perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN METODE MELIHAT OBYEK LANGSUNG UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR SKETSA WAJAH
MANUSIA PADA SISWA KELAS 1 SENI RUPA SMK NEGERI 9SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Disusun oleh:Yudi Nugroho
K 3205029
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN METODE MELIHAT OBYEK LANGSUNG UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR SKETSA WAJAH
MANUSIA PADA SISWA KELAS 1 SENI RUPA SMK NEGERI 9SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010
oleh:Yudi Nugroho
K 3205029
SkripsiDitulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Seni RupaJurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Yudi Nugroho. PENERAPAN METODE MELIHAT OBYEK LANGSUNGUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR SKETSAWAJAH MANUSIA PADA SISWA KELAS 1 SENI RUPA SMK NEGERI 9SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010, Skripsi. Surakarta : FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010.
Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuanmenggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 Seni Rupa SMK Negeri 9Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. Bagi siswa hasil penelitian ini dapatmemberi masukan tentang menggambar sketsa wajah manusia, yang sesuaidengan aspek proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusiaBagi Guru, dapat memberikan masukan untuk menerapkan metode melihat obyeklangsung dalam menggambar sketsa wajah manusia upaya meningkatkankemampuang menggambar sketsa wajah manusia.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subyekpenelitian ini adalah siswa kelas 1 Seni Rupa SMK Negeri 9 Surakarta tahunpelajaran 2009/2010 yang berjumlah 20 siswa dan Bapak Agus Sasmito , IbuHanung Rosifa serta Bapak Anang Syahroni selaku guru seni di SMK N 9Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 sebagai kolaborator denganpeneliti.Penelitian tindakan ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Novemberdengan pretes dan 2 kali siklus, tiap siklus mencakup empat tindakan yaitu,perencanaan, pelaksanaan , observasi analisis refleksi.Teknik pengunpulan datayang di gunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah observasi,wawancara, test, dokumentasi dan kajian dokumen. Peneltian ini menggunakananalisis data deskriptif komparatif dan analisis kritis yaitu berkaitan dengankegiatan dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metodemelihat obyek langsung dapat meningkatkan kemampuan menggambar sketsawajah manusia pada siswa kelas 1 Seni Rupa SMK Negeri 9 Surakarta tahunpelajaran 2009/2010. Pencapaian peningkatan berdasarkan indikator ketercapaianyaitu : Dalam Pretes yang masuk kategori baik sekali sebesar 0%, siklus Imeningkat menjadi 5%, pada siklus II meningkat menjadi 20%. Pada Pretes yangmasuk kategori baik sebesar 0%, pada siklus I meningkat menjadi 10 %, padasiklus II meningkat menjadi 50 %.Pada pretes yang masuk kategori cukup sebesar5%, pada siklus I meningkat menjadi 40%, pada siklus II turun menjadi 20%.Padapretes yang masuk kategori kurang sebesr 15 %, pada siklus Inaik menjadi 35 %,pada siklus II turun menjadi 10 %. Pada pretes kategori yang masuk kurang sekalisebesar 80%, pada siklus I turun menjadi 10 %, pada siklus II trun menjadi 0%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Yudi Nugroho. THE IMPLEMENTATION OF DIRECT OBSERVATIONMETHOD TO IMPROVE HUMAN FACIAL SKETCH DRAWING ON 1STGRADE STUDENTS MAJORING IN FINE ARTS, STATE VOCATIONALSCHOOL OF SMK NEGERI 9 SURAKARTA YEAR OF 2009/2010. AMinithesis. Surakarta: Pedagogic and Educational Science Faculty, Sebelas MaretUniversity of Surakarta, 2010.
The objective of this research is to improve the ability to draw human facesketch on 1st Grade Students Majoring in Fine Arts, State Vocational School ofSMK Negeri 9 Surakarta year of 2009/2010. For the students, the result of thisresearch can provide inputs about how to draw human facial sketch according toproportion aspect, sketch drawing technique and human facial expression. Forteachers, it can provide inputs to impement direct observational method indrawing human facial sketch in efforts to improve competence in drawing humanfacial sketch.
This research is a class action research with the subject the 1st GradeStudents of State Vocational School of SMK Negeri 9 Surakarta year of2009/2010 amount of 20 students and Mr. Agus Sasmito, Mrs. Hanung Rosifa andMr. Anang Syahroni as the fine arts subject teacher in SMK N 9 Surakarta year of2009/2010 as the collaborator of the researcher. This action class research held inMarch to November using pretest and 2 times cycle from which each cycle coversfour actions, they are planning, implementation, observation, analysis andreflection. Data collection method used in this Class Action Research isobservation, interview, test, documentation and documentary analysis. Thisresearch uses comparative descriptive data analysis and critical analysi that relatedwith the activities in learning process.
Based on the results of this research, there can be concluded that theimplementation of direct observation method can improve the students’competence in drawing human facial sketch on 1st grade students majoring inFine Arts in SMK Negeri 9 Surakarta year of 2009/2010. The improvementachievements on the base of achievability indicator are: In pretest those whoincluded in very good category is of 0%, in cycle I improving to be 5%, and incycle II improving to be20%; In pretest, those who included in good category is of0%, in cycle I improving to be 10% and in cycle II improvingto be 50%; Inpretest, those who included in sufficient category is of 5%, in cycle I improving tobe 40% and in cycle II decreasig to be 20%. In pretest, those who included in lesssufficient category is of 15%, in cycle I improving tobe 35% and in cycle IIdecreasing to be 10%. In pretest, those who included in insufficient category is of80%, in cycle I decreasing to be 10% and in cycle II decreasing to be 0%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Kalau kita sudah mengikhlaskan diri untuk beriman, percayalah tidak ada yang
mampu mencegah kekuasaan Tuhan untuk memuliakan kita bila Tuhan sudah
berkehendak
(Mario Teguh)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Skripsi ini untuk:
- Ayahku ( almarhum) dan Ibuku tercinta yang aku hormati, tanpa Bapak danIbu aku tidak akan bisa seperti ini.
- Kakak-kakakku tercinta yang aku hormati
- Keponakanku (Nadia, Brigita, dan Evan) yang aku cintai
- Teman –teman dan Almamater Program Studi Pendidikan Seni Rupa FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberikan
petunjuk, kemudahan serta rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penulisan skripsi ini
tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, Penulis sampaikan
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, sebagai Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta.
2. Drs. Suparno, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FKIP UNS Surakarta.
3. Drs. Tjahjo Prabowo, M.Sn, selaku Ketua Program Pendidikan Seni Rupa
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP UNS Surakarta.
4. Drs. Yant Mujianto, M.Pd. selaku koordinator skripsi program Studi
Pendidikan Seni Rupa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP UNS
Surakarta.
5. Drs. H. Edy Tri Sulistyo, M.Pd., selaku Pembimbing Skripsi I, yang selalu
memberi bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
6. Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd., selaku pembimbing skripsi II yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi sehingga dapat memperlancar
penulisan skripsi ini.
7. Drs. Tatuk Heryanto, MM, selaku Kepala sekolah SMK N 9 Surakarta
8. Drs. Agus Sasmito, Anang Sya’roni, S.Pd dan Hanung Rosifah, S.Sn, selaku
Guru mata pelajaran menggambar sketsa di SMK N 9 Surakarta.
9. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga skripsi ini dapat tersusun.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna,
maka kritik dan saran yang membangun sangat di butuhkan.Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca, dan pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini.
Amin.
Surakarta, Desember 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISIHal
HALAMAN JUDUL………………………………………………………
HALAMAN PERSETUJUAN …………………..………………………...
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................
ABSTRAK ...................................................................................................
MOTTO........................................................................................................
PERSEMBAHAN.........................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
DAFTAR TABEL.........................................................................................
DAFTAR GAMBAR....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………....
A. Latar Belakang Masalah…………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………..
C. Tujuan Penelitian dan Indikator Penelitian …………………
D. Manfaat Penelitian………………………………………….
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................
A. Kajian Pustaka........…………………………………………
1. Menggambar Sketsa ……………………………............
a. Pengertian Menggambar……………………………
b. Pengertian Sketsa…………………………………...
2. Metode Melihat Obyek Langsung……....…………........
Pengertian Metode Obyek Langsung……........................
3. Penilaian……………………………………....................
a. Pengertian Skor Dan Nilai………………………….
b. Pengolahan Dan Pengubahan Skor Hasil Belajar
Menjadi Nilai Standar………………………………
B. Kerangka Pikir…………………………………….…….......
C. Hipotesis Tindakan…………………………………….……..
i
ii
iii
iv
vi
vii
viii
ix
xi
xii
xiv
1
1
3
3
4
5
5
5
5
6
12
12
14
14
15
15
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB III METODE PENELITIAN………………………………..............
A. Tempat dan WaktuPenelitian……………………………….
1. Tempat Penelitian …………………….…………………
2. Waktu Penelitian………………………………….………
B. Subjek Penelitian .....................................................................
C. Sumber Data …………….…..................................................
D. Teknik Pengumpulan Data….…………………….….............
E. Teknik Analisis Data….………………………......................
F. Prosedur Penelitian….……………………….........................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………
A. Deskripsi Lokasi Penelitian………………………………….
B. Melakukan Pretes ……………………………………………
C. Deskripsi Tiap Siklus………. ………………………………
1. Siklus 1…………………………………………………..
2. Siklus 2………………………………………………….
D. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………..
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ………………………
A. Simpulan …………………………………………………..
B. Implikasi ……………………………………………………
C. Saran.……………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA …………………......................................................
LAMPIRAN .................................................................................................
17
17
17
17
17
17
18
19
20
27
27
29
34
34
43
52
58
58
59
60
62
65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABELHal
Tabel 1 : Hasil Observasi dan Penilaian Pretes……………………..
Tabel 2 : Prosentase Penilaian Pretes ..................................................
Tabel 3 : Hasil Observasi Penilaian Siklus 1........................................
Tabel 4 : Prosentase Penilaian Siklus 1................................................
Tabel 5 : Hasil Observasi dan Penilaian Siklus 2.................................
Tabel 6 : Prosentase Penilaian Siklus 2 ..........................................
Tabel 7 : Analisis struktur Kurikulum ...........................................
Tabel 8 : Presensi Siswa Pre test....................................................
Tabel 9 : Presensi Siswa Siklus 1...................................................
Tabel 10: Presensi Siswa Siklus 2...................................................
31
32
40
41
49
50
67
74
82
94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBARHal
Gambar
1. Proporsi Wajah Manusia 1.....................................……………………...
2. Proporsi Wajah Manusia 2 .......................................................................
3. Alur Kerangka Pikir..................................................................................
4. Prosedur Penelitian……………………………………………………..
5. Karya PretesLutvand……………………………………………………
6. Grafik Penilaian Pretes..................... ...............................………………
7. Proses menggambar Sketsa Wajah Manusia Pertemuan 1 Siklus 1........
8. Proses Menggambar Sketsa Wajah Manusia Pertemuan 2 Siklus 1…..
9. Karya Lutvand Siklus 1…………………………………………………
10. Grafik Penilaian Siklus 1..................... ……………………...................
11. Proses Menggambar Sketsa Siklus 2..........…………………….............
12. Peneliti Mengobservasi Siswa Siklus 2. ………….………....................
13.Karya Lutvand Siklus 2 .................................…………..........................
14.Grafik Penilaian Siklus 2.........................................................................
15.Karya Lutvand (Pretes, Siklus , Siklus 2)................................................
16.Grafik Perbandingan Penilaian (Pretes, Siklus 1, Siklus2)...................
17. Wawancara Dengan Bapak Agus Sasmito....………………..................
18. Wawancara Dengan Bapak Anang Sya’roni…………………...............
19. Wawancara Dengan Ibu Hanung Rosifah …………………….............
20. Bapak Agus Sasmito dan Bapak Anang Sya’roni Sedang menjelaskan
menggambar sketsa wajah dan Tugas (Pretes)......................................
21. Siswa Mendengarkan Sebelum Pretes Dimulai……………………......
22.Siswa Sedang Menggambar Sketsa Wajah Manusia Dengan metode
Melihat Objek Langsung Siklus 1………………………......................
23. Siswa Sedang Diwawanarai......................................………..................
24.Siswa Sedang Menggambar Dengan Metode Melihat Objek Langsung
Siklus 2 ...................................................................................................
8
9
16
20
30
33
36
38
39
41
45
47
48
50
54
55
99
99
99
100
100
101
101
102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
25. Siswa Diwawancarai………………………………………....................
26. Peneliti Sedang Konsultasi Dengan Bapak Agus Sasmito …………….
27.Karya Catur. P (Pretes, Siklus 1, Siklus 2) …………………………….
28. Karya Andri Prasetyo (Pretes, Siklus 1, Siklus 2) ……………………..
29. Karya Dwi Safitri (Pretes, Siklus 1, Siklus 2) …………………………
30. Karya Darmono (Pretes, Siklus 1, Siklus 2) …………………………..
31. Karya Aditya Wahyu (Pretes, Siklus 1, Siklus 2)…………………...…
32. Karya Andreas Eko Ady (Pretes, Siklus 1, Siklus 2)…………..………
33. Karya Okti (Pretes, Siklus 1, Siklus 2) ……………………………..…
34. Karya Ratih Purwanti (Pretes, Siklus 1, Siklus 2)……………………...
35. Karya Muhamad Lutvand(Pretes, Siklus 1, Siklus 2)………………….
36. Karya Agus Dwi P (Pretes, Siklus 1, Siklus 2)………………………..
37. Karya Andrian Bagus H (Pretes, Siklus 1, Siklus 2) ………………….
102
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRANHal
Lampiran 1. Kurikulum…………………………………………………....
Lampiran 2. Analisis Struktur Kurikulum…………………………............
Lampiran 3. Silabus .....................................................................................
Lampiran 4. Hasil Wawancara Guru Prasiklus ………………………........
Lampiran 5. Presensi Siswa Pretes.................……………………...............
Lampiran 6. RPP Siklus 1.............…………………………………………
Lampiran 7. Presensi Siswa Siklus 1........…………………………............
Lampiran 8. Hasil Wawancara Siswa Siklus 1 ……………………............
Lampiran 9. Hasil Wawancara Guru Siklus 1………………......................
Lampiran 10. RPP Siklus 2……………………………...............................
Lampiran 11. Presensi Siswa Siklus 2 ………………………….................
Lampiran 12. Hasil Wawancara Guru Siklus 2…………………...............
Lampiran 13. Hasil Wawancara Siswa Siklus 2……………......................
Lampiran 14. Foto Wawancara Guru Observasi Awal….…………………
Lampiran 15. Foto Pretes………….….………………………....................
Lampiran 16. Foto Siklus 1………….………………………......................
Lampiran 17. Foto Siklus 2………………………………………………...
Lampiran 18. Hasil Karya Siswa (Pretes, Siklus 1, Siklus 2).....................
Lampiran 19 Hasil Observasi dan Penilaian Penilaian Pretes ....................
Lampiran 20 Hasil Observasi Penilaian Siklus 1 .........................................
Lampiran 21 Hasil Observasi dan Penilaian Siklus 2 ..................................
Lampiran 22. Perijinan..................................................................................
