JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 168
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP ADMINISTRASI KEUANGAN PUBLIK
DILIHAT DARI ASPEK TRANSPARANSI DI KANTOR DESA PUDAK
SETEGAL KECAMATAN KELUA KABUPATEN TABALONG
Oleh:
Linda Yanti ; Rahmi Hayati)* ; Yuzan Noor)**
Email: [email protected] ; [email protected])*; [email protected])**
Departemen Administrasi Publik
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Tabalong
Komplek Station Olah Raga Saraba Kawa Pembataan Tanjung-Tabalong
Telp.Fak.0526 – 2022484, Kode Pos 71571
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Penerapan Prinsip-
Prinsip Administrasi Keuangan Publik Dilihat Dari Aspek Transparansi Di Kantor Desa
Pudak Setegal Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong dengan indikator (1) Perencanaan,
(2) Pelaksanaan, (3) Pertanggungjawabanserta untuk mengetahui Faktor Penghambat
Prinsip Transparansi Administrasi Keuangan Publik di Kantor Desa Pudak Setegal
Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan
kualitatif.Penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah dimana
peneliti adalah instrument kunci.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prinsip transparansi keuangan desa di
desa pudak setegal kecamatan kelua kabupaten tabalong dapat disimpulkan cukup
diterapkan dengan persentasi 46,52%. Adapun faktor penghambat adalah kemampuan
sumber daya aparat (pendidikan, pengetahuan, pandangan dan wawasan) yang tidak
mencukupi, terbatasnya dana pada anggaran Desa dan kurang dsiplinnya penerima dana
pada proses pelaporan.
Kata Kunci :Penerapan Prinsip, Transparansi, Keuangan Desa.
JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 169
APPLICATION OF PUBLIC FINANCIAL ADMINISTRATION
PRINCIPLES SEEN FROM TRANSPARENCY ASPECTS IN PUDAK
SITEGAL VILLAGE OFFICE IN KELUA SUB-DISTRICT, TABALONG
REGENCY
ABSTRACT
This study aims to determine and analyze the Application of the Principles of Public
Financial Administration Viewed from the Aspect of Transparency in the Pudak Setegal
Village Office, Kelua District, Tabalong Regency with indicators (1) Planning, (2)
Implementation, (3) Accountability and to find out the inhibiting factors of the Principle
of Administrative Transparency Public Finance at the Pudak Setegal Village Office,
Kelua sub-district, Tabalong Regency.
The method used in this research is descriptive with a qualitative approach. Research is
used to examine the condition of natural objects where the researcher is a key instrument.
The results of this study indicate that the principle of village financial transparency in the
Pudak Setegal Village, Kelua sub-district, Tabalong regency can be concluded to be
sufficiently applied with a percentage of 46.52%. The inhibiting factors are the ability of
apparatus resources (education, knowledge, views and insights) that are inadequate, the
limited funds in the Village budget and the lack of discipline of the recipient of funds in
the reporting process.
Keywords: Application of Principles, Transparency, Village Finance.
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk yang
tidak dapat hidup dengan sendiri.
Manusia sebagai makhluk sosial yang
saling membutuhkan satu sama lain. Di
dalam kehidupannya manusia memiliki
keinginan untuk bersosialisasi dengan
sesamanya.Tidak ada satu orang pun
yang dapat hidup sendiri ataupun
menyendiri.
Kelompok manusia yang
bersifat terpadu dan menyatu sebagai
satu kesatuan masyarakat yang besar
berlangsung kebutuhan sebagai bangsa
guna menyelenggarakan pemerintahan.
Dalam keadaan seperti itu negara
berfungsi sebagai suatu wadah atau
organisasi dan pemerintahan untuk
mengendalikan kerjasama.
Setiap badan pemerintahan
membentuk badan-badan perwakilannya
dan setiap badan perwakilan merupakan
JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 170
juga sebuah organisasi yang kegiatannya
perlu dikendalikan. Kegiatan
pengendalian itu disebut
administrasi.Pengendalian yang
dilakukan di lingkungan badan-badan
pemerintahan disebut dengan
administrasi negara.Setiap kegiatan
pengendalian perlu diatur agar berjalan
tertib, lancar, efektif dan efisien.
