Alm Sukarmadi dan Ibunda Sudarmi yang takhenti untuk selalu berdo’a, memberikan cinta dan kasih sayangnya, sertamemberikan dukungan baik berupa moril maupun materil. Saudara-saudaripenulis (Istiro’ah, Slamet Riyadi, Nur’aisyah, Soswati, Mulyati, danRistyaningsih) yang selalu memberi motivasi, masukan, serta dukungankepada penulis.

8. K.H. Muzhoffar, SMHK dan Hj. Rohmah, S.E. Selaku Pengasuh PonpesDarul Hikam, guru, dan pengasuh panti asuhan yatim yang telah memberikandukungan baik berupa moril maupun materil.

9. Semua pihak yang terkait dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat, dan kepadaseluruh pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini, semoga selalu

Page 7: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

iii

diberikan kesehatan, dimantapkan Iman, Islam, dan Ihsan dari Allah Swt.

Jakarta, 21 November 2017

Penulis

Page 8: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ....................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................. 3

C. Tujuan dan Manfaat Penulisn................................................................. 3

D. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 4

E. Metodologi Penulisan ............................................................................ 5

F. Sistematika Penulisan ............................................................................ 7

BAB II KERANGKA TEORI

A. Teori Semantik ...................................................................................... 9

1. Pengertian Semantik .......................................................................... 10

B. Teori Penerjemahan Semantik .............................................................. 10

C. Teori Penerjemahan Teks Keagamaan ................................................. 12

D. Perspektif Bahasa Sunda ...................................................................... 14

BAB III GAMBARAN UMUM KITAB AL-MA’ṠŪRĀT DAN

PENYUSUNNYA

A. Seputar Al-Ma’ṡūrāt ........................................................................... 23

B. Tentang Penyusun Al-Ma’ṡūrāt ........................................................... 23

1. Biogafi Hasan al-Banna...................................................................... 23

2. Karya-karya Hasan al-Banna .............................................................. 33

BAB IV PENERAPAN METODE SEMANTIK PENERJEMAHAN AL-

MA’ṠŪRĀT KE DALAM BAHASA SUNDA BERDASARKAN DENGAN

ANALISIS SEMANTIK

A. Teks Al-Ma’ṡūrāt dan Terjemahannya dalam Bahasa Sunda ................ 34

Page 9: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

v

B. Penerapan Metode Semantik Penerjemahan Kitab Al-Ma’ṡūrāt ............ 38

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 47

B. Rekomendasi ...................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah mengalihaksarakan suatu tulisan ke dalam aksara lain.

Misalnya, dari aksara Arab ke aksara Latin.

Berikut ini adalah Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor: 0543 b/u/1997

tentang Transliterasi Arab-Latin yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi

ini.

A. Konsonan

ARAB NAMA Latin KETERANGAN

ا Alif - -

ب Ba’ B Be

ت Ta’ T Te

ث Ṡa’ Ṡ Es dengan titk di atas

ج Jim J Je

ح Ḥa’ Ḥ Ha dengan titik di bawah

خ Kha Kh Ka dan ha

د Dal D De

ذ Żal Ż Zet dengan titik di atas

ر Ra’ R Er

ز Zai Z Zet

س Sin S Es

ش Syin Sy Es dan ye

ص Ṣad Ṣ Es dengan titik di bawah

ض Ḍaḍ Ḍ De dengan titik di bawah

ط Ṭa Ṭ Te dengan titik di bawah

ظ Ẓa Ẓ Zet dengan titik di bawah

ع ‘Ain ‘ Koma terbalik di atas

غ Gain G Ge

ف Fa F Fa

Page 11: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

vii

ق Qaf Q Qi

ك Kaf K Ka

ل Lam L El

م Mim M Em

ن Nun N En

و Wau W We

ه Ha’ H Ha

ء Hamzah ’ Apostrof

ي Ya’ Y ye

B. Vokal

1. Vokal Tunggal

Tanda Vokal Nama Latin Keterangan

◌ Fatḥah A A

◌ Kasrah I I

◌ Ḍammah U U

2. Vokal Rangkap

Tanda Vokal Nama Latin Keterangan

ىي

Fatḥah dan

ya’ sakin

Ai A dan I

ىو

Fatḥah dan

wau sakin

Au A dan U

3. Vokal Panjang

Tanda Vokal Nama Latin Keterangan

ىا Fatḥah dan alif Ā A dengan garis di atas

ىي Kasrah dan ya’ Ī I dengan garis di atas

ىو Ḍammah dan

wau

Ū U dengan garis di atas

Page 12: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

viii

C. Ta’ Matrbuṭah

1. Transliterasi untuk ta’ matrbuṭah hidup

Ta’ matrbuṭah yang hidup atau yang mendapat harakat Fatḥah, Kasrah,

dan Ḍammah, transliterasinya adalah “T/t”.

2. Transliterasi untuk ta’ matrbuṭah mati

Ta’ matrbuṭah yang mati atau mendapat harakat sakin, transliterasinya

adalah“h”

3. Transliterasi untuk ta’ matrbuṭah jika diikuti oleh kata yang menggunakan

kata sandang “al-” dan bacaannya terpisah maka ta’ matrbuṭah

ditransliterasikan dengan “h”.

D. Huruf Ganda (Syaddah atau Tasydīd)

Transliterasi Syaddah atau Tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan tanda tasydīd ( ى◌ ), dalam transliterasi dilambangkan

dengan huruf yang sama (konsonan ganda).

E. Kata sandang alif-lam “ ال ”

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan hurug alif-

lam ma‘rifah .”ال“ Namun dalam transliterasi ini, kata sandang dibedakan atas

kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah dan kata sandang yang diikuti

oleh huruf qamariyah.

1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah ditransliterasikan

sesuai dengan bunyi yaitu ”ال“ diganti huruf yang sama dengan huruf yang

mengikuti kata sandang tersebut.

2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah ditransliterasikan

sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan

bunyinya. Huruf sandang ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya

Page 13: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

ix

dan dihubungkan dengan tanda sambung (-). Aturan ini berlaku untuk kata

sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah maupun kata sandang yang

diikuti oleh huruf qamariyah.

F. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah yaitu menjadi apostrof (’) hanya

berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Bila hamzah

terletak di awal kata, hamzah tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab

ia berupa alif.

G. Huruf Kapital

Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam

transliterasi huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan

sebagainya seperti keterangan-keterangan dalam EYD. Awal kata sandang

pada nama diri tidak menggunakan huruf kapital kecuali jika terletak di awal

kalimat.

H. Lafẓ al-Jalālah (هللا)

Kata Allah yang didahului dengan partikel seperti huruf jar dan huruf

lainnya, atau berkedudukan sebagai muḍāf ilaih (frasa nomina), ditransliterasi

tanpa huruf hamzah. Adapun ta’ matrbuṭah di akhir kata yang bertemu

dengan lafẓ al-jalālah,ditransliterasikan dengan huruf “t”.

Page 14: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

x

PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA SUNDA YANG

DISEMPURNAKAN

A. AbjadAbjad dalam Bahasa sunda disusn dengan huruf-huruf sebagai berikut:

Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama

A a J jé S és

B bé K ka T té

C cé L él U u

D dé M ém V vé

E é N én W wé

F éf O o X éks

G gé P pé Y yé

H ha Q ki Z zét

I i R ér

B. Vokal

Lambang Contoh

Fonemis Ortgorafis Di depan Di tengah Di akhir

/ a / a ari mana aya

/ i / i iang ping haji

/ u / u ulah mulung manggu

/ é / é éra m ér é bal é

/ ð / e ema mekel akte

/ ø / eu euweh beuleun sampeu

/ o / o orok montok sawo

Page 15: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

xi

C. Konsonan

Lambang Contoh

Fonemis Ortografis Di depan Di tengah Di akhir

/ b / b bau ubar sasab

/ c / c cara kincir -

/ d / d darat rada bejad

/ f / f fonem tafsir aktif

/ g / g guru tugar totog

/ h / h hayang dahar waluh

/ j / j jalma bagja mi’raj

/ k / k kawas siki batuk

/l / l limus alit bijil

/ m / m mun ama anom

/ n / n naha maneh dusun

/ ng / ng ngan angon soang

/ ny / ny nyiar anyar -

/ p / p pajar bapa hilap

/ q / q qur’an furqan buraq

/ r / r rea urang pasir

/ s / s sayur asin awis

/ t / t teuas batan arit

/ v / v vokal lava -

/ w / w wates rawa riceuw

/ x / x xenon luxor xerox

/ y / y yaktos aya lalay

/ z / z zat azab juz

Page 16: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara mengenai penerjemahan, maka secara tidak langsung erat

hubungannya dengan persoalan bahasa. Sebelum mengenal percetakan, kegiatan

menerjemahkan bahasa Sunda sudah banyak dilakukan,1 terbukti dengan adanya

judul-judul naskah Sunda yang dihimpun oleh Edi S. Ekadjati dan kawan-kawan.

Saat ini, kebutuhan terjemahan bahasa Sunda semakin diperlukan. Hal ini untuk

mengakomodir peningkatan kemampuan berbahasa seseorang. Tidak hanya bahasa

negara, tetapi juga bahasa daerah.

Kata Sunda sendiri berasal dari bahasa sansekerta yang berarti air atau cahaya.

Kata Sunda ini digunakan sejak sekitar tahun 536 SM, sebagaimana terlihat dalam

naskah kebon kopi2.2 Oleh karena itu, kata Sunda dipakai untuk menyebut kepulauan

yang dikenal dengan kepulauan Sunda Besar dan Kecil, di mana di kepaulauan

tersebut melimpah air dan cahaya matahari sebagai daerah tropis. Bahasa Sunda

adalah salah satu bahasa yang paling banyak digunakan di Indonesia. Sunda besar

berarti pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi, sementara Sunda kecil

berarti Nusa Tenggara dan Bali. Akan tetapi, yang dimaksud masyarakat yang bahasa

1 Henri Chambert Loir, Sadur Sejarah Terjemahan di Indonesia dan Malaysia, terjemahanWinarsi Arifin dkk, (Jakarta: Gramedia, 2010), h.299

2 Sukron Kamil, Islam dalam dinamika Sunda. Jurnal Refleksi vol 7, h. 48.

Page 17: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

2

ibu atau kesehariannya menggunakan bahasa Sunda yang umumnya tinggal di

privinsi Jawa Barat, Banten, dan bagian paling barat Jawa Tengah.

Sehubungan dengan hal itu, penulisakan melakukan penelitian penerjemahan al-

Ma’ṡūrāt ke dalam bahasa Sunda dengan alasan, pertama untuk memudahkan

masyarakat Sunda khususnya daerah Jawa Barat dalam memahami isi kandungan

al-Ma’ṡūrāt , kedua karena bahasa Sunda merupakan bahasa dengan jumlah penutur

kedua terbanyak setelah bahasa Jawa yaitu ± 43.053.732 jiwa (berdasarakan sensus

tahun 2010).

Kitab al-Ma’ṡūrāt adalah kitab karangan Hasan al-Banna. Kitab ini juga

merupakan kitab yang sangat populer di kalangan kaum muslimin di seluruh dunia,

tidak terkecuali di Indonesia. Bahkan wirid-wirid yang terkandung di dalamnya

dijadikan amalan harian wajib bagi para pengikut kelompok Ikhwanul Muslimin3 dan

kebanyakan para aktivis pergerakan Islam di Indonesia.4

Pemilihan al-Ma’ṡūrāt sebagai korpus data menjadi pertimbangan tersendiri oleh

peneliti; Pertama, al-Ma’ṡūrāt merupakan kitab kecil yang berbentuk buku saku dan

isinya sangat ringkas dan praktis. Kedua, al-Ma’ṡūrāt banyak dibaca oleh kalangan

para aktivis di samping Al-Quran dan hadis. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti,

al-Ma’ṡūrāt tersebut merupakan salah satu bacaan yang menjadi agenda yang biasa

dibaca ±1.467 orang aktivis LDK (Lembaga Dakwah Kampus) dan ±1.320 orang

3Ikhwanul Muslimin adalah pergerakan Islam yang didirikan oleh Hasan Al Banna (1906-1949 M)di Mesir pada tahun 1941 M.

4Syaikh Said bin Ali Al-Qathani, Shahih Al-Ma’tsurat, (Jakarta: Nashirus Sunnah Pubisher, 2008),h. 4

Page 18: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

3

Komunitas Al-Ma’ṡūrāt (KOMA) se-Jabodetabek. Ketiga, kitab al-Ma’ṡūrāt ini

berisikan bacaan-bacaan doa dan zikir Rasulullah. Keempat kitab al-Ma’ṡūrāt ini juga

biasa dijadikan sebagai souvenir pernikahan oleh kebanyakan orang.

Dari latar belakang tersebut, penulis akan melakukan penerjemahan, yaitu

“Penerjemahan Al-Ma’ṡūrāt ke Dalam Bahasa Sunda (Sebuah

Pertanggungjawaban Akademik Penerjemahan Berbasis Semantik)”.

Penerjemahan ini sangat bermanfaat umumnya bagi para pembaca, masyarakat

Sunda, dan khususnya bagi mahasiswa Tarjamah.

B. Rumusan Masalah

Agar pokok permasalahan tidak meluas penulisakan membatasi rumusan masalah,

yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode semantik penerjemahan al-Ma’ṡūrāt ke dalam

bahasa Sunda berdasarkan dengan analisis semantik?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulisyaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan metode semantik penerjemahan al-Ma’ṡūrāt ke

dalam bahasa Sunda berdasarkan dengan analisis semantik.

Penelitian penerjemahan ini juga diharapkan dapat memberi manfaat dan

kontribusi keilmuan bagi para pembacanya umumnya bagi masyarakat Sunda,

khususnya untuk mahasiswa Tarjamah.

Page 19: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

4

D. Tinjauan Pustaka

Adapun penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Muhammad

Hilman (2010) dengan judul “Analisis Semantik Terhadap Terjemahan Al-Qur’an

(Surat adh-Dhuha dan al-Insyirah): Studi Komparatif antara Terjemahan Mahmud

Yunus dengan T.M. Hasbi ash Shiddieqy. Penelitian ini memaparkan bahwa

terjemahan Mahmud Yunus dengan T.M. Hasbi ash Shiddieqy sama-sama

memadankan kata secara semantik leksikal yang cocok dengan kondisi umat muslim.

Virginia (2011) dengan judul “Ali Audah dan Metode Penerjemahannya

(Analisis Terjemahan buku Abu Bakr As-Shidiq karya M. Husain Haekal pada Bab

Abu Bakr pada Masa Nabi)” penelitian ini memaparkan tentang metode-metode

penerjemahan yang terdapat dalam terjemahan buku Abu Bakr As-Shidiq pada bab

Abu Bakr Pada Masa Nabi, di antaranya yaitu metode penerjemahan semantik,

metode penerjemahan komunikatif, dan metode penerjemahan bebas.

Penelitian oleh Nur’aini (2010) dengan judul “Analisis Semantik pada kata یحكم

dan حكم dalam Al-Qur’an Terjemahan Depag dengan H.B. Jassin (Studi Kasus Surat

al-Maidah). Penelitian ini memaparkan bahwa kata یحكم dan حكم dalam Al-Qur’an

Terjemahan Depag dengan H.B. Jassin memiliki perbedaan makna, yaitu terjemahan

depag dengan memaknai ‘menetapkan’ sedangkan terjemahan H.B. Jassin

memaknainya dengan ‘memenuhi’.

Penelitian oleh Rumsari Marjtsari (2010) dengan judul “Analisis Semantik

Leksikal Pada Padanan Arab-Indonesia dalam Kamus Al-Munawir dan Al-‘Ashri.

Page 20: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

5

Penelitian ini memaparkan apabila dilihat dari segi semantik leksikal Kamus Al-

Munawir dan Al-‘Ashri masih mempunyai kesepdanan makna dalam menerjemahkan

bahasa sumber ke bahasa sasaran.

Penelitian oleh Sa’adah (2011) dengan judul “Analisis Semantik Kontekstual

Atas Penerjemahan Kata Serapan (Studi Kasus Kata Fitnah, Hikmah dan Amanah)

dalam “Al-Quran dan Maknanya” karya M. Quraish Shihab”. Penelitian ini

memaparkan berdasarkan makna semantik kontekstual kata serapan fitnah, hikmah

dan amanah pada Al-Qur’an dan Maknanya sudah mempunyai makan yang tepat dan

sesuai dalam masing-masing ayat.

Di antara penelitian tersebut, penulisbelum menemukan tentang penelitian kajian

perbandingan terjemahan bahasa Indonesia dan Sunda. Oleh karena itu, penulisingin

menyajikan penelitian mengenai kajian perbandingan terjemahan Indonesia dan

Sunda. Dengan terjemahan Indonesia karya Ibnu Nizhamudin dengan terjemahan

Bahasa Sunda oleh penulissendiri.

