BAB I
Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Sejarah Pendidikan Kesehatan
Usaha pendidikan kesehatan di Indonesia sudah dimulai secara sederhana pada
zaman Hindia Belanda. Pada tahun 1942 Dr.Heidrich disponsori yayasan Rockefeller
mengadakan pendidikan mengenai hal cacing. Ia menyadari bahwa pendidikan
kesehatan dapat digunakan untuk membantu usaha kesehatan. Pada tahun 1970
diseluruh Indonesia baru terdapat 4 orang ahli pendidikan kesehatan masyarakat dengan
latar belakang pendidikan luar negeri yang berijazah “Master of Public Health” (MPH).
Pada tahun 1974, unit-unit yang ada ditingkat propinsi mulai mengembangkan aktivitas,
fasilitas, maupun tenaga pendidik kesehatan masyarakat.
Pada tahun 1975, FKM UI menghasilkan tenaga dibidang ini disebut tenaga
spesialis pendidikan kesehatan. Setelah tahun 1978, dengan membuka program
pendidikan kesehatan Sarjana Kesehatan Masyarakat. Kemudian diikuti oleh perguruan
tinggi lainnya yaitu UNHAS, UNDIP, USU, dan lain-lain.
Definisi Pendidikan Kesehatan
Berikut ini akan dikemukan beberapa pengertian pendidikan kesehatan yang
dikemukakan oleh para ahli pendidikan kesehatan dalam berbagai pengertian,
tergantung pada sudut pandang masing-masing :
- Wood (1926) mengemukakan bahwa pendidikan kesehatan sebagai sekumpulan
pengalaman yang mendukung kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang
berhubungan dengan kesehatan individu, masyarakat dan ras.
- Nyswander (1947) yang dikutip oleh Notoatmodjo (1997) menyatakan bahwa
pendidikaan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, BUKAN
proses pemindahan materi dari seseorang ke orang lain dan BUKAN pula
seperangkat prosedur.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Hal ini dapat dilihat dari definisi yang dikemukakan :
“Pendidikan kesehatan suatu proses perubahan pada diri seseorang yang
dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat. Pendidikan
kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat
prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi
sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis
yang didalam nya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek
baru yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat.”
Tujuan Pendidikan Kesehatan
♣ Secara umum tujuan dari pendidikan kesehatan masyarakat ialah mengubah
perilaku individu di bidang kesehatan. Tujuan ini dapat diperinci lebih lanjut dalam
bentuk:
1. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat.
2. Mendorong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan
kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
3. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan
kesehatan.
♣ Secara Operasional Tujuan Pendidikan Kesehatan
1. Agar penderita memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatan
(dirinya), keselamatan lingkungan dan masyarakatnya.
2. Agar setiap orang melakukan langkah-langkah positif dalam hal mencegah
penyakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi parah, dan mencegah
keadaan ketergantungan melalui rehabilitasi cacat yang disebabkan oleh
penyakit.
3. Agar setiap orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi dan
perubahan-perubahan sistem dan cara memanfaatkannya dengan efisien.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
4. Agar setiap orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan
bagaimana caranya, tanpa selalu meminta pertolongan kepada sistem pelayanan
yang normal.
Peran Pendidikan Kesehatan dalam Kesehatan Masyarakat
Berdasarkan urutan besarnya pengaruh terhadap kesehatan tersebut adalah sebagai
berikut:
Peran Pendidikan Kesehatan dalam Faktor Lingkungan,
Mencangkup lingkungan fisik, social, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya.
Perilaku masyarakat yang tidak dapat memelihara fasilitas kesehatan yang
dibangun oleh berbagai pihak serta tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Maka, perlu pendidikan kesehatan, agar mereka dapat memanfaatkannya
sebagimana mestinya.
Peran Pendidikan Kesehatan dalam Perilaku
Pendidikan kesehatan ialah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan
perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Kesehatan bukan hanya
disadari (knowledge) dan disikapi (attitude), melainkan harus
dikerjakan/dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari (practice).
Peran Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan
Dalam rangka perbaikan kesehatan masyarakat, pemerintah Indonesia dalam hal
ini Departemen Kesehatan telah menyediakan fasilitas kesehatan masyarakat
dalam bentuk PUSKESMAS. Namun pemanfaatan Puskesmas belum optimal.
Peran Pendidikan Kesehatan dalam Faktor Hereditas
Orang tua, khusunya ibu adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan
status kesehatan kepada anak-anak mereka. Orang tua yang sehat dan gizinya
baik akan mewariskan kesehatan yang baik pula kepada anaknya.
Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari dimensi tingkat
pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat
pencegahan (five levels of prevention) dari (leavel and clark), yaitu sebagai berikut:
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Promosi kesehatan (Health promotion)
. Promosi kesehatan dilakukan melalui intervensi pada host/tubuh orang
misalnya makan makanan bergizi seimbang, berperilaku sehat, meningkatkan kualitas
lingkungan untuk mencegah terjadinya, dan lain-lain.
Perlindungan khusus (Specific protection)
Perlindungan khusus dilakukan melalui tindakan tertentu misalnya imunisasi
atau proteksi pada bahan industri berbahaya dan bising . Melakukan kegiatan kumur-
kumur dengan larutan flour untuk mencegah terjadinya karies pada gigi, dan
perlindungan khusu penyakit lainnya.
Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early diagnosis and prampt treatment)
Pembatasan cacat (Disability limitation)
Rehabilitasi (Rehabilitation).
Prinsip-Prisnsip Pendidikan Kesehatan
1) Peranan Pendidikan Kesehatan
Ketika dilakukan penelitian perilaku mempunyai kontribusi yang lebih besar.
Lewreance Green menjelaskan bahwa perilaku dilatarbelakangi oleh tiga factor pokok,
yakni factor predisposisi, factor pendukung, dan factor yang memperkuat atau
mendorong. Pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha untuk menyediakan kondisi
psikologis dari sasaran agar perilaku sesuai dengan tuntunan nilai-niai kesehatan.
2) Pengertian Pendidikan Kesehatan
Pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan. Kegiatan belajar
mempunyai ciri-ciri, yaitu kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu,
kelompok, dan masyarakat yang sedang belajar, baik actual maupun potensial,
perubahan didapatkan karena kemampuan yang berlaku untuk waktu yang lama, dan
perubahan terjadi karena usaha serta disadari, dan bukan karena kebetulan.
Hukum-Hukum Dasar Dalam Pendidikan
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Hukum-hukum berdasarkan kepada perkembangan manusia, antara lain:
1. Teori Empirisme
Bahwasannya, hasil pendidikan dan perkembangan tergantung pada
pengalaman-pengalaman yang diperoleh anak didik selama hidupnya
2. Teori nativisme
Nativisme melihat pendidikan sebagai sesuatu yang membiarkan anak
bertumbuh berdasarkan pembawaannya.
3. Teori naturalism
Dikemukakan oleh Jan jack Rousseau, yang berpendapat bahwa semua manusia
akan lahir dalam keadaan baik, tetapi buruk karena manusia itu sendiri.
4. Teori Konvergensi
Teori yang mengawinkan teori empirisme dan nativisme, bahwa perkembangan
anak itu tidak hanya semata-mata ditentukan oleh pembawaan atau lingkungan
saja, melainkan kedua factor tersebut saling menentukan perkembangan anak.
Sub Bidang Keilmuan Pendidikan Kesehatan
Perbedaan strategi dan pendekatan berakibat dikembangkannya berbagai mata
pelajaran atau sub disiplin ilmu sebagai bagian dari pendidikan kesehatan, yaitu antara
lain:
1. Komunikasi Kesehatan
Diperlukan untuk mengkondisikan factor-faktor predisposisi dan memberikan
informasi-informasi kesehatan yang efektif.
2. Dinamika Kelompok
Diperlukan untuk mengkondisikan factor-faktor predisposisi perilaku kesehatan
yang dikuasai oleh petugas kesehatan.
3. Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat (PPM)
Masyarakat harus mampu untuk mengorganisasikan komunitasnya sendiri untuk
berperan serta dalam penyediaan fasilitas-fasilitas. Maka, para petugas kesehatan
harus dibekali ilmu pengetahuan dan pengorganisasian masyarakat (PPM).
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
4. Pemasaran Sosial Jasa Bidang kesehatan
Dalam pemasaran social diperlukan intervensi pada factor-faktor pendukung dan
factor-faktor pendukung melalui dalam perubahan perilkau masyarakat.
5. Pendididkan dan Pelatihan
Ditengah-tengah masyarakat petugas kesehatan menjadi panutan masyarakat
dibidang kesehatan. Oleh karena itu, petugas kesehatan harus memperoleh
pendidikan kesehatan dan petugas lain harus memperoleh pelatihan khususnya
tentang kesehatan dan ilmu perilaku.
6. Teknologi Pengembangan Media Promosi Kesehatan
Fungsi media dalam pendidikan adalah sebagi alat peraga untuk menyampaikan
informasi atau pesan-pesan tentang kesehatan.
7. Perencanaan dan Evaluasi Promosi Kesehatan
Tujuan program pendidikan sebagai indicator keberhasialan dari program
pendidikan kesehatan untuk perubahan sikap dan perilaku sasaran yang
memerlukan pengukuran khusus.
8. Antropologi Kesehatan
Untuk melakukan pendekatan perilaku, petugas kesehatan harus menguasai
berbagai macam latar belakang masyarakat yang bersangkutan.
9. Sosiologi Kesehatan
Latar belakang, stuktur social, dan ekonomi mempunyai pengaruh terhadap
perilaku kesehatan masyarakat.
10. Psikologi Sosial
Untuk memahami perilaku individu, kelompok, maupun maysarakat dalam
perspektif perilaku masyarakat, maka psikologi social yang sangat diperlukan.
BAB II
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Teori Proses Belajar
♠ Pengertian Belajar
Pendidikan tidak terlepas dari proses pendidikan . Pendidikan dilihat secara
makro sedangkan pengajaran (proses belajar) dilihat secara mikro. Menurut konsep
Amerika, pengajaran diperlukan untuk memperoleh keterampilan yang dibutuhkan
manusia dalam hidup bermasyarakat. Belajar pada hakikatnya adalah penyempurnaan
potensi atau kemampuan pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam
hubungan manusia dengan dunia luar dan hidup bermasyarakat. Akan tetapi menurut
konsep Eropa arti belajar itu agak sempit, hanya mencakup menghapal, mengingat, dan
mereproduksi sesuatu yang dipelajari.
1) Ciri-ciri Kegiatan belajar
Seseorang dapat dikatakan belajar apabila di dalam dirinya terjadi perubahan
dari tidak tahu menjadi tahu. Kegiatan belajar mempunyai ciri-ciri :
♣ Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang
sedang belajar, baik actual maupun potensial.
♣ Perubahan tersebut pada pokoknya didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku
untuk waktu yang relative lama.
♣ Perubahan-perubahan terjadi karena usaha, bukan karena proses kematangan.
Pendapat ini didukung oleh Hilgard, yang disarikan oleh Pasaribu, dan
Simanjuntak, yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan
dan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila
oleh pertumbuhan atau keadaan sementara, misalnya kelelahan atau karena obat-obatan.
2) Beberapa Teori Proses Belajar
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Perkembangan teori proses belajar yang ada dapat dikelompokkan ke dalam dua
kelompok besar, yakni:
Ő Teori stimulus berpangkal pada psikologi asosiasi dirintis oleh John Locke
dan Herbart. Didalam teori ini apa yang terjadi pada diri subjek belajar merupakan
rahasia atau biasa disebut sebagai black fox.Teori ini tidak memperhitungkan factor
internal yang terjadi pada diri subjek belajar.
Ő Teori proses belajar yang kedua sudah memperhitungkan factor internal
maupun eksternal. Pertama, teori transformasi yang berlandaskan pada psikologi
kognitif. Selanjutnya dijelaskan bahwa belajar dimulai dari kontak individu dengan
dunia luar.
