Download - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Transcript
Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM MATERI

POKOK LOGARITMA GUNA MENINGKATKAN MOTIVASI

BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

KELAS X A MAN SEMARANG 2 SEMESTER GASAL

TAHUN PELAJARAN 2009–2010

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidkan Islam

Dalam Ilmu Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

ATIK LIULIN NUHA

3105020

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2009

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

ii

ABSTRAK

Atik Liulin Nuha (NIM: 3105020). Penerapan model Penerapan Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam Materi Pokok Logaritma guna Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Peserta didik Kelas X A MAN Semarang 2 Semester Gasal Tahun Pelajaran 2009-2010. Skripsi Semarang: Program Strata 1 Jurusan Tadris Matematika IAIN Walisongo, 2009.

Penelitian ini bertujuan: (1) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam materi pokok logaritma (2) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didikmelalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam materi pokok logaritma kelas X A MAN Semarang 2 tahun pelajaran 2009-2010.

Penelitian ini menggunakan studi tindakan (action research) pada peserta didik kelas X A MAN Semarang 2. Obyek penelitian ini adalah di MAN Semarang 2. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu kelas untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) yaitu kelas X A yang jumlahnya ada 45 peserta didik yang terdiri dari 17 putra dan 28 putri. Pengumpulan data menggunakan angket motivasi belajar dan soal kuis dan tes evaluasi.

Data yang terkumpul dianalisis deskriptif sederhana. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada tahap prasiklus, motivasi belajar peserta didik mempunyai prosentase 47% dan rata-rata hasil belajar 59.23 dengan ketuntasan klasikal 48,5%. Pada siklus I setelah dilaksanakan tindakan motivasi belajar peserta didik meningkat menjadi 62.96% dan rata-rata hasil belajar 74.29 dengan ketuntasan klasikal 71.1%. Sedangkan pada siklus II motivasi belajar peserta didik mengalami peningkatan yaitu dapat diprosentasekan menjadi 77, 77% dan rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 79.64 dengan ketuntasan klasikal 93.3%. Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dengan sebelumnya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada semua pihak (peserta didik, guru, orang tua) di MAN Semarang 2 untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika dan dapat memberikan dorongan atau motivasi belajar kepada peserta didik untuk senantiasa meningkatkan motivasi belajar untuk bisa berprestasi dan berkompetisi dengan sehat.

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

iii

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab peneliti menyatakan bahwa skripsi

ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian

juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi

yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 8 Desember 2009 Deklarator,

Atik Liulin Nuha NIM. 3105020

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

iv

MOTTO

.....

Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan1

1 Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur’an, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya,

(Semarang: Karya Toha Putra, 1995), hlm. 946.

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

v

PERSEMBAHAN Dengan segala kerendahan dan kebanggaan hati, kupersembahkan karya tulis

sederhana ini yang telah memberi arti dalam hidupku kepada:

Bapak dan umy tercinta (Bpk Abdul Aziz dan Umy Sumiati), hanya ini yang

baru bisa ku persembahkan. Terima kasih atas lantunan doa, motivasi,

keikhlasan, pengorbanan, kesabaran, dan ridho yang selalu mengiringi

langkahku hingga akhirnya aku dapat menyelesaikan kuliah. Terima kasih

juga karena telah menjadi orang tua sekaligus sahabat terbaik bagiku.

Keluarga Masku (M. Luthfi Hakim dan mbak Ni’matul Arifah) tersayang,

terima kasih atas doa dan motivasi dari kalian. Semoga jadi keluarga sakinah,

mawaddah warrahmah dan penuh berkah.

Adikku tercinta (Azza Nur Fitria), terima kasih atas motivasi dan doa serta

telah jadi sahabat serta saudari terbaik yang pernah ku miliki. Salam sukses

selalu...

Keluarga BANI AHMAD KHUSEIN terima kasih atas doa dan motivasi dari

kalian sehingga menghantarkan aku menuju gerbang kesuksesan.

Alby (Mas Misbah), terima kasih atas cinta, kasih sayang, motivasi, dan doa

darimu yang selalu mengiringi setiap langkahku dan setia selalu menemaniku

meniti masa depan. Yakinlah semua akan indah pada waktunya. Jadi jangan

menyerah dan terus berjuang.

Sahabat–sahabat terbaik dan terindahku farida, lina, sabik, siwi, slamy, kiki,

(Alm.) Azhar Aniq yang selalu memberi motivasi dan selalu ada saat suka

maupun dukaku (kau adalah tempatku berbagi kisah) dan teman-temanku anak

Tadris Matematika khususnya Angkatan 2005 yang tidak bisa aku sebut satu

per satu, terima kasih telah mengukir warna dalam kehidupanku.

Semua pihak yang pernah ada atau hanya melintas, terimakasih telah ikut

mengukir, mewarnai, menghiasi hidupku dan membantuku dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas budi baikmu, amin ….

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya kepada penulis, sehingga

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa kita

curahkan kehadirat beliau junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW,

keluarga, para sahabat dan pengikutnya, dengan harapan semoga kita

mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti.

Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, penulis sampaikan bahwa

skripsi ini tidak akan mungkin terlesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan

dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang

telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan

kepada:

1. Prof. DR. H. Ibnu Hajar, M.Ed., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang yang merestui pembahasan skripsi ini dan selaku Wali

Studi yang telah bersedia memberikan pengarahan selama penulis menjadi

mahasiswa.

2. Hj. Minhayati Shaleh, S.Si M.Sc., Saminanto, S.Pd M.Sc dan H. Mursid,

M.Ag., selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan

pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun

skripsi ini.

3. Segenap civitas akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan

kesempatan untuk menambah ilmu.

4. Drs. Muhammad Sholeh, M.Ag selaku Kepala MAN Semarang 2, Jamaluddin

M.Ag selaku WAKA Kurikulum, Isti’anah S.Pd. dan Rus Hamidah, M.Pd

selaku guru pamong beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan untuk

melakukan penelitian serta membantu mengarahkan dan memberikan saran

yang berharga dalam penelitian skripsi ini.

5. Ayahanda dan Ibunda serta keluarga dengan doa dan motivasimu sehingga

penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

vii

6. Sahabat, teman-teman dan keluarga besar Tadris Matematika yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Tidak ada yang penulis kepada mereka selain untaian rasa terima kasih dan

iringan doa semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan

sebaik-baiknya. Amin.

Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan

skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun

penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

para pembaca pada umumnya.

Semarang, 8 Desember 2009 Penulis,

Atik Liulin Nuha NIM. 3105020

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan yang semakin penuh dengan tantangan dan kompetisi

seperti sekarang ini, pendidikan dianggap penting mengambil peran dalam

kehidupan. Karena pendidikan merupakan suatu hal penting untuk

menentukan maju mundurnya suatu bangsa, maka untuk menghasilkan sumber

daya manusia sebagai subjek dalam pembangunan yang baik, diperlukan

modal dari hasil pendidikan itu sendiri. Salah satu prinsip dalam

melaksanakan pendidikan adalah peserta didik secara aktif mengambil bagian

dalam kegiatan pendidikan yang dilaksanakan. Untuk dapat terlaksana dan

suksesnya suatu kegiatan, pertama harus ada dorongan atau motivasi untuk

melaksanakan kegiatan tersebut, karena motivasi akan nenyebabkan terjadinya

suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut

dengan persoalan gejala kejiwaan, perasan dan juga emosi, untuk kemudian

bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan,

kebutuhan atau keinginan.1Dengan kata lain untuk dapat melakukan sesuatu

harus ada motivasi. Begitu juga dalam proses pembelajaran atau pendidikan,

peserta didik harus mempunyai motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar atau

pendidikan yang sedang berlangsung.

Kegiatan belajar bersama (kelompok) dapat membantu memacu belajar

aktif. Dengan berkelompok peserta didik dapat berdiskusi dan mengajarkan

kepada temannya sehingga peserta didik memperoleh pemahaman dan

penguasaan materi pelajaran.2 Hal ini terjadi karena peserta didik merasa lebih

santai dan senang bila belajar dan berdiskusi dengan teman sendiri. Apabila

sudah mempunyai motivasi yang kuat dan merasa senang, peserta didik dapat

aktif sehingga menunjukkan minat, aktivitas dan partisipasinya dalam

1 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), hlm. 72.

2 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif , (Bandung: Penerbit Nusamedia kerjasama Penerbit Nuansa, 2004), hlm.25.

1

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

2

mengikuti kegiatan belajar atau pendidikan yang sedang dilaksanakan. Begitu

juga pada pembelajaran matematika, bila peserta didik memiliki motivasi yang

kuat dan dapat aktif maka matematika tidak akan menjadi pelajaran yang

paling menakutkan lagi.

Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir.3

Matematika merupakan sebuah ilmu yang memberikan kerangka berfikir logis

universal pada manusia. Disamping itu, matematika merupakan satu alat bantu

yang urgen bagi perkembangan berbagai disiplin ilmu lainnya. Oleh karena

itu, tidak berlebihan kalau matematika ditempatkan sebagai Mathematics Is

King as Well as Good Servant. Namun dalam praktek pembelajarannya,

matematika dianggap sebagai sesuatu yang abstrak, menakutkan dan tidaklah

menarik dimata peserta didik. Sehingga hal ini berakibat pada rendahnya

output peserta didik dalam menguasai materi matematika.4 Salah satu materi

matematika yang membutuhkan pemahaman konsep, penalaran dan ketelitian

adalah logaritma karena dalam materi tersebut terdapat variasi soal yang

sangat unik dan perkembangan rumus sehingga peserta didik harus pandai

menganalisanya.

Dengan karakteristik matematika yang abstrak tersebut, apabila guru

masih menggunakan paradigma lama dalam mengajar yaitu guru lebih

mendominasi proses pembelajaran dimana pembelajaran yang dilaksanakan

masih menggunakan metode konvensional dengan peserta didik hanya datang,

duduk, mendengarkan, mencatat materi setelah itu pulang, maka hal itu akan

mengakibatkan suatu pembelajaran monoton yang akhirnya akan membuat

peserta didik merasa jenuh, tersiksa, pasif dan peserta didik tidak lagi merasa

butuh malah cenderung menyepelekan padahal timbulnya kebutuhan dapat

menimbulkan motivasi yang mendasari tingkah laku tertentu atau mencapai

tujuan tertentu pula.5 Dengan tidak memiliki motivasi belajar maka sering kali

3 Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Malang:

UNM, 2003), hlm. 40. 4 Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Pusdiklat Tenaga

Teknis Keagamaan –Depag bekerjsama dengan ditbina Widyaiswara, Lan-RI, 2007), hlm.1. 5 Oemar Hamalik, Dasar – dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008), hlm. 119.

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

3

hasil belajar dari peserta didik masih rendah dan kurang dari Kreteria

Ketuntasan Minimal (KKM).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas X MAN

Semarang 2 tahun pelajaran 2008-2009 yaitu ibu Istianah S.Pd pada tanggal

28 Maret 2009, didapatkan informasi bahwa proses pembelajaran pada mata

pelajaran matematika di MAN Semarang 2 masih dirasakan jauh dari

kenyataan yang diharapkan, hal ini disebabkan pada waktu guru menjelaskan

materi, peserta didik tidak mendengarkan malah cenderung bercanda dengan

teman dan ketika peserta didik diberi tugas, peserta didik hanya mencontek

tanpa mau memahami langkah-langkah mengerjakannya. Motivasi belajar

peserta didik juga sangat rendah untuk mempelajari matematika. Mereka

merasa jenuh karena bagi mereka matematika itu merupakan momok apalagi

dalam materi logaritma yang didalamnya berisi rumus-rumus sehingga

sebelum mengotak-atik soal, mereka sudah menyerah dahulu dan

mengandalkan teman yang pandai tanpa berusaha untuk bisa mengerjakan

sendiri. Hal ini juga ditunjukkan dari nilai harian kelas X A dalam materi

pokok logaritma pada tahun pelajaran sebelumnya selalu dibawah hasil

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 70.

Berdasarkan data nilai dari ibu Istianah S.Pd, nilai harian kelas X A

tahun pelajaran 2008-2009 nilai rata-rata peserta didik untuk materi pokok

logaritma masih rendah yaitu 57. sedangkan nilai rata-rata peserta didik kelas

X A tahun pelajaran 2007-2008 yaitu 58.6 Salah satu faktor penyebabnya

adalah rendahnya kinerja guru terutama dalam pengelolaan pengajaran yang

relatif monoton, kurang variatif, tidak terencana dengan baik, yang pada

akhirnya proses pembelajaran bersifat konvensional, monoton dan terkesan

guru hanya “asal menjalankan tugas” saja dan kurangnya inovasi guru dalam

pengelolaan pembelajarannya guna meningkatkan motivasi belajar dan hasil

belajar peserta didik dalam pelajaran matematika.

Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika guru harus memilih

dari berbagai variasi pendekatan, strategi, model yang sesuai dengan situasi

6 Wawancara dengan ibu Isti’anah pada tanggal 28 Maret 2009

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

4

sehingga tujuan dari suatu pembelajaran yang direncanakan dapat dicapai

karena membangkitkan motivasi peserta didik merupakan salah satu peran dan

tugas tugas guru dalam setiap proses pembelajaran.7 Perlu diketahui, bahwa

baik atau tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan tergantung pada

tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi yang disampaikan, tingkat

perkembangan peserta didik, kemampuan guru dalam mengelola proses

pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada. Model

pembelajaran juga dirasakan mempunyai peran strategis dalam upaya

mendongkrak keberhasilan proses belajar mengajar. Karena model

pembelajaran bergerak dengan melihat kondisi kebutuhan peserta didik

sehingga guru diharapkan mampu menyampaikan materi dengan tepat tanpa

mengakibatkan peserta didik bosan.

Mengingat pentingnya variasi pembelajaran di kelas yang akan

berimplikasi dengan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik, maka

penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang salah satu model

pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams

Games Tournament). Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan

model pembelajaran kooperatif yang mengandung unsur kerjasama antar

peserta didik dalam kelompok, tanggung jawab kelompok dalam pembelajaran

individu dan penambahan skor dilakuakn setelah kuis, dan antar kelompok

dipertandingkan dalam permainan yang edukatif. Jsdi, setiap anggota harus

memahami materi lebih dulu sebelum mengikuti kuis dan game. Model

pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil

belajar peserta didik dalam mempelajari matematika sehingga peserta didik

dapat mengoptimalkan kemampuannya dalam menyerap informasi ilmiah dan

dapat memotivasi peserta didik agar berperan aktif dalam pembelajaran di

kelas serta dapat meningkatkan hasil belajar dan melatih kemampuan peserta

didik dalam bekerjasama sekaligus menjelaskan kepada teman sekelompok

yang tidak paham. Dengan demikian peserta didik tidak akan merasa bosan

7 Wina Sanjaya, Stategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Prenada Media, 2007), hlm. 135.

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

5

dan memperoleh manfaat yang maksimal baik dari motivasi belajar maupun

hasil belajarnya. Peneliti memilih model pembelajaran kooperatf tipe TGT

karena pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan pembelajaran yang

menyenangkan dan melibatkan peserta didik secara aktif. Oleh karena itu,

peneliti mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk

meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas XA MAN

Semarang 2 pada materi pokok logaritma.

Peneliti memilih materi pokok logaritma karena sebagian besar peserta

didik masih kebingungan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan

variasi soal yang unik pada sifat–sifat logaritma. Dalam hal ini penulis

mengambil judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM

MATERI POKOK LOGARITMA GUNA MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

KELAS XA MAN SEMARANG 2 SEMESTER GASAL TAHUN

PELAJARAN 2009 – 2010”.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul diatas

dan demi menghindarkan dari bermacam-macam penafsiran, maka penulis

memberikan penjelasan tentang pengertian beberapa kata yang tercantum

dalam judul sehingga diketahui arti dan makna dalam pembelajaran yang

diadakan. Beberapa istilah yang terdapat dalam judul diatas adalah sebagai

berikut:

1. Penerapan

Penerapan yaitu kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan

teori, prinsip, peraturan atau informasi ke dalam situasi yang baru.

2. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah–langkah

pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

6

hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif

dan efisien.8

3. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah sebuah grup kecil yang

bekerjasama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a

problem), melengkapi latihan (complete a task), atau untuk mencapai

tujuan tertentu (accomplish a common goal).9

4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)

Model pembelajaran ini menggabungkan kelompok belajar dan

kompetisi tim, dan bisa digunakan untuk meningkatkan pembelajaran

beragam fakta, konsep, dan ketrampilan.10

5. Logaritma

Logaritma adalah invers dari perpangkatan, yaitu mencari pangkat

dari suatu bilangan pokok sehingga hasilnya sesuai dengan yang telah

diketahui.11 Logaritma merupakan materi pembelajaran dari mata

pelajaran matematika yang diberikan di kelas X semester gasal tingkat

Sekolah Menengah Atas (SMA) sesuai kurikulum yang berlaku sekarang.

6. Motivasi belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif

permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau

penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai

tujuan tertentu. Sedangkan motivasi belajar dapat timbul karena faktor

intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan

belajar, harapan akan cita–cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah

adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan

belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut

8 Amin Suyitno, Pemilihan Model – Model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP,

(Semarang: UNNES, 2007), hlm. 1. 9 Mutadi, op.cit., hlm.35. 10 Melvin L. Silberman, op.cit., hlm. 181. 11 Sartono Wirodikromo, Matematika Untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm.

28.

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

7

disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan

untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.12

Meningkatkan motivasi belajar peserta didik menurut peneliti adalah

adanya peningkatan motivasi peserta didik yang diperoleh dari angket

yang diberikan oleh guru kepada peserta didik setelah evaluasi dilakukan

pada setiap siklus.

7. Hasil belajar

Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan

pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan tertentu. Hasil yang

diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar.13

Peningkatan hasil belajar peserta didik menurut peneliti adalah adanya

peningkatan nilai peserta didik yang diperoleh dari kuis dan tes evaluasi

diakhir pertemuan siklus.

8. Peserta didik kelas X A

Peserta didik kelas X A MAN Semarang 2 adalah anggota

masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui proses

pembelajaran dan masih terdaftar sebagai peserta didik MAN Semarang 2.

9. MAN Semarang 2 merupakan salah satu lembaga pendidikan setara SMA

yang berlatar belakang Agama Islam yang bertempat di Semarang.

C. Pembatasan Masalah

Tepat atau tidak penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

(Teams Games Tournament) pada materti pokok logaritma untuk

meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas X A MAN

Semarang 2.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang

dirumuskan peneliti adalah sebagai berikut:

12 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),

hlm. 23. 13 Nana Sudjana, Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru

Algensindo, 2000), hlm. 111, Cet.5.

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

8

1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

(Teams Games Tournament) dalam materi pokok logaritma dapat

meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas X A

MAN Semarang 2?

2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams

Games Tournament) dalam materi pokok logaritma dapat meningkatkan

motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas X A MAN Semarang

2?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan ini, memiliki tujuan

sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan motivasi belajar paserta didik kelas X A MAN

Semarang 2 dalam materi pokok logaritma melalui model pembelajaran

kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament).

2. Untuk meningkatkan hasil belajar paserta didik kelas XA MAN Semarang

2 dalam materi pokok logaritma melalui model pembelajaran kooperatif

tipe TGT (Teams Games Tournament).

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan setelah menyelesaikan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat bagi peserta didik MAN Semarang 2:

a. Hasil belajar peserta didik MAN Semarang 2 dalam mata pelajaran

matematika khususnya pada materi pokok logaritma dapat

meningkat.

b. Kompetensi peserta didik di bidang matematika khususnya pada

materi pokok logaritma dapat meningkat.

c. Motivasi dan daya tarik peserta didik terhadap mata pelajaran

matematika dapat meningkat.

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

9

d. Terjalin sikap gotong-royong dan kerjasama yang baik antar peserta

didik.

e. Terciptanya persaingan yang sehat dalam berprestasi di kelas.

2. Manfaat bagi guru MAN Semarang 2:

a. Adanya inovasi model pembelajaran matematika dari dan oleh guru

yang menitikberatkan pada penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) yang diharapkan

dapat dipakai seterusnya di MAN Semarang 2.

b. Adanya penelitian ini diharapkan akan mewujudkan kesepakatan

dari para guru untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT (Teams Games Tournament) pada proses pembelajaran

khususnya pelajaran matematika di MAN Semarang 2.

c. Memberikan sumbangan yang positif dalam pengembangan cara

berfikir.

d. Memberikan dorongan dan dukungan akan pentingnya bertekad

untuk terus memperbaiki diri.

3. Bagi pihak sekolah

a. Mendapatkan panduan tentang model pembelajaran kooperatif tipe

TGT (Teams Games Tournament).

b. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran maka diharapkan dapat

meningkatkan peringkat MAN Semarang 2.

c. Dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik maka diharapkan

akan dapat mengurangi jumlah peserta didik yang tidak lulus UAN

karena pelajaran matematika.

d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang

bermanfaat bagi sekolah sehingga dapat dijadikan sebagai bahan

kajian bersama untuk rujukan pembelajaran MAN Semarang 2.

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

10

4. Manfaat bagi peneliti :

a. Memberikan wawasan baru kepada peneliti tentang model

pembelajaran yang efektif dari penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament).

b. Mendapatkan pengalaman langsung pelaksanaan pembelajaran

kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament), sekaligus sebagai

contoh yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan kelak di

lapangan.

c. Memberi bekal agar peneliti sebagai calon guru matematika siap

melaksanakan berbagai model pembelajaran di lapangan, sesuai

kebutuhan lapangan agar dapat meningkatkan motivasi belajar dan

hasil belajar.

G. Kajian Pustaka

Pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan auto

kritik terhadap penelitian yang ada, mengenai kelebihan maupun

kekurangannya, sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian yang

terdahulu. Dan untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang

membahas permasalahan yang sama dan hampir sama dari seseorang, baik

dalam bentuk skripsi, buku dan dalam bentuk tulisan lainnya maka penulis

akan memaparkan beberapa bentuk tulisan yang suda ada. Ada beberapa

bentuk tulisan penelitian yang akan penulis paparkan.

Penulis berpendapat bahwa beberapa bentuk tulisan yang penulis

temukan, masing-masing menunjukkan perbedaan dari segi pembahasannya

dengan skripsi yang akan penulis susun.

Beberapa penelitian yang sudah teruji keshahihannya diantaranya

meliputi: skripsi yang ditulis mahasiswi UNNES, Rosa Civiliani Widyastuti

(4101404082) tahun 2008 yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Peserta didik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games

Tournament) Pada Peserta didik Kelas VIII di SMP Negeri 37 Semarang ”.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 37 Semarang yang

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

11

terletak di kelurahan Sompok 43 Semarang ini menjelaskan bahwa pendekatan

pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat

menumbuhkan semangat peserta didik memberi peluang yang cukup untuk

mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki dalam menyerap informasi ilmiah

dan dapat memotivasi peserta didik agar berperan aktif dan bekerja sama

dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini juga

ditunjukkan dari hasil observasi dimana rata – rata hasil belajar peserta didik

pada siklus I sebesar 75,26% dengan kriteria sangat tinggi sedangkan pada

siklus II sebesar 86,24% dengan kriteria sangat tinggi.14

Selain itu Zainab Aminatun (3104307) mahasiswi Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah tahun 2009 dalam skripsinya yang berjudul “

Peningkatan hasil belajar mata pelajaran bab haji melalui metode Teams

Games Tournament (TGT) siswa kelas VIII di MTs Al-Khoiriyyah Semarang

tahun ajaran 2008-2009” penelitian yang dilakukan di MTs Al-Khoiriyyah

Semarang yang terletak di Jl. Bulustalan IIIA/253 Semarang menjelaskan

bahwa dengan metode Teams Games Tournament (TGT) peserta didik dapat

aktif dalam pembelajarannya. Dengan kerja kelompok peserta didikpun bisa

saling tukar pendapat dengan peserta didik yang lain. Hal ini menyebabkan

rata–rata hasil belajar peserta didik pada siklus I sebesar 70,25% dengan

kriteria sangat sedang adapun pada siklus II sebesar 95,54% dengan kriteria

sangat tinggi.15 Hj. Rusmawati telah memaparkan penelitiannya dalam judul

“Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta didik Kelas VIII MTs NIPI

RAKHA AMUNTAI dengan Model Pembelajaran Koperatif Tipe TGT

(Teams Games Tournament)”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya

hasil belajar peserta didik terhadap mata pelajaran matematika. Indikatornya

14 Rosa Civiliani Widyastuti, ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Melalui

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Peserta didik Kelas VIII di SMP Negeri 37 Semarang”, Skripsi UNNES, (Semarang: Perpustakaan UNNES, 2008), hlm. 93, t.d.

15 Zainab Aminatun, ”Peningkatan hasil belajar mata pelajaran bab haji melalui metode Teams Games Tournament (TGT) siswa kelas VIII di MTs Al-Khoiriyyah Semarang tahun ajaran 2008-2009”, Skripsi IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo, 2009), hlm. 78, t.d.

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

12

dapat dilihat dari observasi penguasaan peserta didik terhadap materi bangun

datar di lapangan. Hasil ini mungkin disebabkan karena pembelajaran yang

dilakukan masih terpusat pada guru sehingga peserta didik dalam

pembelajaran menjadi pasif dalam memahami dan menguasai

pengertian/konsep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model kooperatif tipe

TGT (Teams Games Tournament) dapat memacu semangat peserta didik

saling membantu dalam mengkontruksi konsep dan prinsip dalam matematika

dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIIIA MTs NIPI

Rakha Amuntai.16

Menurut analisa penulis, dari berbagai kajian yang telah penulis

sebutkan di atas belum ada yang membahas tentang peningkatan motivasi

belajar dan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT(Teams Games Tournament) pada materi pokok logaritma. Oleh

karena itu layak kiranya jika penulis mengangkat judul tersebut sebagai bahan

kajian yang akan disusun dalam bentuk skripsi, yang nantinya diharapkan

dapat memberikan sumbangsih kekayaan wacana dalam dunia pendidikan dan

melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti diharapkan

menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan masalah khususnya pada

pelajaran matematika.

16 Rusnawati, ”Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas

VIII MTs NIPI RAKHA AMUNTAI dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament)”, http://ironerozanie.wordpress.com/2009/02/07/meningkatkan-hasil-belajar-matematika-siswa-kelas-viii-mts-nipi-rakha-amuntai-dengan-model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tgt-teams-games-tournament/hlm. 29.

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

13

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Landasan Teori

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Beberapa pengertian mengenai belajar:

Menurut kamus Oxford Learner’s Pocket : Learning is

knowledge gained by study. (belajar adalah pengetahuan yang didapat

dari belajar).1

Menurut Clifford T. Morgan:

“Learning is relatively permanent change in behavior that is a result of past experience”, (belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu).2

Writing dalam bukunya psychology of learning mendefinisikan

belajar sebagai berikut:

Any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that accursas as result of experience. (belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam / keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai pengalaman).3

برةلخا طريق عن ك السلو أوتعديلفى فىاألداء تغير بأنه التعلم يعرف

4والمران

Menurut Sardiman, belajar adalah suatu usaha penguasaan

materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju

1 Oxford Learner’s Pocket Dictionary, (New York: Oxford University Press, 2003), hlm.

244. 2 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 33-34. 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja

Rusdakarya, 2005), hlm. 90, Cet. 11. 4 Jabir Abdul Hamid Jabir, Sikulujiyah at Ta’allum, (Mesir: Darun Nahzoh al Arabiyah,

1978), hlm. 8.

