PENENTUAN ALTERNATIF LOKASI
INDUSTRI PENGOLAHAN PISANG
DI KABUPATEN LUMAJANG
oleh,
Rendy Rosyandana Zulkarnaen 3609 100 034
Dosen Pemimbing Rulli Pratiwi Setiawan, ST., M.Sc.
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2013
Preview III Tugas Akhir
Jum’at, 12 Juli 2013
Outline Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Metode Penelitian
Gambaran Umum dan Analisa
Kesimpulan
Pendahuluan
Latar Belakang
Terdapat Potensi Hasil Produksi Pisang di Kab. Lumajang
Kebijakan RTRW Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2029 menentapkan Kab. Lumajang pada kegiatan agroindustri
Kebijakan RTRW Kab. Lumajang Tahun 2012 – 2032 mengarahkan Kab. Lumajang pada peningkatan nilai tambah pertanian
Kab. Lumajang masih dihadapkan pada beberapa kendala terkait pemanfaatan komoditas pisang yang kurang optimal
Rumusan Masalah
Dibutuhkan industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang
1. Kecamatan mana saja yang dapat menjadi penghasil komoditas pisang di Kabupaten Lumajang?
2. Kriteria apa saja yang mempengaruhi penentuan alternatif lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang?
3. Bagaimana bobot prioritas dari kriteria penentuan alternatif lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang?
4. Dimana alternatif lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang?
Pertanyaan Penelitian
Tujuan dan Sasaran
Mengnalisa kecamatan-
kecamatan yang menjadi
penghasil komoditas pisang di
Kabupaten Lumajang
Menganalisa kriteria lokasi
industri pengolahan
pisang di Kabupaten Lumajang
Menentukan bobot prioritas
dari kriteria penentuan
alternatif lokasi industri
pengolahan pisang di
Kabupaten Lumajang
Menentukan alternatif lokasi
industri pengolahan
pisang di Kabupaten Lumajang
Menentukan alternatif lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang
Ruang Lingkup • Wilayah • Pembahasan
• Substansi
membahas mengenai penentuan alternatif lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang berdasarkan preferensi pelaku industri
teori lokasi dan industri pengolahan pertanian (agroindustri)
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka Teori Lokasi
Teori Industri Pengolahan Pertanian (agroindustri) Indikator-indikator yang Mempengaruhi
Penentuan Lokasi Industri Pengolahan di Kabupaten Lumajang Berdasarkan Teori Pengembangan Agroindustri Menurut Sumber
Kajian Pustaka Indikator
Pengembangan Agroindustri Soekartawi, 1995 Imam Santoso, 2006
1. Bahan baku 2. Tenaga kerja 3. Pasar
Sumber : Hasil Kajian Pustaka, 2012
Indikator-indikator yang Mempengaruhi Penentuan Alternatif
Lokasi Industri Pengolahan di Kabupaten Lumajang Berdasarkan
Teori Lokasi Menurut Sumber Kajian Pustaka Indikator
Teori Lokasi Alfred Weber, 1909 August Losch, 1939 Soehardi Sigit, 1987 Marsudi Djojodipuro,
1992
1. Bahan baku 2. Fisik tanah 3. Tenaga kerja 4. Pasar 5. Prasarana
Sumber : Hasil Kajian Pustaka, 2013
Sintesa Kajian Pustaka
…Lanjutan
Sintesa Kajian Pustaka
Indikator Variabel
Bahan Baku Kuantitas bahan baku pisang Kontinuitas bahan baku pisang Jarak dengan sumber bahan baku
pisang Fisik Tanah Topografi
Penggunaan lahan Tenaga Kerja Ketersediaan tenaga kerja Pasar Ketersediaan pasar Prasarana Ketersediaan pelayanan jaringan
listrik Ketersediaan pelayanan jaringan
telepon Ketersediaan pelayanan jaringan
air bersih Ketersediaan pelayanan jaringan
jalan Sumber : Penulis, 2013
Metode Penelitian
Metode Penelitian Variabel Penelitian
Indikator Variabel Definisi Operasional
Bahan Baku Kuantitas bahan baku pisang Jumlah bahan baku komoditas pisang yang tersedia Kontinuitas bahan baku pisang
Tingkat kontinuitas komoditas pisang berdasarkan ketersediaan dalam beberapa tahun terakhir
Jarak dengan sumber bahan baku
Jarak antara lokasi industri pengolahan pisang dengan sumber bahan baku.
Fisik Tanah Topografi Ketinggian tanah yang mendukung pembangunan industri pengolahan pada kisaran < 1000 mdpl
Penggunaan lahan Kesesuaian penggunaan lahan dalam peraturan daerah untuk industri pengolahan pisang
Tenaga Kerja
Ketersediaan tenaga kerja Jumlah penduduk yang mencari pekerjaan setiap kecamatan yang lebih dari rata-rata pencari kerja kabupaten.
