Download - PENERAPAN MEDIA CARD SORT PADA MATA PELAJARAN FIKIHetheses.uinmataram.ac.id/512/1/Haerunisa151131235.pdf · Skripsi oleh: Hanerunisa, NIM: 15.1.13.1.235 dengan judul: Penerapan Media

Transcript

i

PENERAPAN MEDIA CARD SORT PADA MATA PELAJARAN FIKIH

KELAS VIII DI MTs ITTIHADIL UMMAH KARANG ANYAR MATARAM

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh

Haerunisa NIM.15.1.13.1.235

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2017

ii

PENERAPAN MEDIA CARD SORT PADA MATA PELAJARAN FIKIH

KELAS VIII DI MTs ITTIHADIL UMMAH KARANG ANYAR MATARAM

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi

persyaratan mencapai gelar sarjana Pendidikan

Oleh

Haerunisa NIM.15.1.13.1.235

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2017

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh: Haerunisa, NIM: 15.1.13.1.235. dengan judul, ”Penerapan Media Card

Sort pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar

Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk

diuji.

Disetujui pada tanggal: 12-07- 2017

Pembimbing I,

Dr.H.M Natsir, M.Pd NIP: 19551231198031015

Pembimbing II,

Dr.Abdul Quddus, MA NIP:197811112005011009

iv

NOTA DINAS PEMBIMBING

Mataram, 13-07- 2017

Hal : Ujian Skripsi

Yang Terhormat

Rektor UIN Mataram

di Mataram

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan,

dan koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama : Haerunisa

NIM : 151.131.235

Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam

Judul :“ Penerapan Media Card Sort pada Mata Pelajaran Fiqih

Kelas VIII di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar

Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017”

telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami

berharap agar skripsi ini dapat segera dimunaqasyahkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I

Dr.H.M Natsir, M.Pd NIP: 19551231198031015

Pembimbing II

Dr.Abdul Quddus, MA NIP:197811112005011009

v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Haerunisa

NIM : 15.1.13.1.235

Jurusan : PendidikanAgama Islam

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Penerapan Media Card Sort pada Mata

Pelajaran Fiqih Kelas VIII di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Mataram Tahun

Pelajaran 2016/2017 ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri,

kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Jika saya terbukti melakukan

plagiat tulisan/ karya orang lain, siap menerima sanksi yang telah ditentukan oleh

lembaga.

Mataram, 2017

Saya yang Menyatakan

Haerunisa

NIM. 15.1.13.1.235

vi

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi oleh: Hanerunisa, NIM: 15.1.13.1.235 dengan judul: Penerapan Media Card

Sort pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar

Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017 telah dipertahankan di depan dewan penguji

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Mataram pada tanggal 20-07 2017

Dewan Penguji

1.: Dr.H.M Natsir, M.Pd ( ) (ketua sidang/Pemb. I)

2.: Dr.Abdul Quddus, MA ( ) (sekretaris sidang/Pemb. II)

3: Drs Mustain, M.Ag ( ) (Penguji I)

4. Drs.H. Ziyad, M.Ag ( ) (Penguji II)

Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram,

Dr. Hj. Nurul Yakin M.Pd NIP.196412311991032006

vii

MOTTO

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya (QS. Al-Alaq: 1-5)1

1 Mushaf Aisyah, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta: Pustaka Al-Fatih, 2009), h.397.

viii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi Ini Untuk:

1. Bapakku (Sukran) dan Ibuku (Nuryanti) tercinta yang yang penuh

kasih sayang telah berusaha sekuat tenaga dan penuh ikhlas

berdo’a untuk keberhasilan untukku Salam hormat dan baktiku

selalu.

2. Untuk saudaraku tersayang (syamsurijal dan adin) sebagai

penyemangatku.

3. Sahabat-sahabatku tercinta ( khususnya F4 2M2N, gabungan nama

dari sang seperjuangan Mariatun Kibitia, Mei, Nina, dan Nisa) dan

teman kelas khususnya Juliatun yang selalu menemani

perjalananku menyelesaikan studi.

4. Almamaterku tercinta & Kampusku tercinta UIN Mataram.

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga skripsi sederhana ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam

senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun umat

manusia kepada cahaya hidayah Allah (Agama Islam).

Peneliti menyadari bahwa karya tulis ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini ucapan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr.H.M.Natsir, M.Pd., selaku pembimbing I dan Dr. Abdul Quddus, M.A.,

selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu memberikan arahan, dan

bimbingan sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.

2. Dr. H. Mutawali, M.Ag., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Mataram

beserta pegawai-pegawai, Bapak dan Ibu Dosen serta segenap civitas akademik.

3. Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Mataram, pembantu Dekan, serta staf-stafnya yang telah banyak

memberikan bantuan selama berada di lingkungan UIN.

4. Paozan S.Pd, selaku kepala sekolah, beserta para guru dan pengurusnya,

terimakasih atas kerjasama, pemberikan izin dan kemudahan selama proses

penelitian.

x

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu peneliti sangat mengharapkan saran dan masukan-masukan konstruktif dari

berbagai pihak dalam rangka memperbaiki tulisan ini. Semoga skripsi ini bermanfaat

dan tercatat di sisi Allah SWT sebagai amal ibadah. Amin.

Mataram, 12/07/2017

Peneliti

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN NOTA DINAS...........................................................................iv

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ v

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vi

HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

ABSTRAK ...................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian ............................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ................................................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

2. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4

D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitia

1. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 5

2. Setting Penelitian ........................................................................... 5

E. Telaah Pustaka ..................................................................................... 6

F. Kerangka Teoritik

a. Media Card Sort

1. Pengertian Media Card Sort .................................................... 9

2. Fungsi Media Card Sort Dalam KBM ..................................... 11

3. Proses Penerapan Media Card Sort.......................................... 13

xii

4. Karakteristik Penerapan Media Card Sort ............................... 16

5. Hal-Hal yang perlu Diperhatikan dalam Penerapan Media

Card Sort .................................................................................. 16

6. Kelebihan dan Kelemahan Penerapan Media Card Sort ......... 17

b. Mata Pelajaran Fiqih Di MTs

1. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih .............................................. 18

2. Tujuan Pembelajaran Fiqih ...................................................... 19

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih MTs ................................ 23

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian .................................................................... 28

2. Kehadiran Peneliti .......................................................................... 30

3. Sumber Data ................................................................................... 31

4. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 33

5. Teknik Analisis Data ...................................................................... 36

6. Validitas Data ................................................................................. 39

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar

1. Sejarah Berdirinya MTs Ittihadil Ummah................................ 43

2. Data Madrasah Tsanawiyah Ittihadil Ummah.......................... 47

3. Letak Geografis MTs Ittihadil Ummah Mataram .................... 48

4. Visi dan Misi MTs Ittihadil Ummah ........................................ 48

5. Struktur Organisasi MTs Ittihadil Ummah .............................. 49

6. Keadaan Guru MTs Ittihadil Ummah Mataram ....................... 50

7. Keadaan dan Jumlah Siswa MTs Ittihadil Ummah Mataram .. 52

8. Sarana dan Prasarana MTs Ittihadil Ummah Mataram ............ 54

B. Jenis Media Card Sort Yang Diterapkan Pada Mata Pelajaran

Fiqih Kelas VIII Di Mts Ittihadil Ummah Karang Anyar

Tahun Pelajaran 2016/2017............................................................ 56

xiii

C. Proses Penerapan Media Card Sort Pada Mata Pelajaran

Fiqih Kelas VIII Di Mts Ittihadil Ummah Karang Anyar

Tahun Pelajaran 2016/2017............................................................ 61

BAB III PEMBAHASAN

A. Jenis Media Card Sort Yang Diterapkan Pada Mata Pelajaran

Fiqih Kelas VIII Di Mts Ittihadil Ummah Karang Anyar

Tahun Pelajaran 2016/2017............................................................ 67

B. Proses Penerapan Media Card Sort Pada Mata Pelajaran

Fiqih Kelas VIII Di Mts Ittihadil Ummah Karang Anyar

Tahun Pelajaran 2016/2017............................................................ 70

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 77

B. Saran ............................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keadaan Guru dan Pegawai MTs Ittihadil Ummah ............. 50

Tabel 2.2 Keadaan Siswa-Siswi MTs Ittihadil Ummah ....................... 52

Tabel 2.3 Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Ittihadil Ummah ........ 54

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Gambar proses belajar mengajar menggunakan media

card sort

Gambar 1.2 Gambar wawancara dengan guru Fiqih Lilik Udayani

Gambar 1.3 Gambar wawancara dengan Kepsek Paozan

xvi

PENERAPAN MEDIA CARD SORT PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VIII DI MTs ITTIHADIL UMMAH KARANG ANYAR MATARAM

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh

Haerunisa NIM.15.1.13.1.235

ABSTRAK:

Media sebagai salah satu komponen pendidikan yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran, karena media memiliki kedudukan yang sangat penting dalam rangka mewujudkan tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran fiqih dibutuhkan adanya media pembelajaran, salah satunya dengan menerapkan media card sort karena media card sort dapat membantu memperjelas materi pembelajaran dan mengaktifkan kelas yang kurang kondusif. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan media card sort pada mata pelajaran fiqih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan media card sort pada mata pelajaran fiqih.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi, observasi, dan wawancara. Metode wawancara dan observasi digunakan untuk mencari data tentang penerapan media card sort. Sedangan analisis data yang digunakan data kualitatif yaitu kegiatan menganalisa data berupa data yang diperoleh dari penelitian dan informasi yang diberikan oleh responden kemudian dilakukan dengan langkah mereduksi data, paparan data, dan menarik simpulan secara deduksi dan induksi.

Dari penelitian yang telah dilaksanakan peneliti menemukan dua kendala dalam menerapkan media card sort yaitu waktu yang terbatas dan kurangnya sumber belajar. Adapun solusi yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala tersebut adalah menambah waktu belajar dan sumber belajar.

Kata Kunci: Media Card Sort, dan Mata Pelajaran Fiqih

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Kegiatan Pembelajaran dalam terapannya memiliki beberapa

komponen yaitu komponen1 tujuan, materi, kegiatan belajar mengajar,

metode, media dan sumber. Komponen-komponen tersebut harus dikuasai

dan dimiliki oleh guru sebagai seorang pengajar sekaligus pendidik untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Guru yang cerdas selain berwawasan luas

perlu menguasai dan terampil dalam mengelola berbagai strategi, metode

dan media pembelajaran. Dengan menguasai semua komponen itu seorang

guru dapat mengantarkan anak didiknya menjadi siswa yang sukses dan

berhasil.

Pembelajaran merupakan pusat kegiatan belajar mengajar, yang terdiri dari guru dan siswa, yang bermuara pada pematangan intelektual, kedewasaan emosional, ketinggian spiritual, kecakapan hidup, dan keagungan moral. Sebagian besar waktu anak dihabiskan untuk menjalani rutinitas pembelajaran setiap hari. Relasi guru dan siswa dalam proses pembelajaran ini sangat menentukan keberhasilan pembelajaran yang dilakukan.2

Komponen-komponen yang disebutkan di atas memiliki peran

penting masing-masing dalam mendukung kegiatan pembelajaran. Sebagai

contoh misalnya, peran media. Media dalam pembelajaran berfungsi sebagai

alat untuk memudahkan penyampaian materi agar lebih mudah dipahami

oleh peserta didik. Dalam hal ini sesuai dengan masalah yang diangkat oleh

peneliti, yaitu penerapan media card sort dalam proses pembelajaran.

Media card sort adalah “media yang dibentuk seperti kartu yang

berisi tentang konsep, klasifikasi, dan fakta tentang materi pelajaran.

1

2Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan) (Jogjakarta: DIVA pers, 2014), h. 5.

1

2

Penggunaan media card sort menekankan pada gerakan fisik sehingga

pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan.”3 Media pada umumnya

berfungsi untuk “memperjelas pesan pembelajaran, dalam hal ini media

card sort memiliki peran sebagai alat untuk membantu memperjelas pesan

pembelajaran. Namun, dalam implementasinya tidak banyak guru yang

memanfaatkannya, bahkan penggunaan metode ceramah monoton masih

cukup populer di kalangan guru dalam proses pembelajaran.”4

Secara umum, setiap proses pembelajaran membutuhkan kehadiran

media pembelajaran, termasuk di dalamnya pembelajaran pada Mata

Pelajaran Al-quran hadis, akidah akhlak, dan Fiqih. Penerapan media card

sort terutama sangat diperuntukkan untuk mata pelajaran fiqih. Fiqih adalah

“ilmu pengetahuan tentang hukum-hukum syara’ amali yang diambil dari

dalil-dalil yang tafsili.”5

Dengan adanya media pembelajaran yang menarik dan pengelolaan

media tersebut dengan baik oleh guru seperti halnya media card sort maka

siswa akan mudah mengingat dan menyerap materi pembelajaran yang

disampaikan oleh guru khususnya materi pada mata pelajaran fiqih.

Sehingga dalam Proses pembelajaran Fiqih peserta didik tidak hanya

mampu menguasai dan memahami materi pembelajaran tetapi siswa juga

mampu menerapkannya pada kehidupannya sehari-hari.

3 Mel Silberman, Aktif Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka

Insani Madani, 2009), h. 158. 4 Dede Rosyada, Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2012), h. 1-2. 5Depag RI, GBPP Madarasah Tsanawiyah Kurikulum, (Jakarta: 1997), h.8.

3

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Fiqih

menyatakan bahwa dalam mengajar guru menggunakan beberapa media

antara lain layar proyektor, notebook, gambar, dan card sort. Media card

sort menjadi variabel utama dalam penelitian ini. dan termasuk salah satu

media sederhana yang tidak diproyeksikan.6

Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 11 Januari 2017 pada

proses pembelajaran Fiqih Kelas VIII MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar

memperlihatkan bahwa guru fiqih menerapkan media card sort dengan cara

tidak memanfaatkan media card sort ketika guru menjelaskan materi

pembelajaran, dalam terapannya ditemukan data bahwa guru Fiqih

menempatkan card sort setelah menjelaskan materi pembelajaran, sehingga

dapat diasumsi hasil pembelajaran tidak dapat dicapai secara maksimal.7

Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pembelajaran yang diperoleh

siswa yang ternyata nilai rata-rata sebatas 55,35 yang jika dihubungkan

dengan nilai KKM mata pelajaran Fiqih (75) menunjukkan tingkat prestasi

belajar siswa berdasarkan hasil penelitian pendahuluan belum maksimal

(belum mencapai tingkat ketuntasan maksimal).8

Berdasarkan penelitian pendahuluan di atas memotivasi peneliti

untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Media Card Sort Pada

Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar

Kota Mataram Tahun Pelajaran 2016-2017.

6 Lilik Udayani, Guru Mata Pelajaran Fiqih MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar,

wawancara 11 Januari 2017 7Observasi, 24 Maret 2017. 8Dokumentasi, 21 April 2017.

4

B. Fokus Penelitian

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang penelitian, maka fokus

penelitian yang diteliti adalah:

1. Apakah Jenis media card sort yang diterapkan pada mata pelajaran fiqih

kelas VIII di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun Pelajaran

2016/2017?

2. Bagaimanakah proses penerapan media card sort pada mata pelajaran

fiqih kelas VIII di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun Pelajaran

2016/2017?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengidentifikasi Jenis media card sort yang diterapkan Pada

Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII MTs Ittihadil Ummah Tahun

Pelajaran 2016/2017.

b. Untuk mengidentifikasi proses penerapan Media Card sort Pada Mata

Pelajaran Fiqih Di Kelas VIII MTs Ittihadil Ummah Tahun Pelajaran

2016/2017.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat teoritis

maupun praktis:

5

a. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan

serta memperkuat pemahaman tentang bagaimana penerapan media

card sortdalampembelajaran secara tepat dan benar.

b. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif

referensi bagi peneliti yang ingin melakukan pengembangan

penelitian yang serupa serta dapat memberikan motivasi, saran dan

petunjuk bagi guru dalam mengembangkan dan meningkatkan

kembali cara pengelolaan media pembelajaran. Kemudian

memberikan manfaat bagi sekolah sebagai upaya dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran guru Fiqih dalam menggunakan media

pembelajara sehingga proses belajar mengajar menjadi optimal.