65
67
69
71
74
75
82
83
86
87
94
95
96
99
100
101
102
103
114
115
116
117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sangat penting bagi manusia karena pendidikan menjadikan
manusia dapat mengembangkan potensi dalam dirinya, serta pendidikan membuat
manusia dapat memiliki budi pekerti yang luhur, serta moral yang baik. Menurut
UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional , menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar, dan terencana untuk mewujudkan suasanabelajar, dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktifmengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritualkeagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, sertaketerampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Di samping itu Redja Mudyahardjo (2001: 45-46),”Pendidikan adalah
keseluruhan pengalaman belajar setiap orang sepanjang hidupnya, karena
pendidikan adalah pengalaman belajar”. Oleh karena itu pendidikan sangatlah
penting seperti yang telah didefinisikan atau diartikan di atas.
Begitu juga dalam pendidikan seni, karena menurut pendapat Jazuli (2008)
menyatakan bahwa pendidikan seni adalah upaya sadar untuk menyiapkan siswa
melalui kegiatan pembimbingan, pembelajaran, dan pelatihan agar siswa memiliki
kemampuan berkesenian. Dalam konteks ini salah satunya adalah Pendidikan Seni
di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta yang mempunyai tujuan
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
kejuruannya.
Salah satu kejuruan tersebut adalah kejuruan seni rupa. Di dalam kejuruan
seni rupa terdapat mata pelajaran menggambar sketsa yang di berikan di kelas 1
SMK N 9 Surakarta. Pengertian menggambar sketsa itu sendiri adalah
menggambar hanya dengan menggunakan garis dengan segala variasinya (Agung
Suryahadi, 2008 : 284).
Berdasarkan observasi awal di dalam kelas saat siswa menggambar sketsa
wajah, dan wawancara dengan Bapak Anang Sya’roni, Bapak Agus Sasmito, serta
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Ibu Hanung Rosifah selaku Guru mata pelajaran menggambar sketsa, dapat
diidentifikasi bahwa kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa
kelas 1 seni rupa lemah. Hal ini disebabkan oleh: Sebagian besar siswa mengalami
kesulitan dalam menggambarkan proporsi, teknik menggambar sketsa, dan
ekspresi wajah manusia.
Berdasarkan permasalahan tersebut Bapak Agus Sasmito, Bapak Anang
Syaroni, dan Ibu Hanung Rosifah selaku Guru mata pelajaran menggambar sketsa
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta melakukan tindakan. Tindakan
tersebut adalah dengan memberikan metode drill pada siswa, yakni siswa di beri
pekerjaan rumah minimal 10 lembar HVS untuk melatih kemampuan
menggambar sketsa wajah manusia.
Tapi dalam kenyataannya metode drill yang di gunakan oleh Bapak dan
Ibu Guru belum menunjukan hasil yang maksimal. Hal ini karena dalam metode
drill siswa tidak melihat obyeknya secara langsung, sehingga siswa belum dapat
dapat memaksimalkan kemampuannya dalam menggambar sketsa wajah manusia.
Maka di perlukan solusi untuk meningkatkan kemampuan menggambar
sketsa wajah manusia pada siswa kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 9 Surakarta, yaitu : dengan metode melihat obyek langsung. Mengapa
menggunakan metode melihat obyek langsung dirasa penting, sebab siswa akan
terus menerus melihat obyek ( wajah manusia ) dan berulang-ulang secara
langsung sehingga mengasah motorik siswa.
Selain itu Francis D.K. Ching (2010) dengan melihat akan memberikan
bahan dasar berupa persepsi pada siswa yang akhirnya akan digunakannya dalam
menggambar. Hal ini akan memudahkan siswa dalam berlatih menggambar sketsa
wajah manusia, sehingga dalam proporsi, teknik menggambar sketsa, dan
ekspresi wajah manusia hasilnya menjadi lebih baik. Selain itu dengan metode
melihat obyek langsung memberikan kesempatan siswa untuk melihat dan
mengalami langsung obyek yang digambarnya (wajah manusia), dan bukan
berimajinasi tentang obyek yang digambarnya (wajah manusia), maka dalam
menggambar sketsa wajah manusia siswa akan lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Berdasarkan uraian tersebut diharapkan kemampuan menggambar sketsa
wajah manusia pada siswa dapat ditingkatkan, dan bukan hanya beberapa siswa,
tetapi seluruh siswa kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9
Surakarta.
Adapun fokus permasalahan penelitian ini di batasi dengan judul :
Penerapan Metode Melihat Obyek Langsung Untuk Meningkatkan Kemampuan
Menggambar Sketsa Wajah Manusia Pada Siswa Kelas 1 Seni Rupa Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah di kemukakan di atas maka
dapat dirumuskan sebagai berikut:
“ Bagaimanakah penerapan metode melihat obyek langsung dapat meningkatkan
kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 Seni Rupa
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 ?”
C. Tujuan dan Indikator Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Guna memberikan arah dalam penelitian, maka perlu adanya tujuan yang
hendak di capai. Tujuan dalam penelitian ini adalah:
Meningkatkan kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas I
Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran
2009/2010.
2. Indikator Penelitian
Untuk mengukur ketercapaian tujuan penelitian, dapat dirumuskan
indikator keberhasilan peningkatan kemampuan menggambar sketsa wajah
manusia adalah jika siswa kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
9 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 yang memperoleh nilai 80 ke atas
(kategori baik sekali di tambah kategori baik ) mencapai 70% . Dengan satuan
indikator, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
• 70% siswa mampu menerapkan teknik menggambar sketsa, dan dapat
menggambarkan wajah manusia secara proporsional serta dapat
mengambarkan ekspresi wajah manusia.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Manfaat Teoritis
Untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang pendidikan, dan
pengajaran agar dapat menambah pengetahuan, khususnya dalam Program
Pendidikan Seni Rupa di kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9
Surakarta.
2) Manfaat Praktis
a) Bagi Penulis :
Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis sebagai langkah awal
penerapan ilmu pengetahuan yang penulis terima dari bangku kuliah yang berupa
teori, terutama masalah yang berkaitan dengan pendidikan seni dalam hal ini
adalah menggambar sketsa.
b) Bagi Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta
Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam pelajaran Seni Rupa
sebagai metode dalam mengatasi masalah dalam pelajaran menggambar sketsa.
c) Bagi siswa kelas I Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta
Penelitian ini diharapkan dapat memberi hal yang positif terhadap siswa
kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta, sehingga
dapat meningkatkan kemampuan menggambar sketsa dalam pelajaran
menggambar sketsa.
d) Bagi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta
Penelitian ini diharapkan dapat membantu bagi sekolah, dalam hal
pendidikan Seni Rupa khususnya dalam pelajaran menggambar sketsa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Menggambar Sketsa
a. Pengertian Menggambar
Menurut Harry Sulastianto ( 2006 : 64 ) “Menggambar adalah salah satu
kegiatan Seni Rupa yang paling dikenal”. Oleh karena itu banyak orang tidak
asing dengan kata menggambar.
Selain itu menggambar merupakan unsur seni rupa yang paling mendasar
serta merupakan bahasa yang paling universal. Menggambar juga bagian dari seni
rupa yang sudah ada bahkan sebelum manusia menemukan tulisan (Veri
Apriyatno, 2001). Oleh sebab itu menggambar tidak dapat dilepaskan dari
pendidikan seni terutama pendidikan seni rupa.
Di dalam pengertian yang lain Andrian Hill (2000 ) berpendapat bahwa
dalam menggambar, penggambar harus bisa menggambarkan hasil gambarnya
sampai menyerupai sesuatu yang dibuat dengan garis hitam dan putih. Mengacu
pada pendapat tersebut penyajian kemiripan dengan obyek gambarnya adalah hal
yang penting.
Pendapat tersebut diperkuat oleh Francis D.K. Ching (2002) yang
berpendapat bahwa menggambar adalah sarana ekspresi yang sangat penting atau
vital, dan merupakan suatu reaksi alami terhadap apa yang kita lihat dan kita
visualisasikan melalui suatu guratan-guratan yang di guratkan di atas sebuah
permukaan. Guratan guratan yang diguratkan di atas sebuah permukaan tersebut
harus menyajikan suatu kemiripan dengan sesuatu. Sesuatu dalam hal ini adalah
obyek yang digambar yakni wajah manusia. Jadi siswa harus menyajikan
kemiripan antara gambar dan obyek yang digambarnya.
Untuk menghasilkan kemiripan dalam menggambar obyek yang
digambarnya seorang penggambar harus mempunyai kemampuan yang bagus
untuk melihat obyek yang digambarnya. Karena menggambar tidak dapat
dipisahkan dari aktivitas melihat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Dengan meningkatnya aktivitas melihat obyek yang digambar secara
langsung, maka kemampuan menggambar siswa akan semakin meningkat. Karena
dengan melihat langsung obyek yang digambar, siswa akan mudah untuk meniru
obyek yang digambarnya sehingga siswa akan dapat menyajikan suatu kemiripan.
Pengertian menggambar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata
gambar yang berarti tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dsb) yang dibuat
dengan coretan pada kertas. Selain itu menggambar dengan melihat obyek
gambarnya langsung sangat dianjurkan karena dapat membiasakan mata untuk
menggambar obyek yang digambar (Heryanto dalam http: //khanzaku
.wordpress.com /2010/02/27/belajar-menggambar-cara-menggambar-wajah/).
Berdasarkan pendapat yang telah diutarakan di atas menggambar adalah
sesuatu yang sangat mendasar dalam seni rupa yang menyajikan suatu kemiripan
dalam kertas melalui suatu guratan-guratan, dan melihat obyek secara langsung
menjadi bagian yang sangat penting terhadap hasil menggambar.
b. Pengertian Sketsa
1) Pengertian Sketsa
Menurut Henri Nurcahyo sketsa adalah suatu gambar rancangan yang akan
diwujudkan menjadi karya akhir, baik berupa lukisan atau karya tiga dimensi
(Henri Nurcahyo dalam http://henrinurcahyo.wordpress.com/2009/08/31/lukisan-
sketsa-setelah-lim-keng-tiada/). Menurut Dedi Nurhadiat (2004) sketsa merupakan
suatu coretan-coretan kasar yang dimunculkan dalam goresan yang diulang-ulang
pada sebuah permukaan.
Lebih lanjut pengertian sketsa secara etimologi adalah berasal dari kata
etch yang berarti goresan yang selalu terkenang-kenang. Sketsa dibuat pada
permukaan kertas atau kanvas atau benda lainnya dengan unsur garis sebagai
elemen gambarnya. Unsur garis menjadi hal yang penting dalam sketsa karena
garis menjadi suatu karakter dalam sketsa. Hal ini dikarenakan karena di dalam
sketsa garis dibuat spontan, mengalir lancar, efektif, dan efisien serta
mendiskripsikan obyek secara garis besar (Agus Priyatno dalam http://ismanadi
blogspot.com /2010/01/ekspresi-hitam-dan-putihlukisan apa.html).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2) Fungsi sketsa
Menurut Edy Tri Sulistyo dalam bukunya “ Sketching & Drawing “ (2005 : 4 )
ada tiga kategori :
- Gambar sebagai karya catatan, di sebut juga sketsa :
Gambar demikian kehadirannya di karenakan penciptaannya ingin merekam
kejadian atau obyek-obyek yang di lihatnya sebagai momen yang menarik.
- Gambar sebagai karya lengkap atau karya jadi :
Gambar tipe ini kehadiranya merupakan tujuan pribadi penciptanya, bukan
tujuan lain di luar gambar itu sendiri.
- Gambar sebagai karya studi :
Gambar jenis ini lebih merupakan eksplorasi masalah teknis atau bentuk.
Sketsa dibuat dengan di awali dari memilih titik fokus atau pusat
perhatian. Titik fokus atau pusat perhatian tersebut dapat ditekankan dengan
memperkuat, dan mendramatiskan kontras (Jackie Simmonds, 2006 : 27 ). Dalam
pengertian tersebut sketsa sangat baik bila di awali dengan memilih titik fokus
atau pusat perhatian.
Dalam memilih titik fokus siswa harus melihat obyek yang digambar.
Karena melihat obyeknya langsung adalah cara yang terbaik dalam membuat
sketsa. Hal ini karena di dalam menggambar sketsa dibutuhkan kemampuan
melihat yang baik dan cermat (Riyanto dalam http://ksupointer.com/2010/seni-
menggambar-sketsa-wajah). Oleh karena itu di dalam membuat sketsa siswa harus
meluangkan waktu untuk melihat obyek yang digambarnya secara langsung.
Karena dengan melihat obyek yang digambarnya secara langsung siswa dapat
memperdalam dan mempertajam pengamatannya. Selain itu dengan melihat
obyek yang digambarnya secara langsung, pembuat sketsa dapat menafsirkan
secara benar obyek yang di sketsa untuk dapat disajikan dalam suatu karya
sketsa.
Menurut Thomas C.Wang (2002 ) di dalam menggambar sketsa ada
beberapa tahapan yang harus dilalui, yakni: (1) tahap melihat obyek yang di
sketsa; (2) tahap mengidentifikasi; (3) tahap mengucilkan obyek, (4) tahap
menyederhanakan obyek; (5) menerjemahkan obyek. Di dalam tahapan membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
sketsa tersebut melihat obyek yang digambarnya secara langsung merupakan
tahapan yang pertama dan terpenting karena dengan melihat siswa baru dapat
mengidentifikasi, mengucilkan gambar, dan menyederhanakannya serta
menerjemahkan obyek menjadi sebuah karya sketsa. Hal ini sangat penting karena
tujuan dari sketsa adalah menafsirkan secara grafis suatu gambar dengan benar.
Walaupun cara penyajiannya tiap individu berbeda akan tetapi sketsa harus
mempunyai tingkat realisme yang tinggi, karena di dalam karya sketsa obyek
yang digambarnya harus bisa dikenali orang lain.
Adapun pengertian dari aspek – aspek tersebut dapat di jelaskan lebih
lanjut, sebagai berikut :
a. Proporsi :
Proporsi yaitu perbandingan antara benda satu dengan yang lain (Hanung Rosifah,
2007 : 5). Menurut Soepratno ( 1985 : 100) proporsi merupakan suatu ukuran
perbandingan antara bagian-bagian yang satu dengan yang lain pada benda
tersebut. Jadi perbandingan ukuran antara mata dengan bagian yang lain, hidung
dengan bagian yang lain, mulut dengan bagian yang lain, telinga dengan bagian
yang lain, dll. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini :
Gambar1. Proporsi Wajah Manusia 1
( Sumber: Atep Heryanto)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Secara proporsi wajah dibagi menjadi 2 bagian sama ukurannya, bagian – bagian
wajah terdiri dari dahi yang ukurannya 1/3 dari muka, mata yang ukurannya 1/3
dari muka, hidung ukurannya 1/3 dari muka, mulut ukurannya 1/3 dari ukuran
ujung hidung kedagu, telinga ukurannya 1/4 dari muka.