Pasar Ketersediaan pasar Jumlah unit dan skala pelayanan pasar di Kabupaten Lumajang untuk memasarkan hasil dari industri pengolahan pisang
Prasarana Ketersediaan pelayanan jaringan listrik
Tersedianya pelayanan jaringan listrik yang mendukung industri pengolahan pisang
Ketersediaan pelayanan jaringan telepon
Tersedianya pelayanan jaringan Telepon yang mendukung industri pengolahan pisang
Ketersediaan pelayanan jaringan air bersih
Tersedianya pelayanan jaringan air bersih yang mendukung industri pengolahan pisang
Ketersediaan pelayanan jaringan jalan
Ketersediaan jaringan jalan dengan kondisi yang baik untuk aksesibilitas antara industri pengolahan pisang, sumber bahan baku, dan pasar
Sumber : Hasil Kajian Pustaka, 2013
…Lanjutan Tahap penelitian
Alternatif Lokasi Industri Pengolahan Pisang
Di Kabupaten Lumajang
Teori Pengembangan Agroindustri
Soekartawi, 1995 Imam Santoso, 2006
Belum adanya lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang
Potensi Produksi pisang di Kab. Lumajang merupakan komoditas unggulan Adanya arahan RTRW Provinsi Jatim dan RTRW kab. Lumajang yang
menetapkan Kab. Lumajang sebagai agroindustri Potensi melimpah namun belum dioptimalkan
Studi Literatur Terkait Penentuan Lokasi Industri Pengolahan
Pengumpulan Data
Survey Primer Survey Sekunder
Analisai Kecamatan Penghasil Bahan Baku Komoditas
Pisang di Kab. Lumajang
Analisa kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang
di Kab. Lumajang
Analisa Bobot Prioritas kriteria Penentuan Alternatif
Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kab. Lumajang
Analisa Penentuan alternatif Lokasi Industri
Pengolahan Pisang di Kab. Lumajang
LQ, Kontinuitas
analisa
Deskriptif
AHP
Teknik Overlay
Perumusan
Masalah
Studi
Literatur
Analisa
Penarikan
Kesimpula
n
Survey
Teori Lokasi
Weber, 1909 Losch, 1939
Sigit, 1987 Djojodipuro, 1992
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah survey primer dan sekunder.
• Survey Sekunder
…Lanjutan
• Survey Primer
Data dan Sumber Data
No. Jenis Data Sumber Instansi Penyedia Data
1. Data hasil produksi buah-buahan (pisang) Kabupaten Lumajang Tahun 2011 dan data hasil produksi buah-buahan (pisang) Kabupaten Lumajang 3-5 yahun kebelakang
Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Tanaman Buah-buahan
Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang
2. Data kependudukan dan tenaga kerja Kabupaten Lumajang Tahun 2011
Kabupaten Lumajang Dalam Angka Tahun 2012
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lumajang
3. Data kondisi fisik Kabupaten Lumajang a. Kondisi Topografi b. Penggunaan Lahan
RTRW Kaabupaten Lumajang Tahun 2012-2032
BAPPEDA Kabupaten Lumajang
4. Data pelayanan jaringan listrik Kabupaten Lumajang
Standar teknis pelayanan jaringan listrik
PT. PLN (Persero) unit Kabupaten Lumajang
5. Data pelayanan jaringan telepon Kabupaten Lumajang
Standar teknis pelayanan jaringan telepon
PT. Telkom Kabupaten Lumajang
6. Data pelayanan jaringan air bersih Kabupaten Lumajang
Standar teknis pelayanan jaringan air bersih
PDAM Kabupaten Lumajang
7. Data pelayanan jaringan jalan Kabupaten Lumajang
RTRW Kaabupaten Lumajang Tahun 2012-2032
BAPPEDA Kabupaten Lumajang
Sumber : Penulis, 2013
Populasi Dalam penelitin ini yang menjadi populasi yaitu seluruh pelaku industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang.
…Lanjutan
Responden Penelitian
No. Nama Pemilik Alamat
1 Sariana Ds. Wonorejo Kec. Kedungjajang Lumajang 2 Mariam Dusun Gondang RT.02 RW.09 Ds. Krasak, kec. Kedungjajang 3 Sulasmi Ds. Dawuhan Lor RT.06 RW.02 Kec. Sukodono Lumajang 4 Ngadi Ds. Dawuhan Lor RT.06 RW.02 Kec. Sukodono Lumajang 5 Mery Jalan Kapten Suwandak Lumajang 6 Mahendar Jalan Stail Lumajang 7 Anwar Jalan Semeru No. 6 Banjarwaru Kec. Lumajang 8 Dini Jalan Kapten Kyai Ilyas Lumajang 9 Ifa Jalan Seruji Gg. Senyum No. 2 Lumajang 10 Fauzah Jalan Kapten Suwandak No. 79 Lumajang 11 As’at Ds. Srebet Kec. Sumbersuko Lumajang 12 Siti Aminah Ds. Senduro, Kec. Senduro 13 Abdul Rohman Ds. Kandangan, Kec. Senduro 14 Ulil Jl. Kyai Ghozali Gg. 6 No. 30 Lumajang 15 Darmila Ds. Sumbersuko, Kec. Sumbersuko
Sumber : Penulis, 2013, diolah dari Disperindag Kab. Lumajang 2013
…Lanjutan Metode Analisa Data
1. Analisa Kecamatan Penghasil Bahan Baku Komoditas Pisang
2. Analisa kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kab. Lumajang
3. Analisa Bobot Prioritas Faktor Penentuan AlternatifLokasi Industri Pengolahan Pisang di Kab. Lumajang
4. Analisa Penentuan Alternatif Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang
• LQ • Analisa
Pertumbuhan
• Analisa deskriptif
• Analitical
Hirarchy
Prosess (AHP)
• Overlay-
Wighted
Sum
• Kecamatan Penghasil Bahan baku
Peta Alternatif Lokasi Industri
Pengolahan Pisang di Kab.
