JURNAL PENELITIAN
“PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMTAN DAN
KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT. CHAROEN POKPHAND
INDONESIA UNIT BERBEK (Studi Kasus: Penerapan Tingkat Awal
Pencapaian SMK3 Poin Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3)”
Disusun oleh :
INTANIA DWI MAYANGSARI
NIM. P27833215009
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D-III KAMPUS MAGETAN
TAHUN 2018
ABSTRAK
Kementerian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
Prgram Studi D-III Kesehatan Lingkungan Kampus Magetan
Tugas Akhir, Juli 2018
INTANIA DWI MAYANGSARI
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT. CHAROEN POKPHAND
INDONESIA UNIT BERBEK. (STUDI KASUS: PENERAPAN
TINGKAT AWAL PENCAPAIAN POIN KEMANAN BEKERJA
BERDASARKAN SMK3)
(VII + 102 halaman + 7 gambar + 10 tabel + 4 lampiran )
PT. Charoen Pokphand Indonesia Unit Berbek merupakan salah saru
cabang perseroan dari PT. Charoen Pokphand Indonesia yang bergerak khusus
dalam bidang pengolahan daging sapi dan ayam dengan hasil produk sosi siap
saji. Perusahaan telah melakukan sistem manjemen keselamatan dan kesehatan
kerja dengan baik, namun setelah dilakukan survey pendahuluan ditemukan
pekerja belum menggunakan APD, sehingga munculah permasalahn terhadap
penerapan SMK3.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan SMK3 di
PT. Charoen Pokphand Indonesia Unit Berbek yang diduga belum melaksanakan
penerapan SMK3 dnegan baik dan benar. Jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif.
Populasi dan sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh unit yang berada di
PT. Charoen Pokphand Indonesia Unit Berbek khususnya pada unit ruang
produksi.
Hasil penelitian dari unit ruang produksi yaitu pada inspeksi K3 mendapat
prosenstase 93% pemenuhannya sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50
Tentang Penerapan SMK3 dan 7% tidak memenuhi, sedangkan penerapan
pencapaian SMK3 (audit SMK3) mendapat prosentase 86% pemenuhannya sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No. 50 Tentang Penerapan SMK3 dan 14% tidak
memenuhi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemenuhan dalam inspeksi K3 telah
baik dapat ditinjau dari kebijakan K3 yang telah sesuai, perencanaan K3 yang
baik, dan penerapan rencana K3 yang sesuai dengan perencanaan. Selain itu hasil
dari temuan audit SMK3 yang telah dilakukan mendapati hasil baik.
Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui peninjauan dan
peningkatan kinerja K3 di PT. Charoen Pokphand Indonesia Unit Berbek.
Kata Kunci : SMK3, Inspeksi K3, Kebijakan K3, Perencanaan K3,
Kepustakaan : 12 (1996 – 2017)
ABSTRACT
Kementerian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
Prgram Studi D-III Kesehatan Lingkungan Kampus Magetan
Final Assignment, 2018
INTANIA DWI MAYANGSARI
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT. CHAROEN POKPHAND
INDONESIA UNIT BERBEK. (STUDI KASUS: PENERAPAN
TINGKAT AWAL PENCAPAIAN POIN KEMANAN BEKERJA
BERDASARKAN SMK3)
(VII + 94 page + 7 image + 10 tabels + 4 attachments )
PT. Charoen Pokphand Indonesia The Berbek Unit is one of the branch
companies of PT. Charoen Pokphand Indonesia specializing in the processing of
beef and chicken with the results of fast food products. The company has
conducted a safety and health management system well, but after the preliminary
survey it was found that workers have not used PPE, so there is a problem with
the implementation of SMK3.
The purpose of this research is to know the application of SMK3 in PT.
Charoen Pokphand Indonesia The Berbek Unit which is suspected to have not
implemented SMK3 properly and correctly. The type of research used is
descriptive.
Population and sample in this research that is all unit residing in PT.
Charoen Pokphand Indonesia Berbek Unit especially in unit of production room.