13

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

14

terbentuknya kepribadian seutuhnya.5 Sedangkan menurut Slameto,

belajar yaitu suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya.6 Batasan-batasan diatas secara umum bisa disimpulkan,

belajar adalah perubahan tingkah laku yang secara relatif tetap yang

terjadi karena latihan dan pengalaman.

Sebagimana sabda Rosulullah SAW:

:قال ,وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول ان, عنه اهللا رضي, هريرة أىب وعن

))اجلنة اىل طريقا به له اهللا سهل .علما فيه يلتمس طريقا سلك ومن ((

)مسلم رواه(

“Dari Hurairah RA, sesungguhnya Rosulullah SAW bersabda: Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu maka, maka Allah akan memudahkan baginya menuju surga. (HR. Muslim)”78

b. Prinsip – prinsip Belajar

Diantara prinsip belajar universal yang dirumuskan UNESCO

melalui 4 pilar pendidikan (1996) yaitu:

1) Learning to know adalah prinsip belajar tidak hanya berorientasi

kepada produk/hasil belajar, akan tetapi harus berorientasi kepada

proses belajar.

2) Learning to do adalah prinsip belajar tidak hanya sekedar

mendengar dan melihat dengan tujuan akumulasi pengetahuan,

5 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1992), hlm.

22. 6 Slameto, Belajar dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

1995), hlm. 2. 7 Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf AnNawawi, Riyadhus Shalihin, (Libanon : Darul

Kutub Al Ilmiah, 676 Hijriyah), hlm. 370. 8 Mustofa Muhammad ‘Amarat, Jawahirul Bukhori, (Libanon: Darul Kitabul Islami, 1940),

hlm. 58.

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

15

akan tetapi belajar untuk berbuat dengan tujuan akhir penguasaan

kompetensi.

3) Learning to live together adalah belajar untuk kerjasama.

4) Learning to be, mengandung pengertian bahwa belajar adalah

membentuk manusia yang “menjadi dirinya sendiri” dengan kata

lain belajar untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai

individu dengan kepribadian yang memiliki tanggungjawab

sebagai manusia. 9

2. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Istilah motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti

“menggerakkan”. Berdasarkan pengertian ini makna motivasi menjadi

berkembang. Wlodkowski menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi

yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang

memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.

Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai “tujuan yang ingin dicapai

melalui perilaku tertentu”.10

Menurut oemar hamalik dalam bukunya proses belajar

mengajar menerangkan bahwa motivasi adalah perubahan energi

dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya

perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.11

Sedangkan martinis yamin dalam bukunya strategi

pembelajaran berbasis kompetensi menjelaskan motivasi belajar

merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk

dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah ketrampilan dan

pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk

9 Wina Sanjaya, Buku Materi Pokok : Kajian Kurikulum Dan Pembelajaran, (Bandung:

Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2007), hlm. 335. 10 Prasetya Irawan et. al., Teori Belajar, Motivasi, dan Ketampilan Mengajar, (Jakarta:

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS, 1996), hlm. 41-42. 11 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Bumi Aksara, 2001), hlm.158.

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

16

tercapainya suatu tujuan.12 Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan

yang memungkinkan peserta didik untuk bertindak atau melakukan

sesuatu. Dorongan itu hanya mungkin muncul dalam diri peserta didik

manakala peserta didik merasa membutuhkan (need). Peserta didik

yang merasa butuh akan bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi

kebutuhannya.13

b. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Setidak – tidaknya terdapat enam faktor yang didukung oleh

sejumlah teori psikologi dan penelitian terkait yang memiliki dampak

subtansial terhadap motivasi belajar peserta didik. Keenam faktor yang

dimaksud yaitu (1) Sikap, (2) Kebutuhan, (3) Rangsangan, (4) Afeksi,

(5) Kompetensi, (6) Penguatan.

Berikut disajikan secara ringkas untuk memperhatikan

bagaimana masing–masing faktor motivasi memiliki pengaruh kuat

terhadap perilaku dan belajar peserta didik dan juga bagaimana faktor–

faktor tersebut dapat dikombinasikan ketika guru merancang strategi

motivasi dalam pembelajaran.

1) Sikap

Sikap memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku dan belajar

peserta didik karena sikap itu membantu peserta didik dalam

merasakan dunianya dan memberikan pedoman kepada perilaku

yang dapat membantu dalam menjelaskan dunianya. Sikap

merupakan produk dari kegiatan belajar. Sikap diperoleh melalui

proses seperti pengalaman, pembelajaran, identifikasi, perilaku

peran (guru-murid, orang tua–anak, dan sebagainya). Karena sikap

itu dipelajari, sikap juga dapat dimodifikasi atau diubah. Seorang

12 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2006), hlm. 80. 13 Wina Sanjaya, Stategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Prenada Media, 2007), hlm. 135.

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

17

guru harus meyakini sikapnya akan memiliki pengaruh aktif

terhadap motivasi belajar anak pada saat awal pembelajaran.

2) Kebutuhan

Kebutuhan merupakan kondisi yang dialami individu

sebagai sesuatu kekuatan internal yang memandu peserta didik

untuk mencapai tujuan. Semakin kuat seseorang merasakan

kebutuhan, semakin besar perasaan yang menekan dalam

memenuhi kebutuhannya. Keinginan biasanya mengarahkan pada

kepuasan atau kenikmatan. Apabila peserta didik membutuhkan

atau menginginkan sesuatu untuk dipelajari, mereka cenderung

sangat termotivasi. Guru menumbuhkan motivasi belajar

berdasarkan pada kebutuhan yang dirasakan oleh peserta didik.

3) Rangsangan

Rangsangan merupakan perubahan didalam persepsi atau

pengalaman dengan lingkungan yang membuat seseorang bersifat

aktif. Rangsangan secara langsung membantu memenuhi

kebutuhan belajar peserta didik apabila peserta didik tidak

memperhatikan pembelajaran, maka sedikit sekali belajar akan

terjadi pada peserta didik tersebut. Proses pembelajaran dan materi

yang terkait dapat membuat sekumpulan kegiatan belajar. Setiap

peserta didik memiliki keinginan untuk mempelajari sesuatu dan

memiliki sikap positif terhadap materi pembelajaran. Namun

apabila mereka tidak menemukan proses yang merangsang, maka

perhatiannya akan menurun. Pembelajaran yang tidak merangsang

mengakibatkan peserta didik yang pada mulanya termotivasi untuk

belajar pada akhirnya menjadi bosan terlibat dalam pembelajaran.

4) Afeksi

Konsep afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional

(kecemasan, kepedulian dan kepemilikan) dari individu atau

kelompok pada waktu belajar. Peserta didik merasakan sesuatu saat

belajar, dan emosi peserta didik tersebut dapat memotivasi

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

18

perilakunya kepada tujuan. Guru hendaknya memahami bahwa

emosi peserta didik bukan saja mempengaruhi perilaku melainkan

juga mempengaruhi cara berfikirnya. Afeksi dapat menjadi

motivator intrinsik. Apabila emosi bersifat positif pada waktu

kegiatan belajar berlangsung, maka emosi mampu mendorong

peserta didik bekerja keras. Integritas emosi dan berfikir peserta

didik itu dapat mempengaruhi motivasi belajar dan menjadi

kekuatan terpadu yang positif, sehingga akan menimbulkan

kegiatan belajar yang efektif.

5) Kompetensi

Manusia pada dasarnya memiliki keinginan untuk

memperoleh kompetensi dari lingkungannya. Teori kompetensi

mengasumsikan bahwa peserta didik secara alamiah bekerja keras

untuk berinteraksi dengan lingkungannya secara afektif. Di dalam

pembelajaran, rasa kompetensi pada peserta didik itu akan timbul

apabila menyadari bahwa pengetahuan atau yang diperoleh telah

memenuhi standar yang telah ditentukan. Apabila peserta didik

mengetahui bahwa dia merasa mampu terhadap apa yang telah

dipelajari, dia akan merasa percaya diri. Hal ini datang dari

kesadaran peserta didik bahwa dia secara intensional telah

menguasai apa yang telah dipelajari berdasarkan pada kemampuan

dan usahanya sendiri.

Hubungan antara kompetensi dan kepercayaan diri adalah

saling melengkapi. Kompetensi memberikan peluang pada

kepercayaan diri untuk berkembang, dan memberikan dukungan

emosional terhadap usaha tertentu dalam menguasai ketrampilan

dan pengetahuan baru. Perolehan kompeten dari belajar baru itu

selanjutnya menunjang kepercayaan diri, yang selanjutnya dapat

menjadi faktor pendukung dan motivasi belajar yang lebih luas.

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

19

6) Penguatan

Salah satu hukum psikologi paling fundamental adalah

prinsip penguatan (reinforcement). Penguatan merupakan peristiwa

yang mempertahankan atau meningkatkan kemungkinan respon.

Para pakar psikologi telah menemukan bahwa perilaku seseorang

dapat dibentuk kurang lebih sama melalui penerapan penguatan

positif atau negatif. Penggunaan penguatan yang efektif, seperti

penghargaan terhadap hasil karya peserta didik, pujian,

penghargaan sosial, dan perhatian, dinyatakan sebagai variabel

penting didalam perancangan pembelajaran. 14

c. Jenis–Jenis Motivasi Belajar

Adapun jenis–jenis motivasi menurut martinis yamin dibedakan

menjadi dua jenis, masing–masing adalah:

1) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang

tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara

mutlak berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri.15

Beberapa bentuk motivasi belajar diantaranya adalah ; (1) Belajar

demi memenuhi kewajiban; (2) Belajar demi mnghindari hukuman

yang diancamkan; (3) Belajar demi memperoleh hadiah material

yang disajikan; (4) Belajar demi meningkatkan gengsi; (5) Belajar

demi memperoleh pujian dari orang yang penting seperti orang tua

dan guru; (6) Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang

atau demi memenuhi persyaratan kenaikan pangkat/ golongan

administratif.16

14 Catharina Tri Anni, Psikologi Belajar, (Semarang: UPT UNNES, 2006), hlm. 158-165,

Cet. 3. 15 Ibid., hlm. 86. 16 Martinis Yamin, Op.Cit., hlm. 85.

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

20

2) Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik merupakan kegiatan belajar dimulai

diteruskan, berdasarkan penghayatan sesuatu kebutuhan dan

dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

Pada intinya motivasi intrinsik adalah dorongan untuk mencapai

suatu tujuan yang dapat dilalui dengan satu–satunya jalan adalah

belajar, dorongan belajar itu tumbuh dari dalam diri subjek

belajar.17

Ada empat kondisi motivasional yang harus diperhatikan oleh

seorang guru dalam usaha menghasilkan pembelajaran yang menarik,

bermakna, dan memberikan tantangan. Keempat kondisi motivasional

tersebut adalah:

1) Perhatian (Attention)

Perhatian peserta didik muncul didorong rasa ingin tahu.

Oleh sebab itu, rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan,

sehingga peserta didik akan memberikan perhatian, dan perhatian

tersebut terpelihara selama proses pembelajaran. Rasa ingin tahu

ini dapat dirangsang atau dipancing melalui elemen–elemen yang

baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, kontradiktif atau

kompleks. Apabila elemen–elemen seperti itu dimasukkan dalam

rancangan pembelajaran, hal ini dapat menstimulir rasa ingin tahu

peserta didik. Namun perlu diperhatikan agar stimulus tersebut

tidak berlebihan, sebab akan menjadikan stimulus hal biasa dan

kehilangan keefektifannya.

2) Relevansi (Relevance)

Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi

pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Motivasi peserta didik akan terpelihara apabila mereka

menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi,

atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang. Kebutuhan

17 Catharina Tri Anni, op.cit., hlm.86.

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

21

pribadi (basic needs) dikelompokkan ke dalam 3 kategori yaitu

motif pribadi, motif instrumental dan motif kultural. Nilai motif

pribadi (personal motive value), menurut Mc Mlelland mencakup

tiga hal, yaitu:

a) Kebutuhan untuk berprestasi (needs for achievement),

b) Kebutuhan untuk memiliki kuasa (needs for power), dan

c) Kebutuhan untuk berfasilisasi (needs for affiliation).

3) Kepercayaan diri (Confidance)

Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi

untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Prinsip

yang berlaku dalam hal ini adalah motivasi akan meningkat sejalan

dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Harapan ini

seringkali dipengaruhi oleh pengalaman sukses dimasa yang

lampau. Dengan demikian ada hubungan spiral antara pengalaman

sukses dan motivasi. Motivasi dapat menghasilkan ketekunan yang

membawa keberhasilan (prestasi), dan selanjutnya pengalaman

sukses tersebut akan memotivasi peserta didik untuk mengerjakan

tugas berikutnya.

4) Kepuasan (Satisfaction)

Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan

menghasilkan kepuasan, dan peserta didik akan termotivasi untuk

terus berusaha untuk mencapai tujuan yang serupa. Kepuasan

karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang

diterima, baik yang berasal dari dalam ataupun dari luar peserta

didik. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi peserta didik,

guru dapat meggunakan pemberian penguatan (reinforcement)

berupa pujian, pemberian kesempatan, dsb.18

18 Ibid., hlm. 48.

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

22

d. Cara Menggerakkan atau Membangkitkan Motivasi

Proses pembelajaran akan berhasil manakala peserta didik

mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu

menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.19 Guru dapat

menggunakan berbagai cara menggerakkan atau membangkitkan

motivasi belajar peserta didiknya, antara lain ialah sebagai berikut:

1) Memberi angka

Peserta didik yang mendapat angka baik akan mendorong

motivasi belajarnya menjadi lebih besar, sebaliknya bagi yang

mendapat nilai jelek akan frustasi atau dapat juga menjadi

pendorong agar belajar lebih baik.

2) Pujian

Pemberian pujian kepada yang telah peserta didik lakukan

dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar.

3) Hadiah

Pemberian kepada peserta didik yang berprestasi di berbagai

bidang besar manfaatnya sebagai pendorong belajar.

4) Kerja Kelompok

Dalam kerja kelompok dimana melakukan kerja sama dalam

belajar, setiap anggota kelompok kadang-kadang ada perasan untuk

mempertahankan nama baik kelompok, hal itu menjadi pendorong

yang kuat dalam perbuatan belajar.

5) Persaingan

Baik kerja kelompok maupun persaingan memberikan

motif-motif sosial kepada peserta didik. Hanya saja persaingan

individu akan menimbulkan pengaruh yang tidak baik.

6) Tujuan dan level of aspiration

Dari keluarga akan mendorong kegiatan peserta didik.

19 Ibid., hlm.29.

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

23

7) Sarkasme

Sarkasme adalah mengajak peserta didik yang memiliki hasil

belajar yang kurang. Hal ini mendorong kegiatan demi nama

baiknya, ataupun sebaliknya.

8) Penilaian

Penilaian secara kontinu akan mendorong peserta didik

belajar.

9) Karyawisata dan ekskursi

Cara ini dapat membangkitkan motivasi peserta didik.

10) Film pendidikan

Hal ini dapat menambah pengalaman baru dan menarik

perhatian serta minat peserta didik.

11) Belajar melalui radio. 20

Paling sedikit terdapat empat cara yang dapat dilakukan guru

untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik, yaitu:

kehangatan dan kentusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu,

mengemukakan ide yang bertentangan, dan memperhatikan minat

belajar peserta didik.21

Seringkali peserta didik yang tergolong cerdas tampak bodoh

karena tidak memiliki motivasi untuk mencapai prestasi sebaik

mungkin. Misalnya, karena keadaan lingkungan yang mengancam,

perasaan takut diasingkan oleh kelompok bila peserta didik berhasil,

atau karena kabutuhan untuk berprestasi pada diri peserta didik sendiri

kurang atau tidak ada. Ada tidaknya motivasi untuk berprestasi pada

diri peserta didik cukup mempengaruhi kemampuan intelektual peserta

didik agar dapat berfungsi secara optimal.

Saran–saran untuk membantu mengurangi hambatan

kemampuan intelektual:

20 Oemar Hamalik, Op. Cit., hlm 166-168. 21 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 85.

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

24

1) Hendaknya pengajar turut memperhatikan kondisi kesehatan fisik

peserta didik.

2) Membantu pengembangan sifat – sifat positif pada diri peserta

didik seperti rasa percaya diri dan perasaan dihargai.

3) Memperbaiki kondisi motivasi peserta didik. Melalui pemberian

inisiatif atas keberhasilan peserta didik (dapat berupa pujian, angka

yang baik), guru membantu meningkatkan motivasi peserta diidk

sehingga peserta didik terdorong untuk melakukan usaha

pencapaian tujuan pengajaran lebih lanjut.

4) Menciptakan kesempatan belajar yang lebih baik bagi peserta

didik. Melalui pemberian kesempatan melaksanakan tugas–tugas

yang relevan, misalnya didalam kelompok diskusi, dimuka kelas,

dan lain–lain, memungkinkan kesempatan yang lebih baik bagi

peserta didik untuk belajar.

5) Memberikan rangsangan belajar sebanyak mungkin. Misalnya,

melalui penyajian sejumlah masalah yang bervariasi, pengajuan

pertanyaan-pertanyaan yang merangsang suatu pemikiran. 22

3. Hasil Belajar Matematika

a. Pengertian Hasil Belajar

Chatarina Tri Anni dalam bukunya Psikologi Belajar

mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku

yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.

Perolehan aspek–aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada

apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu, apabila

pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan

perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam

pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar

22 Slameto, Op.Cit., hlm. 136.

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

25

setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan

pembelajaran.23

Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik (dalam hal ini

guru), satuan pendidikan dan pemerintah. Penilaian hasil belajar yang

dilakukan oleh guru satuan pendidikan termasuk penilaian internal

(internal assessment), sedangkan yang diselenggarakan pemerintah

termasuk penilaian eksternal (eksternal assessment).24

Benyamin S. Bloom mengusulkan tiga taksonomi yang disebut

dengan ranah belajar, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotorik.25 Belajar yang berkenaan dengan hasil, (dalam

pengeryian banyak hubuangannya denga tujuan pengajaran), Gagne

mengemukakan 5 jenis/ 5 tipe, hasil belajar yakni:

1) belajar kemahiran intelektual (kognitif).

2) belajar informasi verbal.

3) belajar mengatur kegiatan intelektual.

4) belajar sikap.

5) belajar ketrampilan motorik. 26

b. Pengertian Matematika

Kata matematika berasal dari Yunani yaitu mathematike yang

berarti reating to learning. Perkataan itu mempunyai akar kata

mathema yang artinya pengetahuan atau ilmu (knowledge, science) dan

mathein yang mengandung arti belajar (berfikir).27

Menurut Erman Suherman, matematika adalah ilmu yang

dikembangkan untuk matematika itu sendiri. Matematika itu ilmu

23 Chatarina Tri Anni, Op.Cit., hlm.5, Cet.3. 24 Griya Astuti, Model Penilaian Kelas, (Jakarta: Puslitbang, 2006), hlm. 2. 25 Ibid., hlm. 7. 26 Wina Sanjaya, Buku Materi Pokok : Kajian Kurikulum Dan Pembelajaran, op.cit., hlm.

288. 27 Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika,

(Malang:UNM, 2003), hllm. 43.

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

26

tentang struktur yang bersifat deduktif atau aksiomatik, akurat, abstrak,

ketat dan sebagainya.28

Sedangkan Soedjadi dalam bukunya kiat pendidikan matematika

di Indonesia menyajikan beberapa definisi atau pengertian matematika

diantaranya adalah:

1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan

terorganisir secara sistematik.

2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.

3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan

berhubungan dengan bilangan. 29

c. Karakteristik dan Tujuan Pendidikan Matematika

1) Ada beberapa karakteristik matematika diantaranya yaitu:

a) Memiliki objek kajian abstrak

Dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah

abstrak.Objek–objek itu merupakan objek pikiran. Objek dasar

itu meliputi fakta yang bersifat abstrak (berupa konvensi–

konvensi yang diungkap dengan simbol tertentu), konsep/ide

abstak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau

mengklarifikasikan sekumpulan objek), operasi abstrak

(pengerjaan hutang, aljabar dan pengerjaan matematika yang

lain), dan yang terakhir yaitu prinsip (objek matematika yang

komplek).

b) Bertumpu pada kesepakatan

Dalam matematika kesepakatan merupakan tumpuan

yang amat penting karena untuk menentukan aksioma agar

dalam membuktikan tidak berputar–putar. Selain digunakan

untuk menentukan aksioma juga digunakan untuk konsep

28 Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Malang: UPI,

2003), hlm. 15. 29 Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Kontatasi Keadaan Masa Kini

Menuju Harapan Masa Depan, (Jakarta: Depdiknas, 2000), hlm. 11.

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

27

primitif agar dalam mendefinisikan itu jelas sehingga tidak

terjadi perselisihan dan perbedaan.

c) Berpola pikir deduktif

Dalam matematika berpola pikir deduktif, maksudnya

yaitu matematika berpangkal dari aksioma yang bersifat umum

dapat dituturkan hingga memperoleh sifat–sifat khusus.

Matematika tidak menerima generalisasi berdasarkan

pengamatan (induktif), tetapi harus berdasarkan pembuktian

deduktif.30

d) Memiliki simbol yang kosong dari arti

Banyak sekali simbol–simbol yang digunakan dalam

matematika baik berupa huruf maupun simbol yang lain.

Kosongnya arti simbol maupun tanda dalam model matematika

itu justru memungkinkan “intervensi” matematika kedalam

berbagai pengetahuan. Makna huruf dan tanda itu tergantung

dari permasalahan yang mengakibatkan terbentuknya model

itu.

e) Memperhatikan semesta pembicaraan

Sehubungan dengan kosongnya arti simbol–simbol dan

tanda-tanda dalam model matematika tersebut maka dalam

matematika diperlukan kejelasan dalam lingkup apa model itu

dipakai. Bila lingkup pembicaraannya bilangan, maka simbol–

simbol diartikan bilangan.

f) Konsisten dalam sistemnya

Dalam matematika terdapat banyak sistem. Ada sistem

yang mempunyai ikatan dan ada yang dapat dipandang terlepas

satu sama lain namun tidak ada satupun sistem yang

bertentangan atau kontradiksi dengan sistem tersebut. 31

30 Erman Suherman et. al., Op. Cit., hlm. 18. 31 Soedjadi, Op. Cit.,hlm. 18.

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

28

2) Tujuan Pendidikan matematika

Tujuan pendidikan matematika dibagi menjadi dua yaitu

tujuan secara umum dan tujuan secara khusus.

a) Tujuan matematika secara umum adalah:

(1) Mempersiapkan peserta didik agar sanggup menghadapi

perubahan keadaan didalam kehidupan dan dunia yang

selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar

pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan

efisien.

(2) Mempersiapkan peserta didik agar dapat maenggunakan

matematika dan pola fikir matematika dalam kehidupan

sehari – hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu

pengetahuan.

b) Tujuan matematika secara khusus adalah:

Dalam GBPP matematika untuk pendidikan dasar

memiliki tujuan khusus yaitu:

(1) Menumbuhkembangkan ketrampilan berhitung

(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan

sehari–hari.

(2) Memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan melalui

kegiatan matematika.

(3) Memiliki pengetahuan matematika sebagai bakal untuk

melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.

(4) Mempunyai pandangan yang cukup luas dan memiliki

sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin serta

menghargai kegunaan matematika.

Selanjutnya tujuan khusus pengajaran matematika untuk

Sekolah Menengah Umum:

(1) Peserta didik memiliki kemampuan matematika sebagai

bakal untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

29

(2) Peserta didik memiliki ketrampilan matematika sebagai

peningkatan metode matematika dasar untuk dapat

digunakan dikehidupan yang lebih luas (dunia kerja)

maupun kehidupan sehari–hari.

(3) Peserta didik mempunyai pandangan yang lebih luas dan

memiliki sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin

serta menghargai kegunaan matematika.

(4) Peserta didik memiliki kemampuan yang dapat

dialihgunakan melalui kegiatan matematika. 32

d. Faktor –faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar diantaranya:

1) Internal (faktor dari dalam peserta didik), yakni keadaan/kondisi

jasmani dan rohani peserta didik

2) Eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan

disekitar peserta didik.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis

upaya belajar peserta didik yang meliputi startegi dan metode yang

digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran

materi-materi pelajaran.33

Menurut Nana Sudjana dalam bukunya Dasar – Dasar Proses

Belajar Mengajar mengatakan jika hasil belajar yang dicapai peserta

didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri

peserta didik itu sendiri dan faktor yang datang dari luar diri peserta

didik atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri peserta didik

terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan peserta

didik besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai.

Disamping itu juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat, dan

32 Ibid.,hlm. 43. 33 Muhibbin Syah, Op.Cit., hlm.132.

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

30

perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, social ekonomi,

faktor fisik dan psikis.

Sedangkan salah satu faktor lingkungan belajar yang paling

dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas

pengajaran(tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar

mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran).34

Adapun menurut Sumadi Suryabrata, faktor yang

mempengaruhi hasil belajar adalah:

1) Faktor internal, terdiri dari:

a) Faktor fisiologi: keadaan jasmani yang segar dan berfungsinya

panca indera.

b) Faktor psikologis: adanya sifat ingin tahu, adanya sifat kreatif

dan adanya keinginan untuk mendapatkan simpati orang tua,

guru, dan teman–temannya.

2) Faktor eksternal, yang meliputi:

a) Faktor non sosial seperti: keadaan udara, suhu udara, cuaca,

waktu, tempat, dan alat yang dipakai untuk belajar.

b) Faktor sosial seperti: lingkungan sekolah, lingkungan keluarga,

dan masyarakat. 35

e. Alat –alat Bantu Untuk Mengukur Hasil Belajar

Kegiatan penilaian dan pengujian pendidikan merupakan salah

satu mata rantai yang menyatu terjalin didalam proses pembelajaran

peserta didik.

Menurut Suharsimi arikunto dalam bukunya dasar–dasar

evaluasi pendidikan menjelaskan, tes adalah suatu percobaan yang

diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil pembelajaran pada

34 Nana Sudjana, Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru

Algensindo, 2000), hlm.39–40. 35 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1993),

hlm. 249.

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

31

setiap atau sekelompok peserta didik. Ada dua macam yaitu pretes dan

post tes (tes formatif).36

Jika dilihat dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat

dibedakan menjadi dua macam yaitu tes dan bukan tes. Bentuk tes ada

yang diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan), ini dapat

dilakukan secara individu maupun kelompok, ada juga tes tertulis

(menuntut jawaban dalam bentuk tulisan), tes ini disusun secara

objektif dan uraian, serta tes tindakan (menuntut jawaban dalam

bentuk perbuatan).

Sedangkan bukan tes sebagai alat penilaiannya mencakup

observasi, kuesioner, wawancara, skala sosiometri dan studi kasus.37

4. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Proses pembelajaran dengan model ini menerapkan prinsip

belajar kooperatif yaitu proses belajar yang berbasis kerjasama.

Kerjasama yang dimaksud adalah kerjasama antar peserta didik dan

antar komponen – komponen di sekolah, termasuk kerjasama sekolah

dengan orang tua peserta didik dan lembaga terkait.38

Adapun menurut pembelajaran kooperatif menurut J. Drost, SJ

adalah sebuah grup kecil yang bekerjasama sebagai sebuah tim untuk

memecahkan masalah (solve a problem), melengkapi latihan (complete

a task), atau untuk mencapai tujuan tertentu (accomplish a common

goal).