1. Teori Belajar Gestalt
Beranggapan, bahwa setiap fenonema terdiri dari suatu kesatuan esensial yang
melebihi jumlah dari unsur-unsurnya. Para ahli psikologi Gestalt menyimpulkan
bahwa seseorang dikatakan belajar apabila memperoleh pemahaman dalam
situasi yang problematika. Pemahaman tersebut ditandai dengan adanya:
Suatu perubahan yang tiba-tiba keadaan yang tak berdaya menjadi keadaan yang
mampu menguasai atau memecahkan masalah atau problema.
Adanya retensi yang baik
Adanya peristiwa transfer. Pemahaman yang diperoleh dari situasi, dibawa, dan
dimanfaatkan atau ditransfer ke dalam situasi lain yang mempunyai pola atau
struktur yang sama atau hampir sama secara keseluruhan (bukan detailnya).
2. Teori Asosiasi
Dirintis oleh John Lock dan Herbart. Menurut teori ini belajar adalah mengambil
tanggapan-tanggapan dan menggabung-gabungkan tanggapan dengan jalan
mengulang-ngulang. Tanggapan yang telah ada saling berhubungan, dan
menggabungkan dengan tanggapan lama. Konsekuensi dari teori ini adalah
pengajar harus sebanyak mungkin memberikan stimulus (S) kepada subjek
belajar untuk menimbulkan respons (R). Makin banyak terjalin S dan R, maka
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
makin mendalam orang mempelajari sesuatu, dan makin banyak S maka makin
banyak R.
3. Teori Belajar Sosial (Social Learning)
Teori Belajar Tiruan NE. Miller dan J.Dollard
Mereka berpendapat bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil belajar.
Prinsip psikologi belajar ada 4, yaitu dorongan (drive), isyarat (cue), tingkah laku balas
(response), dan ganjaran (reward). Lebih lanjut mereka membedakan adanya 3 macam
mekanisme tingkah laku tiruan:
Tingkah Laku Sama ( Same Behavior)
Tingkah laku yang terjadi apabila dua orang yang bertingkah laku berespon
sama terhadap rangsangan atau isyarat yang sama
Tingkah Laku Tergantung ( Matched Dependent Behavior)
Tingkah laku yang timbul dalam interaksi antara dua pihak, dimana salah satu
mempunyai kelebihan dari pihak lain.
Tingkah Laku Salinan ( Copying Behaviour)
Tingkah laku salinan peniru bertingkah laku atas dasar isyarat yang berupa
tingkah laku yang diberikan oleh model.
Teori Belajar Sosial dari A. Bandura dan RH. Wolter
Menyatakan bahwa tingkah laku tiruan adalah suatu bentuk asosiasi dari
rangsang dengan rangsangan lain. Penguat (reinforcement) memang memperkuat
tingkah laku balas (response), tetapi dalam proses belajar social hal ini tidak terlalu
penting. Menurut A. Bandura dan RH. Wolter, pengaruh pada tingkah laku model
terhadap tingkah laku peniruini dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Efek modeling,
Yaitu peniru melakukan tingkah laku-tingkah laku baru melalui asosiasi
sehingga sesuai dengan tingkah laku model.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
2. Efek menghambat dan penghapus hambatan,
Yaitu dimana tingkah laku yang tidak sesuai dengan tingkah laku model yang
dihambat timbulnya sedangkan tingkah laku yang sesuai dengan tingkah laku
model dihapuskan hambatannya sehingga timbul tingkah laku yang dapat
menjadi nyata.
3. Efek kemudahan,
Yaitu tingkah laku yang sudah pernah dipelajari oleh peniru lebih mudah
muncul kembali dengan mengamati tingkah laku model.
3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar
Beberapa ahli pendidikan, antara lain J.Guilbert, mengelompokkan factor-faktor
yang mempengaruhi proses belajar kedalam 4 kelompok besar, yakni:
- Factor materi : Belajar pengetahuan dan belajar sikap atau keterampilan akan
menentukan perbedaan proses belajar.
- Faktor lingkungan : Dikelompokkan menjadi dua, yaitu lingkungan fisik dan
lingkungan social.
- Faktor instrumental : Terdiri dari alat perangkat keras seperti perlengkapan
belajar, dan alat-alat peraga. Instrumental dirancang sedemikian rupa untuk
memperoleh proses belajar yang efektif.
- Faktor kondisi individual subjek belajar : Dibedakan kedalam kondisi fisiologis
seperti kekurangan gizi, pancaindera. Sedangkan, kondisi psikologis misalnya
intelijensi, pengamatan, daya tangkap, dan motvasi.
4) Proses Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan
Promosi kesehatan merupakan proses pendidikan yang tidak lepas dari proses
belajar. Di dalam belajar mencakup hal-hal berikut:
a. Latihan
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Latihan adalah penyempurnaan potensi tenaga-tenaga yang ada dngan
mengulang-ngulang aktivitas tertentu. Latihan adalah suatu perbuatan pokok
dalam kegiatan belaja, sama halnya dengan pembiasaan.
b. Menambah/Memperoleh Tingkah Laku Baru
Proses belajar terjadi suatu peralihan dari potensi keaktivitasan. Peralihan dari
potensi keaktivitasan berlaku secara subjektif, maksudnya bahwa kesanggupan
yang ada pada subjek menjadi aktif (misalnya potensi bercakap-cakap menjadi
tindakan bercakap-cakap).
5) Proses Belajar Orang Dewasa
Pendidikan kesehatan masyarakat merupakan salah satu bentuk pendidikan
orang dewasa. Hasil pendidikan orang dewasa adalah perubahan kemampuan,
penampilan atau perilakunya. Agar pesan-pesan pendidikan dapat dipahami oleh orang
dewasa dan dapat mempunyai dampak perubahan perilaku adalah dengan memilihkan
metode belajar mengajar dengan tepat. Dengan mengetahui kebutuhan kelompok
sebagai subyek pendidikan orang dewasa, maka dapat menentukan strategi dan susunan
belajar dan mengajar yang tepat. Hasil akhir yang dinilai dalam pendidikan orang
dewasa adalah apa yang diperoleh sasaran belajar, bukan apa yang dilakukan oleh
pelatih atau faslitator belajar.
Verner dan division yang dikutip oleh Lunardi mengidentifikasikan adanya
enam factor yang dapat menghambat proses belajar pada orang dewasa yakni :
1. Dengan bertambahnya usia, titik dekat penglihatan atau titik terdekat yang data
dilihat secara jelas mulai bergerak jauh.
2. Dengan bertambahnya usia, titik jauh penglihatan atau titik terjauh yang dapat
dilihat secara jelas mulai berkurang.
3. Makin bertambah usia, makin besar pula jumlah penerangan yang diperlukan
dalam situasi belajar.
4. Makin bertambah usia, persepsi kontras cenderung kearah merah daripada
spectrum.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
5. Makin bertambah usia, kemampuan menerima suara makin menurun.
6. Makin bertambah usia, kemampuan untuk membedakan bunyi makin
mengurang.
6) Prinsip-Prinsip Belajar
1. Prinsip 1
Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi didalam diri si pelajar yang
diaktifkan oleh individu itu sendiri.
2. Prinsip 2
Belajar adalah proses yang melakukan penggalian ide-ide yang berhubungan
dengan diri sendiri dan masyarakat sehingga pelajar dapat menentukan kebutuhan dan
tujuan yang dicapai.
3. Prinsip 3
Belajar adalah konsekuensi dari pengalaman. Seseorang menjadi bertanggung
jawab ketika ia diserahi tanggung jawab.
4. Prinsip 4
Belajar adalah proses kerja sama dan kolaborasi. Kerja sama akan memperkuat
proses belajar. Orang pada hakikatnya senang saling bergantung dan saling membantu.
5. Prinsip 5
Belajar adalah evolusi, bukan proses revolusi karena perubahan perilaku
memerlukan waktu dan kesabaran.Pendidikan kesehatan tidak dapat diperoleh dengan
segera, tidak boleh tergesa-gesa, dan memerlukan kesabaran dan ketekunan.
6. Prinsip 6
Belajar terkadang merupakan suatu proses menyakitkan. Perubahan perilaku
sering menghendaki perubahan perbuatan atau kebiasaan yang sangat menyenangkan
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
dan sangat berharga bagi dirinya, yang mungkin harus melepaskan sesuatu yang
menjadi hidup atau pegangan hidupnya.
7. Prinsip 7
Belajar adalah proses emosinal dan intelektual. Belajar dipengaruhi oleh
keadaan individu secara keseluruhan. Bila seseorang dalam keadaan kalut, iklim proses
belajar harus diciptakan sedemikian rupa agar tercipta situasi hidup, gembira, dan tidak
terlalu formal.
8. Prinsip 8
Belajar bersifat individu dan unik. Setiap orang memilki gaya belajar dan
keunikan sendiri dalam belajar. Tiap individu dapat memperoleh pengalaman belajar
sesuai keunikan dan gaya masing-masing.
7) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Orang Dewasa
1. Faktor Kebebasan
2. Faktor Tanggung Jawab
3. Faktor Pengambilan Keputusan Sendiri
4. Faktor Pengaruh Diri Sendiri
5. Faktor Psikologis
6. Faktor Fisik
7. Faktor Motivasi
8) Gaya Belajar Orang Dewasa
Menjadi fasilitator dalam proses belajar orang dewasa tidaklah mudah, sebab
mereka merupakan orang-orang yang sudah terbentuk. Misalnya saja, mahasiswa yang
merasa bosan dan kadang-kadang lesu, sebab bahan yang mereka terima tidak sesuai
atau tidak relevant dengan minat dan kebutuhan mereka. Padahal menurut penilaian
dosen bahan yang dipilih telah sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Agar mahasiswa mudah untuk menguasai bahan yang disampaikan oleh dosen, dosen
diharapkan terampil untuk:
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
a. Memulai Diskusi
b. Menyediakan Informasi
c. Meningkatkan partisipasi
d. Menentukan Kriteria dan Rambu-rambu
e. Menengahi Perbedaan
f. Mengkoordinasikan dan Menganalisis Informasi
g. Memberi Ringkasan atau Rangkuman
9) Prinsip dan Proses Metode Training
Training merupakan kegiatan yang direncanakan, dilaksanakan secara sistematis
dan metodis, dan dievaluasi secara tuntas. Dalam pelaksanaan training selain materi dan
metodenya, perlu pula diperhatikan prinsip, proses, dan pendekatan yang akan
digunakan.
Prinsip Training
- Belajar Dari Pengalaman
- Melibatkan Emosi dan Budi
- Melalui Kebersamaan dan Kerja Sama
- Melihat Dalam Menemukan Sendiri Relevansi Training
Proses Training
Ω Siap dan bersedia meninjau pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan, dan
keterampilan serta berusaha untuk mengubahnya.
Ω Mengenal kekuatan-kekuatan yang mendukung tejadinya perubahan serta
mengambil langkah yang positif.
Ω Merumuskan perubahan yang mereka inginkan.
Ω Dapat mempraktekkan aspek-aspek yang telah dirubah baik selama training
maupun dalam hidup dan kerja mereka.
Ω Dapat mengintegrasikan perubahan-perubahan dalam kerangka hidup dan
pengembangan diri dan profesinalisme.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Beberapa pendekatan dalam training anatara lain:
- Ekshortatif, yaitu dengan memberi intruksi, pengarahan, dan ceramah
kepada peserta.
- Pendekatan ilmiah, yaitu dengan menyampaikan kepada peserta, konsep,
teori, hasil penelitian dibidang penegtahuan, sikap, perilaku, kecakapan, dan
keterampilan.
- Pendekatan terjun langsung, yaitu dengan menempatkan peserta pada pusat
kejadian dan keadaan.
Metode Training
Metode training adalah cara yang ditempuh dan langkah-langkah yang diambil
untuk mencapai tujuan tujuan training, baik secara keseluruhan maupun persesi. Pada
pokoknya, metode training dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah metode
untuk mengawali training. Bagian kedua adalah metode untuk pengolahan sesi-sesi
dalam training, sedangkan bagian ketiga adalah metode untuk penutupan training.
- Metode Pada Babak Awal : Metode untuk mengawali training meliputi
perkenalan dan pemanasan atau ice breaking.