Menurut Abdulhadi ( tt : 48) proporsi wajah manusia terbagi menjadi beberapa
bagian, seperti yang terlihat di bawah ini:
Gambar 2. Proporsi wajah manusia 2
(Sumber. Pendidikan Seni Rupa “Menggambar” Drs. Abdulhadi )
Dari gambar 2 tersebut dapat dijelaskan secara singkat bahwa (1) mata manusia
dibagi menjadi 1/3 panjang ukuran sama besar, dan lebar dibagi menjadi 1/2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
sama besar; (2) mulut dibagi menjadi 1/3 panjang ukuran sama besar, dan lebar
1/2 ukuran sama besar; (3) telinga terbagi menjadi 1/4 ukuran wajah.
b. Teknik menggambar sketsa
Teknik menggambar sketsa meliputi :
1) Komposisi :
- Kesatuan : Diperlukan pengaturan obyek utama dan obyek penunjang.
Obyek utama harus menempati bagian terbesar dari sketsa tersebut, sehingga
tempat sebagai bagian terpenting dan memerlukan perhatian khusus.
- Tekanan : Pemberian rendering yang cermat dan kontras yang baik
dengan memperhatikan arah sinar merupakan cara tepat untuk menghasilkan
tekanan.
- Keseimbangan : Pengaturan obyek utama gambar dan penunjangnya
dengan memberikan penekanan yang sesuai (http: //agung dwie .blog .undip
.ac.id/2010/03/)
2) Rendering :
Menurut Tytton Sishertanto ( http/tytton.Wordpress.com ) Rendering
adalah proses akhir dari keseluruhan proses menggambar dengan
model.Teknik rendering merupakan teknik yang dapat di katakan sempurna
dengan aslinya, di mana obyek atau benda yang di gambarnya sangat sesuai
dengan obyek aslinya.
Dalam rendering akan muncul dua karakter pencahayaan dan bahan atau
tekstur obyek. Semua teknik rendering memunculkan pencahayaan dan
pengaruhnya pada keadaan pada gambar. Setiap goresan yang di bentuk oleh
bolpoin/pena merupakan hasil pertemuan antara cahaya dan sebuah obyek.
Pada saat membuat rendering/pemekatan/tekstur gambar, genggaman
bolpoin/pena lebih jauh ke atas, dengan posisi ujung telunjuk dari ibu jari
berjauhan .Sehingga tangan lebih bebas bergerak dari ujung bolpoin lebih
banyak mengenai kertas karena kemiringan bolpoin/pena. Ayunkan telunjuk
dan ibu jari ke atas dan kebawah untuk membuat garis dengan jangkauan yang
panjang, genggaman bolpoin dengan menggunakan telunjuk dan ibu jari yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
berdekatan. Bergeraklah dengan menggunakan poros bahan, untuk
meminimalkan bergeraknya jari dan telapak tangan. Pada saat kita
menggambar garis yang lebih detail, genggaman bolpoin/pena mirip pada saat
kita menulis. Bolpoin/pena di pegang lebih kebawah telunjuk dan ibu jari
berdekatan, untuk menghasilkan garis yang pendek-pendek.
3) Garis spontan :
Menurut Edy Tri Sulistyo dalam bukunya “ Sketching & Drawing “
( 2005 : 5 ), Garis adalah rentetan ( rangkaian ) titik yang mempunyai dimensi
memanjang dan punya arah tertentu. Berdasarkan arahnya, garis mempunyai
sifat dasar yaitu garis lurus dan garis lengkung.
c. Ekspresi Mimik Wajah :
Menurut Very Apriyatno dalam bukunya “ Cara mudah menggambar dengan
pensil “ ( 2004 : 71 ), Ekspresi wajah adalah pancaran dari emosi. Memahami
ekspresi mimik muka sangat penting dalam menggambar manusia.
Dalam penggambaranya, kita harus memahami posisi alis, mata, hidung,
mulut, pipi dan kening.
Oleh sebab itu pembuat sketsa atau sketser yang baik adalah sketser yang
mampu melihat obyek sketsanya dengan jeli ( Tonggo Simangunsong dalam
http://tonggo Wordpress.com/2007/08/13-sketsa-kesederhanaan-sang-maestro-
ipema’aro ef/). Sketsa ada beberapa jenis ( dikutip dari http://www.kebun-
angan.com ), yakni:
1. Quick Skecth adalah salah satu jenis sketsa yang paling kasar, paling cepatdibuat, dan karenanya paling sedikit menyita waktu, biaya dan konsentrasi.
2. Detailed Sketch adalah salah satu jenis sketsa dalam penggambaran segibentuk lebih detail dari pada quick skecth.
3. Computer Sketch adalah salah satu jenis sketsa paling mudah dicernakarena penggambarannya sangat jelas.
Sedangkan pengertian wajah adalah muka (dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2001 : 1266). Dalam pengertian tersebut berarti wajah manusia dapat
diartikan sebagai bentuk atau wujud muka manusia. Berdasarkan uraian tersebut,
maka sketsa wajah manusia adalah coretan kasar yang terdiri dari unsur garis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
yang bertujuan untuk mengabadikan bentuk atau wujud muka manusia ke dalam
media kanvas atau kertas.
Berdasarkan uraian yang telah diutarakan di atas melihat obyek langsung
merupakan unsur yang penting dalam pembuatan sketsa. Dengan melihat siswa
dapat mempertajam dan mendalami obyek yang di gambarnya, sehingga karya
sketsanya menjadi baik.
2. Metode Melihat Obyek Langsung
a. Pengertian Metode Melihat Obyek Langsung
Kata metode berasal dari kata Yunani methodos, yang terdiri dari dua kata
, yakni sambungan kata depan meta (menuju, melalui, mengikuti) dan sambungan
kata benda hodos (jalan, cara, arah). Kata methodos sendiri berarti adalah
penelitian, metode ilmiah, uraian ilmiah, yaitu cara bertindak menurut sistem
aturan tertentu. Melihat dari pengertiannya tersebut metode bisa dirumuskan suatu
proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang
dipakai oleh disiplin ilmu untuk mencapai suatu tujuan ( dalam
http://semangatbelajar.com/tag/pengertian-metode/)
Menurut Rosady Ruslan (2004) metode adalah suatu jalan cara atau upaya
untuk menemukan suatu jawaban tentang suatu masalah. Dalam pengertian yang
lain Wina Senjaya (2008) berpendapat bahwa metode diartikan sebagai “a way in
achieving something”. Mengacu pada pengertian tersebut metode dapat diartikan
sebagai sebagai suatu cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Jadi dalam metode melihat obyek langsung guru menunjukan obyek yang
di gambar oleh siswa, dalam hal ini wajah manusia. Dengan melihat wajah
manusia secara langsung, siswa dapat mempunyai gambaran secara langsung
tentang proporsi wajah mansuia secara benar. Dan mampu untuk menggunakan
bahan, dan alat gambar yang berbeda-beda dalam mengaambar sketsa, karena
langsung merasakan keberadaan obyek gambarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Selain itu dengan metode melihat obyek langsung siswa akan semakin
memahami obyek yang di gambarnya, karena dengan metode melihat obyek
langsung gambar obyeknya akan cepat ditangkap oleh siswa. Dengan metode
melihat obyek langsung siswa tidak akan tertipu akan pikirannya atau
imajinasinya, sehingga di dalam menggambar sketsa wajah manusia siswa akan
dapat menggambar sketsa wajah manusia dengan baik. Hal ini karena siswa dalam
menggambar sketsa wajah manusia dengan obyek langsung yang berada di
depannya, bukan yang dipikirannya. Lebih lanjut dengan metode ini mereka akan
dapat melihat obyek gambarnya dan langsung meniru obyeknya, karena
menggambar merupakan aktivitas melihat dan meniru. (Robins dalam http://putra-
manut.blogspot.com/2010/07/ptk-seni-budaya-penggunaan-metode-drill.html ).
Dengan penerapan metode melihat obyek langsung ini, siswa kelas I
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta dapat meningkatkan kemampuan
menggambar sketsanya. Karena dalam proses menggambar dengan cara melihat
obyeknya secara langsung mempunyai banyak keuntungan bagi siswa dan siswi
serta mempunyai dampak yang positif ( dalam http: //jauhariefendy. mul tiply
.com /jo urnal/item/11) yang meliputi :
1). Memotivasi anak untuk mengkolaborasi hasil karyanya dengan pertanyaanterbuka yang membawa idenya dengan pengalaman yang dimiliki
2). Memberi masukan tentang hasil karyanya, memberi keuntungan pada anakmenjadi percaya diri.
3). Melatih motorik halus, otak kanan dan otak kiri anak.
Dari penjelasan tersebut metode melihat obyek langsung dapat meningkatkan
kepercayaan diri siswa, dan meningkatkan pengamatan. Selain itu menurut Veri
Apriyatno (2004), menjelaskan bahwa metode yang paling efektif dalam
menggambar anatomi adalah dengan melihat secara langsung obyeknya.
Lebih lanjut dengan metode melihat obyek langsung ini dapat
memungkinkan siswa dalam meningkatkan pengamatan terhadap obyek gambar,
dan memungkinkan siswa dapat melihat langsung bentuk proporsi wajah manusia,
Selain itu kepercayaan diri menggunakan bahan dan alat apapun yang digunakan
untuk menggambar sketsa wajah manusia tidak akan memberikan masalah lagi
bagi siswa. Hal ini karena dengan metode melihat obyek langsung siswa dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
merasakan keberadaan benda-benda atau obyek-obyek tersebut, sehingga siswa
mudah dalam menangkap karakter dari suatu obyek .
Berdasarkan uraian di atas metode melihat obyek langsung di harapkan
mampu meningkatkan kemampuan menggambar sketsa wajah manusia sesuai
aspek-aspek menggambar sketsa. Metode melihat obyek langsung memungkinkan
siswa mengalami proses melihat secara detail dan terus menerus melihat obyek
gambar.
3. Penilaian
a. Pengertian antara skor dan nilai
Menurut Anas Sudijono dalam bukunya Pengantar Evaluasi Pendidikan
(1996 : 309-318) bahwa teknik pengolahan dan pengubahan ( konversi )skor
hasil tes hasil belajar menjadi nilai standar, perlu di jelaskan terlebih dahulu
tentang perbedaan antara skor dan nilai. Hal ini di dasarkan pada pertimbangan
bahwa kadang-kadang orang mengganggap bahwa skor itu mempunyai pengertian
yang sama dengan nilai, padahal pengertian seperti itu belum tentu benar.
Skor adalah hasil pekerjaan menyekor ( memberikan angka ) yang di
peroleh dengan jalan menjumlahkan angka-angka bagi setiap butir item yang oleh
test telah di jawab dengan benar, dengan memperhitungkan bobot jawaban
betulnya.
Adapun yang di maksud dengan nilai adalah : angka ( bisa juga huruf )
yang merupakan hasil ubahan dari skor yang sudah di jadikan dengan skor-skor
lainya, serta di sesuaikan pengaturanya dengan standar tertentu. Nilai pada
dasarnya adalah angka atau huruf yang melambangkan, seberapa jauh atau
seberapa besar kemampuan ynag telah di tunjukan oleh tes terhadap materi atau
bahan yang di teskan, sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang telah di
tentukan.Artinya : makin banyak jumlah kriteria yang dapat di gambarkan dengan
betul maka penghargaan yang di berikan oleh guru kepada murid semakin
tinggi.Sebaliknya jika jumlah kriteria gambar dapat di gambar dengan betul itu
hanya sedikit, maka penghargaan yang di berikan guru kepada murid juga kecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b. Pengolahan dan pengubahan skor hasil belajar menjadi nilai standar ( standar
skor ).
Ada dua hal penting yang perlu di pahami terlebih dahulu dalam pengolahan dan
pengubahan skor menjadi skor standar atau nilai , yaitu :
1. Bahwa dalam pengolahan dan pengubahan skor menjadi nilai itu ada dua
cara yang dapat ditempuh, yaitu:
a. Bahwa pengolahan dan pengubahan skor menjadi nilai itu dilakukan
dengan mengacu atau mendasarkan diri pada kriterium. Cara pertama ini
sering dikenal dengan istilah criterion referenced evaluation, yang dalam
dunia pendidikan di tanah air kita sering dikenal dengan istilah penilaian
ber-Acuan Patokan (disingkat PAP).
b. Bahwa pengolahan dan pengubahan skor menjadi nilai itu dengan
mengacu atau mendasarkan diri pada norma atau atau kelompok . Cara
kedua ini sering dikenal dengan istilah Penilaian ber Acuan Norma
(disingkat PAN), atau Penilaian ber Acuan Kelompok (disingkat PAK).
2. Bahwa pengolahan dan pengubahan skor menjadi nilai itu dapat menggunakan
berbagai macam skala, seperti: skala lima.
Rumus:
Nilai = Skor x 100
Skor Maksimum (8)
B. Kerangka Pikir
Keberhasilan menggambar sketsa wajah manusia yang dilakukan siswa
kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta di tentukan
oleh kemampuan siswa tersebut menerapkan aspek proporsi, teknik menggambar
sketsa dan ekspresi dalam menggambar sketsa wajah manusia yang telah di
ajarkan, di samping itu perlu di lakukan latihan secara intensif dengan bimbingan
dari para guru. Berdasarkan observasi serta wawancara dengan bapak/ ibu guru ,
ditemukan bahwa pada siswa kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 9 Surakarta dalam menggambar sketsa wajah manusia rata-rata tergolong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
lemah, dalam penerapan aspek proporsi, teknik menggambar serta ekspresi . Serta
ditambah alokasi waktu pembelajaran menggambar sketsa hanya 2 jam. Sehingga
siswa selama ini untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menggambar
sketsa wajah manusia kurang maksimal.
Kemampuan menggambar sketsa wajah manusia yang di lakukan siswa
tersebut dapat di tingkatkan dengan melaksanakan metode melihat obyek
langsung. Di dalam metode tersebut melalui tahapan pretes di lanjutkan dengan
tindakan siklus I dan siklus II yang berisi perencanaan, pelaksanaan, kegiatan
observasi, analisis dan refleksi. Maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
di gambarkan sebagai berikut :
Gambar 3. Alur Kerangka Pikir
C. Hipotesis TindakanBerdasarkan teori dan kerangka pemikiran di atas dapat di rumuskan
hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :
“ Penerapan metode melihat obyek langsung dapat meningkatkan kemampuan
menggambar sketsa wajah manusia yang memenuhi aspek proporsi , teknik
menggambar sketsa dan ekspresi pada siswa kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 “.
Masalah:Kemampuan siswa menggambar sketsa
wajah manusia lemah
TujuanMeningkatkan kemampuan siswa dalam
menggambar sketsa wajah manusia
PTKPenerapan metode melihat obyek langsung Pretes, siklus 1 dan
siklus 2
HasilKemampuan siswa dalam menggambar sketsa wajah
manusia meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian di laksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9
Surakarta , Jl Tarumanegara, Banyuanyar, Banjarsari, Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini di lakukan pada bulan Maret – November 2010. Pelaksanaan
penelitian di bagi menjadi tiga tahap. Adapun tahap-tahap pelaksanaanya dapat di
jelaskan sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi survei awal,identifikasi masalah dan perumusan
masalah,pengajuan proposal dan perijinan penelitian. Tahap ini di lakukan
pada bulan Maret-April 2010.
b. Tahap Penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data. Tahap ini di
laksanakan pada bulan April –Mei 2010.
c. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian meliputi analisis data dan penyusunan skripsi. Tahap
ini di laksanakan pada bulan Juni – November 2010.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 9 Surakarta kelas 1 Seni Rupa tahun ajaran 2009/2010.