Pengelompokan memberi kesempatan peserta didik bekerjasama

satu dengan yang lain, yang merupakan kesempatan untuk

merencanakan, menyimpulkan/menganalisis dalam suasana yamg lebih

36 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),

hlm. 36, Cet. 3. 37 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2009), hlm. 5, Cet. 13.. 38 Achmad Sugandi, Teori Pembelajaran, (Semarang, UPT MKK UNNES, 2006), hlm. 94,

Cet.4.

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

32

baik. Lebih–lebih lagi, suatu kelompok kecil membuat anak–anak yang

berbeda sifat dan kemampuannya saling berinteraksi (misalnya, para

sahabat, anak yang suka menyendiri, anak yang pandai berbicara,

pecinta mesin, suaatu gabungan berbagai kemampuan).39 Dengan kata

lain dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap peserta didik

anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu

satu sama lain.

Seperti firman Allah SWT:

....

“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebijakan dan taqwa dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran dan bertaqwalah kamu kepada Allah sesungguhnya Allah amat berat siksanya”. (Q.S. Al-Maidah: 2).40

Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan

digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak

didik. Hal ini disadari, bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo

socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama.

Dengan pendekatan kelompok diharapkan dapat ditumbuhkan dan

39 J. Drost. SJ, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, (Jakarta: PT.Gramedia, 1999), hlm.91.

40 Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur’an, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya, (Semarang: Karya Toha Putra, 1995), hlm. 142.

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

33

dikembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik.

Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egoisme dalam diri mereka

masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas.

Anak didik yang dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam

kelompok akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan

kelebihan.41

Berdasarkan kelompok belajar dalam pembelajaran kooperatif

biasanya terdiri dari dua sampai enam anak. Ada beberapa faktor yang

perlu dipertimbangkan dalam menentukakn besarnya kelompok

belajar, yaitu (1) kemampuan anak, (2) ketersediaan bahan, (3)

ketersediaan waktu. Kelompok belajar hendaknya sekecil mungkin

agar semua anak aktif menyelesaikan tugas–tugas mereka.42

b. Ciri – ciri Pembelajaran Kooperatif

Ada beberapa teknik pembelajaran kooperatif yang berbeda,

tetapi semuanya memiliki ciri-ciri dasar yang sama. Salah satu ciri

dasar yang dimaksud adalah bahwa ketika peserta didik melakukan

pekerjaan dalam grupnya, mereka lakukan dengan saling bekerjasama

(they work cooperative).

Ciri-ciri dasar lainnya adalah:

1) Setiap anggota dalam sebuah grup harus menerima bahwa mereka

adalah bagian dari sebuah tim yang mempunyai tujuan tertentu.

2) Setiap anggota dalam grup harus menyadari bahwa permasalahan

yang mereka pecahkan adalah permasalahan grup.

3) Untuk menyelesaikan/melengkapi tugas kelompoknya, setiap

peserta didik harus berbicara satu dengan yang lain terlibat aktif

dalam mendiskusikan setiap permasalahan.

41 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu

Pendekatan Teoritis Psikologis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 7. 42 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2003), 125.

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

34

4) Yang perlu dijelaskan pada semua orang adalah bahwa hasil

pekerjaan setiap anggota memiliki andil yang besar dalam

sukses/tidaknya sebuah grup.43

Sistem pengajaran kooperatif bisa didefinisikan sebagai sistem

kerja/belajar kelompok yang terstruktur yang termasuk di dalam

struktur ini adalah lima pokok (johnson & johnson, 1993), yaitu:

1) Ketergantungan Positif

Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha

setiap anggotanya. Penilaian juga dilakukan dengan cara yang

unik. Setiap peserta didik mendapat nilainya sendiri dan nilai

kelompok. Nilai kelompok dibentuk dari “sumbangan” setiap

anggota. Untuk menjagaa keadilan, setiap anggota

menyumbangkan poin diatas nilai rata-rata mereka. Beberapa

peserta didik yang kurang mampu tidak akan minder terhadap

rekan-rekan mereka karena mereka juga memberikan sumbangan.

Malah mereka akan terpacu untuk meningkatkan usaha mereka dan

demikian menaikkan nilai mereka. Sebaliknya, peserta didik yang

lebih pandai juga tidak akan merasa dirugikan karena rekannya

yang kurang mampu juga telah memberikan bagian sumbangan

mereka. 44

Untuk terciptanya kelompok yang efektif, setiap anggota

kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan

tujuan kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan dengan

kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah hakikat

ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa

diselesaikan manakala ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan

tugasnya, dan semua ini memerlukan kerjasama yang baik dari

masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok diharapkan

43 Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Pusdiklat Tenaga

Teknis Keagamaan –Depag bekerjsama dengan ditbina Widyaiswara, Lan-RI, 2007), hlm. 35-36. 44 Anita lie, Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning Diruang-Ruang

Kelas), (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002), hlm. 32.

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

35

mau dan mampu membantu temannya untuk menyelesaikan

tugasnya.45

2) Tanggung Jawab Perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang

pertama. Jika tugas dan pola pemikiran dibuat menurut prosedur

model pembelajaran kooperatif, setiap peserta didik akan meras

bertanggungjawab melakukan yang terbaik.

3) Tatap Muka

Setiap kelompok harus diberikan kesmpatan untuk bertemu

muka dan diskusi, kegiatan interaksi ini akan memberikan para

pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua

anggota. Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk

saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap

muka dan interaksi pribadi.

4) Komunikasi antar anggota

Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali

dengan berbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan

peserta didik mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara.

Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para

anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka

untuk mengutarakan pendapat mereka.

5) Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok

untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama

mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. 46

c. Keuntungan Pembelajaran Kooperatif

45 Wina Sanjaya, Stategi pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan, op.cit., hlm. 246,

Cet.3. 46 Anita lie, Op.Cit., hlm.35.

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

36

1) Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari aktivitas

pembelajaran kooperatif diantaranya:

a) Mengurangi kecemasan (reduction of anxiety)

- menghilangkan perasaan “terisolasi” dan panik

- menggantikan bentuk persiangan (competition) dengan

saling kerjasama (cooperation)

- melibatkan peserta didik untuk aktif dalam proses belajar.

b) Belajar melalui komunikasi (learning through comunication) ,

seperti:

- mereka dapat berdiskusi (discus), berdebat (debate), atau

gagasan, konsep dan keahlian sampai benar-benar

memahaminya.

- Mereka memiliki rasa peduli (care), rasa tanggungjawab

(take responbility) terhadap teman lain dalam proses

belajarnya.

- Mereka dapat belajar menghargai (learn to appreciate)

perbedaan etnite (ethnicity), perbedaan tingkat kemampuan

(performance level), dan cacat fisik (disability).

c) Dengan pembelajaran kooperatif memungkinkan peserta didik

dapat belajar bersama, saling membantu, mengintegrasikan

pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah ia miliki, dna

menemukan pemahamannya sendiri lewat eksplorasi, diskusi,

menjelaskan, mencari hubungan dan mempertanyakan gagasan-

gagasan baru yang muncul dalam kelompoknya.

d. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Beberapa kelemahan pembelajaran kooperatif sebagai strategi

pembelajaran:

- Terhambatnya cara berpikir peserta didik yang mempunyai

kemampuan lebih terhadap peserta didik yang kurang.

- Memerlukan periode lama.

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

37

- Sesuatu yang harus dipelajari dan dipahami belum seluruhnya

dicapai peserta didik. 47

5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games

Tournament)

a Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams

Games Tournament)

TGT singkatan dari Teams Games Tournament. Menurut Amin

Suyitno TGT merupakan model pembelajaran kooperatif untuk

pengelompokan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung

jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Penambahan

skor perolehan tim/kelompok setelah pelaksanaan kuis, antar

kelompok dipertandingkan suatu permainan edukatif (Edukative

Games).48

Sedangkan menurut Melvin L. Silberman inti dari TGT adalah

menggabungkan kelompok belajar dan kompetisi tim, dan bisa juga

digunakan untuk meningkatkan pembelajaran beragam fakta, konsep,

dan ketrampilan.49

Pembelajaran koperatif tipe TGT adalah salah satu tipe atau

model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan,

aktivitas seluruh peserta didik tanpa harus ada perbedaan status,

melibatkan peran aktif peserta didik dan mengandung unsur permainan

dan reinforcement.

Aktivitas belajar dalam model pembelajaran kooperatif tipe

TGT melibatkan pengakuan tim dan tanggungjawab kelompok untuk

pembelajaran individu anggota. Inti kegiatan dalam TGT adalah:

1) Mengajar: guru mempresentasikan materi pelajaran

47 Mutadi, Op.Cit., hlm. 37. 48 Amin Suyitno, Pemilihan Model-Model Pembelajaran Dan Penerapannya di SMP

(Semarang: UNNES, 2007), hlm. 10. 49 Melvin L. Silberman , Active Learning 101 cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Penerbit

Nusamedia kerjasama dengan Penerbit Nuansa, 2004), hlm. 181.

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

38

2) Belajar pada tim: peserta didik belajar melalui kegiatan kerja dalam

tim/kelompok mereka dengan dipandu oleh Lembar kegiatan,

untuk menuntaskan materi pelajaran.

3) Pemberian kuis: peserta didik mengerjakan kuis secara individual

dan tidak boleh kerjasama untuk menambahkan skor tim/kelompok

setelah pelaksanaan kuis, antar kelompok dipertandingkan suatu

permainan edukatif (educative games).50

4) Penghargaan: pemberian pengharagaan kepada peserta didik yang

berprestasi dan tim/kelompok yang memperoleh skor tertinggi

dalam kuis.

Untuk itu guru harus mempersiapkan suatu permainan yang

mendidik yang dimainkan peserta didik setelah pelaksanaan kuis.

Dengan demikian, peserta didik memainkan permainan dengan

anggota-anggota kelompok lain untuk memperoleh tambahan

skor/poin bagi tim mereka. Berlomba–lomba dalam memperoleh nilai

sangat bagus dan sangat mendidik, hal ini sesuai dengan firman Allah

SWT dalam surat Al Maidah ayat 48.

....... ⌧

...... “Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu

umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang

50 Amin Suyitno, op.cit., hlm. 10

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

39

telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba – lombalah berbuat kebajikan”. (QS. Al Maidah: 48).51

b Komponen – komponen dalam Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe TGT (Teams Games Tournament)

Ada 5 komponen utama dalam TGT yaitu:

1) Presentasi di kelas

Materi pelajaran diperkenalkan dalam presentasi didepan

kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali

dilakukan/diskusi pelajaran yang di pimpin oleh guru, dengan cara

ini, para peserta didik akan menyadari bahwa mereka harus benar-

benar memperhatikan penuh selama presentasi kelas, karena

dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan

kuis-kuis dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.

2) Tim

Tim terdiri dari 4-5 peserta didik yang mewakili seluruh

bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras

dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa

semua anggota tim benar-benar belajar, untuk mempersiapkan

anggotanya untuk mengerjakan kuis dengan baik. Pada setiap

poinnya, ditekankan harus membuat anggota tim melakukan yang

terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk

membantu tiap anggotanya.

3) Game

Menurut Slavin, memberikan uraian tentang arti

tim:

51 Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur’an, op.cit., hlm.154.

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

40

”The games are composed of content-relevant questions designed to test the knowlegde student gain from class presentations and team practice”.52

Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang konteksnya

relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan peserta didik

yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja

tim. Setiap kelompok memperoleh soal–soal game. Guru

mengocok kartu bernomor (yang berisi nomor–nomor soal) dan

bagi kelompok yang bisa dapat mengacungkan jari mereka. Hal ini

dilakukan secara rebutan antar kelompok. Game ini dikemas dalam

turnamen.

4) Turnamen

Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. 53

Menurut Melvin L. Silberman dalam buku ”Active Learning

101 cara belajar peserta didik aktif” turnamen dapat dilakukan

dengan ronde sebanyak–banyaknya namun harus memberi

kesempatan tim untuk menjalani sesi belajar antar masing–masing

ronde. Lamanya turnamen belajar bervariasi, bisa singkat selama

dua puluh menit atau bahkan beberapa jam.54

5) Rekognisi Tim

Tim akan mendapatkan setifikat atau bentuk penghargaan

yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu.

55 Tim mendapatkan julukan ”tim Kurang” jika nilai kelompok < 9,

julukan ”Tim Baik” jika 9 ≤ nilai kelompok < 10, ”Tim Hebat”

jika 10 ≤ nilai kelompok < 12, dan “Tim Super” jika nilai

kelompok ≥ 12.

52 Robert E Slavin, Cooperative Learning: Theory, research, and practice, (Nedam Heights: Allyn & Bacon, 1995), hlm. 84.

53 Robert E. Slavin, Cooperative Learning; (Teori, Riset Dan Praktik), (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm. 166.

54 Melvin L. Silberman, op.cit, hlm.182. 55 Robert E. Slavin, op.cit., hlm. 146.

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

41

Langkah–langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT (Teams Games Tournament) pada materi pokok logaritma

adalah sebagai berikut:

1) Guru mempresentasikan dan menyajikan garis besar tentang rumus

sifat-sifat logaritma:

a) baaxb agg loglog)log( +=

b) baba ggg logloglog −=⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

c) anxa gng loglog =

d) ,log1

logloglog

aabb bx

xa == x > 0 dan x≠ 1

e) ba ba

=log

2) Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok yang terdiri dari

4-5 peserta didik yang memiliki kemampuan heterogen.

3) Guru membagi lembar kegiatan kepada tiap kelompok untuk

membantu peserta didik memahami materi dan guru memberikan

bimbingan pada kelompok tertentu apabila diperlukan.

4) Bila ada peserta didik yang tidak dapat mengerjakan soal dalam

lembar kegiatan, teman satu tim atau kelompok bertanggungjawab

untuk menjelaskan kepada temannya.

5) Berikan kunci jawaban lembar kegiatan agar kelompok dapat

mengecek pekerjaannya sendiri.

6) Memberikan kuis secara individu untuk mengetahui seberapa

besar pemahaman peserta didik tentang materi sifat-sifat logaritma

yang telah diberikan.

7) Membahas soal kuis bersama–sama dengan peserta didik.

8) Memberikan soal game yang dikerjakan dalam kelompok.

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

42

9) Guru mengocok kartu soal dan dengan cara rebutan anggota

kelompok mengerjakan soal game didepan kelas.

10) Mengawasi jalannya turnamen dan mencatat skor yang dihasilkan

oleh individu maupun kelompok.

11) Bersama peserta didik mengevaluasi dan menyimpulkan meteri

pembelajaran.

12) Memberikan tes evaluasi dan pekerjaan rumah.

13) Penghargaan kepada kelompok dan memberikan hadiah kepada

peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi.

Untuk mengetahui peningkatan poin kemajuan perlu diketahui

skor awal atau skor dasar. Skor awal mewakili skor rata–rata pada kuis

sebelumnya. Skor awal digunakan untuk menambah poin kemajuan

setelah mengerjakan game. Penghargaan dapat diberikan berdasarkan

pada rata–rata skor yang dicapai oleh kelompok. Kriterianya sebagai

berikut:

Nilai kelompok < 9 : Tim Kurang

9 ≤ Nilai kelompok < 10 : Tim Baik

10 ≤ Nilai kelompok < 12 : Tim Hebat

Nilai kelompok ≥ 12 : Tim Super

Ketika memberikan penilaian akhir pada peserta didik, nilai

hendaknya didasarkan pada nilai kuis dan evaluasi akhir. Karena jika

penilaian didasarkan pada kemampuan tim maka ini dipandang sebagai

sesuatu yang tidak adil bagi anggota tim yang memperoleh nilai tinggi.

6. Logaritma

Logaritma yang akan dibahas pada penelitian kali ini adalah

Standar Kompetensi : 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan

pangkat, akar dan logaritma.

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

43

Kompetensi Dasar : 1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar dan

logaritma.

Materi logaritma terdapat pada SMA/MAN. Dalam penelitian kali

ini akan dibahas mengenai sifat – sifat logaritma.

SIFAT – SIFAT LOGARITMA

Sifat–sifat logaritma dapat digunakan untuk mengubah bentuk–

bentuk logaritma kedalam bentuk–bentuk yang diinginkan. Sifat–sifat

tersebut adalah:

a. Sifat 1

Jika a, b, dan c positif serta g = 0, g≠ 1, maka:

1) Logaritma perkalian dua bilangan sama dengan jumlah logaritma

dari masing – masing bilangan tadi, ditulis:

2) Logaritma pembagian dua bilangan sama dengan selisih logaritma

dari masing – masing bilangan itu, ditulis:

3) Logaritma suatu bilangan berpangkat sama dengan pangkat

dikalikan dengan logaritma bilangan itu, ditulis:

Bukti :

Misalkan qa

pa

acqcabpb

=⇔=

=⇔=

loglog

(i) ).log()log( qpaa aabc =

baaxb ggg loglog)log( +=

baba ggg logloglog −=⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

anxa gng loglog =

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

44

= qpa a +log

=p+q

= cb aa loglog + (terbukti)

(ii) q

paa

aa

cb loglog =

= qpa a −log

= p-q

= cb aa loglog − (terbukti)

(iii) npana ab )log(log =

= npa alog

= np

=n ba log (terbukti)

Contoh :

A. Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma berikut :

1. )log(2 xy 3. 54 log x

2. qplog5 4. 3log xa

Pembahasan:

1. )log(2 xy = yx loglog 22 +

2. qplog5 = qp loglog 55 −

3. 54 log x =5 xlog4

4. xxx aaa log31loglog 3

13 ==

B. Sederhanakan:56

1. 8log4log 22 +

2. 31log217log 77 −

56 Sartono Wirodikromo, Matematika Untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm.

37.

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

45

3. 20log5log325log2 +−

Pembahasan:

1. 8log4log 22 + = )84log(2 x

= 532log2 =

2. 31log217log 77 − = ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

31217log7

= 7log7

= 1

3. 20log5log325log2 +− = 20log5log25log 32 +−

=log 20log5

253

2

+

= 2100log205

25log 3

2

==⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛x

b. Sifat 2 (mengubah bilangan pokok logaritma)

Jika a > 0, a ≠ 1, b > 0, dan b ≠ 1, maka:

Bukti:

Misalkan pa abpb =⇔=log

maka bpaap

aa

ab a

x

x

x

px

x

x

logloglog

loglog

loglog

====

Selanjutnya )(log1

loglog1

logloglog terbukti

abaa

bb b

x

xx

xa ===

Contoh:

Jika a=3log2 , nyatakan logaritma-logaritma berikut dibawah ini

dalam a.

,log1

logloglog

aabb bx

xa == x > 0 dan x≠ 1

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

46

a. 3log8 b. 2log3

Pembahasan:

a. 3log8 = a313log

31

2log3log

31

2log3log

8log3log 2

3 ====

b. 2log3 =a1

3log1

2 =

c. Sifat 3

Sifat 3 merupakan perluasan dari sifat–sifat yang terdahulu:m

adalah bilangan bulat dan n bilangan asli ≥ 2

Contoh:

a. Hitunglah 64log5log 52 x

b. Jika ,3log2 a= nyatakan logaritma – logaritma berikut ini dalam a.

(i) 81log4 (ii) 27log8

Pembahasan:

a. 64log5log 52 x = 62log64log 622 ==

b. (i) a23log243log81log 2424 2

===

(ii) a=== 3log3log27log 2328 3

d. Sifat 4

Jika a > 0, a≠ 1, dan b > 0, maka:

Bukti:

1) bbax gag logloglog =

2) anma gmg n

loglog =

3) aa gng n

loglog =

ba ba

=log

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

47

Misalkan baxb xa =⇔=log

xb aaa

=log

ba ba

=log (terbukti) 57

Contoh:

Tentukan hasil dari:

a. 5log3

3 b. 4log9

3 c. 4log3

9

Pembahasan:

a. 5log3

3 = 5

b. 4log9

3 = 2333 2log4log4log 321

323

===

c. 169999 16log4log4log4log 92921

93

====

Dengan ringkasan materi dan contoh-contoh tersebut peserta didik

harus mampu menganalisa soal yang akan diberikan dengan cermat.

Walaupun sekilas soal yang diberikan sangat sulit tapi jika peserta didik

telah memahami konsep yang ada, pasti peserta didik dapat mengerjakan

soal tentang logaritma dengan mudah.

Pemahaman konsep dan penalaran setiap peserta didik sangatlah

berbeda-beda maka diharapkan dengan diadakannya kerja sama dalam

kelompok, peserta didik dapat saling membantu menjelaskan kepada

temannya yang belum paham demi meningkatkan pemahaman konsep

peserta didik pada materi pokok logaritma.

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini

diharapkan peserta didik tidak merasa jenuh karena didalamnya ada

permainan yang mendidik, kuis, dan kerjasama dalam kelompok sehingga

hal demikian dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta

didik.

57 Suwah Sembiring dkk, Pelajaran Matematika Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2,

(Bandung: CV. Yrama Widya, 2007), hlm.56.

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

48

7. Keterkaitan Teori dengan Judul

Dalam proses belajar mengajar peserta didik sering kali kesulitan

menerima materi yang disampaikan oleh guru. Kesulitan tersebut termasuk

pelajaran matematika salah satunya materi logaritma yang terdiri dari

banyak rumus yang sebenarnya mempunyai pola yang unik sehingga

banyak peserta didik yang mengeluhkan rumitnya cara mengerjakan.

Karena selama ini peserta didik selalu pasif dalam proses belajar mengajar

sehingga peserta didik menyepelekan pelajaran. Padahal dalam materi

pokok logaritma ini peserta didik dituntut mengerjakan soal yang beraneka

ragam bentuk. Sehingga sebelum mengerjakan soal, peserta didik sudah

menyerah.

Materi pokok logaritma sangat cocok menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT karena didalamnya terdapat pengakuan

tim, tanggung jawab kelompok dalam pembelajaran individu, antar

kelompok dipertandingkan dalam permainan yang edukatif sehingga

peserta didik akan termotivasi untuk belajar guna meningkatkan skor tim

mereka, peserta didik akan merasa nyaman dalam belajar bersama

temannya, ada tanggungjawab individu agar skor kelompok meningkat

sehingga tidak ada tekanan karena setiap kelompok harus bekerjasama

sehingga setiap anggotanya paham akan materi yang dipelajari.

Dengan demikian diharapkan dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT tidak hanya hasil belajar peserta didik

yang meningkat tetapi juga motivasi belajar peserta didik juga karena

melalui penarapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT guru dapat

mengkondisikan peserta didik sedemikian hingga peserta didik dapat

terlibat secara aktif dalam pembelajaran, mampu bekerja sama diantara

paserta didik sehingga hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik

meningkat.

B. Hipotesis Tindakan

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

49

Berdasarkan uraian masalah yang ada diatas, maka hipotesis tindakan

yang diajukan dalam penelitian ini yaitu apabila dilakukan penggunaan model

pembelajaran TGT (Team Games Tournament) pada materi pokok logaritma,

maka motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas X A MAN

Semarang 2 dapat ditingkatkan.

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

Tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

Reserch (CAR).1 Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi

pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses

pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.2

PTK dapat diartikan sebagai upaya atau tindakan yang dilakukan oleh guru

atau peneliti untuk memecahkan masalah pembelajaran melalui kegiatan

penelitian. Upaya ini dilakukan dengan cara merubah kebiasaan (misalnya

metode, strategi, media) yang ada dalam kegiatan pembelajaran, perubahan

tindakan yang baru ini diharapkan dapat meningkatkan proses dan hasil

pembelajaran. Pada umumnya PTK dibagi kedalam dua jenis, yakni (1) PTK

individual, yakni guru sebagai peneliti, dan (2) PTK kolaborasi, yakni guru

bekerjasama dengan orang lain, orang lain ini sebagai sebagai peneliti

sekaligus pengamat.3 Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian

kolaborasi.

Sumber data penelitian ini adalah peserta didik dan guru. Jenis data

yang diperoleh adalah kuntitatif dan kualitatif. Adapun lokasi penelitiannya

yaitu MAN Semarang 2. Penelitian ini mengkaji tentang motivasi belajar dan

hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran matematika.

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 93, Cet. 13.

2 Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 8. 3 Wahidmurni dan Nur Ali, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari

Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 15, Cet. 2.

49

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

50

1. Model Penelitian

PTK merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur dari

berbagai kegiatan pembelajaran. Secara garis besar prosedur penelitian

tindakan mencakup empat daur: perencanaan (planning), tindakan

(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Secara lebih

rinci prosedur pelaksanaan PTK dapat digambarkan sebagai berikut:4

4 Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Mahasiswa IAIN Walisongo

(Semarang: -----,2008), hlm.7.

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

51

Belum Terselesaikan

Gambar.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

Pencana Tindakan I (Alternatif Pemecahan)

(Rencana tindakan II) Penerapan model pembelajaran kooperatiftipe (TGT) dalam pembelajaran matematika materi logaritma

Pelaksanaan Tindakan IIGuru mengadakan proses pembelajaran materi pokok logaritma sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT).

Refleksi II Jika belum berhasil, refleksi siklus II digunakan untuk acuan perbaikan pada pelaksanaan siklus selanjutnya.

Analisis Data II: Menganalisis hasil tes belajar dan hasil observasi kinerja peserta didik dalam kelompok.

Pengamatan II Mengobservasi kinerja peserta didik dalam kelompok, memberikan tes hasil belajar matematika materi pokok logaritma, dan memberi angket..

Berhenti pada siklus ini! Masalah terselesaikan?

Refleksi I Hasil refleksi siklus 1 digunakan untuk acuan perbaikan pada pelaksanaan siklus II

Analisis Data I: Menganalisis hasil tes belajar dan hasil observasi kinerja peserta didik dalam kelompok.

Pengamatan I Mengobservasi kinerja peserta didik dalam kelompok, memberikan tes hasil belajar matematika materi logaritma dan memberi angket.

Permasalahan Hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik pada materi pokok logaritma masih rendah,peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran

Pencana Tindakan I (Alternatif Pemecahan)

(Rencana tindakan I) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT) dalam pembelajaran matematika materi logaritma

Pelaksanaan Tindakan I

Guru mengadakan proses pembelajaran materi pokok logaritma sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT).

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

52

Prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah terdiri dari 4 tahap,

secara rinci sebagai berikut:

a. Perencanaan

1). Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan indikator

keberhasilan penelitian.

2). Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di

kelas.

3). Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis

proses dan hasil tindakan.

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah

melaksanakan tindakan penerapan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)

pada materi pokok logaritma dalam meningkatkan motivasi belajar dan

hasil belajar peserta didik yang telah direncanakan.

c. Pengamatan

Dalam tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan

tindakan. Peneliti melihat kondisi pembelajaran dan mencatat peserta

didik dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran.

d. Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan,

dianalisis dan didiskusikan dengan kolaborator yaitu guru pelajaran

matematika dan dicari solusi dari permasalahan pembelajaran yang

telah berlangsung guna perbaikan pada siklus berikutnya.

2. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti memakai 2 siklus yaitu

siklus I dan siklus II. Sebelum peneliti melaksanakan siklus, terlebih

dahulu diadakan pre tes yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemampuan

peserta didik dalam memahami materi yang telah diajarkan sebelumnya

(pengertian logaritma). Nilai dari kuis akan digunakan sebagai skor awal

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

53

dalam menentukan poin bagi kemajuan tim dalam game. Sedangkan untuk

tiap – tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi partisipasif

antara guru mata pelajaran matematika kelas X A MAN Semarang 2

dengan peneliti.

a Pra siklus

Dalam pra siklus ini peneliti belum memberikan metode yang

akan ditawarkan pada guru pelajaran sehingga pengajaran yang di

gunakan masih murni belum tercampur oleh peneliti. Model

pembelajaran yang dipakai oleh guru kelas adalah model pembelajaran

yang masih bersifat konvensional dan kurang menarik minat peserta

didik untuk belajar matematika sehingga proses pembelajaran

matematika materi pokok logaritma pada dua tahun sebelumnya belum

memperoleh hasil yang memenuhi KKM, yaitu 70. Perolehan ini perlu

ditingkatkan menjadi 70 sesuai KKM. Informasi tersebut diperoleh

dari Ibu Isti’anah, S.Pd selaku guru matematika tahun ajaran 2008-

2009 dan 2007-2008 di MAN Semarang 2 pada tanggal 28 Maret

2009.

b Siklus I

Pada siklus I, topik yang akan dibahas adalah sifat – sifat

logaritma yang berkaitan dengan logaritma pembegian, perkalian, dan

bilangan berpangkat.

1) Perencanaan

a) Peneliti mengidentifikasi kesulitan peserta didik pada materi

pokok logaritma kemudian peneliti mencari apa penyebab

peserta didik kurang aktif saat pembelajaran matematika

berlangsung.

b) Peneliti menyiapkan Recana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

materi pokok logaritma sub bab sifat – sifat logaritma.

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

54

c) Peneliti menyiapkan lembar kegiatan pada materi pokok

logaritma beserta kunci jawabannya.

d) Peneliti menyiapkan soal untuk kuis.

e) Peneliti menyiapkan soal – soal game.

f) Peneliti menyiapkan soal evaluasi.

g) Peneliti menyiapkan tugas rumah.

h) Peneliti merencanakan pembentukan kelompok

i) Peneliti membuat lembar pengamatan pembelajaran kooperatif

untuk peserta didik.

j) Peneliti menyiapkan lembar angket untuk mengetahui motivasi

peserta didik.

k) Peneliti menyiapkan hadiah bagi peserta didik yang

memperoleh nilai tertinggi.

2) Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah

melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan,

yaitu sebagai berikut:

a) Memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan

dilakukan dan memberikan motivasi belajar.

b) Membagi peserta didik ke dalam kelompok yang terdiri dari

peserta didik yang memiliki kemampuan heterogen.

c) Menyampaikan apersepsi dan menyampaikan indikator tentang

sifat – sifat logaritma.

d) Menyampaikan materi secara singkat.

e) Membagi lembar kegiatan untuk membantu peserta didik

memahami materi yang akan diajarkan.

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

55

f) Memberikan bimbingan pada kelompok tertentu apabila

diperlukan.

g) Bila ada peserta didik yang tidak dapat mengerjakan lembar

kegiatan, teman satu tim atau kelompok bertanggungjawab

untuk menjelaskan kepada temannya.

h) Berikan kunci lembar kegiatan agar kelompok dapat mengecek

pekerjaannya sendiri.

i) Memberikan kuis secara individu untuk mengetahui seberapa

besar pemahaman peserta didik tentang materi yang telah

diberikan.

j) Memberikan soal game yang dikerjakan oleh tiap – tiap

kelompok.

k) Guru mengocok kartu soal.

l) Dengan cara rebutan anggota kelompok mengerjakan soal

game didepan kelas.

m) Mengawasi jalannya turnamen dan mencatat skor yang

dihasilkan oleh individu maupun kelompok.

n) Bersama peserta didik mengevaluasi dan menyimpulkan hasil

belajar.

o) Memberikan tes evaluasi dan pekerjaan rumah.

p) Memberikan lembar angket motivasi.

q) Memberikan penghargaan kepada kelompok dan memberikan

hadiah kepada peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi.

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

56

3) Pengamatan

a) Peneliti mengawasi aktivitas peserta didik ketika diskusi

kelompok dan keberhasilan peserta didik dalam melaksanakan

tugas.

b) Mengamati aktivitas peserta didik saat mengisi lembar

kegiatan.

c) Mengamati dan mencatat peserta didik yang aktif, berani

bertanya kepada guru, atau berani menjawab pertanyaan dari

teman yang belum paham dan berani mengerjakan tugas di

papan tulis.

d) Pengamatan pada guru kelas dalam menjalankan RPP.

4) Refleksi

a) Menganalisis hasil pengamatan untuk memberikan simpulan

sementara terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus I.

b) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada

pelaksnaan kegiatan penelitian dalam siklus II.

c Siklus II

Pada siklus II, topik yang dibahas adalah sifat – sifat logaritma

berikutnya. Pada prinsipnya, semua kegiatan sklus II mirip dengan

kegiatan siklus I,. Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I,

terutama didasarkan atas hasil refleksi pada siklus I.

1) Tahapannya tetap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan

refleksi.

2) Materi pelajaran berkelanjutan.

3) Diharapkan, kerjasama kelompok semakin meningkat.

Data hasil belajar diambil dari hasil kuis dan nilai evaluasi akhir

pada tiap siklus. Data tentang proses belajar mengajar pada saat

dilaksanakan penelitian tindakan kelas diambil dengan lembar

observasi. Data tentang refleksi dan perubahan – perubahan yang

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

57

terjadi di kelas diambil dari jurnal, angket, dan hasil tes akhir

pembelajaran.

Nilai hasil belajar dikatakan meningkat apabila nilai rata – rata

kuis ditambah dengan evaluasi akhir pada siklus II lebih besar dari

siklus I. Motivasi belajar dikatakan meningkat apabila nilai rata – rata

angket semua peserta didik pada siklus II lebih tinggi daripada siklus I.

3. Sumber Data dan Jenis Data

a. Sumber data adalah subyek penelitian itu sendiri. Subyek yang akan

diteliti adalah peserta didik pada kelas X A yang berjumlah 45 peserta

didik yang terdiri dari 17 putra dan 28 putri.5 Tabel. 1 Daftar Nama Peserta Didik Kelas X A MAN Semarang 2

No. NIS NAMA 1 09003 AGUS NURYONO 2 09004 AHMAD ADZLAN 3 09005 AIDA FITRIA KURNIAWATI 4 09006 AKHLIS NUR SOFI 5 09007 ARI SETIAWAN 6 09008 BAHAR MARIO NOR SANDI 7 09009 DEDY SANTOSO 8 09010 DHEANIRA INTAN RISKY SAFITRY 9 09011 DIAH FITRIYANI 10 09012 DWI ARIFIANI 11 09013 EKA OKTAVIA PUSPITASARI 12 09014 GALIH AFRIZAL TANJUNG 13 09015 INDAH YULIANTI 14 09016 KHISNUL ULUM 15 09017 KHOLIFATUL HASANAH 16 09018 LAILATUR RAICHAH 17 09019 LIA FUADA ZUHRIA 18 09020 LILIS SETIYOWATI 19 09021 LIYYA MUFLIKHATUNNISA 20 090222 LUCYANA 21 09023 M. KHAFIDHUL MUFID 22 09024 M. KHARIS FUADI 23 09025 MIFTAHUL CHOIR 24 09026 MIFTAHUL ROHMAH 25 09027 MINA KUSANIA

5 Dokumen MAN Semarang 2 Tahun Ajaran 2009/2010

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

58

26 09028 MUHAMMAD IDHAM KHOLID 27 09029 MUHAMMAD ZULFIKAR 28 09030 MUNDAKIROH 29 09031 NADHIFAH 30 09032 NINIK WIJAYANTI 31 09033 NUR NAYATUL LAILI 32 09034 NUR SANTI HIDAYAH 33 09035 NURUL KHASANAH 34 09036 RISKA DITAVIVIANI 35 09037 RIZQI NUR LAELA 36 09038 SANI NUR HIDAYAH 37 09039 SELINDA A 38 09040 SIGIT PRAYOGO 39 09041 SITI KODRIYAH 40 09042 ULIL AMRI 41 09043 WAHYU SETIONO 42 09044 WIDARTI 43 09045 YASINTA MAULIDSARI 44 09046 YOGA ARI SETIAWAN 45 09047 ZAINUL WAFA

b. Jenis datanya adalah data kuantitatif dan kualitatif yang berupa (a)

penilaian hasil kuis, (b) hasil tes, dan (c) angket motivasi belajar.

4. Kolaborator

Kolaborasi (kerjasama) dalam PTK antara guru dengan peneliti

menjadi hal penting terutama dalam pemahaman, kesepakatan tentang

permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan

kesamaan tindakan (action). Melalui kerjasama, mereka secara bersama

dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi guru dan/ atau peserta

didik di sekolah. Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan

tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan

pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti,

bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Sebagai penelitian yang

bersifat kolaboratif, kedudukan antara peneliti dan guru mempunyai peran

yang saling membutukan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan.

Peran kerja sama sangat menentukan keberhasilan PTK terutama pada

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

59

kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun uysulan, melakukan tindaka,

observasi, merekam data, evaluasi, refleksi, menyeminarkan hasil, dan

menyusun laporan akhir.6

Adapun kerjasama di sini berupa sudut pandang dari kolabolator

dalam upaya meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta

didik. Oleh karena itu, peneliti memerlukan kolabolator yang dapat

memberikan masukan-masukan demi tercapainya tujuan penelitian.

Yang menjadi kolaborator disini adalah Ibu Dra. Rus Hamidah,

M.Pd. Pengalaman mengajar beliau tidak kurang dari 15 tahun. Karena

pengalaman mengajar beliau sudah lama diharapkan kolaborator ini dapat

memberikan masukan-masukan dalam melaksanakan perbaikan-perbaikan

pembelajaran selama siklus dalam penelitian yang dilaksanakan.

5. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas X A yang

berjumlah 45 peserta didik yang terdiri dari 17 putra dan 28 putri.

6. Waktu dan tempat penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama 30 hari, dimulai tanggal 7

Agustus sampai 5 September 2009 di kelas X A MAN Semarang 2.

6 Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Mahasiswa IAIN Walisongo,

(Semarang: -------, 2008), hlm.7.

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

60

7. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Berikut ini merupakan jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan

kelas di MAN Semarang 2.

Tabel. 2 Jadwal Penelitian

No. Rencana Kegiatan Waktu (minggu) ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Kondisi awal

(observasi awal) X

2.

3.

Persiapan

Menyusun Konsep Pelaksanaan pembelajaran

X

Menyusun instrumen penelitian. X

Menyepakati jadwal dan tugas penelitian X

Diskusi Konsep pelaksanaan penelitian. X

Pelaksanaan

Mempersiapkan bahan pembelajaran.

X

Pelaksanaan siklus 1. X

Melakukan Refleksi tindakan siklus I.

X

Pelaksanaan Siklus II X

Melakukan Refleksi tindakan siklus II.

X

4. Pembuatan Laporan

Menyusun konsep laporan penelitian.

X

Penyelesaian laporan X X

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

61

B. INDIKATOR KEBERHASILAN

1. Tercapainya tujuan pertama, yaitu adanya peningkatan motivasi belajar

peserta didik kelas X A MAN Semarang 2 dalam pada materi pokok

logaritma ≥ 65%.

2. Tercapainya tujuan kedua, yaitu ada peningkatan hasil belajar peserta

didik kelas X A MAN Semarang 2 dalam pada materi pokok logaritma

yang ditandai rata-rata hasil belajar adalah 70 dengan ketuntasan klasikal

85%.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dasar untuk mencapainya suatu penelitian ini, maka diperlukan data

yang mempunyai validitas yang tinggi. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan triangulasi metode yaitu:

1. Wawancara (Interview)

Interview yang sering disebut dengan wawancara atau kuesioner

lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari terwawancara. Interviu digunakan untuk

menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel

latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap

sesuatu.7

Metode ini dilakukan untuk memperoleh data-data tentang

permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran sebelum pemberian

tindakan, diantaranya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan

dalam pembelajaran matematika, motivasi belajar dan hasil belajar peserta

didik sebelum pemberian tindakan pada materi pokok logaritma di tahun

pelajaran sebelumnya.

2. Metode Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang–

barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

menyelidiki benda–benda tertulis seperti buku–buku, majalah, dokumen,

7 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 155.

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

62

peraturan–peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.8

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

data nama peserta didik dan guru, dokumen (catatan hasil belajar) 9, dan

arsip–arsip lain yang berhubungan dengan penelitian.

Metode ini dilakukan untuk memperoleh daftar nama peserta didik

yang termasuk dalam subjek penelitian, nilai formatif materi terakhir

sebelum pemberian tindakan dan sebagainya. Selain itu juga digunakan

untuk pengambilan gambar peserta didik dalam melaksanakan model

pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).

3. Metode Tes

Tes merupakan alat ukur yang diberikan kepada individu untuk

mendapatkan jawaban–jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau

secara lisan atau secara perbuatan.10 Metode tes digunakan untuk

mengukur hasil belajar yang telah dicapai peserta didik kelas X A MAN

Semarang 2 dalam belajar matematika pada materi pokok logaritma sub

bab sifat–sifat logaritma. Tes disusun oleh peneliti. Tes dalam penelitian

ini ada dua yaitu kuis dan evaluasi akhir. Hasil tes tersebut dalam

penelitian ini disebut sebagai hasil belajar. Hasil belajar pada siklus I

dipakai untuk melihat keberhasilan sementara dalam pembelajaran

menggunakan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament),

yang akan dibandingkan dengan hasil belajar pada pra siklus, dan siklus I

sebagai evaluasi untuk merefleksi pada siklus II. Sedangkan hasil belajar

pada siklus II adalah untuk melihat keberhasilan model pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran TGT (Teams Games

Tournament).

Metode ini digunakan untuk mengambil data tentang kemampuan

menyelesaikan soal sifat-sifat logaritma sebagai hasil belajar peserta didik

8 Ibid., hlm. 158. 9 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi

Guru, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 125. 10 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2007), hlm. 100, Cet. 4.

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

63

setelah penerapan pembelajaran pembelajaran TGT (Teams Games

Tournament). Dalam penelitian ini menggunakan soal uraian.

4. Metode Observasi

Observasi sebagai alat pengumpul data banyak digunakan untuk

mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan

yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam

situasi buatan.11

5. Metode Angket atau Kuesioner (Questionnaires)

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal–hal yang ia ketahui.12

Metode angket ini digunakan untuk mengetahui peningkatan

motivasi belajar peserta didik terhadap penerapan pembelajaran kooperatif

tipe TGT. Motivasi belajar pada siklus I dipakai untuk melihat

keberhasilan sementara dalam pembelajaran menggunakan model

pembelajaran TGT (Teams Games Tournament), yang akan dibandingkan

dengan motivasi belajar pada pra siklus, dan siklus Isebagai evaluasi untuk

merefleksi pada siklus II. Sedangkan motivasi belajar pada siklus II adalah

untuk melihat keberhasilan model pembelajaran matematika dengan model

pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).

D. METODE ANALISIS DATA

Analisis data merupakan usaha untuk memilih, membuang,

menggolongkan, menyusun kedalam kategorisasi, mengklasifikasikan data

untuk mendukung tujuan dari penelitian.

Sebagaimana dalam pelaksanaan PTK, analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

11 Ibid., hlm. 109. 12 Suharsimi Arikunto,op.cit., hlm. 151.

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

64

1. Analisis kualitatif digunakan untuk memberikan informasi yang

menggambarkan peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar peserta

didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2. Analisis Kuantitatif digunakan untuk menganalisis nilai hasil belajar

peserta didik dan perolehan skor motivasi belajar peserta didik dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pokok

logaritma .

Dalam hal ini peneliti menggunakan statistik deskripif dengan mencari

nilai rata-rata dan prosentase dari hasil belajar dan motivasi belajar.

Analisis yang digunakan secara umum terdiri dari proses analisis untuk

menghitung prosentase motivasi peserta didik yang dilihat dari angket dan

mengetahui tingkat hasil belajar peserta didik.

1. Hasil kuesioner (angket) motivasi belajar peserta didik

Untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik terhadap

penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, analisis ini dilakukan pada

instumen angket dengan menggunakan teknik diskriptif melalui prosentase

dan rata–rata skor motivasi belajar peserta didik secara klasikal.

Instrumen angket terdiri dari 30 pertanyaan. Kriteria penilaian

untuk tiap 1 pertanyaan adalah sebagai berikut:

a. Skor 3 untuk peserta didik yang sangat setuju dengan pertanyaan .

b. Skor 2 untuk peserta didik yang setuju dengan pertanyaan.

c. Skor 1 untuk peserta didik yang tidak setuju dengan pertanyaan.

d. Skor 0 untuk peserta didik yang sangat tidak setuju dengan pertanyaan.

Sehingga jumlah skor maksimal adalah 90.

Adapun perhitungan prosentase hasil angket motivasi belajar

adalah:

Prosentase (%) = %100xNn

Keterangan:

N = Jumlah seluruh skor

n = Jumlah skor yang diperoleh oleh peserta didik

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

65

% = Tingkat prosentase yang dicapai

Indikator motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut:

Skor %85≥ : motivasi belajar peserta didik tinggi.

65% ≤ Skor ≤ 84% : motivasi belajar peserta didik sedang.

45% ≤ Skor ≤ 64% : motivasi belajar peserta didik cukup.

Skor ≤ 44% : motivasi belajar peserta didik kurang.

Adapun rumus yang digunakan untuk rata – rata nilai motivasi

belajar semua peserta didik adalah:

PX

x ∑=

Keterangan:

x = Rata – rata nilai motivasi peserta didik

∑X = Jumlah seluruh nilai

P = Jumlah peserta didik

Adapun rumus yang digunakan untuk prosentase dari rata-rata nilai

motivasi belajar peserta didik adalah:

Prosentase (%) = %100xRr

Keterangan:

R = Jumlah seluruh skor

r = Jumlah rata-rata skor motivasi belajar peserta didik

% = Tingkat prosentase yang dicapai

2. Hasil evaluasi siklus peserta didik

Untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan

soal–soal, sianalisis dengan cara menghitung rata–rata nilai ketuntasan

belajar secara klasikal.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis (kuis

individu dan evaluasi akhir). Kuis pada siklus I terdiri dari 2 soal essay

dan di setiap soal terdapat 3 item dan evaluasi akhirnya terdiri dari 4 soal

essay sehingga jumlah seluruhnya 10 soal. Jika setiap jawaban benar maka

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

66

bernilai 10, jika kurang sedikit nilainya 8,mendekati benar 5 namun jika

jawaban salah bernilai 3, bila tidak diisi bernilai 0. Sedangkan pada siklus

II kuis terdiri dari 2 soal essay dan evaluasi akhirnya terdiri dari 3 soal

essay sehingga jumlah seluruhnya 5 soal. Jika setiap jawaban benar maka

bernilai 20, jika mendekati benar nilainya 12, namun jika jawaban salah

bernilai 8, bila tidak diisi bernilai 0.

Rumus dan kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Ketuntasan Individu

Dikatakan tuntas belajar jika peserta didik memperoleh nilai

lebih dari atau sama dengan KKM yang ada yaitu 70 .

b. Ketuntasan Klasikal

Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat

menentukan belajar klasikal menggunakan analisis diskriptif

prosentase, dengan perhitungan:

Ketuntasan belajar klasikal = %100xMm

Keterangan: M = Jumlah seluruh peserta didik

m = Jumlah peserta didik belajar individu

% = Tingkat prosentase yang dicapai

Indikator keberhasilan ketuntasan belajar klasikal ditentukan jika

rata–rata nilai yang diperoleh lebih dari nilai KKM dan minimal 85%

dari jumlah peserta didik dikelas tersebut mendapatkan ≥70.

c. Nilai perkembangan peserta didik

Hasil dari kuis individu selain untuk mengetahui kemampuan

individu juga dapat digunakan untuk penambahan skor tim/kelompok

selain skor yang didapat dari game.

Nilai rata – rata kuis siklus I:30

otaisemuaanggjumlahnila

Nilai rata – rata kuis siklus II:20

otaisemuaanggjumlahnila

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

67

Setiap soal game bernilai 2.

Nilai kelompok : Nilai rata – rata kuis + nilai perolehan saat game.

Nilai kelompok yang diperoleh kemudian diberikan

penghargaan menurut penggolongan sebagai berikut:

Nilai kelompok < 9 : Tim Kurang

9 ≤ Nilai kelompok < 10 : Tim Baik

10 ≤ Nilai kelompok < 12 : Tim Hebat

Nilai kelompok ≥ 12 : Tim Super

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

68

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pra Siklus

Dalam praktek pembelajarannya, matematika dianggap sebagai sesuatu

yang abstrak, menakutkan dan tidaklah menarik dimata peserta didik.

Sehingga hal ini berakibat pada rendahnya output peserta didik dalam

menguasai materi matematika.

Dengan karakteristik matematika yang abstrak tersebut, apabila guru

masih menggunakan paradigma lama dalam mengajar yaitu guru lebih

mendominasi proses pembelajaran dimana pembelajaran yang dilaksanakan

masih menggunakan metode konvensional dengan peserta didik hanya datang,

duduk, mendengarkan, mencatat materi setelah itu pulang, maka hal itu akan

mengakibatkan suatu pembelajaran monoton yang akhirnya akan membuat

peserta didik merasa jenuh, tersiksa, pasif dan peserta didik tidak lagi merasa

butuh malah cenderung menyepelekan. Dengan tidak memiliki motivasi

belajar maka sering kali hasil belajar dari peserta didik masih rendah dan

kurang dari Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas X MAN

Semarang 2 tahun pelajaran 2008-2009 dan 2007-2008 yaitu ibu Istianah S.Pd

pada tanggal tanggal 28 Maret 2009, didapatkan informasi bahwa proses

pembelajaran pada mata pelajaran matematika di MAN Semarang 2 masih

dirasakan jauh dari kenyataan yang diharapkan, hal ini disebabkan pada waktu

guru menjelaskan materi, peserta didik tidak mendengarkan malah cenderung

bercanda dengan teman dan ketika peserta didik diberi tugas, peserta didik

hanya mencontek tanpa mau memahami langkah-langkah mengerjakannya.

Motivasi belajar peserta didik juga sangat rendah untuk mempelajari

matematika. Mereka merasa jenuh karena bagi mereka matematika itu

merupakan momok dan sulit apalagi dalam materi logaritma yang didalamnya

berisi rumus-rumus yang sangat membutuhkan pemahaman konsep yang jelas

dalam mengerjakan soal yang bervariasi namun sebelum mengotak-atik soal,

68

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

69

mereka sudah menyerah dahulu dan mengandalkan teman yang pandai tanpa

berusaha untuk bisa mengerjakan sendiri. Hal ini juga ditunjukkan dari nilai

harian kelas X pada tahun pelajaran sebelumnya selalu dibawah hasil Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 70.

Berdasarkan data nilai dari ibu Istianah S.Pd, nilai harian kelas X A

tahun pelajaran 2008-2009 nilai rata-rata peserta didik untuk materi pokok

logaritma (Menggunakan aturan logaritma dan melakukan manipulasi aljabar

dalam perhitungan yang melibatkan logaritma) masih rendah yaitu 59.

Sedangkan nilai rata-rata untuk materi pokok logaritma kelas X A pada tahun

pelajaran 2007-2008 yaitu 60 sedangkan untuk motivasi pada 2 tahun

sebelumnya juga didapat masih rendah yaitu 47%.

B. Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Implementasi tindakan

Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data

yang dapat diuraikan sebagai berikut.

Tabel 3. Jadwal pelaksanaan siklus I Hari/ Tanggal Waktu Jam ke- Implementasi Tindakan

Selasa, 25 Agustus 2009 2 x 25’ 5&6

− Materi(Sifat logaritma perkalian dua bilangan, Sifat logaritma pembagian dua bilangan dan Sifat logaritma dari perpangkatan)

− Memahami lembar kegiatan

− Kuis

Rabu, 26 Agustus 2009

2 x 25’

7&8

− Game − Evaluasi − Mengisi angket

motivasi belajar

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

70

Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Selasa, 25 Agustus 2009 Waktu : 09.20– 10.10 WIB

Implementasi Tindakan : Materi(Sifat logaritma perkalian dua

bilangan, Sifat logaritma pembagian dua bilangan dan Sifat logaritma dari perpangkatan)

Memahami lembar kegiatan Kuis

Guru membuka pelajaran dengan salam, peserta didik

menjawab dengan serempak. Guru apersepsi materi sebelumnya

yaitu tentang pengertian logaritma. Guru menulis 5 2 dan guru

bertanya,”5 2 itu sama dengan berapa?” kemudian serentak peserta

didik menjawab 25 setelah itu menyuruh peserta didik

mengubahnya ke dalam bentuk logaritma seperti yang telah guru

ajarkan pada pertemuan sebelumnya. Peserta didik menjawab

bersama-sama, “ 225log5 = ”. Setelah melakukan apersepsi, guru

menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan dalam

pembelajaran kali ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe

TGT (Teams Games Tournament) dimana peserta didik harus

saling bekerja sama dengan teman tim dalam membahas lembar

kegiatan guna meningkatkan nilai tim pada saat kuis dan game

sehingga mendapat predikat tim super. Guru kemudian

menjelaskan secara singkat mengenai materi pelajaran, ” Jika a, b,

dan c positif serta a ≠ 1, logaritma perkalian dua bilangan sama

dengan jumlah logaritma dari masing – masing bilangan tadi,

ditulis: baaxb agg loglog)log( += , logaritma pembagian dua

bilangan sama dengan selisih logaritma dari masing – masing

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

71

bilangan itu, ditulis: baba ggg logloglog −=⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ sedangkan logaritma

suatu bilangan berpangkat sama dengan pangkat dikalikan dengan

logaritma bilangan itu, ditulis: anxa gng loglog = ”. Namun pada

saat guru menjelaskan banyak peserta didik yang gaduh sehingga

tidak mendengarkan penjelasan guru. Setelah guru menjelaskan

materi secara singkat, guru meminta peserta didik berkelompok

sesuai kelompok (Lihat lampiran 19) yang telah guru tentukan

sebelumnya. Suasana kelas menjadi gaduh saat peserta didik

berpindah tempat untuk berkelompok. Ada yang saling berebut

tempat duduk, ada yang ribut mencari anggota kelompoknya dan

ada yang mengeluh pada guru, “Bu..saya minta pindah ke

kelompok lain karena kelompok saya anaknya tidak

menyenangkan” dan gurupun menanggapinya, ”Tidak boleh,

karena ini adalah sebuah proses adaptasi kamu untuk mengenal

semua teman-temanmu, masak kamu cuma berteman dengan anak

tertentu saja” dan akhirnya diapun menuruti kata-kata guru. Selain

itu semua ternyata juga ada anak yang lupa pembagian

kelompoknya dengan bertanya, ”Bu, saya kelompok mana ya

karena saya lupa”. Guru menjawab, ”Namamu siapa” peserta didik

tadi menjawab, ” Dheanira Intan Risky S”. “Sebentar saya carikan

(selang berapa detik) Dheanira Intan Risky S masuk kelompok

Sunan Ampel. Ayo mana yang kelompok sunan ampel? Ini

temanmu”. Langsung anggota kelompok sunan ampel

mengacungkan jari. Dengan seketika Dheanira Intan Risky S

bergabung dengan kelompoknya.