- Metode Babak Tengah : Pengolahan acara training, baik untuk
menyampaikan seluruh training maupun tiap-tiap sesi pada pokoknya
metode pengolahan sesi.
- Metode Informatif : Menyampaikan informasi, penjelasan, data, fakta, dan
pemikiran.
- Metode Partisipatif : Melibatkan peserta dalam pengolahan materi training,
bentuknya berupa pada pernyataan (statement), curah pendapat
(brainstorming), audio visual, dan lain-lain.
- Metode Eksperensial : Metode yang memungkinkan peserta untuk
terlibatdalam penuh pengalaman untuk belajar sesuatu daripada nya.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
BAB III
Prinsip Pendidikan, Pengembangan, dan Penggunaan Media Pendidikan
♠♠ Pendahuluan
Pendidikan kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu sehingga
diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran. Pendidikan
kesehatan juga merupakan suatu proses yang mempunyai masukan (input) dan keluaran
(output). Suatu proses pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor. Agar
mencapai hasil yang optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerja sama secara
harmonis.
♠♠ Metode Pendidikan Kesehatan
Berikut ini diuraikan beberapa metode pendidikan individual, kelompok, dan
massa (public) :
1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan)
Bertujuan untuk membina perilaku baru atau membina seseorang yang
mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar penggunaan
metode pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau
alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru
tersebut.
Bentuk pendekatan ini antara lain :
Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and counceling)
Dengan metode ini, kontak antara klien dengan petugas lebih intensif
sehingga setiap masalah klien dapat diteliti dan dibantu penyelesaiannya.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Akhirnya, klien dengan sukarela dan sadar serta penuh pengertian akan
menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).
Wawancara (Interview)
Tujuan metode ini adalah untuk menggali informasi mengapa ia tidak
atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau tidak terhadap
perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan
diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila
belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2. Metode Pendidikan Kelompok
Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran.
Kelompok Besar
Apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk
kelompok besar ini antara lain :
a) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
b) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar ialah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau
beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap
hangat di masyarakat.
Kelompok Kecil
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Apabila peserta kegiatan kurang dari 15 orang. Metode yang cocok untuk
kelompok kecil antara lain :
a) Diskusi kelompok
b) Curah pendapat (Brain storming)
c) Bola salju (Snow balling)
d) Kelompok-kelompok kecil (Buzz group)
e) Memainkan peran (Role play)
f) Permainan simulasi (Simulation game)
3. Metode Pendidikan Massa
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat
terhadap suatu inovasi awareness dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada
perubahan perilaku. Pada umumnya, bentuk pendekatan ini tidak langsung. Biasanya
menggunakan atau melalui media massa. Berikut ini beberapa contoh metode yang
cocok untuk pendekatan massa :
Ceramah umum (public speaking)
Pidato-pidato/ diskudi tentang kesehatan melalui media elektronik.
Simulasi.
Sinetron
Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun
tanya jawab/konsultasi tentang kesehatan dan penyakit.
Billboard yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dsb.
Alat Bantu/Peraga/Media Pendid ikan Kesehatan
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
1. Pengertian
Penyusunan alat peraga dalam menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran.
didasarkan pada prinsip bahwa pengetahuan pada manusia diterima atau ditangkap
melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu
maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengetahuan yang diperoleh. Intinya, alat
peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu
objek sehingga mempermudah pemahaman.
Setiap alat peraga mempunyai intensitas yang berbeda-beda dalam membantu
permasalahan seseorang. Elgar Dale membagi alat peraga tersebut menjadi 11 macam
dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut dalam sebuah
kerucut.
Kerucut Edgar Dale
Dari kerucut tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pendidikan benda asli
(lapisan paling dasar) mempunyai intensitas yang paling tinggi untuk mempersepsikan
bahan pendidikan dibandingkan dengan kata-kata (lapisan paling atas). Jelas bahwa
penggunaan alat peraga merupakan pengalaman salah satu prinsip proses pendidikan.
Manfaat Alat Bantu Pendidikan
Secara terperinci, manfaat alat peraga antara lain sebagai berikut :
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Menimbulkan minat sasaran pendidikan.
Mencapai sasaran yang lebih banyak.
Membantu dalam mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman.
Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang
diterima kepada orang lain.
Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para
pendidik.
Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.
Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih
mendalami, dan akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik.
Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.
Macam-Macam Alat Bantu Pendidikan
Pada garis besarnya, hanya ada 3 macam alat bantu pendidikan, yaitu :
Alat bantu lihat (visual aids), berfungsi membantu menstimulasi indera mata
(penglihatan) pada waktu terjadinya proses pendidikan. Alat ini ada 2 bentuk :
a) Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip, dsb.
b) Alat yang tidak diproyeksikan, misalnya gambar peta (2 dimensi),
dan bola dunia (3 dimensi).
Alat bantu dengar (audio aids), berfungsi membantu menstimulasi indera
pendengaran pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan. Misalnya,
piring hitan, radio, pita suara, dsb.
Alat bantu lihat-dengar (audio-visual aids/AVA), seperti televisi dan video
cassette.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Menurut pembuatan dan penggunaannya, alat peraga dibedakan menjadi 2 macam, yaitu
:
Alat peraga yang complicated (rumit), seperti film, slide, dsb yang
memerlukan listrik dan proyektor.
Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri dengan bahan
yang mudah didapat, seperti karton, kaleng bekas, kertas koran, dsb.
a) Contoh alat peraga sederhana
Di rumah tangga, seperti leaflet, model buku bergambar,
benda-benda yang nyata (buah-buahan), dsb.
Di masyarakat umum, misalnya poster, spanduk, leaflet,
boneka wayang, dsb.
b) Ciri alat peraga sederhana
Ciri-ciri alat peraga kesehatan yang sederhana antara lain :
Mudah dibuat.
Bahan-bahannya dapat diperoleh dari bahan-bahan lokal.
Mencerminkan kebiasaan, kehidupan, dan kepercayaan
setempat.
Ditulis (digambar) dengan sederhana.
Memakai bahasa setempat dan mudah dimengerti oleh
masyarakat.
Memenuhi kebutuhan-kebutuhan petugas kesehatan dan
masyarakat.
2. Sasaran yang Dicapai Alat Bantu Pendidikan
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Menggunakan alat peraga harus didasari pengetahuan tentang sasaran
pendidikan yang akan dicapai alat peraga tersebut.
Yang perlu diketahui tentang sasaran, antara lain :
a) Individu atau kelompok.
b) Kategori-kategori sasaran, seperti kelompok umur, pendidikan,
pekerjaan, dsb.
c) Bahasa yang mereka gunakan.
d) Adat-istiadat serta kebiasaan.
e) Minat dan perhatian.
f) Pengetahuan dan pengalaman mereka tentang pesan yang akan
diterima.
Tempat memasang (menggunakan) alat-alat peraga
a) Di dalam keluarga, antara lain di dalam kesempatan kunjungan rumah,
waktu menolong persalinan dan merawat bayi, atau menolong orang
sakit, dsb.
b) Di masyarakat, misalnya pada waktu perayaan hari-hari besar, arisan-
arisan, pengajian, dsb, serta dipasang juga di tempat-tempat umum yang
stategis.
c) Di instansi-instansi, antara lain puskesmas, rumah sakit, kantor-kantor,
sekolah-sekolah, dsb.
Alat-alat peraga tersebut sedapat mungkin dapat dipergunakan oleh :
a) Petugas-petugas puskesmas/kesehatan.
b) Kader kesehatan.
c) Guru-guru sekolah dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
d) Pamong desa.
3. Merencanakan dan Menggunakan Alat Peraga
Sebelum membuat alat peraga, kita harus merencanakan dan memilih alat peraga
yang paling penting dan tepat untuk digunakan. Untuk itu perlu diperhatikan antara lain
hal-hal sebagai berikut.
Tujuan yang hendak dicapai
Tujuan pendidikan
Menanamkan pengetahuan/pengertian, pendapat dan konsep-konsep.
a) Mengubah sikap dan persepsi.
b) Menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru.
Tujuan penggunaan alat peraga
Alat peraga dapat digunakan, yaitu :
a) Sebagai alat bantu dalam latihan/penataran/pendidikan.
b) Untuk menimbulkan perhatian terhadap suatu masalah.
c) Untuk mengingatkan suatu pesan/informasi.
d) Untuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur, tindakan.
4. Persiapan Penggunaan Alat Peraga
Sebelum menggunakan alat peraga sebaiknya petugas mencoba terlebih dahulu
alat-alat yang masih dalam bentuk kasar atau draft, sebelum diproduksi seluruhnya. Test
ini berguna untuk mengetahui sejauh mana alat peraga tersebut dapat dimengerti oleh
sasaran pendidikan. Cara melakukan test tersebut antara lain sebagai berikut :
Merencanakan terlebih dahulu tes pendahuluan untuk suatu media yang akan
diproduksi.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Menentukan pokok-pokok yang akan dipesankan dalam media tersebut.
Menentukan gambar-gambar pokok atau simbol-simbol yang disesuaikan dengan
ciri-ciri sasaran.
Memperlihatkan alat peraga/media tersebut kepada sasaran tercoba.
Memperlihatkan kepada sasaran tercoba :
a) Apakah mereka mengalami kesukaran dalam memahami pesan-pesan, kata-kata,
dan gambar-gambar di dalam media tersebut.
b) Menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti.
c) Mencatat komentar-komentar dari sasaran tercoba.
d) Melakukan perbaikan alat peraga (media) tersebut.
Mendiskusikan alat yang dibuat tersebut dengan orang lain (teman-teman) atau
dengan para ahli.
5. Cara Mempergunakan Alat Peraga
Cara mempergunakan alat peraga sangat tergantung pada jenis alatnya. Di
samping itu juga dipertimbangkan faktor sasaran pendidikannya. Dan yang lebih
penting adalah bahwa alat yang digunakan harus menarik sehingga menimbulkan minat
para pesertanya. Pada waktu menggunakan AVA hendaknya memperhatikan hal-hal
berikut ini :
Senyum adalah lebih baik, untuk mencari simpati.
Tunjukkan perhatian bahwa hal yang akan dibicarakan/ dipergunakan itu adalah
penting.
Pandangan mata hendaknya ke seluruh pendengar agar mereka tidak kehilangan
kontrol pihak pendidik.
Gaya bicara hendaknya bervariasi agar pendengar tidak bosan dan tidak mengantuk.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Ikut sertakan para peserta/pendengar dan berikan kesempatan untuk memegang dan
atau mencoba alat-alat tersebut.
Bila perlu berilah selingan humor, guna menghidupkan suasana, dsb.
6. Media Promosi Kesehatan
Disebut media promosi kesehatan karena alat-alat tersebut merupakan saluran
(channel) untuk menyampaikan informasi kesehatan dan digunakan untuk
mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien.
Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, media ini dibagi
menjadi 3, yakni media cetak, media elektronik, dan media papan.
Media Cetak
Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi,
diantaranya :
a) Booklet
b) Leaflet
c) Flyer
d) Flip chart (lembar balik
e) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah.
f) Poster.
g) Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan.
Media Elektronik, misalnya televise, radio, slide dan sebagainya.
Media Papan (Billboard), yaitu papan dipasang di tempat-tempat umum dapat
diisi dengan pesan-pesan kesehatan. Papan disini juga mencakup pesan-pesan
yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan
umum (bus dan taksi).
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
BAB IV
Strategi Promosi Kesehatan
A. Pengertian
Menurut Ottawa Charter, 1986 (Soekidjo, 2007)
Health promotion is the process of enabling people to increase control over and
improve their health. To reach a state of complete physical, mental, and social,
well-being, an individual or group must be able to identify and realize
aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the environment.
Promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan,
sikap, dan praktik kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki
lingkungan (baik fisik maupun nonfisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka. Strategi promosi kesehatan adalah cara untuk mencapai atau
mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien.
B. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan
Kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yaitu promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitative. Ahli lain hanya membaginya menjadi 2 aspek, yakni aspek
promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, serta aspek preventif dan kuratif
dengan sasaran kelompok orang yang berisiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok
yang sakit.
a) Promosi kesehatan pada aspek promotif
Sasaran promosi kesehatan pada aspek promotif adalah kelompok orang sehat.
Kelompok yang jumlahnya sekitar 80-85% dari populasi ini kurang mendapat
perhatian dalam upaya kesehatan masyarakat. Apabila jumlah ini tidak dibina
kesehatannya, maka jumlah ini akan meningkat. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
pada kelompok ini perlu ditingkatkan atau dibina agar tetap sehat atau lebih meningkat
lagi.
a) Promosi kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan
Pada aspek ini upaya promosi kesehatan mencakup 3 upaya/kegiatan,
yakni :
♦ Pencegahan tingkat pertama (Primary prevention)
♦ Pencegahan tingkat kedua (Secondary prevention)
♦ Pencegahan tingkat tiga (Tertiary prevention)
Ruang Lingkup Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan
Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi atau
pendidikan kesehatan, maka ruang lingkup promosi kesehatan ini dapat
dikelompokkan menjadi :
a) Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)
b) Promosi kesehatan pada tatanan sekolah
c) Promosi kesehatan di tempat kerja
d) Promosi di tempat-tempat umum
e) Fasilitas pelayanan kesehatan
Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan
Berdasarkan dimensi tingkat pelayanan kesehatan, promosi kesehatan
dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan (five levels of prevention)
dari Leavel and Clark.
a) Promosi kesehatan (Health promotion)
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
b) Perlindungan khusus (Specific protection)
c) Diagnosis dini dan pengeobatan segera (Early diagnosis and
prompt treatment)
d) Pembatasan cacat (Disability limitation)
e) Rehabilitas (Rehabilitation)
C. Visi dan Misi Promosi Kesehatan
Visi umum promosi kesehatan tidak terlepas dari Undang-Undang Kesehatan
No. 23/1992, maupun WHO, yakni meningkatnya kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya
sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial. Untuk mencapai visi tersebut, perlu
upaya-upaya yang harus dilakukan, dan inilah yang disebut “misi”. Misi pendidikan
kesehatan adalah upaya yang harus dilakukan untuk mencapai visi tersebut. Misi
promosi kesehatan secara umum dapat dirumuskan menjadi 3 butir.
Advokat (Advocate)
Melakukan upaya-upaya agar para pembuat keputusan atau penentu
kebijakan mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan
perlu didukung melalui kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan politik.
Menjembatani (Mediate)
Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan
sektor yang terkait dengan kesehatan. Dalam melaksanakan program-program
kesehatan perlu kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun
sektor lain yang terkait.
Memampukan (Enable)
Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka
mampu memelihara dan menigkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
D. Bentuk-Bentuk Strategi Promosi Kesehatan
Strategi Global (Promosi Kesehatan) Menurut WHO, 1984
a) Advokasi (Advocacy)
Tujuannya adalah agar para pembuat keputusan mengeluarkan kebijakan-
kebijakan yang menguntungkan kesehatan publik.
b) Dukungan sosial (Social support)
. Tujuannya adalah agar kegiatan atau program kesehatan tersebut memperoleh
dukungan dari para tokoh masyarakat (toma) dan tokoh agama (toga) yang akhirnya
dapat menjembatani antara pengelola program kesehatan dengan masyarakat.
c) Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)
Tujuannya adalah agar masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
♣ Strategi Promosi Kesehatan Berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter)
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa Canada tahun 1986
menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter) dan salah satunya rumusan strategi
promosi kesehatan yang dikelompokkan menjadi 5 butir.
a) Kebijakan berwawasan kesehatan (Healthy public policy)
Hal ini berarti bahwa setiap kebijakan yang dibuat oleh para pembuat, penentu,
pengembangan keputusan pembangunan di bidang apa saja harus mempertimbangkan
dampak kesehatannya bagi masyarakat.
b) Lingkungan yang mendukung (Supportive environment)
Kegiatan ini untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang
mendukung. Kegiatan ini ditujukan kepada para pemimpin organisasi masyarakat serta
pengelola tempat-tempat umum (public places).
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
c) Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient health service)
Memberdayakan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya
sendiri. Bentuk pemberdayaan masyarakat dalam pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan ini bervariasi, mulai dari terbentuknya lembaga swadaya masyarakat (LSM)
yang peduli terhadap kesehatan, baik dalam bentuk pelayanan maupun bantuan-bantuan
teknis (pelatihan), sampai dengan upaya-upaya swadaya masyarakat sendiri.
d) Keterampilan individu (Personal skill)
Masing-masing individu di dalam masyarakat seyogyanya mempunyai
pengetahun dan kemampuan yang baik terhadap cara-cara memelihara kesehatannya,
mengenal penyakit-penyakit dan penyebabnya, mampu mencegah penyakit, mampu
meningkatkan kesehatannya, dan mampu mencari pengobatan yang layak bilamana
mereka atau anak-anak mereka sakit.
e) Gerakan masyarakat (Community action)
Upaya mewujudkan derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsur-
unsur yang ada di masyarakat tersebut bergerak bersama-sama. Dengan perkataan lain,
meningkatkan kegiatan-kegiatan masyarakat dalam mengupayakan peningkatan
kesehatan mereka sendiri adalah wujud dari gerakan masyarakat (community action).
BAB V
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Metode dan Teknik Penyuluhan
A. Pengertian
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui teknik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau
mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk
dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat (Depkes, 2002). Pada umumnya
ada 4 faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat yaitu, fasilitas,
pengertian, persetujuan dan kemampuan.
Metode penyuluhan adalah suatu alat untuk menghantar materi dan pesan
kesehatan, yang berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan sasaran-sasaran. Sedangkan teknik penyuluhan adalah cara menggunakan
“alat” untuk menghantar materi atau pesan kesehatan.
B. Metode Penyuluhan/Promosi Kesehatan
♥ Berdasarkan Teknik Komunikasi
a. Metode penyuluhan langsung.
Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah, pertemuan diskusi (FGD),
pertemuan di balai desa, pertemuan di Posyandu, dll.
b. Metode yang tidak langsung.
Menyampaikan pesannya dengan perantara (media). Umpamanya publikasi
dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukan film, dsb.
♥ Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapai
a. Penyuluhan PERORANGAN
b. Penyuluhan KELOMPOK
c. Penyuluhan MASAL
C. Berdasarkan Indera Penerima
a. Metode MELIHAT/MEMPERHATIKAN
b. Metode PENDENGARAN
c. Metode “KOMBINASI”
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode dan teknik
promosi kesehatan adalah :
1. Tujuan yang ingin dicapai
2. Sarana dan prasarana
3. Waktu
4. Fasilitator/petugas
5. Besar kecilnya kelompok sasaran
♠ Penyuluhan Perorangan
Penyuluhan perorangan dapat dilakukkan melalui Kunjungan Rumah
(KR). Teknik yang dapat digunakan dalam melakukan metode penyuluhan ini
adalah wawancara atau tatap muka.
Pelaksanaan Kunjungan Rumah
Persiapan (P1)
1. Rapat tim PKMD desa membahas hasil pelaksanaan DKT
2. Mempelajadi kesimpulan DKT
3. Menetapkan sasaran
4. Menetapkan topik dan tujuan
5. Menyiapkan bahan-bahan dan media
6. Menentukan jadwal kunjungan
7. Menentukan petugas kunjungan rumah
8. Memikirkan kemungkinan tindak lanjut
Pelaksanaan (P2)
1. Salam, ucapkan salam, bina suasana, jelaskan maksud kedatangan, tunjukan
sikap ingin membantu dan katakan bahwa masalah keluarga dapat diatasi
bersama
2. Ajak Bicara, beri penjelasan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah dan gunakan alat peraga bila perlu, dan ajak keluarga ke pelayanan
kesehatan terdekat untuk mengatasi masalah
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
3. Jelaskan dan Bantu, jelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh
keluarga untuk mengatasi masalah, jika tidak dapat diatasi sendiri oleh
keluarga dapat dirujuk ke puskesmas.
4. Ingatkan, kepada keluarga untuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk
tindak lanjut masalah, dan buat perjanjian untuk bertemu kembali.
Evaluasi (P3)
Jika KR ditolak ?
1. Jangan berkecil hati dan memaksakan diri
2. Tetap bersikap ramah dan ajak orang yang disegani (RT, Kades dll) pada
kunjungan berikutnya
Jika KR diterima ?
1. Memperkenalkan diri dan bina suasana dan kepercayaan keluarga
2. Jelaskan maksud kedatangan
3. Jika ada permasalahan keluarga yang harus didiskusikan dalam DKT, minta
persetujuan terlebih dahulu. Jika tidak berkenan, cukup dibahas dalam KR
4. Berikan saran dengan halus jika diperlukan ke pelayanan kesehatan
Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam kunjungan rumah, yaitu :
1. Jelaskan maksud kedatangan anda
2. Sampaikan penjelasan yang sederhana, menarik dan sesuai kebutuhan keluarga
tersebut.
3. Simpulkan, ulangi dan tekankan pada poin yang perlu diingatkan
♠ Penyuluhan Kelompok
Salah satu bentuk dari penyuluhan kelompok adalah diskusi kelompok
terarah atau FGD (Focus Discussion Group). Diskusi kelompok terarah adalah suatu
proses komunikasi dua arah antara pemandu dengan peserta DKT yang terdiri dari
kader keluarga (kk) dan antara sesama peserta DKT.
Langkah-langkah Pelaksanaan Diskusi Kelompok Terarah
Persiapan (P1)
1. Rapat Tim PMKD
2. Pelajari masalah yang ada
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
3. Tentukan topik yang akan dibahas dalam DKT dan tujuannya
4. Tentukan pemandu, pencatat, dan pengamat
5. Buat kesepakatan jadwal pertemuan, tempat dan waktu
6. Siapkan media yang diperlukan
7. Kuasai materi yang akan dibahas dengan mengembangkan pertanyaan yang
akan diajukan
8. Merancang posisi duduk
Pelaksanaan (P2)
1. Salam dan ucapan terima kasih
2. Mulai dengan pembicaraan ringan
3. Rumuskan topin yang hendak dibahas dengan persetujuan peserta
4. Mulailah diskusi dan lakukan pemerataan perhatian terhadap semua peserta
5. Gunakan media untuk memperjelas informasi yang disampaikan
6. Rumuskan kesimpulan dan tindak lanjut dari diskusi kelompok
7. Buat perjanjian untuk pertemuan selanjutnya dan topik yang akan dibahas,
dan tutup pertemuan dengan mengucapkan terima kasih.
Penilaian(P3)
1. Langsung, pada saat DKT berlangsung dengan melihat pasrtisipasi peserta
dan kesimpulan yang dihasilkan
2. Tidak langsung, setelah DKT dengan melihat laporan pengamat
♠Penyuluhan Masa
Adapun ciri dari penyuluhan massa adalah komunikasi terjadi satu arah
dan kebanyakan dalam penyuluhan massa, peserta ada yang tidak kenal dengan
peserta yang lain.
Langkah-langkah Penyuluhan Massa
Persiapan (P1)
1. Analisa masalah kesehatan dan gizi di tingkat desa
2. Tentukan masalah yangakan ditanggulangi
3. Rumuskan tujuan dan sasaran
4. Menyiapkan materi dan isi pesan
5. Menentukan metode
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
6. Menyiapkan media
7. Membuat rencana pelaksanaan (waktu, tempat, dan pembicara)
8. Tokoh masyarakat/narasumber (misalnya yang berkhotbah di masjid)
9. Menentukan jangka waktu penyuluhan
Pelaksanaan (P2)
1. Peresmian oleh tokoh masyarakat yang disegani
2. Penyebarluasan pesan-pesan melalui media massa setempat, dapat dilakukan
secara serempak (multimedia) misalnya, pemutaran film kesehatan, koran,
poster, dan lain-lain
Penilaian (P3)
Keberhasilan penyuluhan dapat dinilai dengan menggunakan lembar
pertanyaan, lembar pengamatan, dan kuis. Dan unsur yang dinilai adalah
input dan proses.