D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini meliputi Jenis media card

sort yang diterapkan, Proses Penerapan Media Card sort dan Tingkat

Keberhasilan siswa kelas VIII setelah Penerapan Media Card Sort Pada

Mata Pelajaran Fiqih di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun

Pelajaran 2016/2017.

2. Setting Penelitian

Adapun lokasi atau tempat penelitian yang dilakukan yaitu di

MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Mataram. Peneliti memilih lokasi

6

ini sebagai tempat penelitian didasarkan atas penerapan media card sort

yang dilakukan guru fiqih dengan cara tidak memanfaatkan media card

sort ketika guru menjelaskan materi pembelajaran, dalam terapannya

ditemukan data bahwa guru Fiqih menempatkan card sort setelah

menjelaskan materi pembelajaran, sehingga dapat diasumsikan hasil

pembelajaran tidak dapat dicapai secara maksimal.

Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pembelajaran yang diperoleh

siswa yang ternyata nilai rata-rata sebatas 55,35 yang jika dihubungkan

dengan nilai KKM mata pelajaran Fiqih (75) menunjukkan tingkat

prestasi belajar siswa berdasarkan hasil penelitian pendahuluan belum

maksimal (belum mencapai tingkat ketuntasan minimum).

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap studi atau karya

terdahulu sebagai pedoman penelitian lebih lanjut dan untuk mendapatkan

data yang valid serta menghindari terjadinya duplikasi, plagiasi dan refitisi

sehingga menjamin orisinalitas dan legalitas penelitian ini.

Adapun judul penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai telaah

pustaka peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh:

1. Nurimin dengan judul penerapan media card sort dalam meningkatkan

hasil pelajaran pendidikan agama Islam kelas V SDN 1 Lembuak

Narmada Tahun Pelajaran 2013/2014. Menyimpulkan bahwa penerapan

media card sort ini dapat meningkatkan keaktifan siswa didalam

melaksanakan proses belajar mengajar. Hal ini ditandai dengan adanya

7

perubahan yang mendasar pada presentase ketuntasan belajar yang

mulanya mencapai 65,00%-90,00%. Adapun letak perbedaan penelitian

sebelumnya dengan penelitian ini adalah terletak pada sasaran penelitian,

objek penelitian dan lokasi penelitian, dimana penelitian sebelumnya

memfokuskan penelitiannya pada peningkatan hasil belajar kelas V SDN

1 Lembuak sedangkan penelitian ini memfokuskan penelitiannya hanya

pada penerapan media card sort kelas VIII MTs Ittihadil Ummah Karang

Anyar. kemudian persamaannya adalah sama-sama menggunakan

pendekatan penelitian kualitatif.9

2. Rokyal Aeni dengan judul perbedaan hasil belajar siswa kelas VII MTs

pada mata pelajaran fiqih (sholat) sebelum dan sesudah menerapkan

media card sort di MTs Nurul Islah Tahun Pelajaran 2014/2015.

Menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum

dan sesudah penerapan media card sort dengan besar t-hitung dan t-tabel

sebesar (-7,118< -2,021), karena ini merupakan uji dua pihak maka dapat

dikatakan ho ditolak dan ha diterima. Letak perbedaan penelitian ini

dengan penelitian yang telah dilakukan penulis adalah penelitian

sebelumnya menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan

memfokuskan penelitian pada perbedaan hasil belajar pada kelas VII

MTs Nurul Islah, sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan

penelitian kualitatif dan memfokuskan penelitian hanya pada penerapan

9 Nurimin, “Penerapan Media Card Sort Dalam Meningkatkan Hasil Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Kelas V SDN 1 Lembuak Narmada Tahun Pelajaran 2013/2014, (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2014), h.16.

8

media card sort di kelas VIII MTs Ittihadil Ummah. Kemudian

persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang media card sort.10

3. Denianto Yoga Sativa dengan judul penggunaan media kartu untuk

meningkatkan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS I SMA Kolombo

Sleman Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Menyimpulkan bahwa

penerapan media kartu membuat pembelajaran yang dilakukan guru

berjalan dengan sangat baik dan hasil tes objektif untuk aspek kognitif

meningkat dan telah memenuhi standar KKM. Dalam penelitian ini

dengan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti memiliki kesamaan

yaitu sama-sama meneliti tentang media kartu atau card sort. Letak

perbedaan terlihat pada pendekatan penelitian, mata pelajaran serta kelas

yang diteliti dimana penelitian sebelumnya menggunakan pendekatan

penelitian kuantitatif dan memfokuskan pada mata pelajaran IPS kelas XI

SMA sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif dan memfokuskan pada mata pelajaran fiqih kelas VIII MTs.11

Berdasarkan telaah pustaka yang telah dilakukan diatas dapat

ditegaskan bahwa penelitian ini termasuk orisinil atau tidak merupakan

plagiasi dari penelitian yang telah ada.

10 Rokyal Aeni, “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Mts Pada Mata Pelajaran Fiqih

(Sholat) Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Media Card Sort di MTs Nurul Islah Tahun Pelajaran 2014/2015, (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2015), h.16.

11 Denianto Yoga Sativa “Penggunaan Media Kartu Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS I SMA Kolombo Sleman Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012”, Jurnal, h.2.

9

F. Kerangka Teoritik

A. Pengertian Media Card Sort

1. Media Card Sort

Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah

berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada

penerima pesan. Gerlach Ely dalam Sudarwan Danim mengatakan

bahwa media secara garis besar adalah “manusia, materi, atau

kejadian membangun kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.”12 Media dalam

pengertian ini diartikan sebagai guru, buku teks, dan lingkungan

sekolah merupakan media.

Sementara itu Gagne dan Briggs dalam Azhar secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Lebih lanjut dijelaskan, bila media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.13

Menurut Syaiful Bahri Djamarah Card sort merupakan

“media pembelajaran yang dalam penerapannya terjadi proses kerja

sama atau kolaboratif, media ini digunakan untuk mengajarkan

12 Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.6. 13Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2015), h. 3.

10

konsep, kharakteristik, klasifikasi, fakta tentang objek atau mereview

informasi.”14

Adapun menurut Mel Silbermen card sort berarti “memilih

dan memilah kartu. Card sort adalah kartu yang cara

menggunakannya dengan disortir.”15

Menurut Yudhi Munadi dan Farida Hamid media card sort merupakan media yang digunakan untuk mengajarkan konsep, kharakteristik klasifikasi, fakta tentang benda atau menilai informasi yang dalam penerapannya terjadi aktivitas kerjasama dalam bentuk gerakan fisik. Gerak fisik didalamnya dapat menggairahkan siswa yang merasa penat16

Jadi media card sort adalah berupa potongan-potongan kertas

tebal berbentuk segi empat untuk berbagai keperluan yang berisi

materi yang akan disampaikan guru kepada siswa, bisa berupa

gambar, keterangan gambar, pertanyaan dan jawaban pertanyaan,

tergantung kreativitas guru yang memanfaatkannya. Zainal Aqib

menjelaskan, “pembelajaran melalui berbagai proses dalam

mengenal dan memahami suatu konsep, menguatkan konsep

permainan dapat memberikan pengalaman menarik bagi siswa yang

telah dipahami atau memecahkan masalah.”17

14Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif: Suatu

Pendekatan Teoritis Psikologis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015) h. 394. 15 Mel Silbermen, Active Learning, h.157. 16 Yudhi Munadi dan Farida Hamid, PAIKEM, (Jakarta: FITK UIN Syarir Hidayatullah, 2010 ), h.78. 17 Zainal Aqib, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran, (Surabaya: Insan Cendekia,

2002), h.99.

11

2. Fungsi Media Card sort Dalam KBM

Media mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam

proses belajar mengajar terutama dalam mewujudkkan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

Media berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam mendorong semangat belajar siswa, memperjelas dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkret, serta mudah dipahami.18

Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.19

Sejalan dengan pemahaman di atas, menurut Mahmud Yunus

dalam Azhar mengungkapkan bahwa:

Media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indra dan lebih dapat menjamin pemahaman orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan mendengarkan.20 Selanjutnya, Ibrahim menjelaskan betapa pentingnya media pembelajaran karena: media pembelajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbarui semangat

18 M.Basyaruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press,2002),

h.20. 19Azhar Arsyad, Media Pembelajaran... Ibid, h. 19. 20Azhar Arsyad, Media Pembelajaran... Ibid, h. 20.

12

mereka membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran.21

Levie & Lentz dalam Azhar mengemukakan empat fungsi

media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu “fungsi atensi,

fungsi afektif, fungsi kognitif dan fungsi kompensatoris.”22

Fungsi atensi adalah fungsi di mana media dapat menarik

atau mengarahkan perhatian siswa agar berkonsentrasi pada isi

pembelajaran yang terkandung di dalamnya. Fungsi afektif adalah

fungsi dimana media dapat menciptakan rasa senang atau

kenikmatan siswa terhadap isi pembelajaran. Fungsi kognitif adalah

fungsi di mana media dapat mempermudah siswa dalam memahami

pesan atau informasi yang disampaikan dalam pembelajaran. Dan

fungsi kompensatoris adalah fungsi di mana media dapat

mengakomodasikan siswa yang lemah dalam menerima isi

pembelajaran.

Dengan demikian media dapat berfungsi mempertinggi

retensi dan daya serap anak terhadap materi pembelajaran.

Sudjana & Rivai mengemukakan manfaat media

pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu:

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pembelajaran akan lbih jelas maknanya sehingga lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

21Abdulhalim Ibrahim, Almuwajjih Alfanniy limudarrisiy llugat al-Arabiyyah,(Cairo:

Daarulmaarif, 1962), h. 432. 22Azhar Arsyad, Media Pembelajaran... Ibid, h. 20.

13

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran

d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.23

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa penggunaan

media secara tepat dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Memperjelas pesan dan informasi sehingga memperlancar dan

meningkatkan proses dan hasil belajar

2) Mendorong siswa untuk semangat belajar

3) Memungkinkan anak didik untuk berinteraksi langsung dengan

lingkungan

4) Memungkinkan anak didik belajar sesuai dengan kemampuan

minat masing-masing.

3. Proses Penerapan Media Card Sort

Pendidikan dalam terminologi UU SISDIKNAS Indonesia

adalah:

Upaya menciptakan kondisi dan suasana yang dapat mengantarkan peserta didik pada pengenalan dan pengembangan potensi dan jati diri yang sesuai dengan fitrahnya. Potensi dan jati diri yang dimaksud adalahkekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsanya.24

23Ibid., h.28. 24Tim Penyusun, Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS dan

Peraturan Pemerintah RI Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan serta Wajib Belajar (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 2.

14

Maka pendidikan menuntut adanya kesiapan dan kompetensi

serta profesionalisme dari guru yang melakukan proses

pembelajaran. untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Diantara

kompetensi yang perlu dimiliki oleh seorang guru adalahharus

memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, termasuk tentang

metode, tehnik, media serta strategi dalam mengajar, mendidik,

membimbing, dan melatih para siswa. Sesuai dengan judul peneliti

tentang penerapan media card sort maka dalam penerapannya media

ini dapat diterapkan sesuai keinginan dan kreativitas pengajar atau

sesuai dengan teori yang ada.

Adapun menurut Syaiful Bahri Djamarah penerapan media

card sort adalah sebagai berikut:

a. Setiap anak didik diberi potongan kertas yang berisi informasi atau contoh yang tercakup satu atau lebih kategori.

b. Mintalah anak didik untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama. Anda dapat mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau membiarkan anak didik menemukannya sendiri.

c. Anak didik dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan kategori masing-masing di depan kelas.

d. Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan poin-poin penting terkait materi pelajaran.25

Adapun menurut Mel Silbermen langkah-langkah penerapan

media card sort sebagai berikut:

1) Berilah masing-masing peserta didik kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih kategori.

25Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik... Ibid, h. 394.

15

2) Mintalah peserta didik untuk berusaha mencari temannya di ruang kelas dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan kategori sama.

3) Biarkan peserta didik dengan kartu kategorinya yang sama menyajikan sendiri kepada orang lain.

4) Selagi masing-masing kategori dipresentasikan, buatlah beberapa point mengajar yang anda rasa penting.26

Menurut Yudhi Munadi dan Farida Hamid Prosedur

penerapan media card sort adalah:

a) Perintahkan tiap kelompok untuk membuat presentasi pengajaran tentang kategorinya.

b) Pada awal kegiatan bentuklah tim, berikan tiap tim satu dus kartu pastikan bahwa mereka mengocoknya agar kategori-kategori yang cocok dengan mereka tidak jelas dimana letaknya. Perintahkan setiap tim untuk memilah-milah kartu menjadi sejumlah kategori. Tiap tim mendapatkan skor untuk jumlah kartu yang dipilih dengan benar.27

Sedangkan menurut A. Yasin Fatah langkah-langkah

penerapan media card sort antara lain:

(1) Bagikan kertas yang bertuliskan informasi atau kategori tertentu secara acak.

(2) Tempelkan kategori utama di papan atau kertas di dinding kelas

(3) Mintalah peserta didik untuk mencari temannya yang memiliki kertas atau kartu yang berisi yang sama untuk membentuk kelompok dan mendiskusikannya

(4) Mintalah mereka untuk mempresentasikannya di depan kelas.28

Mengacu kepada tiga teori yang dikemukakan oleh para ahli

di atas peneliti mengambil kesimpulan bahwa penerapan media card

sort sebagai berikut:

26 Mel Silbermen, Aktif Learning 101... Ibid, h. 56. 27 Yudhi Munadi dan Farida Hamid, PAIKEM, (cet ke: 2, 2010), h. 78. 28A.Yasin Fatah, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN PRESS, 2008), h.185.

16

a) Guru membagikan masing-masing satu kartu ke peserta didik

secara acak

b) Guru meminta peserta didik menyebar untuk menemukan

pasangan yang memiliki kartu yang sama kemudian membentuk

kelompok berdasarkan kartu yang sama

c) Guru meminta peserta didik menempelkan kartu yang sama

kemudian memintanya mempresentasikannya.

4. Karakteristik dari Penerapan Media Card Sort

Penerapan media card sort memiliki ciri khas karakteristik

tersendiri antara lain:

a. Mengutamakan gerakan fisik yang dapat membantu untuk memberi energi kepada kelas yang telah letih.

b. Guru sebagai pendidik lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi yang belum dimengerti oleh siswa setelah presentasi selesai. Sehingga materi yang telah dipelajari benar-benar difahami dan dimengerti oleh siswa.29

Berdasarkan pandangan di atas pembelajaran menggunakan

media card sort dapat menghidupkan kembali suasana kelas yang

membosankan dan siswa menjadi lebih atif dan termotivasi dalam

belajar mengajar.

5. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penerapan Media Card

Sort

Untuk itu hal-hal yang harus diperhatikan dalam prosedur

penggunaan media Card Sort menurut Wahyudi antara lain:

29 Rahmat, Jurnal Media Bina Ilmiah, ISSN NO.1978-3787, (Volume 11, NO. 1, Januari

2017). Di akses pada tgl 17 April 2017 jam 11.12

17

a. Pastikan kartu-kartu tersebut tidak diberi nomor urut. b. Setiap kartu dibuat dalam ukuran yang sama. c. Jangan memberikan tanda kode apapun pada kartu-kartu

tersebut d. Kartu-kartu tersebut memuat beberapa bahasan dan dibuat

dalam jumlah yang banyak atau disesuaikan dengan jumlah siswa.

e. Materi yang ditulis dalam kartu-kartu tersebut, telah diajarkan dan telah dipelajari oleh siswa. Metode ini dapat mengaktifkan siswa yang kelelahan. Metode dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam mempelajari materi yang bersifat konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, dan mereview materi.30

Jadi dalam penerapan media card sort ada hal-hal yang perlu

diperhatikan oleh seorang guru diantaranya bentuk kartu dibuat

dalam ukuran yang sama dan banyaknya disesuaikan dengan jumlah

siswa serta mengusahakan agar kartu tidak mudah ditebak oleh

siswa.