Setelah seluruh peserta didik mengelompok, guru

menjelaskan cara kerja dan tanggung jawab masing-masing peserta

didik dalam kelompok. Guru membagikan lembar kegiatan (Lihat

lampiran 4) kepada tiap kelompok untuk dipelajari bersama.

Suasana ramai ketika kelompok mempelajari lembar kegiatan

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

72

sedikit sekali peserta didik yang saling berdiskusi dan berusaha

memahami dengan saling tanya, karena banyak yang ngobrol dan

bercanda dengan teman kelompok lain hingga guru berusaha

memberikan pengarahan kembali mengenai cara kerja dan

tanggung jawab tim. Peserta didik yang ngobrol dan bercanda tadi

mulai mengerti dan mengikuti diskusi yang berlangsung. Suasana

yang tadinya ramai karena banyak yang ngobrol kini berubah

menjadi kondusif dan diskusi berjalan dengan baik.

Ada kelompok yang berani bertanya pada guru namun juga

ada yang masih malu. Kelompok sunan bonang yang belum paham

mengenai soal dalam lembar kegiatan bertanya pada guru dengan

mengacungkan jarinya, ”Maaf bu mau tanya” dan seketika itu guru

yang sedang berkeliling mengawasi mendekati kelompok yang

mengalami kesulitan tersebut, “Bu, untuk soal lembar kegiatan

nomor 2 yaitu 2log 25-3 log 5 + log 20 itu angka yang ada didepan

berupa basis atau tidak?” dan gurupun menjawab, “Ini bukan basis

tapi berupa angka biasa”. Namun ternyata bukan hanya kelompok

sunan bonang yang tidak paham hingga akhirnya gurupun

menjelaskan pada semua peserta didik. Namun setelah mereka

dijelaskan ternyata lembar kegiatan nomor 2 banyak kelompok

yang tidak bisa.

Dalam kelompokpun ada yang saling bekerja sama

memecahkan soal namun masih ada kelompok yang hanya orang

tertentu yang mengerjakan sedangkan yang lainnya hanya melihat

dan diam tanpa mau bertanya tentang cara menyelesaikannya.

Sekiranya waktu untuk membahas lembar kegiatan telah

selesai, guru memberikan jawaban dari lembar kegiatan tersebut

untuk didiskusikan oleh masing-masing kelompok. Namun

ternyata masih ada anggota kelompok yang tidak mau memahami

soal yang ada malah asyik berbicara dengan kelompok lain hingga

mengganggu kosentrasi teman lain sehingga guru menyuruh diam,

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

73

ada juga yang malas-malasan karena puasa ramadhan namun juga

ada yang antusias. Dari jawaban yang guru berikan pesera didik

banyak yang mengatakan, ”Oh….Gitu tho caranya! Ternyata soal

nomor 2 itu harus dijadikan pangkat dulu”. Dan gurupun hanya

tersenyum melihat kata-kata mereka. Anggota kelompok sunan

bonang yang belum paham ada yang bertanya cara mengerjakan

soal nomor 2 dan sani menjelaskannya, ”Angka yang ada didepan

harus dijadikan pangkat hulu seperti sifat ke3 menjadi

20log5log25log 32 +− setelah itu masukkan sifat ke1dan

2: 20log525log 3

2

+ hingga hasilnya log ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛20

525

3

2

x = log100=2”.

Setelah cukup waktu untuk bekerja kelompok, guru

membagi lembar kuis (Lihat lampiran 6) yang dikerjakan secara

individu di tempat duduk semula. Suasanapun kembali ramai dan

saat mengerjakan kuis ada peserta didik0 yang masih bertanya pada

guru, “Bu mau tanya untuk 43 5log itu caranya gimana?” namun

guru memberikan pengarahan, “Kalau kuis itu tidak boleh tanya

lagi dan harus dikerjakan sendiri apalagi materi perpangkatankan

baru saja kalian dapatkan materinya”. Pada saat peserta

mengerjakan kuis suasana sangat ramai, banyak peserta didik yang

bertanya pada teman lain. Guru menegur, ”Ayo tidak boleh ramai

dikerjakan sendiri-sendiri ya!”. Setelah waktu untuk mengerjakan

kuis dinilai cukup, guru meminta peserta didik mengumpulkannya

didepan kelas namun pada saat itu malah digunakan untuk peserta

didik mencontek temannya.

Setelah semua selesai mengumpulkan dan sebelum

mengakhiri pembelajaran, guru mengingatkan pada peserta didik

bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan game dengan

materi yang telah diajarkan pada pertemuan hari ini. Diharapkan

peserta didik belajar dirumah untuk persiapan game guna

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

74

meningkatkan nilai tim, peserta didikpun menjawab, ”Iya bu…..”

dan rata-rata nilai kuis anggota kelompok tadi dijadikan nilai awal

bagi nilai kelompok. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran dengan

salam dan dijawab oleh peserta didik.

2) Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Rabu, 26 Agustus 2009 Waktu : 10.20– 11.10 WIB

Implementasi Tindakan : Game Evaluasi Mengisi angket motivasi belajar

Guru membuka pelajaran dengan salam, peserta didik

menjawab dengan lirih karena hari sudah siang. Guru apersepsi

materi sebelumnya yaitu sifat logaritma perkalian dua bilangan,

sifat logaritma pembagian dua bilangan dan sifat logaritma dari

perpangkatan. Guru langsung mengingatkan kembali apa yang

akan dilakukan pada pertemuan kali ini. Peserta didik dengan

antusias menjawab, ”Game...”. Setelah itu guru meminta peserta

didik kembali mengelompok seperti kemarin. Dalam suasana yang

ramai karena peserta didik bergerak menuju kelompoknya, ada

peserta didik mendekati guru, ”Bu saya minta pindah kekelompok

lain...”. Gurupun tersenyum dan mendekati kelompok tadi dan

memberikan pengarahan kepada kelompok tersebut agar bisa

bekerja sama dengan lebih baik.

Saat suasana mulai tenang setelah peserta didik berkumpul

dengan kelompoknya guru membagikan soal game (Lihat lampiran

10) lalu menjelaskan bagaimana tata cara mengikuti game. Guru

mengocok kartu bernomor (Lihat lampiran 24). Ternyata yang

keluar pertama kali adalah nomor 4. Dengan cepat, perwakilan

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

75

kelompok sunan gunung jati mengangkat jari telunjuk dan guru

menyuruhnya maju menuliskan jawaban didepan kelas. Selesai

mengerjakan, guru menyuruh menjelaskan kepada teman-teman

lain namun dia malu hingga langsung duduk. Akhirnya guru

bersama-sama dengan peserta didik mengoreksi,

” 32log)8.4log(8log4log8log520log 444444 ==+=+ Bagaimana hasil

pekerjaan teman kalian benar/salah?”dengan serempak mereka

menjawab:”Benar...”. Kelompok sunan gunung jatipun bersorak.

Saat guru belum selesai mengocok soal berikutnya ternyata banyak

peserta didik yang sudah mengacungkan jari telunjuk hingga

gurupun memberikan pengarahan, ” Tidak boleh mengacungkan

jari sebelum soal itu dibahas secara kelompok”. Namun yang

namanya anak, mereka tetap saja berebutan ingin maju didepan

kelas sehingga suasanapun menjadi hidup. ”Soal berikutnya adalah

nomor 13(dengan mengangkat kartu)”. Ternyata banyak yang

sudah mengacungkan jari hingga guru harus memilih kelompok

yang maju dan memilih kelompok sunan ampel untuk maju, namun

sewaktu perwakilan kelompok sunan ampel maju banyak protes

dari kelompok lain bahwa tadi kelompoknya yang dulu

mengangkat jari.Guru memberitahu kalau harus didiskusikan dulu

dengan kelompok biar guru tidak bingung saat semuanya

mengacungkan jari. Sebelum perwakilan sunan ampel selesai, guru

mengocok kembali kartu dan yang keluar adalah nomor 8, dengan

cara rebutan mereka meminta agar guru memilihnya. Dan guru

menunjuk kelompok sunan giri. Berhubung spidol ada 3 jadi guru

kembali mengocok kartu dan yang keluar adalah nomor 14.

Kelompok sunan gresik yang dipilih saat mengacungkan jari.

Setelah ketiganya selesai, dikoreksi bersama, ”Nomor 13 ada yang

salah tidak? Apa benar zyxzyx logloglog)log( 3232 ++= saja?”

peserta didik menjawab, ”Tidak...”.Gurupun menambahi, ”Iya ini

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

76

masih ada lanjutannya yaitu pangkatnya diturunkan jadinya 2logx

+ 3log y + log z ”. ”Nomor 8 bagaimana?” peserta didik ada yang

jawab:”Bu 110log440log4log40log4log)8.5log( ===−=− ”.

“Iya benar sekali. Lha untuk nomor 14 bagaimana …”.” Ga bisa

bu…”. “Lho materinya kan sudah dipelajari. Untuk yang didalam

akar itu dijadikan perpangkatan dahulu lalu baru dijadikan

pembagian logaritma”.

Setelah selesai mengoreksi guru mengocok lagi kartu dan

mengatakan secara urut” Yang keluar nomor 5, 10, 6”. Kelompok

yang maju adalah kelompok Bonang, Muria, dan Kalijaga dan

ternyata setelah dikoreksi bersama jawaban mereka benar semua.

Guru kembali mengocok soal dan yang keluar adalah nomor 11,1,

dan 15. Suasana kelas yang hidup membuat guru bingung

memutuskan siapa yang maju. Akhirnya yang maju secara urut

adalah kelompok sunan Bonang, Muria, dan Kudus. Setelah

mereka selesai mengerjakan didepan kelas guru mengoreksi

bersama, ”Mari dikoreksi bersama. Untuk nomor 11 yang benar

adalah

( )33log2 = 3log3log 22 + = 3log213log3log3log 222

122 +=+ .

Nomor 1 sudah benar! Untuk nomor 10 bagaimana?”. Ada yang

menjawab, “Jawabannya kurang bu…?”. Guru, “Yang benar

8log32log48log 444 ++ =

41.44log44log256log)8.32.48log( 44444 ===== ”.

Setelah selesai mengoreksi guru mengocok lagi kartu dan

mengatakan secara urut” Yang keluar nomor 3, 7”. Kelompok yang

maju adalah kelompok Kudus, dan Drajat dan ternyata setelah

dikoreksi bersama jawaban mereka benar semua. Untuk 3 kartu

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

77

terakhir guru menunjuk perwakilan sunan bonang, kudus dan

ampel diantara peserta didik yang ingin maju. Namun ternyata

setelah dikoreksi jawaban mereka salah semua. Suasana berebutan

terjadi selama game dan kebanyakan soal yang dijawab

salah/kurang tepat karena mereka terburu-buru dalam menjawab

tanpa didiskusikan dengan kelompok. Hingga harus dibenarkan

lagi secara bersama-sama. Bulan ramadhan tidak membuat peserta

didik bermalas-malasan malah mereka sangat antusias mengikuti

game.

Setelah semua soal game terjawab, guru memberikan tes

evaluasi (Lihat lampiran 14) yang dikerjakan secara individu.

Walaupun mereka kelihatan kelelahan setelah game tapi mereka

sangat antusias mengerjakan soal tes sehingga suasanapun hening.

Sebelum pelajaran diakhiri, guru membagikan angket motivasi

(Lihat lampiran 20) dan meminta peserta didik mengisinya dengan

jujur. Ada peserta didik yang bertanya, ”Ini lembar apa bu? Apa

gunanya?”. Guru menjawab, ” Ini adalah angket motivasi untuk

mengetahui seberapa besar perhatian dan motivasi kalian dengan

diadakannya model pembelajaran TGT”. Dengan sisa-sisa tenaga

setelah melakukan game dan tes, peserta didik mengisi angket

motivasi. Saat peserta didik mengisi angket guru memberikan

pengarahan untuk belajar dirumah guna meningkatkan skor tim dan

lebih bisa bekerja sama. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran

dengan salam dan dijawab oleh peserta didik.

b. Hasil observasi

Dari pengamatan peneliti selama proses pembelajaran siklus

I diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Guru aktif memberikan pengarahan kepada peserta didik yang

belum paham, peserta didik yang ramai dan sudah berkeliling

memantau kerja kelompok.

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

78

2) Guru telah memberikan motivasi dan apersepsi kepada peserta

didik.

3) Peserta didik belum sepenuhnya bisa menggunakan waktu yang

ada dengan baik.

4) Peserta didik kurang aktif berpendapat dan bertanya kepada

teman dalam kelompok ketika diskusi berlangsung, hanya

sebagian saja yang sudah berani menjelaskan kepada teman dan

bertanya pada guru.

5) Dalam menjawab soal game peserta didik terburu-buru dan

kurang berdiskusi dengan kelompok dan mengandalkan

jawabannya sendiri sehingga jawaban kadang ada yang salah.

6) Peserta didik belum mematuhi aturan dalam menjawab soal

game.

7) Peserta didik yang aktif dan nilainya bagus sehingga

mendapatkan hadiah dari guru yaitu Sani nur hidayah dan

kelompok yang mendapat predikat tim super adalah kelompok

sunan bonang, kudus, dan muria. Semua itu diumumkan pada

pertemuan berikutnya.

c. Hasil Refleksi

Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams

Games Tournament) pada siklus I masih banyak kekurangan-

kekurangan yang harus diperbaiki. Berdasarkan data yang

diperoleh, maka peneliti dan guru berdiskusi dan menyimpulkan

hal-hal yang masih kurang dalam siklus I dan perlu perbaikan

adalah:

1) Kerjasama peserta didik dalam kelompok masih kurang,

sehingga kegiatan diskusi belum berjalan sebagaimana

mestinya.

2) Masih banyak peserta didik yang ramai sendiri dengan cara

berbicara dengan teman kelompok lain, banyak peserta didik

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

79

belum berani untuk bertanya, aktif mengungkapkan

pendapatnya maupun memberi komentar terhadap jawaban

teman. Hanya beberapa peserta didik saja yang sudah mulai

berani bertanya dan berpendapat.

3) Pengkondisian waktu belum tertata dengan baik, sehingga

peserta didik merasa batas waktu yang diberikan kurang lama.

4) Penjelasan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik

masih kurang, sehingga peserta didik belum cukup paham

dengan materi yang diberikan.

5) Cara terbaik agar peserta didik tidak berebutan menjawab soal

game.

6) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator

keberhasilan yang ditetapkan.

Perencanaan perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti

dan guru untuk siklus II berdasarkan kekurangan-kekurangan pada

siklus I adalah sebagai berikut:

1) Guru mengupayakan agar peserta didik aktif dalam kelompok,

sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik dan akan memberi

pengarahan manfaat kerjasama dalam kelompok.

2) Guru harus memberikan semangat agar peserta didik mau

berpendapat dan bertanya kepada guru ataupun teman

sekelompok.

3) Guru akan lebih menyesuaikan waktu yang ada dan meminta

peserta didik lebih menghargai dan memanfaatkan waktu.

4) Guru membuat strategi agar peserta didik mudah menerima

pelajaran dengan waktu yang singkat.

5) Guru akan membagi soal game perkelompok dan memberikan

waktu untuk mengerjakan secara kelompok.

6) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator

keberhasilan sehingga perlu dilakukan siklus I.

Page 88: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

80

2. Siklus II

Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa tujuan penelitian

belum tercapai dan harus dilanjutkan pada siklus ke II. Hal-hal yang belum

sempurna di siklus I diperbaiki di siklus II.

a. Implementasi Tindakan

Tabel 4. Jadwal pelaksanaan siklus II

Hari/ Tanggal Waktu Jam ke- Implementasi Tindakan

Selasa, 1 September 2009 2 x 25' 5&6

− Materi (Mengubah bilangan pokok logaritma, perpangkatan dengan logaritma)

− Memahami lembar kegiatan

− Kuis

Rabu, 2 September 2009 2 x 25' 7&8

Game Tes Evaluasi Mengisi anget

motivasi belajar

Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Selasa, 1 September 2009 Waktu : 09.20– 10.10 WIB

Implementasi Tindakan : Materi(Mengubah bilangan pokok

logaritma, perpangkatan dengan logaritma)

Memahami lembar kegiatan Kuis

Guru membuka pelajaran dengan salam, peserta didik

menjawab dengan serempak. Guru langsung mengumumkan

peserta didik yang mendapatkan hadiah berupa buku saku rumus-

rumus matematika SMA kepada peserta didik yang aktif dan

mendapat nilai tinggi yaitu sani nur hidayah dan menyuruhnya

Page 89: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

81

maju ke depan kelas disambut tepuk tangan dari teman-temannya

dan mengumumkan kelompok yang mendapat predikat tim super

yaitu kelompok sunan kudus, muria, dan bonang (Lihat lampiran

25). Kelompok yang disebut tadi langsung bersorak ria kemudian

guru memberikan pengarahan kepada peserta didik untuk bisa lebih

bekerja sama dan memanfaatkan waktu dengan baik, dan bisa aktif

dalam kelompok guna meningkatkan skor kelompok agar

mendapat predikat tim super. Gurupun memberikan apresepsi

tentang materi sebelumnya. “Logaritma perkalian dua bilangan =

jumlah logaritma dari masing – masing bilangan, logaritma

pembagian dua bilangan = selisih logaritma dari masing – masing

bilangan, logaritma suatu bilangan berpangkat = pangkat dikalikan

dengan logaritma bilangan. Bagaimana rumus-rumusnya secara

berturut-turut?”. Peserta didik bersama-sama menjawab,

“ baaxb agg loglog)log( += , baba ggg logloglog −=⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ ,

anxa gng loglog = ..” kemudian guru menjelaskan secara singkat

mengenai materi pelajaran setelah itu meminta peserta didik

berkelompok sesuai kelompok sebelumnya. Namun lagi-lagi

suasana kelas menjadi gaduh saat peserta didik berpindah tempat

untuk berkelompok. Ada yang saling berebut tempat duduk untuk

kelompoknya, ada yang ribut mencari anggota kelompoknya

namun sudah tidak ada yang mengeluh pada guru minta pindah

kelompok.

Guru membagikan lembar kegiatan (Lihat lampiran 5)

kepada tiap kelompok untuk dipelajari bersama. Suasana ramai

namun kondusif ketika kelompok mempelajari lembar kegiatan

karena peserta didik sedang asyik berdiskusi dengan baik. Ada

yang bertanya kepada temannya, “Untuk contoh pada sifat ke2 itu

bagaimana caranya ko bisa ketemunya seperti itu?” dan temannya

menjawab, ”Itukan ada rumusnya bahwa

Page 90: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

82

,log1

logloglog

aabb bx

xa == jadi untuk

3log8 = a313log

31

2log3log

31

2log3log

8log3log 2

3 ==== ”.

Namun tanpa ada rasa takut, kelompok yang belum paham

mengenai soal dalam lembar kegiatan ada yang bertanya pada guru

dan seketika itu guru yang sedang berkeliling mengawasi

mendekati kelompok yang mengalami kesulitan tersebut.

“Bagaimana ada yang belum paham”. Peserta didik tadi menjawab,

“Iya bu. Untuk soal c pada lembar kegiatan itu apa tidak bisa

dibuat secara langsung? Terus bagaimana cara mengerjakannya?”.

Guru menjelaskan, ”Untuk soal c itu kalian harus pandai dalam

mengubah dan mengotak-atik angka. Pertama dibuat seperti sifat

ke 2 terussalah satu log dipindah ruas agar nanti bisa mudah

mengerjakannya” dan soal c lembar kegiatan ternyata banyak

menyita perhatian kelompok.

Sekiranya waktu untuk membahas lembar kegiatan telah

selesai, guru memberikan jawaban dari lembar kegiatan tersebut

untuk didiskusikan oleh masing-masing kelompok. Lagi-lagi guru

mendengar jawaban dari peserta didik, ”Oh ternyata jawabannya

begitu ya, kelihatannya sulit tapi ternyata cukup sederhana

jawabannya”. Guru menanggapinya, ”Yang penting kalian itu

harus paham dan hafal sifat-sifatnya dijamin nanti mudah

mengerjakan walaupun soal itu dianggap sulit”.Anggota yang

belum paham telah berani bertanya pada teman satu kelompok, hal

ini menjadikan suasana kelas menjadi kondusif.

Setelah cukup waktu untuk bekerja kelompok, guru

membagi lembar kuis (Lihat lampiran 7) yang dikerjakan secara

individu di tempat duduk semula. Suasanapun kembali ramai.

Dalam mengerjakan kuis berganti menjadi sepi. Sekiranya waktu

yang diberikan telah usai guru meminta peserta didik

Page 91: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

83

mengumpulkan didepan kelas. Sebelum mengakhiri pembelajaran

guru mengingatkan pada peserta didik bahwa pada pertemuan

berikutnya akan diadakan game dengan materi yang telah diajarkan

pada pertemuan hari ini. Peserta didik mengatakan, ”Asyik besok

game lagi dan saya harus mempersiapkannya biar besok bisa maju

lagi dan jawabannya benar”. Guru menambahkan, ”Kalian harus

lebih belajar lagi supaya skor kelompok neningkat dan harus bisa

lebih bekerja sama dengan teman”. Setelah itu guru mengakhiri

pelajaran dengan salam dan dijawab oleh peserta didik.

2) Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Rabu, 2 September 2009 Waktu : 10.20– 11.10 WIB

Implementasi Tindakan : Game Evaluasi Mengisi anget motivasi belajar

Guru membuka pelajaran dengan salam, peserta didik

masih menjawab dengan lirih karena hari sudah siang walau

terlihat keantusiasan mereka menjalani game. Guru apersepsi

materi sebelumnya yaitu mengubah bilangan pokok logaritma,

perpangkatan dengan logaritma. ”Bagaimana cara mengubah

bilangan pokok logaritma =ba log apa?dan =ba

a log apa?”. Dengan

bersemangat mereka menjawab” ,log1

logloglog

aabb bx

xa == dan

ba ba

=log bu….”. Dengan mengacungkan jempol guru menjawab,

”Bagus..bagus.., kalian memang anak pintar semuanya”.Guru

langsung mengingatkan kembali apa yang akan dilakukan pada

pertemuan kali ini. Peserta didik dengan antusias menjawab,

”Game bu....”. Setelah itu guru meminta peserta didik kembali

Page 92: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

84

mengelompok seperti kemarin. Gurupun memberikan pengarahan

kepada semua kelompok agar bisa bekerja sama dengan baik dan

memberitahu jika cara mengerjakan game didepan kelas berbeda

dengan yang kemarin.

Saat suasana sudah tenang, guru menjelaskan bagaimana

tata cara mengikuti game, ”Untuk game kali ini berbeda dengan

yang kemarin, Game ini kartu bernomor yang dikocok langsung

dibagi keseluruh kelompok secara merata, tidak boleh dibuka dulu

sebelum semua kartu dibagi. Ibu nanti beri aba-aba untuk

membuka dan setelah itu dikerjakan secara kelompok, yang sudah

selesai bisa maju dan apabila jawabannya salah kelompok lain bisa

memperbaikinya”. Kemudian guru membagikan soal game (Lihat

lampiran 11) dan mengocok kartu bernomor dan membagi kartu-

kartu tadi pada tiap kelompok(satu kelompok satu kartu bernomor).

Dengan cara bersamaan guru meminta kartu tadi dibuka dan

dikerjakan secara berkelompok. Kelompok sunan giri yang

mendapat soal nomor 5 mengeluh, ”Wah kita ko dapat soalnya

sulit sekali” hingga mereka terlihat sangat serius mengerjakan

soalnya. Semua kelompok terlihat saling berdiskusi dengan

anggotanya sehingga suasana agak ramai. Guru memberitahu,

”Bagi yang sudah selesai bisa mengerjakan didepan kelas”.

Ternyata ada tiga kelompok yang maju kedepan yaitu sunan

bonang (nomor 2), Sunan Muria (nomor 4) dan sunan kalijaga

(nomor 3). Setelah semuanya selesai, guru bersama dengan peserta

didik mengoreksi. ”Untuk kelompok sunan bonang

bagaimana?apakah benar 2log

16logaa = 4

2log2log4

2log2log 4

==aa

aa ?”.

Jawab peserta didik” Benar bu…”. “Selanjutnya apakah jawaban

kelompok sunan muria benar bahwa

( )( ) ( )( )5log43log25log3log 954925 = saja?”. Ayo yang bisa maju

memperbaiki hasilnya. Lagi-lagi peserta didik berebutan maju

Page 93: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

85

sehingga guru harus menunjuk salah satunya. Dan jawaban

perbaikan dari kelompok sunan bonang ternyata setelah dikoreksi

bersama-sama jawabannya benar

bahwa 4)1(45log45log625log 5455 ==== . Jawaban dari

kelompok sunan kalijagapun setelah dikoreksi jawabanya benar.

Kelompok sunan kalijaga sangat senang dan mengatakan, ”Yes,

jawaban kita benar”. Guru mengatakan, ”Ayo kelompok mana lagi

yang bisa mengerjakan silahkan maju?” kelompok Sunan kudus

(nomor 6), drajat (nomor 1), dan Gunung jati (nomor 8)pun maju.

Selesai mengerjakan, guru meminta peserta didik mengoreksi dan

ternyata jawaban dari kelompok sunan kudus salah namun tidak

yang mau maju hingga gurupun harus membenarkannya. Guru,

”Bagaimana jawaban dar kelompok Sunan drajat dan sunan

gunung jati apakah ada yang salah?”. Guru bersama-sama dengan

peserta didik mengoreksi. Ternyata nomor 8 salah dan peserta

didik kembali berebutan ingin maju. Hal itu membuat guru harus

dengan sabar dan meminta peserta didik tidak tergesa-gesa

mengacungkan jarinya. Bulan ramadhan tidak membuat peserta

didik bermalas-malasan malah mereka sangat antusias mengikuti

pelajaran dan guru menunjuk kelompok sunan kudus berusaha

memperbaikinya dan jawaban perbaikan itu ternyata juga belum

benar. Akhirnya gurupun harus memperbaiki bersama-sama.

Setelah selesai mengoreksi guru mengatakan, ”Ayo kelompok

sunan gresik, sunan giri, dan sunan gunung jati silahkan maju?”.

Namun yang mereka jawabannya salah dan guru membahas

bersama-sama.

Setelah semua soal game terjawab, guru memberikan tes

evaluasi (Lihat lampiran 15) yang dikerjakan secara individu.

Suasanapun kembali hening. Sebelum pelajaran diakhiri, guru

membagikan angket motivasi (Lihat lampiran 21) dan meminta

peserta didik mengisinya dengan jujur. Ada peserta didik yang

Page 94: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

86

bertanya,”Lho kok soalnya sama bu?”. Guru menjawab,” Ya

memang sama. Ibu ingin melihat peningkatan motivasi belajar

kalian ketika ibu menggunakan model pembelajaran TGT ini”.

Dengan sisa-sisa tenaga setelah melakukan game dan tes, peserta

didik mengisi angket motivasi. Setelah itu guru mengakhiri

pelajaran dengan salam dan dijawab oleh peserta didik.

b. Hasil observasi

Dari pengamatan peneliti selama proses pembelajaran siklus II

diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Guru telah meningkatkan motivasi peserta didik dengan cara

memberikan penghargaan/hadiah dan pengarahan ketika mereka

tidak semangat dan malas.

2) Peserta didik lebih bisa memahami materi ketika guru

menyampaikannya dengan baik.