Dari banyaknya penelitian yang membahas mengenai al-Ma’ṡūrāt tersebut,

penulisbelum menemukan penelitian tentang penerjemahan. Oleh karena itu,

penulisingin menyajikan sebuah penelitian mengenai penerjemahan al-Ma’ṡūrāt ke

dalam bahasa Sunda.

E. Metodologi Penelitian

Dalam hal ini penulisakan menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan

pendekatan deskriptif yang berlandaskan pada penelitian terhadap teks al-Ma’ṡūrāt

Page 21: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

6

karya Hasan al-Banna serta terjemahannya sebagai objek penelitian. Metode ini

dipergunakan untuk mendeskripsikan pemahaman tentang sesuatu yang sebelumnya

belum diketahui sedikit pun. Begitu pun metode kualitatif dapat memaparkan secara

rinci dan kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode

kuantitatif.5

Metodologi penelitian ini akan membahas sumber data, adapun metode

pengumpulan data dan metode analisis data pemaparannya adalah sebagai berikut:

1. Sumber Data

Sumber data yang akan digunakan terdapat dua macam, yaitu:

Pertama, data primer yaitu kitab al-Ma’ṡūrāt karya Hasan al-Banna yang

diterjemahkan oleh tim Al-I’tishom. Namun disini penulisakan mengambil teks yang

berbahasa Arab untuk dijadikan sumber teks yang akan diterjemahakan.

Kedua, data sekunder yaitu sumber-sumber lain selain data sekunder. Data

sekunder ini berupa buku-buku, kamus, internet, jurnal, dan tafsir Al-Qur’an yang

nantinya akan menjadi pendukung data primer.

Kitab al-Ma’ṡūrāt karya Hasan al-Banna ini sudah banyak beredar dipasaran

dengan berbagai ragam penerbit dan penerjemah yang berbeda. Namun,

penulismemilih kitab ini untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Sunda, karena

penulisingin mempertahankan bahasa daerah terutama bahasa Sunda.

2. Teknik Pengumpulan Data

5 Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif Tata Langakah dan Teknik-Teknik Teoritisasi Data, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 5.

Page 22: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

7

Dalam penelitian ini, tahap yang akan penulislakukan untuk pengumpulan data

yaitu membaca dengan saksama kitab al-Ma’ṡūrāt karya Hasan al-Banna dengan

fokus ke teks Arabnya. Kemudian dilanjutkan dengan menerjemahkan teks yang

berbahasa Arabnya ke dalam bahasa daerah (Sunda) dengan metode semnatik dengan

memperhatikan tata bahasa Sundanya. Kemudian setelah itu, penulismembandingkan

antara terjemahan bahasa Indonesia dan Sundanya serta menganalis

terjemahannyanya secara semantik.

3. Analisis Data

Analisis data yang akan dilakukan penulis yaitu dengan cara mengumpulkan

buku-buku tentang penerjemahan, kamus bahasa Arab-Indonesia, kamus Indonesia-

Sunda, KBBI, dan tafsir Al-Qur’an. Setelah itu kemudian penulis akan

menerjemahkannya ke dalam bahasa Sunda dengan metode penerjemahan semantik.

Adapun secara teknis dalam penyusunan penelitian ini penulis berpedoman pada

buku pedoman penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang disusun oleh UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta terbitan CeQDA (Center for Quality Development and

Assurance) 2013.

F. Sistematika Penelitian

BAB I: Pendahuluan. Dalam pendahuluan ini penulis akan menulis mengenai latar

belakang masalah sebagai asumsi awal penulis dalam melakukan penelitian

penerjemahan al-Ma’ṡūrāt karya Hasan al-Banna dalam bahasa Sunda. Selain itu

penulisakan menulis tinjauan pustaka, sebagai informasi pembanding antara

penelitian sebelumnya dan juga berfungsi sebagai tanggungjawab ilmiah. Setelah itu

Page 23: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

8

penulisakan membatasi dan merumuskan masalah agar nantinya tujuan penelitian

tercapai dengan baik. Penulisjuga menulis metodologi penelitin dan sistematika

penelitian.

BAB II: Kerangka Teori. Dalam kerangka teori ini yang akan dibahas adalah teori

mengenai metode penerjemahan semantik, serta teori penerjemhn Al-Quran dan

Hadis. Selain itu penulisjuga akan membahas mengenai perspektif bahasa Sunda.

BAB III: Gambaran al-Ma’ṡūrāt sughra karya Hasan al-Banna. Dalam gambaran

tersebut, akan membicarakan seputar al-Ma’ṡūrāt sughra, biografi dan riwayat

pendidikan Hasan al-Banna, serta karya-karya Hasan al-Banna

BAB IV: Penerapan metode semantik penerjemahan al-Ma’ṡūrāt ke dalam bahasa

sunda

BAB V: Penutup. Penutup ini berisi mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah

dilakukan, serta saran untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Page 24: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

9

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Teori Semantik

1. Pengertian Semantik

Istilah semantik berasal dari bahasa Yunani yaitu semantike, yang merupakan

bentuk muannats dari semantikos yang berarti menunjukkan, memaknai atau to

signify.6 Semantik merupakan telaah makna, yang di dalamnya menelaah lambang-

lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, baik hubungan antara makna

yang satu dengan makna yang lainnya serta pengaruhnya terhadap manusia dan

masyarakat. Oleh sebab itu, semantik berarti mencakup makna-makna kata,

perkembangannya, dan perubahannya.7

Kata semantik dalam bahasa Arab diterjemahkan menjadi ‘ilm al-dilalah, yang

terdiri dari dua kata yaitu; ‘ilm yang berarti ilmu pengetahuan, dan al-dilalah atau al-

dalalah yang berarti penunjukkan atau makna. Jadi, menurut bahasa ‘ilm al-dilalah

adalah ilmu yang membahas tentang makna.

Ahmad Mukhtar Umar mengartikan ‘ilm al-dilalah sebagai berikut:

هو العلم الذي يدرس املعىن أو ذلك الفرع من علم اللغة الذي يتناول دراسة املعىن أو الفرع

لذي يدرس الشروط الواجب توافرها ىف الرمز حىت يكون قادرا على محل املعىن.ا

6 Farid ‘Audh Haidar, ‘Ilmu al-Dilalah Dirasah Nazhrahiyyah wa Tathbiqiyyah, (Kairo: Maktabahal-Nahdhah al-Mishriyyah,1999), h. 12.

7 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Semantik, (Bandung: Angkasa, 1995), cet. Ke-3, h. 7.

Page 25: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

10

“Ilm al-dilalah yaitu ilmu yang membahas tentang makna, kajian tentang makna,

cabang linguistik yang mengkaji tentang teori makna, atau cabang linguistik yang

mengkaji syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam mengungkap lambang-lambang

bunyi sehingga mempunyai suatu makna.”8

2. Pengertian Metode Penerjemahan Semantik

Metode adalah cara yang digunakan untuk melakukan sesuatu dan

mendapatkan target yang ingin dicapai. Seorang penerjemah pasti akan

menggunakan metode atau cara tertentu yang terkait dengan penerjemahan, agar

target dalam menerjemahkan dapat tercapai.9 Banyak metode penerjemahan yang

dipakai oleh para penerjemah tergantung kecenderungan dan kapasitas

kemampuannya. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa antara satu penerjemah

dengan penerjemah yang lain tentu memiliki metode atau cara yang berbeda.

Metode penerjemahan semantik merupakan metode penerjemahan yang harus

mempertimbangkan unsur estetika teks bahasa sumber dengan

mengkompromikan makna selama masih dalam batas kewajaran.10 Metode

penerjemahan semantik ini berfokus pada pencarian padanan dalam tataran kata,

akan tetapi tetap terikat pada budaya bahasa sumber. Dalam hal ini penerjemah

berusaha mengalihkan makna kontekstual bahasa sumber dengan sedekat

mungkin antara struktur sintaksis dan semantik bahasa target. Berbeda dengan

penerjemahan setia, metode penerjemahan semantik ini lebih luwes dan

8 Ahmad Mukhtar Umar, ‘Ilm al-dilalah, (Kuwait: Dar al-Arubah, 1982), h.11.9 M. Faisol Fatawi, Seni Menerjemah, (Malang: UIN Press, 2009) cetakan ke-1, h 57.10 Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah (Jakarta: Grasindo, 2000), h. 52.

Page 26: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

11

memperkenankan intuisi penerjemah untuk berempati dengan teks sumber.11

Dengan kata lain metode penerjemahan semantik lebih berorientasi pada teks

sumber dan tetap dalam ruang lingkup budaya teks sumber, penerjemah bias

memberi sedikit konsesi dalam Bahasa sasaran dengan sekedar mengubah makna

yang bersifat tidak begitu penting dan tidak mengkhianati pesan teks sumber itu

sendiri. 12

Sebagaimana menurut Peter Newmark:

“Semantic translation take more account of the aesthetic value.

Semantck translation is more flexible, admits the creative exception 100% fidelity

and allows for the translator’s intuitive emphaty with the original. Semantic

translations is used for expressive texts. Semantic translation it personal and

individual, follows the thought processes of the author, tends to over-translate,

pursues nuances of meaning yet aims at concision in order to reproduce

pragmatic impact.”

Metode penerjemahan semantik merupakan metode penerjemahan yang

berorientasi pada teks sumber. Proses penerjemahannya dilakukan melalui

pengetahuan tentang pola-pola dasar bahasa sumber yang mencakup unit kata,

frasa/kolokasi, dan klausa serta konteks untuk mendapatkan makna yang sesuai

budaya Bahasa sumber. Secara umum, metode penerjemahan semantik ini

mempertimbangkan tingkat kematangan berbahasa penulis teks sumber dan

mengikuti proses pemikiran penulis teks sumber yang bersifat personal dan

11 A. Widyamartaya, Seni Menerjemahkan (Yogyakarta: Kansisius, 1989), h. 22.12 Zuchridin suryawinata dan Sugeng Hariyanto, Translation Bahasan Teori & Penuntun Praktis

Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 53.

Page 27: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

12

individual. hal ini dapat disimpulkan bahwa penerjemahan semantik mencoba

untuk mengalihkan sedekat mungkin makna kontekstual Bahasa sasaran yang

tepat sama dengan struktur semantik dan sintaksis Bahasa sumber, serta makna

kata dan makna kalimat ditinjau dari sudut konteks Bahasa sumber.13

B. Teori Penerjemahan Teks Keagamaan

Teks keagamaan adalah teks yang substansinya disominasi oleh tema dan topik-

topik yang bersumber pada satu agama atau lebih. Teks keagmaaan ini bentuknya

beragam. Dalam Islam, teks keagamaan bisa ditemukan pada al-Quran, hadis, kitab

tafsir, kitab fikih, kitab tasawuf, kitab akhlah, dan lain sebagainya. Teks keagamaan

dalam Islam biasanya didominasi oleh teks yang berbahasa Arab. Namun, dalam hal

ini penulishanya memfokuskan pada penerjemahan al-Quran dan hadis.

a. Penerjemahan Al-Quran

Menerjemahkan teks Al-Quran dinilai sangat sulit apabila dibandingakan

dengan menerjemahkan teks-teks yang lainnya, karena dalam menerjemahkan teks

Al-Quran menilai juga mukjizatnya. Oleh karena itu, masih banyak terjadi

kesalahan dalam terjemahan-terjemahan Al-Quran.14

Al-Quran diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia telah dilakukan oleh

Abdul Ra’uf al-Fansuri, ia merupakan seorang ulama dari Singkel, pada

pertengahan abad ke 17 M jelasnya ke dalam bahasa Melayu. Terjemahan tersebut

apabila dilihat dari segi ilmu bahasa atau tata bahasa Indonesia modern belum

13 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke Dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: LembagaPenelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 92-93.

14 M. Hadi Ma’rifat, Sejarah Al-Quran, (Jakarta: al-Huda, 2007), h. 268.

Page 28: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

13

sempurna, namun pekerjaan itu sungguh besar artinya terutama sebagai perintis

jalan.

Upaya terjemahan Al-Quran menjadi perhatian oleh pemerintahan RI. Hal

tersebut terlihat semenjak pola I pembangunan semesta berencana, sampai pada

masa pemerintahan sekarang ini. Al-Quran dan terjemahannya telah beredar di

masyarakat dan telah berulang kali dicetak ulang dengan penyempurnaan-

penyempurnaannya, ini merupakan bukti nyata dari besarnya perhatian pemerintah

terhadap penerjemahan Al-Quran. 15

b. Teori penerjemahan Hadis

Apabila hadis diartikan sebagai “suatu informasi yang disandarkan kepada

Nabi Muhammad Saw., baik berupa uacapan, tindakan, deskripsi, maupun

ketetapannya”, maka penerjemahan hadis dapat diartikan sebagai “pengalihan

pesan dari teks sumber (Tsu) yang berisi segala informasi yang disandarkan

kepada Nabi Muhammad Saw., baik berupa ucapan, tindakan, deskripsi, maupun

ketetapan”.16

Hadis merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Quran, karena hadis

merupakan penjelas terhadap ayat-ayat Al-Quran yang masih umum. Namun,

hadis juga dapat berfungsi sebagai penetap suatu hukum yang belum ditetapkan

oleh Al-Quran. Hadis secara berurutan terbagi menjadi tiga kategori, yaitu: 1)

hadis sahih, 2) hadis Hasan, dan 3) hadis daif. Secara struktur hadis terdiri atas dua

15 M. Ali Hasan dan Rif’at Syauqi Nawawi, Pengantar Ilmu Tafsir (Jakarta: PT. Bulan Bintang,1988), h. 177.

16Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemprer (Jakarta:UIN PRESS, 2014), h. 107.

Page 29: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

14

komponen utama yaitu sanad (rantai atau deretan nama-nama informan/rawi yang

menghubungkan antara guru dan murid sampai ke Nabi Muhammada Saw.) dan

matan (suatu informasi mengenai diri Nabi Muhammad Saw). Hadis sahih

merupakan hadis yang mengacu pada informasi mengenai Nabi Muhammad Saw.,

yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dlabth ( kuat

daya hafalan), tidak syadz (asing), dan tidak beri’lat (cacat).

Sedangkan hadis hasan merupakan hadis yang menempati posisi di bawah

hadsi sahih. Hadis sahih ini dapat dijadikan sebagai landasan argumen, namun

hanya akan berfungsi sebagai hadis pendukung saja apabila terdapat hadis sahih

dalam topik yang sama. Kemudian hadis daif, yaitu hadis yang menandakan

bahwa informasi yang dimaksud tidak dapat dipercaya, karena terdapat kecacatan

pada sanad maupun matannya. Hadis daif ini merupakan tingkatan hadis terendah

setelah hadis sahih dan hadis hasan, hadis daif ini biasa juga disebut dengan hadis

maudhu’. Hadis maudhu’ biasa dipadankan dengan hadis palsu. 17

C. Perspektif Bahasa Sunda

Bahasa daerah merupakan bahasa yang digunakan oleh sekelompok orang dan

anggota-anggotanya yang secara relatif dapat memperlihatkan frekuensi interaksi

yang lebih tinggi di antara mereka, apabila dibandingkan dengan mereka yang tidak

bertutur kata dalam bahasa daerah.18

Setiap bahasa memiliki sistem gramatika dengan kaidah-kaidah yang khusus

berlaku bagi bahasa yang bersangkutan, unsur-unsur bahasa sebagai alat komunikasi

17Ahmad Amarullah, Kumpulan Hadis-Hadis Nabi (Jakarta: Trans Press, 1990), h. 2014.18Sugihastuti, Bahasa Indonesia dari Awam, Mahasiswa sampai wartawan, (Yogyakarta: Gamma

Media, 2003), cetakan ke-1, h. 52.

Page 30: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

15

suatu masyarakat bahasa dapat ditelusuri kesemestaannya (universalitasnya) baik

dilihat dari segi gramatika maupun dari segi semantik.

1. Kata Ganti dalam Bahasa Sunda

Kata ganti dalam bahasa di antaranya dalah:

a. Kata Ganti Orang Pertama Tunggal

Kata ganti ini digunakan untuk kedua jenis kelamin. Adapun macam-

macamnya sebagai berikut:

b. Abdi (saya)

Dalam bahasa Sunda kata abdi mempunyai arti sama seperti kuring tetapi

dipandang lebih hormat. Karena itulah kiranya bahwa beberapa orang

lebih menyukainya. Di Bandung sekitar ibu kota, kata tersebut terdengar

lebih banyak dipakai.

c. Kuring (saya)

Kata kuring berasal dari kata ka dan urang, yang ternyata dari

perbandingan dengan iring berarti “abdi bawahan”. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa kata tersebut digunkan dalam berbicara yang sopan,

merndahkan diri (hormat) atau digunakan oleh bawahan terhadap

atasannya.

d. Aing (saya)

Kata ini digunkan oleh orang tua kepada anak-anaknya.