6. Kelebihan Dan Kelemahan Dalam Penerapan Media Card sort

Kelebihan media card sort yaitu:

a. Guru mudah menguasai kelas b. Mudah dilaksanakan c. Mudah mengorganisir kelas d. Guru mudah menerangkan dengan baik e. Siswa lebih mudah mengerti tentang materi yang diajarkan f. Siswa lebih antusias dalam pembelajaran g. Sosialisasi antara siswa lebih terbangun antara siswa dengan

siswa lebih akrab.

Kelemahan dalam penerapan media card sort sebagai berikut:

a. Adanya kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian peserta didik.

b. Siswa perlu perhatian lebih sehingga tidak keseluruhan siswa dapat diperhatikan dengan baik.

30Dedi Wahyudi, Metode dan Strategi Pembelajaran Berorientasi pada Pemberdayaan Peserta Didik” (http://podoluhur.blogspot.com, diakses 25 januari 2017).

18

c. Banyak menyita waktu terutama menyiapkan model pembelajaran aktif tipe pemilihan kartu.31

7. Media Card sort Dalam Pembelajaran Fiqih di MTs

Media card sort dalam pembelajaran dapat diterapkan

melalui berbagai cara antara lain:

a. Membagikan kartu yang bertuliskan informasi atau kategori tertentu secara acak.

b. Tempelkan kategori utama di papan atau kertas di dinding kelas.

c. Mintalah peserta didik untuk mencari temannya yang memiliki kartu yang berisi kategori yang sama untuk membentuk kelompok dan mendiskusikannya.

d. Mintalah mereka untuk mempresentasikannya.32

8. Mata Pelajaran Fiqih di MTs

a) Pengertian Mata Pelajaran Fiqih

Sebelum menjelaskan pengertian mata pelajaran Fiqih

terlebih dahulu dijelaskan tentang pengertian Fiqih yaitu:

Kata Fiqih memiliki beberapa pengertian yang berbeda tetapi

mempunyai tujuan yang sama diantaranya Fiqih menurut bahasa

adalah “pengetahuan, pemahaman, dan pengertian terhadap

sesuatu secara mendalam. Sedangkan arti Fiqih menurut istilah

adalah “ilmu pengetahuan tentang hukum-hukum syara’ amali

yang diambil dari dalil-dalil yang tafsili.”33

Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum madrasah

tsanawiyah adalah:

31 Silberman, Selvin, Aktive Learning, 101... Ibid, h. 78. 32 Zaini Hisyam, Strat egi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi (Yogyakarta: PT.CTSD, 2002), h. 30. 33Depag RI, GBPP Madarasah Tsanawiyah Kurikulum, (Jakarta: 1997), h.8.

19

Upaya salah satu bagian mata pelajaran pendidikan agama islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman dan pembiasaan.34

Pembelajaran fiqih pada hakikatnya adalah proses komunikasi yakni proses penyampaian pesan pelajaran fiqih dari sumber pesan atau pengirim atau guru melalui saluran atau media tertentu kepada penerima pesan (siswa). Adapun pesan yang akan dikomunikasikan dalam mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam fiqih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam fiqih muamalah.35

Jadi dapat disimpulkan bahwa pelajaran fiqih adalah

pelajaran yang membahas tentang ketentuan dan tatacara

bagaimana manusia berhubungan dengan Allah, dan hubungan

manusia dengan sesamanya.

b) Tujuan Pembelajaran Fiqih Kelas VIII MTs

Tujuan mata pelajaran fiqih kelas VIII MTs adalah

sebagai berikut:

Kompetensi Inti

KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya.

34 Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Tehnik Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Rafika Aditama, 2009) 35 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2005), h. 26.

20

KI-3: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosesdural) berdsarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI-4: Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunkan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Kompetensi Dasar:

1.1 Meyakini hikmah bersukur 1.2 Menghayati hikmah sujud tilawah 1.3 Menghayati hikmah ibadah puasa 1.4 Menghayati hikmah zakat 1.5 Menghayati nilai-nilai ibadah haji dan umrah 1.6 Meyakini hikmah bersedekah, hibah dan memberikan

hadiah 1.7 Meyakini manfaat mngkonsumsi makanan halalan

thayiban 2.1 Membiasakan sikap bersyukur kepada Allah SWT

sebagai implementasi dari pemahaman tentang sujud syukur

2.2 Membiasakan perilaku taat daan patuh sebagai implementasi dari pemahaman tentang sujud tilawah

2.3 Memiliki sikpa empati dan simpati sebagai implementasi dari pemahaman tentang ibadah puasa

2.4 Membiasakan sikap dermawan sebagai implementasi dari pemahaman tentang hikmah zakat

2.5 Membiasakan sikap tanggung jawab sebagai implementasi dari pemahaman tentang ibadah haji dan umrah

2.6 Membiasakan sikap peduli sebagai implementasi dari pemahaman tentang sedekah, hibah dan hadiah

2.7 Membiasakan sikap selektif dan hati-hati sebagai implementasi dari pemahaman tentang makanan yang halalan thayyiban

3.1 Memahami ketentuan sujud syukur 3.2 Memahami ketentuan sujud tilawah 3.3 Menganalisis ketentuan ibadah puasa 3.4 Menganalisis ketentuan pelaksanaan zakat 3.5 Memahami tata cata melaksanakan ibadah haji dan

umrah 3.6 Memahami ketentuan sedekah, hibah, dan hadiah

21

3.7 Menganalisis ketentuan halal-haram makanan dan minuman

4.1 Memperagakan tata cara sujud syukur 4.2 Memperagakan tata cara sujud tilawah 4.3 Mensimulasikan tata cara melaksanakan puasa 4.4 Mendemonstrasikan pelaksanaan zakat 4.5 Mendemonstrasikan tata cara haji dan umrah 4.6 Mensimulasikan tata cara sedekah, hibah, dan hadiah 4.7 Mempraktekkan tata cara mengkonsumsi makanan

yang halal dan baik

Indikator Pencapaian Kompetensi:

1.1.1 Membiasakan pentingnya kesadaran hikmah bersyukur

1.2.1 Menunjukkan penghayatan atas hikmah dari ketentuan ketentuan sujud tilawah

1.3.1 Menunjukkan kesadaran dalam menghayati hikmah dari ketentuan ibadah puasa

1.4.1 Mendalami hikmah zakat 1.5.1 Membiasakan penghayatan nilai-nilai ibadah haji dan

umrah 1.6.1 Membiasakan penghayatan ketentuan bersedeqah,

hibah dan memberikan hadiah 1.7.1 Membiasakan merenungi manfaat mengkonsumsi

makanan halalan thayiban 2.1.1 Menunjukkan pentingnya sikap bersyukur kepada

Allah SWT sebagai implementasi dari pemahaman tentang sujud syukur

2.2.1 Membiasakan perilaku taat dan patuh sebagai implementasi dari pemahaman tentang sujud tilawah

2.3.1 Membiasakan sikap empati dan simpati sebagai implementasi dari pemahaman tentang hikmah ibadah puasa

2.4.1 Membiasakan perilaku dermawan sebagai implementasi dari pemahaman tentang hikmah zakat

2.5.1 Membiasakan sikap tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari

2.6.1 Membiasakan bersedekah, hibah, dan memberikan hadiah

2.7.1 Membiasakan sikap selektif dan hati-hati dalam mengkonsumsi makanan halalan thayiban

3.1.1 Menjelaskan pengertian sujud syukur 3.1.2 Menjelaskan hukum dan dalil disayariatkannya sujud

syukur 3.1.3 Menjelaskan sebab-sebab terjadinya sujud syukur

22

3.2.1 Menjelaskan pengertian sujud tilawah 3.2.2 Menunjukkan dalil disyariatkannya sujud tilawah 3.2.3 Menjelaskan hukum sujud tilawah 3.2.4 Menyebutkan sebab-sebab sujud tilawah 3.3.1 Menjelaskan pengertian puasa dan dalilnya 3.3.2 Menjelaskan hkum, dalil, syarat, dan rukun puasa 3.3.3Menyebutkan hal-hal yang makruh pada waktu

berpuasa dan hal-hal yang membatalkannya 3.3.4 Menyebutkan macam-macam puasa 3.3.5 Menjelaskan cara menentukan awal dan akhir

ramadhan dan dalilnya 3.3.6 Menjelaskan hal-hal yang membolehkan tidak

berpuasa dan dalilnya 3.3.7 Menyebutkan amalan sunah serta hal-hal yang

dilarang pada bulan ramadhan 3.3.8 Menjelaskan kafarat bagi orang yang melanggar

larangan puasa ramadhan dan dalilnya 3.4.1 Menjelaskan pengertian zakat 3.4.2 Menyebutkan syarat wajib puasa 3.4.3 Menyebukan macam-macam zakat 3.4.4 Menjelaskan waktu pembayaran zakat 3.4.5 Menjelaskan harta yang wajib dizakati 3.5.1 Menjelaskan pengertian haji dan umrah dan dalinya 3.5.2 Menjelaskan syarat haji dan umrah 3.5.3 Menjelaskan rukun, wajib, sunnah haji dan umrah 3.5.4 Menjelaskan larangan ibadah haji dan umrah 3.5.5Menjelaskan tata urutan pelaksanaan ibadah haji dan

umrah 3.6.1 Menjelaskan ketentuan sedekah, hibah, dan hadiah 3.6.2 Menerangkan tata cara sedekah, hibah, dan hadiah 3.6.3 Menunjukkan contoh sedekah, hibah, dan hadiah 3.7.1Menjelaskan pengertian makanan dan minuman halal

haram 3.7.2 Menyebutkan jenis-jenis makanan dan minuman halal

haram 3.7.3 Menyebutkan cara memperoleh makanan dan

minuman halal dan haram 3.7.4 Menunjukkan manfaat makanan dan minuman halal

haram 3.7.5 Menjelaskan dasar-dasar hukum makanan halal dan

haram 4.8.1 Melafalkan bacaan dalam sujud syukur 4.8.2 Memperagakan tata cara sujud syukur 4.8.3 Melafalkan bacaan sujud tilawah 4.8.4 Memperagakan tata cara sujud tilawah 4.8.5 Melaksanakan tata cara berpuasa

23

4.8.6 Mempraktekkan pelaksanaan zakat 4.8.7 Mendemonstrasikan tata cara haji dan umrah 4.8.8 Mensimulasikan tata cara sedekah, hibah, dan

pemberian hadiah 4.8.9 Membuat peta konsep ketetuan makanan dan

minuman yang halal dan baik.36

c) Ruang lingkup pembelajaran Fiqih MTs

Ruang lingkup fiqih di Madrasah Tsanawiyah meliputi ketentuan pengaturan hukum islam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusia dengan sesama manusi.37 Adapun ruang lingkup materi pelajaran fiqih kelas VIII

Madrasah Tsanawiyah meliputi:

Materi fiqih untuk semester ganjil antara lain: (a) Sujud syukur dan sujud tilawah

1. Membiasakan pentingnya kesadaran hikmah bersyukur

2. Menunjukkan pentingnya sikap bersyukur kepada Allah SWT sebagai implementasi dari pemahaman tentang sujud syukur

3. Menjelaskan pengertian sujud syukur 4. Menjelaskan hukum dan dalil disayariatkannya

sujud syukur 5. Menjelaskan sebab-sebab terjadinya sujud syukur 6. Melafalkan bacaan dalam sujud syukur 7. Memperagakan tata cara sujud syukur 8. Menunjukkan penghayatan atas hikmah dari

ketentuan ketentuan sujud tilawah. 9. Membiasakan perilaku taat dan patuh sebagai

implementasi dari pemahaman tentang sujud tilawah 10. Menjelaskan pengertian sujud tilawah 11. Menunjukkan dalil disyariatkannya sujud tilawah 12. Menjelaskan hukum sujud tilawah. 13. Menyebutkan sebab-sebab sujud tilawah 14. Melafalkan bacaan sujud tilawah 15. Memperagakan tata cara sujud tilawah

36Buku Fiqih, Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013, (Jakarta: Kementrian Agama, 2014) 37

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013, Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran PAI dan PBA

24

(b) Puasa wajib dan sunnah 1. Menunjukkan kesadaran dalam menghayati hikmah

dari ketentuan ibadah puasa 2. Membiasakan sikap empati dan simpati sebagai

implementasi dari pemahaman tentang hikmah ibadah puasa

3. Menjelaskan pengertian puasa dan dalilnya 4. Menjelaskan hkum, dalil, syarat, dan rukun puasa 5. Menyebutkan hal-hal yang makruh pada waktu

berpuasa dan hal-hal yang membatalkannya 6. Menyebutkan macam-macam puasa 7. Menjelaskan cara menentukan awal dan akhir

ramadhan dan dalilnya 8. Menjelaskan hal-hal yang membolehkan tidak

berpuasa dan dalilnya 9. Menyebutkan amalan sunah serta hal-hal yang

dilarang pada bulan ramadhan 10. Menjelaskan kafarat bagi orang yang melanggar

larangan puasa ramadhan dan dalilnya 11. Melaksanakan tata cara berpuasa

(c) Zakat 1. Mendalami hikmah zakat 2. Membiasakan perilaku dermawan sebagai

implementasi dari pemahaman tentang hikmah zakat 3. Menjelaskan pengertian zakat 4. Menyebutkan syarat wajib puasa 5. Menyebukan macam-macam zakat 6. Menjelaskan waktu pembayaran zakat 7. Menjelaskan harta yang wajib dizakati 8. Mempraktekkan pelaksanaan zakat

Materi fiqih untuk semester genap yaitu: (d) Sedekah, hibah, dan hadiah

1. Membiasakan penghayatan ketentuan bersedeqah, hibah dan memberikan hadiah

2. Membiasakan merenungi manfaat mengkonsumsi makanan halalan thayiba

3. Membiasakan bersedekah, hibah, dan memberikan hadiah

4. Menjelaskan ketentuan sedekah, hibah, dan hadiah 5. Menerangkan tata cara sedekah, hibah, dan hadiah 6. Menunjukkan contoh sedekah, hibah, dan hadiah 7. Mensimulasikan tata cara sedekah, hibah, dan

pemberian hadiah.

25

(e) Haji dan umrah 1. Membiasakan penghayatan nilai-nilai ibadah haji

dan umrah 2. Membiasakan sikap tanggung jawab dalam

kehidupan sehari-hari 3. Menjelaskan pengertian haji dan umrah dan dalinya 4. Menjelaskan syarat haji dan umrah 5. Menjelaskan rukun, wajib, sunnah haji dan umrah 6. Menjelaskan larangan ibadah haji dan umrah 7. Menjelaskan tata urutan pelaksanaan ibadah haji dan

umrah 8. Mendemonstrasikan tata cara haji dan umrah

(f) Makanan dan minuman yang halal dan haram berdasarkan alquran dan hadis. 1. Membiasakan sikap selektif dan hati-hati dalam

mengkonsumsi makanan halalan thayiban 2. Menjelaskan pengertian makanan dan minuman

halal haram 3. Menyebutkan jenis-jenis makanan dan minuman

halal haram 4. Menyebutkan cara memperoleh makanan dan

minuman halal dan haram 5. Menunjukkan manfaat makanan dan minuman halal

haram 6. Menjelaskan dasar-dasar hukum makanan halal dan

haram 7. Membuat peta konsep ketetuan makanan dan

minuman yang halal dan baik.38

Dari semua kompetensi dasar dan Indikator di atas tidak

semuanya diteliti oleh peneliti melainkan hanya pada materi

makanan dan minuman halal maupun haram. Adapun uraian

materi dari pokok bahasan makanan dan minuman halal maupun

haram antara lain:

a. Makanan halal adalah makanan dan minuman yang

dibolehkan untuk dimakan atau diminum menurut ketentuan

syariat Islam.