3) Guru dan peserta didik dapat menggunakan waktu secara baik dan

bermanfaat.

4) Peserta didik sudah dapat aktif berpendapat dan bertanya kepada

teman dalam kelompok/guru ketika diskusi berlangsung.

5) Dalam menjawab soal game peserta didik selalu berdiskusi dengan

kelompok dan game berlangsung secara baik.

c. Hasil Refleksi

Pada tahap ini peneliti mengadakan refleksi dengan guru

partner, hasil refleksi pada siklus II sebagai berikut:

1) Guru mampu meningkatkan motivasi peserta didik dan

memberikan apersepsi kepada peserta didik sehingga peserta didik

tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti proses belajar

mengajar.

2) Peserta didik sudah dapat aktif berpendapat dan bertanya kepada

teman dalam kelompok ketika diskusi berlangsung.

Page 95: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

87

3) Dalam menjawab soal game peserta didik selalu berdiskusi dengan

kelompok.

4) Hasil belajar peserta didik sudah mencapai indikator keberhasilan.

5) Peserta didik yang mendapat hadiah yaitu M. Idham Kholid dan

kelompok-kelompok yang mendapat predikat tim super yaitu Tim

bonang dan ampel (Lihat lampiran 26) diumumkan oleh guru pada

pertemuan berikutnya (setelah penelitian selesai).

C. Pembahasan

1. Pra Siklus

Untuk pra siklus, peneliti mengumpulkan data awal berupa nilai

harian materi pokok logaritma (sifat-sifat logairtma) peserta didik kelas X

A tahun pelajaran 2007-2008 dan 2008-2009. Peneliti juga meminta guru

untuk mengisi angket motivasi peserta didik untuk data pra siklus.Nilai

rata-rata kelas X A tahun pelajaran 2007-2008 adalah 59.54 dengan

ketuntasan kasikal 57% sedangkan untuk tahun pelajaran 2008-2009

adalah 58.92 dengan ketuntasan kasikal 40%. Dari kedua tahun pelajaran

tersebut didapat nilai rata-rata 59.23 dengan ketuntasan kasikal

48.5%.Sedangkan untuk motivasi belajar peserta didik diperoleh 47%.

Tabel 5. Perolehan Hasil belajar, Ketuntasan klasikal, dan motivasi belajar

pada pra siklus.

Nilai Pra siklus

Hasil belajar 59.23

Ketuntasan klasikal 48.5%

Motivasi belajar 47%

Selebihnya lihat lampiran 28 dan 29.

Page 96: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

88

2. Siklus I

Pelaksanaan siklus I adalah 2 hari pada hari 25 dan 26 Agustus

2009. Pada hari pertama adalah guru menyampaikan materi secara singkat

tentang sifat logaritma perkalian dua bilangan, sifat logaritma pembagian

dua bilangan dan sifat logaritma dari perpangkatan, setelah itu peserta

didik mengelompok sesuai kelompok yang telah ditentukan sebelumnya

guna membahas lembar kegiatan secara kelompok, dan yang terakhir

pelaksanaan kuis yang dikerjakan secara individu ditempat duduk semula.

Pertemuan kedua yaitu guru meminta peserta didik mengelompok

sesuai kelompok sebelumnya guna pelaksanaan game. Guru mengocok

kartu soal dan secara berebutan peserta didik mengacungkan jari dan guru

akan memilih peserta didik yang akan maju. Setelah pelaksanaan game

selesai guru meminta peserta didik kembali ditempat duduk asalnya untuk

mengerjakan tes evaluasi yang dikerjakan secara individu, kegiatan

terakhir adalah pengisian angket motivasi belajar.

Dari data-data yang diperoleh didapat nilai rata-rata hasil belajar

peserta didik 74.29 dengan prosentase ketuntasan klasikal 71.1%

sedangkan motivasi belajar peserta didik pada siklus I kurang optimal. Ini

terlihat dari pengamatan dan diperkuat dengan hasil angket motivasi

belajar yang telah diisi pada siklus I. Indikator motivasi belajar yang

masuk kategori kurang dengan prosentase 5%, indikator motivasi belajar

yang masuk kategori cukup dengan prosentase 42%, dan indikator

motivasi belajar yang masuk kategori sedang dengan prosentase 53%

dengan rata – rata motivasi belajar pada siklus I sebesar 56.67 dan

mencapai prosentase 62.96%(lampiran 20).

Page 97: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

89

Tabel 6. Prosentase Hasil Motivasi Belajar Pada Siklus I

Indikator Siklus I

Tinggi -

Sedang 53%

Cukup 42%

Kurang 5%

Dari nilai rata-rata hasil belajar dan hasil angket motivasi belajar

peserta didik pada siklus I tersebut maka indikator keberhasilan dari

peneliti belum tercapai yaitu nilai rata – rata hasil belajar ≥ 70 dan

ketuntasan klasikal ≥ 85%, sehingga perlu diadakan siklus II.

Selengkapnya bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Perbandingan Perolehan Nilai Pada Pra Siklus dan Siklus I

Nilai Pra siklus Siklus I

Motivasi belajar 47% 62.96%

Hasil belajar 59.23 74.29

Ketuntasan klasikal 48.5% 71.1%

3. Siklus II

Pelaksanaan siklus II adalah 2 hari pada hari 1 dan 2 September

2009. Pada hari pertama adalah guru mengumumkan keompok yang

memperoleh predikat super dan peserta didik yang mendapatkan hadiah,

setelah itu menyampaikan materi secara singkat tentang mengubah

bilangan pokok logaritma dan perpangkatan dengan logaritma, setelah itu

peserta didik mengelompok sesuai kelompok yang telah ditentukan

sebelumnya guna membahas lembar kegiatan secara kelompok, dan yang

terakhir pelaksanaan kuis yang dikerjakan secara individu ditempat duduk

semula.

Pertemuan kedua yaitu guru meminta peserta didik

mengelompok sesuai kelompok sebelumnya guna pelaksanaan game. Guru

mengocok kartu soal dan secara berebutan peserta didik mengacungkan

Page 98: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

90

jari dan guru akan memilih peserta didik yang akan maju. Setelah

pelaksanaan game selesai guru meminta peserta didik kembali ditempat

duduk asalnya untuk mengerjakan tes evaluasi yang dikerjakan secara

individu, kegiatan terakhir adalah pengisian angket motivasi belajar.

Pelaksanaan pada siklus II sudah berlangsung optimal. Ini bisa

dilihat dari peningkatan perolehan nilai rata-rata yaitu sebesar 79.64

dengan ketuntasan klasikal sebesar 93.3% dan peningkatan prosentase

motivasi belajar peserta didik yang telah mencapai. Indikator motivasi

belajar yang masuk kategori cukup dengan prosentase 20%, indikator

motivasi belajar yang masuk kategori sedang dengan prosentase 58%, dan

indikator motivasi belajar yang masuk kategori tinggi dengan prosentase

22% dengan rata–rata motivasi belajar pada siklus II sebesar 70 dan

mencapai prosentase 77.78%(lampiran 21).

Tabel 8. Perbandingan Prosentase nilai motivasi belajar

peserta didik kelas X A

Indikator Siklus I Siklus II

Tinggi - 22%

Sedang 53% 58%

Cukup 42% 20%

Kurang 5% -

Adapun untuk perbandingan perolehan nilai antar pra siklus,

siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 9. Perbandingan Perolehan Nilai Pada Pra Siklus, Siklus I, dan

Siklus II.

Nilai Pra siklus Siklus I Siklus II

Motivasi belajar 47% 62.96 % 77.78%

Hasil belajar 59.23 74.29 79.64

Ketuntasan klasikal 48.5% 71.1% 93.3%

Page 99: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

91

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar dan motivasi

belajar peserta didik meningkat dan sudah mencapai indikator

keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu motivasi belajar ≥ 65%,

nilai rata–rata hasil belajar ≥ 70 dan ketuntasan klasikal ≥ 85% sehingga

siklus II dipandang sudah cukup. Dan ternyata dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat

meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik kelas X A

MAN Semarang 2 tahun pelajaran 2009-2010.

Page 100: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

92

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan deskripsi data dan analisis penelitian tentang penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam

materi pokok logaritma guna meningkatkan motivasi belajar dan hsil belajar

peserta didik kelas X A MAN Semarang 2 semester gasal tahun pelajaran

2009-2010 dari bab I sampai bab V, maka pada akhir skripsi ini dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

(Teams Games Tournament) dalam materi pokok logaritma di kelas X A

MAN Semarang 2 adalah langkah-langkah pembelajaran yang operasional

yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games

Tournament) yang sudah diterapkan di dalam skenario pembelajaran.

2. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams

Games Tournament) dalam pembelajaran matematika ternyata dapat

meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas X A

MAN Semarang 2. Hal ini ditunjukan pada peninggkatan hasil akhir tiap

siklus yaitu pada pra siklus rata-rata motivasi belajar peserta didik 47%

dan rata-rata hasil belajar sebesar 59.23 dengan ketuntasan belajar 48.5%,

pada siklus I motivasi belajar peserta didik sudah meningkat dari pada

sebelumnya yaitu 62.96% dan nilai rata–rata peserta didik mencapai 74.29

dengan ketuntasan klasikal 71.1%, pada siklus II terjadi peningkatan

motivasi belajar menjadi 77.78% dan nilai rata – rata peserta didik

mencapai 79.64 dengan ketuntasan klasikal 93.3%.

92

Page 101: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

93

B. Saran – saran

Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil penelitian yang diperoleh

selama melaksanakan penelitian tindakan kelas di kelas X A MAN Semarang

2 semester gasal peneliti menyajikan saran sebagai berikut:

1. Dalam proses kegiatan pembelajaran guru dituntut untuk lebih kreatif

dalam menerapkan model pembelajaran yang kini telah menjamur

sehingga peserta didik tidak akan merasa bosan lagi ketika pelaksanaan

proses belajar mengajar berlangsung.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)

sangat perlu diterapkan oleh guru kelas X A MAN Semarang 2 pada

khususnya dan guru kelas X disekolah lain pada umumnya, karena model

pembelajaran ini dapat memacu semangat/motivasi belajar peserta didik

dan mereka dapat melatih sosialisasi dengan teman serta dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

C. Penutup

Untaian syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT dengan

kalimat hamdalah “Alhamdulillahirobbil’alamin” karena hanya dengan

keajaiban tangan–tangan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi

ini diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi sysrat guna memperoleh

gelar sarjana Strata Satu (S-1) dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Tadris

MAtematika IAIN Walisongo Semarang.

Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT, semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin… Amin…. Amin…. Allahumma

Amin…Sekian dari penulis dan rasa terima kasih selalu tercurah pada semua

insan Illahi.

Page 102: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Hamid Jabir, Sikulujiyah at Ta’allum, Mesir: Darun Nahzoh al Arabiyah, 1978.

Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Abu, Zakaria Yahya Imam bin Syaraf AnNawawi, Riyadhus Shalihin, Libanon : Darul Kutub Al Ilmiah, 676 Hijriyah.

Aminatun, Zainab, Peningkatan hasil belajar mata pelajaran bab haji melalui metode Teams Games Tournament (TGT) siswa kelas VIII di MTs Al-Khoiriyyah Semarang tahun ajaran 2008-2009, Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo, 2009.

Arikunto Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

________________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Astuti, Griya, Model Penilaian Kelas, Jakarta: Puslitbang, 2006.

Bahri, Syaiful Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Civiliani, Widyastuti Rosa, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Peserta didik Kelas VIII di SMP Negeri 37 Semarang, (Semarang: Perpustakaan UNNES, 2008.

Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur’an, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya, Semarang: Karya Toha Putra, 1995.

Drost. J. SJ, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, Jakarta: PT.Gramedia, 1999.

Ghony, Djunaidy, Penelitian Tindakan Kelas, Malang: UIN Malang Press, 2008.

Page 103: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Hamalik, Oemar, Dasar – dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.

__________, Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT. Bumi Aksara, 2001. Hudojo, Herman, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika,

Malang:UNM, 2003.

Irawan, Prasetya dkk, Teori Belajar, Motivasi, dan Ketampilan Mengajar, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS, 1996.

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008.

Lie, Anita, Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning Diruang-Ruang Kelas), Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002.

Mulyasa E., Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.

Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.

Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan –Depag bekerjsama dengan ditbina Widyaiswara, Lan-RI, 2007.

Nur Ali, Wahidmurni, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian, Malang: UIN Malang Press, 2008.

Oxford Learner’s Pocket Dictionary, New York: Oxvord University Press, 2003.

Rusnawati, Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII MTs NIPI RAKHA AMUNTAI dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament), http://ironerozanie.wordpress.com/2009/02/07/meningkatkan-hasil-belajar-matematika-siswa-kelas-viii-mts-nipi-rakha-amuntai-dengan-model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tgt-teams-games-tournament/

Sanjaya, Wina, Buku Materi Pokok : Kajian Kurikulum Dan Pembelajaran, Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2007.

Page 104: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

___________, Stategi pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2007), hlm. 135.Uno Hamzah B., Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: CV. Rajawali, 1992.

Sembiring, Suwah dkk, Pelajaran Matematika Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2, Bandung: CV. Yrama Widya, 2007.

Silberman, Melvin L., Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif , terj. Raisul Muttaqien, Bandung: Penerbit Nusamedia kerjasama Penerbit Nuansa, 2004.

Slameto, Belajar dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 195.

Slavin, Robert E., Cooperative Learning: Theory, research, and practice, Nedam Heights: Allyn & Bacon, 1995.

__________, Cooperative Learning; (Teori, Riset Dan Praktik), terj. Nurulita, Bandung: Nusa Media, 2008.

Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Kontatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan, Jakarta: Depdiknas, 2000.

Sudjana, Nana, Dasar–Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Sinar Baru Algensindo, 2000, Cet.5

_______, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009, Cet. 13.

________, Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007.

Suherman, Erman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Malang: UPI,2003.

Sugandi, Achmad, Teori Pembelajaran, Semarang, UPT MKK UNNES, 2006, Cet.4.

Page 105: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1993.

Suyitno, Amin, Pemilihan Model-Model Pembelajaran Dan Penerapannya di SMP, Semarang: UNNES, 2007.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rusdakarya, 2005, Cet. 11.

Tri, Anni Catharina, Psikologi Belajar, Semarang: UPT UNNES, 2006, Cet. 3.

Wirodikromo, Sartono, Matematika Untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006.

Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2006.

Page 106: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 1

TABEL NAMA PESERTA DIDIK KELAS X A MAN SEMARANG 2

No. NIS NAMA 1 09003 AGUS NURYONO 2 09004 AHMAD ADZLAN 3 09005 AIDA FITRIA KURNIAWATI 4 09006 AKHLIS NUR SOFI 5 09007 ARI SETIAWAN 6 09008 BAHAR MARIO NOR SANDI 7 09009 DEDY SANTOSO 8 09010 DHEANIRA INTAN RISKY SAFITRY 9 09011 DIAH FITRIYANI 10 09012 DWI ARIFIANI 11 09013 EKA OKTAVIA PUSPITASARI 12 09014 GALIH AFRIZAL TANJUNG 13 09015 INDAH YULIANTI 14 09016 KHISNUL ULUM 15 09017 KHOLIFATUL HASANAH 16 09018 LAILATUR RAICHAH 17 09019 LIA FUADA ZUHRIA 18 09020 LILIS SETIYOWATI 19 09021 LIYYA MUFLIKHATUNNISA 20 090222 LUCYANA21 09023 M. KHAFIDHUL MUFID 22 09024 M. KHARIS FUADI 23 09025 MIFTAHUL CHOIR 24 09026 MIFTAHUL ROHMAH 25 09027 MINA KUSANIA 26 09028 MUHAMMAD IDHAM KHOLID 27 09029 MUHAMMAD ZULFIKAR 28 09030 MUNDAKIROH 29 09031 NADHIFAH 30 09032 NINIK WIJAYANTI 31 09033 NUR NAYATUL LAILI 32 09034 NUR SANTI HIDAYAH 33 09035 NURUL KHASANAH 34 09036 RISKA DITAVIVIANI 35 09037 RIZQI NUR LAELA 36 09038 SANI NUR HIDAYAH 37 09039 SELINDA A 38 09040 SIGIT PRAYOGO 39 09041 SITI KODRIYAH

Page 107: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

40 09042 ULIL AMRI 41 09043 WAHYU SETIONO 42 09044 WIDARTI 43 09045 YASINTA MAULIDSARI 44 09046 YOGA ARI SETIAWAN 45 09047 ZAINUL WAFA

Page 108: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Siklus I

Satuan Pendidikan : MAN Semarang 2 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X/Gasal Materi Pokok : Logaritma Sub Materi Pokok : Sifat – sifat Logaritma Alokasi Waktu : 4x 25 menit Standar Kompetensi : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pangkat,

akar dan logaritma. Kompetensi Dasar : 1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma. Indikator : 1.1.1. Membuktikan dan mendiskusikan sifat – sifat logaritma.

1.1.2. Menggunakan sifat – sifat logaritma dalam melakukan penjumlahan, pengurangan, dan perkalian logaritma.

I. Tujuan Pembelajaran.

1. Peserta didik dapat membuktikan dan mendiskusikan sifat – sifat logaritma

2. Peserta didik dapat menggunakan sifat – sifat logaritma dalam melakukan penjumlahan, pengurangan, dan perkalian logaritma.

II. Materi Pembelajaran: Sifat – sifat logaritma. Kerjasama kelompok dalam memahami materi sifat – sifat logaritma dan

contoh soal, pemahaman anggota kelompok merupakan tanggungjawab bersama.

Sifat – sifat logaritma dapat digunakan untuk mengubah bentuk – bentuk logaritma kedalam bentuk – bentuk yang diinginkan. Sifat – sifat tersebut adalah:

1) Sifat 1 Jika a, b, dan c positif serta g > 0, g ≠ 1, maka: a. Logaritma perkalian dua bilangan sama dengan jumlah logaritma

dari masing–masing bilangan tadi, ditulis:

b. Logaritma pembagian dua bilangan sama dengan selisih logaritma dari masing–masing bilangan itu, ditulis:

baaxb ggg loglog)log( +=

baba ggg logloglog −=⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

Page 109: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

c. Logaritma suatu bilangan berpangkat sama dengan pangkat dikalikan dengan logaritma bilangan itu, ditulis:

III. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Ceramah, diskusi, tanya jawab.

IV. Langkah Pembelajaran:

No Kegiatan Pembelajaran

Pengorganisasian

Peserta

didik Waktu

1.

2.

3.

Pendahuluan :

Guru memberikan informasi tentang tujuan

pembelajaran yang akan dilakukan dan memberikan

motivasi belajar.

Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok yang

terdiri dari peserta didik yang memiliki kemampuan

heterogen.

Guru menyampaikan apersepsi dan menyampaikan

indikator tentang sifat – sifat logaritma.

K

K

K

3 menit

5 menit

3 menit

4.

5.

6.

7.

8.

Kegiatan Inti :

Guru menyampaikan materi secara singkat.

Peserta didik mengelompok sesuai nama

kelompoknya.

Guru membagi lembar kegiatan untuk membantu

kelompok memahami materi yang akan diajarkan.

Peserta didik memahami lembar kegiatan dan guru

memberikan bimbingan pada kelompok tertentu

apabila diperlukan.

Guru memberikan kunci lembar kegiatan agar

K

G

G

G

G

5 menit

3 menit

3 menit

10 menit

5 menit

anxa gng loglog =

Page 110: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

9.

10.

11.

12.

13.

14.

kelompok dapat mengecek pekerjaannya sendiri.

Guru memberikan kuis secara individu untuk

mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik

tentang materi yang telah diberikan.

Guru memberikan soal game yang dikerjakan oleh

tiap–tiap kelompok.

Guru mengocok kartu soal.

Dengan cara rebutan, anggota kelompok mengerjakan

soal game didepan kelas.

Guru mengawasi jalannya turnamen dan mencatat

skor yang dihasilkan oleh individu maupun kelompok.

Guru memberikan tes evaluasi individu

I

G

K

G

K

I

13 menit

2 menit

5 menit

25 menit

2 menit

8 menit

15.

16.

17.

18.

Penutup :

Guru membimbing peserta didik untuk menarik

kesimpulan.

Guru memberikan tugas rumah sebagai pendalaman

materi yang telah disampaikan.

Guru memberi hadiah kepada kelompok dan individu

yang memperoleh nilai tertinggi.

Peserta didik mengisi angket motivasi.

K

K

K

I

2 menit

3 menit

1 menit

2 menit

Keterangan: I = individu; G = group; K = klasikal. V. Media, Sarana dan Sumber Belajar.

1. Media Belajar : a. Lembar kegiatan. b. Kuis c. Game

2. Sarana Belajar : Spidol, kartu bernomor, penghapus dan papan tulis. 3. Sumber Belajar :

Page 111: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

a. Sartono Wirodikromo, Matematika Untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006.

b. Suwah Sembiring dkk, Pelajaran Matematika Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2, Bandung: CV. Yrama Widya, 2007, Cet.1.

VI. Penilaian :

1. Prosedur Tes: a. Tes Awal : Ada b. Tes Proses : Ada c. Tes Akhir : Ada

2. Jenis Tes: a. Tes Awal : Ada b. Tes Proses : Ada c. Tes Akhir : Ada

3. Alat Tes: Terlampir

Semarang, 25 dan 26 Agustus 2009

Guru Mapel Matematika Peneliti

(Dra. Rus Hamidah M.Pd) Atik Liulin Nuha NIM. 3105020

Page 112: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus II

Satuan Pendidikan : MAN Semarang 2 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X/Gasal Materi Pokok : Logaritma Sub Materi Pokok : Sifat – sifat Logaritma Alokasi Waktu : 4x 25 menit Standar Kompetensi : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pangkat,

akar dan logaritma. Kompetensi Dasar : 1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma. Indikator : 1.1.1. Mengubah bilangan pokok logaritma.

1.1.2. Menggunakan sifat – sifat logaritma dalam memecahkan masalah.

I. Tujuan Pembelajaran.

1. Peserta didik dapat mengubah bilangan pokok logaritma. 2. Peserta didik dapat menggunakan sifat – sifat logaritma dalam

memecahkan masalah. II. Materi Pembelajaran: Sifat – sifat logaritma.

Kerjasama kelompok dalam memahami materi sifat – sifat logaritma dan

contoh soal, pemahaman anggota kelompok merupakan tanggungjawab

bersama.

Sifat – sifat logaritma dapat digunakan untuk mengubah bentuk –

bentuk logaritma kedalam bentuk – bentuk yang diinginkan. Sifat – sifat

tersebut adalah:

2) Sifat 2 (mengubah bilangan pokok logaritma) Jika a > 0, a ≠ 1, b > 0, dan b ≠ 1, maka:

Bukti: Misalkan pa abpb =⇔=log

maka bpaap

aa

ab a

x

x

x

px

x

x

logloglog

loglog

loglog

====

,log1

logloglog

aabb bx

xa == x > 0 dan x≠ 1

Page 113: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Selanjutnya )(log1

loglog1

logloglog terbukti

abaa

bb b

x

xx

xa ===

3) Sifat 3 Sifat 3 merupakan perluasan dari sifat – sifat yang terdahulu:

4) Sifat 4 Jika a > 0, a≠ 1, dan b > 0, maka:

Bukti: Misalkan baxb xa =⇔=log

xb aaa

=log ba ba

=log (terbukti)

III. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Ceramah, diskusi, tanya jawab.

IV. Langkah Pembelajaran:

No Kegiatan Pembelajaran

Pengorganisasian

Peserta

didik Waktu

1.

2.

Pendahuluan :

Guru memberikan informasi tentang tujuan

pembelajaran yang akan dilakukan dan memberikan

motivasi belajar.

Guru menyampaikan apersepsi dengan memancing

peserta didik mengingat kembali tentang sifat – sifat

logaritma dalam penjumlahan, pengurangan, dan

K

K

3 menit

4 menit

a. bbax gag logloglog =

b. anma gmg n

loglog =

c. aa gng n

loglog =

ba ba

=log

Page 114: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

perkalian logaritma dan menyampaikan indikator

tentang sifat – sifat logaritma.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Kegiatan Inti :

Guru menyampaikan materi secara singkat.

Peserta didik mengelompok sesuai kelompok

sebelumnya.

Guru membagi lembar kegiatan untuk membantu

kelompok memahami materi yang akan diajarkan.

Peserta didik memahami lembar kegiatan dan guru

memberikan bimbingan pada kelompok tertentu

apabila diperlukan.

Guru memberikan kunci lembar kegiatan agar

kelompok dapat mengecek pekerjaannya sendiri.

Guru memberikan kuis secara individu untuk

mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik

tentang materi yang telah diberikan.

Guru memberikan soal game yang dikerjakan oleh

tiap–tiap kelompok.

Guru mengocok kartu soal.

Dengan cara rebutan, anggota kelompok mengerjakan

soal game didepan kelas.

Guru mengawasi jalannya turnamen dan mencatat

skor yang dihasilkan oleh individu maupun kelompok.

Guru memberikan tes evaluasi individu

K

G

G

G

G

I

G

K

G

K

I

10 menit

3 menit

3 menit

10 menit

5 menit

12 menit

2 menit

5 menit

25 menit

2 menit

8 menit

14.

15.

Penutup :

Guru membimbing peserta didik untuk menarik

kesimpulan.

Guru memberikan tugas rumah sebagai pendalaman

K

K

2 menit

3 menit

Page 115: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Keterangan: I = individu; G = group; K = klasikal.

V. Media, Sarana dan Sumber Belajar.

2. Media Belajar :

a. Lembar kegiatan.

b. Kuis

c. Game

2. Sarana Belajar : Spidol, kartu bernomor, penghapus dan papan tulis.

3. Sumber Belajar :

c. Sartono Wirodikromo, Matematika Untuk SMA Kelas X,

Jakarta: Erlangga, 2006.

d. Suwah Sembiring dkk, Pelajaran Matematika Untuk SMA/MA

Kelas X Semester 1 dan 2, Bandung: CV. Yrama Widya, 2007,

Cet.1.

VI. Penilaian :

4. Prosedur Tes:

d. Tes Awal : Ada

e. Tes Proses : Ada

f. Tes Akhir : Ada

5. Jenis Tes:

d. Tes Awal : Ada

e. Tes Proses : Ada

f. Tes Akhir : Ada

6. Alat Tes: Terlampir

16.

17.

materi yang telah disampaikan.

Guru memberi hadiah kepada kelompok dan individu

yang memperoleh nilai tertinggi.

Peserta didik mengisi angket motivasi.

K

I

1 menit

2 menit

Page 116: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Semarang, 1 dan 2 September 2009

Guru Mapel Matematika Peneliti

(Dra. Rus Hamidah M.Pd) Atik Liulin Nuha

NIM. 3105020

Page 117: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 4 LEMBAR KEGIATAN SIKLUS I

SIFAT – SIFAT LOGARITMA

1) Sifat 1

Jika a, b, dan c positif serta g ≠ 1, a > o, b > 0 maka:

a. Logaritma perkalian dua bilangan sama dengan jumlah logaritma

dari masing–masing bilangan tadi, ditulis:

b. Logaritma pembagian dua bilangan sama dengan selisih logaritma

dari masing–masing bilangan itu, ditulis:

c. Logaritma suatu bilangan berpangkat sama dengan pangkat dikalikan

dengan logaritma bilangan itu, ditulis:

Bukti :

Misalkan qa

pa

acqcabpb

=⇔=

=⇔=

loglog

(i) ).log()log( qpaa aabc =

= qpa a +log

=p+q

= cb aa loglog + (terbukti)

(ii) q

paa

aa

cb loglog =

= qpa a −log

= p-q

baaxb ggg loglog)log( +=

baba ggg logloglog −=⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

anxa gng loglog =

Page 118: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

= cb aa loglog − (terbukti)

(iii) npana ab )log(log =

= npa alog

= np

=n ba log (terbukti)

Contoh :

A. Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma berikut :

1. )log(2 xy

2. qplog5

Pembahasan:

1. )log(2 xy = yx loglog 22 +

2. qplog5 = qp loglog 55 −

Untuk menjabarkan bentuk suatu logaritma, kadang – kadang

kita menggunakan lebih dari satu rumus logaritma.