Lumajang • Bobot Kriteria • Input Overlay
• Kriteria lokasi industri pngolahan
• Peta-peta
Gambaran Umum dan Analisa
Gambaran Umum Administratif dan Geografis
Topografi
…Lanjutan
Penggunaan Lahan
Jumlah Penduduk yang Mencari Pekerjaan
…Lanjutan Jumlah Pencari Kerja Kabupaten Lumajang 2011
No. Kecamatan Jumlah pencari
Kerja (jiwa)
1 Tempursari 1,052 2 Pronojiwo 613 3 Candipuro 1,205 4 Pasirian 1,326 5 Tempeh 1,430 6 Lumajang 1,373 7 Sumbersuko 660 8 Tekung 629 9 Kunir 1,000
10 Yosowilangun 1,093 11 Rowokangkung 659 12 Jatiroto 874 13 Randuagung 1,181 14 Sukodono 968 15 Padang 668 16 Pasrujambe 675 17 Senduro 835 18 Gucialit 453 19 Kedung jajang 844 20 Klakah 995 21 Ranuyoso 982
Kab. Lumajang 19,515
Sumber : Kabupaten Lumajang Dalam Angka 2012
Lokasi Pasar
…Lanjutan
Jaringan Listrik
…Lanjutan
Jaringan Telepon
Jaringan Air Bersih
Jaringan Jalan
…Lanjutan
Pertanian Komoditas Pisang
…Lanjutan Hasil Produksi Komoditas Pisang Kabupaten Lumajang
Tahun 2009-2011
No. Kecamatan Produksi (Kw)
2009 2010 2011
1 Tempursari 31,328 134,476 109,892 2 Pronojiwo 4,543 15,752 13,425 3 Candipuro 3,075 18,136 20,436 4 Pasirian 3,239 12,680 13,120 5 Tempeh 6,282 24,948 11,089 6 Lumajang 3,235 5,024 1,773 7 Sumbersuko 6,127 13,038 13,034 8 Tekung 158 652 2,790 9 Kunir 2,376 15,226 15,330
10 Yosowilangun 8,660 1,276 1,680 11 Rowokangkung 7,581 16,548 25,901 12 Jatiroto 1,315 4,081 596 13 Randuagung 4,272 5,040 7,295 14 Sukodono 1,021 2,412 2,689 15 Padang 31,634 14,528 15,610 16 Pasrujambe 147,376 530,540 575,000 17 Senduro 192,167 198,526 270,000 18 Gucialit 34,075 116,854 110,047 19 Kedungjajang 3,281 18,054 13,213 20 Klakah 7,377 22,854 20,678 21 Ranuyoso 27,271 8,698 17,578
Kab. Lumajang 526.393 1.179.343 1.261.176
Sumber : Kabupaten Lumajang Dalam Angka 2010-2012
Analisa 1. Analisa Kecamatan Penghasil Bahan Baku Komoditas Pisang
Data hasil produksi pisang Kab.
Lumajang Tahun 2009-2011
Kecamatan Penghasil Bahan
baku
Mengidentifikasi komoditas unggulan dari masing-masing
kecamatan
LQ
mengidentifikasi pertumbuhan hasil
produksi pisang tahun 2009-2011
Analisa Pertumbuhan
Hasil Perhitungan LQ
…Lanjutan Hasil Perhitungan LQ Komoditas Pisang Kabupaten Lumajang
No. Kecamatan Produksi
(Kw) LQ
Keterangan
1 Tempursari 109.892 1.33 Unggulan 2 Pronojiwo 13.425 0.22 Non unggulan 3 Candipuro 20.436 0.85 Non unggulan 4 Pasirian 13.120 0.19 Non unggulan 5 Tempeh 11.089 0.36 Non unggulan 6 Lumajang 1.773 0.98 Non unggulan 7 Sumbersuko 13.034 0.80 Non unggulan 8 Tekung 2.790 0.16 Non unggulan 9 Kunir 15.330 0.24 Non unggulan
10 Yosowilangun 1.680 0.03 Non unggulan 11 Rowokangkung 25.901 0.88 Non unggulan 12 Jatiroto 596 0.05 Non unggulan 13 Randuagung 7.295 0.21 Non unggulan 14 Sukodono 2.689 0.59 Non unggulan 15 Padang 15.610 0.71 Non unggulan 16 Pasrujambe 575.000 1.49 Unggulan 17 Senduro 270.000 1.50 Unggulan 18 Gucialit 110.047 1.44 Unggulan 19 Kedungjajang 13.213 0.33 Non unggulan 20 Klakah 20.678 0.60 Non unggulan 21 Ranuyoso 17.578 1.03 Unggulan
Kab. Lumajang 1.261.176 Sumber : Hasil Analisa 2013
Kecamatan Pisang Unggulan
Hasil Perhitungan Analisa Pertumbuhan
…Lanjutan Hasil perhitungan kontinuitas Produksi Komoditas Pisang
Kabupaten Lumajang
No. Kecamatan
Pertumbuhan
2009-2010
%
Pertumbuhan
2010-2011
%
Rata-rata
pertumbuhan
2009-2011
%
1 Tempursari 329.25 -18.28 155.49 2 Pronojiwo 246.73 -14.77 115.98 3 Candipuro 489.79 12.68 251.24 4 Pasirian 291.48 3.47 147.47 5 Tempeh 297.13 -55.55 120.79 6 Lumajang 55.30 -64.71 -4.70 7 Sumbersuko 112.80 -0.03 56.38 8 Tekung 312.66 327.91 320.29 9 Kunir 540.82 0.68 270.75