Page 31: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

16

Contoh: eh, anak aing Patimah “ah anakku Patimah”. Ungkapan anak

aing ini biasa diperhalus menjadi anaking.19

2. Kata Ganti Orang Kedua Tunggal

a. Hidep (kamu)

Kata hidep sebenarnya bukan merupakan kata ganti, tetapi digunakan

sebagai demikian.

b. Maneh (kamu)

Kata ini paling banyak digunakan terhadap bawahan baik laki-laki

maupun perempuan, tua maupun muda, terutama terhadap orang-orang

terdekat, sehingga sebaiknya tidak dipergunakan terhadap orang yang

belum dikenal.

c. Sia (kamu)

Kata ganti ini digunakan oleh orang tua kepada anak, yang pada umumnya

digunakan kepada nak-anak dan pemuda dari lapisan rakyat, oleh orang

besar, terhadap orang kecil, oleh seseorang yang marah kepada seseorang,

dan oleh orang yang sedang bertengkar. Dalam kata ganti ini, ketika

digunakan kepada anak-anak akan menjadi biasa saja, tetapi apabila

digunakan terhadap orang yang berusia tertentu maka kata ini menjadi

sangat kasar dan menghina (menyakiti).20

3. Kata Ganti Orang Ketiga Tunggal

19 S. Coolsma, Tata Bahasa Sunda, (Jakarta: IKAPI, 1985), h. 178.20 S. Coolsma, Tata Bahasa Sunda, h. 181

Page 32: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

17

Kata ganti untuk orang ketiga tunggal, kebanyakan dibentuk dari kata ganti

orang kedua dengan ditambah akhiran pemilikan –na, yang selalu

menunjukkan persona ketiga. Terkadang kata ganti persona kedua itu

berakhiran –an, dan dalam hal ini -na diperpanjang menjadi –ana. Tak ada

perbedaaan antara bentuk yang pendek dan panjang. Contohnya: manehna dan

manehanana untuk bawahan, anjeunna dan anjeunanana bagi orang

terhormat. 21

4. Kata Ganti Jamak

Urang (kita) merupakan kata ganti orang pertama jamak satu-satunya. Kata

urang yang jamak mencakup juga orang yang diajak bicara, maka tidak boleh

digunakan kepada atasan, dengan demikian kita menyampaikannya dengan

diri sendiri merupakan suatu hal yang terlarang oleh sopan santun. Jadi kata

ini hanya dapat digunakan antara sesama, atau oleh atasan kepada bawahan.22

Perhatikan tabel berikut:

Keterangan Tunggal Jamak

Halus kasar halus kasar

Pertama Abdi Aing - Urang

Kedua Hidep Sia, Maneh - Maraneh

Ketiga Anjeunna Manehna Aranjeunna Maranehna

21 S. Coolsma, Tata Bahasa Sunda, h. 184.22 S. Coolsma, Tata Bahasa Sunda, h. 180.

Page 33: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

18

Selain itu, bahasa Sunda juga memiliki unsur-unsur bahasa yang belum

ditelusuri kesemestannya sehingga beberapa unsur di dalam sistem gramatika

bahasa Sunda ini menuntut pengertian dasar supaya tidak dirasakan asing bagi

masyarakat bahasa di luar masyarakat Sunda. Beberapa unsur tersebut adalah

undak usuk ‘tingkat tutur’ kecap anteuran ‘kata antar’, dan sistem

pengulangan. 23

Bahasa Sunda lahir bersama dengan lahirnya masyarakat Sunda beserta

kebudayaannya.24 Dalam kehidupan sehari-hari, bahasa Sunda memiliki

banyak aneka ragamnya, salah satunya dapat dilihat dari sikap pembicaranya.

Ragam bahasa menurut sikap pembicaranya saling berkaitan dengan

kekuasaan, kedudukan, serta akrabnya antara pembicara, pendengar, dan

orang yang diceritakannya. Ragam bahasa tersebut disebut undak usuk basa

atau tatakrama basa. Di mana undak usuk basa merupakan sopan santun

dalam menggunakan bahasa.

1. Undak-usuk “Tingkat tutur”

Istilah undak-usuk ‘ tingkat tutur’ ini menyakngkut bidang sosiolingustik.

Unsur ini mengacu pada gagasan bahwa bahasa Sunda mengenal tingkat

sosial kawan bicara (orang yang diajak bicara) dan tingkat sosial yang

dibicarakan. Sistem ini cenderung mempengaruhi kosakata bahasa Indonesia.

(pertimbangkan kata beliu dan berkenan yang digunakan atau bervalensi

23 S. Coolsma, Tata Bahasa Sunda, (Bandung: Djambatan, 2009), h. 624 Jurnal Iik Ikmaliyah, Kamampuh Ngalarapkeun Undak Usuk Basa Sunda Dina Nulis Paguneman

Siswa Kelas VII A SMP Negeri 1 Kutawaluya, h. 4, diakses pada 2 desember 2016 pukul 20.17.

Page 34: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

19

dengan pesona yang dimiliki status sosial lebih tinggi).25 Sistem ini

mengakibatkan pilihan kata (diksi) kasar atau lemes ‘halus’ sesuai dengan

ukuran tingkat sosial kawan bicara atau yang dibicarakan.secara pragmatis,

dilihat dari segi pembicaraan pendengar yang dibicarakan, tingkat tutur ini

memiliki tingkat kosakata kasar bagi pembicara (persona I), pendengar

(persona II), yang dibicarakan (persona III); dan kosakata lemes bagi persona

I, persona II, dan persona III. Hal tersebut berlaku pula bagi karya-karya

dalam tulisan (peneliti-pembaca yang dibicarakan). Perhatikan contoh berikut:

a. Kasar

Kosakata persona I Persona II Persona III

(kuring) (maneh) (manehna)

dahar (makan) dahar dahar dahar

nginum (minum) nginum nginum nginum

diuk (duduk) diuk diuk diuk

b. Lemes ‘Halus’

Kosakata persona I Persona II Persona III

(abdi) (anjeun) (anjeunna)

tuang (makan) neda tuang tuang

ngaleueut (minum) nginum ngaleueut ngaleueut

calik (duduk) diuk calik calik

Kosakata untuk persona II (pendengar, yaitu anjeun (anda) cenderung

dihindari pemakaiannya sebagai pronominal persona sapaan. Hal ini dirasakan

25 S. Coolsma, Tata Bahasa Sunda, (Bandung: Djambatan, 2009), h. 6

Page 35: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

20

seolah-olah anjeun (kamu) memuat makna meremahkan dan disfemisme.

Alasan lain, anjeun cenderung tidak frekuentatif munculnya Karen memiliki

makna ketaksaan (abiguitas) dengan anjeun sebgai unsur gramatikal yang

menyatakan refeksif. Misalnya, “Na meni ku anjeun, kersaan” (Mengapa

dikerjakan sendiri, rajin), di samping hal itu, dalam sistem pemilihan kosakata

bahasa Sunda ada pula kata-kata netral yang digunakan baik di dalam bahasa

kasar maupun halus tanpa perubahan bentuk dan makna. kecenderugan lain

adalah kosakata halus bagi persona I yang dirasakan sama dengan kosakata

kasar biasa diganti dengan bahasa anak-anak, seperti pada nginum menjadi

eueuet (bukan menjadi ngaleueut).

2. Kecap Anteuran ‘Kata Antar’

Kata antar biasa disebut kecap anteuran di dalam sistem gramatika Sunda

yang merupakan unsur bahasa yang memarkahi verba untuk makna keaspekan

inkoaktif ± Aktionsart(en)/cara.26 Kata antar (selanjutnya disebut K.A)

memiliki makna keaspekan inkoaktif secara generik. Sedangkan makna

Aktionsart (en) ‘ragam tindakan’ dipunyai oleh K.A tertentu, sama halnya

dengan cara. Bandingkan contoh berikut:

(1) am emam ‘makanlah’

KA V(erba)

‘makan’

(2) kuniang hudang ‘bangunlah’ (dengan lamban dan bermalas-malasan)

KA + V

26 S. Coolsma, Tata Bahasa Sunda, (Bandung: Djambatan, 2009), h 19.

Page 36: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

21

Aktionsart

(3) korejat hudang ‘bangunlah’ (dengan terburu-buru dan tiba-tiba)

KA + V

Aktionsart

(4) bleg labuh ‘jatuhlah’ (objek yang jatuh berat dan padat)

KA + V

anomatope

(5) blek labuh ‘jatuhlah’ (objek yang jatuh berat dan empuk)

KA + V

anomatope

3. Kecap Rajekan ‘Kata Ulang’

Kecap rajekan adalah istilah yang biasa digunakan dalam sistem gramatika

Sunda untuk menyebut bentuk-bentuk ulang. Kata ulang tersebut di dalam

bahasa Sunda sebagai hasil pengulangan bentuk dasar yang accidental (yang

lazim disebut kata ulang semu), dan pengulangan bentuk dasar yang

fungsional atau pengulangan yang termasuk ke dalam proses morfemis sebab

hasilnya mendukung makna. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara

functional reduplication dengan accidental reduplication.

Pengulangan fungsional merupakan pengulangan bentuk dasar baik

sebagian maupun seluruhnya, dan bentuk yang dihasilkan mempunyai

hubungan semantis dengan salah satu dari ketiga dari fungsi pengulangan,

yaitu 1) diffuseness atau indenfiniteness, 2) simile, dan 3) intensity or the idea

Page 37: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

22

of approaching a limit. Dengan demikian, yang dimaksud dengan

pengulangan fungsional dan accidental berhubungan dengan fungsi semantis.

Di dalam sistem pengulangan terdapat perbedaaan istilah antara

duplication dan reduplication. Kecenderungan menunjukan bahwa yang

disebut pertama (duplikasi) adalah istilah untuk menyebut pengulangan

penuh, sedangkan yang kedua (reduplikasi) adalah untuk menyebut

pengulangan sebagian (silabe awal atau akhir). Hal tersebut juga dibuktikan

dengan pemilihan pengulangan sebgai berikut: 1) pembentukan kata dengan

pengulangan pokok kata, 2) pembentukuan katadengan reduplikasi, 3)

pembentukan kata dengan pengulangan bentuk bersusun, 4) pengulangan

upaya kategori gramatikal jumlah. Dalam hal ini pengulangan bentuk

merupakan pembentukan kata.

Menurut para ahli pengulangan dibedakan menjadi pengulangan penuh

(duplikasi) dan pengulangan sebagian (reduplikasi). Reduplikasi dapat berupa

pengulangan sebagian (inisial-final) dari bentuk dasar yang diulang, baik

dengan atau tanpa perubahan bunyi. Mathew mengemukakan bahwa “process

of repetition are generally refered to under the heading of reduplication”.

Page 38: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

23

BAB III

GAMBARAN UMUM KITAB AL-MA’ṠŪRĀT DAN PENYUSUNNYA

A. Seputar al-Ma’tsurat

Al-Ma’tsurat merupakan sebuah kitab yang berupa kumpulan-kumpulan doa

yang disusun oleh Hasan al-Bana yang beriisikan doa-doa yang bersumber dari al-

Quran dan As-Sunnah. Dalam penerbitan era modern, apabila dibandingkan dengan

kitab sejenisnya kitab al-Ma’tsurat merupakan kitab yang paling luas penyebarannya

di dunia Islam dan jumlah ekslamparnya paling banyak dengan naik cetak berkali-

kali. Doa al-Ma’tsurat dianjurkan untuk di baca setiap pagi dan sore, sehingga yang

membacanya akan mendapatkan berbagai macam dan suasana hati yang tenang. Al-

Ma'tsurat dibagi menjadi dua yaitu al-Ma'tsurat sugrah dan al-Ma'tsurat kubra. Al

Ma'tsurat kecil yang bacannya lebih sedikit sedangkan al ma'tsurat kubra artinya al

ma'tsurat besar yang bacaannya lebih banyak dari al ma'tsurat sugra.27

B. Tentang Penyusun Al-Ma’ṡūrāt

1. Biogafi Hasan al-Banna

Nama lengkap Hasan al-Banna adalah Hasan bin Ahmad Abdurrahman

Muhammad al-banna lahir pada tanggal 17 bulan oktober 1906 M di

Mahmudiyah,28 sebuah kota kecil di provinsi Buhairah. Hasan al-Banna

27Ridho Satria, www.academia.edu/9951627/Al-Matsurat Dalam Membangun Karakter Prestatif,diakses pada 26 Febuari 2017 pukul 12.48.

28Farid Nu’man, Ikhwanul Muslimin Anugrah Allah yang Terzhalimi, (Depok: Pustaka Nauka,2004), h. 137.

Page 39: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

24

merupakan anak sulung dari pasangan Syaikh Ahmad dan seorang wanita dari

keluarga Abu Quara.29

Hasan al-Banna memulai pendidikannya dengan menghafal Al-Qur’an dan

sebagian hadis-hadis Nabi, serta dasar-dasar ilmu bahasa Arab di Madrasah

Ar-Rasyad Ad-Diniyyah yang dibimbing oleh Asy-Syaikh Zahran. Hasan al-

Banna sangat mengagumi gurunya dengan sifatnya yang mendidik, sehingga

ketika gurunya menyerahkan kepemimpinan madrasah tersebut kepada orang

lain, Hasan al-Banna juga ikut meninggalkan madrasah. Kemudian setalah itu,

Hasan al-Banna masuk ke Madrasah I’dadiyyah di Mahmudiyah. Menginjak

tahun ketiga di Madrasah inilah Hasan al-Banna mulai mengikuti gerakan-

gerakan dakwah melalui sebuah organisasi yang bernamakan Jum’iyyatul Akhlak

al-Adabiyyah, di mana Hasan al-Banna sendirilah yang menjadi ketuanya.

Setelah itu Hasan al-Banna melanjutkan pendidikannya di Madrasah

al-Mu’allim al-Ula di kota Damanhur. Di Madrasah inilah Hasan al-Banna

mengenal tarekat Shufi al-Hashafiyyah, majelis dzikir dan lantunan nasyid yang

didendangkan secara bersamaan oleh pengikut tarekat tersebut membuat Hasan

al-Banna terkagum-kagum bahkan ketika ia mengetahui bahwa guru lamanya

yaitu As-Syaikh Zahran merupakan salah satu di antara pengikut tarekat tersebut.

Sebelum melanjutkan studinya ke Universitas Dar Al-‘Um, al-Banna terkebih

dahulu menyelesaika studinya di sekolah guru Damanhur sejak tahun 1923

sampai tahun 1927. Kegiatan sehari-harinya ia sibukkan dengan mengikuti

29Abbas Assisi, Biografi Dakwah Hasan al-Banna, terjemahan Nandang Burhanudin, (Bandung:Harokatuna Publishing, 2006), h. 382

Page 40: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

25

berbagai kegiatan di Sekolahnya, hingga akhirnya ia mendirikan sebuah

organisasi yang bernama Muharabah Al-Munkarat (Organisasi Pemeberantas

Kemungkaran).

Kegiatan dalam berorganisasi tidak mebuat al-Banna lupa akan tugasnya

sebagai seorang pelajar, justru kegiatannya tersebut malah semakin membuat al-

banna memiliki pengetahuan lebih daripada para pelajar yang lain. Hal ini

terbukti dengan diperolehnya predikat lulusan terbaik ke-5 dsri seluruh Sekolah

Menengah Umum (SMU) di Mesir.

Sejak remaja kecerdesan otak al-banna memang sudah tidak diragukan lagi

keabsahannya, karena ia ikut serta menjadi bagian dalam tarekat sufi Hashafiyah.

Kemudian al-banna juga dinobatkan sebagai mahasiswa yang lulus dengan

yusidium terbaik pertama tingkat Universitas yang didirikan oleh Muhammad

Abduh.30 Selain itu, keinginan besar Hasan al-Banna dalam perjalanan hidupnya

adalah menegakkan amar makruf nahi munkar. Hal inilah yang menjadikan

Hasan al-Banna giat dalam medalami ilmu agama dengan bergabung ke berbagai

organisasi. Pada masa hidup al-banna Mesir dalam situasi masih menganut

sistem kerajaan, di mana kepala Negara masih ditentukan melalui garis

keturunan. Halini tidaklah berdasarkan dengan syari’at Islam, karena dalam

syariat Islam sistem pemerintahan harus berdasarkan dengan bay’ah dan syura.31

Hasan al-Banna menegasakan bahawa sistem pemerintahan ini menyimpang dari

cita-cita Islam yang sebenarnya. Pada saat itu juga al-banna melihat bentuk

30 Fathi Yakan, Revolusi Hasan al-Banna, (Jakarta: Harakah, 2002), cet. Ke-1h. 431 Hasan Hanafi, Fundamentalisme Islam, (Yogyakarta: Islamika, 2008), h. 134.