38Buku Fiqih, Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013, (Jakarta: Kementrian Agama, 2014)

26

b. Haram artinya dilarang. Makanan dan minuman yang haram

adalah makanan dan minuman yang dilarang oleh syariat

Islam untuk dimakan dan diminum.

c. Jenis makanan yang halal ialah: makanan yang baik-baik,

tidak kotor dan tidak menjijikan, tidak diharamkan oleh Allah

dan Rasul-Nya, tidak member mudarat, dan binatang yang

hidup di dalam air

d. Jenis minuman yang halal : air atau cairan yang tidak

membahayakan bagi kehidupan manusia, tidak memabukkan,

bukan berupa benda najis atau benda suci yang terkena najis,

dan didapat dengan cara-cara yang halal

e. Yang termasuk makanan yang haram ialah : Semua makanan

yang disebut dalam al Qur’an (Al-Maidah ayat 3), makanan

kotor dan keji, makanan yang dipotong dari binatang yang

masih hidup, dan makanan yang didapat dengan cara tidak

halal

f. Orang yang makan makanan haram dan minum minuman

haram amal ibadahnya dan amalan-amalan yang lain tidak

diterima di sisi Allah. Demikian juga orang ini doanya tidak

dikabulkan oleh Allah swt.

g. Akibat buruk dari makanan dan minuman yang

diharamkannya: wajah menjadi pucat dan mata sering

memerah, mulut dan kerongkongan menjadi kering, kepala

27

pusing dan telinga mendengung, berat badan menurun dan

urat syaraf menjadi bengkak, pancaindra semakin melemah,

kecerdasan semakin menurun dan kemampuan berfikir

semakin kurang, sering lupa dan cenderung untuk melakukan

hal-hal yang negative, kemampuan bekerja menjadi lemah,

dan sebagainya

h. Hikmah adanya halal dan haram dalam makanan dan

minuman antara lain: dapat memilih makanan yang halal dan

meninggalkan yang haram, hidup sehat, baik sehat rohani

maupun jasmani, dan lebih tenang hidupnya di tengah-tengah

masyarakat, tidak ada kekhawatiran dan ketakukan bahkan

disenangi oleh banyak orang

i. Binatang yang halal maksudnya ialah binatang yang

diperbolehkan bagi umat Islam untuk memakannya.

Semuanya binatang halal dimakan kecuali ada dalil al qur’an

atau hadits yang mengharamkannya.

j. Binatang yang haram dagingnya, di antaranya ialah: bangkai,

darah, daging babi. binatang yang disembelih dengan nama

selain Allah, binatang yang bertaring kuat, binatang

mempunyai kuku tajam, binatang yang diperintahkan untuk

dibunuh, dan binatang yang dilarang untuk dibunuh.

28

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode

penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan

penemuan yang tidak dapat dicapai melalui prosedur pengukuran

atau statistik. Menurut Maxwell, penelitian kualitatif adalah

“penelitian yang menghasilkan data berupa deskripsi kata-kata

tertulis atau lisan dari subjek pengamatan.”39

Melalui penelitian ini peneliti berusaha melaksanakan

pengkajian data deskriptif yang dituangkan dalam bentuk uraian

dan laporan.

Adapun ciri-ciri penelitian kualitatif menurut Sudarwan

Danim adalah sebagai berikut:

a. Penelitian kualitatif mempunyai setting alami sebagai sumber data langsung.

b. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar bukan angka-angka. Kalaupun ada angka-angka, sifatnya hanya sebagai penunjang.

c. Penelitian kualitatif lebih menekankan proses kerja yang seluruh fenomena yang dihadapi diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari.

d. Penelitian kualitatif cenderung menggunakan pendekatan induktif, abstraksi-abstraksi disusun oleh peneliti atas dasar yang telah terkumpul dan dikelompokkan bersama-sama melalui pengumpulan data selama kerja lapangan di lokasi penelitian.

e. Penelitian kualitatif member titik tekan pada makna, yaitu fokus penelaahan terpaut langsung dengan masalah kehidupan manusia.40

39 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2005), h.3. 40 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif(Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 51.

29

Esensi penelitian kualitatif digunakan untuk

mengidentifikasi dan memahami jenis media card sort, proses

penerapan media card sort, serta tingkat keberhasilan setelah

penerapan media card sort pada mata pelajaran fiqih di MTs

Ittihadil Ummah.

Peneliti menggunakan metode penulisan kualitatif karena

menginginkan informasi yang lebih mendalam tentang jenis media

card sort, proses penerapan media card sort, serta tingkat

keberhasilan setelah penerapan media card sort pada mata

pelajaran fiqih di kelas VIII MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar.

Pendekatan penelitian kualitatif ini tidak bersifat kaku,

artinya harus disesuaikan dengan keadaan data. Demikian pula

hubungan antara peneliti dengan yang diteliti bersifat interaktif dan

tidak bisa dipisahkan, sehingga dipandang dari sudut pendekatan

penelitian kualitatif memiliki karakteristik khusus sebagai berikut:

pertama, bersifat induktif berdasarkan prosedur logika yang

berawal dari data yang bersifat khusus sebagai suatu hasil

pengamatan dan berakhir pada suatu kesimpulan hipotesis yang

bersifat umum. Kedua, melihat keadaan manusia sebagai satu

kesatuan, yaitu mempelajari manusia dalam konteks dan situasi

sosial budaya dimana mereka berada. Ketiga, memahami manusia

dari sudut pandang mereka sendiri (sudut pandang yang diteliti).

Hal ini dilakukan dengan cara empati pada orang-orang yang

30

diteliti dalam upaya memahami bagaimana pandangan mereka

mengeai berbagai hal dalam kehidupannya. Keempat, menekankan

pada validitas data sesuai dengan dunia empiris. Penelitian

dirancang sedemikian rupa agar data yang diperoleh benar-benar

mencerminkan apa yang dilakukan dan dikatakan oleh yang diteliti.

Kelima, bersifat humanistik, yaitu memahami secara pribadi yang

diteliti dan ikut mengalami apa yang dialami orang yang diteliti

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, kehadiran peneliti sangat diperlukan

guna mengumpulkan data yang diinginkan sehingga memudahkan

pelaksanaan penelitian.

Moleong, mengatakan, “kehadiran peneliti sangat

menentukan, karena kehadiran peneliti disini maksudnya adalah

peran serta dalam upaya peneliti memperoleh data terhadap hasil

penelitian yang dilakukan, karena kedudukan peneliti dalam

penelitian kualitatif cukup rumit.”41

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, maka

kehadiran peneliti disini sebagai instrumen sekaligus pengumpul

data. Hal ini berarti dalam keseluruhan proses pengumpulan data

peneliti bersentuhan langsung dengan subjek penelitian melalui

41 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif(Jakarta:Remaja Rosdakarya, 2001),

h. 4.

31

instrumen yang ada dalam dirinya dengan melakukan wawancara

dan observasi.

Sebagai instrumen kunci, kehadiran dan keterlibatan

peneliti lebih memungkinkan untuk menemukan makna dan

tafsiran dari subjek penelitian dibandingkan dengan penggunaan

alat non-human seperti istrumen angket, sebab dengan demikian

peneliti dapat mengkonfirmasi dan mengadakan pengecekan

kembali pada subjek apabila informasinya kurang atau tidak sesuai

dengan tafsiran peneliti.

Peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai pengamat

penuh yang melakukan tindak pengamatan terhadap jenis media

card sort yang diterapkan, proses penerapan media card sort, serta

tingkat keberhasilan penerapan media card sort pada mata

pelajaran fiqih di kelas VIII MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar.

Jadi peneliti dalam penelitian ini mengamati secara penuh proses

atau keadaan yang terjadi pada objek yang telah diteliti.

Selain hal di atas, agar informan dapat memberikan data

sesuai yang diinginkan peneliti, maka objek yang dilteliti perlu

mengetahui kehadiran peneliti sebagai peneliti dalam

kelompoknya.

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah responden, dengan

menggunakan wawancara secara langsung terhadap informan yang

32

menjadi subjek penelitian. Dalam hal sasaran peneliti sendiri

adalah guru fiqih, kepala sekolah, siswa dan siswi.

Selain data yang diperoleh dari informan, peneliti juga

mengambil data dari dokumen yang diperoleh dari data individu

atau kelompok.

Data yang peneliti peroleh, dikategorikan kedalam dua

bentuk data yaitu antara lain : data primer dan data sekunder. “Data

Primer, yaitu data yang peneliti kumpulkan langsung dari lapangan

untuk menawab permasalahan-permasalahan yang tertera dalam

fokus penelitian”.42 Data primer dalam penelitian ini meliputi data

tentang jenis media card sort yang diterapkan, proses penerapan

media card sort, serta tingkat keberhasilanpenerapan media card

sort pada mata pelajaran fiqih di kelas VIII MTs Ittihadil Ummah

Karang Anyar Tahun Pelajaran 2016/2017. Sedangkan “Data

sekunder yaitu data yang peneliti peroleh secara tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalkan lewat orang

lain atau lewat dokumen atau berupa literatur yang ada kaitannya

dengan fokus penelitian.”43 Dalam penelitian ini, peneliti

memperoleh data sekunder dari guru mata pelajaran fiqih MTs

Ittihadil Ummah.

42 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2003), h. 39. 43Ibid., h.39.

33

4. Metode Pengumpulan Data

Mengacu pada Moleong, teknik pengumpulan data pada

penelitian dapat dilakukan menggunakan beberapa bentuk

pendekatan, meliputi “observasi, wawancara, penelitian dokumen

dan data individu atau kelompok.”44 Umumnya pendekatan ini

dipergunakan secara bersama-sama untuk memperkuat data yang

dihasilkan.

Observasi sendiri dapat dimaknai sebagai kegiatan

pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang diteliti. Pada

tahap ini peneliti langsung terjun ke lapangan untuk mencari data

yang terkait dengan pembahasan penelitian.

Penelitian ini mengkolaborasikan tiga pendekatan

penggalian data, yaitu:

a. Metode observasi

Observasi adalah “pengamatan langsung yaitu cara

pengumpulan data berdasarkan pengamatan terhadap objek

penelitian”.45

Sehubungan dengan kegiatan ini, observasi lapangan

dilaksanakan dengan cara mengamati dan mencatat secara

sistematis fenomena-fenomena terkait dengan fokus penelitian.

44Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2005), h.108. 45 Yatim Rianto, Metodologi Penelitian Pendidikan (Surabaya: Penerbit SIC, 2001), h. 96.

34

Adapun jenis-jenis metode obsevasi antara lain observasi partisipan dan observasi non partisipan. Observasi partisipan yaitu observasi dimana orang yang melakukan pengamatan ikut serta mengambil bagian dalam kehidupan orang yang diamati. Sedangkan observasi non partisipan adalah apabila observer tidak ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang yang diamati.46

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis

metode observasi non partisipan karena peneliti hanya

mengamati secara utuh tentang jenis media card sort yang

diterapkan, proses penerapan media card sort dan tingkat

keberhasilan setelah penerapan media card sort pada mata

pelajaran fiqih di kelas VIII MTs Ittihadil Ummah Karang

Anyar Tahun Pelajaran 2016/2017.

b. Metode Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara

melakukan dialog langsung dengan informan, wawancara ini

dipergunakan untuk memperoleh fakta secara lisan, yaitu

dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan disertai

daftar pertanyaan.

Adapun jenis wawancara ada dua yaitu wawancara terstruktur dan wawancara semi terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara tetap di mana semua pertanyaan telah disiapkan sebelumnya dalam urutan yang sama untuk masing-masing partisipan. Sedangkan wawancara semi terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan menggunakan pertanyaan dasar disertai beberapa pertanyaan pilihan yang mengikutinya.47

46 Ibid., h. 80. 47Muhammad Yaumi dan Muljono Damopolii, Action Research: Teori, Model &Aplikasi,

(Jakarta: Kencana, 2014), h. 103.

35

Dalam hal ini peneliti memilih menggunakan metode

wawancara semi terstruktur yaitu dengan menggabungkan

antara wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Pada tahap

awal peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur untuk

memperoleh informasi yang lebih banyak dan mendalam dari

pemberi informasi. Kemudian dilanjutkan dengan wawancara

terstruktur yang mengarah kepada fokus penelitian tetang jenis

media card sort yang diterapkan, proses penerapan media card

sort dan tingkat keberhasilan setelah penerapan media card

sort yang datanya bersumber dari guru Fiqih Kelas VIII di

MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun Pelajaran 2016-

2017.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasiadalah “pengabdian atau pengarsipan

suatu peristiwa penting seperti film, gambar, tulisan, dan

prasastisebagai dokumen.”48Metode dokumentasi adalah

“mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

leger, agenda dan sebagainya.”49 Sedangkan Arikunto,

mengatakan “dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang

artinya barang-barang tertulis. Dalam pelaksanaannya metode

48 Hendro Darmawan dkk, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, (Yogyakarta: BC, 2013), h.

107. 49Suharmisi Arikunto, Prosedur Penelitian Kualitatif suatu pendekatan praktek, (Jakarta:

Renaka Cipta, 2010), h. 206.

36

dokumen peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti

buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen

rapat, catatan harian dan sebagainya.”50

Metode dokumentasi yang terkait dengan penelitian ini

adalah suatu metode yang digunakan untuk memperoleh data

dari hasil catatan, peristiwa yang ada di MTs Ittihadil Ummah

Karang Anyar.

Adapun data-data yang diperoleh dengan metode

dokumentasi ini adalah sebagai berikut:

1) Data guru di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar.

2) Data siswa dan siswi di MTs Ittihadil Ummah Karang

Anyar.

3) Data hasil belajar siswa setelah penerapan media card sort.

4) Struktur organisasi MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar.

5) Letak geografis MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar.

5. Teknik Analisis Data

Tahap selanjutnya adalah analisis data. Pada tahap analisis

data dianalisis oleh peneliti lalu dituangkan dalam bentuk laporan

lapangan. Analisis data merupakan upaya mencari dan mencatat

secara sistematis catatan dari hasil observasi, wawancara dan

lainnya untuk meningkatkan pemahaman penulis tentang kasus

50Ibid., h. 131.

37

yang diteliti. Sehingga dapat menjadi data yang valid dan dapat

dipertanggung jawabkan.

Analisis data dilakukan untuk mendapatkan interpretasi

yang tepat tentang kegiatan penerapan jenis media card sort, proses

penerapan media card sort, serta tingkat keberhasilan penerapan

media card sort pada mata pelajaran fiqih di kelas VIII MTs

Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun Pelajaran 2016/2017.

Analisa data sebenarnya dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Hal

ini sesuai atau sejalan dengan yang dikatakan oleh Nasution bahwa

“Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,

sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai

penulisan hasil penelitian.”51

Sesuai dengan pendekatan penelitian yang penulis gunakan,

maka di dalam menganalisis data penulis menggunakan tiga aliran

yang berbarengan yang mencakup kegiatan reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilah hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

51 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, R dan

D (Bandung: Alfabeta, 2010), h.336.

38

lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila perlu.52

Dalam tahap ini peneliti melakukan analisis data dengan

cara mensisipkan dan merangkum data yang dikumpulkan untuk

diambil yang menurut peneliti penting dan sesuai dengan fokus

penelitian karena tidak selamanya data yang dikumpulkan sesuai

dengan keinginan.

b. Display Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data atau menyajikan data dalam bentuk pola.

Menurut Bogdan analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat dinformasikan kepada orang lain.53

Dalam penelitian ini peneliti melakukan penyajian data

dalam bentuk teks naratif sesuai dengan fokus penelitian, yaitu

keadaankegiatan penerapan media card sort antara lain

bagaimana jenis media card sort yang diterapkan, bagaimana

proses penerapan media card sort serta bagaimana tingkat

keberhasilan penerapan media card sort pada mata pelajaran

fiqih kelas VIII MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar.

c. Verifikasi Data

52Ibid., h. 70. 53 Ibid, h. 71.