10 Yosowilangun -85.27 31.66 -26.80 11 Rowokangkung 118.28 56.52 87.40 12 Jatiroto 210.34 -85.40 62.47 13 Randuagung 17.98 44.74 31.36 14 Sukodono 136.24 11.48 73.86 15 Padang -54.07 7.45 -23.31 16 Pasrujambe 259.99 8.38 134.19 17 Senduro 3.31 36.00 19.66 18 Gucialit 242.93 -5.83 118.55 19 Kedungjajang 450.26 -26.81 211.72 20 Klakah 209.80 -9.52 100.14 21 Ranuyoso -68.11 102.09 16.99
Kab. Lumajang 124.04 6.94 65.49
Sumber : Hasil Analisa 2013
Kecamatan Pertumbuhan Pisang
Hasil Kompilasi Analisa LQ dan Analisa Pertumbuhan
…Lanjutan Hasil perhitungan LQ dan Pertumbuhan Produksi Komoditas
Pisang Kabupaten Lumajang
No. Kecamatan LQ
Rata-rata
Pertumbuhan
2009-2011
%
Kecamatan
Penghasil
Bahan Baku
1 Tempursari 1.33 155.49 Ya 2 Pronojiwo 0.22 115.98 Tidak 3 Candipuro 0.85 251.24 Tidak 4 Pasirian 0.19 147.47 Tidak 5 Tempeh 0.36 120.79 Tidak 6 Lumajang 0.98 5.25 Tidak 7 Sumbersuko 0.80 56.38 Tidak 8 Tekung 0.16 320.29 Tidak 9 Kunir 0.24 270.75 Tidak
10 Yosowilangun 0.03 -26.80 Tidak 11 Rowokangkung 0.88 87.40 Tidak 12 Jatiroto 0.05 62.47 Tidak 13 Randuagung 0.21 31.36 Tidak 14 Sukodono 0.59 73.86 Tidak 15 Padang 0.71 -23.31 Tidak 16 Pasrujambe 1.49 134.19 Ya 17 Senduro 1.50 19.66 Ya 18 Gucialit 1.44 118.55 Ya 19 Kedungjajang 0.33 98.56 Tidak 20 Klakah 0.60 100.14 Tidak 21 Ranuyoso 1.03 16.99 Ya Sumber : Hasil Analisa 2013
Kecamatan Penghasil Bahan Baku Pisang
2. Analisa Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang
Variabel Penentuan Lokasi Industri
Pengolahan Pisang
Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten
Lumajang
Mendeskripsikan kriteria dari masing-
masing variabel berdasarkan berbagai
standart dan peraturan yang
berlaku
Analisa Deskriptif
Hasil Analisa Kriteria Indikator Bahan Baku
…Lanjutan Analisa Deskriptif Kriteria Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang Indikator Bahan Baku
Indikator Variabel Kriteria
Bahan Baku
Kuantitas bahan baku pisang
Berdasarkan hasil analisa LQ dalam analisa kecamatan penghasil bahan baku, kriteria kuantitas bahan baku ditinjau dari perhitungan nilai LQ tahun 2011. Apabila nilai LQ > 1 maka komoditas pisang tersebut unggulan, sehingga dapat diasumsikan komoditas pisang memiliki kuantitas yang cukup banyak.
Kontinuitas bahan baku pisang
Berdasarkan hasil analisa pertumbuhan dalam analisa kecamatan penghasil bahan baku, kriteria kontinuitas bahan baku ditinjau dari tingkat pertumbuhan pertahun mulai tahun 2009-2011. Apabila hasil perhitungan analisa pertumbuhan bernilai positif (+) maka komoditas pisang mengalami pertumbuhan , sehingga dapat diasumsikan komoditas pisang mengalami kontinuitas.
Jarak Dengan Sumber Bahan Baku
Jarak dengan bahan baku dinilai dari kedekatan lokasi dari daerah sumber bahan baku. Berdasarkan Berdasarkan Permenperin No. 35/M-IND/PER/3/2010 Tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri, lokasi industri cenderung ditempatkan mendekati lokasi bahan baku. Dengam mempertimbangkan bahan baku yang mudah busuk atau rusak. Selain itu, pertimbangan yang lain adalah aksesibilitas dari proses pengangkutan bahan baku yang mempengaruhi biaya pengangkutan. Untuk menentukan radius jarak dengan sumber bahan baku maka digunakan jarak yang dihasilkan dari rata-rata dari total jarak ibu kota kecamatan dengan ibu kota kabupaten untuk melihat kedekatan sumber bahan baku dari pusat kota.
Sumber : Hasil Analisa 2013
Kecamatan denga kuantitas baku yang memenuhi syarat kecamatan bahan baku adalah kecamatan dengan nilai LQ hasil analisa menunjukkan nilai LQ > 1.