Page 41: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

26

pengaruh modernisasi sekuler Barat terhadap kehidupan Islam serta lemahnya

pemerintahan dalam menghadapi kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat Mesir.

Hasan al-Banna sangat ingin untuk menerapkan syari’at Islam di tengah-

tengah kehidupan masyarakat. Al-banna sama sekali tidak mempunyai niat untuk

melakukukan kudeta atau pun mengubah bentuk pemerintahan yang ada, ia

hanya ingin menjadikan syari’at Islam sebagai landasan hukum Negara. Demi

mencapai keinginannya tersebut al-banna ikut serta mencalonkan diri menjadi

anggota parlemen. Keikutsertaan al-banna dalam pemilu tahun 1942 merupakan

jawaban atas kebutuhan praktis pergerakan dan perubahan demi kepentingan

dakwah semata.32

Pemikiran Hasan al-Banna tentang penerapan Islam ini menjadi tujuan

agenda gerakannya. Menurut al-banna, apapun bentuk negara baik itu berbentuk

republik maupun kerajaan harus berdasarkan dengan asas-asas Islam yang kuat

dan benar. Adapun asas-asas yang harus dipenuhi oleh pemerintahan negara

yaitu tanggungjawab penguasa terhadap kekuasaaannya, persatuan masyarakat,

dan sikap tanggap terhadap keinginan masyarakat.33 Dalam Islam, pemerintah

diwajibkan untuk bekerja demi kemaslahatan rakyat dengan menengakkan

kebenaran dan menggugurkan kebathilan, Islam juga mengharuskan semua

rakyat untuk mentaati pemerintahnya selama pemerintah menjalankan

kewajibannya. Rakyat mempunyai kewajiban untuk meluruskan pemerintah yang

menyimpang dari kebenaran, agar pemerintah kembali pada kebenaran dan

32 Fathi Yakan, Revolusi Hasan al-Banna, (Jakarta: UI-Press, 1990), h. 42.33 Fathi Osman, Ikhwan dan Demokrasi, (Yogyakarta: Titian Wacana, 2005), h. 15.

Page 42: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

27

berkomitmen pada undang-undang Islam yang bersumber pada hukum Al-Quran

dan As-Sunnah.34Hasan al-Banna sangat lekat dengan pola kehidupan yang

berilmu, tekun beribadah serta beramal. Hal inilah yang mendominasi pemikiran

Hasan al-Banna dalam memahami konsep Islam dan Iman. Hasan al-Banna

menawarkan sebuah metode pemahaman sebuah konsep fiqih yang berujung

pada tuntutan kehidupan secara praktis dalam perjalanan dakwah menuju amar

makruf nahi munkar.35

Kuatnya Iman Hasan al-Banna terhadap Allah Swt membawanya ke dalam

sebuah pemikiran terhadap Negara, bangsa, keadilan sosial, dan masyarakat. Al-

banna berpendapat bahwa, Islam adalah sebuah agama yang universal karena

dapat mengatur segala kehidupan manusia di muka bumi berikut

permasalahannya. Dalam hal ini, al-banna tidak memisahkan anatar agama dang

kehidupan. Hingga akhirnya, gerakan yang dibentuk olehnya menggunakan

slogan, “Al-Quran Undang-Undang Dasar Kami”, dan “Hanya Al-Quran

Konstitusi Kami”, “Al-Quran Hukum Kami dan Muhammad Teladan Kami”.

Hasan al-Banna menolak terhadap gerakan sekularisasi, nasionalisme Arab

sekularisasi, dan desistematisasi. Al-banna juga anti akan nasionalisme modern,

khususnya fasisme Eropa atau nazisme. Dalam masalah “jihad” atau berjuang di

jalan Allah, al-banna sangat jauh dari pengertian yang beraroma kekerasan. Ia

pernah mendeklarasikan bahwa perang adalah wajib, akan tetapi hal itu ia

katakan pada saaat bangsa Mesir berhadapan dengan colonial Inggris. Kemudian

34 Hasan al-Banna, Kumpulan Risalah Dakwah, (Jakarta: Al-I’tishom,2008), h. 257-258.35 Anwar Al-Jundi, Biografi Hasan al-Banna, (Solo: Media Insani Press, 2003), cet. Ke-1, h. 25

Page 43: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

28

ia juga menegaskan bahwa untuk saat ini jhad merupakan suatu kewajiban

individual bagi semua (fardhu ‘ain) dan bukan kewajiban kolektif (fardhu

kifayah) yang sebagian orang dapat mewakili yang lain.36

Banyak yang menyebut Hasan al-Banna sebagai neo-salafie dengan

pemikiran 3 pandangan dasar; 1) Islam merupakan sebuah sistem komprehensif

yang mampuberkembang sendiri, 2) Islam memancar dari dua sumber

fundamental yaitu al-Quran dan al-Hadis, dan 3) Islam berlaku untuk segala

tempat. 37Dalam mengembangkan konsep tersebut, al-banna memulai langkah

awalnya melalui konsep tarbiyah nafsiahi (pembinaan jiwa) dengan metode

pendidikan qurani sembari bersandar secara kuat kepada kategorisasi al-Hadis.

Hasan al-Banna berpandangan, bahwa Islam memiliki keutamaan bagi umat

manusia dengan membeikan metode yang tepat dan sempurna bagi pendidikan

rohani, pendidikan generasi, pembentukan umat, dan pembangunan budaya, serta

penerapan prinsip-prinsip kemuliaan dan madaniyah. Maksudnya, bagaimana

pembentukkan generasi rabbani masa depan mampu menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi tanpa meninggalkan nilai-nilai iman dan akhlak.

Hasan al-Banna membagi fase pembinaan ke dalam 3 tahapan, yaitu: 1) fase

pengenalan seluruh lapisan masyarakat, 2) fase pembentukan kader dari elemen

pilihan yang sudah terkumpul, dibentuk regu-regu pejuang dakwa, 3) fase

36John L.Esposito, Ensiklopedi Oxford, Dunia Islam Modern, (Bandung: Mizan, 2001), cet. Ke-1,h. 267

37Azyumardi Azra, Pergolakan Politik Islam dari Fundamentalisme, Modernisme hinggaPostmodernisme, (Jakarta: Paramadina, 1996), h. 116.

Page 44: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

29

realisasi dengan melakukan gerakan dakwa bersama-sam mewujudkan hukum

Allah Swt di muka bumi. 38

Pemikiran Hasan al-Banna yang berkaitan dengan politik terbagi menjadi 3,

yaitu; 1) reformasi sosial dengan asas akidah, 2) tidak adanya pemisahan agama

dan Negara, 3) syariat Islam sebagai undang-undang tertinggi dalam

pemerintahan Islam.39 Maksud reormasi sosial dengan asas akidah adalah al-

banna benar-benar meyakini bahwa sesungguhnya perubahan sosial dan

perbaikannya harus dimulai dengan sesuatu yang terdapat dalam diri. Dengan

acuan surat al-Rad:11 konsep ini menjadikan satu model perubahan sosial

dengan fase yang disebutkan di atas, bahwa perubahan pada fase awal berpusat

pada diri sendiri. Kemudian perubahan pada keluarga; dan selanjutnya menuju

masyarakat secara kaffah. Perubahan berdasarkan asas akidah ternyata

memberikan implikasi yang luas, setidaknya dalam mempertahankan keimanan

dan akhlak pada kondisi Negara dalam perubahan apapun. Asas ini terbukti pada

ketahanan Mesir dalam menghadapi modernisasi Barat pada masa hidupnya.

Tidak adanya pemisahan agama dan Negara, maksudnya bagi Hasan al-

Banna agama tidak dapat berpisah dengan agama. Umara sebagai pelaku utama

dalam hal pemerintahan wajib berkolaborasi dengan para ulama. Suatu

pemerintahan menjadi kuat apabila peran para ulama diposisikan pada

kedudukan yang sesuai. Ulama menjadi tempat guna mempartimbangkan semua

38 Fathi Yakan, Gerakan Ikhwanul Muslimi: Dari Sayyid Quthb Sampai Rasyid al-Ghannussyi,(Jakarta: Harakah, 2002), h. 2.

39 Muhammad Azhar, Filsafat Politik, Perbandingan Antara Islam dan Barat, (Jakarta:RajGrafindo Persada, 1997), h. 121.

Page 45: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

30

kebijakan yang berkenaan dengan kemaslahatan umat Islam. Menurutnya, sebuah

pemerintahan akan hancur karena para ulama dimarjinalkan dalam posisi lemah

danhanya sebgai tameng sebuah keputusan.

Syariat Islam sebagai undang-undang tertinggi dalam pemerintahan,

maksunya Islam sebagai agama paripurna mempunya tataran nilai hukum

tersendiri yang wajib diikuti oleh semua umat Islam. Oleh karena itu, kedudukan

syariat Islam sebagai dustur al-a’la dalam pemerintahan Islam sangat mutlak.

Gagasan-gagasan cemerlang menjadi wacana dasar Ikhwanul Muslimin, dan

dengan gerakan Ikhwanul Muslimin dilakukan ceramah rutin, menerbitkan

majalah dan brosur atas eksistensi Islam dan pembaharuan, serta secara bertahap

melakukan rekonstruksi organisasi tersebut. Oleh karena itu, sebagian analisis al-

Husaini dan Yakan menilai bahwa gerakan awal al-banna dan Ikhwanul

Muslimin mulai membangkitkan kesadaran beragama bangsa Mesir saat itu,

kesadaran kembali pada ajaran murni Islam dan menumbuhkan spirit pejuang

untuk satu pembebasan terutama dari ekspansi kerajaan Inggris.

2. Karya-karya Hasan al-Banna

Karya-karya Imam Hasan al-Bana ada yang berbentuk karya tulis dan ada

yang berbentuk kumpulan-kumpulan pesan. Di antara karyanya yang berupa

karya tulis yaitu:

a. Alhaditsul Jum’ah (Pesan Setiap Jumat)

b. Mudzakkiratu ad-Dakwah wa Da’iah (Pesan Dakwah dan Da’i)

c. Al-Ma’tsurat (Wasiat-wasiat)

Sedangkan karya Hasan al-Bana yang berupa kumpulan pesan, yaitu:

Page 46: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

31

a. Da’watuna (Misi Kita)

b. Nahwan Nur (Menuju Kecerahan)

c. Ila asy-Syahab (Kepada Para Pemuda)

d. Bainal al-Amsi wa al-Yaum (Antara Kemarin dan Hari Ini)

e. Risalatu al-Jihad (Pesan Jihad)

f. Risalatu at-Ta’alim (Pesan-pesan Pendidikan)

g. Al-Mu’tamar al-Khamis (Konferensi Kelima)

h. Nizhamu al-Usar (Sisem Kelompok Kecil Pergerakan)

i. Al-‘Aqaid (Prinsip-prinsip)

j. Nizhamu al-Hukm (Sistem Pemerintahan)

k. Al-Ikhwan Tahta Rayati al-Quram (Ikhwan di Bawah Bendera Al-Quran)

l. Da’watuna fi Thaurin Jadid (Misi Kita dalam Masa Baru)

m. Ila Ayyi Syai’in Nad’un Nas (Ke Arah Mana Kita Menyeru Manusia)

n. An-Nizham al-Iqtishadi (Sistem Perekonomian)40

40 Fathi Yakan, Revolusi Hasan Al-Bana, (Jakarta: Harakah, 2002), cet. Ke-1, h. 3

Page 47: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

32

BAB IV

PENERAPAN METODE SEMANTIK PENERJEMAHAN AL-MA’ṠŪRĀT KE

DALAM BAHASA SUNDA

A. Teks Al-Ma’ṡūrāt dan Terjemahannya dalam Bahasa Sunda

Mengingat akan pentingnya bahasa daerah dalam ranah kehidupan masyarakat,

maka oleh karena itu penulis menyajikan terjemahan bahasa Sunda kitab al-Ma’ṡūrāt

Hasan al-Banna yang menjadi bahan untuk dianalisis ke dalam semantik leksikal.

Berikut adalah teks al-Ma’ṡūrāt dan terjemahannya dalam bahasa Sunda oleh peneliti.

Q.S Al-Fatihah 1-7

يم ( ـن الرح م اهللا الرمح يم بس يطان الرج ن الش يع العليم م ني (1أعوذ باهللا السم د هللا رب العالم ) 2) احلم

يم ( ـن الرح لك ) 3الرمح ين (م تعني (4يـوم الد بد وإياك نس نــــا الص 5) إياك نـع يم ) اهد راط املستق

ال الضالني (6( م و م غري املغضوب عليه راط الذين أنعمت عليه 41)7)ص

“Sim abdi nyalindung ka gusti Allah anu Maha Ngadangu tur Maha Uninga tina

godaan setan anu dilaknat ◌Kalayan nyebat asma Allah anu Maha welas tur Maha

Asih )1( Sadaya pujian kagungan Allah Pengeran anu ngurus sadaya alam )2( Anu

Maha Welas tur anu Maha Asih )3( Pangeran anu ngagaduhan dinten kiyamah )4(

Mung ka Gusti abdi sadaya nyembah sareng mung ka Gusti abdi sadaya neda

pitulung )5( Nun Gusti tunjukeun jalan anu lempeng s )6( Nyaeta jalanna jalma-jalma

anu diridoan ku Gusti sanes jalanna jalma-jalma anu dibenduan ku Gusti, sareng

sanes jalana jalma-jalma anu salasar. )7( ”

Q.S al-Baqarah ayat 284

41 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, (Jakarta: AL-I’tishom Cahaya Umat, 2005), h. 4-6.

Page 48: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

33

ن ي هللا ما يف ر لم م به اهللا فـيـغف بك م أو ختفوه حياس ك أنفس ا يف وا م إن تـبد األرض و ا يف م اوات و اء السم ش

ء قدير( ي ل ش اهللا على ك اء و ن يش يـعذب م )284و

Saniskara anu aya di langit sareng saniskara anu aya di bumi mangrupikeun

kagungan Allah. Sareng upama ditembrakeun saeusining hate aranjeuna, boh upama

disumputkeun ku aranjeuna oge, sadayana bakal dihisab ku Allah. Mangka Allah

bakal ngahampura sing saha jalma anu dikersakeun ku Anjeuna. Sareng Allah anu

Maha Kawasa kana sagala perkara (284)

H.R Nasa’i dan Bazar

على دين نبيـنا حممد صلى اهللا عليه الص و خ ة اإل لم الم وك س ة اإل نا / أمسينا على فطر بح على أص لم و س و

ن املش ان م ا ك م ا و نيف يم ح نا إبـراه لة أبيـ 42ركنيم

Abdi sadaya di waktos enjing/sore ieu aya dina kaayaan fitrah Islam, kalimah anu

ikhlas tur netep dina agama nabi Muhammad Saw. sareng aya dina ajaran anu

lempeng ti rama abdi sadaya Ibrahim. Anjeuna sanes mangrupikeun jalma anu

musyrik.

H. R. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’I dan Hakim

رسوال نبيا و د م مبح دينا و م ال س اإل ب اهللا ربا و ب يت 43رض

Abdi rido Allah Pangeran abdi, Islam agama abdi, Muhammad nabi sareng rasul

abdi.

H.R Abu Dawud dan Tirmidzi

42 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 32-3443 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 42

Page 49: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

34

م اهللا الذي ال يع العليمبس و السم ه اء و السم ال يف األرض و ء يف ي ه ش ع امس 44يضر م

Kalayan nyebat asma Allah anu teu aya hiji oge anu tiasa ngadatangkeun cilaka, di

bumi atanapi di langit. Gusti anu Maha Ngadangu sareng anu Maha Uninga.

H.R Ahmad

بصري م عافين يف مسعي الله م عافين يف الله ين بد م عافين يف 45الله

Nun Gusti paparin kasehatan pikeun awak sim abdi, nun Gusti paparin kasehatan

pikeun pangadangu sim abdi, nun Gusti paparin kasehatan pikeun panenjo sim abdi.

H.R Bukhari

تطعت ا اس عدك م و دك و أنا على عه ك و أنا عبد تين و لق ، ال إله إال أنت خ يب م أنت ر ر الله ن ش أعوذ بك م

فإنه ال ر يل ف فاغ نيب تك علي و أبوء بذ م ا صنـعت أبوء لك بنع ر الذنوب إال أنت م 46يـغف

Nun Gusti, Gusti Pangeran sim abdi, henteu aya pangeran salian ti Gusti, Gusti anu

nyiptakeun sim abdi, sim abdi hamba Gusti, sim abdi aya dina jangji sareng ikrar ka

Gusti samampuh abdi. Sim abdi nyalindung ka Gusti tina kajahatan anu parantos

dilakonan ku sim abdi, sim abdi ngangken kana nikmat Gusti anu Gusti parantos

maparinkeun ka sim abdi, sim abdi ngangken kana dosa-dosa sim abdi, mangka

hapunten si abdi, saestuna teu aya anu ngahapunten kajaba Gusti.