B. Sederhanakan:

1. 8log4log 22 +

2. 31log217log 77 −

Pembahasan:

1. 8log4log 22 + = )84log(2 x

= 532log2 =

2. 31log217log 77 − = ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

31217log7

= 7log7

= 1

Page 119: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Soal:

1. Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma berikut :

a. 54 log x

b. 3log xa

2. Sederhanakan: 20log5log325log2 +−

Jawaban Lembar kegiatan 1. Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma berikut :

a. 54 log x = 5 xlog4

b. xxx aaa log31loglog 3

13 ==

2. Sederhanakan: 20log5log325log2 +− = 20log5log25log 32 +−

=log 20log5

253

2

+

= 2100log205

25log 3

2

==⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛x

Page 120: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 5

LEMBAR KEGIATAN SIKLUS II Sifat – sifat Logaritma (mengubah bilangan pokok logaritma)

1) Sifat 2 (mengubah bilangan pokok logaritma) Jika a > 0, a ≠ 1, b > 0, dan b ≠ 1, maka: Bukti: Bukti: Misalkan pa abpb =⇔=log

maka bpaap

aa

ab a

x

x

x

px

x

x

logloglog

loglog

loglog

====

Selanjutnya )(log1

loglog1

logloglog terbukti

abaa

bb b

x

xx

xa ===

Contoh: Jika a=3log2 , nyatakan 3log8 dalam a. Pembahasan:

a. 3log8 = a313log

31

2log3log

31

2log3log

8log3log 2

3 ====

Soal: a. Jika a=3log2 , nyatakan 2log3 dalam a.

2) Sifat 3

Sifat 3 merupakan perluasan dari sifat – sifat yang terdahulu: m bilangan bulat dan n bilangan asli ≥2, g > 0, g ≠ 1.

Contoh: a. Hitunglah 64log5log 52 x b. Jika ,3log2 a= nyatakan 81log4 dalam a.

Pembahasan: a. 64log5log 52 x = 62log64log 622 ==

b. a23log243log81log 2424 2

===

Soal: b. Jika ,3log2 a= nyatakan 27log8 dalam a.

e. bbax gag logloglog =

f. anma gmg n

loglog =

g. aa gng n

loglog =

,log1

logloglog

aabb bx

xa == x > 0 dan x≠ 1

Page 121: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

3) Sifat 4 Jika a > 0, a≠ 1, dan b > 0, maka:

Bukti: Misalkan baxb xa =⇔=log

xb aaa

=log ba ba

=log (terbukti) Contoh:

Tentukan hasil dari: a. 5log3

3 b. 4log9

3 c. 4log3

9 Pembahasan:

a. 5log3

3 = 5

b. 4log9

3 = 2333 2log4log4log 321

323

===

c. 169999 16log4log4log4log 92921

93

==== Contoh:

Jika log p = a, log q = b, dan log r = c, nyatakan log ( )4qrp dalam bentuk a, b dan c.

Pembahasan: 1. log ( )4qrp =log 4loglog rqp ++

= rqp log4loglog21

++ =21 a + b + 4c

Soal: c. Misalkan a=3log2 dan .5log3 b= Nyatakan 5log2 dalam a atau b.

Jawaban Soal Lembar kegiatan

a. 2log3 =a1

3log1

2 =

b. a=== 3log3log27log 2328 3

c. a=3log2 ;3log12loga

=⇒

.5log3 b= ⇒ log 5 = b log 3

Maka: 5log2 = ab

a

b==

3log13log

2log5log

ba ba

=log

Page 122: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 6 SOAL KUIS SIKLUS I

Tata Tertib Mengerjakan Kuis :

1. Bacalah Basmalah sebelum mengerjakan kuis

2. Dilarang bekerjasama dengan teman lain

3. Dilarang membuka buku/L embar kegiatan Soal Kuis

1. Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma di bawah ini :

a. )log(xza

b. cya log

c. 43 5log

2. Nyatakan bentuk – bentuk berikut ini dalam bentuk logaritma tunggal:

a. Log3 + log 5

b. Log 28 – log 7

c. 8log128log 44 −

Alhamdulillahirobbil Alamin Setiap Langkah Dapat Menghasilkan Keberhasilan Jika Dilakukan Dengan

Bersungguh-sungguh Diiringi Dengan Doa GOOD LUCK

Nama :

Kelas :

Kelompok :

Skor Nilai :

Page 123: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 7 SOAL KUIS SIKLUS II

Tata Tertib Mengerjakan Kuis :

1. Bacalah Basmalah sebelum mengerjakan kuis. 2. Dilarang bekerjasama dengan teman lain. 3. Dilarang membuka buku/LKS

SOAL KUIS :

1. Jika log m = s, log n = t, dan log o = u, nyatakan log33 on

m dalam s, t, dan

u. 2. Misalkan a=3log2 dan .5log3 b= Nyatakan 15log6 dalam a atau b.

Alhamdulillahirobbil Alamin Setiap Langkah Dapat Menghasilkan Keberhasilan Jika Dilakukan Dengan

Bersungguh-sungguh Diiringi Dengan Doa

GOOD LUCK

Nama : Kelas : Kelompok : Skor Nilai :

Page 124: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 8

JAWABAN SOAL KUIS SIKLUS I

1. Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma di bawah ini : a. )log(xza = zx aa loglog + ( Skor 10)

b. cya log = cy aa loglog − ( Skor 10)

c. 43 5log = 5log415log 34

13 = ( Skor 10)

2. Nyatakan bentuk – bentuk berikut ini dalam bentuk logaritma tunggal: a. Log3 + log 5 = log (3 x 5) = log 15 (Skor 10)

b. Log 28 – log 7 = log 4log728

= ( Skor 10)

c. 8log128log 44 − =8

128log4

= 244 4log16log = = 21.24log24 == ( Skor 10)

Page 125: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 9

JAWABAN SOAL KUIS SIKLUS II SOAL KUIS :

1. Jika log m = s, log n = t, dan log o = u, nyatakan log33 on

m dalam s, t, dan

u. Pembahasan:

log33 on

m = log 33 loglog onm +−

= log 331

21

loglog onm +−

= onm log3log31log

21

+−

= uts 331

21

+− ( Skor 20)

2. Misalkan a=3log2 dan .5log3 b= Nyatakan 15log6 dalam a atau b.

Pembahasan:

a=3log2 ;3log12loga

=⇒

.5log3 b= ⇒ log 5 = b log 3

15log6 = )1()1(

11

3log13log

3log3log2log3log5log3log

6log15log

++

=++

=+

+=

++

=aba

aa

b

a

b ( Skor

20)

Page 126: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 10

SOAL GAME SIKLUS I

Nyatakanlah bentuk – bentuk berikut dalam bentuk logaritma tunggal:

1. yx log5log 22 + 2. 5 pm loglog 22 − 3. 24log18log36log 999 −+ 4. 8log5log20log 444 +−

5. xy log31log 44 −

Hitunglah hasil dari: 6. 9log4log 66 + 7. 2log54log 33 − 8. 4log8log5log −+ 9. log 60 - log 3 + log 5

10. 8log32log48log 444 ++

Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma dibawah ini: 11. ( )33log2 12. )log( 3xya 13. )log( 32 zyx

14. 35 log

xy

15. zyx 23

6 7log

Berat sama dipikul Ringan sama dijinjing GOOD LUCK

Page 127: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 11 SOAL GAME SIKLUS II

Sederhanakan !

1. 243log27log8log 923 +x

2. 2log

16logaa

3. 625log25log

aa

4. ( )( )625log9log 95 Misalkan diketahui .5log3log 22 qpdan == Nyatakan tiap bentuk berikut ini dalam p dan q.

5. 50log6 6. 20log18

Diketahui ,3log8 a= nyatakan tiap bentuk berikut ini dalam a.

7. 3log2 8. 3log4

9. ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

31log32

Berat sama dipikul Ringan sama dijinjing

FASTABIQUL KHOIROTS

Page 128: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 12

JAWABAN SOAL GAME SIKLUS I

Nyatakanlah bentuk – bentuk berikut dalam bentuk logaritma tunggal:

1. yx log5log 22 + = 52522 logloglog xyyx =+

2. 5 pm loglog 22 − =p

mpm5

2252 logloglog =−

3. 24log18log36log 999 −+ = 27log24648log

2418.36log 999 ==

4. 8log5log20log 444 +− = 32log)8.4log(8log4log8log520log 444444 ==+=+

5. xy log31log 44 − =

34

31

431

44 loglogloglogx

y

x

yxy ==−

Hitunglah hasil dari:

6. 9log4log 66 + = 21.26lg26log36log)9.4log( 62666 =====

7. 2log54log 33 − = 31.33log33log27log2

54log 33333 =====

8. 4log8log5log −+

= 110log440log4log40log4log)8.5log( ===−=−

9. log 60 - log 3 + log

5=log 2100log)5.20log(5log20log5log3

60===+=+

10. 8log32log48log 444 ++ =

41.44log44log256log)8.32.48log( 44444 =====

Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma dibawah ini:

11. ( )33log2 = 3log3log 22 + = 3log213log3log3log 222

122 +=+

12. )log( 3xya = yxyx aaaa log3logloglog 3 +=+ 13. )log( 32 zyx = zyxzyx loglog3log2logloglog 32 ++=++

14. 35 log

xy = xyxyxy log

23log

21loglogloglog 552

352

15355 −=−=−

15. zyx 23

6 7log = zyxzyx log21log27log3loglog7log 6662

162636 −+=−+

Page 129: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 13

PEMBAHASAN SOAL GAME SIKLUS II Sederhanakan !

1. 243log27log8log 923 +x = 593223

3 3log3log2log +x

= ( ) 3log253log2log3

23 323 +⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ xx

= )1(253log

29 3 +

=25)1(

29

+ = 7

2. 2log

16logaa = 4

2log2log4

2log2log 4

==aa

aa

3. 625log25log

aa =

21

42

5log5log

42

5log45log2

5log5log

4

2

====aa

aa

aa

4. ( )( )625log9log 95 = 4)1(45log45log625log 5455 ==== Misalkan diketahui .5log3log 22 qpdan == Nyatakan tiap bentuk berikut ini dalam p dan q. ;2log3log3log2 pp =⇔= 2log5log5log2 qq =⇔=

5. 50log6 =

pq

pq

++

=+

+=

++

=1

122log2log

2log)2log(23log2log2log5log2

6log50log

6. 20log18 =pq

pq

312

)2log(312log)1(2

3log32log5log2log2

18log20log

++

=+

+=

++

=

Diketahui ,3log8 a= nyatakan tiap bentuk berikut ini dalam a.

7. 3log2 = aaaa 3

318log

31

8log2log3log

831

88

8

====

8. 3log4 =2

3

328log

32

8log4log3log

832

88

8 aaaa====

9. ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

31log32 =

38

43

2

8log43

3log2

8log

3log32log3log

8

8

43

8

28

8

18 aa====

Page 130: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 14

Soal Tes Akhir Siklus I Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma dibawah ini:

1. )log( 32 zyx

2. 35 log

xy

Hitunglah hasil dari:

3. 9log4log 66 +

4. 2log54log 33 −

Page 131: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 15

Soal Tes Akhir Siklus II

1. Jika == makaxx ,85log 225 2. ( ) ( ) =25log49log 75 x 3. == 49log,7log 82 makaaJika

Jawaban Tes Akhir

1. Jika == makaxx ,85log 225

Jawab: 85log 252

=x

85log2

2 5 =x

881. == makaxx ( Skor 20)

2. ( ) ( ) =25log49log 75 x Jawab : ( ) ( ) ( )( )2752725 5log7log25log7log =x

= ( ) 4)1.2(2)5log2(25log2 525 === ( Skor 20)

3. == 49log,7log 82 makaaJika

Jawab:3

22log3

22log7log

232

22 aa== ( Skor 20)

Page 132: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 16

Jawaban Tes Akhir Siklus I

1. )log( 32 zyx = zyxzyx loglog3log2logloglog 32 ++=++ ( Skor 10)

2. 35 log

xy = xyxyxy log

23log

21loglogloglog 552

352

15355 −=−=− ( Skor10)

3. 9log4log 66 + = 21.26lg26log36log)9.4log( 62666 ===== ( Skor 10)

4. 2log54log 33 − = 31.33log33log27log2

54log 33333 ===== ( Skor 10)

Page 133: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 17 TABEL HASIL BELAJAR KELAS X A

SIKLUS I Nama Sekolah : MAN Semarang 2 Mata Pelajaran : Matematika Materi Pelajaran : Logaritma Kelas / Semester : X A / Gasal Tahun Pelajaran : 2009 – 2010

No. Nama Nilai Yang Diperoleh

Nilai Ket Kuis Evaluasi 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4

1 Agus Nuryono 10 10 10 10 5 5 3 8 8 3 72 T 2 Ahmd Adzlan 10 10 8 5 5 5 8 10 10 3 74 T 3 Aida Fitria K. 10 10 10 10 5 5 3 3 10 10 76 T 4 Akhlis Nur Sofi 10 10 3 8 5 5 8 10 8 3 70 T 5 Ari Setiawan 10 10 10 8 5 5 8 10 10 3 79 T 6 Bahar Mario NS 10 10 8 5 5 3 8 10 3 3 65 TT 7 Dedy Santoso 10 10 5 10 5 8 8 10 8 3 77 T 8 Dheanira IRS 10 10 10 10 5 5 8 8 8 5 79 T 9 Diah Fitriyani 10 10 10 10 5 5 5 10 10 3 78 T 10 Dwi Arifiani 10 10 10 10 5 5 8 10 10 5 83 T 11 Eka Oktavia P 10 10 10 8 5 5 10 10 3 3 74 T 12 Galih Afrizal T 10 10 8 5 5 3 8 10 3 3 65 TT 13 Indah Yulianti 5 10 8 8 5 5 8 5 8 3 65 TT 14 Khisnul Ulum 10 10 10 10 5 5 8 10 10 3 81 T 15 Kholifatul H 10 10 8 5 5 5 8 5 10 3 69 TT 16 Lailatur R 10 10 10 10 10 5 8 10 10 3 86 T 17 Lia Fuada Z 10 10 5 8 5 5 10 8 3 3 67 TT 18 Lilis Setiyowati 10 10 5 10 10 5 8 8 8 5 79 T 19 Liyya MN 10 10 10 10 10 5 8 10 10 8 91 T 20 Lucyana 10 10 8 5 5 3 8 10 3 3 65 TT 21 M. Khafidhul M 10 10 5 10 10 5 8 10 10 3 81 T 22 M. Kharis Fuadi 10 10 8 5 5 3 3 10 8 3 65 TT 23 Miftahul Choir 10 10 10 8 5 5 8 10 10 3 79 T 24 Miftahul R 10 10 10 5 8 5 3 8 8 3 70 T 25 Mina Kusania 10 10 10 10 10 5 3 8 3 3 72 T 26 M. Idham K 10 10 5 5 8 5 3 8 8 3 65 TT 27 M. Zulfikar 10 10 5 10 10 5 8 10 3 3 74 T 28 Mundakiroh 10 10 10 10 10 10 3 8 8 3 82 T 29 Nadhifah 10 10 8 10 5 5 3 10 10 3 64 TT 30 Ninik Wijayanti 10 10 8 5 3 5 8 10 10 3 72 T 31 Nur Inayatul L 10 10 10 10 5 5 10 8 3 3 74 T 32 Nur Santi H 10 10 5 8 5 5 10 8 3 3 67 TT

Page 134: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

33 Nurul Khasanah 10 10 10 10 5 5 3 8 3 3 67 TT 34 Riska Dita V 10 10 10 10 8 5 8 8 10 3 82 T 35 Rizqi Nur Laela 10 10 10 10 5 5 8 10 10 3 81 T 36 Sani Nur H 10 10 10 10 10 5 8 10 10 3 86 T 37 Sellinda A 10 10 10 10 10 5 8 10 10 3 86 T 38 Sigit Prayogo 10 10 8 5 5 5 0 10 5 0 58 TT 39 Siti Kodriyah 10 10 10 10 5 5 8 8 5 3 74 T 40 Ulil Amri 10 10 5 10 10 5 8 10 10 5 83 T 41 Wahyu Setiono 10 10 10 5 5 3 3 10 10 3 69 TT 42 Widarti 10 10 10 10 10 5 3 10 3 3 74 T 43 Yasinta MS 10 10 10 5 8 5 3 8 10 3 72 T 44 Yoga Ari S 10 10 10 10 5 5 8 10 5 3 76 T 45 Zainul Wafa 10 10 8 5 8 8 8 5 10 3 75 T

JUMLAH 3343 RATA - RATA 74.289

Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Nilai Hasil Akhir = Nilai Kuis + Nilai Evaluasi Dengan Kriteria : Jawaban benar sepenuhnya : nilai 10 Jawaban benar kurang sedikit : nilai 8 Jawaban mendekati benar : nilai 5 Jawaban salah : nilai 3 Tidak diisi : nilai 0 Nilai rata – rata = 74.29 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar = 32 Ketuntasan Klasikal = 71.1 Ketuntasan dapat dilihat dari peserta didik yang mampu menyelesaikan / mencapai nilai minimal 70.

Guru Mapel Matematika

(Dra. Rus Hamidah M.Pd)

Page 135: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 18

TABEL HASIL BELAJAR KELAS X A SIKLUS II

Nama Sekolah : MAN Semarang 2 Mata Pelajaran : Matematika Materi Pelajaran : Logaritma Kelas / Semester : X A / Gasal Tahun Pelajaran : 2009 – 2010

No. Nama Nilai Yang Diperoleh

Nilai Ket Kuis Evaluasi 1 2 1 2 3

1 Agus Nuryono 20 20 12 8 8 68 TT 2 Ahmd Adzlan 20 20 20 20 8 88 T 3 Aida Fitria K. 20 20 20 20 12 92 T 4 Akhlis Nur Sofi 20 12 12 8 8 60 TT 5 Ari Setiawan 20 12 20 8 12 72 T 6 Bahar Mario NS 20 12 20 20 12 84 T 7 Dedy Santoso 20 12 20 8 12 72 T 8 Dheanira IRS 20 20 12 8 12 72 T 9 Diah Fitriyani 20 20 20 20 12 92 T 10 Dwi Arifiani 20 20 20 20 20 100 T 11 Eka Oktavia P 20 12 20 12 12 76 T 12 Galih Afrizal T 20 12 20 8 20 80 T 13 Indah Yulianti 20 20 12 12 8 72 T 14 Khisnul Ulum 20 12 20 20 8 80 T 15 Kholifatul H 20 12 20 8 12 72 T 16 Lailatur R 20 12 20 8 12 72 T 17 Lia Fuada Z 20 20 12 12 12 76 T 18 Lilis Setiyowati 20 20 20 8 20 88 T 19 Liyya MN 20 20 12 8 12 72 T 20 Lucyana 20 12 20 8 12 72 T 21 M. Khafidhul M 20 12 12 8 12 64 TT 22 M. Kharis Fuadi 20 20 20 20 12 92 T 23 Miftahul Choir 20 12 20 12 12 76 T 24 Miftahul R 20 20 20 8 12 80 T 25 Mina Kusania 20 12 20 8 12 72 T 26 M. Idham K 20 20 20 20 20 100 T 27 M. Zulfikar 20 20 20 8 8 76 T 28 Mundakiroh 20 20 12 20 8 80 T 29 Nadhifah 20 12 20 20 12 84 T 30 Ninik Wijayanti 20 12 20 8 12 72 T 31 Nur Inayatul L 20 20 20 8 8 76 T 32 Nur Santi H 20 12 20 20 8 80 T

Page 136: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

33 Nurul Khasanah 20 20 20 8 12 80 T 34 Riska Dita V 20 20 20 8 12 80 T 35 Rizqi Nur Laela 20 20 20 12 12 84 T 36 Sani Nur H 20 20 20 20 12 92 T 37 Sellinda A 20 20 20 20 20 100 T 38 Sigit Prayogo 20 20 20 8 8 76 T 39 Siti Kodriyah 20 20 20 20 12 92 T 40 Ulil Amri 20 12 12 20 12 76 T 41 Wahyu Setiono 20 12 12 20 12 76 T 42 Widarti 20 20 20 8 12 80 T 43 Yasinta MS 20 20 20 8 12 80 T 44 Yoga Ari S 20 20 20 8 12 80 T 45 Zainul Wafa 20 20 20 8 8 76 T

JUMLAH 3584 RATA - RATA 79.64

Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Nilai Hasil Akhir = Nilai Kuis + Nilai Evaluasi Dengan Kriteria : Jawaban benar sepenuhnya : nilai 20 Jawaban benar kurang sedikit : nilai 12 Jawaban salah : nilai 8 Tidak diisi : nilai 0 Nilai rata – rata = 79.64 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar = 42 Ketuntasan Klasikal = 93.3 % Ketuntasan dapat dilihat dari peserta didik yang mampu menyelesaikan / mencapai nilai minimal 70.

Guru Mapel Matematika

(Dra. Rus Hamidah M.Pd)

Page 137: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 19 DAFTAR NAMA ANGGOTA KELOMPOK

Sunan Gunung Jati Sunan Muria Sunan Kalijaga 1. Miftahul Choir 2. M. Kharis Fuadi 3. Yasinta

Maulidsari 4. Miftahul

rohmah 5. Lucyana

1. Akhlis Nur Sofi 2. Dwi Arifiani 3. Eka Oktavia P 4. Ari Setiawan 5. Indah Yulianti

1. Galih Afrizal Tanjung

2. Lia Fuada Zuhria

3. M. Khafidhul Mufid

4. Lilis Setiyowati

5. Liyya Muflikhatun N

Sunan Drajat Sunan Ampel Sunan Gresik 1. Kholifatul

Hasanah 2. Lailatur Raichah 3. Dedy Santoso 4. Khisnul Ulum 5. Bahar Mario

Nor Hadi

1. Agus Nuryono 2. Dheanira Intan

R S 3. Aida Fitria K 4. Ahmad Adzlan 5. Diah Fitriyani

1. Sigit Prayogo 2. Nur Inayatul

Laili 3. Ulil Amri 4. Nur Santi

Hidayah 5. Ninik

Wijayanti Sunan Bonang Sunan Kudus Sunan Giri

1. Wahyu Setiono 2. Sani Nur

Hidayah 3. Widarti 4. St Kodriyah 5. Selinda A

1. M. Zulfikar 2. Mundakiroh 3. Nadhifah 4. Mina Kusania 5. M. Idham

Kholid

1. Riska Ditaviviani

2. Nurul Khasanah

3. Rizqi Nur Laela

4. Zainul Wafa 5. Yoga Ari

Setiawan

Page 138: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 20 ANGKET PENILAIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

UNTUK MENGETAHUI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SIKLUS I

Bacalah petunjuk terlebih dahulu. Petunjuk :

1. Jawablah pertanyaan ini dengan baik dan sungguh – sungguh 2. Beri tanda (√) pada jawaban yang anda anggap benar.

Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

Kisi – kisi Indikator Pertanyaan SS S 1.Perhatian peserta didik terhadap pelajaran matematika menggunakan model pembelajaran TGT

Kehadiran saat pelajaran

1.Saya sedih jika tertinggal mata pelajaran matematika.

2.Saya sangat bersemangat jika mengikuti mata pelajaran matematika.

3.Saya sangat sedih jika tidak masuk sekolah.

Persiapan Pelajaran

4.Saya belajar malam hari jiak besoknya ada pelajaran matematika.

5. Saya selalu membawa buku catatan untuk mata pelajaran matematika.

Usaha mendalami pelajaran

6.Saya selalu mengulang pelajaran matematika dirumah.

7. Saya selalu mengaplikasikan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Partisipasi Mendengarkan 8.Saya selalu

Page 139: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

peserta didik dalam belajar mengajar menggunakan model pembelajaran TGT

pelajaran mendengarkan penjelasan guru bila pelajaran matematika berlangsung.

9.Saya selalu memperhatikan jika guru sedang menerangkan pelajaran matematika.

Kemampuan untuk bertanya

10.Bila ada materi yang tidak saya pahami, saya akan bertanya kepada guru/teman sekelompok.

Kemampuan mengikuti game dan kuis

11.Saya sangat senang mengikuti game dan kuis.

12.Saya bersemangat mengerjakan soal dalam game dan kuis.

Kemampuan menjawab dalam kuis dan game

13.Saya menjawab dengan benar soal kuis dan game.

14.Saya mewakili kelompok menulis dipapan tulis.

Kemauan untuk mencatat pelajaran

15.Saya mencatat apa yang diterangkan oleh guru.

16.Saya mencata apa yang ditulis dipapan tulis.

Kemampuan menjelaskan

17.Saya selalu menjelaskan kepada teman sekelompok bila diantara mereka ada yang belum paham.

Penilaian peserta didik terhadap pelajaran

Tanggapan tentang pelajaran

18.Menurut saya pelajaran matematika merupakan pelajaran yang mudah.

19.Saya merasa senang saat mengerjakan

Page 140: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

soal-soal matematika.

Tanggapan tentang diskusi

20.Saya lebih leluasa bila berdiskusi dengan teman.

21.Berdiskusi dengan teamn tentang materi dan soal matematika membuat saya tambah paham.

Sikap peserta didik terhadap tugas dari guru

Kemauan untuk mengerjakan

22.Bila ada soal yang sulit saya akan berusaha sampai saya bias menyelesaikannya.

23.Saya hanya mengerjakan soal yang bisa saya kerjakan.

Kemauan mengumpulkan tugas

24.Saya berusaha mengumpulkan tugas dengan tepat waktu meskipun ada beberapa soal yang belum selesai.

25.Saya akan mengumpulkan tugas setelah semua sudah selesai saya kerjakan.

Sikap peserta didik terhadap kelompoknya

Kemauan meningkatkan skor

26.Dengan usaha keras saya akan berusaha meningkatkans kor tim.

27.Saya mengerjakan kuis dengan sungguh-sungguh tanpa menyontek teman.

Kemauan kerjasama

28.Saya selalu bekerjasama dengan baik dengan teman-teman sekelompok.

29.Kelompok saya selalu saling

Page 141: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

menyemangati dalam belajar dan mengerjakan soal.

Sikap peserta didik terhadap model pembelajaran TGT

30.Saya sangat senang jika guru menggunakan model pempbelajaran TGT.

Kriteria penilaian untuk tiap 1 pertanyaan adalah sebagai berikut:

a. Skor 3 untuk peserta didik yang sangat setuju dengan pertanyaan . b. Skor 2 untuk peserta didik yang setuju dengan pertanyaan. c. Skor 1 untuk peserta didik yang tidak setuju dengan pertanyaan. d. Skor 0 untuk peserta didik yang sangat tidak setuju dengan pertanyaan.