Kecamatan denga kontinuitas baku yang memenuhi syarat kecamatan bahan baku adalah kecamatan dengan nilai pertumbuhan hasil perhitungan analisa pertumbuhan bernilai positif (+)
Jarak dengan sumber bahan baku yang memenuhi kriteria lokasi industri adalah dalam radius 9,5 km dari lokasi bahan baku (Perkebunan).
Hasil Analisa Kriteria Indikator Fisik Tanah
…Lanjutan
Analisa Deskriptif Kriteria Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang Indikator Fisik Tanah
Indikator Variabel Kriteria
Fisik Tanah Topografi Ketinggian tanah yang mendukung pembangunan industri menurut Permen PU no.41 tahun 2007 adalah ketinggian tidak lebih dari 1000 meter dpl
Penggunaan lahan
Berdasarkan Permenperin No. 35/M-IND/PER/3/2010 Tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri, menjelaskan penggunaan lahan yang sesuai untuk kawasan industri dengan ketentuan: 1. Non Pertanian 2. Non Permukiman 3. Non Konservasi
Sumber : Hasil Analisa 2013
Kondisi topografi yang sesuai tidak lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut.
Penggunaan lahan yang sesuai adalah penggunaan lahan yang tidak termasuk dalam penggunaan lahan permukiman, pertanian, dan konservasi.
Hasil Analisa Kriteria Indikator Tenaga Kerja
…Lanjutan
Jumlahn tenaga kerja masing-masing kecamatan yang mencari kerja lebih dari rata-rata tenaga kerja yang mencari kerja Kabupaten Lumajang.
Jarak yang sesuai untuk pergerakan tenaga kerja dari sumber tenaga kerja menuju lokasi industri adalah dalam radius 9,5 km dari sumber tenaga kerja (Permukiman).
Analisa Deskriptif Kriteria Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang Indikator Tenaga Kerja
Indikator Variabel Kriteria
Tenaga Kerja
Ketersediaan tenaga kerja
Berdasarkan ketentuan dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lumajang, menjelaskan ketersediaan tenaga kerja untuk kegiatan industri kecil dan menengah ditinjau dari jumlah pencari kerja tiap kecamatan dengan ketentuan jumlah pencari kerja tiap kecamatan lebih dari rata jumlah pencari kerja kabupaten. Pertimbangan kriteria ini adalah semakin banyak jumlah tenaga kerja yang mencari kerja, maka semakin mendukung kegiatan industri serta dapat mengoptimalkan pendayagunaan Sumber Daya Manusia yang ada. Sedangkan untuk radius jarak pergerakan tenaga kerja menggunakan jarak yang dihasilkan dari rata-rata dari total jarak ibu kota kecamatan dengan ibu kota kabupaten untuk melihat kedekatan sumber tenaga kerja dari pusat kota.
Sumber : Hasil Analisa 2013
Hasil Analisa Kriteria Indikator Pasar
…Lanjutan
Kriteria ketersediaan pasar adalah jangkauan pelayanan pasar tradisional di Kabupaten Lumajang mencapai jarak jangkauan terjauh sebesar 5 km.
Analisa Deskriptif Kriteria Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang Indikator Pasar
Indikator Variabel Kriteria
Pasar Ketersediaan pasar
Menurut Dinas Pasar Kabupaten Lumajang, seluruh pasar di Kabupaten Lumajang termasuk dalam pasar tradisional dengan jangkauan pelayanan lokal (dalam lingkup Kabupaten) mencapai radius 5 km.
Sumber : Hasil Analisa 2013
Hasil Analisa Kriteria Indikator Prasarana
…Lanjutan Analisa Deskriptif Kriteria Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang Indikator Prasarana
Indikator Variabel Kriteria
Prasarana Ketersediaan pelayanan Jaringan listrik
Berdasarkan standart teknis pelayanan jaringan listrik PT. PLN (Persero) unit Kabupaten Lumajang, jangkauan pendistribusian jaringan SUTR 20kV memiliki jangkauan maksimal 60 km dari Gardu induk. Sedangakan untuk jangkauan pendistribusian jaringan tegangan rendah 220V jangkauan maksimal 1,5 km dari lokasi trafo menuju pelanggan.
Ketersediaan pelayanan Jaringan telepon
Berdasarkan standart teknis pelayanan jaringan telepon PT. Telkom Kabupaten Lumajang, jangkauan pendistribusian jaringan telepon maksimal 7 km dari lokasi BTS menuju pelanggan.
Ketersediaan pelayanan Jaringan air bersih
Berdasarkan standart teknis pelayanan jaringan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lumajang, jangkauaan pelayanan air bersih maksimal 11 km dari titik sumber mata air.
Ketersediaan pelayanan Jaringan jalan
Berdasarkan Permenperin No. 35/M-IND/PER/3/2010 Tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri, menjelaskan jaringan jalan yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan industri adalah jaringan jalan yang memiliki klasifikasi jalan yang tinggi yaitu jalan arteri dan kolektor dengan jangkauan koridor 5 km.
Sumber : Hasil Analisa 2013
Lokasi yang terlayani jaringan listrik dalam radius 1,5 km dari titik trofo.
Lokasi yang terlayani jaringan telepon dalam radius 7 km dari lokasi BTS.