H.R Thabrani

44 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 44.45 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 48.46 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 50-52.

Page 50: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

35

ع يم و يدنا إبـراه ا صليت على س م يدنا حممد ك على آل س يدنا حممد و م صل على س يدنا الله لى آل س

يد ت على س ا بارك م يدنا حممد ك على آل س يدنا حممد و بارك على س يم و يدنا إبـراه على آل س يم و نا إبـراه

يد يد جم ني إنك مح العالم يم يف 47إبـراه

Nun Gusti, limpahkeun solawat pikeun junjungan abdi sadaya Muhammad sareng

kulawargina sakumaha Gusti ngalimpahkeun solawat pikeun Ibrahim sareng

kulawargina. Sareng berkahi Muhammad sreng kulawargina sakumaha Gusti

parantos ngaberkahi Ibrahim sareng kulawargina dina alam ieu, saestuna Gusti Maha

Pinuji tur Maha Mulya.

Q.S Ali Imran: 27-28

اء ن تش تعز م اء و لك ممن تش تـنزع الم اء و ن تش لك م الم لك تـؤيت الك الم م م اء قل الله ن تش تذل م و

ر يـ ء قدير (بيدك اخل ي ل ش ن 27إنك على ك خترج احلي م الليل و ار يف تولج النـه ار و النـه ) تولج الليل يف

اب ( س اء بغري ح ن تش زق م تـر ن احلي و يت م خترج الم يت و 48)28الم

Carioskeun, “nun Gusti anu kagungan karajaan, anu maparinkeun karajaan ka sing

saha jalma anu dikersakeun ku Gusti sareng nya Gusti nyabut kakawasaan pikeun

jalma anu dikersakeun ku Gusti. Gusti anu maparin kamulyaan pikeun sing saha

jalma anu dikersakeun ku Gusti, sareng nya Gusti anu maparin kahinaan pikeun sing

saha jalma anu dikersakeun ku Gusti. Nya dina panangan Gusti saniskanten kasaean.

Saestuna Gusti Maha kawasa kana sagalana. (26) Gusti ngajantenkeun wengi kana

siang, sareng Gusti anu ngajantenkeun siang kana wengi, sareng nya Gusti anu

ngaluarkeun zat nu hirup tina ujud anu paeh, sareng nya Gusti anu ngalurakeun ujud

paeh tina zat anu hirup. Sareng Gusti anu maparin rezeki pikeun sing saha bae anu

dikersakeun ku Gusti. (27)

47 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 54-56.48 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 64-66.

Page 51: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

36

Do’a

ذه الق ا لم أن ه م إنك تـع لله ت على ◌ تـوحد التـقت على طاعتك و عت على حمبتك و تم لوب قد اج

ا بـله ا س ده اه ا و ده أدم و ا و م رابطتـه ثق الله ريعتك فـو ة ش ر ت على نص د تـعاه تك و و ا بنورك دع ه أل أم و

ا عل الذي ال خيب ه تـ أم رفتك و ع ا مب يه أح يل التـوكل عليك و مج ان بك و مي يض اإل ا بف ه ور رح صد اش ى و و

يد م على س صل الله ني و م آم ري الله م النص نع م املوىل و بيلك إنك نع س ادة يف على آله نا الشه حممد و

به وسلم صح 49و

Nun Gusti, saestuna Gusti uninga kana hate anu cinta ka Anjeuna, anu pendak dina

kaayaan taat ka Gusti, anu nyatu pikeun dakwah ka Gusti, anu sasarengan dina

ngabela syariat Gusti. Kuatkeun Gusti beungkeutana. Langgengkeun kanyaah sareng

kadeudeuhna. Tunjukkeun jalana. Pinuhan hate-hatena ku seminar cahaya Gusti anu

moal leungit. Lapangkeun harigu-harigu abdi sadaya ku iman ka Gusti sareng

nikmat tawakkal ka Gusti. Hirupkeun ieu hate pikeun ma’rifat ka Gusti. Pupuskeun

dina kaayaan syahid di jalan Gusti. Gusti pangsae-saena pinulung. Sareng mugia

solawat sareng salam ka junjungan abdi sadaya Mughammad, kulawargina, sareng

para sohabatna.

B. Penerapan Metode Semantik Penerjemahan kitab Al-Ma’ṡūrāt

Teks(BSU)

Terjemahan bahasaSunda oleh peneliti

Terjemahan bahasaIndonesia oleh tim Al-

I’tishom

ني د هللا رب العالم احلم Sadaya pujian kagunganAllah Pengeran anungurus sadaya alam

Segala Puji bagi AllahTuhan semesta Allah

ين م الد ـلك يـو م Pangeran anungagaduhan dintenpembalasan

Yang menguasai haripembalasan

49 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, (Jakarta: Al-I’tishom Cahaya Umat, 2005), h. 68-72.

Page 52: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

37

Kata الحمد secara leksikal berarti pujian,50 namun oleh penulisdiartikan menjadi

sadaya pujian namun dalam terjemahan bahasa Indonesia menjadi segala puji.

Penulismenerjemahkan الحمد sadaya pujian, karena terdapat ال al-ta’rif yang menempel

pada kata Selanjutnya pada kata lafadz .حمد yang berartiإیاك hanya kepada Engkau oleh

penulisdiartikan menjadi Mung ka Gusti, karena dalam bahasa Sunda kata Engkau

biasa diartikan menjadi anjeun atau maneh, namun dalam hal ini penulislebih memilih

kata Gusti.

Ungkapan یم ح الر مـن ح olehالر penulis diterjemahkan Maha Welas tur Maha Asih dan

dalam terjemahan bahasa Indonesia berarti Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Penulismengartikan Maha Welas tur Maha Asih, karena lafazh مـن ح الر merupakan

isim yang berakar dari bentuk mashdar Ar-Rahman yang berarti sifat mubalagah.

Sifat mubalagah ini adalah isim fail yang maknanya transitif.

Lafazh ین الد م terdiri dariیو kata م yang berartiیو hari51 dan kata ین yang berartiالد

agama. Namun, oleh penulisditerjemahkan dengan dinten kiyamah, karena sesuai

dengan tafsir Ibnu Kasir disebutkan bahwa Ibnu Abbas mengatakan, yaumid din

adalah hari semua makhluk untuk menjalani hisab, yaitu hari kiamat. Allah membalas

mereka sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing.52

50 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawir Kamus Bahasa Arab-Indonesia. (Yogyakarta: PustakaProgresif, 1984), h. 123.

51 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawir Kamus Bahasa Arab-Indonesia. (Yogyakarta: PustakaProgresif, 1984), h. .1123.

52Al-Imam Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir, (Bandung: Sinar Baru Algensindo), h. 120

Page 53: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

38

Teks(BSU)

Terjemahan bahasaSunda oleh peneliti

Terjemahan bahasaIndonesia oleh tim Al-

I’tishom

تعني بد وإياك نس إياك نـع Mung ka Gusti abdisadaya nyembah sarengmung ka Gusti abdisadaya neda pitulung

Hanya Engkaulah yangkami sembah dan hanyaEngkaulah yang kamimohon pertolongan

م راط الذين أنعمت عليه صال م و غري املغضوب عليه

الضالني

Nyaeta jalan jalma-jalma anu diridoan kuGusti sanes jalannajalma-jalma anudibenduan ku Gusti,sareng sanes jalanajalma-jalma anu salasar

(Yaitu) jalan orang-orangyang telah Engkauanugerahkan nikmatkepada mereka, bukan(jalan) mereka yangdimurkai dan bukan (pulajalan) mereka yang sesat.

Lafazh merupakanإیاك maf’ul yang didahulukan dan diulangi untuk menunjukkan

makna perhatian dan pembatasan, lafazh بد menunjukan makna berlepas diriإیاك نع

dari segala bentuk kemusyrikan, sedangkan lafazh ین تع menunjukan maknaوإیاك نس

berlepas diri dari upaya dan kekuatan serta berserah diri kepada Allah Swt

sepenuhnya.53 Oleh karena itu penulismenerjemahkanya menjadi Mung ka Gusti abdi

sadaya nyembah sareng mung ka Gusti abdi sadaya neda pitulung.

Kemudian kata یر غ pada الین الض ال و لیھم وب ع یر المغض bermaknaغ istisna

(pengecualian) dan وب merupakanالمغض isim maf’ul jadi penulismenerjemahkannya

menjadi sanes jalanna jalma-jalma anu dibenduan ku Gusti, sareng sanes jalana

jalma-jalma anu salasar.

Teks(BSU)

Terjemahan bahasaIndonesia oleh tim Al-

I’tishom

Terjemahan bahasa Sundaoleh peneliti

53 Al-Imam Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir, h. 124

Page 54: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

39

ا يف م اوات و السم هللا ما يف األرض ا يف وا م إن تـبد و

م بك م أو ختفوه حياس ك أنفساء ن يش ر لم به اهللا فـيـغفاهللا على اء و ن يش يـعذب م و

ء قدير ي ل ش ك

Kepunyaan Allah-lahsegala apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi. dan jika kamumelahirkan apa yang adadi dalam hatimu atau kamumenyembunyikannya,niscaya Allah akanmembuat perhitungandengan kamu tentangperbuatanmu itu. MakaAllah mengampuni siapayang dikehendaki-Nya;dan Allah Maha Kuasaatas segala sesuatu

Saniskara anu aya dilangit sareng saniskaraanu aya di bumimangrupikeun kagunganAllah. Sareng upamaditembrakeun saeusininghate aranjeuna, bohupama disumputkeun kuaranjeuna oge, sadayanabakal dihisab ku Allah.Mangka Allah bakalngahampura sing sahajalma anu dikersakeun kuAnjeuna. Sareng Allah anuMaha Kawasa kanasagala perkara

Pada ungkapan اوات فيما االسم م ض فيو األر penerjemah tim al-I’tishom

menerjemahkannya menjadi Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan

apa yang ada di bumi. Namun, penulisdalam menerjemahkannya menggunakan takdim

takhir menjadi Saniskara anu aya di langit sareng saniskara anu aya di bumi

mangrupikeun kagungan Allah. Dalam hal ini penulismenerjemahkan اوات فيما االسم م و

ض في األر terlebih dahulu, kemudian baru lafazh .

Teks(BSU)

Terjemahan bahasa Sundaoleh peneliti

Terjemahan bahasaIndonesia oleh tim Al-

I’tishom

نا على بح الم أص س ة اإل فطرنا على دين نبيـ الص و خ ة اإل لم وك

د لى حمم ع لم و س لیھ و لى هللا ع ص

ن م ان ا ك م نیفا و اھیم ح لة أبینا إبر مركین ش الم

Abdi sadaya di waktosenjing/sore ieu aya dinakaayaan Islam anu suci,kalimah anu ikhlas turnetep dina agama nabiMuhammad Saw. sarengaya dina ajaran anu

Di pagi hari kami beradadalam keadaan fitrah Islamdan kalimat yang ikhlasdan tetap dalam agamanabi Muhammad Saw. dandalam ajaran bapak kamiIbrahim yang lurus. Diabukanlah termasuk orang

Page 55: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

40

lempeng ti rama abdisadaya Ibrahim. Anjeunasanes mangrupikeun jalmaanu musyrik.

musyrik (yangmenyekutukan Allah. 54

Dalam menerjemahkan الم س ة اإل penerjemahفطر tim Al-I’tishom menerjemahkannya

dengan fitrah Islam, sedangkan penulismenerjemahkannya dengan Islam anu suci.

Meskipun kata fitrah sudah dipadankan dalam bahasa Arab ke dalam kata bahasa

Indonesia, namun menurut penuliskata fitrah lebih cocok diartikan “suci” yang sesuai

dengan kamus besar bahasa Indonesia.

Teks(BSU)

Terjemahan bahasa Sundaoleh peneliti

Terjemahan bahasaIndonesia oleh tim Al-

I’tishom

يت باهللا بارض ينا ر الم د س باإل ورسوال نبيا و د م مبح و

Abdi rido Allah Pangeranabdi, Islam agama abdi,Muhammad nabi sarengrasul abdi.

Aku rela Allah Tuhanku,Islam agamaku, danMuhammad sebagai nabidan Rasulku.55

Lafazh با ر pada یت ض بار ا ر ب oleh penulisditerjemahkan menjadi Pangeran,

sedangkan dalam terjemahan bahasa Indonesia menjadi Tuhan. Kata با sendiriر secara

mutlak adalah salah satu nama di antara nama-nama Allah yang Maha indah (Asma’ul

Husna), sedangkan dalam bahasa Sunda kata با ر yang berarti Tuhan yang identik

dengan sebutan Pangeran.

Teks Terjemahan bahasa Sunda Terjemahan bahasa

54Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, (Jakarta: AL-I’tishom Cahaya Umat, 2005), h. 33-3555 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, (Jakarta: AL-I’tishom Cahaya Umat, 2005), h. 43

Page 56: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

41

(BSU) oleh peneliti Indonesia oleh tim Al-I’tishom

م اهللا الذي ه بس ع امس ال يضر مء ي اء ش السم ال يف األرض و يفو ه يع العليم و السم

Kalayan nyebat asmaAllah anu teu aya hiji ogeanu tiasa ngadatangkeuncilaka, ti bumi atanapi tilangit. Gusti anu MahaNgadangu sareng anuMaha Uninga.

Dengan menyebut namaAllah yang tidak adasesuatu pun yang dapatmendatangkan bahaya,baik di bumi maupun dilangit. Dialah yang MahaMendengar lagi MahaMengetahui.56

Lafazh ء ھ شي م ع اس م ر dalam terjemahan bahasa Indonesia menjadiال یض tidak ada

sesuatu pun yang dapat mendatangkan bahaya, namun penulismenerjemahkannya

menjadi teu aya hiji oge anu tiasa ngadatangkeun cilaka, karena menurut penulisyang

lebih pas untuk membandingkan lafazh Allah adalah tidak ada satu pun (teuaya hiji

oge). Kemudian penulismenerjemahkan لیم یع الع ’Maha Ngadangu tur Maha Uninga‘السم

karena یع sendiri mengandung artiالسم mendengar’57 yang dalam bahasa Sunda berarti

ngadenge atau ngadangu (Sunda lemes),58 dan لیم الع ‘mengetahui’ dalam bahasa Sunda

berarti uninga.59

Teks(BSU)

Terjemahan bahasa Sundaoleh peneliti

Terjemahan bahasaIndonesia oleh tim Al-

I’tishom

م عافين الله ين بد م عافين يف الله بصري م عافين يف مسعي الله يف

Nun Gusti paparinkasehatan pikeun awaksim abdi, pangadangu simabdi, sareng panenjo sim

Ya Allah berilah kesehatanpada badanku, ya Allahberilah kesehatan padapendengaranku, ya Allah

56 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 4557Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawir Kamus Bahasa Arab-Indonesia. (Yogyakarta: Pustaka

Progresif, 1984), h. 665.

58Ginanjar Sukarna, Kamus Lengkap Sunda Indonesia, Indonesia Sunda, Sunda-Sunda, (Bogor:Garda Media: 2012), h. 360

59 Ginanjar Sukarna, Kamus Lengkap Sunda Indonesia, Indonesia Suda, Sunda-Sunda, h. 508

Page 57: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

42

abdi. berilah kesehatan daripenglihatanku.60

Pada tabel di atas terjemahan bahasa Indonesia cenderung mengulang terjemahan

افني ع اللھم Ya Allah berilah kesehatan, sedangkan terjemahan penulisdalam bahasa

Sunda cenderung hanya sekali dalam menerjemahkan افني ع اللھم Nun Gusti paparin

kasehatan yaitu pada awal kalimat saja, meskipun lafazh ini diulang sebanyak tiga kali.

Teks(BSU)

Terjemahan bahasa Sundaoleh peneliti

Terjemahan bahasaIndonesia oleh tim Al-

I’tishom

، ال إله إال أنت يب م أنت ر اللهأنا على ك و أنا عبد تين و لق خ

دك تطعت عه ا اس عدك م و وا صنـعت ر م ن ش أعوذ بك متك علي و أبوء م أبوء لك بنعر فإنه ال يـغف ر يل فاغف نيب بذ

الذنوب إال أنت

Nun Gusti, GustiPangeran sim abdi, henteuaya pangeran salian tiGusti, Gusti anunyiptakeun sim abdi, abdihamba Gusti, sim abdi ayadina ikrar sareng jangjika Gusti salami abdi. Simabdi nyalindung ka Gustitina kajahatan anuparantos dilakonan ku simabdi, sim abdi ngangkenkana nikmat Gusti anuGusti parantosmaparinkeun ka sim abdi,sim abdi ngangken kanadosa-dosa sim abdi,mangka hapunten si abdi,saestuna teu aya anungahapunten kajaba Gusti.