39

Setelah data didisplay, maka langkah selanjutnya adalah

verikasi data. Verikasi data menurut Miles dan Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.54

6. Validitas Data

Untuk mendapatkan keabsahan data atau kredibilitas data,

diperlukan teknik pemeriksaan keabsahan data. Hal ini dimaksudkan

agar informasi yang disimpulkan mengandung kebenaran. Untuk

memperoleh keabsahan data peneliti mengacu kepada kriteria dan

teknik pemeriksaan keabsahan data yang dikemukakan oleh

Moleong yaitu: perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan,

tringulasi, peeriksaan sejawat melalui diskusi, analisis kasus

negative, kecukupan refrensi, pengecekan anggota, uraian rinci,

audit kebergantungan, audit kepastian.55

Dari kesepuluh kriteria itu penulis tidak menggunakan

kesemuanya, namun hanya menggunakan beberapa teknik saja,

seperti sebagai berikut:

54 Ibid, h.73. 55

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h.327.

40

a. Teknik Ketekunan Pengamatan

“Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri

dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dalam

persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian memuaskan diri

pada hal-hal tersebut secara rinci.”56 “Demikian juga dengan

meningkatkan ketekunan, peneliti dapat memberikan deskripsi

data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.”57

Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan

adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun

hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait

dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan

peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan

untuk memeriksa data yang ditemukan itu dapat dipercaya atau

tidak.

b. Teknik Triangulasi

Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang diluar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding. Triangulasi yang

paling banyak digunakan adalah “pemeriksaan melalui sumber

lainnya. Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi peneliti dapat

56Ibid.,h.329. 57Sugiyono, Memahami Penelitian (Bandung:Alfabeta, 2014), h. 125.

41

mengecek temuannya dengan jalan membandingkannya dengan

berbagai sumber, metode atau teori.”58

Jenis-jenis triangulasi:

1. Triangulasi metode/teknik adalah membandingkan dan mengecek balik informasi atau data yang diperoleh dari metode pengumpulan data yang berbeda.

2. Triangulasi sumber data adalah membadingkan dan mengecek informasi atau data yang diperoleh dari sumber atau informan yang berbeda.

3. Triangulasi waktu adalah peneliti melakukan pengecekan data dengan waktu yang berbeda. Pengamatan tidak hanya dilakukan satu, tetapi beberapa kali dalam waktu yang berbeda. Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan informasi atau thesis statement. Informasi tersebut selanjutnya dibandigkan dengan teori yang relevan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan.

4. Triangulasi penyidik/investigator adalah membandingkan dan mengecek informasi atau data yang diperoleh oleh peneliti yang satu dengan peneliti yang lain. Penggunaan teknik triangulasi jenis ini terutama digunakan jika penelitianya dilakukan dalam bentuk kelompok. Penelitian kelompok memerlukan persamaan persepsi dalam melihat dan menafsirkan data. Untuk itu, triangulasi penyidik dapat dapat diterapkan untuk mengurangi perbedaan tafsir terhadap data yang dikumpulkan.59

Dalam hal ini peneliti melakukan pengecekan data dengan

triangulasi metode, triangulasi data, dan triangulai teori. Dari

triangulasi metode dilakukan pengecekan data dengan cara yang

berbeda terhadap sumber yang sama. Metode yang digunakan

antara lain metode wawancara, observasi dan dokumentasi.

Ketiga cara ini dilakukan terhadap sumber yang sama yaitu guru

mata pelajaran fiqih. Dari ketiga metode triangulasi yang

58Moleong, Metodologi Penelitian, h.332. 59 Nurul Ulfatin, Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan: Teori Dan

Aplikasinya, (Malang: MNC Publshing, 2015), h.278.

42

digunakan tersebut kemudian dideskripsikan, dikategorisasikan,

mana data yang sama, yang berbeda, dan mana spesifikasi dari

ketiga teknik tersebut.

43

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

a. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Ittihadil Ummah Karang

Anyar Pagesangan Timur Kota Mataram

Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara, observasi

dan dokumentasi resmi dari sekolah maka diperoleh data sebagai

berikut:

1. Sejarah Berdirinya MTs Ittihadil Ummah

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

memanusiakan manusia. Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-

undang, tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan itu berada di

pundak keluarga, masyarakat dan pemerintah. Untuk mengambil

peran sebagai penyelenggara pendidikan tersebut, pada

pertengahan tahun 1995 masyarakat Lingkungan Karang Anyar

Kelurahan Pagesangan Kota Mataram bersama-sama dengan

pemuka agama dan tokoh masyarakat bersepakat untuk mendirikan

sebuah lembaga pendidikan bercirikan agama yaitu MTs. Ittihadil

Ummah.

Berdirinya MTs. Ittihadil Ummah Karang Anyar diawali

dengan pendirian TKA-TPA “Ittihadil Ummah” pada pertengahan

tahun 1992 yang pada saat itu dikepalai oleh Tohirin dan dibantu

oleh remaja masjid seperti M. Tanwir, Azhar, Hauliawati, Sri

Mahyuni, Suadatul Adawiyah, Ida Fitriati, Husnul Jalilah,

43

44

Wardatul Ain, Eni Wahyuni dan lain-lain. Selanjutnya atas inisiatif

beberapa tokoh seperti : Drs. H. Wildan, Dra. Hj. Nurul Yakin,

M.Pd., Drs. H. Ahmad Hari Witono, M.Pd., H. Burhanudin, SP., H.

Zainul Islam, SH., Muslihin, S.Ag., Tohirin, Isnaini dan beberapa

yang lainnya serta mendapat dukungan dari tokoh-tokoh agama

seperti : TGH. Idhar Mahyudin, H. Syafiuddin, H. Syafi’i, TGH.

Tanwir Idhar serta mendapat dukungan yang sangat besar dari

kepala lingkungan Karang Anyar, H. Anwar, maka mulai tanggal

10 Juli 1995 dimulailah berdirinya Madrasah Tsanawiyah “Ittihadil

Ummah”. Sebagai kepala madrasah yang pertama ditunjuk H.

Zainul Islam, SH.

Berkat kerja sama semua pihak, izin operasional MTs.

Ittihadil Ummah juga dapat diperoleh pada tahun itu juga. Pada

awal kegiatan operasionalnya, MTs. Ittihadil Ummah telah

mendapatkan wakaf sebidang tanah pekarangan seluas ± 400m2

yang di atasnya telah berdiri 3 (tiga) unit ruang kelas. Ruang kelas

tersebut sebenarnya dari awal telah diniatkan untuk kegiatan

pendidikan (atas nama sebuah lembaga sosial keagamaan) namun

karena tidak kunjung selesai dan terkesan terbengkalai, akhirnya

oleh masyarakat Karang Anyar bangunan tersebut diselesaikan dan

penggunaannya/pengelolaannya diserahkan kepada pengurus

Yayasan Ittihadil Ummah.

45

Seiring perjalanan waktu dan gejolak dalam masyarakat,

MTs. Ittihadil Ummah telah beberapa kali mengalami pergantian

kepemimpinan. Adapun mereka yang pernah memimpin MTs.

Ittihadil Ummah antara lain : 1) H. Zainul Islam, SH. (1995 –

1997), 2) Muslihin, S.Ag. (1997 – 1999), 3) H. Burhanudin, SP.

(1999 – 2002), 4) Tohirin, S.Pd. (2002 – 2005), 5) Isnaini, S.Th.I.

(2005 – 2010) dan 6) Paozan, S.Pd. (2010 – sekarang).

Secara fisik, kondisi MTs. Ittihadil Ummah juga mengalami

beberapa proses rehabilitasi. Pada tahun 2001 dengan bantuan

imbal swadaya telah dilakukan pembangunan 2 (dua) lokal ruang

kelas berlantai 1 dengan menggunakan tanah pekarangan milik

masjid Al-Istiqomah (atas persetujuan tokoh agama dan tokoh

masyarakat).

Selanjutnya pada tahun 2003 dilakukan pemasangan paving

block untuk sarana olahraga. Tahun 2004 dan 2007 telah dilakukan

rehab lantai dari semen menjadi keramik. Yang terakhir pada tahun

2010, MTs. Ittihadil Ummah telah mendapat bantuan berupa

peralatan Laboratorium TIK (Komputer) sebanyak 10 (sepuluh)

unit beserta fasilitas jaringan internetnya.

Selanjutnya sebagai bentuk pengembangan Pondok

Pesantren “Ittihadil Ummah” Karang Anyar, pengurus yayasan

Ittihadil Ummah mulai tahun 2010 juga telah membuka kelas baru

untuk jenjang pendidikan Madrasah Aliyah “Ittihadil Ummah”

46

dengan Tohirin, S.Pd. sebagai kepala MA yang pertama dan

bertugas dari tahun 2010-2012. Sejak tahun 2012 sampai saat ini

MA Ittihadil Ummah dipimpin oleh H. Taufik Rahman, MA. dan

saat ini telah memasuki tahun yang kelima. Guna menjamin

keberlangsungan kegiatan belajar mengajar pada MA “Ittihadil

Ummah” sekaligus sebagai upaya pengembangan pondok pesantren

Ittihadil Ummah, maka saat ini telah hampir rampung dilaksanakan

pembangunan gedung baru Madrasah Aliyah dan Pondok Pesantren

Ittihadil Ummah yang terletak tidak jauh dari gedung lama.

Pembangunan gedung tersebut berada di atas tanah seluas ±

650 m2 dan direncanakan dapat digunakan untuk seluruh kegiatan

belajar mengajar MTs/MA beserta segala fasilitas pendukungnya.

Selain itu, pondok pesantren Ittihadil Ummah saat ini juga telah

dilengkapi dengan fasilitas pemondokan sederhana bagi santri putra

maupun putri sehingga kegiatan pengajian kitab kuning tetap dapat

dijamin keberlangsungannya.

Selanjutnya pada tahum 2016 MTs. Ittihadil Ummah di

pindah ke gedung baru bersamaan dengan MA, hanya saja MTs.

berada di lantai bawah sedangkan MA di lantai atas. Adapun

gedung yang lama direnovasi untuk pembangunan TK.60

60Profil MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Mataram, Dokumentasi, 8 Mei 2017.

47

2. Data Madrasah Tsanawiyah Ittihadil Ummah

a. Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Ittihadil Ummah

b. Alamat : Jln/Lingkungan: Jl. Guru Bangkol Gg.

Banjarmasin No. 55 Karang Anyar

Kelurahan : Pagesangan timur

Kecamatan : Mataram

Kabupaten/Kota : Mataram

Provinsi : Nusa Tenggara Barat

No.Telp/Hp : 081803633301

c. Yayasan Penyelenggara : Yayasan Ittihadil Ummah

d. NSS / NSM / NDS : 121252710015

e. NPSN : 50223239

f. Jenjang Akreditasi : BAIK (B)

g. Tahun Berdiri : 1995

h. Tahun Beroperasi : 1995

i. Pendiri Yayasan : TGH. Idhar Mahyudin

j. Pimpinan Yayasan : H. Zainul Islam, SH.

k. Kepemilikan Tanah : Yayasan

a. Status Tanah : Hibah

b. Luas Tanah : 4000 m2

l. Status Bangunan Milik : Yayasan

m. Luas Seluruh Bangunan : 422 m2

48

n. No. Rekening Madrasah :161-00-0264590-6 an. MTs.

Ittihadil Ummah Bank Mandiri Cabang/Unit Mataram

o. Kode Pos : 83127

p. Titik Koordinat :

a. Latitude / Lintang : - 85994477

b. Longitude / Bujur : 116.107538

q. Alamat Email Madrasah : [email protected]

r. Kegiatan belajar mengajar : Mulai dari pukul: 07.30-

12.0061

3. Letak Geografis MTs Ittihadil Ummah Mataram

Adapun letak geografis MTs Ittihadil Ummah adalah:

a. Sebelah Utara : Bangunan Sekolah, Pondok santriwan dan

Sawah Penduduk

b. Sebelah Selatan : Pondok santriwati dan rumah penduduk

c. Sebelah Barat : Rumah penduduk

d. Sebelah Timur : Sawah penduduk62

4. Visi dan Misi MTs Ittihadil Ummah

a. Visi

Cerdas, kreatif, dan religius

61 Data MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Mataram, Dokumentasi, 8 Mei 2017.

62 Letak Geografis MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Mataram, Dokumentasi, 8 Mei

2017.

49

b. Misi

1) Melaksanakan proses belajar mengajar dan bimbingan yang

efektif agar kemampuan siswa berkembang optimal

2) Mengembangkan pengamalan ayat-ayat al-qur’an untuk

membentuk pribadi siswa yang religius

3) Meningkatkan pengetahuan siswa sesuai dengan

perkembangan iptek & imtaq63

5. Struktur Organisasi MTs Ittihadil Ummah

STRUKTUR ORGANISASI MTS. ITTIHADIL UMMAH

TP. 2016/2017

Sumber Data: File Struktur Organisasi MTS Ittihadil Ummah

Karang Anyar64

……………………………………

63 Visi Misi MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Mataram, Dokumentasi, 8 Mei 2017.

64Struktur Organisasi MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Mataram, Dokumentasi, 8 Mei 2017.

Kemenag Kota Mataram

Ketua Yayasan Drs. H. Wildan

Ketua Komite Johariah

Kepala Madrasah Paozan S.Pd

Kepala Tata Usaha Fauziah

Bendahara Junaini Hadmi, S.Pd.I

Wakamad Nurlailah Intan K., S.Ag

Wali Kelas VII Junaini Hadmi, S.Pd.I

Wali Kelas IX Raja’ah Munarsi, S.Pd.I

Wali Kelas VIII Zuhairatun Nida, S.Pd

Siswa & Siswi

………………… Garis Instruksional Garis Konsultatif

50

6. Keadaan Guru MTs Ittihadil Ummah Mataram

Guru memiliki peranan penting dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa, selain itu juga guru merupakan figur dalam

dunia pendidikan yang akan dicontoh dan diteladani. Oleh karena

itu, kedudukan guru untuk selalu mengembangkan dan

meningkatkan mutu pendidikan sesuai bidang studi masing-masing.

Menyadari akan tanggung jawab diatas, yaitu guru sebagai

tenaga pengajar sekaligus pendidik sangat perlu diperhatikan dan

dipegang teguh. Guru-guru di MTs. Ittihadil Ummah Karang Anyar

Pagesangan Timur Kec. Mataram memiliki kompetensi dan

kemampuan yang sangat bagus. Baik dalam hal pendidikan sekolah

diniyah yaitu memberikan didikan dan bimbingan bagaimana anak

didik mereka menjadi manusia yang cerdas dan berahklak mulia.

Tanggung jawab sebagai pendidik dan pegajar yang begitu

besar sangat dijunjung tinggi. Hal ini terlihat dari guru-guru yang

rajin masuk sekolah, mereka mengajarkan kepada siswa-siswinya

untuk taat kepada peraturan sekolah untuk datang tepat waktu dan

tentunya pulang pada saat jam sekolah sudah selesai.

Tenaga edukatif MTs Ittihadil Ummah juga mempunyai

tenaga pengajar yang sebagian besar berpendidikan terakhir S1

dengan jumlah keseluruhan 11 orang dengan perincian laki-laki

sebanyak 4 orang dan perempuan sebanyak 7 orang dan beberapa

diantaranya sudah sertifikasi.

51

Adapun data statistik guru MTs Ittihadil Ummah dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data Nama Guru/Pegawai MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Mataram

Tahun Pelajaran 2016/2017.