Result of research from unit of production room that is on inspection of K3
gets prosenstase 93% fulfillment according to Government Regulation no. 50 on
the Implementation of SMK3 and 7% does not meet, while the application of
SMK3 achievement (SMK3 audit) gets the percentage of 86% fulfillment in
accordance with Government Regulation no. 50 About the Implementation of
SMK3 and 14% did not meet.
The conclusion of this research is that the fulfillment of OHS inspection
has been well reviewed from the appropriate OSH policy, good health and safety
plan, and implementation of plan of OSH which is in accordance with the
planning. In addition, the results of the audit findings of SMK3 that have been
done to find good results.
Need for further research to know the review and improvement of health
and safety performance at PT. Charoen Pokphand Indonesia Berbek Unit.
Keywords : SMK3, Inspection K3, Audit SMK3
References : 12 (1996 – 2017)
PENDAHULUAN
Berkembang pesatnya
penerapan teknologi dalam proses
produksi saat ini semakin intensif,
sehingga dapat menimbulkan
banyaknya efek samping berupa
faktor fisik diantaranya suhu ekstrim,
kebisingan, getaran, radiasi,
penerangan di tempat kerja, tekanan
udara ekstrim, hingga keergonomian.
Untuk mengurangi dan mencegah
terjadinya potensi bahaya terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja
yang terjadi, maka harus adanya
kontrol terhadap bahaya yang akan
ditimbulkan dengan adanya
manajemen yang dapat diterima oleh
pekerja (Martino et al).
Berdasarkan data
International Labour Organization
(ILO) mencatat bahwasannya pada
tahun 2013, setiap hari terjadi sekitar
6.000 kecelakaan kerja fatal di dunia.
Sedangkan di Indonesia, tercatat
hingga akhir tahun 2015 terjadi
kecelakaan kerja sebanyak 105.182
kasus, diantaranya kecelakaan berat
yang berakibat hingga kematian
tercatat sebanyak 2.375 kasus dari
total jumlah kecelakaan kerja.
Jumlah kecelakaan total di Indonesia
mengalami kenaikan 5% - 10%
(Kusumarini, 2017).
Pengelolaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dikelola
dengan aspek lainnya didalam
perusahaan seperti operasi, produksi,
logistik, sumber daya manusia,
keuangan, dan pemasaran. Aspek K3
tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya apabila tanpa adanya
intervensi dari manajemen berupa
upaya terencana untuk
mengelolanya. Oleh sebab itu, sejak
tahun 1980an, ahli K3 berupaya
untuk mendorong semua pihak
organisasi agar menempatkan dan
menerapkan aspek K3 dan aspek
lainnya, sehingga dapat mendorong
lahirnya konsep mengenai
manajemen K3 (Agustina, 2012).
PT. Cahroen Pokhpand
Indonesia Unit Berbek merupakan
salah satu cabang perseoran dari PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
yang bergerak dalam bidang
pengolahan daging ayam dan sapi
berupa sosis siap jadi. Pada unit ini
mempekerjakan karyawan sebanyak
205 pekerja yang terdiri dari 26
tenaga pekerja tetap dan 179 tenaga
outsorching.
Kegiatan produksi makanan
olahan yang dilakukan oleh PT.
Charoen Pokphand Indonesia Unit
Berbek meliputi kegiatan produksi,
pengemasan, dan distribusi serta
operasional perusahaan.
Perusahaan telah
melakukan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
dengan baik. Secara global hal
tersebut dapat dilihat dari website
PT. Charoen Pokphand Indonesia
Tbk.
Hasil survey pendahuluan
yang dilakukan pada 7 Februari 2018
pada PT. Charoen Pokphand
Indonesia Unit Berbek mendapatkan
hasil bahwasanya, tidak teraturnya
penataan bahan baku dan toples
pengemas yang hanya dibiarkan
begitu saja di jalan sehingga dapat
mengganggu lalu lintas pekerja.
Selain itu, pekerja yang tidak
menggunakan earmuf pada unit
mesin boiler.