Ya Allah, EngkauTuhanku, tidak ada Tuhanmelainkan Engkau,Engkau menciptakanku,aku hamba-Mu, akuberada dalam perjanjiandengan-Mu dan ikrarpada-Mu semampuku.Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apayang aku perbuat, akumengakui nikmat-Mu yangEngkau curahkanterhadapku, dan akumengakui atas dosaku,maka ampunilah aku,karena sesungguhnya tidakada yang mengampunidosa-dosa selain Engkau.61

60 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 4961 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, (Jakarta: AL-I’tishom Cahaya Umat, 2005), h. 51-53

Page 58: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

43

Pada tabel di atas berbeda dengan terjemahan Indonesia, penulisdalam

menerjemahkan ت تطع ا اس دك م ع و ھدك و sim abdi aya dina ikrar sareng jangji ka Gustiع

salami abdi, sedangkan terjemahan Indonesia aku berada dalam perjanjian dengan-Mu

dan ikrar pada-Mu semampuku. Penulismendahulukan kata ikrar sebelum kata janji.

Maksud penulismenerjemahkan ikrar adalah sebagai ketetapan, dan ketetapan yang di

maksud adalah ketetapan yang diambil oleh Allah dari hamba-hamba-Nya dalam asal

penciptaan mereka, ketika mengeluarkan mereka dari tulang punggung (sulbi) bapak

mereka dan mempersaksikan,

Teks(BSU)

Terjemahan bahasa Sundaoleh peneliti

Terjemahan bahasaIndonesia oleh tim Al-

I’tishom

م صل على يدناالله حممد سعلى آل يدناو ا س م حممد كيدناصليت على على س يم و إبـراه

يدناآل بارك على س يم و إبـراهيدنا على آل س د و يدناحمم س

ت على ا بارك م يدناحممد ك سعلى آل يم و ي إبـراه يم دنا س إبـراه

يد يد جم ني إنك مح العالم يف

Nun Gusti, limpahkeunsolawat pikeun junjunganabdi sadaya Muhammadsareng kulawarginasakumaha Gustingalimpahkeun solawatpikeun Ibrahim sarengkulawargina. Sarengberkahi Muhammadsareng kulawarginasakumaha Gusti parantosngaberkahi Ibrahimsareng kulawargina dina Ieu alam, saestuna GustiMaha Pinuji tur MahaMulya.

Ya Allah, curahkanlahshalawat atas junjungankami Muhammad dankeluarganya sebagaimanaEngkau mencurahkanshalawat kepada Ibrahimdan keluarganya. Danberkatilah Muhammad dankeluarganya sebagaimanaEngkau memberkatiIbrahim dan keluarganyapada sekalian alam ini.Sesungguhnya EngkauMaha Terpuji dan Mulia.62

Pada tabel di atas terjemahan bahasa Indoonesia dan Sunda tidak jauh berbeda

dalam menerjemahkan نا ید س yaitu junjungan. Kata نا ید س sendiri berasal dari kata ید س

62 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, (Jakarta: AL-I’tishom Cahaya Umat, 2005), h. 55-57

Page 59: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

44

yang berarti seorang pemimpin, namun dalam hal ini diksi yang tepat untuk kata نا ید س

adalah junjungan. Kata ید س sendiri jika dimaknai secara mutlak, maka yang dimaksud

adalah Allah. Akan tetapi, jika dimaknai dengan makna lain maka bisa bermakna

orang yang diikuti di kaumnya, orang yang banyak pengikutnya, atau orang yang

mulia di antara relasinya.

Teks(BSU)

Terjemahan bahasa Sundaoleh peneliti

Terjemahan bahasaIndonesia oleh tim Al-

I’tishom

لك تـؤيت الك الم م م قل اللهلك تـنزع الم اء و ن تش لك م الم

اء اء ممن تش ن تش تعز م تذل و واء ن تش ر إنك على م يـ بيدك اخل

ء قدير ( ي ل ش ) 62ك

Carioskeun, “nun Gustianu kagungan karajaan,anu maparinkeunkarajaan ka sing sahajalma anu dikersakeun kuGusti sareng nya Gustinyabut kakawasaan pikeunjalma anu di kersakeun kuGusti. Gusti anu maparinkamulyaan pikeun singsaha jalma anudikersakeun ku Gusti,sareng nya Gusti anumaparin kahinaan pikeunsing saha jalma anudikersakeun ku Gusti. Nyadina kawasa Gustisaniskara kasaean.Saestuna Gusti Mahakawasa kana sagalana.(26)

Katakanlah, “WahaiTuhan yang mempunyaikerajaan, Engkau berikankepada orang yang Engkaukehendaki dan Engkaucabut kerajaan dari orangyang Engkau kehendaki.Engkau muliakan orangyang Engkau kehendakidan Engkau hinakan orangyang Engkau kehendaki.Di tangan Engkaulahsegala kebajikan.Sesungguhnya EngkauMaha Kuasa atas segalasesuatu.(26)63

Pada tabel diatas اء تش ن م ل تذ اء و تش ن م ز تع terjemahan bahasa Indonesia menjadiو

Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang

Engkau kehendaki. Dengan maksud Allah memuliakan orang yang ia kehendaki dan

63 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, (Jakarta: AL-I’tishom Cahaya Umat, 2005), h. 65-67

Page 60: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

45

Allah juga menghinakan orang yang ia kehendaki. Berbeda dengan hal tersebut,

penulismenerjemahkanya menjadi Gusti anu maparin kamulyaan pikeun sing saha

jalma anu dikersakeun ku Gusti, sareng nya Gusti anu maparin kahinaan pikeun sing

saha jalma anu dikersakeun ku Gusti. Dengan maksud bahwa Allah memeberikan

kemiliaan bagi siapa saja yang ia kehendaki dan memberikan kehinaan bagi siapa saja

yang ia kehendaki. Dalam hal ini, kata ز sendiriع mempunyai arti kemuliaan. Namun,

kata ز juga dapat diartikanع gengsi, prestise atau wibawa. Sedangkan kata berartiذل

kehinaan. Kata ذل juga bisa diartikan jiwa rendah, yang tidak dapat disembunyikan

walaupun disalut dengan emas.

Teks(BSU)

Terjemahan bahasa Sundaoleh peneliti

Terjemahan bahasaIndonesia oleh tim Al-

I’tishom

ه القلوب ذ لم أن ه م إنك تـع الله

عت عل تم ى حمبتك قد اج

ت تـوحد التـقت على طاعتك و و

ت على د تـعاه تك و و على دع

م ثق الله ريعتك فـو رة ش نص

ا ه د اه ا و ده أدم و ا و رابطتـه

ا بـله ا بنورك الذي ال س ه أل أم و

ا بف وره رح صد اش يض خيبو و

يل التـوكل عليك مج ان بك و مي اإل

Nun Gusti, saestuna Gustiuninga kana hate anucinta ka Anjeuna, anupendak dina kaayaan taatka Gusti, anu nyatu pikeundakwah ka Gusti, anusasarengan dina ngabelasyariat Gusti,. Nun Gustikuatkeun beungkeutana.Langgengkeun kanyaahsareng kadeudeuhna.Tunjukkeun jalana.Pinuhan hate-hatena kuseminar cahaya Gusti anumoal leungit. Lapangkeunharigu-harigu abdi sadayaku iman ka Gusti sarengnikmat tawakkal ka Gusti.Hirupkeun ieu hate pikeunma’rifat ka Gusti.Pupuskeun dina kaayaansyahid di jalan Gusti.Gusti pangsae-saenapinulung. Sareng mugia

Ya Allah sesungguhnyaEngkau mengetahui hati-hati ini tertimpun dalamcinta pada-Mu, telahberjumpa dalam taat pada-Mu, telah bersatu dalamdakwah pada-Mu, telahberpadu dalam membelasyariat-Mu. Teguhkanlahya Allah ikatannya.Kekalkanlah cintakasihnya. Tunjukanlahjalan-jalannya. Penuhilahhati-hati tersebut dengancahaya-Mu yang tidakpernah hilang.Lapangkanlah dada-dadakami dengan kelimpahaniman kepada-Mu danindahnya bertawakalkepada-Mu. Hidupkanlahhati ini dengan ma’rifatkepada-Mu. Matikanlah iadalam syahid di jalan-Mu.

Page 61: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

46

ا على ه تـ أم رفتك و ع ا مب يه أح و

م بيلك إنك نع س ادة يف الشه

ني م آم ري الله م النص نع املوىل و

يدنا حممد م على س صل الله و

ص على آله و به وسلمو ح

solawat sareng salam kajunjungan abdi sadayaMughammad,kulawargina, sareng parasohabatna.

Engkaulah sebaik-baikPelindung dan sebaik-baikPenolong. Ya Allahkabulkanlah. Dansampaikan shalawatkepada junjungan kami,Nabi Muhammad Saw.,kepada keluarga, parasahabatnya, dan jugasampaikanlah salam.64

Harf إ ن dalam lafazh ه القلوب ا ھذ أن لم إنك تع merupakan sebuah penegasan danللھم

menerangkan bahwa sesungguhnya Allah Maha Hati-hati orang yang tertimpun rasa

cinta kepada-Nya, sehingga dalam hal ini penulismenerjemahkannya dengan saestuna

Gusti uninga kana hate anu cinta ka Anjeuna (Allah). Sedangkan kata ذق da lam lafazh

بتك ح لى م ع ت ع تم اج olehقد penulistidak diterjemahkan karena pada awal sudah ada

penegesan dengan sehingga ,إن penulisdalam mernerjemahkanya menjadi anu pendak

dina kaayaan taat ka Gusti dengan maksud telah berjumpa dalam keadaan taat

kepada Allah.

64 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, (Jakarta: AL-I’tishom Cahaya Umat, 2005), h. 69-73

Page 62: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

47

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan penerjemahan mengenai “Penerjemahan Al-

Ma’ṡūrāt ke dalam Bahasa Sunda”, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa

dalam menerjemahkan kitab al-Ma’ṡūrāt karya Hasan al-Banna, metode

penerjemahan semantik yang berfokus pada pencarian padanan dalam tataran kata,

akan tetapi tetap terikat pada budaya bahasa sumber, merupakan metode

penerjemahan yang sesuai dengan kitab al-Ma’ṡūrāt ini. Kendala yang penulis

temukan dalam menerjemahkan kitab al-Ma’ṡūrāt adalah kesepadanan kata

anatara bahasa Arab dan bahasa Sunda agar pembaca dapat dengan mudah

memahami karya tersebut di dalam bahasa Sunda. Kelebihan menerjemahkan kitab

al-Ma’ṡūrāt dengan menggunakan metode semantik adalah metode penerjemahan

semantik ini lebih luwes dan memperkenankan intuisi penerjemah untuk berempati

dengan teks sumber, selain itu metode ini juga mempertimbangkan unsur estetika

teks bahasa sumber dengan mengkompromikan makna selama masih dalam batas

kewajaran.

B. Rekomendasi

Dari uraian penelitian penerjemahan yang telah dilakukan oleh penulisterhadap

penerjemahan al-Ma’ṡūrāt ke dalam bahasa Sunda, menurut penulispenelitian ini

masih perlu ditindak lanjuti, karena uraian hasil penelitian yang penulisberikan

dalam skripsi ini hanya menerjemahkannya dengan menggunaka metode

Page 63: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

48

penerjemahan semantik, alangkah baiknya apabila ada yang menerjemahkannya ke

bahasa Sunda dengan meggunakan metode penerjemahan yang berbeda misalnya

metode penerjemahan komunikatif atau dapat menganalisisnya dari segi semantik

amupun morfologis.

Penulismenyadari bahwa penelitian ini masih belum begitu komperhensif,

maka penulisberharap penelitian penerjemahan ini dapat dijadikan bahan penelitian

lanjutan oleh para penulisselanjutnya yang akan meneliti mengenai produk

terjemahan atau membandingkan penerjemahannya antara terjemahan bahasa

Indonesia dan Sunda.

Page 64: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

49

DAFTAR PUSTAKA

Ad-Dimsyaqi, Al-Imam Ibnu Kasir. Tafsir Ibnu Kasir. Bandung: Sinar Baru

Algesindo, 2000.

Al-banna, Hasan. Al-Ma’ṡūrāt . Jakarta: Gema Insani, 2007.

Al-banna, Hasan. Al-Ma’ṡūrāt Sughra. Jakarta: AL-I’tishom, 2005.

Al-Farisi, M. Zaka. Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011.

Al-Jundi, Anwar. Biografi Hasan al-Banna. Solo: Media Insani Press, 2003.

Al-Sha’idi, ‘Abd al-Muta’al. Bughyah al-Idhah li Talkhis Al-Miftah fi’Ulum al-

Balaghah, Kairo: Maktabah al-Adab.

Amarullah, Ahmad. Kumpulan Hadis-Hadis Nabi. Jakarta: Trans Press, 1990.

Assisi, Abbas. Biografi Dakwah Hasan al-Banna, terjemahan Nandang Burhanudin.

Bandung: Harokatuna Publishing, 2006.

Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Mudlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia,

Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1996.

‘Awadh Haidar, Farid. Ilmu al-Dalalah; Dirasah Nazhariyyah wa Tathbiqiyyah,

Kairo: Maktabah al-Adab, 2005.

Azhar, Muhammad. Filsafat Politik, Perbandingan Antara Islam dan Barat. Jakarta:

RajGrafindo Persada, 1997.

Azra, Azyumardi. Pergolakan Politik Islam dari Fundamentalisme, Modernisme

hingga P ostmodernisme. Jakarta: Paramadina, 1996.

Burdah, Ibnu. Menjadi Penerjemah Wawasan dan Metode Menerjemah, Yogyakarta:

Tiara Wacana, 2004.

Page 65: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

50

Coolsma, S. Soendaneesche Spraakkunst (Tata Bahasa Sunda), terjemahan Husein

Wijaya Kusumah dan Yus Rusyana. Bandung: Djambatan, 1985.

Chambert Loir, Henri. Sadur Sejarah Terjemahan di Indonesia dan Malaysia,

terjemahan Winarsi Arifin dkk, Jakarta: Gramedia, 2010.

Fatawi, M. Faisol. Seni Menerjemah. Malang: UIN Malang Press, 2009.

Guntur Tarigan, Henry. Pengajaran Semantik, Bandung: Penerbit Angkasa, 1985.

Haryati, Pipih. Kamus Bahasa Sunda. Jakarta: Bintang Indonesia, 2010.

Hasan, Tammam. Al-Lughah al-Arabiyyah Ma’naha wa Mabnaha, Kairo: Alam al-

Kutub, 1998.

Hidayatullah, Moch Syarif. Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indoenesia. Pamulang

Barat: Dikara, 2010.

Larson, Mildred L. Penerjemahan Berdasar Makna. Jakarta: Arcan, 1989.

L.Esposito, John. Ensiklopedi Oxford, Dunia Islam Modern. Bandung: Mizan, 2001.

Ma’rifat, M. Hadi. Sejarah Al-Quran, Jakarta: al-Huda, 2007.

M. Ali Hasan dan Rif’at Syauqi Nawawi, Pengantar Ilmu Tafsir, Jakarta: PT. Bulan

Bintang, 1988.

Machali, Rochayah. Pedoman Bagi Penerjemah, Jakarta: Grasindo, 2000.

Muhammad. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawir Kamus Bahasa Arab-Indonesia.

Yogyakarta: Pustaka Progresif, 1984.

Nasuhi, Hamid dkk. Pedoman Penelitian Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi). Ciputat: CeQDA, 2007.

Page 66: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

51

Nu’man, Farid. Ikhwanul Muslimin Anugrah Allah yang Terzhalimi, Depok: Pustaka

Nauka, 2004.

Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif Tata Langkah

dan Teknik-Teknik Teoritisasi Data, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Said, Syaikh bin Ali Al-Qathani, Shahih Al-Ma’ṡūrāt , Jakarta: Nashirus Sunnah

Pubisher, 2008.

Sayogi, Frans. Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia, Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008.

Sugihastuti. Bahasa Indonesia dari Awam, Mahasiswa sampai Wartawan,

Yogyakarta: Gamma Media, 2003.

Sukarna, Ginanjar. Kamus Lengkap Sunda-Indonesia, Indonesi-Sunda, Sunda-Sunda.

Bogor: Garda Media, 2012.

Sutopo, H.B., Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS, 2006.

Syihabuddin. Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktik), Bandung:

Humaniora, 2005.

Tochija, Itoc. Pergumulan Islam dengan Kebudayaan Lokal di Tatar Sunda,

Bandung: Kaki Langit, 2005.