Beberapa metode yang sering digunakan untuk penyuluhan (Notoatmojo,2007)
1. Curah Pendapat
2. Diskusi Pleno/Diskusi Kelompok
3. Peragaan/Demonstrasi
4. Penugasan (Kerja Perorangan/kelompok)
5. Tanya Jawab
6. Bermain peran (Role play)
7. Diskusi Panel (Terbuka/Tertutup)
8. Ceramah
BAB VI
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Persepsi dan Motivasi Sehat-Sakit
A. Persepsi Sehat-Sakit
Penyakit (disease) adalah suatu bentuk reaksi biologis terhadap suatu organisme,
benda asing atau luka (injury). Sedangkan, sakit (illness) adalah penilaian seseorang
(subjektif) terhadap penyakit sehubungan dengan pengalaman yang langsung
dialaminya. Berdasarkan batasan diatas tampak adanya perbedaan konsep sehat-sakit
yang kemudian akan menibulkan masalam konsep sehat-sakit dalam masyarakat.
Penyakit (disease)Tak hadir (not
present)Hadir (present)
Tak dirasa (not perceived) 1 2
Dirasa (perceived) 3 4
Pada area 1 menggambarkan bahwa seseorang seseorang tidak menderita
penyakit sekaligus tidak merasakan sakit. Dalam keadaan ini maka orang tersebut sehat
menurut konsep sehat (kacamata petugas kesehatan).
Pada area 2, seseorang ada penyakit secara klinis namun ia tidak merasa sakit.
Dari sinilah muncul konsep sehat masyarakat, yaitu sehat adalah orang yang dapat
bekerja dan menjalankan pekerjaannya sehari-hari, dan konsep sakit menurut
masyarakat dimana seseorang yang sudah tidak dapat bangkit lagi dari tempat tidurnya
dan tidak dapat mejalankan pekerjaan sehari-hari.
Pada area 3, seseorang tidak memiliki penyakit tetapi merasa sakit atau tidak
enak badan. Dalam kenyataannya, orang seperti ini sedikit. Hal ini mungkin karena
gangguan –gangguan psikis saja.
Pada area 4 menggambarkan seseorang memang menderita suatu penyakit dan ia
juga merasa sakit. Untuk meningkatkan area 4 ini diperlukan suatu koreksi terhadap
konsep sehat dan sakit.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Sakit (illness)
Elemen-elemen Pokok Perilaku Sakit
Empat elemen yang merupakan komponen dasar dalam perilaku sakit adalah
content (isi), sequence (urut-urutannya), spacing (jarak) dan variability (variabilitas
perilaku sakit). Dari ke-4 elemen ini dapat dikembangkan menjadi :
5 Konsep Analisis Perilaku Sakit
a. Shoping : Proses mencari beberapa sumber berbeda dari medical care untuk satu
persoalan.
b. Fragmentation : Proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan pada lokasi
yang sama.
c. Procastination : Proses penundaan pencarian pengobatan sewaktu gejala
dirasakan
d. Self medication : mengobati diri sendiri
e. Discontinuity : Proses menghentikan pengobatan
Tahap-tahap Pembuatan Keputusan
1. Tahap pengalaman/pengenalan gejala (the symptom experience).
2. Tahap asumsi peranan sakit ((the assumption of the sick role)
3. Tahap ketergantungan pasien (the dependent patient stage)
4. Tahap penyembuhan atau rehabilitasi (the recovery of rehabilitation)
B. Motivasi
Ada 3 komponen utama motivasi menurut Steer Porter (1995) yaitu :
1. Energizing, yaitu sesuatu yang mendorong atau menentukan tingkah laku
2. Directing, yaitu sesuatu yang membimbing atau menentukan tingkah laku
3. Maintaining/sustaining, yang memelihara dan menindaklanjuti tingkah laku.
Teori Hirarki Kebutuhan Manusia dari Maslow
Kebutuhan fisiologis (Phisiological needs),
Kebutuhan akan rasa aman (Safety needs), Kebutuhan sosial (Social needs)
Kebutuhan penghargaan (Esteem needs), dan Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self actualization needs).
BAB VII
Perilaku Pencarian Pelayanan Kesehatan
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
A. Pendahuluan
Masyarakat atau anggota masyarakat yang menderita penyakit dan tidak
merasakan sakit (disease but no illness) sudah barang tentu tidak akan bertindak apa-apa
terhadap penyakitnya tersebut, tetapi bila mereka diserang penyakit dan juga merasakan
sakit, maka baru akan timbul berbagai macam perilaku dan usaha, antara lain.
Pertama, tidak bertindak apa-apa (no action). Alasannya antara lain karena
kondisi yang demikian tidak mengganggu kegiatan atau kerja mereka sehari-hari.
Kedua, bertindak mengobati sendiri (self treatment), dengan alasan yang sama seperti
diuraikan diatas. Alasan tambahan dari tindakan ini adalah karena orang tersebut sudah
percaya pada diri sendiri, dan sudah merasa bahwa berdasarkan pengalaman-
pengalaman yang lalu usaha pengobatan sendiri sudah dapat mendatangkan
kesembuhan. Ketiga, mencari pengobatan kefasilitas pengobatan tradisional (traditional
remedy). Untuk masyarakat pedesaan khususnya, pengobatan tradisional ini masih
menduduki tempat teratas dibandingkan dengan pengobatan-pengobatan lainnya.
Keempat, mencari pengobatan dengan membeli obat-obat kewarung obat (chemist shop)
dan sejenisnya termasuk tukang-tukang jamu. Kelima, mencari pengobatan ke fasilitas-
fasilitas pengobatan modern yang di adakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga
kesehatan swasta yang dikategorikan kedalam balai pengobatan, puskesmas, dan rumah
sakit. Keenam, adalah mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang
diselenggarakan oleh para dokter praktek (privat medicine)
B. Kerangka Kerja Anderson dan Newman
Anderson dan Newman (1979) dalam Notoatmojo (1993) menyarankan bahwa
model penggunaan pelayanan kesehatan ini dapat membantu/memenuhi satu atau lebih
dari lima tujuan sebagai berikut :
1. Untuk melukiskan hubungan kedua belah pihak antara factor-faktor penentu
dari penggunaan pelayanan kesehatan.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
2. Untuk meringankan peramalan kebutuhan-kebutuhan masa depan terhadap
pelayanan kesehatan.
3. Untuk menentukan apakah ada atau tidak adanya pelayanan dari pemakaian
pelayanan kesehatan yang berat sebelah, dan lainnya.
C. Tujuan Berbagai Tipe Kategori Penggunaan Pelayanan Kesehatan
1. Model Demografi (kependudukan)
Dalam model ini tipe variable-variabel yang dipakai adalah umur, seks,
status perkawinan dan besarnya keluarga. Variable-variabel ini digunakan
sebagai ukuran mutlak atau indicator fisiologis yang berbeda dan siklus hidup
dengan asumsi bahwa perbedaan drajad kesehatan, drajad kesakitan dan
penggunaan pelayanan kesehatan sedikit banyak akan berhubungan dengan
variable diatas.
2. Model-model struktur social (social struktur model)
Di dalam model ini tipe variable yang dipakai adalah pendidikan,
pekerjaan dan kebangsaan. Variabel-variabel ini mencerminkan keadaan social
dari individu atau keluarga di dalam masyarakat. Maka mengingatkan akan
berbagai gaya kehidupan yang diperlihatkan oleh individu-individu dan keluarga
dari kedudukan social tertentu.
3. Model-model social Psikologis (psychalogocal models)
Dalam model ini tipe variable yang dipakai adalah ukuran dari sikap dan
keyakinan individu. Variable-variabel sosio-psikologis pada umumnya terdiri
dari empat kategori : Pengertian kerentanan terhadap penyakit, pengertian
keseluruhan dari penyakit, Keuntungan yang diharapkan dari pengambilan
tindakan dalam menghadapi penyakit, dan kesiapan tindakan individu.
4. Model Sumber Keluarga (family resourse models)
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Dalam model ini variable terikat yang dipakai adalah pendapat keluarga,
cakupan asumsi keluarga atau sebagai anggota suatu asuransi kesehatan dan
pihak yang membiayai pelayanan kesehatan keluarga dan sebagainya.
5. Model Sumber Daya Masyarakat (community resourse models)
Tipe model yang digunakan adalah penyediaan pelayanan kesehatan dan
sumber-sumber di dalam masyarakat, dan ketercapaian dari pelayanan kesehatan
yang tersedia dan sumber-sumber di dalam masyarakat.
6. Model-model organisme (organization models)
Dalam model ini variable yang dipakai adalah pencerminan perbedaan bentuk-
bentuk system pelayanan kesehatan. Biasanya variable yang digunakan adalah :
Gaya (style) praktek pengobatan (sendiri, rekanan, atau grup), Sifat (nature)
dari pelayanan tersebut (membayar langsung atau tidak),lLetak dari
pelayanan kesehatan (tempat pribadi, rumah sakit, atau klinik), dan petugas
kesehatan yang pertama kali kontak dengan pasien (dokter, perawat, asisten
dokter)
7. Model Sistem Kesehatan
Keenam kategori model penggunaan fasilitas kesehatan tersebut tidak
begitu terpisah, meskipun ada perbedaan dalam sifat (nature). Model system
kesehatan mengintegrasi keenam model terdahulu ke dalam model yang lebih
sempurna.).
8. Model Kepercayaan Kesehatan
Munculnya model ini didasarkan pada kenyataan bahwa problem-
problem kesehatan ditandai oleh kegagalan-kegagalan orang atau masyarakat
untuk menerima usaha-usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang
diselenggarakan oleh provider.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
BAB VIII
Sifat Umum dan Khusus Perilaku Manusia
A. Sifat Umum Perilaku Manusia
Perilaku manusia pada hakikatnya adalah proses interaksi individu dengan
lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup. Perilaku
diartikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. Dalam perilaku
terdapat hasil akhir yang dapat saling mempengaruhi antara berbagai gejala. Gejala
yang saling mempengaruhi dalam bentuk perilaku manusia tersebut antara lain :
1. Pengamatan
Yakni pengenalan objek dengan cara melihat, mendengar, meraba,membau, dan
megecap, yang dikenal dengan istilah ‘Modalitas Pengamatan’.
a. Penglihatan
Penglihatan digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :
1) Melihat bentuk yakni melihat objek yang berdimensi.objek-objek
penglihatan membentuk diri menjadi keseluruhan (gestalt) menurut
hukum-hukum tertentu yakni :
- Hukum keterdekatan (hal yang berdekatan adalah gestalt)
- Hukum Ketertutupan (hal yang tertutup adalah gestalt)
- Hukum Bersamaan (hal yang sama adalah gestalt)
2) Melihat dalam yakni melihat objek berdimensi tiga.
3) Melihat warna,dua hal penting mengenai warna secara psikologis yaitu :
- Nilai efektif warna, berpengaruh terhadap perilaku
masyarakat
- Nilai lambing warna, yang memerikan kesan tertentu kepada
seseorang sehingga melambangkan sifat tertentu.
b. Pendengaran
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Bunyi dan suara itu dapat kita golongkan atas dasar dua cara, yaitu:
1) Berdasarkan atas keteraturan dapat kita bedakan antara
- Gemerisik
- .Nada
2) Selanjutnya nada itu biasa dibeda-bedakan atas dasar:
- Tinggi rendahnya, yang tergantung kepada besar kecilnya
frekuensi
- Intensitasnya yang tergantung pada ampiltudonya
- Timbrennya yang tergantung pada kombinasi bermacam-
macam frekuensi dalam tinggi rendahnya suara
2. Perhatian
Adalah pemusatan energy psikis yang tertuju pada suatu objek. Beberapa macam
perhatian yakni :
a. Perhatian berdasarkan intensitasnya
- Perhatian intensif
- Perhatian tidak intensif
b. Perhatian berdasarkan cara timbulnya
- Perhatian spontan
- Perhatian disengaja
c. Perhatian berdasarkan luas objek yang dikenai perhatian
- Perhatian terpencar (distributive)
- Perhatian terpusat (konsentratif)
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat menarik perhatian yaitu :
a. Pandangan dari segi objek
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
b. Pandangan dari segi subjek
Dilihat dari subjek yang memperhatikan,hal-hal yang dapat menarik perhatian
adalah hal-hal yang berkaitan dengan kegemaran, kebutuhan, pekerjaan dan
sejarah hidup subjek itu sendiri.