Melihat hasil survey
pendahuluan yang dilakukan pada 7
Februari 2018, penerapan sistem
manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja belum diterapkan
dengan baik. Sehingga muncul
permasalahan tentang penerapan
SMK3 yang terjadi di PT. Charoen
Pokphand Indonesia Unit Berbek.
Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) menurut
Kepmenaker 05 Tahun 1996 adalah
bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung
jawab, pelaksanaan, prosedur,
proses, dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian,
dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja
dalam pengendalian risiko yang
berkaitan dengan kegitan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif (Nurcahyo
2007).
Berdasarkan uraian latar
belakang diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan pengkajian
studi kasus yang berjudul
“Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) di PT. Charoen Pokphand
Indonesia Unit Berbek (Studi
Kasus: Penerapan Tingkat Awal
Pencapaian SMK3 Pada Sub
Keamanan Bekerja Berdasarkan
SMK3”
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang
dilakukan adalah deskriptif, dengan
pendekatan case study.
Menggunakan penelitian deskriptif
karena penerapan metode kualitatif
dan data yang dikumpulkan berupa
kata – kata, gambar, dan bukan
angka (Fitriana, 2017).
Sampel pada penelitian ini
adalah unit produksi pada tahap
penggilingan di PT. Charoen
Pokphand Indonesia Unit Berbek.
Penilaian menggunakan Standar
Peraturan Pemerintah Nomor 50
Tahun 2012 tentang penerapan
sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3). Observasi
yang akan dilakukan mengambil
penilaian tingkat awal yang terdiri
dari 12 elemen 64 kriteria. Namun,
pada observasi ini difokuskan pada 1
elemen yaitu pada poin ke 6 tentang
Kemanan bekerja berdasarkan
SMK3 terdiri dari 21 kriteria. Selain
itu, terdapat identifikasi mengenai
manajemen yang berada pada
perusahaan.
1. Alat penilaian.
Alat yang digunakan untuk
penelitian yaitu:
a. Lembar ceklis atau lembar
observasi yang dibuat
berdasarkan Peraturan
Mentri Nomor 50 Tahun
2012.
b. Lembar identifikasi
penilaian data manajemen.
2. Prosedur penilaian
a. Melakukan observasi
lapangan.
b. Melakukan wawancara
kepada petugas terkait.
c. Mengidentifikasi peraturan
dan standar peraturan
perusahaan.
d. Mengisi angka pada lembar
observasi dan memberi tanda
centang (√) pada lembar
identifikasi.
e. Melakukan analisa data dan
membandingkan pada
× 100%
Peraturan Pemerintah Nomor
50 Tahun 2012.
f. Menilai hasil analisa data
sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 50 Tahun
2012.
g. Mengambil kesimpulan
terhadap hasil penilaian
analisa data.
3. Skoring penilaian
Rumus menilai hasil analisa :
Skor yang diperoleh
Total komponen
Hasil penilaian setelah
dihitung dan dicocokan pada tingkat
penilaian penerapan SMK3 yang
telah ditetapkan oleh Peraturan
Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012,
yaitu:
a. Untuk tingkat pencapaian
penerapan 0 – 59% termasuk
tingkat penilaian penerapan
kurang.
b. Untuk tingkat pencapaian
penerapan 60 – 84%
termasuk tingkat penilaian
penerapan baik.
c. Untuk tingkat pencapaian
penerapan 85 – 100%
termasuk tingkat penilaian
memuaskan.
Teknik pengolahan data
menggunakan observasi, wawncara,
dan dokumentasi.
HASIL
1. Identifikasi Kebijakan K3
Perusahaan
Berdasarkan tabel IV.3 dapat
diketahui bahwa dokumen yang
berkaitan dengan kebijakan K3 di
PT. Charoen Pokphand Indonesia
Unit Berbek telah sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun
2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen K3 (SMK3) dengan
hasil prosentase 100%.
2. Identifikasi Perencanaan K3
Perusahaan
Berdasarkan tabel IV.4 dapat
diketahui bahwa dokumen terkait
dengan perencanaan K3 di PT.