Sebagai contoh pengaturan dalam hal
keuangan. Pengaturan tersebut
diperlukan pengaturan yang sebaik-
baiknya, untuk itu perlu manajemen
keuangan yang baik dan teliti.Dengan
manajemen keuangan tersebut maka
kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan
bisa dipenuhi dan bisa teratur.
Dalam otonomi daerah, setiap
daerah mempunyai wewenang untuk
mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan menurut asas otonomi
daerah dan tugas pembantuan.Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa, desa diberikan kesempatan yang
besar untuk mengurus tata
pemerintahannya sendiri serta
pelaksanaan pembangunan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan
kualitas hidup masyarakat desa.Selain
itu pemerintah desa diharapkan untuk
lebih mandiri dalam mengelola
pemerintahan.
Penerapan prinsip-prinsip
administrasi keuangan desa harus
dilakukan secara efektif. Efektif
pemerintahan desa yang dimaksud
adalah keseluruhan kemampuan
perangkat desa dalam menerapkan
prinsip-prinsip keuangan desa dalam
membiayai kegiatan-kegiatan bidang
pembangunan, pemerintaha, pelayanan
publik dan kegiatan sosial serta
kemasyrakatan lainnya yang didalamnya
terpeliharanya hubungan, sehingga
dalam aplikasinya organisasi tersebut
mampu mencapai tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan.
Selain itu penerapan prinsip
transparansi administrasi keuangan desa
juga merupakan salah satu bahan untuk
usaha-usaha penelitian ilmiah dalam
mempelajari persoalan-persoalan
tertentu.Namun apabila kita melihat
kondisi penerapan prinsip-prinsip
administrasi keuangan desa kita
sekarang ini sangat memprihatinkan,
tidak saja dari segi pemeliharaan dan
keamanaan arsip-arsip maupun bukti
pengeluaran dan pemasukan keuangan
saja, tetapi juga sistem penyimpanannya,
sehingga mengkibatkan arsip-arsip sulit
ditemukan kembali apabila sewaktu-
waktu diperlukan.Dalam pengelolaan
keuangan desa yang baik, satuan kerja
harus memiliki sumber daya manusia
yang berkualitas, sering mengikuti
pendidikan dan pelatihan dan
mempunyai pengalaman di bidang
keuangan, sehingga mampu untuk
menerapkan sistem akuntansi.
JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 171
Prinsip transparansi harus
diterapkan oleh setiap level
pemerintah.Transaparansi pemerintah
desa dalam mengungkapkan hal-hal
material secara berkala kepada pihak-
pihak yang memiliki kepentingan dalam
hal ini masyarakat luas, sehingga
memungkinkan masyarakat untuk
mengetahui dan mendapatkan informasi
tentang keuangan desa.Transparansi
menjamin akses kebebasan bagi setiap
orang untuk memperoleh informasi
tentang penyelenggaraan pemerintahan
desa.Penggunaan keuangan desa yang
sedianya bertujuan untuk pembangunan
desa, rawan terhadap tindakan
penyelewengan dan oleh pihak-pihak
tertentu.Inilah alasan mengapa
masyarakat harus melaksanakan
perannya sebagai pengawas langsung
dan memonitor jalannya pembangunan
desa.
Dalam penerapan prinsip
transparansi keuangan di desa pudak
setegal, dalam tahap perencanaan tidak
transparan seperti halnya dalam
pemerintahan tidak terbuka dalam rapat-
rapat, dalam perencanaannya masih
belum bisa tercapai dalam pelaksanaan
desa. Pada tahap pelaksanaan
pengelolaan keuangan desa seperti
halnya pembangunan sebuah proyek
jalan tidak ada papan proyek yang
dipasang pada tempat proses
berlangsung sehingga masyarakat tidak
dapat mengetahui dan melihat papan
proyek tersebut. Pemerintah Desa pudak
setegal pun belum menerapkan prinsip
transparansi pada Tahap pelaporan dan
pertanggungjawaban pengelolaan
keuangan desa, hal itu dibuktikan tidak
adanya baliho yang memuat rincian
informasi penggunaan dana desa dan
pengelolaan keuangan tidak tertata
dengan baik,
Peraturan memberikan landasan
bagi otonomi desa secara praktik, bukan
hanya sekedar normatif. Dengan adanya
pemberian kewenangan pengelolaan
keuangan desa (berdasarkan
Permendagri Nomor 113 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Desa )
seharusnya desa semakin terbuka
(transparan) dan responsibel terhadap
proses pengelolaan keuangan. Dalam
ketentuan umum Nomor 113 Tahun
2014 juga disampaikan bahwa
pengelolaan keuangan desa adalah
keseluruhan kegiatan yang meliputi:
perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban dan pengawasan
keuangan desa, sehingga dengan hak
otonom tersebut diharapkan desa dapat
mengelola keuangannya secara mandiri,
baik mengelola pendapatan dan sumber-
sumber pendapatan, juga mengelola
pembelanjaan anggaran.