Sumber Data: File Keadaan Guru/Pegawain MTs Ittihadil Ummah Karang

Anyar. 65

No Nama Guru L/P Pendidikan Terakhir

Jabatan Mata Pelajaran yang Diajarkan

1 Paozan, S.Pd

L Universitas Mataram/2003

GTY / KAMAD

Ipa Terpadu

2 Nurlailah Intan K,S.Ag

P Iain Mataram /1997 PNS/WAKAMAD

Aqidah Akhlak S K I

3 Abdillah,S.Pd L Unmuh.Mataram/2009

GTY/KEP. LAB.TIK

Bahasa Inggris

4 Raja'ah Munarsi, S.Pd.I

P Stain Mataram/2003 GTY/KEP.PERPUS

Ips Terpadu

5 H.Burhanudin, S.P

L Universitas Mataram/1994

GTY Ipa Terpadu Prakarya

6 Junaini Hadmi, S.Pd.I

P Iain Mataram /2009 GTY/BENDAHARA

Bhs. Indonesia

7 Siti Paozah, Sp.D P Iain Mataram/2013 GTT Mulok 8 Lilik Udayani,

S.H.I P Iain Mataram/2007 GTY Qur'an Hadits

Fiqih

9 Lalu Muhammad Amin, Ma

L Unmuh Malang/2009

GTY Bahasa Arab Pengembangan Diri

10 Hariati P Smea /2006 PTT - 11 Sri Masdalifah,

S.Pd P Ikip Mataram / 2007 GTT Penjaskes

12 Zuhaeratun Nida, S.Pd

P Ikip Mataram / 2010 GTT Matematika

13 Saputra L Madrasah Aliyah / 2013

PTT Staff Tu

14 Fauziah P Madrasah Aliyah / 2013

PTT Kepala Tata Usaha

65 Keadaan Guru/Pegawai MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar, Dokumentasi, 8 Mei 2017.

52

7. Keadaan dan Jumlah Siswa MTs Ittihadil Ummah Mataram

Anak sebagai peserta didik merupakan salah satu kompenen

yang sangat penting dan tidak bisa dilepaskan dalam sebuah institusi

pendidikan. Karena tanpa adanya siswa (peserta didik), maka

sekolah itu tidak berarti apa-apa dimata masyarakat.

Sehingga, dimanapun sekolah berada apapun jenjangnya,

mutlak siswa adalah prioritas utama dalam pembentukan watak

(akhlak) dan karekternya, baik pada aspek intelektual, emosional,

maupun spritualnya.

MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Pagesangan Timur Kec.

Mataram merupakan salah satu institusi pendidikan menengah yang

cukup sederhana dan berkualitas, Sekolah ini sudah cukup berhasil

mencetak siswa-siswi yang kompeten dan intelektual, emosional dan

spiritual. Sekolah ini juga sudah banyak menghasilkan anak-anak

yang berhasil dan sukses dalam hidupnya.

MTs Ittihadil Ummah memiliki tiga kelas, dengan jumlah

siswa sebanyak 38 orang. Adapun data siswa MTs Ittihadil Ummah

dapat dilihat pada tabel berikut:

53

Tabel 1.2

Keadaan Siswa dan Siswi Mts Ittihadil Ummah Karang Anyar

Pagesangan Timur Kec. Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017

Sumber Data: Fila Keadaan Siswa MTs Ittihadil Ummah

Karang Anyar.66

No Nama Siswa Tanggal

Lahir

Jenis

Kelamin

Kelas

1 Ahmad Ramdani 09/11/2002 Laki-laki VIII

2 Ahmad Suhaedi 26/04/2002 Laki-laki VIII

3 Holid Azmi 02/06/2001 Laki-laki VIII

4 Junaidi 01/01/2002 Laki-laki VIII

5 Muhammad Ajiz 12/01/2002 Laki-laki VIII

6 M. Heri Wahyudi 16/09/2001 Laki-laki VIII

7 Muhammad Supriadi 14/11/2001 Laki-laki VIII

8 Rahmat Hidayat 13/02/2002 Laki-laki VIII

9 Riski Akbar Maulana 05/04/2003 Laki-laki VIII

10 Aniza Aini 07/08/2002 Perempuan VIII

11 Husnul Hotimah 31/12/2000 Perempuan VIII

12 Idayatul Husna 02/02/2001 Perempuan VIII

13 Sapira Wardani 03/03/2003 Perempuan VIII

14 Siti Isnawati 12/09/2002 Perempuan VIII

15 Zikril Fuadi 27/06/1999 Laki-laki IX

16 Ahmad Muhlis 08/01/2000 Laki-laki IX

17 Nasrul Hidayat 01/09/2000 Laki-laki IX

18 Muhammad Aswad 01/01/2000 Laki-laki IX

19 Samsul Hadi 16/07/2001 Laki-laki IX

20 Adrean Sapase 10/01/2001 Laki-laki IX

66 Keadaan Siswa MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar, Dokumentasi, 8 Mei 2017.

54

21 Hadiyatul Aini 04/04/2001 Perempuan IX

22 Laila Aspia 01/01/2000 Perempuan IX

23 Munawarah 29/01/2001 Perempuan IX

24 Riski Amalia 23/06/2000 Perempuan IX

25 Rohani 31/12/2002 Perempuan IX

26 Yuliana 31/12/2000 Perempuan IX

27 Yuni Arya Ningsih 24/03/2002 Perempuan IX

28 Ahmad Fikri Hadi 22/05/2003 Laki-laki VII

29 Aminulloh 03/01/2002 Laki-laki VII

30 Muhammad Gojali 07/06/2001 Laki-laki VII

31 Muhammad Hapijun 10/01/2002 Laki-laki VII

32 Pahrian Istopani 05/03/2002 Laki-laki VII

33 Sopian Hidayatulloh 01/05/2003 Laki-laki VII

34 Rizka Aulia 22/12/2002 Perempuan VII

35 Wulandari 24/04/2003 Perempuan VII

36 Siti Haliza 16/05/2001 Perempuan VII

37 Raudatul Jannah 28/02/2004 Perempuan VII

38 Zafira Wardani 25/12/2002 Perempuan VII

8. Sarana dan Prasarana MTs Ittihadil Ummah Mataram

Komponen pendidikan yang sangat penting selain guru dan

siswa adalah sarana dan prasarana, yang difungsikan sebagai

pendukung dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya

sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar akan berjalan baik.

Sarana dan prasarana yang ada di MTs Ittihadil Ummah Karang

Anyar Pagesangan Timur Kec. Mataram bisa dikatakan kurang

memadai karena ruangan kepala sekolah, guru, pegawai

55

administrasi tata usaha masih disatukan dalam satu ruangan. Dari

semua sarana dan prasarana yang ada masih perlu untuk ditambah

agar proses belajar mengajar menjadi lebih lancar dan praktis.

Tabel 1.3

Daftar Rincian Sarana Prasarana MTs. Ittihadil Ummah Karang

Anyar Pagesangan Timur Kec. Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017

Sumber Data: File Keadaan Sarana Prasarana MTs Ittihadil Ummah

Karang Anyar.67

No Sarana Dan Prasarana Jumlah Ruang

1. Ruang Belajar/Kelas 3 ruang

2. Ruang Kepala Sekolah, Guru, dan

Pegawai

1 ruang

3. Ruang Perpustakaan 1ruang

5. Dapur 1 ruang

6. Ruang UKS 1 ruang

7. Musholla 1 ruang

8. WC Siswa 2 ruang

9. WC Guru 1 ruang

10. Kantin -

11. Meja Kelas 180 buah

12. Meja Guru 6 buah

13. Bangku/Kursi Siswa 80 buah

14. Bangku/Kursi Guru 20 buah

15. Lemari 3 buah

16. Listrik 1 buah

67 Keadaan Sarana Prasarana MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar, Dokumentasi, 8 Mei 2017.

56

b. Jenis Media Card Sort Yang Diterapkan Pada Mata Pelajaran Fiqih

Di Kelas VIII MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun Pelajaran

2016-2017.

Setelah peneliti melakukan observasi, wawancara dan

dokumentasi dengan guru mata pelajaran Fiqih MTs Ittihadil Ummah

maka akan penulis sampaikan tentang hasil penelitian yang telah peneliti

dapatkan.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru mata

pelajaran Fiqih Madrasah Tsanawiyah Ittihadil Ummah Ibu Lilik

Udayani mempunyai hasil sebagai berikut:

Penyampaian materi-materi fiqih dengan bantuan media kartu memudahkan siswa memahami dan mengingat materi yang telah dipelajari. Terkait jenis media card sort, saya kurang tahu, tapi yang pasti card sort ini adalah permainan kartu yang saya gunakan untuk mengajarkan konsep tentang materi-materi fiqih. Dimana kartu-kartu dibuat dalam bentuk dan ukuran yang sama dengan penggunaan huruf yang jelas dan mudah dibaca. Kata-kata atau konsep yang dimuat dalam kartu saling berhubungan satu sama lain dan diantara kartu yag dibuat ada sebagian kartu dimana pesan atau konsep yang dimuat di dalamnya dibuat sangat menonjol untuk membedakannya dengan kartu-kartu lainnya.68 Hal ini didukung oleh hasil wawancara peneliti dengan salah seorang siswa kelas VIII MTs Ittihadil Ummah karang Anyar yang bernama safira yang mengatakan bahwa pernah diajarkan oleh guru Fiqih dengan menggunakan potongan-potongan kertas yang isinya tentang pengertian puasa, macam-macam puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, pengertian makanan dan minuman halal haram, jenis-jenis makanan dan minuman halal haram dan tata cara mengkonsumsi makanan halal.69

Berdasarkan wawancara di atas, jenis media card sort yang

diterapkan oleh guru mata pelajaran Fiqih adalah jenis card sort berupa

68 Lilik Udayani, Guru Mata Pelajaran Fiqih MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar,

Wawancara, 12 Mei 2017. 69 Safira, Siswi Kelas VIII MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar, Wawancara, 21 Juli 2017.

57

konsep yang memuat materi-materi fiqih yang jika dihubungkan dapat

menjadi satu-kesatuan yang memiliki keterkaitan satu sama lain.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pula pada saat proses

pembelajaran, peneliti melihat bahwa guru Fiqih menerapkan jenis media

card sort yang berupa konsep tentang materi-materi fiqih yaitu konsep

tentang pengertian makanan dan minuman halal maupun haram, jenis-

jenis makanan dan minuman halal dan haram dan tata cara

mengkonsumsi makanan halal dan baik. Jenis card sort yang diterapkan

tersebut berukuran segi empat yang memuat tentang materi pokok dan

klasifikasi dari materi-materi pokok atau disebut kartu induk dan kartu

anak dimana antara kartu induk dan kartu anak saling berkaitan satu sama

lain. Adapun kartu utama berisi konsep tentang pengertian makanan dan

minuman halal maupun haram, jenis-jenis makanan dan minuman halal

dan haram dan tata cara mengkonsumsi makanan halal dan baik,

kemudian kartu utama tersebut ditempelkan di papan tulis oleh guru

sedangkan kartu anak berisi penjelasan dari topik bahasan yang terdapat

dalam kartu utama yang kemudian kartu-kartu anak itu dibagikan kepada

seluruh peserta didik dengan cara dilemparkan kemudian masing-masing

siswa berebutan mengambil masing-masing satu kartu.70

Mengenai kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran, dapat

dilihat dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Fiqih Lilik

Udayani yaitu sebagai berikut:

70 Observasi, 29 Mei 2017.

58

Kalau berbicara tentang sesuai tidaknya media yang saya buat dengan tujuan pembelajaran, saya pikir sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran, dimana materi-materi yang saya cantumkan dalam media saya buat berdasarkan KD yang dimuat dalam RPP dan disesuaikan dengan jumlah siswa. Sehingga dalam penerapannya masing-masing siswa mendapatkan satu kartu walaupun ada memang materi yang berkaitan dengan dalil-dalil alquran yang tidak dicantumkan dalam kartu karena memang materi-materi yang lain sudah cukup banyak yang dimuat dalam kartu dan saya pikir untuk ayat-ayat alquran cukup disampaikan secara lisan walaupun tidak menutup kemungkinan materi tentang dalil-dalil ini bisa dimuat dalam kartu seperti halnya jika menyangkut mata pelajaran alquran hadis yang memang pembahasannya dominan tentang huruf-huruf Arab.71

Berdasarkan wawancara di atas dapat simpulkan bahwa guru mata

pelajaran Fiqih membuat atau merancang media card sort disesuaikan

dengan materi yang akan dibahas atau mengacu pada tujuan

pembelajaran yang telah dimuat dalam RPP.

Sejalan dengan hasil pengamatan peneliti terhadap proses

penerapan media card sort yang dilakukan oleh guru mata pelajaran

Fiqih bahwa guru menjelaskan semua materi seperti yang terdapat dalam

RPP dan yang dimuat dalam media card sort saat proses belajar mengajar

dengan tidak menampilkan kartu atau menjelaskan sambil mengacu pada

buku panduan atau buku paket yang digunakan untuk mengajar. Serta

menjelaskan ayat-ayat alquran dengan menggunakan metode ceramah.72

Kemudian waktu penerapan jenis media card sort yang

dikemukakan oleh guru mata pelajaran Fiqih adalah:

71 Lilik Udayani, Guru Mata Pelajaran Fiqih MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar,

Wawancara, 12 Mei 2017. 72

Observasi, 29 Mei 2017.

59

Mengenai waktu atau kapan saya menerapkan media card sort pada proses belajar mengajar, yaitu saya menampilkan atau menerapkan media card sort jenis konsep setelah selesai menjelaskan materi pelajaran secara keseluruhan.73

Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan peneliti pada proses

belajar mengajar yang dilakukan guru Fiqih dengan menerapkan media

card sort yaitu guru fiqih memunculkan atau menampilkan jenis media

card sort berupa konsep setelah panjang lebar menjelaskan materi-materi

pokok yang sedang dibahas secara keseluruhan yaitu pada saat guru

menempelkan kartu pokok atau kartu induk, kemudian ketika

memberikan pertanyaan dengan melihat kepada kartu-kartu induk yang

ditempelkan guru sebelumnya, dan pada saat melemparkan bagian-

bagian dari kartu induk kepada siswa-siswi serta pada saat melakukan

pengkoreksian hasil kerja siswa dalam menempelkan kartu.74

Penerapan jenis media card sort sangat mudah diterapkan karena

selain mudah dibawa dan digunakan, media ini juga mudah dibuat karena

bahan-bahan yang dibutuhkan untuk merancang atau membuatnya sangat

sederhana dan mudah untuk didapat. Bahan-bahan yang dibutuhkan

adalah berupa kertas karton atau kertas buffalo, dan double tip.

Walaupun dalam penerapannya media card sort membutuhkan waktu

yang cukup lama untuk penyampaiannya.

Hal ini sesuai dengan pernyataan guru Fiqih setelah melakukan

wawancara yaitu:

73 Lilik Udayani, Guru Mata Pelajaran Fiqih MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar,

Wawancara, 12 Mei 2017. 74

Observasi, 29 Mei 2017.

60

Mengenai penerapan media card sort ini saya merasa mudah menerapkannya karena bahan-bahan yang saya gunakan seperti kertas karton banyak dijual di toko-toko dan dengan menerapkan media ini siswa menjadi lebih aktif dan tidak ada yang bermain-main sendiri dan saya juga merasa mudah menyampaikan materi dengan media card sort ini walaupun ada memang hambatan-hambatan yang saya rasakan yaitu waktu yang terbatas dimana kadang belum selesai melakukan evaluasi bel keluar sudah berbunyi terpaksa saya menambah waktu dengan mengambil waktu istirahat siswa untuk menyelesaikan karena kebetulan jam saya ada pada jam kedua. Dan hambatan lain sumber belajar yang masih kurang dimana siswa menggunakan satu buku untuk berdua. Media kartu ini tidak diterapkan pada setiap proses pembelajaran karena tidak semua materi fiqih cocok dan sesuai untuk menggunakan media card sort, selain hal itu penerapan media card sort tidak pada setiap materi fiqih karena kebanyakan guru-guru disini lebih mengutamakan mengajar dengan cara menjelaskan yaitu menggunakan metode ceramah sehingga secara tidak langsung karena berada dalam satu lingkungan memaksa mengikuti arus guru-guru yang lain, tetapi tidak melupakan untuk tetap menerapkan media card sort ini untuk mengaktifkan kelas yang kurang semangat dalam belajar.75

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa media card sort merupakan media yang sederhana selain mudah

didapat bahannya juga mudah untuk dirancang dan dibuat karena media

ini bersifat sederhana dan untuk membuatnya tergantung bagaimana

kreativitas guru. Media ini mudah untuk diterapkan karena memudahkan

guru untuk menyampaikan materi dan membantu menghidupkan

pelajaran.