Charoen Pokphand Indonesia Unit
Berbek sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem
Manajemen K3 (SMK3) berjumlah 8
dengan prosentase 89% dan
dokumen tidak sesuai berjumlah 1
dengan prosentase 11%.
3. Identifikasi Pelaksanaan Rencana
K3 Perusahaan
Berdasarkan tabel IV.5 dapat
diketahui bahwa dokumen terkait
dengan pelaksanaan perencanaan K3
di PT. Charoen Pokphand Indonesia
Unit Berbek sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem
Manajemen K3 (SMK3) berjumlah
15 dengan prosentase 94% dan tidak
memenuhi syarat Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem
Manajemen K3 (SMK3) berjumlah 1
dengan prosentase 6%.
4. Evaluasi Penerapan dan
Pelaksanaan K3
Setelah dilakukan inspeksi
kelengkapan dan penerapan SMK3,
PT. Charoen Pokphand Indonesia
Unit Berbek telah melaksanakan
sistem manajaemen keselamatan dan
kesehatan kerja dengan baik. Dapat
ditinjau dari kondisi bahaya
kecelakaan kerja baik, dapat dilihat
dari segi ketenaga kerjaan,
lingkungan kerja, dan alat yang
dipergunakan.
5. Penerapan Pencapaian SMK3
Poin “Keamanan Bekerja
Bedasarkan SMK3”
Berdasarkan hasil pengamatan yang
tercantum dalam tabel IV.7 dapat
diketahui bahwa penerapan
pencapaian keamanan bekerja
berdasarkan SMK3 yang sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No. 50
Tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3 yaitu berjumlah 18 dengan
hasil prosentasi 86%, sedangkan
untuk tidak sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 05 Tahun 2012
tentang SMK3 yaitu berjumlah 3
dengan prosentase 14%.
PEMBAHASAN
1. Identifikasi Kebijakan K3
Perusahaan
Berdasarkan hasil tabel
IV.4 didapatkan hasil kebijakan K3
di PT. Charoen Pokphand Indonesia
Unit Berbek yaitu telah tercapai
seluruh indikator berjumlah 4
indikator dengan prosentase 100%.
Kebijakan K3 yang berada
di perusahaan baik, hal tersebut
dapat dilihat darti komitmen
kepemimpinan dengan pekerja, telah
dilakukan tinjauan awal berupa
identifikasi resiko kecelakaan kerja,
kebijakan berupa peraturan –
peraturan yang terkait, seperti
peraturan pemerintah, undang –
undang, atau peraturan perusahaan.
Penelitian ini sejalan
dengan penelitian dari Febhana
pangkey, (2012) dalam jurnal yang
berjudul Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Pada
Proyek Konstruksi Di Indonesia
(Studi Kasus: Pembangunan
Jembatan Dr. Ir. Soekarno –
Manado), telah melakukan
pengamatan tentang penerapan
Sistem Manajemen K3 tentang
komitmen dan kebijakan
bahwasanya untuk mencapai
komitmen pengadaan pengendalian
setiap resiko mutu, keselamatan dan
kesehatan kerja dan lingkungan
sehingga dapat menghasilkan proses
kerja dan produk yangberkualitas,
sehat dan aman, perusahaan perlu
menetapkan : Mematuhi semua
ketentuan peraturan dan persyaratan
lain yang relavan, Berusaha
mengendalikan resiko mutu,
keselamatan dan kesehatan kerja
serta lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan pencemaran
lingkungan, penyakit akibat kerja,
dan penurunan kepuasan pelanggan,
Berusahan mengendalikan aspek
penting mutu, keselamatan dan
kesehatan kerja serta lingkungan
terutama sumber daya manusia,
sumber daya alam, pengelolaan
kualitas udara, dan penanganan
limbah termasuk aspek lainnya yang
berdampak negative terhadap mutu,
dan keselamatan dan kesehatan kerja
serta lingkungan, Menjamin seluruh
karyawan dan pihak terkait lainnya
agar kompeten, Berusaha agar
kebijakan ini dikomunikasikan dan
dapat dipahami oleh seluruh
karyawan, pihak emmasok, dan sub
kontraktor terkait, Menjamin
peningkatan berkesinambungan
terhadap penerapan Sistem
Manajemen mutu, keselamatan dan
kesehatan kerja serta lingkungan,
Menjamin agar kegiatan ini tersedia
bagi public yang memeluknya.