Berdasarkan latar belakang pada
masalah yang sudah dijelaskan, maka
JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 172
peneliti tertarik untuk mengkaji dan
meneliti Penerapan Prinsip Administrasi
Keuangan Dilihat Dari Aspek
Transparansi Di Kantor Desa Pudak
Setegal Kecamatan Kelua Kabupaten
Tabalong.
Peneliti bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis Prinsip-
Prinsip Administrasi Keuangan Publik
Dilihat Dari Aspek Transparansi Di
Kantor Desa Pudak Setegal Kecamatan
Kelua Kabupaten Tabalong serta Untuk
mengetahui dan menjelaskan Faktor-
faktor yang menjadi penghambat
Prinsip-Prinsip Administrasi Keuangan
Publik Dilihat Dari Aspek Transparansi
Di Kantor Desa Pudak Setegal
Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong.
Manfaat dari penelitian ini
secara teoritis diharapkan dapat
Mendukung teori Henry Fayol dan
Stephen P. Robbins (2000:380) tentang
prinsip-prinsip administrasi keuangan
dilihat dari aspek transparansi.
Mendukung penelitian terdahulu Elsa
Dwi Wahyuni Dewanti (2015) dan
Mario Erik Elsela (2015) yang hasil
penelitiannya masih belum terarah
sehingga untuk menuju yang lebih baik
maksimal belum terlaksana. Dan
Sebagai bahan referensi dan informasi
bagi peneliti lain yang tertarik untuk
mengadakan penelitian selanjutnya
dengan tema yang sama.
Adapun manfaat secara praktis
diharapkan dapat menjadi bahan
masukan bagi Pemerintah Desa Pudak
Setegal Kecamatan Kelua Kabupaten
Tabalong. Dan Bagi masyarakat dapat
menjadi bahan masukan atau sumbangan
pemikiran baik langsung maupun tidak
langsung mengenai Penerapan Prinsip-
Prinsip Administrasi Keuangan Publik
Dilihat Dari Aspek Transparansi di
Kantor Desa.
LANDASAN TEORI
Prinsip Transparansi
Tranparansi adalah memberikan
informasi informasi keuangan yang
terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa
masyarakat memiliki hak untuk
mengetahui secara terbuka dan
menyeluruh atas pertanggungjawaban
pemerintah dalam pengelolan sumber
daya yang dipercayakan kepadanya dan
ketataannya pada peraturan perundang-
undangan (Standar Akuntasi Publik,
2005).
Menurut Mardismo (2009),
transparansi yaitu keterbukaan
pemerintah dalam memberikan
informasi yang terkait dengan aktivitas
pengelolaan sumberdaya publik kepada
pihak-pihak yang membutuhkan
informasi. Pemerintah berkewajiban
memberikan informasi keuangan dan
informasi lainnya yang akan digunakan
JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 173
untuk pengambilan keputusan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan.
Transparansi (Transparency)
Organisasi harus terbuka dengan
pekerjaannya, menyediakan informasi
berkaitan dengan rencana dan
aktivitasnya kepada para pemangku
kepentingan.Termasuk didalamnya
menyiapkan laporan keuangan yang
akurat, lengkap dan tepat waktu serta
dapat dengan mudah diakses oleh
pemangku kepentingan dan penerima
manfaat.Apabila organisasi tidak
transparan, hal ini mengindikasikan ada
sesuatu hal yang disembunyikan.(Henry
Fayol dan S. P. Robbins, 2000:380).
Transparansi adalah prinsip
yang menjamin akses atau kebebasan
bagi setiap orang untuk memperoleh
informasi tentang penyelenggaraan
pemerintahan, yakni informasi tentang
kebijakan proses pembuatan dan
pelaksanaan serta hasil yang telah
dicapai.Melalui transparansi
penyelenggaraan pemerintah,
masyarakat diberikan kesempatan untuk
mengetahui apa-apa yang terjadi dalam
pemerinatahan termasuk diantaranya
kebijakan yang akan atau telah diambil
oleh pemerintah dan implementasinya.