3. Tanggapan
Yakni gambaran yang tertinggal dalam ingatan sebagai reaksi setelah
dilakukannya pengamatan.
Tanggapan dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
- Tanggapan masa lampau atau tanggapan ingatan
- Tanggapan masa datang atau tanggapan mengantisipasikan
- Tanggapan masa kini atau tanggapan representatif (tanggapan
mengimajinasikan)
Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan:
Tanggapan
Cara tersedianya objek disebut representative
Objek tidak ada pada dirinya sendiri tetapi ada (diadakan) pada diri subjek
yang menangkap
.Objek hanya ada pada dan untuk subjek yang menanggap
Terlepas dari unsur tempat, keadaan dan waktu
Pengamatan
.Cara tersedianya objek disebut persentasi
Objek ada pada dirinya sendiri
Objek ada pada setiap orang
Terikat pada tempat, keadaan dan waktu
4. .Fantasi
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Yakni daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan
pertolongan tanggapan-tanggapan yang ada, dan tanggapan baru itu tidak harus
dengan benda-benda yang ada.
Dapat pula fantasi itu dilukiskan sebagai fungsi yang memungkinkan
manusia untuk berorientasi dalam alam imajinasi melampaui dunia riil.
Secara garis besar fantasi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu:
Fantasi tidak sadar (tidak disengaja)
Fantasi disadari (disengaja)
Fantasi bersifat mengabstraksikan, kalau dalam berfantasi itu ada bagian-
bagian yang dihilangkan. Fantasi bersifat mendeterminasikan kalau dalam
berfantasi itu sudah ada semacam skema tertentu, lalu diisi dengan gambaran
lain. Fantasi bersifat mengkombinasikan kalau menggabungkan bagian dari
tanggapan yang satu dengan yang lainnya.
Relevansi fantasi dengan kehidupan manusia sehari-hari antara lain :
a) Fantasi memungkinkan orang menetapkan diri dalam hidup kepribadian
orang lain
b) Fantasi memungkinkan orang untuk menyelami sifat-sifat kemanusiaan pada
umumnya
c) Fantasi meyakinkan orang untuk melepaskan diri dari ruang dab waktu
d) Fantasi memungkinkan orang untuk melepaskan diri dan kesukaran yang
dihadapi
e) Fantasi memungkinkan orang untuk menciptakan sesuatu yang dikejar,
membentuk masa depan yang ideal dan berusaha merealisasikannya
5. Ingatan
Yaitu kemampuan untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan-
kesan. Ingatan yang baik yakni ingatan yang memiliki karakteristik, cepat, setia,
teguh, luas dan siap.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Proses ingatan ada 3 yakni :
1. Mencamkan
Menurut terjadinya, mencamkan itu dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
a. Mencamkan dengan sekehendak hati, dan
b. Mencamkan dengan tidak sekehendak
2. Mengingat dan lupa (retensi)
Hal yang diingat adalah hal yang tidak dilupakan dan hal yang dilupakan
adalah hal-hal yang tidak diingat (tidak dapat diingat kembali)
3. Reproduksi
Yaitu pengaktifan kembali hal-hal yang telah dicamkan. Dalam reproduksi
ada dua bentuk, yaitu:
a. Mengingat kembali (recall), dan
b. Mengenal kembali (recognition)
4. Asosiasi
Yaitu hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lainnya
dalam jiwa kita.
Adapun hukum-hukum asosiasi itu adalah sebagai berikut:
a.Hukum sama saat atau serentak
b.Hukum berurutan
c.Hukum kesamaan dan kesesuaian
d.Hukum berlawanan
e.Hukum sebab akibat
6. Berfikir
Bahwa berfikir itu adalah aktivitas, jadi subjek yang berfikir aktif,
a. Bahwa berfikir itu sifatnya ideasional
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Jadi berfikir merupakan proses dinamis yang dapat dilukiskan dengan
proses atau jalannya.Proses jalannya berfikir itu pada pokoknya ada tiga
langkah, yaitu:
a. Pembentukan pengertian
b. Pembentukan pendapat dan
c. Penarikan kesimpulan
7. .Perasaan
Macam-macam perasaan menurut Bigot (1950) yaitu :
a. Perasaan-perasaan jasmaniah (rendah):
Perasaan indriah
Perasaan vital
b. Perasaan-perasaan rohaniah
Perasaan intelektual
Perasaan kesusilaan
Perasaan Keindahan
Perasaan social
Perasaan harga diri
Perasaan Keagamaan
8. .Motif-Motif
Yaitu keadaan dalam pribadi orang yang mendorong untuk melakukan aktifitas-
aktifitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.
.Menurut Woodworth dan Marguis (1955) motif itu dapat dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu:
1) Kebutuhan-kebutuhan organic
2) Motif-motif darurat
3) Motif-motif objektif
Penggolongan lain didasarkan atas terbentuknya motif-motif itu, yaitu:
1) Motif-motif bawaan
2) Motif-motif yang dipelajari
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Berdasarkan atas jalarannya, yaitu:
1) Motif-motif ekstrinsik
2) Motif-motif intrinsik
Berdasarkan isi dan persangkutpautannya, yaitu:
1) Motif jasmaniah
2) Motif rohaniah
B. Sifat Khusus Individu
1. Teori Tipologi
a.Hipocrates Galenus
Mengungkapkan bahwa sifat yang ada pada manusia adalah seperti
halnya isi alam semesta ini yang terdiri dari tanah,air,udara, dan api,
maka pada manusia terdapat 4 macam cairan. Tipologi Hipocrates
Galenus yaitu :
- Melanchole
- Chole
- Phlegma
- Sanguis
b.Kretschmer
Berdasarkan penelitian Kretschmer ia menggolongkan manusia menjadi
4 macam yaitu :
- Tipe Picnic,dengan ciri khas pendek dan gemuk
- Tipe Leptosom,dengan ciri khas tinggi jangkung
- Tipe atletik,dengan ciri khas tubuh tampak selaras
- Tipe dis plastic,dengan ciri khusus yang merupakan
penyimpangan dari ketiga tipe sebelumnya
c.Sheldon
Sheldon menggolongkan manusia berdasarkan konstitusi dan
temperamennya yaitu :
1) Berdasarkan konstitusinya yakni :
- Tipe endomorfik,mirip dengan tipe picnic
- Tipe masomorfik,mirip dengan tipe atletik
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
- Tipe ektomorfik, mirip dengan tipe leptosome
2) Berdasarkan Temperamennya yakni :
- Tipe viscerotonik,cenderung santai dan gemar hiburan
- Tipe cerebrotonik.cenderung ragu-ragudan sosio-fobia
- Tipe somatotonik,sikap gagah dan perkasa
d.Spranger
Spranger berkeyakinan bahwa pada hakikatnya ada 2 macam roh, yakni
roh subjek dan roh subjektif
e.Freud
Menurut Sigmund Freud struktur kepribadian manusia terdiri dari 3
aspek yakni :
1. Das esadalah aspek biologi kepribadian
2. Das ich adalah aspek psikologi kepribadian
3. Das uber ich adalah aspek sosiologis kepribadian
2. Intellegensi
Menurut hasil penelitian telah dibuktikan bahwa angka korelasi
intelegensi dan prestasi belajar antara 0,50 artinya sebesar 25% dari keseluruhan
varian prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor intelegensi. Teori intelegensi
yakni :
a. Teori Spearman
b.Teori yang bersifat pragmatis
c.Teori faktor
d.Teori yang bersifat operasional
e.Teori fungsional
f.Pengukuran intelegensi
3.Bakat
Bakat merupakan kemampuan individu untuk melakukan sesuatu yang sedikit
sekali tergantung pada latihan mengenai hal tersebut (William B. Micheel).
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
BAB IX
Determinan dan Perubahan Perilaku
A. Konsep Perilaku
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Skiner
(1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau
reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dari sudut biologis, perilaku
adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati
secara langsung maupun tidak langsung (Sunaryo.2004).
Macam – macam Perilaku
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua:
1. Perilaku tertutup (covert behavior)
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup
(covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada
perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang
yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh
orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain
(Notoatmodjo, 2003).
Domain Perilaku
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Menurut (Notoatmodjo, 2003), meskipun perilaku adalah bentuk respon atau
reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam
memberikan respons sangat tergantung pada karekteristik atau faktor-faktor lain dari
orang yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi
beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan
respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku.
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seseorang
Menurut (Sunaryo.2004), perilaku dipengaruhi oleh faktor endogen dan faktor
eksternal, yaitu:
Faktor genetik atau faktor endogen
Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk
kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari dalam
diri individu (endogen), antara lain:
1. Jenis ras, setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik, saling
berbeda satu dengan lainnya.
2. Jenis kelamin, perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara
berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Perilaku pada pria
disebut maskulin, sedangkan perilaku wanita disebut feminin.
3. Sifat fisik, misalkan perilaku pada individu yang pendek dan gemuk
berbeda dengan individu yang memiliki fisik tinggi kurus.
4. Sifat kepribadian, perilaku individu tidak ada yang sama karena adanya
perbedaan kepribadian yang dimiliki individu, yang dipengaruhi oleh
aspek kehidupan seperti pengalaman,usia watak, tabiat, sistem norma,
nilai dan kepercayaan yang dianutnya.
5. Bakat pembawaan, bakat merupakan interaksi dari faktor genetik dan
lingkungan serta bergantung pada adanya kesempatan untuk
pengembangan.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
6. Inteligensi, Ebbinghaus mendefinisikan inteligensi adalah kemampuan
untuk membuat kombinasi. Dari batasan tersebut dapat dikatakan bahwa
inteligensi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu
Faktor eksogen atau faktor dari luar individu
1. Faktor lingkungan. Lingkungan disini menyangkut segala sesuatu
yang ada disekitar individu, baik fisik, biologis maupun sosial.
Ternyata lingkungan sangat berpengaruh terhadap perilaku individu
karena lingkungan merupakan lahan untuk perkembangan perilaku.
2. Pendidikan. Proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya
melibatkan masalah perilaku individu maupun kelompok.
3. Agama. Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk ke
dalam konstruksi kepribadian seseorang sangat berpengaruh dalam
cara berpikir, bersikap, beraksi, dan berperilaku individu.
4. Sosial ekonomi, telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu
lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang adalah
lingkungan sosial.
5. Kebudayaan. Ternyata hasil kebudayaan manusia akan
mempengaruhi perilaku manusia itu sendiri.
Faktor Determinan Perilaku
Pada dasarnya faktor determinan perilaku manusia sulit ditentukan, namun
secara garis besarnya ada tiga yakni :
1. Fisik
2. Psikis
3. Social
Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti
pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi sikap dan
sebagainya.Gejala kejiwaan ditentukan oleh berbagai factor diantaranya
Factor pengalaman
Keyakinan
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Sarana fisik
Sosio budaya masyarakat
Teori yang berhubungan dengan determinan perilaku.
1. Teori Laurence Green
Green menganalisis prilaku manusia dari tingkat kesehatan. Menurut Green
kesehatan individu maupun masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu
Factor perilaku (behaviour cause).
Factor diluar perilaku (non-behaviour cause)
Selanjutnya, prilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain :
a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang
terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan,
nilai-nilai, dan sebagainya.
b. Faktor-faktor pendukung ( enebling factors), yang terwujud
dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya
fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya
puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan
sebagainya.
c. Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud
dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain,
yang merupakan kelompok referensi dari perilaku
masyarakat.