2. Identifikasi Perencaaan K3
Perusahaan
Berdasarkan tabel IV.5
didapatkan hasil dari 9 indikator
identifikasi perencanaan SMK3
terdapat 8 indikator yang telah sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No. 50
Tahun 2012 Tentang Sistem
Manajemen K3 (SMK3) dengan
prosentase 89%, sedangkan terdapat
2 indikator yang belum memenuhi
syarat sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2012
Tentang Sistem Manajemen K3
(SMK3) dengan prosentase 11%.
Perencanaan yang baik
dapat dilihat dari pemenuhan
kebijakan yang baik, hal tersebut
dapat dilihat dari peraturan atau
standar peraturan yang digunakan,
yaitu peraturan pemerintah, undang –
undang, dan peraturan perusahaan.
Penelitian ini sejalan
dengan penelitian dari Perencanaan
yang baik dapat dilihat dari
pemenuhan kebijakan yang baik, hal
tersebut dapat dilihat dari peraturan
atau standar peraturan yang
digunakan, yaitu peraturan
pemerintah, undang – undang, dan
peraturan perusahaan.
3. Identifikasi Pelaksanaan Rencana
K3 Perusahaan
Berdasarkan tabel IV.5
dapat diketahui bahwa dokumen
terkait dengan pelaksanaan
perencanaan K3 di PT. Charoen
Pokphand Indonesia Unit Berbek
sesuai dengan Peraturan Pemerintah
No. 50 Tahun 2012 Tentang
Penerapan Sistem Manajemen K3
(SMK3) berjumlah 15 dengan
prosentase 94% dan tidak memenuhi
syarat Peraturan Pemerintah No. 50
Tahun 2012 Tentang Penerapan
Sistem Manajemen K3 (SMK3)
berjumlah 1 dengan prosentase 6%.
Pelaksanaan rencana K3
telah dilakukan dengan baik karena
telah menerapkan kebijakan K3
secara efektif dan melakukan
perencanaa K3 dengan baik, adanya
SDM (Sumber Daya Manusia),
bertanggung jawab terhadap
pekerjaan yang dilakukan, terdapat
pelatihan ketrampilan K3 bagi
pekerja/buruh.
Penelitian ini sejalan
dengan penelitian dari Febhana
Pangkey (2012) dalam jurnal yang
berjudul Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Pada
Proyek Konstruksi Di Indonesia
(Studi Kasus: Pembangunan
Jembatan Dr. Ir. Soekarno –
Manado), penerapan kebijakan K3
penting adanya untuk pengembangan
kemampuan dan pendukung untuk
mencapai tujuan dan sasaran, serta
kebijakan K3 di perusahaan.
4. Pemantauan dan Evaluasi
Kinerjak K3 Perusahaan
Setelah dilakukan inspeksi
kelengkapan dan penerapan SMK3,
PT. Charoen Pokphand Indonesia
Unit Berbek telah melaksanakan
sistem manajaemen keselamatan dan
kesehatan kerja dengan baik. Dapat
ditinjau dari kondisi bahaya
kecelakaan kerja baik, dapat dilihat
dari segi ketenaga kerjaan,
lingkungan kerja, dan alat yang
dipergunakan.