Lokasi yang terlayani jaringan air bersih dalam radius 11 km dari titik sumber mata air.
Jaringan jalan yang sesuai untuk lokasi industri adalah jaringan jalan dengan fungsi jalan arteri dan kolektor, serta radius koridor jalan sejauh 5 km.
3. Analisa Bobot Prioritas kriteria Penentuan Alternatif Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang
Kuisioner AHP dari Responden yaitu pelaku industri
pengolahan pisang di kabupaten
Lumajang
Bobot prioritas dari masing-masing kriteria alternatif lokasi industri
pengolahan pisang di Kab. Lumajang
Menentukan besarnya bobot
prioritas dari tiap-tiap kriteria penentuan alternatif lokasi
industri pengolahan pisang di Kabupaten
Lumajang
Analisa AHP
Hasil Analisa AHP Kriteria dari Indikator Bahan Baku
…Lanjutan
Hasil Analisa Kriteria dari Indikator Fisik Tanah
Hasil Analisa AHP Kriteria dari Indikator Bahan Baku
Indikator Kriteria Bobot
Bahan Baku Kuantitas Bahan Baku 0.318 Kontinuitas Bahan Baku 0.572 Jarak Dengan Sumber Bahan Baku
0.110
Sumber : Hasil Analisa, 2013
Hasil Analisa AHP Kriteria dari Indikator Fisik Tanah
Indikator Kriteria Bobot
Fisik Tanah Topografi 0.212 Penggunaan Lahan 0.788
Sumber : Hasil Analisa, 2013
…Lanjutan Hasil Analisa AHP Kriteria dari Indikator Prasarana
Hasil Analisa AHP Kriteria dari Indikator Prasarana
Indikator Kriteria Bobot
Prasarana Ketersediaan Pelayanan Jaringan Listrik
0.377
Ketersediaan Pelayanan Jaringan Telepon
0.104
Ketersediaan Pelayanan Jaringan Air Bersih
0.323
ketersediaan pelayanan jaringan jalan
0.196
Sumber : Hasil Analisa, 2013
Hasil Analisa AHP Indikator Hasil Analisa AHP Indikator
Indikator Bobot
Bahan Baku 0.303 Fisik Tanah 0.064 Tenaga Kerja 0.201 Pasa 0.264 Prasarana 0.168
Sumber : Hasil Analisa, 2013
Struktur Hierarki Hasil Pembobotan dalam AHP
…Lanjutan
Tujuan Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang
(1,000)
Prasarana (0,168)
Fisik Tanah (0,064)
Tenaga Kerja
(0,201)
Pasar (0,264)
Bahan Baku (0,303)
Kuantitas Bahan Baku
Pisang (0,318)
Kontinuitas Bahan
Baku Pisang (0,572)
Topografi (0,212)
Penggunaan Lahan (0,788)
Ketersediaan
pelayanan Jaringan Listrik (0,377)
Ketersediaan
pelayanan Jaringan telepon (0,104)
Ketersediaan
pelayanan Jaringan air bersih (0,323)
Ketersediaan
pelayanan Jaringan
jalan (0,196)
Ketersediaan Tenaga
Kerja (1,000)
Ketersediaan Pasar (1,000)
Indikator
Jarak Dengan Sumber Bahan Baku
Pisang (0,110)
4. Analisa Penentuan Alternatif Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang Analisa Kesesuai Berdasarkan Kriteria Penentuan Alternatif Lokasi
Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang
Peta Kriteria
Peta Raster
Peta Reclass
Peta Kesesuaian
Poligon to Raster
Reclassify
Analisa Alternatif Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang
wighted sum
Peta Kesesuaian Overlay Peta Alternatif
Lokasi
Analisa Kesesuai Berdasarkan Kriteria Penentuan Alternatif Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang
…Lanjutan
– Bahan Baku
Kesesuaian Kuantitas Bahan Baku
Kesesuaian Berdasarkan Kriteria dari Indikator Bahan Baku
Indikator Variabel Kriteria Kesesuaian
Bahan Baku
Kuantitas bahan baku pisang
Hasil analisa (LQ>1) Sesuai Hasil analisa (LQ<1) Tidak Sesuai
Kontinuitas bahan baku pisang
Hasil analisa nilai pertumbuha positif (+) Sesuai Hasil analisa nilai pertumbuha negatif (-) Tidak Sesuai
Jarak Dengan Sumber Bahan Baku
Radius dekeatan dengan sumber bahan baku ≤ 9,5 km.
Sesuai
Radius dekeatan dengan sumber bahan baku > 9,5 km.
Tidak Sesuai
Sumber : Hasil Analisa 2013
…Lanjutan
Kesesuaian Kontinuiatas Bahan Baku
Kesesuaian Jarak dengan Sumber Bahan Baku
…Lanjutan – Fisik Tanah
Kesesuaian Topografi
Kesesuaian Berdasarkan Kriteria dari Indikator Fisik Tanah
Indikator Variabel Kriteria Kesesuaian
Fisik Tanah
Topografi
Ketinggian tanah ≤ 1000 meter dpl Sesuai Ketinggian tanah > 1000 meter dpl Tidak Sesuai
Penggunaan lahan penggunaan lahan: Rawa, semak belukar, padang rumput dan tegalan/lading.
Sesuai
penggunaan lahan: Pertanian, perkebunan, dan hutan.