2. Teori Snehandu B. Kar
Kar menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku itu
merupakan fungsi dari :
a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau
perawatan kesehatannya (behaviour intention)
b. Dukungan social dari masyarakat sekitarnya (social-support)
c. Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas
kesehatan ( accessibility of information)
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
d. Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan
atau keputusan (personal autonomy)
e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak
(action situation).
3. Teori WHO
Tim kerja dari WHO mengenalisis bahwa yang menyebabkan seseorang
itu berprilaku tertentu karena adanya 4 alasan pokok pemikiran dan perasaan
(thought and feeling) yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap,
kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objek.
a. Pengetahuan
b. Kepercayaan
c. Sikap
d. Orang penting sebagai referensi
e. Sumber-sumber daya
f. Perilaku normal, kebiasaan yang umumnya disebut kebudayaan.
B. Teori Perubahan Perilaku
Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks sehingga kadang-
kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerap-kan perilaku
tertentu. Karena itu amat penting untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu,
sebelum ia mampu mengubah perilaku tersebut.
1. Health Belief Model
Model perilaku ini dikembangkan pada tahun 50-an dan didasarkan atas
partisipasi masyarakat pada program deteksi dini tuberculosis. Analisis terhadap
berbagai faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada program tersebut
kemudian dikembangkan sebagai model perilaku. Health belief Model didasarkan atas 3
faktor esensial ;
Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari
suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehata
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya
merubah perilaku
Perilaku itu sendiri.
Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan
dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan
sarana & petugas kesehatan.
Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang
dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang di
tawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomen-dasikan perubahan
perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa.
1. Teori S-O-R:
Perubahan perilaku didasari oleh: StimulusOrganismeRespons.
Perubahan perilaku terjadi dengan cara meningkatkan atau memperbanyak
rangsangan (stimulus)
Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui proses pembelajaran (learning
process).
Materi pembelajaran adalah stimulus.
Proses perubahan perilaku menurut teori S-O-R.:
a. Adanya stimulus (rangsangan): Diterima atau ditolak
b. Apabila diterima (adanya perhatian) mengerti (memahami) stimulus.
c. Subyek (organisme) mengolah stimulus, dan hasilnya:
Kesediaan untuk bertindak terhadap stimulus (attitude)
Bertindak (berperilaku) apabila ada dukungan fasilitas (practice)
2. Teori “Dissonance” : Festinger
Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara
sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil (conssonance).
Apabila terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang
tersebut akan terjadi ketidak seimbangan (dissonance).
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Jika stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya dan melakukannya)
maka berarti terjadi perilaku baru (hasil perubahan), dan akhirnya
kembali terjadi keseimbangan lagi (conssonance).
Rumus perubahan perilaku menurut Festinger:
Pentingnya Stim xJml kog dis
Dissonance:---------------------------------------------------
Pentingnya Stim x Jml kog con
Terjadinya perubahan perilaku karena adanya perbedaan elemen kognitif yang
seimbang dengan elemen tidak seimbang.Contoh: Seorang ibu hamil memeriksakan
kehamilannya terjadi karena ketidak seimbangan antara keuntungan dan kerugian
stimulus (anjuran perikasa hamil).
3. Teori fungsi: Katz
Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab itu stimulus
atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek).
Prinsip teori fungsi:
a. Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subyek)
b. Perilaku merupakan pertahanan diri dalam mengahadapi lingkungan (bila
hujan, panas)
c. Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons terhadap
gejala sosial)
d. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi.(marah,
senang)
4. Teori “Driving forces”: Kurt Lewin\
a. Perilaku adalah keseimbangan antara kekuatan pendorong (driving forces)
dan kekuatan penahan (restraining forces), dimana :
Kekuatan pendorong meningkat, kekuatanpenahan tetap.
Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.
Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
b. Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidak seimbangan antara kedua
kekuatan tersebut.
c. Kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan perilaku.
C. Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku
1. Perubahan alamiah (natural change),
2. Perubahan terencana (planned change),
3. Kesiapan berubah (Readiness to change).
D. Strategi Perubahan Perilaku
Inforcement:
1. Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaan, dan atau menggunakan
peraturan atau perundangan.
2. Menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, tetapi untuk sementara (tidak
langgeng)
Education:
1. Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai dari
pemberian informasi atau penyuluhan-penyuluhan.
2. Menghasilkan perubahan perilaku yang langgeng, tetapi makan waktu lama.
E. Cara-cara Perubahan Perilaku
Untuk mencapai perubahan perilaku, ada beberapa cara yang bias ditempuh,
yaitu :
1. Dengan Paksaaan.
2. Dengan memberi imbalan.
3. Dengan membina hubungan baik.
4. Dengan menunjukkan contoh-contoh.
5. Dengan memberikan kemudahan.
6. Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi
BAB X
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Ranah Perilaku
Menurut Skiner (1938), seorang ahli psokologi, dalam Soekidjo (2007),
perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar).
Ki Hajar Dewantoro, seorang tokoh pahlawan pendidikan nasional Indonesia,
membagi ranah (kawasan) perilaku menjadi cipta (kognisi), rasa (emosi), dan karsa
(konasi). Ketiga ranah perilaku ini harus dikembangkan secara seimbang agar terbentuk
lah manusia yang seutuhnya.
Benyamin Bloom (1908), seorang ahli psikologi pendidikan, dalam Winkel
(1996), membagi perilaku dalam tiga domain, yaitu:
a. Ranah kognitif (Cognitive domain)
b. Ranah afektif (Affective domain)
c. Ranah psikomotor (Psychomotor domain)
A. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan (ranah kognitif) merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan merupakan hasil dari
proses pengindraan seseorang terhadap objek tertentu. Pengindraan tersebut meliputi
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan rabaan.
1. Proses Adopsi Perilaku
Penelitian Rogers (1983) mengungkapkan bahwa adopsi perilaku baru pada
diri seseornag melalui beberapa proses sebagai berikut:
Awarness (kesadaran), menyadari dan mengetahui keberadaan objek (stimulus).
Interest, mulai tertarik kepada stimulus.
Evaluation, menimbang-nimbang terhadap baik atau tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Trial, telah mencoba perilaku baru.
Adoption, telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan
sikapnya terhadap stimulus.
Namun, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan
perilaku tidak selalu melalui rangkaian proses di atas.
Perilaku yang dilandasi pengetahuan dan kesadaran akan berlangsung lama
(langgeng), sedangkan perilaku yang dilakukan tanpa disertai pengetahuan dan
kesadaran akan berlangsung tidak dalam jangka waktu yang lama.
2. Tingkatan Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif
Enam tingkatan di dalam domain kognitif menurut Sukidjo (1993), yaitu:
Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk juga di dalamnya yaitu mengingat kembali (recall). Ini
merupakan tingkatan yang paling rendah.
Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar dan tepat mengenai materi yang telah diketahui, serta dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar pula. Hal itu mencakup kegiatan menjelaskan, memberikan
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya.
Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari ke dalam kondisi sebenarnya (kehidupan nyata).
Analisis (analysis)
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada
keterkaitan satu sama lain.
Sintesis (synthesis)
Sintesis diartikan sebagai kemampuan umtuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Atau dengan kata lain
yaitu kemampuan untuk menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan, dan
sebagainya dari rumusan materi yang telah ada atau telah diterima.
Evaluasi (evaluation)
Evaluasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menilai materi yang telah
diterima dan telah diproses.
Pengukuran terhadap tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian.
B. Sikap (Attitude)
Menurut Newcomb, seorang ahli psokologi sosial, sikap merupakan pelaksana
motif tertentu. Sikap merupakan respon atau reaksi yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus, belum berupa reaksi terbuka atau tingkah laku yang nampak . Sikap
merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap stimulus sebagai suatu penghayatan
terhadap stimulus tersebut.
1) Komponen Pokok Sikap
Kepercayaan atau keyakinan
Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
Kecenderungan untuk bertindak
2) Tingkatan Sikap
Menerima (reseiving), berarti subjek bersedia dan memperhatikan stimulus
yang diberikan.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Merespon (responding), berarti menjawab apabila ditanya, dan
menyelasaikan tugas yang diberikan.
Menghargai (valuing), berarti mengajak orang lain untuk mengerjakan
atau mendiskusikan suatu masalah terkait stimulus yang diberikan.
Bertanggung jawab (responsible), berarti menerima segala risiko atas
segala sesuatu yang telah dipilih atau diputuskan.
Pengukuran terhadap sikap dapat dilakukan secara langsung dan atau tidak
langsung. Secara langsung yaitu dengan menanyakan langsung melalui lisan kepada
responden mengenai sikapnya terhadap suatu kondisi yang ingin kita ketahui.
Sementara secara tidak langsung yaitu dengan pernyataan-pernyataan tertulis yang
berisi pilihan (misalnya: sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju).
C. Praktik atau Tindakan (Practice)
Untuk terwujudnya sikap menjadi tindakan, diperlukan beberapa faktor
pendukung, di antaranya yaitu fasilitas dan dukungan dari orang-orang terdekat.
Tingkatan tindakan meliputi:
a. Persepsi (Perception), yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan
dengan tindakan yang akan diambil.
b. Respon Terpimpin (Guided response), yaitu melakukan sesuatu dengan urutan
yang benar sesuai dengan contoh.
c. Mekanisme (Mechanism), berarti telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, dan sudah menjadi kebiasaan.
d. Adaptasi (Adaptation), adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dengan
baik, sudah mengalami modifikasi dengan tanpa mengurangi kebenaran dari
tindakan tersebut.
Pengukuran terhadap tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung dengan
wawancara mengenai kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau
bulan yang lalu. Serta dapat juga dilakukan secara langsung dengan mengobservasi
tindakan atau kegiatan responden (Glazn, 1996).
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
BAB XI
Langkah- Langkah Mengenal Masalah Perilaku
A. Langkah Pertama: Mengenal Masalah
Yaitu menentukan masalah apa yang akan dikembangkan dalam penyuluhan.
B. Langkah Kedua: Mengenal Penyebab Masalah
Setelah diketahui dengan jelas apa masalah yang akan dikembangkan, maka
kita harus mengetahui dengan jelas apa penyebab dari masalah tersebut.
C. Langkah Ketiga: Mengenal Sifat Masalah
Yang dimaksud dengan sifat masalah yaitu beratnya masalah, luasnya masalah,
bermusim atau tidaknya masalah, dan prioritasnya masalah.
D. Langkah Keempat: Mengenal Perkembangan Masalah
Perkembangan masalah ialah urutan kejadian sampai munculnya masalah.
E. Lengkah Kelima: Mengenal Kebiasaan
Mengenal kebiasaan, maksudnya ialah menganalisis hubungan antara
perkembangan masalah dengan kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan masyarakat.
Kemudian akan diketahui kebiasaan apa saja yang mendukung timbulnya masalah.
F. Langkah Keenam: Mengenal Sebab Kebiasaan
Maksud dari mengenal kebiasaan yaitu mengenali alasan atau penyebab
mengapa masyarakat memiliki kebiasaan seperti itu.
G. Langkah Ketujuh: Rumuskan Perilaku yang Diharapkan
Maksudnya ialah merumuskan perilaku yang diharapkan, yaitu perilaku yang
dapat mengurangi atau mencegah terulangnya masalah yang ada sekarang.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
H. Langkah Kedelapan: Mengenal Hambatan
Yaitu mengenali atau mempelajari apa saja hambatan yang mungkin terjadi
dalam proses mengubah perilaku sasaran (masyarakat).
I. Langkah Kesembilan: Mengenal Hal-Hal yang Mendorong
Yaitu mengenali atau mempelajari hal-hal apa saja yang mungkin akan
mempermudah atau mendukung proses perubahan perilaku sasaran (masyarakat).
J. Langkah Kesepuluh: Mengenal Hasil-Hasil Sampingan
Yaitu mengenali dan menentukan hal apa saja yang akan menjadi dampak dari
perubahan perilaku yang dianjurkan kepada sasaran. Gunanya ialah untuk mencegah
munculnya masalah-masalah baru sebagai akibat dari perubahan perilaku.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
BAB XII
Diffusion Of Innovation
1) Pendahuluan
Banyak inovasi promosi kesehatan yang gagal karena adanya kesenjangan
diantara titik dimana pengembangan inovasi berakhir dan perencanaan difusi dimulai.