Semua hasil temuan setelah
dilakukan inspeksi evaluasi sistem
manajamene K3, secara umum telah
berlangsung dengan baik. Hal
tersebut dapat dilihat dari pelaporan
hasil inspeksi K3 berupa report
kecelakaan kerja yang dilaporkan
setiap 1 (satu) bulan sekali. Kondisi
bahaya kecelakaan kerja terhadap
tenaga kerja baik, hal itu dapat
dipantau melalui ketaatan pekerja
dalam menaati peraturan yang telah
dibuat oleh petugas berupa
penggunaan APD yang baik dan
benar. Selain dari tenaga kerja,
potensi bahaya juga bisa dari
lingkungan kerja, lingkungan kerja
masih belum ergonomis dapat dilihat
dari penataan tempat ruang produksi
yang masih belum ergonomi, hal
tersebut dapat berpengaruh pada
kecelakaan kerja bagi pekerja. Selain
lingkungan juga potensi bahaya ada
pada alat yang digunakan seperti
mesin produksi, namun setelah
dilakukan inspeksi mesin yang
digunakan telah termanajemen
dengan baik, yaitu mesin hanya
memiliki potensi bahaya terbakar
apabila pekerja ceroboh.
Penelitian ini sejalan
dengan penelitian dari Febhana
Pangkey (2012) dalam jurnal yang
berjudul Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Pada
Proyek Konstruksi Di Indonesia
(Studi Kasus: Pembangunan
Jembatan Dr. Ir. Soekarno –
Manado), Semua hasil temuan dari
inspeksi keselamatan dan kesehatan
kerja didokumentasikan dan
digunakan untuk mengidentifikasi
ketidaksesuaian, tindakan
perbaikan/koreksi dan pencegahan
yang harus segera dilakukan serta
pohak manajemen menjamin
pelaksanaannya secara sistematik
dan efektif. Untuk pelaksanaan
tindakan perbaikan harus mengikuti
prosedur yang disediakan perusahaan
yaitu prosedur penanganan
ketidaksesuaian, tindakan koreksi
dan pencegahan.
5. Penerapan Pencapaian SMK3 Poin
Keamanan Bekerja Berdasarkan
SMK3
Berdasarkan hasil
pengamatan yang tercantum dalam
tabel IV.7 dapat diketahui bahwa
penerapan pencapaian keamanan
bekerja berdasarkan SMK3 yang
sesuai dengan Peraturan Pemerintah
No. 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan SMK3 yaitu berjumlah 18
dengan hasil prosentasi 86%,
sedangkan untuk tidak sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 05 Tahun
2012 tentang SMK3 yaitu berjumlah
3 dengan prosentase 14%.
PT. Charoen Pokphand
Indonesia Unit Berbek masuk dalam
ketogori memuaskan, hal tersebut
dapat diketahui dari sistem kerja di
PT. Charoen Pokphand Indonesia
Unit Berbek memiliki petugas yang
kompeten dalam mengidentifikasi
bahaya, menilai, dan mengendalikan
resiko yang timbul dari suatu proses
kerja, memiliki sistem izin kerja
yang memiliki tugas beresiko tinggi,
memiliki alat pelindung diri yang
telah disediakan oleh perusahaan dan
dirawat dengan baik, dan alat
pelindung diri yang dipastikan telah
dinyatakan layak untuk dipakai
sesuai dengan standar peraturan dan
perusahaan. Pengawasan, PT.
Charoen Pokphand Indonesia Unit
Berbek telah melakukan pengawasan
untuk menjamin setiap pekerjaan
telah dilaksanakan dengan aman dan
sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan..
Audit sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) berbeda dengan inspeksi,
audit SMK3 dilakukan untuk
mengukur efektifitas dari
pelaksanaan suatu sistem untuk
jangka waktu panjang, lebih
menekankan proses, sedangkan
inspeksi hanya untuk jangka pendek
dan lebih menekankan hasil akhir.
Audit SMK3 menggunakan metode
pelaksanaan dengan malakukan
tinjauan, verifikasi, dan observasi,
sedangkan inspeksi K3 dilakukan
dengan pengujian secara teknis dan
mendetail (Pangkey, 2012).