Adanya keterbukaan dalam
penyelenggaraan urusan publik akan
memudahkan pengawasan terhadap
jalannya pemerintahan. Transparansi
yang dilakukan oleh pemerintah akan
mendorong kinerja pemerintah bekerja
dengan baik dalam pelaksanaan
program-program pemerintah serta
dalam pengambilan keputusan publik
(Martha, 2014).
Pengelolaan Dana Desa
Pengelolaan Dana Desa adalah
keseluruhan kegiatan yang meliputi:
perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban dana desa yang
berpedoman pada Permendagri Nomor
113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa :
a) Perencanaan
1. Sekretaris desa menyusun rancangan
peraturan desa tentang APBDesa
berdasarkan RKPDesa tahun berkenaan.
2. Sekretaris Desa menyampaikan
rancangan peraturan desa tentang
APBDesa kepada kepala desa.
3. Rancangan peraturan desa tentang
APBDesa disampaikan oleh kepala desa
kepada Badan Permusyawaratan Desa
untuk dibahas dan disepakati bersama.
4. Rancangan peraturan desa tentang
APBDesa disepakati bersama paling
lambat bulan Oktober tahun berjalan.
b) Pelaksanaan
1. Semua penerimaan dan pengeluaran
desa dalam rangka pelaksanaan
kewenangan desa dilaksanakan melalui
rekening kas desa.
2. Khusus bagi desa yang belum
memiliki pelayanan perbankan di
JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 174
wilayahnya maka pengaturannya
ditetapkan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota.
3. Semua penerimaan dan pengeluaran
desa harus didukung oleh bukti yang
lengkap dan sah.
c) Penatausahaan
1. Penatausahaan dilakukan oleh
bendahara desa.
2. Bendahara desa wajib melakukan
pencatatan setiap penerimaan dan
pengeluaran serta melakukan tutup buku
setiap akhir bulan secara tertib.
3. Bendahara desa wajib
mempertanggungjawabkan uang melalui
laporan pertanggungjawaban.
4. Laporan pertanggungjawaban
disampaikan setiap bulan kepada kepala
desa dan paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya.
d) Pelaporan
1. Kepala desa menyampaikan laporan
realisasi pelaksanaan APBDesa kepada
bupati/walikota berupa: laporan
semester pertama; dan laporan semester
akhir tahun.
2. Laporan semester pertama berupa
laporan realisasi APBDesa.
3. Laporan realisasi pelaksanaan
APBDesa disampaikan paling lambat
pada akhir bulan Juli tahun berjalan.
4. Laporan semester akhir tahun
disampaikan paling lambat pada akhir
bulan Januari tahun berikutnya.
e) Pertanggungjawaban
1. Kepala desa menyampaikan laporan
pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDesa kepada
bupati/walikota setiap akhir tahun
anggaran.
2. Laporan pertanggungjawaban
realisasi pelaksanaan APBDesa terdiri
dari pendapatan, belanja, dan
pembiayaan.
3. Laporan pertanggungjawaban
realisasi pelaksanaan APBDesa
ditetapkan dengan peraturan desa.
4. Peraturan desa tentang laporan
pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDesa dilampiri: format
laporan pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDesa tahun anggaran
berkenaan; format laporan kekayaan
milik desa per 31 desember tahun
anggaran berkenaan; dan format laporan
program pemerintah dan pemerintah
daerah yang masuk ke desa.
Pemerintahan Desa
Desa, atau udik, menurut
definisi universal, adalah sebuah
aglomerasi permukiman di area
perdesaan. Di Kalimantan Selatan
Kepala Desa dapat disebut dengan nama
lain misalnya, Pambakal. Sejak
diberlakukannya otonomi daerah Istilah
desa dapat disebut dengan nama lain
adalah kampung. Begitu pula segala
istilah dan institusi di desa dapat disebut
JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 175
dengan nama lain sesuai dengan
karakteristik adat istiadat desa tersebut.
Berdasarkan Keputusan
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa Bab
V tentang Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa menyebutkan
Pemerintah Desa adalah Kepala Desa
atau yang disebut dengan nama lain dan
yang dibantu oleh perangkat Desa atau
yang disebut dengan nama lain.