75 Lilik Udayani, Guru Mata Pelajaran Fiqih MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar,

Wawancara, 12 Mei 2017.

61

c. Proses Penerapan Media Card Sort Pada Mata Pelajaran Fiqih Di

Kelas VIII MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun Pelajaran

2016-2017.

Sebagaimana yang telah dikemukakan penulis pada bab

sebelumnya bahwa media adalah salah satu faktor yang sangat

berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pembelajaran, sebab dengan

penggunaan media guru akan lebih mudah menyampaikan materi

pembelajaran. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti selama

mengadakan penelitian di kelas VIII MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar

pada proses belajar mengajar yang dilakukan guru Fiqih di dalam kelas

peneliti dapat menjelaskan hasil pengamatannya sebagai berikut:

Adapun proses pembelajaran pada mata pelajaran Fiqih dengan

penerapan media card sort di kelas VIII MTs Ittihadil Ummah Karang

Anyar meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi:

1. Perencanaan

Salah satu faktor yang mempengaruhi tercapai tidaknya proses

belajar mengajar adalah guru senantiasa membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran sebelumnya. Lilik Udayani selaku guru

mata pelajaran Fiqih menyatakan bahwa “sebelum saya mengajarkan

materi fiqih dengan media card sort, sehari sebelumnya di rumah saya

62

terlebih dahulu membuat RPP dan merancang media khususnya media

card sort yang akan saya gunakan untuk mengajar besoknya”.76

Hal itu didukung oleh hasil pengamatan peneliti bahwa ketika

akan mengajar guru membawa RPP yang telah dibuatnya dan melihat-

lihat atau sekedar membaca kembali agar proses belajar mengajar

berjalan sesuai dengan rencana yang ada.

2. Pelaksanaan

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru mata

pelajaran fiqih Ibu Lilik Udayani terkait penerapan media card sort

memperoleh hasil sebagai berikut:

Penerapan media kartu pada proses pembelajaran memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif karena pada dasarnya pembelajaran dengan media kartu mengantarkan siswa untuk belajar sambil bermain. Penerapan media kartu saya lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: memberikan appersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan materi, menjelaskan sistem bermain atau menggunakan kartu, menempelkan kartu induk dan membagikan kartu anak kepada siswa, mengajukan pertanyaan sesuai kategori utama kemudian meminta siswa yang menempelkan kartu sesuai dengan pertanyaan dan kategori masing-masing, mengadakan refleksi dan pemberian skor bagi siswa yang benar menempelkan kartu sesuai kategori serta hukuman bagi siswa yang salah menempelkan kartu dan terakhir evaluasi baik dengan pemberian soal secara lisan maupun tulisan.77

Terkait respon siswa ketika menerapkan media kartu,

reaksinya cukup aktif, walaupun ada sebagian siswa yang masih

kurang mengerti dan paham terhadap materi. Karena semua siswa

76Lilik Udayani, Guru Mata Pelajaran Fiqih MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar, Wawancara, 12 Mei 2017.

77Lilik Udayani, Guru Mata Pelajaran Fiqih MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar, Wawancara, 04 April dan 24 Mei 2017.

63

aktif bergerak tapi belum tentu mampu menjawab dan mengerti

terhadap materi yang disampaikan. Adapun hambatan yang saya

rasakan ketika menerapkan media kartu ialah waktu yang terbatas

karena pembelajaran menggunakan media card sort membutuhkan

waktu yang sedikit lebih lama. Dan hambatan lain ialah sumber

belajar yang masih terbatas.78

Berdasarkan hasil pengamatan penulis terhadap proses

kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Fiqih dengan

penerapan media card sort di MTs Ittihadil Ummah, yaitu:

a. Kegiatan awal

Dari beberapa kali pengamatan peneliti secara langsung di

lapangan dapat dijelaskan kegiatan awal yang dilakukan guru

adalah:

1) Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam lalu

mengecek kehadiran siswa dengan memanggil namanya satu-

persatu.

2) Guru mengajukan pertanyaan terkait materi yang dipelajari

sebelumnya untuk memotivasi semangat belajar.

3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.

4) Guru mengajukan pertanyaan terkait materi yang akan dibahas

yaitu materi tentang makanan dan minuman halal maupun

haram sekilas misalnya siapa yang tahu apa itu yang dimaksud

78 Lilik Udayani, Guru Mata Pelajaran Fiqih MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar,

Wawancara, 24 Mei 2017.

64

dengan makanan halal ataupun haram untuk mengetahui

kesiapan siswa dalam belajar serta membangkitkan motivasi

belajar siswa. Selanjutnya diikuti dengan menjelaskan materi-

materi yang akan dibahas secara keseluruhan.79

b. Kegiatan Inti

1) Setelah guru mata pelajaran Fiqih membuka pelajaran.

Selanjutnya menyampaikan materi. Dalam hal ini guru

menjelaskan materi tentang pengertian makanan dan minuman

halal maupun haram, menjelaskan pula jenis-jenis makanan

dan minuman halal haram, tata cara mengkonsumsi makanan

halal dan thayyib serta menyampaikan dalil atau ayat alquran

yang berkaitan dengan makanan dan minuman halal haram

secara lisan atau menggunakan metode ceramah yang diikuti

dengan tanya jawab dengan siswa terkait materi yang belum

jelas atau belum dipahami.

2) Guru menempelkan kartu induk yang berisi pokok bahasan

tentang pengertian makanan dan minuman halal haram, jenis-

jenis makanan dan minuman halal haram, tata cara

mengkonsumsi makanan yang halal dan baik di papan tulis dan

melemparkan kartu-kartu bagiannya kepada siswa yang berisi

tentang penjelasan dari kartu induk itu sendiri. kemudian

79 Observasi, 29 Mei 2017.

65

diikuti dengan menjelaskan tata cara permainan menggunakan

kartu.

3) Guru mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang

tertera pada kartu induk yang ditempelkan sebelumnya. Yaitu

dengan cara guru itu membaca kembali setiap isi kartu induk

seperti contoh guru menyebutkan “jenis makanan haram” lalu

guru meminta siswa yang mendapatkan bagian kartu tentang

jenis makanan haram untuk mencocokkan kartu yang dipegang

misalnya contoh salah satu siswa mendapatkan kartunya berisi

makanan yang kotor dan menjijikkan kemudian

menempelkannya tepat dibawah kartu induk yang memuat

topik jenis makanan haram tadi. Setelah pertanyaan habis

dibacakan dan semua siswa sudah menempelkan kartunya

kemudian guru mengajak siswa melakukan koreksi terhadap

hasil tempelan mereka dengan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk memperbaiki dan menempelkan ulang

kartu yang salah ditempelkan sama teman-temannya

sebelumnya. terakhir memberikan poin berupa nilai kepada

siswa yang benar menempelkan kartu sesuai kategori dan

memberikan hukuman kepada siswa yang salah menempelkan

kartu dengan cara meminta siswa yang lain untuk menjewer

telinganya dan menulis menggunakan spidol diwajahnya.80

80Observasi, 29 Mei 2017.

66

c. Kegiatan penutup

Adapun kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri

pelajaran yaitu dengan menyimpulkan inti-inti pelajaran dan

melakukan evaluasi dengan cara meminta siswa menjawab

pertanyaan-pertanyaan lisan yang diajukan diakhir seperti contoh

salah satu pertanyaan guru yaitu “siapa yang dapat menyebutkan

manfaat mengkonsumsi makanan yang halal dan baik bagi tubuh.81

Dari hasil observasi di atas peneliti menyimpulkan bahwa

proses penerapan media card sort pada mata pelajaran Fiqih di

Kelas VIII MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar, adalah:

a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

b. Menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan seperti media card

sort, RPP, dan bahan yang dibutuhkan lainnya.

c. Melakukan apersepsi dan memberikan motivasi

d. Menjelaskan tujuan pembelajaran

e. Menjelaskan materi-materi pokok

f. Menjelaskan peraturan permainan kartu

g. Memulai menerapkan kartu (card sort)

h. Melakukan refleksi sekaligus pemberian poin dan sanksi

i. evaluasi

81 Observasi, 29 Mei 2017.

67

BAB III

PEMBAHASAN

A. Jenis Media Card Sort Yang Diterapkan Pada Mata Pelajaran

Fiqih Di Kelas VIII MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun

Pelajaran 2016-2017.

Jenis media card sort yang dimaksudkan adalah pesan-pesan

atau informasi yang dituangkan dalam kartu sehingga menjadikannya

sebagai sebuah media pembelajaran. Jenis media card sort dapat dilihat

dari isi atau muatan materi yang terdapat dalam kartu karena muatan

kartu itu dapat mencerminkan jenis media card sort itu sendiri.

Berdasarkan data temuan jenis media card sort yang diterapkan

di MTs Ittihadil Ummah adalah berupa peta konsep tentang materi-

materi fiqih yaitu konsep tentang pengertian makanan dan minuman

halal maupun haram, jenis-jenis makanan dan minuman halal dan

haram dan tata cara mengkonsumsi makanan halal dan baik. Jenis card

sort yang diterapkan tersebut berukuran segi empat yang memuat

tentang materi pokok dan klasifikasi dari materi-materi pokok atau

disebut kartu induk dan kartu anak dimana antara kartu induk dan kartu

anak saling berkaitan satu sama lain. Adapun kartu utama berisi konsep

tentang pengertian makanan dan minuman halal maupun haram, jenis-

jenis makanan dan minuman halal dan haram dan tata cara

mengkonsumsi makanan halal dan baik, sedangkan kartu anak berisi

penjelasan dari topik bahasan yang terdapat dalam kartu induk. Kartu

induk dan kartu anak tersebut dibuat dengan sederhana dalam bentuk

67

68

dan ukuran yang sama dengan penggunaan huruf yang jelas dan mudah

dibaca. Kata-kata atau konsep yang dimuat dalam kartu saling

berhubungan satu sama lain dan diantara kartu yang dibuat ada

sebagian kartu dimana pesan atau konsep yang dimuat di dalamnya

dibuat sangat menonjol untuk membedakannya dengan kartu-kartu

lainnya.

Bila dihubungkan dengan pendapat Syaeful Bahri yang

mengatakan bahwa media card sort adalah “media yang digunakan

untuk mengajarkan konsep, klasifikasi, fakta, suatu objek atau

mengulang informasi.”82

Maka dapat disimpulkan bahwa dari hasil paparan data dan teori

tentang jenis media card sort di atas hanya jenis media card sort peta

konsep yang diterapkan di MTs Ittihadil Ummah sedangkan jenis-jenis

yang lain seperti klasifikasi, fakta tentang suatu objek dan mengulang

informasi tidak diterapkan.

Sejalan dengan temuan data di atas Azhar menjelaskan bahwa dalam penataannya media visual atau khususnya media card sort harus dapat menampilkan visual yang mudah dimengerti, mudah dibaca dan menarik perhatian sehingga mampu menyampaikan pesan atau konsep yang diinginkan oleh penggunanya. Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam penataan media visual atau media card sort yaitu kesederhanaan, dimana konsep yang dimuat dalam media card sort harus dibuat dengan tatanan kata-kata yang menggunakan huruf yang sederhana dan mudah terbaca serta kalimat-kalimatnya mudah dimengerti. keterpaduan, dimana pesan atau konsep yang dimuat dalam kartu memiliki hubungan antara kartu yang satu dengan yang lain sehingga ketika diamati akan berfungsi bersama-sama dan menyatu menjadi satu kesatuan yang dapat membantu pemahaman pesan atau informasi yang

82Ramayulis, Metodologi Pendidikan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005 ), h.116.

69

dikandungnya. Kemudian penekanan, dimana pada sebagian pesan atau konsep yang dimuat dalam kartu memerlukan penekanan untuk memusatkan perhatian siswa. Penekanan itu dapat dilihat dari pemberian warna atau tatanan huruf atau kata yang dibuat agak terlihat menonjol dari yang lainnya.83

Mengacu pada teori Azhar di atas dengan temuan data terkait

jenis media card sort bahwa media card sort yang diterapkan oleh guru

mata pelajaran fiqih di MTs Ittihadil Ummah sesuai dengan teori yaitu

kartu-kartu yang dibuat oleh guru memiliki hubungan satu sama lain

dan sifat kartu tidak mudah ditebak karena semua kartu hanya berisi

materi dan tidak diberi kode apapun dan setiap kartu diberikan warna

sebagai penekanan untuk memberikan kesan menonjol dan menarik

perhatian siswa.

Maka dari itu, dapat dijelaskan bahwa dalam penataannya perlu

diperhatikan gagasan-gagasan yang menjadi patokan dalam merancang

media card sort yang akan ditampilkan sehingga menjadikannya cepat

dimengerti, terang, dan jelas serta menarik perhatian bagi yang

melihatnya. Gagasan-gagasan tersebut antara lain kesederhanaan,

keterpaduan, penekanan, dan keseimbangan.

Dalam terapannya media card sort sangat mudah untuk

diterapkan karena bersifat sederhana dan mudah untuk ditemukan

disekitar kita serta dibuat sendiri oleh guru sehingga keberhasilan

penerapannya tergantung kualitas penataan yang dirancang dan

direncanakan oleh guru yang menggunakan media tersebut. Kemudahan

penerapan media dapat ditandai dengan guru lebih mudah

83 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran... Ibid, h.103

70

menyampaikan pesan atau konsep yang diinginkan dan memberikan

siswa perhatian lebih serta mendorong siswa belajar lebih aktif

sehingga tidak ada yang tidak memperhatikan penjelasan guru.

Jadi bila ditarik suatu kesimpulan media card sort mudah untuk

diterapkan karena mudah dibawa dan digunakan serta penggunaan

media ini memudahkan dalam penyampaian pesan, informasi maupun

konsep yang diinginkan ditambah siswa menjadi lebih aktif menerima

dan mengikuti pelajaran.

B. Proses Penerapan Media Card SortPada Mata Pelajaran Fiqih Di

Kelas VIII MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun Pelajaran

2016-2017.

Proses belajar adalah suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik

yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan

tertentu. Dengan itu dalam proses pembelajaran khususnya mata

pelajaran fiqih dibutuhkan adanya media yang tepat, salah satunya

dengan meggunakan media card sort, karena penerapan media card

sort pada proses pembelajaran sangat membantu guru dalam

menyajikan pesan atau informasi yang diberikan kepada siswa, karena

media merupakan alat bantu untuk memperjelas pesan yang

disampaikan oleh guru. Sehingga dapat diterima dengan mudah oleh

siswa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arsyad “Pemakaian media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan

71

rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh psikologis

terhadap siswa.”84

Guru mata pelajaran fiqih adalah salah satu guru di MTs

Ittihadil Ummah Karang Anyar yang menerapkan media card sort pada

proses pembelajaran di kelas VIII MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar

karena dengan penerapan media card sort:

1. Perhatian siswa lebih terpusat pada permainan kartu sehingga

semuanya ikut aktif berpartisipasi

2. Perhatian siswa terpusat pada materi yang termuat dalam kartu

3. Siswa termotivasi untuk belajar karena metode yang digunakan

tidak monoton.

Proses penerapan media card sort pada mata pelajaran fiqih di

kelas VIII di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar memiliki langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Persiapan

Sebelum guru mengajar dengan media card sort, guru

menyiapkan (RPP) rencana pelaksanaan pembelajaran dan

menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam menerapkan

media card sort yakni kartu-kartu yang dibuat berukuran sama

yang berisi materi-materi pembelajaran fiqih. RPP dibuat dan

disiapkan guru Fiqih untuk mengoptimalkan waktu pembelajaran

agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

84 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran... Ibid, h.15.