Indikator motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut: Skor %85≥ : motivasi belajar peserta didik tinggi. 65% ≤ Skor ≤ 84% : motivasi belajar peserta didik sedang. 45% ≤ Skor ≤ 64% : motivasi belajar peserta didik cukup. Skor ≤ 44% : motivasi belajar peserta didik kurang.

Adapun rumus yang digunakan untuk rata – rata skor motivasi belajar semua peserta didik adalah:

PX

x ∑=

Keterangan: x = Rata – rata skor motivasi peserta didik ∑X = Jumlah seluruh skor P = Jumlah peserta didik

Page 142: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 21 ANGKET PENILAIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

UNTUK MENGETAHUI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SIKLUS II

Bacalah petunjuk terlebih dahulu. Petunjuk :

1. Jawablah pertanyaan ini dengan baik dan sungguh – sungguh 2. Beri tanda (√) pada jawaban yang anda anggap benar.

Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

Kisi – kisi Indikator Pertanyaan SS S TS STS1.Perhatian peserta didik terhadap pelajaran matematika menggunakan model pembelajaran TGT

Kehadiran saat pelajaran

1.Saya sedih jika tertinggal mata pelajaran matematika.

2.Saya sangat bersemangat jika mengikuti mata pelajaran matematika.

3.Saya sangat sedih jika tidak masuk sekolah.

Persiapan Pelajaran

4.Saya belajar malam hari jiak besoknya ada pelajaran matematika.

5. Saya selalu membawa buku catatan untuk mata pelajaran matematika.

Usaha mendalami pelajaran

6.Saya selalu mengulang pelajaran matematika dirumah.

7. Saya selalu mengaplikasikan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Partisipasi peserta didik

Mendengarkan pelajaran

8.Saya selalu mendengarkan

Page 143: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

dalam belajar mengajar menggunakan model pembelajaran TGT

penjelasan guru bila pelajaran matematika berlangsung.

9.Saya selalu memperhatikan jika guru sedang menerangkan pelajaran matematika.

Kemampuan untuk bertanya

10.Bila ada materi yang tidak saya pahami, saya akan bertanya kepada guru/teman sekelompok.

Kemampuan mengikuti game dan kuis

11.Saya sangat senang mengikuti game dan kuis.

12.Saya bersemangat mengerjakan soal dalam game dan kuis.

Kemampuan menjawab dalam kuis dan game

13.Saya menjawab dengan benar soal kuis dan game.

14.Saya mewakili kelompok menulis dipapan tulis.

Kemauan untuk mencatat pelajaran

15.Saya mencatat apa yang diterangkan oleh guru.

16.Saya mencata apa yang ditulis dipapan tulis.

Kemampuan menjelaskan

17.Saya selalu menjelaskan kepada teman sekelompok bila diantara mereka ada yang belum paham.

Penilaian peserta didik terhadap pelajaran

Tanggapan tentang pelajaran

18.Menurut saya pelajaran matematika merupakan pelajaran yang mudah.

19.Saya merasa senang saat mengerjakan

Page 144: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

soal-soal matematika.

Tanggapan tentang diskusi

20.Saya lebih leluasa bila berdiskusi dengan teman.

21.Berdiskusi dengan teamn tentang materi dan soal matematika membuat saya tambah paham.

Sikap peserta didik terhadap tugas dari guru

Kemauan untuk mengerjakan

22.Bila ada soal yang sulit saya akan berusaha sampai saya bias menyelesaikannya.

23.Saya hanya mengerjakan soal yang bisa saya kerjakan.

Kemauan mengumpulkan tugas

24.Saya berusaha mengumpulkan tugas dengan tepat waktu meskipun ada beberapa soal yang belum selesai.

25.Saya akan mengumpulkan tugas setelah semua sudah selesai saya kerjakan.

Sikap peserta didik terhadap kelompoknya

Kemauan meningkatkan skor

26.Dengan usaha keras saya akan berusaha meningkatkans kor tim.

27.Saya mengerjakan kuis dengan sungguh-sungguh tanpa menyontek teman.

Kemauan kerjasama

28.Saya selalu bekerjasama dengan baik dengan teman-teman sekelompok.

29.Kelompok saya selalu saling

Page 145: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

menyemangati dalam belajar dan mengerjakan soal.

Sikap peserta didik terhadap model pembelajaran TGT

30.Saya sangat senang jika guru menggunakan model pempbelajaran TGT.

Kriteria penilaian untuk tiap 1 pertanyaan adalah sebagai berikut:

e. Skor 3 untuk peserta didik yang sangat setuju dengan pertanyaan . f. Skor 2 untuk peserta didik yang setuju dengan pertanyaan. g. Skor 1 untuk peserta didik yang tidak setuju dengan pertanyaan. h. Skor 0 untuk peserta didik yang sangat tidak setuju dengan pertanyaan.

Indikator motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut: Skor %85≥ : motivasi belajar peserta didik tinggi. 65% ≤ Skor ≤ 84% : motivasi belajar peserta didik sedang. 45% ≤ Skor ≤ 64% : motivasi belajar peserta didik cukup. Skor ≤ 44% : motivasi belajar peserta didik kurang.

Adapun rumus yang digunakan untuk rata – rata skor motivasi belajar semua peserta didik adalah:

PX

x ∑=

Keterangan: x = Rata – rata skor motivasi peserta didik ∑X = Jumlah seluruh skor P = Jumlah peserta didik

Page 146: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 22 Hasil Angket Motivasi Belajar Peserta Didik

Pada Siklus I

NA

Perolehan Skor J P %

K

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 46 51 C 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 52 57 C 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 59 65 S 4 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 49 54 C 5 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 63 70 S 6 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 48 53 C 7 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 68 75 S 8 2 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 1 2 2 3 1 3 3 1 3 2 2 2 2 66 73 S 9 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 60 66 S 10 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 52 57 C 11 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 66 73 S 12 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 0 1 2 2 1 2 0 0 2 1 0 1 0 37 41 K 13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 60 66 S 14 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 60 66 S 15 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 59 65 S 16 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 54 60 C 17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 61 67 S 18 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 72 80 S 19 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 53 58 C 20 0 2 1 0 1 2 2 2 0 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 0 2 1 44 48 C 21 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 0 2 1 1 45 50 C

Page 147: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 56 62 C 23 2 2 2 1 3 1 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 0 3 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 63 70 S 24 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 54 60 C 25 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 59 65 S 26 3 3 3 0 2 2 1 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 61 67 S 27 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 53 58 C 28 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 59 65 S 29 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 51 56 C 30 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 62 68 S 31 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 60 66 S 32 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 65 72 S 33 2 1 3 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 46 51 C 34 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 51 56 C 35 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 0 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 2 1 1 1 1 40 44 K 36 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 45 50 C 37 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 0 2 2 1 51 56 C 38 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 65 72 S 39 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 65 72 S 40 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 68 75 S 41 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 67 74 S 42 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 62 68 S 43 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 66 73 S 44 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 57 63 C 45 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 50 55 C Jumlah Nilai Keseluruhan : 2550

Rata – rata : 56.67 Prosentase : 62.96 %

Page 148: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Keterangan : NA : Nomor Absen J : Jumlah Skor P : Prosentase K : Keterangan Keterangan Penilaian: T : Tinggi S : Sedang C : Cukup K : Kurang Indikator motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut:

Skor %85≥ : motivasi belajar peserta didik tinggi.

65% ≤ Skor ≤ 84% : motivasi belajar peserta didik sedang.

45% ≤ Skor ≤ 64% : motivasi belajar peserta didik cukup.

Skor ≤ 44% : motivasi belajar peserta didik kurang.

Dari hasil angket motivasi belajar yang diberikan kepada peserta didik didapat:

Jumlah skor peserta didik scara keseluruhan adalah 2550

Rata-rata motivasi belajar peserta didik adalah 56.67

dan prosentase motivasi belajar peserta didik sebesar 62.96%.

Page 149: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 23 Hasil Angket Motivasi Belajar Peserta Didik

Pada Siklus II

NA Perolehan Skor J P %

K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 3 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 60 66 S 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 71 78 S 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 79 87 T 4 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 55 61 C 5 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 77 85 T 6 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 3 58 64 C 7 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 79 87 T 8 2 3 3 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 3 78 86 T 9 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 73 81 S 10 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 61 67 S 11 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 81 90 T 12 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 3 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 3 1 1 1 45 50 C 13 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 71 78 S 14 2 2 3 1 3 1 2 2 3 3 2 3 2 1 3 3 2 2 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 72 80 S 15 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 3 2 2 1 3 3 2 1 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 69 76 S 16 2 2 3 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 62 68 T 17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 66 73 S 18 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 83 92 T 19 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 1 1 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 1 1 1 2 66 73 S 20 0 2 2 0 1 2 2 2 0 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 48 53 C 21 3 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 3 1 1 2 2 3 2 2 1 2 0 2 1 3 50 55 C 22 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 68 75 S

Page 150: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

23 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 2 1 1 3 3 2 3 3 3 78 86 T 24 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 60 66 S 25 3 3 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 2 2 2 3 2 2 1 1 2 3 1 2 3 3 3 3 3 68 75 S 26 3 3 3 1 2 2 1 3 2 3 3 3 2 1 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 71 78 S 27 2 3 3 1 3 1 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 2 1 2 1 3 69 76 S 28 2 2 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 2 2 69 76 S 29 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 3 2 3 3 61 67 S 30 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 75 83 S 31 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 69 76 S 32 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 3 3 71 78 S 33 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 3 1 1 2 2 2 1 2 2 1 3 1 2 2 2 3 55 61 C 34 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 57 63 C 35 2 2 3 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 46 51 C 36 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 53 58 C 37 1 2 2 2 3 1 2 3 3 3 3 2 1 1 2 2 2 1 2 3 3 2 3 2 1 2 1 2 2 3 62 68 S 38 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 77 85 T 39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 74 82 S 40 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 82 91 T 41 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 74 82 S 42 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 67 74 S 43 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 2 3 76 84 S 44 2 2 2 1 3 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 1 3 3 2 3 1 3 3 3 66 73 S 45 2 1 3 2 2 1 3 3 2 2 2 1 3 3 3 3 1 1 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 61 67 S

Jumlah Skor Keseluruhan : 3013 Rata – rata : 70 Prosentase : 77.78%

Page 151: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Keterangan : NA : Nomor Absen J : Jumlah Skor P : Prosentase K : Keterangan Keterangan Penilaian: T : Tinggi S : Sedang C : Cukup K : Kurang Indikator motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut:

Skor %85≥ : motivasi belajar peserta didik tinggi.

65% ≤ Skor ≤ 84% : motivasi belajar peserta didik sedang.

45% ≤ Skor ≤ 64% : motivasi belajar peserta didik cukup.

Skor ≤ 44% : motivasi belajar peserta didik kurang.

Dari hasil angket motivasi belajar yang diberikan kepada peserta didik didapat:

Jumlah skor peserta didik scara keseluruhan adalah 3013

Rata-rata motivasi belajar peserta didik adalah 70

dan prosentase motivasi belajar peserta didik sebesar 77.78%. Ternyata terjadi peningkatan motivasi belajar peserta didik

setelah menggunakan model pembelajaran TGT. Dari siklus I yang awalnya 62.96% meningkat menjadi 77.77% pada siklus II.

Page 152: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 24 KARTU BERNOMOR

1 5 2 3 4

6 7 109

15 14131211

8

Page 153: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 25 Tabel Perhitungan Skor Perkembangan TGT

Kelas X A MAN Semarang 2 Pada Siklus I

No. Nama Anggota SD NG Kelompok 1 Miftahul Choir 48

2

Sunan

Gunung Jati

2 M. Kharis Fuadi 41 3 Yasinta Maulidsari 48 4 Miftahul rohmah 48 5 Lucyana 41

Jumlah Rata – rata

226 2 TIM BAIK 7. 53

Nilai Kelompok : 9. 53No. Nama Angggota SD NG Kelompok 1 Riska Ditaviviani 53

1

Sunan Giri

2 Nurul Khasanah 50 3 Rizqi Nur Laela 50 4 Zainul Wafa 49 5 Yoga Ari Setiawan 50

Jumlah Rata – rata

252 1 TIM BAIK 8. 4

Nilai Kelompok : 9.4No. Nama SD NG Kelompok 1 Akhlis Nur Sofi 41

2,2

Sunan Muria

2 Dwi Arifiani 503 Eka Oktavia Puspitasari 48 4 Ari Setiawan 48 5 Indah Yulianti 41

Jumlah Rata – rata

228 4 TIM SUPER 7.6

Nilai Kelompok : 11.6No. Nama SD NG Kelompok 1 Kholifatul Hasanah 43

2

Sunan Drajat

2 Lailatur Raichah 55 3 Dedy Santoso 48 4 Khisnul Ulum 50 5 Bahar Mario Nor Hadi 41

Jumlah Rata - rata

237 2 TIM BAIK 7.9

Nilai Kelompok : 9.9 No. Nama SD NG Kelompok 1 Galih Afrizal Tanjung 41

2

Sunan Kalijaga

2 Lia Fuada Zuhria 43 3 M. Khafidhul Mufid 50

Page 154: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

4 Lilis Setiyowati 50 5 Liyya Muflikhatun N 55

Jumlah Rata – rata

239 2 TIM BAIK 7.96

Nilai Kelompok : 9.96 No. Nama SD NG Kelompok 1 Agus Nuryono 50

1,1

Sunan Ampel

2 Dheanira Intan Risky S 55 3 Aida Fitria K 55 4 Ahmad Adzlan 43 5 Diah Fitriyani 50

Jumlah Rata - rata

253 2 TIM HEBAT 8.43

Nilai Kelompok : 11.43 No. Nama SD NG Kelompok 1 Sigit Prayogo 43

1

Sunan Gresik

2 Nur Inayatul Laili 50 3 Ulil Amri 50 4 Nur Santi Hidayah 43 5 Ninik Wijayanti 41

Jumlah Rata - rata

227 1 TIM KURANG 7.56

Nilai Kelompok : 8.56 No. Nama SD NG Kelompok 1 M. Zulfikar 50

1,1,2

Sunan Kudus

2 Mundakiroh 55 3 Nadhifah 48 4 Mina Kusania 55 5 M. Idham Kholid 43

Jumlah Rata - rata

251 TIM SUPER 8.36

Nilai Kelompok : 12.36 No. Nama SD NG Kelompok

1 Wahyu Setiono 43

1,1,2

Sunan

Bonang 2 Sani Nur Hidayah 55 3 Widarti 55 4 St Kodriyah 50 5 Selinda A 55

Jumlah Rata - rata

258 4 TIM SUPER 8.6

Nilai Kelompok : 12.6 Keterangan : SD : Skor Dasar (Kuis) NG : Nilai Game

Page 155: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 26 Tabel Perhitungan Skor Perkembangan TGT

Kelas X A MAN Semarang 2 Pada Siklus II

No. Nama Anggota SD NG Kelompok 1 Miftahul Choir 32

1

Sunan

Gunung Jati

2 M. Kharis Fuadi 40 3 Yasinta Maulidsari 40 4 Miftahul rohmah 405 Lucyana 32

Jumlah Rata – rata

184 1 TIM HEBAT 9.2

Nilai Kelompok : 10.2 No. Nama Angggota SD NG Kelompok 1 Riska Ditaviviani 40

1

Sunan Giri

2 Nurul Khasanah 40 3 Rizqi Nur Laela 40 4 Zainul Wafa 40 5 Yoga Ari Setiawan 40

Jumlah Rata – rata

200 1 TIM HEBAT 10

Nilai Kelompok : 10No. Nama SD NG Kelompok 1 Akhlis Nur Sofi 32

1

Sunan Muria

2 Dwi Arifiani 40 3 Eka Oktavia Puspitasari 32 4 Ari Setiawan 32 5 Indah Yulianti 40

Jumlah Rata – rata

176 1 TIM BAIK 8.8

Nilai Kelompok : 9.8No. Nama SD NG Kelompok 1 Kholifatul Hasanah 32

2

Sunan Drajat

2 Lailatur Raichah 32 3 Dedy Santoso 32 4 Khisnul Ulum 32 5 Bahar Mario Nor Hadi 32

Jumlah Rata – rata

160 2 TIM HEBAT 8

Nilai Kelompok : 10No. Nama SD NG Kelompok 1 Galih Afrizal Tanjung 32

2

Sunan

Kalijaga 2 Lia Fuada Zuhria 40 3 M. Khafidhul Mufid 32 4 Lilis Setiyowati 40

Page 156: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

5 Liyya Muflikhatun N 40 Jumlah

Rata – rata 184 2 TIM

HEBAT 9.2 Nilai Kelompok : 11.2

No. Nama SD NG Kelompok 1 Agus Nuryono 40

2

Sunan Ampel

2 Dheanira Intan Risky S 40 3 Aida Fitria K 40 4 Ahmad Adzlan 40 5 Diah Fitriyani 40

Jumlah Rata – rata

200 2 TIM SUPER 10

Nilai Kelompok : 12 No. Nama SD NG Kelompok 1 Sigit Prayogo 40

1

Sunan Gresik

2 Nur Inayatul Laili 40 3 Ulil Amri 32 4 Nur Santi Hidayah 32 5 Ninik Wijayanti 32

Jumlah Rata – rata

176 1 TIM KURANG 8.8

Nilai Kelompok : 8.8 No. Nama SD NG Kelompok 1 M. Zulfikar 40

1,1

Sunan Kudus

2 Mundakiroh 40 3 Nadhifah 32 4 Mina Kusania 32 5 M. Idham Kholid 40

Jumlah Rata – rata

184 2 TIM HEBAT 9.2

Nilai Kelompok : 11.2 No. Nama SD NG Kelompok

1 Wahyu Setiono 32

2,2

Sunan

Bonang 2 Sani Nur Hidayah 40 3 Widarti 40 4 St Kodriyah 40 5 Selinda A 40

Jumlah Rata – rata

192 4 TIM SUPER 9.6

Nilai Kelompok : 13.6 Keterangan : SD : Skor Dasar (Kuis) NG : Nilai Game

Page 157: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 27 NILAI ULANGAN HARIAN MATERI POKOK AKAR PANGKAT

KELAS X A TAHUN PELAJARAN 2009-2010

No. Nama Nilai 1 Agus Nuryono 60 2 Ahmd Adzlan 40 3 Aida Fitria K. 55 4 Akhlis Nur Sofi 45 5 Ari Setiawan 55 6 Bahar Mario NS 50 7 Dedy Santoso 60 8 Dheanira IRS 60 9 Diah Fitriyani 45 10 Dwi Arifiani 40 11 Eka Oktavia P 30 12 Galih Afrizal T 65 13 Indah Yulianti 4514 Khisnul Ulum 60 15 Kholifatul H 65 16 Lailatur R 55 17 Lia Fuada Z 40 18 Lilis Setiyowati 35 19 Liyya MN 55 20 Lucyana 40 21 M. Khafidhul M 40 22 M. Kharis Fuadi 55 23 Miftahul Choir 30 24 Miftahul R 60 25 Mina Kusania 50 26 M. Idham K 60 27 M. Zulfikar 40 28 Mundakiroh 45 29 Nadhifah 35 30 Ninik Wijayanti 40 31 Nur Inayatul L 60 32 Nur Santi H 65 33 Nurul Khasanah 55 34 Riska Dita V 40 35 Rizqi Nur Laela 35 36 Sani Nur H 45 37 Sellinda A 55 38 Sigit Prayogo 30 39 Siti Kodriyah 35

Page 158: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

40 Ulil Amri 50 41 Wahyu Setiono 60 42 Widarti 45 43 Yasinta MS 60 44 Yoga Ari S 55 45 Zainul Wafa 40

JUMLAH 2185 RATA - RATA 48.55

Page 159: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 28

Nilai sub materi sifat-sifat logaritma kelas X A pada tahun pelajaran 2008-2009

No. Nama Nilai Ket. 1 Agustina 55 TT 2 Ahmad Bashori 72 T 3 Ahmad Khamid Fajar 75 T 4 Ahmad Nasrullah 40 TT 5 Anggreini Kumala Sari 75 T 6 Askhabul Falaq 50 TT 7 Ayu Diah Rahmatika Wijayanti 53 TT 8 Choirun Nisa’ 54 TT 9 Dwi Bachtiar 71 T 10 Eka Werdiawati 63 TT 11 Eni Haryanti 43 TT 12 Fonny Ayu Susiyanti 54 TT 13 Halimatussa’diyah 35 TT 14 Ika Atiul Wijayanti 50 TT 15 Imron Amirullah 52 TT 16 Lutfhi Hakim 75 T 17 M Khoirul Umam 80 T 18 M Agung Wibowo 35 TT 19 M Bysri 72 T 20 M Khoirul Imam 54 TT 21 M Nur Aziz 42 TT 22 Musa’adah 59 TT 23 Nanang Sugiyo Setono 53 TT 24 Ngatini 75 T 25 Nur Kholik 56 TT 26 Nurul Annisa 75 T 27 Rifki Sahab 73 T 28 Roro Ayuninghati 72 T 29 Samsul Ma’arif 53 TT 30 Siti Khoiriyah 71 T 31 Siti Nur Aliyah 40 TT 32 Siti Zulaikhah 75 T 33 Siti Istiqomah 51 TT 34 Sunarti 71 T 35 Susi Setiyowati 42 TT 36 Umy Kulsum 43 TT 37 Miftahul Janan 71 T Jumlah 2180

Nilai Rata-rata 58.92

Page 160: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Ketuntasan Klasikal 40%

Nilai sub materi sifat-sifat logaritma kelas X A pada tahun pelajaran 2007-2008

No. Nama Nilai Ket. 1 Aji Saifullah 34 TT 2 Anik Listiati 28 TT 3 Ari Dwi Antono 71 T 4 Aris Cristianto 78 T 5 Ahmad Habib 23 TT 6 Asikin 77 T 7 Andi Bawi Ginanjar 35 TT 8 Anis Inaroh 79 T 9 Catur Wahyu Setioningsih 71 T 10 Dwi surya setianingsih 78 T 11 Dian Agustina 75 T 12 Fitriyanti 71 T 13 Hisyam Ali 73 T 14 Ifrokhah 46 TT 15 Koko Amianto 43 TT 16 Joko Nugroho 75 T 17 Jum’atir Rofiah 34 TT 18 Masadah 51 TT 19 Maria Ulfa 74 T 20 M Hatta 72 T 21 M Munir Amin 42 TT 22 M Abdul Kholis 76 T 23 Munirotul Hasanah 41 TT 24 Nena Nur Khamidah 73 T 25 Nur Janah 74 T 26 Nur Afiah 50 TT 27 Nurrohmah 75 T 28 Rochayanah 80 T 29 Rudi Pamungkas 74 T 30 Siti Anisah 45 TT 31 Siti Nur Janah 73 T 32 Siti Nur Antia 36 TT 33 Suro Wibowo 53 TT 34 Tantri Adi Ningsih 32 TT 35 Umu Mukarumah 71 T Jumlah 2154

Page 161: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Nilai Rata-rata 59.54 Ketuntasan Klasikal 57%

Dari data 2 tahun pelajaran berturut-turut didapat :

Nilai rata-rata pra siklus : 23.592

46.1182

54.5992.582

==+

=+ NBNA

Jadi untuk pra siklus nilai rata-ratanya adalah 59.23

Ketuntasan Klasikal pra siklus : %5.482%97

2%57%40

2==

+=

+ KKBKKA

Jadi untuk pra siklus ketuntasan klasikalnya adalah 48.5%

Keterangan:

Ket. : Keterangan

T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

NA : Nilai rata-rata tahun pelajaran 2008-2009

NB : Nilai rata-rata tahun pelajaran 2007-2008

KKA : Ketuntasan Klasikal tahun pelajaran 2008-2009

KKB : Ketuntasan Klasikal tahun pelajaran 2007-2008

Guru Mata Pelajaran Matematika Tahun Pelajaran 2008-2009 dan 2007-2008

(Isti’anah S.Pd.)

Page 162: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 29

ANGKET DIISI GURU Bacalah petunjuk terlebih dahulu. Petunjuk :

1. Jawablah pertanyaan ini dengan baik dan sungguh – sungguh 2. Beri tanda (√) pada jawaban yang anda anggap benar.

Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

Kisi – kisi Indikator Pertanyaan SS S TS STS Perhatian peserta didik terhadap pelajaran matematika

Kehadiran saat pelajaran

1.Peserta didik sedih jika tertinggal mata pelajaran matematika.

2. Peserta didik sangat bersemangat jika mengikuti mata pelajaran matematika.

3. Peserta didik sangat sedih jika tidak masuk sekolah.

Persiapan Pelajaran

4. Peserta didik selalu membawa buku catatan untuk mata pelajaran matematika.

Partisipasi peserta didik dalam belajar mengajar

Mendengarkan pelajaran

5. Peserta didik selalu mendengarkan penjelasan guru bila pelajaran matematika berlangsung.

6.Peserta didik selalu memperhatikan jika guru sedang menerangkan pelajaran matematika.

Page 163: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Kemampuan untuk bertanya

7. Bila ada materi yang tidak peserta didik pahami, peserta didik akan bertanya kepada guru/teman.

Kemauan untuk mencatat pelajaran

8. Peserta didik mencatat apa yang diterangkan oleh guru.

9. Peserta didik mencatat apa yang ditulis dipapan tulis.

Kemampuan menjelaskan

10.Peserta didik selalu menjelaskan kepada teman bila diantara mereka ada yang belum paham.

Penilaian peserta didik terhadap pelajaran

Tanggapan tentang pelajaran

11.Menurut peserta didik pelajaran matematika merupakan pelajaran yang mudah.

12.Peserta didik merasa senang saat mengerjakan soal-soal matematika.

Sikap peserta didik terhadap tugas dari guru

Kemauan untuk mengerjakan

13.Bila ada soal yang sulit peserta didik akan berusaha sampai peserta didik bisa menyelesaikannya.

14.Peserta didik hanya mengerjakan soal yang bisa peserta didik kerjakan.

Page 164: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Kemauan mengumpulkan tugas

15.Peserta didik berusaha mengumpulkan tugas dengan tepat waktu meskipun ada beberapa soal yang belum selesai.

16.Peserta didik akan mengumpulkan tugas setelah semua sudah selesai peserta didik kerjakan.

Sikap peserta didik terhadap model konvensional

17.Peserta didik sangat senang jika guru menggunakan model model konvensional.

Motivasi belajar :

%47%1005124

=x

Dari angket yang diisi oleh guru pada tahun pelajaran sebelumnya

didapat bahwa motivasi peserta didik masih rendah yaitu 47%.

Guru Mata Pelajaran Matematika Tahun Pelajaran 2008-2009 dan 2007-2008

(Isti’anah S.Pd.)

Page 165: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Lampiran 30

DOKUMENTASI SELAMA PENELITIAN

Peserta didik memperhatikan ketika guru menjelaskan materi

Guru sedang mengocok kartu bernomor

Guru sedang memperlihatkan kartu bernomor

Page 166: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Peserta didik sedang mengerjakan evaluasi

Peserta didik sedang berdiskusi kelompok membahas lembar kegiatan

Perwakilan kelompok sunan ampel mengerjakan soal game dipapan tulis

Page 167: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ... setelah dilaksanakan

Perwakilan dari kelompok sunan bonang mengerjakan soal game

Kelompok sunan bonang sedang mengerjakan soal game

Guru memberikan penghargaan kepada Sani Nur Hidayah