KESIMPULAN
Kesimpulan yang telah
didapat yaitu dari hasil Identifikasi
Kebijakan K3 di PT. Charoen
Pokphand Indonesia Unit Berbek
yaitu 100% telah sesuai, Idenftifikasi
Perencanaan K3 89% telah sesuai
dan 11% tidak sesuai, Identifikasi
Pelaksanaan REncana K3 94% telah
sesuai sedangkan 6% tidak sesuai,
Identifikasi Penerapan Pencapaian
SMK3 86% telah sesaui sedangkan
14% belum sesuai, Evaluasi
Penerapan dan Pelaksanaan Rencana
K3 tidak dilakukan penelitian secara
menyeluruh yaitu pada tahap
pemeriksaan, pengujian, dan
pengukurn hanya dilakukan
pengukuran audit SMK3, Keamanan
Bekerja Berdasarkan SMK3
memiliki hasil 90% yang mempunyai
arti hasil audit telah memuaskan.
Saran bagi perusahaan
sebaiknya membuat rencana kegiatan
K3 dengan jangka waktu
pelaksanaan yang tepat, sebaiknya
petugas P2K3 memberikan edukasi
setiap 3 (tiga) bulan sekali dan
memberikan tugas khusus kepada
petugas.
Saran bagi peniliti lain
yaitu pada variable peninjauan dan
peningkatan kinerja K3 dan
mengubah metode penilaian agar
dipersingkat dan lebih jelas lagi.
PUSTAKA
Sumber Jurnal :
Agustina, Jan., Julia Damayanti., dan
Yasier Anwar, 2012. Elemen
– elemen Implementasi
SMK3 (Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) Pada Kontraktor
Lokal Proyek Gedung
Bertingkat Yang Sudah
Menerapkan OHSAS
18001:2007. Universitas
Trisakti, Jakarta: 195-210.
Kusumarini, dwi ari, 2017.
Perbedaan Unsafe Action
dan Unsafe Condition
Antara Sebelum dan
Sesudah Safety Patrol: 1-88.
Fitriana, Laela., dan Anik Setyo
Wahyuningsih, 2017.
Penerapan Sistem
Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kera (SMK3)
Di PT. Ahmadaris.
HIGEIA, 1(1): 29-35.
Mandagi, R.J.M., J.P. Rantung., dan
G.Y. Malingkas, 2013.
Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Pada
Pelaksanaan Proyek
Konstruksi (Studi Kasus:
Proyek PT. Trakindo
Utama). Jurnal Sipil Statik,
6(1): 430-433.
Nugraha., Ogi Mahindra Cipta, 2015.
Gambaran Penerapan
Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) Berdasarkan
OHSAS 18001:2007 Di PT.
Asia Pacific Fibers Tbk.
Kaliwungu Kabupaten
Kendal Tahun 2015.
Nurcahyo, Yuli, 2007. Rancangan
Sistem Mamajemen
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) Berbasis
OHSAS 18001-2007 Dan
Sistem Informasi Web
Portal Studi Kasus Di Di
KSO Pertamina EP – BBP.
Jurnal Teknik Industri: 93-
184.
Pangkey, Febyana, 2012. Penerapan
Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) Pada Proyek
Konstruksi Di Indonesia
(Studi Kasus: Pembangunan
Jembatan Dr. Ir. Soekarno-
Manado). Jurnal Ilmiah
Media Engineering , 2(2):
100-113.
Pongtuluran, abigael. 2017. Laporan
Kerja Praktek Di PT.
Charoen Pokphand
Indonesia TBK, Surabaya.
Yogyakarta. Program Studi
Teknik Industri Fakultas
Teknologi Industri
Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
Sumber Buku :
Ramli, Soehatman, 2010. Sistem
Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
OHSAS 18001. Dian
Rakyat: Jakarta. PT.
Charoen Pokphand
Indonesia Plant Berbek.
2017. UKL dan UPL PT.
Charoen Pokphand
Indonesia Plant Berbek.
Sidoarjo. PT. Charoen
Pokphan Indonesia Plant
Berbek.
Sumber Hukum : Menteri Hukum, 2012. Peraturan
Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 50 Tahun
2012 Tentang Penerapan
Sistem Manajemen
Kesalamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3).
Menteri Tenaga Kerja, 1996.
Peraturan Menteri Tenaga
Kerja Nomor: PER.
05/MEN/1996 Tentang
Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Top Related