Mengingat aparatur pemerintahan dan
pelaksana pembangunan di tingkat desa,
maka pemerintah senantiasa melakukan
penyempurnaan dan penertiban
pemerintah desa agar terwujud suatu
aparatur yang bersih dan berwibawa seta
memiliki kemampuan dan keterampilan
dalam melaksanakan
tugasnya.Bersamaan dengan itu, adanya
perhatian, pengamatan dan
kekikutsertaan masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa
terutama dalam pelaksanaan
administrasi pemerintahan desa.
Faktor Penghambat Administrasi
Keuangan Desa
Pemberdayaan masyarakat di
berbagai bidang tidak terlepas dari
berbagai hambatan yang
menyertainya.Hambatan yang sering
muncul adalah sulitnya untuk
mensinergiskan berbagai pemberdayaan
itu dalam suatu program yang terpadu.
Dengan memusatkan pada satu dimensi,
pengembangan akan mengabaikan
kekayaan dan kompleksitas kehidupan
manusia dan pengalaman masyarakat.
Tidak ada alasan untuk mengatakan
bahwa berbagai tindakan untuk
memberdayakan masyarakat tidak bisa
disinergiskan.
Meskipun telaahan mengenai
program pemberdayaan banyak
mengemukakan kelemahan-kelemahan
yang terjadi dalam pelaksanaan program
dan ketidakberhasilan kelompok sasaran
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Faktor-faktor penghambat administrasi
keuangan menurut Mahmudi (2007) :
1. Kemampuan sumberdaya aparat
2. Terbatasnya dana
3. Kurang disiplinnya penerima dana
pada proses pelaporan.
KERANGKA KONSEPTUAL
Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa
Peraturan Bupati Kabupaten Tabalong Nomor 51
Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Desa
Prinsip-prinsip Administrasi Keuangan dilihat dari
aspek Transparansi (Henry Fayol dan S. P. Robbins,
2000:380) :
1. Terbuka dengan pekerjaanya
2. Menyediakan informasi mengenai rencana &
aktivitasnya
3. Menyiapkan laporan keuangan (akurat, lengkap,
tepat waktu serta mudah diakses)
UU Republik Indonesia No. 6 Tahun 2014 tentang Desa
JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 176
METODE PENELITIAN
Pendekatan dan jenis penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini
adalah menggunakan pendekatan
kualitatif dengan tipe deskriptif yang
menekankan fenomena-fenomena yang
diambil dari langkah-langkah
pengumpulan data baik lewat angket
ataupun dokumentasi.
Menurut Muhammad Ali, untuk
memecahkan dan menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi
pada situasi sekarang dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah
pengumpulan data, klarifikasi dan
membuat kesimpulan tentang suatu
keadaan secara objektif dalam suatu
diskriptif situasi. (Muhammad Ali,
1982: 120 ).
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah di kantor desa pudak setegal
kecamatan kelua kabupaten tabalong.
Dan Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 32 orang yang terdiri Aparat
Desa 6 orang, Ketua LPM 1 orang,
Ketua RT 5 orang dan masyarakat di
Desa Pudak Setegal 20 orang.
Sumber data
Sumber data diperoleh dari data
primer dan data sekunder.Data Primer
merupakan sumber data yang diperoleh
secara langsung melalui beberapa
sumbernya atau narasumber melalui
wawancara terhadap informan yang
langsung berhubungan dengan
penelitian.
Sedangkan data sekunder
merupakan sumber data yang diperoleh
melalui media perantara atau secara
tidak langsung dari objek atau subjek
penelitian yang berupa buku-buku,
majalah ilmiah, kondisi desa, struktur
organisasi, visi dan misi, program
pemberdayaan serta fasilitas desa.
Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan dilakukan
dengan angket (kuesioner) dan
dokumentasi. Angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya.
Sedangkan dokumentasi studi yang
digunakan untuk memperoleh data
sekunder berupa peraturan perundang-
Indikator penerapan :
(Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa Keuangan Desa )
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pertanggungjawaban
Pengelolaan Keuangan Di Kantor Desa Pudak Setegal
Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong sesuai dengan
Prinsip Transparansi.
Faktor penghambat
administrasi keuangan
(Mahmudi, 2007) :
1. Kemampuan
sumberdaya aparat
2. Terbatasnya dana
3. Kurang disiplinnya
penerima dana pada
proses laporan.
JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 177
undangan, laporan-laporan, catatan serta
dokumen-dokumen yang relevan dengan
masalah yang diteliti.
Teknik Analisa Data
Persentase data digunakan untuk
melihat perbandingan besar kecilnya
frekuensi jawaban dalam angket yang
dihitung dalam jumlah persentase karena
jumlah jawaban pada setiap angket
berbeda. Sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Muhammad Ali
(1998: 184) bahwa rumus untuk
menghitung persentase adalah:
P = 𝒇
𝒏 x 100%
Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi Data
N = Jumlah Responden
Lokasi penelitian
Pelaksanaan penelitian ini
dilakukan di kantor desa pudak setegal
kecaamatan kelua kabupaten tabalong.
Lokasi ini dipilih karena peneliti ingin
mendeskripsikan, mengetahui atau
melihat secara langsung penerapan
prinsip-prinsip administrasi keuangan di
Kantor Desa Pudak Setegak Kecamatan
Kelua Kabupaten Tabalong.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil temuan peneliti yang
diperoleh dalam penelitian dan
pembahasan terhadap variable yang
digunakan dalam penelitian tentang
Penerapan Prinsip-Prinsip Administrasi
Keuangan Publik Dilihat Dari Aspek
Transparansi Di Kantor Desa Pudak
Setegal Kecamatan Kelua Kabupaten
Tabalong yang terdiri dari tiga indikator
penerapan yaitu :
1. Terbuka dengan pekerjaannya terdiri
dari 3 pertanyaan yang meliputi :
a. Perencanaan, Dari hasil analisis
peneliti, dapat disimpulkan
bahwa Penerapan Prinsip-
Prinsip Administrasi Keuangan
Publik Dilihat Dari Aspek
Transparansi dan dari segi
keterbukaan dapat dikategorikan
cukup diterapkan (43,75%).
b. Pelaksanaan, Dari hasil analisis
peneliti, dapat disimpulkan
bahwa Penerapan Prinsip-
Prinsip Administrasi Keuangan
Publik Dilihat Dari Aspek
Transparansi dan dari segi bukti
yang lengkap dan sah dapat
dikategorikan tidak diterapkan
(37,5%).
c. Pertanggungjawaban, Dari hasil
analisis peneliti, dapat
disimpulkan bahwa Penerapan
Prinsip-Prinsip Administrasi
Keuangan Publik Dilihat Dari
Aspek Transparansi dan dari
JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 178
segi dipublikasikan dan lengkap
pelaporannya dapat
dikategorikan cukup diterapkan
(43,75%).
2. Menyediakan informasi mengenai
rencana dan aktivitasnya terdiri dari
3 pertanyaan yang meliputi :
a. Perencanaan, Dari hasil analisis
peneliti, dapat disimpulkan
bahwa Penerapan Prinsip-
Prinsip Administrasi Keuangan
Publik Dilihat Dari Aspek
Transparansi dan dari segi
keterbukaan pemerintah desa
mengenai dokumen-dokumen
dan rapat-rapat dapat
dikategorikan cukup diterapkan
(53,12%).
b. Pelaksanaan, Dari hasil analisis
peneliti, dapat disimpulkan
bahwa Penerapan Prinsip-
Prinsip Administrasi Keuangan
Publik Dilihat Dari Aspek
Transparansi dan dari segi
sarana dan prasarana yang
tersedia untuk menyediakan
informasi mengenai rencana dan
aktivitasnya dapat dikategorikan
Cukup Diterapkan (50%).
c. Pertanggungjawaban, Dari hasil
analisis tersebut, dapat
disimpulkan bahwa Penerapan
Prinsip-Prinsip Administrasi
Keuangan Publik Dilihat Dari
Aspek Transparansi dan dari
segi sesuai dengan prosedurnya
dapat dikategorikan Sangat
Diterapkan (96,87%).