Yakan, Fathi. Revolusi Hasan al-Banna. Jakarta: Harakah, 2002.

Warsito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Pedoman Mahasiswa,

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Yakan, Fathi. Gerakan Ikhwanul Muslimi: Dari Sayyid Quthb Sampai Rasyid al-

Ghannussyi. Jakarta: Harakah, 2002.

Widyamartaya, A. seni Menerjemakan. Yogyakarta: Kanisius, 1989.

Page 67: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

52

Zuhdi Mustafa, Ahmad. Kandungan Hadis-Hadis Sahih, Malang: Insan Mulia Press,

1998.

Page 68: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

53

Lampiran!

Q.S Al-Fatihah 1-7

يم ( ـن الرح م اهللا الرمح يم بس يطان الرج ن الش يع العليم م ني (1أعوذ باهللا السم د هللا رب العالم ) 2) احلم

يم ( ـن الرح لك ) 3الرمح ين (م تعني (4يـوم الد بد وإياك نس نــــا الص 5) إياك نـع يم ) اهد راط املستق

ال الضالني (6( م و م غري املغضوب عليه راط الذين أنعمت عليه )7)ص

“Sim abdi nyalindung ka gusti Allah anu Maha Ngadangu tur Maha Uninga tina

godaan setan anu dilaknat ◌Kalayan nyebat asma Allah anu Maha welas tur Maha

Asih )1( Sadaya pujian kagungan Allah Pengeran anu ngurus sadaya alam )2( Anu

Maha Welas tur anu Maha Asih )3( Pangeran anu ngagaduhan dinten kiyamah )4(

Mung ka Gusti abdi sadaya nyembah sareng mung ka Gusti abdi sadaya neda

pitulung )5( Nun Gusti tunjukeun jalan anu lempeng s )6( Nyaeta jalanna jalma-jalma

anu diridoan ku Gusti sanes jalanna jalma-jalma anu dibenduan ku Gusti, sareng

sanes jalana jalma-jalma anu salasar. )7( ”

Aku berlindung kepada Allah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari

godaan setan yang terkutuk. ◌ Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah

lagi Maha Penyayang. )1( Segala Puji bagi Allah Tuhan semesta Allah. )2( Maha

Pemurah lagi Maha Penyayang )3( Yang menguasai hari pembalasan )4( Hanya

Engkaulah yang kami sembah dan hanya Engkaulah yang kami mohon

pertolongan. )5( Tunjukanlah kami jalan yang lurus )6( (Yaitu) jalan orang-orang yang

telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang

dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. )7( 65

Q.S al-Baqarah: 1-5

65Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 5-7

Page 69: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

54

ى) ذلك الكتاب ال 1(امل د تقني (ريب فيه ه مما 2للم ون الصالة و يم يق نون بالغيب و م ) الذين يـؤ

قون ( م ينف ناه قـ ز م يوقنون (3ر ة ه ر باآلخ ن قـبلك و ا أنزل م م ا أنزل إليك و نون مب م لـئك 4) والذين يـؤ ) أو

ن ر ى م د ى ه ون (عل لح ف م الم لـئك ه أو )5م و

Alif laam miim (1) Ieu kitab (al-Quran) henteu aya kamang-mangan dina isina pituduh

pikeun jalma-jalma anu tarakwa (2) (nyaeta) jalana jalma-jalma anu ariman kanu

goib anu ngaradegkeun solat sareng anu ngainfakkeun sabagian rezekina anu tos

dipaparinkeun ka aranjeuna (3) Sareng aranjeuna anu ariman kana (quran) anu

parantos diturunkeun ka anjeun (Muhammad) tur kana kitab-kitab anu parantos

diturunkeun kanu samemeh anjeuna, sarta aranjeuna yakin kana ayana DINTEN

aherat (4) Nyaeta aranjeuna anu kenging pituduh ti Pangeranna sareng aranjeuna

jalma-jalma anu kenging kabagjaan (5)

Alif laam miim (1) Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi

mereka yang bertakwa (2) (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang

mendirikan salat dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada

mereka (3) Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan

kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan

adanya (kehidupan) akhirat (4) Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari tuhan

mereka dan merekalah orang-orang yang beruntung. (5)66

Q.S al-Baqarah: 255-257

ال نة و ه س ذ يوم ال تأخ و احلي الق ن ذا الذي اهللا ال إلـه إال ه األرض م ا يف م ات و او السم ا يف م له م نـو

ه ء من علم ي يطون بش ال حي م و ه لف ا خ م م و أيديه ا بـني لم م نه يـع ه إال بإذ ع عند ف ع يش س اء و ا ش إال مب

األرض ات و او يه السم س ر ا وك م ظه ف وده ح ال يـؤ يم (و و العلي العظ ه ين قد 255◌ الد راه يف ) ال إك

66 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, (Jakarta: AL-I’tishom Cahaya Umat, 2005), h. 7-11

Page 70: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

55

ثـق ة الو و ك بالعر س تم د اس ن باهللا فـق يـؤم ر بالطاغوت و ف ن يك ن الغي فم د م الرش اهللا تـبـني ا و صام هل ى ال انف

م الط 256يع عليم (مس ه ليآؤ وا أو ر ف الذين ك ر و ات إىل النـو م من الظلم ه نوا خيرج الذين آم يل اغوت ) اهللا و

ون ( الد ا خ م فيه اب النار ه ح لـئك أص ات أو م من النور إىل الظلم ونـه )257خيرج

Henteu aya Pangeran anu lian salian ti Allah anu jumeneng, henteu keuna ku tunduh

sareng henteu kulem. Saniskara anu aya di langit sareng saniskara anu aya di bumi

kagungan Allah. Henteu aya anu tiasa masihan sapa’at di payuneun Allah anging

kalawan idin-Na. Allah uninga kana saniskara anu aya payuneun sareng kana

saniskara anu aya pengkereun aranjeuna, tapi aranjeuna henteu aya anu tiasaeun

ngungkulan (ngaliputan) kauninga-Na, aranjeuna mung tiasa terang naon anu

dikersakeun ku Gusti. Kursi-Na jembar ngungkulan langit sareng bumi. Sareng Allah

henteu ngarasa abot ngurus duanana, Sareng Allah anu Maha Luhung tur anu Maha

Agung (255) Dina perkara agama Islam henteu aya paksaaan, sabab parantos tetela

(bedana) jalan anu bener sareng jalan anu sasar. Kusabab eta, sing saha anu kupur

ka Thagut sarta iman ka Allah, mangka aranjeuna parantos muntang kana tali anu

kacida pageuhna, anu moal pegat-pegat. Sareng Allah Maha Ngadangu tur anu

Maha Uninga (256) Allah anu mingpin jalma-jalma anu ariman, anu ngaluarkeun

aranjeuna tinu paroek ka nu caang, sareng upama jalma-jalma anu kapir mah anu

mingpina nyaeta Thagut anu ngaluarkeun aranjeuna tinu caang ka nu paroek.

Aranjeuna (jalma-jalma kapir) mangrupikeun ahli naraka baris langgeng di dinyana

(257)

Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah melainkan Dia yang hidup kekal lagi

terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.

Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan bumi. tiada yang dapat memberi syafaat di

sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di

belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan

apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit d an bumi. Dan Allah tidak

merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar (255)

Page 71: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

56

Tidak ada paksaaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan

yang benar dari jalan yang sesat. Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada thagut

dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali

yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha

Mengetahui (256) Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan

mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir

pelindung-pelindungnya ialah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada

kegelapan (kekafiran), mereka itulah penghuni neraka; Mereka kekal di dalamnya

(257) 67

Q.S al-Baqarah ayat 284-286

ك أنفس ا يف وا م إن تـبد األرض و ا يف م اوات و السم اء هللا ما يف ن يش ر لم غف م به اهللا فـيـ بك م أو ختفوه حياس

ء قدير( ي ل ش اهللا على ك اء و ن يش يـعذب م ن 284و ل آم نون ك م ؤ الم ن ربه و ا أنزل إليه م ن الرسول مب ) آم

له ال رس تبه و ته وك آلئك م ري باهللا و ص إليك الم بـنا و رانك ر نا غف أطع نا و ع قالوا مس له و د من رس أح رق بـني نـف

نا إن ن 285( ذ اخ بـنا ال تـؤ بت ر تس ا اك ا م ه عليـ بت و س ا ك ا م ا هل عه س ا إال و س لف اهللا نـف ينا أ ) ال يك و س

ل ال حتم بـنا و ن قـبلنا ر ا محلته على الذين م م را ك نا إص ل عليـ ال حتم بـنا و طأنا ر اعف أخ ا ال طاقة لنا به و نا م

اف م الك و نا على الق والنا فانصر ارمحنآ أنت م ر لنا و ف اغ )286رين (عنا و

Saniskara anu aya di langit sareng saniskara anu aya di bumi mangrupikeun

kagungan Allah. Sareng upama ditembrakeun saeusining hate aranjeuna, boh upama

disumputkeun ku aranjeuna oge, sadayana bakal dihisab ku Allah. Mangka Allah

bakal ngahampura sing saha jalma anu dikersakeun ku Anjeuna. Sareng Allah anu

Maha Kawasa kana sagala perkara (284) Rasul teh iman kana saniskara anu

parantos diturunkeun ka anjeuna ti Pangeranna, sareng pon kitu deui kaom

mu’minin, sadaya pada ariman ka Gusti Allah, ka malaikat-malaikat-Na, kana kitab-

67 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, (Jakarta: Al-I’tishom, 2005), h. 11-17

Page 72: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

57

kitab-Na, sareng ka para rasul-Na. (Aranjeuna nyarios), “Kaula sadaya henteu

ngabeda-bedakeun saurang oge ti antara para rasul.” Sareng cariosana, “Abdi

sadaya nguping sareng abdi sadaya taat, sareng mugi Gusti ngahapunten abdi

sadaya, margi ka Gusti abdi sadaya marulang.” (285) Allah henteu

ngabeungbeuratanan hiji jalma anging sakadar anu baris kasanggemanana. Anjeuna

baris kenging ganjaran tina anu diusahakeunana sareng anjeuna baris kenging

siksaan tina anu diusahakeunana. (Ngadoa aranjeuna), “Nun Gusti Pangeran abdi

sadaya. Mugi Gusti henteu nyiksa abdi sadaya, upami abdi sadaya hilap atanapi

kaliru. Nun Gusti Pangeran abdi sadaya, mugi Gusti henteu ngabeungbeuratanan

abdi sadaya sapertos ngbeungbeuratanan ka jalma-jalma kapungkur samemeh abdi

sadaya. Nun Gusti, mugi Gusti henteu maparin beungbeurat ka abdi sadaya anu

moal sanggem dilakonan, mugi Gusti ngahapunten sareng ngalebur dosa-dosa abdi

sadaya, sareng mugi Gusti masihan rahmat ka abdi sadaya. Panyaluuhan abdi

sadaya nyaeta Gusti, ku margi eta mugi Gusti maparin pitulung ka abdi sadaya

kanggo ngelehkeun kaom kapir (286)

Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan

jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya,

niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu.

Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas

segala sesuatu (284) Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan

kepadanya dari tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya

beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya.

(Mereka mengatakan), “Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun (dengan

yang lain) dari rasul-rasul-Nya,” dan meraka mengatakan, “Kami dengar dan kami

taat.” (Mereka berdooa), “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah

tempat kembali.” (285) Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

Page 73: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

58

kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia

mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan

kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan

kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana

Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah

Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah

kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau lah Penolong kami, maka

tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (286) 68

Q.S al-Ikhlas ayat 1-4

د ( و اهللا أح د (1قل ه يولد (2) اهللا الصم د (3) مل يلد ومل ا أح و ف ن له ك يك )4) ومل

Carioskeun (Muhammad), “Saestuna Allah Maha Tunggal” (1) Allah pamuntangan

(sakabeh makhluk) (2) Henteu ngababarkeun sareng henteu dibabarkeun (3) Sareng

henteu aya saurang oge anu nyaruaan Anjeuna (Allah) (4)

Katakanlah, “Dia-lah Allah Yang Maha Esa (1) Allah adalah Tuhan yang bergantung

kepada-Nya segala sesuatu (2) Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan (3) Dan

tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia (4) 69

Q.S al-Falaq ayat 1-5

لق ( لق (1قل أعوذ برب الف ا خ ر م ن ش قب (2) م ق إذا و ر غاس ن ش م ر النـفاثات 3) و ن ش م د ) و العق يف

د (4( س د إذا ح اس ر ح ن ش م )5) و

68 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, (Jakarta: AL-I’tishom Cahaya Umat, 2005), h. 19-25.

69Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 27

Page 74: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

59

Carioskeon (Muhammad), “Kaula nyalindung ka Pangeran anu ngagaduhan subuh.”

(1) Tina kajahatan makhluk-Na (2) Sareng tina kajahatan wengi dina mangsa

DINTENk mongkleng (3) Sareng tina kajahatan tukang cangreud-cangreud (tukang

tenung) (4) Sareng tina kajahatan jalma anu hasud nalika hasudna (5)

Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh” (1) Dari kejahatan

makhluk-Nya (2) dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita (3) dan dari

kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya)

(4) dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki (5) 70

Q.S an-Naas ayat 1-6

لك الناس (1قل أعوذ برب الناس ( ر 3) إله الناس (2) م ن ش ناس () م اس اخل و س وس 4الو س ) الذي يـو

ور الناس ( صد نة و الناس (5يف ن اجل )6) م

Carioskeon (Muhammad), “Abdi nyalindung ka Gusti anu ngaraksa-ngariksa

manusa (1) Rajana sakabeh manusa (2) Pangerana sakabeh manusa (3) Tina

kajahatan setan anu ngaharewos, anu ngadodoho (4) Anu ngaharewos, dina dada

manusa (5) Tina bangsa jin sareng manusa (6)

Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai)

manusia (1) Raja manusia (2) Sembahan manusia (3) dari kejahatan (bisikan) setan

yang biasa bersembunyi (4) Yang membisikan (kejahatan) ke dalam dada manusia (5)

Dari (golongan) jin dan manusia (6)71

H.R Nasa’i dan Bazzar

و ريك له، ال إله إال ه د هللا ال ش احلم لك هللا و بح / أمسينا وأمسى الم أص نا و بح إليه النشورأص و

70 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 27-2971 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 29-31

Page 75: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

60

Dina waktos enjing/ dina waktos sore ieu urang sadaya aya di tempat kagungan

Allah. Sadaya puji mung hungkul kagungan Allah. Henteu aya sekutu pikeun Allah.

Henteu aya Pangeran anu lian salian Allah. Mung ka Allah tempat pangbalikan.

Di pagi hari kami berada dan kerajaan (langit dan segala isinya) adalah milik Allah.

Segala puji hanya milik Allah. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Tidak ada ilah ‘Tuhan’

selain Dia. Kepada-Nya lah tempat kembali.72

H.R Nasa’i dan Bazar

نا / أمسينا بح على أص لم و س على دين نبيـنا حممد صلى اهللا عليه و الص و خ ة اإل لم الم وك س ة اإل على فطر

ركني ن املش ان م ا ك م ا و نيف يم ح نا إبـراه لة أبيـ م

Abdi sadaya di waktos enjing/sore ieu aya dina kaayaan fitrah Islam, kalimah anu

ikhlas tur netep dina agama nabi Muhammad Saw. sareng aya dina ajaran anu

lempeng ti rama abdi sadaya Ibrahim. Anjeuna sanes mangrupikeun jalma anu

musyrik.

Di pagi hari kami berada dalam keadaan fitrah Islam dan kalimat yang ikhlas dan

tetap dalam agama nabi Muhammad Saw. dan dalam ajaran bapak kami Ibrahim yang

lurus. Dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang menyekutukan Allah).73

H.R Nasa’i

رت فأمت علي س عافية و ة و م نع نك يف بحت / أمسيت م م إين أص نـيا الله الد رك يف تـ س عافيتك و تك و م نع

رة اآلخ و

72 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 3173Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 33-35

Page 76: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

61

Nun Gusti, saestuna di waktos enjing/sore ieu abdi aya dina kaayaan kenging nikmat,

waras, sareng aya dina pangjagaan rasiah. Mangka paparin abdi nikmat anu

sampurna ti Gusti, sareng pangjagaan rasiah ti Gusti di dunya sareng aherat.

Ya Allah, sesungguhnya aku di pagi ini dalam keadaan mendapat nikmat, sehat, dan

penjagaan rahasia. Maka sempurnakanlah atas ku nikmat pemberian-Mu, dan

keterjagaan rahasia oleh-Mu di dunia dan akhirat.74

H.R Nasa’i

ريك لك فـلك احلم ك ال ش د ح نك و لقك فم ن خ د م ة أو بأح م ن نع م بح / أمسى يب ا أص م م لك الله د و

ر الشك

Nun Gusti, sadauya nikmat anu parantos Gusti paparin ka abdi dina waktos

enjing/sonten sareng kanu salah sahiji jalmi tina makhluk Gusti, teu aya sanes mung

ti Gusti, henteu aya anu tiasa nandingan Gusti. Maka pikeun Gusti sadaya puji

sareng syukur.