C. Sumber Data
Data yang dikumpulkan berupa informasi tentang kemampuan siswa
dalam menggambar sketsa, dan kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran menggambar sketsa di kelas.
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi:
1. Informan atau nara sumber, yaitu guru, dan siswa kelas 1 Seni Rupa
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta.
2. Tempat,dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran menggambar
sketsa, dan aktivitas lain yang bertalian
3. Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa kurikulum, dan hasil karya
menggambar sketsa wajah manusia siswa kelas 1 Seni Rupa Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi
observasi, wawancara, kajian dokumen, dan tes, yang masing-masing diuraikan
secara singkat berikut ini:
1. Observasi
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan untuk mengetahui
proses belajar mengajar di kelas (Suharsimi, 2006:229). Pengamatan itu antara
lain: sikap siswa, pengamatan siswa terhadap obyek sketsa, anatomi obyek
sketsa, kepercayaan diri siswa saat menggambar dan menggunakan alat
gambar serta hasil akhir. Observasi yang dilakukan adalah dengan observasi
partisipan aktif, yakni peneliti ikut serta dan bukan hanya duduk di belakang
sehingga dapat melihat, mendengarkan, dan merasakan.
2. Wawancara
Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengambilan data
dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang informan, caranya adalah
dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Wawancara dilakukan dengan
guru, dan siswa mengenai hal-hal yang terkait dengan menggambar
sketsa.wajah manusia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3. Tes
Pemberian tes diberikan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang
diperoleh oleh siswa setelah pemberian tindakan. Tes diberikan sebelum
dilakukan perbaikan berupa siklus, dan setiap akhir siklus.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah berbagai catatan atau berbgai dokumen tertulis
yang terdiri atas penjelasan dan pemikiran terhadap suatu peristiwa yang di
tulis dengan sengaja untuk menyimpan atau merumuskan keterangan
mengenai poeristiwa tersebut.
5. Kajian dokumen
Kajian juga dilakukan terhadap dokumen atau arsip yang ada, seperti
kurikulum, dan hasil pelajaran menggambar sketsa, yakni hasil karya
menggambar sketsa wajah manusia.
E. Teknik Analisis Data
Menurut Sarwiji Suwandi ( 2008: 70) Teknik analisis yang di
gunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil di kumpulkan antara
lain dengan teknik deskriptif ( statistik deskriptif komparatif ) dan teknik
analisis kritis. Teknik statistik deskriptif komparatif di gunakan untuk data
kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antar siklus Peneliti
membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir tiap siklus .
Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis
mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kinerja siswa dan guru
dalam proses pembelajaran berdasarkan dari kriteria normatif yang diturunkan
dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut
dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya
sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan dan atau
setelah pengumpulan data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini adalah prosedur penelitian tindakan kelas yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menggambar sketsa kelas 1 Seni
Rupa. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus (gambar
rancangan siklus menurut Suharsimi Arikunto dkk (2006:16)):
Keterangan:
A. Pretes : Tes awal kemampuan siswa sebelum di beri teori proporsi dan
ketepatanbentuk.
B. Siklus I : terdiri dari :
1. Perencanaan: Merumuskan tujuan, membuat instrument dan kelengkapan
penelitian.
2. Pelaksanaan: melaksanakan tindakan berdasarkan skenario yang telah
direncanakan pada tahap perencanaan
Perencanaan
PelaksanaanRefleksi
Pengamatan
SIKLUS 1
Perencanaan
PelaksanaanSIKLUS 2
Pengamatan
Refleksi
?
Gambar 4. Prosedur Penelitian
PRETES
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
3. Pengamatan: Melihat proses pembuatan gambar yang di lakukan siswa,
serta melihat pelaksanaan metode melihat obyek langsung yang di
terapkan.
4. Refleksi: kegiatan untuk menganalisis tindakan yang telah dilakukan pada
siklus I, dan tindakan yang akan dillakukan selanjutnya.
C. Siklus II terdiri dari :
1. Perencanaan: Merumuskan tujuan, membuat instrument dan kelengkapan
penelitian.
2. Pelaksanaan: melaksanakan tindakan berdasarkan skenario yang telah
direncanakan pada tahap perencanaan
3. Pengamatan: Melihat proses pembuatan gambar yang di lakukan siswa,
serta melihat pelaksanaan metode melihat obyek langsung yang di
terapkan.
4. Refleksi: kegiatan untuk menganalisis tindakan yang telah dilakukan pada
siklus I, dan tindakan yang akan dillakukan selanjutnya.
Adapun pretes dan kedua siklus dalam pembelajaran menggambar sketsa wajah
manusia dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. Pretes
Pada tahap ini di lakukan tes awal sebelum di berikan teori proporsi ,
teknik menggambar sketsa dan ekspresi yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam menggambar sketsa wajah manusia. Dengan
memberikan tugas menggambar sketsa wajah manusia.
Kemudian di ketahui permasalahan-permasalahan penyebab kurangnya
kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 Seni Rupa
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta seperti yang telah dikemukakan
dalam latar belakang pada bab 1, yakni kurangnya
* Kemampuan siswa dalam menggambar sketsa wajah manusia, yaitu :proporsi,
teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusia masih kurang.
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
B. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Dari masalah-masalah yang sudah diketahui, maka siklus pertama
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yakni pertemuan 1 yang dilaksanakan
pada hari Kamis tanggal 22 April 2010. Kemudian dilanjutkan pertemuan kedua
yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 April 2010 dengan diterapkannya
metode melihat obyek langsung. Tahap perencanaan pada siklus I di lakukan
berbagai persiapan dan perencanaan yng meliputi : 1) Mempersiapkan bahan ajar
yaitu materi tentang menggambar sketsa ( sketsa wajah manusia ); 2) Menyiapkan
Rencana Pembelajaran RPP; 3 )Skenario pembelajaran dengan menggunakan
metode melihat obyek langsung, serta membahas hasil gambar dari pretes;
4) Mempersiapkan bahan dan alat menggambar; 5) mempersiapkan alat evaluasi/
refleksi.
b. Pelaksanan Tindakan Siklus I
Menerapkan metode melihat obyek langsung sesuai dengan skenario
pembelajaran, perangkat pembelajaran, media pembelajaran dan waktu
pelaksanaan pembelajaran yang sudah di susun pada tahap perencanaan untuk
meningkatkan kemampuan menggambar sketsa kelas 1 Seni Rupa Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta. Pelaksanaan tindakan siklus 1 dapat
dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
1)Pada 10 menit awal sebelum pelajaran seni rupa dimulai, peneliti berperan
sebagai guru, meninjau ruangan yang digunakan, media, perangkat
pembelajaran dan lembar observasi tindakan siklus I. Setelah jam
pelajaran dimulai Guru menyapa siswa setelah itu mengadakan presensi
kehadiran siswa, serta tanya jawab agar siswa siap dalam pembelajaran (
5 menit).
2) Kemudian Guru memberikan penjelasan tentang pengertian sketsa wajah
yang meliputi proporsi , teknik menggambar sektsa dan ekspresi wajah
manusia kepada siswa ( 15 menit).
3) Selanjutnya Guru mempersiapkan kertas HVS ukuran A4, dan
membagikannya pada siswa satu persatu. Setelah itu siswa diperintahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
untuk menyiapkan alat gambar berupa bolpoint. Lalu Guru memerintahkan
siswa untuk saling berkelompok yang terdiri dari 2 siswa. Pembagian
kelompok tersebut berdasarkan tempat duduk siswa. Setelah siswa dibagi
ke dalam kelompok yang terdiri dari 2 siswa. Lalu Guru memerintahkan
siswa untuk saling berhadapan sesuai dengan kelompok yang sudah di
buat sebelumnya. Lantas Guru memerintahkan siswa untuk menggambar
sketsa wajah manusia dengan cara saling melihat teman yang berada di
hadapannya masing-masing sesuai dengan kelompoknya, untuk menjadi
obyek gambar. Dalam kegiatan menggambar sketsa wajah manusia
tersebut terjadi proses melihat dan menggambar sebagai penerapan dari
metode melihat obyek langsung. Guru memperhatikan dan mencermati
setiap proses yang terjadi dalam kelas tersebut untuk memastikan
penerapan metode malihat obyek langsung itu dapat berjalan sesuai
rencana. Selanjutnya Guru berkeliling dan melihat, tiap-tiap kelompok
yang terdiri dari 2 siswa dan memberikan arahan pada siswa, jika siswa
mengalami kesulitan dalam menggambar.(+ 65 ) .Setelah siswa selesai
dalam menggambar sketsa wajah manusia, maka siswa mengumpulkan
hasil karyanya kepada Guru ( 5 menit).
c. Observasi Siklus I
Kegiatan observasi dilakukan untuk memantau tindakan yang dilakukan
siswa, dan siswi saat menerapkan metode melihat obyek langsung. Dalam
melakukan observasi peneliti dibantu oleh guru pendamping, yakni Bapak Agus
Sasmito, Bapak Anang Sya’roni, dan Bu Hanung Rosifah. Setelah data terkumpul,
data diolah hingga dapat disajikan sebagai bahan masukan untuk mencari solusi
dari berbagai permasalahan yang mungkin muncul.
d. Analisis dan Refleksi siklus I
Tahap ini, data yang telah terkumpul dianalisis, kemudian didiskusikan
dengan guru pendamping, yakni Bapak Agus Sasmito, Bapak Anang Sya’roni,
dan Ibu Hanung Rosifah untuk diambil suatu simpulan berupa hasil dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pelaksanaan penelitian. Dari hasil penarikan simpulan ini diketahui apakah
penerapan metode melihat obyek langsung ini berhasil atau tidak (sesuai indikator
yang diinginkan yakni siswa mendapat nilai 80 ke atas ( kategori baik sekali di
tambah kategori baik ) mencapai 70%, sehingga dapat ditentukan langkah
berikutnya.
C. Siklus II
Pada siklus II didasarkan atas simpulan atau hasil yang didapat dari siklus
I dengan tujuan memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan, dan
memantapkan hasil penelitian, sehingga tujuan dari penelitian tindakan kelas
tersebut benar-benar tercapai. Tahap-tahap pada siklus II secara singkat dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Dalam perencanaan tindakan siklus ke II lebih menekankan pada
perbaikan dari siklus I. Tindakan pada siklus kedua di rencanakan dalam dua
pertemuan, yakni pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 6 Mei
2010, dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 Mei 2010
dalam waktu 2 x 45 menit. Tahap perencanaan pada siklus II di lakukan berbagai
persiapan dan perencanaan yng meliputi : 1) Mempersiapkan bahan ajar yaitu
materi tentang menggambar sketsa ( sketsa wajah manusia ); 2) Menyiapkan
Rencana Pembelajaran RPP; 3 )Skenario pembelajaran dengan menggunakan
metode melihat obyek langsung, serta membahas hasil gambar dari siklus I; 4)
Mempersiapkan bahan dan alat menggambar; 5) mempersiapkan alat evaluasi/
refleksi.
b. Pelaksanan Tindakan Siklus II
Menerapkan metode melihat obyek langsung sesuai dengan skenario
pembelajaran, perangkat pembelajaran, media pembelajaran dan waktu
pelaksanaan pembelajaran yang sudah di susun pada tahap perencanaan untuk
meningkatkan kemampuan menggambar sketsa kelas 1 Seni Rupa Sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta. Pelaksanaan tindakan siklus II dapat
dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
1). Pada 10 menit awal sebelum pelajaran seni rupa dimulai, peneliti
berperan sebagai guru, meninjau ruangan yang digunakan, media, perangkat
pembelajaran dan lembar observasi tindakan siklus 2. Setelah jam pelajaran
dimulai Guru menyapa siswa setelah itu mengadakan presensi kehadiran
siswa, serta tanya jawab agar siswa siap dalam pembelajaran ( 5 menit).
2). Kemudian Guru memberikan penjelasan tentang pengertian sketsa wajah
yang meliputi proporsi , teknik mengambar sketsa dan ekspresi wajah
manusia kepada siswa ( 15 menit).
3). Selanjutnya Guru mempersiapkan kertas HVS ukuran A4, dan
membagikannya pada siswa satu persatu. Setelah itu siswa diperintahkan
untuk menyiapkan alat gambar berupa bolpoint. Lalu Guru memerintahkan
siswa untuk saling berkelompok yang terdiri dari 2 siswa. Pembagian
kelompok tersebut berdasarkan tempat duduk siswa. Setelah siswa dibagi ke
dalam kelompok yang terdiri dari 2 siswa. Lalu Guru memerintahkan siswa
untuk saling berhadapan sesuai dengan kelompok yang sudah di buat
sebelumnya. Lantas Guru memerintahkan siswa untuk menggambar sketsa
wajah manusia dengan cara saling melihat teman yang berada di hadapannya
masing-masing sesuai dengan kelompoknya, untuk menjadi obyek gambar.
Dalam kegiatan menggambar sketsa wajah manusia tersebut terjadi proses
melihat dan menggambar sebagai penerapan dari metode melihat obyek
langsung. Guru memperhatikan dan mencermati setiap proses yang terjadi
dalam kelas tersebut untuk memastikan penerapan metode malihat obyek
langsung itu dapat berjalan sesuai rencana. Selanjutnya Guru berkeliling dan
melihat, tiap-tiap kelompok yang terdiri dari 2 siswa dan memberikan
arahan pada siswa, jika siswa mengalami kesulitan dalam menggambar.(+ 65
4) Setelah siswa selesai dalam menggambar sketsa wajah manusia, maka
siswa mengumpulkan hasil karyanya kepada Guru ( 5 menit).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
c. Observasi Siklus II
Kegiatan observasi dilakukan untuk memantau tindakan yang dilakukan siswa,
dan siswi saat menerapkan pendekatan melihat obyek langsung. Pada tahap
peneliti melihat apakah ada peningkatan dalam kemampuan menggambar
sketsa wajah manusia setelah dilakukan siklus yang kedua, yakni dalam hal
proprosi, teknik menggambar sketsa, dan ekspresi terhadap obyek yang di
gambar.
d. Analisis dan Refleksi siklus II
Pada tahap analisis dan refleksi, data yang telah terkumpul dianalisis,
kemudian didiskusikan dengan guru pendamping, yakni Bapak Agus Sasmito,
Bapak Anang Sya’roni, dan Ibu Hanung Rosifah untuk diambil suatu simpulan
berupa hasil dari pelaksanaan penelitian. Dari hasil penarikan simpulan ini
diketahui apakah penerapan metode melihat obyek langsung ini berhasil atau
tidak (sesuai indikator yang diinginkan yakni siswa yang mendapatkan nilai
80 ke atas ( kategori baik sekali di tambah kategori baik ) mencapai 70%,
sehingga dapat ditentukan langkah berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah dan Perkembangan SMK Negeri 9 Surakarta
SMK Negeri 9 Surakarta merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang
dulunya bernama S.M.S.R (Sekolah Menengah Seni rupa). Sekolah ini didirikan
pada tanggal 11 Juni 1990, dan diresmikan oleh Mendikbud R.I. dengan Surat
Keputusan nomer SK 0389/0/1992. Perintis berdirinya SMK Negeri 9 Surakarta
ini yakni Wiranto, Niken Laras, dan Nur Sulaiman dengan kelompok sekolah
akreditasi SMK Seni, dan Kebudayaan.