Tidak Sesuai
Sumber : Hasil Analisa 2013
…Lanjutan
Kesesuaian Penggunaan Lahan
…Lanjutan – Tenaga Kerja
Kesesuaian Ketersediaan Tenaga Kerja
Kesesuaian Berdasarkan Kriteria dari Indikator Tenaga Kerja
Indikator Variabel Kriteria Kesesuaian
Tenaga Kerja
Ketersediaan tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja yang mencari kerja tiap kecamatan > 929 (rata-rata jumlah tenaga kerja yang mencari kerja kabupaten). Dengan radius pergerakan tenaga kerja ≤ 9,5 km.
Sesuai
Jumlah tenaga kerja yang mencari kerja tiap kecamatan < 929 (rata-rata jumlah tenaga kerja yang mencari kerja kabupaten). Atau radius pergerakan tenaga kerja > 9,5 km.
Tidak Sesuai
Sumber : Hasil Analisa 2013
…Lanjutan – Pasar
Kesesuaian Pelayanan Pasar
Kesesuaian Berdasarkan Kriteria dari Indikator Pasar
Indikator Variabel Kriteria Kesesuaian
Pasar
Ketersediaan pasar
Radius pelayanan ≤ 5 km. Sesuai Radius pelayanan > 5 km. Tidak Sesuai
Sumber : Hasil Analisa 2013
Kesesuaian Berdasarkan Kriteria dari Indikator Prasarana
Indikator Variabel Kriteria Kesesuaian
Prasarana Ketersediaan pelayanan Jaringan listrik
Radius pelayanan ≤ 1,5 km dari lokasi trafo menuju pelanggan.
Sesuai
Radius pelayanan > 1,5 km dari lokasi trafo menuju pelanggan.
Tidak Sesuai
Ketersediaan pelayanan Jaringan telepon
Radius pelayanan ≤ 7 km dari lokasi BTS menuju pelanggan.
Sesuai
Radius pelayanan > 7 km dari lokasi BTS menuju pelanggan.
Tidak Sesuai
Ketersediaan pelayanan Jaringan air bersih
Radius pelayanan ≤ 11 km dari titik sumber mata air.
Sesuai
Radius pelayanan > 11 km dari titik sumber mata air
Tidak Sesuai
Ketersediaan pelayanan Jaringan jalan
Tersedia jalan arteri dan kolektor dengan Radius pelayanan koridor ≤ 5 km.
Sesuai
Tidak tersedia jalan arteri dan kolektor dengan atau Radius pelayanan koridor jalan arteri dan kolektor ≤ 5 km.
Tidak Sesuai
Sumber : Hasil Analisa 2013
…Lanjutan – Prasarana
…Lanjutan
Kesesuaian Pelayanan Listrik
Kesesuaian Pelayanan Telepon
…Lanjutan
Kesesuaian Pelayanan Air Bersih
Kesesuaian Pelayanan Jaringan Jalan
Overlay
(Weigted
Sum)
Analisa Alternatif Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang
…Lanjutan
– Kesesuaian Lokasi Bahan Baku
…Lanjutan
– Kesesuaian Fisik Tanah
Overlay
(Weigted
Sum)
…Lanjutan
– Kesesuaian Prasarana
Overlay
(Weigted
Sum)
…Lanjutan – Kesesuaian Alternatif Lokasi Industri Pengolahan Pisang di
Kabupaten Lumajang
Overlay
(Weigted
Sum)
…Lanjutan – Alternatif Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang
Kesimpulan
Kesimpulan Kecamatan yang menjadi penghasil bahan baku pisang di Kabupaten Lumajang
adalah Kecamatan Tempursari, Pasrujambe, Senduro, Gucialit dan Ranuyoso. Kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang adalah: Bahan Baku :
Fisik tanah :
Tenaga kerja :
Pasar :
Prasarana :
– kriteria kuantitas adalah kecamatan dengan nilai LQ > 1. – Kriteria kontinuitas adalah kecamatan dengan nilai pertumbuhan positif (+). – Kriteria jarak dengan sumber bahan baku adalah ≤ 9,5 km.
– kriteria topografi antara 0-1000 mdpl. – Kriteria penggunaan lahan adalah selain permukiman, pertanian dan kawasan
konservasi. – Kriteria tenaga kerja adalah tersedianya tenaga kerja tiap kecamatan yang
mencari kerja dengan jumlah lebih dari rata-rata pencari kerja Kabupaten Lumajang, serta jangkauan pergerakan tenaga kerja ≤ 9,5 km.
– Kriteria pasar adalah ketersediaan pasar dengan jangkauan pelayanan maksimal 5 km.
– Kiteria pelayanan jaringan listrik dimana jangkauan pelayanan maksimal 1,5 km dari titik trafo.
– kriteria pelayanan jaringan listrik dimana jangkauan pelayanan maksimal 7 km dari lokasi BTS.
– kriteria pelayanan jaringan air bersih dimana jangkauan pelayanan maksimal 11 km dari titik sumber mata air.
– kriteria pelayanan jaringan jalan adalah jalan dengan fingsi jalan arteri dan kolektor dengan jangkauan koridor maksimal 5 km.