72

Proses belajar mengajar yang didukung oleh adanya

pecencanaan atau RPP akan lebih mudah mencapai tujuan

pembelajaran. Adapun manfaat dengan adanya perencanaan

pembelajaran, diantaranya :

a) Melalui proses perencanaan yang matang, kita akan terhindar dari kebehasilan yang bersifat untung-untungan, sehingga dengan adanya perencanaan yang matang adan akurat, kita akan mampu memprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan dapat dicapai.

b) Sebagai alat untuk memecahkan masalah, sehingga dengan perencanaan yang matang guru akan mudah mengantisipasi berbagai masalah yang akan timbul.

c) Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat. d) Perencanaan akan dapat membuak pembelajaran berlangsung

secara sistematis, artinya proses pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya, akan tetapi akan berlangsung secara terarah dan terorganisir.85

Dengan adanya rencana pelaksanaan pembelajaran maka

dalam menerapkan media card sort pada proses pembelajaran fiqih,

yang dilakukan guru akan menjadi teroganisir dengan baik dan

guru tidak akan menyimpang dari RPP yang telah dibuat

sebelumnya.

2. Pelaksanaan

Pada saat proses pembelajaran berlangsung guru terlebih

dahulu menjelaskan materi-materi fiqih dengan metode ceramah

dan melakukan tanya jawab yaitu guru dan siswa sama-sama

mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang diajukan

terkait materi yang dibahas. Lalu menjelaskan sistem permainan

85 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana,

2008), h. 34

73

menggunakan kartu kemudian mulai menampilkan card sort

dengan cara menempelkan kartu utama dipapan tulis dan kartu

anaknya dilemparkan kepada siswa, setelah itu guru memanfaatkan

card sort atau kartu untuk mengajukan pertanyaan sesuai kategori

utama yang ditempelkan dipapan tulis lalu menyuruh siswa

menempelkan kartunya masing-masing dipapan kemudian

melakukan koreksi terhadap hasil tempelan dan memberikan poin

dan hukuman kepada siswa yang benar dan salah mengurutkan

kartu. Pemberian nilai tersebut diberikan oleh guru kepada siswa

yang bisa menjawab pertanyaan dan menempelkan kartu dengan

benar sedangkan hukuman diberikan kepada siswa yang salah

menjawab maupun menempelkan kartu. Pemberian nilai dan sanksi

tersebut dilakukan untuk memotivasi semangat belajar siswa.

3. Terakhir melakukan evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan yang penting sebagai alat

ukur keberhasilan pembelajaran. Adapun jenis evalusi yang

dilakukan yaitu dengan memberikan soal latihan untuk menguji

pemahaman siswa terkait materi yang telah dipelajari baik secara

tertulis maupun lisan.

Ada beberapa fungsi evaluasi yakni :

a. Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa. Melalui evaluasi siswa akan mendapatkan informasi tentang efektifitas pembelajaran yang dilakukannya. Sehingga dari hasil evaluasi siswa akan dapat menentukan harus bagaimana proses pembelajaran yang perlu dilakukannya.

74

b. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaiammana ketercapaian siswa dalam mengusai tujuan yang telah ditetapkan.

c. Evaluasi dapat memberikan informasi bagi pengmbangan kurikulum.

d. Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan oleh siswa secara individual dalam mengambil keputusan, khususnya untuk menentukan masa depan sehubungan dengan pemilihan bidan pekerjaan serta pengembangan karier.

e. Evaluasi berguna bagi para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan kejelasan khusus yang ingin dicapai.

f. Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk semua pihak yang berkepentingan disekolah.86

Evaluasi dilakukan untuk mengukur sejauh mana tingkat

pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari dan

keberhasilan guru dalam mengajar. Dengan pengadaan evaluasi

terhadap siswa, guru dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan

siswa dan usaha yang telah dilakukan sehingga dapat melakukan

tindak lanjut dalam rangka menentukan keberhasilan belajar siswa.

Bila dilihat dari paparan teori menurut Syaiful Bahri

Djamarah tentang proses penerapan media card sort yaitu:

a. Setiap anak didik diberi potongan kertas yang berisi informasi atau contoh yang tercakup satu atau lebih kategori.

b. Mintalah anak didik untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama. Anda dapat mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau membiarkan anak didik menemukannya sendiri.

c. Anak didik dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan kategori masing-masing di depan kelas.

d. Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan poin-poin penting terkait materi pelajaran.

86 Ibid., h. 244.

75

Maka antara paparan data dengan teori terkait dengan proses

penerapan media card sort di atas dapat disimpulkan bahwa

keduanya memiliki sisi perbedaan dari cara guru menerapkan media

dimana teori mengatakan media dibagikan kepada siswa dan

membentuk kelompok berdasarkan kategori yang sama kemudian

masing-masing atau salah satu yang mewakili tiap kelompok

mempresentasikan tetapi dengan cara guru melemparkan kartu

kemudian meminta langsung siswa menempelkan kartu dalam artian

tidak membentuk kelompok sehingga dalam penerapan media card

sort siswa tidak bekerja secara kelompok menempelkan kartu

melainkan bekerja secara individu atau menempelkan kartunya

masing-masing dan tidak meminta siswa untuk mempresentasikan

hasil tempelannya.

Didukung pula dengan cara guru menerapkan media card

sort yaitu dengan cara menempatkan media setelah menjelaskan

materi pembelajaran dimana seharusnya menurut teori media card

sort seharusnya ditempatkan sebelum menjelaskan materi artinya

media diperlihatkan bersamaan dengan menjelaskan materi

pembelajaran karena pada dasarnya media itu digunakan untuk

memperjelas dan mempermudah penyampaian materi. Pernyataan ini

sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa media berfungsi

sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa

sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa

76

dalam mendorong semangat belajar siswa, memperjelas dan

mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih

sederhana, konkret, serta mudah dipahami.

77

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil data penelitian sebagaimana dipaparkan

dalam bab paparan data dan bab pembahasan, maka dapat disimpulkan

hal-hal sebagai berikut:

1. Jenis media card sort yang diterapkan pada mata pelajaran fiqih di

kelas VIII MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun Pelajaran

2016-2017. Peta konsep pengertian makanan dan minuman halal

maupun haram, jenis-jenis makanan dan minuman halal maupun

haram dan tata cara mengkonsumsi makanan halal.

2. Penerapan media card sort pada pembelajaran fiqih di kelas VIII

MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar dilakukan dengan cara guru

menjelaskan materi pembelajaran terlebih dahulu, sementara media

ditempel dipapan setelah guru menjelaskan materi.

B. Saran-Saran

1. Kepada MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar

Berdasarkan pengamatan penulis, penerapan media card sort di

Madrasah Tsanawaiyah Ittihadil Ummah Karang Anyar sudah

hampir baik diterapkan. Semoga dapat lebih dioptimalkan dengan

kreatifitas-kreatifitas baru dari guru-guru dalam menyampaikan

materi menggunakan media pembelajarann.

77

78

2. Bagi guru-guru MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar khususnya

guru mata pelajaran Fiqih agar lebih meningkatkan kemampuan

dalam menggunakan media baik dari segi pengetahuan tentang

pemanfaatan media maupun tata cara pemanfaatannya.

79

DAFTAR PUSTAKA

A.Yasin Fatah, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN PRESS, 2008.

Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Tehnik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT Rafika Aditama, 2009.

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2015.

Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Bandung:CV Pustaka Setia, 2008.

Dede Rosyada, Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta:

Gaung Persada Press, 2012. Dedi Wahyudi, Metode dan Strategi Pembelajaran Berorientasi pada

Pemberdayaan Peserta Didik”http://podoluhur.blogspot.com, diakses 25 januari 2017.

Depag RI, GBPP Madarasah Tsanawiyah Kurikulum, Jakarta: 1997. Hendro Darmawan dkk, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, Yogyakarta: BC,

2013 J.Maxwell, Designing Qualitative Study, dalam handbook of applied

social research method, leonard bickman (ed), London:Sage Publication, 1998.

Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif,

Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan) Jogjakarta: DIVA pers, 2014. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Jakarta:Remaja

Rosdakarya, 2001. Lilik Udayani, Wawancara, 11 Januari 2016. M.Basyaruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, Jakarta:

Ciputat Press, 2002. Mel Silberman, Aktif Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif,

Yogyakarta: Pustaka Insani Madani, 2009.

80

Muhammad Yaumi dan Muljono Damopolii, Action Research: Teori, Model & Aplikasi, (Jakarta: Kencana, 2014).

Nurul Ulfatin, Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan: Teori

Dan Aplikasinya, Malang: MNC Publshing, 2015. Ramayulis, Metodologi Pendidikan, Jakarta: Kalam Mulia, 2005.

Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, .Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif Bandung: Pustaka Setia,

2002. Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif,

Kuantitatif, R dan D Bandung: Alfabeta, 2010.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2007 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian Jakarta:Raja Grafindo Persada,

2003. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif:

Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, Jakarta: Rineka Cipta, 2015. Tim Penyusun, Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang

SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah RI Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan serta Wajib Belajar Bandung: Citra Umbara, 2010

Undang-Undang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005, Bandung: Pustaka

Setia, 2009. Yatim Rianti, Metodologi Penelitian Pendidikan Surabaya: SIC, 2001 Yudhi Munadi dan Farida Hamid, PAIKEM, Jakarta: FITK UIN Syarir,

2010. Zainal Aqib, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran, Surabaya: Insan

Cendekia, 2002.

81

82

Lampiran I : Pedoman Observasi Penerapan Media Card Sort Di MTs Al-

Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun 2016/2017

1. Dimana Letak Geografis MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar?

2. Bagaimana Keadaan Sarana Prasarana MTs Ittihadil Ummah Karang

Anyar?

3. Bagaimana Keadaan Guru dan Staf MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar?

4. Bagaimana Keadaan Siswa-Siswi MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar?

5. Bagaimana Keadaan Proses Belajar Mengajar di MTs Al-Madaniyah

Jempong Barat?

6. Bagaimana Proses Penerapan media Card Sort di MTs Ittihadil Ummah

Karang Anyar?

83

Lampiran II :Pedoman Wawancara Penerapan Media Card Sort

MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun 2016/2017 (Terhadap

Guru Mata Pelajaran Fiqih)

4. Apakah Jenis media card sort yang ibu terapkan dalam proses

pembelajaran?

5. Apa saja materi pelajaran fiqih yang ibu menggunakan media card sort?

6. Kapan ibu menggunakan media card sort pada proses pembelajaran?

7. Adakah hambata-hambatan yang ibu rasakan ketika menerapkan media

card sort ini?

8. Apakah media card sort yang ibu buat atau rancang sudah lelevan

dengan tujuan pembelajaran?

9. Apakah ibu merasa mudah menggunakan media card sort?

10. Bagaimana cara ibu menggunakan media card sort dalam proses

pembelajaran?

11. Bagaimana respon siswa ketika belajar menggunakan media card sort?

12. Apakah ada kesulitan yang ibu rasakan ketika mengajar menggunakan

media card sort?

13. Bagaimana tingkat keberhasilan siswa setelah ibu menerapkan media

card sort?

84

Lampiran III : Hasil Wawancara Penerapan Media Card Sort Di MTs

Ittihadil Ummah Karang Anyar Tahun 2016/2017

Identitas Informan

Nama : Lilik Udayani S.Hi

Status : Guru Mata Pelajaran Fiqih

1. Apakah Jenis media card sort yang ibu terapkan dalam proses

pembelajaran?

Jawaban: saya kurang mengerti terkait jenis media card sort, setahu saya

media card sort itu sebuah permainan kartu. Tapi kalo yang saya tuangkan

di dalam card sort itu berupa konsep tentang materi-materi fiqih yang akan

diajarkan.

2. Apa sajakah materi pelajaran fiqih yang ibu terapkan menggunakan media

card sort?

Jawaban: tergantung, karena tidak semua materi fiqih cocok dan sesuai

dengan menggunakan media card sort. Untuk materinya sendiri yang

pernah saya ajarkan menggunakan media card sort yaitu materi tentang

puasa dll.

3. Kapan ibu menggunakan media card sort pada proses pembelajaran?

Jawaban: saya gunakan setelah menjelaskan materi-materi secara umum

yaitu ketika permainan kartu

85

4. Adakah hambata-hambatan yang ibu rasakan ketika menerapkan media

card sort ini?

Jawaban: kalau saat menerapkan media card sort ini gk ada hambatan,

Cuma masalahnya ada pada waktu yang kurang karena untuk menerapkan

media card sort ini membutuhkan waktu yang banyak sehingga perlu

tambahan waktu dan karena jam ngajar saya di jam kedua jadinya saya

mengambil sedikit waktu istirahat siswa untuk menyelesaikan

pembelajaran. Selain itu juga masalahnya ada pada sumber belajar yang

masih terbatas khususnya buku-buku paket untuk mata pelajaran fiqih

sehingga siswa biasanya menggunakan satu buku untuk dua orang.

5. Apakah media card sort yang ibu buat atau rancang sudah relevan dengan

tujuan pembelajaran?

Jawaban; iyaa saya rasa sudah sesuai, karena semua materi berdasarkan

KD dan tujuan pembelajaran saya tuangkan ke dalam card sort kecuali

materi tentang dalil karena saya rasa untuk dalil-dalil lebih nyaman

disampaikan secara langsung atau dituliskan di papan tulis.

6. Apakah ibu merasa mudah menggunakan media card sort?

Jawaban: iyaa saya merasa mudah, karena siswa lebih aktif dan paham

terhadap materi yang diajarkan dibandingkan dengan sekedar menjelaskan

kita tidak tahu apakah siswa sudah paham atau belum.

7. Bagaimana cara ibu menggunakan media card sort dalam proses

pembelajaran?

86

Jawaban: terlebih dahulu saya menjelaskan materi lalu menjelaskan tata

cara permainan card sort, kemudian melemparkan kartu dan mengajak

siswa menempelan kartu, terakhir mengajak siswa mengoreksi hasil

tempelan dan memberikan poin dan sanksi lalu memberikan soal sebagai

pengayaan.

8. Bagaimana respon siswa ketika belajar menggunakan media card sort?

Jawaban: mereka senang dan lebih aktif mengikuti proses pembelajaran,

karena pada umumnya siswa lebih suka diajak belajar sambil bermain.

9. Apakah ada kesulitan yang ibu rasakan ketika mengajar menggunakan

media card sort?

Jawaban: seperti yang saya jelaskan sebelumnya hambatanya Cuma pada

waktu yang kurang dan sumber belajar yang masih minim

10. Bagaimana tingkat keberhasilan siswa setelah ibu menerapkan media card

sort?

Jawaban: untuk nilainya bisa dilihat dari tingkat partisipasi dan poin yang

didapatkan siswa dalam kelas dan nilai yang diberi berupa tes setelah

menerapkan media card sort ini semua siswa menjadi lebih aktif gak ada

yang bermain-main sendiri atau lainnya, walaupun aktifnya tidak semua

mampu atau memahami materi yang diajarkan. Ada sebagian siswa yang

aktif dan memahami materi dan sebagian lagi aktif tapi belum benar

menjawab dan mengerti materi yang diajarkan.

87

PEDOMAN OBSERVASI

No Variabel Indikator Deskriptor Item Ya Tidak

1 Penerapan Media Card Sort

-Jenis Media Card Sort -Proses Penerapan Media Card Sort

-media card sort

- Potongan kartu berisi konsep materi fiqih

- Setiap kartu memiliki ukuran yang sama

- mengkomunikasi

kan tujuan pembelajaran

- menjelaskan materi pembelajaran menggunakan media card sort -menempatkan atau menunjukkan media card sort ketika menjelaskan materi pembelajaran - menjelaskan membimbing cara mengikuti pembelajaran menggunakan media card sort - membagikan kartu kemudian mengajukan pertanyaan sesuai dengan topik yang terdapat dalam kartu -melakukan koreksi

88

sekaligus memberikan poin dan sanksi -tes tulis Menyimpulkan dan memberikan pertanyaan bentuk essay

89

90