2) Pengertian
Inovasi adalah sebagai suatu ide/gagasan, tindakan atau barang yang dianggap
baru oleh seseorang atau asepter (penerima). Difusi adalah sebagai suatu proses dimana
yang disebarkan dapat diterima melalui saluran tertentu pada anggota sistem sosial
dalam waktu yang tidak dapat ditemukan. 4 elemen pokok dalam proses difusi daripada
inovasi yaitu :
1. The Innovation ( Inovasinya sendiri)
2. Communication channels (cara komunikasi yang digunakan)
3. Time ( waktu tertentu yang digunakan)
4. A social system (individu-individu sebagai anggota sosial)
Sifat – sifat atau ciri – ciri inovasi yang menentukan kecepatan difusi antara
lain : relative advantage, compability, complexity, triability, observability, impact on
social relation, reversibility, communicability, time required, risk and uncertainty,
commitment required, dan modifiabikity.
Commuciation Channel
Cara komunikasi ada dua yaitu,
a. Komunikasi massa : komunikasi yang dilakukan terhadap sasaran yang
jumlahnya amat besar (massa), dengan mempergunakan media massa seperti
TV, radio, film. Surat kabar, majalah dan sejenisnya.
b. Komunikasi interpersonal : komunikasi langsung dengan berhadap – hadapan,
yang dapat dilakukan terhadap sasaran perorangan ataupun sasaran kelompok.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Cara dan saluran komunikasi yang dipakai, tergantung pada tujuan yang ingin
dicapai dan jumlah sasaran.
Time ( waktu tertentu yang digunakan )
Dalam proses difusi pada elemen waktu ini mencakup 3 (tiga) yaitu :
a. Waktu yang diperlukan oleh seseorang mulai dikenal suatu inovasi (awaress)
sampai menerima (adaption) atau menjolak (rejection) inovasi tersebut.
b. Cepat lambatnya seseorang menerima inovasi. Berdasarkan kecepatan dalam
menerima inovasi, masyarakat dapat dikelompokkan menjadi 5 kategori :
Kelompok innovator (pelopor), kelompok early adopter (penerima dini),
kelompok early majority (penerima awal), kelompok late majority (penerima
akhir), kelompok laggard (penolakan).
c. Proses adopsi. Adalah proses yang dialami seseorang mulai berkenalan dengan
suatu inovasi sapai yang bersangkutan menerima (adopsi) atau menolak inovasi
tersebut.
Proses Adopsi mempunyai 5 tahap (Rogers,1983) yaitu :
Sekedar tahu (awareness)
Tertarik (interet)
Penilaian (evaluasi)
Percobaan (trial)
Menerima (adoption)
The innovation – Decison Proccess
Mengingat adanya protes yang banyak dikemukakan oleh para ahli, maka teori
Everett M. Rogers, 1993 mengemukakan teori “ The Innovation Decision Process” yang
terdiri dari 5 (lima) tahap sebagai berikut :
1) Pengertian (Knowledge)
Pada tahap ini individu diperkenalkan kepadanya, maka dalam diri individu lalu
memperoleh pengertian tentang inovasi tersebut.
2) Persuasi (Percuasion)
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Setelah mengenal dan mempunyai sedikit pengertian tentang inovasi yang
diperkenalkan kepadanya, maka dalam diri individu tersebut akan tumbuh sikap
positif atau negatif terhadap inovasi tersebut.
3) Pengambilan Keputusan (Decision)
Sesudah individu mempunyai sikap positif atau negatif, amak individu tersebut
sampai pada tahap harus memutuskan, apakah ia menerima atau menolak
inovasi tersebut.
4) Implementasi (Implementation)
Pada tahap ini individu telah menempatkan inovasi kedalam kehidupan sehari–
hari.
5) Pemantapan (Confirmation)
Pada tahap ini individu mencari informasi lebih lanjut sehubungan dengan
keputusan dan implementasi yang telah diambil.
Model innovation decision process ini sejalan dengan proses belajar (learning
process) dan teori perubahan sikap. Rangsangan yang diterima oleh indivisu berupa
informasi tentang suatu inovasi, tertimbun dalam diri individu sampai yang
bersangkutan memberi reaksi tentang inovasi tersebut yaitu menerima atau menolak.
Adanya stimulasi (rangsangan), kemudian timbul reaksi terhadap stimulasi adalah
proses belajar. Adapun adopter diantaranya : invator, kemolpok pengetrap dini dan
kelompok pengentrapan awal.
BAB XIII
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Health Belief Model (HBM)
(Victor J Stecher & Irwin M Rosestock)
A. Ilustrasi Dasar Teori HBM
Timbulnya fenomena – fenomena bahwa seseorang yang tidak sedang sakit,
akan sulit untuk diajak atau menerima sosialisasi dalam upaya mencegah agar tidak
sakit (upaya preventif).
B. Pengertian Belief Model
HBM, awalnya merupakan sutu model yang memberikan gambaran tentang
prilaku seseorang yang terkait denga kesehatan yang digunakan untuk :
a. Menjelaskan perubahan prilaku maupun mempertahankan prilaku tertentu.
b. Sebagai penuntun dalam melaksanakan intervensi perilaku kesehatan. Pada ahal
ini terdapat 2 teori yang berpengaruh yaitu : Teori kognitif dan Teori stimulus
respon.
C. Komponen – komponen HBM
Perceive Benefits : Merupakan kepercayaan atau pendapat seseorang
tantang kemanjuran atau manfaat dari suatu tindakan yang dianjurkan
untuk mengurangi resiko dan keseriusan suatu masalah.
Perceive Barriers : Komponen ini menggambarkan aspek negatif dari
tindakan kesehatan tertentu.
Cues to Action : Adalah kesiapan inividu untuk menerima atau melakukan
suatu tindakan.
Self Efficency : Keyakinan bahwa seseorang akan berhasil melakukan
suatu perilaku
Variabel lain
D. Aplikasi Dalam Upaya Perubahan Perilaku HBM dan Kebiasaan Merokok.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Dari beberapa ilustrasi penelitian menyebutkan bahwa HBM dapat dipakai
sebagai alat untuk mengubah perilaku hidup sehat pada masyarakat, disamping tentunya
hal hal yang mungkin sulit untuk mengubah perilaku masyakarat, terutama yang
perokok berat meskipun mereka tahu bahwa yang mengancamnya bila merokok.
E. Aplikasi HBM Terhadap Penyebaran Penyakit AIDS
Berdasarkan pada cara penyebaran penyakit AIDS, maka upaya yang dapat
dilakukan terkait dengan HBM adalah ditekankan pada penyuluhan/ pendidikan intensif
tentang :
1. Bahaya AIDS untuk mengubah perilaku seksual masyarakat tertentu,
misalnnya :
Penderita AIDS tidak mengadakan hubungan seksual.
Mengurangi pasangan seksual sekecil mungkin (monogami)
Menghindari hubungan seksual dengan WTS
Meningkatkan pemakaian kondom
2. Bahaya AIDS kepada masyarakat luas secara intensif seperti :
Penyuluhan bahaya AIDS di sekolah – sekolah
Memberitahu risiko melahirkan/hamil bagi ibu yang sero positif HIV
Membujuk ibu hamil memeriksakan darahnya secara sukarela
Petunjuk memberikan tranfusi pada pasien secara benar agar terhindar
penularan HIV melalui darah.
BAB XIV
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Perencanaan Pendidikan Kesehatan (Precede Process)
A. Pendahuluan
Undang-undang tentang ‘Health Maintenance Organization’ yang
disahkan pada tahun 1973, secara khusus menyebut bahwa pelayanan
pencegahan dan pendidikan harus dilaksanakan oleh organisasi-organisasi
pemeliharaan kesehatan yang mendapat pengakuan federal (pemeritah pusat
AS). Pada tahin 1973, Komite Pendidikan Kesehatan dari Presiden AS
(Precident’s Committee on Health Education) mengusulkan berdirinya suatu
Biro Pendidikan Kesehatan di DepartemenKesehatan, Pendidikan dan
Kesejahteraan.
B. Tujuan Akhir Mutu Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan memotivasi orang untuk mendapatkan informasi
dan melakukan hal yang sesuai dengan informasi tersebut demi menjaga agar ia
lebih sehat dengan cara menghindari tindakan yang membahayakan dan dengan
membentuk kebiasaan yang menguntungkan”.
Richards, didalam ulasan komprehensifnya mengenai metode dan efikasi
didalam pendidikan kesehatan. Knowles, seorang pengajar promosi kesehatan
dan kedokteran pencegahan terkemuka, yang menyebut kebutuhan akan
pendidikan kesehatan sekolah.
C. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
Berbagai label yang di gunakan untuk program kesehatan dan pendidikan
kesehatan program motivasi, midifikasi perilaku, konseling, dan batas-batas
pendidikan yang diterapkan dibidang kesehatan.
Motivasi adalah suatu bangunan (konstruk) yang berkaitan dengan
dinamika internal perilaku bukan dengan rangsang luar. Sejumlah variasi metode
modifikasi perilaku yang digunakan ditatanan pendidikan dirancang secara
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
khusus guna meningkatkan derajat pengendalian diri (self-control) dan derajat
pengarah diri (self-direction) yang dicoba oleh pribadi-pribadi yang
bersangkutan.
Bentuk dan metode lain pendidikan kesehatan yang tegas ruang lingkup
adalah pengorganisasian masyarakat pelatihan sambil bekerja (in-servis),
konsultasi kerja kelompok, pembelajaran berbantuan computer, mesin
pengajaran non-komputer, konferensi dan interaksi rutin penyediaan konsumen
kesehatan. Ruang lingkup pendidikan kesehatan ditemukan baik oleh banyaknya
hasil diharapkan maupun oleh metode dan bentuknya.
D. Pendidikan Kesehatan Sebagai Intervensi Kerangka-Kerja PRECEDE
PRECEDE adalah singkatan dari predisposing, reinforcing, and enabling
causes in educational diagnosis and evaluation yang akan memberikan wawasan
spesifik menyangkut evaluasi.
1. Belajar Untuk Memulai dari Ujung Lain.
Para praktisi kesehatan karena orientasi tugasnya, mempunyai
kecenderungan yang dapat dimengerti untuk memulai dari masukan.
Setelah memiliki pandangan sekilas tentang masalah umum, mereka
segera mulai merancang dan melaksanakan intervensi pendidikan
kesehatan dan meraka mengira bahwa keluaran akan menjadi dengan
sendirinya.
2. Tujuh Tahap PRECEDE
Ada tujuh tahap dasar didalam prosedur ini:
a. Tahap 1
Mempertimbangkan “kualitas hidup” dengan mengukur
sejumlah masalah umum yang menyangkut masalah sosial.
b. Tahap 2
Mengidentifikasikan masalah kesehatan spesifik yang terlihat
ada hubungannya dengan masalah social pada tahap 1.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
c. Tahap 3
Pengidentifikasikan perilaku khusus yang berhubungan
dengan kesehatan yang terlihat berkaitan dengan masalah
kesehatan yang dipilih sebagai masalah yang paling pantas
untuk mendapatkan perhatian pada tahap 2.
d. Tahap 4
Kelas factor yang mempunyai potensi dalam mempengaruhi
perilaku kesehatan: factor predisposisi, factor pemungkin, dan
factor pemuat.
e. Tahap 5
Study tentang fektor-faktor predisposisi, factor pemungkinan
dan factor penguat dengn sendirinya membawa pendidikan
kedalam tahap ke5 PRECEDE.
f. Tahap 6
Pengembangan sumberdaya yang dimiliki, kendala waktu dan
kemampuan, intervensi pendidikan yang tepat guna dapat di
pastikan terbukti dengan sendirinya dari diagnosis factor-
faktor predisposisi.
g. Tahap 7
Menepatkan evaluasi sebagai tahap terakhir merupakan suatu
kekeliruan.
Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan
Top Related