Bobot prioritas kriteria penentuan alternatif lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang dari hasil analisa AHP adalah:
Nilai bobot kriteria dari indikator bahan baku : – Bobot kritera kontinuitas bahan baku pisang (0,621), – Bobot kriteria kuantitas bahan baku pisang (0,270), – Bobot jarak dengan bahan baku (0,110) dengan nilai inkonsistensi 0,00.
Nilai bobot kriteria dari variabel fisik tanah : – Bobot kritera topografi (0,212), – Bobot kriteria penggunaan lahan (0,788), dengan nilai inkonsistensi 0,00.
Nilai bobot kriteria dari variabel prasarana : – Bobot kritera ketersediaan pelayanan jaringan listrik (0,376), – Bobot kritera ketersediaan pelayanan jaringan telepon (0,105), – Bobot kritera ketersediaan pelayanan jaringan air bersih (0,323), – Bobot kritera ketersediaan pelayanan jaringan jalan (0,196), dimana hasil analisa
dengan nilai inkonsistensi 0,00. Nilai bobot dari variabel :
– Bobot variabel bahan baku (0,299), – Bobot variabel fisik tanah (0,065), – Bobot variabel tenaga kerja (0,202), – Bobot variabel pasar (0,264), – Bobot variabel prasarana (0,171), dimana hasil analisa dengan nilai inkonsistensi 0,00.
…Lanjutan
Alternatif lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang terdapat di Kecamatan Ranuyoso tepatnya di Desa Ranuyoso, Ranubedali, Sumberpetung, Meninjo, Tegalbangsri, Wonoayu, Wateswetan, Waterkuon, Panawungan dan Jenggrong, di Kecamatan Tempursari tepatnya di Desa Pundungsari dan Desa Kaliuling, selain itu di Kecamatan Pasrujambe tepatnya di Desa Kertosari.
…Lanjutan
Adisasmita, Rahardjo. 2008. Pengembangan Wilayah : Konsep dan Teori. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Andri, Kuntoro Boga. 2009. Perbaikan Rantai Pasok Pisang Mas Kirana Dari Wilayah Agropolitan Seroja Di Lumajang, Jurnal Peniliti Kelompok Pengkaji Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian BPTP Jawa Timur. Jawa Timur.
Arief, Machyaruddin Muhizar. 2008. Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Jagung Berdasarkan Preferensi Pelaku Industri Kabupaten Jombang. Tugas Akhir Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Lumajang. 2009. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lumajang Tahun 2008-2028. Lumajang : Pemda Kabupaten Lumajang.
Badan Perencanaan Provinsi Jawa Timur. 2011. Pedoman Umum Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur 2011, Surabaya : Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Badan Perencanaan Provinsi Jawa Timur. 2009. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur 2009. Surabaya : Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Badan Pusat Statistik Jawa Timur. 2011. Kabupaten Lumajang Dalam Anggka 2011. Surabaya : Badan Pusat Statistik Jawa Timur.
Djojodipuro, Marsudi. 1992. Teori Lokasi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Farikha, Nida. 2007. Model Pengembangan Industri Pengolahan Berbasis Komoditas Pertanian Unggulan Di Kabupaten Jombang. Tugas Akhir Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Daftar Pustaka
Irawan, Andi. 2007. Kewirausahaan UKM Pemikiran dan Pengalaman. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Kountur. Ronny. 2005. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta : Penerbit PPM.
Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Paryono, Petrus. 1994. Sistem Informasi Geografis. Yogyakarta : Andi Offset Rustiadi, Ernan. 2007. Agropolitan : membangun ekonomi perdesaan. Bogor : Crestpent
Press. Salikin, Karwan. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Yogyakarta : Kanisius. Santoso, Imam. 2006. Pengantar Agroindustri. Malang : Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya. Shiddiq, Diar. 2011. Analisis multikriteria spasial Dalam penentuan ketersediaan lahan
sawah Di kabupaten cianjur. Tesis Program Studi Ilmu-ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, Institut Pertanian Bogor.
Sigit, Soehardi. 1987. Pengantar Ekonomi Perusahaan Praktis. Yogyakarta : Armurrita Soekarawi. 1995. Pembangunan Pertanian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Soetrisno, Loekman. 2002. Paradikma Baru Pembangunan Pertanian. Yogyakarta :
Kanisius. Suyanti. 2008. Pisang, Budi Daya, Pengolahan, dan Prospek Pasar. Jakarta : Penebar
Swadaya
…Lanjutan
Tambunan, Tulus. 2009. UMKM di Indonesia. Jakarta : Ghalia Indonesia. Tarigan, Herlina. 2007. Peningkatan Nilai Tambah Melalui Pengembangan Agroindustri
Pisang di Kabupaten Lumajang, Jurnal Ekonomi Pertanian. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor.
Tarigan, Robinson, 2004. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : Bumi Aksara. Thoha, Mahmud. 1998. Dampak Persetujuan Putaran Uruguai-GATT terhadap Industri
Kecil dan Menengah. Jakarta : UI press. Wibowo, Adi. 2009. Model Perencanaan Wilayah Terbangun dengan SMCA (Studi Kasus Di
Kota Serang), Jurnal Peniliti Departemen Geografi FMIPA Universitas Indonesia. Jakarta.
Yogiswara, Yoko. 2007. Penentuan Alternatif Lokasi Industri Pengolahan Padi Kabupaten Jember. Tugas Akhir Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
…Lanjutan
Top Related