Kemudian pada bulan Juli 1993 S.M.S.R (Sekolah Menengah Seni rupa)
yang sekarang SMK Negeri 9 Surakarta menempati gedung baru yang berada di
jalan Taruma Negara Banyuanyar Banjarsari Surakarta. Dalam perkembangannya
SMK Negeri 9 Surakarta menjadi Sekolah Berstandar Internasional (S.B.I) oleh
badan International Organization for Standartization (I..S.O) dengan memiliki 9
bidang keahlian. Bidang-bidang keahlian itu antara lain: Seni Murni, Desain
Produk Tekstil, Desain Produk Kayu, Desain Komunikasi Visual (DKV), Tata
Busana, Animasi, Teknik Komputer Jaringan (TKJ), Desain Produk Logam,
Multimedia.
2. Visi Dan Misi SMK Negeri 9 Surakarta
a. Visi SekolahMewujudkan SMK Negeri 9 Surakarta sebagai pencetak sumber daya
manusia profesional dalam bidang seni kerajinan dan teknologi yang mampu
menghadapi era globalisasi.
b. Misi Sekolah
1. Mengembangkan proses pembelajaran bidang keahlian seni rupa dan
kria/bidang keahlian yang relevan dengan tuntutan dunia usaha/dunia
industri (DU/DI) yang adaptif, fleksibel dan berwawasan global.
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2. Mengintegrasikan sistem pembelajaran bidang keahlian seni rupa dan
kria/bidang keahlian lain yang relevan dengan tuntutan dunia usaha/dunia
industri (DU/DI) yang berwawasan mutu dengan keunggulan, profesional
dan berorientasi masa depan sebagai upaya mewujudkan layanan prima
kepada masyarakat dan pemberdayaan sekolah dengan masyarakat.
3. Melaksanakan proses pembelajaran bidang keahlian seni rupa dan
kria/bidang keahlian lain yang relevan dengan tuntutan dunia usaha/dunia
industri (DU/DI) dengan pendekatan compention based training (CBT)
dan product based training (PBT) serta menciptakan iklim belajar yang
berakar pada norma dan nilai budaya bangsa Indonesia.
3. Tujuan SMK Negeri 9 Surakarta
a. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia
industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi
dalam program keahlian yang dipilihnya.
b. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih
dalam berkompetisi, beradaptasi di dalam lingkungan kerja, dan
mengembangan sikap profesional dalam bidang keahlian yang
diminatinya.
c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,
agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri
maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
d. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai
dengan program keahlian yang dipilih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
B. Melakukan Pretes
Sebelum melakukan siklus, telah di lakukan observasi atau pengamatan
pra siklus yang di lakukan dengan pengamatan langsung pada siswa mengenai
kondisi berlajar siswa yang di perkuat dengan wawancara para guru kelas.
Kemudian di ketahui permasalahan penyebab lemahnya kemampuan menggambar
sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 Seni Rupa SMK Negeri 9 Surakarta
seperti yang telah dikemukakan dalam latar belakang pada bab 1, yakni:
* Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menggambarkan proporsi,
teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusia.
Berdasarkan masalah tersebut lalu dilakukan pretes sebagai langkah awal
sebelum dilaksanakannya penelitian tindakan kelas terhadap siswa. Pretes tersebut
sangat berguna untuk memastikan, dan memperkuat tentang masalah penyebab
lemahnya kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa, seperti
yang ditemukan peneliti saat dilakukan survei awal atau observasi awal. Pretes
dilakukan pada tanggal 15 April 2010 terhadap siswa.
Dalam pretes tersebut siswa diberi penjelasan secara umum tentang sketsa,
siswa terlihat memperhatikan. Lalu guru memerintahkan siswa untuk menyiapkan
alat gambar (bolpoint) dan bahan ( kertas hvs ukuran A4), setelah itu siswa
diminta menggambar sketsa wajah manusia dengan alokasi waktu 90 menit.
Kemudian siswa menggambar sketsa wajah manusia (tanpa melihat obyek
manusia secara langsung). Dalam proses menggambar sketsa tersebut peneliti
memperhatikan siswa dan mendokumentasikannya. Setelah siswa dan siswi
selesai menggambar sketsa wajah manusia. Hasil karya menggambar sketsa wajah
manusia dalam pretes tersebut dikumpulkan kepada Bapak Anang Sya’roni, dan
Bapak Agus Sasmito, selaku guru mata pelajaran menggambar sketsa. Dari hasil
karya menggambar sketsa wajah manusia siswa yang dilaksanakan pada pretes
tersebut di dapatkan hasil bahwa kemampuan menggambar sketsa pada siswa
lemah. Seperti dalam contoh salah satu hasil karya siswa yang terlihat pada
gambar berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gambar 5. Karya Pretes Lutvand
(Dok. Hasil Karya Pretes)
Pada gambar 5 yakni hasil karya menggambar sketsa wajah manusia
dalam pretes salah satu siswa kejuruan seni rupa yang bernama Lutvand. Dalam
karya sketsa wajah manusia di atas terlihat bahwa kemampuan menggambar
sketsa wajah manusia lemah. Hal ini terlihat dari penggambaran proporsi obyek
wajah manusia yang kurang proporsional, baik dari penggambaran perbandingan
ukuran antara mata dengan wajah, perbandingan ukuran antara hidung dengan
wajah, perbandingan ukuran antara telinga dengan wajah, perbandingan ukuran
antara mulut dengan wajah. Dalam hal teknik menggambar sketsa belum
memenuhi kriteria tersebut ( garis spontan, rendering, komposisi ). Penggambaran
ekspresi wajah manusia belum nampak dengan jelas dalam hasil gambar siswa
tersebut. Lebih lanjut dari pretes tersebut di hasilkan data skoring siswa kelas 1
seni rupa. Data ini menggambarkan kemampuan siswa dalam menggambarkan
sketsa wajah manusia masih kurang. Untuk lebih jelas lihat tabel hasil observasi
dan penilaian pretes berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
(Sum
ber
:Has
il O
bser
vasi
dan
Pen
ilaia
n Pr
etes
)
(Ket
unta
san
75)
Ket
eran
gan:
√ =
ya
-=
tida
kR
umus
:N
ilai
=
sko
rSk
or M
aksi
mum
(8)
Tab
el 1
. Has
il O
bser
vasi
dan
Pen
ilaia
n Pr
etes
No
Nam
aPr
opor
si w
ajah
man
usia
Tek
nkE
kspr
esi
Jum
lah
skor
Nila
iT
unta
sJi
kape
rban
ding
anuk
uran
mat
ade
ngan
waj
ahse
suai
Jika
perb
andi
ngan
ukur
an h
idun
gde
ngan
waj
ahse
suai
Jika
perb
andi
ngan
ukur
an te
linga
deng
an w
ajah
sesu
ai
Jika
perb
andi
ngan
ukur
an m
ulut
deng
an w
ajah
sesu
ai
Gar
isny
asp
onta
nR
ende
ring
Kom
posi
siJi
ka s
isw
am
ampu
men
ggam
bark
anek
spre
si w
ajah
1A
dely
a C
.√
--
√√
√-
-4
50-
2A
dity
a W
.P.
-√
-√
√-
-√
450
-
3A
gus
Dw
i P.
√-
-√
√-
-√
450
-
4A
ndre
as E
ko√
√-
√√
√-
√6
75√
5A
ndri
P.
√√
-√
√√
--
563
-6
And
rian
B.H
√-
--
√√
-√
450
-
7B
ayu
Ary
a√
√-
√√
√-
-5
63-
8C
atur
P.
√-
--
√√
--
450
-
9C
andr
adit
ya√
-√
√√
--
-4
50-
10D
arm
ono
√-
-√
√-
-√
450
-
11D
wi S
afitr
i√
--
√√
√-
√4
50-
12H
ery
Dw
i√
-√
-√
√-
√5
63-
13Is
tiad
i√
-√
-√
--
√4
50-
14L
ukm
an H
.√
√-
-√
--
√4
50-
15M
inal
Gal
ih√
√-
-√
√-
-4
50-
16M
. Lut
fan
-√
-√
√√
--
450
-
17N
ofita
Sari
√-
-√
√-
-√
450
-
18N
ugro
ho√
--
√√
√-
-4
50-
19O
kti S
ari
√-
-√
√-
--
450
-
20R
atih
P.
√-
-√
√-
-√
450
-
Jum
lah
1064
Rat
a-ra
ta k
elas
(106
4: 2
0)53
,2P
rose
ntas
e5%
x 10
0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
--
Berdasarkan tabel hasil observasi dan penilaian pretes tersebut dapat
terlihat bahwa kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1
Seni Rupa SMK N 9 Surakarta lemah. Hal ini terlihat dari hasil penilaian pada
hasil gambar siswa dalam menggambar sketsa wajah manusia yang meliputi
proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusia. Untuk lebih
jelasnya lihat tabel prosentase penilaian pretes di bawah ini:
Tabel 2. Prosentase Penilaian Pretes
( Sumber : Hasi Observasi dan Penilaian Pretes )
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat terlihat bahwa pada pretes nilai siswa
yang masuk dalam kategori baik sekali (90 – 100) sebesar 0%, dalam kategori
baik (80 – 89) sebesar 0%, dalam kategori cukup (70 – 79) hanya sebesar 5% atau
1 siswa. Sementara siswa yang masuk dalam kategori kurang (60 – 69) mencapai
sebesar 15% atau 3 siswa, dan yang masuk dalam kategori kurang sekali (di
bawah 59) dalam penilaian sangat besar karena mencapai sebesar 80% dari
keseluruhan siswa atau 16 siswa dari 20 siswa kelas 1 Seni Rupa Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta. Seperti yang digambarkan pada grafik
penilaian pretes berikut ini:
No Nilai Jumlah siswa Prosentase (% )
1 90-100 (baik sekali) 0 0/20x100%=0%
2 80-89 (baik) 0 0/20x100%=0%
3 70-79 (cukup) 1 1/20x100%= 5%
4 60-69 (kurang) 3 3/20x100%= 15%
5 Di bawah 59 (kurang sekali) 16 16/20x100%= 80%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Pada gambar 6 yakni grafik penilaian pretes terlihat lebih jelas bahwa
kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa sangat lemah. Hal ini
terlihat dari nilai siswa yang masuk dalam kategori kurang yang digambarkan
dengan balok berwarna hijau dalam grafik yang mencapai sebesar 15%, dan yang
masuk dalam kategori kurang sekali yang digambarkan dengan balok berwarna
putih dalam grafik yang mencapai 80%. Sementara yang masuk dalam kategori
cukup yang digambarkan dengan balok berwarna biru dalam grafik hanya
mencapai sebesar 5%.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa
dalam menggambar sketsa wajah manusia masih lemah. Oleh karena itu maka
peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode melihat
obyek langsung yang di harapkan dapat meningkatkan kemampuan menggambar
sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 Seni Rupa Sekolah Menengah Negeri 9
Surakarta. Dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yakni: (1). Perencanaan; (2). Pelaksanaan Tindakan;
(3). Observasi; (4). Analisis dan Refleksi.
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Penilaian Pretes
Gambar 6. Grafik Penilaian Pretes
BaikSekaliBaik
Cukup
Kurang
KurangSekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
C. DESKRIPSI TIAP SIKLUS
1. Siklus 1
a. Perencanaan Tindakan Siklus 1
Dari masalah-masalah yang sudah diketahui, maka siklus pertama
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yakni pertemuan 1 yang dilaksanakan
pada hari Kamis tanggal 22 April 2010. Kemudian dilanjutkan pertemuan kedua
yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 April 2010 dengan diterapkannya
metode melihat obyek langsung. Tahap perencanaan pada siklus I di lakukan
berbagai persiapan dan perencanaan yang meliputi : 1) Mempersiapkan bahan ajar
yaitu materi tentang menggambar sketsa ( sketsa wajah manusia ); 2) Menyiapkan
Rencana Pembelajaran RPP; 3) Skenario pembelajaran dengan menggunakan
metode melihat obyek langsung, serta membahas hasil gambar dari pretes;
4) Mempersiapkan bahan dan alat menggambar; 5) mempersiapkan alat evaluasi/
refleksi.
Setiap pertemuan dalam penelitian tindakan kelas ini berlangsung selama 2
x 45 menit. Materi yang di gunakan dalam melaksanakan sikuls I yaitu
menggambar sketsa wajah manusia. Indikator yang ingin di capai dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah siswa yang memperoleh nilai 80 ke atas (kategori baik
sekali ditambah kategori baik) mencapai 70% dari total jumlah siswa.
Langkah-langkah yang di lakukan di rencanakan oleh peneliti dan guru di
jadikan pegangan dalam melaksanakan tindakan. Proses pembelajaran di pusatkan
pada siswa. Peneliti berperan sebagai guru dalam pelaksanaan pembelajaran
mengambar sketsa wajah manusia. Sebagai alat evaluasi guru menggunakan
lembar observasi untuk mengetahui hasil gambar siswa dalam menerapkan
proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusia.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah di
susun, maka pelaksanaan tindakan siklus pertama dilaksanakan dalam 2
pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 April
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2010 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 April 2010.
Pada pertemuan pertama, dan pertemuan kedua berlangsung selama 2 x 45 menit.
Dalam pelaksaanan tindakan siklus pertama pada pertemuan pertama,
yakni pada hari Kamis tanggal 22 April 2010. Adapun urutan pelaksanaan
tindakan pada pertemuan pertama pada penelitian tindakan kelas ini, adalah
sebagai berikut:
4) Pada 10 menit awal sebelum pelajaran seni rupa dimulai, peneliti berperan
sebagai guru, meninjau ruangan yang digunakan, media, perangkat
pembelajaran dan lembar observasi tindakan siklus I. Setelah jam
pelajaran dimulai Guru menyapa siswa setelah itu mengadakan presensi
kehadiran siswa, serta tanya jawab agar siswa siap dalam pembelajaran (
5 menit).
5) Kemudian Guru memberikan penjelasan tentang pengertian sketsa wajah
yang meliputi proporsi, teknik menggambar sketsa, ekspresi wajah
manusia kepada siswa ( 15 menit).
6) Selanjutnya Guru mempersiapkan kertas HVS ukuran A4, dan
membagikannya pada siswa satu persatu. Setelah itu siswa diperintahkan
untuk menyiapkan alat gambar berupa bolpoint. Lalu Guru memerintahkan
siswa untuk saling berkelompok yang terdiri dari 2 siswa. Pembagian
kelompok tersebut berdasarkan tempat duduk siswa. Setelah siswa dibagi
ke dalam kelompok yang terdiri dari 2 siswa. Lalu Guru memerintahkan
siswa untuk saling berhadapan sesuai dengan kelompok yang sudah di
buat sebelumnya. Lantas Guru memerintahkan siswa untuk menggambar
sketsa wajah manusia dengan cara saling melihat teman yang berada di
hadapannya masing-masing sesuai dengan kelompoknya, untuk menjadi
obyek yang digambar. Dalam kegiatan menggambar sketsa wajah manusia
tersebut terjadi proses melihat dan menggambar sebagai penerapan dari
metode melihat obyek langsung. Guru memperhatikan dan mencermati
setiap proses yang terjadi dalam kelas tersebut untuk memastikan
penerapan metode malihat obyek langsung itu dapat berjalan sesuai
rencana. Selanjutnya Guru berkeliling dan melihat tiap-tiap kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Gambar 7. Proses meggambar sketsa wajah manusia dengan metodemelihat obyek langsung pada siklus I, pertemuan pertama
(Dok. Siklus 1)
yang terdiri dari 2 siswa dan memberikan arahan pada siswa, jika siswa
mengalami kesulitan dalam menggambar sketsa wajah manusia.(+ 65 ).