3. Menyiapkan laporan keuangan
terdiri dari 3 pertanyaan yang
meliputi :
a. Perencanaan, Dari hasil analisis
tersebut, dapat disimpulkan
bahwa Penerapan Prinsip-
Prinsip Administrasi Keuangan
Publik Dilihat Dari Aspek
Transparansi dan dari segi
laporan dan catatan keuangan
dapat dikategorikan Sangat
Diterapkan (84, 37%).
b. Pelaksanaan, Dari hasil analisis
peneliti, dapat disimpulkan
bahwa Penerapan Prinsip-
Prinsip Administrasi Keuangan
Publik Dilihat Dari Aspek
Transparansi dan dari segi
kelengkapan dan keakuratannya
dapat dikategorikan Cukup
Diterapkan (43,75%).
c. Pertanggungjawaban, Dari hasil
analisis peneliti, dapat
disimpulkan bahwa Penerapan
Prinsip-Prinsip Administrasi
Keuangan Publik Dilihat Dari
Aspek Transparansi dan dari
segi akurat, lengkap, tepat
waktu serta mudah diakses oleh
masyarakat dapat dikategorikan
Tidak Diterapkan (34,37%).
JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 179
Dari hasil analisis peneliti
tersebut, dapat disimpulkan bahwa
Penerapan Prinsip-Prinsip Administrasi
Keuangan Publik Dilihat Dari Aspek
Transparansi di Kantor Desa Pudak
Setegal Kecamatan Kelua Kabupaten
Tabalong dapat dikategorikan Cukup
Diterapkan dengan persentase 46,52%.
Faktor-Faktor Penghambat
1. Kemampuan Sumber Daya Aparat,
Dari hasil analisis peneliti dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor
penghambat administrasi keuangan
publik dan dari segi kemampuan
sumber daya aparat dapat
dikategorikan belum baik (37,5%).
2. Terbatasnya Dana, Dari hasil
analisis peneliti dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor penghambat
administrasi keuangan publik dan
dari segi terbatasnya dana dapat
dikategorikan belum baik (34,37%).
3. Kurang Disiplinnya Penerima Dana
Pada Proses Pelaporan, Dari hasil
analisis tersebut dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor penghambat
administrasi keuangan publik dan
dari segi kurang disiplinnya
penerima dana dapat dikategorikan
belum baik (37,5%).
KESIMPULAN
Penerapan Prinsip-Prinsip
Administrasi Keuangan Publik Dilihat
Dari Aspek Transparansi di Desa Pudak
Setegal Kecamatan Kelua Kabupaten
Tabalong Cukup Diterapkan karena ini
dapat terlihat dari hasil rekapitulasi hasil
angket yang menunjukkan 46,52%.
Adanya faktor penghambat adalah: (1)
kemampuan sumber daya aparat yang
tidak mecukupi, (2) terbatasnya dana
serta (3) kurang disiplinnya penerima
dana dalam proses pelaporan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. (1998) .Strategi
Penelitian Pendidikan. Jakarta:
Angkasa
Badudu J.S dan Zain, Sutan
Mohammad.(1996). Kamus Umum
Bahasa Indonesia.Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Drs. Malayu S.P Hasibuan, 2016.
Manajemen Sumber Daya
Manusia. Bumi Aksara
Drs. Ulber Silalahi, M.A. 2005. Studi
Tentang Ilmu Administrasi
Negara, Konsep, Teori dan
Dimensi. Sinar Baru Algensido Fayol, Henry. 2000. Manajemen Public
Relations. Jakarta: PT Elex Media.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2005. Standar Akuntansi Keuangan
(SAK).Jakarta: Salemba Empat
Kenneth C. Laudon. Jane P. Laudon. 2007. Sistem Informasi
Manajemen
Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja
Sektor Publik. Yogyakarta : UPP STIM YKPN
Ridwan S. Sundjaja dan Inge
Barlian,2003, Manajemen Keuangan Satu, Edisi Keempat,
Prenhallindo, Jakarta.
JAPB : Volume 3 Nomor 1, 2020 180
Sugiyono, 2013, Metodelogi Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. (Bandung: ALFABETA)
Mario Erik Elsela, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Surabaya 2015,
melakukan penelitian tentang Pengelola Keuangan Desa Di
Desa Doko.
Elsa Dwi Wahyuni Dewanti 2015, melakukan penelitian tentang
Menejemen Pengelolaan
Keuangan Desa Di Desa Boring
Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang.
Anonim 2017, Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 6 Tentang Desa Tahun 2014
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Peraturan Pemerintah Dalam Negeri 113
Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Keuangan Desa
Peraturan Bupati Kabupaten Tabalong
Nomor 51 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa
Agus. 2018. Sejarah Desa Pudak
Setegal. Diunduh Dihttp://agusbadai.blogspot.com
/?m=0 tanggal 8 Juli 2019.
Top Related