Ya Allah, nikmat apapun yang Engkau berikan di pagi/sore hari kepadaku atau

kepada seseorang dari makhluk-Mu tiada lain hanya dari-Mu, tidak ada sekutu bagi-

Mu. Maka bagi-Mu segala puji dan syukur. 75

H. R Imam Ahmad dan Ibnu Majah

لطانك يم س عظ ك و ه ج ا يـنبغي جلالل و م د ك يب لك احلم يا ر

Gusti Pangeran abdi, sadaya puji pikeun Gusti sakumaha kaluhuran pikeun raray

Gusti sareng saageung kakawasaan Gusti.

74 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 37-3975 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 39-41

Page 77: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

62

Ya Rabbku, bagi-Mu lah segala puji sebagaimana ketinggian wajah-Mu dan sebesar

kekuasaan-Mu.76

H. R. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’I dan Hakim

ب يت باهللا ر رسوالرض نبيا و د م مبح دينا و م ال س اإل ب ا و

Abdi rido Allah Pangeran abdi, Islam agama abdi, Muhammad nabi sareng rasul

abdi.

Aku rela Allah Tuhanku, Islam agamaku, dan Muhammad sebagai nabi dan Rasulku.77

H.R. Muslim

ان اهللا بح اتهس لم اد ك د م ه و ش زنة عر ه و س رضا نـف ه و لق د خ ه عد د م حب و

Maha Suci Gusti kalayan anu ngamuji-Na, sakumaha jumlah makhluk-Na, sareng

karidoan diri-Na, saimbang abot arsy-Na sareng saseur ucapan-Na.

Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, sebanyak jumlah makhluk-Nya dan

keridaan-Nya, setimbang berat Arsy-Nya dan sebanyak tinta kalimat-Nya78

H.R Abu Dawud dan Tirmidzi

يع و السم ه اء و السم ال يف األرض و ء يف ي ه ش ع امس م اهللا الذي ال يضر م العليمبس

Kalayan nyebat asma Allah anu teu aya hiji oge anu tiasa ngadatangkeun cilaka, ti

bumi atanapi ti langit. Gusti anu Maha Ngadangu sareng anu Maha Uninga.

76 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 4377 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 4378 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 45

Page 78: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

63

Dengan menyebut nama Allah yang tidak ada sesuatu pun yang dapat mendatangkan

bahaya, baik di bumi maupun di langit. Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha

Mengetahui.79

H.R Imam Ahmad dan Thabrani

ه لم ا ال نـع رك لم تـغف نس ه و لم يئا نـع رك بك ش ن أن نش م إنا نـعوذ بك م الله

Nun Gusti, saestuna abdi sadaya nyalindung ka Gusti tina musyrik pikeun hiji perkara

anu abdi sadaya eling. Abdi sadaya nyuhunkeun pangampura Gusti pikeun naon-naon

anu teu di pika terang.

Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan

sesuatu yang kami sadari. Kami mohon ampun kepada-Mu terhadap apa yang kami

tidak mengetahuinya80

H.R Ibnu Hibban

لق ا خ ر م ن ش ات اهللا التآمآت م لم أعوذ بك

Sim abdi nyalindung ku kalimah-kalimah Allah anu sampurna tina kajahatan makhluk-

Na.

Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-

Nya.81

H.R Abu Dawud

و ن اجلنب أعوذ بك م ل و س الك ز و ن العج أعوذ بك م ن و احلز ن اهلم و م إين أعوذ بك م ل الله أعوذ بك البخ و

ال ر الرج قـه ين و ن غلبة الد م

79 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 4580 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 4781 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 47

Page 79: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

64

Nun Gusti, saestuna abdi nyalindung ka Gusti tina kasesah sareng ngangres, abdi

nyalindung ka Gusti tina lemes sareng pangedulan, sim abdi nyalindung ka Gusti tina

sipat leutik wawanen sareng koret, sareng sim abdi nyalindung ka Gusti tina sambetan

sareng anceman batur.

Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari rasa susah dan sedih, aku

berlindung kepada-Mu dari rasa lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu dari sifat

pengecut dan kikir, dan aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan tekanan orang

lain.82

H.R Ahmad

بصري م عافين يف مسعي الله م عافين يف الله ين بد م عافين يف الله

Nun Gusti paparin kasehatan pikeun awak sim abdi, nun Gusti paparin kasehatan

pikeun pangadangu sim abdi, nun Gusti paparin kasehatan pikeun panenjo sim abdi.

Ya Allah berilah kesehatan pada badanku, ya Allah berilah kesehatan pada

pendengaranku, ya Allah berilah kesehatan dari penglihatanku.83

H.R Abu Dawud

م إين رب ال إله إال أنت الله اب الق ن عذ أعوذ بك م ر و ق الف ر و ف ن الك أعوذ بك م

Nun Gusti sim abdi nyalindung tina kakupuran sareng kapakiran, nun Gusti sim abdi

nyalindung ka Gusti tina siksa kubur. Henteu aya Pangeran salian Gusti.

Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran, ya Allah aku

berlindung kepada-Mu dari siksa kubur. Tidak ada Tuhan selain Engkau.84

82 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 47-4983 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 4984 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 51

Page 80: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

65

H.R Bukhari

أنا على ك و أنا عبد تين و لق ، ال إله إال أنت خ يب م أنت ر ر الله ن ش تطعت أعوذ بك م ا اس عدك م و دك و عه

ر الذنوب إال أ فإنه ال يـغف ر يل ف فاغ نيب تك علي و أبوء بذ م ا صنـعت أبوء لك بنع نت م

Nun Gusti, Gusti Pangeran sim abdi, henteu aya pangeran salian ti Gusti, Gusti anu

nyiptakeun sim abdi, sim abdi hamba Gusti, sim abdi aya dina jangji sareng ikrar ka

Gust samampuh abdi. Sim abdi nyalindung ka Gusti tina kajahatan anu parantos

dilakonan ku sim abdi, sim abdi ngangken kana nikmat Gusti anu Gusti parantos

maparinkeun ka sim abdi, sim abdi ngangken kana dosa-dosa sim abdi, mangka

hapunten si abdi, saestuna teu aya anu ngahapunten kajaba Gusti.

Ya Allah, Engkau Tuhanku, tidak ada Tuhan melainkan Engkau, Engkau

menciptakanku, aku hamba-Mu, aku berada dalam perjanjian dengan-Mu dan ikrar

pada-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa yang aku

perbuat, aku mengakui nikmat-Mu yang Engkau curahkan terhadapku, dan aku

mengakui atas dosaku, maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang

mengampuni dosa-dosa selain Engkau.85

H.R Abu Dawud, Tirmidzi dan Hakim

أتوب إليه يوم و و احلي الق يم الذي ال إله إال ه ر اهللا العظ تـغف اس

Sim abdi nyuhunkeun hapunten ka Allah anu Maha Agung, teu aya Pangeran salian ti

Gusti anu Jumeneng, anu ngajaga, sareng sim abdi nyuhunkeun hapunten ka Anjeuna.

85 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 51-53

Page 81: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

66

Aku memohon ampun kepada Allah yang tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Hidup,

yang terjaga, dan aku memohon ampun kepada-Nya.86

H.R Thabrani

يدنا حممد م صل على س يدنا الله على آل س يم و يدنا إبـراه ا صليت على س م يدنا حممد ك على آل س و

ي يدنا إبـراه ت على س ا بارك م يدنا حممد ك على آل س يدنا حممد و بارك على س يم و يدنا إبـراه على آل س م و

يد إبـ يد جم ني إنك مح العالم يم يف راه

Nun Gusti, limpahkeun solawat pikeun junjungan abdi sadaya Muhammad sareng

kulawargina sakumaha Gusti ngalimpahkeun solawat pikeun Ibrahim sareng

kulawargina. Sareng berkahi Muhammad sreng kulawargina sakumaha Gusti

parantos ngaberkahi Ibrahim sareng kulawargina dina alam ieu, saestuna Gusti Maha

Pinuji tur Maha Mulya.

Ya Allah, curahkanlah shalawat atas junjungan kami Muhammad dan keluarganya

sebagaimana Engkau mencurahkan shalawat kepada Ibrahim dan keluarganya. Dan

berkatilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberkati Ibrahim dan

keluarganya pada sekalian alam ini. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Mulia.87

H.R Tirmidzi

ر بـ ال إله إال اهللا واهللا أك د هللا و احلم ان اهللا و بح س

Maha Suci Allah, sadaya puji eta kagungan Allah, teu aya Pangeran salian ti Allah,

sareng Allah eta anu Maha Agung.

86 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 53-5587 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 55-57

Page 82: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

67

Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, dan tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan

Allah Maha Besar.88

H.R Imam Ahmad dan Thabrani

ء قدير ا إله ل ي ل ش و على ك ه د و له احلم ريك له له امللك و ه ال ش د ح 89إال اهللا و

Henteu aya pangeran anu lian salian ti Gusti Allah, Pangeran anu teu aya

tandinganna. Kakawasaan sareng sadaya puji kagungan Allah. Pangeran anu kawasa

kana sagalana.

Tidak ada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa ti sdak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-

Nya kekuaaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Ia berkuasa atas segala sesuatu.90

H.R Nasa’i dan Hakim

د أن ال إله إ ه دك أش م حب م و انك الله بح أتوب إليك س رك و غف تـ ال أنت اس

Maha Suci Allah, kalayan muji Gusti, sim abdi nyakseni yen teu aya Pangeran salian ti

Gusti, sim abdi nyuhunkeun hapunten ka Gusti sareng sim abdi tobat ka Gusti.

Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan

melainkan Engkau, aku mohon ampun kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu.91

Do’a

ل لم تس س به و صح على آله و األمي و رسولك النيب د عبدك و يدنا حمم م صل على س االله د م ا عد اط يم أح

ا عثم ر و عم ر و بك اتنا أيب اد م عن س ارض الله صاه كتابك و أح ك و ط به قـلم خ ك و عن به علم علي و ن و

ين م الد ان إىل يـو س م بإح تابعيه عن التابعني و عني و ابة أمج الصح

88 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 5789 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 58.

90 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 5991 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 59

Page 83: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

68

Nun Gusti, limpahkeun solawat ka jungjunan abdi sadaya Muhammad, nu

mangruikeun hamba Gusti, Nabi Gusti, sareng Rasul Gusti, Nabi anu ummi, ka

kulawargina sareng ka para sohabatna. Sareng limpahkeun salam saseur elmu Gusti

anu ngaliputi saseur penah Gusti nyatet, sareng saseur kitab Gusti ngarangkum. Nun

Gusti ridoi para panghulu abdi sadaya, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, para

sohabat, para tabi’in, sareng jalma-jalma anu nuturkeun lengkah aranjeuna dugi ka

DINTEN kiyamah.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami nabi Muhammad, hamba-

Mu, Nabi-Mu, dan rasul-Mu, Nabi yang ummi, kepada keluarganya dan sahabatnya.

Dan limpahkanlah salam sebanyak ilmu-Mu yang meliputinya sebanyak pena-Mu

mencatatnya, dan sebanyak kitab-Mu merangkumnya. Ya Allah ridailah para

penghulu kami, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, para sahabat, para tabi’in, dan orang-

orang yang mengikuti jejak langkah mereka dengan baik sampai hari kiamat.92

Perkataan Imam Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar

فون ان ربك رب العزة عما يص بح ني س د هللا رب العالم احلم لني و س الم على املر س و

Maha Suci Pangeran anjeun, Pangeran anu mulya tina naon anu di sipatkeun sareng

mugia kasalametan pikeun para rasul. Sareng sadaya puji kagungan Allah Pangeran

anu ngurus sadaya alam.

Maha Suci Tuhanmu, Tuhan yang mulia dari apa yang mereka sifatkan, dan semoga

salam (keselamatan) untuk para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta

alam.93

Q.S Ali Imran: 27-28

92 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 61-6393 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 63

Page 84: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

69

اء ن تش لك م الم لك تـؤيت الك الم م م اء قل الله ن تش تذل م اء و ن تش تعز م اء و لك ممن تش تـنزع الم و

ء قدير ( ي ل ش ر إنك على ك يـ ن 27بيدك اخل خترج احلي م الليل و ار يف تولج النـه ار و النـه ) تولج الليل يف

خترج يت و اب (الم س اء بغري ح ن تش زق م تـر ن احلي و يت م )28الم

Carioskeun, “nun Gusti anu kagungan karajaan, anu maparinkeun karajaan ka sing

saha jalma anu dikersakeun ku Gusti sareng nya Gusti nyabut kakawasaan pikeun

jalma anu di kersakeun ku Gusti. Gusti anu maparin kamulyaan pikeun sing saha

jalma anu dikersakeun ku Gusti, sareng nya Gusti anu maparin kahinaan pikeun sing

saha jalma anu dikersakeun ku Gusti. Nya dina panangan Gusti saniskanten kasaean.

Saestuna Gusti Maha kawasa kana sagalana. (27) Gusti ngajantenkeun wengi kana

siang, sareng Gusti anu ngajantenkeun siang kana wengi, sareng nya Gusti anu

ngaluarkeun zat nu hirup tina ujud anu paeh, sareng nya Gusti anu ngalurakeun ujud

paeh tina zat anu hirup. Sareng Gusti anu maparin rezeki pikeun sing saha bae anu

dikersakeun ku Gusti. (28)

Katakanlah, “Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kepada orang

yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau

kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan

orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya

Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.(27) Engkau masukkan malam ke siang dan

Engkau masukkan siang ke malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan

Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang

Engkau kehendaki tanpa hisab. (27)94

Do’a

94 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 65-67

Page 85: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

70

ت ا تـوحد التـقت على طاعتك و عت على حمبتك و تم ذه القلوب قد اج لم أن ه م إنك تـع لله على ◌

ا و د بـله ا س ده اه ا و ده أدم و ا و م رابطتـه ثق الله ريعتك فـو ة ش ر ت على نص د تـعاه تك و و ا بنورك ع ه أل أم

يه أح يل التـوكل عليك و مج ان بك و مي يض اإل ا بف ه ور رح صد اش ا على الذي ال خيبو و ه تـ أم رفتك و ع ا مب

يد م على س صل الله ني و م آم ري الله م النص نع م املوىل و بيلك إنك نع س ادة يف على آله الشه نا حممد و

به وسلم صح و

Nun Gusti, saestuna Gusti uninga kana hate anu cinta ka Anjeuna, anu pendak dina

kaayaan taat ka Gusti, anu nyatu pikeun dakwah ka Gusti, anu sasarengan dina

ngabela syariat Gusti. Kuatkeun Gusti beungkeutana. Langgengkeun kanyaah sareng

kadeudeuhna. Tunjukkeun jalana. Pinuhan hate-hatena ku seminar cahaya Gusti anu

moal leungit. Lapangkeun harigu-harigu abdi sadaya ku iman ka Gusti sareng

nikmat tawakkal ka Gusti. Hirupkeun ieu hate pikeun ma’rifat ka Gusti. Pupuskeun

dina kaayaan syahid di jalan Gusti. Gusti pangsae-saena pinulung. Sareng mugia

solawat sareng salam ka junjungan abdi sadaya Mughammad, kulawargina, sareng

para sohabatna.

Ya Allah, ini adalah datangnya malam-Mu dan perginya siang-Mu serta suara

permohonan kepada-Mu, maka ampunilah aku. Ya Allah sesungguhnya Engkau

mengetahui hati-hati ini tertimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa dalam taat

pada-Mu, telah bersatu dalam dakwah pada-Mu, telah berpadu dalam membela

syariat-Mu. Teguhkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cinta kasihnya.

Tunjukanlah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati tersebut dengan cahaya-Mu yang

tidak pernah hilang. Lapangkanlah dada-dada kami dengan kelimpahan iman kepada-

Mu dan indahnya bertawakal kepada-Mu. Hidupkanlah hati ini dengan ma’rifat

kepada-Mu. Matikanlah ia dalam syahid di jalan-Mu. Engkaulah sebaik-baik

Pelindung dan sebaik-baik Penolong. Ya Allah kabulkanlah. Dan sampaikan

Page 86: PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37034/2/...PENERJEMAHAN BAHASA SUNDA KITAB AL-MA’ṠŪRĀT HASAN AL-BANNA

71

shalawat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad Saw., kepada keluarga, para

sahabatnya, dan juga sampaikanlah salam.95

95 Hasan al-Banna, Al-Ma’tsurat Sughra, h. 69-73