7)Setelah siswa selesai dalam menggambar sketsa wajah manusia, maka
siswa mengumpulkan hasil karyanya kepada Guru ( 5 menit).
Proses menggambar dalam siklus I, terdokumentasikan melalui foto-foto
kegiatan, seperti sebagai berikut :
Pada gambar 7 merupakan proses mengambar dengan menggunakan
metode melihat obyek langsung pada siswa dan siswi kelas 1 Seni Rupa SMK N 9
pada saat penelitian tindakan kelas. Tampak siswa serius dalam menggambar
sketsa wajah temannya yang berada di depannya dengan menggunakan metode
melihat obyek langsung seperti yang di paparkan.
Pertemuan ke dua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 April 2010,
yang berlangsung selama 2 x 45 menit digunakan oleh peneliti untuk mengadakan
tes akhir siklus yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan
menggambar sketsa wajah manusia pada siswa setelah diberikan tindakan dengan
metode melihat obyek langsung.
Pada pelaksanan pertemuan kedua pada siklus yang pertama dalam
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 April
2010, pelaksanaanya adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
1) Pada 10 menit awal sebelum pelajaran seni rupa dimulai, peneliti berperan
sebagai guru, kembali meninjau ruangan yang digunakan, media,
perangkat pembelajaran dan lembar observasi tindakan siklus I. Setelah
jam pelajaran di mulai Guru lalu menyapa siswa setelah itu mengadakan
presensi kehadiran siswa, dan tanya jawab agar murid siap ( 5 menit)..
2) Setelah itu Guru memberikan paparan hasil gambar pada pertemuan
pertama yang berisi evaluasi tentang kekuranganya , yang bertujuan untuk
memperbaiki kekurangan tersebut sehingga hasil gambar kedua nanti
menjadi lebih baik. Guru mengulas pengertian sketsa wajah manusia yang
meliputi proporsi, teknik menggambar sketsa, dan ekspresi ( 15 menit).
3) Kemudian Guru kembali mempersiapkan kertas HVS ukuran A4 dan
memerintahkan siswa untuk mempersiapkan alat gambar berupa bolpoint.
Lalu Guru memerintahkan siswa untuk membuat kembali kelompok yang
terdiri 2 siswa seperti pada pertemuan pertama. Pembagian kelompok
tersebut berdasarkan tempat duduk siswa dan bisa berbeda dengan
pertemuan pertama. Setelah siswa dibagi ke dalam kelompok yang terdiri
dari 2 siswa sama seperti yang dilakukan pada pertemuan pertama. Lalu
Guru kembali memerintahkan siswa untuk saling berhadapan sesuai
dengan kelompok yang sudah di buat sebelumnya pada pertemuan
pertama atau kelompok yang baru di buat pada pertemuan ke dua. Setelah
siswa saling berhadapan lalu guru memerintahkan siswa menggambar
sketsa dengan cara saling melihat teman yang berada di hadapannya sama
seperti pada pertemuan pertama. Tetapi perbedaannya adalah pada
pertemuan kedua ini Guru melalukan tes akhir siklus. Guru
memperhatikan dan mencermati kembali setiap proses yang terjadi dalam
kelas tersebut serta memberikan arahan dan bimbingan jika siswa
mengalami kesulitan. ( 65 menit).
4) Setelah selesai siswa mengumpulkan hasil karya menggambar sketsa
wajah manusia pada Guru ( 5 menit).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Pada gambar 8 terlihat bahwa dalam pertemuan kedua yang dilaksanakan
pada hari Kamis tanggal 29 April 2010 siswa menggambar sketsa wajah manusia
dengan melihat wajah temannya secara langsung. Terjadi proses melihat dan
menggambar dengan metode melihat obyek langsung.
c. Observasi
Peneliti berperan sebagai guru mengamati jalanya proses pelaksanaan
tindakan berlangsung. Berdasarkan observasi penelitian tindakan kelas siklus I
yang terdiri dari pertemuan pertama yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal
22 April 2010 dan pertemuan kedua yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal
29 April 2010 yang berlangsung selama 2x 45 menit. Hasilnya dapat dijelaskan
secara singkat sebagai berikut:
1). Dalam menggambar sketsa wajah manusia siswa sudah ada peningkatan
dalam hal proporsi wajah manusia, karena proporsi wajah manusia sudah
lebih proporsional atau lebih baik dari saat pretes, yakni dari
penggambaran perbandingan ukuran mata dengan wajah, perbandingan
ukuran hidung dengan wajah, perbandingan ukuran mulut dengan wajah,
Gambar 8. Proses menggambar sketsa wajah manusia pada siklus 1pertemuan ke dua(Dok. Siklus 1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
dan perbandingan telinga dengan wajah sudah menunjukkan kesesuaian
( seperti dalam gambar 9 hasil karya Lutvan )
2). Dalam hal teknik menggambar sketsa wajah manusia juga sudah ada
peningkatan, dengan semakin baik hasil gambar siswa.
3). Dalam penggambaran ekspresi ada peningkatan, siswa sudah mampu
memberikan ekspresi pada hasil gambarnya.
4). Terdapat 15% nilai siswa yang sudah memenuhi indikator dalam
penelitian ini.
Seperti yang terlihat pada salah satu contoh hasil karya menggambar
sketsa wajah manusia pada siklus 1di bawah ini:
Pada gambar 9, yakni hasil gambar Lutvand siklus 1 tampak bahwa ada
peningkatan kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa. Hal ini
tampak dari penggambaran proporsi yang semakin proporsional pada obyek yang
digambar. Dalam hal teknik menggambar sketsa dan ekspresi juga sudah
mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya lihat tabel hasil observasi dan
penilaian siklus I berikut ini:
Gambar 9. Hasil Karya Lutvand pada Siklus 1(Dok. Siklus 1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
(Sum
ber
:H
asil
Obs
erva
si d
an P
enila
ian
Sikl
us1)
(Ket
unta
san
75)
Ket
eran
gan:
√ =
ya
-=
tida
kR
umus
:N
ilai
=
sko
rSk
or M
aksi
mum
(8)
No
Nam
aPr
opor
si w
ajah
man
usia
Tek
nkE
kspr
esi
Jum
lah
skor
Nila
iT
unta
sJi
kape
rban
ding
anuk
uran
mat
ade
ngan
waj
ahse
suai
Jika
perb
andi
ngan
ukur
an h
idun
gde
ngan
waj
ahse
suai
Jika
perb
andi
ngan
ukur
an te
linga
deng
an w
ajah
sesu
ai
Jika
perb
andi
ngan
ukur
an m
ulut
deng
an w
ajah
sesu
ai
Gar
isny
asp
onta
nR
ende
ring
Kom
posi
siJi
ka s
isw
am
ampu
men
ggam
bark
anek
spre
si w
ajah
1A
dely
a C
.√
-√
√√
√-
√6
75√
2A
dity
a W
.P.
-√
-√
√-
-√
450
-
3A
gus
Dw
i P.
√-
-√
√√
-√
563
-
4A
ndre
as E
ko√
√-
√√
√√
√7
88√
5A
ndri
P.
√√
-√
√√
√-
675
√6
And
rian
B.H
-√
-√
√√
√-
563
-7
Bay
u A
rya
√-
√√
√√
√√
788
√8
Cat
urP
.√
--
√√
--
√4
50-
9C
andr
adit
ya√
--
√√
√-
√5
63-
10D
arm
ono
√√
-√
√√
-√
675
√11
Dw
i Saf
itri
√√
-√
√-
√√
675
√12
Her
y D
wi
√-
√√
√√
-√
675
√13
Isti
adi
√√
√-
√-
√√
675
√14
Luk
man
H.
√-
-√
√√
√√
675
√15
Min
al G
alih
√-
-√
√√
-√
563
-16
M. L
utfa
n√
√√
√√
√√
√8
100
√17
Nof
ita S
ari
√-
√√
√√
-√
675
√18
Nug
roho
√-
-√
√√
-√
563
-19
Okt
i Sar
i√
--
√√
√-
√5
63-
20R
atih
P.
√-
-√
√√
-√
563
-
Jum
lah
1417
Rat
a-ra
ta k
elas
(14
17: 2
0)70
,85
Pro
sent
ase
55%
x 10
0
Tab
el 3
. Has
il O
bser
vasi
dan
Pen
ilaia
n si
klus
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
--
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa pada siklus I kemampuan
menggambar sketsa wajah manusia pada siswa mengalami peningkatan dengan
diterapkannya metode melihat obyek langsung. Hal ini terlihat dari meningkatnya
penilaian siswa yang meliputi proporsi, teknik menggambar sketsa, dan ekspresi.
Seperti yang digambarkan pada tabel prosentase penilaian siklus 1 di bawah ini:
Tabel 4 . Prosentase Penilaian Siklus I
(sumber: Hasil Observasi dan Penilaian Siklus I)
Berdasarkan tabel prosentase penilaian siklus I tersebut tampak bahwa
siswa yang masuk dalam kategori baik sekali (90 – 100) sebesar 5% atau 1 siswa,
dalam kategori baik ( 80 – 89) sebesar 10% atau 2 siswa, dalam kategori cukup
(70 – 79) sebesar 40% atau 8 siswa. Sementara yang masuk dalam kategori
kurang (60 – 69) sebesar 35% atau 7 siswa, dan yang masuk dalam kategori
kurang sekali (di bawah 59) hanya tinggal 10% atau 2 siswa. Seperti yang
digambarkan grafik penilaian siklus I di bawah ini:
No Nilai Jumlah siswa Presentase (% )
1 90-100 (baik sekali) 1 1/20x100%=5%
2 80-89 (baik) 2 2/20x100%=10%
3 70-79 (cukup) 8 8/20x100%= 40%
4 60-69 (kurang) 7 7/20x100%= 35%
5 Di bawah 59 (kurang sekali) 2 2/20x100%= 10%
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Penilaian sikluis 1
Gambar 10. Grafik Penilaian Siklus 1
BaikSekaliBaik
Cukup
Kurang
KurangSekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Berdasarkan grafik penilaian siklus I tersebut terlihat jelas bahwa dalam
hal penilaian siswa yang meliputi proporsi, teknik menggambar sketsa, dan
ekspresi menunjukkan ada peningkatan. Hal ini karena siswa yang masuk dalam
kategori baik sekali yang digambarkan oleh balok berwarna merah pada grafik
mencapai sebesar 5%, dalam kategori baik yang digambarkan oleh balok
berwarna kuning pada grafik mencapai sebsar 10%, dalam kategori cukup yang
digambarkan oleh balok berwarna biru pada grafik mencapai sebesar 40%.
Sementara siswa yang masuk dalam kategori kurang yang digambarkan dengan
balok berwarna hijau pada grafik mencapai 35%, dan yang masuk dalam kategori
kurang sekali yang digambarkan balok berwarna putih pada grafik hanya
mencapai sebesar 10%.
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang telah didapat sebelumnya, selanjutnya di
analisa dan direfleksi. Dari hasil refeksi ini akan di ketahui kekurangan-
kekurangan serta kelebihan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan,
sehingga dapat di gunakan untuk menentukan langkah tindakan pada siklus II.
Keberhasilan dari siklus I menggunakan metode obyek langsung, yaitu :
1. Dalam aspek proporsi, teknik, ekspresi
Dalam aspek proporsi, teknik menggambar sketsa, dan ekspresi pada
siklus yang kedua mengalami peningkatan. Hal ini dapat di lihat dari tabel
prosentase hasil penilaian siklus I, siswa yang berkategori baik sekali mencapai
5%, berkategori baik mencapai 10%, berkategori cukup mencapai 40% , siswa
yang berada dalam kategori kurang mencapai 35% dan kategori kurang sekali
mencapai 10 %.
Dari hasil analisa dan refleksi pada siklus I yang telah dilaksanakan
walaupun sudah ada peningkatan kemampuan menggambar pada siswa tetapi
belum mencapai indikator yang di harapkan, yaitu :
• Siswa belum mencapai indikator yang diharapkan peneliti, yakni siswa yang
mendapat nilai 80 ke atas ( kategori baik sekali dan kategori baik ) mencapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
70%. Hal ini karena pada siklus I siswa yang mendapat nilai 80 keatas hanya
sebesar 15 %.
Berdasarkan hasil analisis, dan refleksi di atas, tindakan yang dilakukan
pada siklus pertama sudah dikatakan berhasil. Menurut Sarwiji Suwandi
(2008:51) “Jika pada siklus pertama belum memuaskan, maka penelitian tindakan
kelas harus dilanjutkan pada siklus yang ke dua dengan prosedur yang sama
seperti pada siklus pertama”. Untuk itu perlu diadakan siklus kedua dalam
penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan siklus kedua dilaksanakan dalam dua
pertemuan. Pertemuan pertama yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 6 Mei
2010, dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 Mei 2010.
2. Siklus II
a. Perencanan Tindakan Siklus II
Berdasarkan pada analisa dan refleksi pada siklus I dapat dilihat ada
peningkatan kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas I
Seni Rupa SMK N 9 Surakarta meskipun belum mencapai hasil sesuai indikator
yang sudah direncanakan sebelumnya. Oleh karena itu untuk dapat mencapai hasil
yang memuaskan yang sesuai dengan indikator ketercapaian yang telah dibuat,
maka siklus II dilanjutkan pada siklus II.
Pada siklus yang ke II perencanaan tindakan yang dilakukan lebih
menekankan pada perbaikan dari siklus I yang sudah dilakukan sebelumnya.
Dalam melaksanakan siklus II peneliti masih menggunakan metode obyek
langsung dalam menggambar sketsa wajah manusia. Dengan lebih memberikan
metode melihat obyek langsung pada siswa diharapkan peningkatan kemampuan
menggambar sketsa wajah manusia pada siswa yang belum maksimal dalam
menggambar sketsa wajah manusia pada siklus yang pertama akan dapat lebih
dimaksimalkan.
Tindakan pada siklus kedua di rencanakan dalam dua pertemuan, yakni
pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 6 Mei 2010, dan
pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 Mei 2010 yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
berlangsung selama 2 x 45 menit. Pada siklus ke II ini yang diharapkan indikator
keberhasilan menggambar sketsa wajah manusia dapat tercapai.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus ke II, peneliti berperan sebagai guru
berkolaborasi dengan guru untuk mengetahui apakah setelah tindakan siklus ke I
di lakukan terjadi perubahan atau peningkatan sehinggga diperlukan suatu
gambaran tentang keadaan siklus ke I. Dari hasil gambar siklus I dapat di
tentukan apa yang harus di perbaiki atau di tingkatkan.Pelaksanaan siklus II
menggunakan metode melihat obyek langsung dalam menggambar sketsa wajah
manusia dengan satuan indikator yakni : proporsi, teknik menggambar sketsa
wajah dan ekspresi. Dalam proses ini peneliti melaksanakan tindakan seperti
siklus I dan dengan memperbaiki kekurangannya. Berdasarkan pada analisis dan
refleksi. Seperti yang sudah direncanakan penelitian tindakan kelas siklus kedua
dilaksanakan dalam dua pertemuan, yakni pada hari Kamis tanggal 6 Mei 2010,
dan hari Kamis tanggal 20 Mei 2010. Pertemuan berlangsung selama 2 x 45
menit.
1). Pada 10 menit awal sebelum pelajaran seni rupa dimulai, peneliti
berperan sebagai guru, meninjau ruangan yang digunakan, media, perangkat
pembelajaran dan lembar observasi tindakan siklus 2. Setelah jam pelajaran
dimulai Guru menyapa siswa setelah itu mengadakan presensi kehadiran
siswa, serta tanya jawab agar siswa siap dalam pembelajaran ( 5 menit).
2). Kemudian Guru memberikan penjelasan tentang pengertian sketsa wajah
yang meliputi proporsi , teknik menggambar sketsa, dan ekspresi manusia
kepada siswa ( 15 menit).
3). Selanjutnya Guru mempersiapkan kertas HVS ukuran A4, dan
membagikannya pada siswa satu persatu. Setelah itu siswa diperintahkan
untuk menyiapkan alat gambar berupa bolpoint. Lalu Guru memerintahkan
siswa untuk saling berkelompok yang terdiri dari 2 siswa. Pembagian
kelompok tersebut berdasarkan tempat duduk siswa. Setelah siswa dibagi ke
dalam kelompok yang terdiri dari 2 siswa. Lalu Guru memerintahkan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
untuk saling berhadapan sesuai dengan kelompok yang sudah di buat
sebelumnya. Lantas Guru memerintahkan siswa untuk menggambar sketsa
wajah manusia dengan cara saling melihat teman yang berada di hadapannya
masing-masing sesuai dengan kelompoknya, untuk menjadi obyek gambar.
Dalam kegiatan menggambar sketsa wajah manusia tersebut terjadi proses
melihat dan menggambar sebagai penerapan dari metode melihat obyek
langsung. Guru memperhatikan dan mencermati setiap proses yang terjadi
dalam kelas tersebut untuk memastikan penerapan metode malihat obyek
langsung itu dapat berjalan sesuai rencana. Selanjutnya Guru berkeliling dan
melihat, tiap-tiap kelompok yang terdiri dari 2 siswa dan memberikan
arahan pada siswa, jika siswa mengalami kesulitan dalam menggambar.(+
65)
4). Setelah siswa selesai dalam menggambar sketsa wajah manusia, maka
siswa mengumpulkan hasil karyanya kepada Guru ( 5 menit).
Pada gambar 11 terlihat siswa dan siswi kelas 1 Seni rupa SMK Negeri 9
Surakarta terlihat serius, dan bersungguh-sungguh dalam melihat wajah temannya
dalam menggambar sketsa wajah manusia.
Gambar 11 . Proses metode melihat obyek langsung denganmelihat wajah temannya dengan cermat.
(Dok. Siklus II)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Setelah dilaksanakan pertemuan pertama pada siklus yang kedua, maka
pelaksanaan tindakan siklus kedua dilanjutkan pada pertemuan kedua yang
dilaksanakan pada hari Kamis pada tanggal 20 Mei 2010. Pertemuan ini
berlangsung selama 2 x 45 menit, pelaksanaannya sebagai berikut:
1). Pada 10 menit awal sebelum pelajaran seni rupa dimulai, peneliti
berperan sebagai guru, meninjau ruangan yang digunakan, media, perangkat
pembelajaran dan lembar observasi tindakan siklus II. Setelah jam pelajaran
dimulai Guru menyapa siswa setelah itu mengadakan presensi kehadiran
siswa, serta tanya jawab agar siswa siap dalam pembelajaran ( 5 menit).
2). Kemudian Guru memberikan penjelasan tentang pengertian sketsa wajah
yang meliputi proporsi , teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah
manusia kepada siswa ( 15 menit).
3).Selanjutnya Guru mempersiapkan kertas HVS ukuran A4, dan
membagikannya pada siswa satu persatu. Setelah itu siswa diperintahkan
untuk menyiapkan alat gambar berupa bolpoint. Lalu Guru memerintahkan
siswa untuk saling berkelompok yang terdiri dari 2 siswa. Pembagian
kelompok tersebut berdasarkan tempat duduk siswa. Setelah siswa dibagi ke
dalam kelompok yang terdiri dari 2 siswa. Lalu Guru memerintahkan siswa
untuk saling berhadapan sesuai dengan kelompok yang sudah di buat
sebelumnya. Lantas Guru memerintahkan siswa untuk menggambar sketsa
wajah manusia dengan cara saling melihat teman yang berada di hadapannya
masing-masing sesuai dengan kelompoknya, untuk menjadi obyek gambar.
Dalam kegiatan menggambar sketsa wajah manusia tersebut terjadi proses
melihat dan menggambar sebagai penerapan dari metode melihat obyek
langsung. Guru memperhatikan dan mencermati setiap proses yang terjadi
dalam kelas tersebut untuk memastikan penerapan metode malihat obyek
langsung itu dapat berjalan sesuai rencana. Selanjutnya Guru berkeliling dan
melihat,tiap-tiap kelompok yang terdiri dari 2 siswa dan memberikan arahan
pada siswa, jika siswa mengalami kesulitan dalam menggambar( + 65).
4). Setelah siswa selesai dalam menggambar sketsa wajah manusia, maka
siswa mengumpulkan hasil karyanya kepada Guru ( 5 menit).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Gambar 12. Peneliti melakukan observasi Siklus II
(Dok.Siklus II)
Pada gambar 12 terlihat siswa dan siswi sedang diobservasi oleh peneliti
yang berperan sebagai guru saat menggambar sketsa wajah manusia pada tes
akhir siklus dalam penelitian tindakan kelas. Di dalam gambar tersebut peneliti
melihat gambar sketsa wajah manusia yang dibuat oleh siswa pada saat siswa
menggambar sketsa wajah manusia dengan penerapan metode menggambar obyek
langsung, yakni dengan cara melihat wajah teman di depannya secara langsung.
c. Observasi
Peneliti mengamati/mengobservasi jalanya kegiatan menggambar sketsa
wajah manusia serta memastikan metode menggambar obyek langsung berjalan
sesuai dengan rencana.
Observasi pada siklus II yang terdiri dari pertemuan pertama pada hari
Kamis tanggal 6 Mei 2010, dan pertemuan kedua pada hari Kamis tanggal 20 Mei
2010. Dalam observasi yang dilakukan pada siklus II ini hasilnya dapat dijelaskan
secara singkat sebagai berikut:
Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan pada siklus II diketahui
bahwa kemampuan menggambar sketsa wajah manusia siswa semakin mengalami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
peningkatan. Hal ini terlihat dari salah satu hasil karya menggambar sketsa wajah
manusia di bawah ini:
1). Dari hasil karya siswa sudah terlihat ada peningkatan kemampuan
menggambar sketsa wajah manusia, dalam proporsi, teknik
menggambar sketsa dan ekspresi. ( seperti dalam gambar 13, hasil
gambar Lutvan )
2). Dalam hal teknik menggambar sketsa wajah manusia juga sudah ada
peningkatan, dengan semakin baik hasil gambar siswa.
3). Dalam penggambaran ekspresi ada peningkatan, siswa sudah mampu
memberikan ekspresi pada hasil gambarnya.
4). Terdapat 70 % nilai siswa yang sudah memenuhi indikator dalam
penelitian ini.
Pada gambar 13, terlihat bahwa dalam hal penggambaran proporsi wajah
manusia sudah semakin mengalami peningkatan. Hal ini karena hasil karya
menggambar sketsa wajah manusia semakin proporsional. Sedangkan dalam hal
teknik menggambar sketsa dan ekspresi pada siswa juga semakin mengalami
peningkatan. Hal ini terlihat dari semakin semakin miripnya hasil gambar.
Gambar 13. Karya Lutvand Siklus II
(Dok. Karya Siklus II)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tab
el 5
: Has
il O
bser
vasi
dan
Pen
ilaia
n Si
klus
2
No
Nam
aPr
opor
si w
ajah
man
usia
Tek
nkE
kspr
esi
Jum
lah
skor
Nila
iT
unta
sJi
kape
rban
ding
anuk
uran
mat
ade
ngan
waj
ahse
suai
Jika
perb
andi
ngan
ukur
an h
idun
gde
ngan
waj
ahse
suai
Jika
perb
andi
ngan
ukur
an te
linga
deng
an w
ajah
sesu
ai
Jika
perb
andi
ngan
ukur
an m
ulut
deng
an w
ajah
sesu
ai
Gar
isny
asp
onta
nR
ende
ring
Kom
posi
siJi
ka s
isw
am
ampu
men
ggam
bark
anek
spre
si w
ajah
1A
dely
a C
.√
-√
√√
√√
√7
88√
2A
dity
a W
.P.
√√
-√
√√
√√
788
√3
Agu
s D
wi P
.√
√-
√√
√√
√7
88√
4A
ndre
as E
ko√
√√
√√
√√
√8
100
√5
And
ri P
.√
√-
√√
√√
√7
88√
6A
ndri
an B
.H√
√√
√√
√√
√8
100
√7
Bay
u A
rya
√√
-√
√√
√√
788
√8
Cat
ur P
.√
√-
√√
√-
√6
75√
9C
andr
adit
ya√
√√
√√
√√
√8
100
√10
Dar
mon
o√
√-
√√
√√
√7
88√
11D
wi S
afitr
i√
√-
√√
√√
√7
88√
12H
ery
Dw
i-
√√
√√
√√
√7
88√
13Is
tiad
i√
√-
√√
√-
√6
75√
14L
ukm
an H
.√
√-
√√
√√
-6
75√
15M
inal
Gal
ih√
--
√√
√-
√5
63-
16M
. Lut
fan
√√
√√
√√
√√
810
0√
17N
ofita
Sar
i√
√-
√√
√-
√6
75√
18N
ugro
ho√
-√
-√
√-
√5
63-
19O
kti S
ari
√√
-√
√√
√√
788
√20
Rat
ih P
.√
√-
√√
√√
√7
88√
Jum
lah
1706
Rat
a-ra
ta k
elas
(17
06 :
20)
85,3
Pro
sent
ase
90%
(Sum
ber
:Has
ilO
bser
vasi
dan
Pen
ilai
an S
iklu
s 2)
(Ket
unta
san
75)
Ket
eran
gan:
√ =
ya
-=
tida
kR
umus
:N
ilai
=
sko
rSk
or M
aksi
mum
(8)
x 10
0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
--
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa pada siklus II kemampuan
menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 Seni rupa SMK N 9
Surakarta mengalami peningkatan dengan diterapkannya metode melihat obyek
langsung. Hal ini terlihat dari meningkatnya penilaian siswa yang meliputi
proporsi, teknik menggambar sketsa, dan ekspresi. Seperti yang digambarkan
pada tabel prosentase penilaian siklus 1 di bawah ini:
Tabel 6. Prosentase Penilaian Siklus II
(sumber : Hasil Observasi dan Penilaian Siklus II)
Berdasarkan tabel prosentase penilaian siklus II tersebut tampak bahwa
siswa yang masuk dalam kategori baik sekali (90 – 100) sebesar 20% atau 4
siswa, dalam kategori baik ( 80 – 89) sebesar 50% atau 10 siswa, dalam kategori
cukup (70 – 79) sebesar 20% atau 4 siswa. Sementara yang masuk dalam kategori
kurang (60 – 69) sebesar 10% atau 2 siswa, dan yang masuk dalam kategori
kurang sekali (di bawah 59) turun menjadi 0%. Seperti yang digambarkan grafik
penilaian siklus 1 di bawah ini:
No Nilai Jumlah siswa Presentase (% )
1 90-100 (baik sekali) 4 4/20x100%=20%
2 80-89 (baik) 10 10/20x100%=50%
3 70-79 (cukup) 4 4/20x100%= 20%
4 60-69 (kurang) 2 2/20x100%= 10%
5 Di bawah 59 (kurang sekali) 0 0/20x100%= 0%
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Penilaian Siklus 2
Gambar 14. Grafik Penilaian Siklus 2
BaikSekaliBaik
Cukup
Kurang
KurangSekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Berdasarkan grafik penilaian siklus II tersebut terlihat jelas bahwa dalam
hal penilaian hasil gambar pada siswa yang meliputi proporsi, teknik menggambar
sketsa, dan ekspresi menunjukkan ada peningkatan. Hal ini karena siswa yang
masuk dalam kategori baik sekali yang digambarkan oleh balok berwarna merah
pada grafik mencapai sebesar 20%, dalam kategori baik yang digambarkan oleh
balok berwarna kuning pada grafik mencapai sebsar 50%, dalam kategori cukup
yang digambarkan oleh balok berwarna biru pada grafik mencapai sebesar 20%.
Sementara siswa yang masuk dalam kategori kurang yang digambarkan dengan
balok berwarna hijau pada grafik mencapai 10%, dan yang masuk dalam kategori
kurang sekali yang digambarkan balok berwarna putih pada grafik hanya
mencapai sebesar 0%.
d. Analisis, dan Refleksi
Berdasarkan observasi sebelumnya, data yang di peroleh selanjutnya
menjadi bahan refleksi bagi peneliti.Kegiatan refleksi ini mencakup kegiatan
analisa, sehingga dapat segera di ketahui apakah metode melihat obyek langsung
telah mencapai tujuan.Hasilnya untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari
pelaksanaan dalam dua pertemuan, yakni pertemuan pertama yang dilaksanakan
pada hari Kamis tanggal 6 Mei 2010, dan pertemuan kedua yang dilaksanakan
pada hari Kamis tanggal 20 Mei 2010 terlihat bahwa hasilnya semakin
memuaskan. Karena kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa
dan siswi pada siklus ke II menunjukan grafik peningkatan yang signifikan ,
yakni:
Dalam penerapan proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi dalam
menggambar sketsa wajah manusia ,siswa sudah menguasai prakteknya. Hal ini
dapat di tunjukan dalam tabel observasi dan penilaian siklus II yang meliputi
proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi pada siklus II.
Pada siklus II siswa semakin meningkat dalam hal penilaian karena siswa
yang nilainya masuk dalam kategori baik sekali ( 90-100) mencapai 20%, yang
baik (80 – 89) mencapai 50%, dan yang cukup (70 – 79) mencapai 20%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Sementara yang kurang mencapai 10% , dan kategori kurang sekali sudah 0 %
dari keseluruhan siswa. .
Hal ini berarti indikator yang menjadi indikasi berhasilnya penelitian
tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa dan siswi kelas 1 seni rupa SMK
Negeri 9 Surakarta sudah berhasil. Karena hasil yang dicapai oleh siswa sudah
memenuhi indikator keberhasilan, yakni siswa yang dapat nilai 80 ke atas
( kategori baik sekali di tambah kategori baik ) pada siklus ke II mencapai 70%.
Berdasarkan analisa, dan refleksi pada siklus kedua. Dapat diambil
kesimpulan, bahwa dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siklus
kedua yang dilaksanakan dalam dua pertemuan yakni pada hari Kamis tanggal 6
Mei 2010, dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2010
berlangsung selama 2 x 45 menit ini berhasil, dan memuaskan. Karena indikator
keberhasilan sudah dapat dicapai
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembelajaran menggambar sketsa wajah manusia memerlukan
keterampilan dalam menampilkan gambar secara proporsional, siswa mampu
menguasai teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusia. Kenyataan
umum yang di temukan selama penelitian berlangsung, diantaranya : pada
awalnya siswa kurang mampu menggambar sketsa wajah manusia yang sesuai
dengan aspek proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi. Kemampuan
menggambar sketsa memerlukan latihan yang terus menerus dan terukur. Tanpa
latihan yang baik , pada umunya siswa mengalami kesulitan, ini juga di perlukan
bimbingan para guru sehingga menghasilkan karya yang baik. Jam pelajaran
untuk menggambar sketsa juga perlu di perhatikan , di mana saat ini baru di
alokasikan waktu 2 jam saja. Untuk mengasah keterampilan menggambar sketsa
siswa di perlukan waktu yang lebih.
Kondisi awal kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa
kelas 1 Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta , cenderung
lemah hal ini di tunjukan dari pretes yang di lakukan pada hari Kamis tanggal 15
April 2010. Dengan hasil penelitian sebagai berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
* Pada pretes siswa yang masuk dalam kategori baik sekali dalam aspek proporsi,
teknik menggambar sketsa dan ekspresi adalah 0%, kategori baik sebesar 0 % ,
kategori cukup sebesar 5 %, Sementara yang masuk dalam kategori kurang
sebesar 15 % , dan yang masuk dalam kategori kurang sekali mencapai sebesar
80% .
Maka Peneliti melakukan suatu tindakan penelitian kelas dengan metode
melihat obyek langsung pada siswa kelas 1 Seni Rupa Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 9 Surakarta.Untuk meningkatkan kemampuan menggambar
sketsa wajah manusia pada siswa tersebut. Berdasarkan hasil penelitian tindakan
kelas yang dilaksanakan dalam siklus pertama yang dilaksanakan dalam dua
pertemuan, yakni pertemuan pertama yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal
22 April 2010, dan pertemuan kedua yang dilaksanakan pada tanggal 29 April
2010 yang berlangsung selama 2 x 45 menit. Ditemukan bahwa ada peningkatan
yang semakin baik dalam kemampuan menggambar sketsa wajah manusia siswa
setelah diberikan penelitian tindakan kelas dengan penerapan metode melihat
obyek langsung. Hal ini di tunjukan dengan data-data sebagai berikut :
* Pada siklus I siswa yang masuk dalam kategori baik sekali dalam aspek
proporsi, tenik menggambar sketsa dan ekspresi adalah 5 %, kategori baik sebesar
10 % , kategori cukup sebesar 40%, Sementara yang masuk dalam kategori
kurang sebesar 35% , dan yang masuk dalam kategori kurang sekali mencapai
sebesar 10%
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I memang siswa mengalami
peningkatan dalam kemampuan menggambar sketsa wajah manusia. Akan tetapi
belum mencapai indikator yang di tetapkan sebagai ukuran mencapai standar hasil
gambar yang sesuai dengan aspek proporsi , teknik menggambar sketsa dan
ekspresi adalah 70 %.
Maka Peneliti melakukan tindakan kelas berupa siklus ke II, di mana
proses tindakan terebut sama pada proses siklus I. Tetapi pada siklus ke II ini
peneliti menekankan pada pelakasanaan proses metode melihat obyek langsung
yang benar dan penerapan aspek proporsi , teknik menggambar sketsa dan
ekspresi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus ke II tersebut, ada peningkatan
kemampuan menggambar sketsa wajah manusia secara signifikan, ini di tunjukan
dengan hasil penelitian sebagai berikut ini :
*Pada siklus II siswa yang masuk dalam kategori baik sekali dalam aspek
proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi sebesar 20 % , kategori baik
sebesar 50 % , kategori cukup sebesar 20%. Sedangkan siswa yang masuk dalam
kategori kurang sebesar 10% , dan kategori kurang sekali sebesar 0%
Contoh hasil gambar salah satu siswa Lutvan yang mengalami proses di dalam
pelaksanaan metode obyek langsung, Seperti tampak pada gambar di bawah ini :
Gambar 15. Karya Lutvand, A) Pretes, B) siklus 1, C) siklus 2
A B
C
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Dari hasil gambar di atas terlihat bahwa kemampuan menggambar sketsa
wajah manusia yang di hasilkan oleh Lutvands semakin baik setelah dilakukan
penelitian tindakan kelas dengan metode melihat obyek langsung. Tampak dari
karya tersebut dalam aspek proporsi , yakni ukuran perbandingan bagian benda
dengan benda lain dalam hal ini wajah manusia semakin proporsional baik dari
bagian-bagian wajah, yakni mata, telinga, hidung, mulut maupun dari keseluruhan
wajah. Dalam teknik menggambar sketsa yang meliputi garis spontan, rendering
dan komposisi sudah menunjukan peningkatan dengan semakin baik hasil
gambarnya. Serta dalam penggambaran ekspresi wajah manusia sudah
memberikan penenkanan-penekanan beberapa bagian sehingga ekspresinya dapat
nampak dalam hasil gambarnya.
Peningkatan tersebut dibuktikan dengan meningkatnya aspek proporsi,
seperti digambarkan pada grafik penilaian aspek proporsi , teknik menggambar
sketsa dan ekspresi pada siswa kelas I Seni Rupa Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 9 Surakarta yang telah di lakukan pada pretes, kemudian di beri tindakan
kelas dengan metode melihat obyek langsung pada siklus ke I, di lanjutkan pada
tindakan dalam siklus ke II di mana hasilnya di harapkan dapat mencapai
indikator keberhasilan yaitu : siswa yang memperoleh nilai 80 ke atas ( kategori
baik sekal di tambah kategori baik) mencapai 70%. Hal ini dapat di lihat dalam
grafik berikut ini:
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Pretes Siklus I Siklus II
Gambar 16. Grafik PerbandinganPenilaian Pretes, Siklus I, Siklus II
BaikSekaliBaik
Cukup
Kurang
KurangSekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Berdasarkan grafik di atas tampak jelas bahwa siswa semakin mengalami
peningkatan pada siklus I dan ke II pada aspek proporsi, teknik menggambar
sketsa dan ekspresi wajah manusia, yaitu :
1. Pada pretes siswa yang masuk dalam kategori baik sekali 0%, kategori baik
0%, kategori cukup 5%, kategori kurang 15%, kategori kurang sekali 80%
2. Pada siklus I siswa yang masuk dalam kategori baik sekali naik menjadi 5 %,
kategori baik naik menjadi 10%, kategori cukup naik menjadi 4 0%, kategori
kurang naik menjadi 35%, dan kategori kurang sekali turun menjadi 10%
3. Pada siklus II siswa yang masuk dalam kategori baik sekali meningkat
menjadi 20%, kategori baik meningkat menjadi 50%, kategori cukup 20%,
kategori kurang turun menjadi 10%, dan kategori kurang sekali turun
menjadi 0%.
Dimana siswa mampu menerapkan aspek proporsi, menguasai teknik
menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusia.Kemampuan ini terus meningkat
dari siklus I dan kemudian pada siklus II. Hasil ini terjadi dari perlakuan yang di
lakukan Peneliti melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan metode melihat obyek
langsung.
Sesuai dengan indikator yang telah di tentukan dalam perencanaan
penelitian ini yaitu : Siswa yang memperoleh nilai 80 keatas ( kategori baik
sekali, kategori baik ) mencapai 70 % pada siswa kelas 1 Seni Rupa Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta mampu menerapkan aspek proporsi,
teknik menggambar sketsa dan ekspresi. Kondisi ini di buktikan dengan hasil
yang telah di capai dalam penelitian ini, pada sikus ke I dapat di peroleh nilai
siswa yang mencapai nilai 80 ke atas sebesar 15 % ( Kategori baik sekali 5 % di
tambah dengan kategori baik sebesar 10 % ).Pada siklus ke II ada peningkatan
nilai yang di peroleh siswa yaitu : 70% ( kategori baik sekali 20% di tambah
dengan kategori baik 50% ).
Data nilai yang di peroleh siswa itu, membuktikan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas dengan metode melihat obyek langsung dapat meningkatkan
kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 Seni Rupa
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta . Hasil analisis ini juga di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
dukung oleh pernyataan Bapak Agus Sasmito, Bapak Anang Sya’roni dan Ibu
Hanung Rosifah selaku guru mata pelajaran menggambar sketsa SMK N 9
Surakarta, bahwa kemampuan menggambar sketsa wajah manusia pada siswa
mengalami peningkatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan analisis data, rumusan masalah dan hasil penelitian yang di
laksanakan selama pretes dan dua siklus, maka dapat di simpulkan bahwa
penerapan metode melihat obyek langsung dapat meningkatkan kemampuan
menggambar sketsa wajah manusia pada siswa kelas 1 SMK N 9 Surakarta tahun
pelajaran 2009/2010.
Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode melihat obyek
langsung dengan indikator , yakni : Siswa yang memperoleh nilai 80 ( kategori
baik sekali di tambah kategori baik ) mencapai 70% dengan menerapkan aspek
proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekpresi wajah manusia.Dalam
pembelajaran menggambar sketsa wajah manusia di lakukan dengan langkah :
1. Pengenalan materi tentang proporsi , teknik menggambar sketsa dan
ekspresi dan menampilkan gambar sketsa.
2. Pembagian kelompok yang terdiri 2 siswa dengan tujuan metode melihat
obyek langsung akan terjadi sesuai yang di rencanakan.
3. Setiap kelompok saling menggambar sketsa wajah manusia dengan
menggambar sketsa wajah manusia temannya sebagai obyek yang digambar
dengan saling berhadapan.
4. Setiap siswa saling mencermati wajah temanya yang menjadi kelompoknya
dan bukan berimajinasi, sehingga metode melihat obyak langsung terjadi.
Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan yang telah dikemukakan
pada bab 4, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menggambar sketsa wajah
manusia yang sesuai dengan aspek proporsi, teknik menggambar sketsa dan
ekspresi pada siswa kelas 1 Seni Rupa SMK Negeri 9 Surakarta dapat
ditingkatkan dengan penerapan metode melihat obyek langsung. Hasil penelitian
yang telah di lakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada Pretes yang di lakukan pada siswa dapat di peroleh hasil nilai yaitu :
kategori baik sekali dalam aspek proporsi, teknik menggambar sketsa dan
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
ekspresi adalah 0%, baik sebesar 0% , cukup sebesar 5%, Sementara yang
masuk dalam kategori kurang sebesar 15% , dan yang masuk dalam kategori
kurang sekali mencapai sebesar 80% (lihat tabel 2 hal 32 ).
2. Pada siklus I yang di lakukan pada siswa dapat di peroleh hasil nilai yaitu :
kategori baik sekali dalam aspek proporsi, teknik menggambar sketsa dan
ekspresi adalah naik menjadi 5%, kategori baik , naik menjadi 10 % , kategori
cukup naik menjadi 40%, Sementara yang masuk dalam kategori kurang naik
menjadi 35% , dan yang masuk dalam kategori kurang sekali turun menjadi
10% (lihat tabel 4 hal 41 ).
3. Pada siklus II yang di lakukan pada siswa, di peroleh hasil nilai yaitu :
kategori baik sekali dalam aspek proporsi, teknik menggambar sketsa dan
ekspresi naik menjadi 20% kategori baik naik menjadi 50 % , kategori cukup
turun menjadi 20%. Sedangkan siswa yang masuk dalam kategori kurang
turun menjadi 10% , dan kategori kurang sekali turun menjadi 0% (lihat tabel
6 hal. 50 ).
Dengan demikian penerapan metode melihat obyek langsung dengan
indikator yaitu : Siswa yang memperoleh nilai 80 ke atas ( kategori baik sekali di
tambah kategori baik ) mencapai 70 %, dapat terbukti mampu meningkatkan
kemampuan siswa dalam menggambar sketsa wajah manusia, hal ini di perkuat
dengan hasil nilai siswa yang di peroleh pada siklus ke I yang mencapai nilai 80
ke atas naik menjadi 15 % ( Kategori baik sekali 5 % di tambah dengan kategori
baik sebesar 10 % ).Pada siklus ke II ada peningkatan nilai yang signifikan pada
siswa yaitu : 70% ( kategori baik sekali 20% di tambah dengan kategori baik
50%).
B. IMPLIKASI
Berdasarkan hasil simpulan, maka dapat di tarik implikasi sebagai berikut:
1. Apabila dalam penerapan metode melihat obyek langsung tidak di lakukan
persiapan yang baik, meliputi : persiapan media pembelajaran ( alat, bahan
menggambar ) memberi penjelasan tentang aspek proporsi, teknik
menggambar sketsa dan ekspresi wajah manusia, langkah-langkah membentuk
kelompok ( tiap kelompok terdiri 2 siswa ), proses mengggambar tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
maka hasil tindakan tidak dapat berjalan sesuai rencana bahkan tujuan yang di
inginkan sulit tercapai.
2. Apabila siswa kelas 1 Seni Rupa SMK N 9 Surakarta tidak di beri penjelasan
tentang aspek proporsi , teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah
manusia, serta arahan dari guru maka kemampuan siswa dalam menggambar
sketsa wajah manusia tidak akan meningkat.
C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan dan berdasarkan
simpulan serta implikasidi atas , maka penulis mengajukan saran sebagai berikut :
1. Bagi Guru Seni Rupa :
a. Penerapan metode melihat obyek langsung hendaknya di terapkan dengan
menggunakan indikator yaitu aspek proporsi, teknik menggambar sketsa
dan ekspresi wajah manusia ,dapat meningkatkan kemampuan
menggambar pada siswa .
b. Guru hendaknya juga dapat terus mengembangkan penerapan metode
melihat obyek langsung yang sesuai dengan capai-capain yang belum
tercapai maksimal.
c. Guru hendaknya memberi latihan-latihan menggambar sketsa dengan
menambah jam pelajaran di sekolah sehingga kemampuan siswa dalam
menggambar sketsa terasah dengan baik.
2. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya lebih memberikan dukungan pada siswa dan siswi dalam
pemberian fasilitas untuk aktifitas praktek menggambar yang baik, ( baik
berupa alat-alat menggambar ataupun penyediaan tempat untuk memajang
hasil karya siswa )
3. Bagi Siswa
a. Siswa harus dapat bekerjasama dengan teman sekelompoknya dalam proses
menggambar sketsa wajah manusia dengan menggunakan metode melihat
obyek langsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
b. Siswa harus cermat dalam mengamati obyek gambar dan mengembangkan
kreativitasnya untuk menghasilkan sketsa wajah manusia yang sesuai
dengan aspek proporsi, teknik menggambar sketsa dan ekspresi wajah
manusia.
4. Bagi Peneliti
a. Penerapan metode melihat obyek langsung dapat di terapkan di kelas lain
dalam jurusan seni rupa.
b. Bagi peneliti lain dapat menerapkan penelitian yang sejenis dengan
penyempurnaan dalam berbagai hal untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik dan optimal.
Top Related